STUDI KASUS KELAYAKAN MANAJEMEN USAHA TANI TANAMAN JAMUR TIRAM(PLEUROTUS OSTREATUS) DI DESA TUNJUK ,KABUPATEN TABANAN
OLEH: Ir.I Ketut Arsa Wijaya,M.Si.
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR-BALI 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Mahaesa atas karunianya sehingga tulisan yang berjudul”Studi Kasus Kelayakan Manajemen Usaha Tani Tanaman Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus ” dapat tersusun . Pada kesempatan ini penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material sehingga tulisan ini dapat terwujud. Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca yang membacanya.
Denpasar,Januari 2016
Penulis
Ii
Ringkasan Penelitian yang berjudul “Studi Kasus Kelayakan Manajemen Usaha Tani Tanaman Jamur tiram(Pleurotus ostreatus ) di Desa Tunjuk, Kabupaten Tabanan” dilaksanakan pada bulan Nopember 2015 .Pengambian data melalui wawancara langsung dengan petani dan observasi langsungketempat usahanya. Hasil penelitian menunjukkan bawa Net B/C usaha penjualan log jamur tiram adalah 1,1,yang berarti usaha ini layak dilaksanakan karena dapat memberikan keuntungan kepada pengusahanya. Agar usaha ini dapat terus berlanjut disarankan kepada dinas Pertanian dan Hortikultura dapat membimbing dan mempromosikan usaha budidaya jamur tiram. Bagi Wirausaha penanaman investasi pada usaha jamur tiram sangat layak dilakukan karena dapat memberikan keuntungan .
iii
DAFTAR ISI JUDUL.......................................................................................................................................i KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iii RINGKASAN..............................................................................................................................iv. BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................4 BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................................................7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................8 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
iv
DAFTAR TABEL 1.Besarnya biaya untuk memproduksi 10000 log jamur.........................................................8
v
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Jamur merupakan salah satu komoditi yang mempunyai masa depan yang baik untuk dikembangkan,karena semakin banyak orang mengetahui nilai gizi dari jamur dan manfaatnya bagi kesehatan manusia . Jamur banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan, sementara produksi jamur di Indonesia masih sangat terbatas, mengakibatkan nilai ekonomi jamur semakin meningkat. Proses budidaya jamur apabila dilakukan dengan baik, akan meningkatkan keuntungan ,namun yang lebih utama adalah dapat menyediakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan harganyapun murah dibandingkan dengan bahan makanan lainnya (Sinaga,1991) . Meningkatnya permintaan jamur disebabkan oleh rasa jamur sendiri yang enak dan nikmat, kandungan gizinya yang tinggi serta semakin banyaknya restoran yang menyediakan jamur sebagai salah satu menu masakannya. Produk jamur merupakan jenis sayuran yang paling unggul dibandingkan dengan sayuran lain karena kandungan gizinya yang tinggi dan sangat potensial sebagai makanan kesehatan serta berkasiat obat (Soenarto,2000) . Kandungan nutrisi dalam setiap 100 gram jamur tiram sebagai berikut :protein 13,8 gram;serat 3,5 gram; lemak 1,41 gram; abu 3,6 gram; karbohidrat 61,7 gram; kalori 0,41 gram; kalsium 32,9 gram; zat besi 4,1 gram; fosfor 0,31 gram; vitamin B1 