BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
MENGENAL:
LISTERIA MONOCYTOGENES SEBAGAI AGEN PENYEBAB KERACUNAN PANGAN
SOFTWARE
AYO CEK GIZI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) SWAMEDIKASI SAAT DEMAM, NYERI DAN PERADANGAN RINGAN
Siaran Pers: Penjelasan BPOM Mengenai Produk yang Diduga Terkontaminasi Listeria monocytogenes Inovasi Badan POM untuk Melayani Anda
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
1
editorial Pembaca setia, Beberapa waktu lalu, sekitar akhir tahun 2014 kita dikejutkan dengan berita adanya KLB keracunan pangan akibat cemaran bakteri Listeria monocytogenes pada produk apel di Amerika Serikat, yang tidak hanya menyebabkan sejumlah korban harus dirawat di rumah sakit namun juga merenggut nyawa beberapa orang korban lainnya. Penjelasan mengenai mikroba patogen Listeria monocytogenes, gejala keracunan yang ditimbulkan, serta cara pencegahannya dapat dibaca pada Sajian Utama “Mengenal Listeria monocytogenes sebagai Agen Penyebab Keracunan Pangan”. Sebagai instansi yang bertugas mengawasi Obat dan Makanan di Indonesia, untuk mengantisipasi potensi terjadinya KLB keracunan pangan di Indonesia, BPOM telah mengeluarkan keterangan pers sebagai upaya penyebaran informasi pencegahan mengenai produk yang diduga terkontaminasi Listeria monocytogenes, yang dapat disimak pada rubrik Public Warning/Press Release edisi ini. Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyumbangkan gizi kepada anak usia sekolah. Dalam rangka mendukung Rencana Aksi Peningkatan Keamanan Pangan Anak Sekolah, BPOM telah mengembangkan software “Ayo Cek Gizi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)” yang dapat digunakan untuk mengukur asupan zat gizi dari PJAS
pada anak usia 6 sampai 13 tahun. Pengenalan software tersebut dapat dibaca pada artikel “Pengembangan Software Ayo Cek Gizi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)”. Selain kandungan gizi, konsumen pangan juga sebaiknya memperhatikan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) pada pangan yang akan dikonsumsinya. Pada InfoPOM edisi kali ini akan diulas mengenai buku “Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah Tangga dan Pangan Siap Saji sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah”. Beberapa gejala penyakit, seperti demam, nyeri, dan radang seringkali dianggap ringan. Umumnya penderita berusaha mengobatinya sendiri dengan mengonsumsi obat yang diindikasikan untuk mengatasi gejala tersebut yang dijual bebas tanpa resep dokter. Untuk memahami gejala penyakit tersebut serta cara pengobatannya dapat disimak pada artikel swamedikasi. Pada Forum PIO Nas akan disampaikan tulisan mengenai penggunaan parasetamol dan ibuprofen pada bayi, sedangkan pada Forum SIKerNas akan diulas tanya jawab mengenai kekhawatiran seorang ibu akibat anaknya yang masih balita tidak sengaja mengonsumsi obat flu dalam sediaan sirup sebanyak satu botol. Sangat menarik bukan InfoPOM edisi kali ini? Selamat membaca.
tim redaksi Penasehat : Pengarah : Penanggung jawab : Redaktur : Editor
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Sekretaris Utama Badan POM Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan Kepala Bidang Informasi Obat
: • • • •
Arief Dwi Putranto, S.Si, MT (PIOM) Tanti Kuspriyanto, S.Si, M.Si (PIOM) Dwi Resmiyarti, S.Farm, Apt (PIOM) Arlinda Wibiayu, S.Si, Apt (PIOM)
Kontributor : • • • •
Judhi Saraswati, SP, MKM (PIOM) Indah Widyaningrum, S.Si, Apt (PIOM) Dwi Resmiyarti, S.Farm, Apt (PIOM) Siti Maemunah, S.Farm, Apt. (Direktorat Standardisasi Produk Pangan)
Sekretariat : • • • • • • • • • • •
Ridwan Sudiro, S.IP (PIOM) Netty Sirait (PIOM) Surtiningsih (PIOM) Dwi Resmiyarti, S.Farm, Apt (PIOM) Syatiani Arum Syarie, S.Farm, Apt (PIOM) Riani Fajar Sari, A.Md (PIOM) Khafidloh Tri Rusdaniati, A.Md (PIOM) Tri Handayani, S.Farm, Apt (PIOM) Rizki Jaka Gustiansyah, S.Farm, Apt (PIOM) Endah Nuftapia, S.Farm, Apt (PIOM) Prapanca Fitria Sutomo, S.Farm, Apt (PIOM)
Fotografer : • Khafidloh Tri Rusdaniati, A.Md (PIOM) • Syatiani Arum Syari, S.Farm, Apt (PIOM) Redaksi menerima sumbangan artikel yang berisi informasi terkait dengan obat, makanan, kosmetika, obat tradisional, komplemen makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kriteria penulisan yaitu berupa tulisan ilmiah populer dengan jumlah karakter tidak lebih dari 10.000 karakter. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan identitas diri penulis. Alamat redaksi: Ged. Pusat Informasi Obat dan Makanan lt. 5 BPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat.Telepon/fax: 021-42889117. Email ke:
[email protected]
2
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
SAJIAN UTAMA
MENGENAL
LISTERIA MONOCYTOGENES SEBAGAI AGEN PENYEBAB KERACUNAN PANGAN Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan yang diduga disebabkan oleh produk olahan apel yang terkontaminasi oleh bakteri Listeria monocytogenes di Amerika telah menjadi berita hangat dunia. Penelusuran dan penarikan produk buah apel jenis “Granny smith” dan “Gala” yang diduga sebagai penyebab keracunan telah dilakukan di hampir seluruh negara tidak terkecuali di Indonesia. Badan POM beserta Kementerian terkait telah melakukan langkah-langkah untuk pencegahan kejadian yang sama di Indonesia. Press release tentang produk yang diduga terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes telah dikeluarkan oleh Badan POM.
