PROSIDING LOKAKARYA JEJARING INTELIJEN PANGAN (JIP)
PROGRAM NASIONAL PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH Jakarta, 23 Juli 2009
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN 2009
i
LAPORAN LOKAKARYA JEJARING INTELIJEN PANGAN [REPORT OF WORKSHOP OF FOOD INTELLIGENCE NETWORK]
PROGRAM NASIONAL PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH EXECUTIVE SUMMARY
The Workshop of Food Intelligence Network was held in Borobudur Hotel Jakarta on July 23, 2009.
The workshop topic was ‘National Program on Street Food Safety
Development’.
There were 100 participants attended the workshop.
participants were from government institutions and universities.
Most of the
The workshop was
officially opened by Head of National Agency for Drug and Food Control (NADFC), dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, M.Kes, SpFK. Main agenda of the workshop were two sessions of presentation material by speakers and focus group discussion.
There were three speakers presented their
papers in the workshop. They were Dra. Dewi Prawitasari, Apt, MKes from NADFC presented paper entitle Hazard Management Strategy for Street Food Safety in NADFC; Ir. Tien Gartini from NADFC presented National Program on Street Food Safety Profile Monitoring and Verification; and Dr. Widaninggar Widjajanti, M.Ed from Ministry of Education presented Street Food Safety Development Through Healty School Canteen. After the presentation and panel discussion session, there was focus group discussion (FGD). Two topics discussed in the FGD were Role of Center Government and Provinsial Government in Street Food Safety Development.
ii
KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan yang bertemakan Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah dapat terselenggara dengan baik dan lancar. Acara Lokakarya ini bertujuan untuk memperkuat komitmen antara stakeholder keamanan pangan dalam meningkatkan koordinasi secara sinergis dan kontinyu antar pemangku kepentingan terkait, mensosialisasikan program nasional peningkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah yang telah dilakukan oleh instansi terkait dan meningkatkan komitmen bersama pemangku kepentingan terkait terhadap program keamanan pangan jajanan anak sekolah Lokakarya diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta, berlangsung pada tanggal 23 Juli 2009. Lokakarya membahas program-program peningkatan keamanan pangan jananan anak sekolah (PJAS) yang telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan. Karena JAS mempunyai peranan yang strategis bagi anak sekolah untuk memberi tambahan asupan energi dan gizi. Badan POM sendiri telah melakukan monitoring, surveilan dan verifikasi profil keamanan pangan JAS. Hasil monitoring dan surveilan tersebut perlu ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan terkait. Sehingga lokakarya ini dirasa perlu untuk diselenggarakan. Semua materi yang disampaikan dalam lokakarya disajikan dalam bentuk prosiding. Akhir kata, diharapkan Prosiding ini dapat digunakan dengan sebaiknya-baiknya dan dapat bermanfaat dalam upaya peningkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah sehingga dapat turut serta membangun keamanan pangan di Indonesia.
Jakarta, September 2009 Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Ir. Tien Gartini, MSi
iii
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY ........................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv I.
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
II. TUJUAN ............................................................................................................ 2 III. ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................... 2 1. Waktu dan Tempat ........................................................................................ 2 2. Kepanitiaan dan Jadwal Acara ....................................................................... 2 IV. PESERTA LOKAKARYA ................................................................................. 2 V. PELAKSANAAN LOKAKARYA .......................................................................... 3 1. Acara Pembukaan ......................................................................................... 3 2. Presentasi Materi oleh Pembicara dan Diskusi Panel..................................... 5 3. Focus Grup Discussion ................................................................................ 8 VI. HASIL/ REKOMENDASI LOKAKARYA ............................................................. 8 LAMPIRAN ............................................................................................................ 14 Lampiran 1.
Kepanitiaan dan Jadwal Acara Lokakarya Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Lampiran 2.
Daftar Peserta Lokakarya Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Lampiran 3.
Materi Laporan dan Sambutan pada Lokakarya Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Lampiran 4
Materi Presentasi Pembicara pada Lokakarya Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Lampiran 5
Foto Dokumentasi Lokakarya Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Lampiran 6
Sertifikat Peserta Lokakarya Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
iv
I.
PENDAHULUAN Masalah keamanan pangan jajanan anak sekolah (PJAS) merupakan salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Hal ini penting karena PJAS memiliki peran yang strategis bagi anak sekolah untuk tambahan asupan energi dan gizi. Anak sekolah merupakan cikal bakal SDM suatu bangsa sehingga asupan pangan jajanan pada masa sekolah berpengaruh pada kualitas mereka saat mencapai usia produktif. Hasil survei yang dilakukan di Bogor pada tahun 2004 menyatakan sebanyak 36% kebutuhan energi anak sekolah diperoleh dari pangan jajanan yang dikonsumsinya (Guhardja S dkk, 2004). Kebiasaan jajan sangat melekat pada anak sekolah. PJAS sangat banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah dan rutin dikonsumsi sebagian besar anak usia sekolah, karena dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Peranan PJAS yang strategis ini belum diimbangi dengan mutu dan keamanan pangan jajanan yang baik. Hasil pengawasan PJAS oleh Badan POM menunjukkan penggunaan bahan kimia berbahaya dan penggunaan BTP berlebih pada PJAS masih sering ditemui, selain itu data KLB keracunan pangan yang dihimpun oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP) Badan POM dari Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun 2008 menunjukkan bahwa 17.26% KLB keracunan pangan terjadi di lingkungan sekolah dan kelompok siswa sekolah dasar (SD) paling sering (79.41%) mengalami keracunan pangan. Permasalahan tersebut jika tidak segera ditanggulangi akan memperparah masalah rendahnya status gizi anak-anak sekolah akibat anak sering mengalami diare dan gangguan kesehatan lainnya. Disamping itu, dampak mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya atau BTP berlebih secara terus menerus baru akan terlihat dalam jangka panjang, hal ini sangat berpengaruh kepada kualitas sumberdaya manusia Indonesia pada masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu dikembangkan program nasional peningkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah secara terpadu dan menyeluruh dari seluruh pemangku kepentingan terkait. Program tersebut harus dikembangkan berdasarkan analisis risiko, baik dari sisi kajian risiko, manajemen risiko dan komunikasi risiko. Badan POM telah melakukan surveilan PJAS, selain itu pada tahun 2008 telah dilakukan kegiatan monitoring dan verifikasi profil keamanan PJAS yang mencakup survei pemahaman keamanan pangan terhadap semua pihak yang terlibat dalam keamanan pangan sekolah, yaitu siswa, guru, orang tua siswa, penjaja dan industri
rumah tangga pangan (IRTP). Hasil surveilan dan survei tersebut perlu ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan terkait.
Beberapa program nasional peningkatan
keamanan PJAS telah dikembangkan. Badan POM telah mengembangkan program Piagam Bintang Kantin Sekolah dan kegiatan promosi keamanan pangan di sekolah, sedangkan Departemen Pendidikan Nasional mengembangkan program bimbingan teknis kantin sehat sekolah dan pendidikan inspektur keamanan pangan di sekolah. Melalui lokakarya ini diharapkan program keamanan PJAS dapat didiseminasikan lebih luas sehingga dapat ditindaklanjuti dan dikembangkan secara terpadu dan komprehensif oleh Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan terkait. II. TUJUAN Tujuan penyelenggaraan lokakarya ini adalah: 1. Meningkatkan koordinasi secara sinergis dan kontinyu antar pemangku kepentingan terkait 2. Mensosialisasikan program nasional peningkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah yang telah dilakukan oleh instansi terkait. 3. Meningkatkan komitmen bersama pemangku kepentingan terkait terhadap program keamanan pangan jajanan anak sekolah III. ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Waktu dan Tempat Hari/ tanggal : Kamis/ 23 Juli 2009 Tempat : Timor Room, Hotel Borobudur Jl. Lapangan Banteng Selatan Jakarta Pusat 2. Kepanitiaan dan jadwal acara Panitia lokakakarya JIP berasal dari Kedeputian Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI. Acara lokakarya berlangsung satu hari terdiri atas tiga sesi, sesi pertama pemaparan materi dari Badan POM RI, sesi kedua pemaparan materi dari Departemen Pendidikan Nasional dan sesi Diskusi Kelompok. Kepanitiaan dan jadwal acara selengkapnya terdapat pada Lampiran 1. IV. PESERTA LOKAKARYA Lokakarya ini dihadiri oleh 100 orang peserta berasal dari instansi pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah, perguruan tinggi, dan institusi terkait lainnya. Perwakilan instansi pemerintah yang hadir antara lain berasal dari Departemen 2
Perdagangan, Kementerian Riset dan Teknologi, Departemen Kelautan dan Perikanan, departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Besar Kimia dan Kemasan , Badan POM RI, instansi Pemda/ Pemprov (DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat), Seafast, PIPIMM, GAPMI dan PT. Sucofindo.
Sedangkan kalangan akademisi yang hadir berasal dari Universitas
Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Pelita Harapan dan Universitas Lampung. Daftar peserta selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. V. PELAKSANAAN LOKAKARYA 1. Acara Pembukaan Acara Pembukaan Lokakarya Program Nasional Peningkatan Keamanan PJAS terdiri dari laporan ketua panitia penyelenggara tentang persiapan yang telah dilakukan untuk penyelenggaraan lokakarya, laporan Sekjen JIP tentang perkembangan aktivitas SKPT di Indonesia, dan sambutan pengarahan Kepala Badan POM RI sekaligus membuka lokakarya ini secara resmi. a. Laporan Ketua Panitia Penyelenggara Lokakarya (Drs. Suratmono, Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI) Ketua panitia menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada hadirin yang telah berkenan hadir dalam Lokakarya Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah.
Lokakarya ini merupakan
rangkaian dari kegiatan Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT), khususnya Jejaring Intelijen Pangan (JIP).
Tujuan penyelenggaraan
lokakarya JIP adalah sebagai ajang pertukaran informasi mengenai kajian yang telah dilakukan oleh suatu instansi terkait keamanan pangan serta menjadi forum komunikasi di antara para pengkaji risiko. Lokakarya ini akan terdiri dari sesi presentasi dan diskusi panel serta sesi diskusi kelompok. Tiga orang pembicara dihadirkan dalam lokakarya ini untuk menyampaikan berbagai materi tentang program monitoring dan evaluasi keamanan PJAS serta strategi pengendalian JAS yang dilakukan oleh Badan POM RI. Selain itu, dua topik diskusi kelompok juga telah disiapkan sebagai materi pembahasan di masing-masing kelompok yaitu Peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Keamanan PJAS.
3
Peserta dalam lokakarya ini sebagian besar berasal dari institusi pemerintah di pusat maupun daerah, perguruan tinggi, dan lintas sektor terkait lainnya Laporan ketua panitia selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. b. Laporan Sekjen Jejaring Intelijen Pangan (JIP) (Prof. Dr. Winiati P Rahayu, Sekjen JIP) Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) dikelompokkan dalam tiga jejaring stakeholder berdasarkan prinsip analisis risiko, yaitu Jejaring Intelijen Pangan (JIP) berdasarkan kajian risiko, Jejaring Promosi Keamanan Pangan (JPKP) berdasarkan komunikasi risiko, dan Jejaring Pengawasan Pangan (JPP) berdasarkan manajemen risiko.
JIP merupakan jejaring yang
menghimpun informasi kegiatan pengkajian risiko keamanan pangan (data surveilan, inspeksi, riset keamanan pangan, dsb) dari lembaga terkait. Program JIP antara lain lokakarya JIP setiap tahunnya sebanyak 2-4 kali/ tahun, penerbitan Food Watch, penyebaran INFOSAN information note, dsb. Sedangkan aktivitas JPKP meliputi pengembangan bahan promosi dan kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan keamanan pangan untuk stakeholder terkait. Sekretariat JIP dan JPKP adalah Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. JPP adalah jejaring kerjasama antar lembaga dalam kegiatan yang terkait dengan pengawasan keamanan pangan seperti standarisasi, legislasi, inspeksi, sertifikasi, pengujian laboratorium, dsb. Lokakarya JPP secara rutin dilaksanakan sejak tahun 2005. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan menjadi sekretariat JPP ini. Materi laporan Aktivitas SKPT dapat dilihat pada Lampiran 3. c. Sambutan Pengarahan dan Pembukaan (dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, SpFK, Kepala Badan POM RI) Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, kewenangan untuk keamanan pangan di sepanjang rantai pangan dibagi bersama beberapa kementerian dan pemerintah kabupaten/kota. Ruang lingkup pengawasan keamanan pangan di Indonesia sangat luas. Keragaman
jenis
produk
pangan
serta
luasnya
area
pengawasan
mengharuskan pengawasan yang bersifat terpadu sehingga koordinasi dan kerjasama lintas sektor terkait termasuk dengan pemerintah kabupaten/kota dibutuhkan guna memperkuat pengawasan pangan sebagai suatu komponen 4
penting untuk menjamin keamanan suplai pangan dan menentukan risiko kesehatan pada level nasional. Penerapan Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 2004. SKPT merupakan wadah bagi pemangku kepentingan keamanan pangan di sepanjang rantai pangan, sejak bahan pangan dibudidayakan hingga siap dikonsumsi, untuk bersama-sama membangun keamanan pangan di Indonesia. Sebagaimana diketahui, keamanan pangan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, produsen dan masyarakat konsumen. Tanggung jawab ini hendaknya dapat diimplementasikan melalui peran serta aktif semua pihak terkait untuk mengembangkan program keamanan pangan sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Peran serta pemangku kepentingan keamanan pangan tersebut tentunya perlu dikoordinasikan dan dikomunikasikan agar keamanan pangan berlangsung
sistem
secara sinergis dan terpadu. Sambutan
Kepala Badan POM RI selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. 2. Presentasi Materi oleh Pembicara dan Diskusi Panel Sesi pertama menampilkan presentasi dari 2 (dua) orang pembicara dengan moderator Prof. Dr. Ir. Winiati P Rahayu, MS selaku Sekjen JIP (Badan POM RI). Materi presentasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Ringkasan
materi presentasi dari kedua pembicara pada sesi pertama ini adalah sebagai berikut. a. Strategi Pengendalian Bahaya pada JAS di Badan POM RI (Dra. Dewi Prawitasari, MKes, Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan – Badan POM RI) Makanan yang kita makan sehari-hari mempunyai risiko menjadi tidak aman untuk
dikonsumsi, karena
kemungkinan
dicemari
bahan-bahan
yang
berbahaya seperti mikroba, bahan kimia atau benda-benda lainnya yang dapat menyebabkan penyakit.
Sebagaimana diketahui bahwa pangan
merupakan sumber energi dan zat gizi untuk mendukung hidup manusia, tetapi pangan dapat juga menjadi wahana bagi unsur pengganggu kesehatan manusia, berupa unsur yang secara alamiah telah menjadi bagian dari pangan, maupun masuk ke dalam pangan dengan cara tertentu.
Secara
umum bahaya yang timbul akibat pangan sering disebut penyakit akibat pangan.