0,12 gram; vitamin B2 0,64 gram; vitamin C 5 gram dan niacin 7,8 gram (FAO 1992 dalam RialaAditya,2009) Indonesia merupakan negara agraris dengan kekayaan alam yang begitu besar terutama tanaman pertanian/hortikultura yang sangat beragam. Kondisi ini selayaknya membuka mata kita akan besarnya peluang usaha yang dapat kita upayakan di bidang ini. Didukung dengan angka pengangguran yang semakin meningkat dan krisis pangan yang melanda dunia, sejatinya kondisi ini bisa menjadi pendorong munculnya wirausahawan – wirausahawan baru di bidang agribisnis yang penuh dengan kreatifitas dan inovasi, sehingga cita-cita untuk mewujudkan masyarakat mandiri dan sejahtra menjadi hal yang sangat mungkin untuk dicapai. Di Indonesia jamur yang umum dibudidayakan untuk dikonsumsi ada beberapa jenis yaitu tiram ,shitake,merang,kuping,lingzi dan champignon. Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang berkembang spora dengan ciri cirinya adalah batangnya pendek, tubuh buah berwarna putih (tergantung jenis jamurtiram abuabu), kulit tudung agak tipis tapi rata (Soenanto,2002). Di Bali jamur tiram mulai dikembangkan sejak tahun 2000 oleh PT Alam Bali Mushoom, yang lebih dikenal dengan nama PT Albamas, merupakan perusahan yang bergerak dibidang budidaya jamur tiram. Salah satu usaha pertanian yang saat ini kian popular karna peluangnya sangatprospektifdan potensial yaitu usaha budidaya jamur tiram(Pleurotus ostreatus). 1
2 Pertimbangannya antara lain: 1.Budidaya jamur tiram tidak mengenal musim sehingga dapat menghasilkan keuntungan terus menerus sepanjang tahun. 2.Tidak memerlukan lahan yang luas. 3.Daya serap pasar sangat tinggi dan terus meningkat. 4.Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. 5.Jamur tiram merupakan pangan alternative yang lezat,sehat dan bergizi tinggi. Kabupaten Tabanan memiliki potensi yang besar untuk pengembangan budidaya jamur tiram. Hal ini didukung oleh persyaratan budidaya jamur seperti iklim dan kelembaban, suhu udara 22 C – 25 C cocok untuk tumbuh dan berkembangnya jamur. Permintaan akan jamu tiram untuk pasar umum rata-rata per harisebesar 10 kg dan swalayan 12 kg. Hal ini didukung pula oleh banyaknya tempat pemasaran umum maupun tradisional sebanyak 22 unit (BPS Kapupaten Tabanan,2005). Pada perinsipnya budidaya jamur tiram adalah mengatur suatu kondisi tertentu sehingga jamur tiram tersebut dapat tumbuh dengan baik. Adapun pengaturan tersebut berakibat pada perlu dilakukannya adaptasi substrat dan lingkungan agar jamur dapat tumbuh seperti ditempat aslinya sehingga factor tumbuh dan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya jamur tiram (Nurzaman, 2009). Berdasrkan potensi wilayah Tabanan dapat diharapkan meningkatkan pendapatan para petani pembudidaya jamur karena peluang pasar seperti pasar umum, pasar tradisional ,hotel dan restoran , swalayan dan rumah makan memberikan peluang yang cukup besar bagi produsen jamur untuk meningkatkan usahanya. Mengetahui kelayakan usaha ini di masa yang akan datang ,maka dipandang perlu untuk mengkaji mengenai kelayakan usaha petani jamur tiram. Hasil analisa ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak berkepentingan terutama wirausahawan yang bergerak di bidang agribisnis ,pemilik restoran, makan,swalayan,hotel dan dinas terkait dalam melakukan pembinaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kelayakan usaha jamur tiram khususnya petani jamur tiram yang menjual bag log jamur. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan usaha agribisnis yang menjual bag log jamur tiram.
