Merdeka di Negeri Impian
Suatu pagi, di sebuah sekolah di negeri Impian terdengar suara bel pertanda bahwa jam masuk telah dimulai. Di salah satu kelas di sekolah itu, duduklah seorang gadis kecil yang lugu sedang membaca buku menanti gurunya untuk belajar.Tak lama kemudian, bu guru pun datang dengan membawa buku dan sebuah tas di tangannya. Bu guru
: “Selamat pagi anak-anak…” (heran karena di kelas hanya ada satu orang murid saja)
Citra
: “Selamat pagi, bu!” (dengan wajah yang lugu, anak itu kembali membaca)
Bu guru
: “Cit, kenapa kamu saja ?, kemana yang lainnya??” (guru bertanya kepada citra dengan
wajah heran)
Anak itu pun masih terdiam, dengan menghiraukan pertanyaan gurunya. Kemudian, gurunya bertanya lagi. Bu guru
: “Citra, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan ibu?”
Anak itu pun mulai menatap guru dan berkata.. Citra
: “maaf bu, pertanyaan dari ibu bukan suatu materi pelajaran bagikukan?? Kata mamahku , aku sekolah buat belajar bukan menjawab pertanyan yang bukan menjadi urusanku.Dan saya harus mematuhi perkataan mamahkun itu bu!”
Bu guru
: “heuuuh,…” ( guru pun sedikit kesal mendengar hal itu)
Bu guru pun sedikit kesal mendengar perkataan dari seorang muridnya itu. Tak lama kemudian, salah seorang muridnya datang dengan pakaian yang compang-camping ia masuk dengan wajah yang kusam. Pengemis
: “Assalmu’alaikum, bu…” (dengan wajah yang kusam)
Bu guru
: “ wa’alaikum salam, darimana saja kamu jam segini baru datang?”
Pengemis
: “ Maaf bu, sebenarnya saya harus….” (perkataannya menggantung )
Bu guru
: “Sudahlah, ibu sudah bosan mendengar alasan yang tak masuk akal darimu!!” (guru menaikkan suaranya)
Pengemis
: “Tapi bu…”
Bu guru
: “Sudah, cepat kamu berdiri di sana!”
Bu guru sebenarnya tidak tahu bahwa si pengemis terlambat karena harus mencari nafkah terlebih dahulu untuk saudara-saudaranya. Pengemis
: “Ya tuhan, bukan maksudku datang terlambat, tapi Kau juga tahukan bahwa aku tuh begini karena tak mau melihat adik-adikku menangis kelaparan.Kenapa semua tuh ga adil bagiku.” (dengan rasa bersedih)
Tak lama kemudian, terdengarlah suara aneh dari luar ruangan. Ajudan
: “Minggir-minggir presiden lewat!” (dengan penuh semangat untuk mengamankan presiden)
Presiden pun datang dengan gagahnya. Presiden
: “Selamat pagi , bu!” (dengan wibawanya)
Bu guru
: “Selamat pagi, pak.( guru tersenyum) Kenapa bapak bisa terlambat?” (dengan lancarnya)
Presiden pun duduk, kemudian ajudan presiden menjawab pertanyaan dari bu guru. Ajudan
: “Maaf bu, biasalah bapak terlamabat ???? ya, karena bapak baru saja pulang dari vietnam. Biasalah bu, habis konferensi gitu!!”
Bu guru
: “Oh, maafkan saya pak! Karena saya lancang bertnya kepada anda.Seharusnya saya tahu kesibukan anda.” (dengan rasa bersalah yang disertai dengan senyuman malu)
Tak lama kemudian dari itu, terdengarlah suara merdu ldari luar dan datanglah.. Berta
: “Selamat pagi, bu!”
Bu guru
: “Selamat pagi. Oh, Berta kenapa terlamabat ?? aduh pasti ni berta capek ya, dengan konser megah semalam!” (dengan rasa kagum seorang fans kepada idolanya)
Berta
: “Ah, ibu bisa saja! Aku jadi malu gitu, oh ya bu aku boleh duduk sekarang?”
Bu guru
: “Oh, ya silahkan !!”
Kemudian bu guru pun duduk dan mengambil buku absensi untuk mengabsen para siswa-siswinya.
