Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
STRATEGI PENCAPAIAN TARGET RPJMN 2015-2019 PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
Disampaikan oleh: Boby Ali Azhari, ST, M.Sc Kasubdit Kawasan Permukiman Perkotaan
“Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program “Slum Allevation” pada Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2017”
dalam acara
Jakarta, 23 Mei 2017
OUTLINE 1. Latar Belakang
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan 3. Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 2015 - 2019
4. Lesson Learned
5. Strategi Penanganan ke Depan
1. Latar Belakang Amanat UU No. 17/2007 (RPJPN) Kota Tanpa Permukiman Kumuh RPJMN 1 2004-2009
RPJMN 2 2010-2014
RPJMN 3 2015-2019
RPJMN 4 2020-2024
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Amanat UU No. 1 / 2011 (Perumahan dan Kawasan Permukiman) Amanat Internasional: • Agenda Habitat • Rio + 20 • MDG's • SDG's Isu Permukiman Kumuh
Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan
Kemampuan Pendanaan (APBN/APBD/PHLN, dll.) DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
Aspirasi Daerah/ Masyarakat
3
1. Latar Belakang
Lingkup Permukiman Perkotaan Standar Pelayanan Perkotaan & Kota Layak Huni INDIKATOR SPP & KOTA LAYAK HUNI Pelayanan air bersih perpipaan, Pelayanan pengolahan air kotor, Drainase dan pengendalian banjir Pemadam Kebakaran Fasilitas Kesehatan, Proteksi Keamanan Masyarakat, Sistem Transportasi terintegrasi, Ruang Terbuka Hijau Fasilitas Sosial Budaya (sarana pendukung pendidikan) Pengelolaan Persampahan Penyediaan Energi Listrik Penyediaan Gas Telekomunikasi Perkotaan Informasi Pusat Perdagangan Modern Instrumen Pengendalian Lingkungan Hidup Penanggulangan Bencana Fasilitas Rekreasi Fasilitas Olahraga
LINGKUP CIPTA KARYA DALAM PEMENUHAN SPP & KOTA LAYAK HUNI • • • • • • •
Pelayanan air bersih perpipaan, Pelayanan pengolahan air kotor, Drainase dan pengendalian banjir Pemadam Kebakaran Ruang Terbuka Hijau Pengelolaan Persampahan Penanggulangan bencana
4
1. Latar Belakang RPJPN 2005-2025
RPJPN 2025-2045
Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) menuju KOTA LAYAK HUNI
KOTA BERKELANJUTAN 100 % Indikator KOTA CERDAS yang berdaya saing dan berbasis teknologi terwujud di seluruh kota
100 % Indikator KOTA HIJAU terwujud di seluruh kota
2015
2025
2035
2045
Path to the Future Cities
1
Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan indicator kota layak huni
2
Pemenuhan indikator kota hijau berketanan iklim dan bencana
3
Pemenuhan indikator kota cerdas berdaya berdaya saing
5
1. Latar Belakang PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM PP No.14/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN BAB III PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN
ARAHAN PENGEMBANGAN KP Dilakukan untuk mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional.
PEMBANGUNAN (Pasal 74)
PERENCANAAN
LINGKUNGAN HUNIAN PERKOTAAN (Pasal 76)
2. 3. 4. 5. 6. 7.
peningkatan efisiensi potensi lingkungan hunian perkotaan; peningkatan pelayanan lingkungan hunian perkotaan; pengembangan lingkungan hunian perkotaan yang mendukung pengembangan kota layak huni, kota hijau, dan kota cerdas; peningkatan keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas umum lingkunan hunian perkotaan; pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; pengembangan permukiman perkotaan yang berbasis pemberdayaan masyarakat; dan pengembangan tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
1. 2. 3. 4.
5.
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN HUNIAN PERDESAAN
PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HUNIAN BARU PERKOTAAN (Pasal 76 ayat (4))
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HUNIAN PERKOTAAN (Pasal 76 ayat (3)) 1.
