PAI'OGENESIS MASTITIS SUBKLINIS PADA SAP1 PERAH : PEIVDEKATAN HISTOPATOLOGIS MASTITIS SUBKLINIS AKIBAT INFEKSI Streptococcus agalactiae HEMAGLUTININ POSITIF PADA MENCIT.
SRI ESTUNINGSIH
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANlAN BOGOR 2002
ABSTRACT PATHOGENESIS OF SUBCLINICAL MASTITIS IN DAIRY CATTLE HISTOPATHOLOGICAL APPROACH OF SUBCLINICAL MASTITIS IN StrLpf~coccus agalactzae HAEMAGGLUTININ POSITIVE -IhFECTED- MICE') Sr(iEshmingsih. I Wayan.Tegiih Wibawan, Mirnawati Strdanvantf~~ Setyo Widodo. Bambang Pontjo Priosoerynnto andMasdrrki Partadiredja (deceaccd). One hundred and five cows consisted of 41 heads from Sukabumi, 18 heads from Bogor and 46 heads froill Bandung were tested for subclinical nlastitis (SM) using IPB-1 tester reagent. Bandung was showed as the highest prevalence of SM (88.3%) with Somatic Cells Count (SCC) of 2.42 x 10%cells/ml, followed by Bogor (83.3%) with SCC of 4.66 x lo6 cells/ml and Sukabumi as the lowest (57.3%) and of SCC 1.96 x lO%eellslml. By isolatic~nand identification of the causative agent, the frequency of Streptococcus ugaloctiae or Group B Streptococcus (GBS) for each area were 23.34% (Sukabumi), 38.30% (Bogor) and 47.40% (13andung). Serologically, the serotype of isolated S. agalactiae was IIIX. and the frequency of appearance for each area were 54.55% (Sukabumi), 91.30% (Bogor) and 91 34% (Bandung), respectivelly. All of S. agalactiae isolates were able to fermenting sugar and could agglutinated the chicken, cow, sheep, rabbit and horse red blood cells. The number of samples that agglutinate RBC was 45.45% (Sukabumi), 17.39% (Bogor) and 4.08% (Bandung). Isolates were definitively termed as S. agalactiae Hn (+). Using PCR, all isoates were responded to CAMP factor, with V2 region and interspacer region positive. S agalactiae Hn (+) and S. agalacfine Hn (-) with density of 10' cellslml were inoculated into 30 lactating Balb-C mice through or$cium externa of the mamn~aryglands. Mice were divided into 3 groups based on time of infection. Histopathological analysis was done on the mouse mammary tissue on 1, 4 and 8 days post infection (p.i). Hematoksilin-Eosin, van Giesson and Warthin-Slurry Staining methods were used in this assay as well as immunohistochemistry using monocloua.1 antibody. On one day p.i alveolar mammary epithelial cells were degenerated and desquamated with infiltration of Polimorph Nucleated Cells (PMN) and macrophages in the lumen of alveol. On four days p.i degenerated cells continued to necrotic and fibrotic reaction. resulted in the shrinkage (:atrophic) of the glands. On eight days p.i all necrotic were replaced by fat tissue @t pad) and the S. agalactiae were entrapped in fat tissue. ImmunohistochemistricallyS. agalactiae were seen .as spots on the surface and in the alveolar mammary epithelial cells and phagocy-tes ( I day p.i), in the idamnlatory area (4 days pi.) and entrapped in the fat tissue (8 days p.i.). Both S agalactiae Hn (+) and S. agalactiae Hn (-) caused similar alteration in the mammary glands. The difference among them was its intensity and severity. S. agalacliae Hn (+) was altered stronger than S agalactiae Hn (-). Statistical analysis showed the difference was not significant (P 2 0.05), while there were significant difference (P 50.05) among the time of infection. Result of this study indicated that mouse could be use as a model for the study of pathogenesis of bovine subclinical mastitis caused by S. agalactiae.
