PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh: MOH NUR IKHSAN NIM : 073111208
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
ii
NOTA DINAS Semarang, 15 Maret 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Nama
: Moh Nur Ikhsan
NIM
: 073111208
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Drs. H. ABDUL WAHID, M.Ag. NIP. 19691114 199403 1 003
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 024-7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul
Nama NIM Jurusan Program Studi
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011. : Moh Nur Ikhsan : 073111208 : Pendidikan Agama Islam : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Ketua
Semarang, 25 Maret 2011 Sekretaris
Ani Hidayati, M.Pd. NIP. 19611205 199303 1 001
Mufidah, M.Pd. NIP. 19690707 199703 2 001
Penguji I,
Penguji II,
Nasirudin, M.Ag. NIP. 19691012 199603 1 002
Syamsul Ma‟arif, M.Ag. NIP. 19741030 200212 1 002 Pembimbing
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag. NIP. 19691114 199403 1 003
iv
ABSTRAK
Moh Nur Ikhsan (NIM. 073111208). Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, 2) Relevansi penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam pembelajaran fiqih kelas V dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik di MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, 3) Hasil prestasi peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran partisipatif. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Sedangkan jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field study) dengan maksud untuk mempelajari tentang kondisi sesungguhnya pada saat pengamatan dan adanya hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didiknya. Subjek penelitian adalah peseta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu data dianalisis dengan metode deskripsi, dimana sebelum penelitian dimulai, penulis mengumpulkan fakta empiris terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data yaitu dengan reduksi data, mengkaji data, dan verifikasi data. Hasil Penelitian berupa penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam pembelajaran fiqih dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal dilaksanakan oleh guru mata pelajaran fiqih saja. Penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam pembelajaran fiqih ini melalui tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi serta evaluasi. Pelaksanaan tahapan-tahapan tersebut berlangsung selama tiga kali yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pra siklus adalah pengamatan awal untuk mengetahui kondisi belajar peserta didik sebelum digunakannya model pembelajaran partisipatif, Siklus I adalah pelaksanaan awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan prestasi siswa untuk yang pertama kalinya dengan menerapkan model pembelajaran partisipatif, sedangkan siklus ke II merupakan pelaksanaan ulang untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan prestasi. Dari tiga siklus yang dilaksanakan, pra siklus mendapat nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan belajar 33 %, siklus I memperoleh nilai rata-rata 73 dengan ketuntasan belajar 70 %, dan untuk siklus II mendapat nilai rata-rata 77 dengan ketuntasan belajar 100 %. Sebagai tolok ukur prestasi adalah KKM yaitu 72.
v
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para Guru, dan dunia pendidikan pada umumnya, khususnya bagi Guru fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, agar selalu meningkatkan prestasi dalam proses kegiatan pembelajaran.
vi
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis mengatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 15 Maret 2011 Deklarator,
Moh. Nur Ikhsan NIM. 073 111 208
vii
MOTTO
... ... “ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar Ra’d : 11) “ 1
1
Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985),hlm.370.
viii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan untuk : 1. Istriku tercinta (Nur Afniatus Sholihah) yang selalu menemaniku siang dan malam serta memberikan motivasi dan do’a dalam pembuatan skripsi. 2. Anak – anakku, buah hatiku (Muhammad Haikal Rosyadi dan Farih Dzikrullah) yang selalu mewarnai hari-hariku membuatku semangat tidak mengenal lelah. 3. Ibunda (Purtiamah Pu’ati) dan adik-adikku yang selalu mendoakan untuk keberhasilan cita-citaku. 4. Sahabat-sahabatku Program Kualifikasi angkatan 2007, yang telah memberikan do’a dan dukungan moril bagi penulis sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan. 5. Keluarga besar MIN Kalibuntu Wetan, murid-muridku dan semua pihak yang tidak dapat penulis tulis namanya, yang telah memberikan bantuan dan do’a kepadaku.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Atas rahmat dan inayah-Nya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam untuk junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, untuk keluarganya, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat. Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan segala Fasilitas dalam penyusunan skripsi ini. 2. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag, selaku pembimbing yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Drs. H. Soediyono, M.Pd, selaku Dosen Wali Studi yang telah banyak berjasa kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi. 4. Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 5. Bapak / Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, atas pelayanan selama penyusunan skripsi. 6. Pihak MI Negeri Kalibuntu Wetan Kendal yang telah memberikan tempat kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada mereka semua penulis mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu memperoleh rahmat, hidayah dan taufik-Nya.
x
Penulis menyadari atas kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis senantiasa membuka diri untuk kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 15 Maret 2011 Penulis
Muh. Nur Ikhsan NIM. 073111208
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
iv
HALAMAN DEKLARASI .............................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................
ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xi
Bab I
Bab II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
1
B. Penegasan Istilah ....................................................................
4
C. Perumusan Masalah ................................................................
5
D. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
E. Hipotesis Tindakan .................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................
6
G. Kajian Pustaka ........................................................................
6
: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH. A. Hakekat Pembelajaran Fiqih ............………………………….
10
1. Pengertian Belajar…………………………………………
10
2. Pembelajaran Fiqih ..........................………………………
12
a. Definisi Fiqih ...........……………………………………
12
b. Fungsi Pembelajaran Fiqih ..............................................
14
B. Model Pembelajaran Partisipatif ...............................................
16
1. Pengertian Model Pembelajaran ...……………...................
16
2. Pengertian Model Pembelajaran Partisipatif .......................
17
3. Teori-teori dan Teknik Pembelajaran Partisipatif …………
20
4. Keunggulan
dan
Kelemahan
Model
Pembelajaran
xii
Partisipatif Serta Cara Mengatasinya .................................. C. Penerapan
Bab III
Bab IV
Model
Pembelajaran
Partisipatif
26
Dalam
Pembelajaran Fiqih .……………..…........................................
29
1. Peran guru dan siswa ……………………………………....
29
2. Kurikulum ...........................................................................
32
3. Perencanaan Pembelajaran ……...………………………..
34
4. Pelaksanaan Pembelajaran …………..…………………….
35
5. Evaluasi Pembelajaran .……………………………………
37
: METODE PENELITIAN ................................................................
39
A. Fokus Penelitian ........................................................................
39
B. Pendekatan Penelitian ...............................................................
44
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................
44
D. Teknik Analisis Data ................................................................
45
: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 ...............................................................
47
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal …................................…………………….
47
B. Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran
Bab V
Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu
Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 .............
49
C. Hasil Belajar Siswa ....................................................................
68
: KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP. A. Kesimpulan ……………………………………………………
70
B. Saran-saran ……………………………………………………
70
C. Penutup ………………………………………………………..
71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
BAB I PENDAHULAN D. Latar Belakang Masalah “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat”2. Sumber lain mengatakan bahwa
“Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam
pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan”3. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia, mereka akan berusaha mencari pengetahuan dimana saja sebagai bekal hidupnya di dunia maupun di akhirat nanti. Keberhasilan pendidikan terletak pada tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dan tujuan-tujuan pendidikan tersebut akan
tercapai
melalui
tahapan-tahapan
proses
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi, baik dari dalam maupun dari luar. Salah satu faktornya adalah adanya proses pembelajaran yang efektif dengan menggunakan model-model pembelajaran yang efektif pula. Berhubungan dengan pendidikan, Allah berfirman dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 151 yang berbunyi :
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.(Q.S. al-Baqarah : 151) 4 2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), Cet. 7, hlm.
79. 3
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 11. 4 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985),hlm.38.
2
Dari ayat diatas jelas sekali bahwa dalam proses belajar mengajar membutuhkan adanya pendidik dan peserta didik. Dua komponen tersebut merupakan komponen pokok dalam proses belajar mengajar. Sebagai pendidik harus mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu, oleh karena pekerjaan sebagai pendidik memiliki tanggungjawab teramat besar. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah model. Sebenarnya, apakah arti model itu. Secara sederhana, model dapat diartikan sebagai pola (contoh, acuan, dan ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.5 Dalam dunia pendidikan kita mengenal adanya model pembelajaran. Hal penting yang perlu kita ketahui dalam model pembelajaran adalah bahwa setiap model pembelajaran yang digunakan harus berhubungan dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik peserta didik agar mampu memecahkan berbagai macam problematika dalam belajar membutuhkan model yang sesuai. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu : Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses dan tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Proses belajar mengajar yang dilakukan dengan kegembiraan akan menjadikan lebih semangat dan tidak mudah lelah, baik pada pihak guru maupun peserta didik. Selain itu pengajaran yang dilakukan dengan kegembiraan dapat membantu menjaga pemutusan perhatian. Oleh karena itu, untuk mendorong dan mendukung keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi dan tujuan, langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Jika model dalam 5
Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010.
3
pembelajaran tidak dikuasai maka penyampaian materi ajar menjadi tidak maksimal. model yang digunakan dapat memudahkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru. Selain itu guru harus mampu memilah dan memilih model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Timbulnya bermacam-macam metode dalam pembelajaran adalah wajar dan merupakan akibat logis belaka dari berbeda-bedanya asumsi atau teori yang mejadi titik tolaknya. Pada kenyataanya semua metode itu baik terbukti hingga saat ini tidak ada metode yang mati atau ditinggalkan sama sekali, dan tidak ada pula metode yang paling dominan. Ada berbagai contoh metode pembelajaran, diantaranya model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) yaitu model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.. Dalam sistem pembelajaran, misalnya pembelajaran Aqidah akhlaq membutuhkan model yang sesuai dan efektif sehingga peserta didik dapat menyerap teori dan mengaplikasikannya dalam bentuk praktik. Proses Pembelajaran Fiqih yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, selama ini masih bersifat konvensional akibatnya : a. Keaktifan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran kurang maksimal. b. Nilai sebagian besar peserta didik pada kompetensi dasar menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya tidak tuntas. Penyebab masalahnya sangat jelas yaitu : a. Tidak semua peserta didik memiliki minat belajar yang tinggi di mata pelajaran Fiqih. b. Guru belum memperoleh cara mengajar yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih. Dengan demikian diantara Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal perlu berkolaborasi agar proses pembelajaran semakin efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan diskusi antara
4
Peneliti (Guru fiqih kelas V) dengan guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal yang lain maka dihasilkan kesepakatan (kolaboratif), untuk menerapkan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih. Khususnya pada kompetensi dasar ”menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya”6. Dengan diterapkannya model pembelajaran ini maka diharapkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Berdasarkan kerangka diatas, penulis akan mencoba untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”. E. Penegasan Istilah Pembatasan masalah pada konteks ini dimaksudkan untuk mencari kesamaan visi dan persepsi serta untuk menghindari kesalah pahaman, oleh sebab itu diperlukan beberapa penjelasan tentang istilah dan pembatasan-pembatasan penting yang ada dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”. Adapun penjelasan tentang istilah dan pembatasan-pembatasan penting tersebut antara lain : 1. Peningkatan berasal dari kata dasar “ tingkat” yang artinya susunan yang berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek seperti lenggek rumah, tumpuan pada tangga (jenjang)” sedangkan Peningkatan berarti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). 7 2. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, prestasi akademis adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian, sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
6
Dokumen Kurikulum KTSP Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal tahun 2008. 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://www.sms-anda.com/indonesia/kamus/indonesia-gratislengkap.php?hasil=sukses_id_8#hasil, hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010.
5
keterampilan yg dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.8 3. Model dapat diartikan sebagai “pola (contoh, acuan, dan ragam ) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan”.9 4. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.10 Dengan demikian model pembelajaran merupakan pola atau acuan yang digunakan sebagai proses bagi orang atau makhluk hidup untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. 5. Model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) “merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”.11 6. Fiqih adalah “ilmu tentang hukum Islam”.12 Mata pelajaran fiqih di Madarsah Ibtidaiyah merupakan mata pelajaran yang ruang lingkupnya adalah fiqih ibadah dan muamalah. Jadi, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal. F. Perumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut maka timbul permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal ?.
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit. Ibid. 10 Ibid. 11 Akhmad Sudrajat, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/ModelPembelajaran-., hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010. 12 Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit. 9
6
G. Tujuan Penelitian Berpijak dari permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal. H. Hipotesis Tindakan Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis “Penggunaan model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kendal”. I. Manfaat Penelitian Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Memperbaiki proses belajar mengajar pada mata pelajaran Fiqih. 2. Meningkatkan
prestasi
belajar
peserta
didik
khususnya
pada
kompetensi dasar ”Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya”. 3. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan Fiqih. 4. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran Fiqih. 5. Menciptakan rasa senang dalam belajar Fiqih selama pelajaran berlangsung dengan adanya penerapan model pembelajaran partisipatif. J. Kajian Pustaka Banyak penelitian yang telah lalu yang relevan dengan masalah yang penulis angkat, diantaranya adalah : 1. Penelitian karya Arifatul Khikmah (NIM. 3104326) yang berjudul ”Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal”. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana kondisi obyektif prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI semester I di MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun
7
2009/2010. (2) Bagaimana implementasi manajemen pembelajaran dalam peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal.13 2. Penelitian karya Robingah yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih melalui pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III Semester II MI Al-Hidayah Purwasaba Mandiraja Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009)” Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menemukan
format
14
skenario
pembelajaran Fiqih dengan pendekatan CTL dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh model pembelajaran CTL dalam meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan beberapa siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik pada proses pembelajaran Fiqih mengalami peningkatan yaitu siklus I 30,83 % dan siklus II 88,72 %. 3. Penelitian karya Nur Aini, Nenden Sundari dan Nunu Uchiyah yang berjudul “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar Mtematika di sekolah Dasar Muhamadiyah.”
15
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini bertujuan menerapkan pendekatan PAKEM dalam pelajaran matematika terhadap siswa kelas IV SD Muhammadiyah. Instrumen pengumpul data berupa pedoman observasi dan test hasil belajar. Penelitian menemukan bahwa: Dari Siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dari rata-rata 88, 27 (Siklus I) menjadi rata-rata 97, 59 (Siklus II). Temuan 13
Arifatul Khikmah “Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal” Dokumen Skripsi MIN Kalibuntu Wetan Kendal 2010. 14 Robingah, “Upaya meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran Fiqih melalui pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III semester II MI Al-Hidayah Purwasaba Mandiraja Banjarnegara tahun Pelajaran 2008/2009)” Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 15 Nur Aini, dkk, “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar Mtematika di sekolah Dasar Muhamadiyah”, http://lp.upi.edu/index.php?lemlit=detil&id=98, hlm.1, tanggal 15 Maret 2010.
8
mendukung
rasional
bahwa
pembelajaran
yang
menyenangkan
(PAKEM) memberikan stimulasi pada kemampuan belajarnya. 4. Penelitian karya Sulimah yang berjudul ”Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur‟an pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Parewono Mungkid Magelang tahun 2009”
16
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur‟an siswa kelas III dengan mengambil pokok bahasan bacaan al-Qomariyah dan alSamsiyah yang terdiri dari dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perhatian,
minat,
keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran
mengalami peningkatan rata-rata 60,00 point pada siklus I sedangkan pada siklus II 60,92 point, hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan. 5. Penelitian karya Eko Srihartanto yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri).”17 Penelitian ini bertujuan untuk memotret Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di SDN I Wonogiri. Hasil yang dicapai pada Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di SD Negeri I Wonogiri yaitu bahwa proses pembelajaran
yang
menggunakan
PAKEM
ternyata
dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga prestasi siswa selalu meningkat baik ujian, pencapaian kejuaraan baik akademik maupun non akademik. Diantara karya di atas peneliti menemukan satu penelitian yang obyeknya sama yaitu penelitian karya Arifatul Khikmah (NIM. 3104326) yang berjudul ”Manajemen pembelajaran untuk peningkatan 16
Sulimah, “Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Parewono Mungkid Magelang tahun 2009”, Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 17 Eko Srihartanto, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri).”, http://pasca.uns.ac.id/?p=60, hlm. 1, tanggal 9 Maret 2010.
9
prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal”. Penelitian tersebut termasuk jenis penelitian kualitatif. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berbeda yaitu jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Beberapa penelitian tindakan kelas di atas tidak ditemukan pembahasan
secara
khusus
yang
mengangkat
tentang
model
pembelajaran partisipatif sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul ”Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal
Tahun
Pelajaran
2010/2011”.
