ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH PADI BERSERTIFIKAT (STUDI KASUS PT CITRA AGRO INDONESIA, PONOROGO)
Oleh KIKI SETYA DEWI H24104088
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH PADI BERSERTIFIKAT (STUDI KASUS PT CITRA AGRO INDONESIA, PONOROGO)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh KIKI SETYA DEWI H24104088
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH PADI BERSERTIFIKAT (STUDI KASUS PT CITRA AGRO INDONESIA, PONOROGO) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh KIKI SETYA DEWI H24104088 Menyetujui, Agustus 2008
Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal Ujian : 22 Juli 2008
Tanggal Lulus :
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
ABSTRAK KIKI SETYA DEWI. H24104088. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Benih Padi Bersertifikat (Studi Kasus PT Citra Agro Indonesia, Ponorogo). Di bawah bimbingan Budi Purwanto. Terkait dengan upaya pemerintah mendorong usaha benih dan menggalakkan penggunaan benih padi bersertifikat membuka peluang usaha baru bagi para badan usaha. Adanya pasar benih padi yang berkembang diwujudkan menjadi usaha baru yang diharapkan memberikan nilai tambah bagi PT Citra Agro Indonesia (Agrindo). Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui kekuatan dan kelemahan posisi keuangan perusahaan, (2) mengetahui kebutuhan dana dan mengevaluasi alternatif sumber dana yang tersedia, (3) mengetahui tingkat kelayakan dan nilai tambah dari pengembangan usaha benih padi dan (4) mengestimasi kondisi perusahaan dengan adanya pengambilan keputusan penerimaan Usaha Benih Padi Bersertifikat (UBPB) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data bahwa kondisi likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas perusahaan secara rata-rata menunjukkan kondisi yang baik kecuali pada tahun 2005. Perolehan proyek sangat berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Dana yang dibutuhkan untuk menjalankan UBPB sebesar Rp 1.354.432.000,- terdiri dari kebutuhan investasi tahun ke nol sebesar Rp 514.575.000,- dan perkiraan modal kerja sebesar Rp 839.857.000,-. Perusahaan hanya mencukupi 24% dari total kebutuhan dana. Sisanya sebesar 76% menggunakan dana eksternal yakni pinjaman bank. UBPB layak didirikan dilihat dari beberapa aspek. Pertama, aspek pasar dan pemasaran yang mencakup bentuk pasar, kecenderungan permintaan dan penawaran, perhitungan pasar, analisis persaingan dan strategi bauran pemasaran. Kedua, aspek teknik dan teknologi mencakup lokasi; proses produksi; pemilihan mesin, peralatan dan rencana investasi dan pengawasan kualitas produk. Ketiga, bahwa secara yuridis UBPB dijalankan sesuai dengan peraturan dan ketetapan perundangan yang berlaku. Pemerintah mendukung keterlibatan swasta dalam usaha perbenihan karena turut serta dalam mewujudkan program ketahanan pangan. Keempat, aspek manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tenaga kerja. Kelima, aspek finansial mencakup kebutuhan dan sumber dana, proyeksi penerimaan, penilaian investasi, proforma laba rugi dan neraca serta analisis rasio proforma. Kriteria kelayakan investasi menghasilkan Payback Period selama 1,7 tahun; NPV sebesar Rp 3.034.732.000,-; IRR 36 %; PI atau Net B/C sebesar 9,56; BEP sebesar Rp 190.127.000,- untuk kelas benih ES pada volume produksi 45 ton/tahun, serta BEP ss sebesar Rp 166.700.000,- pada volume produksi 38 ton/tahun. Berdasarkan analisis sensitifitas maka UBPB sensitif terhadap penurunan penjualan dan menyebabkan UBPB menjadi tidak layak. Sedangkan berdasarkan hasil proyeksi pada konsolidasi proforma Agrindo menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik. UBPB memberikan sumbangsih terhadap kinerja perusahaan. Dengan mengembangkan UBPB, perusahaan memiliki pemasukan yang cenderung tetap tanpa terpengaruh banyak atau sedikitnya perolehan proyek.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 11 September 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Slamet dan Sulasmi. Perjalanan akademis penulis diawali pada TK Dharma Wanita Sumberbening pada tahun 1991, kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Sumberbening Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Balerejo, Kabupaten Madiun. Pada tahun 2001 melanjutkan ke SMU Negeri 3 Madiun. Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama di Institut Pertanian Bogor, penulis mengikuti kegiatan perkuliahan dan kemahasiswaan lainnya. Penulis aktif dalam berbagai aktivitas kemahasiswaan seperti Klub Agribisnis Asrama TPB 2004/2005, Koran Kampus (Marketing Manager periode 2004/2005 dan Bendahara periode 2005/2006), Sekretaris Paguyuban Sadulur Madiun (PASMAD) periode 2005/2006, Treasury Divisi Administration, Secretary and Finance periode 2005/2006 Himpunan Profesi Mahasiswa Manajemen (COM@) dan Bendahara DR.B (Dokter Bisnis). Penulis juga merupakan salah satu penerima beasiswa dari Yayasan Danamon Peduli sejak mengawali studi di Institut Pertanian Bogor.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
KATA PENGANTAR Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Benih Padi Bersertifikat (Studi Kasus PT Citra Agro Indonesia, Ponorogo) dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian ini membahas kinerja keuangan perusahaan, kelayakan usaha benih padi bersertifikat dan proyeksi proforma. Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya untuk mengembangkan usaha benih padi bersertifikat. Penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Ir. Budi Purwanto, ME sebagai dosen pembimbing yang tetap meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran serta pengarahan berharga selama penulisan.
2.
Ibu Farida Ratna Dewi SE, MM dan Ibu Beatrice Mantoroadi SE.Ak, MM atas kesediaannya sebagai dosen penguji. Masukan dan arahannya sangat berarti bagi pembelajaran dan pemahaman bagi penulis.
3.
Seluruh tim PT Citra Agro Indonesia atas kesediaanya membantu dan mengarahkan penulis selama penelitian.
4.
Yayasan Danamon Peduli atas dukungannya yang begitu besar selama penulis menjalani studi. Ibu Resa, Bpk Fauzan, Bpk Wijaya, Mas Chris, Ibu Tya, Bpk Heri dan Ibu Like yang telah memberikan motivasi dan semangatnya.
5.
Staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan dan
memperkaya khasanah pengetahuan bagi pihak yang membaca. Bogor, Agustus 2008
Penulis
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP.............................................................................
iii
KATA PENGANTAR.........................................................................
iv
DAFTAR ISI.......................................................................................
vi
DFTAR TABEL..................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................
ix
I. PENDAHULUAN............................................................................ 1.1. Latar Belakang....................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................
1 1 3 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 2.1. Benih Padi Bersertifikat ......................................................... 2.1.1. Pengertian ................................................................... 2.1.2. Pasar Benih .................................................................. 2.1.3. Teknologi Benih........................................................... 2.1.4. Kebijakan Pemerintah................................................... 2.2. Laporan Keuangan ................................................................. 2.2.1. Neraca.......................................................................... 2.2.2. Laporan Laba Rugi....................................................... 2.2.3. Laporan Arus Kas......................................................... 2.3. Kinerja Keuangan .................................................................. 2.3.1. Likuiditas ..................................................................... 2.3.2. Solvabilitas................................................................... 2.3.3. Aktivitas....................................................................... 2.3.4. Profitabilitas................................................................. 2.4. Kelayakan Usaha.................................................................... 2.4.1. Aspek Pasar dan Pemasaran.......................................... 2.4.2. Aspek Teknik dan Teknologi........................................ 2.4.3. Aspek Hukum dan Kebijakan ....................................... 2.4.4. Aspek Manajemen........................................................ 2.4.5. Aspek Finansial............................................................
5 5 5 6 9 10 11 11 12 13 13 14 14 14 15 15 15 16 16 16 17
III. METODOLOGI PENELITIAN................................................. 3.1. Kerangka pemikiran ............................................................... 3.2. Lokasi Penelitian.................................................................... 3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................... 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data.................................... 3.5.1. Analisis Kualitatif........................................................
19 19 21 21 21 22 22
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3.5.2. Analisis Kuantitatif...................................................... 3.5.2.1. Kinerja Keuangan ........................................... 3.5.2.2. Kelayakan Finansial ........................................
22 22 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................... 4.1.1. Sejarah Perusahaan ...................................................... 4.1.2. Kegiatan Bisnis ........................................................... 4.1.3. Tujuan Perusahaan....................................................... 4.1.4. Organisasi Perusahaan ................................................. 4.2. Gambaran Umum Kondisi Keuangan Perusahaan.................. 4.3. Analisis Rasio Keuangan....................................................... 4.3.1. Analisis Likuiditas....................................................... 4.3.2. Analisis Solvabilitas .................................................... 4.3.3. Analisis Aktivitas ........................................................ 4.3.4. Analisis Profitabilitas................................................... 4.4. Analisis Kelayakan Usaha Benih Padi Bersertifikat............... 4.4.1. Aspek Pasar dan Pemasaran......................................... 4.4.2. Aspek Teknik dan Teknologi ....................................... 4.4.3. Aspek Hukum dan Kebijakan ...................................... 4.4.4. Aspek Manajemen ....................................................... 4.4.5. Aspek Finansial ........................................................... 4.5. Laporan Proforma dan Proyeksi Kinerja Keuangan ............... 4.5.1. Laporan Proforma........................................................ 4.5.2. Proyeksi Kinerja Keuangan .........................................
29 29 29 29 31 32 33 35 35 36 37 38 39 39 47 54 57 60 66 66 68
KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
72
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
75
LAMPIRAN........................................................................................
77
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
DAFTAR TABEL No
Halaman
1. Perkembangan luas panen padi berdasarkan penggunaan benih di Indonesia 1996-2005 ..................................................... 2. Produksi tanaman pangan, Propinsi Jawa Timur.......................... 3. Laporan laba rugi PT. Citra Agro Indonesia (2003-2007) ............ 4. Laporan neraca PT. Citra Agro Indonesia (2003-2007)................ 5. Rasio likuiditas periode 2003-2007 ............................................. 6. Rasio solvabilitas periode 2003-2007 .......................................... 7. Rasio aktivitas periode 2003-2007............................................... 8. Rasio profitabilitas periode 2003-2007........................................ 9. Perkiraan kebutuhan benih pada lahan sawah .............................. 10. Proyeksi permintaan dan penawaran benih padi potensial se WKBP Madiun ....................................................................... 11. Proyeksi peluang dan pangsa pasar.............................................. 12. Data penangkar benih padi bersertifikat WKBP Madiun.............. 13. Kebutuhan investasi .................................................................... 14. Kebutuhan dan sumber dana ....................................................... 15. Proyeksi penerimaan UBPB Agrindo .......................................... 16. Nilai kriteria penilaian investasi UBPB ....................................... 17. Proyeksi rasio likuiditas UBPB Agrindo ..................................... 18. Proyeksi rasio solvabilitas UBPB Agrindo .................................. 19. Proyeksi rasio aktivitas UBPB Agrindo....................................... 20. Proyeksi rasio profitabilitas UBPB Agrindo ................................
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
1 2 33 34 35 36 37 38 40 41 42 43 61 63 63 64 68 69 70 70
DAFTAR GAMBAR No
Halaman
1. Skema alur benih, produsen dan pengawas mutu benih Indonesia ........................................................................... 2. Kerangka pemikiran.................................................................... 3. Kegiatan bisnis Agrindo.............................................................. 4. Pelaksana operasional perusahaan ............................................... 5. Tahapan produksi benih Agrindo ................................................ 6. Peta wilayah kerja BPSB Jawa Timur ......................................... 7. Struktur organisasi kegiatan operasional usaha benih padi...........
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
7 20 31 33 51 56 58
DAFTAR LAMPIRAN No
Halaman 1. Struktur organisasi PT Citra Agro Indonesia ............................... 2. Rencana kebutuhan fisik pendirian UBPB................................... 3. Daftar indeks harga barang pendirian UBPB ............................... 4. Rencana kebutuhan dana pendirian UBPB .................................. 5. Perhitungan biaya penyusutan aset .............................................. 6. Perhitungan kredit....................................................................... 7. Rekapitulasi biaya ( BT & BTT ) ............................................... 8. Biaya produksi ............................................................................ 9. Perhitungan Net Present Value (NPV)......................................... 10. Perhitungan PBP dan BEP .......................................................... 11. Perhitungan BEP......................................................................... 12. Proyeksi laba rugi & anggaran kas UBPB ................................... 13. Proyeksi neraca UBPB................................................................ 14. Rencana kebutuhan dana (kenaikan bahan baku input operasional) ................................................................................ 15. Cashflow sensitivitas kenaikan bahan baku (10%)....................... 16. Rencana kebutuhan dana (kenaikan biaya tenaga kerja)............... 17. Cashflow sensitivitas kenaikan biaya tenaga kerja....................... 18. Sensitivitas penurunan penjualan................................................. 19. Cashflow sensitivitas penurunan penjualan.................................. 20. Laporan laba rugi proforma PT Citra Agro Indonesia.................. 21. Laporan neraca proforma PT Citra Agro Indonesia .................... 22. Proyeksi laba rugi konsolidasi proforma PT Citra Agro Indonesia ............................................................. 23. Laporan neraca konsolidasi proforma PT Citra Agro Indonesia ..
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pangan berperan penting sebagai penyedia lapangan usaha sebagian besar masyarakat, pendapatan nasional, stabilitas ekonomi, sosial dan keamanan masyarakat. Salah satu komoditi pangan yang penting dan menyangkut kepentingan nasional adalah padi/beras. Dimana beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar (95%) penduduk Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya melalui peningkatan ketahanan pangan sebagai salah satu program revitalisasi pertanian. Upaya peningkatan ketahanan pangan menemui beberapa kendala antara lain kapasitas sumberdaya alam pertanian terutama lahan dan air yang terbatas dan bahkan semakin menurun. Selama kurun waktu 2000-2003, luas panen padi menyusut sebesar 1,06 % per tahun. Penurunan tersebut diduga karena adanya konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian, serangan hama penyakit, banjir dan kekeringan serta adanya respon petani terhadap perubahan rasio harga padi terhadap harga komoditas pangan lainnya yang lebih menguntungkan (Departemen Pertanian, 2005). Kendala tersebut dapat menurunkan laju pertumbuhan padi dan menimbulkan kerawanan pangan nasional. Disisi lain permintaan beras nasional diperkirakan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, 2015, 2020 dan 2025, kebutuhan beras nasional diperkirakan masing-masing sebesar 55,8 juta ton; 58,9 juta ton; 62,3 juta ton dan 65,8 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) (Badan Litbang Deptan, 2005). Peningkatan produktivitas padi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Upaya tersebut salah satunya dengan penggunaan benih varietas unggul. Benih yang terkontrol mutunya akan dapat meningkatkan produksi dan mengurangi risiko kegagalan budi daya tanaman. Benih tersebut harus melalui proses sertifikasi untuk menjaga kemurnian dan mutu benih. Secara nasional penggunaan benih bersertifikat untuk padi relatif masih kecil. Tabel 1 menggambarkan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
bahwa selama tahun 1996-2005, rata-rata penggunaan benih padi berlabel sekitar 22,02 % dari total luas panen. Penggunaan benih berlabel cenderung meningkat pada tahun 2004-2005 yang mencapai 26-27 %. Tabel 1. Perkembangan luas panen padi berdasarkan penggunaan benih di Indonesia 1996-2005 Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Rataan
Luas Panen (000 Ha) 11.550 11.126 11.716 11.963 11.793 11.499 11.521 11.488 11.922 11.818 11.640
Berlabel 000 Ha 2.232 2.562 2.445 2.356 2.250 3.069 1.945 2.490 3.058 3.214 2.562
% 19,33 23,03 20,88 19,69 19,08 26,69 16,89 21,68 25,65 27,20 22.02
Tidak Berlabel 000 Ha % 9.317 80,67 8.563 76,97 9.270 79,12 9.607 80,31 9.543 80,92 8.430 73,31 9.575 83,11 9.575 78,32 8.997 74,35 8.604 72,80 9.077 77.98
Sumber : Ditjen Tanaman Pangan dalam Sayaka (2006) Sayaka (2006) menyatakan bahwa dalam periode 1996-2005, penggunaan benih berlabel di provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan relatif lebih tinggi dari nasional. Penggunaan benih berlabel di Jawa Timur rata-rata telah mencapai 38%, bahkan mendekati 60% mulai tahun 2003. Sedangkan penggunaan benih berlabel di Sulawesi Selatan pada tahun 20042005 lebih tinggi dari nasional yaitu sekitar 30%. Sedangkan Rachman dkk (2004) menyatakan bahwa ketersediaan benih baik dari aspek kualitas maupun kualitas masih harus ditingkatkan di lima provinsi studi yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Sektor pertanian berperan cukup penting dalam perekonomian Jawa Timur. Tabel 2 menunjukkan perkembangan produksi komoditi tanaman pangan wilayah Jawa Timur. Dapat dilihat bahwa padi merupakan komoditi yang paling banyak dihasilkan. Produktivitas padi dalam kurun waktu enam tahun terakhir tidak mengalami perubahan atau peningkatan yang signifikan. Jumlah keseluruhan dari padi ladang dan padi sawah menunjukkan bahwa produksi padi berkisar sembilan juta ton. Hal tersebut perlu ditingkatkan untuk membantu terpenuhinya kebutuhan beras nasional dan mewujudkan upaya swasembada beras berkelanjutan. Dinas Pertanian Jawa Timur menegaskan bahwa upaya peningkatan produksi padi salah satunya dengan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
peningkatan penggunaan benih padi bersertifikat dan penanaman serta pengembangan padi hibrida (www.diperta-jatim.go.id, 2007). Hal tersebut menunjukkan adanya peluang yang potensial bagi pengembangan Usaha Benih Padi Bersertifikat (UBPB) khususnya di wilayah Jawa Timur. Tabel 2. Produksi tanaman pangan Propinsi Jawa Timur (dalam ton) Komoditi
Padi Padi Ladang Padi Sawah Jagung Kacang Hijau Kacang Tanah Kedele Ubijalar Ubikayu/ Ketela Pohon
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
9.224.353 280.961 8.943.392 3.487.735 81.321
8.672.791 303.576 8,369,215 3.529.968 86.747
8.803.878 304.418 8.499.460 3.692.146 77.021
8.914.995 339.384 8.575.611 4.181.550 95.709
9.002.025 358.618 8.643.407 4.133.762 83.245
9.007.265 350.766 8.656.499 4.398.502 95.527
9.346.947 347.176 8.999.771 4.011.182 77.166
180.252
176.889
188.001
194.676
212.325
208.749
218.910
385.212 193.571
349.188 189.666
300.184 168.776
287.205 167.611
318.929 165.039
335.106 150.564
320.205 150.540
3.622.445
4.016.330
3.919.854
3.786.882
3.963.478
4.023.614
3.680.567
Sumber: http://www.database.deptan.go.id, 2007 [16 Februari, 2008] PT Citra Agro Indonesia (Agrindo), yang cakupan wilayah bisnisnya adalah Jawa Timur khususnya Ponorogo dan sekitarnya, berupaya meraih eksistensi dengan aktif melihat dan memanfaatkan peluang usaha yang ada. Agrindo mulai menjalankan UBPB yang diharapkan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian studi kelayakan dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan untuk mengidentifikasi apakah pengembangan UBPB layak untuk dilaksanakan. 1.2. Perumusan Masalah Pasar yang dibidik oleh Agrindo untuk saat ini adalah pemerintah daerah dan badan usaha lain. Target pasar tersebut membawa beberapa konsekuensi bahwa Agrindo harus aktif mencari peluang. Hal ini mengingat investasi untuk pembangunan yang dilakukan pemerintah dirancang sesuai kebutuhan daerah. Terlebih setelah penerapan otonomi daerah, maka besar kecil dan ketersediaan peluang investasi sangat bergantung pada Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah (APBD). Pemanfaatan peluang mendorong adanya diversifikasi bisnis demi keberlangsungan perusahaan. Salah satu bisnis yang dikembangkan adalah UBPB. Perkembangan Agrindo mengindikasikan bahwa permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana kesiapan Agrindo menghadapai situasi bisnis yang tidak menentu. Dalam arti bahwa bisnis yang dijalankan sangat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
tergantung pada perolehan proyek. Akibat proyek yang cenderung bersifat musiman,
perusahaan
cenderung
menghadapi
permasalahan
dalam
pengaturan keuangan. Sementara kegiatan dan biaya operasional perusahaan cenderung tidak menyusut proporsionalnya dengan berkurangnya kegiatan proyek, sehingga aspek keuangan dalam hal ini sangat penting sebagai dasar keputusan investasi. Dalam rangka ekspansi usaha, Agrindo perlu mengkaji sejauh mana kesiapan finansial UBPB yang baru dijalankan. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana kondisi keuangan perusahaan?
2.
Apakah cash flow yang tersedia cukup untuk mengembangkan bisnis baru? Kalau tidak, berapa dan darimana perusahaan mendapatkan pendanaan?
3.
Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan usaha benih padi bagi PT Agrindo? Apakah akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan?
4.
Apakah kondisi perusahaan setelah UBPB menjadi lebih baik?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kekuatan dan kelemahan posisi keuangan perusahaan. 2. Mengetahui kebutuhan dana dan mengevaluasi alternatif sumber dana yang tersedia. 3. Mengetahui tingkat kelayakan dan nilai tambah yang diciptakan pengembangan usaha benih padi. 4. Mengestimasi kondisi perusahaan dengan adanya pengambilan keputusan penerimaan UBPB. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan dalam mengevaluasi
kekuatan
dan
kelemahan
posisi
keuangan.
Sebagai
pertimbangan dalam menyusun strategi dan dasar pengambilan keputusan bagi pengembangan usaha. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan sebagai referensi dan tambahan informasi maupun penelitian selanjutnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Padi Bersertifikat 2.1.1. Pengertian Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Benih yang bermutu adalah hasil dari segala usaha untuk mengatasi hal-hal yang dapat berpengaruh negatif mulai saat benih dibentuk sampai nanti bila ditanam kembali. Hasil benih ini diberi sertifikat sehingga dinamakan benih bersertifikat (Sadjad, 1993). Benih bersertifikat adalah benih yang didalam proses produksinya menerapkan cara dan persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan standar mutu benih baik dalam lapangan maupun laboratorium yang diawasi oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) melalui benih bersertifikat (Sutopo dalam Diana, 2003). Wirawan dan Sri (2002) menjelaskan bahwa berdasarkan tahapan generasi perbanyakan dan tingkat standar mutunya, benih bersertifikat dikelompokkan menjadi empat kelas yakni : 1. Benih Penjenis (Breeder Seed, BS) Benih penjenis adalah benih yang diproduksi dan diawasi oleh pemulia tanaman dan atau oleh instansi yang menanganinya. Benih ini sebagai sumber untuk perbanyakan benih dasar. Khusus untuk benih ini tidak dilakukan sertifikasi tetapi diberikan label warna putih. 2. Benih Dasar (Foundation Seed, FS) Benih dasar merupakan turunan pertama (F1) dari benih penjenis. Benih ini diproduksi dan diawasi secara ketat, sehingga kemurnian varietas dapat terjaga. Benih dasar diproduksi oleh Balai Benih dan prosesnya diawasi dan disertifikasi oleh BPSB. Benih jenis ini diberi label warna putih.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3. Benih Pokok (Stock Seed, SS) Benih pokok adalah keturunan dari benih penjenis atau benih dasar yang diproduksi dan dipelihara sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat terjaga dan memenuhi Standar mutu yang ditetapkan, serta harus disertifikasi sebagai benih pokok oleh BPSB. Benih jenis ini diberi label berlabel ungu. 4. Benih Sebar (Extension Seed, ES) Benih sebar merupakan keturunan benih pokok. Produksinya tetap mempertahankan identitas maupun kemurnian varietas dan memenuhi standar peraturan perbenihan maupun sertifikasi oleh BPSB. Benih ini diberi label sertifikasi berwarna biru. Penggunaan
benih
bersertifikat
memiliki
keunggulan
dibanding dengan benih biasa. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain : 1. Penghematan penggunaan benih. 2. Keseragaman pertumbuhan, pembungaan dan pemasakan buah, sehingga dapat dipanen sekaligus. 3. Rendemen beras tinggi dan mutunya seragam. 4. Meningkatkan mutu produksi beras yang dihasikan. 2.1.2. Pasar Benih Para ahli ekonomi menggambarkan pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sebuah produk atau kelompok produk tertentu. Sedangkan orang-orang bisnis sering menggunakan istilah pasar untuk meliput berbagai pengelompokkan pelanggan (Kotler, 2000). Wirawan dan Sri (2002) menyatakan bahwa dalam skema sistem perbenihan di Indonesia, telah ditentukan lembaga-lembaga yang berkompeten untuk memproduksi setiap jenjang kelas benih bersertifikat. Pengawasan pemasaran dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perbenihan melalui BPSB langsung kepada petani. Dinas Pertanian Tingkat I dan II melakukan pembinaan dan koordinasi kepada BUMN, swasta dan penangkar. Dengan demikian dapat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
diketahui posisi dan peran lembaga pemerintah atau swasta dalam industri tersebut. Hal ini seperti pada Gambar 1 dibawah ini. Pembinaan &
ALUR BENIH
PRODUSEN
Direktorat
Litbang
Jenderal
Pemerinta
Dinas Pertanian
BPSB
Pelepasan Varietas baru (Breeder
BBI
BUMN Swasta
Benih Dasar
BBU Benih Pokok
Benih sebar
Dinas Pertanian
BUMN, swasta,
BBP
BUMN, swasta,
Pemasaran
PETANI
Gambar 1. Skema alur benih, produsen dan pengawas mutu benih Indonesia Keterangan : Pengawasan pemasaran ----------- Sertifikasi Alur benih
BBI = Balai Benih Induk BBU= Balai Benih Utama BBP = Balai Benih Pembantu
Pembinaan & koordinasi Komando
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Rachman dkk (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Sistem Pemasaran Benih dan Pupuk dan Pembiayaan Usaha Tani” menyatakan bahwa struktur pasar benih secara umum dicirikan oleh: 1. Pangsa pasarnya terkonsentrasi pada dua BUMN yaitu PT. Sang Hyang Seri (SHS) dan PT. Pertani; 2. Terdeferensiasi dari segi kualitas, jenis varietas dan tingkatan jenis benih (SS dan ES); 3. Tidak adanya hambatan masuk dan keluar pasar; dan 4. Informasi harga benih menurut jenis dan kualitas relatif mudah diperoleh. Sedangkan kinerja industri perbenihan nasional dicirikan oleh beberapa hal berikut : 1. Pangsa pasar benih yang didominasi oleh padi; 2. Benih unggul bersertifikat dikontrol oleh pemerintah melalui subsidi harga; 3. BPSB bertanggung jawab dalam pengawasan mutu benih, dan PT. SHS dan PT. Pertani merupakan pemasok terbesar kebutuhan benih nasional; 4. Eksistensi pasar benih masih lemah karena sebagian besar (6070%) petani memproduksi benih sendiri untuk kepentingan usaha taninya; dan. 5. Persepsi petani terhadap penggunaan benih bersertifikat merupakan pengembangan sistem perbenihan nasional. Sayaka dkk (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Sistem Perbenihan Komoditas Pangan dan Perkebunan Utama” menyatakan bahwa kinerja industri benih dari penangkar swasta/lokal lebih baik dari PT. SHS dan PT. Pertani. Terbukti pasar benih padi, jagung dan kedelai di Provinsi Jawa Timur yang lebih mencerminkan pasar persaingan sempurna, dimana pangsa pasarnya 60-80% didominasi oleh penangkar swasta/lokal. Alasan petani mengunakan benih bersertifikat disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut:
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
1.