Penyakit karena pangan dapat berpengaruh buruk terhadap
5
kemampuan tubuh untuk mencerna, menyerap atau mendayagunakan zat gizi serta dapat juga menginduksi perubahan metabolik, akut dan kronis. PJAS merupakan salah satu yang menjadi prioritas pengawasan di Badan POM RI. Kegiatan pengawasan jajanan anak sekolah yang dilakukan oleh Badan POM (Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan) yaitu dengan membuat petunjuk teknis (juknis) PJAS, yang isinya yaitu kegiatan sampling PJAS serta parameter uji dengan tujuan melindungi masyarakat dari peredaran pangan yang tidak memenuhi syarat. Tahapan pengawasan yang dilakukan yaitu pertama dengan mengevaluasi hasil pengawasan PJAS untuk penetapan jenis PJAS yang akan disampling, lalu menyiapkan petunjuk teknis sampling PJAS (kriteria sampel, tahapan sampling dan tindak lanjutnya). Tahapan selanjutnya yaitu melakukan sampling PJAS untuk pengujian. Dari hasil pengujian PJAS yang diperoleh kemudian dilakukan tindak lanjut yang perlu dilaksanakan terhadap pengawasan PJAS. b. Monitoring dan Evaluasi Profil Keamanan PJAS (Ir. Tien Gartini, Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM RI Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan mengamanatkan bahwa pengawasan keamanan pangan harus dilakukan secara terpadu oleh pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/ kota. Salah satu prioritas pengawasan pangan adalah pangan jajanan anak sekolah (PJAS). Hal ini dianggap penting karena mengingat anak sekolah merupakan cikal bakal SDM suatu bangsa. Pembentukan kualitas SDM sejak masa sekolah akan mempengaruhi kualitasnya pada saat mereka mencapai usia produktif.
Pangan jajanan memegang peranan yang cukup penting
dalam memberikan asupan energi dan gizi bagi anak-anak usia sekolah. Menurut data KLB keracunan pangan tahun 2007 yang dikumpulkan oleh Badan POM RI menunjukkan bahwa 15,64% kasus keracunan terjadi di lingkungan sekolah dan 78,57% terjadi pada kelompok siswa SD yang disebabkan oleh keracunan PJAS.
Oleh karenanya pangan jajanan anak
sekolah menjadi salah satu prioritas pangan yang diawasi Badan POM RI. Kondisi tingkat keamanan pangan jajanan konsumsi anak sekolah yang masih buruk semakin memperparah masalah rendahnya status gizi anak-anak. Kajian yang komprehensif sangat penting untuk memperolah data dan informasi profil permasalahan keamanan PJAS nasional sehingga hasil
6
kajiannya dapat dijadikan sebagai dasar penetapan kebijakan dalam rangka perbaikan keamanan dan mutu PJAS nasional.
Pada tahun 2008, Badan
POM telah melakukan monitoring verifikasi profil keamanan PJAS nasional. Tujuan dari program tersebut yaitu untuk mengetahui karakteristik responden, profil PJAS, persepsi dan pengetahuan tentang gizi dan keamanan pangan responden serta pola konsumsi pangan jajanan responden siswa. Hasil kajian tersebut akan bermanfaat untuk masukan dalam perumusan kebijakan lanjutan yang diperlukan dalam bidang keamanan pangan jajanan anak sekolah; sebagai rujukan bagi dilaksanakannya program peningkatan mutu, gizi dan keamanan pangan sekolah secara efektif dan terpadu; serta peningkatan kualitas SDM bangsa Indonesia di masa depan melalui peningkatan keamanan dan mutu PJAS. Sesi kedua menampilkan presentasi dari Departemen Pendidikan Nasional yang menyampaikan Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Melalui Program Kantin Sehat Sekolah. Moderator pada sesi kedua adalah Drs. Endang Kusnadi, Apt dari Balai Besar POM di Yogyakarta. Materi presentasi pembicara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
Ringkasan materi presentasi
tersebut adalah sebagai berikut. c. Peningkatan Keamanan PJAS Melalui Program Kantin Sehat Sekolah (Dr. Widaninggar Widjajanti, M.Ed, Pusat Penegembangan Kualitas Jasmani – Departemen Pendidikan Nasional) PJAS sebagai salah satu sumber asupan energi dan gizi bagi anak-anak mempunyai potensi besar bahwa pangan tersebut tidak mempunyai nilai gizi yang cukup, mengandung bahan pewarna dan bahan pengawet berbahaya serta dalam penyajiannya kurang higienis.
Berdasarkan potensi tersebut
sudah saatnya bahwa pihak sekolah melakukan intervensi terhadap pengawasan keamanan PJAS. Tidak hanya pihak sekolah, mulai dari jajaran Kepala sekolah dan guru harus bekerjasama dengan orang tua siswa dan siswa serta pedagang jajajan/pengelola kantin bersama-sama membangun kesadaran untuk meningkatkan keamanan PJAS. Tahun
2009,
Departemen
Pendidikan
Nasional mempunyai program
pembinaan kantin sehat sekolah untuk meningkatkan kesadaran sekolah pentingnya pangan/jajanan di sekolah yang bergizi dan sehat serta aman dikonsumsi. Latar belakang dari program tersebut yaitu berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP (Standar Nasional Pendidikan) diamanatkan 7
bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana antara lain ruang kantin. Hasil penelitian tentang sekolah sehat yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas tahun 2007 pada 640 SD di 20 Provinsi yang diteliti, sebanyak 40 % belum memiliki kantin. Sementara dari yang telah memiliki kantin (60 %) sebanyak 84,30 % kantinnya belum memenuhi syarat kesehatan. Saat ini masih banyak ditemukan pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan kebersihan, kesehatan, mutu dan keamanan, sehingga dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. 3. Focus Group Discussion Diskusi kelompok menjadi salah satu mata acara pada Lokakarya ini. Diskusi kelompok dilaksanakan setelah penyampaian materi dan diskusi panel pada sesi kedua.
Peserta lokakarya dibagi menjadi dua kelompok besar sesuai topik
diskusi, yaitu Peran Pemerintah Pusat dalam Peningkatan Keamanan PJAS pada Kelompok 1 dan Peran Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Keamanan PJAS pada Kelompok 2. VI. HASIL/ REKOMENDASI LOKAKARYA Rencana tindak lanjut penanganan masalah pangan jajanan anak sekolah (PJAS) berdasarkan prinsip manajemen risiko adalah sebagai berikut : 1. Tingkat Pusat NO 1.
INSTANSI Departemen Pertanian
TINDAK LANJUT 1. Mengembangkan Kantin Sekolah dan Kebun Sekolah untuk mendukung ketersediaan pangan di sekolah yang beragam, bergizi seimbang dan aman (berbasis non beras dan non terigu) yang akan difokuskan pada Kabupaten/Kota yang mengalami rawan pangan • Program ini mengundang keterlibatan instansiinstansi terkait dalam pembinaan komunikasi, informasi, dan edukasi • Meningkatan koordinasi intensif pada instansi terkait (lintas departemen) terutama dalam perencanaan program dan perumusan sasaran 2. Surveilan, pengawasan pangan dan pembinaan sesuai dengan perkembangan teknologi pangan (khusus pangan segar) 3. Perpres No 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan akan
8
NO
2.
INSTANSI
Departemen Kesehatan
Departemen Pendidikan Nasional
4.
Lembaga Riset Dan Universitas:
5.
Badan POM
6.
Departemen Kelautan dan Perikanan
TINDAK LANJUT diturunkan lebih lanjut menjadi Permentan dan Perda, elemen-elemen terkait keamanan pangan akan dimasukkan
1. Melakukan penyusunan Permenkes ”Kantin dan Kantin Sehat Sekolah” 2. Melakukan pembinaan teknis kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Tim UKS Kabupaten/Kota) untuk membina kantin sekolah 3. Melakukan peningkatan mutu dan gizi makanan jajanan anak sekolah dengan melakukan survei nilai gizi jajanan anak sekolah 4. Dapat membantu melakukan analisa cemaran mikrobiologi dari JAS 1. Kantin sekolah yang memadai akan dimasukkan menjadi salah satu aspek Standar Nasional Pendidikan, sehingga semua stakeholder, harus turut bertanggungjawab dalam pemenuhannya 2. Melanjutkan pelaksanaan pilot project kantin sehat 1. Melakukan studi pengaruh konsumsi makanan dengan BTP yang melebihi batas terhadap kesehatan 2. Membantu meningkatkan pengetahuan gizi dan keamanan pangan responden non siswa, misalnya sosialisasi BTP yang aman terhadap pedagang JAS 3. Melakukan studi pengembangan BTP untuk menghindari bahan berbahaya pada pangan seperti formalin, boraks, dan sebagainya 4. Mendisain kegiatan ekstra kurikuler : • memasak sehat dan bergizi • membuat makanan dengan BTP yang aman, misal membuat saos tomat, sirup dan lain-lain 5. Memasukkan muatan keamanan pangan pada kegiatan dengan dukungan LPPM 1. Melakukan penyuluhan/Bimtek keamanan PJAS 2. Melakukan program Piagam Bintang Kantin Sekolah 3. Melakukan penyebaran informasi dan advokasi tentang keamanan PJAS 4. Melakukan pengawasan rutin terhadap PJAS 5. Melakukan kajian paparan keamanan PJAS 1. Melakukan monitoring ke unit pengolah ikan 2. Melakukan pengembangan dan pembinaan laboratorium daerah 3. Melakukan penyuluhan produsen bahan baku (pengolah dan nelayan) produk perikanan, tentang : Bahan Berbahaya, Logam Berat, mikotoksin, residu pestisida dan antibiotik
9
NO 7.
INSTANSI Kementerian Riset dan Teknologi
TINDAK LANJUT 1. Mengkoordinir dan memfasilitasi upaya mendukung kemandirian ketahanan pangan 2. Memasukkan aspek keamanan pangan dalam agenda riset nasional 1. Melakukan pembinaan kepada Pemda 2. Mengeluarkan surat edaran Mendagri tentang penyusunan Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah (RKPD) dan Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrembang) untuk mengingatkan kembali daerah dalam perencanaan pembangunan daerah agar memprioritaskan keamanan pangan jajanan anak sekolah terutama dalam penganggaran dengan SKPD yang terkait dikoordinir oleh Bappeda dengan SKPD yang terkait
8.
Departemen Dalam Negeri
9.
PIPIMM
1. Membantu Jejaring Promosi Keamanan Pangan dengan menginformasikan makanan dan minuman yang aman seperti makanan dan minuman yang telah memiliki MD 2. Mendidik para penjaja makanan untuk menggunakan produk industri sehingga dalam penyajian pangan tetap aman dan terkendali 3. Membantu Badan POM dalam mensosialisasikan bahan berbahaya
10.
GAPMMI
1. Mendorong anggotanya untuk lebih aktif dengan cara mengalokasikan anggaran LSRnya guna pembuatan/perbaikan kantin-kantin sehat terutama bagi industri-industri yang produknya biasa dijajakan di kantin sekolah
11.
Media (Food Review)
1. Mengupdate informasi tentang regulasi keamanan PJAS 2. Memberitakan informasi panduan pengolahan PJAS yang baik, aman, sehat dan bergizi 3. Melakukan penyebaran informasi tentang BTP berbahaya yang sering digunakan dalam PJAS 4. Melakukan penyebarluasan informasi tentang BTP yang aman digunakan untuk PJAS 5. Menginformasikan program-program tentang pembinaan PJAS yang dilakukan oleh instansiinstansi terkait seperti Depkes, Depdiknas, Depdag, Depperin, Kementerian Riset dan Teknologi, Universitas, Lembaga Riset, BPOM, dll.
2. Tingkat Daerah No 1.
Instansi
Tindak Lanjut
Dinas Kesehatan (Provinsi dan Kabupaten / Kota)
1. Memberdayakan Puskesmas untuk melakukan pembinaan kantin sekolah
10
No
Instansi
Tindak Lanjut
2.
Dinas Pendidikan (Provinsi dan Kabupaten / Kota)
3.
Laboratorium Kesehatan Daerah
4.
Balai Besar / Balai POM
5.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
6.
Dinas Koperasi dan UKM
7.
Badan Ketahanan Pangan Daerah
2. Melakukan pembinaan IRTP, pemeriksaan sarana dan prasarana, dan penerapan sanksi bagi produsen yang melanggar dengan tidak mengijinkan produsen menjual produsen di sekitar sekolah 3. Menyusun PERDA mengenai kewajiban registrasi bagi IRTP 4. Melakukan kegiatan monitoring dan surveilan terhadap pangan jajanan anak sekolah 5. Melakukan pengambilan sampel dan pengujian sampel pangan jajanan anak sekolah 6. Mendorong pemenuhan penyelenggaraan kantin sekolah sehat, antara lain dengan penyediaan anggaran, pembinaan kantin sehat, ataupun penyelenggaraan kontes kantin sehat 7. Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk melakukan penyuluhan dan pembinaan secara terpadu 8. Melakukan sosialisasi keamanan pangan jajanan anak sekolah kepada guru, murid, dan produsen makanan jajanan 9. Memasukkan program PHBS dengan salah satu indikatornya adalah kantin sehat 1. Melakukan sosialisasi dan advokasi dari Dinas Pendidikan Provinsi ke Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota mengenai dana bantuan (Block grant) atau program lain terkait pangan jajanan anak sekolah 2. Menyediakan anggaran untuk mendorong pemenuhan sarana dan prasarana kantin sekolah 3. Meningkatkan peran komite sekolah untuk pembinaan kantin sekolah 1. Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dalam hal pengujian sampel pangan jajanan anak sekolah 1. Melakukan sampling dan pengujian 2. Melakukan komunikasi risiko dalam bentuk penyuluhan, bimbingan teknis kantin sekolah 3. Melakukan audit sarana IRTP dan kantin sekolah 1. Menyalurkan bantuan untuk IRTP 2. Melaukan Pembinaan teknis Membantu permodalan bagi produsen pangan jajanan anak sekolah Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait dalam peningkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah
11
No 8. 9.
Instansi PKK Sekolah
Tindak Lanjut Melakukan penyuluhan Meningkatkan peran komite pembinaan kantin sekolah
sekolah
untuk
3. Saran dan Rekomendasi lainnya a. Gerakan pemberian bantuan dana kepada setiap sekolah untuk penataan kantinnya diharapkan berlanjut dan diberikan kepada sekolah-sekolah lain yang belum mendapatkan kesempatan menata kantinnya. b. Gerakan registrasi penjaja pangan jajanan anak sekolah harus diperluas. Dengan adanya registrasi tersebut maka kondisi keamanan pangan jajanan anak sekolah akan selalu dievaluasi. Dengan demikian, kemungkinan penjaja pangan jajanan anak sekolah untuk memproduksi pangan jajanan yang kurang aman dapat diperkecil. c. Keamanan Pangan merupakan salah satu aspek ketahanan pangan. Badan Ketahanan Pangan telah memasukkan aspek keamanan pangan pada program Gerakan Percepatan Diversifikasi Pangan dan Gizi yang telah dicanangkan oleh Badan Ketahanan Pangan. d. Rapid test kit untuk identifikasi boraks, formalin dan rhodamin B telah tersedia di Koperasi Badan Pengawas Obat dan Makanan secara komersil. Sedangkan Test kit untuki Methanil Yellow dan Amaranth sedang dipersiapkan. Bagi instansi yang ingin mendapatkan test kit–test kit tersebut dapat menghubungi: Koperasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat Telp. 021-33149330 e. Diharapkan Jajaran Departemen Kesehatan proaktif dalam melaksanakan pengawasan pangan jajanan anak sekolah terutama penjaja yang berada di luar pagar sekolah. Penjaja yang berada di dalam pagar sekolah perlu diawasi oleh pihak sekolah f.