PEMANFAATAN
penyediaan lokasi permukiman perkotaan; penyediaan lokasi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi; pembangunan lingkungan hunian perkotaan yang mendukung pembangunan kota layak huni, kota hijau, dan kota cerdas; pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum permukiman yang terpadu dan berketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana; dan Pembangunan permukiman perkotaan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
PEMBANGUNAN KEMBALI LINGKUNGAN HUNIAN BARU PERKOTAAN (Pasal 76 ayat (5))
1. rehabilitasi; 2. rekonstruksi; atau 3. peremajaan
6
1. Latar Belakang PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN
• Terselenggaranya pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembanganpermukiman di 507 kab/kota
PERMUKIMAN PERKOTAAN
•Mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh (KOTAKU), peningkatan kualitas permukiman di 38.431 Ha daerah perkotaan. •Perintisan inkubasi di 10 kota baru •Fasilitasi kota dan kws perkotaan dalam pengembangan Kota Layak Huni di 18 kota otonomi sedang, 12 kawasan metropolitan, 744 kota/kawasan perkotaan.
PERMUKIMAN PERDESAAN
• Meningkatkan kualitas permukiman perdesaan seluas 78.384 H
PERMUKIMAN KHUSUS
• Meningkatnya kualitas permukiman di 3.099 Ha kawasan khusus
PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
• Terselenggaranya pendampingan masyarakat di 7.683 kelurahan 7
1. Latar Belakang
Gap
168,6 T
8
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan PERATURAN MENTERI PUPR NOMOR 2/PRT/M/2016 ASPEK DAN KRITERIA KEKUMUHAN Bangunan Gedung
Jalan Lingkungan Penyediaan Air Minum
Drainase Lingkungan Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Persampahan Pengamanan Kebakaran
• ketidakteraturan dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk • kepadatan tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam rencana tata ruang • ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis sistem struktur, pengamananpetir, penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan • kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan nyaman • lebar jalan yang tidak ideal • kelengkapan jalan yang tidak ideal • ketidaktersediaan akses air minum • tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu • tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatan • • • • • • • • • • • •
ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan drainase tidak terawat/rusak tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan ketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlaku tercemarnya lingkungan sekitar ketidaktersediaan sistem pengelolaan persampahan ketidaktersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan tercemarnya lingkungan sekitar oleh sampah ketidaktersediaan sistem pengamanan secara aktif dan pasif ketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai ketidaktersediaan akses untuk mobil pemadam kebakaran
9
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
Luas Layanan
PENGHITUNGAN CAPAIAN
Peningkatan Kualitas Jalan dan Drainase
Legenda : Deliniasi Kawasan Kumuh Peningkatan Kualitas Jalan
Kegiatan Peningkatan Kualitas Jalan dan Drainase yang dilakukan belum mampu melayani seluruh kawasan kumuh, karena masih terdapat beberapa ruas jalan yang belum di tingkatkan kualitasnya. Dari luas kawasan 4.46 Ha, baru melayani kawasan seluas 2.66 Ha
Pembangunan Drainase Luas Layanan 10
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
Luas Layanan
PENGHITUNGAN CAPAIAN
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Persampahan
Legenda : Deliniasi Kawasan Kumuh Pembangunan TPS 3R
Untuk skala lingkungan, TPS 3R mampu melayani permasalahan persampahan ± 200 Unit Rumah. Di kawasan berikut 1 lokasi TPS 3R mampu melayani seluruh kawasan.
Luas Layanan
11
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
Luas Layanan
PENGHITUNGAN CAPAIAN
Peningkatan Kualitas Pengelolaan Air Limbah
Legenda : Deliniasi Kawasan Kumuh Pembangunan MCK Luas Layanan
Pada kawasan tersebut kebutuhan pembangunan MCK 2 unit sudah mampu melayani seluruh kawasan tersebut.
