STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) “MANGGA ARUMANIS” KABUPATEN MAJALENGKA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN 2007
SPO MANGGA ARUMANIS KABUPATEN MAJALENGKA PENDAHULUAN Kabupaten Majalengka merupakan salah satu sentra produksi utama Mangga di Jawa Barat. Daerah sentra mangga di Kabupaten Majalengka berada pada wilayah Kecamatan Majalengka, Panyingkiran, Kertajati, Jatitujuh, Ligung dan Kadipaten. Secara geografis wilayah Kabupaten Majalengka berada pada ketinggian tempat antara 30-141 m diatas permukaan laut dengan jenis tanah Aluvial dan regosol yang mempunyai tipe iklim B dengan bulan basah 6 bulan dan bulan kering 6 bulan, curah hujan rata-rata 2.103,72 mm/tahun. Temperatur 27 – 29. Produksi mangga varietas Arumanis di kabupaten Majalaengka masih perlu ditingkatkan, karena jumlah yang memenuhi standar ekspor masih rendah, terutama ukuran buah, tingkat kematangan buah tidak seragam, permukaan kulit buah tidak mulus karena Antraknosa dan lalat buah serta produktivitas buah/pohon belum maksimal. Hal ini diakibatkan belum diterapkannya teknologi budidaya mangga yang benar di lapangan berdasarkan Prosedur Operasional Standar (SPO) mangga varietas Arumanis spesifik lokasi. Kebun mangga yang ada di Kabupaten Majalengka umumnya belum melaksanakan pemangkasan, penjarangan buah, pembrongsongan buah serta pengendalian Hama dan Penyakit. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan POS mangga arumanis spesifik lokasi sebagai acuan
1
dalam pelaksanaan kegiatan produksi mangga. Buku POS ini yang memuat alur proses budidaya sejak onfarm sampai penanganan pasca-panen (on farm-off farm). TARGET Target yang ingin dicapai dengan penerapan POS ini adalah tercapainya produksi mangga yang maksimal, mutu mangga yang sesuai standar mutu yang telah ditetapkan (Codex 184-1993) serta meningkatkan ekspor buah mangga. Target produksi yang ingin dicapai Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 . Target produksi mangga Arumanis di Kabupaten Majalengka No 1 2 3 4 5 6
Umur Tanaman (tahun) 8 10 15 20 25 >30
Produksi saat ini (kg/pohon) 25 50 100 200 250 300
(%) -
Target (kg) 30 60 125 250 300 350
Uraian Keseragaman 50 tingkat kematangan 2 Berat buah 350 gram 400 gram 3 Serangan 30 OPT 4 Ekspor 100 ton 500 ton Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka. 1
2
(%) -
75
10
KEGIATAN
Untuk peningkatan produksi dan mutu buah mangga, spesifik lokasi kabupaten Majalengka diperlukan penanganan khusus yang meliputi perbaikan manajemen kebun dan aplikasi budidaya pra-panen dan pasca panen di lapangan. Pada tanaman mangga usia produktif harus dilakukan beberapa tahapan pekerjaan yaitu sanitasi pemangkasan, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan buah, panen dan penanganan pasca panen. Secara umum agroklimat yang sesuai untuk tanaman mangga adalah tipe iklim E dan F, 3 - 4 bulan basah, 8 – 9 bulan kering, curah hujan 1.0001.500 mm/tahun dan kecepatan angin tidak terlalu cepat atau 10 km/jam. Varietas mangga yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian sampai tahun 2003 sebanyak 17 varietas, Varietas anjuran komoditas mangga dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Varietas anjuran komoditas mangga No
Varietas
1
Golek 31
2
Manalagi 69
3
(Gadung 21)
4
Arumanis 143
5
Sukku
Asal/Koleksi Probolinggo, Jawa Timur Pasuruan, Jawa Timur Probolinggo, Jawa Timur Probolinggo, Jawa Timur Masoba Enrekang, Sulsel
6
Lanabbu
Pinrang Sulsel
5
No/Thn 890/Kpts/TP.240/11/ 1984 891/Kpts/TP240/11/ 1984 892/Kpts/TP240/11/ 1984 28/Kpts/TP.240/1/ 1995 29/Kpts/TP.240/1/ 1995 36/Kpts/TP.240/1/ 1995
7
Legong/Aphlemsari
8
Lalijiwo 61 Durih
9
Dodol
10
Ken Layung
11
Sala-250
12
Kraton-119
13
Manggasari-243
14
Gayam-315
Majalengka Tejakula, Bali Lokal Kraksaan (Probolinggo) Pineleng, Minahasa, Sulut KP. Cukurgondang, Pasuruan KP. Cukurgondang, Pasuruan KP. Cukurgondang, Pasuruan KP. Cukurgondang, Pasuruan KP. Cukurgondang, Pasuruan
15
Marifta-01
KP. Arifan, Solok
16
Podang Urang
Kabupaten Kediri, Jatim
17
Bengkulu
Bengkulu
595/Kpts/TP.240/9/ 1995 744/Kpts/TP.240/11/ 1992 503/Kpts/TP.240/10/ 2000 417/Kpts/TP.240/7/ 2002 415/Kpts/TP.240/7/ 2002 430/Kpts/TP.240/7/ 2002 429/Kpts/TP.240/7/ 2002 407/Kpts/TP.240/7/ 2002 416/Kpts/TP.240/7/ 2002 336/Kpts/TP.240/6/ 2003 337/Kpts/TP.240/6/ 2003
Catatan : No. 1 - 4 merupakan varietas yang di anjurakan
6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Prosedur Operasional Standar
Nomor POS. M.A.M Halaman 1/6
Persiapan Lahan
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
I. Persiapan Lahan. A. Definisi : Kegiatan penyiapan lahan yang akan digunakan sebagai media pertumbuhan tanaman mangga yang optimal. B. Tujuan : Mempersiapkan lahan yang baik sesuai agroklimat tanaman mangga agar mendapatkan ruang perakaran yang baik sesuai karakteristik tanaman mangga. Kesusuaian lahan untuk tanaman mangga dapat dilihat pada Tabel 3. C. Validasi a. Penuntun Budidaya Buah-buahan (mangga), Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1994. b. Pengalaman Kelompok Tani Mangga Samaya, Kab. Majalengka D. Alat dan Bahan a. Kertas/alat tulis/penggaris b. Bambu/golok/pisau/palu/martil besar c. Altimeter
I-1
Prosedur Operasional Standar Persiapan Lahan d. e. f. g. h. i. j.
Nomor POS M.A.M Halaman 2/6
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Cangkul/garpu Gerobak dorong Meteran tanah Hygrometer/Humidity meter pH meter Anemometer Pupuk kandang dan pupuk an-organik
E. Fungsi Bahan dan Alat a. Kertas/alat tulis/penggaris, digunakan sebagai alat tulis dalam rangka pembuatan desain kebun b. Bambu/golok/pisau/palu besar, digunakan sebagai bahan dan alat membuat ajir c. Altimeter digunakan sebagai alat mengukur ketinggian lahan. d. Cangkul/garpu digunakan sebagai alat dalam proses pengolahan tanah . e. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut sisasisa kotoran/material/sampah lain pada saat pengolahan lahan. f. Meteran tanah digunakan sebagai alat pengukur luas lahan dan jarak tanam g. Hygrometer/Humidity meter digunakan untuk mengukur kelembaban udara.
I-2
Prosedur Operasional Standar Persiapan Lahan
Nomor POS M.A.M Halaman 3/6
Tanggal 27 April 2006 Revisi I
h. pH meter digunakan untuk mengukur derajat keasaman tanah i. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin j. Pupuk kandang dan pupuk an-organik digunakan untuk memperbaiki struktur tanah dan sebagai tambahan nutrisi pada tanah. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Teliti kebenaran pemilikan surat-surat kebun. b. Buat kapling untuk setiap blok lokasi kebun. c. Buat denah/peta lokasi kebun, untuk menentukan lokasi pengairan/irigasi, bak penampung air, jalan masuk dan keluar kebun, tempat pengumpulan buah/hasil panen d. Lakukan penebangan pohon besar dan kecil serta melakukan pencabutan akar tanaman yang tersisa serta bersihkan lahan dari sampah dan gulma. e. Kayu hasil tebangan ditumpuk memanjang garis kontur untuk mencegah erosi. f. Lakukan pemotongan pohon menjadi bagian–bagian kecil untuk memudahkan pengangkutan dan pembersihan lahan dari lokasi. g. Tetapkan titik-titik calon lubang tanam dengan jarak antar lubang 10x10 meter dan dibuat lubang tanam berukuran 60x60x60 cm untuk tanah gembur, sedangkan pada tanah berbatu dibuat ukuran 100x100x100 cm. I-3
Prosedur Operasional Standar Persiapan Lahan
Nomor POS M.A.M Halaman 4/6
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
h. Lapisan atas tanah (kedalaman 0 - 30 cm) diletakkan secara terpisah di sebelah kanan dengan lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya letakkan disebelah kiri (kedalaman 30 cm). i. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama ± 2 minggu sebelum penanaman dilaksanakan. j. Sebelum tanah dikembalikan pada lubang tanam, tanah bagian atas dicampur pupuk kandang : 1-2 kaleng (10-20 kg).
k. Setiap kegitan persiapan lahan yang dilaksanakan harus tercatat pada kartu kendali persiapan lahan.
