Sidang Terbuka Program Doktor
Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 1
28 Juni 2011
PENGEMBANGAN MODEL NONPARAMETRIK PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DAN DAYA SAING GALANGAN KAPAL DENGAN METODE SPLINE DAN PATH MODELING
Oleh :
2
Bagiyo Suwasono
NRP. 4104 301 003
Promotor: Ko-Promotor:
Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, Ph.D. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D. Ir. M. Zaed Yuliadi, M.Sc., Ph.D.
28 Juni 2011
Next
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN DAYA SAING GALANGAN KAPAL PRODUKTIVITAS GALANGAN KAPAL METODE PENELITIAN RANCANGAN & ANALISIS MODEL PENUTUP
3
28 Juni 2011
Close
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja, Ph.D. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D. Ir. M. Zaed Yuliadi, M.Sc., Ph.D. Prof. Ir. Djauhar Manfaat, M.Sc., Ph.D. Ir. Petrus Eko Panunggal, Ph.D. Dr. Ir. Samudro, M.Eng. Dr. Ir. Budi Darmadi, M.Sc.
4
1.Rektor ITS, Dekan FTK dan seluruh jajarannya. 2.Rektor UHT, Dekan FTIK dan seluruh jajarannya. 3.PT. PAL Indonesia, PT. Dok & Perkapalan Surabaya, PT. Batamec Shipyard, dan PT. Drydock World Pertama Shipyard 4.Prof. Dr. Christian M. Ringle, et al (SmartPLS, Germany), dan Ling Jiwen et al (TIBCO S+, USA) 5.Prof. Ir. Moses L. S., MSc., MRegSc, et al 6.Prof. Dr. Drs. I.N. Budiantara, M.S., et al 7.Prof. Dr. Ir. Dananwati H.P., SE., MPd., et al, dan Drs. Kustini - Mas Riko. 8.Nilawati, Vonny dan Andre. 9.Orang Tua (Alm), Mertua, Kakakku semunya. 10.Rekan-rekan mahasiswa PPs FTK - ITS.
28 Juni 2011
Chapter
LATAR BELAKANG Daya Saing – Pangsa Pasar, Co/CGT
Harga
KPIN, 2004; Mulyatno, 2004 World Shipbuilding Statistic, Dec 2007
Produk Kapal Kecepatan Mutu Kerja Ulang
Proses Produksi
Metode 5
Mesin
Produktivitas – MH/CGT
Sumberdaya Manusia Material 28 Juni 2011
Barang Sisa
Teknologi
Next
RUMUSAN MASALAH • Perbedaan hasil prediksi pengukuran tingkat produktivitas galangan kapal antara pendekatan regresi parametrik dan nonparametrik. • Signifikansi aspek penguasaan level teknologi perkapalan terhadap peningkatan produktivitas pembangunan kapal. • Signifikansi hubungan antara produktivitas tenaga kerja dan daya saing galangan kapal. • Signifikasi berbagai variabel yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja dan kemampuan daya saing galangan kapal.
6
28 Juni 2011
Back
Next
TUJUAN • Nonparametric regression – polynomial spline (NR-PS): estimasi tingkat produktivitas melalui teknologi dengan bantuan aplikasi program Tibco Sportfire S+ 8.1 for Windows . • Structural equation modeling berbasis variance – partial least square (SEM-PLS): estimasi hubungan produktivitas dan daya saing galangan kapal dengan bantuan aplikasi program SmartPLS next generation path modeling. • Menentukan titik optimum knot dan signifikansi variabel laten endogen maupun eksogen dalam pengembangan aplikasi model nonparametrik produktivitas tenaga kerja dan daya saing galangan kapal.
7
28 Juni 2011
Back
Next
MANFAAT • Kemampuan estimasi tingkat produktivitas pembangunan kapal pada suatu perusahaan yang telah melakukan berbagai upaya dalam pengembangan teknologi perkapalan. • Kemampuan identifikasi berbagai variabel signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dan daya saing galangan kapal nasional untuk penetrasi pasar bangunan baru & reparasi. • Kemampuan identifikasi berbagai pola perubahan pada dua model statistik nonparametrik melalui NR-PS dan SEM-PLS. • Alternatif estimasi tingkat produktivitas tenaga kerja dan daya saing galangan kapal melalui model nonparametrik dengan jata terbatas & asumsi Best Linear Unbiased Estimator. • Kontribusi keilmuan pengembangan dua model statistik nonparametrik (NR-PS & SEM-PLS) di bidang rekayasa dan manajemen produktivitas industri maritim. 8
28 Juni 2011
Back
Chapter
DAYA SAING 1. Porter, 1990: • Strategi Pasar • Keunggulan TFP
3. Pilat, 1996 dan Porter 1998: • Kemampuan menciptakan produk untuk kemakmuran • Produktivitas Daya saing individu,perusahaan,industri, negara
Definisi
2. Krugman, 1994: • Anti tesis Porter • Negara ≠ Perusahaan • Daya saing ≠ Produktivitas ≠ Kebijakan publik 1. Wignaraja & Joiner, 2004: • WEF ekonomi • IMD ekonomi • UNIDO kinerja industri • WJ produk ekspor
2. Bruce Garrard, 1999 dan LR-Fairplay, 2007: • Pangsa pasar • Order Pengiriman • Order kapal 9
4. OECD, 1995 & WEF, 2004: • Kemampuan menghasilkan pendapatan dan pekerjaan • Produktivitas Daya Saing
3. European, LR & Fairplay, 2002, 2007: • Pangsa Pasar • Order Kapal
Peringkat
4. Maritime Transport, 2004: • Bisnis Maritim Global • Order pengiriman 28 Juni 2011
Upaya Daya Saing Chapter
Porter • “Bagaimana suatu negara dapat bertanding di strategi permainan dan memperoleh kesuksesan dari perdagangan yang berbasis pada teoriteori-teori perdagangan baru”. baru”. • Penekanan Porter dalam pengembangan inovasi atau keunggulan komparatif dengan peningkatan untuk mempertahankan keberadaan pangsa pasar yang cukup tinggi. • Konsep produktivitas merupakan tingkat capaian yang cukup tinggi terhadap daya saing internasional yang tercermin pada keunggulan produktivitas total faktor (totalfactor productivity atau TFP).
Porter, M. (1990), The Competitive Advantage of Nations, London: Macmillan 10
28 Juni 2011
Daya Saing
Krugman • Argumen: Realitas bersaing bukan negara, melainkan perusahaan dan industri untuk kegiatan ekspor. Konsep tersebut tidak relevan dan dipertimbangkan sebagai suatu "obsesi berbahaya". Ini akan berbahaya ketika diaplikasikan pada ekonomi nasional, dimana pengembangan teori perdagangan strategis sering dihubungkan dalam catatan daya saing secara luas. • Fokus daya saing terletak pada keseimbangan perdagangan yang merugikan faktor penentu pertumbuhan produktivitas domestik. Selain perdebatan dalam perdagangan internasional, investasi perdagangan internasional, teknologi maupun sumberdaya manusia juga memberikan arti penting dalam elemen kunci produktivitas. • Beberapa poin kritik Krugman, yaitu: negara-negara itu tidak sama dengan perusahaan dan apapun perbandingannya akan menyesatkan, daya saing tidak menjelaskan produktivitas, dan daya saing tidak memberikan acuan untuk kebijakan publik (Daniel dan Burton, 1994).
