Equity Valuation 23 Desember 2013
Buana Finance, Tbk
Target Harga Terendah 995
Laporan Utama
Tertinggi 1,110
Pembiayaan
Kinerja Saham IHSG 5,500 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 Dec-12
BBLD 1,000
900 800 700 600 500 400
Profitabilitas Kuat, Potensi Besar
300 200 IHSG
Feb-13
Apr-13
Jun-13
Aug-13
Oct-13
100
BBLD
0 Dec-13
Sumber: Bloomberg
Informasi Saham
Rp
Kode saham
Rp
BBLD
PBRX
Harga Saham per 20 Desember 2013
780
440
Harga Saham Tertinggi 52 Minggu Terakhir
950
520
Harga Saham Terendah 52 Minggu Terakhir
600
375
Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 Minggu (Miliar)
1.564
1.593
Kapitalisasi Pasar Terendah 52 Minggu (miliar)
987
1.149
Market Value Added & Market Risk 0,9
150,00
0,8
100,00
0,6
50,00
0,5
MVA
Market Risk
0,7
-
0,4 0,3
(50,00)
0,2
(100,00)
0,1 0
(150,00) 2011
2012 Market Risk
MVA
Sumber: Bloomberg
Pemegang Saham
(%)
PT Sari Dasa Karsa
67,6
PT Asuransi Bina Dana Artha Tbk Publik (masing-masing dibawah 5% kepemilikan) *catatan: per September 2013
8,1 24,3
Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380
[email protected]
Didirikan pada tahun 1982, PT Buana Finance, Tbk (BBLD) - sebelumnya dikenal sebagai PT BBL Leasing Indonesia, kemudian berubah menjadi PT BBL Dharmala Finance Tbk, PT BBL Danatama Finance Tbk dan terakhir PT Bina Danatama Finance tbk - memiliki dua kegiatan bisnis utama: sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Sekitar 81% dari portofolio pembiayaan pada tahun 2012 terdiri dari sewa guna usaha, terutama alat berat untuk beberapa sektor industri. Dalam bisnis pembiayaan konsumen, Perusahaan fokus pada mobil bekas, yang berkontribusi sekitar 85% terhadap portofolio konsumen. BBLD saat ini memiliki 21 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan satu kantor pusat di Jakarta. Melalui track record yang baik dalam industri ini, BBLD telah mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan lokal maupun multinasional untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nya.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Halaman 1 dari 13
Buana Finance, Tbk PARAMETER INVESTASI Ketahanan Berlanjut BBLD diuntungkan dari PDB Indonesia dan penjualan mobil yang kuat. Namun, kami berpandangan bahwa tahun 2013 telah menjadi tantangan bagi industri pembiayaan, terutama didorong oleh penurunan harga komoditas, suku bunga acuan Bank Indonesia naik menjadi 7,5%, dan regulasi loan-to-value di 2012. Kami memperkirakan bahwa tantangan tersebut akan ada sampai 1H14. Setelah itu, kami melihat kemungkinan penurunan BI rate, karena tekanan inflasi akan mereda dan defisit neraca Indonesia saat ini akan menyempit. Fokus pada Pembiayaan Sewa Guna Usaha Dalam track record panjang di industri ini, sebagian besar pembiayaan BBLD ditujukan untuk sewa guna usaha. Dalam tiga tahun terakhir, total penyaluran pembiayan BBLD menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) yang signifikan yaitu 50,91%. Selain itu, kami melihat bahwa Perusahaan memperoleh efisiensi dari jenis pembiayaan ini karena melibatkan langsung negosiasi dengan perusahaan dan meniadakan kebutuhan untuk mempertahankan staf dalam jumlah besar, sehingga menjaga biaya gaji tetap rendah. BBLD memiliki marjin gaji sebesar 13% di 9M13, sedangkan marjin gaji rata-rata di sebuah perusahaan pembiayaan konsumen adalah sekitar 37%. Ruang yang Luas untuk Bertumbuh BBLD memiliki ekuitas di atas Rp1 triliun dan gearing ratio rendah, sehingga Perusahaan masih mengandalkan pinjaman dari bank. Mulai tahun 2010, sejalan dengan penyaluran yang berkembang, hutang berbunga BBLD melonjak menjadi Rp2,7 triliun di 9M13 dari Rp610 miliar pada 2011; menjadikan rasio utang berbunga naik menjadi 2,6x dari 0,7x. Peningkatan rasio tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena ambang batas maksimum untuk industri ini adalah 10x, yang berarti BBLD masih memiliki