STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH)
Oleh: Windi Widiastuti H24104093
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ABSTRAK Windi Widiastuti. H24104093. Studi Kelayakan Usaha Pupuk Organik Cair (Studi Kasus PT Mulyo Tani di Salatiga). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. Negara Indonesia terkenal dengan sebutannya sebagai negara agraris. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian yaitu sebesar 71,33% atau 52,36 juta hektar (BPS 2005-2006). Sektor pertanian mempunyai peran langsung dan tidak langsung dalam perekonomian negara Indonesia. Peran langsung sektor pertanian adalah melalui pembentukan PDB, penyediaan sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat. Sekitar 40-50 persen tenaga kerja Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian (BPS, 2006). Kemampuan sektor pertanian dalam mendukung perekonomian negara tidak terlepas dari hasil produktivitasnya. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan suatu input yang sering disebut dengan pupuk. Pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk kimia yaitu urea, NPK, ZA, dan SP-36. Pupuk kimia ini memang terbukti meningkatkan produktivitas pertanian. Meskipun memberikan peningkatan pada produktivitas pertanian, namun pemakaian pupuk kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu harga pupuk kimia juga semakin mahal dan sering terjadi kelangkaan pupuk kimia. Hal ini mendorong berdirinya PT Mulyo Tani untuk memproduksi pupuk organik. Pupuk organik ini bertujuan untuk mensubtitusi pemakaian pupuk kimia dan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemakaian pupuk kimia secara berkelanjutan. Dalam suatu usaha baik dalam skala kecil, sedang maupun besar, diperlukan suatu analisis kelayakan. Studi kelayakan usaha berguna untuk mengetahui gambaran perusahaan dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha produksi pupuk organik cair pada PT Mulyo Tani dari aspek pasar, aspek teknik, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek dampak usaha dan aspek keuangan. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung jumlah NPV, IRR, Net B/C, PBP dan BEP. Proses penghitungan dilakukan dengan menggunakan model komputer studi kelayakan usaha dengan bantuan microsoft excel. Dari hasil perhitungan, hasil yang diperoleh adalah NPV = Rp. 2.159.141, IRR = 14%, Net B/C = 3,12, BEP = 8,7 tahun, PBP = 1,2 tahun. Dari hasil perhitungan finansial tersebut maka PT Mulyo Tani layak untuk dijalankan. Dari segi aspek pemasaran PT Mulyo Tani memiliki peluang di sektor perikanan dan pertanian dengan peluang pasar sebagai berikut: 1. Pertanian sawah di Salatiga membutuhkan pupuk organik sebanyak 210 liter per hektar sawah. Luas sawah di Salatiga adalah 790 Ha, sehingga total kebutuhan pupuk organik adalah 165.900 liter. 2. Perikanan di Salatiga membutuhkan pupuk organik sebesar 7.784 liter per tahun, peluang pasar yang terbesar terletak pada desa Sidorejo. Di desa ini ada 8200 m kolam perikanan dan membutuhkan pupuk organik terbanyak yaitu sebesar 5.904 liter.
PT Mulyo Tani tidak hanya memiliki segmen pasar untuk pertanian tetapi juga untuk perikanan. Dari segi aspek teknik PT Mulyo Tani masih menggunakan alat dan mesin yang sangat sederhana. Kapasitas maksimal produksi adalah sebesar 210.000 liter pertahun. Kebutuhan bahan baku diperoleh dari pasar tradisional sekitar untuk bahan yang terdiri dari sayur, buah dan kacang-kacangan. Sedangkan bahan baku seperti sisa pencernaan hewan diperoleh dari rumah potong hewan. Jalur distribusi produk adalah dimulai dari pabrik yang kemudian dipasarkan oleh para distributor dan akan berakhir di petani melewati KUD atau kepala kelompok tani. Dari aspek manajemen, PT Mulyo Tani dipimpin oleh seorang pemilikyang dibantu oleh seorang manajer dalam mengawasi kegiatan operasional setiap hari. Manajer membawahi tiga asisten manajer bidang pemasaran, produksi, dan administrasi. PT Mulyo Tani memiliki buruh harian sebanyak 12 orang, yang terdiri dari penyiapan bahan, pengolahan, pengemasan, pengepakan, dan pergudangan. Dari segi sumber daya manusia, PT Mulyo Tani memiliki sistem kerja satu shift dengan lima hari kerja dalam satu minggu dan lama jam kerja setiap hari adalah tujuh jam, dimulai pada pukul 08.00-16.00. PT Mulyo Tani juga mengadakan pelatihan bagi karyawannya. Namun pelatihan yang diberikan terbatas pada beberapa bagian saja. Pelatihan hanya diberikan pada karyawan bagian pencampuran, fermentasi dan pengadukan. Hal ini dikarenakan pada bagian-bagian inilah yang akan menentukan kualitas produk, sehingga pada bagian ini diperlukan karyawan-karyawan yang terlatih. Dari aspek lingkungan hidup, produksi pupuk organik cair ini tidak menimbulkan dampak berbahaya atau polusi dalam proses pengolahannya. Bahanbahan yang dipakai semua bersifat alamiah yang kaya akan vitamin. Energi yang digunakan pun hanya energi listrik sehingga tidak menimbulkan asap yang akan menyebabkan polusi udara. Hasil residu yang diperoleh dari hasil penyaringan juga masih dapat digunakan sebagai pupuk organik padat. Sehingga secara keseluruhan tidak ada bahan yang terbuang atau tersisa dalam proses.
STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh Windi Widiastuti H24104093
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI DI SALATIGA-JAWA TENGAH)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh Windi Widiastuti H24104093 Menyetujui, Juni 2008
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto Msc. Dosen Pembimbing Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc Ketua Departemen
Tanggal Ujian: 27 Mei 2008
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor 13 Februari 1986. penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Suwarno dan Dewi Ratna Ningsih. Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Kedunghalang III pada tahun 1992. kemudian pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 5 Bogor. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan ke SMA Negeri 2 Bogor lulus pada tahun 2004, dan pada tahun yang sama di terima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI).
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Kasih dan SayangNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan segalanya baik moril maupun materi. Terima kasih atas doa yang telah kalian berikan. 2. Nenekku tercinta atas segala doa dan restunya. 3. Kakak ku tercinta : Mbak Endi, Mbak Heni, A Yadi, A Ensa yang sudah memberikan motivasinya. Adikku tersayang Rini terima kasih atas dukungannya. 4. Keponakan ku tercinta: Bagus Arya Wiratanu dan Kireina Zahra Yasmaini. 5. Paklik dan Bulik tercinta ( Paklik Sikom dan Bulik Pani, Paklik Karli dan Bulik Kun, Paklik Dori dan Bulik Sri). 6. Terima kasih untuk keluarga Besar Desa Ngaglik yang sudah memberikan doa dan restunya pada penulis. 7. Adik-adik Sepupuku Tersayang: Ferli, Via, Dendra, Wulan, Dani, dan Sugeng. 8. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto MSc. Sebagai dosen pembimbing yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak Ir. Budi Purwanto ME yang telah bersedia menguji dan memberikan banyak masukan kepada penulis. 10. Ibu Farida Ratnadewi SE. MM. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji penulis. 11. Bapak Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM, yang telah bersedia menjadi moderator pada ujian seminar penulis. 12. Bapak Mulyadi SE. selaku pemilik PT Mulyo Tani yang telah bersedia menjadi tempat penelitian penulis.
13. Staff dan karyawan PT Mulyo Tani. 14. Terima kasih untuk Kelompok Tani Desa Candi Sari yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 15. Seluruh staff pengajar dan karyawan di Departemen Manajemen. 16. Teman-teman di Departemen Manajemen angkatan 41 ( khusus untuk Bilqis, Ayu, Gita, Annisa, Fifi, Iqoh). 17. Terima kasih untuk teman satu bimbingan (Rika, Erna, Gitri, Dini, Angga dan Dase) 18. Terima kasih untuk Adit teman baikku, atas bantuannya selama ini, atas dukungannya, masukannya, motivasinya, yang selalu ada baik senang ataupun susah. Dan untuk mas Yudha atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian. 19. Adik-adik angkatan yang telah hadir pada seminar penulis. 20. Semua pihak yang telah membantu dan mendoakan serta memberikan restunya pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP………………………………………………................... iii KATA PENGANTAR………………………………………. ………………
iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
v
TABEL……………………………………………………. …………. .......... vii DAFTAR GAMBAR………………………….………..................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………...........
ix
I.
PENDAHULUAN………………………...………………………......... 1.1. Latar Belakang……………………………………….…………….. 1.2. Rumusan Masalah………………………………………………….. 1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 1.4. Manfaat penelitian……………………………………………….....
1 1 3 3 4
II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………............... 2.1. Pengertian Pertanian Organik…………………………………....... 2.1.1. Lembaga Sertifikasi................................................................ 2.1.2. Prinsip Pertanian Organik....................................................... 2.1.3. Unsur Pertanian Organik........................................................ 2.2. Pengertian Pupuk ……………………………………….................. 2.3. Pengertian Organik....................…………………………………… 2.4. Peranan Bahan Organik Bagi Tanah ………………………............ 2.5. Pengaruh Bahan Organik Pada Sifat Fisika Tanah………………... 2.6. Pengaruh Bahan Organik Pada Sifat Kimia Tanah……………….. 2.7. Macam-macam Bahan Organik…………………………………… 2.7.1. Pupuk Padat………………………………………………... 2.7.2. Pupuk Cair…………………………………………………. 2.8. Kriteria Pupuk Organik…………………………………………… 2.9. Kelebihan Pupuk Organik……………………………………........
5 5 5 6 6 6 9 9 10 10 11 11 14 15 15
III. Metode Penelitian………………………………………………….... 3.1. Kerangka Penelitian…………………………………………….... 3.2. Metode Penelitian…………………………………….…………... 3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ 3.2.2. Jenis dan Sumber Data......................................................... 3.2.3. Penelitian Terdahulu............................................................ 3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data…………………………… 3.4. Asumsi-Asumsi…………………………………………………... 3.5. Aspek Non Finansial.......................................................................
16 16 16 16 16 18 19 21 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………. 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian…………………................... 4.1.1. Gambaran Umum Jawa Tengah...........................................
29 29 29
4.1.2. Gambaran Umum Kota Salatiga................................................. 4.1.3. Gambaran Umum PT Mulyo Tani................................................ 4.2. Aspek Pasar dan Pemasaran……………………………………............. 4.2.1. Bentuk Pasar……………………………………………………….. 4.2.2. Proyeksi Pasar…………………………………………………… 4.2.3. Ekspor dan Impor Pupuk Lanjutan……………………..……….. 4.2.4. Segmentasi, Target, dan Posisi…………………………….......… 4.2.5. Bauran Pemasaran………………………………………….......... 4.3. Aspek Teknik dan Teknologi………………………………………….. 4.3.1. Pemilihan dan Perencanaan Produk…………………………….. 4.3.2. Rencana Aliran Bahan Baku……………………………………. 4.3.3. Tahap Proses Produksi…………………………….......………... 4.3.4. Pemilihan Teknologi……………………………………………. 4.3.5. Perencanaan Tata Letak………………………………………… 4.3.6. Perencanaan Kapasitas………………………………………….. 4.4. Aspek Manajemen……………………………………………………. 4.4.1. Struktur Organisasi……………………………………………… 4.4.2. Deskripsi Pekerjaan…………………………………………….. 4.5. Aspek Sumber Daya Manusia…………………………………………. 4.6. Aspek Dampak Usaha…………………………………………............. 4.7. Aspek Keuangan…………………………………………………......... 4.7.1. Kebutuhan Modal dan Identifikasi Biaya...................................... 4.7.2. Arus Biaya..................................................................................... 4.7.3. Kriteria Kelayakan Keuangan....................................................... 4.7.4. Rekapitulasi Aspek Keuangan....................................................... 4.8. Analisis Kepekaan.................................................................................. 4.8.1. Perubahan Pada Harga Bahan Baku.............................................. 4.8.2. Peningkatan Biaya Tenaga Kerja................................................... 4.8.3. Peningkatan Harga Bahan Bakar Minyak....................................... 4.8.4. Peningkatan Kapasitas Produksi..................................................... 4.8.5. Penambahan Tenaga Kerja Pemasaran........................................... 4.8.6. Penambahan Mesin Pendingin......................................................... 4.8.7. Rekapitulasi Aspek Finansial dan Analisa Kepekaan.....................
30 31 33 33 33 34 36 38 43 43 43 44 44 44 45 46 46 48 49 51 52 52 52 54 56 56 56 57 58 58 59 60 60
KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….………. 63 1. Kesimpulan……………………………………………………………....
63
2. Saran……………………………………………………………..............
63
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………............
64
LAMPIRAN………………………………….....................................................
