ARTIKEL PENGABDIAN
SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA Rabiatul Adawiyah1, Umar Saifuddin2 dan Rezqi Handayani1 1
Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Palangkaraya, Kalimantan Tengah 2 Balai POM Palangkaraya, Palangkaraya, Kalimantan Tengah e-mail :
[email protected]
LATAR BELAKANG. Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) memberi peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan gizi bagi anak-anak kelompok usia sekolah, akan tetapi tingkat keamanan pangan jajanan anak sekolah sangat memprihatinkan. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) menunjukkan bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan pangan dan 45% jajanan anak ditemukan berbahaya. Kondisi seperti ini dapat disebabkan oleh mikroba beracun baik karena pengolahan makanan yang tidak benar maupun penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) yang tidak diizinkan seperti formalin, boraks, zat pewarna rhodamin B dan methanyl yellow. METODE. Metode pelaksanaan kegiatan adalah dengan menggunakan metode penyuluhan. HASIL. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan mmeberikan penyuluhan kepada siswa dan siswi SDN 8 langkai kota palangkaraya. Materi dalam penyuluhan adalah tentang Makanan Jajanan Aman dan sehat untuk Anak. Materi ini menjelaskan tentang pengertian makanan, syarat makanan, contoh Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang aman dan terlarang, bahaya yang ditimbulkan dari makanan yang mengandung bahan berbahaya, serta solusi yang dapat dilakukan baik oleh guru maupun penjual pangan. Selain penyampain materi, anak-anak juga diajak untuk melihat video yang menceritakan siswa Sekolah Dasar (SD) yang membeli jajanan di kantin. KESIMPULAN: Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat dinyatakan berhasil karena adanya respons yang baik dan antusiasme dari siswa (i), guru, serta warga sekolah. Dari pengabdian yang telah dilakukan dapat memberikan gambaran kepada siswa-siswa tingkat sekolah dasar mengenai jajanan makanan dan minuman yang aman dan sehat bagi mereka. Kata Kunci : Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), Bahan Tambahan Panagan (BTP), anak sekolah dasar.
PENDAHULUAN Pangan
nasional. Pangan Jajanan Anak Sekolah
merupakan
kebutuhan
(PJAS) memberi peranan yang cukup
mendasar bagi manusia dan pemerintah
penting
berkewajiban
energi dan gizi bagi anak-anak kelompok
menjamin
ketersediaan
dalam
usia
bermutu, dan bergizi. Karena pangan
keamanan pangan jajanan anak sekolah
sangat
sangat memprihatinkan.
bagi
pertumbuhan,
pemeliharaan dan peningkatan derajat
Anak
usia
akan
tetapi
asupan
pangan dalam jumlah yang cukup, aman,
penting
sekolah,
memberikan
sekolah
tingkat
merupakan
kesehatan, serta kecerdasan masyarakat
generasi penerus bangsa dan modal
untuk
pembangunan. Oleh karena itu tingkat
melaksanakan
pembangunan
18 Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Sosialisasi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Aman
kesehatannya
dan
harga yang terjangkau. Selain itu dapat
ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan
membantu orang tua dalam memenuhi
tersebut adalah dengan perbaikan gizi
asupan anak selama di sekolah. Hasil
anak
Tumbuh
penelitian yang pernah dilakukan Joko
kembangnya anak usia sekolah yang
dan Sulchan tahun 2005 aupan makanan
optimal tergantung pemberian zat gizi
jajanan
dengan kualitas dan kuantitas yang baik
kontribusi energi sekitar 10,8-15,7% dan
dan benar.
untuk protein sekitar 11,1 dan 12,8%.
usia
perlu
sekolah
dibina
dasar.
Gizi menjadi penting bagi anak sekolah
karena
meningkatkan
selain
kecerdasan
dapat
anak
juga
anak
memberikan
rata-rata
Menurut Wapres Boediono pada Pencanganan Gerakan Menuju Pangan Jajanan
Anak
Sekolah
yang
Aman,
dapat menunjang pertumbuhan secara
Bermutu dan Bergizi serta Satuan Tugas
fisik
Pemberantasan
dan
keadaan
mental,
guna
tersebut
mendukung
dan
Makanan
sekolah
Ilegal, bertepatan Ulang Tahun Badan
memerlukan kondisi tubuh yang optimal
POM ke-10, di Istana Wapres, “jajanan
dan bugar sehingga memerlukan status
yang tidak sehat dan tidak bermutu
gizi yang baik. Selain itu, anak sekolah
mengakibatkan timbulnya resiko bagi
termasuk ke dalam salah satu golongan
kesehatan dan memiliki dampak negatif
yang rawan akan masalah gizi.
jangka panjang terhadap pembentukan
Anak-anak
anak
Obat
pada
usia
sekolah
generasi bangsa. Masalah jajanan anak
gemar sekali jajan dan pada umunya
sekolah tampaknya hanya masalah kecil,
sudah dapat memilih dan menentukan
namun
makanan apa saja yang mereka sukai
kelangsungan bangsa di masa depan,”
dan mana yang tidak. Bahkan tidak
tegasnya.
dampaknya
besar
terhadap
jarang mereka menolak untuk sarapan
Selain itu agar dampak negatif dari
dirumah dan sebagai gantinya meminta
makanan jajanan tidak semakin meluas
uang saku untuk jajan. Jajanan yang
diperlukan
mereka beli adalah bahan-bahan atau
sejak dini salah satunya yaitu dengan
makanan yang mereka senangi saja,
diterapkannya pendidikan gizi anak usia
misalnya es, gula-gula atau makanan lain
sekolah dasar. Pendidikan gizi yang
yang kurang nilai gizinya.
dimilki oleh seorang anak erat kaitannya
Keunggulan
makanan
suatu
upaya
pencegahan
jajanan
dengan pengetahuan gizi yang dimilki
adalah murah, warnanya yang menarik,
oleh seorang anak. Tingkat pengetahuan
rasanya yang menimbulkan selera, dan
memegang
peranan
penting
dalam 19
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Rabiatul Adawiyah, Umar Saifuddin dan Rezqi Handayani
mencapai optimal.
derajat
kesehatan
Semakin
tinggi
yang
Kondisi seperti ini dapat disebabkan oleh
tingkat
mikroba beracun baik karena pengolahan
pengetahuan yang dimiliki maka seorang
makanan
anak akan lebih mudah untuk berperilaku
penggunaan bahan tambahan pangan
hidup sehat. Dengan demikian dengan
(BTP)
menerapkan pengetahuan tersebut dalam
formalin, boraks, zat pewarna rhodamin B
kebiasaan
dan
makan
sehari0hari
baik
yang
yang
tidak
tidak
methanyl
benar
maupun
diizinkan
yellow.
seperti
Sebagaimana
dirumah maupun disekolah termasuk juga
diketahui bahwa
dalam pemilihan makanan jajanan yang
pewarna kimia, berwarna merah terang
sesuai dengan syarat kesehatan.
yang
dapat
Rodamin
B adalah
menyebabkan
iritasi,
Hasil survei Badan POM pada
keracunan dan kanker. Senyawa ini
tahun 2008 menunjukkan pangan jajanan
digunakan dalam pewarnaan tekstil dan
memegang
pembuatan tinta. Jika hal ini terjadi akan
peranan
penting
dalam
memberikan asupan energi dan gizi bagi
secara
anak-anak usia sekolah. Dari hasil survei
menurunnya status kesehatan anakan
tersebut
dan semakin memperbesar peluang anak
jajanan
ditemukan
bahwa
berkontribusi
pangan terhadap
langsung
berdampak
pada
untuk menderita penyakit.
pemenuhan kebutuhan energi sebesar
Menurut WHO kematian anak-
31,1% dan protein sebesar 27,4%. Hasil
anak di seluruh dunia akibat penyakit
survei juga menunjukkan bahwa sejumlah
infeksi mencapai 6 juta anak per tahun
78% anak sekolah jajan di lingkungan
dan lebih dari 70% nya merupakan
sekolah, baik di kantin maupun dari
penyakit diare yang disebabkan oleh
penjaja sekitar sekolah.
konsumsi makanan yang tercemar.
Kebiasaan jajan yang terlalu sering
Kualitas jajanan yang kurang baik
dapat mengurangi nafsu makan anak di
merupakan
rumah. Selain itu, masih banyak jajan
pembangunan sumber daya manusia.
yang kurang memenuhi syarat keseatan
Rendahnya kualitas jajanan ini juga akan
sehingga justru dapat membahayakan
memperburuk dan menganggu asupan
kesehatan anaka. Berdasarkan penelitian
gizi.
Badan (BPOM)
Pengawas
Obat
menunjukkan
dan bahwa
masalah
serius
berkaitan
Makan 60%
METODE PENELITIAN
jajanan anak sekolah tidak memenuhi
Metode
pelaksanaan
standar mutu dan keamanan pangan dan
menggunakan
45% jajanan anak ditemukan berbahaya.
Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu
metode
kegiatan
penyuluhan.
20 Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Sosialisasi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Aman
tanggal
24
November
2012.
Waktu
anak
terutama
usia
dasar.
pelaksanaan dimulai dari pukul 08.30
Sekarang
sampai
Kegiatan
palangkaraya banyak sekali pejual-pejual
dimulai dengan mengumpulkan siswa (i)
jajanan makanan yang kebersihan dan
di Aula, dilanjutkan dengan pembukaan
keamanannya masih diragukan. Setiap
oleh Ibu Sri Mulyanti selaku Kepala
sekolah pada dasarnya telah memiliki
Sekolah
kantin yang bersih dan menjual jajanan
pukul
11.00
WIB.
SD
Palangkaraya.
Muhammadiyah
Penyampaian
ini
sekolah
khususnya
dikota
materi
yang aman dikonsumsi oleh anak, tetapi
dengan power point, penayangan video
jika dilihat yang terjadi di lapanagan
tentang
Anak
anaka-anak usia skeolah dasar lebih
Sekolah Dasar (SD) , dilanjutkan dengan
memilih membeli jajanan yang dijual di
melakukan uji sampel jajanan yang dijual
luar
disekitar sekolah.
dikarenakan harga jajanan tersebut lebih
keamanan
Jajanan
lingkungan
sekolah.
Hal
ni
murah memiliki berbagai macama variasi HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mudah menraik perhatian anak.
Kegiatan ini merupakan salah satu
Seperti minuman es yang memiliki warna
peran serta institusi pendidikan dalam
yang
meningkatkan
kesehatan
perhatian anak. Padahal minuman es
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan
yang memiliki berbagai macam warna
adalah dengan mmeberikan penyuluhan
tersebut
kemungkinan
kepada siswa dan siswi SDN 8 langkai
mengandung
bahan
kota
dalam
pewarna tekstil. Oleh karena itu dalam
penyuluhan adalah tentang Makanan
kegiatan yang dilaksanakan anak-anak
Jajanan Aman untuk Anak. Materi ini
diajak
menjelaskan
berbahaya yang sering terdapat pada
derajat
palangkaraya.
Materi
tentang
pengertian
beragam
untuk
makanan, syarat makanan, contoh Bahan
jajanan
Tambahan Pangan (BTP) yang aman dan
memberikan
terlarang, bahaya yang ditimbulkan dari
kesehatan.
makanan
besar
berbahaya
mengenal
makanan
yaitu
bahan-bahan
yang
dampak
buruk
dapat bagi
Selain penyampaian materi, anak-
dapat
anak juga diajak untuk melihat video yang
dilakukan baik oleh guru maupun penjual
menceritakan siswa Sekolah Dasar (SD)
pangan.
yang
serta
mengandung
menarik
bahan
berbahaya,
yang
sehingga
solusi
yang
membeli
jajanan
di
kantin,
Pangan jajanan yang aman dan
kemudian jajanan tersebut jatuh. Siswa
sehat sangat penting bagi kesehatan
tersebut tetap mengambil dan memakan 21
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]
Rabiatul Adawiyah, Umar Saifuddin dan Rezqi Handayani
jajanan
tersebut,
walaupun
telah
Kegiatan
Pengabdian
Kepada
diperingati oleh temannya bahwa jajanan
Masyarakat ini dapat dinyatakan berhasil
itu kotor dan tidak layak untuk dimakan.
karena adanya respons yang
Beberapa saat setelahnya, siswa tersebut
antusiasme dari siswa (i), guru, serta
sakit perut
Hal tersebut
warga sekolah dalam mengikuti kegiatan
dikarenakan jajanan yang jatuh telah
ini dan dapat terlaksananya kegiatan
terkontaminasi
sesuai
dan diare.
oleh
bakteri
sehingga
tidak layak untuk dimakan dan dapat menyebabkan
penyakit.
dengan
jadwal
baik dan
yang
telah
ditentukan.
Penayangan
video juga sebagai salah satu media
KESIMPULAN
untuk menjelaskan kepada siswa (i)
Kegiatan
pengabdian
yang
mengenai jajanan atau makanan yang
dilakukan merupakan salah satu peran
aman dikonsumsi. Penayangan video
dari institusi pendidikan untuk membantu
dimaksudkan untuk menarik perhatian
program pemerintah dalam meningkatkan
dari siswa (i) untuk mengikuti kegiatan
derajat
Pengabdian Kepada Masyarakat ini.
pengabdian yang telah dilakukan dapat
kesehatan
masyarakat.
Dari
Pada kegiatan ini juga dilakukan
memberikan gambaran kepada siswa-
pengujian pada sampel jajan makanan
siswa tingkat sekolah dasar mengenai
yang kita ambil dari penjual-penjual yang
jajanan makanan dan minuman yang
berada di sekitar lingkungan SDN 8
aman dan sehat bagi mereka.
Langkai. Sampel jajanan yang diuji antara lain pentol dengan sausnya, nugget,
DAFTAR PUSTAKA
sosis, jelly atau agar-agar, dan gorengan
1. Depertemen Kesehatan, R.I. 2004. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor :Hk.00/05.1.2569 Tentang Kriteria Dan Tata Laksana Penilaian Produk Pangan. Jakarta.
yang dibeli dari penjual disekitar sekolah. Uji yang Rhodamin
dilakukan berupa uji adanya B,
boraks,
dan
methanyl
yellow. Dari uji yang dilakukan, diperoleh hasil negatif untuk semua jajanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jajanan tersebut masih aman untuk dikonsumsi.
2.
WHO., 1987, Conference Of Expert On The Rational Use Of Nariobi Drugs, On The Rational Use Of Drugs, Reports
22 Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 1 [2015]