STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ
Oleh
NESSA VIYANTI MUTAHAR H24104130
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
RINGKASAN NESSA VIYANTI MUTAHAR. H24104130. Studi Kelayakan Usaha Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ. Dibawah bimbingan MIMIN AMINAH. Penggilingan padi merupakan salah salah satu unsur dalam penanganan pasca pasca panen yang memerlukan proses penanganan dan pengolahan. Ketersediaan panen yang melimpah tidak seimbang dengan output beras yang dihasilkan dikarenakan banyak tingkat kehilangan pada proses penanganan pasca panen yang masih menggunakan alat tradisional. Dengan adanya permasalahan tersebut diharapkan rencana pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi dapat membantu permasalahan beras dari penanganan hingga pengolahan agar beras yang dihasilkan lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) dari aspek non finansial dan (2) Mengalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) dari aspek finansialnya. Data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara pemilik penggilingan dan pedagang pengumpul dan observasi di lokasi penelitian. Data sekunder didapat dari literatur-literatur terkait, kunjungan ke berbagai dinas, instansi dan tempat yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengolahan data kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek non finansial, sedangkan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan alat bantu Microsoft Excel untuk menganalis kriteria kelayakan secara finansial dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PP), dan analisis sensitivitasnya sehingga dapat diketahui apakah penggilingan padi PT.XYZ layak atau tidak dijalankan. Berdasarkan aspek non finansial usaha P3M pada PT. XYZ layak secara pasar, dengan penggunaan mesin dan proses produksi yang modern usaha P3M ini layak secara teknis dan teknologi, dari aspek manajemen cukup memudahkan pelaksanaan dari perencanaan usaha P3M, dan juga layak secara sosial ekonomi karena diterima oleh masyarakat dan petani sekitar perusahaan. Dari hasil analisis kelayakan keuangan dari beberapa kriteria kelayakan investasi dengan umur investasi yang telah ditentukan yakni 12 tahun menghasilkan NPV usaha sebesar Rp 10.640.297.000,00 , IRR 37 persen, Net B/C atau PI adalah 4,17 dan PBP adalah 4,26 tahun. Nilai tersebut menunjukkan kelayakan dari suatu usaha. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan Kenaikan biaya variabel yang dapat ditolerir sampai dengan 1,1 persen, sedangkan penurunan permintaan beras masih dapat ditolerir hingga 4,95 persen. Kenaikan biaya variabel dan penurunan permintaan tersebut merupakan batas maksimum apabila bisnis tersebut masih ingin dipertahankan kelayakannya dan apabila biaya variabel dan penurunan permintaan melebihi batas tersebut maka usaha tidak layak untuk dijalankan.
ii
STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh NESSA VIYANTI MUTAHAR H24104130
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 iii
Judul Skripsi : Nama NIM
: :
Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ Nessa Viyanti Mutahar H24104130
Menyetujui Pembimbing,
Ir. Mimin Aminah, MM. NIP 196609071991032002
Mengetahui Ketua Departemen
Dr. Mukhamad Najib, STP., MM NIP 197606232006041001
Tanggal Lulus : iv
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 2 September 1988 sebagai putri satu-satunya dari pasangan Bapak Salim Achmad Al-Mutahar dan Ibu Nemmy Ghazali. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis diawali dengan memasuki Taman Kanak-kanak (TK) Bina Insani Bogor lulus pada tahun 1994. Kemudian dilanjutkan di Sekolah Dasar Bina Insani Bogor dan menyelesaikannya pada tahun 2000. Pada tahun 2003 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Bogor. Selanjutnya, di tahun yang sama penulis diterima dan melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bogor selama tiga tahun. Tahun 2006, penulis masuk perguruan tinggi melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis Direktorat Program Diploma IPB. Setelah itu, pada tahun 2010 dengan bangga penulis diterima sebagai mahasiswa melalui ujian saringan masuk di Program Alih Jenis Manajemen IPB.
v
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh umat yang selalu berada di jalan-Nya. Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang serta penuh tantangan dan rintangan, akhirnya berkah rahmat dan petunjuk dari Allah SWT serta bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Pebruari 2014 ini ialah studi kelayakan bisnis, dengan judul Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT XYZ. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Mimin Aminah,MM selaku pembimbing, serta para dosen penguji atas saran dalam perbaikan skripsi ini. Disamping itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pemilik perusahaan PT. XYZ yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam mengumpulkan dan menyelesaikan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan penulis ucapkan juga kepada Papah, Mamah, keluarga, serta seluruh teman-teman atas segala doa, support, dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, April 2015
Nessa Viyanti Mutahar
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN
ii
RIWAYAT HIDUP
v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x I.PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 4 II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5 2.1 Penggilingan Padi .......................................................................................... 5 2.1.1 SNI Beras Giling................................................................................... 6 2.1.2 Proses Penggilingan Padi yang Baik .................................................... 6 2.2 Studi Kelayakan Bisnis ................................................................................. 9 2.2.1 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ........................................................ 10 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis .............. 10 2.2.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis ................................................. 11 2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 12 III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 13 3.1 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 13 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 15 3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 15 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 15 3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ............................................................... 15 3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi .............................................................. 17 3.4.3 Aspek Manajemen .............................................................................. 17 3.4.4 Aspek Sosial Ekonomi........................................................................ 18 3.4.5 Aspek Keuangan/ Finansial ................................................................ 19 3.5 Asumsi Dasar .............................................................................................. 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 23 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ..................................................................... 23 4.1.1 Visi Misi dan Konsep PT. XYZ ......................................................... 24 vii
4.1.2 Pelayanan Yang diberikan PT. XYZ .................................................. 25 4.2 Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Padi Modern ............... 25 4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran ................................................. 25 4.2.2 Analisis Aspek Teknis dan Teknologi ................................................ 31 4.2.3 Analisis Aspek Manajemen ................................................................ 35 4.2.4 Aspek Sosial Ekonomi........................................................................ 37 4.2.5 Analisis Aspek Finansial .................................................................... 37 4.3 Analisis Kriteria Kelayakan Finansial ......................................................... 40 4.4 Analisis Sensitifitas ..................................................................................... 41 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 43 1. Kesimpulan .................................................................................................... 43 2. Saran .............................................................................................................. 44 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45 LAMPIRAN ......................................................................................................... 47
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
No.
1. Konsumsi beras nasional tahun 2010-2012 ...................................................... 1 2. Luas panen dan produksi tanaman padi Indonesia tahun 2011-2014 ............... 2 3. Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI 01-6128-1999) .......................... 6 4. Proyeksi kebutuhan beras berdasarkan geografis ........................................... 26 5. Keunggulan beras sehat dibandingkan dengan beras biasa............................. 28 6. Perbandingan harga beras PT XYZ dengan beras merk lainnya..................... 29 7. Kebutuhan investasi pendirian usaha P3M ..................................................... 38 8. Biaya-biaya tetap usaha P3M .......................................................................... 39 9. Biaya-biaya variabel usaha P3M ..................................................................... 39 10. Hasil analisis finansial cashflow usaha P3M .................................................. 40 11. Hasil analisis sensitivitas skenario 1 ............................................................... 42 12. Hasil analisis sensitivitas skenario 2 ............................................................... 42
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
No.
1. Bagan penanganan pasca panen .......................................................................... 9 2. Kerangka pemikiran penelitian ......................................................................... 14 3. Layout penggilingan padi PT. XYZ .................................................................. 33 4. Bagan pengolahan padi ..................................................................................... 33 5. Struktur organisasi PT. XYZ ............................................................................ 35
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
No.
1. Komponen biaya investasi usaha P3M ............................................................. 48 2. Komponen biaya tetap usaha P3M .................................................................... 49 3. Komponen biaya variabel PT. XYZ.................................................................. 50 4. Cashflow usaha P3M ......................................................................................... 51 5. Analisis sensitifitas penurunan permintaan beras sebesar 2,55% usaha P3M .. 52 6. Analisis sensitifitas kenaikan harga bahan baku sebesar 0,49% usaha P3M .... 53
xi
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris beriklim tropis yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Kebutuhan pangan Indonesia masih bergantung pada kegiatan pertanian terutama tanaman padi. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu pangan utama yang hasil olahannya beras menjadi komoditas penting dalam pembangunan strategis baik secara sosial, ekonomi, maupun politik. Menurut Suryana (2002) Beras sebagai bahan pangan pokok tampaknya tetap mendominasi pola makan orang Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari tingkat partisipasi konsumsi beras di Indonesia yang masih diatas 95 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencatat konsumsi beras nasional dari tahun 2010-2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2010 rata-rata konsumsi beras mencapai 33.067.791 ton. Pada tahun 2011 naik menjadi 33.563.807 ton beras, dan terus meningkat pada tahun 2012 menjadi 34.067.264 ton. Konsumsi beras Indonesia dinilai sangat tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya yakni dengan total 139 kg per kapita per tahun.
Tabel 1. Konsumsi beras nasional tahun 2010-2012 Tahun
Konsumsi Beras (Ton)
2010
33.067.791
2011
33.563.807
2012
34.067.264
Sumber : BAPPENAS (2013). Keterangan: *) Terdiri dari konsumsi rumah tangga, penggunaan untuk pakan, bibit, industri pengolahan (makanan dan non makanan) dan tercecer.
Pada tahun 2011 hingga 2013, menurut data angka ramalan I BPS 2014 terjadi peningkatan luas panen dan juga produksi serta produktivitas sawah di Indonesia. Sementara untuk tahun 2014, terjadi penurunan baik dari segi luas panen, produksi maupun produktivitas. Secara umum produktivitas padi sawah maupun luas panen dan produksinya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
2
Tabel 2. Luas panen dan produksi tanaman padi Indonesia tahun 2011-2014 Tahun
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ku/Ha)
2011
13.203.643
65.756.904
49.80
2012
13.445.524
69.056.126
51.36
2013
13.835.252
71.279.709
51.52
2014
13.569.941
69.870.950
51.49
Sumber : Data Angka Ramalan I Badan Pusat Statistik (2014).
Dengan adanya kedua data tersebut terlihat bahwa produksi padi dalam negeri masih belum dapat mencukupi seluruh kebutuhan konsumsi nasional. Hal ini yang menjadi alasan utama bagi pemerintah melakukan impor beras demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam rangka mengurangi ketergantungan pada impor diperlukan adanya kemandirian pangan, dengan memacu para pelaku pertanian dalam memaksimalkan produksi padi dan meningkatkan kualitas produksi beras dengan mengurangi tingkat kehilangan panen. Penggilingan padi merupakan salah salah satu unsur dalam penanganan pasca pasca panen yang memerlukan proses penanganan dan pengolahan. Penggilingan padi dalam persebarannya yang hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia memegang peranan penting merubah padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi oleh masyarakat maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Sampai saat ini mesin yang digunakan masih tradisional dan tua dirasa kurang optimal dalam mengolah padi menjadi beras. Tingkat kehilangan yang tinggi dalam proses pengolahan, waktu yang diperlukan dan juga ketergantungan akan musim pada saat penjemuran gabah menjadi kendala dalam pemenuhan beras untuk mencukupi kebutuhan nasional. Melihat fenomena diatas, tentu pendirian pabrik pengolahan padi modern diperlukan untuk membantu memperbaiki kualitas mutu beras. Dengan menggunakan alat-alat modern maka akan terjadi peningkatan produksi dan peningkatan mutu beras, sehingga nilai jualnya pun akan bertambah. Dengan demikian pemenuhan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat terpenuhi, dan konsumen akan lebih percaya untuk membeli produk tersebut. Maka diperlukan penggilingan padi yang lebih modern, agar beras yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan nilai jual yang tinggi. Solusi yang dirasa baik untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M). PT. XYZ yang memiliki permasalahan yang
3
sama tersebut, menggagas perlunya pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi. Selain sudah memiliki sistem yang baik dalam mengkoordinir petani anggotanya, PT. XYZ juga memiliki program-program yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para petani dan mampu meningkatkan produktivitas hasil taninya. Sebelum dilaksanakannya pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana kelayakan usaha tersebut. Maka perlu dilakukan analisis studi kelayakan dengan mengkaji beberapa aspek, yaitu aspek finansial maupun aspek non-finansial untuk mengetahui layak atau tidaknya pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern (P3M) tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan adanya sebuah perubahan dari menggunakan penggilingan padi dengan alat tradisional menjadi lebih modern agar sesuai standar dan dapat mengurangi tingkat kehilangan, sehingga dapat memenuhi permintaan akan beras. Oleh karena itu, PT. XYZ berencana mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M) dengan terlebih dahulu melakukan kegiatan studi kelayakan bisnis untuk mengetahui apakah usaha yang hendak dijalankan layak atau tidak. Maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial seperti aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, serta aspek sosial ekonomi? 2. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan proyek proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari aspek finansialnya dengan menggunakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP)? 3. Bagaimana menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada harga bahan baku dan permintaan?
4
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari berbagai aspek non finansialnya. 2. Mengalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari aspek finansialnya. 3. Menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada harga bahan baku dan permintaan? 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi pemilik PT. XYZ, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelayakan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) serta mampu menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam dalam keberlangsungan dan perkembangan.
