PENGARUH KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII MTS MIFTAHUL ULUM TANJUNG PAKIS AJI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh : Azah Fadlilah 210027 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA 2015
i
NOTA PEMBIMBING
Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar Jepara, 21 September 2015 Hal : Naskah Skripsi a.n. Sdr. Azah Fadlilah Kepada : Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan peraikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan skripsi saudara : Nama : Azah Fadlilah NIM
: 210027
Progdi : S.1/ Tarbiyah Judul : Pengaruh Komunikasi Guru dengan Orang Tua Siswa terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Selanjutnya saya mohon kepada Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan agar Skripsi Saudara tersebut dapat dimunaqosyahkan. Atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
ii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Jepara, September 2015 Deklarator
Azah Fadlilah 2100217
v
MOTTO
(٦-٥: )أﻻﻧﺸﺮة
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Q.S Al Insyirah: 5-6)*
*
Departemen Agama RI, Al-‘Aliyy Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro, 2005), hlm. 18
vi
ABSTRAK
AZAH FADLILAH (210027) Skripsi: Pengaruh Komunikasi antara Guru dengan Orang Tua Siswa terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui komunikasi antara guru dengan orang tua siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. 2) Mengetahui perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. 3) Membuktikan adanya pengaruh komunikasi antara guru dengan orang tua siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Peneliti menggunakan jenis penelitian korelasi, yaitu penelitian yang mencari hubungan antara atau pengaruh dari dua variable atau lebih. Pada penelitian ini terdapat dua variable. Dengan subyek penelitian adalah orang tua dan siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambuil kesimpulan yaitu 1) Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara berada pada angka 52,52 sehingga dapat dikatakan cukup. 2) Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara berada pada angka 72,09 sehingga dapat dikatakan baik. 3) Pengaruh Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara setelah dibuktikan melalui uji hipotesis menunjukkan tidak adanya signifikansi, baik 5% maupun 1%. Hasil nilai korelasi product moment 0,154 adalah sangat rendah atau tidak ada korelasi. Sehingga hipotesis tidak terbukti atau tidak diterima. Kata Kunci: Komunikasi, Perilaku Keagamaan.
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada: 1. Ayah dan Ibuku tercinta, Almarhum M. Fadhil dan Nurul Afifah 2. Suamiku Ahmad Anwar yang Selalu mendampingiku 3. Anakku Azwa ‘Izzatin Naza yang kusayangi 4. Saudara-saudaraku tersayang, Khofsotul Fadhlilah, Iqtadda Bi Nabi Muhammad, Milhatul Fadlilah. 5. Sahagat yang selalu membantuku, Khoiriyah, Mbak Puput, Mega Rizkiya Cahyani, Kang Said. 6. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Ilmu Keguruan Universitas Nahdatul Ulama, (UNISNU) Jepara 7. Seluruh pihak yang membantu terselesainya skripsi ini, terima kasih.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang dinantikan syafaatnya dihari akhir. Dengan ridlo Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Komunikasi antara Guru dengan Orang Tua Siswa terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam rangka menyelesaikan studi strara satu untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah UNISNU Jepara. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr, H. Muhtarom, H.M., selaku Rektor Universitas Islam Nahdatul Ulama’ (UNISNU) Jepara
2.
Bapak Drs. Akhirin Ali, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara.
3.
Bapak Drs. H. Mahalli Djufri, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak
meluangkan
waktu
untuk
memeriksa,
mengoreksi,
mengarahkan serta membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian dalam penyusunan skripsi ini.
ix
4.
Semua pihak yang tidak bias disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca umunya dan dunia pendidikan pada khususnya. Jepara, September 2015 Deklarator
AZAH FADLILAH NIM : 210027
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................
ii
HALAMAN NOTA PENGESAHAN ....................................................
iii
HALAMAN DEKLARASI.....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK.........................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................
viii
HALAMAN DAFTAR ISI .....................................................................
x
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Penegasan Istilah .........................................................................
2
C. Rumusan Masalah .......................................................................
4
D. Tujuan Penelitian.........................................................................
4
E. Manfaat Penelitian.......................................................................
5 xi
F. Metode Penelitian........................................................................
6
G. Teknik Analisis Data ...................................................................
11
H. Sistematika Penulisan..................................................................
12
BAB II: KAJIAN TEORI........................................................................
14
A. Komunikasi Guru dengan Orang Tua Siswa...............................
14
B. Perilaku Keagamaan Siswa .........................................................
19
C. Pengaruh Komunikasi Guru dengan Orang Tua terhadap Perilaku Keagamaan Siswa .......................................................................
31
BAB III: METODE PENELITIAN ........................................................
34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
34
B. Desain Penelitian.........................................................................
34
C. Populasi dan Sample Penelitian ..................................................
34
D. Variabel Penelitian dan Indikator................................................
35
E. Instrument Pengumpulan Data ....................................................
37
F. Teknik Analisa Data....................................................................
39
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................
42
A. Deskripsi Data .............................................................................
42 xii
B. Pengujian Hipotesis.....................................................................
54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................
57
BAB V: PENUTUP ................................................................................
59
A. Kesimpulan..................................................................................
59
B. Saran............................................................................................
60
C. Penutup........................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
62
LAMPIRAN............................................................................................
65
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sejak lahir manusia telah dianugerahkan potensi keagamaan. Potensi tersebut masih berbentuk sederhana dan perlu adanya bimbingan agar tidak terjadi kesalahan dalam membentuknya. Pendidikan Islam diartikan sebagai upaya orang tua sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pembinaan, bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki anak agar anak dapat berfungsi dan berperan
sebagaimana
hakikat
kejadiannya.
Orang
tua
merupakan
penanggung jawab pada pembentukan perilaku keagamaan anak. Sedangkan guru sebagai tangan panjang orang tua ketika berada di lingkungan sekolah.2 Seiring dengan berkembangnya usia anak. Masalah remaja sering dianggap sulit diatasi. Terdapat dua alasan bagi kesulitan tersebut. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, sebagian besar masalah anak-anak diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena remaja merasa dirinya mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya senidiri dan menolak bantuan dari guru.3 2
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 19.
3
Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta : Erlangga, 1980), hlm. 208.
1
Periode remaja juga mempengaruhi penghayatan agama para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan degan periode perkembangan tersebut. Secara fisik remaja sudah
berpenampilan
dewasa
namun
secara
psikologis
belum.
Ketidakseimbangan tersebut membuat batin remaja terombang-ambing. Tugas orang tua sebagai pembentuk perilaku siswa akan menjadi mudah apabila dapat melakukan kerjasama dengan guru sebagai pembimbing di lingkungan sekolah siswa. Kerjasama tersebut akan berhasil apabila ditunjang dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru. Mengingat pentingnya pembentukan perilaku keagamaan siswa dari komunikasi yang efektif oleh guru dan orang tua. Maka peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh komunikasi antara guru dan orang tua siswa dalam pembentukan perilaku keagamaan, serta membuktikan adanya pengaruh tersebut. B. Penegasan Istilah Skripsi berjudul “Pengaruh Komunikasi antara Guru dengan Orang Tua Siswa terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” perlu penegasan pada
beberapa
istilah
untuk
menghindari
kesalahpahaman
dalam
mengartikan.
2
1. Komunikasi Komunikasi adalah memberitahukan (dan menyebarkan) berita, pengetahuan, pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama.4 2. Orang Tua Siswa Orang tua siswa adalah ayah dan ibu atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa tersebut. 3. Perilaku Keagamaan Perilaku keagamaan adalah pernyataan atau ekspresi kehidupan kejiwaan manusia yang dapat diukur, dihitung dan dipelajari yang diwujudkan dalam bentuk kata-kata, perbuatan dan tindakan jasmaniah yang berkaitan dengan pengalaman ajaran agama Islam.5 Perilaku kegamaan yang dimaksud adalah ibadah ijtima’iah seperti berperilaku baik, aspek sosial dan sedekah, serta ibadah syakhsiyah yaitu sholat dan puasa. 4. MTS Miftahul Ulum Pakis Aji Jepara Merupakan suatu nama pendidikan formal tingkat dasar yang berstatus negeri. Berlokasi di Jalan Masjid Jami’ No. 1 Perempatan Tanjung RT 22/03 Pakis Aji Jepara
4
Sardiiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 8.
