ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA TANI KEDELAI DI DESA KEBONAGUNG KABUPATEN GROBOGAN Bayu Nuswantara, Georgius Hartono , Tinjung Mary Prihtanti Staf Pengajar Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
[email protected]
ABSTRAK Ketergantungan terhadap impor yang semakin tinggi menyebabkan diperlukan upaya peningkatan produksi kedelai nasional, termasuk di Provinsi Jawa Tengah yang menjadi salah satu provinsi sentra produksi kedelai Indonesia, salah satu sentra adalah Kabupaten Grobogan. Biaya tinggi diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi usahatani kedelai. Upaya peningkatan produksi kedelai saat ini mengalami tantangan adanya keraguan kelayakan ekonomi atau profitabilitas yang menyebabkan berkurangnya minat petani untuk terus melakukan usahatani kedelai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan ekonomi usahatani kedelai di daerah sentra produksi. Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan. Data yang dicari dalam penelitian ini meliputi data primer berupa informasi dari petani serta data sekunder berupa data kondisi alam wilayah penelitian, demografi penduduk, potensi sosial dan ekonominya. Data primer diambil menggunakan teknik survei yakni mewawancarai petani dan informan kunci dengan panduan kuesioner. Sampel ditentukan secara acak pada populasi petani kedelai di lokasi penelitian sejumlah 50 petani. Teknik analisis data meliputi analisis tabulasi digunakan untuk pemahaman kondisi sosio-ekonomi petani, analisis kelayakan ekonomi menggunakan R/C ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai R/C ratio dari usahatani kedelai adalah 1,29 yang berarti usahatani kedelai ini layak untuk dilaksanakan. Namun demikian perlu adanya insentif usahatani, agar petani terus berminat untuk menanam kedelai. Kata kunci: kedelai, kelayakan ekonomi, R/C ratio. PENDAHULUAN
sebesar 3,94% per tahun. Impor kedelai
Latar Belakang
mengalami penurunan di tahun 2012 dan
Kedelai (Glicine max) merupakan
2015, masing-masing sebesar 41,58%
tanaman semusim yang banyak diusaha-
dan 15,04%. Volume impor tahun 2015
kan hampir diseluruh Indonesia. Pro-
relatif tinggi, yaitu sebesar 1,67 juta ton.
duksi kedelai dalam negeri sendiri hanya
Lebih dari setengah kebutuhan kedelai
mampu memenuhi 30-40% dari kebu-
dalam negeri atau 70% masih dipenuhi
tuhan nasional, kekurangannya dipenuhi
dari impor. Faktor utama penyebab ting-
dari impor. Impor kedelai lima tahun
ginya impor kedelai adalah rendahnya
terakhir
meningkat
produksi kedelai dalam negeri. Seperti
landai, dengan pertumbuhan rata-rata
telah diuraikan dalam bahasan sebelumnya,
juga
cenderung
295
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 ISSN: 2460-5506
produksi kedelai masih rendah jika
kg/kapita/tahun terjadi pada tahun 2007.
dibandingkan dengan besarnya kebutuhan
Namun satu tahun kemudian mengalami
dalam negeri. Tingginya impor kedelai
penurunan cukup signifikan sebesar
mempunyai dengan
korelasi
kurangnya
secara
langsung
11,16% sehingga konsumsi menjadi 7,67
pasokan
kedelai
kg/kapita/tahun. Penurunan konsumsi pada
dalam negeri (Anonim, 2015).
tahun 2007-2008 tidak terlepas dari ter-
Konsumsi kedelai domestik terutama
jadinya resesi ekonomi global dan ada-
untuk pemenuhan bahan baku industri
nya kebutuhan pangan untuk energi
produk olahan seperti tahu dan tempe.
alternatif, dampaknya adalah penurunan
Kedelai kuning sebagai bahan baku
daya beli masyarakat dunia termasuk
utama pembuatan tempe dan tahu
Indonesia (Ariani, M. 2010).