Krugman, P. (1994), Competitiveness – A Dangerous Obsession, Magazine: Foreign Affairs, Vol. 73, No. 2, pp. 28 – 44. Daniel F. dan Burton, Jr. (1994), Competitiveness: Here to Stay, The Washington Quarterly, Vol. 17, No. 4. 11
28 Juni 2011
Daya Saing
Pilat dan Porter Pilat mendefinisikan daya saing sebagai tingkat kemampuan suatu negara dalam menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar internasional dan bersamaan dengan itu kemampuan menciptakan suatu kesejahteraan berkelanjutan bagi warga negaranya. Sejalan dengan itu, Porter juga menyatakan bahwa produktivitas merupakan akar penentu tingkat daya saing, baik pada level individu, perusahaan, industri maupun pada level negara. Produktivitas sendiri merupakan sumber standar hidup dan sumber pendapatan individual maupun perkapita, sedangkan daya saing sendiri pada dasarnya adalah kemampuan untuk menciptakan suatu tingkat kemakmuran. Ada beberapa bukti perbedaan yang besar pada produktivitas antar negara dalam menghasilkan barang dan jasa. Secara prinsip tersirat adanya potensi substansi pertumbuhan produktivitas lebih lanjut di beberapa negara. Di sisi lain, besarnya variasi dalam tingkat produktivitas menunjukkan suatu bentuk aturan atau keterbukaan dalam daya saing internasional yang memungkinkan akan menghalangi pertumbuhan produktivitas dalam beberapa sektor industri. Jadi terdapat hubungan yang sejalan antara tingkat produktivitas dengan tingkat daya saing.
•
•
•
•
Pilat D. (1996), Labour Productivity Levels in OECD Countries: Estimates for Manufacturing and Selected Service Sector, Organisation for Economic Co-operation and Development, Paris. Porter, M. (1998), Competitive Advantage Creating and Sustaining Superior Performance, SimonSays.com. 12
28 Juni 2011
Daya Saing
OECD dan WEF Co-operation and Development (OECD) • Organisation for Economic Comenyatakan definisi daya saing sebagai kemampuan perusahaan, industri, daerah, negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk menghadapi suatu persaingan internasional. • World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa daya saing yang benar diukur dari produktivitasnya sebagai standar hidup. Berbagai koleksi faktor, kebijakan dan institusi dalam menentukan tingkat produktivitas sebuah negara adalah menciptakan suatu tingkat kemakmuran yang dapat dicapai dalam ekonomi kompetitif yang memungkinkan pertumbuhan lebih cepat ke arah jangka panjang.
OECD (1995), Communications Outlook, Organisations for Economic Co-operation and Development, Paris. WEF (2004/2005), Global Competitiveness Report 2004-2005/2005-2006, World Economic Forum, Lausanne, Geneva, Switzerland. 13
28 Juni 2011
Daya Saing
Wignaraja dan Joiner
Wignaraja G., dan Joiner D. (2004), Measuring Competitiveness in the World’s Smallest Economies: Introducing the SSMECI, Asian Development Bank. 14
28 Juni 2011
Daya Saing
Bruce & Garrard; LR - Fairplay Negara
Order Pengiriman
Order Kapal
DWT
%
Jumlah
Total dwt
Jepang
18.984.860
30,9
503
25.151.197
Korea
18.274.523
29,7
251
22.672.922
China
3.342.332
5,4
125
3.931.540
Jerman
1.994.606
3,2
103
1.838.547
Inggris
1.015.023
1,6
12
1.157.500
Singapura
242.398
0,4
36
333.810
India
151.075
0,2
16
448.225
Amerika
84.681
0,1
13
587.836
Indonesia
67.600
0,09
30
189.500
Malaysia
37.860
0,06
9
65.590
Filipina
10.720
0,02
2
10.000
Bruce, G.J., dan Garrard, I. (1999), The Business of Shipbuilding, LLP Reference Publising, London . Lloyd’s Register – Fairplay (2007), World Shipbuilding Statistics, December.
15
28 Juni 2011
No
Negara
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Korea Selatan Cina Jepang Filipina Jerman Rumania Vietnam Taiwan Italia Polandia Turki Kroasia Denmark India Spanyol Finlandia Belanda Perancis Rusia Amerika Serikat Indonesia Ukraina
Pemesanan Juta GT Unit 98,436 1.820 72,055 2.445 61,845 1.406 4,378 106 4,220 196 2,648 129 2,622 156 2,529 60 2,360 117 2,231 120 2,177 319 1,986 65 1,262 18 1,175 184 0,934 158 0,921 11 0,841 282 0,751 13 0,740 89 0,668 138 0,586 126 0,466 56
Penyerahan Juta GT Unit 4,772 104 2,470 149 4,039 128 0,065 2 0,065 17 0,093 11 0,007 8 0,121 2 0,156 6 0,204 11 0,125 25 0,179 8 0,171 1 0,045 5 0,044 15 0,190 2 0,047 26 0,093 3 0,064 10 0,049 10 0,036 8 0,017 4
Daya Saing
European, LR & Fairplay
Jenis Kapal Bulk/Ore Carriers Crude Oil Tanker Container Vessels Oil Products Tankers General Cargo Ships Chemical/Oil Products Tankers Vehicle Carriers LNG/LPG Carriers Remainder Total
Unit
Juta GT
% GT
Juta CGT
1.201 165 496 182 423 219 51 26 96 2.859
52,431 15,611 13,075 4,564 4,363 2,861 2,396 0,673 0,984 96,958
54,0 16,1 13,5 4,7 4,5 3,0 2,5 0,7 1,0
22,555 5,268 9,020 2,505 4,034 2,201 1,415 0,659 1,148 48,805
European Commission dan Lloyd’s Register – Fairplay (2002), On The Situation in World Shipbuilding, Fifth Report from The Commission to The Council, Brussel. Lloyd’s Register – Fairplay (2007), World Shipbuilding Statistics, December. 16
28 Juni 2011
Daya Saing
Maritime Transport & Dirjen Perla • Review of Maritime Transport menunjukkan Indonesia bersama sejumlah negara di dunia masuk dalam daftar 35 negara dengan teritorial terpenting pada jaringan peta bisnis maritim global, walaupun berada di urutan agak bawah. Sedangkan di kalangan negara berkembang Asia, Indonesia memiliki kapal terbanyak, yaitu: 1.450 unit pada tahun 2003. Jumlah ini mengalahkan Singapura, Korea Selatan maupun Hong Kong, yang masing-masing hanya memiliki 916 unit, 810 unit, dan 699 unit kapal. • Dirjen Perla menunjukkan Indonesia memiliki 1.450 unit kapal, akan tetapi sebagian besar berbendera asing. Sebagian kecil yang berbendera Indonesia tidak beroperasi karena rusak dimakan usia atau tidak memenuhi standar kelaikan dan 85% kapal tersebut berusia di atas 20 tahun atau 4% berusia di bawah 10 tahun. Akibatnya sekitar 97% kebutuhan angkutan ekspor-impor Indonesia harus dilayani oleh kapal asing. Bahkan untuk angkutan kargo dalam negeri, hampir 50% masih tergantung kepada armada kapal asing. Saat ini, 141 pelabuhan di Tanah Air masuk dalam kategori ocean going, artinya pelabuhan-pelabuhan tersebut bisa disinggahi oleh kapal asing, padahal Amerika yang sudah sangat kompetitif hanya memiliki 9 pelabuhan masuk dalam kategori pelabuhan internasional (ocean going) UNCTAD dan Llyod’s Register – Fairplay (2004), Review of Maritime Transport 2004, United Nations Conference on Trade and Development, Geneva, Switzerland. Ditjen Perla (2006), Transportasi Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan, Jakarta. 17
