8
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Tinjauan Pustaka Permintaan bahan pangan (beras) yang tinggi di Indonesia menyebabkan pemerintah membuat kebijakan dan program program pembangunan pertanian.Tujuan utamanya adalah agar bahan pangan tersedia sepanjang tahun dan produksinya terus meningkat. Sukses atau tidaknya suatu program yang dijalankan pemerintah sangat tergantung kepada berbagai faktor penentu, seperti yang yang di jelaskan (AT Mosher, 1965) dalam bukunya bahwa ada syarat syarat mutlak dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian.
2.2
Landasan Teori Pembangunan sering diartikan pada pertumbuhan dan perubahan.Jadi pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Sektor pertanian di Indonesia dianggap penting terlebih dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya (Soekartawi, 1994). Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi,
8
Universitas Sumatera Utara
9
sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change) (Iqbal dan Sudaryanto, 2008). Dalam literatur klasik pembangunan pertanian karya Arthur Mosher yang berjudul “Getting Agriculture Moving” dijelaskan secara sederhana dan gamblang tentang syarat pokok dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi : 1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani. 2. Teknologi yang senantiasa berkembang. 3. Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal. 4. Adanya perangsang produksi bagi petani 5. Tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinyu.
2.1.1
Pasar Untuk Hasil Usaha Tani Tidak ada yang lebih menggembirakan petani produsen daripada
diperolehnya harga yang tinggi pada waktu ia menjual produksinya. Harga baik atau buruk (tinggi atau rendah) pada umumnya dilihat petani dalam hubungan dengan harga harga saat panen sebelumnya.Pembangunan pertanian meningkatkan produksi hasil pertanian.Untuk hasil-hasil itu perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu mengusahakan usaha taninya. Diperlukan tiga hal dalam pasaran untuk hasil usaha tani (A.T. Mosher, 1965), yaitu : a. Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan (demand) terhadap hasil usaha tani ini.
Universitas Sumatera Utara
10
b. Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem tataniaga. c. Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga itu. Kebanyakan petani harus menjual hasil hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat. Karena itu, perangsang bagi mereka untuk memproduksi barang-barang jualan, bukan sekedar untuk dimakan keluarganya sendiri, lebih banyak tergantung pada harga setempat. Harga ini untuk sebagian
tergantung
pada
efisiensi
sistem
tataniaga
yang
menghubungkan pasar setempat dengan pasar di kota kota.
2.1.2 Teknologi Yang Senantiasa Berkembang Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesinmesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. A.T Mosher (Mubyarto, 1989) menganggap teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan pertanian.Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela. Teknologi sering diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan di bidang industri. Tetapi (A.T. Mosher 1965) mengartikan teknologi pertanian sebagai cara-cara untuk melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya
termasuk
cara-cara
bagaimana
petani
menyebarkan
benih,
memelihara tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula
Universitas Sumatera Utara
11
didalamnya benih, pupuk, pestisida, obat-obatan serta makanan ternak yang dipergunakan, perkakas, alat dan sumber tenaga. Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga petani dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin.Yang perlu disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada produktivitas pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur. Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru, di mana petani setiap waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto (1989) istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada rekanrekannya karena ia menggunakan sistem pengairan yang lebih teratur. Caranya hanya dengan menggenangi sawah pada saat-saat tertentu pada waktu menyebarkan pupuk dan sesudah itu mengeringkannya untuk memberikan kesempatan kepada tanaman untuk mengisapnya. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
Universitas Sumatera Utara
12
sebelumnya, artinya selalu bersifat baru. Sebagai contoh, penerapan bibit karet yang unggul dalam penanaman baru adalah inovasi.
2.1.3 Tersedianya Bahan Dan Alat Produksi Bila petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia tidak boleh dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya. Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk bibit, pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan pertanian menghendaki kesemuanya itu tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan menggunakannya dalam usaha taninya.
2.1.4 Perangsang Produksi Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya sarana dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi. Begitu pula dengan kebijakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi perangsang produksi bagi petani.Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
13
menciptakan kebijakankebijakan khusus yang dapat merangsang pembangunan pertanian. Misalnya kebijakan harga beras minimum, subsidi harga pupuk, kegiatankegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaanperlombaan dengan hadiah menarik pada petanipetani teladan dan lainlain. Pendidikan pembangunan pada petani petani di desa, baik mengenai teknik teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilan keterampilan lainnya juga sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan usaha pembangunan. Akhirnya kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas hargaharga hasil pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi. Jadi perangsang yang dapat secara efektif mendorong petani untuk menaikkan produksinya adalah terutama bersifat ekonomis (A.T.Mosher, 1965), yaitu : a. Perbandingan harga yang menguntungkan. b. Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk keluarganya. 2.1.5 Unsur Pengangkutan Dalam pembangunan pertanian terdapat unsur perangkutan. Tanpa perangkutan yang efisien dan murah maka pembangunan pertanian tidak dapat diadakan secara efektif. Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar atau kecil. Selanjutnya,
Universitas Sumatera Utara
14
perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani, harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya perangkutan. (A.T. Mosher, 1965) antara lain : a. Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang b. Jarak pengangkutan barang c. Banyaknya barang yang diangkut d. Jenis alat pengangkutan Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama harus membentuk sistem perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya yang diaspal, jalan setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta api semuanya ikut memperlancar perangkutan. Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara oleh usaha setempat, termasuk pemerintah setempat. Beberapa lagi perlu dibangun dan dipelihara oleh pemerintah propinsi dan pusat. Kesemuanya harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat. Demikian pula sarana dan alat produksi serta berbagai jasa
Universitas Sumatera Utara
15
tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa, melainkan juga sampai ke usaha tani itu sendiri.
2.2
Produksi Menurut Mubyarto (1996 ) menyatakan bahwa produksi petani adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya faktor produksi tanah, modal, tenaga kerja simultan.Dalam melakukan usahatani, seorang pengusaha atau seorang petani akan selalu berfikir untuk mengalokasikan input seefisien mungkin untuk memproduksi yang maksimal. Cara berfikir yang demikian adalah
wajar,
mengingat
petani
melakukan
konsep
bagaimana
memaksimumkan keuntungan. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian sering disebut dengan pendekatan maksimum keuntungan atau profit mazimition. Dalam kaitan itu Kartasapoerta (1988) mengemukakan bahwa produksi merupakan hasil yang diperoleh yang berkaitan dengan proses berlangsungnya proses produksi. Kuantitas dan kualitas hasil (output ) tersebut tergantung pada keadaan input yang telah diberikan. Jadi antara input dan output terdapat kaitan yang jelas. Dalam bidang pertanian istilah yang dimaksud yaitu hasil pekerjaan beberapa faktor produksi secara sekaligus. Moebyarto. (1996) oleh karena itu faktor-faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap produksi khususnya lahan, dan modal, tingkat kesuburan, dan faktor-faktor lain yang melekat dalam faktor lahan itu sendiri.Soekartawi dan Patong (1984) mengemukakan bahwa dalam menghitung produksi usahatani biasanya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani ( cabang usahatani ) oleh produksi total uasaha
Universitas Sumatera Utara
16
tani adalah kualitas hasil yang dipergunakan di suatu jenis usahatani selama periode tertentu. A.T Mosher (1965) mengartikan, pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting.Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang primer.Ia mengambil gas karbondioksida dari udara melalui daunnya. Diambilnya air dan hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya. Dari bahan-bahan ini, dengan menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat dan minyak yang dapat digunakan oleh manusia. Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam tanpa campur tangan manusia. Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai bagian dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap adanya perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air atau kelembaban yang tersedia serta sifat tanah.Tiap jenis tumbuhan menghendaki syarat-syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim tertentu. Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah yang hidup di daerah tersebut, karena beberapa di antara hewan itu memakan tumbuhan yang terdapat di daerah tersebut, sedangkan lainnya memakan hewan lain. Sebagai akibatnya terdapatlah kombinasi tumbuhan dan hewan di berbagai dunia. Pengertian produksi secara teknis (Ir. AG Kartasapoetra, 1987) adalah proses pendayagunaan sumber-sumber yang telah tersedia, dan dengan sumber tersebut diharapkan terwujudnya hasil yang lebih dari segala pengorbanan
