FENOMENA JILBAB FUNKY (SEBUAH KAJIAN TERHADAP PENGGUNAAN JILBAB FUNKY DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNISNU JEPARA) Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Program Sarjana Strata 1 (S1) Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
OLEH : ANI ROHMAH 131310000252/211023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA 2015
i
NOTA PEMBIMBING Lampiran
:-
Jepara, 10 Agustus 2015
Hal
: Naskah Skripsi
Kepada Yth.
An. Sdri. Ani Rohmah
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara
Assalamualaikum Wr. Wb Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah skripsi saudari: Nama
: Ani Rohmah
NIM
: 131310000252/211023
Fakultas
: Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Prodi PAI
Judul
: Fenomena Jilbab Funky (Sebuah Kajian Terhadap Penggunaan Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara).
Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat di munaqosahkan. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb Pembimbing
Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag.
ii
MOTTO
QS. AN-NUR [24]: 31
َﺼﺎ ِرِﻫ ﱠﻦ َوﻳَﺤﻔَﻈ َﻦ ﻓُـﺮُو َﺟ ُﻬ ﱠﻦ َوﻻَ ﻳُﺒ ِﺪ ﻳ َﻦ زِﻳﻨَﺘَـ ُﻬ ﱠﻦ إِﻻ َ َﺎت ﻳَﻐﻀُﻀ َﻦ ﻣِﻦ أَﺑ ِ َو ﻗُﻞِ ﻟﻠ ُﻤﺆ ِﻣﻨ ﻣَﺎ ﻇَ َﻬ َﺮ ﻣِﻨﻬَﺎ وَﻟﻴَﻀﺮِﺑ َﻦ ﺑِ ُﺨ ُﻤ ِﺮِﻫ ﱠﻦ َﻋﻠَﻲ ُﺟﻴُﻮﺑِ ِﻬ ﱠﻦ Katakanlah kepada perempuan yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) tampak daripadanya.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung hingga batas dadanya.”
Karena muslimah sudah cantik Sejak ia bersyahadat Dan hijab menandakan keindahan Yang tak bisa diperlihatkan aurat
iii
PERSEMBAHAN
Karya skripsi yang sederhana ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan ibuku tercinta dengan doa yang senantiasa mengiringi langkahku. Semoga Allah SWT selalu menyayangi dan melindungi kedua orangtuaku. 2. Kedua saudara kandungku yang aku sayangi yang selalu mendukung saya. 3. Orang terdekat, sahabat-sahabat yang selalu menghibur, aku bangga pada kalian. 4. Teman seperjuangan terutama Tarbiyah A1 yang selalu memberi dorongan dan semangat untuk terus memperjuangkan toga bersama-sama.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Ilahi Robbi, yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat segera terselesaikan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada tauladan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga serta semua pengikutnya yang taat menjalankan ajarannya. Dengan berbekal ketekunan dan kemampuan serta kesabaran yang tinggi serta pertolongan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
mustahil terselesaikan tanpa
pertolongan Allah yang disemaikan melalui makhluk-Nya. Oleh karena itu, dengan tulus penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. KH. Muhtarom HM, selaku Rektor UNISNU Jepara. 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 3. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag selaku pembimbing yang dengan sangat sabar mencurahkan segenap pikiran dan tenaganya dalam membimbing penulis. 4. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang selalu memberikan pengetahuan-pengetahuan yang inovasi. 5. Semua mahasiswa UNISNU Jepara khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah berkenan memberikan pikirannya untuk penulis wawancarai.
v
6. Untuk kedua orang tuaku tersayang, yang telah merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang dan ketabahan, memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya baik moral maupun materiil dan juga memberikan dorongan serta selalu mendoakan penulis dalam menempuh hidup ini. 7. Untuk teman terdekatku yang selalu meluangkan waktunya, memberikan motivasi, memberi dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 8. Untuk teman-teman organisasiku, BEM Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan periode 2013-2014, PMII Rayon Tarbiyah periode 2013-2014, ORSHA (Organisasi Bahasa), Riyan Yahya, Sunani, Ninim, Indah, Menik, Rifa, dan semua teman-teman yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu terima kasih kalian, tanpa kalian dan organisasi kita, saya tidak akan berproses dengan baik sampai detik ini. 9. Kepada teman-teman seperjuangan khususnya kelas A.I angkatan 2011 yang penulis banggakan. Semoga amal kebaikan dan budi pekerti mereka selalu mendapatkan ridho dan rahmat
dari Allah SWT. Seiring do’a dan ucapan terima kasih penulis
mengharapkan tegur sapa, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
vi
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang budiman.Amin ya Robbal alamin.
Jepara, 10 Agustus 2015 Penulis
Ani Rohmah NIM 131310000252
ABSTRAK
vii
Ani Rohmah (NIM: 131310000252). “Fenomena Jilbab Funky (Sebuah Kajian Terhadap Penggunaa Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara)”. Skripsi Jepara : program strata I (SI) fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara 2015. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : (1) Bagaimana Fenomena Penggunaan Jilbab Funky di kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. (2) Apa yang memotivasi/mendorong mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara menggunakan Jilbab Funky. (3) Bagaiman etika berjilbab yang benar sebagai seorang mahasiswa Islam. Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Fenomena Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara dapat penulis simpulkan sebagai suatu gejala yang timbul akibat adanya tren model berjilbab yang semakin hari semakin tidak bisa dibendung lagi keberadaannya. Semua mahasiswi suka memakai jilbab funky. Tidak peduli dia mahasiswa baru atau lama semua ikut meramaikan fenomena tersebut. Mahasiswa cenderung mengikuti trend dan ikut-ikutan meniru gaya teman-temannya. Jika tidak mengikuti tren mereka dibilang kuno dan ketinggalan zaman. Kita sudah mengetahui dan paham bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara. Kehidupan yang kekal nantinya ada di akhirat. Jika kita hidup ingin bahagia dunia dan akhirat hendaklah kita mematuhi perintah Allah SWT memakai jilbab sesuai dengan ketentuan yang telah disyariatkan oleh Islam. Kita memang diperbolehkan memakai jilbab funky tetapi jangan sampai menghilangkan hakikat sesungguhnya memakai jilbab. Keberadaan jilbab funky sudah sejak lama ada di sekitar kita, sebagai mahasiswa Islam yang tentu kita sudah tahu bagaimana cara menggunakan jilbab yang benar. 2. Motivasi mahasiswa memakai jilbab banyak disebabkan karena faktor dari orangtua, sekolah, bekerja dan sebagainya. Namun, ketika mahasiswa disuruh untuk memilih jilbab mana yang akan kamu pakai saat pergi kuliah, mereka semua akan kompak menjawab dengan jilbab funky. Penggunaan Jilbab Funky yang Modern dan Jilbab yang Syar’i di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Jilbab funky yang hanya memamerkan gaya, mempercantik diri, tidak untuk menutup aurat sesuai yang diajarkan oleh agama kita. Karena sedang model dan trend banyak mahasiswa yang mengikutinya, masih terlihat rambutnya seperti rambut ekor kuda. Jilbab yang transparan, memakai pakaian yang ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubunya. Mereka kebanyakan menggunakan jilbab segiempat yang sudah menjadi trend di masyarakat. b. Jilbab syar’i adalah jilbab yang tidak transparan dan juga menutup bagian dada. Jilbab yang menutup seluruh aurat, tidak menjadi viii
perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya) maupun pakaian yang bernilai rendah (yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’). Mereka beranggapan bahwa memakai jilbab funky bisa mengeksplor diri, menunjukkan identitas sesuai karakter yang dimiliki oleh masing-masing individu. Jilbab syar’i dianggap mengganggu aktifitas mereka karena bentuknya yang panjang dan lebar. Sulit bergerak bebas karena terbatas oleh busana yang dipakai. Sedangkan jika memakai jilbab funky aktifitas mereka tidak akan terganggu karena jilbabnya yang pendek dan tidak ribet. 3. Etika berjilbab yang benar sebagai seorang mahasiswa Islam adalah memakai jilbab sederhana, tidak untuk bertabarruj (menarik perhatian laki-laki, baik diniatkan atau tidak). Tidak berdandan yang mencolok sehingga terkesan berlebihan. Jilbab yang dipakai tidak harus yang panjang dan lebar asalkan menutup dada dan tidak transparan. Berbusana muslim (baju atas menutupi pinggul), rok panjang atau celana panjang (bukan jean ketat), dan bersepatu. Dibalik aturan dan kebijakan yang akan dilakukan pihak kampus, sebenarnya mahasiswa ataupun mahasiswilah yang seharusnya lebih memiliki kesadaran berbusana yang baik di kampus sebagai wujud cerminan pribadi yang berahklak dan bermoral baik, sesuai slogan kita yaitu mewujudkan mahasiswa yang cendekia dan berakhlakul karimah. Tidak hanya sekedar formalitas belaka yang harus dijalankan dalam mengikuti perkuliahan. Semoga harapan ke depan, mahasiswa/i semakin sadar akan pentingnya berbusana yang baik dan sopan di dalam lingkup kampus sehingga akan menimbulkan kesan dan citra yang baik bagi kampus sebagai kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai islami. Ditambah penegasan aturan oleh pihak kampus. Tidak hanya saat perkuliahan saja, namun lebih diaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari. Kata kunci: (1)Fenomena adalah suatu gejala yang terlihat (tampak) serta bentuk keadaan yang menunjukkan realitas. (2)Jilbab adalah busana muslimah yang menutup seluruh tubuh. (3)Funky diartikan sesuatu yang modis, trendi, keren dan selalu mengikuti perkembangan trend fashion (memperhatikan mode) dan lifestyle (gaya hidup).
DAFTAR ISI
ix
Nota Pembimbing……………………………………………………………
ii
Motto…………………………………………………………………………
iii
Halaman Persembahan……………………………………………………... iv Kata Pengantar……………………………………………………………… v Abstrak……………………………………………………………………….
viii
Daftar Isi……………………………………………………………………..
x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..
1
B. Penegasan Istilah…………………………………………………….......
6
C. Rumusan Masalah..................................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian …………………………………………………….....
8
E. Manfaat Penelitian……….……………………………………………..
8
F. Kajian Pustaka..........................................................................................
9
G. Metode Penelitian ……...………………………………………………..
10
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian………………………………. 2. Fokus Penelitian………………………………………………… 3. Teknik Pengumpulan Data……………………………………... 4. Teknik Analisis Data…………………………………………….
x
11 12 13 15
H. Sistematika ………………………………………………………………
17
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………….
18
A. Pengertian Fenomena…………………………………………………..
18
1. Pengertian Fenomena……………………………………………….. 18 2. Bentuk-bentuk Fenomena…………………………………………... 19 3. Pandangan Filsafat Mengenai Fenomena…………………………. B. Pengertian Jilbab……………………………………………………….
22 24
1. Pengertian Jilbab……………………………………………………. 24 2. Dasar Hukum Berjilbab…………………………………………….. 29 3. Pandangan Islam Tentang Berjilbab………………………………. 31 4. Perkembangan Jilbab……………………………………………….
35
C. Definisi Funky…………………………………………………………... 40 BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN…………………………………
42
A. Data Umum……………………………………………………………... 42 1. Sejarah Berdirinya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
42
UNISNU Jepara……………………………………………………... 2. Keadaan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara……………………………………………………... 3. Visi dan Misi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara…………………………………………………………….......
xi
52 54
4. Sarana Prasarana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 59 UNISNU Jepara……………………………………………………... B. Data Khusus…………………………………………………………….. 60 1. Fenomena Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas
60
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara…………………... 2. Penggunaan Jilbab Funky yang Modern dan Jilbab Syar’i di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 63 UNISNU Jepara……………………………………………………... BAB IV ANALISIS TENTANG FENOMENA JILBAB FUNKY DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
67
KEGURUAN UNISNU JEPARA………………………………………….. BAB V PENUTUP…………………………………………………………...
81
A. Kesimpulan……………………………………………………………...
81
B. Saran…………………………………………………………………….. 84 C. Penutup………………………………………………………………….
84
Daftar Pustaka……………………………………………………………..... 86 Lampiran-lampiran Riwayat Hidup Penulis
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya jilbab merupakan sebuah kewajiban bagi semua perempuan yang telah mencapai akil baligh.Sebagai perempuan yang salehah, sebaiknya menggunakan jilbab dan memakai busana yang lebih panjang dan lebar, supaya terhindar dari binatang-binatang kecil pengganggu, seperti nyamuk dan lalat yang kadang membawa berbagai macam kuman penyakit. Selain itu, dengan memakai busana panjang dan lebar, gerakan akan menjadi bebas, hati menjadi tenang, tidak khawatir ada organ tubuh yang nampak dari luar.1 Kita hidup di sebuah masa ketika mempertahankan Islam layaknya menggenggam bara api, panas dan gerah, bahkan seolah melukai diri sendiri. Sebab, masyarakat kebanyakan justru berlomba-lomba tidak menyesuaikan diri dengan yang Islam ajarkan. Karena itu, setiap yang memegang Islam akan dirasa aneh, diasingkan, dan dianggap abnormal. Bagi wanita, perasaan ini mungkin berkali-kali lipat.Mungkin karena wanita memang makhluk perasa, ditambah konsekuensi wanita saat menjadi Muslim memang terlihat secara nyata dan signifikan.Pengorbanan wanita yang teguh dengan Islam jelas lebih sulit pada zaman ini.Karenanya, kami selalu berharap mudahmudahan itu jadi perantara bagi Allah SWT.untuk memberikan pahala yang berlipat ganda bagi yang istiqomah. 1
Felix Siaw, Yuk, Berhijab!, (Bandung: Mizania, 2013), hlm. 50
1
2
Dari awal sudah dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang memandang wanita sebagai makhluk nanagung. Mereka harus terlindung dengan jilbab dan kerudung.Islam bukan bermaksud memasung, namun agar wanita terhormat dan terlindungi.Islam bukan memandang manusia berdasarkan kasta, harta, atau tahta.Islam menilai manusia dari taqwa. Seorang wanita dipandang mulia bukan karena kasta, harta, atau tahta kedudukannya, melainkan dari kadar ketaatannya yang mencerminkan ketaqwaannya. Kita mengetahui bahwa jilbab itu telah diwajibkan oleh Allah SWT atas seluruh wanita yang beriman karena manfaatnya sangat banyak.2 Firman Allah SWT dalam: Q.S. Al-Ahzab: 59
َﻮﻛَﺎﻧَﺎﻟﻠﱠ ُﻬﻐَﻔُﻮرًارَِﺣﻴﻤًﺎ َ َﻼﺑِﻴﺒِ ِﻬﻨﱠ َﺬﻟِ َﻜﺄَ ْدﻧَﯩﺄَﻧْـﻴُـ ْﻌ َﺮﻓْـﻨَـ َﻔ َﻼﻳـ ُْﺆذَﻳْـﻨـ َ َﻮﻧِﺴَﺎءِاﻟْﻤ ُْﺆِﻣﻨِﻴﻨَـﻴُ ْﺪﻧِﻴﻨَـ َﻌﻠَْﻴ ِﻬﻨَ ِﻤﻨْﺠ َ ﻜﻮﺑَـﻨَﺎﺗِﻜ َ َاﺟ ِ ﻳَﺎأَﻳـﱡﻬَﺎاﻟﻨﱠﺒِﻴﱡـ ُﻘﻠِْﻸَزْو (٥٩) (Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka,” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang ). Dewasa ini, penggunaan jilbab seakan menjamur di berbagai kalangan.Mulai dari yang masih anak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas yang dalam pelaksanaanya tidak mewajibkan murid-murid ataupun siswanya untuk menggunakan jilbab.Untuk yang madrasah memang dari dulu sudah mewajibkan siswa-siswinya
2
Ibid., hlm. 52.
3
menggunakan jilbab.Hal itu merupakan fenomena yang sangat positif untuk kita sebagai wargamuslim.Keadaan yang seperti itu didukung dengan banyaknya model busana sekarang yang menutup aurat.Kita sebagai perempuan yang beragama Islam harus bangga dengan hal itu.Tetapi apakah kalian disana sudah berjilbab? Pertanyaan itu muncul ketika sekarang ini banyak perempuan yang berjilbab namun masih memperlihatkan bentuk tubuhnya.Yang terjadi pada masa kini adalah banyaknya kaum wanita mengenakan jilbab atau pakaian panjang yang menutup seluruh tubuh hingga terseret-seret di tanah.Mereka menyatakan bahwa jilbab yang benar adalah seperti yang mereka pakai. Seorang perempuan jika telah sampai usia taklif syar’i (sudah akil baligh) atau sudah datang bulan (haid), maka dia sudah wajib menutup seluruh badannya terkecuali muka dan dua telapak tangan. Syarat jiibab sudah kita pahami bersama, yaitu lebar, tidak memperlihatkan bentuk aurat, dan penutup itu menutupi seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan.3 Apabila syarat-syarat tersebut terpenuhi maka pakaian tersebut kita sebut pakaian syar’i.Hal-hal lain tidak menjadi masalah.Artinya, syariat tidak menentukan warna-warna tertentu, namun membenci warna-warna yang menarik perhatian orang (mencolok).Masalah berlebihan dalam berjilbab tidak ada tuntutan atau perintahnya.Sedangkan, menutup muka merupakan suatu kekhususan bagi istri-istri Rasulullah SAW.Artinya, wanita umum tidak diperintahkan dalam bentuk perintah wajib.Jadi, siapa saja yang ingin 3
Zainab Al-Ghazali, Problematika Muda-Mudi, (Jakarta: Gema Insani, 2000) hlm.22-23.
4
mengenakan
jilbab
hingga
menutup
muka,
tidak
dibenarkan
mengharuskannya kepada yang lain, seperti telah difatwakan oleh Al-Azhar asy-Syarif bahwa menutup muka merupakan “ghairu mafrudh waghairu mafrudh“tidak fardhu dan tidak ditolak.4 Penggunaan jilbab sekarang banyak sekali modelnya, tidak hanya jilbab yang bentuknya itu-itu saja melainkan sudah banyak bentuk dan model yang modis, keren dan instan (mudah untuk memakainya).Para jilbabers begitu sapaan akrab untuk pengguna jilbab tentunya harus pintar-pintar dalam penggunaan jilbab itu sendiri.“kira-kira apakah ada? Berjilbab funky tetapi syar’i?begitulah kira-kira pertanyaan yang terlontar dari mulut sebagian perempuan berjlbab. Funky tetapi syar’i maksudnya adalah berjilbab yang bergaya keren, modis(ahli mode atau perancang mode), dan selalu mengikuti trend (kecenderungan)terkini, tetapi masih menjunjung tinggi nilai-nilai syariat Islam.Tapi apakah benar Islam membolehkan kita tampil funky?Salah seorang lagi yang penasaran.Butuh sikap bijak untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang terlontar dari kegelisahan perempuan-perempuan berjilbab di masa kini. Bagi seorang perempuan yang berjibab tetapi ingin tampil funky dan tampil keren sebenarnya tidak ada larangan dalam Islam, tetapi kita harus tahu aturan yang dibenarkan dalam Islam tidak boleh “sembrono” dengan mengambil keputusan sendiri. Jilbab atau kerudung sebenarnya bukan salah satu pakaian yang sematamata didesain untuk mengikuti mode ataupun trend busana semata.Namun 4
Ibid., hlm. 24.
5
jilbab telah diatur atau digariskan dalam ajaran Islam untuk menutupi aurat perempuan.Bukan juga budaya Arab, ketimuran ataupun sekedar sebagai “alat” pelengkap bagi orang-orang yang ingin tampil modis.Dengan jilbab, perempuan diharapkan dapat terjaga dari fitnah maksiat dan terlindungi aurat mereka dari bahaya liar nafsu syahwat.Tetapi, apakah iya dengan mengenakan jilbab kita bisa tampil funky?5 Berawal dari permasalahan diatas, penulis mencoba mendeskripsikan tentang “Fenomena Jilbab Funky(Sebuah Kajian Terhadap Penggunaan Jilbab Funky di kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara)”.Penulis merasa hal tersebut harus kita kaji lebih dalam lagi supaya dalam penerapan atau penggunaan Jilbab tidak melanggar ketentuan-ketentuan syariat Islam.Yang menjadi pertanyaan penulis adalah apakah boleh kita memakai jilbab funky tetapi syar’i?karena hal tersebut akan menjadi manfaat dan tidak menjadikan kebingungan bagi wanita muslimah apabila terjadi timbal balik yang baik. B. Penegasan Istilah untuk menghindari kesalahpahaman atau salah tafsir dalam proposal ini maka penulis memberi penegasan istilah. Hal ini dimaksudkan pula untuk membatasi ruang lingkup obyek yang diteliti. 1. Fenomena Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia fenomena berasal dari bahasa Yunani“phainomenon” yang berarti “apa yang terlihat”, dalam bahasa 5
71-84
Sholichul Hadi, Atas Kerudung Bawah Warung, (Jakarta: Arina Publishing, 2005), hlm.
6
Indonesia berarti gejala, misalkan gejala alam, hal-hal yang dirasakan dengan
pancaindra,
hal-hal
yang
mistik,
fakta,
kenyataan
dan
kejadian.Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer fenomena diartikan sebagai penampakan realitas dalam kesadaran manusia, suatu fakta dan gejala-gejala, peristiwa-peristiwa adat, serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat kacamata ilmiah.6 Edmund Husserl dikenal sebagai tokoh besar dalam mengembangkan fenomenologi.Akan tetapi, istilah fenomenologi sudah ada sebelum Husserl.Istilah fenomenologis secara filosofis pertama kali dipakai J.H. Lambert (1764).Dia memasukkan dalam kebenaran ajaran mengenai gejala.Maksudnya adalahmenemukan sebab-sebab subyektif dan obyektif ciri-ciri bayangan obyek pengalaman indriawi (fenomen).7 2. Jilbab Jilbab beasal dari kata bahasa arab“jalbaba-yujalbibu-jilbaban”, bentuk jamaknya “jalabib” maksudnya baju kurung lapang sejenis jubah yang dapat menutup aurat perempuan. Dengan kata lain, jilbab adalah busana muslimah yang dapat menutup seluruh tubuh.8 Jilbab sama halnya dengan kerudung yang berarti busana wanita muslimah.Sedangkan pakaian disebut dengan hijab yang terdiri dari tiga komponen yaitu pakaian rumah
6
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), hlm. 130. Ahmad Hasan Ridwan, Dasar-dasar Epistemologi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 50. 8 Sri Suhandjati Sukri, Ensiklopedi Islam Dan Perempuan dari aborsi hingga misogini, (Bandung: Nuansa, 2009) hlm. 161. 7
7
(al-tsaub), kerudung (khimar), dan jilbab.Jilbab adalah pakaian luar, pakaian rangkap yang dipakai seorang Muslimah saat keluar rumah.9 3. Funky Funky berasal dari bahasa inggris yang artinya penuh emosi dan irama.10 Namun dalam proposal disini diartikan sebagai sesuatu yang modis, trendi, keren dan selalu mengikuti perkembangan trend fashion (memperhatikan mode) dan lifestyle (gaya hidup). C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Fenomena Penggunaan Jilbab Funky di kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara? 2. Apa yang memotivasi/mendorong mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara menggunakan Jilbab Funky? 3. Bagaiman etika berjilbab yang benar sebagai seorang mahasiswa Islam? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan Fenomena Penggunaan Jilbab Funky di kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 2. Untuk mendeskripsikan faktor yang mendorong mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara menggunakan Jilbab Funky. 3. Untuk mendeskripsikan etika berjilbab yang benar sebagai seorang mahasiswa Islam.
9
Felix Siaw, Op.Cit., hlm.64. Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), hlm. 154.
10
8
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dikelompokkan kedalam dua manfaat, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoritis Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang fenomena penggunaan jilbab
funky dan juga memperluas khazanah ilmu
pengetahuan pendidikan Islam. 2. Manfaat Praktis Memberikan nilai tambahan bagi para muslimah yang baru mulai menggunakan jilbab, khususnya bagi seorang mahasiswa Islam dalam menggunakan jilbab funky. Memberi teladan dengan akhlak yang baik dan sebagai salah satu alternatif dalam mengembangkan penggunaan jilbab untuk semua umat muslim sedunia dan pendidikan agama Islam khususnya diIndonesia serta menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang sosial mengenai dinamika kehidupan dan perilaku mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. F. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan perbandingan penelitian yang ada baik mengenai kekurangan maupun kelebihan sebelumnya. Disamping itu kajian pustaka ini juga ikut andil dalam rangka mendapatkan informasiinformasi dalam pembuatan skripsi ini. Sebagai garis pembeda dari hasil temuan yang membahas permasalahan akhlak dari seseorang baik dalam bentuk buku, kitab dan tulisan lainnya, maka penulis akan memaparkan
9
beberapa karya orang lain sebagai perbandingan dalam mengupas permasalahan tersebut sehingga diharapkan dapat memunculkan penemuan baru. Beberapa karya yang membahas jilbab dan fenomena berjilbab diantaranya adalah sebagai berikut: Zuni Arista dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Memakai Jilbab Terhadap Akhlak Siswa di MA. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012” yang pembahasannya difokuskan pada pembentukan akhlak kepribadian siswa yang memakai jilbab seperti aspekaspek kepribadian anak didik, faktor-faktor pembentuk kepribadian akhlak anak didik, penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak dalam membentuk kepribadian muslim dan aktualisasinya. Evie Kusnindya dalam artikel yang berjudul “Fenomena Jilbab Funky” yang ia tulis dalam surat kabar Suara Merdeka pada hari senin, 11 November 2002 yang didalamnya membahas fenomena pemakaian jilbab tetapi masih ada bagian tubuh yang terbuka atau masih memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh mereka.Bahkan, tidak sedikit pula yang memakai celana dan kaos ketat. Entah apa itu namanya jilbab modis, jilbab funky, atau apa pun. Yang jelas pada dasarnya mereka memakai jilbab bukan atas dasar seperti dalam Al-Qur’an. Ust. Felix Siaw dalam bukunya “Yuk, Berhijab!” yang membahas tentang bagaimana seorang muslimah menggunakan jilbab yang syar’i sesuai syariat islam serta ajakan bagi perempuan yang belum berjilbab untuk segera menggunakan jilbab sebelum aurat mereka ditutupkan. Untuk memotivasi
10
perempuan yang belum berjilbab “karena muslimah sudah cantik sejak ia bersyahadat, dan hijab menandakan keindahan yang tak bisa diperlihatkan aurat”. Solichul Hadi dalam bukunya yang berjudul “Atas Kerudung Bawah Warung” yang didalamnya membahas fenomena yang terjadi pada wanita berjilbab tetapi masih memperlihatkan bentuk tubuhnya.Boleh funky tetapi syar’i sesuai yang ditulis dalam Al-Qur’an.Dan masih banyak lagi buku-buku yang membahas tentang fenomena berjilbab. G. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka penulis menggunakan metode-metode penelitian yang pada prinsipnya adalah suatu kerja yang dipergunakan untuk dapat memahami obyek tertentu. Dengan metode yang tepat dan dapat dipercaya kebenarannya maka akan tercapai penelitian yang valid dan reliebel. Oleh karena itu penulis akan mengemukakan beberapa langkah dan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu: 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka.Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang
11
disajikan dalam bentuk uraian naratif.11Metode penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.12 Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang diidentifikasikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif.Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Satuan kajiannya adalah perseorangan yaitu mereka yang menjadi bagian dari mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara. Pendekatan kualitatif adalah proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah sosial. 2. Fokus Penelitian Penentuan fokus penelitian akan mengarahkan dan membimbing pada situasi lapangan bagaimanakah yang akan dipilihnya dari berbagai lapangan yang sangat banyak tersedia.13Hal ini adalah penting agar peneliti tidak terjerumus ke dalam sekian banyak dan kompleksnya data yang akan diteliti.
11
Trianto,Pengantar Penelitian Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Tenaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 180. 12 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 8, hal. 60. 13 Lexi j. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 1998), hlm. 9.
12
a. Sumber Data Sumber data dalam penelitian atau yang disebut key informant(kunci utamanya) adalah Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara, sedangkan sumber lainnya ada dua informasi yaitu Dosen dan Staff Tata Usaha Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara, untuk mencari data tentang Fenomena Penggunaan Jilbab Funky di kalangan mahasiswa, untuk mengetahui data tentang keadaan umum Fakultas, dan untuk mengetahui data tentang letak geografis UNISNU Jepara. b. Jenis Data Jenis penelitian ini adalahdeskriptif kualitatif, maka data yang diperoleh dari sampel-sampel berupa sumber data primer dan sumber data sekunder, yaitu sebagai berikut: a. Sumber data primer adalah “data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari”.14 Data yang penulis cari adalah data mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara dan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi mahasiswi yang menggunakan jilbab funky. b. Sumber data sekunder adalah“data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang
14
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2010), hal. 91.
13
telah tersedia”.15Adapun sumber data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian sebagai penunjang ialah diantaranya: 1) Buku-buku yang relevan. 2) Surat kabar atau Majalah. 3) Internet dan lain-lain, yang berkaitan dengan tema. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, dalam hal ini akan selalu ada hubungan antara teknik pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Pengumpulan data tak lain adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan yang bersifat diskriptif kualitatif, maka sebagaimana layaknya studi kualitatif yang mengadakan teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau trianggulasi.16 a. Wawancara Pada teknik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subyek yang diteliti.Mereka menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden.Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian.17 Dalam proses pendidikan Islam dan wawancara dengan mahasiswa untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam 15
Ibid.,hlm. 91. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 382. 17 Hamid Darmadi, Metode Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 264. 16
14
metode ini maupun hal-hal yang terkait dengan penelitian ini. Sebagaimana dikemukakan oleh M. Natsir bahwa yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan caratanya jawab sambil tatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau perespon dengan menggunakan alat yang dinamakan “interview guide” (panduan wawancara).18 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang Fenomena Jilbab Funky (Sebuah Kajian Terhadap Penggunaan Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jeparadan data lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam hal ini penulis akan mewawancarai mahasiswa fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan semester 2, 4, 6 dan 8 yang dipilih secara acak. b. Observasi Observasi adalah instrumenlain yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam penelitian lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra penglihatan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa fakta yang alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami.19 c. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan , transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger,agenda dan sebagainya.20Pada tehnik ini, peneliti di mungkinkan 18
Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 193. Hamid Darmadi, Op.Cit., hlm. 266. 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm.236. 19
15
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya. 4. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul melalui teknik pengumpulan data selanjutnya adalah mengalisis data.Dalam memberikan interpretasi data, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang terjadi pada saat sekarang.21Dengan menggunakan pola berfikir induktif,yakni berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa yang bersifat empiris.Kemudian temuan tersebut di pelajari dan dianalisis sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan yang bersifat umum. Analisis data yang di gunakan adalah analisis non statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis yang di wujudkan bukan dalam wujud angka melainkan dalam bentuk uraian deskriptif.Dalam hal ini, setelah data dianalisis kemudian hasilnya di bandingkan dengan konsep yang telah ditawarkan. Untuk memeriksa keabsahan data yang ada, peneliti menggunakan tehnik triangulasi yang merupakan teknik pemeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan penggunaan sumber data dan metode pengumpulan data yang lain.22 Dalam teknik ini menggunakan sumber lain seperti majalah mode, tabloid dan media cetak maupun elektronik lainnya. 21
Nana Sudjana dan Ibrahim, penelitian dan penilaian pendidikan, (Bandung : Sinar Baru Al Grasindo, 2001) hlm 64 22 Lexy J.Moeloeng, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2005). Hlm 3
16
Dalam analisis data, penulis menggunakan metode diskriptif analisis yaitu, suatu usaha untuk mengumpulkan data dan menyusun data kemudian diusahakan adanya analisis dan interpretasi atau penafsiran terhadap data tersebut.23 H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan judul skripsi yang berjudul “Fenomena Jilbab Funky (Sebuah Kajian Terhadap Penggunaan Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara)” ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bagian awal adalah bagian yang mendahului tubuh karangan yang berisi: halaman sampul, halaman judul, abstrak, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian tengah, ialah bagian tubuh karangan yang terdiri dari lima bab yaitu: BAB I
: Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II
:Bab ini berupa landasan teori yang didalamnyaakan menguraikan
pengertian fenomena, bentuk-bentuk fenomena, pandangan filsafat mengenai
23
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik (Bandung: Transito, 1998), hal. 139.
17
fenomena, pengertian jilbab, dasar hukum berjilbab, pendangan islam tentang berjilbab, perkembangan jilbab, dan definisi funky. BAB III
: Bab ini berupa kajian obyek penelitian yang didalamnya berisi
data umum mengenai gambaran umum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara serta data khusus yang didalamnya berisi penelitian fenomena jilbab funky di kalangan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara dan penggunaan jilbab funky yang modern dan jilbab yang syar’i di kalangan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. BAB IV
: Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan tentang
fenomena jilbab funky di kalangan mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. BAB V
: Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari tiga sub yaitu
kesimpulan, yang memuat kesimpulan-kesimpulan dari uraian-uraian pada bab terdahulu, saran yang memuat beberapa saran dari penulis yang berhubungan dengan kesimpulan yang telah dikemukakan dan kata penutup. Kemudian pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiranlampiran serta riwayat hidup penulis.
18
BAB II LANDASAN TEORI A. FENOMENA 1. Pengertian Fenomena Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia fenomena berasal dari bahasa Yunani“phainomenon” yang berarti “apa yang terlihat”, dan dalam bahasa inggris “Phennomena” yang berarti “ apa yang tampak”, keduanya memiliki makna yang sama, namun dalam bahasa Indonesia berarti gejala, misalkan gejala alam, hal-hal yang dirasakan dengan pancaindra, hal-hal yang mistik, fakta, kenyataan dan kejadian. Sedangkan dalam Kamus Ilmiah Populer fenomena diartikan sebagai penampakan realitas dalam kesadaran manusia, suatu fakta dan gejala-gejala, peristiwaperistiwa adat, serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat kacamata ilmiah.1 Edmund Husserl dikenal sebagai tokoh besar dalam mengembangkan fenomenologi. Akan tetapi, istilah fenomenologi sudah ada sebelum Husserl. Istilah fenomenologis secara filosofis pertama kali dipakai J.H. Lambert (1764). Dia memasukkan dalam kebenaran ajaran mengenai gejala.Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab subyektif dan obyektif ciri-ciri bayangan obyek pengalaman indriawi (fenomen).
1
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), hlm. 130.
18
19
Bagi Immanuel Kant, fenomena adalah suatu yang menunjukkan pada realitas, yang tidak dikenal pada dirinya atau sesuatu yang lain (yang tampak).2 Beberapa pengertian mengenai fenomena adalah sebagai berikut: a. Obyek persepsi, apa yang diamati. b. Apa yang tampak pada kesadaran kita. c. Obyek pengalaman inderawi, apa yang tampak pada panca indra kita. d. Suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati.3 2. Bentuk-bentuk Fenomena Dalam fenomenologi Husserl, ada beberapa istilah penting yang perlu dipahami. Di antara bentuk istilah tersebut seperti epoche, reduksi, internasionalitas, dan lebenswelt. Dalam rangka memahami fenomenologi Husserl, kita akan bahas masing-masing istilah tersebut.4 a. Epoche Epoche adalah salah satu konsep penting dalam fenomenologi Husserl. Sebelum kita bahas hal itu, kita akan uraikan sedikit tentang metode fenomenologis. Menurut Misiak dan Sexton (1988) metode yang pertama yaitu mengintuisi (mengonsentrasikan atau merenungkan secara penuh (intens) fenomena. Kedua, menganalisis (mencari atau menemukan unsur-unsur atau bagian-bagian dari fenomena), dengan kata lain, ini juga berarti menemukan korelasi antara unsur atau bagian yang terdapat dari fenomena. Ketiga, menjabarkan (menguraikan fenomena yang telah 2
Ahmad Hasan Ridwan, Op.Cit., hlm.50. Franz Magnis Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, (Yogyakarta: Kanisius 1992) hlm.
3
230-231.
4
Akhyar Yusuf Lubis, Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer, cet.1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) hlm. 209.
20
diintuisi dan dianalisis itu (agar fenomena tersebut dapat dipahami oleh orang lain). Dari sinilah kita masuk pada pembahasan epoche tersebut. Seorang peneliti mampu membebaskan dirinya dari praduga-praduga atau penilaian. Hal tersebut dapat berbentuk keyakinan berpikir yang suDah menjadi kebiasaan. Hal semacam itu oleh Husserl diletakkan didalam tanda kurung [ ( ) ]. Maksud tanda kurung bukan berarti menafikan atau menyingkirkan hal-hal yang terdapat dalam tanda kurung tersebut melainkan menunda atau mengosongkan diri dari praduga-praduga atau penilaian tadi. Jadi, tanpa memberi keterangan benar-salah terlebih dahulu kepada
fenomena
yang
muncul.
Inilah
yang
dimaksud
epoche
(penundaan). Tujuannya agar keterangan yang tampak pada fenomena itu benar-benar asli, tidak terlebih dahulu dicampuri oleh praduga-praduga atau penilaian pengamat. Dengan kata lain, epoche merupakan sebuah metode penundaan atas fenomena (realita) agar memperoleh hakikat. b. Reduksi Dalam
rangka
memunculkan
mengisyaratkan reduksi-reduksi
hakikat
tersebut,
epoche
(penyaringan-penyaringan). Menurut
Husserl, ada tiga reduksi yang digunakan. Pertama, reduksi fenomenologis yaitu sebuah sikap menyisihkan (penyaringan) pengalaman pada pengamatan pertama. Maksudnya, setiap pengalaman pribadi yang bersifat indrawi dan subjektif disaring (disisihkan, ditunda) terlebih dahulu sehingga pengertian terhadap suatu objek tidak terdistorsi (dicampuri) oleh praduga, penilaian, pra-anggapan, pra-teori, dan sebagainya.Kedua,
21
reduksi eidetic yaitu sikap untuk menemukan eidetic (esensi) yang tersembunyi. Adapun hasil reduksi ini adalah pemilihan hakikat yang sebenarnya dan bukan sesuatu yang sifatnya asesoris (hiasan) atau imajinatif semata. Ketiga, reduksi transendental yaitu focus terhadap subjek itu sendiri, yaitu subjek yang dihayati oleh kesadaran itu sendiri.5 c. Intensionalitas Intensionalitas berasal dari
bahasa latin yakni intendere yang
mengandung arti “mengarah kepada” atau “keterarahan”. Intensionalitas (kesadaran merupakan selalu kesadaran), ada beberapa aspek penting dalam intensionalitas yaitu mengadakan konstitusi (aktivitas kesadaran menuju suatu penampakan fenomena dalam kesadaran. Dengan kata lain melalui konstitusi inilah fenomen-fenomen tampak pada kesadaran kita. Misalnya kita melihat gunung, yang kita lakukan adalah melihat dari sisi utara atau selatan, dari kiri kanan lalu kesadaran kita mengkonstitusi semua persepsi (sudut pandang) itu. Persepsi kita tentang gunung tersebut merupakan hasil sintesa dari semua perspektif itu. Jadi dalam mempersepsi gunung (baca: objek, realitas) merupakan konstitusi kesadaran kita. Hal ini juga terjadi pada semua ilmu-ilmu formal. d. Lebenswelt Lebenswelt adalah dunia sebagaimana kita atau saya hayati (dunia-pengalaman/dunia yang dihayati/dunia sehari-hari). Dunia yang dihayati itu bukanlah mengacu kepada “dunia nyata” yang sudah
5
Ibid., hlm. 209-211.
22
dikategorikan oleh kategori filosof seperti umpamanya yang terdapat pada pandangan idealisme (memandang bahwa dunia nyata adalah kesadaran subjek sendiri) maupun realisme (dunia nyata adalah dunia yang berada diluar subjek yang mengetahui). Lebenswelt lebih mengacu kepada dunia yang belum dikategorikan baik secara ilmiah maupun filsafat. Dengan kata lain, lebenswelt adalah dunia yang disadari secara pra-filosofis, pra-ilmiah, dan pra-reflektif.6 3. Pandangan Filsafat Mengenai Fenomena Pada awal abad ke-20, berkembang filsafat fenomenologi.Penggagas dasar aliran filsafat fenomenologi adalah Edmund Husserl (1859-1938). Husserl adalah seorang filsuf jerman yang pernah mengajar filsafat di Halle, Gottingen, dan Freiburg. Fenomenologi bersumber dari pembedaan yang dilakukan oleh Immanuel Kant antara nomenal (alam yang sesungguhnya) dan
phenomenal
(yang tampak/terlihat), dan juga
merupakan pengembangan dari phenomenology of spirit-nya Hegel. Husserl yakin ada kebenaran bagi semua dan manusia dapat mencapai kebenaran itu.Ia melihat bahwa dalam filsafat tidak ada kesesuaian dan kesepakatan karena tidak metode yang tepat sebagai pegangan yang dapat diandalkan. Oleh karena itu, ia merasa perlu mencari dan menciptakan fenomena
yang
menampakkan
diri
sesuai
dengan
realitas
yang
sesungguhnya tanpa memanipulasinya.Untuk mengembangkan metode
6
Ibid., hlm. 211-212.
