STUDI DESKRIPTIF PENGEMBANGAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI KELAS V SD NEGERI 03 JERUKWANGI BANGSRI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Oleh: NURNAFIK BARRUWASIK NIM. 131310001334
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA' (UNISNU)
JEPARA
2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nurnafik Barruwasik
NIM
: 131310001334
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Jepara, Agustus 2015 Penulis
Nurnafik Barruwasik NIM. 131310001334
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING Lampiran : Hal
: Naskah Skripsi
Jepara,
Sdri. Nurnafik Barruwasik
Agustus 2015
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara Di Jepara Assalamualaikum wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi Saudari: Nama
: Nurnafik Barruwasik
NIM
: 131310001334
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul
:
“STUDI
DESKRIPTIF
PENGEMBANGAN
KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN
AGAMA
ISLAM
(PAI) DI KELAS V SD NEGERI 03 JERUKWANGI BANGSRI
JEPARA
TAHUN
PELAJARAN
2014/2015” Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. Wb. Pembimbing
Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam, semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom, HM, selaku Rektor UNISNU Jepara 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag, selaku pembimbing yang memberi bimbingan dan arahan, sehingga menambah wawasan kepada penulis 4. Semua Dosen UNISNU Jepara yang memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dari mata kuliah yang ada 5. Kepada Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak dan Ibu guru SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara yang mengijinkan dalam penyusunan skripsi ini.
v
6. Kepada keluargaku yang memberikan motivasi dan dukungan baik moril maupun spirituil dalam rangka menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir 7. Kepada teman-temanku senasib seperjuangan yang memberikan saran dan motivasi dalam rangka menyelesaikan skripsi
Jepara, Agustus 2015 Penulis
Nurnafik Barruwasik NIM. 131310001334
vi
ABSTRAK Nurnafik Barruwasik dengan Judul Skripsi "Studi Deskriptif Pengembangan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015" Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara 2. Materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. 3. Upaya pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Penelitian ini termasuk jenis penelitian adalah field research (studi lapangan) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun variabel dalam penelitian ini ada satu yaitu hasil belajar al-Qur’an hadits. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa dari kelas 1 sampai kelas 5 SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara berjumlah 66 siswa maka pengambilan sampel didasarkan pada pendapat Krejcie dan Morgan, karena populasinya kurang dari 100. Apabila populasinya berjumlah 66, maka sampelnya mengambil 56 siswa terdiri dari 28 siswa yang belajar di TPQ dan 28 siswa tidak belajar di TPQ, dan cara pengambilannya menggunakan teknik random sampling atau acak. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis dan tes lisan, dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan statistic t-score. Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara dapat dikatakan baik hal ini karena siswa yang sering aktif dalam pembelajaran di kelas ada 20 siswa dari jumlah 25 siswa. Hal ini dikarenakan karena siswa kelas V rata-rata aktif dalam pembelajaran, kreativitas yang muncul adalah siswa aktif dalam mencari jawaban atas soal-soal yang diberikan oleh guru, sebagian siswa aktif dalam pembelajaran baik dalam mengajukan pertanyaan oleh guru atau menjawab pertanyaan dari guru, siswa aktif dalam belajar kelompok. 2 Materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara meliputi: materi fiqih karena materi fiqih ini dapat meningkatkan kreativitas yaitu mampu menghafal rukun dan sunnah shalat tarawih dan mampu mendemonstrasikan gerakan shalat tarawih. Kedua materi Al-Qur’an, karena materi Al-Qur’an ini menuntut siswa untuk dapat membaca dengan tartil sesuai dengan ilmu tajwid Ketiga yaitu materi sejarah karena siswa harus mampu menceritakan tentang sejarah tentang keteladanan Luqman, dan yang terakhir adalah materi akidah akhlak. 3. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara dengan langkah: memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri, menghargai setiap jawaban siswa, vii
menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas belajar yaitu metode resitasi (tugas), tanya jawab, diskusi atau problem solving Kata Kunci: Pengembangan Kreativitas Belajar
viii
MOTTO
:ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َ ِْل اﷲ ُ َﺎل َرﺳُﻮ َ ﻗ:ْل ُ َﰊ ُﻫَﺮﻳْـَﺮةَ أَﻧﱠﻪُ ﻛَﺎ َن ﻳـَﻘُﻮ ْ َِﻋ ْﻦ ا ﺼﺮَاﻧِِﻪَ و ﻣَﺎ ِﻣ ْﻦ ﻣ َْﻮﻟ ُْﻮٍد إِﻻﱠ ﻳـ ُْﻮﻟَ ُﺪ ﻋَﻠَﻰ اْﻟ ِﻔﻄَْﺮةِ ﻓَﺎَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳـُ َﻬ ﱢﻮدَاﻧِِﻪَ ْوﻳـُﻨَ ﱢ * ()رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ.ﺠﺴَﺎﻧِِﻪ ﳝَُ ﱢ "Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda: “Tiada seorang manusia dilahirkan kecuali dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Muslim)
*
Imam ibn Husain Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburiy, Shohih Muslim, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, t..t.), hlm. 457.
ix
PERSEMBAHAN
Setiap titik tinta yang tergores dalam kertas ini dengan segala hormat penulis mempersembahkan sebagai bakti kepada mereka yang berjasa dan memberikan do’a restu: 1. Buat suamiku tercinta yang memberikan do’a restu dalam perkuliahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik 2. Buat kedua orang tuaku yang memberikan do’a restu dalam menyelesaikan kuliah ini
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………….………………… i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING………………………….……………….. iii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….…………. iv HALAMAN KATA PENGANTAR..................................................................... v ABSTRAK……………………………………………………………………… vii HALAMAN MOTTO.......................................................................................... ix HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................
x
HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................. xi BABI
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1 B. Penegasan Istilah ………………………………………………….. 4 C. Rumusan Masalah ……………………………………………….... 7 D. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 7 E. Manfaat Penelitian………………………………………………… 8 F. Penelitian Terdahulu yang Relevan………………………………. 9 G. Metode Penelitian………………………………………………... 11 H. Sistematika Penulisan Skripsi…………………………………….. 16
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kreativitas Belajar 1. Pengertian Kreativitas Belajar………....................................... 19 2. Karakteristik Kreativitas Belajar…........................................... 22 xi
3. Perkembangan Kreativitas Belajar…………………………… 22 4. Tahap-Tahap Kreativitas Belajar……………………………... 27 5. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar……………... 29 6. Upaya Pengembangan Kreativitas Belajar…………………… 31 B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).... 34 2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)………………………………………………….... 35 3. Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)…………………………………………………... 38 BAB III: KAJIAN OBYEK PENELITIAN A. Data Umum 1. Gambaran SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri ……………… 44 2. Visi, Misi dan Tujuan………………………………………..
44
3. Struktur Organisasi…………………………………………..
45
4. Keadaan guru dan Karyawan……………………………….
46
5. Keadaan Siswa………………………………………………
48
B. Data Khusus 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara…………...................... 49 2. Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara………………………………………………... 51
xii
3. Materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat Mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara………………………. 53 4. Upaya Pengembangan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara……………………….. 56 BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara……………………………………… 58 B. Analisis Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang Dapat Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara…………………………………... 61 C. Analisis Upaya Pengembangan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara…………………………... 63 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................... 64 B. Saran-saran……............................................................................ 65 C. Penutup.......................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR PUSTAKA Aat Syafaat, dkk., Peranan pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008 Al-Abrasy, Muhammad Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bulang Bintang, 1987 Al-Barry, M.D.J, Sofyan Hadi AT., Kamus Ilmiyah Kontemporer, Bandung: Pustaka Setia, 2008 Ali, Mohammad, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010 Al Hasyimi, Syeikh Syaid Ahmad Bin Alwi, Mukhtarul Akhadits, Surabaya: Arkola, tt Al-Naisaburiy, Imam ibn Husain Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi Shahih Muslim, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, t.t A.M, Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali, 2009 Anees, Bambang Q, Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008 Arikunto, Suhasimi, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006 Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007 Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996 Darwis, Djamaluddin, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998 Depaq RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Jakarta: Perca, 1989 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 Hamalik, Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983
xiv
Hawadi, Reni Akbar, Wihardjo, dan Mardi Wiyono, Kreativitas, Jakarta: Grasindo, 2001 Hurlok, Elizabet B., Pengembangan Anak, Jilid II, Jakarta: Erlanga, 1999 Izzaty, Rita Eka, Perkembangan Peserta Didik, Yogyakarta: UNY Press, 2008 Jamaris, Martini, Perkembangan dan Pengembangan Anak, Jakarta; Grasindo, 2006 Majid, Abdul, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1999 Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2008 Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009 Munandar, S.C. Utami, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 Mustaqim, Menjadi Orang Tua Bijak, Bandung: Mizan Pustaka, 2005 Nasaruddin Siregar, Pengolahan Pengajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998 Rosyadi, Khoirun, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2009 Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008
xv
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Uhbiyati, Nur, Ilmu Pengetahuan Islam (IPI), Bandung: Pustaka Setia, 2005 Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Tarbiyah IAN Sunan Ampel Malang, 2002
xvi
Surabaya: Fakultas
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk guru 1. Bagaimana langkah-langkah bapak dalam mengembangkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)? 2. Materi apa saja yang mempengaruhi pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)? 3. Bagaimana upaya bapak dalam mengembangkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)?
xvii
LEMBAR OBSERVASI
Materi PAI Pengembangan Kreativitas Mapel PAI
Materi
Ranah Kognitif afektif Psikomotor √ √
1. Al-Qur’an Hadits
Membaca Surat Al Fill
2. Aqidah
Iman kepada Rasul Allah
√
√
2. Akhlak
Meneladani Akhlak Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khattab r.a
√
√
3. Fiqih
Shalat Tarawih
√
√
4. Sejarah
Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khattab r.a
√
xviii
√
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN Nama Lengkap
: Nurnafik Barruwasik
NIM
: 131310001334
Alamat
: Bandungharjo, RT 02/06 Donorojo Jepara
Tempat Tgl lahir
: Jepara, 27 September 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Riwayat Pendidikan Formal 1. SD Negeri 03 Bandungharjo Donorojo Jepara Lulus Tahun 2004/2005 2. MTs. Darul Ulum Bandungharjo Donorojo Jepara Lulus Tahun 2007/2008 3. MA. Darul Ulum Bandungharjo Donorojo Jepara Lulus Tahun 2010/2011
Demikian riwayat pendidikan penulis dibuat dengan sesungguhnya dan apabila terdapat kekurangan harap maklum.
Jepara, Agustus 2015 Penulis
Nurnafik Barruwasik NIM. 131310001334
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang terpadu dari beberapa proses untuk mengembangkan berbagai aspek dalam diri siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.1 Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan dari individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, yaitu kepada siswa.2 Karena itu pendidikan pada dasarnya bukan hanya mewarisi nilai-nilai budaya berupa kecerdasan dan ketrampilan dari generasi tua kepada generasi muda, melainkan bagaimana mengembangkan potensi-potensi individu kreatif dari sebuah generasi.3 Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang
memungkinkan
siswa
untuk
mengembangkan
kreativitas
dan
kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat.
1
hlm 202.
Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),
2
S.C. Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, (Jakarta Rineka Cipta, 1999) hlm. 6 3 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta: Al Husna Dzikra, 1990) hlm. 261
1
2
Sebuah keluarga dalam proses pembentukan pemupukan dan pendorong terwujudnya sikap kreatif sangat penting hal ini dikarenakan keluarga sebagai pondasi awal dari proses pembentukan sikap kreatif siswa. Apabila dalam lingkungan keluarga proses pembentukan kreatif anak dapat berlangsung dengan baik, maka niscaya proses pembentukan kreatif siswa di lingkungan yang baru sekolah dan masyarakat akan berlangsung dengan baik. Dengan sebuah catatan bahwa tempat belajar baru tersebut juga menyediakan perangkat yang tepat dalam menumbuhkembangkan proses pembentukan kreativitas siswa. Hal ini didasari pada sebuah konsep bahwa kreativitas ditentukan oleh bawaan (nature) dan juga lingkungan (nurture).4 Oleh karena itu, kombinasi yang baik antara ketiga lingkungan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan kreativitas siswa. Dilingkungan sekolah proses pembentukan kreativitas siswa dapat ditempuh dengan berbagai cara, seperti pengaturan kelas, penciptaan suasana belajar yang menyenangkan, persiapan guru, sikap guru dan metode pengajaran.5 Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang otak secara maksimal.6
Kemampuan
tersebut
dapat
ditumbuhkan
dengan
cara
mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan coba-coba, berfikir secara intuitif atau bereksplorasi. Apapun yang diberikan dan dilakukan guru
4
S.C. Utami Munandar, Op.Cit., hlm. ixx Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Warawuru, Mendidik Kecerdasan: Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru Dalam Mendidik Anak Cerdas, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), hlm. 119 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 134 5
3
harus dapat merangsang siswa berpikir (learning how to learn) dan melakukan (learning how to do). Teknik belajar seharusnya berorientasi pada pengembangan potensi berfikir siswa, yakni mengaktifkan fungsi berfikir divergen melalui teknikteknik seperti sumbang saran, daftar penulisan gagasan, teknik pemecahan masalah yang merangsang siswa untuk berfikir tentang berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan (berfikir divergen).7 Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Utami Munandar bahwa: "Dalam proses belajar mengajar, proses pembentukan kreativitas dapat dilakukan oleh guru sekolah, yaitu dengan melakukan rangsangan dan meningkatkan daya pikir, sikap dan perilaku kreatif siswa, baik melalui kegiatan dalam maupun di luar kelas. Dalam hal ini yang perlu dilakukan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar adalah mengusahakan iklim di dalam kelas yang menggugah kreativitas anak. Antara guru dan murid dan antara murid-murid perlu adanya sikap keterbukaan dan saling menghargai. Guru menghargai keunikan pribadi dan potensi setiap anak dan tidak perlu selalu menuntut dilakukannya hal-hal yang sama. Pada waktu tertentu siswa diberi kebebasan untuk melakukan atau membuat sesuatu yang disenangi."8 Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu mata pelajaran yang materinya meliputi: al-Qur’an hadits, akidah akhlak, fikih, dan sejarah atau peradaban Islam. Untuk merujuk pada tujuan pendidikan Islam, keempat materi ini harus dapat tersusun dalam struktur yang saling terkait satu sama lain sikap orang yang pasrah kepada Tuhan yang dimanifestasikan dalam perbuatan baik kepada sesama manusia.9 Para siswa diharapkan dapat
7
Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Warawuru, Op.Cit., hlm. 120 S.C. Utami Munandar, Ed., Kreatifitas Sepanjang Masa, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988), hlm. 5-6 9 Bambang Q Anees, Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm. 83 8
4
menguasai ilmu agama dan dapat mengamalkannya sesuai diterangkan dalam Hadits Nabi yaitu: ﴾اﻟﺪﯾﻦ ﴿ ﺮﻮاه ﻤﻌاﻮﯿﺔ
ﻣﻦ ﯾﺮد ﷲ ﺑﮫ ﺧﯿﺮا ﯾﻔﻘﮭﮫ ﻓﻰ
Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik di sisi-Nya, dijadikan-Nya orang itu ahli agama (H.R Muawiyah)10 Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan agama
yang
dipelajari
di
sekolah-sekolah
dasar.
Dalam
upaya
mengembangkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tentunya ada beberapa langkah yang dilakukan oleh guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas antara guru satu dengan yang lain tentunya terdapat perbedaan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti termotivasi mengadakan penelitian dengan judul skripsi “Studi Deskriptif Pengembangan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” B. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah paham dalam memahami judul yang diteliti, maka perlu dipertegas dan diperjelas beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah pokok. Adapun beberapa istilah yang dimaksud adalah:
10
hlm. 150
Syeikh Syaid Ahmad Bin Alwi Al Hasyimi, Mukhtarul Akhadits, (Surabaya: Arkola, tt),
5
1. Studi Deskriptif Studi
adalah
pendidikan,
pelajaran,
ilmu,
penyelidikan.11
Sedangkan deskriptif adalah bersifat deskripsi: bersifat menggambarkan apa adanya.12 Jadi yang dimaksud studi deskriptif adalah penyelidikan yang bersifat menggambarkan. 2. Kreativitas Belajar Kreativitas adalah kesanggupan untuk menemukan sesuatu yang baru dengan jalan mempergunakan daya khayal, fantasi atau imajinasi.13 Belajar adalah sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.14 Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan kreativitas belajar adalah kesanggupan untuk menemukan sesuatu yang baru dengan jalan mempergunakan daya khayal, fantasi atau imajinasi dalam rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
11
294
12
Sofyan Hadi AT., Kamus Ilmiyah Kontemporer, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 258 13 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 104 14 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 21
6
3. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap siswa agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).15 Namun PAI yang dimaksud disini sebagai mata pelajaran. Pendidikan agama Islam yang dimaksud disini adalah “mata pelajaran yang mempunyai arti adalah sebagai mata pelajaran yang pembahasanya
meliputi:
Al-Qur’an,
Hadits,
keimanan,
akhlak,
fiqh/ibadah, dan sejarah”.16 Dari pengertian di atas yang dimaksud pendidikan agama Islam (PAI) adalah mata pelajaran yang pembahasanya meliputi: Al-Qur’an, Hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah. 4. SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara merupakan salah satu Sekolah Dasar yang berada di Desa Jerukwangi dalam naungan Dinas Dikpora Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Dari beberapa pengertian di atas yang dimaksud dengan judul: studi deskriptif pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara adalah penyelidikan yang bersifat menggambarkan pengembangan kesanggupan untuk menemukan sesuatu yang baru dengan 15
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 86. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 78. 16
7
jalan mempergunakan daya khayal, fantasi atau imajinasi dalam rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran yang pembahasanya
meliputi:
Al-Qur’an,
Hadits,
keimanan,
akhlak,
fiqh/ibadah, dan sejarah di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam skripsi yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Apa
saja
materi
pendidikan
agama
Islam
(PAI)
yang
dapat
mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Bagiamanakah upaya pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
8
1. Untuk mengetahui kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Untuk mengetahui materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 3. Untuk mengetahui upaya pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 E. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang akan dilaksanakan akan dapat diperoleh beberapa manfaaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Dapat mengetahui kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 b. Dapat mengetahui materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 c. Dapat mengetahui upaya pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015
9
2. Secara praktis a. Bagi peneliti, akan menambah ilmu dan wawasan terhadap penelitian, yang akan mengulas dan mempelajari tentang langkah-langkah pengembangan kreativitas belajar siswa b. Bagi guru diharapkan dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa, karena setiap siswa mempunyai bakat dan kreativitas masing-masing. Dengan
adanya
pengembangan
kreativitas
tersebut,
akan
meningkatkan hasil belajar siswa c. Bagi siswa, memberikan pengertian bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan adanya bakat dan kreativitas
yang
dimiliki
maka
perlu
dikembangkan
melalui
pendidikan. F. Penelitian Terdahulu yang Relevan Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidaklah hal yang baru tetapi setidaknya terdapat beberapa hasil penelitian yang meneliti temuanya untuk menambah wawasan kepada peneliti. Hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: 1. Abdul Kadir dalam skripsinya berjudul “Implementasi Strategi Index Card Match dalam Upaya Meningkatkan Efektifitas dan Kreativitas Belajar siswa Pada Mata Pelajaran PAI di Kelas X B1 SMK Negeri 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2008/2009”.17 Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa strategi index card match mampu meningkatkan efektifitas dan kreativitas 17
Abdul Kadir dalam skripsinya berjudul “Implementasi Strategi Index Card Match dalam Upaya Meningkatkan Efektifitas dan Kreativitas Belajar siswa Pada Mata Pelajaran PAI di Kelas X B1 SMK Negeri 2 Ponorogo Tahun Pelajaran 2008/2009”
10
belajar siswa pada mata pelajaran PAI pokok bahasan sejarah dakwah Rosulullah periode Makkah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dan evaluasi proses pembelajaran PAI dengan kompetensi sejarah dakwah Rasulullah perode Makkah. Dari proses yang terjadi selama satu siklus dapat disimpulkan bahwa efektifitas dan kreativitas belajar siswa meningkat. 2. Nafi'atuzzahroh dalam skripsinya berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Kreativitas Berfikir Siswa MIN Cepogo Kembang Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010.”.18 Dari hasil penelitian tersebut menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan penggunaan metode tanya jawab dalam pembelajaran akidah akhlak terhadap kreativitas berfikir siswa kelas V Di MIN Cepogo Kembang Jepara tahun pelajaran 2009/2010. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil F Reg sebesar 27,02 dikonsultasikan kedalam F tabel pada taraf 5% sebesar 4,00 dan pada taraf 1% sebesar 7,08 yang berarti F Reg > F tabel yang berarti signifikan. 3. Pebrina
Dewika
dalam
jurnal
berjudul
“Strategi
Guru
Dalam
Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari Di SMA Negeri 3 Payakumbuh”19 menjelaskan strategi yang efektif yang dilakukan oleh guru seni budaya khususnya dalam pembelajaran tari daerah setempat
18
Nafi'atuzzahroh dalam skripsinya berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Kreativitas Berfikir Siswa MIN Cepogo Kembang Jepara Tahun Pelajaran 2009/2010.” 19 Pebrina Dewika dalam jurnal berjudul “Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari Di SMA Negeri 3 Payakumbuh” E-Jurnal Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang Vol 2 No 1 2013 Seri B
11
di SMA N 3 Payakumbuh, yaitu dengan upaya menerapkan metode yang bervariasi seperti metode ceramah, metode tanya jawab, metode percontohan, metode demonstrasi dan metode kooperatif learning, sehingga dengan metode yang bervariasi ini menjadi sebuah startegi yang efektif, untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran tari. Dari kajian di atas dapat memotivasi peneliti untuk mengadakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan pola pengembangan materi pembelajaran pendidikan agama Islam. G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (diobservasi).20 Pendekatan yang digunakan dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif artinya penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenahi keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.21 Jadi penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif karena analisisnya bersifat kualitatif, dan hasil penelitiannya menekankan makna dari pada generalisasi.
20
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 30. 21 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999) hlm. 26.
12
2. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah peneliti, sedangkan obyek dalam penelitian ini meliputi: a. Guru PAI ada 1 orang b. Siswa kelas V berjumlah 25 3. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini agar tepat sasaran, maka perlu adanya fokus penelitian. Adapun yang menjadi fokus dalam penelitin ini adalah sebagai berikut: a. Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara b. Materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 c. Upaya pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: a.
Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data)
yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
13
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.22 Dalam hal ini peneliti terjun langsung mengamati proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Pengumpulan data menggunakan observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. b. Intervew (Wawancara) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.23 Wawancara digunakan untuk mengetahui data tentang kreativitas belajar siswa, materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa, upaya pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Adapun yang diwawancarai peneliti adalah guru PAI dan siswa kelas V.
22
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 76 23 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 186.
14
c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.24 Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data tentang visi dan misi, keadaan guru, siswa SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. 5. Teknik Analisis Data Langkah menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Keabsahan data Dalam mengukur keabsahan data pada penelitian ini menggunakan trianggulasi data adalah sebagai teknik pengumpulan data
yang
bersifat
menggabungkan
dari
berbagai
teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Tujuan dari trianggulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.25 Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam memperoleh data primer dan sekunder. Observasi dan interview digunakan untuk menjaring data primer, sementara 24
Suhasimi Arikunto, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006) hlm 89 25 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 330
15
dokumentasi digunakan untuk menjaring data sekunder yang dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang sekolah. b. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan reduksi data, display data, dan verifikasi. Penjelasan dari analisis tersebut adalah sebagai berikut: 1) Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila di perlukan. 2) Display data, yaitu dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. 3) Verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
16
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.26 H. Sistimatika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab akan memuat sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: 1. Bagian Awal. Pada bagian ini memuat pendahuluan yang terdiri dari: Halaman Judul, Nota Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Kata Pengantar, Abstrak, Motto, Deklarasi, Dan Daftar Isi. 2. Bagian Isi Pada bagian ini memuat lima bab terdiri dari: BAB I
: PENDAHULUAN yang akan membahas Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat
Penelitian,
Metode
Penelitian,
Sistematika Penilisan Skripsi. BAB II :
LANDASAN TEORI, Pertama Kreativitas Belajar Meliputi: Pengertian Kreativitas Belajar, Karakteristik Belajar,
Bentuk
Kreativitas
Belajar,
Kreativitas
Perkembangan
Kreativitas Belajar, Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar, Upaya mengembangkan Kreativitas Belajar. Kedua, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) meliputi: Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI),
26
Ibid., hlm. 345.
17
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Ketiga, Kajian Penelitian yang Relevan. BAB III : KAJIAN OBYEK PENELITIAN meliputi: Pertama, Data Umum meliputi: Gambaran Umum SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara, Visi dan Misi, Struktur organisasi, Keadaan guru, Keadaan siswa. Kedua Data Khusus meliputi: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Upaya Pengembangan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara BAB IV:
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN meliputi: Analisis Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Analisis Materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Analisis Upaya Pengembangan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata
18
Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara BAB V
:
KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP: Kesimpulan, Saran-saran, Penutup.
3. Bagian Akhir Pada bagian ini memuat tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kreativitas Belajar 1. Pengertian Kreativitas Belajar Pengertian kreativitas sudah banyak dikemukakan oleh para ahli berdasarkan pandangan yang berbeda-beda, seperti yang dikemukakan oleh Utami Munandar menjelaskan pengertian kreativitas dengan mengemukakan beberapa perumusan yang merupakan kesimpulan para ahli mengenai kreativitas. Pertama, kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kedua, kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanaannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman
jawaban.
dirumuskan
sebagai
Ketiga
secara
kemampuan
operasional
kreativitas
yang mencerminkan
dapat
kelancaran,
keluwesan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan.1 Reni Akbar Hawadi mengemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang 1
S.C. Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 18
19
20
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbada dengan apa yang telah ada sebelumnya.2 Mohammad Ali menjelaskan bahwa kreativitas adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karyakarya yang telah ada sebelumnya, menjadi suatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara divergen.3 Kreativitas mempunyai bermacam arti namun intinya kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat.4 Anak sejak lahir sudah membawa fitrah atau kreativitas, hal tersebut sesuai sabda Nabi Muhammad SAW.
ﻣَﺎ:ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َ ِْل اﷲ ُ َﺎل َرﺳُﻮ َ ﻗ:ْل ُ َﰊ ُﻫَﺮﻳْـَﺮةَ أَﻧﱠﻪُ ﻛَﺎ َن ﻳـَﻘُﻮ ْ َِﻋ ْﻦ ا )رواﻩ.ﺠﺴَﺎﻧِِﻪ ﺼﺮَاﻧِِﻪَ و ﳝَُ ﱢ ِﻣ ْﻦ ﻣ َْﻮﻟ ُْﻮٍد إِﻻﱠ ﻳـ ُْﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اْﻟ ِﻔﻄَْﺮةِ ﻓَﺎَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳـُ َﻬ ﱢﻮدَاﻧِِﻪَ ْوﻳـُﻨَ ﱢ ٥
2
(ﻣﺴﻠﻢ
Reni Akbar Hawadi, Wihardjo, dan Mardi Wiyono, Kreativitas, (Jakarta: Grasindo, 2001), hlm. 5 3 Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 42 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 104 5 Imam ibn Husain Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburiy, Shahih Muslim, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, t..t.), hlm. 457.
21
"Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda: “Tiada seorang manusia dilahirkan kecuali dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Muslim) Belajar mengandung beberapa arti antara lain sebagai berikut: a. Nana Sudjana mendefinisikan belajar adalah perubahan pada diri seseorang sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.6 b. Oemar
Hamalik
mendefinisikan
belajar
adalah
suatu
bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.7 Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara divergen. Cara-cara divergen ini dengan cara berpikir kreatif yang berasal dari diri siswa.
6
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 28 7 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito, 1983), hlm. 21.
22
2. Karakteristik Kreativitas Belajar Seorang dapat dikatakan kreatif, jika diketahui tentang ciri-ciri atau karakteristik orang yang kreatif. Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat orang ahli tentang ciri-ciri orang yang kreatif. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif Menurut Utami Munandar adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam Sering mengajukan pertanyaan yang baik Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah Bebas dalam menyatakan pendapat Mempunyai rasa keindahan yang mendalam Menonjol dalam salah satu bidang seni Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang Mempunyai rasa humor yang luas Mempunyai daya imajinasi Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.8 Torrance yang dikutip oleh Mohammad Ali mengemukakan
karakteristik kreativitas sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar Tekun dan tidak mudah bosan Percaya diri dan mandiri Merasa tertantang oleh kemajemukan atau kompleksitas Berani mengambil risiko Berpikir devergen.9
3. Perkembangan Kreativitas Belajar Perkembangan kreativitas itu juga merupakan perkembangan proses
kognitif,
maka
kreativitas
dapat
ditinjau
melalui
proses
perkembangan kognitif berdasarkan teori yang diajukan oleh Jean Piaget. Setiap siswa mempunyai kreativitas masing-masing dan perkembangannya 8 9
S.C. Utami Munandar, Op.Cit., hlm. 71 Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Op.Cit., hlm. 53
23
dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Hal tersebut dijelaskan dalam AlQur’an sebagai berikut:
( ٧٨ : )اﻟﻨﺤﻞ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. An Nahl: 78).10 Perkembangan kreativitas meliputi empat tahapan sebagai berikut: a. Karakteristik Tahap Sensori Motoris Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut: 1) Segala tindaknya masih bersifat naluriah 2) Aktivitas didasarkan terutama pada pengalaman indra 3) Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk mengategorikan pengalaman 4) Individu mulai belajar menangani obyek-obyek konkret melalui skema-skema maupun sensori-motorisnya.11 Karakteristik tahap sensori-motoris ini, Piaget merinci lagi tahap sensori-motoris ke dalam enam fase dan setiap fase memiliki karateristik tersendiri. 1). Fase pertama (0-1 bulan) memiliki karaterstik sebagai berikut: a) Individu mampu bereaksi secara refleks
10 11
Depaq RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta: Perca, 1989), hlm. 276. Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Op.Cit., hlm 31
24
b) Individu mampu menggerak-gerakan anggota badan meskipun belum terkoodinator. c) Individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima dari lingkungannya. 2). Fase kedua (1-4 bulan) memilikinya karateristik bahwa individu mampu memperluas skema yang dimilikinya berdasarkan hereditas. 3). Fase ketiga (4-8 bulan) memiliki karaktersitik bahwa individu mulai dapat memahami hubungan antara perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada benda itu. 4). Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk sementara waktu hilang dan akan muncul lagi waktu lain. b) Individu mulai mampu mencoba sesuatu. c) Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa bergantung kepada orang tua. 5) Fase kelima (12-18 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut : a) Belajar melalui perasaan b) Belajar melalui reflex c) Memanipulasi bahan12 6). Fase keenam (18-24 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Individu mulai mampu mengingat dan berpikir.
12
Rita Eka Izzaty, Perkembangan Peserta Didik, (Yogyakarta: UNY Press, 2008), hlm. 35
25
b) Individu mampu untuk berpikir dengan menggunakan simbolsimbol bahasa sederhana. c) Individu mampu berpikir untuk memecahkan masalah sederhana sesuai dengan tingkat perkembangannya. d) Individu mampu memahami diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang. b. Karakteristik Tahap Praoperasional Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut: 1) Individu telah mengombinasikan dan mentransformasikan berbagai informasi 2) Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide. 3) Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu perisiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat. 4) Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku: a) b) c) d) e)
13
Berpikir imajinatif Berbahasa egosentris Memiliki aku yang tinggi Menampakan dorongan ingin tahu yang tinggi, dan Perkembangan bahasa mulai pesat.13
Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 32
26
c Karaktersitik Tahap Operasional Konkret Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan mereka alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang meskipun cara berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri. Artinya memahami konsep kalau pengertian itu dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut. d. Karakterisitik Tahap Operasional Formal Tahap
operasional
formal
ditandai
dengan
karakteristik
menonjol sebagai berikut: 1) Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. 2) Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak. 3) Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis. 4) Individu bahkan mulai mampu membuat pikiran (forecasting) dimasa depan. 5) Individu mulai mampu untuk mengintropeksikan diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri tercapai 6) Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa. 7) Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.14 Berdasarkan teori di atas dapat dipahami bahwa perkembangan kreativitas seseorang ada 4 tahapan perkembangan seperti halnya
14
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Op.Cit., hlm 32
27
perkembangan kognitif. Pertama, tahap sensori motoris mempunyai ciri yang utama segala aktifitasnya msih bersifat naluriah, aktivitas didasarkan terutama pada pengalaman indra. Kedua, tahap praoperasional mempunyai ciri mengombinasikan dan mentransformasikan berbagai informasi, mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide, cara berpikir bersifat egosentris. Ketiga, tahap operasional konkret mempunyai ciri yang utama adalah mempunyai cara berpikir yang sistematis dan logis. Keempat, tahap operasional formal mempunyai ciri yaitu: dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi, berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis, mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya. 4. Tahap-Tahap Kreativitas Belajar Proses kreatif berlangsung mengikuti tahap-tahap tertentu. Mohammad Ali mengemukakan empat tahapan proses kreatif yaitu: 15 a. Persiapan (preparation) Pada tahap ini, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Individu mencoba memikirkan berbagai alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi.
15
Ibid., hlm. 51
28
b. Inkubasi (incubation) Pada tahap ini individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan mengendapkannya dalam alam sadar. c. Iluminasi (illumination) Pada tahap ini disebut sebagai tahap timbulnya insight. Pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru d. Verifikasi (verification) Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya secara realitas. Pada tahap ini, pemikiran devergen harus diikuti dengan pemikiran konvergen. Pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. 16 Berdasarkan tahapan tersebut bahwa tahapan berpikir kreatif ini ada empat tahapan yaitu pertama, tahapan persiapan (preparation) mempunyai ciri individu mencoba memikirkan berbagai alternatif langkah untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Kedua, Inkubasi (incubation),
pada
tahap
ini
invidu
membiarkan
sementara
permasalahan tersebut. Ketiga tahap iluminasi, pada tahap ini terdapat
16
Ibid., hlm. 52
29
gagasan baru, karena kreativitas ini memunculkan gagasan-gagasan baru. Keempat tahap verifikasi merupakan pemikiran yang selektif selain pemikiran spontan. Hal tersebut, karena dengan adanya pemikiran yang selektif timbul adanya pemikiran yang matang dalam menyelesaikan sebuah masalah. 5. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar Martini Jamaris menjelaskan bahwa ada beberapa aspek yang mempengaruhi kreativitas sebagai berikut: 17 a. Aspek kemampuan kognitif Kemampuan kognitif merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap munculnya kreativitas seseorang. Kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir secara divergen yaitu kemampuan untuk memikirkan berbagai alternative pemecahan suatu masalah. b. Aspek intuisi dan imajinasi Kreativitas berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan. Oleh sebab itu, intuitif dan imajinatif merupakan aspek lain yang mempengaruhi munculnya kreativitas. c. Aspek penginderaan Kreativitas dipengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderaan yaitu kemampuan menggunakan pancaindera secara peka.
17
hlm. 66
Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak, (Jakarta; Grasindo, 2006),
30
d. Aspek kecerdasan emosi Kecerdasan emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi ketidakpastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas. Clark yang dikutip Mohammad Ali mengategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ada dua kelompok yaitu factor pendukung dan yang menghambat dapat dijelaskan sebagai berikut:18 a. Faktor pendukung 1) Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan 2) Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan 3) Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu 4) Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian 5) Situasi yang menekankan inisitaif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan, dan mengkomunikasikan 6) Kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya. 7) Posisi kelahiran 8) Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan sekolah, dan motivasi diri. b. Faktor penghambat 1) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidak beraninya dalam menanggung risiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui 2) Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial 3) Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan 4) Stereotip peran seks atau jenis kelamin 5) Diferensiasi antara bekerja dan bermain 18
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Op.Cit., hlm. 54
31
6) Otoritarianisme 7) Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan.19 Berdasarkan penjelasan di atas bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa yang meliputi: usia, gen (keturuan), tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, kemauan, konformitas, kerjasama,
otoritarisme.
Usia
memang
dapat
mempengaruhi
perkembangan kreativitas sesesorang, gen atau keturunan juga membawa dampak kreativitas siswa, tingkat pendidikan dan perhatian orang tua juga akan mempengaruhi kreativitas, konformitas, kerjasama, dan otoritarisme ini juga dapat mempengaruhi kreativitas seseorang. 6. Upaya Pengembangan Kreativitas Belajar Cara membimbing perkembangan anak agar dapat kreatif dengan langkah sebagai berikut: a. Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitas b. Mengakui dan menghargai gagasan-gagasan anak c. Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkomunikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya d. Membantu anak memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap dan bukan menghukumnya e. Memberikan peluang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan f. Memberikan informasi mengenai peluang yang tersedia.20 Mustaqim menjelaskan cara membimbing perkembangan anak agar dapat kreatif dengan langkah sebagai berikut: a. Bentuklah pengalaman belajar sesuai dengan rasa ingin tahu alamiah anak dengan menghadapkan masalah-masalah yang relevan dengan kebutuhan, tujuan dan minat anak
19 20
Ibid. Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Op.Cit., hlm. 60
32
b. Perkenankanlah anak untuk ikut serta dalam menyusun dan merencanakan kegiatan-kegiatan belajar c. Berikanlah pengalaman dari kehidupan nyata yang menuntut peran serta secara aktif pada anak dan kembangkanlah kemampuan yang perlu untuk itu d. Bertindaklah lebih sebagai sumber belajar daripada sebagai penyampai informasi, serta jangan paksakan pengetahuan yang belum siap diterima oleh anak e. Usahakan agar program belajar cukup luwes untuk mendorong siswa melakukan penyelidikan, percobaan (eksperimentasi), dan penemuan sendiri f. Dorong dan hargailah inisiatif dan rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu g. Biarkan anak belajar dari kesalahannya dan menerima akibatnya. Tentu saja selama tidak berbahaya atau membahayakan h. Hendaknya tidak lupa menghargai dan memuji usaha-usaha baik dari anak.21 Martini Jamaris menjelaskan staretgi pengemabngan kreatifitas anak dengan langkah sebagai berikut: a. Memberikan berbagai kesempatan untuk kemunculan perilaku yang kreatif. Permainan simbolis yang dilakukan anak merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan kreativitas anak b. Memperlihatkan pada anak bahwa fantasi yang ditampilkannya memiliki nilai-nilai tertentu c. Meminta anak untuk menceritakan tentang fantasinya d. Hindari memberikan contoh atau mengarahkan pemikiran anak22 Hurlok menjelaskan bahwa sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas antara lain:23 a. Waktu Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya juga diatur sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk bermain-main dengan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dan mencobanya dalam bentuk baru 21
Mustaqim, Menjadi Orang Tua Bijak, (Bandung: Mizan Pustaka, 2005), hlm. 119-120 Martini Jamaris, Op.Cit., hlm. 72-73 23 Elizabet B. Hurlok, Pengembangan Anak, Jilid II, (Jakarta: Erlanga, 1999), hlm. 11 22
33
b. Kesempatan menyendiri Hanya apabila tidak dapat tekanan dari kelompok sosial, anak dapat kreatis. Singer menjelaskan “anak membutuhkan waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan kehidupan imajinatif yang kaya”.24 c. Lingkungan yang merangsang Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang berfikir kreatif
dengan
memberikan
bimbingan
dan
dorongan
untuk
menggunakan sarana yang akan mendorong menjadi kreatif d. Cara mendidik Dengan cara mendidik anak secara demokratis dan prenusif dirumah dan disekolah akan sangat membantu dalam peningkatan kreatis anak. e. Kesempatan utuk memperoleh pengetahuan Semakin banyak pengetahuan yang dapat diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif. f. Dorongan Terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang dewasa, mereka harus dorong untuk kreatif dan bebas dari ejekan dan kritikan yang sering kali dilontarkan pada anak yang kreatif.
24
Ibid., hlm. 12
34
g. Sarana Sarana untuk bermain dan sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang,
mendorong
eksperimentasi
dan
eksplorasi
yang
merupakan unsur paling penting dari semua kreativitasSarana untuk bermain dan sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang, mendorong eksperimentasi dan eksplorasi yang merupakan unsur paling penting dari semua kreativitas.25 B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan agama Islam mempunyai beberapa definisi antara lain sebagai berikut: a. Zakiah Daradjat mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah “berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang talah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun diakhirat kelak”.26 b. Muhaimin menjelaskan Pendidikan Agama Islam adalah “usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama 25 26
Ibid., hlm. 13. Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 86.
35
lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”.27 c. Abdul Majid mengungkapkan Pendidikan Agama Islam adalah “usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertaqwa kepada Allah SWT”.28 PAI disini adalah “mata pelajaran yang mempunyai arti adalah sebagai mata pelajaran yang pembahasanya meliputi: Al-Qur’an, Hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah”.29 Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah pengelompokan sejumlah mata pelajaran yang sejenis atau memiliki cirri yang sama (mata pelajaran yang berkorelasi satu dengan yang lain) yang meliputi: Al-Qur’an, Hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah. 2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berbangsa dan bernegara. Dari tujuan tersebut dapat diketahui bahwa ajaran Islam
27
hlm. 76.
28
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm,
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 130. 29 Zakiah Daradjat, dkk, Op.Cit., hlm. 86.
36
meliputi: aqidah (keimanan), syari’ah, dan akhlak (ihsan). Dari ketiga unsur itu mempunyai pengertian yaitu: a. Aqidah bersifat i’tikat batin, mengajarkan ke esaan Allah, sebagai tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini b. Syariah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia c. Akhlak yaitu sebagai amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal diatas dan mengajarkan tentang tatacara pergaulan hidup manusia.30 Dari ketiga unsur diatas maka dapat dijelaskan ruang lingkup pendidikan
agama
Islam
meliputi:
keserasian,
keselarasan,
dan
keseimbangan antara: a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan sesama manusia c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkunganya Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa ruang lingkup materi pelajaran atau bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi tujuh unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, Al-Qur’an, Akhlak, muamalah, syari’ah, dan tarikh. Namun pada tingkat sekolah dasar (SD) diberikan lima unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, Al-Qur’an, Akhlak dan tarikh.31 Oleh karena itu secara umum ruang lingkup materi pelajaran pendidikan agama Islam ada tujuh unsur meliputi: keimanan, ibadah, AlQur’an, Akhlak, muamalah, syari’ah, dan tarikh, sedangkan untuk jenjang 30
Abdul Majid, Dian Andayani, Op.Cit., hlm. 77. Nasaruddin Siregar, Pengolahan Pengajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),
31
hlm. 183
37
sekolah dasar hanya ada lima unsur yaitu keimanan, ibadah, Al-Qur’an, Akhlak, tarikh. Ruang lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok yaitu al-Qur'an, hadits, keimanan, syari'ah, ibadah muamalah, ahklak dan tarikh (Sejarah Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu al-Qur’an, keimanan, ahklak, fiqih dan bimbingan ibadah serta tarikh. Sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.32 Karakteristik Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: a. Pendidikan agama Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan dunia dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya. b. Karakteristik pendidikan agama Islam yang kedua ini menjelaskan bahwa pendidikan agama Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti, harus selalu mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah jelas dan pasti, serta tidak dapat ditolak atau ditawar. c. Pendidikan agama Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah. Pendidikan Islam selalu menekankan pada pembentukan hati nurani, menanamkan dan mengembangkan sifat-sifat Ilahiyah yang jelas dan pasti, baik dalam hubungan dengan manusia, hubungan manusia dengan Maha Pencipta, maupun dengan alam sekitar d. Pendidikan agama Islam diyakini sebagai tugas suci. Pada umumnya kaum muslimin berkeyakinan bahwa penyelenggaraan pendidikan agama Islam merupakan bagian dari misi risalah. Karena itu mereka menganggapnya sebagai misi suci dengan menyelenggarakan pendidikan agama Islam berarti pula menegakkan ibadah e. Pendidikan agama Islam bermotifkan ibadah f. Karakteristik pendidikan agama Islam yang terakhir ini menjelaskan berperilaku didalam pendidikan agama Islam
32
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Menegfektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2008), hlm. 79.
38
merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.33 3. Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Dasar-dasar pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu: a. Dasar Religius Zuhairini, yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasardasar yang bersumber dari ajaran Islam yang tertera dalam Al-Qur’an maupun al-hadits. Menurut ajaran bahwa Islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama Islam adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya.34 b. Dasar Yuridis Fomal Yuridis Formal pelaksanaan pendidikan agama Islam yang dari perundangan-perundangan yang secara lansung atau tidak dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia. Adapun dasar Yuridis formal terbagi tiga bagian, sebagai berikut:
33
Aat Syafaat, dkk., Peranan pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 71. 34 Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Fakultas Tarbiyah IAN Sunan Ampel Malang, 2002), hlm. 23.
39
1) Dasar Ideal Yang dimaksud dengan dasar ideal yakni dari falsafah Negara: Pancasila, di mana sila yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.35 2) Dasar Konsitusional, Struktural Yang dimaksud dengan dasar konsitusional adalah dasar UUD 45 Balam bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2 yang berbunyi sebagai berikut: a) Negara berdasarkan ata Tuhan Yang Maha Esa b) Negara menjami kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribah menurut agama dan kepercayaannya itu.36 3) Dasar Operasional Yang dimaksud dengan dasar operasional adalah terdapat dalam Tap MPR Nomor IV/MPR/ 1973. Tap MPR nomor IV/MPR/ 1978 dan Tap MPR nomor II/ MPR/ 1983, diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap.MPR No. II/MPR 1993 tentang GarisGaris Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
35 36
Abdul Majid, Dian Andayani, op.cit., hlm. 133. Ibid., hlm. 132.
40
c. Dasar Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehinga memerlukan adanya pegangan hidup.37 Pendidikan
agama
Islam
di
sekolah
bertujuan
untuk
menumbuhkan dan meningkatan keiaman melalui pemberian dan penumpukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengmalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembangn dalam hal keimanan, ketaqwaaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan dalam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (kurikulum PAI: 2002). 38 Zakiah Daradjat menurut tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan yang membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT.39 Muhammad Athiyah Al-Abrasy merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Pendidikan 37
Ibid., hlm. 133. Ibid., hlm. 135. 39 Zakiah Daradjat, dkk, Op.Cit., hlm. 29. 38
41
budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, dengan mendidik akhlak jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. 40 Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu kependidikan Islam, sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam. Tim penyusun buku Ilmu Pendidikan Islam mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam ada 4 macam yaitu: a. Tujuan Umum Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainya. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama.41 b. Tujuan Akhir Pendidikan Islam selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang 40
Muhammad Athiyah Al-Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bulang Bintang, 1987), hlm. 1. 41 Nur Uhbiyati, Op.Cit., hlm. 60.
42
berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa mengalami naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, menumpuk, mengembangkan, memelihara dan memperhatikan tujuan pendidikan yang telah dicapai. c. Tujuan Sementara Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengamalan tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan instruksional yang akan dikembangkan menjadi Tujuan Intruksional Umum Dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU dan TIK). d. Tujuan Operasional Tujuan opersional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersipkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi Tujuan Intruksional umum dan Tujuan Intruksional Umum (TIU dan TIK). Tujuan instruksioanal ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit kegiatan pengajaran.42
42
Ibid., hlm. 61.
43
Tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi,
intelektual dan sosial. Oleh karena itu
berbicara pendidikan agama Islam, baik maka maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka mencapai keberhasilan hidup hasanah di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.
BAB III KAJIAN OBYEK PENELITIAN
A. Data Umum 1. Gambaran SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara merupakan salah satu Sekolah Dasar yang berada di Desa Jerukwangi Kecamatan Bangsri di bawah naungan Dinas Dikpora Kecamatan Mlonggo. SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara letaknya strategis karena dekat jalan raya, dan dekat dengan Balai Desa Jerukwangi. Untuk itu perkembangan SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri semakin baik, karena jarak antara SD tersebut dengan SD yang lain jaraknya cukup jauh. SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara terletak pada tempat yang strategis, Adapun batas-batas letak SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara sebagai berikut: a. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan b. Sebelah timur berbatasan dengan sawah c. Sebelah utara berbatasan dengan Balai Desa d. Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya 2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi Menciptakan anak didik yang berakidah, berakhlak mulia, unggul dalam mutu, cerdas dan terampil dengan berakar pada budaya bangsa
44
45
b. Misi 1) Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga kemampuan siswa bisa berkembang 2) Meningkatkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah 3) Mempertebal penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut, sehingga dapat menjadi pedoman dalam berpikir dan bertingkah laku sehari-hari 4) Menerapkan manajemen sekolah yang melibatkan partisipasi seluruh warga sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat 5) Mengembangkan bekal ketrampilan siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler 3. Struktur Organisasi Struktur Organisasi SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara sebagai berikut:
46
Struktur Organisasi Kepala Sekolah
Hadi Solekhan,Nur S.Pd.SD
Komite Nur Cholis
Jupri, S.PdI
Wali Kelas 1 Muk’anzah,S.Ag
Wali Kelas 2
Wiratnaningsih
Wali Kelas 3 Erna Ratnawati,S.Pd
Wali Kelas 5 Sukaton,S.Pd,SD
Wali Kelas 4 Sucipto,S.Pd,S D
Wali Kelas 6 Sucipto,S.Pd,SD
Dewan Guru
Siswa - Siswa
4. Keadaan Guru dan Karyawan Keadaan guru sebagai tenaga pendidik dan karyawan sebagai tenaga kependidikan di SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing. Keadaan guru dan karyawan
47
sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Adapun keadaan guru dan karyawan di SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Keadaan Guru Dan Karyawan No . 1. 1.
Nama/NIP
Gol Ruan g
2. Solekhan S.Pd.SD 19600707 198508 1 001
3.
IV/A
Jabatan Guru 4. Guru
Jenis Guru Gr.
5.
Jumlah jam mengaj ar 6 6 Jam
Pembina Mapel
Keterangan 7 Mengajar PKn Kelas.IV,V, VI
2.
Sri Rastuti,PU, S.Pd,SD 19610716 198201 2
Guru IV/A
Gr.
24 Jam
Pembina Kelas
Mengajar Kelas IV A
009 3.
Wiratnaningsih 19560610 198608 2
Guru IV/A
Gr.
24 Jam
Pembina Kelas
Kelas II
003 4.
Sukaton,S.Pd,SD 19610712 198608 1
Guru IV/A
Gr.
Mengajar
24 Jam
Pembina Kelas
Mengajar Kelas V A
002 5.
Sucipto,S.Pd,SD 19670807 200604 1
Pengatur Gr. II / D
Tk I
Kelas
Guru
Gr.
Pertama
Penjasor
24 Jam
kelas VI
009 6.
Agung Hartono,S.Pd 19810907 200401 1 001
III / A
kes
Mengajar
24 Jam
Mengajar kelas I - VI
48
7.
Istikomah,S.Pd,I 19831023 201406 2
Guru
Gr.PAI
24 Jam
III /A Pertama
Kelas I- VI
001 8. 9. 10 11
Muk’anzah,S.Ag Agus Afriandi,A.Ma Erna Ratnawati,S.Pd Ganang Adianto,S.Pd
12
Norita Indah Silvia,S.Pd
-
GWB
Gr.
24 Jam
Kelas GWB
Gr. Gr.Kelas
Mengajar kelas I
24 Jam
Kelas. GWB
Mengajar
Mengajar Kelas IV B
24 Jam
Mengajar Kelas III
GWB
Gr.Kelas
24 Jam
Mengajar Kelas VB
GWB
Gr.B.Ing gris
6 Jam
Mengajar Kelas I-VI
Sumber data ini diperoleh dari dokumen SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.1 5. Keadaan Siswa Siswa SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara selalu ada perkembangan dari tahun ke tahun. Baik secara kuantitas maupun kualitas. Adapun jumlah siswa SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
1
Dokumtasi SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara
49
Tabel 3.2 Keadaan Siswa SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Jenis Kelamin No
Kelas
L
P
Jumlah
1
I
18
16
34
2
II
15
13
28
3
III
14
19
33
4
IV
21
18
39
5
V
15
10
25
6
VI
17
20
37
Jmlah Keseluruhan
100
96
196
Sumber data ini diperoleh dari dokumen SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.2 B. Data Khusus 1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Langkah-langkah pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara sebagai berikut: a. Sebelum pembelajaran Sebelum pembelajaran guru melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru mempersiapkan RPP sebagai acuan dalam proses pembelajaran 2) Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam
2
Dokumentasi SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara
50
3) Siswa menjawab salam kemudian berdoa ketika jam pelajaran pertama 4) Guru mengabsen siswa 5) Guru bertanya kepada siswa tentang PR 6) Guru menyiapkan materi pelajaran.3 b. Pelaksanaan Pembelajaran Setelah adanya persiapan dalam pembelajaran, maka dilaksanakan proses pembelajaran. Pada pembelajaran tersebut terdapat langkahlangkah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan materi pembelajaran dan siswa mendengarkan. 2) Setelah guru menjelaskan materi tersebut, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. 3) Guru memberikan waktu lagi bagi siswa yang ingin bertanya. 4) Guru membentuk beberapa kelompok di kelas, setiap kelompok terdiri dari beberapa siswa yang berbeda karakter 5) Guru memberikan sebuah tugas untuk dibahas bersama-sama, tugas tersebut bisa berupa permasalahan atau soa-soal yang harus dikerjakan 6) Setelah mengerjakan soal-soal guru dan siswa membahasnya bersama-sama.
3
Hasil Observasi Tanggal 23 Maret - 01April 2015
51
7) Guru terkadang memberikan tugas atau PR untuk dikerjakan di rumah 8) Apabila
setiap
akhir
pembahasan
materi
pelajaran,
guru
mengadakan evaluasi pembelajaran dengan memberikan soal-soal atau ulangan 9) Setelah siswa menjawab soal-soal, siswa mengumpulkan jawaban tersebut dan dikoreksi oleh guru. 10) Bagi siswa yang nilainya di bawah KKM, maka dilakukan tes ulang atau remidi.4 c. Pembelajaran akhir Dalam pembelajaran akhir ini, guru melakukan evaluasi kembali dengan memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya kembali, jika sudah tidak ada yang bertanya, guru melanjutkan materi pelajaran.5 2. Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Kreativitas belajar siswa pada pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Kreativitas belajar siswa kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara, penelitian dapat mengetahui lewat wawancara dengan guru PAI dan pengamatan kepada para siswa. Adapun hasil wawancara dengan guru bahwa kreativitas siswa kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara sebagai berikut: 4
Hasil Observasi Tanggal 23 Maret - 10 April 2015 Hasil Wawancara Dengan Ibu Istikomah, S.Pd.I (Guru PAI Di SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara) Tanggal 15 April 2015 5
52
a. Peneliti: “bagaimana kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI yang ibu ketahui? b. Guru
: kreativitas siswa dalam belajar seperti: dapat memberikan
jawaban terhadap soal-soal yang saya beri, bertanya tentang materi yang mereka belum pahami, tanya jawab terhadap masalah yang disajikan oleh guru, merangkum materi pembelajaran.6 Peneliti juga melakukan pengamatan tentang kreativitas belajar siswa. Adapun kreativitas belajar siswa ketika pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Siswa mampu mengerjakan PR diberikan oleh guru b. Sebagian siswa ada yang sering bertanya kepada guru tentang materi yang kurang jelas dan tidak ada dalam materi yang dibahas c. Ketika guru bertanya tentang materi pelajaran, sebagian siswa dapat menjawab dengan benar d. Siswa dapat belajar kelompok membahas soal-soal yang diberikan oleh guru e. Sebagian siswa merangkum materi pelajaran.7 Dari hasil observasi, maka dapat diketahui kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berdasarkan 25 responden sebagai berikut:
6
Hasil Wawancara Dengan Ibu Istikomah, S.Pd.I (Guru PAI Di SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara) Tanggal 26 Maret 2015 7 Hasil Observasi Tanggal 23 Maret - 10 April 2015
53
a. Dari 25 siswa ada 20 siswa yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar karena siswa tersebut sering bertanya tentang materi pelajaran, dan adanya kesungguhan dalam mencari jawaban dalam soal-soal yang diberikan oleh guru. b. Ketekunan siswa ada 19 siswa yang tekun dalam belajar, hal tersebut dapat diketahui bahwa 19 siswa tersebut sering belajar di kelas dan sering belajar kelompok walau ketika jam kosong. c. Ada 11 siswa yang menunjukkan belajar mandiri, karena 11 siswa tersebut ketika mengerjakan soal atau belajar, mereka mengerjakan sendiri tanpa bekerjasama dengan teman lain baik mengerjakan soal-soal dalam kelas maupun di luar kelas.8 3. Materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Materi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) Di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara sebagai berikut: a. Al-Qur’an Materi kelas V SD tentang Al-Qur’an berkaitan tentang Surat Al Fil.
Dalam
materi
tersebut
hanya
menjelaskan
tentang
ayat,
pengertiaannya, intisari yang ada dalam kedua surat tersebut. Belum dijelaskan tentang hukum-hukum tajwid yang ada dalam materi tersebut, maka dalam pengembangannya perlu adanya hukum tajwid yang dijelaskan dalam kedua surat tersebut.
8
Hasil Observasi Tanggal 23 Maret - 10 April 2015
54
b. Akidah Akhlak Materi akidah di kelas V SD berkaitan tentang beriman kepada Rasul Allah. Dalam materi tersebut menjelaskan tentang tugas dan sifat Rasul Allah. Materi akhlak siswa kelas V adalah meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai Ulul Azmi. c. Fikih Materi fiqih siswa kelas V adalah salat tarawih. Dalam materi ini menjelaskan tentang pengertian, tatacara mengerjakan, dan keutamaan salat tarawih d. Sejarah Materi sejarah siswa kelas V adalah tentang kisah teladan Luqman. Berdasarkan
materi
tersebut,
maka
dapat
mengembangkan
kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara. Hal tersebut dapat diketahui melalui wawancara dengan guru PAI yaitu sebagai berikut: a. Peneliti: Materi apa saja yang mempengaruhi pengembangan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)? b. Guru : hampir semua materi PAI dapat mempengaruhi kreativitas belajar siswa contohnya dalam ruang lingkup Al-Qur’an siswa mampu membaca Alqur’an dengan baik dan benar dan dapat melagukan dengan baik, siswa mampu memahami pengertian dan makna kandungan yang ada dalam
55
surat Al Fil. Ruang lingkup akidah dan akhlak, siswa mampu menghafal Rasul Allah yang berjumlah 25 dan dapat menyebutkan Rasul Ulul Azmi dengan menyebut inisial MINIM yaitu Musa, Isa, Nur, Ibrahim dan Mumammad SAW. Dalam akhlak, kreativitas siswa mampu memahami keteladanan Nabi Muhammad SAW, menerapkan akhlak terpuji seperti ketika msuk kelas membaca salam, bertemu dengan guru bersalaman. Dalam hal fiqih, siswa mampu memahami shalat tarawih, dengan kreatif dapat menjelaskan keutamaan shalat tarawih, menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat tarawih, menjelaskan rakaat shalat tarawih. Dalam hal sejarah, kreativitas siswa dapat dilihat melalui siswa menanyakan keistimewaan sejarah luqman dengan sejarah raja yang lain, siswa mampu memahami isi nasehat luqman kepada anaknya.9 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semua ruang lingkup materi pendidikan agama Islam (PAI) dapat meningkatkan kreativitas belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI), namun ruang lingkup materi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas belajar yang tinggi terdapat pada materi fiqih. Karena pada materi fiqih tersebut menumbuhkan semangat siswa untuk bertanya kepada guru kaitan tentang shalat tarawaih. Dalam materi shalat tarawaih tersebut siswa sebagian besar aktif belajar di kelas, dengan adanya tanya jawab dengan guru, maka pembelajaran materi fiqih semakin menarik. Selain menimbulkan siswa banyak yang tanya tentang materi shalat tarawaih, siswa juga ingin 9
Hasil Wawancara Dengan Ibu Istikomah, S.Pd.I (Guru PAI Di SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara) Tanggal 27 Maret 2015
56
memahami tentang tatacara mengerjakannya dengan belajar mandiri maupun belajar kelompok. 4.
Upaya Pengembangan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Upaya pengembangan kreativitas belajar siswa selalu dilakukan oleg
guru,
selain
materi
pembelajaran
yang
dapat
mendukung
pengembangan kreativitas siswa dalam belajar. Kreativitas belajar salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar, untuk itu perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru dalam pengembangan kreativitas belajar. Langkah-langkah ini dapat peneliti ketahui melalui wawancara sebagai berikut: a.
Peneliti:
bagiamana
langkah-langkah
ibu
dalam
meningkatkan
kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)? b.
Guru : ketika mulai pembelajaran, guru menanyakan materi yang disampaikan kemarin, apakah para siswa mampu memahami materi tersebut. Ketika pembelajaran, setelah guru menyampaikan materi, guru bertanya satu persatu kepada siswa tentang materi tersebut, yang asal mulanya siswa pasif dalam bertanya dapat menyampaikan jawaban dalam pemikirannya. Setelah guru bertanya, para siswa dipersilahkan untuk bertanya baik berkenaan materi yang ada dalam buku maupun tidak ada dalam buku tetapi masih materi yang menjadi pokok bahasan.
57
Terkadang, guru membentuk siswa dalam kelompok untuk mengerjakan soal-soal ataupun mendiskusikan permasalahan yang diberikan oleh guru, yang asal mulanya siswa kurang aktif dan kreatif, maka dengan permasalahan tersebut, siswa dapat mencari permasalahan, menemukan sendiri apa yang menjadi pengetahuannya dan mencari solusi, dan jawaban yang disampaikan oleh siswa tetap dihargai oleh guru walaupun jawaban itu salah, agar siswa berusaha ingin tau jawaban atau solusinya. Setelah akan selesai pembelajaran, guru memberikan pekerjaan rumah baik merangkum materi pembelajaran maupun soalsoal agar dikerjakan sendiri di rumah. Akan tetapi jika mendapatkan kesulitan tugas di rumah tersebut, maka boleh bertanya kepada orang yang ada dalam lingkungan sekitar.10
10
Hasil Wawancara Dengan Ibu Istikomah, S.Pd.I (Guru PAI Di SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara) Tanggal 9 April 2015
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Kreativitas belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara divergen. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif Menurut Utami Munandar adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam Sering mengajukan pertanyaan yang baik Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah Bebas dalam menyatakan pendapat Mempunyai rasa keindahan yang mendalam Menonjol dalam salah satu bidang seni Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang Mempunyai rasa humor yang luas Mempunyai daya imajinasi Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.1 Berdasarkan karakteristik kreativitas belajar di atas, setelah peneliti
mengadakan penelitian yaitu melalui wawancara dengan guru PAI dan observasi, maka dapat dijelaskan hasil tentang kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara meliputi:
1
S.C. Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 71.
58
59
1. Dari 25 siswa ada 20 siswa yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar karena siswa tersebut sering bertanya tentang materi pelajaran, dan adanya kesungguhan dalam mencari jawaban dalam soal-soal yang diberikan oleh guru. 2. Ketekunan siswa ada 19 siswa yang tekun dalam belajar, hal tersebut dapat diketahui bahwa 19 siswa tersebut sering belajar di kelas dan sering belajar kelompok walau ketika jam kosong. 3. Ada 11 siswa yang menunjukkan belajar mandiri, karena 11 siswa tersebut ketika mengerjakan soal atau belajar, mereka mengerjakan sendiri tanpa bekerjasama dengan teman lain baik mengerjakan soal-soal dalam kelas maupun di luar kelas 4. Siswa dapat mencari jawaban atau menjawab atas soal-soal yang guru berikan. Dalam hal ini guru memberikan soal-soal di kelas untuk dikerjakan sendiri atau terkadang berkelompok dan siswa mencari jawaban yang benar, apabila ada kesalahan dalam jawaban, maka guru menyuruh siswa untuk mencari lagi jawaban yang benar. Begitu juga ketika siswa diberi pekerjaan rumah (PR). Dari 25 siswa kelas V, ketika diberi PR oleh guru semuanya mengerjakan. 5. Sebagian besar siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Dari jumlah siswa kelas V yaitu 25 orang, yang aktif sering mengajukan pertanyaan kaitan dengan materi tersebut ada 20 siswa, sehingga dengan adanya siswa yang kritis tersebut, menjadikan
60
suasana belajar lebih menarik, karena pertanyaan yang diajukan meluas dari materi yang sedang dipelajari. 6. Ketika pembelajaran di kelas, terkadang guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada seluruh siswa. Dari 25 siswa yang sering benar jawabanya ada 20 siswa. 7. Siswa dapat belajar kelompok dengan baik, dari 25 siswa guru membagi ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok diberi permasalahan yang berbeda untuk
dipecahkan.
Masing-masing
kelompok
terdapat
beberapa
karakteristik siswa, dari beberapa karakteristik siswa tersebut setiap kelompok bisa berkerjasama mencari solusi dalam permasalahan tersebut, sehingga dapat saling bekerjasama dengan baik. 8. Siswa dapat merangkum materi pelajaran dengan baik, rangkuman setiap siswa berbeda dari satu dengan yang lain. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dianalisis bahwa kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara dapat dikatakan baik hal ini karena rasa ingin tahu yang besar ada 20 siswa karena siswa tersebut sering bertanya tentang materi pelajaran. Ketekunan siswa ada 19 siswa yang tekun dalam belajar, hal tersebut dapat diketahui bahwa 19 siswa tersebut sering belajar di kelas dan sering belajar kelompok walau ketika jam kosong dan adanya kesungguhan dalam mencari jawaban. Ada 11 siswa yang menunjukkan belajar mandiri, karena 11 siswa tersebut ketika mengerjakan soal atau belajar, mereka
61
mengerjakan sendiri tanpa bekerjasama dengan teman lain. Hal ini dikarenakan karena siswa kelas V rata-rata aktif dalam pembelajaran. B. Analisis
Materi
Pendidikan
Agama
Islam
(PAI)
yang
Dapat
Mengembangkan Kreativitas Belajar Siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara tidak lepas dari materi pembelajaran yang disajikan. Ruang lingkup materi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) terdiri dari aqidah, akhlak, fiqih, al-Qur’an dan sejarah. Dari lingkup tersebut, maka materi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara sebagai berikut: a. Al-Qur’an Materi kelas V SD tentang Al-Qur’an berkaitan tentang Surat Al Fil. Dalam materi tersebut hanya menjelaskan tentang ayat, pengertiaannya, intisari yang ada dalam kedua surat tersebut. Belum dijelaskan tentang hukum-hukum tajwid yang ada dalam materi tersebut, maka dalam pengembangannya perlu adanya hukum tajwid yang dijelaskan dalam kedua surat tersebut. b. Akidah Akhlak Materi akidah di kelas V SD berkaitan tentang beriman kepada Rasul Allah. Dalam materi tersebut menjelaskan tentang tugas dan sifat Rasul Allah.
62
Materi akhlak siswa kelas V adalah meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai Ulul Azmi. c. Fikih Materi fiqih siswa kelas V adalah salat tarawih. Dalam materi ini menjelaskan tentang pengertian, tatacara mengerjakan, dan keutamaan salat tarawih d. Sejarah, materi sejarah siswa kelas V adalah tentang kisah teladan Luqman. Berdasarkan pokok bahasan materi di atas, bahwa ada materi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara yang dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, materi tersebut adalah ruang lingkup Al-Qur’an siswa mampu membaca Alqur’an dengan baik dan benar dan dapat melagukan dengan baik, siswa mampu memahami pengertian dan makna kandungan yang ada dalam surat Al Fil. Ruang lingkup akidah dan akhlak, siswa mampu menghafal Rasul Allah yang berjumlah 25 dan dapat menyebutkan Rasul Ulul Azmi dengan menyebut inisial MINIM yaitu Musa, Isa, Nur, Ibrahim dan Mumammad SAW. Dalam akhlak, kreativitas siswa mampu memahami keteladanan Nabi Muhammad SAW, menerapkan akhlak terpuji seperti ketika masuk kelas membaca salam, bertemu dengan guru bersalaman. Dalam hal fiqih, siswa mampu memahami shalat tarawih, dengan kreatif dapat menjelaskan keutamaan shalat tarawih, menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat tarawih, menjelaskan rakaat shalat tarawih. Dalam hal sejarah, kreativitas siswa dapat dilihat melalui siswa
63
menanyakan keistimewaan sejarah luqman dengan sejarah raja yang lain, siswa mampu memahami isi nasehat luqman kepada anaknya. Berdasarkan analisa peneliti dari ruang lingkup materi pendidikan agama Islam (PAI) tersebut di atas yang paling tinggi dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa adalah materi fiqih karena materi fiqih ini dapat meningkatkan kreativitas yaitu mampu menghafal rukun dan sunnah shalat tarawih dan mampu mendemonstrasikan gerakan shalat tarawih. Karena pada materi fiqih tersebut menumbuhkan semangat siswa untuk bertanya kepada guru kaitan tentang shalat tarawaih. Dalam materi shalat tarawaih tersebut siswa sebagian besar aktif belajar di kelas, dengan adanya tanya jawab dengan guru, maka pembelajaran materi fiqih semakin menarik. Selain menimbulkan siswa banyak yang tanya tentang materi shalat tarawaih, siswa juga ingin memahami tentang tatacara mengerjakannya dengan belajar mandiri maupun belajar kelompok. C. Analisis Upaya Pengembangan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara Guru sebagai pendidik dan pembimbing yang berperan dalam berkembanganya kreativitas belajar siswa. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) guru ingin menumbuhkan kreativitas belajar siswa, agar mencapai keberhasilan belajar lebih baik. Untuk menumbuhkan kreativitas belajar siswa tentunya ada beberapa langkah:
64
1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar di rumah dengan memahami materi yang sudah diterangkan oleh guru atau memberikan PR 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengutarakan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru, sehingga yang asal mulanya siswa ini kurang aktif menjadi aktif 3. Guru membentuk beberapa kelompok agar para siswa dapat belajar kelompok dengan disajikan sebuah pertanyaan atau permasalahan, sehingga dalam kelompok itu tentunya ada yang aktif dan ada siswa yang kurang aktif. Dengan adanya karakter siswa dalam kelompok tersebut, maka siswa yang tidak aktif akan menjadi aktif karena terpengaruh dari siswa yang aktif bersama mencari jawaban atau solusi permasalahan yang diberika oleh guru. Semua jawaban yang telah disampaikan selalu diterima oleh guru walaupun jawaban itu salah, dengan penghargaan tersebut siswa yang kurang aktif akan semakin termotivasi untuk mengembangkan kreativitasnya dalam belajar. Berdasarkan langkah-langkah di atas dapat dianalisis bahwa upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara dengan langkah: memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri, menghargai setiap jawaban siswa, menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas belajar yaitu metode resitasi (tugas), tanya jawab, diskusi atau problem solving. Dengan langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa semakin baik, namun
65
guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam menyusun dan merencanakan kegiatan-kegiatan belajar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan teori dan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyampaikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara dapat dikatakan baik hal ini karena rasa ingin tahu yang besar ada 20 siswa karena siswa tersebut sering bertanya tentang materi pelajaran. Ketekunan siswa ada 19 siswa yang tekun dalam belajar, hal tersebut dapat diketahui bahwa 19 siswa tersebut sering belajar di kelas dan sering belajar kelompok walau ketika jam kosong dan adanya kesungguhan dalam mencari jawaban. Ada 11 siswa yang menunjukkan belajar mandiri, karena 11 siswa tersebut ketika mengerjakan soal atau belajar, mereka mengerjakan sendiri tanpa bekerjasama dengan teman lain. 2. Materi pendidikan agama Islam (PAI) yang dapat mengembangkan kreativitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara yang paling besar adalah materi fiqih karena pada materi fiqih tersebut menumbuhkan semangat siswa untuk bertanya kepada guru kaitan tentang shalat tarawaih. Dalam materi shalat tarawaih tersebut siswa sebagian besar aktif belajar di kelas, dengan adanya tanya jawab dengan
66
67
guru, maka pembelajaran materi fiqih semakin menarik. Selain menimbulkan siswa banyak yang tanya tentang materi shalat tarawaih, siswa juga ingin memahami tentang tatacara mengerjakannya dengan belajar mandiri maupun belajar kelompok. 3. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas V SD Negeri 03 Jerukwangi Bangsri Jepara dengan langkah: memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri, menghargai setiap jawaban
siswa,
menggunakan
metode
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan kreativitas belajar yaitu metode resitasi (tugas), tanya jawab, diskusi atau problem solving B. Saran-Saran Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan sebuah saran sebagai berikut: 1. Kepala sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana prasarana yang cukup
memadai
bagi
perkembangan
sekolah
serta
peningkatan
kemampuan guru, serta perbaikan kurikulum sebagai acuan dalam pembelajaran, karena kepala sekolah sebagai pemimpin dan pembina guruguru dalam pelakasanaan pembelajaran di sekolah 2. Guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional seorang guru karena dengan profesonelisme yang tinggi akan meningkatkan kreativitas belajar sehingga akan mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah
68
3. Siswa, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas belajar yang disertai dengan motivasi dan semangat yang besar dalam mendalami ilmu-ilmu agama. Karena ilmu agama sangat penting bagi kehidupan manusia muslim dalam beribadah, baik berhubungan dengan Allah SWT, sesama manusia maupun terhadap lingkungan sekitar. C. Kata Penutup Alhamdulillah
dengan
anugrah
Allah
SWT,
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari atas keterbatasan kemampuan penulis, maka dalam skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, untuk itu perbaikan dan saran yang konstruktif yang penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Selanjutnya sebagai hamba yang penuh dengan keterbatasan, tentunya dalam penelitian ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena hasil karya seseorang pasti terbatasi dengan ruang dan waktu. Oleh karena itu kritik dan saran konstuktif yang penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya dengan mengharap ridho Allah swt, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca yang ingin mengambil manfaatnya pada umumnya. Amin.