Universitas Sumatera Utara
17
yang telah diberikan (pengertian sempit) Sedangkan secara ekonomi produksi adalah proses pendayagunaan segala sumber yang telah tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan baik sehingga merupakan komoditi yang dapat diperdagangkan.Yang termasuk dalam faktor-faktor produksi pertanian adalah : tanah, tenaga kerja, modal, pengelolaan (management). 1. Tanah Pertanian Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pertanian adalah tanah. Tanah sebagai modal dasar pembangunan memerlukan optimasi dalam pemanfaatannya dengan melihat kesesuaian lahan antara aspek fisik dasar yang ada dengan kegiatan yang dapat dikembangkan yaitu pertanian. Hal ini dikarenakan lahan merupakan salah satu syarat untuk dapat berlangsungnya proses produksi di bidang pertanian. Definisi tanah yang sederhana yaitu sebagai suatu benda tempat tumbuhnya tanaman. Sedangkan pengertian tanah yang lebih luas adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik sebagai hasil pelapukan tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu.Tanah adalah alat atau faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian. Peranan tanah sebagai alat produksi pertanian adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
18
a). Tanah sebagai tempat berdirinya tanaman. b). Tanah sebagai gudang tempat unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. c). Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tanaman. d). Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan tanaman. 2. Tenaga Kerja Sektor Pertanian Yang termasuk dalam tenaga kerja sektor pertanian adalah tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik (Fadholi Hernanto, 1989).Tenaga kerja manusia tediri tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak.Tenaga kerja hewan digunakan untuk pengolahan tanah dan angkutan.Sedangkan tenaga kerja mekanik digunakan untuk pengolahan tanah, pemupukan, pengobatan, penanaman serta panen.Tenaga kerja mekanik bersifat substitusi sebagai pengganti tenaga kerja manusia atau tenaga kerja ternak.Banyak dari penduduk Indonesia merupakan tenaga kerja pada sektor pertanian. Oleh karena itu petani sebagai sumber daya manusia, memegang peranan inti di dalam pembangunan pertanian. Peranan petani adalah memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil-hasilnya yang bermanfaat serta mempelajari dan menerapkan metode baru yang diperlukan agar usaha taninya lebih produktif (A.T. Mosher, 1965). Dalam usaha tani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri dan anak-anak petani.Anak-anak berumur 12 tahun misalnya sudah dapat
Universitas Sumatera Utara
19
merupakan tenaga kerja yang produktif bagi usaha tani.Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang.Memang usaha tani dapat membayar tenaga kerja tambahan misalnya dalam tahap penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung. 3. Modal Modal merupakan unsur pokok usaha tani yang sangat penting. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersamasama dengan faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang-barang baru, yaitu produksi pertanian. Pada usaha tani yang dimaksud dengan modal adalah : a. Tanah b. Bangunan-bangunan (gudang, kandang, lantai jemur, pabrik, dll) c. Alat-alat pertanian (traktor, luku, garu, sprayer, cangkul, parang, dll) d. Tanaman, ternak dan ikan di kolam e. Bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit dan obat-obatan) f. Piutang di Bank g. Uang tunai 4. Pengelolaan (Management) Pengelolaan usaha tani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan.Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu
Universitas Sumatera Utara
20
adalah produktivitas dari setiap sektor maupun produktivitas dari usahanya. Dengan demikian pengenalan secara utuh faktor yang dimiliki dan faktor-faktor yang dapat dikuasai akan sangat menentukan keberhasilan pengelolaan. Usaha tani di Indonesia umumnya dikelola oleh petani sendiri.Ia sebagai pengelola, ia sebagai tenaga kerja dan dia pula sebagai salah satu dari konsumen produksi usahataninya. Manusia petani, demikian citra yang ada, terbatas pendidikan dan pengalamannya, lemah dalam posisi bersaing, lemah dalam penguasaan faktor produksi, terutam lemah dalam modal dan pengelolaan itu sendiri.Dalam hal prasaana dan sarana untuk pengelolaan,
rumahnya sebagai kantornya, faktor produksi yang
dimilikinya adalah sarana terbesar yang dimiliki.Posisi lingkungan, status sosial dan kepercayaan lingkungan adalah sarana pendukung yang cukup menentukan.Dalam situasi demikian petani mulai melangkahkan kaki menjadi pengelola faktor-faktor produksi usaha taninya.
