HUBUNGAN PERSEPSI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014. Soraya Wendi Merdeka Sari Program Studi Sosiologi Antropologi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Ada tidaknya hubungan antara persepsi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri2 Surakarta. (2) Ada tidaknya hubungan antara keaktifan siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Surakarta. (3) Ada tidaknya hubungan antara persepsi belajar dan keaktifan siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif korelasi. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surakarta Tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 196 siswa. Sampel sebanyak 50 siswa. Teknik sampling yang digunakan random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Analisa data menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat hubungan signifikan positif antara variabel persepsi belajar dengan variabel prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Nilai korelasi pearson sebesar 0,652 dan (0,000) < 0,05. (2) Terdapat hubungan signifikan positif antara variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan variabel prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Nilai korelasi pearson sebesar 0,743 dan (0,000) < 0,05. (3) terdapat hubungan signifikan positif antara persepsi belajar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan variabel prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Nilai Fhitung (33,692) > Ftabel (3,10), dan Variabel bebas (persepsi belajar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran) bersama-sama memberikan kontribusi kenaikan prestasi mata pelajaran sosiologi sebesar 58,9%. Hasil penelitian menunjukkan semakin baik persepsi belajar semakin tinggi prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Semakin aktif siswa tentang proses pembelajaran maka akan tinggi prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Semakin baik persepsi belajar dan ditambah dengan keaktifan siswa yang tinggi akan meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan sumbangan efektif yang lebih besar (41,41%) dibandingkan dengan sumbangan efektif variabel persepsi belajar (17,45%). Kata kunci : Persepsi Belajar, Keaktifan siswa, Prestasi Belajar, Mata Pelajaran Sosiologi
1
apa yang dipelajari di sekolah untuk
PENDAHULUAN Pendidikan
peranan
menghadapi problematika yang dihadapi
penting dalam meningkatkan kualitas
dalam kehidupan sehari-hari saat ini
sumber daya manusia. Menurut UU No.
maupun yang akan datang. Sekolah
20
sebagai suatu institusi atau lembaga
Tahun
memiliki
2003
tentang
Sistem
Pendidikan Nasional: Pendidikan adalah
pendidikan
usaha
proses
sadar
dan
terencana
untuk
idealnya harus melakukan
edukasi,
sosialisasi,
mewujudkan suasana belajar dan proses
transformasi.
pembelajaran agar peserta didik secara
dilaksanakan melalui beberapa jalur dan
aktif mengembangkan potensi dirinya
salah satu diantaranya adalah pendidikan
untuk
spiritual
formal yang diselenggarakan di sekolah.
diri,
Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
memiliki
keagamaan,
kekuatan pengendalian
Pendidikan
dan
yang
jelas,
mulai
dapat
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
pendidikan
dari
,serta keterampilan yang diperlukan oleh
pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
sampai pendidikan tinggi. Salah satu
(Dwi Siswoyo, 2008: 19). Berdasarkan
indikator keberhasilan suatu pendidikan
pengertian tersebut, pendidikan harus
dapat dilihat dari prestasi belajar siswa.
diselenggarakan dengan sadar dan proses
Masyarakat pada umumnya, siswa
pembelajarannya direncanakan sehingga
dan guru pada khususnya menginginkan
segala sesuatu yang akan dilakukan oleh
prestasi belajar yang baik. Oleh karena
guru
proses
itu, mereka harus mengetahui bagaimana
pembelajaran untuk mencapai tujuan
prestasi belajar yang baik itu diperoleh,
yang telah ditetapkan, yaitu untuk
bagaimana prosesnya dan factor-faktor
mengembangkan potensi peserta didik.
apa saja yang mempengaruhi tercapainya
Pendidikan pun harus menyentuh potensi
prestasi belajar yang optimal. Proses
nurani
maupun
potensi
kompetensi
belajar merupakan rangkaian kegiatan
peserta
didik.
