TESIS
JOHAN JOHANNES
PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK TRANSPORTASI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
Latar Belakang Listrik ; satu faktor penting dalam memenuhi kebutuhan
hidup manusia modern.
Pertumbuhan Penduduk ; baik kualitas maupun
kuantitas, memicu peningkatan terhadap energi listrik.
Pertumbuhan penjualan tenaga listrik dan
pertumbuhan beban puncak rata-rata pertahunnya untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara sebesar 9,3 %
Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan listrik adalah
mempercepat diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke non BBM
Permasalahan Untuk memenuhi kebutuhan listrik khususnya
di Pulau Ambon, maka akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) 2 x 15 MW PLTU ini menggunakan bahan bakar “batu-bara”, Perlu jaminan ketersediaan Batu bara dalam rangka
menjaga kontiniutas produksi energi listrik.
STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI LAUT UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BATU BARA PADA PLTU 2 X 15 MW DI DESA WAAI PULAU AMBON
Pulau AMBON
Perumusan Masalah Seberapa besar kuantitas batubara yang dibutuhkan
untuk mengoperasikan pembangkit listrik. Seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mensupply batubara. Bagaimana menentukan besaran-besaran fisik armada kapal yang akan digunakan untuk mengangkut batubara dari lokasi asalnya ke lokasi pembangkit ( Pulau Ambon ).
Tujuan Penelitian Menentukan kuantitas batu bara yang dibutuhkan
untuk mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Pulau Ambon. Menentukan frekwensi penyuplaian batubara, yang dikaitkan dengan performa kapal agar batubara tetap tersedia Menentukan besaran-besaran fisik armada kapal yang akan digunakan untuk mengangkut batubara dari asalnya ke lokasi pembangkit ( Pulau Ambon ).
Manfaat Penelitian Terciptanya suatu sistim penyuplaian batu bara
sebagai bahan bakar pembangkit listrik agar dapat beroperasi secara kontinyu . Masukan dan informasi kepada instansi-instansi terkait yang berkompeten dalam pengambilan keputusan pembangunan dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) di Di Pulau Ambon.
Batasan Masalah dan Asumsi Pertumbuhan permintaan energi listrik diasumsikan sesuai dengan
data pertumbuhan permintaan dan beban puncak dari PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara. Selama proses penelitian ini diasumsikan tidak terjadi penambahan kapasitas pembangkit dari rencana semula ( 2 x 15 MW ) ataupun pembangunan pembangkit yang baru di daerah lain. Batu bara yang digunakan sebagai pembangkit pada PLTU ini, disupplai dari pusat –pusat penambangan di luar Maluku. Analisis pengembangan pelabuhan hanya sampai pada tahapan penentuan besaran fisik sarana dan prasarana, menyangkut dengan tata letak tidak dibahas dalam kajian ini.
Hasil yang Diharapkan Ketersediaan Batu Bara Kontinuitas operasional PLTU Kelancaran pasokan energi listrik bagi masyarakat.
LOKASI SUMBER PENAMBANGAN BATUBARA •North Pulau Laut •Pulau Obi •Nabire
SISTEM TRANSPORTASI • Rute Pelayaran • Jenis Alat Angkut • Kapasitas • Performance Alat Angkut • Kinerja Pelabuhan • Tarif Jasa
SOLUSI OPTIMAL •Waktu Tempuh (Minimal) •Total Biaya (Minimal ) •Keuntungan (Maksimal )
PLTU 2 x 15 MW
Kebutuhan BATUBARA PEMBANGKIT Kebutuhan 1 MW waktu 1 kg = 1 jam 1 hari 1 bulan
2 15 1.000.000 3.600 2.980 3.600 24 30 7.248,32 12 86.979,86
UNIT MW watt detik watt/det detik jam hari Ton/bulan bulan Ton/tahun
LOKASI PENAMBANGAN
JENIS ALAT ANGKUT
TONGKANG
Satuan
120
180
230
300
Kec ( penuh)
knot
5,5
5
4,5
4
Kec ( kosong) Konsumsi BBM
knot
6
5,5
5
4,5
Liter/day
Charter Rate
Rp/day
2.000 Rp 650.000.000,00
2.700 Rp 680.000.000,00
3.600 Rp 693.000.000,00
4.000 Rp 700.000.000,00
ton
495
1.144
1.898
3.282
orang
12
12
12
12
ton
1.500
3.000
5.000
8.000
GT Jumlah ABK Payload
BULK CARRIER
Satuan Kec ( penuh)
knot
Kec ( kosong)
knot
230 8 10
Liter/day
4000
Konsumsi BBM Charter Rate GT Jumlah ABK Payload
Rp/day
Rp
800.000.000,00
Rp
300 9 10,5 6500 975.000.000,00
ton
2200
3738
orang
20
22
ton
3163
5326
Perhitungan WAKTU KAPAL Waktu Berlayar (Kondisi Muatan Penuh ) - jam TONGKANG Lokasi
120
180
230
300
North P. Laut Pulau Obi Nabire
153.1 29.1 132.0
168.4 32.0 145.2
187.1 35.6 161.3
210.5 40.0 181.5
BULKCARRIER 3765 6341 DWT DWT 105.3 93.6 20.0 17.8 90.8 80.7
Waktu Berlayar (Kondisi Kosong) - jam TONGKANG
BULKCARRIER
Lokasi
North P. Laut Pulau Obi Nabire
120
180
230
300
3765 DWT
6341 DWT
140.3 26.7 121.0
153.1 29.1 132.0
168.4 32.0 145.2
187.1 35.6 161.3
84.2 16.0 72.6
80.2 15.2 69.1
Waktu Pemuatan ( jam ) TONGKANG Lokasi North P. Laut Pulau Obi Nabire
BULKCARRIER 3765 DWT 6341 DWT
120
180
230
300
1,875
3,75
6,25
10
4
7
1,875
3,75
6,25
10
4
7
1,875
3,75
6,25
10
4
7
Waktu Bongkar ( jam ) Lokasi North P. Laut Pulau Obi Nabire
TONGKANG
BULKCARRIER
120
180
230
300
3765 DWT
6341 DWT
3 3 3
6 6 6
10 10 10
16 16 16
6,33 6,33 6,33
10,65 10,65 10,65
Total Waktu Kapal ( jam ) TONGKANG
BULKCARRIER
Lokasi 120
180
230
300
3765 DWT 6341 DWT
North P. Laut Pulau Obi
298,27
331,25
371,75
423,6
199,83
191,45
60,67
70,85
83,85
101,6
46,33
50,65
Nabire
257,87
286,95
322,75
368,8
173,73
167,45
Biaya Operasi Biaya Pelabuhan ( Rupiah) Tongkang 120
Tongkang 180
Tongkang 230
Tongkang 300
Bulk (3765 dwt)
Bulk (6341 dwt)
North Pulau Laut
89.100
205.920
341.640
590.760
396.000
672.840
Pulau Obi
112.860
260.832
432.744
748.296
501.600
852.264
Nabire
112.860
260.832
432.744
748.296
501.600
852.264
Bunkering Costs ( Rupiah ) Tongkang 120
Tongkang 180
Tongkang 230
Tongkang 300
Bulk (3765 dwt)
Bulk (6341 dwt)
North Pulau Laut
170,797,361.11
252,631,575.00
372,486,766.67
462,885,601.85
220,551,375.00
328,687,675.26
Pulau Obi
32,455,555.56
48,006,000.00
70,781,333.33
87,959,259.26
41,910,000.00
62,458,465.61
Nabire
147,267,083.33
217,827,225.00
321,170,300.00
399,115,138.89
190,166,625.00
283,405,287.70
Lubrication Cost ( Rupiah ) North Pulau Laut Pulau Obi Nabire
120
180
4.890.000,00
7.134.750,00
930.000,00 4.216.666,67
230
300
Bulk (3765 dwt)
Bulk (6341 dwt)
10.665.000,00 13.253.333,33
6.315.000,00
9.411.166,66
1.374.750,00
2.027.999,99
2.520.000,00
1.200.000,00
1.787.500,79
6.232.499,99
9.194.999,99
11.424.000,00
5.446.667,00
8.114.166,66
Cargo Handling Cost ( Rupiah ) North Pulau Laut Pulau Obi Nabire
120
180
230
300
75.000.000,00
150.000.000,00
250.000.000,00
400.000.000,00
75.000.000,00
150.000.000,00
250.000.000,00
400.000.000,00
75.000.000,00
150.000.000,00
250.000.000,00
400.000.000,00
North Pulau Laut Pulau Obi Nabire
Bulk (3765 dwt)
Bulk (6341 dwt)
158,150,000.00
266,300,000.00
158,150,000.00
266,300,000.00
158,150,000.00
266,300,000.00
Total Operational Cost per Roundtrip ( Rupiah ) 120 North Pulau Laut Pulau Obi Nabire
180
230
300
250,776,865.15
410,071,040.45
633,493,740.00
876,730,065.56
108,497,708.48
199,641,377.45
323,240,744.00
491,226,073.78
226,596,610.00
374,325,057.00
580,799,044.00
811,291,212.67
Bulk (3765 dwt)
North Pulau Laut Pulau Obi Nabire
Bulk (6341 dwt)
385,412,375.00
605,071,758.65
201,761,600.00
331,399,089.40
354,263,225.00
558,672,234.24
Hasil Pemodelan Lokasi
Alat Angkut
Kapasitas
Jumlah Roundtrip
Pulau OBI
Tongkang 300 feet
8.000
11
Total Biaya Operasi (Rp) untuk Tongkang
Biaya Operasi (Rp) untuk Bulk
120
180
230
300
3765
6341
North Pulau Laut
-
-
-
-
-
-
Pulau Obi
-
-
-
5.403.486.811,56
-
-
Nabire
-
Total
-
-
-
5.403.486.811,56
-
-
Kesimpulan Jumlah batu bara yang harus disuplay untuk mengoperasikan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap 2 x 15 MW di Pulau Ambon, adalah sebanyak 86.979,86 ton / Tahun Lokasi penambangan yang terpilih adalah Pulau Obi Provinsi Maluku Utara Type dan kapasitas alat angkut terpilih adalah jenis tongkang 300 feet dengan kapasitas muat 8000 ton. Total Frekwensi pelayanan penyuplaian batubara adalah sebesar 11 kali roundtrip dengan kemampuan penyuplaian sebesar 88.000,00 ton / tahun Biaya Transportasi Batubara = Rp. 158.697,51 per ton
Saran Untuk menjaga ketersediaan produksi energi listrik
bagi pembangkit di Pulau Ambon ini, maka kontinuitas pasokan batubara sebagai energi pembangkit listrik harus terjaga. Kondisi ini dapat tercipta, apabila terjadi kelancaran sistim transportasi batubara. Dimana elemen-elemen sistim transportasi dalam hal ini kapal, pelabuhan dan fasilitas-fasilitas lainnya berada pada tingkat kelayakan yang optimal.
Sekian & Terima Kasih