2.3 Padi Sawah Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup dari bercocok tanam. Oleh karena itu, pembangunan sektor pertanian merupakan sektor penggerak perkembangan ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini sektor pertanian masih merupakan salah satu sektor tumpuan yang diharapkan dalam proses pertumbuhannya dapat memenuhi kebutuhan komsumsi masyarakat cenderung meningkat. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian serta produk nasional yang
Universitas Sumatera Utara
21
berasal dari pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional (Mubyarto, 1989). Tanaman utama pertanian di Indonesia adalah padi. Padi merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras sebagai sumber makanan pokok sebagian penduduk Indonesia.Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim
ladang, akhirnya orang berusaha
memantapkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika. Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 kalori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin.
Universitas Sumatera Utara
22
Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah Beberapa sistem budidaya Padi Sawah yang dikenal di Indonesia adalah : 1. Bertanam padi di sawah tadah hujan 2. Bertanam Padi Gogo Rancah (lahan kering) dan 3. Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah (TOT) Kegiatan usahatani dalam mengusahakan padi sawah memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas agar keuntungan menjadi lebih tinggi. Produksi padi sawah yang tinggi tidak lepas dari adanya hubungan antara pertanian itu sendiri dengan faktor faktor pendukung pertanian yaitu, 1). Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani, 2). Teknologi yang senantiasa berkembang, 3). Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, 4). Adanya perangsang produksi bagi petani, 5). Tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinyu. Sebagaimana AT Mosher dalam bukunya (Mosher,1965) menyatakan Pembangunan pertanian meningkatkan produksi dari hasil-hasil pertanian.
Universitas Sumatera Utara
23
2.4
Kerangka Pemikiran Teoritis Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai
merupakan salah satu desa yang memiliki potensi tanaman pangan khususnya padi dan palawija, dengan luas areal persawahan seluas 940 Ha membuat Desa Melati II memiliki potensi usaha dalam hal produksi. Daerah ini sangat subur dan sebagian besar penduduk menggantungkan pekerjaannya dari hasil pertanian padi sawah, sehingga peranan sektor ini menjadi sangat penting. Sektor pertanian dengan segala kelebihan dan kekurangannya masih menjadi tumpuan masyarakat sebagai mata pencaharian utama dan masih menjadi sektor andalan. Hasil pertanian tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena menyangkut kebutuhan masyarakat. Tingginya produksi padi di Desa Melati II hingga membuat desa ini menjadi salah satu lumbung beras di Kabupaten Serdang Bedagai tidak terlepas dari program program pembangunan pertanian yang di rencanakan pemerintah dan instansi terkait, seperti untuk meningkatkan produktivitas dan produksi komoditi pertanian dilakukan dengan peningkatan mutu intensifikasi secara berkelanjutan dan efisien, penerapan teknologi tepat guna, spesifikasi lokasi dan ramah lingkungan, menekan kehilangan hasil, penyediaan sarana produksi dan alat mesin pertanian, pengembangan dan peningkatan infrastruktur (irigasi dan jalan usaha tani) di setiap sentra produksi pertanian dan pengembangan pemberdayaan kelembagaan (kelompok tani, HKTI, KTNA, P3A dan lembaga lainnya). Produksi padi sawah yang tinggi di Desa Melati II mengindikasikan adanya hubungan antara pembangunan pertanian yang dilakukan pemerintah
Universitas Sumatera Utara
24
dengan produksi padi sawah. Dalam literature klasik A.T. Mosher Getting Agriculture Moving (1965) menyebutkan bahwa pembangunan pertanian meningkatkan produksi hasil usaha tani dan A.T. Mosher menambahkan bahwa ada 5 syarat yang tidak boleh tidak harus ada ( syarat mutlak ) untuk adanya pembangunan pertanian. Kalau satu saja diantara syarat-syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian bisa berjalan tetapi statis. Syarat syarat itu menurut A.T.Mosher adalah : 1. Pasar untuk hasil usaha tani 2. Tekhnologi yang senantiasa berkembang 3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal 4. Adanya perangsang produksi bagi petani 5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu Dalam penelitian ini akan dilihat ke 5 faktor mutlak di atas apakah memiliki hubungan atau tidak dengan produksi padi sawah di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
25
Pasar Pertanian
Tekhnologi
Produksi Padi
Alat alat Produksi
Sawah Perangsang Produksi
Pengangkutan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Keterangan : Hubungan 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut : Faktor pendukung pembangunan pertanian (Pasar, Tekhnologi, Alat alatproduksi,Perangsang produksi dan Pengangkutan/Transportasi mempunyai hubungan positif terhadap produksi usaha tani padi sawah.