65
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Luas Lahan Kritis di Pulau Jawa………………………....………….. 2 2. Sumber Penghasilan Penduduk Jawa Tengah…………………………. 29 3. PDRB Kota Salatiga………………………………....………………… 31 4. Luas dan Kebutuhan Pupuk Organi Untuk Budi daya Ikan Tawar……. 34 5. Volume Ekspor Pupuk Organik……………………………………….. 35 6. Volume Impor Pupuk Organik………………………………....……… 35 7. Daftar Perusahaan Pupuk Organik………………………………....…... 37 8. Aplikasi Pupuk PT Mulyo Tani………………………………....……... 39 9. Rincian Penggunaan Tanah………………………………....……........ 45 10. Deskripsi Pekerjaan………………………………....………………... 47 11. Spesifikasi Pekerjaan………………………………..…………………. 50 12. Biaya Investasi………………………………....……………………… 53 13. Biaya Bahan Baku………………………………....………………….. 53 14. Biaya Tenaga Kerja………………………………....………………… 54 15. Biaya Lain-lain………………………………....……………………… 54 16. Rekapitulasi Skenario Dasar Aspek Finansial…………………………. 56 17. Kepekaan Bahan Baku………………………………....………….........56 18. Kepekaan Biaya Tenaga Kerja………...............……………………......57 19. Peningkatan Harga Bahan Bakar Minyak................................................ 59 20. Kepekaan Kapasitas………………………………………....…………. 60 21. Penambahan Tenaga Pemasaran……………………………………….. 61 22. Penambahan Mesin Pendingin…………………………………………. 61 23. Rekapitulasi Perbandingan Aspek Finansial dan Analisis Kepekaan…...61
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Bagan Tahapan Penelitian Studi Kelayakan Usaha.................................... 17 2. Alur Distribusi Produk.................................................................................41
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Struktur Organisasi………………………………………………………
64
2. Tahapan Penghitungan Aspek Keuangan………………………………..
65
3. Proses Produksi………………………………………………………….
66
4. Daftar Pesaing...........................................................................................
67
5. Rencana Kebutuhan Fisik Usaha………………………………………..
70
6. Daftar Indeks Harga……………………………………………………..
71
7. Rencana Anggaran Biaya………………………………………………..
72
8. Perhitungan Biaya Penyusutan…………………………………………..
73
9. Perhitungan NPV Pada Kondisi Normal………………………………
74
10. Perhitungan IRR Pada Kondisi Normal………………………………
75
11. Perhitungan BEP dan PBP Pada Kondisi Normal………………….....
76
12. Perhitungan NPV Saat BBM Naik 30% ……………………………..
77
13. Perhitungan IRR Saat BBM Naik 30%………………………………
78
14. Perhitungan BEP dan PBP Saat BBM Naik 30%................................
79
15. Perhitungan NPV Saat Biaya Tenaga Kerja Naik 15% ……………..
80
16. Perhitungan IRR Saat Biaya Tenaga Kerja Naik 15%........................
81
17. Perhitungan BEP dan PBP Saat Biaya Tenaga Kerja Naik 15%........
82
18. Perhitungan NPV Saat Bahan Baku Naik 10% …………….............
83
19. Perhitungan IRR Saat Bahan Baku Naik 10%...................................
84
20. Perhitungan BEP dan PBP Saat Bahan Baku Naik 10%...................
85
21. Perhitungan NPV Saat Kapasitas Naik 10% ……………..................
86
22. Perhitungan IRR Saat Kapasitas Naik 10%...........................................
87
23. Perhitungan BEP dan PBP Saat Kapasitas Naik 10%..........................
88
24. Perhitungan NPV Saat Tenaga Kerja Pemasaran Bertambah……....
89
25. Perhitungan IRR Saat Tenaga Kerja Pemasar Bertambah.................
90
26. Perhitungan BEP dan PBP Saat Tenaga Kerja Pemasar Bertambah...
91
27. Perhitungan NPV Saat Penambahan Mesin Pendingin…….............
92
28. Perhitungan IRR Saat Penambahan Mesin Pendingin........................
93
29. Perhitungan BEP dan PBP Saat Penambahan Mesin Pendingin.................. 94
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik tahun 2006, bahwa luas lahan pertanian di Indonesia adalah sebesar 71,33 persen atau mencapai 52,36 juta hektar dari luas lahan di Indonesia, maka dari itu Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris. Sektor pertanian mempunyai peran langsung dan tidak langsung dalam perekonomian negara Indinesia. Peran langsung sektor pertanian adalah melalui pembentukan PDB, penyediaan sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat. Sekitar 40-50 persen tenaga kerja Indonesia memiliki mata pencaharian di sektor pertanian (BPS, 2006). Kemampuan sektor pertanian dalam mendukung perekonomian negara tidak terlepas dari hasil produktivitasnya. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan suatu input yang sering disebut dengan pupuk. Pupuk yang sering digunakan oleh petani adalah urea, NPK, ZA, dan SP-36. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk di dalam negeri, pemerintah telah membangun lima perusahaan pupuk kimia yaitu: 1. PT Pupuk Iskandar Muda di Nangroe Aceh Darusalam. 2. PT Pupuk Sriwijaya di Sumatera Selatan. 3. PT Pupuk Kujang di Jawa Barat. 4. PT Pupuk Petrokimia Gresik di Jawa Timur. 5. PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. di Kalimantan Timur. Meskipun memberikan peningkatan pada produktivitas pertanian, namun pemakaian pupuk kimia ternyata memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak pada lingkungan adalah tanah menjadi mampat, keras, pecah-pecah dan hilangnya keanekaragaman hayati tanah. Berikut adalah daftar lahan kritis berdasarkan provinsi dan tingkat kekritisan:
Tabel 1. Luas Lahan Kritis di Pulau Jawa Berdasarkan Provinsi dan tingkat Kekritisannya (Ha) Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten
Sangat Kritis 9.340 18.552 104.273 -
Kritis 147.581 153.985 247.551 -
Agak Kritis 665.320 339.941 357.948 -
Jumlah 822.241 512.478 709.772 -
Sumber: Departemen Kehutanan, Statitik Kehutanan Indonesia 2005 Untuk mengatasi dampak negatif penggunaan pupuk kimia, maka pemerintah melakukan pengembangan pertanian organik dan menjadikan pertanian organik sebagai salah satu program kerja Departemen Pertanian pada tahun 2007. Program ini bertujuan memulihkan kesuburan tanah, meningkatkan produktivitas dan melestarikan lingkungan. Dengan adanya program tersebut maka para petani mulai melakukan pertanian semi organik, yaitu dengan menggunakan pupuk kimia yang dicampur pupuk organik. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik. Maka hal ini akan mengurangi konsumsi petani terhadap pupuk kimia dan pendapatan pada BUMN pupuk kimia akan berkurang. Oleh karena itu untuk mengantisipasi kerugian yang dialami oleh BUMN pupuk kimia tersebut, pemerintah mengeluarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
76/Permentan/O.T.140/12/2007 tertanggal 28 Desember 2007 empat BUMN pupuk yang ditugasi memproduksi pupuk organik yaitu PT Pupuk Petrokimia Gresik sebesar 300.000 ton, PT Pupuk Kalimantan Timur sebesar 25.000 ton, PT Pupuk Sriwijaya dan PT Pupuk Kujang sebesar 10.000 ton (ANTARA News) untuk menyediakan pupuk organik bagi masyarakat. Hal ini tentu saja menjadi peluang besar bagi PT Mulyo Tani untuk melakukan usaha di bidang pupuk organik karena para petani akan mulai beralih ke pupuk organik sesuai program pemerintah. Pupuk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut adalah pupuk organik cair. Pupuk ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pupuk kimia, dengan cara mencampur penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik. Selain itu
usaha produksi pupuk organik tersebut juga adalah untuk mendukung program pemerintah Go Organik 2010 yaitu mencanangkan pertanian organik dengan menarik pupuk kimia dari pasar. Dalam suatu usaha baik dalam skala kecil maupun besar sebaiknya memiliki studi kelayakan usaha. Studi kelayakan usaha diperlukan melihat sebuah gambaran mengenai layak atau tidak layaknya suatu usaha yang akan dijalankan maupun yang sedang dijalankan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan diatas, dengan adanya program pemerintah untuk mengembangkan pertanian organik, maka para petani kini mulai beralih dari pertanian dengan pupuk kimia menjadi pertanian semi organik yang menggabungkan pupuk kimia dan pupuk organik, membuka peluang bagi PT Mulyo Tani untuk melakukan usaha di bidang pupuk organik. Meskipun memiliki peluang yang besar, PT Mulyo Tani ingin mengetahui kelayakan usahanya. Oleh karena itu penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah usaha pupuk organik PT Mulyo Tani layak atau tidak layak untuk dijalankan dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen, aspek dampak usaha dan aspek keuangan? 2. Bagaimanakah tingkat kepekaan (sensitifitas) kelayakan perusahaan terhadap perubahan yang terjadi dilihat dari aspek keuangan? 1.3. Tujuan Penelitian PT Mulyo Tani ingin melakukan suatu studi tentang kelayakan usahanya adalah dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menganalisis kelayakan usaha (layak atau tidak layak) pupuk organik cair PT Mulyo Tani dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen, aspek dampak usaha dan aspek keuangan. 2. Menganalisis tingkat kepekaan (sensitifitas) kondisi kelayakan usaha jika terjadi perubahan-perubahan.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari studi kelayakan usaha yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan yang telah diteliti, semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi perusahaan, dapat memberikan gambaran usaha perusahaan dan kelanjutan usahanya. 2. PT Mulyo Tani dapat memiliki mitra usaha untuk menambah modal usaha. 3. Studi ini merupakan penerapan dari dari ilmu yang telah didapat selama perkuliahan sehingga dapat menambah wawasan penulis dalam suatu bidang usaha.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pertanian Organik Menurut IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movements) pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Dengan kata lain pertanian organik, adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Lahan yang dapat dijadikan lahan pertanian organik adalah lahan yang bebas dari cemaran bahan agrokimia dari pupuk dan pestisida. Terdapat dua pilihan lahan: (1) lahan pertanian yang baru dibuka, atau (2) lahan pertanian intensif yang dikonversi untuk lahan pertanian organik. Dalam pertanian organik sesuai dengan standar yang ditetapkan secara umum adalah mengikuti aturan sebagai berikut: 1.
Menghindari benih/bibit hasil rekayasa genetika. Sebaiknya benih berasal dari kebun pertanian organik,
2.
Menghindari penggunaan pupuk kimia sintetis, zat pengatur tumbuh, pestisida. Pengendalian hama dilakukan dengan cara mekanis, biologis dan rotasi tanaman,
3.
Peningkatan
kesuburan
tanah
dilakukan
secara
alami
melalui
penambahan pupuk organik, sisa tanaman, pupuk alam, dan rotasi dengan tanaman legum. 4.
Penanganan pasca panen dan pengawetan bahan pangan menggunakan cara-cara yang alami.
2.1.1. Lembaga Sertifikasi Pertanian Organik Beberapa lembaga standarisasi pertanian organik adalah sebagai berikut: 1. Standar Internasional Standar IFOAM. Standar dasar untuk produk organik dan prosesnya
dari IFOAM sejak 1980. The Codex Alimentarius Standar yang disusun dengan penyesuaian standar IFOAM dengan beberapa standar dan aturan lain. 2. Nasional dan regional 3. Standar di setiap negara SNI untuk standarisasi pertanian organik di Indonesia, SNI merupakan dasar bagi lembaga sertifikasi yang nanti harus di akreditasi oleh Departemen Pertanian melalui PSA (Pusat Standarisasi dan Akreditasi). SNI Sistem pangan organik disusun dengan mengadopsi seluruh materi dalam dokumen standar GL 32 1999, yaitu Guidelines for the production, processing, labeling and marketing of organikally produced foods dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi Indonesia. 2.1.2.
Prinsip Pertanian Organik Menurut IFOAM pertanian memiliki empat prinsip yang harus dilaksanakan yaitu: 1. Kesehatan 2. Ekologi 3. Keadilan 4. Perlindungan
2.1.3.
Unsur Pertanian Organik IFOAM mengungkapkan bahwa pertanian organik memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1. Sumber daya lahan yang bebas bahan kimia. 2. Benih yang alami non rekayasa genetik. 3. Pemupukan dilakukan secara organik tanpa kimia. 4. Pengendalian hama tanpa penggunaan pestisida. 5. Pola tanam.
2.2. Pengertian Pupuk Pupuk organik menurut surat keputusan menteri pertanian nomor 505 tahun 2006, adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk buatan dan pupuk organik. Pupuk alam adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam misalnya posfat alam dan pupuk organik (pupuk kompos dan pupuk kandang). Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah tertentu. Manfaat pupuk dibagi menjadi dua yaitu: 1. Berkaitan dengan sifat fisika tanah Manfaat pupuk dalam hal ini adalah memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur.
Pemberian pupuk organik terutama dapat
memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Manfaat lain adalah mengurangi erosi pada permukaan tanah berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat struktur tanah di bagian permukaan sehingga tanah tidak mudah tergerus air. 2. Berkaitan dengan kimia Menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk membantu mencegah terjadinya kehilangan unsur hara seperti N, P, K yang sifatnya sangat mudah hilang karena penguapan. Pupuk yang berkaitan dengan kimia dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah: 1. Berdasarkan cara pemberian: 1. Pupuk akar. Pupuk akar adalah pupuk yang cara pemberiannya dilakukan melalui akar atau tanah, baik dengan cara disiram atau ditanam di dekat lubang akar . 2. Pupuk daun Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan melalui stomata daun dengan cara di semprotkan pada daun. 3.Berdasarkan komponen utama penyusunnya: 1. Pupuk organik.
