TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka Tinjauan Biologi Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah (Widianta dan Widi, 2008). Ubi kayu dikenal dengan nama Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, huwi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon, bodin, telo jenderal, tela kaspo (Jawa), dan kasbek (Ambon) (Rukmana, 2002). Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia (per 100 gram) antara lain : Kalori 146 kal, Protein 1,2 gram, Lemak 0,3 gram, Hidrat arang 34,7 gram, Kalsium 33 mg, Fosfor 40 mg, dan Zat besi 0,7 mg. Buah ubi kayu mengandung (per 100 gram) : Vitamin B1 0,06 mg, Vitamin C 30 mg, dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu mengandung (per 100 gram) : Vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal, Fosfor 54 mg, Protein 6,8 gram, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram, Zat besi
Universitas Sumatera Utara
2 mg, dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Kulit batangnya mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat (Widianta dan Widi, 2008). Secara sistematika (taksonomi) tanaman yang berasal dari Negara Brasil (Amerika Selatan) ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi
: Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas
: Dycotiledoneae (biji berkeping dua)
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae (suku jarak-jarakan)
Genus
: Manihot
Spesies
: Manihot esculenta Crantz.
(Rukmana, 2002).
Tinjauan Finansial Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang sangat diperlukan oleh industri pengolah pertanian, meliputi usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah tinggi nilainya (Karmadi, 2003). Dalam prakteknya memulai suatu usaha/industri, awal pembiayaan bersumber dari sumber dana yang diperoleh secara gabungan antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Apalagi untuk usaha baru tidak akan mungkin
Universitas Sumatera Utara
memperoleh modal secara pinjaman seratus persen, mengingat belum adanya kepercayaan dari pihak investor. Dalam membuat estimasi pendapatan yang akan diperoleh di masa yang akan datang perlu dilakukan perhitungan secara cermat dengan membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya. Begitu juga dengan estimasi biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama periode tertentu, termasuk jenis-jenis biaya yang akan dikeluarkan perlu dirinci serinci mungkin. Semua ini tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cashflow) perusahaan selama periode usaha (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Tinjauan komoditi Ada banyak jenis makanan turunan dari ubi kayu di Kab.Serdang Bedagai, diantaranya keripik ubi, opak koin, opak lidah, kerupuk mie, rengginang, dan lainnya. Keripik ubi (blengkuo atau manggleng, sebutan keripik ubi oleh masyarakat Sergai) merupakan salah satu makanan ringan hasil olahan ubi kayu, yang dapat dikatakan sebagai salah satu produk unggulan IKM (Industri Kecil Menengah) kabupaten. Setidaknya ada lagi turunan dari keripik ubi ini sendiri, yang dapat divariasikan bentuk dan rasanya tergantung selera konsumen. Diantaranya keripik balado, keripik manis, keripik bawang, keripik tawar, serta keripik aneka bumbu. Dalam pembuatan keripik ubi ini, umumnya dipergunakan jenis ubi kayu kuning. Hal ini dikarenakan ubi kayu kuning mempunyai pati yang cukup banyak dan kadar air yang lebih kecil daripada ubi kayu putih sehingga dapat menghasilkan produksi yang lebih besar. Pernyataan ini ternyata sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
data pada Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1981 yang menyatakan bahwa kandungan pati pada ubi kayu kuning setiap satu kilogram adalah sebesar 37,90 gram dengan kandungan airnya sebesar 60 gram. Sedangkan pada setiap kilogram ubi kayu putih mengandung 34,70 gram pati dan 62.50 gram air. Selain itu warna keripik ubi yang dihasilkan oleh ubi kayu kuning juga lebih bagus daripada ubi kayu putih.
Landasan Teori Analisis finansial merupakan suatu studi yang bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak layak dijalankan dilihat dari aspek finansial atau keuangan. Analisis finansial lebih memusatkan penilaian usaha dari sudut pandang investor dan pemilik usaha sehingga dapat dikatakan analisis finansial berorientasi pada profit motive (motivasinya mencari laba/keuntungan). Sasaran utama dari analisis finansial adalah menemukan dan berusaha untuk mewujudkan besarnya penerimaan usaha yang diharapkan oleh investor selaku penyandang dana dan usaha (Sofyan, 2004). Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk digunakan untuk membeli asetaset yang dibutuhkan proyek tersebut. Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana yang relatif cukup besar. Dalam prakteknya kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk biaya prainvestasi (biaya pembuatan studi dan pengurusan izin-izin) dan membeli aktiva tetap seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan serta inventaris lainnya dan biasanya berjangka waktu panjang. Kemudian modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan biasanya berjangka waktu pendek.