28 Juni 2011
Daya Saing
UPAYA DAYA SAING Kekuatan Daya Saing Galangan Kapal Dunia: • Peningkatan laju produktivitas pembangunan kapal. • Peningkatan efisiensi biaya tenaga kerja dan material. • Kemitraan antar galangan kapal. • Penguasaan teknologi perkapalan. • Peningkatan mutu pembangunan kapal. • Memperpendek waktu penyerahan kapal. • Penurunan harga penawaran dari pembangunan kapal. • Organisasi perusahaan yang sehat. • Dukungan pemerintah terhadap galangan kapal. • Kestabilan nilai tukar uang. Kekuatan Daya Saing Galangan Kapal Indonesia: • Peningkatan efisiensi biaya tenaga kerja dan material. • Peningkatan mutu pembangunan kapal. • Memperpendek waktu penyerahan kapal. • Penguasaan teknologi perkapalan. • Dukungan pemerintah terhadap galangan kapal nasional. 18
28 Juni 2011
Daya Saing
PRODUKTIVITAS [1/3] 1. Kronologis: • Abad 18-20 • Definisi
3. Nagatsuka, 2000 dan APO, 2004: • Pendekatan Kuantitatif • Pendekatan Kualitatif
Definisi
2. Sumanth, 1985: • 3 definisi produktivitas • Keunggulan dan Kelemahan
4. Sinungan, 2005: • Pendekatan Kualitatif • Tantangan Ekonomi dan Non Ekonomi
2. Matsushita, 1998: • Komparatif Asia - Eropa • Produktivitas & Daya Saing
3. Mulyatno, 2004: • Komparatif Indonesia – Eropa – Negara berkembang • Produktivitas & Daya Saing
19
28 Juni 2011
Peringkat
1. Arah Perkembangan: • Matsushita, 1998 Pengukuran • Josesph, 2005 Peningkatan
Next
Kronologis Masa
Publikasi
Tahun
Definisi Pokok
Abad 18
Quesnay
1766
Kemunculan untuk pertama kalinya kalimat “Produktivitas”
Abad 19
Littré
1883
Pancaindera untuk menghasilkan
Abad 20
Early
1900
Hubungan antara keluaran dan rata-rata tenaga kerja untuk menghasilkan keluarannya
Organization for European Economic Cooperation (OEEC)
1950
Hasil bagi yang diperoleh dengan pembagian keluaran oleh salah satu dari faktor-faktor produksi
Davis
1955
Merubah produk yang diperoleh untuk sumberdaya yang dibelanjakan
Fabricant
1962
Selalu sebagai perbandingan keluaran dengan masukan
Kendrick & Creamer
1965
Definisi fungsional untuk parsial, total faktor dan produktivitas total
Siegel
1976
Suatu kelompok perbandingan keluaran dengan masukan
Mali
1978
Indeks produktivitas sebagai rasio kinerja yang didapat (efektivitas) dengan sumberdaya yang digunakan (efisiensi)
Sumanth
1979
Produktivitas total sebagai rasio keluaran terukur dengan masukan terukur
Sumanth, D. J. (1985), Productivity Engineering and Management, McGraw-Hill, Inc., USA. 20
28 Juni 2011
Produktivitas-1
Sumanth [1/2] • Produktivitas parsial (partial productivity) adalah rasio keluaran dengan satu jenis masukan. Untuk contoh, produktivitas tenaga kerja (rasio keluaran dengan masukan tenaga kerja) adalah sebuah pengukuran produktivitas parsial. Dengan cara yang sama, produktivitas kapital (rasio keluaran dengan masukan kapital) dan produktivitas material (rasio keluaran dengan masukan material) adalah sebagai contoh dari produktivitas parsial. • Produktivitas total faktor (total factor productivity atau TFP) adalah rasio keluaran bersih dengan jumlah dari hubungan masukan faktor tenaga kerja dan modal. Keluaran bersih adalah total keluaran dikurangi biaya sementara yang telah dikeluarkan untuk mengahasilkan barang atau jasa. • Produktivitas total (total productivity) adalah rasio total keluaran dengan jumlah semua faktor masukan. Ukuran total produktivitas mencerminkan gabungan terhadap semua masukan dalam menghasilkan ouput Sumanth, D. J. (1985), Productivity Engineering and Management, McGraw-Hill, Inc., USA. 21
28 Juni 2011
Produktivitas-1
Next
Sumanth [2/2] Keunggulan
Keterbatasan
1. Pengukuran Produktivitas Parsial (1)Mudah dimengerti, (2)Mudah memperoleh data, (3)Mudah menghitung indeks produktivitas, (4)Mudah menjual kepada manajemen karena tiga keuntungan di atas, (5)Tersedia banyak data indikator partial productivity (ouput / jam orang) di industri, dan (6)Alat diagnose yang tepat untuk area peningkatan produktivitas
(1)Jika digunakan sendiri akan dapat menyesatkan dan mendorong kekeliruan yang mahal, (2)Tidak mempunyai kemampuan untuk menjelaskan keseluruahn peningkatan akan biaya, (3)Cenderung untuk bergeser dalam menyalahkan pada kontrol manajemen, dan (4)Kontrol laba melalui ukuran partial productivity dapat suatu pukulan dan kehilangan pendekatan.
2. Pengukuran Produktivitas Total Faktor (1)Data yang tersimpan oleh perusahaan relatif mudah diperoleh, dan (2)Pada umumnya diambil dari sudut pandang ekonomi perusahaan.
(1)Tidak menangkap dampak imput material dan energi, (2)Nilai tambah dari ouput tidak sesuai dengan perusahaan karena sulit bagi para manajer untuk menghubungkan nilai tambah ouput dengan efisiensi produksi, (3)Tidak sesuai ketika biaya material mencapai porsi besar dari total biaya produk karena dampak material secara tidal langsung ditunjukkan pada ukuran produktivitas, (4)Hanya input tenaga kerja dan modal yang dipertimbangkan dalam total faktor input, dan (5)Data perbandingan secara relatif sukar diperoleh, meskipun beberapa industri yang spesifik dan periode waktu yang spesifik, indeks telah diterbitkan
3. Pengukuran Produktivitas Total (1)Mempertimbangkan semua yang dapat dihitung dari faktor output dan input, (2)Gambaran akurat dari ekonomi perusahaan, (3)Kontrol laba yang meliputi semua indeks total produktivitas adalah manfaat besar bagi manajemen puncak, (4)Jika digunakan bersama dengan parsial akan dapat mengarahkan manajemen lebih efektif, (5)Sensitivitas analisis akan lebih mudah, dan (6)Mudah menhubungkan dengan total biaya 22
28 Juni 2011
(1)Data untuk komputasi relatif sulit diperoleh pada tingkat produk dan konsumen, kecuali jika sistem pengumpulan data di desain untuk tujuan tertentu, dan (2)Seperti ukuran parsial dan total faktor produktivitas tidak mempertimbangkan faktor yang terukur dari output dan input secara langsung.