merupakan varietas yang kurang optimal
Data periode tahun 2010-2015
pertumbuhannya di Indonesia karena
dari sentra produksi kedelai Indonesia
iklim yang kurang sesuai. Hal ini
berada di 7 (tujuh) provinsi, memberikan
menjadi penyebab rendahnya produksi
kontribusi sebesar 87,40% terhadap pro-
kedelai dalam negeri.
duksi kedelai nasional selama lima tahun
Saat ini terjadi kecenderungan pening-
terakhir, dan 27 provinsi lainnya me-
katan harga berbagai komoditas pangan
nyumbang 12,60%. Kontribusi terbesar
termasuk komoditas kedelai. Bila impor
diberikan oleh Provinsi Jawa Timur sebesar
kedelai dibiarkan tetap tinggi, tentunya
39,74% (rata-rata produksi 351,92 ribu
akan menurunkan cadangan devisa yg
ton), diikuti Jawa Tengah 14,03% (rata-
ada, untuk itu perlu diupayakan pening-
rata produksi 124,23 ribu ton), dan Nusa
katan produksi kedelai dalam negeri.
Tenggara Barat 10,65% (rata-rata produksi
Sehubungan dengan ini pemerintah telah
94,33 ribu ton). Sementara empat provinsi
merencanakan untuk menaikkan subsidi
sentra lain berkontribusi di bawah 10%,
pupuk, agar biaya produksi menurun dan
yakni Jawa Barat 8,76% (rata-rata produksi
petani terangsang untuk meningkatkan
77,55 ribu ton), Aceh 5,96% (rata-rata
produksi.
produksi 52,78 ribu ton), Sulawesi Selatan
Sementara itu selama periode 2002–
5,06% (rata-rata produksi 44,80 ribu
2014 konsumsi kedelai cukup fluktuatif
ton), dan DI. Yogyakarta 3,21% (rata-
dan cenderung menurun, dengan laju
rata produksi 28,41 ribu ton) (Anonim,
penurunan rata-rata 1,15% per tahun.
2015).
Konsumsi kacang kedelai pada periode
Oleh karena itu, diperlukan upaya
ini rata-rata sebesar 7,62 kg/kapita/
peningkatan produksi kedelai nasional,
tahun, konsumsi tertinggi sebesar 8,63
termasuk di Provinsi Jawa Tengah yang
296
Analisis kelayakan ekonomi usaha tani kedelai di desa kebonagung Kab.Grobogan (Bayu Nuswantara, dkk)
menjadi salah satu provinsi sentra
Tujuan penelitian
produksi kedelai Indonesia. Di Jawa
1. Mengetahui besarnya pendapatan
Tengah salah satu sentra produksi
usahatani kedelai di Desa Kebonagung
kedelai adalah Kabupaten Grobogan.
Kabupaten Grobogan.
Upaya peningkatan produksi kedelai
2. Menganalisis kelayakan ekonomi
saat ini mengalami tantangan adanya
usahatani kedelai di Desa Kebonagung
keraguan
Kabupaten Grobogan.
kelayakan
ekonomi
atau
profitabilitas usahatani, tingginya biaya produksi, dan potensi dari tanaman
METODOLOGI PENELITIAN
komoditas
Jenis Penelitian
lain
yang
menyebabkan
posisi daya saing kedelai menjadi lebih
Peneilitian ini adalah penelitian
rendah. Dalam Budidarsono (2002),
deskriptif kuantitatif sehingga dapat
terdapat sejumlah cara dan pengukuran
menjelaskan aspek ekonomi yang mem-
profitabilitas yang lazim dipakai, antara
pengaruhi pendapatan usahatani kedelai
lain adalah analisa pendapatan usahatani
secara jelas.
dan analisa kelayakan (R/C) ratio yang
Tempat dan Waktu Penelitian
merupakan perbandingan antara penerimaan
Penelitian dilakukan Desa Kebonagung,
dan biaya, yang jika nilai R/C lebih
Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobo-
besar dari satu menunjukkan bahwa
gan, dan dilaksanakan pada bulan Maret
investasi cukup menguntungkan.
– April tahun 2016.
