The Effect of Immersions of the Teeth in Fresh Orange Juice and Commercial Orange Juice to the Enamel Hardness (In Vitro Study)
Saindra Arsa G, Ratna Meidyawati, RAH Nilakesuma
Corresponding address : Department of Conservation, Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. Jalan Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10430 Indonesia. Phone: +62 21 31906289, Fax: +62 21 31906289 Email address :
[email protected] (Saindra)
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
Abstract
Background: Orange juice has pH below enamel critical pH and is getting easier to be consumed since commercial one is provided. Objective: to know effects of immersion time and juice types to enamel hardness. Method: 60 premolars were immersed in fresh orange juice and commercial one (each n=30) for 30 and 60 minutes. Result: Repeated ANOVA, Friedman, Mann-Whitney and Independent Ttest results showed that enamel hardness decrease occured
(p<0,05) in every
measurement time and commercial juice immersion had significantly greater enamel hardness decrease (p<0,05). Conclusion: enamel hardness decrease was affected by juice pH, juice citric acid concentration, and immersion time. Keywords : Orange Juice, Enamel Hardness, pH
Abstrak Latar Belakang: Jus jeruk memiliki pH di bawah pH kritis email dan semakin mudah dikonsumsi dengan adanya bentuk kemasan. Tujuan: Mengetahui pengaruh lama perendaman dan jenis jus terhadap kekerasan email. Metode: 60 gigi premolar direndam di dalam jus jeruk segar dan kemasan (masing – masing n=30) selama 30 dan 60 menit. Hasil: Hasil analisis Repeated ANOVA, Friedman, Mann-Whitney dan Independent T-test, menunjukan terjadinya penurunan kekerasan email yang bermakna (p<0,05) di setiap waktu pengukuran, serta gigi yang direndam jus jeruk kemasan penurunan kekerasan emailnya lebih besar (p<0,05). Kesimpulan: Penurunan kekerasan email dipengaruhi pH dan kandungan asam sitrat jus jeruk serta lama perendaman. Kata kunci : Jus jeruk, kekerasan email, pH
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
PENDAHULUAN
Komponen mineral yang ada di email, dentin, dan sementum gigi adalah hidroksiapatit (HA). Mineral yang ada di struktur gigi ini stabilitasnya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan mulut, terutama pH mulut. Hidroksiapatit memiliki pH kritis dimana jika pH mulut lebih rendah dari pH kritis ini, maka mineral hidroksiapatit ini akan larut, yaitu lebih rendah dari level pH 5,5. Ketika pH mulut lebih rendah dari 5,5, terjadi interaksi yang progresif antara ion asam dengan gugus fosfat yang ada di hidroksiapatit dan mengakibatkan kristal di permukaan gigi larut sebagian atau seluruhnya. Kehilangan mineral gigi ini disebut proses demineralisasi. Proses demineralisasi bisa disebabkan asam yang dipengaruhi oleh bakteri dan asam yang tidak dipengaruhi bakteri.1 Asam yang dipengaruhi oleh bakteri disebabkan oleh bahan yang mudah difermentasi oleh bakteri seperti monosakarida dan disakarida. Ketika bahan ini terakumulasi dan berinteraksi dengan bakteri seperti Streptococcus mutants, maka akan terjadi proses fermentasi dimana produknya adalah asam organik. Asam organik produksi fermentasi ini bisa mengakibatkan demineralisasi gigi. Asam yang tidak dipengaruhi bakteri bisa berasal dari makanan atau minuman yang sudah bersifat asam seperti minuman berkarbonasi dan jus buah. Dikatakan tidak dipengaruhi bakteri karena asam tidak diproduksi oleh bakteri, dengan kata lain ada atau tidaknya bakteri kariogenik di permukaan gigi, suasana di permukaan gigi akan tetap bersuasana asam. Konsumsi yang tinggi dari minuman atau makanan asam ini bisa meningkatkan konsentrasi dan kekuatan ion asam di permukaan gigi dan bisa mempercepat proses demineralisasi. Selain berasal dari makanan dan minuman, zat
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
asam yang tidak dipengaruhi bakteri bisa berasal dari asam lambung saat terjadi gangguan pencernaan yang menyebabkan muntah.1 Demineralisasi ini mempengaruhi kekerasan email gigi. Kekerasan email semakin berkurang seiring dengan bertambahnya proses demineralisasi.2 Konsumsi buah di Indonesia untuk industri yang memproduksi jus buah kemasan mencapai 30%.3 Angka ini cukup tinggi dan berarti produksi jus buah kemasan juga tinggi. Produksi yang tinggi ini membuat masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan jus buah kemasan ini. Pada label komposisi yang ada di dalam kemasan jus buah, terdapat kandungan asam sitrat. Jika hidroksiapatit terpapar asam sitrat, maka akan terjadi pertukaran ion antara hidroksiapatit dengan asam sitrat sehingga ion kalsium dan fosfat dari hidroksiapatit terlepas.4 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi jus buah dalam kemasan terhadap kekerasan permukaan gigi dibandingkan dengan konsumsi jus buah segar. Hasil penelitian ini berguna untuk memberikan pencerdasan kepada masyarakat tentang dampak – dampak dari mengonsumsi jus buah baik jus buah kemasan maupun jus buah segar.
MATERIAL DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian laboratoris yang dilakukan di laboratorium Dental Material Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan laboratorium Metal Institut Teknologi Bandung pada bulan Oktober sampai November 2013.
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
Material. Alat dan bahan pada penelitian ini adalah jus jeruk kemasan merk Buavita, jus jeruk segar yang diperas dari jeruk pontianak (Citrus nobilis var. microcarpa), akuades, 60 gigi
premolar dewasa, resin dekoratif, Hardener, vaselin, Carborundum Disc, mikromotor dan handpiece low speed, mould, Grinding and Polishing Machine, amplas nomor 1500, beludru, alumina 1µ, Knoop Hardness Tester, kaca preparat, plastisin, alat press, pH meter digital, pot obat, dan kapas. Persiapan Spesimen Pembuatan spesimen dilakukan dengan cara 60 gigi premolar dewasa yang ditandai dengan pembentukan akar yang sempurna dipotoh bagian servikal sehingga mahkota dan akar terpisah dengan mikromotor low speed dan Carborundum Disc. Mahkota gigi diletakan di dasar dan di tengah mould dari pipa pralon setinggi 20 mm dan berdiameter 15 mm yang sudah dioles vaselin dan bagian dasar ditutup dengan kertas stiker dengan bagian bukal gigi menghadap ke dasar mould dan menempel di kertas stiker. Campuran resin dekoratif dan hardener dituangkan ke dalam mould sampai penuh dan dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mengeras. Setelah mengeras, spesimen dikeluarkan dari mould. Bagian spesimen yang terdapat gigi kemudian di asah di Grinding and Polishing Machine dengan amplas nomor 1500 sampai bagian gigi terlihat dan terekspos. Pengasahan tidak boleh lebih dari 1 mm. Spesimen yang sudah diasah, dipoles dengan mesin yang sama dengan kain beludru dan dengan bahan poles alumina 1µ selama 30 menit setiap spesimen. Spesimen dilihat di bawah lensa Knoop Hardness Tester, apabila masih ada goresan, spesimen kembali dipoles. Spesimen yang sudah tidak memiliki goresan dimasukan ke dalam pot obat dan bagian spesimen yang sudah dipoles ditutup dengan kapas sehingga bila
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
pot obat terguncang, bagian itu tidak berbenturan dengan dinding pot obat. Spesimen secara acak dipisah menjadi 2 kelompok sama besar dan ditandai. Pengukuran Kekerasan. Semua spesimen diukur kekerasannya sebelum perlakuan sehingga didapat nilai kekerasan awal. Knoop Hardness Tester diatur beban untuk indentasinya 100 gr selama 10 detik. Spesimen direkatkan di atas kaca preparat dengan plastisin kemudian ditekan di alat press. Spesimen diletakan di bawah lensa pada Knoop Hardness Tester dan diatur fokusnya sampai permukaan spesimen terlihat dengan jelas. Kemudian tekan tombol indentasi sehingga spesimen akan dindentasi dengan diamond pentrator selama 10 detik. Setelah 10 detik, spesimen kembali dilihat dengan lensa maka akan terlihat jejas berupa belah ketupat. Geser garis hitam yang terlihat di lensa ke kedua ujung belah ketupat, seperti terlihat pada gambar 1. Setelah itu tekan tombol pada Knoop Hardness Tester untuk melihat angka kekerasannya, maka akan muncul angka kekerasannya dalam bentuk KHN (Knoop Hardness Number). Indentasi dilakukan sebanyak 3 kali setiap pengukuran dan diambil rata – rata dari ketiga nilai tersebut untuk pencatatannya. Perlakuan. Kedua jenis jus jeruk diukur pH dan suhunya dengan pH meter digital. Spesimen direndam di dalam masing – masing jus jeruk selama 30 menit. Setelah 30 menit, spesimen dikeluarkan dari jus jeruk dan dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan dengan kertas tisu. Spesimen diukur nilai kekerasannya. Setelah itu spesimen kembali direndam di dalam jus jeruk selama 30 menit dan diukur kekerasannya sehingga total waktu perendaman spesimen adalah 60 menit.