2.
Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan informasi bagi masyarakat umum yang sedang atau ingin memulai usaha penggilingan padi modern agar dapat memulai dan mengembangkan bisnisnya.
3.
Bagi kalangan akademisi, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pembanding bagi penelitian-penelitian berikutnya dan mampu memperbaiki serta menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Pasirhalang – Sukaraja – Sukabumi – Jabar. Ruang lingkup penelitian akan difokuskan untuk menganalisis kelayakan usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) PT. XYZ untuk mengetahui apakah proyek ini layak dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggilingan Padi Menurut Patiwiri (2006), penggilingan padi adalah salah satu tahapan pascapanen yang terdiri dari rangkaian mesin-mesin yang berfungsi melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap konsumsi. Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem agribisnis padi atau perberasan di Indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah atau beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional (Widodo, 2005). Sistem penggilingan padi yang dikenal di Indonesia biasa disebut pabrik penggilingan padi. Jumlah pabrik penggilingan padi di Indonesia sebenarnya sudah berkembang cukup pesat, namun antara petani atau kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) dengan penggilingan padi kecil dan industri penggilingan padi besar (modern), masih berjalan sendiri-sendiri. Berdasarkan data sensus BPS tahun 2012 total penggilingan padi di Indonesia sebanyak 182.199 unit, yang terdiri penggilingan padi kecil (PPK) 171.495 unit, penggilingan padi sedang (PPS) 8.628 unit, dan penggilingan padi besar (PPB) 2.076 unit. Dengen kapasitas giling PPK menghasilkan beras kurang dari 1,5 ton per jam, PPS 1,5 – 3 ton per jam, sedangkan PPB lebih dari 3 ton per jam. Dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, diperoleh hasil sampingan (by product) berupa sekam yakni bagian pembungkus atau kulit luar biji, dedak atau bekatul yang merupakan kulit ari, dihasilkan dari proses penyosohan, dan menir merupakan bagian beras yang hancur.
6
2.1.1 SNI Beras Giling Berdasarkan SNI NO. 01-6128-1999 tentang standar mutu beras giling yang meliputi definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, penandaan, pengemasan dan rekomendasi. Beras giling digolongkan dalam 5 (lima) kelas mutu yaitu I, II, III, IV, dan V, yang dinyatakan dalam persyaratan umum dan persyaratan khusus, sebagai berikut : a)
Persyaratan umum 1.
Bebas hama dan penyakit.
2.
Bebas bau apek, asam, atau bau asing lainnya.
3.
Bebas dari campuran-campuran bekatul.
4.
Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan.
Persyaratan khusus Sertifikasi Nasional Indonesia
b)
Tabel 3. Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI 01-6128-1999) No.
Komponen Mutu
Satuan
I
II
Tingkat Mutu III IV
V
1.
Derajat sosoh (min)
(%)
100
100
100
95
85
2.
Kadar air (max)
(%)
14
14
14
14
15
3.
Beras kepala (min)
(%)
100
95
84
73
60
4.
Beras utuh (min)
(%)
60
50
40
35
35
5.
Butir patah (max)
(%)
0
5
15
25
35
6.
Butir menir (max)
(%)
0
0
1
2
5
7.
Butir merah (max)
(%)
0
0
1
3
3
8.
Butir kuning/rusak (max)
(%)
0
0
1
3
5
9.
Butir mengapur (max)
(%)
0
0
1
3
5
10.
Benda asing (max)
(%)
0
0
0.02
0.05
0.2
11.
Butir gabah (max)
(butir/100 gr)
0
0
1
2
3
12.
Campuran varietas lain (max)
(%)
5
5
5
10
10
Sumber : BSN (1999).
2.1.2 Proses Penggilingan Padi yang Baik Menurut DEPTAN (2005), teknik penggilingan padi yang baik melalui tahapan proses sebagai berikut : 1) Persiapan bahan baku Untuk menghasilkan beras yang berkualitas harus menggunakan bahan baku gabah yang berkualitas pula. Gabah harus diketahui varietasnya, asal gabah, kapan dipanen, kadar air gabah dan langsung dikeringkan sampai kadar air
7
14%, baik melalui penjemuran atau menggunakan alat pengering. Penundaan gabah kering panen lebih 2 -3 akan menimbulkan kuning. Gabah yang sudah kering sebaiknya dicegah agar tidak kehujanan karena dapat meningkatkan butir patah dan menir. Usahakan gabah yang digiling adalah gabah kering panen (GKP) yang baru dipanen agar penampakan putih cerah dengan cita rasa yang belum berubah. Bila menggunakan gabah kering yang telah disimpan lebih dari 4 bulan atau 1 musim, maka penampakan beras tidak optimal (buram) dan terjadi perubahan cita rasa (tingkat kepulenan menurun). 2) Proses pemecahan kulit Pada proses ini, mula-mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alat klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan 2 kali (ulangan) dan diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah kulit agar dihasilkan beras pecah kulit (BPK). Ayakan BPK untuk varietas butir bulat (ukuran lubang ayakan 0,8 inci) dan butir panjang (ukuran lubang ayakan 1 inci) berbeda. Proses pemecah kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras pecah kulit tidak ada. Namun bila masih banyak butir gabah harus distel kembali struktur rub berroll dan kecepatan putarannya. 3) Proses Penyosohan Beras Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu gesekan antar butiran, sehingga dihasilkan beras yang penampakannya bening. Beras pecah kulit disosoh 2 kali. Penyosohan pertama menggunakan mesin penyosoh tipe kulit friksi (dapat digunakan merk ICHI N 120 kapasitas 1200 kg per jam) dan sosoh kedua menggunakan mesin penyosoh merk ICHI N 70 kg per jam). Perlu diperhatikan kecepatan putaran untuk mencapai beras berkualitas adalah 1100 rpm dengan menyetel gas pada mesin penggerak dan menyetel katup pengepresan keluarnya beras. Proses penyosohan berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Untuk mengelompokkan kelas mutu beras dapat ditambah ayakan beras. Dianjurkan menggunakan alat
8
penyosoh tipe friksi karena menghasilkan kehilangan hasil selama penggilingan terendah (3,14% dibanding alat penyosoh tipe abrasive (3,54%). Usaha meningkatkan mutu beras hasil giling tergantung dari produk akhir yang diinginkan konsumen. Ada 3 jenis preferensi kondumen terhadap beras, yaitu beras bening, beras putih dan beras mengkilap. Untuk memproduksinya diperlukan proses yang berbeda. Untuk pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive dan untuk beras putih menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan. 4) Proses Pengemasan Beras hasil giling sebaiknya tidak langsung dikemas, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang. Jenis kemasan disarankan memperhatikan beras isinya. Untuk kemasan lebih dari 10 kg sebaiknya menggunakan karung plastik yang dijahit tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg dapat dengan kantong plastik dengan tebal 0,8 mm. Fakta yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kemasan adalah kekuatan kemasan, bahan kemasan (sebaikknya bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-pori penyerapan uap air dari luar tidak mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan), serta label kemasan untuk beras hendaknya mencantumkan nama varietas (untuk menghindari pemalsuan). 5) Proses Penyimpanan Tempat penyimpanan beras yang harus diperhatikan adalah kondisi tempat penyimpanan harus aman dari pencurian dan tikus, bersih, bebas kontaminasi hama (Caliandra sp. Dan Tribolium sp.) dan penyakit gudang, ada pengaturan aerasi, tidak bocor dan tidak lembab. Sebelum beras disimpan sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Karung keras diletakkan diatas bantalan kayu yang disusun berjejer dengan jarak 50 cm untuk pengaturan aerase, tidak langsung kontak dengan lantai untuk menghindari kelembaban, memudahkan pengendalian hama (fumigasi), serta teknik penumpukan beras.
9
Bagan alur penanganan pasca panen padi disajikan dalam Gambar 1. Panen
Perontokan
Pembersihan
Pengeringan
Penggilingan
Pengemasan
Penyimpanan Gambar 1. Bagan penanganan pasca panen 2.2 Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stakeholder) dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan (Suliyanto, 2010). Sedangkan menurut Ibrahim (2009), studi kelayakan juga yang sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baikdalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selali menggambarkan layak dalam arti financial benefi, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.
10
2.2.1 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Johan (2011), studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak terkait dengan usaha yaitu : 1.
Pihak investor, ingin melihat berapa modal yang harus ditanamkan dan berapa potensi daripada usaha yang dijalankan dan juga nilai tambah yang bisa dihasilkan seperti berapa tambahan pendapatan, apakah pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan risiko modal yang ditanamkan. Selain pendapatan yang dihasilkan dan risiko, investor juga akan melihat berapa pengembalian investasi yang ditanamkan.
2.
Pihak kreditor, sebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat dana eksternal, ingin melihat risiko dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan juga kemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan.
3.
Pihak manajemen, sebagai pihak yang akan menjalankan usaha maka pihak manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaannya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung,
dan juga
kemungkinan risiko-risiko yang bisa berdampak yang bisa timbul. 4.
Pihak regulator, berkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, usaha yang dijalankan, industri yang dijalankan, dan dampak terhadap masyarakat maupun perekonomian nasional.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis Menurut Rangkuti 2012, hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat studi kelayakan bisnis dan investasi: 1)
Besarnya dana yang dipergunakan Semakin besar dana yang diperlukan suatu proyek, maka semakin mendalam pula studi kelayakan yang harus dilakukan. Makin besar dana investasi yang dibutuhkan suatu proyek, semakin besar pula risiko kerugian yang dihadapi. Biaya yang diperlukan dalam menyusun studi kelayakan juga akan semakin besar seiring dengan besarnya biaya investasi. Namun, demikian biaya studi kelayakan bisnis ini tetap dirasakan lebih ringan
11
dibanding risiko kehilangan modal yang lebih besar apabila investasi dilanjutkan tanpa melakukan studi kelayakan bisnis. 2)
Tingkat ketidakpastian proyek Tingkat ketidakpastian proyek harus dapat diminimalisir sebelum proyek dilakukan. Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, ketidakpastian proyek yang terjadi akibat berbagai hal, baik yang dapat diperhitungkan maupun tidak dapat diperhitungkan, dapat diantisipasi secepat mungkin.
3)
Kompleksitas proyek Semakin kompleks suatu proyek, semakin mahal biaya yang diperlukan untuk menyusun studi kelayakan bisnis. Hal ini disebabkan karena studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti : besarnya permintaan, perhitungan biaya, suplai bahan baku, kontinuitas produksi, jalur distribusi, serta segala keterkaitannya dengan pihak ketiga.
2.2.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Sucipto (2011) dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa aspek yang harus dianalisis, yaitu : a.
Aspek hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan dijalankan baik dari segi perijinan maupun dari seg badan hukumnya.
b.
Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin bisa diraih (market share).
c.
Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi, penataan layout serta pemilihan tknologi yang sesuai.
d.
Aspek manajemen dan organisasi, berkaitan dengan manajemen dalam pembangunan fisik serta manajemen dalam opersionalnya dan struktur organisasi.
e.
Aspek sosial ekonomi , mencakup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya.
f.
Aspek keuangan, berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana serta proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari masing-masing sumber dana yang bersangkutan.
12
2.3 Penelitian Terdahulu Chaerunnisa
(2007)
meneliti
analisis
kelayakan
pendirian
usaha
penggilingan gabah di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial. Penelitian ini menggunakan pendekatan rencana usaha kolaboratif dengan Participatory Action Research (PAR) dan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan proyek yang meliputi Net Present Value (NPV) Rp. 254.889.000,00 ; Internal Rate of Return (IRR) 40,58% ; Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 8,54 ; Payback Periode (PBP) 0,8 tahun. Dari keseluruhan penilaian kriteria tersebut, terlihat bahwa pendirian usaha penggilingan gabah layak untuk didirikan. Dan dari analisis sensitivitas menunjukkan usaha ini tidak sensitif apabila terjadi penurunan volume penjualan sebesar 10 persen dan kenaikan harga input operasional sebesar 10 persen. Hasibuan (2010) dalam skripsinya yang berjudul Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Penggilingan Padi UD. Kilang Padi Bersama di Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis aspek-aspek studi kelayakan dengan metode yang ada didalamnya seperti, aspek pasar, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknik, aspek ekonomi dan finansil, untuk mengetahui nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), pay back period (PBP), Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Laba rugi sehingga dapat diketahui apakah Penggilingan padi tersebut selama masa operasional mendapatkan keuntungan atau kerugian. Dari hasil analisis aspek dalam studi kelayakan pengembangan usaha penggilingan padi UD. Kilang Padi Bersama di peroleh nilai NPV sebesar Rp. 2.751.165.193, PBP sebesar 2,2 tahun, IRR sebesar 41,7375% (IRR ≥ MARR (23 %)), BCR sebesar 2,639918, dan dari hasil analisis tersebut investasi pengembangan usaha penggilingan padi UD. Kilang Padi Bersama layak dan menguntungkan.