12
2. Strategi Penanganan Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan
Luas Layanan
PENGHITUNGAN CAPAIAN
Peningkatan Kualitas Proteksi Kebakaran
Legenda : Deliniasi Kawasan Kumuh Pembangunan Hidrant
Menurut Standar Pelayanan Minimal untuk skala lingkungan, Hidrant Utama mampu melayani permasalahan kebakaran ± 200m dari titik hidrant. Di kawasan berikut membutuhkan 4 hidrant untuk melayani kawasan tersebut.
Luas Layanan
13
Show SIMCITY
3. Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 2015 - 2019
Target & Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 2015-2019
38.431 Ha 2015 TARGET RENSTRA PK 2015
2016 TARGET
: 2.680 Ha : 2.680 Ha
RENSTRA PK 2016
: 9.300 Ha : 2.358 Ha
REALISASI
REALISASI : 3.140 Ha KUMULATIF : 3.140 Ha DEVIASI : 460 Ha
REALISASI : 2462,74 Ha KUMULATIF : 5602,74 Ha DEVIASI : - 6837,26 Ha
32.828,26 Ha
(Renstra PUPR dan RPJMN 2015-2019)
2017 TARGET
REALISASI
SISA TARGET PENANGANAN HINGGA 2019
Target Peningkatan Kualitas Kawasan Kumuh
RENSTRA PK 2017
2018
2019 TARGET
TARGET : 9.500 Ha : 1.161 Ha
RENSTRA PK 2018
: 8.900 Ha :-
RENSTRA PK 2019
: 8.051 Ha :-
Penanganan total tahun 2016 (2.462,74 Ha) melalui: Satker PKP
Satker PKP
Satker PIP
Strategis
Provinsi
Kab/Kota NUSP-2
25,93 Ha
1.579,57 Ha
857,24 Ha 15
4. Lesson Learned
a. SK Kumuh b. Delineasi kawasan kumuh c. Pengisian database numerik d. Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan
16
a. Lesson Learned: SK Kumuh Contoh Penetapan Luasan Kumuh melalui SK C on t o h Pe ne t ap a n S K L u as an K u mu h d i W i la y a h S u ma t e r a
SK 2014
SK 2016
26 kawasan dgn luas kumuh 266,54 Ha
67 kawasan dgn luas kumuh 3.300,40 Ha
C on t o h Pe ne t ap a n S K L u as an K u mu h d i W i la y a h B a nu s t r a ma p a
SK 2013
SK 2015
25 kawasan dgn luas kumuh 303,5 Ha
50 kawasan dgn luas kumuh 803,39 Ha
17
a. Lesson Learned: SK Kumuh
Status Tanggal 13 Februari 2017
85.880,32 Ha
(luasan dalam 358 kab/kota sesuai dengan penetapan SK kumuh) . . . Hanya 233 kab/kota yg memiliki dokumen perencanaan
38.431 Ha
Sk Bupati /Walikota
Target RPJMN 2015-2019
18
a. Lesson Learned: SK Kumuh PROVINSI
TARGET PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN TIAP PROVINSI
TARGET (HA)
JAWA TENGAH
4,183.86
JAWA BARAT
3,485.64
SUMATERA SELATAN
2,624.65
SULAWESI SELATAN
2,154.61
LAMPUNG
1,833.70
JAWA TIMUR
1,777.01
4,000.00
KALIMANTAN SELATAN
1,653.62
3,500.00
NAD
1,469.94 1,291.29
3,000.00
SULAWESI TENGGARA JAMBI
1,258.20
BANTEN
1,186.80
2,000.00
KALIMANTAN TIMUR
1,089.73
1,500.00
SUMATERA UTARA
1,088.83 1,024.52
1,000.00
DKI JAKARTA NTB
1,013.36 983.08
SUMATERA BARAT
977.51
SULAWESI TENGAH
976.39
RIAU
823.39
KEPULAUAN RIAU
816.13
PAPUA
809.60
MALUKU UTARA
736.53
NTT
691.11
SULAWESI UTARA
574.83
PAPUA BARAT
536.91
BENGKULU
536.46
BALI
484.72
BANGKA BELITUNG
482.97
DIY
406.04
KALIMANTAN BARAT
358.18
KALIMANTAN UTARA
317.13
MALUKU
301.39
GORONTALO
258.88
SULAWESI BARAT
224.77