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
Analisis Data Data kekerasan email yang terkumpul diuji normalitasnya dengan metode Kolmogorov Smirnov. Selain data kekerasan email, data selisih kekerasan email antar waktu pengukuran juga diuji normalitasnya. Data selisih dicari untuk mengetahui besarnya penurunan kekerasan email di setiap waktu pengukuran. Setelah diketahui distribusi datanya dilakukan Uji Independent T-test untuk mencari kemaknaan perbedaan kekerasan email awal di kedua kelompok perlakuan. Untuk melihat kebermaknaan penurunan kekerasan email setelah direndam di dalam jus jeruk kemasan maupun segar, data kekerasan email diuji dengan Repeated ANOVA dan Friedman. Kebermaknaan perbedaan kekerasan email gigi yang direndam di dalam jus jeruk kemasan dengan jus jeruk segar dilihat dari hasil uji Independent T-test dan Mann-Whitney. Untuk analisis yang terakhir yaitu melihat kebermaknaan perbedaan penurunan kekerasan email antar kedua kelompok perlakuan dengan menggunakan uji Independent T-test. Uji statistik dalam penelitian ini memiliki signifikansi 0,05 (nilai p=0,05) dan tingkat kepercayaan 95%.
HASIL PENELITIAN
Hasil pengukuran rata – rata sebelum, setelah 30 menit, dan 60 menit perendaman, standar deviasi, dan interval dapat dilihat di tabel 1 serta grafik pada
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
gambar 1. Semua kelompok data berdistribusi normal kecuali kelompok data kekerasan 60 menit perendaman di dalam jus jeruk segar. Hasil pengukuran kekerasan 30 menit perendaman dikurangi kekerasan sebelum perendaman dan kekerasan 60 menit perendaman dikurangi kekerasan 30 menit perendaman untuk melihat besarnya penurunan. Setelah kelompok data penurunan diuji normalitas, semua kelompok data penurunan berdistribusi normal. Analisis yang pertama dilakukan adalah melihat kebermaknaan kekerasan awal kelompok jus jeruk segar dan kemasan menggunakan Independent T-test dan hasilnya tidak bermakna (nilai p=0,503). Dengan ini dapat disimpulkan kekerasan awal kedua kelompok dapat diasumsikan sama. Analisis selanjutnya adalah untuk melihat kebermaknaan perbedaan kekerasan email sebelum, 30 menit, dan 60 menit setelah perendaman menggunakan Repeated ANOVA untuk kelompok data kekerasan email yang direndam dalam jus jeruk kemasan dan Friedman untuk kelompok data kekerasan email yang direndam dalam jus jeruk segar. Hasil dari analisis ini menunjukan adanya perbedaan yang bermakna (nilai p<0,05) pada semua kelompok data. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama direndam di dalam jus jeruk, kekerasan email semakin turun secara bermakna. Analisis selanjutnya adalah melihat kebermaknaan perbedaan kekerasan email yang direndam jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar menggunakan Independent Ttest untuk kekerasan email 30 menit setelah perendaman dan Mann-Whitney test untuk kekerasan email 60 menit setelah perendaman. Hasil analisis ini menunjukan adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok dan di semua waktu pengukuran. Jika dilihat pada tabel 1, maka dapat disimpulkan, email yang direndam di dalam jus
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
jeruk kemasan mengalami penurunan yang bermakna (nilai p<0,05) jika dibandingkan kekerasan email yang direndam di dalam jus jeruk segar. Analisis yang terakhir adalah melihat kebermaknaan perbedaan penurunan kekerasan email yang direndam di dalam jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar menggunakan Independent T-test. Hasil analisis ini menunjukan adanya perbedaan yang bermakna (nilai p<0,05) dari kedua kelompok. Dapat disimpulkan bahwa penurunan kekerasan email yang direndam di dalam jus jeruk kemasan lebih besar bermakna jika dibanding kekerasan email yang direndam di dalam jus jeruk segar.
PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kekerasan karena pengaruh jus jeruk dan melihat perbedaan kekerasan email karena pengaruh jenis jus yaitu jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar. Dalam penelitian ini spesimen diasah sehingga mengakibatkan permukaan yang terekspos bukan permukaan paling luar gigi. Hal ini dapat diterima karena pada keadaan klinis demineralisasi bisa terjadi di bawah permukaan gigi.5 Waktu perendaman 60 menit dipilih karena bisa menghasilkan pelepasan mineral yang bisa diukur dengan profilometer.6 Di dalam literatur sebelumnya, interval waktu perendaman adalah 15 – 60 menit dan perendaman 60 menit dapat diterima di dalam literatur sebelumnya.5
7
Waktu perendaman 60 menit mensimulasikan 1 bulan
konsumsi jus dengan asumsi 2 menit sekali minum, hal ini disesuaikan dengan penelitian Stephan, 1944 yang meminta subjek membilas rongga mulutnya dengan larutan glukosa selama 2 menit.8 Jus jeruk dipilih karena berdasarkan survey pada mahasiswa FKG, konsumsi paling sering adalah jus jeruk.
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
Pada tabel data deskriptif, kekerasan email semakin turun seiring dengan semakin lamanya waktu. Kelompok perlakuan pertama yaitu yang direndam di dalam jus jeruk segar menunjukan perbedaan kekerasan email dan nilai penurunan kekersan email yang bermakna di setiap waktu pengukuran. Demikian pula dengan kelompok perlakuan kedua. Hal ini menunjukan bahwa semakin lama gigi terpapar zat asam, kekerasannya akan semakin berkurang. Konsumsi minuman ringan asam dapat menyebabkan demineralisasi dan penurunan tingkat kekerasan email gigi yang diketahui sebagai erosi gigi9. Erosi gigi adalah kehilangan mineral yang ada di gigi karena dilarutkan oleh asam10. pH jus jeruk segar dalam penelitian ini adalah 4,34 dan pH jus jeruk kemasan dalam penelitian ini adalah 3,78. Nilai pH jus dalam penelitian ini berada di bawah pH kritis email yaitu 5,5 yang artinya sudah mampu menyebabkan erosi gigi1. Selain pH dari zat asam yang mempengaruhi erosi gigi ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain, kapasitas buffer, frekuensi terpapar, lamanya terpapar, jumlah, dan konsentrasi asam zat itu11. Di dalam rongga mulut dapat terjadi proses remineralisasi yang dipengaruhi 2 faktor, yaitu naiknya pH rongga mulut dan tersedianya ion Ca2+ dan ion PO42- yang cukup. Proses remineralisasi diawali dengan naiknya pH mulut di atas pH kritis sehingga tidak lagi terjadi pelepasan mineral gigi. Naiknya pH mulut dipengaruhi oleh kapasitas buffer saliva. Setelah pH naik, ion – ion yang terkandung di saliva dapat memperbaiki mineral gigi yang larut karena asam.1 Asam dibagi menjadi 2 yaitu asam instrinsik dan asam ekstrinsik. Yang termasuk asam intrsinsik adalah asam lambung karena muntah, bulimia, dan anorexia. Makanan dan minuman asam termasuk asam ekstrinsik.1 Minuman asam dapat menyebabkan demineralisasi dan demineralisasi merupakan faktor yang menyebabkan karies gigi ketika demineralisasi lebih dominan daripada remineralisasi.12
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
Menurut Pujjanut Benjakul, dkk (2011) email gigi yang direndam paling lama di dalam sup asam dari Thailand (Kangsom) menunjukan penurunan yang paling besar.13 Dengan demikian dapat disimpulkan konsumsi jus jeruk dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan demineralisasi dan dapat meningkatkan resiko terjadinya karies. Pengamatan selanjutnya adalah pengaruh perendaman jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar terhadap kekerasan email. Jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar keduanya mengandung asam sitrat tetapi dengan jumlah yang berbeda. Jus jeruk segar memiliki sekitar 9,6 gram per liternya, sedangkan jus jeruk kemasan memiliki sekitar 16,8 gram per liter.14 Di dunia jus jeruk sering digunakan untuk mewakili minuman yang memiliki kandungan asam