HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN SHOLAT DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV MI I'ANATUSH SHIBYAN DAN MI MIFTAHUL HUDA BAWU BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh: NASRIYAH 131310000421
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA 2015
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nasriyah
NIM
: 131310000421
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Jepara, September 2015 Penulis
NASRIYAH NIM. 131310000421
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Jepara, 22 September 2015
Hal
Kepada:
: Naskah Skripsi a.n. Sdri : Nasriyah
Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan “UNISNU” Jepara
Assalamualaikum Wr.Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi Saudara : Nama
: Nasriyah
NIM
: 131310000421
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN SHOLAT DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS IV MI I’ANATUSH SHIBYAN DAN MI MIFTAHUL HUDA BAWU BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Dengan ini saya mohon agar Skripsi Saudara tersebut dapat dimunaqasahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.. Wassalamualaikum Wr.Wb Pembimbing
Drs. H. Mahalli Djufri, M.Pd
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam, semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom, HM, selaku Rektor UNISNU Jepara 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Drs. H. Mahalli Djufri, M.Pd, selaku pembimbing yang memberi bimbingan dan arahan, sehingga menambah wawasan kepada penulis 4. Semua Dosen UNISNU Jepara yang memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dari mata kuliah yang ada 5. Kepada Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak dan Ibu guru MI I’anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara yang mengijinkan dalam penyusunan skripsi ini. iv
6. Kepada orang tuaku yang memberikan do’a restu sehingga dapat menyelesaikan kuliah ini 7. Kepada suami dan anak-anakku yang selalu mendukung dan memberikan semangat untuk menyelesaikan kuliah ini. 8. Kepada teman-temanku senasib seperjuangan yang memberikan saran dan motivasi dalam rangka menyelesaikan skripsi
Jepara, September 2015 Penulis
NASRIYAH NIM. 131310000421
v
ABSTRAK Nasriyah (NIM. 131310000421) dengan Judul Skripsi "Hubungan antara disiplin sholat dengan kecerdasan emosional siswa kelas VI MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015" Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Untuk menguraikan Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk menguraikan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui ada atau tidak Hubungan Antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 Penelitian ini termasuk jenis penelitian adalah field research (studi lapangan) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu disiplin sholat dan kecerdasan emosional. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan siswa MI I'anatush Shibyan Bawu berjumlah 168 siswa dan jumlah keseluruhas siswa MI Miftahul Huda Bawu berjumlah 215 siswa. Pengambilan sampel tersebut mengambil 20% dari jumlah populasi sehingga sampel dalam penelitian ini sejumlah 60 siswa yang diambil dari kelas 4 pada tiap-tiap sekolah dengan teknik random sampling atau acak yaitu dengan cara undian. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, dan dokumentasi, dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan statistik korelasi product moment. Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1). Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan cukup atau sedang. 2). Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan baik. 3). Ada hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara disiplin sholat dengan kecerdasan siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui pengolahan data pada siswa kelas IV MI I’anatush Shibyan Bawu melalui rumus korelasi product moment diperoleh ro sebesar 0,012 dikonsultasikan ke dalam r tabel pada taraf 5% sebesar 0,355 maupun 1% sebesar 0,456. Dan melalui pengolahan data pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Bawu melalui rumus korelasi product moment diperoleh ro sebesar 0,322 dikonsultasikan ke dalam r tabel pada taraf 5% sebesar 0,367 maupun 1% sebesar 0,470 Dari hasil interpretasi tersebut menunjukan ro< r tabel baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% yang berarti tidak signifikan. Kata Kunci: Disiplin Sholat, Kecerdasan Emosional.
vi
MOTTO
ِ صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َ َ ق:َع ْن اَِ ِْب ُىَريْ َرَة أَنَّوُ َكا َن يَ ُق ْو ُل َ ال َر ُس ْو ُل اهلل ِ ٍ ِ ُ َما م ْن َم ْولُْود إِالَّ يُ ْولَ ُد َعلَى اْلفطَْرِة فَاَبَ َواه:َو َسلَّ َم ِِصران ِِي ه ِّودان )(رواه مسلم.سانِِو ج ُي و َ ٵ و ن ي و َ و ِّ ِّ ُ َ َ َ َ ُ ْ َ َُ َ *
"Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda: “Tiada seorang manusia dilahirkan kecuali dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Muslim)
*
Imam ibn Husain Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburiy, Shahih Muslim, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, t..t.), hlm. 457.
vii
PERSEMBAHAN
Setiap titik tinta yang tergores dalam kertas ini dengan segala hormat penulis mempersembahkan sebagai bakti kepada mereka yang berjasa dan memberikan do’a restu: 1. Buat kedua orang tuaku dan mertuaku yang memberikan do’a restu dalam melanjutkan kuliah sehingga dapat menyelesaikan dengan baik 2. Buat suamiku, Musthofa yang selalu mendukung dan memberi semanagt untukku. 3. Buat putra-putriku M. Aham Muzaky, M. Hafi Mumtaz, dan Nayla Aulia Husna yang selalu menginspirasi, memotovasi, menghibur mengobati lelah ku.
viii
dan
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………….………………… i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING………………………….……………….. iii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….…………. iv HALAMAN KATA PENGANTAR..................................................................... iv ABSTRAK……………………………………………………………………… vi HALAMAN MOTTO.......................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... viii HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................... ix HALAMAN DAFTRA TABEL ........................................................................... xi BABI
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1 B. Penegasan Istilah ………………………………………………….. 4 C. Rumusan Masalah ……………………………………………….... 5 D. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 6 E. Manfaat Penelitian………………………………………………… 6 F. Pengajuan Hipotesis. ……………………………………………… 7 G. Sistematika Penulisan Skripsi…………………………………….. 8
BAB II : LANDASAN TEORI A. Disiplin Sholat Anak 1. Pengertian Disiplin Sholat Anak .............................................. 11
ix
2. Meningkatkan Disiplin Sholat Anak .........………………..... 15 3. Indikator Disiplin Sholat Anak ...........................................…. 18 B. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan Emosional …………………………... 20 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional …. 23 3. Ranah-ranah Kecerdasan Emosional .................................…... 24 C. Hubungan Antara Disiplin Sholat terhadap Kecerdasan Emosional pada Anak ..……………………………….................................. . 28 BAB III : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian …………………………….......................…… 30 B. Waktu dan Tempat Penelitian………………….....……................ 31 C. Variabel Penelitian ………………….....……................................ 31 D. Populasi dan Sampel ................................................…………….. 33 E. Instrumen Penelitian ………………….....……............................. 35 F. Teknik Pengumpulan Data ……………...………………………. 36 G. Teknik Analisis Data …………………...……………………….. 37 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Tentang Disiplin Sholat MI I’anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu Jepara ..……………………………… 40 2. Data Tentang Kecerdasan Emosional MI I’anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu Jepara ..…………………………... 55 B. Pengujian Hipotesis …………………………………………...... 72
x
C. Pembahasan …………………………………………………….. 79 D. Keterbatasan Penelitian………………………………………… 81 BAB V: KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………… 82 B. Saran-Saran………………………………………………………. 84 C. Kata Penutup ……………………………………………………. 84 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1
: Data siswa MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Tahun ajaran 2014/2015 ........................................................................... 34
Tabel 2
: Penyekoran Data Disiplin Sholat MI I'anatush Shibyan .............. 41
Tabel 3
: Distribusi Disiplin Sholat MI I'anatush Shibyan .......................... 43
Tabel 4
: Prosentasi Disiplin Sholat MI I'anatush Shibyan ......................... 47
Tabel 5
: Penyekoran Data Disiplin Sholat MI Miftahul Huda .................. 48
Tabel 6
: Distribusi Disiplin Sholat MI Miftahul Huda ................................ 51
Tabel 7
: Prosentasi Disiplin Sholat MI Miftahul Huda ............................... 55
Tabel 8
: Penyekoran Data Kecerdasan Emosional MI I'anatush Shibyan .. 56
Tabel 9
: Distribusi Kecerdasan Emosional MI I'anatush Shibyan ............. 59
Tabel 10 : Prosentasi Kecerdasan Emosional MI I'anatush Shibyan ............. 63 Tabel 11 : Penyekoran Data Kecerdasan Emosional MI Miftahul Huda ..... 64 Tabel 12 : Distribusi Kecerdasan Emosional MI Miftahul Huda ................... 67 Tabel 13 : Prosentasi Kecerdasan Emosional MI Miftahul Huda .................. 71 Tabel 14 : Hubungan Antara Disiplin Sholat dan Kecerdasan Emosional MI I'anatush Shibyan ........................................................................ 72 Tabel 15 : Hubungan Antara Disiplin Sholat dan Kecerdasan Emosional MI Miftahul Huda
........................................................................ 75
Tabel 16 : Tingkat Keeratan Hubungan X dan Y ........................................... 77 Tabel 17 : Nilai r tabel .................................................................................... 79
xii
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan secara umum adalah mendewasakan anak, termasuk salah satu tanda kedewasaan adalah adanya sikap disiplin. Kedisiplinan merupakan kontrol terhadap kelakuan, baik oleh kekuasaan luar ataupun oleh individu itu sendiri.1 Sedangkan menurut Nur Cholis Madjid, meninjau dari sudut keagamaan, disiplin ialah sejenis perilaku taat dan patuh yang sangat terpuji.2 Kepribadian disiplin akan memberi pengaruh dalam segala aspek kehidupan secara timbal balik, artinya kepribadian yang baik akan menumbuhkan sikap disiplin, begitu juga sikap disiplin akan memberi peluang tumbuhnya kepribadian baik. Perilaku disiplin pada siswa perlu ditumbuh kembangkan, karena akan berpengaruh pada hasil belajar dan sikap-sikap baik lainnya, tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan siswa, serta hasil belajar pun berkurang, dan bahkan akan jauh dari keberhasilan. Islam yang didalamnya mengandung berbagai aturan, baik ritual ataupun non ritual yang amat memerlukan kedisiplinan, sebab dari situlah bangunan jiwa akan membentuk keteraturannya.3 Misal dalam ibadah Sholat
1
James Drever, Kamus Psikologi, Jakarta: Bina Aksara, 1998, hlm. 110 Nur Cholis Madjid, Masyarakat Religius, Jakarta: Paramadina, 1997, hlm. 87 3 Imam Ahmad Ibnu Nizar, Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini, (Jogjakarta;Diva Press,2009),hlm. 21 2
2
lima waktu, dalam pelaksanaannya sangat dibutuhkan kedisiplinan, yakni disiplin waktu sholat, disiplin runtut dalam geraka sholat dan lainnya. Untuk itulah sangat penting bagi para pendidik untuk melatih anak dalam keteraturan hidup kesehariaannya sehingga akan memunculkan sikap disiplin dalam diri anak. Bahkan Islam sangat menganjurkan dengan tegas untuk melatih dan mendidik sikap disiplin sholat dalam diri anak. Sebagaimana Sabda Nabi SAW
ُ َعنْ َع ْم ِرو ْب ِن ُم ُر ْوا صِ ْب َيا َن ُكم.س ْول ُ هللاِ ص ٍ ش َع ْي ُ َقال َ َر:َب َعنْ اَ ِب ْي ِه َعنْ َجدّ ِه َقال ْ اض ِر ُب ْو ُه ْم َعلَ ْي َها ل َِع ).ج ِع َ ش ِر سِ نِ ْينَ َو َف ّرقُ ْوا َب ْي َن ُه ْم فِى ْال َم ْ الصالَ ِة ل َِس ْب ِع سِ نِ ْينَ َو َّ ِب ِ ضا (رواه احمد و ابو داود Dari „Amr bin Syu‟aib, dari ayahnya, dari datuknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak-anak kecilmu melakukan shalat pada (usia) tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila lalai) atasnya pada (usia) sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka pada tempat-tempat tidur”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud).4 Marilyn E. Gootman,Ed. D., seorang ahli pendidikan dari Amerika berpendapat bahwa disiplin akan membantu anak untuk mengembangkan control dirinya, dan membantu anak mengenali perilaku yang salah dan kemudian mengoreksinya.5 Berbicara mengenai kemampuan mengontrol diri tidak lepas dari tingkat kecerdasan emosional anak. Menurut Ratna Wulan yang mengutip pendapat Salovey dan Mayer, Stein menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan 4
Abdul mun’im Ibrahim, Mendidik Anak Perempuan, (Jakarta;Gema Insani, 2005),
5
Imam Ahmad Ibnu Nizar, op.cit, hlm. 22
Hlm. 12
3
membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.6 Goleman mengemukakan ciri-ciri kecerdasan emosional dari Salovey yang dikembangkan dari konsep kecerdasan pribadi Gardner dalam lima wilayah utama, yaitu: kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan.7 Kecerdasan emosi yang dimiliki manusia mempunyai manfaat yang besar dalam melakukan proses kehidupan, karena dengan kecerdasan emosi manusia dapat mengontrol tindakan yang dilakukan, menjaga diri, menjalin hubungan dengan orang lain, mempunyai keinginan untuk berkompetisi dan sebagainya. Apabila manusia menjalani kehidupan tanpa adanya emosi menjadikan kehidupan tanpa kesan, karena suatu peristiwa tentu disertai emosi. Suatu pekerjaan yang dijalani dengan mengoptimalkan kecerdasan emosi akan mempunyai kesan yang kuat dalam diri seseorang. Dari sinilah penulis tertarik untuk mengkaji ada atau tidak hubungan antara
disiplin sholat dengan Kecerdasan Emosional siswa. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari jawaban tersebut dengan langsung meneliti pada IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015.
