62
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif 1. Perkembangan Penerimaan Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN) Jumlah penerimaan SPT PPN yang terdaftar pada KPP Pratama Kosambi setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita lihat dari data yang ditunjukan pada gambar 4.1 grafik perkembangan penerimaan SPT PPN dari tahun 2007 sampai dengan 2010 dibawah. Gambar 4.1 Grafik Perkembangan SPT PPN tahun 2007 - 2010
Surat Pemberitahuan (SPT) 1,000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
Surat Pemberitahuan (SPT)
2007
2008
2009
62
2010
63
Hasil gambar grafik perkembangan penerimaan SPT PPN pada KPP Pratama Kosambi dapat dilihat dari jumlah rata - rata SPT PPN yang di terima tahun 2007 sebesar 639 lembar, tahun 2008 sebesar 706 lembar, tahun 2009 sebesar 827 lembar, tahun 2010 sebesar 874 lembar. Berdasarkan jumlah rata - rata tersebut kenaikan SPT PPN tahun 2008 mengalami kenaikan 10,48 %, dan tahun 2009 mengalami kenaikan 17,13 %, sedangkan tahun 2010 hanya mengalami kenaikan 5,68 %, kenaikan yang relatif kecil ini disebabkan oleh turunnya jumlah SPT PPN yang masuk pada tahun 2010 di bandingkan tahun 2009 akan tetapi jika kita perhatikan prosentase pertumbuhan penerimaan SPT PPN secara keseluruhan
setiap
tahun
mengalami
peningkatan.
Hal
tersebut
menunjukan bahwa kegiatan Ekstensifikasi yang dilakukan telah efisien.
2. Perkembangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Berdasarkan jumlah rata - rata penerimaan PPN tahun 2007 sebesar Rp. 6.017.050.860, tahun 2008 sebesar Rp. 4.449.510.784, tahun 2009 sebesar Rp. 5.389.031.394, tahun 2010 sebesar Rp. 11.534.925.800 dapat di ilustrasikan pada gambar grafik perkembangan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di halaman selanjutnya.
64
Gambar 4.2 Grafik Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun 2007 – 2010 (dalam jutaan)
Pajak Pertambahan Nilai 14,000 12,000 10,000 8,000 Pajak Pertambahan Nilai
6,000 4,000 2,000 0 2007
2008
2009
2010
Dari gambar 4.2 Pajak Pertambahan Nilai yang diterima diketahui terjadi penurunan pada tahun 2008 sebesar 26 %, dan tahun 2009 mulai terjadi kenaikan sebesar 21,12 %, kenaikan yang cukup tinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 114 %. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diterima KPP Pratama Kosambi dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya.
65
3. Perkembangan Pajak Total yang diterima KPP Pratama Kosambi Gambar 4.3 adalah grafik perkembangan penerimaan Pajak Total pada KPP Pratama Kosambi dari tahun 2007 sampai dengan 2010. Gambar 4.3 Grafik Pajak Total tahun 2007 - 2010 (dalam jutaan)
Pajak Total yang di terima KPP Pratama Kosambi 30.000 25.000 20.000 15.000
Pajak Total yang di terima KPP Pratama Kosambi
10.000 5.000 0 2007
2008
2009
2010
Dari gambar 4.3 Pajak Total yang di terima, terjadi kenaikan pajak yang cukup signifikan pada tahun 2009 sebesar 82,22 %, serta terjadi penurunan antara tahun 2008 sebesar 1,98 % dan tahun 2010 sebesar 19,46 %. Hal ini didapat dari rata - rata pajak total yang didapat tahun 2007 sebesar Rp.14.279.697.100, tahun 2008 sebesar Rp.13.995.557.610, tahun 2009 sebesar Rp.25.503.217.640, dan tahun 2010 sebesar Rp.20.540.096.410
66
Berdasarkan data yang diperoleh penulis mengenai jumlah penerimaan SPT PPN, PPN dan Pajak Total yang di terima oleh KPP Pratama
Kosambi
pada
Lampiran
1.