Pupuk yang bahan bakunya berasal dari sisa makhluk hidup yang telah mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur, dan kadar airnya tidak serupa lagi dengan aslinya. 2. Pupuk anorganik. Pupuk yang bahan bakunya berasal dari bahan mineral, senyawa kimia yang telah diubah melalui proses produksi sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap tanaman. 3. Berdasarkan bentuk. 1. Pupuk Padat. Pupuk yang teksturnya padat seperti butiran, serbuk, tablet dan kapsul. 2. Pupuk Cair Pupuk
yang
bentuknya
cair
biasanya
dibedakan
atas
kekentalannya dan konsentrasinya. 4. Berdasarkan aplikasi pupuk di bagi menjadi dua yaitu padat dan cair. 1. Aplikasi Pupuk Padat: 1. Ditebarkan langsung ke permukaan tanah. 2. Ditaburkan ke dalam larikan/barisan antar tanaman. 3. Ditempatkan dalam lubang. 4. Dicampur merata dengan tanah pada lahan olah. 5. Dibenamkan dalam lubang dekat perakaran. 6. Ditanam dalam larikan disebelah lubang tanam. 7. Dikocorkan didekat batang tanaman. 8. Dicampurkan dengan tanah penutup lubang tanam. 2. Aplikasi Pupuk Cair Aplikasi pada pupuk cair biasa dilakukan dengan cara disemprotkan pada daun atau disiramkan langsung pada tanaman. Pupuk cair memang sangat mudah dalam menggunakannya, namun aplikasi ini sebaiknya tidak dilakukan pada saat hujan atau terik matahari karena larutan pupuk akan cepat menguap dan hilang.
2.3. Pengertian Organik Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang atau dirombak oleh bakteri-bakteri tanah, menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan (situsHijau.co.id 2002). Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan pula bahan organik. Bahan organik tanah selain dapat berasal dari jaringan asli juga dapat berasal dari bagian batuan. 2.4. Peranan Bahan Organik Bagi Tanah Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah berkaitan dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berstruktur berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi dapat diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah. Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan
organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri (situsHijau 2002). 2.5. Pengaruh Bahan Organik Pada Sifat Fisika Tanah Pengaruh bahan organik pada sifat fisika tanah yaitu untuk meningkatkan
kemampuan
tanah
dalam
menahan
air.
Air
tanah
mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer. selain itu warna tanah menjadi coklat hingga hitam. Hal ini dapat meningkatkan
penyerapan
energi
radiasi
matahari
yang
kemudian
mempengaruhi suhu tanah. Bahan organik juga dapat merangsang granulasi agregat menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat. 2.6. Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak berkaitan dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi
yaitu
perombakan
sisa
tanaman
atau
hewan
oleh
miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan unsur-unsur hara dalam tanah. 2.7.Macam-Macam Bahan Organik Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk. Pupuk merupakan bahan alami maupun buatan yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam yaitu dari sisa-sisa organisme hidup baik sisa
tanaman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang yang dibutuhkan oleh tumbuhan supaya dapat tumbuh dengan subur. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-usur yang dapat digunakan oleh tanaman, tanpa mencemari tanah dan air. Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk padat. Pupuk cair ini dimaksudkan agar penggunannya lebih mudah, tidak mengandung kotoran, dan sekaligus menjaga kelembaban tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasah, kompos, maupun pupuk kandang. 2.7.1. Pupuk Padat A. Pupuk Hijau Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacangkacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain : 1. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air 2. Mencegah adanya erosi. 3. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma. 4. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik. Namun, pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu : 1. Tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi
dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit. 2.Dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari. B. Pupuk Seresah Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misalnya jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lainlain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya adalah: 1. Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan 2. Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air. 3. Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan. 4. Menghambat pertumbuhan gulma. 5. Menjaga tekstur tanah tetap remah. 6. Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan. 7. Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus. C. Pupuk Kompos Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga
diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan. D. Pupuk Kandang Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena biayanya yang murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian organik. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu 1. Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar. 2. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. 3. Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.
E. Pupuk Guano Guano merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran burung laut dan kelelawar yang telah mengalami pengaruh alam dalam waktu relatif lama dan telah mengalami perubahan-perubahan. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P dan ada juga guano yang mengandung unsur kalium (K). 2.7.2. Pupuk Cair Pupuk oganik tidak hanya berbentuk padat tetapi juga berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan melakukan perendaman terlebih dahulu dan hanya diambil cairannya. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa proses, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan pupuk cair antara lain : 1. Pengerjaan pemupukan akan lebih cepat. 2. Penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah 3. Aplikasinya
bersama
pestisida
organik
berfungsi
sebagai
pencegah dan pemberantas penggangu tanaman. 4. Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung (Harjono, 2000). 2.8. Kriteria Pupuk Organik Saat ini jaminan mutu sangat penting bagi konsumen, sehingga setiap produk harus memiliki suatu standar tertentu agar layak untuk dipasarkan. Standar yang ditetapkan untuk produk pupuk organik adalah sebagai berikut:
1. Nilai minimum untuk nitrogen paling tidak 1%-3%; kandungan pospat sebanyak 1,5%-3%; kalium sebanyak 1%-1,5%. 2. Kandungan total bahan organik minimal 20%. 3. Nisbah C/N antara 10/1-15/1. 4. Tingkat keasaman antara 6,5-7,5. 5. Bebas dari patogen dan kandungan logam berbahaya. 2.9. Kelebihan Pupuk Organik Kelebihan yang diberikan oleh pupuk organik adalah sebagai berikut: 1. Mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat dari pemakaian pupuk kimia. 2. Mengubah struktur tanah menjadi lebih baik sehingga pertumbuhan akar tanaman menjadi lebih baik. 3. Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah terhadap air sehingga tersedia cadangan air bagi tanaman. 4. Memperbaiki kehidupan organisme tanah.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan usaha merupakan gambaran suatu usaha yang sedang dijalankan ataupun yang akan dijalankan. Studi kelayakan juga dapat menjadi pedoman bagi suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Studi kelayakan usaha dimulai dengan mengumpulkan data-data yang relevan dan kemudian datadata tersebut dianalisis aspek keuangan dan aspek non keuangannya. Aspek non keuangan meliputi aspek pasar, aspek teknik, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, dan aspek dampak usaha. Aspek keuangan akan menganalisis tentang biaya-biaya yang akan dikeluarkan, biaya yang dibutuhkan dan rencana kebutuhan fisik usaha. Tahapan penghitungan aspek finansial akan diuraikan pada Gambar 1 pada halaman 17. Jika hasil dari studi kelayakan ini adalah PT Mulyo Tani layak untuk dijalankan maka usaha produksi pupuk organik ini akan dijalankan. Namun jika hasil dari studi ini adalah perusahaan tidak layak untuk dijalankan maka akan diadakan pengumpulan data ulang. 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Mulyo Tani jalan Soekarno Hatta Salatiga KM 3 Salatiga. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai April 2008. 3.2.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama sedangkan data sekunder adalah data yang tidal langsung diperoleh dari sumber utama yaitu data tertulis dari perusahaan, buku, dan penelitian terdahulu.
PT Mulyo Tani
Produksi Pupuk Organik Cair
Studi Kelayakan Usaha Pupuk Organik cair Pengumpulan data Input Data
Proses Analisa Kelayakan Usaha Pupuk Organik Cair
Aspek Finansial:
Aspek Non Finansial:
1.
NPV
1.
Pasar dan pemasaran
2.
Net B/C
2.
Teknik dan teknologi
3.
Gross B/c
3.
Manajemen
4.
IRR
4.
Sumber daya manusia
5.
PBP
5.
Dampak usaha
6.
BEP
7.
PR
Tidak Layak
Layak
Implementasi
Layak
Tidak Layak
Evaluasi, Pengawasan dan Pengendalian
Hasil
Gambar 1. Bagan Tahapan Penelitian Studi Kelayakan Usaha Pupuk Organik Cair
3.2.3.
Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi data adalah skripsi dari R. Rinrin Chaerunnisa SD dengan judul Studi Kelayakan
Pendirian
Usaha
Penggilingan
Gabah
di
Desa
Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Penelitian terdahulu ini, menjelaskan tentang kelayakan suatu usaha penggilingan gabah yang akan didirikan di desa Cikarawang. Studi kelayakan ini meliputi studi kelayakan aspek finansial dan aspek non finansial. Kelayakan aspek non finansial terdiri dari aspek pemasaran, aspek teknologis, aspek manajemen, dan aspek dampak usaha. Sedangkan aspek finansial dengan menghitung NPV, IRR, BEP dan PBP. Hasil dari studi kelayakan penggilingan gabah ini adalah layak baik dari segi finansial maupun non finansial. Persamaan penelitian studi kelayakan penggilingan gabah dengan studi kelayakan pupuk organik cair adalah kriteria penilaian dari segi aspek finansial dan aspek non finansialnya. Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu menggunakan metode PAR dan PRA, pada penelitian penulis tidak menggunakan metode tersebut. Selain penelitian diatas, penelitian terdahulu yang juga dijadikan referensi adalah penelitian dari Aditya Novian Perdana dengan judul skripsi Analisis Kelayakan Usaha Secara Partisipatif pada Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Gurame (Studi Kasus Kelompok Tani Tirta Maju Desa Situgede). Penelitian ini menjelaskan tentang sektor perikanan yang sedang berkembang di Bogor yang merupakan salah satu daerah penghasil ikan di Indonesia. Berdasarkan suatu kegiatan partisipatif, diketahui bahwa kelompok tani Tirta Maju bermaksud untuk mengembangkan budidaya ikan tawar di daerahnya yaitu di Situgede. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah kriteria yang digunakan dalam menentukan kelayakan usaha
yaitu dari aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek lingkungan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah, pada penelitian Aditya digunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Sedangkan pada penelitian penulis tidak menggunakan metode tersebut. 3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan bantuan microsoft excel. Penghitungan aspek keuangan akan dihitung dengan rumus sebagai berikut: 1. Net Present Value (NVP) n ACFt ± IO NPV = ∑ + k ( 1 ) t=1 t
…………………………………..(1)
keterangan: ACF = Arus kas tahunan setelah pajak pada periode t. k
= Tingkat diskonto yang tepat (%).
IO
= Pengeluaran kas awal (Rp).
n
= Usia usaha yang diharapkan (tahun).
NPV ≥ 0,0 usaha dikatakan layak. NPV ≤ 0,0 usaha dikatakan tidak layak. 2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) n
∑ Bt − Ct t =1
Net B/C =
(1 + i ) t n
………………..(2)
Bt − Ct
∑ (1 + i) t =1
(untuk Bt- Ct > 0)
t
(untuk Bt – Ct < 0)
Keterangan: Bt = Penerimaan pada tahun ke t, (Rp). Ct = Biaya pada tahun ke t (Rp). i
= Tingkat discount rate (%).
n = Umur proyek (tahun) Atau
Net B/C = Jumlah NPV yang positif
………………………….(3)
Jumlah NPV yang negatif Net B/C >1, maka usaha dikatakan layak. Net B/C < 1, maka usaha dikatakan tidak layak. 3. Payback Period (PBP) 1. PBP (GB) (tahun) = (Tp-1) + (∑ TIi - ∑ GBi;p -1) /GBp………..(4) Keterangan: Tp-1
: Tahun sebelum PBP.
p
: Tahun dimana penerimaan kotor melebihi total investasi.
TI
: Total present value investasi (Rp).
GBi;p-1 : Jumlah present value pada tahun sebelum penerimaan kotor melebihi total investasi (Rp). GBp
: Jumlah present value penerimaan kotor pada tahun ke-p saat melebihi total investasi pada tahun ke-I (Rp).
2. PBP (NB) (Tahun) = (Tp-1) + (∑ TIi - ∑ NBi;p -1) / NBp………….(5) Keterangan: Tp-1 : Tahun sebelum PBP. p
: Tahun dimana penerimaan bersih melebihi total investasi.
TI
: Total present value investasi (Rp).
NBi;p-1 : Jumlah present value pada tahun sebelum penerimaan bersih ke-p (Rp). NBp
: Jumlah present value penerimaan bersih pada tahun ke-p saat melebihi total investasi pada tahun ke-p (Rp).
4. Break Event Point (BEP) 1. BEP Seluruh Periode Tahun Analisa BEP = (Tp-1) + (∑ TCi - ∑ GBi;p-1) / GBp…………………..(6) Keterangan: p
: Tahun dimana penerimaan kotor (GB) lebih besar dari total biaya.
Tp-1
: Tahun sebelum penerimaan kotor melebihi total biaya.
GBp
: Present value penerimaan kotor saat melebihi total biaya pada tahun ke p (Rp).
GBi;p-1
: Jumlah present value penerimaan kotor saat melebihi total biaya pada tahun sebelumnya (Rp).
TCi
: Jumlah present value total biaya (Rp).
2. BEP Dalam Setiap Tahun Analisa BEP(Q) =
Biaya Tetap
……………………….(7)
Harga/unit – Biaya Variabel/unit BEP(Rp) =
Harga Tetap
……….(8)
1- (Biaya Variabel / Total Penerimaan Satu Tahun) 5. Profitability Ratio (PR) PR = ∑ GBi - ∑ Omi
…………………………………………………..(9)
∑ Ti Keterangan: GBi = Jumlah present value pendapatan kotor (Rp). OMi = Jumlah present value biaya operasional dan biaya perawatan (Rp). TIi
= Total present value Investasi (Rp).
6. Internal Rate of Return (IRR) IRR (%) = r1 + (NPV1-NPV2)) * (r2-r1)……………………………(10) Keterangan: r1
: Tingkat suku bunga pinjaman per tahun (%).
r2
: Tingkat suku bunga per tahun (%).