Bu guru
: “Oh, ya ibu absen dulu ya!,Berta?”
Berta
: “Hadir dong bu!”(dengan narsisnya)
Bu guru
: “Citra?”
Citra
: “Hadir bu!” (dengan wajah yang datar)
Bu guru
: “ Kalau pak SDY?”
Presiden
: “Hadir bu!”
Bu guru
: “Kalau si bowo!”
Berta
: “Itu tuh bu, di depan! Sudahlah bu alpain aja, diakan sering terlambat dan nggak pernah ngerjain tugas gitu!” (sombongnya dihadapan semua orang)
Di sisi lain, Citra yang anak lugu mulai berani mengungkapkan pendapatnya Citra
: “Bukannya kakak yang suka malah sering terlambat, apalagi tugas-tugasnya itu dikerjain ama asistennya! (dengan suara pelan)
Berta
: “Apa? Heh, kecil-kecil sotoy banget sih!” (dengan wajah yang merah)
Bu guru
: “Sudah citra apa-apaan kamu, ibu sudah ngambil keputusan kok tuk alpakan si bowo. Benar apa yang dikatakn Berta kok!” (dengan wajah yang tak begitu senang)
Presiden
: “Oh, ya bu! Si Ageng Laksana ijin tuh, dia sekarang sedang di Yunani sedang study banding. Tenangsaja bu, aku sudah memberi ijin kok! Jadi ibu bisa hadirkan saja dia.” (dengan meyakinkan guru)
Bu guru
: “Y sudah, ibu hadirkan saja si Ageng!”
Setelah mengabsen, guru pun mulai mengawali pembelajaran. Bu guru
: “Baik anak-anak, kita akan awali pembelajaran hari ini dengan pelajaran sejarah.Di dalam sejarah itu ada sebuah kata penting bagi kita semua yaitu merdeka, ada yang sudah tahu apa sih itu merdeka?” (bertanya kepada semua muridnya)
Presiden
: “Saya, bu!”
Bu guru
: “Ya, silahkan apa pak?”
Presiden
: “Menurut saya merdeka tuh saat bangsa ini terbebas dari para penjajah tepatnya pada 17 Agustus 1945.
Bu guru
: “Wow, jawabannya sangat baik sekali.” (dengan bangganya) “Ada lagi?”
Berta
: “Saya, bu!”
Bu guru
: “Oh, ya menurut Berta apa?”
Berta
: “Ehhm, kalau menurutku merdeka tuh saat kita bebas berekspresi seperti saya ini bu!” (mengeluarkan ekspresinya)
Bu guru
: “Ehm, bagus jawabannya! Ada lagi?”
Ajudan
: “Kalau saya ya bu, merdeka tuh jika saya sudah bebas dari bapak SDY ini bu!” (dengan senyum candaan)
Presiden
: “May, mau aku pecat?” (wajah yang sedikit marah)
Bu guru
: “Ha..ha… sudah ada lagi?”
Pengemis
: “ Kalau menurut saya tuh merdeka ialah ketika semua orang bebas dari penderitaan ini! Saya belum pernah merasakan apa itu merdeka, dari dulu hingga kini hanya ini perlakuan orang-orang terhadapku! Kenapa disini ibu juga sama memperlakukanku seperti ini!” (dengan emosi yang meladak-ledak)
Presiden
: “Ajudan, cepat amankan dia. Bawa dia keluar!” (tatapan yang tak suka)
Ajudan
: “ Siap, pak !” (ajudan mengamankan si pengemis)
Lalu bu guru bertanya lagi kepada muridnya Bu guru
: “ Ada lagi, oh ya kalau menurut kamu citra?”
Citra mulai menatap wajah ibu guru dan kata-kata manis mulai keluar dari mulut manisnya itu. Citra
: “ Kalau menurutku, merdeka tuh ketika anak-anak bebas melakukan apapun yang ia suka! bermain dengan teman-temannya tanpa harus ada halangan,kekangan, ataupun larangan dari orang tuanya.Apakah anda puas telah melakukan ini pada anakmu, mamah!” (menangis dan berlari keluar ruangan kelas)
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks