PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TARIH MELALUI METODE DISKUSI PARTISIPASI PADA SISIWA KELAS V SDN 2 BOJONEGORO KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh : SIDIK WIYOTO NIM. 11408272
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
i
Dra. Siti Farikhah, M.Pd Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lampiran : 3 ( tiga ) eksemplar Hal : Naskah Skripsi An Sdr. SIDIK WIYOTO
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamualaikum wr. wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirimkan naskah skripsi Saudara : Nama : Sidik Wiyoto NIM : 11408272 Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011 Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut untuk segera diujikan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamualaikum wr. wb.
Salatiga, Agustus 2010 Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP. 19610623 198803 1 001
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 2 Salatiga 50721, Telp.(0298) 323706, 323433 Fax (0298) 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id. E-mail administrasi @stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI Nama : Sidik Wiyoto NIM : 11408272 Judul Skripsi : Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011 Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga pada tanggal : 25 September 2010 Dan dapat diterimasebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Tarbiyah.
Ketua Sidang
Salatiga, 25 September 2010 Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP.
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Ag NIP.
Penguji I
Penguji II
Mukti Ali, S.Ag, M.Hum NIP. 19750905200112 1 001
Drs. H.A. Sulthoni, M.Pd NIP. 19610623 198803 2 001 Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP. 19610623 198803 1 001
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ﻤﻦ ﺠﺪ ﻮ ﺠﺪ “Barang siapa bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya”
Dengan penuh ketulusan hati, Skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Almamater tercinta, STAIN Salatiga 2. Istriku tercinta Aryati 3. Anak-anakku tersayang 4. Saudara dan rekan-rekanku tercinta.
iv
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 2 Salatiga 50721, Telp.(0298) 323706, 323433 Fax (0298) 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail administrasi @stainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dijadikan bahan pertimbangan dan dimaklumi adanya.
Salatiga, Peneliti
Agustus 2010
Sidik Wiyoto NIM : 11408272
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim Puji syukur pada Illahi Rabbi yang senantiasa memberikan limpahan kasih-Nya, Rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat sertasalam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011”, disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Tarbiyah. Penyusunan skripsi bisa selesai atas bimibngan dan bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua Program S.1 PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberi pengarahan dan koreksi dalam penulisan skripsi ini. 4. Segenap Guru DS Negeri 2 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini. 5. Para dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 6. Segenap karyawan/pegawai di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis selama proses perkuliahan. 7. Kepala perpustakaan baik institut yang telah memberikan layanan dalam memperoleh referensi. 8. Bapak dan ibu serta saudara-saudara penulis, teman-teman yang ikut membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
vi
Penulis tidak bisa membalas apa-apa hanya kata terima kasih yang sedalamdalamnya dan memanjatkan do’a semoga apa yang mereka berikan kepada penulis akan mendapat balasan dari Allah SWT dan diterima sebagai amal saleh. Meskipun dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha maksimal, namun kehilafan dan kekurangan tetap ada. Untuk itu, tegur sapa serta saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga,
Juli 2010
Peneliti,
Sidik Wiyoto NIM. 11408272
vii
ABSTRAK Sidik Wiyoto, NIM. 11408272 ”Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Siswa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011” Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro, 2) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro, 3) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V pada pemebalajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarikh. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II yaitu, siklus I (53,84 %), siklus II menjadi (82,05 %). Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarikh pada kelas V tersebut dengan menggunakan metode diskusi partisipasi terbukti efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi tarikh. Sehingga memberi kontribusi positif dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ...........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
5
D. Hipotesa Tindakan ...............................................................................
5
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................
6
F. Definisi Istilah/Operasional .................................................................
7
G. Metode Penelitian ................................................................................ 10 H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 17 BAB II.
KAJIAN TEORI A. Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 19 1. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas .................................... 19 2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ............................. 19 3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ...................................... 20 4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas .................................... 21 5. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas .......................... 21 B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ................................ 22 1. Prestasi Belajar .................................................................. 22 a. Pengertian Prestasi Belajar ........................................... 22
ix
b. Ukuran Prestasi Belajar ................................................ 23 c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar .................... 24 2. Pendidikan Agama Islam .................................................... 28 a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................ 28 b. Dasar Pendidikan Agama Islam .................................... 32 3. Materi Tarikh/Sejarah ........................................................ 37 a. Pengertian Tarikh/Sejarah ............................................ 37 b. Karateristik Tarikh/Sejarah ........................................... 37 c. Manfaat Tarikh/Sejarah ............................................... 38 d. Materi Tarikh/Sejarah ................................................... 38 C. Metode Diskusi Partisipasi ....................................................... 38 1. Pengertian Metode Diskusi Partisipasi ................................ 38 2. Manfaat Metode Diskusi Partisipasi ................................... 39 3. Kelebihan dan Kekurangan Diskusi Partisipasi ................... 42 4. Langkah-langkah Metode Diskusi Partisipasi ..................... 43 5. Prinsip-prinsip Diskusi Partisipasi ...................................... 43 D. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Menggunakan Diskusi Partisipasi ............................................ 44 BAB III.
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian .................................................................... 45 B. Prosedur Kerja Dalam Penelitian ............................................. 45 1. Deskripsi Siklus I ............................................................... 47 2. Deskripsi Siklus II .............................................................. 58 C. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data ................................ 67 1. Sumber Data ...................................................................... 67 2. Cara Pengambilan Data ...................................................... 68
BAB IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................ 70 1. Hasil Penelitian Siklus I ..................................................... 73 2. Hasil Penelitian Siklus II .................................................... 75 B. Pembahasan Penelitian ............................................................. 78
x
1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I ................................. 78 2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II ................................ 81 BAB V.
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 83 B. Saran ....................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan “bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan “. (Agustin, 2002:29) pendidikan dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran, dimana proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa didalam situasi tertentu. Mengajar atau lebih spesifik lagi melaksanakan proses belajar megajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan dan didesain sedemikian rupa mengikuti langkah-langkah dan prosedur tertentu. Dengan demikian pelaksanaannya
dapat
mencapai
hasil
yang
diharapkan.(Safrudin
Nurdin,1999:85). Hal tersebut diharapkan agar proses pembelajaran mampu menjadikan suatu perubahan pola pikir peserta didik. Dan juga dapat menjadi transfers of learning yaitu seberapa jauh apa yang didapat dalam proses pembelajaran mampu bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari (Departemen Agama RI, 2005:37).
Harapan semua pihak proses belajar berjalan dengan baik tanpa ada hal yang dapat menghambat keberhasilan dalam mencapai hasil yang diharapkan. Namun banyak sekali hal yang dapat menghambat keberhasilan dalam proses pembelajaran dalam menuju hasil yang sempurna. Salah satu masalah yang terjadi adalah tingkat prestasi siswa yang kurang ketika berhadapan dengan materi yang memerlukan daya ingat lebih. Terutama mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi tentang tarih. Dimana tujuan Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), memiliki
pengetahuan
tentang
ajaran
pokok
Agama
Islam
dan
mengamalkannya dalam tentang islam sehingga memadai baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Departemen Agama RI, 2005:37). Secara umum dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, siswa hanya gemar
mendengarkan keterangan dari guru,
mensikapinya
layaknya
mendengarkan sebuah dongeng, sehingga keaktifan, daya ingat, dan pemahaman siswa cenderung pasif. Hal tersebut disebabkan oleh karena guru hanya menggunakan metode atau strategi pembelajaran ceramah saja dengan kata lain kurangnya kreatifitas dan inovasi seorang guru dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan kreatifitas dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat dengan mudah memahami dan
meningkatkan hasil belajarnya dengan tingkat pemahaman dan daya ingat yang lebih aktif. Menurut Anton Noornia (2006:18), ada beberapa hal yang harus dijawab ketika akan menyampaikan materi pembelajaran agar apa yang disampaikan dapat mengena serta diterima dengan baik oleh siswa : 1. Apa cara terbaik untuk menyampaikan dan membelajarkan banyak konsep di kelas sehingga semua murid dapat tetap mengingat informasi yang didapatnya dan menggunakannya?. 2. Bagaimana masing-masing kegiatan belajar mengajar dapat dipahami sebagai bagian-bagian yang saling terkait dan membangun satu sama lain?. 3. Bagaimana seorang guru dapat mengkomunikasikan secara efektif dengan murid-muridnya yang mempertanyakan apa alasan, arti, dan relevansi dari apa yang mereka pelajari?. 4. Bagaimana kita dapat membuka pikiran siswa dalam kelas sehingga mereka dapat mempelajari konsep dan teknik yang akan membuka pintu kesempatan sepanjang hidup mereka?. Seperti apa yang dipertanyakan oleh Anton Noornia, maka hal tersebut perlu diperhatikan bagi seorang yang akan menyampaikan materi. Relevasi dalam menyampaikan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui metode diskusi partisipasi. Secara teori strategi ini menuntut siswa untuk belajar secara aktif, sebab siswa akan berhadapan dengan beban belajar dan penguasaan materi
yang akan dipertanggung jawabkan yakni menjelaskan dengan siswa yang lain. Tuntutan inilah yang melatar belakangi peneliti untuk menerapkan metode diskusi partisipasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di tingkat sekolah dasar, untuk menjawab beberapa masalah yang timbul pada saat materi ini dibelajarkan. Penerapan metode diskusi partisipasi tentunya akan dapat menjawab permasalahan yang terjadi, oleh karena itu perlu diuji cobakan penerapan strategi pembelajaran tersebut untuk diketahui manfaatnya bagi proses dan hasil pembelajaran. Untuk memahami permasalahan tersebut perlu kiranya dikaji melalui Penelitian tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Siswa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011”. B. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang permasalahan di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro? 2. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro ?
3. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro ? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk
mengetahui
penerapan
metode
diskusi
partisipasi
dalam
meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro. 2. Untuk
mengetahui
penerapan
metode
diskusi
partisipasi
dalam
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro. 3. Untuk
mengetahui
penerapan
metode
diskusi
partisipasi
dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro. D. Hipotesa Tindakan Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” (Suharsini Arikunto: 1999: 67) Hipotesis adalah “dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan” (Sutrisno Hadi, 1981: 63)
Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang mungkin benar atau mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika benar dan ditolak jika salah. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat peningkatan perhatian siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro. 2. Terdapat peningkatan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro. 3. Penerapan metode diskusi partisipasi dan portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro. E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritik a. Hasil Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi atau acuan yang dapat dijadikan pedoman oleh para guru dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih. b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi pelaksanaan lebih lanjut.