NPV1 : NPV pada tingkat r1 (Rp). NPV2 : NPV pada tingkat r2 (Rp). IRR > dari rate of return maka usaha layak di jalankan. 3.4. Asumsi Studi kelayakan ini dilakukan atas dasar asumsi sebagai berikut: 1. Tahun periode analisa ditetapkan selama 10 tahun terhitung dari 2007-2016. 2. Penentuan harga menggunakan harga tahun 2007.
3. Tingkat suku bunga menggunakan tingkat suku bunga Bank Rakyat Indonesia 2008 sebesar 12 %. 4. Pajak dihitung 10%. 5. Biaya penyusutan dihitung 10%. 6. Harga bahan baku naik sebesar setiap tahun sebesar 6% akibat adanya inflasi. 7. Upah karyawan naik setiap tahun sebesar 10% 8. Perubahan yang dihitung dalam analisis kepekaan adalah harga bahan baku, biaya tenaga kerja, dan kenaikan BBM,perubahan kapasitas. 9. Dalam analisis kepekaan diperhitungkan harga bahan baku naik 10%. 10. Dalam analisis kepekaan biaya tenaga kerja naik menjadi 15%. 11. Dalam analisis kepekaan kapasitas naik 10% dimulai pada tahun kedua. 12. Dalam analisis kepekaan menganalisis terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak sebesar 30% setiap 2 tahun. 13. Harga jual diasumsikan menggunakan harga jual Rp. 25.000. 3.5. Aspek Non Finansial Selain aspek finansial, kriteria dari studi kelayak usaha adalah aspek non finansial. Aspek non finansial terdiri dari: 1. Aspek Pasar 2. Aspek Teknis 3. Aspek Manajemen 4. Aspek Sumber Daya 5. Aspek Lingkungan Hidup 3.5.1.Studi Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran 3.5.2. Menurut Husein Umar, aspek pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa luas pasar, pertumbuhan, permintaan, market share dari produk bersangkutan, kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk. Aspek pasar berkaitan dengan pemasaran yaitu kegiatan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang diproduksi ke pasar. Aspek pemasaran bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama adalah dalam hal:
1. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya. 2. Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta kepuasan mereka atas produk. 3. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran yang akan dilaksanakan. 3.5.2.1. Pasar Menurut Stanton, pasar adalah sekumpulan orangorang yang memiliki keinginan untuk puas, memiliki uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakan uangnya. Faktor-faktor yang dapat menunjang terbentuknya pasar adalah sekumpulan orang dengan segala keinginannya, daya beli, serta tingkah laku dalam pembeliannya. 3.5.1.2. Permintaan Permintaan dapat diartikan jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Permintaan di bagi menjadi dua yaitu: 1.
Permintaan Efektif Permintaan efektif adalah permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga pembeli.
2.
Permintaan Potensial Permintaan yang didasarkan pada kebutuhan konsumen saja. Hukum permintaan menyatakan semakin rendah
harga dari suatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut; sebaliknya semakin tinggi harga barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. 3.5.1.3. Penawaran Penawaran adalah berbagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Penawaran
juga diartikan sebagai jumlah komoditi yang akan dijual oleh perusahaan. Hukum penawaran adalah semakin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin tinggi jumlah barang yang ditawarkan; semakin rendah harga suatu barang , maka akan semakin rendah jumlah barang yang ditawarkan. 3.5.1.4. Bentuk Pasar Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan konsumen. Dari sisi
penjual pasar dapat dibedakan
menjadi: 1. Pasar Persaingan Sempurna. Persaingan sempurna dapat diartikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar. 2. Pasar Monopoli. Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual saja, dan produsen ini menghasilkan barang yang unik yang tidak mempunyai barang pengganti atau subtitusi. 3. Pasar Oligopoli Oligopoli dibagi menjadi dua yaitu oligopoli dimana para produsen bersepakat untuk melakukan tindakan bersama dalam menentukan harga dan tingkat produksi dan yang kedua adalah pasar oligopoli yang tidak melakukan kesepakatan. 4. Pasar Persaingan Monopolistik Pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Dilihat dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Pasar Konsumen. Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi (tidak untuk dibisniskan). 2. Pasar Industri. Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun disewakan. 3. Pasar Penjual Kembali. Suatu pasar yang terdiri dari perorangan atau organisasi yang biasa disebut para pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grosir, dan agen 4.
Pasar Pemerintah Pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah.
3.5.1.5. Pemasaran Menurut
Stanton
(1995)
pemasaran
meliputi
keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatankegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik yang aktual ataupun yang potensial. 3.5.1.6. Segmentasi Pasar Pasar terdiri dari banyak sekali konsumen dengan keinginan yang berbeda-beda maka dari itu harus ditentukan segmentasi pasar. Segmentasi dapat diidentifikasi melalui beberapa aspek sebagai berikut: 1. Aspek geografis seperti: bangsa, negara, propinsi, dan kabupaten. 2. Aspek demografis: usia, jenis kelamin dan pendapatan.
3. Aspek psikografis seperti: kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian. 3.5.1.7. Posisi dan Sasaran Pasar Tiga faktor yang mempengaruhi penetapan pasar sasaran adalah: 1. Ukuran dan pertumbuhan segmen. 2. Kemenarikan struktural segmen. 3. Sasaran dan sumber daya. 3.5.1.8. Perilaku dan Kepuasan Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat
dalam
mendapatkan,
mengkonsumsi,
dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului
dan
menyusuli
tindakan
ini
(FX.Budiyanto). Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja yang dipikirkan dengan kinerja yang dihasilkan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak puas namun jika kinerja berada diatas yang diharapkan maka konsumen dikatakan puas. 3.5.1.9. Bauran Pemasaran Bauran
pemasaran
adalah
seperangkat
alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar yang menjadi sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu product (produk),
price
(harga),
place
(tempat),
promotion
(promosi). 3.6. Aspek Teknik dan Teknologi Studi pada aspek ini adalah untuk memberikan gambaran apakah secara teknis dan pilihan teknologi, usaha
tersebut dapat
dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat
pembangunan proyek atau operasional secara rutin. Pokok bahasan dari studi ini adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan strategi produksi. 2. Pemilihan dan perencanaan produk. 3. Rencana kualitas. 4. Pemilihan teknologi. 5. Rencana kapasitas produksi. 6. Perencanaan letak pabrik. 7. Perencanaan tata letak. 8. Perencanaan jumlah produksi. 9. Manajemen persediaan. 10. Pengawasan kualitas produk. 3.7. Aspek Manajemen Studi ini bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak suatu perusahaan dalam membangun proyek bisnis dan mengimplementasikan bisnis secara rutin dilihat dari aspek manajemen. Komponen yang akan dikaji adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan Bisnis 1) Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan, dan produk. 2) Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk, dan prestasi organisasi. 3) Penggerakkan, termasuk kepemimpinan. 4) Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif. 2. Implementasi Bisnis 2) Perencanaan, termasuk perihal kegiatan, waktu, SDM, keuangan, dan produk. 3) Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk, dan prestasi organisasi. 4) Penggerakkan, termasuk kepemimpinan. 5) Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif. 3.8. Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusia Aspek ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis layak atau tidak layak dilihat dari ketersediaan sumber daya manusianya. Komponen yang akan dianalisis adalah:
1. Perencanaan SDM. 2. Analisis pekerjaan. 3. Rekrutment dan seleksi. 4. Produktivitas. 5. Pelatihan dan pengembangan. 6. Kompensasi. 7. Kesehatan dan keselamatan kerja. 8. Pemberhentian 3.9. Analisis Dampak Usaha Analisis ini menjelaskan tentang rencana perusahaan dalam menjaga lingkungan sekitar agar tidak rusak karena proses produksi dari bisnis tersebut. Bisnis ini dapat dikatakan layak apabila proses produksi ramah lingkungan, tidak menimbulkan pencemaran baik udara, air, tanah dan suara.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Provinsi Jawa Tengah Sebagian
besar
penduduk
di
Jawa
Tengah
bermata
pencaharian sebagai petani. Hal ini terlihat dari sumber penghasilan penduduknya. Sumber penghasilan utama penduduk di Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Tabel 2. Sumber Penghasilan Utama Penduduk Jawa Tengah (BPS 2006) No Penghasilan Banyaknya Desa 1 Pertanian 7358 2 Perdagangan 463 3 Jasa 269 4 Industri 347 5 Pertambangan 12 6 Lainnya 119 Jawa Tengah memiliki 29 kabupaten dan 6 kota yaitu: 1. Cilacap
16. Blora
2. Banyumas
17. Rembang
3. Purbalingga
18. Pati
4. Banjar Negara
19. Kudus
5. Kebuman
20. Jepara
6. Purworejo
21. Demak
7. Wonosobo
22. Semarang
8. Magelang
23. Temanggung
9. Boyolali
24. Kendal
10. Klaten
25. Batang
11. Sukoharjo
26. Pekalongan
12. Wonogiri
27. Pemalang
13. Karanganyar
28. Tegal
14. Sragen
29. Brebes
15. Grobogan
Kota di Jawa Tengah adalah sebagai berikut: 1. Magelang 2. Surakarta 3. Salatiga 4. Semarang 5. Pekalongan 6. Tegal. 4.1.2. Kota Salatiga Pada tanggal 24 Juli 750 Masehi, Salatiga diberikan status otonom oleh Raja Bhanu yang bertahta saat itu. Hak otonom ini diberikan sebagai hadiah karena warga Salatiga dianggap telah menjaga dan merawat tempat ibadah agama hindu serta dianggap berjasa dalam perkembangan agama hindu di Salatiga. Salatiga merupakan tempat yang istimewa, berada di ketinggian 450-825 m diatas permukaan laut. Secara astronomi Salatiga terletak antara 110°.27’.5681 - 110°.32’.4,64” BT dan 007°.17’ - 007°.17’.23” LS. Secara morfologis Salatiga berada di kaki Gunung Merbabu, Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong. Batas kota Salatiga adalah sebagai berikut: 1. Utara dibatasi oleh : 1. Kecamatan Pabelan : Desa Pabelan dan desa Pejaten 2. Kecamatan Tuntang: Desa Kesongo dan Desa Watu Agung 2. Timur dibatasi oleh : 1. Desa Ujung-ujung, Desa Sukoharjo, Desa Glawan. 2. Desa Bener, dan Desa Tegal Waton. 3. Selatan dibatasi oleh: 1. Desa Sumagawe, Desa Samirono, Desa Jetak. 2. Desa Patemon, Desa Karang Duren. 4. Barat dibatasi oleh: 1. Candirejo, Jombor, Sraten, Gedongan. 2. Polobogo
Sektor utama dalam perekonomian di daerah Salatiga adalah sektor industri. Hal ini terlihat dari pendapatan domestik regionalnya atau PDRB. PDRB kota Salatiga adalah sebagai berikut: Tabel 3. PDRB kota Salatiga tahun 2004 Tahun
2004 Rupiah (juta) Pertanian 61,768 Pertambangan 6,111 Industri Pengolahan 196,509 Listrik dan Air Bersih 47,285 Bangunan 49,923 Perdagangan, Hotel, Restoran 173,307 Angkutan/Komunikasi 209,703 Bank/Keu/Perum 73,383 Jasa 160,610 Total 978,599 Sektor industri sebagai sektor utama perekonomian di Salatiga disebabkan oleh letaknya yang sangat strategis. Letak Kota Salatiga yaitu berada di persimpangan menuju Semarang, Surakarta dan Yogyakarta yang merupakan pusat dari Jawa Tengah. Sehingga aliran barang produksi dan aliran bahan baku menjadi lancar. 4.1.3. Gambaran Umum Perusahaan PT Mulyo Tani merupakan suatu perusahaan pupuk organik cair yang baru saja didirikan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April 2007 oleh Bapak Mulyadi SE. Latar belakang berdirinya PT Mulyo Tani adalah untuk menyediakan pupuk organik cair di daerah Jawa Tengah. PT Mulyo Tani adalah perusahaan yang memproduksi pupuk organik cair. Pupuk yang diproduksi adalah jenis pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk cair ini dihasilkan dari hasil fermentasi tumbuhan, buah-buahan dan hasil metabolisme dari hewan. Perusahaan ini akan didirikan di Salatiga dan beralamat di Jalan Soekarno-hatta Salatiga.Tujuan didirikannya perusahaan pupuk ini adalah untuk menyediakan pupuk organik cair bagi para petani di
daerah Jawa Tengah dan meningkatkan pendapatan penduduk di Kota Salatiga. PT Mulyo Tani memiliki visi, misi dan nilai-nilai perusahaan yang harus dijalankan oleh para karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Visi merupakan pernyataan keinginan perusahaan di masa depan. Visi dari PT Mulyo Tani adalah PT Mulyo Tani menyediakan dan menciptakan pupuk organik cair berkualitas dan bertaraf internasional. PT Mulyo tani memiliki misi sebagai langkah untuk mencapai visi yang telah di tetapkan. Misi dari PT Mulyo Tani adalah: 1. Menciptakan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau. 2. Memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen. 3. Melakukan sertifikasi produk ke Lemabga Sertifikasi Indonesia SNI. Nilai-nilai perusahaan yang dipakai oleh PT Mulyo Tani adalah Adol Bener. Adol bener dalam bahasa Indonesia adalah menjual secara benar. PT Mulyo Tani selalu mengutamakan kejujuran dalam menjual maupun dalam memproduksi produknya. Menjual benar dalam kata lain adalah tidak boleh ada satu produk apapun yang diproduksi oleh PT Mulyo Tani yang akan merugikan bagi konsumennya. 4.2. Analisis Kelayakan Usaha Pupuk Organik Analisis kelayakan usaha pupuk organik cair PT Mulyo Tani
di
Salatiga yang dikaji melalui aspek pasar dan pemasaran, aspek teknologi, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek keuangan dan aspek dampak usaha. Aspek-aspek ini akan menentukan dan akan menjelaskan apakah usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan. 4.2.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Dalam melakukan sebuah usaha diperlukan pengetahuan mengenai aspek pasar dari produk yang dihasilkan serta tidak mengenyampingkan persaingan diantara perusahaan yang semakin
tajam. Oleh karena itu aspek ini selalu menjadi perhatian utama para investor. Selain itu aspek ini juga dapat menjelaskan dan memperkirakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan, kesulitan yang akan dihadapi, peluang serta ancaman pesaing yang akan membahayakan posisi perusahaan. Dengan menganalisis aspek ini maka perusahaan dapat mengantisipasi segala kemungkinan baik yang menguntungkan ataupun merugikan perusahaan. 4.2.2. Bentuk Pasar Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan juga dari sisi konsumen. Dilihat dari sisi produsen Produk PT Mulyo Tani memilih pasar hampir persaingan sempurna karena dalam kenyataan tidak terdapat pasar persaingan sempurna.
