PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : SYARIFUDIN
11511004 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : SYARIFUDIN
11511004 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : SYARIFUDIN
11511004 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 iii
iv
v
vi
MOTTO 1. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya orang-orang menjauhi kamu. (Q.S Al-Imron ; 159)
2. Hiduplah seolah kau akan mati besok. Berusahalah seolah kau akan hidup selamanya. (Mahatma Gandhi)
3. Seorang guru mengajar tanpa menimbulkan dan menghidupkan keinginan serta semangat belajar pada muridnya, sama saja dengan orang yang menempa besi dingin. (Horace Mann)
vii
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku, yang selalu mendukung dan memotivasi dalam mencari ilmu. 2. Kakak dan adik saya yang selalu mendukung untuk mencapai cita-citaku. 3. Teman-teman seperjuangan PGMI. 4. Para Dosen IAIN Salatiga yang membekali ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur terhadap Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semuanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akademik dengan lancer tanpa menemukan kendala yang berarti.Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tugas akhir yang berupa skripsi ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanan, penulis menyusun skripsi dengan judul :“Peningkatan Prestasi Belajar IPS Menghargai Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015.” Skripsi ini penulis berhasil selesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa materi maupun spiritual.Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penulisan skripsi.
2. Ibu PeniSusapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Salatiga. 3. Ibu Dra. Sri Suparwi, MA.,selaku pembimbing dalam penulisan skripsi. 4. Bapak dan Ibu Dosen PGMI yang telah membekali Ilmu Pengetahuan kepada penulis. 5. Keluarga tercinta yang selalu mendukung dalam mencari ilmu.
ix
6. Semua rekan dan pihak yang tidak dapatkan disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi. Semoga amal baik bapak ibu mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan, maka besar harapan dari penulis, agar para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan penulisan skripsi. Amin.
Salatiga, September 2015
Penulis
x
ABSTRAK Syarifudin, 2015.Peningkatan PrestasiBelajar IPS Materi Menghargai Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan .Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing ;Dra. Sri Suparwi Kata kunci :Prestasi Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Media Audio Visual. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa MI Muhammadiyah Blagung saat pembelajaran IPS. Salah satu penyebabnya rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurangnya media yang digunakanoleh guru saat pembelajaran. Media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah media sederhana yaitu buku dan globel. Rumusan masalah yang dikaji adalah apakah dengan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelasV MI Muhammadiyah Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015? Apakah dengan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelasV MI Muhammadiyah Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015? Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak tiga siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo dengan jumlah siswa 20 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian ini adalah (1) nilai rata-rata pada siklus I adalah 56,5 dan ketuntasan belajarnya 50% atau 10 siswa. (2) Nilai rata-rata pada siklus II adalah 65,5 dan ketuntasan belajarnya 75%. (3) Nilai rata-rata pada siklus III adalah 83,5 dan ketuntasan belajarnya 90%. Kesimpulan penelitian ini adalah Pembelajaran dengan menerapkan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015
xi
DAFTAR ISI SAMPUL………………………………………………………………… i LOGO……………………………………………………………………. ii HALAMAN JUDUL…………………………………………………….
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………
iv
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… v LEMBAR KEASLIAN TULISAN………………………………………
vi
MOTTO………………………………………………………………….. vii PERSEMBAHAN……………………………………………………….
viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ix ABSTRAK……………………………………………………………….
xi
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………….
xv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………
xvii
DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………… xviii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….
BAB I
Xix
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1 B. Rumusan Masalah………………………………………….. 7 C. Tujuan Penelitian…………………………………………... 7 D. Hipotesis Tindakan………………………………………… 8 E. Manfaat Penelitian…………………………………………. 8 F. Definisi Operasional……………………………………….. 10 G. Metodologi Penelitian……………………………………… 11 xii
H. Sistematika Penulisan……………………………………… 19 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi belajar……………………………………………... 20 1. Prestasi…………………………………………………… 20 2. Belajar…………………………………………………….. 20 3. Prestasi Belajar…………………………………………… 21 4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar…………………………... 22 5. Fungsi Utama Prestasi Belajar……………………………. 27 6. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar…………….. 28 7. Indikator Prestasi Belajar………………………………… 29 B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)………… 30 2. Kriteria Ketuntasan Minimal Individual…………………. 31 3. Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional…………………… 31 4. Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas……………………… 31 C. Mata pelajaran IPS………………………………………… 33 1. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial………………………… 33 2. Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial…………………. 34 3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial…………………………. 34 4. Menghargai jasa dan peran tokoh dalam Mempertahahankan kemerdekaan…………………… ..36 D. Media Audio Visual………………………………………. 46
xiii
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Situasi Umum MI Muhammadiyah Blagung….. 56 B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian…………………………. 61 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…………………………………………… 75 B. Pembahasan……………………………………………… BAB V
88
: PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………... 96 B. Saran………………………………………………………. 97
DAFTARPUSTAKA…………………………………………………….
xiv
99
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Tahun Ajaran 2014/2015………………………….
58
Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung Tahun Ajaran 2014/2015………………………………………………...
59
Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015……………………………...
60
Tabel 4.1 Hasil Nilai Tes Ulangan Harian IPS Siswa Kelas V Pada Pra SiklusTahunAjaran 2014/2015………………………………………. Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Pada Siklus I Tahun Ajaran 2014/2015….
76
79
Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II Tahun Ajaran 2014/2015………………………………………………………………... Tabel 4.4 Hasil Data Rekapitulasi Siklus II……………………………...
82
84
Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus III Tahun Ajaran 2014/2015………………………………………………………………... 86 Tabel 4.6 Hasil Data Rekapitulasi Siklus III……………………………..
xv
87
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulas iNilai-nilai pad aSiklus I II dan III……….................................................................................................... 90 Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Pencapaian KKM pada Siklus I II dan III………………………………………………………………………… 93
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar Kegiatan Belajar Mengajar…………………………………….
xvii
61
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.9 Diagram Nilai Rata-rata Siklus I II dan III……………….. 94 Diagram 4. 10 Diagram Hasil Persentase Belajar pra siklus, siklus I, II dan III…………………………………………………………………...
xviii
95
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siklus I Lampiran 3 Nilai Hasil Belajar Siklus II Lampiran 4 Nilai Hasil Belajar Siklus III Lampiran 5 Hasil Rekapitulasi siklus II Lampiran 6 Hasil Rekapitulasi siklus III Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus II Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus III Lampiran 10 RPP Lampiran 11 Gambar Kegiatan Pembelajaran Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 13 Surat Pemberian Izin Penelitian Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 15 Surat Pembimbing Skripsi Lampiran 16 Daftar Nilai SKK Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup Penulis xix
xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlepas dari kehidupan masyarakat. Sejak kanak-kanak, pada prinsipnya mereka telah melakukan hubungan dengan orang lain, misalnya dengan ibu maupun anggota keluarga yang lain. Kehidupan sosial manusia dapat berakibat secara majemuk, yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya hubungan sosial, ekonomi, sosial, budaya politik, psikologi, sejarah, dan geografi serta berbagai aspek lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia dalam masyarakat.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. (Rasimin, 2012 :44). Seorang guru harus menyadari bahwa tidak semua materi dapat disajikan dengan melihat langsung di sekolah, alam bebas, atau survei langsung ke lokasi. Materi pembelajaran juga tidak mudah diterima peserta didik jika hanya disampaikan secara abstrak tanpa menyentuh, menggunakan, mendengar, merasakan, atau paling tidak hanya melihat materi yang diberikan saja.
1
Pembelajaran dapat dilakukan secara optimal untuk mengetahui kebutuhan dalam pembelajaran beserta permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik. Kesedian para guru untuk mengkolaborasikan pembelajaran sangat diharapkan dapat bertujuan untuk menyemangati peserta didik untuk belajar. Khususnya dalam pembelajaran IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan
penyederhanaan,
adaptasi,
seleksi
dan
modifikasi
yang
diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (Kasim, 2008:4). Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan kebulatan wawasan berkenaan dengan peristiwaperistiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai kepercayaan, struktur sosial, aktivitasaktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu ekonomi tergolong kedalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitasaktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. 2
Tujuan pembelajaran IPS dapat menentukan arah suatu kegiatan belajar yang dilakukan. Selain itu tujuan pembelajaran juga dapat memudahkan suatu penilaian oleh sebab itu menentukan tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar mengajar adalah bagi setiap guru dalam melakukan tugasnya. Tujuan inilah yang disebut dengan tujuan instruksional atau tujuan pengajaran. (Rasimin, 2012 :49) Pendidikan IPS merupakan suatu proses yang diselenggarakan oleh guru ilmu pengetahuan sosial untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan keterampilan dan sikap dalam ilmu pengetahuan sosial. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial juga dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan dalam sikap dan perilaku peserta didik yang relatif permanen sebagai pengalaman atau pelatihan dalam ilmu pengetahuan sosial. Mempelajari IPS, bukan sekedar teori berarti ilmu mempelajari kehidupan masyarakat dan juga bisa dipraktikkan dalam masyarakat. Belajar IPS bersifat praktik karena siswa atau peserta didik tidak hanya hidup di lingkungan formal dan juga lingkungan informal juga mempengaruhi perilaku siswa atau peserta didik tersebut. Oleh karena itu, IPS bermanfaat bagi peserta didik yang hidup di lingkungan sekitarnya.
3
Pembelajaran merupakan elemen yang strategis dalam proses belajar didalam maupun diluar kelas. Oleh karena itu pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat strategis, karena guru dan siswa secara bersama-sama berfungsi sebagai ujung tombak perubahan. Allah berfirman surat AlMujadalah ayat 11:
ت ٍ يَزْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا
Artinya: “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. (QS. Al-Mujadalah) Belajar adalah proses belajar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitas individu sehingga tingkah lakunya berkembang. (Umiarso & Imam Gojali, 2011 : 227) Prestasi merupakan suatu indicator dari perkembangan dan kemajuan siswa atas penguasaannya terhadap pelajaran yang telah deberikan guru kepada siswa. (Umiarso & Imam Gojali, 2011 : 226) Prestasi belajar merupakan suatu maslah yang bersifat perennial dalam sejarah manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengjar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. (zainal arifin, 2009 : 25)
4
Media audio visual adalah cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin dan mekanis elektronis untuk menyajikan pesanpesan audio-visual. (Rasimin, 2012 : 147) Berdasarkan hasil observasi di MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan simo pada tanggal 17 April 2015 bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dari jumlah siswa 20 kelas V di Madrasah tersebut masih sangat rendah dan masih di bawah KKM (kriteria ketuntasan masksimal) yaitu 60. Dari hasil ulangan IPS tersebut yang mencapai KKM adalah hanya 3 siswa atau 5 % dari jumlah siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 85 % dari jumlah siswa. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor dalam pembelajaran, diantaranya adalah media yang digunakan oleh guru belum dapat meningkatkan prestasi belajar siswa untuk belajar, guru masih menggunakan buku dan globel sebagai media utama pembelajaran. Siswa merasa jenuh dan bosan dengan media tersebut, sehingga prestasi belajar siswapun sangat rendah, siswa tidak terangsang oleh media sehingga siswa tidak ada tertarik untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Guru menyampaikan materi dengan cara mendemontrasikan didepan kelas. Sedangkan siswa merasakan jenuh dengan situasi dan kondisi pembelajaran tersebut, maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka ada perubahan dalam proses pembelajaran yaitu dalam media pembelajaran yang diharapkan akan memperbaiki proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat pada mata pelajaran IPS. 5
Proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting adalah metode dan media pembelajaran. Pemilihan jenis media pembelajaran akan membantu proses pembelajaran, pemilihan media pembelajaran sangat mempengaruhi hasil atau prestasi belajar siswa. Salah satu fungsi media adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, bahkan mempengaruhi psikologi belajar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada tindakan yang tepat agar proses kegiatan belajar mengajar mampu mencapai tujuannya. Dalam hal ini peneliti ingin mencoba menggunakan media audio visual untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya berfokus pada guru sebagai sumber materi dan kurang adanya media yang lebih variatif, sehingga dalam pembelajaran yang dilakukan membosankan, maka untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPS maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul” PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V MI
6
MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO
TAHUN
AJARAN 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah penerapan media audio visual dapat meningkatan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun ajaran 2014/2015? 2. Apakah penerapan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui penerapan media audio visual pada siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun pelajaran 2014/2015
7
Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun pelajaran 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara, apabila hipotesis salah, maka akan ditolak, apabila fakta-fakta membenarkan hipotesis, maka akan diterima. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Penerapan media audio visual dapat meningkatan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Penerapan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini akan membantu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui media audio visual dalam pembelajaran yang akan disampaikan secara mendalam. Adapun pelaksanaan penelitian ini akan berguna sebagai berikut: 8
1. Manfaat Teoritis a. Didapatkannya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran IPS melalui media audio visual pada siswa kelas V MI Muhammadiyah blagung kecamatan simo b. Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada dalam proses belajar mengajar IPS sehingga prestasi belajar dapat tercapai dengan maksimal 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Siswa
memperoleh
pelajaran
IPS
yang
lebih
menarik,
menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS. 2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam berkelompok. 3) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran. b. Bagi guru Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan belajar IPS melalui media yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan siswa sehingga pembelajaran menjadi efektif dan bermakna
9
c. Bagi sekolah/ madrasah Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan sekolah dalam meningkatkan
prestasi belajar khususnya untuk mata
pelajaran IPS. Selain itu dengan keberhasilan guru mengajar juga memberikan nama baik bagi sekolah.
F. Definisi Operasional dan Indikator Keberhasilan 1. Definisi Operasional a. Prestasi Belajar . Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademis di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester dalam bukti laporan yang di sebut rapor (Basri, 2015: 154). b. Mata pelajaran IPS IPS adalah bidang studi baru karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dalam bidang pengetahuan sosial terdapat istilah seperti ilmu sosial (social sciences), studi sosial (social studies) dan IPS. Achmad sanusi (Hidayati, 2004) memberikan tentang ilmu sosial sebagai berikut “ilmu-ilmu sosial terdiri dari displin-disiplin ilmu sosial yang bertaraf akademis dan dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi yang makin lanjut dan makin ilmiah. Gross (Hidayati, 2004) juga mengemukakan ilmu sosial merupakan disiplin intelektual yang 10
mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial yang secara alamiah memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan kelompok masyarakat yang dibentuk (Rasimin, 2012: 130). c. Media audio visual Media audio visual adalah suatu media pembelajaran cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Penyajian pengajaran secara audio visual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti mesin proyektor film. Tape rekorder, proyektor visual yang lebar dan sebagainya (Rasimin, 2012:147). 2. Indikator Keberhasilan Penerapan media audio visual ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapaun indikator keberhasilan penerapan media pembelajaran ini adalah siswa kelas V memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPS yaitu 60 dan KKM klasikal sebesar 85%.
G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan 11
yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya Kunandar 2011:44). PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran.(Suharsimi Arikunto 2008:105). Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajarankatkan secara
berkesinambungan,
instruksional, relevansi,
sehingga
mengembangkan
meningkatkan
meningkatkan
keterampilan
efisiensi
pengelolaan
guru,
mutu
hasil
meningkatkan
instruksional
serta
menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru (Zainal Aqib 2006:127). PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto 2008:74).
12
permasalahan
Pelaksanaan tindakan I
Perencanaan tindakan I
t
siklus 1
Permasalahan baru hasil refleksi
Refleksi I
Pengamatan/ pengumpulan data I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II t
siklus II Refleksi II
Permasalahan baru hasil refleksi II
Perencanaan tindakan III
Pengamatan/ pengumpulan data II
Pelaksanaan tindakan III t
Refleksi III
Bagan 1.1 Empat Langkah PTK
13
Pengamatan/ pengumpulan data III
2. Subjek Penelitian Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo dengan jumlah keseluruhan 20 siswa yaitu 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang melaksanakannya. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester II tahun ajaran 2014/2015. 3. Langkah- langkah penelitian Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib 2006: 21 dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu: a. Perencanaan 1) membuat RPP dengan menerapkan media audio visual pada mata menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 2) menyiapkan
fasilitas
dan
sarana
yang
digunakan
dalam
pembelajaran. 3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan peserta didik. 4) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran. 5) Mempersiapkan soal evaluasi untuk peserta didik.
14
b. Pelaksanaan tindakan Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. c. Pengamatan Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. d. Refleksi Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui media audio visual.
15
4. Instrumen penilaian Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik. c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran. d. Soal evaluasi yang berupa soal post test. 5. Pengumpulan data Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
teknik
pengumpulan data dengan metode sebagai berikut: a. Metode observasi Metode observasi digunakan untuk menyelidiki upaya yang dilakukan guru IPS untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui media audio visual. Observasi adalah studi yang sengaja dan dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala alam dengan jalan pengamatan dan cacatan (Hadi, 1989 ). Metode ini dapat pula digunakan sebagai alat bantu untuk mencari data tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah.
16
b. Tes Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tes tertulis yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Tes ini diberikan disetiap akhir pelajaran guna mengukur tingkat keberhasilan media audio visual yang diterapkan dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. c. Metode wawancara Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Metode ini penulis untuk memperoleh data-data dari sumber langsung seperti kepala sekolah, guru, dan siswa. 6. Analisis Data Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2007:
131) dalam Penelitian Tindakan Kelas dalam
menganalisis data dengan menggunakan dua jenis data sebagai berikut:
17
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 131) dalam Penelitian Tindakan Kelas dalam menganalisis data menggunakan dua jenis data, sebagai berikut: a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini biasanya untuk mencarai
nilai
rerata
dan
mencari
presentase
keberhasilan
belajar.Dengan rumus sebagai berikut : 1) Rumus mencari nilai rerata. ∑
Keterangan :
= Mean ( rerata ) ∑ = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya. N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 83)
18
2) Rumus mencari presentase keberhasilan belajar.
Keterangan : P = Angka Presentase f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N = Number of Case ( jumlah frekuensi/banyaknya individu ) (Sudijono, 2010: 43) b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran ( kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif ), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapa dianalisis secara deskriptif (Arikunto, 2007: 131)
19
H. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini penulis membagi lima bab yang saling berkaitan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I Memuat pendahuluan, latar belakang masalah, tujuan
penelitian,
hopotesis
penelitian,
manfaat
rumusan masalah, penelitian,
definisi
operasional, metodologi penelitian meliputi : rancangan penelitian, siklus penelitian,
subjek penelitian, instrument penelitian, pengumpulan data,
analisis data, dan jadwal penelitian. BAB II Mengenai kajian pustaka, prestasi belajar, mata pelajaran IPS, dan media audio visual. BAB III Mengenai pelaksanaan penelitian, meliputi : deskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II, dan silkus III. BAB IV Berisi tentang hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil penelitian deskripsi per siklus dan pembahasan. BAB V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Prestasi Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Arifin, 2011: 12). Menurut Poerwadarminta (2006: 910) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan dan di kerjakan. Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso, 2011: 226) menjelaskan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilainilai yang terdapat dalam kurikulum. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakakan berkenaan dengan perkembangan dan kemajuan peserta didik. 2. Pengertian Belajar Menurut Thursan Hakim (dalam Umarsio, 2011: 226) mendfinisikan belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya piker, dan
22
lain-lainnya. Definisi di atas dapat diartikan juga bahwa belajar adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan atau mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar adalah serangakaian kegiatan jiwa raga untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Bahri, 2011:13). Menurut Crow and Crow (dalam Sriyanti, 2013:14) Belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. (Baharuddin, 2008 : 12) Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap yang terjadi akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya yang menyangkut dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
23
3. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. (arifin, 2011 : 1). Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso, 2011 227) menjelaskan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari kreativitas belajar. Sehingga prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar tersebut. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa yang berupa kesan-kesan akibat adanya perubahan dalam individu dari kegiatan yang dilakukannya sebagai hasil dari kreativitas belajar dalam jangka waktu tetentu.
24
4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar Bentuk-bentuk prestasi belajar dalam Taksonomi Bloom dibagi dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. a. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan pengetahuan atau kecerdasan berbahasa dan kecerdasan logika –matematika. Menurut Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 26-27) dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek sebagai berikut: 1) Pengetahuan Mengacu pada kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, kaidah, teori, prinsip atau metode. Misalnya, kemampuan menceritakan suatu peristiwa yang terjadi. 2) Pemahaman Mengacu pada kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. Misalnya, dapat mengungkapkan gagasan atau pendapat dengan kata-kata sendiri.
25
3) Penerapan Mengacu pada kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, kemampuan menghitung jarak dan kecepatan dalam soal cerita matematika. 4) Analisis Mengacu pada kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya, kemampuan membuat grafik. 5) Sintesis Mengacu pada kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya, kemampuan menemukan solusi atas suatu masalah yang terjadi di kelas. 6) Evaluasi Mengacu pada kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya menilai suatu karangan. Misalnya, dapat menulis suatu laporan.
26
b. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang mencakup tentang kecerdasan antarpribadi dan intrapribadi. Ranah Afektif menurut Krathwohl dan Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 27-29) terdiri dari lima aspek sebagai berikut: 1) Penerimaan Mengacu pada kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan pada masing-masing siswa. 2) Partisipasi atau Responsi Mengacu pada kerelaan, kesediaan, memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. 3) Penilaian dan Penentuan Sikap Mengacu
pada
kemampuan
menerima
suatu
nilai,
menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima pendapat orang lain.
27
4) Organisasi Mengacu pada kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, kemampuan bertanggung jawab atas perilaku yang dilakukan. 5) Pembentukan Pola Hidup atau Karakterisasi Mengacu
pada
kemampuan
menghayati
nilai
dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya, selalu menunjukan sikap disiplin dalam menaati aturan yang ada. c. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan
atau
kemampuan
bertindak
setelah
mendapatkan
pengalaman belajar tertentu. Menurut Simpson (dalam Dimyati dan Mudjiono,2002:29-30) ranah psikomotor terdiri dari tujuh aspek, antara lain: 1) Persepsi Mencakup
kemampuan
memilah-milahkan
(mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
28
2) Kesiapan Mengacu pada kemampuan menempatkan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari. 3) Gerakan Terbimbing Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya, membuat lingkaran diatas pola. 4) Gerakan yang Terbiasa Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. Misalnya, melakukan lari dengan tepat. 5) Gerakan Kompleks Mengacu
pada
kemampuan
melakukan
gerakan
atau
ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien dan tepat.
29
6) Penyesuaian Pola Gerakan Mengacu pada kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, ketrampilan bertanding. 7) Kreativitas Mengacu pada kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat gerakan tari kreasi baru. 5. Fungsi Utama Prestasi Belajar Prestasi belajar semakin penting untuk dibahas, karena menurut Arifin (2010: 12-13) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.
30
Sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdesan) peserta didik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama prestasi belajar adalah sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu dan juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. 6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut usman dan lilis ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut : a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) 1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. 2. Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan maupu yang diperoleh, yang terdiri atas : a. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
31
b. Faktor nonintelektif yaitu unsusr-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, dam
emosi. 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) 1. Faktor sosial yang terdiri atas : a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok 2. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. 3. Faktor lingkungan fisik. Seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan Demikian, beberapa faktor internal dan ekternal yang berinteraksi baik secara lengsung maupun tidak langsung memepengaruhi prestasi belajar siswa.
32
7. Indikator Prestasi Belajar Indikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar- mengajar dapat dikatakan berhasil. Menurut Bahri (2000: 87), ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar anak didik, yaitu: a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajari. b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari pengajaran. c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan relatif lebih singkat. d. Teknik dan cara belajar yang dikuasai dapat digunakan untuk mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa. e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri. f. Timbulnya motivasi instrinsik (dorongan dari dalam diri anak didik) untuk belajar lebih lanjut. g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kegiatan di sekolah. h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya. i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau hubungan sosial dengan orang lain. j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain.
33
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan ketrampilan yang dimiliki anak didik. B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan minimum ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. pertimbangan utama penetapan KKM. 1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Individual Menurut Trianto (2010:241) berdasarkan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: 2. Kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda. 3. Fasilitas setiap sekolah berbeda. 4. Daya dukung sekolah berbeda.
34
2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Nasional Kriteria ketuntasan belajar minimal nasional yang ditentukan guru mata pelajaran dari seluruh sekolahan di indonesia dan penetapan KKM dimusyawarah kepada oaring tua pendidik, pendidik, dan dinas pendidikan. 3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas Kriteria ketuntasan minimal kelas adalah ketuntasan belajar yang ditentukan guru mata pelajaran disekolahan yang dimusyawarah kepada kepala sekolah dan orang tua murid. 4. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada beberapa fungsi kriteria ketuntasan minimal sebagai berikut: 1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau standar kompetensi (SK). 2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran. 3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK dan KDnya. 4. Sebagai salah satu instrument dalam melakukan evaluasi pembelajaran. 5. Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid).
35
5. Tahapan Penetapan KKM Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Adapun tahapan penetapan KKM antara lain: 1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek criteria, yaitu kompelksitas, daya dukung, dan intake. Hasil penetapan KKM indikator belanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran. 2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian. 3. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan. 4. KKM dicantumkan dalam laporan hasil belajar atau rapor pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.
C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial Secara praktis disadari atau tidak, ilmu pengetahuan sosial merupakan sesuatu yang tidak asing bagi setiap orang. Dalam perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Proses kehidupan manusia selalu berhubungan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan 36
bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa secara sempurna (Rasimin, 2012: 35). 2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa kehidupan manusia dalam masysrakat atau manusia sebagai anggota masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks sosial (Rasimin, 2012: 38). Untuk memantapkan ruang lingkup pengetahuan sosial perlu diketahui ciri-cirinya. Salah satu ciri utamanya adalah bekerja samanya antara disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu pendidikan yang dimaksud adalah adanya seperangkat kemampuan yang berguna sebagai berikut: 1. Memilih (menyederhanakan) bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial untuk tujuan pendidikan. 2. Mengoeganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. 3. Menyajikan (metode) pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. 37
4. Menilai hasil belajar ilmu pengetahuan sosial. 3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu pengetahuan sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan. Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup masyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong, tolong-menolong sesame umat manusia, dan melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di masyarakat (Rasimin, 2012 : 40).. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan adalah membina siswa menjadi warga negara yang baik pengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Mengingat bahwa kehidupan di masyarakat dan bermasyarakat berkembang secara terusmenerus, maka landasan pengembangan ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan dan perubahan sekaligus kemajuan masyarakat.
38
4. Menghargai Jasa dan Peran Tokoh Dalam Mempertahahankan Kemerdekaan. 1. Cara Menghargai Jasa dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan. Kemerdekaan yang dinikmati sekarang, bukan pemberian dari jepang atau pemerintah belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Dan perjuang mengorbankan nyawa, harta, dan benda. Adapun cara mengenang dan menghormati jasa pahlawan diantaranya sebagi berikut: 1. Pada waktu upacara disekolah atau dikantor, dilakukan dengan menghening cipta untuk mengenang jasa para pahlawan. 2. Melakukan ziarah ke taman makam pahlawan dan mendoakan arwahnya diterima sisi Tuhan Yang Maha Esa. 3. Meneladani semnagat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehar-hari. 4. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia supaya lebih maju. 5. Menyantuni keturunan para pahlawan yang masih ada sebagai tanda balas budi. 6. Mewarisi semangat juang mereka dalam segala bidang untuk menciptakan Negara yang adil dan makmur.
39
7. Melanjutkan perjuangan mereka dengan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. 8. Sikap yang perlu kita teladani jasa para pahlawan yaitu berjuang tanpa pamrih, rela mengorbankan harta, jiwa dan raga, setia dan menjunjung cita-cita bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia, cinta tanah air. 2. Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Ketika Negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 tentara sejutu masih berada di Indonesia. Sekutu menugaskan jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia seperti sebelum jepang menyerah kepada sekutu. Pada tanggal 29 september 1945 tentara sekutu dan pasuka NICA tiba di Indonesia dan mendarat di pelabuhan tanjung priok. Tentara sekutu membantu NICA yang membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari jepang dan senjata tradisional yang ada. Berkobarlah pertempuran di mana-mana. 1. Pertempuran Surabaya Tanggal 28 oktober hingga 31 oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat. Ketika terdesak, tentara sekutu mengusulkan perdamaian. Tentara sekutu mendatangkan pemimpin-pemimpin Indonesia untuk mengadakan genjatan senjata di Surabaya.
40
Tentara sekutu tidak menghormati genjata senjata. Dalam insiden antara rakyat Surabaya dan tentara sekutu, Brigjen Mallaby terbunuh. Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral Mansergh. Isi ultimatum tersebut, sekutu memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya. Penyerahannya paling lambat tanggal 9 november 1945 pukul 18.00 WIB. Dibawah pemimpin gubernur suryo dan sutomo (bung tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada sekutu. Dengan pekik Allahu Akbar, bung tomo membekar semangat rakyat dan terjadi pertempuran yang berlangsung sampai awal desember itu gugur beribu-ribu prjuang Indonesia. Pemerintah menetapkan tanggal 10 november sebagai hari pahlawan. 2. Pertempuran Lima Hari Di Semarang Pertempuran terjadi pada tanggal 15 oktober 1945. Kurang lebih 2000 pasukan jepang berhadapan TKR dan para pemuda. Dr. karyadi menjadi asalah satu korban sehingga namanya diabadikan menjadi nama rumah sakit dikota semarang sampai sekarang. Untuk memperingati peristiwa tersebut maka pemerintah membangun sebuah tugu yang diberi nama Tugu Muda.
41
3. Pertempuran Ambarawa Peretempuran ini diawali dengan kedatangan tentara inggris di bawah pimpinan brigjen bethel disemarang pada tanggal 20 oktober 1945 untuk membebaskan tentara sekutu. Karena sekutu diboncengi oleh NICA san membebaskan para tawanan belanda secara sepihak maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Dalam peristiwa ini tersebut letkol colonel sudirman terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 desember 1945 sudirman diangkat menjadi panglima besar TKR dan berpangkat jendral.setiap tanggal 15 desember dperingati sebagai Hari Infrantri. 4. Pertempuran Medan Area Pasukan sekutu yang diboncengi belanda dan NICA di bawah pimpinan Brigjen T.E.D Kelly. Mendarat di medan. Pada tanggal 13 oktober 1945 para pemuda yang bergabung dalam TKR terlibat pertempuran dengan belanda, sehingga hal ini menjalar ke kota medan. Hal ini menjadi awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan pertempuran Medan Area. 5. Bandung Lautan Api Kota bandung dimasuki pasukan inggris pada bulan 19 oktober 1945. Sekutu meminta hasil lucutan tentara jepang oleh TKR diserahkan kepada sekutu, sekutu mengultimatum agar kota bandung dikosongkan. Hal ini tidak diindahkan oleh TKR dan rakyat. 42
Pemerintah RI di Jakarta memrintahkan supaya mengosongkan bandung, tetapi pemimpin TKR di Yogyakarta mengintruksikan supaya kota bandung tidak dikosongkan. Akhirnya berat hati kota bandung
dikosongkan.sebelum
keluar
bandung
para
pejuang
menyerang markas. Sekutu dan membumihanguskan bandung bagian selatan. Untuk mengenang peistiwa tersebut Ismail Marzuki mengabadikan dalam sebuah lagu yaitu Halo-Halo Bandung. 6. Agresi Militer Belanda Agresi militer belanda yaitu serangan yang dilakukan oleh belanda kepada Negara republic Indonesia. Dalam pendaratannya di Indonesia, tentara sekutu yang diboncengi NICA. Selain bermaksud melucuti tentara jepang, tentara sekutu membantu NICA mengembalikan Indonesia sebagai jajahannya. NICA ingin membatalkan kemerdekaan rakyat Indonesia. Menghadapi
serangan
belanda
itu,
rakyat
berjuang
mempertahankan tanah airnya. Rakyat melakukan taktik perang gerilya. Perang gerilya yaitu taktik perang menyerang musuh yang dilakukan dengan cara bersembunyi. PBB (perserikatan bangsabangsa) berusaha menengahi pertikaian Indonesia antara belanda. PBB membentuk komisi perdamaian yang ditengarai yaitu Australia, Belgia dan Amerika Serikat. Komisi ini disebut Komisi Tiga Negara (KTN). 43
Berkat usaha komisi tiga Negara, Indonesia dan belanda kembali ke meja perundingan. Peundingan dilaksanakan mulai tanggal 8 desmber 1947 di atas kapal perang amerika serikat. Hal perundingan tersebut dinamakan perjanjian renville. Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan delagasi belanda yang dipimpin oleh Raden Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Perjanjian renville imi sangat merugi rakyat Indonesia harus mengakui wilayah yang direbut belanda dalam agresi militer belanda I. Pada tanggal 19 deesmber 1948 belanda melancarkan agresi militer II yang bertujuan menghapuskan pemerintahan RI dengan menduduki kota-kota penting di pulau jawa. Dalam agresi militer II, pasukan belanda
melancarkan
serangan
ibu
kota
republic
Yogyakarta dan menahan presiden soekarno, wakil
Indonesia, presiden
mohammad hatta dan beberapa pejabat tinggi Negara. Rakyat Indonesia pantang menyerah. Rakyat berjuang sampai titik darah penghabisan. Rakyat tetap melakukan perang gerilya. Aksi belanda menimbulkan protes keras dari kalangan anggota PBB. Dewan keamanan PBB mengadakan siding agar menghentikan agresinya. Belanda di bawah dewan keamanan PBB meninggalkan Yogyakarta serta membebaskan presiden, wakil presiden dan pejabat tinggi Negara yang ditawan. 44
3. Sikap Menghargai Perjuangan Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan. 1. Pengakuan Kedaulatan Repubilk Indonesia Oleh Belanda Untuk menengahi pertikaian antara Indonesia dan belanda, PBB membentuk komisi baru yang diberi nama UNCI (United Nation Commission for Indonesia). Berkat peranan UNCI dan belanda mengadakan perundingan. Delegasi Indonesia diketuai Mr. Moh Roem. Delegasi belanda diketuai Dr. Van Royen. Perundingan ini dinamakan
perundingan
Roem-Royen
salah
satu
keputusan
perundingan Roem-Royen adalh akan diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB). Konferensi ini dimaksudkan untuk mempertemukan pandangan wakil republic Indonesia dengan wakil BFO. BFO merupakan organisasi yang terdiri atas pemimpin Negara-negara bagian atau Negara-negara kecil yang ada di Indonesia. Negara-negara bagian tersebut timbul karena adanya politik devide et empire yang dimaksud politik memecah belah. Bagian-bagian Indonesia yang diduduki belanda dipecah-pecah sehingga timbul Negara-negara kecil (Negara boneka). Sesudah berhasil menyelesaikan masalah dalam negeri melalui konferensi inter Indonesia, bangsa Indonesia sipa menghadapi KMB. Pada tanggal 23 agustus 1949 dibuka di Den Haag. Delegasi RI 45
dipimpin Drs. Moh Hatta. Delagasi BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. Delegasi belanda dipimpin Mr. J.H, Van Marseveen. Sedangkan PBB diwakili Christelev. Pada
tanggal
2
november
1949
dilakukan
upacara
penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan. Dengan peristiwa tersebut secara resmi belanda mengakui kedaulatan bangsa Indonesia di seluruh wilayah bekas jajahannya. 2. Peranan beberapa tokoh dalam mempertahahankan kemerdekaan Mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan cara yaitu dengan cara perang dan diplomasi. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam kedua cara tersebut, antara lain sebagai berikut: a. Ir. Soekarno Tanggal 17 agustus 1945, Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia memproklamsikan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 18 agustus 1945 Ir. Soekarno diangkat menjadi presiden republic Indonesia. Kemampuan diplomasi Presiden Soekarno diuji kembali pecah petempuran di Surabaya tanggal 28 agustus 1945. Tentara sekutu di bawah pimpinan Brigjen Mallaby mengakibatkan korban bejatuhan di kedua belah pihak. Untuk menghindari terjatuh korban di kedua belah pihak mengadakan diplomasi. Berkat diplomasi bung karno jatuhnya di kedua belah pihak dapat dihindari. Bung karno tetap 46
memakai cara diplomasi dalam perjuangannya. Hal ini tercermin dari pidato bung karno pada rapat umum di amgelang pada tanggal 16 maret 1946. Beliau menyatakan bahwa ada jalan perjuangan bagi bangsa Indonesia, satu diantaranya jalan diplomasi. b. Drs. Mohammad Hatta Bung Hatta adalah seorang tokoh organisasi pemuda Indonesia. Pemuda Indonesia merupakan organisasi mahasiswa dan pelajar Indonesia diluar negeri. Pemuda Indonesia mempunyai pengaruh yang besar bagi penggerakan Indonesia. Dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia perjuangan bung hatta dilakukan melalui cara diplomasi. Beliau mengadakan diplomasi dengan pihak penjajah maupun Negara-negara lain di dunia. Beliau berusaha agar kedaulatan Indonesia diakui dunia. Tanggal 13 januari 1948 diadakan perundingan di kaliurang. Perundingan tersebut membicarakan daerah kekusaan republic Indonesia. Perundingan tersebut dilakukan oleh komisi tiga Negara (Australia, Belgia, dan Amerika). Tanggal 2 november 1949 tercapai persetujuan KMB. Hasil KMB adalah belanda akan menyerahkan kedaulatan republic Indonesia serikat pada akhir bulan desember 1949. Pada tanggal 27 desember 1949 di Den Hagg dilakukan upacara penandatanganan naskah pengkuan kedaulatan republic 47
Indonesia serikat diwakili Drs. Muhammad Hatta, sedangkan belanda diwakili Ratu Yuliana. c. Sri Sultan Hamengkubuwono IX Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja di Yogyakarta. Beliau seorang democrat sejati. Dengan gigih beliau ikut berperang melawan belanda. Pada awal januari 1946 pemerintah mengambil keputusan untuk memindahkan kedudukan pemerintahan pusat RI ke Yogyakarta. Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyambut hangat kepindahan tersebut. Pada
awal
kehidupan
republic
Indonesia,
Sultan
Hamengkubuwono IX berhasil meminta kesanggupan Letkol Soeharto untuk mempersiapkan serangan umum. Tanggal 1 maret 1949 serangan umum dilaksanakan dan TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta dalam waktu enam jam. Keberhasilan serangan tersebut menunjukkan bahwa republic Indonesia belum habis riwayatnya. Di Jakarta naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani oleh sri sultan hamengkubuwono IX mewakili Indonesia dan wakil tinggai mahkota A.H.J lovink mewakili belanda. Penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan mengakhiri periode bersenjata rakyat Indonesia.
48
d. Jendral Soedirman Jendral Soedirman adalah pejuang yang gigih. Dalam keadaan sakit beliau tetap memimpin perlawanan terhadap belanda. Pada tanggal 12 desember 1945 Kolonel Soedirman memimpin pertempuran melawan sekutu di ambarawa. TKR berhasil memukul mundur tentara sekutu. Dalam menghadapi sekutu, Kolonel Soedirman menggunakan taktik perang gerilya. Keberhasilan Kolonel Soedirman memimpin pertempuran di ambarawa. Membuat beliau dipilih menjadi panglima besar TKR dengan pangkat jendral. Oleh karena itu, pada tanggal 3 juni 1947 semua badan kelaskaran dimasukkan dalam satu wadah yaitu Tentara Nasional Indonesia. Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh Panglima Besar Jendral Soedirman.
49
D.
Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual Media audio visual adalah cara menyampaikan materi menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin dan mekanis elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film,
tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi
pengajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman akat simbol-simbol yang serupa. Menurut Azhar Arsyad mengemukakan ada beberapa ciri-ciri utama media audio visual adalah sebagai berikut: a. Biasanya bersifat linier. b. Menyajikan visual yang dinamis. c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya. d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. f. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
50
2. Jenis-Jenis Media Audio Visual Menurut Asnawir dan Basyirudin usman ada dua jenis media audio visual sebagai berikut: a. Film bersuara Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Slide atau film strip yang ditambah dengan suara bukan alat audio visual yang lengkap, karena suara dan rupaberada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio visual saja atau media visual diam plus suara. Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh kita. Kejadian-kejadian alam, tatacara kehidupan di negara asing, berbagai industry dan sebagainya. Adapun banyak keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain : 1. Film dapat menggambarkan suatu proses 2. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu 3. Penggambarannya bersifat 3 dimensional 4. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni 5. Dapat
menyampaikan
suara
penampilannya 51
seseorang
ahli
sekaligus
melihat
6. Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan 7. Dapat menggambarkan teori sain dan dinamis. Film sebagai media pembelajaran keuntungan atau kelebihan dalam penggunaan media pembelajaran. Akan tetapi film juga mempunyai beberapa kekurangan-kekurangan sebagai media pembelajaran. Kekurangan film sebagai media pembelajaran antara lain: 1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan
sewaktu
film
berputar,
penghentian
pemutaran
akan
mengganggu konsentrasi audien. 2. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat. 3. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan. 4. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal. Film merupakan kombinasi antara gerak, kata-kata, musik, dan warna. Film yang terbaik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya
dengan
apa
yang dipelajari. Oemar hamalik (1984)
mengemukakan prinsip yang berpegangan kepada 4- R. yaitu: “the right film in the right place at the right time used in the right way”. Dalam pengunaan
52
film tidak ada ketetntuan tentang cara menggunakan film yang “terbaik” dan yang berlaku untuk semua situasi kelas. (Oemar Hamalik) Asnawir dan Basyirudin usman) mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Dapat menari minat anak 2. Benar dan autentik 3. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan 4. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien 5. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar 6. Kesatuan dan squencenya cukuo teratur 7. Teknis yang diperginakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan. a. Klasifikasi film Asnawir dan Basyirudin Usman (2002:100) membedakan film sebagai berikut: 1. Film informasi 2. Film kecakapan atau drill 3. Film appresiasi 4. Film dokumenter 5. Film rekerasi 6. Film episode 7. Film sain 53
8. Film berita (news) 9. Film industry 10. Film provokasi b. Televisi Drs. Sukirman (2012:191) Televisi adalah sebuah media telekomukasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik yang hitam-putih maupun berwarna. Televisi dimanfaatkan sebagai alat pendidikan dengan mudah dijangkau. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tetentu tanpa melihat siapa yang mengajarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu: 1. Dituntun oleh instruktur, yaitu seorang guru atau instruktur menuntun peserta didik melalui pengalaman-pengalaman visual. 2. Sistematis, yaitu siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana. 3. Teratur dan berurutan siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya.
54
4. Terpadu, yaitu siaran bekaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi dan sebagainya. Sebagai media pembelajaran, televisi memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran dan juga mempunyai kelemahan. Diantara keuntungan atau kelebihan media televisi antara lain: 1. Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya. 2. Memperluas tinjuan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara. 3. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau. 4. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam. 5. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat. 6. Menarik minat anak didik. 7. Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam incervice training. 8. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah.
55
Drs. Sukirman (2012:194) mengemukakan kelemahan-kelemahan yang dimiliki televisi sebagai media pembelajaran sebagai berikut: 1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi atau arah. 2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual peserta didik. 3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan. 4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua peserta didik untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan. 5. Kekhawatiran muncul bahwa peserta didik tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan peserta didik bisa jadi bersikap pasif selama penayangan. c. Proyektor LCD Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar atau data computer pada sebuah latar atau sesuatu dengan permukaan yang datar seperti tembok. Proyektor jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi yang sama yaitu overhead projector karena pada ohp datanya masih berupa tulisan pada kertas bening.
56
Sebagai media pembelajaran proyektor LCD memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan dalam menyampaikan materi dalam proses belajar. Diantara keuntungan atau kelebihan antara lain: 1. Warna yang dihasilkan lebih baik utamanya untuk saturasinya. 2. LCD juga menghasilkan gambar yang lebih tajam di banding DLP. 3. Perbedaan akan tampak ketika kita tengah menyampaikan atau mempresentasikan spreadsheet (contoh: Microsoft excel) 4. Cahaya lebih efisien. 5. Konsumsi daya listrik lebih rendah. Proyektor LCD juga mempunyai beberapa kekurangan dalam meyampaikan pesan dan materi pembelajaran. Adapun beberapa kekurangan sebagai berikut: 1. Pixelisasi yang terlihat oleh mata /tampilan kurang halus. 2. Gambar masih kelihatan kotak-kotak. 3. Contrast rasio masih rendah. 4. Harus membersihkan saringan udara secara berkala. 5. Bentuk fisik lebih besar dan berat. Dari jenis-jenis media audio visual diatas bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran IPS menggunakan proyektor LCD sebagai media pembelajaran.
57
3. Langkah-langkah Penggunaan Media Audio Visual Menurut Asnawir dan Basyirudin usman (2002) mengemukakan beberapa langkah-langkah penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran sebagai berikut: 1. Persiapan guru, guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih media audio visual yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. 2. Mempersiapkan kelas, yaitu meliputi mempersiapkan ruangan dan siswa. 3. Penyajian, yaitu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan berupa proyektor LCD. 4. Aktivitas lanjutan, yaitu berupa Tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan. Adapun langkah-langkah media audio visual dalam pembelajaran IPS MI tentang menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, sebagai berikut: 1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media audio visual sebagai media pembelajaran. 2. Guru menyampaikan materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 3. Persiapan guru. Guru harus membuat persiapan sebelum pembelajaran dimulai agar pembelajaran dapat berjalan lancar.
58
4. Persiapan kelas. Persiapan kelas perlu diperhatikan agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru perlu memberikan penjelasan sebelum pelajaran dimulai agar siswa dapat memahami materi yang akan disampaikan lewat media audio visual dengan memperhatikan media tersebut. 5. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Guru harus mempunyai keahlian dalam menyajikan pelajaran dengan media audio visual. 6. Guru memberikan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan . 7. Guru mengadakan tes untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
59
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Situasi Umum MI Muhammadiyah Blagung 1. Letak Geografis MI Muhammadiyah Blagung MI Muhammadiyah Blagung yang berada di Desa Blagung, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut : a. Bagian timur berbatasan dengan area persawahan b. Bagian selatan berbatasan dengan area rumah Ibu Arif c. Bagian barat berbatasan dengan area rumah Ibu Sri Partini d. Bagian utara berbatasan dengan jalan raya Simo-Kacangan 2. Identitas MI Muhammadiyah Blagung a. NSM b. NSB c. Alamat
: 111233090112 : 011271810606001 : Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten
Boyolali d. Didirikan tanggal : 17 Mei 1945 e. Status
: Terakreditasi B
f. Status gedung
: Milik Yayasan
g. Status tanah
: Wakaf/Milik Sendiri
h. Waktu belajar
: Pagi
60
3. Keadaan Gedung MI Muhammadiyah Blagung Jumlah gedung MI Muhammadiyah Blagung sudah layak dan memadahi sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Muhammadiyah Blagung telah memilki gedung yang meliputi: a. 6 lokal kelas untuk kelas I-VI b. 1 ruang guru c. Ruang perpustakaan d. Ruang kesehatan e. 2 lokal WC untuk siswa dan 1 WC untuk guru 4. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Blagung Jumlah guru mengajar di MI Muhammadiyah Blagung ada 9 orang. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggungjawab terhadap program ekstra kurikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Muhammadiyah Blagung dapat dilihat pada tabel berikut :
61
Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MI Muhammadiyah Blagung Tahun Ajaran 2014/2015
No
Nama/NIP
Tempat Tanggal
L/P
Ijazah
Jab.
L
SI
Kep.
Lahir 1
Agus Salim, S.Pd.I
Boyolali, 19-09-1977
Sekolah 2
Sri Rahayu
Boyolali, 11-01-1969
P
SI
Guru
3
Rahmi Sri Lestari, AMA
Boyolali, 04-08-1977
P
SI
Guru
4
Ana Fauziyati Zahma, S.P
Boyolali, 08-07-1983
P
SI
Guru
5
Siti Wardati
Boyolali, 24-01-1966
P
PGA
Guru
6
Ari Fatul Azizah, S.Pd.I
Boyolali, 20-06-1986
P
SI
Guru
7
Siti Choiriyah, S.Pd.I
Boyolali, 10-02-1983
P
SI
Guru
8
Munawar Kholil
Boyolali, 25-08-1983
L
SMA
Guru
Rata-rata guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Blagung sudah memenuhi persyaratan sebagai seorang guru yaitu sudah memiliki ijazah minimal SI, walaupun masih ada dua guru yang masih lulusan PGA dan SMA. Guru-guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Blagung berdomisili tidak jauh dari madrasah ini sehingga memudahkan siswa maupun wali murid untuk berkomukasi langsung dengan guru-guru tersebut.
62
5. Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung Jumlah peserta didik MI Muhammadiyah Blagung dari kelas I sampai kelas VI tahun ajaran 2014/2015 seluruhnya berjumlah 136 peserta didik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung Tahun Ajaran 2014/2015
Kelas
Jumlah siswa
Jumlah L/P
L
P
I
11
12
23
II
11
12
23
III
13
11
24
IV
18
11
29
V
9
11
20
VI
5
12
17
Jumlah
67
69
136 A
dapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
63
Tabel 3.3 Daftar nama siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung tahun ajaran 2014/2015
No
Nama siswa
Jenis kelamin
1
Ahmad Rifa’i
L
2
Arifah Ismawati
P
3
Desi Rahmawati
P
4
Dinar Raharjati
L
5
Galih Raka Siwi
L
6
Irsyad Maulana
L
7
Kalista Qori Istiqomah
P
8
Lailia Lutfi Fathin
P
9
Firnanda Putri Munica
P
10
Muh. Khoirul Zaky
L
11
Nafa Firda Haq
P
12
Nahla Fifi Azizah
P
13
Rani Darma Kartika
P
14
Riski Imam Singgih
L
15
Rizka Nur Utama
P
16
Sindi Kusirawati
L
17
Salma Fatimah Azahroh
P
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
L
19
Windi Kusirawati
P
20
Deki Sofyan Nasaqi
L
64
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun gambaran ketiga siklus tersebut adalah: 1. Deskripsi Siklus I Siklus ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 03 juni 2015 pada jam kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Perencanaan 1) Mempersiapkan materi IPS pokok bahasan menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dengan sub pokok bahasan cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok bahasan menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dengan sub pokok bahasan cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan 3) Membuat lembar observasi kegiatan peneliti dan lembar observasi kegiatan siswa. 4) Membuat lembar soal pilihan ganda dan essay untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. 5) Menyiapkan media untuk menunjang proses pembelajaran. 65
b. Pelaksanaan 1) Kegiatan awal (10 menit) a) Salam, do’a dan mengabsen siswa. b) apersepsi. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui metode ceramah, tanya jawab, latihan dan media audio visual 2) Kegiatan inti (50 menit) a) Eksplorasi (1) Guru menerangkan materi tentang cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. b) Elaborasi (1) Guru memutarkan film cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. (2) Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan cermat yang diputarkan oleh guru..
66
c) Konfirmasi (1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belum dikuasai. (2) Guru menyimpulkan materi hari ini. (3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan. 3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit) a) Mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya b) Guru memimpin do’a. c) Guru Menutup dengan salam. c. pengamatan Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan media audio visual. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan media audio visual pada pembelajaran IPS. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator. Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat menerapkan media audio visual pada mata pelajaran IPS materi tentang menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia . 67
Sedangkan Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil tes formatif siswa 85% dari jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Dari data pengamatan siswa dan guru selama pembelajaran dapat diketahui bahwa: 1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang, dimana siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran, media yang digunakan sudah menarik perhatian siswa dan siswa masih ada yang bercanda dengan teman. 2. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran sudah baik, dimana penerapan media audio visual yang dilakukan guru sudah baik, pelaksanaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas masih kurang. d. Refleksi Adapun hasil refleksi dari siklus I adalah sebagai berikut: 1.
Guru dalam mengelola kelas kurang maksimal, siswa masih ada yang bermain sendiri.
2. pengelolaan waktu kurang optimal. 3. Proses pembelajaran dilakukan guru hanya menerangkan di depan kelas, sehingga kemampuan siswa belum terlihat jelas. 4. Siswa kurang aktif untuk bertanya.
68
5. Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus I diketahui jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat dibandingkan dengan tahap pra siklus. Namun hanya 50 % dari jumlah siswa atau 10 siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I belum berhasil. Dengan demikian perlu dicari kelemahan yang ada pada tindakan I untuk kemudian dapat ditentukan perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada siklus II. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I belum berhasil. Dengan demikian perlu dicari kelemahan yang ada pada tindakan I untuk kemudian dapat ditentukan perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada siklus II. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Penambahan
pemberian
motivasi
kepada
siswa
ketika
pembelajaran. 2) Untuk perbaikan guru mengelola waktu dengan semaksimal mungkin dan dalam memulai pembelajaran guru lebih dahulu mengelola kelas, agar pembelajaran lebih efektif. 69
3) Agar siswa aktif bertanya maka guru memberikan motivasi kepada siswa agar bertanya dan memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa. 4) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa. 2. Deskripsi Siklus II Siklus ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 05 juni 2015 pada jam kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Perencanaan Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan model yang sama pada siklus I hanya saja mengalami beberapa perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I untuk materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pokok bahasan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. b. Pelaksanaan Prinsip pelaksanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus I, tetapi peneliti lebih menekanakan pemberian latihan atau pertanyaan yang sering dilakukan, serta memotivasi siswa untuk bertanya.
70
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. 1) Kegiatan awal (10 menit) a) Salam, do’a dan menanyakan kabar. b) Guru mengabsen siswa. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. d) Guru mengenalkan pentingnya materi dalam kehidupan seharihari. e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui metode ceramah, tanya jawab, latihan dan media audio visual. 2) Kegiatan inti (50 menit) a) Eksplorasi (1) Guru
menerangkan
materi
tentang
tokoh
dalam
mempertahankan kemerdekaan. b) Elaborasi (1) Guru memutarkan film tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. (2) Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan cermat yang diputarkan oleh guru. (3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan. 71
c) Konfirmasi (1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belim dikuasai.. (2) Guru menyimpulkan materi materi hari ini (3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan 3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit) a) Guru mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya. b) Guru mempimpin do’a bersama-sama. c) Guru menutup dengan salam. c. pengamatan Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan media audio visual pada pembelajarn IPS. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator. Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat menerapkan media audio visual pada mata pelajaran IPS materi tentang menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia.
Sedangkan Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil 72
tes formatif siswa 85% dari jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Dari data pengamatan siswa dan peneliti selama pembelajaran dapat diketahui bahwa 1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran mulai meningkat, dimana sebagian siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran karena sebagian siswa sudah dapat mengikuti model
yang digunakan
dalam pembelajaran dan mulai menarik perhatian siswa. 2. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran juga mulai meningkat, dimana guru telah mampu dalam menerapkan media audio visual dengan baik, pelaksanaan alokasi waktu sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan, namun dalam pengelolaan kelas perlu ditingkatkan lagi. d. Refleksi Adapun hasil refleksi dari siklus II adalah sebagai berikut: 1. Guru dalam mengelola waktu sudah baik sehingga waktu lebih efisien. 2. Guru mengelola kelas harus ditingkatkan dengan baik. 3. Siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran ketika guru menerapkan media audio visual sehingga menarik perhatian siswa
73
4. Hanya ada beberapa siswa sudah aktif untuk bertanya. 5. Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus II diketahui jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat dibandingkan dengan tahap siklus I. Namun hanya 75% dari jumlah siswa atau 15 siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II belum sepenuhnya berhasil ketuntasan siswa yang harus dicapai KKM adalah 85%. Sedangkan hasil tes menunjukkan bahwa baru sekitar 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM. Dengan demikian perlu mencari kelemahan pada yang ada pada tindakan siklus II untuk kemudian melakukan perbaikan-perbaikan. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada siklus III. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Pengeloaan kelas dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran di mulai. 2) Lebih sering memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya dengan lebih sering memberikan pertanyaan atau latihan.
74
3) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa. 4) Memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta frekuensi pemberian pertanyaan ditambah. 3. Deskripsi Siklus III Siklus ini dilaksanakan pada hari sabtu pada tanggal 06 juni 2015 pada jam kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. Secara garis besar pelaksanaan peneltitian dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Perencanaan Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan model yang sama pada siklus II hanya saja mengalami beberapa perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus II untuk materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pokok bahasan
sikap
mengharhargai
perjuangan
tokoh
dalam
mempertahankan kemerdekaan. b. Pelaksanaan Prinsip pelaksanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus II, tetapi peneliti lebih menekanakan pemberian latihan atau pertanyaan yang sering dilakukan, serta memotivasi siswa untuk bertanya. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan. 75
1) Kegiatan awal (10 menit) a) Salam, do’a dan mengabsen siswa. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c) Guru mengenalkan pentingnya materi dalam kehidupan seharihari. d) Guru menjelaskan cakupan materi tentang sikapa menghargai perjuangan
tokoh
dalam
mempertahankan
kemerdekaan
melalui metode ceramah, tanya jawab, diskusi latihan dan media audio visual. 2) Kegiatan inti (50 menit) a) Eksplorasi (1) Guru menerangkan materi tentang sikap menghargai perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. b) Elaborasi (1) Guru memutarkan film sikap menghargai perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. (2) Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan cernat yang diputarkan oleh guru. c) Konfirmasi (1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belum dikuasai. (2) Guru menyimpulkan materi hari ini. 76
(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan 3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit) a) Guru mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya.. b) Guru mempimpin do’a bersama-sama. c) Guru menutup dengan salam c. Pengamatan Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan media audio visual pada pembelajarn IPS. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator. Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat menerapkan media audio visual pada mata pelajaran IPS. Sedangkan Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil tes formatif siswa 85% dari jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60.
77
Dari data pengamatan siswa dan peneliti selama pembelajaran dapat diketahui bahwa 1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran mulai meningkat, dimana sebagian siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran karena siswa sudah dapat mengikuti media yang digunakan dalam pembelajaran dan mulai menarik perhatian siswa. 2. Keterlibatan
guru
dalam
proses
pembelajaran
juga
mulai
meningkat, dimana guru telah mampu dalam menerapkan media audio visual dalam pembelajaran sudah baik. Dan dalam pelaksanan alokasi waktu sudah sesuai waktu yang ditentukan dan pengelolaan kelas sudah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat keberhasilan pada proses
pembelajaran
yaitu
siswa
dapat
mengikuti
kegiatan
pembelajaran dengan baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya, hampir seluruh siswa mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan, ketepatan guru dalam mengajar dengan menerapkan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS telah terlampaui target pencapaian KKM yaitu 90% > 85%. Hasil observasi pada siklus III ini sudah sesuai harapan peneliti, maka tidak perlu adanya refleksi.
78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Pra Siklus Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPS kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo masih sering menggunakan media buku dan globe sebagai media pembelajaran. Sehingga siswa merasa bosan dan jenuh dengan media tersebut. Maka pembelajaran tersebut hanya berpusat pada guru dan pemahaman siswa hanya bersifat sementara. Bahkan guru juga hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton seperti ceramah, dan jarang menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi yang dapat memotivasi siswa. Data yang di peroleh dari kondisi awal, hasil nilai tes ulangan harian semester genap 2014/2016 siswa kelas V pada mata pelajaran IPS masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)
belajar yang digunakan sebagai patokan dalam mata pelajaran IPS yaitu 60.
79
Tabel 4.1 Hasil Nilai Tes Ulangan Harian IPS Siswa Kelas V Pada Pra Siklus Tahun Ajaran 2014/2015
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Rifa’i
30
Tidak tuntas
2
Arifah Ismawati
40
Tidak tuntas
3
Desi Rahmawati
30
Tidak tuntas
4
Dinar Raharjati
50
Tidak tuntas
5
Galih Raka Siwi
30
Tidak tuntas
6
Irsyad Maulana
50
Tidak tuntas
7
Kalista Qori Istiqomah
50
Tidak Tuntas
8
Lailia Lutfi Fathin
30
Tidak Tuntas
9
Firnanda Putri Munica
40
Tidak tuntas
10
Muh. Khoirul Zaky
40
Tidak tuntas
11
Nafa Firda Haq
40
Tidak tuntas
12
Nahla Fifi Azizah
60
Tuntas
13
Rani Darma Kartika
40
Tidak tuntas
14
Riski Imam Singgih
50
Tidak tuntas
15
Rizka Nur Utama
30
Tidak tuntas
16
Sindi Kusirawati
50
Tidak tuntas
17
Salma Fatimah Azahroh
50
Tidak tuntas
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
50
Tidak tuntas
19
Windi Kusirawati
60
Tuntas
20
Deki Sofyan Nasaqi
70
Tuntas
Jumlah
890
80
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pra siklus ini yaitu: ∑
= 890
∑
=3
∑
= 20
Presentase ketuntasan belajar (P)
Nilai rata-rata (
∑
)
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa ulangan harian sebelum diadakannya pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dari 20 orang siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 3 siswa atau sebesar 15% dan yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau sebesar 85%. Dari uraian diatas bahwa prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS masih rendah, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPS masih bersifat verbalisme. Siswa hanya mendengarkan tanpa ada media yang mendukung pemahaman dan pendalaman terhadap materi
81
yang disampaikan, sehingga siswa mudah bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran. 2. Hasil Siklus I 1. Data Hasil Pengamatan Dalam siklus I ini pembelajaran IPS untuk materi menghargai jasa
dan
peranan
tokoh
perjuangan
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia sudah dilaksanakan. Data yang diperoleh dari siklus ini adalah data nilai prestasi belajar siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru kolaborator yang berperan sebagai pengamat sekaligus penilai. Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini akan diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan ketuntasan siswa yang dapat dilihat dari siklus ke siklus.
82
Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Pada Siklus I Tahun Ajaran 2014/2015
No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Rifa’i
60
Tuntas
2
Arifah Ismawati
60
Tuntas
3
Desi Rahmawati
60
Tuntas
4
Dinar Raharjati
50
Tidak tuntas
5
Galih Raka Siwi
50
Tidak tuntas
6
Irsyad Maulana
50
Tidak tuntas
7
Kalista Qori Istiqomah
50
Tidak tuntas
8
Lailia Lutfi Fathin
70
Tuntas
9
Firnanda Putri Munica
50
Tidak tuntas
10
Muh. Khoirul Zaky
80
Tuntas
11
Nafa Firda Haq
60
Tuntas
12
Nahla Fifi Azizah
70
Tuntas
13
Rani Darma Kartika
50
Tidak tuntas
14
Riski Imam Singgih
30
Tidak tuntas
15
Rizka Nur Utama
30
Tidak tuntas
16
Sindi Kusirawati
60
Tuntas
17
Salma Fatimah Azahroh
70
Tuntas
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
50
Tidak tuntas
19
Windi Kusirawati
50
Tidak tuntas
20
Deki Sofyan Nasaqi
80
Tuntas
Jumlah
1130
83
Berdasarkan hasil data prestasi belajar siswa diatas pada siklus I ini yaitu : ∑
= 1130
∑
= 10
∑
= 20
Presentase ketuntasan belajar (P)
Nilai rata-rata (
∑
)
Pencapaian rata-rata belajar di siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-rata hasil belajar sebesar 56,5 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 50%. Maka harus dilaksanakan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan media audio visual untuk mendapatkan ketuntasan belajar yang mencapai pada indikator yang telah ditentukan.
84
3. Hasil Siklus II 1. Data Hasil Pengamatan Dalam siklus II ini pembelajaran IPS untuk materi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan media audio visual. Namun dalam pelaksanaannya tetap memperhatikan kelemahankelemahan yang terdapat pada siklus I. Data yang diperoleh dari siklus ini adalah data nilai prestasi belajar siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru kolaborator yang berperan sebagai pengamat sekaligus penilai. Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini dapat diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan ketuntasan siswa yang dapat dilihat dari siklus ke siklus. Hasil tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
85
Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II Tahun Ajaran 2014/2015
No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Rifa’i
50
Tidak tuntas
2
Arifah Ismawati
60
Tuntas
3
Desi Rahmawati
70
Tuntas
4
Dinar Raharjati
60
Tuntas
5
Galih Raka Siwi
50
Tidak tuntas
6
Irsyad Maulana
80
Tuntas
7
Kalista Qori Istiqomah
90
Tuntas
8
Lailia Lutfi Fathin
70
Tuntas
9
Firnanda Putri Munica
80
Tuntas
10
Muh. Khoirul Zaky
60
Tuntas
11
Nafa Firda Haq
50
Tidak tuntas
12
Nahla Fifi Azizah
70
Tuntas
13
Rani Darma Kartika
80
Tuntas
14
Riski Imam Singgih
70
Tuntas
15
Rizka Nur Utama
50
Tidak tuntas
16
Sindi Kusirawati
70
Tuntas
17
Salma Fatimah Azahroh
60
Tuntas
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
60
Tidak tuntas
19
Windi Kusirawati
70
Tuntas
20
Deki Sofyan Nasaqi
60
Tuntas
Jumlah
1310
86
Berdasarkan hasil data prestasi belajar siswa diatas pada siklus II ini yaitu : ∑
= 1310
∑
= 15
∑
= 20
Presentase ketuntasan belajar (P)
Nilai rata-rata (
∑
)
Siklus II belum dapat dikatakan tuntas, tingkat ketuntasan baru mencapai 75% dan belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 80%. Untuk lebih jelasnya data rekapitulasi dapat dilihat dari tabel 4.4 sebagai berikut :
87
Tabel 4.4 Hasil Data Rekapitulasi Siklus II
No
Uraian
Keterangan
1.
Nilai rata-rata tes
65,5
2.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
15 siswa
3.
Persentase ketuntasan belajar
75%
4.
Peningkatan rata-rata tes
9
5.
Peningkatan ketuntasan belajar
5 siswa
6.
Peningkatan persentase belajar
25%
Pencapaian nilai rata-rata pada siklus II 65,5 dengan persentase ketuntasan belajar sebanyak 75% dari jumlah siswa atau 15 siswa. Sedangakan untuk peningkatan rata-rata tes dari siklus I ke siklus II yaitu 9 dengan peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 25% dari jumlah siswa atau 5 siswa. Hasil pada siklus II ini menunjukan bahwa siklus II belum berhasil dalam mencapai ketuntasan belajar yang ditentukan dengan indikator ketuntasan belajar yaitu 85%.
88
4. Hasil Siklus III 1. Data Hasil Pengamatan Dalam siklus III ini pembelajaran IPS untuk materi menghargai jasa
dan
peranan
tokoh
perjuangan
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia tetap dilaksanakan dengan media audio visual. Data yang diperoleh dari siklus ini adalah data nilai prestasi belajar siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru kolaborator yang berperan sebagai pengamat sekaligus penilai. Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini dapat diketahui tingkat kenaikan prestasi belajar dan ketuntasan siswa yang dapat dilihat dari siklus ke siklus. Hasil tes pada siklus III dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
89
Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus III Tahun Ajaran 2014/2015
No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Rifa’i
100
Tuntas
2
Arifah Ismawati
90
Tuntas
3
Desi Rahmawati
80
Tuntas
4
Dinar Raharjati
80
Tuntas
5
Galih Raka Siwi
100
Tuntas
6
Irsyad Maulana
80
Tuntas
7
Kalista Qori Istiqomah
90
Tuntas
8
Lailia Lutfi Fathin
90
Tuntas
9
Firnanda Putri Munica
80
Tuntas
10
Muh. Khoirul Zaky
80
Tuntas
11
Nafa Firda Haq
50
Tidak tuntas
12
Nahla Fifi Azizah
90
Tuntas
13
Rani Darma Kartika
80
Tuntas
14
Riski Imam Singgih
90
Tuntas
15
Rizka Nur Utama
50
Tidak tuntas
16
Sindi Kusirawati
90
Tuntas
17
Salma Fatimah Azahroh
100
Tuntas
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
100
Tuntas
19
Windi Kusirawati
90
Tuntas
20
Deki Sofyan Nasaqi
60
Tuntas
Jumlah
1670
90
Berdasarkan hasil data prestasi belajar siswa diatas pada siklus III ini yaitu: ∑
= 1670
∑
= 18
∑
= 20
Presentase ketuntasan belajar(P)
Nilai rata-rata (
∑
)
Siklus III sudah dikatakan tuntas, karena tingkat ketuntasan sudah mencapai 90% dan sudah di atas indikator ketercapaian penelitian yaitu sebesar 85%. Dari data rekapitulasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
91
Tabel 4.6 Hasil Data Rekapitulasi Siklus III
No
Uraian
Keterangan
1.
Nilai rata-rata tes
83.5
2.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
15 siswa
3.
Persentase ketuntasan belajar
90%
4.
Peningkatan rata-rata tes
18
5.
Peningkatan ketuntasan belajar
3 siswa
6.
Peningkatan persentase belajar
15%
Pencapaian nilai rata-rata pada siklus II 83,5 dengan persentase ketuntasan belajar sebanyak 90% dari jumlah siswa atau 18 siswa. Sedangakan untuk peningkatan rata-rata tes dari siklus I ke siklus II yaitu 9 dengan peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 15% dari jumlah siswa atau 3 siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat keberhasilan pada proses pembelajaran yaitu siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya, hampir seluruh siswa mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan, ketepatan guru dalam mengajar dengan menerapkan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan telah terlampaui target pencapaian KKM yaitu 90% > 85%. Hasil observasi pada siklus III ini sudah sesuai harapan peneliti, maka tidak perlu adanya refleksi.
92
B. Pembahasan Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data-data yang terkumpul, maka diketahui bahwa pengguanaan media audio visual pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual menjadi salah satu solusi untuk mencapai target yang diinginkan. Dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran IPS yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat menerima materi menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hal ini di buktikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil ulangan pada kondisi awal atau pra siklus, nilai ratarata dari 20 siswa yaitu 44,5 dengan rincian 3 siswa atau 15% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tuntas, sedangkan 17 siswa atau 85% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas.Karena guru IPS kelas V dalam pembelajaran masih menggunakan media pembelajaran yang sederhana. Sehingga pembelajaran yang disampaikan menjadi kurang menarik dan membuat siswa menjadi kurang aktif. Hal ini juga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran yang diperoleh dari tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, peneliti 93
melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media audio visual. Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang prestasi belajarnya telah mencapai KKM pada tiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai tes formatif yang diperoleh siswa di setiap siklusnya pada tabel 4.7 sebagai berikut:
94
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Nilai-nilai pada Siklus I II dan III
Siklus No
Nama Siswa
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Ahmad Rifa’i
60
50
100
2
Arifah Ismawati
60
60
90
3
Desi Rahmawati
60
70
80
4
Dinar Raharjati
50
60
80
5
Galih Raka Siwi
50
50
100
6
Irsyad Maulana
50
80
80
7
Kalista Qori Istiqomah
50
90
90
8
Lailia Lutfi Fathin
70
70
90
9
Firnanda Putri Munica
50
80
80
10
Muh. Khoirul Zaky
80
60
80
11
Nafa Firda Haq
60
50
50
12
Nahla Fifi Azizah
70
70
90
13
Rani Darma Kartika
50
80
80
14
Riski Imam Singgih
30
70
90
15
Rizka Nur Utama
30
50
50
16
Sindi Kusirawati
60
70
90
17
Salma Fatimah Azahroh
70
60
100
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
50
60
100
19
Windi Kusirawati
50
70
90
20
Deki Sofyan Nasaqi
80
60
60
Jumlah
1130
1310
1670
Rata-rata
56,5
65,5
83,5
Prosentase Ketuntasan Belajar
50%
75%
90%
95
Pada siklus I dilaksankan selama 1 kali pertemuan, sehingga pada siklus I nilai rata-rata dari 20 siswa yaitu 56,5 dengan rincian 10 siswa atau 50% dari jumlah siswa telah mencapai KKM yaitu 60 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 10 siswa atau 50% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas. Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru maka peneliti mengkaji ulang data hasil pengamatan yang diperoleh dan melakukan perbaikan. Hasilnya adalah guru kurang cakap dalam menerapkan media audio visual dan guru masih kurang menguasai kelas serta mengelola waktu secara tepat. Sedangkan siswa masih rame guru menyampaikan materi menggunakan media audio visual yang diterapkan sehingga pembelajaran belum menarik perhatian siswa. Maka perbaikannya adalah sebelum pembelajaran guru memahami langkah yang akan disampaikan ketika guru menggunakan media audio visual pada mata pelajaran IPS dan ketika pembelajaran guru mengelola kelas terlebih dahulu secara maksimal serta mengenalkan lebih dalam kepada siswa tentang strategi pembelajaran yang digunakan. Pada siklus II, nilai rata-rata dari 20 siswa yaitu 65,5 dengan rincian 15 siswa atau 75% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu 60 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 5 siswa atau 25% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas. Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru maka peneliti mengkaji ulang data hasil pengamatan yang diperoleh dan melakukan perbaikan. 96
Hasilnya adalah guru telah mampu menerapkan media audio visual pada pelajaran IPS dengan baik dan guru sudah mampu menguasai kelas dengan baik, namun perlu ditingkatkan lagi dalam penguasaannya. Selain itu masih ada sebagian siswa yang belum memahami jalanya media pembelajaran yang diterapkan. Maka perbaikanya adalah guru lebih memaksimalkan lagi dalam pengelolaan kelas dan memberikan pengulangan dalam melakukan langkahlangkah strategi pembelajaran yang diterapkan. Mengingat jumlah siswa yang mencapai ketuntasan minimal belum mencapai target serta masih banyak perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, maka dari itu untuk perbaikandilakukan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu pada siklus III. Pada siklus III, nilai rata-rata dari 20 siswa yaitu 83,3 dengan rincian 18 siswa atau 90% dari jumlah siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu 60 dan dinyatakan tuntas, sedangkan 2 siswa atau 10% dari jumlah siswa belum mencapai nilai ketuntasan minimal dan dinyatakan tidak tuntas. Untuk penilaian hasil pengamatan terhadap guru terjadi peningkatan karena guru telah maksimal dalam mengelola kelas dan menerapkan media audio visual dengan sangat baik. Selain itu hasil belajar siswa dari tes formatif yang dilakukan meningkat dan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM sudah memenuhi indikator yang telah ditentukan. Hasil pencapaian KKM pada siklus I II dan II dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:
97
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Pencapaian KKM pada Siklus I II dan III
Ketuntasan Nilai Rata-
Ketuntasan
Ketuntasan
rata
(KKM Individu 60)
(KKM Nasional 75)
56,5
10 siswa (50%)
2 siswa (10%)
65,5
15 siswa (75%)
4 siswa (20%)
83,5
18 siswa (90%)
17 siswa (85%)
Pelaksanaan
Siklus I
Siklus II Siklus III
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar yaitu dari siklus I sebesar 56,5 dan 65,5 pada siklus II menjadi 83,5 pada sisklus III. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus III sebesar 83,5, menunjukkan bahwa telah melampaui KKM individu yaitu 60 dan KKM nasional yaitu 75. Peningkatan prestasi belajar ini juga dapat dilihat pada diagram 4.1 sebagai berikut:
98
Diagram 4.9 Diagram Nilai Rata-rata Siklus I II dan III
Rata-rata Nilai
90 80 70 60 50
Siiklus III
40
Siklus II Siklus I
30 20 10 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
99
Diagram 4. 10 Diagram Hasil Persentase Belajar pra siklus, siklus I, II dan III
PROSENTASE KETUNTASAN BELAJAR 100% 90% 80% 70% 60%
Siklus III
50%
Siklus II
40%
Siklus I
30% 20% 10% 0% Siklus I
Siklus II
Siklus III
Selain terjadi peningkatan prestasi belajar pada tiap siklusnya, ketuntasan belajar dengan KKM individu yaitu 60 juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 50%, pada siklus II sebesar 75%, pada siklus III sebesar 90% dan dapat dilihat pada diagram 4.2.
100
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Menghargai Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V di MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015” dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V di MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil setiap siklusnya yang menunjukan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar, dimana pada siklus I sebesar 56,5, siklus II sebesar 65,5 dan siklus III sebesar 83,5. Hasil tersebut telah melampaui KKM individu yaitu 60 dan KKM Nasional yaitu 75. 2. Penerapan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, terbukti pada siklus III siswa yang mencapai KKM sebesar 90% > 85% (standar KKM kelas).
101
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan media audio visual pada kelas V MI Muhammadiyah Tahun Ajaran 2014/2015, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan
pemikiran untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi peserta didik MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo pada khususnya sebagai berikut: 1. Kepada siswa a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau pendapat pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari-hari. 2. Kepada guru mata pelajaran a. Sebagai seorang guru seharusnya dapat memahami kondisi siswa, sehingga dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan keinginan siswa. b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan pembelajaran diharapkan menerapkan media audio visual. c. Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa
102
dengan kalimat yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan media audio visual. d. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan media audio visual.
103
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada Asnawir dan M. Basyirudin Usman, M.Pd. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press Bahri, Syaiful Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Esa Nur Wahyuni dan Baharuddin. 2008. Teori belajar & pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS; Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga: STAIN Salatiga Press
103
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sukirman,. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: kencana Prenada Media Group. Umiarso dan Imam Gojali. 2011. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD. Uzer, Moh. Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Vaugh, Rf. 2006. Multimedia.Making It Working, 7th Edition, New York: McGraw Hill Companies, Inc
104
Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
NILAI HASIL BELAJAR PRA SIKLUS No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Rifa’i
30
Tidak tuntas
2
Arifah Ismawati
40
Tidak tuntas
3
Desi Rahmawati
30
Tidak tuntas
4
Dinar Raharjati
50
Tidak tuntas
5
Galih Raka Siwi
30
Tidak tuntas
6
Irsyad Maulana
50
Tidak tuntas
7
Kalista Qori Istiqomah
50
Tidak Tuntas
8
Lailia Lutfi Fathin
30
Tidak Tuntas
9
Firnanda Putri Munica
40
Tidak tuntas
10
Muh. Khoirul Zaky
40
Tidak tuntas
11
Nafa Firda Haq
40
Tidak tuntas
12
Nahla Fifi Azizah
60
Tuntas
13
Rani Darma Kartika
40
Tidak tuntas
14
Riski Imam Singgih
50
Tidak tuntas
15
Rizka Nur Utama
30
Tidak tuntas
16
Sindi Kusirawati
50
Tidak tuntas
17
Salma Fatimah Azahroh
50
Tidak tuntas
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
50
Tidak tuntas
19
Windi Kusirawati
60
Tuntas
20
Deki Sofyan Nasaqi
70
Tuntas
Jumlah
890
Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siklus I
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I
No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Rifa’i
60
Tuntas
2
Arifah Ismawati
60
Tuntas
3
Desi Rahmawati
60
Tuntas
4
Dinar Raharjati
50
Tidak tuntas
5
Galih Raka Siwi
50
Tidak tuntas
6
Irsyad Maulana
50
Tidak tuntas
7
Kalista Qori Istiqomah
50
Tidak tuntas
8
Lailia Lutfi Fathin
70
Tuntas
9
Firnanda Putri Munica
50
Tidak tuntas
10
Muh. Khoirul Zaky
80
Tuntas
11
Nafa Firda Haq
60
Tuntas
12
Nahla Fifi Azizah
70
Tuntas
13
Rani Darma Kartika
50
Tidak tuntas
14
Riski Imam Singgih
30
Tidak tuntas
15
Rizka Nur Utama
30
Tidak tuntas
16
Sindi Kusirawati
60
Tuntas
17
Salma Fatimah Azahroh
70
Tuntas
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
50
Tidak tuntas
19
Windi Kusirawati
50
Tidak tuntas
20
Deki Sofyan Nasaqi
80
Tuntas
Jumlah
1130
Lampiran 3 Nilai Hasil Belajar Siklus II
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Rifa’i
50
Tidak tuntas
2
Arifah Ismawati
60
Tuntas
3
Desi Rahmawati
70
Tuntas
4
Dinar Raharjati
60
Tuntas
5
Galih Raka Siwi
50
Tidak tuntas
6
Irsyad Maulana
80
Tuntas
7
Kalista Qori Istiqomah
90
Tuntas
8
Lailia Lutfi Fathin
70
Tuntas
9
Firnanda Putri Munica
80
Tuntas
10
Muh. Khoirul Zaky
60
Tuntas
11
Nafa Firda Haq
50
Tidak tuntas
12
Nahla Fifi Azizah
70
Tuntas
13
Rani Darma Kartika
80
Tuntas
14
Riski Imam Singgih
70
Tuntas
15
Rizka Nur Utama
50
Tidak tuntas
16
Sindi Kusirawati
70
Tuntas
17
Salma Fatimah Azahroh
60
Tuntas
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
60
Tidak tuntas
19
Windi Kusirawati
70
Tuntas
20
Deki Sofyan Nasaqi
60
Tuntas
Jumlah
1310
lampiran 4 Hasil Belajar Siklus III
NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS III
No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Rifa’i
100
Tuntas
2
Arifah Ismawati
90
Tuntas
3
Desi Rahmawati
80
Tuntas
4
Dinar Raharjati
80
Tuntas
5
Galih Raka Siwi
100
Tuntas
6
Irsyad Maulana
80
Tuntas
7
Kalista Qori Istiqomah
90
Tuntas
8
Lailia Lutfi Fathin
90
Tuntas
9
Firnanda Putri Munica
80
Tuntas
10
Muh. Khoirul Zaky
80
Tuntas
11
Nafa Firda Haq
50
Tidak tuntas
12
Nahla Fifi Azizah
90
Tuntas
13
Rani Darma Kartika
80
Tuntas
14
Riski Imam Singgih
90
Tuntas
15
Rizka Nur Utama
50
Tidak tuntas
16
Sindi Kusirawati
90
Tuntas
17
Salma Fatimah Azahroh
100
Tuntas
18
Tsalis Rayu Wicjaksono
100
Tuntas
19
Windi Kusirawati
90
Tuntas
20
Deki Sofyan Nasaqi
60
Tuntas
Jumlah
1670
Lampiran 5 rekapitulasi
HASIL DATA REKAPITULASI SIKLUS II
No
Uraian
Keterangan
1
Jumlah siswa tuntas belajar
15
2
Prosentase ketuntasan belajar
3
Peningkatan ketuntasan belajar
8
4
Peningkatan prosentase belajar
40%
75%
Lampiran 5 rekapitulasi
HASIL DATA REKAPITULASI SIKLUS III
No
Uraian
Keterangan
1
Jumlah siswa tuntas belajar
18 siswa
2
Prosentase ketuntasan belajar
3
Peningkatan ketuntasan belajar
4 siswa
4
Peningkatan prosentase belajar
20%
90%
Lampiran 6 Observasi Bagi Siswa LEMBAR OBSERVASI BAGI SISWA I
No
Aspek Yang Dinilai 1
1 2
3
4
5 6 7
Siswa aktif dalam pembelajaran Siswa lebih tertarik belajar dengan menggunakan media audio visual Siswa mendengarkan penjelasan guru sebelum video ditayangkan Siswa antusias saat menyaksikan materi melalui media audio visual Siswa berani bertanya atau menjawab pertanyaan Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa mencatat cuplikan penting saat media audio visual diputar
Penjelasan penilaian tingkatan skor 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju
2
Skor penilaian 3
4
5
Lampiran 7 Observasi Bagi Siswa LEMBAR OBSERVASI BAGI SISWA II
No
Aspek Yang Dinilai 1
1 2
3
4
5 6 7
Siswa aktif dalam pembelajaran Siswa lebih tertarik belajar dengan menggunakan media audio visual Siswa mendengarkan penjelasan guru sebelum video ditayangkan Siswa antusias saat menyaksikan materi melalui media audio visual Siswa berani bertanya atau menjawab pertanyaan Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa mencatat cuplikan penting saat media audio visual diputar
Penjelasan penilaian tingkatan skor 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju
2
Skor penilaian 3
4
5
Lampiran 8 Observasi Bagi Siswa LEMBAR OBSERVASI BAGI SISWA III
No
Aspek Yang Dinilai 1
1 2
3
4
5 6 7
Siswa aktif dalam pembelajaran Siswa lebih tertarik belajar dengan menggunakan media audio visual Siswa mendengarkan penjelasan guru sebelum video ditayangkan Siswa antusias saat menyaksikan materi melalui media audio visual Siswa berani bertanya atau menjawab pertanyaan Siswa berani mengemukakan pendapat Siswa mencatat cuplikan penting saat media audio visual diputar
Penjelasan penilaian tingkatan skor 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju
2
Skor penilaian 3
4
5
Lampiran 9 Observasi Siklus I LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS I
No
Jenis pengamatan
1 2
Guru melakukan apersepsi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menggunakan media audio visual Guru mempersiapkan peralatan penunjang media audio visual Ketetapan menggunakan metode dalam pembelajaran Mengatur dan memanfaatkan media audio visual Kemampuan menguasai dan mengelola kelas Memanfaatkan waktu pembelajaran Guru memotivasi siswa dam mengaktifkan siswa Guru mengkondisikan siswa sebelum tayangan dimulai Guru menutup dan menyimpulkan materi pelajaran
1
3 4 5 6 7 8 9 10
Penjelasan penilaian tingkatan skor 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju
2
Skor penilaian 3 4
5
Lampiran 10 Observasi Siklus II LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS II
No
Jenis pengamatan
1 2
Guru melakukan apersepsi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menggunakan media audio visual Guru mempersiapkan peralatan penunjang media audio visual Ketetapan menggunakan metode dalam pembelajaran Mengatur dan memanfaatkan media audio visual Kemampuan menguasai dan mengelola kelas Memanfaatkan waktu pembelajaran Guru memotivasi siswa dam mengaktifkan siswa Guru mengkondisikan siswa sebelum tayangan dimulai Guru menutup dan menyimpulkan materi pelajaran
1
3 4 5 6 7 8 9 10
Penjelasan penilaian tingkatan skor 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju
2
Skor penilaian 3 4
5
Lampiran 11 Observasi Siklus III
LEMBAR OBSERVASI GURU PADA SIKLUS III
No
Jenis pengamatan
1 2
Guru melakukan apersepsi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menggunakan media audio visual Guru mempersiapkan peralatan penunjang media audio visual Ketetapan menggunakan metode dalam pembelajaran Mengatur dan memanfaatkan media audio visual Kemampuan menguasai dan mengelola kelas Memanfaatkan waktu pembelajaran Guru memotivasi siswa dam mengaktifkan siswa Guru mengkondisikan siswa sebelum tayangan dimulai Guru menutup dan menyimpulkan materi pelajaran
1
3 4 5 6 7 8 9 10
Penjelasan penilaian tingkatan skor 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat setuju
2
Skor penilaian 3 4
5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah
: MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG
Kelas/Semester
: V/Genap
Mata Pelajaran
: IPS
Pertemuan Ke-
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaaan indonesia. B. Kompetensi dasar Menghargai dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. C. Indikator pencapaian 1. Menjelaskan cara menghargai jasa dan peranan jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan indonesia. 2. Menjelaskan pengertian kemerdekaan. 3. Menyebutkan cara mengenang dan menghormati jasa para pahlalwan. 4. Menyebutkan sikap menghargai jasa para pahlawanan. D. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan cara menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia. 2. Siswa dapat menjelaskan pengertian kemerdekaan. 3. Siswa dapat menyebutkan cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan. 4. Siswa dapat menyebutkan sikap menghargai jasa para pahlawanan
E. Karakter yang diharapkan:
Toleransi
Tanggung jawab
Kepedulian
F. Materi Cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Kemerdekaan yang dinikmati sekarang, bukan pemberian dari Jepang atau pemerintah Belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan tanpa bantuan Negara lain. Dalam perjuangan mencapai Indonesia merdeka, para pahlawan mengorbankan harta, benda, dan nyawa. Tidak terhitung jumlah putra bangsa yang gugur di seluruh Nusantara. Mereka rela mempertahankan jiwa raga demi membela tanah air Indonesia. Untuk menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan Indonesia, maka pada setiap malam tanggal 16 Agustus diadakan renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata dipimpin oleh presiden RI. Ada beberapa cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan, di antaranya sebagai berikut. 1. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa para pahlawan. 2. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. 3. Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia supaya lebih maju. 5. Menyantuni keturunan para pahlawan yang masih ada sebagai tanda balas budi. 6. Mewarisi semangat juang mereka dalam segala bidang untuk menciptakan Negara yang adil dan makmur. 7. Melanjutkan perjuangan mereka dengan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. 8. Sikap yang perlu kita teladani jasa para pahlawan yaitu berjuang tanpa pamrih, rela mengorbankan harta, jiwa dan raga, setia dan menjunjung citacita bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia, cinta tanah air.
G. Langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Deskripsi Kegiatan 1. Memberikan salam dan menanyakan kabar, do’a 2. apersepsi Absen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengenalkan pentingnya materi dalam kehidupan sehari-hari 1. Eksplorasi Guru menerangkan materi tentang tokoh dalam mempertahankan kemerdekaaan dengan metode ceramah. 2. Elaborasi Guru memutarkan film cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan cermat. 3. Konfirmasi Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belum dikuasai. Guru menyimpulkan materi hari ini Menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya Guru memimpin do’a Guru menutup salam
Alokasi Waktu
10 menit
50 menit
10 menit
H. Metode pembelajaran 1. Metode ceramah 2. Metode drill 3. Metode tanya jawab I. Media dan sumber bahan ajar: 1. Buku paket IPS kelas 5 mastur,widiarso wiyono,slamet penerbit aneka ilmu semester genap 2. Media tentang cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. J. penilaian Penilaian : tes tertulis: pilihan ganda dan isi I.
Marilah menyilang (×) huruf a, b, c atau d pada jawaban yang tepat! 1. Untuk mengenang jasa para pahlawan pada waktu upacara disekolah atau dikantor melakukan … a. Mengheningkan cipta b. Bersedih c. senang d. Berduka 2. Untuk menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan indonesia pada tanggal 16 agustus diadakan renungan di makam taman pahlawan di … a. Kali deres b. Kali ciliwung c. Kalibata d. Kali condet
3. Untuk mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan indonesia diadakan renungan di makam taman pahlawan yang dipimpin oleh … a. Bupati b. Gubernur c. Walikota d. Presiden RI 4. Dibawah yang bukan sikap kita meneladani jasa para pahlawan adalah… a. Berjuang tanpa pamrih b. Cinta tanah air c. Minta imbalan d. Rela mengorbankan harta, jiwa dan raga 5. Dibawah ini yang bukan cara menghargai jasa para pahlawan … a. Mendo’akan para pahlawan b. Makam taman makam pahlawan c. Mengheningkan cipta untuk para pahlawan d. Malas untuk bekerja 6. Perjuangan para pahlawan dalam memertahankan kemerdekaan indonesia banyak yang melupakan jasa para pahlawanan. Untuk mengenang jasa para pahlawan kita sering mengunjungi … a. Museum b. Rumah sakit c. Sekolah d. Kantor 7. Kemerdekaan bukan pemberian dari negara… a. Negara lain b. Diri sendiri c. Rakyat
d. Orang tua 8. Kemerdekaan yang diraih indonesia didapat dengan cara yang tidak mudah, butuh perjuangan dengan untuk memperolehnya, sebagai pelajar, belajar tekun dan rajin merupakan salah satu wujud nyata dari … a. Kegiatan positif b. Menghargai jasa para pahlawan c. Rajin pangkal pandai d. Melakukan tugas 9. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan indonesia. Contoh tindakan kita dalam menghargai jasa para pahlawan adalah, kecuali … a. Malas dalam melakukan setipa pekerjaan b. Giat belajar c. Menjaga nama baik para tokoh kemerdekaan d. Mendo’akan para tokoh kemerdekaan 10. Dibawah yang bukan sikap kita dalam menghargai jasa pahlawan… a. Cinta tanah air b. Berjuang tanpa pamrih c. Bangga sebagai bangsa indonesia d. Membela negara lain
II.
isilah titik-titik berikut ini dengan benar! 1. Kemerdekaan dinikmati sekarang, bukan pemberian dari…atau pemerintah… 2. Apa yang dimaksud kemerdekaan…. 3. Dalam
mencapai
kemerdekaan
para
pejuang
indonesia
mengorbankan… 4. Untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal… 5. Menyantuni keturunan para pahlawan yang masih ada sebagai tanda … Kunci jawaban I.
Pilihan ganda
1. A
6. B
2. C
7. A
3. D
8. B
4. C
9. A
5. D
10. D
II.
Isi
1. Jepang atau pemerintah belanda 2. Hasil perjungan bangsa indonesia sendiri 3. Harta, benda dan nyawa 4. Positif 5. Tanda balas budi
K. Skor penilaian I.
Jawaban benar × 1= 10
II.
Jawaban benar × 2= 10 Jumlah skor =
×10 = 100 BLAGUNG, 28 Mei 2015
Guru mata pelajaran IPS
Peneliti
Sri Rahayu, S.Pd.I
Syarifudin Nim: 11511004
Nip:
Mengetahui Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Blagung
Agus Salim, S.Pd NIP: 197709192005011003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah
: MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG
Kelas/Semester
: V/Genap
Mata Pelajaran
: IPS
Pertemuan Ke-
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaaan indonesia. B. Kompetensi dasar Menghargai pejuang para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. C. Indikator pencapaian 1. Menjelaskan sikap menghargai para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 2. Menyebutkan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 3. Menceritakan tokoh Ir.soekarno 4. Menceritakan tokoh Drs. Muhammad Hatta 5. Menceritakan tokoh Sri Sultan hamengkubuwono IX 6. Menceritakan tokoh Jendral Sudirman D. Tujuan pembelajaran 1. Siswa
dapat
menjelaskan
sikap
menghargai
para
tokoh
dalam
mempertahankan kemerdekaan. 2. Siswa dapat menyebutkan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. 3. Siswa dapat menceritakan tokoh Ir.soekarno 4. Siswa dapat menceritakan tokoh Drs. Muhammad Hatta 5. Siswa dapat menceritakan tokoh Sri Sultan hamengkubuwono IX
6. Siswa dapat menceritakan tokoh Jendral Sudirman E. Karakter yang diharapkan:
Toleransi
Tanggung jawab
Kepedulian
F. Materi Sikap menghargai perjuanganTokoh dalam mempertahankan kemerdekaan 1. Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda Untuk menengahi pertikaian antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk komisi baru yang diberi nama UNCI (United Nation Commision for Indonesia). Berkat peranan UNCI Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan. Delegasi Indonesia diketuai Mr. Moh Roem. Delegasi Belanda diketuai Dr. Van Royen. Perundingan tersebut dinamakan Perundingan Roem-Royen. Salah satu keputusan perundingan Roem-Royen adalah akan diselenggarakannya Koferensi Meja Bundar (KMB). Untuk menghadapi KMB diadakan Konferensi Inter Indonesia. Konferensi tersebut dimaksudkan untuk mempertemukan pandangan wakil Republik Indonesia dengan wakil BFO. BFO merupakan organisasi yang terdiri atas pemimpin negara-negara bagian atau negara-negara kecil yang ada di Indonesia. Negara-negara bagian tersebut timbul karena adanya politik devide et impera. Politik devide et impera adalah politik memecah belah. Bagian-bagian wilayah Indonesia yang diduduki Belanda dipecah-pecah sehingga timbul negara-negara kecil (Negara Boneka). Sesudah berhasil menyelesaikan masalah dalam negeri melalui Konferensi Inter Indonesia, bangsa Indonesia siap menghadapi KMB. Pada tanggal 23 Agustus 1949 dibuka di Den Haag, Belanda. Delegasi RI dipimpin Drs. Moh. Hatta. Delegasi BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. Delegasi Belanda dipimpin Mr. J.H. Van Marseveen. Sedangkan PBB diwakili Chritclev. Pada tanggal 2 November 1949 dilakukan upacara penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan. Upacara tersebut dilakukan pada waktu yang bersamaan di Indonesia dan di Belanda. Dengan peristiwa tersebut secara resmi Belanda mengakui kedaulatan bangsa Indonesia di seluruh wilayah bekas jajahannya. Di Den Haag naskah penyerahan ditandatangani Drs. Moh. Hatta mewakili Indonesia dan Ratu Juliana mewakili Belanda. 2. Peranan Beberapa Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan dua cara. Cara tersebut meliputi perang dan diplomasi. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam kedua cara tersebut, antara lain sebagai berikut. a. Ir. Soekarno Tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia. Sebagai pemimpin tertinggi, Presiden Soekarno banyak melakukan diplomasi dengan pemimpin-pemimpin tentara Sekutu di Indonesia. Kedatangan tentara Sekutu di Indonesia yang diboncengi NICA membuat Presiden Soekarno berada pada posisi yang sulit. Sekutu yang hanya memperoleh informasi sepihak dari Belanda, mendukung pengembalian Indonesia sebagai jajahan Belanda. Berkat diplomasi Presiden Soekarno dan Bung Hatta, Sekutu yang dipimpin Letjen Christison mau mengakui keberadaan RI. Tanggal 1 Oktober 1945, Letjen Christison menyatakan bahwa kedatangannya tidak akan merebut pemerintahan Republik Indonesia. Kemampuan diplomasi Presiden Soekarno diuji kembali ketika pecah pertempuran di Surabaya tanggal 28 Oktober 1945. Tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigjen Mallaby mengakibatkan jatuhnya korban di kedua belah pihak. Untuk menghindari terjadinya korban di kedua belah mengadakan diplomasi. Berkat diplomasi Bung Karno jatuhnya korban di kedua belah pihak dapat dihindari. Selama Perang Kemerdekaan sampai pengakuan kedaulatan, perjuangan Bung Karno terus berlanjut. Bung Karno tetap memakai cara diplomasi dalam perjuangannya. Hal ini tercermin dari pidato Bung Karno pada suatu rapat umum di Magelang pada tanggal 16 Maret 1946. Beliau menyatakan bahwa ada jalan perjuangan bagi bangsa Indonesia, satu di antaranya jalan diplomasi. b. Drs. Mohammad Hatta Drs. Mohammad Hatta (Bung Hatta) sejak muda telah menjadi tokoh penggerak mahasiswa Indonesia. Bung Hatta adalah seorang tokoh organisasi Pemuda Indonesia (PI). Pemuda Indonesia merupakan organisasi mahasiswa dan pelajar Indonesia di luar negeri (Belanda). Pemuda Indonesia mempunyai pengaruh yang besar bagi pergerakan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945 Drs. Mohammad Hatta bersama Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas nama bangsa Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945 Drs. Mohammad Hatta dipilih menjadi wakil Presiden Indonesia yang pertama. Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia perjuangan Bung Hatta dilakukan melalui cara diplomasi. Beliau mengadakan diplomasi dengan pihak penjajah maupun negara-negara lain di dunia. Beliau berusaha agar kedaulatan Indonesia diakui dunia. Tanggal 13 Januari 1948 diadakan perundingan di Kaliurang. Perundingan tersebut membicarakan daerah kekuasaan Republik Indonesia. Perundingan
tersebut dilakukan oleh Komisi Tiga Negara (Amerika, Australia, dan Belgia) dengan Indonesia. Mohammad Hatta, Ir. Soekarno, Sultan Syahrir, dan Jendral sudirman merupakan wakil dari Indonesia. Tanggal 23 Agustus Drs. Mohammad Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Konferensi Meja Bundar merupakan perundingan antara Indonesia, delegasi BFO, UNCI (dari PBB) dan Belanda. Tujuan utama Konferensi Meja Bundar adalah untuk menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda yang mengarah pada pengakuan kedaulatan Indonesia. Tanggal 2 November 1949 tercapai persetujuan KMB. Hasil KMB adalah Belanda akan menyerahkan kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada akhir bulan Desember 1949. Tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag dilakukan upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat diwakili Drs. Mohammad Hatta, sedangkan Belanda diwakili Ratu Yuliana. c. Sri Sultan Hamengkubuwono IX Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja di Yogyakarta. Beliau seorang demokrat sejati. Dengan sukarela beliau memasukkan daerah kerajaannya ke dalam wilayah Republik Indonesia. Dengan gigih beliau ikut berperang melawan Belanda. Pada awal Januari 1946 pemerintah mengambil keputusan untuk memindahkan kedudukan pemerintahan pusat RI ke Yogyakarta. Sultan Hamengkubuwono IX menyambut hangat kepindahan tersebut. Beliau melindungi pejabat-pejabat negara dan keluarganya dari ancaman tentara Belanda. Beliau rela berkorban demi perjuangan. Belanda ingin beliau mengubah sikapnya terhadap Republik Indonesia. Belanda mengirim utusan untuk membujuk beliau agar mau bekerja sama dan memihaknya. Belanda menjanjikan hadiah wilayah Jawa dan Madura. Beliau tetap tegar pada pendiriannya. Beliau setia kepada Republik Indonesia. Keinginan Beliau hanya satu yaitu Belanda segera pergi dari Republik Indonesia. Pada awal kehidupan Republik Indonesia, Sultan Hamengkubuwono IX berhasil meminta kesanggupan Letkol Soeharto untuk mempersiapkan serangan umum. Tanggal 1 Maret 1949 serangan umum dilaksanakan dan TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta dalam waktu enam jam. Keberhasilan serangan tersebut menunjukkan bahwa Republik Indonesia belum habis riwayatnya. Sri Sultan Hamengkubuwono IX berperan dalam usaha pengakuan kedaulatan RI. Pada tanggal 27 Desember 1949 Sri Sultan Hamengkubuwono IX menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda di Jakarta. Di Jakarta naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX mewakili Indonesia dan Wakil Tinggi Mahkota A.H.J. Lovink mewakili Belanda. Penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan mengakhiri periode perjuangan bersenjata rakyat Indonesia.
d. Jendral Soedirman Jendral Soedirman adalah pejuang yang gigih. Dalam keadaan sakit beliau tetap memimpin perlawanan terhadap Belanda. Pada tanggal 12 Desember 1945 Kolonel Soedirman memimpin pertempuran melawan Sekutu di Ambarawa. TKR berhasil memukul mundur tentara Sekutu. Dalam menghadapi Sekutu, Kolonel Soedirman menggunakan taktik Perang Gerilya. Kolonel Soedirman merupakan tokoh yang mempelopori Perang Gerilya di Indonesia. Keberhasilan Kolonel Soedirman memimpin pertempuran di Ambarawa, membuat beliau dipilih menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral. Pada masa itu di Indonesia timbul bermacam-macam badan kelaskaran. Badan-badan kelaskaran itu mempunyai tujuan yang sama yaitu melawan dan mengusir penjajah. Oleh karena itu, pada tanggal 3 Juni 1947 semua badan kelaskaran dimasukkan dalam satu wadah yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh Panglima Besar Jendral Soedirman. Pada saat tentara Belanda menduduki Yogyakarta beliau mengambil keputusan melanjutkan perang gerilya. Keputusan tersebut disambut baik oleh segenap anggota TNI. Tindakan Panglima Besar Jendral Soedirman berhasil meningkatkan semangat perjuangan Republik Indonesia. Dalam keadaan fisik yang lemah beliau memilih bergerilya daripada ditawan Belanda. Selama bergerilya beliau ditandu. Beliau menempuh jalan beratus-ratus kilometer keluar masuk hutan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. G. Langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan inti
Deskripsi Kegiatan 1. Memberikan salam dan menanyakan kabar, do’a 2. apersepsi Absen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengenalkan pentingnya materi dalam kehidupan sehari-hari 1. Eksplorasi Guru menerangkan materi tentang sikap menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan metode ceramah.
Alokasi Waktu
10 menit
50 menit
2. Elaborasi Guru memutarkan film sikap menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan cermat. 3. Konfirmasi Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belum dikuasai. Guru menyimpulkan materi hari ini Menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya Guru memimpin do’a Guru menutup salam
Kegiatan akhir
H. Metode pembelajaran 1.Metode ceramah 2.Metode drill 3.Metode tanya jawab I. Media dan sumber bahan ajar: 1. Buku paket IPS kelas 5 mastur,widiarso wiyono,slamet penerbit aneka ilmu semester genap 2. Media
tentang
sikap
menghargai
mempertahankan kemerdekaan .
perjuangan
para
tokoh
dalam
J. penilaian Penilaian : tes tertulis : pilihan ganda dan isi I.
Marilah menyilang (×) huruf a. b, c atau d pada jawaban yang tepat! 1. Untuk menengahi pertikaian antara indonesia dan belanda, PBB membentuk komisi baru yang di beri nama… a. UNDI b. UNCI c. UNSI d. UNKI 2. Delegasi belanda pada perundingan Roem-Royen diketuai… a. Dr. Van Royen b. Dr. Van Der Royen c. Dr. Van Persi d. Dr. Dirk Kyut 3. Pada tanggal 23 agustus 1949 dibuka KMB (konferensi meja bundar) di negara… a. Inggris b. Amerika serikat c. Russia d. Belanda 4. Ir. Soekarno diangkat menjadi presiden republik indonesia tanggal… a. Tanggal 18 Agustus 1945 b. Tanggal 17 Agustus 1945 c. Tanggal 16 Agustus 1945 d. Tanggal 15 Agustus 1945
5. Bung Hatta adalah seorang tokoh organisasi… a. Pemuda Islam Indonesia b. Pemuda Indonesia c. Pemuda Inggris d. Pemuda Ansor 6. Tercapainya kesepakatan hasil KMB belanda menyerahkan kedaulatan republik indonesia pada tanggal… a. 12 November 1949 b. 2 November 1949 c. 4 November 1949 d. 18 Agustus 1949 7. Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja… a. Jakarta b. Surakarta c. Surabaya d. Yogyakarta 8. Tanggal berapa TNI (tentara nasional indonesia) di bentuk… a. 3 Juli 1947 b. 3 Juni 1947 c. 3 Agustus 1947 d. 3 April 1947 9. Pada awal januari 1946 pemerintah mengambil keputusan untuk memindahkan pemerintahan pusat di… a. Jakarta b. Bandung c. Surabaya d. Yogyakarta
10. Panglima TNI pada saat mengusir tentara sekutu adalah… a. Jendral Moeldoko b. Jendral Soedirman c. Jendral Sutarman d. Jendral Badrodin Haiti
II.
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar! 1. Delegasi indonesia pada perjanjian Roem-Royen dipimpin oleh…. 2. UNCI singkatan dari…. 3. Perundingan Roem-Royen diambil dari nama…. 4. Negara boneka bentukan belanda disebut…. 5. Delegasi BFO dipimpin oleh….
Kunci jawaban: I.
II.
Pilihan ganda 1. B
6. B
2. A
7. D
3. D
8. B
4. A
9. D
5. B
10. B
Isi 1. Mr. Moh Roem 2. United Nation Commision for Indonesia 3. Mr. Moh Roem dan Dr. Van royen 4. BFO 5. Sultan Hamid II
K. Skor penilaian I.
Jawaban benar × 1= 10
II.
Jawaban benar × 2= 10
Jumlah skor =
×10 = 100 BLAGUNG, 29 Mei 2015
Guru mata pelajaran IPS
Peneliti
Sri Rahayu, S.Pd.I
Syarifudin Nim: 11511004
Nip:
Mengetahui Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Blagung
Agus Salim, S.Pd NIP: 197709192005011003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III
Nama Sekolah
: MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG
Kelas/Semester
: V/Genap
Mata Pelajaran
: IPS
Pertemuan Ke-
:3
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar kompetensi Menghargai peran tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaaan indonesia. B. Kompetensi dasar Menghargai pejuang para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. C. Indikator pencapaian 1. Menjelaskan pertempuran surabaya 2. Menjelaskan pertempuran lima hari disemarang 3. Menjelaskan pertempuran ambarawa 4. Menjelaskan pertempuran medan area 5. Menjelaskan pertempuran bandung lautan api 6. Menjelaskan pertempuran agresi militer belanda D. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pertempuran surabaya. 2. Siswa dapat menjelaskan pertempuran lima hari disemarang 3. Siswa dapat menjelaskan pertempuran ambarawa 4. Siswa dapat menjelaskan pertempuran medan area 5. Siswa dapat menjelaskan bandung lautan api 6. Siswa dapat menjelaskan pertempuran agresi militer belanda
E. Karakter yang diharapkan:
Toleransi
Tanggung jawab
Kepedulian
F. Materi Tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Akan tetapi, ada pihak-pihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia. Ketika negara kita memproklamasikan kemerdekaan, tentara Jepang masih ada di Indonesia. Sekutu menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia seperti sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu. Tugas tersebut berlaku saat Sekutu datang ke Indonesia. Rakyat Indonesia yang menginginkan hak-haknya dipulihkan, berusaha mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Usaha tersebut mendapat rintangan dari pihak Jepang sehingga di beberapa tempat terjadi pertempuran antara tentara Jepang dengan rakyat Indonesia. Pertempuranpertempuran tersebut menimbulkan korban di kedua belah pihak. Ketika rakyat Indonesia sedang menghadapi Jepang, Belanda (NICA) datang membonceng tentara Sekutu. Tujuan Belanda ingin menjajah kembali Indonesia. Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu membantu NICA yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia tidak ingin lagi menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia bangkit melawan tentara Sekutu dan NICA. Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari Jepang dan senjata tradisional yang ada. Berkobarlah pertempuran di mana-mana. 1. Pertempuran Surabaya Tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di Tanjung Perak,Surabaya. Tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jendral Mallaby. Kedatangan tentara tersebut diikuti oleh NICA. Mula-mula tentara NICA melancarkan hasutan sehingga menimbulkan kekacauan di Surabaya. Hal tersebut menimbulkan bentrokan antara rakyat Surabaya dengan tentara Sekutu. Tanggal 28 Oktober hingga 31 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat. Ketika terdesak, tentara Sekutu mengusulkan perdamaian. Tentara
Sekutu mendatangkan pemimpin-pemimpin Indonesia untuk mengadakan gencatan senjata di Surabaya. Tentara Sekutu tidak menghormati gencatan senjata. Dalam insiden antara rakyat Surabaya dan tentara Sekutu, Brigjen Mallaby terbunuh. Letnan Jendral Christison Panglima Sekutu di Indonesia, meminta kepada pemerintah Indonesia menyerahkan orang-orang yang dicurigai membunuh Jendral Mallaby. Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral Mansergh. Isi ultimatum tersebut, Sekutu memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya. Penyerahan paling lambat tanggal 9 November 1945 pukul 18.00 WIB. Apabila ultimatum tersebut tidak dilaksanakan, Kota Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara. Gubernur Suryo, diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk menentukan kebijaksanaannya. Beliau bermusyawarah dengan pimpinan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan para pemimpin perjuangan rakyat di Surabaya. Hasil musyawarah tersebut adalah rakyat Surabaya menolak ultimatum dan siap melawan ancaman Sekutu. Tanggal 10 November 1945 pukul 06.00, tentara Sekutu menggempur Surabaya dari darat, laut maupun udara. Di bawah pimpinan Gubernur Suryo dan Sutomo (Bung Tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada tentara Sekutu. Dengan pekik Allahu Akbar, Bung Tomo membakar semangat rakyat. Dalam pertempuran yang berlangsung sampai awal Desember itu gugur beribu-ribu pejuang Indonesia. Pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Hari Pahlawan untuk memperingati jasa para pahlawan. Perlawanan rakyat Surabaya mencerminkan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia. 2. Pertempuran Lima Hari di Semarang Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih 2000 pasukan Jepang berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Peristiwa ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak. Dr. Karyadi menjadi salah satu korban sehingga namanya diabadikan menjadi nama salah satu Rumah sakit di kota Semarang sampai sekarang. Untuk memperingati peristiwa tersebut maka pemerintah membangun sebuah tugu yang diberi nama Tugu Muda. 3. Pertempuran Ambarawa Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris di bawah pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara Sekutu. Setelah itu menuju Magelang, karena Sekutu diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara sepihak maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan Inggris akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Dalam peristiwa tersebut Letkol Isdiman gugur sebagai kusuma bangsa. Kemudian Kolonel Sudirman terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 Desember 1945 tentara Indonesia berhasil memukul mundur Sekutu sampaiSemarang.
Karena jasanya maka pada tanggal18 Desember 1945 Kolonel Sudirmandi angkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jendral. Sampai sekarang setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari Infantri. 4. Pertempuran Medan Area Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu yang diboncengi Belanda dan NICA di bawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Pada tanggal 13 Oktober 1945 para pemuda yang tergabung dalam TKR terlibat bentrok dengan pasukan Belanda, sehingga hal ini menjalar ke seluruh kota Medan. Hal ini menjadi awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan Pertempuran Medan Area. 5. Bandung Lautan Api Kota Bandung dimasuki pasukan Inggris pada bulan Oktober 1945. Sekutu meminta hasil lucutan tentara Jepang oleh TKR diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengultimatum agar kota Bandung dikosongkan. Hal ini tidak diindahkan oleh TRI dan rakyat. Perintah ultimatum tersebut diulang tanggal 23 Maret 1946. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan supaya TRI mengosongkan Bandung, tetapi pimpinan TRI di Yogyakarta mengintruksikan supaya Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya dengan berat hati TRI mengosongkan kota Bandung. Sebelum keluar Bandung pada tanggal 23 Maret 1946 para pejuang RI menyerang markas Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan. Untuk mengenang peristiwa tersebut Ismail Marzuki mengabadikannya dalam sebuah lagu yaitu Hallo-Hallo Bandung. 6. Agresi Militer Belanda Agresi militer Belanda yaitu serangan yang dilakukan oleh Belanda kepada Negara Republik Indonesia. Kurang lebih satu bulan setelah kemerdekaan Indonesia, tentara sekutu datang ke Indonesia. Dalam pendaratannya di Indonesia, tentara sekutu diboncengi NICA. Selain bermaksud melucuti tentara Jepang, tentara sekutu membantu NICA mengembalikan Indonesia sebagai jajahannya. Dengan bantuan sekutu, NICA ingin membatalkan kemerdekaan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia tidak mau dijajah lagi. Rakyat Indonesia tidak mempunyai pilihan lain untuk mempertahankan kemerdekaannya, kecuali dengan bertempur sampai titik darah penghabisan. Di sebagian besar wilayah Indonesia, tentara Sekutu dan NICA harus menghadapi perlawanan pejuangpejuang Indonesia. Perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya, menyadarkan tentara Sekutu bahwa bangsa Indonesia tidak dapat dikalahkan hanya dengan kekuatan senjata. Sekutu menempuh cara lain, yaitu mempertemukan Indonesia dan Belanda di meja perundingan. Perundingan dilaksanakan tanggal 10 November 1946 di Desa Linggarjati sebelah selatan Cirebon, Jawa Barat. Perundingan tersebut dinamakan
Perundingan Linggarjati. Hasil perundingan dinamakan Persetujuan Linggarjati. Perundingan ini menghasilkan pengakuan Belanda atas kedaulatan Republik Indonesia. Kedaulatan tersebut meliputi wilayah Jawa, Madura, dan Sumatra. Belanda ternyata melanggar isi Persetujuan Linggarjati. Tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan serangan militer ke daerah-daerah yang termasuk wilayah RI. Serangan tersebut terkenal dengan nama Agresi Militer Belanda I. Agresi Militer Belanda I bertujuan menguasai daerah-daerah perkebunan dan pertambangan. Daerah-daerah tersebut antara lain Sumatra Timur, Sumatra selatan, Priangan, Malang dan Besuki. Menghadapi serangan Belanda itu, rakyat berjuang mempertahankan tanah airnya. Rakyat melakukan taktik perang gerilya. Perang gerilya yaitu taktik perang menyerang musuh yang dilakukan dengan cara sembunyisembunyi. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) berusaha menengahi pertikaian Indonesia dengan Belanda. PBB membentuk komisi perdamaian. Komisi itu beranggotakan tiga negara, yaitu Australia, Belgia, dan Amerika serikat. Komisi itu disebut Komisi Tiga Negara (KTN). Berkat usaha Komisi Tiga Negara, Indonesia dan Belanda kembali ke meja perundingan. Perundingan dilaksanakan mulai tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal perang Amerika Serikat. Kapal tersebut bernama USS Renville. Hasil perundingan tersebut dinamakan Perjanjian Renville. Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifudin dan delegasi belanda dipimpin oleh Raden Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Perjanjian Renville sangat merugikan pihak Indonesia. Salah satu isi Perjanjian Renville adalah Republik Indonesia harus mengakui wilayah yang telah direbut Belanda dalam Agresi Militer Belanda I. Agresi Militer Belanda adalah serangan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda kepada Indonesia untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948. Tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer II. Agresi Militer Belanda II bertujuan menghapuskan pemerintahan RI dengan menduduki kota-kota penting di Pulau Jawa. Dalam Agresi Militer II, pasukan Belanda menyerang Ibu Kota Republik Indonesia, Yogyakarta dan menahan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan beberapa pejabat tinggi negara. Rakyat Indonesia pantang menyerah. Dengan semboyan sekali merdeka tetap merdeka, rakyat berjuang sampai titik darah penghabisan. Rakyat tetap melakukan perang gerilya. Aksi militer Belanda tersebut menimbulkan protes keras dari kalangan anggota PBB. Oleh karena itu, Dewan keamanan PBB mengadakan siding pada tanggal 24 Januari 1949, dan memerintahkan Belanda agar menghentikan agresinya. Belanda di bawah Dewan Keamanan PBB meninggalkan Yogyakarta serta membebaskan presiden, wakil presiden dan pejabat tinggi negara yang ditawan.
G. Langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan inti
Kegiatan akhir
Deskripsi Kegiatan 1. Memberikan salam dan menanyakan kabar, do’a 2. apersepsi Absen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengenalkan pentingnya materi dalam kehidupan sehari-hari 1. Eksplorasi Guru menerangkan materi tentang tokoh dalam mempertahankan kemerdekaaan dengan metode ceramah. 2. Elaborasi Guru memutarkan film tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan cermat. 3. Konfirmasi Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belum dikuasai. Guru menyimpulkan materi hari ini Menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya Guru memimpin do’a Guru menutup salam
H. Metode pembelajaran 1. Metode ceramah 2. Metode drill 3. Metode tanya jawab
Alokasi Waktu
10 menit
50 menit
10 menit
I. Media dan sumber bahan ajar: 1. Buku paket IPS kelas 5 mastur,widiarso wiyono,slamet penerbit aneka ilmu semester genap 2. Media tentang tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan . J. penilaian Penilaian : tes tertulis: pilihan ganda dan isi I.
Marilah menyilang (×) huruf a, b, c dan d pada jawaban yang tepat! 1. Pada tanggal 29 september 1945, tentara inggris yang berpangkalan di singapura mendarat di pelabuhan indonesia yaitu pelabuhan… a. Tanjung mas b. Tanjung pinang c. Tanjung priok d. Tanjung perak 2. Belanda ingin kembali
menjajah indonesia dengan membentuk
pemerintah sipil (NICA) dibawah ini… a. Jendral Philip Christion b. Dr. H. J. Var Mook c. Dr. Van Royen d. Brigjen A.W.S. Mallaby 3. Gubernur siapa yang diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk menentukan kewenangan yaitu… a. Gubernur Alex Nurdin b. Gubernur Fauzi Bowo c. Gubernur Suryo d. Gubernur Sutiyoso 4. Tanggal 10 november sebagai hari peringatan apa… a. Hari pendidikan b. Hari kebangkitan nasional
c. Hari pahlawan d. Hari kemerdekaan 5. Tokoh pahlawan apa yang dipakai rumah sakit di semarang… a. Dr Elizabeth b. Dr karyadi c. Dr Azhari d. Dr Sutomo 6. Tentara inggris yang dipukul mundur oleh TNI pada tanggal 5 desember 1945 di ambarawa di bawah pemimpin… a. Mayor Sumarto b. Letkol Soeharto c. Letkol Isdiman d. Kolonel Sudirman 7. Tokoh pahlawan bandung lautan api yang gugur di medan perang ialah… a. Drs. Moh. Hatta b. Moh. Toha c. Bung Tomo d. Bung Syahrir 8. Untuk memperingati keberhasilan TNI mengusir tentara inggris dari kota ambarawa, setiap tanggal 15 desember diperingati sebagai hari… a. ABRI b. Kavaleri c.
Polri
d. Infantri
9. Serangan umum 1 maret 1949 terjadi di kota… a. Semarang b. Yogyakarta c. Surakarta d. Magelang 10. Peringatan linggarjati diselenggarakan di kota… a. Jakarta b. Bandung c. Cirebon d. Kuningan II.
isilah titik-titik berikut ini dengan benar! 1. Perjanjian renville diselenggarakan di….. 2. TKR singkatan dari….. 3. Agresi militer belanda I terjadi pada tahun…… 4. Agresi militer belanda II terjadi pada tahun…. 5. Pada pembentukan KTN, indonesia memilih negara….
Kunci jawaban I.
Pilihan ganda 1A 6. C 2D 7. B 3C 8. D 4C 9. B 5B 10. C
II.
Isi 1. Di atas kapal USS Renville 2.Tentara Keamanan Rakyat 3. 21 juni 1947 4.19esember 1948 5.Australia, Belgia dan Amerika Serikat
K. Skor penilaian I.
Jawaban benar × 1= 10
II.
Jawaban benar × 2= 10 Jumlah skor =
×10 = 100 BLAGUNG, 30 Mei 2015
Guru mata pelajaran IPS
Peneliti
Sri Rahayu, S.Pd.I
Syarifudin Nim: 11511004
Nip:
Mengetahui Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Blagung
Agus Salim, S.Pd NIP: 197709192005011003
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR
PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Syarifudin
Nim
: 11511004
Fakultas
: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: PGMI
No
Nama kegiatan
1
OPAK : “revitalisasi gerakan mahasiswa
di
era
Tanggal
modern
untuk kejayaan Indonesia.”
2
Lil Alamin.” KOPMA
Nilai 3
20-22 AGUSTUS
peserta
2011
ODK : “menemukan muara sebagai mahasiswa Rahmatan
3
Keterangan
2 24 AGUSTUS
peserta
2011 :
“
seminar
entrepreneurship dan koperasi
2 25 1AGUSTUS
Peserta
2011 4
Workshop Nasional 2 hari
11 DESEMBER
Peserta
8
Peserta
2
2011 5
Praktikum
pendidikan
kepramukaan
6
Seminar
Regional
07-08 FEBRUARI 2012
:”peran
mahasiswa dalam mengawal
4 03 MEI 2012
Peserta
BLSM (BLT) tepat sasaran
7
Pelatihan mengatasi kecemasan tampil di depan umum
8
09 JUNI 2012
Amt Archicvment Motivation Training (AMT)
9
Peserta
12 SEPTEMBER 2012
2 Peserta
SEMA : “revitalisasi undangundang
mahasiswa
untuk
kemajuan kampus yang lebih baik.”
10
2
2 02-03 NOVEMBER 2012
JQH :”Tafsir tematik dalam upaya
Panitia
menjawab
persoalan
Israel dan palestina landasan
Peserta
2
1 DESEMBER 2012
QS. Al-Fath: 26-27.” 11
LDK:”muslimah sejati, tetap gaul tapi syar’I.”
2 1 DESEMBER
Peserta
2012 12
Seminar
Nasional:”
membenagun dan
dan
perekonomian
stabilitas
nasional;
keuangan
menimbang
fungsi
upaya
bi
peran pasca
pembentukan ojk (otoritas jasa keuangan)
8 15 DESEMBER 2012
Peserta
13
Seminar
Nasional
Dema:”HIV/AIDS
13 MARET 2013
Peserta
8
bukan
kutukan dari tuhan.” 14
Seminar
Nasional:”norma
hokum
serta
kebijakan
pemerintah
8 27 MEI 2013
Peserta
dalam
mengendalikan
harga
bbm
bersubsidi.”
15
Seminar
Nasional
DEMA
:”mengawal pengendalian bbm bersubsidi, yang
tepat
pengendalian
kebijakan
blsm
sasaran
serta
inflasi
dalam
8 08 JULI 2013
Peserta
negeri sebagai dapak kenaikan harga bbm bersubsidi.”
16
Seminar
Nasional
HMJ
:”sosialisasi dan silahturahmi nasional.”
17
8 30 SEPTEMBER
Peserta
2013
JQH :”Musabaqah Tilawatil
2
Quran (MTQ) Mahasiswa V
23 OKTOBER
tingkat mahasiswa, Sma Se-
2013
Peserta
derajat dan Pondok Pesantren Se-salatiga dan sekitarnya.”
18
LDK :”mengembangkan diri
2
untuk
menjadi
mahasiswa
muslim berprestasi.”
19
LDK
:”training
pembuatan
LDK :”bedah buku membidik
Peserta
2
01 OKTOBER
Panitia
3
2014
LDK :”talkshow pra nikah dengan
17 SEPTEMBER 2014
bintang.” 21
Peserta
2014
makalah.” 20
15-16 MARET
tema
“menjemput
09 NOVEMBER
2
2014
Peserta
16 NOVEMBER
Peserta
jodoh impian.”
22
Seminar
Nasional
entrepreneurship 23
8
2014
HMI:”mempertegas
peran
pendidikan
dalam
mencerahkan masa depan anak
2 19 NOVEMBER
Peserta
2014
bangsa.”
24
Seminar
Regional
22 APRIL 2015
peserta
4
HMI:”membumikan peran dan tantangan
pemuda
dalam
masyarakat ekonomi asean.”
25
Seminar
Nasional
AS
:”mencegah generasi pemuda islam
dari
radikalisme isis.”
pengaruh
8 06 MEI 2015
peserta
26
LDK
:”Seminar
Sesorah
Bahasa Jawa (SBJ).”
27
2 07 MEI 2015
Seminar
Nasional:
“pemeliharaan
hubungan
etnisitas dengan Negara.”
peserta
8 03-04
Peserta
SEPTEMBER 2015 Jumlah
104
Salatiga, 12 september 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Syarifudin
NIM
: 11511004
Tempat/tanggal lahir : Boyolali, 20 Oktober 1991 Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat
: Dusun Blagung, RT/RW: 008/002, Desa Teter, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.
Riwayat Pendidikan : 1. TK Bustanul Atfal, lulus tahun 1998 2. MIM Blagung, lulus tahun 2004 3. SMP Muhammadiyah 2 Simo lulus tahun 2007 4. SMK Bhinneka Karya Simo, lulus tahun 2010 5. Masih menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi PGMI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan IAIN Salatiga