TESIS
PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI
MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
TESIS
PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI
MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI NIM 1091662010
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 i
PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
MADE DWI BASKARA WIGUNA GIRI NIM 1091662010
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 ii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 3 Februari 2014
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr.A.A.N.B.Dwirandra,SE.,MSi.,Ak. Ni Putu Sri Harta Mimba,SE.,MSi.,Ph.D, Ak. NIP. 19641223 199303 1 001 NIP. 19730515 199903 2 003
Mengetahui, Ketua Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE.,MSBA.,Ak. Prof.Dr.dr.A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K) NIP. 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis ini telah diuji pada Tanggal 9 Januari 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No. 0085/UN14.4/HK/2013 Tanggal 9 Januari 2014
Ketua : Dr.A.A.N.B.Dwirandra, SE., MSi., Ak.
Sekretaris : Ni Putu Sri Harta Mimba, SE., MSi., Ph.D, Ak.
Anggota : 1. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., MSi. 2. Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., MSi., Ak. 3. Dr. I.D.G. Dharma Suputra, SE., MSi., Ak.
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Nama
: Made Dwi Baskara Wiguna Giri
NIM
: 1091662010
Program Studi : Magister Akuntansi Judul Tesis
: Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Kinerja Manajerial dengan
Keadilan
Distributif,
Keadilan
Prosedural,
dan
Komitmen Tujuan Anggaran sebagai Variabel Pemediasi
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, Februari 2014
(Made Dwi Baskara Wiguna Giri)
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara Nugrahanya, sehingga tesis dengan judul “PENGARUH MANAJERIAL
PARTISIPASI DENGAN
PENGANGGARAN
KEADILAN
PADA
DISTRIBUTIF,
KINERJA KEADILAN
PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI” dapat terselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2) di Program Pascasarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana guna memperoleh gelar Magister Akuntansi, konsentrasi Akuntansi Keuangan dan Auditing. Sepenuhnya disadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan tesis ini tidak akan membuahkan hasil yang berarti. Pada kesempatan ini perkenankan pula penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas restuNYA dalam penyelesaian tesis ini. 2. Dr.A.A.N.B.Dwirandra, SE., MSi., Ak., sebagai Pembimbing I beserta Ni Putu Sri Harta Mimba, SE., MSi., Ph.D, Ak., sebagai Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 3. Para penguji tesis ini, yaitu Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., MSi. , Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., MSi., Ak.. dan Dr. I.D.G. Dharma Suputra, vi
SE., MSi., Ak., yang dengan penuh perhatian memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 4. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister, Program Studi Akuntansi pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana. 5. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) sebagai Direktur Program Pascasarjana, Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister, Program Studi Akuntansi pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana. 6. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, Ak., selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi (MAKSI), Universitas Udayana. Bapak dan Ibu pengajar serta seluruh staf Program Magister Akuntansi, Universitas Udayana yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini. 7. Terima kasih untuk orang-orang tercinta, Papa, dr. I Ketut Rumasta Giri M.Kes, Mama, dr. IGA Sri Kastariani M.Kes, Kakak, dr. Putu Bagus Surya Witantra Giri, Kakak Ipar, drg Dian Mahayuni Karina, dan Wiwit atas segala doa dan dukungan yang tidak pernah terhenti kepada penulis selama menempuh pendidikan. 8. Rekan seperjuangan saya, Adi, Lanang, Dewa, Rudy, Agung, dan seluruh rekan mahasiswa angkatan VII MAKSI Universitas Udayana, terima kasih atas dukungan, semangat dan kerjasama rekan-rekan yang telah vii
memotivasi penulis dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan anugerah-Nya kepada kita semua, serta kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung selama menempuh studi hingga penulisan tesis ini selesai.
Denpasar, Januari 2014
Penulis
viii
PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI
ABSTRAK
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Kinerja manajerial didasarkan pada seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan. Kinerja manajerial dikatakan efektif jika tujuan anggaran dapat tercapai dan bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam penganggaran. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial menemukan hasil yang tidak konsisten. Inkonistensi hasil penelitian sebelumnya dapat dipengaruhi oleh adanya variabel lain yang memengaruhi hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi. Penelitian dilakukan pada tahun 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dengan 37 manajer tingkat menengah RSUP Sanglah sebagai responden. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling, yaitu memiliki jabatan (kepala bidang/kepala bagian/kepala unit dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepala sub unit), telah menduduki jabatan tersebut minimal 1 tahun, serta terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Instrumen penelitian telah lulus uji validitas dan reliabilitas. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.
Kata kunci:
Partisipasi penganggaran, Kinerja Manajerial, Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Komitmen Tujuan Anggaran.
ix
THE INFLUENCE OF BUDGETARY PARTICIPATION ON MANAGERIAL PERFORMANCE WITH DISTIBUTIVE FAIRNESS, PROCEDURAL FAIRNESS, AND BUDGET GOAL COMMITMENT AS MEDIATING VARIABLES ABSTRACT Managerial performace is a factor that can be used to increase the organanisational effectiveness. Managerial performance is based on how far manager could do the management functions which consist of planning, investigating, coordinating, evaluating, supervising, staff selecting, negotiating, and representing. Managerial performance will be effective if the budget goals can be achieved and subordinates have a chance to get involve or participate in the process of budget arrangement. Previous research concerning the effect of budgetary participation on managerial performance have found inconsistent results. These could be affected by another variable that affect the relationship between budgetary participation and managerial performace. This research was conducted in 2013 and directed to determine the effect of budgetary participation on managerial performance with distributive fairness, procedural fairness, and budget goal commitment as mediating variables. Data collection was done using questionnaires and dedicated to 37 middle level managers of RSUP Sanglah as respondents. Respondents was selected by purposive sampling method in which the respondents should have middle level manager position, minimum of one year experience in that position, and involved in the making of budget. The analysis technique used in this study is Partial Least Square (PLS). The instruments have been examined for its validity and reliability. Stastical analysis showed that distributive fairness, procedural fairness, and budget goal commitment could be a mediating variables in the relationship of budget participation on managerial performace.
Keywords:
Managerial performance, budgetary participation, distributive fairness, procedural fairness, and budget goal commitment.
x
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM................................................................................................. i PRASYARAT GELAR......................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ...................................................... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................................................v UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ ix ABSTRACT .............................................................................................................x DAFTAR ISI................................................................................................ …….xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... ….. xiii DAFTAR GAMBAR................................................................................... …...xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................
1 8 9 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Ekuitas ............................................................................ 2.2 Teori Penetapan Tujuan ........................................................... 2.3 Partisipasi Penganggaran ......................................................... 2.4 Keadilan Distributif.................................................................. 2.5 Keadilan Prosedural ................................................................. 2.6 Komitmen Tujuan Anggaran.................................................... 2.7 Kinerja Manajerial ................................................................... 2.8 Penelitian Sebelumnya .............................................................
10 11 12 13 14 15 15 18
xi
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir.................................................................... 3.2 Konsep Penelitian..................................................................... 3.3 Hipotesis Penelitian..................................................................
24 25 25
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 4.3 Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 4.4 Penentuan Sumber Data ........................................................... 4.4.1 Sumber Data.................................................................... 4.4.2 Populasi dan Sampel ....................................................... 4.5 Variabel Penelitian ................................................................... 4.5.1 Identifikasi Variabel........................................................ 4.5.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............. 4.6 Analisis Data ............................................................................
30 32 32 32 32 33 34 34 35 36
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ............................................ 5.2 Hasil Uji Partial Least Square (PLS) ...................................... 5.2.1 Goodness of fit ................................................................ 5.2.2 Pengujian Hipotesis.........................................................
43 46 47 55
BAB VI PEMBAHASAN ...........................................................................
60
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan .................................................................................. 7.2 Saran.........................................................................................
65 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL No.
Tabel
Halaman
4.1 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12
Jumlah Sampel Penelitian ................................................................. Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ..................... Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. Profil Responden Berdasarkan Umur................................................ Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja .................................. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................ Uji convergent validity...................................................................... Uji discriminant validity ................................................................... Average Variance Extracted (AVE) ................................................. Composite Reliability ........................................................................ R2 Variabel Latent Endogen............................................................. t-statistic............................................................................................ Path Coefficients ...............................................................................
xiii
34 43 44 44 45 46 48 50 52 53 54 55 57
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar
Halaman
3.1
Kerangka Berpikir.............................................................................
24
3.2
Konsep Penelitian..............................................................................
25
4.1 4.2 5.1
Rancangan Penelitian ........................................................................ Ilustrasi Model Penelitian ................................................................. Hasil Uji PLS ....................................................................................
31 38 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Kuesioner Penelitian
2.
Rangkuman hasil penelitian sebelumnya
3.
Tabulasi Kuesioner
4.
Output uji goodness of fit
5.
Output uji hipotesis
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi dalam
keberhasilan pembangunan bangsa. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ Tahun 1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap penduduk. Setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Irawati, 2008) Rumah sakit sebagai salah satu organisasi yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan diharapkan untuk selalu dapat memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi masyarakat. Banyaknya rumah sakit yang ada saat ini, lingkungan usaha yang semakin maju, dan tingginya persaingan dalam memberikan kualitas pelayanan terbaik bagi masyarakat, mengharuskan seluruh rumah sakit yang telah berdiri dan beroperasi untuk mempersiapkan diri membina organisasinya terutama sumber daya dan sistem manajerial agar mampu menciptakan jasa pelayanan kesehatan rumah sakit yang berkualitas bagi pelanggannya (Hafizurrachman, 2009). Pengelolaan sumber daya yang ada membutuhkan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan manajemen yang dimiliki oleh seorang manajer.
1
2
Manajer yang baik adalah manajer yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen
dengan
efektif.
Fungsi-fungsi
manajemen
tersebut
meliputi
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan (Mahoney, et al.) dalam Handoko (1996:34). Fungsifungsi manajemen ini merupakan indikator untuk mengukur kinerja manajerial. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi (Sumadiyah dan Susanta, 2004). Semakin efektif dan efisiennya organisasi tentu berpengaruh terhadap kemampuan organisasi tersebut untuk tetap bertahan di tengah persaingan usaha yang semakin tinggi. Selain itu, untuk membantu rumah sakit agar menjadi lebih baik lagi, pemerintah dalam hal ini menetapkan suatu standar bagi rumah sakit yang biasa disebut dengan akreditasi rumah sakit. Akreditasi rumah sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan penilaian terhadap rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang ditetapkan. Sebuah proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya mutu di rumah sakit, sehingga rumah sakit senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan juga keamanan dari pelayanan kesehatan yang diberikannya. Akreditasi rumah sakit ini menuntut manajer untuk secara penuh menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya seperti perencanaan anggaran dan penggunaan sumber daya yang lebih baik, melakukan koordinasi dengan seluruh
3
staf yang ada di rumah sakit, melakukan evaluasi dan pengawasan, serta pemilihan staf yang tepat dan berdedikasi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Undang-undang Kesehatan no. 44 tahun 2009 pasal 40 ayat 1 menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. Lebih lanjut dijelaskan pada Peraturan Menteri Kesehatan No 147/MENKES/PER/I/2010 Pasal 10 tentang perizinan rumah sakit yang menegaskan akreditasi merupakan salah satu syarat dalam pemberian izin operasional bagi rumah sakit. Hal ini mengindikasikan pentingnya rumah sakit untuk selalu berusaha mempertahankan akreditasi dan tidak merasa puas atas akreditasi yang telah dimilikinya. Peningkatan kinerja manajerial yang dilakukan secara efektif di rumah sakit merupakan salah satu cara mempertahankan akreditasi ini. Indriantoro (1993) dan Supomo (1998) dalam Kurnia (2010) menyatakan bahwa kinerja manajerial dikatakan efektif jika tujuan anggaran dapat tercapai dan bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam penganggaran. Partisipasi dari bawahan dalam penyusunan anggaran dapat memberikan kesempatan
untuk
memasukkan
informasi
lokal.
Bawahan
dapat
mengkomunikasikan atau mengungkapkan beberapa informasi pribadi yang dapat dimasukkan dalam anggaran yang dipakai sebagai dasar penilaian kinerja bila bawahan ikut serta dalam proses penganggaran. Partisipasi penganggaran adalah proses yang menggambarkan individuindividu yang terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh
4
terhadap target anggaran. Partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat meningkatkan kinerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas organisasi (Nor, 2007). Penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajer, yaitu ketika suatu tujuan dirancang dan secara partisipasi disetujui maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran (Milani, 1975). Beberapa peneliti telah menguji pengaruh partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial, namun bukti-bukti empiris memberikan hasil yang bervariasi dan tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Kenis (1979), Brownell (1982), Brownell dan MccInnes (1986), Frucot dan Shearon (1991), Indriantoro (1995), menemukan bahwa partisipasi penganggaran dan kinerja memiliki hubungan yang positif (Sumarno, 2005). Demikian halnya studi yang dilakukan oleh Brownell dan Mcinnes (1986) dalam Sumarno (2005) menemukan bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial. Hasil yang berbeda ditemukan dalam studi yang dilakukan oleh Cherrington dan Cherrington (1973), Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan Hirst (1986), Morse dan Reimer (1956). Studi mereka menyimpulkan bahwa partisipasi penganggaran mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil yang sama diperoleh peneliti lain, seperti Stedry (1960), Bryan dan Locke (1967) dalam Sumarno (2005) menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial.