T'DisserIatic~n in Veterinary Science. Post Gmdnate Program Bogor Agricultural Universiw. nus research were funcled by Proyek Pendidikan Pascasarjana (BPPS) and University Research Graduated Education (URGE) Batch 111 LOAN BRD No. 3754-IND. 1999
ABSTRAK PATOGENESIS MASTITJS SUBKLWIS PADA SAP1 PERAH PENDIXATAN HISTOPATOLOGIS MASTITIS SUBKLINIS AKIBAT INFEKSI Si'reptococczcs agalacfrae HEMAGLUTININ POSITLF PADA MENCIT')
Sri Esttmingsih, 1 Wayan l'eguh Wibawan,Mir~awafi.Sudanvanto, Setyo Widodo, Ramba?zg Pontjo Prio.sueryanto, dan Masduki Partdiredja (Alm.). %banyak 105 ekor sapi perah yang terdiri dari 41 ekor berasal dari Sukabumi, 18 ekor dari Bogor dan 46 ekor dari Bandung telah diuji untuk mastitis subklinis (MSK) menggunakan reagen PB-1. Sapi-sapi dari Bandung menunjukan prevalensi MSK tertinggi (88,3%) dengan Jumlah Sel Somatis (JSS) sebesar 2,42 x lo6 sel/ml susu, diikuti oleh Bogor (83,3%) dengan JSS sebesar 4,66 x lo6 seVml susu dan Sukabumi dengan prevalensi terendah (57,3%) dan JSS sebesar 1,96 x lo6 seVml susu. Hasil isolasi dan identifikasi agen penyebab Sirtptococcus agalactiae atau Streptokokus Grup B (SGB) yang ditemukan adalah 23,34% (Sukabumi), 38,30% (Bogor) (tan 47,40% (Bandung). Dengan uji serologis, isolat S. agalactiae tersebut termasuk ke dalam serotipe 1VX, dengan frekwensi 54,55% pada isolat asal Sukabumi, 91,30% isolat asal Bogor dan 91,84% isolat asal Bandung. Semula isolat S aplacfiae mampu memfermentasikan berbagai gula dan beberapa isolat mampu mengaglutinasikan sel darah merah ayam, sapi, domba, kelinci dan kuda. Jumlah isolat yang manlpu mengaglutinasikan sel darah merah tersebut ditemukan sebanyak 45,45% (Sukabund), 17,39% (Bogor) dan 4,08% (Bandung). Isolat-isolat tersebut kemudian disebut sebagai S. agalactiae Hn (+). Dengan metode PCR selumh isolat tersebut bereaksi positif terhadap CAMP,factor, V2 region dan interspacer regzon . Dua buah isolat S. agalactiae Hn (+) dan S. agalactiae Hn (-) yang masingmasing memiliki kepadatan lo9 seVml dinokulasikan kepada 30 ekor mencit Balb-C bunting melalui or?ficium exferna kelenjar susu. Mencit dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkim waktu infeksi. Pengamatan histopatologis dilakukan terhadap kelenjar susu mencit setelah 1,4 dan 8 hari pasca infeksi (pi). Jaringan kelenjar susu mencit diwarnai menurut metode pewarnaan Hematoksilin-Eosin, van Giesson dan Warthiv1-Slurry disamping menggunakan teknik imunohistokimia dengan bantuan antibodi monoklonal terhadap 2;. agalactiae. Satu hari p.i sel-sel epitel alveol tampak berdegenerasi dan kemudian sebagian mengalami deskuamasi disertai infiltrasi sel radang berinti Polimorf (PMN) dan makrofag yang tampak berada di dalam lumen alveol. Empat hari p.i sel-sel yang mengalami degenerasi berlanjut menjadi nekrotik yang diikuti reaksi fibrosis, mengakib~tkanstruktur kelenjar berkemt mengecil mengakibat terjadinya atrofi kelenjar tersebut. Delapan hari p.i seluruh jaringan nekrotik telah digantikan oleh jaringan lemak Ifat pad) tian bakteri S. agalactiae terperangkap diantara jaringan lemak. Dengan teknik imunohistokimia S. agalactiae tampak sebagai titik-titik berwarna coklat yang terletak pada pem~ukaandan di dalam sel epitel alveol kelenjar susu serta di dalam fagosit (1 hari pi), pada daerah peradangan (4 hari p.i.) dan terperangkap diantara jaringan lemak (8 hari p.i.).
