Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Fakultas Teknologi Kelautan Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Isu-isu kemaritiman nasional 14 April 2011 Saut Gurning
Pokok Bahasan Konsep maritim dan Kelautan Potensi maritim Indonesia Asas cabotage Indonesia Struktur kepelabuhanan Indonesia Kondisi galangan kapal nasional Tantangan dan Persoalan Maritim Indonesia Potensi Maritim Indonesia Peran Mahasiswa
MARITIM = TRANSPORTASI LAUT • MERUPAKAN AKTIVITAS SELURUH JASA DAN PRODUK BERBASISKAN ANGKUTAN LAUT
• PERBEDAAN DENGAN KELAUTAN, YAITU MARITIM PADA OUTPUT AKHIRNYA ADALAH JASA TRANSPORTASI. SEDANGKAN KELAUTAN LEBIH BERSIFAT EKSPLOITATIF DAN EKSPLORATIF
•DITANDAI OLEH 8 (DELAPAN) AREA LINGKUP UTAMA; OPERASIONAL, KOMERSIAL, INFORMASI, REGULASI, FINANSIAL, LEGAL, TEKNIK, DAN LEISURE
SKEMA SISTEM LINGKUP MARITIM SECARA SPESIFIK
Badan Klasifikasi
Bea Cukai
Perbankan Koperasi
Keselamatan FINANSIAL
Asuransi Lingkungan
REGULASI
EDI Internet provider
Pengadilan Maritim
LEGAL INFORMASI
Arbitrasi Trader, pemilik Kapal/barang Keagenan/Broker
KOMERSIAL
SHIPPING PORT SHIP INDUSTRY
Pertahanan/Keamanan
Industri galangan kapal Offshore Industri permesinan
TEKNIS
Usaha penagkapan OPERASIONAL
Pendidikan Tinggi (Penelitian, SDM)
Usaha bongkar muat LEISURE Jasa dermaga/pelabuhan Provisi bahan bakar/pelumas, bahan makananawak kapal
Trucking Perusahaan pelayaran (shipping line, shipping management)
Konsultan Boating/sport Perusahaan Kapal Pesiar
The potential of Indonesia maritime resources • Indonesia is the largest archipelago in the world consisting 17,508 islands covering a land area of 1.9 million sq.km as well as the waters area of 7.9 million sq.km • The population of Indonesia is about 230 million people, 93% of which occupying 5 main lands; Java (60%), Sumatera (20%), Sulawesi (7%), Kalimantan (5%), Maluku and Papua (1%)
INDONESIA SEA-LANE (ALKI)
Morotai
PAPUA ISLAND Biak
Balikpapan
SUMATERA
ALKI 1
MOLLUCA SEA BORNEO ISLAND
CELEBES ISLAND Makassar
JAVA ISLAND ALKI 2
ALKI 3
CONTRIBUTION OF INTERNATIONAL SEABORNE TRADE RATIO OF INTERNATIONAL SEABORNE TRADE IN MILLION TONS
• From 1998 till estimated year 2010, seaborne trade contributes to international trade in the range 90%-95% • Indonesia relies much on seaborne trade for international trade
700 600 500 400 300 200 100 0 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 YEAR
Total Trade Seaborne
CONTRIBUTION OF NATIONAL SEABORNE TRADE Ratio Seaborne Trade for National Trade Million Tons 2500
• From 1995 till estimated year 2010, seaborne trade contributes to national trade in the range 54%-65 • Seaborne trade for national trade has a similar portion with other transport modes
2000
1500
1000
500
0 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Year
National Trade Seaborne
SHIPPING AREA SERVICES • SEA TRANSPORTATION • COASTAL/FERRY TRANSPORTATION • RIVER TRANSPORTATION • LAKE TRANSPORTATION
Function of shipping : • Serving as a means of transport both for mobility of people and cargo, and connecting among islands • As a means to promote regional economic life • Supporting other sector of economy • Increasing and equalizing people prosperity • Increasing national product competitiveness • Strengthening national integration and unity
19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10
In Million Tonnes
SHIPPING MARKET SHIPPING MARKET FOR DRY AND LIQUID CARGO
2000
1800
1600
1400
1200 DRY
1000 LIQUID
800 TOTAL
600
400
200
0
Year
SHIPPING SERVICES GRT Tonnage in 1000 tons
Trend of Sea Transport Operators
700 600 500 400 300
National International
200
People Special
100
Pioneer 0 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002
Year
RATIO OF CONTAINERISATION 30%
25%
20%
Percentage 15% Container Services 10%
5%
0% 1995
1997
1999
2001
2003 Year
2005
2007
2009
INDONESIAN PORTS • PUBLIC PORTS, serving public/common users and administered by the government and the operation could be transferred to state owned entreprises namely Indonesian Port Corporation. There are 656 ports • SPECIAL PORTS, supporting the interest of such industries; forestry, fishery, mining, and so on. There are 1,414 special ports
ASAS KABOTASE NASIONAL 2005
Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2005 Tanggal 28 Maret 2005 tentang
Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional
ROADMAP PELAKSANAAN AZAS CABOTAGE**) ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN KOMODITI (2005-2010)*)
N o
Pangsa Muatan (%) 2003
Pangsa Muatan (%) 2005
Pangsa Muatan (%) 2006
Pangsa Muatan (%) 2007
Pangsa Muatan (%) 2009
Pangsa Muatan (%) 2010
Komoditi Kapal Indonesi a
Kapal Asing
Kapal Indonesi a
Kapal Asing
Kapal Indonesia
Kapal Asing
Kapal Indonesia
Kapal Asing
Kapal Indonesi a
Kapal Asin g
Kapal Indonesi a
Kapal Asing
1
Oil/ Petroleum
39
61
40
60
40
60
60
40
90
10
100
0
2
General Cargo
64
36
100
0
100
0
100
0
100
0
100
0
3
Coal
40
60
60
40
60
40
75
25
95
5
100
0
4
Wood
100
0
100
0
100
0
100
0
100
0
100
0
5
Fertilizer
100
0
100
0
100
0
100
0
100
0
100
0
6
Cement
48
52
100
0
100
0
100
0
100
0
100
0
7
CPO
62
38
80
20
80
20
100
0
100
0
100
0
8
Rice
48
52
100
0
100
0
100
0
100
0
100
0
9
Mine and Quarry
23
77
40
60
40
60
100
0
100
0
100
0
10
Other grains
66
34
70
30
70
30
100
0
100
0
100
0
11
Other liquid
34
66
40
60
40
60
65
35
100
0
100
0
12
Agri grain
62
38
70
30
70
30
80
20
100
0
100
0
13
Fresh product
93
7
95
5
95
5
100
0
100
0
100
0
Komoditi
2
5
5
9
11
13
Prediksi kenaikan pangsa muatan per komoditi rata-rata 10% per tahun. *) Hasil pembahasan dengan DPP INSA tanggal 2 dan 18 Mei 2005. **) Telah disepakati bersama instansi dan asosiasi terkait (INSA, APBMI, IPERINDO, GAFEKSI/ INFA, PELRA, DEPALINDO, APBI, BP MIGAS, PERTAMINA, PELINDO, Dep ESDM, Dep Dag, Dephub) pada rapat Pokja Perhubungan tanggal 11 Agustus 2005 jam 15.00 WIB
10/30/2008
SEMINAR MARITIM INDONESIA 2008
16
ROAD MAP AND CABOTAGE REALIZATION BASE ON COMODITIES KIND OF COMODITIES
14
14
13
12
11
10
9
8 6
5 General Cargo Wood
Coal
Rice
Mine and Quarry
Other Liquid
Oil/ Petroleum
10/30/2008
SEMINAR MARITIM INDONESIA 2008
Offshore
20
END OF ROADMAP
1
Ja
n
20 1
Ja
n
20 n 1
Ja
n Ja 1
Ja
n
20
06 20 n Ja 1
Ja
n
20
05
0
11
Agri Grain
10
Other Grains
09
Cement
08
CPO
1
2
Fertilizer
07
2
Fresh Product
20
4
1
5
17 -17-
Struktur Pengelolaan Kepelabuhanan Indonesia (Pasca UU 17/08) Faktor regulasi/teknis di bawah Syahbandar (Kemenhub) • Fungsi komersial di bawah Otoritas Pelabuhan/OP (4 OP) • Regulator (di bawah kementrian perhubungan cq ditjen hubla) • Badan Usaha Kepelabuhanan (BUP) ada sekitar 30 BUP saat ini •
INDONESIA SEAPORT AREA DISTRIBUTION
PELINDO I PELINDO II PELINDO III PELINDO IV
Sumber: Pelindo III 205
Keterbatasan fasilitas Kepelabuhanan nasional - Congestion - Peralatan Terbatas - SDM yang lemah / TKBM - Dukungan Kota pelayanan / Jasa yang rendah
Keterbatasan peralatan bongkar-muat barang
Total throughput of five major ports 8.00 7.20
7.50
7.20
650
7.00 6.00
655 650
Belawan
645
Priok
TEUs (million)
640 5.00
Throughput (million tons)
Perak
637 635
4.00 630 3.00
Tg Emas
Makassar
625
625
Total Indonesia
2.00
620
1.00
615
0.00
610 2007
2008
2009
Total Throughput (tonnes)
Kondisi Galangan Kapal Nasional No
Negara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Korea Selatan Cina Jepang Filipina Jerman Rumania Vietnam Taiwan Italia Polandia Turki Kroasia Denmark India Spanyol Finlandia Belanda Perancis Rusia Amerika Serikat Indonesia Ukraina
Kuantitas Pemesan Volume Jumlah (juta GT) (unit) 98,436 1,820 72,055 2,445 61,845 1,406 4,378 106 4,220 196 2,648 129 2,622 156 2,529 60 2,360 117 2,231 120 2,177 319 1,986 65 1,262 18 1,175 184 0.934 158 0.921 11 0.841 282 0.751 13 0.740 89 0.668 138 0.586 126 0.466 56
Penyerahan Volume Jumlah (juta GT) (unit) 4,772 104 2,470 149 4,039 128 0.065 2 0.346 17 0.093 11 0.007 8 0.121 2 0.155 6 0.204 11 0.125 25 0.179 8 0.171 1 0.045 5 0.044 15 0.190 2 0.047 26 0.093 3 0.064 10 0.049 10 0.036 8 0.017 4
Pemesanan kapal Indonesia di dengan kawasan regional GAMB AR 2. P E R B ANDINGAN P R ODUK S I GAL ANGAN K AP AL AS E AN DAN AUS TR AL IA 2007-2009 B E R DAS AR K AN J UML AH VOL UME P E ME S ANAN DAN P E NYE R AHAN K AP AL
5,000,000 K uantitas P emes anan
P enyerahan Tahun 2007
Tahun 2009
Tahun 2008
160
4,000,000
140
3,500,000
120
3,000,000
100
2,500,000
80
2,000,000
60
1,500,000
40
1,000,000
20
500,000
0
st ra F i lia In lipi do na n M es a l ia S i ay ng s ia ap T h ur ai a V i la n et d na m
Au
st ra F i lia In lipi do na n M es a l ia S i ay ng s ia ap T h u ra ai V i la n et d na m
Au
st ra F i lia In lipi do na n M es a l ia S i ay ng s ia ap T h ur ai a V i la n et d na m
-20 Au
st ra F i lia In lipi do na n M es a l ia S i ay ng s ia ap T h u ra ai V i la n et d na m
0 Au
Unit K apal
G ros s T onnag e, T on
4,500,000
180
V olume ( G T) J umlah (unit)
Pembangunan Kemaritiman Abad 21 di Indonesia
Perbandingan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai di Asia
CINA Produktivitas Low to Moderate Upah Mechanical $US 7 – 10 ( didukung Pemerintah ) Upah Steel $US 1 - 2 Kekuatan Minimal resiko Politik Kelemahan Ekonomi belum stabil, ada kekurangan dari hal teknis
JEPANG Produktivitas Upah Mechanical Upah Steel Kekuatan
Kelemahan
KOREA Produktivitas Upah Mechanical Upah Steel Kekuatan
40 CGRT per pekerja per th $US 32 – 37 $US 4 - 5 Pemerintah mendukung industi Galangan dan dukungan dari industri pendukung sangat baik.
80 CGRT per pekerja per tahun $US 80 – 85 $US 7 - 8 Minimal resiko Politik, baik dukungan indutri Pendukung dan supplier, tinggi kemampuan teknologinya. Tinggi biaya Upah
INDONESIA Produktivitas 5 CGRT per pekerja per-Th Upah Mechanical $US 2 – 3 ( sblm krisis 4-6) Upah Steel $US 1 - 2 ( sblm krisis 2-4) Kekuatan Rendah Upah tenaga kerja Kelemahan Ekonomi belum Stabil, Situasi Politik belum stabil.
CGRT : Satuan Standard Besar kapal dan Kompleksitas
Ikatan Perusahaan Galangan Kapal Dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO)
CHALLENGES (Sutjipto 2008) • Trend National Fleet against High growth of Maritime industry and optimum performance • Financing Need vs High level interest rate • Existing infrastructure vs Trend of Growth • Capable local Shipyard to accommodate the trend of • Fleet growth • Availability of reliable information Network
Persoalan-persoalan maritim • Asas cabotage – Kemampuan pelaku usaha nasional mendesain kapal-kapal offshore tipe C untuk aktivitas eksplorasi minyak – Kemampuan mendesain dan memproduksi kapal-kapal seismic, drilling, pipe laying, offshore supply vessel – Kemampuan penyediaan kapal-kapal LNG nasional baik domestik dan internasional
Persoalan-persoalan maritim • Kemampuan komponen lokal dalam negeri – Lemahnya kemampuan produsen komponen lokal kapal nasional berbasis industri rumah tangga – Komponen lokal di bidang manufaktur komponen kapal dalam kluster mekanikal, kelistrikan, kontrol, penggerak kapal, dan sistem komunikasi / navigasi – Rendahnya kemampuan produsen nasional melakukan imitasi produk-produk asing komponen kapal yang kemudian bergerak mendapatkan licensi lokal
Persoalan-persoalan maritim • Kemampuan kapal-kapal cepat penumpang – Terdapat kebutuhan besar kapal-kapal cepat penumpang di wilayah perairan kepulauan Indonesia yang berbasiskan jarak pendek dan panjang – Kemampuan pengembangan kapal-kapal wisata nasional – Pengembangan wahana laut untuk aktivitas sport dan wisata nasional
Persoalan-persoalan maritim • Kebutuhan kapal-kapal surveillance nasional – Rendahnya kemampuan galangan kapal nasional menyediakan kapal-kapal pemantau perbatasan nasional – Rendahnya kemampuan kapal-kapal patroli nasional – Rendahnya kemampuan surveillance bawah air Indonesia termasuk teknologi selam dan laut dalam baik untuk pertahanan dan pertambangan
Persoalan-persoalan maritim • Kebutuhan kapal-kapal cepat layaknya pesawat terbang – Ada kebutuhan kapal-kapal cepat untuk pengangkutan antar pulau nasional – Daerah-daerah yang terisolir membutuhkan kapal-kapal/pesawat/alat amfibi – Daerah Indonesia dengan geografis yang scatter (terpencar) membutuhkan alat angkut laut dengan daya konektivitas yang tinggi
Persoalan-persoalan maritim • Isu pengelolaan perusahaan badan usaha negara – Sejumlah badan usaha milik negara justru menuju kebangkrutan akibat persoalan internal dan miskin inovasi – Perusahaan-perusahaan tersebut kurang menjawab persoalan-persoalan pengguna jasa maritim Indonesia – Daya saing yang rendah – Proteksi yang tak pernah henti
Persoalan-persoalan maritim • Isu pengelolaan feri nasional – Tidak diaplikasikannya sistem informasi dalam pelayanan operasi penyeberangan nasional – Perlakuan antrian masih relatif tradisional – Kapal-kapal tua dan rendah utilitas – Kebutuhan aplikasi pengendalian kapal – Teknologi anti kebakaran dibutuhkan untuk ancaman kebakaran kapal feri – Teknologi kombinasi Ro-Ro dan Kereta api
Persoalan-persoalan maritim
• Isu pengelolaan kepelabuhanan
– Masih kurangnya peralatan-peralatan bongkar muat yang lebih efektif (seperti peralatan bongkar ship to ship transfer) untuk pelabuhan dengan draft rendah – Angkutan tongkang untuk kegiatan pengangkutan dan bukan jalan raya – Penyediaan peralatan bongkar-muat kapal-kapal untuk hewan, kargo pertanian, dan perkebunan – Teknologi pelabuhan terapung belum tergarap di Indonesia
POTENSI BISNIS MARITIM INDONESIA
Prinsipnya setiap resiko usaha di Indonesia merupakan potensi bisnis yang bisa dilakukan ke depan •Kebutuhan kapal-kapal baru sesuai skenario asas kabotase nasional misalnya di wilayah migas •Kebutuhan kapal-kapal antar pulau •Pengembangan kapal-kapal khusus termasuk cepat •Jasa di bidang layanan kapal dan barang •Pengembangan rute-rute baru antar-pulau •Pengembangan jasa berbasiskan komoditas pertanian •Pengembangan terminal dan fasilitasnya •Pengembangan galangan kapal nasional •Penyediaan komponen kapal dalam negeri •Kebutuhan penyediaan awak kapal dan tenaga pelaksana atau rekayasa nasional •Pengembangan sistem informasi operasi maritim •Maritim media •Usaha asuransi maritim •Pengembangan rantai suplai maritim nasional
FAKTOR-FAKTOR PENTING BISNIS MARITIM DI INDONESIA
• Kemampuan menyediakan peluang bisnis yang belum tersedia (kreasi) • Inovasi guna memberi nilai tambah • Dipercaya dan profesional* • Kemampuan penguasaan operasional • Membangun sistem kerja yang efektif dan efisien • Kepastian hukum* • Daya dukung infrastrukur* • Ketersediaan dana / investasi* • Kemampuan bahasa asing* • Kemampuan koordinasi dan jaringan koneksi
Pemerintahan; pusat dan daerah Partai Politik Komunitas bisnis (vertikal dan horisontal) Pengguna jasa (konsumen) Sesama pelaku usaha Partner asing
* Resiko bisnis eksis
Peran Mahasiswa • Membangun visi kemaritiman bangsa • Menyiapkan konsep pembangunan kontinen berbasis maritim Indonesia • Menyiapkan sumber daya manusia maritim Indonesia • Bagian kelompok civil society masyarakat maritim Indonesia • Diskusi yang menginseminasi pikiran, konsep, dan produk hukum baru melalui • tulisan di media masa • seminar • diskusi • konsep dasar (blue-print)