5
Pengaruh negatif antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial dapat disebabkan oleh timbulnya perilaku disfungsional, misalnya individu menciptakan kesenjangan anggaran, terjadinya pseudo participation, atau atasan perusahaan menyatakan menggunakan partisipasi dalam penganggaran padahal sebenarnya tidak. Partisipasi semu yang terjadi di perusahaan membuat karyawan tidak termotivasi untuk mencapai tujuan secara maksimal (Siegel dan Marconi 1989). Govindarajan (1986) dalam Sumarno (2005) menyatakan bahwa adanya ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian tersebut patut diduga disebabkan adanya faktor-faktor lain yang bersifat kontingensi. Pendekatan kontingensi (contingency approach) menegaskan kemungkinan adanya variabel-variabel lain yang dapat bertindak sebagai faktor moderasi atau pemediasi yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Brownell, 1982a; Murray, 1990; Shield dan Young,1993) dalam (Nor, 2007). Penelitian ini akan menggunakan variabel keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi. Penggunaan variabel-variabel tersebut dipengaruhi oleh pendapat dalam penelitian bidang penganggaran yang menyatakan persepsi tentang keadilan dapat berperan dalam kinerja (Wentzel, 2002). Persepsi keadilan yang dimaksud adalah keadilan distributif dan keadilan prosedural. Greenberg (1986) mendefinisikan keadilan distributif sebagai kewajaran evaluasi yang diterima relatif terhadap pekerjaan yang dilakukan. Folger dan Konovsky (1989) mendefinisikan keadilan distributif sebagai keadilan yang dirasakan terkait jumlah kompensasi yang
6
diterima karyawan. Magner dan Johnson (1995) menyatakan keadilan distributif berkaitan dengan outcome karena hal yang ditekankan adalah distribusi yang diterima, terlepas dari bagaimana distribusi tersebut ditentukan. Keadilan prosedural menurut Greenberg (1986) adalah keyakinan tentang evaluasi kinerja yang adil dapat juga didasarkan pada prosedur dimana evaluasi ditentukan, terlepas dari peringkat yang diterima. Leventhal (1980) dalam Wentzel (2002) menjelaskan bahwa keadilan prosedural dihubungkan dengan keadilan dari prosedur yang digunakan untuk menentukan outcome secara distributif. Folger dan Konovsky (1989) menyatakan keadilan prosedural sebagai keadilan yang dirasakan terkait cara yang digunakan untuk menentukan jumlah kompensasi. Variabel komitmen tujuan anggaran dipilih pada proses penyusunan anggaran dengan asumsi bahwa pimpinan akan berusaha mencapai sasaran anggaran yang telah ada. Menurut Kreitner dan Kinicki (2000) komitmen tujuan anggaran merupakan sejumlah komitmen untuk mencapai suatu sasaran, yang artinya manajer yang memiliki tingkat komitmen tujuan anggaran yang tinggi akan memiliki pandangan positif dan akan berusaha berbuat yang terbaik untuk mencapai sasaran anggaran tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial, serta pengaruh keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran pada hubungan antara partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial pada Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (selanjutnya disebut RSUP Sanglah). RSUP Sanglah merupakan salah satu rumah sakit yang
7
menawarkan mutu dan kualitas pelayanan yang baik dan telah terakreditasi. RSUP Sanglah dipilih sebagai tempat penelitian karena telah memiliki akreditasi Joint Commision International (selanjutnya disebut JCI) yang ditetapkan sebagai sebuah standar akreditasi baru bagi rumah sakit oleh Kementrian Kesehatan RI. Penetapan ini menjadikan RSUP Sanglah sebagai rumah sakit pertama di Bali yang telah memiliki standar JCI pada tanggal 24 April 2013. Saat ini hanya terdapat dua rumah sakit pemerintah di Indonesia yang telah terakreditasi JCI yaitu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSUP Sanglah. JCI merupakan lembaga akreditasi independen berstandar internasional yang berfokus pada kualitas dan keamanan pelayanan kepada masyarakat. Sesuai dengan undang-undang Kesehatan no. 44 tahun 2009 pasal 40 ayat 1, akreditasi terhadap rumah sakit akan dilakukan kembali dalam jangka waktu minimal 3 tahun. Dalam jangka waktu tersebut, tentunya akan terjadi dinamikadinamika dalam organisasi yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam RSUP Sanglah. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat berpengaruh pada kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Ketidakpuasan masyarakat akibat menurunnya kualitas pelayanan tentu menjadi masalah bagi RSUP Sanglah yang telah memiliki akreditasi JCI yang mengedepankan kualitas dan keamanan pelayanan. Selain itu, kegagalan dalam mempertahankan akreditasi yang dimiliki dapat menjadi penyebab tidak diperpanjangnya izin operasional rumah sakit, serta lemahnya legitimasi kelembagaan dimata hukum. Maka dari itu, demi mempertahankan akreditasi JCI yang telah dimiliki, pihak manajemen RSUP
8
Sanglah harus meningkatkan kinerja manajerial agar dapat mengatasi segala dinamika atau masalah yang terjadi pada rumah sakit. Perbedaan penelitian ini dengan Penelitian Yenti (2003), Mulyasari dan Sugiri (2005), adalah pada tempat penelitiannya. Penelitian ini dilakukan pada rumah sakit milik pemerintah, sedangkan penelitian yang dilakukan Yenti (2003), Mulyasari dan Sugiri (2005) pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Selain itu pada penelitian ini tidak menggunakan teknik analisis data Structural Equation Modeling (SEM) seperti pada penelitian Yenti (2003), Mulyasari dan Sugiri (2005), dan penelitian Wentzel (2002) tetapi akan menggunakan teknik analisis data Partial Least Square (PLS).
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi? 2) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi? 3) Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi?
9
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi. 2) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi. 3) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan literatur akuntansi keperilakuan terutama dalam penerapan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. 2) Bagi RSUP Sanglah dan rumah sakit-rumah sakit lainnya, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dan bahan evaluasi untuk dapat mempertahankan akreditasi yang telah dimiliki. Adanya partisipasi penganggaran diharapkan akan meningkatkan persepsi keadilan dan komitmen tujuan anggaran pihak-pihak pelaksana anggaran, sehingga akhirnya akan dicapai peningkatan kinerja manajerial yang mengarah pada peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Teori Ekuitas Teori ekuitas (equity theory) pertama kali dikembangkan oleh John Stacey
Adams pada tahun 1963. Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan kepuasan relasional dalam hal persepsi distribusi yang adil/tidak adil dari sumber daya dalam hubungan interpersonal. Menurut teori ekuitas, motivasi seseorang dihubungkan dengan ekuitas (equity), dan keadilan (fairness dan justice) yang diterapkan oleh pihak manajemen. Adams (1965) dalam Greenberg (1986) berfokus pada rasio relatif outcome yang didapatkan karyawan dari input yang mereka berikan, dibandingkan dengan standar sebagai basis untuk menilai keadilan atas sebuah hubungan. Input yang dimaksud adalah kontribusi apapun yang individu berikan dalam pekerjaannya maupun hubungan kerjanya. Input dapat berupa waktu, tenaga, loyalitas, komitmen, kepercayaan pada supervisor, toleransi, kemampuan, fleksibilitas, dan lainnya. Outcome merupakan konsekuensi positif maupun negatif yang individu rasakan akibat input yang diberikan. Outcome dapat berupa kompensasi, pengakuan, promosi, reputasi, tanggung jawab, dan lainnya. Menurut teori ekuitas, orang-orang akan mencari keseimbangan antara input dan outcome yang didapat. Keadilan dapat digunakan sebagai cara untuk memecahkan konflikkonflik, menyeleksi karyawan, menyelesaikan perselisihan antar karyawan, dan
10
11
negosiasi gaji (Greenberg, 1986). Pendekatan yang dilakukan dengan cara yang berbeda terhadap suatu keadilan akan sangat berguna untuk menjelaskan bermacam perilaku dalam konteks organisasi saat ini (Latif, 2007). Teori ekuitas merupakan dasar dari konsep keadilan organisasional, yaitu keadilan distributif dan keadilan prosedural. Berdasarkan teori ekuitas, keadilan distributif dan keadilan prosedural merujuk pada persepsi karyawan terhadap kewajaran dan keseimbangan antara masukan-masukan yang mereka berikan (input) dengan hasil-hasil organisasional yang mereka terima, serta persepsi karyawan tentang wajar atau tidaknya proses-proses yang digunakan untuk mendistribusikan hasil-hasil organisasional tersebut (Pareke, 2004).
2.2
Teori Penetapan Tujuan Locke et al. (1981) berpendapat bahwa tujuan adalah apa yang seseorang
coba dapatkan, yang merupakan objek atau tujuan dari sebuah tindakan. Jika seseorang telah menentukan tujuan atas tindakannya di masa depan, maka tujuan tersebut akan memengaruhi tindakan dan perilaku seseorang. Komitmen seseorang terhadap sasaran tertentu juga akan memengaruhi tindakan dan memengaruhi konsekuensi kinerjanya (Hudayati, 2002). Dapat dikatakan bahwa, tujuan adalah suatu bentuk motivasi yang menentukan standar untuk kepuasan diri terhadap kinerja. Robbins dan Judge (2008: 237) menyatakan teori penetapan tujuan adalah teori dimana tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit, dengan umpan balik akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Teori penetapan tujuan menjelaskan
12
hubungan tujuan yang ditetapkan dengan kinerja. Teori penetapan tujuan menunjukkan bahwa keterlibatan manajer dalam proses penganggaran akan memengaruhi harapan yang diterima atas outcome (Susmitha, 2012). Efektivitas penetapan tujuan, mensyaratkan adanya komitmen tujuan (Erez & Kanfer, 1983; Latham & Yukl, l975a, Locke, 1968; Locke & Latham, 1984; dalam Locke et al. 1988), maka jelas bahwa jika tidak ada komitmen terhadap tujuan, maka penetapan tujuan tidak berfungsi. Penelitian dari Mathewson (1931), Roethlisberger & Dickson (1939/1956), Taylor (1911/1967) dalam Locke (1988) menunjukkan bahwa tidak adanya komitmen terhadap tujuan organisasi, dapat mengakibatkan pembatasan output.
2.3
Partisipasi Penganggaran Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran anggaran. Siapa saja yang akan berperan dalam pencapaian sasaran anggaran dan sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut akan ditetapkan dalam proses penyusunan anggaran. Kenis (1979) menyatakan partisipasi penganggaran mengacu pada sejauh mana manajer berpartisipasi dalam menyiapkan anggaran dan memengaruhi tujuan anggaran pusat-pusat pertanggungjawaban mereka. Brownell (1982) mendefinisikan partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai proses dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya memiliki pengaruh pada penyusunan target anggaran yang akan dievaluasi dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran. Kren (1992) menyatakan bahwa dengan adanya partisipasi
dalam
penyusunan
anggaran,
manajer
akan
terlibat
dalam
13
mempertimbangkan dan mengevaluasi alternatif-alternatif dari tujuan anggaran. Partisipasi dalam penyusunan anggaran mendorong peningkatan komunikasi antara atasan dan bawahan. Individu-individu yang terlibat dapat memberikan informasi-informasi
privat
mereka
sehingga
asimetri
informasi
dapat
diminimalkan. Diharapkan dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, akan tercipta keselarasan tujuan antara individu-individu yang terlibat dalam proses penganggaran dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. 2.4
Keadilan Distributif Greenberg (1986) mendefinisikan keadilan distributif sebagai kewajaran
evaluasi yang diterima relatif terhadap pekerjaan yang dilakukan. Folger dan Konovsky (1989) mendefinisikan keadilan distributif sebagai keadilan yang dirasakan terkait jumlah kompensasi yang diterima karyawan. Magner dan Johnson (1995) menyatakan keadilan distributif berkaitan dengan outcome karena hal yang ditekankan adalah distribusi yang diterima, terlepas dari bagaimana distribusi tersebut ditentukan. Literatur-literatur penganggaran menyebutkan bahwa konsep dari keadilan distributif dikaitkan dengan konsep “fair share”. Fair share merupakan harapan mengenai ukuran distribusi sumber daya yang seharusnya manajer dapatkan relatif terhadap manajer lainnya, di dalam konteks organisasional (Maiga dan Jacobs, 2007). Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan atau manajemen memberikan kompensasi yang sesuai dengan input yang karyawan berikan, maka karyawan akan merasakan suatu keadilan distributif. Hal ini menunjukkan bahwa respon sikap dan perilaku terhadap
14
penghasilan berkaitan dengan penghasilan yang didasarkan pada persepsi mengenai keadilan (Walster et al., 1978 dalam Maria dan Nahartyo, 2012).
2.5
Keadilan Prosedural Greenberg (1986) menyatakan bahwa keyakinan tentang evaluasi kinerja
yang adil, dapat juga didasarkan pada prosedur dimana evaluasi ditentukan, terlepas dari peringkat yang diterima. Menurut Leventhal (1980) dalam Wentzel (2002) keadilan prosedural dihubungkan dengan keadilan dari prosedur yang digunakan untuk menentukan outcome secara distributif. Folger dan Konovsky (1989) menyatakan keadilan prosedural sebagai keadilan yang dirasakan terkait cara yang digunakan untuk menentukan jumlah kompensasi. Berdasarkan beberapa definisi keadilan prosedural tersebut dapat disimpulkan bahwa keadilan prosedural terkait dengan keadilan yang dirasakan saat proses dalam pengambilan suatu keputusan. Maria dan Nahartyo (2012) juga menyatakan bahwa keadilan prosedural tersebut akan menyebabkan seseorang akan menerima suatu keputusan, walaupun tidak setuju dengan hasil keputusan tersebut, karena proses pengambilan keputusan dilakukan secara adil. Lebih lanjut Maria dan Nahartyo (2012) menegaskan, proses yang adil menjadi norma yang diterima umum terhadap perilaku, baik dalam konteks sosial maupun dalam konteks proses pengambilan keputusan organisasi.
15
2.6
Komitmen Tujuan Anggaran Locke et al. (1981) dalam Maiga dan Jacobs (2007a) mendefinisikan
komitmen tujuan anggaran sebagai kebulatan tekad dan ketekunan untuk mencoba mencapai tujuan anggaran, dari waktu ke waktu. Seseorang akan berkinerja lebih baik ketika ia berkomitmen untuk mencapai tujuan tertentu. Komitmen untuk mencapai tujuan anggaran dapat terjadi ketika bawahan telah menerima tujuan anggaran yang telah ditetapkan, dan penerimaan tersebut dapat dicapai karena adanya partisipasi penganggaran (Indarto, 2011).
Komitmen tujuan anggaran menjadi penting karena produktifitas dari manajer ditentukan (sebagian besar) dari apakah organisasi mencapai tujuan finansialnya (Wentzel, 2002). Magner et al. (1996) dalam Maiga dan Jacobs (2007a) juga menyatakan bahwa bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan anggaran mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas, dan masalah-masalah lainnya, yang memiliki pengaruh penting pada kinerja.
2.7
Kinerja Manajerial Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk
meningkatkan efektivitas organisasi (Sumadiyah dan Susanta, 2004). Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen, yaitu seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan (Mahoney, et al.) dalam Handoko (1996:34).
16
1) Perencanaan,
merupakan
pemilihan
atau
penetapan
tujuan-tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Tanpa rencana manajer tidak dapat mengetahui bagaimana mengorganisasikan orang dan sumber daya yang dimiliki secara efektif, serta manajemen hanya mempunyai peluang kecil untuk mencapai sasaran atau mengetahui adanya penyimpangan secara dini. 2) Investigasi, merupakan suatu proses pengendalian yang tarafnya lebih tinggi dimana dalam taraf investigasi sudah ada indikasi adanya suatu penyimpangan sehingga diperlukan adanya suatu penyelidikan. 3) Pengkoordinasian, merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah dari suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa adanya koordinasi dalam suatu organisasi maka individu akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi sehingga mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri yang sering merugikan pencapaian organisasi secara keseluruhan. 4) Evaluasi,
merupakan
tindakan
yang
memberikan
penilaian
dan
pengukuran secara objektif terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang telah direncanakan apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
17
5) Pengawasan, merupakan penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 6) Pemilihan Staf, memiliki karyawan yang cakap dan terampil dalam suatu organisasi
merupakan
suatu
hal
yang
mutlak,
sehingga
dalam
melaksanakan pemilihan staf yang akan berperan serta dalam pengelolaan usaha, manajemen harus bersikap selektif dan memilih staf yang sesuai dengan kualifikasi yang seharusnya dimiliki dalam posisi yang ditawarkan. 7) Negosiasi, merupakan bagian dari kegiatan usaha yang berkaitan dengan melakukan tawar menawar dengan pihak luar separti pemasok untuk pemenuhan
kebutuhan
usaha.
Kemampuan
melakukan
negosiasi
merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Hal ini karena kemampuan negosiasi akan sangat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaannya dalam menghadapi orang lain serta untuk menyelesaikan suatu masalah. 8) Perwakilan, merupakan kegiatan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, memberikan penerangan ataupun penjelasan kepada masyarakat serta mempromosikan keberadaan perusahaan yang dipimpinnya kepada masyarakat.