Back
Produktivitas-1
Nagatsuka dan APO • Nagatsuka menyatakan istilah produktivitas secara umum digunakan sebagai bentuk pengukuran kuantitatif terhadap efisiensi kerja atau operasi pada industri manufaktur. • APO mendefinisikan sebagai hubungan antara keluaran kuantitatif dan masukan kuantitatif yang digunakan dalam menghasilkan suatu keluaran. Secara kualitatif, produktivitas merupakan suatu "sikap yang menyangkut pikiran", yaitu disekitar orang-orang yang menambahkan nilai bagi suatu proses pekerjaan dari ketrampilan mereka, semangat team, efisiensi, merasa bangga atas pekerjaan dan berorientasi pelanggan serta dibantu dengan sistem dan mesin. Produktivitas bukan hanya tentang efisiensi yang maksimum oleh “kegiatan dari hal-hal yang benar”, tetapi juga menuju keberhasilan efektivitas maksimum oleh “kegiatan yang benar” APO (2004), Achieving Higher Productivity Through Green Productivity, Asian Productivity Organization, Training Manual-Participants Handbook. Nagatsuka, S. (2000), Study of the Productivity of Japan and South Korea’s Shipbuilding Yards Based on Statistical Data, Japan Maritime Research Institute (JAMRI), The Manufacturing Technology (MANTECH) Program and National Shipbuilding Research Program (NSRP). 23
28 Juni 2011
Produktivitas-1
Sinungan • Produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sikap ini mutlak diperlukan bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan, baik tantangan yang bersifat ekonomis maupun non ekonomis. • Tantangan ekonomi berkaitan dengan modal, kelangkaan sumberdaya manusia, dan penguasaan teknologi. • Tantangan non ekonomi berkaitan pada sikap dan kemauan Pemerintah, sikap budaya bangsa, faktor keamanan dan ketertiban, dan tekad bersama semua lapisan masyarakat untuk menciptakan kemajuan. Sinungan, M. (2005), Produktivitas: Apa dan Bagaimana, Bumi Aksara, Jakarta. 24
28 Juni 2011
Produktivitas-1
Arah Perkembangan Tahun
Fokus Pengukuran
1940 ~ 1950
Pengukuran produktivitas terfokus pada keluaran atau kemampuan berproduksi sebanyak mungkin.
1960 ~ 1970
Kuantitas tidak lagi menjadi penting seperti efisiensi atau kemampuan berproduksi dengan biaya rendah.
Saat ini
Produktivitas adalah efektivitas yang terkombinasi sebagai produk yang benar, waktu yang tepat, berkualitas dan efisiensi.
Tahun
Fokus Peningkatan
Era – 1980
Berorientasi pada keuntungan. Peningkatan produktivitas lebih didasarkan pada strategi bekerja lebih baik. Dipelopori negara Jepang dengan berbagai teknik peningkatan mutu.
Era – 1990
Berorientasi pada inti kompetensi. Peningkatan produktivitas lebih didasarkan pada penerapan strategi efisiensi dengan biaya murah melalui outsourcing pada setiap lini kegiatan produksi.
Era – 2000
Berorientasi pada daya saing. Peningkatan produktivitas lebih didasarkan pada strategi pemanfaatan diferensiasi biaya produksi dan biaya operasional di pasar dunia. Kunci daya saing antara lain: upah buruh, kebijakan pajak, iklim investasi, dan lain sebagainya.
Matsushita, K. (1998), Shipbuilding Produvtivity and Competitiveness: Japanese and American Business Competition, National Shipbuilding Research Program (NSRP). Joseph, S. (2005), Pengembangan Jejaring Produktivitas, APINDO, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 25
28 Juni 2011
Produktivitas-1
Matsushita
Matsushita, K. (1998), Shipbuilding Produvtivity and Competitiveness: Japanese and American Business Competition, National Shipbuilding Research Program (NSRP). 26
28 Juni 2011
Produktivitas-1
Mulyatno
Galangan Kapal
Produktivitas Tenaga Kerja
Daya Saing
Em/CGT
CGT/Em
Co/Em
Co/CGT
PT. PAL
0,052
19,230
13.326,44
692,97
PT. JMI
0,053
18,760
11.368,77
604,82
Negara Eropa
0,033
30,00
450.000,00
1500,00
Negara Berkembang
0,100
10,000
5.000,00
500,00
Mulyatno, I.P. (2004), Optimizing Based Sensitivity for Shipyard Productivity on Indonesia, Majalah Kapal, 8 Edisi 3, Vol. 1, pp. 62 – 66. 27
28 Juni 2011
Produktivitas-1
PRODUKTIVITAS [2/3] 5. Erichsen, 1994: • Estimasi biaya regresi eksponensial • Faktor MH/ST.WT dan biaya/unit
1. OECD, 1995: • MH/CGT • CGT/Man-Year
3. Matsushita, 1998: • MH – Ton, ST.WT, JWL, dll • MH – DWT dan GT 4. Nagatsuka, 2000: • Em – GT, CGT dan ST.WT • MH – GT
28
Pengukuran
2. Storch, Clark & Lamb, 1995: • MH/ST.WT • MH/CGT
6. Matsushita, 1998: • Estimasi produktivitas regresi fungsi berpangkat • Faktor jumlah karyawan, dan level teknologi 7. Lamb dan Hellesoy, 2002 : • Estimasi produktivitas regresi fungsi berpangkat • Faktor jumlah karyawan dan karyawan produksi, level teknologi, jumlah kapal > 3 tahun, rasio nilai tambah, dan spesialisasi galangan kapal
28 Juni 2011
Back
Next
OECD • Parameter yang potensial untuk digunakan dalam pengukuran produktivitas galangan kapal, meliputi: steel weight, lightship weight, displacement, dan gross tonnage. Parameter volume yang terpilih menjadi landasan terhadap konsep compensated gross tonnage (CGT), dimana kompensasinya tergantung pada ukuran dan tipe (kompleksitas) suatu kapal. • Sejak tahun 1967, konsep ini dikembangkan oleh the Association of West European Shipbuilders dan the Shipbuilders Association of Japan yang kemudian diadopsi oleh the Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 1974 sebagai parameter dasar perbandingan output galangan kapal untuk semua tipe kapal komersial.
Pr oduktivita s =
Manhours MH atau CGT CGT
CGT Pr oduktivitas = Man − Year OECD (1995), Communications Outlook, Organisations for Economic Co-operation and Development, Paris. 29
28 Juni 2011
Produktivitas-2
Storch et al MH/ST.WT
MH/CGT
(Man-Hours/Steel Weight)
(Man-Hours/Compensated Gross Tonnage)
VLCC
16
32
SuezMax Tanker
19
22
Product Tanker
27
20
Chemical Tanker
46
36
Bulk Carrier
19
20
Container Ship 4400TFEU
19
22
Container Ship 1800TFEU
28
22
Reefer
43
34
General Cargo
56
29
Ferry
51
39
Ocean Tug
105
31
Tipe Kapal
Storch, R., Clark, J., dan Lamb, T. (1995), Requirement and Assessments for Global Shipbuilding Competitiveness, National Shipbuilding Research Program (NSRP). 30
28 Juni 2011
Produktivitas-2
Matsushita • • • • • • • •
Man hours/ton (steel weight or lightship weight) Steel ton throughput/man hour x shipyard steel shop area Man hours/joint weld length (JWL) Total cost per DWT ton Total cost per lightship ton Steel cost per steel weight ton Outfit cost per outfit weight ton Jam orang perencanaan/jam orang aktual.