Konsep
pendidikan
yang menyangkut banyak factor dan
tersebut terasa semakin penting ketika
situasi sekitarnya. Keberhasilan siswa
seseorang harus memasuki kehidupan di
dalam meraih prestasi belajar tidak
masyarakat dan dunia kerja, karena yang
terlepas
bersangkutan harus mampu menerapkan
mempengaruhinya. Menurut Suharsimi
dan
siswa
merupakan
2
dari
factor-faktor
yang
Arikunto (1990:2) faktor-faktor yang
secara
mempengaruhi
menunjang proses pendidikan khususnya
prestasi
belajar
langsung
dipergunakan
belajar
mengajar”.
dan
Dalam
dibedakan atas:
proses
1.
Faktor yang berasal dalam diri
kegiatan
manusia,dapat
diklasifikasikan
termasuk sarana seperti :gedung, ruang
menjadi dua, yaitu factor biologis
kelas, meja kursi, serta alat dan media
dan factor psikologis. Yang dapat
pengajaran.
dikategorikan biologis
Sedangkan
2.
di
sekolah
Adapun
yang
pengertian
sebagai
factor
prasarana pendidikan adalah fasilitas
lain:
usia,
yang secara tidak langsung menunjang
anatara
kematangan
belajar
dan yang
kesehatan.
jalannya
dikategorikan
proses
pengajaran
pendidikan
seperti
halaman,
atau kebun,
sebagai faktor psikologis adalah
taman sekolah dan jalan menuju sekolah.
kelelahan, suasana hati, motivasi,
Sarana
minat dan kebiasaaan belajar.
memberikan kemudahan siswa dalam
Faktor yang berasal dari luar diri
belajar disebut fasilitas belajar.
manusia
yang
belajar,
dan
prasarana
yang
dapat
dapat
Selain faktor penunjang di atas
diklasifikasikan menjadi dua faktor,
terdapat adanya persepsi belajar yang
yaitu factor manusia (di keluarga,
turut
sekolah dan masyarakat) dan faktor
keberhasilan
non manusia seperti alam benda,
Persepsi menjadi landasan berpikir bagi
hewan dan lingkungan fisik.
seseorang (kaitannya dalam belajar).Jika
Salah satu indikator yang dapat
memberikan proses
andil
dalam
pembelajaran.
dikaitkan dengan persepsi pendidikan
menunjang keberhasilan siswa dalam
sosiologi,
belajar adalah adalah kemampuan siswa
peranan penting. Sebab sebagai contoh
dalam menerima informasi
dalam
pelajaran
maka
persepsi
proses
belajar yang
tanpa
dari guru. Sistem pembelajaran, metode
memperhatikan
guru mengajar dan ketersediaan sarana
materi, lokasi, jenjang pendidikan atau
prasarana penunjang akan berpengaruh
usia pembelajar selalu dipengaruhi oleh
pada prestasi belajar siswa. Menurut
persepsi peserta didik. Menurut Dewi
Mulyasa (2002:49) “Sarana pendidikan
Salma Prawiladilaga dan Eveline Siregar
adalah peralatan dan perlengkapan yang
(2004:134) “Persepsi memang jarang
3
siapa
memiliki
belajar,
disinggung dalam tulisan terkait dalam
Hampir tidak pernah terjadi proses
proses belajar, padahal, cara berfikir,
belajar tanpa keaktifan individu atau
minat atau potensi dapat berkembang
siswa yang belajar. Permasalahannya
dengan baik jika seseorang memiliki
hanya terletak dalam kadar atau bobot
persepsi yang memadai”. Diharapkan
keaktifan belajar siswa. Ada keaktifan
melalui
belajar kategori rendah, sedang, dan ada
penggalian
persepsi
dapat
persepsi
menjadi
positif
mengubah
keaktifan
kategori
tinggi.