Salah satu indikator daya saing suatu komoditas adalah apabila komoditas ter-
Teknik Pengambilan Data Data yang dicari dalam pene-
sebut menghasilkan keuntungan yang maksimum dari usahataninya. Jika keuntungan suatu komoditas meningkat, berarti daya saingnya juga meningkat. Dalam rangka memaksimalkan keun-tungan, pada areal dan musim yang sama dapat ditanam berbagai komoditas pangan selain kedelai, seperti jagung, kacang tanah, dan kacang hijau. Oleh karena itu permasalahan yang muncul adalah bagaimanakah kelayakan ekonomi usahatani kedelai?
litian ini meliputi data primer berupa informasi dari petani dan informan kunci terkait, serta data sekunder berupa data kondisi alam wilayah penelitian, demografi penduduk, potensi sosial dan ekonominya, serta data sekunder lain yang
terkait.
menggunakan
Data teknil
primer survei
diambil yakni
mewawancarai petani dan informan kunci
dengan
panduan
kuesioner,
sedangkan data sekunder diambil pada instansi terkait.
297
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 ISSN: 2460-5506
Sementara itu untuk menganalisis pen-
Teknik Pengambilan Sampel Sampel ditentukan secara acak
dapatan
usahatani
dapat
dilakukan
pada populasi petani kedelai di lokasi
dengan menghitung selisih antara total
penelitian sejumlah 50 petani.
penerimaan dan total biaya, dengan
Teknik Analisis Data
rumus sebagai berikut:
Analisis kelayakan ekonomi: digunakan untuk melihat seberapa besar pen-
Pd = TR - TC dimana:
dapatan dan produksi dari usahatani
Pd
= pendapatan usahatani
kedelai yang dihasilkan oleh petani
TR
=
kedelai di desa Kebonagung. Pendapatan
total
penerimaan
(total revenue)
usahatani dapat dianalisis dengan meng-
TC
= tatol biaya (total cost)
analisis biaya dan pendapatan dari
Analisa kelayakan ekonomi akan Diana-
usahatani (Lipsey, 1997). Penerimaan
lisis dengan R/C ratio yang merupakan
usahatani merupakan perkalian antara
perbandingan antara total penerimaan
produksi/hasil yang diperoleh petani
dan total biaya, dengan rumus sebagai
dengan harga jual (Soekartawi, 2006).
berikut:
Pengertian tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
dimana: TR
= total penerimaan
Q
= produksi dari kegiatan
A
= R/C ratio
TR
=
total
penerimaan
(total revenue)
usahatani
Sedangkan
= TR / TC
dimana:
TR = Q x Py
Py
A
TC
= tatol biaya (total cost)
kriteria kelayakan ekonomi, jika: R/C ratio ˃ maka usahatani
= harga Q besarnya
biaya
untuk
dikatakan layak / menguntungkan R/C ratio ˂ maka usahatani
kegiatan usahatani dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
dikatakan tidak layak / rugi
TC = FC + VC
R/C ratio = maka usahatani
dimana:
dikatakan impas (tidak untung maupun TC
= total biaya
FC
=
biaya
rugi) tetap
dari
kegiatan usahatani VC
= biaya variabel dari
kegiatan usahatani
HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Kebonagung merupakan daerah yang masih menjadi penghasil kedelai, walaupun jumlah petani kedelai terus
298
Analisis kelayakan ekonomi usaha tani kedelai di desa kebonagung Kab.Grobogan (Bayu Nuswantara, dkk)
berkurang dari tahun ke tahun. Desa ini
Seperti umumnya di wilayah pedesaan
merupakan salah satu desa yang berada
lainnya di pulau Jawa, maka luas lahan
di wilayah Kecamatan Tegowanu Kabu-
untuk pertanaman kedelai ini tergolong
paten Grobogan. Jarak desa ke kantor
sempit, sehingga merupakan kelemahan
kecamatan sekitar 5 km dan jarak ke
bagi petani, karena usahatani dengan
ibukota kabupaten di Purwodadi sekitar
lahan sempit kurang dapat memberikan
41 km ke arah timur, jarak lebih dekat
keuntungan yang cukup bagi petani dan
justru ke ibukota kabupaten di Demak
keluarganya untuk hidup layak jika tidak
yang berjarak sekitar 15 km ke arah
diimbangi dengan penghasilan dari ke-
utara. Adapun mata pencaharian
giatan usaha ekonomi lainnya, hal seba-
Adapun jumlah penduduk tercatat
liknya jika semakin tinggi luas lahan
4.815 jiwa, terdiri 2.378 laki-laki dan
untuk usahatani kedelai, maka ada ke-
2.437 perempuan, dengan kepadatan
cenderungan untuk menghasilkan pro-
penduduk 1.169 jiwa per km2. Luas
duksi yang semakin tinggi (Hernanto,
wilayah desa sekitar 412 hektar, terdiri
1991 dalam Supartama, dkk., 2013).