sitrat dan beberapa studi telah menemukan potensi minuman dengan kandungan asam sitrat pada proses erosi gigi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tais Scaramucci (2011) menemukan bahwa email yang direndam di dalam larutan asam sitrat 1% dengan pH 3,8 mengalami penurunan kekerasan yang paling besar jika dibandingkan dengan jus buatan dan beberapa merk jus.15 Dalam penelitiannya, M. E. Barbour dkk (2005) menemukan bahwa gigi yang direndam di dalam larutan yang memiliki kandungan asam sitrat mengalami penurunan kekerasan email yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan gigi yang direndam di dalam larutan tanpa kandungan asam sitrat. Hal ini membuktikan bahwa asam sitrat sangat berperan dalam penurunan kekerasan email gigi.16 Konsentrasi asam sitrat di dalam larutan mempengaruhi besarnya kehilangan mineral dari struktur jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum). Shellis Rp dkk (2010) dalam penelitiannya terlihat bahwa terdapat perbedaan angka kelarutan email yang signifikan pada spesimen yang direndam di dalam larutan asam sitrat 1% dan 0,3% pada pH 2,45 dan 3,2 dimana kelarutan email spesimen yang direndam di dalam
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
larutan asam sitrat 1% lebih tinggi daripada kelarutan email spesimen yang direndam di dalam larutan asam sitrat 0,3%. Perbedaan yang tidak signifikan ditemukan pada kelarutan email spesimen yang direndam di dalam larutan asam sitrat 1% dengan spesimen yang direndam di dalam larutan asam sitrat 0,3% pada pH 3,9 tetapi tetap menunjukan adanya kelarutan email yang lebih besar pada spesimen yang direndam di dalam larutan asam sitrat 1%.17 . Dalam penelitian D.N. Misra (1996) tertera pertukaran ion yang terjadi ketika mineral hydroxyapatite direndam di dalam larutan asam sitrat adalah sebagai berikut4 : HCit2- + 2H2+ (Dari larutan ke permukaan)
H2PO41- + HPO42- + 1.5Ca3+ (Dari permukaan ke larutan) Dari pertukaran ini, terlihat bahwa permukaan gigi kehilangan fosfat dan kalsium karena berinteraksi dengan asam sitrat. Kehilangan ini menunjukan adanya proses demineralisasi pada gigi. Kekerasan email semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
proses
demineralisasi.2
Dapat
disimpulkan
asam
sitrat
bisa
menyebabkan penurunan kekerasan email. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, semakin asam zat yang memapar email gigi, maka email gigi akan semakin banyak kehilangan mineral, maka kekerasan permukaannya akan semakin berkurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gigi yang direndam di dalam jus jeruk kemasan mengalami penurunan kekerasan email yang lebih besar daripada gigi yang direndam di dalam jus jeruk segar karena jus jeruk kemasan memiliki pH yang lebih asam dan memiliki kandungan asam sitrat yang lebih tinggi dibanding jus jeruk segar.
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
KESIMPULAN Penurunan kekerasan email gigi semakin besar seiring dengan semakin lamanya gigi direndam di dalam jus jeruk. Penurunan kekerasan email paling besar terjadi pada spesimen gigi yang direndam di dalam jus jeruk kemasan karena memiliki pH yang lebih rendah dan kandungan asam sitrat yang lebih besar.
SARAN Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan menggunakan saliva buatan agar mendekati keadaan klinis rongga mulut, selain itu untuk penelitian yang sama, disarankan kandungan asam sitrat di kedua jus diukur terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mount, Graham J. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Australia : Knowledge Book and Software; 2005, 2 – 36.
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
2.
Rívea Inês Ferreira, Francisco Haiter-Neto, Cínthia Pereira Machado Tabchoury, Frab
Norberto
Bóscolo.
“In
Vitro
Induction
of
Email
Subsurface
Demineralization for Evaluation of Diagnostic Imaging Methods.” J Appl Oral Sci. 2007;15(5):392-8. 3.