Benih ini mampu memberikan produksi yang lebih tinggi dibanding yang tidak bersertifikat. Dengan penggunaan input produksi yang relatif tidak banyak berbeda, benih padi bersertifikat mampu memberikan produksi sekitar 15%-25% lebih tinggi dari yang tidak bersertifikat.
2.
Penampakan tanaman lebih serempak sehingga lebih memudahkan dalam pemeliharaan.
3.
Dalam memutuskan untuk menentukan jenis benih lebih banyak ditentukan oleh kualitas benih, bukan harga.
4.
Petani cukup akses terhadap benih bersertifikat dimana frekuensi penggunaannya berkisar 1-2 kali dalam setahun. Sedangkan alasan tidak menggunakan benih bersertifikat
adalah tidak adanya jaminan daya tumbuh dan produktivitas benih yang lebih. Selain itu karena akses untuk mendapatkan benih yang sulit khususnya petani yang lokasinya terpencil. 2.1.3. Teknologi Benih Teknologi dalam industri benih diawali dengan perlengkapan yang masih sederhana dan penggeraknya masih bersifat manual. Teknologi benih makin berkembang dan proses produksinya makin mekanis baik di lapang maupun pemrosesannya sesudah panen. Sadjad
(1997)
menggolongkan
industri
benih
berdasarkan
teknologinya menjadi lima tingkat, yaitu: 1. Industri benih Tingkat I, dimana teknologi yang digunakan merupakan teknologi sederhana. 2. Industri Benih Tingkat II, dimana industri telah menggunakan mesin-mesin pembersih. 3. Industri Benih Tingkat III, merupakan industri benih yang telah melaksanakan pemilahan benih yang sudah bersih. Industri benih ini menghasilkan kinerja fisik benih yang prima. 4. Industri Benih Tingkat IV Pada tingkatan industri tingkat IV, benih selain diproduksi seperti pada tingkat III, industri ini selalu berhubungan dengan kegiatan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
penelitian dan pengembangan (litbang) meski belum memiliki sendiri untuk terjamin kelanjutan industrinya. 5. Industri Benih Tingkat V Industri benih tingkat V ini memiliki kemampuan memproduksi benih hasil litbang sendiri. Litbang ini juga melakukan penelititian dan pengembangan teknologi. 2.1.4. Kebijakan Pemerintah Kebijakan yang mendukung sistem perbenihan di Indonesia tercantum dalam UU No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman dan UU Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Sadjad (1993) mengemukakan bahwa sesuai UU No. 12 Tahun 1992 maka dalam komersialisasi benih, benih dari varietas unggul
yang telah dilepas (benih bina) harus melalui
sertifikasi dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan pemerintah. Sertifikasi adalah satu cara pengawasan mutu benih baik di lapangan maupun di laboratorium, untuk menjamin tingkat kemurnian benih dengan pemberian sertifikat/label atas perbanyakan benih dengan peraturan/prosedur yang berlaku. Dasar pelaksanaan sertifikasi tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman. Mugnisjah dan Setiawan (1990) membedakan program perbenihan menjadi tiga, yaitu program perbenihan resmi, semi-resmi dan swasta. Dalam program perbenihan resmi, pemerintah memegang tanggung jawab sepenuhnya dalam mengembangkan program dan mengusahakan agar benih yang bermutu baik tersedia untuk petani. Dalam
program
pemerintah
perbenihan
yang
mampu
semi-resmi
terdapat
menghasilkan,
agen-agen
mengolah
dan
mendistribusikan benih. Sedangkan dalam program perbenihan swasta, peran perusahaan swasta sangat dominan. Oleh karena itu, perlu
adanya
keterlibatan
antara
ketiga
lembaga
dalam
mengembangkan program perbenihan agar tidak terdapat tumpang tindih dan menjamin program berkembang.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2.2. Laporan Keuangan Salah satu cara untuk menilai perkembangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan selama periode tertentu. Sartono (2000) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan bisnis dan investasi. Dengan analisis keuangan dapat diketahui kelemahan dan kekuatan dibidang finansial sehingga membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002). Dalam suatu perusahaan sekurang-kurangnya memiliki tiga macam laporan keuangan, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi yang dan
laporan arus tunai
(Kadarsan dalam Irwan, 2003). 2.2.1. Neraca Neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu. Sisi kiri neraca menunjukkan aktiva perusahaan, sedangkan sisi kanan neraca menunjukkan kewajiban dan ekuitas atau klaim terhadap ekuitas tersebut (Astuti, 2004). Neraca memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu, ekuitas pemegang saham dari pemilik, kewajiban dan modal yang disediakan pemilik (Keown, et al, 2004). Aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan serta aktiva tidak berwujud lainnya. Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal, surplus dan laba yang ditahan (Munawir, 2002).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Komponen neraca Agrindo terdiri dari aktiva dan pasiva. Sisi aktiva terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain. Aktiva lancar dibagi menjadi kas dan setara kas, piutang dan persediaan. Sedangkan pasiva terdiri dari kewajiban baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas. Kewajiban jangka pendek terdiri dari hutang usaha, hutang bank dan beban yang masih harus dibayar (Agrindo, 2007). 2.2.2. Laporan Laba Rugi Astuti (2004) mendefinisikan laporan laba rugi sebagai laporan yang mengikhtiarkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiap kuartal atau setiap tahun. Keown, et al (2004) menyatakan bahwa laporan laba rugi menyajikan informasi keuangan yang dihubungkan dengan lima aktivitas besar usaha, diantaranya : 1. Penghasilan (penjualan), adalah uang yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa perusahaan. 2. Harga pokok penjualan, merupakan biaya produksi atau biaya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa yang akan dijual. 3. Beban operasi yang berhubungan dengan (a) pemasaran dan distribusi produk atau jasa dan (b) administrasi bisnis. 4. Beban
keuangan
dalam
menjalankan
bisnis,
yaitu
bunga
dibayarkan kepada kreditur perusahaan dan pembayaran deviden kepada pemegang saham istimewa. 5. Beban pajak, yaitu jumlah pajak yang ditanggung berdasarkan pajak pendapatan perusahaan. Susunan laporan laba rugi terdiri dari beberapa bagian. Pertama, menunjukkan pendapatan usaha pekerjaan proyek diikuti dengan beban pokok proyek. Kedua, menunjukkan biaya usaha yang terdiri dari biaya administrasi dan umum, biaya gaji dan penyusutan. Ketiga adalah pos lain-lain yang terdiri dari pendapatan lain-lain diikuti beban lain-lain. Keempat adalah pajak pendapatan. Dan terakhir adalah laba atau rugi bersih (Agrindo, 2007).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2.2.3. Laporan Arus Kas Astuti (2004) mendefinisikan bahwa arus kas bersih adalah kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu. Laporan arus kas memisahkan aktivitas menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Aktivitas operasi, yang mencakup kegiatan operasional yang mengakibatkan perubahan kas dan menghasilkan laba bersih. 2. Aktivitas investasi, yang meliputi kegiatan investasi atau membeli dan menjual aktiva tetap. 3. Aktivitas pembiayaan, yang mencakup kas yang diperoleh selama tahun berjalan dengan menerbitkan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang atau saham. Aliran kas merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dan keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Umar (2005) mengemukakan bahwa komponen utama aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi: 1. Aliran kas awal (initial cash flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow). 2. Aliran kas operasional (operational cash flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluran dan penerimaan selama operasi perusahaan. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). 3. Aliran kas akhir (terminal cash flow) merupakan aliran kas dari nilai sisa aktiva tetap yang dianggap sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi dan pengembalian modal kerja awal. 2.3. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dapat dijadikan acuan dalam melihat perkembangan dan proporsi keuangan perusahaan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja serta mengidentifikasi strategi yang dapat dilakukan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
untuk meningkatkan kinerja dimasa datang (Irwan, 2003). Untuk melihat kinerja keuangan dilakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan membandingkan hasil analisis rasio keuangan periode satu dengan lainnya dalam perusahaan yang sama. Rasio yang digunakan adalah: 2.3.1. Likuiditas Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangan yang sudah jatuh tempo (Munawir, 2002). Dalam sebuah analisis keuangan, likuiditas diperlukan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya. Analisis pada aspek likuiditas dapat digunakan
untuk
menganalisa
dan
mengintrepetasikan
posisi
keuangan jangka pendek serta membantu manajemen dalam mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Posisi
keuangan
perusahaan
kuat
apabila
likuiditas
keuangannya baik, dengan kata lain mampu memenuhi kewajibankewajiban tepat pada waktunya saat ditagih, memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal, membayar bunga dan dividen yang dibutuhkan dan memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. 2.3.2. Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Sartono, 2000). Menurut Munawir (2002), suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan didanai, pengunaan hutang dalam membiayai aset-aset perusahan, perbandingan antara utang dan ekuitas digunakan dalam mendanai aktiva dan kemampuan modal sendiri perusahaan maka diperlukan analisis solvabilitas. 2.3.3. Aktivitas Aktivitas menunjukkan kemampuan seluruh aktiva dalam menghasilkan
penjualan
(Astuti,
2004).
Analisis
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
aktivitas
menunjukkan bagaiman perusahaan menggunakan sumber daya atau kekayaan yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Dengan demikian
perusahaan
dapat
memaksimalkan
usahanya
dalam
mencapai laba yang diinginkan. Menurut Sartono (2000), analisis rasio aktivitas usaha menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan. 2.3.3. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba atau mencapai keuntungan selama periode tertentu (Astuti, 2004). Analisis profitabilitas memberikan gambaran tentang kemampuan
perusahaan
dalam
mencapai
target
laba
atau
menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusankeputusan perusahaan. Menurut Munawir (2002), analisis rasio profitabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. 2.4. Kelayakan Usaha 2.4.1. Aspek Pasar dan Pemasaran Husnan dan Suwarsono (2000) menyatakan bahwa analisis pasar dan pemasaran bertujuan untuk memahami berapa besar potensi pasar yang tersedia, berapa bagian yang dapat diraih oleh perusahaan atau usaha yang diusulkan serta strategi pemasaran yang direncanakan untuk memperebutkan konsumen. Menurut Umar (2005), terdapat tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya dan tingkah lakunya dalam pembelian. Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2004) mendefinisikan
pemasaran
sebagai
proses
perencanaan
dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2.4.2. Aspek Teknik dan Teknologi Kadariah (2001) menjelaskan bahwa aspek teknik meliputi evaluasi tentang input dan output dari barang dan jasa yang akan diperlukan dan diproduksi oleh proyek. Hal-hal penting yang menyangkut aspek teknis adalah : 1. Lokasi proyek, yakni dimana proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. 2. Besar skala operasi/produksi yang ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. 3. Kriteria pemilihan mesin dan peralatan utama serta alat pembantunya. 4. Cara proses produksi dilakukan dan layout pabrik dipilih. 5. Jenis teknologi yang digunakan. 2.4.3. Aspek Hukum dan Kebijakan Husnan dan Suwarsono (2000) menyatakan bahwa aspek hukum mempelajari tentang bentuk usaha yang dipergunakan, jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya. Umar (2005) menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis diyakini layak dari sisi yuridis dapat dipelajari dari berbagai sisi pendekatan. Diantaranya adalah siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan dilaksanakan, dimana dan bagaimana bisnis akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.4.4. Aspek Manajemen Husnan dan Suwarsono (2000) menjelaskan bahwa aspek manajemen
mempelajari
tentang
manajemen
dalam
masa
pembangunan proyek dan manajemen dalam operasi. Manajemen baik dalam pembangunan proyek bisnis maupun implementasi rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen lainnya. Manajemen berfungsi untuk aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
pelaksanaan dan pengendalian (Umar, 2005). Hal yang perlu dianalisis dalam aspek manajemen, yaitu bentuk organisasi, kebutuhan SDM, spesifikasi jabatan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dan sistem penggajian. 2.4.5. Aspek Finansial Menurut Umar (2005) bahwa tujuan menganalisis
aspek
keuangan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan
biaya
membandingkan
dan
antara
manfaat pengeluaran
yang dan
diharapkan,
dengan
pendapatan,
seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Pada umumnya ada empat metode yang dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode Payback Period, Net Present Value, Internal Rate Of Return, Profitability Index serta Break Event Point. Selain itu, digunakan analisis sensitivitas untuk memperkirakan ketidakpastian dalam proyek bisnis. Payback period adalah banyaknya tahun yang diperlukan untuk mengembalikan pengeluaran kas awal (Keown,et al, 2004). Net present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara present value kas bersih dengan present value investasi selama umur investasi. NPV digunakan
untuk melihat
manfaat bersih sekarang dari suatu kegiatan usaha. Internal rate of return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. IRR merupakan tingkat suku bunga yang menunjukkan jumlah sekarang netto NPV sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi kegiatan atau discount rate yang membuat NPV sama dengan nol. Profitability Indeks (PI) merupakan rasio nilai arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal. Break Event Point ( analisis pulang pokok) adalah suatu alat analisis yang digunakan ntuk
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
mengetahui hubungan antar beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan. Analisis
sensitivitas
adalah
proses
untuk
menentukan
bagaimana distribusi dari pengembalian yang mungkin untuk proyek tertentu terpengaruh oleh perubahan di dalam variabel masukan tertentu (Keown, et al, 2004). Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat pengaruh apa yang akan terjadi akibat dari perubahan input terhadap nilai output di akhir perhitungan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan menghadapi tantangan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan manajemen secara berkesinambungan, perusahaan harus mampu mengoptimalkan sumber pemasukan dari beberapa unit bisnisnya. Perusahaan juga harus mengantisipasi dan menyiapkan rencana ketika terjadi penurunan perolehan pengerjaan proyek. Karena hal ini akan berpengaruh pada pendanaan operasional dan investasi perusahaan. Dalam melihat efektivitas keputusan investasi dan keputusan pembiayaan, kondisi keuangan perusahaan dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Budiman (2006) menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan, baik dalam pencapaian laba; pembiayaan yang efisien; penjualan maksimum dan kondisi perusahaan yang sehat, maka perusahaan harus meningkatkan kinerja keuangannya. Penilaian kinerja keuangan adalah salah satu upaya untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengelola keuangannya. Keputusan investasi atau pengembangan usaha setidaknya didukung dengan sebuah analisis layak tidaknya usaha tersebut untuk dijalankan. Tujuan diadakannya analisis proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Putera (2006) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek mempunyai tujuan untuk menilai suatu proyek apakah bisa memberikan manfaat bagi yang akan melaksanakan proyek tersebut dan untuk menilai kemantapan bisnis yang akan dijalankan perusahaan. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada dalam Gambar 2.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Agrindo
Peluang dan ancaman UBPB
Evaluasi kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan
Pasar dan Rasio Likuiditas
Teknik dan
Rasio Solvabilitas
Hukum
Rasio Aktivitas
Manajemen
Rasio
Finansial
UBPB
Kelayakan UBPB
Sumber Dana
Analisis Rasio Proforma
Pengembangan Usaha Gambar 2. Kerangka pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan sebagai pertimbangan investasi UBPB. Kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan dilihat dari segi likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas perusahaan. Keempat hal tersebut dapat dijadikan landasan dalam melihat perkembangan kondisi keuangan perusahaan. Peluang dan ancaman UBPB dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, teknik dan teknologi, hukum dan kebijakan, manajemen dan finansial. Kelayakan UBPB dianalisis menggunakan studi kelayakan baik dari aspek non finansial maupun finansial. Analisis non finansial dilakukan dengan deskriptif dan intrepetatif. Analisis finansial dilakukan dengan menghitung
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), Break Even Point (BEP) dan Sensitivitas. Kebutuhan dana untuk merealisasikan investasi dapat terpenuhi apabila terdapat sumber dana yang mendukung. Dengan melakukan evaluasi atas alternatif sumber dana yang akan digunakan perusahaan maka dapat diketahui kelebihan dan kekurangan penggunaan sumber dana tersebut. Kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan setelah adanya UBPB dilihat melalui analisis rasio terhadap laporan proforma. Analisis yang dilakukan secara teknis sama dengan analisis rasio keuangan, tetapi menggunakan proyeksi dan konsolidasi. Menurut Sundjaja dan Inge (2003), laporan proforma merupakan proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laba rugi suatu perusahaan. Dengan demikian dapat diketahui juga perubahan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah adanya UBPB. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yaitu pada PT Citra Agro Indonesia (Agrindo) di Jalan Batoro Katong 237, Ponorogo, Jawa Timur. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan karena adanya kesediaan perusahaan dijadikan bahan kajian studi tugas akhir. Sebelumnya telah dilakukan pra penelitian dengan bentuk magang kerja pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2007. Informasi yang diperoleh selama magang digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan topik penelitian. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2008. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari laporan keuangan, laporan manajemen dan arsip Agrindo. Data sekunder bersumber dari studi pustaka baik dari skripsi, jurnal, buku, surat kabar, internet dan literatur maupun informasi dari beberapa instansi terkait. 3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan untuk penelitian diperoleh melalui beberapa cara.
Pertama,
survei
yaitu
dengan
mengajukan
pertanyaan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
atau
mewawancarai orang-orang dan merekam jawabannya untuk dianalisis. Pihak manajemen yang diwawancarai yakni direktur utama, kabid keuangan dan koordinator produksi bibit dan benih. Pihak eksternal antara lain kepala satgas dan petugas BPSB (Madiun, Ponorogo, Magetan dan Nganjuk). Kedua, observasi yaitu mencatat informasi yang disaksikan selama penelitian. Ketiga yakni studi kepustakaan. 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran dari aspek-aspek non finansial yang berkaitan dengan pengembangan usaha benih padi. Pengolahan data kualitatif dilakukan secara deskriptif dan interpretatif. Aspek-aspek tersebut diantaranya adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi, hukum dan kebijakan dan manajemen. 3.5.2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif yakni dengan melakukan evaluasi kinerja keuangan untuk memperoleh gambaran kekuatan dan kelemahan posisi keuangan perusahaan. Analisis ini sebagai evaluasi sejauh mana
keberhasilan
manajemen
perusahaan
dalam
mengelola
keuangannya. Sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam keputusan pembiayan dan investasi. Untuk mengkaji kelayakan investasi perusahaan dalam proyek benih maka dilakukan analisis kelayakan finansial. Kemudian hasil analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif. Hal yang dilakukan berkenaan dengan kinerja keuangan dan aspek finansial yaitu dengan menghitung rasio keuangan dan kriteria penilaian investasi menggunakan alat bantu Microsoft Office Excel 2003. 3.5.2.1. Kinerja Keuangan 1. Analisis Likuiditas Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
saat jatuh tempo. Rasio yang dianalisis adalah Rasio Lancar (Current Ratio/CR), dimana rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dirumuskan dengan : Aktiva lancar CR
=
…...…..………. (1)
X 100 %
Hutang lancar
Rasio Cepat (Quick Ratio/QR), menunjukkan likuiditas
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban-
kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Dirumuskan dengan : QR =
Aktiva lancar - Persediaan Hutang lancar
X 100 ………..….……(2 ) %
2. Analisis Solvabilitas Rasio memenuhi
solvabilitas kemampuan
merupakan suatu
rasio
untuk
perusahaan
dalam
membayar hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: Rasio hutang (Debt to Total Asset Ratio/DTAR) menunjukkan
proporsi
antara
total
hutang dengan
kekayaan perusahaan yang dimiliki. Dirumuskan dengan : DTAR =
Total Hutang Total Aktiva
X 100 % …….………………(3)
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) Menunjukkan perbandingan antara utang dan ekuitas yang digunakan dalam mendanai aktiva dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Dirumuskan dengan : DER =
Total Hutang Total Ekuitas
X 100 %
...…………………(4)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3. Analisis Aktivitas Rasio aktivitas memperlihatkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh penjualan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Rasio Perputaran Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio/TATOR) Rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan seluruh asset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan penjualan/pendapatan. Dirumuskan dengan : TATOR =
Penjualan / Pendapatan Total Aktiva
X 100 % ………...… (5)
Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over Ratio/WCTR) Rasio
digunakan
untuk
menguji
tingkat
efisiensi
penggunaan modal kerja, yakni berapa banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan tiap rupiah modal kerja. Dirumuskan dengan : WCTR =
Penjualan Modal Kerja Bersih
X 100 %
.……….….(6)
4. Analisis Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return of Equity) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atas modal yang ditanam oleh pemilik modal. Dirumuskan dengan : ROE =
Laba Bersih
X 100 %
…..…………... (7)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Total Modal Rasio
Tingkat
Pengembalian
Investasi
(Return
of
Investment/ROI ) Rasio ini menunjukkan hasil yang dicapai dari investasi yang ditanam dalam perusahaan oleh investor. ROI digunakan sebagai peringatan dini atas tindakan yang perlu diambil agar perusahaan dapat berjalan lancar dan terus menghasilkan keuntungan. Dirumuskan dengan : ROI
=
Laba Bersih
X 100 %
………………... (8)
Total Aktiva 3.5.2.2. Kelayakan Finansial Kriteria investasi yang dapat digunakan yakni perhitungan dengan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), Break Event Point (BEP) dan Sensitivitas. 1. Metode Perolehan Pemulihan (Payback Period) Payback Period adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengembalikan investasi awal suatu proyek. Untuk memudahkan pilihan diterima atau ditolaknya suatu proyek maka digunakan metode periode
pengembalian
diskonto.
