TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka Terdapat dua faktor yang mempengaruhi anak untuk bersekolah, yaitu faktor internal (dalam diri) dan faktor eksternal (luar diri) siswa. Aspek internal meliputi kemampuan, minat, motivasi, nilai-nilai dan sikap, ekspektasi (harapan), dan persepsi siswa tentang sekolah. Pada aspek eksternal meliputi latar belakang ekonomi orangtua, persepsi orangtua tentang pendidikan, jarak sekolah dari rumah, hubungan guru-murid, usaha yang dilakukan pemerintah (meliputi pemberian bantuan dan pengadaan sarana dan prasarana). Banyaknya siswa-siswa yang tidak berhasil dalam belajar, termasuk banyaknya anak-anak putus sekolah bisa dilihat dari kedua aspek tersebut (Hasanuddin, 2000). Pemberian motivasi kepada masyarakat nelayan tentang pendidikan, meski sedikit demi sedikit sudah ada perkembangan, namun sangat susah merombak tradisi pemikiran masyarakat setempat. Melihat hal tersebut, tampaknya pemerintah perlu memikirkan bagaimana anak-anak nelayan bisa mengakses pendidikan dengan wajar. Infrastruktur pendidikan, berikut SDM-nya masih
menjadi
hal
penting
disamping sarana transportasi
antar pulau
(Sanomae. 2005). Menurut Kamus Besar Indonesia, aspirasi adalah harapan dan tujuan untuk keberhasilan yang akan datang atau ilham yang timbul dalam mencipta. Gagasan adalah nerupakan hasil pemikiran atau ide, sedangkan persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau serapan maupun pandangan atau pemahaman.
8 Universitas Sumatera Utara
Alasan petani-nelayan berusahatani-melaut adalah : untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sesuai dengan sumber daya yang ada, meneruskan pekerjaan orang tua. Disamping itu, alasan lain adalah karena sulitnya mencari pekerjaan, adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, tidak
membutuhkan
pendidikan yang tinggi dan tidak ada pekerjaan lain. Petani-nelayan yang berlatar pendidikan rendah menyadari bahwa Indonesia adalah negara agraris dan petaninelayan adalah tulang punggung perekonomian negara (Azahari, A. 2002). Menurut Dahuri dkk (2001), di dalam pembangunan masyarakat, desa pantai (tempat bermukim nelayan) sesuai sifat, situasi dan kondisi yang ada, ditemukan berbagai permasalahan sebagai berikut : 1.
Desa pantai pada umumnya terisolasi.
2.
Sarana pelayanan dasar termasuk prasarana fisik masih terbatas.
3.
Kondisi lingkungan kurang terpelihara.
4.
Air bersih dan sanitasi jauh dari cukup.
5.
Keadaan perumahan umumnya masih jauh dari layak huni.
6.
Keterampilan yang dimiliki penduduk umumnya terbatas pada masalah penangkapan ikan sehingga kurang mendukung diversifikasi kegiatan.
7.
Pendapatan penduduk rendah.
8.
Peralatan melaut yang dimiliki terbatas.
9.
Permasalahan modal.
10. Waktu dan tenaga yang tersita untuk kegiatan penangkapan ikan cukup besar sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk mencari usaha tambahan maupun memperhatikan keluarga. 11. Kurang pengetahuan tentang pengelolaan kehidupan ikan maupun siklus hidup biota laut. 9 Universitas Sumatera Utara
12. Pada umumnya keadaan lingkungan alam sekitar pantai kurang mendukung usaha pengembangan kegiatan pertanian. 13. Karena kurangnya waktu senggang, umumnya mereka kurang bergaul, kekeluargaan lemah dan kurang perhatian pada lembaga-lembaga masyarakat di desa maupun dalam pembangunan desanya. 14. Kegiatan ekonomi masyarakat umumnya masih tradisional, terbatas pada satu produk saja yaitu ikan. Dalam kehidupan
nelayan, orang tua beranggapan bahwa anak laki-
lakinyalah yang nanti akan membantu melunaskan utang pada tengkulak. Di lain pihak, anak-anak muda nelayan juga cukup memahami kesulitan hidup orang tuanya sehingga keinginan untuk membantu orang tuanya pun cukup besar. Di samping itu, sebagian besar anak nelayan pun masih ingin bekerja di bidang kenelayanan untuk menambah pendapatan keluarga (Mulyadi. 2005). Dalam rumah tangga nelayan, lapangan kerja di luar penangkapan ikan seperti industri pengolahan dan perdagangan dapat meningkatkan perluasan kesempatan kerja secara total berupa masukan waktu rumah tangga untuk kegiatan produktif. Untuk kelompok istri dan anak-anak misalnya ketika partisipasi lapangan kerja mereka relatif rendah, dan pada saat bersamaan anakanak mereka juga perlu mendukung untuk pembentukan pendapatan di masa waktu luang. Perluasan lapangan kerja wanita yang tidak konflik dengan waktu pengasuhan anak dan waktu untuk kegiatan rumah tangga menjadi ini lebih rasional untuk dikembangkan daripada wanita dan anak-anak menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna tanpa menghasilkan nilai ekonomisnya (Mulyadi. 2005).