Biiik S. agalactiae Hn (+) maupun S. agalactiae Hn (-) menyebabkan perubahan yang sama pada kelenjar susu mencit. Perbedaannya terletak pada intensitas dan tingkat keparahan kerusakan jaringan. S. agalactiae Hn (+) menyebabkan perubahan lebih parah dibandingkan dengan S. agalactiae Hn (-). Analisis statistik menunjukkan perbedaan antara kedua infeksi tersebut tidak berbeda nyata (P 2 0,05) meskipun perubahan menurut waktu inkksi berbeda nyata (P<. 0,05). Hiisil penelitian ini menunjukan bahwa mencit dapat digunakan sebagai model untuk melnpelajari patogenesis MSK pada sapi perah akibat infeksi S. agalactiae.
'IDisertasi pada Program Studi Sains Veteriner, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dibiayai oleh Proyek beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) dan Proyek Penelitian untuk Pengembangan Pascasarjana (URGE) Batch III LOAN IBRD No. 3754-IND. Tahun 1999.
SURAT PERNYATAAN Dengan irii saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul : PATOGICNESIS MASTITIS SUBKLINIS PADA SAP1 PERAH : PENDEKATAN HISTOPATOLOGIS MASTITIS SUBKLINIS AKIBAT INFEKSI Sh.eptococcus agnlactiae HEMAGLUTININ POSITIF PADA MENCIT
adalah benar merupakan hasil kalya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya
Bogor, Nopember 200 1
SRI ESTUNINGSM NPM : SVT 98 5013
PATOGENESIS MASTITIS SUBKLINIS PADA SAP1 PERAH : PEIVDEKATAN HISTOPATOLOGIS MASTITIS SUBKLINIS AKIBAT INFEKSI Streptococcus agalactiae HEMAGLUTININ POSITIF PADA MENCIT.
SRI ESTUNmGSIH SVT 985103
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002
Judul disertasi
: Patogenesis Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah :
Pendekatan Histopatologis Mastitis Subklinis Akibat Infeksi Steptococcus agalactiace Hemaglutinin Positif Pada Mencit Nama
: Sri Estuningsih
Nomor pokok
: 985103
Program Studi
: Sains Veteriner
Menyetujui : 1. Komisi Pembimbing
Dr. Drh. I Wavan Teguh Wibawan, MS Ketua
,""/ . .
Prof Dr. Drh. Hi. M Sudanvanto Anggota
C
Drh. Bami Tanggal Lulus Ujian : 21 Nopember 2001
/
Anggota
Panulis dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1960 di Bandung, sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara dari ayah Soekarso (dm) dan ibu Fatimah Mintarsih. Srtelah lulus SMA Negeri 39 Jakarta pada tahun 1980, penulis melanjutkan pendidikan di Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 1981, penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor dan lulus sebagai Sarjana Kedokteran Hewan pada tahun 1985. Kemudian penulis mengikut Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan dan lulus sebagai Dokter Hewan pada tahun 1988. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan program magister pada bidang studi Sains Veteriner Program Pascasarjana IPB dan lulus pada tahun 1998. Pada tahirn yang sama, penulis melanjutkan pendidikan program Doktor pada bidang studi yang sama di Program Pascasarjana TPB. Sejak tahun 1990 hingga sekarang, penulis adalah staf pengajar pada Laboratorium Patologi, Jurusan Parasitologi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Penulis menikah dengan Ir. A. Shaifkl Anwar pada tahun 1982 dan dikamniai seorang piltri, Primananda Anesti Febrina dan seorang putra, Dahana Esha Putera.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis memanjatkan puji dan syukur ke Hadirat Ailah SWT Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Penyayang, atas berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pascasarjana program doktor serta melaksanakan tugas penelitian dan penulisan ~iisertasiini. Pada kesempatan yang membahagiakan ini, penulis menyampaikan penglmgaan yang sangat dahm dan hormat serta terima kasih yang tulus kepada yang terhormat Bapak Dr. Drh. I Wayan T1:guh Wibawan, MS selaku ketua Komisi Pembimbing yang telah meinberikan bimbingan dan pengarahan sejak penulis mempersiapkan judul disertasi, membuat proposal, melaksanakan penelitian dan membuat laporan berupa disertasi ini. Penghargaan yang dalam, rasa h o r n &yang tinggi disertai rasa terima kasih yang tulus ditujukan pula kepada 1bu Prof. Dr. Drh. Hj. N[imawati Sudamanto. Bapak Dr. Drh. Setyo Widodo dan Bapak Drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS., Ph.D selaku anggota komisi pembimbing atas segala bimbingan, pengarahan, nasehat, dorongan semangat yang telah diberikan dengan penuh tanggung jawab selama penulis helajar, mempersiapkan dan melakukan penelitian di Institut Pertanian Bogor hingga penulisan disertasi ini selesai. Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih kepada Penguji Drh. Sunson Tnrigan, MSc., PhD. dan Drh. Tri Satya Putri Naipospos, MSc., PIID. yang telah meluangkan wakttl untuk menelaah disertasi ini. Peilulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Ketua Program Studi Sains Vetenner, Bapak Drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS., Ph.D. yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti program doktor pada Program Studi Sains Veteriner. Kepada yang terhormat Bapak Rektor Institut Pertanian Bogor beserta jajamnnya, Direktur Program Pascasajana beserta staf, penulis menyampaikan rasa hormat dan tetima kasih
serta penghargaan atas ijin dan kesempatan yang diberikan untuk mengikuti pendidikan program doktor di IPB ini sejak tabun 1998. ktsa terima kasih penulis sampaikan pula kepada Dekan Fakultas Kedokteran Hewan dan Ketua Jurusan Parasitologi dan Patologi atas ijin dan kesempatan yang telah diberikan untuk
mengikuti pendidikan program doktor di IPB ini sejak tahun 1998. Selanjutnya penulis nienyampaikan terima kasih yang dalam kepada Kepala Laboratorium Patologi, Jurusan Parasitologi dan Patologi, FKH-IPB beserta staf atas ijiu, pengertian dan dorongan semangat inaupun bantuan secara moril dan nlateril yang telab diberikan kepada per~ulis.Demikian pula rasaterima kasih penulis sampaikan kepada Kepala Laboratorium Kesehatan Masyamkat Veteriner, Jumsan Penyakit Hewan dan Kesebatan Masyarakat Veteriner. FKH-IPB atas kesempatan yang diberikan untuk menggunakan fasilitas laboratorium selama penulis melakukau penelitian. Penulis sanpaikan pula rasa terima kasih dan penghargaan kepada Pimpinan Proyek
URGE Smdwich Batch 111 dan BPPS Direktorat Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional RI yang telah memberi beasiswa kepada penulis selama pendidikan berlangsung. S e ' x a khilsus penulis menyampaikan terima kasih, penghargaan clan rasa hormat kepada Prof. Dr. Manfred Reinacher, Direktur Instihrl ,filer Veterinner Patologie, Prof. Dr. Michael Buelte, Dii-ektitr Institut,fier Nnhrungsmittelkunde, dan Prof. Dr. Chnstoph Laernmler, Kepala Laboratoriim Bakteriologie rind Immunologic, Justus Liebig Universitaet, Giessen, Jerman atas kesempatan, bimbingan, bantuan baik moril maupun materil hingga penolis dapat menyelesaikan scbagian &ui penelitian ini. Terimakasih dan penghargaan yang sangat dalam penulis sampaikan kepada sahabat tercinta Cornelia Eichmann dm Kai Uwe Schoeffel atas bantuan, perhatian dan kasih sayangnya kepada perlulis selama penulis melaksanakan penelitian di Jerman. Demikian pula terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada sejawat Dr. Drh. Denny W. Luknliin,. Drh. M. Fdlmdin,
PhD, lr. E~ihSudarnika, MSi. dan Dr. Drh. Retno Darnayanti S, MS. atas dorongan semangat dan bantuannya dalam peilgolahan data, mempersiapkan materi ujian dan penulisan disertasi ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua stafpengajar, para teknisi laboratorium di lingkunga~~ Institut Pertanian Bogor yang telah lnembantu terselenggaranya penelitian ini. Te:rimakasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada PT Ultra Jaya, PT Taurus Dairy
Farm. dan Gabungan Koperasi Susu Indonesia yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Ktpada ayahanda (dm) dan ibunda serta adik-adik tercinta, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas doa restu,
bimbingan, didikan, serta dorongan semangat sejak lahir hingga penulis mencapai jenjang pendidikari ini. Terima kasih yang tuIus dan penghargaan setingi-tingginya, penulis sampaikan kepada suami dan an&-anak tercinta yang dengan setia pmuh kasih, sabar dan peuuh pengertiau mendoakan, memberikan dorongan, berkorban serta mendampingi penulis sehingga penulis dapat nlenghargaj waktu dan kesempatm yang diberikan dalam inenyelesaikan penelitian dan disertasi ini. Pellulis menyadari, bahwa karya ilmiah ini belum sempurna, oleh sebab itu dengan rendah hat., penulis mengharapkan kepada seluruh pembaca untuk memberikan saran-saran yang
berm an fa^: demi keseinpunlaan karya tulis ini sehingga dapat bemanfaat bagi sernua pihak yang membutd-dlcannya. Bogor, 2 1 Nopember 200 l1
Penulis
DAFTAR IS1 Halaman
...
DAFTAR 'TABEL
Xi11
xv
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR JAMPIRAN PENDAHlILUAN 1 . Latar Belakang .............................................................
2 . Perumusan Masalah .......................................................
..
3 . 'I'ujuan Penelltian ......................................................... 4 . I-Iipotesis Penelitian.......................................................
..
5 . hlanfaat Penelltian.........................................................
TSNJAUAPJ PUSTAKA
..
..
1. 1)efinisi Mastitis ..........................................................
2. Kejadian Mastitis Subklinis di Indonesia.............................. 3. Kerugian Akibat Mastitis................................................ 4 . Metode Pemeriksaan Mastitis Subklinis...............................
4.1 Pemeriksaan Langsung ...................................... 4.2 Pemeriksaan Tidak Langsung .............................. 5. C iri dan Sifat Sfrepfococnrsagalactiae ................................. 5.1 Sfreptococcus agalactiae sebagai Penyebab Mastitis
Subklinis.................................................... 5.2 Hemaglutinin pada S. agalactiae .......................... 6. Anatomi dan Histologi Kelenjar Susu Mencit ......................... 7 . Mastitis pada Mencit ...................................................... 8. Mastitis pada Sapi Perah .................................................
BAHAN DfiN METODE 1. 'I'empat dan Waktu Penelitian
2. Peternakan Sapi Perah ............................................... 3 . Sampel Susu ............................................................... 4 . Pemeriksaan Mastitis Subklinis secara Langsung (Metode Breed)
5. I'emeriksaan Mastitis Subklinis secara Tak Langsung dengan 13ereaksi LPB-1 ............................................................. 6. Isolasi, Identifikasi dan Karakterisasi S. agalactiae dari Kasus
..
h/lastit:s Subklinis.......................................................... 6.1 Isolasi S. agalactiae............................................. 6.2 Identifikasi S. agalactiae ...................................... 6.2.1 Uji Christie, Artkin, Munch and Peterson (CAMP).................................................. 6.2.2 Uji Hidrolisis Aeskulin ................................. 6.2.3 Uji Fermentasi Karbohidrat ............................ 6.2.4 Uji Hidrolisis Natrium Hipurat ........................ 6.2.5 KAA (Kanamycin-Aesculin-Azid-Agar)............ 6.2.6 Analisis DNA S. agalactiae (Gmp B) dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) ......... 6.2.6.1 Preparasi DNA Bakteri ....................... 6.2.6.2 Polymerase Chain Reaction................. 6.2.6.3 Primer yang Digunakan untuk Analisis PCR ............................................. 6.2.6.4 Program PCR ................................... 6.2.6.5 Gel Elektroforesis.............................. 6.3
Karakterisasi S. agalactiae.............................
6.3.1 Sifat Fenotif S.agalactiae(Group B) .................. 6.3.1.1 Pola Pertumbuhan pada Media Padat ....... 6.3.1.2 Pola Pertumbuhan pada Media Cair......... 6.3.1.3 Pola Pertumbuhan pada Media Semi Solid 6.3.2 Serogrouping S. agalactiae............................
6.3.2.1 Ekstraksi Otoklaf Antigen untuk Uji
Serogrouping................................. 6.3.2.2 Antisera untuk Uji Grouping................ 6.3.2.3 Uji Serogrouping (Ouchterlony
-
Agar
Gel Precipitation Test) ...................... 6.3.3 Serotyping S agalactiae .............................. 6.3.3.1 Ekstraksi Antigen untuk Serotyping....... 6.3.3.2 Antisera untuk Serotyping.................. 6.3.3.3 Metode serotyping........................... 6.3.3.4 Antibiogram ..................................
7. Pulse Field Gel Electrophoresis (PFGE) ................................ 7.1 Preparasi DNA Bakteri dalam Insert Agar ................... 7.2 Pulsed Field Gel Electrophoresis..............................
..
.
.
8 . ~ J J IHemaglutmnasi.......................................................... 8.1 Preparasi Suspensi Sel Darah Merah ......................... 8.2 Preparasi Suspensi Bakteri ..................................... 9 . I'atogenesis Infeksi
S. agalactiae Hemaglutinin Positif pada
Mencit Laktasi ............................................................ 9.1 Hewan Model (Mencit)........................................ 9.2 Inokulum Bakteri ................................................ 9.3 Rute Infeksi Bakteri............................................. 9.4 Pembuatan Preparat Histopatologi ............................. 9.5 Metode Pewamaan .............................................. 9.5.1 Metode Pewarnaan Hematoksilin-Eosin............ 9.5.2 Metode Pewarnaan Warthin-Staty................... ...................... 9.5.3 Metode Pewarnaan van Giessor~
9.5.4 Teknik Pewarnaan Imunohistokimia................. 9.5.4.1 Antibodi Monoklonal....................... 9.5.4.2 Spesifitas Antibodi ..........................
9.5.4.3 Jaringan Kontrol Positif.. .................. 9.5.4.4 Metode Pewarnaan.......................... 9.5.4.5 Protokol Pewarnaan Menggunakan
DAKO ARK^^. ............................. 10. Perubahan Jaringan Kelenjar Susu...................................... 11. Metode Skoring Perubahan Jaringan .................................
..
12. Anal~s~s Data.. ........................................................... EASlL DA.N PEMBAHASAN 1. l'revalensi Mastitis Subklinis pada Sapi Perah di Jawa Barat.. .... 2. I:solasi, Identifikasi dan Karakterisasi S. agalactiae dari Kasus
..
Mastlt~sSubklinis.. ....................................................... 2.1 Isolasi dan Identifikasi.. ....................................... 2.2. Identifikasi S. agalactiae dengan Metode PCR.. .......... 2.3 Uji Fermentasi Xagalactiae................................... 2.4 Sifat Fisik S.agalactiae......................................... 2.4.1 Pola Pertumbuhan ...................................... 2.4.2 Serogrouping.............................................. 2.4.3 Serotyping.................................................
..
2.5 UJI Hemaglutinasi............................................... 2.6 Uji Antibiogram................................................. 3. Analisis DNA S. agalactiae Menggunakan Pulsed Field Gel I3lectrophoresis (PFGE). ................................................. 4. IJatogenesis S. agalactiae Hemaglutinin Positif SGB Hn (+) pada Mencit Laktasi.. .................................................... 4.1 Perubahan Makroskopis Kelenjar Susu Mencit yang
Diinfeksi S agalactiae ........................................ 4.2 Histologi Kelenjar Susu Mencit Normal.. .................. 4.3 Perubahan Histopatologis Kelenjar Susu Mencit seteiah diinfeksi oleh S. agalactiae Hn (+) dan S. agalacfiaeHn (-).............................................
4.3.1 Susunan Kelenjar Susu................................. 4.3.2 Sekresi Susu............................................. 4.3.3 Globula Lemak dalam Sekresi Susu................. 4.3.4 Deskuamasi Sel Epitel Kelenjar Susu............... 4.3.5 Pembentukan Jaringan Ikat (Fibrosis) ............... 4.3.6 Jaringan Lemak (Fat Pad).............................. 4.3.7 Lokalisasi bakteri ........................................
KESIMPULAN DAN SARAN 1 . ICesimpulan ..................................................................
90
2
91
#>aran ...........................................................................
I7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
92
LAMPIRAN ...............................................................................
98
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Korc:lasi antara skor CMT dan Jumlah Rataan Sel Somatis dalam Susu.....
14
2.
Perubahan Kelenjar Susu Akibat Infeksi S. agalactiae Secara Eksperimental pada Mencit . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . . .... . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . .
24
3.
Perbandingan Karakter lnokulum S. agalactiae Hn (+) dan SGB Hn (-).. .
43
4.
Hasi! Uji Penapisan MSK pada Sapi Perah di Jawa Barat menggunakan Pereiiksi IPB-1 pada Susu Kwartir.. .. . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . ...
55
Hasil Penghitungan JSS dengan Metode Breed dari Contoh Susu MSK di Jawa Barat. . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . ... . .. . . . . . . . . . .. . . . . . ... . . . . . .. . . . . . ... . . . . . . . ..
58
Hasil Uji CAMP S. agulacfiae yang Diisolasi dari Susu Sapi Penderita MSK. di Jawa Barat.. . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . ... . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . ... . . . . . . . ...
59
Diferensiasi S. agnlnctiue dan Streptokokus Lain pada Sifat Pertumbuhan dalarn KAA dan Aesculine.. . . . . .. . .. . .. . . .. . .. . . ... . .. . . .. . . . . . ... . . . . . ... . . . . . . . .
60
Hasil analisis PCR terhadap isolat S.aguJactiae dari Kasus MSK di Jawa Barai .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . .. . . .. . , .. . . .. . . ...
61
9.
Sifat Pertumbuhan S. agalactiue pada Media Cair THB... . . . . . . . . . . . . .. . . .. ..
63
10.
Sifat Pertumbuhan S. agalacfiaepada Media Semi Solid Sqfi Agar... .. . .. .
64
11.
Serogrouping S. agalactiae Asal Kasus MSK di Jawa Barat . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . ... . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . .. . . . . . ... . . .. . . ...
64
12.
Serotipe S.agalactiae asal Kasus MSK di 3 Daerah di Jawa Barat.. . . . . . ...
65
13.
Uji IIemaglutinasi SGB Asal Kasus MSK terhadap Sel Darah Merah Berbagai Jenis Hewan.. . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . .. . .. . . . .. . .. . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . ..
66
Uji htibiogram S. aghctiae yang Diisolasi dari Kasus Mastitis Subkiinis di Jawa Barat.. . . . . . .. . . . . . . .. . . . . ... . . . . . . .. . . . . . .. . .. . . .. . . . . . . . . . . . .. . .
67
Cluster DNA S. a&cfiae Asal Kasus MSK di Jawa Barat yang Dianzilisis dengan Metode PFGE Menggunakan Enzim Restriksi Sma I... .
68
5. 6. 7.
8.
14.
15.
16.
17.
Persentase Mencit Dalam Proses Pembentukan Jaringan Ikat Elastik pada Kelenjar Susu yang Diinfeksi oleh S.ugaIactiue Hn (+) dm Hn (-) (1, 4 dan 8 hari Setelah Infeksi)... . . . . . . . . ... . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . .
84
Pers1:ntase Mencit yang Menunjukkan Perubahan dalam Kelenjar Susu Setelah Diinfeksi oleh S. ugaluciue Hn (+) d m S. aguluctiue Hn (-) (1 hari, 4 hari dan 8 hari Setelah Infeksi) .. . .. . ... ... ... . . . .. . . .. . .. . .. .. . .. . . .. . ..
85
DAFTAR GAMBAR Nomc)r 1.
Halaman
Kelenjar Susu :Mencit Normal yang Terdiri Dari Susunan Kelenjar ~ubulo-alveolad.Pewarnaan HE 270 x.........................................
72
Jaringan Ikat Elastis dalam Kelenjar Susu Mencit Normal. Pewarnaan Van Giesson 27P x.................................................................
72
Alveol Kelenjan Susu Mencit Normal Berisi Sekresi Susu. Pewarnaan HE, 675 x.. .........................................................................
73
Perubahan Strufctur Susunan Kelenjar Susu Mencit Satu Hari Setelah Diinfeksi oleh S, agalactiae Hn (+). Pewarnaan HE 67,5 x.. ...............
75
Penibahan Struktur Susunan Kelenjar Susu Mencit Empat Hari Setelah Diinfeksi oleh S: agalactiae Hn (+). Pewarnaan HE, 270 x. .................
75
Sel E;pitel Alvedl Mengalami Degenerasi dan Nekrosis. HE, 675 x.. . . .
76
Perubahan Strubur Susunan Kelenjar Susu Mencit 8 Hari Setelah Diini'eksi oleh S! agalactiae Hn (+). HE, 67,5 x..............................
76
Lumen Kelenjar Alveol Berisi Sekresi Susu Satu Hari Setelah Diinfeksi oleh .S. agalactiae Hn (+). WathinStany 270 x . . .............................
78
Deskuamasi Sel Epitel Alveol Kelenjar Susu Mencit 1 Hari Setelah Diinfeksi oleh S. agnlactiae Hn (+). Pewarnaan HE, 675x.................
80
Hipe~plasiapada Sel Epitel Alveol Kelenjar Susu Satu Hari Setelah Diinfeksi oleh S. agalactiae Hn (-) (tanda panah). HE , 270 x.. ...........
81
Reaki Fibrosis pada Jaringan Kelenjar Susu Mencit 1 Hari Setelah Diinfeksi oleh S. agalactiae Hn (+). Pewarnaan van Giesson 270 x... . .
82
Reak:ri Fibrosis pada Jaringan Kelenjar Susu Mencit 4 Hari Setelah Diinfeksi oleh S. agalactiae Hn (+). Pewarnaan van Giesson 270 x . .....
83
Reak!ii Fibrosis pada Jaringan Kelenjar Susu Mencit 8 Hari Setelah Diinfi:ksi oleh S. agalactiae Hn (+). Pewarnaan van Giesson 270 x.. ....
83
a. Bdcteri S. agaZactiae Berada pada Permukaan dan di dalam Epitel Alveol Kelenjar Susu Mencit 1 Hari Setelah Diinfeksi S. agalactiae Hn (+). Immunohistokimia 675 x. .........................................
87
b. 13akteri S. ~galactiaeBerada pada Permukaan dan di dalam Epitel Alveol Kelenjar Susu Mencit 1 Hari Setelah Diinfeksi S. agalactiae 15. 16.
I h ( - ) . Immunohistokimia 675 x . .........................................
87
Baki.eri S. agalactiae terperangkap Diantara Jaringan lemak 4 hari setelah diinfeksikan. Imunohistokimia 270 x . ................................
89
Bakteri S. agalactiae terperangkap Diantara Jaringan lemak 8 hari setelah diinfeksikan. Imunohistokimia 675 x . ................................
89
DAFTAR L,AI\IIPIRAN Nomor
Halamarl
Hasi Pengujian MSK menggunakan Pereaksi IPB-I di Sukabumi, Jawa Barac. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil Pengujian MSK nienggunakan Pereaksi IPB-I di Bogor, Jawa Bara: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil Pen-wjian MSK mengswriakan Pereaksi IPB-I di Bandung, Jawa Bara~. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jurnhh sel somatis (JSS) pel- tnl susu Asal Kasus MSK di Sukabumi diuji dengitn ~netodeBREED.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jurnl;th sel sornatis (JSS) per ml susu Asal Kasus MSK di Bogor diuji detigan tnetode BREED.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jumli~hsel somatis (JSS) per ml susu A.sal Kasus MSK di Bandung diuji dengi~nmetode BREED. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Susunan Kelenjar dan Sekresi Susu Kelenjar Susu Mencit Setelah Diinf'eksi S. c r ~ Fiksasi , dengan Fornialin 1096, Diwal-tiai dengan I-laen~atoxyline-Eosin... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I'erut~alian dan Keaksi Peradangall Jaringan Kelenjal- Susu Mencit Setelali Diinf:ksi S, rrg~7lnctitre,Fiksasi dengan Formalin 10%, Diwar-nai dengan Haen~atoxyline-Eosin... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Proses Persembuhan dan Pembentukan J;-iringan lkat Kelen~arSusu Mencit Setelah Uiinfeksi S. e~,qul