Perusahaan pupuk organik
dapat didirikan oleh siapapun dan sudah banyak dijalankan dari yang bersifat sederhana hingga yang sudah dibuat secara modern. Aktivitas persaingan juga tidak terlalu mencolok karena konsumen berhak memilih produk pupuk yang mereka inginkan sesuai dengan kehendaknya. Sedangkan jika dilihat dari segi konsumen PT Mulyo Tani tidak membatasi konsumennya. Hal ini dikarenakan pupuk dapat digunakan oleh berbagai kalangan dari perorangan yang hanya digunakan untuk kegiatan pribadi bukan mata pencaharian, perkebunan, pertanian hingga Reseller. 4.2.3.
Proyeksi Pasar Sasaran pasar dari PT Mulyo Tani adalah sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Peluang pasar dari sektor-sektor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pertanian Luas lahan lahan sawah di Salatiga adalah 790 Ha. Kebutuhan pupuk urea untuk per hektar adalah 300 kg. Penduduk di Salatiga sudah mulai melakukan pertanian semi organik dengan cara mencampur pupuk kimia dengan pupuk organik. Sehingga kebutuhan urea per hektar adalah 150 kg, maka PT Mulyo Tani
memiliki peluang pupuk organik sebesar 210 liter pupuk organik per hektar. Kebutuhan total pupuk organik untuk Kota Salatiga adalah 165.900 liter ( 210 x 790 ha) untuk setiap musim tanam. Berdasarkan perhitungan tersebut PT Mulyo Tani masih belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk organik cair di Kota Salatiga. 2. Perikanan Di kota Salatiga terdapat empat kelurahan yang melakukan budidaya ikan tawar. Empat kelurahan tersebut adalah Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Peluang pasar dari empat kelurahan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4. Luas dan Kebutuhan Pupuk Organik untuk Budidaya Ikan tawar Kelurahan
Luas (m)
Argomulyo 430 Tingkir 1850 Sidomukti 330 Sidorejo 8200 Total Kebutuhan di Salatiga
Kebutuhan (L/minggu) 6,45 27,75 4,95 123
Kebutuhan (L/tahun) 310 1.332 238 5.904 7.784
Dilihat dari data diatas bahwa, kebutuhan pupuk organik di Kota Salatiga sebagai suplemen perikanan adalah sebesar 7.784 liter dalam satu tahun. Kebutuhan ini masih dapat dicukupi oleh PT Mulyo Tani yang memproduksi pupuk organik sebanyak 52.000 liter untuk sektor perikanan dan mengalami surplus sebesar 44.126 liter. 4.2.4. Ekspor dan Impor Pupuk Lanjutan (Suplementary Fertilizer) Suplementari Fertilizer adalah pupuk sejenis pupuk organik yang di produksi oleh PT Mulyo Tani, yang fungsinya sebagai tambahan nutrisi. 1. Ekspor Ekspor terbanyak yang dilakukan adalah ke negara Jepang pada setiap tahunnya. Ekspor paling sedikit dilakukan ke negara Timor Timur dan hanya dilakukan pada tahun 2005 saja. Data ekspor selengkapnya dapat dilihat di tabel 5.
Tabel 5. Data Ekspor Pupuk Organik Lanjutan tahun 2005 – 2007 (Kg/US$) Negara
2005
2006
2007
Berat
Nilai
Berat
Nilai
Berat
Nilai
Jepang
385.000
42.939
281.049
60.426
127.957
21.490
Malaysia
4.166
444 15.000
1.485
22.000
7.700
56.340
79.360 20.010
6.603
169.967
35.793
Amerika Timor timur
49
52
Spanyol
19.460
26.240
Singapura
5.800
49.358
Cina Belgia Jumlah
414.475
119.03 3
4.000
90.400
356.389
231.67 1
Sumber: Departemen Industri 2. Impor Impor pupuk ke Indonesia terbanyak berasal dari Negara Taiwan, Amerika dan Singapura. Sedangkan impor terkecil adalah berasal dari Negara India. Data selengkapnya dapat dilihat di tabel 6. Tabel 6. Data Impor Pupuk Organik Lanjutan Tahun 2005-2007 (Kg/US$) Negara
2005 Berat
2006 Nilai
Cina Amerika
4.155
63.687
2007
Berat
Nilai
Berat
Nilai
941
2.273
96.042
13.697
11.785
96.249
9.478
153.277
142.009
35.769
Thailand Taiwan
34.594
12.565
19.063
7.397
35.371
13.362
Malaysia
400
921
18.741
26.072
67.113
100.887
Singapura
7.500
8.884
102
100
3.400
3.314
Australia
567
2.347
24.649
30.834
15.093
21.333
India
2
133
Italia
5.203
16.001
373.711
357.773
Jumlah
47.216
88.404
75.281
162.925
4.2.5. Segmentasi, Target dan Posisi Perusahaan harus mengetahui dengan sangat teliti dimana akan memasarkan dan menawarkan produknya.
Pasar memiliki sifat
yang sangat heterogen, oleh karena itu perusahaan harus melakukan segmentasi yang bertujuan untuk memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar. Dengan melakukan segmentasi maka pasar yang bersifat heterogen akan menjadi lebih homogen. Setelah melakukan segmentasi untuk memudahkan memasuki pasar, maka sasaran yang dituju harus jelas.
Hal ini dilakukan
karena perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Meskipun bentuk pasar ini adalah persaingan sempurna dimana tidak ada persaingan yang terlalu mencolok, namun bukan berarti tidak ada persaingan dalam melakukan usaha ini. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan positioning produk, agar produk berbeda dengan pesaing. A. Segmentasi Segmentasi dari pupuk cair organik yang diproduksi oleh PT Mulyo Tani adalah sebagai berikut: 1. Pertanian 2. Perkebunan 3. Perikanan 4. Peternakan B. Target Pasar Target utama PT Mulyo Tani adalah Jawa Tengah, sebagai langkah awal untuk mewujudkan target tersebut PT Mulyo Tani melakukan promosi dan kerja sama dengan petani sayur dan buah di desa Candi Sari, Ampel Kabupaten Boyolali dan desa Ngaglik, Sambi Kabupaten Boyolali. Desa Candi Sari merupakan pemasok sayur dan buah di daerah jawa tengah sedangkan Ngaglik merupakan desa yang penduduknya sebagian besar merupakan petani padi dan beternak sapi.
C. Posisi Pasar Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka setiap
perusahaan
harus
memiliki
membedakan produknya di pasar.
keunggulan
untuk
Perbedaan itu akan
menentukan posisi produk di pasar. Posisi produk yang ingin diciptakan oleh PT Mulyo Tani adalah pupuk dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan, hemat dalam pemakaian dan sangat ramah lingkungan. D. Persaingan di Lingkungan Industri Semakin maraknya program Go Organik pemerintah saat ini, membuat persaingan di dalam usaha produksi pupuk organik menjadi semakin tinggi. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam memproduksi pupuk organik baik padat maupun cair. Di Indonesia terdapat 69 perusahaan pupuk organik baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Daftar 9 nama perusahaan pesaing dapat dilihat di tabel 7 dan data selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Tabel 7. Daftar Perusahaan Pupuk Organik tahun 2000-2008 No
Lokasi
Produk
1 2
Nama Perusahaan Agus UD Alam Perkasa
Jawa Timur DI Yogyakarta
3
CV Barokah ZA
Jawa Timur
Pupuk Dolomit Pupuk Organik Guano Pospat Pupuk Dolomit
4
PT. Berseling Cipta Persada
Semarang
Pupuk Pospat
5
CV Cipta Yasa
Banten
Pupuk Zeolit
6
PT. Dieng Jaya
Semarang
Cassing soil/tanah gambut
Lanjutan Tabel 7. 7
PT. Janur Renda Mandiri
Jawa Barat
Plantomin/Conditione r Soil
8
PT Jaya Tani
Sumatera Utara
Pupuk Kompos
9
CV Lintas Utama
Jawa Timur
Pupuk Organik
Sumber: Pusat Data dan Informasi Departemen Industri Perusahaan diatas adalah 9 (sembilan) dari 65 (enam puluh lima) daftar perusahaan yang memproduksi pupuk organik atau pupuk alami. PT Mulyo Tani memiliki peluang usaha yang sangat besar. Berdasarkan data yang resmi tercatat bahwa belum ada perusahaan pupuk organik lain yang berdiri di Salatiga. Sehingga PT Mulyo Tani jauh dari persaingan, dan pesaing terdekat PT Mulyo Tani berada di Semarang 4.2.6. Bauran Pemasaran 1. Kebijakan Produk Produk yang akan diproduksi adalah jenis pupuk cair organik. Pupuk cair organik yang diproduksi di bagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Power sebagai pupuk daun 2. Strength sebagai pupuk akar Perbedaan jenis ini hanya terdapat pada bahan baku yang digunakan. Power sebagai pupuk daun dibuat dari bahan sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan tanpa menggunakan sisa pencernaan hewan. Sedangkan jenis Strength adalah campuran dari bahan sayuran, buah, kacang-kacangan dan sisa pencernaan hewan. Pupuk ini diguanakan sebagai pupuk lanjutan yang berfungsi sebagai tambahan nutrisi. Produk pupuk organik cair ini diproduksi dari bahan-bahan yang alami, berasal dari ekstrak buah,
tumbuhan,
sayuran,
kacang-kacangan
dan
hasil
metabolisme dari hewan ternak. Sayuran, tumbuhan, buah, kang-
kacangan dan hasil sisa pencernaan hewan tersebut dicampur menjadi satu dan diberi bakteri pengurai. Setelah dicampur maka akan terjadi proses fermentasi atau pembusukan. Setelah melalui proses pembuatan dan fermentasi produk tersebut diistirahatkan dengan tujuan untuk menghilangkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi. Setelah gas tersebut hilang maka produk siap untuk di kemas. Pupuk ini mengandung senyawa asam amino, enzim, vitamin, penambat N. pospat dan penghasil fitohormon. Fungsi penggunaan pupuk ini adalah sebagai berikut: 1. Pupuk lanjutan. 2. Nutrisi tambahan untuk memperkokoh tumbuh dan tegaknya tanaman. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. 4. Menekan dan mencegah serangan hama dan penyakit. 5. Penumbuh plankton dan menetralisir bahan kimia berbahaya pada kolam atau tambak. 6. Mempercepat pematangan buah dengan warna seragam. 7. Meningkatkan proses fotosintesis. Aplikasi atau penggunaan dari pupuk ini juga sangat mudah dan lebih hemat. Cara penggunaannya hanya dengan mencampur dengan air. Aplikasi pupuk organik tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 8. Aplikasi Pupuk Organik Jenis Tanaman Palawija dan sayuran Pembibitan Tanaman hias Tanaman buah
Interval 7 hari
Dosis 1-2 cc/liter
Aturan Pakai Di semprot /disiram
2 hari 14 hari 8 hari
1-2 cc/liter 1-2 cc/liter 1-2 cc/liter
Ternak Perikanan
3 hari 7 hari
1-2 cc/kg
Di semprot /disiram Di semprot /disiram Disiram pada akar 0,5-5 liter air Dicampur pada pakan Dituangkan dalam kolam
15 cc/m
3
2. Kebijakan Harga Penetapan harga jual berfungsi untuk mengetahui tingkat pendapatan yang akan diperoleh oleh perusahaan, selain itu harga juga
akan
mempengaruhi
keinginan
konsumen
untuk
menggunakan produk yang dipasarkan. PT Mulyo Tani akan menetapkan harga yang tidak berbeda jauh dengan pesaingnya yaitu sebesar Rp. 25.000. Namun penetapan harag yang tidak berbeda jauh ini tidak berarti mengesampingkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi pupuk tersebut. Dengan kata lain harga jual dapat pula berubah sesuai dengan biaya bahan baku. Karena proses pembuatan pupuk ini sangat bergantung pada harga bahan bakunya. Penetapan harga jual juga memperhitungkan biaya proses produksi yang dikeluarkan. Biaya proses produksi dapat dilihat di dalam skedul harga pokok produksi di bawah ini: PT Mulyo Tani Skedul Harga Pokok Produksi Untuk tahun yang berakhir pada Desember 2007 Bahan Baku Langsung: Persediaan awal, 1 April 2007
-
Pembelian bahan baku langsung
1.155.656.250 +
Biaya bahan baku tersedia untuk digunakan
1.155.656.250
Persediaan akhir, 31 Desember 2007 Bahan baku langsung digunakan Tenaga kerja langsung
115.565.625 1.040.090.625 189.000.000
Biaya manufaktur tidak langsung: Perlengkapan
31.515.000
Peralatan
63.247.000
Penyusutan bangunan 10.286.000 Penyusutan peralatan 6.020.000 Lain-lain
5.313.000 +
Biaya manufaktur tidak langsung total Harga pokok produksi
116.381.000 1.345.471.625
3. Kebijakan Promosi Promosi adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam pemasaran. Hal ini disebabkan tanpa promosi maka masyarakat tidak akan mengenal produk dengan baik. Promosi juga dapat memudahkan pelaksanaan penjualan. Promosi yang utama yang dilakukan oleh PT Mulyo Tani adalah dengan memberikan contoh produk secara gratis pada beberapa petani di Desa Candi Sari Ampel Kabupaten Boyolali dan Desa Ngaglik Sambi Kabupaten Boyolali. Langkah promosi dengan memberikan contoh secara gratis ini diambil dengan alasan para petani jarang sekali mempercayai iklan sebelum terbukti kebenarannya. Dengan memberikan produk secara cuma-cuma tersebut, diharapkan dapat mendorong minat petani untuk mencoba sehingga mereka akan tahu manfaat yang akan dihasilkan oleh produk tersebut. Dan di sisi lain, jika terjadi sesuatu yang tidak mereka inginkan, mereka tetap tidak mengalami kerugian secara materi. 4. Kebijakan Distribusi Jalur distribusi pasar pupuk organik cair ini hingga sampai ke petani adalah sebagai berikut: Pabrik
Distributor
Petani
Gambar 2. Alur Distribusi Pupuk Produk pupuk organik cair setelah diproduksi di pabrik, akan disalurkan ke distributor pupuk. Distributor pupuk ini merupakan kepala kelompok dari suatu kelompok petani, saat ini distributor pupuk PT Mulyo Tani adalah Kelompok Tani Padat Karya Desa Candi Sari Dan Kelompok Tani Ngaglik Desa Ngaglik. 5. Kekuatan, Peluang, Kelamahan dan Kekuatan A. Kekuatan Setiap produk harus memiliki kekuatan atau ciri khas yang berbeda dengan produk sejenis yang lain. Hal ini menyebabkan analisis
mengenai kekuatan produk sangat penting. Selain itu analisis inipun dapat dijadikan pedoman oleh perusahaan untuk dalam menjalankan usahanya. Kekuatan yang telah dimiliki oleh PT Mulyo Tani adalah sebagai berikut: 1. PT Mulyo Tani telah memiliki pasar yang jelas dan dekat dengan pasar sehingga dapat segera mengetahui perubahan pasar, lebih komunikatif dan dapat lebih cepat menangkap informasi. 2. PT Mulyo Tani memberikan layanan purna jual yang sangat baik dan dengan harga produk yang terjangkau segala kalangan. 3. Pupuk organik ini sangat mudah digunakan dan hemat. 4. PT Mulyo Tani tidak memiliki pesaing di daerah Salatiga. B. Kelemahan Meskipun PT Mulyo Tani memiliki kekuatan yang akan cukup menunjang keberhasilan usahanya. Tetapi bukan berarti mengabaikan segala kelemahan yang dimiliki. Kelemahan yang dimiliki oleh PT Mulyo Tani adalah kurangnya tenaga ahli pemasaran untuk memasarkan produknya. C. Peluang Analisis peluang merupakan analisis untuk melihat kesempatan yang ada dalam menjalankan usaha pupuk organik tersebut. Identifikasi peluang usaha pupuk organik ini adalah sebagai berikut: 1. Peluang pasar untuk sektor perikanan terbesar adalah di kelurahan Sidorejo, dan terkecil adalah di kelurahan Sidomukti. 2. Peluang pasar untuk sektor pertanian adalah di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Di kabupaten ini terdapat 471 desa yang melakukan pertanian (BPS 2006). D. Ancaman Analisis ancaman merupakan analisis untuk melihat dan mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat usaha. Ancaman-ancaman tersebut adalah banyak munculnya para pesaing baru dan semakin kuatnya perusahaan yang terdahulu.
4.3. Aspek Teknik dan Teknologi 4.3.1. Pemilihan dan Perencanaan Produk Pembuatan pupuk organik cair ini memerlukan bahan baku sebagai berikut: 1.
MTB1
2.
MTB2
3.
MTS1
4.
MTS2
5.
MTR1
6. MTR2 7. MTH1 8. MTH2 9. MTH3 10. MTH4
Bahan-bahan diatas merupakan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan sisa pencernaan hewan. MTB1 dan MTB2 merupakan buah-buahan yang dihancurkan. MTS1 dan MTS 2 merupakan jenis sayuran, MTR1 Dan MTR2 merupakan
tumbuhan,
MTH1,
MTH2,
MTH3,
MTH4
merupakan sisa pencernaan hewan. Bahan baku tersebut masing-masing dihancurkan dan dicampur merata kecuali MTH1 dan MTH2. Setelah dicampur didiamkan selama satu minggu, kemudian campurkan MTH1 dan MTH2. setelah didiamkan satu minggu maka bahan-bahan tersebut akan menghasilkan gas. Gas tersebut kemudian dihilangkan dan campuran tersebut disaring. Setelah proses penyaringan maka pupuk organik sudah siap untuk di kemas. 4.3.2. Rencana Aliran Bahan Baku Kebutuhan bahan baku akan dipenuhi dengan bekerja sama dengan para pedagang di pasar dan rumah pemotongan hewan. Penyediaan bahan baku MTH4 untuk pupuk ini masih dilakukan setiap akan melakukan proses produksi. Hal ini dikarenakan MTH4 yang akan digunakan dalam proses produksi harus dalam keadaan segar. Penyediaan MTB1, MTS2, MTR2 dan MTS1 adalah untuk satu minggu proses produksi. Hal ini dikarenakan PT Mulyo Tani belum memiliki pendingin sehingga bahan-bahan tersebut hanya dapat bertahan satu minggu . penyediaan bahan baku dilakukan pada setiap akhir pekan. Proses alur produksi dapat dilihat pada lampiran 3. Bahan baku di dapat dari Pasar Jetis, Pasar Blauran, Pasar Raya 1 dan Pasar Raya 2. Sedangkan untuk sisa pencernaan hewan di dapat dari rumah potong hewan baik di Salatiga maupun dari luar Salatiga. Rumah potong hewan menurut data BPS 2006 terbanyak berada di kabupaten Banyumas yaitu terdapat 10 rumah potong hewan. Lokasi terdekat sebagai sumber bahan baku adalah di Surakarta dan semarang.
4.3.3. Tahap Proses Produksi Pupuk Organik Cair Bahan-bahan untuk membuat pupuk organik cair tersebut di dapat dari para supplier yang berbeda, agar tidak terjadi keterlambatan dan kesalahan dalam pengiriman PT Mulyo Tani menyediakan bagian khusus untuk menjadwal pengiriman bahan baku yaitu bagian pengadaan bahan. Proses pembuatan pupuk tersebut dimulai dengan penghancuran seluruh bahan dan kemudian dijadikan satu, yang selanjutnya akan masuk pada tahap fermentasi. Selama proses pembuatan, ekstrak pupuk tersebut harus diaduk setiap hari untuk menghindari timbulnya larva. Setelah gas hasil dari fermentasi hilang maka produk pupuk tersebut dapat langsung dikemas. 4.3.4.
Pemilihan Teknologi Proses pembuatan pupuk organik ini sangat sederhana sehingga tidak diperlukan mesin yang canggih. Produksi ini hanya membutuhkan blender dan mesin pengaduk dengan ukuran 12 mm dengan daya 1200 watt.
4.3.5.
Perencanaan Tata Letak Pabrik Pembangunan
pabrik
pupuk
tersebut
di
Salatiga
didirikan diatas tanah seluas 800 m 2 . Tanah tersebut terdiri dari bangunan kantor, pabrik dan gudang. Secara keseluruhan penggunaan tanah tersebut di jelaskan di tabel 9. Perusahaan ini didirikan tepat di depan jalan raya Soekarno Hatta yang letaknya sangat strategis. Berdekatan dengan terminal, dekat dengan jalan utama yang langsung berhubungan dengan pusat kota Semarang, transportasi sangat mudah dan tersedia 24 jam. Lokasi ini juga sangat dekat dengan sumber bahan baku. Letaknya yang sangat strategis ini dapat meningkatkan efisiensi kerja, tenaga, transportasi yang lancar akan meminimumkan keterlambatan bahan baku. Tabel 9. Rincian Penggunaan Tanah
Keterangan Bangunan
Persen Penggunaan
Kantor
10%
Pabrik
50%
Gudang Parkir dan ruang satpam
30% 10%
Berdasarkan hasil pengamatan, bangunan produksi atau pabrik dibangun dengan pondasi batu kali, kerangka besi baja, dinding terbuat dari batu bata yang diplester semen, atap terbuat dari seng yang bergelombang dan lantai terbuat dari semen. Setiap bagian bangunan dipisahkan oleh dinding yang terbuat dari batu bata yang diplester semen, untuk ruang kantor lantai dilapisi dengan keramik sedangkan untuk gudang lantai dilapisi dengan semen. 4.3.6. Perencanaan Kapasitas dan Jumlah Produksi Besar
kapasitas
produksi
ditentukan
oleh
hasil
penghitungan perkiraan jumlah penjualan produk dimasa yang akan datang, kemungkinan pengadaan bahan baku, tenaga kerja inti, dan kemampuan mesin. Kapasitas maksimal dari PT Mulyo Tani adalah sebesar 157.500 liter per tahun. Kapasitas ini diperoleh dari hasil perhitungan tenaga inti dan kemampuan mesin untuk memproduksi. 4.4. Aspek Manajemen 4.4.1. Struktur Organisasi Salah satu cara untuk mencapai kemampuan mengelola suatu organisasi yang baik adalah dengan menentukan struktur formal organisasi. Struktur organisasi yang jelas akan memudahkan para anggota organisasi melihat bagaimana organisasi disusun sehingga masing-masing mengetahui tugas dan wewenangnya serta tanggung jawabnya secara jelas. Struktur organisasi formal merupakan hubungan yang saling
terkait antara tugas, wewenang dan tanggung jawab sehingga struktur organisasi ini sangat penting untuk dibuat dan dipelihara. PT Mulyo Tani dipimpin langsung oleh pemilik dan diawasi
oleh
administrasi
seorang
keuangan,
manajer. manajer
Manajer produksi
membawahi dan
manajer
penjualan. Bagian administrasi membawahi bagian administrasi keuangan dan administrasi perusahaan. Manajer produksi membawahi bagian pengadaan bahan dan operasional produksi. Manajer penjualan membawahi bagian pemasaran produk dan distribusi produk
Struktur organisasi akan dijelaskan di
lampiran 1. Kegiatan operasional perusahaan terdiri dari kegiatan keuangan dan pemasaran. Rincian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan keuangan terdiri dari: 1. Pendanaan operasional. 2. Pembukuan keuangan. 2. Kegiatan pemasaran terdiri dari: 1. Pemasaran hasil produksi. 2. Pendistribusian produk. 3. Promosi produk. 3. Kegiatan produksi terdiri dari: 1. Penyediaan bahan baku. 2. Pengolahan bahan baku produksi. 3. Pengemasan. 4. Pengepakan. 5. Pergudangan 4.4.2. Deskripsi Pekerjaan Setiap perusahaan harus memiliki deskripsi pekerjaan. Deskripsi jabatan dan pekerjaan sangat penting diperlukan
dalam rangka terciptanya suatu kejelasan dalam menjalankan tugas atau pekerjaan, tanggung jawab dan wewenang karyawan. Dengan kata lain deskripsi jabatan menggambarkan saling keterikatan antara tugas, tanggung jawab dan wewenang dari suatu jabatan yang dipegang oleh seorang karyawan. Rincian tugas pada setiap jabatan yang ada di PT Mulyo Tani adalah sebagai berikut: Tabel 10. Deskripsi Pekerjaan Nama Jabatan Pemimpin Perusahaan
Tugas 1.
Memimpin perusahaan
2.
Memberi arahan pada manajer agar dapat meningkatkan laba perusahaan
Manajer
Melakukan perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan serta pengawasan baik internal maupun eksternal perusahaan. Bertanggung jawab langsung pada pemimpin perusahaan
Manajer produksi
1.
Membantu manajer dalam mengawasi keadaan dan kegiatan perusahaan.
2.
Mengawasi karyawan pekerjaannya.
Lanjutan Tabel 10. 3.
Melaporkan setiap kegiatan dan keadaan karyawan pada manajer.
Manajer pemasaran
4.
Bertanggung jawab pada manajer.
1.
Membantu manajer dalam mengawasi pasar
2.
Membantu manajer dalam memasarkan produk.
3.
