Equity Valuation 10 Desember 2013 Target Harga
Tifa Finance, Tbk
Terendah 425
Laporan Utama
Tertinggi 450
Lembaga Pembiayaan Property Kinerja Saham IHSG 5,500
TIFA 450
400
5,000
350 4,500
300
4,000
250 200
3,500 IHSG
Mengambil Keuntungan dari Fokus Bisnis
150
TIFA
3,000
100
Sumber: Bloomberg
Informasi Saham
Rp
Kode Saham
TIFA
Harga saham per 9 Desember 2013
305
Harga Tertinggi 52 minggu terakhir
410
Harga Terendah 52 minggu terakhir
189
Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 minggu (miliar) Kapitalisasi Pasar Terendah 52 minggu (miliar)
443 204
Market Value Added & Market Risk MVA
Market Risk
20
1.8 1.6
10
1.4 0
1.2 Sep-11
Sep-12
Sep-13
1
-10
0.8 -20
0.6 0.4
-30 0.2 -40
0 MVA
Market Risk
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Pemegang Saham
(%)
PT Dwi Satrya Utama
38,6
Tan Chong Credit Pte. Ltd., Singapore
35,6
Publik (dibawah 5% kepemilikan)
25,8
Kontak : Equity & Index Valuation Division Phone : (6221) 7278 2380
[email protected] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Jejak sejarah PT Tifa Finance, Tbk (TIFA) dimulai sejak 14 Juni 1989, ketika PT Tifa Mutual Finance Corporation (TMFC) didirikan. Pada tahun 2000, TMFC memutuskan untuk mengubah nama menjadi TIFA. Saat ini, perusahaan jasa keuangan ini bergerak dalam leasing berbasis konvensional dan syariah, pembiayaan konsumen, dan anjak piutang. Pada tanggal 8 Juli 2011, TIFA berhasil menyelesaikan proses penawaran 278.000 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). TIFA menyediakan pembiayaan untuk industri atau merek yang dapat memberikan marjin yang cukup dengan risiko yang dapat diterima. Pada 1H13, TIFA membuka cabang baru di Makassar, sehingga jumlahnya mencapai tujuh cabang - termasuk satu kantor pusat di Jakarta. Penyaluran pembiayaan TIFA sebagian besar dialokasikan untuk pembiayaan leasing berbasis konvensional dan syariah, jenis pembiayaan dimana TIFA memiliki keahlian khusus. Dengan kemampuan TIFA untuk berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan, mengelola non-performing loan (NPL) di level yang aman, dan fokus pada keahliannya - leasing – TIFA akan memiliki tahun yang positif di masa datang.
Halaman ke 1 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk PARAMETER INVESTASI Tetap Tangguh Walaupun Banyak Tantangan Menghadang Industri pembiayaan menghadapi banyak tantangan pada tahun 2013. Penurunan harga komoditas, peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 7,5% di November 2013, dan peraturan loan-to-value di tahun 2012, semuanya berkontribusi memberikan tekanan yang signifikan pada industri ini. Kami memperkirakan bahwa tantangan tersebut akan tetap ada hingga 1H14. Setelah itu, kami melihat kemungkinan penurunan BI Rate sebagai akibat penurunan tekanan inflasi dan defisit Neraca Berjalan Indonesia yang menyempit. Di tengah tantangan tersebut, ketahanan industri pembiayaan di Indonesia terbukti dengan tumbuhnya penyaluran pembiayaan sebesar rata-rata 2% pada bulan Mei - September 2013, ketika BI rate meningkat dari 5,75% menjadi 7,25%. Diuntungkan Akibat Fokus pada Lease Financing Sejak berdiri, TIFA fokus pada lease financing, yang memberikan beberapa keuntungan terutama kemampuan untuk menjadi lebih efisien. Cara TIFA beroperasi memungkinkan mereka untuk mempertahankan sejumlah kecil karyawan, sehingga marjin gaji dan biaya tunjangan hanya 7% di 9M13. TIFA juga tidak terikat oleh peraturan uang muka baru yang baru berlaku, yang terutama ditujukan untuk perusahaan pembiayaan konsumen. Memperluas Jaringan Pada tahun 2013, TIFA membuka cabang baru di lokasi yang strategis – yaitu Makassar, "ibukota" di Indonesia Timur-untuk lebih dekat dengan pelanggan potensial dan memperluas wilayah operasionalnya. Pada tahun 2014, TIFA berencana untuk membuka cabang baru di Sunter, Jakarta, yang lokasinya relatif bebas dari kemacetan lalu lintas dan juga lebih dekat dengan target pelanggan di Jakarta Timur (Bekasi, Cikarang, dll). Kami percaya bahwa cabang baru akan membawa banyak manfaat bagi TIFA di masa depan Prospek Usaha Secara keseluruhan, kami melihat prospek multifinance akan positif, meskipun tahun depan akan ada banyak tantangan. BI Rate yang tinggi dan stabil (7,5%) hingga 1H14 tidak akan menimbulkan hambatan yang signifikan bagi perusahaan pembiayaan, yang akan terus menunjukkan pertumbuhan lease financing. Jika BI Rate turun di 2H14 karena turunnya tingkat inflasi dan turunnya defisit transaksi berjalan, industri pembiayaan akan tumbuh secara signifikan. Dengan prospek ini dan juga dengan rencana TIFA untuk membuka cabang baru di tahun 2014, kami memperkirakan bahwa pendapatan TIFA dapat tumbuh sebesar CAGR 10% selama tahun 2012-2017. Tabel 1 : Ringkasan Kinerja 2010
2011
2012
2013P
2014P
107
153
173
168
188
Laba sebelum pajak [Rp miliar]
36
50
58
53
65
Laba bersih [Rp miliar]
28
39
43
39
48
EPS [Rp]
28
37
40
37
45
Pertumbuhan EPS [%]
n.a
36
7
(9)
23
P/E [x]
n.a
5,3
6,0
8,3*
6,8*
P/BV [x]
n.a
1,3
1,1
1,2*
1,0*
Pendapatan [Rp miliar]
Sumber: PT Tifa Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing *) Berdasarkan harga saham TIFA per tanggal 9 Desember 2013 – Rp 305/saham
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 2 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk
GROWTH VALUE MAP Background Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat klaster, yaitu:
Excellent Value Managers (Q-1) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebihi benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation Builders (Q-2) Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (Q-3) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
Asset-Loaded Value Managers (Q-4) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.
pertumbuhan menunjukkan
Gambar 1: Growth Value Map (TIFA, Sub Sektor Lembaga Pembiayaan)
6
Q-2
Q-1
5
Growth Expectations
4 3 2 DEFI
1
HDFA
0
TIFA
ADMF DKFT
-1 MFIN
Q-4
-2 0
1
2
Q-3 3
4
Current Performance (CP) Sumber: Bloomberg, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Kami kelompokkan TIFA di klaster Traditionalists (Q-3). Kinerja TIFA saat ini melebihi harapan pasar. Namun, pasar menunjukkan rendahnya ketertarikan terhadap potensi pertumbuhan TIFA di masa depan. Oleh karenanya, diperlukan upaya hubungan investor yang lebih baik untuk membangkitkan kesadaran pasar akan potensi perusahaan. TIFA dapat pindah ke klaster Excellent Value Managers (Q-1) dengan tiga cara: memperkuat kemampuan pertumbuhan internal, melakukan tindakan untuk mendorong persepsi pasar akan keberhasilan mereka dan secara teratur memberikan informasi kepada masyarakat tentang informasi yang relevan mengenai Perusahaan. Halaman ke 3 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk INFORMASI BISNIS Profil TIFA PT Tifa Finance, Tbk (TIFA) didirikan pada tahun 1989 oleh salah satu pemegang saham mayoritas saat ini, PT Dwi Satrya Utama Group (DSU), dengan nama PT Tifa Mutual Finance Corporation (TMFC). Pada tahun 1996, Perseroan menjadi Joint Venture ketika Tan Chong Credit Pte Ltd (TCC) - Singapura, yang merupakan anak perusahaan dari Tan Chong Motor Group dari Malaysia (TCMG), mengakuisisi 48% TIFA. TMFC berubah nama menjadi TIFA pada tahun 2000 dan menjadi perusahaan publik pada tahun 2011. Dari hanya Rp5 miliar di awal pendirian, Perseroan kini memiliki Rp102,4 miliar modal disetor. Saat ini, TIFA memiliki dua cabang di Jakarta dan Surabaya, dan lima kantor perwakilan di Semarang, Samarinda, Pekanbaru, Banjarmasin, dan Makassar. Gambar 2: Sejarah TIFA
Juni 1989 : Beroperasi modal disetor Rp 5 miliar
Pebruari 1996 :
Agustus 2000:
November 2006 :
Joint venture dengan TCMG dari Malaysia, melalui anak perusahaan TCC Singapura. TCMG punya 48% saham TIFA
Merubah nama menjadi PT Tifa Finance
Peningkatan modal disetor menjadi Rp102,39 miliar
Juli 2011: Tercatat sebagai public company
Januari 2012: Total aset mencapai > Rp 1 triliun
Sumber: PT Tifa Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambaran Industri Pembiayaan Tahun 2014: Tetap Tangguh Pada 12 November 2013, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebanyak 25 basis points (bps) menjadi 7,5%, yang diikuti dengan peningkatan suku bunga Lending Facility dan Deposit Facility menjadi 7,5% dan 5,75%. Hal ini merupakan kelima kalinya BI menaikkan tingkat suku bunga acuan dari titik terendah 5,75% di Mei 2013. Namun, kami melihat kenaikan tingkat suku bunga acuan ini tidak berdampak signifikan terhadap volume pembiayaan, walaupun tingkat suku bunga acuan telah naik 175 bps. Jumlah pembiayaan naik 7,5% dari Rp315,7 triliun menjadi Rp339,6 triliun dari periode Mei – September 2013. Tren yang sama terjadi pada April – Oktober 2008, saat BI Rate naik 150 bps dari 8% menjadi 9,5%. Namun, apabila situasi ini berlanjut, seperti yang pernah terjadi selama Juli – Desember 2005, saat BI Rate naik 450 bps, maka akan dapat terjadi penurunan penyaluran kredit dari lembaga pembiayaan.
10 Desember 2013 pages
Halaman ke 4 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk
Gambar 3: BI Rate, Penyaluran Pembiayaan & Pinjaman dari Perbankan Untuk Lembaga Pembiayaan, Juli’05 – September’13 Rp, miliar 400,000
% 14.00%
1,5% peningkatan BI Rate
350,000 300,000
12.00% 10.00%
250,000
4,5% peningkatan BI Rate
200,000 150,000
8.00% 6.00% 4.00%
1,75% peningkatan BI Rate
100,000 50,000
2.00%
Pembiayaan bersih (Rp, miliar)
Pinjaman dari bank (Rp, miliar)
Jan-13
Jun-13
Aug-12
Oct-11
Mar-12
May-11
Jul-10
Dec-10
Feb-10
Apr-09
Sep-09
Nov-08
Jan-08
Jun-08
Aug-07
Oct-06
Mar-07
May-06
Jul-05
0.00%
Dec-05
-
BI Rate (%)
Sumber: Bank Indonesia, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Fokus pada Keahliannya: Leasing Sejak berdirinya, TIFA fokus pada leasing, dan membuatnya ahli dalam industri ini. Hal ini terus berlanjut, ditunjukkan dengan investasi bersih dalam sewa pembiayaan yang memiliki porsi yang besar besar dalam portofolio pembiayaan TIFA. Dari total portofolio bersih Rp1.0 triliun di 9M13, 87,7% dari portfolio tersebut adalah investasi dalam sewa pembiayaan (leasing). TIFA memasuki jenis lain dari leasing dengan menyalurkan Shariah Finance Lease atau Ijarah Muntahiyah Bittamlik pada tahun 2011, dan menunjukkan kecenderungan peningkatan pembiayaan hingga periode 9M13. Gambar 4: Portfolio Pembiayaan TIFA, 2010 – 9M13 1,000 900 800 700 600 500 400
300 200 100 -
2010
2011
2012
9M13
Investasi bersih pada finance lease (Rp, miliar)
658
935
926
889
Consumer financing (Rp, miliar)
50
19
6
1
Anjak Piutang (Rp, miliar)
7
2
2
4
Ijarah Muntahiyah Bittamlik (Rp, miliar)
0
26
115
119
Sumber: PT Tifa Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Relatif Bebas dari Peraturan Uang Muka yang Baru Pada bulan Maret 2012, Menteri Keuangan mengeluarkan peraturan baru mengenai persyaratan minimum untuk uang muka bagi perusahaan pembiayaan. Peraturan baru tersebut mensyaratkan minimal 20% uang muka untuk pembiayaan sepeda motor, 20% untuk mobil yang digunakan untuk produksi, 25% untuk mobil digunakan untuk kegiatan non-produksi, dan 30% untuk kredit perumahan. Namun, peraturan tersebut tidak diterapkan pada skema pembiayaan leasing, karena aset tidak berpindah tangan