STUDI DESKRIPTIF MATERI AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS III MI I'ANATUSH SHIBYAN BAWU BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014-2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh: ZUMROTUN 131310001373
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Zumrotun
NIM
: 131310001373
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Jepara, September 2015 Penulis
ZUMROTUN NIM. 131310001373
iii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Jepara, 28 September 2015
Hal
Kepada:
: Naskah Skripsi a.n. Sdri : Zumrotun
Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan “UNISNU” Jepara
Assalamualaikum Wr.Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi Saudara : Nama
: Nasriyah
NIM
: 131310001373
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: STUDI DESKRIPTIF MATERI AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS
III
MI
I'ANATUSH
SHIBYAN
BAWU
BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Dengan ini saya mohon agar Skripsi Saudara tersebut dapat dimunaqasahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.. Wassalamualaikum Wr.Wb Pembimbing
Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam, semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom, HM, selaku Rektor UNISNU Jepara 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag selaku pembimbing yang memberi bimbingan dan arahan, sehingga menambah wawasan kepada penulis 4. Semua Dosen UNISNU Jepara yang memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dari mata kuliah yang ada 5. Kepada Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak dan Ibu guru MI I’anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara yang mengijinkan dalam penyusunan skripsi ini.
vi
6. Kepada orang tuaku yang memberikan do’a restu sehingga dapat menyelesaikan kuliah ini 7. Kepada suami dan anak-anakku yang selalu mendukung dan memberikan semangat untuk menyelesaikan kuliah ini. 8. Kepada teman-temanku senasib seperjuangan yang memberikan saran dan motivasi dalam rangka menyelesaikan skripsi
Jepara, September 2015 Penulis
ZUMROTUN NIM. 131310001373
vii
ABSTRAK Zumrotun (NIM.131310001371). Studi Diskriptif Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jepara : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam UNISNU JEPARA, 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ; 1). Untuk memberi dan menambah wacana tentang Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa. 2). Untuk mengkaji Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik Analisis Deskriptif Kualitatif. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di MI I'anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara dijadikan sebagai sumber data. Data diperoleh dengan cara wawancara terstuktur, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Efektifitas Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa, dapat dilihat dengan kontribusi pembelajaran akidah akhlak seperti halnya yang telah diuraikan diatas, maka setidaknya ada kesamaan tujuan dengan pendidikan karakter, yaitu ingin menciptakan manusia yang berkarakter dan bermoral. Materi yang diajarkan dalam pembelajaran akidah akhlak memberikan peran penting dalam pembentukan karakter anak, karena secara garis besar materi akidah akhlak mengajarkan hubungan baik secara vertical dan horisontal. (2) Efektifitas Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015. Bahwa pendidikan akidah akhlak pada siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan memiliki peran penting dalam menanamkan karakter anak, diantaranya : Adanya pengaplikasian terhadap materi pembelajaran akidah Akhlak, Adanya perubahan sikap positif pada siswa, Siswa dapat mengetahui mana sikap terpuji dan sikap tercela dalam kehidupan sehari-hari dan Siswa mampu meneladani kisah-kisah dari para nabi dan sahabat yang mampu membentuk karakter anak. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah UNISNU JEPARA. Kata Kunci: Materi Akidah Akhlak , Pembentukan Karakter
viii
MOTTO
ِ صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َ َ ق:َع ْن اَِ ِْب ُىَريْ َرَة أَنَّوُ َكا َن يَ ُق ْو ُل َ ال َر ُس ْو ُل اهلل ِ ٍ ِ ُ َما م ْن َم ْولُْود إِالَّ يُ ْولَ ُد َعلَى اْلفطَْرِة فَاَبَ َواه:َو َسلَّ َم ِِصران ِِي ه ِّودان )(رواه مسلم.سانِِو ج ُي و َ ٵ و ن ي و َ و ِّ ِّ ُ َ َ َ َ ُ ْ َ َُ َ *
"Dari Abu Hurairah, beliau berkata: Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda: “Tiada seorang manusia dilahirkan kecuali dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Muslim)
*
Imam ibn Husain Muslim ibn Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburiy, Shahih Muslim, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, t..t.), hlm. 457.
ix
PERSEMBAHAN
Setiap titik tinta yang tergores dalam kertas ini dengan segala hormat penulis mempersembahkan sebagai bakti kepada mereka yang berjasa dan memberikan do’a restu: 1. Buat kedua orang tuaku dan mertuaku yang memberikan do’a restu dalam melanjutkan kuliah sehingga dapat menyelesaikan dengan baik 2. Buat suamiku, H. Kasdono yang selalu mendukung dan memberi semanagt untukku. 3. Buat putra-putriku, (Tafrikhan, Dewi Susanti, S.Pd.AUD, Ilmi Khasib), menantu dan para cucu-cucuku yang selalu mendoakan, menginspirasi, memotovasi, menghibur dan mengobati lelah ku.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i HALAMAN DEKLARASI..................................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix ABSTRAK
...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
............................................................ 1
B. Penegasan Istilah .........................................................................4 C. Rumusan Masalah .......................................................................8 D. Tujuan Penelitian .........................................................................9 E. Manfaat Penelitian .......................................................................9 F. Metodologi Penelitian ................................................................10 G. Sistematika Penulisan ................................................................14 BAB II
: LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................................17 1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak ..............................19
xi
2. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak ....................................20 B. Pembentukan Karakter 1. Pengertian Karakter ................................................................23 2. Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Pembentukan
Karakter .................................................................................28 3. Strategi Internalisasi Pembentukan Karakter anak ................32 BAB III : KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Situasi Umum Objek Penelitian MI I’anatush Shibyan Bawu Jepara 1. Tinjauan Historis MI I’anatush Shibyan Bawu ......................35 2. Profil MI I’anatush Shibyan Bawu ........................................36 3. Visi Misi MI I’anatush Shibyan Bawu ..................................37 4. Keadaan Siswa dan Guru MI I’anatush Shibyan Bawu .........38 5. Keadaan Sarana Prasarana MI I’anatush Shibyan Bawu .......40 B. Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak di kelas III MI I’anatush Shibyan Bawu. 1. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak di kelas III MI I’anatush Shibyan Bawu ........................................................41 2. Kompetensi Pembelajaran Akidah Akhlak ............................42 3. Proses Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................43 4. Strategi, Pendekatan dan Prinsip Pembelajaran Akidah Akhlak ....................................................................................44 5. Metode Pembelajaran Akidah Akhlak ...................................45
xii
6. Media Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................46 7. Pelaksanaa Pembelajaran Akidah Akhlak pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan .......................................................46 BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Analisis Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak ............................................................................50 2. Analisis Karakter Anak pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan ........................................................................................53 3. Analisis
Kontribusi
Materi
Akidah
Akhlak
dalam
Pembentukan Karakter Anak pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan ........................................................................54 BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................58 B. Saran–saran .................................................................................59 C. Penutup ........................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Data jumlah siswa dalam 6 tahun terakhir .................................... 38
Tabel 2
: Guru dan Karyawan MI I’anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara 39
Tabel 3
: Sarana Prasarana MI I’anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara ..... 40
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. Pada dasawara terakhir ini, kompleksitas permasalahan seputar karakter atau moralitas bangsa Indonesia sudah cukup memprihatinkan. Hampir setiap hari, semua media memuat berita tentang permasalahan moral bangsa, mulai dari tawuran antar pelajar, kebiasaan menyontek saat ujian, seks bebas, pemerkosaan dan berbagai kekerasan terhadap anak dan remaja. Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh pengetahuan agama dan moral yang didapatkannya dibangku sekolah ternyata tidak berdampak terhadap perubahan perilaku manusia Indonesia.1 Mereka lupa bahwa kecerdasan yang tinggi tidak akan berguna tanpa ada karakter yang baik. Bahkan orang yang paling sempurna dan utama adalah orang muslim yang memiliki akhlak atau karakter yang baik, sesuai dengan sabda Rosulullah :2
)أَ ْفضَلَُال ُم ْؤ ِم ِنيْنَإِيْماناًَأحْ سنُهُ ْمَ ُخلُقَا ً(رواهَابنَماجوَعنَابنَعمر “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ibnu Majjah bin Abi Umar) Pendidikan itu sendiri sesungguhnya bertujuan membimbing manusia kearah kedewasaan supaya anak didik dapat memperoleh keseimbangan 1
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta; Kencana, 2011),Cet. II, hlm. 2 2 -, Mukhtarul Alhadits Annabawiyah, (Jepara; Ma;arif, 1994), hlm. 1
1
2
antara perasaan dan akal budinya serta dapat mewujudkan secara seimbang pula dalam perbuatan konkret.3 Untuk itu, sekolah-sekolah yang ada saat ini perlu menata ulang segala system yang ada didalamnya dan lebih difokuskan pada penanaman karakter melalui pendidikan agama. Diungkapkan oleh Syamsyu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, yang mengutip pernyataan dari Zakiyat Darajat, bahwa pendidikan agama disekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan pembentukan kepribadian dan akhlak anak. Apabila berhasil, maka pengembangan sikap keagamaan pada masa remaja akan mudah, karena anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.4 Pada struktur kurikulum, mata pelajaran akidah akhlak memberikan andil yang besar terhadap pembentukan karakter siswa. Tertera sangat jelas pada lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia
Nomor
2
Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, bahwa Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.5
3
Marijan, Metode Pendidikan Anak, (Yogyakarta;Sabda Media,2012), hlm. 24 Syamsyu Yusuf dan Nani M. Sugandhi,Pengembangan Peserta Didik, (Jakarta: rajawali Press,2011), Cet.II, hlm. 69 5 ----, lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 19 4
3
Ruang lingkup mata pelajaran akidah akhlak pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah meliputi aspek akhlak (keimanan), aspek akhlak, aspek adab Islam, dan aspek kisah keteladanan. Dari beberapa aspek tersebut nantinya diharapkan siswa memiliki karakter yang mulia. Harapan tersebut tertera dalam lampiran PERMENAG NO 2 TAHUN 2008, SKL mata pelajaran Akidak Akhlak, diharapkan siswa mampu meningkatkan pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman melalui pembuktian dengan dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-asma' al-husna dengan menunjukkan ciri-ciri/tanda-tanda perilaku seseorang dalam fenomena kehidupan dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.6 Dan juga siswa mampu membiasakan akhlak terpuji seperti ikhlas, taat, khauf, taubat, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qana’ah, tawadhu’, husnuzhzhan, tasamuh, ta’awun, berilmu, kreatif, produktif dan pergaulan remaja, serta menghindari akhlak tercela seperti riya, nifak, ananiah, putus asa, marah, tamak, takabur, hasad, dendam, ghibah, fitnah, dan namimah.7 Dari sinilah penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana materi akidah akhlak
dalam
pembentukan
karakter
siswa,
dimana
penulis
akan
mendiskripsikan materi akidak akhlak dalam pembentukan karakter siswa dengan mendeskripsikan keadaan riil yang ada melalui pembelajaran akidak aklah kelas III di MI I'anatush Shibyan Bawu Tahun Pelajaran 2014-2015. Dalam penelitian ini penulis lebih menekannkan pada materi yang berkaitan 6 7
Ibid, Ibid
4
dengan aspek akhlak dan aspek kisah keteladanan dalam mata pelajaran akidah akhlak kelas III Madrasah Ibtdaiyah.