6
Ratna Wulan, Mengasah Kecerdasan Pelajar,2011)Hlm. 14 7 Ibid, hlm. 16
Pada Anak, (Yogjakarta; Pustaka
4
B. Penegasan Istilah. Penegasan istilah merupakan hal yang penting, yaitu untuk menghindari adanya multiintepretasi dan pemahaman yang salah terhadap judul skripsi serta dengan harapan tercapainya keselarasan pemahaman terhadap isi skripsi. Oleh karena itu, penulis perlu mempertegas istilah yang ada dalam judul. Adapun judul skripsi ini adalah Hubungan Antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan Mi Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015. 1. Disiplin Sholat Menurut kamus kata disiplin memiliki beberapa makna diantaranya mrnghukum, melatih dan mengembangkan kontrol diri seseorang. Menurut seorang ahli pendidikan di University of Georgia di Amerika, Narilyn E. Gootman, Ed. D., sebagaimana dikutip oleh Imam Ahmad Ibnu Nizar, bependapat bahwa disiplin akan membantu anak untuk mengembankan kontrol dirinya, dan membantu anak untuk mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya.8 Jadi disipilin sholat disini adalah kemampuan anak untuk mengontrol dirinya terkait pelaksanaan solat secara kontinue dan terus menerus. 2. Kecerdasan Emosional Menurut Ratna Wulan yang mengutip pendapat Salovey dan Mayer, Stein menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
8
Imam Ahmad Ibnu Nizar, Op.Cit., hlm., 22
5
untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu
pikiran,
mengendalikan
memahami
perasaan
perasaan
secara
dan
mendalam
maknanya,
sehingga
dan
membantu
perkembangan emosi dan intelektual.9 Jadi Kecerdasan emosional (bahasa Inggris: emotional quotient, disingkat EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Yang dimaksud penulis dalam judul Hubungan Antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan Mi Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah penelitian ini berusaha menkaji ada atau tidak hubungan antara kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,
mengelola,
serta
mengontrol emosi dirinya
terhadap disiplin pelaksanaan sholat anak, dimana peneliti berusaha meneliti pada lembaga pendidikan Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda. C. Rumusan Masalah. Berpijak pada latar belakang serta penegasan istilah yang penulis kemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagamana Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Peljaran 2014/2015? 2. Bagaimana Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015? 9
Ratna Wulan, Mengasah Kecerdasan Pelajar,2011)Hlm. 14
Pada Anak, (Yogjakarta; Pustaka
6
3. Apakan Hubungan Antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguraikan Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Untuk menguraikan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 3. Untuk mengetahui ada atau tidak Hubungan Antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Peneliti: Sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana dan merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam menambah pengetahuan dan khazanah keilmuan serta merupakan latihan penerapan ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah.
7
2. Bagi Sekolah: Khususnya MI I’anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Batealit Jepara dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi dan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan disiplin sholat dan kecerdasan emosional siswa 3. Bagi Siswa: Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan Kecerdasan Emosional serta disiplin sholat siswa secara optimal. 4. Bagi Fakultas: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pustaka untuk Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. F. Pengajuan Hipotesis Saran singkat, hipotesis dapat diartikan sebagai rumusan jawaban ataun dugaan sementara sehingga untuk membuktikan benar tidaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih dahulu. 10 Perlu diketahui bahwa perumusan hipotesis harus berdasarkan pada fakta atau teori. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah sustu jawaban yang sifatnya sementara dalam suatu penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.11 Hipotesis ada dua yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau hipotesis nol (Ho) . Adapun hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif Antara Disiplin
10
Thoha Anggoro dkk, Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007), hlm.
127 11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta ; Bina Aksara, 1986), hlm 62
8
Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Ajaran 2014/2015 Penulis juga mengajukan hipotesis nihil atau hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang positif Antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Ajaran 2014/2015. G. Sistematika Penulisan. Untuk mempermudah dalam membicarakan skripsi ini, dalam sistematika penulisan ini terdiri dari tiga bagian yakni : 1. Bagian pertama. Bagian ini memuat halaman judul, halaman abstraksi, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, daftar tabel, daftar grafik, daftar lampiran dan halaman daftar isi. 2. Bagian Isi (Batang Tubuh), Dalam bagian ini memuat lima bab yang meliputi: BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian dan sistematika penulisan BAB II
: LANDASAN TEORI
9
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yakni tentang ruang lingkup disiplin sholat dan kecerdasan emosional secara umum, yang meliputi : disiplin sholat anak, diantaranya memuat tentang pengertian disiplin sholat pada anak, dan meningkatkan kebiasaan disiplin sholat pada anak. Kecerdasan emosional, diantaranya memuat pengentian kecerdasan emosional, faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional anak, ranah-ranah kecerdasan emosional dan hubungan kecerdasan emosional terhadap disiplin sholat pada anak. Bab III
: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang kajian metodelogi penelitian yang digunakan oleh peneliti dalan mengumpulkan dan menganalisis data, yaitu : desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, populasi dan sample, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis data BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab
ini berisi tentang analisa sebagai buah pikiran penulis
berdasarkan data yang telah didapat. Yang meliputi : Deskripsi Data Hasil Penelitian, Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian BAB V
: PENUTUP
10
Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang diperolehdan saran–saran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Disiplin Sholat Anak. 1. Pengertian Disiplin Sholat Pada Anak. Islam mengandung berbagai ajaran, baik ritual maupun non ritual yang didalamnya sangat memerlukan kedisiplinan. Misalnya, pada bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat potensial untuk melatih dan membentuk jiwa disiplin. Sejak malam hari, mulai dari shalat tarawih, sahur dan tadarus al-Qur’an, semuanya memerlukan kecermatan waktu. yang depat dan tingkat disiplin yang tinggi. Tidak disiplin satu hal saja maka kegiatan ibadah lainnya akan terbengkalai.1 Sikap disiplin ini bukan hanya dibutuhkan saat bulan ramadhan saja, namun dalam melaksanakan ibadah sehari-hari, yaitu sholat. Dalam pelaksanaan ibadah sholat sangat memerlukan managemen waktu dan sikap disiplin yang baik. Karena sholat lima waktu yang dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam dengan pembagian waktu yang telah ditetapkan, dan dilaksanakan disela-sela pekerjaan atau kesibukan masingmasing pelaksana. Jika seseorang tidak memiliki sikap disiplin yang tinggi, mustahil sholat dapat dilaksanakan secara continue disela-sela kesibukan seseorang.
1
Imam Ahmad Ibnu Nizar, Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini, (Jogjakarta: Diva Press,2009) Hlm., 21
11
12
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “disiplin” memiliki makna latihan batik dan watak supaya mentaati tata tertib, kepatuhan pada aturan.2 Sedangkan menurut Imam Ahmad Ibnu Nizar, kata disiplin memiliki beberapa makna diantaranya, menghukum, melatih, dan mengembangkan kontrol diri sang anak.3 Menurut Marilyn E. Gootman,Ed. D., seorang ahli pendidikan dari Amerika yang dikutip oleh Imam Ahmad Ibnu Nizar, berpendapat bahwa disiplin akan membantu anak untuk mengembangkan control dirinya, dan membantu anak mengenali perilaku
yang salah dan kemudian
mengoreksinya.4 Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap, watak untuk mengendalikan dirinya serta mampu mentaati aturan yang ada. Dalam Islam, sholat menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah lain, selain termasuk rukun islam yang kedua, dan berarti pula tiangnya agama. Sholat juga termasuk ibadah yang pertama diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad ketika Mi‟raj. Kata sholat, secara etimologi, berarti do’a. Adapun arti sholat secara termonilogi adalahseperangkat perkataan dan perbuatan yang
2
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2014), Cet.x, Hlm.,124 3 Imam Ahmad Ibnu Nizar, op.cit, hlm. 22 4 Ibid
13
dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam.5 Shalat memiliki tujuan yang tidak terhingga. Tujuan hakiki dari shalat, sebagaimana dikatakan al Jaziri yang dikutip oleh Supiana dan Karman, adalah tanda hati dalam rangka mengagungkan Allah sebagai pencipta. Di samping itu sholat juga merupakan bukti takwa manusia kepada kholiknya.6 Perintah sholat merupakan ibadah yang diwajibkan bagi semua umat islam untuk melaksanakannya, perintah tersebut mulai di tanggung oleh mereka umat islam yang sudah memasuki masa baligh. Namun pelaksaannya ibadah sholat sudah harus diajarkan kepada anak-anak sebelum mereka memasuki usia baligh, yakni mulai diajarkan pada usia 7 tahun, Sebagaimana Sabda Nabi SAW
ُ َعنْ َع ْم ِرو ْب ِن ُم ُر ْوا صِ ْب َيا َن ُكم.س ْول ُ هللاِ ص ٍ ش َع ْي ُ َقال َ َر:َب َعنْ اَ ِب ْي ِه َعنْ َجدّ ِه َقال ْ اض ِر ُب ْو ُه ْم َعلَ ْي َها ل َِع ).ضا ِج ِع َ ش ِر سِ نِ ْينَ َو َف ّرقُ ْوا َب ْي َن ُه ْم فِى ْال َم ْ الصالَ ِة ل َِس ْب ِع سِ نِ ْينَ َو َّ ِب (رواه احمد و ابو داود Dari „Amr bin Syu‟aib, dari ayahnya, dari datuknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak-anak kecilmu melakukan shalat pada (usia) tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila lalai) atasnya pada (usia) sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka pada tempat-tempat tidur”. (HR. Ahmad dan Abu Dawud).7
5
Supiana dan Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), cet.iii, Hlm., 23 6 Ibid. Hlm. 24 7 Abdul mun’im Ibrahim, Mendidik Anak Perempuan, (Jakarta;Gema Insani, 2005), Hlm. 12
14
Waktu–waktu sholat yang telah ditetapkan syariat Islam memiliki ketelitian yang sangat menakjubkan. Setiap manusia yang menginginkan perkembangan meyakini pentingnya kedisiplinan dalam menjalani hidup. Manusia didorong untuk berlaku disiplin dan menjaga kedisplinan diseluruh sisi kehidupan. Pentingnya disiplin diakui oleh pemimpin pertama umat islam, panutan orang-orang bertakwa, Amirul Mu’minin Ali Bin Abi Tholib, pada detik-detik terahir masa hidup beliau, berpesan pada sanak keluarga, anak, dan para pengikutnya untuk senan tiasa untuk menjaga kedisiplinan, beliau berkata:8
او صٌكما وجمٌع ولدى و اهلى و من بلغه كتابى بتقوى هللا وتظم امركم Aku wasiatkan pada kalian berdua (Hasan dan Husain), semua anak-anakku dan keluargaku, serta pengikut-pengikutku untuk bertakwa kepada Allah dan menjaga kedisiplinan dalam setiap urusan kalian.
Sikap disiplin sangat penting dalam pelaksaan shalat lima waktu, waktu-waktu salat yang telah ditetapkan dan diatur sedemikian rupa, sebagaimana firman Allah dan Qs. Al Isra ayat 78,
8
Syahid Tsani, salat khusuk penenang hati. Trjmh. Ahmad Ghozali (jakarta:zahra,2006), cet.III, hlm.,22
15
Dirikanlah Sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam (dan tindakkanlah pula) subuh). Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).9 Hal tersebut menuntut para hambanya untuk mampu membagi waktu dan meluangkan waktu disela-sela kesibukannya. Maka tanapa disertai kedisiplinan yang tinggi, mustahil pelaksaan sholat dapat dijalankan dengan baik. Dari uraian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya terkait pelaksanaan solat yang meliputi waktu pelaksaan serta ketertiban dalam gerakan shalat, dan dapat dilaksanakan secara kontinue dan terus menerus.
2. Meningkatkan Kebiasaan Disiplin Sholat pada Anak. Lingkungan keluarga dan rumah tangga merupakan sekolah terbaik bagi pertumbuhan dan pendidikan masyarakat. Tidak adanya perhatian ayah dan ibu terhadap anak dalam masalah agama, akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan anak, terutama dalam hal shalat.10 Melatih dan mendidik anak dalam keteraturan hidup kesehariannya akan memunculkn watak disiplin. Melatih anak untuk mentaati peraturan akan sama halnya dengan melatih mereka untuk bersikap disiplin. Misalnya, bila seorang anak terbiasa dengan peraturan jam belajar,
9
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), Hlm., 436 10 Musthafa Khalili,Berjumpa Allah dalam Salat, (Jakarta: Zahra,2006), Cet.vii, Hlm., 43
16
misalnya kapan pula harus membaca Al-Quran? Hari apa harus membersihkan lingkungan sekitar rumah? Kapan harus latihan mencuci pakaian? Jam berapa harus pergi sekolah dan mengaji? Dan kapan harus bermain? Semua itu lama-kelamaan akan terbiasa dan terlatih pada diri anak unuk mentaati peraturan yang ada. Menurut Imam Ahmad Ibnu Nizar, hal inilah yang dinamakan disiplin.11 Pemberian pengetahuan akan makna sholat serta pelaksaan sholat merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menanamkan sikap disiplin sholat pada anak. Karena suatu perbuatan dan aktivitas dilakukan berdasarkan pada kecenderungan yang ada pada diri pelakunya. Dan kecenderungan ini tidak dapat diperoleh melainkan jika ia telah memiliki pengetahuan yang jelas dan terperinci. Semakin luas dan dalam pengetahuan seseorang tentang hal tersebut, maka semakin besar pula kecenderungan untuk melakukan perbuatan tersebut, dan semangat untuk melakukan pekerjaan itu juga semakin besar.12 Akan lebih efektif dan berhasil secara maksimal jika disiplin itu disosialisasikan kepada sang anak, yakni disosialakan melalui prinsip keteladanan atau contoh, dimana sikap disiplin tersbut dilaksanakan terlebih dahulu oleh orang tua serta lingkungannya. Anak juga mudah menerapkan peraturan tersebut bila ada penghargaan atau hukuman yang jelas.
11 12
Imam Ahmad Ibnu Nizar, op.cit, hlm., 23 Musthafa Khalili, Op.cit, Hlm., 52
17
Halangan yang paling sering ditemukan dalam meningkatkan disiplin anak adalah pada lemahnya penerapan peraturan, ironisnya, hambatn tersebut pada lazimnya justru datang dari orang tua. Kurangnya kesabaran, konsistensi, dan kasih sayang dalam mendidik anak adalah hal yang paling sering luput dicermati oleh orang tua dalam mendidik anak dan berakibat pada membuyarnya penerapan disiplin pada anak.13 Orang tua merupakan cermin yang paling jelas bagi kehidupan anak, sehingga tidak salah bila Rasulullah menggambarkan bahwa anat terlahir dalam kondisi fitrah, orang tualah, yang dalam hal ini adalah milieu (Lingkungan) pertama yang akan membentuk agama atau akhlak anak. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:14
ُّ ْ َعن، ُ أَ ْخ َب َر َنا ٌُو ُنس،هللا ًِ أَ ْخ َب َرن: َقا َل، ِّالزهْ ِري ِ َّ أَ ْخ َب َر َنا َع ْب ُد، َُح َّد َث َنا َع ْب َدان َّ ًَ ِ أَنَّ أَ َبا ه َُرٌ َْر َة َرض،أَبُو َسلَ َم َة بْنُ َع ْب ِد الرَّ حْ َم ِن َقا َل: َقا َل،ُهللا ُ َع ْنه َفأ َ َب َواهُ ٌُ َهوِّ َدا ِن ِه أَ ْو،ِ " َما مِنْ َم ْولُو ٍد إِ ََّّل ٌُولَ ُد َعلَى ْالف ِْط َرة:هللا ِ َّ َرسُو ُل ُّون فٌِ َها َ َه ْل ُت ِحس، أَ ْو ٌُ َمجِّ َسا ِن ِه َك َما ُت ْن َت ُج ْال َب ِهٌ َم ُة َب ِهٌ َم ًة َج ْم َعا َء،ٌُِ َنص َِّرا ِنه اس َعلَ ٌْ َهاف َّل َت ْبدٌِ َل ل َِخ ْل ِق ِ َّ ف ِْط َر َة:ُ ُث َّم ٌَقُول،مِنْ َج ْد َعا َء َ هللا الَّتًِ َف َط َر ال َّن ك ال ِّدٌنُ ْال َق ٌِّ ُم َ اللَّ ِهق َذ ِل “Abdan Menceritkan kepada kami (dengan berkata) Abdullah memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari al-Zukhri (yang menyatakan) Abu salamah bin Abd al-Rahman memberitahukan kepadaku bahwa Abu Hurairah, ra. Berkata : Rasulullah SAW bersabda “setiap anak lahir (dalam keadaan) Fitrah, kedua orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan beragama Majusi. sebagimana binatan ternak memperanakkan seekor binatang (yang sempurnah Anggota tubuhnya). Apakah anda melihat 13
Imam Ahmad Ibnu Nizar, op.cit, hlm., 24 Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari). Terj. Amiruddin, Jilid XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, hlm., 568 14
18
anak binatang itu ada yang cacak (putus telinganya atau anggota tubuhnya yang lain)kemudian beliau membaca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptkan menurut manusia fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus.”
Banyak orang beraggapan bahwa disiplin itu identik dengan kekerasan. Padahal, disiplin yang benar dan proposional adalah jika disiplin itu diterapkan dengan penuh kesadaran dan kasih sayang. Seorang ahli psikologi anak, Gootman, menegaskan bahwa jika kedisiplinan pada anak itu diterapkan dengan emosi, amarah, dan kekerasan, maka yang akan muncul bukanlah disiplin yang baik, namun disiplin yang terpaksa. Di depan orang tua, sangat mungkin anak mentaati peraturan, namun dibelakangnya, anak malah membangkan. Ini jelas sikap kontra produktif, bahkan malah mendekati pada kemunafikan yang itu dilarang oleh Allah. Dan, orang tua merupakan pemicu pertamanya.15 Melaksanakan disiplin dengan penuh kasih sayang akan membuat perasaan anak menjadi lega, dan disisi lain orang tua tidk merasa tertekan dan tersiksa. Kedisiplinan sudah dapat diajarkan kepada anak saat ia mampu diajak untuk berkomunikasi. 3. Indikator Kesiplinan Sholat. Seseorang yang memiliki nilai-nilai kedisiplinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:16 (1) Ketaatan, adalalah suatu sikap/perilaku individu yang mengikuti apa-apa yang menurut dirinya perintah atau aturan yang 15 16
Imam Ahmad Ibnu Nizar, op.cit, hlm., 24 Fairuz, dalam http://profesor-fairuz.blogspot.com/2012/01/disiplin-solat.html
19
harus dijalaninya dengan terlebih dahulu mempertimbangkan kebenaran perintah itu; (2) Kepatuhan, adalah sikap atau perilaku individu yang tunduk atas segala perintah dan aturan tanpa mengkaji terlebih dahulu benar tidaknya perintah tersebut; (3) Kesetiaan, adalah sikap atau perilaku individu yang dengan kontinyu melaksanakan aturan atau perintah tanpa terpengaruh hal-hal yang menghalangi dirinya dalam melaksanakan aturan atau perintah itu; (4) Keteraturan, adalak sikap atau perilaku individu yang dalam melaksanakan aturan atau perintah mengikuti berulang secara tetap; (5) Ketertiban, adalah sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau perintah urutan dan tahapan yang benar; (6) Komitmen, adalah sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau perintah penuh rasa tanggung jawab; (7) Konsisten, adalah sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau perintah tidak tergoyahkan oleh gangguan atau teguh pendirian. Jadi berdasarkan ciri-ciri kedisiplinan dalam diri seseorang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa indikator seseorang yang memiliki sikap disiplin dalam sholat, yaitu : a. Memiliki pengetahuan yang matang terkait waktu sholat sehingga dia akan selalu mengingat waktu untuk melaksanakan sholat dimanapun dia berada. b. Konsisten melaksanakan sholat tepat waktu. c. Komitmen untuk melaksanakan sholat.
20
d. Keteraturan dalam melaksanakan gerakan sholat B. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan Emosional. Kemampuan akademik, nilai raport, predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak bisa menjadi satu-satunyatolak ukur seberapa baiknya kinerja seseorang dalam pekerjaanya atau seberapa baik kinerja seseorang dalam pekerjaannya atau seberapa tinggi sukses yang mampu dicapai. Menurut makalah McCleland tahun 1973 betjudul Testing for Competence Rather than Intelligence, “seperangkat kecakapan khusus seperti: empati, disiplin diri dan inisiatif akan membedakan antara mereka yang sukses sebagai bintang kinerja dan yang hanya sebatas di lapangan pekerjaan.17 Berbicara mengenai sikap empati, simpati, disiplin dan control diri seseorang tidak lepas dari kemampuan emosi seseorang atau kecerdasan emosional. Istilah kecerdasan emosi baru dikenal secara luas pertengahan 90-an dengan diterbitkannya buku Daniel Goleman yakni Emotional Intelligence.18 Secara etimologi Kecerdasan emosional terdiri dari dua kata yaitu dari kata kecerdasan dan emosional. Kecerdasan dalam bahasa inggris disebut dengan intelegence dan dalam bahasa arab disebut degan zaka‟ yang mempunyai arti pemahaman, kecepatan dan kesempurnaan sesuatu.
17
Ary Ginanjar Agustin, ESQ Emotional Spiritual Quotient, (Jakarta: Arga Publising, 2007), Cet.xxxxi, hlm., 9 18 Agus Nggermanto, Quantum Quotient Kecerdasan Quantum, (Bandung:Nuansa, 2003), Cet.v, Hlm., 98
21
Menurut William Stern sebagaimana dikutip oleh Akyas Azhari, intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru.19 Dengan kata lain bahwa kecerdasan merupakan kemampuan mental individu yang tepat dipergunakan untuk menyesuaikan diri dalam lingkunagn yang baru serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cepat dan tepat. Sedangkan kata emosional berasal dari kata emosi. Dalam bahasa arab disebut dengan infi‟al atau dalam bahasa inggris disebut dengan emotion. Akar kata emosi adalah movere kata kerja bahasa latin yang berate ”menggerakkan, bergerak“ ditambah awalan “e” untuk member arti “bergerak menjauh”. Menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal yang mutlak dalam emosi.20 Dalam kamus filsafat dan psikologi, kata emosional dapat diartikan sebagai (1) kecenderungan sikap yang emosi untuk melihat atau menafsirkan sesuatu yang dapat dilihat oleh indera atau fakta. (2) kondisi perasaan yang berubah dsertai perubahan-perubahan motor dan kelenjar, karena rangsangan yang disebabkan emosi terutama perubahan yang menimbulkan suatu gambaran yang bersifat khusus dan dapat dilihat dari luar.21
19
Akyas Azhari, psikologi umum dan perkembangan,(Jakarta:teraju, 2004),hlm.