Penulis
mengikhtisarkan
pertumbuhan penerimaan tersebut pada table 4.1 dibawah. Tabel 4.1 Ikhtisar Pertumbuhan SPT PPN, PPN & Pajak Total yang diterima KPP Pratama Kosambi tahun 2007 – 2010 Rata rata
No 1 2 3 4
Tahun 2007 2008 2009 2010
SPT 639 706 827 874
Rata - rata PPN Pertumbuhan (dalam jutaan) 6.017 10,48% 4.449 17,13% 5.389 5,68% 11.534
Pertumbuhan -26% 21,12% 114%
Rata - rata Pajak Total yg diterima (dalam jutaan) 14.279 13.995 25.503 20.540
Pertumbuhan -1,98% 82,22% -19,46%
Pada pertumbuhan jumlah penerimaan SPT PPN, PPN dan Pajak Total, penulis membuat rata - rata dari setiap tahun penerimaan dengan total bulan pertahun. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2007 dan tahun 2010 penulis tidak memperoleh data perbulannya dengan lengkap. Sebagai contoh pada jumlah total penerimaan SPT PPN tahun 2007 adalah sebesar 2556, jumlah tersebut dibagikan dengan jumlah bulan dari penerimaan SPT PPN pada tahun 2007 yaitu 4 bulan dan hasil yang di peroleh adalah 639.
67
Berdasarkan dari jumlah rata - rata yang telah diperoleh, penulis memprosentasekan peningkatan atau penurunan jumlah penerimaan SPT PPN, PPN dan Pajak Total yang diterima KPP Pratama Kosambi pertahunnya. Sebagai contoh perhitungan pada kolom pertumbuhan penerimaan SPT PPN tahun 2008 adalah SPT PPN tahun 2008 dikurangi tahun 2007 hasilnya dibagi tahun 2007 dikalikan 100 % (706 – 639 = 67 : 639 x 100 % = 10,48 %). Contoh perhitungan ini juga berlaku pada pertumbuhan penerimaan PPN dan Pajak Total. Dilihat dari tabel 4.1 ikhtisar pertumbuhan SPT PPN dan PPN yang di terima KPP Pratama Kosambi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari pertumbuhan penerimaan SPT PPN tahun 2008 sebesar 10,48 %, tahun 2009 sebesar 17,13 %, dan tahun 2010 sebesar 5,68 %. Pada pertumbuhan penerimaan PPN juga mengalami kenaikan pada tahun 2009 sebesar 21,12 % dan tahun 2010 sebesar 114 % tetapi disisi lain pertumbuhan pajak total yang diterima tidak mengalami kenaikan. Hal tersebut dilihat dari pertumbuhan pajak total yang diterima menurun pada tahun 2008 sebesar 1,98 % dan tahun 2010 sebesar 19,46 %. Jadi kesimpulannya kenaikan yang terjadi pada penerimaan SPT PPN & PPN belum dipastikan dapat meningkatkan Pajak Total yang diterima KPP Pratama Kosambi, hal tersebut dikarenakan jumlah Pajak yang diterima oleh KPP Pratama Kosambi sangat bervariasi bukan hanya Pajak Pertambahan Nilai.
68
4. Uji Normalitas Gambar 4.4 Grafik Normal Probability Plot
Sumber : Hasil Output SPSS Dari Gambar 4.4 Grafik di atas menunjukan pemenuhan persyaratan normalitas sebaran data, yaitu jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai - nilai sebaran data akan berada pada area di sekitar garis lurus. Dari hasil penghitungan kita lihat grafik di atas menunjukkan bahwa sebaran data (variabel independen yaitu Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai) berada pada posisi di sekitar garis lurus (normal probability) yang membentuk garis miring dari arah kiri bawah ke kanan atas. Oleh karena itu, persyaratan normalitas sudah terpenuhi.
69
5. Uji Multikolinearitas Tabel 4.2 Coefficients (a)
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Surat Pemberitahuan .843 Pajak
Pertambahan
Nilai
.843
1.186 1.186
a. Dependent Variable: Pajak
Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) kedua variabel, yaitu Surat Pemberitahuan (SPT) dan Pajak Pertambahan Nilai adalah 1,186 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antarvariabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
70
6.
Uji Heteroskedastisitas Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan hasil demikian, kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa tidak terjadi gejala homokedastisitas atau persamaan regresi memenuhi asumsi heteroskedastisitas.
