DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
BUKU PANDUAN TRACKING GPS
BANTUAN TEKNIS IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Menyiapkan Peta Dasar / Citra untuk Acuan Survey 1. Siapkan peta dasar arahan lokasi / lokasi terpilih,
Titik Awal Survey 2. Menuju ke titik awal survey kawasan kumuh.
Menghidupkan GPS 1. Nyalakan GPS, On/Off button Color TFT display with background illumination Background and touchscreen illumination
Camera lens
Battery compartment cover
Mounting base
Latch miniUSB plug under cover
2. Tekan (sinyal satelit) pada menu utama, tunggu beberapa saat sampai mendapatkan signal satelit min 4 bar.
1
Setting Track dengan Garmin GPS Tracking digunakan untuk mendapatkan data GPS secara kontinu baik dengan batasan waktu ataupun jarak, misal per 10 menit atau per 500 meter GPS akan merekam data koordinat. tracking merekam secara terus menerus data titik koordinat dan menghubungkan antar titik yang ada tersebut menjadi sebuah garis. Untuk memulai tracking : 1. Tekan menu setup, 2. Pilih tracks, 3. Kemudian pilih "Record, Show On Map" pada track log.
* Track Log dapat di setting untuk mecatat berdasarkan jarak atau waktu, caranya dengan pilih record method, kemudian akan muncul pilihan by distance/jarak, dan by time/waktu.
2
Menyimpan Track Baru Untuk menyimpan hasil tracking anda pada file baru: 1. Pilih track manager pada menu utama, 2. Tekan "current track", 3. Save track dan beri nama, 4. Clear data track sebelumnya jika hanya menginginkan track yang akan anda lakukan saja.
Tracking Kawasan Kumuh 1. Tracking Kawasan Kumuh yang telah diidentifikasi, 2. Marking dan foto eksisting kawasan kumuh serta penampakan yang ada,
http://openstreetmap.or.id
* Untuk membentuk Delineasi sempurna, titik awal dan akhir survey harus sama 3. Stop Track Log setelah selesai tracking, 4. Save Track dan Archived
Transfer Data Hasil Tracking Untuk mentransfer data track, rute, atau titik arah dari GPS dapat memakai aplikasi MapSource. 1. Hubungkan GPS ke komputer yang telah anda install aplikasi mapsource dengan kabel USB. 3
2. Open MapSource pada komputer Anda.
3. Klik menu transfer dan receive from device
4. Find device, pada check box ”what to receive" pilih data yang ingin anda transfer, dalam hal ini pilih track atau dapat juga pilih waypoint jika diperlukan.
4
5. Klik Receive maka data pada GPS akan terlihat pada mapsource.
Hasil Tracking pada GPS
6. Select track, kemudian save dalam format .gpx
Merubah Format Data Tahap selanjutnya adalah merubah format menjadi .shp untuk mengolah data track dan merubah menjadi polygon atau .kmz untuk dilayer pada google earth. Aplikasi yang dapat digunakan untuk merubah format adalah global mapper.
5
1. Open file .gpx menggunakan global mapper 2. Klik "open your own data files", select data .gpx, kemudian open.
6
3. Klik menu file --> "export vector data" save as dalam format .shp (shapefile) atau .kmz
4. Hasil Tracking yang telah diubah menjadi format .kmz dapat dilihat pada aplikasi google earth. Open google earth --> File --> Open file .kmz
7
5. Untuk edit dan convert menjadi polygon dapat menggunakan software ArcGIS Open ArcGIS Add data .shp
Editing line
Convert polyline to polygon
8
Profil Kawasan Permukiman Kumuh
Kota Semarang
9
ondisi permukiman padat di Kota Semarang secara umum terdapat di Semarang bawah. Kepadatan rumah tersebut dikalsifikasikan menjadi rumah dengan kepadatan tinggi, sedang, dan rendah. Permukiman yang termasuk dalam klasifikasi kepadatan tinggi terdapat di Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Tengah. Kepadatan sedang terdapat di Kecamatan Semarang Selatan, Gayamsari, Semarang Barat, Semarang Timur, Gajahmungkur, Candisari, Tugu, Mijen dan Pedurungan, sedangkan kepadatan rendah terdapat di Kecamatan Banyumanik, Tembalang, Ngaliyan, Genuk dan Gunungpati.