Metode
tersebut
menggunakan arus kas bersih yang didiskonto yang dirumuskan dengan: t
PBP = PBP = T : å CFt - Io = 0 n =1
...................…. (9)
Dimana : PBP = Pay Back Period CFt = Arus kas pada tahun ke-t Io = Jumlah investasi awal Kriteria : PBP > periode pembayaran maksimum: usaha tidak layak PBP < periode pembayaran maksimum: usaha layak
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2. Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah selisih antara present value
dari
investasi
dengan
nilai
sekarang
dari
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Rumus perhitungan NPV adalah : n
ACFt
NPV = ∑
Dimana: k
t=1
(1+k)t
- I0
……………………..(10)
= tingkat diskonto yang tepat; yaitu tingkat pengembalian yang disyaratkan atau biaya modal
n
= usia proyek yang diharapkan
ACFt = arus kas bebas tahunan pada periode waktu t Io
= Investasi awal
Kriteria : NPV ≥ 0,0: usaha layak , NPV < 0,0: usaha tidak layak 3. Internal Rate Of Return (IRR) Internal Rate Return adalah suatu teknik untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai kas sekarang arus kas masuk dengan investasi awalnya. Dirumuskan dengan : n
Io = ∑ t=1
ACFt
…………………….. (11) t
(1+IRR)
Dimana: ACFt = Arus kas bebas tahunan pada periode waktu t n
= Usia sebuah proyek
IRR = Tingkat pengembalian internal proyek Io
= Investasi awal
Kriteria : IRR ≥ tingkat pengembalian yang berlaku: usaha layak
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
IRR < tingkat pengembalian yang berlaku: usaha tidak layak. 4. Profitability Index (PI) Profitability Index adalah rasio nilai arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal. Profitability Index (PI) atau Indeks Keuntungan dirumuskan dengan: ACFt
n
∑ (1 + k)t
t=1
PI
=
………………….....(12)
Io Dimana: ACFt= arus kas tahunan setelah pajak pada periode t k
= tingkat diskonto yang tepat
Io
= pengeluaran kas awal
n
= periode analisis usaha
Kriteria : PI ≥ 1,0 : usaha layak, PI < 1,0 : usaha tidak layak 5. Break Event Point (BEP) Titik impas (Break Event Point) adalah kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan sehingga pada saat itu perusahaan tidak mengalami keuntungan mauun kerugian. Dirumuskan dengan: TR=TC Atau Q.P = FC + VC.X BEP(Rp)
=
BEP(q)
=
FC (1 – VC)/P FC
…….……..….. (13) ……………..…(14)
P - VC
Dimana : BEP(Rp)
= titik impas untuk total harga
BEP(q)
= titik impas untuk total jumlah yang diproduksi
P
= Harga jual per unit
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
FC
= Fixed Cost
VC
= Variabel Cost
6. Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan teknik analisis untuk menguji secara sistematis apa yang terjadi pada penerimaan total apabila terjadi perubahan-perubahan yang tidak terduga yang berbeda dengan perkiraan dalam perencanaan. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan dengan mengubah suatu unsur atau dengan mengkombinasikan unsur lain, kemudian menentukan pengaruh pada hasil analisis
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
1V. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Citra Agro Indonesia (Agrindo) didirikan oleh Joko Wijayanto, SE. Agrindo berawal dari usaha perdagangan yang dijalankan dengan komoditi utamanya adalah tanaman perkebunan. Adanya perkembangan usaha mendorong pemilik untuk merubah status usaha menjadi berbadan hukum Persekutuan Komanditer. Badan usaha tersebut didirikan pada tahun 1994 dengan nama CV. Citra Pembangunan Indonesia (CPI). CPI didirikan atas dasar kerjasama yang dibangun bersama dengan sekutu Sri Utami, SE. Perubahan
status
menjadi
berbadan
hukum
semakin
menguatkan posisi bisnis CPI. Nama CPI mulai dikenal dan diperhitungkan utamanya oleh kalangan pengusaha lokal Ponorogo. Pada tahun 2005, status hukum perusahaan berubah menjadi badan hukum Perseroan Terbatas (PT). Perubahan tersebut secara hukum dinyatakan dengan Akta Notaris Sri Ampeni.S, SH No 03 tanggal 18 Januari 2005. Kemudian dikuatkan dengan Surat Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor C-03918 HT.01.01.TH.2005, tanggal 16 Februari 2005. Dengan adanya perubahan tersebut Agrindo berupaya meraih eksistensi dan kinerja perusahaan yang lebih baik. 4.1.2. Kegiatan Bisnis Secara garis besar core bisnis dari Agrindo adalah usaha dalam bidang Agrobusiness dan Supplier. Strategi utama bisnis dari Agrindo untuk saat ini adalah keikutsertaan dalam proyek atau tender yang diadakan oleh instansi pemerintah atau swasta. Bisnis yang dijalankan oleh Agrindo dapat digolongkan menjadi tiga kategori utama antara lain :
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
1. Agrobisnis Komoditi bisnis Agrindo meliputi tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan. Usaha ini ditujukan untuk memenuhi permintaan baik lokal maupun nasional, dengan pihak swasta ataupun pemerintah. Bisnis yang dijalankan antara lain : a. Bidang usaha penyediaan benih dan bibit untuk tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan. Agrindo membuka diri dalam menjalin kerjasama pengadaan benih dan bibit baik untuk proyek maupun non proyek. Agrindo telah berperan dalam pengembangan sektor kehutanan salah satunya dengan terlibat dalam Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN). b. Jual beli hasil tanaman pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian yang diperdagangkan seperti beras, jagung dan kedelai. Sedangkan tanaman hasil perkebunan diantaranya seperti jeruk keprok siem, kopi, cengkeh dan jenis palawija lainnya. c. Industri pupuk organik (bokhasi) Pupuk bokhasi merupakan pupuk olahan dari bahan organik atau dari hasil limbah hewan ternak. Bahan alami yang terkandung dalam pupuk organik memberikan manfaat bagi pertumbuhan tanaman dan tentunya lebih ekonomis. 2.
Proyek konstruksi Kegiatan konstruksi yang dijalankan sebagian besar berorientasi untuk proyek fisik yang diadakan oleh instansi pemerintah. Meskipun terdapat beberapa kegiatan konstruksi yang dijalankan atas permintaan swasta. Beberapa kegiatan konstruksi yang telah dilaksanakan oleh Agrindo antara lain: 1. Pembangunan screenhouse untuk tempat pembenihan; 2. Peningkatan dan rehabilitasi baik jalan maupun gedung; 3. Pembangunan perumahan Graha Citra Mandiri di Ponorogo; 4. Pembangunan SPBU;dan kegiatan konstruksi lainnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3.
Perdagangan umum Perdagangan yang dijalankan oleh Agrindo cenderung melihat peluang pasar yang sedang meningkat atau fleksibel. Dengan demikian usaha ini sifatnya melihat peluang dan permintaan pasar. Beberapa diantaranya adalah jasa pengadaan barang, alat peraga pertanian, jual beli tanah kapling, dll. Berikut gambar tentang kegiatan bisnis yang dijalankan oleh Agrindo.
Gambar 3. Kegiatan bisnis Agrindo Agrindo menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik instansi pemerintah, swasta usaha maupun kelompok tani untuk mendukung upaya bisnisnya. Bentuk kerjasama tersebut antara lain kerjasama intiplasma, pendampingan, kemitraan dan bagi hasil. 4.1.3. Tujuan Perusahaan Secara garis besar bahwa tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah menjadi perusahaan yang maju, mandiri dan dinamis serta memberi manfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan bersama. Adapun visi dan misi perusahaan adalah: Visi 1. Meningkatkan
komoditi
unggulan
sektor
pertanian
yang
berkualitas. 2. Menjadi mitra usaha terpercaya dalam pengembangan potensi sektor pertanian di Indonesia.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Misi 1. Misi Sosial : Meningkatkan kesejahteraan ekonomi bersama mitra usaha dan masyarakat melalui pengembangan usaha dalam sektor pertanian. 2. Misi Bisnis Secara ekonomi mampu menghasilkan profitabilitas yang tinggi sesuai kapasitas dan kinerja perusahaan yang optimal dengan upaya membangun iklim kerja yang kondusif, nyaman dan kekeluargaan. 3. Misi Pembangunan Sektor Pertanian Membantu
dan
mendukung
program
pemerintah
dalam
peningkatan kualitas disektor pertanian. 4.1.4. Organisasi Perusahaan Sistem pengelolaan bisnis yang dijalankan oleh Agrindo adalah pemilik sekaligus sebagai pengelola. Pemilik sebagai direktur utama membawahi beberapa direktorat. Masing-masing direktorat membawahi beberapa staf. Sedangkan karyawan yang dipekerjakan terdiri dari karyawan tetap dan tidak tetap. Karyawan tetap adalah para tenaga kerja kantor dan pelaksana teknis yang menjadi penanggung jawab harian. Karyawan tidak tetap adalah tenaga kerja harian atau buruh yang dipekerjakan untuk masa tertentu. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 1. Secara garis besar dalam pelaksanaan operasional, dibentuk beberapa tim yang dikoordinir oleh satu orang. Hal ini untuk memudahkan pengaturan sumber daya karyawan dan transaksi keuangan. Kordinator tersebut diberi kepercayaan untuk mengatur tenaga
kerja
perkembangan
dibawahnya kepada
dan
bagian
harus keuangan.
memberikan Selanjutnya
laporan untuk
disampaikan kepada direktur utama seperti yang terlihat pada Gambar 4. Koordinator tersebut diantaranya adalah bagian produksi bibit dan benih, konstruksi dan administrasi kantor.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Gambar 4. Pelaksana operasional perusahaan 4.2. Gambaran Umum Kondisi Keuangan Perusahaan Secara garis besar kondisi keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pendapatan perusahaan terdiri dari pendapatan proyek (lebih dari 95%) dan lainnya seperti jual beli hasil pertanian dan perkebunan serta perdagangan umum. Pada Tabel 3 dapat dilihat perkembangan pendapatan proyek dalam lima periode terakhir. Aktivitas yang paling mencolok yakni pada tahun 2005. Dimana perusahaan mengalami penurunan usaha karena tidak adanya perolehan pekerjaan proyek. Perusahaan mendapatkan laba bersih tertinggi pada tahun 2004 dan rugi pada tahun 2005. Dimana rata-rata persentase laba terhadap pendapatan usaha sebesar 8,87 %. Tabel 3. Laporan laba rugi PT. Citra Agro Indonesia (2003-2007) (000 Rp) Komponen Pendapatan usaha: Pengadaan bibit jeruk Pengadaan bibit jati Pengadaan bibit MPTS&Tan.Unggulan Pengadaan pupuk organik Pengadaan benih padi dan jagung Pengadaan bibit penghijauan Total Penerimaan Beban Pokok Proyek Biaya Usaha Laba Usaha Pendapatan lain-lain Beban lain-lain Laba Bersih sebelum pajak Pajak Laba(Rugi) Bersih
2003
2004
2005
2006
2007
560.705 1.918.771 1.004.671
3.484.147 2.420.657 235.550 827.939 4.417 (8.458) 823.898 (229.669) 594.228
779.849 5.005.635
1.017.115
5.785.485 4.360.824 354.592 1.070.068 5.184 (11.832) 1.063.420 (301.526) 761.894
1.017.115 787.612 117.870 111.632 -
120.671 (120.671) 20.800 (28.352) (128.223) (128.223)
111.632 (15.989) 95.642
Sumber : Laporan keuangan PT. Citra Agro Indonesia
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2.871.643 1.500.000 400.000 211.650 4.983.293 4.491.220 181.565 310.507 310.508 (75.652) 234.855
Aktiva perusahaan mengalami fluktuasi tiap tahun. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 4 Laporan neraca Agrindo. Aktiva tertinggi diperoleh perusahaan pada tahun 2004 sebesar Rp 5.736.317,-. Kondisi ini disebabkan karena adanya peningkatan kas, piutang dan persediaan yang dimiliki perusahaan. Pada tahun 2005 perusahaan menjual beberapa aset untuk meningkatkan kas perusahaan. Kondisi aktiva terendah yakni pada tahun 2006 menjadi sebesar Rp 3.670.642.610,-. Kewajiban perusahaan menunjukkan nilai yang berfluktuasi. Pada tahun 2005 perusahaan memiliki nilai kewajiban tertinggi dibanding tahun sebelum dan sesudahnya. Hal ini karena perusahaan tidak mendapatkan pekerjan proyek sementara perusahaan masih memiliki tanggungan kewajiban pada tahun berjalan. Kondisi tersebut juga memicu turunnya ekuitas perusahaan. Sehingga perusahaan melakukan penarikan modal untuk melakukan pendanaan dan pembiayaan operasional. Sedangkan nilai kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode tahun 2007 sebesar Rp 1.306.944.776,-. Tabel 4. Laporan Neraca PT Citra Agro Indonesia (2003-2007) (000 Rp) Komponen
AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Piutang Persediaan Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap (nilai buku) Aktiva Lain-Lain TOTAL AKTIVA PASIVA Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Jumlah Kewajiban EKUITAS Modal Jumlah Ekuitas TOTAL PASIVA
2003
2004
2005
2006
2007
359.743 143.765
764.556 235.747
1.591.399 125.536
1.275.513
1.306.945 57.000
150.252 653.761 3.962.260
842.781 2.559.717 2.014.746 198.040 4.772.503
325.000 1.600.513 1.872.089 198.040 3.670.643
15.000 1.378.945 2.670.911
4.616.021
750.862 1.751.165 3.787.113 198.040 5.736.317
909.098
1.267.500
1.622.503
909.098
1.267.500
150.000 1.772.503
575.000 575.000
565.000 815.000
3.706.923 3.706.923
4.468.817 4.468.817
3.000.000 3.000.000
3.095.643 3.095.643
3.234.855 3.234.855
4.616.021
5.736.317
4.772.503
3.670.643
4.049.855
4.049.855
250.000
Sumber : Laporan keuangan PT. Citra Agro Indonesia
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
4.3.Analisis Rasio Keuangan 4.3.1. Analisis Likuiditas Analisis pada aspek likuiditas dapat digunakan untuk menganalisa dan mengintrepetasikan posisi keuangan jangka pendek serta membantu manajemen dalam mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Rasio likuiditas dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat pada aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan. Analisis likuiditas meliputi analisis rasio lancar dan cepat. Rasio likuiditas dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5. Rasio likuiditas periode 2003-2007 (%) Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Rataan
Rasio Lancar 71.91 138.16 157.76 -* 551.58 229.85
Rasio Cepat 55.39 78.92 105.82 -* 545.58 196.43
*nilai rasio tidak dihitung karena tidak terdapat hutang lancar a. Rasio Lancar Rasio lancar bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan hasil perhitungan, rataan rasio adalah 229,85% dengan catatan tidak dilakukan perhitungan untuk tahun 2006. Nilai rataan ini berarti bahwa setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2,30,-. Dengan standar nilai dua, maka dapat dilihat bahwa perusahan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan mempunyai keadaan yang aman bagi kreditur jangka pendek. b. Rasio Cepat Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang yang paling likuid untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat perusahaan menunjukkan kondisi yang berfluktuasi. Nilai
rataan
yang
diperoleh
adalah
196,43%
tanpa
memperhitungkan rasio tahun 2006. Angka tersebut berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin oleh Rp 1,96,- aktiva lancar.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Rasio tahun 2006 tidak dapat diolah karena perusahaan tidak memiliki kewajiban jangka pendek. Dengan standar umum satu maka dapat dikatakan perusahaan berada dalam kondisi yang likuid. 4.3.2. Analisis Solvabilitas Analisis solvabilitas diukur untuk mengukur kemampuan perusahan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam analisis ini yang diukur adalah rasio hutang dan rasio hutang terhadap ekuitas. Rasio ini disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Rasio solvabilitas periode 2003-2007 (%) Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Rataan
Rasio Utang 19.69 22.10 37.14 15.66 20.12 22.94
Rasio Utang Terhadap Ekuitas 24.52 28.36 59.08 18.57 25.19 31.15
a. Rasio Hutang (DTAR) Rasio ini mengukur besarnya total aktiva yang dibiayai dari pinjaman. Berdasarkan hasil perhitungan, rasio hutang perusahaan mengalami fluktuasi. Rasio mengalami peningkatan pada tahun 2005. Nilai rataan rasio yang didapat adalah 22,94%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang sebesar 22,94%. Dengan demikian risiko yang harus ditanggung perusahaan tidak terlalu besar dan mengindikasikan bahwa perusahaan membiayai operasional usahanya dari modal sendiri. b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (DER) Rasio total hutang terhadap modal menunjukkan proporsi hutang yang dapat dijamin dengan ekuitas. Perkembangan rasio ini menunjukkan angka yang berfluktuasi. Rataan rasio sebesar 31,15% yang berarti setiap satu rupiah modal perusahaan dapat menjamin hutangnya sebesar Rp 0,3115. Hal ini menunjukkan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
bahwa
kemampuan
ekuitas
perusahaan
untuk
menjamin
kewajibannya cukup baik. Rata-rata yang kurang dari 100 menunjukkan baiknya kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajibannya. Dengan demikian tingkat keamanan perusahaan cukup bagus berdasarkan rasio ini. 4.3.3. Analisis Aktivitas Analisis aktivitas dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan
kegiatan
operasional
perusahaan.
Rasio
yang
digunakan adalah rasio perputaran aktiva dan rasio perputaran modal kerja seperti terlihat dalam Tabel 7. Tabel 7. Rasio aktivitas periode 2003-2007 (%) Tahun 2003 2004 2005 2006 2007
Rasio Perputaran Aktiva 75.58 100.95 0.44 27.71 123.05
Rasio Perputaran Modal Kerja 94.11 129.58 0.69 32.86 154.05
Rataan
65.54
82.26
a. Rasio Perputaran Aktiva (TATOR) Rasio perputaran aktiva menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh untuk setiap rupiah total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rataan rasio ini adalah 65,54%. Angka ini berarti setiap
satu
rupiah
total
aktiva
yang
dimanfaatkan
akan
menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,66. Dengan demikian perusahaan telah mengelola aktivanya secara efisien. b. Rasio Perputaran Modal Kerja (WCTR) Perputaran modal kerja menggambarkan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari setiap modal kerja yang digunakan. Rata-rata rasio ini adalah sebesar 82,26%. Angka ini berarti setiap satu rupiah modal kerja yang digunakan, perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar sebesar Rp 0,82. Nilai positif menunjukkan perusahan efisien dalam menggunakan modal kerja.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
4.3.4. Analisis Profitabilitas Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen suatu perusahaan dalam mencapai keuntungan selama periode
tertentu.
Analisis
profitabilitas
dilakukan
dengan
menggunakan rasio tingkat pengembalian investasi dan tingkat pengembalian ekuitas seperti terlihat pada Tabel 8. Hasil rasio tersebut dibandingkan dengan suku bunga deposito rata-rata empat bank yakni BTN, Bukopin, Danamon dan BRI sebesar 6% untuk periode 12 bulan (sumber: www.bisnis indonesia.com, 2008). Tabel 8. Rasio profitabilitas periode 2003-2007 (%) Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Rataan
ROE 16,03 17,05 (4,27) 3,09 7,26 7, 83
ROI 12,87 13,28 (2,69) 2,61 5,80 6, 37
a. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atas modal yang ditanam oleh pemilik modal. Nilai ROE menunjukkan angka yang negatif pada tahun 2005. Penurunan nilai tersebut dikarenakan kekosongan pendapatan proyek yang menjadi indikator utama dalam keberlangsungan perusahaan. Sehingga terjadi penarikan atas modal perusahaan. Rataan yang diperoleh untuk nilai ROE dalam lima tahun terakhir adalah sebesar 7,83%. Artinya setiap satu rupiah ekuitas/modal mampu menghasilkan keuntungan Rp 0,08,-. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan menghasilkan laba yang cukup baik karena nilai tersebut diatas suku bunga deposito. b. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) ROI
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan keuntungan atas investasi yang ditanamkan ke dalam perusahaan. Selain itu untuk melihat bagaimana efektifitas dari
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
keseluruhan operasi perusahaan. Secara rata-rata nilai ROI perusahaan dalam lima tahun terakhir menunjukkan nilai positif yakni 6,37%. Hal tersebut berarti setiap satu rupiah aktiva yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan Rp 0,064,-. Apabila dibandingkan dengan suku bunga deposito rata-rata yang berlaku, maka nilai ini mengindikasikan bahwa perusahaan masih mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan apabila investor menyimpan dananya sebagai deposito. Rasio menunjukkan nilai positif kecuali pada tahun 2005. Penurunan nilai tersebut dikarenakan kekosongan pendapatan proyek yang menjadi indikator utama dalam keberlangsungan perusahaan. Tetapi perusahaan mampu membenahi pendapatannya pada tahun 2007 sehingga rasio meningkat menjadi 5,8%. Peningkatan ini dikarenakan perusahaan mampu meningkatkan laba dari aktivitas proyek yang juga meningkat. Berdasarkan gambaran umum kondisi keuangan perusahaan bahwa pendapatan perusahaan berfluktuasi tergantung perolehan proyek. Hasil analisis likuiditas menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek. Analisis solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu memenuhi kewajibannya. Analisis aktivitas menunjukkan bahwa perusahaan telah efisien dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki. Analisis profitabilitas menunjukkan nilai yang cukup baik meskipun terdapat nilai yang negatif untuk periode tahun 2005. Secara keseluruhan rata-rata nilai analisis menujukkan bahwa kinerja keuangan Agrindo untuk periode 2003-2007 terbilang baik. 4.4. Analisis Kelayakan Usaha Benih Padi Bersertifikat 4.4.1. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran diperlukan untuk menilai sejauh mana potensi bisnis tersebut untuk dijalankan. Analisis terhadap aspek ini menjadi perhatian pertama agar dapat diketahui sejauh mana
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
peluang dan pangsa pasar yang tersedia. Dengan demikian perusahaan mampu menempatkan diri dalam pasar sasaran yang diinginkan. 1. Bentuk Pasar Bentuk pasar produsen untuk usaha benih padi adalah pasar persaingan sempurna. Hal ini didasari pada penelitian Sayaka dkk pada tahun 2006 dimana salah satu studi kasusnya di Jawa Timur. Pada jenis pasar ini, jumlah produsen tidak terbatas karena pada dasarnya industri ini dapat dijalankan oleh berbagai pihak selama mereka mampu. Sedangkan bentuk pasar konsumen yang dipilih yakni pasar penjual kembali (reseller). Hal ini karena perusahaan telah memiliki networking dalam pasar reseller sehingga memudahkan dalam penjualan. Selain itu, perusahaan masih terkendala dalam pemasaran secara langsung kepada konsumen karena benih yang dipasarkan adalah benih dengan merek baru. 2. Kecenderungan Permintaan dan Penawaran Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas dan Kepala BPSB Satuan Tugas (Satgas) Madiun diperoleh informasi bahwa budaya tani di Wilayah Kerja Pengawasan Benih (WKPB) Madiun (Madiun, Magetan, Nganjuk, Ngawi, Pacitan dan Ponorogo) cukup maju. Kesadaran petani terhadap pentingnya benih bermutu cukup baik.
Diperkirakan
bahwa
persentase
penggunaan
benih
bersertifikat berkisar 60%. Tabel 9 dibawah ini menunjukkan kebutuhan benih padi berdasarkan luas tanam padi pada lahan sawah. Dengan asumsi penggunaan benih 30 kg/Ha, maka dapat diperkirakan bahwa kebutuhan benih berkisar 10.679 ton. Dengan demikian proyeksi permintaan potensial benih bersertifikat adalah sebesar 6.407,24 ton/musim panen. Tabel 9. Perkiraan kebutuhan benih pada lahan sawah No 1 2 3 4 5
Wilayah Madiun Magetan Nganjuk Ngawi Pacitan
Luas Tanam (Ha)* 63.119 40.885 72.472 103.916 16.469
Kebutuhan Benih (ton)** 1.894 1.227 2.174 3.117 494
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
6
Ponorogo TOTAL
59.097 355.958
1.773 10.679
* sumber: www.diperta-jatim.go.id, 2006 ** asumsi penggunaan benih 30 kg/Ha
Berdasarkan data BPSB Madiun bahwa jumlah penangkar benih baik swasta maupun pemerintah wilayah se WKPB Madiun pada tahun 2004 adalah sebanyak 60 penangkar. Dengan rata-rata peningkatan setiap tahunnya sebesar 5% maka pada tahun 2008 diprediksikan bahwa jumlah penangkar benih padi berkisar sebanyak
75
penangkar.