3 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat diharapkan memberi manfaat bagi : 1.Dunia usaha disektor agribisnis usaha jamur tiram yang merupakan komoditas yang belum banyak dikembangkan di Kabupaten Tabanan. 2.Para ekskutif dan legislatif dalam usaha pengembangan potensi wilayah di Kabupaten Tabanan. 3.Sebagai pendalaman keilmuan khususnya yang berkaitan dengan penilaian suatu kelayakan usaha bag log jamur tiram yang ada di Desa Tunjuk. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian studi kelayakan usaha jamur tiram ini dibatasi pada aspek finansial dengan metode Benefit Cost Ratio (B/C) saja.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Budidaya Tanaman Jamur Tiram Jamur tiram merupakan salah satu jenis yang enak dan dapat dikonsumsi manusia atau disebut jamur edible. Jamur ini mempunyai tubuh buah seperti daun telinga dengan bagian permukaan menglilap dan halus,sedangkan bagian bawah berbulu halus yang menghasilkan spora. Jamur dapat bersifat safrofit bila zat yang diambil untuk kebutuhan hidupnya diambil dari organisme,an g masih hidup. Tubuh jamur terdiri dari filamen atau benang yang bercabang =-cabang yang dis ebut hifa, benang –benang tersebut dapat berkumpul dalam masa atau gumpalan yang dinamakan misellium hifa yang mengandung nucleus d an sitoplasma yang dapat dipisahkan oleh dinding sekat (septum) menjadi sel-sel atau segmen. Jamur d apat tumbuh subur pada setiap lingkungan yang menyediakan makanan, suhu nutrisi,kelembaban, pH dan perse diaan oksigen. Selama pertumbuhan miselium akan menggunakan atau memanfaatkan senyawa sederhana seperti bahan terlarut habis. Jamur akan memanfaatkan atau merombak senyawa komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana. Jamur tidak memerlukan energi atau hari seperti tumbuhan yang berkloropil umumnya pada proses biologisnya , tetapi menghasilkan sejumlah enzim ekstra seluler yang dapat mendegradasi senyawa komplek yang larut dan kemudian diserap sebagai nutrisi (Soenanto,2000). Jamur mempunyai rasa khas dan lezat,juga nilai gizi yang tinggi terutama protein yang berkualitas lebih baik dari pada protein nabati umumnya, sehingga potensial sebagai sumber protein alternatif dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein. Dari 15 asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh ,jamur mengandung paling sedikit 6-7 macam asam amino yang dibutuhkan tubuh dan tidak mengandung kolesterol. Selain ini jamur juga dipercaya berkasiat untuk mencegah berbagai macam penyakit. Beberapa manfaat jamur untuk kesehatan adalah: 1.Mencegah penyakit darah tinggi. 2.Menurunkan kolesaterol dalam darah. 3.Menambah daya tahan tubuh dan vitalitas. 4.Mengandung senyawa lentrinon yang berguna untuk mencegah tumor dan kanker. Jenis-jenis jamur edible yang banyak dibudidayakan adalah jamur tiram, jamur kupung, jamur merang, shitake dan champignon (Aditya,2012). Jenis-jenis jamur tersebut memiliki keunggulan antara lain: 1.Mudah pemeliharaannya. 2.Tidak membutuhkan lahan luas dan tanah yang subur. 3. Umur panen relatif pendek. 4
5 4.Bisa disimpan dalam bentuk kering sehingga memudahkan penyimpanan dan pemasaran. 5.Peluang pasar cukup baik. 2.2. Persiapan Budidaya Jamur Tiram 2.2.1.Kumbung dan Rak Jamur Kumbung atau rumah jamur adalah bangunan untuk tempat penanaman jkamur tiram. Budidaya dapat dilakukan didalam rumah, namun daya tampungnya kemungkinan terbatas, oleh karena itu perlu dibangun rumah jamur yang lokasinya sudah diperhitungkan yaitu: 1.Letak kumbung tersebut jauh dari tempat sampah,ternak dan sebagainya. 2.Dekat dengan sumber air. 3.Diusahakan berada ditempat yang teduh. 4.Bebas dari angin. Fungsi dari rak adalah untuk menaruh media tanam (log) agar dapat menam,pung log dalam jumlah yang sesuai dengan kaasitasnya dengan cara mempertinggi rak dan disekat-sekat untuk meletakan media tanaman jamur. 2.2.2.Alat Produksi Menurut Soemanto (2000) menyatakan dalam berbudidaya jamur tiram banyak alat yang akan digunakan dari awal budidaya sampai dengan kegiatan pemanenan. Alat sendiri dibagi dua kelompok yaitu alat untuk pembibitan dan produksi. 2.2.3.Pembibitan Soemanto (2000) menyatakan bahwa faktor penentu utama untuk mendapatkan hasil panen yang baik adalah pemilihan serta pembuatan bibit yang bagus. Membuat bibit jamur sendiri bukan suatu pekerjaan yang mudah,karena dibutuhkan keakhlian dan keter keterampilan pengetahuan khusus. Biasanya pembuatan bibit ini hanya dilakukan oleh pengusaha jamur dalam sekala besar,sehingga diperoleh efisiensi. 2.3.Pembuatan Media Tanam Jamur tiram adalah jamur kayu,sehingga media yang digunakan tidak terlalu jauh dari habitatnya yaitu serbuk gergaji tempat tumbuhnya. Serbuk gergaji yang diipakai harus steril dari hama cendawan liar,serta bebas dari pencemaran bahan bakar minyak. 2.4. Sterilisasi Sterilisasi adalah membebaskan substrat tanaman/ log dari segala mikroorganisme atau jamur-jamur liar agar tidak menjadi penghambat jamur yang akan ditanam. Cara kerja