B. Penegasan Istilah Penegasan istilah merupakan hal yang penting, yaitu untuk menghindari adanya multiintepretasi dan pemahaman yang salah terhadap judul skripsi serta dengan harapan tercapainya keselarasan pemahaman terhadap isi skripsi. Oleh karena itu, penulis perlu mempertegas istilah yang ada dalam judul. Adapun judul skripsi ini adalah STUDI DESKRIPTIF MATERI AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS III MI I'ANATUSH SHIBYAN BAWU TAHUN PELAJARAN 2014-2015 1. Materi Akidah Akhlak Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, materi berarti benda, zat, atau Sesuatu yang menjadi bahan untuk berfikir, berunding, mengarang dan sebagainya.8 Aqidah erat kaitannya dengan keyakinan seseorang. Sebagaimana diungkapkan oleh Moh. Selamet Untung, MA., bahwa aqidah islamiyah selalu berhubungan dengan persoalan utama keimanan sebagaimana tercantum dalam rukun iman.9
8
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang; Widya Karya, 2014), cet. X,Hlm,.313 9 Slamet Untung, Menelusuri Metode Pendidikan Ala Rosulullah, (Semarang, Pustaka Rizki Putra,2007),Hlm. 118
5
Sedangkan akhlak Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, adalah suatu ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.10 Jadi materi akidah akhlak disini adalah sesuatu yang berhubungan dengan Akidah yakni yang berhubungan dengan keyakinan atau rukun iman dan Akhlak yakni yang berhubungan dengan ketentuan baik buruk, dimana hal tersebut menjadi bahan berfikir dan berunding. Dalam hal ini penulis membatasi materi akidah akhlak yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pada tingkat dasar atau tingkat madrasah ibtidaiyah. Adapun SK KD pada mata pelajaran akidah akhlak kelas 3 Madrasah ibtidaiyah adalah : Kelas III, Semester 1 Standar Kompetensi 1. Memahami kalimat thayyibah (takbir), al-Asma al-Husna (al- Adhim, al-
10
Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (takbir) 1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat
Kabiir, al-Karim dan al-
Allah yang terkandung dalam al-
Malik)
Asma al-Husna (al- Adhim, al-Kabiir,
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2011), hlm,10
6
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar al-Karim dan al-Malik)
1. Beriman kepada
1.1 Mengenal malaikat-malaikat Allah.
malaikat-malaikat Allah 3. 2. Membiasakan akhlak terpuji
2.1 Membiasakan sifat kasih sayang dan taat dalam kehidupan sehari-hari. 2.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap kedua orang tua dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ismail.
4. 3. Menghindari akhlak tercela
3.1 Menghindari sikap durhaka kepada kedua orang tua melalui kisah Kan’an
Kelas III, Semester 2 Standar Kompetensi 5. 4. Memahami kalimat thayyibah thayyibah (ta’awud), al-Asma al-
Kompetensi Dasar 4.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (ta’awud) 4.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat
Husna (al-Baathin, al-
Allah yang terkandung dalam al-
Waliy, al-Mujib dan al-
Asma al-Husna (al-Baathin, al-Waliy,
Wahhaab)
al-Mujib dan al-Wahhaab)
6. 5. Beriman kepada mahluk ghaib selain malaikat
5.1. Mengenal mahluk ghaib selain malaikat (jin dan syetan)
7
Standar Kompetensi 7. 6. Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar 6.1. Membiasakan sikap rukun dan tolong menolong 6.2. Membiasakan berakhlak baik terhadap saudara dalam kehidupan sehari-hari
8. 7. Menghindari akhlak tercela
7.1. Menghindari sifat khianat, iri dan dengki melalui kisah kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s.
Berdasarkan SK KD diatas, maka penulis akan menfokuskan pada aspek psikomotorik karena penelitian ini berhubungan dengan pembentukan karakter siswa. Aspek psikomotorik pada SK KD diatas meliputi pembiasaan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela. Ada 7 karakter yang akan dikembangkan dalam materi akidah akhlak kelas III di tingkat Madrasah Ibtidaiyah, meliputi : nilai religius, jujur, tanggung jawab, Santun, Toleransi, peduli dan cinta ilmu. 2. Karakter Secara etimologi, kata karakter berasal dari bahasa Inggris (character) dan Yunani (character) yang berarti membuat tajam, membuat mendalam. Karakter juga bisa diartikan sebagai tabiat, perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan (kebiasaan). Karakter juga diartikan
8
sebagai watak atau sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.11 Kata karakter, menurut Simon Philips adalah sekumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan.12 Menurut Koesoema, bahwa karakter itu sama dengan kepribadian, yang dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya yang khas yang dimiliki seseorang yang bersumber dari bentukan – bentukan yang diterima di lingkungan.13 Jadi yang dimaksud dengan judul diatas adalah bahwa penulis akan melakukan penelitian tentang Materi yang diterapkan atau diajarkan di madrasah ibtidaiyah sebagai usaha untuk membangun karakter anak. Penlitian ini dikhususkan pada materi akidah akhlak kelas III Madrasah Ibtidaiyah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dan latar belakang di atas, penulis akan merumuskan beberapa masalah yang akan dikaji dan diteliti dalam skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagaimana Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa di Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015? 2. Bagaimana Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015?
11
Mahbubi, Pendidikan karakter, Implementasi Aswaja sebagai nilai pendidikan karakter,(jogjakarta:Pustaka Ilmu,2012), hlm, 39 12 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, (Bandung;alfabeta,2012), Cet.II, hlm. 2 13 Ibid
9
3. Bagaimana Kontribusi materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 20142015?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memberi dan menambah wacana tentang materi akidah akhlak dalam pembentukan karakter siswa di Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015. 2. Untuk memberi dan menambah wacana tentang karakter anak pada siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015. 3. Untuk Mengkaji Kontribusi materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 20142015.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritik a. Untuk mengetahui Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak Pada Siswa b. Untuk mengetahui karakter anak pada siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015.
10
c. Agar mengetahui Kontribusi materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015. 2. Secara Praktik a. Bagi peneliti: Untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang
pendidikan
khususnya yang berhubungan dengan topik penelitian. b. Bagi masyarakat dan insan pendidikan: Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah wacana pendidikan islam khususnya yang berkaitan dalam membangun karakter anak bangsa.
F. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode, antara lain: 1. Pendekatan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini penelitian yanag temuan – temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.14 Biasanya penelitian kualitatif ini dilawankan dengan penelitian kuantitatif, dengan alasan bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif ini dalam penjabarannya menggunakan kata- kata, sedangkan pendekatan kuantitatif menggunakan angka- angka. Namun demikian tidak berarti 14
Saifudin Azwar,Metode Penelitian,(Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet XII, hlm. 4
11
bahwa dalam penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka.
15
dalam hal tertentu peneliti boleh
menggunakan angka misalnya untuk Jumlah Siswa, Biaya Sekolah dan lain - lain. Yang tidak tepat disini adalah apabila dalam penjabarannya menggunakan rumus statistik, hal ini sejalan dengan pengertian dari penelitian kualitatif diatas. Jadi pendekatan kualitatif disini, dalam laporannya akan berisi tentang kutipan – kutipan data dari berbagai sumber buku yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dikaji. 2. Sumber Data Istilah data merujuk pada material kasar yang dikumpulkan peneliti dari dunia yang sedang mereka teliti. Data dalam penelitian adalah bagian – bagian khusus yang membentuk dasar – dasar analisa.16 Data meliputi apa yang dicatat, apa yang diciptakan oleh orang lain atau apa yang ditemukan oleh peneliti yang sesuai dengan objek yang di teliti. Dalam penelitian ini, sumber yang akan diambil oleh penulis berasal dari beberapa hal baik yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder. Sumber data yang bersifat primer adalah sumber utama yang langsung diperoleh untuk tujuan penelitian. Sumber primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi, dan wawancara secara langsung pada sumber data. Dimana sumber data di sini adalag guru mata pelajaran akidah akhlak kelas III MI I'ANATUSH SHIBYAN BAWU 15 16
Ahmad Tazed, Pengantar Metode Penelitian,(Yogjakarta: Teras, 2009), hlm, 102 Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisi Data, (Jakarta: Raja walipress, 2011), hlm. 65
12
Sedangkan data yang bersifat sekunder adalah semua data kedua yang menunjang penelitian, baik yang mendukung maupun yang melemahkan teori dari sumber utama. Buku sekundar yang digunakan dalam penelitian ini cukup banyak, yaitu semua buku yang mememiliki keterkaitan dengan objek penelitian dan dapat menunjang penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data Menurut Drs. S. Margono, teknik Dokumenter merupakan alat pengumpulan data yang utama karena pengujian hipotesis yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori, atau hukum – hukum yang diterima baik mendukung maupun yang menolak hipotesis tersebut.17 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : a. Dokumentasi, yaitu menggumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.18 Penulis mengambil data dari studi kepustakaan dengan jalan mempelajari literatur dan buku-buku dan juga data dari beberapa instantsi atau orang lain yang berkaitan dengan permasalahan sebagai penunjang dan pelengkap dalam memudahkan penelitian ini. b. Interview (Wawancara) adalah salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaanya dilakukan secara lengsung dengan
17 18
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 181 Ahmad Tazed, Op.Cit, hlm. 66
13
sumber.19 Menurut Ahmad Tanzeh, ada dua jenis wawancara yang lazim digunakan dalam pengumpulan data, yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur20. Secara definitive yang disebut dengan wawancara berstruktur adalah wawancara yang sebagian besar jenis pertanyaannya telah ditentukan
sebelumnya.
