KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG
PENGATURAN, PENJAGAAN, PENGAWALAN DAN PATROLI LALU LINTAS
Selong,
Januari 2016
BIDANG TURJAWALI
2 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Nomor : SOP/ /I/2016/Satlantas TENTANG
PENGATURAN, PENJAGAAN, PENGAWALAN DAN PATROLI LALU LINTAS
BAB I PENDAHULUAN 1.
2.
Umum a.
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asai masyarakat.
b.
Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri, tugas pokok Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
c.
Sesuai dengan tujuan, peran dan tugas pokok Polri sebagaimana diuraikan di atas, maka perlu adanya ketentuan yang mengatur mengenai pedoman pelaksanaan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dasar. a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. b.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
c.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
d.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.
3 e.
3.
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan pengemudi .
Maksud dan Tujuan a.
Pedoman Pelaksanaan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli Lalu Lintas ini ditetapkan dengan maksud untuk dijadikan sebagai acuan dan dasar dalam pelaksanaan tugas oleh Satuan Kewilayahan sehingga adanya kesamaan persepsi dan tindakan bagi petugas Polri dalam pelaksanaan tugasnya.
b.
Pedoman Pelaksanaan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli Lalu Lintas ini ditetapkan dengan tujuan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas Polri dapat menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia, profesional, proporsional, obyektif, akuntabel dan transparan.
Ruang Lingkup. Pedoman Pelaksanaan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli Lalu Lintas ini dengan ruang lingkup meliputi ketentuan umum dan pelaksanaan yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh pengemban fungsi teknis lalu lintas pada setiap Satuan Kewilayahan Polri.
5.
Tata Urut I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII.
PENDAHULUAN KETENTUAN UMUM PENGATURAN LALU LINTAS PENJAGAAN LALU LINTAS PENGAWALAN LALU LINTAS PATROLI LALU LINTAS ADMINISTRASI PENUTUP
4
BAB II KETENTUAN UMUM 6.
7.
Pengertian : a.
Pengaturan lalu lintas adalah sebagai pemberitahuan kepada pemakai jalan, bagaimana dan dimana mereka dapat atau tidak dapat bergerak atau berhenti terutama pada waktu ada kemacetan atau keadaan darurat, dalam arti luas pengaturan lalu lintas meliputi semua aktifitas dari petugas Polri dalam mengatur lalu lintas di jalan umum.
b.
Penjagaan lalu lintas adalah suatu kegiatan pengawasan lalu lintas pada tempat-tempat tertentu yang diadakan sesuai dengan kebutuhan terutama bersifat pencegahan, dalam rangka perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap pengguna jalan, bila menemukan adanya pelanggaran lalu lintas maupun kecelakaan lalu lintas segera mengambil tindakan Kepolisian sesuai prosedur dan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c.
Pengawalan lalu lintas adalah suatu kegiatan penyelenggaraan pelayanan dan pengamanan dalam rangka melindungi setiap manusia dan harta benda serta kegiatan-kegiatan masyarakat maupun kegiatan Kenegaraan secara terus menerus selama dalam perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor agar terlaksana dalam keadaan aman, selamat, tertib dan lancar.
d.
Patroli lalu lintas adalah suatu kegiatan perondaan yang dilakukan pada ruas jalan tertentu dengan tujuan untuk melakukan pengawasan terhadap arus lalu lintas dan aktifitas masyarakat pemakai jalan guna menumbuhkan dampak penangkalan bagi pemakai jalan, menemukan atau menindak pelanggar lalu lintas serta memberikan perlindungan dan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Ketentuan Hukum. a.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 30 ayat (4) menyebutkan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat serta menegakkan hukum.
b.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia menyebutkan : 1)
Pasal 13. Tugas Pokok Kepolisian negara Republik Indonesia adalah : a)
Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
b)
Menegakkan hukum, dan
c)
Memberikan perlindungan, penganyoman dan pelayanan kepada masyarakat.
5 2)
Pasal 14 ayat (1). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13. Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas, antara lain : a) b) c)
d) e)
f) g) h)
3)
4)
Pasal 16 ayat (2). Tindakan lain yang dilaksanakan Petugas Polri harus memenuhi syarat : a)
Tidak bertentang dengan suatu aturan hukum.
b)
Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan.
c)
Harus patut, masuk akal dan termasuk dalam lingkup jabatannya.
d)
Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa.
e)
Menghormati hak asasi manusia.
Pasal 18. Untuk kepentingan umum petugas Polri dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya sendiri. a)
b)
5)
Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan Patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundangundangan. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian. Melakukan tugas lain sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Pelaksanaannya hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dengan memperhatikan peraturan perundangundangan serta Kode Etik Profesi Polri. Bertindak menurut penilaiannya sendiri adalah suatu tindakan yang dapat dilakukan oleh petugas Polri yang dalam bertindak harus mempertimbangkan manfaat serta resiko dari tindakannya dan betul-betul untuk kepentingan umum.
Pasal 19. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, petugas Polri harus : a)
Senantiasa bertindak berdasarkan norma hukum dan mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
6 b)
c.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, mengutamakan tindakan pencegahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan. 1)
Pasal 34. a)
2)
Dalam keadaan tertentu petugas Indonesia dapat melakukan tindakan :
polisi
negara
Republik
(1)
memberhentikan arus lalu lintas dan / atau pemakai jalan tertentu;
(2)
memerintahkan pemakai jalan untuk jalan terus;
(3)
mempercepat arus lalu lintas;
(4)
memperlambat arus lalu lintas;
(5)
mengubah arah arus lalu lintas.
b)
Pemakai jalan wajib mematuhi perintah yang diberikan oleh petugas polisi negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
c)
Perintah yang diberikan oleh petugas polisi negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), wajib didahulukan dari pada perintah yang diberikan oleh alat pemberi isyarat lalu lintas, rambu-rambu dan/ atau marka jalan.
d)
Ketentuan-ketentuan mengenai isyarat perintah yang diberikan oleh petugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri setelah mendengar pendapat Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
Pasal 65. Hak utama pengguna jalan untuk kelancaran lalu lintas. a)
Pemakai jalan wajib mendahulukan sesuai urutan prioritas sebagai berikut : (1)
Kendaraan pemadam melaksanakan tugas
kebakaran
yang
sedang
(2) Ambulans mengangkut orang sakit (3) Kendaraan untuk memberi pertolongan pada kecelakaan lalu lintas (4)
Kendaraan kepala negara atau pemerintah asing yang menjadi tamu negara
(5)
Iring-iringan pengantaran jenazah
(6)
Konvoi, pawai atau kendaraan orang cacat
(7)
Kendaraan yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus.
7
3)
d.
b)
Kendaraan yang mendapat prioritas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dengan pengawalan petugas yang berwenang atau dilengkapi dengan isyarat atau tanda-tanda lain.
c)
Petugas yang berwenang melakukan pengamanan apabila mengetahui adanya pemakai jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
d)
Perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas tentang isyarat berhenti tidak diberlakukan kepada kendaraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a sampai dengan e.
Pasal 72. Isyarat peringatan dengan bunyi yang berupa sirine hanya dapat digunakan oleh : a)
Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas termasuk kendaraan yang diperbantukan untuk keperluan pemadaman kebakaran;
b)
Ambulans yang sedang mengangkut orang sakit;
c)
Kendaraan jenazah yang sedang mengangkut jenazah;
d)
Kendaraan petugas penegak hukum tertentu yang sedang pelaksanakan tugas;
e)
Kendaraan petugas pengawal kendaraan kepala negara atau pemerintah asing yang menjadi tamu negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi. 1)
Pasal 66. Lampu isyarat berwarna biru hanya boleh dipasang pada kendaraan bermotor : a) Petugas penegak hukum tertentu; b) Dinas pemadam kebakaran; c) Penanggulangan bencana; d) Ambulans; e) Unit palang merah; f) Mobil jenazah.
2)
Pasal 75. Peringatan bunyi berupa sirine hanya boleh dipasang pada kendaraan bermotor : a) b) c) d) e) f)
Petugas penegak hukum tertentu; Dinas pemadam kebakaran; Penanggulangan bencana; Kendaraan ambulans; Unit palang merah; Mobil jenazah.
8
BAB III PENGATURAN LALU LINTAS
8.
Macam pengaturan lalu lintas. a.
b.
Pengaturan lalu lintas dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APIL) sesuai Pasal 28 PP Nomor 43 Tahun 1993. 1)
Dengan APIL tiga warna (merah, kuning, hijau) digunakan untuk mengatur arus dan ketentuan ini berlaku untuk semua pemakai jalan.
2)
Dengan APIL dua warna (merah, hijau) digunakan untuk mengatur kendaraan dan pejalan kaki. Penggunaan APIL dua warna pada tempat-tempat penyeberangan dan harus dilengkapi oleh isyarat suara serta harus memiliki symbol (bentuk orang berdiri / berjalan).
3)
Dengan APIL satu warna (merah / kuning) digunakan untuk memberi peringatan bahaya, yang mengisyaratkan pengemudi harus berhatihati apabila menyala warna kuning dan mengisyaratkan kepada pengemudi harus berhenti apabila menyala warna merah. APIL tersebut dipasang pada persilangan jalan kereta api.
Pengaturan lalu lintas dengan isyarat gerakan tangan. 1)
Tanda / isyarat berhenti. a) b) c) d) e)
c.
Berhenti semua jurusan. Berhenti satu jurusan tertentu. .... Berhenti dari depan. Berhenti dari belakang. Berhenti dari depan dan belakang.
2)
Tanda / isyarat jalan. a) Jalan dari kanan. b) Jalan dari kiri. c) Jalan dari kanan dan kiri.
3)
Tanda / isyarat percepat. a) Percepat dari kanan. b) Percepat dari kiri.
4)
Tanda / isyarat perlambat. a) Perlambat dari depan. b) Perlambat dari belakang.
Pengaturan lalu lintas dengan isyarat gerakan tangan : 1)
Memberhentikan kendaraan yang datang dari arah depan petugas dengan cara merentangkan tangan kanan kesamping lurus mendatar, sehingga kendaraan yang paling depan berhenti.
9
2)
Memberhentikan kendaraan yang datang dari arah belakang petugas dengan cara merentangkan tangan kiri kesamping lurus mendatar, sehingga kendaraan yang paling depan berhenti.
3)
Memberhentikan kendaraan yang datang dari arah depan dan belakang dengan cara merentangkan ke dua belah tangan tangannya kesamping lurus mendatar, sehingga kendaraan yang paling depan dari ke dua jurusan berhenti.
4)
Menjalankan kendaraan yang datang dari arah kiri petugas dengan cara merentangkan tangan kiri mendatar dan diangkat ke depan dada kemudian kembali mendatar dan seterusnya, sehingga kendaraan yang paling depan berjalan / bergerak.
5)
Menjalankan kendaraan yang datang dari arah kanan petugas dengan cara merentangkan tangan kanan mendatar dan diangkat ke depan / dada .... dada kemudian kembali mendatar dan seterusnya, sehingga kendaraan yang paling depan berjalan/bergerak. Isyarat ini dapat diberikan dengan memperlihatkan papan hijau, ataupun menghidupkan cahaya hijau yang letaknya tegak lurus atau hampir tegak lurus terhadap jurusan lalu lintas yang harus jalan.
6)
Menjalankan kendaraan yang datang dari arah kiri dan kanan petugas dengan cara merentangkan tangan kiri dan kanan mendatar dan diangkat ke depan dada kemudian kembali mendatar dan seterusnya, sehingga kendaraan yang paling depan dari ke dua jurusan jalan.
7)
Mempercepat kendaraan yang datang dari arah kiri petugas dengan cara tangan kiri lurus ke bawah samping kiri + 45 kemudian ditarik kearah depan perut berulang-ulang sampai cukup disesuaikan dengan kondisi arus.
8)
Mempercepat kendaraan yang datang dari arah kanan petugas dengan cara kanan kanan lurus kebawah sampaing kanan + 45 kemudian ditarik kearah depan perut berulang-ulang sampai cuku disesuaikan dengan kondisi arus.
9)
Memperlambat kendaraan yang datang dari arah depan petugas dengan cara merentangkan tangan kanan kesamping kanan kemudian diayunkan turun-naik perlahan-lahan berulang-ulang sampai kendaraan yang paling depan mengerti dan mengrangi kecepatan.
10) Memperlambat kendaraan-kendaraan yang datang dari arah belakang petugas dengan cara merentangkan tangan kiri ke samping kiri kemudian diayunkan turun-naik perlahan-lahan berulang-ulang sampai kendaraan yang paling depan mengerti dan mengurangi kecepatannya. 11) Memberhentikan kendaraan yang datang dari semua jurusan dengan cara mengangkat lurus tangan kanan ke atas tapak tangan rapat,
10 terbuka menghadap kedepan sehingga kendaraan semua jurusan berhenti. 12) Memberhentikan kendaraan yang ditujukan / kendaraan tertentu dengan cara petugas menghadap pemakai jalan dan mengulurkan tangan kanan mendatar ke depan dengan telapak tangannya tegak lurus ke depan, sehingga kendaraan yang dituju berhenti. Tanda berhenti yang disebutkan pada butir-butir di atas, dapat juga diberikan dengan memperlihatkan papan merah dengan tulisan “BERHENTI” yang jelas kelihatan ataupun dengan menghidupkan cahaya merah yang letaknya tegak lurus terhadap jurusan lalu lintas yang harus berhenti. d.
Pengaturan lalu lintas dengan isyarat bunyi sempritan atau pluit. 1)
Isyarat dengan menggunakan sempritan atau pluit : a) b) c)
2)
e.
Isyarat peluit tidak pernah berdiri sendiri melainkan mempertegas isyarat gerakan tangan dan isyarat peluit dapat diberikan mendahului, bersama-sama atau mengikuti gerakan tangan.
Pengaturan lalu lintas dengan isyarat cahaya. 1)
Mengatur lalu lintas dengan isyarat cahaya diberikan dengan menggunakan isyarat lampu senter warna merah yaitu : a) b) c)
2)
f.
Tiupan panjang satu kali berarti tanda berhenti. Tiupan pendek dua kali berarti jalan. Tiupan pendek berulang-ulang (lebih dari dua kali) untuk meminta perhatian maupun sebagai peringatan bagi pemakai jalan.
Sinar panjang berarti berhenti. Sinar pendek dua kali berarti berjalan. Sinar pendek berulang-ulang lebih dari dua kali berarti untuk meminta perhatian pemakai jalan yang tidak mematuhi isyarat yang diberikan petugas.
Isyarat cahaya diperlukan pada waktu mengatur lalu lintas pada waktu malam hari/gelap. Alat yang dipergunakan berupa lampu senter warna merah sehingga mudah dilihat oleh pemakai jalan, alat tersebut merupakan pelengkap dari pelaksanaan isyarat gerakan tangan.
Lokasi Pengaturan Lalu Lintas 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Di simpang tiga, simpang empat, dan simpang lima serta dibundaran, dengan atau tanpa alat pengatur isyarat lalu lintas (APIL). Di putaran/balik arah. Di Belok kanan/kiri. Tempat keramaian, bencana alam, kebakaran. Pengaturan ditempat terjadinya kecelakaan lalu lintas Pengaturan menghadapi keadaan khusus/tertentu
11 9.
Pelaksanaan Pengaturan lalu Lintas. a. Setiap akan melaksanakan suatu kegiatan operasional harus melakukan : 1) 2) b.
Apel untuk melakukan pengecekan kesiapan dan perlengkapan anggota. Konsolidasi dan anev setelah selesai pelaksanaan tugas.
Sebelum melaksanakan tugas pengaturan akan dilakukan apel kesiapan dalam rangka : 1)
Memberikan arahan guna : a)
b) c)
2)
Melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan perlengkapan : a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k)
c.
Menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan setiap penampilan, tugas dan tantangan yang dihadapi, cara bertindak dan sistem pelaporan. Memberikan penekanan tentang hal-hal yang harus dilaksanakan dan harus tidak dilaksanakan. Memberikan dukungan moril dan meteriil terhadap anggota yang akan melaksanakan tugas.
Surat Perintah. Perlengkapan perorangan sesuai gampol. Penampilan perorangan Alat komunikasi (Alkom). Kendaraan dinas baik sepeda motor maupun mobil. Lampu senter (Pada malam hari). Jaket/rompi. Tilang/BAP Tipiring. Meja phone. Rambu-rambu pendukung yang bisa dipindah-pindahkan. Mantel pada saat cuaca hujan.
Posisi Anggota Polantas di Lapangan : 1)
Pada lokasi yang aman, mudah untuk melakukan pengaturan lalu lintas. 2) Berdiri dengan posisi menghadap arah lalu lintas jalan. 3) Berdiri pada lokasi di luar jalan / jalur. 4) Dalam keadaan tertentu dapat menghambil posisi pada badan jalan. 5) Posisi terbuka dan mudah untuk melakukan gerakan pengaturan lalu lintas. 6) Posisi di tempat ketinggian supaya mudah melihat dan dilihat pemakai jalan. 7) Tidak membahayakan pengguna jalan maupun dirinya. 8) Tidak mengelompok / bergerombol. 9) Pada saat tidak mengatur lalu lintas dengan sikap istirahat tapi tetap waspada. 10) Jika memiliki kendaraan agar ditempatkan pada lokasi yang aman dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
12 11) Pada saat pengaturan lalu lintas apabila ada pejabat yang melintas tidak perlu melakukan penghormatan. d.
Sikap Penampilan Anggota Polantas di Lapangan. 1) 2) 3)
4) 5) 6) 7) 8) 9) e.
Mengatur lalu lintas sesuai dengan gerakan dasar teknik pengaturan lalu lintas / yang mudah dimengerti masyarakat. Mengatur lalu lintas dengan simpatik. Pada saat gerakan mempercepat, memperlambat dan memberhentikan kendaraan jangan mengetok / memukul kendaraan agar pengemudi mempercepat, memperlambat dan menghentikan kendaraannya. Tidak mengucapkan perkataan / kalimat dengan nada berteriak / membentak kepada pengemudi maupun pejalan kaki. Senantiasa mengamati perkembangan / situasi arus lalu lintas dan memprioritas arus lalu lintas yang padat. Tidak bersikap yang terkesan ogah-ogahan, malas dan terpaksa. Pada saat istirahat tidak terlihat oleh pemakai jalan. Pada saat makan / merokok di tempat tertutup. Tidak bercakap-cakap / ngobrol dengan sesama petugas.
Mengatur lalu lintas di persimpangan dan bundaran. 1)
2)
Apabila di persimpangan / bundaran dilengkapi dengan APIL, maka petugas tetap mengawasi dan memperhatikan situasi / kondisi arus lalu lintas. Apabila situasi dan kondisi arus lalu lintas berubah maka : a) b) c) d)
Petugas segera mengambil alih kendali pengaturan. Memberikan kesempatan untuk bergerak lebih banyak terhadap arus yang paling padat. Apabila perlu dapat mengalihkan arus untuk kelancaran arus lalu lintas dalam situasi tertentu. Memberikan prioritas terhadap kendaraan sesuai ketentuan yang berlaku.
3)
Pengaturan arus di persimpangan dapat memberikan prioritas setiap belok kiri boleh langsung dengan di pasang rambu-rambu petunjuk belok kiri maupun diatur / dikendalikan petugas bila tidak ada rambu petunjuk dengan selalu memperhatikan faktor keamanan.
4)
Apabila tidak ada APIL maka pengaturan dilakukan oleh Polantas dengan isyarat gerakan tangan dengan alat bantu peluit, bisa digunakan rambu sementara, senter / sinar pada malam hari.
5)
Pada persimpangan / simpang tiga belok kanan atau belok kiri prinsip pengaturan sama dengan pengaturan pada simpang empat maupun simpang lima dan di bundaran dengan azas prioritas dan keseimbangan baik di lengkapi dengan APIL atau tidak.
6)
Apabila sumber kemacetan berada dari jalan tertentu maka dilakukan koordinasi dengan petugas yang berada pada simpul / simpang sebelum simpang terjadinya kepadatan arus atau salah satu petugas
13 meluncur ke lokasi dimaksud untuk melakukan penanganan dan pengalihan arus. f.
g.
h.
Mengatur arus lalu lintas dalam usaha mencegah kemacetan. Apabila terjadi kepadatan/kemacetan arus pada saat APIL berfungsi maka tindakan petugas adalah : 1)
Mengambil tindakan darurat dengan mematikan APIL / Traffic Light.
2)
Memberhentikan seluruh kendaraan dari semua jurusan kemudian di lanjutkan dengan pengaturan secara selektif prioritas.
3)
Melarang kendaraan-kendaraan yang parkir tidak pada tempatnya, apabila perlu, diatur dengan memasang rambu parkir dengan tambahan informasi jam-jam tertentu.
Mengatur arus lalu lintas dalam kondisi macet : 1)
Mencari dan menemukan penyebab terjadinya kemacetan.
2)
Buka tutup arus lalu lintas dan alihkan ke jalan lain sampai arus normal kembali.
3)
Selalu melakukan koordinasi melalui Alkom dengan Piket lantas apabila memerlukan bantuan personil, derek dan lain sebagainnya.
4)
Selalu melakukan koordinasi lintas fungsi maupun lintas sektoral.
Menghadapi / mengatur arus lalu lintas dalam keadaan khusus. 1)
Yang dimaksud dengan keadaan adalah : a) b) c) d)
2)
Pada saat Perjalanan VVIP / VIP Dalam / pada upacara / acara Kenegaraan, HUT TNI Polri, Partai Politik, ormas dan lain-lain. Pada saat ada kegiatan olah raga yang berskala Nasional, Regional dan Internasional. Pada saat keadaan darurat seperti bencana alam, kebakaran dan demonstrasi, arak-arakan dan lain-lainya.
Untuk menghadapi keadaan khusus yang bersifat resmi dan terjadwal maka perlu : a) b)
c) d)
Mengeluarkan Surat Perintah pengamanan route, lalu lintas dan parkir. Menyiapkan rencana pengamanan route lalu lintas dan parkir (rolakir) kegiatan dimaksud yang mencangkup rencana kebutuhan personil, logistik anggaran dan waktu. Menyampaikan paparan dan melakukan uji coba. Sosialisasi kegiatan tersebut kepada warga masyarakat melalui media Surat Kabar, Radio dan TV tentang Pengaturan / perubahan arus di sekitar lokasi kegiatan.
14 3)
Pelaksanaan mengatur lalu lintas dalam keadaan khusus dengan tata kegiatan sebagai berikut : a)
Jam J-3 atau J-4 menggelar apel kesiapan dengan memberikan APP kepada seluruh petugas tentang taktis, teknis dan pelaksanaan tugas.
b)
Melakukan pengecekan terhadap kesiapan dan perlengkapan anggota.
c)
Jam J-2 masing-masing personil, petugas sudah menempati posisi yang telah ditentukan.
d)
Pada titik / pos tertentu (strong point) agar menempatkan unit Ranmor R 4/ R2 dan unit penerangan.
e)
Menutup jalan masuk ke lokasi upacara / acara kegiatan kecuali petugas dan undangan.
f)
Melakukan koordinasi dengan petugas terkait di lapangan.
g)
Melakukan pengaturan parkir sesuai dengan peruntukannya.
h)
Tidak meninggalkan pos-pos penjagaan kecuali atas perintah / ijin pimpinan / pengendali.
i)
Melaporkan segera setiap perkembangan mendapatkan atensi dan keputusan pimpinan.
j)
Kegiatan dalam rangka menghadapi bencana alam, kebakaran dan demonstrasi adalah : (1) (2) (3) (4)
i.
yang
perlu
Petugas segera mendatangi TKP dan menempatkan petugas pada posisi tertentu. Mengatur arus lalu lintas masuk ke lokasi. Memberikan prioritas kepada petugas / pemadam kebakaran maupun kendaraan petugas lainnya. Tingkatkan kewaspadaan dan melaporkan kepada pimpinan / pengendali / Posko melalui Alkom yang ada.
Konsolidasi : 1) 2) 3)
Melaksanakan apel konsolidasi. Cek dan Ricek kekuatan anggota maupun perlengkapannya. Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan maupun tertulis kepada pimpinan.
15
BAB IV PENJAGAAN LALU LINTAS 10. Macam penjagaan lalu lintas : a.
Pos penjagaan 1)
Pos penjagaan lalu lintas tetap. Lokasi atau tempat tertentu yang di lengkapi dengan atau tanpa alat pengendali isyarat lalu lintas, yang dinilai memiliki kerawanan lalu lintas yang bersifat sebagai potensi gangguan dan atau ambang gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk mendapatkan pengawasan atau penjagaan secara terusmenerus oleh petugas Polri.
2)
Pos penjagaan lalu lintas sementara. Lokasi atau tempat tertentu yang memiliki kerawanan lalu lintas pada jam rawan (peak hours) yang bersifat sebagai potensi gangguan dan atau ambang gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, untuk mendapat pengawasan atau penjagaan pada waktu adanya kepadatan atau kesemrawutan lalu lintas.
3)
Pos penjagaan lalu lintas yang diperkuat : Lokasi atau tempat tertentu yang di lengkapi dengan atau tanpa alat pengendali isyarat lalu lintas, yang dinilai memiliki kerawanan lalu lintas yang bersifat sebagai gangguan nyata keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk mendapatkan pengawasan atau penjagaan secara terus-menerus oleh petugas Polri dengan kekuatan personil yang ditambah pada saat diperlukan untuk mengantisipasi situasi dan kondisi di jalan.
b.
Lokasi penjagaan lalu lintas Penentuan lokasi-lokasi penjagaan lalu lintas adalah berdasarkan tingkat kerawanan lalu lintas dan perkiraan gangguan Kamseltibcar Lantas antara lain : 1)
Dalam kota a)
b)
c)
Pada ruas-ruas jalan yang ada bangunan fasilitas umum seperti mall pusat perbelanjaan, pasar, perkantoran, tempat hiburan, terminal, stasiun, tempat ibadah dll. Pada persimpangan yang volume arus lalu lintasnya padat baik dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan alat pengendali isyarat lalu lintas (APIL). Ruas jalan / lokasi yang memiliki kerawanan timbulnya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
16 2)
Luar kota a) b)
c)
c.
Pada perbatasan kota. Pada ruas jalan tertentu yang karakteristiknya dapat mengganggu Kamseltibcar dan keselamatan lalu lintas seperti pada penyempitan jalan (Bottle Neck), keluar masuk jalan tol, pasar tumpah dan bandara serta terminal dll. Ruas jalan yang rawan terhadap kecelakaan lalu lintas (Black Spot).
3)
Pada lokasi penjagaan di maksud apabila dinilai perlu untuk di pasang rambu-rambu sesuai kebutuhan, agar di koordinasikan dengan dinas angkutan lalu lintas jalan Pemda setempat / Dishub.
4)
Pada lokasi tertentu dapat didirikan bangunan pos penjagaan.
Waktu penjagaan lalu lintas. Waktu penjagaan lalu lintas dituangkan dalam pola pengaturan penjagaan antara lain : 1)
Waktu tetap a)
b) c)
2)
Dengan pola penjagaan 3 kelompok dimana setiap kelompok bertugas selama 12 jam, sehingga satu kelompok sebagai cadangan dan dapat berikan pelatihan. istirahat dan dapat di berdayakan untuk tugas insendentil lainnya. Dengan pola penjagaan 3 kelompok dengan sistem penugasan masing-masing kelompok selama 8 jam. Pengaturan pergantian waktu penugasan di laksanakan 1 kali dalam 1 minggu untuk menghindari kejenuhan.
Waktu tidak tetap. a)
b)
Pola pengaturan jam dinas ditentukan berdasarkan anatomi dari karakteristik ancaman tingkat kerawanan lalu lintas (PH) yang ada pada satu lokasi / tempat. Dalam pelaksanaannya pola pengaturan waktu penjagaan dapat dilakukan secara koordinasi sehingga pelaksanaan tugas dapat diatur secara efektif dan efisien.
11. Pelaksanaan Penjagaan Lalu Lintas. a.
Kelengkapan petugas di dalam melakukan penjagaan antara lain : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Surat Perintah Tugas. Tilang, BAP singkat. Alat komunikasi / HT Kapur tulis. Mega phone. Ranmor R2 dan R4. Mantel hujan.
17
8) 9)
Jaket dinas. Rambu-rambu lalu lintas yang dapat di pindah-pindahkan (bila diperlukan). 10) Pada malam hari agar : a) b)
Menggunakan rompi yang dapat memantulkan cahaya. Dilengkapi dengan senter dengan pancaran warna merah.
11) Kelengkapan perorangan sesuai Gampol. 12) Buku saku / catatan dan ballpoint. b.
c.
Persiapan tugas 1)
Melaksanakan apel, kesempatan pimpinan memberikan petunjuk tentang perkembangan situasi terkini, cakupan tugas dan pelayanan, Cara Bertindak dan pemecahan masalah yang dihadapi.
2)
Melakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan perlengkapan perorangan sesuai Gampol.
3)
Memberikan motivasi dan menanamkam kepercayaan menumbuhkan moril kepada anggota, agar lebih siap mengemban tugas yang di berikan.
4)
Menekankan kembali kepada setiap anggota agar selalu waspada, tanggap, agar menindak setiap bentuk pelanggaran dan menghindari setiap perbuatan yang tercela serta menjaga nama baik diri pribadi maupun kesatuan.
tugas
dan
serta untuk
Pelaksanaan tugas 1)
Jam J-1 atau J-2 Setiap petugas sudah berada di lokasi tanggung jawab penjagaannya.
2)
Segera menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lingkungan serta mulai melakukan pengamatan maupun pengawasan pergerakan arus lalu lintas.
3)
Apabila situasi/kondisi arus lalu lintas berubah (macet) segera kendalikan dengan melakukan pengaturan apabila perlu melakukan perubahan arus sampai situasi lalu lintas pulih seperti semula.
4)
Mengambil posisi pada tempat yang strategis, sehingga mempunyai daya tangkal untuk mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas.
5)
Apabila melihat/menemukan pelanggaran lalu lintas, agar melakukan tindakan Penegakan Hukum, mulai Teguran, peringatan dan penilangan atau BAP singkat untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar.
6)
Memberikan pelayanan dan perlindungan kepada pemakai jalan yang memerlukan bantuan.
18 7)
Melakukan tindakan pertama bila terjadi laka lantas di lokasi tanggung jawabnya dan segera menghubungi petugas yang terkait dengan kecelakaan lalu lintas.
8)
Mencatat dan segera melaporkan setiap kejadian yang perlu mendapatkan atensi pimpinan melalui alat komunukasi yang ada.
9)
Apabila penjagaan dilakukan oleh 2 orang atau lebih agar tidak berkelompok dan saling mengawasi.
10) Menempatkan kendaraan yang digunakan pada posisi yang tidak mengganggu arus dan melanggar aturan. 11) Bersikap tanggap dan selalu waspada terhadap situasi yang dihadapi. d.
Konsolidasi. 1) 2) 3) 4)
Melaksanakan apel konsolidasi. Memeriksa kekuatan anggota jaga. Memeriksa perlengkapan anggota jaga baik perlengkapan inventaris kantor maupun inventaris perorangan. Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas penjagaan lalu lintas baik secara lisan maupun tertulis kepada pimpinan.
19
BAB V PENGAWALAN LALU LINTAS 12. Sasaran, Bentuk dan Jenis Pengawalan a.
Sasaran Pengawalan Lalu Lintas. 1) 2) 3) 4) 5)
b.
c.
VVIP ( Presiden, Wakil Presiden, Pejabat Negara seperti : Ketua MPR, Ketua DPR, Kepala Negara Asing/Tamu Negara ). VIP (untuk tingkat pusat : Menteri/Pejabat setingkat Menteri dan untuk daerah TK-I/ TK-II : Muspida TK-I/Muspida TK-II). Rombongan kendaraan Militer/Polri. Barang berharga/barang berbahaya. Kegiatan masyarakat (rombongan pengantar Jemaah Haji/rombongan pengantar Jenazah/rombongan wisatawan/kontingen olah raga/pawai pembangunan, dan lain-lain).
Bentuk Pengawalan Lalu Lintas. 1)
Pengawalan estafet, yaitu pengawalan lalu lintas yang dilaksanakan secara berkesinambungan atau berlanjut dengan serah terima tugas pengawalan di tiap-tiap perbatasan wilayah masing-masing satuan/unit pengawalan lalu lintas.
2)
Pengawalan langsung, yaitu pengawalan lalu lintas yang dilaksanakan mulai dari saat start, selama perjalanan sampai akhir tujuan dan dilaksanakan oleh petugas atau unit pengawalan yang sama/tetap.
Jenis Pengawalan Lalu Lintas Pengawalan lalu lintas dibedakan dan dikelompokkan dalam beberapa Jenis dengan formasi dan kegunaannya, sebagai berikut : 1)
Kawal Kehormatan. Kawal kehormatan ini dilaksanakan untuk mengawal perjalanan VVIP, dan formasinya terdiri dari 3 (tiga) formasi yaitu: a)
Kawal Kehormatan dengan Formasi Konvoi Kebesaran Formasi ini digunakan / dilaksanakan untuk mengawal perjalanan VVIP pada acara / kegiatan seperti : (1)
Presiden/Wakil Presiden (Wapres), antara lain pada saat akan : (a) Menyampaikan Pidato kenegaraan pada sidang umum MPR. (b) Melaksanakan perjalanan Dinas keluar negeri (Mengantar keberangkatan dan menjemput kedatangan). (c) Menghadiri upacara Kenegaraan.
20 (2) Menyambut kedatangan Kepala Negara Asing. b)
keberangkatan
Menghadiri acara resmi kenegaraan. Menghadiri acara pembukaan Konferensi Internasional.
Kawal Kehormatan dengan Formasi Konvoi Resmi -II Formasi ini digunakan / dilaksanakan untuk mengawal Presiden atau Wakil Presiden ( Wapres ) pada acara / kegiatan seperti : (1) (2) (3)
2)
melepas
Kawal Kehormatan dengan Formasi Konvoi Resmi - I Formasi ini digunakan / dilaksanakan untuk mengawal perjalanan Presiden, Wapres atau Kepala negara asing/yang mewakili pada acara/kegiatan seperti : (1) (2)
c)
dan
Pada acara Perjalanan Rutin. Pada acara menghadiri Sidang Kabinet. Perjalanan dari rumah kediaman ke Istana atau sebaliknya.
Kawal Keamanan. Kawal Keamanan dilaksanakan untuk mengawal perjalanan VIP dan formasinya terdiri dari 3 (tiga) formasi yaitu : a)
Kawal Keamanan dengan Konvoi Khusus- I Formasi ini digunakan / dilaksanakan untuk mengawal pejabat tinggi negara atau pejabat tinggi negara asing, Muspida Provinsi/Kota/ Kabupaten pada acara/kegiatan seperti : (1) Kunjungan/peninjauan resmi. (2) Melaksanakan tugas sebagai Inspektur Upacara.
b)
Kawal Keamanan dengan Konvoi Khusus- I Formasi ini digunakan/dilaksanakan untuk mengawal iringiringan/rombongan kendaraan militer/Polri. Untuk formasi ini, setiap unit pengawalan maksimal mengawal 10 unit kendaraan bermotor.
c)
Kawal Keamanan dengan Konvoi Khusus- III (1)
Formasi ini digunakan/dilaksanakan untuk mengawal : (a) Dokumen penting/Uang Negara. (b) Bahan-bahan/barang berbahaya (Pasal 14 PP No. 41/1993 (c) Barang Khusus (Pasal 15 PP No. 41/1993).
(2) Untuk pengawalan bahan-bahan/barang berbahaya (Bahan cair, padat, mudah terbakar) harus memenuhi syarat sebagai berikut : (a)
Obyek pengawalan menggunakan kendaraan khusus sesuai dengan sifat bahan/barang yang diangkut, demi keselamatan dan keamanan barang tersebut.
21 (b)
(c) (d) (e)
3)
Obyek pengawalan menggunakan tanda-tanda/Label khusus sesuai dengan lampiran III Keputusan Menhub No. KM 69 tahun 1993 tanggal 9 September 1993 tentang Klasifikasi Bahan Bakar (B2) dan Labelnya. Berat kendaraan obyek pengawalan harus disesuaikan dengan kelas jalan yang dilalui. Untuk 1 (satu) unit pengawalan maksimal mengawal 5 ( lima ) unit obyek pengawalan. Perjalanan ketempat tujuan, upayakan dilaksanakan pada siang hari.