BAB II PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH B. Hakekat Pembelajaran Fiqih. 6. Pengertian Belajar. Belajar mempunyai arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.18 Selain itu banyak terdapat perbedaan-perbedaan dalam menjelaskan definsi belajar yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pendidikan, diantaranya : a. Menurut Thorndike sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir, “belajar sebagai suatu usaha memecahkan problem. Dari eksperimen yang dilakukanya ia menemukan tiga buah hukum dalam belajar, yaitu law of effect, law of exercise, dan law of readiness”. 19 b. Menurut Skinner sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, ”belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. 20 c. Cronbach sebagaimana dikutip oleh Sumadi Suryabrata, bahwa “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience” belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.21 d. Menurut Riberu sebagaimana dikutip oleh Afi, ”belajar merupakan proses dan dalam proses ini orang berkenalan dengan salah satu pola
18
Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://www.sms-anda.com/indonesia/kamus/indonesiagratis-lengkap.php?hasil=sukses_id_8#hasil, hlm. 1, tanggal 15 Maret 2010. 19 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), Cet. 10, hlm. 29 20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 7, hlm. 90. 21 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Cet. 6, hlm. 247
11
laku
atau
memperbaiki
salah
satu
pola
laku
yang
telah
22
dikuasainya”.
Mengenai belajar dalam konsep Islam telah disebutkan dalam Al-Qur‟an surat Al –Alaq 1-5
Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darahn Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar ( manusia ) dengan perantara. Kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( Q.S. Al- Alaq : 1-5 ) 23 Ayat ini memerintahkan kepada Rasulullah yang ummi (buta huruf) untuk membaca. Dalam ayat ini dapat diambil pengertian bahwa belajar merupakan hal yang prinsipil dalam kehidupan manusia, sebab membaca merupakan sarana belajar yang paling efektif dan evisien. Sesuai dengan perintah Allah SWT, kerjakan apa yang kamu perintahkan, yaitu
membaca. Perintah ini diulang-ulang, sebab
membaca tidak akan dapat meresap kedalam jiwa, melainkan setelah berulang-ulang
dan
dibiasakan.
Berulang-ulang
perintah
Illahi
berpengertian sama dengan berulang-ulangnya membaca. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi mengalami dan hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan atau tingkah laku. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu upaya untuk memperbaiki, mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan afektif, psikomotorik, dan kinestetik 22
Afi, “Definisi Belajar”, http://untukmusahabatku.blogspot.com/2009/02/definisibelajar.html, hlm. 1, tanggal 15 Maret 2010. 23 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985), hlm.301-302.
12
peserta didik. Dengan belajar peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya, mengubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar, dan dari kurang baik menjadi baik. Sedangkan
pembelajaran
berarti
”proses,
cara,
perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.24 Dengan demikian pembelajaran merupakan proses bagi orang atau makhluk hidup untuk memperoleh kepandaian atau ilmu sebagai upaya untuk memperbaiki, mengembangkan,
bahkan
meningkatkan
kemampuan
afektif,
psikomotorik, dan kinestetiknya serta proses menuju kedewasaan. 7. Pembelajaran Fiqih. a. Definisi Fiqih. “Kata
al-Fiqh
menurut
bahasa
berarti
pemahaman”.25
Sedangkan secara umum Fiqh merupakan pengetahuan yang mencakup hukum yang berhubungan dengan akidah seperti kewajiban
beriman,
ilmu
akhlak,
dan
hukum-hukum
yang
berhubungan dengan amal perbuatan manusia, seperti hukum ibadah dan mu‟amalah. Ada beberapa pendapat pakar mengenai pengertian fiqh, diantaranya :
1. Abu Hanifah memberikan pengertian Fiqh sebagai berikut.
ِ َم ْع ِرفَةُ النَّ ْف اعلَْي َها َ س َمالَ َها َوَم
“Pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi haknya, dan apa yang menjadi kewajibanya.” 26 2. Ubaidillah bin Mas'ud menyebutkan: "Istilah fiqh menurut generasi pertama identik atas ilmu akhirat dan pengetahuan
24
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit. hlm. 1 Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta : Kencana, 2005), Cet. 1, hlm. 2. 26 Ibid, hlm. 3. 25
13
tentang seluk beluk kejiwaan, sikap cenderung kepada akhirat dan meremehkan dunia”.27 Defenisi Fiqh yang dikemukakan oleh dua orang pakar di atas, isi dan redaksinya saling berbeda tetapi maksud dan tujuannya sama. Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan bahwa Fiqh itu adalah ilmu pengetahuan yang mencakup tentang hak dan kewajiban manusia yang cenderung kepada akhirat yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan amal perbuatan manusia, seperti hukum ibadah dan mu‟amalah. Fiqh Islam Mencakup Seluruh Perbuatan Manusia. Tidak ragu lagi bahwa kehidupan manusia meliputi segala aspek. Dan kebahagiaan yang ingin dicapai oleh manusia mengharuskannya untuk memperhatikan semua aspek tersebut dengan cara yang terprogram dan teratur. Manakala Fiqih Islam adalah ungkapan tentang hukum-hukum yang Allah SWT syari‟atkan kepada para hamba-Nya, demi mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah mereka, maka Fiqih Islam datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh kebutuhan manusia beserta hukum-hukumnya. Kalau
kita
memperhatikan
kitab-kitab
Fiqih
yang
mengandung hukum-hukum syari‟at yang bersumber dari Kitab Allah, Sunnah Rasulnya, serta Ijma‟ (kesepakatan) dan Ijtihad para ulama kaum muslimin, niscaya kita dapati kitab-kitab tersebut terbagi menjadi tujuh bagian, yang kesemuanya membentuk satu undang-undang umum bagi kehidupan manusia baik bersifat pribadi maupun bermasyarakat. Yang perinciannya sebagai berikut: 1. Hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Seperti wudhu, shalat, puasa, haji dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan Fiqih Ibadah.
27
Dudung, “Pengertian Fiqh”, http://forum.dudung.net/index.php?topic=399.0 , hlm. 1, tanggal 21 Juli 2010.
14
2. Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah kekeluargaan. Seperti pernikahan, talaq, nasab, persusuan, nafkah, warisan dan yang lainya. Dan ini disebut dengan Fikih Al Ahwal As sakhsiyah. 3. Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan diantara mereka, seperti jual beli, jaminan, sewa menyewa, pengadilan dan yang lainnya. Dan ini disebut Fiqih Mu‟amalah. 4. Hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban pemimpin (kepala negara). Seperti menegakan keadilan, memberantas kedzaliman dan menerapkan hukum-hukum syari‟at, serta yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban rakyat yang dipimpin. Seperti kewajiban taat dalam hal yang bukan ma‟siat, dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan Fiqih Siasah Syar‟iah. 5. Hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap pelaku-pelaku kejahatan, serta penjagaan keamanan dan ketertiban. Seperti hukuman terhadap pembunuh, pencuri, pemabuk, dan yang lainnya. Dan ini disebut sebagai Fiqih Al „Ukubat. 6. Hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam dengan negeri lainnya. Yang berkaitan dengan pembahasan tentang perang atau damai dan yang lainnya. Dan ini dinamakan dengan Fiqih As Siyar. 7. Hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku, yang baik maupun yang buruk. Dan ini disebut dengan adab dan akhlak. Demikianlah kita dapati bahwa fiqih Islam dengan hukumhukumnya meliputi semua kebutuhan manusia dan memperhatikan seluruh aspek kehidupan pribadi dan masyarakat.28 Sedangkan Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji. 2) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.29 28
Pengertian Fiqih, http://terusbelajar.wordpress.com/2008/05/19/pengertian-fiqh/ tanggal 21-07-2010. hlm. 1 29 Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008,Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan Bahasa Arab tk. MI, hlm. 2
15
b. Fungsi Pembelajaran Fiqih. Mata pelajaran Fiqih merupakan satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah yang menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Secara subtansial mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari
sebagai
perwujudan
keserasian,
keselarasan,
dan
keseimbangan hubungan Manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainya ataupun lingkungannya. Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah mengutamakan pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Dalam kurikulum di Madrasah Fiqih menyatu dengan kelompok mata pelajaran Agama. Oleh karena itu Fiqih termasuk mata pelajaran pokok atau inti, bukan mata pelajaran muatan lokal. Aplikasi mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum di Madrasah memiliki tujuan sebagai berikut: 1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
16
sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.30 Dari beberapa penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mata pelajaran Fiqih di Madrasah berfungsi untuk : 1) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga; 2) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah Swt. sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; 3) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial
melalui
Fiqih
kelemahan-kelemahan
Islam;
Perbaikan
peserta
didik
kesalahan-kesalahan,
dalam
keyakinan
dan
pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari; 4) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat; 5) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat; 6) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum Islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi C. Model Pembelajaran Partisipatif 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model Pembelajaran berasal dari kata model dan pembelajaran. Model berarti bentuk atau pola, sedangkan pembelajaran berarti cara untuk menjadikan orang belajar. Untuk lebih memperkaya dan memperkuat pengertian dari model pembelajaran, maka berikut ini diuraikan beberapa pendapat dari tokoh-tokoh pendidikan mengenai pengertian dari model pembelajaran :
30
Ibid.
17
1. Menurut Udin Winataputra Model pembelajaran dapat diartikan sebagai ”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu”.31 2. Model
pembelajaran
merupakan
”pedoman
bagi
perancang
pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar”. 32 3. Menurut DeQueljoe dan A. Gazali dalam buku mereka Didaktik Umum, mereka menggunakan istilah ”jalan pelajaran sebagai padanan istilah model pengajaran”. 33 4. Model belajar adalah ”cara atau gaya belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya seharihari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua”. 34 Pendapat-pendapat
para
tokoh
diatas
telah
memperjelas
pengertian dari model pembelajaran, Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan pola atau acuan yang digunakan sebagai proses bagi orang atau makhluk hidup untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, prosedur dan pendekatan. Dalam model pembelajaran mencakup strategi pembelajaran yang digunakan, metode yang digunakan, dan pendekatan pengajaran yang digunakan yang lebih luas dan
meyeluruh.
Dengan
memahami
model-model
pembelajaran,
diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa secara efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Kalau mau dihitung, banyak sekali model-model pembelajaran yang sudah sering dikembangakan, masing-masing model tentunya 31
Rachmad Widodo, Model Pembelajaran, http://www.infogue.com/viewstory/pengertian dan_macam_model_pembelajaran/?url, hlm. 1, tanggal 21 Juli 2010. 32 Ibid. 33 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 10, hlm. 38. 34 Ibid.
18
berbeda sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini Penulis mengambil salah satu dari model-model pembelajaran sebagai objek penelitian, yaitu Model Pembelajaran Partisipatif. 2. Pengertian Model Pembelajaran Partisipatif. Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) ”merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”.35 Pembelajaran partisipatif pada intinya dapat diartikan sebagai upaya atau cara pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran
yang
meliputi
tiga
tahap,
yaitu
tahap
perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program. Ketiga tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut : a. Tahap perencanaan (Program Planning) adalah keterlibatan peserta didik
dalam
kegiatan
mengidentifikasi
kebutuhan
belajar,
permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran. b. Tahap pelaksanaan program (Program Implementation) adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai, saling membantu dan saling belajar. c. Tahap penilaian program (Program Evaluation) adalah keterlibatan peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan
35
Akhmad Sudrajat, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/ModelPembelajaran-., hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010.
19
pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajaran. Dalam dunia pendidikan banyak dijumpai berbagai model pembelajaran yang masing-masing berciri khas berbeda-beda, untuk mengidentifikasi bahwa suatu pembelajaran dikatakan menggunakan model pembelajaran partisipatif dapat diketahui melalui tingkat keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran dan kerjasama sosial antar peserta didik dan pendidik. Disamping itu terdapat indikatorindikator yang menunjukkan ciri-ciri model pembelajaran partisipatif seperti yang dikemukakan oleh E.Mulyasa dengan meminjam pemikiran Knowles, Dia menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) Adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) Adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik. 36 Selain indikator-indikator di atas terdapat juga ciri-ciri khusus dari model pembelajaran partisipatif yang dapat dilihat dari kegiatan pembelajarannya yang meliputi: a) Sumber belajar menempatkan diri pada posisi yang tidak serba mengetahui terhadap semua bahan belajar. Memandang warga belajar sebagai sumber yang mempunyai nilai dan manfaat dalam kegiatan belajar. b) Sumber belajar memainkan peranan membantu warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini didasarkan atas kebutuhan belajar warga belajar. c) Sumber belajar memotovasi warga belajar agar berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan dalam mengevaluasi program pembelajaran yang dijalaninya. d) Sumber belajar bersama warga belajar melakukan kegiatan saling membelajarkan dalam bentuk bertukar fikiran mengenai isi,proses, dan hasil belajar serta pengembangannya. e) Sumber belajar berperan membantu warga belajar dalam menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, sehingga warga
36
Ibid.
20
f) g)
h)
i) j)
belajar dapat melibatkan diri secara aktif dan bertanggungjawab dalam proses kegiatan pembelajaran. Sumber belajar mengembangkan kegiatan belajar kelompok. Sumber belajar mendorong warga belajar untuk meningkatkan semangat berprestasi, semangat berkompetisi menghadapi tantangan yang berorientasi pada perbaikan kehidupan yang lebih baik. Sumber belajar mendorong dan membantu warga belajar untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah di dalam dan terhadap kehidupan yang dihadapinya sehari-hari. Sumber belajar dan warga belajar secara bersama-sama mengembangkan kemampuan antisipasi dan partisipasi. Pembelajaran mencapai otonomi dan integrasi dalam kegiatan individual dan kehidupan sosialnya. 37 Untuk
partisipatif
lebih perlu
memperjelas juga
pengertian
diketahui
model
pembelajaran
prinsip-prinsip
landasan
pelaksanaanya, seperti dikemukakan oleh Sudjana, bahwa pembelajaran partisipatif biasanya dilandaskan pada prinsif-prinsif : 1) Berdasarkan Kebutuhan Belajar (Learning Needs Based). Kebutuhan belajar adalah setiap keinginan atau kehendak yang dirasakan dan dinyatakan oleh seseorang, masyarakat, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan/atau sikap tertentu melalui kegiatan pembelajaran. Kebutuhan ini bersumber dari peserta didik atau calon peserta didik. 2) Berorientasi pada Tujuan Kegiatan Pembelajaran (Learning Goals and Objectives Oriented). Tujuan pembelajaran disusun dan dirumuskan berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan latar belakang pengalaman peserta didik, potensi yang dimiliki, sumber-sumber yang tersedia di lingkungan, serta hambatan yang mungkin ada. 3) Berpusat pada Peserta didik (Participant Centered). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan didasarkan atas dan disesuaikan dengan latar belakang kehidupan peserta didik. Selain itu, peserta didik dilibatkan dalam merumuskan tujuan, mengoperasionalkan program, dan mengevaluasi hasil kegiatan. 4) Berangkat dari Pengalaman Belajar (Experiential Learning). Prinsip ini memberi arah bahwa kegiatan pembelajaran partisipatif disusun dan dilaksanakan dengan berangkat dari hal-hal yang telah
37
Nur Afifudin, Pembelajaran Partisipatif, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/ pembelajaran-partisipatif.html, hlm.1. tanggal 13 Maret 2010.
21
dikuasai oleh peserta didik atau dari pengalaman yang telah dimiliki peserta didik. 38 3. Teori-teori dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Dalam pelaksanaannya pembelajaran partisipatif dilandasi oleh berbagai teori-teori. Di antara sejumlah kajian teori pembelajaran tersebut, ada dua teori yang seringkali dijadikan landasan dalam penyelenggaraan pembelajaran partisipatif. Kedua teori tersebut adalah : a. Teori Asosiasi, Menurut teori Asosiasi, kegiatan pembelajaran akan efektif apabila interaksi antara pendidik dengan peserta didik dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Kegiatan pembelajaran adalah proses menghubungkan stimulus (S) dengan respons (R). Berdasarkan teori ini, pembelajaran makin efektif apabila peserta didik makin giat belajar dan makin tinggi kemampuannya dalam menghubungkan stimulus dan respons. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam teori ini adalah: kesiapan (readiness) berkaitan dengan motivasi peserta didik, latihan (exercise) yaitu kegiatan berulang peserta didik dalam menghubungkan stimulus-respons, dan pengaruh (effect) yang berhubungan dengan hasil kegiatan dan manfaat yang dirasakan langsung oleh peserta didik dalam dunia kehidupannya. Prinsip „pengaruh‟ berkaitan pula dengan penciptaan suasana, penghargaan, celaan, hukuman, dan ganjaran. Jika kita telaah lebih lanjut, di samping hal-hal positif dari teori Asosiasi, kita menemukan adanya hal-hal yang negatif dari teori ini. Di antaranya, teori ini mengenyampingkan peranan minat, kreativitas, dan apirasi peserta didik. Selain itu teori ini juga lebih menekankan peluang belajar individual, dominasi kemampuan pendidik atau sumber belajar lainnya dalam menciptakan stimulus. b. Teori Medan (Field theory) dikembangkan oleh Kurt Lewin. Teori ini mengutamakan pentingnya pengalaman peserta didik, berorientasi pada pemecahan masalah, serta berperannya motivasi. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dilakukan dalam suatu konteks „wilayah kehidupan‟ atau ruang hayat (life space) peserta didik. Wilayah kehidupan merupakan lingkungan fisik dan psikis yang berhubungan dengan peranan peserta didik dalam pembelajaran. Life space juga berkaitan dengan tujuan, kebutuhan, dan kesadaran individu (peserta didik). 39 38
Edi Hendri Mulyana, Pembelajaran Partisipatif, http://priangan-online.com/?p=899, hlm. 1. tanggal 13 Maret 2010. 39 Ibid, hlm. 2.
22
Dalam pandangan teori Medan, peserta didik merupakan subjek yang
memiliki
mengidentifikasi
kemampuan masalah,
berpikir
menganalisis
aktif dan
dan
kreatif,
mencari
dapat
alternatif
pemecahan masalah, serta mampu melakukan kegiatan pemecahan masalah.
Dengan
demikian,
menurut
teori
Medan,
kegiatan
pembelajaran akan efektif apabila peserta didik merasa butuh untuk belajar, menyadari bahwa belajar itu penting bagi perubahan dirinya, serta ikut ambil peran dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Implikasi dari pandangan ini terhadap pembelajaran partisipatif ialah peserta didik tidak melakukan pembelajaran individual tetapi belajar kelompok. Pembelajaran partisipatif merupakan fenomena yang sedang tumbuh dalam pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Setiap jenis pembelajaran menggunakan metode dan teknik yang disesuaikan dengan faktor-faktor yang ada disekelilingnya. “Agar pembelajaran partisipatif berjalan efisien dan efektif mencapai sasarannya, maka diperlukan metode dan teknik-teknik pembelajaran partisipatif”. 40 Di era pendidikan sekarang banyak sekali teknik pembelajaran yang dapat dipakai dalam pembelajaran partisipatif. Masing-masing teknik mempunyai kekuatan dan kelemahan. Selain itu, masing-masing teknik mungkin lebih cocok dilakukan pada tahap tertentu, tetapi beberapa teknik dapat dipakai pada beberapa tahap pembelajaran yang berbeda. Berikut ini diberikan gambaran umum tentang beberapa teknik pembelajaran partisipatif: 1. Teknik belajar melalui tukar delegasi antar kelompok (Jigsaw Learning)
40
Endang Komara, Model Bermain Peran, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/ model-bermain-peran.html, hlm.1, tanggal 5 September 2010.
23
Teknik ini merupakan proses kegiatan yang memberikan pelatihan kepada peserta didik untuk terbiasa melakukan diskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memberi pemahaman tentang materi pokok kepada teman-teman diskusinya. Langkah-langkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut: a. Pilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian). b. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada, jika jumlah peserta 25 sedang segmen yang ada 5 maka masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami, dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda. d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya. e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok. f. Berilah peserta didik pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari. g. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.41 2. Teknik Turnamen Belajar (Learning Tournament) Teknik ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya, teknik ini dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam fakta, konsep, dan keahlian yang luas. Langkahlangkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut: a. Bagilah peserta didik dalam tim yang terdiri atas 2-8 anggota. Masing-masing tim harus memiliki jumlah yang sama. b. Berilah materi untuk dibahas bersama. c. Kembangkan beberapa pertanyaan untuk menguji pemahaman dan/ mengingat materi pelajaran. Gunakan bentuk yang menggunakan skor mudah, seperti pilihan ganda atau isian.
41
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), Cet. 1, hlm. 82.
24
d. Berikan serangkaian pertanyaan kepada peserta didik, sebagai “babak pertama” untuk turnamen belajar. Setiap peserta didik harus menjawab pertanyaan secara pribadi. e. Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan mintalah peserta didik menghitung pertanyaan yang mereka jawab secara benar. Kemudian suruhlah mereka menyatakan skor mereka kepada anggota lain dalam tim tersebut untuk mendapat skor tim. Umumkan skor masingmasing tim. f. Mintalah tim mempelajari lagi turnamen pada babak kedua. Kemudian mintalah tes pertanyaan yang lebih banyak sebagai bagian “babak kedua”. Mintalah sekali lagi tim menyatakan skornya dan tambahan satu skor kepada gilirannya. g. Anda dapat melakukan beberapa ronde seperti yang anda sukai. Akan tetapi, pastikan membolehkan tim memiliki sesi untuk belajar antara ronde.42 3. Teknik Delphi. Teknik ini pada dasarnya merupakan proses kegiatan kelompok dengan menggunakan jawaban-jawaban tertulis dari para calon peserta didik atau para pakar terhadap pertanyaanpertanyaan tertulis yang diajukan kepada mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk melibatkan para calon peserta didik atau para pakar dalam membuat keputusan bersama sehingga keputusankeputusan itu lebih berbobot dan menjadi milik bersama. Langkahlangkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut: a. Pelatih atau perencana program menyusun daftar pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan, kebutuhan belajar, tujuan belajar, masalah dan hambatan. b. Pelatih atau perencana program menghubungi para calon peserta didik atau para pakar yang akan terlibat dalam pelatihan c. Pelatih atau perencana program mengirimkan daftar pertanyaan, dan meminta peserta untuk mengisi dan mengembalikan daftar pertanyaan tersebut kepada pelatih. d. Pelatih atau perencana program menganalisa jawabanjawaban yang diberikan, dan merumuskan kesimpulan.
42
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 1996), hlm. 159.
25
e. Berdasarkan hasil analisa di atas, pelatih atau perencana program membuat lagi pertanyaan-pertanyaan yang lebih khusus dan terperinci. f. Pelatih atau perencana program melakukan langkah (c) dan (d). g. Pelatih atau perencana program merumuskan dan menetapkan keputusan berdasarkan informasi tersebut. 43
4. Teknik Diad. Teknik ini merupakan teknik belajar partisipatif yang melibatkan dua orang yang berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Teknik diad sangat cocok dilakukan pada tahap pembinaan keakraban, khususnya kalau peserta belum saling mengenal. Teknik ini digunakan agar peserta lebih mengenal satu sama lain dan lebih akrab, sehingga akan mengurangi atau meniadakan hambatan komunikasi di antara para peserta. teknik ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Mula-mula pelatih meminta peserta untuk mencari seorang pasangan dari antara peserta yang lain. b. Kemudian pelatih memberikan pokok-pokok yang harus ditanyakan secara bergantian oleh masing-masing pasangan, misalnya: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, minat, kegemaran, latar belakang keluarga, alasan mengikuti pelatihan, dll. Hasil wawancara disusun secara tertulis berdasarkan urutan pertanyaannya. c. Apabila pasangan diad sudah selesai saling mewawancarai, masing-masing peserta diminta memperkenalkan pasangannya kepada seluruh kelompok. Cara memperkenalkannya dapat diselingi dengan guyonan, nyanyian, deklamasi, dan sebagainya. d. Pelatih dapat memberikan komentar singkat setelah setiap pasangan melaporkan hasil wawancaranya. Sebaiknya komentar yang diberikan merupakan humor, tetapi jangan sampai menyakiti hati orang yang dikomentari. 44 5. Teknik Kelompok Kecil. 43
Tliindonesia, Tekhnik Pembelajaran Partisipatif, http://tliindonesia.wordpress.com/2009 /02/03/beberapa-teknik-pembelajaran-partisipatif/, hlm. 1. tanggal 13 Maret 2010. 44 Ibid. Hlm. 2.
26
Dalam teknik ini peserta dapat mengungkapkan pikiran, gagasan atau pendapat tentang pokok pikiran atau topik yang dibahas. Melalui kegiatan ini peserta dapat tukar menukar informasi tentang topik yang dibahas sehingga dapat dicapai kesepakatan di antara peserta. Hasil dari diskusi kelompok kecil ini kemudian dapat dibagikan dalam kelompok besar, yaitu di hadapan seluruh peserta yang lain. Kegiatan diskusi kelompok kecil dapat dilakukan sebagai berikut: a. Sebelum diskusi dilangsungkan, pelatih menghimpun sebanyak-banyaknya informasi yang berhubungan dengan pokok pikiran atau topik yang akan dibahas. b. Pelatih menyusun uraian suatu topik dan masalah yang ada berupa pernyataan-pernyataan atau uraian pendek dalam bentuk cerita. Pada akhir uraian, pelatih melontarkan masalah, baik dalam bentuk pertanyaan maupun dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Perlu pula dicantumkan lamanya waktu yang disediakan untuk membahas topik itu. c. Sebelum meminta peserta untuk memulai diskusi, pelatih perlu menjelaskan topik yang akan dibahas, tujuan pembahasan dan cara-cara diskusi secara demokratis, serta mendorong semua peserta untuk ikut terlibat secara aktif dalam diskusi. d. Kemudian pelatih menyarankan agar peserta membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-5 orang anggota. Dapat pula ditunjuk seorang yang menjadi pemimpin kelompok, dan seorang yang menjadi penulis. e. Pelatih membagikan lembaran yang berisi uraian topik serta tugas atau masalah yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok, dan mempersilakan masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi. Pelatih perlu mengingatkan masing-masing kelompok bahwa hasil diskusi mereka akan dilaporkan dalam kelompok besar atau di hadapan semua peserta yang lain. Pelatih perlu pula mengingatkan peserta lamanya waktu yang disediakan untuk melakukan diskusi. f. Ketika diskusi berjalan, pelatih perlu sesekali berjalan menghampiri kelompok-kelompok yang sedang berdiskusi, dan memperhatikan jalannya diskusi. Ada kalanya pelatih perlu memberikan arahan atau mengingatkan kembali topik yang sedang dibahas kalau pembicaraan terlihat menyimpang dari yang diharapkan. Tetapi pelatih perlu membatasi komentar yang diberikan. Penelitian menunjukkan bahwa
27
g.
h.
i.
j.
semakin sedikit komentar atau arahan yang diberikan pelatih, semakin hidup pembahasan yang dilakukan. Karena itu arahan atau komentar dari pelatih hanya perlu diberikan kalau pembahasan sudah cukup jauh menyimpang, atau kalau ada satu orang peserta yang mendominasi pembicaraan. Kalau waktu sudah habis dan pembahasan belum selesai, pelatih mungkin perlu menawarkan tambahan waktu. Tetapi perlu diingat bahwa tambahan waktu sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak, karena akan menggangu jalannya kegiatan pembelajaran. Karena itu pada waktu persiapan pelatih perlu memikirkan dan merencanakan alokasi waktu ini dengan sangat cermat. Sesudah pembahasan dalam kelompok kecil selesai, pelatih meminta setiap kelompok untuk membagikan hasil diskusi mereka dalam kelompok besar. Pelatih dapat memimpin diskusi kelompok besar ini. Pelatih bersama peserta membahas dan menyimpulkan hasilhasil diskusi kelompok kecil, sehingga menghasilkan kesimpulan bersama. Pelatih perlu pula memberi kesempatan bagi peserta untuk mengevaluasi jalannya diskusi dan hasil, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. Hal ini akan memberikan kesempatan peserta untuk merenungkan kembali proses belajarnya dan mengambil pelajaran yang penting dari kegiatan itu. 45
4. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif Serta Cara Mengatasinya. Berangkat dari penjelasan-penjelasan di atas, penerapan model pembelajaran partisipatif dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan tujuan yang akan dicapai, Pendidik harus mampu mengkondisikan model pembelajaran partisipatif dengan karakter peserta didik dalam proses belajar mengajar. Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu sebagai pendidik harus pandai dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
45
Ibid, hlm. 3.
28
Dalam perkembangannya pendidikan orang dewasa saat ini lebih banyak menggunakan metode partisipatif dimana semua pihak yang terkait dalam pendidikan dilibatkan dalam proses pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.
Alasan mengapa dalam pendidikan sekarang banyak digunakan model
pembelajaran
pembelajaran
partisipatif,
partisipatif
banyak
hal
ini
memiliki
dikarenakan
model
kelebihan-kelebihan
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Akan tetapi sebaik-baiknya kelemahanya.
model Untuk
pembelajaran lebih
jelasnya
tentunya akan
terdapat
diuraikan
juga
beberapa
keunggulan-keunggulan, kelemahan dan cara mengatasi kelemahan model pembelajaran partisipatif, sebagai berikut : 1. Keunggulan-keunggulan Model Pembelajaran Partisipatif. Model
Pembelajaran
Partisipatif
memiliki
kelebihan
dibandingkan dengan Model pembelajaran yang lain, diantaranya adalah: a. Keputusan-keputusan dalam proses pembelajaran dibuat dengan melibatkan peserta didik atau pendidik secara bersama, sehingga keputusan bersama itu lebih berbobot dan menjadi milik bersama. b. Peserta didik lebih mengenal satu sama lain dan lebih akrab, sehingga akan mengurangi hambatan komunikasi di antara mereka. c. Proses Pembelajaran menghasilkan pendapat atau gagasan yang lebih banyak dalam waktu yang singkat, karena peserta didik berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. d. Peserta didik dapat mengevaluasi sendiri proses pembelajaran, baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun pendidik. e. Peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung dari proses pembelajaran, khususnya pada teknik kunjungan lapangan.
29
f. Proses dan hasil pembelajaran dapat dievaluasi sendiri oleh peserta didik. g. Pendidik lebih mudah mengenali karakteristik peserta didik, karena prinsip pembelajaran partisipatif berpusat pada peserta didik. 2. Kelemahan-kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif. Model
Pembelajaran
Partisipatif
disamping
memiliki
kelebihan-kelebihan juga tidak lepas dari kelemahan-kelemahan yang bersifat mendasar dibandingkan dengan Model pembelajaran yang lain, diantaranya adalah: a. Peserta didik sulit dikontrol mobilitasnya, karena kondisi kelas yang menjadikan peserta didik terlalu proaktif. b. Pendidik harus lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran, oleh karena fokus pembelajaran berpusat pada peserta didik tidak pada pendidik. c. Membutuhkan alat bantu belajar yang cukup banyak, karena peserta didik dituntut untuk aktif dan proaktif agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ditentukan. d. Penggunaan model pembelajaran partisipatif tidak bisa lepas dari implementasi psikologi belajar dan teori pembelajaran.46 Dengan demikian pendidik harus memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang psikologi belajar dan teori-teori pembelajaran. e. Kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan sulit dicapai secara keseluruhan karena karakteristik emosional dan mental peserta didik yang berbedabeda. f. Pendidik ditempatkan pada posisi yang tidak serba mengetahui terhadap semua bahan belajar, oleh karena Pendidik hanya memainkan peranan membantu peserta didik dalam melakukan
46
Edi Hendri Mulyana, Op cit, hlm. 6.
30
kegiatan belajar, sehingga terkesan pendidik kurang menguasai materi pembelajaran. g. Transparansi
dalam
proses
pembelajaran
mulai
dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi menjadi tuntutan bagi pendidik untuk lebih bertanggungjawab besar atas berhasilnya seluruh proses pembelajaran. 3. Cara mengatasi Kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif. Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelemahankelemahan tidak terkecuali model partisipatifpun tetap memiliki kelemahan-kelemahan, oleh karena itu sebagai pendidik harus mampu mencari solusi yang tepat untuk memecahkannya. Bercermin dari kelemahan-kelemahan model partisipatif yang diuraikan diatas, maka cara mengatasinya adalah : a. Penataan kelas yang responsif agar iklim kelas menjadi lebih baik sesuai dengan kebutuhan belajar. b. Pendidik harus fokus kepada karakter psikologis dan mental individu
peserta
didik,
lebih-lebih
menekankan
pada
pembelajaran individual secara sistematis. c. Pemenuhan dan kelengkapan alat bantu belajar yang cukup, agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ditentukan. d. Pendidik harus memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai psikologi belajar dan teori-teori pembelajaran. e. Memotivasi semua peserta didik agar bersedia memberi kontribusi dalam pencapaian tujuan. f. Meningkatkan penguasaan materi pembelajaran bagi pendidik melalui pelatihan-pelatihan. g. Menumbuhkan mentalitas pendidik untuk lebih bertanggung jawab terhadap hasil belajar melalui bimbingan mental. D. Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif dalam pembelajaran Fiqih. Sebelum menguraikan kajian Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Partisipatif Pada Mata Pelajaran Fiqih,
31
Satu hal yang sangat penting dalam upaya menerapkan pembelajaran di dalam kelas adalah Pembelajaran harus dilandasi strategi yang berprinsip pada : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Berpusat pada peserta didik. Mengembangkan kreativitas peserta didik. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna. Prinsip pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna. Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat. Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan. Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya. Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah. 47 Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif dalam mata pelajaran
Fiqih antara satuan pedidikan dengan satuan pendidikan lain, memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini karena kondisi lingkungan, Madrasah dan siswa. Akan tetapi pada umumnya dapat dijelaskan melalui sistematika sebagai berikut : 1. Peran guru dan siswa. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta
didik
dalam
jalur
formal.
Guru
dalam
menjalankan fungsinya diantaranya berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dialogis, dan memberikan motivasi kepada siswa dalam membangun gagasan, prakarsa, dan tanggung jawab siswa untuk belajar. Sebagai seorang Guru atau Pendidik harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan kompetensi sosial. Karena dengan keempat kompetensi tersebut guru akan mampu menjalankan perannya sebagai tenaga Pendidik. Guru
47
A. Tarmizi Ramadhan, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan, http://tarmizi. wordpress.com/ 2008/11/11/ pembelajaran – aktif – inovatif – kreatif - efektif – dan - menyenangkan , hlm. 2-3. tanggal 13 Maret 2010.
32
harus mampu memplaning dan mentarget tujuan pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan prosedurnya. Guru
juga
harus
berpacu
dalam
pembelajaran,
dengan
memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai : 1. Orang tua, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya. 2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. 3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya. 4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya. 5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab. 6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara wajar. 7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya. 8. Mengembangkan kreativitas. 9. Menjadi pembantu ketika diperlukan. 48 Peran pendidik dalam pembelajaran partisipatif lebih banyak berperan sebagai pembimbing dan pendorong bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran sehingga mempengaruhi terhadap intensitas peranan pendidik dalam pembelajaran. Menurut Knowles dan Cronne, peranan sumber belajar mencakup: 1)
menciptakan
dan
mengembangkan
situasi
kegiatan
belajar
partisipatif, 2)
menekankan peranan warga belajar yang melaksanakan kegiatan belajar,
3)
sumber
belajar
dituntut
agar
mampu
menyusun
dan
mengembangkan strategi pembelajaran partisipatif. 49 48
Yatun Romdonah Awaliah, Peran Guru Dalam Pembelajaran, http://yatun.wordpress.com /2008/06/06/peran-guru-dalam-pembelajaran, hlm. 2. tanggal 13 Maret 2010.
33
Pada awal pembelajaran, intensitas peran pendidik sangat tinggi yaitu untuk menyajikan berbagai informasi bahan belajar, memberikan motivasi serta memberikan bimbingan kepada peserta dalam melakukan pembelajaran, tetapi makin lama makin menurun intensitas perannya digantikan oleh peran yang sangat tinggi dari peserta didik untuk berpartisipasi dalam pembelajaran secara maksimal. Langkah-langkah
yang
harus
ditempuh
pendidik
dalam
membantu peserta didik untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah: 1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar. 2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan 3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya. 4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar. 5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. 6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. 7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar Sedangkan peran peserta didik yang biasa terjadi selama proses pembelajaran belangsung, adalah sebagai berikut : a) Peserta didik tenang dan konsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar. b) Peserta didik aktif, kreatif dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. c) Peserta didik ikut terlibat dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar. Peserta didik tahu apa yang akan dipelajari dan apa tujuan pembelajaran.
2. kurikulum. 49
Nur Afifudin, Op cit, hlm. 3.
34
Standar Kelulusan dan Standar Isi mata pelajaran Fiqih berdasarkan
permenag nomor 2
tahun
2008 tentang
Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan bahasa Arab di Madrasah : a. Standar Kompetensi Lulusan Mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan rukun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, salat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah hají, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.. b. Tabel Struktur Kurikulum
K
K
K
I
I
I
T
T
T
A
A
A
M
M
M
E
E
E
T
T
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a. Al Qur’an Hadits b. Aqidah Akhlaq c. Fiqh d. SKI 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 Bahasa Arab 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuan Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya dan Keterampilan 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan B. Muatan Lokal )* 1. Bahasa Jawa 2. Baca Tulis Al Qur’an 3. Bahasa Inggris C. Pengembangan Diri )** Jumlah
T
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu IV, V, I II III dan VI
33
33
35
2 2 2 2 2 4 2 4 4 3 2 2 2 2 2 2 39
Tabel 1. Struktur Kurikulum MI Keterangan: 1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. 2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah). 3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk
35
mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah). c. Tujuan Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: 1. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya. d. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 1) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji. 2) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam e. Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas V, Semester 1 KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 1.1 Menjelaskan ketentuan makanan 1. Mengenal ketentuan dan minuman yang halal dan makanan dan minuman haram yang halal dan haram. 1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya 1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal 1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram Kelas V, Semester 2 KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 2. Mengenal ketentuan 2.1 Menjelaskan ketentuan kurban kurban Mendemonstrasikan tata cara kurban
36
3. Mengenal tata cara ibadah 3.1 Menjelaskan tata cara haji haji 3.2 Mendemonstrasikan tata cara haji Tabel 2. Tabel SK dan KD Mapel Fiqih kelas V Madrasah Ibtidaiyah 50
3. Perencanaan pembelajaran. Pembelajaran memperhatikan
partisipatif
kegiatan-kegiatan
sebagai
kegiatan
individual
dan
belajar
lebih
mengutamakan
kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi peserta
didik.
Bagaimana
menyusun
rancangan
dan
strategi
pembelajaran partisipatif?. Berikut ini adalah langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam menyusun rancangan dan strategi pembelajaran partisipatif : 1. Melakukan asesmen kebutuhan belajar; 2. Memilih pokok bahasan; 3. Mengenali karakteristik peserta didik; 4. Mengidentifikasi materi 5. Merumuskan tujuan belajar; 6. Merancang kegiatan pembelajaran 7. Memilih alat bantu; 8. Menentukan fasilitas dan sumber lain; 9. Mempersiapkan evaluasi proses dan hasil; 10. Melaksanakan test. 51 Proses
menyusun
rancangan
dan
strategi
pembelajaran
partisipatif harus dilakukan secara bersama antara pendidik dan peserta didik terutama dalam hal-hal yang menyangkut: (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Menciptakan iklim belajar bersama, Menyusun kelompok belajar, Mendiagnosis kebutuhan belajar, Menyusun tujuan belajar, Merancang pengalaman belajar, Melakukan kegiatan pembelajaran, dan Menilai proses dan hasil kegiatan pembelajaran. 52
50
Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008, Op Cit. Yoyon Suryono, Pembelajaran http://blog.uny.ac.id/yoyonsuryono/makalah/, hlm. 1. tanggal 9 Juli 2010. 52 Ibid. 51
Partisipatif,
37
Dari pendapat tokoh diatas penulis dapat menyimpulkan bagaimana prosedur perencanaan pembelajaran partisipatif yang diuraikan dalam beberapa langkah sebagai berikut : 1. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. 3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 4. Memilih bahan pelajaran yang sesuai. 5. Menentukan skenario pembelajaran dengan model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning). 6. Menentukan indikator Pembelajaran yang meliputi : adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik, adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan,
dan
dalam
kegiatan
belajar
terdapat
hal
yang
menguntungkan peserta didik. 7. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan. 8. Menyusun lembar kerja siswa. 9. Mengembangkan format evaluasi. 10. Mengembangkan format observasi pembelajaran. 4. Pelaksanaan Pembelajaran. Pelaksanaan model pembelajaran partisipatif sama halnya dengan perencanaannya yaitu melalui tahapan-tahapan, selain itu proses pembelajaran partisipatif dibentuk oleh unsur-unsur atau faktor pembentuk
proses
pembelajaran.
“Unsur
pembentuk
proses
pembelajaran tersebut adalah: tujuan, materi, metode, warga belajar, fasilitator, iklim dan evaluasi”.53 Kegiatan proses pembelajaran partisipatif mencakup enam tahapan kegiatan yang berorientasi. Keenam langkah kegiatan tersebut adalah: a. Pembinaan keakraban, 53
Nur Afifudin, Op Cit, hlm. 4.
38
b. c. d. e. f.
Identifikasi keutuhan, Sumber dan kemungkinan hambatan, Perumusan tujuan belajar, Penyusunan program kegiatan belajar, Pelaksanaan kegiatan belajar dan penilaian terhadap proses, hasil, dan dampak kegiatan pembelajarn yang dilaksanakan. 54 Sebagai seorang pendidik harus kreatif dan inovatif dalam
mengaplikasikan
model
pembelajaran
partisipatif.
Pembelajaran
partisipatif menghargai pengetahuan dan pengalaman para pendidik untuk terampil dalam menggunakan semua metode yang berbeda. Suatu situasi pembelajaran yang berhubungan dengan pengalaman seharusnya selalu diikuti oleh suatu sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab membantu melakukan kontekstualisasi pengalaman individu dan kelompok ke dalam suatu kerangka kerja yang lebih luas. Kerangka kerja tanya jawab mengikuti siklus pembelajaran sebagai berikut: a. Publikasi Data (Berbagi pengalaman dan pengamatan). b. Pemrosesan Data ( Membahas pola dan dinamika) c. Penyamarataan dan Penerapan Data ( Mengemukakan prinsipprinsip). d. Penutup ( pengalaman ). 55 Dari pendapat tokoh diatas penulis dapat menyimpulkan bagaimana prosedur yang harus dilakukan oleh pendidik dalam mengimplementasikan model pembelajaran partisipatif, yang diuraikan dalam beberapa langkah sebagai berikut : 1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar. 2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan. 3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya. 4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.
54 55
Ibid. Ibid.
39
5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. 6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. 7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar. 5. Evaluasi Pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan setelah selesai kegiatan pembelajaran, dari evaluasi ini dapat diketahui hasil belajar siswa “apakah sudah tuntas apa belum” jika belum, maka dilaksanakan evaluasi untuk tahap selanjutnya (remidi). Setiap pendidik harus melaksanakan program evaluasi atas pelaksanaan proses belajar mengajarnya, hal ini merupakan tugas pokok dan tanggungjawab seorang pendidik menurut undang-undang dan peraturan yang berlaku. Salah satu teknik evaluasi yang berkembang adalah teknik evaluasi diri atau Self Evaluation. Teknik ini secara khusus dipakai untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Penggunaan teknik ini menuntut partisipasi yang sungguh-sungguh dari peserta didik. Evaluasi diri dilakukan dengan menjawab
pernyataan-pernyataan
yang
sudah
disediakan
pada
lembaran khusus. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk menghimpun pendapat
peserta
didik
antara
lain
terhadap
proses
kegiatan
pembelajaran, bahan pelajaran, penampilan pendidik, dan pengaruh kegiatan belajar yang dirasakan oleh peserta didik. Evaluasi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang perubahan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan evaluasi diri dapat dilakukan sebagai berikut: a. Pelatih menyusun lembaran tertulis yang berisi daftar pernyataan pendapat peserta. b. Pelatih menyediakan lembaran tersebut sesuai dengan jumlah peserta. c. Pelatih menyebarkan lembaran itu pada waktu yang bersamaan kepada para peserta didik untuk selanjutnya diisi oleh para peserta didik.
40
d. Setelah jawaban-jawaban itu dihimpun dan diolah, pelatih bersama peserta didik mendiskusikan hasil evaluasi. Hasil diskusi dijadikan bahan untuk perbaikan atau pengembangan program kegiatan pembelajaran. e. Selesai melaksanakan langkah-langkah di atas, pelatih bersama peserta didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil penggunaan teknik ini. 56 Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bagaimana prosedur evaluasi yang harus dilakukan oleh pendidik pada saat berakhirnya proses pembelajaran, yang diuraikan dalam beberapa langkah sebagai berikut : 1. Melakukan observasi. 2. Menilai hasil tindakan. 3. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. 4. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
56
Tliindonesia, Op Cit, hlm.6.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Rencana Penelitian 1. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas. 57 Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain: catatan guru, catatan peserta didik, rekaman kegiatan, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan peserta didik. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi,dan refleksi. Prosedur ini dilaksanakan dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya, seperti pada gambar berikut:
Gambar Spiral Tindakan kelas. 58 57 58
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yama Widya, 2008), Cet. 4, hlm. 13. Ibid, hlm. 31.
40
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas peserta didik saat mata pelajaran Fiqih pada kompetensi dasar menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya, dengan menerapkan model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) untuk melihat perubahan tingkah laku peserta didik, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas. Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas serta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan peserta didik, antusias peserta didik, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian peserta didik dalam melaporkan hasil. Instrumen yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan. 2. Tempat Penelitian ini dilakukan di MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal pada “kelas VB dengan jumlah peserta didik 30 anak, yang terdiri dari 19 anak laki-laki dan 11 anak perempuan”.59 Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran Fiqih berlangsung pada standar kompetensi “Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram kelas V semester I, dengan kompetensi dasar menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya”. 60 3. Waktu Penelitian Penelitian direncanakan selama 6x35 menit atau 3x pertemuan dalam
kegiatan
belajar
mengajar
mata
pelajaran
Fiqih
dan
dilaksanakan pada : a. Pra Siklus dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 30 Juli 2010 jam 3-4 59 60
Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011 Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
41
b. Siklus I dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 6 Agustus 2010 jam 3-4 c. Siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 13 Agustus 2010 jam 3-4
4. Prosedur Penelitian a. Pra Siklus Tahapan ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi peserta didik sebelum diadakanya penelitian, baik yang berhubungan dengan kondisi kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Sehingga peneliti dapat menentukan metode yang terbaik untuk digunakan dalam penelitiannya. Tahapan-tahapan tersebut meliputi : 1) Observasi Awal a) Melakukan observasi dan wawancara, masalah yang dihadapi guru pada mata pelajaran dan standar kompetensi yang akan diteliti. b) Melakukan evaluasi pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran dan standar kompetensi yang akan diteliti, agar dapat mengetahui sejauh mana kemampuan belajar peserta didik. 2) Refleksi Awal a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. b) Melakukan
koordinasi
dengan
guru-guru
lain
untuk
membahas hasil evaluasi belajar peserta didik. c) Merencanakan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. b. Siklus I Berdasarkan refleksi pada Pra Siklus, Agar penelitian berjalan dengan baik, ada beberapa komponen penting yang disiapkan oleh
42
peneliti dan guru meliputi: Menyiapkan materi, silabus, rencana pembelajaran, alat peraga, lembar observasi, tes untuk mengukur prestasi belajar peserta didik, kemudian dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Perencanaan a) Identifikasi masalah yang muncul pada Pra siklus dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b) Menentukan indikator pencapaian belajar. c) Pengembangan program tindakan I 2) Tindakan a) Peneliti/guru menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar. b) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan. c) Peneliti/guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya. d) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun tujuan belajar. e) Peneliti/guru membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. f) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. g) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar. 3) Pengamatan a) Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan untuk mengumpulkan data. b) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa. 4) Refleksi
43
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. b) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. c) Evalusi tindakan siklus I. Pada siklus I ini, peserta didik diharapkan untuk lebih meningkatkan kreatifitasnya agar efektivitas kerja kelompok semakin tinggi sehingga hasil belajar lebih tinggi dari tahap Pra siklus. Nilai belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata-rata hasil evaluasi pada siklus I lebih besar dari Pra siklus. Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan minimal 35 % dari Pra siklus. c. Siklus II Berdasarkan refleksi pada Siklus I, Agar penelitian berjalan dengan baik, ada beberapa komponen penting yang disiapkan oleh peneliti
meliputi:
Menyiapkan
materi,
silabus,
rencana
pembelajaran, alat peraga, lembar observasi, tes untuk mengukur prestasi belajar siswa. Pada dasarnya kegiatan penelitian pada siklus II memiliki tahapan-tahapan yang sama dengan siklus I hal ini disebabkan oleh karena tahapan pada siklus II merupakan proses penekanan kembali dengan format yang sama untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik. Tahapan tersebut meliputi : 1) Perencanaan a) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b) Menentukan indikator pencapaian belajar. c) Pengembangan program tindakan II sebagai program tidak lanjut. 2) Tindakan
44
a) Peneliti/guru menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar. b) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan membelajarkan. c) Peneliti/guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya. d) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun tujuan belajar. e) Peneliti/guru membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. f) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. g) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar.
3) Pengamatan 5. Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan untuk mengumpulkan data. 6. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa. 4) Refleksi a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. b) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa. c) Evalusi tindakan siklus II. Pada siklus II ini, peserta didik diharapkan untuk lebih meningkatkan kreatifitasnya agar efektivitas kerja kelompok semakin tinggi sehingga hasil belajar lebih tinggi daripada siklus
45
I. Nilai belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata-rata hasil evaluasi
pada siklus II lebih besar dari siklus I. Indikator
keberhasilan
yang
dicapai
pada
siklus
ini
diharapkan
mengalami kemajuan minimal 30 % dari siklus I. B. Pendekatan Penelitian. Berdasarkan perencanaan penelitian yang bertujuan untuk mengukur perkembangan atau pertumbuhan prestasi nilai rata-rata peserta didik dalam mengerjakan tugas mulai dari tahap Pra siklus sampai pada tahap siklus yang ke II dalam beberapa waktu pertemuan terhadap satu kelompok, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Longitudinal model yaitu “mempelajari berbagi tingkat pertumbuhan dengan cara “mengikuti” perkembangan bagi individu-individu yang sama”. 61 C. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah : 1. Metode Tes “Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.62
Metode ini
digunakan untuk memperoleh data hasil prestasi peserta didik yang bersumber dari serentetan pertanyaan-pertanyaan atau latihan soal. 2. Metode Observasi “Yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan alat indra”. 63 Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan peserta didik selama mengikuti pembelajaran. 3. Metode Dokumentasi. “Berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis”.64 61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 83. 62 Ibid, hlm. 223 63 Ibid, hlm. 156.
46
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar sasaran penelitian yaitu daftar nama dan daftar nilai peserta didik kelas VB MIN Kalibuntu Wetan. Peneliti juga mengumpulkan berbagai bahan kajian lain yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian. D. Teknik Analisis Data Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih, maka analisis yang digunakan secara umum terdiri dari analisis untuk menghitung tingkat prestasi hasil belajar peserta didik. Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesakan soal-soal, maka digunakan cara menghitung rata-rata nilai belajar secara klasikal. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Tiap jawaban pilihan ganda, jawaban benar skor 2 dan jawaban salah skor 0. sedangkan kriteria penilaian soal essay, jawaban sempurna dengan skor 4, benar tidak lengkap skor 3, mendekati benar skor 2, jawaban salah tapi diisi skor 1 dan jawaban kosong skor 0. 1. Menghitung nilai rata-rata. Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus: X 65 M = x N Keterangan: M
x
= Mean yang kita cari
X
= Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N
= Banyaknya skor-skor itu sendiri
2. Menghitung ketuntasan belajar a. Ketuntasan belajar individu
64 65
183.
Ibid, hlm.158. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 1991), hlm.
47
Hasil belajar individu peserta didik ditentukan ketuntasan belajarnya dengan perhitungan : Ketuntasan belajar individu =
b. Ketuntasan belajar
jumlahnila iyangdiper olehsiswa x 100% jumlahselu ruhnilai
klasikal
Ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal dapat dihitung dengan rumus : Ketuntasan belajar klasikal =
jumlahsiswabelajarin divdu x 100% jumlahsiswa
Analisis lanjut keberhasilan dapat dilihat dari prosentase jumlah peserta didik, sekurang-kurangnya 75 % dari keseluruhan peserta didik yang ada dikelas tersebut memperoleh nilai 75. c. Indikator keberhasilan Meningkatnya prestasi hasil belajar mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas VB MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, yang ditandai rata-rata nilai hasil tes > 75.
BAB IV PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 K. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal 1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan berada di Jln. Pahlawan I Km. 1 Kendal, adalah satu lembaga Pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama.66 Bertolak dari kondisi internal madrasah, semua komponen Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan terus berusaha untuk memenuhi kelengkapan sarana pendukungnya dalam bentuk peningkatan kualitas baik fisik maupun non fisik yang sebetulnya sudah sejak lama, tetapi dalam prosesnya sangat lambat. Dengan mengharap peran serta berbagai pihak demi terciptanya cita-cita luhur lembaga pendidikan tersebut. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan menunjukkan adanya peningkatan, dengan adanya perkembangan jumlah siswa akhir ini, secara kuantitas menunjukkan data riil meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan berdiri tahun 1962 dan dinegerikan pada tahun 1991, dengan usia yang sudah cukup lama sehingga semakin mantap dalam melayani dunia pendidikan terhadap masyarakat. Selain itu terlihat jelas bahwa animo masyarakat semakin meningkat terhadap pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan, Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor pendukung diantaranya: 66
Wawancara dengan Kepala MIN Kalibuntu Wetan Kendal ( Fathudin, S.Ag. M.Pd.) tanggal 13 Agustus 2010.
48
a. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan sangat strategis, terletak di jalan raya kota Kendal. b. Tingkat pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan rata-rata Sarjana. c. Mayoritas tenaga pengajar sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil. d. Sarana dan prasana pendidikan yang memadai. e. Manajemen pengelolaan yang efisien dan akuntabel. 67 Berikut adalah profil dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal : a.
Identitas Madrasah Nama Madrasah
: MIN Kalibuntu Wetan Kendal
No. Statistik Madrasah
: 151032415001
Alamat
: Jln. Pahlawan I Km. 1 Kendal 51312
Telepon
: ( 0294 ) 381106
Tahun berdiri
: 1962
Tahun penegerian
: 1991
Kelompok Madrasah : Inti Akreditasi
:A
Nomor Sk
: 158/BAP-SM/XI/2009
SK ditandatangani
: Kabid Mapenda Islam Kanwil Depag Provinsi Jawa Tengah
KBM
: Pagi
Bangunan Madrasah : Milik Sendiri Nama Kepala Madrasah
: Fathudin, S.Ag. M.Pd. Tmt ( sejak ) 25 Juni 2004 68
b. Keadaan Siswa dan Guru 1) Jumlah siswa dalam 3 tahun : 69 67
Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah ( Ali Purnomo, S.Pd.), tanggal 13 Agustus 2010. 68 Profil MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal 69 Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
49
Kelas
Tahun 2008/2009
Tahun 2009/2010
Tahun 2010/2011
I
80
88
100
II
65
79
81
III
65
65
65
IV
46
62
64
V
49
46
63
VI
42
49
45
Jumlah
347
389
418
Tabel 4. Tabel Jumlah siswa MIN Kalibuntu Wetan 2) Data Guru dan Karyawan: 70 No. 1. 2.
Tingkat Pendidikan Status Guru dan SLTA D-I D-II D-III S1 S2 karyawan Guru PNS 1 2 10 1 Guru Non PNS
S3 -
-
-
2
-
5
-
-
3.
Guru Tetap
-
-
-
-
-
-
-
4
TU
1
-
-
-
-
-
-
5
Pustakawan
1
-
-
-
-
-
-
6
Penjaga
-
-
-
-
-
1
-
Tabel 5. Tabel Data guru dan karyawan MIN Kalibuntu Wetan B. Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik
kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal tahun pelajaran
2010/2011. 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal pada “kelas VB dengan jumlah peserta didik 30 anak, yang terdiri dari 19 anak laki-laki dan 11 anak perempuan”.71 Penelitian 70 71
Data Guru dan Karyawan MIN Kalibuntu wetan Kendal tahun 2010/2011. Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011
50
dilaksanakan pada saat mata pelajaran Fiqih berlangsung pada standar kompetensi “Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram kelas V semester I, dengan kompetensi dasar menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya”. 72 2. Waktu Penelitian direncanakan selama 6x35 menit atau 3 kali pertemuan dalam
kegiatan
belajar
mengajar
mata
pelajaran
Fiqih
dan
dilaksanakan pada: d. Pra Siklus dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 30 Juli 2010 jam 3-4 e. Siklus I dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 6 Agustus 2010 jam 3-4 f. Siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 13 Agustus 2010 jam 3-4. 3. Prosedur Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih. Penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu satu tahap pra siklus dan dua tahap siklus agar dapat diukur dan dilihat hasil dari masing-masing siklus.
Sehingga
dapat
diketahui
apakah
ada
perubahan
dan
peningkatan prestasi. Pada dasarnya setiap masing-masing siklus mempunyai materi yang sama, hanya terdapat sedikit perbedaan pada materi evaluasinya. Pada tahap pra siklus hanya dilakukan pengamatan dan evaluasi langsung belum mengaplikasikan model pembelajaran partisipatif. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut : a. Pra Siklus 1) Observasi Awal c) Mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar selama satu jam pelajaran (35 menit) yang dipandu oleh guru kelas meliputi : 72
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
51
suasana belajar, kondisi psikologi peserta didik, perangkat pembelajaran, keaktifan siswa dan model yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya menanyakan kepada guru kelas
mengenai
kendala-kendala
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setiap hari. Jawabanjawaban yang didapat dari guru kelas dijadikan sebagai bahan kajian untuk melaksanakan kegiatan berikutnya. d) Bekerja
sama
dengan
guru
kelas
melakukan
evaluasi
pembelajaran dengan bentuk tes tertulis selama 35 menit. 2) Refleksi Awal d)
Menilai hasil pekerjaan peserta didik dengan menggunakan format penilaian. Kemudian mengevaluasi tindakan-tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu. Dari evaluasi tersebut didapatkan hasil bahwa keaktifan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, ketepatan waktu dalam mengerjakan soal dan rata-rata ketuntasan belajar berdasarkan “Kreteria Ketuntasan Minimal 72”73 mencapai 33 %. Berikut hasil prestasi belajar peserta didik pada tahap pra siklus : DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN (PRA SIKLUS) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
73
NAMA ANITA RAHAYU FRISCA NUR KAMALIA HAYYU WAHDANI KARIN LARASATI LINTANG DIAN KUSUMA M. AHDI HILAL WILDANI M. ALIQ HAKIM M. BALYA ISA M. FARIJ AINAR RASID M. FARIJ AJIL NASR M. FATKHUR RIZA M. HIDAYAT ADJI F. M. IQBAL ASHRI
L/P
NILAI
TUNTAS
P P P P P L L L L L L L L
79 78 68 63 63 75 77 70 79 70 70 75 70
1 1
BELUM TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011
1
52
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
L M. KHOIRUL ANAM 67 L M. SYAIFUDIN IZUL HAQ 60 L MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ 75 L MIFTAKHUR ROHMAN 70 L M. RAFIF 70 L NAILATUL YUSRO 72 P QISTHI LILA RAHMAYANI 79 P RATNA DEWI 60 P RIZKI DIAN PRATIWI 75 P ROSA FEBRIANA 68 L SAEFUDIN DAYANA 70 P SAFIRA RIZKIA SANIA 70 L SHOHIBUDDAYAIL W. 68 P SRI SUSANTI 70 L SURYA JAYA 70 L WILDAN HAKIM 63 L RIZKY ABDURRAHMAN 70 JUMLAH NILAI 2.114 RATA-RATA NILAI 70 KETUNTASAN BELAJAR (%)
1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
1 1 1 1 1 1 1 1 20
33
67
Tabel 6. Tabel Nilai hasil belajar tahap pra siklus e) Melakukan koordinasi dengan guru-guru lain khususnya guru mata pelajaran fiqih dengan berdiskusi mencari solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari diskusi tersebut ditemukan solusi bahwa perlu digunakannya model pembelajaran partisipatif, agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan selama ini guru-guru terbiasa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan metode klasikal. f) Merencanakan setting tindakan untuk digunakan pada siklus I meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. b. Siklus I 1) Perencanaan Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru/peneliti membuat rencana persiapan pembelajaran meliputi seluruh aspek dan komponen pembelajaran, seperti standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Guru/peneliti
membuat
rencana
dan
mentarget
tujuan
pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan prosedurnya sehingga tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai.
53
Perencanaan merupakan langkah awal suatu kegiatan guna mencapai target yang tepat. Jadi, pada prinsipnya setiap kegiatan yang direncanakan terlebih dahulu sudah barang tentu akan memperoleh hasil yang maksimal. Dalam siklus ini tahap perencanaan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Setelah melakukan identifikasi masalah pada tahap pra siklus ditemukan kendala-kendala sebagai berikut : -
Kurangnya keaktifan peserta didik.
-
Peserta
didik
tidak
mampu
mengeksplorasikan
materi
pembelajaran. -
Metode tidak sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik. Dari
kendala-kendala
yang
dihadapi
tersebut,
Peneliti
menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Fiqih dan peserta didik yaitu model pembelajaran partisipatif. b) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. Setelah menemukan solusi yang tepat, selanjutnya peneliti merencanakan proses pembelajaran yang akan berlangsung meliputi : Penetapan standar kompetensi dan kompetensi dasar, pemilihan bahan pelajaran yang sesuai, penentuan skenario pembelajaran, penentuan indikator pembelajaran, mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan, penyusunan lembar kerja siswa, dan program evaluasi. c) Menentukan terlebih dahulu Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. 74 Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar
74
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011.
54
Kelas V Semester 1 STANDAR KOMPETENSI 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram 1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya 1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal 1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram Tabel 7. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
d) Menentukan indikator hasil belajar atau tujuan yang hendak dicapai.75 Indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran STANDAR KOMPETENSI 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram.
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram 1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya 1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal 1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram
INDIKATOR HASIL BELAJAR Menyebutkan pengertian binatang halal Menyebutkan pengertian binatang haram Menunjukkan ciriciri binatang halal Menunjukkan ciriciri binatang haram Mengidentifikasi jenis binatang halal dan haram
Tabel 8. Indikator hasil belajar e) Menentukan materi yang akan disampaikan pada pembelajaran tersebut. Materi pelajaran Fiqih kelas V semeter I Standar Kompetensi (1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram)
75
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011
55
dan Kompetensi Dasar (1.2. Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya).
76
f) Menentukan skenario pembelajaran yang akan berlangsung. Dengan tahapan sebagai berikut : Memberi tugas kepada beberapa siswa yang terlibat. Guru/peneliti mengawasi jalanya pembelajaran. Mengontrol aktifitas dan kesungguhan peserta didik. g) Menentukan teknik, metode, strategi dan model pembelajaran. Teknik, metode, model dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam siklus I adalah sebagai berikut : - Teknik
: Kelompok
- Metode
: Ceramah, drill dan penugasan.
- Model
: Pembelajaran partisipatif.
- Strategi
: Belajar sambil bermain
h) Menentukan sumber dan bahan serta alat pembelajaran. Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi : Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah soal, cerita bergambar, dan teks kalimat. i) Menentukan program evaluasi dengan bentuk tes tertulis dan lisan serta program perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Adapun program pengayaan dapat berupa: -
Memperluas dan memperdalam materi yang sudah diajarkan
-
Menambah beberapa kegiatan yang menarik dan menyenangkan
-
Memotivasi siswa, khususnya siswa yang memperoleh nilai rendah.
Berikut adalah format program evaluasi dan pengayaan,:77 a. Program evaluasi 76 77
Dokumen Kurikulum KTSP MIN Kalibuntu Wetan Kendal Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih.
56
No
Nama
Tugas
Hasil
Ket
1 2 b. Program Perbaikan No
Nama
Tugas / Kegiatan
Deskripsi kemampuan
1 2 Langkah-langkah tersebut diatas dituangkan dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Tindakan a) Kegiatan awal Dalam tahap ini peneliti mengorientasikan siswa terhadap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar. Adapun waktu yang dialokasikan untuk tahap ini adalah 10 menit dan metode yang digunakan adalah ceramah. Tahap kegiatan awal ini meliputi : a. Salam pembuka Peneliti memasuki ruangan kelas dan mengucapkan salam pembuka. Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan mengatur posisi tempat duduk peserta didik membentuk lingkaran, selanjutnya menyampaikan dan menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Apersepsi Peneliti melakukan sedikit ceramah sebagai tindakan apersepsi sebelum masuk ke inti pelajaran. Dengan memberi penguatanpenguatan berupa motivasi. c. Tanya jawab yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan
57
Dari apersepsi sekitar 5 menit tersebut, peserta didik di beri umpan balik untuk menjawab pertanyaan yang ringan-ringan tentang materi yang disampaikan pada apersepsi. b) Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan fokus proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, alokasi waktu untuk tahap ini adalah 45 menit dengan menggunakan teknik kelompok, metode ceramah, dan model pembelajaran partisipatif serta menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran bermain sambil belajar. Secara rinci kegiatan inti dilakukan sebagai berikut : a. Menjelaskan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan dan bercerita tentang manfaat menuntut ilmu agar menciptakan suasana kesungguhan belajar yang mendorong peserta didik siap menerima pelajaran. b. Membantu
peserta
didik
menyusun
kelompok
dengan
menggunakan metode permainan angka yang dilakukan sendiri oleh mereka, selanjutnya menyuruh peserta didik untuk memberi nama kelompok-kelompok yang sudah terbentuk tersebut dengan nama-nama sesuai kehendak yang mereka sukai. c. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajar yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi : Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah soal, cerita bergambar, dan teks kalimat d. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar, meskipun dalam kegiatan awal sudah pernah disinggung , hal ini untuk menguji kemampuan daya ingat peserta didik. Tujuan belajar tersebut adalah :
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang halal
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang haram
58
Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang halal
Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang haram
Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis binatang halal dan haram
e. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. Pola-pola ini dirancang berdasarkan pemikiran peserta didik oleh karena yang akan melaksanakan mereka sendiri. Dalam siklus ini peserta didik masih mengalami kesulitan merancang pola-pola tersebut. Sehingga peneliti banyak turun tangan dalam membantu. f. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan hanya mengamati jalanya proses belajar mengajar, alur pembelajaran sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Mereka dituntut untuk mandiri melaksanakn kegiatan belajar mengajar dengan
istilah
lain
mereka
harus
mampu
belajar
dan
membelajarkan diri. Dalam siklus ini peserta didik masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran. g. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar. Dari evaluasi tersebut didapatkan hasil bahwa keaktifan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, ketepatan waktu dalam mengerjakan soal dan rata-rata ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan 37 % dari hasil pada tahap pra siklus, sehingga hasil ketuntasan belajar pada tahap siklus I tercapai 70 %. Berikut daftar nilai hasil belajar peserta didik pada tahap pra siklus I : DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN (SIKLUS I) NO 1 2 3 4 5 6
NAMA ANITA RAHAYU FRISCA NUR KAMALIA HAYYU WAHDANI KARIN LARASATI LINTANG DIAN KUSUMA M. AHDI HILAL WILDANI
L/P
NILAI
TUNTAS
P P P P P L
82 78 71 67 66 77
1 1
BELUM TUNTAS
1 1 1 1
59
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
L M. ALIQ HAKIM 80 L M. BALYA ISA 73 L M. FARIJ AINAR RASID 81 L M. FARIJ AJIL NASR 76 L M. FATKHUR RIZA 73 L M. HIDAYAT ADJI F. 77 L M. IQBAL ASHRI 73 L M. KHOIRUL ANAM 70 L M. SYAIFUDIN IZUL HAQ 65 L MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ 76 L MIFTAKHUR ROHMAN 72 L M. RAFIF 72 L NAILATUL YUSRO 75 P QISTHI LILA RAHMAYANI 80 P RATNA DEWI 65 P RIZKI DIAN PRATIWI 78 P ROSA FEBRIANA 71 L SAEFUDIN DAYANA 73 P SAFIRA RIZKIA SANIA 74 L SHOHIBUDDAYAIL W. 71 P SRI SUSANTI 73 L SURYA JAYA 72 L WILDAN HAKIM 67 L RIZKY ABDURRAHMAN 72 JUMLAH NILAI 2.200 RATA-RATA NILAI 73 KETUNTASAN BELAJAR (%)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
9
70
30
Tabel 9. Tabel Nilai hasil belajar tahap siklus I c) Kegiatan Akhir Mengulang kembali materi yang telah disampaikan dengan cara melakukan tanya jawab lisan, selanjutnya Memberi pekerjaan atau tugas rumah kepada peserta didik. dan kegiatan yang paling akhir adalah mengucapkan salam penutup. Alokasi waktu untuk tahap ini adalah 10 menit. 3) Pengamatan a) Mengamati keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu catatan untuk mengumpulkan data peserta didik selama mengikuti jalanya pembelajaran. b) Mengamati keefektifan model pembelajaran partisipatif dalam proses pembelajaran.
60
Dari pengamatan yang dilakukan mulai dari tahap awal sampai akhir ternyata peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak bosan terhadap skenario pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran partisipatif sangat efektif digunakan dalam proses belajar mengajar. 4) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan kelebihan-kelebihan dan kekurangan model pembelajaran partisipatif pada siklus I, yaitu sebagai berikut : 1. Keunggulan-keunggulan: a. Peserta didik lebih mandiri tidak bergantung pada guru b. Dapat meningkatkan produktifitas hasil belajar. Yaitu siswa lebih terangsang untuk lebih kreatif dan sungguh dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar lebih maksimal. c. Keadaan yang penuh permainan menjadikan siswa lebih proaktif. d. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja. e. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan masing-masing. 2. Kendala-kendala: a. Memerlukan berbagai fasilitas perlengkapan, alat, biaya yang besar dan waktu yang cukup lama. b. Melibatkan berbagai kegiatan yang menuntut bermacam-macam kompetensi dari peserta didik dan guru, baik kompetensi pedagogik maupun psikomotor. c. Pembuatan perencanaan yang sangat kompleks dan rumit, sehingga membutuhkan ketelitian dari peserta didik. c. Siklus II Siklus ke II merupakan tindak lanjut proses pembelajaran dari siklus I, sehingga tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi masih memiliki materi yang sama, hanya pada item instrumen evaluasi yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah melalui dua siklus tersebut. Jika hasil belajar
61
pada siklus II lebih baik dari pada siklus I, maka hal tersebut dinyatakan terdapat peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Fiqih. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus ke II, yaitu sebagai berikut : 1) Perencanaan Seperti pada siklus I, Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru/peneliti membuat rencana persiapan pembelajaran meliputi seluruh aspek dan komponen pembelajaran, seperti standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru/peneliti membuat rencana dan mentarget tujuan pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan prosedurnya sehingga tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai. Dalam siklus ini tahap perencanaan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Setelah melakukan identifikasi masalah pada tahap siklus I ditemukan kendala-kendala sebagai berikut : -
Keaktifan peserta didik belum maksimal.
-
Peserta didik masih terlalu menggantungkan diri pada guru, belum mampu mandiri.
-
Model pembelajaran belum digunakan secara benar. Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut, Peneliti akan
melaksanakan kembali kegiatan pembelajaran yang sama. Untuk mengetahui apakah ada perubahan hasil belajar yang signifikan. b) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. Merencanakan proses pembelajaran yang akan berlangsung seperti pada siklus I meliputi : Penetapan standar kompetensi dan kompetensi dasar, Pemilihan bahan pelajaran yang sesuai, Penentuan skenario
pembelajaran,
Penentuan
indikator
Pembelajaran,
Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan, Penyusunan lembar kerja siswa, dan program evaluasi.
62
c) Menentukan terlebih dahulu Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. 78 Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Kelas V Semester 1 STANDAR KOMPETENSI 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram.
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram 1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya 1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal 1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram
Tabel 10. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar d) Menentukan indikator hasil belajar atau tujuan yang hendak dicapai.79 Indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran STANDAR KOMPETENSI 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram.
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram 1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya 1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal 1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram
INDIKATOR HASIL BELAJAR Menyebutkan pengertian binatang halal Menyebutkan pengertian binatang haram Menunjukkan ciri-ciri binatang halal Menunjukkan ciri-ciri binatang haram Mengidentifikasi jenis binatang halal dan haram
Tabel 11. Indikator hasil belajar e) Menentukan materi pelajaran yaitu Materi pelajaran Fiqih kelas V semeter I Standar Kompetensi (1. Mengenal ketentuan makanan dan 78 79
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu wetan tahun 2010/2011. Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu wetan tahun 2010/2011
63
minuman yang halal dan haram) dan Kompetensi Dasar (1.2. Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya).
80
f) Menentukan skenario pembelajaran yang akan berlangsung. Dengan tahapan sebagai berikut : Memberi tugas kepada beberapa siswa yang terlibat. Guru/peneliti mengawasi jalanya pembelajaran. Mengontrol aktifitas dan kesungguhan peserta didik. Sekenario ini dilakukan dengan lebih sungguh-sungguh daripada siklus I. Dengan harapan jalanya proses pembelajaran berubah lebih aktif.
g) Menentukan teknik, metode, strategi dan model pembelajaran. Teknik, metode, model dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam siklus ini masih sama dengan siklus I, yaitu: - Teknik
: Kelompok
- Metode
: Ceramah, drill dan penugasan.
- Model
: Pembelajaran partisipatif.
- Strategi
: Belajar sambil bermain
h) Menentukan sumber dan bahan serta alat pembelajaran. Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi : Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah soal, cerita bergambar, dan teks kalimat. i) Menentukan program evaluasi dengan bentuk tes tertulis dan lisan serta program perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Instrumen tes tertulis pada siklus ini berbeda dengan siklus I. Berikut adalah format program evaluasi dan pengayaan,:81 80 81
Dokumen Kurikulum KTSP MIN Kalibuntu Wetan Kendal Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih.
64
a. Program evaluasi No
Nama
Tugas
Hasil
Ket
1 2 b. Program Perbaikan No
Nama
Tugas / Kegiatan
Deskripsi kemampuan
1 2 Langkah-langkah tersebut diatas dituangkan dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Tindakan a) Kegiatan awal Dalam tahap ini peneliti mengorientasikan siswa terhadap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar. Adapun waktu yang dialokasikan untuk tahap ini adalah 10 menit dan metode yang digunakan adalah ceramah. Tahap kegiatan awal ini meliputi : a. Salam pembuka Peneliti memasuki ruangan kelas dan mengucapkan salam pembuka. Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan mengatur posisi tempat duduk peserta didik membentuk huruf U agar berbeda dari siklus sebelumnya, selanjutnya menyampaikan dan menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Apersepsi Melakukan ceramah sebagai tindakan apersepsi sebelum masuk ke inti pelajaran. Dengan memberi penguatan-penguatan berupa motivasi dan koreksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus I.
65
c. Tanya jawab yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan Dari apersepsi sekitar 5 menit tersebut, peserta didik di beri umpan balik untuk menjawab pertanyaan yang ringan-ringan tentang materi yang disampaikan pada apersepsi. b) Kegiatan Inti Alokasi waktu untuk tahap ini adalah 45 menit dengan menggunakan teknik kelompok, metode ceramah, dan model pembelajaran partisipatif serta menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran bermain sambil belajar. Secara rinci kegiatan inti dilakukan sebagai berikut : a. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus sebelumnya. yang mendorong peserta didik untuk lebih meningkatkan performa dalam belajar. b. Membantu menggunakan
peserta metode
didik
menyusun
permainan
huruf
kelompok depan
dengan namanya,
selanjutnya menyuruh peserta didik untuk memberi nama kelompok-kelompok yang sudah terbentuk tersebut dengan namanama sesuai kehendak yang mereka sukai. c. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajar yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi : Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah soal, cerita bergambar, dan teks kalimat d. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar, meskipun dalam sama halnya pada siklus I, hal ini untuk menguji kemampuan daya ingat peserta didik. Tujuan belajar tersebut adalah :
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang halal
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang haram
66
Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang halal
Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang haram
Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis binatang halal dan haram
e. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar. Pola-pola ini dirancang berdasarkan pemikiran peserta didik oleh karena yang akan melaksanakan mereka sendiri. Dalam siklus ini peserta didik sudah tidak mengalami kesulitan merancang polapola tersebut. f. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan hanya mengamati jalanya proses belajar mengajar, alur pembelajaran sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Mereka dituntut untuk mandiri melaksanakn kegiatan belajar mengajar dengan
istilah
lain
mereka
harus
mampu
belajar
dan
membelajarkan diri. Dalam siklus ini peserta didik sudah mampu melaksanakan proses belajar mengajar sendiri dengan lancar. g. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar. Dari evaluasi tersebut ternyata didapatkan hasil bahwa keaktifan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, ketepatan waktu dalam mengerjakan soal dan rata-rata ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan 30 % dari hasil pada tahap siklus I, sehingga hasil ketuntasan belajar pada tahap siklus II tercapai 100 %. Berikut hasil belajar peserta didik pada tahap siklus II : DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN (SIKLUS II) NO 1 2 3 4 5 6
NAMA ANITA RAHAYU FRISCA NUR KAMALIA HAYYU WAHDANI KARIN LARASATI LINTANG DIAN KUSUMA M. AHDI HILAL WILDANI
L/P
NILAI
TUNTAS
P P P P P L
85 80 74 72 72 80
1 1 1 1 1 1
BELUM TUNTAS
67
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
L M. ALIQ HAKIM 84 L M. BALYA ISA 75 L M. FARIJ AINAR RASID 85 L M. FARIJ AJIL NASR 80 L M. FATKHUR RIZA 77 L M. HIDAYAT ADJI F. 79 L M. IQBAL ASHRI 76 L M. KHOIRUL ANAM 75 L M. SYAIFUDIN IZUL HAQ 72 L MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ 79 L MIFTAKHUR ROHMAN 76 L M. RAFIF 76 L NAILATUL YUSRO 78 P QISTHI LILA RAHMAYANI 82 P RATNA DEWI 72 P RIZKI DIAN PRATIWI 82 P ROSA FEBRIANA 77 L SAEFUDIN DAYANA 78 P SAFIRA RIZKIA SANIA 78 L SHOHIBUDDAYAIL W. 77 P SRI SUSANTI 76 L SURYA JAYA 78 L WILDAN HAKIM 72 L RIZKY ABDURRAHMAN 75 JUMLAH NILAI 2.322 RATA-RATA NILAI 77 KETUNTASAN BELAJAR (%)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
0
100
0
Tabel 12. Tabel Nilai hasil belajar tahap siklus II c) Kegiatan Akhir Mengulang kembali materi yang telah disampaikan dengan cara melakukan tanya jawab lisan, selanjutnya Memberi pekerjaan atau tugas rumah kepada peserta didik. dan kegiatan yang paling akhir adalah mengucapkan salam penutup. Alokasi waktu untuk tahap ini adalah 10 menit. 3) Pengamatan a) Mengamati keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu catatan untuk mengumpulkan data peserta didik selama mengikuti jalanya pembelajaran. b) Mengamati keefektifan model pembelajaran partisipatif dalam proses pembelajaran.
68
Dari pengamatan yang dilakukan mulai dari tahap pra siklus sampai tahap siklus II ternyata peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak bosan terhadap skenario pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran partisipatif sangat efektif digunakan dalam proses belajar mengajar. 4) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan kelebihan-kelebihan dan kekurangan model pembelajaran partisipatif pada siklus II, sebagai berikut : 1. Keunggulan-keunggulan: a. Peserta didik belajar menghargai pendapat orang lain b. Peserta didik lebih mandiri tidak bergantung pada guru c. Dapat meningkatkan produktifitas hasil belajar. Yaitu siswa lebih terangsang untuk lebih kreatif dan sungguh dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar lebih maksimal. d. Keadaan yang penuh permainan menjadikan siswa lebih proaktif. e. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja. f. Peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing. g. Mengembangkan cara berpikir peserta didik dan sikap ilmiahnya h. Dapat memupuk rasa kerjasama antar peserta didik i. Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan j. Mengajak peserta didik berpikir secara rasional. k. Peserta didik menjadi lebih aktif. 2. Kendala-kendala: a. Daya
serap
peserta
didik
yang
berbeda-beda,
sehingga
membutuhkan perhatian khusus. b. Memerlukan berbagai fasilitas perlengkapan, alat, biaya yang besar dan waktu yang cukup lama.
69
c. Melibatkan berbagai kegiatan yang menuntut bermacam-macam kompetensi dari peserta didik dan guru, baik kompetensi pedagogik maupun psikomotor. d. Pembuatan perencanaan yang sangat kompleks dan rumit, sehingga membutuhkan ketelitian dari peserta didik. C. Hasil Belajar Siswa. Setelah melalukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif ternyata terdapat perubahan, baik dalam hal keaktifan siswa, suasana kelas yang lebih demokratis, dan hasil belajar yang lebih meningkat. Perubahan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran partisipatif di MIN Kalibuntu Wetan Kendal, dapat dilihat dalam daftar nilai hasil belajar pada masing-masing siklus. ernyata hasil belajar pada masingmasing siklus mengalami perubahan yang signifikan dari pada siklus-siklus sebelumnya, oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar peserta didik meningkat. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata sebelum dan sesudah diterapkanya model pembelajaran partisipatif dalam tabel berikut ini : No
Jenis Nilai
1
Ketuntasan Belajar
2
Nilai Rata-rata
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
33%
70%
100%
70
73
77
Indikator keberhasilan pembelajaran ini ditandai dengan Meningkatnya prestasi hasil belajar mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas VB MIN Kalibuntu Wetan Kendal, yang ditandai rata-rata nilai hasil tes > rata-rata KKM yaitu 72. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata mata pelajaran Fiqih siklus I sudah diatas KKM, yaitu 73.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DA PENUTUP L. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan atas permasalahan penelitian yang diperoleh dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa : Penggunaan model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik kelas VB pada mata pelajaran Fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kendal. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar dari tiga siklus yang dilaksanakan, pra siklus mendapat nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan belajar 33 %, siklus I memperoleh nilai rata-rata 73 dengan ketuntasan belajar 70 %, dan untuk siklus II mendapat nilai rata-rata 77 dengan ketuntasan belajar 100 %. Sebagai tolok ukur prestasi adalah KKM yaitu 72. M. Saran-saran Dari hasil penelitian tentang Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan sumbangsih, pikiran dan saran-saran yang sekiranya bermanfaat. Saran-saran tersebut diantaranya : 1. Bagi Guru-guru mata pelajaran fiqih, dan guru yang lain pada umumnya. a. Hendaknya sebagai guru harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya, karena pekerjaan sebagai guru merupakan pekerjaan yang mulia. b. Hendaknya kesadaran sebagai pendidik dalam mengajar walaupun sudah baik namun perlu ditingkatkan untuk lebih baik lagi. c. Hendaknya bagi guru bidang studi apapun harus memperhatikan kondisi dan keadaan peserta didiknya. d. Sebagai Guru fiqih hendaknya selalu menjaga kesopanan dan akhlaqul karimah, karena guru merupakan suritauladan bagi peserta didiknya.
71
e. Hendaknya selalu bersemangat dan memiliki etos kerja dengan ikhlas dalam mendidik. f. Sebagai seorang guru harus kreatif dan berpandangan kedepan demi baiknya dunia pendidikan. 2. Kepada pembaca dan masyarakat pada umumnya. Bagi pembaca dan masyarakat umum sekiranya dapat mengambil manfaat yang baik dari skripsi yang penulis buat ini. N. Penutup Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, skripsi yang sederhana ini dapat diselesaikan, mudah-mudahan dapat digunakan sebagai bahan masukan serta bahan pertimbangan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekuarangannya dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak lain hanyalah karena pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis sangat terbatas. Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Segala kekurangan merupakan keterbatasan kemampuan kami, dan kelebihan hanyalah milik Allah, oleh karena itu kami mohon untuk bisa dimaklumi dan dimaafkan atas segala kekurangannya. Dan akhirnya semoga skripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat. Demikian yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi kita semua,Amin.
Penulis
Moh Nur Ikhsan 073111208
DAFTAR PUSTAKA Afi, “Definisi Belajar”, http://untukmusahabatku.blogspot.com/2009/02/definisibelajar.html. Afifudin Nur, Pembelajaran Partisipatif, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/ pembelajaran-partisipatif.html. Aini Nur, dkk, “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar Mtematika di sekolah Dasar Muhamadiyah”, http://lp.upi.edu/index.php?lemlit=detil& id=98, Aqib Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yama Widya, 2008. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. A.Tarmizi Ramadhan, “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan”, http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/ pembelajaran – aktif – inovatif – kreatif – efektif – dan - menyenangkan/ Awaliah
Romdonah Yatun, Peran Guru Dalam Pembelajaran, http://yatun.wordpress.com /2008/06/06/peran-guru-dalam-pembelajara
Data Guru dan Karyawan MIN Kalibuntu wetan Kendal tahun 2010/2011 Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008,Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan Bahasa Arab tk. MI , Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : PT.Intermasa, 1985. Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011 Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011 Dokumen Kurikulum KTSP Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal tahun 2008 Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih Dudung, “Pengertian Fiqh”, http://forum.dudung.net/index.php?topic=399.0 Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang: RaSAIL Media Group, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. Khikmah Arifatul “Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal” Dokumen Skripsi MIN Kalibuntu Wetan Kendal 2010 Komara Endang, Model Bermain Peran, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/ model-bermain-peran.html. Mulyana Hendri Edi, Pembelajaran Partisipatif, http://priangan-online.com/?p=899. Pengertian Fiqih, http://terusbelajar.wordpress.com/2008/05/19/pengertian-fiqh/. Profil MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Purwanto Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995. Robingah, “Upaya meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran Fiqih melalui pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III semester II MI Al-Hidayah Purwasaba Mandiraja Banjarnegara tahun Pelajaran 2008/2009)” Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Silberman Mel, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 1996. Srihartanto Eko, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri).”, http://pasca.uns.ac.id/?p=60. Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, 1991. Sudrajat Akhmad, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/ Model- PembelajaranSulimah, “Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Parewono Mungkid Magelang tahun 2009”, Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Suryono Yoyon, Pembelajaran Partisipatif, makalah/.
http://blog.uny.ac.id/yoyonsuryono/
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993. Tafsir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008. Tliindonesia, Tekhnik Pembelajaran Partisipatif, http://tliindonesia.wordpress.com/ 2009 / 02/03/ beberapa-teknik-pembelajaran-partisipatif/. Wawancara dengan Kepala MIN Kalibuntu Wetan Kendal ( Fathudin, S.Ag. M.Pd.) Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah ( Ali Purnomo, S.Pd.). Widodo
Rachmad, Model Pembelajaran, http://www.infogue.com/viewstory/ pengertian dan_macam_model_pembelajaran/?url.
W.J.S. Poewadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994
SILABUS Nama Madrasah Kelas/Semester Mata Pelajaran
: MIN Kalibuntu Wetan Kendal :V/I : Fiqih
Standar Kompetensi : 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Dasar Pembelajaran 1 2 3 4 5 Membaca artikel tentang Menyebutkan pengertian 1.1. Menjelas Pengertian Tes tulis makanan halal makanan / minuman halal kan ketenmakanan / Menyebutkan arti Menyebutkan pengertian tuan maka- minuman halal makanan minuman haram makanan / minuman nan dan Pengertian haram Secara bergantian minuman makanan / menyebutkan contoh Menyebutkan contoh yang halal minuman haram makanan / minuman halal makanan / minuman halal dan haram Secara bergantian Menyebutkan contoh menyebutkan contoh makanan / minuman makanan / minuman haram haram Membiasakan mengkonsum-si makanan / Membiasakan mengkonsum-si makanan / minuman halal minuman halal Menghindari mengkonsumsi makanan / Menghindari mengkonsumsi makanan / minuman haram minuman haram
Alokasi Waktu 6
Sumber Belajar 7
4 x 35 menit
Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual, Gambar binatang , Kliping wacana, Naskah soal, Cerita bergambar, Teks kalimat.
1.2. Menjelas kan binatang yang halal dan haram dagingnya
Ciri-ciri dan contoh binatang yang halal dan haram berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits
Membaca artikel dan mendifinisikan tandatanda binatang haram berdasarkan ayat alQur’an atau hadits Menyebutkan contoh binatang yang haram untuk dikonsumsi
Menyebutkan pengertian binatang halal Menyebutkan pengertian binatang haram Menunjukkan ciri-ciri binatang halal Menunjukkan ciri-ciri binatang haram Mengidentifikasi jenis binatang halal dan haram
Tes Lisan Tes Produk Tes Performan
2 x 35 menit
Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual, Gambar binatang , Kliping wacana, Naskah soal, Cerita bergambar, Teks kalimat.
1.3 Menjelas kan manfaat makanan dan minuman halal
Hikmah mengkonsumsi makanan/minuma n halal
Dipandu guru, berdiskusi tentang manfaat mengkonsumsi makanan/minutan halal Menyimak contoh akibat meng-konsumsi makanan/minuman haram
Menyebutkan manfaat mengkonsumsi makanan / minuman halal Menyebutkan akibat mengkonsumsi makanan / minuman haram
Tes Lisan
2 x 35 menit
Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual,
1.4. Menjelas kan akibat makanan dan
Mencari kondisi negatif yang disebabkan faktor makanan dan
Dipandu guru, berdiskusi tentang manfaat mengkonsumsi makanan/minutan halal
Menyebutkan jenis penyakit akibat salah mengkonsumsi makanan dan minuman
Tes Lisan Tes Produk Tes
2 x 35 menit
Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit
minuman haram
minuman
Menyimak contoh akibat meng-konsumsi makanan/minuman haram
Mengetahui Kepala Madrasah
Fathudin, S.Ag. M.Pd. NIP. 19680425 199703 1 001
Menyebutkan akibat mengkonsumsi makanan / minuman haram
Performan
Kendal , 13 juli 2010 Peneliti
Moh Nur Ikhsan NIM. 073 111 208
Aneka Ilmu, Perangkat Kliping wacana, Naskah soal, Cerita bergambar, Teks kalimat.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu Metode Hari/Tanggal
: : : : : : :
MIN Kalibuntu Wetan Fiqih V/1 Binatang yang halal dan haram dagingnya 2 x 35 menit Ceramah, Tanya jawab dan Penugasan Jum‟at, 6 Agustus 2010.
A. Standar Kompetensi 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram B. Kompetensi Dasar 1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya C. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat mendefinisikan ciri-ciri binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits Menyebutkan contoh binatang yang halal dan haram dagingnya untuk dikonsumsi D. Materi Pembelajaran Contoh binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits Ciri-ciri binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat alQur’an atau hadits E. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya jawab Penugasan F. Langkah-Langkah Pembelajaran No
Uraian Kegiatan
1
Kegiatan awal : Apersepsi : Guru Memulai dengan salam, menyapa peserta didik dan berdo’a. Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan mengatur posisi tempat duduk peserta didik membentuk lingkaran. Memberikan informasi dan pertanyaan tentang namanama binatang yang ada lingkungan disekitar.
Waktu 5 menit
5 menit
Motivasi : Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan Membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk menguasai materi tentang binatang yang halal dan haram dagingnya dengan memberikan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan dan bercerita tentang manfaat menuntut ilmu. 2
Kegiatan inti : A. Eksplorasi Guru membantu peserta didik menyusun kelompok dengan menggunakan metode permainan angka Guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajar yang berhubungan dengan materi binatang yang halal dan haram dagingnya. Guru meminta masing-masing peserta didik membaca buku teks Fiqih tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Guru memaparkan materi pembelajaran tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. B. Elaborasi Peserta didik mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Guru melakukan tanya jawab tentang binatang yang halal dan haram dagingnya Guru menggali pengalaman peserta didik melalu bacaan dengan tema binatang yang halal dan haram dagingnya Meminta peserta didik untuk membaca dalil tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. C. Konfirmasi Guru membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengemukakan hasil temuan tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Peserta didik menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing
50 menit
3
Kegiatan akhir : Guru memberikan penguatan atas temuan peserta didik dan menyimpulkan materi tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Melontarkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Guru memimpin doa dan mengucapkan salam.
10 menit
G. Alat/Sumber Belajar Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual, Gambar binatang, Kliping wacana, Naskah soal, Cerita bergambar, dan Teks kalimat. H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Menyebutkan contoh binatang yang halal dagingnya
Teknik Bentuk Penilaian Penilaian
Contoh Instrumen
Sebutkan satu contoh binatang yang halal dimakan!
Menyebutkan contoh binatang yang haram dagingnya
Sebutkan satu contoh binatang yang haram dimakan!
Menunjukkan ciri-ciri binatang yang halal dagingnya
Sebutkan ciri-ciri binatang yang halal dagingnya!
Menunjukkan ciri-ciri binatang yang haram dagingnya
Sebutkan ciri-ciri binatang yang haram dagingnya!
Mengidentifikasi jenis binatang yang haram dagingnya
Hukum memakan daging binatang yang berkuku tajam adalah ...
Tes Tertulis
Uraian
Catatan : - Tes tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal essay.
I. Format Kriteria Penilaian a. Tes Tertulis No
Nama
1 2 3 4 5
Anita Rahayu
L/P
Nilai
Tuntas
P
82
1
Belum Tuntas
b. Produk (merancang pola belajar) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
Skor 4 3 2 1
c. Performansi No. 1.
Aspek Sikap
Kriteria
Skor 4 2 1
* aktif * kadang-kadang aktif * tidak aktif
d. Lembar Rekapitulasi Nilai produk dan performan No
Nama Peserta didik Performan
Produk
Jumlah Skor
Nilai
1. Ahmad 2 3 5 63 2. 3. 4. 5. Catatan : - Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100. - Untuk peserta didik yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Mengetahui Kepala Madrasah
Kendal, 6 Agustus 2010 Peneliti
Fathudin, S.Ag. M.Pd. NIP. 19680425 199703 1 001
Moh Nur Ikhsan NIM. 073 111 208
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu Metode Hari/Tanggal
: : : : : : :
MIN Kalibuntu Wetan Fiqih V/1 Binatang yang halal dan haram dagingnya 2 x 35 menit Ceramah, Tanya jawab dan Penugasan Jum‟at, 13 Agustus 2010.
A. Standar Kompetensi 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram B. Kompetensi Dasar 1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya C. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat mendefinisikan ciri-ciri binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits Menyebutkan contoh binatang yang halal dan haram dagingnya untuk dikonsumsi D. Materi Pembelajaran Contoh binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits Ciri-ciri binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat alQur’an atau hadits E. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya jawab Penugasan F. Langkah-Langkah Pembelajaran No
Uraian Kegiatan
1
Kegiatan awal : Apersepsi : Guru Memulai dengan salam, menyapa peserta didik dan berdo’a. Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan mengatur posisi tempat duduk peserta didik membentuk huruf ”U” dan menamai kelompok sesuai keinginan mereka. Memberikan informasi dan pertanyaan tentang namanama binatang yang ada lingkungan disekitar.
Waktu 5 menit
5 menit
Motivasi : Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan Membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk menguasai materi tentang binatang yang halal dan haram dagingnya dengan memberikan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan dan bercerita tentang manfaat menuntut ilmu. 2
Kegiatan inti : A. Eksplorasi Guru membantu peserta didik menyusun kelompok dengan menggunakan metode permainan angka Guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajar yang berhubungan dengan materi binatang yang halal dan haram dagingnya. Guru meminta masing-masing peserta didik membaca buku teks Fiqih tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Guru memaparkan materi pembelajaran tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. B. Elaborasi Peserta didik mencatat hasil temuan masing-masing dalam buku catatan tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Guru melakukan tanya jawab tentang binatang yang halal dan haram dagingnya Guru menggali pengalaman peserta didik melalui bacaan dengan tema binatang yang halal dan haram dagingnya Meminta peserta didik untuk membaca dalil tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. C. Konfirmasi Guru membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengemukakan hasil temuan tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Peserta didik menyalin kesimpulan dalam buku catatan masing-masing
50 menit
3
Kegiatan akhir : Guru memberikan penguatan atas temuan peserta didik dan menyimpulkan materi tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Melontarkan beberapa pertanyaan yang berbeda dari pertemuan sebelumnya kepada peserta didik tentang binatang yang halal dan haram dagingnya. Guru memimpin doa dan mengucapkan salam.
10 menit
G. Alat/Sumber Belajar Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat audio visual, Gambar binatang, Kliping wacana, Naskah soal, Cerita bergambar, dan Teks kalimat. H. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Menyebutkan contoh binatang yang halal dagingnya
Teknik Bentuk Penilaian Penilaian
Contoh Instrumen
Sebutkan satu contoh binatang yang halal dimakan!
Menyebutkan contoh binatang yang haram dagingnya
Sebutkan satu contoh binatang yang haram dimakan!
Menunjukkan ciri-ciri binatang yang halal dagingnya
Sebutkan ciri-ciri binatang yang halal dagingnya!
Menunjukkan ciri-ciri binatang yang haram dagingnya
Sebutkan ciri-ciri binatang yang haram dagingnya!
Mengidentifikasi jenis binatang yang haram dagingnya
Hukum memakan daging binatang yang berkuku tajam adalah ...
Tes Tertulis
Uraian
Catatan : - Tes tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal essay.
I. Format Kriteria Penilaian e. Tes Tertulis No
Nama
L/P
Nilai
1 Anita Rahayu P 82 2 3 4 5 f. Produk (merancang pola belajar) No. Aspek Kriteria 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah g. Performansi No. Aspek Kriteria 1. Sikap * aktif * kadang-kadang aktif * tidak aktif h. Lembar Rekapitulasi Nilai produk dan performan No
Nama Peserta didik Performan
Belum Tuntas
Tuntas
Produk
1
Skor 4 3 2 1 Skor 4 2 1 Jumlah Skor
Nilai
1. Ahmad 2 3 5 63 2. 3. 4. 5. Catatan : - Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100. Mengetahui Kendal, 13 Agustus 2010 Kepala Madrasah Peneliti
Fathudin, S.Ag. M.Pd. NIP. 19680425 199703 1 001
Moh Nur Ikhsan NIM. 073 111 208
SOAL TES TERTULIS PRA SIKLUS DAN SIKLUS I
I. Berilah tanda silang pada jawaban yang benar ! 1. Daging sapi yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah hukumnya …. a. halal b. dibolehkan c. haram d. dimaafkan 2. Daging kambing yang mati karena tercekik hukumnya …. a. halal b. haram c. dibolehkan d. dimaafkan 3. Berikut yang termasuk binatang halal adalah …. a. rusa b. babi hutan c. gajah d. kucing 4. Berikut yang termasuk binatang halal yang hidup di air adalah … a. rusa b. sapi c. kadal d. cumi-cumi 5. Babi diharamkan oleh Allah dalam surat Al-Maidah ayat .... a. 3 b. 4 c. 5 d. 6 6. Buaya termasuk binatang yang haram dimakan dagingnya karena .... a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an b. hidup dan tahan lama di air dan darat c. termasuk binatang yang diperintahkan untuk dibunuh d. menjijikkan
7. Kucing haram dimakan dagingnya karena …. a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an b. hidup dan tahan lama di darat dan air c. termasuk binatang yang diperintahkan untuk dibunuh d. termasuk binatang bertaring 8. Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup tergolong …. a. daging halal b. bangkai c. makanan halal d. minuman halal 9. Berikut yang termasuk binatang haram adalah .... a. sapi b. rusa c. kambing d. anjing 10. Binatang yang menjijikkan termasuk binatang …. a. halal b. dibolehkan c. haram d. dimaafkan 11. Binatang halal yang hidup di darat sebelum dikonsumsi harus …. a. dipukul b. dicekik c. ditusuk d. disembelih 12. Burung elang termasuk binatang …. a. dibolehkan b. haram c. dianjurkan d. halal 13. Daging Ayam menjadi haram apabila .... a. diperoleh dari membeli b. pemberian orang c. menyembelih sendiri d. disembelih dengan menyebut nama selain Allah
14. Katak termasuk binatang yang haram dimakan dagingnya, karena …. a. enak dimakan b. hidup dan tahan lama di air dan darat c. menjijikkan d. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an
15. Bangkai binatang darat yang halal dimakan adalah .... a. lalat b. ulat c. belalang d. kupu-kupu
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang tersedia ! 16. Sebutkan 3 contoh binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh ! 17. Sebutkan 4 binatang yang haram dagingnya karena bertaring ? 18. Salinlah ayat di bawah ini kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ! ﴿ ﺓﺪﺋﺎﻤﻟﺍ٩٦ ﴾ ....
ﻭﻟﻠﺴﻴﺎﺭﺓ ﻋﺎﻟﻜﻢ ﻣﺘﺎ ﻣﻪ ﻭﻃﻌﺎ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺻﻴﺪ ﻟﻜﻢ ﺍﺣﻞ
19. Sebutkan 4 jenis binatang ternak yang halal ! 20. Sebutkan 2 binatang yang haram dagingnya karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat!
KUNCI JAWABAN I.
PILIHAN GANDA 1. C 2. B 3. A 4. D
5. 6. 7. 8.
A B D B
9. 10. 11. 12.
D C D B
13. D 14. B 15. C
II. ESSAY 16. Binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh : 1) ular 2) tikus 3) anjing 4) gagak 5) elang 17. Binatang yang diharamkan karena bertaring : 1) kucing 2) srigala 3) harimau 4) singa 18.
۰۰۰۰
﴿׃ ﻩﺪﺋﺎﻤﻟﺍ٩٦﴾
artinya : Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; . . . . ( Qs. Al-Maidah : 96 ) 19. Binatang ternak yang halal yaitu : 1) kambing 2) sapi 3) kerbau 4) unta 20. Binatang yang diharamkan karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat : 1) buaya 2) katak
SOAL TES TERTULIS SIKLUS II
I. Berilah tanda silang pada jawaban yang benar ! 1. Burung hantu termasuk binatang …. a. dibolehkan b. haram c. dianjurkan d. halal 2. Sapi yang mati karena tercekik hukumnya …. a. halal b. haram c. dibolehkan d. dimaafkan 3. Berikut yang termasuk binatang halal adalah …. a. kelinci b. harimau c. badak d. musang 4. Berikut yang termasuk binatang halal yang hidup di air adalah … a. kambing b. sapi c. ayam d. udang 5. Babi diharamkan oleh Allah dalam surat Al-Maidah ayat .... a. 6 b. 5 c. 4 d. 3 6. Katak termasuk binatang yang haram dimakan dagingnya karena .... a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an b. hidup dan tahan lama di air dan darat c. termasuk binatang yang diperintahkan untuk dibunuh d. menjijikkan
7. Singa haram dimakan dagingnya karena …. a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an b. hidup dan tahan lama di darat dan air c. termasuk binatang yang diperintahkan untuk dibunuh d. termasuk binatang bertaring 8. Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup tergolong …. a. daging halal b. bangkai c. makanan halal d. minuman halal 9. Berikut yang termasuk binatang haram adalah .... a. domba b. rusa c. unta d. kucing 10. Binatang yang menjijikkan termasuk binatang …. a. halal b. dibolehkan c. haram d. dimaafkan 11. Binatang halal yang hidup di darat sebelum dikonsumsi harus …. a. dipukul b. dicekik c. ditusuk d. disembelih 12. Daging ayam yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah hukumnya …. a. halal b. dibolehkan c. haram d. dimaafkan 13. Daging kambing haram apabila .... a. diperoleh dari membeli b. pemberian orang c. menyembelih sendiri d. disembelih dengan menyebut nama selain Allah
14. Buaya termasuk binatang yang haram 15. Bangkai binatang yang halal dimakan dimakan dagingnya, karena …. adalah .... a. enak dimakan a. lalat b. hidup dan tahan lama di air dan darat b. ulat c. menjijikkan c. ikan d. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an d. kupu-kupu
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang tersedia ! 16. Sebutkan 3 binatang yang haram dagingnya karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat! 17. Sebutkan 5 binatang yang haram dagingnya karena bertaring ? 18. Sebutkan 5 jenis binatang ternak yang halal ! 19. Tuliskan hadist yang menerangkan halalnya bangkai ikan dan belalang ! 20. Sebutkan 4 contoh binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh !
KUNCI JAWABAN III. PILIHAN GANDA 1. B 2. B 3. A 4. D
5. 6. 7. 8.
D B D B
9. 10. 11. 12.
D C D C
13. D 14. B 15. C
IV. ESSAY 16. Binatang yang diharamkan karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat : 1) Buaya 2) katak 3) biawak 17. Binatang yang diharamkan karena bertaring : 1) kucing 2) srigala 3) harimau 4) singa 5) beruang 18. Binatang ternak yang halal yaitu : 1) kambing 2) sapi 3) kerbau 4) unta 5) ayam 19. ﴿﴾روﻩ اب ن ﻣﺎج ﻪ
ِ ِ ْ َّاُﺣﻠ ُت َوا ْْلََﺮد ُ ت ﻟَنَﺎ َﻣْﻴﺘَﺘَﺎن ا ْْلُْو
20. Binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh : 1) ular 2) tikus 3) anjing 4) gagak 5) elang
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MIN KALIBUNTU WETAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Mata Pelajaran Kelas / Semester Tahun Pelajaran
: Fiqih : V/I : 2010/2011 Kriteria Penetapan KKM
Kode 1.
Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar
KKM
Kompleksitas
Daya Dukung
Imtak
68
73
70
70,33
1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya
69
76
71
72,00
1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal
70
75
72
72,33
1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram
70
77
75
74,00
69,25
75,25
72
72,16
Mengenal Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan Haram 1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
Kendal, 13 Juli 2010 Mengetahui Kepala Madrasah
FATHUDIN, S.Ag, M.Pd NIP. 19680425 199703 1 001
Guru Mapel
MOH. NUR IKHSAN
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN (PRA SIKLUS) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA
L/P
NILAI
ANITA RAHAYU P 79 FRISCA NUR KAMALIA P 78 HAYYU WAHDANI P 68 KARIN LARASATI P 63 LINTANG DIAN KUSUMA P 63 M. AHDI HILAL WILDANI L 75 M. ALIQ HAKIM L 77 M. BALYA ISA L 70 M. FARIJ AINAR RASID L 79 M. FARIJ AJIL NASR L 70 M. FATKHUR RIZA L 70 M. HIDAYAT ADJI F. L 75 M. IQBAL ASHRI L 70 M. KHOIRUL ANAM L 67 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 60 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 75 MIFTAKHUR ROHMAN L 70 M. RAFIF L 70 NAILATUL YUSRO L 72 QISTHI LILA RAHMAYANI P 79 RATNA DEWI P 60 RIZKI DIAN PRATIWI P 75 ROSA FEBRIANA P 68 SAEFUDIN DAYANA L 70 SAFIRA RIZKIA SANIA P 70 SHOHIBUDDAYAIL W. L 68 SRI SUSANTI P 70 SURYA JAYA L 70 WILDAN HAKIM L 63 RIZKY ABDURRAHMAN L 70 JUMLAH NILAI 2.114 RATA-RATA NILAI 70 KETUNTASAN BELAJAR (%)
TUNTAS
BELUM TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
1 1 1 1 1 1 1 1 20
33
67
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN (SIKLUS I) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA
L/P
NILAI
82 ANITA RAHAYU P 78 FRISCA NUR KAMALIA P 71 HAYYU WAHDANI P 67 KARIN LARASATI P 66 LINTANG DIAN KUSUMA P 77 M. AHDI HILAL WILDANI L 80 M. ALIQ HAKIM L 73 M. BALYA ISA L 81 M. FARIJ AINAR RASID L 76 M. FARIJ AJIL NASR L 73 M. FATKHUR RIZA L 77 M. HIDAYAT ADJI F. L 73 M. IQBAL ASHRI L 70 M. KHOIRUL ANAM L 65 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 76 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 72 MIFTAKHUR ROHMAN L 72 M. RAFIF L 75 NAILATUL YUSRO L 80 QISTHI LILA RAHMAYANI P 65 RATNA DEWI P 78 RIZKI DIAN PRATIWI P 71 ROSA FEBRIANA P 73 SAEFUDIN DAYANA L 74 SAFIRA RIZKIA SANIA P 71 SHOHIBUDDAYAIL W. L 73 SRI SUSANTI P 72 SURYA JAYA L 67 WILDAN HAKIM L 72 RIZKY ABDURRAHMAN L 2.200 JUMLAH NILAI 73 RATA-RATA NILAI KETUNTASAN BELAJAR (%)
TUNTAS
BELUM TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
9
70
30
DAFTAR NILAI PRODUK DAN PERFORMAN PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN (SIKLUS I) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
ANITA RAHAYU FRISCA NUR KAMALIA HAYYU WAHDANI KARIN LARASATI LINTANG DIAN KUSUMA M. AHDI HILAL WILDANI M. ALIQ HAKIM M. BALYA ISA M. FARIJ AINAR RASID M. FARIJ AJIL NASR M. FATKHUR RIZA M. HIDAYAT ADJI F. M. IQBAL ASHRI M. KHOIRUL ANAM M. SYAIFUDIN IZUL HAQ MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ MIFTAKHUR ROHMAN M. RAFIF NAILATUL YUSRO QISTHI LILA RAHMAYANI RATNA DEWI RIZKI DIAN PRATIWI ROSA FEBRIANA SAEFUDIN DAYANA SAFIRA RIZKIA SANIA SHOHIBUDDAYAIL W. SRI SUSANTI SURYA JAYA WILDAN HAKIM RIZKY ABDURRAHMAN JUMLAH NILAI RATA-RATA NILAI Keterangan : A : 86 – 100 B : 71 – 85 C : 56 – 70 D : < 55
Perfor man
Produk
Jumlah Skor
Nilai
Niali Kualita tif
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2
4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4
6 5 5 4 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5 6 5 4 7 5 5 6
75 63 63 50 63 75 63 63 63 63 75 63 63 63 63 63 63 63 75 63 63 63 63 75 63 50 88 63 63 75
B C C D C B C C C C B C C C C C C C B C C C C B C D A C C B
62 2
94 3
156 5
1950 65
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN (SIKLUS II) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA
L/P
NILAI
85 ANITA RAHAYU P 80 FRISCA NUR KAMALIA P 74 HAYYU WAHDANI P 72 KARIN LARASATI P 72 LINTANG DIAN KUSUMA P 80 M. AHDI HILAL WILDANI L 84 M. ALIQ HAKIM L 75 M. BALYA ISA L 85 M. FARIJ AINAR RASID L 80 M. FARIJ AJIL NASR L 77 M. FATKHUR RIZA L 79 M. HIDAYAT ADJI F. L 76 M. IQBAL ASHRI L 75 M. KHOIRUL ANAM L 72 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 79 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 76 MIFTAKHUR ROHMAN L 76 M. RAFIF L 78 NAILATUL YUSRO L 82 QISTHI LILA RAHMAYANI P 72 RATNA DEWI P 82 RIZKI DIAN PRATIWI P 77 ROSA FEBRIANA P 78 SAEFUDIN DAYANA L 78 SAFIRA RIZKIA SANIA P 77 SHOHIBUDDAYAIL W. L 76 SRI SUSANTI P 78 SURYA JAYA L 72 WILDAN HAKIM L 75 RIZKY ABDURRAHMAN L 2.322 JUMLAH NILAI 77 RATA-RATA NILAI KETUNTASAN BELAJAR (%)
TUNTAS
BELUM TUNTAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
0
100
0
DAFTAR NILAI PRODUK DAN PERFORMAN PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN (SIKLUS II) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
ANITA RAHAYU FRISCA NUR KAMALIA HAYYU WAHDANI KARIN LARASATI LINTANG DIAN KUSUMA M. AHDI HILAL WILDANI M. ALIQ HAKIM M. BALYA ISA M. FARIJ AINAR RASID M. FARIJ AJIL NASR M. FATKHUR RIZA M. HIDAYAT ADJI F. M. IQBAL ASHRI M. KHOIRUL ANAM M. SYAIFUDIN IZUL HAQ MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ MIFTAKHUR ROHMAN M. RAFIF NAILATUL YUSRO QISTHI LILA RAHMAYANI RATNA DEWI RIZKI DIAN PRATIWI ROSA FEBRIANA SAEFUDIN DAYANA SAFIRA RIZKIA SANIA SHOHIBUDDAYAIL W. SRI SUSANTI SURYA JAYA WILDAN HAKIM RIZKY ABDURRAHMAN JUMLAH NILAI RATA-RATA NILAI Keterangan : A : 86 – 100 B : 71 – 85 C : 56 – 70 D : < 55
Perfor man
Produk
Jumlah Skor
Nilai
Nilai Kualita tif
4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2
4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4
8 7 7 7 7 6 6 7 7 6 6 7 7 7 5 8 5 5 6 5 6 7 5 6 7 7 7 7 7 6
100 88 88 88 88 75 75 88 88 75 75 88 88 88 63 100 63 63 75 63 75 88 63 75 88 88 88 88 88 75
A A A A A B B A A B B A A A C A C C B C B A C B A A A A A B
94 3
100 3
194 6
2425 81
STRUKTUR ORGANISASI MIN KALIBUNTU WETAN KENDAL
Kepala Madrasah
: Fathudin, S.Ag. M.Pd.
Waka I
: Ali Purnomo, A.Ma
Waka II
: Arni Nuria, S.Pd.I
Waka III
: Faizin, A.Ma
Wali Kelas Ia
: Himatul Aliyah, S.Pd.I
Wali Kelas Ib
: Sri Korina, S.Pd.I
Wali Kelas Ic
: Siti Mualimah, S.Pd.I
Wali Kelas IIa
: Muthmainnah, S.Pd.I
Wali Kelas IIb
: Faizin, A.Ma.
Wali Kelas IIc
: Ayati Awalu S, S.Pd.I
Wali Kelas IIIa
: Agus Purnomo, S.Pd.
Wali Kelas IIIb
: Asih Hijriyati, S.Ag.
Wali Kelas IVa
: Miftakhus S, S.Pd.I
Wali Kelas IVb
: Nanik Qori’ah, S.Pd.I
Wali Kelas Va
: Ahmad Muhson, A.Ma.
Wali Kelas Vb
: Moh. Nur Ikhsan, A.Ma.
Wali Kelas VIa
: Ali Purnomo, S.Pd.I
Wali Kelas VIb
: Alex Nur Abyadi, S.Pd.I
VISI DAN MISI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KALIBUNTU WETAN KENDAL.
Sesuai Undang-Undang dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyrakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka untuk mewujudkan tujuan nasioanal. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi luhur, memiliki penetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, dan berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar. Untuk mewujudkan pembangunan nasional dibidang pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan segala perangkat penyelenggaraan pendidikan maupun sarana prasarana yang memadai untuk kebutuhan siswa, guru dan masyarakat. 1) Visi Visi MIN Kalibuntu Wetan Kendal yang dicanangkan bersama oleh seluruh warga sekolah adalah “Memposisikan Madrasah sebagai pusat keunggulan yang mampu menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang mempunyai kualitas dibidang IPTEK dan IMTAQ“
2) Misi Untuk dapat mencapai visi madrasah, maka MIN Kalibuntu Wetan Kendal mencanangkan misi sebagai berikut: a) Menyelenggarakan pendidikan berciri khas Islami yang berorientasi mutu baik secara keilmuan maupun secara moral dan sosial. b) Memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung. c) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa. d) Memberikan
bekal
dasar
tentang
pengetahuan
agama
Islam
dan
pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. e) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ke jenjang berikutnya. 3) Tujuan Sekolah MIN Kalibuntu Wetan Kendal mempunyai tujuan yang mengacu pada tujuan pendidikan nasional, antara lain: a) Membentuk tunas-tunas muda Islam yang beriman dan bertakwa kepada ALLAH SWT. b) Membentuk kepribadian anak yang berakhlak mulia dan berketrampilan. c) Menanamkan kepribadian dan kedisiplinan di segala aspek kehidupan setiap siswa.
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Nama
: Moh Nur Ikhsan
Jenis Kealamin
: Laki – Laki
Tempat Tanggal Lahir
: Kendal, 28 November 1969
Agama
: Islam
Alamat
: RT.05 RW.02 Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Jawa Tengah
Pendidikan
: 1. SD 03 Sojomerto lulus tahun 1983 2. MTs NU 08 Gemuh lulus tahun 1986 3. PGAN Salatiga lulus tahun 1990 4. IAIN Walisongo Semarang, masuk tahun 2007
Semarang, 15 Maret 2011
Moh. Nur Ikhsan NIM. 073 111 208