Universitas Sumatera Utara
26
METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) karena desa tersebut merupakan sentra produksi padi dengan luas panen terbesar di Kabupaten Serdang Bedagai (lihat tabel 1.2). Pembangunan
pertanian
berkelanjutan
yang
dicanangkan
pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai dan Instansi terkait serta majunya organisasi kelompok tani (Gapoktan) di Desa Melati II menjadi alasan peneliti selanjutnya mengapa melakukan penelitian di daerah tersebut. Gapoktan yang ada di desa Melati II dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1. Estimasi Produksi Berdasarkan Luas Lahan Yang Direncanakan Gapoktan Melati Jaya Di Desa Melati II Tahun 2012 No
Kelompok Tani
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jaya Aman Makmur Serayu Harapan Jaya Dahlia Mekar Kuntum Nusa Indah Melati Nyiur Anggrek Harapan Kembang Mawar
Luas Lahan (Ha) 120 120 100 85 70 60 58 58 50 50 50 47 46 45 35
Jumlah
994,46
Estimasi Produksi (Ton) 798,00 798,25 665,00 565,25 465,50 399,00 385,70 385,70 332,50 332,50 332,50 312,55 308,96 299,25 232,75 6613,41
Sumber : Monografi Desa Melati II 2013 Tabel 3.1.menggambarkan ada 15 kelompok tani di Desa Melati II, dengan luas lahan dan estimasi yang bervariasi, dan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian adalah anggota kelompok tani Makmur.
26
Universitas Sumatera Utara
27
3.2
Metode Penentuan Sampel Dengan populasi yang banyak didesa Melati II, maka peneliti menggunakan metode penarikan sampel secara acak sederhana atau Simple Random Sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Melati II dengan pertimbangan bahwa kelompok tani di desa tersebut merupakan salah satu kelompok tani yang paling maju, dimana pada Desa tersebut terdapat 15 kelompok tani dan peneliti memilih kelompok tani Makmur sebagai perwakilan dari kelompok tani lain di desa tersebut, ditambah alasan bahwa ketua dari kelompok tani makmur merupakan ketua Gapoktan Desa Melati II, sehingga program program yang akan dijalankan harus melalui persetujuan beliau, dalam hal ini peneliti lebih banyak mendapat informasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 sampel, yaitu anggota kelompok tani Makmur yang berada di Desa Malati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Nama Kelompok Tani Makmur
Luas Lahan (Ha) 100
Jumlah Anggota 192
Jumlah Sampel 30
Menurut Arikunto (2006) jika sampel lebih dari 100 orang dapat diambil sampel sebanyak 10-15% atau 20-25% atau tergantung kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana serta sempit luasnya wilayah pengamatan. Disini peneliti mengambil sampel sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara Random sampling yaitu pengambilan sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
28
3.3
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan hasil pengumpulan data secara langsung dari sampel dengan menggunakan kuisioner serta pengamatan dan diskusi di lapangan. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku atau referensi, literatur, lembaga atau instansi atau dinas terkait dengan penelitian ini.