dengan skema ini. Halaman ke 5 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk Karena mayoritas bergerak di bidang pembiayaan leasing, pertumbuhan TIFA kemungkinan besar tidak akan terhambat oleh peraturan tersebut. Bisnis Financial Lease Berbasis Syariah yang Terus Tumbuh Pada tahun 2011, TIFA memulai bisnis financial lease berbasis syariah dengan sekitar 28 pelanggan. Bisnis ini, yang memiliki karakteristik khusus seperti tingkat bunga tetap selama jangka waktu pembiayaan, hanya menggunakan pinjaman dari bank berbasis Syariah dan menyalurkan pembiayaan hanya bagi perusahaan Syariah atau yang melakukan kegiatan sesuai prinsip Syariah, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2012. TIFA memiliki 133 klien pada tahun 2012, atau enam kali lebih banyak dari pada tahun 2011. Pada 2013, kami ekspektasikan lebih banyak klien lagi yang akan dibiayai oleh TIFA, sehingga menaikkan aset untuk bisnis financial lease berbasis syariah ini tetap di Rp119 miliar. Semakin Banyak Cabang di Lokasi Strategis Pada akhir tahun 2012, TIFA memiliki kantor pusat di Jakarta, satu cabang di Surabaya, dan empat kantor perwakilan di Semarang, Pekan Baru, Samarinda, dan Banjarmasin. Pada 2013, TIFA membuka kantor perwakilan di Makassar. Terletak di "ibukota" dari wilayah timur Indonesia yang sedang tumbuh tersebut, kami percaya bahwa kantor baru akan membuka peluang baru bagi TIFA. Pada tahun 2014, TIFA juga berencana untuk membuka cabang lain di Sunter, Jakarta. Terletak jauh dari jalan utama Jakarta, seperti Jl. Sudirman, membuat kantor tersebut lebih mudah diakses. Lokasinya yang dekat jalan tol juga membuat kantor ini mudah diakses bagi target konsumen yang terletak di Cikarang, Kawasan Industri Jababeka, dll. Gambar 5: Kantor TIFA
Sumber: PT Tifa Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 6 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk
KEUANGAN Top Line Bertumbuh, Sedikit Penurunan pada Bottom Line Walaupun BI Rate meningkat dan terjadi penurunan harga komoditas, TIFA masih berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 2,32% YoY di 9M13. Pendapatan dari operating lease tumbuh tertinggi dari Rp450 juta menjadi Rp2,7 miliar. Namun, laba usaha dan laba bersih TIFA menurun. Laba usaha TIFA turun dari Rp41 miliar menjadi Rp39,8 miliar terutama karena peningkatan aset untuk disewakan, yang mendorong biaya penyusutan. Oleh karena itu, bottom line TIFA turun sebesar 4,3% YoY dan marjin laba bersih merosot dari 23,3% di 9M12 menjadi 21,9% di 9M13 Gambar 6: Pendapatan Laba Usaha dan Laba Bersih TIFA, 2010 – 9M13 Rp, miliar 200.0
% 40.0%
180.0
35.0%
160.0
30.0%
140.0 120.0
25.0%
100.0
20.0%
80.0
15.0%
60.0
10.0%
40.0
5.0%
20.0 0.0
0.0% 2010
2011
2012
9M12
Pendapatan TIFA (Rp, miliar)
Laba Usaha TIFA (Rp, miliar)
Marjin laba usaha TIFA (%)
Marjin laba bersih TIFA (%)
9M13 Laba bersih TIFA (Rp, miliar)
Sumber:PT Tifa Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Marjin Tetap Kompetitif Meskipun marjin laba usaha dan marjin laba bersih TIFA turun menjadi 29,91% dan 21,86%, namun hal ini masih relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan yang fokus pada pembiayaan konsumen dengan kapitalisai pasar yang relatif sama. Dibandingkan dengan perusahaan yang fokus pada leasing lainnya, marjin TIFA adalah relatif sama Gambar 7: Perbandingan Marjin Laba Usaha dan Marjin Laba Bersih, 9M13 35.00% 30.00% 25.00%
29.92%
29.91%
21.86%
23.33%
22.42%
18.00%
20.00% 15.00%
12.04% 9.12%
10.00% 5.09% 3.82%
5.00% 0.00% TIFA
BPFI Marjin laba usaha (%)
WOMF
VRNA
BBLD
Marjin laba bersih (%)