Penjaja yang berada di luar sekolah merupakan pedagang atau pengusaha pangan siap saji. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, pengawasan pangan siap saji merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Daerah (dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota).
g. Perlu kerjasama antara Departemen Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan UKM mengenai kerjasama permodalan Usaha Kecil Menengah dalam
12
rangka pembelian Bahan Tambahan Pangan. Bentuk kerjasama yang disarankan adalah pemberian subsidi BTP bagi UKM/IRTP. h. Kegiatan Komunikasi, Edukasi dan Informasi perlu dilaksanakan secara terus menerus kepada penjaja pangan siap saji sebagai sarana meningkatkan kesadaran keamanan pangan. Namun, gaya, bahasa dan materi komunikasi tersebut perlu disesuaikan dengan target sasaran supaya dapat lebih mudah dimengerti. i.
Kegiatan lokakarya Jejaring Intelijen Pangan selanjutnya diusulkan dapat dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan sebagai tuan rumah sekaligus steering committee dari kegiatan SPKP.
Foto dokumentasi pelaksanaan lokakarya dapat dilihat pada Lampiran 5, sedangkan contoh sertifikat yang diberikan kepada peserta lokakarya dapat dilihat di Lampiran 6.
13
LAMPIRAN
Lampiran 1 Panitia dan Jadwal Acara Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan Nasional Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
KEPANITIAAN LOKAKARYA JEJARING INTELIJEN PANGAN NASIONAL PROGRAM NASIONAL PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH Jakarta, 23 Juli 2009
Panitia pengarah Ketua
: Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
Sekretaris
: Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Anggota
: Sekjen Jejaring Intelijen Pangan Kasubdit Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan
Panitia Pelaksana Ketua
: Drs. Suratmono
Sekretaris
: Novian Damayanti, STP
Bendahara
: Ruki Fanaike, STP
Seksi Acara
: Rina Puspitasari, STP
Seksi Persidangan
: Yanti Ratnasari, SP;Yanti Kamayanti Latifa, SP; Nugroho Indrotristanto, STP; Citra Prasetyawati, S.Farm, Apt
Seksi Konsumsi
: Ima Ananda, SP
Seksi Perlengkapan : Drs. E.T.H. Nainggolan, Apt Seksi Dokumentasi
: Fahmi Fasah Angkotasan, S.Komp
JADWAL ACARA LOKAKARYA JEJARING INTELIJEN PANGAN NASIONAL PROGRAM NASIONAL PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH Jakarta, 23 Juli 2009 08.30-09.00
Registrasi peserta
09.00-09.30
Acara Pembukaan Laporan Ketua Panitia Lokakarya Drs. Suratmono (Badan POM RI) Laporan Sekjen Jejaring Intelijen Pangan tentang Sistem Keamanan Pangab Terpadu di Indonesia Prof Dr Winiati P Rahayu (Badan POM RI) Sambutan dan Pengarahan Pembukaan Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, M.Kes, SpFK Kepala Badan POM RI
09.30-09.45
Rehat kopi
09.45-10.30
Strategi Pengendalian Bahaya pada JAS di Badan POM RI Dra. Dewi Prawitasari, MKes Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan – Badan POM RI
10.30-11.15
Monitoring dan Evaluasi Profil Keamanan PJAS Ir. Tien Gartini Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM RI
11.15-12.15
Diskusi panel Moderator: Prof Dr Winiati P Rahayu
12.15-13.00
Ishoma
13.00-14.00
Peningkatan Keamanan PJAS Melalui Program Kantin Sehat Sekolah Dr. Widaninggar Widjajanti, M.Ed Kepala Pusat Penegembangan Kualitas Jasmani – Departemen Pendidikan Nasional
14.00-16.30
Diskusi kelompok (Focus Group Discussion): 1. Peran Pemerintah Pusat dalam Peningkatan Keamanan PJAS Fasilitator: Prof Dr Winiati P Rahayu (Badan POM RI) 2. Peran Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Keamanan PJAS Fasilitator: Drs. Djoko Triyono, Apt
16.30-17.00
Kesimpulan dan penutupan
17.00
Selesai dan rehat kopi
Lampiran 2 Daftar Peserta Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan Nasional Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
No.
Nama
Instansi
1.
Ade Nursasih, Ssi,Apt,Mkm
Dinkes Kota Bekasi
2. 3.
Adilah Pabari Adjat Kustina
Balai Besar POM Makassar Balai Besar POM di Banjarmasin
4.
Andang Setiadi
Foodreview
5.
Apriyanto
Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan
6.
Arifin Hutagalung
Direktorat Pengembangan Direktorat Jendral Wilayah,Bina Pembangunan Daerah DDN
7.
Asep Suryakusumah
8.
Bambang Hariyanto
9.
Betsy Monoarfa
10.
Chairun Nissa
11.
Citra Prasetyawati, SFarm, Apt
12.
Diny A Sandarasari,ST,Msi
13.
Dr.Diah Poerwanti P., Mkes
Alamat Instansi
No Telp/Hp
E-mail
Jl.Jend.Sudirman No.3 Kota Bekasi Jl.Baji Minasa No. 2 Makasar Jl.Brigjen Hasan Basri No 40 Banjarmasin Jl. Panduraya 151-153 Indraprasta II Bogor Departemen Pertanian Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan Pasar Minggu – Jakarta Selatan Jl.Taman Makam Pahlawan No 20 Kali Bata - Jakarta Selatan
021-8894728 / 08161356004 08124110636 05113305115
021-7942648 / 08161340038
arifinhutagalung66@ya hoo.com
Direktorat Penyehatan lingkungan,Ditjen PP&PL,Depkes Pusat Konsumsi dan KeamananPangan-BKP, Deptan
Jl.Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat Jl.Harsono RM No 3,Gd E Lt 6, Ragunana, Ps Minggu - Jakarta Selatan
08129174514
asep_suryakusumah@ yahoo.com
[email protected]
PIPIMM(wakil ketua bid sosialisasi dan publikasi) Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan - Badan POM Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Universitas Sahid Jakarta Prodi teknologi pangan Dinkes Provinsi Jawa Barat
Departemen Perindustrian RI Lt III Jl Gatot Subroto Kav 52-53 Jl.Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl.Prof Dr Soepomo 84, Jakarta
021-52920970 / 0811810371 021-4241781 / 0818750515 t. 021-42803516 / f. 021-42878701
Jl. Pasteur No. 25 Bandung 40171
08161852805 021-7816652, f (021)7806708
0816743212
021-8312813-15 ext 2010 022-4266514
[email protected]
[email protected] .id
[email protected] om
[email protected] m
[email protected] om
diah.poerwanti@yahoo. com
No.
Nama
Instansi
Alamat Instansi
14.
Dr.Ir.Sri Anna Marliyati,Msi
Departemen Gizi Masyarakat,FEMA-IPB
Kampus IPB Dramaga
15.
Dr.Ir.Sri Widowati, MAppSc
Jl.Tentara pelajar No. 12 Bogor
16. 17.
Dr.Sri Yuli Purwoestri Dra. Dewi Prawitasari, Apt, Mkes
BB Litbang Pasca PanenPertanian Sudinkes Jakarta Utara Direktorat Insert Pangan Badan POM RI
18.
Dra. Fitri Yanita
19.
Dra. Hafnizal, Apt, MM
Kementrian Negara Riset dan Teknologi Balai Besar POM di Jakarta
20.
Dra. Irdawati, Apt.
Balai Besar POM di Jakarta
21.
Dra. Nuke Siti Haryati, Apt. MM.
Balai Besar POM di Jakarta
22.
PROM - Badan PROM RI
23.
Dra. Riolina Ida L. Panggabean, Apt, MKes Dra. Romlah,Apt
24.
Dra. Sri Rahayu, Apt
25. 26.
Dra. Susan Gracia Arpan,Apt,Msi Dra. Tri Murdiatun, Apt
27.
Dra.Adilah Pababari,Apt,MM
Balai Besar POM Samarinda Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Balai Besar POM Samarinda Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Balai Besar POM Makasar
Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Gd.BPPT II, Jl MH Thamrin No 8,Jakarta Jl. Kesehatan No. 10 Jakarta Timur Jl. Kesehatan No. 10 Jakarta Pusat Jl. Kesehatan No. 10 Jakarta Pusat Badan POM RI, Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl.letjend Suprapto No. 3 Samarinda Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl.letjend Suprapto No. 3 Samarinda Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl Baji Minasa No 2 Makasar
No Telp/Hp
E-mail
02518622276/025186 25258 0251-83216762 / 08129974237
swidowati_bbppog@ya hoo.co.id
08125098159
021-3169292 / 3102014 08161626422 021-3519274 021-3520219 / 0818701835 021-42887351 0541-741630 / 081347247606 t. 021-4259624 / f. 021-42878701
[email protected] g
0541-741630 / 0811580325 085691871525
[email protected] o.uk
[email protected]
No.
Nama
Instansi
Alamat Instansi
28.
Dra.Ava W kantaatmadja,Apt,MM
Laboratorium Kesehatan Daerah,Dinas kesehatan Provinsi Jakarta
Jl Rawasari Selatan No 2 Cempaka Putih,Jakarta Pusat 10501
29.
Dra.Corry Panjaitan,Apt
Balai Besar POM di Denpasar
Jl.Cutnya Dien No 15 Bali
30.
Dra.Herjubinartin, Apt
Dinkes Kota Depok
31.
Dra.Heru Yuniati,Msi
Puslitbang Gizi dan Makanan
Jalan Margonda Raya No. 54 Depok Jl.Gn Semeru No 63, Bogor
32.
Dra.Hj.Ernawati,Apt
Dinkes kota Bandung
Jl Supratman No 73 Bandung
33.
Dra.Sumiaty Haslinda, Apt
Balai Besar POM Gorontalo
34.
Dra.Tasnim Widiarsini, Apt
35.
Dra.Yemirta,Msi
36. 37. 38.
Drg.Djauzi,Mkes drg.Sri Juli Puwoestri Drh. A.A. Nyoman Mertanegara
39.
drh.Armin Riandi
40.
drh.Irma Budiany
41.
Drs. I Gede Nyoman Suwandi, Apt, MM
Dinas Kesehatan Kab Tanggerang Balai Besar Kimia dan Kemasan Deperindag Ditjen P2PL Departemen Kes Sudinkes Jakarta Utara Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Balai Pengujian Mutu Produk Perternakan Departemen Pertanian Laboratorium Kesmavet Dinas kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Balai besar POM di Batam
Jl.Tinaloga - Wongkaditi Gorontalo Jl.Daan Mogot No. 4 Tanggerang Jl.Balai Kimia No.1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur Jl.Percetakan Negara No 29 Jl.Yos Suedarso - Jakarta Utara Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl.Pemuda No 29 A Bogor
No Telp/Hp
E-mail
t. 021-4247408, 4247432, 4247387 / f. 0214247346 t. 0361-223765 / f. 0361-225395 08129359859
[email protected] d
[email protected] m
t. 0251-8321763 / f. 0251-326348 022-4203752 / 6640696 08121477042 0435-822052 / 081343980180 021-5523339 / 08128157984 t. 021-8717438 / f. 021-8714928 08128081882 0811815736 08151876459 / f. 021-42878701
[email protected] om Senny
[email protected] [email protected]
0251-8353712 / 081314726020
[email protected] m
Jl.Bambu Apus Raya Cipayung Jakarta Timur
021-8455748
labkesmavetdki@yaho o
Jl. Hang Jebat, Kelurahan Batu Besar - Batam
0778761025 / 0811380243
[email protected] m
[email protected]
No.
Nama
Instansi
42. 43.
Drs. Rakhmad Barus,Apt Drs. Romlan B., MPd
Kepala POM di Bengkulu Depdiknas
44.
Drs. SuyitNo. , Apt.
Balai Besar POM Samarinda
45.
Drs.Andi Suhardi
Dinas Kesehatan Provinsi Banten
46.
Drs.Edi Witanto,Apt
BPOM di Pangkalpinang
47.
Drs.Firdaus Thantawi,Apt
48.
Alamat Instansi
No Telp/Hp
E-mail
Gd E Depdiknas lt 18 Senayan
0818745326
Jl. Letjen Suprapto No.3 Samarinda Jl Syeh Maulana Al-Bantani Komp. Perkantoran Banten Komplek Perkantoran Pemprov. Kep.Babel, Jl. Pulau Bangka Air Itam - Pangkalpinang
0541-741630 / 081215810443 0254-267022 071-7434874 / 08127815173 / 08197815877
[email protected]/
[email protected] /
[email protected]
Balai Besar POM di Palu
Jl Undata No 3,Palu
[email protected]
Drs.Heri Ismuwardana
Sudinkes Kota Jakarta Pusat
49.
Drs.Indra Ginting,Apt,MM
Balai Besar Lampung
50.
Drs.M.Alibata Harahap
Balai Besar POM,Palembang
Drs.M.Syahrial
Balai Besar POM di Padang
0711-510093 / 08129959556 08126611261
[email protected]
51.
Jl.Percetakan Negara No. 82 Jakarta Pusat Jl.Dr.Susilo No.103 Bandar Lampung Jl.Pangeran Ratu Ulu Jakabaring Palembang Jl.Gajahmada, Padang
0451-423088 / 0811482488 021-4209656 / 08129493044 08126005956
52.
Drs.M.Syahrial,Apt
Balai Besar POM di Padang
Jl.Gajahmada - Padang
53.
Drs.M.Syahrial,Apt
Balai Besar POM di Padang
54.
Drs.Sudiyanto
Balai Besar POM di Surabaya
55.
Drs.Sumaryanta,Apt,Msi
Balai Besar POM,Di Pekanbaru
Jl Gajah Mada Gn Pangilun Padang Jl.Karang Menjangan No 20 Surabaya Jl. Diponogoro No 10, Pekanbaru
0751-7055213 / 08126611261 0751-7055213 031-5015486 / 0811566299 0761-32933 / 081546105610
romlanbudiyono@yaho o.com
[email protected] m
[email protected] m bbpompadang@yahoo. com
No.
Nama
Instansi
Alamat Instansi
No Telp/Hp
E-mail
56.
Edi Admoko
Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil PerikananDKP Jakarta
Jl.Muara Baru Ujung Penjaringan Jakarta Utara
081310379825
[email protected] m
57.
Eveline, MTP
Universitas Pelita Harapan
Lippo Karawaci
58.
Fahmi Fasah Angkotasan, SKom Faizal Rizal,Mkes
Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl Matraman Raya No 218 Jakarta Timur
e_mail_eveline@yahoo .com
[email protected] d
59.
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur
021-5460901 ext 1533 t. 021-42803516 / f. 021-42878701
60.
Farel M Rizqy
GAPMMI
[email protected]
61.
Fauzi Achmadi, STP
62.
Fitri Yunita
63.
Franky Sibarani
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Kementrian Negara Ristek & Teknologi PIPIM
64.
Hesti Wulaningsih, STP
65.
Hestiana SN
66.
Iip Syaiful,Skm,Mkes
67.
Ima Ananda
Gedung Deptan Cilandak, Ragunan Jakarta Selatan Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl. MH Thamrin No.8 Gd.II BPPT Lt.8 Jakarta Pusat Departemen Perindustrian,Jl.Gatot Subroto kav 52-53 Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl.Daan Mogot No 4 Tanggerang Jl HR Rasuna Said Kav 4-9 Blok X-5 Jakarta Selatan Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta
t. 021-8192202 / 0811169069 f. 021-8506319 081384262600
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggerang Direktorat Bina Gizi Masyarakat Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI
08158266887 / f. 021-42878701 021-3169287
[email protected]
021-52920970
t. 021-4259624 / f. 021-42878701 021-5586474 / 08158832534 021-5577152 t. 021-42803516 / f. 021-42878701
[email protected]
No.
Nama
Instansi
68.
Ir. Tien Gartini, MSi
69.
Ir.Diah Hetty Sitomurti,Mkes
70.
Ir.Medikasari,Msi
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, UNILA
71.
Irfan Syahbana,Ssi
72.
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI BBPOM di Semarang
Alamat Instansi
No Telp/Hp
E-mail
Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl.Madukoro Blok AA-BB No.8 Semarang Jl.Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
021-42878701
surveilanpangan@yaho o.com
08179948632
[email protected]
081315186044
Balai Besar pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan, DKP
Jl.Muara Baru Ujung Penjaringan Jakarta Utara
021-6695586 / 08128401974
[email protected]/m
[email protected] .id syahbana.irfan@yahoo. com
Irhamuddin
PT Sucofindo
021-7983666 ext 1446 / 08128120471
[email protected]
73.
Iswadi, S.Farm, Apt.
BPOM di Pangkal Pinang
Graha Sucofindo lt 4 Jl Raya Pasar Minggu 34 Jakarta Selatan Jl. P. Bangka, Komplek Perkantoran Prov. Kep. Babel, Pangkal Pinang
081374325843
datuak.malenggang.dila
[email protected]
74.
Jeremia manuel
Universitas Pelita Harapan
Lippo Karawaci
085959019180
75.
Lamtamsim Dasustra
76.
Leli Nurlaeli, MT, M.App.Comm.
77.
M.Husnan
Direktorat PK,Ditjen PDN,Dep Perdagangan Kementrian Negara Riset dan Teknologi Depdiknas
Jl.M.I.Ridwan Rais No 5,Jakarta Pusat Jl. MH Thamrin No.8 Gd.II BPPT Lt.8 Jakarta Pusat Depdiknas - Senayan
021-3858187 / 08128752944 021-3169287 / 081388295290 021-5725643
jeremia_manuel@yaho o.com
[email protected]
78.
Martiana SKM, MM
Sudinkes Jakarta Selatan
0811953917
79.
Moh. Guntur
Balai Besar POM Kendari
80.
Mustofa
Balai Besar POM di Pontianak
Jl. Radio Dalam 1 No. 8 Kebayoran Baru Kom. Bumi Praja Anduonohu Kendari Jl.Dr.Sudarso - Pontianak
[email protected] d husnan_mone@yahoo. com
08124225562 08127895750
balaipom_pontianak@y ahoo.com
No.
Nama
81.
Nugroho Indrotristanto, STP
82.
Patricia Tobing
83. 84.
Prof. Dr. Ir. Winiati P. Rahayu, MS Prof.Dr.Endang Sri Heruwati
85.
Retno yunilawati,Ssi.Msi
86.
Instansi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI PIPIM
Alamat Instansi
No Telp/Hp
Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Departemen Perindustrian,Jl.Gatot Subroto kav 52-53 Badan POM RI, Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Jl.Petamburan VI Jakarta 10260
t. 021-42803516 / f. 021-42878701
Balai Besar Kimia Kemasan Departemen Perindustrian
Jl.Balai Kimia No.1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur
Santi Santika
Staf Sekertariat PIPIMM
87.
Sri Mulyaningsih
Laboratorium Kesehatan Daerah,Dinas kesehatan Provinsi Jakarta
Departemen Perindustrian RI Lt III Jl Gatot Subroto Kav 52-54 Jl Rawasari Selatan No 2 Cempaka Putih - Jakarta Pusat 10501
88.
Suwarti Adi
89.
Syamsudin
Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan Balai Besar POM Banda Aceh
90.
Syamsudin
Balai Besar POM di Banda Aceh
91.
Syamsul Manurung
92.
Teti Rosniawati, STP
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI
021-8717438 / 081586049846 / f. 021-8714928 021-52920970 / 081808387375 t. 021-4247408, 4247432, 4247387 / f. 0214247347 6695586/669559 3 0651-7411698 / 0816688340 0651-7411698 / f. 0651-22735 t. 021-42803516 / f. 021-42878701
PROM - Badan POM RI Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan,DKP
Jl.Muara Baru Ujung penjaringan,Jakarta Utara Jl.Tengku Moh.Daud, Benreuh 110 Banda Aceh Jl.Tek.Moh.Daud Baureueh No. 110 Lamprit Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta
E-mail nugi_it @yahoo.com
021-52920970
021-42887351 / 08161336158 021-53650157 / 08136619323
081319755017 / f. 021-42878701
endang_heruwati@yah oo.com
[email protected]
[email protected] m
[email protected] ail.com
[email protected] [email protected],
[email protected] [email protected],
[email protected]
No.
Nama
Instansi
Alamat Instansi
No Telp/Hp
E-mail
93.
Tri Cahyanto
GAPMMI
Kantor Pusat Deptan Gd. F lt 2, R 224A, Jl. Harsono RM No. 3 Jakarta Selatan
021-70322627 / 08159107742 / f. 021-7804347
[email protected]
94.
Tri Kurniasih,Amd
Balai Besar Pengembangan dan Pengendalian Hasil Perikanan
t. 021-6695516 / f. 021-6695593
[email protected] om
95.
Trini Sudiarti
Departemen Gizi FKM UI
Jl. Muara Baru Ujung Penjaringan Jakarta Utara 14440 Kampus UI Depok
[email protected]
96.
Wiryani
Direktorat Penilaian Keamanan Pangan Badan POM
021-7863501 / 08158715343 021-42800221 / 08128028203
97.
Yanti Kamaynati Latifa, SP
98.
Yanti Ratnasari, SP
99.
Yunus Hutagalung
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan – Badan POM RI
100. Yustina Mulyani, Ssi, Apt
Gd D Lt 3, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta Gd F Lt. 2, Badan POM RI Jl Percetakan Negara 23, Jakarta
t. 021-42803516 / f. 021-42878701 t. 021-42803516 / f. 021-42878701 t. 021-42803516 / f. 021-42878701 t. 021-4259624 / f. 021-42878701
[email protected] om
Lampiran 3 Materi Laporan dan Sambutan Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan Nasional Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Laporan Ketua Panitia Penyelenggara Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan Nasional Drs. Suratmono
LAPORAN KETUA PANITIA PADA PEMBUKAAN LOKAKARYA JIP “PROGRAM NASIONAL PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH” Yang terhormat, -
Ibu Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
-
Ibu Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
-
Para hadirin peserta lokakarya yang berbahagia
Assalamu álaikum Wr.Wb. Salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenan-Nya, kita dapat berkumpul pada hari ini untuk mengikuti lokakarya Jejaring Intelijen Pangan. Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Ibu Kepala Badan untuk hadir pada acara ini dan selamat datang bagi Bapak/Ibu/Saudara peserta lokakarya sekalian. Ibu Kepala Badan yang kami hormati, Perkenankanlah saya melaporkan persiapan lokakarya jejaring intelijen pangan (JIP) yang akan berlangsung pada hari ini Kamis, tanggal 23 Juli 2009 Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT). Tujuan diadakan lokakarya jejaring ini adalah sebagai ajang sharing informasi mengenai kajian yang telah dilakukan oleh satu instansi terkait keamanan pangan. Pertemuan ini dirasakan sangat perlu terus dilakukan secara berkala agar stakeholder terkait mengetahui apa yang telah dilakukan instansi lain, serta menjadi forum komunikasi di antara para pengkaji risiko. Tema lokakarya kita kali ini adalah : “PROGRAM NASIONAL PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH”. Diambilnya tema ini karena kami merasa masalah keamanan pangan jajanan anak sekolah (JAS) merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Karena JAS memiliki peran yang sdtrategis bagi anak sekolah untuk memberi tambahan asupan energi dan gizi. Badan POM sendiri telah melakukan monitoring, surveilan dan verifikasi profil keamanan pangan JAS. Hasil monitoring dan surveilan tersebut perlu ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan terkait.
Tujuan penyelengaraan lokakarya kali ini adalah : 1. Meningkatkan koordinasi secara sinergis dan kontinyu antar pemangku kepentingan terkait; 2. Mensosialisasikan program nasional peningkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah yang telah dilakukan oleh instansi terkait; 3. Sebagai forum tukar menukar informasi tentang pelaksanaan program keamanan pangan jajanan anak sekolah; 4. Meningkatkan komitmen bersama pemangku kepentingan terkait terhadap program keamanan pangan jajanan anak sekolah. Dari lokakarya kali ini diharapkan stakeholder yang terkait keamanan pangan memperoleh tambahan informasi dan dapat memperkuat jejaring terutama untuk upaya penignkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah. Ibu Kepala Badan yang kami hormati, Pertemuan ini diisi atas dua sesi, sesi pertama dalam bentuk seminar, kemudian dilanjutkan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD).
Materi seminar akan
disampaikan secara panel mengenai Strategi Pengendalian Bahay pada JAS di Badan POM RI (Dra. Dewi Prawitasari, MKes) serta Monitoring dan Evluasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Ir. Tien Gartini, MSi), dilanjutkan dengan diskusi panel. Setelah sholat dan makan, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Melalui Program Kantin Sehat Sekolah (Dr. Widaninggar Widjajanti, M.Ed). Selanjutnya dilakukan diskusi kelompok, dimana diskusi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang membahas peran pemerintah Pusat, dan kelompok peran pemerintah Daerah dalam peningkatan keamanan PJAS. Ibu Kepala Badan yang kami hormati, Peserta yang mengikuti pertemuan ini ada sebanyak 100 orang, 19 orang berasal dari Balai Besar/Balai POM di daerah.
Selain itu dihadiri pula perwakilan dari
instansi pemerintah, kalangan akademisi, lembaga penelitian, dan industri diantaranya: Departemen Perdagangan, Badan Ketahanan Pangan, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, UI, IPB, Seafast, PIPIM, GAPMI, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan prov DKI Jakarta, PT. Sucofindo dan Badan POM sendiri.
Dengan pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat komitmen kita dalam peningkatan keamanan pangan jajanan anak sekolah. Ibu Kepala Badan yang kami hormati, Demikianlah laporan kami dan selanjutnya kami mohon perkenan Ibu untuk memberikan pengarahan kepada kami, serta secara resmi membuka lokakarya ini. Untuk itu, kami atas nama Panitia Penyelenggara mengucapkan terima kasih. Wassalamu álaikum Wr. Wb
Jakarta, 23 Juli 2009 Suratmono Ketua Panitia
Laporan Sekjen JIP Prof. Dr. Ir. Winiati P. Rahayu, MS
PROGRAM DAN AKTIVITAS SISTEM KEAMANAN PANGAN TERPADU BAHAYA BIOLOGIS
SISTM KEAMANAN PANGAN TERPADU
JEJARING INTELIJEN PANGAN (Risk Assesment) R&D Industries
Jejaring Intelijen Pangan
Dep. Lingkungan
RAPID RESPONSE
BAHAYA KIMIA
FOOD WATCH
AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA
Tim Teknis Keamanan Pangan Nasional
BAHAYA FISIK
1
Jejaring Promosi Keamanan Pangan
BEBAS BAHAYA
Winiati P. Rahayu dan Nugroho Indrotristanto (Sekjen JIP/
[email protected] dan Sekretariat JIP)
Jejaring Pengawasan Pangan
Jakarta, 23 Juli 2009
Program JIP
wpr@2009
ecto
rs
a Bad
Dan la
nP
OM
Sekretariat: Direktorat Surveilan & Penyuluhan KP, Badan POM
wpr@2009
• Rekomendasi dilihat pada www.pom.go.id pada link Sistem Keamanan Pangan Terpadu • Tuan rumah bergantian: UI, UGM, IPB, Unpad, Unibraw, UniSri, DKP, Deptan, Badan dan BB/BPOM
• Updating data yang terdapat pada Direktori terdahulu • Memuat informasi diantaranya: – Kapasitas dan kemampuan institusi terkait dengan keamanan pangan, 382 instansi keamanan pangan dengan 152 instansi merupakan lab oratorium untuk kuesioner laboratorium seIndonesia – Peraturan Perundangan di Bidang Pangan – SNI Bidang Pangan – Registrasi Produk Pangan – Konsumsi Pangan – Informasi Keracunan
• Rencana pencetakan Agustus 2009 wpr@2009
in-lain
Direktori Keamanan Pangan (revisi)
LOKAKARYA JIP
• Lokakarya JIP rutin (2- 4 kali dalam setahun). • Penerbitan Direktori KP: 2008: revisi dan rencana terbit edisi II: Agustus 2009 • Fasilitator training LN: mencakup lintas sektor terkait dan Badan POM (2008-2009: 7 orang) • Penerbitan Food Watch: 5 edisi/5 tahun • Penyebaran informasi INFOSAN: (2007-2009: 14 judul) • Riset bersama dan pengembangan sistem KP
sp d In
Jejaring ini menghimpun informasi kegiatan pengkajian risiko keamanan pangan dari lembaga terkait (data surveilan, inspeksi, riset keamanan pangan, dsb.)
STAR AWARDS
Disampaikan pada Lokakarya JIP
wpr@2009
F oo
Hidup
LP univ er sitas
n sehata Dep.Ke
wpr@2009
Draft 502 hal
wpr@2009
FASILITATOR TRAINING LN & KEGIATAN REGIONAL • Bangkok, Juni 2007: EURASFF/EU Rapid Alert System for Food & Feed (3 org: DKP, Deptan, Badan POM RI) • Kuala Lumpur, Agustus 2007: Enhanced Food-borne disease surveillance networking in Asia (Badan POM RI & Menristek) • Jakarta, Des 2007: Regional Workshop on TDS (Indonesia: MoH, MoA, MoFMA,NADFC) • Jakarta, Juni 2008 : Better Training for Safer Food (lintas sektor terkait & Badan POM)
• •
• •
wpr@2009
Better Training for Safer Food • 03-05 Juni 2008 di Jakarta • Narasumber : Mr. Patrick Deboyser, Mrs. Paola Ferrara, Mr. Jan Baele (DG SANCO), Dr. Somsak Pippopinyo (ASEAN Secretariate), Prof. Dedi Fardiaz (Badan POM) • Peserta : perwakilan negara-negara ASEAN, Deptan, Depkes, DKP, Badan POM Kegiatan : •Demonstrasi Sistem kewaspadaan dini di ASEAN (ASEAN Rapid Alert Sytem for Food and Feed - ARASFF) •Diskusi mengenai pertukaran informasi antar negara anggota, aspek kebijakan mengenai pertukaran informasi antar negara anggota dalam rangka sistem kewaspadaan dan penanggulangan keamanan pangan
• Jakarta, Juni 2008: Seminar and gatekeeper meeting
wpr@2009
Safety Enhancement of edible product, Legislation, Analysis and Management with ASEM countries, by mutual Training and research) : anggota EU & Asia Jakarta, Juli 2008 dan Belanda Agustus 2008 : National Residue Control Plant: kerjasama Belanda – DKP Hong Kong, Desember 2008 : HK Center for Food Safety and WHO Joint Workshop of TDS (Puslitbang Gizi, Depkes dan Badan POM) Bangkok, Maret 2009 : Global Salm-Surv (Badan POM, Depkes) & AsiaFoodNet Meeting Belanda (Juni 2009) & Jakarta (Juni –Juli 2009): FS Inspection and Certification: kerjasama Belanda-AQA wpr@2009
Sistem Kewaspadaan dan Penanggulangan Keamanan Pangan • Merupakan salah satu sistem rapid alert untuk penanggulangan masalah-masalah keamanan pangan di Indonesia • Terdiri dari perwakilan unit-unit terkait di Badan POM • Sistem Tata Hubungan Kerja masih terus dibangun dengan direncanakan didukung oleh sistem teknologi informasi yang tangguh
wpr@2009
Global Salm-Surv • 30 Maret - 3 April 2009 di Bangkok, Thailand • Narasumber (WHO, US Communicable Disease and Prevention, National Institute of Public Health, Oz FoodNet, PulseNet. • Peserta : perwakilan negara-negara ASEAN. Delegasi dari Indonesia berasal dari Badan POM dan BB Labkes Surabaya Kegiatan : •Kegiatan PulseNet di Asia, penggunaan teknologi subtyping molekuler dalam investigasi KLB keracunan makanan, Beban Penyakit akibat Pangan nasional •Studi Kasus Surveilan di Thailand dan Jepang
wpr@2009
PENERBITAN FOOD WATCH • Food Watch adalah program monitoring pangan nasional yang mengidentifikasi masalah keamanan pangan. • Jejaring Intelijen Pangan yang menentukan topik Food Watch, memungkinkan pemerintah, industri, dan akademisi untuk mensinergiskan berbagai sumber daya dalam rangka memperbaiki keamanan pangan di Indonesia • Rencana tahun 2009, tema Food Watch adalah : • Pangan jajanan Anak Sekolah • Melamin wpr@2009
JIP/SKPT Daerah
Contoh SHARING INFORMASI DARI INFOSAN
• JIP telah banyak dikembangkan di daerah • Tercatat pada tahun 2008, lokakarya/pertemuan JIP telah dilaksanakan di daerah sebanyak 6 Kali • Pada tahun 2009, telah dilaksanakan dua lokakarya (Medan dan Pontianak) sedangkan direncanakan masih terdapat 8 lokakarya/pertemuan JIP daerah (Bandung, Bandar Lampung, Jayapura, Jambi, Kupang, Mataram, Palu, Semarang)
• INFOSAN EMERGENCY ALERT (2009): • Kontaminasi Salmonella pada produk selai kacang di USA (Jan 09) • Virus ebola reston pada produk daging babi di Filipina (Feb 09) • E. coli O157:H7 pada produk pre-packaged dough di USA (Juni 09)
Ra
p id
Re
sp o
ns e
Fo
od
ch W at
Ra
p id
Re
sp o
ns e Food
Food Star
Ra
p id
Re
Fo
od
sp on FoodseStar
JEJARING PROMOSI KEAMANAN PANGAN
2
Fo
od
ch W at
Star
ch W at
Contoh INFOSAN Information Note : 2009 • No. 2 - 30 Apr, Human-animal interface aspects of Influenza A(H1N1) (Rev. 1) • No 1 – 13 Mar, Monitoring for Chemicals in Foods 2008 • No. 5 - 16 Jul, WHO Initiative to Estimate the Global Burden of Foodborne Diseases • No. 4 - 6 Jun, Codex Alimentarius: The International Food Standards • No. 3 - 30 Apr, Food Safety and Nutrition During Pregnancy and Infant Feeding • No. 2 - 7 Mar, Antimicrobial Resistance in Food Animals • Revision - March 08 No. 1 - 7 Feb, Nanotechnology
wpr@2009
Program JPKP
wpr@2009
wpr@2009
Jejaring promosi keamanan pangan, meliputi pengembangan bahan promosi (poster, brosur, dsb.) dan kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan keamanan pangan untuk industri pangan, pengawas keamanan pangan, dan konsumen Asosiasi konsumen
Dep. Pendidikan nasional
LPPM- universitas
LSM Swasta/ industri pangan Dep. komunikasi
Dep. Kesehatan
Dan lain-lain
Badan POM
Sekretariat: Direktorat Surveilan & Penyuluhan KP, Badan POM
wpr@2009
Lokakarya JPKP
Lokakarya JPKP
• Pengembangan sistem promosi keamanan pangan • Lokakarya JPKP Pusat dan Daerah • Pengembangan materi keamanan pangan : brosur, poster, leaflet, buletin, modul keamanan pangan, buku, CD, komik, gimmick, panel, baliho dan spanduk • Penerbitan materi promosi keamanan pangan • Penyebaran informasi KP: PMLFSC, pameran, lomba keamanan pangan, siaran televisi dan radio. • Program Nasional KP JAS, PBKP bagi kantin sekolah • Pelatihan SDM: training, penyuluhan
(Risk Comunication)
• Tema : Meningkatkan peran dan kerjasama Stakeholder dalam melaksanakan Promosi Keamanan Pangan • Dilaksanakan 12 Mei 2009 di Jakarta • Narasumber :
Lembaga Masyarakat : PKK Pusat, PKK DKI Jakarta, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Dharma Wanita Persatuan Provinsi DKI Jakarta , Dharma Pertiwi Pusat, Dharma Pertiwi Daerah, PIPIMM, GAPMMI, YLKI, YPKKI
Media : TVRI, Food Review, Pos Kota, KBR 68 H, RRI, Radio Kayumanis, D Radio, Bens Radio
– Suroso Natakusuma (Ketua PIPIMM) – Thomas Darmawan (Ketua GAPMMI)
• Peserta : Lembaga Pemerintah : (Depkes – Pusat Promosi Kesehatan, Dekominfo, deperind– Direktorat Industri Pangan, Depdag – Direktorat Perlindungan Konsumen, Depdiknas – Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Sudin Pertanian dan Kehutanan provinsi DKI Jakarta, Sudin Pendidikan Dasar Jakarta Pusat, Kantor Wilayah Agama Jakarta Pusat – Bagian Penyuluhan , Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI, dll)
wpr@2009
wpr@2009
Pengembangan Sistem Keamanan Pangan melalui kegiatan Peningkatan Keperdulian terhadap Jajanan Anak Sekolah – – –
– – – –
3
Identifikasi masalah Keamanan Pangan JAS (2003) Penyebaran Pedoman Donasi Pangan di sekolah (2004) Koordinasi/laporan ke Menkes dan Mendiknas mengenai hasil monitoring JAS (2005) di tingkat pusat; koordinasi/laporan ke Gubernur oleh Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia Penyediaan Materi Penyuluhan (2005) Proses Pemberian PBKP di Kantin Sekolah (2006) Kerjasama dengan Depdag : SD di DKI (2007) Peluncuran maskot KP (2008)
–
Kantin sehat (2009)
– –
Sosialisasi di berbagai kesempatan : UKS nasional Lokakarya JPKP di daerah
Dep. Perindustrian & Dep. Perdagangan
(Risk Management)
Dan lain-lain
Dep. Kesehatan
Dep. Kelautan & Perikanan
Dep. Pertanian Badan POM (Insert, Standar, PPOMN, Surveilan)
Pemda
Program JPP : • Pengembangan Sistem & sosialisasi Inspeksi Pangan Terpadu, • Penyiapan SDM yang kompeten • Implementasi Inspeksi Pangan Terpadu berdasarkan PP 28 Tahun 2004 dan PP38 tahun 2007 • Monitoring & Evaluasi Sistem Inspeksi Pangan Terpadu
Bea Cukai
Jejaring kerjasama antar lembaga dalam kegiatan yang terkait dengan pengawasan keamanan pangan (standardisasi dan legislasi pangan, inspeksi dan sertifikasi pangan, pengujian laboratorium, ekspor-impor, dsb.)
wpr@2009
Pengembangan Sistem Keamanan Pangan melalui Penerapan Sistem Inspeksi Pangan Terpadu
Inspeksi Pangan Tradisional Vs modern Tradisional Korektif
Modern Preventif
Inspeksi secara acak
Inspeksi berdasarkan faktor risiko Penekanan pada inspeksi proses Pengambilan sampel untuk tujuan verifikasi
Penekanan pada inspeksi produk/ sarana Pengambilan sampel untuk keperluan jaminan mutu & keamanan
JEJARING PENGAWASAN PANGAN
wpr@2009
Sekretariat: Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan,wpr@2009 Badan POM
PENINGKATAN KOMPETENSI SDM
LOKAKARYA JPP • Berlangsung 13 kali sejak 2005 • Program di Badan POM & Balai POM • Lokakarya dalam rangka implementasi NSW • Lokakarya JPP 2009 : – tema “ Intensifikasi Pengawasan Produk Pangan Halal” – Dilaksanakan di Grand Jaya Raya Cipayung – Bogor tanggal 18-19 Juni 2009 – Narasumber : Prof Dedi Fardiaz, IPB; Drh. Sri Mukartini, MAppSc, Kesmavet; Dra. Niza Nemara, Apt., PPOMN; Lukman Hakim, LP-POM-MUI
wpr@2009
• Desain kurikulum SDM berdasarkan level kompetensi • Pelatihan terstrukstur DN • Pelatihan LN
wpr@2009
wpr@2009
TERIMA KASIH Keterangan lebih lanjut: Website : www. pom. go.id
Sekretariat JIP dan JPKP ; d/a. Direktorat Surveilan
dan Penyuluhan Keamanan Pangan,
Tel: 021 42878701, 42803516, 42875738, 4259624 Fax: 021 42878701
Sekretariat JPP; d/a. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan, Tel: 021 4211711 Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] wpr@2009
Sambutan dan Pengarahan Kepala Badan POM RI Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, M.Kes, Sp.FK
SAMBUTAN KEPALA BADAN POM RI PADA PEMBUKAAN LOKAKARYA JEJARING INTELIJEN PANGAN JAKARTA, 23 JULI 2009
Hadirin para undangan lokakarya JIP yang saya hormati Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan inayah-Nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam rangka mengikuti Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan. Saya senang sekali, bahwa lokakarya JIP pada hari ini dapat dihadiri oleh peserta lintas sektor terkait baik dari wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya maupun undangan dari luar DKI Jakarta. Saya ucapkan selamat datang kepada seluruh peserta lokakarya JIP. Saudara-saudara yang berbahagia, Dalam PP No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, kewenangan untuk keamanan pangan di sepanjang rantai pangan dibagi bersama beberapa kementerian dan
pemerintahan kabupaten/kota.
Ruang
lingkup
pengawasan keamanan pangan di Indonesia sangat luas. Keragaman jenis produk pangan serta luasnya area pengawasan mengharuskan pengawasan yang bersifat terpadu sehingga koordinasi dan kerjasama lintas sektor terkait termasuk dengan pemerintah kabupaten/kota dibutuhkan guna memperkuat pengawasan pangan sebagai suatu komponen penting untuk menjamin keamanan suplai pangan dan menentukan risiko kesehatan pada level nasional. Penerapan Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 2004 yang lalu,
merupakan wadah bagi
pemangku kepentingan keamanan pangan di sepanjang rantai pangan, sejak bahan pangan dibudidayakan hingga siap dikonsumsi, untuk bersama-sama membangun keamanan pangan di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, keamanan pangan
menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, produsen, dan masyarakat konsumen. Tanggung jawab ini hendaknya dapat diimplementasikan melalui peran serta aktif semua pihak terkait untuk mengembangkan program keamanan pangan sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
Peran serta pemangku kepentingan
keamanan pangan tersebut tentunya perlu dikoordinasikan dan dikomunikasikan agar sistem keamanan pangan berlangsung secara sinergis dan terpadu.
Saudara-saudara yang berbahagia, Jaminan atas keamanan, mutu, dan gizi pangan akan berkontribusi besar pada pembentukan kualitas SDM suatu bangsa sehingga akan mempengaruhi daya saing bangsa di tingkat global.
Karena itu, Badan POM RI menetapkan prioritas
pengawasan pangan yang sesuai dengan kewenangan Badan POM RI terkait pangan olahan atau makanan dan minuman sehingga sumberdaya dan dana yang dimiliki Badan POM RI optimal untuk melindungi masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan, mutu dan gizi.
Makanan jajanan memegang
peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan gizi bagi anak– anak usia sekolah.
Hal ini penting mengingat pembentukan kualitas SDM sejak
masa sekolah akan mempengaruhi kualitas pada saat mencapai usia produktif. Pada saat ini berdasarkan data survei keamanan, mutu dan gizi makanan jajanan belum memenuhi syarat yang diharapkan.
Karena itu makanan jajanan anak
sekolah menjadi salah satu prioritas makanan yang menjadi perhatian serius Badan POM RI. Para hadirin yang berbahagia, Data KLB keracunan makanan yang dihimpun oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM RI dari 26 Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia pada tahun 2008 menunjukkan bahwa 17.26 % terjadi di lingkungan sekolah, dan kelompok siswa sekolah dasar (SD) paling sering (79.41 %) mengalami keracunan makanan Jajanan Anak Sekolah. KLB keracunan makanan di sekolah merupakan kedua terbesar setelah KLB keracunan makanan di tempat tinggal. Para hadirin yang berbahagia, Pada tahun 2008 Badan POM melakukan pengawasan rutin dan kegiatan Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Makanan Jajanan Anak Sekolah Nasional.
Ada
beberapa rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh instansi-instansi terkait baik di pusat maupun daerah karena keamanan makanan, khususnya keamanan makanan jajanan anak sekolah bukan hanya tugas Badan POM saja tetapi tugas bersama.. Makanan jajanan tersebut terdiri dari makanan yang merupakan tanggungjawab Badan POM serta makanan hasil industri rumah tangga dan makanan siap saji yang merupakan tanggungjawab pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan pangan segar merupakan tanggungjawab Departemen Pertanian dan Departemen Kelautan dan Perikanan. Pengetahuan guru dan siswasiswi tentang keamanan makanan juga perlu ditingkatkan, dalam hal ini terkait peran Departemen Pendidikan Nasional.
Para hadirin sekalian, Saya menyambut baik inisiatif lokakarya Jejaring Intelijen Makanan dengan topik ”Program Nasional Peningkatan Keamanan Makanan Jajanan Anak Sekolah”. Saya mengharapkan Saudara-saudara dapat memanfaatkan forum ini untuk menambah dan membagi ilmu terkait keamanan Makanan. Koordinasi yang erat perlu dibangun diantara pemangku kepentingan sehingga satu sama lain saling mendukung karena tujuan utama yang ingin dicapai sama, yaitu meningkatkan keamanan makanan di Indonesia. Saya ucapkan selamat mengikuti lokakarya ini. Semoga Saudara-saudara dapat mengambil banyak manfaat dari lokakarya pada hari ini. Dengan mengucapkan ”Bismillaahirrahmaanirraahim” Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan ”Program Nasional Peningkatan Keamanan Makanan Jajanan Anak Sekolah” saya buka dengan resmi. Terima kasih. Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Kepala,
Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS., MKes, SpFK
Lampiran 4 Materi Laporan dan Sambutan Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan Nasional Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Strategi Pengendalian Bahaya pada JAS di Badan POM RI Oleh : Dra. Dewi Prawitasari, MKes
Pangan menjadi tidak aman karena cemaran berikut ini:
STRATEGI PENGENDALIAN BAHAYA PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DI BADAN POM RI Dra. Dewi Prawitasari, Apt., M.Kes Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Badan POM RI
VISI OBAT DAN MAKANAN TERJAMIN AMAN, BERMANFAAT DAN BERMUTU
MISI MELINDUNGI MASYARAKAT DARI OBAT DAN MAKANAN YANG BERISIKO TERHADAP KESEHATAN
Mikroba: • Bakteri • Kapang • Khamir • Protozoa • Virus
BAHAYA BIOLOGIS
• Kerikil • Potongan logam • Paku • Isi Stapler • dsb.