5
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Jakarta: Sinar Baru, 1988), hlm. 28.
3
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan dari judul Pengaruh Komunikasi antara Guru dengan Orang Tua Siswa terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh dari transfer pesan antara guru dan orang tua terhadap respon beragama siswa, sehingga berguna untuk menunjang dalam keberhasilan proses pembentukan sikap keagamaan baik di lingkungan rumah maupun sekolah sebagai tujuan dari pemberian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. C. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana komunikasi antara guru dengan orang tua siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Adakah pengaruh komunikasi antara guru dengan orang tua siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
D. Tujuan Penelitian
4
Bedasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui komunikasi antara guru dengan orang tua siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Mengetahui perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 3. Membuktikan adanya pengaruh komunikasi antara guru dengan orang tua siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain: 1. Ditinjau dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada. Serta memberikan gambaran mengenai pengaruh komunikasi antara guru dan orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa. 2. Ditinjau dar segi praktis, manfaat dari penelitian tersebut: a. Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan memberikan wacana yang luas pada subyek mengenai seberapa penting pengaruh komunikasi antara guru dengan orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa. b. Bagi guru dan praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana serta referensi dalam membentuk perilaku keagamaan siswa. 5
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data numeral (angka) yang diolah dengan metode statistika.6 2. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti adalah orang tua siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 23 orang tua siswa. 3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan bulan Maret sampai dengan selesai. Tempat penelitian adalah masing-masing tempat tinggal orang tua siswa dan di MTS Miftahul Ulum yang beralamat di Jalan Masjid Jami’ No. 1 Perempatan Tanjung RT 22/03 Pakis Aji Jepara 4. Variable dan Indikator Penelitian Berdasarkan pada masalah dalam penelitian ini ada dua variable:
6
Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 7.
6
a. Variable bebas (independent) dalam penelitian ini adalah pengaruh komunikasi antara guru dan orang tua sebagai variable X dengan indikator : 1) Guru dan orang tua siswa saling mengenal, minimal mengetahui nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi. 2) Guru dan orang tua siswa setidaknya bertemu langsung minimal tiga kali dalam satu semester. 3) Guru dan orang tua berkomunikasi melalui media apapun setidaknya satu kali dalam satu bulan. 4) Guru dan orang tua siswa setidaknya memberikan informasi rutin mengenai perkembangan siswa minimal satu kali dalam satu bulan sebagai bahan evaluasi. b. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah perilaku keagamaan siswa kelas VIII sebagai variable Y dengan indikator: 1) Melakukan sholat fardhu lima waktu 2) Melaksanakan puasa wajib bulan Ramadhan dan puasa sunnah. 3) Membaca Al-Qur’an. 4) Memiliki akhlak yang baik terhadap orang tua dan guru. 5) Memiliki akhlak yang baik terhadap sesame teman dan sosial. 6) Memiliki akhlak yang baik terhadap lingkungan dan alam sekitar.
5. Instrumen Penelitian
7
Instrumen atau alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket, dokumentasi dan wawancara yang dijelaskan sebagai berikut : 1) Instrumen untuk metode angket adalah blangko angket. Angket akan diberikan kedapa siswa agar diisi sesuai yang dialami. Data yang akan diperoleh dengan menggunakan metode ini dalah : 1)
Komunikasi antara guru dan orang tua siswa
2)
Perilaku keagamaan siswa
2) Instrument untuk metode wawancara adalah dengan menggunakan lembar daftar wawancara dan alat perekam. Data yang diperoleh dengan metode ini adalah: 1)
Komunikasi yang dibentuk guru kepada orang tua siswa
2)
Perilaku keagamaan siswa
3) Instrumen untuk metode dokumentasi adalah arsip, buku-buku, catatan harian, laporan dan sebagainya. Melalui metode ini data yang diperoleh adalah: 1)
Sejarah berdirinya sekolah
2)
Data keadaan guru dan pegawai sekolah
3)
Data siswa
6. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian lapangan (field research) yaitu jenis 8
pengumpulan data dengan peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya sebagai bahan kajian data. Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data diantaranya adalah :
a. Metode Angket Metode
angket
adalah
metode
penyelidikan
dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi obyek penelitian.7 Angket ini diperuntukkan kepada orang tua siswa sebagai responden. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pengaruh komunikasi antara guru dan orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara. Pengumpulan data dengan metode angket menggunakan dua instrument yaitu angket komunikasi orang tua dan guru dan angket perilaku keagamaan siswa. b. Metode Wawancara Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan penyusun untuk memperoleh informasi mengenai gejala yang
7
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi Yasbid UGM, 1983). Hlm. 25.
9
dialami dan bermaksud mengeksplorasi gejala tersebut. 8 Wawancara juga digunakan sebagai alat pembuktian terhadap informasi yang diperoleh sebelumnya. Metode digunakan untuk mengadakan wawancara langsung dengan langsung dengan kepala sekolah dan dewan guru untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pengaruh komunikasi antarag guru dan orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan setiap bahan tertulis ataupun film, lain dengan record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.9 Dokumen merupakan salah satu alat pelengkap dari pengumpulan data sebelumnya. Menurut Guba dan Lincoln, dokumen digunakan untuk keperluan penelitian karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti berikut : 1.
Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong.
2.
Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.
8
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2004), hlm. 121.
9
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2012), hlm.216
10
3.
Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.10 Tahap teknik dokumentasi digunakan untuk menghimpun data
yang berkaitan dengan berbagai hal yang bersifat dokumentatif berupa catatan, buku, arsip dan lainnya sebagai pelengkap.
G. Teknik Analisis Data Proses analisis data adalah menyusun dan menginterpretasikan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Penelitian ini menggunakan analisisi regresi sederhana dengan rumus : Ỳ= a+b X Dimana: Ỳ
: Subyek dalam variable dependen yang diprediksikan.
A
: Harga Y ketika harga X sama dengan 0 (harga konstan)
B
: Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada perubahan variable independen. Bila (+) arah garis naik dan bila (-) maka arah garis turun.
10
Ibid., hlm.217.
11
X
: Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu. Secara teknis harga b merupakan tangent dari perhitungan
(perbandingan) antara panjang garis variable independen, setelah persamaan regresi ditemukan. α = (Σ Y)( Σ X2) – (Σ X).( Σ Y) n Σ X2 – (Σ X)2 dan untuk b adalah sebagai berikut: b = NΣXY – (ΣX).( ΣY) N ΣX2 – (ΣX)2 Keterangan : α, b
: Koefisien korelasi antara variable X dan variable yang diteliti
X
: Nilai variable bebeas (komunikasi guru dengan orang tua)
Y
: Nilai variable terikat (perilaku keagamaan siswa)
N
: Jumlah sample yang melakukan obyek penelitian
H. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan akan disampaikan guna mempermudah mencapai pemahaman yang sistematis dari skripsi ini, yaitu : Bagian awal skripsi yang terdiri dari; halaman judul, halaman pengesahan, surat persetujuan skripsi, surat pernyataan keaslian skripsi, halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar, abstrak. Bagian utama skripsi yaitu memuat :
12
Bab pertama meliputi; pendahuluan yang berisi kerangka dasar yang dijadikan landasan penulisan dan pembahasan skripsi ini, yaitu menguraikan; latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua berisi landasan teori yang meliputi; pembahasan mengenai pembahasan komunikasi antara orang tua dan guru dan perilaku keagamaan. Bab ketiga menjelaskan metodologi penelitian yang menyajikan tempat dan waktu penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, variable penelitian, instrument pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas instrument dan teknik analisis data. Bab keempat merupakan analisis data pengaruh komunikasi guru dan orang tua siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara tahun pelajaran 2014/2015. Bab kelimat merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil-hasil penelitian, saran-saran, dan kata penutup. Daftar pustaka yang memuat daftar rujukan yang digunakan dalam penelitian, baik berupa buku, jurnal, dan hasil karya ilmiah lainnya. Bagian akhir skripsi berisi lampiran-lampiran, seperti angket, lembar jawaban
angket,
pedoman
wawancara,
transkip
wawancara,
foto,
dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian.