Informasi
benih
lulus
uji
dari
laboratorium BPSB menyebutkan bahwa dalam satu kali masa panen, rata-rata total benih yang diproduksi oleh 14 penangkar adalah 600,11 ton. Dengan demikian rata-rata penangkar mampu memproduksi benih padi sebanyak 43 ton, sehingga diproyeksikan penawaran benih padi sebesar 3.225 ton/masa panen. Tabel
10
menunjukkan
proyeksi
penawaran
dan
permintaan potensial benih padi dengan asumsi dua kali masa panen. Proyeksi tersebut menunjukkan bahwa peluang usaha bisnis ini masih terbuka lebar bagi penangkar benih padi. Peluang sebesar 49,7% menunjukkan bahwa potensi pasar benih padi yang belum terakomodasi cukup besar. Terlebih pemerintah telah menggalakkan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang mendorong penggunaan benih bermutu guna mendukung pencapaian sasaran peningkatan produksi padi. Subsidi yang diberikan pemerintah setidaknya telah mendorong kesadaran
petani
akan
penggunaan
benih
bermutu
dan
bersertifikat. Dengan demikian diharapkan kecenderungan petani untuk mengutamakan penggunaan benih tersebut semakin besar kedepannya. Tabel 10. Proyeksi permintaan dan penawaran benih padi potensial se WKBP Madiun (dalam ton) Uraian Nilai Permintaan 12.814,5 Penawaran 6.450 Selisih
6.364,5
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Peluang
49,7%
3. Peluang dan Pangsa Pasar Pangsa
pasar
UBPB
Agrindo
dapat
diperkirakan
berdasarkan rencana penjualan dan peluang yang ada. Perusahaan merencanakan kenaikan penjualan sebesar 20% setiap tahun. Pada tahun kelima perusahaan merencanakan perluasan pasar. Hal ini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama sebagai upaya pengembangan UBPB agar semakin dikenal baik dikalangan petani maupun penangkar benih. Kedua, untuk mengakomodasi pasar potensial benih padi bersertifikat khususnya di Jawa Timur. Ketiga untuk mengantisipasi penurunan produksi padi karena penurunan atau alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. Dengan
demikian
perusahaan
perlu
memperluas
wilayah
pemasaran. Berdasarkan rencana pemasaran diatas maka dapat diperkirakan peluang dan pangsa pasar perusahaan dalam UBPB Agrindo seperti dalam Tabel 11. Berdasarkan perhitungan, maka peluang perusahaan relatif besar dan dapat meraih pangsa pasar sekitar 7%-27% dari sekitar 70%-90% peluang yang ada. Tabel 11. Proyeksi peluang dan pangsa pasar Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Peluang (ton) 6,365 6,365 6,365 6,365 9,547 9,547 9,547 9,547 9,547 9,547
Rencana Penjualan (ton) 500 600 720 864 1,037 1,244 1,493 1,792 2,150 2,580
Selisih (ton) 5,865 5,765 5,645 5,501 8,510 8,303 8,054 7,755 7,397 6,967
Peluang (%) 92.14 90.57 88.69 86.42 89.14 86.97 84.36 81.23 77.48 72.98
Pangsa Pasar (%) 7.86 9.43 11.31 13.58 10.86 13.03 15.64 18.77 22.52 27.02
4. Analisis Persaingan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Pengadaan dan distribusi benih termasuk di wilayah Jawa Timur masih didominasi oleh PT. SHS dan PT. Pertani. Keduanya merupakan produsen benih utama yang mampu berproduksi sekitar 40-60% (Rachman dkk, 2004). Hal ini dikarenakan badan usaha tersebut merupakan perusahaan benih tanaman pangan dan BUMN sehingga berperan sangat dominan dalam skema pengadaan dan distribusi benih. Data BPSB Satgas Madiun (2008) menggambarkan bahwa PT. SHS dan PT. Pertani merupakan produsen benih yang dominan. Dimana PT. Pertani menguasai hampir 25% pangsa pasar dan PT. SHS sebesar 21%. Perkiraan tersebut didapat dari perbandingan kapasitas produksi 14 produsen benih yang paling aktif memproduksi benih (Tabel 12). Kedua BUMN tersebut juga sering mengadakan kemitraan dengan penangkar. Sedangkan penangkar swasta bisa bertahan dalam bisnis tersebut karena memiliki jaringan dan dukungan fasilitas yang kuat. Tabel 12. Data penangkar benih padi bersertifikat WKBP Madiun No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Produsen UD Dwi Saputra UD Tani Dadi PT Pertani Balai Benih Padi UD Hasil Tani UD PurwoTani UD Sumber Rejeki PT SHS PB Puspa Tani UD Tani Maju Mitra Tani KB Kartisari UD Tani Unggul PB Karya Diperta TOTAL
Stok(ton) 47,400 71,675 146,650 18,630 79,875 8,500 20,000 126,975 26,755 7,650 16,500 6,000 5,700 17,800 600,110
% 7.9 11.9 24.4 3.1 13.3 1.4 3.3 21.2 4.5 1.3 2.7 1.0 0.9 3.0 100
Sumber: BPSB Madiun (2008) Berdasarkan wawancara dengan Kepala Satgas dan petugas BPSB (Madiun, Ponorogo, Magetan dan Nganjuk) bahwa varietas yang sering dibudidayakan adalah Ciherang dan IR 64. Dimana kelas benih yang dominan adalah Benih Pokok (SS) dan Benih
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Sebar (ES). Kedua varietas tersebut bertahan dan menjadi primadona dikalangan penangkar dan petani. Para penangkar menyukai benih tersebut karena permintaan dari BUMN, swasta dan petani cenderung lebih tinggi pada kedua varietas tersebut. Petani terpengaruh karena image varietas IR 64 telah melekat sebagai benih unggul sejak tercapainya swasembada beras. Sehingga meskipun banyak varietas baru yang telah dikeluarkan, varietas tersebut tetap menjadi pilihan. 5. Strategi Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Dalam kegiatan pemasaran, Agrindo memperhatikan asas enam tepat sesuai dengan standar BPSB Propinsi Jawa Timur (www. bpsb-jatim.net), yakni: 1. Tepat Mutu, yakni benih yang diproduksi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan pemerintah. 2. Tepat Varietas, yakni benih yang diproduksi dengan komposisi varietas sesuai anjuran pemerintah dan selera konsumen. 3. Tepat Jumlah, yakni benih yang diproduksi dalam jumlah yang cukup sesuai perkiraan volume permintaan pasar. 4. Tepat Harga, yakni benih disediakan dengan harga sesuai dengan mutu dan terjangkau oleh daya beli sebagian besar petani. 5. Tepat Lokasi, yakni benih disediakan di tempat yang dekat dan mudah dijangkau petani. 6. Tepat Waktu, yakni benih yang disediakan tepat saat diperlukan petani. Strategi pemasaran dipaparkan dalam bauran pemasaran yang mendukung upaya pemasaran benih padi bersertifikat. Bauran pemasaran meliputi empat komponen sebagai berikut: a) Product (Produk) Benih padi yang dipasarkan Agrindo utamanya adalah varietas Ciherang dan IR 64. Tidak menutup kemungkinan varietas lain seperti Cibogo, Membramo, Way Apo Buru, dll
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
disesuaikan dengan kebutuhan dan selera pasar. Kelas benih yang dijual adalah SS (benih pokok) dan ES (benih sebar). Agrindo berusaha mengutamakan kualitas dan kemurnian benih untuk memperoleh benih yang bermutu. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan pengolahan benih yang baik dengan sistem sertifikasi dan didukung sarana yang memadai. Mutu produk salah satunya ditunjang oleh kemasan yang inovatif dan diterima konsumen. Konsumen umumnya menyukai kemasan yang baik sebagai identifikasi awal dari atribut produk. Kemasan benih Agrindo yang dipasarkan yakni kemasan 5 kg dan 50 kg. Benih dikemas dengan kantong plastik agar tahan tembusan air. Hal ini ditujukan supaya konsumen dapat dengan mudah membawa benih, terutama petani yang umumnya langsung dibawa ke sawah. Selain itu memudahkan petani dalam hal pengukuran kebutuhan benih dan pengalokasian dana. Dalam kemasan benih dicantumkan label sebagai bukti hasil sertifikasi agar konsumen mengetahui mutu benih padi yang dibeli. Informasi dalam label tersebut antara lain nama produsen, alamat, lokasi, jenis tanaman, varietas, nomor kelompok, tanggal pengujian, kadar air, benih murni, benih varietas lain, kotoran benih, gulma, daya tumbuh, biji keras, penyakit dan kelas benih. Ciri khas juga mendukung apresiasi konsumen terhadap suatu produk. Ciri tersebut diwujudkan dengan memberikan branding (merek) yakni benih Padi Kita. Hal tersebut bertujuan agar lebih mudah diingat dan membedakan dengan produk pesaing. b) Price (Harga) Penetapan harga adalah berdasarkan biaya yang dikeluarkan
untuk
memproduksi
benih
dengan
mempertimbangkan harga pasar yang berlaku dan mark up. Kisaran harga benih di pasar konsumen atau petani yakni antara
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Rp 4.800 hingga Rp 6.000 per kg. Agrindo menetapkan mark up sebesar 30%. Hal ini didasarkan pada pertimbangan profit, pasar dan risiko seperti produk pertanian yang umumnya bersifat mudah rusak. Perusahaan menetapkan harga jual kepada penyalur sebesar Rp 4.200/kg untuk kelas ES dan Rp 4.400/kg untuk kelas SS. Harga jual untuk kedua kelas berbeda karena perusahaan mengikuti harga pasar benih, dimana permintaan untuk kelas SS umumnya lebih tinggi. Selain itu untuk memberikan margin kepada penyalur dan agen. Harga jual direncanakan mengalami kenaikan sebesar 4 persen setiap tahun untuk mengimbangi peningkatan biaya produksi karena perkiraan adanya inflasi sebesar 6 persen setiap tahunnya. c) Place (Distribusi) Pemasaran yang efektif apabila didukung dengan perencanaan distribusi yang memadai. Terkait dengan saluran pemasaran, maka disesuaikan dengan target pasar, target produksi dan penjualan. Distribusi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar reseller dan konsumen. Dimana saluran distribusi yang digunakan agar produk sampai kepada konsumen (kelompok tani/petani) melibatkan perantara yakni penyalur dan agen. Berdasarkan pengamatan bahwa terlepas dari tugas dan kewajibannnya, petugas berperan dalam alur/mata rantai pemasaran benih. Mereka selain sebagai pembawa informasi dan penghubung juga berperan dalam distribusi benih ke penangkar. Dengan demikian perusahaan menjalin kerjasama dengan semua pihak termasuk petugas. d) Promotion (Promosi) Kegiatan promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dan memudahkan pelaksanaan penjualan. Promosi disesuaikan dengan budaya dan karakter
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
konsumen akhir (petani). Aktivitas promosi ditekankan pada saat masa tanam hampir dimulai. Hal ini penting agar konsumen
masih
mengingat
dengan
jelas
keunggulan-
keunggulan benih padi yang ditawarkan. Bentuk kegiatan promosi yang akan dilakukan antara lain: 1. Pertemuan dengan penyalur. 2. Kunjungan dan penyuluhan kepada kelompok tani. 3. Demonstrasi Plot (Demplot), yakni membuat petak percontohan agar petani sebagai konsumen mengetahui langsung keunggulan dan kelemahan benih yang ditanam. 4. Hadiah, berupa merchandise seperti kaos, kalender, topi dan lain-lain yang bertuliskan nama perusahaan dan produk benih padi. 5. Penyebaran informasi melalui brosur, poster dan spanduk. Informasi tersebut ditempatkan di kios-kios pertanian. Karena petani mendapatkan informasi sekaligus promosi ketika membeli di kios. 4.4.2.
Aspek Teknik dan Teknologi Aspek teknik dan teknologi diperlukan untuk melihat apakah dari segi pembangunan proyek dan implementasi secara teknis dapat dilaksanakan dan berkaitan dengan teknologi yang digunakan. Dalam pembahasan ini akan dibahas beberapa faktor diantaranya adalah: 1. Lokasi Berdasarkan wawancara dengan kabid anggaran dan produksi Agrindo, lokasi pengolahan pasca panen benih berada di dua area yakni Ponorogo dan Madiun. Hal ini mengingat Agrindo sebelumnya telah memiliki aset di dua tempat tersebut. Untuk di Ponorogo, letak gudang ini menjadi satu kompleks dengan kantor Agrindo. Kepemilikan tanah di Madiun yakni di Desa Rebahan, Kecamatan Balerejo dimanfaatkan pusat pengolahan benih, selain sebagai gudang dan lapangan jemur. Pada tahun awal investasi, Agrindo membangun gudang dan lapangan jemur di Madiun.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Pertimbangan dalam pembangunan fisik di Madiun adalah pertama karena tanah aset Agrindo letaknya sangat strategis, yakni 200 m kearah jalan raya (dekat dengan Jalan Raya CarubanSurabaya).
Kedua,
tempatnya
tidak
terlalu dekat dengan
pemukiman penduduk. Sehingga dapat menghindari faktor kebisingan mesin maupun polusi debu dari penjemuran gabah. Ketiga, akan mengurangi biaya sewa gudang dan jemuran. Keempat, dapat memudahkan dalam rencana distribusi untuk wilayah pemasaran bagian utara. Terakhir, dapat dijadikan investasi jangka panjang untuk kegiatan usaha bidang pertanian Agrindo lainnya. 2. Proses Produksi Fokus kegiatan operasional Agrindo adalah pengolahan pasca panen dari gabah menjadi benih yang siap di pasarkan. Kegiatan dilakukan untuk dua musim tanam yakni ketika musim kemarau (gadu) dan hujan (rendeng). Selain itu ditargetkan proporsi produksi kelas benih ES dan SS masing-masing 50%. Tahapan dalam kegiatan produksi antara lain: 1.
Pencarian Areal Kerjasama Agrindo melakukan kerjasama dengan kelompok tani dalam menjalankan proses pertanaman. Dalam kerjasama tersebut Agrindo menawarkan bantuan kredit (pinjaman modal tanpa bunga) sarana produksi (saprodi) termasuk benih sumber (FS/SS/BS) yang dibeli dari Balai Benih kepada kelompok tani. Pinjaman tersebut akan dikembalikan pada saat panen. Besarnya pinjaman untuk pembelian saprodi adalah sebesar Rp 1 juta/Ha. Dimana hasil panen yang lulus sertifikasi nantinya dibeli oleh Agrindo dengan harga lebih tinggi dari harga pasar. Kerjasama tersebut dikuatkan dengan adanya perjanjian pada kedua belah pihak. Kerjasama ini menunjukkan bahwa Agrindo berupaya untuk komitmen terhadap visinya yakni menjadi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
mitra usaha terpercaya dalam pengembangan potensi sektor pertanian.
2.
Produksi Benih Pada dasarnya teknik menanam padi untuk dijadikan benih unggul sama dengan teknik menanam padi pada umumnya. Hanya berbeda pada prinsip genetis dimana aspek kemurnian genetik menentukan kelulusan sertifikasi (Wirawan dan Sri, 2002). Teknik budidaya padi meliputi pengolahan tanah,
penanaman,
pemeliharaan
tanaman,
penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit, pengairan dan pengelolaan air, roguing dan panen. Kegiatan tersebut berada dalam kendali petani namun tetap dikontrol oleh Agrindo. Sertifikasi pada dasarnya bertujuan untuk menjaga kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul. Adapun tahapan sertifikasi dalam tahap ini antara lain: a) Pemeriksaan Lapang Pendahuluan Dalam pemeriksaan ini, petugas BPSB akan menguji kebenaran data lapangan yang diajukan penangkar seperti dalam surat permohonan sertifikasi. Permohonan sertifikasi dari penangkar disertai dengan: a) Bukti label benih b) Peta lahan c) Salinan kontrak dan kerjasama (apabila dilakukan kerjasama dengan petani/kelompok tani) Apabila data menunjukkan kesesuaian maka lahan tersebut
dinyatakan
sebagai
lahan
produksi
benih
bersertifikat. Permohonan ini diajukan paling lambat 10 hari sebelum tanam. b) Pemeriksaan Fase Vegetatif
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Pemeriksaan dilakukan 30 hari setelah tanam. Pemeriksaan
akan
dilakukan
terhadap
keberadaaan
campuran varietas lain (CVL). Agar standar lapang benih bersertifikat
terpenuhi
dilakukan
roguing.
Apabila
dinyatakan lulus maka lahan dapat diteruskan untuk proses sertifikasi dan apabila tidak lulus dilakukan roguing ulang dan mengajukan pemeriksaan ulangan. Pemeriksaan ini hanya berlaku satu kali. c) Pemeriksaan Fase Generatif Pemeriksaan ini dilakukan pada fase berbunga yakni 30 hari sebelum panen. Dalam pemeriksaan ini diamati keberadaan CVL dengan pengamatan pada organ produktif. Seperti pada pengawasan fase vegetatif, penangkar diberi kesempatan melakukan pengawasan ulang jika hasil pemeriksaan dinyatakan tidak lulus. d) Pemeriksaan Menjelang Panen Pemeriksaan ini dilakukan satu minggu sebelum panen. Hal yang diperiksa meliputi komponen buah dan benih. Pada pemeriksaan ini tidak diberi kesempatan pemeriksaan ulang. Panen dilakukan pada saat pertanaman 80-90% telah matang. Pada saat ini kadar air benih berkisar 17-23%. Selain benih, alat-alat panen dan pengolahan benih harus dilakukan pemeriksaan. 3.
Pembelian Gabah Calon Benih Sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan dan petani maka hasil panen yang telah lulus sertifikasi dibeli oleh Agrindo. Sedangkan yang tidak lulus sertifikasi bisa dijual bebas oleh petani dengan tetap mengembalikan pinjaman modal. Gabah calon benih dibeli dengan tambahan lima persen diatas harga pasar. Hasil pembelian akan dipotong pinjaman petani pada awal produksi.
4.
Pengolahan Calon Benih
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Gabah calon benih diangkut ke gudang dan dijemur untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dapat dilakukan secara tradisional yakni dijemur dan menggunakan mesin. Setelah dikeringkan benih memasuki proses pembersihan dan disimpan dalam karung di gudang. Petugas benih melakukan pengawasan secara periodik selama pengolahan benih. Dilanjutkan dengan pengambilan contoh benih guna pengujian di laboratorium. Prosedur sertifikasi yang paling terakhir adalah pengawasan pemasangan label sertifikasi apabila telah dinyatakan lulus uji laboratorium. Apabila masa edar benih telah habis dan akan diedarkan kembali maka wajib melakukan pengujian dan pelabelan ulang. 5.
Pemasaran Benih yang dinyatakan lulus uji selanjutnya dapat dipasarkan. Kegiatan pemasaran penting dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai yakni profit dan pemanfaatan benih bermutu untuk peningkatan produktivitas padi. Tahapan produksi dapat dilihat dalam Gambar 6 Pencarian Areal Kerjasama Produksi Benih
Sertifikasi Pemanenan
Pembelian Gabah Calon Benih
Pengolahan Calon Benih
Pengeringan Pembersihan Sertifikasi
Pemasaran
Pengemasan
Gambar 5. Tahapan produksi benih Agrindo 3. Pemilihan mesin, peralatan dan rencana investasi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Bangunan yang digunakan untuk usaha benih padi terdiri dari gudang, toilet dan ruang jaga. Fasilitas yang dimiliki adalah lapangan jemur seluas 4.000 m² dan gudang seluas 375 m². Untuk investasi awal, Agrindo telah memiliki mesin seperti mesin air screen cleaner 1 kapasitas 5.000 kg/jam, air screen cleaner II kapasitas 1.500 kg/jam, mesin press 2 unit kapasitas 10.360 kg/jam, mesin jahit karung 2 unit, timbangan duduk 2 unit dan timbangan gantung sebanyak 2 unit. Dengan fasilitas tersebut memungkinkan
pengolahan
benih
dengan
kapasitas
1.000
ton/tahun. Pada tahun ketiga, perusahaan merencanakan pembelian mesin pengering (seed drier) agar proses pengeringan gabah lebih cepat dan efisien. Pada tahun kelima, perusahaan merencanakan pembelian kembali (reinvestasi) air screen cleaner 1 dan II, mesin press, timbangan duduk dan gantung, tester kadar air. Fasilitas tambahan diperlukan terkait dengan adanya target produksi yang meningkat setiap tahun. Reinvestasi dilakukan juga pada perlengkapan seperti ember dan gunting pada tahun ketiga. Sekrop, terpal dan sorong pada tahun kelima dan ember serta gunting pada tahun keenam. Data rencana fisik dapat dilihat pada Lampiran 2. Mesin dan perlengkapan diletakkan dalam tempat produksi yang menyatu dengan gudang. Hal ini untuk memudahkan dalam pengangkutan dan penyusunan tumpukan gabah serta dalam proses pengemasan benih. Kantor berfungsi sebagai tempat pengurusan administrasi baik keuangan, pengecekan dan arsip pengiriman baik gabah maupun benih serta arsip lainnya. Sedangkan gudang berfungsi untuk tempat penyimpanan gabah yang nantinya akan dikemas menjadi benih. Adanya rencana peningkatan produksi membutuhkan tambahan tempat. Kekurangan tempat penyimpanan akan diatasi dengan melakukan sewa gudang. 4. Pengawasan Kualitas Produk
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Benih bermutu adalah benih murni dari suatu varietas, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah diatas 80% dengan bibit yang tumbuh kekar, bebas dari biji gulma, penyakit, hama, atau bahan lain (www.litbang.deptan.go.id, 2007). Pengadaan benih
bermutu
dilakukan
dengan
mengikuti
persyaratan-
persyaratan dalam sistem sertifikasi. Sistem sertifikasi menjadi pengendali mutu benih agar keunggulan varietas dapat terjaga. Pengendalian mutu dilakukan secara internal dan eksternal. Pengendalian eksternal dilakukan oleh BPSB yang meliputi pengawasan di lapang dan pengujian laboratorium. Sedangkan pengendalian internal dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan yang dilakukan perusahaan antara lain: a) Melakukan kontrol pada pertanaman padi di sawah dan penyuluhan kepada beberapa kelompok petani. b) Pengeringan benih hingga kadar airnya mencapai 11-12% (standar kadar air maksimum uji laboratorium adalah 13%). Kadar
air
yang
terlalu
tinggi
dapat
menimbulkan
perkecambahan benih di dalam karung sehingga benih menjadi rusak/mutunya jelek. c) Sortase atau pemilahan lebih teliti terhadap benih yang telah kering sehingga diharapkan tercapai minimal CVL, kotoran benih, gulma, dll. d) Pengelompokkan dan pemeriksaan benih berdasarkan varietas dan kelas benih agar tidak terjadi percampuran dimulai dari pengangkutan dari sawah hingga proses pengemasan. e) Penyimpanan benih dilakukan dengan sistem karungan untuk memudahkan
pengangkutan.
Cara
penumpukkan
menggunakan sistem lima atau delapan karung tumpukan. Untuk mencegah naiknya kelembaban, maka dilakukan pemberian jarak antara tumpukan karung maupun dengan alas lantai.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Rachman dkk (2004) menyatakan bahwa dalam sistem pengadaan dan distribusi, mutu benih dapat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: sistem produksi, pengolahan hasil, penyimpanan hasil dan penanganan selama distribusi benih. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan untuk mencapai mutu benih yang diharapkan. Pengawasan diutamakan pada karyawan, mesin dan bahan baku. Pengawasan karyawan dilakukan oleh koordinator bagian gudang, panen dan sortase terhadap karyawan dibawahnya. Hal ini mengingat benih yang diproduksi berbeda dari segi varietas dan kelas. Apabila karyawan salah dalam mengklasifikasikan maka kemungkinan benih tercampur sangat besar. Atau dalam penyimpanaan benih dilakukan secara asal akan memicu perkecambahan benih. Sehingga benih padi bisa gagal dalam uji laboratorium. Oleh karena itu, ketelitian sangat diperlukan para tenaga kerja. Adanya pengawasan setidaknya mampu mengurangi risiko kesalahan karena faktor manusia.. Pengawasan pada mesin ditujukan agar mesin dapat digunakan dalam kodisi yang baik. Mesin-mesin baik mesin utama maupun pendukung dikontrol untuk mengetahui kondisinya. Hal ini
bertujuan
selain
untuk
faktor
keamanan
juga
untuk
menghindari adanya sumber kontaminan pada mesin seperti varietas lain. Pengawasan pada kualitas gabah yang dibeli mutlak diperlukan. Meskipun gabah yang dibeli telah melalui pemeriksaan panen, tetap saja harus diperhatikan agar gabah tersebut tidak tercampur dengan varietas atau kelas benih lain. Dan untuk mendapatkan gabah yang bebas dari CVL, maka perusahaan turut melakukan kontrol pada proses pertanaman. Hal ini bertujuan agar perolehan gabah basah yang lulus sertifikasi sesuai dengan target produksi. 4.4.3.
Aspek Hukum dan Kebijakan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Legalitas suatu usaha berkaitan dengan sahnya keberadaan usaha di mata hukum. Bahwa usaha tersebut telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agrindo dikukuhkan sebagai badan hukum Perseroan Terbatas sesuai akta notaris Sri Ampeni. S, SH No 03 tanggal 18 Januari 2005. Kemudian dikuatkan dengan Surat Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Menteri Kehakiman
dan
Hak
Asasi
Manusia
Nomor
C-03918
HT.01.01.TH.2005, tanggal 16 Februari 2005. Beberapa kelengkapan penting yang dimiliki oleh Agrindo dari segi hukum antara lain : 1. Surat
Ijin
Usaha
Perdagangan
(SIUP)
Besar
No:
04/KP/405.48/PDB/III/2005 yang dikeluarkan oleh Dinas Industri Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kabupaten Ponorogo. 2. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (TDP) No 131515100086. 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No 01.649.544.2-621.000. 4. Tanda Registrasi Perbenihan Usaha Perbenihan (TRUP) Tanaman Perkebunan No 529.29/234/115.3/2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur dengan klasifikasi usaha penangkar/pembibit benih perkebunan. 5. Tanda
Daftar
Pengedar
Benih
Bina
(TDPBB)
No
109/BPSBTPH/PNY/PNG/X/2006 dengan status usaha sebagai pengedar
benih
bina
(penyalur).
TDPBB
No
002/BPSBTPH/PRD/PNG/I/2006 sebagai pengedar benih bina (produsen). Dasar hukum diatas menunjukkan bahwa Agrindo telah mengikuti peraturan perundangan yang berlaku. Dari segi legalitas usaha menunjukkan bahwa Agrindo serius dalam mengembangkan usahanya.
Hal
tersebut
menjadi
salah
satu
kekuatan
yang
memudahkan kepengurusan usaha dari segi hukum dan landasan dalam menjalankan kegiatan bisnis.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Hal terpenting dalam UBPB adalah ijin dari BPSBTPH. Ijin tersebut berupa sertifikat lulus sertifikasi benih padi agar dapat diedarkan kepada konsumen. Meskipun Agrindo telah memiliki TDBB sebagai pengedar benih bina (baik sebagai produsen dan penyalur) tetapi untuk mengedarkan benih padi harus dilakukan uji sertifikasi apakah benih tersebut layak diedarkan atau tidak. Berdasarkan Gambar 6. Peta wilayah kerja BPSB Jawa Timur, maka Agrindo harus mengajukan sertifikasi benih kepada BPSB Madiun. Hal ini karena areal tanam dan proses pasca panen yang dijadikan usaha berada dalam wilayah kerja dibawah kordinasi BPSB di Madiun. Dimana Satgas Madiun memiliki kewenangan untuk melakukan sertifikasi di wilayah Pacitan, Ponorogo, Magetan, Madiun, Ngawi dan Nganjuk.
Gambar 6. Peta wilayah kerja BPSB Jawa Timur (Sumber: www.bpsb-jatim.net, 2006) [22 Maret, 2008] Program
pengadaan
benih
padi
merupakan
langkah
Departemen Pertanian untuk mengejar target peningkatan produksi pertanian. Peran serta swasta secara aktif sangat dibutuhkan untuk memenuhi target pemerintah dalam pencapaian program ketahanan pangan nasional (www.litbang.deptan.go.id, 2007). Kerjasama yang erat antara pemerintah dengan mitra kerja pelaku agribisnis dan produsen agro input mutlak diwujudkan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Berdasarkan informasi dari BPSB bahwa pemerintah daerah sangat mendukung keterlibatan swasta dalam perbenihan. Bahkan adanya penangkar yang concern dengan perbenihan sangat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen dan budaya tani. Petani tidak akan kesulitan mendapatkan benih bermutu karena semakin banyak tersedia benih bermutu yang komersial. Karena program perbenihan yang dilakukan pemerintah melalui pengadaaan benih berpotensi menimbulkan
berkurangnya
manfaatnya
proyek
itu
sendiri.
Kelemahan proyek adalah karena adanya pembatasan waktu (deadline) maka peluang dihasilkannya benih berkualitas kurang baik sangat besar. Pemerintah memberikan subsidi benih kepada petani sebagai salah satu kebijakan utama pembangunan pertanian untuk mendorong penggunaan benih bermutu dan berlabel. Subsidi disalurkan melalui produsen benih agar harga benih dapat terjangkau oleh petani. Hal ini dapat mempengaruhi harga jual benih oleh produsen menjadi lebih rendah. Namun Sayaka (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa harga benih bersubsidi relatif sama dengan benih tidak bersubsidi. Dimana harga benih bersubsidi di tingkat petani cukup tinggi. Semua produsen benih, baik swasta maupun BUMN, memproduksi dan menjual benih dengan mekanisme pasar (tanpa subsidi). Agrindo
memandang
bahwa
subsidi
benih
dapat
meningkatkan kesadaran penggunaan benih bermutu dikalangan petani. Sehingga ketika kebutuhan benih bermutu semakin tinggi maka permintaan benih bersertifikat akan semakin meningkat. Hal ini tentu memberikan peluang yang makin besar bagi perusahaan. Disisi lain Agrindo juga mengikuti mekanisme pasar, yakni memberikan penawaran yang menguntungkan bagi pasar sasaran dengan tetap memperhatikan harga ditingkat petani. Karena pada akhirnya pemakai produknya adalah petani sebagai konsumen akhir. 4.4.4.
Aspek Manajemen
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Manajemen dalam usaha benih padi pada dasarnya berada dalam kendali perusahaan secara keseluruhan. Namun pelaksana operasional berada dalam kendali bagian produksi. Untuk mendukung hal tersebut maka hal yang diperhatikan dalam aspek manajemen antara lain: 1. Struktur Organisasi UBPB dikoordinir oleh bagian produksi dibawah komando kabid produksi bibit dan benih yang dapat dilihat pada Gambar 7. Tugas dan wewenang dari kabid tersebut adalah membuat perencanaan kegiatan, menjalin kerjasama dengan kelompok tani, mengarahkan tenaga kerja dibawahnya, melakukan pengawasan baik dalam proses produksi maupun terhadap tenaga kerja dan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada direktur utama. Direktur Utama
Bagian Keuangan
Bag. Adm&Umum
Bag. Pemasaran
Kabid Produksi Bibit &Benih Bag. Panen
Bag. Gudang
Bag. Sortase
Gambar 7. Struktur organisasi kegiatan operasional usaha benih padi
Jenjang selanjutnya terbagi menjadi tiga sub bagian yakni bagian panen, gudang dan sortase. Masing-masing dikoordinir oleh satu orang sebagai pengatur dan pengawas. Bagian panen bertugas sebagai koordinator lapang dalam penimbangan dan pengangkutan gabah dari sawah petani hingga ke gudang. Bagian gudang bertugas mengatur benih dari mulai penjemuran, pengemasan dan distribusi. Bagian sortase bertugas untuk melakukan pengawasan seperti
pemilahan
benih
dari
kotoran
benih,
CVL,
pengelompokkan varietas dan kelas benih. Masing-masing bagian membawahi beberapa tenaga kerja harian/buruh.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Kegiatan administrasi, keuangan dan pemasaran berada dibawah komando bagian keuangan dibantu oleh bagian administrasi dan umum serta pemasaran. Kegiatan bagian keuangan adalah pendanaan operasional, pembukuan dan mencari mitra kerja. Tugas administrasi dan umum adalah dokumentasi laporan, kegiatan dan pembuatan arsip-arsip serta media promosi. Sedangkan pemasaran betugas merencanakan target pemasaran, mencari daerah pemasaran dan mengatur pendistribusian benih. 2. Tenaga Kerja Wirawan dan Sri (2002) menyatakan bahwa seorang penangkar benih bersertifikat perlu memiliki: a) Pengetahuan yang cukup tentang memproduksi benih bermutu dan cara menyimpan benih. b) Penguasaan pengolahan benih, tanah dan gudang penyimpanan. c) Sikap jujur dan bersedia selalu mematuhi peraturan/ketentuan perbenihan yang berlaku. Berdasarkan pada pengalaman perusahan dalam usaha benih lainnya maka perusahaan memiliki modal awal sumber daya manusia yang memiliki pengalaman, pekerja keras dan mampu bekerja dalam tim. Meskipun untuk benih padi memerlukan pengarahan dalam penanganan benih agar tetap terjaga kualitas dan kemurniannya. Faktor ketelitian dan kedisiplinan sangat diutamakan oleh Agrindo dalam penanganan benih padi. Keahlian dan ketrampilan tenaga kerja diperoleh dari pengalaman dan pelatihan baik dari kabid perencanaan produksi maupun dari dinas pertanian dan balai pengembangan padi. Tenaga kerja dalam kegiatan operasional dibedakan menjadi tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan karyawan yang digaji setiap bulan, memiliki tanggung jawab khusus dan bekerja selama enam hari kerja per minggunya. Termasuk dalam tenaga kerja tetap adalah bagian keuangan;
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
administrasi dan umum; pemasaran; kabid perencanaan produksi; bagian panen, gudang dan sortase. Total tenaga kerja tetap sebanyak tujuh orang. Sedangkan tenaga tidak tetap merupakan tenaga yang dibutuhkan untuk waktu dan bagian tertentu. Tenaga kerja ini paling banyak dibutuhkan karena harus mengerjakan kegiatan seperti penjemuran, mesin dan pengepakan dan pengangkutan. Kebutuhan tenaga kerja ini sebanyak 38 orang.
4.4.5. Aspek Finansial Analisis
aspek
finansial
bertujuan
untuk
menentukan
perkiraan besarnya investasi yang diperlukan untuk UBPB. Asumsi yang digunakan untuk menentukan kriteria kelayakan antara lain: 1. Usaha yang dilakukan adalah bentuk kemitraan dengan petani. Dimana petani menjual Gabah Basah Sawah (GBS) kepada Agrindo. Fokus produksi Agrindo adalah pengolahan benih. 2. Periode analisis adalah 10 tahun, yakni tahun 2008-2017. 3. Perhitungan menggunakan basis harga tetap (fixed price) dan terjadi peningkatan karena pengaruh inflasi. Penentuan harga menggunakan harga yang berlaku pada periode pengambilan data pada bulan Mei 2008. 4. Tingkat inflasi ditetapkan berdasarkan sasaran inflasi dari ITF (Inflation Targetting Framework) untuk tahun 2008 sebesar 6% (5%+1%)(sumber: www.bi.go.id, 2008). 5. Harga jual naik 4% untuk mengakomodasi kenaikan harga karena inflasi. 6. Sumber modal yang digunakan yaitu modal pinjaman sebesar 74% dan modal sendiri sebesar 26%. 7. Suku bunga yang dijadikan dasar dalam perhitungan analisis kelayakan adalah suku bunga pinjaman sebesar 12%. 8. Rendemen GBS ditargetkan sebesar 82% dan calon benih kering yang siap dijadikan benih sebesar 92%.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
9. Harga gabah rata-rata bulan Mei 2008 berdasarkan laporan Departemen Pertanian untuk wilayah Jawa Timur sebesar Rp 2.150/kg (sumber:www.database.deptan.go.id, 2008). Tambahan harga yang ditawarkan Agrindo sebesar 5 %. 10. Gaji dibedakan menjadi dua, yaitu gaji karyawan tetap dan tidak tetap. Gaji tenaga kerja naik sebesar 1,5% setiap tahun. 11. Penyusutan menggunakan metode garis lurus sebesar 10%. 12. Perhitungan
pajak
dilakukan
melalui
analisis
rugi
laba
berdasarkan Undang-Undang No 17 tahun 2000. 13. Skenario sensitivitas yakni peningkatan harga input operasional sebesar 10%, biaya tenaga kerja 10% dan penjualan turun 13,5%. Dalam analisis aspek finansial dibahas mengenai hal-hal berikut: 1. Kebutuhan dan Sumber Dana Dana yang dibutuhkan untuk usaha benih padi digunakan untuk modal investasi dan modal kerja. Kebutuhan investasi untuk musim pertama investasi dapat dilihat dalam Tabel 13. Tabel 13. Kebutuhan investasi (dalam ribuan rupiah) Jenis Aktiva Bangunan&Infrastruktur Mesin Perlengkapan Perizinan Jumlah Aktiva Modal Kerja Biaya pengemasan Biaya transportasi Bahan baku produksi Biaya bahan bakar Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja langsung Biaya lain-lain Jumlah modal kerja TOTAL BIAYA KERJA
Jumlah 419.000 42.000 51.325 2.250 514.575 13.755 2.678 748.361 4.455 26.040 6.200 38.368 839.857 1.354.432
Total rencana kebutuhan modal pada tahun pertama usaha ini sebesar Rp 1.354.432.000,- terdiri dari kebutuhan investasi tahun ke nol sebesar Rp 514.575. 000,- dan perkiraan modal kerja sebesar Rp 839.857.000,-. Modal kerja yang diperhitungkan adalah
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
sebesar 50% dari tahun pertama diawal investasi. Hal ini dikarenakan perusahaan memutar dana dari hasil perolehan produksi musim pertama panen. Sehingga modal kerja untuk musim tanam berikutnya didapat dari hasil musim tanam sebelumnya. Perhitungan lebih rinci mengenai kebutuhan dana UBPB dapat dilihat dalam lampiran 4. Biaya lain-lain antara lain biaya umum, promosi, penyusutan, sertifikasi dan sablon. Perhitungan biaya penyusutan dapat dilihat dalam Lampiran 7. Kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode tahun 2007 sebesar
Rp 1.306.944.776,-. Tetapi
masih terdapat hutang usaha dengan jangka waktu pengembalian tiga tahun sebesar Rp 250.000.000,- dan kewajiban jangka panjang sebesar Rp 565.000.000,- untuk pengembalian lima tahun. Hutang usaha merupakan pinjaman dana dari kreditor dengan tingakt bunga 10%. Sedangkan hutang jangka panjang merupakan hutang bank yang menggunakan jaminan aset bergerak. Dengan demikian kas yang tersedia tidak mencukupi biaya kerja yang dibutuhkan untuk menjalankan UBPB. Oleh karena itu, perusahaan mengambil dana eksternal yakni dengan mengajukan pinjaman kepada bank. Sumber pendanaan untuk UBPB berasal dari modal pinjaman dan modal sendiri seperti yang terlihat dalam Tabel 14. Kelebihan perusahaan dimata bank adalah perusahaan memiliki track record dan hubungan yang baik dengan bank. Berdasarkan hal tersebut, Agrindo sebagai debitur memiliki nilai positif dari segi character. Adanya collateral berupa aktiva tetap tidak bergerak yang dimiliki Agrindo merupakan salah satu hal terpenting dalam pemberian kredit. Sumber pembiayaan yang dimiliki perusahaan tidak hanya dari satu bidang usaha dan masih memiliki ketersediaan kas yang baik. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat digunakan untuk memfasilitasi pendanaan UBPB. Pendanaan eksternal memunculkan beberapa risiko baik bagi bank maupun Agrindo. Bagi Agrindo, meski memiliki
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
jaminan aset yang mencukupi namun risiko yang harus ditanggung cukup besar. Total pengembalian pokok dan bunga pinjaman untuk 10 tahun analisis yakni sebesar Rp 1.769.842.000,-, sementara aktiva tetap non aset bergerak yakni sebesar Rp 1.993.410.754,-. Apabila tidak mampu mengembalikan seluruh pinjaman beserta bunga, maka Agrindo akan kehilangan sejumlah besar asetnya. Bagi bank, meskipun track record Agrindo baik dalam setiap kerjasama pendanaan namun risiko yang harus ditanggung juga besar. Risiko tersebut yakni kemungkinan adanya kredit macet dan jaminan aset apabila dieksekusi tidak segera dapat dicairkan. Tabel 14. Kebutuhan dan sumber dana Sumber Dana Modal sendiri
Jumlah (000Rp) 354.432
Perbandingan 26 %
Pinjaman bank (SB 12%)
1.000.000
74 %
TOTAL
1.354.432
100 %
2. Proyeksi Penerimaan Pendapatan yang akan diterima dari UBPB berasal dari penjualan benih padi. Pada tahun pertama UBPB Agrindo ditargetkan mampu menghasilkan 500 ton benih dan naik 20% pada tahun berikutnya. Dengan estimasi kenaikan harga 4% tiap tahun dan harga jual yang berbeda untuk kelas ES dan SS maka dapat diproyeksikan penerimaan UBPB Agrindo selama 10 tahun analisis. Proyeksi tersebut dapat dilihat pada Tabel 15 dibawah ini. Tabel 15. Proyeksi penerimaan UBPB Agrindo Th
Ton/th
ES (ton/th)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
500 600 720 864 1.037 1.244 1.493 1.792 2.150 2.580
250 300 360 432 518 622 746 896 1.075 1.290
Harga jual ES SS (000Rp/ton) (ton/th)
4.100 4.223 4.350 4.480 4.615 4.753 4.896 5.042 5.194 5.350
250 300 360 432 518 622 746 896 1.075 1.290
Harga jual SS (000Rp/ton)
Penerimaan (000Rp)
4.400 4.532 4.668 4.808 4.952 5.101 5.254 5.411 5.574 5.741
2.125.000 2.626.500 3.246.354 4.012.494 4.959.442 6.129.870 7.576.520 9.364.578 11.574.619 14.306.229
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3. Penilaian Investasi Kelayakan UBPB dapat dilihat dengan menggunakan lima kriteria penilaian investasi. Perhitungan tersebut didasarkan pada asumsi dasar untuk membatasi permasalahan yang ada. Hasil perhitungan kriteria investasi secara komprehensif dapat dilihat pada Lampiran 9-11. Nilai dari kriteria penilaian investasi UBPB dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Nilai kriteria penilaian investasi UBPB Kriteria Investasi Payback Period (PBP) Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Profitability Index (PI) Break Event Point a. BEP es (Rp) BEP ss (Rp) b. BEP es (Q) BEP ss (Q)
Nilai 1,7 tahun Rp 3.034.732.000,36 % 9.56 Rp 190.127.000,Rp 166.700.000,45 ton 38 ton
a. Payback Period (PBP) Berdasarkan perhitungan maka didapatkan nilai Payback Period
1,7
yang
artinya
dibutuhkan
1,7
tahun
untuk
mengembalikan modal investasi. Dengan tahun analisis 10 tahun maka UBPB dikatakan layak karena periode pengembaliannya kurang dari periode tersebut. b. Net Present Value (NPV) Net Present Value yang diperoleh dari hasil analisis kelayakan adalah sebesar Rp 3.034.732.000,-. Nilai tersebut diperoleh dengan discount factor pada tingat suku bunga 12% per tahun. Dengan kriteria NPV≥0 suatu proyek dikatakan layak, maka UBPB dapat dikatakan layak karena nilai yang dihasilkan adalah positif. c. Internal Rate of Return (IRR) Nilai Internal Rate of Return yang diperoleh adalah 36%. Nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
bunga yang berlaku, yakni 12%. Hal ini menunjukkan bahwa UBPB lebih menguntungkan dibandingkan apabila dana yang tersedia disimpan di bank. Sehingga UBPB Agrindo layak untuk dijalankan berdasarkan kriteria ini. d. Profitability Index (PI) Profitability Index merupakan perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif dengan jumlah present value yang bernilai negatif. Dari hasil perhitungan kelayakan investasi diperoleh bahwa nilai PI atau Net B/C sebesar 9,56. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan selama umur proyek akan memberikan nilai manfaat sebesar Rp 9,56 pada tingkat suku bunga 12%. Dengan kriteria kelayakan PI ≥ 1,0 usaha dikatakan layak, maka UBPB Agrindo dapat dikatakan layak menurut kriteria tersebut. e. Break Event Point (BEP) Break Event Point dapat dibedakan menjadi BEP total harga dan BEP total produksi. Dalam hal ini untuk masingmasing BEP dibedakan untuk dua jenis kelas benih. Hal ini dikarenakan harga jual kedua kelas benih tersebut berbeda. Sehingga digunakan dua pendekatan agar lebih aman. UBPB Agrindo akan mencapai titik impas apabila mencapai nilai Rp 190.127.000,- untuk kelas benih ES (BEP es) dan berproduksi pada kapasitas 45 ton/tahun. Sedangkan untuk kelas benih SS (BEP ss) akan mencapai titik impas dengan nilai sebesar Rp 166.700.000,- pada volume produksi 38 ton/tahun. f. Sensitivitas Analisis ini dilakukan dengan memperkirakan adanya perubahan di tingkat harga input operasional, peningkatan biaya tenaga kerja dan penurunan penjualan. Kenaikan harga input operasional meliputi harga bahan baku gabah, biaya transportasi dan bahan bakar minyak solar.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Berdasarkan analisis diperoleh nilai NPV sebesar Rp 1.188.047.000,-. IRR sebesar 34%; PBP akan tercapai ketika umur proyek berjalan selama 3 tahun dan PI sebesar 4,18. Hasil analisis sensitivitas ketika diperkirakan adanya peningkatan biaya tenaga kerja sebesar 10% adalah nilai NPV sebesar Rp 1.156.710.000,-; IRR sebesar 33%; PBP akan tercapai ketika umur proyek berjalan selama 3,1 tahun. UBPB menjadi tidak layak ketika diperkirakan terjadi penurunan penjualan sebesar 13,5%. NPV yang didapatkan adalah sebesar Rp -133.272.000,-; nilai IRR sebesar -12,8%; PI 0,62 dan PBP 13,3 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini sedikit sensitif terhadap peningkatan 10% harga input operasional dan tenaga kerja. Namun sensitif terhadap penurunan 13,5 % penjualan. Analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 14 sampai 19. 4.5.Laporan Proforma dan Proyeksi Kinerja Keuangan 4.5.1. Laporan Proforma Proforma merupakan rencana keuangan perusahaan yang dapat
menunjukkan
arah
kegiatan
operasional
perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan UBPB dapat diketahui proyeksi laba rugi dan neraca UBPB Agrindo seperti dalam Lampiran 12 dan 13. Selain itu, berdasarkan proyeksi laba rugi dan neraca perusahaan, maka dapat diketahui laporan proforma Agrindo seperti dalam Lampiran 20 dan 21. Hasil kedua proyeksi tersebut dikonsolidasikan untuk mendapatkan laporan konsolidasi proforma seperti tercantum dalam Lampiran 22 dan 23. Beberapa asumsi yang digunakan dalam pembuatan laporan proforma Agrindo antara lain: 1. Kenaikan penjualan sebesar 17,5% dari tahun 2007 berdasarkan kecenderungan kenaikan penjualan selama lima tahun dengan mempertimbangkan kemampuan dan pengalaman perusahaan dalam mendapatkan perolehan proyek. Selama lima tahun terakhir perusahaan mampu mendapatkan proyek kecuali pada tahun 2005.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Namun perusahaan mampu bangkit dan mendapatkan proyek pada dua tahun terakhir. 2. Harga pokok penjualan sebesar 79% dari penjualan berdasarkan rata-rata selama lima tahun terakhir. 3. Biaya administrasi dan umum sebesar 0,83% dan gaji 1,2% dari perkiraan penjualan. Sedangkan penyusutan sebesar 10% setiap tahunnya. Hal ini berdasarkan pada kecenderungan rata-rata tahunan proporsi ketiga biaya tersebut terhadap penjualan pada laporan keuangan perusahaan. 4. Umur piutang direncanakan 15 hari. 5. Hutang jangka panjang dan jangka pendek diasumsikan tidak berubah. 6. Kredit bank adalah total pembayaran pinjaman jangka pendek dan jangka panjang ditambah biaya bunga. 7. Perkiraan persediaan sebesar 50 % untuk mengantisipasi penjualan. Laporan proforma terdiri dari proforma laba rugi dan neraca sebagai berikut: 1. Laba Rugi Laba rugi pada dasarnya digunakan untuk melihat perkembangan usaha Agrindo. Hasil proyeksi laba rugi UBPB menunjukkan bahwa perolehan laba bersih berkisar rata-rata 10,57 % dari penjualan setiap tahun. Pada tahun ke lima, proyek mulai menunjukkan
awal
penurunan
penerimaan.
Kemudian
persentase
menunjukkan
laba
terhadap
perolehan
yang
persentasenya semakin menurun. Hal ini dikarenakan adanya tambahan
biaya
sewa
dan
ketidakmampuan
harga
jual
mengakomodasi peningkatan biaya karena pengaruh inflasi. Hasil proyeksi laba rugi proforma Agrindo menunjukkan rata-rata persentase laba bersih terhadap penjualan sebesar 11%. Hasil konsolidasi proforma menunjukkan bahwa Agrindo akan mendapatkan laba dengan persentase rata-rata sebesar 15,26% dari
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya UBPB akan meningkatkan perolehan laba perusahaan. 2. Proforma Neraca Berdasarkan hasil proforma, total aktiva mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan kas dan setara kas mendorong aktiva lancar meningkat setiap tahunnya. Sedangkan aktiva tetap dan kewajiban perusahaan menunjukkan nilai yang semakin menurun. Hal ini dikarenakan nilai aset yang semakin menurun dan beban hutang jangka panjang yang semakin berkurang.
