ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery)
SKRIPSI
RATIH KUSUMA NINGRUM H34080064
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
RINGKASAN RATIH KUSUMA NINGRUM. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan IMAN FIRMANSYAH) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai pilar pembangunan ekonomi rakyat Indonesia mampu tampil sebagai salah satu sektor yang relatif sedikit mendapat pengaruh krisis global dalam perekonomian dunia. Elsari Browniesand Bakery merupakan salah satu industri kecil yang bergerak dalam bidang pengolahan brownies di Kota Bogor. Elsari ialah produsen brownies pertama yang berdiri di Kota Bogor. Elsari saat ini mampu melakukan kegiatan produksi hingga 4.160 kotak brownies panggang per bulan. Pemasaran langsung dilayani melalui mini counter yang lokasinya menyatu dengan pabrik Elsari. Pemasaran langsung kurang optimal dilakukan karena lokasi mini counter yang kurang strategis. Pemasaran langsung hanya memberikan kontribusi sebesar 20 persen terhadap total penjualan. Saluran distribusi mayoritas dilakukan melalui mitra penjualan. Oleh karena itu, manajemen Elsari memiliki rencana pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru di wilayah yang lebih strategis. Pemindahan lokasi pemasaran langsung diharapkan akan menarik minat konsumen sehingga mampu meningkatkan penerimaan bagi Elsari Brownies and Bakery. Rencana pengembangan usaha membutuhkan perencanaan finansial yang tepat. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis kelayakan rencana pengembangan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi kondisi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan kondisi kelayakan pengembangan usaha dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek finansial (2) Menganalisis sensitivitas usaha Elsari Browniesand Bakery saat ini dan dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat memengaruhi manfaat dan biaya. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait dan observasi secara langsung. Data sekunder diperoleh dari hasil laporan perusahaan, studi literatur, artikel internet, dan data dari lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, dan Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran usaha serta untuk mengkaji aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, dan sosial lingkungan. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis aspek finansial usaha. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat kepekaan usaha dalam menghadapi kemungkinan perubahan yang terjadi. Pengalaman yang pernah dialami oleh perusahaan adalah penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga bahan bakar premium sebesar 33,33 persen. Analisis nilai pengganti atau switching value diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan dapat terjadi agar usaha tetap layak untuk dijalankan.
Hasil yang diperoleh yaitu Elsari Brownies and Bakery layak untuk dikembangkan apabila ditinjau dari aspek finansial dan non finansial. Elsari memiliki potensi dan prospek pasar yang baik. Elsari tidak mengalami kendala dari aspek teknis. Elsari memiliki struktur organisasi dan pembagian kerja yang jelas sehingga layak dijalankan dari aspek manajemen. Izin dan sertifikat pendukung seperti izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Majelis Ulama Indonesia membuat usaha ini layak dijalankan dari sisi hukum. Aspek sosial dan lingkungan menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak merugikan masyarakat sekitar. Hasil analisis terhadap kelayakan aspek finansial menunjukkan ketiga skenario layak untuk dijalankan berdasarkan kriteria investasi. Analisis kelayakan terhadap kondisi perusahaan saat ini menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 454.845.062, nilai Net B/C sebesar 5,64, nilai IRR sebesar 74 persen, dan Discounted payback period (DPP) 3,55 tahun. Kriteria kelayakan investasi pada skenario usaha I dinyatakan layak dijalankan secara finansial. Analisis kelayakan finansial skenario usaha II yaitu penyewaan bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari sekaligus counter penjualan kopi menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 993.854.285, nilai Net B/C sebesar 5,54, nilai IRR sebesar 66 persen, dan DPP selama 3,83 tahun. Hasil analisis kelayakan kriteria investasi menunjukkan bahwa skenario usaha II layak untuk dijalankan. Analisis kelayakan skenario usaha III berupa pembelian bangunan yang akan digunakan sebagai pabrik dan gerai baru Elsari menghasilkan kriteria investasi sebagai berikut, yaitu NPV sebesar Rp 659.725.212,63. Nilai IRR yang dihasilkan ialah sebesar 19 persen. Perolehan Net B/C pada skenario usaha III adalah sebesar 1,66. DPP skenario usaha III ialah selama 9,6 tahun. Kriteria kelayakan investasi pada skenario usaha III dinyatakan layak dijalankan secara finansial. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan penjualan sebesar 3,85 persen dan kenaikan harga telur sebesar 14 persen tidak akan mengubah kelayakan usaha pada seluruh skenario usaha walaupun terdapat penurunan perolehan NPV. Berdasarkan analisis switching value secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rencana pengembangan usaha pada skenario usaha II dan III menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kondisi perusahaan saat ini atau skenario usaha I. Dengan demikian, rencana pengembangan usaha merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi kepekaan Elsari saat ini terhadap adanya perubahan. Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan, perusahaan sebaiknya mengusahakan skenario II yaitu pengembangan usaha melalui penyewaan bangunan di wilayah yang lebih strategis sebagai gerai baru Elsari dan counter penjualan kopi. Hal ini dikarenakan skenario II merupakan kondisi yang paling banyak memberikan keuntungan bagi Elsari Brownies and Bakery.
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery)
RATIH KUSUMA NINGRUM H34080064
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul Skripsi
: Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery)
Nama
: Ratih Kusuma Ningrum
NRP
: H34080064
Menyetujui, Pembimbing
Drs. Iman Firmansyah, M.Si NIP. 19620301 1988031 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS. NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru oleh Elsari Brownies and Bakery)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2012
Ratih Kusuma Ningrum H34080064
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Semarang, pada tanggal 7 Mei 1990. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ir. H. Agung Susetyanto dan Hj. Tri Lestari Soniyati, SH, MM. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat kanak-kanak pada tahun 1995 di TK. Budi Rini, Semaramg. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri Pengadilan III Bogor yang diselesaikan pada tahun 2002. Penulis menempuh pendidikan menengah pertama hingga tahun 2005 di SMP Negeri I Bogor kemudian dilanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri I Bogor yang diselesaikan pada tahun 2008. Penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008. Penulis kemudian diterima sebagai mahasiswi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor serta mengambil program minor Komunikasi di Fakultas Ekologi Manusia IPB untuk menyelesaikan studinya. Penulis aktif di organisasi dan beberapa kepanitiaan. Penulis merupakan salah satu anggota muda Badan Eksekutif Manusia Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (BEM FEM IPB) pada Kabinet Sahabat Ksatria periode 2009-2010. Pada tahun 2010-2011, penulis aktif sebagai sekretaris Departemen Hubungan dan Eksternal BEM FEM IPB Kabinet Orange Beraksi. Penulis juga aktif di beberapa kepanitiaan, diantaranya staf Divisi Hubungan Masyarakat FEM Ambassador 2010 dan staf Divisi Dana Umum Greenation 2010. Pada tahun 2011, penulis dipercaya sebagai Ketua Divisi Hubungan Masyarakat Sportakuler FEM IPB. Penulis juga aktif bekerja sebagai salah satu tim asisten dosen Ekonomi Umum sejak tahun 2010-2011.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Rencana Pembukaan Gerai Baru Elsari Brownies and Bakery)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery yaitu rencana pembukaan gerai baru. Oleh karena itu, diperlukan analisis mendalam mengenai aspek kelayakan finansial maupun non finansial terkait kondisi perusahaan saat ini (tanpa pengembangan usaha) dan pada kondisi pengembangan usaha. Perbandingan antara dua kondisi tersebut akan memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk melaksanakan rencana pengembangan usaha atau tetap menjalankan perusahaan dengan kondisi saat ini. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis sensitivitas perubahan biaya dan manfaat terhadap adanya perubahan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi selama penelitian berlangsung.
Bogor, Juni2012 Ratih Kusuma Ningrum
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis terutama dalam penyelesaian skripsi
ini. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Drs. Iman Firmansyah, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
2.
Tintin Sarianti, SP, MM. selaku dosen penguji utama dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan Departemen Agribisnis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji serta memberikan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan skripsi ini.
3.
Etriya, SP. selaku dosen pembimbing akademik serta seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis FEM IPB.
4.
Kedua orang tua tercinta serta kedua saudari tersayang Fitri Kartika Sari dan Tri Wahyuni Puspa Dewi yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini menjadi persembahan terbaik yang membanggakan untuk ayah dan ibu.
5.
Rafili Muhammad Hilman sebagai motivator terbaik yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan semangat selama proses penyusunan skripsi. Terima kasih untuk semuanya.
6.
H. Maman Surahman dan Tommy selaku pemilik Elsari Brownies and Bakery yang telah meluangkan waktu untuk bersedia diwawancara demi kelancaran penyelesaian skripsi. Terima kasih untuk kerjasama dan bantuan yang telah diberikan.
7.
Risty Puspitasari dan Sheila Santika Putri sebagai sahabat terbaik yang selalu setia memberikan dukungan.
8.
Nurul Utami, Nimah Rahmadiyani, Karina Randani, dan Lina Zahira atas keceriaan yang diberikan.
9.
Regina Prameisa, Amelia, dan Tsamaniatul Khusnia sebagai sahabat seperjuangan Gladikarya Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Terima kasih untuk kenangan dan keceriaan yang telah diberikan selama Gladikarya.
10. Emil Fatmala, Steffi Fikri, Anggarini Dianing Safitri, Herawati, Ni Putu Ayuning, Andika Yuli Sutrisno, dan teman-teman Agribisnis angkatan 45 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 11. Teman-teman satu bimbingan Andina Gemah Pertiwi, Eva Apriliani, dan Aklima Dhiska Suwanda yang telah memberikan dukungan. 12. Ryan Iga Septiawan, Fawzia Defrida S, Adnan Azhari Rimbawan, Diki More Sari, Shafiyyatul Ghina, dan Niear Rindy selaku Expansion Team AIESEC IPB. Terima kasih atas pengertian yang telah diberikan. 13. Rekan-rekan BEM FEM IPB 2010 khususnya teman seperjuangan Departemen Hubungan Eksternal, Nuning Indriyasari, Niear Rindy Afrilia, Andini Kusumawardani, Erlinda, dan Liber Damanik atas kerja keras dan dedikasinya. Terutama kepada Rafili Muhammad Hilman selaku ketua departemen atas bimbingan dan arahannya. 14. Semua pihak yang telah bersedia membantu penulis selama proses penyelesaian skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Bogor, Juni 2012 Ratih Kusuma Ningrum
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
vi
I.
PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 1.3. Tujuan .................................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
1 1 6 10 11 11
II.
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2.1. Pengertian Roti ...................................................................... 2.2. Variasi Roti .......................................................................... 2.3. Pengertian Brownies .............................................................. 2.4. Penelitian Terdahulu ............................................................
12 12 13 14 16
III. KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................. 3.1.1. Usaha Kecil dan Menengah ....................................... 3.1.2. Teori Investasi ........................................................... 3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat ........................................... 3.1.4. Studi Kelayakan Bisnis ............................................. 3.1.5. Analisis Finansial ...................................................... 3.1.6. Analisis Sensitivitas .................................................... 3.1.7. Laporan Laba Rugi .................................................... 3.1.8. Incremental Net Benefit ............................................. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................
23 23 23 25 26 30 45 47 48 48 49
IV. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 4.2. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 4.3. Metode Penentuan Responden ............................................. 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 4.5. Analisis Kelayakan Non Finansial ....................................... 4.6. Analisis Kelayakan Finansial ............................................... 4.6.1. Net Present Value ........................................................ 4.6.2. Net Benefit-Cost Ratio ................................................ 4.6.3. Internal Rate of Return ................................................ 4.6.4. Discounted Payback Period ........................................ 4.6.5. Incremental Net Benefit ............................................. 4.7. Analisis Sensitivitas dan (Switching Value) ........................ 4.8. Laporan Laba Rugi .............................................................. 4.9. Definisi Operasional .............................................................
52 52 52 52 53 53 54 54 55 56 57 58 58 59 59
4.10. Asumsi Dasar .........................................................................
60
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 5.1. Sejarah ................................................................................. 5.2. Produksi .............................................................................. 5.3. Pemasaran ........................................................................... 5.4. Sumber Daya Manusia (SDM) ...........................................
64 64 64 66 67
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 6.1. Analisis Aspek Non Finansial .............................................. 6.1.1. Aspek Pasar ............................................................... 6.1.1.1. Analisis Potensi Pasar .................................. 6.1.1.2. Pemasaran .................................................. 6.1.1.3. Perkiraan Penjualan ................................... 6.1.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar ........................ 6.1.2. Aspek Teknis ............................................................ 6.1.2.1. Lokasi Usaha .............................................. 6.1.2.2. Skala Usaha ................................................ 6.1.2.3. Kapasitas Produksi ..................................... 6.1.2.4. Proses Produksi .......................................... 6.1.2.5. Layout ........................................................ 6.1.2.6. Pemilihan Jenis Teknologi ......................... 6.1.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis ...................... 6.1.3. Aspek Manajemen .................................................... 6.1.3.1. Struktur Organisasi .................................... 6.1.3.2. Manajemen ................................................. 6.1.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen .............. 6.1.4. Aspek Hukum ........................................................... 6.1.4.1. Bentuk Badan Usaha .................................. 6.1.4.2. Izin Usaha .................................................. 6.1.4.3. Hasil Analisis Aspek Hukum ..................... 6.1.5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan ................. 6.1.5.1 Hasil Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan ................................................ 6.2. Analisis Aspek Finansial ..................................................... 6.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) ......................................... 6.2.2. Pinjaman ................................................................... 6.2.3. Arus Pengeluaran (Outflow) ..................................... 6.2.3.1. Biaya Investasi ........................................... 6.2.3.2. Biaya Reinvestasi ....................................... 6.2.3.3. Biaya Operasional ...................................... 6.2.3.4. Bunga ......................................................... 6.2.3.5. Pajak Restoran ........................................... 6.2.4. Analisis Laba Rugi ................................................... 6.2.5. Analisis Kelayakan Finansial ................................... 6.2.6. Analisis Sensitivitas ................................................. 6.2.7. Analisis Switching Value .......................................... 6.2.8. Hasil Analisis Aspek Finansial ................................
68 68 68 68 72 79 80 81 81 85 86 86 90 92 93 93 94 95 99 99 99 100 102 102
V.
102 103 104 107 108 108 110 111 124 126 127 128 132 135 137
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 7.1. Kesimpulan ......................................................................... 7.2. Saran ...................................................................................
139 139 139
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
140
LAMPIRAN .............................................................................................
143
DAFTAR TABEL Nomor 1
Halaman PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2006-2010 ...................................................................................
3
Kontribusi Sektor dalam Perekonomian Kota Bogor pada Tahun 2009-2010 ..........................................................................
4
Potensi Industri Pengolahan Non Migas Khususnya Industri Makanan di Kota Bogor pada Tahun 2008-2010 ........................
4
4
Daftar Nama Perusahaan Brownies di Kota Bogor .....................
5
5
Komposisi Gizi Roti dibanding Nasi dan Mie Basah .................
13
6
Komposisi Angka Kecukupan Gizi per 100 Gram Brownies .....
16
7
Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Sejak Tahun 2005 Hingga Tahun 2009 .....................................................................
69
Perkembangan Penawaran Brownies di Kota Bogor pada Tahun 2006-2011 ........................................................................
79
Perhitungan Proyeksi Perkembangan Brownies di Kota Bogor Tahun 2006-2011 ........................................................................
79
Harga Pokok Produksi Brownies Panggang Elsari per Satu Kocok Adonan ............................................................................
88
11
Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha I ........................
110
12
Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha II dan III ...........
111
13
Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha I ........................................................................................
112
Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha II dan III ...........................................................................
115
Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ...........................
125
Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman pada Skenario Usaha III (dalam Rp)............................
126
Pajak Restoran Elsari Brownies and Bakery pada Skenario II dan III (dalam Rp) .......................................................................
121
Laba Bersih Elsari Brownies and Bakery pada Ketiga Skenario Usaha (dalam Rp) .......................................................................
127
2 3
8 9 10
14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada Skenario Usaha I .........................................................................
130
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada Skenario Usaha II ........................................................................
131
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi pada Skenario Usaha III ......................................................................
132
Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan Sebesar3,85 Persen ..........................................................................................
134
Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur Sebesar 14 Persen ..........................................................................................
134
Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Bahan Bakar Sebesar 33,33 Persen ..................................................................
130
Perbandingan Hasil Switching Value pada Ketiga Skenario Usaha ...........................................................................................
137
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1
Alur Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ......................
51
2
Hubungan Antara NPV dan IRR .................................................
57
3
Alur Distribusi Tidak Langsung Elsari Brownies and Bakery ....
76
4
Alur Distribusi Langsung Elsari Brownies and Bakery .............
77
5
Proses Pembuatan Brownies Panggang Elsari ............................
90
6
Proses Pembuatan Kopi dengan Espresso Machine ...................
95
7
Struktur Organisasi Elsari Brownies and Bakery ........................
89
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Nomor 1
Layout pabrik Elsari Brownies and Bakery ................................
143
2
Layout Gerai Baru Elsari Brownies and Bakery .........................
144
3
Daftar Permintaan Counter Elsari Brownies and Bakery per Bulan ...........................................................................................
4
145
Daftar Permintaan Agen Elsari Brownies and Bakery per Bulan ...........................................................................................
147
5
Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario I ...................
148
6
Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario II .................
149
7
Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario III ................
150
8
Analisis Laba Rugi pada Skenario I (dalam Rp) .......................
151
9
Analisis Laba Rugi pada Skenario II (dalam Rp) .......................
152
10
Analisis Laba Rugi pada Skenario III (dalam Rp) ......................
153
11
Cash Flow Skenario Usaha I (dalam Rp) ...................................
154
12
Cash Flow Skenario Usaha II (dalam Rp) ..................................
155
13
Cash Flow Skenario Ushaha III (dalam Rp) ...............................
156
14
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ......................................................
157
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ....................................................
158
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...................................................
159
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ......................................................
160
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) .....................................................
161
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...................................................
162
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) .............................................
163
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ............................................
164
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...........................................
165
Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,53087785 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ..................................
166
Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 7,358089013 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ................................
167
Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,880103089 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...............................
168
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 44,2432689 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ..................................
169
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 71,8586154 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ................................
170
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 47,6587638 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...............................
171
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 188,4845185 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) ..................................
172
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 290,91261 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) ................................
173
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 193,9402435 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) ...............................
174
Dokumentasi ...............................................................................
175
PENDAHULUAN
I 1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan rancangan terstruktur yang mencakup perbaikan di segala bidang guna peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan
nasional
yang
dicanangkan
oleh
Pemerintah
Indonesia
dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan yang hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi terpusat dan tidak merata serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan adil akan menghasilkan fundamental pembangunan ekonomi yang rapuh. Perekonomian nasional yang rapuh telah mengakibatkan Indonesia terjebak dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan pada tahun 1997 serta menurunkan daya saing ekonomi nasional. Krisis global pada tahun 2008 yang melanda perekonomian Amerika Serikat turut mengakibatkan goncangan pada berbagai sektor bisnis di seluruh dunia. Sektor industri skala besar mengalami stagnasi bahkan kebangkrutan. Industri
dengan
orientasi
ekspor
memiliki
berbagai
hambatan
untuk
mengembangkan usahanya akibat adanya krisis global. Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu bertahan dari ancaman krisis global. Ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif walau hanya sebesar 3-4 persen1 akibat kontribusi dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai pilar pembangunan ekonomi rakyat yang tetap tangguh walau dilanda krisis global. UKM di Indonesia mampu tampil sebagai salah satu sektor yang relatif sedikit mendapat pengaruh krisis global dalam perekonomian dunia. UKM sebagai cerminan ekonomi kerakyatan merupakan industri mikro yang tidak bergantung kepada perdagangan internasional sehingga tidak terpengaruh dampak krisis global. Eksistensi UKM tersebut dikarenakan berbagai faktor, antara lain UKM tidak mengandalkan bahan baku impor dalam menjalankan kegiatan produksinya. Pangsa pasar dalam negeri yang masih sangat prospektif menjadikan UKM tidak berkontribusi aktif dalam kegiatan perdagangan internasional. UKM juga tidak memiliki pinjaman dalam jumlah besar kepada perbankan dikarenakan 1
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/eksistensi-dan-kinerja-ukm-di-indonesia-3/ [Diakses 15 Januari 2012]
nilai investasi yang digunakan relatif kecil. Kegiatan UKM sebagian besar digerakkan dengan modal milik pribadi. Oleh karena itu, risiko UKM relatif kecil dalam memanfaatkan dana perbankan. Faktor-faktor tersebut membuat UKM mampu melewati krisis global dengan baik. UKM memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perolehan PDB Nasional. Peran UKM terhadap penciptaan PDB Nasional pada tahun 2007 menurut harga berlaku adalah sebesar Rp 2.121,31 triliun atau 53,60 persen dari total PDB Nasional2. Sumbangan UKM terhadap pembentukan PDB Nasional pada tahun 2009 mencapai 56,5 persen. Oleh karena itu, UKM berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta terbukti mampu menjadi garda depan pewujudan stabilitas perekonomian nasional. UKM merupakan kelompok usaha yang memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Hal ini dapat ditinjau dari semakin banyaknya UKM di Indonesia yang berdiri dari tahun ke tahun. Populasi UKM pada tahun 2006 ialah 48,9 juta unit usaha. Eksistensi UKM pada tahun 2007 sejumlah 49,84 juta unit. Pada tahun 2009, jumlah UKM mencapai 52,8 juta unit usaha atau meningkat sebesar 2,9 persen dari tahun 2008. Selain itu, UKM memiliki potensi cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan setiap unit investasi pada sektor UKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar. Dalam hal penyerapan kerja, peran UKM pada tahun 2007 tercatat sebesar 88.739.744 orang atau 96,95 persen dari total penyerapan tenaga kerja yang ada. Pada tahun 2008, UKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04 persen dari total tenaga kerja yang ada. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar 2,43 persen3. UKM mampu menyerap tenaga kerja hingga 96,2 juta orang pada tahun 2009 atau meningkat sebesar 2,3 persen dari tahun sebelumnya4. Dengan demikian, UKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja serta memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat.
2
http://smecda.com/deputi7/menu/files/berita_resmi_statistik_ukm_bps_2008.pdf [Diakses 15 Januari 2012] 3 http://mediahki.wordpress.com/vol-viino-01februari-2010/kolom-hki-2-2/ [Diakses 15 Januari 2012] 4 http://library.gunadarma.ac.id/repository/files/222000/20207750/bab-i.pdf [Diakses 15 Januari 2012]
UKM telah menjadi kelompok usaha penggerak pertumbuhan Indonesia pasca krisis global yang melanda dunia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah UKM di Indonesia hingga tahun 2010 ialah 51,26 juta unit usaha. Kontribusi UKM terhadap Pendapatan Nasional Bruto (PDB) Nasional mencapai Rp 2.609 triliun atau hampir seperempat dari total PDB Indonesia5. Kota Bogor merupakan salah satu daerah yang memberdayakan UKM sebagai komponen pembangunan daerah. Perkembangan perekonomian Kota Bogor dari tahun ke tahun dapat ditinjau berdasarkan perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor. PDRB Kota Bogor sebagai potret keadaan perekonomian memberikan gambaran situasi serta merupakan alat untuk mengkaji dan mengevaluasi kondisi perekonomian Kota Bogor. Perolehan nilai PDRB Kota Bogor mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Nilai PDRB Kota Bogor pada tahun 2010 secara umum mengalami kenaikan sebesar 18,19 persen dibanding tahun 2009, yaitu dari Rp 11.904.599,66 juta menjadi Rp 14.070.351,26 juta di tahun 2010. Tabel 1. PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 PDRB 7.257.742,09 8.558.035,70 10.089.943,96 (juta rupiah) Sumber: Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor (2011)
2009 11.904.599,66
2010 14.070.351,26
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor didukung oleh berbagai macam subsektor, diantaranya ialah industri pengolahan. Kontribusi subsektor industri pengolahan dalam perolehan PDRB Kota Bogor pada tahun 2010 ialah sebesar 25,90 persen. Peran serta industri pengolahan ini meningkat sebesar 1,3 persen apabila dibandingkan dengan tahun 2009. Lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran merupakan subsektor yang memberikan andil terbesar dalam penyusunan komponen PDRB Kota Bogor dengan persentase sebesar 37,16 persen. Kontribusi berbagai sektor penyusun perekonomian Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.
5
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=81164ukmstrategistanggulangi-kemiskinan&catid=77&Itemid=131 [Diakses 15 Januari 2012]
Tabel 2. Kontribusi Sektor Dalam Perekonomian Kota Bogor Tahun 2009-2010 PDRB Atas Dasar Harga yang Berlaku (persen) Lapangan Usaha 2009 2010 Pertanian 0,2 0,19 Industri Pengolahan 25,57 25,90 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,06 2,00 Bangunan 5,49 5,29 Perdagangan, Hotel dan Restoran 38,40 37,16 Angkutan dan Komunikasi 14,45 15,35 Keuangan, Persewaan & Jasa 10,22 10,39 Perusahaan Jasa-Jasa 3,97 3,72 Sumber: Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor (2011)
Industri pengolahan merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam menopang roda perekonomian Kota Bogor. Industri makanan ialah salah satu komponen penyusun dalam industri pengolahan non migas di Kota Bogor. Industri makanan ini mencakup industri besar, sedang, industri kecil dan rumah tangga. Potensi industri pengolahan non migas khususnya industri makanan di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Potensi Industri Pengolahan Non Migas Khususnya Industri Makanan di Kota Bogor tahun 2008-2010 Jenis Industri Industri menengah atau besar Industri kecil formal Industri kecil non formal
2008 Jumlah Tenaga Usaha Kerja (Unit) (Orang)
Jumlah Usaha (Unit)
2009 Tenaga Kerja (Orang)
2010 Jumlah Tenaga Usaha Kerja (Unit) (Orang)
22
1402
25
1422
25
1422
213
2.062
225
2.167
240
2.213
1.017
4.693
1.037
4.793
1.057
4.895
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2011)
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Bogor yang bergerak di bidang industri makanan, baik yang berupa industri kecil formal maupun nonformal, mengalami peningkatan dari segi jumlah unit usaha dan tenaga kerja. Hal ini membuktikan bahwa UKM merupakan industri yang sangat potensial untuk diberdayakan lebih lanjut karena mampu menyerap tenaga kerja serta tidak membutuhkan modal yang terlalu besar dalam menjalankan kegiatan produksinya.
UKM merupakan usaha yang fleksibel dengan penerapan jiwa wirausaha sehingga memiliki ketahanan yang relatif tinggi dalam menghadapi krisis global yang melanda Indonesia. Industri roti di Kota Bogor merupakan salah satu jenis industri pengolahan makanan yang prospektif untuk dikembangkan. Roti merupakan produk makanan yang bahan utamanya tepung (kebanyakan tepung terigu) dan dalam pengolahannya melibatkan proses pemanggangan. Produk roti contohnya adalah bakery, pie, bagel, pastry, cake dan cup cake, biskuit, kue kering (cookies), crackers, muffin, rolls, pretzel, donat, dll. Brownies sebagai bagian dari cake merupakan kue bantat yang berwarna cokelat pekat dengan berbagai aneka variasi topping yang menarik. Pertumbuhan industri brownies di Kota Bogor ditunjukkan dengan semakin banyaknya usaha pengolahan brownies yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dari tahun ke tahun. Daftar nama produsen brownies di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Daftar Nama Perusahaan Brownies di Kota Bogor Nama Perusahaan Alamat Elsari Brownies & Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bakery Brownies Kukus Jl. Batu Tulis Gg. Lurah No 12 “Bie&Bie” RT 04/04 Kec. Bogor Selatan Monika Kebon Pedes RT 02/10 Kec. Tanah Sareal Ramana Kebon Pedes RT 02/10 Brownies “Keisha” Jl. Sukasari III No. 35 RT 07/RW 01 Kelurahan Sukasari Brownies Lapis Bogor Jl. Dr. Semeru Blok 102 No 7 RT 1/11 Akasia Cake Kedung Waringin
Tahun Daftar 2006 2007 2007 2007 2010 2011 2011
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2012)
Elsari Brownies and Bakery merupakan salah satu industri kecil yang bergerak dalam bidang pengolahan brownies di Kota Bogor. Elsari ialah produsen brownies pertama di Kota Bogor. Elsari telah melakukan kegiatan pemasaran hingga ke daerah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Karawang, Cibubur, Sukabumi, dan Bandung. Elsari juga memiliki berbagai agen perseorangan dan counter titip jual yang membantu kegiatan pemasaran produk brownies.
Perkembangan Elsari Brownies and Bakery dari tahun ke tahun tidak lepas dari peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor yang secara rutin memberikan pembinaan kepada manajemen
Elsari
untuk meningkatkan
kompetensinya. Persaingan industri brownies yang relatif ketat di Kota Bogor menuntut manajemen Elsari untuk terus mencari inovasi agar mampu memenangkan pasar serta tetap mendapatkan perhatian dari pecinta brownies. 1.2. Perumusan Masalah Elsari Brownies and Bakery merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tergolong cukup berkembang di Kota Bogor. Elsari merupakan salah satu UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Berdasarkan informasi dari Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor diperoleh informasi bahwa pemilik Elsari rutin menghadiri pelatihan dan pembinaan bagi pengembangan kompetensi UKM di wilayah Kota Bogor serta sangat kooperatif dalam melakukan kerjasama dengan Disperindag Kota Bogor. Pemilik Elsari juga sering mendapat kunjungan dari berbagai instansi bahkan dari luar Kota Bogor, seperti Pekalongan, Kediri, Surabaya, bahkan Palembang. Permintaan dari luar Kota Bogor pun meningkat seiring dengan kunjungan tersebut. Elsari sebagai percontohan UKM sukses telah mampu memberikan inspirasi bagi perkembangan bisnis lain baik di lingkup Kota Bogor maupun luar Kota Bogor. Brownies merupakan makanan ringan yang disukai oleh semua kalangan, baik tua maupun muda. Produk brownies memiliki berbagai variasi harga dan rasa sehingga konsumen memiliki beragam pilihan untuk menentukan keputusan pembeliannya. Proses produksi brownies yang relatif mudah membuat banyak industri mengusahakan produk ini. Faktor sosial budaya juga menentukan tingginya permintaan terhadap brownies di Kota Bogor. Budaya yang mengakar di masyarakat terkait dengan budaya oleh-oleh membuat bisnis brownies di Kota Bogor masih merupakan bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan. Kota Bogor merupakan kota satelit yang menunjang perekonomian ibukota Indonesia, yaitu Jakarta. Kota Bogor memiliki lokasi yang strategis serta menyimpan berbagai potensi wisata yang beragam seperti aneka produk kuliner khas Bogor dan koleksi fashion yang unik. Kota Bogor tumbuh menjadi kota wisata yang
menjadi tujuan utama wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menghabiskan waktu liburannya bersama keluarga. Wisatawan yang berkunjung ke Bogor pada tahun 2010 berjumlah 2,97 juta jiwa. Angka tersebut meningkat hampir 10 ribu wisatawan dibanding kunjungan pada tahun 2009 yang hanya mencapai 2,89 juta jiwa. Oleh karena itu, banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor turut mendukung tingginya permintaan brownies sebagai salah satu produk oleh-oleh khas dari Bogor. Elsari merupakan perusahaan yang jeli menangkap peluang pasar sehingga produk browniesnya mampu berkembang menjadi salah satu buah tangan khas Kota Bogor. Brownies Elsari mampu bersaing karena harga yang ditawarkan relatif lebih murah dibanding produk pesaing. Elsari Brownies and Bakery berdiri pada tahun 2003. Elsari telah mampu bertahan dari ketatnya persaingan di industri makanan jadi, khususnya brownies. Perkembangan Elsari dapat ditinjau melalui peningkatan produksi dari tahun ke tahun. Elsari telah memproduksi 49.000 kotak brownies pada tahun 2010. Produksi Elsari pada tahun 2011 kemudian meningkat menjadi 49.920 kotak brownies. Elsari melakukan kegiatan pemasaran melalui penjualan langsung dan agen distributor. Elsari memiliki 120 distributor yang terdiri dari agen perorangan, counter, dan instansi. Agen perorangan merupakan ibu rumah tangga dan karyawan. Sistem penjualan melalui agen perorangan ialah jual lepas. Hal ini berarti risiko produk ditanggung oleh agen tersebut. Counter yang bekerja sama dengan Elsari terdiri dari toko oleh-oleh dan toko roti. Counter tersebut tersebar di berbagai wilayah pemasaran Elsari Brownies and Bakery antara lain Bogor, Bandung, Karawang, Cibubur, Depok, Sukabumi, dan Tangerang. Sistem penjualan yang diterapkan pada counter ialah konsinyasi atau titip jual. Produk Elsari yang mengalami kerusakan atau tidak laku dijual akan menjadi tanggungan pihak Elsari. Instansi yang bekerja sama dengan Elsari dalam memasarkan produknya ialah PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). PT KAI memasok brownies Elsari untuk dimanfaatkan sebagai salah satu komponen dalam konsumsi yang disajikan kepada penumpang kereta api. Selain itu, pelayanan juga diberikan dalam bentuk
pembelian langsung brownies Elsari di Kafetaria. Armada yang melakukan kerja sama dengan Elsari ialah Kereta Api Argo Lawu dengan trayek Surabaya-Jakarta. Permintaan terhadap brownies Elsari mencapai 40 kotak per minggu dengan sistem perjanjian konsinyasi. Kerja sama ini sangat menguntungkan Elsari karena mampu memperluas jaringan pemasaran bahkan hingga ke luar Jawa. Permintaan terhadap brownies panggang Elsari masih sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari permintaan distributor per bulan mencapai 5.184 kotak sedangkan kapasitas produksi Elsari saat ini ialah 4.160 kotak per bulan (Lampiran 3 dan 4). Adanya gap antara permintaan dan penawaran mengindikasikan potensi pasar yang masih prospektif untuk dikembangkan. Kegiatan pemasaran secara langsung dilakukan di mini counter yang terletak di depan pabrik Elsari di wilayah Pondok Rumput. Aneka produk bakery Elsari dengan berbagai variasi rasa dan ukuran dipajang di rak-rak agar konsumen lebih mudah melakukan keputusan pembeliannya. Konsumen yang membeli secara langsung di pabrik Elsari akan memperoleh potongan harga khusus sebesar Rp 1.000,00 hingga Rp 2.000,00 apabila membeli lebih dari tiga kotak. Namun seringkali pihak manajemen Elsari memberikan potongan harga walaupun konsumen hanya membeli lebih dari dua kotak. Hal ini diterapkan untuk menarik minat konsumen terhadap produk Elsari. Proporsi penjualan langsung Elsari sangat tidak signifikan apabila dibandingkan dengan penjualan melalui agen distributor. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan pemilik usaha, proporsi penjualan langsung hanya memiliki kontribusi sebanyak 20 persen terhadap pendapatan penjualan perusahaan. Lokasi pabrik yang tidak terletak di jalur utama Kota Bogor membuat konsumen kurang mengenal produk Elsari secara langsung. Konsumen dari luar kota Bogor akan kesulitan mengakses pabrik Elsari karena mini counter Elsari berada di wilayah perumahan sehingga kegiatan pemasaran secara langsung lebih banyak dilakukan oleh konsumen yang berada di sekitar lokasi pabrik. Hal ini tentu menghambat proses pemasaran langsung produk Elsari. Kelemahan inilah yang mendorong pemilik Elsari untuk membuka gerai baru pada tahun 2012 di kawasan yang lebih strategis sehingga akan memudahkan akses konsumen yang ingin membeli produk Elsari secara langsung.
Rencana pengembangan usaha akan dilakukan di Jalan Raya Padjadjaran. Lokasi tersebut merupakan jalan utama yang dilewati oleh masyarakat sebagai akses keluar dan masuk Kota Bogor serta pusat industri kuliner dan fashion. Oleh karena itu, lokasi tersebut dinilai strategis sebagai lokasi pembukaan gerai baru Elsari. Konsep pengembangan usaha ialah pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Budaya meminum kopi sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat saat ini. Masyarakat gemar untuk berkumpul dengan komunitasnya sembari ditemani dengan secangkir kopi. Bahkan, aktivitas rapat pun saat ini dilakukan di coffee shop. Oleh karena itu, pengembangan usaha counter penjualan kopi ini sangat prospektif untuk dikembangkan. Kopi yang ditawarkan oleh Elsari ialah espresso, cappuccino, dan coffee latte. Pemilihan produk tersebut disesuaikan dengan target pasar Elsari. Kopi yang dijual tidak hanya mengandung unsur kopi hitam murni namun memiliki tambahan komposisi berupa busa susu dan susu sehingga cocok dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Kopi yang dijual memiliki kualitas terbaik, karena menggunakan bahan baku yang sama dengan coffee shop internasional, namun dengan harga yang terjangkau. Pengaturan
lay
out
di
gerai
baru
Elsari
dilakukan
dengan
mempertimbangkan kenyamanan konsumen. Gerai ini akan dilengkapi dengan sejumlah sofa nyaman berikut fasilitas internet gratis sehingga menunjang kebutuhan konsumen terhadap informasi terkini. Selain itu, konsumen akan dimanjakan dengan alunan musik lembut melalui speaker. Dengan demikian, konsumen akan merasa nyaman menghabiskan waktu di gerai baru Elsari dengan sajian brownies ditemani secangkir kopi baik dingin maupun hangat. Rencana pengembangan usaha membutuhkan analisis keuangan yang tepat. Kebutuhan pendanaan yang tidak sedikit membuat studi kelayakan sangat penting untuk dilakukan. Kelayakan usaha Elsari baik dari sisi finansial maupun non finansial akan membuka peluang bagi pemilik untuk memperluas jangkauan pemasarannya dengan membuka gerai baru di wilayah yang lebih strategis. Penelitian ini akan membandingkan kondisi kelayakan usaha saat ini dan saat pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilakukan dengan menggunakan
dua buah skenario. Skenario pengembangan usaha pada dasarnya akan meningkatkan jumlah produksi, bahan baku, dan tenaga kerja guna pemenuhan kebutuhan di gerai baru. Skenario pengembangan usaha dibagi menurut kepemilikan bangunan. Skenario pengembangan usaha pertama ialah penyewaan bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari sekaligus counter penjualan kopi. Skenario pengembangan usaha yang lain ialah membeli bangunan yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari. Hal ini dilakukan agar proses produksi hingga pemasaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien karena berada di lokasi yang sama. Kondisi lingkungan usaha yang tidak pasti atau dapat mengalami perubahan akan memengaruhi biaya dan manfaat yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Elsari pernah menghadapi pengalaman terhadap berbagai perubahan, yaitu penurunan penjualan, kenaikan harga telur, dan kenaikan harga bahan bakar. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis untuk mengetahui pengaruh perubahan tersebut terhadap kelayakan usaha. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimana kondisi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan kondisi kelayakan pengembangan usaha dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek finansial? 2) Bagaimana sensitivitas usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat memengaruhi manfaat dan biaya? 1.3. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi kondisi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan kondisi kelayakan pengembangan usaha dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan aspek finansial.