71
7. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) / ANOVA Tabel 4.3 ANOVA (b) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
7.561E20
2
3.780E20
6.881
.003
Residual
1.703E21
31
5.494E19
Total
2.459E21
33
a
a. Predictors: (Constant), Pajak Pertambahan Nilai, Surat Pemberitahuan b. Dependent Variable: Pajak
Tahap - tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut : - Merumuskan Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) dan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai terhadap penerimaan pajak. Ha : Ada pengaruh jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) dan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai terhadap penerimaan pajak. - Kesimpulan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa F hitung > F tabel (6,881 > 3,305), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan Surat Pemberitahuan (SPT) dan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) secara bersama - sama terhadap penerimaan pajak. Jadi dapat disimpulkan bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) dan penerimaan Pajak
72
Pertambahan Nilai (PPN) secara bersama - sama berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kosambi.
b. Uji Koefisien Regresi secara Parsial ( Uji t) Tabel 4.4 Coefficients regression
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-1.673E10
1.098E10
Surat Pemberitahuan
4.274E7
1.519E7
Pajak Pertambahan Nilai
.488
.442
Model 1
t
Sig.
-1.523
.138
.458
2.814
.008
.180
1.104
.278
a. Dependent Variable: Pajak
1) Pengujian koefisien regresi variabel Surat Pemberitahuan (X1) - Menentukan Hipotesis Ho : Jumlah SPT PPN tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Ha : Jumlah SPT PPN berpengaruh terhadap penerimaan pajak. - Kesimpulan Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung > dari t tabel (2,814 > 2,040) maka Ho ditolak, artinya jumlah Surat Pemberiahuan (SPT) Pajak Pertambahan Nilai berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
73
2) Pengujian koefisien regresi variabel penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (X2) - Menentukan Hipotesis Ho : Jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Ha : Jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai berpengaruh terhadap penerimaan pajak. - Kesimpulan Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung < t tabel (1,104 < 2,040) maka Ho diterima, artinya jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
c. Analisis Regresi Berganda Dari Tabel 4.4 hasil analisis regresi linear berganda dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar -1,673E10 (-1,673 x 1010 = -16.730.000.000) artinya jika Surat Pemberitahuan (X1) dan Pajak Pertambahan Nilai (X2) nilainya adalah 0, maka Pajak Total (Y) nilainya adalah -16.730.000.000. 2) Koefisien regresi variabel Surat Pemberitahuan (X1) sebesar 4,274E7 (4,274 x 107 = 42.740.000) artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan terjadi kenaikan satu SPT PPN, maka penerimaan Pajak Total
74
(Y) akan mengalami kenaikan sebesar Rp 42.740.000. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh yang positif antara Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai dengan penerimaan pajak, semakin naik Surat Pemberitahuan maka semakin meningkat penerimaan pajak. 3) Koefisien regresi variabel penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (X2) sebesar 0,488 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai mengalami kenaikan sebesar Rp 1, maka penerimaan Pajak (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp 0,488. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dengan penerimaan pajak, semakin naik penerimaan Pajak Pertambahan Nilai maka semakin meningkat penerimaan pajak. B. Pembahasan Dari hasil regresi kedua variabel independen yaitu Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hanya variabel Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN) yang paling signifikan mempengaruhi penerimaan Pajak Total yang diterima KPP Pratama Kosambi sedangkan variabel penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak signifikan mempengaruhi penerimaan Pajak Total yang diterima KPP Pratama Kosambi.
75
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pajak Total yang di terima KPP Pratama Kosambi, hal ini dimungkinkan karena jumlah penerimaan PPN yang cenderung berfluktuasi atau naik dan turun setiap bulannya. Kemungkinan ini dipengaruhi oleh jumlah lebih bayar dan kurang bayar yang disetor wajib pajak atas pembayaran PPN setiap bulannya tidak sama. Oleh karena itu, agar PPN menjadi lebih efisien dan mempengaruhi penerimaan pajak secara signifikan maka KPP Pratama Kosambi harus lebih memperhatikan jumlah lebih bayar atau kurang bayar yang disetor wajib pajak setiap bulannya dan lebih meningkatkan program ekstensifikasi yang sedang dijalankan pada semua wajib pajak khususnya dalam bidang Pajak Pertambahan Nilai. Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai (SPT PPN) berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak total yang diterima hal ini dimungkinkan karena Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan sarana atau alat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajaknya. Semakin banyak wajib pajak yang mengisi dan mengirim Surat Pemberitahuan (SPT) maka semakin besar penerimaan pajak. Dengan demikian penerimaan pajak total sangat dipengaruhi oleh banyaknya SPT yang diterima oleh KPP Pratama Kosambi, untuk itu manajemen KPP Pratama Kosambi perlu memonitor program ekstensifikasi agar berjalan efisien sehingga jumlah SPT yang masuk dapat meningkat.