Negara
Man Hours
DWT
GT
MH/DWT
MH/GT
Jepang
114.000.000
19.000.000
14.000.000
6,02
8,17
Korea
91.000.000
21.000.000
14.000.000
4,33
6,50
Matsushita, K. (1998), Shipbuilding Produvtivity and Competitiveness: Japanese and American Business Competition, National Shipbuilding Research Program (NSRP). 31
28 Juni 2011
Produktivitas-2
Nagatsuka GT CGT ST .WT Pr oduktivitas = atau atau Em Em Em
GT Pr oduktivita s = MH
Nagatsuka, S. (2000), Study of the Productivity of Japan and South Korea’s Shipbuilding Yards Based on Statistical Data, Japan Maritime Research Institute (JAMRI), The Manufacturing Technology (MANTECH) Program and National Shipbuilding Research Program (NSRP). 32
28 Juni 2011
Produktivitas-2
Erichsen
yn = a.n
b
dimana : a = jam orang/ton baja (jam orang/1000 ft3 bale atau reefer) n = biaya/unit b = nilai eksponensial terhadap tipe pekerjaan Nilai b Kapal Barang
Nilai b Kapal Ikan
Fabrikasi lambung
-0.02
-0.12
Pekerjaan kayu
-0.10
-0.18
Instalasi mesin
-0.09
-0.13
Pemasangan pipa
-0.14
-0.20
Pekerjaan elektrik
-0.10
-0.16
Tipe Pekerjaan
Erichsen, S. (1994), The Effect of Learning When Building Ship, Journal of Ship Production, Vol. 10, No. 3, pp. 141 – 145. 33
28 Juni 2011
Produktivitas-2
Matsushita MH = A × SS C1 × TLC 2 CGT MH = 28,75 × SS 0,577 × TL−3, 607 CGT dimana: SS = ukuran galangan kapal yang ditentukan dari jumlah karyawan produksi TL = level teknologi dari hasil survey Negara
SS
TL
MH/CGT
Japan
1.200
4,5
6,5
Korea
16.000
4.0
42,5
Korea
6.000
4.0
24,6
USA
6.000
3,7
32,6
USA
800
3,3
16,0
Matsushita, K. (1998), Shipbuilding Produvtivity and Competitiveness: Japanese and American Business Competition, National Shipbuilding Research Program (NSRP). 34
28 Juni 2011
Produktivitas-2
Lamb and Hellesoy PD = a × TE b × BP c × PR d × ST e × VI f × DP g dimana: PD = produktivitas (MH/CGT) TE = total jumlah karyawan BP = penilaian praktisi terbaik dalam pengembangan teknologi PR = total jumlah karyawan/jumlah produksi karyawan ST = jumlah kapal yang diserahkan di atas tiga tahun/jumlah jenis kapal yang diserahkan pada periode di atas tiga tahun VI = rasio nilai tambah oleh galangan kapal versus total nilai kapal dan ditentukan pula oleh prosentase biaya tenaga kerja terhadap total biaya DP = maksud ganda, yaitu bernilai 1 apabila digunakan bangunan komersial dan kapal, sedangkan bernilai 2 digunakan pembangunan kapal saja a = koefisien dan b,c,d,e,f,g = eksponensial dalam prediksi produktivitas
No
Persamaan
r2
1
PD = 4058 BP-3,5
-
2
PD = 18982 BP-4,64
-
3
PD = 3302 BP-4,73 TE0,24
0,981
4
PD = 2669 BP-4,68 TE0,25 PR0,30
0,982
5
PD = 3806 BP-4,98 TE0,26 PR0,36 DP-0,13
0,983
6
PD = 203 BP-3,39 TE0,24 PR0,41 DP0,35 VI-0,74
0,986
7
PD = 111 BP-3,00 TE0,27 PR0,60 DP0,41 VI-0,66 ST-0,08
0,987
Lamb, T. dan Hellesoy, A. (2002), A Shipbuilding Productivity Predictor, Journal of Ship Production, Vol. 18, No. 2, pp.79 – 85. 35
28 Juni 2011
Produktivitas-2
PRODUKTIVITAS [3/3] 1. Robinson, 1990: • Simplifikasi • Sikap karyawan • Peningkatan tenaga berkelanjutan • mengurangi/menghapus barang sisa 2. Matsushita, 1998: • Produktivitas tenaga kerja • Kombinasi performansi tenaga kerja, utilisasi tenaga kerja, efisiensi proses, dan efektivitas perencanaan
Strategi Peningkatan
Identifikasi Produktivitas
3. Gebhardt dan Jarvis, 2003: • Faktor manajemen • Faktor manusia • Faktor teknologi • Faktor stakeholder
36
28 Juni 2011
Back
Chapter
Robinson Kendali peningkatan produktivitas: • Faktor filosofi formulasi manajemen • Politik • Prosedur • Standar. Dasar pendekatan pada produktivitas: • Proses simplifikasi • Sikap para karyawan • Peningkatan tenaga berkelanjutan • Pengurangan maupun penghapusan adanya barang sisa.
Robinson, A. (1990), Modern Approches to Manufacturing Improvement, Productivity Press, Portland. 37
28 Juni 2011
Produktivitas-3
Matsushita Kombinasi peningkatan produktivitas tenaga kerja: – Performansi tenaga kerja dikendalikan langsung oleh pekerja dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan motivasi. – Tiga potensial lainnya (utilisasi tenaga kerja, efisiensi proses, & efektivitas perencanaan) tergantung pada manajemen: • Utilisasi tenaga kerja merupakan porsi waktu kerja secara aktual. • Efisiensi proses berhubungan dengan utilisasi mesin, material dan metode kerja. • Efektivitas perencanaan merupakan kepastian adanya ketrampilan dan motivasi pekerja terhadap informasi, alat bantu, material, dan dukungan waktu maupun tempat yang benar untuk melaksanakan tugas. Matsushita, K. (1998), Shipbuilding Produvtivity and Competitiveness: Japanese and American Business Competition, National Shipbuilding Research Program (NSRP). 38
28 Juni 2011
Produktivitas-3
Gebhardt dan Jarvis Peningkatan produktivitas merupakan sistem faktor yang kompleks dan berubah melalui mekanisme adaptif: • Faktor manajemen mengintegrasikan manusia – teknologi – eksternal stakeholder, menstimulasi dan penghargaan prestasi, memperhatikan kinerja, akuntabilitas dan perubahan fasilitas. • Faktor manusia dikendalikan oleh dasar ilmu pengetahuan, ketrampilan dan keterkaitan belajar serta sikap seperti kesediaan menerima naungan kultur perusahaan. • Faktor teknologi tergantung pada kemampuan manusia, kemudahan pilihan, pengaturan produksi, alat pendukung dan perkakas, sistem komunikasi dan informasi, pemeliharaan dan keselamatan kerja. • Faktor stakeholder yang terdiri dari investor, konsumen, pemasok, penjual dan sub kontraktor, asuransi dan publik, informasi, atau yang melengkapi kemampuan perusahaan dalam pembangunan kapal maupun reparasi.