4.5.2. Proyeksi Kinerja Keuangan 1. Proyeksi Likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai likuiditas dalam proyeksi ini hanya dapat diperhitungkan sampai tahun kedua proyeksi. Hal ini dikarenakan Agrindo tidak menggunakan pendanaan jangka pendek/hutang lancar dalam UBPB dan Agrindo secara keseluruhan diproyeksikan tidak menggunakan pendanaan jangka pendek setelah tahun tersebut. Rasio likuiditas konsolidasi proforma Agrindo dapat dilihat pada Tabel 17 dibawah ini. Tabel 17. Proyeksi rasio likuiditas Tahun 2008 2009 rata-rata
Rasio Lancar(%) 1.664
Rasio Cepat(%) 1.652
4.746
4.709
3.205,19
3.180,28
a. Rasio Lancar Berdasarkan hasil perhitungan, rataan rasio selam dua tahun proyeksi adalah 3.205,19%. Nilai rataan ini berarti bahwa setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 32,-. Dengan standar nilai dua, maka dapat dilihat bahwa perusahan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan mempunyai keadaan yang aman bagi kreditur jangka
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
pendek. Hal ini dikarenakan proporsi hutang jangka pendek lebih sedikit dibandingkan dengan aktiva yang diproyeksikan dimiliki perusahaan. b. Rasio Cepat Rasio cepat perusahaan menunjukkan kondisi yang sangat baik. Nilai rataan yang diperoleh adalah 3.180,28%. Angka tersebut berarti setiap satu rupiah hutang lancar dijamin oleh Rp 32,- aktiva lancar. Dengan standar umum satu maka dapat dikatakan perusahaan berada dalam kondisi yang sangat likuid. 2. Proyeksi Solvabilitas Berdasarkan hasil proyeksi selama 10 tahun analisis maka dapat diketahui solvabilitas Agrindo setelah adanya UBPB seperti dalam Tabel 18. Tabel 18. Proyeksi rasio solvabilitas UBPB Agrindo Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 rata-rata
Rasio Utang(%) 26,31 18,16 11,07 6,53 3,84 2,89 2,02 1,25 0,57 0,00 7,26
Rasio Utang Terhadap Ekuitas(%) 35,71 22,18 12,44 6,99 4,00 2,98 2,06 1,26 0,58 0,00 8,82
a. Rasio Hutang (DATR) Berdasarkan hasil proyeksi, rasio hutang menunjukkan nilai yang semakin mengecil. Rataan rasio yang didapat adalah 7,26%. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva yang dibiayai dengan hutang jumlahnya sebesar 1,26%. b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (DER) Proyeksi rata-rata rasio sebesar 8,82% yang berarti setiap satu rupiah modal perusahaan dapat menjamin hutangnya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
sebesar Rp 0,082. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan ekuitas perusahaan untuk menjamin kewajibannya cukup baik. 3. Proyeksi Aktivitas Analisis
aktivitas
digunkan
untuk
melihat
efisiensi
penggunaan sumberdaya oleh perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Proyeksi rasio aktivitas dapat dilihat pada Tabel 19. a. Rasio Perputaran Aktiva (TATOR) Proyeksi rata-rata rasio ini sebesar 105,74%. Angka ini berarti setiap satu rupiah total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dimanfaatkan akan mampu menghasilkan penjualan sebesar sebesar Rp 106,-. b. Rasio Perputaran Modal Kerja (WCTR) Proyeksi rata-rata rasio perputaran modal kerja sebesar 127,50%. Angka ini berarti setiap satu rupiah modal kerja yang digunakan, perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar sebesar Rp 128,-. Tabel 19. Proyeksi rasio aktivitas UBPB Agrindo Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 rata-rata
Rasio perputaran aktiva(%) 24,21 129,17 118,28 103,20 98,63 105,53 111,94 117,78 122,98 125,68 105,74
Rasio Modal Kerja Bersih(%) 179,60 157,82 133,00 110,41 102,57 108,67 114,25 119,27 123,69 125,68 127,50
4. Proyeksi Profitabilitas Analisis profitabilitas dilakukan dengan menggunakan proyeksi rasio tingkat pengembalian investasi dan tingkat pengembalian ekuitas. Proyeksi rasio profitabilitas dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Proyeksi rasio profitabilitas UBPB Agrindo Tahun 2008 2009
ROE (%) 24,21 22,69
ROI (%) 17,84 18,57
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 rata-rata
20,02 17,14 16,15 17,27 18,18 18,85 19,27 19,15 19,29
17,80 16,02 15,53 16,77 17,82 18,62 19,16 19,15 17,73
a. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) Rataan yang diperoleh untuk nilai ROE adalah sebesar 19,29%. Artinya setiap satu rupiah modal mampu menghasilkan keuntungan Rp 0,19,-. Dengan nilai suku bunga deposito sebesar 6% untuk periode 12 bulan maka Agrindo diproyeksikan mampu
menghasilkan
pengembalian
yang
lebih
baik
dibandingkan investasi pada deposito. b. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) Hasil proyeksi menunjukkan bahwa secara rata-rata nilai ROI UBPB sebesar 17,73%. Hal tersebut berarti setiap satu rupiah
aktiva
yang
diinvestasikan
akan
menghasilkan
keuntungan Rp 0,18,-. Apabila dibandingkan dengan suku bunga deposito rata-rata yang berlaku, maka nilai ini mengindikasikan bahwa Agrindo mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik daripada menyimpan dana sebagai deposito.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.
Kinerja keuangan perusahaan untuk periode tahun 2003-2007 cenderung baik. Perusahaan telah mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena memiliki aktiva lancar yang cukup. Solvabilitas perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat keamanan yang cukup baik. Dilihat dari aktivitas usahanya, perusahaan telah efisien dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki.
Namun
pada
tahun
2005,
perusahaan
tidak
mampu
mempertahankan pengelolaan sumberdaya yang efisien. Profitabilitas perusahaan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Meskipun nilai rataannya baik, namun kemampulabaan perusahaan memiliki kecenderungan kurang baik terutama tahun 2005. Dengan demikian perolehan proyek sangat berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. 2.
UBPB membutuhkan dana untuk modal investasi dan modal kerja. Total rencana kebutuhan modal pada tahun pertama usaha ini sebesar Rp 1.354.432.000,- terdiri dari kebutuhan investasi tahun ke nol sebesar Rp 514.575. 000,- dan perkiraan modal kerja sebesar Rp 839.857.000,-. Dana yang tersedia berupa kas dan setara kas sebesar Rp 1.306.944.776,-. Namun perusahaan memiliki kewajiban
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
baik jangka pendek maupun panjang dan untuk pembiayaan operasional perusahaan. Dengan demikian perusahaan hanya mencukupi kebutuhan dana UBPB sebesar 24%. Sisanya sebesar 76% didanai dengan menggunakan dana eksternal yakni mengajukan pinjaman kepada bank. 3.
UBPB
Agrindo
layak
untuk
dikembangkan berdasarkan lima aspek kelayakan usaha yakni: a) Aspek pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa pasar potensial UBPB sangat baik, yakni terdapat peluang sekitar 49,7%. Dengan target penjualan benih pada tahun pertama sebesar 500 ton dan meningkat 20% setiap tahun serta perluasan pasar mulai tahun kelima, UBPB mempunyai peluang pasar yang baik. b) Berdasarkan aspek teknik dan teknologi maka diketahui dimana lokasi UBPB dijalankan; proses produksi; pemilihan mesin, peralatan dan rencana investasi dan pengawasan kualitas produk. UBPB melibatkan petani sebagai mitra untuk bersama-sama meningkatkan penggunaan benih bermutu guna meningkatkan produktivitas hasil pertanian. c) UBPB ditunjang dengan kelengkapan surat-surat dan legalitas yang dimiliki oleh Agrindo. Kebijakan tentang perbenihan khususnya benih padi menunjukkan adanya dukungan pemerintah atas keterlibatan swasta terhadap sektor pertanian. d) Aspek manajemen menunjukkan bahwa pengorganisasian yang dilakukan sudah baik. Terdapat pembagian tugas dan wewenang yang jelas pada masing-masing bagian. Tenaga kerja yang dipekerjakan telah memiliki pengetahuan, terbiasa menangani masalah perbenihan dan pekerja keras. Namun masih kurang baik dalam pemasaran. e) Kriteria kelayakan investasi menunjukkan hasil perhitungan yang positif. Dimana UBPB dapat menghasilkan Payback Period selama 1,7 tahun; NPV sebesar Rp 3.034.732.000,-; IRR 36 %; PI atau Net B/C sebesar 9,56; BEP es Rp 190.127.000,- untuk kelas benih ES dan berproduksi pada kapasitas 45 ton/tahun, serta BEP ss sebesar Rp 166.700.000,- pada volume produksi 38 ton/tahun. Berdasarkan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
analisis sensitifitas maka UBPB sensitif
terhadap penurunan
penjualan. 4. Berdasarkan analisis rasio keuangan, kinerja keuangan konsolidasi proforma Agrindo menunjukkan kondisi yang semakin baik. UBPB memberikan sumbangsih terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan mengembangkan UBPB, perusahaan memiliki pemasukan yang cenderung tetap tanpa terpengaruh banyak atau sedikitnya perolehan proyek. B. Saran 1. Agrindo harus mempertahankan dan meningkatkan kinerja untuk mendapatkan proyek agar dapat mempertahankan dan memperkuat posisi keuangan perusahaan. 2. Diversifikasi bisnis merupakan langkah yang baik untuk alternatif penerimaan non proyek. UBPB Agrindo harus dikembangkan dengan motivasi, ketelitian dan kehati-hatian. Agrindo harus menjalin kerjasama dan membina komunikasi yang efektif dengan stakeholders seperti karyawan, kelompok tani, pemerintah, UBPB lain, penyalur dan lain-lain. Dengan demikian terjalin jaringan yang kuat dan memberikan manfaat bagi masing-masing pihak. 3. UBPB Agrindo harus memberdayakan fungsi pemasaran secara optimal, sehingga target pemasaran yang direncanakan untuk tahun mendatang dapat dijalankan dengan baik. Selain itu direkomendasikan untuk menambah alat pengering (seed drier) agar proses pengeringan berjalan dengan mudah, efektif dan efisien. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas masalah pemasaran baik secara keseluruhan dalam perusahaan maupun unit bisnis UBPB.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
DAFTAR PUSTAKA Agrindo. 2007. Company Profile PT Citra Agro Indonesia. Agrindo, Ponorogo. Astuti, D. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Budiman, H. 2006. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan PT. Pupuk Kujang (Persero) Periode 2001-2005. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Departemen Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Badan Litbang Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta. http://www.litbang.deptan.go.id. [3 Maret 2008] . 2007. Informasi Ringkas Teknologi Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta. http://www.litbang.deptan.go.id. [26 Februari 2008] Bank Indonesia. 2008. Inflation Targetting Framework. http://www.bi.go.id. [26 Mei 2008] Bisnis Indonesia. 2008. Suku bunga deposito. http://www.bisnis indonesia.com, 2008. [26 Mei 2008] Departemen Pertanian. 2005. Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005-2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. http://www.pustaka-deptan.go.id [9 Maret 2008]
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
.2007. Produksi Tanaman Pangan Propinsi Jawa Timur. Basis Data Pertanian. http://www.database.deptan.go.id, 2007 [16 Februari, 2008] .2008. Laporan Harga Gabah Propinsi Jawa Timur bulan Mei. Basis Data Pertanian. http://www.database.deptan.go.id, 2007 [26 Mei, 2008] Diana, R. 2003. Analisis Harga Pokok dan Titik Impas Produksi Benih Padi Bersertifikat pada PT Pertani (Persero) SPB Karawang. Skripsi pada Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Dinas Pertanian Jawa Timur. 2006. Produksi Unggulan Padi Tahun: 2006. Dinas Pertanian Jawa Timur. http://www.diperta-jatim.go.id, [14 Maret 2008] .2007. Upaya Peningkatan Produksi Padi Tahun 2007. Dinas Pertanian Jawa Timur. http://www.diperta-jatim.go.id, [26 Februari 2008] Husnan, S dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. BPFE, Yogyakarta Irwan. 2003. Kinerja Keuangan PT Fast Food Indonesia Tbk Periode 1997-2001. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomis. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Keown, A., John Martin., J. William, David F. 2004. Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta. Media Jatim. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2006-2008. http://www.jatim.go.id [17 Februari 2008] Mugnisjah dan Asep. 1990. Pengantar Produksi Benih. Rajawali Pers, Jakarta. Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty, Yogyakarta. Putera, T. 2006. Evaluasi Kelayakan Usaha Pada Restoran Mie Kondang Jakarta Selatan. Skripsi pada Fakultas Pertanian. Departemen Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rachman, B., W. Rusastra, K. Kariyasa. 2004. Sistem Pemasaran Benih dan Pupuk dan Pembiayaan Usaha Tani. Prosiding Efisiensi dan Daya Saing Sistem Usahatani Beberapa Komoditas Pertanian di Lahan Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. _______. 1997. Membangun Industri Benih Dalam Era Agribisnis Indonesia. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Sartono, A. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPFE, Yogyakarta. Sayaka, B, dkk. 2006. Analisis Sistem Perbenihan Komoditas Pangan dan Perkebunan Utama. Laporan Akhir Penelitian TA 2006. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Sundjaja dan Inge. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Literata Lintas Media, Jakarta. Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wirawan dan Sri. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat: Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau. PT Penebar Swadaya., Jakarta.
LAMPIRAN PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Bagian Adm& Umum
Kabid. Administrasi Perkantoran Suci R, S.Sos
Kabid. Administrasi Niaga Sumanto
Bagian SDM
Bagian Produksi
Bagian Keuangan
Bagian Pemasaran
Kabid. Perencanaan Pasar
Penjualan
SDM
Kabid. Pembinaan & Peningk. Mutu SDM
Arista. Kh.
Sunardi
Vidi Cahyono
Alwi.S
Kabid. Rekruitmen
Kabid.
Kabid. Perencanaan Produksi
Kabid. Pengendalian Mutu Benih
Kabid. Produksi Benih &Bibit
Kabid. Anggaran
Kabid. Akutansi,Pajak &Perbankan
Suparwi,SP,
Dasuki
Sugeng. S
Endang. S.Sos
Purwanti
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Citra Agro Indonesia
DIREKTUR
78
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
A.
B.
C.
D. E. F.
ITEM
HOK
TAHUN ANALISA PROYEK STN
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
JML
79
BANGUNAN 1 Ruang produksi, gudang, kantor m2 370 370 2 Lapangan jemur gabah m2 4,000 4,000 ALAT, MESIN DAN PERLENGKAPAN 1 Air Screen Cleaner Besar (7saringan,4 aspirator) Set 1 1 2 Kecil (2 saringan,1 aspirator) Set 2 1 3 2 Seed Drier Set 1 1 3 Mesin Press bh 2 1 3 4 Mesin Jahit Karung bh 2 2 5 Perlengkapan a. Meja tulis & kursi Set 2 2 b. Timbangan duduk : 500 kg bh 2 1 3 c. Timbangan gantung bh 1 1 2 d Tester kadar air bh 3 2 5 e. Tool kit, 1set: ring, kunci sok&pas Set 1 1 f. Sekrop bh 10 5 15 g. Terpal (6mX12m) bh 70 10 80 h. Karung gabah: 50 kg bh 4,000 4,800 5,760 6,912 8,294 9,953 11,944 14,333 17,199 20,639 103,835 i. Plastik lsn 5,000 6,000 7,200 8,640 10,368 12,442 14,930 17,916 21,499 25,799 129,793 j. Benang Jahit roll 15 18 22 26 31 37 45 54 64 77 389 k. Sorong bh 6 2 8 l. Ember bh 10 4 4 18 m. Gunting bh 5 5 5 15 ASET BERGERAK 1 Kendaraan roda 4 Unit 3 3 2 Motor roda 2 Unit 1 1 3 Biaya Transportasi Paket 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 BAHAN BAKU PRODUKSI BENIH Gabah Basah Sawah (GBS) Ton 663 795 954 1,145 1,375 1,649 1,979 2,375 2,850 3,420 BAHAN BAKAR Minyak solar (diesel) Ltr 1,620 1,944 2,333 2,799 3,359 4,031 4,837 5,805 6,966 8,359 TENAGA KERJA 1 Karyawan Tetap 240 Org 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 2 Tenaga Kerja Tidak Tetap (HOK) a. Penjemuran 10 Org 10 12 10 12 14 17 21 25 30 36 Org 13 13 13 13 13 16 16 16 16 16 b. Pengemasan 12 c. Pengangkutan 16 Org 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 KET : Minyak solar : Bulan efektif kerja = 2 bl; Hari kerja = 12 hari/bln; Jam kerja = 8 jam/hari; Pemakaian solar motor diesel rata-rata= 1,5 lt/jam/mesin. 3x2 x 20 x 8 x 1,5 = Kebutuhan m. solar ltr/th = 1,440
Lampiran 2. Rencana kebutuhan fisik pendirian UBPB
NO
(1000XRP/STN)
A.
B.
C.
D. E. F.
ITEM BANGUNAN 1 Ruang produksi, gudang, kantor 2 Lapangan jemur gabah ALAT, MESIN DAN PERLENGKAPAN 1 Air Screen Cleaner Besar (7saringan,4 aspirator) Kecil (2 saringan,1 aspirator) 2 Seed Drier 3 Mesin Press 4 Mesin Jahit Karung 5 Perlengkapan a. Meja tulis & kursi b. Timbangan duduk : 500 kg c. Timbangan gantung d Tester kadar air e. Tool kit, 1set: ring, kunci sok&pas f. Sekrop g. Terpal (6mX12m) h. Karung gabah/beras: 50 kg i. Plastik j. Benang Jahit k. Sorong l. Ember m. Gunting ASET BERGERAK 1 Kendaraan roda 4 2 Motor roda 2 3 Biaya Transportasi BAHAN BAKU PRODUKSI BENIH Gabah Basah Sawah (GBS) BAHAN BAKAR Minyak solar (diesel) TENAGA KERJA 1 Karyawan Tetap, Pengelola 2 Tenaga Kerja Tidak Tetap (HOK) a. Penjemuran b. Pengemasan c. Pengangkutan
STN
0
1
m2 m2
750 35
Set Set Set bh bh
30,000 3,000
Set bh bh bh Set bh bh bh lsn roll bh bh bh
1,000 800 350 2,000 100 15 500
2
3
7
8
9
10
1.70 6.38 19.86
1.80 6.77 21.05
1.91 7.17 22.31
2.03 7.60 23.65
40,147 4,015 4,500
500 2,500
669.113
1,071 468 2,676
1.20 1.27 4.50 4.77 14.00 14.84 1,000 10 5
1.35 1.43 5.06 5.36 15.73 16.67
20 669.11 1.51 5.68 17.67 1,350
11.91 5.96
1.61 6.02 18.74 14.19 7.09
Unit Unit Paket
2,678
3,406
4,332
5,511
7,010
8,916
11,342
14,426
18,350
23,342
Ton
2,258
2,393
2,537
2,689
2,850
3,021
3,202
3,394
3,598
3,814
Ltr
5.50
5.83
6.18
6.55
6.94
7.36
7.80
8.27
8.77
9.29
HOK
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
HOK HOK HOK
20 24 26
20 24 26
21 25 27
21 25 27
21 25 28
22 26 28
22 26 28
22 27 29
23 27 29
23 27 30
Lampiran 3. Daftar indeks harga barang pendirian UBPB
NO
TAHUN ANALISA PROYEK 4 5 6
80
(1000XRP/STN)
A.
B.
C.
D. E. F.
G.
ITEM
0
1
2
3
7
8
9
10
277,500 140,000 1,500
30,000 6,000
40,147 4,015 4,500
1,000 5,000
669
2,000 1,600 350 6,000 100 150 35,000
1,071 468 5,353
4,800 22,500 210
6,106 28,620 267
6,000 100 25
7,766 36,405 340
9,879 46,307 432
100 6,691 12,566 58,902 550 2,700
48 30
5,355
6,812
1,496,723 1,902,395
8,665
15,984 74,924 699
20,331 95,303 889
25,861 121,225 1,131
32,896 154,198 1,439
41,843 196,140 1,831
22,683
28,853
36,701
46,684
57 35
11,022
14,019
17,833
2,419,847 3,078,583 3,918,807 4,981,702 6,337,365 8,061,808 10,254,619 13,043,876
8,910
11,334
14,416
18,337
23,325
29,670
37,740
48,005
61,063
77,672
52,080
52,861
53,654
54,459
55,276
56,105
56,947
57,801
58,668
59,548
2,000 3,744 6,656
2,436 3,800 7,600
2,060 3,857 8,571
2,510 3,915 9,570
3,057 10,597
3,723 5,378 11,652
4,535 5,458 12,736
5,523 5,540 13,851
6,727 5,623 14,996
8,194 7,025 16,172
4,250
4,505
4,775
5,062
15,225 36,600 11,661 9,000
15,377 36,600 13,993 11,448
15,531 37,010 16,792 14,562
15,686 37,010 20,150 18,523
5,366 10,000 15,843 43,160 24,180 23,561
5,687 10,600 16,002 43,167 29,016 29,969
6,029 11,236 16,162 43,167 34,820 38,121
6,390 11,910 16,323 43,167 41,783 48,490
6,774 12,625 16,486 43,167 50,140 61,679
7,180 13,382 16,651 43,167 60,168 78,456
2,250 514,575 1,679,714 2,104,154
2,648,829 3,331,444 4,280,424 5,332,202 6,743,522 8,537,663 10,817,801 13,717,988
81
BANGUNAN 1 Ruang produksi, gudang, kanto 2 Lapangan jemur gabah 3 Instalasi Listrik ALAT, MESIN DAN PERLENGKAPAN 1 Air Screen Cleaner Besar (7saringan,4 aspirator Kecil (2 saringan,1 aspirator) 2 Seed Drier 2 Mesin Press 3 Mesin Jahit Karung 4 Perlengkapan a. Meja tulis & kursi b. Timbangan duduk : 500 kg c. Timbangan gantung d Tester kadar air e. Tool kit, 1set: ring, kunci sok&pas f. Sekrop g. Terpal (6mX12m) h. Karung gabah/beras: 50 kg i. Plastik j. Benang Jahit k. Sorong l. Ember m. Gunting ASET BERGERAK 1 Kendaraan roda 4 2 Motor roda 2 3 Biaya Transportasi BAHAN BAKU PRODUKSI BENIH Gabah Basah Sawah (GBS) BAHAN BAKAR Minyak solar (diesel) TENAGA KERJA 1 Karyawan Tetap 2 Tenaga Kerja Tidak Tetap a. Penjemuran b. Pengemasan c. Pengangkutan PENGELUARAN LAIN-LAIN 1 Biaya Umum per Thn. 2 Sewa gudang&lap jemur per Thn. 3 Biaya promosi per thn. 4 Biaya penyusutan 5 Biaya sertifikasi 6 Biaya sablon 7 Perizinan JUMLAH RENCANA DANA
TAHUN ANALISA PROYEK 4 5 6
Lampiran 4. Rencana kebutuhan dana pendirian UBPB
NO
Lampiran 5. Perhitungan biaya penyusutan ase No
JENIS ASSET TERKENA BIAYA PENYUSUTAN
Pembelian pada th ke-0 1 Ruang produksi, gudang, kantor 2 Lapangan jemur gabah 3 Air Screen Cleaner Besar (7saringan,4 aspirator) Kecil (2 saringan,1 aspirator) 3 Mesin Press 4 Mesin Jahit Karung 5 Meja tulis & kursi 6 Timbangan duduk : 500 kg 7 Timbangan gantung 8 Tester kadar air 10 Sekrop 11 Terpal (6mX12m) 12 Sorong 14 Gunting TOTAL Pembelian pada th ke-3 1 Seed Drier 2 Gunting TOTAL Pembelian pada th ke-5 1 Air Screen Cleaner Besar (7saringan,4 aspirator) Kecil (2 saringan,1 aspirator) 2 Mesin Press 3 Timbangan duduk : 500 kg 4 Timbangan gantung 5 Tester kadar air 6 Sekrop 7 Terpal (6mX12m) 8 Sorong TOTAL Dibulatkan Pembelian pada th ke-6 1 Gunting TOTAL
82
NILAI AWAL NILAI AKHIR UMUR BIAYA ASSET (10%x NAA) EKONOMI PENYUSUTAN (1000RP) (1000RP) (TH) (1000RP/TH) 277,500 140,000
27,750 14,000
15 15
16,650 8,400
30,000 6,000 1,000 5,000 2,000 1,600 350 6,000 150 35,000 6,000 25 510,625 Dibulatkan
3,000 600 100 500 200 160 35 600 15 3,500 600 3 51,063 51,100
10 10 10 10 10 10 10 10 10 5 10 5
2,700 540 90 450 180 144 32 540 14 6,300 540 5 36,584 36,600
4,500 30 4,530
450 3 453
10 5
405 5 410
40,147 4,015 669 1,071 468 5,353 100 6,691 2,700 61,215
4,015 402 67 107 47 535 10 669 270 6,121 6,150
10 10 10 10 10 10 10 5 10
3,613 361 60 96 42 482 9 1,204 243 6,112 6,150
35 35
4 4
5
6 6
TABEL F : PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK
NO
A B C D E
URAIAN
CICILAN BUNGA BANK(12%) PENGEMBALIAN PINJAMAN POKOK KUMULATIP PENGEM. PINJ. POKOK SISA KREDIT
TAHUN ANALISA 0
1
1,000,000
2
3
4
5
6
7
8
9
10
176,984 120,000 56,984
176,984 113,162 63,822
176,984 105,503 71,481
176,984 176,984 96,926 87,318 80,059 89,666
176,984 176,984 76,559 64,508 100,426 112,477
176,984 51,010 125,974
176,984 35,893 141,091
176,984 18,963 158,022
56,984
120,806
192,287
272,346 362,012
462,437 574,914
700,888
841,978 1,000,000
943,016
879,194
807,713
727,654 637,988
537,563 425,086
299,112
158,022
Lampiran 6. Perhitungan kredit
(Dalam : Rp.000)
0
DATA PERHITUNGAN CICILAN ( =R ) r
Tk suku bunga bank =
n
Periode pinjaman = Grace period =
An Besarnya pinjaman =
R=
12% 10
Th
1
Th
1,000,000
(x000Rp)
R=
An ( r / (1-(1+r)^-n))
176,984 (000Rp)
R Total cicilan pinjaman pokok + biaya bunga bank.