dari tanah sawah tadah hujan seluas 99
Wilayah Kabupaten Grobogan meru-
ha dan sisanya sekitar 313 ha berupa
pakan sentra produksi kedelai dengan pro-
tanah kering yang terdiri dari tegal,
duktivitas yang baik, karena selain dae-
pekarangan dan jenis lainnya. Ada
rahnya cocok untuk usahatani kedelai
sekitar 33 ha tanah bengkok desa dan
juga penggunaan benih kedelai yang
14,5 ha tanah kas desa. Areal tanaman
berkualitas unggul dan bermutu. Walau-
kedelei intensifikasi pada tahun 2014
pun produktivitas hasil kedelai masih
tercatat seluas 134 ha.
dibawah 2 ton per hektar, namun di
Input Produksi Usahatani Kedelai.
wilayah ini produktivitasnya masih diatas rata-rata nasional yang hanya
Penggunaan input produksi merupakan faktor yang penting dalam kegiatan usahatani kedelai, yang meliputi: lahan persawahan tadah hujan, tenaga kerja, benih kedelai, pupuk (Urea, Ponska, TSP), pestisida, dan kegiatan kelembagaan lainnya seperti: penyuluhan, perdagangan, dan birokrasi desa. Luas lahan persawahan tadah hujan yang digarap petani kedelai pada umumnya
sekitar 1,6 ton per hektar (Anonim, 2015). Angka ini tentu akan memberikan kontribusi yang besar pada penerimaan usahatani, jika harga jual produksi kedelai tidak mengalami fluktuasi atau penurunan harga. Pengunaaan benih rata-rata per hektar oleh petani kedelai sekitar 69,2 kg per hektar dengan harga benih Rp.10.000,- per kilogram.
memiliki luas kurang dari 0,5 hektar.
299
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 ISSN: 2460-5506
Penggunaan pupuk bagi usahatani kedelai, terutama diwilayah lahan sawah
harganya sekitar Rp.65.000,- per botol kecil.
tadah hujan seperti di desa ini, sangat
Penggunaan tenaga kerja dalam
diperlukan agar dapat meningkatkan
kegiatan usahatani kedelai ini sangatlah
hasil tanaman kedelai dengan memper-
dominan, sawah tadah hujan yang
hatikan dosis dan disesuaikan dengan
merupakan areal tanaman kedelai dalam
kebutuhan tanaman selama masa per-
kegiatan budidaya, mulai dari: pengolah-
tumbuhannya (Supartama, dkk., 2015).
an
Karena itu penggunaan pupuk yang
pemupukan, pengendalian hama/ penya-
meliputi: Ponska, Urea dan TSP oleh
kit, pemanenan, pengangkutan, penge-
petani kedelai cukup tinggi, selama satu
ringan, hingga penyelepan, sangat banyak
musim tanam sekitar 271,8 kg Ponska,
membutuhkan tenaga kerja. Penggunaan
270,6 kg Urea, dan 110,4 kg TSP,
tenaga kerja selama musim tanam
dengan harga masing-masing di bawah
hingga panen dan pasca panen rata-rata
Rp.3.000,- per kg. Angka ini cukup
membutuhkan 119 HOK/ha/MT.
tanah,
penanaman,
penyiangan,
tinggi jika dikaitkan dengan rekomen-
Sementara itu pengairan dan kegiat-
dasi pupuk oleh pihak terkait (penyu-
an kelembagaan usahatani lainnya, juga
luh), yang dibawah 200 kg per hektar.
sangat membantu kegiatan usahatani
Hal ini diduga karena areal tanam
kedelai dalam mencapai produksi. Air
kedelai adalah sawah tadah hujan, yang
sangat dibutuhkan mulai dari kegiatan
memiliki karakterik pengairan yang
pengolahan lahan di sawah tadah hujan
sangat tidak menguntungkan bagi usaha-
sampai tanaman kedelai mencapai masa
tani.
panen atau sekitar 90 hari, namun karena Pestisida dalam usahatani kedelai
merupakan sawah tadah hujan maka
akan selalu dibutuhkan mengingat, ren-
pemilihan masa tanam sangat menen-
tannya tanaman kedelai terhadap serang-
tukan keberhasilan produksi, karena
an
tanaman
ketersediaan air sesuai dengan musim
(OPT), seperti: ulat grayak, ulat peng-
sangat membantu pertumbuhan tanaman
gulung daun, lalat penggerek batang,
dan gangguan adanya serangan OPT.
kepik hijau dan penghisap polong, hama
Kegiatan kelembagaan (penyuluhan dan
pengerek polong. Penggunaan pestisida
perdagangan) oleh penyuluh dan pelaku
berupa revator selalu dibutuhkan agar
swasta juga berperan dalam keberhasilan
tanaman terhindar dari serangan OPT,
usahatani kedelai, karena akan menjadi
dengan penggunaan sekitar 10 botol
faktor pelancar bagi petani kedelai
kecil per hektar setiap musim tanam dan
dalam merespon aspek teknis dan pasar,
300
organisme
pengggangu
Analisis kelayakan ekonomi usaha tani kedelai di desa kebonagung Kab.Grobogan (Bayu Nuswantara, dkk)
kapan harus melakukan kegiatan usaha-
rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan
tani.
petani dalam kegiatan usahatani kedelai
Pendapatan Usahatani Kedelai.
sebesar Rp.190.581,- per ha per tahun.
Pendapatan usahatani kedelai meru-
Sedangkan biaya variabel yang merupa-
pakan selisih antara penerimaan usaha-
kan biaya yang besar kecilnya dipenga-
tani kedelai dengan biaya yang dikeluar-
ruhi oleh besarnya volume produksi,
kan selama periode satu musim tanam.
meliputi: benih, pupuk (Ponska, Urea,
Penerimaan yang diperoleh oleh petani
dan TSP), pestisida (revator), peng-
kedelai dipengaruhi oleh besarnya jumlah
gunaan tenaga kerja, dan biaya lainnya,
produksi dan harga jual yang diterima,
dengan rata-rata biaya variabel yang
sehingga semakin besar produksi kedelai
dikeluarkan oleh petani kedelai sebesar
dan harga jual kedelai maka akan semakin
Rp. 8.809.803,- per ha per MT.
besar pula penerimaan yang akan diperoleh
Dari hasil penelitian menunjukkan
petani kedelai. Rata-rata produksi yang
rata-rata total penerimaan yang diper-
dihasilkan petani dari usahatani kedelai
oleh petani kedelai sebesar Rp.11.353.789,-
di Desa Kebonagung selam satu musim
per ha per MT dan rata-rata total biaya
tanam adalah sebesar 1.896,6 kg dengan
yang dikeluarkan petani kedelai sebesar
rata-rata
yang
Rp. 8.809.803,- per ha per MT, sehingga
diterima petani sebesar Rp.5.986,- per
mengacu pada perhitungan pendapatan
kg, sehingga rata-rata penerimaan yang
usahatani yang diperoleh petani kedelai,
diperoleh
adalah sebesar:
harga
petani
jual
kedelai
kedelai
sebesar
Rp.11.353.789,- per ha per MT. Biaya produksi usahatani meliputi
= Rp.11.353.789,- per ha per MT - Rp. 8.809.803,- per ha per MT
biaya tetap dan biaya variabel yang
= Rp.2.543.986,- per ha per MT
dikeluarkan pada semua kegiatan usaha-
Rata-rata pendapatan usahatani kede-
tani kedelai selama satu musim tanam.