Universitas Sumatera Utara
Modal kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya (Subagyo, 2008). Latar belakang perkembangan industri pangan yang relatif pesat dipicu oleh karena ciri-ciri produk pertanian seperti bersifat musiman, volume besar nilai kecil, mudah rusak, atau karena permintaan konsumen yang semakin menuntut persyaratan kualitas bila pendapatan konsumen meningkat. Kegiatan ini ada yang memerlukan penanganan yang tanpa mengubah struktur aslinya (processing) dan ada pula yang memerlukan pengolahan lebih lanjut yang mengubah sifat asalnya atau sifat kimianya (manufacturing) (Purwaningsih dkk, 2006). Badan
Pusat
Statistik
menggolongkan
perusahaan/usaha
industri
pengolahan di Indonesia kedalam empat kategori berdasarkan jumlah pekerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan/usaha tanpa memperhatikan besarnya modal yang ditanam ataupun kekuatan mesin yang digunakan. Kategori tersebut adalah : 1. Industri kerajinan rumah tangga mempunyai tenaga kerja 1 - 4 orang 2. Industri kecil mempunyai tenaga kerja 5 - 19 orang 3. Industri sedang mempunyai tenaga kerja 20 - 99 orang 4. Industri besar mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2001)
Kerangka Pemikiran Usaha pembuatan keripik ubi merupakan salah satu jenis usaha dengan memanfaatkan ubi kayu sebagai bahan baku utamanya, dimana ubi kayu tersebut akan diolah sesuai dengan kebutuhan untuk dijual secara komersial. Dalam hal ini ubi kayu tersebut diolah menjadi keripik ubi.
Universitas Sumatera Utara
Usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi yang dilakukan pengusaha di daerah penelitian masih tergolong pengolahan yang bersifat sederhana dengan bahan baku yang diperoleh dari daerah sekitar usaha pembuatan keripik ubi dan sentra-sentra penghasil ubi kayu di Provinsi Sumatera Utara. Komoditi ubi kayu adalah komoditi pertanian yang tidak dapat dinikmati dalam bentuk segar. Oleh karena itu perlu dilakukan proses pengolahan lebih lanjut agar dapat dikonsumsi. Selain itu, melalui proses pengolahan akan dapat diperoleh nilai tambah sehingga produk olahan ubi kayu ini mampu menerobos pasar baik pasar domestik maupun pasar luar negeri. Dengan adanya proses pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi ini tentu juga dapat menciptakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang ada di daerah penelitian, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di daerah penelitian. Dalam proses produksi usaha pembuatan keripik ubi tidak lepas dari biaya produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha antara lain biaya bahan baku, bahan penunjang, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan dari peralatan yang digunakan. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar produksi dan penerimaan yang diterima oleh responden, dalam hal ini adalah pengusaha keripik ubi, maka keripik ubi tersebut harus dijual dengan harga yang sesuai agar penerimaan dan pendapatan yang diperoleh dapat menutupi biaya produksi yang telah dikeluarkan dan agar keripik ubi tersebut dapat bersaing di pasaran. Untuk menilai kelayakan suatu usaha dapat digunakan analisis proyek, dalam hal ini digunakan analisis finansial. Dengan analisis finansial ini, responden dapat membuat perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan usahanya. Dengan mengetahui keuntungan yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh maka dapat diketahui usaha pembuatan keripik ubi ini layak atau tidak untuk diusahakan secara finansial. Berikut gambaran skema kerangka pemikiran :
Investasi Awal
Ubi Kayu
Modal Kerja (operasional)
Proses Pengolahan
Produksi
Penerimaan
Pendapatan
Kelayakan Usaha
Keterangan : Ada hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis Penelitian 1. Pendapatan yang diperoleh dari usaha keripik ubi di daerah penelitian adalah tinggi 2. Usaha pembuatan keripik ubi di daerah penelitian layak diusahakan secara finansial
Universitas Sumatera Utara