Bakteri Listeria monocytogenes Bakteri Listeria monocytogenes merupakan salah satu agen penyebab “food-borne disease”, yaitu penyakit yang muncul akibat masuknya mikroorganisme patogen pada pangan ke dalam tubuh. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit listeriosis. Walaupun bakteri ini “kurang populer” dibandingkan dengan Escherichia coli (E. coli) atau Salmonella dalam kaitannya sebagai agen penyebab keracunan pangan, namun dalam kurun waktu 10 tahun ke belakang, Listeria merupakan salah satu mikroorganisme penyebab terjadinya KLB keracunan pangan di dunia. National Center for Biotechnology Information (NCBI ) mencatat terdapat sekitar 2600 kasus keracunan pangan per tahun disebabkan oleh Listeria.
Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pangan yang terkontaminasi. L. monocytogenes yang menempel pada permukaan pangan, misalnya buah-buahan dapat masuk melalui pori-pori buah, permukaan buah yang terkelupas atau bagian daging buah yang terbuka. Selain itu, bakteri pada permukaan buah juga dapat masuk ke dalam saat dipotong menggunakan pisau. Oleh karena penampilan, rasa dan aroma pangan yang terkontaminasi Listeria tidak menunjukkan tanda kontaminasi tertentu, maka, pangan yang akan kita konsumsi perlu dibersihkan dan diolah dengan baik agar terhindar dari keracunan.
Listeria monocytogenes merupakan bakteri Gram positif yang dapat tumbuh pada kondisi aerob (dengan adanya oksigen) maupun anaerob (tanpa adanya oksigen). Bakteri ini terdistribusi luas di lingkungan seperti tanah, air, dan di pakan ternak yang terbuat dari daun-daunan yang difermentasi. Bakteri ini tidak membentuk spora, tahan terhadap panas, asam, garam serta pembekuan sehingga masih dapat berduplikasi pada suhu rendah seperti di lemari pendingin (4 ºC - 10 ºC). Sumber lain menyebutkan bahwa bakteri L. monocytogenes dapat tumbuh pada kisaran suhu -0,4 – 45 ºC, dengan suhu tumbuh optimal 37 ºC, bahkan L. monocytogenes mampu bertahan pada suhu -20 ºC. Namun secara umum, pengaruh pembekuan terhadap L. monocytogenes bergantung pada kondisi produk dan kemasan. InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
Gambar 1. Bakteri Listeria monocytogenes 3
SAJIAN UTAMA
adalah susu yang tidak dipasteurisasi, keju, sayur-sayuran dan buah-buahan. Jumlah/banyaknya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia belum diketahui, namun pada orang dewasa sehat diperlukan bakteri dalam jumlah yang sangat banyak untuk dapat menimbulkan listeriosis. Pada kelompok individu tertentu, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi serius dan mematikan. Risiko mortalitas sebesar 24% dapat terjadi ketika bakteri ini menginfeksi kelompok individu yang rentan, seperti wanita hamil dan janin, orang lanjut usia, anak-anak dan penderita penyakit immunocompromised (penurunan imunitas/daya tahan tubuh) seperti pasien kanker (penerima kemoterapi), kanker darah, AIDS, transplantasi organ, dan penerima terapi kortikosteroid. Pada wanita hamil yang terinfeksi, bakteri ini bisa saja tidak menimbulkan sakit, namun ketika bakteri masuk ke dalam janin maka dapat mengakibatkan keguguran janin. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk menimbulkan gejala penyakit listeriosis (masa inkubasi) berlangsung antara 2 hingga 70 hari.
Listeriosis Listeriosis merupakan penyakit yang sering diderita oleh binatang ternak seperti sapi, domba, dan babi, namun terkadang dapat ditemukan juga pada binatang unggas seperti ayam dan bebek. Listeria dapat menginfeksi ternak melalui pakan dan air, terutama pakan ternak yang difermentasi dan disimpan di dalam lumbung dengan pH yang cukup tinggi. Hewan ternak yang terinfeksi ini jika dikonsumsi oleh manusia akan dapat menjadi perantara masuknya bakteri ke dalam tubuh manusia. Jenis pangan lain yang juga berisiko terkontaminasi bakteri ini
Gejala yang dapat timbul akibat terinfeksi bakteri ini bervariasi mulai yang ringan hingga berat. Pada individu dengan kondisi imunitas tubuh normal, umumnya gejala infeksi yang muncul mirip dengan gejala influenza seperti demam, menggigil, nyeri punggung, sakit kepala yang terkadang disertai mual, muntah dan diare. Diare yang terjadi umumnya berlangsung selama 1 hingga 4 hari, dengan frekuensi hingga 12 kali sehari. Pada kelompok individu yang rentan, infeksi akibat Listeria dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala parah, kebingungan, kaku leher, kehilangan keseimbangan, kejang, tremor serta berakibat serius jika bakteri masuk ke peredaran darah dan organ penting seperti otak dan sumsum tulang belakang. Komplikasi yang
Gambar 2. Mekanisme penyebab penyakit listeriosis 4
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
SAJIAN UTAMA
sering terjadi adalah sepsis/bakteremia (adanya bakteri patogen di dalam darah) dan meningitis (radang selaput otak dan tulang belakang). Komplikasi yang diakibatkan oleh infeksi bakteri L. monocytogenes ini juga dapat mengakibatkan kematian. Pada kasus meningitis terjadi inflamasi pada lapisan jaringan yang melindungi otak dan tulang belakang dan cairan serebrospinal di subarakhnoid. Saat bakteri menginfeksi subarakhnoid, sistem imun akan bereaksi melawan bakteri dan membentuk pertahanan sehingga mengakibatkan meningitis, yang dampaknya antara lain penyumbatan darah di otak (stroke), pembengkakan hingga perdarahan jaringan otak, peningkatan tekanan di dalam otak (intrakranial) yang beresiko mengakibatkan kematian, dan kelebihan cairan otak yang memperparah peningkatan tekanan dalam otak. Pada KLB keracunan pangan akibat Listeria monocytogenes yang baru terjadi di Amerika, dilaporkan jumlah korban yang terinfeksi sebanyak 32 orang dengan 11 orang diantaranya adalah wanita hamil dengan kejadian 1 janin meninggal dan 3 orang anak-anak usia 5 - 15 tahun mengalami komplikasi meningitis. Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention, diperkirakan terdapat 1600 kasus listeriosis dengan diantaranya 260 menyebabkan kematian setiap tahun di Amerika Serikat. Tingkat insiden rata-rata listeriosis pada tahun 2013 di Amerika Serikat adalah 0,23 kasus per 100.000 individu.