Kawal Kegiatan Masyarakat. Kawal Kegiatan Masyarakat ini dilaksanakan dalam rangka melindungi, melayani dan mengamankan kegiatan masyarakat, seperti : a)
Pengawalan terhadap arak-arakan / pawai pembangunan. Pengawalan ini dilaksanakan untuk mengamankan kegiatan arakarakan/pawai misalnya : (1) (2) (3)
Dalam rangka peringatan hari besar Nasional. Dalam rangka peringatan HUT provinsi/kota/kabupaten. Dalam rangka kegiatan HUT instansi.
Jumlah Kendaraan obyek yang dikawal tidak terbatas karena dilaksanakan pada ruas jalan tertentu dan tertutup untuk umum. b)
Pengawalan Jenazah. Pengawalan ini dilaksanakan untuk mengamankan perjalanan jenazah ke tempat pemakaman.
c)
Pengawalan Tour / Wisata. Pengawalan ini dilaksanakan untuk mengamankan masyarakat yang akan melaksanakan tour / wisata secara rombongan dengan menggunakan kendaraan besar / bus. Untuk kegiatan ini setiap unit pengawalan maksimal mengawal 5 (lima) unit kendaraan bermotor.
d)
Pengawalan lain-lain, dilaksanakan berdasarkan permintaan masyarakat /instansi pemerintah seperti : pengantin, relly dan lain-lain.
13. Pelaksanaan Pengawalan Lalu Lintas a.
Kawal Kehormatan. 1)
Kawal Kehormatan dengan Formasi Konvoi Kebesaran : a)
Pembuka jalan/penyapu ( Unit Sweeper ), dengan kekuatan : (1)
3 (tiga) Unit sepeda motor Polantas beserta pengendara masing-masing.
22
b)
(2)
1 (satu) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga) anggota selaku Ka unit, Pengemudi dan Operator.
(3)
Tindakan/kegiatan Sweeper : (a) Membuka jalan bagi rombongan konvoi pengawalan dengan cara memberikan peringatan kepada pemakai jalan yang berpapasan dan atau searah dengan konvoi. (b) Memberi peringatan kepada petugas pengamanan route bahwa rombongan konvoi pengawalan akan segera lewat. (c) Memberikan informasi kepada kelompok kawal tentang situasi jalan yang akan di tempuh oleh konvoi. (d) Menjaga jarak secukupnya (situasional) dengan kelompok kawal.
Kawal Depan ( Unit Escort ), dengan kekuatan : (1)
9 (sembilan) unit sepeda motor Polantas dengan pengendaranya masing-masing. (2) 1 (satu) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga ) anggota ( Ka unit, Pengemudi dan Operator ) (3) 1 (satu) unit mobil Jeep untuk Paspampres. (4) 1 (satu) unit sedan / jeep koordinator pengamanan. (5) Tindakan / kegiatan Unit Escort. (a) Membentuk formasi kawal depan (sesudah Sweeper ) dari konvoi pengawalan. (b) Menjaga jarak secukupnya (situasional ) dengan unit sweeper dengan menggunakan kecepatan tertentu yang ditentukan oleh Pimpinan konvoi pengawalan. c)
Rombongan. (1) 1 (satu) unit Ranmor Cadangan VVIP (2) Rombongan Kendaraan VVIP.
d)
Kawal Belakang (Unit Penutup), dengan kekuatan : (1) (2) (3) (4)
( satu ) unit mobil jeep pasukan pengawal pribadi. 1 ( satu ) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga) anggota (Ka unit, Pengemudi, Operator ). 2 (dua) unit sepeda motor Polantas dengan pengendaranya masing–masing selaku penghubung. Tindakan / kegiatan unit penutup. (a) Membentuk formasi sebagai penutup konvoi dibelakang. (b) Mencegah adanya kendaraan bermotor dari arah samping maupun arah belakang yang akan mengganggu formasi konvoi. (c) Dalam keadaan darurat, dapat bertindak sebagai penghubung antar unit-unit konvoi khususnya apabila terjadi kerusakan alat perhubungan / radio komunikasi.
23 2)
3)
Kawal Kehormatan dengan Formasi Konvoi Resmi -I. a)
Pembuka jalan / penyapu (UnitSweeper), dengan kekuatan : (1) 2 (dua ) unit sepeda motor Polantas beserta pengendara masing-masing. (2) 1 (satu) unit mobil sedan Polantas dengan 3 ( tiga ) anggota ( Ka unit, Pengemudi dan Operator ).
b)
Kawal Depan (Unit Escort), dengan kekuatan : (1) 5 ( lima) unit sepeda motor Polantas beserta pengendara masing-masing. (2) 1 (satu) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga) anggota ( Ka Unit, Pengemudi dan Operator ). (3) 1 (satu) unit mobil Jeep untuk Paspampres. (4) 1 ( satu) Unit mobil sedan / Jeep Koordinator pengamanan.
c)
Rombongan. (1) 1 (satu) unit Ranmor Cadangan VVIP. (2) Rombongan kendaraan VVIP.
d)
Kawal Belakang (Unit Penutup), dengan kekuatan : (1) 1 (satu) unit mobil Jeep pengawal pribadi. (2) 1 (satu) unit mobil Jeep Pasukan Pemukul ( Brimob ). (3) 1 (satu) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga) anggota ( Ka unit, Pengemudi dan Operator ).
Kawal Kehormatan dengan Formasi Konvoi Resmi - II. a)
Pembuka jalan / Penyapu ( Unit Sweeper), dengan kekuatan : (1) 2 (dua) unit sepeda motor Polantas dengan pengendara masing-masing. (2) 1 (satu) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga) anggota (Ka unit, Pengemudi dan Operator ).
b)
Kawal Depan (Unit Escort), dengan kekuatan : (1) 1 ( satu ) unit mobil Jeep untuk Paspampres. (2) 1 (satu) unit Mobil Jeep koordinator pengamanan konvoi dengan 4 (empat) anggota terdiri dari : (a) 1 (satu) Petugas penanggung jawab pengawalan dan konvoi. (b) 1 (satu) Petugas penanggung jawab dari Paspampres. (c) 1 (satu) Petugas Protokoler Kenegaraan. (d) 1 (satu) Pengemudi.
c)
Rombongan. (1) 1 (satu) unit ranmor cadangan VVIP. (2) Rombongan kendaraan VVIP.
d)
Kawal Belakang (Unit Penutup), dengan kekuatan : (a) 1 (satu) unit mobil Jeep untuk pengawal pribadi. (b) 1 (satu) unit mobil Jeep pasukan pemukul (Brimob ). (c) 1 (satu) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga) anggota (Ka unit, Pengemudi dan Operator).
24
b.
Kawal Keamanan : 1)
Kawal Keamanan dengan Formasi Konvoi Khusus – I. a)
2)
3)
Kawal Depan (Unit Escort), dengan kekuatan : 2 (dua) unit sepeda motor Polantas dengan pengendara masing-masing dan atau 1 (satu) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga) anggota ( Ka unit, Pengemudi dan operator ).
b)
Rombongan. (1) 1 (satu) atau 2 (dua) unit mobil cadangan VIP. (2) Rombongan kendaraan VIP.
c)
Kawal Belakang (Unit Penutup), dengan kekuatan : 1 ( satu ) unit mobil sedan Polantas dengan 3 (tiga) anggota (Ka unit, Pengemudi dan Operator ).
Kawal Keamanan dengan Formasi Konvoi Khusus -II. a)
Kawal Depan (Unit Escort), dengan kekuatan : 2 (dua) unit sepeda motor Polantas dengan pengendara masing-masing dan atau 1 ( satu ) unit mobil sedan Polantas dengan 3 tiga ) anggota ( Ka unit, Pengemudi dan Operator ).
b)
Rombongan. Iring-iringan kendaraan rombongan Militer/ Polri.
c)
Kawal Belakang (Unit Penutup), dengan kekuatan : 1 (satu) unit mobil Jeep Militer/Provoost dan atau1 (satu) unit mobil Sedan Polantas.
Kawal Keamanan dengan Formasi Konvoi Khusus -III. a)
Kawal Depan (Unit Escort), dengan kekuatan : (1)
(2)
2 (dua) unit sepeda motor Polantas dengan pengendara masing-masing dan atau 1 (satu) unit sedan Polantas dengan 3 (tiga)anggota (Ka unit, Pengemudi dan Operator). 1 (satu) unit Kendaraan keamanan / security dengan 4 (empat) anggota.
b)
Rombongan. Kendaraan pengangkut bahan-bahan / barang berbahaya, bahan khusus atau dokumen penting.
c)
Kawal Belakang (Unit penutup), dengan kekuatan : 1 (satu) unit mobil Jeep Pasukan Pemukul ( Brimob ) dengan 1 ( satu ) Regu anggota.
25 4)
c.
Kawal Khusus. a)
Kawal Depan (Unit Escort), dengan kekuatan : 2 (dua) unit sepeda motor Polantas dengan pengendara masing-masing, atau 1 ( satu ) unit mobil sedan / Jeep Polantas dengan 3 ( tiga ) anggota (Ka unit, Pengemudi dan Operator).
b)
Rombongan. Terdiri 10 s/d 15 kendaraan Sedan Rombongan atau 5 s/d 7 Bus Rombongan. Bila Rombongan Sedan melebihi 15 Unit atau 7 Bus Rombongan, agar dibuat/dibentuk rangkaian baru/ formasi pengawalan baru.
Pimpinan Pengawalan 1)
2)
Kawal Kehormatan dan Kawal Keamanan. a)
Pimpinan Konvoi Kebesaran dijabat oleh seorang Perwira Pertama.
b)
Pimpinan Konvoi Resmi – I dan Resmi – II dijabat oleh seorang Perwira Pertama.
c)
Pimpinan Konvoi Khusus – I, Khusus – II dan Khusus – III dijabat oleh seorang Perwira Pertama atau seorang Bintara Tinggi.
d)
Pimpinan Unit Kawal Depan (Escort) didalam formasi Konvoi Kebesaran dan Konvoi Resmi – I serta Resmi – II dijabat oleh seorang Perwira Pertama.
e)
Pimpinan Unit Kawal Belakang (Penutup) dijabat oleh seorang Bintara Tinggi atau Bintara.
f)
Pimpinan Unit Kawal Depan (Escort) didalam formasi Konvoi Khusus- I, Khusus – II dan Khusus – III dijabat oleh seorang Bintara Tinggi atau seorang Bintara.
Kawal Kegiatan Masyarakat Pimpinan Kawal Kegiatan Masyarakat dijabat oleh seorang Perwira Pertama atau seorang Bintara Tinggi atau seorang Bintara, dengan ketentuan sebagai berikut : a)
Apabila jumlah rombongan kendaraan yang dikawal relatif banyak / besar maka pengawalan harus dipimpin oleh seorang Perwira Pertama.
b)
Apabila jumlah rombongan kendaraan yang dikawal relatif sedikit / kecil maka pengawalan dipimpin oleh seorang Bintara Tinggi atau seorang Bintara.
c)
Untuk pengawalan antar kota maka pimpinan pengawalan adalah seorang Perwira Pertama atau seorang Bintara Tinggi.
26
d.
Tugas dan tanggung jawab pimpinan pengawalan. 1)
2)
3)
e.
Pimpinan Pengawalan. a)
Memimpin, mengatur dan mengawasi seluruh petugas konvoi serta kesiapan kendaraan konvoi.
b)
Berusaha agar susunan konvoi tetap terpelihara terutama jarak diantara unit-unit kendaraan konvoi, kecepatan dan ketepatan waktu tiba di tempat tujuan dengan aman, tertib, lancar dan selamat.
c)
Bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan konvoi serta selalu melaporkan / menginformasikan posisi konvoi kepada satuan kewilayahan yang dilalui.
d)
Dalam keadaan darurat, demi keselamatan konvoi maka pimpinan konvoi dapat menetapkan perubahan route pengawalan di luar yang telah ditetapkan.
e)
Mengkoordinir pelaksananan pengawalan yang dilakukan secara gabungan antara Polisi Militer, Paswalpres dan Polri / Polantas.