23
demikian, perhatian harus terpusat pada fenomena itu tanpa praduga apapun.7 Istilah fenomenologi sudah ada sebelum Husserl. Istilah tersebut secara filosofis pertama kali dipakai J.H. Lambert (1764). Dia memasukkan dalam kebenaran, ajaran mengenai gejala. Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab objektif ciri-ciri bayangan objek pengalaman idriawi (fenomen). Immanuel Kant pun memakai istilah fenomenologi dalam karyanya prinsip-prinsip metafisika (1786). Maksud Kant adalah untuk menjelaskan kaitan antara konsep fisik gerakan dan kategori modalitas dengan mempelajari ciri-ciri dalam relasi umum dan representasi, yaitu fenomen indra-indra lahiriah. Dalam
mengembangkan
metode
fenomenologisnya,
Husserl
menyadari betapa sulitnya membiarkan benda-benda itu mengungkapkan hakikat dirinya yang murni, sesuia dengan realitas yang sesungguhnya.Hal itu karena fenomena atau objek dalam hubungan dengan kesadaran secara tidak langsung menampakkan hakikat dirinya. Hakikat fenomena yang sesungguhnya berada di balik yang menampakkan diri itu.8 Kant menggunakan istilah ini sebagai benda atau fakta pada dirinya sendiri atau hakikat, yang tidak tamapak kepada indera. Dalam filsafat Kant, pada dasarnya fenomen berbeda dari noumenon. Noumenon terletak dibalik batas-batas pengalaman dan tidak dapat dimasuki permenungan manusia. Noumenon adalah sesuatu yang berada dalam dirinya sendiri. 7
Ahmad Hasan Ridwan, Op.Cit.,hlm. 49-50. Ibid., hlm. 52.
8
24
Dengan konsep fenomen, Kant mencoba menjelaskan perbedaan antara hakikat yang tampak, seraya menganggap hakikat sebagai sesuatu yang tidak dapat diketahui. Pandangan ini menyatakan bahwa kita hanya mengetahui fenomen-fenomen. Tidak ada hal-hal lain di belakang fenomen-fenomen yang menyebabkan fenomen-fenomen ini tampak.Bila kita memisahkan fenomen-fenomen (salah satunya kita sadari) dari obyekobyek yang menyebabkan kita memiliki kesadaran ini, maka timbul masalah penentuan keberadaan obyek-obyek penyebab ini. Kesulitan yang termuat dalam dualisme fenomen dan obyek membawa sejumlah filsuf kepada fenomenalisme. Pandangan ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Hanya fenomena (data inderawi) dapat diketahui sebagaimana fenomena tersebut tampak kepada kesadaran kita. 2. Kita tidak dapat mengetahui hakikat terdalam dari suatu kenyataan yang berada di dalam dirinya sendiri.9 B. JILBAB 1. Pengertian Jilbab Untuk memperoleh
pengertian obyektif tentang jilbab perlu
dirumuskan secara jelas pengertian jilbab. Di dalam penegasan istilah telah dikemukakan pengertian jilbab secara sederhana. Mengenai pengertian jilbab terdapat beberapa ulama yang memberikan pengertian tentang jilbab yaitu:
9
Franz Magnis Suseno, Op.Cit., hlm. 231.
25
a. Jilbab adalah dari kata jalaba yang berarti menarik. Maksudnya karena badan wanita menarik pandangan dan perhatian umum maka hendaklah ditutup.10 b. Jilbab adalah pakaian wanita yang dapat menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, jenis kain serta mode pakaian tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tidak tampak bentuk tubuh dan lekukannya.11 c. Jilbab adalah sebagai pakaian luar yang lebar sekaligus kerudung yang biasa dipakai kaum wanita untuk menutupi pakaian luar mereka.12 Adapun pendapat lain tentang jilbab adalah kata Jilbab berasal dari kata
bahasa
arab
“jalbaba-yujalbibu-jilbaban”,
bentuk
jamaknya
“jalabib” maksudnya baju kurung lapang sejenis jubah yang dapat menutup aurat perempuan. Dengan kata lain, jilbab adalah busana muslimah yang dapat menutup seluruh tubuh.13 Kata jalabib adalah bentuk jamak dari kata jilbab. Kata ini diperselisihkan maknanya oleh pakar-pakar bahasa. Menurut penganut pendapat yang menyatakan bahwa seluruh tubuh wanita tanpa kecuali adalah aurat. Kata jilbab berarti pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang sedang dipakai, sehingga jilbab menjadi bagaikan selimut. Pakar tafsir al-Biqa’I (1406-1480) menyebut beberapa
10
Fuad Moha Fachruddin, Aurat dan Jilbab dalam Pandangan Islam, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmi Jaya, 1984), hlm. 33. 11 Ma’ruf Ma’sufa, Dialog Tentang Wanita, (Surabaya: PN. Pustaka Progresif 1992), hlm. 19 12 Roni Gunawan K., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), hlm. 142. 13 Sri Suhandjati Sukri, Ensiklopedi Islam Dan Perempuan dari aborsi hingga misogini, (Bandung: Nuansa, 2009) hlm. 161.
26
pendapat tentang makna jilbab. Antara lain, baju longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang menutupi badan wanita. Semua pendapat ini menurut ulama itu dapat merupakan makna kata tersebut. Kalau yang dimaksud jilbab adalah baju, maka ia adalah pakaian yang menutupi
tangan
dan
kakinya,
kalau
kerudung,
maka
perintah
mengulurkannya adalah menutup wajah dan lehernya. Kalau maknanya pakaian yang menutupi baju, maka perintah mengulurkannya adalah membuatnya longgar sehingga menutupi semua badan dan pakaian.14 Di dalam kamus Lisanul ‘Arab.Ibn Manzhur mengatakan Jilbab ialah qamish (baju panjang) pakaian yang luas, lebih luas dari khimar (penutup kepala), selain al-rida’ (selendang), yang digunakan wanita untuk menutupi kepala dan dadanya. Dikatakan juga bahwa dia adalah pakaian luas yang digunakan oleh wanita, selain milhafah (mantel). Dikatakan juga bahwa dia adalah apa yang digunakan wanita untuk menyelimuti pakaian rumahnya mulai dari atas. Di dalam kamus Ash-Shihah, secara ringkas AlJauhari mengatakan Al-Jilbab adalah Al-Milhafah. Adapun pendapat ulama-ulama tentang Jilbab diperinci sebagai berikut: 1. Ibn Katsir dalam tafsirnya mengenai surat Al-Ahzab 59 menuliskan jilbab adalah al-rida’ (selendang) yang dipakai diatas khimar. Begitu pula pendapat Ibn Mas’ud, Ubaidah, Qatadah, Hasan Al-Bashri, Said ibn Jubair, Ibrahim Al-Nakha’I, ‘Atha’ Al-Khurasani, dan lainnya 14
M. Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004) hlm. 87-88.
27
sependapat dengan hal itu. Jilbab itu seperti al-izar (seperti jubbah) saat ini. Menurut Al-Jauhari, jilbab adalah milhafah (mantel yang menyelubungi). 2. Imam Al-Qurthubi menulis pula dalam tafsirnya, Jalabib adalah bentuk plural dari jilbab. Jilbab adalah pakaian yang lebih besar daripada khimar. Diriwayatkan dari Ibn Abbas dan Ibn Mas’ud bahwa ia layaknya al-rida’ (selendang). Dikatakan pula itu semisal qina’ (miqna’ah). Yang sahih bahwa jilbab itu adalah pakaian yang menutupi seluruh badan.15 3. Ibn Rajab dalam Fathul Bari menjelaskan, Jilbab adalah mula’ah yang menutupi seluruh badan, dirangkap diatas al-tsaub (baju rumah) yang biasa dikenal dengan sebutan izar. 4. Al-Biqa’i dalam tafsirnya menjelaskan bahwa tiada ulama yang salah dalam mengartikan jilbab. Karena jilbab adalah segala jenis pakaian longgar yang dapat menutupi seluruh tubuh muslimah (Al-Qamish). Bila kita kelompokkan pendapat-pendapat ulama ini secara garis besar, kita dapatkan dua pengertian: Pertama, jilbab adalah pakaian rangkap yang menutupi khimar dan baju rumah (khimar yang ukurannya lebih besar).
15
Felix Siaw, Op.Cit., hlm. 78.
28
Kedua, jilbab adalah pakaian rangkap yang menutupi pakaian rumah yang terulur menutupi tubuh bagian bawah selain kepala (baju kurung atau daster/gamis).16 Jilbab sama halnya dengan kerudung yang berarti busana wanita muslimah. Sedangkan pakaian disebut dengan hijab yang terdiri dari tiga komponen yaitu pakaian rumah (al-tsaub), kerudung (khimar), dan jilbab. Jilbab adalah pakaian luar, pakaian rangkap yang dipakai seorang Muslimah saat keluar rumah.Saat berada di rumahnya, dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan bersama mahramnya, tentu wanita muslimah tidak perlu menutup aurat dengan pakaian lengkapnya sebagaimana keluar rumah. Karena Allah membolehkan mahram wanita muslimah untuk melihat bagian tubuh wanita sampai batas tempat melekatnya perhiasan (seperti leher, pergelangan tangan, ataupun pergelangan kaki).17 Jilbab adalah titel bagi sekumpulan hukum-hukum social yang berhubungan dengan posisi wanita dalam system Islam dan yang disyariatkan Allah SWT agar menjadi benteng kokoh yang mampu melindungi kaum wanita, menjadi pagar pelindung yang mampu melindungi masyarakat dari fitnah, dan menjadi framework yang mengatur fungsi wanita sebagai pelahir generasi, pembentuk umat masa depan, dan
16
Ibid., hlm. 79. Ibid.,hlm. 64-69.
17
29
lebih lanjut sebagai penyumbangsih kemenangan dan kekokohan Islam di muka bumi.18 2. Dasar Hukum Berjilbab Selain beraktivitas di kehidupan khusus, tentu wanita juga tidak bias menghindarkan dirinya untuk beraktivitas di kehidupan umum atau di tempat-tempat umum ketika dia bertemu dan berinteraksi dengan lelaki asing (bukan mahram). Pada kehidupan inilah wanita disyariatkan mengenakan pakaian tambahan untuk menutup auratnya yaitu Jilbab. Ada sebuah hadits yang disepakati Imam Al-Bukhori dan Imam Muslim dari Ummu Athiyah yang berbunyi “Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk keluar pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, baik gadis-gadis, wanita yang sedang haid, maupun wanita yang sudah menikah.Mereka yang sedang haid tidak mengikuti shalat, dan hanya mendengarkan kebaikan serta nasihat-nasihat kepada kaum muslimin. “Maka aku (Ummu Athiyah) berkata: “Ya Rasulullah, ada seseorang dari kami yang tidak memiliki jilbab. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbab kepadanya. Hadits ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa jilbab adalah pakaian luar, pakaian rangkap yang dipakai seorang muslimah saat keluar rumah. Penegasan Rasulullah SAW “Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbab kepadanya” juga sekaligus perintah bahwa bagi muslimah keluar rumah dengan jilbabnya adalah wajib. Tidak dibolehkan bagi wanita 18
Ibrahim bin Fathi bin Abd Al-Muqtadir, Wanita Berjilbab vs Wanita Pesolek, (Jakarta: Sinar Grafika Offset (Amzah), 2007) hlm. Xxix.
30
keluar, kecuali ia kenakan pada tubuhnya pakaian yang tidak hanya menutup aurat, namun juga pakaian yang syar’i. Yaitu pakaian yang dibenarkan oleh Allah melalui perintah dan larangan Rasul-Nya di dunia. Perintah Allah untuk mengenakan jilbab ini juga difirmankan Allah dalam kitab-Nya yang mulia.19
ِﻚ أَ ْدﻧَﻰ أَ ْن َ َﻼ ﺑِﻴﺒِ ِﻬ ﱠﻦ ذَﻟ َ َاﺟﻚ َوﺑَـﻨَﺎﺗِﻚ َوﻧِﺴَﺎ ِء اﻟْﻤ ُْﺆِﻣﻨِﻴ َﻦ ﻳُ ْﺪﻧِﻴ َﻦ َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ﱠﻦ ِﻣ ْﻦ ﺟ ِ ﻳَﺎ أَﻳـﱡﻬَﺎ اﻟﻨﱠﺒِ ﱡﻲ ﻗُﻞ ﻷَِزْو (٥٩ ) َﺣﻴﻤًﺎ ِﻳـُ ْﻌ َﺮﻓْ َﻦ ﻓ ََﻼ ﻳـ ُْﺆذَﻳْ َﻦ َوﻛَﺎ َن اﻟﻠﱠﻪُ ﻏَﻔُﻮرًار (Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, ”Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang) QS. Al-Ahzab: 59. Jelaslah bahwa ajaran ini berlaku untuk semua kaum muslimah. Perintah tersebut juga diturunkan untuk istri-istri Nabi, tapi dengan cara yang berlaku umum untuk semua muslimah. Perintahnya seolah-olah memang khusus untuk mereka sebagai penghargaan dan syarat bahwa mereka seharusnya menjadi pelopor ketaatan yang paling dulu mengindahkan ajaran tersebut. Mereka diperintahkan supaya tidak memperlihatkan perhiasan anggota tubuhnya di depan orang lain, sehingga wanita itu wajib menutup seluruh tubuhnya selain wajah dan kedua telapak tangan.20
19
Felix Siaw, Op.Cit., hlm. 74-76. Muhammad Said Ramadhan, Kemana Pergi Wanita Mu’minah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1992), hlm. 17-18. 20
31
Walau tidak berbeda pendapat tentang kewajiban muslimah menutupi tubuhnya
dengan
jilbab,
ulama-ulama
berbeda
pendapat
dalam
mengartikan jilbab. Ada yang mengartikan jilbab sama dengan Khimar, adapula yang berpendapat bahwa jilbab adalah miqna’ah (kain yang menutup kepala dan muka), ada juga pendapat bahwa jilbab itu milhafah (mantel), izar (baju layaknya selimut yang menyelubungi badan), mula’ah (baju kurung yang memiliki lengan). 3. Pandangan Islam Tentang Berjilbab Telah kita pahami bahwa jilbab adalah pakaian yang terulur menutupi pakaian rumah wanita (al-tsaub). Sekarang kita akan membahas seberapa panjang wanita harus mengulurkan jilbabnya sesuai pandangan Islam. Ada sebuah hadis yang berbunyi “Barang siapa melabuhkan/menghela bajunya karena sombong, Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat nanti. “Ummu Salamah berkata, “Lalu apa yang harus diperbuat wanita dengan ujung-ujung pakaian mereka? ”Nabi SAW menjawab, “hendaklah mereka mengulurkannya sejengkal. ”Ummu Salamah bertanya, “kalau begitu, kakikaki mereka akan tersingkap? ”Lalu Nabi SAW menjawab, “Hendaklah mereka mengulurkannya dan jangan mereka menambah lagi dari itu”. Dalil ini tegas menyebutkan bahwa jilbab wanita mestilah diulurkan sampai menutupi kedua kaki secara sempurna. Maksudnya, jilbab wanita dipanjangkan sampai melampaui mata kakinya dan menutup telapak kakinya, agar tidak tersingkap dan menampakkan kaki-kaki muslimah yang juga termasuk aurat. Bila seorang muslimah mengenakan jilbab diatas mata
32
kakinya, tidak dapat dikatakan bahwa wanita itu sudah memenuhi syarat yang ditetapkan Allah untuk “mengulurkan jilbab atas tubuh mereka” sebagaimana yang sudah kita baca dalam surah Al-Ahzab ayat 59, walaupun ia menutupi sisa kakinya dengan kaus kaki.21 Karenanya, jilbab harus dipanjangkan hingga menutupi telapak kaki (irkha). Adapun kaos kaki bagi wanita juga wajib dipakai saat keluar rumah untuk melengkapi jilbabnya, karena itu lebih aman bagi mereka saat melangkah, hingga tidak terlihat kakinya dan tentunya lebih anggun. Jika jalan yang dilewati kotor bukankah jadinya jilbab yang dipanjangkan itu akan menyapu jalan yang kotor dan membuat pakaian menjadi najis?. Ummu Walad pernah bertanya kepada Ummu Salamah, “Aku adalah wanita yang memanjangkan ujung pakaianku, sementara aku biasa berjalan di jalan yang kotor?” Ummu Salamah menjawab, “Rasulullah SAW pernah bersabda :
.ْﺴ ْﻲ ﻓِﻲ اﻟْ َﻤﻜَﺎ ِن اﻟْ َﻘ ِﺬ ِر ِ ِﻲ َوأَﻣ ْ إﻧّﻲ ا ْﻣﺮأةٌ أُﻃ ْﻴ ُﻞ ذَﻳْﻠ:ٌَﺖ ﻟَﻬَﺎ ا ْﻣﺮأة ْ أﻧـّﻬَﺎ ﻗَﺎﻟ,ََﻋ ْﻦ أُ ّم َﺳﻠَ َﻤﺔ .(( ُ )) ﻳُﻄَ ﱠﻬ ُﺮﻩُ ﻣَﺎ ﺑَـ ْﻌ َﺪﻩ:-ﺻﻠﱠﻲ اﻟﻠّﻪ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠّ َﻢ َ -َﺎل َر ُﺳ ُﻞ اﻟﻠّ ِﻪ َ ﻗ:ََﺖ أُ ﱡم َﺳﻠَ َﻤﺔ ْ ﻓَـﻘَﺎﻟ
Artinya:
Ummu Salamah (istri Nabi Saw) menuturkan bahwa ada seorang wanita berkata kepadanya, “Aku adalah wanita yang memanjangkan pakaian bawahku, dan berjalan di tempat yang kotor. Ummu Salamah menjawab bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Kotoran itu disucikan oleh
21
Felix Siaw, Op.Cit., hlm. 82-83.
33
tanah berikutnya yang lebih bersih.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).22 Jilbab yang dipanjangkan tentu akan mengenai tanah tempat berjalan, dan bisa saja itu adalah sesuatu yang najis. Maka Rasulullah SAW mengisyaratkan dengan hadis tersebut bahwa najis akan disucikan oleh tanah yang bersih sesudahnya. Menurut Imam Al-Syafi’i, pembersihan ini didapatkan hanyalah bila kotoran yang dilewati itu telah kering sehingga tidak ada sesuatu yang menempel atau melekat pada pakaian. Adapun bila pakaian itu diseret melewati kotoran yang basah, tidak dapat dibersihkan kecuali dengan mencucinya.Imam Ahmad berkata, “Bukan maknanya bila pakaian itu terkena najis, kemudian orang yang memakainya melewati tanah, tanah itu dapat menyucikannya. Namun maknanya orang itu melewati suatu tempat hingga mengotori pakaiannya, kemudian melewati tempat yang lebih baik/bersih dari tempat yang sebelumnya, maka tanah di tempat yang bersih itu akan menghilangkan kotoran yang ada pada pakaiannya karena melewati tempat yang kotor sebelumnya”. Bisa
pula
dilakukan
langkah-langkah
pencegahan
lain
saat
mengenakan jilbab panjang. Yaitu, jilbab bisa diangkat sedikit, agar tidak terkena najis saat melewati tempat yang kotor.23 Ada beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi agar pakaian bias disebut hijab/jilbab syar’i, antara lain:
22
hlm. 174.
23
Muhammad Shidiq Hasan Khan, Ensiklopedia Hadis Sahih, (Jakarta : Mizania, 2000)
Ibid., hlm. 82-83.
34
1. Menutupi seluruh tubuh termasuk wajah dan kedua telapak tangan. Jilbab adalah pakaian yang menjulur (sampai menyentuh tanah) yang menutupi seluruh tubuh. Mengulurkan berarti menurunkan. Oleh Karena itu hijab yang sesuai syariat adalah hijab yang menutupi seluruh tubuh. 2. Terbuat dari bahan kain yang tebal dan tidak tipis menerawang, karena tujuan hijab adalah menutupi, sehingga jika tidak menutupi, maka ia tidak bias disebut hijab, mengingat ia tidak bisa mencegah pandangan mata orang lain. 3. Tidak menjadi hiasan dengan berbagai warna mencolok yang membuat mata melirik. Jika busana hijab sudah beralih fungsi menjadi hiasan, maka ia tidak boleh dipakai dan tidak dapat dinamakan sebagai hijab, Karena hijab adalah busana yang menutupi perhiasan dari (pandangan) orang lain. 4. Longgar, tidak ketat, tidak memperlihatkan lekuk-lekuk badan, tidak menonjolkan aurat, dan tidak memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang memancing fitnah /pesona seksual. 5. Tidak disemprot parfum yang dapat membangkitkan gairah laki-laki. “Sesungguhnya apabila seorang wanita memakai parfum, kemudian melintas di hadapan kaum agar mereka mencium aroma parfumnya, maka ia adalah wanita pezina”. 6. Tidak menyerupai busana laki-laki. Ini didasarkan pada hadis Abu Hurairah ra.: Nabi melaknat laki-laki yang memakai pakaian ala busana wanita dan wanita yang memakai pakaian ala pakaian laki-laki.
35
Maksudnya, wanita-wanita yang meniru laki-laki dalam berbusana dan bermode, persis seperti sebagian wanita zaman sekarang. Sedangkan laki-laki yang bergaya wanita adalah mereka yang cara berpakaian, gaya bicara,
dan
lainnya
meniru-niru
kaum
wanita.
Semoga
Allah
menyelamatkan kita dari mereka. 7. Bukan pakaian kebesaran. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW “Barangsiapa yang mengenakan busana kebesaran di dunia, maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan di hari kiamat, kemudian Dia akan menyalakan api di dalamnya. Adapun yang dimaksud pakaian kebesaran adalah pakaian yang dimaksudkan untuk mencari ketenaran dan reputasi di tengah masyarakat, baik busana mahal yang dipakai untuk memamerkan kekayaan ataupun busana gembel sekalipun untuk zuhud dan riya’. 8. Tidak mirip dengan pakaian/busana wanita kafir. Hal ini didasarkan sabda Nabi SAW “Barangsiapa yang meniru-niru (menyerupai) suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka.24 9. Jangan ber-Tabarruj yaitu segala perbuatan wanita yang menarik perhatian lelaki, baik diniatkan atau tidak. Jangan sampai menampakkan “perhiasan” dalam pengertian umum, yang biasanya tidak ditampakkan oleh wanita baik-baik, atau memakai sesuatu yang tidak wajar dipakai.
24
Ibrahim bin Fathi bin Abd Al-Muqtadir, Op.Cit., hlm. Xxix-xxxii.
36
4. Perkembangan Jilbab Kita tahu bahwa di Mesir cadar dipakai oleh kalangan wanita-wanita maju dan kaya serta menengah hingga sekitar awal abad XX. Benih perubahan baru terjadi setelah sekian banyak cendekiawan Mesir yang berkunjung dan belajar di Eropa, khususnya Perancis, lalu mereka kembali membawa angin perubahan serta pandangan-pandangan baru yang selama ini belum dikenal oleh negeri-negeri Islam, termasuk Mesir. Memang sebelumnya sudah ada sementara wanita yang menanggalkan pakaian tertutup akibat pergaulan mereka dengan wanita-wanita barat, khususnya perancis yang dating ke Mesir di bawah pimpinan Napoleon (1798-1801 M), tetapi ketika itu belum ada ajakan sistematis atas nama ajaran Islam. Mereka yang menanggalkan pakaian tertutup itu adalah wanita-wanita yang dinilai kebarat-baratan atau bahkan yang telah melanggar budaya dan ajaran agama.25 Seiring berjalannya waktu jilbab telah mengalami perubahan khususnya di negeri kita ini, perkembangan jilbab semakin luas. Banyak kaum muslimah yang sekarang berlomba-lomba menggunakan jilbab sebagai kebutuhan. Misalnya untuk pergi kesekolah, kekampus, kerja dan lain sebagainya. Banyak bentuk dan model jilbab sekarang ini, ada turban, bergo, jilbab paris, pashmina dan lain-lain. Namun jilbab bukanlah pengganti keindahan rambut, bukan pengganti kemolekan tubuh, juga bukan sebagai perhiasan yang menyebabkan muslimah menjadi pusat
25
M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 165-166.
37
perhatian dimana pun ia pergi. Namun tujuan Jilbab yaitu menutupi perhiasan. Rasulullah SAW juga mengingatkan lelaki dan wanita yang beriman kepada Allah SWT untuk menjauhkan diri dari berpakaian guna mengejar popularitas, atau berpakaian hingga ia menjadi perhatian yang lainnya, atau berpakaian yang tidak lazim dan berlebihan. Ragam model busana sekarang ini perkembangannya sangat pesat dan sangat drastis. Hampir setiap bulan dan mungkin bisa setiap hari, ada saja pakaian model baru yang dijual dipasaran. Apalagi didukung oleh banyaknya acara fashion show (pertunjukan busana) yang ditampilkan di stasiun televisi maupun media massa lainnya yang sangat memungkinkan kita untuk tergiur meniru model bahkan memilikinya. Hampir kesemuanya meniru dan berkiblat pada budaya pakaian Barat yang cenderung membuka aurat. Ditambah lagi dengan adanya dukungan pers sehingga budaya pakaian Barat akan sulit terbendung dan terfilter (tersaring). Akibatnya kita akan cenderung meniru model pakaian tersebut. Hijab dari masa kemasa sudah melewati banyak perkembangan apabila dikaitkan dengan dari sisi fashion. Sedangkan sebutan hijab lebih dipopulerkan oleh perkembangan model dan gaya bebusana yang dipublikasikan di dunia internet tutorial dan media. Jilbab dimasa lalu lebih sederhana dan dibiarkan apa adanya, sedang hijab kesan fashionnya lebih terasa sekali. Hijab memiliki ciri fashion yang lebih kental dibandingkan jilbab pendahulunya. Sebelum berkembangnya dunia mode muslimah dalam 2-3
38
tahun terakhir, jilbab terkesan lebih sederhana dan apa adanya. Sementara hijab masa kini, tidak butuh waktu lama untuk mengeluarkan kreasi baru, gaya atau motif baru dan trend terbaru. Kali ini penulis ingin membahas mengenai perkembangan hijab dari waktu ke waktu kearah yang terpuji. Terutama hijab di Indonesia. Hijab Gaya Klasik
Jilbab seperti gambar diatas tampaknya tak pernah ketinggalan zaman. Dari zaman dulu sampai sekarang masih banyak wanita yang menggunakannya sekalipun gempuran trend model hijab sudah mulai bergeser kearah yang lebih fashion. Kebanyakan pengguna jilbab ini adalah wanita dewasa yang sudah malu dengan model ABG yang ganya sangat hijabers. Gaya hijab ini memang sangat simpel dengan menggunakan jilbab ciput kemudian jilabab dipasangkan dikepala dengan menyerupai segitiga dan dipasangkan peniti dibawah dagu selesai. sangat sederhana dan dengan gaya yang sederhana pula.
39
Hijab Ciput dan Kerudung
Di era tahun 90-an, ada model jilbab dengan ciput dan kerudung atau kerudung saja tanpa ciput. Gaya ini dimasanya sempat trendy meskipun tidak terlalu menutup aurat dengan kemunculan beberapa artis dan politikus wanita dengan gaya seperti ini, misalnya Yenni Wahid artis Ineke Koesherawati. Jilbab Ikat
Sedangkan di era tahun 2000-an sempat populer jilbab dengan melilitkannya ke leher yang nampak lebih praktis. Gaya jilbab ini sering digunakan oleh artis dan ditiru secara luas.
40
Hijab Masa Kini
Hijab yang penuh dengan kreasi dan memadukan banyak warna yang mulai populer 3-4 tahun belakangan ini. hijab jenis ini lebih disukai oleh remaja putri yang sangat suka dengan hal-hal yang baru. Kreasi jilbab ini tidak hanya dengan gaya hijab semata tapi juga memadukan model busana yang memnikuti trend sekarang ini dengan bergam warna. Hijab atau jilbab adalah identitas seorang wanita muslim, dan bukan penghalang untuk berinteraksi dengan siapa pun. Dengan hijab kita menunjukkan bahwa, kita santun, punya harga diri dan semoga tetap cantik. Ada sebuah hadis yang berbunyi seperti ini
ٌْﻞ اﻟﻨﱠﺎ ِر ﻟَ ْﻢ أَ َرُﻫﻤَﺎ ﻗـ َْﻮم ِ ﺻﻨﻔﺎن ِﻣ ْﻦ أَﻫ: ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻞ اﻟﻠﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻼم: ﻋﻦ اﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮة ﻗﺎل َت ُرءُو ُﺳ ُﻬ ﱠﻦ ٌ َت ﻣَﺎﺋِﻼ ٌ َﺎت ُﻣﻤِﻴﻼ ٌ َﺎت ﻋَﺎ ِرﻳ ٌ َﺎﺳﻴ ِ ﱠﺎس َوﻧِﺴَﺎءٌ ﻛ َ ﻀ ِﺮﺑُﻮ َن ﺑِﻬَﺎ اﻟﻨ ْ ََﺎب اﻟْﺒَـ َﻘ ِﺮ ﻳ ِ ط َﻛﺄَ ْذﻧ ٌ َﻣ َﻌ ُﻬ ْﻢ ِﺳﻴَﺎ َﺴﻴ َﺮةِ َﻛﺬَا َوَﻛﺬَا ِ َﺠ ْﺪ َن رِﻳ َﺤﻬَﺎ َوإِ ﱠن رِﻳ َﺤﻬَﺎ ﻟَﻴُﻮ َﺟ ُﺪ ِﻣ ْﻦ ﻣ ِ ْﺖ اﻟْﻤَﺎﺋِﻠَ ِﺔ ﻻَ ﻳَ ْﺪ ُﺧﻠْ َﻦ اﻟْ َﺠﻨﱠﺔَ َوﻻَ ﻳ ِ َﻛﺄَ ْﺳﻨِ َﻤ ِﺔ اﻟْﺒُﺨ ۞۞ اﺧﺮﺟﻪ ﻣﺴﻠﻢ واﻟﻨﻮوي
41
Artinya: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok dan condong (dari ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring. wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian”.(HR. Muslim dan An-Nawawi) 26 Imam Al-Nawawi menulis dalam Syarh Muslim, “Hadis ini merupakan salah satu mukjizat Rasulullah SAW apa yang telah beliau kabarkan kini telah terjadi”. Yang kita lihat pada zaman ini, ketika kreasi kerudung mulai banyak yang menyerupai bahkan menyengaja untuk membentuk punuk unta.Padahal hadis tadi tegas melarangnya. Makna “berpakaian tetapi telanjang” dengan maksud: 1. Wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepadaNya. 2. wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah. 3. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya.
26
hlm.1046.
Abdul Qowi Al MUndiri, Ringkasan Shahih Muslim, (Solo: Insan Kamil, 2012),
42
4. Wanita yang memakai pakaian tipis sehinggan tampak bagian dalam tubuhnya.27 Hijab/jilbab bukanlah sebuah trend fashion (memperhatikan mode) yang modenya disesuaikan dengan zaman dan keinginan, yang harus dibuat rumit sehingga menyusahkan (terkesan ribet) untuk memakainya. Hijab juga bukanlah pelarian bagi fashionista (penggila gaya) yang tetap ingin disebut Islami. Adapun mengenai mode busana muslim, tidaklah ada ketentuan yang pasti dari nas Al-Qur’an atau Al-Hadits, namun semua telah diserahkan kepada pribadi masing-masing sesuai dengan selera dan seni budaya serta keadaan lingkungan asalkan memenuhi syarat atau fungsi tertutupnya aurat dapat terpenuhi secara sempurna.28 Fungsi wanita berjilbab adalah: a. Menjauhkan wanita dari gangguan laki-laki jahil. b. Membedakan wanita yang berakhlak baik (mulia) dan yang berakhlak kurang baik. c. Mencegah timbulnya fitnah birahi dari kaum laki-laki. d. Memelihara kesucian agama.29 Dari sini telah jelas bahwa busana perhiasan manusia yang sangat mendasar, sebagai perwujudan dari sifat kemanusiaan yang memiliki rasa malu, keindahan dan untuk menjaga diri dari gangguan yang mengenai 27
Felix Siaw, Op.Cit., hlm.88-90. Mulhandi Ibn Haj, et.al, Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab, (Bandung: Espress, 1998), hlm. 124. 29 M. Thalib, Analisa Wanita Dalam Bimbingan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1978), hlm. 83. 28
43
tubuh manusia itu sendiri. Bagaimanapun terbelakangnya budaya, perasaan dan pikiran manusia, usaha untuk selalu menutup tubuh kita akan selalu ada sekalipun dalam bentuk yang sangat minim dan terbatas. Sesuai dengan kemampuan budaya rasa dan akal manusia. Namun demikian, tidak bisa dikatakan bahwa manusia itu sama sekali tidak ada usaha untuk tidak mengenakan busana, hanya saja perkembangan budaya manusialah yang akan menentuka hal ini.30 C. DEFINISI FUNKY Dalam dunia gaya, banyak terjadi pembalikan makna. Kata funky arti sebenarnya adalah busuk, kemudian mengalami pergeseran makna menjadi makna seolah "positif". Achmad Haldani D, staf pengajar Program Studi Kria Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung terhadap kasus tersebut, menyebutnya sebagai suatu kenyataan sejarah, gaya-gaya busana yang muncul di Barat amat kental dengan sisi perjuangan subkultur anak muda terhadap berbagai masalah yang penuh gejolak (fenomena). Menurutnya funky merupakan kata sifat dari kata dasar funk yang berarti (bau) busuk atau stinky. Seperti halnya pemutar-balikan makna bad (baca: jelek, buruk atas sesuatu hal) menjadi cool (baca; keren atas sesuatu hal tadi) yang muncul di era gaya ini, istilah funk juga mengalami pergeseran makna (seolah bagi kalangan mereka) positif, yaitu semerbak wangi. Mengapa? Di tengah suasana yang serba tidak menyenangkan (tertekan, miskin, muram, kumuh, yang 30
berhubungan
dengan
makna
harfiah
funk)
mereka
justru
Labib MZ., Wanita dan Jilbab, (Surabaya: Bintang Pelajar, 1988), hlm. 114-115.
44
mengekspresikannya dalam bentuk atau selera yang justru berlawanan, seperti memainkan, menari, dan mendengarkan musik yang berirama menyenangkan, gembira, beat yang tegas, serta erotik. Ditambah cara berpakaian yang juga menyenangkan seperti berkesan seksi dan gemerlap. Ternyata memang gaya funky itu kental dengan nuansa peradaban Barat.31 Funky berasal dari bahasa inggris yang artinya penuh emosi dan irama.32 Historisnya, di antara tahun 1950 sampai 1970-an gaya funk berhubungan dengan kelebihan dalam hal erotisme dan gairah seksual. Sementara itu kata funky lebih dekat pada suatu hal yang berkaitan dengan musik kulit hitam hingga soul. Sedangkan tentang gaya berpakaian dan cara bersolek ria pada istilah funky merujuk dalam gaya yang lahir di awal tahun 1970-an yang disebut Pimp Look (penampilan mirip mucikari) yang muncul di sekitar perkampungan kumuh orang kulit hitam Amerika.33 Namun dalam skripsi ini diartikan sebagai sesuatu yang modis, trendi, keren dan selalu mengikuti perkembangan trend fashion (memperhatikan mode) dan lifestyle (gaya hidup).
31
Artikel Remaja Funky oleh Riky, 15 Februari 2009. Diambil pada tanggal 13 mei 2015 pukul 12.35. 32 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), hlm. 154. 33 http: //m.aslamiyah.abatasa.co.id/post/detail/16328/jilbab-funky-no-way-. Diakses pada tanggal 13 mei 2015 pukul 13.50.
BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Data Umum (Gambaran Umum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara) 1. Sejarah Berdirinya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UNISNU
Jepara Pada awal tahun 1988, 12 aktivis pendidikan NU dengan tokoh sentra KH Mahfudz Asymawi (alm), Ketua Cab.LP Ma’arif Jepara menggagas berdirinya perguruan tinggi di Jepara. Selain silaturahmi dan musyawarah terus dilakukan, berkali-kali juga melakukan audiensi ke sesepuh dan pejabat, seperti KH MA Sahal Mahfudz, KH Mc Amin Soleh, Bupati Jepara Hishom Prestyo, SH dan Rektor IAIN Walisongo Prof. Drs. Ahmad Loedjito. Semula digagas sebuah IKIP, untuk pemberdayaan pendidikan umum yang sangat dibutuhkan masyarakat. Tetapi karena kebijakan pemerintah belum memungkinkan, maka dialihkan ke Institut Islam, singkatnya berdirilah Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara. Hal ini juga dimaksudkan sebagai pengibaran bendera NU secara formatif untuk menjawab tantangan besar dalam berfastabiqul khairat. Untuk persiapan pengelolaan pada 17 Maret 1989 dibentuklah Yayasan INISNU. Atas perkenan Kopertais XI pada tahun akademik 1989-1990
45
46
menerima mahasiswa baru, KH. MA Sahal Mahfudz berkenan menjadi rektornya dan Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama pada saat itu memberikan ijin operasional 3 fakultas ( Syariah, Tarbiyah dan Da’wah) dengan SK Menag RI No. 176 Agustus 1991. Pada tahun berikutnya INISNU menempati kampus baru setelah memperoleh fasilitas tukar guling tanah bengkok perangkat desa Tahunan. Semakin tahun bendera Inisnu semakin berkibar, hingga pada tahun 1996 menggelar wisudanya yang pertama. Namun, pengurus yayasan kurang puas dengan capaian, kemudian menggagas lagi mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi NU (STIENU) dan Yayasan INISNU juga diubah menjadi Yayasan Pendidikan Tinggi NU (YAPTINU). Setelah STIENU mendapatkan ijin operasional dengan SK Mendikbud RI No.68/0/0/1997 pada 8 Oktober 1987 untuk Prodi Manajemen dan Akutansi, kemudian STIENU diketuai oleh mantan PWNU Jateng Drs Ahmad, dengan didampingi Dr. Purbaya, Budi Santoso, MS dan Muh Imron SE, masing-masing sebagai Puket 1, 2 dan 3. Sementara Sekretaris YAPTINU H. Ali Irfan Mukhtar kemudian ditugasi menjadi ‘palang pintu’ dengan berbagai status antara lain, Kepala BUAK, Presenter, Bendahara dan bahkan Asisten Dosen. Berkat bantuan berbagai pihak STIENU menjadi besar selanjutnya diketuai Drs. Ahmad (1997-1999), Drs H. Sudito Yuwono (1999-2001), Drs. Ahmad (2001-2005) dan H. Setiono, SE, MM (2005 s/d sekarang).
47
Menyimak perkembangan dan kemajuan Jepara sebagai kota industri, mebel dan ukir, tenun ikat, rotan, monel, kaligrafi dan pariwisata, kemudian YAPTINU menggagas mendirikan STTDNU. Singkatnya gagasan mendirikan STTDNU itu cepat terealisir dengan ditandai perubahan bentuk dari ATIKANU menjadi
Sekolah
Tinggi
Teknologi
dan
Desain
NU
(STTDNU).
Seiring dengan tuntutan perubahan yang berangkat dari pemikiran, meski kondisi akhir dari ketiga lembaga pendidikan itu sudah mendekati kemapanan, karena sudah mempunyai 4639 mahasiswa, dosen S1 33 orang, dosen S2 133 orang, dan dosen S3 7 orang. Tetapi pengurus YAPTINU belum merasa sampai pada pencapaian visi sehingga ketiga lembaga tersebut berubah bentuk menjadi Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU), dengan rektor Prof.Dr H Muhtarom, HM. UNISNU merupakan perguruan tinggi Islam satu-satunya yang berada di Jepara.Umur perguruan tinggi ini baru dua tahun.Tiga perguruan tinggi yang melebur jadi UNISNU adalah STIENU, STTDNU, INISNU. Rapat perdana pembahasan sekaligus pengumuman universitas baru itu dilakukan mengacu pada surat keputusan Dirjen Dikti Kemendikbud bertanggal 26 April 2013, Unisnu membuka 15 program studi (prodi) yang semuanya untuk jenjang strata 1 (S-1). Profil Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (YAPTINU) Jepara Nama Yayasan Alamat
: Yayasan Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (YAPTINU) Jepara : Jl. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara
48
Telp. Fax. Email Tanggal Berdiri
: : : :
(0291) 596668 (0291) 595320
[email protected] 05/11/1996 Akta Notaris Benyamin Kusuma, SH No. 5 tanggal 6 November : 1996 : 06/11/1996 : C-HT.01.09-09 : 06/01/2006 :
[email protected] [email protected]
Akta pendirian Tanggal Kemenkumham Tanggal Email FTIK Phone
: (0291) 595320 / (0291) 593132 : www.ftk.unisnu.ac.id
Website
Twitter : @ftk_unisnu Koordinat Lokasi Garis : -6.6160975000 Lintang Koordinat Lokasi Garis Bujur : 110.6924433000 Susunan Pengurus YAPTINU Ketua Sekretaris Bendahara
: KH. Ai Irfan Mukhtar : Dr. H. M. Zainuri, M.M. : Drs. Umardani, M.M. Struktur UNISNU Unsur Pimpinan Pimpinan universitas adalah Rektor dan para Wakil Rektor, bertugas
antara lain menjalankan fungsi pengelolaan universitas secara keseluruhan, melaksanakan penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
49
kepada masyarakat, membina civitas akademika (dosen & mahasiswa) serta membina hubungan dengan alumni, baik di lingkungan universitas dan masyarakat. Rektor Wakil Rektor I Wakil Rektor II Wakil Rektor III
: : : :
Prof. Dr. H. Mukhtarom HM. Dr. H. Sa’dullah Assaidi, MA. Drs. H. Hendro Martojo, M.M. Ir. H. Mustofa Mukhtar, M.T.
Dekan Fakultas dan Ketua Program Studi Dekan Fakultas adalah unsur pelaksana akademik di tiap fakultas yang bertugas menjalankan fungsi pengelolaan fakultas. Pada saat ini UNISNU terdiri atas 5 Fakultas, 15 Program Studi dan 1 Program Pasca Sarjana Dekan Fakultas dan Direktur Pasca Sarjana.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Direktur Pascasarjana
H. Noor Rohman Fauzan, B.Ed., M.A. : Drs. H. Barowi, M.Ag. :
: Drs. H. Akhirin, M.Ag. : Much. Imron, S.E., M.M. : Ir. Gun Sudiryanto, M.M. : Dr. Supardjo, M.M., M.Pd.
Ketua Program Studi Ka Prodi Komunikasi dan Penyiaran Ka Prodi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Ka Prodi Pendidikan Agama Islam Ka Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Ka Prodi Manajemen
: : : : :
Abdul Wahab, S.Sos.I., M.S.I. Hudi, S.H.I., M.S.I. Mufid, M.Ag. Drs. Muchlas Yusak, Dipl.Appl.Ling. Hadi Ismanto, S.E., M.M.
50
Ka Prodi Akuntansi Ka Prodi Ekonomi Islam Ka Prodi Teknik Industri Ka Prodi Teknik Elektro Ka Prodi Teknik Sipil Ka Prodi Teknik Informatika Ka Prodi Sistem Informasi Ka Prodi Desain Produk Ka Prodi Desain Komunikasi Visual Ka Prodi Budidaya Perairan
: : : : : : : : : :
Ali Sofwan, S.E., M.Si. Noor Arifin, S.E., M.Si. Muhammad Choiru Zulfa, S.T. Dias Prihatmoko, S.T., M.Eg. Mochammad Qomaruddin, S.T., M.T. Akhmad Khanif Zyen, S.Kom. Suyatno, S.Kom., M.Kom. Jati Widagdo, S.Sn., M.SN. Drs. Zainul Arifin, M.Hum. Ir. Noor Hamid, M.Sc.
Senat Akademik Senat Akademik merupakan badan normatif tertinggi di universitas dalam bidang akademik yang terdiri dari Rektor, para Wakil Rektor, Dekan Fakultas, dan Wakil Dosen yang dipilih melalui pemilihan, dan unsur yang lain ditetapkan oleh Senat Akademik. Pusat Administrasi Universitas Pusat Administrasi Universitas adalah bagian yang vital dan esensial bagi manajemen UNISNU, karena disinilah roda operasional UNISNU dijalankan.Citra UNISNU dibangun di atas kinerja yang dicapai lewat koordinasi antar bagian yang ada dalam organisasi UNISNU. Pusat Administrasi Universitas terdiri: Kepala Biro Biro 1 : Saifurrohman, S.Pd. M.Pd. Biro 2 : Aida Nahar, S.E., M.Si.
51
Biro 3 : Nur Rohman, S.Pd., M.Pd. Ketua Lembaga Lembaga Penjaminan Mutu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Lembaga Pengembangan Pendidikan - Ketua - Sekretaris
: Miftah Arifin, S.H., M.H. : Purwo Adi Wibowo, S.E., M.Sc. : Dr. H. Sa’dullah Assaidi, MA. : Saifurrohman, S.Pd., M.Pd.
Kepala UPT UPT Pusat Data dan Pengembangan IT UPT Kewirausahaan UPT Perpustakaan
: A. Khoirul Anam, S.E., M.Si. : M. Rifqy Roosdhani, S.T., M.M. : Hj. Nurul Komaryatin, S.E., M.Si.
Kepala Bagian Bagian Administrasi Akademik Bagian PSDM Bagian Keuangan Bagian Umum Bagian Hukum dan Kerjasama Bagian Alumni dan Kemahasiswaan
: : : : : :
Sukarno, S.E. Suyanto, S.Pd., M.M. Endang Ernawati, S.E. Umi Faridatun, S.E. Eko Nur Fuad, S.E., M.M. Moch. Aminnudin, S.E., M.M.
Tata usaha Fakultas dan Program pasca sarjana Ka TU Fakultas Dakwah dan Komunikasi Ka TU Fakultas Syari'ah dan Hukum Ka TU Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Ka TU Fakultas Sains dan Teknologi Ka TU Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ka TU Pascasarjana
: : : : : :
Mulyadi, S.Ag. Rukhaniyah, S.H.I. Dedi Merisa, S.H.I. Imron Choeri, S.H.I. Siti Istiqomah, S.E. Nor Soleh, S.H.I.
52
Fakultas dan Studi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Fakultas
Program studi
Tarbiyah Tarbiyah Tarbiyah Tarbiyah Ekonomi Ekonomi Ekonomi Syari'ah
Pendidikan Agama Islam (S1) Pendidikan Bahasa Inggris (S1) PGSD (S1) Manajemen Pendidikan Islam (S2) Akuntansi (S1) Manajemen (S1) Ekonomi Islam (S1) Al-Ahwal Al-Syakshiyyah (Hukum Keluarga) (S1) Syari'ah Perbankan Syari'ah (S1) Komunikasi Komunikasi & Penyiaran Islam (S1) Teknik Teknik Industri (S1) Teknik Teknik Sipil (S1) Teknik Teknik Elektro (S1) Teknik Teknik Informatika (S1) Teknik Desain Produk (S1) Teknik Komunikasi Visual (S1) Teknik Budidaya Perairan (S1)
Status Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi
Akredi tasi B C B B B B B B
Terakreditasi Terakreditasi
B B
Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi
B B B B B B B
Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama' (UNISNU) Jepara Dekan Drs. H. Akhirin M.Ag. Wakil dekan I Drs. Abdul Rozaq M.Ag. Wakil dekan II Drs. H. Mahalli, M.Pd. Wakil dekan III Drs. Maswan, MM.
53
Ketua Program Studi di Lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama' Jepara Ketua Program Studi Pendidikan Agaqma Islam (PAI) Mufid, M.Ag. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Drs. H. Muchlas Yusak, Bagian Administrasi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama' Jepara Kepala Bag. Tata Usaha Dedi Merisa, S.HI Staff Bag. Tata Usaha Azas Riyadi, S.Kom.I Lilik Sugiyanti, S.Pd.I Miftakhurrohman, S.Pd.I Zakky Zamroni Zain, S.Sy
Daftar Kode Dosen / Asisten Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara No Kode Nama Dosen Dosen 1 1 DR. KH. MA. Sahal Mahfudh 2 2 Prof. Dr. KH. Muhtarom HM.
No 45 46
Kode Nama Dosen Dosen 45 H. Sholihul Hadi, M.Ag. 46 Dra. Hj. Nurul Maziyah, M.M.
54
3 4 5 6
3 4 5 6
Dr. H. Mustaqim, M.Pd. Dr. Sa'dullah Assaidi, M.Ag. Drs. H. Akhirin, M.Ag. Dr. H. Darmu'in, M.Ag.
47 48 49 50
47 48 49 50
7 8
7 8
Drs. Abdul Rozaq, M.Ag. Drs. H. Mahalli, M.Pd.
51 52
51 52
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Drs. Maswan, MM. Dr. H. Fathul Mufid, MSI. Drs. H. Ahmad Barowi, M.Ag. H. Noor Rohman, B.Ed., MA. Drs. H. Ali Muqoddas, M.Ag. Drs. H. A. Sugiwanto, MM. Drs. Ali Munir Basyir Drs. H. Amir Gufron, M.Ag. Drs. H. Umar M., Lc., M.Ag. Drs. Achmad Slamet, MSI.
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
8/53 8/54 55 56 57 58 59 60 61 62
19 20 21 22
19 20 21 22
Drs. H. Masjhadi,M.Ag. Saifurrohman, S.Ag., M.Pd. Drs. Bambang SU., MM. Drs. Sunhaji Sutikno, MM.
63 64 65 66
63 64 65 66
23
23
67
67
24 25 26
24 25 26
Drs. H. Asyhari Syamsuri, MM. Drs. H. Ah. Rif'an, M.Ag. Dr. H. Mashudi, M.Ag. H. Suwanto, S.Ag., MM.
68 69 70
20/68 69 70
27
27
H. Nur Khoiri, M.Ag.
71
71
28 29 30 31 32
28 29 30 31 32
Mufid, M.Ag. Drs. H. Ali Murtadlo, M.Pd.I. Dr. H. Djasadi, M.Pd. Dr. H. Supardjo, MM. M.Pd. Drs. H. Abdul Wahib Syakour, M.Pd.I
72 73 74 75 76
8/72 73 74 75 76
Agus Salim, S.Ag., M.Pd. Nurul Aini, SIP., S.Pd., M.Si. Drs. H. A. Sholikhin, MM H. Sidqon Famulaqih, Lc., MSI. Drs. H. Umardani, MM. Mayadina R. Musfiroh., SHI, MA. Efi Fahrina, S.Pd. Wahyuki, SS. M. Hanif Fahmi, MT. M. Zainuri, S.Ag., M.Pd. Dr. H. Subaidi, S.Pd.I., M.Pd. H. Tupomo, M.Ag. H. Binhima M. Burhan, M.Ag. Abdul Wahab, S.Sos.I., MSI. Drs. Ali Shofwan, M.Pd.I Muh. Khusni Arafat, Lc., MSI. Dra. Hj. Istifa'iyah, M.Pd Muhlisin, M.Sc Hudi, SHI., MSI. Muhammad Natsir, S.S., M.Pd. H. Wuryantoyo, S.Pd.I, M.Pd. Teguh Tamrin, S. Kom. Husni Mubarok, M.Pd. Aprilia Riyana Putri, S.Pd., M.Pd. Hayu Dian Yulistianti, S.Pd., M.Pd. Haryanto, S.S. Khalimatus Sadiyah, M.Pd.I Hj. Aini Mahmudah, MSI. Sukarman, M.Pd.I Muhammad Nashrul Haqqi, M.Hum.
55
33 34
33 34
35 36 37
35 36 37
38
38
39 40 41 42 43 44
39 40 41 42 43 44
Drs. Abd. Rozaq Dr. Muhammad Badrussalam, M.Ed. Dr. Sumardi, M.Hum. Dr. Ahmad Ali Riyadi, M.Ag. Dr. Hj. Mulida Hadrina Harjanti, M.Pd. Drs. H. Muchlas Yusak, Dip. Appl. Ling. Dra. Hj. Kholilah Mawardi Drs. Amientarto, MM. Drs. Moh. Yasin, M.Ag. H. Kuswanto, S.Ag., MM. Taufiqurrohman, SS., M.Hum. Hj. Hindun Anisah, MA.
77 78
77 78
Zaenuddin, M.Pd.I. Anina Fidiana, SS., M.Pd
79 80 81
79 80 81
Aliva Rosdiana, S.S., M.Pd Ana Rahmawati, Lc., M.Hum. Alex Yusron, M.Pd.I
82
82
Fathur Rohman, M.Pd.I.
83 84 85 86 87 88
83 84 85 86 87 9/88
Eka Setya Budi, M.Pd. Yushinta Eka Farida, M.Pd Nusrotus Saidah, M.Pd Dwi Erlin Effendi, M.Pd. Nina Sofiana, M.Pd. Muhammadun, S.Pd.I.
2. Keadaan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jeparaterhitung dari mulai saya masuk ke perguruan tinggi ini pada tahun 2011 sampai tahun 2014 atau mahasiswa yang aktif sampai tahun 2015mempunyai mahasiswa sebanyak 1.372. Dengan rincian sebagai berikut: Program Studi Reguler 1 Pendidikan Agama Islam (R.1 PAI) mempunyai data sebagai berikut: No. 1.
Angkatan
L
P
Jumlah Mahasiswa
2011
43
89
132
56
2.
2012
58
109
167
3.
2013
41
108
149
4.
2014
49
95
144
Total
592
Sedangkan pada Reguler 2 Pendidikan Agama Islam (R.2 PAI) mempunyai data sebagai berikut: No.
Angkatan
L
P
Jumlah Mahasiswa
1.
2011
84
117
201
2.
2012
78
96
174
3.
2013
48
71
119
4.
2014
58
57
115
Total
608
Program studi Pendidikan Bahasa Inggris mempunyai data sebagai berikut: No.
Angkatan
L
P
Jumlah Mahasiswa
1.
2013
11
55
66
2.
2014
21
73
94
57
Total
169
Dari segi Kemahasiswaan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan memiliki Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang berada dibawah naungan BEM UNISNU, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PAI DAN PBI, serta Unit Kegiatan Mahasiswa seperti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IDEA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, BandTa (Band of Tarbiyah), Racana Kalijaga-Ratu Kalinyamat, Wahana Mahasiswa Pecinta Alam (WAPALHI), serta Organisasi Pengembangan Bahasa (Arab dan Inggris). 3. Visi dan Misi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara memiliki dua program studi yaitu Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdiri sejak tahun 1989. Pada awalnya merupakan salah satu dari program studi Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara. Pada tahun 2013, program studi PAI berada di bawah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Nahdhatul Ulama (UNISNU Jepara). Program Studi PAI ini telah meluluskan para alumni yang profesional di bidang pendidikan agama Islam, beraqidah ahlussunnah wal jamaah dan berahlaqul karimah. Program Studi PAI selain melaksanakan pendidikan dan pengajaran, juga melakukan penelitian di bidang pendidikan agama Islam,
58
pengabdian kepada masyarakat dan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan agama Islam yang lebih berkualitas, dinamis dan akuntabel. Dalam proses pembelajarannya, program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UNISNU Jepara bukan hanya memanfaatkan toknologi pembelajaran konvensional tetapi juga dengan teknologi digital. Disamping itu, pembelajaran PAI diajarkan secara tektual maupun kontektual. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) telah terakreditasi, berkonsentrasi pada pematangan kompetensi mahasiswa untuk menjadi guru Pendidikan Agama Islam yang handal dengan gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I). Dalam proses pembelajaran, PAI memanfaatkan teknologi digital. Selain itu mahasiswa juga dipersiapkan untuk mampu berbahasa inggris menjembatani mahasiswa untuk menjadi wirausahawan (enterpeneurship) yang handal. Adapun keunggulan Prodi Pendidikan Agama Islam adalah 1. Mengembangkan kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggris. 2. Melakukan pengkajian kitab kuning yang bekerjasama dengan pondok pesantren di lingkungan kampus. 3. Menjembatani
pengembangan
soft
skill
mahasiswa
yang
berbasis
entrepreneurship. 4. Lulusan PAI sudah mewarnai seluruh sekolah/madrasah di kabupaten Jepara dan sekitarnya. 5. Dipercaya oleh kementerian Agama RI untuk program Center of Exelence.
59
6. Dipercaya oleh kementerian Agama RI untuk program peningkatan kompetensi guru PAI se-karisidenan Pati. 7. Mitra UIN Walisongo Semarang dalam program Dual Mode System (DMS) untuk guru MI dan PAI pada sekolah. Selanjutnya Program Study Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) adalah salah satu program study yang berada di bawah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Nahdhatul Ulama (UNISNU Jepara). Program Study PBI merupakan program study unggulan yang mempersiapkan mahasiswa menjadi pendidik untuk pendidikan tingkat dasar dan menengah yang menguasai kecakapan berbahasa Inggris tingkat literasi informational / epistemic, memahami teori ilmu kependidikan, dan mampu menerapkan berbagai macam strategi pembelajaran, serta mengaplikasikan teknologi informasi dan komputer dalam pembelajaran.Dalam proses pembelajarannya, program
Study
Pendidikan
Bahasa
Inggris
(PBI)
UNISNU
Jepara
memanfaatkan toknologi pembelajaran konvensional maupun teknologi digital, mahasiswa juga dipersiapkan untuk mampu menerapkan pembelajaran Bahasa Inggris tidak hanya menggunakan metode traditional classroom tetapi juga mengintegrasikan dan menerapkan TIK dalam pembelajaran. Contoh metode yang akan diterapkan adalah m-learning (mobile learning), e-learning (electronic learning), blended learning, web-enhanced learning, dan lain sebagainya.
60
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris merupakan program studi unggulan yang mempersiapkan mahasiswa menjadi pendidik professional, terampil dalam bidang bahasa inggris, memahami teori ilmu kependidikan, dan mampu
menerapkan
berbagai
macam
strategi
pembelajaran,
serta
mengaplikasikan teknologi informasi dan komputer dalam pembelajaran dengan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Dalam proses pembelajarannya, program studi pendidikan bahasa inggris (PBI) FTIK UNISNU Jepara memanfaatkan teknologi pembelajaran teknologi digital dengan menggunakan model pembelajaran Blended Learning. Berikut adalah keunggulan yang dimiliki prodi pendidikan bahasa Inggris: 1. Menerapkan pembelajaran mutakhir; Blended Learning, sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar yang kaya, menarik dan fun dengan memanfaatkan
keberlimpahan
sumber
belajar
di
internet
dengan
menggunakan gadget digital. 2. Memiliki learning center yang menyediakan beragam bahan belajar digital yang menarik, fun, challenging dan berlimpah. 3. Menghibahkan kepada mahasiswa bahan belajar digital (ebook, audio books, audio dan video interaktif) dalam jumlah besar. 4. Memberikan komitmen bahwa semua mahasiswa akan difasilitasi dalam mengembangkan potensi mereka secara penuh. Adapun visi misi yang di miliki kedua prodi tersebut hampir sama. Keduanya memiliki tujuan menjadikan mahasiswa UNISNU Jepara cendekia
61
dan berakhlakul karimah.Namun disini yang saya ambil adalah visi misi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara program studi Pendidikan Agama Islam. VISI Terbentuknya pendidik di bidang pendidikan agama Islam yang berhaluan Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ahdan memiliki kemampuan intelektual, profesional dan berakhlaqul karimah. MISI 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang Pendidikan Agama Islam secara profesional, akuntabel dan berdaya saing tinggi. 2. Melakukanpenelitiandalamrangkamenemukandanmengembangkanilmu pendidikan agama Islam. 3. Menyelenggarakanpengabdianmasyarakatmelaluiaplikasidantransmisiilmupen didikan agama Islam. 4. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam bidang pendidikan agama Islam baik di tingkat lokal, regional maupun nasional. 5. Mengembangkanbudaya
Islam
Ahlu
al-Sunnahwa
al-Jama’ahyang
harmonisdenganbudaya nasional. 6. Mewujudkanprogram
studi
memilikibudayaakademikdanmenjadikansivitasakademika memilikiakhlakmulia.
yang yang
62
4. Sarana prasarana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UNISNU
Jepara Dari segi sarana prasarana atau fasilitas yang dimiliki oleh fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan UNISNU Jepara berupa Pelayanan Akademik di Kantor Bagian Tata Usaha, Perpustakaan Fakultas, dan gedung perkuliahan (kampus hijau). Adapun secara detailnya saya akan menjelaskannya. Fasilitas: 1. Ruang yang nyaman, representatif, dan dilengkapi dengan teknologi multimedia (proyektor, LCD, AC) disetiap ruang kelas. 2. Learning center dengan modern digital device seperti Ipad, Tablet PCs, cable TV, dll. 3. 1 Laboratorium Bahasa 4. 1 Laboratorium Komputer 5. Ruang Micro Teaching 6. Perpustakaan dan digital Library. 7. Free Hotspot Area 8. Pojok Bursa Efek 9. Sport Center 10. Sms Gateway 11. Bank Mini Kampus 12. Masjid 13. E-learning
63
B. Data Khusus 1. Fenomena Jilbab Funky di kalangan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Data khusus Fenomena Jilbab Funky di kalangan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. Fenomena jilbab funky di kalangan mahasiswa yang terjadi sekarang ini sudah menjadi hal yang biasa dan tidak baru lagi di lingkungan kampus kita.Semua mahasiswa seakan berlomba-lomba untuk menjadi yang paling diperhatikan.Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki harus terlihat sempurna. Menjadi pusat perhatian dan menjadi trendsetter adalah cara mereka berekspresi. Kebanyakan mahasiswa di kampus kita ini senang meniru trend-trend busana terbaru mengikuti perkembangan zaman.Semua berbondong-bondong untuk selalu tampil cantik dan menarik.Busana jilbab yang bagus, trendy, modis dan selalu mengikuti perkembangan zaman menjadi salah satu faktor mahasiswa tarbiyah menggunakan jilbab funky untuk pergi kuliah.Namun apakah mereka tahu yang mereka pakai itu adalah jilbab funky atau jilbab syar’i sesuai syariat agama Islam, dan bagaimana mereka menanggapi hal tersebut. Untuk itu penulis akan mencoba meneliti bagaimana fenomena itu bisa terjadi di lingkungan kampus kita. Penulis akan mewawancarai beberapa mahasiswi fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan untuk memperoleh hasil data analisis tersebut.
64
Pada hari senin tanggal 1 juni kemarin saya berhasil mewawancarai beberapa mahasiswa fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan prodi PAI (Pendidikan Agama Islam) dan PBI (Pendidikan Bahasa Inggris) mengenai fenomena jilbab funky di kalangan mahasiswa tarbiyah “Mahasiswa tarbiyah bila memakai jilbab suka meniru trend berhijab zaman sekarang, jadi menurut saya mahasiswa hanya memakai jilbab karena mengikuti trend saja.Menggunakan jilbab memang wajib di kampus kita tetapi jilbab tersebut masih menjadi aturan di kampus saja dan tidak menjadi aturan ketika berada di luar kampus”1 Beberapa mahasiswa menjawab dengan kalimat yang berbeda dengan narasumber yang pertama,ia megatakan bahwa: “Semenjak ada jilbab funky yang seperti sekarang ini, yang tadinya wanita-wanita yang berpakaian pendek menjadi tertarik menggunakan jilbab funky karena modelnya yang beragam.Namun penggunaan jilbab zaman sekarang dengan zaman dulu itu berbeda, dulu yang panjang dan menutupi dada sekarang tidak lagi”. 2 “Fenomena jilbab funky sekarang ini banyak yang memakainya karena model-model yang bagus dan mengikuti trend.Sekiranya ada model baru mahasiswa langsung mengikutinya. Karena model yang bagus banyak yang tergiur untuk membeli tanpa menghiraukan harganya yang mahal demi bisa tampil lebih cantik dari teman mahasiswa yang lain. Mahasiswa cenderung tidak mau ketinggalan trend jilbab terbaru” 3
1
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PAI.A2 smt 4Fitri Ratna Sari pada hari senin 01-06-2015 pukul 16.00 di kampus UNISNU Jepara. 2
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PAI.A3 Smt 6 Ninim Ro’atul Husna,pada hari minggu 07-06-2015 pukul 09.00 di kampus UNISNU Jepara. 3
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PBI.A2 Smt 4 Bunga Wahyu Kusuma,pada hari minggu 07-06-2015 pukul 09.00 di kampus UNISNU Jepara.
65
“Fenomena jilbab di kalangan mahasiswa tarbiyah sangat dahsyat perkembangannya. Kebanyakan mahasiswanya mengikuti trend mode global yang terjadi sekarang ini”4 “Fenomena Jilbab funky telah menjadi trend di kalangan mahasiswi tarbiyah.Ada sebagian yang setuju da nada yang tidak.Mereka yang tidak setuju beranggapan bahwa jilbab funky terlalu ribet dan menghabiskan banyak waktu untuk memakainya. Mereka menganggap jilbab funky itu jilbab yang tidak syar’I, mereka mengatakan bahwa wanita yang memakai jilbab funky itu tidak tulus berjilbab, ia hanya ingin menarik perhatian orang lain. Selain itu, bagi para jilbabers itu sendiri beranggapan bahwa jilbab funky itu sebuah hobi, dimana mereka mengeksplor diri mereka sehingga beragam jilbab disulap menjadi model yang menarik, mereka juga menganggap jilbab funky itu tidak ribet karena sudah terbiasa”. 5 Dari pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa fenomena penggunaan jilbab funky di kalangan mahasiswa fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan unisnu jepara adalah marak sekali, sebagian besar mahasiswanya menggunakan jilbab funky karena mengikuti trend saja, jika disuruh menghitung jumlahnya pasti akan menjawab banyak, jika diprosentasikan 80% mungkin yang memakainya. Sedikit sekali bahkan tidak terlihat yang memakai jilbab syar’i.Namun jika dilihat fenomena tersebut, jilbab funky memang mempunyai nilai plus tersendiri dari segi keindahannya yang membuat para wanita itu semakin cantik memakainya.Wanita bisa mengeksplor dirinya sesuai karakter yang dimilikinya tetapi masih berlandaskan nilai-nilai syariat agama Islam.
4
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PAI.A1 Smt 8 Diena Salmiyah,pada hari senin 08-06-2015 pukul 09.00 di kampus UNISNU Jepara. 5
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PBI.A1 Smt 4 Mahfudiyyah,pada hari senin 08-06-2015 pukul 09.00 di kampus UNISNU Jepara.
66
Penulis membuktikan hal tersebut dengan data wawancara valid dengan beberapa mahasiswa prodi PAI dan PBI. Dengan cara seperti itu penulis akhirnya mengetahui bahwa mahasiswa fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan unisnu jepara memang menyukai, senang dengan hal-hal baru terlebih mengenai fashion atau gaya berjilbab zaman sekarang. Namun juga tidak mengabaikan ketentuan-ketentuan yang telah disyariatkan oleh Islam. Mahasiswa sudah mengetahui bagaimana cara berjilbab yang benar meurut Islam, namun mereka lebih suka dengan hal-hal baru sesuai dengan jiwa atau pribadi mereka. 2. Penggunaan Jilbab Funky yang Modern dan Jilbab yang Syar’i di kalangan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Semakin maraknya model ataupun jenis pakaian termasuk juga jilbab (kerudung) yang didesain untyk kita umat Islam sebenarnya tidak terlepas dari pengaruh era globalisasi dan pengaruh budaya barat yang semakin hari semakin tak terbendung keberadaannya.Sedemikian parah perkembangannya kita dituntut untuk waspada dan selektif memilih ataupun mencontoh beragam perilaku, budaya dan termasuk jenis ataupun model pakaian yang dibawa oleh era yang serba modern ini.Ada pepatah mengatakan “mengalami zaman gila, serba sulit dalam pemikiran, ikut menggila tak tahan, kalau tidak ikut menggila, tidak mendapat bagian”.
67
Dari prolog diatas penulis mencoba mengurai permasalahan mengenai penggunaan jilbab funky yang modern dan jilbab syar’i. Di kalangan kampus kita ini pemakaian jilbab sudah baik di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang mewajibkan mahasiswa memakai jilbab juga dengan menggunakan rok, namun tidak diindahkan di fakultas lain yang menggunakan jilbab masih menggunakan celana yang ketat. Istilah “atas kerudung bawah warung” mungkin sangat pas untuk mereka yang berpakaian seperti itu. Mengenai penggunaan jilbab funky dan jilbab syari penulis berhasil memperoleh data hasil wawancara yang dilakukan pada hari senin 5 juni 2015 sebagai berikut: “Penulis mengajukan pertanyaan tentang motivasi mahasiswa memakai jilbab, Fitri Ratna Sari mengatakan ”Jilbab itu tuntutan, karena orangtua saya adalah seorang ustadz dan ustadzah, dan dulu sekolah sambil mondok di pesantren jadi mau tidak mau saya harus memakai jilbab”. 6 “Karena sekolah saya.Dan sebagai seorang guru juga.” 7 “Saya artikan itu bukan sebuah dorongan ataupun motivasi, itu lebih kepada hidayah yang secara tiba-tiba ada di hatiku.Ketika aku merasa malu tidak berjilbab, meskipun aku tidak pernah nyantri, namun perubahannya dapat saya rasakan. Dulu bisa dikatakan bahwa aku termasuk korban fashion, berpakaian pendek dan ketat, sampai SMA dan setelah berjilbab saya merasa lebih dihargai oleh orang lain”. 8 6
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PAI.A2 Smt 4 Fitri Ratna Sari,pada hari senin 01-06-2015 pukul 16.00 di kampus UNISNU Jepara. 7
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PAI.A3 Smt 6 Ninim Ro’atul Husna,pada hari minggu 07-06-2015 pukul 09.00 di kampus UNISNU Jepara. 8
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PBI.A1 Smt 4 Mahfudiyyah, pada hari senin 08-06-2015 pukul 09.00 di kampus UNISNU Jepara.
68
“Motivasi saya memakai jilbab dari kesadaran diri saya dan dari hati juga. Karena sebagai wanita muslim seharusnya menutup aurat dengan memakai jilbab. Menutup aurat termasuk mahkota kita (rambut) dengan memakai jilbab”.9 Dari data diatas penulis menyimpulkan bahwa motivasi mahasiswa untuk memakai jilbab di latarbelakangi oleh sekolahnya dulu dan kesadaran diri dari hati.Keduanya seimbang karena memakai jilbab itu bukan suatu paksaan dari pihak manapun melainkan dari diri kita sendiri. Pertanyaan selanjutnya yang penulis ajukan adalah jilbab yang mereka pakai itu sudah syar’i apa belum, jilbab syar’i itu yang bagaimana, dan di kampus kita ini banyak yang memakai jilbab syari apa jilbab funky. Berikut adalah jawaban mereka: “Belum, karena saya juga suka mengikuti gaya hijab modern yang sedang trend saat ini.Saya juga masih suka melepas jilbab saya jika keluar rumah ke toko misalnya.Jilbab yang tidak kelihatan rambutnya, tidak menerawang dan panjang menutupi dada.Mahasiswa tarbiyah banyak yang memakai jilbab funky, sedikit sekali bahkan tidak ada mungkin yang memakai jilbab syar’i.Alasannya karena terlihat seperti ibu-ibu”.10 “Sudah, jilbab secara Islam menutup dada.Jilbab yang saya kenakan insyaAllah sesuai dengan syariat agama.Jilbab funky sesuai dengan trend masa kini namun tetap sesuia dengan syariat agama.Jilbab syar’i atau jilbab yang sesuai dengan syariat agama Islam yaitu jilbab yang tidak hanya menutup kepala tetapi juga menutupi dada.Di kampus dapat dikatakan jilbab syar’i maupun jilbab funky keduanya seimbang.Karena
9
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PAI.A1 Smt 6 Efit Laili Nur Hikmah, pada hari senin 08-06-2015 pukul 09.00 di kampus UNISNU Jepara. 10
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PAI.A2 Smt 4 Fitri Ratna Sari,pada hari senin 01-06-2015 pukul 16.00 di kampus UNISNU Jepara.
69
peraturan dari kampus mengenai pakaian mahasiswa sudah sesuai dengan syariat Islam”.11 Penulis dapat menyimpulkan dari pernyataan diatas bahwa mahasiswa cenderung memilih menggunakan jilbab funky ketimbang menggunakan jilbab syar’i karena alasan yang terkesan seperti ibu-ibu, ribet dengan jilbab syar’i yang panjang dan lebar sehingga mengganggu aktifitas atau gerak mereka saat berada di kelas maupun saat berorganisasi. Terakhir penulis juga menanyakan bagaimana etika yang benar memakai jilbab sebagai seorang mahasiswa Islam.Semua mahasiswa setuju dengan jilbab yang syar’i.Tapi pada kenyataannya mereka lebih senang dengan jilbab funky.Adapun jika seandainya dari pihak kampus mewajibkan mahasiswinya menggunakan jilbab syar’i banyak yang tidak setuju dan sedikit sekali yang menyetujuinya.Dengan alasan yang bermacam-macam mereka tidak mau dibilang sebagai mahasiswa yang fanatik.Karena pada umumnya wanita yang memakai jilbab panjang dan lebar masih dipandang sebagai wanita yang fanatik terhadap agamanya.Terlebih lagi bila wanita itu memakai cadar.
11
Sumber data hasil wawancara dengan mahasiswa PAI.A1 Smt 8 Diena Salmiyah,pada hari senin 08-06-2015 pukul 09.00 di kampus UNISNU Jepara.
BAB IV ANALISIS TENTANG FENOMENA JILBAB FUNKY (SEBUAH KAJIAN TERHADAP PENGGUNAAN JILBAB FUNKY DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNISNU JEPARA A. Analisis Fenomena Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Sudah jelas terjadi di kampus kita ini, bahwa pemakaian jilbab funky di kalangan mahasiswa tarbiyah sangat marak sekali.Semua mahasiswinya suka memakai jilbab funky.Tidak peduli dia mahasiswa baru atau lama semua ikut meramaikan fenomena tersebut.Mahasiswa cenderung mengikuti trend dan ikutikutan meniru gaya teman-temannya. Jika tidak mengikuti tren mereka dibilang kuno dan ketinggalan zaman.Ada beberapa temuan fenomena jilbab yang penulis temukan, yakni: 1. Di kampus kita mewajibkan semua mahasiswa untuk memakai jilbab, khususnya lagi mahasiswi tarbiyah yang diwajibkan untuk menggunakan rok dan tidak boleh memakai celana. Jika celana yang dipakai itu terbuat dari kain boleh-boleh saja asalkan tidak ketat. 2. Dikatakan funky memang benar, memakai rok tapi menggunakan atasan kaos yang ketat dan kerudung yang pendek dan transparan, membentuk seperti
70
71
punuk unta sering kita jumpai fenomena tersebut, mereka bilang bahwa ini lagi trend, mengikuti perkembangan zaman dan agar tidak terkesan kuno. 3. Mahasiswa yang memakai rok tetapi masih transparan, menggunakan kaos ketika kuliah, dan kerudung yang dipakai tidak menutupi dada sehingga bagian yang seharusnya di tutupi malah terkesan diumbar. Hal tersebut sudah baik dibandingkan dulu yang masih belum menggunakan jilbab.Tapi apakah pada saat diluar kampus mahasiswi juga memakai jilbab.Kebanyakan menjawab akan memakai jilbab ketika hendak bepergian saja. Perginya pun harus jauh, jika ke warung atau ke toko mereka akan menanggalkan jilbabnya dengan alasan dekat rumah. Banyak kita temui berbagai alasan wanita yang memakai jilbab: 1. karena orangtua, karena sekolah, pekerjaan dan sebagainya. 2. Ada juga yang karena kesadaran dari diri sendiri (hidayah atau petunjuk) yang bisa menunjukkan kecantikan dan keindahan diri. Semua itu tergantung niat masing-masing individu. Fenomena kerudung gaul atau jilbab funky adalah fenomena yang sangat membingungkan bagi setiap muslim atau muslimah yang memahami ajaran Islam dengan benar. Ini mengingat, seorang perempuan atau wanita muslim yang mengenakan kerudung gaul, dalam benaknya dia ingin menutup aurat, namun juga ingin tampil pamer modis dan cantik. Beberapa mahasiswa perempuan berkomentar, “Lho, masih mending memakai kerudung atau jilbab gaul, daripada tidak sama sekali?!” Yang lainnya menyatakan, “Ini kan masih belajar untuk
72
menutup aurat.” Ya, jilbab funky atau kerudung gaul selalu dianggap lebih baik daripada tidak menutup aurat sama sekali. Atau juga dianggap sebagai sebuah proses belajar menutup aurat. Pernyataan-pernyataan tersebut sekilas tampak benar, namun sejatinya sungguh keliru. Karena seorang muslim diharuskan untuk menjalani setiap perintah syariat secara total atau kaffah. Demam jilbab funky ini sekarang sudah merajalela, bahkan sudah menjadi santapan media masa dan rumah-rumah modeling. Banyak diantara model yang menjadikan jilbab funky sebagai bahan peragaan busana dengan nuansa yang Islami.Dasar diperintahkannya berjilbab sudah ada di dalam Al-Qur’an dan hadits.Islam sudah menurunkan perintah yang ada di QS.Al Ahzab 59 dan QS.An Nuur 31 tentang jilbab dan kerudung. Dalam kamus Ash Shihhah, al Jauhari menyatakan, jilbab itu adalah kain yang longgar (milhafah) yang sering disebut mula’ah (baju kurung).Jadi kita tidak harus menunggu untuk mendapat hidayah dari Allah SWT.Kita sebagai wanita muslimah harus pintar menyikapi hal tersebut.Kecantikan, modis, ataupun funky dan gaul bukan disebabkan oleh bukabukaanaurat, tetapi justru kita akan terlihat cantik, anggun, dan berwibawa ketika mau menutup aurat, sehingga laki-laki yang melihat kita akan merasa segan dan akan menghargai kita. Kita sudah mengetahui dan paham bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara.Kehidupan yang kekal nantinya ada di akhirat.Jika kita hidup ingin bahagia dunia dan akhirat hendaklah kita mematuhi perintah Allah SWT memakai jilbab sesuai dengan ketentuan yang telah disyariatkan oleh Islam.Kita
73
memang
diperbolehkan
memakai
jilbab
funky
tetapi
jangan
sampai
menghilangkan hakikat sesungguhnya memakai jilbab. Keberadaan jilbab funky sudah sejak lama ada di sekitar kita, sebagai mahasiswa Islam yang tentu kita sudah tahu bagaimana cara menggunakan jilbab yang benar. Berikut ada beberapa gambar model jilbab yang sering dipakai oleh mahasiswa tarbiyah di lingkungan kampus maupun diluar kegiatan kampus
Dari gambar diatas kita tahu bahwa jilbab tersebut semua sudah menutupi anggota tubuh kita kecuali muka dan telapak tangan, namun ada beberapa kesalahan-kesalahan yang kita sendiri tidak akan pernah menyadarinya. Kesalahan yang pertama pada gambar A baju atau rok yang dipakai terlalu singkat (pendek), gambar B tidak menutupi dada, gambar C tudung tidak menutupi dada, lengan
74
baju pendek, tidak memakai kaos kaki, kain yang dipakai telalu singkat. Selanjutnya pada gambar D memakai baju ketat dan memperlihatkan lekuk tubuh, berhias mencolok (memakai lipstick merah), gambar E tudung tidak menutupi dada, berpakaian ketat dan celana pensil, blous yang dipakai membentuk lekuk tubuh dan tidak memakai kaos kaki, gambar F lengan baju pendek, rok yang dipakai ada belahannya, dan tidak menggunakan kaos kaki. Demikian adalah kesalahan kita yang secara tidak sadar pernah kita lakukan.Semua itu termasuk jilbab funky, meskipun semua tertutup tetapi ada saja yang luput dari pikiran kita.Kerudung gaul tak ubahnya melecehkan syariat Islam dan sebagai bentuk penyaluran selera pribadinya semata. Mereka mengenakan simbol islami, tapi juga nggak mau meninggalkan mode yang sedang booming atau trend.Maksudnya ingin mengenakan simbol islami, tetapi juga tidak ingin meninggalkan mode yang sedang trend saat ini.Niat kita sudah baik menggunakan jilbab, tetapi alangkah baiknya jika kita juga menggunakan jilbab sesuai yang diajarkan oleh agama kita. Kalau jilbab dikatakan sebagai pakaian atau busana penutup aurat, maka seluruh pakaian yang kita kenakan itu termasuk jilbab.Islam memiliki aturan yang ketat dalam memilih dan mengenakan jilbab.Tetapi Islam tidak mengekang kepada kita untuk bisa tampil funky dan modis.Tinggal bagaimana kita merancang dan menyiasati dalam memilih busana yang kita kenakan, dengan catatan tidak melanggar syara’.Adanya jilbab funky yang lagi ngetren di sekeliling kita,
75
seharusnya mampu kita berikan sebuah solusi konkrit dengan jelaskan apa makna jilbab dan funky yang sebenarnya. Menyikapi fenomena tersebut solusinya adalah dimulai dari diri kita sendiri.Tentunya dengan menanamkan pendidikan Islam secara menyeluruh dan berkesinambungan kepada para generasi muda umat ini dimulai dari diri mereka sendiri. B. Penggunaan Jilbab Funky yang Modern dan Jilbab yang Syar’i di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Berbicara mengenai jilbab funky dan jilbab syar’i tentu tidak asing lagi ditelinga kita, terlebih kepada para hijabers yang senang dengan mode dan fashion busana yang lagi trend sekarang ini. Wanita memang tidak bisa dipisahkan dengan hal-hal yang berbau fashion terlebih soal bagaimana cara wanita itu berjilbab. Mode dan wanita bukan hanya sekedar teman dekat dan sahabat pena, bahkan lebih jauh dari itu. Satu dan lainnya saling melengkapi, ibarat dua sisi mata uang yang tidak akan menjadi uang kalau sisi yang satu tidak melengkapi sisi yang lain. Dunia wanita memang berbeda jauh dengan dunia laki-laki.Dunia wanita sedikit atau banyak mempunyai kriteria yang lebih rumit, ciri yang lebih kompleks dan syarat yang lebih bervariasi.Apalagi jika berbicara soal pakaian dan assesorisnya.Jilbab funky, jika dibaca memang terkesan mewah dan telihat menarik.Namun arti dari funky itu sendiri adalah busuk.Kemudian mengalami pergeseran makna menjadi makna seolah “positif”. Mendengar istilah funky,
76
terlintas kita akan salah satu penampilan atau gaya yang modern dan mengundang perhatian. Lebih lagi istilah ini sering dipakai oleh sahabat kita sesama muslim. Istilah funky tersebut akan kita gabungkan dengan jilbab yang kita para muslimah sudah tahu maknanya yaitu sebuah kata yang identik dengan perintah supaya muslimah menutupi aurat di tubuhnya (dari ujung rambut hingga ujung kaki, kecuali telapak tangan dan wajah) dengan pakaian yang longgar, tidak transparan, tidak membentuk lekuk tubuh dan tidak berpotongan, sedang kata funky lebih condong ke sebuah makna negatif yang menjurus ke erotisme dan kebebasan seksual.Kata tersebut mampu disambungkan sehingga bisa mempunyai makna yang bisa kita tafsirkan sebagai memakai pakaian yang masih memperlihatkan lekuk tubuh tetapi memakai kerudung dan menutup aurat. Dari wawancara penulis dengan mahasiswa, penulis menemukan beberapa definisi yang mahasiswa jelaskan: 1. Mahasiswa yang senang menggunakan jilbab funky, mereka berpendapat bahwa jilbab funky yang hanya memamerkan gaya, mempercantik diri, tidak untuk menutup aurat sesuai yang diajarkan oleh agama kita. Karena sedang model dan trend banyak mahasiswa yang mengikutinya, masih terlihat rambutnya seperti rambut ekor kuda. 2. Mereka kebanyakan menggunakan jilbab segiempat yang sudah menjadi trend di masyarakat. Kita bisa melihat itu lebih jelas saat berada di dalam kelas, mungkin hanya satu dua orang yang memakai jilbab syar’i.
77
3. Model dari jilbab syar’i sekarang lebih bervariasi bentuknya, tidak kuno dan tidak terlihat seperti ibu-ibu, mahasiswa sekarang lebih pandai memadupadankan bentuk jilbab yang mereka kenakan terutama saat pergi kulia, terlebih masuk dalam lingkup kampus Islam seperti kampus kita. Berbicara mengenai jilbab syar’i tentu sangat berbeda dengan jilbab funky.Jilbab syar’i adalah jilbab yang tidak transparan dan juga menutup bagian dada.Sebenarnya banyak masyarakat yang salah paham tentang jilbab.Jilbab dan kerudung itu berbeda.Jilbab adalah pakaian luar, pakaian rangkap yang dipakai seorang muslimah saat keluar rumah.Sedangkan kerudung atau khimar adalah penutup kepala yang lebih banyak dipakai di Indonesia.Jadi semua jilbab itu sebenarnya syar’i.Jilbab yang menutup semua bagian tubuh kita yang benar-benar tertutup, sehingga tidak terlihat lekuk tubuh kita dan tidak menarik perhatian lawan jenis. Jilbab syar’i yaitu jilbab yang menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah.Pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya) maupun pakaian yang bernilai rendah (yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’).
78
Jelas kita tahu perbedaan yang mencolok mengenai hal tersebut. Lalu mengapa mahasiswa lebih suka memakai jilbab funky yang modern, berikut tanggapan para mahasiswi yang penulis wawancarai, 1. Mereka beranggapan bahwa memakai jilbab funky bisa mengeksplor diri, menunjukkan identitas sesuai karakter yang dimiliki oleh masing-masing individu. 2. Jilbab syar’i dianggap mengganggu aktifitas mereka karena bentuknya yang panjang dan lebar. Sulit bergerak karena terbatas oleh busana yang dipakai. 3. Sedangkan jika memakai jilbab funky aktifitas mereka tidak akan terganggu karena jilbabnya yang pendek dan tidak ribet. Motivasi mahasiswa memakai jilbab banyak disebabkan karena faktor dari orangtua, sekolah, bekerja dan sebagainya. Namun, ketika mahasiswa disuruh untuk memilih jilbab mana yang akan kamu pakai saat pergi kuliah, mereka semua akan kompak menjawab dengan jilbab funky.
79
Gambar diatas adalah contoh bentuk jilbab syar’i sesuai yang disyariatkan Islam.Bentuk yang demikian tersebut bagi perempuan berjilbab khususnya mahasiswa tarbiyah menganggap kuno dan terlihat seperti ibu-ibu jika memakai jilbab syar’i ke kampus. Pasti kita akan menjadi pusat perhatian karena di kalangan mahasiswa tarbiyah sedikit sekali yang memakai jilbab syar’i. Begitulah, bisa dikatakan bahwa para wanita muslim memakai jilbab funky berniat hendak menutup aurat, namun memiliki paradigma bahwa perempuan harus ‘mensyukuri’ keindahan tubuh yang telah Allah anugerahkan, lalu memamerkannya kepada orang lain. Paradigma ‘bersyukur’ ini semakin meluas di negara-negara yang dikenal ketat menjaga tradisi keagamaan seperti di
80
Timur-Tengah. Kita bisa lihat, kini sudah banyak majalah di negara-negara Timur tengah yang sampulnya memamerkan pose perempuan yang memperlihatkan perut dan bagian-bagian tubuh lainnya. Ironisnya, sekarang ada pandangan yang menyatakan bahwa perempuan yang memilih untuk berjilbab panjang dan mengenakan gamis rapih, maka mereka akan kehilangan perhatian dari kaum laki-laki. Padahal, dilihat dari sudut pandang Islam, perempuan dewasa yang tidak menutup aurat, justru merekalah yang akan kehilangan perhatian dari setiap muslim dan muslimah, dan kehilangan perhatian dari Allah SWT. Lalu, bagaimanakah etika berjilbab kita sebagai seorang mahasiswa Islam yang benar menurut Islam? Penulis akan menganalisis hasil dari wawancara dengan para mahasiswa. Maraknya fenomena penggunaan kerudung gaul atau jilbab funky oleh para remaja putri dan wanita muslim, terlebih mahasiswa di kampus kita yang merupakan kampus Islam, boleh jadi disebabkan pengetahuan mereka yang minim mengenai hijab (jilbab). Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab pemahaman ke-Islamannya belum mumpuni.Atau mereka termakan berbagai propaganda musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar rumah dalam keadaan ‘telanjang’.Propaganda-propaganda yang menyimpulkan bahwa jilbab adalah pakaian adat wanita Arab saja, sampai kepada pelecehan
81
dengan istilah pakaian tradisional.Hingga banyak dari kalangan kaum muslimah termakan olehnya dan meninggalkan jilbab yang syar’i. Padahal, jilbab yang dikehendaki syariat bermakna milhâfah, berarti baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis, atau kain (kisaa‘) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsaub) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus Al-Muhith dinyatakan bahwa jilbab itu laksana sirdab (terowongan) atau sinmar (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung. Dalam kamus Ash-Shahhah, Al-Jauhari menyatakan, “Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut mula’ah (baju kurung). Makna jilbab seperti inilah yang diinginkan Allah ketika berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59) Para ulama pakar tafsir pun sepakat, jilbab syar’i bermakna sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.Hal ini membuat
82
seorang
muslimah
tampak
elegan,
santun,
bermartabat,
dan
tentunya
berkepribadian islami. Etika berjilbab yang benar sebagai seorang mahasiswa Islam adalah 1. Memakai jilbab sederhana. 2. Tidak untuk bertabarruj (menarik perhatian laki-laki, baik diniatkan atau tidak). 3. Tidak berdandan yang mencolok sehingga terkesan berlebihan. 4. Jilbab yang dipakai tidak harus yang panjang dan lebar asalkan menutup dada dan tidak transparan. 5. Berbusana muslim (baju atas menutupi pinggul), rok panjang atau celana panjang (bukan jean ketat), dan bersepatu. Dalam hal ini penulis beharap agar mahasiswa tarbiyah hijrah menggunakan jilbab syar’i untuk pergi kuliah. Apapun alasannya jika dari pihak kampus sudah mewajibkan untuk memakai jilbab syar’i pasti akan ditaati sedikit demi sedikit.
83
Sehingga akan tercipta muslimah yang seperti ini. Tidak akan terganggu segala aktifitasnya jika dibarengi dengan niat yang tulus dari hati.
84
Dibalik aturan dan kebijakan yang akan dilakukan pihak kampus, sebenarnya mahasiswa ataupun mahasiswilah yang seharusnya lebih memiliki kesadaran berbusana yang baik di kampus sebagai wujud cerminan pribadi yang berahklak dan bermoral baik, sesuai slogan kita yaitu mewujudkan mahasiswa yang cendekia dan berakhlakul karimah. Tidak hanya sekedar formalitas belaka yang harus dijalankan dalam mengikuti perkuliahan. Semoga harapan ke depan, mahasiswa/i semakin sadar akan pentingnya berbusana yang baik dan sopan di dalam lingkup kampus sehingga akan menimbulkan kesan dan citra yang baik bagi kampus sebagai kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai islami. Ditambah
85
penegasan aturan oleh pihak kampus.Tidak hanya saat perkuliahan saja, namun lebih diaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkandaripokokpermasalahan
yang
digunakandalamskripsiinidandenganmendasarkankepada data hasilpenelitianserta proses
penganalisaannya
yang
telahdikemukakandiatas,
makapenulisdapatmenarikkesimpulansebagaiberikut: 1. FenomenaJilbab
Funky
KalanganMahasiswaFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan
di UNISNU
Jeparadapatpenulissimpulkansebagaisuatugejala yang timbulakibatadanyatren model
berjilbab
yang
semakinharisemakintidakbisadibendunglagikeberadaannya. Semuamahasiswisukamemakaijilbab
funky.
Tidakpedulidiamahasiswabaruatau
lama
semuaikutmeramaikanfenomenatersebut. trend
Mahasiswacenderungmengikuti
danikut-ikutanmenirugayateman-temannya.
Jikatidakmengikutitrenmerekadibilangkunodanketinggalanzaman. 2. Motivasimahasiswamemakaijilbabbanyakdisebabkankarenafaktordariorangtua ,
sekolah,
bekerjadansebagainya.
ketikamahasiswadisuruhuntukmemilihjilbabmana akankamupakaisaatpergikuliah, 85
Namun, yang
86
merekasemuaakankompakmenjawabdenganjilbab funky. PenggunaanJilbab Funky
yang
Modern
danJilbab
yang
Syar’i
KalanganMahasiswaFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan
di
UNISNU
Jeparadapatdidefinisikansebagaiberikut: a. Jilbab
funky
yang
hanyamemamerkangaya,
mempercantikdiri,
tidakuntukmenutupauratsesuai yang diajarkanoleh agama kita. Jilbab yang transparan,
memakaipakaian
yang
ketatsehinggamemperlihatkanlekuktubunya. Merekakebanyakanmenggunakanjilbabsegiempat yang sudahmenjadi trend di masyarakat. b. Jilbabsyar’iadalahjilbab yang tidaktransparandanjugamenutupbagian dada. Jilbab
yang
menutupseluruhaurat,
tidakmenjadiperhiasandanpusatperhatian, tidakmenyerupailelaki,
tidak
tipis,
tidakketat,
tidakmenyerupaiwanita-wanitakafir,
tidakberparfumdanbukantermasukpakaiansyuhrah (pakaianpopularitas). 3. Etikaberjilbab
yang
benarsebagaiseorangmahasiswa
Islam
adalahmemakaijilbabsederhana, tidakuntukbertabarruj(menarikperhatianlakilaki,
baikdiniatkanatautidak).
Tidakberdandan
yang
mencoloksehinggaterkesanberlebihan. Jilbab yang dipakaitidakharus yang panjangdanlebarasalkanmenutup dada dantidaktransparan. Berbusanamuslim (bajuatasmenutupipinggul), rokpanjangataucelanapanjang (bukan jean ketat), danbersepatu.
87
B. Saran-saran Sebagailangkahakhirdaripenulisanskripsiini, penulismenyampaikanbeberapa
saran
tentangfenomena
yang
terjadi
di
kampuskitaini, bahkandisemuaperguruantinggilainnyajugamengalamigejalasepertiitu.Sebagaiseo rangmahasiswa
Islam
hendaknyakitapahamtentangaturan-aturan
yang
telahdiajarkanoleh agama kitamengenaiberjilbab.Tidakharusmengikutitren model berjilbabzamansekarang,
tidakperlumengikutiteman-teman
yang
sukamemakaijilbab funky supayaterlihatkeren, modisdantidakdibilangkuno.Kita wanitamuslimahseharusnyaberjilbabmengikuti
kata
hatitidakasalikut-
ikutansaja.Dasardiwajibkannyaberjilbabsudahada di dalam Al-Qur’an danHadits, jadikitatidakusahmeragukanlagiuntuksegeraberhijrahmenggunakanjilbabsyar’i. Adapun saran-saran untukperbaikanpeneliti di tujukankepada: 1. Para
dosendankaryawanUNISNU
Jeparaterutama
yang
perempuanhendaknyamendukungadanyajilbabsyar’iini. Apabilaatasannyasudahsyar’imakamahasiswanyaakanmengikutisehinggapredi katkitasebagaiuniversitas Islam NU akanmenjadilebihbaiklagi. 2. Mahasiswi
UNISNU
Jepara
yang
saatinibelummemakaijilbabsyar’imarilahkitasemuamemulainyadariawallagi agar terciptamahasiswa-mahasiswi yang cendekiadanberakhlakulkarimah.
88
3. Bagiparapembaca
yang
belummemakaijilbabayo,
sekarangsaatnyakitaberhijrahmenggunakanjilbab yang syar’isesuaiketentuan agama kitayaitu Islam. Semogaharapankedepan,
mahasiswa/i
semakinsadarakanpentingnyaberbusana
yang
baikdansopan
di
dalamlingkupkampussehinggaakanmenimbulkankesandancitra baikbagikampussebagaikampus
yang
yang
menjunjungtingginilai-nilaiislami.
Ditambahpenegasanaturanolehpihakkampus.Tidakhanyasaatperkuliahansaja, namunlebihdiaplikasikankepadakehidupansehari-hari. C. Penutup Syukur
Alhamdulillah,
segalapujibagi
Allah
sehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini. Menyadarisepenuhnyabahwaskripsiinimasihbanyaksekalikekurangannyadanpenu lisberharap
saran
dankritikannya
yang
membangundarisemuapihakterutamamahasiswamahasiswiFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan
demi
sempurnanyaskripsiini.SemogaUNISNU Jeparasemakinmajudanberhasildalammeningkatkankualitascalonpendidikmenjadi seorang
guru
yang
professional,memebentukmahasiswa
yang
89
cendekiadanberakhlakulkarimahsehinggakelakbergunabaginusa, bangsadanAgamanya. Akhirnyapenulisberharapsemogaskripsi
yang
sederhanainidapatbermanfaatbagidiripenuliskhususnyadanbagiparapembacapada umumnya,
dankepadasemuapihak
yang
telahmembantudanmemberikanmotivasihinggaselesainyaskripsiini.Penulisjugam engucapkanterimakasihkepadasemuamahasiswa
yang
terlibat
dalamskripsiini.Denganharapandando’asemogatulisan
di yang
sederhanainidapatbermanfaat.Amin yaRobbalAlamin.
DAFTAR PUSTAKA Al-Ghazali, Zainab. 2000. ProblematikaMuda-Mudi. Jakarta: GemaInsani. Arikunto, Suharsimi. 1998. ProsedurPenelitiansuatuPendekatan. Jakarta: RinekaCipta. Azwar, Saifudin. 2010. MetodePenelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar. Darmadi, Hamid. 2011. MetodePenelitian. Bandung :Alfabeta. Gunawan K.Roni. 2005.KamusLengkapBahasa Indonesia, Surabaya: TerbitTerang. Hadi, Solichul. 2005. AtasKerudungBawahWarung. Jakarta: Arina Publishing. Ibrahim bin Fathi bin Abd Al-Muqtadir, 2007. WanitaBerjilbabvsWanitaPesolek,Jakarta: SinarGrafikaOffset (Amzah).
90
Ma’sufa, Ma’ruf. 1992. Dialog TentangWanita, Surabaya: PN. PustakaProgresif. MagnisSuseno, Franz. 1992. FilsafatSebagaiIlmuKritis, Yogyakarta: Kanisius. Moeloeng, Lexy J.2005. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung:RemajaRosdaKarya. MohaFachruddin, Fuad. 1984. AuratdanJilbabdalamPandangan Islam, Jakarta: CV. PedomanIlmi Jaya. MulhandiIbn Haj, et.al, 1998. EnamPuluhSatu Tanya JawabTentangJilbab, Bandung: Espress. MZ, Labib. 1988.WanitadanJilbab,Surabaya: BintangPelajar. Nasir, Mohammad. 2011. MetodePenelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Ridwan, Ahmad Hasan. 2011. Dasar-DasarEpistemologiIslam.Bandung: PustakaSetia. Said Ramadhan, Muhammad. 1992. KemanaPergiWanitaMu’minah, Jakarta: GemaInsani Press. Shihab, M. Quraish. 2004. JilbabPakaianWanitaMuslimah, Jakarta: LenteraHati. Siaw, Felix. 2013. Yuk, Berhijab!. Bandung: Mizania. Sudjana Nana dan Ibrahim. 2001.Penelitian Dan PenilaianPendidikan. Bandung :SinarBaru Al Grasindo. Sugiyono.2012. MetodePenelitianKombinasi. Bandung: Alfabeta. SuhandjatiSukri, Sri. 2009. Ensiklopedi Islam Dan Perempuandariaborsihinggamisogini, Bandung: Nuansa. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. MetodePenelitianPendidikan.Bandung: RemajaRosdaKarya. Sukri, Sri Suhandjati. 2009. Ensiklopedi Islam danPerempuandariAborsihinggaMisogini. Bandung: Nuansa.
91
Surakhmad, Winarno. 1998. PengantarPenelitianIlmiahDasarMetodeTeknik. Bandung: Transito. Thalib, M. 1978.AnalisaWanitaDalamBimbingan Islam, Surabaya: Al-Ikhlas. Tim Prima Pena. 2006. KamusIlmiahPopuler. Surabaya: Gita Media Press. Trianto. 2011.PengantarPenelitianBagiPengembangnaProfesiPendidikanTenagaPendid ikan. Jakarta: Kencana. Yusuf Lubis, Akhyar. 2014. FilsafatIlmuKlasikHinggaKontemporer, cet.1 Jakarta: Rajawali Pers. ArtikelRemaja Funky olehRiky, 15 Februari 2009.Diambilpadatanggal 13 mei 2015 pukul 12.35. http: //m.aslamiyah.abatasa.co.id/post/detail/16328/jilbab-funky-no-way-. Diaksespadatanggal 13 mei 2015 pukul 13.50.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap
: Ani Rohmah
Tempat, Tanggal Lahir
: Jepara, 31 Desember 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Bandengan RT 13 RW 04 Jepara Jawa Tengah
No. Telpon
: 083862937948
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 1. TK Tunas Harapan Tahun 1998 2. SD Negeri 1 Bandengan : 1999 – 2005 3. SMP Negeri 2 Jepara : Tahun 2005 - 2008 4. SMA Negeri 1 Tahunan : Tahun 2008 - 2011 5. S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara : Tahun 2011 – 2015
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Pengurus BEM Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara periode 2013-2014
2. Pengurus LPM IDE@ periode 2013-2014 3. Pengurus PMII Rayon Tarbiyah periode 2013-2014 4. Pengurus ETA (English of Tarbiyah) periode 2012-2013 5. Pengurus UKM ORSHA (Organisasi Bahasa) UNISNU Jepara periode 2013-2014
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA 1.
Panduan Wawancara 1. Wawancara dengan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara 1.
Bagaimana gambaran umum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara.
2.
Sejarah berdirinya UNISNU dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Wawancara dengan Staff Tata Usaha Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara 1.
Bagaimana keadaan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara?
2.
Bagaimana Visi dan Misi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara?
3.
BagaimanaSaranadanPrasaranaFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara?
4. WawancaradenganMahasiswaFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara 1.
Bagaimanafenomenajilbab
funky
kalanganmahasiswaFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara? 2.
Apa yang memotivasi/mendorongkamuuntukmemakaijilbab?
3.
Menurutkamu, jilbab yang kamupakaiitusudahsyar’iapabelum?
di
7.
4.
Bagaimanajilbab yang syar’iitu?
5.
Di kampuskitakebanyakanmemakaijilbabsyar’iataujilbab funky?
6.
Bagaimanaetikaberjilbab yang benarsebagaiseorangmahasiswa Islam? LembarPengamatan
10 Kriteriayang Ideal DalamBerjilbabSesuaiSyariat Islam: No. Tanggal 1. 1/06/15 1.
KriteriaJilbab Kerudungberb ahankaintebal
2.Kerudung tidaktipis/meneraw ang
NamaMahasiswa 1. FitriRatna Sari 2. NinimRo’ atulHusna 3. RiyadhulJ annah 4. NurHiday atunNikmah 5. Indah ArifatusSa’di yah 6. BungaWa hyuKusuma 7. DienaSal miyah 8. Ana Salavie 1. FitriRatna Sari 2. NinimRo’ atulHusna 3. RiyadhulJ annah 4. NurHiday atunNikmah 5. Indah ArifatusSa’di yah 6. BungaWa hyuKusuma 7. DienaSal
Ya
Tidak
miyah Ana Salavie 1. FitriRatna Sari 8.
3.
Kerudungpanjang danlebar
2.
NinimRo’ atulHusna
3.
RiyadhulJ annah
4.
NurHiday atunNikmah
5.
Indah ArifatusSa’di yah
6.
BungaWa hyuKusuma
7.
DienaSal miyah
8.
Ana Salavie
4. Kerudungmenutupi 1. FitriRatna dada Sari 2.
NinimRo’ atulHusna
3.
RiyadhulJ annah
4.
NurHiday atunNikmah
5.
Indah ArifatusSa’di
yah 6.
5.
Rokpanjangdanteb al
7.
DienaSal miyah
8.
Ana Salavie
1.
Tidakmemakaicel anaketat
FitriRatna
2.
NinimRo’ atulHusna
3.
RiyadhulJ annah
Sari
4.
NurHiday atunNikmah
5.
Indah ArifatusSa’di yah
6.
6.
BungaWa hyuKusuma
BungaWa hyuKusuma
7.
DienaSal miyah
8.
Ana Salavie
1.
FitriRatna
NinimRo’ atulHusna
Sari 2.
7.
Bajuharuspanjangt idakpendek, danmenutupipingg ul
3.
RiyadhulJ annah
4.
NurHiday atunNikmah
5.
Indah ArifatusSa’di yah
6.
BungaWa hyuKusuma
7.
DienaSal miyah
8.
Ana Salavie
1.
FitriRatna
Sari 2.
NinimRo’ atulHusna
3.
RiyadhulJ annah
4.
NurHiday atunNikmah
5.
Indah ArifatusSa’di yah
6.
BungaWa hyuKusuma
7.
DienaSal miyah
8.
Ana
Salavie 8.
Bajutidakketatdan membentuklekukt ubuh
1.
Sari 2.
NinimRo’ atulHusna
3.
RiyadhulJ annah
4.
NurHiday atunNikmah
5.
9.
FitriRatna
Indah ArifatusSa’di yah
6.
BungaWa hyuKusuma
7.
DienaSal miyah
8.
Ana Salavie
Tidakbertabarruj 1. FitriRatna (berhiasdiri) Sari 2. 3. 4. 5.
NinimRo’ atulHusna RiyadhulJ annah NurHiday atunNikmah Indah ArifatusSa’di
yah
6.
BungaWa hyuKusuma
7.
DienaSal miyah
8.
Ana Salavie
10.Memakai kaos kaki 1.
FitriRatna
Sari
9.
Pedomandokumentasi
2.
NinimRo’ atulHusna
3.
RiyadhulJ annah
4.
NurHiday atunNikmah
5.
Indah ArifatusSa’di yah
6.
BungaWa hyuKusuma
7.
DienaSal miyah
8.
Ana Salavie
Data
inidiambildaridokumentasi
yang
dimilikiolehFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara. 1.
SejarahberdirinyaFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara.
2.
Letakgeografis UNISNU Jepara.
3.
VisidanMisiFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara.
4.
KeadaanDosendankaryawanFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan
UNISNU
Jepara. 5.
KeadaansaranaprasaranFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara.
6.
KeadaanmahasiswaFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara.
7.
Mahasiswa yang menggunakanjilbab funky.
GambarA
danB
C
Gambar
Gambar D
Gambar E
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA 1. PanduanWawancara 1. Wawancara dengan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara 1. Bagaimana gambaran umum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 2. Sejarah berdirinya UNISNU dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Wawancara dengan Staff Tata Usaha Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara 1. Bagaimana keadaan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara? 2. BagaimanaVisidanMisiFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan UNISNU Jepara? 3. Bagaimana Sarana dan Prasarana Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara? 4. Wawancara dengan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara 1. Bagaimana fenomena jilbab funky di kalangan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara? 2. Apa yang memotivasi/mendorong kamu untuk memakai jilbab? 3. Menurutkamu, jilbab yang kamu pakai itu sudah syar’I apa belum? 4. Bagaimana jilbab yang syar’I itu?
5. Di kampus kita kebanyakan memakai jilbab syar’I atau jilbab funky? 6. Bagaimana etika berjilbab yang benar sebagai seorang mahasiswa Islam? 7. Lembar Pengamatan 10 Kriteria yang Ideal Dalam Berjilbab Sesuai Syariat Islam: No. Tanggal Kriteria Jilbab Nama Mahasiswa Ya 1. 1/06/15 1. Kerudung berbahan 1. Fitri Ratna kain tebal Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah 5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie 2.Kerudung tidak tipis 1. Fitri Ratna /menerawang Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah 5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 1. Ana Salavie 3. Kerudun gpanjang 1. Fitri Ratna
Tidak
dan lebar
4. Kerudung menutupi dada
5. Rok panjang dan tebal
Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah 5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie 1. Fitri Ratna Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah 5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie 1. Fitri Ratna Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah
6.
Tidak memakai celana ketat
7. Baju harus panjang tidak pendek, dan menutupi pinggul
8. Baju tidak ketat dan
5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie 1. Fitri Ratna Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah 5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie
1. Fitri Ratna Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah 5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie
1. Fitri
Ratna
membentuk lekuk tubuh
9. Tidak bertabarruj (berhias diri)
10.Memakai kaos kaki
Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah 5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie
1. Fitri Ratna Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah 5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie
1. Fitri Ratna Sari 2. Ninim Ro’atul Husna 3. Riyadhul Jannah 4. Nur Hidayatun Nikmah
5. Indah Arifatus Sa’diyah 6. BungaWahyu Kusuma 7. Diena Salmiyah 8. Ana Salavie
2. Pedoman dokumentasi Data ini diambil dari dokumentasi yang dimiliki oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 1. Sejarah berdirinya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 2. Letak geografis UNISNU Jepara. 3. Visi dan Misi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 4. Keadaan Dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 5. Keadaan sarana prasaran Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 6. Keadaan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 7. Mahasiswa yang menggunakan jilbab funky.
Gambar A dan B
Gambar C Gambar D
Gambar E
Gambar F
TRANSKIP WAWANCARA Fenomena Jilbab Funky (Sebuah Kajian Terhadap Penggunaan Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara) A. Wawancara dengan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara No.
Indikator
1.
Untuk
Pertanyaan mengetahui
1. Bagaimana fenomena Fitri
Fenomena Jilbab Funky
penggunaan
dikalangan
funky
mahasiswa
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Nama Mahasiswa
di
mahasiswa?
Ratna
jilbab (PAI.A2 Smt 4) kalangan
Jawaban
Sari Mahasiswa tarbiyah bila memakai jilbab suka meniru trend berhijab zaman sekarang, jadi menurut saya mahasiswa hanya memakai jilbab karena mengikuti trend saja. Menggunakan
jilbab
memang
wajib di kampus kita tetapi jilbab
tersebut masih menjadi aturan di kampus saja dan tidak menjadi aturan ketika berada di luar kampus. Ninim
Ro’atul Semenjak ada jilbab funky yang
Husna (PAI.A3 Smt seperti sekarang ini, yang tadinya 8)
wanita-wanita yang berpakaian pendek
menjadi
tertarik
menggunakan jilbab funky karena modelnya yang beragam. Namun penggunaan
jilbab
zaman
sekarang dengan zaman dulu itu berbeda, dulu yang panjang dan menutupi dada sekarang tidak
lagi. Mahfudiyyah
Fenomena
(PBI.A1 Smt 4)
menjadi
Jilbab trend
funky telah di
kalangan
mahasiswi tarbiyah. Ada sebagian yang setuju da nada yang tidak. Mereka
yang
tidak
setuju
beranggapan bahwa jilbab funky terlalu ribet dan menghabiskan banyak waktu untuk memakainya. Mereka menganggap jilbab funky itu jilbab
yang tidak syar’I,
mereka mengatakan bahwa wanita yang memakai jilbab funky itu tidak tulus berjilbab, ia hanya
ingin menarik perhatian orang lain. Selain itu, bagi para jilbabers itu sendiri beranggapan bahwa jilbab funky itu sebuah hobi, dimana mereka mengeksplor diri mereka sehingga beragam jilbab disulap menarik,
menjadi
model
mereka
yang juga
menganggap jilbab funky itu tidak ribet karena sudah terbiasa. Bunga Kusuma Smt 4)
Wahyu Fenomena jilbab funky sekarang (PBI.A1. ini banyak yang memakainya karena model-model yang bagus dan mengikuti trend. Sekiranya
ada
model
baru
mahasiswa
langsung mengikutinya. Karena model yang bagus banyak yang tergiur
untuk
menghiraukan
membeli
tanpa
harganya
yang
mahal demi bisa tampil lebih cantik dari teman mahasiswa yang lain. Mahasiswa cenderung tidak mau
ketinggalan
trend
jilbab
terbaru. Efit Hikmah Smt 6)
Laili
Nur Jilbab
funky
di
kalangan
(PAI.A1 mahasiswa tarbiyah marak sekali, sebagian
besar
mahasiswanya
menggunakan jilbab funky karena
mengikuti trend saja, jika disuruh menghitung jumlahnya pasti akan menjawab
banyak,
diprosentasikan
80%
jika mungkin
yang mamakainya. Sedikit sekali bahkan
tidak
terlihat
yang
memakai jilbab syar’i. Diena
Salmiyah Fenomena
(PAI.A1 Smt 8)
jilbab
di
kalangan
mahasiswa
tarbiyah
sangat
dahsyat
perkembangannya.
Kebanyakan
mahasiswanya
mengikuti trend mode global yang terjadi sekarang ini. 2.
Untuk
mengetahui
1. Apa
yang Fitri Ratna Sari
Jilbab
itu
tuntutan,
karena
Motivasi
Mahasiswa
memakai Jilbab.
memotivasi/mendoron
orangtua saya adalah seorang
g
ustadz dan ustadzah, dan dulu
kamu
memakai
jilbab?
sekolah
sambil
mondok
di
pesantren jadi mau tidak mau saya harus memakai jilbab. Ninim
Ro’atul Karena sekolah saya. Dan sebagai
Husna
seorang guru juga.
Mahfudiyyah
Saya artikan itu bukan sebuah dorongan ataupun motivasi, itu lebih kepada hidayah yang secara tiba-tiba ada di hatiku. Ketika aku merasa meskipun nyantri,
malu
tidak
aku namun
tidak
berjilbab, pernah
perubahannya
dapat saya rasakan. Dulu bisa dikatakan bahwa aku termasuk korban
fashion,
berpakaian
pendek dan ketat, sampai SMA dan setelah berjilbab saya merasa lebih dihargai oleh orang lain. Bunga
Wahyu Merasa terlindungi ketika saya
Kusuma
memakai jilbab. Merasa nyaman. Percaya diri saat mengungkapkan pendapat
dan
merasa
cantik.
Kalau terbuka saya merasa risih dan tidak percaya diri. Efit Hikmah
Laili
Nur Motivasi saya memakai jilbab dari kesadaran diri saya dan dari hati
juga.
Karena
sebagai
wanita
muslim seharusnya menutup aurat dengan memakai jilbab. Menutup aurat
termasuk
mahkota
kita
(rambut) dengan memakai jilbab. Diena Salmiyah
Selain fungsi jilbab yang menutup aurat, dari segi agama berjilbab juga
bisa
dikatakan
untuk
mempercantik wanita, selain itu dengan
berjilbab
jadi
bisa
menjaga kehormatan wanita bila disertai dengan akhlakul karimah. 2. Menurut kamu jilbab Fitri Ratna Sari yang kamu pakai itu
Belum, karena saya juga suka mengikuti gaya hijab modern
sudah
syar’i
apa
yang sedang trend saat ini. Saya
belum? Jelaskan!
juga masih suka melepas jilbab saya jika keluar rumah ke toko misalnya. Ninim
Ro’atul Belum, karena jilbab yang syar’i
Husna
itu jilbab yang panjang, tidak seperti
kerudung
paris
yang
dipakai kebanyakan orang. Dan masih terlihat dadanya. Mahfudiyyah
Saya tidak selalu memakai jilbab syar’i.
sebenarnya
wanita
muslimah sejati tidak ditinjau dari cara berjilbab saja, melainkan bagaimana cara berpakaian dan
bersikap. Kerudung tebal dan menutupi dada namun memakai pakaian pensil.
ketat Itu
bahkan
semua
celana
tergantung
bagaimana cara berpakaian wanita itu sendiri. Bunga
Wahyu Belum, masih sama dengan yang
Kusuma
lain yang suka memakai jilbab funky.
Efit Hikmah
Laili
Nur Jilbab yang saya pakai masih funky belum syar’i dan masih suka meniru gaya-gaya berjilbab perempuan yang lain. Jilbab yang saya pakai hanya sekedar jilbab
yang fungsinya menutup rambut saja. Diena Salmiyah
Sudah,
jilbab
secara
Islam
menutup dada. Jilbab yang saya kenakan insyaAllah sesuai dengan syariat agama. Jilbab funky sesuai dengan trend masa kini namun tetap sesuia dengan syariat agama. 3. Jilbab syar’i itu yang Fitri Ratna Sari
Jilbab
yang
tidak
kelihatan
bagaimana
rambutnya, tidak menerawang dan
menurutmu?
panjang menutupi dada. Ninim Husna
Ro’atul Jilbab rambut,
yang tidak
besar,
menutupi
ada
bayangan
rambut dan menutup dada.
Mahfudiyyah
Jilbab syar’i adalah jilbab yang tidak transparan dan juga menutup bagian dada. Sebenarnya banyak masyarakat yang salah paham tentang
jilbab.
kerudung adalah
itu sebuah
Jilbab
dan
berbeda.
Jilbab
tudung
yang
dipakai wanita sebagai penutup kepala hingga dada dan berkain tebal. Sedangkan kerudung adalah penutup kepala yang lebih banyak dipakai di Indonesia. Jadi semua jilbab itu sebenarnya syar’i. Bunga
Wahyu Jilbab
yang
menutup
semua
Kusuma
bagian tubuh kita yang benarbenar tertutup, sehingga tidak terlihat lekuk tubuh kita dan tidak menarik perhatian lawan jenis.
Efit
Laili
Hikmah
Nur Jilbab syar’i adalah jilbab yang sesuai dengan syariat Islam sesuai hakikat dan syariatnya.
Diena Salmiyah
Jilbab syar’i atau jilbab yang sesuai dengan syariat agama Islam yaitu jilbab yang tidak hanya menutup
kepala
tetapi
juga
menutupi dada. 4. Apakah di UNISNU Fitri Ratna Sari terutama
mahasiswa
Mahasiswa tarbiyah banyak yang memakai jilbab funky, sedikit
fakultas Tarbiyah dan
sekali bahkan tidak ada mungkin
Ilmu keguruan banyak
yang
yang memakai jilbab
Alasannya karena terlihat seperti
funky (modern) atau
ibu-ibu.
jilbab yang syar’i?
memakai
jilbab
syar’i.
Ninim
Ro’atul Menurut saya masih yang funky.
Husna
Ya karena lagi model dan trend banyak
mahasiswa
mengikutinya,
masih
yang terlihat
rambutnya seperti rambut ekor kuda. Mahfudiyyah
Di kampus kita tetap masih banyak yang menggunakan jilbab yang tidak syarky (tidak syar’i dan
tidak
funky).
Mereka
kebanyakan menggunakan jilbab segiempat yang sudah menjadi trend di masyarakat. Kita bisa melihat itu lebih jelas saat berada di dalam kelas, mungkin hanya satu dua orang yang memakai jilbab syar’i. Bunga
Wahyu Kebanyakan jilbab funky yang
Kusuma
hanya
memamerkan
gaya,
mempercantik diri, tidak untuk menutup
aurat
sesuai
yang
diajarkan oleh agama kita. Efit Hikmah
Laili
Nur Di kampus kita mahasiswinya masih memakai jilbab funky.
Banyak mahasiswa yang membuat model-model memakai jilbab agar terlihat cantik dan menarik. Diena Salmiyah
Di kampus dapat dikatakan jilbab syar’i
maupun
keduanya
jilbab
seimbang.
funky Karena
peraturan dari kampus mengenai pakaian mahasiswa sudah sesuai dengan syariat Islam. 3.
Untuk mengetahui etika berjilbab sebagai
yang
benar seorang
mahasiswa Islam.
1. Bagaimana
etika Fitri Ratna Sari
Tertutup, memakai baju dan rok
berjilbab yang benar
panjang, berkerudung lebar dan
sebagai
tidak menerawang, cukup simple
seorang
mahasiswi Islam?
saja dan tidak ribet. Jika ada ketentuan
wajib
dari
pihak
kampus untuk memakai jilbab syar’i semua pasti akan saya patuhi. Ninim Husna
Ro’atul Jilbab
yang
panjang
yang
menutupi dada. Jika seandainya ada peraturan dari kampus yang mewajibkan untuk memakai jilbab yang syar’i saya sangat setuju.
Mahfudiyyah
Menurut saya, berjilbab seperti apapun
jika
tidak
dibarengi
dengan memakai pakaian syar’i juga
tidak
benar,
sehingga
perlunya kesadaran kita sendiri dan pandai-pandai kita berbusana
yang benar agar menjadi wanita muslimah sesungguhnya. Bunga Kusuma
Wahyu Berjilbab yang menutup aurat dan tidak harus gaya. Harus natural (alami
dari
hati),
tidak
ada
paksaan dan memenuhi standar berjilbab syariat.
yang
benar
Kalau
di
sesuai kampus
mewajibkan saya kurang setuju karena aktifitas mahasiswa yang banyak dan mengurangi gerak kita untuk melakukan segala hal di dalam
kelas
atau
di
dalam
organisasi kampus karena jilbab
yang
terlalu
panjang
jadi
mengganggu aktifitas kita. Efit
Laili
Hikmah
Nur Etika berjilbab yang benar adalah sesuai syariat Islam. Sesuai yang diajarkan agama kita.
Diena Salmiyah
Etika berjilbab yang benar adalah memakai
jilbab
yang
sesuai
syariat agama. Menutup kepala maupun
dada.
Kalaupun
mengikuti trend masa kini namun tetap berlandaskan syariat agama.