13
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran PT. XYZ merupakan perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang didirikan dengan tujuan untuk membantu para petani di sekitar Kabupaten Sukabumi dalam kegiatan pasca panen sehingga mampu menghasilkan beras yang baik dan berkualitas. Pada awalnya PT. XYZ masih menggunakan alat tradisional dan tua, sehingga masih terdapat masalah dalam menjalankan usaha penggilingannya. Ketersediaan panen yang melimpah tidak seimbang dengan output beras yang dihasilkan dikarenakan banyak tingkat kehilangan pada proses penanganan pasca panen. Penggilingan padi dengan alat tradisional memerlukan waktu, tenaga, dan mengakibatkan beras yang dihasilkan kurang optimal. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut PT XYZ berencana untuk mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M). Prospek pengembangan usaha penggilingan padi mempunyai harapan yang cukup cerah untuk masa-masa yang akan datang karena kebutuhan akan beras masih cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi PT. XYZ dalam mendapatkan teknologi yang lebih modern untuk mengolah padi menjadi beras agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Penggilingan padi modern merupakan gagasan yang dapat mengatasi segala permasalahan beras dari penanganan hingga pengolahan. Pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) yang akan dilakukan oleh PT XYZ diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas untuk mendukung ketahanan pangan
nasional. Dengan demikian analisis kelayakan terhadap pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) harus dilakukan. Hal ini untuk melihat apakah usaha pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) ini layak atau tidak dengan mengkaji aspek finansial dan non-finansialnya. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini
14
PT. XYZ Penggilingan padi dengan alat tradisional
Ketersediaan Bahan Baku (gabah)
Penanganan Pasca Panen yang kurang baik
Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M)
Analisis studi kelayakan usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M)
Aspek Finansial : 1. NPV 2. IRR 3. Net B/C 4. PP 5. Sensitivitas
Aspek non Finansial : 1. Pasar dan Pemasaran 2. Teknis dan teknologi 3. Manajemen 4. Sosial Ekonomi
Layak
Tidak Layak
Implementasi
Evaluasi Kembali
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
15
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang berlokasi di desa Pasirhalang kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi dengan mengkaji aspek finansial dan aspek non finansial. Kegiatan pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan pada bulan Pebruari – Mei 2014. 3.3 Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan pemilik PT. XYZ dan pedagang pengumpul. Sedangkan data sekunder bersumber dari studi literatur, dan informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi, serta referensireferensi lainnya berupa makalah, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu. 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualititatif dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran usaha pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) berdasarkan dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek ekonomi sosial. Sedangkan analisis secara kuantitatif berdasarkan aspek finansial, yaitu untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yang dilakukan. Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabulasi untuk mempermudah pengelompokan dan pengklasifikasian data. Selanjutnya data yang sudah berupa arus kas tunai (cashflow) dianalisis menggunakan beberapa kriteria investasi yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PP), dan Sensitivitas dengan metode switching value untuk mengetahui batas kelayakan suatu usaha dalam menghadapi beberapa perubahan. 3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran Salah satu aspek rencana bisnis yang diperlukan untuk mengkaji kelayakan usaha yaitu aspek pasar dan pemasaran. Dari sudut pandang output, analisis pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada suatu harga yang menguntungkan. Proyek dikatakan
16
layak apabila peluang pasar akan komoditi yang dipasarkan dan strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan dilaksanakan secara optimal. Menurut Kotler (2005), Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Strategi pemasaran adalah berbagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya (Husnan dan Muhammad, 2000). Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan dan merupakan unsur strategi persaingan dikelompokan menjadi tiga, yaitu : 1. Segmentation (Segmentasi Pasar) Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. 2. Targetting (Penetapan Pasar) Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. 3. Positioning (Penempatan Produk) Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan Positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen. Dalam memperoleh pelanggan yang loyal perusahaan membutuhkan perencanaan pemasaran yang baik dan matang dalam bauran pemasaran. Strategi pemasaran suatu perusahaan pada umumnya mencakup bauran pemasaran (marketing mix) atau dikenal dengan sebutan 4P. Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut : 1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. 2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. 3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.
17
4. Promotion
(promosi),
yaitu berbagai
kegiatan
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Dalam aspek pasar, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya prediksi permintaan, perkembangan penawaran, penetapan harga, bauran pemasaran serta perkiraan penjualan. Dalam aspek pemasaran juga memperhatikan masalah dalam pengaturan-pengaturan usaha dalam memenuhi permintaan, jadwal penyedian output dan menetukan pasar dan target pasar dari produk yang dihasilkan. 3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi Aspek teknis dan teknologi merupakan aspek untuk menilai apakah dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi usaha teknis dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula dengan teknologi yang dipakai serta sumberdaya yang tersedia oleh perusahaan. Aspek ini juga menekankan pada apakah secara teknis dan pilihan teknologi yang dipakai dapat dilaksanakan secara layak atau tidak. Aspek Teknis dan Teknologi dibutuhkan untuk pemilihan lokasi proyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha, Rencana pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, Pengawasan kualitas produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Selain itu teknologi juga membantu untuk pengembangan suatu produk. 3.4.3 Aspek Manajemen Menurut Umar (2007) tujuan menganalisis aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Beberapa bentuk perencanaan yakni: 1. Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan yang menjangkau waktu sekitar 20-30 tahun kedepan. 2. Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 3-5 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah manjadi beberapa kali pelaksanaan jangka menengah. 3. Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau waktu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci.
18
Dalam proyek pertanian, analisis ini juga harus dapat mempertimbangkan kemampuan manajerial para pekerja yang akan ikut serta dalam proyek. Dalam mempertimbangkan aspek manajemen dan organisasi dari rencana pengembangan bisnis, bukan hanya masalah-masalah manajerial dan administrasi saja yang akan diperhatikan dan ditangani, akan tetapi masalah penilaian terhadap seberapa cepat aspek-aspek tersebut akan diselesaikan perlu dilakukan juga. 3.4.4 Aspek Sosial Ekonomi Aspek sosial diperlukan dalam suatu proyek atau bisnis yang akan dijalankan agar mampu memberikan manfaat-manfaat sosial yang dapat diterima dan
membantu
masyarakat.
Misalnya
membuka
lapangan
kerja
baru,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan pengetahuan baru, dan pengaruh positif lainnya yang membuat taraf hidup masyarakat semakin meningkat. Secara tidak langsung, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan nasional dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Aspek ekonomi digunakan untuk melihat apakah proyek yang dijalankan akan memberikan sumbangan atau mempunyai peran positif dalam pembangunan ekonomi seluruhnya, seperti peningkatan pendapatan per kapita penduduk sekitar yang akan pula mempengaruhi tingkat pendapatan nasioanal, pendapatan darin pajak dan mampu menambah aktivitas ekonomi. Selain itu, apakah peranan itu cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber langka yang dibutuhkan. Sudut pandang yang diambil adalah masyarakat secara keseluruhan (Gittinger, 1986). Aspek budaya dibutuhkan untuk Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk kepercayaan, agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Oleh karena itu, aspek ini penting dalam pelaksanaan suatu proyek agar mampu menghargai dan tidak bertolak belakang dengan kebudayaan yang ada.
19
3.4.5 Aspek Keuangan/ Finansial Studi aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan (Umar, 2005). Aspek finansial mencakup aspek keuangan yang membahas tentang kebutuhan dana
yang dipergunakan dalam proyek, sumber dana dan
pengalokasian dana (Husnan dan Muhammad, 2000). Analisis finansial merupakan suatu cara yang biasanya digunakan untuk menilai suatu kelayakan usaha yang akan dijalankan secara finansial. Pada analisis ini membahas hal – hal yang menyangkut dengan perkiraan biaya investasi, perkiraan operasional dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan dan perhitungan kriteria investasi. Analisis finansial ini berguna untuk menentukan apakah pengusahaan pendirian pabrik penggilingan padi modern ini layak untuk diusahakan selama umur proyeknya. Kelayakan finansial beberapa kriteria penilaian suatu investasi, yaitu : 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan dari investasi (Husnan dan Suwarsono, 1994). Menurut Umar (2001), untuk menghitung NPV menggunakan rumus: n
n CT (1 i )
BT 1 i
NPV t 1
........................ (1)
t 1
Keterangan: NPV = Net Present Velue BT
= Penerimaan (benefit) pada tahun ke-t.
CT
= Biaya (Cost) pada tahun ke-t.
n
= Umur proyek (tahun).
i
= Discount rate (% per tahun).
Suatu proyek diyatakan layak apabila nila NPV lebih besar atau sama dengan nol (NPV ≥ 0). Jika NPV sama dengan nol (NPV = 0), berarti
20
usaha tersebut dapat mengembalikan manfaat yang sama besarnya dengan besarnya modal yang dikeluarkan. Jika NPV lebih kecil dari nol (NPV ≤ 0), berarti usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. 2. Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return (IRR) dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan atau investasi bersih dari suatu usaha maksimal yang dapat dibayarkan oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. IRR digunakan untuk untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan dari tingkat arus kas yang diharapkan dimasa mendatang. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut (Umar, 2001): NPV1 NPV1 NPV2
IRR i1
(i2 i1 )
...........................
(2)
Keterangan: i1
= Tingkat diskonto (suku bunga) yang menghasilkan NPV positif.
i2
= Tingkat diskonto (suku bunga) yang menghasilkan NPV negatif.
NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif (Rupiah) NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rupiah) Apabila diperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR > i) maka usaha tersebut layak untuk diusahakan, sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR < i) maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio) Net B/C Ratio adalah angka perbandingan jumlah nilai sekarang (Present Value) yang positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif, dirumuskan sebagai berikut (Umar, 2001): n
B / CRatio
t 0 n
Keterangan:
t 0
Bt 1 Bt 1
Ct t Bt Ct i untuk Ct Bt Ct t i
0 0
......................
Bt
= Manfaat atau penghasilan (benefit) pada tahun t.
Ct
= Biaya (cost) pada tahun ke-t.
(3)
21
n
= Umur proyek (tahun).
i
= Tingkat suku bunga atau diskonto. ( % )
Jika di peroleh nilai Net B/C ratio lebih besar atau sama dengan satu (Net B/C ≥ 1), maka kegiatan usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sebaliknya, jika nilai Net B/C ratio lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), maka kegiatan usaha tidak layak untuk dilaksanakan. 4. Payback Period (PP) Payback Period (PP) adalah suatu periode yang dilakukan untuk menutup kembali pengeluaran dengan menggunakan aliran kas. Perhitungan rumus PP adalah sebagai berikut : Payback Period (PP) Keterangan:
=
V I
x 1 tahun
...........................
(4)
PP = Jumlah waktu (tahun/ periode) yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi. V
= Jumlah modal investasi.
I
= Hasil bersih per tahun/ periode atau laba bersih rata-rata per tahun.
5. Analisis Sentivitas Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis kembali untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi sebagai akibat dari keadaan yanng berubah. Hal-hal yang terkait pada perubahan tersebut dipengaruhi beberapa variabel diantaranya harga, kenaikan biaya dan hasil produksi. Analisis ini bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasardasar perhitungan biaya atau benefit. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam analisa sensitivitas, yaitu: 1. Terdapatnya cost overrun seperti kenaikan dalam biaya kontruksi. 2. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, umpamanya penurunan harga hasil produksi. 3. Mundurnya waktu implementasi 4. Kesalahan dalam perkiraan hasil per hektar (khusus untuk proyekproyek pertanian)
22
3.5 Asumsi Dasar Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah sebagai berikut : 1)
Sumber modal investasi awal dalam pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern ini 100% dengan menggunakan modal sendiri tanpa pinjaman bank.
2)
Periode analisis adalah 12 tahun terhitung mulai tahun 2014 hingga tahun 2026 yang diambil berdasarkan umur ekonomis mesin.
3)
Penentuan waktu : a. 1 hari adalah 10 jam b. 1 tahun adalah 11 bulan. c. 1 bulan adalah 25 hari.
4)
Persentasi beras yang dihasilkan : a. Medium : dari GKP ke GKG 77% dari GKG hingga menjadi beras 63% b. Premium : dari GKP ke GKG 86% dari GKG hingga menjadi beras 50%
5)
Penentuan harga jual produk yang sesuai dengan jenis beras yang dihasilkan PT. XYZ saat ini, yakni beras premium dan beras medium. Harga beras medium lebih murah karena bulir pecahan padi masih ada sedangkan premium tidak.
6)
Penentuan Harga : a. Beras Medium Rp 7.500,00 b. Beras Premium Rp 9.000,00 c. By Product : Menir Rp 5.500,00 dan Dedak Rp 2.500,00 Menir dan dedak yang dihasilkan dari dari proses organik, sehingga lebih mahal dibanding yang ada di pasaran.
7)
Discount Rate yang digunakan adalah 6,5 persen, yaitu suku bunga deposito berjangka Bank BRI.
8)
Inflow dan outflow merupakan proyeksi pada penelitian dan informasi yang di dapat pada saat penelitian.
9)
Kenaikan produksi dan kenaikan biaya-biaya sebesar 5% per tahun berdasarkan data perusahaan.
10)
Pajak Pendapatan perusahaan dikenakan sebesar 1% setiap tahun.