83
(Dalam : Rp.000) NO
JENIS BIAYA
A BIAYA TETAP (BT= FC) 1 Gaji Karyawan Tetap 2 Penyusutan 3 Biaya Umum 4 Sewa gudang dan lap. jemur TOTAL BT ( = FC )
1
2
3
4
52,080 36,600 4,250
52,861 36,600 4,505
53,654 37,010 4,775
54,459 37,010 5,062
92,930
93,966
95,440
96,531
TAHUN ANALISA 5 6 55,276 43,160 5,366 10,000 113,802
56,105 43,167 5,687 10,600 115,559
7 56,947 43,167 6,029 11,236 117,378
8 57,801 43,167 6,390 11,910 119,268
9 58,668 43,167 6,774 12,625 121,233
10 59,548 43,167 7,180 13,382 123,277
B BIAYA TIDAK TETAP ( BTT = VC ) 1 Biaya karung 4,800 6,106 7,766 9,879 12,566 15,984 20,331 25,861 32,896 41,843 2 Biaya plastik 22,500 28,620 36,405 46,307 58,902 74,924 95,303 121,225 154,198 196,140 3 Biaya benang jahit 210 267 340 432 550 699 889 1,131 1,439 1,831 4 Biaya transport 5,355 6,812 8,665 11,022 14,019 17,833 22,683 28,853 36,701 46,684 5 Bahan baku gabah 1,496,723 1,902,395 2,419,847 3,078,583 3,918,807 4,981,702 6,337,365 8,061,808 10,254,619 13,043,876 6 Bahan bakar 8,910 11,334 14,416 18,337 23,325 29,670 37,740 48,005 61,063 77,672 7 Upah tenaga kerja tidak tetap 12,400 13,836 14,489 15,995 13,653 20,753 22,730 24,915 27,347 31,391 8 Biaya promosi 15,225 15,377 15,531 15,686 15,843 16,002 16,162 16,323 16,486 16,651 9 Biaya sertifikasi 11,661 13,993 16,792 20,150 24,180 29,016 34,820 41,783 50,140 60,168 10 Biaya sablon 9,000 11,448 14,562 18,523 23,561 29,969 38,121 48,490 61,679 78,456 TOTAL BTT ( = VC ) 1,586,784 2,010,188 2,548,812 3,234,913 4,105,407 5,216,551 6,626,144 8,418,395 10,696,568 13,594,711 JUMLAH (BT+BTT) 1,679,714 2,104,154 2,644,252 3,331,444 4,219,209 5,332,110 6,743,522 8,537,663 10,817,801 13,717,988
Lampiran 7. Rekapitulasi biaya ( BT & BTT )
G. PERHITUNGAN NILAI KRITERIA KELAIKAN
84
(Dalam : Rp.000) NO
JENIS BIAYA
A BIAYA TETAP (BT= FC) 1 Gaji Karyawan Tetap 2 Penyusutan 3 Biaya Umum 4 Sewa gudang dan lap. jemur TOTAL BT ( = FC )
1
2
3
4
52,080 36,600 4,250
52,861 36,600 4,505
53,654 37,010 4,775
54,459 37,010 5,062
92,930
93,966
95,440
96,531
TAHUN ANALISA 5 6 55,276 43,160 5,366 10,000 113,802
56,105 43,167 5,687 10,600 115,559
7 56,947 43,167 6,029 11,236 117,378
8 57,801 43,167 6,390 11,910 119,268
9 58,668 43,167 6,774 12,625 121,233
10 59,548 43,167 7,180 13,382 123,277
B BIAYA TIDAK TETAP ( BTT = VC ) 1 Biaya karung 4,800 6,106 7,766 9,879 12,566 15,984 20,331 25,861 32,896 41,843 2 Biaya plastik 22,500 28,620 36,405 46,307 58,902 74,924 95,303 121,225 154,198 196,140 3 Biaya benang jahit 210 267 340 432 550 699 889 1,131 1,439 1,831 4 Biaya transport 5,355 6,812 8,665 11,022 14,019 17,833 22,683 28,853 36,701 46,684 5 Bahan baku gabah 1,496,723 1,902,395 2,419,847 3,078,583 3,918,807 4,981,702 6,337,365 8,061,808 10,254,619 13,043,876 6 Bahan bakar 8,910 11,334 14,416 18,337 23,325 29,670 37,740 48,005 61,063 77,672 7 Upah tenaga kerja tidak tetap 12,400 13,836 14,489 15,995 13,653 20,753 22,730 24,915 27,347 31,391 8 Biaya promosi 15,225 15,377 15,531 15,686 15,843 16,002 16,162 16,323 16,486 16,651 9 Biaya sertifikasi 11,661 13,993 16,792 20,150 24,180 29,016 34,820 41,783 50,140 60,168 10 Biaya sablon 9,000 11,448 14,562 18,523 23,561 29,969 38,121 48,490 61,679 78,456 TOTAL BTT ( = VC ) 1,586,784 2,010,188 2,548,812 3,234,913 4,105,407 5,216,551 6,626,144 8,418,395 10,696,568 13,594,711 JUMLAH (BT+BTT) 1,679,714 2,104,154 2,644,252 3,331,444 4,219,209 5,332,110 6,743,522 8,537,663 10,817,801 13,717,988
Lampiran 7. Rekapitulasi biaya ( BT & BTT )
G. PERHITUNGAN NILAI KRITERIA KELAIKAN
84
BIAYA PRODUKSI
[ TOTAL BT + TOTAL BTT ] RUMUS :
BPP = [ KAPASITAS PRODUKSI ]
DALAM KASUS INI ADALAH :
TAHUN PROYEK A Total BT B Total BTT
(Rp/Ton )
1
2
92,930
3
93,966
4
95,440
5
96,531
113,802
6 115,559
120,000
113,162
105,503
96,926
87,318
76,559
D Pajak
215,000
268,320
334,863
417,909
521,551
650,896
F Kap. Prod Maks
117,378
8 119,268
9
10
121,233
123,277
1,586,784 2,010,188 2,548,812 3,234,913 4,105,407 5,216,551 6,626,144 8,418,395 10,696,568 13,594,711
C Suku Bunga
E TOTAL (RP/TH)
7
64,508
51,010
35,893
18,963
812,318 1,013,773
1,265,188
1,578,955
2,014,714 2,485,636 3,084,619 3,846,279 4,828,079 6,059,564 7,620,347 9,602,446 12,118,883 15,315,906 1,000
1,000
1,250
1,250
2,500
2,500
2,500
2,500
2,500
2,500
500
600
720
864
1,037
1,244
1,493
1,792
2,150
2,580
2,014.7
2,485.6
2,467.7
3,077.0
1,931.2
2,423.8
3,048.1
3,841.0
4,847.6
6,126.4
I Mark Up 30%
604.4
745.7
740.3
923.1
579.4
727.1
914.4
1,152.3
1,454.3
1,837.9
J OPB Akhir
2619
3231
3208
4000
2511
3151
3963
4993
6302
7964
G Kap. Prod Real H OPB Awal
Lampiran 8. Biaya produksi
TABEL 2. :
OPB RATA-RATA (x1000Rp/Ton)=
4,194
DIBULATKAN =
4,200
85
NO A
B C
ITEM
0
1
Penjualan benih
-
2,150,000
Nilai Akhir aset
-
2
3
4
7
8
9
10
PENERIMAAN -
PENERIMAAN KOTOR (GBi.)
2,683,200 -
3,348,634 4,179,095 5,215,510 6,508,957 8,123,178 10,137,726 12,651,882 15,789,549 -
-
-
-
-
-
-
57,707
2,150,000
2,683,200
3,348,634 4,179,095 5,215,510 6,508,957 8,123,178 10,137,726 12,651,882 15,847,256
2,644,252 3,331,444 4,219,209 5,332,110 6,743,522
PENGELUARAN 1 INVESTASI AWAL
354,432
2 OPERATING COST
-
1,679,714
2,104,154
56,984
63,822
8,537,663 10,817,801 13,717,988
3 Kredit Bank a
Pengmb. Pinjmn Pokok
-
b
Bunga bank (12%/thn)
-
TOTAL BIAYA (Ci.)
D E
KEUNTUNGAN KOTOR (Bi.)
F
Pajak Progresif
G
KEUNTUNGAN BERSIH (NBi.)
H
DF (n ; r = 12%); n=1,2……10
I
PV NET BENEFIT ( NBi. )
80,059
89,666
100,426
112,477
105,503
96,926
87,318
76,559
64,508
125,974
141,091
158,022
51,010
35,893
18,963
120,000
113,162
354,432
1,856,698
2,281,139
-354,432
293,302
402,061
527,397
670,666
819,317
999,863 1,202,672
1,423,079
1,657,097
70,491
103,118
140,719
183,700
228,295
282,459
343,302
409,424
479,629
568,185
-354,432
222,811
298,943
386,678
486,966
591,022
717,404
859,371
1,013,656
1,177,468
1,384,098
1.000
0.893
0.797
0.712
0.636
0.567
0.507
0.452
0.404
0.361
0.322
-354,432
198,971
238,258
275,315
309,711
335,109
363,724
388,436
409,517
425,066
445,680
2,821,236 3,508,429 4,396,193 5,509,094 6,920,506
8,714,647 10,994,786 13,894,973 1,952,283
3,034,732
36% 9.56
86
NPV = IRR = PI =
71,481
Lampiran 9. Perhitungan Net Present Value (NPV)
(Dalam : 000Rp) TAHUN ANALISA 5 6
URAIAN (= OMi.)
Investasi+OC+PINJAMAN BANK (TC)
TAHUN ANALISA 5 6
1
2
3
4
1,679,714
2,104,154
2,644,252
3,331,444
354,432
4,219,209
5,332,110
7
8
9
10
6,743,522
8,537,663
10,817,801
13,717,988
1,856,698
2,281,139
2,821,236
3,508,429
4,396,193
5,509,094
6,920,506
8,714,647
10,994,786
13,894,973
2,150,000
2,683,200
3,348,634
4,179,095
5,215,510
6,508,957
8,123,178
10,137,726
12,651,882
15,847,256
70,491
103,118
140,719
183,700
228,295
282,459
343,302
409,424
479,629
568,185
1,927,189
2,384,257
2,961,955
3,692,128
4,624,488
5,791,553
7,263,807
9,124,071
11,474,415
14,463,158
PV
PENERIMAAN KOTOR (GROSS BENEFIT ) ;
( = GBi.)
PAJAK TC+Pajak FAKTOR DISKONTO;
DF (n, r=12%)
PV DARI OM ;
OMi. = (0) x (5)
PV DARI TC ;
Ci. = (1) x (5)
PV DARI (TC+Pajak) PV DARI GBi.;
1.0000
354,432
= (3) x (5) GBi. = ( 4) x (5)
Jum Kumulatif GBi PV NET BENEFIT ;
( NBi.)
-354,432
Jum Kumulatif NBi
0.893
0.797
0.712
0.636
0.567
0.507
0.452
0.404
0.361
0.322
1,499,984
1,677,011
1,882,707
2,118,799
2,392,292
2,703,380
3,048,072
3,449,216
3,905,226
4,417,192
27,093,879
1,658,031
1,818,068
2,008,720
2,231,361
2,492,642
2,793,111
3,128,069
3,520,717
3,969,118
4,474,181
28,448,448
1,720,979
82,185
100,192
116,833
129,443
143,207
155,172
165,407
173,146
182,956
2,969,521
1,919,950
2,138,510
2,384,227
2,657,904
2,957,194
3,300,041
3,671,676
4,095,641
4,567,330
5,102,816
32,795,291
1,919,950
4,058,460
6,442,688
9,100,592
12,057,786
15,357,827
19,029,504
23,125,145
27,692,475
32,795,291
65,590,582
198,971
238,258
275,315
309,711
335,109
363,724
388,436
409,517
425,066
445,680
3,034,732
198,971
437,228
712,543
1,022,254
1,357,363 1,721,087
2,109,522
2,519,039
2,944,105
3,389,785
Lampiran 10. Perhitungan PBP dan BEP
OC + MAINTAINANCE;
0
PERHITUNGAN Payback Period ( = PBP ) : a
p = thn dimana GB melebihi TI
1
Tp-1= thn sebelum PBP
0
JUM GB p =
PBP =
1,919,950 ( JML sampai th ke 1)
JUM GBi; p-1 =
(Tp-1) + (JUM TIi - JUM GBi; p-1) / GBp
(GB)
0 ( JML sampai th ke 0)
GBp = pada saat melebihi TI
1,919,950 ( yaitu pd th ke 1 )
JUM TI = Total Investasi
354,432 (JML sampai th ke 0 )
PBP =
0.2
(GB)
Th
b
2 1 437,228 198,971 238,258 354,432
p ='Th dimana NB melebihi TI Tp-1 ='Th sebelum PBP JUM NB p = JUM NBi; p-1 = NBp=( Pd saat melebihi TI) JUM TI = Total Investasi
PBP = (NB)
( JML sampai th ke 2) ( JML sampai th ke 1) ( yaitu pd th ke 2 ) (JML sampai th ke 0 )
PBP = (NB)
(Tp-1) + (JUM TIi - JUM NBi; p-1) / NBp
1.7 TH
PERHITUNGAN BEP (TAHUN ANALISIS) : p
=
Th dimana GB melebihi TC
Tp-1
=
Th sebelum GB melebihi TC
2 1
JUM Gbi; p-1 =
1,919,950 ( JML sampai th ke 1)
JUM GB p =
4,058,460 ( JML sampai th ke 2)
GBp =
( Pd saat melebihi TC)
2,138,510 ( yaitu pd th ke 2) 2,969,521 (JML sampai th ke 1)
BEP =
(Tp-1) + (JUM TCi - JUM GBi; p-1) / GBp
1.5 Th
87
JUM TCi. =
BEP =
dalam (000) NO
TAHUN ANALISA
URAIAN Stn
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
= FC 1 TOTAL BT (FIXED COST); = VC1 2 TOTAL BTT (VARIABEL COST) 4 HASIL PENERIMAAN SETAHUN (ES) = S HASIL PENERIMAAN SETAHUN (SS) = S
(000Rp)
92,930
93,966
95,440
96,531
113,802
115,559
117,378
119,268
121,233
123,277
(000Rp)
1,586,784
2,010,188
2,548,812
3,234,913
4,105,407
5,216,551
6,626,144
8,418,395
10,696,568
13,594,711
(000Rp)
1,050,000
1,310,400
1,635,379
2,040,953
2,547,110
3,178,793
3,967,133
4,950,983
6,178,826
7,711,175
(000Rp)
1,100,000
1,372,800
1,713,254
2,138,141
2,668,401
3,330,164
4,156,045
5,186,744
6,473,056
8,078,374
5 HARGA JUAL PRODUK(ES)
= P es
(000Rp)
4,200
4,368
4,543
4,724
4,913
5,110
5,314
5,527
5,748
5,978
HARGA JUAL PRODUK (SS)
= P ss
6 7 8 9 10 11 12
Produksi Maks (ES) Produksi Maks (SS) VC /Ton ; ( Rp / Ton) =V es VC /Ton ; ( Rp / Ton) =V ss BEP es (Rp) = FC / (1 - VC1 / S ) BEP ss (Rp) BEP es (Q) = FC / ( P-Ves ); Q = KAP 13 produksi PADA BEP;
14 BEPss (Q)
(000Rp)
4,400
4,576
4,759
4,949
5,147
5,353
5,567
5,790
6,022
6,263
(Ton/Th)
250
300
360
432
518
622
746
896
1,075
1,290
(Ton/Th)
250
300
360
432
518
622
746
896
1,075
1,290
(000Rp)
3,174
3,350
3,540
3,744
3,960
4,193
4,438
4,699
4,975
5,269
(000Rp)
3,174
3,350
3,540
3,744
3,960
4,193
4,438
4,699
4,975
5,269
(000Rp)
190,127
201,656
216,194
232,606
293,145
321,935
355,971
398,022
450,957
520,131
(000Rp)
166,700
175,408
186,297
198,198
246,606
266,545
289,350
316,411
348,848
388,706
(Ton/Th)
45
46
48
49
60
63
67
72
78
87
38
38
39
40
48
50
52
55
58
62
(Ton/Th)
Lampiran 11. Perhitungan BEP
LAMPIRAN 21.Perhitungan BEP (Rp) dan BEP (Q) Produksi benih padi
88
Lampiran 12. Proyeksi laba rugi & anggaran kas UBPB
Proyeksi Laba Rugi Usaha Benih Padi Bersertifikat Periode 2008-2017 PT. CITRA AGRO INDONESIA (Dalam : 000Rp) URAIAN Penerimaan Penjualan Nilai akhir sisa aset Penerimaan kotor (GBi) Harga Pokok Penjualan Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya (Ci) Laba Kotor (Bi) Pengembalian Pinjm Pokok Biaya Bunga Laba Sebelum Pajak (EBT) Pajak Progresif LABA BERSIH (EAT) Persentase laba terhadap penjualan rata-rata %laba Proyeksi Anggaran Kas Arus kas
Penerimaan Nilai akhir Total penerimaan Investasi awal Biaya operasi Biaya kredit bank Total biaya Pajak Total biaya&pajak Perubahan tahunan bersih Kas awal periode
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2,150,000
2,683,200
3,348,634
4,179,095
5,215,510
6,508,957
8,123,178
10,137,726
12,651,882
2,150,000
2,683,200
3,348,634
4,179,095
5,215,510
6,508,957
8,123,178
10,137,726
12,651,882
15,789,549 57,707 15,847,256
92,930 1,586,784 1,679,714 470,286 56,984 120,000 293,302 70,491 222,811 10.36 10.57
93,966 2,010,188 2,104,154 579,046 63,822 113,162 402,061 103,118 298,943 11.14
95,440 2,548,812 2,644,252 704,382 71,481 105,503 527,397 140,719 386,678 11.55
96,531 3,234,913 3,331,444 847,650 80,059 96,926 670,666 183,700 486,966 11.65
113,802 4,105,407 4,219,209 996,301 89,666 87,318 819,317 228,295 591,022 11.33
115,559 5,216,551 5,332,110 1,176,847 100,426 76,559 999,863 282,459 717,404 11.02
117,378 6,626,144 6,743,522 1,379,656 112,477 64,508 1,202,672 343,302 859,371 10.58
119,268 121,233 8,418,395 10,696,568 8,537,663 10,817,801 1,600,063 1,834,081 125,974 141,091 51,010 35,893 1,423,079 1,657,097 409,424 479,629 1,013,656 1,177,468 10.00 9.31
123,277 13,594,711 13,717,988 2,129,267 158,022 18,963 1,952,283 568,185 1,384,098 8.73 (Dalam : 000Rp)
0
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
2,150,000
2,683,200
3,348,634
4,179,095
5,215,510
6,508,957
8,123,178
10,137,726
12,651,882
15,789,549
2,150,000
2,683,200
3,348,634
4,179,095
5,215,510
6,508,957
8,123,178
10,137,726
12,651,882
15,847,256
57,707 (514,575) -
1,679,714
2,104,154
2,644,252
3,331,444
4,219,209
5,332,110
6,743,522
8,537,663
10,817,801
176,984
176,984
176,984
176,984
176,984
176,984
176,984
176,984
176,984
13,717,988 176,984
-
1,856,698
2,281,138
2,821,236
3,508,428
4,396,193
5,509,094
6,920,506
8,714,647
10,994,785
13,894,972
-
70,491
103,118
140,719
183,700
228,295
282,459
343,302
409,424
479,629
568,185
(514,575)
1,927,189
2,384,257
2,961,955
3,692,128
4,624,488
5,791,553
7,263,807
9,124,070
11,474,415
14,463,157
(514,575) -
222,811
298,943
386,678
486,966
591,022
717,404
859,371
1,013,656
1,177,468
1,384,098
839,857
1,052,077
1,324,415
1,665,722
2,140,212
1,333,051
1,685,880
2,134,416
2,704,450
3,429,497
1,062,668
1,351,020
1,711,093
2,152,689
2,731,234
2,050,454
2,545,251
3,148,071
3,881,918
4,813,595
12,477 2,140,212
1,398,183 1,333,051
364,574 1,685,880
410,836 2,134,416
443,621 2,704,450
452,421 3,429,497
4,813,595
89
Kebutuhan dana (1,354,432) 10,591 26,606 45,371 Kas akhir periode 839,856.87 1,052,077 1,324,415 1,665,722 Kas akhir yang diinginkan sebesar 50% dari kebutuhan dana operasi selama tahun selanjutnya
dalam 000Rp
Tahun Komponen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Piutang Persediaan Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap Gedung&Bangunan Alat, mesin&perlengkapan Biaya Perolehan Akumulasi penyusutan Nilai Buku TOTAL AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Jangka Pendek Hutang Bank Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Jumlah Kewajiban EKUITAS Modal Jumlah Ekuitas TOTAL PASIVA
1,052,077 1,052,077
1,324,415 1,324,415
1,665,722 1,665,722
2,140,212 2,140,212
1,333,051 1,333,051
1,685,880 1,685,880
2,134,416 2,134,416
2,704,450 2,704,450
3,429,497 3,429,497
4,813,595 4,813,595
417,500 93,325 510,825 36,600 474,225 1,526,302
417,500 93,325 510,825 73,200 437,625 1,762,040
417,500 97,902 515,402 110,210 405,192 2,070,914
417,500 97,902 515,402 147,221 368,182 2,508,394
417,500 97,902 515,402 190,381 325,021 1,658,072
417,500 97,995 515,495 233,548 281,947 1,967,827
417,500 97,995 515,495 276,715 238,780 2,373,196
417,500 97,995 515,495 319,881 195,613 2,900,064
417,500 97,995 515,495 363,048 152,447 3,581,944
417,500 97,995 515,495 406,215 109,280 4,922,875
943,016 943,016
879,194 879,194
807,713 807,713
727,654 727,654
637,988 637,988
537,563 537,563
425,086 425,086
299,112 299,112
158,022 158,022
583,286 583,286 1,526,302
882,846 882,846 1,762,040
1,263,202 1,263,202 2,070,914
1,780,740 1,780,740 2,508,394
1,020,084 1,020,084 1,658,072
1,430,264 1,430,264 1,967,827
1,948,110 1,948,110 2,373,196
2,600,951 2,600,951 2,900,064
3,423,922 3,423,922 3,581,944
Lampiran 13. Proyeksi neraca UBPB
Proyeksi Neraca Usaha Benih Padi Bersertifikat Periode 2008-2017 PT. CITRA AGRO INDONESIA
4,922,875 4,922,875 4,922,875
90
(1000XRP/STN)
A.
B.
C.
D. E. F.
G.
ITEM
0
1
2
3
7
8
9
10
277,500 140,000 1,500
30,000 6,000
40,147 4,015 4,500
1,000 5,000
669
2,000 1,600 350 6,000 100 150 35,000
1,071 468 5,353
4,800 22,500 210
6,106 28,620 267
6,000 100 25
7,766 36,405 340
9,879 46,307 432
100 6,691 12,566 58,902 550 2,700
48 30
5,891
7,493
1,646,395 2,092,635
9,531
15,984 74,924 699
20,331 95,303 889
25,861 121,225 1,131
32,896 154,198 1,439
41,843 196,140 1,831
24,951
31,738
40,371
51,352
57 35
12,124
15,421
19,616
2,661,831 3,386,441 4,310,688 5,479,872 6,971,102 8,867,988 11,280,081 14,348,263
9,801
12,467
15,858
20,171
25,658
32,637
41,514
52,806
67,169
85,439
52,080
52,861
53,654
54,459
55,276
56,105
56,947
57,801
58,668
59,548
2,000 3,744 6,656
2,436 3,800 7,600
2,060 3,857 8,571
2,510 3,915 9,570
3,057 10,597
3,723 5,378 11,652
4,535 5,458 12,736
5,523 5,540 13,851
6,727 5,623 14,996
8,194 7,025 16,172
4,250
4,505
4,775
5,062
15,225 36,600 11,661 9,000
15,377 36,600 13,993 11,448
15,531 37,010 16,792 14,562
15,686 37,010 20,150 18,523
5,366 10,000 15,843 43,160 24,180 23,561
5,687 10,600 16,002 43,167 29,016 29,969
6,029 11,236 16,162 43,167 34,820 38,121
6,390 11,910 16,323 43,167 41,783 48,490
6,774 12,625 16,486 43,167 50,140 61,679
7,180 13,382 16,651 43,167 60,168 78,456
2,250 514,575 1,830,813 2,296,209
2,893,122 3,642,239 4,676,039 5,835,123 7,383,300 9,351,529 11,853,040 15,034,812
91
BANGUNAN 1 Ruang produksi, gudang, kanto 2 Lapangan jemur gabah 3 Instalasi Listrik ALAT, MESIN DAN PERLENGKAPAN 1 Air Screen Cleaner Besar (7saringan,4 aspirator Kecil (2 saringan,1 aspirator) 2 Seed Drier 2 Mesin Press 3 Mesin Jahit Karung 4 Perlengkapan a. Meja tulis & kursi b. Timbangan duduk : 500 kg c. Timbangan gantung d Tester kadar air e. Tool kit, 1set: ring, kunci sok&pas f. Sekrop g. Terpal (6mX12m) h. Karung gabah/beras: 50 kg i. Plastik j. Benang Jahit k. Sorong l. Ember m. Gunting ASET BERGERAK 1 Kendaraan roda 4 2 Motor roda 2 3 Biaya Transportasi BAHAN BAKU PRODUKSI BENIH Gabah Basah Sawah (GBS) BAHAN BAKAR Minyak solar (diesel) TENAGA KERJA 1 Karyawan Tetap 2 Tenaga Kerja Tidak Tetap a. Penjemuran b. Pengemasan c. Pengangkutan PENGELUARAN LAIN-LAIN 1 Biaya Umum per Thn. 2 Sewa gudang&lap jemur per Thn. 3 Biaya promosi per thn. 4 Biaya penyusutan 5 Biaya sertifikasi 6 Biaya sablon 7 Perizinan JUMLAH RENCANA DANA
TAHUN ANALISA PROYEK 4 5 6
Lampiran 14. Rencana kebutuhan dana (kenaikan bahan baku input operasiona
NO
NO A
B C
ITEM
0
1
Penjualan benih
-
2,150,000
Nilai Akhir aset
-
2
3
4
7
8
9
10
PENERIMAAN -
PENERIMAAN KOTOR (GBi.)
2,683,200 -
3,348,634 4,179,095 5,215,510 6,508,957 8,123,178 10,137,726 12,651,882 15,789,549 -
-
-
-
-
-
-
57,707
2,150,000
2,683,200
3,348,634 4,179,095 5,215,510 6,508,957 8,123,178 10,137,726 12,651,882 15,847,256
2,888,545 3,642,239 4,614,824 5,835,030 7,383,300
PENGELUARAN 1 INVESTASI AWAL
374,202
2 OPERATING COST
-
1,830,813
2,296,209
60,163
67,382
9,351,529 11,853,040 15,034,812
3 Kredit Bank a
Pengmb. Pinjmn Pokok
-
b
Bunga bank (12%/thn)
-
TOTAL BIAYA (Ci.)
D E
KEUNTUNGAN KOTOR (Bi.)
F
Pajak Progresif
G
KEUNTUNGAN BERSIH (NBi.)
H
DF (n ; r = 12%); n=1,2……10
I
PV NET BENEFIT ( NBi. )
NPV = IRR = PI =
75,468
84,524
94,667
106,027
118,751
111,388
102,332
92,189
80,829
68,106
133,001
148,961
166,836
53,856
37,896
20,020
126,694
119,474
374,202
2,017,669
2,483,065
-374,202
132,331
200,135
273,233
350,000
413,830
487,070
553,021
599,341
611,986
22,199
42,541
64,470
87,500
106,649
128,621
148,406
162,302
166,096
170,176
-374,202
110,132
157,595
208,763
262,500
307,181
358,449
404,615
437,038
445,891
455,411
1.000
0.893
0.797
0.712
0.636
0.567
0.507
0.452
0.404
0.361
0.322
-374,202
98,348
125,603
148,639
166,950
174,171
181,734
182,886
176,563
160,966
146,642
1,188,047
34% 4.18
3,075,401 3,829,095 4,801,680 6,021,887 7,570,157
9,538,386 12,039,896 15,221,668 625,588
Lampiran 15. Cashflow sensitivitas kenaikan bahan baku(10% 92
(Dalam : 000Rp) TAHUN ANALISA 5 6
(1000XRP/STN)
A.
B.
C.
D. E. F.
G.
ITEM
0
1
2
3
7
8
9
10
277,500 140,000 1,500
30,000 6,000
40,147 4,015 4,500
1,000 5,000
669
2,000 1,600 350 6,000 100 150 35,000
1,071 468 5,353
4,800 22,500 210
6,106 28,620 267
6,000 100 25
7,766 36,405 340
9,879 46,307 432
100 6,691 12,566 58,902 550 2,700
48 30
5,891
7,493
1,646,395 2,092,635
9,531
15,984 74,924 699
20,331 95,303 889
25,861 121,225 1,131
32,896 154,198 1,439
41,843 196,140 1,831
24,951
31,738
40,371
51,352
57 35
12,124
15,421
19,616
2,661,831 3,386,441 4,310,688 5,479,872 6,971,102 8,867,988 11,280,081 14,348,263
9,801
12,467
15,858
20,171
25,658
32,637
41,514
52,806
67,169
85,439
57,288
58,147
59,020
59,905
60,803
61,715
62,641
63,581
64,535
65,503
2,200 4,118 7,322
2,680 4,180 8,360
2,266 4,243 9,429
2,761 4,307 10,527
3,362 11,656
4,095 5,916 12,817
4,988 6,004 14,010
6,076 6,094 15,236
7,400 6,186 16,495
9,013 7,727 17,789
4,250
4,505
4,775
5,062
15,225 36,600 11,661 9,000
15,377 36,600 13,993 11,448
15,531 37,010 16,792 14,562
15,686 37,010 20,150 18,523
5,366 10,000 15,843 43,160 24,180 23,561
5,687 10,600 16,002 43,167 29,016 29,969
6,029 11,236 16,162 43,167 34,820 38,121
6,390 11,910 16,323 43,167 41,783 48,490
6,774 12,625 16,486 43,167 50,140 61,679
7,180 13,382 16,651 43,167 60,168 78,456
2,250 514,575 1,837,261 2,302,878
2,899,937 3,649,284 4,682,932 5,842,808 7,391,268 9,359,801 11,861,641 15,043,905
91
BANGUNAN 1 Ruang produksi, gudang, kanto 2 Lapangan jemur gabah 3 Instalasi Listrik ALAT, MESIN DAN PERLENGKAPAN 1 Air Screen Cleaner Besar (7saringan,4 aspirator Kecil (2 saringan,1 aspirator) 2 Seed Drier 2 Mesin Press 3 Mesin Jahit Karung 4 Perlengkapan a. Meja tulis & kursi b. Timbangan duduk : 500 kg c. Timbangan gantung d Tester kadar air e. Tool kit, 1set: ring, kunci sok&pas f. Sekrop g. Terpal (6mX12m) h. Karung gabah/beras: 50 kg i. Plastik j. Benang Jahit k. Sorong l. Ember m. Gunting ASET BERGERAK 1 Kendaraan roda 4 2 Motor roda 2 3 Biaya Transportasi BAHAN BAKU PRODUKSI BENIH Gabah Basah Sawah (GBS) BAHAN BAKAR Minyak solar (diesel) TENAGA KERJA 1 Karyawan Tetap 2 Tenaga Kerja Tidak Tetap a. Penjemuran b. Pengemasan c. Pengangkutan PENGELUARAN LAIN-LAIN 1 Biaya Umum per Thn. 2 Sewa gudang&lap jemur per Thn. 3 Biaya promosi per thn. 4 Biaya penyusutan 5 Biaya sertifikasi 6 Biaya sablon 7 Perizinan JUMLAH RENCANA DANA
TAHUN ANALISA PROYEK 4 5 6
Lampiran 16. Rencana kebutuhan dana (kenaikan biaya tenaga kerja)
NO
NO A
B C
ITEM
0
1
Penjualan benih
-
2,150,000
Nilai Akhir aset
-
2
3
4
7
8
9
10
PENERIMAAN -
PENERIMAAN KOTOR (GBi.)
2,683,200 -
3,348,634 4,179,095 5,215,510 6,508,957 8,123,178 10,137,726 12,651,882 15,789,549 -
-
-
-
-
-
-
57,707
2,150,000
2,683,200
3,348,634 4,179,095 5,215,510 6,508,957 8,123,178 10,137,726 12,651,882 15,847,256
2,895,359 3,649,284 4,621,717 5,842,716 7,391,268
PENGELUARAN 1 INVESTASI AWAL
375,045
2 OPERATING COST
-
1,837,261
2,302,878
60,298
67,534
9,359,801 11,861,641 15,043,905
3 Kredit Bank a
Pengmb. Pinjmn Pokok
-
b
Bunga bank (12%/thn)
-
TOTAL BIAYA (Ci.)
D E
KEUNTUNGAN KOTOR (Bi.)
F
Pajak Progresif
G
KEUNTUNGAN BERSIH (NBi.)
H
DF (n ; r = 12%); n=1,2……10
I
PV NET BENEFIT ( NBi. )
NPV = IRR = PI =
75,638
84,715
94,881
106,266
119,018
111,639
102,563
92,397
81,011
68,259
133,300
149,296
167,212
53,977
37,981
20,065
126,979
119,743
375,045
2,024,538
2,490,156
-375,045
125,462
193,044
265,997
342,533
406,516
478,963
544,632
590,648
602,964
20,139
40,413
62,299
85,260
104,455
126,189
145,890
159,694
163,389
167,322
-375,045
105,323
152,631
203,698
257,273
302,061
352,774
398,743
430,953
439,574
448,751
1.000
0.893
0.797
0.712
0.636
0.567
0.507
0.452
0.404
0.361
0.322
-375,045
94,054
121,647
145,033
163,626
171,268
178,856
180,232
174,105
158,686
144,498
1,156,710
3332% 4.08
3,082,637 3,836,562 4,808,995 6,029,994 7,578,546
9,547,078 12,048,919 15,231,183 616,073
Lampiran 17. Cashflow sensitivitas kenaikan biaya tenaga kerj 94
(Dalam : 000Rp) TAHUN ANALISA 5 6
Lampiran 18. Sensitivitas penurunan penjualan
95
1. Aspek Permodalan 1.1. Rencana Kebutuhan Investasi : ( Pada tahun ke Nol ) 1.2. Perkiraan Modal Kerja yang dibutuhkan Total Rencana Kebutuhan Dana (Pada tahun Awal); 1.3. Sumber dana Pinjaman Bank Modal Sendiri Suku Bunga 12%
x1000Rp) 74% 26%
Periode (th)
514,575 839,857 1,354,432 1,000,000 354,432 10
2. Rencana Penerimaan Kotor PRODUKTIVITAS PANEN MAKSIMAL (Ton/Th)
Penerimaan Tahun Ton/th ES(ton/th) 1 433 216 2 519 260 3 623 311 4 747 374 5 897 448 6 1,076 538 7 1,291 646 8 1,550 775 9 1,860 930 10 2,232 1,116 Harga jual naik 4% tiap tahun penjualan turun 13.5% Pajak Ppn (10%) Tahun Penerimaan Pajak 1 1,859,750 185,975 2 2,320,968 232,097 3 2,896,568 289,657 4 3,614,917 361,492 5 4,511,416 451,142 6 5,630,248 563,025 7 7,026,549 702,655 8 8,769,133 876,913 9 10,943,878 1,094,388 10 13,657,960 1,365,796
Harga jual ES (000Rp/ton) 4,200 4,368 4,543 4,724 4,913 5,110 5,314 5,527 5,748 5,978
SS(ton/th) 216 260 311 374 448 538 646 775 930 1,116
Harga jual SS Penerimaan (000Rp/ton) (000Rp) 4,400 1,859,750 4,576 2,320,968 4,759 2,896,568 4,949 3,614,917 5,147 4,511,416 5,353 5,630,248 5,567 7,026,549 5,790 8,769,133 6,022 10,943,878 6,263 13,657,960
NO A
B C
ITEM
0
1
2
Penjualan benih
-
1,859,750
Nilai Akhir aset
-
3
4
7
8
9
10
PENERIMAAN -
PENERIMAAN KOTOR (GBi.)
2,320,968 -
2,896,568 3,614,917 4,511,416 5,630,248 7,026,549 -
-
-
-
-
8,769,133 10,943,878 13,657,960 -
-
57,707
1,859,750
2,320,968
2,896,568 3,614,917 4,511,416 5,630,248 7,026,549
8,769,133 10,943,878 13,715,666
2,644,252 3,331,444 4,219,209 5,332,110 6,743,522
8,537,663 10,817,801 13,717,988
PENGELUARAN 1 INVESTASI AWAL
354,432
2 OPERATING COST
-
1,679,714
2,104,154
56,984
63,822
3 Kredit Bank a
Pengmb. Pinjmn Pokok
-
b
Bunga bank (12%/thn)
-
TOTAL BIAYA (Ci.)
D E
KEUNTUNGAN KOTOR (Bi.)
F
Pajak Progresif
G
KEUNTUNGAN BERSIH (NBi.)
H
DF (n ; r = 12%); n=1,2……10
I
PV NET BENEFIT ( NBi. )
80,059
89,666
100,426
112,477
105,503
96,926
87,318
76,559
64,508
125,974
141,091
158,022
51,010
35,893
18,963
120,000
113,162
354,432
1,856,698
2,281,139
-354,432
3,052
39,829
75,332
106,488
115,223
121,153
106,043
54,486
-50,907
305
3,983
16,300
14,446
17,067
18,846
14,313
13,173
0
0
-354,432
2,747
35,846
59,032
92,042
98,156
102,307
91,730
41,313
-50,907
-179,306
1.000
0.893
0.797
0.712
0.636
0.567
0.507
0.452
0.404
0.361
0.322
-354,432
2,453
28,570
42,031
58,539
55,655
51,870
41,462
16,691
-18,378
-57,737
2,821,236 3,508,429 4,396,193 5,509,094 6,920,506
8,714,647 10,994,786 13,894,973 -179,306
(133,272)
-12.8% 0.62
96
NPV = IRR = PI =
71,481
Lampiran 19. Cashflow sensitivitas penurunan penjualan
(Dalam : 000Rp) TAHUN ANALISA 5 6
(dalam 000 Rp) Komponen
2007
2008
2009
2016
2017
5,855,369
6,880,059
8,084,069
9,498,781
11,161,068
13,114,255
15,409,250
18,105,868
21,274,395
24,997,414
4,526,220
4,625,742
5,435,247
6,386,415
7,504,037
8,817,244
10,360,261
12,173,307
14,303,636
16,806,772
19,747,957
457,073
1,229,628
1,444,812
1,697,655
1,994,744
2,343,824
2,753,994
3,235,942
3,802,232
4,467,623
5,249,457
Pendapatan usaha kotor
4,983,293
Harga pokok penjualan Laba kotor
2010
2011
Tahun 2012
2013
2014
2015
BIAYA USAHA : Biaya Administrasi&umum
28,090
48,600
57,104
67,098
78,840
92,637
108,848
127,897
150,279
176,577
Beban Gaji
53,400
70,264
82,561
97,009
113,985
133,933
157,371
184,911
217,270
255,293
299,969
Biaya Penyusutan
65,075
71,583
78,741
86,615
95,276
104,804
115,284
126,813
139,494
153,443
168,788
TOTAL BIAYA USAHA
146,565
LABA USAHA / EBIT
310,508
1,039,181 253,401
253,401
253,401
253,401
253,401
253,401
253,401
253,401
253,401
253,401
310,508
785,780
973,005
1,193,532
1,453,242
1,759,050
2,119,089
2,542,921
3,041,788
3,628,908
4,319,821
218,234 567,546
274,402 698,604
340,560 852,973
418,473 1,034,769
810,215 948,835
618,227 1,500,862
745,376 1,797,545
895,036 2,146,752
1,071,172 2,557,736
1,008,446 3,311,374
9.69
10.15
10.55
10.89
8.50
11.44
11.67
11.86
12.02
13.25
Kredit bank Laba sebelum pajak PAJAK PENDAPATAN LABA (RUGI) BERSIH Persentase laba terhadap pendapatan
75,652 234,856
190,446
11
218,406 1,226,406
250,721 1,446,933
288,102 1,706,643
331,374 2,012,451
381,504 2,372,490
439,621 2,796,322
507,043 3,295,189
585,314
207,479
3,882,309
676,235 4,573,222
Lampiran 20. Laporan laba rugi proforma PT Citra Agro Indonesia
Proyeksi Laba Rugi Periode 2008 - 2017 PT. CITRA AGRO INDONESIA
97
(dalam 000 Rp) Tahun
Komponen
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
AKTIVA Aktiva Lancar 1,306,945
1,585,349
2,692,511
4,628,038
7,753,132
11,907,198
13,523,345
15,447,702
17,733,948
20,445,127
23,925,290
Piutang
57,000
243,974
286,669
336,836
395,783
465,045
546,427
642,052
754,411
886,433
1,041,559
Persediaan
15,000
22,500
33,750
50,625
75,938
113,906
170,859
256,289
384,434
576,650
864,976
1,378,945
1,851,823
3,012,930
5,015,499
8,224,852
12,486,149
14,240,631
16,346,043
18,872,793
21,908,211
25,831,824
Kas dan setara kas
Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
Gedung
892,147
892,147
892,147
892,147
892,147
892,147
892,147
892,147
892,147
892,147
892,147
Kendaraan
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
Peralatan&perlengkapan
195,000
195,000
195,000
195,000
195,000
195,000
195,000
195,000
195,000
195,000
195,000
3,025,999
3,025,999
3,025,999
3,025,999
3,025,999
3,025,999
3,025,999
3,025,999
3,025,999
3,025,999
3,025,999
Tanah
Biaya Perolehan Akumulasi penyusutan Nilai Buku Aktiva Lain-Lain TOTAL AKTIVA
(1,034,204)
(1,173,698)
(1,327,142)
(1,495,930)
2,670,910
(355,089)
2,599,328
(426,672)
2,520,587
(505,412)
2,433,972
(592,027)
2,338,696
(687,303)
2,233,892
(792,107)
2,118,607
(907,392)
1,991,795
1,852,301
1,698,857
1,530,069
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,049,855
4,451,150
5,533,517
7,449,471
10,563,547
14,720,040
16,359,239
18,337,838
20,725,093
23,607,068
27,361,893
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Lampiran 21. Laporan neraca proforma PT Citra Agro Indonesia
Proyeksi Neraca Periode 2008-2017 PT. CITRA AGRO INDONESIA
Kewajiban Jangka Pendek Hutang Usaha
250,000
174,471
91,390
Hutang Bank Beban yang masih harus dibayar
-
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
250,000
174,471
91,390
Kewajiban Jangka Panjang
565,000
474,278
373,576
261,797
137,723
Jumlah Kewajiban
815,000
648,749
464,966
261,797
137,723
EKUITAS
3,802,401
5,068,551
7,187,674
10,425,824
14,720,040
16,359,239
18,337,838
20,725,093
23,607,068
27,361,893
3,234,855
3,802,401
5,068,551
7,187,674
10,425,824
14,720,040
16,359,239
18,337,838
20,725,093
23,607,068
27,361,893
TOTAL PASIVA
4,049,855
4,451,150
5,533,517
7,449,471
10,563,547
14,720,040
16,359,239
18,337,838
20,725,093
23,607,068
27,361,893
Modal
98
3,234,855
Jumlah Ekuitas
(dalam 000 Rp) Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Pendapatan usaha kotor
8,005,369
9,563,259
11,432,703
13,677,876
16,376,578
19,623,212
23,532,428
28,243,594
33,926,277
40,786,963
Harga Pokok Penjualan
6,305,455
7,539,401
9,030,667
10,835,482
13,036,453
15,692,371
18,916,829
22,841,299
27,624,574
33,465,946
Laba Kotor
1,699,914
2,023,858
2,402,036
2,842,394
3,340,125
3,930,840
4,615,599
5,402,296
6,301,704
7,321,018
Komponen
BIAYA USAHA : Biaya Administrasi&umum
48,600
57,104
67,098
78,840
92,637
108,848
127,897
150,279
176,577
Beban Gaji
70,264
82,561
97,009
113,985
133,933
157,371
184,911
217,270
255,293
299,969
71,583
78,741
86,615
95,276
104,804
115,284
126,813
139,494
153,443
168,788
Biaya Penyusutan TOTAL BIAYA USAHA LABA USAHA / EBIT Kredit bank LABA (RUGI) BERSIH Persentase laba terhadap pendapatan
190,446 1,509,467
218,406 1,805,452
250,721 2,151,315
288,102 2,554,293
331,374 3,008,752
381,504 3,549,337
439,621 4,175,978
507,043 4,895,253
585,314 5,716,390
207,479
676,235 6,644,782
430,385
430,385
430,385
430,385
430,385
430,385
430,385
430,385
430,385
430,385
1,079,082
1,375,067
1,720,930
2,123,908
2,578,367
3,118,951
3,745,593
4,464,868
5,286,005
6,214,397
13.48
14.38
15.05
15.53
15.74
15.89
15.92
15.81
15.58
15.24
Lampiran 22. Proyeksi laba rugi konsolidasi proforma PT Citra Agro Indonesia
Proyeksi Laba Rugi Konsolidasi Proforma Periode 2008 - 20017 PT. CITRA AGRO INDONESIA
99
(dalam 000 Rp) Tahun
Komponen
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2,637,426
4,016,926
6,293,760
243,974
286,669
336,836
9,893,343
13,240,249
15,209,225
17,582,118
20,438,398
23,874,624
28,738,885
395,783
465,045
546,427
642,052
754,411
886,433
22,500
33,750
1,041,559
50,625
75,938
113,906
170,859
256,289
384,434
576,650
2,903,900
864,976
4,337,345
6,681,222
10,365,063
13,819,199
15,926,512
18,480,459
21,577,243
25,337,708
30,645,419
Tanah Gedung
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,261,352
1,309,647
1,309,647
1,309,647
1,309,647
1,309,647
1,309,647
1,309,647
1,309,647
1,309,647
1,309,647
Kendaraan
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
677,500
Peralatan&perlengkapan
288,325
288,325
292,902
292,902
292,902
292,995
292,995
292,995
292,995
292,995
3,536,824
3,536,824
3,541,401
3,541,401
3,541,401
3,541,494
3,541,494
3,541,494
3,541,494
3,541,494
AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas Piutang Persediaan Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap
Biaya Perolehan Akumulasi penyusutan Nilai Buku Aktiva Lain-Lain TOTAL AKTIVA
(1,138,716)
(1,292,159)
(1,733,357)
3,145,135
(391,689)
3,066,394
(470,430)
2,984,357
(557,045)
2,889,081
(652,321)
2,784,277
(757,125)
2,669,084
(872,409)
2,542,272
(999,222)
2,402,778
2,249,334
1,808,137
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,049,035
7,403,739
9,665,578
13,254,144
16,603,476
18,595,596
21,022,731
23,980,021
27,587,042
32,453,556
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Jangka Pendek Hutang Usaha
174,471
91,390
Hutang Bank Beban yang masih harus dibayar
174,471
91,390
Kewajiban Jangka Panjang
1,417,294
1,252,770
1,069,510
865,377
637,988
537,563
425,086
299,112
158,022
Jumlah Kewajiban
1,591,765
1,344,159
1,069,510
865,377
637,988
537,563
425,086
299,112
158,022
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
EKUITAS Modal Jumlah Ekuitas TOTAL PASIVA
4,457,270
6,059,580
8,596,068
12,388,767
15,965,488
18,058,033
20,597,644
23,680,908
27,429,021
32,453,556
4,457,270 6,049,035
6,059,580 7,403,739
8,596,068 9,665,578
12,388,767 13,254,144
15,965,488 16,603,476
18,058,033 18,595,596
20,597,644 21,022,731
23,680,908 23,980,021
27,429,021 27,587,042
32,453,556 32,453,556
Lampiran 23. Laporan neraca konsolidasi proforma PT Citra Agro Indonesia
Proyeksi Neraca Konsolidasi Proforma Periode 2008-20017 PT. CITRA AGRO INDONESIA
100
Laporan Proyeksi Arus Kas