ruang yang luas untuk tumbuh di tahun-tahun mendatang Prospek Usaha PEFINDO berpandangan bahwa industri pembiayaan memiliki outlook positif di tahun-tahun mendatang, meskipun dibayangi oleh beberapa indikator ekonomi negatif. Pernyataan kami didukung oleh tingkat konsumsi yang kuat di negeri ini dan fakta bahwa sebagian besar penduduk berada dalam usia produktif, sehingga memenuhi syarat untuk memperoleh berbagai jenis pembiayaan. Juga, jika BI rate turun di 2H14 karena turunnya tingkat inflasi dan menyempitnya defisit transaksi berjalan, maka pertumbuhan industri pembiayaan akan terdorong. Mengingat kondisi di atas bersama dengan diversifikasi sektor yang dilayani oleh BBLD, kami memperkirakan bahwa Perusahaan masih bisa menikmati pertumbuhan positif di tahun-tahun mendatang. Tabel 1: Ringkasan Kinerja Penjualan [Rp miliar] Laba sebelum pajak [Rp miliar] Laba bersih [Rp miliar] EPS [Rp] Pertumbuhan EPS [%] P/E [x] PBV [x]
2010
2011
275
410
591
2012
2013P 621
2014P 677
81
135
201
186
210
61 42,1
101 61,4 45,8
150 91,2 48,5
140 85,2 (6,6)
158 96,1 12,7
9,7
7,2
7,8
9,2*
8,1*
0,6
0,8
1,2
1,2*
1,1*
Sumber: PT Buana Finance Tbk, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: *) Berdasarkan harga saham BBLD per 20 Desember 2013 – Rp780/saham
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 2 dari 13
Buana Finance, Tbk GROWTH VALUE MAP
Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat klaster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebih benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (“Q-2”) Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
Asset-loaded value managers (“Q-4”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.
pertumbuhan menunjukkan
Gambar 1: Growth Value Map BBLD (Institusi Keuangan)
6
Q-2
Q-1
5 Growth Expectations
4 3 2 WOMF
1
HDFA BBLD
0
ADMF
-1 MFIN
Q-4
-2 0
1
2
Q-3 3
4
Current Performance (CP) Sumber: Bloomberg, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Kami mengklasifikasikan BBLD ke dalam klaster Traditionalists (Q-3). Kinerja BBLD saat ini menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek. Namun, pasar memiliki ekspektasi pertumbuhan yang relatif rendah untuk BBLD di masa depan. BBLD dapat pindah ke klaster Expectation Builders (Q-2) dengan tiga cara: memperkuat kemampuan pertumbuhan internal, melakukan tindakan untuk mendorong persepsi pasar atas keberhasilan ekonomi dan secara teratur memperbarui masyarakat tentang informasi yang relevan. “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 3 dari 13
Buana Finance, Tbk INFORMASI BISNIS Profil Usaha PT Buana Finance, Tbk (BBLD) didirikan pada tahun 1982 dengan nama PT BBL Leasing Indonesia. Perusahaan mendapat izin usaha untuk menyediakan jasa pembiayaan sewa guna usaha dan kemudian di tahun itu berubah nama menjadi PT BBL Dharmala Leasing. Pada 1989, BBLD berubah nama lagi menjadi PT BBL Dharmala Finance sejalan dengan ekspansi bisnis ke dalam sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang, kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Di 1990, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana dan mendapat Rp15,6 miliar melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Saat ini, fokus utama Perusahaan adalah pada pembiayaan sewa guna usaha, menyumbang 81% dari portofolio, dengan 19% sisanya adalah pembiayaan konsumen. Selain itu, BBLD juga melakukan diversifikasi produk-produknya dengan menawarkan pembiayaan hipotek tahun ini. Gambar 2: Kejadian Penting BBLD
1982
Pendirian Perusahaan dengan nama PT BBL Leasing Indonesia
1990
Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Surabaya
2005
PT Sari Dasa Karsa, pemegang saham bendiri Bank Buana, menjadi pemegang saham mayoritas Perusahaan. Kemudian berubah nama menjadi PT Buana Finance Tbk
2012
Ekuitas Perusahaan melebihi Rp1 triliun
2013
BBLD melakukan penerbitan pertama Medium Term Notes (MTN) I