Keaktifan
terutama dalam persepsi dalam belajar
sangat dituntut demi kelancaran proses
pendidikan
sehingga
belajar di sekolah, tetapi kadar keaktifan
ingat,
dari setiap siswa adalah berbeda satu
pembentukan konsep dan pembinaan
sama lain, sehingga perlu penanganan
sikap siswa.
yang berbeda pula. Dengan mengetahui
sosiologi
berpengaruh
terhadap
daya
Variasi-variasi metode pengajaran membuat
siswa
tertarik
hasil prestasi belajar yang berbeda-beda
menerima
maka
dapat
diketahui
bahwa
didik
dalam
pelajaran dan membuat siswa tidak
pemahaman
merasa
jenuh. Pelaksanaan proses
melaksanakan
belajar mengajar tidak hanya menuntut
berbeda-beda
keaktifan guru dalam mendidik dan
(2003:137) menyatakan bahwa “Pada
memberikan pengarahan tapi juga juga
hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan
diperlukan adanya interaksi dan peran
terdapat pada semua perbuatan belajar,
aktif
mampu
tetapi kadarnya yang berbeda tergantung
belajar
yang
pada jenis kegiatannya, materi yang
kondusif
dapat
dipelajari
tercipta karena ada peran serta siswa
dicapai,”
atau terjadinya interaksi yang baik antara
proses pembelajaran aktif cenderung
guru dan siswa. Siswa tidak hanya diam
menyesuaikan
saja menerima pelajaran tapi dituntut
dipelajari, hal ini dimaksudkan agar
untuk aktif bertanya dan aktif mencari
tujuan
sumber yang lain, misalnya
dengan
dengan baik dan maksimal. Untuk
mencari bahan dari buku-buku lain atau
mempelajari sesuatu dengan baik, belajar
mencari media yang lain seperti internet.
aktif
siswa.
menciptakan kondusif.
Guru kondisi
Suasana
harus
4
peserta
pula
proses pula.
pembelajaran
Oemar
dan tujuan
Hamalik
yang hendak
Kegiatan-kegiatan
dengan
pembelajaran
membantu
dalam
materi
dapat
untuk
yang
tercapai
mendengar,
melihat, mengajukan pertanyaan tentang
sosiologi untuk ujian nasional. Kesan
pelajaran
dan
sosiologi sebagai mata pelajaran yang
mendiskusikannya dengan yang lain.
sulit pun kian terasa. Hal tersebut
Peserta
tentunya
tertentu,
didik
perlu
melakukan
terjadi
dikarenakan
oleh
pemecahan masalah sendiri, menemukan
berbagai faktor yang menyebabkannya,
contoh-contoh, mencoba keterampilan-
diantaranya yaitu persepsi belajar siswa
keterampilan, dan melaksanakan tugas
dan kurangnya keaktifan siswa dalam
sesuai pengetahuan yang telah mereka
mengikuti kegiatan belajar.
miliki atau yang hendak mereka capai.
Berdasarkan
uraian
diatas,
Dengan belajar yang aktif, peserta didik
maka peneliti tertarik
diajak untuk turut serta dalam semua
lebih dalam dengan mengambil judul
proses
“Hubungan
pembelajaran,
tidak
hanya
Persepsi
Belajar
Keaktifan
melibatkan secara fisik. Dengan cara ini
Pembelajaran dengan Prestasi Belajar
biasanya peserta didik akan merasakan
Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI
suasana
IPS SMA Negeri 2 Surakarta Tahun
sehingga
lebih
hasil
menyenangkan belajar
dapat
dalam
dan
mencakup mental saja, akan tetapi juga
yang
Siswa
untuk mengkaji
Proses
Ajaran 2012/2013”
dimaksimalkan. Menilik dari data tahun 2011-2012
METODE PENELITIAN
milik Dinas Pendidikan dan Olahraga
Desain penelitian yang deskriptif
Kota Solo tentang hasil nilai ujian
korelasi.
nasional dan nilai sekolah mata ujian
Sekolah Menengah Atas negeri
sosiologi di SMA Negeri 2 Surakarta
Surakarta.
