PENGARUH TAYANGAN KARTUN ANIMASI UPIN DAN IPIN DI MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI TERHADAP PENGGUNAAN KOSA KATA MURID RAUDHATUL ATHFAL AL-BARIYYAH KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: Maspupah 107051002588
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
PENGARUH TAYANGAN KARTUN ANIMASI UPIN DAN IPIN DI MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI TERHADAP PENGGUNAAN KOSA KATA MURID RAUDHATUL ATHFAL AL-BARIYYAH KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: Maspupah NIM. 107051002588
Di Bawah Bimbingan:
Dra. Hj. Asriati, M. Hum NIP. 19610422 199003 2 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 26 Mei 2011
Maspupah
ABSTRAK Maspupah Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal AlBariyyah Kramat Jati Jakarta Timur. Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun menonton televise sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Kartun animasi Upin & Ipin menceritakan tentang kisah kehidupan sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh, setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa, Jarjit Singh yang gemar melucu dan berpantun, Ehsan yang pendiam, dan rakus, Fizi (sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mael yang pandai berhitung dan berdagang. Maka perumusan masalah adalah Bagaimana pengaruh media televisi,
khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah? Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya menggambarkan fenomena sosial yang terjadi pada murid RA Al-Bariyyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan kata-kata yang ditiru, tepat dalam kalimat utuh, sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama. Teori yang digunakan adalah teori imitasi, yaitu suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya. Murid RA Al-Bariyyah dalam kesehariannya menggunakan kata Cik Gu untuk memanggil guru di sekolah. Tidak hanya kata Cik Gu tetapi penggunaan kosa kata para tokoh sangat berpengaruh terhadap penggunaan kosa kata murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah seperti Guru Besar, kata Nasi Lemak, Sedap, Kasut, Rehat, Amak, Gula-gula, Surau, Seronok, Budak, Basikal, Datuk, Dusun, Cakap, Gaduh, Tengok, Basuh, Nampak juga ditiru.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan segenap sahabatnya. Suka dan cita mengiringi pembuatan skripsi ini. Untuk itu kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas ikut serta membantu secara tenaga, pikiran, materi, maupun do`a, peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Dengan kerendahan hati dan rasa hormat, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Djalal, MA, Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Study Rizal LK, MA.
2.
Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.Si yang menjadi inspirasi sekaligus dosen favorit peneliti.
3.
Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA yang telah membantu peneliti selama masa kuliah untuk menyelesaikan nilai akademis di kampus ini.
4.
Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum selaku pembimbing yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5.
Drs. Study Rizal LK, MA dan Drs. Yusra Kilun, M.Pd selaku penguji yang telah memberi saran dan kritik sehingga skripsi menjadi lebih baik.
ii
6.
Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis. Semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan, bermanfaat dan berguna untuk peneliti.
7.
Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mencari referensi berupa buku-buku yang menunjang dalam skripsi ini.
8.
Mama dan ayahku yang telah menjaga dengan kesabaran, membesarkan dengan cinta dan kasih sayang, mendidik dengan pengorbanan yang tidak mengharapkan balik jasa dari buaian hingga saat ini, serta do`a-do`anya dengan harapan peneliti menjadi manusia yang berguna untuk masyarakat, negara, dan khususnya agama Islam. Kepada adik-adikku, Dwi Balqis Noviyanti, Ahmad Noval, dan Suheini Rizqiyyah, yang selalu memberi semangat serta keceriaan. Semoga Allah SWT menjadikan kita keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Kepada tiga keponakan kecilku, Nafisah, Sakinah, dan M. Dhiya Ulhaq, yang menjadi penyemangat peneliti ketika mendapat kejenuhan dalam mengerjakan skipsi ini.
9.
Kepala sekolah Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Jakarta Timur dan guru-guru, staf-staf, wali murid serta murid-murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah yang telah membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian sehingga selesainya skripsi ini.
iii
10. Sahabat-sahabat KPI B angkatan 2007, khususnya Mia Fitria, Aam Aminah, Chairunnisa, Rifanur Musthofa, M. Fuad Faidzin, S. Kom. I., Muhammad Iqbal, Syamsul Bahri, Ahmad Khumaedi, juga untuk teman-teman KKN REMIGIO 2010, terima kasih atas dukungan dan semangatnya yang tak pernah putus kepada peneliti sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. 11. Sepupu peneliti, Muhammad Hafiz dan Faqih, terima kasih untuk semangat kalian. Dengan harapan yang tinggi, semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan mereka dengan pahala yang berlipat ganda atas bantuannya kepada peneliti secara moril maupun materil. Terima kasih atas segalanya. Kurang dan lebihnya peneliti mohon maaf yang sedalam-dalamnya. Jakarta, 26 Mei 2011
Maspupah
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK …………..……………………………………….…………. i KATA PENGANTAR .…………………………………………………. ii DAFTAR ISI ….………………………………………………………… v
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .…………………………………… 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ……………………………. 8 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ….……………………….. 9 D. Metodologi Penelitian …….………………………………... 10 E. Kajian Pustaka ….………………………………………….. 12 F. Pedoman Penulisan ………………………………………... 14 G. Sistematika Penulisan ….…………………………………… 14
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengaruh …………..……………………………….………. 16 B. Film Animasi ……...…………………………………..…… 19 1. Pengertian Film Animasi ……...………………………... 19 2. Jenis-jenis Film Animasi ……………………………….. 21 C. Televisi ……………………………………………………... 21 D. Kosa Kata ………..…………………………………………. 23 E. Komunikasi Massa …………………………………………. 26 F. Teori Peniruan / Imitasi (Imitation Theory)……...…………. 29 BAB III GAMBARAN UMUM A. Tayangan Kartun Animasi Upin dan Ipin .……………..….. 34 1. Sejarah Pembuatan Upin dan Ipin …………………….. 34 2. Sejarah Penyiaran ………………………….….……….. 37 a. Episode Pertama (2007) …………………………….... 37
v
b. Upin & Ipin : Setahun Kemudian (2008) ..…………… 37 c. Upin & Ipin dan Kawan-kawan (2009) ……….……… 38 3. Karakter Tokoh …….…………………………………… 38 B. Media Nusantara Citra Televisi ……………………………. 42 C. Profil Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ...……………… 45 D. Profil Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ……………………… 48 1. Sejarah dan Landasan Berdiri ………………………….. 48 2. Visi dan Misi Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ….………. 51 3. Sarana dan Prasarana ……………………………………. 52 4.
Prestasi …………………...…………………………..... 53
5.
Keadaan Sekolah ………………………………………. 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media Televisi, Khususnya Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid RA Al-Bariyyah ………………………….…………. 56 B. Peniruan Kosa Kata dari Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin ……………………...………………………….. 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………….….... 79 B. Saran ……………………………………………………..…. 80 DAFTAR PUSTAKA ..………………………………………………….. 82 LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (movie picture). Penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak dengan unsur-unsur radio (dapat didengar). Tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada gambar.1 Dalam perkembangannya, televisi membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimilikinya, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi penonton dalam hal sikap, tingkah laku dan pola berpikirnya, maka pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.2 Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya.
1
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif analisis TPI, (Yogyakarta: Tesis, 1998), h. 3. 2 Darwanto, S. S, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 117.
1
2
Televisi juga disebut sebagai sebuah keajaiban dalam dunia walaupun hanya berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana. Televisi mampu secara efektif berperan sebagai media massa dalam berbagai informasi dengan gambar hidup, berwarna-warni dan bergerak. Televisi dapat memikat, membius dan menggiring seluruh perhatian para pemirsanya. Itulah sebabnya, sebagian besar pemirsa menganggap bahwa informasi apa saja yang ditayangkan televisi adalah benar, apa saja yang disajikan oleh televisi adalah baik. Sehingga pemirsanya memutuskan bahwa televisi merupakan satusatunya sumber dan pusat informasi yang benar, baik dan akurat, bahkan televisi dianggap sebagai guru yang wajib diturut dan diikuti, alat yang paling efisien dan efektif untuk mengenal, mempelajari, dan mendapatkan berbagai hal dalam hidup dibandingkan dengan membaca berbagai buku bacaan yang dianggap menyita waktu. Salah satu media yang digunakan dalam menyampaikan dakwah adalah media film animasi, yang mana selain banyak diminati juga dimengerti karena menggunakan atau memadukan dua unsur yaitu suara dan gambar.3 Pada film-film orang dewasa, tayangan seks seperti ciuman ataupun adegan ranjang merupakan hal yang biasa. Adegan seks dijadikan ”bumbu” untuk menarik orang agar mau menonton film tersebut. Begitu pula dengan adegan kekerasan. Namun ternyata tayangan seks ataupun kekerasan tidak hanya ada pada film-film orang dewasa, tetapi juga ada film kartun ataupun film anak-anak.
3
Mustafa Mansur, Jalan Dakwah, (Jakarta: Pustaka Ilham, 1994), h. 23-26.
3
Terutama pada film-film yang berasal dari Jepang atau Amerika. Film tersebut tentu saja akan mengganggu akhlak dan moral sang anak.
۞ ًن فٰحِشَةً ۗ وَسَا َء سَبِ ْيال َ ال تَ ْقرَبُوْاالّزِوٰى إوَه مَا َ َو “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32] Pada film anak-anak seperti Doraemon, Sinchan, Sailor Moon, Naruto, One Piece, Dragon Ball, Tom and Jerry, Donald Duck, dan sebagainya, ada tayangan wanita yang mengumbar aurat. Meskipun berupa gambar kartun tetap saja memberi efek buruk kepada si anak. Dalam Islam, aurat tidak boleh diperlihatkan. Rasulullah SAW bersabda: “Aurat mukmin terhadap mukmin yang lain haram”. (HR. AthThahawi) Pada film Doraemon diceritakan ketertarikan Nobita kepada Shizuka. Kemudian pada film Sinchan, meski Sinchan ceritanya hanya berumur 5 tahun, tetapi menunjukkan ketertarikan pada wanita-wanita cantik dan seksi. Film Sailor Moon, Naruto, One Pice, Dragon Ball, dan sebagainya sering menampilkan wanita-wanita seksi yang terbuka auratnya. Memang film-film tersebut sangat lucu dan menghibur. Bahkan film Avatar yang disajikan untuk anak-anak pun memuat kisah percintaan antara Aang dan Katara serta Zuko dengan pacarnya. Bahkan adegan ciuman pun ditampilkan. Bagi orang-orang Barat, ciuman dianggap sebagai sesuatu yang manis (cute). Tak heran jika bukan hanya perzinahan yang merajalela, tetapi juga perkosaan. Di Amerika Serikat, 1 dari 3 wanita pernah diperkosa selama
4
hidupnya (Ohio University). Setiap menit, lebih dari 1 wanita diperkosa di sana. Itulah akibat berbagai tayangan yang membangkitkan birahi yang ditayangkan dari mulai usia dini.4 Film kartun seperti Barney pun yang tidak ada adegan seksnya, bukan berarti tidak merusak perilaku anak. Meski sebagian besar tayangannya cukup bagus, film Barney yang bisa merusak aqidah anak. Terutama film dengan tema atau judul Hari Natal atau Christmas. Mungkin hal itu dianggap remeh, tetapi bagi Allah, syirik itu adalah dosa terbesar yang tidak terampuni:
هلل فَ َق ْد ِ ك بِا ْ ش ِر ْ ّه ي ْ َه يّشَاءُ ۗ وَ م ْ َل ِلم َ ك بِه وَ َيغْ ِفرُ مَا دُوْنَ ذٰ ِل َ ش َر ْ ّن ي ْ ال َيغْ ِفرُ أ َ هلل َ نا َإ ۞ال ۢ َبعِ ْيدًا ً ٰضلّ ضَل َ “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”. [An Nisaa’:116]
Adapula acara di televisi yang dikhususkan pesertanya anak-anak, ada pada acara perlombaan nyanyi Idola Cilik yang ditayangkan di salah satu televisi swasta terbesar di Indonesia. Acara tersebut dibuat sedemikian rupa, mirip dengan acara jenis yang sama yang dikhususkan remaja dan orang dewasa seperti Indonesian Idol. Baik itu setting panggung, penampilan bahkan lagu-lagunya.
4
http://media-islam.or.id/2009/08/11/mewaspadai-tayangan-kekerasan-dan-sekspada-film-kartunanak-anak/ diakses di Jakarta, 25 Desember 2010.
5
Hal ini membuat cemas sebagian orang tua, karena acara-acara tersebut hampir semua anak-anak menyanyikan lagu-lagu yang sebenarnya tidak sepatutnya mereka nyanyikan, seperti lagu-lagu bertema cinta antara lawan jenis. Padahal masih banyak lagu anak-anak yang bagus untuk mereka nyanyikan, seperti lagu Burung Kutilang, Abang Becak, Abang Tukang Bakso, Ibu Kartini dan lain-lain.
Meskipun televisi memiliki efek negatif, akan tetapi munculnya film animasi telah menjadi sebuah media dakwah yang lengkap. Hal tersebut dikarenakan Islam tidak memilih objek dakwah, asalkan bernilai positif dan menunjang suksesnya dakwah. Salah satu produk film animasi yang bernilai dakwah adalah film animasi Upin & Ipin, produksi Les' Copaque, Malaysia. Film animasi asal Malaysia berkisah tentang anak kembar bernama Upin & Ipin yang lucu, polos, cerdas dan juga menggemaskan. Film ini menyedot atensi penonton anak-anak, bahkan orang dewasa. Awalnya anak kembar yang lucu ini adalah tokoh sampingan film Geng, film animasi produksi Les'Copaque. Ternyata penonton Malaysia sangat tertarik dengan tingkah Upin & Ipin. Maka dibuatlah serial Upin & Ipin. Cerita awal dalam serial Upin & Ipin adalah Ramadhan. Ternyata tanggapan anak- anak sangat heboh. Mereka suka serial ini karena kelucuan dan kenakalan tingkah Upin & Ipin. Sedangkan orang tua suka film serial ini karena kisah-kisahnya menceritakan Ramadhan seperti manfaat puasa dan takbiran dengan bagus.
6
Upin & Ipin tayang pertama kali pada 14 September 2007 di TV9 Malaysia. Awalnya film ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak agar menghayati bulan suci Ramadhan. Sejak serial pertamanya, Upin & Ipin menyedot perhatian pemirsa di negeri jiran sana. Tidak hanya anak-anak, bahkan, remaja, hingga orang tua pun menggemari sosok lucu dan menggemaskan ini. Tak heran karena laris dan ditunggu-tunggu pemirsa, muncul edisi kedua, Setahun Kemudian. Beberapa tahun terakhir, hadir Upin & Ipin edisi ketiga, Upin & Ipin dan Kawan-kawan. Meski di edisi kali ini tak lagi berlatar belakang puasa, esensi cerita tetap tidak berubah ke arah yang negatif. Sukses di Malaysia, Upin & Ipin juga digemari di Indonesia. Stasiun televisi MNC TV yang memperkenalkan dua bocah lucu ini di Indonesia pada bulan Ramadhan tahun 2008. Sambutan yang sangat positif dari pemirsa, membuat MNC TV kembali menayangkannya di bulan Ramadhan tahun 2009. Kini serial ini tayang setiap hari mulai pukul 15.00 dan 19.00 WIB. Upin & Ipin ditonton 10,5 % dari seluruh pemirsa Indonesia. Padahal, acara lain di MNC TV rata-rata mendapat rating hanya 5 %. Upin & Ipin ialah sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh, setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin sekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa, Jarjit Singh yang gemar melucu dan berpantun, Ehsan yang rakus, Fizi
7
(sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mail yang pandai berhitung dan berdagang. Kampung Durian Runtuh diketuai oleh Isnin bin Khamis yang lebih dikenali sebagai kakek Dalang karena merupakan ahli wayang kulit. Datuk Dalang menanam pohon rambutan untuk dijual dan memelihara ayam jantan bernama Rembo. Penduduk lain kampung Durian Runtuh yang terkenal diantaranya Muthu, penjual makanan kampung yang tinggal bersama anaknya Rajoo dan sapi peliharaannya. Kampung Durian Runtuh juga didatangi oleh seorang gadis bernama Susanti yang pindah sekeluarga dari Indonesia. Dewasa ini tayangan animasi Upin & Ipin sangat digandrungi oleh semua kalangan. Siapa yang tak kenal dengan Upin & Ipin. Hanya dalam empat tahun, Upin dan Ipin sudah terkenal dan disiarkan di 17 negara. 5 Film animasi ini merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi perilaku dan gaya bahasa anak. Terlebih lagi target pasar film adalah anak-anak dibawah umur 10 tahun, sebab di usia ini, anak-anak rentan sekali menerima efek pesan media. Hal itu disebabkan daya pikir mereka yang masih minim, pengalaman yang kurang, serta dangkalnya pengetahuan dan informasi membuat anak dapat dengan mudah menyerap pesan media, sehingga akan mudah terpengaruh dan cenderung melakukan tindakan meniru. Sebagai contoh murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah yang terpengaruh oleh tayangan kartun animasi Upin & Ipin .