K
Di Kota Semarang, permasalahan permukiman terdiri dari permukiman padat, permukiman yang tidak sesuai peruntukan seperti di sekitar sungai, di wilayah rawan banjir rob, wilayah pantai dan rawan abrasi, bantaran sungai, dan wilayah rawan banjir serta longsor. Diantara sebaran permukiman tersebut, terdapat permukiman yang dikategorikan sebagai permukiman kumuh. Berdasarkan arahan dan masukan dari Bappeda, pihak kelurahan, ketua RT dan RT, teridentifikasi permukiman kumuh di Kota Semarang sebanyak 7 kawasan dengan luas sekitar 71,5 ha. Lebih jelasnya sebaran kawasan permukiman kumuh di Kota Semarang disajikan pada bagian berikut ini.
Kota Semarang No
Nama Kawasan
1
7 Kawasan
71,50
Ha
Kawasan A
...........
Ha
2
Kawasan B
...........
Ha
3
Kawasan C
...........
Ha
4
Kawasan D
...........
Ha
5
Kawasan E
...........
Ha
6
Kawasan F
...........
Ha
7
Kawasan G
...........
Ha
10
11
12
KAWASAN PANGGUNG Kecamatan Kelurahan Lingkup RW Luas Kawasan Tipologi/Karakteristik Jumlah Penduduk Jumlah KK
Semarang Utara Panggung Lor RW 04 1,41 Ha Bantaran Sungai .... jiwa .... kepala keluarga
Sumber Referensi Indikasi Awal Lokasi Permukiman Kumuh No DOKUMEN JENIS DATA/INFORMASI 1 SPPIP Kawasan Permukiman Prioritas Penanganan Kumuh SPPIP Kota Semarang 2010 2 Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Permukiman ...... (RDTR) RDTR Kecamatan ..... 3 4 5 6 7
SK Penetapan Permukiman Kumuh PPSP Studi Dit. PAM - BPS Studi Pemutakhiran Dit. Bangkim Studi Kota/Kab Terkait Kumuh
Kawasan Permukiman Kumuh SK Walikota Semarang No. 050/463 Tahun 2013 Kelurahan Rawan Sanitasi Kelurahan Rawan Air Studi Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Tahun 2011 Direktorat Pengembangan Permukiman - DJCK .....
Kriteria dan Indikator Dalam Identifikasi Permasalahan Kekumuhan (FISIK) No. KRITERIA PENILAIAN INDIKATOR 1 Kondisi Bangunan Mayoritas Bangunan Hunian Pada Lokasi Tidak Teratur Hunian Lokasi Permukiman Memiliki Kepadatan Bangunan Sedang Mayoritas Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 Mayoritas bangunan hunian memiliki material alas, atap dan dinding permanen 2 Kondisi Aksesibilitas Mayoritas Lokasi Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Yang Memadai Lingkungan Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam keadaan rusak 3 Kondisi Drainase Mayoritas Lokasi Permukiman Terjadi Genangan Lingkungan
X X X X X
13
Kriteria dan Indikator Dalam Identifikasi Permasalahan Kekumuhan (FISIK) 4 Kondisi Pelayanan Air Mayoritas Rumah Tangga Pada Lokasi X Permukiman Tidak Terlayani Air Baku Minum/Baku Mayoritas Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan X Minimal Air Baku 5 Kondisi Pengelolaan Air Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank Limbah MCK/Septik tank Komunal 6 Kondisi Pengelolaan Mayoritas sampah domestik rumah tangga tidak terangkut dua kali seminggu ke TPS Persampahan X dan/atau TPS
KONDISI BANGUNAN HUNIAN Mayoritas Bangunan Hunian Pada Lokasi Tidak Teratur
Lokasi Koordinat Keterangan
14
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Terdapat 15 unit bangunan yang berdiri pada sempadan sungai di sepanjang Sungai Semarang
KONDISI BANGUNAN HUNIAN Lokasi Permukiman Memiliki Kepadatan Bangunan Sedang
Lokasi Koordinat
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Keterangan Kepadatan bangunan pada kawasan relatif sedang, sebesar 260 unit/ha KONDISI BANGUNAN HUNIAN Mayoritas Bangunan Hunian Memiliki Luas Lantai < 7,2 m2
Lokasi Koordinat Keterangan
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Rata-rata rumah pada kawasan ini didiami oleh lebih dari satu keluarga dengan rata-rata jumlah penghuni 8-10 orang
15
KONDISI BANGUNAN HUNIAN Mayoritas bangunan hunian memiliki material alas, atap dan dinding permanen