Sumber: PT Buana Finance Tbk., PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambaran Industri Pembiayaan 2014: Tetap Menantang Kami melihat industri pembiayaan akan mengalami perlambatan dalam jangka pendek sampai menengah melihat penurunan penjualan alat berat karena harga komoditas yang lemah. Menurut data dari Biro Pusat Statistik (BPS), ekspor batubara dan kelapa sawit, dua komoditas ekspor utama, turun masing-masing sebesar 17% dan 13%. Penjualan alat berat dari penjual terbesar di Indonesia anjlok sebesar 54% YoY menjadi 1.176 unit pada semester pertama tahun ini, dan sektor perkebunan sebesar 42% YoY. Di sisi lain, penjualan ke sektor konstruksi meningkat menjadi 550 unit pada 1H13. Pada November 2013, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,5%. Ini menandai kenaikan kelima sejak tingkat terendah tahun ini yaitu 5,75% pada Mei 2013. Faktor-faktor lain yang mungkin menghambat kinerja industri ini adalah larangan ekspor mineral mentah yang akan mempengaruhi sektor pertambangan serta regulasi loan-to-value dalam pembiayaan konsumen. Namun, hal ini tidak akan secara signifikan mempengaruhi pembiayaan BBLD, yang kami perkirakan tetap tumbuh sebesar 4% YoY menjadi Rp2,7 triliun tahun ini.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 4 dari 13
Buana Finance, Tbk Gambar 3: Suku Bunga BI, Pembiayaan & Peminjaman Bersih dari Bank, Juli’05 – September’13 Rp, miliar 400,000
% 14.00%
1,5% peningkatan BI Rate
350,000 300,000
12.00% 10.00%
250,000
4,5% peningkatan BI Rate
200,000 150,000
8.00% 6.00% 4.00%
1,75% peningkatan BI Rate
100,000 50,000
2.00%
Pembiayaan bersih (Rp, miliar)
Pinjaman dari bank (Rp, miliar)
Jan-13
Jun-13
Aug-12
Oct-11
Mar-12
May-11
Jul-10
Dec-10
Feb-10
Apr-09
Sep-09
Nov-08
Jan-08
Jun-08
Aug-07
Oct-06
Mar-07
May-06
Jul-05
0.00%
Dec-05
-
BI Rate (%)
Sumber: Bank Indonesia, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Fokus pada Sewa Pembiayaan Sejak berdirinya, bisnis utama BBLD adalah sewa pembiayaan, yang memberikan kontribusi lebih dari 80% dari total pendapatan Perusahaan. Perusahaan menawarkan empat jenis pembiayaan: alat berat, otomotif, kapal dan mesin. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah penyaluran pembiayaan BBLD menunjukkan pertumbuhan 59,5% CAGR. Akan tetapi tahun ini, kami perkirakan pertumbuhan penyaluran pembiayaan Perusahaan melambat dibandingkan tahun lalu, terutama karena ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi harga komoditas. Tahun ini, BBLD mulai menawarkan sewa pembiayaan hipotek. Namun, mengingat kontribusi yang kecil, kami tidak mempertimbangkan dalam penilaian ini. Gambar 4: Struktur Pembiayaan BBLD Portofolio Pembiayaan
19%
Sewa Pembiayaan berdasarkan Sektor Industri
Sewa Guna Usaha Pembiayaan Konsumen
81%
Lainnya, 19%
Konstruksi, 28%
Transportasi, 6%
Perkapalan, 14%
Perkebunan, 16%
Pertambangan, 17%
Sumber: PT Buana Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 5 dari 13
Buana Finance, Tbk Pembiayaan Konsumen lebih banyak pada Merek Ternama Jepang Selain sewa guna usaha, BBLD juga menyediakan pembiayaan kepada konsumen, yang menyumbang sekitar 17% terhadap total pendapatan di 9M13. Sekitar 85% dari portofolio pembiayaan adalah untuk mobil bekas, dan sisanya untuk mobil baru. Hal ini akan menguntungkan BBLD karena pembiayaan mobil bekas memberikan imbal hasil lebih tinggi daripada mobil baru. Ada tiga merek utama yang mendominasi bisnis pembiayaan konsumen BBLD, dengan Toyota penyumbang terbesar, diikuti oleh Mitsubishi dan Honda. Kami percaya hal ini bermanfaat bagi Perusahaan karena Toyota memegang pangsa pasar terbesar dalam penjualan mobil domestik. Pendapatan Perusahaan dari lini bisnis ini menurun 20% YoY menjadi Rp79 miliar di 9M13. Kami perkirakan hal ini sebagai respon karena peraturan LTV yang menyebabkan melemahnya kredit konsumen. Gambar 5: Kontribusi Pembiayaan Mobil Bekas