I-4
Prosedur Operasional Standar Persiapan Lahan
Nomor POS M.A M Halaman 5/6
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Tabel 3. Tabel Kriteria penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman mangga. Karakteristik Karakteristik Regim suhu : Suhu rata-rata (º C) Regim kelembaban Bulan kering (<60 mm) Curah hujan (mm/tahun) Ketinggian (m dpl.) Kedalaman tanah (solum) (cm) Drainase
Persyaratan kesesuaian lahan Sesuai sesuai tidak sesuai bersyarat 24 – 27
24 – 27
4-6 1.5002.000 3-400
2,3-7,8 750-1500
> 100 Baik
<24 dan > 27
3-400
60-100 agak cepat/ cepat/ terhambat terhambat Tingkat kesuburan tanah Tinggi cukup sangat rendah rendah Sumber : Ernawanto et. al, 1996 (Monograf Mangga BPTP Jawa Timur)
I-5
Prosedur Operasional Standar Persiapan Lahan
Nomor POS M.AM Halaman 6/6
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Gambar 1. Pembuatan teras jika kemiringan kebun > 10 %
I-6
Prosedur Operasional Standar Persiapan Benih
Nomor POS MAM Halaman 1/4
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
II. Persiapan benih A. Definisi : Kegiatan mempersiapkan benih/bibit mangga bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat dari penangkar yang sudah terdaftar. B. Tujuan : a. Menyediakan benih/bibit bermutu dengan varietas mangga unggul sesuai dengan kebutuhan b. Menjamin benih/bibit bebas dari hama dan penyakit c. Terjaminnya tanaman mangga tumbuh baik dan berproduksi optimal C. Validasi a. Gapoktan Citra Niaga Tani, Kab. Majalengka b. Penuntun Budidaya Buah-Bauan (mangga), Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1994 c. Winarno dan Sunarjono, 1986. Arumanis, Manalagi 69, Golek 31, Balitbu Solok. d. Ir Wisnu Broto Ms, Budidaya, Pasca Panen & Tata Niaganya,2003.
II-1
Prosedur Operasional Standar Persiapan Benih
Nomor POS M.A M Halaman 2/4
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
D. Bahan dan Alat a. Benih mangga b. Pisau/gunting c. Gerobak dorong d. Cangkul/sekop E. Fungsi Bahan dan Alat a. Benih digunakan sebagai tanaman b. Pisau/gunting untuk memotong polybag c. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut benih ke lokasi kebun. d. Cangkul/sekop untuk menimbun tanah. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Sediakan benih/bibit sesuai dengan luas lahan (100 pohon/ha) ditambah 10 % cadangan untuk penyulaman b. Gunakan benih/bibit bermutu, berlabel berwarna biru/bersertifikat dari varietas unggul lokal (Arumanis) dengan spesifikasi sebagai berikut : - Tinggi benih/bibit antara 100 - 120 cm, diameter 1,5 - 2 cm - Warna batang hijau tua kecoklatan, bentuk batang lurus dan tidak bercabang.
II-2
Prosedur Operasional Standar Persiapan Benih
Nomor POS M.A M Halaman 3/4
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
- Warna daun hijau mengkilap dan telah membentuk 3 cabang. - Benih/bibit yang dipilih sebaiknya sudah berumur 1-1,5 tahun dan maksimal 1 tahun setelah okulasi. - Benih/bibit bebas dari serangan hama dan penyakit - Benih/bibit berasal dari perbanyakan vegetatif (okulasi) c. Sumber benih/bibit harus jelas berasal dari penangkar benih yang terdaftar dan berlabel biru/bersertifikat, berasal dari pohon induk yang diterminasi dan mempunyai batang bawah yang kuat dan tahan terhadap hama dan penyakit . d. Segala kegiatan persiapan benih/bibit serta label harus dicatat dan disimpan pada kartu kendali persiapan benih/bibit.
II-3
Prosedur Operasional Standar
Nomor POS M.A M Halaman 4/4
Persiapan Benih
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Tabel 4. Karakteristik mangga varietas Arumanis Lokal Kabupaten Majalengka No Karakteristik 1 Asal
Arumanis Kec. Panyingkiran, Kab. Majalengka
2 Sinonim 3 Produktivitas/Pohon (Kg) 100 kg umur 15 tahun 4 Bentuk buah Lonjong 5 Warna buah Hijau 6 Citarasa Manis 7 Tekstur daging buah Halus 8 Bentuk daun Panjang runcing 9 Besar daun Lebar daun 4 – 5 cm 10 Bentuk bunga Panjang 11 Warna bunga Kuning 12 Warna buah masak Hijau kecoklatan 13 Ukuran buah Panjang 18, lebar : 10 cm Sumber : Dinas Pertanian Kab. Majalengka
II-4
Prosedur Operasional Standar Penanaman
Nomor POS M A.M Halaman 1/4
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
III. Penanaman A. Definisi : Kegiatan menanam tanaman mangga dengan baik dan benar sehingga dapat tumbuh dan berproduksi maksimal. B. Tujuan : Menjamin benih/bibit yang ditanam tumbuh optimal dan berproduksi maksimal. C. Validasi a. Kelompok Tani Samaya, Kab. Majalengka’ b. Penuntun Budidaya buah-buahan (mangga), Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan,1994. c. Ir Wisnu Broto Ms, Budidaya, Pasca Panen & Tata Niaganya, 2003. D. Bahan dan Alat a. Benih mangga berkualitas baik dan bersertifikat b. Cangkul/Sekop/garpu c. Gerobak dorong d. Pupuk kandang dan pupuk an-organik e. Pisau/gunting
III-1
Prosedur Operasional Standar Penanaman
Nomor POS M A.M Halaman 2/4
Tanggal Revisi
E. Fungsi Bahan dan Alat a. Benih/bibit mangga harus bermutu/berlabel biru/bersertifikat. b. Cangkul/sekop/garpu digunakan sebagai alat bantu dalam penanaman c. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut benih dan sisa-sisa kotoran pada saat penanaman. d. Pupuk kandang/anorganik digunakan sebagai tambahan nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan awal tanaman mangga. e. Pisau/gunting digunakan untuk memotong kantong plastik/polybag. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Hitung benih/bibit yang akan ditanaman sesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanam. b. Perkiraan jumlah pekerja yang dibutuhkan (4-5 HOK/hektar). c. Berikan pengarahan kepada pekerja sebelum penanaman dimulai. d. Benih/bibit mangga yang akan ditanam harus sudah dirawat dipersemaian selama 1 bulan, agar benih dapat menyesuaikan agroklimat kebun.
III-2
Prosedur Operasional Standar Penanaman
Nomor POS M.A.M Halaman 3/4
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
e. Benih/bibit yang akan ditanam diperiksa terlebih dahulu. Batang benih harus sudah mempunyai 3 cabang, tumbuh lurus dan perakarannya banyak f. Letak benih/bibit harus tegak lurus. Benih okulasi dihadapkan kearah datangnya angin agar tunas tempelan tidak patah. g. Periksa kondisi lubang tanam. h. Benih diangkut ke lokasi penanaman (dekat lubang tanam) i. Lakukan penanaman pada awal musim hujan pada pagi hari j. Buka polybag/karung dengan cara menggunting terlebih dahulu bagian bawah setelah itu bagian samping secara hati-hati ikut sertakan tanah yang ada di polybag/karung. k. Benih/bibit ditanam + 5-10 cm di atas pangkal batang. l. Tutup lubang tanam dengan tanah bekas galian atas kemudian diikuti tanah galian dan tekan sedikit disamping tanah bekas polybag/karung. m. Setelah benih ditanam, bambu disisi tanaman mangga sebagai ajir, agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus ke atas. n. Antara batang tanaman dan ajir diikat dengan tali bambu. Untuk menghindari ikatan tidak terlalu
III-3
Prosedur Operasional Standar
Nomor Tanggal POS M.A.M 27 April 2006 Halaman Revisi Penanaman 4/4 1 kencang sebaiknya ikatan diusahakan berbentuk angka delapan o. Setelah penanaman pada pagi hari kemudian lakukan penyiraman. p. Benih/bibit mangga cadangan dirawat ditempat persemaian. q. Proses kegiatan penanaman benih/bibit harus tercatat pada kartu kendali penanaman.
III-4
Prosedur Operasional Standar Pemangkasan Bentuk
Nomor POS M.A.M Halaman 1/9
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
IV. Pemangkasan Pemangkasan tanaman mangga dikenal dengan dua jenis pemangkasan yaitu : 1. Pemangkasan bentuk 2. Pemangkasan pemeliharaan/produksi 1. Pemangkasan Bentuk A. Definisi Kegiatan memangkas cabang/ ranting tanaman untuk pembentukan kanopi, tanaman dibentuk dengan pola 1-3-9-27, yakni 1 batang utama, 3 cabang primer, 9 cabang sekunder dan 27 cabang tersier. B. Tujuan : Untuk membentuk kerangka dasar tanaman agar mendukung tanaman mempunyai produktivitas tinggi. C. Validasi a. Gapoktan Citra Niaga Tani, Kab. Majalengka b. Roedhy Poerwanto. (2003). Bahan Ajar Budidaya buah-buahan. Institut Pertanian Bogor.
IV-1
Prosedur Operasional Standar
Nomor Tanggal POS M. A.M 27 April 2006 Halaman Revisi Pemangkasan Bentuk 2/9 I c. Penuntun Budidaya buah-buahan ( mangga), Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan,1994. D. Bahan dan Alat a. Gunting pangkas b. Plastik dan tanah c. Gergaji E. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong tunas, ranting dan cabang kecil. b. Plastik untuk membungkus pada bagian yang luka, tanah untuk menutupi bagian yang luka c. Gergaji untuk memotong batang/ranting. F. Prosedur Pelaksanaan: a. Bentuk tanaman yang diharapkan tipe terbuka tengah dengan susunan batang utama dan cabang mengikuti pola 1-3-9-27 dan tinggi maksimum 3 meter b. Pemangkasan bentuk I dilakukan sejak tanaman masih muda (benih/bibit setinggi 80-100 cm) c. Dari batang utama dipelihara 3 cabang primer yang letaknya membentuk sudut yang seimbang (120º) antar cabang dan terletak pada ketinggian yang berbeda. Cabang lain yang tidak
IV.- 2
Prosedur Operasional Standar
Nomor Tanggal POS M.A.M 27 April 2006 Halaman Revisi Pemangkasan Bentuk 3/9 I dikehendaki dipangkas sampai ± 1 cm dari pangkal cabang. d. Dari cabang primer tersebut masing-masing dipelihara 3 cabang sekunder, demikian seterusnya sampai terbentuk percabangan yang kompak dan kanopi pohon diarahkan membentuk setengah kubah dengan penyebaran daun merata. e. Ulangi pemangkasan batang utama jika tunas yang tumbuh pada bidang pangkasan hanya 1 cabang f. Lakukan pemangkasan berikutnya jika cabang yang dipelihara telah mencapai 1 meter atau 3-6 bulan setelah pemangkasan pertama, seperti syarat dan tata cara pemangkasan pertama. g. Catat pelakuan pemangkasan bentuk pada kartu kendali pemangkasan.
IV.-3
Prosedur Operasional Standar Pemangkasan Bentuk
Nomor POS M.A.M Halaman 4/9
Tanggal 27 April 2006 Revisi I
Gambar 1. Pemangkasan bentuk pada tanaman mangga
IV- 4
Prosedur Operasional Standar Pemangkasan Pemeliharaan
Nomor POS M.A.M Halaman 5/9
Tanggal 27 April 2006 Revisi I
2. Pemangkasan Pemeliharaan/Produksi A. Definisi Pekerjaan membuang cabang/ranting yang tidak bermanfaat untuk merangsang munculnya tunas vegetatif pada ranting-ranting bakal buah B. Tujuan Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas buah serta kontinuitas pembuahan secara maksimal. C. Validasi a. Kelompok Tani Mangga Samaya, Kab. Majalengka b. Roedhy Poerwanto. 2003. Bahan Ajar Budidaya Buah-buahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. c. Penuntun Budidaya Buah-buahan (mangga), Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1994. D. Bahan dan Alat a. Gunting pangkas (kecil dan besar) b. Gergaji pangkas c. Galah pangkas
IV-5
Prosedur Operasional Standar Pemangkasan Pemeliharaan
Nomor POS M.A.M Halaman 6/9
Tanggal 27 April 2006 Revisi I
E. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong tunas, ranting dan cabang kecil. b. Gergaji pangkas digunakan untuk memotong cabang besar dan batang/cabang yang terserang hama dan penyakit c. Galah pangkas digunakan untuk memangkas cabang yang jauh. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pemangkasan (pemeliharaan) pada tanaman usia produktif. Cabang-cabang atau tangkai bunga yang rontok dan tunas liar tumbuh tidak pada tempatnya harus dibuang. Demikian pula cabang-cabang air, ranting atau tunas yang sakit dipangkas agar mahkota daun memperoleh penyinaran matahari. b. Memangkas cabang yang bersudut kecil, cabang/ ranting yang terserang hama dan penyakit. c. Membuang dahan dan ranting yang rapat, bersilangan atau tersembunyi/terlindung. d. Memangkas tajuk bagian atas yakni mundur satu ruas ujung ranting (terminal) bekas buah dipangkas, agar dapat mempertahankan ketinggian optimal tanaman (3 m)
IV-6
Prosedur Operasional Standar Pemangkasan Pemeliharaan
Nomor POS M.A.M Halaman 7/9
Tanggal 27 April 2006 Revisi I
e. Memangkas dahan dan ranting yang pertumbuhannya kearah dalam tajuk atau kearah bawah f. Waktu pemangkasan untuk menghasilkan cabang produktif dilakukan pada bulan Januari – Februari. g. Semua kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat pada kartu kendali pemangkasan.
IV- 7
Prosedur Operasional Standar Pemangkasan Pemeliharaan
Nomor POS M.A.M Halaman 8/9
Tanggal 27 April 2006 Revisi I
Gambar 2 . Pemangkasan pemeliharaan Keterangan : A = Cabang atau ranting mati, lemah serta yang diserang hama dan penyakit B = Tunas air C = Cabang yang melebar D = Cabang yang rapat, berseling atau terlindung E = Tajuk
IV-8
Prosedur Operasional Standar Pemangkasan Pemeliharaan
Nomor POS M.A.M Halaman 9/9
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Gambar 3. Pemangkasan setelah panen pada mangga
IV.-9
Prosedur Operasional Standar Pemupukan
Nomor POS M.A.M Halaman 1/8
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
V. Pemupukan Pemupukan pada tanaman mangga dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) atau fase juvenil 2. Pemupukan untuk tanaman sudah menghasilkan (TSM) sudah berproduksi 1.
Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan : A. Definisi Kegiatan pemberian tambahan unsur hara makro dan mikro pada tanaman agar kandungan unsur hara dalam tanah dapat tersedia bagi pertumbuhan tanaman. B. Tujuan Untuk menyediakan kandungan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman mangga, sehingga dapat berproduksi maksimal . C. Validasi a. Kelompok tani mangga Samaya, Kab. Majalengka b. Pusat Kajian Buah Tropika IPB. 2002. Pedoman Penerapan Jaminan Mutu Terpadu Mangga.