lai yang diperoleh petani di Desa Kebon-
Biaya tetap usahatani kedelai adalah
agung, Kabupaten Grobogan adalah
biaya yang tidak mempengaruhi pada
sebesar Rp.2.543.986,- per ha per MT,
volume produksi. Adapun biaya tetap
gambaran lebih rinci dapat dilihat pada
yang dikeluarkan oleh petani kedelai
Tabel 1.
adalah pajak atas lahan (PBB), dengan
301
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 ISSN: 2460-5506
Tabel 1 Analisis Ekonomi Usahatani Kedelai di Desa Kebonagung Kabupaten Grobogan per Hektar per Musim Tanam, Tahun 2016. No
JENIS KEGIATAN
Jumlah (Rp)
Jumlah Produksi Kedelai (kg) Harga Jual Kedelai 1 Total Penerimaan Usahatani (TR) Biaya Produksi: a Benih b Pupuk: 1. Ponska 2. Urea 3. TSP c Pestisida: revator (botol kecil) d Tenaga Kerja e Biaya lain-lain f Biaya Tetap: pajak PBB 2 Total Biaya Produksi (TC) 3 Pendapatan Usahatani (Pd) 4 R/C ratio Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016
Prosentase Biaya (%)
1.896,57 5.986 11.353.789 691.636
7,85 16,56
641.462 541.139 275.924 652.482 5.481.308 335.269 190.581 8.809.803 2.543.986 1,29
7,28 6,14 3,13 7,41 62,22 3,81 2,16 100,00
Analisa Kelayakan Ekonomi
menguntungkan (tambahan penerimaan/
Usahatani Kedelai
manfaat lebih besar dari tambahan biaya).
Analisa kelayakan ekonomi usaha-
Beberapa hasil penelitian lainnya
tani kedelai juga menggambarkan efisi-
pada usahatani kedelai memberikan in-
ensi yang diperoleh oleh petani kedelai.
formasi yang cukup beragam, penelitian
Untuk
ekonomi
Farikin dkk (2016) memperlihatkan
usahatani kedelai di Desa Kebonagung,
hasil R/C ratio sebesar 1,73 , sementara
Kabupaten Grobogan digunakan analisis
itu hasil penelitian Arifin dan Sahrawi
R/C ratio, dengan perhitungan Total
(2012) menunjukkan hasil R/C ratio
Penerimaan (TR) atau Revenue (R)
sebesar 1,56 , sedangkan penelitian dari
dibagi Total Biaya (TC) atau Cost (C),
Meryani (2008) menunjukkan hasil R/C
sehingga diperoleh hasil sebesar:
ratio usahatani kedelai sebesar 1,28.
melihat
kelayakan
R/C = Rp.11.353.789,- per ha per MT / Rp.8.809.803,- per ha per MT R/C = 1,29
, maka usahatani
kedelai layak / menguntungkan Nilai R/C ratio (Return Cost Ratio),
Perbedaaan angka R/C ratio yang beragam ini lebih banyak dikarenakan perbedaan harga jual kedelai yang lebih besar ada yang Rp.7.500/kg, ada yang memperoleh
harga
jual
Rp.6.940,-/kg
sebesar 1,29 menunjukan bahwa R/C ˃
(Farikin, dkk. 2016), sedangkan yang
1 maka usahatni kedelai di Desa Kebon-
lainnya harga jual dibawah Rp.4.000,-
agung ini dikatakan layak atau
/kg (Meryani, 2008). Namun R/C ratio ini juga ditentukan interaksi dari faktor
302
Analisis kelayakan ekonomi usaha tani kedelai di desa kebonagung Kab.Grobogan (Bayu Nuswantara, dkk)
kuantitas produksi kedelai per musim
Demak
dan
Pedurungan
Semarang,
tanam dan faktor biaya produksi per
membuat tenaga kerja tidak tertarik be-
musim tanam, yang dalam perkembang-
kerja di sektor pertanian dan beralih
an terus mengalami perubahan dan cen-
bekerja di sektor industri dan konstruksi
derung menekan penerimaan petani
dengan upah yang lebih tinggi, akibat-
kedelai.