142 20
Daniel Goleman, Emotional Intellegence, Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ terj, T.Hermaya, (Jakarta:Gramedia Pustaka,1999), hlm.7 21 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta,1993), hlm., 77
22
Dapat disimpulkan bahwa emosi menunjukkan suasana batin yang lebih
dinamis,
bergejolak,
nampak
dan
terbuka
karena
lebih
termanifestasikan dalam prilaku fisik. Menurut Goleman sebagaimana yang dikutip oleh Ir. Agus Nggermanto, menjelaskan kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri, dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.22 Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional lebih mental daripada kompetensi sosial dalam arti luas. Kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerti emosi, menggunakan dan memanfaatkan emosi untuk membantu pikiran, mengenal emosi dan maknanya, dan untuk mengarahkan emosi secara reflektif sehinga menuju pada perkembangan emosi dan intelektual. Menggunakan ungkapan Howard Gardner, kecerdasan emosional terdiri dari dua kecakapan, yaitu : intrapersonal intelligence dan interpersonal intelligence.23 Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan atau mengelola emosi baik pada diri sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain, dan menggunakannya secara efektif untuk memotivasi
22 23
Agus Nggermanto, op.cit, hlm., 98 Agus Nggermanto, op.cit, hlm., 98
23
diri dan bertahan pada tekanan, serta mengendalikan diri untuk mencapai hubungan yang produktif.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional Anak. Kecerdasan emosional merupakan sebuah domain dari trait. Kecerdasan emosional di pengaruhi beberapa faktor, baik faktor yang bersifat pribadi, sosial ataupun gabungan beberapa faktor. Terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosioal. Menurut Goleman terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu: a. Faktor internal, merupakan faktor yang timbul dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang. Otak emosional dipengaruhi oleh amygdala, neokorteks, sistem limbik, lobus prrefrontal dan hal-hal yang berada pada otak emosional. b. Faktor eksternal, merupakan faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi atau mengubah sikap pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu dipengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara misalnya media massa baik cetak maupun elektronik serta informasi yang canggih lewat jasa satelit. Selain faktor diatas, Lingkungan keluarga, masyarakat dan pendidikan,
memberikan
pengaruh
pula
terhadap
pembentukan
kecerdasan emosional anak. Kehidupan keluarga merupakan sekolah
24
pertama dalam mempelajari emosi. Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada saat masih bayi melalui ekspresi. Peristiwa emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan melekat dan menetap secara permanen hingga dewasa. Kehidupan emosional yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak dikemudian hari.24 3. Ranah-Ranah Kecerdasan Emosional. Mersebut mengenai ranah-ranah kecerdasan emosional, para ahli memiliki perbedaan pendapat, namun jika dijaki lebih dalam perbedaan tersebut bermaura pada akar yang sama. Menurut W.T Grant Consortium yang dikutip oleh Riana Mashar, kecerdasan emosional meliputi mengidentifikasi dan memberi nama perasaan-perasaan, mengugkapkan perasaan, menilai intensitas perasaan, mengelola perasaan, menunda pemuasan, mengendalikan dorongan hati, mengurangi stres, dan mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan.25 Sedangkan menurut Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu dengan mengutip pandangan Salovey, Goleman, menjelaskan bahwa keterampilan yang terkait dengan kecerdasan emosi adalah :26 a. Memahami pengalaman emosi pribadi, b. Mengendaikan emosi, 24
Arni mabruria dalam http://arnimabruria.blogspot.com/2012/08/faktor-faktoryang-mempengaruhi.html 25 Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), Hlm., 62 26 Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan Pedoman bagi Orang Tua dan Guru dalam Mendidik Anak Cerdas, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), Hlm., 33
25
c. Memotivasi emosi, d. Memahami emosi orang lain, dan e. Mengembangkan hubungan dengan orang lain Lebih rinci lagi yang dikemukakan oleh Golemen, menjelaskan aspek-aspek kecerdasan emosional meliputi : a. Kesadaran Diri. Karakteristik aspek perilaku ini meliputi :27 1) Mengenal dan merasakan emosi diri sendiri. 2) Memahami penyebab perasaan yang timbul. 3) Mengenal pengaruh perasaan terhadap tinadakan. Dikemukakan pula oleh Agus Nggermanto, menjelaskan aspek kesadaran diri meliputi : kesadaran emosi diri, penilaian pribadi dan percaya diri.28 b. Pengaturan Diri Pengendalian diri adalah kemampuan mengendalikan emosi sendiri dan mengelola emosi agar dapat terugkap secara selaras. Seseorang dengan kecakapan ini memiliki karakteristik : 1) Pengendalian diri, dapat dipercaya, waspada, adaptif( kekuatan untuk menghadapi perubahan dan tantangan) dan inofatif.29 2) Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah secara baik.
27
Riana Mashar,op.cit, hlm., 63 Agus Nggermanto, op.cit, hlm., 100 29 ibid 28
26
3) Dapat mengendalikan perilaku agresif yang merusak diri sendiri dan orang lain. 4) Memiliki
kemampuan
untuk
mengatasi
ketegangan
jiwa
(stress).30 c. Motivasi diri. Motivasi diri adalah kemampuan untuk terus bertahan dan berusaha menemukan banyak cara unuk mencapai tujuan. Motivasi juga sering diartikan sebagai dorongan yang untuk mengerakkan sesuatu sesuai dengan keinginan. Seseorang dengan kecakapan ini memiliki karakteristik :Dorongan berprestasi,
komitmen
(menyelaraskan
diri
dengan
sasaran
kelompok), inisiatif (kesiapaan untuk memanfaatkan kesempatan) dan optimis, pantang menyerah.31 d. Empati, Empati adalah kemampuan dalam membaca emosi orang lain, kemampua merasakan emosi orang lain, melalui kemampuan membaca pesan non-verbal: nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah dan lain sebagainya.32 Seseorang dengan kecakapan ini memiliki karakteristik : 1) Memahami orang lain, pelayanan, mengembangkan orang lain, mengatasi keragaman dan kesadaran politis.
30
Riana Mashar,op.cit, hlm., 63 Agus Nggermanto, op.cit, hlm., 100 32 Daniel Goleman, Emitional Intellegence, trjm. T. Hermaya, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1999), cet.viii, hlm.,136 31
27
2) Mempu menerima sudut pandang orang lain. 3) Memiliki kepekaan terhadap perasaan ornag lain. 4) Mampu mendengarkan orang lain.33 e. Keterampilan Sosial Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk menjalin hubungn dengan orang lain, kemampuan membaca reaksi dan perasaan orang lain. Seseorang dengan kecakapan ini memiliki karakteristik : 1) Kemampuan untuk mempengaruhi, berkomunikasi, mengikat jaringan dan berkolaborasi.34 2) dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain. 3) Memiliki siap bersahabat atau mudah bergaul dengan teman sebaya. 4) Memiliki tenggang rasa dan perhatian terhadap orang lain. 5) Memperhatikan kepentingan sosial.35 Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa aspek kecerdasan emosional meliputi da keterampilan yakni keterampilan diri untu mengelola segala emosi dalam diri dan keterampilan sosial yaitu kemampuan untuk membaca perasaan orang lain dan menjalin hubungan sosial yang baik.
33
Riana Mashar,op.cit, hlm., 63 Agus Nggermanto, op.cit, hlm., 100 35 Riana Mashar,Loc.cit. 34
28
C. Hubungan Disiplin Sholat Terhadap Kecerdasan Emosional pada Anak. Waktu-waktu salat telah ditetapkan dan diatur sedemikian rupa untuk mengajarkan para pelaksana sholat agar terbiasa disiplin dalam shalat dan mendidik manusia agar teratur serta berdisiplin dalam kehidupannya. Marilyn E. Gootman,Ed. D., seorang ahli pendidikan dari Amerika sebagaimana yang dikuti oleh Imam Ahmad Ibnu Nizar, berpendapat bahwa disiplin akan membantu anak untuk mengembangkan control dirinya, dan membantu
anak
mengenali
perilaku
yang
salah
dan
kemudian
mengoreksinya.36 Berbicara mengenai kemampuan mengontrol diri tidak lepas dari tingkat kecerdasan emosional anak. Menurut Ratna Wulan yang mengutip pendapat Salovey dan Mayer, Stein menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.37 Goleman mengemukakan ciri-ciri kecerdasan emosional dari Salovey yang dikembangkan dari konsep kecerdasan pribadi Gardner dalam lima wilayah utama, yaitu: kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan.38
36
Imam Ahmad Ibnu Nizar, op.cit, hlm. 22 Ratna Wulan, Mengasah Kecerdasan Pelajar,2011)Hlm. 14 38 Ibid, hlm. 16 37
Pada Anak, (Yogjakarta; Pustaka
29
Maka dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, dengan melihat pendapat dari Marilyn E. Gootman,Ed. D., tentang disiplin adan dan Salovey dan Mayer, Stein tentang kecerdasan spiritual, semuanya menuju pada kemampuan untuk mengendalikan diri dan emosi seseorang utuk selalu berbuat baik atau berakhlak mulia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid, maka peneliti akan menerangkan jenis dan pendekatan yang dipergunakan dalam sekripsi ini sebagai berikut : a. Jenis Penelitian. Peneliti menggunakan jenis penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan di antara variabelvariabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variasi variabel-variabel yang bersangkutan.1 Peneliti ini berusaha menjawab pertanyaan–pertanyaan apakah ada hubungan antara variabel–variabel yang diteliti. b. Pendekatan Penelitian. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif . Menurut Prof. Dr. Sugiyono, yang dimaksud penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandasan pada filasafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
1
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2014), cet. xv,
Hlm.,21
30
31
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah diujikan.”2 Menurut
Saifuddin
Azwar,
penelitian
dengan
pendekatan
kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.3 Lebih lanjut Ahmad Tanzeh dengan mengutip pendapat sarwono, menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif lebih mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masingmasing.4 B. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di MI I’anatush Shibyan desa Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara dan MI Miftahul Huda desa Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara, pada siswa kelas V di masing-masing sekolah. Penelitian tersebut dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015 semester genap atau lebih rincinya peneliti melakukan penelitian ini pada bulan Februari sampai Juni 2015. C. Variabel penelitian Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatian pada beberapa fenomena, atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.