6 dari proses sterilisasi adalah dengan memanfaatkan uap panas yang dihasilkan selama 5-6 jam secara konstan dengan suhu 1000 C. 2.5.Inokulasi dan Inkubasi Inokulasi merupakan kegiatan memasukan bibit jamur kedalam log yang telah diseteril terlebih dahulu. Proses inokulasi dilakukan didalam ruangan tertutup dan telah terjaga kebersihannya(steril). Inkubasi adalah proses penyimpanan log yang sudah diinokulasi didalam ruangan tertentu dengan suhu berkisar 220 -250 C selama 30-35 hari sampai tumbuh misselium (serat jamur) diseluruh bagian log. 2.6.Perawatan dan Pemeliharaan Tahap pemeliharaan adalah masa setelah inkubasi sampai masa panen, dimana pemeliharaannya adalah dengan cara melakukan penyiraman 2-3 kali sehari menggunakan sprayer , sehingga air siraman dapat berupa kabut dan merata keseluruhan bagian log (Soenanto,2000). 2.7. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah jamur tersebut cukup besar ditandai dengan daun yang bergaris tengah 6-8 cm. Apabila pemanenan tidak dilakukan pada saat itu maka kualitas jamur akan menurun karena daunnya akan mulai layu, sehingga sangat mempengaruhi harganya.Begitu puila jika dilakukan pemanenan terlalu dini, maka jumlahnya sangat banyak untuk memenuhi berat yang ditentukan sehingga keuntungan yang didapatkan akan berkurang. 2.8.Studi Kelayakan Husnan dan Suwarsono(1994) mengatakan bahwa studi kelayakan proyek bisnis adalah suatu analisa yang sistimatis dan mendalam atas setiap faktor yang ada pengaruhnya terhadap kemungkinan proyek mencapai sukses. Pada umumnya studi kelayakan menyangkut tiga manfaat yaitu: 1.Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (finansial) yang berarti apakah proyek itu dipandang menguntungkan apabiladibandingkan dengan resiko proyek tersebut. 2.Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (manfaat ekonomi nasional) yang menunjukkan maafaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara. 3.Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi Penelitrian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tunjuk,Kecamatan Tabanan, kabupaten Tabanan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan metode purposive,yaitu suatu metode pemilihan lokasi penelitian secara sengaja yang didasarkan pada alasan di desa tersebut telah banyak berkembang usaha budidaya jamur tiram dan belum ada yang melakukan pengkajian yang sama. Penelitian ini dilaksanakan pada minggu ke dua bulan Nopember 2016. 3.2.Responden Penelitian ini dilakukan pada seorang petani jamur tiran yang bernama Agus. Petani jamur ini telah lama membudidayakan jamur tiram. Petani jamur ini mulai bergerak dari pembuatan bibit, log dan pemeliharaan tanaman jamur. 3.3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan beberapa metode dan instrumen yaitu dengan metode wawancara langsung kepada petani yang bersangkutan dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) yang sebelumnya telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pulaobservasi langsung kelokasi penelitian yak ni ke tempat usaha budidaya jamur tiram. 2.4 Analisa Data Data yang dikumpulkan dari petani melalui wawancara langsung, selanjutnya dianalisa untuk mencari kelayakan usaha tani jamur tiram tersebut dengan menggunakan Net B/C : Jika Net B/C ≥ 1 , berarti usulan investasi layak dilaksanakan karena arus benefit yang diperoleh lebih besar dari pada arus cost. Dapat dikatakan usaha dapat dilanjutkan karena dapat memberikan keuntungan . Jika Net B/C ≤ 1 , berarti usulan investasi tidak layak dilaksanakan karena arus benefit lebih kecil dari arus cost. Semakin besar nilai Net B/C , semakin besar perbandingan antara benefit dengan cost , berarti usulan investasi relatif semakin menguntungkan.