Cara Menghindari Infeksi Bakteri Listeria • Masaklah makanan sebelum dikonsumsi karena bakteri ini akan mati pada pemanasan suhu 75 ºC, terutama daging dan produk susu segar. • Cucilah bahan pangan mentah, seperti buah-buahan dan sayuran dengan air mengalir, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Buah-buahan yang sudah dikupas sebaiknya dicuci terlebih dahulu karena bakteri Listeria banyak terdapat di permukaan buah. • Cucilah produk hasil pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan, dan dikeringkan dengan kain bersih atau kertas. • Pisahkan daging mentah dan daging unggas dari sayuran, pangan matang, dan pangan siap-saji dalam penyimpanannya. • Cucilah peralatan masak, seperti alat atau alas pemotong yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, atau produk hewani lain sebelum digunakan untuk produk pangan lainnya • Cucilah tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan dan sebelum makan.
Penulis: Bidang Informasi Keracunan - Pusat Informasi Obat dan Makanan
Daftar Pustaka 1. Biro Hukum dan Humas Badan POM RI. 2015. Penjelasan Badan POM Mengenai Produk yang Diduga Terkontaminasi Listeria monocytogenes. http://www.pom.go.id/new/ index.php/view/pers/249/Penjelasan-Badan-POMMengenai-Produk-yang-Diduga-Terkontaminasi-Listeriamonocytogenes.html [diakses pada tanggal 20 Februari 2015]
6. The Center for Food Security & Public Health, Iowa State University. 2006. Fast Facts: Listeriosis. www.cfsph.iastate. edu_FastFacts_pdfs_listeriosis_F.pdf [diakses pada tanggal 12 Februari 2015]
2. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Mengenal Bakteri Listeria Monocytogenes. http://www.depkes.go.id/ article/view/15012800001/mengenal-bakteri-listeriamonocytogenes.html [diakses pada tanggal 20 Februari 2015]
8. The Merck Manual: Home edition.Acute Bacterial Meningitis. 2009-2015. Merck Sharp & Dohme Corp., a subsidiary of Merck & Co., Inc.,Whitehouse Station, N.J., U.S.A. http:// www.merckmanuals.com/home/brain_spinal_cord_and_ nerve_disorders/meningitis/acute_bacterial_meningitis. html [diakses pada tanggal 20 Februari 2015]
3. Foodsafety.gov.2015.Listeria. http://www.foodsafety.gov/ poisoning/causes/bacteriaviruses/listeria/ [diakses pada tanggal 20 Februari 2015]
7. Richelle Lynn Beverly. 2004.The Control, Survival and Growth of L.monocytogenes on Food Products [Dissertation]. Department of Food Science Louisianan State University.
4. Marler Clark. 2015. Listeria Food Poisoning. http://www. about-listeria.com/ [diakses pada tanggal 20 Februari 2015]
9. Ontario Ministry of Health and Long-Term Care. 2012. Diseases: Listeria. http://www.health.gov.on.ca/en/public/ publications/disease/listeria.aspx [diakses pada tanggal 20 Februari 2015]
5. Public Health Agency of Canada. 2011. Listeria monocytogenes: Pathogen Safety Datasheet. http://www. phacaspc.gc.ca/labbio/res/psdsftss/listeriamonocytogenes eng.php [diakses pada tanggal 12 Februari 2015]
10. NHS. 2015. Listeriosis is an infection that usually develops after eating food contaminated by listeria bacteria. http:// www.nhs.uk/conditions/Listeriosis/Pages/Introduction.aspx [diakses pada tanggal 20 Februari 2015]
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
5
ARTIKEL
SOFTWARE
AYO CEK GIZI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dan anak sekolah merupakan hal yang sulit dipisahkan. PJAS merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak usia sekolah, sehingga mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah setiap harinya. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai kandungan gizi PJAS diperlukan untuk mengetahui jumlah asupan gizi dari PJAS maupun untuk merencanakan jenis PJAS yang akan dikonsumsi.
Untuk itu Badan POM telah menyusun buku Informasi Kandungan Gizi dalam PJAS, yang memuat kandungan energi, zat gizi berbagai jenis PJAS. Nilai zat gizi yang tercantum bukan merupakan angka mutlak, namun merupakan acuan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kadar zat gizi suatu PJAS, karena nilainya dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain komposisi bahan, kualitas bahan yang digunakan dan cara pengolahannya. Agar dapat lebih menjawab kebutuhan pengguna akan akses informasi yang cepat dan praktis dan untuk mempermudah penggunaan pedoman tersebut, maka Badan POM mengembangkannya dalam bentuk software yang diberi nama Ayo Cek Gizi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Software Ayo Cek Gizi PJAS dapat digunakan untuk mengukur asupan zat gizi dari PJAS pada anak usia 6 sampai 13 tahun. Selain itu, juga dapat digunakan untuk merencanakan konsumsi pangan yang baik untuk memenuhi kecukupan gizi. Data komposisi zat gizi yang disajikan dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai kecukupan zat gizi yang diperoleh dari pangan yang dikonsumsi anak sekolah. Terdapat empat jenis PJAS, yaitu makanan sepinggan (makanan utama), cemilan / kudapan, minuman, dan buah-buahan. Data menu PJAS yang tersedia adalah 210 menu PJAS yang terdiri dari 87 jenis makanan sepinggan, 69 jenis cemilan, 19 jenis minuman, dan 35 jenis buah. Kandungan gizi PJAS yang ditampilkan pada aplikasi ini merupakan total asupan zat gizi dan persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG). Ditampilkan 11 komponen zat gizi yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, kalsium, besi, natrium, vitamin
6
A, dan vitamin C. Jika kandungan zat gizi bernilai “0”, berarti menu yang dikonsumsi tidak mengandung zat gizi tersebut. Tetapi jika tertulis “-“, artinya belum ada data pengujian untuk zat gizi tersebut. Untuk mendapatkan aplikasi ini, masyarakat dapat mengunduh di website klubpompi.pom.go.id dan di Play Store pada smartphone android. Agar penggunaannya lebih luas maka Software Ayo Cek Gizi PJAS dibuat dalam dua versi yaitu desktop dan smartphone android. Masyarakat dapat mengunduh melalui website http://klubpompi. pom.go.id dan bagi pengguna android dapat diunduh secara gratis di Play Store. Menu yang dapat diperoleh dari software Ayo Cek Gizi PJAS adalah sebagai berikut: 1. Halaman Depan Halaman depan berisi kolom input nama dan provinsi untuk dapat masuk ke dalam aplikasi. Terdapat juga tombol yang berguna untuk me-refresh aplikasi agar database dapat diupdate. 2. Halaman Menu Halaman menu berisi pilihan menu yang dapat dipilih oleh pengguna, berupa Informasi PJAS, Status Gizi, Menu Harian, dan Riwayat Asupan Gizi. Selain daftar menu diatas terdapat juga tampilan jumlah kalori yang telah terpenuhi hari ini dan tips menu harian yang ditampilkan secara acak saat kita membuka halaman menu.