Investor Daily “Permintaan Buah-buahan Nasional Tumbuh 12-15%.” Style Sheet. http://www.investor.co.id/agribusiness/permintaan-buah-buahan-nasionaltumbuh-12-15/15262 (28 Juni 2013).
4.
D.N. Misra. “Interaction of Citric Acid with Hydroxyapatite: Surface Exchange of Ions and Precipitation of Calcium Citrate”. J Dent Res 75(6): 1418-1425, June, 1996
5. Syed J, Chadwick RG. “Summary of: a laboratory investigation of consumer addition of UHT milk to lessen the erosive potential of fizzy drinks”. Br Dent J 2009;206:154e5. 6.
Pojjanut Benjakul, Chanya Chuenarrom. “Association of Dental Enamel Loss with the PH and Titratable Acidity of Beverages”. Journal of Dental Sciences (2011) 6, 129 – 133
7 . Rees J. The role of drinks in erosion. Oral Health Report 2007; 1: 11-16. 8.
STEPHAN, R.M.: Intra-oral Hydrogen-ion Concentrations Associated with Dental Caries Activity, J Dent Res 23:257- 266, 1944.
9. Beyer Markus, Reichert Jörg, Bossert Jörg, et al. “Acids with an equivalent taste lead to different erosion of human dental enamel”. Dental Materials. Oct2011, Vol. 27 Issue 10, p1017-1023. 7p 10. Ana Carolina Valinoti, Viviane Santos Da Silva Pierro, Eduardo Moreira Da Silva, et al. “In vitro alterations in dental enamel exposed to acidic medicines”. International Journal of Paediatric Dentistry 2011; 21: 141–150.
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
11. M Bolan, MC Ferreira, RS Vieira. “Erosive effects of acidic center-filled chewing gum on primary and permanent enamel”. Journal of Indian Society of Pedodontics and Preventive Dentistry (2008) Vol. 26 Issue 4, Page 149-152. 12. Capelli, David P. Prevention in Clinical Oral Health Care. Missouri : Mosby; 2008. 3-4 13. Pojjanut Benjakul, Paruhat Prommontri, Chanya Chuenarrom, Ureporn Leggat, “Effects of Sour Curry Temperature with Fermented Shrimp Paste on Surface Hardness of Tooth Email.” Songklanakarin J. Sci. Technol. 33 (4), 419-423, Jul. Aug. 2011. 14. Kristina L. Penniston, Stephen Y. Nakada, Ross P. Holmes, et al. “Quantitative Assessment of Citric Acid in Lemon Juice, Lime Juice, and CommerciallyAvailable Fruit Juice Products”. J Endourol. 2008 March ; 22(3): 567–570. 15. Tais Scaramucci, Anderson T. Hara, Domenick T. Zero, et al. “Development of an orange juice surrogate for the study of dental erosion”. Braz Dent J (2011) 22(6): 473-478. 16. M. E. Barbour, D. M. Parker, G. C. Allen. “Human enamel erosion in constant composition citric acid solutions as a function of degree of saturation with respect to hydroxyapatite”. Journal of Oral Rehabilitation 2005 32; 16–21. 17. Shellis RP, Barbour ME, Jones SB. “Effects of pH and acid concentration on erosive dissolution of enamel, dentine, and compressed hydroxyapatite”. Eur J Oral Sci 2010; 118: 475–482.
Tabel 1. Nilai rata – rata kekerasan email dan standar deviasi sebelum dan sesudah direndam jus jeruk kemasan dan jus jeruk segar. 95% Confidence Variabel N Rata-rata SD Interval
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013
Jus jeruk kemasan 30
388,75
21,55
380,70 – 396,80
Setelah 30 menit direndam
30
309,37
29,15
298,49 – 320,26
Setelah 60 menit direndam
30
248,08
27,03
237,98 – 258,17
30
392,80
24,91
383,50 – 402,10
Setelah 30 menit direndam
30
341,47
20,19
333,93 – 349,01
Setelah 60 menit direndam
30
312,79
18,09
306,03 – 319,55
Sebelum direndam
Jus Jeruk Segar Sebelum direndam
450 400 350 300 250
Jus Jeruk Kemasan
200
Jus Jeruk Segar
150 100 50 0 Sebelum
30 menit
60 menit
Gambar 1. Grafik nilai kekerasan email pada setiap waktu pengukuran.
The Effects of immersions..., Saindra Arsa G, FKG UI, 2013