Zat Gizi • Pencernaan • Penyerapan • Penggunaan
Cemaran
diamanatkan dalam Undang-Undang No 7 tahun 1996 tentang Pangan dan rinciannya tertuang dalam PP No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan • Cemaran mikroba
PENYAKIT KARENA PANGAN • berpengaruh buruk terhadap kemampuan tubuh untuk mencerna, menyerap atau mendayagunakan zat gizi • menginduksi perubahan metabolik, akut dan kronis
• Cemaran kimia & zat toksin dalam pangan KONDISI LINGKUNGAN
Kontaminan Kimia: • Residu Pestisida • Residu Obat Hewan • Logam Berat (Hg, Pb, Cd) • Aflatoksin, dsb. Bahan Berbahaya BTP Berlebihan
Pangan yang aman adalah pangan yang “bebas bahaya” BAHAYA FISIK
Kebijakan Keamanan Pangan Nasional
BAHAYA KIMIA
BEBAS BAHAYA
Kerangka Infrastruktur Pengawasan dan Regulasi Pangan
1. Legislasi Pangan 2. Manajemen Pengawasan Pangan (Sistem Satu Lembaga, Sistem Multi Lembaga, Sistem Terpadu) 3. Kegiatan Inspeksi
• Undang-Undang Pangan (UU No. 7/ 1996 tentang Pangan) • UU No. 8/1999 Perlindungan Konsumen PP No. 69/1999 tentang Pelabelan dan Periklanan Pangan PP No. 28/2004 tentang Keamanan, Gizi dan Mutu Pangan
Sistem Keamanan Pangan Terpadu di Indonesia Inspeksi Sarana Pengolahan Pangan, Distributor, Peritel, Ekspor/Impor Laboratorium PPOMN Pusat didukung oleh Laboratorium Balai POM
4. Pelayanan Laboratorium 5. Informasi, Edukasi, Komunikasi dan Pelatihan
Pelatihan District Food Inspectors, Penyuluh Keamanan Pangan, Program Bintang, Kampanye Keamanan Pangan
Pola Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan Pangan?
DEPTAN DKP, DEPIND, DEPDAG, DEPKES BADAN POM PEMDA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
LABORATORIUM
UU No 7/1996 Pangan UU No 8/1999 PK PP No. 69/1999 L&I Pangan PP No. 28/2004 KMG Pangan
Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan yang lebih efektif dan efisien oleh Badan POM, PEMDA (Propinsi/Kabupaten/Kota), dan instansi terkait lainnya sesuai dengan tupoksinya
DEPTAN DKP, DEPIND, DEPDAG, DEPKES BADAN POM PEMDA
Melengkapi regulasi dan standar mutu dan keamanan pangan serta menindak pelanggaran terhadap mutu dan keamanan pangan secara hukum
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
LABORATORIUM
Pangan segar, olahan dan siap saji
PRODUSEN, IMPORTIR, DISTRIBUTOR, PERITEL, JASABOGA
PRODUSEN, IMPORTIR, DISTRIBUTOR, PERITEL, JASABOGA
Di pasar swalayan, tradisional, dan pinggir jalan
KONSUMEN
Kegiatan Pengawasan Jajanan Anak Sekolah di Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah à PJAS
Petunjuk Teknis PJAS
ISI
kegiatan sampling PJAS serta parameter uji dengan tujuan melindungi masyarakat dari peredaran pangan yang tidak memenuhi syarat.
KONSUMEN
Meningkatkan kesadaran produsen (termasuk importir, distributor, dan ritel) terhadap Mutu dan Keamanan Pangan
Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap Mutu dan Keamanan Pangan
Apa yang harus dilakukan?
Meningkatkan pengawasan keamanan pangan yang lebih efektif dan efisien oleh Badan POM, PEMDA (Propinsi/Kabupaten/Kota), dan instansi terkait lainnya sesuai dengan tupoksinya 1. Melakukan pengawasan keamanan pangan secara terus menerus 2. Meningkatkan kemampuan PEMDA dengan melatih District Food Inspectors (sekitar 1800 DFI yang sudah dilatih) 3. Menyusun regulasi/standar yang belum ada dan jika perlu merevisi yang sudah ada 4. Melatih Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) di tingkat PEMDA (sekitar 2500 sudah dilatih) dan PKP menyuluh Industri Rumah Tangga Pangan di Kabupaten/Kota 5. Memberikan Piagam Bintang Keamanan Pangan (PBKP) kepada produsen yang berhasil 6. Promosi Keamanan Pangan untuk masyarakat luas Meningkatkan kesadaran produsen (termasuk importir, distributor, dan ritel) terhadap Keamanan Pangan
Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah à PJAS • Evaluasi hasil pengawasan PJAS untuk penetapan jenis PJAS • Menyiapkan petunjuk teknis sampling PJAS (kriteria sampel, tahapan sampling dan tindak lanjut) • Melakukan sampling untuk di uji • Pengujian sampel PJAS • Tindak lanjut hasil pengawasan PJAS
Melengkapi regulasi dan standar keamanan pangan serta menindak pelanggaran terhadap keamanan pangan secara hukum
Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap Keamanan Pangan
Apa yang sudah dilakukan?
Juknis sampling PJAS A. Kriteria Sampling: ۩ ۩
۩ ۩
۩
PJAS yang sering dan diduga mengandung Bahan Tambahan terlarang/cemaran. Sebagai tindak lanjut karena adanya kasus / masalah dari suatu produk PJAS yang terbukti tidak memenuhi syarat berdasarkan hasil sampling tahun sebelumnya. PJAS yang sangat diminati anak-anak sekolah. PJAS yang produsennya berada di Wilayah Balai Besar/Balai POM di ibu kota propinsi yang bersangkutan dengan skala kelas menengah ke bawah. PJAS yang peredarannya luas
Juknis sampling PJAS
Juknis sampling PJAS
B. Tahapan sampling: Inventarisasi seluruh SD di propinsi
Jenis Produk Pangan Menentukan jumlah SD yang akan di-sampling JAS (√n)
C. Tindak Lanjut: Survei awal terhadap pedagang JAS di SD yg ditentukan
Sampling JAS (± 7 jenis sampel)
Laporan dan tindak lanjut Mengirim ke lab BBPOM/BPOM di propinsi
Juknis sampling PJAS Jenis Produk PJAS dan Parameter Uji
•
•
Bekerjasama dengan pihak sekolah khususnya tim Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk meningkatkan kesadaran keamanan pangan kepada guru, orang tua murid, murid dan pedagang sekitar sekolah yang bersangkutan Bekerjasama dengan dinas terkait untuk melakukan pembinaan kepada pedagang yang bersangkutan.
Mengemas sampel dan memberi identitas
TINDAK LANJUT PENGAWASAN PJAS DAN KENDALA YANG DIHADAPI BADAN POM
TL/Intervensi yang telah dilakukan Badan POM : • Bekerjasama dengan Dinkes Kab/Kota melakukan pembinaan terhadap produsen IRT. • Ppenarikan dan pengamanan produk yang positif mengandung bahan berbahaya. • Badan POM melalui BB/BPOM di seluruh Indonesia memberikan pembinaan kepada Dinkes. Kab/Kota dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawsan PJAS. • Pemeriksaan rutin sarana IRTP.
Kendala yang Dihadapi ►Keterbatasan dana ►Kurangnya respon dari pemerintah daerah (Dinkes Kab/Kota) ►Tingkat ekonomi masyarakat rendah
Parameter Uji Kualitatif
Kuantitatif
Minuman berwarna dan sirup
Pewarna dilarang (Rhodamin B, Methanyl Yellow)
Pengawet (benzoat, sorbat)Pemanis buatan (siklamat, sakarin)Cemaran mikroba (ALT, MPN Coliform*)
Jeli, agar-agar atau produk gel lainnya
Pewarna dilarang (Rhodamin B, Methanyl Yellow)
Pengawet (benzoat, sorbat)Pemanis buatan (siklamat, sakarin)Cemaran mikroba (ALT, MPN Coliform*)
Es (es mambo, lolipop, es lilin, es teler, es cendol, es campur, es cincau dan sejenisnya)
Pewarna dilarang (Rhodamin B, Methanyl Yellow)
Pengawet (benzoat, sorbat)Pemanis buatan (siklamat, sakarin)Cemaran mikroba (ALT, MPN Coliform*, Vibrio cholerae, E .coli )
Mie (disajikan/siap dikonsumsi)
Pewarna dilarang (Methanyl Yellow)Formalin Boraks
FormalinCemaran mikroba (ALT, MPN Coliform*)
Bakso (sebelum diseduh/disajikan)
Bakso (sebelum diseduh/disajikan)
FormalinCemaran mikroba (ALT, MPN Coliform*, S. aureus)
Kudapan (makanan gorengan seperti bakwan, tahu isi, cilok, sosis, batagor, dan sejenis; lontong)
Formalin & methanyl yellow (untuk makanan gorengan berbahan tahu)Rhodamin B (untuk sosis)Boraks
Pemanis buatan (siklamat, sakarin) (untuk makanan gorengan dengan rasa manis)Cemaran logam berat (Pb)Cemaran mikroba (ALT, MPN Coliform*)
Makanan ringan (kerupuk, keripik, produk ekstrusi dan sejenisnya)
Pewarna dilarang (Rhodamin B, Methanyl Yellow)
Pengawet (benzoat, sorbat)Pemanis buatan (siklamat, sakarin)Cemaran mikroba (ALT, MPN Coliform*)MSG
HASIL PJAS TAHUN 2006-2008 PROFIL MUTU PJAS TAHUN 2006
PROFIL MUTU JAJANAN ANAK SEOLAH TAHUN 2007 TMS 45%
TMS 49%
MS 55%
MS 51%
Jumlah sekolah yang di-sampling : 478 Jumlah sampel JAS : 2903
Jumlah sekolah yang di-sampling : 538 Jumlah sampel JAS : 2957
PROFIL MUTU JAJANAN ANAK SEKOLAH TAHUN 2008
TMS 40%
MS 60% MS
Jumlah sekolah yang di-sampling : 408 Jumlah sampel JAS : 2029
TMS
PP 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
Grafik PJAS per Jenis Pangan 700
Pasal 42
170 (24,4%)
600 500 400
40 (12,0%) 266 (68,6%) 100 (44,6%)528 101 (55,5% )
300 200 0
M
um in
an
rw be
ar
S
na
m
p, iro Es
294
88 (46,3%) 56 (49,6% ) 122 102 124 81 57
100 ah er
je
l ly
s (e
,a
m
, r2 ga
am
ds
ol ,l bo
b
op ip
,d
sb
)
M
ie Ba
o ks Ku
p da
M
an
a an ak
n
n Ri
DASAR HUKUM PENGAWASAN PJAS TMS MS
₪ Menggiatkan kembali UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) ₪ Perlu diupayakan pemberian makanan ringan atau makan siang dari sekolah ₪ Perlunya peningkatan kerjasama lintas sektor secara terus menerus (Dinkes Kab/Kota, Dinas Pendidikan, dll) ₪ Social enforcement → perlunya ‘rapidtest kit’ digunakan oleh masyarakat
pangan olahan wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran (ijin edar)
BPOM mengawasi keamanan, mutu, dan gizi pangan yg beredar
After Intervention
Metode
SCHOOL School Children
Registered Food Vendor Choices for School Children
Avoided by School Children
Pasal 44
pangan olahan IRT wajib memiliki sertifikat produksi P-IRT
Pasal 45
n ga
Rekomendasi Upaya Pengendalian JAS
Pasal 43
pangan olahan yang dibebaskan dari persetujuan pendaftaran
Pasal 46 Bupati/walikota berwenang memeriksa pelanggaran pangan siap saji & olahan IRT
Pasal 51 Bupati/walikota melakukan pembinaan thd produsen IRT
Monitoring dan Evaluasi Profil Keamanan PJAS Oleh : Ir. Tien Gartini
» Lanjutan
MONITORING DAN VERIFIKASI PROFIL KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) NASIONAL TAHUN 2008
Tingkat keamanan pangan jajanan konsumsi anak sekolah yang masih buruk
Amanat PP No. 28 tahun 2004 pengawasan keamanan pangan dilakukan secara terpadu oleh pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota. • Pangan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam asupan energi dan gizi bagi anak–anak usia sekolah • Anak sekolah merupakan cikal bakal masa depan bangsa • Hasil survei (Guhardja dkk, 2004) di Bogor: 36% kebutuhan energi anak sekolah diperoleh dari pangan jajanan yang dikonsumsinya • Tahun 2007: • Data KLB keracunan pangan: 15.64% kasus di lingkungan sekolah dan kelompok siswa SD: 78.57% keracunan PJAS • 2957 sampel dari 538 SD di 26 ibukota propinsi di Indonesia, 55% sampel memenuhi syarat (MS) dan 45% tidak memenuhi syarat (TMS) (adanya cemaran mikroba, kadar pemanis dan pengawet berlebih).
Perlu dilakukan kajian yang komprehensif untuk memperoleh data dan informasi profil permasalahan keamanan PJAS nasional yang dapat dijadikan dasar penetapan kebijakan lebih lanjut dalam rangka perbaikan keamanan dan mutu PJAS nasional
Memperparah masalah rendahnya status gizi anak-anak
Pangan jajanan anak sekolah menjadi salah satu prioritas pangan yang diawasi oleh Badan POM RI.
• • • •
Mengetahui karakteristik responden Mengetahui profil pangan jajanan anak sekolah Mengetahui persepsi dan pengetahuan tentang gizi dan keamanan pangan responden Mengetahui pola konsumsi pangan jajanan responden siswa
•
Sebagai masukan bagi dibuatnya kebijakan lanjutan yang diperlukan dalam bidang keamanan pangan jajanan anak sekolah dasar.
•
Sebagai rujukan bagi dilaksanakannya program peningkatan mutu, gizi dan keamanan pangan sekolah dasar secara efektif dan terpadu.
•
Meningkatnya kualitas SDM bangsa Indonesia di masa depan melalui peningkatan keamanan dan mutu pangan jajanan anak sekolah (PJAS)
•
Pemilihan Lokasi Survei - 4.500 SD di 79 Kab./Kota di 18 propinsi di seluruh Indonesia. Kab./Kota dipilih berdasarkan ukuran dan angka melek huruf. - Pemilihan SD dilakukan stratified random sampling dengan pertimbangan : Sebaran geografis, tingkat perekonomian, aksesibilitas, mutu sekolah dan status sekolah
∑SD per kabupaten =
∑SD di kabupaten terpilih populasiSD di kabupaten terpilih
X AlokasiSD di propinsiterpilih
pada propinsiterpilih
1
PENDEKATAN DAN METODOLOGI Pemilihan Responden
Form
• Responden dalam kegiatan survei ini adalah kepala sekolah, guru, pengelola kantin, penjaja PJAS, orangtua murid, IRTP penghasil PJAS dan murid SD (kelas 4-6). • Total responden di 4500 SD sebanyak 108.000 responden
Teknik Pemilihan Responden 1. Purposive sampling 2. Random 3. Systematic random sampling
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Tahapan dalam pemilihan sampel makanan : 1. Semua data FFQ dilakukan cleaning, kemudian diolah menggunakan program SAS dan Microsoft Excel 2. Menghitung jumlah N responden yang mengkonsumsi, frekuensi konsumsi, dan total konsumsi setiap jenis pangan jajanan di setiap kelompok pangan di tiap-tiap Propinsi. 3. Mengurutkan berdasarkan jumlah frekuensi dan total konsumsi dari konsumsi paling banyak ke konsumsi yang kecil pada setiap kelompok pangan di tiap-tiap propinsi 4. Memilih 10 pangan yang frekuensi dan total konsumsi paling banyak di setiap kelompok pangan di tiap-tiap propinsi 5. Dari ke 10 jenis pangan tersebut, lalu dipilih 5 jenis pangan di setiap kelompok pangan di tiap-tiap propinsi. Pangan dipilih berdasarkan frekuensi konsumsi, total konsumsi yang paling banyak, dan tingkat resiko tercemar bahan kimia berbahaya dan mikrobiologis. 6. 5 jenis pangan tersebut yang akan disampling dan dipilih secara purposive sampling di tiap-tiap SD/MI yang terpilih.