Pimpinan Unit Kawal Depan (Escort). a)
Memimpin pasukan kawal depan dalam menghadapi gangguan terhadap keamanan konvoi.
b)
Menjaga jarak kendaraan kawal depan dengan unit penyapu / Sweeper dan rombongan / konvoi yang dikawal.
Pimpinan Unit Kawal Belakang (Penutup). a)
Bertanggung jawab atas keamanan konvoi dan melakukan pengawasan secara cermat dari belakang terhadap keamanan dan kelancaran konvoi (yang sebelumnya kendaraan yang tergabung dalam konvoi di data jumlah kendaraan sesuai dengan nomor kendraan).
b)
Berusaha menjaga jarak antara unit kawal belakang dengan rombongan / konvoi yang berada di depannya serta menjamin agar unit kawal belakang tetap mengikuti gerak maju konvoi dalam susunan formasi pengawalan serta menjaga masuknya kendaraan selain kendaraan rombongan.
Pentahapan 1)
Tahap persiapan. a)
Pimpinan / Kepala Pengawalan melakukan apel terhadap para anggota / petugas pengawalan dan memberikan APP kepada mereka secara rinci dan jelas, khususnya tentang route utama
27 maupun route alternatif bila menghadapi situasi darurat serta tujuan akhir pengawalan, juga arahan tentang teknik dan taktik melakukan tindakan penyelamatan / Escape atas obyek yang dikawal bila terjadi ancaman / gangguan keamanan terhadap obyek tersebut. b)
Mengecek kesehatan dan kerapihan anggota / petugas pengawalan serta kelengkapan perorangan maupun kendaraan pengawalan yang meliputi : (1) Mengecek kelengkapan organik perorangan, yaitu : (a) Pakaian seragam petugas pengawalan lalu lintas : (1) PDL-I Lantas bagi unit kawal Roda-4. (2) PDL-II Lantas bagi unit kawal Roda-2. (b) Senjata api organik perorangan. (c) Borgol dan tongkat Polisi. (d) Jaket / Rompi / Jas Hujan. (e) Surat-surat identitas : KTA, KTP, SIM, Surat Senpi. (f) Surat Perintah Tugas (g) Buku Tilang, BAP Tipiring dan alat tulis. (h) Buku Saku. (i) Peluit / sempritan. (j) Kacamata Teduh (2) Mengecek kelengkapan kendaraan bermotor, yaitu : (a) Surat Tanda Nomor Kendaraan bermotor. (b) Alat komunikasi / komunikasi antar kendaraan unit patwal. (c) Lampu Rotator dan Sirene. (d) Megaphone dan Public Adress. (e) Senjata Api Organik. (f) Segitiga Pengaman. (g) Alat Pemadam Kebakaran. (h) Tali penolong. (i) Traffic Accident Kit yang isinya antara lain yaitu : (1) Kotak P3K. (2) Meteran dan kapur tulis. (3) Linggis, Pisau, Kapak, Gergaji. (4) Kamera photo. (5) Lampu Serbaguna. (6) Kantong Mayat. (3)
Memeriksa kendaraan bermotor, yaitu : (a) Minyak Rem. (b) Oli mesin. (c) Air Radiator. (d) Air Baterai. (e) Air pembersih kaca dan cara kerja pembersih kaca. (f) Cara kerja rem. (g) Cara kerja koppling dan persneling. (h) Cara kerja Sirene, Lampu Rotator, Public Adress dan Klakson.
28 (i) (j)
2)
Lampu besar, lampu kecil, lampu rem dan lampu sign. Tekanan angin pada ban-ban kendaraan bermotor dan ban cadangan.
Tahap pelaksanaan. Tindakan / kegiatan yang harus dilakukan : a)
Sebelum berangkat. (1) Setiap petugas pengawalan menempati posisinya masingmasing. (2) Pengemudi/pengendara memeriksa kendaraan dan memastikan bahwa persneling berada pada posisi netral. (3) Pengemudi/pengendara menghidupkan mesin dan memanaskan beberapa saat. (4) Pengemudi / pengendara memeriksa ulang : lampu-lampu, pembersih kaca, klakson, bahan bakar, temperatur/ suhu, rem, kopling, persneling, sentral Lock dan power window. (5) Para operator memeriksa ulang : lampu rotator, sirene, public adress dan alat komunikasi. (6) Masing-masing Ka Unit Kawal mengecek kesiapan unitnya dan hal-hal lain yang dianggap perlu. (7) Semua petugas pengawalan menempati posisi disamping kendaraan masing-masing. (8) Pada waktu yang dikawal bergerak menuju kendaraannya semua petugas pengawalan menghadap kearah yang dikawal dengan sikap sempurna dan memberikan penghormatan menurut aba-aba penghormatan dari Pimpinan Konvoi. (9) Semua petugas pengawalan menempati posisi didalam kendaraan masing-masing dan yang menggunakan mobil Sedan agar memasang sabuk pengaman. (10) Sesudah yang dikawal berada didalam kendaraannya, Pimpinan Konvoi melaporkan kepada ADC/Ajudan atau Protokol, bahwa pengawalan siap dilaksanakan, selanjutnya memberikan tanda/isyarat keberangkatan dengan tanda yang tegas dan jelas.
b)
Dalam perjalanan. (1)
(2) (3) (4)
Melaksanakan pengawalan dari tempat pemberangkatan sampai dengan tempat tujuan akhir pengawalan dengan aman, lancar dan tepat waktu. Jaga jarak antara unit yang satu dengan unit berikutnya agar tidak terjadi kecelakaan lalu lintas. Kecepatan pengawalan diupayakan agar disesuaikan dengan keadaan. Pimpinan konvoi / pengawalan agar selalu mengadakan komunikasi dengan para pimpinan unit kawal (Sweeper, kawal depan / belakang) dan satuan kewilayahan yang dilalui.
29 c)
Tiba ditempat tujuan. (1)
(2)
(3)
3)
Komandan Pengawalan melaporkan kepada ADC/Ajudan atau Protokol, bahwa pengawalan telah selesai dilaksanakan. Setiba di tempat tujuan seluruh petugas pengawalan segera mematikan mesin kendaraan dan keluar dari kendaraan masing-masing serta menghadap ke arah yang dikawal dan memberikan penghormatan menurut aba-aba penghormatan dari pimpinan konvoi/pengawalan. Setiba di tempat tujuan masing-masing pimpinan unit pengawalan berkewajiban melaporkan kekuatan dan keadaan unitnya kepada pimpinan pengawalan.
Tahap Pengendalian. a)
Pimpinan konvoi melaksanakan apel terhadap seluruh petugas pengawalan untuk melakukan evaluasi terhadap pengawalan yang telah dilaksanakan.
b)
Pimpinan konvoi melakukan pemeriksaan ulang terhadap kondisi kesehatan petugas, kelengkapan perorangan dan kendaraan bermotor serta alat komunikasi yang digunakan.
c)
Pimpinan konvoi menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pengawalan secara singkat dan jelas kepada atasannya (Kasatlantas/Dirlantas Polda/Dirlantas Babinkam Polri).
d)
Bila diperlukan, Kawal Kehormatan setiap waktu dapat dan mampu berubah menjadi Kawal Keamanan.
14. Hal-hal yang perlu diperhatikan. a.
Umum. 1)
Kesehatan anggota yang terlibat pengawalan harus dalam kondisi prima.
2)
Kelengkapan dan peralatan kendaraan bermotor serta alat komunikasi yang digunakan harus dalam keadaan layak pakai.
3)
Persenjataan yang digunakan oleh anggota yang terlibat pengawalan adalah senjata api genggam dan atau senjata api otomatis.
4)
Setiap anggota Polantas dalam hal ini adalah anggota unit PJR yang melaksanakan pengawalan VVIP/VIP terlebih dahulu harus menentukan route utama dan route alternatif bila menghadapi keadaan darurat.
5)
Setiap pengemudi / pengendara Randis harus mengetahui dan mengerti jalir alternatif dan jalur escape.
30 6)
b.
Pengawalan VVIP/VIP dikatakan berhasil apabila VVIP/VIP yang dikawal berada dalam keadaan aman dan selamat selama perjalanan sampai dengan tujuan akhir pengawalan.
Khusus. 1)
Kawal Kehormatan dan Keamanan dilaksanakan oleh kesatuan Polantas berkoordinasi dengan instansi TNI yang bersangkutan dengan tugas tersebut, khususnya dengan Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres).
2)
Kawal Kehormatan dan Keamanan dapat dilaksanakan secara gabungan antara satuan pengawal TNI dengan Polri/ Polantas.
3)
Sebelum dilaksanakan pengawalan pada hari H-1 seluruh unsur pimpinan dalam pengawalan harus mengadakan survey / chek route.
4)
Untuk Kawal Kehormatan dan Keamanan harus diadakan latihan resmi untuk mengetahui ketepatan waktu dan jumlah waktu yang dibutuhkan.
5)
Pengawalan VVIP pelaksanaannya mendasari Protap / Juklap Kapolri dan keterlibatan Polri / anggota Polantas dibawah kendali Kapolri Cq. Dirlantas Babinkam Polri / Kapolda dan pelaksanaannya oleh Kaden PJR / Dirlantas Polda.
6)
Dalam keadaan darurat, tindakan yang wajib diutamakan adalah penyelamatan (Escape) terhadap keselamatan jiwa raga VVIP/ VIP.
7)
Untuk membentuk formasi pengawalan VVIP diharapkan agar pimpinan menyesuaikan Lampiran Bujuklap ini, dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang ada serta disesuaikan dengan protokoler kenegaraan.
8)
Untuk pengawalan alat-alat berat/ barang berbahaya harus diadakan pengecekan/ survey terhadap PH-PH Lantas yang ada pada route yang dilalui (apakah memenuhi syarat tinggi, lebar, berat kendaraan yang akan dikawal).
9)
Dalam pelaksanaan pengawalan terhadap barang-barang berbahaya seperti : bahan peledak, obat-obatan dan lain-lain, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a)
Keutuhan barang-barang tersebut sampai ke tujuan.
b)
Usahakan tidak berhenti disembarang tempat misalnya untuk makan, minum dan keperluan lainnya.
c)
Apabila dalam perjalanan diperlukan bermalam, hubungi Kepolisian setempat dan bila perlu bermalamlah di Mako Kepolisian tersebut.
d)
Usahakan pelaksanaan pengawalan dilakukan pada siang hari.
31 e)
Koordinasi dengan Sat Serse dan Sat Intel untuk mengetahui situasi daerah yang akan dilalui.
10) Bagi konvoi/ pengawalan yang routenya melewati beberapa wilayah/ daerah, unsur pimpinan pengawalan harus selalu berkoordinasi dengan Satuan wilayah yang akan dilalui. 11) Pengawalan yang dilaksanakan dalam satu wilayah Kesatuan Operasional Dasar setingkat Polres, dilakukan dan menjadi tanggung jawab Polres yang bersangkutan. 12) Pengawalan dalam satu wilayah Polda dan meliputi beberapa Kabupaten dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Ditlantas Polda yang bersangkutan. 13) Pengawalan yang meliputi dua atau beberapa wilayah Polda : a)
Dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Ditlantas Babinkam Polri Cq. Den PJR.
b)
Dilaksanakan secara estafet sampai dengan jalan raya akan menjadi tanggung jawab masing-masing Ditlantas Polda Cq. Sat PJR yaitu melalui serah terima tugas pengawalan di tiap – tiap perbatasan wilayah Polda.
c)
Dalam hal-hal khusus atau darurat pengawalan dapat dilaksanakan oleh Ditlantas Polda Cq. Sat PJR yang ditugaskan.
32
BAB VI PATROLI LALU LINTAS
15. Tugas, fungsi, peranan dan sasaran. a.
Tugas patroli lalu lintas. 1)
2)
b.
Patroli lalu lintas dilaksanakan dalam rangka : a)
Menghilangkan atau mengurangi terjadinya ancaman faktual atau masalah Kamseltibcar Lantas pada suatu ruas jalan tertentu.
b)
Melaksanakan : (1) pengawasan dan pengendalian lalu lintas, (2) penyuluhan lalu lintas. (3) Pencegahan dan penindakan pelanggaran lalu lintas, (4) Penanganan TPTKP Lalu Lintas serta (5) perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat.