2) Menganalisis sensitivitas usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini dan dengan pengembangan usaha apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat memengaruhi manfaat dan biaya. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut: 1) Bagi Elsari Brownies and Bakery, analisis ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi untuk bahan pertimbangan dalam menjalankan operasional usaha dan dalam membuat rencana pengembangan usaha lebih lanjut, yaitu pembukaan gerai baru. 2) Bagi pemerintah, analisis ini dapat digunakan sebagai masukan untuk turut mendukung usaha Elsari Brownies and Bakery. 3) Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan kuliah. 4) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan informasi mengenai kelayakan pengembangan usaha brownies. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji kelayakan aspek-aspek non finansial dan finansial dari usaha Elsari Brownies and Bakery. Aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek finansial meliputi kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery saat ini (skenario usaha I) dan setelah pengembangan usaha (skenario usaha II dan III). Selain itu, sensitivitas melalui pendekatan switching value terhadap penurunan penjualan, kenaikan harga telur, dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Roti Roti sebagai panganan alternatif yang mengandung karbohidrat semakin berkembang di Indonesia. Roti merupakan panganan yang praktis sehingga dapat dikonsumsi saat sarapan maupun waktu selingan saat beraktifitas. Roti mampu memenuhi kecukupan gizi dengan cara yang singkat dan mudah didapat sehingga disukai oleh masyarakat di era globalisasi ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nasution (2006) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Roti Unyil pada Perusahaan Roti Venus di Kota Bogor, meningkatnya pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan aktifitas pembangunan di berbagai bidang membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih praktis dan efisien termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Hal tersebut berdampak pada adanya perubahan konsumsi masyarakat dimana jenis makanan instan dan siap saji menjadi alternatif yang dipilih. Perubahan konsumsi yang terjadi salah satunya adalah peningkatan konsumsi makanan yang diolah dari tepung terigu, yaitu roti. Nusawanti (2009) memaparkan bahwa roti merupakan produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lainnya kemudian dipanggang. Roti pada awalnya dihasilkan melalui bahan dan cara pembuatan yang sederhana, yaitu gandum yang digiling menjadi terigu murni dan dicampur air kemudian dibakar di atas batu panas. Namun dengan berkembangnya teknologi, saat ini roti lebih bervariasi baik dari segi ukuran, penampilan bentuk, tekstur, rasa, dan bahan pengisiannya. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan pembuatan roti yang meliputi aspek bahan baku, proses pencampuran, dan metode pengembangan adonan. Roti merupakan makanan pokok pendamping sebagai pengganti nasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti (2006) mengenai Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue (Studi Kasus Toko Ibu Ratna Roti dan Kue), masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota besar lebih memilih roti sebagai makanan pokok pendamping dibandingkan jagung, ketela, ubi jalar, atau sagu. Hal ini dikarenakan sebagai bahan makanan olahan, roti memiliki nilai gizi yang tinggi dan lebih lengkap dibanding yang lain. Selain itu, roti juga lebih
praktis, memiliki banyak variasi, harganya relatif terjangkau, mudah diperoleh, dan lebih mengenyangkan. Menurut data yang diperoleh dari Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, diketahui bahwa dibandingkan dengan 100 gram nasi putih atau mie basah, maka 100 gram roti akan memberikan energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor, dan besi yang lebih banyak. Komposisi gizi roti apabila dibandingkan dengan nasi dan mie basah dapat dilihat di Tabel 5. Tabel 5. Komposisi Gizi Roti Dibanding Nasi dan Mie Basah6 Zat Gizi Satuan Roti Putih Roti Cokelat Nasi Mie Basah Energi kkal 248 249 178 86 Protein gr 8,0 7,9 2,1 0,6 Lemak gr 1,2 1,5 0,1 3,3 Karbohidrat gr 50,0 49,7 40,6 14,0 Kalsium mg 10 20 5 14 Fosfor mg 95 140 22 13 Besi mg 1,5 2,5 0,5 0,8 Vitamin A SI 0 0 0 0 Vitamin B1 mg 0,1 0,15 0,02 0 Vitamin C mg 0 0 0 0 Air gr 40 40 57 80 Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (2002)
2.2. Variasi Roti Brownies merupakan salah satu variasi dari roti yang termasuk ke dalam golongan cake, yaitu jenis roti yang rasanya manis dengan tambahan rasa tanpa menggunakan isi. Delfani dalam Nasution (2006) memaparkan bahwa terdapat lima jenis variasi roti, yaitu: 1) Bakery Bakery merupakan jenis roti manis yang berbahan dasar tepung terigum mentega, telur, susu, dan ragi. Jenis roti ini biasa diisi dengan cokelat, keju, srikaya, selai buah, kelapa, pisang, fla, daging sapi atau ayam, dan sosis. Bakery memiliki bentuk yang beragam seperti bulat, lonjong, keong, gulung, sampai dengan bentuk-bentuk hewan.
6
http://banabakery.wordpress.com/2008/06/30/roti-lebih-baik-dari-nasi-dan-mie/ [diakses tanggal 20 Januari 2012]
2) Roti Tawar Roti tawar ialah salah satu jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu, mentega, telur, susu, dan air. Roti ini biasanya tanpa diisi dengan bahan tambahan lain serta memiliki bentuk kotak, panjang, dan tabung. 3) Cake Cake adalah jenis roti yang memiliki rasa manis dengan tambahan rasa (essense) rhum, jeruk, atau cokelat. Bahan dasarnya antara lain tepung terigu, telur, susu, mentega, serta tanpa menggunakan isi. Jenis roti ini dibagi menjadi spikuk, roll tart, zebra cake, fruit cake, brownies, muffin, tart cake, cake siram, dan caramel. 4) Pastry Pastry merupakan salah satu jenis roti kering yang dapat berupa kue sus, grem, dan croissant. Roti ini dapat diisi dengan kacang, keju, cokelat, daging ayam dan sapi, sosis, fla, atau tidak diisi apapun. 5) Donat Donat adalah jenis roti tawar atau manis yang proses pematangannya dengan cara digoreng atau dipanggang. Roti ini dikenal dengan bentuknya yang khas yaitu terdapat lubang pada bagian tengahnya. Ada beberapa jenis donat yang sudah dikenal secara umum, antara lain donat siram, donat keju, donat meisses, donat kacang, dan donat isi. 2.3. Pengertian Brownies Brownies merupakan kue khas Amerika yang pertama kali dikenal pada tahun 1987. Seorang koki di Amerika yang sedang membuat cake cokelat lupa memasukkan baking powder sehingga terciptalah cake bantat yang tidak mengembang namun lezat rasanya. Kegagalan membuat cake ini justru menciptakan jenis cake baru yang menjadi terkenal hingga sekarang. Tekstur brownies dianggap unik karena seperti persilangan antara cake dengan cookies yang renyah. Pada tahun 1907, Maria Willet Howard dalam Lowney’s Cook Book memunculkan resep Brownies dengan ekstra telur dan cokelat batangan. Menurut situs The Amazing of Brownies, resep brownies pertama kali diterbitkan pada tahun 1897 dalam Sears, Roebuck Catalogue. Pertama kali resep ini dibukukan di
The Boston Cooking School Cook Book oleh Fannie Merritt Farmer pada edisi 1906. Nama brownies sendiri diambil karena cake tersebut dominan berwarna cokelat pekat (brown), ditambah lagi karena bahan bakunya juga terdiri dari aneka cokelat seperti dark chocolate, cokelat pasta, dan cokelat bubuk. Dalam perkembangannya, banyak sekali brownies dengan aneka kreasi dan rasa yang variatif. Penampilannya pun lebih cantik dan mengundang selera walaupun tidak meninggalkan ciri khas asli brownies yang kaya akan rasa cokelatnya. Variasi tersebut biasanya dengan menambah topping di atasnya seperti krim keju, chocolate ganache, marshmellow, chocolate chip, atau taburan aneka jenis kacang-kacangan. Brownies tergolong jenis kue yang memiliki indeks glikemik tinggi artinya dengan mengonsumsi brownies, gula darah dapat cepat naik sehingga sesaat setelah mengonsumsi brownies badan akan lebih segar. Brownies juga mengandung vitamin yang cukup lengkap seperti vitamin C, thiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, vitamin B6, dan vitamin B12. Komposisi angka kecukupan gizi untuk setiap 100 gram brownies dapat dilihat pada Tabel 6. Brownies dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu brownies panggang dan brownies kukus. Berdasarkan penelitian dari Saragih (2011), secara umum tidak terdapat perbedaan diantara keduanya. Perbedaannya terletak pada kandungan kadar air di dalamnya. Brownies kukus memiliki kadar air yang lebih tinggi dibanding brownies panggang sehingga memiliki daya simpan yang lebih rendah. Apabila ditinjau dari segi rasa, brownies panggang lebih gurih. Namun, dari segi kesehatan, brownies kukus lebih aman karena tidak terbentuk radikal bebas akibat proses pemanggangan. Meskipun demikian, kekhawatiran berlebih terhadap konsumsi brownies panggang tidaklah perlu. Hal ini dikarenakan secara alami manusia juga selalu memproduksi radikal bebas di dalam tubuhnya. Selama jumlah radikal bebas di dalam tubuh masih dalam batasan yang terkendali, maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
Tabel 6. Komposisi Angka Kecukupan Gizi per 100 gram Brownies7 Komponen Gizi Satuan Kadar Air gr 2,80 Energi kkal 434,00 Protein gr 4,00 Lemak gr 14,00 Karbohidrat gr 76,60 Kalsium mg 19,00 Besi mg 1,99 Magnesium mg 40,00 Fosfor mg 82,00 Kalium mg 219,00 Natrium mg 303,00 Seng mg 0,64 Tembaga mg 0,27 Mangan mg 0,35 Selenium mcg 2,60 Vitamin C mg 0,30 Thiamin mg 0,16 Riboflavin mg 0,16 Niasin mg 1,88 Asam pantotenat mg 0,13 Vitamin B6 mg 0,01 Asam folat mcg 35,00 Vitamin A IU 11,00 2.4. Penelitian Terdahulu Referensi melalui penelitian terdahulu merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian ini. Hal yang dikaji dalam penelitian terdahulu diantaranya ialah produk yang diteliti, periode pembangunan investasi, alat analisis yang digunakan, tingkat diskonto yang digunakan, penetapan umur usaha, asumsi aspek finansial, dan indikator perubahan pada analisis sensitivitas. Proses pemasaran produk olahan roti salah satunya dilakukan melalui restoran. Death by Chocolate (DBC) merupakan restoran yang mengusung panganan berbasis cokelat dalam menunya, antara lain brownies. Heidyningsih (2009) melakukan penelitian mengenai kelayakan usaha Death by Chocolate di Kota Bogor, Jawa Barat. Analisis kelayakan berdasarkan produk agribisnis tidak hanya dilakukan pada produk brownies. Penelitian terdahulu menunjukkan 7
http://www.asiamaya.com/nutrients/brownies.htm [diakses tanggal 20 Januari 2012]
berbagai macam produk agribisnis yang telah diteliti kelayakan usahanya, antara lain jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah, kerupuk rambak, dan yoghurt. Produk agribisnis tersebut memiliki kesamaan karakteristik dengan brownies yaitu produk olahan yang telah siap untuk dikonsumsi. Napitupulu (2009) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah. Lokasi penelitian dilakukan di CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Oktafiyani (2009) melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha pembuatan kerupuk rambak dengan membandingkan penggunaan bahan baku kulit sapi dan kulit kerbau. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Syafrul (2010) meneliti tentang analisis kelayakan usaha pembuatan yoghurt di Perusahaan Dafarm, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Periode pembangunan investasi setiap perusahaan berbeda-beda. Hal ini tergantung dari lamanya waktu yang diperlukan untuk membangun investasi sebelum
kegiatan
operasional
usaha
dilakukan.
Heidyningsih
(2009)
menggunakan tahun ke-0 sebagai tahun pembangunan investasi. Hal ini dikarenakan pembangunan investasi restoran Death by Chocolate (DBC) relatif lama sehingga diasumsikan investasi dibangun selama tahun ke-0. Penelitian Napitupulu (2009), Oktafiyani (2009), dan Syafrul (2010) menggunakan tahun pertama untuk pembangunan investasi usaha. Pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, peneliti menggunakan tahun pertama sebagai tahun pembangunan investasi usaha. Investasi yang digunakan dalam usaha ini tidak memerlukan periode yang lama untuk membangunnya. Oleh karena itu, investasi dilakukan pada tahun pertama usaha. Pada dasarnya, tidak terdapat perbedaan mengenai alat analisis yang digunakan dalam penelitian mengenai studi kelayakan bisnis. Alat analisis yang digunakan ialah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi pada penelitian ini menggunakan alat analisis yang sama. Namun, terdapat perbedaan pada salah satu kriteria investasi yang digunakan, yaitu payback period. Penelitian Oktafiyani (2009) menggunakan metode
discounted payback period dalam penentuan periode pengembalian investasi. Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini menggunakan metode yang sama yaitu discounted payback period untuk menentukan periode pengembalian investasi. Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengetahui perbandingan manfaat yang diperoleh usaha di masa mendatang dengan nilai uang saat ini. Oleh karena itu, nilai manfaat bersih yang digunakan merupakan manfaat bersih yang telah didiskonto. Tingkat diskonto dalam penelitian terdahulu memiliki nilai yang berbedabeda. Hal ini didasarkan melalui sumber permodalan yang digunakan dalam pengembangan usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heidyningsih (2009), sumber permodalan pada restoran DBC berasal dari modal sendiri. Oleh karena itu, tingkat diskonto yang digunakan sebesar tujuh persen dari tingkat suku bunga deposito tahun 2009. Napitupulu (2009) menggunakan tingkat diskonto sebesar 14 persen karena sumber modal diperoleh melalui pinjaman kepada Bank Jabar Banten. Tingkat diskonto yang digunakan dalam penelitian Oktafiyani (2009) ialah sebesar 8,38 persen. Nilai ini didasarkan pada tingkat suku bunga deposito bank yang terdekat dengan pengusaha, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta modal usaha berasal dari modal sendiri. Syafrul (2010) menggunakan tingkat diskonto sebesar 6,5 persen. Nilai ini diperoleh melalui tingkat suku bunga deposito rata-rata Bank Indonesia (BI) pada bulan November 2009 karena usaha ini dijalankan melalui modal sendiri. Pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini, tingkat diskonto yang digunakan ialah rata-rata BI rate pada bulan Februari 2012 hingga Maret 2012 pada skenario usaha I. Tingkat diskonto pada skenario usaha II dan III ialah opportunity cost of capital (OCC) berdasarkan rata-rata tertimbang antara BI rate dan tingkat suku bunga pinjaman BRI selama Februari 2012 hingga Maret 2012. Hal ini dikarenakan modal yang digunakan dalam skenario usaha II dan III berasal dari pinjaman bank. Umur bisnis ditetapkan melalui dasar yang berbeda-beda. Pada penelitian Heidyningsih (2009), umur bisnis yang digunakan ialah selama sepuluh tahun berdasarkan umur ekonomis peralatan yang digunakan perusahaan. Umur bisnis pada penelitian Napitupulu (2009) didasarkan pada usia bangunan yaitu selama
sepuluh tahun. Umur ekonomis bangunan digunakan sebagai dasar penetapan umur bisnis karena bangunan merupakan investasi yang memerlukan biaya terbesar setelah lahan. Oktafiyani (2009) menentukan umur bisnis berdasarkan umur ekonomis investasi terlama, yaitu bangunan. Umur bisnis yang digunakan ialah sepuluh tahun. Penelitian Syafrul (2010) menggunakan umur bisnis selama sepuluh tahun. Hal ini didasarkan pada umur ekonomis mesin inkubator dan mesin pasteurisasi. Umur ekonomis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah 10 tahun. Hal ini berdasarkan pada umur ekonomis mixer sebagai peralatan produksi yang paling krusial dalam usaha Elsari Brownies and Bakery. Analisis aspek finansial dapat menggunakan berbagai macam asumsi dan skenario usaha. Penentuan asumsi pada aspek finansial akan turut memengaruhi perhitungan pada analisis laba rugi dan laporan arus kas. Penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2009) menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua CV. WPIU berproduksi sebesar 70 persen dari kapasitas yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan pada tahun-tahun awal produk yang dihasilkan dipasarkan di supermarket sehingga produk belum dikenal konsumen secara luas. Pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh, CV WPIU telah melakukan kegiatan produksi sebesar 100 persen karena telah memiliki pengalaman dan produk telah dikenal di pasaran. Oktafiyani (2009) melakukan perbandingan antara pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi dan kerbau. Analisis finansial dari penelitian ini menggunakan asumsi bahwa pada tahun pertama dan kedua masing-masing berproduksi sebesar 50 persen dan 70 persen. Hal ini dikarenakan usaha masih dalam tahap pengenalan produk kepada konsumen sehingga usaha membatasi jumlah produksinya. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, jumlah produksi telah mencapai 100 persen. Penelitian yang dilakukan oleh Syafrul (2010) menggunakan dua skenario usaha. Analisis kelayakan finansial skenario I mengacu pada kondisi usaha saat ini dimana usaha belum berproduksi dengan memanfaatkan kapasitas maksimal mesin produksi. Nilai tersebut diasumsikan konstan hingga umur usaha berakhir. Pada analisis finansial skenario II, jumlah input produksi setiap bulannya
meningkat 16 persen dari skenario I dan diasumsikan konstan hingga akhir umur usaha. Penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery menggunakan tiga skenario usaha. Pada skenario usaha satu, proses analisis kelayakan dilakukan dengan mengacu pada kondisi perusahaan saat ini. Asumsi yang digunakan ialah kegiatan produksi sudah berjalan dengan optimal sehingga jumlah produksi tetap hingga akhir umur usaha. Pada skenario usaha dua dan tiga, asumsi yang digunakan ialah adanya peningkatan produksi sebesar 50 persen pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta peningkatan produksi sebesar 100 persen pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan pada faktorfaktor yang akan memengaruhi biaya dan manfaat. Perubahan-perubahan yang dimaksud berbeda tergantung dari pengalaman masing-masing perusahaan. Analisis sensitivitas pada penelitian Heidyningsih (2009) berdasarkan pengalaman perusahaan, yaitu perubahan harga output sebesar tujuh persen, peningkatan harga input sebesar tujuh persen, dan perubahan penurunan produksi sebesar lima persen. Syafrul (2010) melakukan analisis sensitivitas terhadap usaha pembuatan yoghurt. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan dari usaha pembuatan yoghurt dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Perubahan biasanya terjadi pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan biaya bahan baku dan penurunan penjualan. Berdasarkan pengalaman perusahaan, usaha ini pernah mengalami penurunan penjualan sebesar 36,57 persen. Nilai tersebut berasal dari jumlah penjualan terkecil dalam satu bulan dibandingkan dengan nilai rata-rata penjualan per bulannya. Biaya bahan baku juga memiliki pengaruh dalam komponen biaya usaha. Biaya bahan baku terbesar adalah biaya pembelian susu segar. Kenaikan harga susu segar pernah mengalami peningkatan sebesar 12,5 persen. Penurunan penjualan dan kenaikan harga bahan baku tersebut memerlukan analisis sensitivitas untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan secara finansial. Analisis sensitivitas juga dilakukan pada penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery ini dengan
didasarkan pada pengalaman perusahaan. Perubahan yang pernah dialami perusahaan ialah penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, peningkatan harga telur sebesar 14 persen, dan peningkatan harga BBM sebesar 33,33 persen. Analisis nilai pengganti atau switching value merupakan variasi analisis sensitivitas yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan penjualan yang dapat ditolerir sehingga usaha masih layak untuk dijalankan. Penelitian Napitupulu (2009) menggunakan analisis nilai pengganti untuk melihat perubahan maksimal pada faktor-faktor yang memengaruhi biaya dan manfaat agar usaha masih dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Analisis nilai pengganti dilakukan pada perubahan faktor-faktor yaitu kenaikan harga gula pasir, kenaikan harga botol jus, penurunan penjualan jus, dan penurunan penjualan sirup. Analisis terhadap variabel harga gula pasir dan botol jus dilakukan karena memegang proporsi yang besar dalam biaya usaha. Analisis penurunan penjualan jus dan sirup dilakukan karena persaingan yang terjadi di dalam industri semakin ketat dan produk tidak lagi berada dalam tahap pertumbuhan dalam siklus hidup produk. Dengan demikian, variabel yang dianalisis merupakan variabel yang dianggap signifikan terhadap usaha. Oktafiyani (2009) melakukan analisis switching value untuk mengetahui perubahan maksimal pada variabel yang berpengaruh dalam usaha. Variabel yang dianalisis dalam switching value ialah variabel yang dianggap signifikan memengaruhi usaha. Dalam penelitian ini variabel yang akan dianalisis yaitu jumlah produksi dan biaya bahan baku. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan penurunan penjualan produk sebagai akibat penurunan produksi. Selain itu, usaha ini juga sangat bergantung pada kulit sapi dan kerbau sebagai bahan baku utama dan lemak sebagai bahan baku penolong yang memiliki harga fluktuatif di pasar. Penelitian terdahulu yang dilakukan di lokasi yang sama dengan penelitian ini juga dijadikan acuan dalam perolehan informasi. Rahmanto (2010) meneliti tentang strategi pengembangan usaha “Elsari Brownies and Bakery”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan Elsari serta merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Elsari.
Hasil
penelitian
memberikan
rekomendasi
untuk
menjaga
dan
mempertahankan usaha. Strategi yang paling sesuai dengan Elsari adalah strategi intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan kondisi perusahaan,
sebaiknya
perusahaan
melaksanakan
restrukturisasi
sistem
manajemen perusahaan untuk mengatasi kelemahan sumberdaya perusahaan, seperti tenaga pemasar dan keterbatasan peralatan, dan strategi meningkatkan diferensiasi produk serta pelayanan kepada konsumen untuk mengatasi persaingan sebagai solusi masalah eksternal perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah analisis kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery pada kondisi saat ini atau tanpa pengembangan usaha dengan pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru. Kelebihan dari penelitian yang dilakukan adalah adanya penambahan inovasi dari peneliti untuk melengkapi gerai baru Elsari dengan counter penjualan kopi sebagai salah satu rencana pengembangan usaha. Selain itu, terdapat perbedaan alat analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu menggunakan metode payback period untuk menentukan periode pengembalian investasi sedangkan penelitian ini menggunakan metode discounted payback period. Hal ini dikarenakan analisis dengan menggunakan payback period memiliki kelemahan, yaitu diabaikannya nilai waktu uang (time value of money) dan diabaikannya cash flow setelah periode payback (Nurmalina et al 2009). Oleh karena itu, pemakaian metode discounted payback period dapat menjadi solusi untuk mengurangi kelemahan pertama. Menurut Umar (2007), nilai discounted payback period diperoleh melalui nilai investasi dikurangi saldo nilai tunai bersih sekarang dengan tingkat diskonto yang berlaku. Nilai tunai bersih yang digunakan adalah nilai yang telah di diskon dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Penelitian atas nama Rahmanto (2010) memiliki kesamaan lokasi dengan penelitian yang akan dilakukan. Namun, perbedaannya ialah topik yang akan dianalisis.
Rahmato
(2010)
mengadakan
penelitian
mengenai
strategi
pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery sedangkan penelitian yang akan dilakukan terfokus pada analisis kelayakan rencana pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery.
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menggunakan dua kerangka pemikiran yaitu kerangka pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran operasional. Kerangka pemikiran teoritis mencakup definisi usaha kecil dan menengah, definisi studi kelayakan bisnis, teori biaya dan manfaat, analisis finansial, analisis sensitivitas, dan laporan laba rugi. 3.1.1. Usaha Kecil dan Menengah Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah ditetapkan pada tanggal 4 Juli 2008. Definisi UKM menurut UU No. 20/2008 ini adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut: 1) Memiliki
kekayaan
bersih
lebih
dari
Rp
50.000.000,00
s.d.
Rp
500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 s.d. Rp 2.500.000.000,00. Ciri-ciri usaha kecil, antara lain: 1) Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap dan tidak berubah 2) Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap dan tidak berpindahpindah 3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha 4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP 5) Sumberdaya Manusia memiliki pengalaman dalam berwirausaha 6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning. Usaha menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha menengah memiliki kriteria sebagai berikut: 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 s.d. Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 s.d. Rp 50.000.000.000,00. Ciri-ciri usaha menengah, antara lain: 1) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran, dan bagian produksi 2) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan 3) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan, dll. 4) Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan, dll. 5) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan 6) Pada umumnya telah memiliki SDM yang terlatih dan terdidik. Definisi usaha kecil, termasuk usaha mikro, menurut Kementrian Koperasi dan UKM adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha menengah merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 s.d. Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu: 1) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar lima hingga19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan. 2) Industri menengah, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik. 3.1.2. Teori Investasi Pada saat merencanakan, memulai, dan menjalankan suatu bisnis, pengusaha dihadapkan pada pertimbangan kelayakan bisnis tersebut. Biasanya langkah awal yang menjadi pertimbangan adalah penyediaan modal untuk investasi. Investasi memiliki umur ekonomis dan akan mengalami penyusutan tiap tahunnya. Oleh sebab itu, investasi tidak hanya dipersiapkan pada saat memulai bisnis saja, tetapi juga pada saat bisnis tersebut sedang berjalan. Berdasarkan hal tersebut didapatkan pengertian investasi, yaitu usaha menanamkan modal barang dalam wujud fisik yang menunjang kegiatan produksi dengan masa pakai lebih dari satu tahun dan investasi tersebut harus dilakukan lagi pada saat umur ekonomisnya telah habis agar bisnis tersebut dapat berjalan (Gittinger 2008). Sumber lain menyebutkan bahwa proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapat kemanfaatan (benefit) atau suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) di waktu yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit usaha (Kadariah et al. 1999). Investasi di dalam perusahaan adalah penggunaan sumber-sumber yang diharapkan dapat memberikan imbalan atau pengembalian yang menguntungkan di masa datang. Investasi pada prinsipnya adalah penggunaan sumber keuangan atau usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang menginginkan keuntungan
darinya. Dari sudut pandang jangka waktu penanamannya, investasi dibagi dalam dua tipe yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek biasanya memiliki periode kurang dari satu tahun. Investasi ini bertujuan untuk mendayagunakan atau memanfaatkan dana yang sementara menganggur serta bersifat marketable (mudah untuk diperjualbelikan). Investasi jangka panjang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun serta tidak bersifat marketable karena investasi ini menyangkut kelangsungan hidup usaha di masa datang (Suratman 2002). Semua jenis pengeluaran investasi berkaitan secara terbalik dengan tingkat bunga riil. Tingkat bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya modal bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pabrik dan peralatan, meningkatkan biaya peminjaman, dan meningkatkan biaya penyimpanan persediaan. Ada berbagai penyebab pergeseran dalam fungsi investasi, seperti kemajuan teknologi, perubahan kredit pajak investasi, dan pajak pendapatan perusahaan. Investasi akan berubah selama siklus bisnis karena pengeluaran investasi bergantung pada output perekonomian serta tingkat bunga (Mankiw 2007). 3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat Dalam menganalisis suatu usaha tujuan analisis harus disertai dengan definisi biaya dan manfaat. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang kita terima, sedangkan manfaat adalah sesuatu yang menimbulkan kontribusi terhadap tujuan suatu proyek (Nurmalina et al 2009). Biaya yang umumnya dimasukkan dalam analisis bisnis adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh terhadap suatu investasi, antara lain biaya investasi dan biaya operasional. Menurut Gittinger (2008), komponen yang termasuk biaya adalah sebagai berikut: 1) Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, seperti tanah , bangunan, pabrik, dan mesin. 2) Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada saat usaha mulai dilaksanakan, seperti biaya input produksi dan biaya tenaga kerja. 3) Biaya lainnya, seperti pajak, bunga, dan pinjaman.
Menurut Ibrahim (2003), jenis biaya dalam evaluasi proyek pada umumnya dapat dikempokkan dalam dua bagian, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan kepentingan proyek seperti biaya investasi, biaya operasi, dan biaya pemeliharaan proyek. Biaya investasi dalam suatu proyek terdiri dari biaya pembangunan konstruksi dan biaya peralatan lainnya. Biaya operasi dan pemeliharaan proyek terdiri dari biaya penyusutan, biaya bunga bank, biaya tanah, modal kerja, biaya pengganti, dan berbagai biaya lainnya sesuai dengan kebutuhan biaya dari masing-masing proyek. Biaya tidak langsung adalah biaya yang perlu diperhitungkan dalam menganalisis proyek, seperti biaya polusi udara karena adanya proyek, biaya untuk mengatasi pencemaran, bising, dan berbagai biaya lainnya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi dampak negatif atas keberadaan proyek. Manfaat dapat diartikan sebagai suatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu bisnis. Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), manfaat (benefit) dapat dibedakan menjadi : 1) Manfaat langsung (direct benefit) yaitu manfaat yang diperoleh dari adanya kenaikan fisik dan atau dari penurunan biaya. Manfaat langsung adalah manfaat yang diterima sebagai akibat adanya proyek, seperti naiknya nilai hasil produksi barang atau jasa, perubahan bentuk, turunnya biaya, dll. Kenaikan nilai hasil produksi dapat disebabkan karena meningkatknya jumlah produksi dan kualitas dari produk yang dihasilkan sebagai akibat adanya proyek. Misalnya kenaikan produksi padi karena adanya irigasi, turunnya biaya pengangkutan karena adanya perbaikan jalan, membaiknya job description di antara tenaga kerja karena adanya perbaikan cara kerja, dll. Demikian pula dalam perubahan bentuk, dengan adanya perubahan bentuk dari suatu produk yang dihasilkan, permintaan bisa meningkat bila dibanding dengan sebelum adanya perubahan. Semua manfaat yang diperoleh sebagai tujuan utama dalam pembangunan proyek dinamakan dengan manfaat langsung. 2) Manfaat tidak langsung (indirect benefit) yaitu manfaat yang disebabkan adanya usaha tersebut dan biasanya dirasakan oleh orang-orang tertentu dan
masyarakat berupa adanya effect multiplier, skala ekonomi yang lebih besar dan adanya dynamic secondary effect, perubahan produktivitas tenaga kerja yang disebabkan keahlian. Sebagai contoh, adanya perbaikan jalan dari sebuah kota ke kota lainnya telah menyebabkan timbulnya berbagai kegiatan masyarakat dalam memanfaatkan berbagai potensi ekonomi di sepanjang jalan yang dibangun. Demikian pula dengan adanya proyek listrik masuk desa telah tumbuh berbagai industri yang memanfaatkan listrik sebagai sumber energi. Kesemua kegiatan usaha yang timbul sebagai dampak dari proyek yang dibangun adalah manfaat tidak langsung yang perluu diperhitungkan dalam evaluasi proyek. 3) Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang (intangible benefit), misalnya perbaikan lingkungan hidup, perbaikan distribusi pendapatan,
peningkatan
ketahanan
nasional,
perubahan
pola
pikir
masyarakat, kemantapan tingkat harga, dan lain-lain. Manfaat tidak terlihat ini juga perlu diperhitungkan secara kualitatif dalam mengadakan evaluasi proyek. Komponen biaya dan manfaat ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a)
Biaya Komponen biaya yang dimasukkan dalam perhitungan adalah biaya yang
dapat dikuantifikasikan dan biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam suatu proses produksi. 1.
Biaya Investasi Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pada awal proyek
untuk pembelian barang-barang investasi yang nilainya dalam jumlah besar dan tidak habis dalam satu kali periode produksi. Biaya investasi ini dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan pada masa datang. 2.
Biaya Tetap Biaya tetap adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi namun besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan output ataupun input yang digunakan selama produksi.
3.
Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dan
besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan atau output yang dihasilkan pada proses produksi. Biaya variabel dikeluarkan pada pembelian input langsung habis yang dikeluarkan untuk menghasilkan output produksi. 4.
Debt Service Debt service adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran modal
pinjaman yang diterima oleh suatu usaha. Biaya ini terdiri dari suku bunga dan pokok pinjaman. b) Manfaat Manfaat adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh suatu usaha yang mendorong tercapainya suatu tujuan. Adapun yang termasuk dalam komponen manfaat adalah: 1.
Nilai Produksi Total Nilai produksi total adalah nilai yang didapatkan dari produksi total yang
dihasilkan pada suatu usaha dan dikalikan dengan harga per satuan produk tersebut. Nilai produksi ini mencakup produksi secara keseluruhan baik produksi yang dijual maupun yang tidak, yakni produksi yang dikonsumsi sendiri, produk utama, dan produk sampingan yang dihasilkan. 2.
Penerimaan Pinjaman (Loan) Penerimaan pinjaman adalah semua tambahan modal yang diterima suatu
usaha untuk digunakan sebagai biaya investasi, biaya tetap, ataupun biaya variabel. Pinjaman ini dapat berasal dari berbagai pihak dan instansi seperti pihak bank, kreditor, ataupun teman dan keluarga. 3.
Bantuan (Grants) Bantuan adalah semua tambahan modal yang diterima suatu usaha yang
sifatnya hibah. Dana ini dapat berupa uang tunai atau pun barang. Untuk dana yang berupa uang, maka dana tersebut dikuantifikasikan terlebih dahulu ketika memasukkannya ke dalam komponen manfaat.
4.
Nilai Sewa Nilai sewa adalah nilai dari hasil menyewakan alat atau bahan yang
dimiliki suatu usaha. Alat atau bahan yang sering disewakan adalah barang investasi. 5.
Salvage Value Salvage value adalah nilai barang investasi yang tidak habis selama umur
usaha. Nilai ini diukur pada akhir usaha atau di tahun terakhir usaha. 3.1.4. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang dikoordinasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar 2007). Definisi bisnis secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Kasmir dan Jakfar (2009) mengungkapkan bahwa bisnis merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis bisnis adalah suatu metode untuk menentukan pilihan berbagai penggunaan yang kompetitif dari sumberdaya-sumberdaya dengan cara sederhana. Pada dasarnya analisis bisnis adalah menaksir manfaat dan biaya suatu usaha serta merumuskannya menjadi alat ukur yang berlaku umum. Pendirian suatu bisnis akan memberikan berbagai manfaat atau keuntungan terutama bagi pemilik usaha. Di samping itu, keuntungan dan manfaat lain dapat pula dipetik oleh berbagai pihak dengan kehadiran suatu usaha, antara lain: 1) Memperoleh keuntungan Apabila suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan keuntungan, terutama keuntungan keuangan bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini
biasanya diukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dijalankannya. 2) Membuka peluang usaha Dengan adanya usaha jelas akan membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat, baik bagi masyarakat yang terlibat langsung dengan usaha atau masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi usaha. Adanya peluang pekerjaan ini akan memberikan pendapatan bagi masyarakat yang bekerja pada usaha tersebut. 3) Manfaat ekonomi a)
Menambah jumlah barang dan jasa Pendirian pabrik tertentu akan memproduksi barang dan jasa. Dengan
tersedianya jumlah barang dan jasa yang lebih banyak, masyarakat punya banyak pilihan. Hal ini akan berdampak pada harga yang cenderung turun dan kualitas barang sejenis akan lebih meningkat. b) Meningkatkan mutu produk Peningkatan mutu produk disebabkan oleh adanya barang dari usaha sejenis dapat memacu produsen untuk meningkatkan kualitas produknya. c)
Meningkatkan devisa Barang produksi suatu industri dengan tujuan ekspor akan dapat
menambah devisa atau akan dapat memberikan pemasukan devisa atau akan dapat memberikan pemasukan devisa bagi negara dari barang yang kita ekspor. d) Menghemat devisa Artinya apabila semula barang tersebut kita impor dan sekarang bisa diproduksi di dalam negeri maka jelas tindakan ini akan dapat menghemat devisa negara. 4) Tersedia sarana dan prasarana Bisnis yang akan dijalankan di samping memberikan manfaat seperti di atas juga memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas terutama bagi masyarakat sekitar bisnis yang akan dijalankan. Manfaat yang dirasakan seperti tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti jalan, telepon, air, penerangan, pendidikan, rumah sakit, rumah ibadah, sarana olahraga, dll.
5) Membuka isolasi wilayah Untuk wilayah tertentu pembukaan suatu usaha misalnya perkebunan, jalan, atau pelabuhan akan membuka isolasi wilayah. Wilayah yang semula tertutup akan menjadi terbuka sehingga akses masyarakat akan menjadi lebih baik. 6) Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan Dengan adanya proyek atau usaha biasanya pekerja yang bekerja di dalam proyek akan datang dari berbagai suku bangsa. Pertemuan dari berbagai suku akan dapat meningkatkan persatuan. Kemudian dengan adanya proyek di berbagai daerah akan memberikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), studi kelayakan bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguhsungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan dengan menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang sedang atau akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat luas. Pengertian studi kelayakan menurut Jumingan (2009) adalah penilaian yang menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu proyek. Keberhasilan proyek memiliki pengertian yang berbeda antara pihak yang berorientasi laba dan pihak yang tidak berorientasi laba semata. Namun demikian, semua ditujukan untuk mencapai keberhasilan dalam industrialisasi. Industrialisasi memiliki manfaatmanfaat yang bisa diambil suatu negara. Sebaliknya industrialisasi bisa gagal karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan. Studi kelayakan proyek harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi suatu negara. Jadi, tujuan dilakukannya
studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2009) dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah di
masa
yang akan datang sehingga
dapat
meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu investasi. Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan hal-hal yang akan menghambat atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi dengan adanya studi kelayakan bisnis minimal dapat memberikan pedoman atau arahan kepada usaha yang akan dijalankan nantinya. Kasmir dan Jakfar (2009) memaparkan bahwa terdapat lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, antara lain: 1) Menghindari risiko kerugian Untuk mengatasi risiko kerugian karena di masa datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. 2) Memudahkan perencanaan Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar keuntungan
yang akan diperoleh, serta bagaimana cara
mengawasinya jika terdapat penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha yang dijalankan sampai waktu tertentu. 3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan. 4) Memudahkan pengawasan Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah disusun maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu. 5) Memudahkan pengendalian Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi sehingga akan bisa dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai. Studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan secara seksama untuk menentukan bagaimana manfaat yang akan diperoleh dari suatu investasi tertentu dan harus dipertimbangkan pada setiap tahap dalam perencanaan usaha dan siklus pelaksanaan. Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial. 1) Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Untuk mencapai hasil pemasaran yang diinginkan suatu perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu bauran pemasaran. Analisis aspek pasar mencakup permintaan, penawaran, harga, program pemasaran yang akan digunakan, serta perkiraan penjualan. Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Walaupun secara teknis telah menunjukkan hasil yang layak untuk dilaksanakan tapi tidak artinya apabila tidak diikuti dengan adanya pemasaran dari produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam membicarakan aspek pemasaran harus benar-
benar diuraikan secara baik dan realistis baik mengenai masa lalu maupun prospeknya di masa datang serta melihat bermacam-macam peluang dan kendala yang mungkin akan dihadapi. Permintaan pasar dari produk yang dihasilkan merupakan dasar dalam penyusunan jumlah produksi. Penyusunan jumlah produksi sendiri merupakan dasar dalam rencana pembelian bahan baku, jumlah tenaga kerja yang diperlukan serta fasilitas lain yang dibutuhkan. Dalam uraian aspek pasar dan pemasaran, sekurang-kurangnya harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan di samping kebijaksanaan yang diperlukan. Untuk pembahasan dalam peluang pasar perlu disajikan angka-angka permintaan dan penawaran di daerah pemasaran dari produk pemasaran dari produk yang dihasilkan pada masa lalu (trend perkembangan permintaan) dan membuat perkembangan permintaan terhadap produk yang direncanakan di masa yang akan datang. Selain itu, harus diuraikan mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam
pemasaran,
seperti
pesaing,
kekuatan
dan
kelemahannya,
serta
menguraikan keunggulan-keunggulan dari usaha yang direncanakan. Penentuan market space (peluang pasar) dan market share (peluang yang dapat dimanfaatkan) merupakan penentuan pangsa pasar yang didasarkan pada proyeksi permintaan dan penawaran (Ibrahim 2003). Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), pasar dapat diartikan sebagai suatu mekanismen yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran. Hal-hal yang penting dalam penilaian kelayakan suatu usaha berdasarkan aspek pasar adalah: a)
Permintaan Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada
berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Secara umum, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang atau jasa ialah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, dan faktor khusus. b) Penawaran Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Faktor-faktor yang
memengaruhi penawaran suatu barang atau jasa adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, teknologi, harga input, tujuan perusahaan, dan faktor khusus. c)
Struktur pasar Jumlah permintaan dan penawarann serta jenis barang yang ada di pasar
saat ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui struktur pasar atas produk atau jasa tersebut. Jadi kalau kita menanamkan investasi untuk menghasilkan suatu produk atau jasa, maka pengenalan struktur pasar yang ada mutlak diperlukan sebelum produk atau jasa tersebut diluncurkan agar strategi dan kebijakan tentang pemasaran yang diambil benar-benar tepat sasaran. Dalam praktiknya terdapat berbagai struktur pasar yang ada. Salah satu cara untuk mengenal struktur pasar adalah dengan melihat jumlah perusahaan yang ada dalam industri yang menawarkan barang atau jasa. Adapun jenis struktur pasar yang ada bisa dikelompokkan ke dalam pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli, dan pasar monopoli. d) Program pemasaran Agar investasi atau bisnis yang akan dijalankan dapat berhasil dengan baik, maka sebelumnya perlu melakukan strategi bersaing yang tepat. Unsur strategi persaingan tersebut adalah menentukan segmentasi pasar (segmentation), menetapkan pasar sasaran (targeting), dan menentukan posisi pasar (positioning) atau sering disebut pula dengan STP. Setlah strategi bersaing diterapkan, maka selanjutnya perlu diselaraskan dengan kegiatan pemasaran lainnya seperti strategi bauran pemasaran (marketing mix). Adapun strategi bauran pemasaran tersebut ialah strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan distribusi, serta strategi promosi. e)
Pangsa pasar atau market share perusahaan Market space adalah peluang pasar (market potential) yang dapat
dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan. Market space terjadi apabila permintaan lebih besar dari penawaran. Selisih yang terjadi ini merupakan ruang gerak bagi perusahaan untuk dapat masuk pasar. Market share merupakan bagian yang dapat diambil oleh gagasan usaha yang direncanakan. Dengan demikian, apabila market space tidak tersedia, maka
tidak mungkin akan terdapat market share. Kesempatan untuk mendapatkan market share sangat tergantung pada masing-masing perusahaan dalam melakukan persaingan di antara perusahaan dalam harga, kualitas, kuantitas, teknis produksi, penggunaan teknologi, dll (Ibrahim 2003). 2)
Aspek Teknis Aspek teknis mencakup masalah penyediaan sumber-sumber dan
pemasaran hasil-hasil produksi, seperti lokasi usaha, besaran skala operasional untuk mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment, layout, proses produksi, serta ketepatan penggunaan teknologi. Apabila studi kelayakan yang disusun adalah dalam bidang usaha produksi atau pengolahan, faktor utama yang perlu dimuat dalam aspek teknis produksi adalah lokasi usaha/pabrik yang akan dikembangkan. Faktor-faktor yang perlu dijelaskan antara lain dilihat dari segi bahan baku, keadaan pasar, penyediaan tenaga kerja, transportasi, dan fasilitas tenaga listrik, serta penanganan limbah apabila diperlukan. Di samping itu, perlu juga dijelaskan mengenai kemungkinan untuk mengadakan ekspansi di masa datang, baik dilihat dari kemungkinan tersedianya areal serta lingkungan maupun situasi dan kondisi dimana lokas usaha ditetapkan. Pemilihan terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu dijelaskan baik mengenai jenis, jumlah, dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam pemilihan. Dalam aspek teknis produksi, perlu juga dibuat rencana produksi pada setiap tahun selama umur ekonomis proyek yang didasarkan pada peluang pasar, kapasitas produksi, serta penyusunan keperluan kegiatan teknis (Ibrahim 2003). Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis, antara lain: a) Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat. b) Agar perusahaan dapat menentukan lay out yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih sehingga dapat memberikan efisiensi. c) Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksinya. d) Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
e) Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa datang. Menurut Ibrahim (2003), hal-hal yang perlu ditinjau dalam penilaian kelayakan berdasarkan aspek teknis suatu usaha antara lain: a)
Lokasi proyek Faktor lokasi adalah faktor yang ikut secara langsung memengaruhi
kontinuitas dari kegiatan usaha karena lokasi proyek erat hubungannya dengan masalah pemasaran hasil produksi dan masalah biaya pengangkutan, di samping masalah persediaan bahan baku. Dalam penyusunan studi kelayakan bisnid, faktor lokasi harus diperhitungkan dan dipertimbangkan secara tepat dan benar baik dilihat dari segi ekonomisnya maupun dari segi teknis serta kemungkinan pengembangan usaha di masa yang akan datang. b) Daerah pemasaran Kebijakan dalam menentukan lokasi usaha, apakah dekat dengan pasar hasil produksi atau dekat dengan bahan baku harus dipertimbangkan dari segi teknis dan ekonomis sehingga kelangsungan usaha terjamin. Lokasi usaha yang dekat dengan pasar biasanya memiliki keunggulan yaitu pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan dengan lebih cepat, ongkos angkut dari produk yang dihasilkan relatif lebih murah, dan volume penjualan dapat ditingkatkan. c)
Bahan baku Pendirian usaha yang dekat dengan bahan baku juga mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain supply bahan mentah dapat menjamin kontinuitas kegiatan usaha, ongkos angkut bahan lebih murah, dan perluasan usaha lebih mudah untuk dilakukan. Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah, apabila jumlah bahan mentah yang diangkut jauh lebih besar daripada bahan jadi sebagai akibat dari proses produksi, lokasi usaha yang dekat dengan bahan baku lebih menguntungkan dalam jangka panjang. d) Tenaga kerja Dalam menentukan lokasi usaha, supply tenaga kerja juga perlu mendapat perhatian, baik dilihat dari jumlah tenaga kerja maupun kualitas yang diperlukan. Apabila usaha yang didirikan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar (padat karya) sebaiknya lokasi usaha yang didirikan dekat dengan
pemukiman penduduk. Demikian pula dengan usaha yang memanfaatkan keahlian penduduk setempat, seperti kerajinan kayu, kerajinan logam, dll. e)
Fasilitas pengangkutan Fasilitas pengangkutan yang tersedia dalam pemilihan lokasi perlu
menjadi perhatian karena masalah pengangkutan merupaan masalah dalam pengangkutan bahan mentah, barang jadi, maupun tenaga kerja. Besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi dan gagasan ini bisa mengakibatkan usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan. f)
Fasilitas tenaga listrik dan air Apabila di lokasi proyek tidak tersedia fasilitas listrik, usahakan lokasi
proyek didirikan dekat dengan pembangkit tenaga listrik seperti adanya air terjun yang memungkinkan pembangunan tenaga listrik. g) Luas produksi Untuk menentukan luas produksi dalam usaha yang direncanakan tergantung pada pangsa pasar dari produk yang dihasilkan. Apabila pangsa pasar dapat dimiliki dalam jumlah yang tidak terbatas, tentu jumlah produksi yang dihasilkan sangat tergantung pada keuntungan optimal yang mungkin diperoleh. h) Proses produksi Proses produksi dari gagasan usaha yang akan direncanakan juga perlu diketahui untuk menentukan jumlah biaya investasi, jenis mesin yang digunakan, serta bentuk bangunan yang diperlukan sesuai dengan proses produksi secara teknis. 3)
Aspek Manajemen Menurut Kasmir dan Jakfar (2009), aspek manajemen dan organisasi
merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Hal ini dikarenakan walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Baik menyangkut masalah SDM maupun rencana perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah atau tahapan dalam
proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen. Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan akan tercapai. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsifungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan secara benar. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a) Perencanaan (planning) Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan, dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan. b) Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing. c) Pelaksanaan (actuating) Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan atau manajer harus menggerakkan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi. d) Pengawasan (controlling) Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera dikendalikan.