diperoleh rata-rata nilai untuk ujian
seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri
nasional 7,25 dan 7,97 untuk nilai akhir
2 Surakarta Tahun pelajaran 2012/2013
sekolah. Sehingga didapatkan adanya
dengan jumlah 196 siswa.
nilai klasifikasi B untuk ujian nasional
sebanyak 50 siswa. Teknik sampling
dan A untuk nilai akhir. Dari semua
yang
mata pelajaran ilmu sosial yang diujikan
Teknik pengumpulan data dilakukan
didapati
dengan menggunakan teknik angket dan
kenyataan
bahwa
untuk
klasifikasi B hanyalah mata pelajaran
5
Penelitian dilaksanakan di 2
Populasi penelitian adalah
digunakan
random
Sampel
sampling.
dokumentasi. Analisa data menggunakan
dan standar deviasi (SD) sebesar 4,52
regresi linear berganda
dengan range 20. B. Analisa Data
HASIL
PENELITIAN
Pengujian
DAN
hipotesis
merupakan
PEMBAHASAN
langkah untuk membuktikan pernyataan
A. Hasil Penelitian
yang dikemukakan dalam perumusan
1.
hipotesis.
Skor Variabel Persepsi belajar Hasil analisa statistik tentang skor
apabila
Hipotesis hasil
akan
penelitian
diterima
mendukung
persepsi belajar dengan nilai tertinggi
pernyataan hipotesis dan sebaliknya
sebesar 61 dan nilai terendah sebesar 39.
akan ditolak apabila hasil penelitian
Rata-rata (means) sebesar 47,6, modus
tidak mendukung pernyataan hipotesis.
(Mo) sebesar 46, median (Me) sebesar
Pada pengujian ini akan diperoleh
47 dan standar deviasi (SD) sebesar 5,61
jawaban dari beberapa hipotesis yang
dengan range 22.
telah dikemukakan di depan, dengan
2.
Skor Variabel Keaktifan Siswa
hasil sebagai berikut:
dalam Proses Pembelajaran
1.
Analisis regresi linear berganda
Hasil analisa statistik tentang skor keaktifan
dengan variabel dependen
prestasi
dalam
proses
nilai
tertinggi
belajar mata pelajaran sosiologi dengan
sebesar 72 dan nilai terendah sebesar
variabel independen (persepsi belajar
pembelajaran
110.
siswa
Analisis Regresi Linier Berganda
dengan
dan keaktifan belajar).
Rata-rata (means) sebesar 89,06
Uji regresi liner berganda dengan
modus (Mo) sebesar 102, median (Me)
menggunakan bantuan komputasi SPSS
sebesar 89 dan standar deviasi (SD)
20.00 didapatkan hasil persamaan regresi
sebesar 10,65 dengan range 38 3.
berganda sebagai berikut:
Skor Prestasi Belajar Sosiologi
Yˆ 45,012 0,216 X 1 0,237 X 2
Hasil analisa statistik tentang skor
Keterangan:
variabel prestasi belajar mata pelajaran
Yˆ
sosiologi dengan nilai tertinggi sebesar
: Prestasi Belajar Mata Pelajaran
X 1 : Persepsi Belajar
90 dan nilai terendah sebesar 70. Rata-
X 2 : Keaktifan Siswa dalam Proses
rata (means) sebesar 76,42, modus (Mo)
Pembelajaran
sebesar 78, median (Me) sebesar 76,50
6
Berdasarkan persamaan regresi di
0,05 sehingga variabel persepsi belajar
atas dapat dibuat interpretasi sebagai
berhubungan signifikan dengan variabel
berikut:
prestasi mata pelajaran sosiologi.
α=
45,012 nilai konstanta untuk
b.
Hubungan Variabel X2 (Keaktifan
persamaan regresi adalah 45,012 dengan
Siswa dalam Proses pembelajaran)
parameter positif. Hal ini berarti tanpa
dengan Variabel Y (Prestasi Mata
adanya variabel independen (persepsi
Pelajaran Sosiologi).
belajar dan keaktifan dalam proses
Hasil perhitungan korelasi Pearson
pembelajaran) maka variabel independen
menunjukkan angka signifikan (0,000) <
(prestasi mata pelajaran) sebesar 45,012.
0,05 sehingga variabel keaktifan siswa
1 = 0,216
koefisien
dalam proses pembelajaran berhubungan
regresi untuk variabel persepsi belajar
signifikan dengan variabel prestasi mata
adalah
pelajaran sosiologi.
0,216
Besar
dengan
parameter
positif. Hal ini berarti bahwa setiap
c.
Hubungan Variabel X1 (Persepsi
penambahan (tanda +) variabel persepsi
Belajar) dan Variabel X2 (Keaktifan
belajar
Siswa dalam Proses pembelajaran)
maka prestasi mata pelajaran
sosiologi akan meningkat.
2 = 0,237
Besar
terhadap Variabel Y (Prestasi Mata Pelajaran Sosiologi).
koefisien
Uji F digunakan untuk menyatakan
regresi untuk variabel keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah 0,237
ada
dengan parameter positif. Hal ini berarti
independen
bahwa setiap penambahan (tanda +)
keaktifan
variabel keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran)
pembelajaran
(keseluruhan)
maka
prestasi
mata
tidaknya
hubungan (persepsi
siswa secara
belajar dalam
dan proses
bersama-sama
terhadap mata
variabel
pelajaran sosiologi akan meningkat.
dependen
2.
Pengujian Hipotesis
sosiologi). Hasil perhitungan F statistik
a.
Hubungan
Variabel X1 (Persepsi
diperoleh nilai Fhitung sebesar 33,692,
Belajar) dengan Variabel Y (Prestasi
sedangkan Ftabel sebesar 3,18, karena
Mata Pelajaran Sosiologi).
(prestasi
variabel
pelajaran
Fhitung (33,692) > Ftabel (3,10) maka Ho
Hasil perhitungan korelasi Pearson
ditolak, artinya variabel independen
menunjukkan angka signifikan (0,000) <
7
(persepsi belajar dan keaktifan siswa
sebesar 29,63% dan sumbangan relatif
dalam
secara
(SR) keaktifan ssiwa dalam proses
dengan
pembelajaran (X2) terhadap prestasi
proses
pembelajaran)
bersama-sama variabel
berhubungan
dependen
(prestasi
mata
belajar (Y) sebesar 70,30%.
pelajaran sosiologi).
5.
Sumbangan efektif (SE)
3.
a.
Sumbangan efektif variabel
Koefisien Determinasi (r square) Koefisien
(r2)
determinasi
terhadap variabel Y sebesar 17,45%.
digunakan untuk mengetahui seberapa
b.
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Hasil
X1
Sumbangan efektif variabel
X2
terhadap variabel Y sebesar 41,41%.
perhitungan
Berdasarkan
nilai
koefisien determinasi (r2) diperoleh nilai
efektif dapat disimpulkan:
sebesar 0.589. hal berarti variabel bebas
a.
sumbangan
Sumbangan efektif (SE%) persepsi
(persepsi belajar dan keaktifan siswa
belajar (X1) terhadap prestasi belajar
dalam proses pembelajaran), memberi
mata pelajaran sosiologi sebesar
sumbangan
17,45%.
prestasi
terhadap
mata
peningkatan
pelajaran
sosiologi.
b.
Sumbangan efektif (SE%) keaktifan
Variabel bebas (persepsi belajar dan
siswa dalam proses pembelajaran
keaktifan
(X2) terhadap prestasi belajar mata
siswa
dalam
proses
pembelajaran) memberikan kontribusi kenaikan sosiologi
prestasi sebesar
mata
pelajaran
58,9%
sedangkan
pelajaran sosiologi sebesar 41,41%.