5
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/16/04293583/main.ke.rumah.upin..ipin diakses di Jakarta, 25 Desember 2010.
8
Raudhatul Athfal (RA) Al-Bariyyah merupakan taman kanak-kanak Islam yang muridnya diajarkan nilai-nilai Islam. Hal itu dimaksudkan untuk menanamkan aqidah Islam sejak dini. RA Al-Bariyyah terletak di kelurahan Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Sekolah ini terletak di tempat yang cukup strategis (perkotaan), sehingga diyakini subjek sudah terbiasa menyaksikan tayangan Upin & Ipin. Dengan ditayangkan film animasi Upin & Ipin di Indonesia memberikan pengaruh yang baik terhadap murid RA. Bahkan tidak sedikit dari murid RA yang mengikuti tingkah laku, gaya bahasa, dan kosa kata beberapa tokoh seperti tingkah laku, gaya bahasa, dan kosa kata dari Upin, Ipin, Jarjit dan Mail. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin Dan Ipin Di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah Mengingat bahwa tayangan film animasi ini telah berjalan beberapa tahun, dan untuk mempermudah di dalam memahami penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh dalam level rendah, yang tidak merubah watak apalagi kepercayaan
9
seseorang. Pengaruh dibatasi hanya pada perubahan gaya bicara dan penggunaan kosa kata anak, khususnya murid RA Al-Bariyyah kelas B. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka masalah-masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA AlBariyyah? 2. Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah. b. Untuk mengetahui apa saja kosa kata dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah. 2. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan memperkaya ilmu komunikasi terutama dari penggunaan bahasa melalui pengaruh tayangan kartun animasi terhadap penggunaan kosa kata khususnya anak-anak.
10
b.
Kegunaan Praktis 1)
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian yang serupa di waktu mendatang.
2)
Menjadi masukan bagi institusi penyelenggara siaran televisi dalam mengendalikan pesan yang akan disampaikan dan memperhatikan proses penyampaiannya terhadap khalayak khususnya anak-anak.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang sedalamdalamnya.6 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif lebih menekankan pada persoalan kedalaman data bukan banyaknya data tersebut. Penelitian ini berupaya menggambarkan atau menjelaskan katakata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah, tepat dalam kalimat utuh atau sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama. Sebagai akibat atau pengaruh dari tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV. Sedangkan desain penelitiannya menggunakan metode deskriptif, yaitu menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi. Tujuannya untuk menggambarkan peristiwa bukan untuk menjelaskan hubungan antar variabel atau menguji suatu hipotesis. Tetapi hanya menggambarkan 6
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 58.
11
karakteristik variabel yang diteliti. Karena itu, penelitian ini bersifat mendalam dan ”menusuk” sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai maksud ini peneliti membutuhkan waktu relatif lama.7 2. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal Al-Bariyyah jalan Raya Inpres No. 25 kelurahan Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2011. 3. Subjek dan Objek Istilah ”Subjek Penelitian” menunjuk pada orang atau individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.8 Subjek penelitian adalah murid RA Al-Bariyyah, khususnya kelas B. Objek penelitian adalah pengaruh tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC Tv tentang penggunaan kosa kata. 4. Sumber dan Jenis Data Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya
adalah
data
tambahan
seperti
dokumen.9
Dokumentasi diperlukan sebagai bahan bacaan dan pertimbangan yang diperoleh dari foto-foto selama penelitian, artikel-artikel, dan arsip-arsip (dalam bentuk apapun) melalui media massa seperti majalah. Berkaitan
7
Burhan Bungin, Penelitian Kualitattf, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 69. 8 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2007), h.109. 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.157.
12
dengan hal itu jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis berupa catatan harian dan foto. 5. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan adalah sebagai berikut : a.
Observasi Observasi yang digunakan adalah observasi tidak berstruktur yang
dilaksanakan sebelum dan saat penelitian berlangsung (participant observation), mencatat yang berkaitan dengan objek penelitian. Dan peneliti ikut terlibat langsung di lapangan atau RA Al-Bariyyah. b. Wawancara Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tertutup dan sistematik. Peneliti mewawancarai murid RA Al-Bariyyah kelas B yaitu 5 anak, wali murid, dan wali kelas. 6. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Setelah data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah data tersebut disusun secara sistematis. Kemudian diklasifikasikan untuk dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah. E. Kajian Pustaka Sebelum melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu. Peneliti menemukan beberapa mahasiswa yang obyek penelitiannya adalah film dan video animasi Upin &
13
Ipin, yaitu skripsi yang dibuat oleh Akhmad Bayhaki dengan judul ”Analisis Semiotik Film Animasi Upin dan Ipin”, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009. Dalam skripsinya, Akhmad Bayhaki menggunakan metode analisis Semiotika John Fiske. Hasil skripsinya adalah film animasi Upin & Ipin lebih banyak menyajikan moral prososial atau pesan dakwah dalam dunia Islam dibandingkan dengan pesan moral antisosial. Semua itu terkonstruksi dalam simbol-simbol serta perilaku tokoh menjalankan puasa, sahur, tarawih serta ibadah-ibadah lain yang terdapat di bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Kemudian peneliti juga membaca skripsi yang ditulis oleh Sa`ada Pueri Natasari dengan judul ”Respon Murid SDI Al-Bayan Larangan Indah Tangerang Terhadap Video Animasi Upin dan Ipin”, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009. Dalam skripsinya, Sa`ada Pueri Natasari menulis tentang respon siswa SDI Al-Bayan terhadap video animasi. Seluruh murid SDI AlBayan menyukai video animasi Upin & Ipin. Alasannya karena tokoh utama yang lucu dan apa adanya serta ceritanya yang menarik. Peneliti juga membaca skripsi yang dibuat oleh Enggar Pramessinta dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Siswa Kelas XI MAN 7 Jakarta”, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, jurusan Bahasa dan Sastra Arab tahun 2001. Hasil penelitiannya menjelaskan penguasaan kosa kata bahasa Arab siswa MAN 7 Jakarta yang diajarkan dengan menggunakan lagu lebih tinggi
14
penguasaan kosa kata bahasa Arab dari siswa yang diajarkan dengan tidak menggunakan lagu. Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjiplak atau mengambil hasil karya orang lain, peneliti menjelaskan bahwa dalam skripsi ini peneliti meneliti tentang ”Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid RA Al-Bariyyah.”
F. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam tulisan ini terdiri dari lima bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.
15
BAB II
KAJIAN TEORI membahas teori-teori yang menunjang dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam skripsi ini, yaitu : pengertian pengaruh, pengetian film animasi, pengertian televisi, pengertian kosa kata, pengertian komunikasi massa, efek komunikasi massa, teori peniruan atau imitasi (imitation theory).
BAB III
GAMBARAN UMUM berisi tentang profil Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur dan sekilas tentang tayangan animasi Upin & Ipin serta tentang MNC Tv.
BAB IV
ANALISIS DATA berisi tentang peniruan kosa kata dari tayangan kartun animasi Upin & Ipin dan pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah.
BAB V
PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.1 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan sesuatu yang muncul dan dapat membentuk perilaku seseorang, terlebih lagi jika pengaruh itu adalah pengaruh yang positif dan ditanam sejak kecil. Tentu saja dapat membentuk perilaku sang anak menjadi baik. Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.2 Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami suatu peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang, jika orang tersebut sangat menyukai terhadap apa yang dialami bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh positif pada dirinya baik perbuatan maupun perkataan. Pengaruh yang dimaksud di sini adalah kekuatan yang ada dan
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 849. 2 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998), h. 165.
16
17
timbul dari seseorang yang dapat membentuk suatu sifat, sebuah keyakinan atau perilaku seseorang. Pengaruh bisa
terjadi
dalam bentuk
perubahan pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Perubahan persepsi misalnya, ketika perang teluk meletus media barat memojokkan Presiden Irak Saddam Husain sebagai diktator, sehingga orang cenderung berpihak pada Amerika. Akan tetapi ketika Televisi CNN berhasil menampilkan Saddam Husain dalam keadaan segar bugar dengan rasa simpatik menyapa satu per satu orang Amerika yang ditawan, maka orang melihat saddam Husain sebagai pribadi yang baik. Sementara itu, perubahan pendapat terjadi bilamana terdapat perubahan penilaian terhadap sesuatu objek karena adanya informasi yang lebih baru, misalnya pendapat seorang ahli tentang situasi perekonomian suatu negara atau adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi yang lebih canggih. Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang sangat erat, sebab persepsi yang dilakukan dengan interpretasi dapat diorganisasi menjadi pendapat. Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap, ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Dalam banyak hal, terutama yang berkaitan dengan kepercayaan atau ideologi, orang bisa berubah sikap
18
karena melihat bahwa apa yang tadinya dipercaya tidak benar. Oleh karena itu ia berubah sikap untuk mengganti dengan kepercayaan lain. Sementara itu, yang dimaksud dengan perubahan perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. Misalnya seorang pengemudi yang sering melaju dengan kecepatan 90-100 km per jam mengurangi kecepatannya menjadi 60-80 km per jam, sesudah ia menyaksikan kecelakaan lalu lintas di dalam tayangan televisi. Antara perubahan sikap dan perilaku juga terdapat hubungan yang erat, sebab perubahan perilaku biasanya didahului oleh perubahan sikap. Namun dalam hal tertentu, bisa juga perubahan sikap didahului oleh perubahan perilaku. Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengaruh, ialah umpan balik (feedback). Sebenarnya umpan balik adalah pengaruh yang langsung diterima oleh sumber dari penerima, umpan balik bisa berupa data, pendapat, komentar atau saran.3 Namun perlu diketahui bahwa umpan balik memiliki konsekuensi yang dapat mematahkan kreativitas komunikator jika hal itu bertendensi negatif, sebaliknya bisa juga mendorong komunikator untuk lebih maju dan lebih baik, jika umpan balik bersifat positif. Oleh karena itu dalam memberi umpan balik kepada komunikator, penerima perlu mawas diri dengan penuh kebijakan sehingga bisa tetap menjadi mitra yang baik dalam hubungan antar manusia.
3
Ibid., h. 168.
19
B. Film Animasi 1. Pengertian Film Animasi Film merupakan media ekspresi, dan karena ditujukan untuk khalayak ramai, maka film merupakan komunikasi massa yang khas. Film adalah media massa khusus yang memberikan tampilan audio dan visual, yang dikemas semenarik mungkin dengan tujuan memberikan suatu tampilan yang memudahkan komunikan menerima dengan baik atau terkadang malah membingungkan dalam penerimaan pesan yang tersirat. Menurut bahasa, kata animasi diambil dari bahasa latin “anima” yang berarti jiwa, hidup, nyawa semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah-olah bergerak karena kemampuan otak untuk selalu menyimpan atau mengingat gambar yang terlihat sebelumnya.4 Animasi pada dasarnya adalah suatu cara untuk mentransformasikan objek lebih lanjut, animasi bisa dikerjakan secara interaktif maupun non interaktif. Pada animasi yang bersifat interaktif, pergerakan objek akan selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh pemakai lewat piranti interaktif. Model animasi seperti ini dilaksanakan pada kebanyakan program-program yang sifatnya permainan (games). Sedangkan animasi yang bersifat non interaktif, pergerakan objek tidak lagi dikendalikan oleh pemakai, melainkan sudah ditentukan langsung oleh orang yang membuatnya melalui programprogram pembuat animasi itu sendiri.5
4
Cinemags, The Making of Animation, (Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera, 2004), cet. ke-1, h. 6. 5 Eryanto Sitorus, “Membuat Animasi Menggunakan Kool Moves”, (Category: Computer Grapihics), Published, 24 Mei 2005, h.1.
20
Film animasi adalah media komunikasi massa yang timbul dari perkembangan teknologi dan kemajuan media komunikasi massa elektronik seperti adanya radio dan televisi. Film adalah salah satu dari media komunikasi
massa
elektronik
yang
dinilai
cukup
efektif
dalam
menyebarluaskan suatu isi pesan yang ingin disampaikan oleh seorang komunikator. Teknik film animasi, seperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya perhitungan kecepatan film yang berjalan berurutan antara 18 sampai 24 gambar tiap detiknya. Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak bergerak, yang terlihat adalah gerakan semu, terjadi pada indra kita akibat perubahan kecil dari satu gambar ke gambar yang lain, adanya suatu fenomena yang terjadi pada waktu kita melihat, disebut Parsistence of Vision, sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak dari pandangan kita. Berbeda dengan film hidup, gambar diambil dari pemotretan objek yang bergerak, lalu dianalisis satu per satu menjadi beberapa gambar diam pada tiap bingkai pita seluloid. Sedangkan film animasi, gerak gambar diciptakan dengan menganalisis gambar per gambar atau kerangka demi kerangka oleh animator, lalu direkam gambar demi gambar atau gerak demi gerak dengan menggunakan kamera stop-frame, kamera yang memakai alat mesin penggerak frame by frame, yaitu alat penggerak pita seluloid bingkai
21
per bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24 bukaan bingkai kamera untuk merekam gambar, gerak ke pita seluloid.6 2. Jenis-jenis Film Animasi a. Film Animasi Pendek (Short Animation Films), adalah jenis film animasi yang memiliki durasi di bawah 60 menit. Film animasi ini biasanya dilakukan oleh orang yang sedang berlatih membuat film. b. Film Animasi Cerita Panjang (Feature Longth Animation Films), yaitu jenis film animasi yang berdurasi lebih dari 60 menit yang termasuk disini adalah film animasi yang biasa diputar di bioskop atau home video. c. Video Klip (Music Video), menjadikan animasi sebagai bagian dari video klip menjadi sebuah trend. Jenis film ini merupakan sarana yang sangat membantu dalam pemasaran bagi produser musik. d. Program Televisi (TV Programe), jenis film animasi ini diproduksi untuk bahan tontonan pemirsa televisi. e. Iklan Televisi (TV Comercial), adalah salah satu sarana penyebaran informasi pemasaran produk. Animasi ini digunakan supaya lebih menarik perhatian dan dapat dicerna cepat khususnya bagi anak-anak.
C. Televisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi merupakan sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau 6
http://ao-dhie.blogspot.com/2008/09/animasi-merupakan-sutu-teknik-yang.html diakses di Jakarta, 25 April 2011.
22
melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.7 Dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah dijumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain. Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Apa yang disaksikan pada layar televisi, semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar mengubah
7
getaran-getaran
listrik
tersebut
menjadi
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 1162.
gelombang
23
elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit. Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.