nya upah tenaga kerja di sektor perHasil usahatani kedelai di Desa
tanian juga terus meningkat, seperti pada
Kebonagung secara ekonomi masih me-
kegiatan pemanenan hasil yang men-
nguntungkan (R/C ratio = 1,29), dimana
capai Rp.65.000,- per hari atau upah
dengan rata-rata total biaya usahatani
borongan yang juga mahal. Tingginya
sebesar Rp.8.809.803,- per ha per MT,
upah tenaga kerja di sektor pertanian
maka diperoleh rata-rata total pene-
akibat imbas kenaikan upah di sektor
rimaan 1,29 kali lipat menjadi sebesar
industri dan konstruksi ini juga ber-
Rp.11.353.789,- per ha per MT atau
dampak pada pengeluaran biaya lain-
dengan kata lain hasil penjualan dari
lain di usahatani, yaitu bertambahnya
usahatani kedelai mencapai 129% dari
pengeluaran untuk biaya makan dan
total biaya (modal) yang dikeluarkan.
rokok. Rata-rata biaya lainnya yang
Namun demikian dalam per-
dikeluarkan petani kedelai dalam pene-
kembangannya faktor biaya produksi
litian ini sebesar Rp.335.269,- per
dan faktor harga jual dalam kegiatan
ha/MT.
usahatani kedelai ini terus mengalami
Dari sisi harga jual hasil panen
perubahan dan cenderung tidak me-
kedelai, juga mengalami tekanan akibat
nguntungkan petani kedelai, sehingga
adanya kebijakan pemerintah dalam
bannyak petani kedelai yang beralih ke
menjaga stabilitas harga kedelai, rata-
komoditi lainnya seperti: jagung dan
rata harga jual kedelai dalam penelitian
kacang hijau yang harga dan produk-
ini sebesar Rp.5.986,- per kg. Harga
sinya lebih tinggi. Dari sisi biaya pro-
sebesar ini tentu saja membuat petani
duksi, sekitar 62% biaya produksi dike-
kedelai menjadi kurang tertarik untuk
luarkan untuk biaya tenaga kerja. Tenaga
terus menanam kedelai, karena harga
kerja untuk pertanian di Desa Kebon-
komoditi lainnya jagung dan kacang
agung sudah sangat sulit dicari dan
hijau terus mengalami kenaikan sesuai
tingkat upahnya tinggi dengan rata-rata
dengan mekanisme pasar. Harga jagung
Rp.46.200,- per tenaga kerja per 6 jam
dan kedelai lebih ditentukan oleh pe-
kerja sehari. Adanya pabrik di wilayah
nawaran dan permintaan di pasar,
sekitar desa yaitu: wilayah Mranggen
dimana permintaan cenderung terus
303
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 ISSN: 2460-5506
menaik terutama oleh industri (pakan
Rp.11.353.789,- per ha per MT dan
dan makanan), harga kacang hijau bah-
rata-rata biaya sebesar Rp.8.809.803,-
kan bisa mencapai Rp.18.000,- kg dan
per ha per MT.
tataniaga yang lebih mapan dan stabil
2. Usahatani kedelai di Desa Kebon-
tanpa adanya banyak tengkulak yang
agung memberikan nilai R/C ratio
menekan harga petani. Sementara kede-
sebesar 1,29 , yang menunjukkan
lai harga jualnya cenderung stabil pada
bahwa usahatani ini masih layak
harga Rp.6.000,-/kg di wilayah Grobo-
untuk dilakukan.
gan, hal ini diduga pemerintah cen-
Saran
derung menjaga harga kedelai tidak bergejolak yang merugikan industri kecil tahu-tempe, akibatnya petani kedelai selalu menerima harga yang relatif tetap, ditengah terus meningkatnya harga jual komoditas lain, seperti jagung dan kedelai yang sebenarnya petani juga mampu dan bisa untuk menanam di areal lahannya, akibatnya petani menjadi enggan dan kurang tertarik untuk menanam kedelai. Disamping itu produksi kedelai saat ini juga dari sisi produktivitasnya masih rendah (dibawah 2 ton/ ha/MT) dan kalah dengan jagung dan kacang hijau.