PEMBAHASAN
sisanya dapat dijelaskan oleh variabel
1.
lain diluar model. 4.
Sumbangan Relatif
a.
Sumbangan
relatif
variabel
X1
Hubungan antara Persepsi Belajar Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013
terhadap variabel Y sebesar 29,63%. X2
Persepsi belajar berkaitan dengan
terhadap variabel Y sebesar 70,30%.
anggapan dan penilaian terhadap siswa
Dari hasil perhitungan SR% diatas
terhadap proses belajar mengajar, adanya
maka sumbangan relatif (SR) persepsi
persepsi belajar yang baik diharapkan
belajar (X1) terhadap prestasi belajar (Y)
siswa akan menyukai dan giat belajar
b.
Sumbangan
relatif
variabel
8
sehingga
prestasi
belajarnya
akan
sosiologi.
Variabel
persepsi
belajar
meningkat. Menurut Prawiladilaga dan
memberikan sumbangan efektif terhadap
Siregar (2004) mengemukakan persepsi
prestasi mata pelajaran sosiologi sebesar
dalam belajar berpengaruh terhadap daya
sebesar 17,45%. Hal ini berarti persepsi
ingat,
belajar memberikan kontribusi 17,45%
pembentukan
pembinaan sikap.
konsep
dan
Penggalian persepsi
terhadap
peningkatan
prestasi
mata
dapat mengubah persepsi menjadi positif
pelajaran sosiologi. Persepsi belajar
terutama dalam persepsi dalam belajar
sangat menentukan prestasi belajar siswa
pendidikan
sehingga
yang akan tercermin di akhir proses
ingat,
belajar mengajar. Persepsi siswa tentang
sosiologi
berpengaruh
terhadap
daya
pembentukan konsep dan pembinaan
kegiatan belajar mengajar
sikap siswa.
proses siswa menangkap cara yang
Hasil
penelitian
merupakan
menunjukkan
digunakan guru dalam menyampaikan
bahwa besar koefisien regresi positif (+)
pelajaran kepada siswa. Masing-masing
hal ini menunjukkan setiap penambahan
siswa
variabel persepsi belajar maka prestasi
berbeda-beda, persepsi tersebut dapat
mata
berupa persepsi yang positif dan negatif.
pelajaran
meningkat.
sosiologi
Hasil
penelitian
akan ini
Siswa
mempunyai
mempunyai
persepsi
persepsi
yang
yang
menunjukkan adanya kesesuaian dengan
berbeda-beda tentang metode mengajar
teori jika persepsi belajar yang baik akan
yang diterapkan oleh guru, ada siswa
menaikkan prestasi belajarnya. Persepsi
yang mempunyai persepsi positif dan
memiliki peranan penting, diharapkan
ada yang mempunyai persepsi negatif.
melalui persepsi belajar dapat mengubah
Siswa yang mempunyai persepsi positif
persepsi menjadi positif terutama dalam
akan cenderung menerima dan menyukai
persepsi
pendidikan
metode mengajar guru, sehingga terlihat
sosiologi sehingga berpengaruh terhadap
antusias dalam mengikuti pelajaran dan
daya ingat, pembentukan konsep dan
pada akhirnya akan mencapai prestasi
pembinaan sikap siswa.
belajar sosiologi yang optimal
Hasil
dalam
belajar
penelitian
menunjukkan
persepsi belajar berhubungan signifikan dengan variabel prestasi mata pelajaran
9
2.
ragam
Hubungan antara Keaktifan Siswa Dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013
seperti
penjelasan laporan
saat
guru,
mendengarkan
diskusi,
pelaksanaan
membuat
tugas
dan
sebagainya. Jika siswa aktif maka akan sejalan dengan prestasi belajar, siswa
Keaktifan siswa merupakan tolok ukur
keberhasilan
siswa
yang terlibat aktif secara tidak langsung
dalam
akan
memahami materi yang diterimanya. Jika
siswa
pembelajaran
aktif
dalam
seperti
atau
menanyakan,
2011), si wa yang aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas, menghafalkan, dan akhirnya mengerjakan soal diakhir
(tanda +) variabel keaktifan siswa dalam
pelajaran. Siswa dalam pembelajaran
proses pembelajaran maka prestasi mata
harus terlibat aktif, baik secara fisik
akan meningkat.