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. XYZ terletak di Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. PT XYZ merupakan perusahaan agribisnis dengan pola Pertanian Terpadu yang memanfaatkan teknologi mobile. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010, sebagai Badan Usaha Komersial berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dimana pendirinya sekaligus menjabat sebagai direksi di perusahaan tersebut. PT. XYZ menjadi perusahaan yang menggagas pertanian yang ramah lingkungan atau biasa disebut dengan pertanian sehat, sehingga produk yang dihasilkan berkualitas dan sehat untuk dikonsumsi oleh konsumen. Dengan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang tersebar di beberapa desa dan kecamatan di Sukabumi dengan jumlah 2.360 petani dan luas areal lahan sebesar 8.613.028.226 m² yang hampir seluruh lahan tersebut digunakan untuk menanam padi varietas Ciherang, Sintanur, dan IR46. Para petani tersebut diberikan program pelatihan dan pendampingan, sehingga pertani memiliki wawasan yang lebih dalam melakukan kegiatan pertaniannya. Setiap lahan 100 Ha akan didampingi oleh 1 orang pendamping. Dengan adanya pendamping akan memudahkan petani untuk bertanya atau mendiskusikan hal-hal yang masih belum mereka ketahui dalam lingkup pertanian tentunya. Perusahaan memiliki koperasi untuk membantu kesejahteraan petani, dan juga memiliki LKM (Lembaga Keuangan Mikro) yang diperuntukkan dalam membantu memberikan modal pada petani untuk menanam padi, mulai dari membeli benih, pupuk, sampai kebutuhan lain untuk membantu menopang berlangsungnya kegiatan pertanian. Tidak hanya itu, seluruh aktivitas usahanya pun didukung oleh sistem teknologi modern, mulai dari prediksi penanaman, pemupukan, perawatan, panen, sampai dengan pembiayaan untuk membantu kebutuhan petani. Itu semua sudah tertata oleh sistem yang dimiliki PT. XYZ, yaitu sistem MIS-IPT (Mobile Information Sistem – Industri Pertanian Terpadu).
24
4.1.1 Visi Misi dan Konsep PT. XYZ Dalam mencapai tujuan perusahaan, PT XYZ memiliki visi dan misi sebagai acuan dan identitas organisasi. Visi dari perusahaan ini adalah Kesejahteraan dan Kedaulatan Petani menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2020. Adapun misinya yaitu : 1)
Mengembangkan klaster-klaster Industri Pertanian Terpadu (IPT) di seluruh wilayah Indonesia
2)
Mewujudkan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan Berbasis Kemandirian Petani dan Kearifan Lokal
3)
Memberikan dukungan teknis bagi pengembangan IPT di setiap kabupaten melalui Jasa Konsultasi Agribisnis, pelatihan, Sistem Informasi Pertanian, Sistem pengelolaan LKM, Sistem Pembinaan kelompok Tani, Sistem Pembiayaan, Pabrik Pengolahan Padi Modern (P3M) dan Pemasaran. Pendiri memiliki rencana sebagai upaya memberikan pelayanan yang baik
dibidang jasa maupun produksi, yakni diantaranya: 1.
Membagi petak-petak sawah dengan menerapkan sistem klaster, yang terdiri dari 1000 Ha sama dengan 1 klaster.
2.
Mendirikan P3M (Pabrik Pengolahan Padi Modern) dengan menggunakan alat dan sistem yang modern.
3.
Mengembangkan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) untuk petani dengan sistem bagi hasil dan tanpa bunga, sehingga tidak memberatkan petani dalam memperoleh modal dengan cara kredit.
4.
Mendirikan outlet farm atau mini market yang menjual bermcam-macam produk pertanian yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dari semua klaster.
5.
Menerapkan sistem teknologi informasi MIS-IPT (Mobile Infomation Sistem – Industri Pertanian Terpadu).
6.
Mengadakan pelatihan dan pendampingan.
25
Dengan konsep tersebut bertujuan untuk : 1.
Mendapatkan suatu peningkatan dari petani subsistem menjadi pengusaha pertanian.
2.
Mitigasi (mencegah resiko kegagalan usaha) dan Disiminasi (pengalihan teknologi).
3.
Distribusi bahan pangan stabil dan sustainable.
4.1.2 Pelayanan Yang diberikan PT. XYZ PT. XYZ berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik dibidang jasa maupun produksi, beberapa layanan yang diberikan adalah : a.
Business Process
b.
Konsultan Rancang Bangun IPT (Integrated Farming)
c.
Pelatihan Kader (social entrepreneur)
d.
Pendampingan kelompok tani (gapoktan)
e.
Pemberdayaan koperasi petani (simpan pinjam)
f.
Pendataan dan informasi Pengelolaan sistem Industri Pertanian Terpadu secara real time
4.2 Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Padi Modern Analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan padi modern PT. XYZ di Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi dikaji melalui aspek-aspek analisis seperti aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek keuangan. Kelima aspek analisis tersebut akan menjelaskan apakah usaha ini layak atau tidak untuk didirikan. 4.2.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting dalam studi kelayakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk yang ditawarkan memenuhi permintaan yang ada demi kelanjutan usahanya. Dalam program pemasaran, suatu perusahaan harus mampu merencanakan strategi pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat berjalan sesuai dengan konsep yang sudah direncanakan. 1.
Peluang Pasar Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat turut pula berimbas pada sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dengan makin
26
berkembangnya teknologi pertanian organik. Misalnya pada permintaan beras sehat yang terus mengalami kenaikan sampai saat ini dan menjadikan peluang untuk komoditas ini di pasar masih cukup menjanjikan. Untuk mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran usaha ini, maka PT. XYZ perlu menetapkan segmentasi pasar, pasar sasarannya, dan menentukan posisi pasar. Berikut pemaparannya : a. Segmentation Segmentasi pasar untuk produk beras PT XYZ didasarkan pada beberapa variabel tertentu, seperti wilayah geografis, pendapatan, dan gaya hidup masyarakat. Potensi segmen pasar yang bisa dijadikan sasaran berdasarkan geografisnya yakni konsumen yang berada di daerah Sukabumi, Bogor, Jakarta, dan Cianjur. Dengan tingkat konsumsi beras masyarakat indonesia 139 Kg/kapita/tahun atau 900 gram/orang/hari. Maka dapat diproyeksikan tingkat konsumsi kebutuhan beras sebagai berikut: Tabel 4. Proyeksi kebutuhan beras berdasarkan geografis Total Penduduk
Total Kebutuhan
Kebutuhan Beras
(jiwa)
Beras (kg/tahun)
Sehat (kg/tahun) *
Sukabumi
2.408.338
334.758.982
33.475.898,2
Bogor
1.004.831
139.671.509
13.967.150,9
Jakarta
9.900.000
1.376.100.000
137.610.000
Cianjur
2.149.121
298.727.819
29.872.781,9
Bandung
8.670.501
1.205.199.639
120.519.963,9
Total
24.132.791
3.354.457.949
335.445.794,9
Wilayah
Sumber : BPS (2014). Keterangan : *) Asumsi kebutuhan beras sehat 10% dari Total Kebutuhan Beras per tahun.
Kebutuhan beras sehat dilihat dari persentase kelas menengah yang ada di Indonesia. Selama tahun 2010-2013 PT. XYZ berhasil memasarkan sebesar 283.200 kg/tahun dengan asumsi rata-rata penjualan 23.600 kg/bulan. Hal ini menunjukkan bahwa beras yang dipasarkan PT. XYZ hanya dapat memenuhi 0,08 persen dari total kebutuhan akan beras sehat per tahunnya. Produksi yang dihasilkan tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar dikarenakan ketidakseimbangan pada peningkatan kebutuhan pasar.
27
Permintaan yang lebih tinggi dari penawaran, menunjukkan bahwa peluang pasar beras sehat terbuka lebar. Hal ini yang dilirik oleh PT. XYZ dalam menawarkan produk beras sehat produksinya. b. Targetting Penetapan pasar merupakan proses mengevaluasi daya tarik masingmasing segmen pasar dan pemilihan satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Setelah segmen pasar diketahui, perusahaan perlu menganalisis untuk dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Target pasar konsumen beras yang dituju oleh PT. XYZ adalah menurut stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonominya yakni kelas menengah yang diarahkan untuk mengkonsumsi beras medium hingga kelas atas yang akan diarahkan mengkonsumsi beras premium. c. Positioning Positioning merupakan pengaturan agar suatu produk menempati tempat yang jelas dan memiliki ciri khas yang diinginkan dalam benak konsumen. Produk beras PT XYZ memiliki keunggulan yang istimewa, yaitu beras sehat yang residu kimiawi rendah, mengandung mineral dan nutrisi yang tinggi, indeks glikemik yang rendah, serta aman untuk langsung dikonsumsi tanpa dicuci terlebih dahulu. 2.
Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Dalam melakukan program pemasaran yang efektif, maka diperlukan suatu tindakan untuk mengkombinasikan semua elemen bauran pemasaran dalam program yang terkoordinasi untuk mencapai sasaran pemasaran dan memberikan nilai (value) kepada konsumen. Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen, yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Berikut pemaparan mengenai kebijakan masing-masing komponen tersebut pada PT. XYZ.
28
1) Produk Produk yang dikembangkan adalah produk beras organik, namun dikarenakan PT. XYZ belum mendaftarkan sertifikasi bagi produk beras yang dihasilkannya maka PT. XYZ menggunakan beras sehat untuk beras produksinya. Meskipun begitu PT. XYZ sudah cek secara laboratorium untuk berasnya tersebut sehingga berani menyebut beras produksinya sebagai beras sehat. Sebagai produk unggulan PT. XYZ, ketersediannya harus mampu menjamin kontinuitas produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan. Beras sehat ini memiliki beberapa yang keunggulan dibandingkan dengan beras biasa yang dijelaskan menggunakan Tabel 5. Tabel 5. Keunggulan beras sehat dibandingkan dengan beras biasa Klasifikasi
Beras Sehat
Beras Biasa
Residu Kimia
Rendah
Tinggi
Nutrisi dan Mineral
Tinggi
Rendah
Indeks Glikemik
Rendah
Tinggi
Aman dikonsumsi
Perlu pencucian sampai 3
langsung
(tiga) kali
Penggunaan
Sumber : https://www.jagita.com/news,(2014) diolah.
Berdasarkan tabel diatas beras sehat lebih memiliki keistimewaan dibandingkan beras biasa. Residu kimia yang berhubungan dengan penggunaan pupuk pestisida kimiawi tidak terdapat pada beras sehat berbeda dengan beras biasa yang memiliki residu kimiawi yang tinggi. Selain itu, indeks glikemik
yang terdapat pada beras biasa 97,58
sedangkan indeks glikemik yang terdapat pada beras sehat 64. Sehingga beras yang dihasilkan oleh PT. XYZ layak untuk dipasarkan. Produk beras sehat ini akan dipasarkan dalam 2 (dua) jenis yakni pack yang dikemas dalam ukuran 25 kg dan 50 kg untuk beras medium dan ukuran 5 kg dan 10 kg untuk beras premium. 2) Harga Penetapan harga berpengaruh pada keinginan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Harga yang bersaing dengan kualitas beras
29
yang baik menjadi salah satu kunci keberhasilan pemasarn. Kualitas yang dimiliki oleh PT. XYZ terbagi menjadi 2 yakni 70% beras yang dihasilkan premium dan 30% beras medium dengan beberapa varietas padi yang dihasilkan, yaitu beras Ciherang, Sintanur, dan IR46. Tabel 6. Perbandingan harga beras PT XYZ dengan beras merk lainnya Penjual Carrefour Kab. Bogor
Giant Kab. Bogor
PT. XYZ*)
Medium
Premium
Medium
Premium
Medium
Premium
(2kg)
(2kg)
(2kg)
(2kg)
(2kg)
(2kg)
-
-
-
-
Rp 51.500
Rp. 62.800
-
-
Rp. 39,990
Rp. 55,900
-
-
-
-
-
-
Rp 32.500
Rp. 47.700
Sumber: PT XYZ dan beberapa Supermarket penjual beras Organik(2014). Keterangan : *) Harga yang ditetapkan PT. XYZ sudah termasuk biaya kemasan, biaya pendistribusian, dan keuntungan ritel.