Honda, 10%
Mitsubishi, 11% Toyota, 36%
Sumber: PT Buana Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Jaringan Cabang yang Luas Pada 2012, BBLD memiliki 21 kantor cabang dan 6 titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia, terutama di Kalimantan dan Sumatera. Kami melihat lokasi ini strategis karena terdapat banyak perusahaan pertambangan dan perkebunan yang beroperasi disana. Ke depan, kami berharap BBLD untuk mendapat pangsa pasar lebih di Indonesia Timur mengingat kantor cabangnya saat ini hanya berada di Manado dan Makassar. Gambar 6: Kantor Cabang BBLD
Sumber: PT Buana Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 6 dari 13
Buana Finance, Tbk KEUANGAN Pendapatan Naik, Laba Bersih Terpangkas BBLD membukukan pertumbuhan pendapatan tipis yaitu 7,4% YoY menjadi Rp468 miliar pada 9M13 didorong oleh bertumbuhnya pendapatan dari sewa guna usaha. Sementara pendapatan dari pembiayaan konsumen, dimana sekitar 85% ditujukkan ke mobil bekas, menurun sebesar 20% YoY menjadi Rp79 miliar sebagai akibat dari kredit konsumer yang lebih rendah pada tahun fiskal 2012. Pada saat yang sama, biaya BBLD naik 13% YoY menjadi Rp328 miliar, terutama disebabkan oleh biaya pendanaan yang lebih tinggi sebesar Rp199 miliar dibandingkan Rp178 miliar pada 9M12. Hal ini menyeret laba operasi dan laba bersih masing-masing sebesar 5% YoY dan 4% YoY. Oleh karenanya, marjin laba bersih BBLD menyempit menjadi 22,4% pada 9M13 dibandingkan dengan 25,1% di 9M12. Gambar 7: Pendapatan, Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih BBLD (Rp miliar) 700
621
591
600 500
410
400 300
275 201
200 100
135 81
61
150
186
101
140
0 2010 Pendapatan
2011 2012 2013P Laba sebelum pajak Laba bersih
Sumber :PT Buana Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Marjin yang Paling Tinggi Meskipun mengalami penurunan marjin di 9M13, marjin laba usaha dan laba bersih BBLD yang sebesar 29,9% dan 22,4%, tetap di atas rata-rata industri yaitu 17,7% dan 13,1%. Kami percaya BBLD diuntungkan karena memiliki fokus pada pembiayaan sewa guna usaha dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan lain yang lebih berfokus pada pembiayaan konsumen, sehingga BBLD mampu menjaga biaya gaji yang rendah dengan cara langsung melakukan negosiasi dengan klien dan institusi yang dituju daripada dengan konsumen akhir. Gambar 8 : Perbandingan Marjin Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih, 9M13 35.00% 30.00% 25.00%
29.92%
29.91%
22.42%
23.33%
21.86%
18.00%
20.00% 15.00%
12.04% 9.12%
10.00% 5.09% 3.82%
5.00% 0.00% BBLD
BPFI Marjin laba usaha (%)
WOMF
VRNA
BBLD
Marjin laba bersih (%)
Sumber :PT Buana Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 7 dari 13
Buana Finance, Tbk Ruang yang Luas untuk Bertumbuh BBLD adalah perusahaan pembiayaan yang berdiri sendiri, yang berarti tidak memiliki lembaga perbankan sebagai induknya. Saat ini, BBLD masih sangat bergantung pada pinjaman dari bank. Mulai 2010, sejalan dengan bertumbuhnya penyaluran pembiayaan, hutang berbunga BBLD melonjak menjadi Rp2,7 triliun di 9M13 dari Rp610 miliar pada 2011, yang berarti peningkatan rasio utang berbunga dari 0,7x menjadi 2,67x. Peningkatan tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena ambang batas maksimum untuk industri ini adalah 10x, yang berarti masih memiliki ruang yang luas untuk tumbuh di tahun-tahun mendatang. Gambar 9: Rasio Utang Berbunga terhadap Ekuitas BBLD (x) 3.00
2.67
2.50
2.35
2.00
1.96
1.50 1.00 0.65
0.50 2010
2011
2012
2013P
Utang berbunga terhadap ekuitas Sumber :PT Buana Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 8 dari 13
Buana Finance, Tbk ANALISIS SWOT Tabel 2: Analisis SWOT Kekuatan
Kelemahan
Pengalaman panjang di industri pembiayaan. Fokus pada pembiayaan sewa guna usaha menjaga biaya gaji tetap rendah. Kantor cabang yang tersebar untuk mendapatkan banyak pelanggan.