10 Universitas Sumatera Utara
Pemberdayaan pendidikan anak nelayan tidak terlepas dari pemberdayaan masyarakat pesisir. Persoalan yang dihadapi adalah, sebagian masyarakat pesisir masih beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting. Yang perlu dilakukan memotong pragmatisme nelayan dan membalik paradigma bahwa pendidikan itu penting (Anonimous. 2006). Kosmopolitan merupakan keterbukaan suatu kelompok masyarakat terhadap dunia luar yang akan mengakibatkan terjadinya globalisasi, akibat dari globalisasi adalah keterbukaan, demokratisasi dalam konteks kerjasama. Karena itu, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, arus globalisasi mengharuskan kita terlibat dalam proses saling berhubungan yang sifatnya mendunia, baik antar individu, bangsa, negara, organisasi kemasyarakatan, terutama dunia usaha dan perubahan di bidang transportasi dan komunikasi (Tampubolon, 2002). Alat transportasi dan komunikaso yang modern sebagai prasarana timbulnya globalisasi, telah juga memberikan peluang bagi kita untuk memanfaatkannya di bidang sosial budaya. Media komunikasi seperti televisi, komputer dan sebagainya dapat digunakan untuk menerima informasi. Kosmopolitan petani atau nelayan juga dipengaruhi oleh frekuensi petani tersebut mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian. Dimana kegiatan penyuluhan pertanian diakui telah banyak memberikan sumbangan pada keberhasilan pembangunan
pertanian
di
Indonesia.
Penyuluhan
telah berhasil
menyampaikan berbagai inovasi pertanian kepada petani dengan segala metodenya
sehingga
terjadi
peningkatan
terhadap
pengetahuan
dan
keterampilannya (Mulyono, M. 2001).
11 Universitas Sumatera Utara
Landasan Teori Menurut Ensiklopedi Indonesia (dalam Mulyadi. 2005), yang dikatakan nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung (seperti penebar dan pemakai jaring) maupun secara tidak langsung (seperti juru mudi perahu layar, nakhoda kapal ikan bermotor, ahli mesin kapal, juru masak kapal penangkap ikan), sebagai mata pencaharian. Tingkat pendidikan petani atau nelayan cenderung mempengaruhi tingkat penghasilan secara positif. Makin tinggi tingkat pendidikan maka penghasilannya cenderung meningkat. Hal ini didukung oleh keinginan anak petani atau nelayan untuk sekolah (Azahari. 2002). Pendekatan pendidikan masyarakat nelayan perlu mempertimbangkan aspek-aspek sosial ekonomi rumah tangga nelayan untuk lebih memfokuskan sasaran target pelayanan pendidikan kepada mayoritas rumah tangga nelayan yang miskin. Selanjutnya intervensi pendidikan untuk nelayan harus memberikan prioritas kepada anak laki-laki usia 13 tahun ke atas (Pengemanan dkk,. 2002). Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan proses pembelajaran. Motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa itu sendiri (motivasi intrinsik/motivasi internal) dan/atau berasal dari luar diri pribadi siswa (motivasi ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi ini jalin-menjalin atau kait mengait menjadi satu membentuk satu sistem motivasi yang menggerakkan siswa untuk belajar (Achmad. 2007).
12 Universitas Sumatera Utara
Menurut Siagian (1995), motivasi mengandung 3 hal, yaitu : 1. Pemberian motivasi berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran. 2. Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu atau kesediaan untuk mengerahkan usaha tingkat tinggi untuk mencapai tujuan. 3. Kebutuhan, yaitu keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Dengan adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini. Begitu pula dengan siswa, selama ia menjadi pembelajar selama itu pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses pembelajarannya. Semakin kuat dorongan atau motivasi seseorang untuk berproses maka semakin besar kemungkinan dia meraih sukses dalam pendidikan. Namun diakui, sukses tidaknya pelaksanaan pendidikan di tataran lingkungan masyarakat luas tergantung kepada banyak aspek seperti aspek internal seperti minat, persepsi, kemampuan belajar, harapan, sikap dan perilaku (Achmad.. 2007). Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Kuatnya motivasi seseorang berprestasi (usahanya) tergantung pada pandangannya tenteng betapa kuatnya keyakinan yang terdapat dalam dirinya bahwa ia akan dapat mencapai apa yang diusahakan untuk dicapai (Siagian. 1995). Kosmopolitan merupakan keterbukaan suatu kelompok masyarakat terhadap dunia luar atau terjadinya perubahan gaya hidup duatu kelompok masyarakat yang terjadi karena adanya pengaruh-pengaruh dari luar kelompok 13 Universitas Sumatera Utara
masyarakat tersebut dimana gaya hidup itu diadopsi oleh masyarakat tersebut menjadi gaya hidup mereka (Jhon,N dan P. Aburdene, 1990). Suatu sekolah dikatakan baik apabila penampilan sarana dan prasarana sekolah tersebut mencukupi, terutama sarana praktek. Dan infrastruktur yang baik adalah sarana dan prasarana yang berjalan sesuai fungsinya (Azahari. 2002). Menurut sulastiyono (1999), yang dimaksud fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada para pemakai dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya, sehingga segala kebutuhan dapat terpenuhi. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh lembaga pendidikan seperti sekolah, sebaiknya merupakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajarmengajar agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal. Jenis-jenis fasilitas itu antara lain dapat berupa perpustakaan, laboratorium, pusat komputer dan internet, program pendidikan bahasa, dan sebagainya. Keadaan sosio ekonomi keluarga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak-anak. Dengan tercukupnya kebutuhan ekonomi keluarga secara materiil, anak-anak akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas antara lain pendidikan (Mudjijono, 1997). Dalam membangun SDM (Sumber Daya Manusia) masyarakat nelayan, maka aspek demografi hendaknya diperhatikan. Tingginya angka kelahiran (fertilitas) memerlukan program untuk mengendalikannya. Pengendalian kelahiran pada masyarakat nelayan memang sangat mendesak agar dalam jangka panjang besarnya anggota rumah tangga nelayan dapat dikendalikan secara berangsurangsur. Dalam aspek demografi rumah tangga nelayan memiliki beban ketergantungan yang relatif tinggi dengan indikasi dapat dijelaskan dari tingginya tingkat
angka
kelahiran
dibandingkan
dengan
rumah
tangga
lainnya.
14 Universitas Sumatera Utara
Kecenderungan ini sekaligus menunjukkan bahwa laju pertumbuhan rumah tangga
nelayan
lebih
tinggi
daripada
rumah
tangga
bukan
nelayan
(Pengemanan,A.P, dkk,. 2002). Pada bidang pendidikan selanjutnya perlu dipertahankan tingkat daftaran anak usia sekolah baik pria maupun wanita sebagai target kebijakan pendidikan untuk masyarakat nelayan. Dalam hal ini ditetapkan bahwa setidaknya anak nelayan diharuskan
menyelesaikan pendidikan setingkat SMU (Sekolah
Menengah Umum) maupun kejuruan. Pembangunan pendidikan pada masyarakat dalam jangka panjang harus dapat menjamin kemampuan generasi mendatang untuk dapat memilih tindakan-tindakan alternatif (Pengemanan,A.P, dkk,. 2002). Penduduk desa memiliki tingkat pendidikan yang sangat rendah. Standar pendidikan di pedesaan memang rendah karena kesempatan memperoleh pendidikan sangat kurang (Malasis. 1981). Menurut Siagian (1995), persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam
memberikan
kesan,
penilaian,
pendapat,
merasakan
dan
menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah : 1. Karakter individu yang bersangkutan (The Perceiver), yang dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan harapan. 2. Karakteristik dari objek setelah diteliti dapat mempengaruhi apa yang dirasakan (The Target). 3. Situasi yang mempengaruhi (The Situation).
15 Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran
Kondisi sosial ekonomi nelayan berhubungan dengan pendapatan nelayan, jumlah tanggungan keluarga, persepsi nelayan dan tingkat kosmopolitan. Dimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi motivasi anak nelayan untuk sekolah. Motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi anak nelayan itu sendiri (motivasi internal) dan/atau berasal dari luar diri pribadi anak nelayan (motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi ini jalin-menjalin atau kait mengait menjadi satu membentuk satu sistem motivasi yang menggerakkan anak nelayan untuk belajar atau sekolah. Faktor internal yang mempengaruhi motivasi anak nelayan untuk sekolah adalah berasal dari minat anak tersebut dan faktor eksternal berasal dari faktor infrastruktur yang ada. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi sosial ekonomi nelayan seperti pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, persepsi dan tingkat kosmopolitan nelayan. Motivasi anak nelayan untuk sekolah difokuskan kepada anak-anak nelayan yang berusia sekolah yaitu usia 6 – 18 tahun yang ada di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat digambarkan skema kerangka pemikiran dari penelitian sebagai berikut :
16 Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Faktor-Faktor Sosial Ekonomi : 1. Pendapatan Keluarga 2. Jumlah Tanggungan Keluarga 3. Persepsi Nelayan 4. Tingkat Kosmopolitan Nelayan 5. Infrastruktur (Respon Anak Nelayan Terhadap Infrastruktur)
Motivasi Anak Nelayan
Keadaan Internal :
Untuk Sekolah
1. Minat 2. Persepsi 3. Kemampuan Belajar 4. Harapan 5. Sikap dan Perilaku
Keterangan :
= Menyatakan Hubungan = Menyatakan Pengaruh
17 Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian 1. Tingkat motivasi anak nelayan untuk sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan dikatakan tinggi. 2.
Ada pengaruh antara faktor-faktor sosial ekonomi terhadap motivasi anak nelayan untuk sekolah di Kampung Nelayan Lingkungan XII, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan.
18 Universitas Sumatera Utara