Berdasarkan perbandingan harga tersebut dapat disimpulkan bahwa layak secara pasar karena beras sehat PT. XYZ lebih murah dengan harga Rp 32.500 untuk beras medium dan Rp 47.700 untuk beras premium masingmasing dalam kemasan 2 kg dibandingkan beras lainnya di pasaran, sehingga secara harga beras yang dihasilkan PT. XYZ dapat bersaing. Selain itu, untuk kepentingan pemasaran dan meningkatkan kepercayaan konsumen akan beras sehatnya ada baiknya produk PT. XYZ disertifikasi sehingga dapat mendongkrak harga dan image berasnya. Seperti yang kita ketahui, harga produk organik relatif lebih tinggi dibandingkan dengan produk non-organik. Tujuannya untuk memudahkan kontrol dan melindungi konsumen pangan organik. Manfaat yang diperoleh dari sertifikasi yakni pengakuan akan produk yang 100% organik sehingga mudah diterima pasar, baik pasar lokal, nasional, maupun internasional. Sertifikasi dapat dilakukan dengan pengakuan langsung dari perusahaan sendiri yang dicantumkan pada label kemasan, melalui pihak ketiga yakni LSPO (Lembaga Sertifikasi Pangan Organik) seperti Sucofindo, BioCert Indonesia, dan LeSOS, dan juga kelompok/aliansi pertanian organik seperti AOI (Aliansi Organis Indonesia). Dengan mengurus sertifikasi organik, maka standar produk beras PT. XYZ mendapat
30
pengakuan SNI bahkan ISO, bahwa beras yang dihasilkan bebas dari berbagai residu kimiawi. 3) Distribusi Letak strategis sebagai lintasan Jakarta-Bogor-Bandung membawa keberuntungan tersendiri bagi PT.XYZ. Tersedianya sarana prasarana transportasi dan perhubungan yang cukup memadai memberikan kemudahan dalam mendistribusikan produk ke pelanggan. Saluran distribusi masih dipilih secara selektif sampai konsumen menunjukkan ketertarikan terhadap produknya, sampai saat ini perusahan memasarkan produknya secara langsung ke konsumen akhir. Pembagian distribusi PT. XYZ hanya sebatas wilayah Jakarta saja yakni pasar induk cipinang (PIC) dan jatinegara, namun peluang pasar masih sangatlah besar dengan mendistribusikan ke pasar-pasar nasional lainnya. Selain itu, dapat memasuki pasar modern dengan memasoknya langsung maupun melalui perusahaan pemasok. Untuk memasok langsung, produsen harus memiliki modal dan relasi yang cukup. Karena barang yang masuk tidak dibayarkan secara langsung melainkan ditahan hingga 40 hari sehingga perputaran uang terhambat. Maka perusahaan perlu memperluas jaringan ritelnya yang dapat membayarkan secara tunai barang yang sudah didistribusikan kepada mitra (dalam hal ini pihak ritel). 4) Promosi Kegiatan pemasaran tak akan berjalan dengan baik jika tak didukung dengan promosi. Kegiatan promosi ini dilakukan bertujuan untuk mengenalkan produk kepada khalayak yang pada akhirnya mereka tertarik untuk membeli produk. Kegiatan promosi dilakukan sekaligus mencari pasar. Sampai saat ini promosi yang dilakukan oleh pihak PT XYZ dirasa belum cukup layak untuk membantu dalam memasarkan produknya dibandingkan dengan beras sehat lainnya yang sudah menggunakan internet sebagai media promosi. Sehingga masih perlu ditingkatkan melalui penggunaan internet dengan menggunakan web khusus, leaflet, pencantuman merek, dan mengikuti pameran pertanian. Selain itu, PT. XYZ juga dapat mempromosikan beras yang
31
dihasilkannya melalui pihak ritel, meskipun pengemasan dan label menggunakan nama pihak ritel namun tercantum bahwa beras tersebut diproduksi oleh PT. XYZ yang dikhususkan untuk pihak ritel sehingga produk PT. XYZ dapat dikenal masyarakat luas. 4.2.2 Analisis Aspek Teknis dan Teknologi Pada penelitian ini, aspek teknis dan teknologi yang digunakan oleh Penggilingan Padi Modern PT. XYZ dijelaskan sebagai berikut : a.
Pemilihan Mesin, Peralatan dan Fasilitas Produksi Bangunan penggilingan yang akan didirikan terdiri dari ruang produksi seluas 300 m², kantor, fasilitas umum lain seluas 200 m², dan 3 gudang yakni Gudang GKP seluas 50 m², Gudang GKG seluas 600 m², dan Gudang BERAS seluas 150 m². Harga yang diperkirakan untuk mendirikan bangunan berserta isinya adalah Rp 1.289.000.000. Ruang produksi berfungsi untuk melakukan proses penggilingan gabah, dimana di dalamnya terdapat mesin penggiling gabah. Pemisahan ruang produksi dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen yang berkunjung, sehingga tidak menimbulkan kesan kotor di semua bagian tempat penggilingan. Kantor sekaligus ruang jaga berfungsi melayani kebutuhan administrasi keuangan. Sedangkan gudang, berfungsi untuk tempat penyimpanan gabah yang akan digiling, serta ampas gabah sisa dari penggilingan. Mesin penggiling yang akan digunakan PT. XYZ merupakan mesin modern dengan merk Buivanggo mesin otomatis yang efektif dan efisien menghemat waktu penjemuran sekaligus penggilingan padi menjadi beras. Mesin ini berkapasitas 1,5 ton/jam dengan seluruhnya menggunakan listrik berdaya 130 KVa atau setara dengan 130.000 watt. Informasi yang didapat dari PT. Vetindo Jaya yang merupakan vendor mesin dari Vietnam ini. Total pembelian mesin penggilingan lengkap adalah Rp 1.536.700.000,00. Menurut Santosa T (2002), secara umum mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
32
1. Mesin pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering giling (huller atau husker) 2. Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator) 3. Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher) 4. Mesin pengayak bertingkat (shifter) 5. Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung). Dibandingkan dengan penggilingan konvensional yang pada umumnya memiliki 2 (dua) unit mesin yang dipasang secara terpisah, yaitu pemecahan kulit dan pemutih dengan kapasitas produksi riil antara 0,3-0,7 ton/jam dan proses pemindahan tersebut dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia. Sehingga secara teknologi mesin penggiling modern ini layak dan lebih unggul baik dalam kapasitas produksi, hemat waktu dan tenaga. b.
Lokasi dan Tata Letak Lokasi tempat pendirian pengggilingan padi medern ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu bertempat di desa Pasirhalang Sukaraja Sukabumi Jabar. Dibawah ini merupakan gambaran layout Pabrik Penggilingan Modern PT. XYZ yang disajikan pada Gambar 3.
33
Gudang Mesin P3M Pintu Masuk Gabah
Pintu Keluar Beras Toilet
P . S
Kantor
a
Parkir
m p i n
Pintu Depa n
g
Gambar 3. Layout penggilingan padi PT. XYZ c.
Proses Produksi Pendirian Pabrik Pengolahan Padi Modern (P3M) merupakan sebuah solusi yang dapat menangani masalah tersebut karena didukung dengan mesin pengolahan padi yang modern serta dapat menghasilkan atau menjaga mutu beras yang dihasilkan. Dengan Pengolahan Padi Modern dapat dengan pasti menjaga schedule produksi/pengolahan padi sehingga berdampak dalam kelancaran usaha/bisnis. Bagan pengolahan padi disajikan pada Gambar 4.
Pemisahan Kotoran
Pengeringan dan Penyimpanan Padi
Pengupasan Kulit
Pengemasan dan Distribusi
Penggilingan
Gambar 4. Bagan pengolahan padi Pengolahan padi menjadi beras secara prinsip, melibatkan tahapan yang sederhana yakni : 1.
Pemisahan kotoran, Pemisahan kotoran dari padi hasil panen di sawah dilakukan karena masih banyak terbawa kotoran lain seperti jerami, daun, batang bahkan benda lain
34
yang tidak lazim seperti batu dan pasir. Kotoran ini akan mengganggu proses pengeringan terutama penyerapan kalori dan penghambatan proses pergerakan padi pada tahapan berikutnya. Kadar air padi hasil panen sangat bervariasi antara 18–25%, bahkan dalam beberapa kasus dapat lebih besar. 2.
Pengeringan dan penyimpanan padi, Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air sampai sekitar 14% sehingga memudahkan dan mengurangi kerusakan dalam penyosohan dan proses selanjutnya. Kadar air yang terlalu tinggi menyulitkan pengupasan kulit dan menyebabkan kerusakan (pecah atau hancur) karena tekstur yang lunak.
3.
Pengupasan kulit (husking), Penyosohan adalah pengupasan kulit padi yang merupakan tahapan paling penting dari keseluruhan proses. Pengupasan kulit adalah transformasi padi menjadi beras yang secara prinsip sudah dapat dimasak untuk dimakan. Proses selanjutnya hanyalah penyempurnaan dari penyosohan dan untuk meningkatkan kebersihan. Gabungan dari sosoh serta kebersihan dan keutuhan biji adalah ukuran mutu beras putih.
4.
Penggilingan (milling), Tahapan penggilingan adalah proses penyempurnaan penyosohan dan pelepasan lapisan penutup butir beras. Teknologi penggilingan sudah sangat berkembang untuk menghasilkan beras putih yang baik. Proses ini dibagi lagi menjadi penyosohan, pemutihan (whitening)
dan pengkilapan
(shining). Walaupun demikian, inti proses ini adalah untuk memisahkan lapisan penutup semaksimal mungkin. 5.
Pengemasan dan distribusi. Kemasan yang ditawarkan dalam bentuk kemasan 5kg, 10kg, dan 25kg. PT. XYZ mendistribusikan beras sehatnya ke end user yang ada di jakarta. Daya serap end user baik katering maupun rumah tangga masih sangat tinggi. End User utama PT. XYZ adalah keluarga kelas menengah.
35
4.2.3 Analisis Aspek Manajemen Aspek manajemen pada pengembangan usaha penggilingan padi Modern PT. XYZ yang dibahas adalah : a)
Kepemilikan Penggilingan padi PT. XYZ dipimpin oleh seorang pemimpin perusahaan (Direktur) yang sekaligus sebagai pendiri dibantu oleh sekretaris, personalia, bendahara, beberapa karyawan divisi seperti divisi pelatihan dan pengkajian,
divisi
Lembaga
Keuangan
Masyarakat
(LKM),
divisi
Penggilingan Padi Modern (P3M), divisi sosialisasi dan divisi teknologi informasi, dan divisi pemberdayaan masyarakat. Untuk urusan modal ditanggung seluruhnya milik direksi selaku pendiri yang berbadan hukum Perseroan Terbatas. b)
Struktur Organisasi Pada usaha penggilingan padi modern PT. XYZ, struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi sederhana (Gambar 5.). Alasan dari perusahaan menggunakan struktur organisasi ini agar memudahkan dalam merencanakan,
mengorganisasikan,
mengendalikan
dan
melakukan
pengontrolan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat. Direktur
Sekretaris
Divisi Pelatihan dan Pengkajian
Bendahara
Personalia
Divisi LKM
Divisi P3M
Divisi Sosialisasi dan Pemasaran
Divisi Teknologi Informasi
Gambar 5. Struktur organisasi PT. XYZ
Divisi Pemberdayaan Masyarakat
36
c)
Deskripsi Pekerjaan Deskripsi pekerjaan yang ada di usaha penggilingan padi PT. XYZ adalah : 1) PT. XYZ dipimpin oleh seorang direktur utama sekaligus pemilik perusahaan tersebut. Dalam menjalankan perusahaaan, direktur dibantu oleh seorang sekretaris, 1 (satu) orang bagian personalia, dan 1 (orang) bendahara. 2) Pada divisi pelatihan dan pengkajian, tenaga kerja dalam divisi ini terdiri dari 5 (lima) orang yang bertugas untuk mendampingi para petani memotivasi dan memberikan wawasan dalam hal lingkup pertanian. 3) Tenaga Kerja LKM (Lembaga Keuangan Mikro) terdapat 5 (lima) orang pekerja yang bertugas untuk membantu memberikan modal bagi para petani dalam menanam padi, mulai dari pembelian benih, pupuk, sampai kebutuhan lainnya yang menunjang keberlangsungan kegiatan pertanian. 4) Divisi Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) bertugas untuk mengoperasikan mesin penggilingan dan merawat mesin penggilingan agar beroperasi dengan baik dan maksimal yang terdiri dari 5 (lima) orang. 5) Divisi Sosialisasi dan Pemasaran yang terdiri dari 5 (orang) bertanggung jawab dalam hal memasarkan beras yang telah dihasilkan dan mengelola kegiatan pemasaran PT. XYZ 6) Tenaga divisi teknologi dan informasi memiliki peranan penting dalam melaporkan transaksi informasi data yang tertulis dari lapangan, dilengkapi data luas lokasi, alamat, dan waktu dalam bentuk web dan peta digital. 7) Pada divisi pemberdayaan masyarakat yakni membantu peningkatan kesejahteraan petani dari petani subsitem menjadi pengusaha pertanian. Dalam menjalankan segala kegiatannya seluruh divisi seperti Divisi Pelatihan dan Pengkajian, Divisi LKM, Divisi Sosialisasi dan Pemasaran, Divisi Teknologi Informasi, Divisi Pemberdayaan Masyarakat menopang dan mendukung divisi P3M.
37
d)
Sistem Kompensasi Tenaga Kerja Tenaga Kerja yang akan terlibat pada pabrik penggilingan padi modern ini seluruhnya merupakan tenaga kerja tetap yang menerima gaji pokok setiap bulannya. PT. XYZ tidak hanya memberikan gaji, tetapi juga bonus seperti gaji yang diberikan kepada para pendamping adalah sebesar Rp 1.500.000,00 per bulan ditambah Rp 25,00/kg gabah yang masuk ke pabrik sehingga gaji yang didapat sekitar Rp 2.500.000,00. Sedangkan untuk tenaga kerja LKM mendapatkan gaji pokok diatas Rp 2.000.000,00 per bulan ditambah bonus 2,5% dari keuntungan LKM yang akan dibagikan di akhir tahun.
