Suharmiati Betty Roosihermiatie Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Indrapura 17 Surabaya
Saat ini DM menduduki peringkat ke 4, sebagai epidemik dunia yang menyebabkan kematian
Menurut International Diabetes Federation penduduk Indonesia > 20 tahun ±125 juta jiwa (th 2000), asumsi prevalensi DM sebesar 4,8% (5,6 juta) → 8,2 juta ( 2020)
Baru sampai pada tahap uji efek farmakologi terhadap hewan coba).
Telah dilakukan uji preklinik al : - Infus daun : menekan aktivitas glukoneogenesis pada kultur suspense hepatosit tikus terisolasi (Supardi, 1993)
- Infus daun : aktifitas hepatoprotektor (Darmin, 1995)
Standarisasi ekstrak herba Sambiloto dengan metode densitometry dengan parameter kadar andrografolida juga telah dilakukan (Ekasari et.al, 1997).
Kandungan minyak atsiri, tanin & flavonoid
Uji preklinik: ada perbedaan bermakna antara klp kontrol dan intervensi dng dosis 1 gr/100 gBB dan 4 gr/100 grBB yang ditandai dengan penrunan kadar MDA tikus putih jantan dng diabetes yang diinduksi dng aloksan (digilib.uns.ac.id/abstrakpdf_12090)
Penggunaan campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum ternyata memberikan hasil lebih baik berupa penurunan kadar gula darah yang lebih stabil (Zuhud,E,AM, 2001)
Uji toksistas akut ekstrak etanol terstandarisasi dari campuran herbal : LD 50 (mencit) = 19,473 g/kg BB → Practically non toxic
Ekstrak campuran herbal tidak memiliki efek toksisitas subkronik terhadap fungsi hepar dan ginjal hewan coba (5 x dosis).
Uji efek teratogenik terhadap mencit tidak menunjukkan adanya kelainan morfologi janin mencit sampai dengan 5 kali dosis lazim. (Rahman A, et al, 1999).
Uji toleransi glukosa: terdapat perbedaan bermakna antara kelp kontrol dan kelp ekstrak (dosis 0,065 g aktrak/kg BB) 45 menit setelah pemberian glukosa. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak uji memiliki efek hipoglikemik.
Pemberian campuran Andrographis paniculata dan Syzigium polyanthum telah dilakukan thd Px DM yang berobat ke LP4OT. Jika Px mengkonsumsi obat antidiabet konvensional, campuran tersebut dikonsumsi 2 jam setelah mengkonsumsi obat anti diabet konvensional. Berdasarkan hasil evaluasi selama ini, tidak ada hasil yang merugikan penderita misalnya terjadinya hipoglikemi.
OT yang aman & bermanfaat perlu dikembangkan (UU Kesehatan No. 36 thn 2009)
Perlu pembuktian ilmiah tentang manfaat dan keamanan Ekstrak campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum untuk perubahan kadar glukosa darah
Kerangka Konsep Kombinasi Metformin dengan Ekstrak campuran Andrographis paniculata dan Syzigium polyanthum
Penyebab kenaikan KGD •Faktor keturunan •Pola Hidup •Kegemukan •Obat-obatan/ bahan kimia Memperburuk kondisi tubuh •Kurang olahraga •Alkohol •Merokok •Usia lanjut •Emosi •Seks berlebihan
Penderita Diabetes Mellitus
Kejadian Tidak Diinginkanan •Keluhan •Lab Klinik (fungsi hati, ginjal) Keterangan :
:
yang diteliti tidak diteliti
:
Perbaikan Subjektif
Penurunan Kadar Glukosa Darah
•
Mengidentifikasi karakteristik responden
•
Menguji perubahan kadar glukosa darah setelah pemberian kombinasi metformin dengan ekstrak campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum
•
Menguji keamanan kombinasi tersebut khususnya terhadap organ ginjal dan hati
Jenis penelitian : Kuasi Eksperimental blok random sampling dengan kontrol
Desain penelitian : Pre dan post test
Lokasi : Lab Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Pengobatan Obat Tradisional (LP4OT)
Populasi: Pasien DM yang berobat dan memenuhi kriteria inklusi
Jumlah Sampel : 40 orang ( terbagi dalam 2 kelompok yaitu 20 sampel mendapatkan intervensi dan 20 sampel sebagai kontrol)
Sampel didapatkan melalui brosur/ pengumuman bekerjasama dengan puskesmas Balongsari
Px DM yang akan berobat di LP4OT atau dari Puskesmas terdekat
Pasien DM ( hasil pemeriksaan/diagnose dokter) usia 40 – 60 tahun
Kadar glukosa darah puasa di atas normal (140 mg/dl – 220 mg/dl)
Fungsi ginjal (BUN, kreatinin) dan fungsi hati (SGOT, SGPT) normal atau pada awal pemeriksaan tidak diketahui adanya kelainan fungsi ginjal dan hati berdasarkan hasil pemeriksaaan laboratorium.