Tindakan dalam patroli lalu lintas untuk mencapai tujuan patroli lalu lintas disebut tugas patroli lalu lintas yaitu : a)
Melakukan pengawasan Kamseltibcar Lantas.
dan
pengendalian
terhadap
b)
Melakukan penyuluhan lalu lintas kepada para pemakai jalan.
c)
Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap semua bentuk pelanggaran lalu lintas.
d)
Melakukan tindakan pertama terhadap setiap kejadian / peristiwa yang timbul di jalan.
e)
Memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan Polisi.
Fungsi patroli lalu lintas. 1)
Fungsi Pre-emtif adalah suatu upaya untuk menghilangkan potensi gangguan keamanan, kesela-matan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
2)
Fungsi Preventif adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas pada lokasi-lokasi rawan yang merupakan ambang gangguan.
3)
Fungsi Represif adalah suatu upaya untuk melakukan tindakan Kepolisian terhadap masalah atau gangguan nyata keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
33 c.
d.
Peranan patroli lalu lintas. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi patroli lalu lintas maka Patroli lalu lintas mempunyai peranan sebagai berikut : 1)
Pos Polisi Mobil, yaitu setiap petugas/ Unit Patroli lalu lintas harus dapat melaksanakan tugas Polisi umum untuk menerima setiap laporan dan pengaduan dari masyarakat serta menindak lanjuti sesuai batas kewenangannya.
2)
Kesiap siagaan Polisi, yaitu setiap petugas/ Unit patroli lalu lintas harus memiliki mobilitas yang tinggi sehingga akan selalu ada pada saat masyarakat membutuhkan bantuan Polisi dan atau seakan-akan disetiap tempat dan waktu terlihat adanya petugas Polisi.
3)
Penyuluh lalu lintas, yaitu setiap petugas/ Unit patroli lalu lintas harus memiliki kemampuan komunikasi agar dapat menyampaikan pesanpesan Kamseltibcar Lantas secara jelas kepada masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kesadaran dan ketaatan hukum diibidang lalu lintas.
4)
Sumber Informasi, yaitu setiap petugas/ Unit patroli lalu lintas harus mampu menguasai situasi kondisi lingkungan tugasnya, mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, mampu mengidentifikasi kejadian yang ditemukan, memiliki wawasan yang cukup tentang tugas Kepolisian, selalu menyampaikan laporanlaporan situasi secara rutin dan perkembangan situasi.
5)
Pengamat, yaitu setiap petugas / unit patroli lalu lintas harus memiliki kemampuan untuk mengamati situasi kondisi yang ditemukan, menganalisa faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya masalah Kamseltibcar Lantas dan membuat laporan sebagai saran/ rekomendasi kepada pihak yang berwenang untuk menangani.
Sasaran patroli lalu lintas. 1)
Ruas jalan atau lokasi yang rawan kemacetan lalu lintas.
2)
Ruas jalan atau yang sering terdapat pelanggaran lalu lintas.
3)
Ruas jalan atau lokasi yang rawan kecelakaan lalu lintas.
4)
Ruas jalan atau lokasi yang rawan kriminalitas.
16. Pelaksanaan patroli lalu lintas a.
Kekuatan personil. 1)
Patroli lalu lintas sepeda motor. a) b)
2 (dua) anggota Polantas yang terdiri dari Ka Unit dan anggota patroli lalu lintas. 2 (dua) Unit sepeda motor (R2).
34 2)
Patroli lalu lintas mobil. a) b)
3)
4)
b.
3 (tiga) anggota Polantas yang terdiri dari Ka Unit, pengemudi dan operator. 1 (satu) Unit kendaraan bermotor (R4).
Patroli lalu lintas udara. a)
2 (dua) anggota polantas yang terdiri dari Ka Unit dan anggota patroli lalu lintas, untuk Pilot dan Co Pilot dari unsur penerbang.
b)
1 (satu) Unit Helikopter atau Pesawat Udara kecil.
Patroli lalu lintas yang bersifat khusus atau untuk kebutuhan tugas tertentu (operasi-operasi tertentu) dapat disusun dalam bentuk 1 (satu) Tim atau 1 (satu) Squad dengan kekuatan : a)
1 (satu) Unit mobil ditambah 2 (dua) Unit sepeda motor.
b)
1 (satu) Unit mobil ditambah 4 (empat) Unit sepeda motor.
Sistim patroli lalu lintas. 1)
Penugasan personel pada setiap Kesatuan Polantas, patroli lalu lintas dibentuk khusus dalam Unit-Unit patroli lalu lintas dan atau dilaksanakan oleh personel dari petugas Polantas yang tergabung dalam ploeg/ bagian/ Regu penjagaan Lantas secara bergiliran. Penugasan patroli lalu lintas sangat ditentukan pula oleh kekuatan personel Polantas yang ada pada kesatuan, yaitu : a)
Menggunakan sistim 1 x 12 jam dalam 3 kelompok 2 bagian : (1) Kelompok tugas A : Dinas siang dari pukul 06.00 s/d 18.00 WIB. (2) Kelompok tugas B: Dinas malam dari pukul 18.00 s/d 06.00 WIB. (3)
b)
Kelompok tugas C : Cadangan.
Menggunakan sistim 1 x 8 jam dalam 3 kelompok 3 bagian : (1)
Kelompok tugas A : Dinas pagi dari pukul 06.00 s/d 14.00 WIB.
(2)
Kelompok tugas B : Dinas siang dari pukul 14.00 s/d 22.00 WIB.
(3) Kelompok tugas C : Dinas malam dari pukul 22.00 s/d 06.00 WIB. c)
Menggunakan sistim 1 x 8 jam dalam 2 kelompok 2 bagian : (1)
Kelompok tugas A : Dinas siang dari pukul 06.00 s/d 14.00 WIB.
(2)
Kelompok tugas B : Dinas sore dari pukul 14.00 s/d 22.00 WIB.
35 (3)
c.
d.
e.
Kelompok piket WIB.
: Dinas malam dari pukul 22.00 s/d 06.00
Bentuk patroli lalu lintas. 1)
Patroli sepeda motor, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan petugas Polantas dengan menggunakan kendaraan bermotor R2 (sepeda motor). Wilayah patroli adalah jalur-jalur jalan pada blok (zone) tertentu dalam kota terutama untuk jalur-jalur jalan yang arus lalu lintas padat.
2)
Patroli mobil, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan petugas Polantas dengan menggunakan kendaraan bermotor R4. Wilayah patroli adalah jalur-jalur jalan protokol didalam kota, jalur-jalur jalan antar daerah, jalur jalan Tol.
3)
Patroli udara, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan petugas Polantas dengan menggunakan Helikopter atau Pesawat Udara kecil. Wilayah patroli adalah jalur-jalur jalan antar daerah, pengamatan situasi lalu lintas pada suatu daerah dari atas (dari udara).
Jenis patroli lalu lintas. 1)
Patroli lalu lintas dalam kota, yaitu disekitar jalur-jalur jalan dalam kota.
2)
Patroli lalu lintas antar kota, yaitu disekitar luar kota ataupun jalur- jalur jalan antar kota tetapi masih dalam satu Polda.
3)
Patroli lalu lintas antar daerah, yaitu pada jalur-jalur jalan yang melintasi 2 (dua) wilayah Polda dan bisa dilakukan lebih dari 1 (satu) hari.
4)
Patroli lalu lintas jalan Tol, yaitu pada jalur-jalur jalan Tol baik dalam kota dan antar daerah.
Sifat patroli lalu lintas. 1)
Patroli mandiri, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan oleh kesatuan Polantas itu sendiri.
2)
Patroli terpadu/ gabungan, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan secara bersama antara kesatuan Polantas dengan intern fungsi Kepolisian maupun dengan instansi terkait lain diluar Polri.
3)
Patroli rutin, yaitu patroli lalu lintas secara rutin setiap hari sesuai dengan rencana kegiatan dan jadwal patroli yang telah disusun.
4)
Patroli selektif , yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan secara selektif terhadap sasaran khusus karena berdasarkan penilaian bahwa situasi kondisi Kamseltibcar Lantas pada saat itu telah terganggu.
36
f.
g.
Tehnik patroli lalu lintas. 1)
Patroli Estafet, yaitu patroli lalu lintas yang dilaksanakan secara saling mengisi / mendorong atau bergantian. Petugas/ Unit patroli lalu lintas belum bisa berpindah jalur sebelum petugas/ Unit patroli lalu lintas yang lain datang.
2)
Patroli Blok / Zone, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan pada satu daerah tertentu dan dipertanggung jawabkan sepenuhnya kepada petugas / Unit patroli lalu lintas yang ditunjuk.
3)
Patroli Garis / Strip, yaitu patroli lalu lintas yang dilakukan secara terus menerus pada satu jalur jalan dan kembali ke Kesatuannya tidak melalui jalur jalan yang sama.
Standard prosedur patroli lalu lintas. 1)
Seragam patroli lalu lintas. a) b)
2)
: Patroli mobil, Patroli udara : Patroli sepeda motor
Kelengkapan organik perorangan. a) b) c) d) e) f) g) h)
3)
PDL Sus I Lantas PDL Sus II Lantas
Senpi organik perorangan. Tongkat Polisi. Borgol. Jaket/ Rompi/ Jas hujan. Surat-surat identitas : KTA, KTP, SIM. Surat Perintah tugas. Tilang/ BAP Sumir. Dukungan operasional patroli.
Kelengkapan kendaraan bermotor. a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n)
Surat kendaraan STNK. Alat komunikasi. Sirene dan rotator. Public adress dan megaphone. Senjata api bahu / lipat. Kompas dan peta wilayah. Buku patroli. Segi tiga pengaman. Traffic accident kit. Kotak PPPK. Kamera. Linggis, pisau, tali. Alat pemadam kebakaran. Plastik penutup jenazah.
37 o)
4)
Pemeriksaan kendaraan bermotor. a) b) c) d) e) f)
g) h) i) j) k) l) 5)
Minyak Rem. Oli mesin. Air Radiator. Air Accu. Air pembersih kaca dan cara kerja. Tekanan angin pada ban, ditambah dengan kondisi ban. Hal tersebut dimaksudkan bila kondisi ban sudah tidak layak digunakan segera diganti agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Cara kerja Rem. Cara kerja kopling. Cara kerja presnelling. Lampu besar dan kecil, lampu Rem, lampu sen. Klakson. Cara kerja sirene, Rotator dan public addres.
Melaksanakan acara pimpinan pasukan (APP) a) b)
c) d)
e)
f) g) h) 6)
Membawa Kapak, Signsaw Kecil/Golok dimaksudkan apabila melakukan patroli menemui pohon tumbang yang menghalangi jalan maka alat tersebut dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut.
Apel sebelum pelaksanaan patroli. Pemeriksaan kelengkapan perorangan dikarenakan sebelum berangkat melakukan patroli perlu dicek kesehatan/kesiapan masing-masing perorangan. Pemeriksaan kelengkapan dan kesiapan kendaraan patroli. Memberikan konsignes atau prosedur tetap secara jelas kepada anggota pelaksana patroli lalu lintas tentang tugas, fungsi, peran dan tanggung jawabnya. Menentukan daerah dan route patroli lalu lintas berdasarkan analisa karakteristik ancaman Kamseltibcar Lantas dan sasaran-sasaran yang memiliki nilai strategis serta lokasiloaksi VVIP/VIP. Apel konsolidasi. Membuat laporan hasil pelaksanaan patroli. Evaluasi hasil pelaksanaan patroli.
Persiapan sebelum berangkat patroli lalu lintas. a) b) c) d)
e)
Mengambil posisi untuk masing-masing anggota. Pilot / pengemudi memeriksa dan pastikan presnelling pada posisi normal. Pilot menghidupkan mesin dan panaskan beberapa saat. Pilot memeriksa ulang : lampu-lampu, klakson, pembersih kaca, bahan bakar, temperatur, Rem, kopling, presnelling, sentral clock, power window. Co Pilot/ operator memeriksa lampu-lampu Rotator, sirene dan public addres.
38 f) g) h) i) 7)
Ka Unit mengecek hal-hal lain yang perlu. Pasang sabuk pengaman. Masukan presnelling pada posisi gigi satu dan jalankan kendaraan dimulai secara perlahan. Laporkan Posko Unit patroli siap berangkat.