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Haisil wawancara langsung kepada petani jamur tiram ,didapatkan data sebagai berikut: Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membuat log jamur sebanyak 10.000 log dapat dilihat pada Tabel 1.
No
Tabel i . Besarnya biaya untuk memproduksi 10.000 log jamur Uraian unit Harga/unit (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
Sewa tanah Pembangunan Rumah jamur Serbuk kayu Dedak padi Kapur cangkul Cetok Sekrop
1 1 240 kampil 800 2 1 1 1
1000.000,20.000.000,4000,2500,12000,75000,10.000,65.000,-
9 10 11 12 13 14 15 16
Plastik Karet Cincin log Tenaga kerja Gas Kompor gas Drum air Bibit jamur Total
10 2 4 50 HOK 80 1 2 600
25.000,25.000,100.000,100.000,15000,400.000,150.000,7500,-
Total harga (TRp) 1000.000,20.000.000,960.000,2000.000,24000,75000.10,000,65.000,250.000,50.000,400.000,5000.000,1200.000,400.000,300.000,4500.000.36.234.000,-
Dari tabel diatas dapat dikatakan besarnya biaya produksi 10.000 log jamur sebesar 36.234.000,- (tiga puluh enam juta dua ratus tiga puluh empat ribu rupiah) Hasil penjualan log jamur sebesar 10.000 x Rp 4000,- = Rp 40.000.000,-(empat puluh juta rupiah).
8
9 4.2.Pembahasan Hasil perhitungan Net B/C diperol;eh angka sebesar 1,1 , yang berarti Jika Net B/C ≥ 1 , berarti usulan investasi layak dilaksanakan karena arus benefit yang diperoleh lebih besar dari pada arus cost. Dapat dikatakan usaha dapat dilanjutkan karena dapat memberikan keuntungan .Cost ratio sebesar 1,1 ini bermakna bahwa pengembangan usaha penjualan log jamur tiram di Desa Tunjuk,Kabupaten Tabanan, layak dilaksanakan,karena arus benefit yang sudah didiscount lebih besar dari arus cost yang sudah didiscount. Nilai Net B/C =1,1 artinya bahwa, setiap pengeluaran satu satuan unit cost mendapat 1,1 unit benefit (lebih besar dari satu) yang berarti pengembangan usaha penjualan log jamur di Desa Tunjuk,Kabupaten Tabanan dapat memberikan keuntungan, sehingga layak untuk dilaksanakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data maka diperoleh Net B/C ≥ 1,1 yang berarti usaha penjualan log jamur di Desa Tunjuk,Kabupaten Tabanan layak dilaksanakan ,karena dapat memberikan keuntungan kepada pengusahanya.
5.2.Saran-saran 1.Agar tetap mempertahankan kelayakan usaha secara optimal , pengusaha harus menjaga jangan sampai terjadi penurunan nilai produksi. 2.Bagi wirausaha yang berminat investasi disektor usaha jamur tiram, maka peluang usaha jamur tiram layak dijadikan pilihan. 3.Untuk Dinas yang terkait yang membina usaha tanaman pangan /hortikultura seyogyanya memberikan pengarahan dan bimbingan intensif mengenai budidaya dan memfasilitasi para wirausaha dalam mempromosikan produknya.
10
DAFTAR PUSTAKA Aditya,R.2012. Panduan Budidaya Jamur Tiram. Limited Edition. Antara.2005. Silabus Mata Kuliah Metodelogi Penelitian .Bahan Ajar.Denpasar. Magister Manajemen Agribisnis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Anonim.2006.Pelatihan Budidaya Jamur,Padma Herbal Koperasi Tunjung Mahattma .Kabupaten Tabanan. Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan.2005. Data Hortikultura.Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan. Husnan Suad dan Suwarsono.19094. Studi Kelayakan Proyek.Penerbit dan Percetakan AMP YKPN Yogyakarta. Ibrahim,J.2003.Studi Kelayakan Bisnis.Edisi Revisi Cetakan ke 2 PT Renika Cipta Jakarta. Karjono.1992.Jamur Merang.Trubus Edisi juni 1992. Sinaga 1990 .Jamur dan Budidaya PS Seri Pertanian XCVII/293/90. Soenanto,H.2000.Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha.Aneka Ilmu.Semarang.
11