2
Nur Khoiri, M.Ag. Metode Penelitian Pendidikan. ( Jepara : Institut Islam Nahdlotul Ulama’ 2012), hlm. xxvii 3 Saifuddin Azwar,op.cit, hlm., 5 4 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (yogyakata,Teras,2009),Hlm., 19
32
Pada umumnya fenomena tersebut merupakan konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian, konsep inilah yang disebut variabel.5 Secara sederhanaya variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.6 Variabel juga diartikan dengan karakteristik yang akan diobservasi dari suatu pengamatan. 7 Sedangkan indikator adalah ciri–ciri atau gejala yang ada pada variabel.8 Dalam penelitian ini, ada dua bentuk variabel yang digunakan, (1) variabel Independen atau variabel bebas (X), yaitu : variabel yang menjadi sebab atau mempengaruhi timbulnya atau berubahnya variabel dependen. (2) variabel dependen atau variabel terikat (Y), yaitu : variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen.9 Adapun Variabel dan Indikator dalam penelitian ini adalah : a. Variabel X atau independen atau variabel bebas yaitu : Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Ajaran 2014/2015, dengan indikator : 1) Ketepatan waktu dalam melaksanakan sholat 2) Keseringan melaksanakan sholat lima waktu. 3) Ketepatan melakukan gerakan sholat
5
Saifuddin Azwar, Op.Cit, hlm.,59 Ibid, hlm. 96 7 Ating Sumantri Sambas Ali Muidin, Aplikasi Statistik Dalam Penelitian (Bandung; Remaja Rosdakarya , 2006) Cet. 2, hlm. 253 8 Ibid. 9 Ahmad Tanzeh, Op.Cit, hlm., 85 6
33
b. Variabel Y atau dependen atau variabel terikat yaitu : Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Ajaran 2014/2015, dengan indikator : 1) Mampu mengendalikan emosi diri sendiri. 2) Mampu membina hubungan dengan sesama teman 3) Mampu membawa diri dalam berbagai situasi, dalam hal ini meliputi : a. Memiliki kesadaran diri b. Mampu mengatur diri c. Mampu memotivasi diri sendiri
D. Populasi dan Sample a. Populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.10 Populasi ini juga dapat diartikan keseluruhan populasi yang terdiri dari manusia, tumbuh– tumbuhan, gejala–gejala, nilai–nilai peristiwa sebagai sumber data yang dimiliki karakteristik.11 Berdasarkan penelitian diatas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Ajaran 2014/2015 Adapun jumlahnya adalah sebanyak 60 Siswa.
10
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta 2006) cet 12 hlm. 130 11 Prof. Sukardi, Ph.D, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003) cet. 1, hlm 15.
34
b. Sampel Penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.12 Mengenai
ketentuan
pengambilan
sampel
Suharsimi
Arikunto
memberikan gambaran bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya ini merupakan penelitian populasi. Dan jika subjeknya besar, maka dapat diambil 10-15 % atau 20 – 25 %.13 Berdasarkan hal tersebut, karena populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Ajaran 2014/2015 Adapun jumlahnya adalah sebanyak 60 Siswa., maka peneliti mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Sehingga penelitian ini dapat diartikan sebagai penelitian populasi. Tabel 1 Data Siswa MI I’anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Tahun Pelajaran 2014/2015 NO
Siswa
Jumlah
1
Siswa Kelas V MI I’anatush Shibyan
31
2
Siswa Kelas V MI Miftahul Huda
40
Total
12 13
Suharsimi Arikunto, opcit, hlm 131 ibid, hlm 107
35
E. Instrumen Penelitian Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa instrument penelitian adalah
alat atau
fasilitas
yang digunakan
oleh peneliti
dalam
menyimpulkan data agar lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Adapun kisi – kisi untuk setiap variabel yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Disiplin Sholat dan nomer butiran pertanyaan. NO
Indikator
No. Butir Pertanyaan
Prosentase
2,3
15%
1
Ketepatan waktu dalam melaksanakan shola
2
Keseringan melaksanakan sholat lima waktu
1,4,7,8,9,10,11,12,13
70%
3
Ketepatan melaksanakan gerakan sholat
5,6
15%
13
100%
2. Variabel Kecerdasan Emosional NO
Indikator
1
Mengendalikan Emosi
2
Menjalin hubungan dengan sesama
3
Membawa diri dalam berbagai situasi
No. Butir Pertanyaan
Prosentase
1,4,5,6,
33%
2,3,7,8,12
42%
9,10,11
25%
12
100%
36
F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah pengambilan variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes, dokumentasi, angket dan lain-lain. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Questionnaire (Angket) Metode angket (questionnaire) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal–hal yang diketahui. 14 Angket juga diartikan dengan cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Metode ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data tentang tingkat Kecerdasan Emosional dan Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu. b. Dokementasi Metode mempelajari
dokumentasi literatur
dan
adalah
mencari
buku-buku
yang
data
dengan
berkaitan
jalan dengan
permasalahan sebagai penunjang dan pelengkap dalam memudahkan penelitian ini. Metode ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data tentang tingkat kecerdasan emosional dan disiplin sholat siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu.
14
Suharsimi Arikunto. Op. Cit hlm. 124
37
c. Tes Praktek Sholat Disiplin sholat yang diteliti dalam penelilitian ini tidak hanya berkaitan dengan ritinitas melakukan sholat dan waktu dalam melaksanakan sholat. Namun disiplin sholat disini berkaitan juga dengan gerakan-gerakan dalam sholat. Untuk itulah untuk mengetahui sejauhmana kedisiplinan gerakan sholat siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu maka diperlukan suatu tes praktek sholat. Data praktek sholat ini dapat dilakukan dengan meminta daftar nilai yang dimiliki guru terkait nilai praktek sholat atau dapat juga diilakukan sendiri oleh peneliti. G. Teknik Analisis Data Teknik analisa data adalah teknik yang melalui proses penyederhanaan dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.15 Dalam menganalisis data–data yang telah diperoleh, maka digunakan analisis sebagai berikut : a. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan pada umumnya dilaksanakan dengan menyusun table-distribusi frekwensi atau pembagian kekerapan, keseringan secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian.16 Yaitu teknik analisis data dengan rumus :
15
Masri Sangaribun, Metodologi Penelitian Survey, Edisi Revisi (Jakarta : LP3ES, 1989), hlm. 263. 16 Anas Sujioni. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2006). Hlm . 30
38
Keterangan : P : Angka Presentasi. F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya. N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu. b. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Untuk mengetahui adakah pengaruh disiplin sholat terhadap kecerdasan emosional siswa. Dalam analisis ini penulis menggunkan perhitungan lanjut melalui distribusi
frekuensi
dari
analisis
pendahuluan
untuk
selanjutnya
dimasukkan pada analisis regresi satu predictor dengan langkah–langkah sebagaimana berikut: 1. Mencari korelasi antara prediktor dan kriterium melalui tehnik korelasi product moment, dengan rumus: ∑
√{∑
∑
∑
}{∑
∑
}
2. Menguji seknifikasi korelasi dengan uji t √
3. Mencari persamaan garis regresi, dengan rumus :
39
∑
∑
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
∑
∑ ∑
c. Analisis lanjut Analisis ini merupakan analisis lanjutan dari analisis uji hiotesis untuk membuat interpretasi dengan mengecek taraf signifikasi dari “F reg” untuk dibandingkan dengan F tabel (Ft 5 % atau Ft 1%) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika F reg lebih besar dari Ft 5% atau Ft 1% maka dianggap signifikasi (hipotesis yang diajukan diterima) 2. Jika F reg lebih kecil dari Ft 5% atau Ft 1% maka dianggap non signifikasi (hipotesis yang diajukan ditolak)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Deskripsi data yaitu menggambarkan masing-masing data, adapun data dalam skripsi ini meliputi: variabel independen (bebas) dengan simbol X yaitu Disiplin Sholat Siswa, sedangkan variabel dependen (terikat) dengan simbol Y adalah Kecerdasan Emosional Siswa. Adapun deskripsi masingmasing data dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Data Tentang Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu. a. Data Tentang Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Deskripsi data ini menjelaskan tentang variabel bebas yaitu Disiplin Sholat. Data variabel tersebut diperoleh dari pengumpulan data menggunakan angket yang diberikan pada responden. Setelah diketahui jawaban angket, maka dapat dilakukan penyekoran terhadap jawaban responden sebagai berikut: 1) Jawaban a atau selalu dengan skor 4 2) Jawaban b atau sering dengan skor 3 3) Jawaban c atau kadang-kadang dengan skor 2 4) Jawaban d atau hampir tidak pernah dengan skor 1
40
41
Setelah
diketahui
jawaban
dari
responden
berserta
penyekoranya, maka dapat diketahui sebuah data Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Tabel 2 Penyekoran Data Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nilai Jawaban A 1 2 1 2 1 2 3 0 0 1 2 3 2 2 2 3 4 3 1 2 3 4 0
B 0 1 2 4 3 2 4 2 2 2 1 1 0 0 0 0 0 2 0 1 2 0 0
C 10 8 9 6 8 7 5 9 10 8 10 8 9 10 9 8 7 6 9 8 7 9 10
Nilai Kumulatif D 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 0 1 2 1 2 2 2 2 3 2 1 0 3
4 4 8 4 8 4 8 12 0 0 4 8 12 8 8 8 12 16 12 4 8 12 16 0
3 0 3 6 12 9 6 12 6 6 6 3 3 0 0 0 0 0 6 0 3 6 0 0
2 20 16 18 12 16 14 10 18 20 16 20 16 18 20 18 16 14 12 18 16 14 18 20
Jmlh 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 0 1 2 1 2 2 2 2 3 2 1 0 3
26 29 29 33 30 30 35 26 27 28 31 32 28 29 28 30 32 32 25 29 33 34 23
42
No Res 24 25 26 27 28 29 30 31
Nilai Jawaban A 2 3 3 2 4 0 0 1
B 2 2 6 5 3 2 1 0
C 7 8 4 6 5 8 10 9
Nilai Kumulatif D 2 0 0 0 1 3 2 3
4 8 12 12 8 16 0 0 4
3 6 6 18 15 9 6 3 0
2 14 16 8 12 10 16 20 18
Jmlh 1 2 0 0 0 1 3 2 3
30 34 38 35 36 25 25 25
Dari data di atas dapat diketahui melalui grafik hasil SPSS sebagai berikut:
43
Dari tabel di atas kemudian dapat dicari nilai range (rentang nilai), dalam menentukan nilai range dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: R = H- L = 38 –23 = 15 Dari data di atas, dapat dimasukan dalam distribusi frekuensi untuk melakukan pengolahan data lebih lanjut dengan menjadikan data tersebut menjadi data bergolong sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi Frekuensi Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan No
Interval
F
Nilai
Nilai
FX
F (X)2
Tengah (X)
1
35-39
4
37
148
5476
2
30-34
12
32
384
12288
3
25-29
14
27
378
10206
4
20-24
1
22
22
484
JMLH
N= 31
FX 932 F ( X )
28454
44
Dari data tersebut maka langkah selanjutnya adalah mencari data sebagai berikut: a. Mencari nilai mean, median, dan modus sebagai berikut: Mencari nilai mean dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: Mx =
=
FX N 932 31
= 30,06 Langkah selanjutnya adalah mencari nilai median dengan rumus sebagai sebagai berikut:
1 N jf 2 Me = b + p f Keterangan: Me = Median b = batas bawah kelas sebelum median p = panjang kelas median N = banyaknya data jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas media f = frekuensi kelas median b =
1 (24 – 25) = 24,5 2
p = 25 sampai 29 = 5
45
N = 31 jf = 1 f = 14
1 n jf 2 Me = b + p f 1 31 1 = 24,5 + 5 2 14 15,5 1 = 24,5 + 5 14 14,5 = 24,5 + 5 14
= 24,5 + 5 (1,03) = 24, 5 + 5,15 = 29,65 Langkah selanjutnya mencari nilai modus dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
b1 Mo = b + p 1 2 b b
Keterangan: Mo = Modus b = Batas bawah kelas yang mengandung modus p = Panjang kelas modus
46
b1 = Selisih antara frekuensi modus (f) dengan frekuensi sebelumnya b2 = Selisih frekuensi modus (f) dengan frekuensi sesudahnya Dari tabel tersebut dapat diketahui: b=
1 (24+25)=24,5 2
P = 5 b1 = 14 - 1 = 13 b2 = 14 - 12 = 2 Dari data tersebut dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut: 13 Mo = 24,5 + 5 13 2
13 = 24,5 + 5 15 = 24,5 + 5 (0,87) = 24,5 + 4,35 = 28,85 b. Mencari Prosentase Langkah selanjutnya adalah mencari prosentase dari data Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan dengan rumus sebagai berikut: P
F x100% N
Keterangan: P = prosentase
47
F = frekuensi N = jumlah responden Langkah selanjutnya adalah mencari prosentase dan kategori sesuai dengan kategori nilai jawaban angket tertinggi sampai terendah sebagai berikut: Tabel 4 Prosentase Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan No
Interval
F
Prosentase
Huruf
Kategori
1
49-60
-
-
A
Baik Sekali
2
37-48
1
3,23%
B
Baik
3
25-36
29
93,55 %
C
Cukup/Sedang
4
13-24
1
3,23 %
D
Kurang
5
1-12
-
E
Sangat Kurang
N= 31
100%
Dari pengolahan data dan prosentase di atas dapat disimpulkan bahwa Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan cukup atau sedang, hal tersebut dapat diketahui dari nilai mean sebesar 30,06, nilai median sebesar 29,65 dan nilai modusnya sebesar 28,85. Sedangkan dilihat dari prosentase nilai menyatakan kategori baik sebanyak 2,23%, kategori cukup atau sedang sebanyak 93,55 % dan kategori kurang sebanyak 2,23 %.