4.2.4 Aspek Sosial Ekonomi Perusahaan Penggilingan PT XYZ Padi diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah, baik bagi masyarakat sekitar pabrik, petani, dengan adanya LKM sebagai lembaga pendukung kegiatan pertanian dalam hal keuangan membantu memberikan modal secara kredit bagi para petani dalam menanam padi, mulai dari pembelian benih, pupuk, sampai kebutuhan lainnya
yang
menunjang keberlangsungan kegiatan pertanian. Diberikan pendamping untuk membantu petani melalui pelatihan-pelatihan agar petani mendapat wawasan yang lebih dalam lingkup pertanian. Tenaga kerja petani terbantu dengan adanya mesin penggiling modern ini sehingga menghemat tenaga dan waktu dalam kegiatan pasca panen. Sehingga dengan adanya manfaat tersebut perusahaan diterima oleh masyarakat sekitar terutama para petani. 4.2.5 Analisis Aspek Finansial Analisis aspek keuangan yang dilakukan pada penelitian ini merupakan poin terpenting untuk mengetahui kelayakan pendirian usaha penggilingan padi modern secara finansial. Terdapat 2 (dua) komponen biaya penting dalam pendirian usaha ini, yakni biaya investasi dan biaya operasional. 1)
Biaya Investasi Kebutuhan Investasi dalam rencana usaha pendirian pabrik penggilingan
padi modern ini terdiri dari bangunan, peralatan dan perlengkapan sebagai modal awal
yang
dikeluarkan
pemilik
untuk
mendukung
berjalannya
usaha.
38
Diperkirakan total biaya yang diperlukan yaitu sebesar Rp 4.118.880.000,00. Rincian dari rencana investasinya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kebutuhan investasi pendirian usaha P3M Dalam ribuan (000) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Biaya Investasi Bangunan Pabrik Area Parkir Mesin Giling Mesin Pengering Genset Pemasangan Pagar Instalasi Listrik Instalasi Air Perizinan Alat Kantor, Meja, & Kursi Handlift Alat Transportasi Papan Tulis Terpal Kalkulator Sekop Gerobak Modern Sapu Printer dan Fax Laptop Komputer Jumlah
Unit Barang 800 200 1 1 1 230 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 5 5 1 2
Satuan m² m² unit unit unit m unit unit paket paket unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
Harga Beli (Unit) 800 400 1.536.700 895.400 374.000 300 50.000 50.000 5.000 95.000 2.500 147.500 30 500 50 75 2.400 10 1.000 5.000
Total Biaya 640.000 80.000 1.536.700 895.400 374.000 69.000 50.000 50.000 5.000 95.000 5.000 295.000 30 500 50 150 12.000 50 1.000 10.000 4.118.880
Sumber : Perencanaan Perusahaan PT XYZ
2. Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang menunjang kegiatan operasional perusahan. Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. a. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Besarnya biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 8.
39
Tabel 8. Biaya-biaya tetap usaha P3M Dalam ribuan (000) No.
Jenis Biaya Tetap
Jumlah
Satuan
Harga
1
Biaya Perawatan Mesin
2
kali
55.000
2 3
Biaya Perawatan Mobil Pajak Mobil Gaji Pegawai Manajemen Gaji LKM Gaji Pendamping Petani Gaji Marketing Biaya Listrik Penerangan Biaya Telepon Biaya Promosi Pajak Bumi dan Bangunan Jumlah Biaya Tetap
2 3
kali kali
6.000 3.500
Total Harga 110.00 0 12.000 10.500
5
Orang
5.000
25.000
350.000
5
Orang
2.000
10.000
140.000
5 5
Orang Orang
2.500
12.500
150.000
3.000
15.000
210.000
1 1 1
Bulan Bulan Bulan
1.000
1.000
12.000
1.667 10.000
1.667 10.000
20.004 110.000
1
Tahun
4 5 6 7 8 9 10 11
1 Tahun 110.000 12.000 10.500
500 87.667
1.125.004
Sumber : Perencanaan Perusahaan PT XYZ
b. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada output yang akan diproduksi. Yang termasuk kedalam biaya variabel terinci pada Tabel 9. Tabel 9. Biaya-biaya variabel usaha P3M Dalam ribuan (000) No. 1
Jenis Biaya Variabel
Pembelian GKP Plastik Kemasan 2 Transparan Medium 20/50 Plastik Kemasan 3 Transparan Premium 5/10 Biaya Perawatan 4 Pabrik 5 Biaya Air 6 Biaya Transportasi Gaji Tenaga Kerja 7 Produksi Biaya Listrik untuk 8 Mesin Jumlah Biaya Variabel
Jumlah per 1 x produksi 1960
Satuan
Harga
TC 1 x Produksi
1 Tahun (12 x)
Kg
3300
6.468.000
19.404.000
233
Kg
300
69.900
768.900
140
Kg
500
70.000
770.000
1
Tahun
1 1
Bulan Bulan
5.000 16.000
5.000 16.000
60.000 192.000
5
Orang
1.500
7.500
90.000
1
Bulan
50.000
50.000
600.000
6.686.400
21.950.900
Sumber : Perencanaan Perusahaan PT XYZ
66.000
40
Total Biaya Operasional yang dikeluarkan oleh PT. XYZ dalam pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern ini sebesar Rp 21.950.900,00 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3. 4.3 Analisis Kriteria Kelayakan Finansial Analisis kriteria kelayakan usaha dilakukan guna untuk menentukan apakah usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) layak untuk diusahakan selama umur proyeknya. Perhitungan kriteria investasi menggunakan metode Cash Flow, dimana seluruh penerimaan selama sepuluh tahun ke depan didiskontokan pada masa kini. Analisis kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan 4 (empat) kriteria, yaitu NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period yang dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil analisis finansial cashflow usaha P3M Kriteria Investasi NPV (Rp) Net B/C IRR (%) PBP
Nilai 5.752.644.000,00 2,78 24% 5,82 Tahun
Tingkat suku bunga yang digunakan yaitu pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) periode Mei 2014 sebesar 6,5%. Data tersebut didapat pada data Bank Indonesia. 1. NPV NPV suatu proyek adalah selisih PV arus penerimaan dengan PV arus biaya. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh NPV Rp 5.752.644.000,00. Nilai tersebut menunjukan bahwa arus masuk PT. XYZ selama periode 12 tahun pada tingkat suku bunga 6,5 persen lebih besar dari pada arus kas keluarnya, sehingga pendirian usaha yang dilakukan ini menguntungkan dan layak diimplementasikan dalam jangka panjang karena NPV yang dihasilkan lebih besar dari nol (NPV>0). Perhitungan kriteria NPV dapat dilihat pada Lampiran 5. 2. Net B/C Net B/C Ratio merupakan manfaat bersih tambahan atau nilai bersih pada saat ini yang diterima oleh suatu bisnis selama umur bisnis tersebut pada tingkat suku bunga tertentu. Nilai PI atau Net B/C pada Penggilingan Padi PT. XYZ 4,27. Nilai ini menunjukan bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,78. Karena nilai PI > 1, maka pendirian usaha ini
41
menguntungkan dan layak diimplementasikan. 3. IRR IRR menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan tingkat pengembalian modal bagi perusahaan yang melakukan investasi selama proyek berlangsung dan dinyatakan dalam satuan persen. Nilai IRR yang diperoleh pada usaha P3M yaitu sebesar 24% (DF > 6,5%) artinya proyek yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan sebesar 24%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pengembalian modal yang digunakan lebih besar dari tingkat discount rate yang digunakan. 4. PBP Payback periode (PP) atau masa pengembalian investasi merupakan perhitungan terhadap lamanya waktu yang diperlukan oleh suatu proyek untuk dapat mengembalikan biaya investasi awal. Hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback period) yang berdasarkan nilai sekarang dengan tingkat diskonto 6,5 persen, memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama lebih dari 5 tahun 8 bulan 2 hari. Nilainya lebih rendah dari umur proyek yang artinya setelah jangka waktu tersebut, perusahaan dapat mengembalikan modal yang dikeluarkan untuk usaha P3M ini sehingga layak untuk dijalankan. 4.4 Analisis Sensitifitas Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis kembali untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi sebagai akibat dari keadaan yanng berubah. Hasil analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu usaha dalam menghadapi setiap perubahan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kepekaan dari usaha Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern ini dengan mengubah beberapa faktor yang penting di antaranya.
42
a. Terjadi Penurunan Permintaan sebesar 2,55% Tabel 11. Hasil analisis sensitivitas skenario 1 No.
1 2 3 4
Kriteria Kelayakan NPV (Rp) IRR (%) Net B/C PBP (Tahun)
Kelayakan NVP > 0 IRR > DR Net B/C > 1 PBP < Jangka waktu
Keterangan (4.768.000) 6 1,14 12,06 Tahun
Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 11, maka dapat disimpulkan bahwa Proyek Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) PT. XYZ sudah tidak layak saat terjadi penurunan permintaan beras maupun by product sebesar 4,95 persen karena menghasilkan NVP<0; IRR
Jangka waktu. Batas maksimal penurunan permintaan tersebut yang dapat ditolerir, agar bisnis yang dijalankan tetap layak. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. b. Terjadi Kenaikan Harga Bahan Baku sebesar 0,49% Tabel 12. Hasil analisis sensitivitas skenario 2 No. 1 2 3 4
Kriteria Kelayakan NPV (Rp) IRR (%) Net B/C PBP (Tahun)
Kelayakan NVP > 0 IRR > DR Net B/C > 1 PBP < Jangka waktu
Keterangan (5.312.000) 6 1,01 6,77
Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 12, maka dapat disimpulkan bahwa Proyek Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) PT. XYZ sudah tidak layak saat terjadi kenaikan harga bahan baku gabah kering panen sebesar 1,1 persen karena menghasilkan NVP<0; IRR
43
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasi analisis kelayakan dari beberapa aspek yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern pada PT XYZ layak untuk dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dari : a.
Hasil analisis kelayakan pada aspek non finansialnya, yakni aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan sosial ekonomi menunjukkan bahwa rencana PT XYZ mendirikan pabrik penggilingan padi modern di kawasan produksi padi Sukaraja-Sukabumi merupakan keputusan yang tepat dan layak untuk dilaksanakan.
b.
Dari hasil analisis kelayakan finansial yang telah dilakukan, proyek pendirian usaha penggilingan padi modern ini layak untuk dijalankan. Karena diperoleh hasil NPV = Rp 5.752.644.000,00; IRR = 24% dan B/C ratio = 2,78. Usaha tersebut layak karena memenuhi syarat NPV > 0, IRR > nilai discount rate (6,5%), dan B/C Ratio > 1. Selain itu tingkat pengembalian akan modal yang sudah dikeluarkan juga mempengaruhi kelayakan dari usaha penggilingan padi ini lebih dari 5 tahun.
c.
Hasil dari dua skenario analisis switching value diketahui bahwa usaha ini sensitif akan suatu perubahan. Pada skenario pertama dengan penurunan permintaan yang dapat ditolerir hingga 2,55 persen, sedangkan pada skenario kedua pengaruh perubahan kenaikan biaya bahan baku sampai dengan 0,49 persen. Penurunan permintaan dan kenaikan biaya bahan baku tersebut merupakan batas apabila usaha tersebut masih ingin dipertahankan kelayakannya, sehingga apabila perubahan biaya bahan baku dan penurunan permintaan melebihi batas tersebut, maka usaha tidak layak untuk dijalankan.
44
2. Saran Berdasarkan analisis yang dihasilkan pada penelitian ini, maka perusahaan disarankan untuk : a.
Demi kepentingan pemasaran dan meningkatkan kepercayaan konsumen akan beras sehatnya ada baiknya produk PT. XYZ disertifikasi sehingga dapat mendongkrak harga dan image berasnya agar dapat bersaing secara pasar.
b.
Dalam hal promosi perusahaan harus lebih meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan (Advertising) melalui internet dengan web khusus, leaflet, pencantuman merk, dan mengikuti pameran-pameran pertanian.
c.
Sedangkan untuk jaringan pasar untuk distribusi masih belum luas, sehingga PT. XYZ perlu memperluas jaringan mitra agar dapat mendistribusikan produk beras sehatnya ke pasar-pasar tradisional maupun modern.
d.
Berdasarkan hasil analisis finansial terjadi penurunan permintaan sehingga perusahaan harus lebih memperluas jaringan pasar yang kuat agar permintaan produk dapat tetap stabil ataupun lebih meningkat.
e.
Untuk by product dijual dengan promosi bahwa dedak dan menir yang dihasilkan, diperoleh dari proses organik sehingga dapat meningkatkan harga jual. Selain itu juga diusahakan agar menir dan dedak diolah lebih lanjut menjadi bahan untuk kosmetik dan obat-obatan untuk pengembahan usahanya.