Perusahaan pembiayaan yang berdiri sendiri, tidak memiliki penyaluran kredit dari bank. Tingkat non-performing loan yang relatif lebih tinggi.
Peluang
Ancaman
Peraturan loan to value yang baru tidak berlaku pada bisnis sewa pembiayaan. Penjualan mobil domestik diharapkan bertumbuh tahun depan, sehingga mendorong aktifitas pembiayaan.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik serta larangan ekspor dapat mempengaruhi penjualan alat berat. Entry barrier yang rendah. Naiknya suku bunga acuan membuat biaya dana lebih tinggi.
Tabel 3: Ringkasan Kinerja BBLD dan Perusahaan Sejenis per September 2013 BBLD Penjualan bersih [Rp miliar] Laba Operasi [Rp miliar] Laba bersih [Rp miliar]
468 140
BPFI 149 35
WOMF
VRNA
TIFA
1,177 60
274 33
133 40
105
27
45
24
29
Total aset [Rp miliar]
3.874
765
3.977
1.957
1.122
Total liabilitas [Rp miliar] Total ekuitas [Rp miliar]
2.802 1.072
555 210
3.489 488
1.714 243
864 258
Penjualan bersih [%]
7,4
28,4
-0,6
17,6
2,3
Laba operasi [%] Laba bersih [%]
-4,6 -4,1
25,0 28,6
262,2 197,8
6,5 4,3
-2,4 -3,3
29,9 22,4
23,5 18,1
5,1 3,8
12,0 8,8
30,1 21,8
Pertumbuhan YoY
Profitabilitas Marjin Laba operasi [%] Marjin Laba bersih [%] ROA [%]
2,7
3,5
1,1
1,2
2,6
ROE [%]
9,8
12,9
9,2
9,9
11,2
Leverage DER [x]
2,61
2,64
7,15
7,05
3,35
Sumber: PT Buana Finance Tbk, PT Batavia Prosperindo Finance Tbk, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk, PT Verena Multi Finance Tbk, PT Tifa Finance Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 9 dari 13
Buana Finance, Tbk TARGET HARGA VALUASI
Metodologi Kami mengaplikasikan metode Excess Return Method (ERM) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) BBLD jika dibandingkan dengan pertumbuhan asset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding lainnya. Penilaian ini berdasarkan pada nilai 100% saham BBLD per 20 Desember 2013, menggunakan laporan keuangan BBLD per 30 September 2013 sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai Kami menggunakan Cost of Equity sebesar 9,5% dan berdasarkan asumsiasumsi sebagai berikut: Tabel 4: Asumsi 8,5 1,7 0,6 9,5
Risk free rate [%]* Risk premium [%]* Beta [x]** Cost of Equity [%] Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: * Per tanggal 20 Desember 2013 **PEFINDO beta saham per 19 Desember 2013
Estimasi target harga referensi saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 20 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode ERM dengan asumsi tingkat diskonto 9,5%, adalah sebesar Rp1.190 – Rp1.250 per saham. Dengan menggunakan metode GCM (PBV 1,19X dan P/E 6,21X) adalah sebesar Rp530 – Rp790 per saham.
Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk ERM dan 30% untuk GCM. Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka Estimasi Target Harga referensi saham BBLD untuk 12 bulan adalah Rp995 – Rp1.110 per lembar saham. Tabel 5: Ringkasan Penilaian dengan Metode ERM Konservatif Beginning book value of equity [Rp Miliar] PV equity excess return [Rp Miliar] Terminal Value excess return [Rp Miliar] Total Equity Value [Rp Miliar] Number of Share [juta saham] Fair Value per Share [Rp]
Moderat
Agresif
1.071
1.071
1.071
552 1.445
581 1.522
610 1.598
1.965 1.646 1.190
2.012 1.646 1.220
2.059 1.646 1.250
Sumber: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 10 dari 13
Buana Finance, Tbk Tabel 6: Perbandingan GCM BBLD
BPFI
WOMF
VRNA
TIFA
Rata-rata
P/E, [x]
8,79
6,84
4,80
2,79
7,85
6,21
P/BV, [x]
1,20
1,99
0,96
0,40
1,42
1,19
Penilaian, 20 Desember 2013
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 7: Ringkasan Penilaian dengan Metode GCM Multiples (x)
P/E P/BV
Est, EPS (Rp)
1,19 6,21
Est, BV/Share (Rp)
85
Value (Rp)
662 -
790 530
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 8: Rekonsiliasi Nilai Wajar Nilai Wajar per Saham [Rp] ERM
GCM
Rata-rata
Batas Atas
1,250
790
1.110
Batas Bawah
1,190
530
995
Bobot
70%
30%
Sumber: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 11 dari 13
Buana Finance, Tbk Gambar 10: P/E dan P/BV Historis
Tabel 9: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 2010
2011
2012
2013P
2014P 12,00
Penjualan
1.355
1.099
1.216
1.343
1.487
Beban Operasi
(1.180 ) 175
(977)
(1.074)
(1.186)
(1.312)
123
142
157
174
Pajak
16
9
22
7
9
Laba Bersih
71
8
47
53
55
P/BV
1,200
10,00
1,00
8,00
,800 6,00
P/E
Laba Sebelum Pajak
1,400 P/E
PBV
[dalam Rp Miliar]
,600
Sumber: PT Buana Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
4,00
Tabel 10: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 2010
2011
2012
2013P
2014P
Anjak Piutang Piutang Lain-lain Kontrak Pertukaran Mata Uang
23
29
49
60
55
1.007
1.979
2.673
3.156
3.267
481
790
680
747
Gambar 11: ROA, ROE dan Total Asset Turnover Historis
824
16,00
0,20
14,00
0,18
14
-
4
4
5
16
12
2
25
28
-
11
21
29
32
0,12
8,00
0,10
6,00
0,08
7
7
8
9
Aset Sewa Operasi
12
6
4
4
5
2,00
Aset Tetap
20
22
39
58
80
0,00
4
4
4
4
4
1.583
2.860
3.495
4.097
4.307
Total Aset
0,06 0,04
0,02 0,00 2010 ROA
2011 ROE
2012 Total Asset Turnover
Sumber: PT Buana Finance Tbk., PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Kewajiban Pinjaman Bank
0,14
10,00
7
Aset Lain-lain
0,16
12,00
4,00
Uang muka dan lainnya
2012
TAT
Piutang Pembiayaan Konsumen
2011
Sumber: PT Buana Finance Tbk., PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Aset Lancar
Piutang Sewa Pembiayaan
2010
Aset
Kas dan Setara Kas
,200
-
ROA & ROE
[dalam Rp Miliar]
,400
2,00
611
1.843
2.390
2.906
3.026
Utang Pajak
5
13
12
14
15
Beban Akrual
6
10
15
16
18
Liabilitas Imbalan Pascakerja
7
14
18
21
22
Tabel 11: Rasio Penting Rasio
2010
2011
2012
2013P
2014P
10,6
48,9
44,2
5,1
9,1
0,4
67,1
48,5
(6,6)
12,7
47,0
67,1
48,5
(6,6)
12,7
Marjin Laba Operasi
29,5
32,9
34,0
30,0
31,0
Marjin Laba Bersih
22,0
24,7
25,4
22,6
23,4
Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas
0,7
2,0
2,4
2,8
2,7
Rasio KewajibanTerhadap Aset
0,4
0,7
0,7
0,7
0,7
Rasio Lancar
2,5
1,6
1,5
1,3
1,3
Rasio Cepat
2,5
1,6
1,5
1,3
1,3
Pertumbuhan [%]
Kewajiban lainnya
17
42
45
50
54
Total Kewajiban
646
1.921
2.480
3.007
3.135
Total Ekuitas
937
939
1.015
1.089
1.172
Penjualan Laba Sebelum Pajak Laba Bersih
Profitabilitas [%] Sumber: PT Buana Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Solvabilitas [X]
Likuiditas[X]
Sumber: PT Buana Finance Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 12 dari 13
Buana Finance, Tbk DISCLAIMER Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap teRpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian ( cut-off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi pena waran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu -waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perusahaan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perusahaan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa PEFINDO kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya mene rima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perusahaan yang dinilai. PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp.20.000.000,- dari Bursa Efek Indonesia untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia .
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
23 Desember 2013
Halaman 13 dari 13