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
ARTIKEL
3. Halaman Informasi PJAS Halaman informasi PJAS berisi artikel tentang PJAS dan keamanan pangan, antara lain: • Pesan Gizi Seimbang • Angka Kecukupan Gizi • Manfaat Sarapan • Bacalah Label dengan Seksama • Ketahui Kandungan Gizi Pangan Olahan Pada halaman ini terdapat tool untuk pencarian artikel menggunakan kata kunci. 4. Halaman Status Gizi Halaman status gizi dapat digunakan untuk memantau perkembangan status gizi anak. Halaman ini berisi tool untuk menghitung status gizi anak sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) anak berdasarkan data yang dimasukkan. Pengguna diminta mengisi kolom tanggal lahir, tinggi badan (cm), berat badan (kg) dan jenis kelamin. Setelah kolom terisi dan data diproses, maka akan keluar tampilan status gizi anak. Terdapat empat status gizi anak yaitu kurus, normal, gemuk, dan obesitas. Jika status gizi anak yang ditampilkan adalah kurus, gemuk, atau obesitas, maka akan muncul rekomendasi berat badan ideal anak pada usia tersebut disertai dengan saran pola hidup yang baik untuk mencapai status gizi normal. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan data anak usia 10 tahun, jenis kelamin perempuan, tinggi badan 115 cm dan berat badan 27 Kg, maka akan keluar status gizi ‘anak gemuk’, serta saran “seharusnya berat ideal adalah 17.9 Kg sampai 25.1 Kg. Banyak makan sayur dan buah serta perbanyak aktivitas dan berolahraga. Untuk lebih jelas kamu bisa tanya dokter atau tenaga kesehatan” 5. Halaman Menu Harian Halaman menu harian terdiri dari dua menu yaitu: • Masukkan Menu Pengguna dapat memasukkan menu PJAS yang akan dihitung kandungan gizinya. Satuan yang digunakan adalah dalam URT (Ukuran Rumah Tangga) atau porsi, gram, dan mililiter. Satuan URT yang dimaksud antara lain gelas, mangkok, piring, dan buah. Jumlah menu makanan PJAS dan satuannya akan terus dimutakhirkan sesuai data terbaru. • Kandungan Gizi PJAS Pada menu ini akan ditampilkan perhitungan kandungan gizi PJAS dari jenis menu yang diinput. Melalui menu ini, pengguna dapat mengetahui jumlah kalori dan nilai gizi makanan yang telah dikonsumsi selama satu hari. Sebagai contoh seorang anak yang dalam sehari telah mengonsumsi : bakso 1 piring, pastel 2 buah, es krim 100 g, maka dalam tabel kandungan gizi PJAS akan muncul jumlah energi 375.7 kkal dan persentase angka kecukupan gizi (AKG) sebesar 18.8%. Ini berarti bahwa jumlah energi anak yang telah InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
tercukupi adalah 375.7 kkal, atau baru memenuhi 18.8 % dari total kecukupan energi satu hari, sehingga anak masih memerlukan asupan makanan lagi untuk dapat memenuhi 100% AKG yang dapat dipenuhi dari makan siang dan makan malam. 6. Halaman Riwayat Asupan Gizi Pada halaman ini terdapat record data untuk riwayat status gizi anak dan riwayat asupan gizi. Data yang ditampilkan adalah data yang diinput pada 6 hari terakhir. 7. Halaman Tentang Kami Halaman ini berisi penjelasan umum software Ayo Cek Gizi PJAS, terkait tujuan pengembangan software, peruntukkan software, keterbatasan software, dan himbauan kepada pengguna untuk memberikan penilaian (scoring) serta petunjuk tempat bertanya jika pengguna mengalami kesulitan dalam penggunaan software ini. 8. Menu Saran Pada halaman ini pengguna dapat mengirimkan pesan dan saran kepada Badan POM (dalam hal ini adalah Direktorat Standardisasi Produk Pangan). Pengguna harus memasukkan alamat e-mail, agar server dapat merespon saran atau pesan yang dikirim oleh pengguna dengan membalasnya melalui e-mail pengguna. 9. Menu Update Software ini dilengkapi dengan data back end untuk melihat jumlah pengguna dan untuk melakukan update data. Software yang telah diunduh sebelumnya dapat di-update dengan menekan tombol sinkronisasi data jika pengguna dalam keadaan online (terkoneksi dengan internet). Software Ayo Cek Gizi PJAS diharapkan dapat menjadi acuan informasi nilai gizi PJAS yang menarik dan mudah digunakan oleh anak sekolah, orang tua, dan komunitas sekolah sehingga bermanfaat untuk perencanaan konsumsi pangan yang baik agar kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi dan dapat mengukur asupan zat gizi dari PJAS. Penulis: Direktorat Standardisasi Produk Pangan 7
SIARANPERS Penjelasan Badan POM Mengenai Produk yang Diduga Terkontaminasi Listeria monocytogenes Sehubungan dengan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) listeriosis yang disebabkan konsumsi Caramel Apples yang tercemar bakteri patogen Listeria monocytogenes di Amerika, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) memberikan penjelasan kepada masyarakat sebagai berikut: 1. Badan POM sebagai Emergency Contact Point dari International Food Safety Authorities Network (INFOSAN) dan National Contact Point Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF) telah menerima informasi dari INFOSAN di Jenewa dan dari Kedutaan Besar Amerika di Indonesia perihal penarikan produk apel dan Caramel Apples yang terkontaminasi oleh Listeria monocytogenes. 2. Telah terjadi KLB listeriosis dengan 32 korban di 11 negara bagian di Amerika setelah mengonsumsi Caramel Apples,dengan nama dagang Happy Apple (Lochirco Fruit & Produce, Inc), Karm’l Dapples, Carnival (California Snack Foods, of El Monte, California), dan Merb’s Candies (Sugar Daddy LTD). Karena kasus ini, 3 perusahaan tersebut telah melakukan penarikan terhadap produk Caramel Apples.
Gejala tersebut dapat berlanjut menjadi lebih serius pada pasien yang memiliki daya tahan tubuh rendah, pasien lanjut usia, serta dapat menyebabkan keguguran janin pada wanita hamil. 5. Berdasarkan hasil penelusuran Badan POM, tidak ada importasi produk olahan Caramel Apples dengan nama dagang seperti disebutkan pada poin 2, ke Indonesia. 6. Badan POM mengambil langkah-langkah sebagai berikut: • Melalui jejaring INRASFF, Badan POM telah berkomunikasi dengan Competent Contact Point (CCP) untuk menindaklanjuti masalah ini, yaitu Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan terkait pengendalian peredaran serta Kementerian Kesehatan terkait antisipasi potensi KLB keracunan pangan di Indonesia. • Melalui Balai Besar/Balai POM di 32 provinsi akan mengawal pengawasan di daerah melalui Jejaring Pengawasan Pangan Daerah, dimana focal point keamanan pangan di daerah adalah Balai Besar/ Balai POM. Selain itu, Badan POM melakukan penapisan melalui mekanisme Surat Keterangan Impor (SKI) untuk menangkal/ mencegah kemungkinan masuknya produk olahan Caramel Apples yang terkontaminasi. Jika ada informasi lebih lanjut terhadap kasus ini akan segera diumumkan kepada masyarakat. Badan POM akan tetap memantau dan mengawasi isu ini, jika memerlukan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Contact Center HALOBPOM 1-500-533, SMS 0-8121-9999-533, email
[email protected], atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.
4. Listeria monocytogenes adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan keracunan dengan gejala yang timbul dapat berupa gangguan pencernaan seperti mual, muntah, nyeri disertai demam.
Jakarta, 26 Januari 2015 Biro Hukum dan Humas Badan POM RI
PUBLIKASI
3. Terkait dengan kasus keracunan di atas, pada tanggal 6 Januari 2015, perusahaan pengepakan apel Bidart Bros of Bakersfield, California melakukan penarikan terhadap apel jenis Gala dengan nama dagang “Big B” dan apel jenis Granny Smith dengan nama dagang “Granny’s Best” atau “Big B”. Penarikan dilakukan karena hasil pengujian di lingkungan fasilitas pengepakan menunjukkan adanya cemaran Listeria monocytogenes dengan karakteristik yang sama dengan yang ditemukan pada pasien keracunan. Bidart Bros juga merupakan pemasok apel yang digunakan untuk produksi Caramel Apples.
Judul buku Penerbit Jumlah hlm Ukuran buku Tahun terbit ISBN
: Pedoman Informasi dan Pembacaan Standar Bahan Tambahan Pangan untuk Industri Pangan Siap Saji dan Industri Rumah Tangga Pangan : Direktorat Standardisasi Produk Pangan - Badan POM : 29 halaman : 15 cm x 21 cm : 2012 : 978-602-3665-20-4
Hingga saat ini, pengolahan Pangan Siap Saji (PSS) dan Pangan Industri Rumah Tangga (IRT) belum bisa terbebas dari permasalahan penggunaan bahan yang dilarang atau penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tidak sesuai dengan ketentuan. Seperti penggunaan formalin dan boraks sebagai pengawet pada produk mi basah mentah. Padahal ada cara alami untuk mengawetkan produk tersebut, yaitu dengan menggunakan tepung berprotein tinggi yang dilumuri pada mi kemudian dikukus selama minimal 15 menit atau disimpan dalam lemari pendingin maksimal 12 jam jika tidak habis terjual. Informasi tersebut tertuang dalam Pedoman Informasi dan Pembacaan Standar Bahan Tambahan Pangan untuk Industri Pangan Siap Saji dan Industri Rumah Tangga Pangan yang dikeluarkan oleh Direktorat Standardisasi Produk Pangan pada tahun 2012 dalam
8
rangka mendukung Rencana Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (RAN-PJAS). Buku pedoman ini bukan hanya memuat informasi mengenai bahan alami pengganti BTP, namun juga berisi tentang informasi mengenai data jenis PSS dan Pangan IRT yang termasuk pangan yang dijual di lingkungan sekolah, Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPB) untuk IRT dan produsen PSS, serta informasi tentang penakaran BTP dalam Ukuran Rumah Tangga (URT). Lebih lanjut lagi, pedoman ini juga mengupas tentang BTP, mulai dari golongan BTP, persyaratan umum BTP, tata cara pelabelan pangan yang mengandung BTP hingga prinsip penggunaan BTP secara umum dan khusus. Dengan diterbitkannya buku pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan mutu pangan siap saji dan pangan industri rumah tangga melalui penerapan CPPB termasuk juga cara penggunaan BTP yang tepat pada industri PSS dan IRT. Penulis: Direktorat Standardisasi Produk Pangan
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
SWAMEDIKASI
SAAT DEMAM, NYERI DAN PERADANGAN RINGAN Sedikit-sedikit minum obat jika mengalami sakit kepala, nyeri dan demam. Tapi ternyata tidak semua demam dapat diatasi sendiri. Pertanyaan yang muncul, benarkah tindakan tersebut? Amankah penggunaan obat yang digunakan? Masyarakat sudah sangat dekat dan mengenal dengan obatobatan khususnya ketika mengalami sakit ringan seperti demam, nyeri, sakit kepala, serta pegal-pegal. Obat-obat yang diindikasikan untuk mengobati gejala-gejala tersebut, banyak tersedia di apotek atau toko obat, dan beberapa diantaranya dapat dibeli tanpa resep dokter. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kondisi demam, nyeri dan radang dapat dilakukan pengobatan sendiri. Kondisi yang bersifat ringan saja yang dapat dilakukan pengobatan sendiri. Untuk mengenal pengobatan sendiri pada demam, nyeri dan radang serta obat yang dapat diberikan maka sebaiknya mengenal gejala-gejala tersebut dengan baik.
Demam Demam (pireksia) terjadi apabila suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya atau di atas 37,8 ºC. Demam merupakan gejala dari suatu penyakit yang disebabkan karena infeksi oleh kuman, virus, jamur, atau protozoa serta non infeksi. Demam yang disebabkan karena non infeksi umumnya disebabkan oleh dehidrasi, reaksi autoimun, alergi, stres, trauma, atau penyakit keganasan seperti kanker. Penanganan terhadap demam hanya menghilangkan gejalanya saja, bukan menyembuhkan penyakitnya. Menyediakan termometer tubuh di rumah sangatlah penting untuk memastikan suhu tubuh saat terjadi demam. Demam lebih sering dialami oleh anak-anak daripada orang dewasa. Perlu perhatian khusus bila demam menyerang anakanak, karena demam dapat disertai dengan kejang dengan gejalagejala seperti tangan dan kaki kejang serta dingin, bola mata mengarah ke atas, gigi dan mulut menutup rapat serta kesadaran menurun. Jika kejang berlangsung lebih lama dari 5 menit atau
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
dengan frekuensi yang lebih sering dan tidak sadar diantara kejang tersebut maka sebaiknya segera dibawa ke pelayanan kesehatan. Terapi tanpa obat dapat menjadi pilihan utama sebelum terapi dengan obat, dengan cara sebagai berikut: 1. Kompres dengan air hangat di permukaan tubuh. Tidak dianjurkan mengompres menggunakan alkohol. 2. Banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Dianjurkan minum sebanyak 30-60 mL/jam untuk anak-anak, 60-120 mL/jam untuk dewasa. 3. Memakai pakaian yang tipis dan berada pada tempat dengan suhu ruangan suhu berkisar 20 ºC. Ada demam yang dapat diatasi dengan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter seperti parasetamol, ibuprofen dan asetosal. Namun, pada kondisi demam berikut sebaiknya tidak dilakukan pengobatan sendiri melainkan dikonsultasikan ke dokter: 1. Demam tidak membaik atau memburuk setelah 3 hari terapi/tanpa terapi. 2. Suhu tubuh mencapai 40 ºC atau 38 ºC untuk bayi di bawah 6 bulan. 3. Demam karena gangguan sistem imun (misal: kanker, HIV); gangguan sistem saraf pusat (misal: stroke, trauma kepala) 4. Anak dengan riwayat kejang, timbulnya ruam atau bintikbintik merah, muntah, serta kondisi yang sangat lemas.
9
SWAMEDIKASI
Nyeri dan Radang Nyeri merupakan gejala yang paling sering dialami, termasuk rasa pegal-pegal, sakit kepala serta nyeri lainnya. Rasa nyeri disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma/cedera, proses infeksi atau peradangan. Radang adalah reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan tubuh. Radang ditandai dengan nyeri, kemerahan, panas, pembengkakan dan penurunan fungsi jaringan. Seperti halnya pada demam, penanganan pada nyeri dan radang hanya mengurangi keparahan gejalanya saja bukan menyembuhkan penyakitnya. Kondisi nyeri hebat/berat serta dirasakan terus menerus selama lebih dari 10 hari, atau jika dalam 7 hari setelah pemberian obat masih berlanjut rasa nyerinya maka sebaiknya dikonsultasikan ke dokter. Penanganan nyeri dan radang ringan dan sedang dapat dilakukan pengobatan sendiri dengan obat atau tanpa obat. Pilihan terapi tanpa obat diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sakit kepala ringan dapat diatasi dengan istirahat yang cukup serta relaksasi atau peregangan bagian leher dan pundak. 2. Trauma/cedera ditangani dengan: mengistirahatkan area yang sakit; kemudian kompres menggunaan air dingin selama 10-15 menit, 3-4 kali sehari selama 1-3 hari; balut bagian yang nyeri/radang dengan perban yang elastis; selanjutnya lakukan pergerakan 2-3 jam/hari. 3. Nyeri yang timbul bukan karena peradangan dapat dikompres dengan air hangat 15-20 menit, 3-4 kali sehari. 4. Nyeri karena luka bakar dapat disiram dengan air dingin. Namun jika kondisi luka bakar cukup serius, siram dengan air secukupnya dan usahakan secepatnya mendapat pertolongan medis. Obat yang dapat digunakan untuk penanganan nyeri (analgesik) dapat berupa yang diminum (oral) maupun topikal (oles). Sediaan oral yang dapat dibeli tanpa resep dokter diantaranya adalah yang mengandung parasetamol, asetosal, atau ibuprofen. Sediaan topikal yang tersedia diantaranya yang mengandung diklofenak, enzim (heparin), metil salisilat, nikotinat, kapsikum, kamfer, mentol, atau minyak kayu putih.
Sediaan Topikal untuk Anti Nyeri dan Radang Ringan Sediaan topikal ini tidak boleh dioleskan pada kulit yang terluka terbuka atau kulit yang terinfeksi serta area sensitif seperti area mata, hidung dan mulut. Oleskan obat dengan tipis dan merata pada area kulit telah dibersihkan dan dalam keadaan kering. Beberapa sediaan topikal diantaranya adalah: a. Diklofenak topikal digunakan sebagai anti bengkak (anti inflamasi) dapat dioleskan 3-4 kali sehari. b. Enzim heparin dan hialuronidase bermanfaat untuk mengobati, memar, terkilir, dan pegal otot. Kedua zat ini diserap dan kemudian meningkatkan pembuangan eksudat (cairan radang) dari area yang bengkak tersebut. Heparin
10
dapat pula menjadi anti pembekuan darah pada area yang memar. c. Sediaan topikal lainnya umumnya dalam kombinasi lebih dari satu zat aktif misal balsam, minyak kayu putih atau pereda nyeri lainnya. Zat aktif yang terkandung diantaranya metil salisilat, nikotinat, kapsikum, kamfor, mentol atau minyak kayu putih. Zat aktif tersebut mudah diserap oleh kulit. Salisilat dan turunannya berkhasiat sebagai antiinflamasi lokal dan memperlancar peredaran daerah area yang diolesi. Nikotinat menimbulkan rasa panas serta meningkatkan peredaran darah kulit area setempat. Sediaan kapsikum dapat berupa kapsikum, kapsaisin dan oleoresin kapsikum. Sediaan ini menimbulkan rasa panas di kulit. Bebeda dengan nikotinat, kapsikum tidak meningkatkan peredaran darah kulit secara langsung. Kamfor dan mentol dapat bersifat sebagai anti nyeri maupun anestesi lokal dengan menimbulkan rasa dingin. Penggunaan obat pada demam, nyeri dan peradangan ringan hanya digunakan jika diperlukan saja, artinya jika tidak mengalami gejala seperti yang telah dijelaskan maka sebaiknya obat tidak digunakan. Obat tersebut juga bukan bersifat untuk pencegahan. Dengan mengenal gejala dan pengobatan demam, nyeri dan peradangan ringan dengan baik, maka diharapkan penggunaan obat dapat tepat sesuai dengan aturan. Masyarakat juga harus selalu membaca informasi obat dalam kemasan agar penggunaannya pada pengobatan sendiri sesuai dengan aturan.
Daftar Pustaka 1. Badan POM RI. Informatorium Obat Nasional Indonesia. 2014. Badan POM, Jakarta;. 2. British National Formulary 67. 2014. Pharmaceutical Press, UK. 3. BNF For Children 2013-2014. 2013. BMJ Group, UK. 4. Krinsky, D.L et all. Handbook of Nonprescription Drugs 17th Edition. 2012. American Pharmacist Association,Washington DC.
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
FORUMPIONas Keamanan Penggunaan Parasetamol dan Ibuprofen pada Bayi Pertanyaan: Mohon informasi mengenai keamanan parasetamol dan ibuprofen untuk bayi. Untuk bayi apakah lebih baik menggunakan parasetamol atau ibuprofen jika digunakan untuk demam? - (DFP, Karyawan Swasta) Jawaban: Aspek keamanan sangatlah penting untuk diperhatikan dalam pemilihan obat khususnya pada bayi. Pemilihan obat dapat ditentukan dari kondisi bayi, misal usia, berat badan serta penyakit yang menyertai. Saat bayi demam atau suhu tubuhnya di atas suhu normal (37,8 ºC), penggunaan ibuprofen dan parasetamol aman digunakan pada dosis yang direkomendasikan. Parasetamol dan Ibuprofen dapat diberikan pada bayi usia di atas 3 bulan (berat badan lebih dari 5 kg), untuk penggunaannya dibawah usia tersebut harus sesuai petunjuk dokter. Parasetamol perlu dihindari penggunaannya pada penderita gangguan hati. Jarang terjadi efek samping pada penggunaan parasetamol, akan tetapi efek samping yang mungkin terjadi diantaranya adalah reaksi alergi (ruam) atau gangguan darah (misal: trombositopenia, leukopenia, atau neutropenia). Jika terjadi reaksi alergi seperti hal tersebut disarankan untuk menghentikan penggunaan obat dan segera periksakan ke dokter. Setiap riwayat alergi pada anak agar dapat dicatat dan diingat selalu sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali. Jika parasetamol digunakan tidak sesuai dosis yang direkomendasikan dan dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati. Ibuprofen perlu kehati-hatian penggunaannya pada penderita gangguan pencernaan, penyakit yang terkait perdarahan (misal: demam berdarah) serta penderita gangguan hati berat. Efek samping ibuprofen yang mungkin terjadi diantaranya adalah gangguan pencernaan, ruam, konstipasi, pusing serta udem.
Karena ibuprofen dapat mengiritasi lambung maka sebaiknya diminum setelah makan. Sediaan parasetamol dan ibuprofen yang tersedia untuk bayi umumnya dalam bentuk drop. Pada saat akan memberikan obat ini pada bayi, baca dengan teliti informasi obat pada kemasan. Salah satu yang diperhatikan adalah volume pengambilan obat menggunakan pipet. Dosis yang direkomendasikan untuk untuk parasetamol pada bayi untuk usia 3 sampai 6 bulan adalah 60 mg dan usia 6 bulan sampai 1 tahun adalah 120 mg, masing-masing diberikan setiap 4 sampai 6 jam, maksimal 4 kali dalam sehari. Dosis yang direkomendasikan untuk ibuprofen pada bayi usia 3 bulan sampai 1 tahun adalah 50 mg setiap 6-8 jam sehari, diberikan maksimal 30 mg/kg BB dalam sehari. Hindari pemberian dalam jangka panjang tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Daftar Pustaka 1. Beggs S. Australian Prescriber: Paediatric Analgesia. 2008.Volume 8 (3): 63-65. 2. BNF For Children 2013-2014. 2013. BMJ Group, UK. 3. Gregory M, Mark N. Safety of Ibuprofen vs Paracetamol. http://www.ncbi.nlm. nih.gov/pmc/articles/PMC3099387/#b2 (Diakses pada tanggal 16 Maret 2015). 4. Rainsford, K.D., 2009, Ibuprofen: pharmacology, efficacy and safety. Inflammopharmacology Dec; 17(6) : 275- 342. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/19949916 (Diakses pada tanggal 17 Maret 2015).
FORUMSIKerNas
Overdosis Obat Flu pada Anak Pertanyaan: Saya memiliki anak yang meminum obat flu sampai 1 botol. Saya khawatir terhadap anak saya, apa yang harus saya lakukan? - (I, Ibu Rumah Tangga). Jawaban: Obat flu umumnya mengandung kombinasi zat aktif berupa dekongestan (pseudoefedrin HCl atau fenilefrin) dengan antihistamin (triprolidin, prometazin HCl, atau CTM). Pada beberapa varian obat flu juga disertai dengan obat penurun demam dan pereda sakit kepala seperti parasetamol serta juga dapat disertai dengan obat pereda batuk seperti guaifenesin atau dekstrometorfan HBr. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu korban, diperoleh informasi bahwa obat flu dalam botol tersebut adalah sirup obat flu 60 mL yang diindikasikan untuk flu dengan dosis 45 mg pseudoefedrin dan 3 mg CTM setiap 15 mL atau 1 sendok makan sirup. Dosis toksik pseudoefedrin HCl untuk korban yang berusia 5 tahun yaitu berkisar antara 180-500 mg dan dosis toksik CTM berkisar antara 80-120
InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015
mg. Jika isi obat diminum seluruhnya, maka dosis yang tertelan adalah 180 mg pseudoefedrin HCl dan CTM 12 mg. Jika demikian ada kemungkinan anak telah meminum dosis toksik pseudoefedrin HCl dan perlu antisipasi gejala overdosis obat tersebut. Pseudoefedrin HCl adalah salah satu dekongestan yang termasuk agen simpatomimetik yang juga memiliki efek pada jantung dan sistem saraf pusat. Gejala overdosis pseudoefedrin HCl adalah kejang, pernapasan cepat, halusinasi, peningkatan tekanan darah, detak jantung tak beraturan, kesulitan bernapas, perasaan bingung, gelisah, takut dan bahagia yang tidak biasa. Sedangkan CTM adalah antagonis histamin pada reseptor H1 yang juga memiliki efek antikolinergik dan sedatif serta dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Gejala overdosis CTM adalah sering mengantuk, midriasis, demam, mulut kering, takikardia, peningkatan tekanan darah, mual muntah hingga perasaan cepat marah, senang berlebihan, bingung dan halusinasi. Karena anak telah meminum seluruh isi botol obat flu maka disarankan anak segera dibawa ke rumah sakit. Untuk mengurangi obat terserap dalam tubuh, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan bilas mulut segera dengan berkumur-kumur dan dimuntahkan, dapat diberikan karbon aktif (1-2 g/kg BB) dalam bentuk larutan bila memungkinkan. Untuk pencegahan dikemudian hari, obat-obatan disimpan dan dijauhkan dari jangkauan anak. Jangan disimpan di atas meja makan dan jangan mengajarkan anak bahwa obat adalah seperti permen walau kadang terasa manis. Daftar Pustaka 1. Kent R. Olson. 2004. Lange Poisoning and Drug Overdose 5th ed. 177-180, 571-573. McGraw-Hill, Singapore. 2. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi ke-5. 74. Gaya Baru, Jakarta. 3. US National Library of Medicine. 2007. Pseudoephedrine http://toxnet. nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search/a?dbs+hsdb:@term+@DOCNO+3177 (20 Februari 2015). 4. Philip O.Anderson, James E. Knoben,William G.Troutman. 2002. Handbook of clinical drug data 10th ed. 791- 792, 810-811. McGraw-Hill:USA. 5. US National Library of Medicine. 2007. Chlorpheniramine. http://toxnet.nlm. nih.gov/cgi-bin/sis/search2/f?./temp/~VWYzod:3 (20 Februari 2015).
11
INOVASI BADAN POM UNTUK MELAYANI ANDA Badan POM terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan perlindungan masyarakat dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan melalui komunikasi risiko. Sebagai perwujudan komitmen tersebut, maka di usianya yang ke-14 pada 2015 ini, Badan POM melakukan berbagai inovasi sebagai bukti komitmen Badan POM meningkatkan mutu dalam pelayanan publik. Dengan mengusung tema “Inovasi Badan POM untuk Melayani Anda”, Badan POM meluncurkan aplikasi “IONI versi mobile”, aplikasi “Ayo Cek Gizi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) versi desktop dan android” dan aplikasi “E-SiAPIk (Sistem Aplikasi Persetujuan Iklan)”. Ketiga aplikasi tersebut diharapkan dapat mempermudah masyarakat dan pelaku usaha dalam mendapatkan informasi terkait Obat dan Makanan. “IONI versi mobile” dibuat sebagai salah satu upaya Badan POM untuk melakukan terobosan secara berkesinambungan dalam meningkatkan akses informasi obat terstandar. Diharapkan aplikasi ini menjadi jawaban atas tantangan kebutuhan akan sumber informasi obat untuk para pengguna dan menjadi acuan utama tenaga kesehatan di Indonesia untuk mendapatkan informasi obat. “IONI versi mobile” dapat diakses melalui website BPOM mobile (versi mobile) dengan sistem operasi IOS maupun android. Khusus untuk gadget dengan sistem operasi android, dapat pula di-install pada link: http://pionas.pom. go.id/ionibpom.
BPOM Jl Percetakan Negara 23 Jakarta Pusat 10560
12
021 4244691 081 21 9999 533 021 4263333
[email protected] www.pom.go.id @HaloBPOM1500533 Bpom RI
Dengan aplikasi “Ayo Cek Gizi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) versi desktop dan android” diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait kandungan zat gizi pada Pangan Jajanan Anak Sekolah. Untuk mendapatkan aplikasi ini, masyarakat dapat mengunduh di website klubpompi. pom.go.id dan di Play Store pada smartphone android. “Aplikasi E-SiAPIk” merupakan pengembangan dari kegiatan pengawasan iklan obat sebelum beredar. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat mempercepat penyampaian informasi terkait proses persetujuan iklan obat yang sedang diajukan karena informasinya dapat diakses secara online. Dengan ketiga program inovatif tersebut, diharapkan dapat menyediakan informasi secara obyektif, independen, valid, dapat dipercaya, dan mudah diakses oleh masyarakat. Selain tiga aplikasi di atas, Badan POM juga meluncurkan tiga buku pedoman, yaitu “Ekspor Obat Tradisional”, “Uji Toksisitas Non Klinik Secara In-Vivo”, dan “Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional”. Diharapkan buku pedoman tersebut dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan pelaku usaha dan peneliti. Jakarta, 11 Februari 2015 Biro Hukum dan Humas Badan POM
Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan institusi pemerintah yang melaksanakan tugas di bidang pengawasan Obat dan Makanan agar produk Obat, Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, Kosmetik, dan Makanan/Minuman yang beredar terjamin keamanan, mutu, dan khasiat/manfaatnya dalam upaya melindungi kesehatan masyarakat. Untuk menghubungi, menyampaikan pengaduan maupun permintaan informasi ke BPOM dapat menghubungi Contact Center Halo BPOM. InfoPOM Vol. 16 No. 1 Januari-Februari 2015