Pelaksanaan patroli lalu lintas. a)
b)
c)
Mengemudikan kendaraan bermotor patroli dalam kecepatan rata-rata sehingga mudah mengawasi situasi dan lingkungan yang dilalui. Dalam situasi atau keadaan tertentu kecepatan keadaan patroli dapat diatas atau dibawah ratarata sesuai kebutuhan/ kepentingan. Mengidentifikasi situasi daerah/ route patroli yang dilalui (orang, benda, kendaraan, udara) dengan cara pengamatan, pendengaran dan penciuman. Mencatat hal-hal yang menonjol atau mencurigakan dan apabila ragu-ragu untuk mendapatkan kejelasan segera meminta informasi kepada Piket lalu lintas atau Kesatuan yang berwenang (1)
(2) (3) (4)
d)
e)
Pada lokasi yang mencurigakan tersebut agar menghentikan kendaraan patroli, mengambil posisi strategis untuk pengamatan lebih tajam. Apabila diperlukan untuk mendapatkan informasi lebih jelas maka 1 (satu) anggota patroli keluar dari kendaraan patroli sedangkan anggota lain siap dikendaraan patroli sambil mengawasi anggota yang turun dan situasinya. Pada sasaran tertentu upayakan melakukan kunjungan rutin dalam rangka kegiatan-kegiatan pendidikan masyarakat dibidang lalu lintas : (1) (2)
f)
Kondisi jalan, jembatan, rambu yang perlu segera mendapatkan perhatian untuk perbaikan termasuk juga pasar tumpah, pedagang kaki lima yang turun ke jalan. Kepadatan arus lalu lintas yang ditemui. Terdapat orang atau kendaraan bermotor yang dicurigai. Situasi yang diperkirakan dapat menimbulkan Ancaman Faktual.
Penerangan melalui public addres dalam upaya menyampaikan pesan-pesan Kamseltibcar Lantas. Adakan pendekatan dengan potensi masyarakat yang terdapat di daerah tersebut untuk menumbuhkan peran sertanya dalam upaya pembinaan Kamseltibcar Lantas.
Penggunaan sirene dan rotator agar disesuaikan dengan aturan yang ada ataupun situasi yang membutuhkan penggunaan sirene dan rotator.
39 g)
h)
i)
j)
Melaporkan posisi atau keberadaannya kepada Induk Kesatuan : nama tempat/ daerah, arah yang dituju, situasi pada tempat tersebut. Komunikasi melalui alat komunikasi yang ada agar menggunakan sandi perhubungan yang ditentukan guna kecepatan dan ketepatan serta kejelasan informasi. Selalu berkoordinasi dengan satuan-satuan kewilayahan yang dilalui dengan cara datang ke Pos penjagaan Satwil setempat untuk meminta cap dan tanda tangan petugas setempat. Melakukan tindakan-tindakan : (1) (2)
Penindakan pelanggaran lalu lintas. Tindakan pertama ditempat kejadian perkara : (a) Kecelakaan lalu lintas. (b) Kriminalitas di jalan. (c) Bencana alam. (d) Gangguan ketertiban umum lainnya.
(3) (4)
Mengatasi kemacetan lalu lintas. Memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Apabila menemukan peristiwa yang besar dan tidak mungkin ditangani (unjuk rasa, kerusuhan) segera meminta bantuan dan menjaga keamanan diri sambil mengawasi berdasarkan situasi dan kondisi yang ada.
(5)
k)
Sikap perilaku anggota dalam pelaksanaan patroli lalu lintas. (1) (2) (3) (4) (5) (6)
(7)
(8)
Dilarang merokok, tidak minum serta makan berlebihan. Duduk tegak tetapi tidak kaku. Memakai tutup kepala. Membatasi pembicaraan yang tidak penting atau tidak berhubungan dengan tugas. Tidak membawa orang atau barang di luar kepentingan tugas. Pada waktu kendaraan berhenti dilarang anggota beristirahat seenaknya seperti : tidur dalam mobil, kaki diatas jok. Dalam berbicara menggunakan kata-kata yang baik, tegas, jelas, singkat dan selalu didahului dengan ucapan selamat jalan. Dilarang menggunakan pakaian semi dinas atau dengan kata lain harus menggunakan gampol sesuai ketentuan.
40 17. Teknik dan taktik a.
Menghentikan kendaraan di jalan 1) 2) 3) 4)
b.
Menghentikan kendaraan bermotor di jalan dengan maksud untuk : Menindak pengemudi kendaraan karena melakukan pelanggaran lalu lintas baik secara Yustisiil maupun Non Yustisiil. Memeriksa pengemudi yang dicurigai atau diperkirakan telah melakukan pelanggaran atau kejahatan. Memeriksa kendaraan bermotor yang dicurigai atau diperkirakan tersangkut pelanggaran/ kejahatan.
Teknik menghentikan kendaraan bermotor pada saat anggota patroli berada di luar kendaraan bermotor patroli : 1)
2)
3)
4)
c.
:
Menggunakan gerakan tangan, ialah dengan cara mengulurkan salah satu lengannya ke depan ke arah kendaraan yang akan diberhentikan dengan telapak tangan tegak lurus atau sebaimana diatur dalam dua belas gerakan pengaturan lalu lintas dengan tetap memperhatikan situasi pada saat itu. Menggunakan sempritan ialah dengan tiupan panjang satu kali, disertai gerakan lengan sambil menunjuk kendaraan yang akan diberhentikan kearah mana kendaraan tersebut menepi dan berhenti. Menggunakan lampu senter terselubung merah pada waktu malam hari. Gerakan tangan dengan memegang lampu senter ataupun tiupan sempritan sama seperti butir a) dan b) di atas. Menggunakan gabungan dua atau tiga cara tersebut di atas pada butir a), b) dan c).
Teknik menghentikan kendaraan bermotor pada saat anggota sedang melaksanakan patroli (bergerak). 1) 2)
3)
4)
5)
Kendaraan bermotor yang akan dihentikan berada dibelakang kendaraan patroli lalu lintas. Untuk menarik perhatian kendaraan yang akan dihentikan, pertama-tama kendaraan patroli menyalakan rotator dan sirine terutama pada waktu malam hari. Berikan isyarat dengan gerakan lengan dijulurkan keluar dan diayunkan keatas kebawah beberapa kali supaya kendaraan yang akan dihentikan tidak mendahului kendaraan patroli dan kecepatan kendaraan tersebut bergerak pelan. Kecepatan kendaraan patroli dipelankan, semakin lama semakin pelan dan akhirnya menepi kemudian berhenti di sebelah kiri jalan. Kendaraan yang akan diberhentikan akan mengikuti dan kemudian berhenti pula. Dalam hal seperti ini diperkirakan bahwa pengemudi kendaraan tersebut kurang mengerti isyarat ataupun maksud petugas, harus pula diberikan perhatian atau perintah yang jelas, singkat dan tegas melalui pengeras suara yang maksudnya agar kendaraan tersebut berhenti.
41 6)
d.
Kendaraan bermotor yang akan dihentikan berada di depan kendaraan patroli lalu lintas : 1)
2)
3)
4)
5)
e.
Untuk menarik perhatian kendaraan yang akan diberhentikan, pertama-tama nyalakan rotator terutama pada waktu malam hari, kalau perlu bunyikan sirene. Dahului kendaraan yang akan diberhentikan itu dan pada waktu kendaraan tersebut dalam kedudukan berdampingan dengan kendaraan patroli, berikan isyarat menggunakan sempritan tiupan panjang satu kali dan gerakkan tangan dengan menunjuk kendaraan tersebut supaya menepi dan berhenti. Setelah kendaraan itu berhenti, kendaraan petugas patroli menepi dan berhenti pula di belakang atau di depan kendaraan tersebut sesuai perkiraan petugas. Dalam hal seperti ini apabila diperkirakan bahwa pengemudi kendaraan yang akan diberhentikan tersebut kurang mengerti isyarat ataupun maksud petugas, harus pula diberikan petunjuk atau perintah yang jelas, singkat dan tegas melalui pengeras suara yang maksudnya agar kendaraan tersebut berhenti. 1 (satu) anggota patroli lalu lintas mendekati kendaraan yang dihentikan dengan sikap waspada, sedangkan anggota patroli yang lain mengawasi dari dalam kendaraan patroli.
Membuntuti kendaraan bermotor bergerak : 1)
2) 3) 4)
5)
6)
f.
1 (satu) anggota patroli lalu lintas mendekati kendaraan yang diberhentikan dengan sikap waspada, sedangkan anggota patroli lalu lintas lainnya mengawasi dari dalam kendaraan patroli.
Unit patroli mengamati arus lalu lintas dan mengikuti dari belakang terhadap kendaraan bermotor yang menjadi sasaran pengintaian dengan mengambil jarak yang aman. Mengamati sasaran dari belakang untuk diidentifikasi. Mendahului sasaran dan mengambil posisi sejajar disebelah kanan untuk melakukan identifikasi dari samping kanan. Mendahului sasaran dan mengambil posisi di depan sasaran untuk melakukan identifikasi dari depan dengan memperhatikan jarak dan kecepatan yang aman. Memperlambat kendaraan patroli dan memberikan kesempatan kepada sasaran untuk mendahului dan pada saat sasaran berada di sebelah kanan petugas patroli berupaya melakukan identifikasi sasaran dari sebelah kiri. Apabila hasil pengamatan memerlukan pemeriksaan yang lebih jelas terhadap sasaran maka sasaran dapat dihentikan dengan tehnik patroli menghentikan kendaraan bermotor pada saat bergerak.
Pengejaran kendaraan bermotor oleh unit patroli lalu lintas. 1)
Sasaran pengejaran adalah pengemudi dan atau kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan melarikan diri serta pelaku pencurian kendaraan bermotor atau pelaku tindak pidana
42
2)
3) 4)
5)
kejahatan yang melarikan diri dengan menggunakan kendaraan bermotor. Untuk mendapat prioritas jalan, unit patroli harus menggunakan rotator dan sirene serta memberikan kejelasankejelasan/perhatian melalui public adress kepada pemakai jalan. Melalui publik adress perintahkan agar pelaku/pengemudi menghentikan kendaraannya. Melaporkan secara terus menerus untuk disebar luaskan kepada petugas yang ada di lapangan tentang tindakan yang sedang dilakukan serta meminta bantuan untuk penangkapan terutama kepada Unit-Unit patroli lainnya. Apabila pelaku / pengemudi tetap tidak mau menghentikan kendaraan dapat dilakukan : a) b)
g.
Mengikuti terus pelaku/pengemudi sampai berhenti karena tidak ada jalan lagi atau habis bahan bakar. Menghentikan kendaraan pelaku dengan cara paksa : memepet/mendorong kendaraan pelaku ke tepi jalan, mendahului kendaraan pelaku mengambil posisi di depan kemudian secara aman menahan laju kendaraan pelaku. (Blokir kecepatan mengemudi).
Penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas. Setiap pelanggaran lalu lintas perlu dilakukan penindakan namun diprioritaskan yang potensial sebagai gangguan Kamseltibcar Lantas untuk dilakukan penindakan berupa teguran atau peringatan secara simpatik maupun penindakan secara Yustisiil dengan menggunakan blanko Tilang atau BAP Tipiring Lantas. Dalam mengambil tindakan perlu diperhatikan : 1)
2)
3)
4)
Unit patroli lalu lintas harus menempatkan/ berhenti di belakang atau di depan sasaran dan keluar dari badan jalan atau menepi paling tepi di sebelah kiri jalan dengan tetap memperhatikan arus lalu lintas yang ada. Menyalakan rotator, satu petugas mendatangi pelanggar, satu petugas mengatur lalu lintas dan satu petugas tetap siaga dalam kendaraan patroli. Pengemudi ranmor yang melanggar tidak perlu turun, oleh karenanya petugas yang mendatangi dengan tetap menjaga keamanan petugas dan waspada terhadap pengemudi bila tindakan yang diberikan hanya bersifat teguran, namun bila tindakan yang diberikan dalam bentuk tilang maka pengemudi wajib mematikan mesin kendaraannya serta turun dari kendaraan tersebut guna keamanan petugas yang melakukan penindakan. Memberi penghormatan, mengucapkan salam (selamat pagi/siang/sore/malam atau assalamualaikum), menjelaskan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan dan memeriksa surat-surat serta menindak dengan menggunakan blanko Tilang, BAP Tipiring atau Teguran Tertulis atau peringatan dengan lisan yang pelaksanaannya dilakukan secara simpatik dan bertanggung jawab.