V-1
Prosedur Operasional Standar Pemupukan
Nomor POS M.A.M Halaman 2/8
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
c. Penuntun
Budidaya Buah-Bauahan (Mangga), Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan,1994
D. Bahan dan Alat a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk buatan (pupuk anorganik) b. Cangkul c. Ember/gayung d. Bakul/karung e. Pikulan/grobak dorong E. Fungsi : a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk buatan (pupuk anorganik), digunakan sebagai unsur tambahan hara/nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Cangkul berfungsi untuk menggali tanah. c. Ember/gayung sebagai tempat/wadah air. d. Bakul/karung berfungsi untuk membawa pupuk. e. Pikulan/grobak dorong digunakan sebagai alat bantu penggankutan pupuk ke lokasi kebun. F. Prosedur Pelaksanaan: a. Hitung jumlah pupuk disesuaikan dengan jumlah tanaman dan luas kebun
V-2
Prosedur Operasional Standar Pemupukan
Nomor POS M.A.M Halaman 3/8
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
b. Hitung jumlah pekerja yang akan melaksanakan pemupukan. c. Beri pengarahan mengenai pemupukan yang baik dan benar kepada para pekerja. d. Aplikasi pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dilakukan 2 kali setahun. e. Pupuk organik (kandang) diberikan 1 kali setahun. Pemberiannya pada awal musim hujan sebanyak 12 kaleng per pohon (10-20 kg/pohon). f. Pupuk an-organik diperlukan bagi pertumbuhan vegetatif yang diberikan sebanyak 2 kali/tahun, masing-masing 1/3 - 1/4 dosis anjuran (sesuai dosis anjuran pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan Lihat Tabel 5. g. Cara pemupukan - Membuat alur melingkar tanaman selebar tajuk tanaman. - Setelah pemupukan tanah dikembalikan pada tempat galian/larikan. h. Setiap kegiatan pemupukan yang dilaksanakan harus di catat pada kartu kendali pemupukan untuk memudahkan pengontrolan.
V-3
Prosedur Operasional Standar
Nomor POS M.A.M Halaman 4/8
Pemupukan
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Tabel 5. Pedoman perkiraan dosis pemupukan mangga (Arumanis Lokal) belum produksi/ menghasilkan setiap pohon Umur (Tahun) 1 2 3 4
Pupuk organik (ember) 1 3 5 8
Urea (gram)
SP-36 (gram)
KCl (gram)
100 250 300 400
50 125 150 200
50 125 150 200
Sumber:
Pengalaman Kelompok Tani Mangga Samaya, Kab. Majalengka. Catatan :1 ember = 5 kg
2. Pemupukan untuk menghasilkan
tanaman
yang
sudah
A. Definisi Kegiatan pemberian unsur hara makro dan mikro pada tanaman agar kandungan unsur hara dalam tanah dapat tersedia bagi untuk tanaman.
V-4
Prosedur Operasional Standar Pemupukan
Nomor POS M.A.M Halaman 5/8
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
B. Tujuan : Menyediakan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman mangga, sehingga dapat berproduksi maksimal . C. Validasi a. Pusat Kajian Buah Tropika IPB. 2002. Pedoman Penerapan Jaminan Mutu Terpadu Mangga. b. Penuntun Budidaya Buah-Buahan (Mangga), Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan,1994 c. Kelompok Tani Mangga Samaya, Kab. Majalengka.
D. Bahan dan Alat - Pupuk - Timbangan - Gayung - Cangkul - Selang air - Bakul - Pikulan E. Fungsi a. Pupuk digunakan sebagai bahan tambahan nutrisi tanaman yang diperlukan
V-5
Prosedur Operasional Standar Pemupukan
Nomor POS M.A.M Halaman 6/8
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
b. Timbangan digunakan sebagai alat untuk mengukur berat atau dosis pupuk yang diberikan pada tanaman c. Gayung digunakan sebagai alat untuk menyiram tanaman sebelum/setelah pemupukan. d. Cangkul digunakan untuk membuat lubang/parit tempat meletakkan pupuk. e. Selang air digunakan untuk menyiramkan air pada permukaan tanah di sekitar tanaman. f. Bakul digunakan untuk membawa pupuk. g. Pikulan digunakan sebagai alat bantu pengangkutan pupuk ke lokasi kebun F. Prosedur pelaksanaan : a. Pemupukan dilakukan pada larikan yang sudah dibentuk lingkaran dibawah tajuk tanaman. b. Lakukan pemupukan setelah panen dan pemangkasan pemeliharaan dengan dosis sebagai berikut : - Urea (N) 2/4 bagian dosis - SP 36 1/3 bagian dari dosis - KCl 2/4 bagian dari dosis - Pupuk kandang 1 bagian dari dosis.
V.- 6
Prosedur Operasional Standar Pemupukan
Nomor POS M.A.M Halaman 7/8
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
c. Menjelang berbunga. - Urea 1/4 bagian dari dosis - KCl 1/4 bagian dari dosis - SP-36 2/3 bagian dari dosis d. Saat buah berukuran sebesar kelereng pemupukan diberikan : - Urea 1/3 bagian dari dosis - SP 36 2/3 bagian dari dosis - KCl 1/4 bagian dari dosis e. Pemberian pupuk organik (kandang) bermanfaat memperbaiki sifat fisik struktur tanah. Pemberian dilakukan setiap tahun pada awal musim hujan. Cara pemupukan : - Membuat lingkaran parit dibawah kanopi - Khusus untuk pupuk organik, diberikan dibawah tajuk tanaman.
V.-7
Prosedur Operasional Standar Pemupukan
Nomor POS M.A.M Halaman 8/8
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Tabel 6. Pedoman perkiraan dosis pemupukan mangga yang sudah menghasilkan setiap pohon : Umur (Tahun) 5 6-8 >8
Pupuk organik (ember) 10 12 15
Urea (gram)
SP-36 (gram)
KCl/ZK (gram)
600 800 1.000
300 400 500
300 400 500
Sumber: Pengalaman Kelompok Tani Mangga Samaya, Kab. Majalengka Catatan :1 ember = 5 kg
V-8
Prosedur Operasional Standar Penyiangan
Nomor POS M.A.M Halaman 1/2
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
VI. Penyiangan A. Definisi : Kegiatan membersihkan rumput liar/gulma pada kebun tanaman mangga. B. Tujuan Meningkatkan daya saing tanaman utama dalam memperoleh unsur hara dan air dari gulma. C. Validasi a. Pengalaman Kelompok Tani Mangga Samaya, Kab. Majalengka. b. Pengelolaan Tanaman Terpadu Mangga, Direktorat Tanaman Buah,2003 c. Pedoman Penerapan Jaminan Mutu Terpadu, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura bekerja sama dengan Pusat Kajian Buah-buahan Tropika Institut Pertanian Bogor. d. Penuntun Budidaya Buah-Bauahan (Mangga), Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan,1994
D. Bahan dan Alat a. Sabit/cangkul b. Herbisida
VI-1
Prosedur Operasional Standar Penyiangan
Nomor POS M.A.M Halaman 2/2
Tanggal 27 April 2006 Revisi I
c. Knapsack sprayer E. Fungsi Bahan dan Alat a. Sabit/cangkul digunakan untuk menyiangi gulma yang tumbuh di bawah tajuk. b. Herbisida digunakan sebagai bahan mengendalikan gulma sebagai alternatif terahir. c. Knapsack Sprayer digunakan sebagai alat untuk penyemprotan herbisida F.
Prosedur Pelaksanaan : a. Indetifikasi populasi rumput/gulma di sekitar tanaman. Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau memotong rumput serta mencangkul dan membalik tanah dimana gulma tumbuh. b. Jika gulma yang tumbuh di bawah tajuk pohon perlu dibersihkan/dicabut. c. Gulma yang dicabut dapat diberikan pada ternak kambing/sapi. d. Alternatif terahir pengendalian gulma dapat memakai herbisida sesuai ambang batasnya. e. Kegiatan penyiangan yang dilakukan harus dicatat pada kartu kendali penyiangan.
VI- 2
Prosedur Operasional Standar Pengairan
Nomor POS M.A.M Halaman 1/4
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
VII. Pengairan. A. Definisi. Menyirami/memberikan air pada tanaman agar kondisi pertumbuhan tanaman tetap stabil dalam berproduksi, mengatur pembungaan dan pembentukan buah. B. Tujuan a. Membantu penyerapan unsur hara oleh akar tanaman b. Membantu agar kondisi tanaman tetap stabil selama pertumbuhan. c. Menghindari tanaman mengalami stress saat proses pembungaan dan pembuahan. C. Validasi : a. Pengalaman Kelompok Tani Mangga Samaya, Kab. Majalengka. b. Roedhy Poerwanto. Pengelolaan Irigasi Kebun Buah-Buahan. 2003.Bahan Ajar Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. c. Penuntun Budidaya Buah-Buahan (mangga) , Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1994.
VII-1
Prosedur Operasional Standar
Nomor POS M.A.M Halaman 2/4
Pengairan
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
D. Bahan dan Alat : a. pompa air. b. pipa air (paralon) c. selang air d. keran air e. bak penampungan. E. Fungsi Bahan dan Alat : a. Pompa air, sebagai alat pemompa air dari sumber air. b. Pipa air (paralon) berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi air. c. Selang air digunakan untuk menyiram tanaman dari bak penampung air ke tanaman. d. Keran air berfungsi sebagai pengatur aliran air dari pompa dan bak penampung air. e. Bak penampungan air berfungsi sebagai alat menampung/wadah air sebelum didistribusikan. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Perkirakan debet air untuk mengisi bak penampung air .
VII-2
Prosedur Operasional Standar Pengairan
Nomor POS M.A.M Halaman 3/4
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
b. Hitung volume air yang ada di bak penampung untuk menyirami tanaman. c. Irigasi semi manual menggunakan pipa lateral atau selang plastik yang dapat dipindahkan sesuai dengan letak katup yang telah dipasang sepanjang pipa manifold. d. Sistem irigasi permukaan dengan : 1). Sistem basin (air disiramkan sebanyak 5-10 liter/batang ke cekungan yang dibuat sebelumnya di sekitar tanaman), 2). Sistem border (air dialirkan melalui cekungan yang mengikuti bentuk tajuk pohon terluar ) e. Diberikan sesuai kebutuhan dan dihindari pemberian air yang berlebihan. Pengairan dilakukan pada musim kemarau, fase pembentukan dan perkembangan buah. f. Banyaknya air yang diberikan untuk tanaman umur > 6 tahun adalah 20 /l/pohon per minggu. g. Pada masa sejak terbentuk buah sampai dua minggu sebelum panen kebutuhan pengairan meningkat yaitu 70-100 liter/pohon/minggu. h. Setiap kegiatan pengairan dicatat pada kartu kendali pengairan.
VII-3
Prosedur Operasional Standar Pengairan
Nomor POS M.A.M Halaman 4/4
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
i. Setelah panen, tanaman memerlukan banyak air untuk memulihkan diri dari keadaan stres ke keadaan normal. Pelaksanaannya segera diikuti dengan pemupukan berkadar N lebih tinggi. j. Setiap kegiatan pengairan yang dilaksanakan harus tercatat.
VII-4
Prosedur Operasional Standar Pembrongsongan Buah
Nomor POS M.A.M Halaman 1/2
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
VIII. Pembronsongan buah A. Definisi Rangkaian kegiatan pembungkusan/pembrongsongan buah pada saat buah sebesar kelereng. B. Tujuan: a. Untuk meningkatkan kualitas penampilan buah dari serangan hama. b. Melindungi buah dari benturan, sengatan sinar matahari dan gesekan antar buah c. Melindungi buah dari kerusakan dan gesekan pada saat panen serta melindungi permukaaan kulit buah dari getah. C. Bahan dan Alat a. Pembrongson. b. Gunting/pisau D. Fungsi a. Pembrongsong/kertas koran digunakan untuk membungkus buah mangga. b. Gunting/pisau digunakan untuk memotong kertas sesuai ukuran buah yang akan dibungkus
VIII-1
Prosedur Operasional Standar Pembungkusan Buah
Nomor POS M.A.M Halaman 2/2
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
E. Prosedur Pelaksanaan : a. Pembungkusan buah dilakukan pada saat setelah penjarangan buah selesai dilakukan, pada saat buah berukuran sebesar bola pingpong (55 hari setelah induksi bunga). b. Setelah buagh dibrongsong lakukan pengikatan pada tangkai bunga. c. Menjelang waktu panen kantong pembungkus buah disobek sedikit untuk mengetahui tingkat kematangan buah. d. Setiap kegiatan pembungkusan buah yang dilaksanakan harus tercatat pada kartu kendali pembrongsongan.
VIII-2
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M.A.M Halaman 1/24
IX. Pengendalian Organisme Tanaman (OPT)
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Penggangu
A. Definisi : Kegiatan untuk mengendalikan hama/penyakit dan gulma agar tanaman tumbuh optimal, berproduksi tinggi dan mutu buah baik. B. Tujuan. a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk. b. Menjaga kesehatan lingkungan hidup.
tanaman
dan
kelestarian
C. Validasi a. Pengalaman Kelompok Tani Mangga Samaya, Kab. Majalengka. b. Rosmahani dan Budiono. 2001. Pengendalian Hama dan Penyakit didasarkan pada konsep dan strategi PHT.
IX-1
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M.A.M Halaman 2/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
c. Direktorat Tanaman Buah. 2004. Pedoman Pengelolaan Kebun Buah Percontohan. Hal 35-36 d. Rekomendasi Pengendalian OPT Buah-buahan. Direktorat Perlindungan Hortikultura. 2004. D. Bahan dan Alat : a. Bahan - Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) yang terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan tahun 2004. - Bio pestisida : bahan pengendalian yang bahan aktifnya berasal dari organisme (tumbuhan, hewan dan mikroba) - Air - Minyak tanah - Deterjen - Formalin 4-8%, alkohol 70%, kloroks 1% (Bayclin) dan lysol
IX-2
Prosedur Operasional Standar
Nomor POS M.A.M Halaman 3/24
Pengendalian OPT
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
b. Alat - Hand sprayer dan power sprayer (alat aplikator) - Fogger - Ember - Pengaduk - Takaran (skala ml dan liter) - Kuas - Pisau - Minyak tanah, air - Gunting pangkas - Gergaji - Alat/sarana pelindung: sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, baju lengan panjang. E. Fungsi Bahan dan Alat a. Pestisida (pestisida kimiawi, biopestisida, pestisida nabati) untuk mengendalikan OPT (menurunkan populasi dan intensitas serangan OPT); b. Musuh alami : untuk pengendalian cara biologi, dalam rangka menekan perkembangan OPT dan menjaga keseimbangan ekosistem secara alami.
IX-3
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M.A.M Halaman 4/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
c. Air sebagai bahan pencampur pestisida dan bahan pembersih; d. Alat aplikator pestisida untuk mengaplikasikan pestisida pada tanaman; e. Ember untuk mencampur pestisida dan air; - Pengaduk untuk mengaduk pestisida dan air; - Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan air (skala cc/ml, dan liter); - Kuas untuk mengoleskan bahan pengendalian (pestisida, kapur tohor, bubur kalifornia, bubur bordo) pada bagian tanaman yang terserang/ terinfeksi; - Minyak tanah : untuk membakar sisa-sisa/ bagian tanaman yang terserang OPT; - Deterjen : Untuk mencuci alat aplikator; Untuk mengendalikan hama dan penyakit tertentu; Untuk pencampur bahan pestisida nabati; IX-4
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 5/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
- Alkohol 70%, formalin 4-8%, kloroks 1% (Bayclin) dan lysol. Untuk mensucihamakan (desinfektan) alat-alat pertanian (pisau, gunting pangkas dan gergaji); - Pisau, gunting pangkas, gergaji : untuk memotong bagian tanaman yang terserang OPT; - Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran bahan kimiawi (pestisida). F. Prosedur Pelaksanaan a. Lakukan pengamatan terhadap OPT secara berkala (seminggu sekali). b. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis OPT, dan musuh alaminya. c. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan (hama lalat buah dan penyakit antraknose) d. Tentukan ambang batas pengendalian dengan cara membuat ambang batas yang masih ditolerir. Untuk lalat buah tingkat serangan pada buah tidak
IX-5
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 6/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
e. 5 pohon/ha sebagai sampel. Menurut pengalaman petani mangga Kabuten Majalengka. f. >5 % (5 sampel pohon/ha ) sedangkan penyakit antraknose tingkat serangan pada buah tidak > 5 % g. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan dikendalikan (hama lalat buah dan penyakit antraknose) h. Tentukan ambang batas pengendalian dengan cara membuat ambang batas yang masih ditolerir. Untuk lalat buah tingkat serangan pada buah tidak > 5 % (5-10 sampel pohon/ha) sedangkan penyakit antraknose tingkat serangan pada buah tidak > 5 % (5-10 pohon/ha sebagai sampel). Pengalaman petani Mangga Kabupaten Majalengka i. Ditetapkan alternatif pengendalian untuk hama dan penyakit : - Pengendalian hayati/biologis (pengendalian hama dan penyakit menggunakan musuh alami) - Perbaikan teknik budidaya (mengatur jarak tanam ideal yaitu 10 m x 10 m, memperbaiki sistem pengairan dan sanitasi kebun) - Mekanisasi (memotong/membuang bagian tanamam yang terserang kemudian -
IX-6
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
-
Nomor POS M A.M Halaman 7/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
memusnahkannya dan membuat perangkap untuk hama lalat buah. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir, Bila melewati ambang batas ekonomi, maka pestisida dapat digunakan secara berkala
Jenis hama yang menyerang tanaman mangga : Kutu putih (Rastrococcus spinosus) Gejala : Hama ini menghisap cairan sel. Daun yang terserang mengering dan gugur. Kutu mengeluarkan cairan madu yang menjadi makanan cendawan penyebab penyakit embun jelaga dan umumnya menyerang pada musim penghujan. Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis Memotong cabang dan daun yang terserang kemudian dikumpulkan dan lalu dibakar . - Pengendalian cara kimiawi Kutu putih dikendalikan dengan insektisida berbahan aktif insektisida Canon dan Azodring dengan dosis 17 liter/20ml
IX-7
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 8/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Semut merah merupakan vektor/musuh hama ini, agar tidak menyebar kebagian tanaman lain, sebaiknya semut merah dikendalikan dengan insektisida berbahan aktif lambdacyhalothrin atau deltametrin misalnya lebaycid 550 dengan konsentrasi 0,2 %.
Sumber Foto : BPTP
Gambar 4 . Hama kutu putih
IX-8
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 9/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Wereng mangga (Idiocerus niveosparsus) Gejala serangan : Hama ini menghisap cairan pada daun mangga, pucuk-pucuk muda, tangkai bunga dan buah muda, sehingga mudah rontok. Hama ini muncul pada saat peralihan musim kemarau ke musim hujan dan umumnya menyerang tanaman yang sudah berproduksi. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara : - Pengendaliaan cara mekanis Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang terserang. Pengasapan dengan membakar sampah kering dan bagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar ke seluruh bagian tanaman akan mengusir keberadaan hama.
IX-9
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 10/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
- Pengendaliaan cara biologis. Hama ini dapat dikendalikan dengan penggunaan predator Lycosa sp, parasitoid Epipyros (Hymenop), Pipunculus sp. Predator terlebih dahulu dibiakkan kemudian disebarkan pada lokasi kebun. -
Pengendalian cara kimia Pengendalian secara kimia dilakukan pada saat pembentukan flush terakhir sebelum berbunga, insektisida yang digunakan adalah Regen dosis 10ml/14 liter air. Pohon mangga yang terserang wereng mangga dapat dilihat pada Gambar 5.
(Sumber Foto : Balitbu Solok)
Gambar 5. Hama wereng mangga
IX-10
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor SPO M A.M Halaman 11/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Trips (Tripidae; Thysanoptera). Gejala : Hama ini menyerang permukaan bawah daun, malai bunga dan buah muda. Sehingga daun menjadi berkerut-kerut (keriting) dan mengakibatkan proses pembungaan sering gagal. Hama ini biasanya menyerang pada saat peralihan musim hujan ke musim kemarau. Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis a. Sanitasi lingkungan dengan memusnahkan sisa-sisa tanaman dan inang lain di sekitar pertanaman b. Tumpangsari dengan tanaman jagung -
Pengendalian cara fisik/mekanis Memangkas bagian tanaman yang terserang lalu musnahkan dengan cara dibakar.
-
Pengendalian cara biologi
IX-11
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT -
Nomor POS M A.M Halaman 12/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Dengan pemanfaatan musuh alami: Tripoctenus bohi Pengendalian cara kimiawi Lakukan penyemprotan insektisida yang berbahan aktif protiofos seperti Tokuthion 500 EC dengan dosis 1,5 cc /l air
Gambar 7 . Hama trips mangga Lalat buah (Dacus dorsalis.) Gejala : Pada permukaan kulit buah terdapat titik-titik hitam, titik hitam tersebut akibat tusukan lalat buah. Daging buah menjadi busuk, akibatnya buah tidak dapat dipanen karena rusak atau gugur Pengendalian hama ini dilakukan dengan cara :
IX-12
Prosedur Operasional Standar
Nomor POS M A.M Halaman 13/24
Pengendalian OPT
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
- Pengendalian cara kultur teknis 1. Sanitasi lingkungan, yaitu pengumpulan buahbuah yang terserang, baik yang jatuh maupun yang masih di pohon, kemudian dimusnahkan dengan menimbun yang terserang kedalam tanah (pastikan bahwa kedalaman tanah tidak memungkinkan larva dapat berkembang menjadi pupa). 2. Pengasapan dengan membakar sampah kering dan bagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar ke seluruh bagian tanaman akan mengusir keberadaan hama. - Cara fisik/mekanis 1. Pembungkusan buah dengan brongsong 2. Penggunaan perangkap atraktan (bahan penarik lalat buah) dalam alat perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum mineral yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah. bahan atraktan: metil eugenol (ME), protein hidrolisa, atau selasih
IX-13
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 14/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
- Cara biologi Pemanfaatan musuh alami: Parasitoid: Famili Braconidae (Biosteres sp. dan Opius sp.).
Gambar 9. Lalat buah Penggerek buah (Noorda albizonalis Hampson) Gejala : Pada permukaan buah terdapat bintik-bintik, yang diakibatkan isapan hama. Pada saat hama menghisap buah bersamaan dengan meletakkan telurnya. Larva menggerek buah dan memakan jaringan di bawah kulit buah. Area yang dirusak
IX-14
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 15/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
larva menjadi busuk dan buah gugur. Penggerek buah biasanya menyerang pada saat buah sebesar bola pimpong (55-60 hari setelah induksi bunga). - Pengendalian cara kultur teknis Buah yang gugur dikumpulkan dan dikubur dalam tanah - Pengendalian cara fisik/mekanis Pembungkusan buah setelah buah sebesar bola pingpong. - Pengendalian cara biologi Memanfaatkan attrisium.
predator
larva
Rhynchium
- Pengendalian cara kimiawi Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif ethofenprox atau deltametrin seperti Bestox dengan dosis 10 ml /14 liter air. Serangga dewasa aktif pada sore hari.
IX-15
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 16/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Gambar 10 . Hama penggerek buah
Gambar 11 . Serangan hama penggerek pada saat buah muda/berumur 55-60 hari setelah induksi bunga.
IX-16
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 17/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) Gejala : Pada daun terdapat bercak bulat hingga angular berwarna coklat dan kelabu ditengahnya, kadang-kadang kekuningan di tepi atau berlubang (shot hole). Pada malai bunga terdapat bercak kecil pada pucuk, panikel dan tangkai, selanjutnya bunga menjadi kehitaman, pada buah terdapat bercak berwarna coklat hingga berwarna gelap, pada buah yang sudah matang akan menjadi busuk. Kerusakan pada awalnya terjadi pada daun muda dan mengakibatkan terminal cabang tidak produktif, bunga mengering, gagalnya pembentukan pentil buah, buah gugur dan menjadi busuk. Penyakit ini biasanya menyerang pada awal musim hujan. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara : - Pengendalian cara kultur teknis 1. Sanitasi kebun dengan memusnahkan gulma pada saat pertunasan sampai saat panen.
IX-17
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT 2. 3.
Nomor POS M A.M Halaman 18/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Kumpulkan daun-daun yang jatuh di tanah dan dibakar. Pemangkasan setelah panen atau sebelum pertunasan. Pemangkasan dilakukan pada daun atau cabang yang menunjukkan gejala. Pemangkasan pada kanopi bagian tengah dilakukan untuk memperbaik sirkulasi udara dan penetrasi cahaya matahari. Hindari pemangkasan yang drastis.
Gambar 11. Serangan Antraknosa pada buah mangga
(Sumber Foto : BPTP Jawa Timur)
IX-18
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 19/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
- Pengendalian cara fisik/mekanis Sebagai tindakan preventif, dilakukan pembungkusan buah agar terlindung dari kemungkinan adanya serangan, pembungkusan dilaksanakan pada saat buah sebesar bola pingpong. - Cara kimiawi Penyemprotan dengan fungisida kombinasi 0,25 % mancozeb + 0,2 % dicotophos + 2 g pupuk daun/liter air dalam selang waktu 7-10 hari sekali dari saat pembentukan tunas bunga hingga fase pemasakan buah. Embun Jelaga (Capnodium mangiferae) Gejala : Pada permukaan daun dan ranting terdapat lapisan tipis berwarna hitam. Lapisan berwarna hitam merupakan cendawan yang memperoleh makanan karena cairan madu yang dikeluarkan oleh hama seperti wereng mangga, kutu sisik, dan kutu putih. Embun jelaga biasanya menyerang pada musim hujan. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :
IX-19
Prosedur Operasional Standar
Nomor POS M A.M Halaman 20/24
Pengendalian OPT
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
- Cara kultur teknis Memotong daun terinfeksi.
dan
cabang yang telah
- Pengendalian cara kimiawi Penyemprotan Fungsida Morestan 1,5 g/l air
berbahan
aktif
Gambar 12 . Penyakit embun jelaga Kudis buah (Elsinoe mangiferae) Gejala : Pada permukaan buah terdapat struktur yang tidak beraturan berwarna coklat tua. Setelah buah dipanen meninggalkan bercak coklat yang keras
IX-20
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 21/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
dan mengering hingga mengurangi penampilan buah. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan, ketika buah sebesar kelereng. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan cara: - Pengendalian cara kultur teknis Potong daun dan cabang yang terserang - Cara kimiawi Penyemprotan fungisida Dipoliatan 4 F dengan konsentrasi 0,2 cc/l air Penyakit Diplodia (Diplodia natalensis) Gejala : Tanaman yang terserang mengeluarkan blendok yang berwarna kuning emas dari batang atau cabang, pada kulit terjadi luka yang tidak teratur. Cendawan berkembang di antara kulit dan kayu serta merusak lapisan kambium tanaman. Kayu yang telah mati berwarna hijau sampai hitam. Serangan diplodia kering umumnya lebih berbahaya karena gejala permukaan sukar diketahui. Kulit batang atau
IX-21
Prosedur Operasional Standar
Nomor Tanggal POS M A.M 27 April 2006 Halaman Revisi Pengendalian OPT 22/24 1 cabang tanaman yang terserang mengering, terdapat celah-celah kecil pada permukaan kulit, pada bagian kulit dan batang yang ada di bawahnya berwarna hitam kehijauan. Pada bagian celah-celah kulit terlihat adanya massa spora cendawan berwarna putih atau hitam. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan : 1. Pengendalian cara kultur teknis. - Potong pohon/cabang/ranting yang terserang berat, buang kulit yang terinfeksi ringan - Lakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban tanaman. - Pemupukan berimbang - Bersihkan gulma 2. Pengendalian cara mekanis/fisik - Mengumpulkan sisa-sisa tanaman dan memotong cabang-cabang yang terserang berat lalu dibakar. - Membongkar tanaman yang terserang berat lalu dibakar.
IX-22
Prosedur Operasional Standar Pengendalian OPT
Nomor POS M A.M Halaman 23/24
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
3. Pengendalian cara biologi Mengoleskan dengan kuas agens antagonis Trichoderma spp., Gliocladium spp., Pseudomonas fluorescens atau Bacillus subtilis pada batang atau pangkal batang. 4. Pengendalian cara kimiawi a. Mengoleskan bubur California atau fungisida berbahan aktif benomil seperti Benlate dengan dosis 0,5 g/l air. b. Perlakuan buah setelah panen dengan uap panas (VHT) pada suhu 52-55 oC selama 10 menit.
Gambar13. Serangan diplodia pada batangmangga (BPTP Jawa Timur)
IX-23
Prosedur Operasional Standar
Nomor POS M A.M Halaman 24/24
Pengendalian OPT
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Tabel 7. Matrix serangan OPT mangga di Kabupaten Majalengka No
Jenis OPT Jan
1 2
3 4 5 6 7 8
Kutu putih Ulat perusak daun Wereng mangga Lalat buah Penggerek buah Penyakit antraknosa Embun jelaga Kudis buah
Feb X
X
X
Mar X X
X
Apr X
Mei X
Waktu serangan (Bulan) Jun Jul Agt Sep X X X X
X
X
X
X
X X
X X
Okt X
Nop X
Des
X
X
X
X
X
X
X
X X
IX-24
Prosedur Operasional Standar Panen
Nomor POS M A.M Halaman 1/5
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
X. Panen Kegiatan panen mangga dibagi menjadi dua bagian : 1. Waktu dan kriteria panen 2. Cara panen A. Definisi Kegiatan memetik hasil buah yang sudah layak untuk dipetik karena sudah sesuai tingkat kematangan yang sudah ditentukan oleh pasar . B. Tujuan : Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik sesuai standar pasar yang dituju. C. Bahan dan Alat a. Gunting panen b. Galah bersumbu jaring c. Boks plastik, d. Kertas e. Kain halus f. Gudang
X-1
Prosedur Operasional Standar Panen
Nomor POS M.A M Halaman 2/5
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
D.
Fungsi Bahan dan Alat a. Gunting panen digunakan untuk memotong tangkai buah. b. Galah bersumbu jaring digunakan untuk memetik buah pada ketinggian yang tidak bisa dicapai dengan tangan. c. Boks plastik digunakan sebagai wadah buah. d. Kertas digunakan sebagai pelapis/alas pada boks plastik e. Kain halus digunakan untuk membersihkan buah f. Gudang digunakan sebagai tempat menyimpan buah.
E.
Prosedur Pelaksanaan a. Kriteria Panen - Bekas tangkai buah yang rontok kelihatan mengering seluruhnya - Lekukan ujung buah rata/hampir hilang - Warna kulit buah hijau kebiruan - Pori-pori merata - Lapisan lilin mulai menebal pada permukaan buah - Cabang tangkai buah telah kering 65 % - Buah tidak berbunyi nyaring bila disentil - Umur buah 95-115 hari setelah bunga mekar X-2
Prosedur Operasional Standar Panen
Nomor POS M A.M Halaman 3/5
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
b. Waktu Panen - Waktu petik diupayakan mulai jam 09.0016.00 c. Cara panen Gunakan alat yang sesuai (gunting pangkas, galah berjaring dan dilengkapi keranjang/kantong). Saat pemetikan, brongsong dan tangkai buah diikutkan. Tangkai buah disisakan sepanjang + 10 cm (untuk mencegah agar buah tidak terkena getah) Buah yang masih dibungkus diletakkan dalam boks plastik tanpa alas kertas (alat pengumpul sementara di lapangan) dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah sampai getah habis. Usahakan getah dari tangkai tidak mengotori buah Buah dalam wadah kemudian bungkusnya dibuka dan diletakkan pada boks plastik (< 20 kg) yang beralas kertas ditata serta diletakkan ditempat yang teduh dan ditutup (posisi buah : tangkai menghadap kebawah). Catat waktu, lokasi panen dan jumlahnya Kematangan Konsumsi pada kartu kendali panen
X-3
Prosedur Operasional Standar Panen
Nomor POS M A.M Halaman 4/5
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
a) Masak < 85 % Warna : Kuning mentega disekitar biji Siap di konsumsi : > 7 hari Umur Buah : 100 hsbm Kualitas buah : Kurang baik (kulit agak keriput) dan rasa buah kurang manis b) Masak 90 % Warna : Kuning oranye Siap di konsumsi : 3 - 5 hari Umur Buah : 108 hsbm Kualitas buah : Baik
c) Masak 95 % Warna : Oranye Siap di konsumsi : 2 - 3 hari Umur Buah : 112 hsbm
X-4
Prosedur Operasional Standar Pasca - Panen
Nomor POS M.A M Halaman 5/5
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
d) Masak 100 % Warna : Kuning lemerahan Siap di konsumsi : 0 - 1hari Umur Buah : 115 hsbm Kualitas buah : Baik
Gambar 14. Tingkat kematangan buah mangga Arumanis
X-5
Prosedur Operasional Standar Pasca - Panen
Nomor POS M A.M Halaman 1/2
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
XI. Pasca-Panen A. Definisi Kegiatan penanganan buah mangga sejak dipanen hingga buah siap didistribusikan ke konsumen. B. Tujuan a. Menjamin keseragaman ukuran buah b. Menjamin keseragaman mutu buah c. Menjamin buah yang dihasilkan bebas dari hama dan penyakit d. Menjamin mutu buah yang dihasilkan terjamin sesuai dengan permintaan pasar domestik dan ekspor e. Menjamin buah aman konsumsi C. Validasi a. Kelompok Majalengka.
Tani
D. Bahan dan Alat a. Gudang. b. Timbangan. c. Paku
XI-1
Mangga
Samaya,
Kab.
Prosedur Operasional Standar Pasca - Panen d. e. f. g. h. i. j.
Nomor POS M A.M Halaman 2/6
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
Label Peti kayu/kardus Sapu Martil/hamer Partisi irisan kertas Lakban Keranjang plastik
E. Fungsi a. Gudang sebagai tempat penyimpanan buah b. Timbangan berfungsi sebagai alat pengukur berat buah berdasarkan grade c. Label untuk memberikan identitas buah, kualitas dan nama produsen buah d. Peti kardus/kayu untuk kemasan buah e. Paku sebagai alat penguat tutup wadah kemasan kayu. f. Martil/hamer sebagai alat untuk mengetuk paku. g. Keranjang plastik digunakan untuk wadah buah yang selesai dilap. h. Partisi irisan kertas digunakan untuk melapisi wadah kemasan buah i. Lakban digunakan untuk memperkuat kemasan kardus.
XI-2
Prosedur Operasional Standar Pasca - Panen
Nomor POS M.A M Halaman 1/1
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
XII. 1. Pengumpulan di Gudang A. Definisi Kegiatan setelah panen, sebelum buah diproses lebih lanjut, dikumpulkan dan disimpan dalam suatu tempat B. Tujuan : a. Buah terhindar dari pengaruh buruk fisik/ lingkungan (angin, panas, hujan dsb), b. Buah segera bisa diproses lebih lanjut C. Prosedur Pelaksanaan : a. Gudang disapu dan dibersihkan, bebas dari bakteri yang merugikan b. Peti plastik ditumpuk secara hati-hati (maksimum 5 tumpuk) c. Harus mempunyai ventilasi yang baik. d. Segala kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat di kartu kendali pengumpulan buah
XI-1
Prosedur Operasional Standar Pasca – Panen
Nomor POS M.A M Halaman 1/1
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
XII. 2. Sortasi A. Definisi Kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah antara yang baik dan jelek. B. Tujuan Memisahkan buah yang baik dan tidak baik serta buah matang dan belum matang. C. Prosedur pelaksanaan : a. Memisahkan antara buah mangga yang baik dengan buah yang tidak baik, kemudian memotong tangkai buah yang disisakan pada saat pemetikan/panen. b. Buah yang terseleksi diletakkan di peti yang beralas kertas koran c. Peti ditata maksimum 5 tumpukan, posisi tangkai buah menghadap kebawah d. Catat kegiatan sortasi tersebut pada kartu kendali sortasi.
XII-1
Prosedur Operasional Standar Pasca – Panen
Nomor POS M.A M Halaman 1/1
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
XIII. 3. Grading A. Definisi Kegiatan memilah dan mengelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. B. Tujuan : Untuk mendapatkan ukuran kematangan yang seragam.
buah
dan
buah
tingkat
C. Prosedur Pelaksanaan : a. Mengelompokkan buah yang telah disortir berdasarkan bentuk buah dan keseragaman. b.Buah ditimbang dan dipisahkan sesuai klasnya. Grade kualitas berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut : A : > 450 - 550gram; B : 350 - <450 gram; C : 250 - < 350 gram per buah. c.Setelah kering buah disimpan di gudang penyimpanan.
XIII-1
Prosedur Operasional Standar Pasca – Panen
Nomor POS M A M Halaman 1/1
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
XIV. 4. Pengemasan A. Definisi Kegiatan mengemas/penyusunan buah dalam suatu wadah yang baik. B. Tujuan : Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan C. Prosedur Pelaksanaan : a. Buah dimasukkan kedalam kemasan secara hatihati dengan posisi punggung buah menghadap kebawah, b. Masukkan buah kedalam kemasan sesuai kelas dan mutunya c. Kemasan harus dilengkapi dengan partisi dan irisan kertas/styrofoam untuk menghindari geseran antar buah. d. Kemasan harus mempunyai ventilasi yang baik
XIV-1
Prosedur Operasional Standar Distribusi
Nomor POS M A M Halaman 1/3
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
XV. Distribusi A. Definisi Kegiatan memindahkan buah mangga dari gudang penyimpanan ke tempat/tujuan, tepat pada waktu yang diinginkan konsumen. B. Tujuan Untuk memperlancar pemasaran hasil produksi dengan tetap menjaga kondisi kesegaran buah sesuai jadwal yang telah ditentukan konsumen C. Validasi Pengalaman PT. Indofresh D. Bahan dan Alat a. Surat jalan/surat ijin b. Kereta api/Truk dilengkapi dengan terpal atau alat pendingin c. Kapal laut dilengkapi kontener berpendingin d. Pesawat terbang
XV-1
Prosedur Operasional Standar Distribusi
Nomor POS M A.M Halaman 2/3
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
E. Fungsi : a. Buah dalam kemasan sebagai bahan yang didistribusikan b. Surat jalan/surat ijin digunakan sebagai identitas pengiriman c. Kereta api/Truk digunakan untuk mengangkut kemasan buah ke daerah/tempat sesuai tujuan dan lama perjalanan maksimal 3 hari ke tempat tujuan. d. Terpal digunakan untuk melindungi buah dari sengatan matahari langsung. e. Kapal laut digunakan untuk mengangkut kemasan buah ke daerah/tempat sesuai tujuan (antar provinsi maupun antar negara) dan lama perjalanan maksimal 7 hari ke tempat tujuan. f. Pesawat digunakan untuk mengangkut kemasan buah ke daerah/tempat (antar provinsi maupun antar negara) sesuai tujuan atau permintaan dan lama perjalanan maksimal 24 jam/1 hari ke tempat tujuan.
XIV-2
Prosedur Operasional Standar Distribusi
Nomor POS M.A M Halaman 3/3
Tanggal 27 April 2006 Revisi 1
F. Prosedur Pelaksanaan : a. Distribusi harus tepat waktu sesuai perjajian ke konsumen, b. Untuk peti kardus maksimum 4 tumpuk, untuk peti kayu maksimum 8 tumpuk dan box plastik 8 tumpuk. Untuk menjaga sirkulasi udara di dalam kendaraan selama perjalanan dapat dilakukan dengan membuat jarak antar barisan tumpukan. c. Ditutup rapat dengan kontainer tertutup namun tetap berventilasi, agar tidak kehujanan/kepanasan d. Pemindahan kardus/peti dilakukan dengan hatihati. e. Semua kegiatan harus tercatat pada kartu kendali distribusi.
XIV-1
TIM PENYUSUN Penanggung Jawab
: Ir. Sri Kuntarsih, M.M.
Ketua Pelaksana
: Ir. Susiami
Anggota
:
Tim Penyusun Haposan Simanjuntak. B.sc. (Direktorat Budidaya Tanaman Buah) Ir Samsuardi .MM. (Direktorat Budidaya Tanaman Buah) Drs Novianto Rumendar .MM (Direktorat Budidaya Tanaman Buah) Pin Hendrat Budiarti, SP (Direktorat Budidaya Tanaman Buah) Henry Simbolon SP. (Direktorat Budidaya Tanaman Buah) Ir. Wandi, MM. (Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat) Ir. Sri Ratna Pertiwi. (Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat) Ir. Memet Slamet, MS. (Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat) Ir. Dadang Kuswardhana, MS. (Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat) Ir. H. Ismail Taufik. (Dinas Pertanian Kab. Majalengka) Hidayat, SP,MM. (Dinas Pertanian Kab. Majalengka)
Ir. Dedeh Sri Adesih. (Dinas Pertanian Kab. Majalengka) Dinar, SP. (Dinas Pertanian Kab. Majalengka) Suharto. (PPS Mangga Kab. Majalengka)
Kontributor :
Damen (Petani Mangga Kelompok Tani Samaya Kab. Majalengka) Sukur (Petani Mangga Kelompok Tani Samaya Kab. Majalengka) Suherman (Petani Mangga Kelompok Tani Samaya Kab. Majalengka) Syafrudin (Petani Mangga Kelompok Tani Samaya Kab. Majalengka) Djumar (Petani Mangga Kelompok Tani Samaya Kab. Majalengka) Rusja (Petani Mangga Kelompok Tani Samaya Kab. Majalengka)
Editor Dody Kurniawan Amd.