TOTAL
38,431.77
4,500.00
2,500.00
500.00 JAWA TENGAH JAWA BARAT SUMATERA SELATAN SULAWESI SELATAN LAMPUNG JAWA TIMUR KALIMANTAN SELATAN NAD SULAWESI TENGGARA JAMBI BANTEN KALIMANTAN TIMUR SUMATERA UTARA DKI JAKARTA NTB KALIMANTAN TENGAH SUMATERA BARAT SULAWESI TENGAH RIAU KEPULAUAN RIAU PAPUA MALUKU UTARA NTT SULAWESI UTARA PAPUA BARAT BENGKULU BALI BANGKA BELITUNG DIY KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN UTARA MALUKU GORONTALO SULAWESI BARAT
KALIMANTAN TENGAH
Target Penanganan Tiap Provinsi (Ha)
TERTINGGI PROVINSI
TERENDAH TARGET (HA)
JAWA TENGAH
4.183,86
JAWA BARAT
3.485.64
SUMSEL
2.624,65
Status data per 13 Februari 2017
PROVINSI
TARGET (HA)
MALUKU
301,39
GORONTALO
258,88
SULBAR
224,77 19
b. Lesson Learned: Delineasi kawasan kumuh Permasalahan Penentuan Deliniasi Deliniasi kumuh di Pulau Papua
Deliniasi kumuh di Pulau Kalimantan
Deliniasi kumuh di Pulau Sumatera
Deliniasi mencakup area sungai dan kebun Deliniasi mencakup area danau
Deliniasi mencakup area lokasi perkantoran, zona perkebunan/RTH20
c. Lesson Learned: Pengisian database numerik SANDINGAN PENGISIAN DATA NUMERIK PADA BEBERAPA CONTOH KAWASAN
Perhitungan penanganan pada 5 contoh lokasi prioritas terhadap 7 aspek 21 Yogyakarta, Medan, Palembang, Mataram, Palu
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n d i K aw as an J aw a
Kebutuhan Penanganan
Penanganan yg Dilakukan
Aspek kondisi jalan lingkungan Kualitas permukiman jalan lingkungan 4,86 Ha
Perbaikan jalan lingkungan 3.338 m¹ (4,88 Ha)
Aspek pengelolaan air limbah Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tdk sesuai dgn persyaratan teknis
Pembangunan saluran air limbah 506 unit
Kondisi proteksi kebakaran Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran 8,68 Ha Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran 8,68 Ha
Hidran kering 2 unit (2,17 Ha)
22
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan
Kebutuhan Penanganan C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n d i K aw as an S u ma t e r a
Penanganan yg Dilakukan
Aspek kondisi jalan lingkungan Cakupan pelayanan jalan lingkungan 7,27 Ha Kualitas permukaan jalan lingkungan 12,76 Ha
Pembangunan ruas jalan baru 1 m¹ (0,33 Ha) Perbaikan/peningkatan ruas jalan 2.430,96 m¹ (12,76 Ha)
Aspek kondisi drainase lingkungan Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air 24,91 Ha Ketidaktersediaan drainase 18,24 Ha Ketidakterhubungan dgn sistem drainase perkotaan 16,64 Ha Tidak terpeliharanya drainase 9,06 Ha Kualitas konstruksi drainase 9,06 Ha
Pembangunan saluran drainase 1.394 m¹ (24,91 Ha) -
23
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan
Kebutuhan Penanganan C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n d i K aw as an S u ma t e r a
Penanganan yg Dilakukan
Aspek kondisi jalan lingkungan Cakupan pelayanan jalan lingkungan 0,3 Ha Kualitas permukaan jalan lingkungan 22,05 Ha