Sedangka
yang
disebut
dengan
wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang jenis pertanyaannya tidak secara ketat atau wawancara yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan saat kegiatan wawancara dilakukan.21 Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis wawancara tak berstruktur. c. Observasi (Pengamatan) yaitu metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian yang dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.22 Teknik observasi ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu pengamatan terstruktur dan tak terstruktur. Penulis dalam penelitian ini menggunakan pengamatan terstruktur dimana peneliti sebelumnya telah menentukan indicator – indicator sebelumnya dari gejala yang diamati, dan peneliti hanya sebagai pengamat penuh, serta tidak perlu mengambil bagian dari interaksi dengan anggota kelompok yang diamati. 19
Husain Umar, metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Ekonomi, (Jakarta: Rajawali press, 2009), Cet II, hlm, 51 20 Ahmad Tazed, Op.Cit, hlm. 63 21 ibid 22 Ibid ., hlm. 58
14
4. Teknis Analisis Data Metode
analisa
penyederhanaan
data dalam
adalah bentuk
metode yang
yang mudah
melalui dibaca
proses dan
diinterpretasikan.23 Dalam menganalisa data kualitatif ini penulis menggunakan metode analisa deskriptif, yaitu cara penulisan dengan cara menggunakan pengamatan terhadap gejala, peristiwa dan kondisi aktual di masa sekarang. Kemudian diuraikan secara teratur seluruh data yang diperoleh, baik yang diperoleh dari lapangan maupun yang diperoleh dari kepustakaan yang ada relevansinya dengan pokok bahasan. Data-data yang terkumpul disusun secara sistematis kemudian diadakan analisa secara cermat dan lebih ditekankan pada proses penyimpulan induktif, yakni cara berpikir yang didasarkan pada pengetahuan yang bersifat khusus, kemudian dari pengetahuan tersebut dinilai suatu yang bersifat umum.
G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti menyajikan ini dalam sebuah sistematika yang sistematis, sehingga mudah untuk dibahas secara komprehensive. Adapun sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari atas: 23
Masri Sangaribun, Metodologi Penelitian Survey, Edisi Revisi (Jakarta : LP3ES, 1989), hlm. 263.
15
Halaman awal
: terdiri atas halaman judul, halaman nama pembimbing, halaman nota pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
halaman
persetujuan
pembimbing,
halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman daftar lampiran. Bagian Isi
: Terdiri Atas
BAB I
: PENDAHULUAN berisi : Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II
: LANDASAN TEORI Bab
ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti yakni tentang ruang lingkup materi akidah akhlak secara umum pengertian karakter. Bab III
: KAJIAN OBYEK PENELITIAN Bab ini berisi tentang kajian obyek penelitian, tentang situasi umum objek penelitian yaitu MI I'ANATUSH SHIBYAN BAWU, dan Pelaksanaan Pelajaran Akidah Akhlak di kelas III MI I’anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara.
16
Bab IV
: ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang analisa sebagai buah pikiran penulis berdasarkan data yang telah didapat. Yang meliputi : analisis materi akidah akhlak dalam pembentukan karakter anak.
Dan
analisis
materi
akidah
akhlak
dalam
pembentukan karakter anak pada siswa kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015 Bab V
: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang diperolehdan saran–saran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Akidak Akhlak 1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak Secara etimologi (bahasa) akidah berasal dari kata ‘aqada-ya’qidu„aqdan, berarti simpul, ikatan perjanjian dan kokoh, setelah terbentuk menjadi ’aqidah berarti keyakinan.1 Relevansinya antara arti kata ’aqada dan akidah adalah keyakinan itu simpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Sedangkan secara istilah (terminologi) akidah terdapat beberapa definisi, antar lain: a. Menurut Salih, sebagaimana dikutip oleh Hamka Akidah ialah percaya kepada Allah SWT, para Malaikat, para Rasul, dan kepada hari akhir serta kepada qodho dan qodar yang baik ataupun yang buruk”.2 b. Ibnu Taimiyyah sebagaimana dikutip oleh Muhaimin dalam bukunya “akidah al Washitiyyah”, akidah adalah suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengan jiwa menjadi tenang sehingga jiwa menjadi yakin serta mantap tidak dipengaruhi oleh keraguan”.3 Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang
1
Munawir, Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia, hlm.1023 HAMKA, Pelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1989), hlm: 8 3 Muhaimin, Dimensi-Dimensi Studi Islam, (Surabaya: Karya Aditama, 1994), hlm: 243 2
17
18
muslim yang bersumber ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu خهكjamaknya اخالق yang artinya tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral atau budi pekerti. Sedangkan akhlak menurut istilah didefinisikan sebagai berikut:
a. Imam Al-Ghazali mengemukakan فبنخهك عببرة عه ٌٍئت فى انىفش راصخت عىٍب تصذر االفعبل بضٍُنت ٌَضر مه غٍر حبجت انى فكرَرٌَت Akhlak ialah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan segala perbuatan yang dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.4 b. Ibnu Maskawaih dalam kitab Tahzib Al-Akhlaq Wa Tathhir Al-A’raq, sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata, mendefinisikan :
حبل نهىفش داعٍت نٍب انى أفعم نٍب مه غٍر فكر َالٌَت Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.5 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya artinya sesuatu perbuatan atau sumber tindak tanduk manusia yang tidak dibuat-buat dan perbuatan yang dapat dilihat adalah gambaran dari sifat-sifatnya yang tertanam dalam jiwa, jahat atau baiknya.
4
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Juz. III, (Beirut: Dar Ihya‟ Kutubil Arabiyyah, t.th.), hlm. 52. 5 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 3.
19
Mata pelajaran Aqidah Akhlak ialah suatu mata pelajaran yang mengajarkan dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami dan meyakini ajaran Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam. Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang harus direalisasikan dalam bentuk tingkah laku atau perbuatan yang harmonis pada siswa, sebab pelajaran Aqidah Akhlak bukan hanya bersifat kognitif semata melainkan harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu seorang guru dalam melaksanakan pengajaran Aqidah Akhlak harus senantiasa memberi tauladan yang baik bagi siswa saat berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian pengajaran Aqidah Akhlak yang disampaikan oleh guru dapat diterima oleh siswa semaksimal mungkin, sehingga tujuan yang telah diprogramkan dapat tercapai. 2. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma' al-husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlak al-karimah
20
dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar. Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; b. Mewujudkan
manusia
Indonesia
yang
berakhlak
mulia
dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.6 3. Materi Mata Pelajaran Akidah Akhlak Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta 6
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 21
21
pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Aspek akidah (keimanan) meliputi: 1) Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaahaillallaah,
basmalah,
alhamdulillaah,
subhanallaah,
Allaahu Akbar,ta’awwudz, maasya Allah, assalaamu’alaikum, salawat, tarji’, laa haula walaa quwwata illaa billah, dan istighfaar. 2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: alAhad, al- Khaliq, ar-Rahmaan, ar-Rahiim, as- Samai’, arRazzaaq, al-Mughnii, al-Hamiid, asy-Syakuur, al-Qudduus, ashShamad, al-Muhaimin, al-‘Azhiim, al- Kariim, al-Kabiir, alMalik, al-Baathin, al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhiab, al-’Aliim, azh-Zhaahir, ar-Rasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-Mu’min, alLatiif, al-Baaqi, al-Bashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii, alHakiim, al-Jabbaar, al-Mushawwir, al-Qadiir,al-Ghafuur, alAfuww, ash-Shabuur, dan al-Haliim. 3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat thayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap salat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
22
4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah) b. Aspek akhlak meliputi: 1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal. 2) Menghindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad. c. Aspek adab Islami, meliputi: 1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain. 2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah. 3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga
23
4) Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan. d. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW, Nabi Ismail, Kan‟an, kelicikan saudarasaudara Nabi Yusuf AS, Tsa‟labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi Sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam kompetensi dasar dan indikator.7 B. Pembentukan Karakter. 1. Pengertian Karakter. Belakangan ini persoalan pentingnya pendidikan karakter dalam sistem pendidikan nasional sering diangkat dalam wacana publik. Wacana tersebut umumnya berisi kritik terhadap pendidikan yang selama ini umumnya lebih mengutamakan pengembangan kemampuan akademis dibanding aspek yang sangat fundamental, yaitu pengembangan karakter, moral, dan keterampilan. Seseorang dengan kemampuan yang tinggi dapat menjadi orang yang tidak berguna atau bahkan membahayakan masyarakat lainnya jika tidak dibarengi dengan karakter yang tinggi pula. Jadi peran karakter
7
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 24-25
24
dalam diri seseorang sangatlah penting, bagaikan pengemudi dalam diri seseorang. Menurut Bambang Q-anees dan Adang Hambali, bahwa batasan karakter berada dalam dua wilayah. Ia diyakini ada sebagian sifat fitri manusia, sementara pada sisi lain ia diyakini harus “dobentuk” melalui pendidikan tertentu. Aristoteles menyakini bahwa individu tidak lahir dengan kemampuan untuk mengerti dan menerapkan standart-standart moral, dibutuhkan pelatian yang berkesinambungan agar individu menampakkan kebaikan moral. Sementara Socrates menyakini bahwa bayi moral dalam diri manusia yang meminta u tuk dilahirkan, tugas pemdidikan untuk melahirkannya.8 Diungkapkan oleh Prof. Dr. Tobroni, M.Si, Pendidikan adalah bantuan