Lokasi Koordinat
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Keterangan Hampir seluruh bangunan pada lokasi kawasan ini memiliki atap dinding dan alas yang permanen KONDISI AKSESIBILITAS LINGKUNGAN Mayoritas Lokasi Permukiman Terlayani Jaringan Jalan Yang Memadai
Lokasi Koordinat Keterangan
16
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Seluruh kawasan terlayani jalan paving hingga jalan lingkungan permukiman lebar 2-3 meter yang cukup untuk sepeda motor/ becak
KONDISI AKSESIBILITAS LINGKUNGAN Mayoritas kondisi jaringan jalan pada lokasi permukiman dalam keadaan rusak
Lokasi Koordinat
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Keterangan Sebagian besar jalan paving pada kawasan rusak karena imbas genangan/banjir KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN Mayoritas Lokasi Permukiman Terjadi Genangan
Lokasi Koordinat Keterangan
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Genangan terjadai pada RT 01-04 akibat permukaan sungai naik imbas dari banjir rob di muara sungai mulai pukul 18.00
17
KONDISI PELAYANAN AIR MINUM/BAKU Mayoritas Rumah Tangga Pada Lokasi Permukiman Tidak Terlayani Air Baku
Lokasi Koordinat
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Keterangan Pelayanan air minum/baku berasal dari sungai atau membeli air kemasan maupun air ledeng KONDISI PELAYANAN AIR MINUM/BAKU Mayoritas Masyarakat Terpenuhi Kebutuhan Minimal Air Baku
Lokasi Koordinat Keterangan
18
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Kebutuhan air baku tidak terpenuh. Sebagian besar mencuci menggunakan air sungai, sedangkan untuk konsumsi membeli air kemasan
KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH Mayoritas rumah tangga memiliki kloset leher angsa yang terhubung septiktank MCK/Septik tank Komunal
Lokasi Koordinat
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Keterangan Seluruh masyarakat pada kawasan ini menggunakan kloset leher angsa ada di toilet individual/omunal KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN Mayoritas sampah domestik tidak terangkut dua kali seminggu ke TPS dan/atau TPS
Lokasi Koordinat Keterangan
RW 04, RT..... 6o58’25” 110o25’25” Sampah tidak terankut menyebabkan tumpukan sampah pada lokasi lahan yang kosong
19
BERITA ACARA PENDATAAN KUMUH DI KABUPATEN/KOTA … Nomor: …
Pada hari ini … (terbilang) tanggal … (terbilang) Tahun Dua Ribu Empat Belas, bertempat di …(tempat penandatanganan berita acara terbilang), pihak … (pemerintah daerah/pihak yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah terbilang) telah melaksanakan pendataan kumuh pada tanggal .... (tanggal/bulan/tahun terbilang) di …(nama kabupaten/kota terbilang), yang meliputi … (jumlah kecamatan terbilang), … (jumlah kelurahan/desa terbilang), … (jumlah RW terbilang), … (luas kawasan sebesar terbilang), ... (jumlah penduduk kawasan terbilang), … (jumlah KK terbilang) dan … lintang … bujur (titik koordinat terbilang) . Berdasarkan pendataan kumuh tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pendataan ini telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (contoh) 2. Kawasan tersebut dinilai tidak laik huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan, bangunan yang tinggi, dan kualitas serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. (contoh) 3. … (hal-hal lain yang perlu dinyatakan) Demikian Berita Acara ini dibuat dengan penuh tanggung jawab untuk diketahui dan dapat dipergunakan sebagaima mestinya.
Jakarta, 8 April 2014 Pihak-Pihak Yang Mewakili,
…………………………… Pemerintah Pusat
…………………………… Pemerintah Kabupaten/Kota
……………………………
……………………………
Pemerintah Provinsi
Tim Pelaksana Pendataan Kumuh
……………………………
……………………………
Pihak Lainnya (jika ada)
Pihak Lainnya (jika ada)