Melaporkan kegiatan pemasaran produk pada manajer
Administrasi dan keuangan
1. Mencatat aktivitas produksi, pemasaran, keuangan dan persediaan bahan serta gudang. 2. Membuat laporan keuangan. 3. Mencatat aktivitas keuangan. 4. Menghitung gaji karyawan
Pengadaan bahan baku 1. Mengatur jadwal bahan baku agar tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman. Persiapan bahan (buruh) Mempersiapkan bahan-bahan produksi Penghancuran bahan
Menghancurkan bahan MTS1, MTS2, MTR2
(buruh) Pencampuran, fermentasi Mencampur bahan-bahan sesuai takaran, dan pengadukan (buruh) mengaduk setiap hari dan melakukan proses fermentasi hingga produk siap di kemas. Penyaringan (buruh) Pengemasan dan pengepakan (buruh)
Memisahkan residu dengan cairan pupuk Mengemas bahan yang sudah jadi dan mengepak produk agar siap untuk di pasarkan
4.5. Aspek Sumber Daya Manusia Tenaga kerja merupakan aset paling utama dari suatu perusahaan. Maju atau mundurnya suatu perusahaan sangat tergantung pada tenaga kerjanya. Oleh karena itu perusahaan harus mengelola tenaga kerjanya dengan sangat baik agar tercapai suatu kesamaan dalam visi dan misi antar karyawan dan perusahaan. Dalam menentukan tenaga kerja tidak hanya dibutuhkan keterampilan yang tinggi tetapi juga ketelitian, kedisiplinan dan komitmen untuk mencapai tujuan perusahaan. Jumlah tenaga kerja harus ditentukan agar tidak terjadi kelebihan karyawan yang akan menyebabkan pemborosan, tetapi tidak juga mengalami kekurangan karyawan yang mengakibatkan target perusahaan tidak tercapai. Dalam memproduksi pupuk organik ini sangat sederhana sehingga tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. Karyawan harian sebanyak 12 orang yang terdiri dari: 1) Persiapan bahan
: 3 orang
2) Penghancuran bahan
: 2 orang
3) Pencampuran, fermentasi dan pengadukan
: 2 orang
4) Penyaringan
: 2 orang
5) Pengemasan dan pengepakan
: 3 orang
2. Karyawan tetap sebanyak 14 orang yang terdiri dari: 1)
Manajer
: 1 orang
2)
Asisten manajer operasional
: 1 orang
3)
Asisten manajer produksi
: 1 orang
4)
Administrasi
: 1 orang
5)
Administrasi dan keuangan
: 2 orang
6)
Pengadaan bahan baku
: 2 orang
7)
Operasional produksi
: 2 orang
8)
Pemasaran
: 2 orang
9)
Distributor
: 3 orang
Sistem kerja yang digunakan adalah satu shift dengan lima hari kerja dalam satu minggu dan lama jam kerja setiap hari adalah tujuh jam, dimulai pada pukul 08.00-16.00. PT Mulyo Tani juga mengadakan pelatihan bagi karyawannya. Namun pelatihan yang diberikan terbatas pada beberapa bagian saja. Pelatihan hanya diberikan pada karyawan bagian pencampuran, fermentasi dan pengadukan. Hal ini dikarenakan pada bagian-bagian inilah yang akan menentukan kualitas produk, sehingga pada bagian ini diperlukan karyawan-karyawan yang terlatih. Pelatihan dilakukan di dalam pabrik dengan bantuan tenaga ahli kimia. Proses produksi tidak memerlukan karyawan yang terdidik, hanya memerlukan tenaga kerja terlatih dan terampil. Spesifikasi pekerjaan dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut: Tabel 11. Spesifikasi Pekerjaan Jenis Pekerjaan Manajer
Status Karya wan Tetap 1. 2. 3. 4. 5.
Aministrasi, manajer produksi, manajer pemasaran
Tetap 1. 2. 3. 4. 5.
Kualifikasi Mampu menyusun rencana usaha. Dapat membaca keadaan internal dan eksternal perusahaan. Mampu mengatur dan mengelola tenaga kerja. Mampu bekerja dalam tim. berkomitmen tinggi terhadap perusahaan. Mampu mengatur, mengelola, dan mengawasi karyawan. Dapat bekerja dalam tim. Dapat berkomunikasi dengan baik pada bawahan. Dapat menangkap peluang pasar. Berkomitmen tinggi.
Jum lah
Gaji tahun pertama 2007
1
Rp. 2.000.000
2
Rp. 1.500.000
Lanjutan Tabel 11. Administrasi dan keuangan
Tetap 1. 2. 3. 4.
Pengadaan bahan baku, operasional produksi, pemasaran dan distributor
5. tetap 1. 2. 3. 4.
Buruh
Haria 1. n 2. 3.
Mampu membuat laporan keuangan. Mampu melakukan pencatatan keuangan dengan benar dan rapi. Teliti dan Jujur. Mampu bekerja dalam tim. Berkomitmen tinggi. Disiplin, teliti, dan jujur. Mampu berkomuniksi dengan baik pada atasan dan bawahan. Mampu bekerja dengan tim. Memiliki komitmen tinggi. Pekerja keras. Memiliki kesungguhan dalam bekerja. Memahami arti penting sebuah kualitas
1
Rp. 800.000
Rp. 800.000
Rp.675.000
4.6. Aspek Lingkungan Hidup Setiap pendirian perusahaan atau pabrik maka akan memberikan dampak lingkungan bagi masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. PT Mulyo Tani merupakan perusahaan pengolahan pupuk organik cair yang berasal dari bahan-bahan yang sangat alami. PT Mulyo Tani merupakan perusahaan yang berwawasan lingkungan. sehingga dalam proses produksinya PT Mulyo Tani mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran akibat dari proses produksinya. Berdasarkan pengamatan penulis, produksi pupuk organik cair ini tidak menimbulkan dampak berbahaya atau polusi dalam proses pengolahannya. Bahan-bahan yang dipakai semua bersifat alamiah yang kaya akan vitamin. Energi yang digunakan pun hanya energi listrik sehingga tidak menimbulkan asap yang akan menyebabkan polusi udara. Hasil residu yang diperoleh dari hasil penyaringan juga masih dapat digunakan sebagai pupuk organik padat. Sehingga secara keseluruhan tidak ada bahan yang terbuang atau tersisa dalam proses.
produksinya. Dengan demikian dari analisis lingkungan hidup dan dari hasil uji klinis bahwa pupuk organik cair yang diproduksi oleh PT Mulyo Tani
dapat dikatakan tidak bermasalah, aman dan ramah
lingkungan. 4.7. Aspek Finansial Analisis aspek finansial dalam usaha pupuk organik cair adalah sebagai berikut: 4.7.1.
Kebutuhan Modal dan Identifikasi Biaya Kebutuhan modal dalam mendirikan usaha pupuk organik terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Modal investasi merupakan modal yang dikeluarkan pada awal periode usaha untuk pembelian sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya usaha ini, dan digunakan untuk memperoleh manfaat hingga secara ekonomis sudah tidak dapat digunakan lagi, maka dilakukan reinvestasi. Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk keperluan operasional produksi. Total rencana kebutuhan investasi dari tahun ke nol sebesar Rp 494.762.000, yang terdiri dari kebutuhan investasi dari tahun ke nol sebesar Rp dan perkiraan modal kerja sebesar Rp. 2.049.597.000
4.7.2.
Arus Biaya Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi persediaan barang atau jasa-jasa konsumsi baik langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan usaha tersebut. Dalam usaha ini, biaya yang dikeluarkan terdiri biaya bangunan, biaya peralatan, biaya perlengkapan, biaya transportasi dan biaya lainlain. Rincian biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 12 Biaya Investasi (dalam 000Rp) Jenis Bangunan Komputer staff Komputer adm Drum 500 ltr Drum 5000 ltr Ember Gayung Saringan Blender Mixer Super blender Meja kantor Kursi kantor Sekop Songkro Sofa Alat pembersih Meja alas tanki AC Total Biaya
Jumlah 800 m 3
Harga 500 3.500
Total 400.000 10.500
1
3.500
3,500
50 2 30 2 2 3 1 2 5 5 1 1 1 1
466 7.285 13 5 5 275.00 833 4.655 300 150 20 225 2.000 20
23.300 14.569 390 10 10 825 833 9.310 1.500 750 20 225 2.000 20
50
500
25.000
1
2.000
2.000 494.762
Tabel 13. Biaya Bahan Baku (dalam 000 Rp) Jenis Jumlah/tahun MTB1 10.500 MTB2 89.250 MTR1 89.250 MTR2 15.750 MTS1 10.500 MTS2 10.500 MTH1 5.250 MTH2 525 MTH3 52.500 MTH4 26.250 Total Biaya
Harga 4 2 5 20 5 5 8 50 15 5
Total 42.000 178.500 446.250 315.000 52.500 47.250 39.375 26.250 787.500 131.250 2.065.875
Tabel 14. Biaya Tenaga Kerja (dalam 000Rp) Jenis Manajer umum Asisiten manajer
Jumlah 1 3
Harga/tahun 24.000 18.000
Total 24.000 54.000
Lanjutan tabel 14
Administrasi Pengadaan bahan Operasional Pemasaran Distributor Buruh Harian Total biaya
2 2
9.600 9.600
19.200 19.200
2 2 3 12
9.600 9.600 9.600 8.100
19.200 19.200 28.800 97.200 280.800
Tabel 15. Biaya Lain-lain ( dalam 000 Rp) Jenis Biaya Listrik Biaya Air PAM Biaya Promosi Biaya Sosial Biaya gudang Telepon Sewa gedung Total biaya
Harga /tahun 4.800 3.600 12.000 500 6.000 6.000 24.000 56.900
4.7.3. Kriteria Kelayakan Analisis kriteria kelayakan digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu kegiatan dapat dijalankan atau tidak. Analisis
ini
juga
dapat
digunakan
untuk
menilai
dan
mengevaluasi kegiatan usaha tersebut. Kriteria kelayakan suatu usaha adalah sebagai berikut: 1. Net Present Value (NPV) NPV adalah untuk mengetahui nilai bersih saat ini. berdasarkan perhitungan dengan analisis finansial, diperoleh sebesar Rp. 2.159.141 dengan tingkat suku bunga 12% per tahun. Berdasarkan hasil yang didapat, secara keseluruhan selama 10 tahun usaha pupuk organik ini layak untuk dijalankan karena angka yang diperoleh jauh melebihi nilai nol. Namun keuntungan bersihnya setiap tahun akan menurun hal ini disebabkan karena PT Mulyo Tani tidak meningkatkan kapasitasnya sehingga tidak ada peningkatan penerimaan.
2. Internal Rate Return (IRR) IRR digunakan untuk mengetahui keuntungan internal suatu usaha.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
analisis
kelayakan
diperoleh IRR perusahaan sebesar 15%. Hal ini memiliki arti bahwa keuntungan internal yang diperoleh usaha ini dari investasi yang ditanamkan selama umur usaha adalah sebesar 15% per tahun. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa pengembalian modal lebih tinggi dari bank. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah angka perbandingan antara jumlah present value positif dengan present value negatif. Perhitungan ini digunakan untuk melihat berapa kali lipat penerimaan yang akan diperoleh dari biaya yang akan dikeluarkan. Dari hasil perhitungan kelayakan diperoleh nilai Net B/C sebesar 3,12. Nilai yang di dapat lebih besar dari nol , maka usaha pupuk organik ini layak untuk dijalankan. 4. Payback Period (PBP) PBP digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutupi modal investasi dalam hitungan tahun atau bulan. Jika seluruh pendapatan usaha yang dihasilkan digunakan untuk menutupi modal investasi (Umar H, 2003). Dari hasil perhitungan didapat bahwa PBP GROSS B adalah 1 . Hal ini memiliki arti bahwa pada tahun pertama penerimaan kotor sudah melebihi modal sendiri. Sedangkan PBP NET B adalah 1,2. Hal ini memiliki arti bahwa usaha ini harus berproduksi selama 1,2 tahun untuk dapat menutupi biaya produksi. 5. Profitability Ratio (PR) PR digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan laba. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa PR adalah 4,8. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pupuk organik tersebut sangat baik dalam menghasilkan laba.
6. Break Event Point (BEP) BEP dibagi menjadi dua yaitu BEP nilai dan BEP volume. Analisis ini digunakan untuk melihat batas nilai yang akan memberi keuntungan dalam suatu usaha . PT Mulyo Tani akan memperoleh keuntungan atau berada di titik impas apabila telah mencapai 8,7 tahun. BEP nilai yang di dapat adalah Rp.770.125. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini harus menghasilkan pendapatan sebesar Rp.770.125. dan BEP volume yang di dapat adalah 23.074 liter. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini harus memproduksi sebanyak liter 23.074 pada tahun pertama sehingga penerimaannya dapat menutupi biaya produksi. 4.7.4. Rekapitulasi Analisis Finansial Tabel 16. Rekapitulasi Analisis Finansial Dalam Kondisi Normal
1 2 3 4 5
KRITERIA KELAYAKAN NPV IRR NET B/C BEP- th analisis PBP-NET B
Stn
NILAI
(000Rp) % -th th
2.159.141 15 3,12 8,7 1,2
4.8. Analisis Kepekaan Analisis kepekaan dilakukan untuk melihat pengaruh apa yang akan terjadi akibat beberapa perubahan pada harga bahan baku, biaya tenaga kerja, kapasitas produksi. 4.8.1.
Perubahan Pada Harga Bahan Baku Perubahan pada harga bahan baku bertujuan untuk melihat apakah perusahaan akan tetap layak dijalankan jika di tahun yang akan datang terjadi kenaikan pada harga bahan baku sebesar 10 persen akibat adanya kenaikan inflasi. Kenaikkan harga pada bahan baku akan menyebabkan perubahan sebagai berikut:
Tabel 17. Rekapitulasi Kenaikkan Harga Bahan Baku 10% Pada Analisis Sensitifitas KRITERIA KELAYAKAN 1 NPV 2 IRR 3 NET B/C 5 BEP- th analisis 7 PBP-NET B
Stn
NILAI
(000Rp) % -th th
-840.133 13 0,17 9,3 1,2
Tabel diatas menggambarkan perubahan yang terjadi akibat adanya kenaikkan harga pada bahan baku. peningkatan pada harga bahan baku akan meningkatkan harga jual pada pupuk organik tersebut. Jika perusahaan tidak menaikkan harga jual maka kondisi perusahaan saat harga bahan baku meningkat menjadi tidak layak. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang negatif. Dalam kondisi seperti ini sebaiknya perusahaan meningkatkan harga jualnya agar kondisi perusahaan tetap layak untuk dijalankan. 4.8.2. Peningkatan Biaya Tenaga Kerja Analisis pada biaya tenaga kerja bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu perusahaan jika terjadi peningkatan upah sebesar 15% setiap tahun. Kenaikkan upah ini merupakan kebijakan perusahaan. Setelah melakukan perhitungan analisis kepekaan dengan menaikkan biaya tenaga kerja maka di dapat hasil sebagai berikut: Tabel 18. Rekapitulasi Analisis Sensitifitas Peningkatan Biaya Tenaga Kerja 15%
1 2 3 4 5
KRITERIA KELAYAKAN NPV IRR NET B/C BEP- th analisis PBP-NET B
Stn
NILAI
(000Rp) 1.693.843 16 % -2,66 9 th th 1,2
Peningkatan pada biaya tenaga kerja sebesar 15% ternyata berpengaruh banyak terhadap perubahan pendapatan perusahaan. Hal ini terlihat dari penurunan NPV yang tidak terlalu mencolok yaitu
awal NPV sebesar Rp. 2.159.141.000 menjadi Rp. 1.693.843.000. Dari kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang layak untuk memberikan peningkatan pada upah karyawan sebesar 15% setiap tahun dari kondisi awal dimana peningkatan upah hanya sebesar 10% setiap tahunnya. 4.8.3. Peningkatan Harga Bahan Bakar Minyak Analisis perubahan harga bahan bakar minyak bertujuan untuk mengetahui perubahan apa saja yang akan terjadi akibat kenaikkan BBM sebesar 30 persen setiap 2 tahun. Perubahan harga BBM akan berpengaruh pada biaya transportasi penyediaan bahan dan transportasi pengiriman barang. Setelah melakukan perhitungan dengan menaikkan harga BBM maka di dapat hasil sebagai berikut: Tabel 19. Analisis Sensitifitas pada harga bahan bakar minyak
1 2 3 4 5
KRITERIA KELAYAKAN NPV IRR NET B/C BEP- th analisis PBP-NET B
Stn (000Rp) % -th th
NILAI 1.968.097 15 2,89 8,9 1,2
Peningkatan harga BBM juga tidak terlalu menimbulkan peubahan yang mencolok
pada perusahaan, hal ini terlihat dari
penurunan nilai NPV yang tidak terlalu besar yaitu sebesar Rp 191.044. Dan nilai BEP yang meningkat 0,2 tahun lebih lama dibandingkan kondisi normal. 4.8.4. Peningkatan Kapasitas Produksi Analisis ini dilakukan untuk melihat perubahan apa saja yang akan terjadi jika kapasitas produksi setiap tahun meningkat 10 persen. Peningkatan kapasitas sebesar 10 persen akan menaikkan jumlah bahan baku yang akan digunakan dan secara otomatis akan menaikkan biaya bahan baku serta akan meningkatkan penerimaan sebesar 10%. Setelah melakukan perhitungan, peningkatan kapasitas produksi akan menyebabkan perubahan sebagai berikut:
Tabel 20. Rekapitulasi Analisis Kepekaan Peningkatan Kapasitas Produksi
1 2 3 4 5
KRITERIA KELAYAKAN NPV IRR NET B/C BEP- th analisis PBP-NET B
Stn
NILAI
(000Rp) 3.411.594 15 % -4,35 8,7 th th 1,2
Dari tabel diatas terlihat bahwa jika perusahaan meningkatkan kapasitas menjadi 10% maka akan terjadi peningkatan nilai NPV. NPV akan naik menjadi Rp. 3.411.594 dari NPV awal sebesar Rp. 2.159.141. 4.8.5. Penambahan Tenaga Kerja Pemasaran Aspek
pemasaran
sangat
berperan
penting
dalam
mempromosikan sebuah produk. Agar produk pupuk organik cair ini dapat dikenal oleh banyak kalangan maka PT Mulyo Tani harus menambah
tenaga
pemasarnya.
Penambahan
tenaga
pemasar
diharapkan dapat menambah volume penjualan. Berikut adalah rekapitulasi perhitungan saat terjadi penambahan tenaga kerja bagian pemasaran: Tabel 21. Rekapitulasi Penambahan Tenaga Kerja Bagian Pemasaran
1 2 3 4 5
KRITERIA KELAYAKAN NPV IRR BEP- th analisis PBP-NET B NET B/C
Stn
NILAI
(000Rp) %
2.032.109 15
th
8,8
th --
1,2 3
Dari hasil perhitungan diatas bahwa PT Mulyo Tani dapat menambah tenaga pemasarnya. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang jauh dari nol dan penambahan ini juga tidak terlalu merubah kondisi kelayakan perusahaan. Sehingga kebijakan untuk menambah tenaga kerja pemasaran dapat dilakukan.
4.8.6. Penambahan Mesin Pendingin Produk pupuk organik ini dibuat dari bahan-bahan yang tidak tahan lam dan mudah sekali membusuk. Sehingga saat ini untuk menghindari kerugian akibat bahan baku yang membusuk PT Mulyo Tani melakukan pembelian bahan baku dengan jarak waktu satu minggu. Hal ini tentu saja menambah biaya transportasi untuk pengadaan bahan dan juga rawan terjadi keterlambatan bahan baku. Oleh karena itu pengadaan mesin pendingin dapat sangat membantu untuk mengurangi biaya transportasi dan juga menghindari keterlambatan dan ketidaktersediaan bahan baku dipasar. Hasil perhitungan akibat terjadi penambahan mesin pendingin adalah sebagai berikut: Tabel 22. Rekapitulasi Penambahan Mesin Pendingin
1 2 3 4 5
KRITERIA KELAYAKAN NPV IRR BEP- th analisis PBP-NET B NET B/C
Stn
NILAI
(000Rp) 2.434.024 % 15 th 8,7 th 1,2 -3,42
Hasil dari perhitungan diatas bahwa keuntungan yang di dapat oleh perusahaan meningkat. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan pada biaya transportasi akibat dari frekuensi pembelian bahan baku yang berkurang. Oleh karena itu perusahaan dapat menambah mesin pendingin pada perusahaannya. 4.8.7. Rekapitulasi Aspek Finansial dan Analisis Kepekaan Rekapitulasi aspek finansial dan analisis kepekaan adalah perbandingan antara kondisi perusahaan pada saat kondisi normal dan saat kondisi perusahaan setelah dilakukan beberapa perubahan. Perubahan tersebut antara lain adalah peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya tenaga kerja, peningkatan harga bahan bakar minyak, peningkatan kapasitas, penambahan tenaga kerja pemasaran, dan penambahan investasi mesin pendingin. Perubahan tersebut akan
mempengaruhi kondisi kelayakan perusahaan. Kondisi kelayakan perusahaan sangat peka terhadap kenaikkan harga bahan baku hal ini disebabkan sumber penerimaan PT Mulyo Tani hanya dari proses produksi pupuk organik cair, yang sangat bergantung pada pemakaian bahan baku. Sehingga jika terjadi peningkatan harga bahan baku sebesar 10%, maka kondisi perusahaan menjadi tidak layak, hal ini terlihat dari perolehan nilai NPV yang negatif. Dalam kondisi seperti ini perusahaan harus melakukan peningkatan harga jual, dari harga awal Rp. 25.000 menjadi Rp. 36.000 agar kondisi perusahaan tetap layak. Kondisi kelayakan perusahaan juga sangat peka terhadap perubahan biaya tenaga kerja. Jika perusahaan akan meningkatkan upah karyawan sebesar 15%. Hal ini menyebabkan kondisi perusahaan menjadi kurang menguntungkan, karena pada tahun ke 9 dan ke 10 NPV bernilai negatif. Agar kondisi perusahaan tetap layak dan kebijakan tersebut dapat dijalankan, maka harga jual pupuk harus dinaikkan dari harga awal Rp. 25.000 menjadi Rp. 30.000 untuk meningkatkan penerimaan. Dengan meningkatkan harga jual maka kondisi perusahaan akan kembali layak. Selain perubahan pada harga bahan baku dan peningkatan biaya tenaga kerja, perubahan yang lain tidak terlalu berpengaruh pada kondisi kelayakan perusahaan. Bahkan penerimaan perusahaan akan meningkat jika perusahaan meningkatkan kapasitas setiap tahun menjadi 10% dan menambah investasi mesin pendingin perusahaan dapat mengurangi jadwal pembelian bahan baku sehingga perusahaan dapat menekan biaya transportasi, dengan menekan biaya transportasi maka keuntungan perusahaan akan meningkat. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya melakukan kebijakan untuk menambah investasi mesin pendingin dan meningkatkan kapasitas 10% setiap tahun untuk dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Gambaran perbandingan antara kondisi normal perusahaan dan berbagai perubahan terdapat pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 23. Rekapitulasi Aspek Finansial Pada Kondisi Normal dan Pada Saat Terjadi Kepekaan Kriteria A B 2.159.1 41 840.13 3 IRR (%) 15 13 NET 3,12 0,17 B/C BEP 8,7 9,3 (10 Thn) PBP 1,2 1,2 (10 Thn) NPV (Rp)
C 1.693.8 43
Skenario D E F 1.968.09 3.411.5 2.032.1 7 94 09
G 2.434.0 24
16 2,66
15 2,89
15 4,35
15 3
15 3,42
9
8,9
8,7
8,8
8,6
1,2
1,2
1,2
1,2
1,2
Keterangan : Skenario A : Keadaan pada kondisi normal. Skenario B : Keadaan dimana harga bahan baku produksi meningkat 10%. Skenario C : Keadaan dimana biaya tenaga kerja meningkat 15%. Skenario D : Keadaan dimana harga bahan bakar minyak meningkat 30% setiap 2 tahun. Skenario E : Keadaan dimana kapasitas produksi meningkat 10% pada setiap tahun. Skenario F : Keadaan dimana perusahaan menambah tenaga pemasaran. Skenario G : Keadaan dimana perusahaan menambah investasi mesin pendingin.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Kesimpulan dari analisis kelayakan usaha pupuk organik cair di PT Mulyo
Tani adalah, bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Hal ini terlihat dari jumlah kumulatif NPV selama 10 tahun yang tidak negatif, meskipun nilai NPV pada tahun ke 9 dan ke 10 negatif karena tidak terjadi peningkatan harga jual. PT Mulyo Tani sangat peka pada perubahan harga bahan baku hal ini terlihat dari nilai NPV yang negatif saat terjadi peningkatan harga bahan baku. Meskipun terjadi perubahan kenaikan biaya tenaga kerja, dan bahan bakar minyak (solar) akibat inflasi, usaha ini masih dapat dijalankan. Hal ini terbukti bahwa NPV kumulatif tidak negatif. Namun, akibat adanya kenaikan-kenaikan tersebut maka harga jual yang ditetapkan oleh PT Mulyo Tani juga ikut berubah sesuai kenaikan biaya-biaya tersebut, dan PT Mulyo Tani harus meningkatkan harga jual agar kondisi perusahaan tetap layak. Secara keseluruhan, PT Mulyo Tani layak untuk dijalankan. 2. Saran 1. Dalam memasarkan produknya PT Mulyo Tani diharapkan tidak hanya menggunakan informasi dari mulut ke mulut tetapi menggunakan media baik elektronik maupun cetak. 2. Sebaiknya PT Mulyo
Tani memiliki mesin pendingin untuk menyimpan
persediaan bahan baku agar lebih tahan lama. 3. Sebaiknya PT Mulyo Tani memiliki bagian quality control agar memastikan produk aman dari logam-logam berat dan patogen.
Daftar Pustaka
Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Husnan, S. dan Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Penerbit Erlangga, Jakarta. Heizer, et all. Manajemen Operasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Sukirno, S. 1998. Pengantar Teori Mikroekonomi. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Chaerunnisa, R R. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Perdana, A N. 2007. Analisis Kelayakan Usaha Secara Partisipatif Pada Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Gurame (Studi Kasus Kelompok Tani Tirta Maju Desa Situ Gede ). Skripsi. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2005. Pendapatan Regional Salatiga. 2005. Jakarta: BPS. [BPS] Badan Pusat Sttistik. 2005. Luas Lahan Kritis Berdasarkan Provinsi dan Tingkat kekritisannya. 2005. Jakarta:BPS. IFOAM. 2005.http://www.ifoam.org.