untuk
menyadarkan,
membangkitkan,
menumbuhkan,
memampukan dan memberdayakan anak didik akan potensi fitrahnya.9 Pendidikan karakter seharusnya berangkat dari konsep dasar manusia: fitrah. Setiap anak dilahirkan menurut fitrahnya, yaitu memiliki akal, nafsu (jasad), hati dan ruh. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:10
ُّ ع َْه، ُ أَ ْخبَ َروَب ٌُُوُش،َّللا ُ َح َّذثَىَب َع ْبذ : لَب َل،ِّانز ٌْ ِري ِ َّ أَ ْخبَ َروَب َع ْب ُذ،َان َّ ًَ ض ،ًَُّللاُ َع ْى ِ أَ َّن أَبَب ٌُ َرٌ َْرةَ َر،أَ ْخبَ َروًِ أَبُُ َصهَ َمتَ ب ُْه َع ْب ِذ انرَّحْ َم ِه 8
Bambang Q-anees dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis AlQur’an,(Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm. 120 9 Tobroni, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, dalam http://tobroni.staff.umm.ac.id/2010/11/24/pendidikan-karakter-dalam-perspektif-islampendahulan/ 10 Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari). Terj. Amiruddin, Jilid XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, hlm., 568
25
ْ ِ " َمب ِم ْه َمُْ نُُ ٍد إِ َّال ٌُُنَ ُذ َعهَى ْانف:َِّللا َّ لَب َل َرصُُ ُل:لَب َل ُ فَأ َ َب َُاي،ط َر ِة ، أََْ ٌُ َم ِّج َضبوِ ًِ َك َمب تُ ْىتَ ُج ْانبَ ٍٍِ َمتُ بَ ٍٍِ َمتً َج ْم َعب َء،ًِ ِص َراو ِّ ٌٍََُ ُِّدَاوِ ًِ أََْ ٌُى ْ ِ ف:ُ ثُ َّم ٌَمُُل،ٌَمْ تُ ِحضُُّنَ فٍٍَِب ِم ْه َج ْذعَب َء بس َ ََّّللا انَّتًِ فَطَ َر انى ِ َّ َط َرة ُ ك انهَّ ٍِك َرنِكَ انذ ٌِّه ْانمٍَِّ ُم ِ َعهَ ٍٍَْبف ال تَ ْب ِذٌ َم نِ َخ ْه “Abdan Menceritkan kepada kami (dengan berkata) Abdullah memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari al-Zukhri (yang menyatakan) Abu salamah bin Abd al-Rahman memberitahukan kepadaku bahwa Abu Hurairah, ra. Berkata : Rasulullah SAW bersabda “setiap anak lahir (dalam keadaan) Fitrah, kedua orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan beragama Majusi. sebagimana binatan ternak memperanakkan seekor binatang (yang sempurnah Anggota tubuhnya). Apakah anda melihat anak binatang itu ada yang cacak (putus telinganya atau anggota tubuhnya yang lain)kemudian beliau membaca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptkan menurut manusia fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus.” Dari hadits diatas, keadaan fitrah anak tergantung pada bagaimana lingkungannya yang akan membentuk kefitrian itu dalam warna tertentu yang khas. Sejalan dengan hadits yang lain, bahwa Allah menugaskan kenabian Muhammad untuk menyempurnakan akhlak. Ini berarti telah ada benih akhlak pada masing-masing manusia, tinggal bagaimana lingkungan pendidikan mengoptimalkan benih-benih tersebut. Secara etimologi, kata karakter berasal dari bahasa Inggris (character) dan Yunani (character) yang berarti membuat tajam, membuat mendalam. Karakter juga bisa diartikan sebagai tabiat, perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan (kebiasaan). Karakter juga diartikan
26
sebagai watak atau sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.11 Menurut Thomas Lickona sebagaimana dikutip oleh Agus Wibowo, karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.12 Jika berbicara masalah karakter, tidak akan lepas dengan istilah lain yang hampir memiliki esensi yang sama dengan kata karakter, yaitu moral, akhlak dan budi peketi. Moral berasal dari bahasa latin “Mores” kata jamak dari “ Mos” yang berarti adat istiadat. Jelasnya lagi Ya‟kub sebagaimana dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani, berpendapat bahwa moral ialah sesuai dengan ide–ide yang umum diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar. Jadi sesuai dengan ukuran tindakan–tindakan yang oleh umum diterima, yang meliputi sosial dan lingkungan tertentu.13 Akhlak berasal dari bahasa arab jama‟ dari “khuluqun” yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.14 Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani,, akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya 11
Mahbubi, Pendidikan karakter, Implementasi Aswaja sebagai nilai pendidikan karakter,(jogjakarta:Pustaka Ilmu,2012), hlm, 39 12 Agus Wibowo, pendidikan karakter strategi membangun karakter bangsa berperadaban,(Yogjakarta:Pustaka Pelajar,2012) Hlm,32 13 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2011),hlm,8-9 14 Ibid, hlm,9
27
dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.15 Dalam akhlak ini, kriteria benar dan salah untuk menilai perbuatan yang muncul merujuk pada Al Qur‟an dan Sunnah sebagai sumber tertinggi ajaran Islam.16 Abdul Majid dan Dian Andayani, menjelaskan pula, budi pekerti adalah perilaku yang tercermin dalam kata, perbuatan, pikiran, sikap, perasaan, keinginan dan hasil karya. Budi pekerti ini bersumber dari nilai yang luhur dari budaya bangsa Indonesia.17 Kemudian dikemukakan pula oleh Novan Ardy Miyara, M.Pd.I, bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang menbedakan dengan individu lainnya.18
Jadi seseorang dikatakan berkarakter, jika telah
berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat, serta digunakan sebagai moral dalam hidupnya. Jadi berdasarkan uraian keempat istilah di atas, karakter, moral, akhlak dan budi pekerti memiliki esensi yang sama. Karena istilah diatas hakikatnya adalah sama–sama membicarakan sebuah nilai yang ada dalam diri seseorang.
15
Ibid, hlm,10 Ibid 17 Ibid, hlm,13 18 Novan Ardy Wijaya, Membumikan Pendidikan Karakter di SD, (Jogjakarta:ArRuzz Media,2013). Hlm, 25 16
28
Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter adalah suatu sifat, watak yang ada dalam diri seseorang yang dijadikan landasan dalam bentuk nyata melalui tindakan, perilaku atau ucapan. 2. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Anak. Kehidupan nyata sering ditemukan kenyataan bahwa seseorang anak yang masa kecilnya dikenal sebagai anak yang rajin beribadah, baik, sopan dan disiplin. Namun ketika sekian lama mereka berbaur dengan lingkungan, berinteraksi dengan orang banyak, tak sedikit ditemukannya lagi sifat–sifat yang baik pada anak tersebut. Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, perjalanan hidup telah mengubah semua sifat seseorang. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, keluarga, lingkungan dimana mereka tinggal dan mungkin pendidikan yang ia dapatkan dari orang dewasa yang ada disekelilingnya menjadi penyebab utama perubahan drastis
pada diri
anak.19 Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter anak, Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. a. Faktor Intern Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor intern ini, diantaranya adalah :
19
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Peerspektif Islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2011), hlm. 16
29
1) Keturunan atau Hereditas. Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi perbuatan anak. Karena sebagian besar umur dan waktu seorang anak berada dibawah asuhan orang tuanya. Menurut Hari Gurnawan, sifat yang diturunkan itu pada garis besarnya ada dua macam, yaitu :20
Sifat jasmaniyah, yakni kekuatan dan kelemahan otot–otot dan urat sarap orang tua yang dapat diwariskan kepada anaknya.
Sifat ruhaniyah, yakni lemah dan kuatnya suatu naluri dapat pula
diturunkan
oleh
orang
tua
yang
kelak
akan
mempengaruhi perilaku anaknya. 2) Kehendak atau Kemauan (iradah) Menurut Hari Gurnawan, kemauan ialah dorongan untuk melangsungkan segala ide dan segala yang dimaksud, meskipun untuk mewujudkannya disertai dengan berbagai rintangan dan kesukaran hidup.21 Dari kemauan dan keinginan itulah yang mendorong seseorang dengan bersungguh–sungguh untuk berperilaku (berakhlak), sebab dari kehendak itulah menjelma suatu niat yang baik atau buruk. Dan tanpa kemauan pula semua ide, keyakinan, kepercayaan dan
20 21
Heri Gunawam, pendidikan Karakter,(Bandung:Alfabeta,2012), Hlm. 21 Ibid, Hlm. 20
30
pengetahuan menjadi pasif, tak kan berarti dan mempengaruhi apa–apa. b. Faktor Ekstern Selain faktor yang bersifat dari dalam yang dapat mempengaruhi karakter, akhlak, moral dan budi pekerti anak, terdapat juga faktor eksternal, faktor dari luar diri anak yang turun serta membentuk karakter seorang anak, diantaranya : 1) Pendidikan Dr. Yusuf Al-Qardawi (1980) sebagaimana dikutip oleh Imas Kurniasih, mendefinisikan pendidikan sebagai upaya yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati, ruhani, jasmani, akhlak dan tingkah laku. Melalui pendidikan segala potensi yang dianugrahkan oleh Allah SWT. dapat dioptimalkan dan dikembangkan.22 Ahmad Tafsir (2004:6) sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dari segala aspeknya. Pendidikan
mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam pembentukan karakter, akhlak, dan etika seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat tergantung pada pendidikannya.23 Dari pendidikan inilah anak banyak mendapatkan pengalaman, pengetahuan baru yang ikut mematangkan kepribadian anak. 22
Imas Kurniasih, Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad.SAW, (Yogyakarta:Pustaka Marwa,2010), hlm. 105 23 Heri Gunawan, op.cit, hlm. 21
31
2) Lingkungan Dr. Zakiyah Daradjat, dkk menjelaskan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian–kejadian yang erat hubungannya dengan manusia. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan lingkungan maka akan memberikan pengaruh pula kepada dirinya.24 Di lingkungan manusia bergaul, berhubungan dengan manusia lainnya, sehingga dalam bergaul manusia saling mempengaruhi pikiran, sifat dan tingkah laku. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan keluarga, lingkungan Masyarakat, perkumpulan teman dan lainnya. Jadi, secara garis besar karakter akan dipengaruhi oleh potensi yang sudah dimiliki sejak ia lahir, kemudian potensi tersebut dikembangkan dan dibangun melalui pendidikan yang diperoleh di lingkungan secara luas. Lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan tersebut dilakukan secara sengaja dan disadari maupun tanpa disadari pengaruhnya tapi mampu membentuk atau mempengaruhi karakter seseorang.