48
b. Data Tentang Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo Deskripsi data ini menjelaskan tentang variabel bebas yaitu Disiplin Sholat. Data variabel tersebut diperoleh dari pengumpulan data menggunakan angket yang diberikan pada responden. Setelah diketahui jawaban angket, maka dapat dilakukan penyekoran terhadap jawaban responden sebagai berikut: 1) Jawaban a atau selalu dengan skor 4 2) Jawaban b atau sering dengan skor 3 3) Jawaban c atau kadang-kadang dengan skor 2 4) Jawaban d atau hampir tidak pernah dengan skor 1 Setelah
diketahui
jawaban
dari
responden
berserta
penyekoranya, maka dapat diketahui sebuah data Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo Tabel 5 Penyekoran Data Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo No Res 1 2 3 4 5 6
Nilai Jawaban A 1 2 3 0 1 2
B 4 3 1 3 2 3
C 6 7 7 7 8 6
Nilai Kumulatif D 2 1 2 3 2 2
4 4 8 12 0 4 8
3 12 9 3 9 6 9
2 12 14 14 14 16 12
Jmlh 1 2 1 2 3 2 2
30 32 31 26 28 31
49
No Res 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nilai Jawaban A 1 2 0 2 2 3 1 2 3 2 5 2 1 3 2 4 3 2 0 2 3 2 2
B 0 0 3 2 2 3 1 0 2 0 0 1 0 0 2 2 1 3 3 2 3 5 1
C 9 10 9 7 8 6 8 9 7 8 6 9 9 8 7 6 8 7 9 6 5 5 7
Nilai Kumulatif D 3 1 1 2 1 1 3 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 1 1 3 2 1 3
4 4 8 0 8 8 12 4 8 12 8 20 8 4 12 8 16 12 8 0 8 12 8 8
3 0 0 9 6 6 9 3 0 6 0 0 3 0 0 6 6 3 9 9 6 9 15 3
2 18 20 18 14 16 12 16 18 14 16 12 18 18 16 14 12 16 14 18 12 10 10 14
Jmlh 1 3 1 1 2 1 1 3 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 1 1 3 2 1 3
25 29 28 30 31 34 26 28 33 27 34 30 25 30 30 35 32 32 28 29 33 34 28
50
Dari data di atas dapat diketahui melalui grafik hasil SPSS sebagai berikut:
Dari tabel di atas kemudian dapat dicari nilai range (rentang nilai), dalam menentukan nilai range dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: R = H- L = 35 –25 = 10 Dari data di atas, dapat dimasukan dalam distribusi frekuensi untuk melakukan pengolahan data lebih lanjut dengan menjadikan data tersebut menjadi data bergolong sebagai berikut:
51
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo No
Interval
F
Nilai
Nilai
FX
F (X)2
Tengah (X)
1
35-39
1
37
37
1369
2
30-34
16
32
512
16384
3
25-29
12
27
324
8748
4
20-24
-
22
-
-
JMLH
N= 29
FX 873 F ( X )
26501
Dari data tersebut maka langkah selanjutnya adalah mencari data sebagai berikut: c. Mencari nilai mean, median, dan modus sebagai berikut: Mencari nilai mean dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: Mx =
=
FX N 873 29
= 30,10
52
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai median dengan rumus sebagai sebagai berikut:
1 N jf 2 Me = b + p f Keterangan: Me = Median b = batas bawah kelas sebelum median p = panjang kelas median N = banyaknya data jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas media f = frekuensi kelas median b =
1 (29 – 30) = 29,5 2
p = 30 sampai 34 = 5 N = 29 jf = 12 f = 16
1 n jf 2 Me = b + p f 1 29 12 = 29,5 + 5 2 16
53
14,5 12 = 29,5 + 5 16 2,5 = 29,5 + 5 16
= 29,5 + 5 (0,16) = 29, 5 + 0,8 = 30,3 Langkah selanjutnya mencari nilai modus dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
b1 Mo = b + p 1 2 b b
Keterangan: Mo = Modus b = Batas bawah kelas yang mengandung modus p = Panjang kelas modus b1 = Selisih antara frekuensi modus (f) dengan frekuensi sebelumnya b2 = Selisih frekuensi modus (f) dengan frekuensi sesudahnya Dari tabel tersebut dapat diketahui: b=
1 ( 29 – 30 ) = 29,5 2
P = 5 b1 = 16 – 12 = 4 b2 = 16 – 1 = 15
54
Dari data tersebut dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut: 14 Mo = 29,5 + 5 4 15 4 = 29,5 + 5 19
= 29,5 + 5 (0,21) = 29,5 + 1,05 = 30,55 d. Mencari Prosentase Langkah selanjutnya adalah mencari prosentase dari data Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo dengan rumus sebagai berikut:
P
F x100% N
Keterangan: P = prosentase F = frekuensi N = jumlah responden Langkah selanjutnya adalah mencari prosentase dan kategori sesuai dengan kategori nilai jawaban angket tertinggi sampai terendah sebagai berikut:
55
Tabel 7 Prosentase Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Mojo No
Interval
F
Prosentase
Huruf
Kategori
1
49-60
-
-
A
Baik Sekali
2
37-48
-
-
B
Baik
3
25-36
29
100 %
C
Cukup/Sedang
4
13-24
-
-
D
Kurang
5
1-12
-
-
E
Sangat Kurang
N= 29
100%
Dari pengolahan data dan prosentase di atas dapat disimpulkan bahwa Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan cukup atau sedang, hal tersebut dapat diketahui dari nilai mean sebesar 30,10, nilai median sebesar 30,3 dan nilai modusnya sebesar 30,55. Sedangkan dilihat dari prosentase nilai menyatakan kategori cukup atau sedang sebanyak 100 % 2. Data Tentang Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu a. Data Tentang Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Deskripsi data ini menjelaskan tentang variabel bebas yaitu kecerdasan emosional. Data variabel tersebut diperoleh dari
56
pengumpulan data menggunakan angket yang diberikan pada responden. Setelah diketahui jawaban angket, maka dapat dilakukan penyekoran terhadap jawaban responden sebagai berikut: 1) Jawaban a atau selalu dengan skor 4 2) Jawaban b atau sering dengan skor 3 3) Jawaban c atau kadang-kadang dengan skor 2 4) Jawaban d atau hampir tidak pernah dengan skor 1 Setelah
diketahui
jawaban
dari
responden
berserta
penyekoranya, maka dapat diketahui sebuah data Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Bawu yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 8 Penyekoran Data Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan No
Nilai Jawaban
Res
Nilai Kumulatif
Jmlh
A
B
C
D
4
3
2
1
1
6
3
2
1
24
9
4
1
38
2
8
2
2
0
32
6
4
0
42
3
6
5
1
0
24
15
2
0
41
4
5
5
2
0
20
15
4
0
39
5
4
7
1
0
16
21
2
0
39
6
9
1
2
0
36
3
4
0
43
7
5
7
0
0
20
21
0
0
41
57
No
Nilai Jawaban
Res
Nilai Kumulatif
Jmlh
A
B
C
D
4
3
2
1
8
6
5
0
1
24
15
0
1
40
9
7
4
0
1
28
12
0
1
41
10
5
5
2
0
20
15
4
0
39
11
2
5
3
2
8
15
6
2
31
12
3
9
0
0
12
27
0
0
39
13
6
6
0
0
24
18
0
0
42
14
5
7
0
0
20
21
0
0
41
15
8
2
2
0
32
6
4
0
42
16
7
5
0
0
28
15
0
0
43
17
6
5
0
1
24
15
0
1
40
18
6
6
0
0
24
18
0
0
42
19
2
6
3
1
8
18
6
1
33
20
4
5
3
0
16
15
6
0
37
21
7
3
2
0
28
9
4
0
41
22
2
4
3
3
8
12
6
3
29
23
6
6
0
0
24
18
0
0
42
24
5
6
1
0
20
18
2
0
40
25
2
4
4
2
8
12
8
2
30
26
8
3
1
0
32
9
2
0
43
27
5
6
0
1
20
18
0
1
39
28
6
3
1
2
24
9
2
2
37
29
2
5
3
2
8
15
6
2
31
30
2
8
2
0
8
24
4
0
36
31
5
4
3
0
20
12
6
0
38
58
Dari data di atas dapat diketahui melalui grafik hasil SPSS sebagai berikut:
Dari tabel di atas kemudian dapat dicari nilai range (rentang nilai), dalam menentukan nilai range dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: R = H- L = 43 –29 = 14 Dari data di atas, dapat dimasukan dalam distribusi frekuensi untuk melakukan pengolahan data lebih lanjut dengan menjadikan data tersebut menjadi data bergolong sebagai berikut:
59
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Bawu No
Interval
F
Nilai
Nilai
FY
F (Y)2
Tengah (Y)
1
40-44
27
42
672
28224
2
35-39
25
37
370
13690
3
30-34
6
32
128
4096
4
25-29
2
27
27
729
JMLH
N= 31
FY 1197 F (Y )
46739
Dari data tersebut maka langkah selanjutnya adalah mencari data sebagai berikut: e. Mencari nilai mean, median, dan modus sebagai berikut: Mencari nilai mean dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: MY =
=
FY N 1197 31
= 38,61
60
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai median dengan rumus sebagai sebagai berikut:
1 N jf 2 Me = b + p f Keterangan: Me = Median b = batas bawah kelas sebelum median p = panjang kelas median N = banyaknya data jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median f = frekuensi kelas median b =
1 (39-40) = 39,5 2
p = 40 sampai 44 = 5 N = 31 jf = 10 f = 16
1 n jf 2 Me = b + p f 1 31 10 = 39,5 + 5 2 16
61
15,5 10 = 39,5 + 5 16 5,5 = 39,5 + 5 16
= 39,5 + 5 (0,34) = 39, 5 + 1,7 = 41,2 Langkah selanjutnya mencari nilai modus dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
b1 Mo = b + p 1 2 b b
Keterangan: Mo = Modus b = Batas bawah kelas yang mengandung modus p = Panjang kelas modus b1 = Selisih antara frekuensi modus (f) dengan frekuensi sebelumnya b2 = Selisih frekuensi modus (f) dengan frekuensi sesudahnya Dari tabel tersebut dapat diketahui: b=
1 (39 + 40) = 39,5 2
P = 5 b1 = 16 - 10 = 6 b2 = 16 - 0 = 16 Dari data tersebut dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
62
6 Mo = 39,5 + 5 6 16 6 = 39,5 + 5 22
= 39,5 + 5 (0,27) = 39, 5 + 1,35 = 40,85
f. Mencari Prosentase Langkah selanjutnya adalah mencari prosentase dari data kecerdasan emosioanl siswa kelas V MI I'anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara dengan rumus sebagai berikut:
P
F x100% N
Keterangan: P = prosentase F = frekuensi N = jumlah responden Langkah selanjutnya adalah mencari prosentase dan kategori sesuai dengan kategori nilai jawaban angket tertinggi sampai terendah sebagai berikut:
63
Tabel 10 Prosentase Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Bawu No
Interval
F
Prosentase
Huruf
Kategori
1
41 - 50
13
41,94 %
A
Baik Sekali
2
31 – 40
16
51,61 %
B
Baik
3
21 – 30
2
6,45 %
C
Cukup/Sedang
4
11 – 20
-
-
D
Kurang
5
1 - 10
-
-
E
Sangat Kurang
N= 31
100%
Dari pengolahan data dan prosentase di atas dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Bawu pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan baik , hal tersebut dapat diketahui dari nilai mean sebesar 38,61, nilai median sebesar 41,2 dan nilai modusnya sebesar 40,85. Sedangkan dilihat dari prosentase nilai menyatakan kategori baik sekali sebanyak 41,94 %, kategori baik sebanyak 51,61 %, dan cukup atau sedang sebanyak 6,45 %. b. Data Tentang Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo Deskripsi data ini menjelaskan tentang variabel bebas yaitu kecerdasan emosional. Data variabel tersebut diperoleh dari pengumpulan data menggunakan angket yang diberikan pada
64
responden. Setelah diketahui jawaban angket, maka dapat dilakukan penyekoran terhadap jawaban responden sebagai berikut: 1) Jawaban a atau selalu dengan skor 4 2) Jawaban b atau sering dengan skor 3 3) Jawaban c atau kadang-kadang dengan skor 2 4) Jawaban d atau hampir tidak pernah dengan skor 1 Setelah
diketahui
jawaban
dari
responden
berserta
penyekoranya, maka dapat diketahui sebuah data Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 11 Penyekoran Data Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo No
Nilai Jawaban
Res
Nilai Kumulatif
Jmlh
A
B
C
D
4
3
2
1
1
4
5
0
3
16
15
0
3
34
2
3
9
0
0
12
27
0
0
39
3
8
3
1
0
32
9
2
0
43
4
9
0
1
2
36
0
2
2
40
5
7
4
1
0
28
12
2
0
42
6
6
6
0
0
24
18
0
0
42
7
2
6
2
2
8
18
4
2
32
8
5
6
1
0
20
18
2
0
40
9
3
9
0
0
12
27
0
0
39
10
4
8
0
0
16
24
0
0
40
65
No
Nilai Jawaban
Res
Nilai Kumulatif
Jmlh
A
B
C
D
4
3
2
1
11
6
3
0
3
24
9
0
3
36
12
8
3
1
0
32
9
2
0
43
13
2
10
0
0
8
30
0
0
38
14
5
6
0
1
20
18
0
1
39
15
7
5
0
0
28
15
0
0
43
16
6
3
1
2
24
9
2
2
37
17
4
6
2
0
16
18
4
0
38
18
3
9
0
0
12
27
0
0
39
19
5
5
0
2
20
15
0
2
37
20
8
2
0
2
32
6
0
2
40
21
6
4
0
2
24
12
0
2
38
22
4
6
2
0
16
18
4
0
38
23
5
6
0
1
20
18
0
1
39
24
2
10
0
0
8
30
0
0
38
25
2
10
0
0
8
30
0
0
38
26
3
2
4
3
12
6
8
3
29
27
4
8
0
0
16
24
0
0
40
28
3
9
0
0
12
27
0
0
39
29
6
5
0
1
24
15
0
1
40
66
Dari data di atas dapat diketahui melalui grafik hasil SPSS sebagai berikut:
Dari tabel di atas kemudian dapat dicari nilai range (rentang nilai), dalam menentukan nilai range dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: R = H- L = 43 –29 = 14 Dari data di atas, dapat dimasukan dalam distribusi frekuensi untuk melakukan pengolahan data lebih lanjut dengan menjadikan data tersebut menjadi data bergolong sebagai berikut:
67
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo No
Interval
F
Nilai
Nilai
FY
F (Y)2
Tengah (Y)
1
40-44
11
42
462
19404
2
35-39
15
37
555
20535
3
30-34
2
32
64
2048
4
25-29
1
27
27
729
JMLH
N= 29
FY 1108 F (Y )
42716
Dari data tersebut maka langkah selanjutnya adalah mencari data sebagai berikut: g. Mencari nilai mean, median, dan modus sebagai berikut: Mencari nilai mean dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: MY =
=
FY N 1108 29
= 38,21
68
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai median dengan rumus sebagai sebagai berikut:
1 N jf 2 Me = b + p f Keterangan: Me = Median b = batas bawah kelas sebelum median p = panjang kelas median N = banyaknya data jf = Jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median f = frekuensi kelas median b =
1 (34-35) = 34,5 2
p = 35 sampai 39 = 5 N = 29 jf = 2 f = 15
1 n jf 2 Me = b + p f 1 29 2 = 34,5 + 5 2 15
69
14,5 2 = 34,5 + 5 15 12,5 = 34,5 + 5 15
= 34,5 + 5 (0,83) = 34, 5 + 4,15 = 38,65 Langkah selanjutnya mencari nilai modus dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
b1 Mo = b + p 1 2 b b
Keterangan: Mo = Modus b = Batas bawah kelas yang mengandung modus p = Panjang kelas modus b1 = Selisih antara frekuensi modus (f) dengan frekuensi sebelumnya b2 = Selisih frekuensi modus (f) dengan frekuensi sesudahnya Dari tabel tersebut dapat diketahui: b=
1 (34 + 35) = 34,5 2
P = 5 b1 = 15 - 2 = 13 b2 = 15 - 11 = 4 Dari data tersebut dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
70
13 Mo = 34,5 + 5 13 4 13 = 34,5 + 5 17
= 34,5 + 5 (0,76) = 34, 5 + 3,8 = 38,3 h. Mencari Prosentase Langkah selanjutnya adalah mencari prosentase dari data kecerdasan emosioanl siswa kelas V MI Miftahul Huda Bawu Mojo Batealit Jepara dengan rumus sebagai berikut: P
F x100% N
Keterangan: P = prosentase F = frekuensi N = jumlah responden Langkah selanjutnya adalah mencari prosentase dan kategori sesuai dengan kategori nilai jawaban angket tertinggi sampai terendah sebagai berikut:
71
Tabel 13 Prosentase Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo No
Interval
F
Prosentase
Huruf
Kategori
1
41 - 50
5
17,24 %
A
Baik Sekali
2
31 – 40
23
79,31 %
B
Baik
3
21 – 30
1
3,45 %
C
Cukup/Sedang
4
11 – 20
-
-
D
Kurang
5
1 - 10
-
-
E
Sangat Kurang
N= 29
100%
Dari pengolahan data dan prosentase di atas dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan baik, hal tersebut dapat diketahui dari nilai mean sebesar 38,21, nilai median sebesar 38,65 dan nilai modusnya sebesar 38,3. Sedangkan dilihat dari prosentase nilai menyatakan kategori baik sekali sebanyak 17,24 %, kategori baik sebanyak 79,31 %, dan cukup atau sedang sebanyak 3,45 %. B. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang peneliti ajukan, adapun hipotesis yang peneliti ajukan. Untuk menguji kebenaran
72
kedua hipotesis tersebut, maka dilakukan pengujian hipotesis. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Analisis Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis Data MI I’anatush Shibyan Bawu Jepara Langkah uji hipotesis ini memasukan data dari kedua variabel dalam tabel kerja sebagai berikut: Tabel 14 Hubungan Antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Bawu NO
X
Y
X2
Y2
XY
1
26
38
676
1444
988
2
29
42
841
1764
1218
3
29
41
841
1681
1189
4
33
39
1089
1521
1287
5
30
39
900
1521
1170
6
30
43
900
1849
1290
7
35
41
1225
1681
1435
8
26
40
676
1600
1040
9
27
41
729
1681
1107
10
28
39
784
1521
1092
11
31
31
961
961
961
12
32
39
1024
1521
1248
13
28
42
784
1764
1176
14
29
41
841
1681
1189
15
28
42
784
1764
1176
16
30
43
900
1849
1290
RES
73
NO
X
Y
X2
Y2
XY
17
32
40
1024
1600
1280
18
32
42
1024
1764
1344
19
25
33
625
1089
825
20
29
37
841
1369
1073
21
33
41
1089
1681
1353
22
34
29
1156
841
986
23
23
42
529
1764
966
24
30
40
900
1600
1200
25
34
30
1156
900
1020
26
38
43
1444
1849
1634
27
35
39
1225
1521
1365
28
36
37
1296
1369
1332
29
25
31
625
961
775
30
25
36
625
1296
900
31
25
38
625
1444
950
JMLH
927
1199
28139
46851
35859
RES
Dari tabel di atas dapat diketahui data sebagai berikut: N = 31 ΣX = 927 ΣY = 1199 ΣX2 = 28139 ΣY2 = 46851 ΣXY= 35859
74
Dari
data
tersebut,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
memasukan data kedalam rumus korelasi product moment sebagai berikut:
rxy
=
=
=
=
=
N XY ( X )( Y )
N X
2
( X ) 2 N Y 2 ( Y ) 2
1
31(35859) (927)(1199)
3128139 927 3146851 1199 2
2
1111629 1111473 (872309 859329)1452381 1437601 156 (12980)(14780)
156 191844400 156 13850,79
= 0, 012
b. Uji Hipotesis Data MI Miftahul Huda Bawu Mojo Jepara Langkah uji hipotesis ini memasukan data dari kedua variabel dalam tabel kerja sebagai berikut:
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 255
75
Tabel 15 Hubungan Antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo NO
X
Y
X2
Y2
XY
1
30
34
900
1156
1020
2
32
39
1024
1521
1248
3
31
43
961
1849
1333
4
26
40
676
1600
1040
5
28
42
784
1764
1176
6
31
42
961
1764
1302
7
25
32
625
1024
800
8
29
40
841
1600
1160
9
28
39
784
1521
1092
10
30
40
900
1600
1200
11
31
36
961
1296
1116
12
34
43
1156
1849
1462
13
26
38
676
1444
988
14
28
39
784
1521
1092
15
33
43
1089
1849
1419
16
27
37
729
1369
999
17
34
38
1156
1444
1292
18
30
39
900
1521
1170
19
25
37
625
1369
925
20
30
40
900
1600
1200
21
30
38
900
1444
1140
22
35
38
1225
1444
1330
23
32
39
1024
1521
1248
RES
76
NO
X
Y
X2
Y2
XY
24
32
38
1024
1444
1216
25
28
38
784
1444
1064
26
29
29
841
841
841
27
33
40
1089
1600
1320
28
34
39
1156
1521
1326
29
28
40
784
1600
1120
JMLH
869
1120
26259
43520
33639
RES
Dari tabel di atas dapat diketahui data sebagai berikut: N = 29 ΣX = 869 ΣY = 1120 ΣX2 = 26259 ΣY2 = 43520 ΣXY= 33639 Dari
data
tersebut,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
memasukan data kedalam rumus korelasi product moment sebagai berikut:
rxy
=
=
N XY ( X )( Y )
N X
2
( X ) 2 N Y 2 ( Y ) 2
29(33639) (869)(1120)
2926259 869 2943520 1120 2
975521 973280 (761511 755161)1262080 1254400
2
77
=
=
=
2251 (6350)(7680) 2251 48768000
2251 6983,81
= 0, 322 2. Interprestasi Data a. Iterprestasi Sederhana Langkah selanjutnya mengetahui hubungan yang positif antara disiplin sholat dengan kecerdasan emosional siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat diketahui melalui korelasi product moment dengan hasil rXY sebesar 0,120 untuk hubungan disiplin sholat dengan kecerdasan emosional siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 dan rXY sebesar 0,322 untuk hubungan disiplin sholat dengan kecerdasan emosional siswa kelas IV MI
Miftahul Huda Bawu Jepara Tahun
Pelajaran 2014/2015 dikonsultasikan ke dalam tabel tingkat keeratan hubungan pada tabel berikut: Tabel 16 Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y Nilai Korelasi 0,00 - < 0,20
Keterangan Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada)
78
>0,20 - < 0,40
Hubungan rendah
>0,40 - < 0,70
Hubungan sedang/ cukup
>0,70 - < 0,90
Hubungan kuat/ tinggi
>0,90 - < 1,00
Hubungan sangat kuat/tinggi2
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara disiplin sholat dengan kecerdasan emosional siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Jepara dapat dikatakan sangat lemah dan rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara disiplin sholat dengan kecerdasan emosional siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Jepara b. Interpretasi dengan menggunakan tabel Langkah selanjutnya mengetahui hubungan yang signifikan antara disiplin sholat dengan kecerdasan emosional siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan Bawu Jepara dapat diketahui melalui hasil ro sebesar 0,012 dikonsultasikan ke dalam r tabel pada taraf 5% maupun 1% pada N = 31 Dan hubungan disiplin sholat dengan kecerdasan emosional siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Dan Bawu Jepara dapat diketahui melalui hasil ro sebesar 0,322
dikonsultasikan ke dalam r tabel pada taraf 5%
maupun 1% pada N = 29 sebagai berikut:
2
Sambas Ali Muhidin, Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, Dan Jalur dalam Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm. 128.
79
Tabel 17 Nilai r Tabel Taraf signifikansi 5% N = 31
0,355 Taraf signifikansi 5%
N = 29
Taraf signifikansi 1% 0,456 Taraf signifikansi 1%
0,367
0,470
Dari hasil interpretasi tersebut menunjukan bahwa ro < r tabel pada taraf signifikan 5% maupun 1% yang berarti non signifikan baik untuk data pada siswa MI I’anatush Shibyan Bawu dan Data pada siswa MI Miftahul Huda Bawu Mojo. Dari hasil interprestasi di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang tidak signifikan antara Disiplin Sholat Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan demikian hipotesis yang peneliti ajukan tidak diterima kebenarannya C. Pembahasan Berdasarkan analisis hasil penelitian sebagaimana tersebut di atas, dapat dibahas dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Disiplin Sholat anak merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya terkait pelaksanaan solat yang meliputi waktu pelaksaan serta ketertiban dalam gerakan shalat, dan dapat dilaksanakan secara kontinue
80
dan terus menerus. Disiplin sholat ini muncul dengann kesadaran sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar. 2. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional anak meliputi: faktor internal (dalam) dan faktor ekternal (luar). Salah satu faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi atau mengubah sikap pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu dipengaruhi kelompok atau sebaliknya. Lingkungan keluarga, masyarakat dan pendidikan, memberikan pengaruh pula terhadap pembentukan kecerdasan emosional anak. 3. Disiplin sholat anak mempunyai hubungan yang negatif dan tidak sisgnifikan dengan kecerdasan siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan Dan MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui pengolahan data pada siswa kelas IV MI I'anatush Shibyan Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui rumus korelasi product moment dengan hasil rxy sebesar 0,012. Dari hasil interpretasi tersebut menunjukan bahwa rxy < r tabel pada taraf signifikan 5% maupun 1% yang berarti tidak signifikan. Dan melalui pengolahan data pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui rumus korelasi product moment dengan hasil rxy sebesar 0,322. Dari hasil interpretasi tersebut menunjukan bahwa rxy < r tabel pada taraf signifikan 5% maupun 1% yang berarti tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional anak tidak dipengaruhi pada
81
disiplin sholat anak, atau rendah tingginya disiplin anak tidak menjadi tolak ukur terhadap tinggi rendahnya kecerdasan emosional anak. D. Keterbatasan Penelitian Di dalam melaksanakan penelitian ada beberapa hal yang menjadikan hambatan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Keterbatasan waktu. Waktu sangat mengang peranan penting dalam penelitian ini. Waktu penelitian yang diberikan cukup untuk mengadakan penelitian. Namun demikian peneliti berusaha membagi waktu sebaik mungkin dalam melaksanakan penelitian ini. 2. Keterbatasan biaya. Biaya juga dapat mempengaruhi dalam menyelesaikan skripsi ini, karena untuk memperlancar selesainya skripsi ini dengan disertai biaya yang cukup. Dengan hambatan biaya yang peneliti miliki maka peneliti berusaha untuk dapat menyelesaikanya. Walaupun pada dasarnya biaya bukan merupakan satu-satunya hal yang memegang peranan penting dalam mensukseskan keberhasilan penelitian ini. Peneliti menyadari dengan minimnya dana dan biaya akan mengakibatkan terhambatnya proses penelitian. Tetapi Alhamdulillah dengan rasa percaya diri dan kerja keras peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan teori dan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Disiplin Sholat Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan cukup atau sedang, hal tersebut dapat diketahui dari pengolahan data pada siswa kelas IV MI I’anatush Shibyan Bawu, nilai mean sebesar 30,06, nilai median sebesar 29,65 dan nilai modusnya sebesar 28,85. Sedangkan dilihat dari prosentase nilai menyatakan kategori baik sebanyak 2,23%, kategori cukup atau sedang sebanyak 93,55 % dan kategori kurang sebanyak 2,23 %. Dan melalui pengolahan data Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan cukup atau sedang, hal tersebut dapat diketahui dari nilai mean sebesar 30,10, nilai median sebesar 30,3 dan nilai modusnya sebesar 30,55. Sedangkan dilihat dari prosentase nilai menyatakan kategori cukup atau sedang sebanyak 100 % 2. Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan dan MI Miftahul Huda Bawu pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan baik , hal tersebut dapat diketahui dari pengolahan data Siswa Kelas IV MI I'anatush Shibyan Bawu pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan baik , hal tersebut dapat diketahui dari nilai mean sebesar 38,61, nilai median sebesar 41,2
81
82
dan nilai modusnya sebesar 40,85. Sedangkan dilihat dari prosentase nilai menyatakan kategori baik sekali sebanyak 41,94 %, kategori baik sebanyak 51,61 %, dan cukup atau sedang sebanyak 6,45 %. Dan melalui pengolahan data Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Bawu Mojo pada tahun 2014/2015 dapat dikatakan baik, hal tersebut dapat diketahui dari nilai mean sebesar 38,21, nilai median sebesar 38,65 dan nilai modusnya sebesar 38,3. Sedangkan dilihat dari prosentase nilai menyatakan kategori baik sekali sebanyak 17,24 %, kategori baik sebanyak 79,31 %, dan cukup atau sedang sebanyak 3,45 %. 3. Ada hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara disiplin sholat dengan kecerdasan siswa kelas IV MI
I'anatush Shibyan Dan
MI
Miftahul Huda Bawu Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui pengolahan data pada siswa kelas IV MI I’anatush Shibyan Bawu melalui rumus korelasi product moment diperoleh ro sebesar 0,012 dikonsultasikan ke dalam r tabel pada taraf 5% sebesar 0,355 maupun 1% sebesar 0,456. Dan melalui pengolahan data pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Bawu melalui rumus korelasi product moment diperoleh ro sebesar 0,322 dikonsultasikan ke dalam r tabel pada taraf 5% sebesar 0,367 maupun 1% sebesar 0,470 Dari hasil interpretasi tersebut menunjukan ro< r tabel baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% yang berarti tidak signifikan.
83
B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saransaran sebagai berikut: 1. Kepala sekolah, mampu menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik yang mampu mendukung disilin sholat anak dan kecerdasan emosional anak. 2. Guru, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan mempunyai kompetensi sebagai pengajar dan pendidik. Serta mampu menjadi teladan yang baik bagi anak. 3. Siswa, diharapkan mempunyai ketrampilan, perhatian, motivasi, minat dan kedisiplinan dalam kegiatan keagamaan, lebih meningkatkan disiplin dalam melaksanakan sholat dan kegiatan ibadah lainnya. C. Kata Penutup Dengan asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, dan kami ucapkan
salam
untuk
baginda
Rasul
yang
paling
mulia
sebagai
rohmatallillalamin Selanjutnya sebagai hamba yang penuh dengan keterbatasan, tentunya dalam penelitian ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran konstuktif yang penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi orang yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA Agustin, Ary Ginanjar, 2007, ESQ Emotional Spiritual Quotient, Jakarta: Arga Publising, 2007), Cet.xxxxi. al-Asqalani, Ibnu Hajar,2008, Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari). Terj. Amiruddin, Jilid XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam. Anggoro, Thoha dkk, 2007, Metode Penelitian, Jakarta : Universitas Terbuka Arikunto, Suharsimi, 1986, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta ; Bina Aksara. Arni mabruria dalam http://arnimabruria.blogspot.com/2012/08/faktor-faktoryang-mempengaruhi.html Azhari,Akyas, 2004, psikologi umum dan perkembangan,Jakarta : teraju Azwar, Saifuddin, 2014, Metode Penelitian, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, cet. xv, Fairuz, dalam http://profesor-fairuz.blogspot.com/2012/01/disiplin-solat.html Goleman, Daniel, 1999, Emotional Intellegence, Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ terj, T.Hermaya,, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, cet.viii Ibrahim, Abdul mun’im, 2005, Mendidik Anak Perempuan, Jakarta;Gema Insani. James Drever, 1998, Kamus Psikologi, Jakarta: Bina Aksara. Kementrian Agama RI, 2012, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia Khoiri, Nur, 2012, Metode Penelitian Pendidikan. Jepara : Institut Islam Nahdlotul Ulama’ Mashar, Riana, 2011, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Masri Sangaribun, Metodologi Penelitian Survey, Edisi Revisi Jakarta : LP3ES, 1989), hlm. 263. Muidin, Ating Sumantri Sambas Ali,2006, Aplikasi Statistik Dalam Penelitian Bandung; Remaja Rosdakarya, Cet. 2. Musthafa Khalili, 2006, Berjumpa Allah dalam Salat, Jakarta: Zahra. Cet.vii,
Nggermanto, Agus, 2003, Bandung:Nuansa.
Quantum
Quotient
Kecerdasan
Quantum,
Nizar, Imam Ahmad Ibnu,2009, Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini, Jogjakarta;Diva Press,. Nur Cholis Madjid, 1997, Masyarakat Religius, Jakarta: Paramadina. Satiadarma, Monty P. dan Fidelis E. Waruwu, 2003, Mendidik Kecerdasan Pedoman bagi Orang Tua dan Guru dalam Mendidik Anak Cerdas, Jakarta: Pustaka Populer Obor. Sudarsono, 1993, Kamus Filsafat dan Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta. Suharso dan Ana Retnoningsih, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: Widya Karya, Cet.x Sujioni, Anas, 2006, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta : Bumi Aksara, cet. 1. Supiana dan Karman, 2014, Materi Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.iii Tanzeh, Ahmad, 2009, Pengantar Metode Penelitian, yogyakata : Teras,. Tsani, Syahid, 2006, salat khusuk penenang hati. Trjmh. Ahmad Ghozali jakarta:zahra,2006, cet.III. Wulan, Ratna, 2011, Mengasah Kecerdasan Pada Anak, Yogjakarta; Pustaka Pelajar.
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
: Nasriyah
NIM
: 131310000421
Tempat, Tgl. Lahir
: Jepara, 03 September 1974
Alamat
: Bawu RT 14 RW 03 Batealit Jepara
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Demikian riwayat pendidikan penulis dibuat dengan sesungguhnya dan apabila terdapat kekurangan harap maklum.
Jepara, September 2015 Penulis
NASRIYAH NIM. 131310000421
KISI-KISI PENELITIAN
Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pilihan ganda dengan jawaban sebagai berikut: 1. Jawaban a atau selalu dengan skor 5 2. Jawaban b atau sering dengan skor 4 3. Jawaban c atau kadang-kadang dengan skor 3 4. Jawaban d atau hampir tidak pernah dengan skor 2 5. Jawaban e atau tidak pernah dengan skor 1 A. Disiplin Sholat dan nomer butiran pertanyaan. NO
Indikator
No. Butir Pertanyaan
Prosentase
2,3
15%
1
Ketepatan waktu dalam melaksanakan shola
2
Keseringan melaksanakan sholat lima waktu
1,4,7,8,9,10,11,12,13
70%
3
Ketepatan melaksanakan gerakan sholat
5,6
15%
13
100%
B. Variabel Kecerdasan Emosional NO
Indikator
1
Mengendalikan Emosi
2
Menjalin hubungan dengan sesama
3
Membawa diri dalam berbagai situasi
No. Butir Pertanyaan
Prosentase
1,4,5,6,
33%
2,3,7,8,12
42%
9,10,11
25%
12
100%