45
DAFTAR PUSTAKA [BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2013. Studi Pendahuluan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) Bidang Pangan dan Pertanian [Internet]. Jakarta (ID): Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. [diunduh 18 Maret 2014]. Tersedia pada: http://www.bappenas.go.id. [BI] Bank Indonesia. 2014. Tingkat Bunga Deposito 2014. [Internet]. Jakarta (ID): Bank Indonesia. [diunduh 15 Okt 2014]. Tersedia pada: http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Suku Bunga Dasar Deposito/ [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Bandung dalam Angka [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 15 Juli 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Bogor dalam Angka [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 15 Juli 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Cianjur dalam Angka [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 15 Juli 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jakarta dalam Angka [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 15 Juli 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Harga dan Kualitas Beras, dan Sensus Penggilingan Padi (PIPA) BPS 2012 [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 15 Juli 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Padi Jagung Kedelai (Angka Ramalan I Tahun 2014 [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 15 Juli 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Sukabumi dalam Angka [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 15 Juli 2014]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1999. Standar Nasional Indonesia Beras Giling 01-6128-1999 [Internet]. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional. [diunduh 15 Okt 2014]. Tersedia pada: http://www.bsn.go.id. Chaerunnisa RR. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah Di Desa Cikarang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [DEPTAN] Departemen Pertanian. 2005. Teknik Penggilingan Padi yang Baik [Internet]. Jakarta (ID): Ditjen pengolahan dan pemasaran hasil pertanian Departemen Pertanian. [diunduh 18 Maret 2014]. Tersedia pada: http://agribisnis.deptan.go.id. Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press. Hasibuan RM. 2010. Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Penggilingan Padi UD. Kilang Padi Bersama di Kabupaten Padang Lawas Utara. [Skripsi]. Medan (ID): Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Medan.
46
Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta (ID): Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Isa E. 2014. Hidup Sehat dengan Makan Nasi dari Beras Berwarna Gelap [Internet]. [diunduh pada 18 Maret 2014]. Tersedia pada: https://www.jagita.com/news. Johan S. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga. Patiwiri AW 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti F. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi: Studi Kasus. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Santosa T. 2002. Memantapkan Swasembada Pangan dan Ketahanan Pangan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta (ID): IP2TP. Sucipto A. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Malang (ID): UIN MALIKIPRESS. Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis : Pendekatan Praktis. Yogyakarta (ID): ANDI. Umar H. 2001 Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Widodo, dkk. 2005. Analisis Kelayakan Usaha Rice Milling Unit. [Internet]. Jakarta (ID): Litbang Deptan [diunduh 18 Maret 2014]. Tersedia pada: http://www.ntb.litbang.deptan.go.id.
47
LAMPIRAN
Lampiran 1. Komponen biaya investasi usaha P3M dalam ribuan (000) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Biaya Investasi Bangunan Pabrik Area Parkir Mesin Giling Mesin Pengering Genset Pemasangan Pagar Instalasi Listrik Instalasi Air Perizinan Alat Kantor, Meja, & Kursi Handlift Alat Transportasi Papan Tulis Terpal Kalkulator Sekop Gerobak Modern Sapu Printer dan Fax Laptop Komputer Jumlah
Unit Barang
Satuan
800 200 1 1 1 230 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 5 5 1 2
m² m² unit unit unit m unit unit paket paket unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
Harga Beli (Unit) 800 400 1.536.700 895.400 374.000 300 50.000 50.000 5.000 95.000 2.500 147.500 30 500 50 75 2.400 10 1.000 5.000
Total Biaya 640.000 80.000 1.536.700 895.400 374.000 69.000 50.000 50.000 5.000 95.000 5.000 295.000 30 500 50 150 12.000 50 1.000 10.000 4.118.880
Umur (Tahun)
Nilai Sisa
Penyusutan
20 25 12 12 5 10 5 5
64.000 8.000 153.670 89.540 37.400 6.900 5.000 5.000
28.800 2.880 115.253 67.155 67.320 6.210 9.000 9.000
5 3 7 5 3 2 5 7 1 5 5
9.500 500 29.500 3 50 5 15 1.200 5 100 1.000
17.100 1.500 37.929 5 150 23 27 1.543 45 180 1.800
410.283
363.893,8
142
48
Lampiran 2. Komponen biaya tetap usaha P3M dalam ribuan (000) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Biaya Tetap Biaya Perawatan Mesin Biaya Perawatan Mobil Pajak Mobil Gaji Pegawai Manajemen Gaji LKM Gaji Pendamping Petani Gaji Marketing Biaya Listrik Penerangan Biaya Telepon Biaya Promosi Pajak Bumi dan Bangunan Jumlah Biaya Tetap
Jumlah 2 2 3 5 5 5 5 1 1 1 1
Satuan kali kali kali Orang Orang Orang Orang Bulan Bulan Bulan Tahun
Harga 55.000 6.000 3.500 5.000 2.000 2.500 3.000 1.000 1.667 10.000
Total Harga 110.000 12.000 10.500 25.000 10.000 12.500 15.000 1.000 1.667 10.000 87.667
1 Tahun 110.000 12.000 10.500 350.000 140.000 150.000 210.000 12.000 20.004 110.000 500 1.125.004
49
Lampiran 3. Komponen biaya variabel PT. XYZ dalam ribuan (000) No.
Jenis Biaya Variabel
7
Pembelian GKP Plastik Kemasan Transparan Medium 20/50 Plastik Kemasan Transparan Premium 5/10 Biaya Perawatan Pabrik Biaya Air Biaya Transportasi Gaji Tenaga Kerja Produksi
8
Biaya Listrik untuk Mesin
1 2 3 4 5 6
Jumlah Biaya Variabel
Jumlah per 1 x produksi
Satuan
1.960 233 140 1 1 1
Kg Kg Kg Tahun Bulan Bulan
5.000 16.000
5
Orang
1.500
5.000 16.000 7.500
1
Bulan
50.000
50.000
600.000
6.686.400
21.950.900
Harga 3.300 300 500
TC 1 x Produksi 6.468.000 69.900 70.000
1 Tahun (12 x) 19.404.000 768.900 770.000 66.000 60.000 192.000 90.000
50
Lampiran 4. Cashflow usaha P3M dalam ribuan (000) Tahun Analisa Proyek (Rp)
Keterangan -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
23.036.000
24.197.543
25.407.420
26.677.791
28.011.680
29.412.264
30.882.877
32.427.021
34.048.372
35.750.791
37.538.330
39.415.247
KAS MASUK Pendapatan Usaha Nilai Sisa TOTAL KAS MASUK
410.283
410.283
410.283
410.283
410.283
410.283
410.283
410.283
410.283
410.283
410.283
410.283
23.446.283
24.607.826
25.817.703
27.088.074
28.421.963
29.822.547
31.293.160
32.837.304
34.458.655
36.161.074
37.948.613
39.825.530
KAS KELUAR Biaya Investasi 1 Bangunan Pabrik 2 Area Parkir 3 Mesin Giling
640.000 80.000 1.536.700
4 Mesin Pengering
895.400
5 Genset
374.000
6 Pemasangan Pagar
69.000
7 Instalasi Listrik
50.000
8 Instalasi Air
50.000
9 Perizinan 10 Alat Kantor, Meja, & Kursi 11 Handlift 12 Alat Transportasi
5.000
17 Gerobak Modern 19 Printer dan Fax Total Biaya Investasi
30
500
500
50
50
50
500 50
50
150
150
150 12.000
12.000 50
5.000
30
500
18 Sapu 20 Laptop Komputer
5.000 295.000
30
15 Kalkulator 16 Sekop
95.000
5.000
5.000 295.000
13 Papan Tulis 14 Terpal
95.000
95.000
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
1.000
1.000
1.000
10.000
10.000
10.000
4.107.880
50
50
100
5.550
200
106.130
50
312.550
100
50
95.230
16.600
Biaya Operasional Biaya Variabel 1
Pembelian GKP
19.404.000
20.374.200
21.392.910
22.462.556
23.585.683
24.764.967
26.003.216
27.303.377
28.668.545
30.101.973
31.607.071
33.187.425
2
Plastik Kemasan Transparan Medium 20/50
768.900
807.345
847.712
890.098
934.603
981.333
1.030.400
1.081.920
1.136.015
1.192.816
1.252.457
1.315.080
3
Plastik Kemasan Transparan Premium 5/10
770.000
808.500
848.925
891.371
935.940
982.737
1.031.874
1.083.467
1.137.641
1.194.523
1.254.249
1.316.961
4
Biaya Air
60.000
63.000
66.150
69.458
72.930
76.577
80.406
84.426
88.647
93.080
97.734
102.620
5
Biaya Transportasi
192.000
201.600
211.680
222.264
233.377
245.046
257.298
270.163
283.671
297.855
312.748
328.385
6
Biaya Promosi
110.000
115.500
121.275
127.339
133.706
140.391
147.411
154.781
162.520
170.646
179.178
90.000
94.500
99.225
104.186
109.396
114.865
120.609
126.639
132.971
139.620
146.601
153.931
600.000
630.000
661.500
694.575
729.304
765.769
804.057
844.260
886.473
930.797
977.337
1.026.204
21.994.900
22.464.645
23.587.877
24.767.271
26.005.635
27.305.916
28.671.212
30.104.773
31.610.011
33.190.512
34.850.038
36.592.540
1 Biaya Perawatan Mesin
110.000
115.500
121.275
127.339
133.706
140.391
147.411
154.781
162.520
170.646
179.178
188.137
2 Biaya Perawatan Mobil
12.000
12.600
13.230
13.892
14.586
15.315
16.081
16.885
17.729
18.616
19.547
3 Pajak Mobil
10.500
11.025
11.576
12.155
12.763
13.401
14.071
14.775
15.513
16.289
17.103
17.959
4 Gaji Pegawai Manajemen
350.000
367.500
385.875
405.169
425.427
446.699
469.033
492.485
517.109
542.965
570.113
598.619
5 Gaji LKM
140.000
147.000
154.350
162.068
170.171
178.679
187.613
196.994
206.844
217.186
228.045
239.448
6 Gaji Pendamping Petani
150.000
7 Gaji Marketing
7 Gaji Tenaga Kerja Produksi 8 Biaya Listrik untuk Mesin Total Biaya Variabel
188.137
Biaya Tetap 20.524
157.500
165.375
173.644
182.326
191.442
201.014
211.065
221.618
232.699
244.334
256.551
210.000
220.500
231.525
243.101
255.256
268.019
281.420
295.491
310.266
325.779
342.068
359.171
8 Biaya Listrik Penerangan
12.000
12.600
13.230
13.892
14.586
15.315
16.081
16.885
17.729
18.616
19.547
9 Biaya Telepon
20.004
21.004
22.054
23.157
24.315
25.531
26.807
28.148
29.555
31.033
32.584
34.214
10 Biaya Promosi
110.000
115.500
121.275
127.339
133.706
140.391
147.411
154.781
162.520
170.646
179.178
188.137
1.014.504
1.044.225
1.096.436
1.151.258
1.208.821
1.208.821
1.208.821
1.208.821
1.208.821
1.208.821
1.208.821
1.208.821
23.009.404
23.508.870
24.684.314
25.918.529
27.214.456
28.514.737
29.880.033
31.313.594
32.818.832
34.399.333
36.058.859
37.801.360
Total Biaya Tetap Total Biaya Operasional Pajak TOTAL KAS KELUAR Net Benefit Discount Factor (r=6.5% , n=12) PV per Tahun NPV
0
3.248
3.592
3.954
4.333
5.336
6.390
7.495
8.656
9.876
11.156
12.500
4.107.880
23.006.081
23.512.168
24.688.006
25.928.033
27.218.989
28.626.204
29.886.473
31.633.639
32.827.589
34.409.259
36.165.244
37.830.460
(4.107.880)
440.202
1.095.658
1.129.697
1.160.041
1.202.974
1.196.343
1.406.688
1.203.665
1.631.066
1.751.815
1.783.369