24
Hlm.64
Zakiyat Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara,2012), Cet. X,
32
3. Strategi Internalisasi Pembentukan Karakter Anak. Secara umum, Ratna Megawangi sebagaimana dikutip oleh Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, menengarai perlunya metode 4 M dalam penerapan pendidikan Karakter, yaitu Mengetahui, mencintai menginginkan dan mengerjakan (Knowing the good, loving the good, desiring the good, and acting the good) kebaikan yang dilakukan secara simultan dan berkesinambungan.25 Metode di atas menunjukkan bahwa karakter harus dilakukan dengan kesadaran yang utuh. Kesadaran utuh disini adalah sesuatu yang dilaksanakan secara sadar, diketahui dengan sadar, dilakukan dengan rasa cinta dan benar–benar diinginkan, tanpa paksaan untuk melakukannya. Jika sesuatu itu dilaksanakan dengan utuh dan sadar maka akan menghasilkan karakter atau watak yang utuh dan permanen dalam diri. Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, dan merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola pikiran yang bisa mempengaruhi perilakunya.26 Menanggapi pendapat yang dikemukaan Abdul Majid dan Dian Andayani di atas, jika diterapkan di Indonesia rasanya aspek pikiran saja tidak cukup. Melihat berbagai persoalan moralitas saat ini yang terjadi di 25
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter berbasis Al Quran, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm, 107 26 Abdul Majid dan Dian Andayani,Op.cit, hlm,17
33
Indonesia, di mana pelakunya bukan hanya orang–orang biasa namun, orang–orang yang luas biasa dengan kemampuan pikiran yang tinggi juga turut berperan dalam permasalahan tersebut. Sedikit lebih luas dikemukakan Oleh Heri Gunawan, karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit).27 Pengajaran karakter tidak sebatas hanya pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki segudang pengetahuan tentang nilai kebaikan namun tidak mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, maka akan sia–sia saja. Namun jika pengetahuan tersebut dilaksanakan dan dilatih terus–menerus sehingga menjadi kebiasaan, maka pengetahuan tersebut akan menjadi karakter yang kokoh dalam diri seseorang. Dimensi–dimensi diatas sesuai dengan beberapa aspek domain pendidikan yang dikembangkan di Indonesia, yaitu tahap pengetahuan (knowing) mengisi ranah kognitif, kemudian pelaksanaan (acting) mengisi ranah Psikomotorik, dan kebiasaan (habit) mengisi pada aspek Afektif. Kemudian dalam penerapannya di lembaga sekolah, Doni A. Koesoema sebagaimana dikutip oleh Bambang Q-Anees dan Adang Hambali,
mengajukan
lima
metode
pendidikan
karakter,
yaitu:
mengajarkan, keteladanan, menentukantukan prioritas, Praktis prioritas
27
Heri Gunawan,op,cit. hlm. 38
34
atau pelaksanaan prioritas dan refleksi atau pemantulan diri dari apa yang sudah dikerjakan.28 Metode pengajaran sangat mutlak diperlukan dalam menanamkan karakter atau nilai pada anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imas Kurniasih dam bukunya mendidik SQ anak, karakter atau nilai–nilai tersebut memang terlalu mengawang–awangan untuk anak–anak, akan tetapi para pendidik harus mampu memberi pemahaman sedikit demi sedikit pada anak terhadap makna–makna segala sesuatunya, terutama terhadap fenomena dan pengalaman yang mereka hadapi atau alami.29 Jadi meskipun penerapan karakter sudah memenuhi semua domain dan sesuai dengan aspek perkembangan anak, yang paling dibutuhkan saat ini adalah teladan dari semua pihak, baik itu dari orang tua, guru, masyarakat,dan juga pemerintah. Bukan hanya orang–orang yang harus dituntut untuk memberi teladan tapi semua sumber referensi yang ada di sekitar anak juga harus memberikan contoh yang baik sesuai dengan karakter yang baik yang ingin dikembangkan dalam diri anak.
28
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali,op.cit, hlm. 108 Imas Kurniasih, op.cit, hlm. 44
29
BAB III KAJIAN OBYEK PENELITIAN
A. Situasi Umum Objek Penelitian MI I'anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara. 1. Tinjauan Historis MI I'anantush Shibyan Bawu Yayasan pendidikan islam I’anatush Shibyan yang berkedudukan di Desa Bawu RT 13 RW 03 Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Jawa Tengah saat mengelola lembaga pendidikan baik formal maupun non formal yaitu MI, RA, MADIN dan TPQ di dalam meningkatkan layanan pendidikan kepada masyarakat melalui penyiapan sarana prasarana serta kualitas pendidiknya, sangat membutuhkan bantuan baik dari pihak pemerintah maupun donatur masyarakat. Warga Desa Bawu yang berjumlah 10 ribu jiwa lebih ( 99,9 % penduduknya
beragama Islam ), merasa bahwa tersedianya sarana
pembelajaran agama Islam terutama Diniyyah
Sekolah Agama atau Madrasah
adalah sesuatu yang sangat penting. Untuk itulah Yaysan
Pendidikan Islam (YPI) I’anatush Shibyan yang berada di lingkungan desa bawu menyadari hal tersebut. Lembaga yang sudah berdiri sejak tahun 1994 secara bertahap mendirikan lembaga pendidikan, diawal berdirinya yayasan tersebut mendirikan lembaga pendidikan non formal yaitu Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) “Raudlatul Athfal” dan Madrasah Diniyah (MADIN) “I’anatush Shibyan” pada tahun 1994.
35
36
Seiring berjalannya waktu, pengurus yayasan menyadari semakin berkembannya kemajuan Karena dahsyatnya tantangan global dan gencarnya budaya
barat yang merusak akhlak dan aqidah , harus
dibendung dengan penyiapan
generasi-ganarsi penerus yang kuat
imannya, matang akhlaknya, dan kualitas keilmuan agamanya dengan cara mendidik secara matang melalui lembaga-lembaga pendidikan agama
sejak dini. Lembaga pendidikan yang komplek yang sesuai
dengan kebutuhan zaman, maka pada tahun 2009, Yayasan Pendidikan Islam (YPI) I’anatush Shibyan mendirikan lembaga pendidikan formal berbasis islam yaitu tingkat Raudlatul Athfal (RA) setingkat taman kanak-kanak dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat Sekolah Dasar (SD) Lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah / MI I’anatush Shibyan yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Islam I’anatush Shibyan telah berdiri pada tahun 2009 dan sekarang memiliki Lima rombel belajar dengan jumlah siswa 137 anak dan 11 Orang guru.dan karyawan, Untuk melayani murid sebanyak itu dengan layanan yang prima dan berkualitas baik pun pendidiknya, dari pihak pengelola mau harus didukung pula dengan sarana prasarana serta kualitas layanan yang bermutu. 2. Profil MI I'anantush Shibyan Bawu a. Nama Madrasah
: MI I’anatush Shibyan
b. No Statistik Madrasah /NPSN
:111233200171/60712475
c. Akreditasi Madrasah
: Belum
37
d. Alamat Lengkap
: Jl Rukmini
Desa
: Bawu Rt 14 Rw 03
Kecamatan
: Batealit
Kabupaten/kota
: Jepara
Provinsi
: Jawa Tengah
e. No. Telp
: (0291) 4297787
f. NPWP Madrasah
: 02.772.640.5-516.000
g. Nama Kepala Madrasah
: H. Abdul Wahid
h. No Tlp / HP
: 082331842440
i. Nama Yayasan
: I’anatush Shibyan
j. Alamat Yayasan
: Bawu Lor Rt 14 /III
k. No. Tlp Yayasan
: (0291) 4297739
l. No Akte Pendirian Yayasan
: 04.19 Mei 2008
m. Kepemilikan Tanah
: Yayasan 1) Copy Status tanah 2) Luas Tanah1422 m2
n. Status Bangunan
: Yayasan
o. Luas Bangunan
: 392 m2
3. Visi Misi MI I'anantush Shibyan Bawu. Adapun Visi MI I'anantush Shibyan Bawu adalah Terbentuknya peserta didik yang berprestasi dan berakhlakul karimah. Sedangkan misi MI I'anantush Shibyan Bawu adalah Mewujudkan peserta didik
yang beriman, kreatif, terampil dan berprestasi,
38
Mewujudkan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, sistematik, serta menyenangkan, dan Mewujudkan manajemen madrasah yang tertib, efektif, efisien, transparan,dan akuntabel. Dan tujuan berdirinya MI I'anantush Shibyan Bawu adalah Memberikan kemampuan dasar peserta didik dalam mengenal, memahami dan mengamalkan ajaran agama islam, dan membentuk kepribadian yang berakhlakul karimah, dan Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta
bertanggung jawab. 4. Keadaan Siswa dan Guru MI I'anantush Shibyan Bawu. Meskipun baru 6 tahun berdiri, MI I’anatush shibyan cukup mengalami perkembanagn jumlah murid tipa tahunnya yang signifikan. Pada tahun 2014/2015 MI I'anantush Shibyan Bawu memiliki siswa sebanyak 168 siswa, gambaran selanjutnya mengenai jumlah menurut jenis kelamin dan perbedaan kelas dapat dilihat pada table berikut: Tabel.1 Data Siswa dalam 6 ( enam ) tahun terakhir Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Tahun
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Ajaran
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
2009/2010
Jml
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
12
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
39
2010/2011
13
17
12
12
0
0
0
0
0
0
0
0
54
2011/2012
17
13
13
17
12
12
0
0
0
0
0
0
84
2012/2013
17
13
17
13
13
17
12
12
0
0
0
0
114
2013/2014
8
16
18
12
16
13
14
17
11
12
0
0
138
2014/2015
21
10
10
14
17
13
16
13
14
17
11
12 168
Keberadaan pengajar atau guru dalam suatu lembaga pendidikan merupakan factor yang sangat penting karena seorang guru adalah panutan bagi siswa-siswanya. Pendidikan merupakan suatu organisasi, untuk itulah diperlukan suatu susunan strutural demi terwujudnya kelancaran pencapaian visi misi lembaga.
Tabel.2 Guru dan Karyawan MI I’anatush Shibyan Bawu NO
NAMA
TANGGAL LAHIR
TMT
IJAZAH
1
2
3
4
5
1
H. Abdul Wahid
Jepara, 10 Feb 1971
2008
MA
2
Ahmad Nadhori, S.H.I
Demak, 7 Agus 1975
2008
S1
3
Nor Soleh
Jepara, 24 Apr 1979
2008
MA
4
Imam Santoso, S.Pd.
Jepara, 30 Okt 1986
2010
S1
5
Fitrotun Nikmah, S.Pd.I
Jepara, 6 Jan 1992
2010
S1
6
M. Siswanto, S.Pd.I
Jepara, 11 Apr1988
2011
S1
7
Tazid Mujtahid, S.Pd.I
Jepara,15 Octo 1987
2013
S1
8
Isnaini Maulida, S.Pd.I
Jepara, 22 Sept 1990
2014
S1
40
9
H.Lizamuddin
Pati, 10 Juni 1970
2013
MA
11
Abdul Aziz, S.Pd.I
Jepara, 25 Apr1989
2014
S1
12
Mustofa
2008
SMA
factor
penunjan
5. Keadaan Sarana Prasarana MI I’anatush Shibyan Bawu Sarana
dan
prasarana
pendidikan
adalah
keberhasilan proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan formal termasuk
media
pendidikan
sebagai
alat
Bantu
dalam
proses
pembelajaran. Berikut ini penulis kemukakan hasil penelitian mengenai sarana dan prasarana yang tersedia di MI I’anatush Shibyan Bawu Label 3 Sarana Prasarana MI I’anatush Shibyan Bawu Jumlah Jumlah Jumlah No
Jenis Prasarana
Ruang Ruang
Ruang
Kondisi Kondisi baik buruk
1 Ruang Kelas
6
2
4
2 Perpustakaan
-
-
-
3 R. Lab. IPA
-
-
-
4 R. Lab. Biologi
-
-
-
5 R. Lab. Fisika
-
-
-
6 R. Lab. Kimia
-
-
-
41
7 R. Lab. Komputer
-
-
-
8 R. Lab. Bahasa
-
-
-
9 R. Pimpinan
1
1
-
10 R. Guru
1
1
-
11 R. Tata Usaha
1
1
-
12 R. Konseling
-
-
-
13 Tempat Ibadah
-
-
-
14 R. UKS
-
-
-
15 Jamban
1
-
1
16 Gudang
-
-
-
17 R. Sirkulasi
-
-
-
18 Tempat Olahraga
1
-
-
-
-
-
-
-
-
R. Organisasi 19 kesiswaan 20 R. Lainnya
B. Pelaksanaan Pelajaran Akidah Akhlak di kelas III MI I’anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara. Ada beberapa hal yang terkait dengan proses pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu. 1. Tujuan pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu
42
Sistem pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu menggunakan kuriklulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Proses pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu mempunyai komponen pembelajaran antara lain tujuan, yaitu yang memberikan ke arah mana pembelajaran aqidah akhlak berjalan. Materi yaitu materi apa yang harus disampaikan kepada peserta didik. Metode yaitu bagaimana cara menyampaikan materi yang telah diberikan kepada peserta didik. Sedangkan media yang dimaksud yaitu media apa saja yang digunakan pada materi yang akan disampaikan. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu yaitu untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan
tentang
mengamalkannya
ajaran
dalam
pokok
kehidupan
ajaran
agama
sehari-hari,
serta
Islam
dan
memiliki
pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam sehingga memadai baik untuk kehidupan pribadi atau bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Kompetensi Pembelajaran Akidah Akhlak Muatan materi pembelajaran akidah akhlak di MI I'anatush Shibyan khususnya kelas III sesuai dengan apa yang tertuang dalam SK KD. Diberlakukan materi-materi dalam akidah akhlak masih tetap didalamnya termuat inti pokok dari ajaran Islam yang memuat akidah (masalah
43
keimanan) dan akhlak baik akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia, atau akhlak terhadap lingkungan. Adapun materi pelajaran Akidah Akhlak kelas III di MI I'anatush Shibyan secara Rinci adalah : a. Semester I, meliputi : Kalimat tayyibah ( Subhanaallah dan Masyaallah), asmaul husna (al-Musawwir, al-Karim dan al-Halim), malaikat-malaikat Allah, akhlak terpuji ( rendah hati, santun, ikhlas dan dermawan) dan akhlak terpuji ( berbakti kepada orang tua dan meneladani kisah nabi Ismail). b. Semester II meliputi : Kalimat tayyibah ( kalimat Ta’awun ), asmaul husna ( al-batin, al-wali, al-mujib dan al-wahhab ), makhluk gaib (jin dan setan), akhlak terpuji ( rukun, tolong menolong dan berbuat baik pada sesama), dan akhlak tercela ( hasad dan meneladani kisah nabi Yusuf AS dan saudaranya). Materi
tersebut
disampaikan
secara
urut
dan
saling
berkesinambungan, penyampaian materi tersebut sesuai dengan apa yang sudah direncanakan gru sebelumnya baik perencanaan melalui RPP, PROTA ataupun PROMES. 3. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MI I'anatush Shibyan Interaksi yang dilakukan dalam pembelajaran aqidah akhlak dengan menggunakan dilakukan dua arah yaitu antara guru dan peserta didik
44
saling menghargai dan menghormati dalam proses belajar mengajar, guru memberikan pertanyaan kepada siswa agar siswa aktif menjawab. Dalam pelajaran Akidah Akhlak kelas III, interaksi guru terjadi selama 2 jam dalam satu minggu yaitu pada jam pertama dan kedua ( pukul 07.00 – 08.10 ) setiap hari selasa pada tiap minggunya. Di MI I'anatush Shibyan mata pelajaran kelas III diampu oleh Bapak Nor Soleh. 4. Strategi, Pendekatan dan prinsip Pembelajaran Akidah Akhlak Strategi yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak terkadang dilakukan dengan mengelompokkan siswa yaitu diantara siswa melakukan pembelajaran tutor sebaya. Namun kebanyakan stategi yang digunakan pada pembelajaran akidah akhlak kelas III sering di kuasai oleh guru dimana, guru berperan sebagai sumber ilmu atau menerangkan tiap-tiap materi. Dalam kegiatan pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu beberapa pendekatan, diantaranya: a. Pendekatan
Rasional,
yaitu
suatu
pendekatan
dalam
proses
pembelajaran yang lebih menekankan kepada aspek penalaran. Pendekatan ini dapat berbentuk proses berfikir induktif yang dimulai dengan memperkenalkan fakta-fakta, konsep, informasi atau contohcontoh dan kemudian ditarik suatu generalisasi (kesimpulan) yang bersifat menyeluruh (umum) atau proses berfikir deduktif yang dimulai dari kesimpulan umum dan kemudian dijelaskan secara rinci melalui contoh-contoh dan bagian-bagiannya.
45
b. Pendekatan emosional, yakni upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. c. Pendekatan pengalaman, yakni guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah. d. Pendekatan pembiasaan, yakni guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam. e. Pendekatan fungsional, yakni guru dalam menyajikan materi pokok dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. f. Pendekatan keteladanan, yaitu guru memberi contoh yang baik dalam bergaul dan berperilaku. 5. Metode Pembelajaran Akidah Akhlak Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak antara lain dengan menggunakan metode-metode yang sudah ada yang perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Diantaranya metodemetode yang digunakan dalam pembelajaran antara lain: a. Metode ceramah, Berdasarkan observasi dan wawancara guru metode ini biasanya digunakan guru pada awal pelajaran. Metode ini bisa dikatakan sebagai prolog dari awal proses pembelajaran. b. Metode Tanya jawab, Ini dilakukan agar peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak bersifat satu arah, melainkan ada feed back dengan peserta didik.
46
c. Metode Demonstrasi, Metode ini merupakan metode interaksi edukatif yang sangat efektif dalam membantu murid untuk mengetahui proses pelaksanaan sesuatu, apa unsur yang terkandung di dalamnya, dan cara mana yang paling tepat dan sesuai, melalui pengamatan induktif. d. Metode diskusi, Metode diskusi merupakan metode yang diterapkan oleh semua guru, sebagai upaya untuk mengembangkan pola pikir siswa 6. Media Pembelajaran Akidah Akhlak Selain itu media pembelajaran yang digunakan sesuai materi yang diajarkan. Kreatifitas guru dalam menggunakan media sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran. memfasilitasi semua sumber belajar sesuai kemampuan, baik sumber belajar yang skala besar misal gedung, sarana ibadah, buku-buku, alat peraga dan sebagainya. Selain itu guru akidah akhlak juga dituntut oleh sekolah untuk menciptakan media sendiri yang dapat memperlancar kegiatan pembelajaran akidah akhlak 7. Pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu a. Perencanaan pengajaran akidah akhlak Di MI I’anatush Shibyan Bawu perencanaan pembelajaran akidah akhlak kepada anak dalam rencana pengajarannya secara tertulis telah dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar, termasuk didalammya juga pengajaran akidah ini. Pembuatan rencana pembelajaran merupakan keharusan bagi setiap guru. Perencanaan ini secara tertulis telah disusun oleh guru
47
pembelajaran akidah akhlak di MI I’anatush Shibyan Bawu antara lain perencanaan program tahunan, program semesteran, program satuan pelajaran, program rencana harian. Dalam pembuatan RPP guru lebih banyak mengandalkan kemampuan dalam menguasai kelas di banding membuat catatan tertulis dalam proses pelaksanaannya. Untuk program tahunan dan program semesteran disusun pada awal tahun pelajaran oleh guru bidang studi akidah. Sedangkan program satuan pelajaran yang ada disusun oleh guru pengajaran aqidah. Guru bidang studi akidah juga dituntut untuk membuat rencana harian pada waktu guru akan melaksanakan tugas mengajar. b. Pelaksanaan pengajaran Dari hasil observasi kelas yang dilakukan di MI I’anatush Shibyan Bawu adalah sebagai berikut: Pada saat observasi kelas dilakukan, materi yang sedang diajarkan adalah: al-asma' al-husna, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Pendahuluan. a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru mengulangi materi yang disampaikan minggu lalu. 2) Kegiatan inti. a) Guru membacakan pokok-pokok materi pelajaran serta menyampaikan tujuan mempelajarinya yaitu tentang al-asma' al-husna
48
b) Guru memberi tugas kepada siswa untuk mencatat hal-hal baru yang disampaikan oleh guru, yang belum tertulis didalam buku pegangan siswa. c) Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, diselingi dengan cerita, dan dengan beberapa kali memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang diajarkan guna memperjelas dan memperdalam materi pelajaran. 3) Penutup. a) Guru mengadakan post tes dengan memberikan pertanyaan secara lisan. b) Guru menutup pelajaran dengan salam. c. Pembentukan Karakter pada Siswa kelas III MI I’anatush Shibyan. Mengajarkan materi saja kepada siswa tidak akan berdampak apa-apa jika tidak diberikan contoh riil dalam pelaksanaan materi yang diajarkan terutama pada penanamkan atau pengajran karakter pada anak. Karena karakter atau nilai–nilai tersebut memang terlalu mengawang–awangan untuk anak–anak, akan tetapi para pendidik harus mampu memberi pemahaman sedikit demi sedikit pada anak terhadap makna–makna segala sesuatunya,
terutama terhadap
fenomena dan pengalaman yang mereka hadapi atau alami. Maka dalam rangka membentuk karakter siswa secara utuh guru mata pelajaran akidah akahlak, selain melakukan pengajaran yaitu
49
pemberian pemehaman terkait apa itu arti sebuak karakter, juga memberikan keteladana dan melakukan pembiasaan kepada para siswa baik itu dalam jam pelajaran akidah akhlak maupun diluar jam pelajaran akidah akhlak. Ada beberapa macam karakter yang diharapkan mampu terbentuk setelah guru selesai mengajarkan mata pelajarn akidah akhlak pada siswa kelas III MI I'anatush Shibyan , yaitu siswa terbiasa mengucapkan
kalimat tayyibah ( Subhanaallah, Masyaallah dan
Ta’awun), rendah hati, santun, ikhlas, dermawan, berbakti kepada orang tua, rukun, tolong menolong dan berbuat baik pada sesama. Beberapa contoh riil tindakan yang dilakukan guru dalam menanamkan karakter tersebut adalah 1) Setiap hari jum’at guru mengadakan kotak amal keliling bagi siswa kelas III kemudian disumbangkan ke masjid atau siswa lain yang kurang mampu, hal ini untuk membiasakan karakter dermawan pada diri siswa. 2) Sebelum pelajaran mulai dan selesia guru akidah akhlak membiasakan siswa-siswi kelas III untuk mengucapkan kalimat tayyibah yaitu ta’awun, basmallah dan hamdalah. 3) Guru akidah akhlak membuat tugas selama satu minggu untuk membantu pekerjaan orang tua dirumah, hal ini bertujuan untuk membiasakan karakter berbakti kepada orang tua
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penjelasan serta pengertian dalam Bab II dan Bab III tertera secara detail dan jelas bahwa dalam materi akiadah akahlak mampu memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Dengan demikian penulis akan memaparkan tentang analisis materi akidah akhlak dalam pembentukan karakter pada siswa kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Batealit Jepara tahun pelajaran 2014-2015, agar mendapatkan jawaban dari akar permasalahan
sebagaimana
dalam rumusan masalah diatas. A. Analisis Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak. Dalam Pendidikan Agama Islam, Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya meningkatkan kecerdasan saja, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia, yang mencakup aspek keimanan, moral atau mental, prilaku dan sebagainya. Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki karakter yang mulia dan tingkat kemulian karakter erat kaitannya dengan tingkat keimanan.
50
51
Dalam pembentukan karakter siswa, hendaknya setiap guru menyadari bahwa dalam pembentukan karakter sangat diperlukan pembinaan dan latihan-latihan karakter pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke arah kehidupan praktis. Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat memberi peranan positif dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya masih dapat diyakini secara mutlak. Dalam hal pembentukan Karakter anak, pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil maka tingkah lakunya
akan
lebih
terkendali
dalam
menghadapi
segala
keinginankeinginannya yang timbul. Pada pendidikan formal, pendidikan agama menjadi tanggung jawab semua guru di lingkungan pendidikan. Materi-materi agama semuanya terangkum dalam mata pelajaran agama, salah satunya mata pelajaran akidah akhlak. Dalam pembentukan karakter anak, pelajaran akidah akhlak dalam lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting sebagaimana yang tertuang dalam UU pendidikan No.20 Tahun 2003, Mata Pelajaran AkidahAkhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
52
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilainilai akidah Islam.1 Tujuan mata pelajarn tersebut dapat diwujudkan melalui pembelajarn yang mengajarkan materi yang tertuang pada ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: Aspek akidah (keimanan) meliputi : Kalimat thayyibah, Al-asma’ al-husna. Aspek akhlak meliputi: Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) dan menghindari akhlak tercela (madzmumah). Aspek adab Islami, meliputi: Adab terhadap diri sendiri, adab terhadap Allah, adab kepada sesama, adab terhadap lingkungan. Dan aspek kisah teladan para nabi dan sahabat.2 Semua materi tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak, karena karakter erat kaitannya dengan tingkah laku seseorang sehari-hari. Sebagaimana diungkapkan oleh Menurut Thomas Lickona sebagaimana dikutip oleh Agus Wibowo, karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu
1
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 21 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 24-25
53
dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.3 Materi yang teerangkum dalam mata pelejaran akidah akhlak pada tingkat MI sangat memberikan perat penting dalam pembentukan karakter anak, hal tersebut terlihat pada tujuan yang ingin dicapai serta materi yang disampaikan pada mata pelajaran akidah akhlak. B. Analisi Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015. karakter harus dilakukan dengan kesadaran yang utuh. Kesadaran utuh disini adalah sesuatu yang dilaksanakan secara sadar, diketahui dengan sadar, dilakukan dengan rasa cinta dan benar–benar diinginkan, tanpa paksaan untuk melakukannya. Jika sesuatu itu dilaksanakan dengan utuh dan sadar maka akan menghasilkan karakter atau watak yang utuh dan permanen dalam diri. Maka memberikan pengetahuan tentang makna sikap baik, sikap buruk, berbuat baik pada diri sendiri, berbuat baik pada orang lain merupakan hal yang sangat penting agar anak secara sadar mau melakukan hal tersebut. Seseorang dengan kemampuan yang tinggi dapat menjadi orang yang tidak berguna atau bahkan membahayakan masyarakat lainnya jika tidak dibarengi dengan karakter yang tinggi pula. Jadi peran karakter dalam diri seseorang sangatlah penting, bagaikan pengemudi dalam diri seseorang.
3
Agus Wibowo, pendidikan karakter strategi membangun karakter bangsa berperadaban,(Yogjakarta:Pustaka Pelajar,2012) Hlm,32
54
Secara umum karakter siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan masih mudah berubah-ubah dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka berada. Sikap dan pola didik orang tua, guru dan masyarakat turut serta memberikan pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter anak. sebagian besar siswa kelas III memiliki karakter yang baik misalnya mereka memiliki karakter sopan, rendah hati, dermawan, berbuat baik terhadap sesama karena kebiasaan yang mereka bawa rumah. Siswa kelas III lebih dominan dengan karakter masing-masing berdasarkan kebiasaan dan bentukan dari keluarga. sehingga keeladanan dan pembiasaan dari semua guru dilingkungan sekolah sangat lah penting sebagai upaya untuk membentuk karakter yang baik pada anak. C. Analisis Kontribusi Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 20142015 Pendidikan dikatakan berhasil jika mampu membawa perubahan positif dalam diri anak, Ahmad Tafsir sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dari segala aspeknya. Pendidikan
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
pembentukan karakter, akhlak, dan etika seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat tergantung pada pendidikannya. 4 Dari pendidikan inilah anak banyak mendapatkan pengalaman, pengetahuan baru yang ikut mematangkan kepribadian anak. 4
Heri Gunawan, op.cit, hlm. 21
55
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa murid kelas III cenderung memiliki sikap yang baik, atau berperilaku baik disekolah. Menurut kepala MI I'anatush Shibyan, materi akidah akhlak memiliki peran penting terhadap pembentukan karakter anak, namun penyampaian materi tersebut tidak akan berbanding lurus dalam kehidupan nyata jika tidak diimbangi dengan pemberian contoh dari apra guru dan karyawan di lingkungan MI I'anatush Shibyan. Karena beliau menyadari memberikan teladan pada anak di tingkatan dasara sangat penting dibandingkan hanya memerintah, dan melarang. Hal tersebut selaras dengan diungkapkan oleh Imas Kurniasih dam bukunya mendidik SQ anak, karakter atau nilai–nilai tersebut memang terlalu mengawang–awangan untuk anak– anak, akan tetapi para pendidik harus mampu memberi pemahaman sedikit demi sedikit pada anak terhadap makna–makna segala sesuatunya, terutama terhadap fenomena dan pengalaman yang mereka hadapi atau alami.5 Jadi meskipun penerapan karakter sudah memenuhi semua domain dan sesuai dengan aspek perkembangan anak, yang paling dibutuhkan saat ini adalah teladan dari semua pihak, baik itu dari orang tua, guru, masyarakat,dan juga pemerintah. Bukan hanya orang–orang yang harus dituntut untuk memberi teladan tapi semua sumber referensi yang ada di sekitar anak juga harus memberikan contoh yang baik sesuai dengan karakter yang baik yang ingin dikembangkan dalam diri anak.
5
Imas Kurniasih, op.cit, hlm. 44
56
Bersadarkan uraian pada BAB III, dalam pembelajaran akidah akhlak guru
menggunakan
Pengalaman,
beberapa
Pendekatan
pendekatan,
Pembiasaan
dan
diantaranya pendekatan
pendekatan keteladanan.
Pendekatan tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa sebagaimana yang diungkapkan oleh , Doni A. Koesoema sebagaimana dikutip oleh Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, mengajukan lima metode pendidikan
karakter,
yaitu:
mengajarkan,
keteladanan, menentukantukan prioritas, Praktis prioritas atau pelaksanaan prioritas dan refleksi atau pemantulan diri dari apa yang sudah dikerjakan.6 Pembelajaran akidah akahlak memiliki kontribusi yang besar terhadap pembentukan karakter anak pada siswa kelas III MI I'anatush Shibyan, dimana pembelajaran tersebut dapat memberikan motivasi kepada para siswa untuk mempelajari dan mempraktekkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan mengintregasikan nilai-nilai luhur seperti : rendah hati, santun, ikhlas, dermawan dan berbakti kepada orang tua. Berdasarkan hasil dokumentasi berupa buku penghubung yang digunakan oleh guru kepada wali murid, dapat disimpulkan bahwa setelah memperoleh materi akidah akhlak, diataranya berbakti kepada orang tua dan tolong menolong. Bahwa sebagian besar siswa dirumah ada perubahan untuk membantu pekerjaan rumah orang tua serta lebih memiliki sikap santun dan sopan terhadap orang tua. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan project yang diberikan guru untuk bersiakp sopan dan mau membantu pekerjaan rumah
6
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali,op.cit, hlm. 108
57
orang tua selama satu minggu. Karena guru mata pelajaran akidah akhlak memahami betul bahwa penanaman karakter baik harus dimulai dari pembiasaan dan melibatkan kerjasama semua pihak yiatu guru, orang tua dan lingkungan. Pendidikan akidah akhlak pada siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan memiliki peran penting dalam menanamkan karakter anak, diantaranya : 1. Adanya pengaplikasian terhadap materi pembelajaran akidah Akhlak. 2. Adanya perubahan sikap positif pada siswa. 3. Siswa dapat mengetahui mana sikap terpuji dan sikap tercela dalam kehidupan sehari-hari. 4. Siswa mampu meneladani kisah-kisah dari para nabi dan sahabat yang mampu membentuk karakter anak.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penulis, dapat diambil kesimpulan yang merupakan jawaban atas tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa kelas III MI I'anatush Shibyan. Dengan melihat kontribusi pembelajaran akidah akhlak maka setidaknya ada kesamaan tujuan dengan pendidikan karakter, yaitu ingin menciptakan manusia yang berkarakter dan bermoral. Materi yang diajarkan dalam pembelajaran
akidah
akhlak
memberikan
peran
penting
dalam
pembentukan karakter anak, karena secara garis besar materi akidah akhlak mengajarkan hubungan baik secara vertical dan horisontal. 2. Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 2014-2015. Secara umum karakter siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan masih mudah berubah-ubah dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka berada.Sebagian besar siswa kelas III memiliki karakter yang baik misalnya mereka memiliki karakter sopan, rendah hati, dermawan, berbuat baik terhadap sesama karena kebiasaan yang mereka bawa rumah.
58
59
3. Kontribusi Materi Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Anak Pada Siswa Kelas III MI I'anatush Shibyan Bawu Jepara Tahun 20142015. Pendidikan akidah akhlak pada siswa kelas III di MI I'anatush Shibyan memiliki peran penting dalam menanamkan karakter anak, diantaranya : Adanya pengaplikasian terhadap materi pembelajaran akidah Akhlak, adanya perubahan sikap positif pada siswa, siswa dapat mengetahui mana sikap terpuji dan sikap tercela dalam kehidupan sehari-hari dan siswa mampu meneladani kisah-kisah dari para nabi dan sahabat yang mampu membentuk karakter anak. B. SARAN-SARAN Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saransaran sebagai berikut: 1. Kepala Madrasah a. Sebaiknya agar lebih bervariatif lagi dalam memotovasi dan mensupervisi guru sesuai dengan kebutuhan masing-masing guru. b. Sebaiknya sering menjalin komunikasi yang baik terhadap guru dan karyawan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. c. Membuat kegiatan-kegiatan keagamaan dalam program sekolah yang mendukung pembentukan karakter siswa
60
2. Pendidik a. Senantiasa meningkatkan perkembangan peserta didik dalam disiplin beribadah dan kegiatan-kegiatan ibadah di lingkungan MI I'anatush Shibyan . b. Keteladanan dari pendidik harus diutamakan dan ditingkatkan baik melalui penciptaan kondisi yang penuh keakraban denagn semua warga sekolah sebagai contoh teladan dan cerminan implementasi dari pembentukan karakter siswa. c. Pendidikan akidah akahlak sebaiknya ditanamkan sejak dini, dengan membiasakan pada siswa untuk melakukan hal-hal yang baik. 3. Peserta didik a. Tingkatkan dan pertahankan budaya disiplin dalam mematuhi semua tata tertib madrasah. b. Tingkatkan terus kedisiplinan beribadah sehari-hari, biasakan melakukan perbuatan yang baik. C. PENUTUP Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya, penulis sangat menyadari bahwa penulisan dan pembahasan dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi bahasa, sistematika maupun analisisnya. Hal tersebut semata-mata karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, kritik dan
61
saran yang konstruktif senantiasa penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirul kalam, penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkenan membacanya serta mengaplikasikan isinya. Semoga skripsi ini dihitung sebagai amal sholeh dan diterima oleh Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA -, 1994 Mukhtarul Alhadits Annabawiyah, Jepara; Ma;arif. ----, lampiran Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, al-Asqalani, Ibnu Hajar, 2008, Fathul Barri (penjelasan kitab Shahih al-Bukhari). Terj. Amiruddin, Jilid XXIII, Jakarta: Pustaka Azzam. Al-Ghazali, Imam, t.t, Ihya’ Ulumuddin, Juz. III, Beirut: Dar Ihya’ Kutubil Arabiyyah Azwar,Saifudin, 2011, Metode Penelitian,Yogjakarta: Pustaka Pelajar, cet XII. Daradjat, Zakiyat, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara. Cet. X. Emzir, 2011, Metode Penelitian Kualitatif Analisi Data, Jakarta: Raja walipress. Gunawam, Heri,2012, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, Bandung;alfabeta. HAMKA, 1989, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Kurniasih, Imas,2010,Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad.SAW, Yogyakarta:Pustaka Marwa. Mahbubi, 2012, Pendidikan karakter, Implementasi Aswaja sebagai nilai pendidikan karakter,jogjakarta:Pustaka Ilmu. Majid, Abdul dan Dian Andayani, 2011, Pendidikan Karakter Peerspektif Islam, Bandung:Remaja Rosdakarya. Margono, 1997, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Marijan, 2012, Metode Pendidikan Anak, Yogyakarta;Sabda Media. Muhaimin, 1994, Dimensi-Dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Aditama Munawir, Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia, Nata, Abuddin, 1997, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, Q-anees, Bambang dan Adang Hambali,2008,Pendidikan Karakter Berbasis AlQur’an,Bandung, Simbiosa Rekatama Media. Sangaribun, Masri, 1989, Metodologi Penelitian Survey, Edisi Revisi Jakarta : LP3ES, 1989 Suharso dan Ana Retnoningsih, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang; Widya Karya, cet. X. Tazed, Ahmad, 2009, Pengantar Metode Penelitian,Yogjakarta: Teras. Tobroni, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, dalam http://tobroni.staff.umm.ac.id/2010/11/24/pendidikan-karakter-dalamperspektif-islam-pendahulan/ Umar, Husain, 2009, metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Ekonomi, Jakarta: Rajawali press, Cet II. Untung, Slamet, 2007, Menelusuri Metode Pendidikan Ala Rosulullah, Semarang, Pustaka Rizki Putra. Wibowo, Agus, 2012, pendidikan karakter strategi membangun karakter bangsa berperadaban, Yogjakarta:Pustaka Pelajar, Wijaya, Novan Ardy, 2013, Membumikan Pendidikan Karakter di SD, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media. Yusuf, Syamsyu dan Nani M. Sugandhi, 2011, Pengembangan Peserta Didik, Jakarta: rajawali Press. Cet.II. Zubaedi, 2011, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta; Kencana.Cet. II
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
: Zumrotun
NIM
: 131310001373
Tempat, Tgl. Lahir
: Jepara, 16 September 1966
Alamat
: Bantrung RT 10 RW 01 Batealit Jepara
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Demikian riwayat pendidikan penulis dibuat dengan sesungguhnya dan apabila terdapat kekurangan harap maklum.
Jepara, September 2015 Penulis
ZUMROTUN NIM. 131310001373
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MI Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: I'anatush Shibyan : Aqidah Akhlak : III / 2 : 2x40 menit (1 Kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi 7. Membiasakan akhlak terpuji B. Komepetensi Dasar 7.1 Membiasa-kan sikap rukun dan tolong menolong C. Materi Pembelajaran Arti rukun dan tolong menolong Ciri-ciri orang yang rukun dan tolong menolong Keuntungan memiliki sifat rukun dan tolong menolong Akibat tidak memiliki sifat rukun dan tolong menolong Adab kepada saudara yang lebih tua Adab kepada saudara yang lebih muda Manfaat beradab secara Islami kepada saudara Akibat tidak beradab secara Islami kepada kepada saudara Ahlak terpuji kepada kepada saudara. D. Metode Pembelajaran Ceramah : Metode ini digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran terutama untuk kegiatan awal. Tanya jawab tentang akhlak terpuji yang siswa ketahui Diskusi E. Karakter siswa yang diharapkan : Religius. Jujur. Toleransi. Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Demokratif , Rasa Ingin tahu. Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab F. Langkah-langkah Pembelajaran No 1
Uraian Kegiatan Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan tentang arti rukun dan tolong menolong Siswa dapat menyebutkan tentang ciri-ciri orang
Waktu 10 menit
yang rukun dan tolong menolong Siswa dapat menyebutkan contoh sikap beradab secara Islami kepada saudara yang lebih tua dan kepada saudara yang lebih muda.
Kegiatan awal : Apersepsi : Memberikan pertanyaan seputar akhlak terpuji Motivasi : memberikan informasi tentang akhlak terpuji 2
Kegiatan inti : Siswa membaca literatur tentang akhlak terpuji (fase eksplorasi) Bertanya jawab tentang akhlak terpuji (fase eksplorasi) Siswa diminta berdiskusi : menyebutkan akhlak terpuji (fase elaborasi) Siswa memaparkan hasil diskusinya (faseelaborasi) Siswa dan guru merefleksikan hasil pembelajaran (fase konfirmasi)
60 Menit
3
Kegiatan akhir : Tanya jawab tentang akhlak terpuji Guru memberikan tugas untuk menghafal salah satu surat pendek sebagai pengamalan
10 menit
G. Sumber belajar dan media pembelajaran : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Buku paket Perilaku teman TTS Pemodelan siswa Perilaku diri sendiri dan teman LKS Pengalaman siswa
H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Menyebutkan pengertian
Jenis Penilaian Tes tulis
Bentuk Penilaian Isian
Contoh Instrumen
rukun dan tolong menolong
pengertia
Menyebutkan contoh rukun Tes lisan
Uraian
n tentang
dan tolong menolong
Menyebutkan cirri-ciri
rukun Non tes
Performance
dan
orang yang rukun dan tolong menolong
Jelaskan
tolong Unjuk kerja
menolong
Menjelaskan keuntungan
!
memiliki sifat rukun dan tolong menolong
Sebutkan
Menjelaskan akibat tidak
cirri-ciri
memiliki sifat rukun dan
orang
tolong menolong
yang
Mempraktekkan sikap
rukun
rukun dan tolong menolong
dan
Menunjukkan contoh adab
tolong
secara Islami kepada
menolong
saudara yang lebih tua
!
Menunjukkan contoh adab secara Islami kepada
Sebutkan
saudara yang lebih muda
contoh
Menjelaskan manfaat
sikap
beradab secara Islami
beradab
kepada saudara
secara
Menjelaskan akibat tidak
Islami
beradab secara Islami
kepada
kepada kepada saudara.
saudara
yang lebih tua dan kepada saudara yang lebih muda!
Mengetahui Kepala Madrasah
Bawu, ...................................... Guru bidang studi Aqidah Akhlaq
H. Abdul Wahid NIP.
H. Abdul Wahid NIP.