Perbaikan/peningkatan ruas jalan 2.825 m² (12,70 Ha)
Aspek kondisi drainase lingkungan Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air 5 Ha Ketidaktersediaan drainase 3,37 Ha Ketidakterhubungan dgn sistem drainase perkotaan 0 Ha Tidak terpeliharanya drainase 40,72 Ha Kualitas konstruksi drainase 21,80 Ha
Pemeliharaan drainase 706 m² (20 Ha) -
24
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan
Kebutuhan Penanganan
Penanganan yg Dilakukan
Aspek kondisi jalan lingkungan C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n d i K aw as an B a nu st r a ma p a
Cakupan pelayanan jalan lingkungan 0 Ha Kualitas permukaan jalan lingkungan 3,74 Ha
Perbaikan/peningkatan ruas jalan 1.665 m² (3,74 Ha)
Aspek kondisi drainase lingkungan Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air 0 Ha Ketidaktersediaan drainase 0 Ha Ketidakterhubungan dgn sistem drainase perkotaan 0 Ha Tidak terpeliharanya drainase 0 Ha Kualitas konstruksi drainase 0 Ha
Pembangunan drainase 4 m² Pembangunan drainase 4 m² 25
d. Lesson Learned: Kesesuaian implementasi dengan dokumen perencanaan
C on t o h D e li n e as i Ka w a sa n d i K aw as an S u la w es i
Kebutuhan Penanganan
Penanganan yg Dilakukan
Aspek kondisi jalan lingkungan Cakupan pelayanan jalan lingkungan 11,26 Ha Kualitas permukaan jalan lingkungan 7,24 Ha
Perbaikan/peningkatan ruas jalan 5.435 m² (21,74 Ha)
26
5. Strategi Penanganan ke Depan 1. KOLABORASI
KETERLIBATAN STAKEHOLDER DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH • • • • •
•
MASYARAKAT • Pengadaan rumah • Pelaksana pembangunan fisik kawasan (prasarana dan rumah)
• • • •
PEMERINTAH PUSAT Pengadaan prasarana bingkai kawasan Bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam pengadaan komponen fisik utama kawasan Pengadaan Rumah Susun Bantuan teknis (technical assistance) dalam pendampingan proses penanganan permukiman kumuh
SWASTA • Pengadaan rumah (khususnya bagi kawasan dengan karakter status tanah pemerintah dan NEL tinggi, dimana swasta dapat berkontribusi dalam pengadan rumah degan skema kerjasama (sewa dll) • Pengelolaan lahan untuk kegiatan komersial pendukung pembiayaan pembenahan kawasan melalui mekanisme land sharing. • Pengadaan prasarana dan rumah untuk pemanfaatan dan pengelolaan sebagian lahan kawasan
• • • •
PEMERINTAH DAERAH Pengadaan Infrastruktur dan prasarana sarana dasar lingkungan maupun prasarana utama kawasan Pengadaan rumah (dalam kawasan permukiman kumuh dengan status tanah milik pemerintah) Penataan ulang dan pembenahan lahan kawasan Melalui instansi terlibat melakukan proses pemastian status tanah Penataan kembali kawasan untuk non permukiman yang telah digunakan sebagai permukiman, seperti bantaran sungai dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program pengamanan dan pendukung penataan kembali kawasan non permukiman seperti bantaran sungai dan RTH dengan jalan inspeksi dan normalisasi sungai Pengadaan uji coba (pilot project) untuk pengadaan rumah dan prasarana pendukung Pengadaan dan penyiapan lahan untuk lokasi tujuan relokasi Pengadaan dan penyiapan lahan untuk lokasi Rumah Susun Kegiatan supervisi fisik pelaksanaan (implementasi) program 27
5. Strategi Penanganan ke Depan 1. KOLABORASI
CONTOH PELAKSANAAN KEMITRAAN DGN PROGRAM CSR
Bantuan sebanyak 90 buah tong sampah dari Comdev (Community Development) Centre Telkom Kalsel
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) berupa Penanaman Pohon oleh PT. Pindad (Persero)
28
5. Strategi Penanganan ke Depan 1. KOLABORASI
CONTOH PELAKSANAAN KEMITRAAN DGN PROGRAM CSR
Bantuan Pembuatan Taman AKADEMIA oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK
Bantuan CSR untuk Pembenahan Keindahan Fasilitas Keindahan Kota Trenggalek oleh PT. Bank Mandiri (Persero) TBK 29
5. Strategi Penanganan ke Depan 1. KOLABORASI
Contoh Keterpaduan Pelaksanaan Penanganan Kumuh di Kota Malang
30
5. Strategi Penanganan ke Depan 1. KOLABORASI
Contoh Keterpaduan Pelaksanaan Penanganan Kumuh di Kota Malang
31 31
5. Strategi Penanganan ke Depan C on t o h Ke t er p ad u an Pe la k sa na a n Pen a ng a n an K um u h di Ko t a M a la ng
1. KOLABORASI
Inovasi Transformasi Kampung
32 32
5. Strategi Penanganan ke Depan C on t o h Ke t er p ad u an Pe la k sa na a n Pen a ng a n an K um u h di Ko t a M a la ng
1. KOLABORASI
Penyediaan RTH publik melalui pendanaan CSR
33 33
5. Strategi Penanganan ke Depan 2. SINGLE DATABASE
34
5. Strategi Penanganan ke Depan 3. PENDANAAN
STRATEGI PEMBIAYAAN
Sumber Pembiayaan APBN
38%
38%
• Usulan PHLN
45,64 T
APBD Provinsi
43,1
20%
APBD Kab/Kota
53,9
25%
Masyarakat
Masyarakat
21,6
10%
CSR
CSR/sumber pembiayaan lainnya
15,2
7%
215,7
100%
APBN (RM + PHLN) APBD Kab/Kota
20%
81,9 36,26 T
APBD Provinsi
25%
Persentase Pembiayaan
• APBN dalam Renstra
7% 10%
Kebutuhan Biaya (Rp Triliun)
TOTAL
Perkiraan ketersediaan Anggaran APBN 2015-2019 sebesar Rp 36,26 triliun
2015-2019
35
5. Strategi Penanganan ke Depan 4. Perubahan Wajah Kawasan KAMPUNG WONOSARI/KAMPUNG PELANGI, SEMARANG, JAWA TENGAH
36
5. Strategi Penanganan ke Depan 4. Perubahan Wajah Kawasan KAMPUNG WONOSARI/KAMPUNG PELANGI, SEMARANG, JAWA TENGAH
37
5. Strategi Penanganan ke Depan 4. Perubahan Wajah Kawasan KAMPUNG WONOSARI/KAMPUNG PELANGI, SEMARANG, JAWA TENGAH
38
5. Strategi Penanganan ke Depan 4. Perubahan Wajah Kawasan KAMPUNG GLINTUNG, KOTA MALANG JAWA TIMUR
BEFORE AFTER 39
5. Strategi Penanganan ke Depan 5. FOKUS PENANGANAN KAWASAN KUMUH
• Pelaksanaan kegiatan fisik dalam penanganan kawasan kumuh difokuskan pada kawasan yg didukung dengan komitmen pemerintah
daerah
• Pekerjaan fisik harus dilakukan sesuai
dengan kebutuhan penanganan pada masing-masing aspek dan kriteria kekumuhan
40
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
MARI BERSAMA BERKOLABORASI dan WUJUDKAN KETERPADUAN untuk PENCAPAIAN 0% KUMUH di 2019
TERIMA KASIH 41