1.995.070
1 (4.107.880) 5.752.644
PV Positif
11.422.145
PV Negatif
(4.107.880)
IRR
24%
NET B/C
2,78
PAYBACK PERIOD
5,82
(3.373)
20.524
0,94
0,88
413.335 (3.694.545)
0,50
1,07
965.997
935.219
901.726
878.028
819.895
905.212
727.292
925.391
933.238
892.063
2.124.749
1.379.332
1.901.215
0,83
1.836.945
0,78
1.779.754
0,73
1.697.923
0,69
1.725.107
0,64
1.632.504
1.652.683
1.858.628
1.825.301
3.016.812
NPV
manfaat bersih yg diterima proyek selama 12 tahun pd tingkat suku bunga 6,5 % adalah sebesar Rp 5 848.670.000,00
IRR
usaha ini akan berada pada titik impas pada saat suku bunga sebesar 25%
NET B/C
setiap Rp 1 biaya yg dikeluarkan, memperoleh penerimaan sebesar Rp 2,81
PP
waktu yg diperlukan usaha ini untuk mengembalikan semua investasi awal yang telah dikeluarkan adalah selama 5,78 tahun
0,60
0,57
0,53
51
Lampiran 5. Analisis sensitifitas penurunan permintaan beras sebesar 2,55% usaha P3M dalam ribuan (000) Keterangan
Tahun Analisa Proyek (Rp) -
KAS MASUK Pendapatan Usaha Nilai Sisa TOTAL KAS MASUK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
22.448.582 410.283 22.858.865
23.580.505 410.283 23.990.788
24.759.530 410.283 25.169.813
25.997.507 410.283 26.407.790
27.297.382 410.283 27.707.665
28.662.251 410.283 29.072.534
30.095.364 410.283 30.505.647
31.600.132 410.283 32.010.415
33.180.139 410.283 33.590.422
34.839.146 410.283 35.249.429
36.581.103 410.283 36.991.386
38.410.158 410.283 38.820.441
KAS KELUAR Biaya Investasi 1 Bangunan Pabrik 2 Area Parkir 3 Mesin Giling 4 Mesin Pengering 5 Genset 6 Pemasangan Pagar 7 Instalasi Listrik 8 Instalasi Air 9 Perizinan 10 Alat Kantor, Meja, & Kursi 11 Handlift 12 Alat Transportasi 13 Papan Tulis 14 Terpal 15 Kalkulator 16 Sekop 17 Gerobak Modern 18 Sapu 19 Printer dan Fax 20 Laptop Komputer Total Biaya Investasi Biaya Operasional Biaya Variabel 1 Pembelian GKP 2 Plastik Kemasan Transparan Medium 20/50 3 Plastik Kemasan Transparan Premium 5/10 4 Biaya Air 5 Biaya Transportasi 6 Biaya Promosi 7 Gaji Tenaga Kerja Produksi 8 Biaya Listrik untuk Mesin Total Biaya Variabel Biaya Tetap 1 Biaya Perawatan Mesin 2 Biaya Perawatan Mobil 3 Pajak Mobil 4 Gaji Pegawai Manajemen 5 Gaji LKM 6 Gaji Pendamping Petani 7 Gaji Marketing 8 Biaya Listrik Penerangan 9 Biaya Telepon 10 Biaya Promosi Total Biaya Tetap Total Biaya Operasional Pajak TOTAL KAS KELUAR Net Benefit Discount Factor (r=6.5% , n=12) PV per Tahun NPV PV Positif PV Negatif IRR NET B/C PAYBACK PERIOD
640.000 80.000 1.536.700 895.400 374.000 69.000 50.000 50.000 5.000 95.000 5.000 295.000 30 500 50 150 12.000 50 1.000 10.000 4.107.880
0 4.107.880 (4.107.880) 1 (4.107.880) (4.768) 4.692.155 (4.107.880) 6% 1,14 12,06
95.000
95.000
5.000
5.000 295.000
5.000
30
30
500
500
50
50
500 50
50
150
150 50
12.000 50
50
50
50
200
50 1.000 10.000 106.130
50
312.550
100
50
95.230
50 1.000 10.000 16.600
22.462.556 890.098 891.371 69.458 222.264 127.339 104.186 694.575 24.767.271
23.585.683 934.603 935.940 72.930 233.377 133.706 109.396 729.304 26.005.635
24.764.967 981.333 982.737 76.577 245.046 140.391 114.865 765.769 27.305.916
26.003.216 1.030.400 1.031.874 80.406 257.298 147.411 120.609 804.057 28.671.212
27.303.377 1.081.920 1.083.467 84.426 270.163 154.781 126.639 844.260 30.104.773
28.668.545 1.136.015 1.137.641 88.647 283.671 162.520 132.971 886.473 31.610.011
30.101.973 1.192.816 1.194.523 93.080 297.855 170.646 139.620 930.797 33.190.512
31.607.071 1.252.457 1.254.249 97.734 312.748 179.178 146.601 977.337 34.850.038
33.187.425 1.315.080 1.316.961 102.620 328.385 188.137 153.931 1.026.204 36.592.540
127.339 13.892 12.155 405.169 162.068 173.644 243.101 13.892 23.157 127.339 1.151.258 25.918.529 3.954 25.928.033 479.757 0,78 372.926 771.790
133.706 14.586 12.763 425.427 170.171 182.326 255.256 14.586 24.315 133.706 1.208.821 27.214.456 4.333 27.218.989 488.676 0,73 356.676 729.602
140.391 15.315 13.401 446.699 178.679 191.442 268.019 15.315 25.531 140.391 1.208.821 28.514.737 5.336 28.626.204 446.331 0,69 305.886 662.561
147.411 16.081 14.071 469.033 187.613 201.014 281.420 16.081 26.807 147.411 1.208.821 29.880.033 6.390 29.886.473 619.174 0,64 398.443 704.328
154.781 16.885 14.775 492.485 196.994 211.065 295.491 16.885 28.148 154.781 1.208.821 31.313.594 7.495 31.633.639 376.776 0,60 227.660 626.102
162.520 17.729 15.513 517.109 206.844 221.618 310.266 17.729 29.555 162.520 1.208.821 32.818.832 8.656 32.827.589 762.833 0,57 432.796 660.456
170.646 18.616 16.289 542.965 217.186 232.699 325.779 18.616 31.033 170.646 1.208.821 34.399.333 9.876 34.409.259 840.170 0,53 447.580 880.376
179.178 19.547 17.103 570.113 228.045 244.334 342.068 19.547 32.584 179.178 1.208.821 36.058.859 11.156 36.165.244 826.142 0,50 413.246 860.827
188.137 20.524 17.959 598.619 239.448 256.551 359.171 20.524 34.214 188.137 1.208.821 37.801.360 12.500 37.830.460 989.981 1,07 1.054.329 1.467.576
50
50
50
50
50
50
50
100
5.550
19.404.000 768.900 770.000 60.000 192.000 110.000 90.000 600.000 21.994.900
20.374.200 807.345 808.500 63.000 201.600 115.500 94.500 630.000 22.464.645
21.392.910 847.712 848.925 66.150 211.680 121.275 99.225 661.500 23.587.877
110.000 12.000 10.500 350.000 140.000 150.000 210.000 12.000 20.004 110.000 1.014.504 23.009.404 (3.373) 23.006.081 (147.216) 0,94 (138.231) (4.246.111)
115.500 12.600 11.025 367.500 147.000 157.500 220.500 12.600 21.004 115.500 1.044.225 23.508.870 3.248 23.512.168 478.620 0,88 421.980 283.749
121.275 13.230 11.576 385.875 154.350 165.375 231.525 13.230 22.054 121.275 1.096.436 24.684.314 3.592 24.688.006 481.808 0,83 398.864 820.844
(Rumus Excel) diterima karena lebih besar dari 6,5% (investasi/ kas bersih pertahun)*1 tahun
52
Lampiran 6. Analisis sensitifitas kenaikan harga bahan baku sebesar 0,49% usaha P3M dalam ribuan (000) Keterangan
Tahun Analisa Proyek (Rp) -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
23.036.000 410.283 23.446.283
24.197.543 410.283 24.607.826
25.407.420 410.283 25.817.703
26.677.791 410.283 27.088.074
28.011.680 410.283 28.421.963
29.412.264 410.283 29.822.547
30.882.877 410.283 31.293.160
32.427.021 410.283 32.837.304
34.048.372 410.283 34.458.655
35.750.791 410.283 36.161.074
37.538.330 410.283 37.948.613
39.415.247 410.283 39.825.530
KAS MASUK Pendapatan Usaha Nilai Sisa TOTAL KAS MASUK KAS KELUAR Biaya Investasi 1 Bangunan Pabrik 2 Area Parkir 3 Mesin Giling 4 Mesin Pengering 5 Genset 6 Pemasangan Pagar 7 Instalasi Listrik 8 Instalasi Air 9 Perizinan 10 Alat Kantor, Meja, & Kursi 11 Handlift 12 Alat Transportasi 13 Papan Tulis 14 Terpal 15 Kalkulator 16 Sekop 17 Gerobak Modern 18 Sapu 19 Printer dan Fax 20 Laptop Komputer Total Biaya Investasi Biaya Operasional Biaya Variabel 1 Pembelian GKP 2 Plastik Kemasan Transparan Medium 20/50 3 Plastik Kemasan Transparan Premium 5/10 4 Biaya Air 5 Biaya Transportasi 6 Biaya Promosi 7 Gaji Tenaga Kerja Produksi 8 Biaya Listrik untuk Mesin Total Biaya Variabel Biaya Tetap 1 Biaya Perawatan Mesin 2 Biaya Perawatan Mobil 3 Pajak Mobil 4 Gaji Pegawai Manajemen 5 Gaji LKM 6 Gaji Pendamping Petani 7 Gaji Marketing 8 Biaya Listrik Penerangan 9 Biaya Telepon 10 Biaya Promosi Total Biaya Tetap Total Biaya Operasional Pajak TOTAL KAS KELUAR Net Benefit Discount Factor (r=6.5% , n=12) PV per Tahun NPV PV Positif PV Negatif IRR NET B/C PAYBACK PERIOD
640.000 80.000 1.536.700 895.400 374.000 69.000 50.000 50.000 5.000 95.000 5.000 295.000 30 500 50 150 12.000 50 1.000 10.000 4.107.880
0 4.107.880 (4.107.880) 1 (4.107.880) (5.312) 4.149.832 (4.107.880) 6% 1,01 6,77
95.000
95.000
5.000
5.000 295.000
5.000
30
30
500
500
50
50
500 50
50
150
150 50
12.000 50
50
50
50
200
50 1.000 10.000 106.130
50
312.550
100
50
95.230
50 1.000 10.000 16.600
22.890.116 890.098 891.371 69.458 222.264 127.339 104.186 694.575 25.194.831
24.146.783 934.603 935.940 72.930 233.377 133.706 109.396 729.304 26.566.735
25.472.442 981.333 982.737 76.577 245.046 140.391 114.865 765.769 28.013.390
26.870.879 1.030.400 1.031.874 80.406 257.298 147.411 120.609 804.057 29.538.875
28.346.090 1.081.920 1.083.467 84.426 270.163 154.781 126.639 844.260 31.147.486
29.902.290 1.136.015 1.137.641 88.647 283.671 162.520 132.971 886.473 32.843.756
31.543.926 1.192.816 1.194.523 93.080 297.855 170.646 139.620 930.797 34.632.465
33.275.687 1.252.457 1.254.249 97.734 312.748 179.178 146.601 977.337 36.518.654
35.102.523 1.315.080 1.316.961 102.620 328.385 188.137 153.931 1.026.204 38.507.637
127.339 13.892 12.155 405.169 162.068 173.644 243.101 13.892 23.157 127.339 1.151.258 26.346.089 3.954 26.355.593 732.480 0,78 569.374 1.251.321
133.706 14.586 12.763 425.427 170.171 182.326 255.256 14.586 24.315 133.706 1.208.821 27.775.555 4.333 27.780.089 641.874 0,73 468.492 1.037.866
140.391 15.315 13.401 446.699 178.679 191.442 268.019 15.315 25.531 140.391 1.208.821 29.222.211 5.336 29.333.678 488.869 0,69 335.039 803.531
147.411 16.081 14.071 469.033 187.613 201.014 281.420 16.081 26.807 147.411 1.208.821 30.747.696 6.390 30.754.135 539.025 0,64 346.866 681.905
154.781 16.885 14.775 492.485 196.994 211.065 295.491 16.885 28.148 154.781 1.208.821 32.356.307 7.495 32.676.352 160.952 0,60 97.252 444.118
162.520 17.729 15.513 517.109 206.844 221.618 310.266 17.729 29.555 162.520 1.208.821 34.052.577 8.656 34.061.334 397.322 0,57 225.422 322.674
170.646 18.616 16.289 542.965 217.186 232.699 325.779 18.616 31.033 170.646 1.208.821 35.841.286 9.876 35.851.212 309.862 0,53 165.072 390.493
179.178 19.547 17.103 570.113 228.045 244.334 342.068 19.547 32.584 179.178 1.208.821 37.727.475 11.156 37.833.860 114.753 0,50 57.401 222.472
188.137 20.524 17.959 598.619 239.448 256.551 359.171 20.524 34.214 188.137 1.208.821 39.716.458 12.500 39.745.558 79.972 1,07 85.170 142.571
50
50
50
50
50
50
50
100
5.550
19.499.080 768.900 770.000 60.000 192.000 110.000 90.000 600.000 22.089.980
20.569.579 807.345 808.500 63.000 201.600 115.500 94.500 630.000 22.660.024
21.698.849 847.712 848.925 66.150 211.680 121.275 99.225 661.500 23.893.816
110.000 12.000 10.500 350.000 140.000 150.000 210.000 12.000 20.004 110.000 1.014.504 23.104.484 (3.373) 23.101.161 345.122 0,94 324.059 (3.783.821)
115.500 12.600 11.025 367.500 147.000 157.500 220.500 12.600 21.004 115.500 1.044.225 23.704.249 3.248 23.707.547 900.279 0,88 793.739 1.117.798
121.275 13.230 11.576 385.875 154.350 165.375 231.525 13.230 22.054 121.275 1.096.436 24.990.252 3.592 24.993.945 823.758 0,83 681.947 1.475.686
(Rumus Excel) diterima karena lebih besar dari 6,5% (investasi/ kas bersih pertahun)*1 tahun
53