Kuesioner
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Cara Pengumpulan Data
• Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel
Form -1
Profil Sekolah
Wawancara dan Observasi/ pengamatan langsung
Form - 2
Kepala Sekolah
Diisi langsung oleh responden
Form - 3
Guru UKS/Wali Kelas
Diisi langsung oleh responden
Form - 4
Profil PJAS
Observasi/pengamatan langsung
Form - 5
Penjaja PJAS
Wawancara dan Observasi/ pengamatan langsung
Lokasi Sampling (SD / MI ) Sumut =
Form - 6
Pengelola Kantin
Wawancara dan Observasi/ pengamatan langsung
Lokasi Sampling ( SD / MI ) Kota Medan =
Form -7
IRTP (Produsen PJAS) Wawancara dan Observasi/ pengamatan langsung
Form - 8
Pengetahuan Siswa
Diisi langsung oleh responden
Form - 9
Recall dan FFQ
Wawancara
Form -10 Orangtua Siswa
Wawancara
Lokasi Sampling ( SD / MI ) =
n x n wilayah N
Contoh : 1328 x 353 = 104 SD / MI 4500 1328 x 149 = 44 SD / MI 4500
Keterangan : n = Jumlah SD/MI yang akan disampling; yaitu sebanyak 1328 SD N = Jumlah seluruh SD/MI yang disurvei; yaitu sebanyak 4500 SD n wilayah = Jumlah SD/MI yang disurvei di wilayah tertentu (propoinsi/kab/kota).
PENDEKATAN DAN METODOLOGI Tahapan dalam analisa paparan siklamat dan benzoat :
No
- Entri data hasil analisis siklamat dan benzoat berdasarkan jenis jajanan yang dianalisis ke data konsumsi jajanan anak sekolah yang dikumpulkan dengan FFQ di tiap propinsi
1
Sekolah
Profil Sekolah
2
Kepala Sekolah
Penerapan Kebijakan Keamanan Pangan di Sekolah Dasar untuk Kepala Sekolah
3
Guru
Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan untuk Guru Pembina UKS/Wali Kelas
4
Penjaja PJAS
Pengetahuan dan Pelaksanaan Praktek Keamanan Pangan untuk Penjaja PJAS
5
Pengelola Kantin Sekolah
Pengetahuan dan Pelaksanaan Praktek Keamanan Pangan untuk Pengelola Kantin Sekolah Dasar
6
IRTP Penghasil PJAS
Praktek Keamanan Pangan di IRTP Penghasil PJAS
7
Orang Tua Murid
Pengetahuan dan Peranan Orang Tua tentang Keamanan Pangan
8
Murid SD
Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan; Konsumsi Pangan (Food Recall dan FFQ)
- Paparan siklamat dan benzoat (mg/kap/hari) diperoleh dengan mengalikan konsumsi jenis pangan jajanan tertentu (g/kap/hari) dengan kandungan benzoatnya (mg/kg) di tiap propinsi - Setelah diperoleh paparan siklamat dan benzoat, maka paparan total tiap propinsi dapat diperoleh dengan menjumlah seluruh jenis pangan yang telah dihitung paparannya. - Kemudian total paparan siklamat dan benzoat yang telah diperoleh dibandingkan dengan rata-rata BB siswa di tiap propinsi (mg/kg BB/hari) - Dibandingkan dengan ADI (Acceptable Daily Intake)
Responden
Output Data
2
Keberadaan fasilitas sekolah
Kebersihan lingkungan
Bentuk tempat sampah
5,8 2,0
92,2
A liran listrik
24%
2,9 95,2
KM/W C 66,8
Tempat c uci tangan
31,1
1%
2%
Agak Kotor
2,1
Kotor
5,1
81,5
Penjaja di luar s e kolah
TPA
18% Ter tutup Ter buka (blank)
(blank)
63%
2,2
16,3
60,1
Kantin dalam s ek o lah
73%
1,7
93,2
A ir
19%
Bersih
1,9
37,6
2,2
73,1
Polusi di sekolah
Kondisi kantin
1,5
25,3 5,3
1,2
93,5
Tempat s ampah di s ek olah 71,8
Tem pat s a mp ah di k elas
27,0
71,3
Taman
0%
10%
2,6
69,0 20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
32%
46%
90%
Sumber 8,9 bau
Bersih Agak Kotor
1,6
27,1
28,4
A turan tanpa as ap rokok
1,2
Kotor 2%
20%
Polusi udara
(blank)
30,7
67,6
0%
100%
Ada Ada
Jarak saluran pembuangan air/limbah dengan kantin sekolah
28%
30%
Jarak saluran pembuangan air/limbah dgn penjaja PJAS di lingkungan sekolah
>=10m <10m
23%
39%
17%
1,6
100% (blank)
(b lank)
1. KEPALA SEKOLAH
<10m
3.4%
Tidak ada 31%
(blank)
50% Tidak
>=10m
13%
Tidak ada 19%
Tid ak
1,4
89,7
4%
SLTA
0.7%
(blank)
31.8%
D1 D2
Kualitas air
Sumber air
D3 56.2%
0% 2% 4%
1%
3% 4%
Su m u r 37%
M a t a a ir
1% 3%
Bersih
12%
S1
Kotor
Danau Su n g a i
D4
Agak Kotor
A ir h ujan
49%
3.4% 0.3%
PA M
84%
(blank)
Tingkat Pendidikan Kepala Sekolah
La in n ya
3
Pemberian fasilitas khusus kepada penjaja makanan
Kebijakan Kepala Sekolah tentang PJAS
Pengawas penjaja PJAS 20%
4% 4% 55% 37%
Tidak pernah
3%
3%
41%
7%
Guru UKS
12%
2%
Sekali setahun
Ada Tidak ada Tidak tahu (blank)
Keberadaan peraturan tentang PJAS
Guru Piket
8%
1,6 1,7 1,7 8,5 7,4
Diknas Pusat Dinas Propinsi Dinas Kab/ Kota Sudin Kecamatan
8 0 ,0
95,0 20
40
60
80
% YA
100
Tidak
59%
>6 kali setahun
(blank)
(blank)
Fasilitas yang diberikan
64 , 3
8 0 ,0
6 0 ,0
7 0 ,0
5 0 ,0
6 0 ,0
7 0 ,5
6 6 ,6
6 1 ,3
3 3 ,2
4 0 ,0
26 ,2
Kan t i n
4 8 ,8
5 0 ,0
4 0 ,0 3 0 ,0
0
13%
3-6 kali setahun
Pe m b in a an / P en y u l u h an O r an gt u a Pe m b in a an / P en y u l u h an Pe ga d a n g M a k a n a n M in u m an
7 1 ,7
7 0 ,0
Sekolah
53%
Petugas kantin
28%
12%
Ya
39%
2 kali set ahun
Lainnya
Pembuat peraturan PJAS
Pengarahan kepada siswa
Pe n jaja PJA S
3 3 ,5
3 1 ,3
3 1 ,3
3 0 ,0
2 0 ,0
2 0 ,0
1 0 ,0
2, 1
6 ,8
1 0 ,0
2,5
0 ,0
0 ,0 Pe r n ah
Ti d ak p e r n a h
(b l a n k )
List r ik
A ir b e r sih
Te m p at ju alan
Te m p at sam p ah
11% 36%
1%
SLTA
Wilayah
Tingkat Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan Guru
6%
46%
D4 S1
Tingkat pendidikan Guru
Akreditasi Jenis Status Kab/Kot
D3
Tingkat Pendidikan
64,4 62,0
Jawa
D1 D2
Total Luar Jawa
3%
65,0
TT
63,3
5%
C
63,6
20%
3%
Tidak Sekolah
B
64,9
SD
A
65,0
SLTP
Kota
65,0
Kab
64,1
Swasta
64,5
Negeri
64,4
SD
64,3
MI
38%
SLTA Diploma
31%
S1
0.1% 0.9%
TidakSekolah 3.2%
15.3% 32.7%
47.0%
SD SLTP SLTA Diploma S1
65,8 0
20
40
60
80
100
PENGELOLA KANTIN
PENJAJA PJAS SEKITAR SEKOLAH
4
57.4
B
58.9
A
58.5
Kota
59.1
Kab
58.5
Swasta
58.5
Negeri
58.7
SD
58.9
10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 0
PENGELOLA KANTIN
57.4
C B
58.9
A
58.5
Kota
59.1
Kab
58.5
Swasta
58.5
Negeri
58.7
SD
58.9
C
Kota
B A Kab Swasta Negeri SD MI Total
54.5
MI
0%
10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 0
65.9 64.3 65.1 66.3 64.5 64.9 66.1 64.4 65.8 64.7 65.1 61.4 64.9
Luar Jawa
24.7
75.3
Jawa
24.6
75.4
27.1
72.9
C
24.2
75.8
B
25.2
74.8
A
21.3
78.7
Kota
23.1
76.9
Kab
25.4
74.6
21.7
78.3
Negeri
25.2
74.8
SD
24.4
75.6
MI
28.9
71.1
Total
24.7
75.3
0%
3% 3%
25%
3%
Tidak Sekolah SD
38%
SLTP 28%
SLTA Diploma Sarjana
20% 40% 60% 80% 100%
Baik (>= 80%)
Kurang (<80%)
PENGELOLA KANTIN
TT
Swasta
20% 40% 60% 80% 100%
Baik (>= 80%)
PENJAJA PJAS SEKITAR SEKOLAH
Wilayah
Wilayah
54.5
MI
59.2
TT
TT
Akreditasi
C
60.9 57.4
34.1 35.7 34.9 33.7 35.5 35.1 33.9 35.6 34.2 35.3 34.9 38.6 35.1
Jawa
Jenis Status KabKota
Wil
59.2
Luar Jawa
58.7
Total Luar Jawa Jawa
Akreditasi
TT
60.9
Jenis Status KabKota
57.4
58.7
Jenis StatusKab/Kot Akreditasi
Wilayah Jenis StatusKab/Kot Akreditasi
Total Luar Jawa Jawa
Kurang (<80% )
PENJAJA PJAS SEKITAR SEKOLAH
60.2
35.8
Jawa
64.2
41.0
TT
59.0
34.7
C
65.3
37.9
B
62.1
A
34.3
65.7
Kota
34.2
65.8
Kab Swas ta
39.0
61.0
37.7
62.3
Negeri
37.3
62.7
SD
37.4
62.6
MI
37.1
62.9
Total
37.4
62.6
0% Baik (>= 80%)
50%
Tidak Sekolah 11,6% 3,5%
0,5%
27,2%
3,9%
7,1% 0,7%
Tidak Sekolah 33,0%
SD
SD
SMP
SMP
SMA 37,9%
19,5%
Diploma Sarjana
Pendidikan Bapak 100%
SMA 33,4%
22,0%
Diploma Sarjana
Pendidikan Ibu
Jenis StatusKabKota Akreditasi
Jenis Status KabKota
Akreditasi
Wil
Besaran uang saku siswa 39.8
Luar Jawa
TT
Rp2.725
C
Rp2.671
B
Rp2.856
A
Rp4.083
Kota
Rp3.618
Kab
Rp2.709
S
Rp3.719
N
Rp2.796
SD
Rp2.948
MI
Rp2.615 0
1000
2000
3000
4000
5000
Kurang (<80% )
5
Rata-rata Nilai Pengetahuan Keamanan dan Gizi Pangan Siswa 71.4
Bangka Belitung Sulaw es i Utara
70.2
Total Luar Jaw a Jaw a
Jenis Status Kab/Kot
Irian Jaya Barat
64.2
Sulaw es i Selatan
67.7
Lampung
67.4
C
63.1
B
63.5
A
66.5 64.7
Kota
67.8
63.6 63.0 61.1
TT
Akreditasi
67.8
Jaw a Tengah
Sulaw es i Tenggara
66.2 65.9
DKI Jakarta
65.4
Sumatera Barat
Negeri SD
63.5 63.6
MI
62.4 0
20
40
60
80
64.2
Bali
63.9
TOTA L
Sering/ selalu Tidak pernah
Papua
Riau
53.1 20
1%
30
40
50
60
70
80
90
100
Peranan Orangtua dalam Meningkatkan Keamanan Pangan
Tidak Sekolah 19.1%
8.8%
SD
Sarjana
Tingkat pendidikan 4%
27%
69% Harga mur ah & enak Sehat & ber gizi Penampilan menarik
Rata-rata nilai pengetahuan gizi dan keamanan pangan
70.3 69.3 71.1 74.3 67.0 69.7 72.4 71.6 69.8 69.8 70.4 70.4 69.3 0
20
40
60
80
Akreditasi
Tidak pernah
Diploma
Status KabKota
18.1% 39.8%
Total Luar Jawa TT C B A Kota Kab Swast Negeri SD MI
Jenis
SLTA
Kadang-kadang
Tempat jajan
56.3
SLTP
Ya
Guru/siswa di kelas
Frekuensi jajan per minggu
60.0
Jaw a Barat
13.6% 0.5%
Penjaja di sekitar sekolah
58.5
Sumatera Utara
81%
Kadang-kadang
63.6
10
18%
48%
69%
64.4
Jaw a Timur
100
3%
28%
Kantin dalam sekolah
Wil
64.2
51%
66.3
Kalimantan Barat Sumatera Selatan
63.1
Kab Sw asta
1%
67.3 66.6
Kalimantan Selatan
JenisStatus Kab/KotAkreditasi Wilayah
Wilayah
Nus a Tenggara Timur
98.2
Luar Jaw a
98.8
TT
98.3
1.7
C
97.6
2.4
B
98.9
A
98.1
1.9
98.3
1.7
Kota Kab
1.1
98.7
1.3
S
98.7
1.3
N
98.5
1.5
SD
98.4
1.6
MI
100.0
0.0
98.5
1.5
Total 0%
10%
20%
30% Ya
100
1.8 1.2
Jaw a
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tidak
Orangtua mengijinkan anak membeli jajanan
6
Peranan Orangtua dalam Meningkatkan Keamanan Pangan Membawakan bekal 22%
20%
Memberi uang jajan 2%
17%
20%
26%
Selalu
Selalu Kadang-kadang
Kadang-kadang Tidak pernah
Tidak pernah 81%
58% 2%
1% Pernah
54%
Tidak pernah Tidak tahu 97%
Makanan Utama
Makanan Ringan
Minuman
Orangtua mendapat penyuluhan
PERSENTASE KELOMPOK MAKANAN UTAMA
6%
Persentase Jenis Minuman yang Dijual di Sekolah
Persentase kelompok makanan ringan yang dijual di sekolah AGAR DAN JELLY
PROCESSED FOOD DISH MENU
8%
1%
ANEKA GORENGAN
4%
5%
ANEKA KUE
21%
20%
11%
BISKUIT
94%
AIR MIN. KEMASAN
CHIPS COKLAT DAN KACANG
Persentase Kelompok Dish Menu
3% OLAHAN BERAS
17%
4%
23%
5%
ES PUTER/ ES KRIM
1%
ES SIRUP
HASIL OLAHAN IKAN DAN DAGING JAJANAN LAINNYA
16%
MIN. KOPI DAN TEH
PRODUK EKSTRUSI
10%
OLAHAN MIE DAN BIHUN
19%
9%
61% OLAHAN SAYURAN
3%
7%
5%
MIN. BERKARBONAT MINUMAN ES
PERMEN
OLAHAN DAGING, UNGGAS, IKAN, DAN TELUR
MIN. RINGAN KEMASAN
ROTI
5%
WAFER
42%
7
PARAMETER UJI
2% 6%
Parameter Uji
36%
Kelompok Pangan Makanan Utama
Makanan Ringan
MS
TMS
Bahan Berbahaya Minuman
− Formalin − Boraks
Formalin
87.02%
12.98%
Boraks
90.26%
9.74%
Mikrobiologi ALT
54.13%
45.87%
− Pewarna terlarang (Methanyl yellow, Rhodamin B, Amaranth)
56%
- Siklamat
MD
SS
SP-PIRT
TTD
- Benzoat - ALT - E. coli
PARAMETER UJI
MS
TMS
Bahan Berbahaya
PARAMETER UJI
• Formalin
83.94%
16.06%
• Boraks
90.89%
9.11%
TMS
• Pewarna yang dilarang
• Pewarna yang dilarang Rhodamin B
97.82%
2.18%
Methanyl yellow
99.56%
0.44%
Amaranth
98.57%
1.43%
•
Pemanis (Siklamat)
96.07%
3.93%
•
Pengawet (Benzoat)
94.75%
5.25%
72.22%
27.78%
BTP
Mikrobiologi ALT
MS
Bahan Berbahaya
Rhodamin B
95.97%
4.03%
Methanyl yellow
96.24%
3.76%
Amaranth
95.00%
5.00%
SIKLAMAT (mg/kg BB)
BENZOAT (mg/kg BB)
Paparan
Batas
Paparan
Batas
0.89
11
1.43
5
BTP •
Pemanis (Siklamat)
92.80%
7.20%
•
Pengawet (Benzoat)
96.16%
3.84%
90.53%
9.47%
30.97%
69.03%
Mikrobiologi ALT E.coli
Paparan siklamat dan benzoat dari pangan jajanan kelompok makanan ringan dan minuman masih dibawah nilai ADI
8
1.
2.
3.
No 1
2 3
4 5
4.
Program peningkatan keamanan pangan jajajanan anak sekolah pada khususnya serta keamanan pangan di lingkungan sekolah pada umumnya perlu menjadi prioritas instansi terkait, baik pemerintah pusat seperti Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Kesehatan dan Badan POM, maupun Pemerintah Daerah (PEMDA). Dari tingkat pendidikan dan nilai pengetahuan gizi dan keamanan pangan responden non-siswa, menunjukkan bahwa dibutuhkan edukasi tentang gizi dan keamanan pangan. Bentuk edukasi ini dapat berupa penyuluhan, penataran ataupun pembinaan langsung tentang praktek keamanan pangan. Perlunya penyediaan sarana dan prasarana pendukung keamanan pangan di sekolah yang memadai
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
• Teknik Pemilihan Responden Responden Kepala Sekolah
Guru Penjaja PJAS
Pengelola Kantin Sekolah IRTP Produsen PJAS
Teknik Pemilihan Responden Responden merupakan kepala sekolah/wakil kepala sekolah dari sekolah yang menjadi lokasi survei Responden ditentukan secara purposive sampling Responden dipilih berdasarkan jenis kelompok PJAS (makanan, minuman, makanan ringan/snack). Responden dipilih secara purposive sampling Responden dipilih secara purposive sampling
6
Orang Tua Murid
Responden dipilih secara acak.
7
Murid SD
Responden siswa dipilih secara systematic random sampling berdasarkan nomor urut pada daftar kehadiran.
TERIMA KASIH
REKOMENDASI
REKOMENDASI 5. 6.
7. 8. 9.
NO
Perlu dibangun kegiatan ekstrakurikuler untuk memperkaya pengetahuan gizi dan keamanan pangan siswa. Diperlukan peranan serta dari sekolah, guru dan orang tua untuk mengarahkan siswa agar dapat memilih jajanan yang aman, bermutu dan bergizi. Data mengenai kebiasaan siswa mengkonsumsi makanan jajanan cukup tinggi, oleh karena itu penyediaan PJAS di sekolah perlu dikelola dengan baik. Perlu pengembangan kantin sekolah yang memenuhi persyaratan keamanan pangan Pengawasan peredaran PJAS di lingkungan sekolah lebih dioptimalkan dengan meningkatkan peran aktif PEMDA setempat. Perlu dilakukan studi lanjutan terutama kajian paparan individu untuk mengetahui paparan BTP pada kelompok pengkonsumsi tinggi PJAS. Surveilan dan pengawasan keamanan pangan harus tetap dilaksanakan untuk memonitor keamanan PJAS sesuai dengan perkembangan teknologi pangan.
Provinsi
BB
gr/kap/hr
1
BABEL
30,22
37,27
2
BALI
30,28
3
DKI
29,99
4
JABAR
5
% tot kons
BENZOAT (mg/kap/hr)
SIKLAMAT (mg/kap/hari)
Benzoat (mg/Kg BB)
Keterangan lebih lanjut? Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Jl. Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat Telp.: 021 42803516 Fax 021 42878701 Email:
[email protected],
[email protected]
Siklamat (mg/Kg BB)
34,29
24,45
15,57
0,81
0,52
207,07
21,57
104,39
48,48
3,45
1,60
130,84
62,20
73,88
45,62
2,46
1,52
No
Responden
31,08
77,92
35,66
55,12
33,76
1,77
1,09
1
Kepala Sekolah
JATENG
28,87
45,43
23,65
31,91
14,07
1,11
0,49
6
JATIM
29,47
67,70
32,68
49,56
28,27
1,68
0,96
Responden adalah kepala sekolah dari SD yang terpilih sebagai lokasi survei. Jika Kepala Sekolah tidak dapat diwawancarai, maka digantikan oleh wakil kepala sekolah.
7
KALBAR
29,19
68,77
37,09
35,29
21,98
1,21
0,75
2
Guru
8
KALSEL
29,38
141,00
30,79
90,54
49,74
3,08
1,69
Responden adalah salah satu dari guru UKS, apabila tidak ada guru UKS maka digantikan oleh guru olah raga, atau guru wali kelas kelas 4/5/6.
9
LAMPUNG
29,14
90,70
38,34
52,19
34,60
1,79
1,19
3
Penjaja PJAS
10
NTT
27,17
37,94
26,35
13,54
13,44
0,50
0,49
11
PAPUA
29,97
57,39
28,32
29,51
21,55
0,98
0,72
Responden adalah salah satu penjaja PJAS di luar sekolah yang menjual makanan, makanan ringan/snack, dan minuman (penjaja yang tidak memiliki tempat permanen seperti gerobak, sepeda, dll namun setiap hari berjualan di SD terpilih).
12
RIAU
27,59
156,81
45,22
87,48
65,97
3,17
2,39
4
13
SULSEL
27,84
87,56
32,10
49,80
38,71
1,79
1,39
Pengelola Kantin Sekolah
Responden adalah pengelola atau penjaja PJAS (makanan/minuman) di kantin yang lokasinya berada di dalam pagar sekolah dan memiliki tempat permanen.
14
SULTRA
28,06
17,79
13,33
8,63
4,86
0,31
0,17
15
SULUT
31,03
11,25
13,33
3,98
2,79
0,13
0,09
5
IRTP Produsen PJAS
16
SUMBAR
29,35
4,47
4,44
0,99
4,03
0,03
0,14
Responden adalah penghasil pangan jajanan anak sekolah (PJAS) makanan/minum dengan skala industri rumahtangga pangan (IRTP) yang dijual di lingkungan sekolah.
17
SUMSEL
30,25
27,81
30,02
12,94
9,43
0,43
0,31
6
SUMUT
30,14
43,07
27,39
26,48
14,90
0,88
0,49
Orang Tua Murid
Responden adalah salah satu orang tua siswa.
18
Rerata
29,19
72,82
29,82
41,70
15,57
1,43
0,89
7
Murid SD
Responden adalah siswa kelas 4, 5 dan 6 (@ 6 siswa yang terdiri dari 3 perempuan dan 3 laki-laki).
ADI benzoat: 5 mg/Kg BB ADI Siklamat: 11 mg/Kg BB
Definisi Responden
PAPARAN SIKLAMAT DAN BENZOAT
9
MAKANAN UTAMA Formalin
• Olahan Beras : nasi kuning, nasi goreng, nasi uduk, nasi campur, lontong, lontong sayur • Olahan tepung terigu : mie bakso, olahan mie
Boraks
• Olahan Beras : nasi kuning, nasi goreng, nasi uduk • Olahan tepung terigu : bakso, mie bakso, mie goreng
ALT
Olahan beras
MINUMAN
Formalin dan boraks
Empek-empek, roti, keripik singkong, pisang goreng
Rhodamin B, Methanyl yellow, Amaranth
Minuman sirup, minuman es. Minuman teh hanya mengandung Rhodamin B
Rhodamin B
Empek-empek, roti, donat, keripik singkong, bubur kacang hijau, pisang goreng
Siklamat dan benzoat
Minuman sirup dan es
Methanil yellow
Kerupuk basah, keripik singkong
Amaranth
Kelompok olahan, tepung terigu, roti, saus, sambal, selai, model, empek-empek, roti, bumbu cilok dan aus
Benzoat
Empek-empek, roti, donat, keripik singkong, saos cimol, lumpia dan sosis
Siklamat
Empek-empek, roti, donat, keripik singkong, bubur kacang hijau, sosis
ALT
Bakso tusuk, cilok, cimol, kerupuk basah, model, empekempek, roti-rotian, donat, keripik singkong, bakwan, buras, kue pisang, lumpia, nagasari, pisang goreng, putu
MAKANAN RINGAN
10
Peningkatan Keamanan PJAS Melalui Program Kantin Sehat Sekolah Oleh : Dr. Widaninggar Widjajanti, M.Ed
Program Pembinaan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah melalui
Penataan Kantin Sehat Sekolah Disampaikan oleh :
dr. Widaninggar W., M.Ed. Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas Jakarta, 23 Juli 2009 2
PANGAN JAJAN SEKOLAH BERPOTENSI n
TIDAK BERGIZI
n
MENGANDUNG BAHAN PEWARNA DAN
Sudah Saatnya
4
Program 2009
INTERVENSI • • • • •
BAHAN PENGAWET BERBAHAYA n
3
PENYAJIAN KURANG HIGIENIS 5
Pembinaan Kantin Sehat Sekolah
Sekolah sadar akan pentingnya pangan/jajanan di sekolah yang bergizi dan sehat (higienis) serta aman dikonsumsi
Kepala Sekolah Guru Orang Tua Siswa Siswa Pedagang Jajanan (Pengelola Kantin) 6
1
LATAR BELAKANG n
n
n
n
PP nomor 19 thn. 2005 tentang SNP,pasal 42 ayat 2 bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana antara lain Ruang Kantin. Hasil penelitian tentang sekolah sehat yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas Tahun 2007 pada 640 SD di 20 Provinsi yang diteliti, sebanyak 40 % belum memiliki kantin. Sementara dari yang telah memiliki kantin (60 %) sebanyak 84,30 % kantinnya belum memenuhi syarat kesehatan. Masih banyak ditemukan pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan mutu kebersihan, kesehatan dan keamanan, sehingga dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Kantin sekolah sehat adalah salah satu indikator sekolah sehat
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan
n
n n n
n n n
8
7
Jenis Kegiatan Pembinaan Kesiswaan a.l.: Melaksanakan kegiatan 7 K (Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan, Ketertiban, Keamanan, Kerapihan, Kekeluargaan); Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); Melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (narkoba), minuman keras, merokok, dan HIV-AIDS; Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja; Melaksanakan hidup aktif Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah
9
Program ini dilaksanakan dengan kerjasama antara: n
n
n 10
Memberdayakan masyarakat sekolah dalam pembinaan keamanan pangan jajanan anak sekolah. Menata kantin sehat di sekolah yang memenuhi standar. Monitoring dan evaluasi implementasi kantin sehat di sekolah.
n
33 provinsi. n 36 kab/kota. n 288 sekolah (SD, SMP, SMA/SMK ). n kepsek, guru pembina UKS, pengelola kantin, komite sekolah, petugas puskesmas. n
11
n
n
Depdiknas (Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani) BPOM (Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan) SEAFAST CENTER (Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology)
12
2
PERSYARATAN SARANA PRASARANA KANTIN SEHAT
PELAKSANAAN KEGIATAN Penyiapan pedoman dan materi penyuluhan. n Pelatihan dan bimbingan teknis pengelola dan pengawas kantin. n Pemberian Block Grant langsung kepada Sekolah n Penataan kantin. n Monitoring dan evaluasi. n
13
14
10.Ada tempat/meja yang permanen untuk PERSYARATAN KANTIN SEHAT pengolahan atau penyiapan makanan Lanjutan… 11.Ada tempat/meja untuk pencucian alat makan/minum dengan menggunakan air mengalir 12.Ada tempat cuci tangan dg air mengalir dan sabun 13.Meja dan kursi pengunjung yang nyaman 14.Tersedia tempat sampah yang tertutup 15.Jarak kantin dengan tempat penampungan sampah minimal 20 meter 16.Pembuangan air limbah kantin harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu 16
a. Kedap air b. Tertutup
15
1. Lokasi di lingkungan sekolah, yang jauh dari sumber pencemaran seperti tempat penampungan sampah, WC/kamar mandi, rumput yang tidak terawat dan gudang sekolah 2. Memiliki sumber air bersih 3. Permukaan lantai mudah dibersihkan, tidak ada air tergenang 4. Dinding terang, mudah dibersihkan 5. Langit-langit menutup atap bangunan dan mudah dibersihkan 6. Luas lubang ventilasi (20 %) luas lantai 7. Letak ventilasi, minimal 2 sisi berhadapan 8. Pencahayaan terang (>100 lux) 9. Ada tempat penyajian makanan yang tertutup (lemari kaca)
Adapun Kriteria Sekolah yang diusulkan adalah SD, SMP, dan SMA/SMK baik negeri maupun swasta yang sudah memiliki kantin sekolah tetapi belum memenuhi standar kesehatan, dengan kriteria minimal yang dimiliki kantin tersebut adalah sebagai berikut. 1. 2.
3.
17
Ada bangunan kantin sekolah yang permanen (memiliki lantai semen, dinding dan atap) Ada sumber air bersih dan mengalir (ada saluran/ instalasi air yang mengalir sampai ke lokasi kantin sekolah) Jarak kantin dengan tempat penampungan sampah sementara minimal 20 meter. 18
3
19
20
21
22
23
24
4
25
26
27
28
29
30
5
Contoh-contoh Kantin Sekolah Sehat (yang sudah ada)
31
32
33
PENUTUP Pelaksanaan pembinaan keamanan pangan jajanan anak sekolah yang diwujudkan melalui penataan kantin sehat di sekolah merupakan salah satu upaya untuk melindungi peserta didik dari bahaya jajanan yang dikonsumsi. Untuk itu perlu komitmen semua pihak untuk mewujudkannya.
34
35
36
6
7
Lampiran 5 Foto Dokumentasi Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan Nasional Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Lampiran 6 Sertifikat Lokakarya Jejaring Intelijen Pangan Nasional Program Nasional Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
Sertifikat ini diberikan kepada
sebagai
Hotel Borobudur, Jakarta, 23 Juli 2009 Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Ir. Tien Gartini, M.Si NIP. 19491111 197702 2 001
Sekretaris Jenderal Jejaring Intelijen Pangan
Prof. Dr. Winiati P Rahayu, MS NIP. 131 102 036