Gebhardt, L.P., dan Jarvis R.G. (2003), Productivity Improvement at the SENESCO Shipyard, Journal of Ship Production, Vol. 19, No. 3, pp. 187 – 193. 39
28 Juni 2011
Produktivitas-3
KRITERIA PRODUKTIVITAS Produktivitas tenaga kerja: • Standar OECD dengan MH/CGT • Teknik Statistik dalam model eksponensial dan regresi ganda non linear. Berbagai faktor strategi peningkatan: • Fokus produktivitas tenaga kerja dengan kombinasi pada performansi tenaga kerja, utilisasi tenaga kerja, efisiensi proses, dan efektivitas perencanaan. • Manajemen. • Simplifikasi. • Teknologi. • Rancang bangun. • Stakeholders. Disertasi metode statistik nonparametrik: • Pengembangan regression spline smoothing dari fungsi berpangkat: (Matshusita, 1998; Thomas Lamb, 2002). • Pengembangan SEM-PLS path modeling dari berbagai fungsi linear/kuadratik maupun mekanisme adaptif: (Robinson, 1990; Wie, 1995; Hofstede, 1997; Porter, 1998; Matshusitha, 1998; Djati, 1999; Indrawati & Liewelyn, 1999; Panggabean, 2001; Bashiruddin, 2002; Gebhardt & Jarvis, 2003; Santosa, 2004; dan Depkes, 2004). 40
28 Juni 2011
Produktivitas-3
METODE PENELITIAN LATAR BELAKANG Model statistik parametrik: (1)Pengaruh teknologi perkapalan terhadap tingkat produktivitas pembangunan kapal sebagai model regresi fungsi berpangkat (Matsushita, 1998; Lamb & Hellesoy, 2002); (2) Berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas dan daya saing galangan kapal sebagai model regresi linera/kuadratik (Robinson, 1990; Wie, 1995; Hofstede, 1997; Porter, 1998; Matshusitha, 1998; Djati, 1999; Indrawati & Liewelyn, 1999; Panggabean, 2001; Bashiruddin, 2002; Gebhardt & Jarvis, 2003; Santosa, 2004; Depkes, 2004) Rumusan masalah: (1) Perbedaan hasil prediksi pengukuran tingkat produktivitas galangan kapal antara pendekatan regresi parametrik dan nonparametrik; (2) Signifikansi aspek penguasaan level teknologi perkapalan terhadap peningkatan produktivitas pembangunan kapal; (3) Signifikansi hubungan antara tingkat produktivitas tenaga kerja dengan tingkat daya saing galangan kapal; (4) Signifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja dan kemampuan daya saing galangan kapal. RANCANGAN MODEL Model awal: NR-PS & SEM-PLS Data: PAL, DPS, BMC, DWP, & KSS Normalitas Data NR-PS: TIBCO Sportfire S+® 8.1 for Windows
Parametrik: SPSS, Minitab, AMOS, dan LISREL
SEM-PLS: SmartPLS 2.0 M3 Path Modeling PLS Algorithm & Bootstrapping
Splin Linear/Kuadratik/Kubik dengan 3 variasi titik knot
Model Fit
FIMIX-PLS Model Fit
INTERPRETASI MODEL 1. Karakteristik penelitian 2. Tujuan penelitian
41
Deskripsi/Prediktif
Kausalitas Uji Hipotesis
28 Juni 2011
Next
TEKNIK STATISTIK Identifikasi variabel-variabel yang berpengaruh dominan di dalam menciptakan sustainable competitive advantage akan memerlukan metode penelitian yang meneliti suatu keterkaitan antar variabel yang lebih dari 2 dapat menggunakan multivariate statistical technique
Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L. dan Black, W.C. (1998), Multivariate Data Analysis, 5th Edition, Prentice Hall, New Jersey. 42
28 Juni 2011
Back
Next
TEKNIK SAMPLING Teknik pengambilan sampel dipilih berdasarkan metode purposive sampling atau sampel dari target populasi (Creswell, 2002; Sugiyono, 2008), yaitu: responden perorangan yang dinilai memiliki kompetensi memadai di bidang pekerjaannya. Responden yang diambil merupakan tenaga kerja galangan kapal klas menengah dengan posisi di tingkat middle management, mulai dari supervisor hingga manajer.
Creswell, J.W. (2002), Education Research: Planning, Conducting, and Evaluatiog Quantitative and Qualitative Research, Pearson Education, Inc. New Jersey. Sugiyono (2008), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Cetakan keempat, Penerbit Alfabeta, Bandung. 43
28 Juni 2011
Back
Next
UKURAN GALANGAN KAPAL
44
28 Juni 2011
Back
Next
KUESIONER • Memperhatikan berbagai parameter ukuran galangan kapal di Indonesia dengan kecenderungan tidak berdistribusi normal, maka jumlah sampel yang diperlukan dalam regresi berganda cukup 1% saja sudah bisa mewakili (Sugiyono, 2008). • Sampel minimum assumsi SEM sebesar 100 responden dan perbandingan 5 observasi untuk setiap estimasi parameter (Ferdinand, 2005). • Pengaruh setiap parameter menggunakan metric measurement (Hair et al, 1998), sehingga disain kuesioner berbentuk semanti differential scale dengan menggunakan skala interval dari Likert pada rentangan nilai 1 s.d. 5 (Levin dan Rubin, 1998). • Validasi dilakukan dengan logical validity dan face validity melalui diskusi ahli dan uji kuesioner pada beberapa calon responden (Ferdinand, 2005). Sugiyono (2008), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Cetakan keempat, Penerbit Alfabeta, Bandung. Ferdinand, A. (2005), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister Dan Disertasi Doktor, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Levin, R.I. dan Rubin, D.S. (1998), Statistics for Management, 7th edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ. 45
28 Juni 2011
Back
Next
UJI NORMALITAS DATA • NR-PS menggunakan diagram plot pencar dengan R² besar. • SEM-PLS menggunakan rasio kurtosis dan skewness dengan pedoman nilai rasio kurtosis/skewness berada diantara -2 hingga +2 adalah berdistribusi normal (Santosa, 2000). Nilai skewness Rasio skewness = Standar error skewness Nilai kurtosis Rasio kurtosis = Standar error kurtosis • Software: SPSS & Excell
46
28 Juni 2011
Back
Next
UJI KELAYAKAN MODEL
Nilai MSE(λ),GCV(λ), dan P(λ) Nilai korelasi R2 Standard error t-stat
Diharapkan kecil Diharapkan besar ≤ estimasi parameter ≥ 1,96
Prosentase variance dan estimasi variabel Stone, 1974 Geisser, 1975 Eisenhart, 1979 Eubank, 1999 Mendehall and Sincich, 1992 Ghozali dan Fuad, 2005
PLS Algorithm – Structural model specification: AVE ≥ 0,5 cukup
Average variance extracted Composite reliability Crobach alpha α
Coefficient of determination
• • • •
ρc ≥ 0,8 baik ρc ≥ 0,6 cukup α ≥ 0,5 baik α ≥ 0,3 cukup
• •
R2 ≥ 0,67 kuat R2 ≥ 0,33 sedang
• •
λ ≥ 0,7 kuat λ ≥ 0,5 sedang
Validitas konvergen • Werts, Linn dan Joreskog, 1974 • Fornell & Larcker, 1981 Reliabilitas konsistensi internal • Nunnally & Bernstein, 1994 Fungsi prediksi Cronbach, 1951 Struktur model lintasan dalam untuk menjelaskan variable laten endogen • Chin, 1998 • Tenenhaus et al, 2005
PLS Algorithm – Outer loading: Lambda - λ
Korelasi antar variabel • Chin,1998
Bootstrapping: t > 1,96
t-statistic
Estimasi variabel • Chin, 1998
FIMIX – PLS: Entropy statistic
47
• •
EN ≥ 0,7 baik EN ≥ 0,5 cukup
28 Juni 2011
Estimase probabilitas klas individu • Ramaswamy et al, 1993 • Ringle et al, 2008
Back
Chapter
RANCANGAN & ANALISIS MODEL Statistik Nonparametrik
1. Eubank, 1999: Nonparametric regression & Spline smoothing
3. Fornell & Larcker, 1981: AVE untuk validitas konvergen
2. Lee, 2002: Regression spline berderajat q dengan m knot
4. Nunnally & Bernstein, 1994: ρϲ untuk reliabilitas konsistensi internal 5. Cronbach-α, 1951: untuk reliabilitas estimasi 6. Tenenhaus, 2005: GoF untuk indeks kelayakan inner model
• SPSS & Excel • Tibco Sporfire S+ • SmartPLS 2.0 M3
Scatter Plot
Tibco S+
Splin Kubik
Diagram Lintasan
SmartPLS
SEM - PLS
Aplikasi Software
48
28 Juni 2011
Chapter
Eubank Nonparametric regression dan spline smoothing: • f(xi) sebagai fungsi regresi nonparametrik. • f(x) sebagai fungsi spline.
Eubank, R. L. (1999), Nonparametric Regression and Spline Smoothing, 2nd Edition, Marcel Dekker, Inc., New York. 49
28 Juni 2011
Model
Lee Tujuan estimasi f yang diasumsikan “smooth”, maka secara spesifik assumsi f dapat didekati oleh regression spline berderajat q dengan m knot yang disajikan dalam bentuk f(xi) sebagai fungsi regresi nonparametrik.
• β0, β1, ... , βq = parameter polinomial • β1, ... , βk = parameter truncated • K1, K2, ... , Km = titik lokasi knot
Lee, T.C.M. (2002), Regression Spline Smoothing Using The Minimum Description Length Principle, Statistics & Probability Letters, Elsevier Science B.V. Vol. 48, pp. 71 – 82. 50
28 Juni 2011
Model
Fornell dan Larcker Average variance extracted untuk validitas konvergen
• λi adalah the outer (komponen) loading pada indikator •Var(εi) = 1 - λI •Kriteria cukup AVE ≥ 0,5
Fornell, C., dan Larcker, D. (1981), Evaluating Structural Equation Models with Unobservable Variable and Measurement Error, Journal of Marketing Research, V. 18, pp. 39 – 50. 51
28 Juni 2011
Model
Nunnally & Bernstein Composite reliability untuk reliabilitas konsistensi internal
• λi adalah the outer (komponen) loading pada indikator • Kriteria baik ρc ≥ 0,8 • Kriteria cukup ρc ≥ 0,6
Nunnally, J.C., & Bernstein, I.H. (1994), Psychometric Theory, 3rd edition, McGraw-Hill, New York. 52
28 Juni 2011
Model
Cronbach Cronbach-α untuk reliabilitas estimasi
• K adalah jumlah komponen • adalah varians komponen • adalah varians dari nilai uji total pengamatan • Kriteria cukup α ≥ 0,5
Cronbach, L. J. (1951), Coefficient Alpha and Internal Structure of Test, Psychometrika, Vol. 16, pp. 297 – 334. 53
28 Juni 2011
Model
Tenenhaus Indeks goodness-of-fit untuk inner model(
• R2 adalah koefisien determinasi • Kriteria kuat GoF ≥ 0,67 dan sedang GoF ≥ 0,33.
Tenenhaus, M., Esposito Vinzi, V, Chatelin, Y.M., Lauro, C. (2005), PLS Path Modeling, Computer Statistics & Data Analysis, 48(1) 159 – 205. 54
28 Juni 2011
Model
Scatter Plot 120,00
PD - Shipbuilding Productivity (MH/CGT)
PD (5-5)
100,00
U.S
80,00
100,00
y = 3675,e-1,18x R² = 0,846
PD (5-4)
PD (5-4)
U.S
80,00
60,00
y = 18,89x2 - 193,8x + 507,2 R² = 0,825
60,00
Europe PD (5-2)
40,00
Europe PD (5-2)
40,00
Korea
PD (5-3)
20,00
Japan
Korea
PD (5-3)
20,00
-
Japan
-
120,00
3,30
3,80 4,30 BP - Best Practices
4,80
5,30
120,00
PD - Shipbuilding Productivity (MH/CGT)
PD (5-5)
100,00
y=
PD (5-4)
13,25x3
U.S
80,00
2,80
-
3,30
+ 445,7x - 329,7 R² = 0,834
5,30
PD (5-4)
U.S
80,00
60,00
4,80
y = -75,29x4 + 1232,x3 - 7471,x2 + 19836x - 19362 R² = 0,923
100,00
141,6x2
3,80 4,30 BP - Best Practices
PD (5-5)
PD - Shipbuilding Productivity (MH/CGT)
2,80
60,00
Europe PD (5-2)
40,00
Europe PD (5-2)
40,00
Korea
PD (5-3)
20,00
Japan
-
Korea
PD (5-3)
20,00
Japan
2,80
55
PD (5-5)
PD - Shipbuilding Productivity (MH/CGT)
120,00
3,30
3,80 4,30 BP - Best Practices
4,80
5,30
28 Juni 2011
2,80
3,30
3,80 4,30 BP - Best Practices
4,80
5,30
Model
Tibco Sporfire S+
TIBCO Spotfire S+.lnk 56
28 Juni 2011
Model
Splin Kubik 2 knot [1/2]
PD - Shipbuilding Productivity (MH/CGT)
120,00
PD (5-5)
100,00
obs PD
f(x)-1knot
f(x)-2knot
f(x)-3knot
PD (5-4) U.S
80,00
60,00 Europe
PD (5-2)
40,00
Korea
PD (5-3)
Japan
20,00
2,80
3,30
3,80
4,30
4,80
5,30
BP - Best Practices
57
28 Juni 2011
Next
Splin Kubik 2 knot [2/2]
58
28 Juni 2011
Back
Model
Diagram Lintasan Harga Jual Kompetitif
Kecepatan Proses Pembangunan
Tingkat Mutu Pembangunan
Minimal Kerja Ulang
Topologi Nilai-nilai Dasar
Minimal Barang Sisa
Sistem Perdagangan Internasional
Daya saing Galangan Kapal
Topologi Praktek Organisasi
Stabilitas Ekonomi Makro Budaya
Interaksi Penyesuaian Diri
Kebijakan
Perusahaan
Lembaga Pemerintah Produktivitas
Interaksi Pencapaian Tugas
Strategis
Tenaga Kerja
Kemitraan antar Perusahaan
Intensitas Cahaya
Penguasaan dan Inovasi Teknologi
Kondisi Kerja Pengendalian Iklim Kerja
Tingkat Motivasi Tingkat Kebisingan & Getaran
Aktivitas Kerja Dampak Ergonomi
Penerapan K3 Lama Masa Kerja Penggunaan Fasilitas & Teknologi Simplifikasi & Standarisasi Produk
Tingkat Pendidikan
Usia Produktif
Konstruk eksogen: budaya perusahaan, geografis Indonesia, jenis pekerjaan, kebijakan perusahaan dan kebijakan pemerintah. Konstruk endogen: produktivitas tenaga kerja dan daya saing galangan kapal 59
28 Juni 2011
Model
SmartPLS 2.0 M3
SmartPLS.lnk 60
28 Juni 2011
Model
PLS Algorithm
Batam
Jawa 61
28 Juni 2011
Next
VARIABEL LATEN ENDOGEN Parameter 1. 2. Average variance extracted (AVE) 3. 4. 5. 1. 2. Composite Reliability (ρc) 3. 4. 5. 1. 2. Cronbach’s α 3. 4. 5. 1. Goodness of Fit (GoF) 2.
62
Variabel Competitiveness Culture Policy Productivity Work activity Competitiveness Culture Policy Productivity Work activity Competitiveness Culture Policy Productivity Work activity Competitiveness Productivity
28 Juni 2011
Pulau Batam Nilai Kriteria 0,534 Cukup 0,726 Cukup 0,462 Kurang 0,484 Kurang 0,800 Cukup 0,850 Baik 0,888 Baik 0,809 Baik 0,787 Cukup 0,889 Baik 0,778 Cukup 0,811 Cukup 0,709 Cukup 0,645 Cukup 0,751 Cukup 0,541 Sedang 0,506 Sedang
Pulau Jawa Nilai Kriteria 0,522 Cukup 0,574 Cukup 0,458 Kurang 0,525 Cukup 0,783 Cukup 0,844 Baik 0,780 Cukup 0,806 Baik 0,815 Baik 0,878 Baik 0,770 Cukup 0,663 Cukup 0,704 Cukup 0,701 Cukup 0,728 Cukup 0,513 Sedang 0,438 Sedang
Back
Next
VARIABEL LATEN EKSOGEN Parameter
Variabel 1. 2.