Usahatani kedelai di Desa Kebonagung masih layak untuk diusahakan, karena dari sisi penerimaan usahatani dan R/C ratio masih menguntungkan. Namun diharapkan petani tetap berupaya menjaga produktivitas kedelai yang cukup tinggi, dan pemerintah terus berupaya menjaga harga jual kedelai petani pada harga yang kompetitif dengan komiditi pesaing lainnya seperti: jagung dan kacang hijau. Juga perlu intervensi dari pemerintah untuk tetap memberikan subsidi pada input produksi (pupuk, dll), serta memperbaiki sarana dan prasarana irigasi yang lebih layak,
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat
sehingga areal persawahan di Desa Kebonagung tidak lagi lahan sawah tadah hujan dan menjadi lahan irigasi teknis atau minimal irigasi ½ teknis.
dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
1. Petani kedelai di Desa Kebanagung
Anonim, 2015. Outlook Komoditas Pertanian
dari segi pendapatan usahatani rata-
Tanaman Pangan Kedelai. Pusat Data
rata memperoleh Rp.2.543.986,- per
dan Sistem Informasi Pertanian.
ha per MT. Ini didapat dari selisih
Kementerian Pertanian.
antara rata-rata penerimaan sebasar
304
Analisis kelayakan ekonomi usaha tani kedelai di desa kebonagung Kab.Grobogan (Bayu Nuswantara, dkk)
Apsari, Sofia Rieni, dan R. Hermawan. 2009.
Krisdiana, Ruly. 2012. Daya Saing dan
Analisis Ekonomi Produksi Kedelai
Faktor Determinan Usahatani Kedelai
Hitam di Kec. Playen Kab. Gunung
di Lahan Sawah. Jurnal Penelitian
Kidul. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 5
Pertanian Tanaman Pangan Volume
No. 1, 2009.
31 No. 1 2012.
Ariani, M. 2010. Analisis Konsumsi Pangan Tingkat Masyarakat Mendukung Pencapaian
Diversifikasi
Pangan,
Lipsey, 1997. Pengantar Mikroekonomi jilid2. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta. Meryani, N. 2008. Analisis Usahatani dan
http://www.journal.persagi.org/go/
Tataniaga Kedelai di Kecamatan
index.php/Gizi.
Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa
Arifin, Z dan Sahrawi. 2012. Analisa Usaha-
Barat. Skripsi, Program Sarjana Ekstensi
tani Kedelai Varietas Wilis Pada
Manajemen
Agribisnis,
Fakultas
Lahan Sawah Tadah Hujan Di Desa
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Klompang Barat Kecamatan Pakong
Ray, Subhash C. 1982. A Translog Cost
Kabupaten Pamekasan. Jurnal Ilmiah
Function Analysis of US Agriculture
OnlineUniversitas Yudharta Pasuruan.
1939-77. American Journal of Agri-
http://jurnal.yudharta.ac.id/wp-
cultural Economics Vol. 64 No. 3
content/uploads/2015/05/3.-Zainol-
August 1982.
Arifin-Analisa-Usahatani-KedelaiVarietas-Wilis-Pada-Lahan-SawahTadah-Hujan-Di-Desa-KlompangBarat-Kecamatan-Pakong-Kabupaten-
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya Press. Soekartawi,
2006.
Analisa
Usahatani.
Penerbit UI Press. Jakarta.
Pamekasan.pdf Supartama, dkk. 2013. Analisis Pendapatan Budidarsono, Suseno. 2002. Analisis Nilai Ekonomi Wanatani. Prosiding Lokakarya Wanatani Se-Nusa Tenggara. 11-14 November 2001. Denpasar Bali.
dan kelayakan Usahatani Padi Sawah di Subak baturiti Desa Balinggi Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal Agrotekbis Vol.1 (2): 166-172, Juni 2013 ISSN:2338-3011.
Farikin, dkk. 2016. Analisis Usahatani Kedelai Varietas Grobogan Di Desa Pandaharum Kabupaten Grobogan. Jurnal Agromedia, Volume 34, No. 1 Maret 2016.
305
PROSEDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 ISSN: 2460-5506
306