Sumber :PT Tifa Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 7 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk Masih Jauh dari Batas Maksimal Interest Bearing Debt to Equity Ratio Untuk mendukung kegiatan pembiayaannya, TIFA mengandalkan pinjaman dari bank atau surat berharga. Hal ini terlihat pada rasio interest bearing debt to net financing selama tahun 2010 - 9M13, yang meningkat dari 77,8% menjadi 93,2%. Namun, meningkatnya rasio ini bukan alasan untuk khawatir, karena interest bearing debt to equity ratio masih 3,25x di 9M13, jauh dari ambang batas maksimum 10x. Hal ini membuat kami percaya bahwa TIFA masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh di masa depan. Gambar 8: Interest Bearing Debt to Net Financing Ratio dan Interest Bearing Debt to Equity Ratio TIFA, 2010 – 9M13 (x) 3.90 3.80 3.70 3.60 3.50 3.40 3.30 3.20 3.10 3.00 2.90
93.2%
3.77
90.0%
87.0% 3.36
81.3%
85.0%
3.40 3.25
77.8%
(%) 95.0%
80.0% 75.0% 70.0%
2010
2011
2012
Interest bearing debt to equity ratio (x)
9M13
Interest bearing debt to net financing ratio (%)
Sumber:PT Tifa Finance Tbk., PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Efisien, Karena Fokus pada Leasing Pada September 2013, TIFA memiliki total 76 karyawan. Dengan berfokus pada leasing, TIFA memiliki keuntungan lebih dari perusahaan pembiayaan lain yang fokus pada pembiayaan konsumen. Dengan fokus pada leasing, berarti TIFA tidak harus memantau nasabah dalam jumlah besar seperti nasabah ritel dan dapat fokus pada entitas dalam jumlah yang relatif sedikit, sehingga memungkinkan untuk mempertahankan jumlah karyawan yang efisien. Gambar 9: Perbandingan Jumlah Karyawan dan Marjin Biaya Karyawan pada Perusahaan Pembiayaan Leasing dan Pembiayaan Konsumen, 9M13 40%
4500
35%
34%
3500
30%
3000
25%
2500
21%
20%
4226 16%
15%
2000 1500
10% 5%
4000
1000 7%
76
649
870
TIFA
BPFI
VRNA
500
0%
0 Jumlah karyawan
WOMF
Marjin biaya gaji dan tunjangan karyawan (%)
Sumber:PT Tifa Finance Tbk, IDX, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 8 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk
ANALISA SWOT Tabel 2: Analisa SWOT Kekuatan (Strengths)
Pengalaman panjang di industri pembiayaan. Tidak memiliki kewajiban untuk menyalurkan pembiayaan hanya pada merk tertentu. Memiliki keunggulan khusus di bisnis lease financing.
Kelemahan (Weaknesses)
Peluang (Opportunities)
Peraturan loan-to-value yang baru tidak berlaku di bisnis lease financing. Komitmen Pemerintah untuk mendorong infrastruktur Indonesia.
Tidak memiliki skema credit channel dari perbankan.
Ancaman (Threats)
Barrier to entry yang rendah. Naiknya tingkat suku bunga acuan.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 9 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk
TARGET HARGA PENILAIAN
Metodologi Penilaian Kami mengaplikasikan pendekatan pendapatan menggunakan Excess Return Method (ERM) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) TIFA jika dibandingkan dengan pertumbuhan aset. Selain itu kami menggunakan metode Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding. Penilaian ini didasarkan pada Nilai 100% saham TIFA per tanggal 9 Desember 2013, menggunakan laporan keuangan TIFA per tanggal 30 September 2013, sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai Kami menggunakan Cost of Equity sebesar 9,60% berdasarkan asumsiasumsi berikut: Tabel 3: Asumsi Risk free rate (%)* Risk premium (%)* Beta (x)* Cost of Equity (%)
8,79 1,55 0,52 9,60
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: * Per tanggal 9 Desember, 2013
Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 9 Desember 2013, adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode ERM dan asumsi tingkat diskonto 9,60% adalah sebesar Rp479 – Rp505 per share. Dengan metode GCM (PBV 1,30X dan P/E 8,31X) adalah sebesar Rp304 – Rp329 per saham.
Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk ERM dan 30% untuk metode GCM. Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka Target Harga Saham TIFA untuk 12 bulan adalah Rp425 – Rp450 per saham. Tabel 4: Ringkasan Penilaian Metode ERM Beginning book value of equity – [Rp, miliar] PV equity excess return – [Rp miliar] Terminal Value excess return – [Rp, miliar] Total Equity Value – [Rp miliar] Number of Share, [juta saham] Fair Value per Share, [Rp]
Konservatif
Moderat
Agresif
258
258
258
107 367
113 386
119 405
518 1.079 479
531 1.079 492
545 1.079 505
Sumber: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 10 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk Tabel 5: Perbandingan GCM TIFA
BBLD
Rata-rata
P/E, [x]
7,70
9,01
8,31
P/BV, [x]
1,37
1,23
1,30
Penilaian, 9 Desember 2013
Source: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 6: Ringkasan Penilaian Metode GCM Multiples (x)
P/BV P/E
Est. EPS (Rp)
1,30 8,31
Est. BV/Share (Rp)
37
Value (Rp)
253 -
329 304
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 7: Rekonsiliasi Nilai Wajar Fair Value per Share [Rp] ERM
GCM
Rata-rata
Batas Atas
505
329
450*
Batas Bawah
479
304
425*
Bobot
70%
30%
Sumber: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: Dibulatkan sesuai interval harga saham yang berlaku di Bursa Efek Indonesia
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 11 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk Gambar 10: P/E & P/BV
Tabel 8: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (Rp miliar)
P/E 6.1
2010
2011
2012
2013P
2014P
6.0
107
153
173
168
189
5.9
(102)
(115)
(115)
(124)
36
50
58
53
65
-
-
-
-
-
Laba sebelum pajak
5.5
36
50
58
53
65
5.4
Pajak
(8)
(11)
(15)
(13)
(16)
5.3
Laba bersih
28
39
43
39
48
5.2
Penjualan bersih Biaya operasional Laba Usaha Pendapatan (biaya) lain
(72)
P/BV 1.4 1.2
5.8
1.0
5.7 0.8
5.6
0.6 0.4 0.2
5.1 Sumber: PT Tifa Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
5.0
0.0 2011
Tabel 9: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 2010
2011
2012
2012 P/E
(Rp miliar)
2013P
2014P
P/BV
Sumber: PT Tifa Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 11: ROA, ROE & TAT ROA, ROE
Aset Kas dan setara kas
TAT
25.0
9
12
14
23
0.2
31
0.2
20.0
Surat-surat berharga Investasi sewa neto Piutang pembiayaan konsumen
3
2
2
1
2
658
935
926
883
932
50
19
6
2
3
Tagihan anjak piutang
7
2
2
5
5
Aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik
-
26
115
139
169
Piutang Ijarah Muntahiyah Bittamlik
-
1
3
4
5
Aset jangka pendek lain
3
3
2
3
3
Aset tetap
1
1
2
2
8
Aset untuk disewakan
4
3
4
20
19
Aset jangka panjang lain Total Aset
0.2 15.0 0.2 10.0 0.1 5.0
0.1
0.0
0.1 2010
2011 ROA (%)
7
12
10
28
29
742
1.014
1.086
1.109
1.206
2012
ROE (%)
TAT (x)
Sumber: PT Tifa Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 10: Rasio Kunci Rasio
2010
2011
2012
2013P
2014P
Pertumbuhan [%] Pendapatan
n.a,
42,0
13,2
(2,8)
12,2
557
677
715
809
862
Laba usaha
n.a,
40,5
14,6
(9,0)
22,7
Utang Pajak
2
4
4
3
4
Laba bersih
n.a,
39,2
10,3
(8,9)
22,7
Uang muka pelanggan
5
9
11
10
11
12
118
117
14
15
Total Liabilitas
576
808
847
837
892
Marjin laba usaha
33,4
33,0
33,5
31,4
34,2
Total Ekuitas
166
206
239
272
314
Marjin laba bersih
26,3
25,8
25,1
24,3
24,3
Debt to Equity
3,5
3,9
3,5
3,0
2,9
Debt to Asset
0,8
0,8
0,8
0,8
0,7
Liabilitas Pinjaman yang diterima
Kewajiban lainnya
Sumber: PT Tifa Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Profitabilitas [%]
Solvabilitas [X]
Likuiditas [X] Current ratio Quick ratio
1,3
1,2
1,1
1,1
1,1
0,02
0,02
0,02
0,02
0,03
Sumber: PT Tifa Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 12 dari 13 halaman
Tifa Finance , Tbk DISCLAIMER Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan.Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya.Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian (cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu -waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu.Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor.Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini.Harga, nilai, atau pendapatan dari seti ap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan ya ng kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nil ai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal.Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupak an nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kep ada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi.Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan databse yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing deng an tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan se besar Rp 20.000.000,- masing-masing dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia .
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
10 Desember 2013
Halaman ke 13 dari 13 halaman