λ-competitiveness
3. 4. 5.
λ - culture
λ - policy
λ - productivity λ – work activity
63
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 1. 2.
Price Quality Rework Speed Waste Adjustment self Organization Practice Task achievement Clean Government International Trade Macroeconomic Stability Mastery-innovation Partnerships Age Education Ergonomic Motivation Production facilities Simplification-standardization
28 Juni 2011
Pulau Batam Nilai Kategori 0,730 Kuat 0,817 Kuat Kuat 0,761 Kuat 0,736 0,591 Sedang 0,881 Kuat 0,870 Kuat 0,804 Kuat 0,605 Sedang 0,655 Sedang 0,601 Sedang 0,749 Kuat 0,769 Kuat 0,695 Sedang 0,578 Sedang 0,830 Kuat 0,657 Sedang 0,896 Kuat 0,893 Kuat
Pulau Jawa Nilai Kategori Kuat 0,753 Kuat 0,763 0,706 Kuat 0,759 Kuat Sedang 0,622 0,874 Kuat 0,663 Sedang 0,721 Kuat 0,646 Sedang 0,632 Sedang 0,571 Sedang 0,742 Kuat 0,773 Kuat Kuat 0,703 Sedang 0,674 Kuat 0,815 Sedang 0,698 0,853 Kuat 0,916 Kuat
Back
Next
FIMIX – PLS Number of latent classes K=3 K=4 K=5 K=6 K=7 K=8
LnL Develpment Itr.
lnL
delta
201 144 78 167 67 72
-236,732 -166,360 -149,428 20,309 -133,569 -74,432
0,193 0,000093 0,000083 0,000098 -0,000012 0,000087
AIC
BIC
CAIC
EN
519,464 394,720 376,857 53,382 377,139 274,864
578,204 473,890 476,458 173,414 517,602 435,758
578,444 474,215 476,867 173,907 518,178 436,418
0,475 0,859 0,894 0,912 0,795 0,908 K 3 4 5 6 7 8
Number of latent classes K=3 K=4 K=5 K=6 K=7 K=8
64
ρ1 0,359 0,695 0,629 0,554 0,300 0,365
Batam ρ2 0,186 0,113 0,122 0,104 0,263 0,139
ρ3 0,455 0,080 0,083 0,100 0,079 0,158
ρ4
ρ5
ρ6
ρ7
ρ8
0,112 0,089 0,096 0,103 0,104
0,077 0,104 0,101 0,053
0,042 0,096 0,042
0,058 0,084
0,056
ρ4
ρ5
ρ6
ρ7
ρ8
0,123 0,150 0,116 0,144 0,047
0,118 0,109 0,057 0,066
0,057 0,135 0,152
0,047 0,038
0,038
Σρk 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
LnL Develpment Itr.
lnL
delta
201 201 128 80 201 201
-292,731 -225,758 -248,040 -216,210 31,203 121,222
0,000196 0,035 -0,000088 -0,000086 -7,010 1,738
AIC
BIC
CAIC
631,461 513,515 574,079 526,419 47,593 -116,444
692,502 595,788 677,584 651,155 193,561 50,756
EN
692,720 0,417 596,082 0,832 677,954 0,704 651,601 0,675 194,082 0,870 51,353 K 0,912ρ1 3 0,565 4 0,674 5 0,522 6 0,291 7 0,433 8 0,499
28 Juni 2011
Jawa ρ2 0,218 0,085 0,077 0,190 0,130 0,077
ρ3 0,217 0,119 0,132 0,237 0,054 0,084
Back
Σρk 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Model
KESIMPULAN NR-PS: • Ada perbedaaan hasil estimasi antara kurva regresi berpangkat dan splin kubik. • Model splin kubik dengan 2 titik knot sebagai fungsi estimasi memiliki koefisien determinasi yang lebih baik dari model regresi fungsi berpangkat.
• Estimasi produktivitas (PDestimasi) splin kubik dengan 2 knot untuk PT. Batamec shipyard 35,61 MH/CGT, PT. Dok & Perkapalan Surabaya 27,49 MH/CGT, PT. Karimun Sembawang Shipyard 27,49 MH/CGT, dan PT. PAL Indonesia 19,89 MH/CGT.
SEM-PLS: • Identifikasi berbagai variable laten endogen maupun eksogen secara holistik untuk produktivitas tenaga kerja dan daya saing galangan kapal mampu didekati secara baik melalui structural equation modeling (SEM) dengan pendekatan partial least square (PLS) path modeling. • Kriteria goodness of fit dari variabel laten endogen produktivitas tenaga kerja dan daya saing perusahaan untuk kawasan Pulau Batam maupun Jawa memiliki nilai sedang. ProduktivitasBatam = 0,379 aktivitas kerja + 0,185 budaya + 0,355 kebijakan + residu ProduktivitasJawa = 0,307 aktivitas kerja + 0,182 budaya + 0,281 kebijakan + residu Daya saingBatam = 0,240 produktivitas + 0,567 kebijakan + residu Daya saingJawa = 0,281 produktivitas + 0,522 kebijakan + residu 65
28 Juni 2011
Next
KONTRIBUSI Sebuah model estimasi statistik nonparametrik, meliputi: Cubic Spline with 2 knots dan Shipyard PLS Path Modeling. Kedua model memberikan khasanah baru bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perkapalan, khususnya Bidang Produksi dan Manajemen Galangan Kapal. Keunggulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: • Kedua model nonparametrik mampu memproses dengan kriteria jumlah data yang relatif kecil dan data tidak berdistribusi normal. • Model cubic spline with 2 knots lebih baik dari model regresi fungsi berpangkat dalam hasil estimasi tingkat produktivitas pembangunan kapal baru melalui pengembangan teknologi perkapalan. • Shipyard PLS Path Modeling merupakan model lintasan sebagai suatu persamaan struktural yang didekati dengan metode partial least square. Model ini mampu menghilangkan segala assumsi uji statisitk parametrik yang dikenal dengan istilah “BLUE” (Best Linear Unbiased Estimator).
66
28 Juni 2011
Back
Next
REKOMENDASI 1. Lembaga Pemerintah Dukungan kebijakan dan komitmen berbagai lembaga terkait dalam upaya meningkatkan daya saing dan produktivitas Galangan Kapal sebagai salah industri strategis, diantaranya melalui dukungan pembiayaan, penguatan nilai tukar rupiah, pengendalian laju inflasi, dan pembebasan berbagai biaya yang berkaitan dengan ekspor/impor material maupun komponen kapal.
2. Sektor Industri • Dukungan kebijakan dan komitmen pimpinan perusahaan dalam upaya meningkatkan daya saing dan produktivitas Galangan Kapal, diantaranya melalui kemitraan yang sehat, kegiatan inovasi yang tiada henti, dan kemampuan penguasaan dalam teknologi perkapalan. • Dukungan dan upaya secara bersama-sama oleh semua unsur organisasi perusahaan dalam berbagai kegiatan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja secara berkelanjutan
3. Penelitian Lanjutan • Penambahan parameter lanjutan berupa jumlah tenaga kerja sebagai satu kesatuan dari fungsi splin kubik dengan titik knot yang optimal. • Aplikasi SEM – PLS path modeling dilanjutkan pada beberapa galangan kapal di Indonesia dengan ukuran yang berbeda untuk mengetahui bentuk model lintasan strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja dan daya saing galangan kapal. • Identifikasi lebih lanjut tentang kemungkinan hubungan antara variabel laten atau variabel manifest sebagai bentuk hubungan nonlinear secara statistik parametrik maupun nonparametrik. 67
28 Juni 2011
Back
Chapter