D. Kosa Kata Istilah kosa kata sering terdengar, namun jika diperhatikan masih banyak para ahli yang masih berbeda dalam menafsirkan maknanya. Untuk itu, diperlukan lebih banyak lagi pendapat untuk mendapatkan kesimpulan mengenai pengertian kosa kata. Soedjito dalam Tarigan memaparkan bahwa kosa kata merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara; (3) kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan; dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.8 Kemudian Keraf dalam bukunya mengemukakan bahwa kosa kata atau pembendaharaan kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.9 Pendapat Keraf tersebut memberikan penegasan bahwa sesungguhnya kosa kata itu merupakan keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Pendapat tersebut mengupas mengenai istilah kata. Maka perlu juga dibahas mengenai istilah kata tersebut.
8
Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), h. 447. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011. 9 Gorys Keraf, Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Widiasatya, 1991), h. 24. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertiankosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.
24
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.10 Hocket mengemukakan pendapatnya mengenai istilah kata. Pendapatnya tersebut menyebutkan bahwa kata itu didasarkan pada „kesenyapan‟ dan „isolabilitas‟. Kemudian pendapat Hocket tersebut dipertegas dalam Parera bahwa kata adalah tiap segmen dari sebuah kalimat yang diapit oleh sendi-sendi yang berturut-turut memungkinkan adanya kesenyapan.11 Selanjutnya Keraf memberikan definisi mengenai kata yaitu sebagai berikut ini. Tidak ada suatu batasan mengenai kata yang sahih bagi semua bahasa di dunia. Dalam mendeskripsikan banyak bahasa di dunia diperlukan suatu atau sebuah unit yang disebut kata, namun bagi sebagian pengertian kata dibatasi secara fonologi, sedangkan bagi bahasa yang lain dibatasi secara morfologis. Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas dan mobilitas posisional yang berarti ia memiliki komposisi tertentu (entah fonologis, entah morfologis) dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas.12 Simpulnya, kata didefinisikan sebagai satu kesatuan utuh, berbentuk dan bermakna serta dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya yang memiliki sebuah ide dan gagasan yang bermakna. Dengan demikian kita tidak bisa merangkai begitu saja seenaknya, tetapi kita harus merangkai dengan rangkaian yang bermakna dan sistematik. Selanjutnya dalam salah satu tulisan Kridalaksana dalam Tarigan yang menyatakan bahwa kosa kata adalah (1) komponen bahasa yang memuat 10
Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 513. Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 3. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011. 12 Gorys Keraf, h. 21. 11
25
secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa; dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.13 Kosa kata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.14 Kosa kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua katakata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosa kata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosa kata. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosa kata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif. Dengan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kosa kata adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa yang dimiliki seorang penulis ataupun juga dimiliki seorang pembicara. Kosa kata ini memiliki 13 14
Tarigan, h. 446. http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata diakses di Jakarta, 25 Desesmber 2010.
26
peranan yang sangat penting dalam pengajaran bahasa, sebab penguasaan kosa kata sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa. Semakin banyak kosa kata yang dimiliki, semakin terampil pula seseorang dalam berbahasa. Dengan penguasaan kosa kata ini memungkinkan seseorang lebih terampil dalam menulis, seperti menulis narasi. Menulis ini membutuhkan kosa kata yang banyak untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada pembacanya.
E. Komunikasi Massa Komunikasi Massa (Mass Communication) ialah komunikasi melalui media massa modern.15 Komunikasi Massa sebagai bagian dari ilmu sosial yang bersifat dinamis, dalam arti dapat dipakai untuk segala kondisi dan kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya. Ilmu komunikasi berperan aktif, jangkauannya yang luas seperti pembagian cabang pada ilmu makro dalam komunikasi yaitu komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, komunikasi politik serta komunikasi antar budaya dan agama. Efek Komunikasi Massa16 Sumber utama keprihatinan di kalangan pendidik dan para pemimpin masyarakat mengenai efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa khususnya dalam hal delinkuensi (kenakalan) dan kejahatan adalah kesadaran akan besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk 15
Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 79. 16 Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h. 76.
27
meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa kemudian dipengaruhi oleh media tersebut. Namun pada saat yang sama terbentang pada harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan oleh media massa. Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita atau pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, perkosaan, dan bentuk-bentuk yang lain. Segala sesuatu yang digambarkan dan disajikan oleh media kepada masyarakat luas dapat membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka. Dalam berbagai tulisan para ahli telah mengemukakan bahwa media massa merupakan saluran bagi bermacam-macam ide, gagasan, konsep, yang menimbulkan selain banyak efek bagi masyarakat. Efek tersebut ada yang bersifat langsung, artinya mengenai mereka yang dikenai (exposured) media massa yang bersangkutan, tetapi ada pula yang tidak langsung. Hasil dari berbagai penelitian hingga kini menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang. Membicarakan efek media massa juga memerlukan pembedaan yang jelas antara yang dimaksud sebagai efek yang segera (immediated effect)
28
ataukah efek yang baru kelihatan kemudian (delayed effect). Efek yang segera merupakan akibat langsung yang terjadi sesudah seseorang mengkonsumsi media massa. Misalnya kita baca di surat kabar, kejadian pemirsa televisi yang langsung tewas di saat menyaksikan kalahnya seseorang dalam pertandingan tinju. Sekalipun secara medis mungkin hal seperti itu sebagai akibat dari penyakit jantung yang dideritanya. Namun melihat peristiwanya, kita dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah contoh yang ekstrim dari efek yang segera akibat mengkonsumsi media massa. Sedangkan efek yang baru muncul belakangan, terjadi beberapa waktu kemudian setelah seseorang mengkonsumsi media massa. Setelah menonton siaran televisi tentang bencana alam, misalnya seseorang kemudian merasa terketuk hatinya untuk menyumbang dana bantuan sosial. Jadi tidak langsung segera di saat sedang mengkonsumsi media massa. Adapula pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya. Padahal justru menyangkut masalah kehidupan masyarakat luas. Perbedaan intensitas atau kedalaman suatu komunikasi juga membuat efek yang ditimbulkan berbeda. Jika seseorang mengkonsumsi media massa sebagai hiburan, habis dibaca lalu melupakannya, tentu berbeda dengan jika ia mengkhususkan diri dengan penuh konsentrasi membaca suatu berita atau tulisan, ataupun menonton televisi. Termasuk ke dalam intensitas adalah frekuensi seseorang dalam mengkonsumsi media massa. Sesuatu yang
29
dikonsumsi hanya sekali tentu berbeda efeknya dengan yang dikonsumsi setiap hari atau bekali-kali dalam sehari. Salah satu perubahan yang mencolok pada kehidupan masyarakat pasca agraris (maksudnya mata pencaharian utama masyarakat tidak lagi hanya pada sektor pertanian, tetapi telah berkembang ke bidang lain) adalah menyebarluasnya media massa hampir ke seluruh lapisan sosial serta semakin terasa fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.
F. Teori Peniruan atau Imitasi (Imitation Theory) Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.17 Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada
17
http://id.wikipedia.org/wiki/Imitasi diakses di Jakarta, 28 April 2011.
30
generasi selanjutnya. Imitasi sering dikaitkan pula dengan teori belajar sosial dari Albert Bandura. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya. Imitasi harus dibedakan dengan peniruan gerakan yang sama saja (mimikri) maupun peniruan tujuan (emulasi), namun pada proses imitasi manusia melakukan prinsip peniruan suatu aksi dengan memahami tujuan aksi dan diarahkan oleh pencapaian target tujuan (goal). Media massa dapat menimbulkan efek peniruan atau imitasi, khususnya yang menyangkut delinkuesi dan kejahatan, bertolak dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apaapa yang ia peroleh dari media massa. Kemudahan isi media massa untuk dipahami memungkinkan khalayak untuk mengetahui isi media massa dan kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Perilaku khalayak jelas amat dipengaruhi oleh media massa, hal ini dapat dilihat dalam kehidupan seharihari. Sebenarnya isi media massa dapat memberikan dua pengaruh pada khalayak. Isi media massa yang disukai khalayak cenderung akan ditiru oleh masyarakat, sebaliknya bila isi media massa itu tidak disukai khalayak, maka khalayak pun akan cenderung untuk menghindarinya. Sebagai contoh tayangan kriminal di televisi. Masyarakat yang tidak menyukai tindak kriminal tentu akan menghindari perilaku yang ditayangkan di televisi seperti membunuh, memperkosa, mencuri dan sebagainya. Tetapi lain dengan
31
masyarakat yang berdarah kriminal alias penjahat. Mereka tentu akan meniru isi media massa tersebut dan bahkan ”memperbaharui” tindak kejahatan tersebut agar tidak tertangkap polisi. Bukankah itu suatu kemungkinan yang amat mungkin terjadi pada manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial. Dalam teori ini, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya.18 Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan oleh orang-orang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Media piktorial seperti televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik yang mudah dicontoh. Melalui televisi, orang meniru perilaku idola mereka. Teori peniruanlah yang dapat menjelaskan mengapa media massa begitu berperan dalam menyebarkan mode – berpakaian, berbicara, atau berperilaku tertentu lainnya. Seorang sosiolog bernama Gabriel Tarde berpendapat bahwa semua orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai atau bahkan melebihi) tindakan orang disekitarnya. Ia berpendapat bahwa mustahil bagi dua individu yang berinteraksi dalam waktu yang cukup panjang untuk tidak menunjukan peningkatan dalam peniruan perilaku secara timbal balik. Ia juga memandang imitasi memainkan peranan yang sentral dalam tranmisi 18
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 216.
32
kebudayaan dan pengetahuan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Dengan pengamatannya tersebut, Tarde sampai pada pernyataannya yang mengatakan bahwa “society is imitation…”. Pernyataan ini didukung oleh Mc Dougal, pengarang buku teks psikologi yang pertama.19 Pandangan Tarde tersebut banyak dikritik belakangan ini kerena kecenderungan manusia meniru orang lain sebagai suatu bawaan sejak lahir tidak cocok dengan kenyataan, karena seringkali pengamatan terhadap orang lain justru membuat kita menghindari untuk meniru perilaku tersebut. Pandangan ini menganggap bahwa pernyataan Tarde tidak dipertegas dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peniruan, cara seseorang dalam memilih model tertentu yang akan ditirunya, ataupun jenis perilaku yang akan disamainya itu. Hal tersebut membuat teori yang dikemukakan Tarde ditinggalkan secara perlahan-lahan di lingkungan psikologi dan digantikan oleh teori yang berpendapat bahwa kecenderungan untuk meniru orang lain adalah sesuatu yang dipelajari (learned), atau diperoleh melalui suatu proses pengkondisian agar orang melakukan peniruan terhadap perilaku tertentu. Kelemahan terbesar dari teori yang mengatakan bahwa tayangan kekerasan di televisi menimbulkan kekerasan adalah bahwa teori ini diperolah dari studi-studi laboratory yang bersifat eksperimen. Jadi studi ini tidak berdasarkan studi yang dipelajari dari kehidupan nyata. Aliran ini dipimpin oleh Seymour Feshbach dan kawan-kawan (1971) yang menyatakan bahwa daripada 19
http://denontarr.blogspot.com/2008/11/teori-peniruan-atau-imitasi.html diakses di Jakarta, 14 April 2011.
33
memicu perilaku kekerasan, menonton perilaku kekerasan di televisi justru memberikan efek katarsis bagi khalayak. Menurut mereka, dengan menonton kekerasan pada televisi, kita justru menjadi frustasi dan itu mengurangi serta memperkecil kemungkinan kepada khalayak untuk meniru kekerasan yang ditampilkan oleh televisi atau media lainnya.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Tayangan Kartun Animasi Upin dan Ipin Menjelang lebaran tahun 2008, Upin & Ipin yang merupakan film kartun Malaysia menjadi idola baru para pemirsa televisi di Indonesia. Upin & Ipin adalah film kartun yang menggunakan animasi gambar dan kecanggihan teknologi komputer yang sangat baik. Kepopuleran Upin & Ipin kabarnya telah diangkat menjadi sebuah film layar lebar atau bioskop. Di Indonesia sendiri film kartun Malaysia tersebut ditayangkan oleh stasiun MNC TV setiap sore menjelang buka puasa. Banyak keluarga Indonesia yang setia menonton film Upin & Ipin sambil menunggu menikmati nikmatnya menu buka puasa di rumah. Film kartun Upin & Ipin menceritakan tentang kehidupan dua bocah kecil di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat dimana mereka tinggal. Kepolosan, kenakalan dan kecerdasan seorang anak diceritakan dengan gaya yang cukup santun. Hal ini mengingatkan dengan kepopuleran si Unyil pada masanya. Dengan meningkatnya popularitas Upin & Ipin maka Free Download Video kartun tersebut juga banyak ditunggu oleh para penggemar download gratis di tanah air. Upin & Ipin mengambil jalan cerita sehari-hari yang seringkali ditemui anak-anak. Masalah dan konflik mampu mereka selesaikan dengan kepolosan dan keluguan mereka. Karakter yang dibangun untuk tokoh Upin
34
35
& Ipin juga sangat kuat dan lucu. Hal inilah yang membuat film kartun tersebut semakin banyak digemari masyarakat Indonesia. 1. Sejarah Pembuatan Upin dan Ipin Siapa yang tidak tahu film Upin & Ipin. Film Upin & Ipin ini cukup populer dan banyak digemari masyarakat Indonesia khususnya anak-anak karena materinya sangat mendidik dan ceritanya pun menarik. Upin & Ipin mulai dirilis pada tahun 14 September, 2007 di Malaysia di siarkan di TV9 dan diproduksi oleh Les’ Copaque. Awalnya film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar menghayati bulan Ramadhan. Kini Upin & Ipin sudah mempunyai tiga episode. Di Indonesia Upin & Ipin hadir di MNC TV. Di Turki, Upin & Ipin disiarkan di Hilal TV. Film ini berdurasi 5-7 menit setiap episodenya. Kartun ini tayang setiap hari di TV9 pukul 16.30. Dan di MNC TV tayang setiap hari pukul 15.00 dan 19.00 WIB. Pada awalnya Upin & Ipin dibuat oleh Mohd Nizam Abdul Razak, Mohd Safwan Abdul Karim dan Usamah Zaid, para pemilik Les’ Copaque. Ketiganya merupakan alumni dari Multimedia University, Malaysia, yang awalnya bekerja sebagai pekerja di sebuah organisasi animasi sebelum akhirnya bertemu dengan bekas pedagang minyak dan gas, Haji Burhanuddin Radzi dan istrinya bernama H. Ainon Ariff pada tahun 2005, lalu membuka organisasi Les’ Copaque. Pada awalnya Upin & Ipin ditayangkan khusus untuk menyambut Ramadhan pada tahun 2007 untuk mendidik anak-anak mengenai arti dan kepentingan bulan suci. Kata Safwan, ”Kami memulai seri animasi empat
36
menit ini untuk menguji penerimaan pasar lokal serta mengukur bagaimana reaksi pada kemampuan penceritaan kami.” Sambutan meriah terhadap kartun pendek ini mendorong Les’ Copaque agar menerbitkan satu musim lagi menyambut bulan Ramadan yang seterusnya.1 Nizam percaya bahwa aspek kebudayaan Malaysia yang berlatarkan sebagai sebuah kampung yang sederhana pasti dapat menarik minat pasar internasional. Seperti pada kartun animasi Doraemon asal Jepang dapat laris di seluruh dunia meskipun berlatarkan budaya setempat dan bukannya budaya internasional. Dan lagi, reputasi Les’ Copaque sebagai organisasi terkenal mulai dibentuk oleh popularitas Upin & Ipin bukan saja di Malaysia, malah di beberapa negara lain yang mengimpor kartun ini khususnya Indonesia. Proses animasi Upin & Ipin (dan juga film Geng) menggunakan perangkat lunak CGI Autodesk Maya. Di sebuah sidang media perangkat lunak animasi pada tahun 2009, Ketua Perancang Las Copaque, Fuad Md. Din memberitahukan, “Salah satu tujuan kami memilih kartun ini adalah karena dibuatnya amat mudah. Lagipula kami sudah berpengalaman membuatnya sebelum ini.” Pada tahun 2009, Nizam, Safwan dan Anas meninggalkan Les’ Copaque untuk mendirikan sebuah studio animasi terbaru, yaitu Animonsta Studios; namun seri animasi Upin & Ipin masih tetap diteruskan di bawah pimpinan Haji Burhanuddin sebagai direktur.