4)
Aspek Hukum Tujuan dari penilaian kelayakan berdasarkan aspek hukum adalah untuk
meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah dipenuhi. Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum perusahaan yang dipilih seperti persereoan terbatas (PT), firma, koperasi, atau yayasan. Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempurnaan, dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki, sertifikat tanah, atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar 2009). 5)
Aspek Ekonomi Analisis ekonomi merupakan salah satu aspek yang perlu diketahui dengan
baik oleh manajemen atau pengusaha agar pengambilan keputusan tidak terjadi kesalahan. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah, dampak positif yang diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah daerah maupun pusat. Sebaliknya, dampak negatif adalah eksplorasi sumberdaya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya. Ditinjau dari aspek ekonomi salah satu kelayakan usaha atau dapat dilihat dari kemampuan investasi tersebut dalam meningkatkan pendapatan nasional atau daerah melalui peningkatan PDB dan PAD. Kemudian kelayakan lain adalah naiknya income per capita masyarakat melalui peningkatan pendapatan seiring dengan tumbuhnya sektor ekonomi (Kasmir dan Jakfar 2009). 6) Aspek Sosial dan Lingkungan Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adakah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan,
jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah, dampak negatif dari aspek sosial adalah perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan budaya, dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek sosial termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya. Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Dampak lingkungan hidup yang terjadi akibat pelaksanaan suatu proyek adalah perubahan suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi, atau sosial. Perubahan lingkungan jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang ada baik terhadap fauna, flora, maupun manusia itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah studi tentang dampak lingkungan yang akan timbul setelah suatu proyek dilaksanakan, yaitu Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Dewasa ini, penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan sangat penting. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, baik terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan. Hasil studi kelayakan ini nantinya akan sangat berguna untuk para perencana serta bagi pengambil keputusan. Arti lain dari analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan dan akan diberikan jalan alternatif pencegahannya jika proyek tersebut mencemarkan lingkungan. 7)
Aspek Finansial Aspek keuangan mempelajari kebutuhan dan sumber dana meliputi
bagaimana menghitung kebutuhan dana, baik dana untuk aktiva tetap maupun dana untuk modal kerja (Husnan dan Muhammad 2000). Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika usaha dijalankan, lama pengembalian investasi yang ditanamkan, sumber pembiayaan usaha, dan tingkat suku bunga yang berlaku. Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis usaha menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu usaha yang diusulkan terhadap para peserta. Dalam usaha-usaha pertanian, para peserta terdiri petani, perusahaan swasta, koperasi dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan utama analisis finansial adalah menentukan insentif bagi orang-orang yang terlibat dalam usaha dengan mengidentifikasikan biaya dan manfaat dari suatu usaha dan untuk
kemudian dibandingkan diantara keduanya. Hal-hal yang menyangkut penilaian kelayakan menurut Ibrahim (2003) antara lain: a)
Perkiraan Investasi Jumlah dan jenis investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana
kegiatan usaha atau proyek yang akan dikerjakan harus jelas, baik mengenai jumlah dan jenisnya maupun harga dari masing-masing investasi dan dibentuk dalam sebuah tabel. Harga dari masing-masing investasi sedapat mungkin harus sesuai dengan harga pada saat pengadaan investasi sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam perhitungan. b) Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Perhitungan biaya ini harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Biaya tetap terdiri dari gaji karyawan tetap, bunga bank, pengembalian pokok pinjaman, penyusutan, asuransi, dan biaya tetap lainnya yang harus dapat ditentukan besarnya setiap tahun selama umur ekonomis dari proyek yang direncanakan. Biaya tidak tetap yaitu biaya yang diperlukan untuk membiayai proses produksi dimana besar kecilnya biaya ini tergantung pada besar kecilnya jumlah produksi. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar, biaya pengangkutan, sewa gedung, dll. c)
Sumber Pembiayaan Sumber pembiayaan, baik biaya investasi maupun modal kerja, harus
direncanakan secara jelas dan terperinci. Dalam hal ini harus dapat ditentukan komposisi modal secara jelas, berapa persen sumber modal yang berasal dari investor maupun saham, dan berapa persen pula yang berasal dari pinjaman luar (kredit). d) Perkiraan Pendapatan Perkiraan benefit dalam bentuk finansial direncanakan sesuai dengan rencana produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan atas penerimaan yang berasal dari hasil penjualan barang-barang yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang-barang yang diproses.
e)
Analisis Kriteria Investasi Analisis kriteria investasi yang dimaksud adalah mengadakan perhitungan
mengenai layak atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi kriteria investasi. Analisis ini terdiri dari net present value, internal rate of return, maupun net benefit cost ratio. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan disini adalah perkiraan investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan pendapatan. f)
Break Even Point dan Discounted Payback Period Break even point adalah suatu tingkat produksi dimana total revenue sama
dengan total cost (TR=TC). Tingkat BEP ini dapat dilihat dari tiga bagian, antara lain segi jumlah produksi, lamanya waktu pengembalian biaya, dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Tingkat BEP dilihat dari jumlah produksi bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi yang dapat menghasilkan profit. Dalam analisis ini juga perlu dihitung jumlah produksi yang dapat menghasilkan maksimum profit (MR=MC) sebagai indikator bagi pengusaha dalam menjalankan produksi. Discounted
payback
period
adalah
suatu
jangka
waktu
untuk
mengembalikan jumlah investasi dari suatu usaha yang direncanakan dengan tidak mengabaikan konsep nilai waktu dari uang. Semakin cepat usaha tersebut dapat mengembalikan investasi, semakin baik kegiatan usaha karena jumlah investasi yang dikembalikan dapat digunakan pada usaha lain yang menghasilkan benefit baru. Demikian pula dengan cepatnya pengembalian investasi, semakin mudah dalam penggantian aset baru dengan menggunakan teknologi yang lebih baru. g) Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Kas Proyeksi laba rugi dan aliran kas dibentuk dalam jangka waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari usaha yang direncanakan. Dengan adanya proyeksi laba rugi dan aliran kas, dapat diketahui posisi keuangan di masa yang akan datang. Di samping itu, dapat digunakan sebagai pedoman atau indikator bagi pengusaha dalam menjalankan proyek. Arus kas merupakan aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Arus kas menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Arus kas juga menggambarkan berapa uang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
Uang masuk dapat nerupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan yangg diperoleh dari berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan seperti penjualan. Di samping itu, uang masuk bisa pula berasal dari pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama. Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada hubungan sama sekali dengan usaha utama. Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti pembayaran cicilan hutang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya-biaya lainnya. Dalam arus kas semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang. Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan yang akan diperoleh dan berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima perusahaan. Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut (Kasmir dan Jakfar 2009). 3.1.5. Analisis Finansial Analisis finansial adalah analisis yang digunakan untuk membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu usaha akan menguntungkan selama umur usaha (Husnan dan Muhammad 2000). Analisis Finansial terdiri dari: A. Net Present Value (NPV) Menurut Ibrahim (2003), Net Present Value diartikan sebagai net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor. Net Present Value (NPV) atau nilai kini netto
adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah suatu usaha feasible atau tidak. NPV dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu: a)
NPV = 0, artinya usaha tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian sebesar modal sosial opportunities cost faktor produksi normal. Dengan kata lain, usaha tersebut tidak untung maupun rugi.
b) NPV > 0, artinya suatu usaha dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan. c)
NPV < 0, artinya usaha tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan, atau dengan kata lain usaha tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.
B. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio) Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio) merupakan angka perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif. Kriteria Investasi berdasarkan Net B/C Rasio adalah: a)
Net B/C = 1, artinya biaya yang dikeluarkan sama dengan keuntungan yang didapat.
b) Net B/C > 1, artinya usaha dianggap layak untuk dilaksanakan secara finansial. c)
Net B/C < 1, usaha tersebut dianggap tidak layak untuk dilaksakan secara finansial.
C. Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value kas keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk yang diharapkan, atau didefinisikan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net Present Value (NPV) sama dengan nol. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga yang dapat dibayar oleh usaha tersebut untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan
suatu investasi dianggap tidak layak apabila memiliki nilai IRR yang lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku. D. Payback Period (PP) dan Discounted Payback Period (DPP) Payback period (PP) atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal dapat kembali, semakin baik suatu bisnis untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono 1994). Metode PP memiliki kelemahan karena tidak memperhitungkan nilai waktu uang (Nurmalina et al 2009). Oleh karena itu, penggunaan Discounted Payback Period (DPP) dapat mengatasi kelemahan pada PP. Menurut Umar (2007), nilai DPP diperoleh melalui nilai investasi dikurangi saldo nilai tunai bersih sekarang dengan tingkat diskonto yang berlaku. Teknik perhitungannya sama dengan PP namun nilai tunai bersih yang digunakan adalah nilai yang telah di diskon dengan tingkat suku bunga yang berlaku. 3.1.6. Analisis Sensitivitas Analisis senstivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan, tujuannya yaitu untuk melihat pengaruh yang akan terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik perhatian pada masalah utama usaha
yaitu usaha selalu menghadapi
ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan. Menurut Kadariah et al. (1999) analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap hasil analisis usaha jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Dalam analisis senstivitas setiap kemungkinan harus dicoba, yang berarti setiap kali harus dilakukan analisis kembali. Pada usaha di bidang pertanian terdapat empat masalah utama yang mengakibatkan usaha sensitif terhadap perubahan, yaitu: a) Perubahan harga jual b) Keterlambatan pelaksanaan usaha c) Kenaikan biaya d) Perubahan volume produksi
Permasalahan ini timbul karena banyak faktor yang tidak terkendali. Setiap kemungkinan perubahan atau kesalahan dalam dasar perhitungan sebaiknya dipertimbangkan dalam analisis sensitivitas. Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti (switching value). Pengujian ini dilakukan sampai dicapai tingkat minimum dimana usaha dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol (NPV = 0). NPV sama dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan 1. 3.1.7. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi ialah suatu laporan keuangan yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi. Laporan laba rugi juga merupakan suatu laporan yang menunjukkan hasil-hasil operasi perusahaan selama waktu tersebut. Laporan laba rugi ini menghasilkan suatu perhitungan yang akhirnya dapat melihat apakah suatu proyek yang dijalankan mendapat keuntungan ataukah mendapatkan kerugian selama waktu proyek. Laba ialah apa saja yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengeluaran-pengeluaran yang timbul dalam memproduksi atau menjual barang dan jasa. Proyeksi laba rugi menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh pada suatu periode ke periode berikutnya. Kemudian juga akan tergambar jenisjenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya dalam periode yang sama. Dari laporan ini dapat terlihat kondisi keuangan perusahaan apakah terdapat keuntungan atau kerugian dalam suatu periode (Kasmir dan Jakfar 2009). 3.1.8. Incremental Net Benefit Usaha pada sektor agribisnis, terdapat perhatian khusus yang harus diperhatikan adalah pada usaha pertanian yang diperhitungkan seringkali adalah manfaat bersih tambahan (incremental net benefit) yaitu manfaat bersih dengan bisnis (net benefit with business) dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis (net benefit without business). Hal ini dimungkinkan karena ada faktor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor tersebut memberikan manfaat atau tidak bagi bisnis yang dijalankan (Nurmalina et al 2009).
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Industri brownies di Kota Bogor semakin berkembang. Hal ini didasarkan dari semakin banyaknya produsen brownies yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Peluang pasar brownies yang prospektif untuk dikembangkan menjadikan geliat usaha di bidang ini semakin tinggi. Kota Bogor yang menjadi tujuan wisata keluarga di akhir pekan maupun liburan membuka peluang bagi perkembangan industri brownies. Budaya yang mengakar di masyarakat luas saat berkunjung ke tempat wisata salah satunya ialah memberikan buah tangan bagi kerabatnya. Brownies hadir sebagai pilihan buah tangan yang praktis dan prestise nilainya di kalangan masyarakat. Faktor sosial budaya lain yang semakin memperluas peluang pasar industri brownies ialah kebutuhan masyarakat akan panganan cepat saji yang mudah untuk dikonsumsi. Elsari Brownies and Bakery merupakan salah satu UKM di Kota Bogor yang berhasil mengembangkan usahanya hingga saat ini. Elsari ialah produsen brownies pertama di Kota Bogor sejak tahun 2003. Elsari bergerak di bidang industri pengolahan brownies, pastry, dan aneka kue tradisional lainnya. Berdasarkan informasi dari pemilik Elsari Brownies and Bakery, jumlah produksi Elsari memiliki peningkatan dari tahun ke tahun. Walaupun pada tahun 2009 usaha ini sempat mengalami penurunan hingga hanya melakukan kegiatan produksi sebanyak 48.000 kotak brownies panggang per tahun, namun Elsari terus tumbuh hingga mengalami peningkatan produksi pada tahun 2010 sebesar 49.000 kotak brownies panggang per tahun dan 49.920 kotak brownies panggang di tahun 2011. Kegiatan distribusi Elsari dalam menyalurkan produknya hingga ke tangan konsumen dilakukan melalui dua saluran. Saluran pertama ialah aliran produk dari konsumen melalui mitra penjualan hingga ke tangan konsumen. Retailer yang bermitra dengan Elsari merupakan agen perorangan dan counter yang tersebar di berbagai wilayah Kota Bogor bahkan telah merambah hingga wilayah Jabodetabek, Sukabumi, dan Bandung. Saluran distribusi kedua adalah pemasaran langsung dari produsen ke tangan konsumen. Konsumen dapat melakukan pembelian langsung dengan mendatangi mini counter Elsari yang lokasinya menyatu dengan pabrik. Saluran distribusi kedua ini kurang efektif diterapkan
sehingga kurang optimal dalam memberikan penerimaan bagi perusahaan. Hal ini disebabkan akses konsumen terhadap pabrik Elsari cenderung sulit karena lokasinya yang tidak berada di tengah Kota Bogor. Lokasi mini counter tersebut terletak di wilayah perumahan Pondok Rumput. Konsumen menjadi kurang mengenal produk Elsari terutama konsumen yang berasal dari luar Kota Bogor. Kelemahan ini yang mendasari pemilik Elsari untuk mengembangkan usahanya dengan membuka gerai baru di wilayah yang lebih strategis. Gerai baru ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan Elsari karena akses menuju lokasi akan lebih mudah. Pembukaan gerai baru membutuhkan perencanaan yang matang. Kebutuhan dana untuk pengembangan usaha ini tentu tidak sedikit sehingga analisis kelayakan usaha sangat penting dilakukan baik dari aspek non finansial maupun finansial. Apabila rencana pengembangan usaha tersebut dinilai layak, maka pemilik dapat segera merealisasikannya. Namun apabila analisis tersebut dinilai tidak layak maka pemilik harus mempertimbangkan kembali rencana pembukaan gerai baru tersebut.
Peluang pasar brownies yang relatif tinggi di Kota Bogor
Perkembangan Elsari Brownies and Bakery dari tahun ke tahun
Pemasaran secara langsung yang kurang optimal karena lokasi mini counter relatif sulit diakses oleh konsumen
Rencana pengembangan usaha di tahun 2012 yaitu pembukaan gerai baru di wilayah yang lebih strategis
Analisis Kelayakan Usaha
Analisis Non Finansial
Analisis Finansial
Aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan
NPV, Incremental Net Benefit, Net B/C, IRR, DPP
Skenario I Kondisi perusahaan saat ini
Analisis Sensitivitas
Skenario II Penyewaan bangunan sebagai gerai baru Elsari yang dilengkapi counter penjualan kopi
Skenario III Pembelian bangunan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari yang dilengkapi counter penjualan kopi
Tidak Layak
Layak
Pengembangan usaha dengan skenario yang lebih menguntungkan
Tidak melakukan pengembangan usaha
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) mengingat Elsari merupakan UKM yang cukup berhasil dalam industri di Kota Bogor. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Maret 2012. 4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan, mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur usaha baik investasi maupun operasional dan penerimaan selama satu tahun usaha. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Perpustakaan LSI IPB serta jurnal dan artikel elektronik yang terkait dengan penelitian ini. Informasi tambahan yang mendukung penelitian ini menggunakan literatur-literatur yang relevan dengan objek permasalahan. 4.3. Metode Penentuan Responden Pencarian data primer dilakukan melalui wawancara dengan pihak internal dan eksternal perusahaan. Penentuan responden dilakukan menggunakan teknik purposive. Purposive merupakan metode penentuan responden yang memilih sampel dengan maksud dan tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Responden yang terpilih dari pihak internal perusahaan adalah pemilik Elsari Brownies and Bakery, karyawan bagian pemasaran, karyawan bagian keuangan, dan karyawan di bidang produksi. Pihak eksternal diwakili oleh masyarakat umum yang ada di sekitar perusahaan untuk mengetahui pengaruh keberadaan Elsari Brownies and Bakery terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan kalkulator Casio fx-350TL dan Microsoft Excel 2007. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif meliputi tahap pengolahan data dan intrepretasi data secara deksriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan Elsari Brownies and Bakery pada kondisi saat ini. Analisis kelayakan usaha dibagi menjadi analisis kelayakan non finansial dan analisis kelayakan finansial. Analisis kelayakan non finansial mengkaji berbagai aspek mulai dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengkaji kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery secara finansial. Metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah analisis kriteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas dengan menggunakan variasi switching value. 4.5. Analisis Kelayakan Non Finansial Pada penelitian ini, analisis kelayakan non finansial akan mengkaji kelayakan usaha dari berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Berdasarkan aspek pasar, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi jumlah permintaan, harga jual produk, penawaran, market share, dan bauran pemasaran. Aspek pasar dikatakan layak jika terdapat potensi pasar dan peluang pasar yang dapat diraih pelaku usaha dalam melakukan pengembangan usaha atas produk brownies panggang. Pada aspek teknis, variabel-variabel yang dianalisis meliputi kondisi fisik, teknologi, lokasi usaha Elsari Brownies and Bakery, dan proses pembuatan brownies. Analisis dikatakan layak jika lokasi usaha, proses produksi, skala usaha, lay out, dan teknologi yang digunakan dapat menghasilkan produk secara optimal serta mendukung kegiatan pengembangan usaha. Berdasarkan aspek manajemen, variabel-variabel yang akan dianalisis meliputi bentuk organisasi, struktur organisasi, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Aspek manajemen dikatakan layak jika kegiatan usaha yang dilakukan telah terkoordinasi dengan baik dalam hal pembagian tanggung jawab pekerjaan.
Pada aspek hukum, variabel yang akan dianalisis adalah bentuk badan usaha dan izin usaha. Analisis berdasarkan aspek hukum dikatakan layak apabila usaha telah memenuhi legalitas yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan produksi. Aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan mengkaji pengaruh usaha Elsari Brownies and Bakery terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar terutama dari sisi ekonomi. Elsari Brownies and Bakery dikatakan layak apabila keberadaan usahanya tidak bertentangan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar. 4.6. Analisis Kelayakan Finansial Analisis aspek finansial dalam rencana pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery dilakukan dengan melakukan serangkaian perhitungan kuantitatif. Kegiatan yang dianalisis adalah penilaian terhadap kelayakan Elsari sebelum adanya pengembangan usaha (Skenario I) untuk memastikan rencana pengembangan usaha perlu dilakukan. Selain itu, akan dilakukan penilaian terhadap kelayakan pengembangan usaha Elsari. Skenario II yaitu penyewaan bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari dengan dilengkapi counter penjualan kopi sedangkan skenario III ialah pembelian bangunan di wilayah strategis yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari. Analisis yang dilakukan dalam aspek finansial mencakup nilai arus tunai (cash flow). Penilaian kelayakan secara finansial juga dilakukan berdasarkan kriteria investasi. Adapun kriteria kelayakan investasi yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Discounted Payback Period (DPP). 4.6.1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah suatu alat analisis untuk menguji kelayakan dari suatu investasi. NPV adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu atau dapat dikatakan sebagai selisih antara nilai bersih dari manfaat dan biaya pada setiap tahun kegiatan usaha. Rumus yang digunakan dalam penghitungan NPV menurut Kadariah et. al (1999) adalah sebagai berikut :
∑ Keterangan: Bt
= penerimaan (benefit) bruto tahun ke-t
Ct
= biaya (cost) bruto tahun ke-t
N
= umur ekonomis usaha
t
= tahun
i
= tingkat suku bunga (discount rate) Dalam metode NPV, terdapat tiga penilaian kriteria investasi. Jika NPV
suatu usaha lebih besar dari nol (NPV›0) berarti usaha tersebut layak dilakukan atau dilanjutkan karena memiliki arti bahwa manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, apabila NPV usaha kurang dari nol (NPV‹0), maka usaha tersebut tidak layak dilakukan atau dilanjutkan karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Apabila NPV sama dengan nol (NPV=0) maka manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan artinya proyek mengembalikan persis sebesar modal sosial. Dengan demikian, usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi. Namun, pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan secara manual. Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007. 4.6.2. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Analisis imbangan biaya dan penerimaan adalah alat analisis tingkat efisiensi setiap rupiah yang diperoleh dari penerimaan. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan NPV total dari manfaat bersih terhadap total dari biaya bersih atau dapat dikatakan sebagai perbandingan antara jumlah nilai bersih yang bernilai positif sebagai pembilang dan nilai bersih yang bernilai negatif sebagai penyebut. Analisis ini akan menguji seberapa jauh setiap nilai rupiah yang akan dipakai dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Net B/C
merupakan angka perbandingan antara jumlah nilai
sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif. Rumus untuk menghitung Net B/C adalah :
∑ ∑ Dimana,
Keterangan: Bt
= manfaat yang diperoleh tiap tahun
Ct
= biaya yang dikeluarkan tiap tahun
n
= jumlah tahun
i
= tingkat suku bunga (discount rate) Kerangka keputusan :
1) Jika Net B/C › 1 maka proyek layak untuk dilakukan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pengeluaran tersebut. 2) Jika Net B/C ‹ 1 maka proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan lebih kecil dari pengeluaran tersebut. Namun, pada penelitian ini perhitungan Net B/C tidak dilakukan secara manual. Perhitungan Net B/C dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007. 4.6.3. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. IRR juga merupakan nilai discount rate yang menjadikan NPV proyek sama dengan nol. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Apabila nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Hubungan antara NPV dan IRR dapat dilihat pada Gambar 2.
NPV
NPV IRR
i
i’
i=discount rate (%)
NPV’ Gambar 2. Hubungan Antara NPV dan IRR (Sumber: Nurmalina et al 2009) Rumus untuk menghitung IRR adalah :
Dimana : i
= discount rate yang menghasilkan NPV positif
i’
= discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV
= NPV yang bernilai positif
NPV’ = NPV yang bernilai negatif Kerangka keputusan : 1) Apabila IRR = tingkat diskonto maka usaha tidak mendapat keuntungan maupun kerugian. 2) Apabila IRR ‹ tingkat diskonto maka usaha tidak layak untuk dilakukan. 3) Apabila IRR › tingkat diskonto maka usaha layak untuk dilakukan. Namun, pada penelitian ini perhitungan IRR tidak dilakukan secara manual. Perhitungan IRR dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007. 4.6.4. Discounted Payback Period (DPP) Metode ini mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali. DPP merupakan metode yang digunakan untuk mengatasi kelemahan dari metode payback period (PP) yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Bisnis yang memiliki nilai discounted payback period singkat atau cepat pengembaliannya
kemungkinan besar akan dipilih oleh investor. Discounted payback period menggunakan manfaat bersih yang telah dikalikan dengan discount rate. Adapun rumus untuk menghitung payback period adalah: Discounted Keterangan : I
= besarnya investasi yang dibutuhkan
Ab discounted = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya yang telah dikalikan dengan discount rate. Menurut Umar (2007), nilai discounted payback period diperoleh melalui nilai investasi dikurangi saldo nilai tunai bersih sekarang dengan tingkat diskonto yang berlaku (present value net benefit). Lalu dilihat periode tahun yang dapat mengembalikan seluruh nilai investasi. Semakin kecil angka yang dihasilkan memiliki arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk dilaksanakan. 4.6.5. Incremental Net Benefit Incremental Net Benefit merupakan tambahan manfaat bersih yang dapat diperoleh dengan membandingkan net present value dengan bisnis dan net present value tanpa bisnis. Contoh yang biasa digunakan dalam perhitungan incremental net benefit adalah tanah. Tanah yang diberakan tidak akan memiliki manfaat bersih tetapi jika diolah menjadi kawasan perkebunan maka akan menghasilkan manfaat bersih bagi pemilik usaha. Secara sistematis, perhitungan incremental net benefit dapat diperoleh sebagai berikut: Incremental net benefit=manfaat bersih dengan bisnis-manfaat bersih tanpa bisnis 4.7. Analisis Sensitivitas dan Nilai Pengganti (Switching Value) Analisis switching value merupakan variasi dari analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis. Tujuan analisis ini adalah untuk melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi atau aktivitas ekonomi. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam kegiatan investasi perhitungan didasarkan pada proyek-proyek yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu mendatang.
Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada biaya dan manfaat yang akan menghasilkan keuntungan normal yaitu NPV sama dengan nol, IRR mendekati atau sama dengan tingkat suku bunga, dan Net B/C sama dengan satu. Pada analisis switching value secara langsung memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut dapat dilakukan perubahan terhadap masalah yang dianggap penting pada analisis proyek dan kemudian dapat menentukan pengaruh perubahan tersebut terhadap daya tarik proyek. Variabel yang dianalisis merupakan variabel yang dianggap signifikan terhadap usaha yaitu kenaikan harga input dan penurunan penjualan. Dengan analisis ini, akan dicari jumlah maksimum kenaikan biaya usaha yang dominan dan jumlah maksimum penurunan penjualan brownies yang membuat usaha ini masih tetap layak untuk dijalankan. 4.8. Laporan Laba Rugi Analisa laba rugi digunakan perusahaan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam periode tertentu. Komponen laba rugi usaha Elsari Brownies and Bakery terdiri dari pendapatan penjualan hasil produksi, biaya operasional, biaya penyusutan, beban bunga, dan pajak penghasilan. Laba sebelum pajak (EBT) diperoleh dari pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya operasional, beban bunga, dan biaya penyusutan. Laba setelah pajak (EAT) diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan. 4.9. Definisi Operasional Definisi operasional dari penelitian ini adalah: 1) Espresso merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi dengan menggunakan uap panas pada tekanan tinggi. 2) Coffee latte merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1. 3) Cappuccino merupakan sejenis kopi espresso yang diberi tambahan susu, krim, dan serpihan cokelat. 4) Barista merupakan seseorang yang mengoperasikan espresso machine serta ahli dalam membuat racikan kopi dan aneka latte art yang menarik. Latte art
merupakan seni menghias bagian atas kopi dengan foam susu yang dihasilkan melalui milk foather. 5) Shot merupakan satuan cairan kopi sebagai hasil dari ekstraksi biji kopi melalui espresso machine. Satu shot espresso berkisar antara 30-45 ml kopi. Dalam secangkir kopi biasanya terdiri dari satu shot espresso yang dihasilkan dari kurang lebih 10 gram biji kopi. 4.10. Asumsi Dasar Analisis kelayakan usaha Elsari Brownies and Bakery ini menggunakan beberapa asumsi dasar, yaitu: 1) Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga skenario usaha, yaitu kondisi perusahaan saat ini, penyewaan bangunan untuk membuka gerai baru di wilayah yang lebih strategis dengan dilengkapi dengan counter penjualan kopi, dan pembelian bangunan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari. 2) Usaha yang dijalankan adalah pembuatan brownies panggang dengan berbagai variasi topping, antara lain keju, kacang mede, meisis, choco chips, kacang almond, dll. 3) Investasi yang digunakan pada seluruh skenario usaha memiliki asumsi dibarukan kembali sesuai dengan harga yang berlaku di tahun 2012. Investasi tersebut merupakan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. Kegiatan produksi pada skenario I juga berdasarkan kondisi perusahaan pada saat ini, yang diukur melalui jumlah produksi di tahun 2011. Oleh karena itu, tidak ada tahap persiapan sehingga produksi di tahun pertama sudah berjalan dengan optimal. 4) Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku selama bulan Februari 2012 hingga Maret 2012 dan diasumsikan konstan hingga umur usaha berakhir. Harga jual brownies panggang melalui pemasaran langsung ialah sebesar Rp 30.000,00 per kotak. Namun, adanya strategi harga yang ditetapkan Elsari menghasilkan pendapatan penjualan per kotak brownies panggang ialah sebesar Rp 27.000,00. Nilai ini diperoleh melalui pendekatan going rate pricing yaitu penetapan harga di bawah harga yang ditetapkan pesaing.
5) Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari hasil wawancara dan survei lapang pada pemilik sekaligus pengelola usaha juga para karyawan Elsari Brownies and Bakery. 6) Tidak ada produk yang cacat atau gagal dan hasil produksi semuanya habis terjual. 7) Penentuan umur usaha berdasarkan lamanya umur investasi bangunan, yaitu 10 tahun. 8) Proses produksi dilakukan selama enam hari selama seminggu maka dalam satu bulan dilakukan 26 hari masa kerja. 9) Jumlah tenaga kerja pada skenario usaha I adalah 13 orang. Pada skenario usaha II dan III mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja menjadi 17 orang. Hal ini dikarenakan perluasan wilayah pemasaran memerlukan tenaga tambahan di bidang produksi dan pemasaran. 10) Kapasitas produksi Elsari Brownies and Bakery saat ini ialah 160 kotak brownies panggang ukuran 500 gram per hari sehingga menghasilkan produk sebanyak 49.920 kotak brownies panggang selama satu tahun. Produksi perusahaan pada skenario usaha I diasumsikan tetap hingga akhir umur proyek. 11) Kapasitas produksi Elsari Brownies and Bakery pada skenario usaha II dan III mengalami peningkatan yaitu 59.904 kotak pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha dan 74.880 kotak pada tahun ketiga hingga kesepuluh pengembangan usaha. Hal ini berarti terdapat peningkatan produksi brownies panggang Elsari setelah pengembangan usaha yaitu 192 kotak per hari pada tahun pertama dan kedua serta 240 kotak per hari pada tahun ketiga hingga kesepuluh. 12) Penetapan jumlah produksi kopi pada skenario pengembangan usaha didasarkan melalui usaha sejenis yang telah berjalan yaitu franchise coffee shop skala kecil. Pada tahun pertama dan kedua jumlah kopi yang dijual ialah 25 cangkir. Peningkatan penjualan terjadi pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha dikarenakan produk telah cukup dikenal oleh konsumen sehingga jumlah kopi yang dijual menjadi 50 cangkir.
13) Pemilik usaha mengajukan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp 100.000.000,00 pada skenario usaha II. Sedangkan pada skenario III, pemilik meminjam uang sebesar Rp 400.000.000,00 untuk pengembangan usaha. 14) Kredit yang diajukan oleh Elsari kepada BRI adalah kredit korporasi. Hal ini dikarenakan kredit tersebut lebih fleksibel dan sesuai dengan kemampuan finansial Elsari. Kredit korporasi adalah kredit yang nilainya ditentukan dengan melibatkan pihak calon debitur. Pihak debitur akan dilibatkan dalam penentuan suku bunga, jangka waktu pengembalian, serta jaminan dan syarat lain dengan pihak bank. 15) Pada skenario usaha I, discount rate yang digunakan adalah sebesar 5,75 persen. Nilai ini diperoleh melalui rata-rata BI rate bulan Februari 2012Maret 2012. Pada skenario usaha II dan III akan dilakukan pengembangan usaha dengan melakukan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia sehingga discount rate yang digunakan sebesar 6,81 persen pada skenario II dan 6,79 persen pada skenario III. Nilai tersebut adalah Opportunity Cost of Capital (OCC) atau discount rate dengan rata-rata tertimbang antara suku bunga pinjaman BRI dan BI rate. Penentuan nilai ini dikarenakan modal yang digunakan untuk pengembangan usaha berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Suku bunga pinjaman yang digunakan adalah rata-rata suku bunga pinjaman BRI dari bulan Februari 2012 hingga Maret 2012, yaitu sebesar 9,875 persen. Pinjaman yang diajukan perusahaan pada skenario II ialah sebesar Rp 100.000.000,00 sedangkan guna pengembangan usaha pada skenario III akan dilakukan peminjaman sebesar Rp 400.000.000,00. Rumus penentuan OCC ialah sebagai berikut:
Dimana: i = tingkat bunga pinjaman (%) x = modal pinjaman (Rp) r = OCC (%) y = modal sendiri (Rp)
Dengan demikian, berdasarkan data tersebut, akan diperoleh OCC rata-rata tertimbang pada skenario usaha II sebesar 6,81 persen dan 6,79 persen untuk skenario usaha III. 16) Pengembalian pinjaman dilakukan selama sepuluh tahun dengan nilai angsuran tetap mulai tahun pertama hingga sepuluh, tanpa ada grace period dengan tingkat suku bunga pinjaman BRI 9,875 persen per tahun. Dengan demikian, nilai angsuran yang harus dibayarkan oleh Elsari per tahun adalah sebesar Rp 16.187.250,00 pada skenario II dan Rp 64.749.000,00 pada skenario III. Angsuran yang dibayarkan perusahaan diperoleh melalui penggunaan rumus capital recovery factor sebagai berikut:
Dimana: P = jumlah pinjaman (Rupiah) i = tingkat suku bunga (persen) n = jangka waktu pengembalian pinjaman (tahun) 17) Biaya yang dikeluarkan dalam usaha pembuatan brownies panggang ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1. Biaya reinvestasi perlu dikeluarkan untuk peralatan yang telah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 18) Nilai penyusutan dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan menggunakan metode garis lurus dimana harga beli dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis. 19) Pajak restoran yang digunakan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran sebesar 10 persen. 20) Bangunan yang akan digunakan sebagai tempat pengembangan usaha berada di Jalan Raya Padjajaran Kota Bogor. Bangunan tersebut merupakan rumah toko (ruko) yang memiliki tiga lantai dengan luas bangunan 4,5x16 m2. Harga sewa bangunan tersebut ialah sebesar Rp 120.000.000,00 per tahun sedangkan harga belinya ialah sebesar Rp 1.300.000.000,00.
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Elsari Brownies and Bakery ialah bisnis keluarga yang didirikan oleh H. Maman Surahman pada tahun 2003. Elsari merupakan UKM yang bergerak di bidang industri pengolahan makanan jadi seperti pastry, brownies, dan kue tradisional lainnya. Ide pendirian usaha ini berawal dari keahlian istri pemilik Elsari, yaitu Hj. Elli Ratnasari, yang gemar memasak aneka jenis kue dan rajin bereksperiman dalam meracik bahan baku sehingga tercipta resep kue yang istimewa. H. Maman Surahman berprofesi sebagai karyawan di PT. Goodyear Indonesia. Bapak Maman berinisiatif untuk mendirikan sebuah usaha setelah masa baktinya usai. Aneka kue yang dibuat istrinya ternyata diminati oleh masyarakat sekitar. Ide bisnis akhirnya muncul untuk membuka usaha pembuatan kue dan didukung sepenuhnya oleh sang istri. Pada awal terbentuknya, manajemen Elsari sangat sederhana. Istri pemilik di bagian produksi bertanggungjawab dalam pembuatan kue dan pemilik Elsari sebagai agen distributor yang bertugas menyalurkan produk hingga ke tangan konsumen. Saluran pemasaran yang digunakan pada awal usaha ini juga sangat sederhana. Pabrik yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi ialah rumah pemilik, yaitu Jl. Kebon Pedes I No. 2 Kota Bogor. Usaha pembuatan brownies ini ternyata cukup sukses. Brownies tersebut mampu diterima oleh konsumen bahkan permintaan terhadap brownies pun meningkat dari tahun ke tahun. Respon positif ini yang mendasari pemilik Elsari untuk menyewa bangunan yang lebih besar sebagai tempat produksi. 5.2. Produksi Elsari Brownies and Bakery resmi berdiri pada 1 Oktober 2003. Pemberian nama ini berasal dari nama istri pemilik, Elli Ratnasari. Kegiatan produksi kemudian dipindahkan ke Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilik menyewa bangunan tersebut sebagai pabrik sekaligus mini counter yang akan melayani pembelian secara langsung.
Elsari berhasil menjual 10 kotak brownies panggang per hari atau 300 kotak per bulan pada awal pendiriannya. Modal yang digunakan ialah sebesar Rp 3.000.000,00. Modal tersebut dialokasikan untuk pembelian peralatan, bahan baku, dan kemasan. Respon masyarakat yang positif terhadap brownies panggang Elsari mengakibatkan permintaan dari konsumen pun meningkat hingga 1.000 kotak per bulan. Pada tahun 2004, terdapat peningkatan permintaan konsumen terhadap brownies panggang Elsari, yaitu sebesar 3.000 kotak brownies per bulan. Perkembangan ini menuntut kebutuhan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pada tahun 2004, Elsari mengajukan permohonan pinjaman pendanaan kepada Bank Rakyat Indonesia senilai Rp 10.000.000,00. Penambahan modal tersebut digunakan untuk membeli peralatan produksi seperti tiga buah oven, satu buah kompor gas, satu buah mixer kecil, dan satu buah mixer besar. Pemilik membeli kendaraan operasional yaitu motor untuk menunjang kegiatan pemasaran Elsari. Elsari juga mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor yang semakin meningkatkan kepercayaan konsumen akan keamanan produk Elsari untuk dikonsumsi. Pengajuan kredit Elsari kepada BRI mendapat respon positif karena Elsari sselalu membayar cicilan pinjaman dengan tepat waktu sesuai prosedur. Pada tahun 2005, Elsari kembali meminjam dana yang lebih besar yaitu sebesar Rp 30.000.000,00. Dana tambahan itu dialokasikan untuk menambah peralatan investasi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan konsumen akan brownies panggang yang meningkat menjadi 4.000 kotak per bulan. Dana tersebut juga dimanfaatkan untuk menambah armada operasional dengan membeli motor dan mobil masing-masing dua unit secara kredit. Permintaan konsumen pada tahun 2006 ialah sejumlah 5.000 kotak brownies panggang per bulan. Permintaan brownies panggang pada tahun 2007 mengalami peningkatan hingga mencapai 6.000 kotak per bulan. Elsari telah dikenal masyarakat luas bahkan di luar Pulau Jawa. Elsari telah berhasil memenuhi pesanan konsumen yang berada di Pulau Bali dan Pulau Sumatera. Pada tahun 2007, Elsari berhasil mengembangkan inovasi yaitu brownies kering (broker). Broker merupakan ide kreatif pemanfaatan brownies retur dari
brownies yang diperjualkan. Broker merupakan hasil olahan lebih lanjut dari brownies yang sifatnya retur. Setelah dilakukan proses pengenalan pasar ternyata respon masyarakat sangat positif terhadap adanya inovasi produk yang baru ini. Produk brownies kering pun berkembang menjadi salah satu produk unggulan Elsari Brownies and Bakery. Permasalahan internal yang dialami oleh Elsari terkait dengan manajemen perusahaan pada tahun 2009 mengakibatkan kegoncangan dalam kegiatan produksi. Produksi Elsari menurun hingga mencapai 1.300 kotak per bulan. Namun, pada tahun 2010, Elsari mampu bangkit sehingga produksi yang dihasilkan mengalami peningkatan menjadi 4.083 kotak per bulan. Peningkatan produksi ini terus berlanjut hingga tahun 2011. Elsari mampu menghasilkan brownies panggang sebanyak 4.160 kotak per bulan. 5.3. Pemasaran Kegiatan pemasaran Elsari pada awal pendiriannya dilakukan langsung oleh pemilik dengan menggunakan sepeda secara door to door. Hal ini dikarenakan masyarakat belum mengenal brownies panggang produksi Elsari. Target pemasaran yang dibidik ialah masyarakat yang berdomisili di sekitar rumah pemilik, kerabat, pabrik Goodyear, dan perumahan Pondok Rumput. Elsari kemudian memperluas jaringan pemasarannya dengan membuka agen penjualan di wilayah Cimanggu, Baratha, dan Ciomas. Wilayah pemasaran Elsari meluas pada tahun 2004 hingga merambah Jakarta dan Bandung. Perkembangan Elsari pada tahun 2006 ditunjukkan dengan pembukaan wilayah pemasaran yang baru, yaitu Cianjur dan Sukabumi. Peluang pasar yang semakin terbuka di wilayah baru membuat pemilik Elsari memutuskan untuk membeli kendaraan operasional tambahan guna menunjang mobilitas pemasaran ke wilayah Cianjur dan Sukabumi. Pengembangan usaha tersebut juga didukung dengan adanya pinjaman dana dari BRI sebesar Rp 50.000.000,00. Kegiatan pemasaran Elsari terus mengalami perkembangan. Produk Elsari saat ini telah didistribusikan melalui mitra penjualan ke berbagai daerah di sekitar Bogor, yaitu Karawang, Serang, Tangerang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan Depok.
5.4. Sumber Daya Manusia (SDM) Perkembangan usaha Elsari Brownies and Bakery menuntut pemilik Elsari untuk memberdayakan pekerja yang lebih banyak. Elsari merekrut karyawan sebanyak delapan orang pada tahun 2004. Penambahan sumberdaya ini sangat penting dilakukan guna pemenuhan permintaan konsumen yang meningkat hingga sebesar 3.000 kotak brownies per bulan. Seiring dengan perkembangan usaha ini, pada tahun 2005, sumberdaya manusia yang bekerja di Elsari mengalami peningkatan hingga berjumlah 15 orang. Pada tahun 2006, karyawan yang bekerja di Elsari diperbanyak hingga berjumlah 20 orang. Manajemen Elsari pada tahun 2008 diperkuat dengan adanya 27 tenaga kerja yang turut membantu kegiatan operasional Elsari. Adanya pinjaman dana tambahan dari BRI sebesar Rp 65.000.000,00 dan Citibank sebesar Rp 15.000.000,00 semakin membuka peluang bagi Elsari untuk mengembangkan usahanya. Permasalahan
internal
yang
dihadapi
oleh
manajemen
Elsari
mengakibatkan adanya penurunan produksi pada tahun 2009. Karyawan melakukan
kecurangan
dengan
melakukan
penggelapan
uang
sehingga
mengakibatkan kondisi keuangan Elsari sempat goyah. Kegoncangan tersebut juga mengganggu kegiatan produksi Elsari. Perampingan
karyawan
pada
bagian
personalia
dan
pemasaran
mengakibatkan manajemen Elsari menjadi tidak stabil. Pembagian kerja antar karyawan menjadi kurang optimal. Struktur organisasi harus diatur ulang sehingga pembagian kerja dapat dilakukan secara lebih efektif. Tahun 2010 merupakan tahun kebangkitan bagi Elsari untuk membenahi manajemen internalnya agar mampu mencapai posisi kesuksesan semula. Saat ini, Elsari memiliki karyawan sebanyak 13 orang yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu produksi, administrasi dan keuangan, serta pemasaran.
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial Analisis kelayakan usaha berdasarkan aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penilaian terhadap berbagai komponen tersebut akan memengaruhi kelayakan suatu usaha. 6.1.1. Aspek Pasar Pasar ialah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Pasar merupakan mekanisme pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Aspek pasar yang akan dianalisis mencakup peluang pasar, permintaan, penawaran, dan bauran pemasaran produk. Analisis aspek pasar merupakan unsur yang penting bagi manajemen perusahaan karena mampu memberikan informasi bagi kegiatan operasional perusahaan seperti peluang pasar yang dimiliki produk, permintaan yang diinginkan konsumen, penawaran yang mampu dihasilkan produsen, keunggulan produk dibanding pesaing, strategi promosi produk yang tepat bagi pelanggan potensial, dan penentuan lokasi demi menunjang kemudahan akses terkait ketersediaan bahan baku di pasar. Berbagai kebutuhan tersebut sangat berkaitan dengan anggaran perusahaan. Analisis aspek pasar akan membantu perusahaan beroperasi dengan lebih efektif dan efisien dalam menghasilkan produk. Pembahasan yang dilakukan dalam aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji serta menilai sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat mendukung pengembangan usaha yang direncanakan. Program pemasaran merupakan kesimpulan akhir yang harus disusun secara jelas dan terperinci baik mengenai rencana penjualan, tingkat harga, kebijaksanaan pengadaan bahan baku, kebijaksanaan penyaluran, sistem pembayaran, dan biaya pemasaran (Ibrahim 2003).
6.1.1.1. Analisis Potensi Pasar Peluang pasar terhadap brownies panggang didukung oleh perkembangan pola hidup masyarakat yang semakin dinamis dimana masyarakat menuntut tersedianya produk siap saji serta mudah untuk dikonsumsi. Brownies masih dianggap sebagai panganan dengan nilai tawar serta prestise yang cukup tinggi oleh sebagian masyarakat. Aneka daya tarik, kreasi, dan modifikasi brownies yang beredar saat ini telah membuat konsumen memiliki beragam pilihan untuk mengonsumsi brownies. Cita rasa brownies yang khas membuat brownies sangat digemari berbagai kalangan, baik tua maupun muda. Peluang pasar bagi pengembangan brownies juga didukung adanya budaya yang berkembang di masyarakat untuk memberikan buah tangan bagi sanak famili setelah berkunjung ke daerah wisata. Brownies merupakan panganan yang praktis dan mudah didapat sehingga menjadi salah satu alternatif buah tangan yang digemari oleh wisatawan. Kota Bogor, sebagai salah satu tujuan wisata yang menarik bagi keluarga, menawarkan aneka potensi wisata baik di bidang agrowisata, kuliner, maupun wisata belanja. Beragam alternatif kawasan wisata tersebut antara lain Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Museum Zoologi, Museum Etno Botani, Prasasti Batu Tulis, Danau Situgede, Museum Tanah, Museum PETA, Museum Perjuangan, dan water adventure The Jungle. Pilihan menarik wisata lainnya ialah wisata belanja dan kuliner di sepanjang Jalan Padjadjaran, Tajur, dan Katulampa. Agrowisata di Kota Bogor antara lain ikan hias di Rancamaya, jus mambu merah di Sukaresmi, dan jus lidah buaya di Katulampa8. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor yang dihimpun dari kunjungan obyek wisata dan tingkat kunjungan hotel, pariwisata di Kota Bogor memiliki prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan. Peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara di Kota Bogor sejak tahun 2005 hingga tahun 2009 dapat dilihat di Tabel 7.
8
http://www.kotabogor.go.id/pariwisata/objek-wisata [Diakses tanggal 25 Februari 2012]
Tabel 7. Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Sejak Tahun 2005 hingga Tahun 2009 Jenis Wisatawan 2005 2006 2007 2008 2009 (orang) Domestik 1.533.513 1.807.115 2.086.926 2.249.484 2.729.672 Mancanegara 24.541 49.876 50.157 144.114 146.888 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2010)
Data tersebut menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan paling tinggi kunjungan wisatawan domestik terjadi pada tahun 2009 hingga mencapai 21 persen dibanding tahun sebelumnya. Kunjungan wisatawan mancanegara terbesar terjadi pada tahun 2008 yang mengalami peningkatan sebesar 187 persen dari tahun 2007. Wisatawan yang berkunjung ke Bogor pada tahun 2010 berjumlah 2,97 juta jiwa. Angka tersebut meningkat hampir 10 ribu wisatawan dibanding kunjungan pada tahun 2009 yang hanya mencapai 2,89 juta jiwa9. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor dari tahun ke tahun merupakan peluang pasar potensial yang harus dimanfaatkan dalam proses pemasaran Elsari Brownies and Bakery. Pangsa pasar pengembangan brownies panggang Elsari sebagai salah satu buah tangan khas Bogor memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Perkembangan
teknologi
dan
pendidikan
dewasa
ini
semakin
mempertinggi tingkat kesadaran konsumen akan produk yang aman dikonsumsi. Hal ini membuat konsumen semakin jeli memilih produk yang terjamin kualitasnya. Produsen senantiasa dituntut untuk mampu memuaskan kebutuhan konsumen dengan menghasilkan produk yang layak dikonsumsi masyarakat. Gaya hidup sehat yang berkembang di masyarakat membuat konsumen semakin selektif memilih panganan yang aman bagi keluarga.
9
www.koranbogor.com/2010/ [Diakses tanggal 25 Februari 2012]
Produk yang berkualitas serta aman dikonsumsi dapat ditinjau melalui berbagai sertifikasi perizinan yang telah diperolehnya. Elsari Brownies and Bakery telah mendapatkan izin dan sertifikasi dari lembaga terkait yang mendukung kelayakan produknya. Produk Elsari telah dilengkapi dengan sertifikasi kehalalan produk dari Majelis Ulama Indonesia. Selain itu, izin yang telah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor meyakinkan konsumen bahwa produk Elsari termasuk produk yang bebas dari bahan pengawet. Hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk Elsari yang aman untuk dikonsumsi. Brownies Elsari yang telah dilengkapi oleh sertifikasi halal dari MUI dan izin Dinas Kesehatan Kota Bogor merupakan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh peluang pasar. Perkembangan permintaan masyarakat terhadap brownies panggang produksi Elsari sampai akhir tahun 2011 masih relatif tinggi. Hal ini dapat ditinjau melalui adanya peningkatan permintaan dari agen perseorangan, counter, maupun instansi sebagai penyalur produk brownies panggang Elsari kepada konsumen. Produk yang didistribusikan kepada konsumen melalui agen penyalur selalu habis sehingga menunjukkan minat konsumen yang tinggi terhadap brownies panggang produksi Elsari. Permintaan terhadap brownies panggang Elsari masih sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari permintaan distributor per bulan mencapai 5.184 kotak sedangkan kapasitas produksi Elsari saat ini ialah 4.160 kotak per bulan. Adanya gap antara permintaan dan penawaran mengindikasikan potensi pasar yang masih prospektif untuk dikembangkan. Daftar permintaan agen dan counter Elsari Brownies and Bakery dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Rencana pembukaan gerai baru Elsari didasarkan pada minimnya kontribusi pemasaran secara langsung terhadap pendapatan perusahaan. Lokasi mini counter Elsari yang menyatu dengan pabrik menyebabkan saluran pemasaran langsung tidak optimal karena konsumen kesulitan mengakses mini counter tersebut. Pembukaan gerai baru di wilayah yang strategis diharapkan mampu meningkatkan penjualan secara langsung sehingga pendapatan perusahaan pun akan semakin tinggi.
Rencana pembukaan gerai baru Elsari di wilayah yang lebih strategis turut mendorong terbukanya peluang pasar yang lebih luas. Konsep pengembangan usaha yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi serta beragam fasilitas yang menunjang kenyamanan konsumen menjadi daya tarik tersendiri. Selain memudahkan konsumen dalam mengakses lokasi pemasaran, gerai baru ini akan memberikan pelayanan selayaknya cafe dengan standar internasional namun dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini yang gemar berkumpul di tempat yang nyaman dan dilengkapi berbagai fasilitas pendukung. Konsep ini diharapkan akan mampu meningkatkan loyalitas konsumen sehingga akan menambah pendapatan bagi perusahaan. 6.1.1.2. Pemasaran Pemasaran merupakan inti dari kegiatan bisnis. Bisnis yang dijalankan harus memiliki pasar yang mampu menyerap produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, pemasaran merupakan unsur yang penting untuk diperhatikan dalam analisis kelayakan bisnis. Analisis mengenai pemasaran mencakup bauran pemasaran dan strategi pemasaran. 1) Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan variabel yang menjadi inti dalam kegiatan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran mencakup produk, harga, promosi, dan distribusi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai bauran pemasaran Elsari Brownies and Bakery. a)
Produk Produk yang dihasilkan oleh Elsari ialah aneka jenis pastry, brownies, dan
kue tradisional. Aneka jenis produk Elsari dapat dikategorikan sebagai barang konsumsi karena sifatnya yang langsung dapat dikonsumsi oleh konsumen. Ciri khas yang dimiliki oleh brownies Elsari ialah lukisan bunga-bunga yang terbuat dari cokelat cair di bagian atas brownies. Strategi produk yang diterapkan oleh Elsari ialah adanya berbagai variasi topping dan aneka rasa yang semakin memanjakan lidah para pecinta brownies. Ragam pilihan yang ditawarkan oleh produk pastry Elsari membuat konsumen tidak cepat merasa bosan. Selain itu, produk Elsari dilindungi oleh kemasan yang menjamin kualitasnya. Kemasan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 30x10 cm dan tebal 0,5 mm. Kemasan
tersebut dilengkapi dengan informasi nama produk, logo Elsari, komposisi bahan baku, berat bersih (netto) nomor telepon yang dapat dihubungi, tanggal kadaluarsa, serta berbagai sertifikasi yang telah dilengkapi oleh Elsari yaitu izin dari Dinas Kesehatan dan label halal Majelis Ulama Indonesia. Inovasi yang dilakukan oleh manajemen Elsari dalam memperluas pangsa pasar adalah dengan melengkapi gerai penjualan brownies dengan counter penjualan kopi. Budaya meminum kopi kini semakin meluas sehingga merupakan peluang pasar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengunjung gerai dapat mengonsumsi produk Elsari dengan ditemani pula dengan jamuan hangat maupun dingin dari aneka jenis kopi yang ditawarkan dengan harga sangat terjangkau. Elsari mempertahankan kualitas kopi yang istimewa namun dengan harga bersaing dibanding coffee shop kelas internasional. Produk yang ditawarkan pada counter penjualan kopi Elsari adalah espresso, cappuccino, dan coffee latte. Aneka pilihan minuman kopi tersebut dapat disajikan dalam kondisi panas maupun dingin sesuai dengan keinginan konsumen. Minuman yang dihasilkan akan memiliki kualitas unggul karena menggunakan bahan baku pilihan. Biji kopi yang digunakan merupakan campuran antara biji kopi arabika dan robusta yang akan menghasilkan kombinasi racikan kopi yang istimewa. Selain itu, susu yang digunakan juga susu full cream dengan kelas internasional, yaitu greenfields. Dengan demikian, aneka hidangan minuman kopi di gerai Elsari akan selalu terjaga kualitasnya sehingga tidak mengecewakan konsumen. b) Harga Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Harga jual produk Elsari berkisar antara Rp 30.000,00 hingga Rp 33.000,00. Harga jual produk ke agen atau counter mitra tidak ditentukan oleh manajemen Elsari. Agen distributor tersebut diberikan kebebasan dalam
menentukan harga asalkan harga tersebut tidak dibawah harga jual yang diberikan oleh Elsari kepada konsumen akhir. Strategi harga yang akan diterapkan oleh Elsari ialah memberi potongan harga khusus kepada konsumen yang melakukan banyak pembelian. Potongan harga tersebut akan diberikan kepada konsumen yang membeli langsung di gerai baru Elsari. Potongan harga berkisar antara Rp 1.000,00 hingga Rp 2.000,00. Penerapan strategi harga ini diharapkan dapat menarik minat konsumen sehingga mereka akan meningkatkan kuantitas pembelian produk Elsari. Kopi yang ditawarkan di gerai Elsari dijual dengan harga Rp 10.000,00 per cangkir. Harga ini sangat terjangkau dibanding produk sejenis yang dijual kompetitor. Kopi yang dijual memiliki berbagai jenis antara lain espresso, cappuccino, dan coffee latte. Gerai Elsari akan menawarkan pelayanan prima dari segi kualitas produk maupun harga sehingga konsumen merasa nyaman dan akan tetap loyal terhadap produk Elsari. c)
Promosi Promosi merupakan komunikasi pemasaran yang diharapkan dapat
meningkatkan omzet penjualan produk. Elsari pernah memanfaatkan media cetak lokal di Bogor untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas pada tahun 2004. Media radio juga pernah digunakan oleh Elsari untuk mempromosikan produknya. Pemanfaatan media cetak lokal dan radio tersebut dinilai kurang efektif sehingga manajemen Elsari tidak lagi melakukan kegiatan promosi melalui kedua media tersebut. Promosi yang dinilai lebih efektif ialah word of mouth. Kegiatan promosi ini berdasarkan cerita dari orang ke orang yang merasa puas dengan produk Elsari. Kualitas produk yang prima membuat penyebaran lewat cerita langsung tersebut lebih cepat sehingga mampu meningkatkan penjualan brownies Elsari. Kekuatan word of mouth menjadikan Elsari lebih dikenal oleh masyarakat luas bahkan lewat media televisi dan internet. Prospek pengembangan bisnis Elsari yang semakin baik membuat pemilik usaha beberapa kali diliput oleh berbagai media dari beragam stasiun televisi. Elsari Brownies and Bakery sebagai salah satu UKM di Kota Bogor yang mampu meraih kesuksesan menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lainnya. Pemilik Elsari pun menjadi narasumber atas
keberhasilannya menjalankan usaha pembuatan brownies hingga menjadi sukses seperti sekarang. Kesuksesan bisnis Elsari telah ditayangkan di TVRI, MNC, Jak TV, dan TV One. Hal ini tentu menguntungkan manajemen Elsari karena secara tidak langsung produk Elsari telah mampu memperluas media promosinya hingga ke media pertelevisian. Elsari juga pernah mengisi rubrik wirausaha dan profil pariwisata khususnya panganan buah tangan khas Kota Bogor di situs internet. Elsari hanya melakukan kegiatan promosi melalui liflet. Elsari tidak mencetak brosur atau pamflet. Liflet tersebut hanya memberikan informasi mengenai daftar harga produk Elsari. Pemberian liflet hanya dilakukan secara berkala apabila terdapat kunjungan dari instansi baik di sekitar wilayah Kota Bogor maupun luar Kota Bogor. Strategi promosi melalui word of mouth memang efektif untuk meningkatkan penjualan produk Elsari namun promosi melalui liflet kurang efektif untuk diterapkan. Liflet tersebut kurang memberikan informasi mengenai deskripsi produk sehingga kebutuhan konsumen akan pengetahuan produk Elsari tidak terpenuhi. Penyebaran liflet juga kurang intensif sehingga hanya segelintir orang yang mengetahui eksistensi Elsari sebagai salah satu produsen brownies di Kota Bogor. Perusahaan sebaiknya memperluas kegiatan promosi melalui brosur dan pamflet yang memiliki informasi cukup memadai mengenai deskripsi produk sehingga pengetahuan konsumen akan bertambah. Penyebarannya pun harus diperluas di wilayah yang strategis misalnya toko oleh-oleh, kawasan wisata, kawasan belanja, dll. Hal ini diperlukan guna memperluas jaringan pemasaran agar mampu meningkatkan penerimaan bagi Elsari Brownies and Bakery. Pada rencana pengembangan usaha, diperlukan sarana promosi yang lebih efektif dalam memperkenalkan gerai baru Elsari kepada konsumen. Strategi promosi yang dapat diterapkan oleh manajemen Elsari ialah melalui social media antara lain facebook dan twitter. Manajemen Elsari dapat memberikan informasi berupa potongan harga atau paket menarik lainnya di hari yang istimewa seperti valentine melalui media tersebut. Hal ini akan menarik antusiasme konsumen dalam membeli produk Elsari. Selain itu, diperlukan banner dan spanduk yang menarik guna memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai
keberadaan gerai Elsari ini. Dengan demikian, konsumen akan lebih banyak berkunjung di gerai baru Elsari yang lebih mudah dijangkau dengan lokasi yang lebih strategis. d) Distribusi Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Strategi distribusi sangat penting diterapkan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dalam hal ketepatan dan kecepatan penyaluran produk. Produk yang dihasilkan oleh Elsari didistribusikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Jalur distribusi secara langsung dilakukan di mini counter Elsari yang menyatu dengan lokasi pabrik. Konsumen dapat langsung mendatangi pabrik Elsari untuk melakukan pembelian di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Lokasi tersebut memang tidak berada di tengah kota sehingga konsumen yang berasal dari luar daerah Kota Bogor cenderung lebih sulit mengakses produk Elsari. Pembelian secara langsung mayoritas dilakukan oleh konsumen yang berada di sekitar wilayah pabrik. Proses distribusi secara tidak langsung dilakukan melalui mitra penjualan, yaitu agen perorangan, counter, dan instansi. Elsari memiliki 120 distributor yang tersebar di seluruh wilayah pemasaran Elsari, yaitu Bogor, Bandung, Karawang, Cibubur, Depok, dan Sukabumi. Agen perorangan terdiri dari karyawan swasta dan ibu rumah tangga. Sistem penjualan yang diterapkan kepada agen perorangan ialah jual lepas yaitu produk yang tidak terjual secara keseluruhan akan menjadi tanggungan pihak agen sehingga akan menimalisir risiko perusahaan. Periode pembayaran agen perorangan ialah bulanan. Counter yang dimanfaatkan Elsari sebagai tempat memasarkan produknya adalah toko kue dan toko oleh-oleh. Elsari menjual produknya ke counter dengan sistem konsinyasi, yaitu perusahaan menitipkan produknya ke counter tersebut namun segala risiko kerusakan produk dan produk yang tidak laku dijual menjadi tanggungan perusahaan. Periode pembayaran counter dilakukan seminggu sekali. Strategi distribusi yang diterapkan oleh Elsari Brownies and Bakery untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen ialah dengan melakukan
kerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI). Kerjasama yang dilakukan ialah dengan memasok brownies Elsari sebagai salah satu komponen dalam konsumsi yang akan disajikan bagi para penumpang. Selain itu, produk Elsari juga dapat dibeli oleh penumpang kereta di kafetaria. Kereta Api Agro Lawu tujuan Surabaya-Jakarta merupakan trayek yang dilayani oleh Elsari Brownies and Bakery. Elsari memasok 50 kotak brownies per minggu dengan sistem kerjasama konsinyasi. Alur distribusi tidak langsung dapat dilihat pada Gambar 2. Produsen
Mitra Penjualan (agen dan counter)
Konsumen
Gambar 3. Alur Distribusi Tidak Langsung Elsari Brownies and Bakery Pemasaran langsung yang dilakukan oleh Elsari kurang efektif untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan lokasi mini counter yang menyatu dengan pabrik sehingga sulit dijangkau oleh konsumen baik konsumen di wilayah Bogor maupun yang berasal dari luar kota. Rencana pengembangan usaha Elsari yaitu pembukaan gerai baru sebagai saluran pemasaran langsung di wilayah yang lebih strategis merupakan strategi distribusi yang tepat untuk dilakukan. Gerai baru tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk Elsari sehingga mampu meningkatkan penerimaan perusahaan. Alur distribusi langsung Elsari dapat dilihat pada Gambar 3. Produsen
Konsumen
Gambar 4. Alur Distribusi Langsung Elsari Brownies and Bakery 2) Strategi Pemasaran Strategi pemasaran terdiri dari penentuan segmentasi pasar, target pasar, dan posisi pasar. Berikut merupakan penjelasan mengenai strategi pemasaran Elsari Brownies and Bakery. a)
Segmentasi pasar (segmentation) Segmentasi pasar ialah proses membagi pasar menjadi kelompok-
kelompok tertentu yang membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda pula. Pembagian segmen pasar dilakukan berdasarkan berbagai aspek, antara lain aspek
geografis, aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi pasar Elsari Brownies and Bakery berdasarkan aspek geografis terkait dengan wilayah pemasaran. Segmentasi pasar berdasarkan aspek demografis mencakup usia dan penghasilan. Aspek psikografis yang menjadi segmen Elsari ialah kelas sosial. Segmentasi pasar Elsari berdasarkan aspek perilaku terkait dengan peristiwa dan manfaat. Pembukaan gerai baru Elsari yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi memiliki segmen pasar yang berbeda dengan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi pengembangan usaha memiliki segmentasi pasar yang lebih luas. Berdasarkan aspek geografis, segmentasi pasar yang dituju Elsari ialah masyarakat yang berdomisili di wilayah Kota Bogor dan sekitarnya. Segmentasi pasar berdasarkan aspek demografis ialah kelompok usia produktif yang memiliki tingkat pengeluaran untuk kebutuhan makanan di atas Rp 1.000.000,00 per bulan. Aspek psikografis yang menjadi segmen pasar Elsari setelah pengembangan usaha ialah masyarakat yang memiliki gaya hidup modern dan praktis. Berdasarkan aspek perilaku, segmentasi pasar yang dituju Elsari ialah masyarakat yang memiliki kecenderungan dalam menghabiskan waktu di suatu tempat dengan tingkat konsumsi yang tinggi. b) Target pasar (targeting) Target pasar merupakan proses pemilihan segmentasi pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan. Penentuan target pasar dilakukan setelah segmentasi perusahaan teridentifikasi. Berdasarkan wawancara dengan pemilik usaha, target pasar yang dibidik oleh Elsari Brownies and Bakery ialah masyarakat yang berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Karawang, Cibubur, Sukabumi, hingga Bandung. Masyarakat yang menjadi target pasar Elsari ialah masyarakat yang telah memasuki usia produktif. Kelompok usia yang menjadi sasaran pasar Elsari ialah kelompok usia 17 tahun hingga 55 tahun dengan penghasilan antara Rp 1.000.000,00 sampai dengan Rp 5.000.000,00 yaitu kelas menengah ke atas yang mengutamakan kualitas panganan untuk peristiwa khusus maupun oleh-oleh (Rahmanto 2010).
c)
Posisi pasar (positioning) Posisi pasar (positioning) ialah penetapan posisi perusahaan agar
mendapatkan tempat yang berbeda dalam benak konsumen sasarannya. Elsari ingin memposisikan produknya sebagai produk yang enak, berkualitas, dan terjangkau bagi konsumen. Posisi pasar yang ingin diraih perusahaan setelah pengembangan usaha tidak berbeda dengan kondisi perusahaan saat ini. Gerai baru Elsari menawarkan konsep coffee shop internasional dengan produk yang berkualitas tinggi namun harga yang terjangkau. Kenyamanan konsumen menjadi prioritas utama dengan fasilitas wifi yang dapat digunakan secara gratis untuk mengakses internet. Gerai baru Elsari diposisikan sebagai pilihan tempat strategis bagi masyarakat yang ingin berkumpul dengan kerabat, sahabat, dan rekan kerjanya baik selepas bekerja maupun saat libur akhir pekan. 6.1.1.3. Perkiraan Penjualan Peningkatan produksi brownies panggang oleh Elsari harus terus dilakukan. Hal ini dikarenakan peluang pasar yang masih sangat terbuka bagi pengembangan produk tersebut. Perkiraan penjualan dianalisis berdasarkan data perkembangan penawaran brownies di Kota Bogor. Hal ini dikarenakan target pemasaran langsung Elsari hanya mencakup wilayah Kota Bogor. Oleh karena itu, data perkembangan penawaran industri yang digunakan berdasarkan data penawaran brownies di Kota Bogor. Adapun perkembangan penawaran brownies di Kota Bogor disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Perkembangan Penawaran Brownies di Kota Bogor pada Tahun 20062011 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Produksi 59.960 471.646 641.520 809.520 999.736 (kotak) Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2012)
2011 1.191.156
Jumlah 4.173.538
Proyeksi penawaran pada tahun 2012 dapat diperoleh melalui analisis deret waktu berupa metode kuadrat terkecil dengan persamaan: dimana, Sumber: Umar (2007)
∑
dan
∑ ∑
Tabel 9. Perhitungan Proyeksi Perkembangan Brownies Panggang di Kota Bogor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah
X
X2
Y -3 -2 -1 1 2 3
59.960 471.646 641.520 809.520 999.736 1.191.156 4.173.538
9 4 1 1 4 9 28
XY -179.880 -943.292 -641.520 809.520 1.999.472 3.573.468 4.617.768
Berdasarkan perhitungan proyeksi penjualan dengan menggunakan metode analisis deret waktu, maka diperoleh persamaan Y=695.589,67+164.920,286X sehingga proyeksi penjualan pada tahun 2012 (X=4) sebesar 1.355.271 kotak. Perolehan proyeksi penjualan tersebut dapat digunakan dalam menganalisis market share yang dimiliki Elsari saat ini dan setelah dilakukan rencana pengembangan usaha. Nilai market share dapat diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut: Market share = Jumlah penjualan perusahaan (unit) x 100 persen Jumlah penjualan industri (unit) Market share Elsari Brownies and Bakery saat ini atau tanpa pengembangan usaha ialah: Market share= 9.984 1.355.271
x 100%=0,74%
Market share yang dimiliki Elsari setelah tahun pertama dan kedua pengembangan usaha ialah: Market share= 11.981
x 100%=0,88%
1.355.271 Sedangkan Market share yang dimiliki Elsari pada tahun ketiga hingga kesepuluh pengembangan usaha ialah: Market share= 14.976 1.355.271
x 100%=1,105%
Perhitungan market share yang diterima Elsari pada saat ini ialah 0,74 persen. Hal ini didasarkan pada alokasi jumlah penjualan melalui pemasaran langsung yang sebanyak 20 persen dari total penjualan. Total penjualan brownies panggang Elsari saat ini adalah 49.920 kotak per tahun. Dengan demikian, produk yang berhasil dijual melalui pemasaran langsung adalah 9.984 kotak per tahun. Elsari mampu melakukan kegiatan produksi sebanyak 59.904 kotak pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta 74.880 kotak per tahun pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Jumlah produk yang berhasil dijual melalui pemasaran langsung ialah sebesar 11.981 kotak pada tahun pertama dan kedua serta 14.976 kotak pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Dengan demikian, market share yang diterima Elsari setelah adanya pengembangan usaha adalah 0,88 persen pada tahun pertama dan kedua serta 1,105 persen pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. 6.1.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar Pemaparan di atas mengindikasikan bahwa Elsari Brownies and Bakery layak untuk dilaksanakan apabila ditinjau melalui aspek pasar. Kelayakan tersebut dapat dianalisis melalui potensi dan prospek pasar yang sangat potensial akan produk brownies Elsari. Pembukaan gerai baru yang akan dilakukan oleh Elsari sangat layak untuk dikembangkan. Rencana ini diharapkan mampu menunjang sistem pemasaran langsung dari produsen ke konsumen. Peluang pasar yang masih sangat terbuka merupakan potensi pasar yang mendukung terlaksananya rencana pengembangan gerai baru Elsari Brownies and Bakery. 6.1.2. Aspek Teknis Analisis kelayakan berdasarkan aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan (Kasmir dan Jakfar 2009). Aspek teknis yang akan dibahas meliputi lokasi usaha, skala usaha, proses produksi, layout, dan pemilihan jenis teknologi baik kondisi perusahaan saat ini maupun setelah dilakukan pengembangan usaha.
6.1.2.1. Lokasi usaha Pemilihan lokasi usaha sebagai tempat pelaksanaan kegiatan produksi dan pemasaran sangat penting agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan efektif serta efisien. Elsari Brownies and Bakery terletak di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Bangunan di lokasi tersebut selain digunakan sebagai pabrik guna melakukan kegiatan proses produksi juga digunakan sebagai mini counter yang dimanfaatkan untuk display produk. Lokasi bisnis ini tidak terletak di jantung Kota Bogor sehingga cukup menyulitkan dalam mendukung kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran secara langsung hanya dilayani melalui mini counter yang menyatu dengan pabrik. Oleh karena itu, pelanggan luar daerah akan relatif sulit menjangkau lokasi pabrik Elsari Brownies and Bakery. Pelanggan yang melakukan pembelian secara langsung mayoritas ialah masyarakat yang berdomisili di sekitar Kota Bogor. Namun, lokasi ini relatif dekat dengan pasar tempat karyawan membeli berbagai macam bahan baku pembuatan aneka pastry produksi Elsari. Jarak tempuh yang pendek dapat dicapai dengan menggunakan motor sehingga proses pembelian bahan baku akan berlangsung lebih cepat. 1) Letak pasar yang dituju Produk brownies panggang dipasarkan melalui toko oleh-oleh, toko roti, dan berbagai mitra penjualan seperti agen perorangan, retailer, dan instansi. Proses pemasaran dilakukan dengan menggunakan armada transportasi yang dimiliki perusahaan yaitu sepeda motor. Apabila lokasi pemasaran berada di luar Kota Bogor maka manajemen perusahaan akan mengalokasikan anggaran untuk menyewa mobil yang akan digunakan sebagai armada transportasi menuju pasar yang dituju. 2) Ketersediaan bahan baku Proses produksi brownies panggang menggunakan bahan baku antara lain tepung terigu, gula, telur, minyak nabati, coklat bubuk, keju, dan aneka bahan topping. Bahan baku yang digunakan oleh Elsari merupakan bahan baku pilihan yang telah teruji kualitasnya. Tepung terigu dalam adonan brownies panggang produksi Elsari merupakan tepung terigu cap Cakra Kembar. Tepung terigu
tersebut memiliki kadar protein yang tepat sebagai bahan baku pembuatan brownies panggang. Selain itu, minyak goreng yang digunakan ialah minyak goreng merek Tropical. Kualitas minyak goreng Tropical tidak perlu diragukan lagi karena diproduksi melalui dua kali penyaringan sehingga tergolong minyak goreng yang sehat. Pada awal berdirinya, Elsari memasok coklat bubuk dari Bandung. Namun, saat ini, bahan baku cokelat untuk memproduksi brownies panggang diperoleh dari pasar Anyar di Kota Bogor. Hal ini dikarenakan kualitas coklat dari Bogor yang tidak kalah dengan kualitas coklat dari Bandung. Perolehan bahan baku dari Bogor ini juga akan menghemat biaya transportasi sehingga akan lebih menekan biaya produksi. Lokasi pasar Anyar juga relatif dekat dengan pabrik sehingga memudahkan karyawan bagian produksi dalam pembelian bahan baku. Elsari memiliki pemasok khusus untuk bahan baku seperti tepung terigu, telur, dan gula. Bahan baku lain yang digunakan untuk memproduksi brownies panggang diperoleh melalui pembelian langsung di Pasar Anyar. Bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatan kopi antara lain biji kopi, susu cair, gula, dan cokelat. Perolehan bahan baku tersebut tidak melalui pembelian langsung di pasar melainkan melalui penyalur khusus. Biji kopi yang digunakan dalam proses pembuatan olahan minuman kopi adalah biji kopi merek Bel Canto dengan jenis espresso golden crema. Bel Canto menggunakan biji kopi arabika kualitas premium yang biasa diekspor. Bahan baku dipetik langsung dari daerah asalnya kemudian melalui proses roasting secara profesional oleh Bel Canto Roasteria. Biji kopi melalui proses roasting dengan warna agak gelap dan tanpa minyak yang berlebihan sehingga kualitasnya tetap terjaga. Bentuk biji kopi seragam, kecil, dan harum. Krim yang dihasilkannya pun berwarna kuning keemasan sehingga akan menggugah para penikmat kopi untuk mencicipinya. Keharuman aroma yang dihasilkan juga menjadi daya tarik tersendiri. Kemasan yang digunakan ialah valve satu arah untuk menjaga kualitas dan kesegaran kopi. Pengadaan bahan baku ini diperoleh melalui penyalur khusus di Malang sehingga proses pengiriman dilakukan melalui jasa titipan kilat.
Susu yang digunakan dalam campuran pembuatan cappuccino dan coffee latte adalah susu full cream yang memiliki kualitas unggul, yaitu Greenfields. Produk Greenfields diproses dengan menggunakan teknologi yang mematikan bakteri sehingga mampu mempertahankan kesegarannya. Produk ini dikemas dalam kemasan tetrapak aseptik 1000 ml dan dapat bertahan hingga sembilan bulan. Susu Greenfields tidak diberi tambahan zat pengawet apapun. Susu ini mengandung protein, vitamin, serta mineral seperti kalsium dan fosfor, yang sangat penting bagi kesehatan tubuh. Bahan baku ini diperoleh melalui penyalur khusus di Jakarta. 3) Tenaga listrik dan air Perumahan Pondok Rumput merupakan kawasan yang telah memiliki fasilitas ketersediaan sumber air dan instalasi listrik. Hal ini membuat pemilik usaha tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pemasangan instalasi air dan listrik. Jaringan telepon pun telah terpasang dengan baik sehingga proses komunikasi tidak mengalami hambatan. 4) Suplai tenaga kerja Pengadaan tenaga kerja bagi Elsari Brownies and Bakery tidak mengalami kendala yang berarti. Pada kondisi saat ini, Elsari memiliki 13 tenaga kerja yang terbagi menjadi tenaga kerja internal dan eksternal. Karyawan Elsari tidak memerlukan keahlian khusus, namun harus memiliki ketekunan dan komitmen yang tinggi dalam bekerja. Perekrutan karyawan berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik. Elsari tidak mengalami kendala dalam suplai tenaga kerja. Rencana pengembangan usaha membutuhkan karyawan yang lebih banyak. Karyawan yang bekerja di Elsari menjadi berjumlah 17 orang. Dua orang akan dilatih menjadi barista yang handal melalui pelatihan khusus di Jakarta. Barista sangat diperlukan untuk menghasilkan racikan kopi yang nikmat dan menarik konsumen. 5) Hukum dan peraturan yang berlaku Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Elsari Brownies and Bakery tidak menyimpang dari hukum dan peraturan yang berlaku. Elsari juga tidak menentang hukum apabila ditinjau dari aspek sosial dan budaya masyarakat. Dengan
demikian, Elsari Brownies and Bakery masih berjalan pada koridor hukum yang berlaku sehingga tidak mengalami hambatan dalam kegiatan produksinya. 6) Fasilitas transportasi Lokasi pabrik Elsari Brownies and Bakery berada di pinggir jalan utama wilayah perumahan Pondok Rumput di Kota Bogor. Kondisi jalan yang telah diaspal terbilang bagus dan terawat dengan baik. Suasana di sekitar lokasi pabrik Elsari cukup nyaman dan dikelilingi oleh pohon yang menambah asri kawasan tersebut. Transportasi umum pun tersedia dengan mudah karena lokasi Elsari dilewati oleh trayek angkutan umum Kota Bogor Jurusan Pondok Rumput-Pasar Anyar. 7) Rencana perluasan usaha Pemilihan lokasi usaha pada awalnya didasarkan pada pertimbangan kedekatan pasar dan target sasaran yang dituju. Namun seiring dengan perkembangan wilayah pemasaran, lokasi usaha yang terletak di dalam perumahan menjadi kurang strategis untuk dijangkau oleh konsumen yang ingin melakukan pembelian secara langsung. Oleh sebab itu, di tahun 2012 ini, manajemen perusahaan memiliki rencana untuk melakukan pengembangan usaha dengan membuka lokasi pemasaran baru yang lebih strategis sehingga memudahkan akses konsumen dalam menjangkau produk Elsari. Pemindahan lokasi pemasaran langsung dari pabrik Elsari ke wilayah yang lebih strategis dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk. Letak mini counter yang kurang strategis membuat konsumen relatif sulit untuk menjangkaunya. Rencana pembukaan gerai baru di wilayah yang lebih strategis menjadi sangat penting untuk dijalankan. Selain itu, inovasi lain yang akan dijalankan oleh Elsari adalah pembukaan counter penjualan kopi yang akan turut melengkapi gerai baru sehingga akan meningkatkan pelayanan perusahaan kepada konsumen. Lokasi yang dipilih oleh manajemen Elsari untuk pengembangan usaha ialah Jalan Raya Padjadjaran Kota Bogor. Wilayah ini telah tumbuh menjadi salah satu pusat wisata kuliner dan wisata di Kota Bogor. Kawasan ini merupakan jalan utama Kota Bogor. Wisatawan domestik maupun mancanegara banyak yang
mengunjungi wilayah ini untuk mencicipi aneka panganan yang unik dan kreatif khas Kota Bogor. Instalasi listrik di kawasan ini sudah terjamin dengan baik. Ketersediaan air bersih juga tidak mengalami kendala. Pilihan akses angkutan umum di sekitar Jalan Raya Padjajaran juga beragam sehingga memudahkan konsumen dalam menjangkau gerai baru Elsari. Kondisi sepanjang Jalan Raya Padjajaran juga tergolong baik dengan dua jalur berukuran lebar yang dilengkapi dengan pemisah atau badan jalan serta trotoar yang tersedia bagi pejalan kaki. 6.1.2.2. Skala Usaha Skala usaha Elsari Brownies and Bakery tergolong kecil. Hal ini sesuai dengan kriteria pengusaha kecil yang diatur dalam Pasal 5 ayat (1) UndangUndang Nomor 9 Tahun 1995 yaitu: (a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00; tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, (b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 Milyar, (c) Milik Warga Negara Indonesia (WNI), (d) Berdiri sendiri, tidak memiliki anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, dan (e) Berbentuk usaha perorangan, atau badan usaha tidak berbadan hukum atau badan usaha berbadan hukum dalam bentuk koperasi. 6.1.2.3. Kapasitas Produksi Elsari Brownies and Bakery melakukan kegiatan produksi berdasarkan jumlah adonan. Satu kocok adonan akan menghasilkan 16 loyang brownies. Setiap satu hari produksi, Elsari mampu menghasilkan 10 kocok adonan. Oleh karena itu, jumlah produksi yang dihasilkan adalah 160 loyang per hari. Karyawan yang bekerja di Elsari berjumlah 13 orang dengan 8 jam kerja per hari. Kegiatan produksi dilakukan setiap hari kecuali hari Jumat. Dengan demikian, Elsari dapat menghasilkan 4.160 boks brownies panggang dengan berat 500 gram per bulan atau 49.920 kotak brownies panggang per tahun. Rencana pengembangan usaha yang akan dilakukan oleh Elsari memerlukan peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi target penjualan di gerai yang baru. Elsari akan meningkatkan produksi menjadi 12 kocok adonan per hari. Adanya penambahan investasi berupa mixer dan karyawan memungkinkan
terjadinya peningkatan produksi tersebut. Elsari mampu menghasilkan 192 kotak brownies panggang per hari. Dengan demikian, produksi brownies panggang Elsari di tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah 59.904 kotak. Pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha, produksi kembali ditingkatkan guna pemenuhan kebutuhan produk di wilayah pemasaran yang baru. Hal ini dilakukan karena brownies panggang Elsari dianggap telah cukup dikenal oleh masyarakat. Produksi yang dilakukan pada tahun kedua hingga kesepuluh berjumlah 15 kocok adonan sehingga akan menghasilkan 240 kotak brownies panggang per hari. Dengan demikian, jumlah produksi Elsari setelah pengembangan usaha ialah 74.880 kotak brownies panggang per tahun. Selain itu, pengembangan usaha Elsari akan dilengkapi dengan counter penjualan kopi di gerai barunya. Target penjualan kopi ini pada awal tahun pengembangannya ialah sebesar 25 cangkir per hari. Peningkatan target penjualan akan dilakukan pada tahun kedua hingga akhir umur usaha, yaitu sebesar 50 cangkir kopi per hari. 6.1.2.4. Proses Produksi Proses produksi merupakan suatu metode penciptaan produk melalui pemanfaatan sumberdaya yang tersedia. Proses produksi brownies panggang dilakukan melalui berbagai tahapan mulai dari persiapan bahan baku hingga proses pengemasan. Persiapan bahan baku antara lain dengan membersihkan loyang yang akan digunakan. Loyang tersebut kemudian dioleskan mentega dan terigu agar adonan tidak lengket di loyang. Proses penimbangan bahan baku brownies panggang kemudian dilakukan agar sesuai dengan takaran yang telah ditetapkan. Bahan baku yang diperlukan adalah dua kg telur, 2,5 kg gula, vanili, dan soda kue. Campuran bahan baku tersebut kemudian diproses dengan menggunakan mixer selama 15 menit hingga adonan mengembang. Adonan yang telah mengembang kemudian ditambahkan berbagai bahan baku lain, yaitu tepung terigu sebanyak 1,6 kg, cokelat 300 gr, susu bubuk, dan sedikit garam. Adonan diaduk kembali namun dengan menggunakan tangan hingga semua bahan baku tercampur sempurna. Setelah adonan merata, ditambahkan minyak sayur sebanyak satu liter.
Adonan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam loyang yang telah disiapkan sebelumnya. Satu adonan mampu menghasilkan 16 loyang brownies panggang. Adonan yang sudah terdapat di loyang kemudian diukur beratnya untuk menstandarisasikan produk. Berat brownies yang dijual ialah 500 gr per kemasan. Lapisan atas adonan lalu diratakan guna mempermudah proses pematangan. Tahapan selanjutnya ialah memberikan topping atau hiasan brownies sesuai dengan pesanan. Lapisan topping tersebut dapat berupa keju, coklat, choco chips, kacang mede, atau meises. Proses selanjutnya adalah tahap pemanggangan. Adonan yang telah siap dipanggang kemudian dimasukkan ke dalam oven yang berkapasitas maksimum 8 loyang. Proses pemanggangan dilakukan selama 20 menit hingga brownies tersebut matang. Brownies yang telah matang dikeluarkan dari loyang dan didinginkan di rak pendinginan dan penyimpanan brownies. Brownies yang telah dingin kemudian dikemas ke dalam kemasan khusus. Daya tahan produk ini dapat mencapai 3 hari bahkan dapat mencapai 7 hari jika dimasukkan ke dalam kulkas. Tahapan proses pembuatan brownies panggang dapat dilihat di Gambar 4.
Persiapan peralatan dan bahan baku
Penimbangan bahan baku
Pengocokan bahan baku
Pembagian adonan ke dalam loyang
Pengemasan brownies panggang
Pelukisan topping
Proses pendinginan di rak penyimpanan
Pemanggangan
Gambar 4. Proses Pembuatan Brownies Panggang Elsari Proses penentuan harga pokok brownies didasarkan pada biaya produksi yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku, gas, listrik, plastik, serta kemasan. Harga pokok satu kotak brownies panggang dengan berat 500 gram kurang lebih sebesar Rp 10.000,00. Penjelasan lebih lanjut mengenai harga pokok produksi brownies panggang Elsari dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Harga Pokok Produksi Brownies Panggang Elsari per Satu Kocok Adonan Bahan Baku Satuan Jumlah Harga per Satuan (Rp) Total (Rp) Telur kg 2 15.000 30.000 Gula pasir kg 2,5 10.000 25.000 Tepung Terigu kg 1,6 7.000 11.200 Cokelat Bubuk gram 300 20.000 Vanili sdt 2 1.000 2.000 Soda Kue sdt 2 1.000 2.000 Garam sdt 2 1.000 2.000 Minyak Nabati liter 2 12.500 25.000 Plastik buah 16 1.175 18.800 Kemasan buah 16 1.500 24.000 Biaya Produksi Per Satu Kocok Adonan 160.000 Biaya Produksi per Loyang 10.000 Harga pokok produksi satu kotak brownies panggang ialah Rp 10.000,00. Biaya tersebut belum termasuk biaya gas, listrik, dan gaji karyawan. Apabila seluruh komponen tersebut dijumlahkan, maka total biaya pokok produksi untuk satu kotak brownies panggang menjadi kurang lebih sebesar Rp 20.000,00. Proses pembuatan beragam kopi jauh lebih mudah karena Elsari menggunakan mesin pembuat kopi otomatis untuk menunjang kegiatan produksinya. Mesin pembuat kopi otomatis menggunakan biji kopi yang akan langsung digiling apabila tombol ditekan. Cita rasa kopi yang dihasilkan sangat bergantung pada kualitas biji kopi. Semakin tinggi kualitas biji kopi, maka racikan kopi akan semakin istimewa. Proses penyajian kopi dapat disesuaikan dengan selera konsmen. Kopi ini dapat ditambah dengan susu, krim, atau cokelat sesuai dengan keinginan konsumen. Proses pembuatan espresso merupakan inti dari pembuatan variasi minuman espresso-based lain, yaitu cappuccino dan coffee latte. Proses pembuatan espresso dibagi menjadi empat tahapan, yaitu grinding, dosing, tamping dan brewing. Proses grinding atau menggiling biji kopi merupakan proses yang sangat penting karena akan menentukan kualitas espresso yang dihasilkan. Pengaturan yang tepat pada coffee grinder sangat penting untuk memastikan kadar kehalusan penggilingan biji kopi menjadi bubuk kopi yang siap diolah. Proses selanjutnya adalah menggunakan espresso machine semi otomatis.
Kopi yang telah digiling akan ditempatkan ke dalam portafilter atau disebut dosing. Sebelum melanjutkan ke proses berikutnya, harus dipastikan bahwa takaran bubuk kopi sudah tepat. Kemudian bubuk kopi yang telah berada di portafilter akan dipadatkan menggunakan alat. Proses ini dinamakan tamping. Tekanan yang digunakan untuk menghasilkan kepadatan espresso yang optimal kurang lebih adalah sebesar 12 kg. Proses selanjutnya adalah brewing. Proses ini merupakan proses pengolahan bubuk kopi menjadi secangkir minuman kopi. Secangkir espresso yang diekstrak dengan baik akan memenuhi kriteria yaitu satu shot yang dihasilkan selama 23 detik adalah 45 ml. Apabila dalam 23 detik espresso yang dihasilkan belum memenuhi cangkir maka artinya espresso tersebut over extracted atau terlalu kental. Namun apabila espresso telah memenuhi cangkir sebelum waktunya maka artinya espresso yang dihasilkan under extracted. Proses pembuatan susu steam dilakukan dengan menggunakan teknologi, yaitu milk frother. Susu cair sebanyak 100 ml susu cair yang digunakan akan mampu menghasilkan susu steam untuk tiga cangkir minuman cappucino atau coffee latte. Proses pembuatannya adalah susu cair dituang ke dalam jar. Setelah tombol pengaturan dipilih, maka alat tersebut akan bekerja dan berhenti secara otomatis apabila proses frothing telah selesai. Apabila tombol yang dipilih adalah dingin, maka akan dihasilkan susu steam untuk minuman dingin. Namun apabila pengaturan yang dipilih adalah panas, maka akan dihasilkan foam susu sebagai campuran bagi cappucino. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan susu steam dan foam susu adalah dua hingga tiga menit tergantung volume susu cair yang digunakan. Berikut ini merupakan alur yang menunjukkan proses pembuatan secangkir kopi dengan menggunakan coffee machine.
Proses penggilingan biji kopi dengan menggunakan grinder
Pencampuran susu steam atau foam susu sebagai komponen dalam pembuatan cappuccino dan coffee latte
Dosing atau proses penempatan bubuk kopi ke dalam portafilter
Pemadataan bubuk kopi menggunakan tamper dengan tekanan 12 kg
Frothing atau proses pembuatan susu steam dan foam susu
Brewing atau proses penyeduhan bubuk kopi menjadi secangkir kopi dengan menggunakan espresso machine
Gambar 5. Proses Pembuatan Kopi dengan Espresso Machine 6.1.2.5. Layout Usaha Lay out merupakan gambaran penentuan letak dari berbagai macam teknologi dan peralatan yang dimiliki perusahaan yang disesuaikan dengan fungsi produksinya sehingga dapat berproduksi secara maksimal. Elsari menyewa bangunan seluas 200 m2 yang berdiri di atas lahan seluas 270 m2. Bangunan tersebut dimanfaatkan tidak hanya sebagai tempat melakukan kegiatan produksi namun juga dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran berupa mini counter yang terletak di bagian depan bangunan. Struktur ruangan ditata sesuai dengan alur proses produksi. Ruangan di dalam bangunan tersebut dibagi menjadi ruangan produksi bakery, ruangan produksi brownies, ruangan pemasaran dan distribusi, ruangan penyimpanan, dan ruangan pemilik usaha. Kegiatan pencampuran bahan baku brownies panggang dilakukan di bagian belakang ruangan dimana ruangan tersebut merupakan ruang penyimpanan mixer. Adonan bahan baku yang telah siap kemudian diproses lebih lanjut di ruangan produksi brownies. Peralatan yang terdapat di ruang produksi brownies antara lain delapan buah oven, empat buah kompor gas, meja produksi, loyang, dan rak penyimpanan. Adonan brownies diletakkan di loyang ukuran 30 cmx10 cm kemudian dipanggang di oven selama 20 menit. Brownies yang telah matang tersebut kemudian disimpan di ruang penyimpanan. Brownies didinginkan di rak
pendinginan. Setelah brownies dingin kemudian dilakukan proses pengemasan. Brownies yang telah dikemas akan disimpan di ruang pemasaran untuk didistribusikan selanjutnya hingga sampai ke tangan konsumen. Ruang utama merupakan ruang yang digunakan oleh koordinator kepala bagian dan kepala bagian keuangan untuk melakukan kewajibannya. Ruang utama dilengkapi dengan dua buah meja kerja, enam buah kursi, komputer, printer, televisi, kipas angin, dan telepon. Lemari dengan kaca transparan digunakan untuk menyimpan aneka penghargaan yang diterima oleh Elsari Brownies and Bakery. Ruang utama juga dimanfaatkan untuk menerima tamu dari berbagai instansi yang melakukan kunjungan kerja. Dua buah sofa disertai dengan meja tamu merupakan salah satu fasilitas yang menunjang kenyamanan tamu. Gambaran mengenai lay out pabrik Elsari dapat dilihat pada Lampiran 1. Elsari akan menyewa bangunan berbentuk rumah toko (ruko)
yang
2
memiliki 3 lantai dengan luas 4,5x16 m . Konsep pengembangan usaha ini ialah gerai penjualan produk Elsari yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Kopi yang dijual dengan harga yang sangat terjangkau ini diperuntukkan sebagai jamuan pelengkap dalam menikmati brownies. Elsari akan melengkapi gerainya dengan berbagai fasilitas yang mampu menunjang kenyamanan pengunjung. Sofa dan meja telah disiapkan bagi konsumen yang ingin mengonsumsi produk Elsari langsung di dalam gerai. Fasilitas lain yang dimiliki Elsari di gerai barunya adalah koneksi wifi yang dapat dimanfaatkan pengunjung secara gratis. Beragam fasilitas ini digunakan untuk meningkatkan kepuasan konsumen sehingga loyalitas konsumen terhadap produk Elsari akan bertambah. Gambaran mengenai gerai baru Elsari dapat dilihat pada Lampiran 2. 6.1.2.6. Pemilihan Jenis Teknologi Teknologi yang digunakan dalam proses produksi brownies panggang masih tergolong sederhana. Alat yang digunakan untuk mencampur seluruh bahan ialah mixer. Pada awalnya, proses pencampuran bahan baku dilakukan dengan cara manual yaitu mengaduk dengan menggunakan tangan. Cara ini dirasakan kurang efisien sehingga pada tahun 2005 Elsari mulai memanfaatkan mixer sebagai alat pencampur. Mixer ini memiliki kapasitas 10 baskom atau 16 loyang dalam satu kali periode produksi. Elsari juga memperoleh bantuan dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor berupa mixer. Namun karena kapasitas produksinya yang terlalu kecil dan karyawan yang telah terbiasa menggunakan mixer yang lama, maka mixer tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu, teknologi yang digunakan untuk memanggang brownies ialah oven. Oven yang dimiliki oleh Elsari Brownies and Bakery berjumlah delapan unit. Perawatan terhadap teknologi dilakukan secara berkala setiap hari Jumat. Perawatan tersebut meliputi pengontrolan terhadap setiap teknologi yang digunakan sehingga menimalisir risiko. Teknologi yang mengalami kerusakan akan mendapat perbaikan atau diganti sehingga tidak menghambat proses produksi. Teknologi yang digunakan dalam pembuatan kopi ialah espresso machine untuk menunjang kegiatan produksi. Teknologi ini memungkinkan pegawai Elsari meracik berbagai pilihan kopi istimewa seperti espresso, coffee latte dan cappuccino dengan mudah karena sistem pengoperasian yang semi otomatis. Mesin
ini
dilengkapi
dengan
pompa
elektrik
untuk
memompa
dan
menyemprotkan air panas melewati kopi dengan tekanan tinggi. Volume kopi yang diseduh pun bisa lebih banyak. Kopi yang dihasilkan tidak akan terasa terlalu pahit karena air melintasi kopi dengan cepat. Alat ini tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus karena relatif mudah dibersihkan. Desain alat yang elegan sangat cocok untuk digunakan di gerai Elsari. Selain itu, teknologi lain yang digunakan dalam pembuatan kopi di Elsari adalah coffee grinder. Alat ini digunakan untuk menggiling biji kopi. Secangkir kopi akan terasa lebih nikmat apabila diracik dengan bahan baku biji kopi segar yang baru digiling. Oleh karena itu, penggunaan teknologi coffee grinder sangat penting untuk menjaga kualitas dan kesegaran kopi. Teknologi lain yang diperlukan dalam menghasilkan minuman espresso based adalah milk frother. Milk frother merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan foam susu dan susu steam sebagai salah satu bahan baku penunjang dalam produksi cappucino serta coffee latte. Alat ini mampu menampung sekitar 240 ml susu cair. Milk frother ini terdiri dari dua bagian yaitu jar dan bagian pemanas yang memerlukan daya listrik sebesar 600 watt. Di dalam jar terdapat
sebuah piringan yang berputar dengan kecepatan tinggi saat proses frothing dilakukan. Teknologi ini dilengkapi dengan tiga tombol pengaturan, yaitu dingin, panas, dan hangat. 6.1.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis Pemaparan mengenai kriteria aspek teknis Elsari Brownies and Bakery secara keseluruhan, antara lain pemilihan lokasi usaha, skala usaha, proses produksi, layout, dan pemilihan teknologi, tidak mengalami kendala. Selain itu, aspek teknis tersebut juga turut mendukung adanya pengembangan usaha. Dengan demikian, Elsari Brownies and Bakery dapat dinyatakan layak untuk dijalankan apabila ditinjau dari aspek teknis. 6.1.3. Aspek Manajemen Aspek Manajemen dianalisa untuk melihat apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dikatakan layak atau tidak layak (Umar 2005).
Aspek
manajemen mengkaji beberapa hal mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian struktur organisasi di dalam suatu perusahaan. Suatu bisnis dapat dikatakan layak secara manajemen apabila keempat unsur tersebut dapat terlaksana dengan baik sehingga program kerja perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan perusahaan. Kelayakan suatu usaha ditinjau melalui aspek manajemen mencakup manajemen organisasi perusahaan dan manajemen sumberdaya manusia perusahaan. 6.1.3.1. Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan suatu pondasi yang diperlukan bagi perusahaan untuk pengelolaan kegiatan operasionalnya. Struktur organisasi sebagai penunjuk informasi mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diemban oleh setiap anggota.
Elsari Brownies and Bakery telah memiliki
struktur organisasi formal yang diterapkan perusahaan. Struktur organisasi tersebut menjadi pedoman bagi karyawan sehingga mampu menjalankan kewajibannya dengan baik. Struktur organisasi Elsari termasuk ke dalam tipe organisasi fungsional yaitu adanya pembagian kerja dalam kegiatan operasional
perusahaan. Struktur organisasi ini membuat setiap karyawan senantiasa fokus pada tanggung jawabnya karena telah terdapat pembagian kerja yang signifikan. Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan. Masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguhsungguh. Pucuk pimpinan mendelegasikan wewenang kepada manajer di bawahnya dan meneruskannya kepada pelaksana, hanya mengenai tugas tertentu (spesialisasinya) saja. Dengan demikian, para bawahan akan mendapat perintah dari beberapa atasan yang masing-masing menguasai suatu keahlian tertentu dan bertanggung jawab sepenuhnya atas bidangnya masing-masing. Ciri-ciri organisasi fungsional adalah (1) Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan; (2) Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan secara optimal; (3) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan; (4) Koordinasi menyeluruh pada umumnya cukup pada level manajemen atas; (5) Koordinasi antar karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya mudah karena masing-masing sudah mempunyai pengertian mendalam mengenai bidangnya (Kasmir dan Jakfar 2009). Struktur organisasi Elsari Brownies and Bakery dapat dilihat pada Gambar 6. Pemilik sekaligus Pimpinan Elsari
Kepala Bagian
Produksi
Administrasi dan Keuangan
Pemasaran
Gambar 6. Struktur Organisasi Elsari Brownies and Bakery Struktur organisasi Elsari Brownies and Bakery terdiri atas pimpinan sekaligus pemilik Elsari, kepala bagian, bagian produksi brownies panggang, administrasi dan keuangan, serta pemasaran. Setiap bagian akan bertanggung
jawab kepada kepala bagian Elsari. Kepala bagian memiliki tanggung jawab terhadap pemilik sekaligus pimpinan Elsari. Struktur organisasi yang dimiliki Elsari telah cukup terorganisir dengan baik. Adanya spesialisasi pekerjaan turut membantu berjalannya kegiatan operasional perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Namun, apabila dibutuhkan, masing-masing bagian akan membantu bagian lain sehingga koordinasi antar karyawan dapat lebih mudah terjalin. Apabila permintaan brownies sedang meningkat, maka staf di bagian keuangan seringkali membantu karyawan di bagian produksi untuk menghasilkan brownies yang lebih banyak. 6.1.3.2. Manajemen Elsari Brownies and Bakery memiliki 13 orang karyawan yang terdiri atas dua orang top management, empat orang karyawan produksi brownies, dua orang karyawan di bagian administrasi dan keuangan, serta lima orang di bagian pemasaran. Tenaga kerja Elsari berasal dari lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal yang dimaksud adalah jabatan top management yaitu pimpinan dan pemilik Elsari serta kepala bagian yang merupakan anak kandung pemilik Elsari. Selain itu, salah satu karyawan yang bertugas di bagian keuangan juga merupakan istri dari anak pemilik Elsari sehingga pembukuan pendanaan perusahaan akan lebih terjamin dan terpercaya. Tenaga kerja eksternal berasal dari masyarakat sekitar. Perekrutan tenaga kerja tidak melalui proses yang rumit. Kriteria karyawan yang dibutuhkan antara lain disiplin, pekerja keras, dan memiliki komitmen tinggi. Mereka bertugas di bagian produksi brownies dan pemasaran. Tingkat pendidikan para karyawan beragam, dari tidak lulus SMA hingga Sarjana. Adanya rencana pengembangan usaha pada skenario II dan III juga didukung oleh manajemen yang baik. Adanya tambahan karyawan sangat diperlukan guna menunjang kelancaran proses pemasaran di gerai tersebut. Peningkatan kapasitas produksi pun menuntut adanya penambahan karyawan yang bekerja di bidang produksi brownies. Karyawan Elsari yang bekerja di bagian produksi menjadi berjumlah lima orang. Karyawan yang diperlukan sebagai barista sekaligus pegawai gerai baru sebanyak dua orang. Karyawan bagian pemasaran juga memerlukan penambahan pegawai karena peningkatan
kapasitas produksi juga berdampak pada peningkatan pemasaran produk melalui mitra penjualan. Oleh karena itu, total karyawan yang diperlukan dalam pengembangan usaha Elsari berupa pembukaan gerai baru ialah sebanyak 17 orang. Hubungan yang terjalin antara karyawan dengan kepala bagian maupun pemilik Elsari sangat baik. Atmosfer yang terbangun penuh dengan rasa saling menghormati dan kekeluargaan. Pemilik Elsari secara rutin memberikan ceramah keagamaan guna membangun kesadaran religi dan motivasi kerja setiap karyawannya. Pemilik Elsari juga memberi kebebasan waktu bagi karyawan untuk menunaikan ibadahnya. Apabila telah tiba saatnya menunaikan ibadah, maka semua kegiatan produksi akan dihentikan dan karyawan beserta kepala bagian akan bersama-sama menunaikan sholat berjamaah di mesjid. Kedudukan
tertinggi di Elsari dipegang oleh pemilik usaha. Pemilik
memiliki kewenangan dalam menentukan keputusan strategis yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Selain itu, pemilik juga akan mewakili Elsari apabila terdapat undangan terkait dengan pembinaan UKM yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Apabila terdapat kunjungan dari instansi baik di wilayah Kota Bogor maupun di luar Kota Bogor maka pemilik Elsari akan menyambut dan mendampingi tamu kehormatan tersebut. Pemilik juga selalu meninjau kegiatan produksi setiap pagi hingga pukul 10.00 WIB. Tanggung jawab selama proses produksi diserahkan kepada kepala bagian yang merupakan anak kandung pemilik Elsari. Kegiatan operasional perusahaan didasarkan pada pendekatan top down yaitu segala keputusan operasional organisasi mencakup kegiatan pra produksi, produksi dan pasca produksi dilakukan langsung oleh pemilik perusahaan. Karyawan hanya melakukan kewajibannya sesuai perencanaan organisasi. Analisis kelayakan usaha berdasarkan aspek manajemen mencakup pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam melakukan kegiatan operasional di Elsari Brownies and Bakery. Fungsi-fungsi manajemen yang dimaksud adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Fungsi perencanaan dilakukan oleh pimpinan sekaligus pemilik Elsari. Perencanaan yang dimaksud meliputi teknik produksi yang efektif dan efisien,
inovasi rasa produk, rentang harga yang diterapkan terhadap produk, promosi dan pemasaran yang efektif, pemberlakukan tunjangan karyawan, dan perolehan modal. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian dilakukan oleh pemilik sekaligus pimpinan Elsari. Pimpinan Elsari telah membagi karyawan ke dalam unit-unit pekerjaan sesuai dengan kompetensi masing-masing. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar terdapat pembagian kerja yang jelas antar karyawan. Dengan demikian, hubungan kerja di antara karyawan akan terjalin lebih harmonis sesuai dengan masing-masing bidang. Fungsi pelaksanaan atau actuating dilakukan oleh kepala bagian dan seluruh karyawan di masing-masing bidang. Kepala bagian memiliki tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan produksi brownies panggang. Oleh karena itu, kepala bagian Elsari harus mengontrol semua bagian dalam manajemen Elsari antara lain, bagian produksi, administrasi dan keuangan, serta pemasaran. Kepala bagian harus memastikan ketersediaan bahan baku untuk menunjang kegiatan produksi hingga memastikan kualitas produk sebelum dikemas dan didistribusikan kepada konsumen. Kepala bagian Elsari juga memiliki tugas meninjau laporan keuangan yang dihasilkan oleh bagian administrasi dan keuangan sebelum dilaporkan lebih lanjut ke pemilik Elsari. Selain itu, kepala bagian juga senantiasa melakukan koordinasi dengan agen dan retailer untuk menjamin kelancaran proses distribusi ke mitra penjualan. Pelaksanaan kegiatan operasional Elsari dilakukan oleh masing-masing bagian yang telah diberi tanggung jawab sesuai spesialisasi pekerjaannya. Pelaksanaan kegiatan produksi meliputi pembelian bahan baku, penimbangan, pengadukan dan pencampuran bahan baku, pemanggangan adonan, hingga menjadi brownies panggang yang siap dikemas. Bagian administrasi dan keuangan memiliki tugas untuk melakukan pembukuan terhadap aliran dana masuk dan keluar perusahaan serta melakukan pencatatan berkala mengenai perkembangan distribusi produk melalui mitra penjualan, yaitu agen dan retailer. Administrasi yang dilakukan oleh Elsari juga tergolong baik. Elsari memiliki perangkat komputer yang digunakan sebagai media penyimpanan data. Sistem pembukuan telah dijalankan sehingga informasi
yang tersimpan lebih akurat. Pembukuan mengenai volume penjualan dan arus keuangan dilakukan secara berkala. Pengeluaran dana perusahaan seperti pinjaman karyawan dicatat dengan baik. Pembayaran yang dilakukan oleh para agen
perorangan
dan
counter
telah
dibukukan
secara
rutin
sehingga
menimimalisir adanya risiko. Bagian pemasaran memiliki tanggung jawab untuk mendistribusikan produk hingga ke tangan mitra penjualan. Proses distribusi dilakukan dengan menggunakan motor atau menyewa mobil. Fungsi pengendalian dilakukan oleh top management Elsari. Top management Elsari melakukan pengawasan untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas agar sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Apabila terdapat penyimpangan dalam pelaksanaannya maka diperlukan pengendalian. Pengendalian yang dimaksud berupa teguran bagi karyawan yang tidak bekerja secara optimal. Pengendalian ini pernah diterapkan kepada karyawan yang melakukan
kecurangan
melalui
penggelapan
dana
sehingga
merugikan
perusahaan. Bentuk pengendalian yang diterapkan berupa teguran halus. Namun apabila tidak karyawan tidak mengindahkan teguran tersebut maka pihak top management akan memberikan pilihan terhadap karyawan yang bersangkutan, berupa kesadaran untuk mengundurkan diri dari pekerjaan atau membayar kerugian yang dialami perusahaan akibat perbuatannya. Selain itu, pencatatan dan pembukuan juga sudah dilakukan oleh manajemn Elsari walaupun sifatnya masih sederhana. Hal tersebut dapat membantu kegiatan pengendalian pengeluaran anggaran sehingga pengontrolan dapat dapat efektif dilakukan. Dengan demikian, pengendalian sangat diperlukan untuk mengawasi kinerja karyawan. 6.3.3. Hasil Analisis Aspek Manajemen Elsari Brownies and Bakery telah memiliki struktur organisasi formal yang memperjelas cakupan pekerjaan dan tanggung jawab dari setiap karyawan. Rencana pengembangan usaha melalui skenario usaha II dan III pun tidak memiliki kendala yang berarti dari sisi manajemen sehingga layak untuk dikembangkan. Elsari Brownies and Bakery telah layak dijalankan jika ditinjau berdasarkan analisis aspek manajemen.
6.1.4. Aspek Hukum Eksistensi suatu usaha akan lebih diakui oleh masyarakat dan pemerintah apabila telah mampu memenuhi berbagai administrasi hukum. Tingkat kepercayaan konsumen akan suatu produk akan mengalami peningkatan jika produk tersebut telah dilengkapi dengan sertifikasi dari institusi terkait. Sertifikasi tersebut merupakan jaminan akan kualitas dan kemanan produk terutama makanan jadi sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat. 6.1.4.1. Bentuk Badan Usaha Bentuk badan usaha apabila ditinjau dari segi yuridisnya terdiri dari perusahaan perorangan, firma, Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), perusahaan negara, perusahaan pemerintah, koperasi, dan yayasan. Elsari Brownies and Bakery memiliki bentuk badan usaha, yaitu badan usaha perseorangan. Badan usaha perseorangan ialah perusahaan yang didirikan oleh dan dimiliki oleh satu orang. Pendiri badan usaha perseorangan merupakan warga negara Indonesia. Pendirian perusahaan perseorangan dapat didirikan tanpa Akta Pendirian atau dengan Akta Pendirian yang dibuat dihadapan Notaris. Risiko perusahaan termasuk kerugian dengan pihak ketiga harus ditanggung sendiri oleh pemiliknya termasuk dengan harta pribadinya. Keuntungan usaha pun semua menjadi milik pribadi, harta kekayaan perusahaan perseorangan tidak terpisahkan dengan harta pribadi pemiliknya. Sumber modal perusahaan perseorangan adalah dari pemilik atau dapat pula menggunakan modal pinjaman. Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan (hanya seorang). Untuk mendirikan perusahaan perseorangan sangatlah sederhana dan tidak memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana bentuk badan hukum lainnya. Di samping itu, pendirian perusahaan perseorangan tidak memerlukan modal besar. Kelebihan perusahaan jenis ini di samping pendiriannya mudah adalah tidak diperlukan organisasi yang besar, tetapi cukup dengan organisasi dan manajemen yang sederhana. Pimpinan perusahaan perseorangan biasanya pemilik usaha tersebutyang sekaligus menjadi penanggung jawab terhadap segala aktivitas perusahaan, termasuk kewajiban terhadap pihak luar. Artinya, jika terjadi sesuatu terhadap kewajiban pihak lain, misalnya dalam
hak utang, maka sepenuhnya tanggung jawab pemilik sampai kepada harta pribadi. Tujuan utama didirikannya perusahaan perseorangan adalah semata-mata hanya untuk mencari keuntungan (Kasmir dan Jakfar 2009). 6.1.4.2. Izin Usaha Izin usaha yang telah dipenuhi oleh Elsari Brownies and Bakery sehingga legalitas usahanya jelas di mata hukum antara lain SIUP, TDI, TDP, izin Dinas Kesehatan Kota Bogor, dan label halal Majelis Ulama Indonesia. 1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi, persekutuan maupun perusahaan perseorangan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP. SIUP diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia. SIUP
yang
diperoleh
Elsari
memiliki
identitas
yakni
Nomor
517/457/PK/DEPERINDAGKOP. 2) Tanda Daftar Industri (TDI) Tanda Daftar Industri adalah izin yang diperlukan untuk melakukan kegiatan industri dalam Kelompok Industri Kecil. TDI berlaku selama perusahaan yang bersangkutan beroperasi. TDI yang diperoleh Elsari memiliki identitas Nomor 535/71/TDL/DEPERINDAGKOP. 3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Tanda Daftar Perusahaan adalah tanda daftar yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan di kota atau kabupaten setempat kepada perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya. Elsari telah memperoleh perizinan TDP dengan nomor 1q00455205704. Elsari Brownies and Bakery telah mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Industri (TDI), dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) pada tahun 2004 ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Manajemen perusahaan mengeluarkan anggaran sebesar satu juta rupiah untuk mengurus berbagai perizinan tersebut. 4) Izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor
Elsari Brownies and Bakery telah melengkapi perizinannya dengan izin dari Dinas Kesehatan Kota Bogor. Izin usaha ini merupakan jaminan bahwa kegiatan industri yang dilakukan oleh Elsari telah sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan produk yang dihasilkan telah terdaftar dan layak untuk dikonsumsi. Hasil produksi Elsari bebas dari kandungan bahan pengawet yang berbahaya sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat. Izin yang diperoleh Elsari dari Dinas Kesehatan Kota Bogor memiliki nomor 3063271010512. 5) Sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia Mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk Agama Islam. Pertimbangan konsumen terhadap kualitas produk khususnya makanan siap saji salah satunya ialah kehalalan produk. Lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikat halal bagi industri yang memproduksi makanan jadi adalah Majelis Ulama Indonesia. Sertifikasi halal tersebut akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang terjamin kehalalannya. Elsari telah memperoleh sertifikat halal MUI dengan nomor 01101007990805. Kelengkapan perizinan yang telah dimiliki Elsari Brownies and Bakery akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai produknya. Beragam sertifikasi tersebut memberikan jaminan akan kualitas produk sehingga aman untuk dikonsumsi. Hal ini merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Elsari dibanding produk pesaing. 6.1.4.4. Hasil Analisis Aspek Hukum Elsari Brownies and Bakery dapat dikatakan layak dijalankan apabila ditinjau berdasarkan aspek hukum. Elsari telah memperoleh berbagai legalisasi yang mendukung kegiatan operasionalnya. Rencana pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru juga tidak mengalami hambatan untuk dijalankan apabila dilihat dari aspek hukum. 6.1.5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Kegiatan produksi Elsari Brownies and Bakery mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah Kota Bogor yang termasuk dalam industri pengolahan non migas yaitu kelompok barang makanan jadi. Selain itu, pendirian
usaha ini memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Karyawan yang bekerja di pabrik dan gerai Elsari diberdayakan dari masyarakat sekitar sehingga membuka peluang kerja. Secara ekonomi, adanya usaha ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang bekerja di Elsari Brownies and Bakery. Pemilik Elsari juga secara rutin memberikan motivasi kepada para karyawan agar mereka mampu menjadi wirausaha. Bahkan pemilik pun secara terbuka memberikan kesempatan kepada para karyawan yang ingin membuka usaha dengan jenis industri serupa. Hal ini tentu akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk berwirausaha. Kegiatan produksi Elsari Brownies and Bakery menghasilkan limbah produksi berupa sampah plastik. Limbah tersebut tidak mengandung unsur yang beracun sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan sekitar. Pengelolaan limbah tidak melalui teknis khusus melainkan hanya dibuang di tempat pembuangan sampah yang telah tersedia. 6.1.5.1. Hasil Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa Elsari Brownies and Bakery layak untuk dijalankan. Usaha ini mampu memberdayakan masyarakat sekitar melalui perekrutan tenaga kerja sehingga akan meningkatkan pendapatannya. Selain itu, berdirinya usaha ini telah mampu mengajarkan kepada masyarakat sekitar mengenai semangat kewirausahaan. Elsari juga tidak menghasilkan limbah yang merusak lingkungan serta membahayakan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, baik kondisi perusahaan saat ini maupun rencana pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru merupakan usaha yang layak untuk dikembangkan. 6.2. Analisis Aspek Finansial Analisis aspek finansial usaha Elsari Brownies and Bakery perlu dilakukan untuk melihat apakah secara finansial usaha ini dapat dikatakan layak atau tidak layak. Penilaian kelayakan suatu usaha berdasarkan aspek finansial dilakukan melalui kriteria investasi. Kriteria investasi yang dimaksud adalah net present value (NPV), net benefit-cost ratio (Net B/C), internal rate of return (IRR), dan
discounted payback period (DPP). Cash flow akan memberikan informasi mengenai besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh suatu usaha selama periode tertentu. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha jika terjadi perubahan pada arus tunai. Analisis nilai pengganti atau switching value dilakukan pula untuk mengetahui batas maksimal perubahan yang dapat ditolerir agar Elsari tetap layak untuk dijalankan. Analisis kelayakan finansial pada penelitian ini akan dibagi menjadi tiga skenario berdasarkan kondisi perusahaan saat ini dan rencana pengembangan usaha yang akan dilakukan. Pada skenario satu, perhitungan kelayakan finansial dilakukan berdasarkan kondisi saat ini yang dialami oleh perusahaan atau tanpa pengembangan usaha. Analisis kelayakan finansial pada skenario satu mengacu pada kegiatan usaha yang selama ini telah dilakukan oleh Elsari Brownies and Bakery. Elsari telah mampu menghasilkan produksi secara optimal sejak tahun pertama. Hal ini dikarenakan Elsari tidak memerlukan periode waktu lama untuk membangun barang-barang investasinya. Dengan demikan, produksi Elsari akan tetap dari awal hingga akhir umur usaha pada skenario usaha satu. Analisis kelayakan finansial skenario usaha dua mengacu pada kondisi Elsari Brownies and Bakery setelah terjadi pengembangan usaha. Rencana pengembangan usaha yang akan dilakukan meliputi penyewaan bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari serta pendirian counter penjualan kopi di wilayah yang lebih strategis. Adanya rencana pengembangan usaha ini turut didukung oleh peningkatan kapasitas produksi brownies panggang serta pengadaan barang investasi guna pelaksanaan kegiatan operasional usaha penjualan kopi di gerai baru Elsari. Oleh karena itu, terdapat peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan investasi dalam produksi brownies panggang dan kopi, antara lain penambahan karyawan, peningkatan kebutuhan bahan baku, penambahan armada transportasi, perlengkapan produksi serta investasi terkait dengan pengembangan usaha di gerai baru Elsari. Analisis kelayakan finansial skenario usaha tiga merupakan analisis finansial mengenai rencana pengembangan usaha Elsari Brownies and Bakery pula. Rencana pengembangan usaha yang dimaksud adalah membeli bangunan di
kawasan strategis yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru serta counter penjualan kopi Elsari. Pada dasarnya, skenario usaha tiga memiliki kesamaan rencana pengembangan dengan skenario usaha dua. Namun, perbedaan yang dimiliki terletak pada kepemilikan bangunan dan pemindahan lokasi pabrik Elsari. Pada skenario usaha tiga, pabrik sekaligus gerai telah menjadi hak milik Elsari karena manajemen Elsari telah membeli bangunan tersebut. 6.2.1. Arus Penerimaan (Inflow) Komponen penerimaan yang menyusun aliran kas masuk (inflow) Elsari Brownies and Bakery berasal dari penerimaan penjualan brownies panggang, penerimaan penjualan kopi, dan pinjaman. Brownies panggang yang diproduksi oleh Elsari Brownies and Bakery dijual dengan harga Rp 30.000,00 per kotak dengan berat 500 gram. Strategi harga yang diterapkan Elsari ialah memberikan potongan harga kepada mitra penjualan dan konsumen yang mengunjungi gerai Elsari secara langsung. Potongan harga tersebut berkisar antara Rp 1.000,00 hingga Rp 2.000,00. Elsari memberikan potongan harga sebesar Rp 3.000,00 kepada agen. Kebijakan penentuan harga dari agen ke konsumen akhir diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing agen, namun harga jual kepada konsumen tidak boleh di bawah harga yang ditawarkan oleh Elsari Brownies and Bakery. Oleh karena itu, penerimaan penjualan bagi Elsari diasumsikan ialah Rp 27.000,00 per kotak brownies panggang. 1) Skenario Usaha I Penerimaan penjualan dalam komponen inflow diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan oleh Elsari Brownies and Bakery dengan harga jual produk. Kegiatan produksi Elsari dilakukan berdasarkan jumlah adonan per kocok. Setiap satu kocok adonan akan menghasilkan 16 loyang brownies panggang dengan berat 500 gram. Elsari Brownies and Bakery mampu membuat 10 kocok adonan setiap satu hari berproduksi sehingga akan dihasilkan 160 loyang brownies panggang. Dalam satu bulan, karyawan Elsari bekerja selama 26 hari. Oleh karena itu, Elsari mampu berproduksi sebanyak 49.920 kotak brownies panggang selama umur usaha pada skenario I.
Penerimaan penjualan yang diperoleh Elsari pada skenario I adalah Rp 1.347.840.000,00 per tahun. Hasil ini diperoleh melalui perhitungan perkalian antara jumlah produksi Elsari dengan harga jual brownies panggang. 2) Skenario Usaha II Elsari Brownies and Bakery memiliki rencana melakukan pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru di wilayah lebih strategis yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Oleh karena itu, Elsari akan meningkatkan kapasitas produksinya guna memenuhi kebutuhan pemasaran di wilayah yang baru. Elsari akan berproduksi dengan membuat 12 kocok adonan sehingga Elsari mampu menghasilkan 59.904 loyang brownies panggang pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha. Pada tahun ketiga hingga akhir umur bisnis, terdapat peningkatan produksi yang dihasilkan oleh Elsari Brownies and Bakery dibanding dengan sebelumnya. Elsari akan melakukan kegiatan produksi dengan 15 kocok adonan yang akan menghasilkan 240 loyang brownies per hari. Karyawan Elsari bekerja selama 26 hari per bulan. Oleh karena itu, akan dihasilkan 74.880 loyang brownies panggang per tahun dengan berat 500 gram. Penambahan target penjualan ini dikarenakan produk dianggap telah cukup dikenal oleh konsumen di wilayah pemasaran yang lebih strategis. Selain itu, peningkatan produksi ini didukung pula oleh penambahan barang-barang investasi guna menunjang kegiatan operasional produksi brownies panggang. Harga yang ditawarkan kepada pengunjung yang datang langsung ke gerai baru Elsari ialah Rp 27.000,00 sehingga penerimaan penjualan yang akan diperoleh Elsari pada tahun pertama dan kedua berjumlah Rp 1.617.408.000,00. Hasil ini diperoleh melalui perhitungan perkalian antara jumlah produksi Elsari pada tahun pertama dan kedua dengan harga jual brownies panggang. Berdasarkan hasil perhitungan penerimaan penjualan, Elsari memperoleh pendapatan sebesar Rp 2.021.760.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Sumber penerimaan lain yang akan diperoleh Elsari pada skenario usaha II berasal dari penjualan kopi. Gerai baru Elsari akan dilengkapi dengan counter penjualan aneka jenis kopi yaitu espresso, cappuccino, serta coffee latte yang
dijual dengan harga terjangkau. Layanan ini ditujukan bagi pengunjung yang ingin menikmati brownies panggang langsung di gerai agar dapat ditemani dengan suguhan nikmat berupa kopi. Pengunjung juga akan merasa nyaman dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh gerai Elsari antara lain fasilitas akses internet gratis. Elsari masih dalam tahap perkenalan produk kopi kepada konsumen. Target penjualan kopi di tahun pertama dan kedua pengembangan usaha ialah 25 cangkir kopi per hari. Hal ini dikarenakan produk masih tergolong baru. Namun di tahun ketiga hingga umur akhir usaha, Elsari akan meningkatkan target penjualan hingga 50 cangkir per hari. Produk dianggap telah cukup dikenal oleh konsumen sehingga peningkatan kapasitas produksi dapat dilakukan. Harga yang ditawarkan Elsari sangat terjangkau, yaitu Rp 10.000,00 per cangkir. Dengan demikian, penerimaan yang diperoleh Elsari melalui penjualan kopi pada tahun pertama dan kedua ialah sebesar Rp 90.000.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh ialah sebesar Rp 180.000.000,00. 3) Skenario Usaha III Arus penerimaan yang diperoleh Elsari di skenario usaha III pada dasarnya sama dengan arus penerimaan di skenario usaha II. Elsari akan melakukan kegiatan produksi sebanyak 12 kocok adonan sehingga akan menghasilkan 4.992 kotak brownies panggang dengan berat 500 gram pada satu bulan masa produksi (26 hari kerja) di tahun pertama dan kedua pengembangan usaha. Elsari akan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi target pemasaran di gerai yang baru pada tahun ketiga hingga kesepuluh. Elsari melakukan kegiatan produksi sebanyak 15 kocok adonan sehingga akan dihasilkan 6.240 kotak brownies panggang selama satu bulan masa produksi. Harga jual brownies panggang ialah sebesar Rp 27.000,00 per kotak. Dengan demikian, penerimaan penjualan yang akan diperoleh Elsari di tahun pertama dan kedua adalah sebesar Rp 1.617.408.000,00 dan Rp 2.021.760.000,00 di tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Penerimaan lain yang diperoleh Elsari pada skenario usaha III adalah penerimaan penjualan kopi. Target penjualan Elsari pada tahun pertama dan kedua ialah sebanyak 25 cangkir per hari. Hal ini dikarenakan produk masih tergolong
baru. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, Elsari akan meningkatkan target penjualan Elsari menjadi 50 cangkir per hari. Penambahan target penjualan ini karena produk dianggap telah cukup dikenal oleh konsumen. Harga jual kopi ialah Rp 10.000,00 per cangkir. Gerai Elsari dan counter penjualan kopi akan dibuka setiap hari selama satu bulan. Oleh karena itu, penerimaan penjualan yang diperoleh Elsari pada tahun pertama pengembangan usaha adalah Rp 90.000.000,00 dan Rp 180.000.000,00 pada tahun kedua hingga akhir umur usaha. 6.2.2. Pinjaman 1) Skenario Usaha I Perusahaan tidak melakukan peminjaman dana tambahan ke lembaga keuangan pada skenario usaha I. Hal ini dikarenakan Elsari masih mampu memenuhi pendanaan kegiatan operasionalnya dengan modal sendiri tanpa bantuan dana dari pihak ketiga. Dengan demikan, tidak terdapat pinjaman dalam komponen inflow pada skenario usaha I. 2) Skenario Usaha II Pengembangan usaha pada skenario II membutuhkan tambahan dana pada komponen inflow. Tambahan dana tersebut diperlukan untuk membeli barang investasi serta menyewa bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari. Oleh karena itu, manajemen Elsari akan mengajukan pinjaman kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk membantu pemasukannya. Dana yang akan dipinjam adalah sebesar Rp 100.000.000,00 dengan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 9,875 persen. Nilai ini diperoleh melalui rata-rata bunga pinjaman yang diberikan oleh BRI dari bulan Februari 2012 hingga Maret 2012. Discount rate yang digunakan adalah opportunity cost of capital (OCC) sebesar 6,81 persen per tahun. 3) Skenario Usaha III Pengembangan usaha melalui skenario III memerlukan tambahan dana yang lebih besar dibanding skenario sebelumnya. Tambahan dana ini ditujukan untuk membeli investasi berupa rumah toko (ruko) yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai Elsari yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Pinjaman dana dilakukan kepada Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp 400.000.000,00 yang akan dibayar selama sepuluh tahun periode pembayaran.
Tingkat suku bunga pinjaman yang diberlakukan adalah 9,875 persen. Hal ini diperoleh berdasarkan rata-rata tingkat suku bunga pinjaman BRI selama bulan Februari 2012 hingga Maret 2012. Discount rate yang digunakan dalam skenario III ini adalah opportunity cost of capital (OCC) sebesar 6,79 persen per tahun. 6.2.3. Arus Pengeluaran (Outflow) Outflow merupakan aliran arus kas yang dikeluarkan oleh suatu usaha. Arus pengeluaran Elsari Brownies and Bakery dikelompokkan menjadi beberapa komponen, yaitu biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya operasional, dan pajak penghasilan. 6.2.3.1.Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya-biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan pendirian usaha maupun pada saat tahun berjalan untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. 1) Skenario Usaha I Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada skenario usaha I terdiri atas sewa lahan dan bangunan, peralatan produksi, perlengkapan kantor, izin usaha, dan armada transportasi. Investasi yang dikeluarkan untuk menyewa lahan dan bangunan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan produksi sebesar Rp 100.000.000,00 selama sepuluh tahun dengan pembayaran di muka. Peralatan produksi yang diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional Elsari Brownies and Bakery berjumlah Rp 22.480.000,00. Biaya investasi untuk perlengkapan kantor menghabiskan dana sebesar Rp 19.800.000,00. Pengurusan perizinan pendirian usaha Elsari membutuhkan dana investasi sejumlah Rp 2.000.000,00. Armada transportasi memerlukan biaya investasi sebesar Rp 48.000.000,00. Dengan demikian, total biaya investasi yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery dalam menjalankan kegiatan usahanya ialah sebesar Rp 192.280.000,00. Rincian biaya investasi Elsari Brownies and Bakery dapat dilihat pada Lampiran 5. 2) Skenario Usaha II Elsari Brownies and Bakery akan melakukan pengembangan usaha yaitu pembukaan gerai baru di wilayah strategis. Gerai tersebut akan dilengkapi dengan
counter penjualan kopi di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah investasi yang lebih besar dari skenario usaha I. Penambahan investasi disesuaikan dengan peningkatan kapasitas produksi yang akan dilakukan. Investasi tambahan tersebut akan menunjang kegiatan operasional terkait dengan pengembangan usaha. Penambahan investasi terutama pada peralatan produksi seperti mixer. Selain itu, terdapat alokasi dana untuk perlengkapan pengembangan usaha di gerai baru seperti sofa, meja, counter display, pendingin ruangan, CD player, speaker, dan televisi. Peralatan produksi kopi juga diperlukan untuk mendukung pengembangan usaha ini. Penambahan investasi untuk produksi kopi tersebut antara lain coffee set, espresso machine, coffee grinder, milk foather, blender, kulkas, pemasangan jaringan wifi, dan pelatihan barista. Selain itu, media periklanan seperti neon box, banner, dan X-banner juga diperlukan untuk memperluas jangkauan pemasaran dan menarik minat konsumen. Peningkatan kapasitas produksi juga turut menambah alokasi pemasaran melalui agen dan retailer pada skenario usaha II. Investasi berupa armada pemasaran tambahan sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran ke beberapa daerah, antara lain Karawang, Serang, Tangerang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan Depok. Dalam rencana pengembangan usaha ini, pembelian investasi berupa satu unit mobil akan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran. Dengan demikian, total armada pemasaran Elsari Brownies and Bakery ialah satu unit mobil dan empat unit sepeda motor. Besarnya biaya investasi yang diperlukan untuk pengembangan usaha ini adalah Rp 390.630.000,00. Rincian biaya investasi pada skenario usaha II dapat dilihat pada Lampiran 6. 3) Skenario Usaha III Pengeluaran biaya investasi yang diperlukan untuk pengembangan usaha pada skenario usaha II pada dasarnya sama dengan biaya investasi pengembangan skenario usaha III. Perbedaan yang mendasar ialah investasi perusahaan berupa bangunan. Manajemen Elsari akan membeli bangunan yang akan digunakan sebagai pabrik sekaligus gerai baru Elsari pada skenario usaha III. Dana yang
digunakan untuk membeli bangunan tersebut ialah sebesar Rp 1.300.000.000,00. Dengan demikian, total biaya investasi yang diperlukan bagi pengembangan usaha skenario III Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar Rp 1.590.630.000,00. Rincian biaya investasi pada skenario usaha III dapat dilihat pada Lampiran 7. 6.2.3.2.Biaya Reinvestasi Biaya reinvestasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengganti peralatan investasi yang telah habis masa ekonomisnya sebelum umur bisnis berakhir. Biaya reinvestasi memiliki nilai yang berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini bergantung pada banyaknya peralatan yang perlu diperbarui. Rincian biaya reinvestasi pada skenario usaha I dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha I Tahun Peralatan yang diganti ke3 Timbangan 5 Timbangan 6 Kompor gas, oven, lemari, meja, rak penyimpanan dan pendinginan, rak etalase, komputer, televisi, meja, kursi, sofa, lemari, tempat sampah, kipas angin, printer, dan komputer kasir. 7 Timbangan. 9 Timbangan.
Nilai Reinvestasi (Rp) 480.000 480.000 29.800.000
480.000 480.000
Biaya reinvestasi yang diperlukan untuk skenario usaha II sama dengan biaya reinvestasi yang dibutuhkan bagi pengembangan usaha pada skenario III. Hal ini dikarenakan tidak adanya biaya investasi tambahan bagi pengembangan usaha di skenario III. Biaya reinvestasi yang diperlukan pada skenario usaha II dan III dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Biaya Reinvestasi Elsari pada Skenario Usaha II dan III Tahun Nilai Reinvestasi Peralatan yang diganti ke(Rp) 3 Timbangan. 480.000 5 Timbangan. 480.000 6 Kompor gas, oven, lemari, meja, rak 107.550.000 penyimpanan dan pendinginan, rak etalase, komputer, televisi, meja, kursi, sofa, lemari, tempat sampah, kipas angin, printer, komputer kasir, sofa dan meja tamu, CD player, speaker, coffee set, espresso machine, coffee grinder, blender, AC, televisi, neon box, banner, Xbanner, dan alat kebersihan. 7 Timbangan. 480.000 9 Timbangan. 480.000 Biaya reinvestasi yang diperlukan pada skenario usaha II dan III lebih besar dibanding skenario usaha I karena banyaknya tambahan peralatan investasi yang diperlukan untuk memfasilitasi gerai baru Elsari. Sebagian besar barangbarang investasi tersebut memiliki umur ekonomis selama lima tahun sehingga alokasi reinvestasi yang paling besar ialah biaya reinvestasi pada tahun keenam. 6.2.3.3. Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara berkala selama usaha berjalan. Biaya ini dikeluarkan setiap tahun karena sifatnya yang sangat penting dalam menunjang kegiatan operasional produksi suatu usaha. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 1) Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Selain itu, biaya tetap juga memiliki nilai yang sama sepanjang tahun selama umur usaha. a)
Skenario Usaha I Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada
skenario usaha I terdiri dari gaji karyawan, komunikasi, listrik, air, administrasi, promosi, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), konsumsi karyawan, biaya pemeliharaan, THR, sewa mobil, pajak motor, kemasan, dan peralatan produksi. Total biaya tetap yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery ialah sebesar Rp
442.220.000,00 per tahun selama umur usaha. Pembahasan lebih lanjut mengenai rincian biaya tetap pada skenario usaha I dapat dilihat sebagai berikut: 1. Karyawan yang bekerja di Elsari Brownies and Bakery berjumlah 13 orang. Gaji yang diterima masing-masing karyawan tersebut berbeda-beda tergantung pada pembagian kerja. Total pengeluaran Elsari untuk menggaji seluruh karyawannya tiap bulan ialah sebesar Rp 15.800.000,00. Dengan demikian gaji karyawan Elsari tiap tahun adalah Rp 189.600.00,00. Rincian gaji karyawan Elsari dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha I Jumlah Gaji per Orang Gaji per Divisi Divisi (orang) (Rp) (Rp) Top Management 2 2.000.000 4.000.000 Produksi Brownies 4 1.200.000 4.800.000 Administrasi dan 2 1.000.000 2.000.000 Keuangan Pemasaran 5 1.000.000 4.000.000 Total Gaji Karyawan per Bulan 15.800.000 2.
Biaya komunikasi yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery dalam kegiatan operasional usahanya selama satu tahun adalah sebesar Rp 1.200.000,00 dengan asumsi pengeluaran komunikasi per bulan adalah Rp 100.000,00. Pengeluaran biaya komunikasi yang dimaksud ialah biaya pembelian pulsa untuk mempermudah koordinasi antara kepala bagian dengan karyawan.
3.
Biaya listrik yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar Rp 300.000,00 per bulan. Oleh karena itu, pengeluaran listrik selama satu tahun ialah sebesar Rp 3.600.000,00.
4.
Biaya air yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar Rp 1.800.000,00 dengan asumsi pengeluaran per bulan adalah Rp 150.000,00.
5.
Biaya administrasi yang diperlukan selama kegiatan usaha berlangsung ialah sebesar Rp 1.500.000,00.
6.
Promosi yang dilakukan oleh Elsari Brownies and Bakery membutuhkan dana sebesar Rp 3.000.000,00.
7.
Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang dibayarkan oleh Elsari selama satu tahun adalah Rp 500.000,00
8.
Karyawan yang bekerja di pabrik Elsari diberikan fasilitas berupa makan siang, cemilan, dan minuman seperti teh atau kopi. Anggaran perusahaan yang dialokasikan untuk konsumsi karyawan selama 26 hari kerja per bulan adalah Rp 6.760.000,00 dengan asumsi bahwa biaya konsumsi per orang ialah Rp 20.000,00 per hari. Dengan demikian, biaya yang diperlukan untuk memenuhi konsumsi karyawan Elsari selaam satu tahun adalah sebesar Rp 81.120.000,00.
9.
Biaya pemeliharaan dialokasikan untuk melakukan perawatan terhadap mesin produksi yang mengalami kerusakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kontinuitas produksi agar tetap berada pada kondisi yang optimal. Mesinmesin yang membutuhkan pemeliharaan secara berkala adalah mixer dan oven panggang. Selain itu, armada transportasi memerlukan pemeliharaan setiap bulan. Oleh karena itu, pengeluaran perusahaan untuk pemeliharaan peralatan produksi selama satu tahun ialah sebesar Rp 1.500.000,00.
10. Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan kepada seluruh karyawan setiap satu tahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri tiba. THR tersebut bernilai satu kali gaji per bulan. Dengan demikian, pengeluaran Elsari terkait dengan pemberian THR tiap tahun adalah sebesar Rp 15.800.000,00. 11. Proses pemasaran ke beberapa daerah di luar kota membutuhkan armada transportasi yang memadai. Daerah tujuan pemasaran antara lain Bandung, Karawang, Serang, Cibubur, Depok, dan Sukabumi. Penyewaan mobil diperlukan untuk menunjang kelancaran distribusi pemasaran hingga ke mitra penjualan. Penyewaan mobil memerlukan biaya sewa per harinya sebesar Rp 200.000,00. Proses distribusi dilakukan selama enam hari. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk distribusi produk hingga ke luar kota per tahun ialah sebesar Rp 57.600.000,00. 12. Motor yang dimiliki oleh Elsari berjumlah empat unit. Besarnya pajak yang harus dibayarkan per tahun untuk satu unit sepeda motor ialah sebesar Rp 250.000,00. Oleh karena itu, total biaya pajak motor yang harus dibayarkan adalah Rp 1.000.000,00. 13. Kemasan yang diproduksi untuk Elsari memiliki harga satuan sebesar Rp 1.350,00. Pemesanan kemasan dilakukan minimal 5.000 buah per bulan dan
hanya berlaku kelipatannya. Selama umur usaha, Elsari memesan 5.000 buah kemasan setiap bulan. Hal ini dikarenakan besarnya produksi Elsari berjumlah 4.160 kotak brownies panggang per bulan pada tahun pertama dan 4.992 kotak brownies panggang per bulan pada tahun kedua hingga akhir umur usaha. Dengan demikian, biaya pengeluran Elsari untuk kemasan produk berjumlah Rp 81.000.000,00 sepanjang umur usaha. 14. Peralatan produksi yang dibutuhkan dalam pembuatan brownies panggang antara lain loyang, baskom, spatula, dan ayakan terigu. Umur ekonomis peralatan produksi tersebut ialah satu tahun sehingga digolongkan dalam komponen biaya tetap. Pengeluaran perusahaan untuk mendanai peralatan produksi ialah sebesar Rp 3.000.000,00 per tahun. b) Skenario Usaha II Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada dasarnya sama dengan skenario usaha I. Adanya rencana pengembangan usaha yang menuntut adanya beberapa komponen pengeluaran tambahan bagi Elsari, antara lain pembayaran wifi, sewa bangunan, kemasan produk, serta pembayaran pinjaman. Total biaya tetap yang dikeluarkan Elsari pada skenario usaha II ini ialah sebesar Rp 593.767.250,00. Pembahasan mengenai rincian biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari adalah sebagai berikut: 1.
Elsari Brownies and Bakery memiliki tambahan karyawan yang akan membantu pelaksanaan produksi maupun pemasaran setelah adanya pengembangan usaha. Pada skenario II ini Elsari mempekerjakan 17 orang karyawan. Total pengeluaran Elsari untuk gaji karyawan per tahun adalah sebesar Rp 240.000.000,00. Rincian karyawan yang bekerja di Elsari setelah pengembangan usaha dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rincian Karyawan Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha II dan III Jumlah Gaji per Orang Gaji per Divisi Divisi (orang) (Rp) (Rp) Top Management 2 2.000.000 4.000.000 Produksi Brownies 5 1.200.000 6.000.000 Administrasi dan 2 1.000.000 2.000.000 Keuangan Pegawai Gerai 2 1.000.000 2.000.000 Pemasaran 6 1.000.000 6.000.000 Total Gaji Karyawan per Bulan 20.000.000 2.
Pengeluaran untuk komunikasi akan mengalami peningkatan seiring dengan pengembangan usaha. Biaya komunikasi yang dimaksud adalah biaya pembelian pulsa. Biaya ini diperlukan untuk menunjang jalinan komunikasi antara pemilik usaha dengan karyawan baik di bidang produksi, pemasaran, distribusi, maupun keuangan. Total pengeluaran Elsari untuk komunikasi per tahun adalah Rp 2.400.000,00 dengan asumsi biaya komunikasi per bulan adalah Rp 200.000,00.
3.
Suplai listrik akan sangat diperlukan guna menunjang kegiatan operasional di gerai baru Elsari. Hal ini dikarenakan banyaknya perlengkapan elektronik yang digunakan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Oleh karena itu, biaya pengeluaran Elsari terkait dengan listrik akan menjadi Rp 7.200.000 per tahun.
4.
Pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi akan membutuhkan pasokan air yang memadai. Biaya pengeluaran Elsari untuk pembayaran air per bulan adalah Rp 300.000,00. Dengan demikian, biaya yang diperlukan oleh Elsari untuk membayar pasokan air adalah sebesar Rp 3.600.000,00 per tahun.
5.
Perlengkapan administrasi juga mengalami peningkatan akibat adanya pengembangan usaha. Biaya administrasi menjadi Rp 3.000.000,00 per tahun.
6.
Pembukaan gerai baru Elsari memerlukan kegiatan promosi yang lebih intesif untuk memperkenalkan gerai tersebut kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, biaya yang dibutuhkan juga lebih besar. Penambahan biaya tersebut sebesar Rp 2.000.000,00 dibanding kondisi perusahaan saat ini. Alokasi tambahan tersebut dapat digunakan untuk mencetak pamflet dan brosur lebih
banyak untuk disebarkan di tempat-tempat strategis. Selain itu, biaya promosi juga digunakan untuk proses pembuatan banner serta berbagai media periklanan lainnya. Media pemasaran melalui social media juga memerlukan dana tambahan untuk akses internet. Dengan demikan, biaya promosi saat pengembangan usaha menjadi sebesar Rp 5.000.000,00 per tahun. 7.
Pajak Bumi dan Bangunan yang diperlukan untuk membayar gerai baru Elsari di kawasan Padjajaran ialah sebesar Rp 3.500.000,00.
8.
Tambahan orang yang berkerja di Elsari setelah pengembangan usaha juga memiliki dampak pada anggaran pemberian makanan bagi karyawan. Pembukaan gerai baru Elsari memerlukan tambahan sebanyak empat orang, yaitu satu orang di bagian produksi brownies panggang, satu orang di bagian pemasaran, dan dua orang sebagai pegawai gerai sekaligus barista. Total karyawan yang bekerja di Elsari untuk menunjang kegiatan operasional di gerai baru berjumlah 17 orang. Dengan demikian, anggaran Elsari terkait konsumsi karyawan ialah senilai Rp 106.080.000,00 per tahun dengan asumsi Rp 20.000,00 per hari.
9.
Pengembangan usaha Elsari memerlukan peralatan produksi tambahan guna peningkatan kapasitas produksi baik brownies panggang maupun kopi. Selain itu, terdapat berbagai barang investasi tambahan untuk menunjang kenyamanan pengunjung di gerai baru Elsari. Armada transportasi juga ditambah untuk memperluas proses distribusi produk ke mitra penjualan. Semua perlengkapan tersebut membutuhkan perawatan secara berkala. Oleh karena itu, biaya pemeliharaan semua barang investasi Elsari juga mengalami peningkatan
dibandingkan
dengan
kondisi
perusahaan
sebelum
pengembangan usaha. Anggaran pemeliharaan tersebut menjadi Rp 2.000.000,00 per tahun. 10. Tunjangan Hari Raya (THR) bagi 17 orang karyawan Elsari setelah pengembangan usaha memerlukan biaya sebesar Rp 20.000.000,00. THR diberikan satu tahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri yang senilai dengan satu kali gaji. 11. Walaupun Elsari telah memiliki satu unit mobil, namun kegiatan pemasaran harus
tetap
didukung
melalui
armada
transportasi
tambahan
saat
pengembangan usaha ini. Hal ini dikarenakan pengiriman brownies panggang ke berbagai kota di luar kota Bogor akan lebih diintensifkan. Oleh karena itu, penyewaan mobil diasumsikan sebanyak enam kali dalam seminggu untuk menunjang kegiatan pemasaran Elsari dalam kondisi pengembangan usaha. Besarnya biaya penyewaan mobil adalah sebesar Rp 200.000,00. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk menyewa mobil ialah Rp 57.600.000,00 per tahun. 12. Motor merupakan salah satu barang investasi kendaraan operasional Elsari. Motor yang dimiliki Elsari berjumlah empat unit. Pajak motor per unit ialah senilai Rp 250.000,00. Dengan demikian, total pengeluaran Elsari terkait pembayaran pajak motor ialah Rp 1.000.000,00 per tahun. 13. Pajak mobil yang dikeluarkan setiap tahun adalah sebesar Rp 2.000.000,00. 14. Fasilitas akses internet tanpa kabel atau wifi diberikan kepada pengunjung secara gratis untuk menunjang kenyamanan mereka saat mengonsumsi langsung produk Elsari di gerai baru. Biaya yang dibutuhkan per bulan untuk akses internet tersebut sebesar Rp 100.000,00. Dengan demikian, total biaya akses internet wifi selama satu tahun adalah Rp 1.200.000,00. 15. Peralatan produksi seperti loyang, baskom, spatula, dan ayakan terigu sangat diperlukan dalam proses pembuatan brownies panggang. Peralatan produksi tersebut memiliki masa pakai selama satu tahun sehingga menjadi bagian dari biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan. Pengeluaran untuk peralatan produksi tersebut ialah sebesar Rp 3.000.000,00 per tahun. 16. Pembukaan gerai baru Elsari akan dilakukan di kawasan Padjadjaran dengan menyewa bangunan atau ruko. Biaya penyewaan bangunan tersebut ialah Rp 120.000.000,00 per tahun. c)
Skenario Usaha III Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery pada
skenario usaha III pada dasarnya sama dengan biaya tetap yang diperlukan pada skenario usaha II. Namun, pada skenario usaha III Elsari tidak memerlukan pengeluaran untuk menyewa bangunan karena Elsari telah memiliki bangunan yang berfungsi sebagai pabrik dan gerai baru Elsari. Oleh karena itu, total biaya
tetap yang dikeluarkan Elsari pada skenario usaha III adalah sebesar Rp 522.329.000,00. 2) Biaya Variabel a)
Skenario Usaha I Biaya variabel yang dikeluarkan Elsari Brownies and Bakery dalam
menghasilkan brownies panggang pada skenario usaha I terdiri atas gas LPG, transportasi, serta pengadaan bahan baku. Penjabaran lebih lanjut terkait rincian biaya variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1.
Jumlah gas LPG 12 kg yang diperlukan dalam produksi brownies panggang dalah 642 tabung per tahun. Besarnya pembelian gas LPG per tabungnya ialah Rp 78.000,00. Dengan demikian pengeluaran Elsari terkait pengadaan gas ialah sebesar Rp 50.076.000,00.
2.
Biaya transportasi yang dibutuhkan mencakup distribusi produk dan pengadaan bahan baku bagi kegiatan produksi Elsari Brownies and Bakery. Distribusi produk ke mitra penjualan Elsari di luar kota membutuhkan alokasi pendanaan untuk bahan bakar kendaraan bermotor tersebut. Beberapa tujuan pemasaran Elsari ialah Karawang, Serang, Bandung, Sukabumi, Cibubur, dan Depok. Kegiatan distribusi dilakukan sebanyak enam kali dalam seminggu. Bahan bakar yang dibutuhkan selama satu hari distribusi diasumsikan sebesar 25 liter. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk menunjang kegiatan distribusi pemasarannya ialah sebesar Rp 32.400.000,00 per tahun.
3.
Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan brownies panggang antara lain:
a.
Tepung terigu yang diperlukan sebagai bahan baku pembuatan brownies panggang dengan 10 kocok adonan per hari adalah sebanyak 268 bal per tahun. Takaran satu bal berarti 25 kg dengan harga Rp 158.000,00 per bal. Oleh karena itu, dibutuhkan 6.700 kg tepung terigu untuk memproduksi 49.920 kotak brownies panggang per tahun. Total pengeluaran Elsari untuk pengadaan tepung terigu pada tahun pertama adalah Rp 42.344.000,00.
b.
Dalam proses pembuatan 49.920 kotak brownies panggang diperlukan 208 bal gula per tahun. Satu bal gula terdiri dari 50 kg gula dengan harga Rp
467.000,00 per bal. Biaya yang harus dikeluarkan Elsari untuk membeli gula per tahun ialah sebesar Rp 97.136.000,00. c.
Telur yang diperlukan dalam proses pembuatan brownies panggang Elsari sebanyak 642 peti. Satu peti terdiri atas 15 kg telur dengan harga Rp 215.000,00 per peti. Oleh karena itu, pengadaan bahan baku telur membutuhkan biaya sebesar Rp 138.030.000,00.
d.
Salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang adalah minyak nabati. Minyak nabati yang dibutuhkan Elsari pada ialah 452 karton. Satu karton minyak nabati terdiri dari enam buah minyak nabati dengan komposisi dua liter per buah. Harga per karton minyak nabati ialah sebesar Rp 122.000,00. Dengan demikian, pengeluaran Elsari untuk biaya pengadaan minyak nabati ialah Rp 55.144.000,00 per tahun.
e.
Coklat bubuk yang diperlukan sebagai komponen bahan baku pembuatan brownies panggang ialah sebanyak 58 bal. Satu bal terdiri dari 25 kg coklat bubuk. Harga per bal coklat bubuk adalah sebesar Rp 1.625.000,00. Oleh karena itu, biaya yang harus dikeluarkan Elsari untuk pengadaan bahan baku coklat bubuk ini per tahun ialah Rp 94.250.000,00.
f.
Bahan baku penyusun brownies panggang salah satunya adalah keju. Keju yang diperlukan pada tahun pertama adalah sebanyak 98 karton. Satu karton keju berisi delapan buah plastik keju dengan berat masing-masing dua kg. Harga per karton keju ini ialah Rp 844.000,00. Dengan demikian, pengadaan bahan baku keju per tahun memerlukan biaya sebesar Rp 82.712.000,00.
g.
Cokelat batangan diperlukan sebagai salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang. Pengeluaran Elsari untuk cokelat batangan per tahun adalah sebesar Rp 75.000.000,00.
h.
Brownies panggang yang dijual oleh Elsari memiliki berbagai macam variasi topping antara lain meises, chocochips, kacang mete, kismis, dan susu. Biaya variabel yang diperlukan terkait pengadaan berbagai bahan baku topping tersebut memerlukan dana senilai Rp 75.000.000,00 per tahun.
i.
Bahan baku penunjang lainnya dalam proses pembuatan brownies panggang antara lain vanili, soda kue, dan garam. Biaya variabel yang diperlukan terkait
pengadaan berbagai bahan baku penunjang tersebut adalah sebesar Rp 75.000.000,00. b) Skenario Usaha II Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Elsari pada skenario usaha II terdiri dari gas LPG, transportasi, dan bahan baku. Pengembangan usaha Elsari ialah pembukaan gerai baru yang dilengkapi dengan counter penjualan kopi. Oleh karena itu, bahan baku pada skenario usaha II ini juga dilengkapi dengan bahan baku pembuatan kopi. Total pengeluaran biaya variabel Elsari pada skenario II ialah sebesar Rp 1.056.832.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta Rp 1.371.878.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur bisnis. Pembahasan lebih lanjut mengenai biaya variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1.
Pemakaian gas LPG 12 kg untuk memproduksi brownies panggang pada tahun pertama dan kedua skenario usaha II ialah sebanyak 770 tabung. Pada tahun ketiga hingga akhir umur bisnis, terdapat peningkatan pemakaian gas LPG sehingga menjadi 963 tabung gas. Biaya pemakaian per satuan tabung gas LPG sebesar Rp 78.000,00. Dengan demikian, biaya variabel yang dikeluarkan oleh Elsari terkait pemakaian gas LPG pada tahun pertama dan kedua sebesar Rp 60.060.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh menghabiskan dana sebesar Rp 75.114.000,00.
2.
Peningkatan produksi akibat adanya rencana pengembangan usaha menuntut penambahan pengadaan kemasan produk. Pemesanan hanya dapat dilakukan dalam kelipatan 5.000 buah. Produksi pada tahun pertama dan kedua Elsari ialah 59.904 kotak sedangkan pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh ialah 74.880 kotak. Oleh karena itu, Elsari akan memesan kemasan sejumlah 5.000 buah per bulan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta 10.000 buah per bulan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. Harga satuan kemasan ialah Rp 1.350,00. Dengan demikian, biaya variabel terkait kemasan produk Elsari ialah Rp 81.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha sedangkan Rp 162.000.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha.
3.
Seiring dengan adanya peningkatan produksi guna memenuhi target penjualan di gerai baru, maka terdapat pula peningkatan alokasi pemasaran
melalui mitra penjualan atau retailer. Pembukaan gerai baru Elsari diharapkan akan meningkatkan efektivitas saluran promosi melalui word of mouth sehingga wilayah pemasaran Elsari melalui retailer akan lebih luas. Bagian delivery akan membuka pemasaran ke daerah-daerah lain yang belum dijangkau oleh Elsari sehingga semakin memudahkan konsumen menjangkau produk Elsari. Proses distribusi melalui retailer dilakukan langsung oleh bagian delivery Elsari dengan menggunakan armada transportasi berupa mobil. Pengeluaran yang diperlukan untuk pembelian bahan bakar selama proses distribusi pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah sebesar Rp 38.880.000,00 dengan asumsi pemakaian bahan bakar sebesar 30 liter per satu hari proses distribusi. Sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh ialah Rp 51.840.000,00 dengan asumsi terdapat peningkatan bahan bakar yang diperlukan menjadi 40 liter. Kegiatan distribusi dilakukan selama enam kali dalam satu minggu. Peningkatan alokasi biaya akomodasi pada tahun ketiga hingga kesepuluh dikarenakan adanya peningkatan frekuensi pengiriman produk Elsari ke wilayah pemasaran baru. 4.
Tepung terigu yang digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku dalam produksi brownies panggang mengalami peningkatan pada skenario usaha II. Tepung terigu yang digunakan pada tahun pertama dan kedua adalah sebanyak 322 bal atau 8.050 kg. Penggunaan tepung terigu pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah sebanyak 402 bal atau 10.050 kg. Harga tepung terigu ialah Rp 158.000,00 per bal. Dengan demikian pengeluaran Elsari untuk pembelian tepung terigu pada tahun pertama dan kedua sebesar Rp 50.876.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh sebesar Rp 63.516.000,00.
5.
Pada skenario usaha II, gula yang digunakan pada proses produksi brownies panggang adalah sebanyak 250 bal di tahun pertama dan kedua serta 312 bal pada tahun ketiga hingga kesepuluh. Satu bal sama nilainya dengan 50 kg. Biaya pembelian gula ialah sebesar Rp 467.000,00 per bal. Alokasi pembelian gula juga meningkat akibat adanya counter penjualan kopi di gerai Elsari yang baru. Penambahan biaya tersebut ialah sebesar Rp 5.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp 10.000.000,00 pada tahun ketiga
hingga kesepuluh. Dengan demikian, biaya variabel yang dikeluarkan Elsari untuk pembelian gula ialah sebesar Rp 121.750.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp Rp 155.704.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha. 6.
Penggunaan telur sebagai bahan baku pembuatan brownies panggang adalah sebanyak 770 peti pada tahun pertama dan kedua serta 963 peti pada tahun ketiga hingga kesepuluh. Satu peti berisi 15 kg telur. Harga satu peti telur ialah sebesar Rp 215.000,00. Oleh karena itu, biaya variabel terkait pembelian telur pada tahun pertama dan kedua ialah sebesar Rp 165.550.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha adalah sebsar Rp 207.045.000,00.
7.
Minyak nabati yang digunakan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha Elsari ialah sebanyak 542 kardus atau 3.252 buah. Pada tahun ketiga hingga kesepuluh, penggunaan minyak nabati adalah sebesar 678 kardus atau 4.068 buah. Satu buah kardus minyak nabati memiliki harga sebesar Rp 122.000,00. Oleh karena itu, pengeluaran biaya variabel terkait pembelian minyak nabati pada tahun pertama dan kedua sebesar Rp 66.124.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha ialah sebesar Rp 82.716.000,00.
8.
Penggunaan coklat bubuk sebagai salah satu bahan baku pembuatan brownies panggang mengalami peningkatan akibat adanya pengembangan usaha. Pada tahun pertama dan kedua, coklat bubuk yang digunakan adalah sebanyak 70 bal atau 1.750 kg. Coklat bubuk yang dibutuhkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah 87 bal atau 2.175 kg. Harga satu bal coklat bubuk ialah Rp 1.625.000,00. Dengan demikian, biaya variabel yang dikeluarkan Elsari terkait dengan pembelian coklat bubuk adalah Rp 113.750.000,00 sedangkan pada tahun kedua hingga kesepuluh adalah sebesar Rp 141.375.000,00.
9.
Keju yang digunakan dalam produksi brownies panggang pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah sebanyak 118 kardus sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah sebanyak 147 kardus. Satu kardus keju berisi delapan buah keju seberat dua kg. Harga satu buah kardus keju adalah sebesar Rp 844.000,00. Oleh karena itu, pengeluaran Elsari untuk membeli
keju pada tahun pertama dan kedua adalah sebesar Rp 99.592.000,00 sedangkan Rp 124.068.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh. 10. Proses produksi brownies panggang membutuhkan coklat batangan sebagai salah satu komponen bahan bakunya. Biaya variabel yang diperlukan untuk pembelian coklat batangan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha adalah sebesar Rp 75.000.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha ialah Rp 80.000.000,00. 11. Elsari memproduksi brownies panggang dengan beragam variasi topping antara lain mesis, chocochips, kacang mede, kismis, dan susu. Anggaran yang diperlukan untuk membeli bahan baku pembuatan topping tersebut adalah sebesar Rp 75.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta Rp 80.000.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh. 12. Bahan baku penunjang lainnya dalam proses produksi brownies panggang adalah vanili, soda kue, dan garam. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Elsari untuk membeli bahan baku penunjang ini diasumsikan sebesar Rp 75.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp 80.000.000,00 pada tahun ketiga hingga kesepuluh pengembangan usaha. 13. Bahan baku yang diperlukan dalam proses pembuatan kopi antara lain biji kopi, gula, susu, dan cokelat cair. Pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha, target penjualan Elsari adalah 25 cangkir kopi per hari. Satu buah cangkir kopi membutuhkan kira-kira 10 gram biji kopi sehingga dalam satu hari dibutuhkan 250 gram biji kopi. Biji kopi dijual dengan minimal pembelian sebanyak 500 gram seharga Rp 69.000,00. Gerai baru Elsari akan beroperasi selama 30 hari. Oleh karena itu, dalam satu tahun biaya variabel yang diperlukan untuk membeli biji kopi adalah Rp 12.420.000,00. Sedangkan pada tahun ketiga hingga tahun kesepuluh target penjualan kopi di gerai baru Elsari adalah sebanyak 50 cangkir. Dengan demikian, biaya variabel yang diperlukan ialah Rp 24.840.000,00. 14. Susu cair diperlukan sebagai pelengkap dalam suguhan secangkir kopi. Susu cair yang digunakan memiliki harga beli sebesar Rp 14.500,00 per liter. Dalam satu bulan, susu cair yang diperlukan untuk menunjang kegiatan operasional Elsari adalah sebanyak 1,5 liter. Oleh karena itu, biaya variabel
yang diperlukan terkait pembelian susu pada tahun pertama dan kedua adalah Rp 7.830.000,00 sedangkan pada tahun ketiga hingga kesepuluh adalah sebesar Rp 15.660.000,00. 15. Pengeluaran lainnya yang diperlukan sebagai pelengkap suguhan kopi ialah cokelat cair dan whipped cream. Biaya variabel yang diperlukan diasumsikan adalah sebesar Rp 5.000.000,00 pada tahun pertama dan kedua serta Rp 10.000.000,00 untuk tahun ketiga hingga akhir umur usaha. 16. Kemasan diperlukan bagi konsumen yang menginginkan kopinya untuk dibawa pulang atau tidak diminum di gerai langsung. Kemasan yang digunakan adalah gelas plastik PET dengan tutup cembung yang biasa digunakan di coffee shop internasional. Total biaya yang diperlukan untuk memesan satu buah kemasan dengan dilengkapi logo perusahaan dan sedotan ialah Rp 1.000,00. Elsari akan memesan sebanyak 9.000 buah kemasan pada tahun pertama sehingga akan membutuhkan dana sebanyak Rp 9.000.000,00. Pada tahun ketiga hingga akhir umur usaha, diperlukan biaya variabel sebesar Rp 18.000.000,00 terkait biaya pembelian 18.000 buah kemasan. c)
Skenario Usaha III Pengeluaran biaya variabel pada skenario usaha II sama dengan pengeluaran biaya variabel pada skenario usaha III. Hal ini dikarenakan tidak adanya penambahan dana untuk membeli bahan baku produksi brownies panggang serta kopi. Dengan demikian, total biaya variabel yang dikeluarkan Elsari pada skenario III ialah sebesar Rp 1.056.832.000,00 pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha serta Rp 1.371.878.000,00 pada tahun ketiga hingga akhir umur bisnis.
6.2.3.4. Bunga 1) Skenario Usaha I Pada skenario usaha I, Elsari tidak mengajukan pinjaman dana ke bank. Oleh karena itu, Elsari tidak memiliki kewajiban untuk membayar angsuran pinjaman kepada bank. 2) Skenario Usaha II Rencana pengembangan usaha pada skenario II membutuhkan tambahan dana sehingga Elsari mengajukan peminjaman dana ke Bank Rakyat Indonesia
sebesar Rp 100.000.000,00. Oleh karena itu, Elsari memiliki kewajiban untuk membayar pinjaman tersebut dalam jangka waktu sepuluh tahun sebesar Rp 16.187.250,00. Adapun rincian pinjaman dan bunga dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman (dalam Rp) Tahun Pokok Pinjaman Biaya Bunga Angsuran Sisa Pokok Pinjaman 1 6.312.250 9.875.000 16.187.250 93.687.750 2 6.935.585 9.251.665 16.187.250 86.752.165 3 7.620.474 8.566.776 16.187.250 79.131.691 4 8.372.996 7.814.255 16.187.250 70.758.696 5 9.199.829 6.987.421 16.187.250 61.558.867 6 10.108.312 6.078.938 16.187.250 51.450.555 7 11.106.508 5.080.742 16.187.250 40.344.047 8 12.203.275 3.983.975 16.187.250 28.140.772 9 13.408.349 2.778.901 16.187.250 14.732.423 10 14.732.423 1.454.827 16.187.250 0 3) Skenario Usaha III Elsari mengajukan pinjaman kepada BRI untuk mendanai rencana pengembangan usaha berupa pembelian investasi bangunan. Pinjaman dana tersebut sebesar Rp 400.000.000,00 yang akan dibayar selama 10 tahun periode pembayaran angsuran. Adapun rincian pinjaman dan bunga dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Rincian Pokok Pinjaman, Biaya Bunga, dan Sisa Pokok Pinjaman (dalam Rp) Sisa Pokok Tahun Pokok Pinjaman Biaya Bunga Angsuran Pinjaman 1 25.249.000 39.500.000 64.749.000 374.751.000 2 27.742.339 37.006.661 64.749.000 347.008.661 3 30.481.895 34.267.105 64.749.000 316.526.766 4 33.491.982 31.257.018 64.749.000 283.034.784 5 36.799.315 27.949.685 64.749.000 246.235.468 6 40.433.248 24.315.753 64.749.000 205.802.221 7 44.426.031 20.322.969 64.749.000 161.376.190 8 48.813.101 15.935.899 64.749.000 112.563.088 9 53.633.395 11.115.605 64.749.000 58.929.693 10 58.929.693 5.819.307 64.749.000 0
6.2.3.5. Pajak Restoran Pajak restoran merupakan komponen pengeluaran (outflow) yang harus dikeluarkan atas laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Pajak ini merupakan pajak atas pelayanan restoran yang diserahkan kepadaPemerintah Daerah Kota Bogor. Penghitungan pajak penghasilan didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran. Pajak restoran tersebut sebesar 10 persen dari laba bersih yang dibayarkan per bulan. Penerapan pajak ini dilakukan kepada restoran yang memiliki nilai penjualan di atas Rp 7.500.000,00 per bulan. Tabel 17.
Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pajak Restoran Elsari Brownies and Bakery pada Skenario Usaha II dan III (dalam Rp) Skenario II Skenario III Nilai Nilai EBT EBT Pajak Pajak 12.811.000 (16.814.000) 13.434.335 (14.320.661) 193.425.224 1.611.877 167.724.895 1.397.707 194.177.745 1.618.148 170.734.982 1.422.792 195.004.579 1.625.038 174.042.315 1.450.353 195.913.062 1.632.609 177.676.247 1.480.635 196.911.258 1.640.927 181.669.031 1.513.909 198.008.025 1.650.067 186.056.101 1.550.468 199.213.099 1.660.109 190.876.395 1.590.637 200.537.173 1.671.143 196.172.693 1.634.772
Pajak restoran diberlakukan kepada skenario pengembangan usaha yang memberikan inovasi berupa counter penjualan kopi. Pajak restoran yang harus dikeluarkan oleh Elsari Brownies and Bakery tergantung pada perolehan laba kotor tiap tahun di masing-masing skenario usaha. Berdasarkan Tabel 17 di atas diperoleh informasi bahwa pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha di skenario usaha II, pajak restoran tidak diberlakukan. Hal ini dikarenakan pendapatan penjualan yang dibawah nilai Rp 7.500.000,00 per bulan pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha. Pada skenario usaha III, perolehan laba bersih pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha memiliki nilai negatif. Oleh karena itu, pada tahun pertama dan kedua pengembangan usaha, tidak dikenai pengeluaran untuk pajak restoran.
6.2.4 Analisis Laba Rugi Menurut Umar (2007), proyeksi laba rugi disusun oleh data-data pendapatan dan biaya. Dalam analisis laba rugi usaha, pendapatan diperoleh dari penerimaan dan nilai sisa investasi, sedangkan komponen biaya disusun oleh biaya tetap, biaya variabel, dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi usaha dimulai dengan mengurangi jumlah seluruh penerimaan dengan total biaya tetap dan biaya variabel setiap tahunnya. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau laba kotor yang kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga didapatkan penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum pajak (EBT). Sebagai langkah akhir, dilakukan pengurangan terhadap EBT dengan pajak penghasilan untuk setiap EBT yang bernilai positif atau memperoleh keuntungan. Dengan demikian didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau laba/rugi usaha. Untuk biaya tetap pada komponen biaya operasional ditambahkan dengan komponen biaya penyusutan dari barangbarang investasi per tahunnya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Rincian biaya penyusutan skenario I, II, dan III dapat dilihat pada Lampiran 5, 6, dan 7. Elsari Brownies and Bakery telah memperoleh laba mulai dari tahun pertama usaha hingga akhir umur usaha di skenario usaha I dan II. Namun, pada skenario usaha III, laba yang diperoleh pada tahun pertama dan kedua bernilai negatif. Perolehan laba bersih per tahun di ketiga skenario usaha dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Laba Bersih Elsari Brownies and Bakery pada Ketiga Skenario Usaha (dalam Rp) Tahun Skenario Usaha I Skenario Usaha II Skenario Usaha III 1 66.328.000 12.811.000 (16.814.000) 2 66.328.000 13.434.335 (14.320.661) 3 66.328.000 191.813.347 166.327.187 4 66.328.000 192.559.598 169.312.190 5 66.328.000 193.379.541 172.591.962 6 66.328.000 194.280.453 176.195.612 7 66.328.000 195.270.331 180.155.122 8 66.328.000 196.357.958 184.505.634 9 66.328.000 197.552.990 189.285.758 10 66.328.000 198.866.030 194.537.920 Rata-rata 66.328.000 158.632.558 140.177.673
Berdasarkan analisis laba rugi, rata-rata laba bersih yang didapat Elsari pada skenario II merupakan perolehan rata-rata laba bersih yang paling besar apabila dibandingkan dengan skenario usaha lainnya. Skenario usaha III memliki perolehan rata-rata laba bersih terbesar kedua setelah skenario usaha II sedangkan skenario usaha I memperoleh rata-rata laba bersih yang paling kecil. Melalui informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa rencana pengembangan usaha Elsari baik melalui skenario usaha II maupun III akan memberikan rata-rata perolehan laba bersih yang lebih besar apabila dibandingkan dengan kondisi perusahaan saat ini. Dengan demikian, menurut analisis laba dan rugi, Elsari Brownies and Bakery sebaiknya menjalankan skenario usaha II atau III untuk memperoleh laba bersih yang lebih besar. 6.2.5. Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan brownies panggang oleh Elsari Brownies and Bakery menggunakan prinsip uang saat ini tidak sama dengan nilai uang di masa yang akan datang. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan mendiskontokan nilai net benefit yang diperoleh dengan tingkat discount rate sebesar 5,75 persen. Nilai ini didasarkan pada tingkat suku bunga rata-rata yang berlaku di Bank Indonesia per bulan Februari hingga Maret 2012. Hal dikarenakan Elsari Brownies and Bakery menggunakan modal sendiri dan tidak bergantung pada pinjaman bank dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya pada skenario usaha I. Discount rate yang digunakan pada skenario usaha II ialah sebesar 6,81 persen sedangkan pada skenario III adalah 6,79 persen. Nilai ini merupakan opportunity cost of capital dari BI rate (5,75 persen) dan suku bunga pinjaman BRI (9,875 persen). Suku bunga pinjaman BRI yang digunakan merupakan ratarata suku bunga pinjaman selama bulan Februari dan Maret 2012. Analisis finansial ini dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost-Ratio (Net B/C), dan Discounted Payback Period (DPP). 1) Skenario Usaha I Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan finansial yang telah dilakukan dapat diperoleh informasi bahwa NPV yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery
dalam skenario usaha I bernilai lebih besar daripada nol, yaitu Rp 337.679.866,814. Hal ini berarti bahwa usaha pengolahan brownies panggang oleh Elsari Brownies and Bakery menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 454.845.061,71 selama kurun waktu 10 tahun dengan kapasitas produksi 49.920 kotak brownies per tahun. Dengan demikian, usaha pengolahan brownies ini layak untuk dijalankan. Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila memiliki nilai Internal Rate of Return (IRR) yang lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai cost of capital. Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan finansial, nilai IRR yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery ialah sebesar 74 persen, sedangkan nilai cost of capital adalah 5,75 persen. Nilai IRR ini lebih besar dari cost of capital sehingga usaha pengolahan brownies panggang ini layak untuk dijalankan. Net B/C merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila Net B/C bernilai lebih dari satu. Apabila net B/C bernilai positif maka apabila perusahaan mengeluarkan biaya tambahan maka nilai manfaat tambahan yang diperoleh perusahaan tersebut akan lebih besar, yaitu senilai dengan net B/C yang dihasilkan. Nilai Net B/C yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery berdasarkan perhitungan analisis kelayakan adalah sebesar 5,64. Hal ini berarti setiap tambahan biaya sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan tambahan manfaat bersih bagi Elsari sebesar Rp 5,64. Dengan demikian, Elsari Brownies and Bakery layak untuk dijalankan karena memiliki nilai Net B/C lebih besar dari satu. Discounted payback period digunakan untuk melihat jangka waktu pengembalian modal. Berdasarkan analisis kelayakan finansial, discounted payback period Elsari Brownies and Bakery ialah selama 3,55 tahun. Waktu pengembalian yang cukup singkat atau lebih cepat dari umur usaha menandakan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Rekapitulasi hasil perhitungan kriteria investasi pada skenario I dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Elsari pada Skenario Usaha I Kriteria Investasi Hasil NPV Rp 454.845.061,71 IRR 74% Net B/C 5,64 DPP 3,55 tahun 2) Skenario Usaha II Analisis finansial menunjukkan bahwa NPV yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery pada skenario usaha II ialah sebesar Rp 993.854.285,65. Hal ini berarti pengembangan usaha yang akan dilakukan oleh Elsari memberikan manfaat bersih sebesar Rp 993.854.285,65 selama periode 10 tahun. Incremental net benefit yang diperoleh skenario usaha II apabila dibandingkan dengan kondisi pada skenario usaha I ialah Rp 539.009.223,94. Dengan demikian, rencana pengembangan ini layak untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV lebih dari nol. Berdasarkan analisis kelayakan finansial, diperoleh informasi bahwa nilai IRR yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar 66 persen. Nilai tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan opportunity cost of capital, yaitu 6,81 persen. Hal ini menunjukkan bahwa rencana pengembangan usaha Elsari layak untuk dijalankan apabila ditinjau berdasarkan nilai IRR yang diperoleh. Net B/C yang diperoleh Elsari pada skenario II adalah sebesar 5,54. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 5,54. Nilai Net B/C yang dihasilkan lebih dari satu, oleh karena itu rencana pengembangan usaha Elsari layak untuk dijalankan. Analisis finansial saat pengembangan usaha menunjukkan nilai discounted payback period selama 3,83 tahun. Hal ini berarti tingkat pengembalian modal Elsari setelah pengembangan usaha relatif singkat atau lebih kecil dari umur usaha. Dengan demikian, rencana pengembangan usaha Elsari layak untuk dijalankan. Kriteria investasi berdasarkan analisis finansial Elsari pada skenario usaha II dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Elsari pada Skenario Usaha II Kriteria Investasi Hasil Incremental Net Benefit Rp 539.009.223,94 IRR 66% Net B/C 5,54 DPP 3,83 tahun 3) Skenario Usaha III Berdasarkan analisis finansial yang telah dilakukan terhadap kriteria investasi, diperoleh informasi bahwa nilai Net Present Value (NPV) pada skenario usaha III ialah sebesar Rp 659.725.212,63. Perolehan NPV ini berarti rencana pengembangan usaha Elsari melalui penerapan skenario usaha III akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 659.725.212,63 selama periode 10 tahun berjalannya usaha. Incremental net benefit yang diperoleh skenario usaha III apabila dibandingkan dengan skenario usaha I ialah sebesar Rp 204.880.150,92. Hasil ini dapat dikatakan layak karena nilai yang diperoleh lebih besar daripada nol. Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan hasil Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh Elsari adalah 19 persen. Nilai ini dianggap layak karena lebih besar dari opportunity cost of capital yang digunakan yaitu 6,79 persen. Nilai Net B/C yang diperoleh Elsari Brownies and Bakery berdasarkan perhitungan analisis kelayakan adalah sebesar 1,66. Hal ini berarti setiap tambahan biaya sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan tambahan manfaat bersih bagi Elsari sebesar Rp 1,66. Oleh karena itu, Elsari Brownies and Bakery layak untuk dijalankan karena memiliki nilai Net B/C lebih besar dari satu. Berdasarkan analisis kelayakan finansial, discounted payback period Elsari Brownies and Bakery ialah selama 9,6 tahun. Waktu pengembalian investasi pada skenario usaha III ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan umur usaha, yaitu 10 tahun. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Hasil perhitungan kriteria investasi pada skenario usaha III dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kriteria Investasi Elsari pada Skenario Usaha III Kriteria Investasi Hasil Incremental Net Benefit Rp 204.880.150,92 IRR 19% Net B/C 1,66 DPP 9,6 tahun 6.2.6. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas bertujuan untuk menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Perubahan yang dimaksud biasanya terjadi pada faktor-faktor produksi seperti kenaikan bahan baku dan penurunan penjualan. Elsari Brownies and Bakery pernah mengalami penurunan produksi yang berdampak pada berkurangnya penjualan ke konsumen. Produksi turun sebanyak 3,85 persen. Hal ini terjadi karena terdapat pergolakan internal yang membuat produktivitas karyawan menjadi terganggu. Oleh karena itu, karyawan produksi hanya mampu menghasilkan 47.999 kotak brownies panggang per tahun. Biaya bahan baku yang dominan dalam pembuatan brownies panggang adalah telur. Telur memerlukan biaya variabel yang paling besar apabila dibandingkan dengan bahan baku lainnya. Oleh karena itu, perubahan pada harga telur akan turut mempengaruhi perolehan manfaat perusahaan. Kenaikan biaya pembelian telur yang pernah dialami Elsari Brownies and Bakery adalah sebesar 14 persen. Harga telur ialah sebesar Rp 215.000,00 per peti namun peningkatan harga telur dapat menjadi Rp 245.000,00 per peti. Bahan bakar atau bensin sangat penting untuk menunjang kelancaran proses distribusi produk Elsari ke berbagai wilayah pemasaran. Bensin merupakan salah satu hasil olahan minyak bumi, yaitu sumberdaya yang tidak dapat diperbarui.
Apabila harga minyak dunia mengalami kenaikan, maka akan
berdampak pada penentuan harga bahan bakar di Indonesia. Hal ini dikarenakan terdapat pengurangan alokasi pemberian subsidi dari pemerintah terkait kenaikan harga minyak dunia. Berdasarkan pengalaman perusahaan, kenaikan harga bensin
yang paling besar ialah Rp 6.000,00 per liter. Kenaikan ini memiliki nilai sebesar 33,33 persen. Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengetahui tingkat kepekaan usaha secara finansial dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan perubahan yang terjadi. Perubahan yang pernah dialami oleh Elsari Brownies and Bakery ialah penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga bahan baku yaitu telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar 33,33 persen. Berikut ini ialah hasil analisis sensitivitas pada ketiga skenario usaha berdasarkan perubahan-perubahan tersebut. 1) Analisis Sensitivitas Elsari terhadap Penurunan Penjualan Hasil analisis sensitivitas penurunan penjualan brownies panggang sebesar 3,85 persen pada ketiga skenario usaha dapat dilihat di Tabel 22. Penurunan penjualan brownies panggang sebesar 3,85 persen membawa pengaruh signifikan pada perolehan NPV. Walaupun NPV pada ketiga skenario usaha masih bernilai positif, namun terdapat penurunan yang cukup besar akibat adanya penurunan penjualan. Skenario usaha I dan III peka terhadap penurunan penjualan brownies panggang sebesar 3,85 persen. Hal ini dapat dianalisis melalui penurunan nilai NPV yang lebih dari 50 persen akibat adanya penurunan penjualan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk meminimalisir adanya risiko penurunan penjualan pada usaha ini. Salah satu caranya ialah melalui promosi. Kegiatan pemasaran harus lebih diintensifkan agar tidak terjadi penurunan penjualan yang akan berdampak pada tidak layaknya usaha. Kegiatan promosi dapat memanfaatkan social media yang sedang berkembang saat ini. Elsari dapat menawarkan potongan harga atau bonus lainnya kepada konsumen melalui social media sehingga akan menarik minat konsumen. Selain itu, perusahaan juga harus menjaga hubungan purna jual yang baik dengan mitra penjualan. Hal ini dikarenakan mitra penjualan memegang peranan penting dalam proses distribusi produk hingga sampai ke konsumen. Pelayanan purna jual yang baik diharapkan dapat meningkatkan loyalitas mitra penjualan sehingga penurunan penjualan akan dapat diminimalisir.
Hasil analisis sensitivitas penurunan penjualan brownies panggang sebesar 3,85 persen yang memberikan hasil berbeda-beda pada tiap skenario menimbulkan pertanyaan mengenai sejauh mana batas maksimal penurunan penjualan yang dapat ditolerir sehingga usaha tetap layak dijalankan. Oleh karena itu, analisis sensitivitas melalui pendekatan switching value perlu dilakukan. Tabel 22. Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan Sebesar 3,85 Persen Uraian Skenario I Skenario II Skenario III NPV (Rp) 68.737.967 473.834.183 139.254.195 Net B/C 1,47 2,71 1,13 IRR (%) 9,38 32 10 DPP 8,9 5,98 2) Analisis Sensitivitas Elsari terhadap Kenaikan Bahan Baku, yaitu Telur Sensitivitas kelayakan kriteria investasi terhadap kenaikan harga telur pada ketiga skenario usaha dapat dilihat di Tabel 23. Seluruh skenario usaha tetap dikatakan layak walaupun terdapat kenaikan harga telur sebesar 14 persen. Perolehan NPV di seluruh skenario usaha tetap bernilai positif walaupun terdapat penurunan akibat adanya kenaikan harga telur. Skenario usaha II menunjukkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan skenario usaha I dan III. Hal ini menunjukkan rencana pengembangan usaha merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan mengingat kondisi perusahaan saat ini yang sensitif terhadap perubahan harga telur. Selain itu, perlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui sejauh mana batas kenaikan harga telur yang dapat ditolerir sehingga usaha ini masih layak untuk dijalankan. Tabel 23. Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur Sebesar 14 Persen Uraian Skenario I Skenario II Skenario III NPV (Rp) 311.395.551 800.867.903 466.571.481 Net B/C 3,68 4,33 1,46 IRR (%) 45 53 16 DPP (tahun) 4,32 4,23 -
3) Analisis Sensitivitas Elsari terhadap Kenaikan Harga Bahan Bakar sebesar 33,33 persen Adanya peningkatan harga BBM khususnya premium sebesar Rp 6.000,00 tetap menjadikan usaha ini layak untuk dijalankan bagi seluruh skenario usaha. Kondisi yang paling baik diperlihatkan melalui perolehan kelayakan kriteria investasi pada skenario usaha II. Oleh karena itu, diperlukan informasi mengenai sejauh mana batas kenaikan harga BBM dapat ditolerir agar usaha masih tetap layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas kenaikan bahan bakar pada ketiga skenario usaha dapat dilihat di Tabel 24. Tabel 24. Hasil Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Bahan Bakar 33,33 persen Uraian Skenario I Skenario II Skenario III NPV (Rp) 374.406.084 879.976.526 545.747.745 Net B/C 4,46 4,81 1,54 IRR (%) 57 58 17 DPP (tahun) 3,92 4,05 -
6.2.7. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) Analisis nilai pengganti (switching value) digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan maksimal pada biaya variabel dan penerimaan penjualan yang dapat ditolerir sehingga usaha masih layak untuk dilaksanakan. Switching value ditentukan dengan uji coba sehingga menghasilkan keuntungan normal yaitu NPV sama dengan nol, IRR mendekati nilai suku bunga, dan Net B/C sama dengan satu. Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis switching value terhadap ketiga skenario usaha terkait dengan penurunan penjualan Elsari, kenaikan harga bahan baku telur, dan kenaikan harga bahan bakar. Analisis sensitivitas telah dilakukan sebelumnya pada ketiga skenario usaha Elsari Brownies and Bakery. Perubahan yang terjadi ialah penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar 33,33 persen. Analisis sensitivitas tersebut menunjukkan hasil yang beragam, ada skenario usaha yang tetap layak untuk dijalankan namun terdapat pula skenario usaha yang menjadi tidak layak setelah adanya perubahan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya informasi terkait batas maksimal perubahan sehingga usaha ini masih tetap layak untuk dijalankan.
Hasil analisis switching value menunjukkan informasi bahwa batas maksimum penurunan penjualan brownies panggang ialah sebesar 4,53087785 persen pada skenario usaha I. Pada kenyataannya, Elsari pernah mengalami penurunan penjualan sebesar 3,85 persen. Hal ini menyebabkan skenario usaha I lebih peka terhadap adanya penurunan penjualan dibanding skenario usaha lain. Batas maksimal kenaikan harga telur pada skenario usaha I adalah sebesar 44,2432689 persen sedangkan kenyataan yang pernah terjadi ialah adanya kenaikan harga telur sebesar 14 persen. Hasil analisis switching value menunjukkan hasil bahwa batas maksimal kenaikan harga bahan bakar ialah 188,4845185 persen sedangkan kenaikan harga premium yang pernah terjadi adalah sebesar 33,33 persen. Nilai ini masih jauh dari batas maksimal perubahan yang dapat menyebabkan Elsari menjadi tidak layak. Hasil analisis switching value pada skenario usaha II menunjukkan hasil yang paling baik apabila dibandingkan dengan skenario lainnya. Rencana pengembangan skenario usaha II menunjukkan bahwa Elsari masih layak dijalankan hingga batas maksimal penurunan penjualan sebesar 7,358089013 persen, peningkatan harga telur sebesar 71,8586154 persen, dan peningkatan harga bahan bakar sebesar 290,91261 persen. Pengalaman yang pernah dialami perusahaan terkait adanya perubahan antara lain penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar 33,33 persen. Hasil ini menunjukkan kondisi realita yang pernah terjadi masih jauh dari batas maksimal perubahan yang dapat menyebabkan skenario usaha II menjadi tidak layak untuk dijalankan. Rencana pengembangan usaha pada skenario III menunjukkan batas maksimum penurunan penjualan sebesar 4,880103089 persen, kenaikan harga telur sebesar 47,6587638 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar 193,9402435 persen. Hasil analisis switching value pada skenario usaha III menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan skenario usaha I. Berdasarkan
analisis
switching
value
secara
keseluruhan
dapat
disimpulkan bahwa rencana pengembangan usaha pada skenario usaha II dan III menunjukkan kondisi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kondisi
perusahaan saat ini atau skenario usaha I. Hasil analisis switching value ketiga skenario usaha dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Perbandingan Hasil Switching Value pada Ketiga Skenario Usaha Perubahan Maksimum Penurunan Penjualan Maksimum Peningkatan Harga Telur Maksimum Peningkatan Harga Bahan Bakar
Switching Value (Persen) Skenario I Skenario II Skenario III 4,53087785 7,358089013 4,880103089 44,2432689
71,8586154
47,6587638
188,4845185
290,91261
193,9402435
6.2.8. Hasil Analisis Aspek Finansial Analisis kelayakan finansial Elsari Brownies and Bakery dilakukan dengan tiga skenario, yaitu kondisi perusahaan saat ini, pengembangan usaha dengan menyewa bangunan untuk gerai, serta pengembangan usaha dengan membeli bangunan untuk pabrik dan gerai. Analisis kelayakan terhadap kondisi perusahaan saat ini menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 454.845.062, nilai Net B/C sebesar 5,64, nilai IRR sebesar 74 persen, dan DPP 3,55 tahun. Kriteria kelayakan investasi pada skenario usaha I dinyatakan layak dijalankan secara finansial. Analisis kelayakan finansial skenario usaha II yaitu penyewaan bangunan yang akan digunakan sebagai gerai baru Elsari sekaligus counter penjualan kopi menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 993.854.285, nilai Net B/C sebesar 5,54, nilai IRR sebesar 66 persen, dan DPP selama 3,83 tahun. Hasil analisis kelayakan kriteria investasi menunjukkan bahwa skenario usaha II layak untuk dijalankan. Analisis kelayakan skenario usaha III berupa pembelian bangunan yang akan digunakan sebagai pabrik dan gerai baru Elsari menghasilkan kriteria investasi sebagai berikut, yaitu NPV sebesar Rp 659.725.213, Nilai IRR yang dihasilkan ialah sebesar 19 persen. Perolehan Net B/C pada skenario usaha III adalah sebesar 1,66. Discounted payback period skenario usaha III ialah selama 9,6 tahun. Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa skenario usaha III layak untuk dijalankan.
Berdasarkan analisis incremental net benefit yang telah dilakukan pada kedua skenario pengembangan usaha maka diperoleh hasil bahwa tambahan manfaat bersih yang diberikan oleh skenario usaha II lebih besar apabila dibandingkan dengan tambahan manfaat bersih pada skenario usaha III. Dengan demikian, pengembangan bisnis dengan menggunakan skenario usaha II akan lebih menguntungkan pemilik usaha karena memberikan tambahan manfaat bersih yang lebih besar. Analisis sensitivitas dan switching value kemudian dilakukan pada ketiga skenario usaha tersebut. Pada kondisi perusahaan saat ini (skenario usaha I) batas maksimum penurunan penjualan brownies panggang adalah 4,53087785 persen, kenaikan harga telur sebesar 44,2432689 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar 188,4845185 persen. Rencana pengembangan skenario usaha II menunjukkan bahwa Elsari masih layak dijalankan hingga batas maksimal penurunan penjualan sebesar 7,358089013 persen, peningkatan harga telur sebesar 71,8586154 persen, dan peningkatan harga bahan bakar sebesar 290,91261 persen. Pada skenario usaha III, batas maksimum penurunan penjualan sebesar 4,880103089 persen, kenaikan harga telur sebesar 47,6587638 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar 193,9402435 persen. Pengalaman yang pernah dialami oleh perusahaan terkait dengan adanya perubahan pada biaya, antara lain penurunan penjualan brownies panggang sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga bahan bakar sebesar 33,33 persen. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa skenario usaha I lebih peka terhadap adanya perubahan. Kondisi yang lebih baik ditunjukkan pada skenario usaha II yang memiliki batas maksimum cukup jauh dengan realita yang pernah dialami perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa NPV yang diperoleh pada skenario usaha II memberikan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan skenario usaha lain. Berdasarkan analisis laba rugi juga diperoleh informasi bahwa skenario usaha II memberikan rata-rata laba bersih terbesar dibandingkan dengan skenario usaha lain. Skenario usaha II juga menunjukkan kondisi yang lebih baik berdasarkan analisis sensitivitas dan switching value.
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Usaha pembuatan brownies panggang Elsari serta rencana pengembangan usahanya layak untuk dijalankan apabila dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan maupun aspek finansial. Analisis finansial pada ketiga skenario usaha menunjukkan hasil bahwa usaha ini layak berdasarkan kriteria investasi. 2) Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa seluruh skenario usaha tetap layak untuk dijalankan walaupun terdapat perubahan yang memengaruhi biaya dan manfaat, seperti penurunan penjualan sebesar 3,85 persen, kenaikan harga telur sebesar 14 persen, dan kenaikan harga BBM sebesar 33,33 persen. 7.2. Saran Saran yang dapat direkomendasikan oleh peneliti antara lain: 1) Elsari Brownies and Bakery sebaiknya menjalankan skenario usaha II yaitu melakukan pengembangan usaha berupa pembukaan gerai baru di wilayah yang lebih strategis. Selain itu, Elsari dapat melengkapi gerai barunya dengan counter penjualan kopi yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. 2) Elsari Brownies and Bakery sangat peka terhadap penurunan penjualan. Oleh karena itu, kegiatan promosi perlu dilakukan secara lebih intensif untuk mengurangi penurunan penjualan. Kegiatan promosi dapat memanfaatkan social media yang sedang berkembang saat ini.
DAFTAR PUSTAKA [Bappeda] Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor. 2011. Bogor dalam Angka 2010. Bogor: Bappeda Kota Bogor. [Disperindag] Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. 2011. Data Potensi Industri Tahun 2008-2010. Bogor: Disperindag Kota Bogor. Gittinger JP. 2008. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Heidyningsih NA. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Death by Chocolate and Spageti Restaurant Kota Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Pencetak AMP YKPN. Ibrahim Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kadariah, Lien K, Clive G. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kasmir, Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Kencana. [Kemenkop]. 2007. Statistik Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Kusumastuti R. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Industri Kecil Roti dan Kue (Studi Kasus Toko Ibu Ratna Roti dan Kue) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Mankiw NG. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Napitupulu DN. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Jus dan Sirup Belimbing Manis dan Jambu Biji Merah (Studi Kasus: CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Nasution RA. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Roti Unyil pada Perusahaan Roti Venus, Kota Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Nusawanti TA. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Roti pada Bagas Bakery, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Institut Pertanian Bogor. Oktafiyani RI. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Kulit Sapi dan Kulit Kerbau (Studi Kasus: Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak di Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rahmanto RA. 2010. Strategi Pengembangan Usaha “Elsari Brownies and Bakery” [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Institut Pertanian Bogor. Saragih IP. 2011. Penentuan Kadar Air pada Cake Brownies dan Roti Two in One Nenas dan Es [skripsi]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Universitas Sumatera Utara. Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Syafrul A. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Yoghurt di Perusahaan Dafarm Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Ed ke-3. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Layout Pabrik Elsari Brownies and Bakery
Ruang Produksi Brownies Kukus dan Bakery Lemari
Ruangan Pimpinan Elsari
Meja
Meja
S o f a
S o f a
Mini Counter
Pintu Utama
Keterangan : Ruang Produksi Brownies Panggang Oven Mixer Ruang Pendinginan dan Penyimpanan Ruang Distribusi dan Pemasaran
Lampiran 2. Layout Gerai Baru Elsari Brownies and Bakery
Meja
Meja
Meja
Meja
Meja
WC
Pintu Utama
Keterangan : Sofa dan meja Gudang Meja untuk gula dan sedotan Speaker Rak etalase dan counter kopi
Lampiran 3. Daftar Permintaan Counter Elsari Brownies and Bakery per Bulan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Counter
Lokasi
Toko Aroma Toko Harum Manis Toko Kemuning Toko Pradita Toko Minina Toko Rose Marry Toko Laros Toko Pelita Ibu Toko Underpass Toko Fortune Toko Mini QQ Toko Dinnar Toko Neneng Venus Giant Lapis Surabaya Pak Tata Toko Fajar Venus Damri Toko Maret Toko Suka Hati Toko Simpang Tiga Toko A & B Cafetaria Counter Lina Darkernas Toko Ria Dewi’s Bakery Toko Baru Toko Venny Toko Kopi Dewi Rahmat Jaya Toko Denpasar Toko Ibu Dewi Belsa Wirasaba Seroja Setia Jaya Priangan Toko Azis Koperasi RS. Salak Toko Bolu Toko Aneka Sari MOCI
Depok Depok Depok Depok Depok Depok Depok Depok Parung Parung Parung Parung Parung Parung Parung Parung Parung Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Karawang Karawang Karawang Karawang Karawang Karawang Karawang Karawang Karawang Karawang Karawang Cipayung Cipayung Cipayung Cipayung Cipayung Sukabumi
Jumlah (kotak) 16 16 16 16 24 24 40 40 24 20 16 16 16 16 16 8 8 24 16 16 40 16 16 16 12 24 280 40 40 40 40 24 24 16 16 24 24 64 12 16 16 16 160
No 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
Counter
Lokasi
Toko AHU Toko Agus Toko Degung Raya Toko Anugerah Toko Kita Toko Oleh-Oleh Toko Maju T-MART Toko Ratna 2 Toko Lapis Surabaya Aneka Sari Belanova Toko Rose Merry Bubby Toko Kenary Toko Tien Kue Ibu Ayi Venus Pomad Toko Salma Lapis Surabaya Naval Toko Sylvi Snack Sari Gurih Aneka Rasa Citra Rasa Kartika Rasa Barokah Ibu Sari Priangan Sari Nikmat Isola Sari Raos 2 Sari Raos 4 Maya Indo Snack Sari Rasa Ideal Snack H. Amir Rizki Kabita Snack Cinta Karya Umbi Ojolali Sari Raos 1 Oleh-Oleh Rumah Snack
Sukabumi Sukabumi Sukabumi Sukabumi Sukabumi Sukabumi Sukabumi Sentul Sentul Sentul Sentul Sentul Sentul Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Lw. Panjang (Bandung) Lw. Panjang (Bandung) Lw. Panjang (Bandung) Lw. Panjang (Bandung) Lw. Panjang (Bandung) Lw. Panjang (Bandung) Lw. Panjang (Bandung) Lembang (Bandung) Lembang (Bandung) Lembang (Bandung) Lembang (Bandung) Pasteur (Bandung) Pasteur (Bandung) Pasteur (Bandung) Pasteur (Bandung) Pasteur (Bandung) Pasteur (Bandung) Pasteur (Bandung) Cihampelas (Bandung) Cihampelas (Bandung) Cihampelas (Bandung) Cihampelas (Bandung) Cihampelas (Bandung)
Jumlah (kotak) 48 40 40 24 24 24 24 40 20 20 20 20 20 40 24 24 12 16 20 16 20 20 20 20 20 20 24 24 40 20 24 40 20 20 24 24 24 40 40 80 40 24 20 20
No
Counter
Lokasi
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
Toko Venny Toko Happy Toko Seroja Setia Jaya Parahiangan Toko Azis Oleh-Oleh Asgar H. Marzuki Rudi Kosim Aneka Lama Pelita Ibu Clarisa Ibu Dewi
Bekasi Bekasi Bekasi Bekasi Cipanas Cipanas Cipanas Cipanas Cipanas Cipanas Cibubur Cibubur Cibubur Cibubur
Jumlah (kotak) 24 24 20 24 20 40 24 24 24 20 24 20 20 20
Lampiran 4. Daftar Permintaan Agen Elsari Brownies and Bakery per Bulan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Agen Oka Candy Dana Ida Sila Deni Lilin Ida Edi Suryana Karadi Euis Ida Ida Suci Lita Ayu Edi Suhendi
Instansi
Prudential BRI
Bank Niaga C&R PT. Tanasin PT. KAI PT. ABC
ADA Swalayan Yogya Sukasari PT. SGM
Lokasi Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Sukabumi
Jumlah (kotak) 100 160 160 100 100 160 160 160 160 160 100 100 100 160 120 120 100
Lampiran 5. Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario I No Uraian 1 Sewa lahan dan bangunan dibayar di muka 2 Peralatan produksi Timbangan Kompor gas Tabung gas LPG 14 kg Mixer Oven Lemari Bahan Meja Rak penyimpanan dan pendinginan Rak etalase Baju kerja Total Peralatan Produksi 3 Perlengkapan kantor Komputer Televisi Meja Kursi Sofa Lemari Tempat sampah Kipas Angin Printer Komputer Kasir Total Perlengkapan Kantor 4 Izin Usaha SIUP TDI TDP Izin Dinkes Label Halal Total Izin Usaha 5 Transportasi Sepeda Motor Total biaya transportasi TOTAL BIAYA INVESTASI TOTAL PENYUSUTAN
Jumlah Harga/satuan (Rp) Total (Rp) Umur Penyusutan/tahun (Rp) 270 370.370 100.000.000 10 10.000.000 4 4 12 1 8 2 1 3 8 60
120.000 250.000 500.000 3.000.000 400.000 300.000 500.000 500.000 400.000 50.000
480.000 1.000.000 6.000.000 3.000.000 3.200.000 600.000 500.000 1.500.000 3.200.000 3.000.000 22.480.000
2 5 10 10 5 5 5 5 5 10
240.000 200.000 600.000 300.000 640.000 120.000 100.000 300.000 640.000 300.000
1 1 2 2 2 1 3 1 1 1
4.000.000 5.000.000 500.000 300.000 2.000.000 600.000 100.000 300.000 500.000 3.500.000
4.000.000 5.000.000 1.000.000 600.000 4.000.000 600.000 300.000 300.000 500.000 3.500.000 19.800.000
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
800.000 1.000.000 200.000 120.000 800.000 120.000 60.000 60.000 100.000 700.000
10
4.800.000
400.000 300.000 300.000 250.000 750.000 2.000.000 4
12.000.000
48.000.000 48.000.000 192.280.000
22.200.000
Lampiran 6. Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario II No
Uraian
1 Sewa lahan dan bangunan dibayar di muka 2 Peralatan produksi Timbangan Kompor gas Tabung gas LPG 14 kg Mixer Oven Lemari Bahan Meja Rak penyimpanan dan pendinginan Rak etalase Baju kerja Total Peralatan Produksi 3 Perlengkapan kantor Komputer Televisi Meja Kursi Sofa Lemari Tempat sampah Kipas Angin Printer Komputer Kasir Total Perlengkapan Kantor 4 Izin Usaha SIUP TDI TDP Izin Dinkes Label Halal Total Izin Usaha 5 Transportasi Sepeda Motor Mobil Total biaya transportasi 6 Rencana Kebutuhan Dana Sofa dan meja tamu CD player dan speaker Coffee Set Espresso Machine Semi Automatic Coffee Grinder Blender Kulkas AC Televisi Counter display Meja display Baju Kerja Pemasangan jaringan wifi Pelatihan barista Neon Box Banner X-Banner Alat kebersihan dan produksi Total kebutuhan dana TOTAL BIAYA INVESTASI TOTAL PENYUSUTAN
Jumlah Harga/satuan (Rp)
Total (Rp)
Umur
penyusutan/tahun (Rp)
270
370.370
100.000.000
10
10.000.000
4 4 12 2 8 2 1 3 8 60
120.000 250.000 500.000 3.000.000 400.000 300.000 500.000 500.000 400.000 50.000
480.000 1.000.000 6.000.000 6.000.000 3.200.000 600.000 500.000 1.500.000 3.200.000 3.000.000 25.480.000
2 5 10 10 5 5 5 5 5 10
240.000 200.000 600.000 600.000 640.000 120.000 100.000 300.000 640.000 300.000
1 1 2 2 2 1 3 1 1 1
4.000.000 5.000.000 500.000 300.000 2.000.000 600.000 100.000 300.000 500.000 3.500.000
4.000.000 5.000.000 1.000.000 600.000 4.000.000 600.000 300.000 300.000 500.000 3.500.000 19.800.000
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
800.000 1.000.000 200.000 120.000 800.000 120.000 60.000 60.000 100.000 700.000
400.000 300.000 300.000 250.000 750.000 2.000.000 4 1
12.000.000 100.000.000
48.000.000 100.000.000 148.000.000
10 10
4.800.000 10.000.000
10 1 20 1 1 1 1 1 1 1 3 6 1 2 1 1 2 1
2.500.000 2.000.000 100.000 8.500.000 9.500.000 2.000.000 5.000.000 2.500.000 5.000.000 12.000.000 1.500.000 100.000 2.000.000 5.000.000 3.400.000 350.000 250.000 500.000
25.000.000 2.000.000 2.000.000 8.500.000 9.500.000 2.000.000 5.000.000 2.500.000 5.000.000 12.000.000 4.500.000 600.000 2.000.000 10.000.000 3.400.000 350.000 500.000 500.000 95.350.000 390.630.000
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 10 5 5 5 5
5.000.000 400.000 400.000 1.700.000 1.900.000 400.000 1.000.000 500.000 1.000.000 2.400.000 900.000 60.000 200.000 1.000.000 680.000 70.000 100.000 100.000
50.310.000
Lampiran 7. Rincian Biaya Investasi dan Penyusutan Skenario III No
Uraian
1 Bangunan 2 Peralatan produksi Timbangan Kompor gas Tabung gas LPG 14 kg Mixer Oven Lemari Bahan Meja Rak penyimpanan dan pendinginan Rak etalase Baju kerja Total Peralatan Produksi 3 Perlengkapan kantor Komputer Televisi Meja Kursi Sofa Lemari Tempat sampah Kipas Angin Printer Komputer Kasir Total Perlengkapan Kantor 4 Izin Usaha SIUP TDI TDP Izin Dinkes Label Halal Total Izin Usaha 5 Transportasi Sepeda Motor Mobil Total biaya transportasi 6 Rencana Kebutuhan Dana Sofa dan meja tamu CD player dan speaker Coffee Set Espresso Machine Semi Automatic Coffee Grinder Blender Kulkas AC Televisi Counter display Meja display Baju Kerja Pemasangan jaringan wifi Pelatihan barista Neon Box Banner X-Banner Alat kebersihan dan produksi Total kebutuhan dana TOTAL BIAYA INVESTASI TOTAL PENYUSUTAN
Jumlah
Harga/satuan (Rp)
Total (Rp)
Umur
Penyusutan/tahun (Rp)
1.300.000.000
10
130.000.000
4 4 12 2 8 2 1 3 8 60
120.000 250.000 500.000 3.000.000 400.000 300.000 500.000 500.000 400.000 50.000
480.000 1.000.000 6.000.000 6.000.000 3.200.000 600.000 500.000 1.500.000 3.200.000 3.000.000 25.480.000
2 5 10 10 5 5 5 5 5 10
240.000 200.000 600.000 600.000 640.000 120.000 100.000 300.000 640.000 300.000
1 1 2 2 2 1 3 1 1 1
4.000.000 5.000.000 500.000 300.000 2.000.000 600.000 100.000 300.000 500.000 3.500.000
4.000.000 5.000.000 1.000.000 600.000 4.000.000 600.000 300.000 300.000 500.000 3.500.000 19.800.000
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
800.000 1.000.000 200.000 120.000 800.000 120.000 60.000 60.000 100.000 700.000
400.000 300.000 300.000 250.000 750.000 2.000.000 4 1
12.000.000 100.000.000
48.000.000 100.000.000 148.000.000
10 10
4.800.000 10.000.000
10 1 20 1 1 1 1 1 1 1 3 6 1 2 1 1 2 1
2.500.000 2.000.000 100.000 8.500.000 9.500.000 2.000.000 5.000.000 2.500.000 5.000.000 12.000.000 1.500.000 100.000 2.000.000 5.000.000 3.400.000 350.000 250.000 500.000
25.000.000 2.000.000 2.000.000 8.500.000 9.500.000 2.000.000 5.000.000 2.500.000 5.000.000 12.000.000 4.500.000 600.000 2.000.000 10.000.000 3.400.000 350.000 500.000 500.000 95.350.000 1.590.630.000
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 10 5 5 5 5
5.000.000 400.000 400.000 1.700.000 1.900.000 400.000 1.000.000 500.000 1.000.000 2.400.000 900.000 60.000 200.000 1.000.000 680.000 70.000 100.000 100.000
170.310.000
Lampiran 8. Analisis Laba Rugi pada Skenario I (dalam Rp) No
Uraian
A PENERIMAAN 1. Pendapatan Penjualan TOTAL PENERIMAAN B BIAYA OPERASIONAL 1. BIAYA TETAP Gaji Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Kemasan Peralatan produksi Biaya penyusutan TOTAL BIAYA TETAP 2. BIAYA VARIABEL Gas LPG Transportasi Bahan baku: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Coklat bubuk Keju Coklat batangan Aneka topping Lain-lain TOTAL BIAYA VARIABEL C TOTAL BIAYA OPERASIONAL D LABA BERSIH
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 22.200.000 464.420.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 1.281.512.000 66.328.000 66.328.000 66.328.000 66.328.000 66.328.000 66.328.000 66.328.000 66.328.000 66.328.000 66.328.000
Lampiran 9. Analisis Laba Rugi pada Skenario II (dalam Rp) No
Uraian
A PENERIMAAN 1. Penjualan brownies 2. Penjualan kopi TOTAL PENERIMAAN B BIAYA OPERASIONAL 1. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Sewa bangunan Biaya penyusutan TOTAL BIAYA TETAP 2. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL BIAYA OPERASIONAL C LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK D BUNGA E LABA SEBELUM PAJAK F PAJAK 10% G LABA BERSIH
1
2
3
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 90.000.000 90.000.000 180.000.000 1.707.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
Tahun 5
6
7
8
9
10
2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
60.060.000 75.114.000 81.000.000 162.000.000 38.880.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 75.114.000 75.114.000 75.114.000 75.114.000 75.114.000 162.000.000 162.000.000 162.000.000 162.000.000 162.000.000 162.000.000 51.840.000 51.840.000 51.840.000 51.840.000 51.840.000 51.840.000
50.876.000 50.876.000 63.516.000 121.750.000 121.750.000 155.704.000 165.550.000 165.550.000 207.045.000 66.124.000 66.124.000 82.716.000 113.750.000 113.750.000 141.375.000 99.592.000 99.592.000 124.068.000 75.000.000 75.000.000 80.000.000 75.000.000 75.000.000 80.000.000 75.000.000 75.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
4
12.420.000 12.420.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.684.722.000 1.684.722.000 1.999.768.000 22.686.000 22.686.000 201.992.000 9.875.000 9.251.665 8.566.776 12.811.000 13.434.335 193.425.224 0 0 1.611.877 12.811.000 13.434.335 191.813.347
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 50.310.000 627.890.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 7.814.255 6.987.421 6.078.938 5.080.742 3.983.975 2.778.901 194.177.745 195.004.579 195.913.062 196.911.258 198.008.025 199.213.099 1.618.148 1.625.038 1.632.609 1.640.927 1.650.067 1.660.109 192.559.598 193.379.541 194.280.453 195.270.331 196.357.958 197.552.990
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.999.768.000 201.992.000 1.454.827 200.537.173 1.671.143 198.866.030
Lampiran 10. Analisis Laba Rugi pada Skenario III (dalam Rp) No
Uraian
A PENERIMAAN 1. Penjualan brownies 2. Penjualan kopi TOTAL PENERIMAAN B BIAYA OPERASIONAL 1. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Biaya penyusutan TOTAL BIAYA TETAP 2. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL BIAYA OPERASIONAL C LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK D BUNGA E LABA SEBELUM PAJAK F PAJAK 10% G LABA BERSIH
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 1.707.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 170.310.000 627.890.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.684.722.000 1.684.722.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 1.999.768.000 22.686.000 22.686.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 201.992.000 39.500.000 37.006.661 34.267.105 31.257.018 27.949.685 24.315.753 20.322.969 15.935.899 11.115.605 5.819.307 (16.814.000) (14.320.661) 167.724.895 170.734.982 174.042.315 177.676.247 181.669.031 186.056.101 190.876.395 196.172.693 0 0 1.397.707 1.422.792 1.450.353 1.480.635 1.513.909 1.550.468 1.590.637 1.634.772 (16.814.000) (14.320.661) 166.327.187 169.312.190 172.591.962 176.195.612 180.155.122 184.505.634 189.285.758 194.537.920
Lampiran 11. Cash Flow Skenario Usaha I (dalam Rp) No
Uraian
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
A
INFLOW 1. Pendapatan Penjualan TOTAL INFLOW B OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Peralatan kantor Izin Usaha Armada Transportasi TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya Pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Kemasan Peralatan produksi TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL 1. Gas LPG 2. Transportasi 3. Bahan Baku Tepung Terigu Gula Telur Minyak Nabati Coklat Bubuk Keju Cokelat Batangan Aneka topping Lain-Lain TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT Discount Factor 5,75% E PV/TAHUN PV Positif PV Negatif F NPV G Net B/C H IRR I DPP (tahun)
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000 22.480.000 19.800.000 2.000.000 48.000.000 192.280.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
480.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 1.451.592.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.289.112.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 (103.752.000) 88.528.000 88.048.000 88.528.000 88.048.000 58.728.000 88.048.000 88.528.000 88.048.000 88.528.000 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 -98.110.638 79.162.573 74.452.343 70.787.920 66.575.987 41.991.651 59.532.876 56.602.765 53.234.859 50.614.726 552.955.700 -98.110.638 454.845.062 5,64 74% 3,55
Lampiran 12. Cash Flow Skenario Usaha II (dalam Rp) No A
B
C D E
F
G H I
Uraian Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Sewa bangunan Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 10% Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,81% PV/tahun PV Positif PV Negatif NPV Skenario II NPV Skenario I Incremental Net Benefit IRR (%) Net B/C DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 100.000.000 1.807.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
100.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 390.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 2.041.229.250 1.650.599.250 1.966.125.250 1.965.645.250 1.966.125.250 2.073.195.250 1.966.125.250 1.965.645.250 1.966.125.250 1.965.645.250 -233.821.250 56.808.750 235.634.750 236.114.750 235.634.750 128.564.750 235.634.750 236.114.750 235.634.750 236.114.750 0 0 1.611.877 1.618.148 1.625.038 1.632.609 1.640.927 1.650.067 1.660.109 1.671.143 -233.821.250 56.808.750 234.022.873 234.496.602 234.009.712 126.932.141 233.993.823 234.464.683 233.974.641 234.443.607 0,936 0,877 0,821 0,768 0,720 0,674 0,631 0,591 0,553 0,518 -218.923.506 49.800.312 192.080.622 180.206.402 168.374.361 85.511.023 147.592.165 138.466.515 129.373.262 121.373.130 1.212.777.791 -218.923.506 993.854.286 454.845.062 539.009.224 66% 5,54 3,83
Lampiran 13. Cash Flow Skenario Usaha III (dalam Rp) No A
B
C D E
F
G H I
Uraian Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 10% Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,79% PV/tahun PV Positif PV Negatif NPV Skenario III NPV Skenario I Incremental Net Benefit IRR (%) Net B/C DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 400.000.000 2.107.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
1.300.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 1.590.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 3.169.791.000 1.579.161.000 1.894.687.000 1.894.207.000 1.894.687.000 2.001.757.000 1.894.687.000 1.894.207.000 1.894.687.000 1.894.207.000 (1.062.383.000) 128.247.000 307.073.000 307.553.000 307.073.000 200.003.000 307.073.000 307.553.000 307.073.000 307.553.000 0 0 1.397.707 1.422.792 1.450.353 1.480.635 1.513.909 1.550.468 1.590.637 1.634.772 (1.062.383.000) 128.247.000 305.675.292 306.130.208 305.622.647 198.522.364 305.559.091 306.002.532 305.482.363 305.918.227 0,936 0,877 0,821 0,769 0,720 0,674 0,631 0,591 0,554 0,519 (994.861.734) 112.463.201 251.018.181 235.414.193 220.086.601 133.874.889 192.959.652 180.958.061 169.168.956 158.643.212 1.654.586.947 (994.861.734) 659.725.213 454.845.062 204.880.151 19% 1,66 9,6
Lampiran 14. No
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp)
Uraian
A INFLOW 1. Pendapatan Penjualan TOTAL INFLOW B OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Peralatan kantor Izin Usaha Armada Transportasi TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya Pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Kemasan Peralatan produksi TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL 1. Gas LPG 2. Transportasi 3. Bahan Baku Tepung Terigu Gula Telur Minyak Nabati Coklat Bubuk Keju Cokelat Batangan Aneka topping Lain-Lain TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT Discount Factor 5,75% E PV/TAHUN PV Positif PV Negatif F NPV G Net B/C H IRR I DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000 1.296.000.000
100.000.000 22.480.000 19.800.000 2.000.000 48.000.000 192.280.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
480.000
0
480.000
0
189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 1.451.592.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.289.112.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 (155.592.000) 36.688.000 36.208.000 36.688.000 36.208.000 6.888.000 36.208.000 36.688.000 36.208.000 36.688.000 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 (147.131.915) 32.806.756 30.617.055 29.336.111 27.378.059 4.925.053 24.481.719 23.457.462 21.891.784 20.975.884 215.869.882 (147.131.915) 68.737.967 1,47 9,38% 8,9
Lampiran 15. No
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp)
Uraian
Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Sewa bangunan Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,81% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.555.146.000 90.000.000 100.000.000 1.745.146.000
1.555.146.000 90.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.645.146.000
2.123.919.000
2.123.919.000
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
A
100.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 390.630.000 240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 2.041.229.250 1.650.599.250 1.966.125.250 (296.083.250) (5.453.250) 157.793.750 0 0 963.202 (296.083.250) (5.453.250) 156.830.548 0,936 0,877 0,821 (277.218.529) (4.780.488) 128.722.927 751.052.712 (277.218.529) 473.834.183 32% 2,71 5,98
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.965.645.250 158.273.750 969.473 157.304.277 0,768 120.885.495
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.966.125.250 157.793.750 976.363 156.817.387 0,720 112.833.040
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 2.073.195.250 50.723.750 983.934 49.739.816 0,674 33.508.475
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.966.125.250 157.793.750 992.252 156.801.498 0,631 98.902.921
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.965.645.250 158.273.750 1.001.392 157.272.358 0,591 92.879.469
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.966.125.250 157.793.750 1.011.434 156.782.316 0,553 86.690.761
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.965.645.250 158.273.750 1.022.468 157.251.282 0,518 81.410.112
Lampiran 16. No
Uraian
A Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,79% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C I DPP (tahun)
Analisis Sensitivitas Penurunan Penjualan 3,85 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) 1
2
3
4
1.555.146.000 90.000.000 400.000.000 2.045.146.000
1.555.146.000 90.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.645.146.000
2.123.919.000
2.123.919.000
1.300.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 1.590.630.000
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
1.943.919.000 180.000.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
2.123.919.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 3.169.791.000 1.579.161.000 1.894.687.000 (1.124.645.000) 65.985.000 229.232.000 0 0 749.032 (1.124.645.000) 65.985.000 228.482.967 0,936 0,877 0,821 (1.053.166.584) 57.863.999 187.628.442 1.192.420.779 (1.053.166.584) 139.254.195 10% 1,13 -
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.894.207.000 229.712.000 774.117 228.937.883 0,769 176.053.279
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.894.687.000 229.232.000 801.678 228.430.322 0,720 164.498.455
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 2.001.757.000 122.162.000 831.960 121.330.039 0,674 81.819.726
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.894.687.000 229.232.000 865.234 228.366.766 0,631 144.212.930
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.894.207.000 229.712.000 901.793 228.810.207 0,591 135.309.506
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.894.687.000 229.232.000 941.962 228.290.038 0,554 126.421.660
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.371.878.000 1.894.207.000 229.712.000 986.097 228.725.902 0,519 118.612.782
Lampiran 17. No
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp)
Uraian
A INFLOW 1. Pendapatan Penjualan TOTAL INFLOW B OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Peralatan kantor Izin Usaha Armada Transportasi TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya Pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Kemasan Peralatan produksi TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL 1. Gas LPG 2. Transportasi 3. Bahan Baku Tepung Terigu Gula Telur Minyak Nabati Coklat Bubuk Keju Cokelat Batangan Aneka topping Lain-Lain TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT Discount Factor 5,75% E PV/TAHUN PV Positif PV Negatif F NPV G Net B/C H IRR I DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000 22.480.000 19.800.000 2.000.000 48.000.000 192.280.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
-
480.000
-
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 157.290.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 836.352.000 1.470.852.000 1.278.572.000 1.279.052.000 1.278.572.000 1.279.052.000 1.308.372.000 1.279.052.000 1.278.572.000 1.279.052.000 1.278.572.000 (123.012.000) 69.268.000 68.788.000 69.268.000 68.788.000 39.468.000 68.788.000 69.268.000 68.788.000 69.268.000 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 (116.323.404) 61.940.099 58.166.315 55.387.421 52.012.868 28.220.380 46.510.397 44.288.364 41.590.036 39.603.073 427.718.955 (116.323.404) 311.395.551 3,68 45% 4,32
Lampiran 18. No
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp)
Uraian
Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Sewa bangunan Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,81% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.617.408.000 90.000.000 100.000.000 1.807.408.000
1.617.408.000 90.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
1.707.408.000
2.201.760.000
2.201.760.000
Tahun 5
6
7
8
9
10
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
A
100.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 390.630.000 240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 188.650.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 188.650.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 1.079.932.000 1.079.932.000 1.400.768.000 2.064.329.250 1.673.699.250 1.995.015.250 (256.921.250) 33.708.750 206.744.750 0 0 1.371.127 (256.921.250) 33.708.750 205.373.623 0,936 0,877 0,821 (240.551.706) 29.550.136 168.565.973 1.041.419.610 (240.551.706) 800.867.903 53% 4,33 4,23
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.994.535.250 207.224.750 1.377.398 205.847.352 0,768 158.189.971
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.995.015.250 206.744.750 1.384.288 205.360.462 0,720 147.760.690
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 2.102.085.250 99.674.750 1.391.859 98.282.891 0,674 66.210.736
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.995.015.250 206.744.750 1.400.177 205.344.573 0,631 129.521.581
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.994.535.250 207.224.750 1.409.317 205.815.433 0,591 121.547.285
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.995.015.250 206.744.750 1.419.359 205.325.391 0,553 113.532.029
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.994.535.250 207.224.750 1.430.393 205.794.357 0,518 106.541.208
Lampiran 19. No
Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga Telur 14 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp)
Uraian
A Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,79% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.617.408.000 1.617.408.000 90.000.000 90.000.000 400.000.000 2.107.408.000 1.707.408.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
1.300.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 1.590.630.000
Tahun 5
6
7
8
9
10
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 188.650.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 188.650.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 235.935.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 1.079.932.000 1.079.932.000 1.400.768.000 3.192.891.000 1.602.261.000 1.923.577.000 (1.085.483.000) 105.147.000 278.183.000 0 0 1.156.957 (1.085.483.000) 105.147.000 277.026.042 0,936 0,877 0,821 (1.016.493.581) 92.206.198 227.491.639 1.483.065.062 (1.016.493.581) 466.571.481 16% 1,46 -
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.923.097.000 278.663.000 1.182.042 277.480.958 0,769 213.382.914
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.923.577.000 278.183.000 1.209.603 276.973.397 0,720 199.455.551
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 2.030.647.000 171.113.000 1.239.885 169.873.114 0,674 114.555.075
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.923.577.000 278.183.000 1.273.159 276.909.841 0,631 174.867.737
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.923.097.000 278.663.000 1.309.718 277.353.282 0,591 164.016.002
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.923.577.000 278.183.000 1.349.887 276.833.113 0,554 153.303.674
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.400.768.000 1.923.097.000 278.663.000 1.394.022 277.268.977 0,519 143.786.271
Lampiran 20. Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) No
Uraian
A INFLOW 1. Pendapatan Penjualan TOTAL INFLOW B OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Peralatan kantor Izin Usaha Armada Transportasi TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya Pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Kemasan Peralatan produksi TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL 1. Gas LPG 2. Transportasi 3. Bahan Baku Tepung Terigu Gula Telur Minyak Nabati Coklat Bubuk Keju Cokelat Batangan Aneka topping Lain-Lain TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT Discount Factor 5,75% E PV/TAHUN PV Positif PV Negatif F NPV G Net B/C H IRR I DPP (tahun)
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000 22.480.000 19.800.000 2.000.000 48.000.000 192.280.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
-
480.000
-
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
50.076.000 43.200.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 827.892.000 1.462.392.000 1.270.112.000 1.270.592.000 1.270.112.000 1.270.592.000 1.299.912.000 1.270.592.000 1.270.112.000 1.270.592.000 1.270.112.000 (114.552.000) 77.728.000 77.248.000 77.728.000 77.248.000 47.928.000 77.248.000 77.728.000 77.248.000 77.728.000 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 (108.323.404) 69.505.111 65.319.991 62.152.126 58.409.752 34.269.443 52.230.552 49.697.493 46.705.052 44.439.967 482.729.488 (108.323.404) 374.406.084 4,46 57% 3,92
Lampiran 21. Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) No
Uraian
Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Sewa bangunan Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,81% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.617.408.000 90.000.000 100.000.000 1.807.408.000
1.617.408.000 90.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
1.707.408.000
2.201.760.000
2.201.760.000
Tahun 5
6
7
8
9
10
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
A
100.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 390.630.000 240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
60.060.000 81.000.000 51.840.000
60.060.000 81.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 1.069.792.000 1.069.792.000 1.389.158.000 2.054.189.250 1.663.559.250 1.983.405.250 (246.781.250) 43.848.750 218.354.750 0 0 1.467.877 (246.781.250) 43.848.750 216.886.873 0,936 0,877 0,821 (231.057.769) 38.439.174 178.015.785 1.111.034.295 (231.057.769) 879.976.526 58% 4,81 4,05
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.982.925.250 218.834.750 1.474.148 217.360.602 0,768 167.037.696
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.983.405.250 218.354.750 1.481.038 216.873.712 0,720 156.044.689
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 2.090.475.250 111.284.750 1.488.609 109.796.141 0,674 73.966.926
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.983.405.250 218.354.750 1.496.927 216.857.823 0,631 136.783.592
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.982.925.250 218.834.750 1.506.067 217.328.683 0,591 128.346.602
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.983.405.250 218.354.750 1.516.109 216.838.641 0,553 119.898.132
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.982.925.250 218.834.750 1.527.143 217.307.607 0,518 112.501.700
Lampiran 22. Analisis Sensitivitas Kenaikan Harga BBM 33,33 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp) No
Uraian
A Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,79% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C I DPP (tahun)
1
2
3
4
1.617.408.000 90.000.000 400.000.000 2.107.408.000
1.617.408.000 90.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
1.707.408.000
2.201.760.000
2.201.760.000
1.300.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 1.590.630.000
Tahun 5
6
7
8
9
10
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.021.760.000 180.000.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
2.201.760.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
60.060.000 81.000.000 51.840.000
60.060.000 81.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
75.114.000 162.000.000 69.120.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 24.840.000 7.830.000 15.660.000 5.000.000 10.000.000 9.000.000 18.000.000 1.069.792.000 1.389.158.000 1.592.121.000 1.911.967.000 115.287.000 289.793.000 0 1.253.707 115.287.000 288.539.292 0,877 0,821 101.098.233 236.946.231
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.911.487.000 290.273.000 1.278.792 288.994.208 0,769 222.236.606
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.911.967.000 289.793.000 1.306.353 288.486.647 0,720 207.746.534
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 2.019.037.000 182.723.000 1.336.635 181.386.364 0,674 122.319.112
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.911.967.000 289.793.000 1.369.909 288.423.091 0,631 182.138.320
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.911.487.000 290.273.000 1.406.468 288.866.532 0,591 170.824.493
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.911.967.000 289.793.000 1.446.637 288.346.363 0,554 159.679.441
24.840.000 15.660.000 10.000.000 18.000.000 1.389.158.000 1.911.487.000 290.273.000 1.490.772 288.782.227 0,519 149.756.818
12.420.000 7.830.000 5.000.000 9.000.000 1.069.792.000 3.182.751.000 (1.075.343.000) 0 (1.075.343.000) 0,936 (1.006.998.043) 1.552.745.788 (1.006.998.043) 545.747.745 17% 1,54 -
Lampiran 23. Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,53087785 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) No
Uraian
A INFLOW 1. Pendapatan Penjualan TOTAL INFLOW B OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Peralatan kantor Izin Usaha Armada Transportasi TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya Pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Kemasan Peralatan produksi TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL 1. Gas LPG 2. Transportasi 3. Bahan Baku Tepung Terigu Gula Telur Minyak Nabati Coklat Bubuk Keju Cokelat Batangan Aneka topping Lain-Lain TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT Discount Factor 5,75% E PV/TAHUN PV Positif PV Negatif F NPV G Net B/C
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016 1.286.771.016
100.000.000 22.480.000 19.800.000 2.000.000 48.000.000 192.280.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
480.000
0
480.000
0
189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 189.600.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 81.120.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 15.800.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 57.600.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 81.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 442.220.000 50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 817.092.000 1.451.592.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.289.112.000 1.259.792.000 1.259.312.000 1.259.792.000 1.259.312.000 -164.820.984 27.459.016 26.979.016 27.459.016 26.979.016 -2.340.984 26.979.016 27.459.016 26.979.016 27.459.016 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 -155.859.087 24.554.111 22.813.135 21.956.518 20.399.721 -1.673.849 18.241.623 17.556.663 16.311.831 15.699.333 155.859.087 -155.859.087 0 1,00
Lampiran 24. Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 7,358089013 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) No
Uraian
Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Sewa bangunan Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,81% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
A
1.498.397.680 1.498.397.680 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 1.872.997.100 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 100.000.000 1.688.397.680 1.588.397.680 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100 2.052.997.100
100.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 390.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 2.041.229.250 1.650.599.250 1.966.125.250 1.965.645.250 1.966.125.250 2.073.195.250 1.966.125.250 1.965.645.250 1.966.125.250 1.965.645.250 (352.831.570) (62.201.570) 86.871.850 87.351.850 86.871.850 -20.198.150 86.871.850 87.351.850 86.871.850 87.351.850 0 0 372.186 378.457 385.347 392.918 401.236 410.376 420.418 431.452 (352.831.570) (62.201.570) 86.499.663 86.973.392 86.486.502 -20.591.068 86.470.613 86.941.473 86.451.431 86.920.397 0,936 0,877 0,821 0,768 0,720 0,674 0,631 0,591 0,553 0,518 (330.351.173) (54.527.826) 70.996.946 66.837.481 62.228.655 -13.871.690 54.541.547 51.344.546 47.802.205 44.999.310 330.351.173 (330.351.173) 0 6,81% 1,00
Lampiran 25. No A
B
C D E
F G H
Analisis Switching Value Penurunan Penjualan 4,880103089 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp)
Uraian Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 10% Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,79% PV/tahun PV Positif PV Negatif NPV IRR (%) Net B/C
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.538.476.822 1.538.476.822 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 1.923.096.028 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 400.000.000 2.028.476.822 1.628.476.822 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028 2.103.096.028
1.300.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 1.590.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.056.832.000 1.056.832.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 1.371.878.000 3.169.791.000 1.579.161.000 1.894.687.000 1.894.207.000 1.894.687.000 2.001.757.000 1.894.687.000 1.894.207.000 1.894.687.000 1.894.207.000 (1.141.314.178) 49.315.822 208.409.028 208.889.028 208.409.028 101.339.028 208.409.028 208.889.028 208.409.028 208.889.028 0 0 575.508 600.592 628.153 658.436 691.709 728.268 768.437 812.573 (1.141.314.178) 49.315.822 207.833.520 208.288.436 207.780.875 100.680.592 207.717.319 208.160.760 207.640.591 208.076.455 0,936 0,877 0,821 0,769 0,720 0,674 0,631 0,591 0,554 0,519 (1.068.776.329) 43.246.355 170.671.276 160.173.850 149.628.265 67.894.633 131.172.866 123.098.221 114.986.481 107.904.382 1.068.776.328 (1.068.776.329) 0 6,79% 1,00
Lampiran 26. No
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 44,2432689 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp)
Uraian
A INFLOW 1. Pendapatan Penjualan TOTAL INFLOW B OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Peralatan kantor Izin Usaha Armada Transportasi TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya Pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Kemasan Peralatan produksi TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL 1. Gas LPG 2. Transportasi 3. Bahan Baku Tepung Terigu Gula Telur Minyak Nabati Coklat Bubuk Keju Cokelat Batangan Aneka topping Lain-Lain TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT Discount Factor 5,75% E PV/TAHUN PV Positif PV Negatif F NPV G Net B/C
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000 22.480.000 19.800.000 2.000.000 48.000.000 192.280.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
0
480.000
0
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
50.076.000 32.400.000
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 199.098.984 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 1.512.660.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.350.180.984 1.320.860.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.320.380.984 (164.820.984) 27.459.016 26.979.016 27.459.016 26.979.016 -2.340.984 26.979.016 27.459.016 26.979.016 27.459.016 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 (155.859.087) 24.554.111 22.813.135 21.956.518 20.399.721 -1.673.849 18.241.623 17.556.663 16.311.831 15.699.333 155.859.086 (155.859.087) 0 1,00
Lampiran 27. No
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 71,8586154 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp)
Uraian
Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Sewa bangunan Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,81% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
A
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 100.000.000 1.807.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
100.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 390.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 284.511.938 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 284.511.938 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 355.824.670 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 355.824.670 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 355.824.670 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 355.824.670 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 355.824.670 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 355.824.670 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 355.824.670 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 355.824.670 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.175.793.938 1.175.793.938 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 1.520.657.670 2.160.191.188 1.769.561.188 2.114.904.920 2.114.424.920 2.114.904.920 2.221.974.920 2.114.904.920 2.114.424.920 2.114.904.920 2.114.424.920 (352.783.188) (62.153.188) 86.855.080 87.335.080 86.855.080 -20.214.920 86.855.080 87.335.080 86.855.080 87.335.080 0 0 372.046 378.317 385.208 392.778 401.097 410.236 420.279 431.313 (352.783.188) (62.153.188) 86.483.033 86.956.762 86.469.872 -20.607.699 86.453.983 86.924.843 86.434.801 86.903.767 0,936 0,877 0,821 0,768 0,720 0,674 0,631 0,591 0,553 0,518 (330.305.873) (54.485.412) 70.983.296 66.824.701 62.216.689 -13.882.893 54.531.057 51.334.725 47.793.009 44.990.701 330.305.873 (330.305.873) 0 6,8% 1,00
Lampiran 28. No A
B
C D E
F G H
Analisis Switching Value Kenaikan Harga Telur 47,6587638 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp)
Uraian Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 10% Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,79% PV/tahun PV Positif PV Negatif NPV IRR (%) Net B/C
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 400.000.000 2.107.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
1.300.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 1.590.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
60.060.000 81.000.000 38.880.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
75.114.000 162.000.000 51.840.000
50.876.000 121.750.000 244.449.083 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 244.449.083 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 305.720.088 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 305.720.088 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 305.720.088 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 305.720.088 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 305.720.088 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 305.720.088 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 305.720.088 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 305.720.088 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.135.731.083 1.135.731.083 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 1.470.553.088 3.248.690.084 1.658.060.084 1.993.362.088 1.992.882.088 1.993.362.088 2.100.432.088 1.993.362.088 1.992.882.088 1.993.362.088 1.992.882.088 (1.141.282.084) 49.347.916 208.397.912 208.877.912 208.397.912 101.327.912 208.397.912 208.877.912 208.397.912 208.877.912 0 0 575.415 600.499 628.060 658.343 691.616 728.175 768.344 812.480 (1.141.282.084) 49.347.916 207.822.497 208.277.413 207.769.852 100.669.569 207.706.296 208.149.737 207.629.568 208.065.432 0,936 0,877 0,821 0,769 0,720 0,674 0,631 0,591 0,554 0,519 (1.068.746.274) 43.274.499 170.662.224 160.165.374 149.620.327 67.887.200 131.165.905 123.091.703 114.980.377 107.898.666 1.068.746.274 (1.068.746.274) 0 6,79% 1,00
Lampiran 29. Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 188,4845185 Persen pada Skenario Usaha I (dalam Rp) No
Uraian
A INFLOW 1. Pendapatan Penjualan TOTAL INFLOW B OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Peralatan kantor Izin Usaha Armada Transportasi TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya Pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Kemasan Peralatan produksi TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL 1. Gas LPG 2. Transportasi 3. Bahan Baku Tepung Terigu Gula Telur Minyak Nabati Coklat Bubuk Keju Cokelat Batangan Aneka topping Lain-Lain TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT Discount Factor 5,75% E PV/TAHUN PV Positif PV Negatif F NPV G Net B/C
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000 1.347.840.000
100.000.000 22.480.000 19.800.000 2.000.000 48.000.000 192.280.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
480.000
480.000
29.800.000
480.000
0
480.000
0
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
189.600.000 1.200.000 3.600.000 1.800.000 1.500.000 3.000.000 500.000 81.120.000 1.500.000 15.800.000 57.600.000 1.000.000 81.000.000 3.000.000 442.220.000
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
50.076.000 93.468.984
42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 42.344.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 97.136.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 138.030.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 55.144.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 94.250.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 82.712.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 878.160.984 1.512.660.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.350.180.984 1.320.860.984 1.320.380.984 1.320.860.984 1.320.380.984 (164.820.984) 27.459.016 26.979.016 27.459.016 26.979.016 -2.340.984 26.979.016 27.459.016 26.979.016 27.459.016 0,946 0,894 0,846 0,800 0,756 0,715 0,676 0,639 0,605 0,572 (155.859.087) 24.554.111 22.813.135 21.956.518 20.399.721 -1.673.849 18.241.623 17.556.663 16.311.831 15.699.333 155.859.087 (155.859.087) 0 1,00
Lampiran 30. No
Uraian
Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW B Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Sewa bangunan Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW C NET BENEFIT PAJAK 10% D Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,81% E PV/tahun PV Positif PV Negatif F NPV G IRR (%) H Net B/C
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 290,91261 Persen pada Skenario Usaha II (dalam Rp) 1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
A
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 100.000.000 1.807.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
100.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 390.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 120.000.000 16.187.250 593.767.250
60.060.000 81.000.000 151.986.823
60.060.000 81.000.000 151.986.823
75.114.000 162.000.000 202.649.097
75.114.000 162.000.000 202.649.097
75.114.000 162.000.000 202.649.097
75.114.000 162.000.000 202.649.097
75.114.000 162.000.000 202.649.097
75.114.000 162.000.000 202.649.097
75.114.000 162.000.000 202.649.097
75.114.000 162.000.000 202.649.097
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.169.938.823 1.169.938.823 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 1.522.687.097 2.154.336.073 1.763.706.073 2.116.934.347 2.116.454.347 2.116.934.347 2.224.004.347 2.116.934.347 2.116.454.347 2.116.934.347 2.116.454.347 (346.928.073) (56.298.073) 84.825.653 85.305.653 84.825.653 -22.244.347 84.825.653 85.305.653 84.825.653 85.305.653 0 0 355.134 361.405 368.296 375.866 384.185 393.324 403.367 414.401 (346.928.073) (56.298.073) 84.470.519 84.944.248 84.457.357 -22.620.213 84.441.468 84.912.329 84.422.286 84.891.252 0,936 0,877 0,821 0,768 0,720 0,674 0,631 0,591 0,553 0,518 (324.823.812) (49.352.637) 69.331.470 65.278.120 60.768.647 -15.238.675 53.261.658 50.146.205 46.680.215 43.948.808 324.823.812 (324.823.812) 0 6,8% 1,00
Lampiran 31. No A
B
C D E
F G H
Analisis Switching Value Kenaikan Harga BBM 193,9402435 Persen pada Skenario Usaha III (dalam Rp)
Uraian Inflow 1. Penjualan brownies panggang 2. Penjualan kopi 3. Pinjaman TOTAL INFLOW Outflow 1. BIAYA INVESTASI Sewa bangunan dan lahan dibayar di muka Peralatan produksi Perlengkapan kantor Perizinan usaha Armada transportasi Pengembangan usaha TOTAL BIAYA INVESTASI 2. BIAYA TETAP Gaji karyawan Komunikasi Listrik Air Administrasi Promosi PBB Konsumsi karyawan Biaya pemeliharaan THR Sewa mobil Pajak motor Pajak mobil Pembayaran wifi Peralatan produksi Pembayaran pinjaman TOTAL BIAYA TETAP 3. BIAYA VARIABEL Gas LPG Kemasan produk Transportasi Bahan baku brownies: Tepung terigu Gula Telur Minyak nabati Cokelat bubuk Keju Cokelat batangan Aneka topping Lain-lain Bahan baku kopi: Biji Kopi Susu cair Lain-lain Gelas plastik dan sedotan TOTAL BIAYA VARIABEL TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT PAJAK 10% Net Benefit Setelah Pajak Discount Factor 6,79% PV/tahun PV Positif PV Negatif NPV IRR (%) Net B/C
1
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
1.617.408.000 1.617.408.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 2.021.760.000 90.000.000 90.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000 400.000.000 2.107.408.000 1.707.408.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000 2.201.760.000
1.300.000.000 25.480.000 19.800.000 2.000.000 148.000.000 95.350.000 1.590.630.000
480.000
480.000
480.000
480.000
10.000.000 19.800.000
480.000
480.000
77.750.000 107.550.000
480.000
480.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
240.000.000 2.400.000 7.200.000 3.600.000 3.000.000 5.000.000 3.500.000 106.080.000 2.000.000 20.000.000 57.600.000 1.000.000 2.000.000 1.200.000 3.000.000 64.749.000 522.329.000
60.060.000 81.000.000 113.895.167
60.060.000 81.000.000 113.895.167
75.114.000 162.000.000 151.860.222
75.114.000 162.000.000 151.860.222
75.114.000 162.000.000 151.860.222
75.114.000 162.000.000 151.860.222
75.114.000 162.000.000 151.860.222
75.114.000 162.000.000 151.860.222
75.114.000 162.000.000 151.860.222
75.114.000 162.000.000 151.860.222
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
50.876.000 121.750.000 165.550.000 66.124.000 113.750.000 99.592.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
63.516.000 155.704.000 207.045.000 82.716.000 141.375.000 124.068.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000
12.420.000 12.420.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 24.840.000 7.830.000 7.830.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 15.660.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 9.000.000 9.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 1.131.847.167 1.131.847.167 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 1.471.898.222 3.244.806.167 1.654.176.167 1.994.707.222 1.994.227.222 1.994.707.222 2.101.777.222 1.994.707.222 1.994.227.222 1.994.707.222 1.994.227.222 (1.137.398.167) 53.231.833 207.052.778 207.532.778 207.052.778 99.982.778 207.052.778 207.532.778 207.052.778 207.532.778 0 0 564.206 589.290 616.851 647.134 680.407 716.966 757.135 801.271 (1.137.398.167) 53.231.833 206.488.572 206.943.488 206.435.927 99.335.644 206.372.371 206.815.812 206.295.643 206.731.507 0,936 0,877 0,821 0,769 0,720 0,674 0,631 0,591 0,554 0,519 (1.065.109.205) 46.680.409 169.566.815 159.139.585 148.659.734 66.987.658 130.323.535 122.302.871 114.241.680 107.206.918 1.065.109.206 (1.065.109.205) 0 6,79% 1,00
Lampiran 32. Dokumentasi
Logo Elsari
Oven
Mixer
Mini Counter Elsari
Loyang
Bahan Baku
Loyang siap panggang
Adonan siap panggang
Rak Pendinginan
Brownies Panggang Elsari