2. Secara Praktik a. Dengan mengetahui para guru sekolah dasar saat menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih menggunakan
metode
diskusi
partisipasi
diharapkan
dengan dapat
meningkatkan mutu pengajaran lebih lanjut. b. Dengan mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang negatif atau adanya kekurangan dalam menyampaikan materi
dengan
menggunakan metode metode diskusi partisipasi maka bagi para guru sekolah dasar untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih meningkatkan serta memacu untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi kepada anak didik. F. Defini Istilah/Operasional Judul penelitian ini didukung oleh beberapa definisi yang perlu dibahas sebagai pegangan untuk kajian lebih lanjut, dari beberapa definisi tersebut antara lain : 1. Peningkatan Peningkatan/meningkatkan ialah menaikkan drajat (taraf) dan sebagainya.(WJS Poerwadarminta,1984:1078) Adapun yang peneliti maksudkan adalah meningkatkan meningkatkan mutu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi tentang tarih. 2. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil baik yang dicapai.(Zulfajri Dkk,Tt:670) Prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai setelah adanya usaha atau aktivitas.
Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa ketrampilan. (http://www.pengaruh beasiswa terhadap
[email protected]) Hilgrad yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata mengatakan bahwa “belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relative permanent, yang terjadi karena pengalaman (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003: 156). Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai yang diberikan oleh guru. (Poerwadarminta, 1984:730) Prestasi belajar disebut juga dengan hasil belajar atau achievement yaitu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensional atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003: 102). 3. Pendidikan Agama Islam Dalam memahami Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari dua sudut yaitu dari sisi yuridis dan dari sisi makna atau pendapat para ahli. Secara makna atau pendapat para ahli Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai berikut : a. Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh. Kemudian dapt menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. (Zakiah Daradjat,1989: 87)
b. Ahmad Tafsir Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. (Ahmad Tafsir,1994: 8) c. Zuhairini Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini,1983: 27) 4. Metode Diskusi Partisipasi Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyan yang bersifat problemtis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dkk,1996: 99) Dalam diskusi, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan masalah tersebut. Dengan sumbangan dari setiap orang kelompok diharapkan akan maju dari atau pikiran ke pemikiran yang lain, langkah demi langkah, sampai dihasilkannya pemikiran yang lengkap mengenai permasalahan atau topik yang dibahas. Metode diskusi partisipasi di gunakan dengan tujuan agar siswa dapat mempelajari setiap topik secara aktif. Dalam hal ini guru diarahkan menjadi fasilitator. Metode ini akan didukung oleh system belajar moving calss yaitu suatu sistem dimana ruang kelas dibagi menurut sentra-
sentraaktivitas yang dapat digunakan oleh siswa secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Kelebihan dari system moving class ini adalah anak dapat belajar lebih bervariasi, memberikan anak untuk bereksplorasi dengan percobaan aktivitas yang dilakukan. Pengertian di atas belajar aktif juga merupakan pembelajaran yang didalamnya terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan,
mendorong
adanya
pertanyaan-pertanyaan,
bahkan membuat peserta didik agar dapat mengajar satu sama lain. Belajar aktif dapat dilakukan oleh siapa saja dan dalam mata pelajaran apa saja, baik yang pengalaman maupun pemula, yang mengajarkan informasi konsep-konsep, dan ketrampilan-ketrampilan teknis dan non teknis. Selain itu belajar aktif tidak hanya sebatas untuk teknikk-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat pesrta didik agar dapat mengajar satu sama lain (Mel Siberman, 2003. xv-xvi). Namun juga untuk menambah gairah dan menunjukkan rasa hormat terhadap perbedaan berbagai individu dan berbagai macam intelegensia. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan. (Abdul Mukhlis, 2000:3) Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut : Putaran 1 Refleksi
Rencana awal/rancangan
Putaran 2
Tindakan/ Observasi
Refleksi
Rencana yang direvisi
Tindakan/ Observasi
Refleksi Tindakan/ Observasi
Putaran 3 Rencana yang direvisi
Penjelasan dari gambar alur di atas adalah : a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk
di
dalamnya
instrumen
penelitian
dan
perangkat
pembelajaran. b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model diskusi partisipatif. c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran siklus 1 dan siklus 2, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan
untuk
memperbaiki
sistem
pengajaran
yang
telah
dilaksanakan. 2. Subyek Penelitian a. Siswa Adapun yang menjadi subyek dari penelitian tersebut adalah siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung yang berjumlah 39 siswa.
b. Guru Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas V sebagai teman sejawat. 3. Langkah-langkah/Siklus penelitian Sesuai dengan yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini tidak hanya dilakukan satu tahapan atau langkah (siklus) kegiatan melainkan beberapa kali kegiatan. Karena Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk perbaikan system metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. (Suharsimi Arikunto dkk, 2007:104) Penelitian diawali
dengan perencanaan tindakan (planning),
penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflekting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). 4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pelaksanaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. (Suharsimi Arikunto, 2002: 136) Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari:
a. Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. b. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. c. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar 1) Lembar observasi untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. 2) Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. d. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tes formatif diberikan setiap akhir putaran. Adapun tes formatif berupa tes tertulis adalah tes yang diberikan guru kepada siswa untuk mengerjakan lembar soal yang tersedia yang terdiri dari pilihan ganda.
5. Pengumpulan Data a. Metode observasi Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki menurut Jehoda dkk. Observasi menjadi alat penyelidikan ilmiah jika : 1) Mengabdi pada tujuan-tujuan research yang telah dirumuskan 2) Direncanakan secara sistematik. 3) Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu semata-mata. 4) Dapat dicek dan dikontrol validitas, ketelitiannya sebagaimana data ilmiah lainnya.(Sutrisno Hadi, 2001: 136) Dengan
kata
lain
pengamatan
yang
dilakukan
dalam
mengumpulkan data dengan mengamati, mencatat gejala yang diteliti baik secara langsung dengan pendengaran, penglihatan dan secara tidak langsung dengan menggunakan alat bantu tertentu. b. Metode test Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. (S.Margono, 1997:170) 6. Analisis Data Hasil test awal (pre-test) dan sesudah tindakan analisis dan dibandingkan analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan :
a. Tahap deskripsi yaitu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau memaparkan data yang diperoleh. b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokkan data yang telah didiskripsikan sesuai permasalahan. c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisis data berdasarkan teori-teori yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang tahap primer, kendalakendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala tersebut. d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai atau mengevaluasi terhadap hasil interprestasi. Sedangkan dalam perolehan nilai atau skor yang penulis gunakan adalah : a. Merekapitulasi hasil tes formatif. b. Dengan melihat ketuntasan belajar. Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan secara klasikal, Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdikbud, 2006), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila secara klasikal telah mencapai indikator 85% dengan nilai rata-rata kelas 7,0 dan secara individu berdasarkan hasil rapat dewan guru SDN 2 Bojonegoro menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 6,5. Dalam menerapkan hal tersebut peneliti menggunakan rumus : M
X N
Keterangan : M
= Rata-rata skor tercapai
X
= Jumlah Nilai
N
= Jumlah siswa. (Makmun Pitoyo: 2003: 45)
Untuk
mengetahui
tingkat
ketuntasan
belajar
(P),
dengan
menggunakan rumus sederhana: (Depdikbud, 1994: 8)
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% Siswa
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam lima bab, setiap bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab sebagai perincian atas bab perbab yang merupakan suatu gambaran yang mencerminkan isi kandungan judul penelitian. Isi masing-masing sub bab menerangkan bagianbagian yang termaktub dalam isi bab. Pembagian ini dilakukan untuk mempermudah pembahasan, telaah, analisis atas masalah-masalah yang lebih mendalam serta sistematis sehingga mudah dipahami. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
definisi
operasional/istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi kajian teori yang terdiri dari prestasi belajar yang memuat pengertian prestasi belajar, ukuran prestasi belajar, dan faktor-faktor yang memeengaruhi prestasi belajar. Pendidikan Agama Islam yang memuat
pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, tujuan Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup Pendidikan Agama Islamdan tarih, Metode diskusi partisipasi yang memuat tentang pengertian pengertian metode diskusi partisipasi, kelebihan-kelebihan metode diskusi partisipasi, kelemahan-kelemahan metode diskusi partisipasi, dan langkah-langkah dalam penggunaan metode diskusi partisipasi. Bab III yang Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang terdiri dari subyek penelitian, prosedur kerja dalam penelitian yang memuat; diskripsi pelaksanaan siklus 1, Diskripsi pelaksanaan siklus 2, serta sumber data dan cara pengambilan data. Bab
IV
menguraikan
deskripsi
persiklus
(data
hasil
pengamatan/evaluasi), refleksi keberhasilan dan kegagalan, serta pembahasan tiap siklus. Bab V yang berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran dari peneliti.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas 1. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas Sebuah penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dan proses belajar mengajar. Bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang hanya dapat dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum, pengembangan
sekolah,
pengembangan
keahlian
mengajar,
dan
sebagainya. Penelitian yang mampu menjembatani antara materi dan praktik. Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif, dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional. Tindakan-tindakan yang dilakukan sesuai dengan problema yang dihadapi dalam rangka memberi solusi. Oleh karena itu, penelitian Tindakan Kelas selalu meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, evaluasi, dan refleksi. (Siti Farikhah, 2010:1) 2. Karakter Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas didesain untuk memecahkan suatu problem yang dihadapi guru dalam praktik pembelajaran sehari-hari. Problem pembelajaran ini didasari oleh guru. Persoalannya tidak semua
guru mampu melihat kelemahannya sendiri. Oleh karena itu sering Penelitian Tindakan Kelas dilakukan secara kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajara mengajar. Mengarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru, mengandalkan data pengamatan dan refleksi peneliti, dan pengamatan dilakukan guru sendiri (Siti Farikhah, 2010:2). 3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Adapun tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktek pembelajaran b. Untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajar mengajar c. Terjadinya proses latihan terus menerus dalam mengaplikasikan berbagai tindakan alternative demi peningkatan proses belajar mengajar. d. Agar guru mendapatkan pengalaman tentang pengalaman tentang ketrampilan praktek pembelajaran secara reflektif. e. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan system pembelajaran. f. Untuk memperbaiki system (melibatkan administrasi, guru, orang tua, dan pihak lain). g. Untuk menjalin komunikasi yang efektif antara praktisi pendidikan dengan peneliti (Siti Farikhah, 2010:2).