13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Komunikasi Guru dengan Orang Tua Siswa 1. Pengertian Komunkasi Guru dengan Orang Tua Siswa Berdasarkan istilah, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti berpartisipasi, memberitahukan, menjadi milik bersama. Sehingga secara konseptual arti komunikasi itu sendiri sudah mengandung pengertian memberitahukan (dan menyebarkan) berita, pengetahuan, pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan maksud untuk mengunggah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama.11 Secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima.12 Proses komunikasi adalah proses pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran yang
11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta, Rajawali Press, 2014),
hlm. 8 12
Supratiknya, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi, (Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1995), hlm. 30
14
dimaksud merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul. Sedangkan perasaan yang dimaksud berupa keyakinan, kepastian, keraguraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.13 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian komunikasi guru dengan orang tua siswa adalah suatu proses penyampaian pesan, berita, informasi, atau opini antara guru dan orang tua siswa sebagai komunikator dan komunikan dengan suatu tujuan untuk membentu perilaku agama anak baik secara lisan maupun tulisan. 2. Tujuan Komunikasi Guru dengan Orang Tua Tujuan dasar dari komunikasi adalah perubahan sikap (attitude change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan perilaku (behavior change) dan perubahan sosial (social change).14 Secara terperinci komunikasi memiliki tujuan untuk mencapai pengertian bersama, kemudian mencapai persetujuan mengenai suatu pokok ataupun masalah yang merupakan kepentingan bersama.15 Proses komunikasi harus mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang terlibat. Kegiatan komunikasi tidak hanya
13
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2001), hlm. 11. 14
Ibid., hlm. 8.
15
Sardiman, op. cit., hlm. 8.
15
normatif tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.16 Sehingga dapat disimpulkan tujuan komunikasi guru dengan orang tua siswa adalah untuk mencapai pengertian bersama antara kedua belah pihak yang terlibat (guru dan orang tua siswa) yaitu membentuk perilaku agama siswa sesuai dengan norma-norma agama yang berlaku. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam pencapaian tujuan komunikasi antara guru dan orang tua siswa adalah sebagai berikut:17 a. Komunikator sebagai sumber dari pemberian informasi. Komunikator yang dimaksud dalam penelitian ini bisa saja guru ataupun orang tua siswa. b. Pesan merupakan berita, opini, informasi, gagasan yang disampaikan. Pesan pada penelitian ini adalah informasi mengenai perilaku siswa yang berhubungan dengan agama maupun pendidikan. c. Media sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media pada penelitian ini adalah buku harian siswa, raport, surat atau telepon. d. Komunikan adalah penerima dari pesan atau informasi. Penerima pesan adalah guru atau orang tua siswa karena adanya saling bertukar pesan. 16
Onong Uchjana Effendy, op. cit., hlm. 9
17
Ibid., hlm. 10
16
e. Efek adalah hasil dari pengaruh dari pencapaian dari penyampaian pesan. Efek ini dapat menunjukkan sejauhmana tujuan dari komunikasi tercapai.
3. Komunikasi yang Efektif Komunikasi dianggap efektif apabila penerima dapat mengartikan pesan yang dimaksud oleh pengirim. Namun seringkali penerima gagal mengartikan pesan karena beberapa kesalahpahaman yang terbentuk oleh beberapa faktor sebagai berikut:18 a. Sumber hambatan yang bersifat emosional, sosial atau kulutural. Misalnya, guru yang tidak suka pada salah satu siswa, sehingga apapun yang dikatakan siswa adalah negatif. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pembuatan laporan negatif pula kepada orang tua siswa. b. Memberikan penilaian dan menghakimi pengirim pesan. Hal tersebut mengarah pada sikap defensif, yaitu sikap menutup diri dan sangat berhati-hati dalam mengungkapkan pesan. c. Kesalahpahaman atau distorsi dalam komunikasi terjadi apabila tidak ada sikap saling percaya.
18
Supratiknya, op.cit., hlm. 34
17
Selain mengetahui faktor dari sumber kegagalan dalam komunikasi, komunikator juga perlu memenuhi beberapa syarat agar dapat mengirim pesan secara efektif sebagai berikut:19 Pertama, komunikator harus mengusahakan agar pesan-pesan yang dikirimkan mudah dipahami. Kedua, komunikator harus memiliki kredibilitas di mata komunikan. Kadar kepercayaan atau keterandalan komunikator dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:20 a. Sifat percaya komunikator sebagai sumber informasi. Sifat yang dapat diandalkan, diharapkan dan konsisten juga menguatkan kredibilitas komunikator sebagai pengirim pesan. b. Intensi, yaitu maksud atau motivasi baik dari komunikator atau pengirim pesan. c. Ungkapan sikap hangat dan bersahabat dari pengirim pesan. d. Predikat yang telah diberikan komunikan atau penerima pesan kedapa komunikator menyangkut sifatnya yang bisa dipercaya. e. Komunikator memiliki keahlian menyangkut pokok pesan atau informasi yang akan diberikan. f. Komunikator memiliki sifat dinamis yaitu proaktif, agrsif dan empatik.
19
Ibid., hlm. 35.
20
Ibid.
18
Ketiga, komunikator harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal mengenai pengaruh dari pesan yang dikirim. Keterampilan dalam mengirimkan pesan juga harus dimiliki oleh komunikator. Berikut adalah beberapa bentuk keterampilan dalam mengirimkan pesan: 21 a. Secara jelas komunikator harus mengakui pesan yang dikirimkan. Caranya adalah dengan menggunakan kata ganti orang pertama tunggal dalam pembicaraan. Seperti menguunakan kata “saya” atau “aku”. b. Membuat pesan dengan lengkap dan mudah dipahami. c. Pesan nonverbal harus sesuai dengan pesan verbal d. Redundansi, yaitu pesan diulang seperlunya. Menggunakan lebih dari satu media untuk mengirimkan pesan yang sama. e. Berusaha mendapatkan umpan balik berdasarkan cara pesan yang ditangkap oleh komunikan. f. Komunikator menyesuaikan cara penyampaian pesan dengan kerangka acuan, sudut pandang maupun kemampuan dan daya tangkap komunikan. g. Menunjukkan tingkah laku komunikasi tanpa memberikan penilaian maupun interpretasi.
B. Perilaku Keagamaan Siswa 21
Ibid., hlm. 36
19
1. Pengertian Perilaku Keagamaan Siswa Perilaku secara bahasa berarti perbuatan yang berdasar pendirian, pendapat atau keyakinan.22 Perilaku juga berarti tanggapan atau reaks individu terhadap rangsangan atau lingkungan.23 Menurut Sarlito Wiryawan memberikan batasan mengenai pengertian perilaku yaitu sebagai bentuk kesiapan pada sesorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.24 Sedangkan keagamaan berasal dari kata agama, yaitu suatu sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan kepercayaan itu. Istilah keagamaan dapat diartikan sebagai sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama.25 Menurut Djamaludin Ancok dan Fuad Ansori Suroso, bahwa perilaku keagamaan bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan ritual (beribadah), tetapi juga ketika seseorang melakukan aktivitas lain yang didorng oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan
22
Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm.
735 23
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 856 24
Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 94
25
Poerwodarminto, op. cit., hlm. 19
20
aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam diri seseorang.26 Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa perilaku kegamaan pada dasarnya tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan ritual (beribadah) tetapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan lahir. Sebagaimana yang dikutip oleh Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso yaitu menurut Glock Stark ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktek keagamaan (ideologis), dimensi penghayatan (experensial), dimensi pengetahuan agama (intelektual) dan dimensi pengamalan (konsekuesional).27 Oleh karena itu, perilaku keagamaan akan meliputi barbaga macam dimensi. Pertama, dimensi keyakinan, dimensi ini berisi pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut.28 Jadi keyakinan tersebut berpangkal di dalam hati. Adanya Tuhan wajib disembah akan menjadikan keyakinan yang mempengaruhi aktivitas yan dilakukan manusia, sehingga aktivitas yang dijalankan bernilai ibadah. 26
Djamaludin Ancok, Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 76. 27
Ibid., hlm. 77.
28
Ibid.
21
Kedua, dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianut.29 Praktek agama ini dibagi dalam dua kelas, yaitu: a. Ritual, mengacu pada seperangkat ritus. Tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan pemeluk melaksanakan. Sebagai contoh dalam agama islam adalah shalat di masjid, melaksanakan pengajian bulanan dan sebagainya. b. Ketaatan sebagai tindakan persembahan dan kontempelasi personal. Jadi ketaan yang dimaksud adalah wujud dari tindakan dari suatu keyakinan. Ketiga, dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dam memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapanpengharapan tertentu.30 Jadi dalam dimensi ini agama merupakan suatu pengalaman yang awalnya tidak dirasakan menjadi hal yang dapat dirasakan. Misalnya, orang yang sedang merasakan kesenangan duniawi lupa akan kehadiran Tuhan, namun ketika dilanda musibah akan membutuhkan kenyamanan kembali sehingga akan mengingat Tuhan. Keempat, dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang beragama paling tidak memiliki pengetahuan
29
Ibid.
30
Ibid.
22
mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.31 Seseorang yang memiliki pengetahuan agama lebih luas dan mendalam, maka akan semakin tinggi pula ketaatan dan kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah dibanding dengan orang yang memiliki pengetahuan agama yang sempit. Contohnya orang yang mempelajari perilaku baik sesuai ajaran agama, mengerti konsekuensi yang diperoleh jika melaksanakan, maka orang tersebut setidaknya akan dapat mengendalikan perilakunya jika tidak sesuai. Kelima, dimensi pengamalan atau konsekuensi komitmen. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, prektek, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.32 Jadi dalam dimensi ini adanya praktek-praktek pengamalan diwujudkan dengan keyakinan agamanya, baik yang berhubungan khusus maupun umum. Dalam agama islam sendiri, praktek tersebut tidak hanya dalam bentuk ritual namun juga aktivitas lainnya, seperti tahlil, ziarah dan sebagainya. Pembagian konsep lima dimensi tersebut memiliki kesesuaian dalam Islam. Dimensi keyakinan disejajarkan dengan akidah, sedangkan dimensi praktek disejajarkan dengan syariah dan konsekuensi disejajarkan dengan akhlak.
31
Ibid., hlm. 78
32
Ibid.
23
Dimensi keyakinan atau akidah Islam menunjuk pada tingkat keyakinan muslim terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik.33 Pada ajaran Islam, dimensi keyakinan atau keimanan menyangkut keyakinan atau keimanan kepada Allah, para malaikat, Nabi atau Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qada dan qadar. Dimensi peribadatan atau praktek agama atau syari’ah menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatankegiatan ritual sebagaimana diperintah dan dianjurkan oleh agamanya. 34 Dalam Islam dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, shadaqah dan sebagainya. Dimensi pengamalan atau akhlak menunjukkan pada beberapa tingkatan muslim berprilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamannya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain.35 Jadi dalam dimensi pengamalan atau akhlak menuntut seseorang untuk berperilaku baik pada lingkungannya. Hal ini menunjukkan perilaku seseorang, misalnya menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, tidak meminum minuman keras, mematuhi norma-norma Islam dalam perilaku seksual, berjuan untuk
33
Ibid., hlm. 81
34
Ibid., hlm. 82.
35
Ibid.
24
sukses menurut ukuran Islam. Sehingga dapat disimpulkan, perilaku keagamaan merupakan tingkah laku seseorang dalam masalah keagamaan yang menyangkut keyakinan, praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang terhadap agama.36 2. Bentuk-bentuk Perilaku Keagamaan Bentuk-bentuk perilaku keagamaan yang akan dijelaskan merupakan aspek-aspek ibadah. Pengertian ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah dengan taat melaksanakan segala perintah dan anjuranNya serta menjauhi laranganNya karena Allah semata. Ibadah terbagi menjadi dua, yaitu ibadah syakhsiyah dan ibadah ijtima’iyah. Ibadah sykhsiyah adalah bentuk ibadah yang bersifat vertikal atau langsung berhubungan dengan Allah (ibadah yang bermanfaat untuk pribadi), sedangkan ibadah ijtima’iyah adalah ibadah (perbuatan yang ditunjukkan karena Allah) yang berkaitan dengan masalah masyarakat sosial.37 a. Ibadah Syakhsiyah 1) Ibadah Shalat Shalat dalam bahasa arab berari doa.38 Kata shalat berasal dari kata shollah (koneksi atau interaksi). Artinya, seorang hamba
36
Ibid.
37
Sahal Mahfudz, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LkiS, 1994), hlm. 20
38
Sayyid Shaleh Al-Fajari, The Miracle of Shalat, (Depok: Gema Insani, 2007), hlm. 76
25
yang sedang shalat berarti sedang menjalin koneksi, interaksi ataupun hubungan dengan Tuhannya.39 Para fuqaha mendefinisikan bahwa shalat adalah suatu ibadah yang didalamnya terdapat rukuk dan sujud, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.40 Shalat dalam Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah lain karena shalat merupakan tiang agama. Diperjelas dengan sabda Rasulullah: “Shalat adalah tiang agama. Siapa saja yang mendirikannya berarti telah mendirikan agama dan siapapun yang yang merobohkannya berarti telah merobohkan agama. (HR alBaihaqi)41
Shalat adalah ibadah yang paling mulia, karena di dalamnya selain ada tasbih, tahmid dan takbir, juga mengandung khusyuk dan khudhu’ (rendah diri dihadapan Allah).42 Shalat merupakan ibadah wajib seperti yang tersirat dalam dalil dalam surat An Nisa ayat 103 berikut:
39
Ibid., hlm. 79
40
Ibid., hlm. 77
41
Ibid., hlm. 46
42
Ibid., hlm. 66.
26
(١٠٣ : )اﻟﻨﺴﺎء Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring, kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S. An Nisa: 103)43
Shalat merupakan ibadah rutin dan wajib menjalankan lima kali dalam sehari. Kewajiban tersebut memberikan efek kedisiplinan pada diri manusia. Begitu juga anjuran untuk melakukan shalat berjamah. Hal tersebut bermakna agar kita dapat bersosialisasi dengan masyarakat, karena selain harus memiliki hubungan baik dengan Allah, manusia juga harus memiliki hubungan yang baik dengan sesama makhluk Allah yang lain. Berdasarkan uraian-urainan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara shalat dengan perilaku keagamaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. 2) Ibadah Puasa 43
Bachtiar Surin, Terjemah dan tafsir Al-Qur’an, (Bandung: Fa. Sumatra, 1978), hlm.
136.
27
Kata puasa dalam bahasa arab adalah ash-Shiyam yang berarti imsak atau menahan diri. Dalam istilah syariat Islam puasa adalah suatu bentuk ibadah berupa menahan dari makan, minum, hubungan seks dan hal lain sejak terbitnya fajar dini hari sampai waktu maghrib dengan niat mencari ridha Allah.44 Puasa merupakan suatu amalan yang dapat memeperkuat jasmani dari beberapa gangguan penyakit. Berikut adalah ayat yang menerangkan kewajiban puasa yaitu pada surat Al-Baqarah ayat 183: (١٨٣ : )أﻟﺒﻘﺮة
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa, sebagaimana diwajibkan juga atas orang-orang sebelummu semoga kamu menjadi orang yang takwa. (Q.S. Al Baqarah: 183) 45
Puasa bertujuan menjadikan manusia yang takwa, sehingga akan didapat hikmah pula dari ibadah puasa baik dari segi kejiwaan (psikologi), segi jasmani (pisiologis) maupun kemasyarakatan (sosiologi). 44
Miftah Faridl, Puasa Ibadah Kaya Makna, (Jakarta: Gema Insani, 2007), hlm. 13
45
Ibid., hlm. 14
28
Berdasarkan psikologis, hikmah puasa yang terpenting adalah membentuk watak untuk patuh dan disiplin terhadap peraturan. Orang yang melakukan puasa akan berusaha untuk mengendalikan diri serta mematuhi peraturan untuk tidak makan, minum dan melakukan hubungan seks yang sah dalam jangka waktu tertentu.46 Ditinjau dar segi jasmani, puasa dapat memelihara dan menjaga kesehatan badan. Puasa mengendalikan porsi makan yang terlalu berlebihan. Para dokter menyatakan bahwa manusia akan mampu makan dengan rakus dan tanpa batas, oleh karena itu akan menjadikan penyakit berbahaya pada pencernaan. Rasulullah telah bersabda, “Perut adalah sarang penyakit dan diet adalah inti obat, maka berikanlah setiap badan apa fungsinya”. Sehingga dapat disimpulkan dengan berpuasa secara otomatis memelihara dan menjaga kesehatan.47 Hikmah puasa ditinjau dari segi kemasyarakatan, puasa dapat mengurangi bibit-bibit diskriminasi dalam pergaulan, mempertebal semangat persaudaraan dan memperkuat roh kesetiakawanan. Dengan institusi puasa, maka selama bulan Ramadhan orang kaya dan miskin memiliki kedudukan yang sama karena tidak makan dan minum pada siang hari. Hal tersebutlah yang akan mengurangi 46
Imam Musbikin, Rahasia Puasa bagi Kesehatan Fisik dan Psikis (Terapi Religius), (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007), hlm. 207 47
Ibid., hlm. 208
29
diskriminasi. Makna lain adalah orang kaya akan merasakan pula kelaparan yang sering dirasakan oleh saudara-saudaranya yang kekurangan sehingga akan terbentuklah sikap penyantun dan belas kasihan yang memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas.48 b. Ibadah Ijtima’iyah 1) Shadaqah Shadaqah adalah infak yang menghasilkan pahala. Secara garis besar sedekah memiliki dua tujuan yaitu pertama, membantu kekurangan dan kebutuhan umat Islam, kedua adalah membantu dan menegakkan ajaran Islam .49 Shadaqah merupakan ibadah yang dianjurkan oleh Allah seperti yang tersirat pada surat Al-Baqarah ayat 280 sebagai berikut: (٢٨٠ : )أﻟﺒﻘﺮة Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran.Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Q.S. Al Baqarah: 280)50
48
Ibid., hlm. 209
49
Faishal Ali Al-Bu’dani, Berkah Karena Sedekah, (Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 6
50
Bachtiar Surin, Terjemah dan tafsir Al-Qur’an, (Bandung: Fa. Sumatra, 1978), hlm. 72
30
2) Aspek Sosial Aspek sosial adalah perbuatan manusia yang ditunjukkan hanya karena masalah sosial masyarakat dengan mengharapkan pahala Allah. Pada aspek sosial individu berperilaku selayaknya manusia yang membutuhkan orang lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Keagamaan Pembentukan perilaku kegamaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, namun selalu berlangsng melalui interaksi menusia dan berkenaan dengan obyek tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Jalaludin bahwa perilaku keagamaan terbentuk dari dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Berikut uraian dari kedua faktor tersebut: a.
Faktor Intern
Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Beberapa faktor intern yang mempengaruhi perilaku agama adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh Emosi Masa remaja adalah masalah bergejolaknya bermacam perasaan yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.51 Tidak ada satu sikap atau tindak agama seseorang yang dapat 51
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 77
31
dipahami tanpa menggunakan emosinya. Jadi jika seseorang sedang mengalami ketidakstabilan dalam mengendalikan emosi, maka perasaannya tidak tentram, keyakinannya terlihat maju mundur, pandangan terhadap Tuhan juga akan berubah sesuai dengan emosinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa emosi dapat menentukan arah dimana tingkah laku individu sangat berpengaruh dalam setiap situasi kehidupan. 2) Minat Minat adalah perasaan seseorang bahwa apa yang dipelajari atau apa yang dilakukan bermakna bagi dirinya.52 Minat pada agama akan tampak dalam ketertarikannya mengikuti berbagai aktivitas keagamaan karena dianggap memiliki makna untuk diri siswa. Contohnya adalah diskusi mengenai mengenai hal-hal yang menyangkut keagamaan, mengikuti pengajian, membaca buku kegamaan dan sebagainya. Ketertarikan dalam mendalami agama dengan senang akan membuat sesorang juga mengikuti ajaranajaran agamanya dengan senang dan ikhlas. b.
Faktor Ekstern
Faktor eksternal adalah hal-hal atau keadaan yang di luar diri individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah perilaku. Dalam hal
52
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987), hlm. 185
32
ini, pembentukan perilaku dapat terjadi melalui hasil belajar dari interaksi dan pengalaman, yang ditempuh melalui hal berikut:
1. Interaksi Interaksi adalah hubungan timbal balik antara orang perorangan, antara kelompok dengan kelompok atau antara orang perorangan dengan kelompok.53 Apabila dua orang bertemu, berinteraksi, maka akan terjadi saling pengaruh mempengaruhi baik dalam sikap atau perilaku baik yang berhubungan dengan kehidupan sosial maupun keagamaan. 2. Pengalaman Pengalaman pribadi, maksudnya pengalaman tersebut adalah semua pengalaman yang dilalui, baik pengalaman yang didapat melalui pendengaran, penglihatan, maupun perlakuan yang diterima sejak lahir dan sebagainya.54 Oleh karena itu pembentukan perilaku keagamaan hendaknya sejak dalam kandungan. Hal ini karena semakin banyak unsur-unsur agama dalam diri seseorang maka sikap, tindakan, tingkah laku dan cara seseorang menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama
53
Soerjono Soekanto, Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2002), hlm. 67 54
Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Moral, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 120.
33
C. Pengaruh Komunikasi antara Guru dengan Orang Tua terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Manusia sebagai makhluk yang hidup sosial perlu memiliki pendidikan dasar, salah satu pendidikan dasar yang perlu ditanamkan pada siswa adalah pendidikan agama. Pendidikan dasar mengenai agama akan membentuk perilaku agama seseorang. pembentukan perilaku keagamaan sendiri memiliki tujuan agar anak selalu bersikap sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada masyarakat. 55 Orang tua memiliki peran penting sebagai teladan sekaligus menjadi pemerhati anak dalam berperilaku selama di lingkungan rumah, sedangkan guru menjadi pengganti orang tua menjadi teladan dan pemerhati selama dalam lingkungan sekolah. Proses pembentukan perilaku tersebut juga harus diperhatikan agar tetap sesuai dengan norma-norma agama yang berlaku. Hubungan antara guru dengan orang tua harus terjalin dengan baik dengan menggunakan komunikasi, sehingga siswa selalu dalam pantauan orang tua dan guru. Komunikasi yang dimaksud adalah pertukaran informasi antara guru dan orang tua mengenai keseharian perkembangan siswa. Mengingat usia siswa yang masuk ke dalam usia kegoncangan sehingga mudah sekali terpengaruh dengan hal-hal negatif.
55
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm.10
34
Menurut Ahmad Baedowi, hasil survey menyatakan bahwa rata-rata kunjungan orang tua ke sekolah hanya sekitas dua kali yaitu saat pembagian raport. Komunikasi yang terjalinpun hanya seadanya karena kebutuhan orang tua ke sekolah juga sederhana, sebatas mengambil nilai raport.56 Komunikasi dengan orang tua merupakan salah satu tanggung jawab guru walaupun guru dapat memberikan pengaruh langsung kepada siswa. Hal tersebut karena siswa pada akhirnya juga akan kembali kepada orang tua. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dapat dikatakan bahwa komunikasi yang terjalin antara guru dan orang tua dalam memberikan informasi mengenai perkembangan siswa akan mempengaruhi perilaku keagamaan siswa sehingga harapan orang tua agar anaknya memiliki perilaku keagamaan yang baik akan tercapai.
56
Jemi Karter, Huber Yaspin Tandi, Yusdin Gagaramusu, Hubungan Komunikasi Orang Tua dan Guru dengan Prestasi Belajar Siswa SDN Inpres 2 Lolu, (Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako)
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian adalah MTS Miftahul Ulum Pakis Aji Jepara yang berlokasi di Jalan Masjid Jami’ No. 1 Perempatan Tanjung RT 22/03 Pakis Aji Jepara dan daerah Tanjung sesuai tempat tinggal orang tua siswa . Pelaksanaan dimulai bulan Maret sampai dengan April 2015. B. Desain Penelitian Jenis Penelitian
: Korelasional, yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari hubungan antara atau pengaruh dari dua variabel atau lebih. Penelitian ini ditetapkan menggunakan dua variabel.
Subyek Penelitian
: Orang tua siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung
Pakis
Aji
Jepara
Tahun
Pelajaran
2014/2015. C. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan 36
masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.57 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang tua dan seluruh siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 23 orang. 2. Sample Sample merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.58 Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.59 Sample yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 23 orang tua siswa. D. Variabel Penelitian dan Indikator Variabel
adalah
gejala
yang
dipersoalkan.
Gejala
bersifat
membedakan satu unsur populasi dengan unsur yang lain. Oleh karena itu variabel bersifat membedakan maka variabel harus mempunyai nilai yang
57
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 74 58
Ibid.
59
Ibid., hlm. 75
37
bervariasi.60 Penelitian ini menggunakan dua variabel dan indikator yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Variable bebas (independent) dalam penelitian ini adalah pengaruh komunikasi antara guru dan orang tua sebagai variable X dengan indikator: a. Guru dan orang tua siswa saling mengenal, minimal mengetahui nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi. b. Guru dan orang tua siswa setidaknya bertemu langsung minimal tiga kali dalam satu semester. c. Guru dan orang tua berkomunikasi melalui media apapun setidaknya satu kali dalam satu bulan. d. Guru dan orang tua siswa setidaknya memberikan informasi rutin mengenai perkembangan siswa minimal satu kali dalam satu bulan sebagai bahan evaluasi. 2. Variable terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah perilaku keagamaan siswa kelas VIII sebagai variable Y dengan indikator: a. Melakukan sholat fardhu lima waktu b. Melaksanakan puasa wajib bulan Ramadhan dan puasa sunnah. c. Membaca Al-Qur’an. d. Memiliki akhlak yang baik terhadap orang tua dan guru. e. Memiliki akhlak yang baik terhadap sesama teman dan sosial. f. Memiliki akhlak yang baik terhadap lingkungan dan alam sekitar. 60
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 85
38
E. Instrument Pengumpulan Data Instrumen
atau
alat
pengumpulan
data
pada
penelitian
ini
menggunakan angket, dokumentasi dan wawancara yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Metode Angket Instrumen untuk metode angket adalah blangko angket. Angket diberikan kepada orang tua dan siswa berupa daftar pertanyaan untuk diisi atau dijawab sesuai yang dialami guna mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Penggunaan angket pada penelitian ini adalah untuk mengungkap seberapa besar pengaruh komunikasi antara orang tua siswa dan guru terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Angket terdiri dari dua variabel, yaitu variabel X yang menjelaskan mengenai komunikasi antara orang tua siswa dan guru. variabel Y yang akan menjelaskan mengenai perilaku kegamaan siswa kelas VIII. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dibuat kisi-kisi instrument sebagai berikut:
39
Tabel. 1 Kisi-kisi Instrument Angket No.
Variabel
No. Item
1.
Komunikasi antara orang tua siswa dan guru
No. 1-20
2.
Perilaku keagman siswa
No. 1-20
Pemberian skor dalam setiap angket adalah sebagai berikut: a.
Pilihan jawaban a diberi skor 4
b.
Pilihan jawaban b diberi skor 3
c.
Pilihan jawaban c diberi skor 2
d.
Pilihan jawaban d diberi skor 1
2. Metode Wawancara Instrument untuk metode wawancara adalah dengan menggunakan lembar daftar wawancara dan alat perekam. Subyek dari wawancara adalah guru atau wali kelas. Data yang diperoleh dengan metode ini adalah komunikasi yang dilakukan guru kepada orang tua siswa. 3. Metode Dokumentasi Instrumen untuk metode dokumentasi adalah arsip, buku-buku, catatan harian, laporan dan sebagainya. Melalui metode ini data yang diperoleh adalah data siswa dan orang tua siswa. 40
F. Teknik Analisa Data Tekinik analisadata digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi antara guru dan orang tua siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Mitahul Ulum Pakis Aji Jepara tahun pelajaran 2014/2015. Peneliti mengadakan analisis data dengan menggunakan analisis statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Analisis Pendahuluan Tahap ini merupakan tahap mengelompokkan data kemudian memasukkan ke dalam tabel dsitribusi frekuensi secara sederhana untuk setiap variabel yang ada dalam penelitian. Pengolahan angket akan dilakukan melalui perskoran pada tiap item dari angket responden dengan menggunakan standar sebagai berikut: a.
Untuk pilihan jawaban a dengan skor nilai 4.
b.
Untuk pilihan jawaban b dengan skor nilai 3.
c.
Untuk pilihan jawaban c dengan skor nilai 2.
d.
Untuk pilihan jawaban d dengan skor nilai 1.
2. Analisis uji Hipotesis Analisis merupakan jenis analisis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti. Teknik selanjutnya yaitu dengan menggunakan rumus statistik korelasi product moment untuk mengetahui tingkat korelasi antar variabel. Berikut adalah rumus statistik korelasi product moment: 41
N∑XY – (∑X) (∑Y) rxy = ________________________ 61 {N∑X2 - (∑X)2} {N∑Y2 - (∑Y)2} Keterangan : rxy
: koefisien korelasi variabel X dan variabel Y
∑X
: jumlah skor dalam sebaran X
∑Y
: jumlah skor dalam sebaran Y
∑XY
: jumlah hasil kali skor X dengan skor Y yang berpasangan
∑X2
: jumlah skor yang dikuadratkan dengan sebaran X
∑Y2
: jumlah skor yang dikuadratkan dengan sebaran Y
3. Analisis Lanjut Analisis lanjut adalah jawaban atas benar tidaknya hipotesis yang diajukan. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuktian mengenai hubungan antara variabel X dan variabel Y yang diinterpretasikan dengan dengan nilai r. Indeks r hasil perhitungan tersebut diinterpretasikan dengan mengkonfirmasikan dengan r tabel dalam tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebagai berikut: a.
Bila r dihitung lebih besar dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang signifikan.
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 317
42
b.
Bila r dihitung lebih kecil darpada r tabel maka hubungan variabel bebas dan variabel terikat tidak signifikan dan terjadi secara kebetulan. Sehingga dari dua pembuktian tersebut dapat dibaca dan dipahami
apakah terdapat pengaruh atau tidak, serta bagaimana pengaruhnya.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti menyajikan hasil penelitian dan menganalisa untuk mengetahui sejauhmana pengaruh komunikasi antara guru dan orang tuas siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Analisis yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan analisis data kuantitatif. A. Deskripsi Data Data yang telah terkumpul kemudian akan disajikan dengan mencari nilai dari angket komunikasi guru dan orang tua siswa terhadap perilaku keagamaan siswa yang telah disebarkan pada 23 orang tua dan siswa berdasarkan skor yang telah ditentukan. 1. Data Nilai Angket tentang Komunikasi Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Pengumpulan data mengenai Komunikasi Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII MTS Miftahul diperoleh dengan menggunakan teknik menyebarkan angket kepada 24 orang tua siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara yang berisi 20 butir pertanyaan Pada bagian ini laporan data khusus mengenai variabel yang diteliti yaitu Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa. Pengumpulan data 44
diperoleh dar hasil penyebaran angket yang berisi pertanyaan dengan jumlah masing-masing 20 item. Pertanyaan tersebut terdiri dari empat alternatif jawaban yang mempunyai bobot nilai tersendiri, yaitu: a. Alternatif jawaban a mendapat nilai 4 b. Alternatif jawaban b mendapat nilai 3 c. Alternatif jawaban c mendapat nilai 2 d. Alternatif jawaban d mendapat nilai 1 Untuk mengetahui seberapa besar Komunikasi antara Guru dan Orang TuaSiswa kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat diketahui berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada orang tua siswa yang menjadi responden. Setelah diketahui nilai kualitas tersebut, kemudian diubah menjadi nilai kuantitas yang berskala 1 sampai dengan 4 dengan rincian sebagai berikut: Tabel II Nilai Kuantitatif No
Pilihan Jawaban
Nilai Kualitas
Nilai Kuantitas
1
A
Baik Sekali
4
2
B
Baik
3
3
C
Cukup
2
4
D
Kurang
1
Berikut adalah tabel pemberian skor angket untuk masing-masing responden yang disajikan lebih jelas: 45
Tabel III Hasil Nilai Angket Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. JAWABAN
NO.
NILAI
JML
RES
A
B
C
D
4
3
2
1
1
9
2
4
5
36
6
8
5
55
2
10
1
3
6
40
3
6
6
55
3
10
2
4
4
40
6
8
4
58
4
10
3
1
6
40
9
2
6
57
5
9
2
4
5
36
6
8
5
55
6
9
2
0
9
36
6
0
9
51
7
9
2
0
9
36
6
0
9
51
8
10
1
1
8
40
3
2
8
53
9
9
2
0
9
36
6
0
9
51
10
8
2
2
8
32
6
4
8
50
11
8
2
0
10
32
6
0
10
48
12
8
1
6
5
32
3
12
5
52
13
8
3
4
5
32
9
8
5
54
14
9
1
4
6
36
3
8
6
53
15
10
1
0
9
40
3
0
9
52
46
16
9
2
0
9
36
6
0
9
51
17
9
2
0
9
36
6
0
9
51
18
9
0
4
7
36
0
8
7
51
19
9
1
3
7
36
3
6
7
52
20
7
3
3
7
28
9
6
7
50
21
9
2
1
8
36
6
2
8
52
22
10
1
1
8
40
3
2
8
53
23
9
2
2
7
36
6
4
7
53
Setelah pemberian skor angket pada masing-masing responden, langkah selanjutnya adalah analisis dengan menggunakan statistik deskriptif dari tabel tersebut. Sehingga dilakukan pembuatan tabel ke dalam distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel IV Distribusi Frekuensi mengenai Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. No.
X
F
Fx
1
48
1
48
2
50
2
100
3
51
6
306
4
52
4
208 47
5
53
4
212
6
54
1
54
7
55
3
165
8
57
1
57
9
58
1
58
23
1208
JUMLAH
Berdasarkan tabel tersebut maka akan dicari nilai rata-rata adalah dengan menggunakan rumus : Mx =
∑Fx N Keterangan: Mx
: Nilai rata-rata
∑Fx
: Jumlah nilai x
N
: Jumlah Responden
Selanjutnya diterapkan rumus rumus tersebut sesuai dengan hasil data yang telah tersedia. Dari data tersebut dapat dilihat: ∑Fx
= 1208
N
= 23
Jadi, Mx = ∑Fx N = 1208 23 = 52,52 48
Hasil mean tersebut merupakan perhitungan dari hasil angket komunikasi antara guru dan orang tua siswa yaitu 52,52. Hal tersebut sesuai dengan hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS sebagai berikut:
Descriptives Statistic komunikasi guru orangtua
Mean
52.52
95% Confidence Interval for Lower Mean
Std. Error
Bound Upper Bound
51.51
53.53
5% Trimmed Mean
52.46
Median
52.00
Variance
5.443
Std. Deviation
2.333
Minimum
48
Maximum
58
Range
10
Interquartile Range
.486
3
Skewness
.617
.481
Kurtosis
.480
.935
49
Setelah diketahui nilai rata-rata Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu 52,52 maka langkah selanjutnya adalah menafsirkan nilai komunikasi antara guru dan orang tua siswa dalam interval kategori baik sekali, baik, cukup atau kurang, yaitu dijelaskan dengan tabel berikut:
50
Tabel V Interval Nilai Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Nilai Komunikasi
Kualifikasi
Nilai 60 – 63
Baik Sekali
Nilai 56 – 59
Baik
Nilai 52 – 55
Cukup
Nilai 48 – 51
Kurang
Berdasarkan tabel interval nilai tersebut dapat dilihat nilai rata-rata atau mean dari Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan angka 52,52 berada pada interval kategori nilai 52 – 55. Sehingga dapat dikatakan Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah cukup. 2.
Data Angket Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Data mengenai Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 51
didapatkan dengan menggunakan angket yang disebar kepada 23 siswa dengan 20 item pertanyaan dan 4 alternatif jawaban seperti yang tertera pada tabel II. Berikut adalah tabel pemberian skor angket untuk masingmasing responden yang disajikan lebih jelas: Tabel VI Hasil Nilai Angket Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. NO. RE S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
JAWABAN
NILAI
A
B
C
D
4
3
2
1
15 12 15 14 13 14 15 13 12 14 15 15 15 13 15 16 15 13 13 13 15 15 13
3 5 4 3 5 4 5 5 6 4 3 3 3 5 3 2 3 5 5 4 3 3 5
2 2 1 3 2 2 0 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 48 60 56 52 56 60 52 48 56 60 60 60 52 60 64 60 52 52 52 60 60 52
9 15 12 9 15 12 15 15 18 12 9 9 9 15 9 6 9 15 15 12 9 9 15
4 4 2 6 4 4 0 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JML 73 68 74 71 71 72 75 71 70 74 73 73 73 71 73 74 73 71 71 70 73 73 71
52
Setelah didapatkan nilai kuatitatif maka dilakukan distribusi frekuensi yang secara rinci dijelaskan pada tabel berikut: Tabel VII Distribusi Frekuensi Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. No. 1 2 3 4 5 6 7
Y 68 70 71 72 73 74 75 JUMLAH
F 1 2 7 1 8 3 1 23
Fy 68 140 497 72 584 222 75 1658
Berdasarkan tabel tersebut maka akan dicari nilai rata-rata adalah dengan menggunakan rumus : My =
∑Fy N Keterangan: Mx
: Nilai rata-rata
∑Fx
: Jumlah nilai y
N
: Jumlah Responden
Selanjutnya diterapkan rumus rumus tersebut sesuai dengan hasil data yang telah tersedia. Dari data tersebut dapat dilihat: ∑Fy
= 1658
N
= 23
53
Jadi, My
= ∑Fy N = 1658 23 = 72,09
Setelah diketahui nilai rata-rata Perilaku Keagamaan Siswa kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu 72,09 maka langkah selanjutnya adalah membuat rentang dengan rumus sebagai berikut:
Descriptives Statistic perilaku keagamaan
Std. Error
Mean
72.09
95% Confidence Interval for Lower Bound
71.37
Mean
Upper Bound
72.80
5% Trimmed Mean
72.14
Median
73.00
Variance
2.719
Std. Deviation
1.649
Minimum
68
Maximum
75
Range
7
Interquartile Range
2
Skewness Kurtosis
.344
-.484
.481
.133
.935
54
Setelah diketahui nilai rata-rata Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu 72,09 maka langkah selanjutnya adalah menafsirkan nilai komunikasi antara guru dan orang tua siswa dalam interval kategori baik sekali, baik, cukup atau kurang, yaitu dijelaskan dengan tabel berikut:
55
Tabel VIII Interval Nilai Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 Nilai Perilaku Keagamaan Siswa
Kualifikasi
Nilai 74 - 75
Baik Sekali
Nilai 72 – 73
Baik
Nilai 70 – 71
Cukup
Nilai 68 - 69
Kurang
Berdasarkan tabel interval nilai tersebut dapat dilihat nilai rata-rata atau mean dari Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan angka 72,09 berada pada interval kategori nilai 72 - 73. Sehingga dapat dikatakan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah baik.
B. Pengujian Hipotesis Analisis ini dimaksudkan untuk memasukkan data yang telah masuk dan terkumpul dari nilai-nilai variabel Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa dengan Perilaku Keagamaan Siswa MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, kemudian diolah dengan menggunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
56
Untuk mengoperasikan rumus tersebut, maka terlebih dahulu membuat tabel kerja korelasi product moment sebagai berikut: Tabel IX Tabel Kerja Pengaruh Komunikasi antara Guru dengan Orang Tua Siswa terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 TOTAL
x 55 55 58 57 55 51 51 53 51 50 48 52 54 53 52 51 51 51 52 50 52 53 53 1208
y 73 68 74 71 71 72 75 71 70 74 73 73 73 71 73 74 73 71 71 70 73 73 71 1658
x2 3025 3025 3364 3249 3025 2601 2601 2809 2601 2500 2304 2704 2916 2809 2704 2601 2601 2601 2704 2500 2704 2809 2809 63566
y2 5329 4624 5476 5041 5041 5184 5625 5041 4900 5476 5329 5329 5329 5041 5329 5476 5329 5041 5041 4900 5329 5329 5041 119580
xy 4015 3740 4292 4047 3905 3672 3825 3763 3570 3700 3504 3796 3942 3763 3796 3774 3723 3621 3692 3500 3796 3869 3763 87068
57
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui data sebagai berikut: ∑x
= 1208
∑x2
= 63566
∑y
= 1658
∑y2
= 119580
∑N
= 23
∑xy
= 87068
Sehingga dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu memasukkan hasil dari tabel tersebut ke dalam rumus korelasi product moment sebaai berikut: rxy =
N∑xy – (∑x) (∑y) ________________________ 62 √{N∑x2 - (∑x)2} {N∑y2 - (∑y)2}
rxy =
(23.87068) – (1208.1658) ______________________ __ 2 2 √{23.63566 - (1208) } {23.119580 - (1658) }
rxy =
2002564 – (2002864) ________________________ √ {1462018 – (1459264)} {2750340 – (2748964)}
rxy =
-300 ________ √2754.1376
rxy =
-300 ___ __ √3789504
rxy = rxy =
-300 1946,7 -0,154
Jadi, nilai koefisien korelasi xy adalah -0,154
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 317
58
Hasil perhitungan korelasi product moment tersebut juga sesuai dengan hasil perhitungan SPSS sebagai berikut:
Correlations
komunikasi
komunikasi guru
perilaku
ortu
keagamaan
Pearson Correlation
1
-.154
guru ortu Sig. (2-tailed) N perilaku
Pearson Correlation
.483 23
23
-.154
1
keagamaan Sig. (2-tailed) N
.483 23
23
Berdasarkan hasil korelasi tersebut kemudian akan dianalisis dengan nilai koefisien korelasi product moment pada tabel dengan nilai N = 23, baik dengan pengujian 5% maupun 1%.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara komunikasi guru dan orang tua siswa sebagai variabel x dan perilaku keagamaan siswa kelas VIII sebagai variabel y. Kedua variabel tersebut diteliti dengan menggunakan angket yang terdiri dari 20 item. 59
Berdasarkan data yang telah dianalisis dan hipotesis yang diajukan yaitu “apakah ada pengaruh antara komunikasi antara guru dan orang tua siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” membuktikan bahwa dengan hasil nilai korelasi product moment 0,154 adalah sangat rendah atau tidak ada korelasi. Sehingga hipotesis tidak terbukti atau tidak diterima.
60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah menganalisis data yang diperoleh berdasarkan penelitian mengenai pengaruh komunikasi antara guru dan orang tua siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Mambaul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara tahun pelajaran 2013/2014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan angka 52,52 berada pada interval kategori nilai 52 – 55. Sehingga dapat dikatakan Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah cukup. 2. Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan angka 72,09 berada pada interval kategori nilai 72 - 73. Sehingga dapat dikatakan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas VIII di MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah baik. 3. Pengaruh Komunikasi antara Guru dan Orang Tua Siswa terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VIII MTS Miftahul Ulum Tanjung Pakis Aji 61
Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah dibuktikan melalui uji hipotesis menunjukkan tidak adanya signifikansi, baik 5% maupun 1%. Hasil nilai korelasi product moment 0,154 adalah sangat rendah atau tidak ada korelasi. Sehingga hipotesis tidak terbukti atau tidak diterima. B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru dan orang tua siswa diharapkan dapat meningkatkan intensitas komunikasi dengan mencari dan menggali cara melalui berbagai media agar tujuan pembentukan perilaku keagamaan siswa berjalan dengan baik. 2. Bagi pemeliti selanjutnya, ada baiknya memperkaya aspek-aspek yang lain agar hasil yang didapat lebih banyak, karena penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. C. Penutup Puji dan syukur penulis panjatkan atas karunia dan hidayah Allah sebagai tempat berlindung, memohon, meminta dan berdoa sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mmengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini
62
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bu’dani, Faishal Ali, Berkah Karena Sedekah, Jakarta: Gema Insani, 2011.
Al-Fajari, Sayyid Shaleh The Miracle of Shalat, Depok: Gema Insani, 2007
Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Aziz Ahyadi, Abdul, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, Jakarta: Sinar Baru, 1988.
Azwar, Syaifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
Darajat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1970.
Darajat, Zakiah, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Moral, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.
64
Effendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2001.
Faridl, Miftah, Puasa Ibadah Kaya Makna, Jakarta: Gema Insani, 2007.
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987.
Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga, 1980.
Jemi Karter, Huber Yaspin Tandi, Yusdin Gagaramusu, Hubungan Komunikasi Orang Tua dan Guru dengan Prestasi Belajar Siswa SDN Inpres 2 Lolu, (Diterbitkan online Ihttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE PGSD, FKIP, Universitas Tadulako)
Mahfudz, Sahal, Nuansa Fiqih Sosial, Yogyakarta: LkiS, 1994. Martono, Nanang , Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya, 2012.
Mulyana, Dedy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2004.
Musbikin, Imam, Rahasia Puasa bagi Kesehatan Fisik dan Psikis (Terapi Religius), Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007.
Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999 65
. Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Sardiiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2002.
Supratiknya, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1995.
Surin, Bachtiar, Terjemah dan tafsir Al-Qur’an, Bandung: Fa. Sumatra, 1978.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Walgito, Bimo Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Yasbid UGM, 1983.
Wirawan, Sarlito , Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.
66