maupun mental sehingga terjadi interaksi
Variabel keaktifan siswa dalam proses
yang optimal antara guru dengan siswa
pembelajaran berhubungan signifikan
dan siswa dengan siswa lainnya
dengan variabel prestasi mata pelajaran
Sumbangan efektif keaktifan siswa
sosiologi. tersebut
membuktikan bahwa keaktifan siswa terhadap
1993)
Mayer (dalam Jamal Ma’mur Asmani,
Hal ini berarti bahwa setiap penambahan
berpengaruh
Usman,
lainnya. Sedangkan menurut menurut
penelitian
ganda dengan dengan parameter positif.
penelitian
Uzer
Lingren
dan di antara siswa dengan siswa
menunjukkan koefisien regresi linear
Hasil
Moh.
HO
interaksi di antara siswa dengan guru
mencerminkan siswa mengerti pelajaran
pelajaran sosiologi
untuk
melukiskan kadar keaktifan siswa dalam
wawancara, diskusi, interupsi hal ini
Hasil
bertanya.Menurut
(dalam
mengeluarkan pendapat, mengadakan
diterimanya.
motivasi
menguasai materi ketika akan berdiskusi
proses
merumuskan, bertanya, member saran,
yang
menimbulkan
terhadap
prestasi
sosiologi
akan
mata
pelajaran
meningkat
sebesar
41,41%. Hal ini berarti keaktifan siswa
prestasi
memberikan kontribusi 41,41% terhadap
belajarnya. Keaktifan belajar siswa dapat
peningkatan
dilihat dari keterlibatan siswa dalam
sosiologi.
proses belajar mengajar yang beraneka
prestasi Keaktifan
mata pelajaran siswa
dapat
menentukan prestasi belajar siswa yang
10
akan tercermin keaktifan siswa dalam
Brings (dalam Martinis, 2007) faktor-
kegiatan belajar. Hal ini disebabkan
faktor
karena siswa yang aktif dalam kegiatan
timbulnya keaktifan siswa dalam proses
belajar akan dapat mengambil nilai-nilai
pembelajaran
positif dari kegiatan yang diikutinya
motivasi atau menarik perhatian siswa,
sehingga akan dapat mencapai prestasi
sehingga mereka berperan aktif dalam
belajar
kegiatan pembelajaran.
sesuai
dengan
yang
diharapkannya.
yang
dapat
menumbuhkan
yaitu
memberikan
Persepsi dan keakftian siswa akan menimbulkan timbal balik antar warga
3.
kelas yang harmonis dapat merangsang
Hubungan antara Persepsi Belajar Dan Keaktifan Siswa Dalam Mengikuti Proses Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013
terwujudnya masyarakat
variabel
mengaktifkan dilakukan
proses
bersama-sama variabel pelajaran
berhubungan
dependen
(prestasi
sosiologi).
Hal
dalam
tersebut
dengan
dalam
bakat
memenuhi
kebutuhan Maslow, Silberman (2006) menyatakan kebutuhan akan rasa aman harus
proses
dipenuhi
sebelum
bisa
dipenuhinya kebutuhan untuk mencapai sesuatu,
mengambil
resiko,
dan
menggali hal-hal baru.