4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Manfaat penelitian tindakan kelas meliputi : a. Guru dapat mencoba berbagai alternatif inovasi pembelajaran sehingga dapat mengelola pembelajaran secara efektif. b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektif dalam memecahkan masalah pembelajaran. c. Guru terlatih dalam mengembangkan kurikulum secara relatif. d. Guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya:terbuka pada perubahan, krisis, reflektif, sensitif terhadap problem, adaptif terhadap peraturan. 5. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas Adapun prinsip-prinsip dasar dari Penelitian Tindakan Kelas adalah : a. Proses Penelitian Tindakan Kelas tidak mengganggu tugas mengajar. b. Masalah yang diteliti merupakan masalah yang faktual dan layak untuk diteliti. c. Penelitian Tindakan Kelas berorientasi pada perbaikan mutu pendidikan dengan melakukan perubahan yang dituangkan dalam tindakan. d. Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses belajar secara sistemik. e. Penelitian
Tindakan
Kelas
menuntut
guru
membuat
pribadi(mencatat persoalan kemajuan, proses, dan refleksi)
jurnal
f. Dalam Penelitian Tindakan Kelas, guru melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya (keterbukaan merupakan kunci keberhasilan) (Siti Farikhah, 2010:3). 6. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
a. b. c. d. e. f. g. h.
Tahap-tahap dari penelitian tindakan kelas yaitu : Melakukan survey Mengidentifikasi permasalahan Merumuskan masalah dan penyebab Merencanakan tindakan Melakukan pengamatan Melakukan analisis dan refleksi Merencanakan siklus berikutnya Menyusun laporan (Siti Farikhah, 2010:4).
7. Bentuk-bentuk Penelitian Tindakan Kelas Adapun bentuk-bentuk dari Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut : a. Guru sebagai peneliti b. Penelitian tindakan kolaboratif c. Simultan-terintegrasi d. Administrasi sosial eksperimental (Siti Farikhah, 2010:5). B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil baik yang dicapai. (Zulfajri Dkk,Tt:670) Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.(Tabrani Rusyan,1989:7). Prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai setelah adanya usaha atau
aktivitas. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa ketrampilan (www.pengaruh. beasiswa terhadap
[email protected]) prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai yang diberikan oleh guru.(Poerwodarminto,1984: 730) Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Jadi prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Berdasakan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. b. Ukuran Prestasi Belajar Pengukuran dari hasil atau prestasi belajar siswa disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), standar kenaikan kelas, dan Standar Kriteria Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Belajar adalah tingkat pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata pelajaran. Penentuan kriteria ketuntasan minimal belajar
ini ditetapkan dengan memperhatikan (1) tingkat esensial
(kepentingan) pencapaian standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa; (2) tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap indikator pencapaian kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa; (3) tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa di madrasah; dan (4) ketersediaan sumber
daya
pendukung
dalam
penyelenggaraan
pembelajaran. Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat 1 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka peserta didik dinyatakan lulus sekolah apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ada di sekolah. 2) Memperoleh nilai baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaram agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. 3) Lulus ujian akhir sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4) Lulus ujian nasional atau UASBN. c. Faktor yang Mempengaruhi Prastasi Belajar Keberhasilan atau prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau diluar dirinya atau lingkungannya. Di bawah ini akan peneliti jelaskan secara rinci dari masing-masing faktor sebagai berikut :
1) Faktor-faktor dalam diri individu Banyak faktor yang ada pada diri individu atau siswa yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan atau prastasi belajarnya. Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah, aspek rohaniah, (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003 :162) kondisi intelektual, dan ketrampilan yang dari individu (siswa). a) Aspek jasmaniah Aspek ini mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, ada yang tahan belajar selama lima atau enan jam terus-menerus, tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Kondisi fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan,
pendengaran,
perabaan,
penciuman,
dan
pencecapan. Indra yang paling penting dalam belajar adalah penglihatan dan pendengaran. Sesorang yang penglihatan atau pendengarannya kurang baik akan berpengaruh kurang baik pula terhadap usaha dan hasil belajarnya. Kesehatan merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan atau prestasi belajar. b) Aspek rohaniah (psikis) Aspek rohaniah tidak kalah pentingnya dalam beajar ataupun pencapaian prestasi belajar dengan aspek jasmaniah. Aspek
psikis
menyangkut
kondisi
kesehatan
psikis,
kemamp[uan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, serta
kondisi afektif individu termasuk juga motivasi dalam belajar. Untuk kelancaran belajar bukan hanya ditunut kesehatan tetapi juga yang terbebas dari tekanan-tekanan batin yang mendalam, gangguan-gangguan perasaan, kebiasaan-kebiasaan buruk yang menggangu, frustasi, konflik-konflik psikis. Individu (siswa) yang sehat rohaniahnya akan merasakan ketenangan dalam mengikuti proses belajarnya sehingga ia dapat mencapai keberhasilan atau prestasi belajar yang baik. c) Kondisi Intelektual Kondisi ini juga sangat berpengaruh terhadap prestasi atau keberhasilan belajar. Kondisi ini menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan. Juga termasuk kondisi intelektual adalah penguasaan siswa akan pengetahuan atau pelajaran-pelajarannya yang lalu. d) Ketrampilan yang dimilikinya Keberhasilan atau prestasi belajar juga dipengaruhi oleh ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya, seperti ketrampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas, dan lain sebagainya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut merupakan hasil belajar sebelumnya. 2) Faktor-faktor lingkungan Prestasi atau keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun
sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:163). a) Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis yang ada pada keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan sampai dengan prestasi belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan keluarga adalah keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan disekitar rumah. Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan anggota-anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan belajar dari anak. Sebaliknya keluarga yang miskin dengan sumber bacaan dan tidak senang membaca kurang atau tidak bisa mendorong anak-anaknya untuk senang membaca. b) Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi
perkembangan
dan
prestasi
belajar
para
siswa.
Lingkungan ini meliputi lingklungan fisik sekolah seperti
lingkungan kampus, sarana prasarana belajar yang ada, sumbersumber belajar, media belajar, dan sebagainya. Lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan temantemannya, guru serta staf sekolah yang lain. Lingkungan juga menyangkut
lingkungan
akademis,
yaitu
suasana
dan
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan kurikuler, dan lain sebagainya. Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memilki sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya. c) Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup, terhadap lembaga-
lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat, perkembangan dan prestasi belajar generasi mudanya. 2.
Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Untuk memahami Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari dua sudut yaitu dari sisi yuridis dan dari sisi makna atau pendapat para
ahli. Secara makna atau pendapat para ahli Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai berikut : 1) Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
agama
Islam
secara
menyeluruh.
Kemudian
dapt
menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Zakiah Daradjat,1989: 87). 2) H. Mansyur Pendidikan Agama adalah usaha sadar untuk menyiapkan generasi muda dalam meyakini, memahami, mengahayati ajaran agama melalui kegiatan bimbingan, didikan atau latihan (Mansyur, 1985: 1) 3) H. Hamdani Ihsan Pendidikan Agama adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama (Hamdani Ihsan,1985:15). 4) H. Zuhairini Pendidikan
Agama
Islam
adalah
usaha-usaha
secara
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam (Zuhairini,1983: 27).
5) Ahmad Tafsir Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.(Ahmad Tafsir, 1994: 8). Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah adanya proses trasfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua ke generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu, ketika menyebut pendidikan Islam, maka terdapat dua hal yaitu; pertama adalah mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilainilai atau akhlak Islam. Kedua adalah mendidik siswa untuk mempelajari materi ajaran Islam, yang berupa pengetahuan tentang ajaran Islam. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, sehingga mengimani,
ajaran agama Islam dibarengi
dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan atar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.(Diknas, 2002: 3) Secara yuridis bisa dilihat dari rumusan dari Udang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan
bahwa
tujuan
pendidikan
nasional
adalah:
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggungjawab. (Undang-undang RI Nomor 20, 2003:8) Pendidikan di Indonesia adalah bertujuan mempersiapkan manusia Indonesia menuju masyarakat madani yang diridhai Tuhan. Manusia yang memiliki sikap dan wawasan keimanan dan akhlak tinggi, kreatif, mandiri, toleransi, kerja keras, serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Inilah yang semestinya tujuan dari segala aktifitas pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan selalu dikaitkan dengan unsur filsafat dan budayanya suatu bangsa yang dominan. Melihat dari rumusan di atas, nampak bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan bekerja keras, serta mandiri dan juga menjadi warga negara yang baik, dan diharapkan tidak ketinggalan dengan dunia perkembangan global. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membnetuk manusia yang beriman, berilmu dan berteknologi serta mampu berkiprah di dunia global. Hal ini merupakan garapan dari tujuan pendidikan yang mempunyai basis agama, maka Pendidikan Agama Islam merupakan hal yang penting yang diajarkan disekolah-sekolah sebagai langkah awal untuk membentuk manusia yang bertaqwa dan bernegara yang baik.
b. Dasar Pendidikan Agama Islam Adapun dasar atau landasan penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya adalah aspek normatif, aspek psikologis, aspek historis, dan aspek yuridis (Thoha,1998:32). 1) Aspek Normatif Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang secara langsung atau tidak langsung mewajibkan umat Islam melaksanakan pendidikan, khususnya pendidikan Agama. Itulah yang dimaksud dasar normatif pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Adapun kewajiban melaksanakan Pendidikan Agama Islam itu ditujukan kepada : a) Kewajiban bagi orang tua mendidik anaknya. Sebagaimana Firman Allah SWT QS. at-Tahriim ayat 6 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Departemen Agama RI,1994: 951). b) Kewajiban
bagi
setiap
muslim
untuk
belajar
agama.
Sebagaimana Firman Allah SWT QS. At-Taubah ayat 122 :
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Departemen Agama RI,1994: 301). c) Kewajiban
mengajarkan
agama
kepada
orang
lain.