43
5)
6)
7)
h.
Menangani kemacetan lalu lintas. 1) 2) 3) 4) 5) 6)
i.
/ 5) Prosedur .... Prosedur penyitaan surat-surat dan kendaraan tetap berpedoman kepada ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Khusus penindakan di jalan Tol, pelaku pelanggaran digiring ke pintu gerbang, tempat istirahat atau bahu jalan yang dianggap aman untuk dilakukan penindakan dengan memperhatikan aspek Kamseltibcar Lantas. Setelah melakukan penindakan agar disampaikan ucapan terima kasih dan memberi penghormatan.
Menempatkan kendaraan patroli pada tempat yang aman dan tidak mengganggu arus lalu lintas. Mencari titik simpul kemacetan dan berupaya pada titik simpul terdapat ruang gerak kendaraan. Mencari jalan alternatif untuk mengalihkan arus lalu lintas. Mengatur gerak kendaraan pada titik simpul. Memanfaatkan potensi masyarakat yang ada disekitar lokasi kemacetan lalu lintas. Petugas yang melakukan ditempat kemacetan lalu lintas agar benar-benar memposisikan / menempatkan dirinya di tempat yang aman atau dengan kata lain memperhatikan keselamatan pribadi.
Menangani kecelakaan lalu lintas. 1)
Segera mendatangi TKP, menghubungi Kesatuan Wilayah untuk meminta bantuan mobil Ambulance atau mobil derek. 2) Mencatat identitas korban dan segera membawa ke Rumah Sakit terdekat, sedapat mungkin memberitahu keluarga korban. 3) Bila pengemudi dalam keadaan kritis selain mencatat identitas upayakan mendapat keterangan atau petunjuk tentang kejadiannya. 4) Melakukan pengamanan TKP agar tidak rusak, dan memberi tanda letak posisi korban dan barang bukti yang ada. 5) Mengatur arus lalu lintas. 6) Melakukan pemotretan TKP untuk pembuatan Berita Acara Pemotretan TKP serta melakukan pengukuran untuk pembuatan sketsa TKP dan Berita Acara Pemeriksaan TKP. 7) Mengumpulkan dan memindahkan barang bukti setelah diberi tanda, untuk pembuatan Berita Acara Pemeriksaan terhadap barang bukti yang ditemukan atau disita. 8) Mencari dan menangkap tersangka apabila ada di TKP. 9) Meminta bantuan masyarakat untuk membantu mengamankan TKP dan tidak mengganggu arus lalu lintas. 10) Mencari informasi/ keterangan saksi atau keterangan dari masyarakat yang melihat kejadian. 11) Membuat Laporan Polisi. 12) Menyerahkan proses selanjutnya kepada Satuan Kewilayahan setempat.
44 j.
Menangani tindak pidana kejahatan di jalan. 1)
Tindakan pertama ditempat kejadian perkara (TPTKP) : a)
Memberikan perlindungan dan pertolongan kepada korban : (1)
Dalam hal situasi TKP membahayakan keamanan baik terhadap korban maupun masyarakat disekitarnya, maka petugas Polri wajib mengambil tindakan memberikan perlindungan dan pertolongan. (2) Dalam hal terdapat korban luka besar/ ringan/ pingsan, diberikan pertolongan sesuai ketentuan PPPK atau kirim ke Rumah Sakit terdekat, setelah terlebih dahulu mencatat identitas korban dan menandai letak korban. (3) Apabila terdapat korban dalam keadaan kritis (gawat) , selain dicatat identitasnya, usahakan untuk mendapatkan keterangan, petunjuk serta identitas pelaku dan lain-lain. (4) Dalam hal terdapat korban mati, dijaga agar tetap pada posisi semula dan jangan sekali-kali menyentuh korban, kecuali untuk mengetahui apakah korban sudah benar-benar meninggal, dan menunggu sampai datangnya petugas Polri dari kesatuan terdekat. (5) Dalam hal korban mati yang dapat mengganggu lalu lintas umum, korban (mayat) dapat dipindahkan dengan memberi tanda pada letak/ posisi mayat terlebih dahulu.
b)
Menutup dan mengamankan TKP (mempertahankan status quo) dengan : (1)
(2)
(3) (4)
(5) (6)
Membuat batas/ tanda garis Polisi (Police Line) di TKP dengan tali khusus atau alat lain dimulai dari jalur yang diperkirakan merupakan arah masuknya pelaku, melingkar kesekitar letak korban atau tempat yang dapat diperkirakan akan didapatkan barang-barang bukti, kemudian yang diperkirakan merupakan arah keluarnya pelaku mening-galkan TKP dan memberikan tanda arah keluar masuknya pelaku. Memerintahkan orang yang berada di TKP pada waktu terjadinya tindak pidana untuk tidak (dilarang) meninggalkan TKP dan mengumpulkannya diluar batas yang telah dibuat. Menangkap pelaku yang diperkirakan masih berada di sekitar TKP. Meminta bantuan masyarakat setempat antara lain (RT, RW dan Pamong Desa) dalam melakukan pengamanan TKP dan membubarkan massa yang berkerumun. Mengamankan Barang Bukti dan jangan sekali-kali menambah / mengurangi barang bukti yang ada di TKP. Mencari dan mengumpulkan barang bukti, saksi dan keterangan lain tentang peristiwa yang terjadi.
45 (7)
Menghubungi atau memberitahukan kepada kesatuan polri dengan mempergunakan alat komuniaksi yang antara lain telepon dan caraka, tanpa mengabaikan keamanan TKP dan apabila petugas kesatuan Polri tiba di TKP harus melaporkan segala sesuatu yang telah dikerjakan. (8) Menutup jalan bila diperlukan, alihkan arus lalu lintas bila memungkinkan, bila tidak memungkinkan pengalihan maka diadakan pengaturan arus lalu lintas. (9) Menyerahkan proses selanjutnya kepada satuan kewilayahan yang berwenang. (10) Membuat laporan Polisi. k.
Menangani orang mabuk di jalan. 1) 2) 3) 4)
l.
Menangani orang mengamuk di jalan. 1) 2) 3)
m.
Memberikan peringatan keras dan tegas agar pelaku menghentikan mengamuknya. Memperingatkan untuk tidak mengamuk atau menyerahkan diri. Apabila pelaku melarikan diri atau menggunakan senjata tajam dan membahayakan petugas/ orang lain gunakan tembakan peringatan, apabila petugas mampu jangan menggunakan senkata api kecuali keadaan terpaksa.
Menangani perkelahian di jalan. 1) 2) 3) 4) 5) 6)
n.
Melakukan penangkapan dan pemborgolan, jangan sekali-kali menggunakan senjata api. Memasukan kedalam kendaraan patroli. Menyerahkan ke kantor Polisi terdekat. Membuat Laporan Polisi.
Mengusahakan melerai pelakunya. Mengalihkan perhatian para pelaku. Apabila ada yang menggunakan senjata tajam berikan peringatan khusus kepadanya. Jangan bertindak gegabah sehingga membahayakan diri sendiri. Mengetahui kejadian perkelahian massa, segera menghubungi atau melapor ke kesatuan kewilayahan terdekat. Penggunaan senjata api dengan tujuan melindungi diri atau orang lain dilakukan bila dalam keadaan terpaksa.
Menangani kejadian kebakaran bangunan/lokasi. 1) 2)
3) 4)
Segera menghubungi petugas kebakaran, Kesatuan Wilayah. Sementara petugas kebakaran belum datang, mengatur masyarakat sekitarnya untuk melakukan pemadaman dan pengamanan. Melakukan pengaturan lalu lintas. Melakukan penutupan pada tempat-tempat tertentu supaya tidak terjadi gangguan Kamtibmas.
46 5) 6) 7) 8) 9) o.
Memberikan pertolongan terhadap korban. Memberikan peringatan kepada penduduk sekitar kejadian. Menjaga keamanan harta benda yang masih dapat diselamatkan, pastikan yang mengambil barang tersebut adalah pemiliknya. Meminta masyarakat untuk mengamankan TKP. Membuat Laporan Polisi.
Menangani kebakaran kendaraan bermotor di jalan. 1)
Kendaraan yang ada tanda akan terjadi kebakaran. a) b) c) d)
2)
Kendaraan sudah terbakar. a)
b)
c) d) e) f) g) h)
p.
Membantu membuka pintu kendaraan. Membuka kap/tutup mesin dan mencabut kabel accu/ bateray. Memadamkan api dengan alat pemadam yang ada. Meminggirkan kendaraan ketempat yang aman agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
Menggunakan palu atau pemukul untuk memecahkan kaca mobil sebagai pintu darurat dan segera membantu penumpang untuk keluar dari kendaraan. Bilamana masih menungkinkan segera membantu untuk memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran yang ada. Mencegah agar api tidak meluas dengan cara melokalisir TKP. Mengalihkan arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Membantu mengevakuasi korban ke Rumah Sakit terdekat. Mengeluarkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari kendaraan dan mengamankan agar tidak kehilangan. Bila api tidak bisa dikuasai segera menghubungi mobil kebakaran melalui alat komunikasi yang ada. Mengamankan barang-barang penumpang yang masih bisa diselamatkan dari tangan-tangan jahil.
Menangani bencana alam. 1)
2) 3) 4)
5)
Segera mendatangi lokasi kejadian dengan cepat dan aman serta laporkan setiap perkembangan ke Markas / Posko melalui sarana komunikasi. Memberikan pertolongan dan penyelamatan serta mengamankan korban jiwa dan harta benda. Menutup arus lalu lintas yang menuju ke lokasi dengan menempatkan rambu-rambu yang tersedia. Mengalihkan arus lalu lintas yang menuju ke lokasi dengan menempatkan rambu-rambu sementara dan selalu diawasi oleh petugas. Memperlancar dan memprioritaskan para petugas penanggulangan bencana alam yang menuju ke dan dari lokasi.
47 q.
Menangani kecelakaan lalu lintas pada jalur Kereta Api. 1) 2)
3) 4) 5) 6) 7)
Mengamankan TKP dan melakukan peraturan darurat guna pengaturan arus lalu lintas. Melakukan tindakan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) pada korban serta membantu mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat. Melakukan identifikasi korban. Melakukan pengukuran untuk membuat sketsa TKP untuk keperluan penyidikan. Mengumpulkan dan mengamankan barang bukti maupun harta benda milik korban. Mencari dan mengumpulkan keterangan di TKP untuk keperluan penyidikan. Meminta dukungan bantuan peralatan teknis (Derek, Buldoser, Mobil pemadam kebakaran, Ambulance, Kereta jenasah) melalui Markas Satuan.
48
BAB VII ADMINISTRASI
18.
Administrasi Umum. Dalam pelaksanaan tugas pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas agar mempedomani :
19.
a.
Peraturan Kapolri Nomor 15 Tahun 2007 tanggal 17 Agustus 2007 tentang Naskah Dinas di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b.
Peraturan Kapolri Nomor 17 Tahun 2007 tanggal 17 Agustus 2007 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
c.
Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/1310/X/2000 tanggal 10 Oktober 2000 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Administrasi Tata Tulisan Dinas di Lingkungan Polri.
Administrasi Khusus. Dalam pelaksanaan tugas pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas, agar dilengkapi dengan administrasi pendukung : a. b. c.
Rencana Kegiatan. Surat Perintah Tugas. Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas.
49
BAB VIII PENUTUP
20.
Standar Operasional Prosedur Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli Lalu Lintas ini untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh seluruh petugas pengemban fungsi teknis lalu lintas di setiap Kesatuan Kewilayahan Polri.
21.
Standar Operasional Prosedur Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli Lalu Lintas ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, semua ketentuan yang bertentangan dengan Pedoman Pelaksanaan ini dinyatakan tidak berlaku.
a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESORLOMBOK TIMUR KASAT LANTAS
BAYU EKO PANDU WINOTO,S.I.K AKP NRP 83071352