proses
Hasil
pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan
sarana
proses pembelajaran, berdasarkan teori
ini
baik. Persepsi yang baik dan didukung siswa
sebagai
kebutuhannya. Dalam kaitannya dengan
mata
pembelajaran prestasinya akan lebih
keaktifan
mengupayakan
dan merasakan bahwa kegiatan belajar
secara
persepsi belajar yang dan didukungan keaktifan
dengan
dapat
terjadi bila setiap warga kelas melihat
menunjukkan siswa yang mempunyai
oleh
belajar
warga di dalam kelas. Interaksi ini akan
independen
pembelajaran)
siswa
timbulnya interaksi yang harmonis antar
(persepsi belajar dan keaktifan siswa dalam
yang
gemar belajar. Dengan demikian, upaya
Analisa regresi linear berganda menunjukkan
kelas
keaktifan
yang
penelitian siswa
menunjukkan
dalam
proses
pembelajaran dengan sumbangan efektif
dimilikinya,siswa juga dapat berlatih
(41,41%)
untuk berpikir kritis. Menurut Gagne dan 11
lebih
besar
dibandingkan
dengan persepsi belajar (17,45%). Hasil
pembelajaran
penelitian ini menunjukkan variabel
prestasi
keaktifan
sosiologi.
siswa
pembelajaran
dalam
mempunyai
proses
dengan
variabel
mata
pelajaran
belajar
Semakin
aktif
siswa
kontribusi
tentang proses pembelajaran maka
yang lebih tinggi terhadap prestasi
akan tinggi prestasi belajar mata
belajar
pelajaran sosiologi.
mata
pelajaran
sosiologi
dibandingkan dengan variabel persepsi belajar.
Siswa
yang
pembelajaran belajarnya
aktif
walaupun
kurang baik
3.
dalam
perhitungan
dilakukan,
persepsi tetap
Dari
terdapat
signifikan positif
akan
analisis
yang
hubungan
antara persepsi
belajar dan keaktifan siswa dalam
berprestasi dibandingan siswa yang tidak
proses
aktif tetapi persepsi belajarnya baik,
variabel
siswa
pelajaran sosiologi. Semakin baik
yang
aktif
dalam
proses
pembelajaran
dengan
prestasi belajar mata
pembelajaran mempunyai motivasi yang
persepsi
belajar
dan
ditambah
lebih tinggi untuk menguasai materi
dengan keaktifan siswa yang tinggi
dibanting dengan siswa yang tidak aktif.
akan meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi. Variabel keaktifan
KESIMPULAN 1.
Dari
perhitungan
proses
pembelajaran dengan sumbangan
hubungan
efektif yang lebih besar (41,41%)
signifikan positif
antara variabel
dibandingkan dengan sumbangan
persepsi belajar
dengan variabel
efektif variabel persepsi belajar
prestasi
mata
(17,45%).
terdapat
belajar
pelajaran
sosiologi. Semakin baik
2.
dalam
yang
dilakukan,
analisis
siswa
persepsi
siswa tentang proses pembelajaran
REFERENSI
maka akan tinggi prestasi belajar
Abu
mata pelajaran sosiologi.
(2003). Psikologi Belajar. Jakarta :
Dari
perhitungan
dilakukan,
analisis
terdapat
yang
hubungan
signifikan positif
antara variabel
keaktifan
dalam
siswa
Rineka
Ahmadi,
Widodo
Supriyono.
Cipta
Anonim .(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.
proses
12
Baharudin, M.Pd & Wahyuni. N. E.
Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Tinggi,
Yogyakarta : AR-RUZZ Media. Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Oemar, H. (2003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Mulyasa, E.
(2005). Menciptakan
Pembelajaran
dan
Menyenangkan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahmat,
J.
Komunikasi.
(2001). Bandung:
Psikologi Remaja
Rosdakarya. Slameto. (2003). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sutrisno Hadi.2001. Statistik Jilid II.Yogyakarta: Andi Offest. .2004. Metode research Jilid I dan II.Yogyakarta: Andi Offest. Widodo, T. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Surakarta: UNS Press dan LPP UNS. Yusuf, M, & Legowo, E,. (2007). Mengatasi Kebiasaan Buruk Anak dalam Belajar Melalui Modifikasi Perilaku. 13