18
2.8
Penelitian Sebelumnya Milani (1975) meneliti pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada
kinerja manajerial, dengan sampel 82 foreman produksi level teredah perusahaan besar berskala internasional. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Kenis (1979) menguji pengaruh budgetary goal characteristics pada perilaku dan kinerja manajerial dengan sampel 169 manajer departemen yang memiliki tanggung jawab terhadap anggaran. Hasil penelitian menunjukkan partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan pada perilaku dan kinerja manajerial. Nor (2007) melakukan pengujian pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial, dengan menggunakan desentralisasi dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating. Hasil penelitian Nor mendukung Kenis (1979) yaitu terdapat pengaruh positif signifikan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Sedangkan penelitian Sumarno (2005) menemukan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Wentzel (2002) menguji pengaruh persepsi keadilan dalam proses penganggaran terhadap peningkatan kinerja dengan meningkatkan komitmen manajer pada tujuan anggaran, pada situasi downsized environment, dengan menggunakan structural equation modeling (SEM). Penelitian dilakukan dengan melakukan survei kepada 74 manajer pusat pertanggungjawaban rumah sakit. Hasil penelitian Wentzel menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi selama proses penganggaran akan memupuk rasa keadilan, sehingga meningkatkan
19
komitmen manajer pada tujuan anggaran dan kemudian meningkatkan kinerja. Ditemukan pula pengaruh langsung antara persepsi keadilan dan kinerja menjadi tidak signifikan ketika komitmen tujuan dipertimbangkan. Yenti (2003) melanjutkan penelitian Wentzel (2002) yaitu dengan menginvestigasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan variabel intervening keadilan persepsian (keadilan distributif dan keadilan prosedural), komitmen terhadap tujuan, serta motivasi, dalam kondisi downsizing atau terjadi pemotongan anggaran akibat adanya krisis ekonomi di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mail survey kepada 1000 manajer perusahaan manufaktur yang dipilih secara purposive dari ICMD 2000 dan Pharmaceutical Manufacturers and Distributors di Indonesia tahun 2001. Partisipan akhir dalam penelitian sebanyak 128 manajer. Pengujian dilakukan dengan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian tidak mendukung hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dengan variabel intervening keadilan distributif, keadilan prosedur, komitmen terhadap tujuan dan motivasi, karena hubungan tidak langsung yang memediasi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan nilai yang rendah dan sangat lemah. Supriyono (2004) meneliti pengaruh komitmen organisasi dan keinginan sosial terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajer. Penelitian ini dilakukan dengan survei yang dikirimkan kepada manajer-manajer perusahaan going public di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial, serta
20
komitmen organisasi dan keinginan sosial meningkatkan pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Ulupui (2005) menguji pengaruh partisipasi anggaran, persepsi keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran terhadap kinerja dinas-dinas yang ada di Bandung. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara, kemudian diolah melalui metode regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada kinerja, Keadilan prosedural berpengaruh positif signifikan pada kinerja, namun keadilan distributif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja. Komitmen tujuan anggaran ditemukan berhubungan negatif dengan partisipasi anggaran. Mulyasari dan Sugiri (2005) menguji pengaruh keadilan persepsian, komitmen pada tujuan, dan job relevant information (JRI) terhadap hubungan antara penganggaran partisipatif dan kinerja manajer. Responden penelitian adalah 89 manajer perusahaan jasa dan manufaktur. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan diolah dengan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan penganggaran partispatif dan kinerja tidak signifikan setelah terdapat faktor lain yang memediasi hubungan tersebut. Namun, hubungan langsung penganggaran partisipatif dan kinerja masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh keadilan distributif, keadilan prosedural, komitmen pada tujuan, dan job-relevant information. Selain itu diperoleh bukti bahwa keadilan persepsian mempengaruhi kinerja demikian juga
job-relevant
information.
Komitmen
pada
tujuan
tidak
terbukti
mempengaruhi kinerja manajer dalam penganggaran partisipatif. Hanny (2013)
21
melakukan penelitian serupa yaitu meneliti pengaruh partisipasi penganggaran secara tidak langsung pada kinerja manajerial, melalui persepsi keadilan, komitmen anggaran, dan job relevant information (JRI). Penelitian ini dilakukan pada situasi krisis finansial, dengan 120 manajer pada sektor perbankan di Bandung dan Cimahi sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran meningkatan persepsi keadilan, komitmen anggaran, dan JRI. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi keadilan, komitmen anggaran, dan JRI memiliki pengaruh positif signifikan pada kinerja manajerial. Eker (2007) menguji pengaruh partisipasi penganggaran melalui komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial. Data dikumpulkan melalui survei terhadap 150 manajer departemen akunting dan keuangan pada 500 perusahaan di Turkey tahun 2006. Hasil pengujian dengan regresi berganda menunjukkan bahwa bawahan dengan kinerja tinggi lebih berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dan memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi daripada bawahan dengan kinerja yang lebih rendah. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa terdapat interaksi signifikan antara partisipasi penganggaran dan komitmen organisasional pada kinerja manajerial. Maiga dan Jacobs (2007b) melakukan penelitian mengenai pengaruh trust (pada atasan dan organisasi) dan komitmen dalam konteks memahami peran trust dalam partisipasi anggaran pada kinerja manajerial. Data dikumpulkan dari manajer pertanggungjawaban unit bisnis manufaktur., dan diolah menggunakan structural equation modeling (SEM). Hasilnya mengindikasikan bahwa partisipasi penganggaran memiliki pengaruh positif signifikan pada trust manajer, dan trust
22
manajer
berpengaruh
signifikan
pada
komitmennya
terhadap
tujuan
penganggaran, pada akhirnya memiliki pengaruh positif pada kinerja. Damayanti (2007) meneliti pengaruh komitmen tujuan anggaran dan kultur organisasional terhadap hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial pada kondisi stretch targets, dengan 131 manajer departemen dari tiga hotel bintang lima di Jawa dan Bali. Data yang diperoleh diolah dengan structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen tujuan anggaran memediasi hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial, sedangkan budaya organisasi memoderasi (meningkatkan) pengaruh positif partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial. Indarto (2011) menguji pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial perusahaan melalui kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan anggaran, dan job relevant information (JRI), pada manajer-manajer level menengah di Jawa Tengah. Data dikumpulkan melalui kuesioner, dan diolah dengan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi dalam proses penganggaran berhubungan positif dengan kinerja manajerial. Ditemukan pula bahwa kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan anggaran, JRI dapat berfungsi sebagai mediator dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.
Rofingatun, dkk. (2013) menguji pengaruh partisipasi penganggaran pada keadilan organisasi, komitmen organisasional, dan kinerja organisasional di rumah sakit yang ada di Papua. Data diolah menggunakan partial least square
23
(PLS).
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
partisipasi
penganggaran
berpengaruh positif pada kinerja organisasional dan keadilan organisasional, keadilan organisasi berpengaruh positif pada komitmen organisasional dan kinerja organisasional, serta komitmen berpengaruh positif pada kinerja organisasional. Rangkuman dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada lampiran 2.
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir Sekaran (1992) menyebutkan bahwa kerangka berpikir adalah model
konseptual yang menggambarkan hubungan teori dengan variabel yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penelitian. Kerangka berpikir mendefinisikan relevansi antara variabel independen dan dependen sesuai dengan teori yang dijelaskan. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kajian Teoritis:
Kajian Empiris:
1. Teori Ekuitas 2. Teori Penetapan Tujuan 3. Partisipasi Penganggaran 4. Keadilan Distributif 5. Keadilan Prosedural 6. Komitmen Tujuan anggaran 7. Kinerja Manajerial
1. Hanny (2013) 2. Indarto dan Ayu (2011) 3. Nor (2007) 4. Maiga dan Jacobs (2007b) 5. Eker (2007) 6. Damayanti (2007) 7. Ulupui (2005) 8. Mulyasari dan Sugiri (2005) 9. Supriyono (2004) 10. Yenti (2003) 11. Wentzel (2002) 12. Lindquist (1995) 13. Kenis (1979) 14. Milani (1975)
Rumusan Masalah
Hipotesis
Uji Statistik
Hasil
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
24
25
3.2
Konsep Penelitian Konsep penelitian merupakan terminologi teknis yang merupakan
komponen-komponen dari rerangka teori. Kerangka konsep dapat berbentuk bagan, model matematik, atau perumusan fungsional, yang dilengkapi uraian kualitatif, serta menunjukkan semua variabel yang berpengaruh pada penelitian tersebut. Konsep penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. KEADILAN DISTRIBUTIF (X2)
PARTISIPASI PENGANGGARAN
KEADILAN PROSEDURAL (X3)
(X1)
KINERJA MANAJERIAL (Y)
KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN (X4)
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
3.3
Hipotesis Penelitian Wentzel (2002) menyebutkan penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan
secara jelas bahwa persepsi keadilan memainkan peran penting dalam penganggaran. Choi dan Mattila (2006) dalam Hanny (2013) menyatakan bahwa informasi yang diterima karyawan akan mengarahkan pada peningkatan persepsi keadilan mereka. Partisipasi dalam proses penganggaran tersebut dapat meningkatkan persepsi mengenai keadilan karena karyawan menganggap bahwa anggaran yang disetujui merupakan hasil dari sistem partisipasi penganggaran (Hanny, 2013). Persepsi keadilan yang dimaksud adalah keadilan distributif dan
26
keadilan prosedural. Keadilan distributif merupakan keadilan yang dirasakan terkait dengan rasio outcome yang didapat setelah memberikan suatu input, yang dibandingkan dengan rekannya. Keadilan prosedural merupakan keadilan yang dirasakan terkait cara penentuan distribusi outcome tersebut. Jika manajer terlibat dalam proses penganggaran, maka manajer dapat terlibat dalam penentuan keputusan alokasi anggaran (Yenti, 2003). Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi manajer dalam proses penganggaran akan meningkatkan persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural manajer. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses penganggaran, manajer turut serta dalam proses penentuan alokasi anggaran termasuk alokasi kompensasi dan cara penentuan alokasi kompensasi yang diberikan kepada seluruh karyawan. Maiga dan Jacobs (2007a) menyatakan bahwa dalam penganggaran partisipatif, jika tingkat pencapaian anggaran dipandang sebagai outcome, kemampuan dan usaha untuk mencapai anggaran dapat dilihat sebagai masukan, ketika kemampuan dan usaha dicocokkan dengan tingkat pencapaian anggaran, keadilan distributif akan terjadi. Partisipasi selama proses penganggaran tidak menjamin manajer akan menerima anggaran yang mereka inginkan terutama saat langkanya sumber daya, namun partisipasi penganggaran akan meningkatkan pemahaman mereka tentang bagaimana anggaran tersebut didistribusikan (Wentzel, 2002). Greenberg (1993) menyatakan pemahaman seperti itu mendorong keadilan informasional yang merupakan suatu keadilan prosedural. Persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural yang timbul dari proses partisipasi penganggaran akan memengaruhi penerimaan pihak-pihak yang
27
terlibat dalam partisipasi tersebut, terhadap target-target yang ditetapkan dalam anggaran. Penerimaan ini merupakan suatu kondisi yang mengarah pada peningkatan kinerja (Lau dan Lim, 2002). Hanny (2013) menyatakan bahwa persepsi keadilan dapat meningkatkan kinerja manajerial, karena mereka percaya bahwa anggaran telah dibuat serasional mungkin, sehingga dorongan atau motivasi yang mereka miliki untuk memenuhi anggaran tersebut juga meningkat. Wentzel (2002) juga menyatakan bahwa hasil studi sebelumnya (Brockner et al. 1994; Lind et al. 1990; Early dan Lind 1987) menunjukkan bahwa keadilan persepsian memiliki hubungan positif dengan kinerja. Hasil penelitian Wentzel (2002) menunjukkan bahwa persepsi keadilan individual
meningkat
seiring
peningkatan
keterlibatan
dalam
proses
penganggaran. Hasil penelitian Maiga dan Jacobs (2007a) juga menunjukkan hal serupa yaitu partisipasi penganggaran memengaruhi keadilan distributif dan keadilan prosedural secara positif. Byrne dan Damon (2008), serta Lau dan Lim (2002) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi keadilan dan kinerja. H1:
Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi.
H2:
Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi. Komitmen anggaran dalam konteks penganggaran menjadi penting karena
produktifitas dari manajer ditentukan (sebagian besar) dari apakah organisasi mencapai tujuan finansialnya (Wentzel, 2002). Sields dan Sields (1998) dalam
28
Indarto dan Ayu (2011) menemukan bukti bahwa partisipasi akan meningkatkan kepercayaan bawahan, pengendalian, dan keterlibatan diri dengan organisasi, sehingga bawahan dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap anggaran yang disusun. Damayanti (2007) menyatakan keterlibatan bawahan ini akan dapat menumbuhkan sikap mau menerima, berkomitmen yang lebih, dan penentuan untuk mencapai tujuan. Damayanti (2007) menambahkan, sikap mau bekerja sama dari bawahan dikarenakan oleh bawahan merasakan adanya keterlibatan (merasa memiliki), dan ikut merasakan menjadi bagian dari perusahaan. Chong dan Chong (2002) menemukan bahwa partisipasi penganggaran berhubungan positif dengan komitmen tujuan anggaran. Penelitian yang dilakukan oleh Argyris (1952), Becker dan Green (1962), Hofstede(1968) dalam Indarto dan Ayu (2011) juga mengemukakan hal yang senada yaitu bahwa partisipasi anggaran memotivasi karyawan untuk menerima dan mempunyai komitmen terhadap tujuan anggaran yang telah disusun secara bersama antara karyawan dan atasan.
Klein et al. (1999) dalam Yenti (2003) memberikan suatu ilustrasi bahwa kinerja yang tinggi hanya muncul ketika kesulitan tugas dan komitmen terhadap tujuan tinggi. Magner et al. (1996) dalam Maiga dan Jacobs (2007a) juga menyatakan bahwa bawahan yang berkomitmen tinggi kepada tujuan anggaran mereka, mencari interaksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan mengenai lingkungan kerja mereka, tujuan kinerja, strategi tugas, dan masalahmasalah lainnya yang memiliki pengaruh penting kepada kinerja. Tingginya komitmen terhadap tujuan anggaran akan mempermudah penerimaan anggaran tersebut meskipun sulit untuk dicapai, dengan demikian tingkat kinerja akan meningkat (Indarto dan Ayu, 2011). Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kinerja
29
adalah fungsi utama dari pencapaian tujuan dan komitmen tujuan anggaran merupakan alat untuk memprediksinya (Locke, 1968; Locke dkk., 1981; Locke dan Latham, 1990; Wofford dkk., 1992; dalam Indarto dan Ayu, 2011). Wentzel (2002)
menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara komitmen tujuan anggaran manajer dan kinerja. Hasil penelitian Chong dan Chong (2002) memberikan dukungan pada adanya pengaruh komitmen tujuan anggaran dan informasi partisipasi penganggaran terhadap kinerja. Maiga dan Jacobs (2007b) menemukan hubungan positif signifikan antara komitmen tujuan anggaran dan kinerja manajerial. H3: Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana menyeluruh dari penelitian yang
mencakup seluruh hal yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran. Data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya baik dengan kuesioner maupun wawancara langsung. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode survei, dengan menggunakan kuesioner yang merupakan daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada manajer tingkat menengah (setingkat kabag/kasubag/kepala seksi/kepala unit). Terdapat 3 (tiga) jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel mediasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran, variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial, dan variabel mediasi dalam penelitian ini adalah keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
30
31
Masalah Penelitian
Rumusan Masalah
Hipotesis Variabel Penelitian
Partisipasi penganggaran, kinerja manajerial, keadilan distributif, keadilan prosedural, komitmen tujuan anggaran
Instrumen Penelitian
Kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya
Penentuan Responden
Karyawan Setingkat kabag/ kasubag/kepala seksi/kepala unit
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan dan Saran
Pembahasan dan Interpretasi Hasil
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
32
4.2
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada RSUP Sanglah di Provinsi Bali yang
merupakan instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 4.3
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hubungan antara partisipasi
penganggaran, kinerja manajerial, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran. 4.4
Penentuan Sumber Data
4.4.1
Sumber Data Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut: 1) Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2007). Data primer dalam penelitian ini berupa hasil jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai partisipasi penganggaran, hasil jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai kinerja manajerial, hasil jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai keadilan distributif, hasil jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai keadilan prosedural, dan hasil jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner mengenai komitmen tujuan anggaran.