Sebagaimana Firman Allah SWT QS. Ali Imran ayat 104 :
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orangorang yang beruntung” (Departemen Agama RI,1994: 93). 2) Aspek Psikologis Menurut ilmu jiwa agama, agama merupakan fenomena kehidupa manusia, karena agama mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup manusia pada umumnya (Thoha,1998:39). Apek kejiwaan dari agama tidaklah lengkap kalau tidak merujuk pada ilmu jiwa dari sudut pandang Al-Qur’an, Al-Qur’an menyatakan bahwa dorongan beragama merupakan dorongan yang alamiah. Sebagaimana firman Allah QS. Ar-Rum ayat 30 :
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Departemen Agama RI,1994: 645). Dalam ayat ini Allah mengemukakan bahwa dalam fitrah manusia, yakni dalam penciptaan dan tabiat dirinya terdapat kesiapan alamiah untuk memahami keindahan ciptaan Allah dan menjadikannya sebagai bukti tentang adanya Allah dan keesaanNya (Najati, 1985: 40). 3) Aspek Historis Berdasarkan sejarah, agama Islam tumbuh dan berkembang bersamaan dengan datangnya Islam, hal ini terjadi sejak Nabi Muhammad SAW mendakwahkan ajaran agama Islam kepada masyarakat di sekitarnya yang dilaksanakan secara bertahap, mulai dari keluarganya, sahabatnya, kemudian masyarakat sekitarnya. Ajaran dakwah Nabi tidak terlepas dari pendidikan Islam, karena tugas utama Nabi ialah dakwah (menyeru) manusia agar mau masuk Islam, sebagaimana tersebut dalam firman Allah QS. Saba’ ayat 28 :
Artinya : “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui” (Departemen Agama RI, 1994: 688). Untuk tugas dakwah ajaran-ajaran Islam harus disampaikan, agar difahami, dihayati dan selanjutnya dapat diamalkan. Proses dari penyampaian ajaran sampai pemahaman, penghayatan dan pengamalan, itulah yang disebut pendidikan Islam. Dalam rentangan sejarah yang panjang, di mana dunia Islam semakin luas terjadilah proses Islamisasi dan sekaligus pendidikan Islam bagi bangsa-bangsa non Arab hingga sampai ke Indonesia. 4) Aspek Yuridis Aspek
yuridis
merupakan
kekuatan
hukum
dalam
pelaksanaan pendidikan agama. Karena Indonesia adalah negara hukum, maka seluruh aspek kehidupan manusia termasuk kegiatan pendidikan agama harus didasarkan pada hukum (undang-undang) yang berlaku. Untuk itu perlu ditinjau hal-hal yang berkaitan dengan hukum yang melandasi pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini ada dua landasan yaitu landasan idiil dan landasan operasional (Thoha,1998:59). a) Landasan Idiil
Terwujudnya kehidupan beragama bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi suatu cita-cita (Idiil) para pendiri Republik. Cita-cita itu dituangkan dalam UUD 1945, sehingga dapat disebut sebagai landasan idiil, yang mengandung nilai-nilai dasar. Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan idiil dan konstitusional bagi kehidupan beragama. Karena pancasila merupakan sumber segala sumber hukum dan UUD 1945 merupakan dasar hukum yang baru merupakan aturan-aturan pokok, maka untuk operasionalnya diperlukan aturan-aturan penyelenggaraan dari aturan pokok tersebut, yang selanjutnya disebut landasan operasional. b) Landasan Operasional Landasan operasional merupakan dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di lembagalembaga pendidikan formal maupun non formal yang ada di Indonesia. Adapun undang-undang terbaru yang memuat tentang pendidikan agama yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Materi Tarikh/Sejarah a. Pengertian Tarikh/Sejarah
Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan dan tahun. Lebih populer dan sederhana diartikan sebagai sejarah atau riwayat. Sejarah sendiri secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History (Yatim, 2005). b. Karateristik Tarikh/Sejarah Karakteristik berdasarkan
tiga
sejarah
dengan
orientasi
disiplinnya
dapat
dilihat
(http://www.google.com.pengertian
sejarah_peradaban_ Islam): 1) Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa peristiwa dan keadaan manusia dalam masa lampau dalam kaitannya dengan keadaan masa kini. 2) Sejarah merupakan pengetahuan tentang hokum hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang di peroleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa peristiwa masa lampau. 3) Sejarah ssebagai falsafah yang di dasarkan kepada pengetahuan tentang perubahan perubahan masyarakat, dengan kata lain sejarah seperti ini merupakan ilmu tentang proses suatu masyarakat.
c. Manfaat Tarikh/Sejarah
Sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan begitu juga sejarah mempunyai beberapa kegunaan, diantara kegunaan sejarah antara lain (http://www.google.com.pengertiansejarah peradaban_ Islam): 1) Untuk keleatarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu bagi kelangsungan hidup. 2) Sejarah berguna sebagi pengambilan pelajaran dan tauladan dari contoh contoh di masa lampau, sehingga sejarah memberikan azas manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup. 3) Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan mati. d. Materi Tarikh/Sejarah Sesuai dengan bahasan pada Penelitian Tindakan Kelas, bahwa subyek penelitian adalah siswa kelas lima. Materi tarikh/sejarah yang ada pada kelas lima meliputi : 1) Kisah Nabi Ayyub AS. 2) Kisah Nabi Musa AS. 3) Kisah Nabi Isa AS. C. Metode Diskusi Partisipasi 1. Pengertian Metode Diskusi Partisipasi Istilah metode diskusi berasal dari kata “metode” dan “diskusi”. Adapun pengertian metode menurut Nur Uhbiyati (1997:136), metode berasal dari bahasa Latin ”meta” yang berarti melalui dan hodos yang
berarti jalan atau cara ke atau ke. Dalam bahasa Arab disebut ”tariqah” artinya jalan, cara, sistem dan ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita. Menurut
Mahmud
Yunus
dalam
Armai
Arief
(2002:87)
mengemukakan bahwa metode adalah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu baik dalam lingkungan perusahaan/perniagaan maupun dalam kepuasan ilmu pengetahuan dan lainnya. Sedangkan Menurut Tayar Yusuf (2002:43), mengemukakan bahwa metode adalah cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Adapun beberapa ahli mendefinisikan, pengertian metode diskusi sebagai berikut: Kata diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu: "discussus" yang berarti "to examine; "investigate" (memeriksa, menyelidik). Discutstre berasal dari akar kata dis dan cuture. "Dis" artinya terpisah "cuture" artinya menggoncang atau memukul (to shake atau strike), kalau diartikan maka discuture ialah suatu pukulan yang dapat memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu itu jelas dengan cara memecahkan atau menguraikan sesuatu tersebut (to clear away by breaking up or cuturing). Menurut Djamarah diskusi ialah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa merupakan pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama (Djamarah, Syaeful Bahri, 2006:87). Sedang menurut Sugihartono dkk Metode diskusi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk mampu memecahkan masalah secara kelompok (Sugihartono, 2007:83). Metode ini dapat mendorong siswa untuk mampu mengemukakan pendapat secara konstruktif serta membiasakan siswa untuk bersikap toleran pada pendapat orang lain. Adapun langkah-langkah dalam diskusi partisipasi adalah sebagai berikut : a. Guru menyiapkan materi atau pokok bahasan yang akan di diskusikan oleh siswa. b. Guru memperhitungkan waktu yang akan diperlukan termasuk waktu siswa untuk bertanya kepada guru. c. Guru membagi kelompok siswa dalam diskusi. d. Siswa mengikuti diskusi sesuai dengan bimbingan guru. e. Siswa mengumpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya, guru menyimpulkan hasil diskusi. Forum diskusi dapat diikuti oleh semua peserta didik di dalam kelas, dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah para peserta didik berpartisipasi secara aktif di dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak peserta didik terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari. Peranan guru sangat penting sebagai fasilitator, semua peserta
didik yang ikut terlibat dalam diskusi mempunyai konsep yang sama dalam menanggapi permasalahan dan yang tidak ambil bagian tidak mempunyai nilai diskusi. Jadi yang dimaksud dengan diskusi partisipasi adalah metode pembelajaran aktif melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk mampu memecahkan masalah secara kelompok dan semua siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah tersebut. 2. Manfaat Metode Diskusi Partisipasi Menurut Syeful Sagala (2007:208), manfaat diskusi adalah sebagai berikut: a. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir. b. Peserta didik dapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas. c. Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya. d. Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik. e. Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lainjuga pelajaran relevan dengan kebutuhan masarakat. Maka diskusi apabila dilaksanakan dengan cermat dapat merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu, sehingga dapat
pula mengurangi ketegangan-
ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Partisipasi Muhibbin Syah (2000:32), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : a) mendorong siswa berpikir kritis, b) mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas, c) mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama, d) mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama. a. Kelebihan metode diskusi partisipasi sebagai berikut : 1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan. 2) Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. 3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:45). b. Kelemahan metode diskusi partisipasi sebagai berikut :
1) Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. 2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. 3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. 4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:47). 4. Langkah-langkah Metode Diskusi Partisipasi a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang hendak dicapai. b. Menetapkan
garis
besar
langkah-langkah
diskusi
yang
akan
dilaksanakan. c. Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan termasuk waktu siswa untuk bertanya kepada guru. d. Menetapkan tujuan dan proses yang jelas atau pertanyaan apa yang hendak dijawab dan hasilnya nanti. 5. Prinsip-prinsip Metode Diskusi Partisipasi a. Masalahnya harus konstroversial, artinya mengandung pertanyaan dari peserta didik, masalahnya harus menarik perhatian mereka karena bertalian dengan pengalaman mereka. b. Guru harus menempatkan dirinya sebagai pemimpin diskusi dan memberi petunjuk jalannya diskusi. c. Guru memperhatikan pembicaraan agar fungsi guru sebagai pemimpin diskusi dapat melaksanakan tugasnya (Syaeful Sagala, 2007:209). D. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Karena itu pula, suasana belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif, misalnya mengamati, meneliti, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, mencari contoh, dan bentuk-bentuk keterlibatan sejenis lainnya. Di samping itu, guru/pendidik sebagai ujung tombak pembelajaran perlu memperhatikan beberapa prinsip dalam kerangka meningkatkan motivasi belajar dan prestasi peserta didik, yaitu: 1. Keseimbangan antara reward dan punishment. 2. Kebermaknaan (meaningful). 3. Penguasaan keterampilan prasyarat. 4. Komunikasi yang bersifat terbuka. 5. Pemberian tugas yang menantang. 6. Latihan yang tepat. 7. Penilaian tugas 8. Penciptaan kondisi yang menyenangkan 9. Keragaman pendekatan 10. Mengembangkan beragam kemampuan 11. Melibatkan indera sebanyak-banyaknya. (Ismail SM, 2002:71) Penerapan prisip-prinsip di atas dan penggunaan metode diskusi partisipasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat meningkatkan aktifitas, perhatian dan prestasi belajar siswa.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Model pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas, adapun penelitian yang dimaksud adalah menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Sedangkan tindakan yang dimaksud adalah menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian suklus kegiatan untuk siswa. Adapun kelas dimaksud adalah kelas yang tidak terikat dengan ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan danpengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. A. Subyek Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam khususnya materi tentang tarikh/sejarah. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun 2010 yang berjumlah 39 siswa. Adapun data siswa tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas Kelas V Nomor Absen Induk 1 731 2 743 3 769 4 773 5 776 6 777 7 774 8 782 9 785 10 795 11 797 12 803 13 806 14 808 15 821 16 826 17 827 18 828 19 830 20 831 21 835 22 840 23 841 24 843 25 845 26 846 27 848 28 849 29 850 30 852 31 854 32 851 33 853
Nama Siswa Sutikno Lyyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono Mad Safii Wiwin Utari Aan Fidiyanto Azzar Chilman Asih Pujiyati Dian Nofita Dwi Aat Giyanti Erita Iswi Setyowati Fiyanah Fitri Setyoningrum Happy Nabetty Mafrukhan Mansyur Ahmad Ragil Kuat Sindi Agustina Tati Nariwidarti Wahyu Ersih Wihartati Vita Istifada Yoga M Yusuf
Kelas V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
L/P
Keterangan
L P L P P P L P L L L L L L P L L P P P P P P P P L L P P P P P L Bersambung …
Sambungan …. 34 855 35 856 36 859 37 862 38 863 39 864
Bagus Ali Muhammad Febri Gunawan Gunawan Yudan Aji Pramantiyo M Zainur Rohim Yuliyanto
V V V V V V
L L L L L L
B. Prosedur Kerja dalam Penelitian Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, tiap siklus memuat empat tahab yakni; Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya peneliti jabarkan secara rinci tahab demi tahab sebagai berikut : 1. Diskripsi Siklus I a. Perencanaan Pada perencanaan ini peneliti menyiapkan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi sejarah Islam tentang kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menentukan atau menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pada perencanaan awal ini peneliti memilih metode pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran yaitu metode diskusi partisipasi. 3) Membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4) Meminta guru lain membantu mengamati. 5) Guru merancang dan membuat soal latihan. 6) Meminta guru lain membantu mengamati.
7) Mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan
kegaitan
belajar
mengajar
untuk
siklus
I
dilaksanakan pada bulan Februari 2010 di kelas V dengan jumlah peserta didik sebanyak 39 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru/pengajar, adapaun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Karena menggunakan metode diskusi partisipasi, maka pada tahap ini guru menata dan mempersiapkan ruang sebagai pelaksanaan proses pembelajaran yang memungkinkan untuk melakukan diskusi. Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Kegiatan awal : a) Mengkondisikan kelas b) Bersama-sama membaca do’a sebelum belajar c) Mengabsensi siswa d) Melafalkan surat pendek selama lima menit e) Apersepsi, memotivasi siswa f) Mengemukakan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti : a) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil untuk melakukan diskusi partisipasi.
b) Guru menjelaskan materi pelajaran c) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan tentang materi yang telah diberikan berdasarkan kelompok masing-masing. d) Guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi dari masingmasing kelompok. e) Guru menganjurkan siswa untuk meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari. 3) Kegiatan penutup : 1) Memberikan penguatan dan kesimpulan 2) Memberitahukan pelajaran yang akan datang 3) Mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah 4) Mengucap salam kepada siswa sebelum keluar dari kelas. c. Pengamatan 1) Guru mengamati siswa dalam hal semangat dalam memberikan respon terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru dan minat untuk melakukan diskusi. 2) Guru mengamati ketrampilan siswa dalam mengerjakan soal-soal tes formatif. 3) Guru mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian terhadap hasil tes yang sudah diberikan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Nilai Tes Formatif Pada Siklus I Nomor Absen Induk 1 731 2 743 3 769 4 773 5 776 6 777 7 774 8 782 9 785 10 795 11 797 12 803 13 806 14 808 15 821 16 826 17 827 18 828 19 830 20 831 21 835 22 840 23 841 24 843 25 845 26 846 27 848 28 849 29 850 30 852 31 854 32 851 33 853 34 855
Nama Siswa
Nilai Siklus I
Sutikno Lyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono Mad Safii Wiwin Utari Aan Fidiyanto Azzar Chilman Asih Pujiyati Dian Nofita Dwi Aat Giyanti Erita Iswi Setyowati Fiyanah Fitri Setyoningrum Happy Nabetty Mafrukhan Mansyur Ahmad Ragil Kuat Sindi Agustina Tati Nariwidarti Wahyu Ersih Wihartati Vita Istifada Yoga M Yusuf Bagus Ali Muhammad
60 70 70 60 50 60 70 80 50 70 70 50 50 60 60 70 70 50 80 50 70 70 50 60 70 70 60 70 70 50 70 50 70 60
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Bersambung …
Sambungan ….
35 36 37 38 39
856 859 862 863 864
Febri Gunawan Gunawan Yudan Aji Pramantiyo M Zainur Rohim Yuliyanto Jumlah Rata-rata
70 50 70 70 70 2470 63
√ √ √ √ √
Keterangan : T
= Tuntas dan TT = Tidak Tuntas
Jumlah skor tercapai 2470 Jumlah skor maksimal 3900 Rata-rata skor tercapai 63 dan Tingkat ketuntasan mencapai 53,84 %. M
X
N M = besarnya rata-rata yang dicapai
X = jumlah nilai N = jumlah peserta tes
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% Siswa
P = Tingkat Ketuntasan Adapun hasil pengamatan/observasi terhadap penampilan guru dan peserta didik dilakukan oleh peneliti atau guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
1) Hasil observasi terhadap penampilan guru siklus I Tabel 3.3 Hasil observasi terhadap penampilan guru pada siklus I No
Indikator
Observasi Siklus I
B I.
C
1. Memusatkan perhatian siswa
√ √
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
√
3. Menyiapkan evaluasi II.
Pelaksanaan : 1. Kejelasan dalam membimbing
√
2. Kegunaan metode pembelajaran
√
3. Kejelasan dalam pengelolaan kelas
√ √
4. Memberi kesempatan bertanya pada siswa III.
K
Persiapan :
Penutup : √
1. Memberi kesimpulan materi
√
2. Mengadakan evaluasi 3. Memotivasi siswa untuk belajar
√ √
4. Memberikan tugas/tindak lanjut Jumlah
3
Keterangan indikator nilai : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik Observasi di atas dihitung dengan rumus sebagai berikut : P = f x 100 % N Keterangan : P = prosentase observasi f = jumlah skor observasi
4
4
N = jumlah item observasi = (3xB) + (2xC) + (1xK) 11 x 3 = (3x3) + (2x4) + (1x4) = 21 x 100 % = 63,6 % 11 x 3 33 Nilai observasi bagi penampilan guru pada siklus I diperoleh nilai 63,6 dikonfirmasikan dengan kriteria menempati pada rentangan B. 2) Hasil observasi terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I : a) Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I Tabel 3.4 Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Sutikno Lyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono
Indikator Perhatian Siswa Semangat Kemampuan Minat Jumlah B C K B C K B C K 1 2 1 4 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 1 5 1 1 2 4 1 2 2 5 1 2 2 5 2 3 2 7 1 2 1 4 1 2 2 5 1 2 2 5 2 2 1 5 2 2 2 6 Bersambung …
Sambungan …. 14 Mad Safii 15 Wiwin Utari 16 Aan Fidiyanto 17 Azzar Chilman 18 Asih Pujiyati 19 Dian Nofita 20 Dwi Aat Giyanti 21 Erita Iswi Setyowati 22 Fiyanah 23 Fitri Setyoningrum 24 Happy Nabetty 25 Mafrukhan 26 Mansyur Ahmad 27 Ragil Kuat 28 Sindi Agustina 29 Tati Nariwidarti 30 Wahyu Ersih 31 Wihartati 32 Vita Istifada 33 Yoga M Yusuf 34 Bagus Ali Muhammad 35 Febri Gunawan 36 Gunawan 37 Yudan Aji Pramantiyo 38 M Zainur Rohim 39 Yuliyanto Jumlah
1 1
2 2 2 2 2
2 1 2 3
2 2 1
3 1 1 2 1
3 1 1 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2
2
1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2
3 1
2 2 2 2
2 1 1 2
1
3 1 1
3 2 2
2
1 2 2 2 2
1 1 1
6
1 1
2 3 30 22 15
2 2 64
2
3 6
50
12
4 4 6 5 5 8 4 6 5 5 4 7 5 5 7 5 6 5 4 8 4 5 5 5 5 8 207
Observasi di atas dihitung dengan rumus sebagai berikut : P = f x 100 % N Keterangan : P = prosentase observasi f = Jumlah skor observasi
N = jumlah item observasi Observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I : = 207 x 100 % = 5,30 %. 39 Berdasarkan perhitungan di atas maka didapat nilai observasi sebesar 5,30 %. b) Hasil observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I. Tabel 3.5 Hasil observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I.