1
http://www.adipedia.com/sejarah-pembuatan-film-upin-dan-ipin/ Jakarta, 10 Januari 2011.
diakses
di
37
2. Sejarah Penyiaran a. Episode pertama (2007) Episode pertama Upin & Ipin disiarkan pada pukul 19.30 malam Jum`at, Sabtu dan Minggu, bersamaan dengan menyambut bulan Ramadhan dan Idul Fitri, yang menceritakan Upin dan Ipin yang sedang belajar
menghayati
bulan
yang
mulia.
Empat
episode
pertama
diperkenalkan pada awal bulan puasa, diikuti untuk hari berikutnya antara 22 September dan 11 Oktober yang disiarkan ulang dan diakhiri dengan dua episode baru bersamaan dengan menyambut Lebaran. Seri ini memenangi anugerah Animasi Terbaik di Festival Film Antarabangsa Kuala Lumpur 2007.
b. Upin & Ipin: Setahun Kemudian (2008) Episode kedua pun disiarkan pada pukul 19.30 malam setiap episode. Episode kali ini terdiri dari 12 episode, episode yang paling awal disiarkan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu selama bulan Ramadhan (tayangan pertama di awal bulan, tayangan ulang di akhir bulan) dan episode selanjutnya bersamaan dengan menyambut Hari Raya Idul Fitri dari 1 hingga 6 Syawal.
38
c. Upin & Ipin dan Kawan-Kawan (2009) Episode ketiga Upin & Ipin bermula pada 2 Februari 2009. Sehingga pertengahan bulan Mei, tiga episode ditayangkan (termasuk siaran ulang) setiap Minggu pada hari Senin hingga Sabtu, pukul 7 malam. Mulai 14 Mei, waktu siaran Upin & Ipin ditayangkan pada Jum`at hingga Minggu, pukul 5.30 petang. Selain itu, syarikat TM diumumkan sebagai sponsor utama seri Upin & Ipin dan Kawan-kawan hingga kini. Pada bulan September, siaran Upin & Ipin kembali tayang setiap hari Senin hingga Minggu dengan episode-episode baru bersamaan dengan menyambut bulan puasa dan libur sekolah akhir tahun. Episode baru terkini selama ini, Kembara ke Pulau Harta Karun (bagian VIII) keluar pada 30 Desember 2009.
3. Karakter Tokoh2 Tokoh Utama : Upin
: Sebagai kakak dari Ipin, karakternya selalu ingin tahu, Iseng dan jahil, tetapi lebih vokal dibandingkan tokoh Ipin. Karakter ini diperankan oleh Nur Fathiah binti Diaz.
Ipin
: Sebagai adik dari Upin, karakternya selalu ingin tahu, Iseng dan jahil, tetapi lebih pasif dibandingkan tokoh
2
http://www.solfacorners.com/entertainment/movie-corners/tv-series/217-upinipin-dan-animasi-indonesia diakses di Jakarta, 10 April 2011.
39
Ipin. Karakter ini diperankan oleh Nur Fathiah binti Diaz. Kak Ros
: Sebagai kakak dari Upin & Ipin, karakternya cenderung mudah emosi tetapi sayang kepada adik-adiknya. Karakter ini diperankan oleh Noor Ezdiani binti Ahmad Fawzi (season 1), Ida Shaheera (season 2).
Mak Uda/Opah : Sebagai nenek Upin, Ipin dan Ros. Dia berhati bersih dan sering memanjakan Upin dan Ipin. Ia mengetahui banyak hal duniawi dan keagamaan. Ia lebih sering dipanggil Opah. Karakter ini diperankan oleh Hj. Ainon binti Ariff. Fizi
: Sebagai teman Upin & Ipin. Dia bersifat penuh keyakinan dan amat dimanjakan orangtuanya. Terkadang dia kelihatan suka besar mulut, tetapi sebenarnya baik hati dan menyayangi orangtuanya. Dia sering terlihat berdua dengan Ehsan. Karakter ini diperankan oleh Ida Rahayu Yusoff.
Ehsan
: Sebagai teman Upin & Ipin dan sepupu Fizi. Meskipun suka makan, menyendiri dan cerewet, dia tetap seorang teman setia. Dirumahnya ia dipanggil Bobob. Sedangkan oleh Fizi ia terkadang dipanggil intan payung atau anak manja. Karakter ini diperankan oleh Mohd. Syahmid bin Abdul Hamid.
40
Rajoo
: Sebagai teman Upin & Ipin, ia keturunan India. Ia lebih tua lima tahun dibandingkan Upin & Ipin. Oleh karena itu seolah-olah ia menjadi kakak kepada mereka. Mereka bertiga selalu bermain bersama di kampung mereka. Karakter ini diperankan oleh Kannan A/L Rajan.
Mei Mei
: Sebagai teman Upin & Ipin, ia keturunan Cina, dia seorang teman sepermainan dan juga teman sekelas Upin & Ipin. Selain cantik dan banyak yang menyayanginya, ia adalah anak terpintar di kelasnya. Karakternya diperankan oleh Yap Ee Jean / Tang Ying Sowk.
Mail
: Sebagai teman sekelas Upin & Ipin. Dia juga iseng dan jahil seperti Upin & Ipin tetapi ia gegabah dan tidak bisa diandalkan. Sepanjang bulan Ramadhan, edisi kedua, Mail tidak pernah menunaikan puasa walaupun sudah cukup umur, tetapi dia juga membantu ibunya menjual makanan di Pasar Ramadhan. Di kelasnya dan di kalangan teman-temannya ia dijuluki Mail 2 seringgit. Karakter ini diperankan oleh Mohd Hasrul.
Jarjit
: Sebagai teman sekelas Upin & Ipin, ia dari keturunan Sikh Benggali. Dia selalu ikut serta dalam permainan anak-anak lain, namun setiap kali terjadi sesuatu yang menyebabkannya ditinggalkan. Dia pandai berpantun
41
dan berteka-teki. Karakter ini diperankan oleh Mohd Syafiq. Cikgu Jasmin
: Guru kelas Upin & Ipin dan kawan-kawan di sekolah Tadika. Di episode kesembilan, dia terlihat tidak berpuasa ketika bulan Ramadhan dengan alasan yang tidak jelas. Mungkin karena sedang datang bulan. Karakter ini diperankan oleh PN Jasmin Ally.
Dato Dalang
: Kakek yang merupakan tetangga Upin & Ipin. Dia adalah orang yang baik terhadap dua saudara kembar itu. Dia sangat kaya akan tetapi dia pelit dan sangat malas karena
ia
sering
menyuruh
keduanya
untuk
membersihkan rumahnya. Karakter ini diperankan oleh Abu Shafian bin Abd. Hammid. Badrol
: Cucu Dato tuan Dalang Rangi. Ia merantau ke Kuala Lumpur untuk meneruskan pendidikannya. Meski sangat ceroboh, dalam salah satu episode Badrol sangat menyukai Kak Ros. Karakter ini diperankan oleh Amir Izwan.
Susanti
: Teman Upin & Ipin yang merupakan pindahan dari Indonesia. Baru tinggal di Malaysia ini, dan belum terbiasa dengan obrolan teman lainnya. Pertama kali muncul pada episode "Berpuasa Bersama Kawan Baru". Sepertinya diam-diam Mail tertarik dengan Susanti.
42
Dzul & Ijat
: Dua orang teman sekelas Upin & Ipin yang senantiasa muncul secara berdampingan karena Ijat buta aksara sehingga
dia
memerlukan
"menterjemahkan"
bantuan
kata-katanya.
Dzul
untuk
Karakter
Dzul
diperankan oleh Mohd Amirul Zarizan, sedangkan Ijat diperankan oleh Muhammad Izzat Ngathiman.
B. Media Nusantara Citra Televisi Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) telah resmi mengganti nama menjadi Media Nusantara Citra (MNC). Menyusul pergantian nama itu maka label TPI di layar kaca berubah menjadi MNC TV mulai rabu, 20 Oktober 2010. Media Nusantara Citra adalah konglomerasi media milik Hary Tanoesoedibjo. Menurut Arya Mahendra Sinulingga yang menjabat sebagai Head of Corporate Secretary MNC Group, nama MNC TV dipilih karena alasan bahwa nama besar MNC sudah memiliki kualitas yang baik di industri media, khususnya penyiaran.3 Perusahaan menilai bahwa kesan TPI yang dulu kurang bisa menjual atau kurang komersil. Hal ini terbukti dari rating acara TPI yang berada di nomor 4 tetapi dari sisi pendapatan tidak berhasil memberikan korelasi yang sesuai dengan posisi rating tersebut.
3
2011.
http://portaljakarta.com/tpi-ganti-nama-jadi-mnc-tv diakses di Jakarta, 18 April
43
Fakta tersebut, dapat dilihat dari jumlah iklan di TPI yang tidak banyak. Sementara televisi lain dengan rating yang lebih rendah bisa membukukan perolehan iklan dalam jumlah yang lebih besar.4 Karena itu perusahaan memutuskan untuk melakukan perubahan nama demi perbaikan kesan dan dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan. Jika hubungan politik Indonesia dengan Malaysia sedang tak manis, justru Media Nusantara Citra Televisi (MNC TV) kian mesra. Betapa tidak, berkat tayangan anak upin & Ipin yang notabene asal negeri Jiran itu, MNC TV berhasil meraih sukses sebagai televisi peringkat pertama untuk tayangan anak. Meledaknya tayangan anak kembar itu bahkan mampu menyaingi program anak di televisi lain, seperti Si Bolang dan Laptop Si Unyil. ”Sejak setahun lalu, rating tayangan anak MNC TV meningkat drastis,” ujar Nana Putra, Managing Director MNC TV.5 Masalah yang membelit stasiun MNC TV tak akan memengaruhi penayangan serial kartun anak-anak Upin & Ipin. Les’ Copaque, perusahaan film serial tersebut, sudah merencanakan penayangan 42 episode kartun anakanak bernuansa Islami ini di MNC TV di tahun 2010. ”Kami mementingkan silaturahim dan tidak mempunyai rencana untuk menukar kepada channel lain di Indonesia. Kami telah diberi jaminan oleh pengurus MNC TV atas kerja sama kami. Soal MNC TV bankrupt, kami 4
Ibid., http://www.tempointeraktif.com/hg/film/2010/08/28/brk,20100828-274674,id.html diakses di Jakarta, 18 Januari 2011. 5
44
tidak mau mempercayainya dan kami percaya tidak ada siapa pun yang mau bankrupt. Semua mau MNC TV masih utuh sebagai stesen TV yang berjaya,” kata Haji Burhanuddin Md Radzi, Managing Director Les’ Copaque, Malaysia, melalui email yang diterima Warta Kota.6 Kerja sama MNC TV dan Les’ Copaque untuk penayangan Upin & Ipin sudah berlangsung sejak tahun 2008 setelah sebelumnya Les’ Copaque menjual serial ini kepada TVRI di tahun 2007. Pihak MNC TV mengaku mereka cukup puas menayangkan serial yang rating dan share-nya sangat tinggi. Meski sudah ditayangkan pada Ramadan 2008, Upin & Ipin justru meraih jumlah penonton terbesar pada 2009. Pada tahun 2009, serial anak kembar itu tidak hanya ditayangkan selama Ramadhan tetapi juga tetap ditayangkan setelah Ramadhan. Serial yang ditayangkan setiap hari dari Senin sampai Sabtu ini berdurasi 30 menit dan setiap episode terdiri atas tiga cerita. Satu cerita berdurasi 5-7 menit. Di awal penayangannya, serial Upin & Ipin mengambil tema puasa karena tayang di saat bulan Ramadhan. Namun serial ini juga memiliki cerita tentang persoalan anak-anak di luar Ramadhan. Karakter Upin & Ipin sebenarnya sudah muncul di dalam film kartun produksi Les’ Copaque berjudul Geng. Namun, kedua anak ini hanya jadi bintang tamu dan bukan pemain utamanya. Namun, Burhanuddin kemudian melihat bahwa kedua karakter ini memiliki watak anak-anak yang alami dan
6
http://www.wartakota.co.id/read/news/17311 diakses di Jakarta, 18 Januari 2011.
45
gambaran anak Melayu pada umumnya. Setelah berdiskusi dengan sang istri untuk proses cerita Upin & Ipin, ia memutuskan untuk mengeluarkan karakter Upin & Ipin dari serial Geng dan menjadikannya tokoh utama untuk serial baru.
C. Profil Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah 1. Nama Lengkap
: Muhammad Agil Gozeli
Nama Panggilan
: Agil
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jakarta, 7 April 2005
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat dan Nomor Telepon : Gg. Remaja II RT.01/010 No. 44 Kramat Jati Jakarta Timur Telp. 8096301 Anak ke-
: 3 (Tiga)
Jumlah Saudara kandung
: 3 (Tiga)
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Nama Ayah Kandung
: Hoseli
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu Kandung
: Warsi
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
2. Nama Lengkap Nama Panggilan
: Mentari Cantika Putri Rachmad : Mentari
46
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jakarta, 9 Agustus 2005
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Rahayu RT.001/01 No. 66 Kp. Tengah Kramat Jati Jakarta Timur
Anak ke-
: 1 (Satu)
Jumlah Saudara kandung
: 2 (Dua)
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Nama Ayah Kandung
: Basuki Rachmad
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu Kandung
: Sidem Tunari
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
3. Nama Lengkap
: Muhammad Hafizh
Nama Panggilan
: Hafizh
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jakarta, 23 Maret 2005
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. SMP 126 Gg. Cempedak III RT.001/03 Kramat Jati Jakarta Timur
Anak ke-
: 1 (Satu)
Jumlah Saudara kandung
: 2 (Dua)
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
47
Nama Ayah Kandung
: Bowo Leksono
Pekerjaan
: Karyawan
Nama Ibu Kandung
: Lussy Avianti
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
4. Nama Lengkap
: Surya Akbar Abdu Ghofur
Nama Panggilan
: Surya
Tempat dan Tanggal Lahir
: Depok, 28 Januari 2005
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat dan Nomor Telepon : Jl. Sekolahan RT.04/02 Kramat Jati Jakarta Timur Hp. 08128324204 Anak ke-
: 1 (Satu)
Jumlah Saudara kandung
:-
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Nama Ayah Kandung
: Dedy
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Nama Ibu Kandung
: Marsiti Satyawati
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
5. Nama Lengkap
: Muhammad Farrel Dzaky Adinva
Nama Panggilan
: Farrel
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jakarta, 10 Oktober 2005
48
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat dan Nomor Telepon : Jl. Jelita RT.004/02 No. 48 Kp. Tengah Kramat Jati Jakarta Timur Telp. 92883265 Anak ke-
: 2 (Dua)
Jumlah Saudara kandung
: 2 (Dua)
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Nama Ayah Kandung
: Parno
Pekerjaan
: Karyawan
Nama Ibu Kandung
: Herlina Dahlan
Pekerjaan
: Karyawati
D. Profil Raudhatul Athfal Al-Bariyyah 1. Sejarah dan Landasan Berdiri Akar keberadaan RA Al-Bariyyah dimulai pada tahun 1987. RA AlBariyyah yang beralamat di jalan Raya Inpres No. 25 C kelurahan Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur adalah sebuah sekolah Taman KanakKanak Islam, yang sangat sederhana. Pada saat itu kegiatan awalnya hanya belajar bernyanyi dan berdo`a dengan jumlah murid mencapai 40 anak. Kegiatan ini berlangsung selama empat bulan dengan dua kali pertemuan setiap minggunya pada hari Jum`at dan Minggu. Ternyata kegiatan anak-anak ini mendapat respon positif dari masyarakat, sehingga atas dukungan keluarga, masyarakat, dan orang tua
49
murid yang anak-anaknya ikut serta dalam kegiatan ini, maka pada tahun 1988 terbentuklah RA Al-Bariyyah, yang pada awalnya diberi nama Taman Kanak-Kanak (TK) Islam Al-Bariyyah dengan tahun ajaran pertama 19881989 yang jumlah muridnya mencapai 70 anak. Kegiatan belajar mengajar berlangsung selama tiga hari yaitu Selasa, Jum`at dan Minggu, dengan keadaan yang sederhana, baik fasilitas bermain maupun fasilitas belajar yang saat itu hanya menggunakan lembaran fotokopi, TK Islam Al-Bariyyah berusaha melangkah ke depan, agar lebih baik lagi. Adapun pendiri sekaligus guru pada saat itu adalah: a. Ibu Hj. Hasanah b. Ibu Sumiyati c. Ibu Nurlaela d. Ibu Warsinah Bergabungnya ibu Warsinah terjadi enam bulan kemudian setelah terbentuknya TK Islam Al-Bariyyah, tepatnya akhir desember 1988. Kehadiran ibu Warsinah membawa kontribusi yang baik bagi TK Islam AlBariyyah, yaitu pemakaian seragam itupun hanya dua pasang.7 Atas usaha dari orang tua murid, tersedialah beberapa alat permainan di TK Islam Al-Bariyyah, antara lain papan luncur, jungkat-jungkit dan ayunan. Kegiatan belajar mengajar pun dilaksanakan selama satu minggu penuh.
7
Wawancara Pribadi dengan Kepala RA Al-Bariyyah ibu Hj. Hasanah, S.Pd.I di Jakarta, 18 Januari 2011.
50
Aktifitas TK Islam Al-Bariyyah terus berjalan dan berkembang mengikuti kurikulum yang berlaku saat itu. Jumlah muridnya pun dari tahun ke tahun terus bertambah. Pada tahun pelajaran 1991-1992 terdapat tiga kelas, dan meningkat menjadi enam kelas pada tahun pelajaran 1998-1999 dengan jumlah murid 127 anak. Selama sepuluh tahun TK Islam Al-Bariyyah tidak mengikuti kegiatan di luar, karena memang belum menginduk baik ke Departemen Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama. Supaya tidak vakum dan tetap berjalan sesuai dengan usia anak, maka segala kegiatan diadakan sendiri. Pada tahun ke-11, tepatnya tahun 1998-1999 RA-Al-Bariyyah bergabung dengan Departemen Agama dan aktif mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Departemen Agama seperti manasik haji dan porseni hingga saat ini. Banyak prestasi yang diraih baik manasik haji maupun porseni. Dan sejak bergabung ke Departemen Agama pada tahun pelajaran 1998-1999, maka namanya menjadi Raudhatul Athfal Al-Bariyyah.8 Keberadaan RA Al-Bariyyah yang saat ini mendapat dukungan dari masyarakat luas, tidak lepas dari upaya para pendirinya yang dengan gigih melangkah setapak demi setapak untuk mewujudkan RA yang diakui masyarakat seperti sekarang ini.
8
Ibid.,
51
Berikut Struktur Organisasi RA Al-Bariyyah :
Ketua Yayasan H. Moh. Nagib, Lc.
Kepala RA Hj. Hasanah, S.Pd.I
Ketua Komite Ibu Very
Kepala TU Sumiyati, S.Pd.I Guru Kelompok A
Guru Kelompok B
Marwiyah
Siti Suryani Fatmawati, S.Pd.I Anisah, S.Pd.I Siti Zahriyah Murid Masyarakat
2. Visi dan Misi Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Visi RA Al-Bariyyah adalah mengenalkan, menanamkan dan meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak usia dini yang kuat, berwawasan IMTAQ dan IPTEK. Misi RA Al-Bariyyah adalah: a. Mengenalkan dan menanamkan cinta Al-Qur`an sejak dini.
52
b. Memberikan
bimbingan
dan
layanan
pendidikan
dalam
rangka
menanamkan nilai-nilai Islam agar tercermin dalam kegiatan sehari-hari. c. Memberikan stimulasi dan mengembangkan potensi anak sesuai tahap usia dan karakteristiknya. d. Tetap memberikan kesempatan bermain seraya belajar. 3. Sarana dan Prasarana9 Secara keseluruhan sarana dan prasarana di RA Al-Bariyyah sudah cukup baik dan sudah memenuhi standar. Keadaan gedung bersifat permanen artinya menetap tidak berpindah-pindah, dengan luas tanah 250 M dan luas bangunan 250 M. Gedung RA Al-Bariyyah terdiri atas tiga lantai, pada pagi hari lantai satu dan dua digunakan untuk RA, sedangkan pada siang hari lantai dua digunakan untuk TPA (Taman Pendidikan Al-Qur`an). Jumlah ruangan di RA Al-Bariyyah berjumlah empat belas ruangan terdiri dari 5 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 3 toilet, 2 tempat wudhu, 1 ruang gudang. Di setiap ruang kelas terdapat papan tulis, meja untuk guru dan murid. Di depan ruangan kelas terdapat halaman yang cukup luas tempat anak-anak bermain. Di halaman RA Al-Bariyyah terdapat berbagai jenis alat permainan untuk anak, antara lain : a. 1 buah jungkat jungkit b. 1 buah papan luncur c. 1 buah ayunan d. 1 buah tangga majemuk 9
Ibid.,
53
Di samping fasilitas diatas, di setiap kelas terdapat ruang sudut, antara lain: a. Sudut Ketuhanan, yaitu ditunjukkan dengan adanya gambar tata cara shalat, tata cara wudhu. Tulisan do`a sehari-hari yang berguna untuk mengajarkan anak untuk shalat dan berwudhu secara baik dan benar. b. Sudut Pengetahuan dan Alam Sekitar, yaitu ditunjukkan dengan adanya beberapa tanaman di halaman dan adanya gambar-gambar tanda parkir di dalam kelas sehingga menambah pengetahuan murid. 4. Prestasi10 a. Juara 1 lomba mewarnai gambar Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. b. Juara 1 lomba Iqro Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. c. Juara I lomba MTQ Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. d. Terbaik II peragaan manasik haji RA se-Jakarta Timur tahun 2011 e. Juara III lomba sholat berjamaah Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. f. Juara III lomba puisi Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. g. Juara III lomba pidato Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. 10
Ibid.,
54
h. Juara harapan I gerak jalan Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. i. Juara harapan I menyanyi bersama Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. j. Juara harapan III lomba futsal Porseni RA se-Jakarta Timur di Pasar Seni Ancol tahun 2011. 5. Keadaan Sekolah11 a. Identitas Sekolah 1) Nama Sekolah
: RA Al-Bariyyah
2) Alamat
: Jl. Raya Inpres No.25C Kel. Tengah Kramat Jati Jakarta Timur
3) Nama Kepala Sekolah
: Hj. Hasanah, S.Pd.I
4) Status
: Swasta
5) Waktu Belajar
: Pukul 07.30-11.30 WIB
6) No. Statistik
: 101231750052
7) No. Pendirian
: Kd. 09.02/4/PP.00/6117/2009
8) No. Izin Operasional
: Kd. 09.02/4/PP.00/6356/2009
c. Kepemilikan Tanah 1) Luas Tanah
: 250 M
2) Luas Bangunan
: 250 M
11
2011.
Wawancara Pribadi dengan Kepala TU ibu Sumiyati, S.Pd.I di Jakarta, 18 Januari
55
d. Keadaan Murid Tahun Ajaran
Tahun Ajaran
Jenis Kelamin
Jumlah 2009/2010
2010/2011
Laki-Laki
58
61
119
Perempuan
51
50
101
Jumlah
109
111
220
Pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah murid 109 anak, terdiri dari 58 murid laki-laki dan 51 murid perempuan. Kemudian pada tahun ajaran 2010/2011 jumlah murid 111 anak, terdiri dari 61 murid laki-laki dan 50 murid perempuan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Media Televisi, Khususnya Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid RA Al-Bariyyah Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat digemari hampir di segala jenjang usia, baik oleh anak-anak, remaja maupun orang dewasa sekalipun. Hadirnya beberapa stasiun televisi di Indonesia patut dirayakan sebagai sebuah prestasi. Apalagi mengingat kontribusi yang telah mereka berikan dalam ikut mencerdaskan bangsa, melalui tayangan informasi yang tajam, akurat, dan objektif, televisi juga telah membantu anggota masyarakat dalam memahami berbagai persoalan aktual di berbagai bidang. Media televisi juga telah memperluas wawasan publik dengan sajian acara dialog, debat, talk show, diskusi dan berbagai acara yang informatif dan edukatif. Media televisi dewasa ini telah menjadi sahabat yang menemani anakanak. Di dalam keluarga modern yang orang tuanya sibuk beraktivitas di luar rumah, televisi berperan sebagai penghibur, pendamping, dan bahkan sebagai pengasuh bagi anak-anak mereka. Tetapi sayangnya peran penting televisi sebagai media hiburan keluarga tampaknya belum mengimbangi dengan menu tayangan yang bermutu. Bisa dikatakan televisi nasional, sampai saat ini belum bisa mengakomodasi kebutuhan anak-anak yang membutuhkan hiburan sekaligus
56
57
ilmu pengetahuan. Acara permainan, pentas lagu-lagu anak, kuis dan cerdas cermat untuk anak-anak sudah demikian langka. Jika kita kaji lebih jauh, dampak negatif dari menonton televisi berlebihan yaitu: a. Anak
0-4
tahun,
pertumbuhan
menggangu
berbicara,
pertumbuhan
kemampuan
herbal
otak,
menghambat
membaca
maupun
memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan. b. Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan. c. Berperilaku konsumtif karena rayuan iklan. d. Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan sendiri. e. Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan lain. f. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) karena kurang berkreativitas dan berolahraga. g. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masingmasing. h. Matang secara seksual lebih cepat daripada asupan gizi yang bagus. Adegan seks yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang
58
secara seksual, ditambah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semakin menjerumuskan anak. Manusia memanfaatkan televisi sebagai alat bantu yang paling efisien dan efektif. Dimana semuanya ini dapat terwujud melalui berbagai program dan tayangan televisi yang dapat dipertangungjawabkan secara moral dan material. Tidak dipungkiri, dengan adanya media massa televisi ini, banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil. Dimana kita akan dengan cepat memperoleh informasi-informasi terbaru yang terjadi dimana pun dari belahan dunia manapun. Dengan adanya televisi akan mempermudah suatu perusahaan atau badan usaha untuk mempromosikan produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan dapat dengan mudah mencari produk tersebut, serta masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan adanya media televisi. Jika kita kaji lebih jauh sebenarnya media massa televisi mempunyai fungsi utama yang selalu harus diperhatikan yaitu fungsi informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahamanpemahaman baik yang lama maupun yang baru. Namun jika kita lihat kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan
59
infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya. Kebanyakan kegiatan menonton televisi cenderung terencana dan bersifat tak sadar, tiap kali banyak orang mempunyai waktu luang, mereka tiba-tiba saja duduk di hadapan televisi tanpa diundang banyak niat dan rencana yang tiba-tiba saja dibatalkan, lantaran tergoda, terpanggil, tergelitik untuk menikmati acara tertentu yang disiarkan oleh televisi. Televisi dengan mudah bisa melahap sebagian besar waktu anak. Waktu yang dilewatkan di depan layar televisi berarti waktu yang tidak dimanfaatkan oleh anak untuk belajar membaca menggambar atau membantu pekerjaan rumah tangga. Apabila tayangan televisi menyajikan acara hiburan atau acara bernuansa kekerasan maka itu anak-anak cenderung menyukai dan menggemari tayangan tersebut. Karena apa yang dilihat dan ditonton di tayangan televisi biasanya anak-anak cenderung akan menirunya tanpa disaring, difilter dan tanpa dibarengi dengan sikap selektif dalam memilih acara yang di sajikan. Tentu hal tersebut takut akan merusak perilaku anak terhadap pengaruh yang ditayangkan oleh televisi. Oleh karena itu peran pendamping dan bimbingan orang tua kepada anaknya yang sedang menonton atau menikmati tayangan yang disajikan oleh pesawat televisi di rumah sangat dibutuhkan karena setiap harinya anak-anak menghabiskan waktu di depan pesawat televisi sehingga banyak tayangan atau program acara yang
60
dinikmatinya tanpa banyak memikirkan apakah layak ditonton oleh anakanak atau dapat merusak perilaku anaknya. Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidaklah begitu terlalu besar bagi anak-anak, bahkan orang tua hanya melarang anak-anaknya untuk tidak menonton film yang berbau pornoaksi, dan membiarkan mereka menonton film yang biasa-biasa saja atau memang film anak-anak, namun sebenarnya film anak-anak yang ditonton oleh anak-anak pun tidak menutup kemungkinan bisa berdampak negatif bagi anak itu sendiri. Keberadaan televisi bisa dikatakan sedikit banyak merubah kehidupan seseorang, tak terkecuali seorang anak : 1. Menumbuhkan rasa ingin tahu untuk memperoleh pengetahuan. 2. Mempengaruhi pada cara bicara, (seorang anak akan meniru apa yang diucapkan orang di televisi, dan cara mengucapkannya). 3. Pengaruh pada penambahan kosa kata. 4. Televisi berpengaruh pada bentuk permainan. 5. Televisi bisa memberikan berbagai pengetahuan yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan sekitar atau orang lain. Sayang pentingnya manfaat dari tontonan televisi tidak diikuti dengan tayangan yang bermutu. Program-program acara yang dihadirkan lebih banyak mengumbar unsur pornografi, vulgarisme, hedonisme, hingga kekerasan. Tayangan-tayangan tersebut terus berlomba demi rating tanpa memperhatikan dampak bagi pemirsa. Kegelisahan tersebut semakin
61
bertambah karena tayangan-tayangan tersebut dengan mudah bisa dikonsumsi oleh anak-anak. Di sepanjang kehidupannya, manusia melalui berbagai masa dan tahapan. Tidak diragukan lagi, tidak ada satu pun masa yang lebih manis dan indah seperti masa yang dinikmati oleh anak-anak. Orang-orang dewasa senantiasa mengenang masa kecil mereka dengan penuh rasa suka cita dan mereka akan menceritakan peristiwa dan kenangan masa kecil itu dengan penuh semangat. Permainan, imajinasi, rasa ingin tahu, dan ketiadaan beban hidup, membuat masa kanak-kanak menjadi manis dan menarik buat semua orang. Masa kanak-kanak, dan remaja adalah masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia. Sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa itu sebaiknya merupakan hal yang terbaik. Mulai dari makanan, minuman, tempat tinggal, pendidikan, hingga tontonan yang berkualitas. Dewasa ini, media massa Barat, dengan program-programnya yang memperlihatkan kerusakan moral dan kekerasannya, sedang merobohkan dinding yang menjadi tembok pemisah antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di Barat, namun juga di negara-negara lain karena besarnya campur tangan media Barat di berbagai penjuru dunia. Dengan kata lain, anak-anak zaman kini dibebaskan untuk melihat apa yang seharusnya hanya ditonton oleh orang dewasa dan hal ini dapat berdampak buruk bagi anak-anak itu.
62
Di antara berbagai media massa, televisi memainkan peran yang terbesar dalam menyajikan informasi yang tidak layak dan terlalu dini bagi anak-anak. Di balik keunggulan yang dimilikinya, televisi berpotensi besar dalam meninggalkan dampak negatif di tengah berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak-anak. Memang terdapat usaha untuk menggerakan para orang tua agar mengarahkan anak-anak mereka supaya menonton program atau acara yang dikhususkan untuk mereka saja, namun pada praktiknya, sedikit sekali orang tua yang memperhatikan ini. Kebanyakan orang tua membiarkan anak-anaknya menonton televisi selama berjam-jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara yang disuguhkan, tanpa memperhatikan manfaat dan pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa dan mental anak-anaknya. Dampaknya mungkin tidak akan terlihat langsung, tetapi beberapa tahun kemudian anak-anak yang sering menonton tayangan televisi akan mengalami kesulitan konsentrasi. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan bahwa apabila anak ,remaja, maupun orang dewasa terlalu sering di depan televisi, maka bisa menyebabkan obesitas, atau kelebihan berat badan.1 Untuk melihat fenomena kehidupan masyarakat saat ini, yang sepertinya begitu mendewakan acara televisi, mereka rela tidak ikut pengajian di majlis taklim, asal sinetron kesayangan mereka tidak terlewati. Mereka
1
http://giwmukti.multiply.com/journal/item/11/Dampak_Sinetron_bagi_anak_remaja _dan_keluarga diakses di Jakarta, 18 April 2011.
63
marah, saat pemeran utama dari sinetron kesayangannya tersakiti, mereka pun menangis, dan tertawa setiap kali pemutaran sinetron kegemarannya. Bagi anak-anak, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat baca anak-anak terhadap buku, serta masih banyak lagi dampak negatif lainnya jika dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit sekali. Anak-anak cenderung lebih senang berlama-lama di depan televisi dibandingan harus belajar, atau membaca buku. Jika kita melihat acara-acara yang disajikan oleh stasiun televisi, banyak acara yang disajikan tidak mendidik bahkan bisa dikatakan berbahaya bagi anak-anak untuk ditonton. Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Di samping dampak yang negatif, televisi juga memberikan dampak yang positif bagi keluarga. televisi mampu membawa interaksi dan komunikasi di antara para anggota keluarga. Maksudnya adalah televisi dapat mengumpulkan anggota keluarga dalam suatu kebersamaan, menciptakan suatu suasana baru dengan komunikasi di dalamnya. Lewat kebersamaan saat menonton televisi inilah, keterlibatan aktif orang tua dalam mengarahkan anak-anak terhadap media yang ditonton, televisi, dapat mengurangi efekefek negatif yang diberikan oleh televisi.
64
Saat ini ada salah satu film kartun yang aman bagi anak. Film ini membawa pesan dakwah di setiap episodenya. Bahkan di film ini menceritakan kehidupan sehari-hari dan merupakan pengalaman sehari-hari anak-anak di lingkungannya, dapat berupa kenakalan-kenakalan dalam permainan, peristiwa di sekolah, kejadian di seputar rumah sang tokoh, atau kehidupan semua tokohnya dalam pergaulan sosial di lingkungannya. Film itu adalah film kartun animasi Upin & Ipin yang tayang setiap hari di MNC Tv dan sudah beberapa tahun terakhir, menjadi tontonan wajib bagi sebagian anak, sehingga anak-anak menjadi hafal kata-kata bahkan dialog yang diucapkan oleh para tokoh. Pengaruh yang timbul membentuk perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku anak. Tayangan kartun animasi Upin & Ipin adalah tontonan yang paling aman untuk anak-anak. Meskipun berbahasa Melayu, tontonan Upin & Ipin banyak memberi ajaran positif pada anak-anak. Di serial Upin & Ipin, anak-anak diajarkan untuk menghormati orang tua, jangan malas, rajin sekolah, dan berbahasa yang sopan, bahkan pelajaran mengenai cara merawat gigi juga turut diajarkan pada film ini. Tontonan seperti itulah yang mulai jarang diberikan anak-anak. Cerita Upin & Ipin layak untuk ditonton anak-anak, karena dialog dan alur cerita sangat mendidik dan dikemas dalam format yang sangat menarik. Untuk episode tarawih dalam tayangan Upin & Ipin, mengandung nilai keagamaan yang sangat kuat. Tokoh-tokoh di dalamnya pun sangat beragam asal suku bangsanya, seperti tokoh Mei Mei yang dalam cerita Upin dan Ipin
65
adalah keturunan Cina, Jarjit dari India. Hal tersebut mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai sesama manusia tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras dan antar golongan. Awalnya film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar menghayati bulan Ramadhan. Namun kini menjadi tontonan yang ditunggutunggu oleh berbagai anak yang menjadi penggemar film kartun ini. Serial drama yang awalnya hanya membawa pesan Ramadhan kepada anak-anak ini menjadi digemari di berbagai negara yang menjadi peminatnya. Acara ini sangat tepat jika dijadikan tontotan keluarga di akhir pekan, juga bisa dijadikan alternatif bagi orang tua untuk dapat memberikan pendidikan moral dan agama untuk anak dengan cara yang menghibur. Film kartun animasi ini secara visualisasi mungkin masih kalah dengan film-film kartun yang berasal dari Amerika atau Jepang. Bahkan bisa dibilang dari segi visualisasi ini kurang menarik, namun cerita yang disuguhkan banyak mengandung pelajaran-pelajaran penting yang patut ditonton oleh anak-anak. Latar belakang budaya yang beradat Melayu, tidak jauh berbeda dengan latar belakang budaya di Indonesia. Bahkan di film Upin & Ipin ini nilai-nilai moral masih dikedepankan dan dijunjung tinggi. Tidak hanya itu saja, nilai budaya ketimuran dan pelajaran-pelajaran mengenai agama, juga tidak ketinggalan disuguhkan untuk para penikmatnya.
66
Dari sekian banyak film kartun yang tayang di stasiun televisi tak sepenuhnya cocok buat ditonton anak-anak. Unsur cerita yang tak seharusnya anak tahu, seperti kekerasan, justru sering muncul di film kartun. Televisi sangat berpengaruh kepada anak-anak ketika anak-anak mengonsumsi tayangan televisi dengan intensitas tinggi dan tidak ada sumber-sumber informasi lain bagi anak. Sumber informasi lain bagi anak misalnya orang tua atau orang-orang dewasa yang ada di rumah. Ketiadaan sumber-sumber informasi ini membuat anak mudah terpengaruh oleh tayangan televisi, karena pada umumnya televisi tersedia di rumah dan mudah diakses oleh anak.
B. Peniruan Kosa Kata dari Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin Penerapan kebiasaan berperilaku dan berbicara dengan baik serta
pemahaman keagamaan anak sangatlah penting dikarenakan masa anak-anak adalah fase dimana digambarkan sebagai dasar pembentukan kepribadian seseorang. Film kartun animasi Upin & Ipin adalah film anak yang bersifat edutaintment yang sangat cocok digunakan sebagai media dakwah bagi anak. Karena film animasi sangat digemari anak-anak. Hal ini dapat dibuktikan ketika melihat rating film anak yang lumayan tinggi. Upin & Ipin adalah film animasi yang dibuat oleh Les Copaque, sebuah industri media di Selangor, Malaysia. Dalam film animasi ini dimunculkan etnik-etnik yang ada di Malaysia. Ada etnik Melayu, China maupun India. Film animasi ini menceritakan keseharian kisah si kembar lucu
67
Upin & Ipin. Mereka tinggal di kampung dan hidup sederhana. Film animasi ini banyak dipuji karena membawa nilai-nilai positif, seperti tanggung jawab, kemandirian, tolong menolong, kepatuhan kepada agama, orang tua dan guru, serta nilai-nilai lainnya. Tidak sedikit dari anak-anak yang meniru gaya berbicara dengan logat Malaysia seperti Upin & Ipin. Ini merupakan salah satu contoh berjalannya teori peniruan atau imitasi. Secara sederhana, anak-anak belajar dari media, kemudian sang anak meniru dari apa yang mereka lihat di televisi. Anak-anak adalah peniru yang baik dan cepat. Mereka belajar dan meniru apa saja seperti gaya berbicara, aksi berkelahi, dan gaya berpakaian. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa anak meniru apapun yang mereka lihat di televisi. Film kartun memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap anakanak. Anak-anak adalah peniru yang sangat handal sehingga apa yang mereka lihat bisa mereka tirukan dengan tepat. Namun mereka belum bisa memilah dan memilih mana yang baik untuk ditiru dan mana yang kurang baik. Disinilah peran orang tua, terutama ibu, dibutuhkan untuk mendampingi anak-anak ketika mereka sedang menonton film kartun. Orang tua seharusnya bisa menjelaskan dengan tepat kepada anak-anak tentang film kartun yang sedang mereka tonton. Beri mereka penjelasan tentang apa yang baik atau kurang baik dan apa yang boleh atau tidak boleh mereka tiru dari adegan film kartun yang ditonton itu. Dahulu saat anak-anak banyak menonton serial TV Saras 008, maka untuk menghalau musuh saat main perang-perangan, anak-anak akan beraksi
68
dengan gaya memancarkan sinar dari tangan, meniru gaya Saras di televisi. Kemudian, ketika yang populer adalah Power Rangers, maka anak-anak pun akan bergaya macam pahlawan-pahlawan Power Rangers, lengkap dengan masing-masing anak akan mengidentikkan diri mereka sebagai Rangers berwarna apa, apakah merah, biru, kuning, merah muda, atau hitam. Kemudian film kartun superhero lainnya yang tidak kalah populer adalah Ben-10, para penumpas kejahatan di seluruh film kartun superhero selalu mengalahkan penjahat dengan menggunakan kekerasan. Dalam beberapa film kartun yang bertemakan kepahlawanan, pemecahan masalah tokohnya cenderung dilakukan dengan cepat dan mudah melalui tindakan kekerasan. Cara-cara seperti ini relatif sama dilakukan oleh musuhnya (tokoh antagonis). Ini berarti tersirat pesan bahwa kekerasan harus dibalas dengan kekerasan, begitu pula kelicikan dan kejahatan lainnya perlu dilawan melalui cara-cara yang sama. Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan daya khayal yang akan timbul pada pikiran anak-anak tersebut dan berdampak negatif terhadap audience yang kebanyakan adalah anakanak. Kekerasan adalah hal yang paling mudah ditiru oleh anak-anak, jika tidak ada bimbingan dari orang tua maka anak-anak berpotensi untuk mempraktikkan adegan perkelahian yang mereka lihat dari film kartun itu dengan teman-temannya atau mungkin kepada adik mereka. Hal itu bisa sangat membahayakan dan bukan tidak mungkin jika tidak dihentikan akan menjadi kebiasaan mereka hingga dewasa sehingga tertanam dalam pikiran
69
mereka bahwa masalah bisa diselesaikan dengan jalan kekerasan. Sudah banyak anak yang menjadi korban karena mengikuti adegan perkelahian film kartun. Anak-anak mungkin akan mengalami mimpi buruk, seperti mimpi berkelahi atau mimpi bertemu monster dan orang jahat. Salah satu contoh nyata dari tayangan yang memiliki dampak buruk bagi anak ialah Detective Conan, film animasi di Indosiar yang beberapa tahun lalu diputar setiap hari Minggu pukul 08.30 WIB yang menampilkan cerita yang tidak tepat bagi anak, dan hampir pada setiap episode menampilkan secara detail tentang rekonstruksi pembunuhan. Sedangkan contoh lainnya ialah Kartun Tom and Jerry yang sering menampilkan si kucing Tom sebagai kucing yang sial dengan mendapat perlakuan seperti dipukul, ditendang, dilindas, dan kekerasan lain, tidak layak ditonton anakanak. Kalau pada Popeye, ada adegan Olive (istri Popeye) dilecehkan habishabisan oleh musuh Popeye. Itu tidak pantas bagi anak-anak. Contoh film kartun lain yang mempengaruhi anak-anak adalah Crayon Sinchan. Kebanyakan dari cerita film ini menayangkan adegan yang kurang baik, seperti ucapan Sinchan yang kurang sopan kepada orang yang lebih tua, Sinchan suka menggoda perempuan cantik, tidak menuruti omongan orang tuanya, bermain-main menggunakan pakaian dalam perempuan. Ada pula anak-anak perempuan penggemar Dora The Explorer yang memotong rambutnya seperti Dora dengan poninya yang khas. Tayangan lain yang sangat mempengaruhi anak adalah Naruto. Maka banyak anak akan
70
beraksi seperti Naruto, tentu saja dengan aksesoris pedang dan ikat kepala seperti Naruto. Di luar itu anak-anak juga sering menirukan gaya berbicara para penampil di televisi. Banyak sekali kata atau kalimat populer yang dipopulerkan televisi yang kemudian ditirukan anak-anak. Beberapa diantaranya adalah mak nyus, cape deh, egepe, ya iya lah, kasian deh lu dan sebagainya. Anak-anak mengucapkan kata atau kalimat tersebut disertai bahasa tubuh yang menyertai ucapan itu saat dilontarkan. Misalnya saja, ucapan kasian deh lu selalu disertai dengan telunjuk yang digerakkan menyerupai huruf S. Pengaruh Film kartun Upin dan Ipin terhadap anak-anak usia 5-9 tahun dirasa sangat kuat. Murid RA Al-Bariyyah adalah contoh anak-anak yang berpengaruh setelah menonton tayangan animasi Upin & Ipin. Sebagian dari mereka menonton tayangan animasi ini di VCD, tetapi tidak sedikit pula dari mereka menonton di MNC Tv setiap hari Senin sampai Jum`at pukul 15.00 dan 19.00 WIB. Bahkan beberapa anak memainkan serial Upin & Ipin di GTA ( Grand Theft Auto ) Play Station. Isi cerita dalam tayangan Upin & Ipin sangat disukai oleh anak-anak, maka anak-anak meniru apa yang ada dalam tayangan ini. Ketika mereka menonton tayangan animasi Upin & Ipin di rumah, mereka sering tidak ditemani oleh keluarga terutama orang tua.
71
Alasan mereka memilih kartun Upin & Ipin dibandingkan dengan film kartun lain karena cerita dalam film ini lucu dan menarik. Tokoh-tokoh di dalamnya mempunyai ciri khas yang sangat kuat dan lucu dengan karakter yang berbeda-beda. Gambar animasi juga bagus, settingnya sendiri akan membawa kita berada di tengah pedesaan yang syarat dengan silaturahmi beragama. Peleburan Kultur yang beragam tanpa ada jarak sangat kental terasa. Seolah memastikan bahwa Islam benar-benar agama yang terbuka dan berdampingan dengan aliran lain. Meskipun berdialek Malayu, tetapi kita orang Indonesia masih dapat dengan mudah menyerap maksud dan tujuannya. Maka dari itu, anak-anak pun tidak mau melewati jam tayang kartun Upin & Ipin. Bahasa Malaysia yang digunakan oleh para tokoh tidak menjadi hambatan bagi mereka untuk memahami isi cerita dalam tayangan kartun animasi Upin & Ipin. Murid RA Al-Bariyyah sangat mengidolakan para tokoh, terutama tokoh Upin & Ipin, jadi tidak heran jika mereka meniru gaya berbicara Upin & Ipin dan kawan-kawan. Kalimat paling populer dalam film animasi Upin & Ipin adalah betul, betul, betul. Pengulangan kata sebanyak tiga kali seperti yang biasa diucapkan oleh Ipin banyak diikuti oleh anak-anak bahkan orang dewasa. Tidak hanya itu, banyak juga anak-anak yang ikut bicara menggunakan logat melayu seperti Upin & Ipin dan kawan-kawannya. Tidak hanya gaya berbicara tetapi anak-anak juga menggunakan kosa kata dari tayangan Upin & Ipin. Dalam keseharian murid RA Al-Bariyyah
72
tidak hanya menggunakan kosa kata dari tayangan Upin & Ipin dengan teman saja, tetapi juga mereka menggunakan kosa kata itu dengan guru di sekolah. Suatu pagi, murid perempuan berlari-lari kecil meninggalkan ibunya. Murid perempuan yang tidak diketahui namanya itu terlihat terburu-buru. Dia sedikit berteriak kepada ibunya: ”Mama, cepat lah aku nak telat ni.” Sang ibu mengejar sambil berkata: ”Iya sayang, tunggulah sebentar.” Murid perempuan itu menggunakan kosa kata seperti yang ada pada tayangan Upin & Ipin, ternyata ia tidak hanya menggunakan kosa kata itu terhadap teman atau gurunya di sekolah saja. Tetapi ia juga mengunakan kosa kata itu terhadap ibunya di rumah. Ketika ibu guru masuk kelas, salah satu murid dari kelas B1, yang bernama Egi langsung memberi aba-aba: ”Banguuuuun.... Selamat pagi Cik Gu!” Anak-anak yang lain segera mengikuti. ”Selamat pagi Cik Gu!” Dengan senyum, ibu guru menjawab: ”Selamat pagi murid-murid!” Ibu guru pun meniru gaya bicara Cik Gu Yasmin saat menjawab. Berdasarkan hasil wawancara, sebelum menonton tayangan Upin & Ipin di rumah, murid-murid RA Al-Bariyyah tidak memanggil ibu guru dengan kata Cik Gu, tetapi setelah menonton tayangan Upin & Ipin di rumah
73
yang tayang setiap hari di MNC Tv, murid-murid RA Al-Bariyyah menggunakan kata Cik Gu. Tayangan ini memberikan pengaruh bagi anakanak. Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengaruh, ialah umpan balik (feedback). Sebenarnya umpan balik adalah pengaruh yang langsung diterima oleh sumber dari penerima, umpan balik bisa berupa data, pendapat, komentar atau saran.2 Tidak hanya kelas B1, tetapi juga B2, B3, dan B4. Seluruh murid memanggil ibu guru dengan Cik Gu. Murid RA Al-Bariyyah meniru para tokoh Upin & Ipin dan kawan-kawan yang memanggil guru di sekolah dengan panggilan Cik Gu. Karena Cik Gu merupakan kosa kata baru yang mereka ketahui sehingga mereka tertarik untuk memanggil guru di sekolah dengan panggilan Cik Gu. Ketika istirahat makan, guru kelas B3 bertanya kepada muridnya: ”Murid-murid bawa bekal ape hari ini?” ”Aku bawa nasi lemak, Cik Gu!” Jawab salah seorang murid. ”Aku bawa ayam goreng, Cik Gu!” Jawab murid yang lain, meniru gaya bicara Ipin. Tiba-tiba seorang murid berteriak, ”Sedapnyeee!” Meniru gaya bicara Ehsan saat menyantap makanan. Tetapi ada juga yang izin pada ibu guru, ”Cik Gu, aku mau kedai, mau beli gula-gula.” 2
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998), h. 168.
74
Ibu guru hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum. Murid di kelas B3 meniru kosa kata yang digunakan para tokoh, karena mereka suka dengan gaya bicaranya. Kata-kata yang digunakan juga mudah dihafal oleh murid-murid. Ketika istirahat bermain, ada salah seorang murid melapor kepada guru piket. ”Cik Gu, kasut punya Arya hilang!” Adapula saat istirahat, beberapa murid membeli keong untuk mainan. Salah satunya Egi, murid kelas B1. Lalu Arya bertanya kepadanya: ”Berapa harganya Egi?” ”Dua singgit, dua singgit, dua singgit!” Egi meniru Mail yang berjualan ayam goreng di film itu. Maksud Egi disini adalah dua ekor keong harganya seribu. Dia mengucapkan dua singgit karena cepat jadi kata ringgit terdengar seperti singgit. Dalam teori imitation, individu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru perilakunya.3 Disini terbukti bahwa ada teori peniruan dalam kesehariannya murid RA Al-Bariyyah menggunakan bahasa yang digunakan dalam tayangan film Upin & Ipin. Karena pada saat menonton tayangan kartun animasi Upin & Ipin, murid RA AL-Bariyyah menganggap bahwa tayangan ini merupakan 3
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 216.
75
satu-satunya sumber dan pusat informasi yang benar, baik dan akurat, bahkan tayangan ini dianggap sebagai guru yang wajib diturut dan diikuti, alat yang paling efisien dan efektif untuk mengenal, mempelajari dan mendapatkan berbagai hal dalam hidup dan kehidupan ini daripada berbagai buku bacaan yang dianggap menyita waktu. Saat istirahat, murid-murid ada yang bermain di kelas maupun di luar kelas. Beberapa murid bermain sepak bola di halaman sekolah. Tak lama kemudian bel masuk berdering, anak-anak segera menyudahi permainan bola mereka. Salah satu murid yang bernama Arya berkata kepada temantemannya yang lain: “Rehat besok kita nak main lagi.” Lalu Alif menjawab: “Betul, betul betul!” Berdasarkan pengamatan di atas, anak-anak pada prinsipnya adalah ”the great initiator.” Mereka dengan cepat meniru apa yang mereka lihat, baik langsung maupun lewat televisi. Apa saja yang muncul di layar TV akan teringat jelas di pikiran anak tersebut dalam waktu yang lama. Film kartun animasi Upin & Ipin merupakan salah satu jenis tayangan yang sangat populer di lingkungan anak-anak bahkan tidak sedikit orang dewasa yang menyukai film ini. Apalagi pengulangan kata yang sering diucapkan Ipin itu, sudah menjadi kata yang tak asing lagi di telinga penggemar film ini. Tidak hanya anak-anak yang meniru, orang dewasa juga sering meniru kata ini.
76
Ketika masuk kelas, kegiatan selanjutnya hari itu adalah shalat zuhur berjamaah. Murid-murid antri per kelas untuk mengambil air wudhu. Salah satu murid kelas B1 yang bernama Hafiz menyelinap masuk di antara antrian teman-temannya. Secara spontan Yuda yang antri di belakang marah: ”Hafiz, kau antri lah di belakangku!” Hafiz sendiri hanya senyum-senyum saja. Teman yang lain membenarkan kata-kata Yuda. ”Betul, betul, betul!” Saat pulang sekolah, beberapa murid datang ke kantor untuk pamit dan cium tangan kepada ibu kepala sekolah. ”Guru Besar, aku nak pulang ni. Assalmmu`alaikum.” Ibu kepala sekolah yang dipanggil Guru Besar itu menjawab: ”Wa`alaikum salam murid-murid!” Adapula ketika peneliti melakukan observasi, salah seorang murid berkata: ”Farel saaayang akak.” Sambil memeluk dan meniru gaya bicara Upin & Ipin saat memeluk kak Ros. Bukan hanya Farel tetapi hampir seluruh murid disini meniru apa yang ada di tayangan Upin & Ipin.
77
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.4 Saat ibu guru menerangkan tentang pelajaran atau pengumuman di dalam kelas. Ibu guru selalu menanyakan apakah murid-murid memahami apa yang sudah dijelaskan atau tidak. Biasanya ibu guru bertanya dengan logat Cik Gu Yasmin: ”Paham murid-murid?” Secara spontan, seluruh murid dalam kelas menjawab: ”Paham Cik Gu!” Begitu pula setelah murid kelas B3 latihan menjadi petugas upacara untuk hari Senin, ibu guru bertanya pada mereka: ”Bagaimane latihan hari ini?” ”Seronok..seronok..seronok!” Meskipun murid B3 tidak menjawab dengan kompak, tetapi secara spontan, mereka menjawab menggunakan bahasa Melayu. Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami suatu peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang, jika orang tersebut sangat menyukai terhadap apa yang dialami bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh positif pada dirinya baik perbuatan maupun perkataan.
4
Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 849.
78
Begitu pun setelah guru kelas B2 menerangkan cara membuat bingkai foto dari kartu undangan pernikahan, murid bernama Karin menunjukkan hasil karyanya yang belum sempurna, tetapi teman sebelahnya yang bernama Rara berbicara dengan nada yang cukup keras: ”Ish, budak ni. Kan belum selesai.” Dari beberapa fakta yang terjadi di lingkungan RA Al-Bariyyah, kebanyakan dari tayangan animasi Upin & Ipin dapat mempengaruhi sikap penontonnya bahkan penggunaan kosa kata setelah atau pada waktu melihat tayangan televisi. Beberapa fakta yang ada setelah murid RA Al-Bariyyah menonton tayangan kartun animasi Upin & Ipin baik pengaruh positif maupun negatif. Hal ini baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah dalam kesehariannya baik di rumah maupun di sekolah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur, maka peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa : Untuk fenomena anak-anak yang meniru gaya berbicara dan penggunaan kosa kata para tokoh film Upin & Ipin termasuk dalam hal yang tidak perlu dikhawatirkan. Upin & Ipin adalah film yang sehat dan kata-kata yang digunakan dalam film itu terjaga. Tetapi, tentu saja yang paling utama saat ini, adalah peranan orang tua untuk bisa mengontrol tayangan yang ditonton oleh anak-anaknya. Orang tua perlu mendampingi anak-anaknya saat menonton, memberikan pemahaman, tentang suatu tayangan film kartun yang sedang disaksikan, juga untuk membangun sarana komunikasi dengan anak, dan hal ini juga bisa mengurangi dampak negatif dari tayangan film kartun bagi anak. Karena kebiasaan mengkonsumsi televisi secara sehat harus dimulai sejak usia dini. Teori imitasi terjadi di lingkungan RA Al-Bariyyah, murid-murid dalam kesehariannya menggunakan kata Cik Gu untuk memanggil guru di sekolah. Tidak hanya kata Cik Gu tetapi penggunaan kosa kata para tokoh sangat berpengaruh terhadap penggunaan kosa kata murid Raudhatul Athfal
79
80
Al-Bariyyah seperti Guru Besar, kata Nasi Lemak, Sedap, Kasut, Rehat, Amak, Gula-gula, Surau, Seronok, Budak, Basikal, Datuk, Dusun, Cakap, Gaduh, Tengok, Basuh, Nampak juga ditiru.
B. Saran 1. Bagi mereka yang berkecimpung di media massa televisi, harus selalu mengingat besarnya pengaruh televisi terhadap khalayak, sehingga dalam merencanakan program siaran harus selalu diusahakan kemungkinan timbulnya pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan, sebaliknya, justru mampu memberikan hal-hal yang positif bagi perkembangan jiwa serta mampu menunjang kesejahteraan kehidupan mereka. 2. Bagi orang tua, guru, dan para ahli terutama yang bertanggung jawab terhadap pendidikan agar memperhatikan anak di rumah dan murid di sekolah. Lebih baik anak-anak diajarkan tentang nilai-nilai positif yang diangkat dalam film Upin & Ipin, membuat anak belajar tentang nilai dan norma. Menjelaskan juga kepada anak tentang sosiologi, budaya, dan geografi, serta hal-hal positif lain yang bisa digali dari film ini. 3. Bagi
pemerintah
dan
KPI
(Komisi
Penyiaran
Indonesia)
agar
memperhatikan film yang akan ditayangkan terutama film khusus anakanak. 4. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi agar bisa mengembangkan laboratorium bahasa dengan menyuguhkan tayangan yang mengandung
81
nilai-nilai kebaikan. Salah satunya menggunakan pemilihan kata yang tepat untuk memperoleh unsur-unsur yang baik dalam materi berdakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008. Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 1998. Cinemags. The Making of Animation. Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera, 2004. Cet. ke-1. Daniel Parera, Jos. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga. 1992. Darwanto, S. S. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007. Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2007. Keraf, Gorys. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasatya. 1991. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009. Mansur, Mustafa. Jalan Dakwah. Jakarta: Pustaka Ilham. 1994. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009. Nasution, Zulkarnaen. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka. 1993.
82
83
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2002. -------------------------------, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007. Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008. Sitorus, Eryanto. “Membuat Animasi Menggunakan Kool Moves”. Category: Computer Grapihics. Published, 24 Mei 2005. Sunandar. Telaah Format Keagamaan di Televisi; Studi Deskriptif Analisis TPI. Yogyakarta : Tesis. 1998. Tarigan. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 1994. Uchana Effendy, Onong. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003.
Website: http://media-islam.or.id/2009/08/11/mewaspadai-tayangan-kekerasan-dan-sekspada-film-kartunanak-anak/ diakses di Jakarta, 25 Desember 2010. http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/16/04293583/main.ke.rumah.upin..ipi n diakses di Jakarta, 25 Desember 2010. http://ao-dhie.blogspot.com/2008/09/animasi-merupakan-sutu-teknik-yang.html diakses di Jakarta, 25 April 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata diakses di Jakarta, 25 Desesmber 2010.
84
http://id.wikipedia.org/wiki/Imitasi diakses di Jakarta, 28 April 2011. http://denontarr.blogspot.com/2008/11/teori-peniruan-atau-imitasi.html diakses di Jakarta, 14 April 2011. http://www.adipedia.com/sejarah-pembuatan-film-upin-dan-ipin/
diakses
di
Jakarta, 10 Januari 2011. http://www.solfacorners.com/entertainment/movie-corners/tv-series/217-upinipin-dan-animasi-indonesia diakses di Jakarta, 10 April 2011. http://portaljakarta.com/tpi-ganti-nama-jadi-mnc-tv diakses di Jakarta, 18 April 2011. http://www.tempointeraktif.com/hg/film/2010/08/28/brk,20100828274674,id.html diakses di Jakarta, 18 Januari 2011. http://www.wartakota.co.id/read/news/17311 diakses di Jakarta, 18 Januari 2011. http://giwmukti.multiply.com/journal/item/11/Dampak_Sinetron_bagi_anak_rema ja_dan_keluarga diakses di Jakarta, 18 April 2011. http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.
dikutip
oleh
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BERITA WAWANCARA Nara Sumber
: Hj. Hasanah, S.Pd.I
Jabatan
: Kepala Raudhatul Athfal Al-Bariyyah
Hari/Tanggal
: Selasa, 18 Januari 2011
Waktu
: 09.00 WIB - selesai
Tempat
: Kantor RA Al-Bariyyah
1.
Bagaimana sejarah berdirinya RA Al-Bariyyah ? Jawab
: Dahulu RA Al-Bariyyah kegiatan awalnya hanya belajar bernyanyi dan berdo`a dengan jumlah murid mencapai 40 anak. Kegiatan ini berlangsung selama empat bulan dengan dua kali pertemuan setiap minggunya pada hari Jum`at dan Minggu. Ternyata kegiatan anak-anak ini mendapat respon positif dari masyarakat, sehingga atas dukungan keluarga, masyarakat, dan orang tua murid yang anak-anaknya ikut serta dalam kegiatan ini, maka pada tahun 1988 terbentuklah RA Al-Bariyyah. Kegiatan belajar mengajar berlangsung selama tiga hari yaitu Selasa, Jum`at dan Minggu, dengan keadaan yang sederhana, baik fasilitas bermain maupun fasilitas belajar yang saat itu hanya menggunakan lembaran fotokopi, RA Al-Bariyyah berusaha melangkah ke depan, agar lebih baik lagi. Dahulu pendiri sekaligus guru ada 4 orang yaitu saya sendiri, ibu Sumiyati, ibu Nurlaela, dan ibu Warsinah. Kehadiran ibu Warsinah membawa kontribusi yang baik bagi TK Islam Al-Bariyyah, yaitu pemakaian seragam itupun cuma dua pasang.
2.
Kemudian apa saja visi misi RA Al-Bariyyah bu ? Jawab : Visi RA Al-Bariyyah adalah mengenalkan, menanamkan dan meningkatkan pendidikan agama Islam pada anak usia dini yang kuat, berwawasan IMTAQ dan IPTEK. Sedangkan Misi RA Al-Bariyyah yang pertama mengenalkan dan menanamkan cinta Al-Qur`an sejak dini, terus yang kedua memberikan bimbingan dan layanan pendidikan dalam rangka menanamkan nilai-nilai Islam agar tercermin dalam kegiatan sehari-hari, yang ketiga memberikan stimulasi dan mengembangkan potensi anak sesuai tahap usia dan karakteristiknya, dan yang terakhir tetap memberikan kesempatan bermain seraya belajar.
3.
Untuk sarana dan prasarana RA Al-Bariyyah apa saja bu ? Jawab : Secara keseluruhan sarana dan prasarana di RA Al-Bariyyah sudah cukup baik dan sudah memenuhi standar. Keadaan gedung bersifat permanen artinya menetap tidak berpindah-pindah, dengan luas tanah 250 M dan luas bangunan 250 M. Gedung RA Al-Bariyyah terdiri atas tiga lantai, pada pagi hari lantai satu dan dua digunakan untuk RA, sedangkan pada siang hari lantai dua digunakan untuk TPA (Taman Pendidikan Al-Qur`an). Jumlah ruangan di RA Al-Bariyyah berjumlah empat belas ruangan terdiri dari 5 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 3 toilet, 2 tempat wudhu, 1 ruang gudang. Di setiap ruang kelas terdapat papan tulis, meja untuk guru dan murid. Di depan ruangan kelas terdapat halaman yang cukup luas tempat anak-anak bermain. Di halaman RA Al-Bariyyah terdapat berbagai jenis alat permainan untuk anak, antara lain satu buah jungkat jungkit, satu buah papan luncur, satu buah ayunan, dan satu buah tangga majemuk.
4.
Kemudian bagaimana perkembangan murid RA Al-Bariyyah setelah sarana dan prasarana tersedia ? Jawab : Alhamdulillah setelah sarana dan prasarana tersedia, jumlah murid disini dari tahun ke tahun terus bertambah. Pada tahun pelajaran 1991-1992 ada tiga kelas, dan meningkat menjadi enam kelas pada tahun pelajaran 1998-1999 dengan jumlah murid 127 anak. Sedangkan untuk tahun ajaran 2009-2010 ada 109 anak, dan untuk tahun ini ada 111 anak.
5.
Bagaimana prestasi murid disini bu ? Jawab : Untuk lomba porseni menjuarai 9 lomba, dan 1 untuk lomba peragaan manasik haji.
6.
Sekarang ini kan banyak film anak yang syarat dengan nilai-nilai keislaman seperti film Upin & Ipin, apakah film itu memberikan pengaruh bagi murid disini bu? Jawab : iya, anak-anak ikut terpengaruh pada penggunaan kosa kata berupa peniruan. Tidak
sedikit
dari
mereka
meniru
mempraktekkannya sehari-hari di sekolah.
kosa
kata
dari
film
itu,
dan
7.
Lalu, bagaimana tanggapan ibu sendiri setelah mengetahui pengaruh dari tayangan Upin & Ipin yang timbul pada murid RA Al-Bariyyah ? Jawab : Saya senang selama tayangan itu memberikan pengaruh positif terhadap anak, apalagi tidak mengganggu aktifitas belajar mengajar. Bahkan saya jadi ikut tertarik menonton film itu setelah anak-anak meniru penggunaan kosa kata dari film itu.
Yang Diwawancarai (narasumber),
Pewawancara,
Hj. Hasanah, S.Pd.I
Maspupah
BERITA WAWANCARA
Nara Sumber
: Fatmawati, S.Pd.I
Jabatan
: Wali kelas B1
Hari/Tanggal
: Senin, 18 April 2011
Waktu
: 09.30 WIB - selesai
Tempat
: Ruang guru RA Al-Bariyyah
1.
Selama beberapa tahun terakhir ini kan, film Upin & Ipin marak dibicarakan sama anakanak ya bu. Apa film itu menarik bagi murid disini, sehingga anak-anak meniru dari tayangan itu misalnya penggunaan kosa kata ? Jawab : Di kelas anak-anak memang sering membicarakan film itu, malah anak-anak meniru kata-kata dari film Upin & Ipin, seperti memanggil saya dan guru yang lain Cik Gu, memanggil ibu kepala sekolah juga dengan sebutan guru besar.
2.
Apa mereka menggunakan kosa kata itu setiap hari bu ? Jawab : iya, mereka tidak hanya menggunakan kata-kata itu sama teman aja, tapi juga sama guru disini. Apalagi anak-anak meminta saat guru masuk kelas dan mengucapkan salam meniru Cik Gu Yasmin dalam tayangan itu. Jadi, kami guru disini menggunakan empat bahasa yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
3.
Setelah mengetahui pengaruh yang ada, lalu bagaimana tanggapan ibu ? Jawab : Saya tentu berpandangan positif ya, apalagi tayangan itu kan aman buat mereka.
Yang Diwawancarai (narasumber),
Pewawancara,
Fatmawati, S.Pd.I
Maspupah
BERITA WAWANCARA Nara Sumber
: Mama Hafiz (wali murid B1)
Hari/Tanggal
: Rabu, 13 April 2011
Waktu
: 11.00 WIB - selesai
Tempat
: Halaman RA Al-BAriyyah
1.
Apa anak ibu di rumah sering menonton tv ? Jawab : Iya, kurang lebih tiga jam dalam sehari mba.
2.
Film apa yang biasanya ditonton sama anak ibu ? Jawab : Anak saya suka nonton kartun dan tayangan tentang pengetahuan gitu.
3.
Anak ibu suka nonton film Upin & Ipin nggak ? Jawab : Iya, salah satunya film kartun Upin & Ipin mba. Dia sering nonton yang jam tayang malam.
4.
Saat mereka nonton, apa ibu selalu mendampingi ? Jawab : Saya dan ayahnya jarang mendampingi mba, biasanya dia nonton sendiri.
5.
Apa setelah menonton film Upin & Ipin, anak ibu mengalami perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung ? Jawab : Anak saya memang terpengaruh sama tayangan itu, anak saya jadi panggil guru Cik Gu. Malah terkadang dia memanggil saya amak.
6.
Apa sebelum menonton, anak ibu menggunakan bahasa Melayu seperti yang ibu bilang tadi? Jawab : Sebelum nonton di rumah anak saya nggak pernah pakai kata-kata seperti itu.
7.
Apa ibu khawatir setelah mengetahui adanya pengaruh film itu terhadap anak ibu ? Jawab : Saya nggak khawatir kok mba, apalagi tayangan itu kan mengajarkan nilai-nilai Islam.
Yang Diwawancarai (narasumber),
Pewawancara,
Mama Hafiz
Maspupah
BERITA WAWANCARA Nara Sumber
: Mama Sarah (wali murid B1)
Hari/Tanggal
: Rabu, 13 April 2011
Waktu
: 11.00 WIB - selesai
Tempat
: Halaman RA Al-BAriyyah
1. Apa anak ibu di rumah sering menonton tv ? Jawab : Iya, dua jam dalam sehari mba. 2.
Film apa yang biasanya ditonton sama anak ibu ? Jawab : Anak saya suka nonton kartun gitu.
3.
Anak ibu suka nonton film Upin & Ipin nggak ? Jawab : Iya, Dia nggak pernah mau ketinggalan nonton yang jam tayang sore.
4. Saat mereka nonton, apa ibu selalu mendampingi ? Jawab : Kami selalu mendampingi mba, karena bukan anak saya aja yang suka tapi saya, ayah dan kakaknya juga suka sama film itu. 5. Apa setelah menonton film Upin & Ipin, anak ibu mengalami perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung ? Jawab : Iya mba, bulan puasa tahun kemarin aja mba, dia nggak mau bolong-bolong, katanya nggak mau kalah sama Upin & Ipin. Kalau sama teman-temannya juga dia sering gunain kata-kata yang ada di film itu mba. 6. Apa sebelum menonton, anak ibu menggunakan bahasa Melayu seperti yang ibu bilang tadi? Jawab : Sejak ada film Upin & Ipin saja mba dia pakai kata-kata seperti itu, sebelumnya mana pernah, dia tahu juga nggak. 7.
Apa ibu khawatir setelah mengetahui adanya pengaruh film itu terhadap anak ibu ? Jawab : Tentu aja nggak dong mba, tayangan ini kan berpengaruh positif buat anak saya.
Yang Diwawancarai (narasumber),
Pewawancara,
Mama Sarah
Maspupah
BERITA WAWANCARA Nama Informan
: Surya
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kelas
: B2
Umur
: 6 Tahun
Hari/Tanggal
: Selasa, 26 April 2011
Waktu
: 09.00 WIB - selesai
Tempat
: Ruang kelas B2
1.
Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : Suka banget kak
2.
Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku juga suka kak
3.
Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Kalau aku nontonnya dari Tv.
4.
Jam berapa biasanya adik nonton Upin & Ipin ? Jawab : Aku nonton yang jam 7 malam
5.
Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya sendiri.
6.
Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Ehsan sama Fizi, masih banyak lagi kak.
7.
Paling suka sama tokoh siapa dik ? Jawab : Aku paling suka sama Ehsan.
8.
Kenapa adik suka sama tokoh itu ? Jawab : Karena Ehsan jago makan kayak aku hehehe.
9.
Terus kata apa yang paling adik ingat dari Ehsan ? Jawab : Ehsan kan suka ngomong sedapnye.
10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ? Jawab : Iya, kalau ditanya makan aku suka ngikutin ngomong gitu 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ? Jawab : Karena aku senang.
BERITA WAWANCARA Nama Informan
: Hafiz
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kelas
: B1
Umur
: 6 Tahun
Hari/Tanggal
: Selasa, 26 April 2011
Waktu
: 09.20 WIB - selesai
Tempat
: Ruang kelas B1
1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : aku suka banget 2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku suka kak 3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Aku nontonnya dari Tv. Aku juga pernah GTA Upin & Ipin kak. 4. Kalau di Tv, Jam berapa biasanya adik nonton? Jawab : Aku nonton jam 7 malam 5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya sendiri. Kadang-kadang sama dede. 6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Mail, Fizi, Ehsan. 7. Paling suka sama tokoh siapa dik ? Jawab : Aku paling suka sama Ipin. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ? Jawab : Karena lucu. 9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Ipin ? Jawab : Betul, betul, betul sama ayam goreng sama Cik Gu. 10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ? Jawab : Iya, aku suka panggil bu guru Cik Gu. 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ? Jawab : Karena aku senang.
BERITA WAWANCARA Nama Informan
: Mentari
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kelas
: B4
Umur
: 6 Tahun
Hari/Tanggal
: Selasa, 26 April 2011
Waktu
: 09.30 WIB - selesai
Tempat
: Ruang kelas B4
1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : Aku suka banget 2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku suka banget kak 3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Aku nonton dari Tv. 4. Kalau di Tv, Jam berapa biasanya adik nonton? Jawab : Aku nontonnya sore sama malam. 5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya bareng mama sama ayah aku. 6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Kak Ros, Opah, Mei-mei, Mail, Fizi, Ehsan. 7. Paling suka sama tokoh siapa dik ? Jawab : Aku paling suka sama Mei-mei. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ? Jawab : Karena dia pintar. 9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Mei-mei ? Jawab : Cik Gu. 10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ? Jawab : Iya, aku suka panggil bu guru Cik Gu. 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ? Jawab : Karena aku suka.
BERITA WAWANCARA Nama Informan
: Agil
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kelas
: B3
Umur
: 6 Tahun
Hari/Tanggal
: Selasa, 26 April 2011
Waktu
: 09.45 WIB - selesai
Tempat
: Ruang kelas B3
1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : Suka 2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku suka kak 3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Aku nonton di Tv sama VCD. 4. Kalau di Tv, Jam berapa biasanya adik nonton? Jawab : Aku nontonnya sore. 5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya bareng temen aq, namanya Umar. 6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Mail. 7. Paling suka sama tokoh siapa dik ? Jawab : Aku paling suka sama Mail. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ? Jawab : Karena lucu. 9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Mail ? Jawab : Dia suka ngomong dua singgit, dua singgit, dua singgit. Gitu ka. 10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ? Jawab : Iya, aku suka ngomong gitu. 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ? Jawab : Karena aku suka.
BERITA WAWANCARA Nama Informan
: Farel
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kelas
: B1
Umur
: 6 Tahun
Hari/Tanggal
: Selasa, 26 April 2011
Waktu
: 10.00 WIB - selesai
Tempat
: Depan ruang kelas B1
1. Adik suka nonton film kartun nggak ? Jawab : Iya, suka banget kak 2. Kalau film kartun Upin & Ipin, adik suka nggak ? Jawab : Iya, aku suka kak 3. Adik nonton film kartun Upin & Ipin dari Tv atau VCD ? Jawab : Aku nonton di Tv sama di VCD . 4. Kalau di Tv, Jam berapa biasanya adik nonton? Jawab : Kalau di Tv, aku nontonnya sore. Kalau di VCD aku nontonnya Minggu pagi 5. Biasanya kalau nonton Upin & Ipin ditemenin sama keluarga nggak ? Jawab : Aku nontonnya sama kakak aku. 6. Yang adik tahu, di dalam film Upin & Ipin ada tokoh siapa saja ? Jawab : Ada Upin, Ipin, Mail, Ehsan, Jarjit. 7. Paling suka sama tokoh siapa dik ? Jawab : Aku paling suka sama Upin Ipin. 8. Kenapa adik suka sama tokoh itu ? Jawab : Karena mereka pintar. 9. Terus kata apa yang paling adik ingat dari Upin & Ipin ? Jawab : Kalau Upin suka ngomong macam mana ni Mail. Kalau Ipin betul betul betul. 10. Adik suka meniru kata-kata itu nggak ? Jawab : Iya, betul betul betul. 11. Kenapa adik ikutin kata-kata itu ? Jawab : Habisnya lucu jadi inget trus .
Data Populasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
Nama Adinda Sania Ahmed Sybrakhoith A. Averroes Al Qusyairi Deasyalyya Sekararum S. Dimas Rafdi Setiawan Evano Viergio Widodo Hana Humaira Prasetyo Hana Khansa Rafifah Ibrahim Alvino Sudarman Kansha Arya Buffon W. Luthfi Ashil Muhammad Alief Taqi M. Arya Ramadhan M. Farrel Dzaky A. Muhammad Hafizh M. Randi Rizkillah Royhan Syah Al-Bujzany Raka Zidane Firyatullah Sarah Fatimah Azahra H. Sri Ayu Widyaningrum Syarifah Riquhaa A. Umar Shofi Yuda Aditia Arya Yudhistira Asyifa Ayu Andhira Azmi Azzahra Azka Salsabila Barra Rizki Bahari Dzaky Fahressanil Fadhilah Ramadhan Fitran Nugraha Miftahul K. Ghizcha Dwi Susilo Ibnu Hibban Indrajid Bayu Prasetya Jihan Atthiyah Kezia Zahwa Jovan Rafi Hafidh Azahri Karini Putri Surya Mutiara Citra Rizkiya Nazma Putri Fadila Nuruddin Putri Dwi Safitri Risha Prihartono Rizki Rahmat Dhani Surya Akbar Abdughafur Syifa Fauziah Tyas Widyastuti
Keterangan : Laki-laki : 52 anak Perempuan : 40 anak
L/P P L L P L L P P L L L L L L L L L L P P P L L L P L P L L L L P L L P L P P P L P L L L P P
No. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92.
Nama Aji Fahri Andriansyah Ananda Reza Fahlevi Ayu Cornelia Ananda Farissa Khaerunisa Faslah Suryadilaqsha Maharani Tirta Mulya Mardhi Fatullah Miftahul Rizqi Mochammad Rafli A. Moniq Angelica Muhammad Agil Gozeli Muhamad Ihsan Rifa A. Muhammad Kahfi M. Rizal Alfarizi Laleno Nabila Millania Nabila Mualima Aulia Nadzhifah Zahra Safirah Naila Rifda Alifah Najwa Setyo Ardhanie Novazi Rengga Mahesa Rafa Aulia Tsalasadila Shafrina Shinta Amalia Syahdan Putra Kalasnikov Abdurrahman Muzakki A. Guntur Syaifullah Adhi Alamsyah Alfi Ni`mah Ridwan Ali Akbar Rafsanjani Amalia Sholihah Anggi Putri Amelia Annisa Nazwa Nurijwati Irfan Nurdiansyah Khuzaemah Mentari Cantika Putri R. M. Andryan Eka R. Muhammad Haikal Nabila Maulani Putri Nisrina Nursavana A. Rameyza Elya Revo Syahbandika Tahta Syah Muhamad Fajar Taufan Hariadi Pratama Tasya Larasati Pradini Teuku Hamed Yazid Z. Tiara Meylani Yasmin Bobsaid
L/P L L P P L P L L L P L L L L P P P P P L P P L L L L P L P P P L P P L L P P P L L L P L P P