Tidak menggunakan obat antidiabetik minimal 2 minggu sebelum direkrut menjadi sampel penelitian (penderita DM baru atau lama yang putus obat minimal 2 minggu)
Bersedia mengikuti prosedur penelitian dengan menandatangani informed consent.
Ada komplikasi penyakit penyerta atau penyakit kronik lain, misalnya hepatitis yang dinyatakan berdasarkan hasil pemeriksaaan SGOT dan SGPT, hipertensi sedang/berat (>=160 mmHg), infeksi/gangrene berdasarkan pemeriksaan klinis oleh dokter. Hamil berdasarkan pengakuan.
Tidak bersedia melanjutkan pengobatan
Fungsi ginjal dan atau hati meningkat 2 kali di atas normal
Kadar glukosa puasa darah naik lebih dari 100 mg/dl dalam 2 minggu, glukosa darah 2 jam setelah puasa di atas 400 mg/dl.
Terjadi efek samping berat atau gejala subjektif yg tdk dpt ditoleransi o/ pasien DM.
SCREENING Penderita DM Memenuhi kriteria inklusi Pasien tandatangan informed consent Pemeriksaan I (sbl terapi) (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin)
Pemeriksaan II (OGTT)
Pemeriksaan III (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin)
Terapi mgg I : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsu) DO Terapi mgg II : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsu) DO
Terapi mgg III: Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsu)
Pemeriksaan IV (OGTT)
Pemeriksaan V (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin)
DO
Terapi mgg IV : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan ekstrak campuran herbal (3xsehari1 kapsu) DO
Penjelasan Hasil Terapi
SKEMA PELAKSANAAN PENELITIAN (INTERVENSI)
SCREENING Penderita DM Memenuhi kriteria inklusi Pasien tandatangan informed consent Pemeriksaan I (sbl terapi) (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin)
Pemeriksaan II (OGTT)
Pemeriksaan III (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin)
Terapi mgg I : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan ekstrak campuran herbal (3xsehari1 kapsu) DO Terapi mgg II : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan ekstrak campuran herbal (3xsehari1 kapsu) DO
Terapi mgg III: Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsu)
Pemeriksaan IV (OGTT)
Pemeriksaan V (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin)
DO
Terapi mgg IV : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsuL) DO
Penjelasan Hasil Terapi
SKEMA PELAKSANAAN PENELITIAN (KONTROL)
T-test untuk melihat perbedaan Kadar gula darah sebelum dan sesudah intervensi (pre-post test terapi kombinasi metformin dengan herbal ekstrak campuran Andrographis paniculata dan Syzigium polyanthum).
Jumlah penderita dalam penelitian ini yang berhasil diperoleh sebanyak 30 orang (kelp intervensi & kelp kontrol msg2 15 org)
Bila dilihat dari kelompok usia maka rata-rata usia penderita untuk kelompok intervensi yaitu 55,7 (SD±3,7) tahun dan kontrol 51,2 (SD ± 7,5) tahun, tidak signifikans berbeda.
Rata2 Kdr OGTT sbl perlakuan (mg/dl)
Rata2 Kdr OGTT setelah perlakuan 4 mg (mg/dl)
354,5 ± SD 149,6
301,4 ± SD 176,9
INTERVENSI 362,8 ± SD 115,4
288,3 ± SD 147,9
KONTROL
Rata2 Kdr GDP sbl perlakuan (mg/dl)
Rata2 Kdr GDP setelah perlakuan 4 minggu (mg/dl)
KONTROL
172,2 ± SD 29,9
156,3 ± SD 86,8
INTERVENSI
173,6 ± SD 27,3
136,3 ± SD 55,6
Rata2 Kdr OGTT sbl perlakuan (mg/dl)
Rata2 Kdr OGTT setelah perlakuan 4 mgg (mg/dl)
KONTROL
354,5 ± SD 149,6
301,4 ± SD 8176,9
INTERVENSI
362,8 ± SD 115,4
288,3 ± SD 147,9
Rata-rata GDP mupun OGTT menunjukkan kecenderungan menurun baik pada kelompok kontrol maupun klompok intervensi
Hanya perbedaan rata-rata GDP antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang signifikans berbeda dengan t-test = 2,82 (p = 0,015) sedangkan u/ OGTT tidak signifikan
Rata2 Kdr SGOT sbl perlakuan (mg/dl)
Rata2 Kdr SGOT setelah perlakuan 4 mgg (mg/dl)
KONTROL
17,8 ± SD 6,2
14,6 ± SD 7,3
INTERVENSI
16,1 ± SD 4,2
14,9 ± SD 7,5
Rata2 Kdr SGPT sbl perlakuan (mg/dl)
Rata2 Kdr SGPT setelah perlakuan 4 mgg (mg/dl)
18,5 ± SD 5.9
14,9 ± SD 7,5
INTERVENSI 18,5 ± SD 4,7
17,0 ± SD 6,1
KONTROL
Disini juga tampak penurunan baik SGOT maupun SGOT pada kelompok kontrol dan intervensi tetapi masih dalam standard normal.
Perbedaan rata-rata SGOT dan SGPT antara kelompok kontrol dan intervensi tidak signifikans berbeda dalam dalam periode waktu intervensi 4 minggu.
Rata2 Kdr OGTT sbl perlakuan (mg/dl) KONTROL
INTERVENSI
Rata2 Kdr OGTT setelah perlakuan 4 mgg (mg/dl)
15,0 ± SD 4,3
13,4 ± SD 6,9
13,0 ± SD 1,7
12,8 ± SD 1,8
Rata2 Kdr Kreatinin sbl perlakuan (mg/dl)
Rata2 Kdr Kreatinin setelah perlakuan 4 mg (mg/dl)
KONTROL
0,61 ± SD 0,035 0,52 ± SD 0,235
INTERVENSI
0,60 ± SD 0,000 0,60 ± SD 0,000
Perbedaan mean BUN dan Kreatinin antara kelompok kontrol dan intervensi tidak signifikans berbeda dalam dalam periode waktu intervensi 4 minggu.
KELUHAN UTAMA DM
INTERVENSI
KONTROL
BANYAK MAKAN (mg I)
5 (33,3%)
7 (46,7%)
BANYAK MAKAN (mg v)
5 (33,3%
5 (33,3%)
HAUS (mg I)
7 (46,7%)
9 (60,0%)
HAUS (mg V)
2 (13,4%)
8(53,3%)
BANYAK MINUM (mg I)
10 (66,7%)
12 (80,0%)
BANYAK MINUM (mg v)
6 (40,0%)
11 (73,3%)
KELUHAN UTAMA DM
INTERVENSI
KONTROL
SERING BAK (mg I)
5 (33,3%)
7 (46,7%)
SERING BAK (mg v)
5 (33,3%)
5 (33,3%)
BB TURUN (mg I)
7 (46,7%)
9 (60,0%)
BB TURUN (mg V)
2 (13,4%)
8(53,3%)
Hasil pengobatan DM menggunakan kombinasi Metformin dengan Ekstrak Campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum selama 4 minggu menunjukkan efek menurunkan kadar gula darah puasa lebih baik dibanding jika hanya diberikan Metformin.
Berdasarkan hasil penggunaan selama 4 minggu menunjukkan bahwa kombinasi Metformin dengan Ekstrak Campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum cukup aman dikonsumsi artinya tanpa efek samping pada organ hati dan ginjal