3.4
Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah Bagaimana Hubungan Faktor Pendukung Pertanian (Pasar, Tekhnologi, Alat-Alat Produksi, Perangsang Produksi, dan Pengangkutan) dengan produksi padi sawah di uji dengan metode scoring yaitu dengan membuat kuisioner berupa pertanyaan pertanyaan yang akan di tanyakan kepada sampel. Sedangkan untuk pengolahan data dianalisis dengan menggunakan korelasi rank spearman. Rumus korelasi Rank Spearman rs adalah :
Dimana : rs
= Koefisien korelasi Rank Spearman
di
= Perbedaan atau selisih faktor Pendukung Pertanian (Pasar, Tekhnologi, Alat-Alat Produksi, Perangsang Produksi dan Pengangkutan) dengan produksi padi sawah
n
= Jumlah petani sampel
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 3.2 Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford Nilai Koefisien Korelasi Korelas (rs) Keterangan < 0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel Antara 0,2 s/d 0,4
Hubungan kedua variabel lemah
Antara 0,4 s/d 0,7
Hubungan kedua variabel sedang
Antara 0,7 s/d 0,9
Hubungan kedua variabel kuat
Antara 0,9 s/d 1
Hubungan kedua variabel sangat kuat
Untuk melihat nyata atau tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus :
Kriteria pengambilan keputusan adalah: Jika th ≤ t α, berarti H0 diterima, diterima artinyatidak ada hubungan antara faktor PendukungPertanian (Pasar, Tekhnologi, Alat-Alat Alat Alat Produksi, Perangsang Produksi dan an Pengangkutan) dengan produksi padi Sawah. Jika th > t α,
berarti H1diterima, artinyaada ada hubungan antara faktor Pendukung Pertanian(Pasar, Tekhnologi,Alat-Alat Tekhnologi,Alat Produksi, si, Perangsang Produksi dan an Pengangkutan) denganproduksi padi sawah
Universitas Sumatera Utara
30
Untuk mengukur tingkat prilaku sampel digunakan metode skoring dengan parameter yang disajikan pada tabel 3.2 berikut ini : Tabel 3.3 Parameter tingkat prilaku sampel No Parameter Pernyataan Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 5 4 3 2 1
3.5.1 Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional. Defenisi a. Pasar untuk hasil-hasil usaha tani adalah adanya pihak yang membeli produk produk pertanian yang telah dihasilkan. b. Teknologi yang senantiasa berkembang adalah caracara bagaimana para petani menyebarkan benih, memelihara tanaman, dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula di dalamnya benih, pupuk, obat-obatan, alat-alat dan sumber-sumber tenaga. c. Bahan-bahan dan alat-alat produksi adalah alat dan bahan yang di gunakan petani dalam mengusahakan usaha taninya dimana bahan dan alat alat produksi tersebutharus tersedia di berbagai tempat dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang mungkin mau menggunakannya. d. Perangsang produksi bagi petani adalah faktor perangsang utama yang membuat petani bergairah untuk meningkatkan produksinya yang bersifat ekonomis. Faktor tersebut antara lain adalah harga hasil
Universitas Sumatera Utara
31
produksi pertanian yang menguntungkan, pembagian hasil yang wajar, serta tersedianya barang-barang dan jasa yang ingin dibeli oleh para petani untuk keluarganya. e. Pengangkutan produk pertanian adalah suatu jaringan pengangkutan yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan perlengkapan produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke konsumen di kota-kota besar dan kecil f. Produksi Padi adalah produksi padi yang berhasil di panen pada tahun itu dinyatakan dalam (ton/tahun) gkg (gabah kering giling)
Batasan Operasional a. Penelitian dilakukan di Desa Melati II kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. b. Sampel penelitian adalah anggota kelompok tani Makmur yang berada di desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai c. Waktu penelitian tahun 2014
Universitas Sumatera Utara