33
2) Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yang dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Sugiyono, 2007). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai rumah sakit pemerintah yang telah memiliki standar akreditasi JCI di Bali. 4.4.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di RSUP Sanglah. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Karyawan yang memiliki jabatan (kepala bidang/kepala bagian/kepala unit dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepala sub unit). 2) Telah menduduki jabatan tersebut minimal 1 tahun. 3) Terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Persyaratan ini digunakan karena pada umumnya anggaran dibuat satu tahun sekali, sehingga setidaknya karyawan yang memiliki jabatan (kepala bidang/kepala bagian/kepala unit dan kepala sub bidang/kepala sub bagian/kepala sub unit) yang ikut dalam proses penyusunan anggaran tersebut telah memiliki pengalaman di dalam proses penyusunan angggaran yang menjadi tanggung jawabnya.
34
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Jumlah Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5
Nama Jabatan Kepala Bidang Kepala Bagian Kepala Unit Kepala Seksi Kepala Sub Bagian Total Sumber: Data diolah, 2013 4.5
Jumlah (Orang) 3 7 2 8 17 37
Variabel Penelitian
4.5.1 Identifikasi Variabel Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Variabel bebas (independent) adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi
penyebab
perubahan
atau
timbulnya
variabel
dependen
(Sugiyono, 2007). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran (X1). 2) Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y). 3) Variabel mediasi (intervening) adalah variabel yang dipengaruhi oleh suatu variabel dan memengaruhi variabel yang lain. Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah keadilan distributif (X2), keadilan prosedural (X3), dan komitmen tujuan anggaran (X4).
35
4.5.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1)
Variabel Bebas Partisipasi penganggaran (X1) adalah seberapa jauh partisipasi keterlibatan
dan pengaruh manajer tingkat menengah pada RSUP Sanglah, baik secara periodik maupun tahunan. Partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan menggunakan pernyataan yang menggambarkan keikutsertaan dalam penyusunan anggaran, permintaan tentang anggaran ke pimpinan, pembuatan rencana dalam anggaran akhir (final), kontribusi terhadap anggaran, pendapat atau usulan pada saat anggaran (RKA) sedang disusun. Instrumen yang digunakan untuk mengukur partisipasi penganggaran ini diadopsi dari penelitian Milani (1975) dalam Adrianto (2008). 2)
Variabel Terikat Kinerja manajerial (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan-kegiatan
manajerial
yang
meliputi:
perencanaan,
investigasi,
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan atau representasi (Mahoney, 1993). Instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja manajerial ini diadopsi dari penelitian Adrianto (2008). 3)
Variabel Mediasi Keadilan disributif (X2) berkaitan dengan outcome karena penekanannya
adalah pada distribusi yang diterima, terlepas bagaimana distribusi itu ditentukan (Magner dan Johnson, 1995). Instrumen yang digunakan untuk mengukur keadilan distributif ini diadopsi dari penelitian Magner dan Johnson (1995).
36
Keadilan prosedural (X3) menguji pengaruh prosedur pengambilan suatu keputusan terhadap sikap dan perilaku (Walker, et al., 1974). Thibaut dan Walker (1975) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan dapat sangat berpengaruh terhadap penerimaan mengenai hasil suatu keputusan. Oleh karena itu, ada kalanya seseorang tidak setuju dengan hasil suatu keputusan tetapi dapat menerima keputusan tersebut karena proses pengambilan keputusan yang dilakukan dengan adil. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keadilan prosedural ini diadaptasi dari penelitian Magner dan Johnson (1995). Komitmen tujuan anggaran (X4) didefinisikan sebagai determinasi seseorang untuk mencapai sasaran (Locke & Latham, 1981). Instrumen yang digunakan untuk mengukur komitmen tujuan anggaran adalah tiga item skala Latham dan Steele (1983) yang diadopsi oleh Wentzel (2002).
4.6
Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least
Square (PLS) dengan menggunakan solfware SmartPLS. PLS adalah model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian (variance). Menurut Ghozali (2006) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Wold dalam Wiyono (2011:395) menyatakan PLS merupakan metode analisis yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya,
37
data harus terdistribusi normal dan sampel yang tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh SEM yang berbasis kovarian karena akan menjadi unidentified model. Langkah-langkah analisis PLS sebagai berikut: 1) Merancang Model Struktural (inner model) Perancangan model struktural hubungan antara variabel laten pada PLS didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian (Gambar 3.2 Konsep Penelitian). 2) Merancang Model Pengukuran (outer model) Perancangan model pengukuran dalam PLS sangat penting karena terkait dengan apakah indikator bersifat reflektif atau formatif. Model reflektif secara matematis menempatkan indikator sebagai sub-variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten, sehingga indikator-indikator tersebut bisa dikatakan dipengaruhi oleh faktor yang sama yaitu variabel latennya. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model reflektif dengan asumsi semua indikator seolah-olah dipengaruhi variabel laten. 3) Mengkonstruksi diagram Jalur Ilustrasi Model dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.
38 ε1
ε2
ε3
ε4
ε5
X2.1
X2.21
X2.3
X2.4
X2.5
λ γ1 δ1
X1.1
δ2
X1.2
δ3
X1.3
δ4
X1.4
δ5
X1.5
λ Partisipasi Pengangg aran (X1) ( ξ1)
ε6
X3.1
ε7 ε8
X3.2 X3.2
X3.4
ε10
X3.5
ε11
X3.6
ε12
X3.7
ε13
X3.8
γ4
λ
X3.3
ε9
Keadilan Distributif (X2) )( η1)
γ2
γ3
Keadilan Prosedural (X3) (η2)
Kinerja Manajerial (Y)( η4)
γ5 γ6
Komitmen Tujuan Anggaran (X4)( (η3)
λ
Y1
ε17
Y2
ε18
Y3
ε19
Y4
ε20
Y5
ε21
Y6
ε22
Y7
ε23
Y8
ε24
Y9
ε25
Y10
εY26
λ X4.1
X4.2
X4.3
ε14
ε15
ε16
Gambar 4.2 Ilustrasi model penelitian
4) Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan a. Evaluasi Outer Model Wiyono (2011:398) menyatakan evaluasi outer model digunakan untuk menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya. Model persamaan dalam Outer model yaitu : X = Xξ +εX Y = yη+εy Keterangan : X dan Y = Indikator untuk variabel laten eksogen dan endogen ξ = variabel eksogen η = variabel endogen ε = kesalahan pengukuran
39
Persamaan outer model penelitian : 1. Variabel Partisipasi Penganggaran x1.1 = λx1.1 ξ1 + δ1 x1.2 = λx1.2 ξ1 + δ2 x1.3 = λx1.3 ξ1 + δ3 x1.4 = λx1.4 ξ1 + δ4 x1.5 = λx1.5 ξ1 + δ5 2. Variabel Keadilan Distributif x2.1 = λx2.1 η1 + ε1 x2.2 = λx2.2 η1 + ε2 x2.3 = λx2.3 η1 + ε3 x2.4 = λx2.4 η1 + ε4 x2.5 = λx2.5 η1 + ε5 3. Variabel Keadilan Prosedural x3.1 = λx3.1 η2 + ε6 x3.2 = λx3.3 η2 + ε7 x3.3 = λx3.3 η2 + ε8 x3.4 = λx3.4 η2 + ε9 x3.5 = λx3.5 η2 + ε10 x3.6= λx3.5 η2 + ε11 x3.7 = λx3.5 η2 + ε12 x3.8 = λx3.5 η2 + ε13 4. Variabel Komitmen Tujuan Anggaran x4.1 = λx4.1 η3 + ε14 x4.2 = λx4.4 η3 + ε15 x4.4 = λx4.4 η3 + ε16 5. Variabel Kinerja Manajerial y.1 = λy.1 η4 + ε17 y.2 = λy.3 η4 + ε18 y.3 = λy.3 η4 + ε19 y.4 = λy.4 η4 + ε20 y.5 = λy.5 η4 + ε21 y.6= λy.6 η4 + ε22 y.7 = λy.7 η4 + ε23 y.8 = λy.8 η4 + ε24 y.9 = λy.9 η4 + ε25 y.10 = λy.10 η4 + ε26
40
Persamaan Inner Model penelitian: η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1 η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2 Keterangan : η = Variabel laten endogen ξ = Variabel laten eksogen b. Evaluasi Inner Model Wiyono (2011:399) menyatakan evaluasi inner model digunakan untuk menspesifikasi hubungan antar variabel laten yang satu dengan variabel laten yang lainnya dengan tingkat signifikansi 5 %. Persamaan yang digunakan dalam inner model yaitu : ηj = Σiβ ji ηi + Σ I γ jb ξb + ζj Keterangan : η = Variabel laten endogen ξ = Varibel laten eksogen βji= Koefisien jalur yang menghubungkan satu variabel laten endogen dengan endogen yang lain. ζ = Variabel inner residual. 5) Estimasi Nilai estimasi koefisien jalur antara konstruk harus memiliki nilai yang signifikan. Signifikansi hubungan dapat diperoleh dengan prosedur Bootstapping. Nilai yang dihasilkan berupa nilai t-hitung yang kemudian dibandingkan dengan t-tabel. Apabila nilai t-hitung > t-tabel (2,0423) pada taraf signifikansi ( tersebut signifikan.
2,5%, DF = 30) maka nilai estimasi koefisien jalur
41
6) Goodness of fit Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui berbagai kriteria goodness of fit. Goodness of fit dalam PLS dibagi atas dua bagian yaitu sebagai berikut. a. Outer Model Wiyono (2011:403) menyatakan kriteria penilaian yang digunakan dalam menilai indikator adalah : a. Convergent validity nilai loading factor 0,50 sampai 0,60. b. Discriminant validity nilai korelasi cross loading dengan variabel latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap variabel laten yang lain. c. Nilai AVE harus diatas 0,50. d. Nilai composite reliability yang baik apabila memiliki nilai ≥0,70. b. Inner Model Goodness of fit pada inner model diukur menggunakan R square variabel laten dependen, Q square predictive relevance untuk model struktural yang digunakan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance yang baik, sebaliknya jika nilai Q square ≤ 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance.
42
Nilai predictive-relevance diperoleh dengan rumus: Q2 = 1 – (1-R12) (1-R22) (1-R32) (1-R42) Keterangan : R12 = R square keadilan distributif R22 = R square keadilan prosedural R32 = R square komitmen tujuan anggaran R42 = R square kinerja manajerial 7) Pengujian Hipotesis Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada pengujian inner model yaitu : a. t statistic
Apabila koefisien t statistic menunjukan koefisien yang lebih besar dari t tabel, hasil ini menggambarkan variabel tersebut signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna pada variabel laten terhadap variabel laten lainnya. b. Path Coefficients
Nilai path coefficients menunjukkan koefisien hubungan antara variabel laten dengan variabel laten lainnya. Sedangkan besarnya pengaruh total variabel laten terhadap variabel laten lainnya (total effect) diperoleh melalui hasil tambah antara pengaruh langsung (direct effect) dengan pengaruh tidak langsung (indirect effect) yang dimiliki.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37 orang dan kuesioner disebarkan ke seluruh sampel. Kuesioner yang kembali sebanyak 37 buah
dengan 2 buah
kuesioner yang tidak diisi lengkap. Total kuesioner yang kembali dan layak digunakan adalah sebanyak 35 buah (94,6%). Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Kuesioner yang disebar Kuesioner yang kembali (response rate) Kuesioner yang tidak lengkap Total kuesioner yang kembali dan dapat digunakan (useable response rate) Sumber: Data diolah, 2013
37 37 (100%) (2) 35 (94,6%)
Data karakteristik responden adalah sebagai berikut : 1)
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keterlibatan gender dari responden dalam pembuatan keputusan pada proses penganggaran. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.2 sebagai berikut:
43
44
Tabel 5.2 : Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase (%)
Pria Wanita
20 15
57,1 % 42,9 %
Jumlah
35
100 %
Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 5.2, dari total 35 responden, responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 20 orang (57,1%) sedangkan responden berjenis kelamin wanita sebanyak 15 orang (42,9%). Hal ini mengindikasikan bahwa keterlibatan gender dalam proses penganggaran sudah merata. 2)
Profil Responden Berdasarkan Umur
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut : Tabel 5.3 : Profil Responden Berdasarkan Umur Umur
Jumlah Responden
35-39 40-44 >44 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013
5 11 19 35
Persentase (%) 14,3 % 31,4 % 54,3 % 100%
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden terwakili pada semua kategori usia profuktif, namun menyebar secara tidak merata. Responden paling banyak berdasarkan umur berada diatas rentang 44 tahun yaitu 19 orang (54,3%). Responden paling sedikit berdasarkan umur berada pada rentang 35 sampai dengan 39 tahun, yaitu 5 orang (14,3%). Pada rentang usia tersebut, responden dianggap memiliki stabilitas emosi yang baik, sehingga memiliki tingkat
45
penerimaan yang baik atas suatu prosedur. Selain itu dalam usia tersebut diasumsikan bahwa responden dapat berkomunikasi dan mengambil keputusan dengan lebih baik pada suatu proses penganggaran. 3)
Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel 5.4 sebagai berikut. Tabel 5.4 : Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama bekerja
Jumlah Responden
Persentase (%)
1-5 tahun 6-10 Tahun >10 Tahun
4 12 19
11,4 % 34,3 % 54,3 %
Jumlah
35
100 %
Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden paling banyak berdasarkan lama bekerja berada di atas 10 tahun yaitu 19 orang (54,3%), sedangkan responden paling sedikit berada pada rentang 2 sampai dengan 5 tahun yaitu 4 orang (11,4%). Dilihat dari profil responden berdasarkan lama bekerja dapat diasumsikan bahwa sebagian besar responden sudah berpengalaman serta memahami dengan baik lingkup kerja dan tanggung jawabnya pada proses partisipasi penganggaran, sehingga diharapkan dapat memberikan jawaban yang lebih objektif. 4) Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
46
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 5.5 sebagai berikut : Tabel 5.5 : Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
S1 S2 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013
Jumlah Responden 23 12 35
Persentase (%) 65,7% 34,3% 100 %
Berdasarkan Tabel 5.5, responden dengan tingkat pendidikan terakhir S1 ada sebanyak 23 orang (65,7%), dan responden dengan tingkat pendidikan terakhir S2 sebanyak 12 orang (34,3%). Berdasarkan data di atas diharapkan responden dapat memberikan jawaban dengan lebih seksama dan objektif terhadap keadaan yang sebenarnya atas pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan.
5.2
Hasil Uji Partial Least Square (PLS)
Uji PLS pada penelitian ini menggunakan evaluasi outer model dengan model reflektif dan evaluasi inner model dengan tingkat signifikansi 5 %. Secara umum hasil Uji PLS dapat dilihat pada gambar 5.1.
47
Gambar 5.1 Hasil Uji PLS
5.2.1 Goodness of fit Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui berbagai kriteria goodness of fit. Goodness of fit dalam PLS dibagi atas dua bagian yaitu sebagai berikut. a. Outer model 1) Uji Convergent Validity Uji convergent validity dilakukan untuk mengetahui validitas dari indikator yang digunakan. Indikator dinyatakan valid dengan nilai weights or loadings faktor
48
berkisar di atas 0,50. Uji weights or loadings faktor masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut: Tabel 5.6 Uji Convergent Validity
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X4.1 X4.2 X4.3 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10
Partisipasi Penganggaran
0.902803 0.853194 0.890733 0.900884 0.884971
Keadilan Distributif
Keadilan Prosedural
Komitmen Tujuan Anggaran
Kinerja Manajerial
0.880087 0.877227 0.898234 0.902019 0.893787 0.883374 0.905669 0.931244 0.899058 0.925430 0.911668 0.912619 0.898825 0.954611 0.933526 0.952067 0.877279 0.928020 0.852513 0.864027 0.912448 0.866891 0.831131 0.847956 0.823442 0.880887
Sumber: Lampiran 4 tabel Outer Model (Weights or Loadings)
Keterangan
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
49
Berdasarkan tabel 5.6, uji weights or loadings menunjukan nilai loading faktor indikator Partisipasi Penganggaran berkisar antara 0,85 – 0,90, nilai loading faktor indikator keadilan distributif berkisar antara 0,87 – 0,90, nilai loading faktor indikator keadilan prosedural berkisar antara 0,88 – 0,93, nilai loading faktor indikator komitmen tujuan anggaran berkisar antara 0,93 – 0,95, dan nilai loading faktor indikator kinerja manajerial berkisar antara 0,82 – 0,92. Seluruh indikator dinyatakan valid karena nilai loading faktornya berkisar di atas 0,50.
2) Uji discriminant validity Uji discriminant validity dilakukan untuk mengetahui korelasi antara tiap indikator dengan semua variabel laten yang ada. Seluruh indikator dinyatakan valid jika nilai korelasi cross loading seluruh indikator yang digunakan dalam membentuk variabel laten, lebih besar dibandingkan dengan korelasi terhadap variabel laten yang lain. Nilai korelasi cross loading masing-masing variabel dijelaskan pada tabel 5.7.
50
Tabel 5.7 Uji discriminant validity Partisipasi Penganggaran
Keadilan Distributif
Keadilan Prosedural
Komitmen Tujuan Anggaran
Kinerja Manajerial
Keterangan
X1.1
0.9028030
0.6320650
0.8396510
0.8275680
0.8687020
Valid
X1.2
0.8531940
0.6160330
0.7610530
0.7232870
0.7804030
Valid
X1.3
0.8907330
0.7053580
0.8071260
0.7860070
0.8470410
Valid
X1.4
0.9008840
0.6845400
0.7688160
0.7845570
0.8127580
Valid
X1.5
0.8849710
0.5127600
0.7519840
0.6845510
0.7739920
Valid
X2.1
0.6353980
0.8800870
0.7588130
0.8001930
0.7409530
Valid
X2.2
0.6417700
0.8772270
0.6642910
0.7403940
0.7383680
Valid
X2.3
0.5840500
0.8982340
0.5745570
0.7007240
0.6530390
Valid
X2.4
0.6930970
0.9020190
0.6518080
0.7225350
0.7478750
Valid
X2.5
0.6168500
0.8937870
0.6131850
0.7182050
0.7317630
Valid
X3.1
0.8151520
0.6249680
0.8833740
0.8071950
0.8364160
Valid
X3.2
0.7854390
0.6695060
0.9056690
0.7898990
0.8142070
Valid
X3.3
0.7834450
0.6707500
0.9312440
0.8238700
0.8045080
Valid
X3.4
0.7889240
0.6777690
0.8990580
0.8321880
0.8163510
Valid
X3.5
0.8344470
0.7348650
0.9254300
0.8414310
0.8331370
Valid
X3.6
0.8024400
0.7039280
0.9116680
0.8272560
0.8365260
Valid
X3.7
0.7635970
0.6252070
0.9126190
0.8166810
0.8024910
Valid
X3.8
0.8691630
0.6336490
0.8988250
0.8234430
0.8535470
Valid
X4.1
0.8369070
0.8101440
0.8820670
0.9546110
0.8935700
Valid
X4.2
0.7817900
0.7341100
0.7928370
0.9335260
0.8642340
Valid
X4.3
0.8267720
0.8055500
0.8876060
0.9520670
0.9116710
Valid
Y.1
0.7194910
0.6824760
0.8193770
0.8346600
0.8772790
Valid
Y.2
0.8504920
0.7549850
0.8245700
0.8703630
0.9280200
Valid
Y.3
0.7089670
0.7460150
0.7980430
0.8718220
0.8825130
Valid
Y.4
0.8060400
0.6751330
0.8472800
0.8263420
0.8640270
Valid
Y.5
0.8713770
0.7536700
0.8520950
0.9113510
0.9124480
Valid
Y.6
0.8331240
0.7186560
0.7615330
0.7622430
0.8668910
Valid
Y.7
0.8353130
0.7267220
0.7809580
0.7660970
0.8511310
Valid
Y.8
0.8275920
0.6940670
0.7161380
0.7859830
0.8479560
Valid
Y.9
0.8159750
0.5529830
0.6878730
0.7168140
0.8234420
Valid
Y.10
0.7620300
0.7437870
0.7850230
0.7984650
0.8808870
Valid
Sumber: Lampiran 4 Tabel Cross Loadings
51
Berdasarkan tabel 5.7, uji discriminant validity menunjukan nilai korelasi cross loading seluruh indikator partisipasi penganggaran terhadap variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar antara 0,85 – 0,90, maka seluruh indikator partisipasi penganggaran dinyatakan valid. Nilai korelasi cross loading seluruh indikator keadilan distributif terhadap variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar antara 0,87 – 0,90, maka seluruh indikator keadilan distributif
dinyatakan valid. Nilai korelasi cross loading seluruh indikator
keadilan prosedural terhadap variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar antara 0,88 – 0,93, maka seluruh indikator keadilan prosedural dinyatakan valid. Nilai korelasi cross loading seluruh indikator komitmen tujuan anggaran terhadap variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar antara 0,93 – 0,95, maka seluruh indikator komitmen tujuan anggaran dinyatakan valid. Nilai korelasi cross loading seluruh indikator kinerja manajerial terhadap variabel latennya lebih besar dari nilai korelasi cross loading variabel laten lainnya karena berkisar antara 0,82 – 0,93, maka seluruh indikator kinerja manajerial dinyatakan valid. 3) Average Variance Extracted (AVE) Uji Average Variance Extracted (AVE) dilakukan untuk mengetahui nilai yang menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel. Nilai AVE seluruh variabel dinyatakan valid apabila nilai AVE berkisar di atas 0,5. Nilai AVE masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.8 sebagai berikut:
52
Tabel 5.8 Average Variance Extracted (AVE) Variabel
AVE
Partisipasi Penganggaran 0.786230 Keadilan Distributif 0.792680 Keadilan Prosedural 0.825553 Komitmen Tujuan Anggaran 0.896395 Kinerja Manajerial 0.755205 Sumber: Lampiran 4 Tabel AVE
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 5.8, hasil uji Average Variance Extracted (AVE) menunjukkan nilai AVE partisipasi penganggaran sebesar 0,79, nilai AVE keadilan distributif sebesar 0,79, nilai AVE keadilan prosedural sebesar 0,83, nilai AVE komitmen tujuan anggaran sebesar 0,90, dan nilai AVE kinerja manajerial sebesar 0,76. Nilai AVE seluruh variabel lebih besar dari 0,5. Hal ini berarti seluruh variabel dapat dikatakan valid. 4) Composite Reliability Uji composite reliability dilakukan untuk mengetahui nilai yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya untuk digunakan. Seluruh variabel dinyatakan reliable apabila nilai loading-nya di atas 0.70. Nilai composite reliability masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.9 sebagai berikut.
Tabel 5.9 Composite Reliability Variabel
Composite Reliability
Keterangan
53
Partisipasi Penganggaran
0.948407
Reliable
Keadilan Distributif
0.950286
Reliable
Keadilan Prosedural
0.974260
Reliable
Komitmen Tujuan Anggaran
0.962899
Reliable
Kinerja Manajerial 0.968564 Sumber: Lampiran 4 Tabel Composite Reliability
Reliable
Berdasarkan tabel 5.9, hasil uji composite reliability menunjukan bahwa nilai composite reliability variabel partisipasi penganggaran sebesar 0,95, nilai composite reliability variabel keadilan distributif sebesar 0,95, nilai composite reliability variabel keadilan prosedural sebesar 0,97, nilai composite reliability variabel komitmen tujuan anggaran sebesar 0,96, dan nilai composite reliability variabel kinerja manajerial sebesar 0,97. Hal ini berarti seluruh variabel dapat dikatakan reliable karena memiliki nilai composite reliability lebih besar dari 0,70. b. Evaluasi Inner Model Evaluasi inner model dilakukan dengan uji bootstrapping yang menghasilkan nilai koefisien determinasi R square, Q square, path coefficients, latent variable correlations. Hasil evaluasi inner model dijelaskan sebagai berikut.
1) Koefisien Determinasi R Square R Square berfungsi untuk melihat nilai signifikansi dari variabel laten. Tabel 5.10 R2 Variabel Latent Endogen
54
Variabel Keadilan Distributif Keadilan Prosedural Komitmen Tujuan Anggaran Kinerja Manajerial Sumber: Lampiran 5 Tabel R Square
R Square 0.510250 0.787772 0.742027 0.907795
Berdasarkan tabel 5.10, koefisien determinasi R Square menunjukkan bahwa kinerja manajerial mampu dijelaskan oleh partisipasi penganggaran, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran sebesar 90,8%, sisanya 9,2% dijelaskan faktor lain yang tidak ada dalam model. Keadilan distributif mampu dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 51%, sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model sebesar 49%. Keadilan prosedural mampu dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 79%, sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model sebesar 21%. Komitmen tujuan anggaran mampu dijelaskan oleh partisipasi penganggaran sebesar 74%, sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model sebesar 26%. 2) Q Square Suatu model dianggap mempunyai nilai predictive yang relevan jika nilai Q square lebih besar dari 0 ( >0). Nilai predictive-relevance diperoleh dengan rumus sebagai berikut. Q2 = 1 – (1-R12) (1-R22) (1-R32) (1-R42) Q2 = 1 – (1-0,52) (1-0,82) (1-0,72) (1-0,92) Q2 = 1 – (1-0,25) (1-0,64) (1-0,49) (1-0,81) Q2 = 1 – (0,75) (0,36) (0,51) (0,19) Q2 = 0,97
55
Hasil perhitungan Q square pada penelitian ini adalah 0,97. Hal ini berarti model dalam penelitian ini layak untuk menjelaskan variabel endogen yaitu kinerja manajerial. 5.2.2 Pengujian Hipotesis 1) t-Statistic Variabel eksogen dinyatakan signifikan pada variabel endogennya apabila hasil tstatistic lebih besar dari t-tabel 2,0423 ( tingkat signifikasi 2,5 %, DF=30 ). Hasil t-statistic masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 5.11 sebagai berikut. Tabel 5.11 t-statistic
Keadilan Distributif -> Kinerja Manajerial Keadilan Prosedural -> Kinerja Manajerial Komitmen Tujuan Anggaran -> Kinerja Manajerial Partisipasi Penganggaran -> Keadilan Distributif Partisipasi Penganggaran -> Keadilan Prosedural Partisipasi Penganggaran -> Komitmen Tujuan Anggaran Partisipasi Penganggaran -> Kinerja Manajerial
t-Statistics (|O/STERR|)
t-Tabel
Keterangan
1.892343
2,0423
Tidak Signifikan
6.345701
2,0423
Signifikan
7.087510
2,0423
Signifikan
7.747394
2,0423
Signifikan
45.690833
2,0423
Signifikan
32.828849
2,0423
Signifikan
40.135519 2,0423 Signifikan Sumber: Lampiran 5 Tabel Total Effects (Mean, STDEV, T-Values) Pada tabel 5.11, nilai t-statistic keadilan distributif pada kinerja manajerial sebesar 1,89 lebih kecil dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa keadilan distributif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial. Nilai t-statistic
56
keadilan prosedural pada kinerja manajerial sebesar 6,35 lebih besar dari pada ttabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa keadilan prosedural berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial. Nilai t-statistic komitmen tujuan anggaran pada kinerja manajerial sebesar 7,09 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa komitmen tujuan anggaran berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial. Nilai t-statistic partisipasi penganggaran pada keadilan distributif sebesar 7,75 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada keadilan distributif. Nilai t-statistic partisipasi penganggaran pada keadilan prosedural sebesar 45,69 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada keadilan prosedural. Nilai t-statistic partisipasi penganggaran pada komitmen tujuan anggaran sebesar 32,83 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada komitmen tujuan anggaran. Nilai tstatistic partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial sebesar 40,14 lebih besar dari pada t-tabel 2,0423. Hasil ini menjelaskan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial.
2) Path Coefficients Tabel 5.12 Path Coefficients
57
Keadilan Distributif
Komitmen Keadilan Tujuan Prosedural Anggaran
Keadilan Distributif Keadilan Prosedural Komitmen Tujuan Anggaran Partisipasi Penganggaran 0.712621 0.884228 0.860498 Sumber: Lampiran 5 Tabel Path Coefficients
Kinerja Manajerial
Total Effect
0.125016
0.932024
0.328829
1,133695
0.538161
1,306022
0.842935
Berdasarkan tabel 5.12, hasil path coefficients menunjukkan partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial sebesar 0,843. Namun apabila melalui variabel keadilan distributif maka pengaruh variabel partisipasi penganggaran pada variabel kinerja manajerial menjadi 0.932. Pengaruh total antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan distributif diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel keadilan distributif sebesar 0.713 dengan pengaruh tidak langsung variabel keadilan distributif ke variabel kinerja manajerial sebesar 0,125, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan pengaruh langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja manajerial sebesar 0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 0,932. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan distributif lebih besar daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Hal
58
ini mengindikasikan bahwa keadilan distributif merupakan variabel pemediasi antara hubungan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Bila
melalui
variabel
keadilan
prosedural,
maka
pengaruh
partisipasi
penganggaran pada kinerja manajerial menjadi 1,134. Pengaruh total antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan prosedural diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel keadilan prosedural sebesar 0.884 dengan pengaruh tidak langsung variabel keadilan prosedural ke variabel kinerja manajerial sebesar 0,329, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan pengaruh langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja manajerial sebesar 0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 1,134. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel keadilan prosedural lebih besar daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Hal ini mengindikasikan bahwa keadilan prosedural merupakan variabel pemediasi antara hubungan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Bila melalui variabel komitmen tujuan anggaran, pengaruh partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial menjadi 1,306. Pengaruh total antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel komitmen tujuan anggaran diperoleh dengan mengalikan pengaruh tidak langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel komitmen tujuan anggaran sebesar 0.861 dengan pengaruh tidak langsung variabel komitmen tujuan anggaran ke variabel kinerja manajerial sebesar 0,538, lalu hasil kali tersebut dijumlahkan dengan
59
pengaruh langsung variabel partisipasi penganggaran ke variabel kinerja manajerial sebesar 0,843, maka diperoleh pengaruh total sebesar 1,134. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh total antara partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel komitmen tujuan anggaran lebih besar daripada pengaruh langsung partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Hal ini mengindikasikan bahwa komitmen tujuan anggaran
merupakan
variabel
pemediasi
antara
hubungan
partisipasi
penganggaran pada kinerja manajerial. Hasil ini mendukung hipotesis pertama, hipotesis kedua, dan hipotesis ketiga yaitu partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi, partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi, dan partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi,
BAB VI PEMBAHASAN
Penelitian ini menguji pengaruh keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran pada hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah di Provinsi Bali. Penelitian ini menguji tiga hipotesis. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis pertama dapat diterima. Hal ini berarti keadilan distributif mampu memediasi hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer tingkat menengah akan mengakibatkan peningkatan persepsi keadilan distibutif, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanny (2013) dan Rofingatun dkk. (2013) yang menemukan bahwa semakin tinggi partisipasi manajer tingkat menengah dalam penganggaran maka persepsi manajer tingkat menengah pada keadilan distributif yang dirasakan akan semakin meningkat, kemudian peningkatan persepsi manajer tingkat menengah pada keadilan distributif akan meningkatkan kinerja manajerial dari manajer tingkat menengah. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005) yang menemukan bahwa persepsi keadilan
60
61
distributif yang dirasakan oleh manajer tingkat menengah tidak berpengaruh pada kinerja manajer tingkat menengah. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Mulyasari dan Sugiri (2005) serta Yenti (2003) yang menemukan bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh keadilan distributif. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis kedua dapat diterima. Hal ini berarti keadilan prosedural mampu memediasi hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan persepsi keadilan prosedural, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rofingatun (2013) dan Hanny (2013) yang menemukan bahwa semakin tinggi partisipasi manajer tingkat menengah dalam penganggaran maka persepsi manajer tingkat menengah pada keadilan prosedural yang dirasakan akan semakin meningkat, kemudian peningkatan persepsi manajer tingkat menengah pada keadilan prosedural akan meningkatkan kinerja manajerial dari manajer tingkat menengah. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Mulyasari dan Sugiri (2005) serta Yenti (2003) yang menemukan bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh keadilan prosedural.
62
Penerimaan terhadap hipotesis pertama dan kedua dapat terjadi karena dalam proses penganggaran, manajer turut serta dalam proses penentuan alokasi anggaran, yang berarti bahwa partisipasi manajer dalam proses penganggaran akan meningkatkan persepsi keadilan distributif dan keadilan prosedural manajer. Selain itu dengan berpartisipasi dalam proses penganggaran, manajer akan memiliki
informasi-informasi
mengenai
bagaimana
anggaran
tersebut
didistribusikan. Penerimaan alokasi dan target-target anggaran oleh manajer, akan memotivasi mereka untuk mencapai target-target tersebut sehingga meningkatkan kinerja manajerial mereka (Lau dan Lim, 2002). Hanny (2013) juga menyatakan bahwa persepsi keadilan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Mereka percaya bahwa anggaran telah dibuat serasional mungkin sehingga dorongan atau motivasi yang mereka miliki untuk memenuhi anggaran tersebut juga meningkat. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dapat diterima. Hal ini berarti komitmen tujuan anggaran mampu memediasi hubungan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja manajerial. Peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan komitmen anggaran, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial. Hal ini dapat terjadi karena partisipasi manajer dalam proses penganggaran akan meningkatkan kepercayaan, pengendalian, dan keterlibatan diri mereka dengan organisasi, sehingga mereka dapat menerima dan mempunyai komitmen terhadap anggaran yang disusun
63
(Sields dan Sields, 1998; dalam Indarto dan Ayu, 2011). Damayanti (2007) juga menyatakan keterlibatan manajer ini akan dapat menumbuhkan sikap mau menerima, berkomitmen yang lebih, dan penentuan untuk mencapai tujuan. Tingginya komitmen terhadap tujuan anggaran ini akan mempermudah penerimaan anggaran tersebut, meskipun sulit untuk dicapai, dengan demikian tingkat kinerja akan meningkat (Indarto dan Ayu, 2011). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Hanny (2013), Indarto (2011) dan Damayanti (2007) yang menemukan bahwa komitmen anggaran memediasi hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Mulyasari dan Sugiri (2005), serta Yenti (2003) yang menemukan bahwa hubungan langsung partisipasi penganggaran dan kinerja masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh komitmen tujuan anggaran. Selain berdasarkan teori dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penerimaan terhadap hipotesis dalam penelitian ini juga mungkin disebabkan oleh karakteristik respondennya. Pada profil responden ditemukan bahwa 54,3% responden berumur di atas 44 tahun. Pada rentang usia tersebut, tingkat kedewasaan dan emosi seseorang sudah stabil, sehingga dapat diasumsikan tingkat kedewasaan dan emosi tersebut dapat berpengaruh pada komunikasi dan pengambilan keputusan dalam proses penganggaran. Berdasarkan profil responden juga dapat dilihat bahwa 54,3% responden bekerja lebih dari 10 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa responden sudah memahami lingkup pekerjaan dan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam pelaksanaan proses
64
penyusunan anggaran sehingga pelaksanaan penyusunan anggaran sesuai dengan apa
yang
diperlukan
pada
masing-masing
daerah
pertanggungjawaban.
Pemahaman manajer tingkat menengah terhadap lingkup pekerjaan serta pengalaman yang dimilikinya dalam pelaksanaan penyusunan anggaran dapat meningkatkan persepsi keadilan distributif, keadilan prosedural serta komitmen pada tujuan anggaran dari para manajer tingkat menengah.
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1
Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, hipotesis
dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan distributif sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa dengan adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan persepsi keadilan distibutif, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial.
2)
Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan keadilan prosedural sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa dengan adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan persepsi keadilan prosedural, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial.
3)
Partisipasi penganggaran berpengaruh pada kinerja manajerial dengan komitmen tujuan anggaran sebagai variabel pemediasi. Hal ini berarti bahwa dengan adanya peningkatan partisipasi penganggaran yang melibatkan manajer tingkat menengah, akan mengakibatkan peningkatan komitmen
65
66
terhadap tujuan anggaran, yang pada akhirnya akan mengakibatkan peningkatan kinerja manajerial. 7.2
Saran Guna mempertahankan akreditasi yang telah dimiliki rumah sakit dan
meningkatkan mutu pelayanan yang ada, hendaknya manajer tingkat menengah selalu berpartisipasi dalam setiap proses penganggaran yang terjadi di rumah sakit, karena berdasarkan hasil pada penelitian ini, partisipasi dalam proses penganggaran terbukti dapat meningkatkan persepsi keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen tujuan anggaran dari manajer tingkat menengah, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja manajerial. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu: 1) Penggunaan self rating scale pada pengukuran kinerja manajerial dapat menimbulkan liniency bias, dimana responden memiliki kecendrungan untuk menjawab kinerja mereka terlalu tinggi. Penelitian selanjutnya dapat mengukur kinerja tanpa menggunakan self rating scale, melainkan dilakukan oleh rekan sejawat atau pimpinan. 2) Penelitian ini hanya dilakukan pada satu tempat penelitian yaitu RSUP Sanglah dengan sampel yang terbatas, sehingga tingkat generalisasi hasil penelitian ini masih rendah. Penelitian selanjutnya dapat menambah sampel penelitian dengan meneliti beberapa rumah sakit yang memiliki standar atau tipe yang sama, sehingga dapat meningkatkan generalisasi hasil penelitian. 3) Terkait karakteristik responden, persentase tingkatan usia responden dalam penelitian ini tidak merata. Sebesar 54% reeponden dalam penelitian ini
67
berada pada tingkat usia 44 tahun ke atas, sedangkan hanya 14,3% responden berada pada rentang usia 35-39 tahun. Diharapkan responden penelitian selanjutnya dapat lebih merata dari sisi tingkatan usia. Hal ini dapat terkait dengan tingkat kestabilan emosi dari responden yang menunjukkan tingkat penerimaan responden atas prosedur yang ditentukan oleh organisasi. Selain itu kuesioner dalam penelitian ini tidak mencantumkan jurusan pendidikan terakhir responden secara spesifik, yang menunjukkan kesesuaian pendidikan dengan posisi atau jabatan dalam organisasi. Penelitian selanjutnya dapat mencantumkan fakultas dan program studi/jurusan dari pendidikan terakhir responden. Misalnya sarjana (S1) Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, jurusan Manajemen, atau jurusan Ekonomi Pembangunan. Hal yang sama juga bisa dilakukan pada responden yang mempunyai pendidikan terakhir S2. Kesesuaian jurusan pendidikan terakhir responden dengan posisi atau jabatan responden dapat digunakan sebagai justifikasi atas hasil penelitian. 4) Pengembangan penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial dapat menggunakan variabel pemediasi lain seperti misalnya job relevant information (JRI) dan kecukupan anggaran, dimana ketersediaan informasi yang diperoleh dari partisipasi manajer tingkat menengah dalam proses penganggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial karena informasi-informasi tersebut mewakili kebutuhan masing-masing daerah pertanggungjawaban dan informasi itu relevan dengan tugas yang terkait dengan pembuatan keputusan atau pembuatan anggaran yang lebih realistis dan lebih akurat oleh manajemen (Indarto, 2011).
68
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, Yogi. 2008. “Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja, Job relevenant Information dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Rumah Sakit Swasta di Wilayah Kota Semarang). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Brownell, Peter. 1982. The Role of Accounting Data in Performance Evaluation, Budgetary Participation, and Organizational Effectiveness. Journal of Accounting Research, Vol.20, No.1. pp. 16-27. Byrne, S. and F. Damon, 2008. To Participate or not to Participate? Voice and Explanation Effects on Performance in a Multi-Period Budget Setting. British Accounting Review, Vol.40, No.3, pp. 207-227. Chong, V.K. dan Chong, Kar Min. 2002. Budget Goal Commitment and Informational Effects of Budget Participation on Performance: A Structural Equation Modelling Approach. Behavioral Research in Accounting, Vol. 1, pp. 65-86. Damayanti, Titien. 2007. Pengaruh Komitmen Anggaran dan Kultur Organisasional terhadap Hubungan Partisipasi Penganggaran dan Kinerja Manajerial pada Kondisi Stretch Target. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol.11, No.1, pp.81-101 Eker, Melek. 2007. The Impact of Budget Participation on Managerial Performance Via Organizational Commitment: A Study on The Top 500 Firms In Turkey. e-Journal Ankara Univesitesi SBF Dergisi, pp 118-136. Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modelling Dalam Peneltian Manajemen. Edisi 2. Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP. Folger, R. dan Konovsky, M.A. 1989. Effect of Procedural and Distributive Justice on Reactions to Pay Raise Decisions. Academy of Management Journal, Vol.32, No.1, pp.115-130. Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Greenberg, J. 1982. Determinants of Perceived Fairness of Performance Evaluations. Journal of Applied Psychology, Vol.71, No.2, pp.340-342.
69
Guerrero, Andersen, and Afifi. (2007). Close Encounters: Communication in Relationships, 2nd edition. Sage Publications, Inc. Hafizurrachman. 2009. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit di QHospital. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.59, No.8, pp.343-347. Handoko, T. Hani. 1996. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Hudayati, Ataina. 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI, Vo.6, No.2, pp.81-96. Hanny. 2013. The Influence of Budgetary Participation on Managerial Performance at Banking Sector in Bandung and Cimahi City. International Conference on Business, Economics, and Accounting. Bangkok-Thailand. Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta : Salemba Empat. Ikhsan, Arfan. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi. Vol.X:01-27. Indarto, Stefani Lily. 2011. Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, dan Job Relevant Information (JRI). Seri Kajian Ilmiah, Vol. 14, No.1. Irawati, Novian. 2008. Gambaran Penyelenggaraan Kegiatan Safeguarding Program Jaminan Pemeliharaaan Kesehatan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (ASKESKIN) oleh Sekretariat Safeguarding Pusat Tahun 2007. Skripsi. Universitas Indonesia. Jogiyanto, H.M. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit. Jakarta. Kenis, I. 1979. Effect on Budgetary Goal Characteristic on Managerial Attitudes And Peformance. The accounting review, Vol.54, No.4, pp.707-721. Kurnia, Ratnawati. 2010. Pengaruh Budgetary Goal Characteristics terhadap Kinerja Managerial dengan Budaya Paternalistik dan Komitmen Organisasi sebagai Moderating Variabel. Ultima Accounting, Vol. 2, No.2.
70
Latif, A.B. 2007. Hubungan Antara Keadilan Prosedural Dan Kinerja Manajerial Dengan Partisipasi Anggaran Sebagai Variabel Intervening (Penelitian Terhadap Manajer Perusahaan Manufaktur Di Jawa Tengah). Tesis. Universitas Diponegoro. Lau, Chong M. dan Lim, Edmond. 2002. The Effect od Procedural Justice and Evaluative Style on The Relationship Between Budgetary Participation and Performance. Advance in Accounting, Vol.19, pp.139-160. Lee, B.H. dan Jamil, M. 2003. An Empirical Study of Organizational Commitment: A Multi-Level Approach. The Journal of Behavioral and Applied Management, Vol.4, No.3, pp. 176-187. Lindquist, T.M. 1995. Fairness as an Antecedent to Participative Budgeting: Examining the Effects of Distributive Justice, Procedural Justice, and Referent Cognitions on Satisfaction and Performance. Journal of Management Accounting Research. Vol.7. Locke, E.A., et al. 1981. Goal Setting and Task Performance: 1969-1980. Psycological Bulletin. Vol.90, No.1, pp.125-152. Locke, E.A., G.P. Latham, dan M. Erez. 1988. The Determination of Goal Commitment. Academy of Management Review, Vol.13, No. 1, pp. 23-39. Locke, E.A., Shaw K.N., Saari, L.M. dan Latham, G.P. 1981. Goal Setting and Task Performance: 1969 – 1980. Psychological Bulletin. Vol. 90, pp. 125 – 152. Magner, N. dan Johnson, G.G. 1995. Municipal Official’s Reactions to Justice in Budgetary Resource. Public Administration Quarterly, Vol. 18, No.4, pp.439-456. Maiga, A.S. dan Jacobs, F.A. 2007a. Budget Participation’s Influence on Budget Slack: The Role of Fairness Perceptions, Trust, and Goal Commitment. Journal of Management Accounting Research. Vol.5, No.1, pp.39-58. ____. 2007b. The Relationship Between Budgetary Participation and Managerial Performance: The Role of Trust and Budget Goal Commitment. The Southern Business & Economic Journal. Vol.30, No.3&4, pp.2-48. Maria, D. dan Nahartyo, E. 2012. Influence of Fairness Perception and Trust on Budgetary Slack: Study Experiment on Participatory Budgeting Context. Simposium Nasional Akuntansi XVI. Banjarmasin.
71
Milani, K. 1975. The Relationship of Participation in Budget-Setting on Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study. The Accounting Review 50. April. pp.104-123. Mulyasari, Windu dan Sugiri, Slamet. 2005. Keadilan, Komitmen pada Tujuan, dan Job-relevant Information dalam Penganggaran Partisipatif. JRAI, Vol. 8, No. 3. Nor, Wahyudin. 2007. Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Pareke, F.J. 2004. Hubungan Keadilan dan Kepuasan dengan Keinginan Berpindah: Peran Komitmen Organisasional sebagai Variabel Pemediasi. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 2, No. 9, pp.157-178. Poon, J.M., dkk. 2006. Trust-In-Supervisor: Antecedents and Effect on Affective Organizational Commitment. Asian Academy of Management Journal, Vol. 11, No. 2, pp.35–50. Republik Indonesia. 1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, pasal 28 H. Jakarta. _____. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta. _____. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta. Riduwan, Engkos Ahmad Kuncoro. 2006. Cara Menggunakan Dan Memakai Analisis Jalur. Alfabeta, Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Judge, T.A. 2008. (Organizational Behavior). Jakarta: Salemba Empat.
Perilaku Organisasi
Rofingatun, Siti, dkk. 2013. Effect of Budgeting Participation to Justice Organization, Organizational Commitment, and Organizational Performance in Papua Hospital. IOSR Journal of Business and Management, Vol.8, Issue 2, pp.16. Salleh, Munir, et al. 2013. Fairness of Performance Appraisal and Organizational Commitment. Asian Social Science, Vol. 9, No. 2. Sekaran, U. 1992. Research Methods for business: A skill Approach, John Wiley. New York.
72
Siegel, G. and Marconi, R. H. 1989. Behavioural Accounting. Ohio: South-Western Publishing Co.Cincinnati. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan keduabelas (revisi terbaru). Bandung :Alfabeta. Sumadiyah dan Susanta, Sri. 2004. Job Relevant Information dan Ketidakpastian Lingkungan dalam Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi VII. Bali. Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. Supriyono. 2004. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keinginan Sosial terhadap Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dengan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar. Susmitha, Y. 2012. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial Dengan Locus Of Control dan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Rumah Sakit Pemerintah di Provinsi Bali), Tesis. Denpasar: Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana. Ulupui. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Persepsi Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, dan Goal Commitment terhadap Kinerja Dinas. Kinerja, Vol. 9, No.2, pp.98-112. Wentzel, K. 2002. The Influence of Fairness Perceptions and Goal Commitment on Manager’s Performance in a Budget Setting. Behavioral Research in Accounting, Vol 12, pp.247-271. Wiyono,Gendro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0. Edisi Pertama. Yogyakarta: YKPN. Yenti, Riza Reni. 2003. Pengaruh Keadilan Distributif, Keadilan Prosedur, Komitmen terhadap Tujuan, dan Motivasi terhadap Kinerja Manajerial dalam Penyusunan Anggaran. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Zainuddin, Suria dan Isa, Che Ruhana. 2011. The Role of Organizational Fairness and Motivation in the Relationship Between Budget Participation and Managerial Performance: A Conceptual Paper. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, Vol.5, No.12, pp.641-648.
73
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir (tesis) sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S2), maka dengan ini saya bermaksud melakukan penelitian di Kantor Akuntan Publik se-Provinsi Bali. Untuk maksud tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang semata-mata untuk memenuhi data yang saya perlukan. Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk membaca petunjuk pengisian terlebih dahulu dan silahkan menunjukkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan dari setiap pernyataan dengan memilih salah satu dari tujuh pilihan jawaban. Data yang terkumpul nantinya akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk agregat, sehingga jawaban individual tidak akan tampak. Sesuai dengan kode etik penelitian, semua DATA DIJAMIN KERAHASIAANNYA dan digunakan semata-mata untuk kepentingan akademis. Pengisian jawaban ini tidak didasarkan atas penilaian “benar” atau “salah”, tetapi berdasarkan yang paling mencerminkan sikap Bapak/Ibu/Saudara/i. Keberhasilan penelitian ini sangat bergantung pada perhatian dan kesungguhan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini. SAYA
SANGAT
MENGHARGAI
KEJUJURAN
DAN
KETERBUKAAN ANDA SAAT MENGISI KUESIONER INI. Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini merupakan bantuan yang sangat besar dan berarti dalam keberhasilan dan kelancaran penelitian ini. Atas partisipasi dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih. Hormat Saya,
Made Dwi Baskara Wiguna Giri NIM. 1091662010
74
A. Identitas Responden 1. Umur :……………….…tahun 2. Lama bekerja :………………… tahun 3. Jenis kelamin : Laki-laki
Perempuan
4. Tingkat Pendidikan : a. D3 b. S1 c. S2 d. S3 B. Petunjuk Pengisian Kuesioner Untuk pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, Bapak/Ibu cukup memberi tanda silang (X) atau (√) pada tempat yang telah disediakan. PARTISIPASI PENGANGGARAN Keterangan: 1 = Sangat Rendah 4 = Sedang 2 = Rendah 5 = Cukup Tinggi 3 = Cukup Rendah 6 = Tinggi N o 1 2 3 4 5
Keterangan Saya terlibat dalam penyusunan rencana kegiatan anggaran di wilayah pertanggung jawaban saya Saya mempunyai pengaruh dalam penentuan jumlah akhir dari anggaran wilayah pertanggung jawaban saya Saya selalu memprakarsai adanya diskusi dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Pengaruh usulan dan pemikiran saya terhadap anggaran akhir Kontribusi saya di wilayah pertanggung jawaban saya sangat penting
7 = Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
6
7
75
KEADILAN DISTRIBUTIF Keterangan: 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Agak Tidak Setuju
4 = Netral 7 = Sangat Setuju 5 = Agak Setuju 6 = Setuju
No
Pernyataan
1
Wilayah tanggung jawab saya menerima anggaran yang sesuai Anggaran yang dialokasikan untuk wilayah tanggung jawab saya secara memadai mencerminkan kebutuhan saya Anggaran di daerah tanggung jawab saya, sesuai dengan yang saya harapkan Saya menganggap anggaran di wilayah tanggung jawab saya sudah adil Atasan saya mengungkapkan keprihatinan dan sensitivitas ketika mendiskusikan pembatasan anggaran pada daerah tanggung jawab saya
2 3 4 5
1
2 3 4 5
6
7
76
KEADILAN PROSEDURAL Keterangan: 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Agak Tidak Setuju
4 = Netral 7 = Sangat Setuju 5 = Agak Setuju 6 = Setuju
No
Pernyataan
1
Prosedur penganggaran diterapkan secara konsisten di semua daerah tanggung jawab. Prosedur penganggaran diterapkan secara konsisten sepanjang waktu. Keputusan anggaran untuk daerah tanggung jawab saya didasarkan pada informasi akurat dan pendapat yang diinformasikan dengan baik. Prosedur penganggaran saat ini memuat ketentuan-ketentuan yang memungkinkan saya untuk mengajukan set anggaran untuk daerah tanggung jawab saya. Prosedur penganggaran saat ini sesuai dengan standar etik dan moralitas saya. Pengambil keputusan anggaran berusaha keras untuk tidak mendukung salah satu daerah tanggung jawab di atas yang lainnya.
2 3
4
5 6
7 8
Prosedur penganggaran saat ini cukup mewakili apa yang menjadi perhatian di semua daerah tanggung jawab Pengambil keputusan anggaran menjelaskan secara memadai bagaimana penentuan alokasi anggaran untuk wilayah tanggung jawab saya.
1
2 3 4 5
6
7
77
KOMITMEN TUJUAN ANGGARAN No 1
2
3
Keterangan Komitmen terhadap tujuan berarti penerimaan tujuan tersebut sebagai tujuan pribadi Anda dan tekad Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Seberapa besar komitmen Anda untuk mencapai anggaran di daerah tanggung jawab Anda? (1 = sangat tidak berkomitmen, 2 = tidak berkomitmen, 3 = agak tidak berkomitmen, 4 = netral, 5 = agak berkomitmen, 6 = berkomitmen, 7 = sangat berkomitmen). Seberapa penting bagi Anda, untuk setidaknya mencapai anggaran di wilayah tanggung jawab Anda? (1 = sangat tidak penting, 2 = tidak penting, 3 = agak tidak penting, 4 = netral, 5 = agak penting, 6 = = penting, 7 = sangat penting) Sejauh mana Anda berusaha untuk mencapai anggaran di wilayah tanggung jawab Anda? (1 = sangat tidak berusaha, 2 = tidak berusaha, 3 = agak tidak berusaha, 4 = netral, 5 = agak berusaha, 6 = berusaha, 7 = sangat berusaha
1
2
3
4
5
6
7
78
KINERJA MANAJERIAL Keterangan: 1 = Sangat Rendah 2 = Rendah 3 = Cukup Rendah
4 = Sedang 5 = Cukup Tinggi 6 = Tinggi
7 = Sangat Tinggi
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 1 Perencanaan: Menentukan tujuan, kebijakan dan rencana kegiatan seperti penjadwalan kerja, penyusunan anggaran, dan penyusunan program 2 3 4 5
6 7
8 9
10
Investigasi: Pengumpulan dan penyiapan informasi yang biasanya berbentuk catatan dan laporan Pengkoordinasian: Tukar menukar informasi dalam organisasi untuk mengkoordinasikan dan menyesuaikan laporan Pengawasan: Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan para bawahan yang ada pada unit/sub unit saudara Penilaian Staf: Mempertahankan angkatan kerja pada unit/sub unit saudara (misalnya ; menyeleksi dan mempromosikan bawahan saudara) Negosiasi: Melakukan kontrak untuk barang atau jasa yang dibutuhkan pada unit/sub unit saudara dengan pihak luar. Perwakilan: Mempromosikan visi, misi, dan tujuan organisasi dengan cara berkonsultasi secara lisan, atau berhubungan dengan pihak lain di luar organisasi Kinerja secara keseluruhan: Bagaimana Anda mengevaluasi kinerja Anda secara keseluruhan Evaluasi: Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan. Kinerja secara keseluruhan disesuaikan dengan target
Nb.: Mohon periksa kembali untuk memastikan semua pernyataan sudah dijawab. -TERIMA KASIH-
79
Lampiran 2 Rangkuman Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Variabel Penelitian dan Tahun dan Objek Penelitian Penelitian Rofingatun, Variabel bebas : dkk. (2013) Penganggaran Partisipatif Variabel Terikat : Kinerja organisasional Variabel Pemediasi: Keadilan Organisasi,Komitmen Organisasi Objek Penelitian: Manajer-manajer level menengah di Rumah Sakit yang ada di Papua Hanny Variabel bebas: (2013) Penganggaran Partisipatif Variabel Terikat: Kinerja Manajerial Variabel Pemediasi: Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Komitmen Tujuan Anggaran, Job Relevant Information Objek Penelitian : Manajer pada sektor perbankan di Bandung dan Cimahi
Teknik Analisis Data Partial Least Square (PLS)
Structural Equation Modeling (SEM)
Hasil Penelitian Partisipasi penganggaran berpengaruh positif pada kinerja organisasional dan keadilan organisasi, keadilan organisasi berpengaruh positif pada komitmen organisasional dan kinerja organisasional, serta komitmen berpengaruh positif pada kinerja organisasional Partisipasi penganggaran meningkatan persepsi keadilan, komitmen tujuan anggaran, dan JRI. Persepsi keadilan, komitmen tujuan anggaran, dan JRI memiliki pengaruh positif signifikan pada kinerja manajerial.
80
Indarto (2011)
Damayanti (2007)
Eker (2007)
Variabel bebas: Penganggaran Partisipatif Variabel Terikat: Kinerja Manajerial Variabel Pemediasi: Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, dan Job Relevant Information (JRI) Objek Penelitian: Manajer-manajer level menengah di Jawa Tengah Variabel bebas: Penganggaran Partisipatif Variabel Terikat: Kinerja Manajerial Variabel Pemediasi: Komitmen Tujuan Anggaran,Kultur Organisasional Objek Penelitian : Manajer departemen dari tiga hotel bintang lima di Jawa dan Bali Variabel bebas: Penganggaran Partisipatif Variabel Terikat: Kinerja Manajerial Variabel Pemoderasi: Komitmen Organisasi Objek Penelitian: Manajer departemen akunting dan keuangan pada 500 perusahaan di Turkey
Analisis Regresi
Partisipasi dalam proses penganggaran berhubungan positif dengan kinerja manajerial. Kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan anggaran, JRI dapat berfungsi sebagai mediator dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.
structural equation modeling (SEM)
Komitmen tujuan anggaran memediasi hubungan partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial, sedangkan budaya organisasi memoderasi (meningkatkan) pengaruh positif partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial.
Regresi Linier Berganda
Partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial. Komitmen organisasional berpengaruh signifikan pada kinerja manajerial. Terdapat interaksi signifikan antara partisipasi penganggaran dan komitmen organisasional pada kinerja manajerial.
81
Maiga dan Jacobs (2007b)
Nor (2007)
Ulupui (2005)
Variabel bebas: Penganggaran Partisipatif Variabel Terikat: Kinerja Variabel Pemediasi: Trust, Komitmen Tujuan Anggaran Objek Penelitian: Manajer pertanggungjawaban unit bisnis manufaktur Variabel bebas: Partisipasi Penganggaran Variabel Terikat: Kinerja Manajerial Variabel Pemoderasi: Desentralisasi dan Gaya Kepemimpinan Objek Penelitian: Manajer Pusat Pertanggungjawaban Rumah Sakit Variabel bebas: Partisipasi Penganggaran, Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, dan Komitmen Tujuan Anggaran Variabel Terikat : Kinerja Objek Penelitian : Kepala Dinas, Kabag TU dan Kasubdin pada Dinas-Dinas di Kabupaten Badung
structural equation modeling (SEM)
Partisipasi penganggaran memiliki pengaruh positif signifikan pada trust manajer, dan trust manajer berpengaruh signifikan pada komitmennya terhadap tujuan penganggaran, pada akhirnya memiliki pengaruh positif pada kinerja.
Analisis Regresi Sederhana dan Analisis Regresi Residual
Terdapat pengaruh positif signifikan partisipasi penganggaran pada kinerja manajerial. Desentralisasi dan gaya kepemimpinan tidak memengaruhi hubungan partisipasi penganggaran dengan kinerja
Regresi Linier Berganda
Partisipasi penganggaran berpengaruh signifikan pada kinerja, keadilan prosedural berpengaruh signifikan pada kinerja, namun keadilan distributif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja. Komitmen tujuan anggaran ditemukan berhubungan negatif dengan partisipasi anggaran.
82
Mulyasari dan Sugiri (2005)
Supriyono (2004)
Yenti (2003)
Variabel bebas: Penganggaran Partisipatif Variabel Terikat: Kinerja Variabel Pemediasi: Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Komitmen Tujuan Anggaran, Job Relevant Information Objek Penelitian: Manajer perusahaan jasa dan manufaktur
structural equation modeling (SEM)
Hubungan penganggaran partispatif dan kinerja tidak signifikan setelah terdapat faktor lain yang memediasi hubungan tersebut. Namun, hubungan langsung penganggaran partisipatif dan kinerja masih lebih kuat dibanding hubungan tidak langsung yang dimediasi oleh keadilan distributif, keadilan prosedural, komitmen pada tujuan, dan job-relevant information. Keadilan persepsian dan job-relevant information mempengaruhi kinerja. Komitmen pada tujuan tidak terbukti mempengaruhi kinerja manajer dalam penganggaran partisipatif. Variabel bebas : Uji Terdapat pengaruh positif Partisipasi Interaksi signifikan partisipasi Penganggaran Variabel (Moderated penganggaran pada kinerja Terikat : Kinerja Regression manajerial, serta komitmen Manajerial Analysis/ organisasi dan keinginan Variabel Pemoderasi : MRA) sosial meningkatkan Komitmen Organisasi pengaruh partisipasi dan Keinginan Sosial penganggaran pada kinerja Objek Penelitian : manajerial. Manajer-manajer perusahaan going public di BEJ Variabel bebas: structural Hasil penelitian tidak Partisipasi equation mendukung hubungan Penganggaran Variabel modeling antara partisipasi Terikat: Kinerja (SEM) penyusunan anggaran Manajerial dengan kinerja manajerial Variabel Pemediasi: dengan variabel intervening Keadilan Distributif, keadilan distributif, keadilan Keadilan Prosedural, prosedur, komitmen Komitmen Tujuan terhadap tujuan anggaran Anggaran, Motivasi dan motivasi, karena Objek Penelitian: hubungan tidak langsung Manajer Perusahaan yang memediasi antara Manufaktur di partisipasi penyusunan
83
Indonesia
anggaran dengan kinerja manajerial menunjukkan nilai yang rendah dan sangat lemah.
Wentzel (2002)
Variabel bebas: Partisipasi Penganggaran Variabel Terikat: Kinerja Variabel Pemediasi: Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Komitmen Tujuan Anggaran Objek Penelitian: Manajer Pusat Pertanggungjawaban Rumah Sakit
structural equation modeling (SEM)
Kenis (1979)
Variabel bebas: Budgetary Goal Characteristics Variabel Terikat: Perilaku dan Kinerja Manajerial Objek Penelitian : 169 manajer departemen yang memiliki tanggung jawab terhadap anggaran Variabel bebas: Partisipasi Penganggaran Variabel Terikat: Kinerja Manajerial Objek Penelitian: Manajer produksi level teredah perusahaan besar berskala internasional.
Regresi Linier Berganda
Milani (1975)
Regresi Linier Berganda
Peningkatan partisipasi selama proses penganggaran akan memupuk rasa keadilan, sehingga meningkatkan komitmen manajer pada tujuan anggaran dan kemudian meningkatkan kinerja. Ditemukan pula pengaruh langsung antara persepsi keadilan dan kinerja menjadi tidak signifikan ketika komitmen tujuan dipertimbangkan. Partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan pada perilaku dan kinerja manajerial.
Tidak ada pengaruh signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
Lampiran 3 Tabulasi Kuesioner No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3 X4.1 X4.2 X4.3 X4 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y 1 5 4 4 5 5 23 6 5 6 5 4 26 3 5 5 4 5 5 5 5 37 5 5 5 15 4 4 4 5 3 4 3 4 5 5 41 2 6 7 5 5 6 29 7 6 7 6 7 33 5 6 7 5 6 6 6 6 47 7 6 6 19 5 5 6 7 5 6 5 5 6 6 56 3 7 6 6 6 7 32 7 6 7 7 7 34 6 7 7 6 7 7 7 6 53 7 7 7 21 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 69 4 3 4 4 3 4 18 3 4 4 3 4 18 3 4 4 3 4 4 4 3 29 3 4 4 11 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 35 5 6 6 6 6 6 30 5 6 5 5 6 27 6 5 5 4 6 6 5 6 43 6 5 5 16 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 58 6 5 5 3 3 5 21 3 3 2 3 4 15 3 2 3 2 4 4 4 4 26 4 4 3 11 3 4 3 5 5 3 3 5 5 5 41 7 6 6 4 6 6 28 5 5 4 4 5 23 5 4 4 5 5 5 5 5 38 6 6 6 18 4 5 5 6 6 4 6 6 6 6 54 8 6 6 6 7 7 32 6 6 6 5 6 29 6 6 6 6 6 7 6 6 49 7 7 7 21 7 7 7 6 6 6 7 7 7 7 67 9 5 4 4 5 5 23 3 5 4 3 4 19 4 4 3 3 4 4 4 4 30 5 5 4 14 5 4 4 5 4 4 5 5 6 6 48 10 7 7 6 5 5 30 6 4 5 6 6 27 6 6 6 5 5 5 5 6 44 6 6 6 18 6 6 6 7 7 6 5 5 7 7 62 11 3 4 1 4 3 15 5 3 4 4 2 18 5 3 4 4 3 3 4 4 30 4 3 4 11 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 35 12 7 7 4 6 6 30 7 7 4 6 6 30 6 5 5 6 6 6 6 5 45 7 7 7 21 7 7 7 7 7 4 6 6 6 6 63 13 3 3 1 1 3 11 3 3 1 1 3 11 3 4 4 3 3 4 3 3 27 4 4 3 11 3 4 3 3 3 1 1 3 3 3 27 14 7 4 4 3 5 23 7 4 4 3 5 23 5 5 7 6 6 5 6 6 46 6 7 6 19 7 7 7 7 4 4 3 5 5 5 54 15 5 5 3 2 3 18 5 5 3 2 3 18 4 3 3 5 4 4 4 5 32 5 4 3 12 4 4 4 5 5 3 2 3 4 4 38 16 6 6 6 6 6 30 6 6 6 6 6 30 5 5 5 5 5 5 5 5 40 6 5 6 17 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 60 17 7 7 6 6 7 33 7 7 6 6 7 33 6 6 6 7 6 7 6 7 51 7 6 7 20 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 68 18 3 5 1 1 5 15 3 5 1 1 5 15 3 4 4 3 4 4 3 3 28 3 3 2 8 5 5 3 3 5 1 1 5 5 3 36 19 7 6 5 6 6 30 7 6 5 6 6 30 4 5 6 6 6 6 4 6 43 6 6 6 18 6 6 7 7 6 5 6 6 6 6 61 20 5 5 3 5 7 25 3 4 4 3 3 17 3 4 4 5 4 2 3 5 30 4 5 3 12 3 4 3 5 5 3 5 7 3 3 41 21 5 6 6 6 6 29 5 6 6 6 7 30 5 5 5 6 6 5 4 6 42 6 6 6 18 4 6 5 5 6 6 6 6 6 6 56 22 3 3 2 3 3 14 3 3 3 2 2 13 3 3 2 3 3 3 3 4 24 3 2 3 8 3 2 3 3 3 2 3 3 5 3 30 23 6 6 6 6 6 30 6 5 5 6 6 28 6 5 6 6 5 5 6 6 45 5 6 5 16 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 59 24 5 4 4 4 5 22 4 3 2 3 5 17 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 5 4 13 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 44 25 5 6 5 6 6 28 3 4 3 3 3 16 6 5 6 5 5 5 6 6 44 6 6 6 18 6 6 6 6 5 5 6 6 6 5 57 26 2 2 2 2 2 10 5 6 7 6 7 31 2 2 2 2 2 2 2 2 16 4 5 4 13 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 40 27 5 4 5 5 6 25 6 6 5 4 5 26 5 5 6 7 6 7 7 5 48 6 6 6 18 6 6 5 6 5 5 6 6 7 6 58 28 4 3 2 3 5 17 3 2 2 3 2 12 3 3 3 2 3 3 3 2 22 2 3 3 8 2 3 6 3 3 2 3 4 3 3 32 29 6 4 5 4 6 25 4 4 3 5 3 19 4 6 5 5 4 5 5 6 40 4 5 6 15 5 4 6 5 5 7 6 6 6 7 57 30 4 3 4 3 5 19 3 4 3 3 3 16 3 2 3 3 3 4 3 3 24 3 4 3 10 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 33 31 6 5 6 5 6 28 6 6 5 7 6 30 6 7 6 6 7 6 6 6 50 6 6 6 18 6 7 6 6 6 6 5 6 6 6 60 32 4 4 2 4 3 17 5 4 3 4 5 21 3 4 4 3 5 4 5 3 31 3 4 4 11 3 3 4 4 3 4 4 3 5 3 36 33 6 6 6 7 7 32 6 7 6 7 6 32 7 6 7 7 6 7 6 6 52 7 5 7 19 5 6 7 6 7 6 6 5 7 6 61 34 5 4 5 5 6 25 5 4 4 5 5 23 4 5 5 4 4 5 5 4 36 5 5 4 14 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 47 35 3 4 4 3 3 17 4 3 3 4 3 17 4 3 3 4 4 3 3 3 27 4 3 4 11 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 35
84
86
Lampiran 4 OUTPUT UJI GOODNESS OF FIT Tabel Outer Model (Weights or Loadings)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X4.1 X4.2 X4.3 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10
Partisipasi Keadilan Keadilan Penganggaran Distributif Prosedural 0.902803 0.853194 0.890733 0.900884 0.884971 0.880087 0.877227 0.898234 0.902019 0.893787 0.883374 0.905669 0.931244 0.899058 0.925430 0.911668 0.912619 0.898825
Komitmen Tujuan Anggaran
0.954611 0.933526 0.952067
Kinerja Manajerial
0.877279 0.928020 0.852513 0.864027 0.912448 0.866891 0.831131 0.847956 0.823442 0.880887
86
87
Tabel Cross Loadings
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X4.1 X4.2 X4.3 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10
Partisipasi Penganggaran 0.9028030 0.8531940 0.8907330 0.9008840 0.8849710 0.6353980 0.6417700 0.5840500 0.6930970 0.6168500 0.8151520 0.7854390 0.7834450 0.7889240 0.8344470 0.8024400 0.7635970 0.8691630 0.8369070 0.7817900 0.8267720 0.7194910 0.8504920 0.7089670 0.8060400 0.8713770 0.8331240 0.8353130 0.8275920 0.8159750 0.7620300
Keadilan Distributif 0.6320650 0.6160330 0.7053580 0.6845400 0.5127600 0.8800870 0.8772270 0.8982340 0.9020190 0.8937870 0.6249680 0.6695060 0.6707500 0.6777690 0.7348650 0.7039280 0.6252070 0.6336490 0.8101440 0.7341100 0.8055500 0.6824760 0.7549850 0.7460150 0.6751330 0.7536700 0.7186560 0.7267220 0.6940670 0.5529830 0.7437870
Keadilan Prosedural 0.8396510 0.7610530 0.8071260 0.7688160 0.7519840 0.7588130 0.6642910 0.5745570 0.6518080 0.6131850 0.8833740 0.9056690 0.9312440 0.8990580 0.9254300 0.9116680 0.9126190 0.8988250 0.8820670 0.7928370 0.8876060 0.8193770 0.8245700 0.7980430 0.8472800 0.8520950 0.7615330 0.7809580 0.7161380 0.6878730 0.7850230
Komitmen Tujuan Anggaran 0.8275680 0.7232870 0.7860070 0.7845570 0.6845510 0.8001930 0.7403940 0.7007240 0.7225350 0.7182050 0.8071950 0.7898990 0.8238700 0.8321880 0.8414310 0.8272560 0.8166810 0.8234430 0.9546110 0.9335260 0.9520670 0.8346600 0.8703630 0.8718220 0.8263420 0.9113510 0.7622430 0.7660970 0.7859830 0.7168140 0.7984650
Kinerja Manajerial 0.8687020 0.7804030 0.8470410 0.8127580 0.7739920 0.7409530 0.7383680 0.6530390 0.7478750 0.7317630 0.8364160 0.8142070 0.8045080 0.8163510 0.8331370 0.8365260 0.8024910 0.8535470 0.8935700 0.8642340 0.9116710 0.8772790 0.9280200 0.8825130 0.8640270 0.9124480 0.8668910 0.8511310 0.8479560 0.8234420 0.8808870
87
88
Tabel Average Variance Extracted (AVE) Variabel Partisipasi Penganggaran Keadilan Distributif Keadilan Prosedural Komitmen Tujuan Anggaran Kinerja Manajerial
AVE 0.786230 0.792680 0.825553 0.896395 0.755205
Tabel Composite Reliability Variabel
Composite Reliability
Partisipasi Penganggaran
0.948407
Keadilan Distributif
0.950286
Keadilan Prosedural
0.974260
Komitmen Tujuan Anggaran
0.962899
Kinerja Manajerial
0.968564
88
89
Lampiran 5 OUTPUT UJI HIPOTESIS
Tabel R Square Variabel Keadilan Distributif Keadilan Prosedural Komitmen Tujuan Anggaran Kinerja Manajerial
R Square 0.510250 0.787772 0.742027 0.907795
Tabel Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)
Keadilan Distributif -> Kinerja Manajerial Keadilan Prosedural -> Kinerja Manajerial Komitmen Tujuan Anggaran -> Kinerja Manajerial Partisipasi Penganggaran -> Keadilan Distributif Partisipasi Penganggaran -> Keadilan Prosedural Partisipasi Penganggaran -> Komitmen Tujuan Anggaran Partisipasi Penganggaran -> Kinerja Manajerial
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
0.125016
0.118590
0.066064
0.066064
1.892343
0.328829
0.334570
0.051819
0.051819
6.345701
0.538161
0.538222
0.075931
0.075931
7.087510
0.712621
0.717393
0.091982
0.091982
7.747394
0.884228
0.884449
0.019352
0.019352
45.690833
0.860498
0.862658
0.026212
0.026212
32.828849
0.842935
0.845677
0.021002
0.021002
40.135519
89
90
Tabel Path Coefficients
Keadilan Distributif Keadilan Prosedural Komitmen Tujuan Anggaran Partisipasi Penganggaran
Komitmen Keadilan Keadilan Tujuan Kinerja Distributif Prosedural Anggaran Manajerial 0.125016 0.328829 0.538161 0.712621
0.884228
0.860498
0.842935
Tabel Latent Variable Correlations
Keadilan Distributif Keadilan Prosedural Kinerja Manajerial Komitmen Tujuan Anggaran Partisipasi Penganggaran
Komitmen Keadilan Keadilan Kinerja Tujuan Partisipasi Distributif Prosedural Manajerial Anggaran Penganggaran 1,000000 0.735020
1,000000
0.813355
0.908362
1,000000
0.828027
0.903130
0.940147
1,000000
0.714318
0.887565
0.922792
0.861410
1,000000
90