No
Nama Siswa
Indikator Aktivitas Siswa Memperhatikan Mempraktekkan Mengerjakan penjelasan dari materi soal formatif Jumlah guru pembelajaran B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sutikno Lyyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono Mad Safii Wiwin Utari
C
K
B
2 2
C
K
2 2 2 2
1 1 2
C
2 2
1 1 1
2 2
2 2 2 2
3 2
3
3
3
1
1
2
2 2 2
1 3
K
2 2
1 1 1
2 2
B
2 2 2 1 2 Bersambung …
6 6 4 4 4 5 5 7 6 9 4 6 5 5 7
Sambungan …. 16 Aan Fidiyanto 17 Azzar Chilman 18 Asih Pujiyati 19 Dian Nofita 20 Dwi Aat Giyanti 21 Erita Iswi Setyowati 22 Fiyanah 23 Fitri Setyoningrum 24 Happy Nabetty 25 Mafrukhan 26 Mansyur Ahmad 27 Ragil Kuat 28 Sindi Agustina 29 Tati Nariwidarti 30 Wahyu Ersih 31 Wihartati 32 Vita Istifada 33 Yoga M Yusuf 34 Bagus Ali M 35 Febri Gunawan 36 Gunawan 37 Yudan Aji P 38 M Zainur Rohim 39 Yuliyanto Jumlah
2
3 1
2 2
2
1 2 3 1 2 1 3 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2
1 2 2 2 3 1 3 1 3
3
2 2
1
3 3 1 1
2 1 3
38
1
3 3 1
12
2
1 1 16
27
2 2 2 2 2 2 2 2 2 56
1 1 2 2 3 1 2
15
2 44
Observasi di atas dihitung dengan rumus sebagai berikut : P = f x 100 % N Keterangan : P = prosentase observasi f = Jumlah skor observasi N = jumlah item observasi
12
7 4 7 7 4 6 5 6 8 4 7 4 8 7 5 7 7 4 4 6 5 8 4 5 222
Observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I : = 222 x 100 % = 5,69 %. 39 Berdasarkan perhitungan di atas maka didapat nilai observasi sebesar 5,69 %. d. Refleksi Dalam
pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
diperoleh
informasi dalam pengamatan sebagai berikut : 1) Guru kurang baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru kurang tepat dalam memilih strategi dan metode dan kurang tepat dalam membimbing siswa melakukan kegiatan pembelajaran. 3) Guru baik dalam pengelolaan waktu. 4) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung. 5) Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I masih banyak kekurangan sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II, perbaikan tersebut diantaranya sebgai berikut: 6) Guru harus lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, sehingga siswa dapat menangkap arah dari pembelajaran. 7) Guru harus lebih jelas dalam memilih metode dan strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat memotivasi siswa untuk mengikuti diskusi dan memperhatikan materi yang disampaikan guru.
8) Guru harus lebih telaten dalam membimbing siswa dalam berdiskusi, sehingga siswa mampu menguasai materi dengan baik. 9) Guru harus lebih inovatif dan terampil dalam memotivasi siswa, sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. 10) Hasil pada siklus I belum memenuhi atau mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan untuk itu perlu dilakukan siklus selanjutnya yaitu siklus II. 2. Diskripsi Siklus II a. Perencanaan 1) Guru menentukan materi yang akan diberikan kepada siswa. 2) Guru menetapkan tujuan yang akan dicapai dengan jelas. 3) Guru menentukan strategi dan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 4) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 5) Guru mempersiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun 2010 berjumlah 39 anak yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Dalam siklus II ini guru merubah posisi tempat duduk siswa, dimana pada siklus I siswa duduk dengan formasi segi empat, maka pada siklus II ini peneliti merubah tempat duduk siswa menjadi formasi U.
2) Setelah mengatur formasi tempat duduk siswa, guru kemudian mengajak siswa untuk berdo’a bersama-sama untuk mengawali proses pembelajaran, setelah selesai berdo’a guru mengucapkan salam kepada siswa dan siswa menjawab salam dari guru. 3) Guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan pada siswa mengenai materi yang telah diajarkan pada siklus I secara lisan. 4) Guru mempersiapkan dan mengkondisikan siswa untuk melakukan diskusi dengan pokok permasalah yang telah ditentukan. 5) Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami seputar materi tersebut. 6) Guru membimbing siswa agar berpartisipasi secara aktif dalam diskusi. 7) Guru mengadakan diskusi dengan membagi kelompok diskusi siswa tentang materi tarikh/sejarah. 8) Guru mengadakan post tes dengan tes formatif. 9) Setelah post tes selesai guru mengajak siswa untuk berdo’a bersama untuk menutup proses pembelajaran kemudian guru mengucapkan salam dan siswa dan siswa menjawab salam dari guru. c. Pengamatan 1) Guru mengamati siswa dalam hal semangat dalam membarikan respon terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, kemampuan
mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan diskusi serta menjawab pertanyaan guru. 2) Guru mengamati kegiatan dalam mejawab soal-soal tes formatif (post-tes) yang diberikan oleh guru. 3) Guru mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian terhadap hasil post-tes yang telah diberikan. Adapun data hasil penelitian pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.6 Nilai Tes Formatif Pada Siklus II Nomor Absen Induk 1 731 2 743 3 769 4 773 5 776 6 777 7 774 8 782 9 785 10 795 11 797 12 803 13 806 14 808 15 821 16 826 17 827 18 828 19 830 20 831 21 835
Nama Siswa Sutikno Lyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono Mad Safii Wiwin Utari Aan Fidiyanto Azzar Chilman Asih Pujiyati Dian Nofita Dwi Aat Giyanti Erita Iswi Setyowati
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Bersambung …
Nilai Siklus II 70 80 70 70 60 70 80 90 60 80 70 70 60 70 60 80 80 60 90 70 70
Sambungan …. 22 840 23 841 24 843 25 845 26 846 27 848 28 849 29 850 30 852 31 854 32 851 33 853 34 855 35 856 36 859 37 862 38 863 39 864
Fiyanah Fitri Setyoningrum Happy Nabetty Mafrukhan Mansyur Ahmad Ragil Kuat Sindi Agustina Tati Nariwidarti Wahyu Ersih Wihartati Vita Istifada Yoga M Yusuf Bagus Ali Muhammad Febri Gunawan Gunawan Yudan Aji Pramantiyo M Zainur Rohim Yuliyanto Jumlah Rata-rata
80 70 70 90 80 70 90 70 60 70 70 90 60 80 70 80 80 90 2880 74
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan : T
= Tuntas
TT = Tidak Tuntas Jumlah skor tercapai 2880 Jumlah skor maksimal 3900 Rata-rata skor tercapai 74 Tingkat ketuntasan mencapai 82,05% Adapun hasil pengamatan/observasi terhadap penampilan guru dan peserta didik dilakukan oleh peneliti atau guru pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
1. Hasil observasi terhadap penampilan guru pada siklus II Tabel 3.7 Hasil observasi terhadap penampilan guru pada siklus II No
Indikator
Observasi Siklus II
B C K I.
Persiapan : 1. Memusatkan perhatian siswa
√
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
√ √
3. Menyiapkan evaluasi II.
Pelaksanaan : 2. Kejelasan dalam membimbing
√
3. Kegunaan metode pembelajaran
√
4. Kejelasan dalam pengelolaan kelas
√ √
5. Memberi kesempatan bertanya pada siswa III.
Penutup : 1. Memberi kesimpulan materi
√
2. Mengadakan evaluasi
√
3. Memotivasi siswa untuk belajar
√ √
4. Memberikan tugas/tindak lanjut Jumlah
6
5
Observasi guru siklus II : = (3x6) + (2x5) + (1x0) = 28 x 100 % = 84,8 11 x 3 33 Nilai observasi bagi guru pada siklus II diperoleh nilai 84,8 dikonformasikan dengan kriteria menempati pada rentangan B+. Berdasarkan hasil observasi penampilan guru pada kedua siklus di atas, maka terbukti bahwa penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan persiapan, pelaksanaan, dan penutupan bagi guru dalam mengajar.
2. Hasil observasi untuk perhatian dan aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus II : a. Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I. Tabel 3.8 Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Sutikno Lyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono Mad Safii Wiwin Utari Aan Fidiyanto Azzar Chilman Asih Pujiyati Dian Nofita Dwi Aat Giyanti Erita Iswi Setyowati Fiyanah Fitri Setyoningrum Happy Nabetty Mafrukhan Mansyur Ahmad
Indikator Semangat Kemampuan B C K B C K 2 3 2 2
2
3
2 2 2 3 3
2 2 2
3
3
3 2 2 2 2 2 2
3 3 2 2 2 2 2
2 2 2
3 3
3 3 2
Minat Jumlah B C K
3
3
3 2 2 2
3
2 2
3 3
3 2 2 2
3 3 3 2
3 2 2 2 2
3 3
6 8 7 7 2 7 2 7 2 7 9 2 6 2 6 7 2 7 2 7 2 6 8 2 6 2 6 7 2 8 7 7 2 7 2 7 8 2 7 7 Bersambung ...
Sambungan …. 27 Ragil Kuat 28 Sindi Agustina 29 Tati Nariwidarti 30 Wahyu Ersih 31 Wihartati 32 Vita Istifada 33 Yoga M Yusuf 34 Bagus Ali Muhammad 35 Febri Gunawan 36 Gunawan 37 Yudan Aji Pramantiyo 38 M Zainur Rohim 39 Yuliyanto Jumlah
2
3 3
3 2
2 2 2 2 2 2
3 2 3 2 2 2
3 2 3 2
3
3 2 2
3
2 2
2 2 2 2 2
54
3 39 52
3 2 2
3 45 48
0
3 36
0
0
7 8 7 7 7 7 8 6 6 8 6 6 9 274
Perhitungan untuk perhatian terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus II : = 274 x 100 % = 7,02 % 39 Hasil skor observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru pada siklus I diperoleh nilai 5,30 % sedangkan skor observasi terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru pada siklus II diperoleh nilai 7,02 %, maka setelah menggunakan metode diskusi partisipasi semangat dalam memberikan respon terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, dan kemampuan menjawab pertanyaan guru melalui alat peraga yang ditunjukkan oleh guru ada peningkatan. Sudah terbukti pada siklus I dan siklus II, hasil yang diperoleh pada siklus II lebih meningkat dari pada siklus I.
b. Hasil observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I. Tabel 3.9 Hasil observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus II.
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Sutikno Lyyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono Mad Safii Wiwin Utari Aan Fidiyanto Azzar Chilman Asih Pujiyati Dian Nofita Dwi Aat Giyanti Erita Iswi Setyowati Fiyanah Fitri Setyoningrum Happy Nabetty Mafrukhan Mansyur Ahmad Ragil Kuat
Indikator Aktivitas Siswa Memperhatikan Mempraktekkan Mengerjakan penjelasan dari materi Jumlah soal formatif guru pembelajaran B C K B C K B C K 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 1 2 2 5 2 2 2 6 2 2 2 6 1 2 2 5 3 3 3 9 3 3 3 9 3 3 3 9 2 2 2 6 2 3 2 7 2 2 2 6 2 2 2 6 3 2 3 8 3 3 3 9 2 2 2 6 3 3 3 9 3 2 3 8 2 2 2 6 2 3 2 7 2 2 2 6 2 2 2 6 3 3 3 9 2 2 2 6 3 3 3 9 2 2 2 6 Bersambung …
Sambungan …. 28 Sindi Agustina 29 Tati Nariwidarti 30 Wahyu Ersih 31 Wihartati 32 Vita Istifada 33 Yoga M Yusuf 34 Bagus Ali M 35 Febri Gunawan 36 Gunawan 37 Yudan Aji P 38 M Zainur Rohim 39 Yuliyanto Jumlah
3
3 2
2 2
1 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 58
3 2 2 2 3
1 30
3
2 50
4
36
2 2 2 2 54
30
Perhitungan untuk aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru siklus II : = 262 x 100 % = 6,71 %. 39 Hasil skor observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru pada siklus I diperoleh nilai 5,69 % sedangkan skor observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang dilakukan oleh peneliti atau guru pada siklus II diperoleh nilai 6,71%, maka setelah menggunakan metode diskusi partisipasi
semangat
pembelajaran
yang
dalam
memberikan
respon
sedang
berlangsung,
dan
terhadap
kemampuan
menjawab pertanyaan guru melalui alat peraga yang ditunjukkan oleh guru ada peningkatan. Sudah terbukti pada siklus I dan siklus II, hasil yang diperoleh pada siklus II lebih meningkat dari pada siklus I.
9 6 5 7 6 6 6 7 6 6 5 6 262
d. Refleksi Hasil dari pengamatan siklus II dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan sesuatu kesimpulan. Kesimpulan juga diambil dari siklus I. diharapkan refleksi ini membenarkan hipotesis yang peneliti ajukan. Hasil belajar pada siklus II menunjukkan bahwa penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang diharapkan. Untuk itu siklus selanjutnya dapat dihentikan atau dengan kata lain peneliti sudah tidak perlu melakkukan pelaksanaan siklus berikutnya. C. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber Data Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diambil dari siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu
Kabupaten
Temanggung tahun 2010 dengan fokus pengamatan meliputi : a. Kemampuan siswa 1) Semangat dalam memberikan respon terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. 2) Kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru melalui alat peraga yang ditunjukkan guru. 3) Minat siswa untuk mencoba melakukan diskusi dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
b. Hasil belajar Siswa mendapat nilai rata-rata minimal dari standar minimal ketuntasan belajar atau SKL yang telah ditentukan oleh sekolah sesuai dengan SKL pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2. Cara Pengambilan Data Cara pengambilan data pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut : a. Hasil penelitian menggunakan lembar pengamatan. b. Selain menggunakan lembar pengamatan data juga diambil melalui latihan soal post tes (tes formatif). c. Tolak ukur keberhasilan Sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut : 1) Kemampuan siswa dalam merespon pelajaran Siswa dikatakan mampu apabila dapat memenuhi 2 dari 3 indikator yang dapat dilakukan siswa. 2) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal a) Siswa dikatakan mampu jika dapat menyelesaikan 1-10 butir soal. b) Siswa dapat menguasai alat peraga yang digunakan oleh guru. c) Siswa memahami dan berpartisipasi dalam diskusi.
3) Hasil belajar Sesuai acuan pedoman kenaikan kelas, bahwa 85% merupakan ketentuan belajar tinggi, 75% termasuk ketentuan belajar sedang dan 65% termasuk ketentuan belajar rendah. Berdasarkan hasil rapat dewan guru SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun 2010 ketentuan minimal kelulusan yang biasa disebut dengan SKL adalah 70%, oleh karena itu siswa dikatakan berhasil jika : a) Siswa dapat memperoleh nilai minimal 70 pada tiap-tiap siklus b) Siswa dapat memperoleh nilai minimal 70 % pada tes akhir. Namun berdasarkan pertimbangan dalam rapat dewan guru bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan materi yang cukup sulit, maka dewan guru SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung memutuskan SKL untuk mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 65, jadi siswa dikatakan berhasil apabila siswa dapat memperoleh nilai 65 pada tes akhir untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Kemampuan memahami materi pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011 belum optimal. Sesuai dengan hasil nilai tes formatif sebelumnya yang telah dilakukan tentang materi tersebut masih di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 55, sedangkan nilai KKM yang telah ditentukan adalah 65. Dengan kata lain memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V tersebut, ini belum tuntas sehingga perlu dilakukan upaya agar siswa mampu menigkatkan kemampuan memahami materi tersebut. Belum tercapainya nilai kriteria ketuntasan minimal yang sesuai dengan ketentuan sebelum diadakan perencanaan dan pelaksanaan siklus I disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya adalah faktor dari guru, seperti kurangnya inofatif dalam penggunaan metode dan strategi pembelajaran. Adapun nilai prestasi belajar sebelum diadakan penelitian siklus I (pra siklus) sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.2 Daftar Nilai Pra Siklus Nomor Absen Induk 1 731 2 743 3 769 4 773 5 776 6 777 7 774 8 782 9 785 10 795 11 797 12 803 13 806 14 808 15 821 16 826 17 827 18 828 19 830 20 831 21 835 22 840 23 841 24 843 25 845 26 846 27 848 28 849 29 850 30 852 31 854 32 851 33 853 34 855
Nama Siswa Sutikno Lyyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono Mad Safii Wiwin Utari Aan Fidiyanto Azzar Chilman Asih Pujiyati Dian Nofita Dwi Aat Giyanti Erita Iswi Setyowati Fiyanah Fitri Setyoningrum Happy Nabetty Mafrukhan Mansyur Ahmad Ragil Kuat Sindi Agustina Tati Nariwidarti Wahyu Ersih Wihartati Vita Istifada Yoga M Yusuf Bagus Ali Muhammad
Nilai Pra Siklus
50 65 60 50 45 55 65 70 40 48 67 45 44 50 55 65 68 40 72 45 50 64 46 55 60 60 55 60 66 45 60 40 60 50 Bersambung …
Sambungan …. 35 856 36 859 37 862 38 863 39 864
Febri Gunawan Gunawan Yudan Aji Pramantiyo M Zainur Rohim Yuliyanto Jumlah Rata-rata
67 44 65 66 65 2470 55
Melihat hasil nilai sebelumnya yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan pada materi pembelajaran tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Adapun rekap hasil penelitian siklus I dan siklus II adalah yang akan dibahas pada bab ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Rekap Nilai Siklus I dan Siklus II Nomor Absen Induk 1 731 2 743 3 769 4 773 5 776 6 777 7 774 8 782 9 785 10 795 11 797 12 803 13 806 14 808 15 821
Nama Siswa Sutikno Lyyana Bayu Prasetyo Aji Erna Ekowati Lilik Lusmiyati Nurul Huda Susiyanti Triyo Utomo Amin Nur Rohmad Anif Sukaton Ena Setyo Utomo Fandi Setiyono Mad Safii Wiwin Utari
Nilai Siklus I
Siklus II
60 70 70 80 70 70 60 70 50 60 60 70 70 80 80 90 50 60 70 80 70 70 50 70 50 60 60 70 60 60 Bersambung …
Sambungan …. 16 826 17 827 18 828 19 830 20 831 21 835 22 840 23 841 24 843 25 845 26 846 27 848 28 849 29 850 30 852 31 854 32 851 33 853 34 855 35 856 36 859 37 862 38 863 39 864
Aan Fidiyanto Azzar Chilman Asih Pujiyati Dian Nofita Dwi Aat Giyanti Erita Iswi Setyowati Fiyanah Fitri Setyoningrum Happy Nabetty Mafrukhan Mansyur Ahmad Ragil Kuat Sindi Agustina Tati Nariwidarti Wahyu Ersih Wihartati Vita Istifada Yoga M Yusuf Bagus Ali Muhammad Febri Gunawan Gunawan Yudan Aji Pramantiyo M Zainur Rohim Yuliyanto Jumlah Rata-rata
70 70 50 80 50 70 70 50 60 70 70 60 70 70 50 70 50 70 60 70 50 70 70 70 2470 63
80 80 60 90 70 70 80 70 70 90 80 70 90 70 60 70 70 90 60 80 70 80 80 90 2880 74
1. Hasil Penelitian Siklus I Hasil penelitian ini didapat dari tindakan berupa hasil tes yang diberikan pada siklus pertama. Adapun Hasil tes kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus I No 1 2 3 4 5
Skor Keterangan 40 – 50 Kurang sekali 51 – 60 Kurang 61 – 70 Cukup 71 – 80 Baik 81 - 10 Baik sekali Jumlah
Frekuensi 10 8 19 2 39
Prosentase 25% 20% 49% 6% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dari jumlah 39 siswa hanya ada 2 siswa yang termasuk kategori baik atau sebesar 6 % yaitu mereka yang mencapai nilai antara 71-80. Nilai antara 61-70 dicapai oleh 19 orang siswa atau 49% yaitu mereka yang termasuk kategori cukup. Siswa yang termasuk kategori kurang terdapat 8 siswa atau 20 %, sedangkan yang termasuk kategori kurang sekali yaitu yang mendapat skor 40-50 ada 10 anak atau 25 %, Adapun yang mencapi kategori sangat baik belum ada. Hasil tes kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro diatas didukung dengan hasil pengamatan dan diperoleh data yaitu pada saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, hal ini terlihat jelas dari cara siswa memberikan respon terhadap tugas yang diberikan. Siswa bersikap pasif dan tidak berusaha maksimal untuk mengerjakannya. Ada beberapa siswa yang menganggap bahwa tugas yang diberikan itu tidak penting, sehingga siswa kurang berusaha dalam
mengerjakannya. Namun demikian ditemukan beberapa siswa yang menganggap serius, yaitu terbukti adanya siswa yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sehingga tugas diselesaikan dengan baik atau sebesar 6 % yang dapat mencapai nilai 71-80. Ada sebagian siswa yang tidak memperdulikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam terutama materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro, mereka menganggap pembelajaran tersebut remeh atau dengan kata lain meremehkan pembelajaran tersebut. Hal ini terlihat ada yang mengobrol dengan temannya, ada yang menggambar sendiri
tidak
memperhatikan.
Setelah
ditegur
barulah
mereka
memperhatikan. Namun demikan dengan nilai rata-rata 55 sebelum diadakan penelitian menjadi 63 berarti sudah ada peningkatan walaupun belum optimal. 2. Hasil Penelitian Siklus II Hasil penelitian ini didapatkan dari tindakan penelitian berupa hasil post-test seperti halnya telah dilakukan pada siklus I, karena belum diperoleh nilai sesuai dengan yang diharapkan maka dilakukan tes lagi pada tindakan siklus II untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian. Adapun hasil dari post-test memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat
meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan seharihari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus II No 1 2 3 4 5
Skor Keterangan 40 – 50 Kurang sekali 51 – 60 Kurang 61 – 70 Cukup 71 – 80 Baik 81 - 10 Baik sekali Jumlah
Frekuensi 7 16 10 6 39
Prosentase 0% 18% 41% 26% 15% 100%
Berdasarkan tabel di atas, kemampuan memahami materi tentang makanan dan minuman yang halal dan dari jumlah 39 siswa ada 6 siswa yang termasuk kategori baik sekali atau sebesar 15 %, yaitu mereka yang mencapai nilai antara 81-10. sementara itu ada 10 anak yang mencapai nilai 71-80, mereka masuk pada kategori baik dengan prosentase 26 %. Adapun siswa yang masuk pada kategori cukup ada 16 anak yaitu mereka yang mendapat nilai 61-70 atau sebesar 41 %. Sedangkan yang masuk pada kategori kurang ada 7 anak dengan rentang nilai 51-60 atau sebesar 18 %. Dan siswa yang mendapat nilai kurang dari 59 ke bawah sudah tidak ada sebagaimana pada siklus I. Keadaan siswa pada siklus II terlihat adanya peningkatan kearah perbaikan. Peningkatan ini bisa diamatai berdasarakan hasil post-test kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang
tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada tabel di atas, yaitu siswa yang mampu memahami materi tersebut dengan kategori baik sekali ada 6 anak atau sebesar 15 % hasil tersebut pada siklus I belum bisa dicapai. Sedangkan siswa yang melampui batas tuntas ada 32 siswa atau sebesar 82.05 %, dengan nilai nilai rata-rata 74 lebih besar dari 65 (batas tuntas nilai KKM). Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro kearah yang lebih baik. Hasil post-test kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan seharihari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus II di atas didukung dengan hasil pengamatan siswa pada saat terjadi proses belajar mengajar. Pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa memiliki antusias yang tinggi. Tetapi masih ada sebagian kecil siswa yang bersifat pasif namun ketidak aktifan siswa tersebut disebabkan oleh situasi dan kondisi siswa itu sendiri yaitu IQ rendah, suka main sendiri, kurang memperhatikan guru mengajar, kurang berminat dengan pembelajaran tersebut, karena merasa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru. Dalam siklus II, menunjukkan 10 siswa masuk pada kategori baik karena mereka tidak memiliki keraguan dalam mengerjakan tes atau tugas mempraktekkannya. Ketika diberi penjelasan materi tersebut mereka langsung antusias memperhatikannya, kemudian mengerjakan tugas dengan baik, walaupun masih ada siswa yang mencari perhatian dengan segala tingkahnya, tetapi akhirnya mereka mengerjakan tugas dengan cukup baik. B. Pembahasan Penelitian 1. Pembahasan Penelitian Siklus I Pembahasan hasil penelitian peningkatan kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro yang dilakukan pada siklus I serta didukung pengamatan dalam penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah sebagai berikut : Dalam penelitian tindakan kelas siklus I ini, siswa melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro yang dipusatkan pada aspek memahami, dan mengerjakan soal-soal pre-test. Kemudian siswa diminta memahami aspek-aspek yang yang akan dinilai dengan post-test.
Berdasarkan analisis hasil kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan seharihari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus I dari 39 siswa yang dinilai kemampuan memahami materi tersebut ada 10 anak atau sebesar 25 % masuk pada kategori kurang sekali. Setelah diamatai siswa tersebut cenderung apatis. Di dalam kelas pasif dan selalu membuat gaduh. Selain itu tidak mengikuti penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Dia menggambar sendiri atau bermain pensil dan membuat suara dengan memukul-mukul meja. Siswa tersebut mengerjakan tugas dengan tidak antusias. Motivasi mereka setelah dianalisis ternyata mereka kurang berminat dengan materi tersebut, katanya terlalu sulit. Disamping itu karena kondisi IQ lemah. Dari responden terdapat 39 siswa yang dinilai kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada kategori kurang ada 8 siswa atau sebesar 20 %. Mereka hanya dapat mencapai nilai antara 51-60. setelah diteliti, siswa tersebut kurang berminat dalam memahami materi tersebut. Siswa tersebut mengerjakan tugas hanya sekedarnya, nilai yang diperoleh hanya dari aspek-aspek yang mudah-mudah saja, apabila diterangkan mereka tidak memperhatikan dengan baik, bahkan ngobrol sendiri setelah diperingatkan barulah mereka
memperhatikan. Selain itu mereka malas dan merasa kesulitan, sehingga ingin mengetahui dan menyontoh pekerjaan temannya tanpa mau berpikir sendiri. Berdasarkan persentase kemampuan cukup ada 19 anak atau sebesar 49 %. Siswa tersebut mendapat nilai antara 61-70. siswa yang berkemampuan cukup dikarenakan faktor internal seperti minat, konsentrasi, motivasi, dan sikap siswa yang mempengaruhinya. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan siswa berkemampuan cukup antara lain dapat mengatasi gangguan dari teman. Selain itu kondisi kelas yang belum atau kurang kondusif untuk belajar. Ada yang mencoba menarik perhatian siswa lain dan membuat catatan-catatan yang tidak perlu. Adapun siswa yang mendapat nilai dengan kategori baik ada 2 anak atau sebesar 6 %, yakni memperoleh skor 71-80. Siswa-siswa tersebut mempunyai kondisi fisik yang baik dan termasuk siswa yang pandai dalam kelas tersebut. Kedua siswa tersebut selalu memperhatikan jika guru sedang menjelaskan meteri pelajaran. Mereka mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh dan serius. Selain itu, mereka tertarik dengan materi pelajaran tersebut. Hal ini didasarkan pada waktu penelitian mengadakan pengamatan dalam proses belajar mengajar dan pada waktu mereka mengerjakan tugas pada siklus I. Tingkat kesukaran pada kedua siswa ini terletak pada aspek mengerjakan soal-soal pre-test yang kurang berkembang atau belum begitu baik tapi sudah cukup lumayan.
Sikap siswa pada proses pembelajran siklus I menunjukkan hal-hal sebagai berikut : a) belum seluruh siswa dapat memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari dengan baik, b) sebagian siswa belum mempunyai ketertarikan dengan pengajaran tersebut, dan c) pengelolaan kelas belum sepenuhnya terkendali. Berdasarkan hasil pre-tes dan pengamatan yang telah dilaksanakan pada siklus I ternyata rata-rata hasil yang diperoleh belum memenuhi target kriteria kekuntasan minimal (KKM) yaitu mendapat nilai minimal 65. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata kelas baru mencapai 63 dan yang mendapat nilai diatas KKM atau yang telah melampaui batas tuntas baru ada 21 siswa atau sebesar 53,84 %. Karena belum memenuhi target maka perlu mengadakan tindakan pada siklus II. 2. Pembahasan Penelitian Siklus II Pembahasan hasil penelitian peningkatan kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro yang dilakukan pada siklus II serta didukung pengamatan dalam penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah sebagai berikut : Dalam penelitian tindakan kelas siklus II ini, siswa melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani
kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro difokuskan pada aspek mengerjakan soal-soal post-test (tes formatif). Aspek tersebut dapat dikenalkan kepada siswa dengan metode diskusi partisipasi bahkan oleh siswa materi tersebut sudah sering dilaksanakan setiap hari, hal tersebut akan membuat lebih mudah untuk dipahami. Setelah itu siswa diminta mengerjakan soal post-test pada siklus II dari 39 siswa tersebut masih terdapat siswa yang memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro masih kurang hanya mendapat skor antara 51-60, yaitu 7 siswa atau 18 % dan siswa yang masuk pada kategori kurang sekali sudah tidak ada. Siswa tersebut kurang memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar memahami materi tersebut.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dan II dengan mengacu pada rumusan permasalahan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan metode diskusi dapat meningkatkan perhatian siswa kelas V pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih di SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Peningkatan perhatian siswa tersebut dibuktikan dengan prosentase pada pelaksanaan siklus I (5,30 %) dan pada pelaksanaan siklus II menjadi (7,02%) atau meningkat sebesar (1,72 %). 2. Penerapan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih di SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Peningkatan aktivitas siswa tersebut dibuktikan dengan prosentase pada pelaksanaan siklus I sebesar (5,69 %) dan pada pelaksanaan siklus II meningkat aebesar (6,71%) atau meningkat sebesar (1,02 %). 3. Penerapan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih di SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung.
Peningkatan prestasi belajar tersebut dibuktikan dengan prosentase pada
pelaksanaan siklus I (53,84 %) dan pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi (82,05 %) atau meningkat sebesar (28,21 %). B. Saran 1. Untuk Sekolah a. Untuk meningkatkan perhatian, aktivitas, dan belajar siswa melalu metode
diskusi,
menyediakan
hendaknya
perlengkapan
pihak
sekolah
sarana
menyiapkan
prasarana
atau
pembelajaran
berhubungan dengan materi pelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. b. Dalam menambah personil guru, hendaknya pihak sekolah menyeleksi terlebih dahulu calon guru tersebut, harus lulusan dari jurusan pendidikan. 2. Untuk Guru a. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam pemilihan metode dan strategi pembelajaran, agar siswa lebih mudah dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan dan merasa senang di dalam kelas, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. b. Hendaknya guru tidak terlalu sibuk di luar jam mengajar sehingga tidak merugikan salah satu pihak, baik siswa maupun sekolah. 3. Untuk Orang Tua a. Hendaknya orang tua lebih memperhatikan putra-putrinya dalam belajar, agar siswa tidak terlalu banyak bermain bila berada di rumah.
b. Orang tua harus selalu memberikan motivasi anak dalam belajar, serta selalu memberikan contoh yang baik, karena dengan motivasi dan tauladan tersebut akan menjadikan anak mempunyai semangat dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah.