PENGGUNAAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN KALIMAT TANYA TINGKAT TINGGI TAKSONOMI BLOOM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN SKI KELAS VIII SEMESTER SATU DI MTs YASIN WATES KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011.
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh: SAMULI NIM: 073 111 168
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 i
ABSTRAK Samuli (NIM: 073 111 168). Penggunaan Instrumen Evaluasi Dengan Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Mata Pelajaran SKI Kelas VIII Semester Satu Di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Program starata 1 jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo Semarang, 2011. Permasahan yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?. 2) Bagaimana Kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?. 3) Sejauh mana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui prosedur pengkajian berdaur yang terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu: Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dilaksanakan selama 2 (dua) siklus pada siswa kelas VIII MTs YASIN Wates pada mata pelajaran SKI tahun pelajaran 2010/2011. Dengan teknik pengumpulan data tes dan pengamatan/observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Penggunaan instrumen evaluasi dengan lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI di kelas VIII di MTs YASIN Wates tahun pelajaran 2010/2011 yaitu meliputi; membandingkan, hubungan sebab akibat, memberi alasan, menyimpulkan, mengelompokkan, menerapkan, menganalisis, sisntesis dan evaluasi. Kedua, Kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat dari semula pada tingkatan C1 hafalan dan C2 Pemahaman meningkat pada C3 aplikasi dan C4 analisis dengan menggunakan instrumen evaluasi lembar kerja kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI di kelas VIII di MTs YASIN Wates tahun pelajaran 2010/2011. Ketiga, Penggunaan Instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mata pelajaran SKI kelas VIII Semester satu di MTs YASIN Wates tahun pelajran 2010/2011. Bahwa pada siklus 1 siswa yang memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 17 anak (43%) sedangkan siswa yang sudah mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 23 anak (57%) dan secara klasikal masih kurang 42%. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan masih 3 anak (8%) dan sebanyak 37 anak (92%) telah mencapai tingkat ketuntasan, hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan jika sudah mencaai 85% siswa mencapai ketuntasan maka dapat dikatakan berhasil.
ii
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi da masukan bagi para mahasiswa, tenaga pendidik, para peneliti khususnya dalam hal penggunaan instrumen evaluasi dengan kaimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom.
iii
NOTA DINAS
Semarang, 11 Maret 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu alaikum wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
:
PENGGUNAAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN KALIMAT TANYA TINGKAT TINGGI TAKSONOMI BLOOM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN SKI KELAS VIII SEMESTER SATU DI MTs YASIN WATES KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011.
Nama
:
SAMULI
NIM
:
073 111 168
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diujikan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu alaikum wr. Wb
Pembimbing,
DR. H. Raharjo, M.Ed.St
iv
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggungawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 11 Maret 2011 Deklarator,
Samuli NIM: 073 111 168
vi
MOTTO ÏmŠÏù ¼çmçRºuqø9r& ì#Î=tFøƒ’C Ò>#uŽŸ° $ygÏRqäÜç/ .`ÏB ßlã•øƒs† 4 Wxä9èŒ Å7În/u‘ Ÿ@ç7ß™ ’Å5è=ó™$$sù ÏNºt•yJ¨W9$# Èe@ä. `ÏB ’Í?ä. §NèO ÇÏÒÈ tbrã•©3xÿtGtƒ 5Qöqs)Ïj9 ZptƒUy y7Ï9ºsŒ ’Îû ¨bÎ) 3 Ĩ$¨Z=Ïj9 Öä!$xÿÏ© Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Qs. An-Nahl 16: 69)1
1
Departemen Agama RI, AL-Qur an dan Terjemahnya, (Semarang, AL-Wa’ah, 1999), hlm. 412
vii
PERSEMBAHAN Skripsi ini, penulis persembahkan kepada : 1. Ayah Nurulloh dan Ibu Sukirah 2. Bapak Mertua Tamhid dan Ibu mertua Imronah 3. Istri As’adatul Muntadliroh dan anak-anakku tercinta: a. Lilik Chayyatin Nafi’ah b. Jauhar Fahmi Aqwa.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat serta salam penulis haturkan pada baginda nabi agung Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat dan umatnya. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memilih judul: ”Penggunaan Instrumen Evaluasi Dengan Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Mata Pelajaran SKI Kelas VIII Semester Satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. DR. H. Abdul Djamil, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. DR. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Ahmad Muthohar, M.Ag., selaku ketua Program peningkatan kualifikasi guru S-1 bagi guru Madrasah dan RA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 4. DR.H. Raharjo, M.Ed.St., selaku pembimbing skripsi. 5. Segenap Bapak/Ibu dosen dan karyawan pada
Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang. 6. Abdul Harish, S.Pd.I Kepala MTs YASIN Wates Kec. Kedungjati yang telah memberikan ijin penelitian ini. 7. Keluarga besar MTs/MA YASIN Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. 8. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan, dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu dikembangkan, disempurnakan, karena masih banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak, sangat penulis harapkan. Semoga Allah swt. memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Semarang, Maret 2011 Penulis
Samuli NIM: 073 111 168
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….…i ABSTRAK………………………………………………………………...………ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………........…iv HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….v HALAMAN DEKLARASI ………………………………………………………vi HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. .... vii HALAMAN PERSEMBAHAN……...…………………………………………viii KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ix DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ..... xi DAFTAR TABEL.... …………………………………………………………... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1 B. Identifikasi Masalah………………………………………………… .. 3 C. Pembatasan Masalah………………………………………………… . 4 D. Perumusan Masalah ……………………………..…………………
5
E. Manfaat Penelitian …………………………………………………
6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Deskripsi Teori……………………………………………………… 7 1. Evaluasi ………………………………………………………… 7 a. Pengertian Evaluasi………………………………………… 7 b. Instrumen evaluasi dengan lembar kerja…………… ……
9
c. Tujuan Penggunaan pertanyaan tingkat tinggi… ………….. 10 2. Tujuan Evaluasi…………………………… ……………………10 3. Fungsi Evaluasi…. ...................................................................... 11 4. Macam-Macam Bentuk Tes evaluasi…………………………… 12 5. Alat-Alat Evaluasi …………………………………………….
14
6. Ketrampilan Berpikir ………………………………………….. 15
xi
a. Pengertian Berpikir ………………………………………… 15 b. Berbagai Macam Cara Berpikir ……………………………
15
c. Indikator Berpikir Kreatif ………………………………….. 16 d. Tipe-Tipe Hasil Belajr Kognisi Taksonomi Bloom………… 16 e. Indikator Kalimat tanya tingkat tinggi ………………………. 21 7. Pembelajaran SKI ……………………………………………… 21 a. Pengertian Pembelajaran SKI ……………………………… 21 b. Fungsi Pembelajaran SKI ………………………………….. 24 c. Tujuan Pembelajran SKI ……………………………………. 25 d. Ruang Lingkup Pembelajaran SKI ………………………….. 27 e. Pendekata dan Metode Pembelajaran SKI ………………….. 29 f. Media Pembelajran SKI …………………………………….. 31 g. Evaluasi Mata Pelajaran SKI ……………………………….. 31 B. Kajian Penelitian yang relevan……………………………………… 33 C. Rumusan Hipotesis Tindakan……………………………………
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ……………………………………………………35 1. Subyek Penelitian ………………………………………………. 35 2. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………… 35 3. Desain Penelitian PTK …………………………………………. 36 B. Prosedur Penelitian PTK …………………………………………. 37 C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………
38
D. Teknik Analisis Data ………………………………………………39 E. Indikator Keberhasilan …….............................................................. 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Setting Penelitian ……………………………………
44
B. Proses Analisa Data ………………………………………………
49
1. Hasil Penelitian Siklus 1 ……………………………………
51
2. Hasil Penelitian Siklus 2 ……………………………………..
56
C. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan………………………… 62
xii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………….66 B. Saran – saran ……………………………………………………… .. 67 C. Penutup ………………………………………………………………68
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah YASIN ................................. 46 Tabel 4.2 Data guru MTs YASIN ....................................................................... 47 Tabel 4.3 hasil tes pada siklus 1 ........................................................................... 52 Tabel 4.4 Penilaian keaktifan dan Sikap Siswa pada siklus 1 .............................. 54 Tabel 4.5 Hasil tes pada siklus 2 ......................................................................... 58 Tabel 4.6 Penilaian keaktifan dan Sikap Siswa pada siklus 2 .............................. 59 Tabel 4.7 Penyebaran distribus frekuensi hasil tes ............................................. 63 Tabel 4.8 perbandingan hasil pngamatan siklus 1 dan siklus 2 ........................... 64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2 3. Format Pengamatan tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa Dalam Proses Pembelajaran di Kelas (Siklus 1) 4. Format Pengamatan tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa Dalam Proses Pembelajaran di Kelas (Siklus 2) 5. Format Tentang Pengamatan Kolaborator
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan manusia, karena pendidikan merupakan usaha melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus untuk mengangkat harkat dan martabat manusia.1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2 Dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa: “Tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.3 Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni: bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan
dengan
sikap
dan
nilai)
serta
bidang
psikomotor
(kemampuan/ketrampilan bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan.4
1
Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, ( Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003), hlm. 5. 2 Undang-undang RI, Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas, (Jakarta: CV. Mini Yogya Abadi, 2003 ), Cet.1, hlm. 5. 3 Ibid, hlm. 9. 4 Nana Sudjana, Dasar–dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2008 ), Cet: 9 hlm 49.
1
2
Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Banyak klasifikasi dibuat para ahli psikologi dan pendidikan, namun klasifikasi yang paling banyak digunakan adalah yang dibuat oleh Benjamin S Bloom. Bloom membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin kompleks penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. 5 Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang bersifat umum (general ability) untuk membuat atau mengadakan analisa, memecahkan masalah, menyesuaikan diri, dan menarik generalisasi, serta merupakan kesanggupan berpikir seseorang. Orang yang berintelegensi tinggi akan cepat dan tepat dalam mengadakan analisa, memecahkan masalah, dan dapat menarik suatu generalisasi dari suatu masalah dengan tepat, serta cepat dalam melakukan sesuatu, dan memberikan reaksi terhadap suatu stimulus6. Intelegensi dapat diukur dengan alat–alat tes intelegensi. Dalam melakukan tes ini seseorang disuruh melakukan suatu perbuatan (performance test) atau menjawab sejumlah pertanyaan (verbal tes). Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan dalam proses pembelajarannya di dalam kelas. Pertanyaan–pertanyaan tersebut terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji siswanya. Namun, apabila dicermati, jenis–jenis pertanyaan yang dilontarkan hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”, atau pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut sama sekali tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, yaitu kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri.
5 6
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. 10. Hlm. 50 Ngalim purwanto, Psikologi pendidikan, (Bandung;Remaja rosdakarya, 2007), hlm. 52
3
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan ketrampilan berpikir siswa. Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar mereka. Pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif7. Di MTs YASIN Wates masih banyak dijumpai guru dalam membuat pertanyaan, cenderung tidak menggali potensi siswa dalam menjawab pertanyaan tersebut, pertanyaan yang dibuat hanya mengacu pada menghafal, mengingat, mendefinisikan saja. Hal ini dapat dilihat pada instrumen tes yang digunakan oleh guru pada waktu ulangan harian dan mid semester. Sehingga instrumen tes yang dibuat oleh guru akan berdampak pada kemampuan berpikir siswa yang hanya berfokus pada hafalan tentang pengertian saja dan lebih cenderung sesuai dengan apa yang ada dibuku, tidak mengembangkan kemampuan kognisi siswa sampai pada tingkat berpikir analisis. Kondisi di atas menarik perhatian penulis untuk melakukan tindakan penelitian kelas (classroom action research)
dengan judul “Penggunaan
Instrumen Evaluasi Dengan Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Mata Pelajaran SKI Kelas VIII Semester Satu Di Mts Yasin Wates Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011” B. Identifikasi Masalah Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pada kelas VIII MTs YASIN Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2009/2010 tentang Penggunaan Instrumen Evaluasi dengan Lembar Kerja Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir krewatif Siswa . Adapun identifikasi masalah adalah :
7
Handout, Desentralized Basic Education(DBE),
4
1. Instrumen Evaluasi dengan Lembar Kerja Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom Pada Siswa Kelas VIII MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tidak menggunakan kalimat tanya tingkat tinggi . 2. Kemampuan Berfikir Kreatif siswa kelas VIII MTs MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan masih sederhana. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kemungkinan kesalahan penafsiran dengan maksud utama penulis, maka perlu dijelaskan beberapa batasan yang dianggap penting, antara lain: 1. Instrumen Evaluasi: Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjgakan sesuatu; sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk memperoleh data sebagai bahan pengolahan.8sedangkan Evaluasi adalah penilaian9. Jadi, yang dimaksud dengan instrument evaluasi disini adalah alat yang dipakai untuk melakukan penilaian yang berupa seperangkat tes. Dalam hal ini yang dimaksud dengan instrument evaluasi adalah Lembar Kerja (LK) yang disusun oleh guru di MTs YASIN Wates kelas VIII tahun pelajaran 2009/2010. 2. Kalimat tanya tingkat tinggi: pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif yang dapat melatih siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif. Kalimat Tanya tersebut dituangkan dalam bentuk Lembar Kerja (LK)10. 3. Taksonomi Bloom: Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-kejadian sampai pada kemampuan berpikir 8
Trisno Yuwono-Pius Abdullah, Kamus Lengkap bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya: Arkola,2004) hlm. 195 9 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet. 7, hlm.6 10 Handout, Desentralized Basic Education(DBE)
5
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi11. Taksonomi Bloom yang dimaksud oleh penulis disini adalah yang berkaitan dengan konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir yang dipakai oleh guru dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan kepada siswa yang
meliputi; mengkreasi,
mengevaluasi,
menganalisis,
menerapkan,
memahami, dan mengingat. 4. Ketrampilan berpikir kreatif: ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk menciptakan hal-hal baru (gagasan/ide, informasi, produk, cara pandang) dengan menggunakan pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya12. Dalam hal ini adalah ketrampilan berfikir kreatif siswa di MTs YASIN Wates. D. Perumusan Masalah 1. Bagaimana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?. 2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?. 3. Sejauh mana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?.
11 12
Wikipedia. (http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy). Handout, Desentralized Basic Education(DBE)
6
E. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu diharapkan hasil penelitian ini memberikan manfaat yang positif, antara lain : 1. Manfaat Teoritis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengembangan pendidikan utamanya dalam penyusunan dan pembuatan instrumen evaluasi dengan kalimat tanya tingkat tinggi dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. Manfaat Praktis, yaitu diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan manfaat yang positif, baik bagi guru maupun kepala madrasah, dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. a. Bagi Siswa, yaitu diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan bacaan yang berguna bagi siswa, khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir/kognisinya melalui instrumen eavaluasi. b. Bagi Peneliti, yaitu hasil penelitian ini diharapkan lebih memotivasi peneliti sendiri untuk lebih giat dan terus mengembangkan kemampuan diri dalam melakukan penelitian tentang penggunaan instrumen evaluasi dengan kalimat tanya tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI di kelas VIII.
7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. LANDASAN TEORI 1. Evaluasi a. Pengertian Evaluasi Menurut
Purwanto
evaluasi adalah pengambilan keputusan
berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria. 1 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, pengertian evaluasi diartikan sebagai berikut, suatu kegiatan yang dilakukan melalui kegiatan mengukur dan menilai. Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah evaluation. Jadi,
Evaluasi adalah suatu kegiatan menilai yang dilakukan
dengan mengukur terlebih dahulu.2 Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai. Dari
pengertian
tersebut
evaluasi
adalah
suatu
proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan utuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran. Norman E. Grounlound sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto pengertian evaluasi sebagai berikut: ”Evaluation...a systematic process of determining the extent to wich instructional objectives are achived by pupil”. (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
1 2
Purwanto, Op.cit., hlm. 1 Suharsimi arikunto, Dasar – dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta;Bumi aksara, 2001) hlm.3
7
8
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa)3. Dengan kata-kata yang berbeda, tetapi mengandung pegertian yang hampir sama, Wrightstone dan kawan-kawan mengemukakan rumusan evaluasi pendidikan sebagai berikut: ”Educational evaluation is the estimation of the growth and progress of pupils to ward objectives or values in the curriculum”.(Evaluasi pendidikan ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.) Dari rumusan-rumusan tersebut di atas sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran, yaitu:4 1) Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap selesai. Yang dimaksud program disini adalah program satuan pelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih, program catur wulan ataupun program semester. 2) Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut obyek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan pengajaran, data yang dimaksud berupa perilaku atau penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai ujian akhir semester dan sebagainya. Berdasarkan data 3
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda karya,2000),cet. 10. hlm. 3 4 ibid
9
itulah selanjutnya diambil suatu keputusan sesuai dengan maksud dan tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan. Perlu dikemukakan di sini bahwa ketepatan keputusan hasil evaluasi sangat bergantung kepada kesahihan dan obyektivitas data yang digunakan dalam pengambilan keputusan. 3) Setiap kegiatan evaluasi-khususnya evaluasi pengajaran-tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dulu, tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini adalah karena setiap kegiatan penilaian memerlukan suatu kriteria tertentu sebagai acuan dalam menentukan batas ketercapaian objek yang dinilai. Adapun tujuan pengajaran merupakan kriteria pokok dalam penilaian. 5 b. Instrumen evaluasi dengan lembar kerja Pada penggunaan lembar kerja (LK) perlu memperhatikan ciri dan komponen–komponen yang terdapat pada LK tersebut : 1) Dalam soal ada Informasi atau permasalahan yang menginspirasi siswa untuk berpikir. Perlu diperhatikan ketika di dalam LK tersebut informasinya terlalu sedikit maka akan membuat siswa tidak berdaya, sebaliknya jika informasinya terlalu banyak maka akan membatasi kreatifitas siswa. 2) Di dalam LK tersebut memunculkan pertanyaan atau perintah yang; 1) menyelidiki, 2) menemukan, 3) memecahkan masalah dan 4) mengkreasi.
5
Ibid, hlm. 4
10
c. Tujuan penggunan pertanyaan tingkat tinggi : 1) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menciptakan hal–hal baru (gagasan/ide, produk, cara pandang) dengan menggunakan pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya. 2) Mengembangkan kemampuan siswa berdasarkan
refleksi/perenungan,
untuk membuat
kritik,
dan
keputusan
penilaian
yang
sungguh-sungguh dari siswa sendiri. 6 2. Tujuan Evaluasi Tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Disamping itu, juga dapat digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan7. 3. Fungsi Evaluasi Secara lebih rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran menurut Ngalim Purwanto dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yatu8: a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta kberhasilan siswa setelah megalami atau melakukan kegiatan beljar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif) dan atau untuk mengisi raport atau Surat tanda tamat belajar, yang berarti pula untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus atau tidaknya seorang siswa dari suatu lembaga pendidikan tertentu (fungsi sumatif). b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan sau 6
Handout DBE Daryanto, Op.Cit.,hlm. 6 8 Ngalim Purwanto, Op.cit., hlm. 5 7
11
sama lain. Komponen-komponen dimaksud antara lain adalah tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan prosedur serta evaluasi. c. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil-hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing lainnya seperti antara lain: 1) Untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan atau kemampuan siswa. 2) Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa memerlukan pelayanan remedial. 3) Sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu di antara siswa. 4) Sebagai acuan dalam melayani kebuthan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan karier. d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang besangkutan. Sedangkan dengan bahasa yang lebih ringkas, Suharsimi Arikunto menjelaskan fungsi evaluasi/penilaian, sebagai berikut:9 1) Penilaian berfungsi selektif Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. 2) Penilaian berfungsi diagnostik Apabila alat
yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.
9
Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm 10
12
3) Penilaian berfungsi sebagai penempatan Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran kan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan,
yang
bersifat
individual kadang-kadang
sukar
sekali
dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. 4) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Maka ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem administrasi. 4. Macam-macam bentuk tes Yang dmaksud dengan tes hasil belajar atau achievement test ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu. Di dalam pendidikan terdapat bermacam-macam alat penilaian yang dapat dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak didik. Seperti dikemukakan oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya, Evaluation in Modern Education, Wrightstone menggolongkan macam-macam alat evaluasi itu menjadi sembilan pokok, yaitu 10: a.
Short answer test
b.
Essay and oral Examinations
10
Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 65
13
c.
Observation and Anecdotal Records
d.
Questionaries, Inventories and Interviews.
e.
Checklist and Rating Scales
f.
Personal Report and Projective Techniques
g.
Sociometric Methods
h.
Case Studies
i.
Cumulative Record Untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar itu, seorang guru
dapat menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan (standarized test) dan tes buatan guru sendiri (teacher-made test). Yang dimaksud dengan standarized test ialah tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validasi dan keandalan (reliability) sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu. Suatu tes disebut andal (dapat dipercaya) jika tes tersebut menunjukkan ketelitian dalam pengukuran. Ketelitian itu berlaku untuk setiap orang yang diukur dengan tes yang sama. Dengan kata lain, keadaan suatu tes dapat ditentukan dengan menggunakan tes yang sama pada kelompok murid yang sama dalam kondisi yang sama. Jika tes itu andal, maka skor hasil tes yang dibuat murid itu tetap sama. Adapun perbedaan tes standar dengan tes buatan guru adalah sebagai berikut: a.
Standarized achievement test 1) Didasarkan atas isi dan tujuan-tujuan umum bagi sekolah-sekolah (yang sejenis) di seluruh negara atau daerah. 2) Berhubungan dengan bagian-bagian yang luas dari pengetahuan, kecakapan, atau ketramplan, biasanya dengan hanya sejumlah item yang diperlukan untuk mengukur suatu skill atau topik tertentu.
14
3) Dikembangkan dengan bantuan penulis-penukis profesional, para ahli mereview, dan editor-editor soal tes. 4) Menggunakan item-item yang telah di-try out-kan, dianalisis, dan direvisi sebelum menjadi bagian dari tes itu. 5) Memiliki keadaan yang tinggi. 6) Memiliki ukuran-ukuran (norms) untuk bermacam-macam kelompok yang secara luas mewakili performance seluruh negara atau daerah. b.
Teacher–made test 1) Berdasarkan isi dan tujuan-tujuan khusus untuk kelas atau sekolah di tempat guru itu mengajar. 2) Dapat menyangkut topik, kecakapan, atau ketrampilan khusus dan tertentu, tetapi dapat juga menyangkut bagian-bagian yang lebih luas dari pengetahuan dan ketrampilan. 3) Biasanya dikembangkan oleh seorang guru dengan sedikit atau tanpa bantuan dari luar. 4) Menggunakan item-item yang jarang atau tidak pernah di-try out-kan, dianalisis, atau direvisi sebelum menjadi bagian dari tes tersebut. 5) Memiliki keandalan yang rendah atau sedang saja. 6) Biasanya terbatas pada suatu kelas atau sekolah sebagai kelompok pemakainya.
5. Alat – alat evaluasi : a. Teknik non tes, yang meliputi: 1) Skala bertingkat (rating scale) 2) Kuesioner( questionair) 3) Daftar cocok (check list) 4) Wawancara ( interview) 5) Pengamatan (observation) 6) Riwayat hidup.
15
b. Teknik Tes, yang meliputi: 1) Tes diagnostik 2) Tes formatif 3) Tes sumatif 6. Ketrampilan Berpikir a. Pengertian Berpikir Berpikir adalah satu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada satu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang kita kehendaki. 11 Orang
berpikir
menggunakan
pikirannya.
Cepat
tidaknya
dan
terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan intelegensiya. Intelegensi dapat diilustrasikan dengan kemampuan memahami sesuatu, makin tinggi intelegensi seseorang, maka makin cepat ia memahami sesuatu yang dihadapi, problem dirinya sendiri, dan problem lingkungannya.12 b. Berbagai macam cara berpikir 1) Berpikir induktif Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus menuju kepada yang umum. Orang mencari ciri–ciri atau sifat–sifat yang tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik kesimpulan– kesimpulan bahwa ciri–ciri/sifat–sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena tersebut. 2) Berpikir Deduktif Berpikir deduktif prosesnya berlangsung dari yang umum menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori ataupun prinsip atau kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum.
11
Edmund Bachman, Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2005), hlm 82 12 Mustaqim, Psikologi pedidikan, Fak. Tarbiyah Semarang, T.t, T.p
16
Kemudian, ia menerapkannya kepada fenomena-fenomena yang khusus, dan mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut. 3) Berpikir Analogis Berpikir
analogis
ialah
berpikir
dengan
jalan
menyamakan
atau
memperbandingkan fenomena–fenomena yang biasa/pernah dialami. Di dalam cara berpikir ini, orang beranggapan bahwa kebenaran dari fenomena–fenomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi fenomena yang dihadapi sekarang. c. Indikator Berpikir Kreatif Indikator adalah alat untuk mengukur dan sebagai petunjuk, alat untuk mendeteksi (memberikan keterangan).13 Dalam penelitian ini penulis menentukan indikator berpikir kreatif sebagaimana yang diungkapkan oleh Munandar dan dikutip oleh eko13.wordpress.com adalah sebagai berikut: 1) Dorongan ingin tahu besar, 2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik, 3) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah, 4) Bebas dalam menyatakan pendapat 5) Mempunyai rasa keindahan. 6) Menonjol dalam salah satu
bidang
seni.
dan
dapat
mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. 8)
Daya
imajinasi kuat. 9)
7)
Mempunyai
pendapat
sendiri
Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan
gagasan, karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan anak-anak lain) 10). Dapat bekerja sendiri. 11) Senang mencoba hal-hal baru. 12) Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi) d. Tipe-tipe Hasil Belajar Kognisi taksonomi Bloom Dalam menyusun tes perlu diperhatikan tipe hasil belajar atau tingkat kemampuan berpikir mana saja yang akan diukur atau dinilai. Untuk menentukan tipe hasil belajar atau tingkat kemampuan berpikir mana saja
13
Novianto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Solo: Bringin 55, 2000), hlm. 230
17
yang akan dinilai, penyusunan tes dapat berpedoman kepada tujuan atau kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan dinilai atau kepada tujuan evaluasi itu sendiri. Bloom membagi tingkat kemamuan atau tipe hasil belajar yang termasuk aspek kognitif menjadi enam, yaitu pegetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi, penerapan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 14 1) Yang dimaksud dengan pegetahuan hafalan atau yang dikatakan Bloom dengan istilah knowledge ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden atau testee untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai, atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini testee biasanya hanya dituntut untuk menyebutkan kembali (recall) atau menghafal saja. Perlu kiranya dikemukakan di sini bahwa, dilihat dari segi bentuknya, tipe tes yang paling anyak dipakai untuk mengungkap pengetahuan hafalan adalah tipe melengkapi (completetion type), tipe isian (fill-in), dan tipe dua pilihan (true-false). 2) Yang dimaksud dengan pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapka testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya hafal secara verbalistis, tetapi
memahami
konsep
ditanyakan.pengetahuan
dari
komprehensi
masalah dapat
atau
dibedakan
fakta dalam
yang tiga
tingkatan, yaitu: a) Pengetahuan komprehensi terjemahan seperti dapat mejelaskan arti Bhinneka tunggal ika dan dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi suatu tanaman.
14
m
http://educate.intel.com/id/ProjectDesign/ThinkingSkills/ThinkingFrameworks/Bloom_Taxonomy.ht
18
b) Pengetahuan komprehensi penafsiran seperti dapat menghubungka bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. c) Pengetahuan komprehensi ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi seseorang diharapkan mampu melihat di balik yang tertulis, atau dapat membuat ramalan tentang
konsekuensi
sesuatu,
atau dapat
memperluas
persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalahnya. Kata kerja operasional yag biasa dipakai, diantaranya: membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, megatur, menginerpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, mengambil kesimpulan. 3) Kemampuan berpikir yang ketiga adalah aplikasi atau penerapan. Dalam tingat aplikasi, testee atau responden dituntut kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya. Dengan kata lain, aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Kata kerja operasional penguasaan aplikasi antara
lain:
menggunakan,
menerapkan,
menggeneralisasikan,
menghubungkan, memilih, mngembangkan, mengorganisasi, menyususn, mengklarifikasikan, mengubah struktur. 4) Tingkat kemampuan analisis, yaitu tingkat kemampuan testee untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tingkat analisis testee diharapkan dapat memahami dan sekaligus dapat memilah-milahnya
menjadi
bagian-bagian.
Hal
ini
dapat
berupa
kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana proses terjadinya sesuatu,
cara bekerjanya sesuatu, atau mungkin
juga
sistematikanya. Kata kerja operasional jenjang analisis, antara lain: membedakan,
menemukan,
mengklasifikasikan,
menganalisis, membandingkan, mengadakan pemisahan.
mengategorikan,
19
5) Tipe hasil belajar yang kelima adala tingkat kemampuan sintesis. Yang dimaksud dengan sintesis ialah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis seseorang dituntut untuk dapat menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan asbstraksinya yang berupa integritas. Tanpa kemampuan sintesis yang tinggi, seseorang akan hanya melihat unit-unit atau bagian-bagian secara terpisah tanpa arti. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Dan berpikir kreatif ini merupakan salah satu hasil yang dicapai dalam pendidikan. Kata kerja
operasional
menghasilkan,
yang
digunakan
mengkhususkan,
antara
lain;
menghubungkan,
mengembangkan,
menggabungkan,
mengorganisasi, mensintesis, mengklasifikasikan, menyimpulkan. 6) Tipe hasil belajar kognitif yang terakhir adalah evaluasi. Dengan kemampuan evaluasi, testee diminta untuk memuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dsb. Berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, gagasannya, cara bekerjanya, cara pemecahannya, metodenya, materinya, atau lainnya. Bentuk evaluasi berdasarkan kriteria internal dapat berua mengukur probabilitas suatu kejadian; menerapkan kriteria tertentu pada hasil suatu karya; mengenal ketepatan, kesempurnaan dan relevansi data; membedakan valid tidaknya generalisasi, argumentasi, dan semacamnya; mengetahui adanya pengulangan yang tidak perlu. Kata kerja operasional yang digunakan
diantaranya;
mempetimbangkan,
Menafsirkan,
membandingkan,
menilai,
menentukan,
melakukan,
memutuskan,
mengargumentasikan, menaksir. Secara lebih ringkas tingkatan berpikir taksonomi Bloom tersebut yang dapat dapat dipakai guru dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan kepada siswa. Berikut adalah tingkatan berpikir Bloom:
20
1) Mengkreasi: menghasilkan ide–ide baru, produk, atau cara memandang terhadap sesuatu. kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan. 2) Mengevaluasi; menilai suatu keputusan atau tindakan, kemampuan kognitif yang berhubungan dengan kemampuan dalam menilai dan membuat keputusan terhadap situasi yang di hadapi.15 Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen, memberi penilaian. 3) Menganalisis; memecah sebuah entitas ke dalam elemen–elemen konstituennya16. Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan, atau kemampuan menguraikan sebuah konsep dan menjelaskan saling keterkaitan komponen–komponen yang terdapat di dalamnya. Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan pertanyaan, menemukan. 4) Menerapkan/aplikasi; menggunakan informasi dalam situasi lain yang terkait dengan kemampuan dalam menerapkan prinsip dan aturan yang telah di pelajari sebelumnya. Kegiatan : menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan. 5) Memahami;
merupakan
kemampuan
dalam
menjelaskan
dan
mengartikan suatu konsep. Kegiatan:
menginterpretasi,
menerangkan,
mengelompokkan,
menerangkan. 6) Mengingat; kemampuan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan informasi dan data faktual. Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.
15 16
Beny Pribadi, Model desain sistem pembeajaran, (Jakarta: Dian rakyat, 2009) hlm. 16 John Adari, Berpikir kreatif, berpikir sukses, (Yogyakarta : Rumpun, 2009) hlm. 72
21
e. Indikator Kalimat Tanya tingkat tinggi Untuk mempermudah dalam memahami tentang penggunaan kalimat tanya tingkat tinggi, maka dalam penelitian ini ditentukan indikator kalimat tanya tingkat tinggi, yaitu: 1) Kalimat tanya yang mengukur tentang kemampuan analisis (C4), dengan kata kerja operasional yang dipakai adalah; membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, mengategorikan, menganalisis, membandingkan, dan mengadakan pemisahan. 2) kalimat tanya yang mengukur tingkat kemampuan sintesis (C5), dengan kata kerja operasional yang mengkhususkan,
digunakan meliputi; menghubungkan, menghasilkan, mengembangkan,
menggabungkan,
mengorganisasi,
mensintesis, mengklasifikasi dan menyimpulkan.
7. Pembelajaran SKI a. Pengertian Pembelajaran SKI Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa.17Oemar Hamalik menuturkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.18 Pembelajaran yang efektif menurut M. Sobry Sutikno adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan
peserta
didik
untuk
dapat
belajar
dengan
mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.19Pembelajaran menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid dalam kitabnya “At-Tarbiyah wa al-Turuku al-Tadris” adalah :
17
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 183. 18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 57 19 M. Sobry Sutikno, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?, (Mataram: NTP Press, 2005), hlm. 37
22
,
. Ungkapan tersebut dapat diartikan sebagai berikut; Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari seorang guru kepada murid. Pengetahuan itu yang tidak hanya terfokus pada pengetahuan normatif saja namun pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan dapat membekali kehidupan dan akhlaknya. Dalam buku Educational Psychology dinyatakan bahwa learning is an active process that needs to be stimulated and guided toward desirable outcomes.21 (Pembelajaran adalah proses aktif yang membutuhkan rangsangan dan tuntunan untuk menghasilkan hasil yang diharapkan). Dan pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Menurut E. Mulyasa bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi para peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku yang baik. Dalam interaksi tersebut banyak diketahui oleh faktor internal yang dipengaruhi oleh diri sendiri maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan pembelajaran, tugas 20
Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, (Mesir: Darul Ma’arif, 1968), Juz I, hlm. 61. 21 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American Book Company, 1958), hlm. 225.
23
seorang guru yang utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang perubahan perilaku peserta didik.22 Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran SKI perlu diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran SKI yaitu :23 1) Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. 2) Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. 3) Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam. 4) Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam peserta didik. Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dengan menganalisa tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi pendidikan agama yang terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkan dan mengembangkan cara-cara (strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang 22
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 100. 23 Muhaimin, et. al. Op. Cit., hlm. 76.
24
ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran sehingga belajar terwujud dalam peserta didik.24 Keterangan tersebut menunjukkan bahwa pengertian pembelajaran agama Islam adalah proses pendidikan yang memfokuskan untuk mempelajari agama Islam sehingga siswa menguasai tiga aspek (afektif, kognitif dan psikomotorik) yang berkaitan dengan masalah Islam, karena pembelajaran agama Islam suatu upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan.25 b. Fungsi Pembelajaran SKI Kurikulum pendidikan agama Islam sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:
mata pelajaran SKI untuk
26
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. 2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
24
Muhaimin, et.al, Op. Cit., hlm. 145 Muhaimin, Op.Cit., hlm. 183. 26 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. II, hlm. 134-135. 25
25
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. 4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. 5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. 6) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nya), sistem dan fungsi nasionalnya. 7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. c. Tujuan Pembelajaran SKI Tujuan pendidikan merupakan akhir dari pelaksanaan proses pendidikan di sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki landasan dan pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.27 Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus 27
Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 1989), hlm. 181-182.
26
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Kurikulum PAI: 2002). Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yan merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. 3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. 4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. 5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah
(Islam),
meneladani
tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
27
ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain utuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam. 28 d. Ruang Lingkup Pembelajaran SKI Kegiatan pendidikan agama Islam adalah pengajaran agama Islam. Islam adalah ajaran yang berisi tentang cara hidup yang diturunkan kepada para Rasul-Nya, ajaran itu berwujud prinsip atau pokok-pokok yang disesuaikan dengan kebutuhan umat manusia menurut keadaan dan kebutuhan,
bahkan
disesuaikan
dengan
kebutuhan
manusia
secara
keseluruhan, yang dapat berlaku dalam segala masa dan tempat. Ruang
lingkup
pendidikan
agama
Islam
mencakup
usaha
mewujudkan keserasian, keselarasan, keseimbangan hubungan antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia terhadap makhluk lain dan lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar segala hubungan dan aktivitas manusia sesuai dengan syariat Islam. Ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah meliputi: 1) Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam 2) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah 3) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah 4) Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin 5) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasi Bani Umaiyah 6) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasi Bani Abbasiyah 7) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasi Bani Al Ayyubiyah 8) Memahami perkembangan Isam di Indonesia. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
28
Peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang iStanar kompetensi lulusan dan standar isi PAI dan Bahasa Arab di Madrasah.
28
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran SKI kelas VIII adalah sebagai berikut: Kelas VIII, Semester 1 STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah
Kelas VIII, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 2. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menceritakan sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah 1.2 Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah 1.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah 1.4 Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang 1.5 Meneladani ketekunan dan kegigihan Bani Abbasiyah
KOMPETENSI DASAR 2.1 Menceritakan sejarah berdirinya Dinasti al-Ayyubiyah 2.2 Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti al-Ayyubiyah 2.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah 2.4 Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti al-Ayyubiyah untuk masa kini dan yang akan datang 2.5 Meneladani sikap keperwiraan Shalahuddin al-Ayyubi
29
e. Pendekatan dan Metode Pembelajaran SKI Pendekatan diartikan sebagai orientasi atas cara memandang terhadap sesuatu. Pendekatan yang berbeda tentu akan berdampak pada pengambilan langkah-langkah yang berbeda pula. Mulyasa menawarkan tujuh pendekatan dalam pembelajaran SKI yang berbeda dengan pendekatan di atas. Pendekatan-pendekatan tersebut meliputi: 1) Pendekatan
Keimanan,
yaitu
mendorong
peserta
didik
untuk
mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah Swt sebagai sumber kehidupan makhluk sejagad ini. 2) Pendekatan Pengalaman, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. 3) Pendekatan
Pembiasaan,
yaitu
memberikan
kesempatan
untuk
membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan. 4) Pendekatan Rasional, yaitu usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dan standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan buruk dalam kehidupan. 5) Pendekatan Emosional, yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan budaya bangsa. 6) Pendekatan Fungsional, yaitu menyajikan bentuk standar materi (AlQur’an, Keimanan, Akhlak, Fiqh, Ibadah dan Tarikh) yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
30
7) Pendekatan Keteladanan, yaitu pembelajaran yang menempatkan figure guru agama dan non agama serta petugas sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai cerminan m.anusia berkepribadian agama.29 Selain pendekatan dalam pembelajaran hal lain yang sangat penting adalah metodologi yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. Banyak metode pembelajaran yang ditawarkan oleh para akademisi dan pakar pendidikan, di antara metode-metode pembelajaran tersebut, seperti yang diungkap oleh Mulyasa adalah30: 1) Metode Demonstrasi, dengan metode ini guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja alat kepada siswa. 2) Metode Penemuan, Penemuan merupakan metode yang menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil. 3) Metode eksperimen, Merupakan metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan laboratorium, baik secara kelompok ataupun individual. 4) Metode Karyawisata, Metode karyawisata merupakan perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, Terutama pengalaman secara langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. 5) Metode Ceramah, dengan metode ini guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan secara langsung. 6) Metode Problem Solving, metode pemecahan masalah merupakan suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan.
29 30
Abdul Majid, Op. cit. hlm 28 Mulyasa, op. cit., hlm. 107-116
31
Metode-metode lain yang dapat digunakan dalam proses belajar agama diantaranya metode analisis, metode problem solving, ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, analogi, sinektik dan sebagainya.31 f. Media Pembelajaran SKI Dengan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Jadi, media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.32 g. Evaluasi Mata Pelajaran SKI Evaluasi pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dibidang pendidikan agama Islam. 33 Dengan kata lain evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana kemampuan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan. Sesuai dengan fungsi dan tujuannya evaluasi terhadap siswa di sekolah, digolongkan atas 4 macam, yaitu:34 1). Evaluasi formatif Yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran. Evaluasi ini untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan remedial program siswa. 2). Evaluasi sumatif 31
Abdul Majid, op. cit., hlm. 100 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipa, 2007), cet.4. hlm. 12 33 Zuhairini, et.al., Op. Cit., hlm. 87 34 Ibid 32
32
Adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir catur wulan akhir tahun ajaran dari keseluruhan program. Evaluasi ini untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar lebih lanjut untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan sebagai laporan kepada orang tua. 3). Evaluasi placement (penempatan) Yaitu evaluasi untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat atau program pendidikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
4). Evaluasi diagnostik Untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan belajar yang dialami. Sesuai dengan jenisnya, evaluasi SKI dapat dibagi menjadi 3 macam: a) Evaluasi harian, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan sehari-hari baik diberitahukan lebih dahulu atau tidak. b) Ulangan umum, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir catur wulan atau semester c) Evaluasi pada akhir tahun ajaran terhadap murid tingkat akhir. Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan agama ada dua macam cara yang dapat ditempuh: (1) Kuantitif : yaitu hasil evaluasi yang diberikan dalam bentuk angka, misalnya: 6, 7, 65, 70, 75 dan seterusnya. (2) Kualitatif: yaitu hasil evaluasi yang diberikan dalam bentuk pernyataan verbal, misalnya baik, cukup, kurang dan sebagainya.35
35
Ibid., hlm. 155-158.
33
B. Kajian Penelitian Yang Relevan Telaah pustaka dalam penelitian ilmiah dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan topik pembahasan. Dalam penulisan skripsi ini, selain peneliti menggali informasi dari bukubuku yang ada kaitannya tentang penggunaan instrument evaluasi dengan kalimat Tanya tingkat tinggi untuk meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran SKI, peneliti juga menggali informasi dari skripsi terdahulu sebagai bahan pertimbangan. Yaitu; Implementasi Evaluasi Afektif bidang studi Akidah Akhlak di MAN 1 Semarang (2007) oleh: Dliyaurrohman (03102269). Hasil penelitian menunjukkan bahwa imlementasi valuasi afektif bidang study Akidah Akhak yang diterapkan oleh guru Akidah Akhlak di MAN Semarang I adalah lebih dominan memakai teknik studi kasus, dimana dalam menilai (afektif) siswa guru lebih menekankan perhatiannya kepada siswa siswi yang mengalami kasus tertentu seperti dalam hal pelanggaran kedisiplinan dan tata tertib sekolah, atau bagi siswa yang mempunyai permasalahan pribadi yang bisa mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak. Adapun cara guru untuk mendapatkan data/informasi tentang bagaimana dan kenapa siswa mengalami masalah, guru memakai teknik observasi tak terstruktur dan wawancara bebas. Dalam hal ini kerjasama dengan berbagai pihak seperti guru BK, wali kelas, guru lain serta pihak sekolah menjadi suatu keniscayaan. Pelaksanaan evaluasi Pendidikan Agama Islam Program Akselarasi di SMPN 2 Semarang tahun pelajaran 2006/2007. Oleh Agus Soleh Badrudin: 3102319.bHasil penelitian dapat diungkapkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan evaluasi PAI program akselarasi di SMPN 2Semarang pada umumnya sama/tidak jauh berbeda dengan program reguler, hanya saja ada beberapa perbedaannya, antara lain: dari segi soal yang lebih berbobot/tingkat kesukarannya lebih tinggi, dan dari segi alokasi waktu yang lebih singkat dibanding kelas reguler. Hal ini
34
dilakukan karena pada kelas akselarasi merupaka kelas unggulan bagi merekamereka yang mempunyai kecerdasan diatas kelas reguler. Sehingga sangat wajar apabila dibedakan dalam hal tingkat kesukaran soal dan alokasi waktu dalam mengerjakan tes, oleh karena itu, peserta didik dari program kelas akselarasi dituntut untuk bisa melaksanakannya secara cepat. Dari kedua penelitia yang terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis lakukan. Persamaan penelitiannya adalah pada bidang kajian yang diteliti yaitu tentang evaluasi, sedangkan perbedaannya adalah; perbedaan pertama, Saudara Dliyaurrohman lebih berkonsentrasi pada evaluasi domain efektif, dan Saudara Dliyaurrohman meneliti evaluasi pada program akselarasi, sedangkan peneliti pada instrumen evaluasi dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom. Perbedaan yang kedua, Pada mata pelajaran, Saudara Agus Soleh Badrudin pada mata pelajaran Akidah Akhlak dan Saudara Dliyaurrohman pada mata pelajaran PAI, sedangkan peneliti pada mata pelajaran SKI. 3. Bidang kajian yang diteliti, peneliti mengkaji penggunaan instrumen evaluasi, sedangkan yang terdahulu tidak menuliskan secara spesifik evaluasi yang diteliti. C. Rumusan Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut: Penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011.
35
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Subyek Penelitian a. Siswa Siswa dalah murid, pelajar1. Sedangkan dalam penelitian ini siswa yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs YASIN Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 42 siswa. b. Peneliti dan Kolaborator Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data, dengan menggunakan metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.2 Sedangkan orang yang melakukan penelitian disebut peneliti, jadi peneliti adalah orang yang melakukan kegiatan mengumpulkan dan mengolah dan menyimpulkan dari data dengan metode dan teknik tertentu untuk mencari jawaban atas permaslahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini peneliti adalah mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah/RA. Sedangkan Kolaborator adalah orang yang melakukan kerja sama dengan,3dalam penelitian ini sebagai Kolaborator adalah guru mata pelajaran SKI pada MTS YASIN Wates yaitu saudara Abdul Malik, S.Pd.I 2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Nopember 2010, 2. Desain Penelitian PTK 1
Trisno Yuwono, Pius Abdullah, Op.Cit., hlm. 388 Nana Sudjana, Ibrahim, Peneltian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), cet. 11. Hlm 3 3 Trisno Yuwono, Pius Abdullah, Op.Cit., hlm. 235 2
35
36
Dalam penelitian ini menggunakan Konsep pokok penelitian tindakan menurut Hopkins. Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning),Penerapaan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tinakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Indikator keberhasilan)4.
Hubungan
keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus yang digambarkan sebagai berikut:
Identifikasi Masalah
Perencanan Refleksi Siklus 1
Aksi
Observasi Perencanan ulang Refleksi Siklus 2 Kesimpulan
Aksi
Observasi
B. Prosedur Penelitian PTK 4
104
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian tindakan kelas, ( Jakarta; Bumi aksara, 2008), hlm.
37
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui prosedur pengkajian berdaur yang terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu: Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Menurut Taggart sebagaimana dikutip oleh Zainal Aqib prosedur penelitian PTK mencakup: 5 1. Penetapan fokus masalah penelitian, yang meliputi; a. Merasakan adanya masalah, b. Analisis maslah, dan c. Perumusan Masalah. 2. Perencanaan Tindakan, meliputi a. Membuat skenario pembelajaran, b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. Seperti RPP dan lembar observasi, c. mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganlisis data mengenai proses dan hasil tindakan, d. Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. 3. Pelaksanaan Tindakan, pelaksanaan tindakan yang meliputi pelaksanaan kegiatan penelitian, waktu dan tempat peneltian. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. 4. Pengamatan Interpretasi, pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Dengan tujuan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. Pengamatan dilakukan oleh kolaborator. 5. Refleksi, pada bagia refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
Analisis datanya berlangsung terus menerus sejak awal penggalian data sampai akhir PTK. Caranya adalah (a) setiap gejala perubahan dalam PBM 5
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2008), cet. 4, hlm. 32
38
dicatat dengan rapi, dikelompokkan sesuai dengan konsep atau indikatornya; (b) diklasifikasi dan dilakukan editing ulang; (c) hasil editing didialogkan lagi baik pada siswa maupun teman sejawat (guru lain); dan (3) verifikasi dan menarik kesimpulan. Dengan tahapan sebagai berikut: a. Tahap Persiapan, meliputi : 1) Merumuskan masalah 2) Mengadakan study pendahuluan untuk mengumpulkan data atau informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti. 3) Merumuskan hipotesis 4) Menentukan populasil penelitian 5) Menyusun rancangan penelitian yang akan dijadikan pedoman selama penelitian, yang meliputi : a)
Masalah yang diteliti dan alasan dilakukan penelitian
b)
Bentuk atau jenis data yang diperlukan
c)
Tujuan dilakukannya penelitian
d)
Lokasi penelitian
e)
Hipotesa yang diajukan
f)
Teknik pengumpulan data dan pengolahan data
g)
Pola atau sistematik laporan yang di rencanakan
b. Tahap pelaksanaan penelitian, kegiatan pada tahap ini adalah : 1) Pengumpulan data, dilakukan dengan mengumpulkan data siswa kelas VIII B MTS YASIN Wates Kedungjati. 2) Pengolahan atau analisis data, merupakan kegiatan mengolah data untuk menguji kebenaran hipotesa yang telah diajukan sebelumnya. c. Tahap laporan penelitian, dalam bagian ini peneliti membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi.
C. Teknik Pengumpulan Data
39
Teknik pengumpulan data yang digunakan ada tiga, yaitu metode: (1) metode Tes. Metode tes, metode ini di gunakan untuk mengumpulkan data nilai berpikir kreatif siswa melalui instrumen evaluasi dengan kalimat tanya tingkat tinggi sebelum siklus (pra siklus), siklus 1 dan siklus 2 hasil pengumpulan data melalui tes/ulangan harian ini kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif kuantitatif mean; (2) observasi partisipatif, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.6 Metode ini digunakan untuk melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan selama siklus satu dan siklus kedua pada semua siswa kelas VIII B dilakukan dengan menggunakan format pedoman observasi (format observasi ada dalam lampiran). Hasil pengamatan observasi ini kemudian dianalisis. D. Teknik Analisis Data. Dalam rangka memecahkan ketiga permasalahan penelitian tersebut di atas, maka teknik analisis data (pemecahan masalah) dalam proses PTK ini adalah: 1. untuk memecahkan permasalahan pertama, peneliti menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI. 2. Untuk memecahkan masalah kedua, peneliti menganalisis statistik deskriptif kuantitatif dalam bentuk analisis Mean. Teknik pengumpulan datanya adalah melalui tes. 3. Untuk memecahkan permasalahan ketiga peneliti mengkomparasikan hasil tes dan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus 1 dan siklus 2. Dalam menganalisis data dalam penelitian ini mengikuti model PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah dan Perencanaan Tindakan
6
Sugiyono, Metode Peelitian Bisnis,(Bandung, Alfabeta,2004), cet.7, hlm. 139
40
Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan Identifikasi Masalah yang ditulis guru. Kegiatan ini dilakukan dalam pra siklus,s Identifikasi Masalah ini secara naratif dan detil menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, serta refleksi oleh guru. Dari Identifikasi Masalah, diidentifikasi bahwa dalam memberikan jawaban pada soal tes yang diberikan, para siswa cenderung masih belum mampu mengembangkan jawaban dengan lebih mengarah kepada kemampuan berpikir kreatif, hal ini juga terkait dengan soal yang dibuat oleh guru. Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat guru dan juga dari beberapa pustaka, tindakan yang dipilih guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar tersebut adalah dengan menerapkan penggunaan istrumen evaluasi dengan kalimat tanya tanya tingat tinggi taksonomi Bloom. Selanjutnya guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari penyusunan
RPP
mempersiapkan
untuk
bahan
kegiatan
belajar
dari
belajar berbagai
mengajar
(lampiran
1),
sumber
(lampiran
2),
mengembangkan latihan dan butir soal untuk evaluasi hasil belajar (lampiran 3), menyiapkan lembar observasi (lampiran 4), meminta satu orang rekan guru untuk melakukan observasi kegiatan belajar, serta membuat denah kelas (lampiran 5) untuk memudahkan pelaksanaan observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Dalam satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Satu kali pembelajaran terdiri dari 2 jam pelajaran. a.
Siklus 1 dimulai dengan pembukaan oleh guru, kemudian guru menyampaikan materi yang akan dibahas selanjutnya Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian setelah guru memberikan lembar kerja
pada
masing-masing
kelompok,
siswa
berdiskusi
untuk
41
mengerjakan lembar kerja.hasil pekrjaan siswa di analisis Selanjutnya, kegiatan belajar ditutup dengan postes 1 yang dikerjakan oleh siswa. b.
Siklus 2 dilaksanakan kurang lebih sama dengan siklus satu. Untuk siklus 2, penjelasan yang diberikan guru berfokus pada cara menjawab soal, agar memperhaikan soal atau lemba kerja yang disediakan. Kemudian, siswa berlatih untuk memberikan jawaban yang lebih mengarah pada analitis dan kritis pada soal. Siklus 2 ditutup dengan postes 2 dan rangkuman oleh guru dan siswa tentang hal-hal yang telah dipelajari. Sementara siklus 1 dan 2 berlangsung, 2 orang rekan guru melakukan
observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah tersedia. Hasil observasi berupa data tentang proses belajar, situasi kelas, dan masalah yang dihadapi siswa (secara otentik berdasarkan nama siswa). Setelah kegiatan belajar berakhir, guru menuliskan refleksi dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya. 3. Pengumpulan data dan analisis data Data dikumpulkan dari hasil observasi rekan guru dengan menggunakan lembar observasi yang tersedia, dan dari tes hasil belajar (pretes dan postes) pada saat pelaksanaan tindakan selama 2 siklus, serta refleksi diri yang dilakukan guru terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Analisis data dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu data kualitatif berupa catatan hasil observasi guru serta catatan refleksi guru, dan data kuantitatif berupa skor pretes dan postes hasil belajar siswa. Untuk data kualitatif dicari key point dan juga informasi tambahan dari hasil observasi, kemudian dirangkum hal-hal inti yang perlu memperoleh perhatian dalam proses pembelajaran. Untuk data kuantitatif dicari gain score (skor perolehan antara) postes 1 dan 2. Hasil analisis keduanya kemudian dirangkum dan disimpulkan.
42
4. Refleksi dan Tindak Lanjut Hasil analisis data beserta kesimpulannya didiskusikan guru dan rekan sejawat dalam pertemuan refleksi untuk mengkilas balik hal-hal yang sudah terjadi, kendala, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar yang sudah dilaksanakan. Guru mencatat masukan dan saran yang didiskusikan, kemudian membuat rencana perbaikan pembelajaran berikutnya berdasarkan masukan. 5. Pelaporan Dengan mengacu pada proposal, penulisan laporan dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai aspek dan kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam proses perbaikan pembelajaran, pengumpulan data, serta analisis data. Laporan ditulis menggunakan format yang ditetapkan, dan menjelaskan secara rinci permasalahan, rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan, hasil yang diperoleh, dampak dari solusi pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama dengan mitra kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan belajar siswa. E. Indikator Keberhasilan Untuk memberikan gambaran tentang keberhasilan hasil penelitian ini, maka penulis menetapkan indikator keberhasilan hasil penelitian, sebagai berikut: 1. Kemampuan berpikir kreatif siswa diukur dengan menilai lembar kerja yang dibuat dengan kalimat tanya tingkat tinggi, yang meliputi; membandingkan, hubungan
sebab-akibat,
memberi
alasan,
meringkas,
menyimpulkan,
berpendapat, mengelompokkan, menciptakan, menerapkan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Siswa dikatakan mengalami peningkatan dalam hal kemampuan berpikir kreatif ketika mampu menjawab soal pada tes subyektif pada tes dengan nilai minimal 70.
43
2. Dan Penelitian ini dikatakan berhasil dengan ukuran bahwa 85% siswa dalam satu kelas telah mencapai nilai miniml yang telah ditetapkan.
44
BAB IV ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Setting Penelitian MTS YASIN Wates Kedungjati didirikan oleh oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama’ (LP. Ma’arif NU).
Yang bermula dari
Madrasah Diniyyah Wasatiyah sore hari, kemudian pada tahun 1992 dibentuklah Yayasan untuk menaungi lembaga-lembaga pendidikan yang yaitu; Yayasan Sosial Islam Nurul Huda atau disingkat YASIN dengan nomor akta pendirian; nomor 39 tanggal 27 Agustus tahun 1992. Dengan lembaga Pendidikan yaitu, 1. TK AL-Qur’an, 2. Madrasah Diniyyah Awwaliyah, 3. Madrasah Diniyyah Wasatiyah, 4. Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan 5. Madrasah Aliyah (MA).1 MTs YASIN dahulu bernama MTs Nurul Huda, dan Sebagai Kepala Madrasah yang pertama adalah; Asyhari sampai pada tahun 1991, kemudian dilanjutkan oleh M. Khozin Mu’alim sampai pada tahun 1998, pada tahun 1992 seiring dengan terbentuknya Yayasan maka MTs Berganti nama menjadi MTS YASIN. Kepemimpinan Mts YASIN pada 1998–1999 dijabat oleh Abdul Wachid selama 1 tahun, kemudian M. Khozin Mu’alim menjabat kembali sebagai Kepala MTS YASIN mulai tahun 1999 sampai dengan tahun 2007 selama 2 (dua) periode, selanjutnya Abdul Harish, S.Pd.I melanjutkan kepemimpinan MTs sampai sekarang2. Kondisi MTs YASIN Wates Kedungjati terdiri dari 6 rombongan belajar, kelas VII 2 rombel, kelas VIII 2 rombel, dan kelas IX 2 rombel. Jumlah guru 20 orang, 3 staff Administrasi, dan 1 penjaga. Status Akreditasi pada tahuun 2005 TERAKREDITASI C, MTs YASIN adalah salah satu MTs di Kabupaten Grobogan yang masuk dalam Madrasah Education Developmnt Project (MEDP) ADB Loan 2294 (INO) SF, yang 1 2
Sumber dokumen Madrasah Hasil wawancara dengan pengurus Yayasan Sa’dulloh
44
45
mentargetkan status TERAKREDITASI minimal B pada akreditasi yang akan datang. Adapun visi-misi MTS YASIN Wates Kedungjati adalah sebagai berikut: 1. Visi MTS YASIN Wates Kedungjati Terbentuknya peserta didik yang berakhlak mulia, beriman, bertaqwa dan unggul dalam prestasi dengan berbasis Teknologi. 2. Misi MTS YASIN Wates Kedungjati. a. Menciptakan peserta didik yang berakhlak mulia beriman, bertaqwa dan berilmu, terampil disegala bidang. b. Melaksanakan proses pembelajaran dengan memadukan kurikulum nasional dengan kurikulum muatan lokal yang berciri khas islam ala ahlus sunnah wal jama’ah menuju KTSP. c. Menciptakan peserta didik yang aktif, kreatif, dan inovatif sehat jasmani dan rohani. d. Membimbing peserta didik yang potensial dengan mengembangkan
teknologi agar dapat mengikuti perkembangan jaman. 3. Letak Geografis MTS YASIN Wates Kedungjati a. Sebelah utara berbatasan dengan rumah Bapak Sudadi b. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan kampung c. Sebelah selatan berbatasan dengan Masjid Jami’ Bait Al-Ghoffar d. Sebelah barat berbatasan dengan rumah Bapak Sa’id. 4. Data Siswa Siswa–siswi di Madrasah Tsanawiyah YASIN Wates berasal dari anak–anak lulusan SD/MI di bawah ini : a. SD Negeri 1 Wates alamat Wates b. SD Negeri 2 Wates alamat Wates c. SD Negeri 1 Jumo
alamat Dawung Jumo
d. SD Negeri 2 Jumo
alamat Jumo
46
e. MI Miftahul Huda 1 alamat Lukas Kalimaro f. SD Negeri 1 Penadaran
alamat Penadaran Gubug
g. SD Negeri 2 Penadaran
alamat Penadaran Gubug
Dan keadaan siswa–siswi pada Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah YASIN Wates Tahun Pelajaran 2010/2011.3 KELAS
JENIS KELAMIN L P
JML
Kelas VIIA
18
24
42
Kelas VIIB
16
23
39
Kelas VIIIA
18
16
42
Kelas VIIIB
17
16
41
Kelas IXA
19
21
40
Kelas IXB
16
24
40
Jumlah
104
124
244
5. Data Guru Guru di MTs YASIN berjumlah 20 orang 17 Laki-laki dan 3 orang guru perempuan, dibanu oleh 2 orang staff Aministrasi, dengan tingkat pendidikan S1 10 orang (50%) dan 3 orang dalam study S-1, melalui program Peningkatan kualifikasi guru madrasah Kemenag 1 orang di IAIN Walisongo dan 2 orang di UNNES Semarang melalui Program MEDP.
3
Dokumen Madrasah,. op.cit.
47
Tabel 4.2 Data guru MTs YASIN Wates tahun pelajaran 2010/20114 N o
4
NAMA
L TEMPAT/TGL.LAH / IR P Grobogan, 27 Oktober 1976 Grobogan, 16 Juni 1958 Grobogan , 17 Juni 1959 Grobogan, 15 Agustus 1973 Grobogan 12 Juli 1969 Grobogan , 04 Juni 1969 Grobogan, 9 Oktober 1975 Rembang , 31 Oktober 1969 Grobogan, 12 Juni 1975 Grobogan, 19 Mei 1962 Grobogan, 17 Agustus 1978 Grobogan, 2 Februari 1978 Grobogan, 27 Mei 1982 Grobogan, 17 Agustus 1974 Grobogan, 25 Desembr 1976 Grobogan, 25 Septembr 1984 Grobogan, 28 Januari 1980
Tanggal
Mapel
PEND.
GO L
Mulai Tugas
Yg. Diampu
S1
-
1-Jul-2003
B.Inggris
S1
-
30-Jun-1982
Qur'an Hadits
SMU
-
1-Jun-1985
MTK
MA
-
30-Jun-1992
Aswaja
MAN
-
1-Jun-1988
Aqidah Ahlak
SMU
-
17-Jun-1989
Penjaskes
S1
-
30-Jun-1996
IPA
SMU
-
30-Jun-1994
IPS
S1
-
30-Jun-1997
B.Arab
S1
-
30-Jun-2004
Fiqih
SI
-
1-Jul-1998
KTK
S1
-
30-Jul-2001
MTK
S1
-
30-Jun-2002
PKN
S1
-
30-Jun-2002
IPS
MA
-
30-Jun-2003
Nahwu/Sh orof
S1
-
1-Jul-2003
SKI
S1
-
1-Jul-2004
IPA
1
ABDUL HARIS, S.Pd.I
L
2
M.KHOZIN MU'ALIM, S.Pd.
L
3
DJUM'AN
L
4
FADLILATUL HIDAYATI
P
5
AHMAD ROFIQ
L
6
MUKTADI
L
7
SAMULI.S.Pd.
L
8
MASHARYATI
P
9
SA'DULLOH, S.Ag
L
10
AMRI, S.Ag
L
11
M.KHANIP, S.Pd.
L
12
NUR IKHWAN, S.Pd
L
13
SA'ADAH, S.Pd.
P
14
AGUS TRIYONO, S.Pd
L
15
SYAMSUDIN
L
16
ABDUL MALIK, S.Pd.I
L
17
MUH. RO'IS, S.Pd.I
L
18
SAHID DANUJI, S.Pd
L
Grobogan, 6 Oktober 1974
S1
Pen tk III/d
30-Jun-2005
B.Indonesi a
19
MUKHASONAH, S.Ag
P
Grobogan , 15 Juli 1962
S1
-
30-Jun-2004
Qur'an Hadits
Data dokumen madrasah,
48
1. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah YASIN KA. YAYASAN SUBADI, A.mA
KOMITE MADRASAH
KEPALA MADRASAH ABDUL HARISH, S.Pd.I
WAKAMAD Abdul Malik, S.Pd.I
BENDAHARA Nurodhi
WAKA BID. URUSAN
UR. KESISWAAN Sahid Danuji, S.Pd
UR. BP / BK Samsudin, S.Ag
UR. HUMAS Sa’dulloh, S.Ag
UR. SAR – PRAS Kanip, S.Pd
WALI KELAS
KELAS VIIA Syamsuddin
KELAS VIIB Muh. Ro’is, S.Ag
KELAS VIIIA Muhtadi
KELAS VIIIB Masharyati
KELAS IXA Sa’adah
KELAS IXB Samuli
49
B. Proses Analisa Data Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pokok masalah penelitian yang akan dikaji melalui pendekatan perpaduan ini ada tiga, yaitu: (1) Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelaaran SKI Kelas VIII Semester 1 di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun Pelajaran 2010/2011?, (2) Bagaimana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI Kelas VIII Semester 1 di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun Pelajaran 2010/2011?, dan (3) Sejauh mana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa Kelas VIII Semester 1 di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun Pelajaran 2010/2011. Uraian tentang deskripsi data hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) analisis deskripsi kuantitatif mean tentang kemampuan berfikir kreatif siswa pada mata pelajaran SKI sebelum penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom (2) analisis siklus 1 dan 2 tentang kondisi keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom untuk mencapai kemampuan berpikir keatif yang berkualitas, dengan analisis kuantitatif persentase dan deskriptif kualitatif; dan (3) berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran SKI setelah penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dengan analisis kuantitatif mean. 1. Deskripsi kuantitatif tentang kondisi prestasi belajar siswa dalam bentuk ulangan
harian
pada
K.D.
1.2.
(Mendeskripsikan
perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah) yang telah dilakukan dengan tidak menggunakan instrumen evaluasi dengan lembar
50
kerja. Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode konvensional yaitu ceramah murni. Pertimbangan peneliti menggunakan metode konvensional untuk pembelajaran K.D 1.2. ini adalah: (a) untuk memperoleh input tentang ketrampilan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran di kelas; dan (b) untuk mengetahui pentingnya penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada materi berikutnya yaitu KD 1.3. Setelah proses pembelajaran K.D. 1.2. dengan metode konvensional diperoleh kesimpulan: (a) data tingkat berpikir kreatif siswa pada K/D 2.2. dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh angka rata-rata (mean) prestasi belajar siswa kelas VIII sebesar 60,14 (lihat lampiran 02). Dari jumlah tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal tidak diperoleh ketuntasan belajar, karena jumlah ketuntasan belajar setiap K.D telah ditetapkan minimal sebesar 70,00; (b) jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya mencapai 23 siswa dari 40 siswa (57 %), sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 17 siswa dari 40 siswa (43 %) (lihat lampiran 02); dan (c) kondisi keterlibatan atau keaktifan siswa selama proses pembelajaran sangat minim, nampak siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi, potensi dan kemampuan yang dimiliki setiap siswa tidak bisa berkembang dengan baik. 2. Berdasarkan data prestasi belajar pada K.D. 1.2. tersebut di atas yang tidak dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, dan juga berdasarkan pengamatan partisipatif selama proses pembelajaran di kelas, maka model pembelajaran yang dipakai untuk materi selanjutnya yaitu K.D. 1.3 (Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang), adalah menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom. Sedangkan proses dari awal hingga akhir pelaksanaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya
51
tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat dideskripsikan dalam siklus pertama dan siklus kedua sebagaimana pada uraian berikut ini. 1. Hasil Penelitian Siklus I Pada siklus pertama materi pelajaran yang disajikan adalah tentang; 1. Menceritakan sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah, 2. Meneladani ketekunan dan kegigihan Dinasti Abbasiyah. Jadi, ruang lingkup perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang dilakukan guru pada siklus pertama adalah menyangkut dua hal tersebut, yang terdiskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan. Pada tahap perencanaan ini ada enam hal yang harus disusun guru untuk memperlancar proses pembelajaran, yaitu: (1) Menyusun pedoman pengamatan berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dikaji, (2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan: Tujuan instraksional, Alokasi waktu; Materi pembelajaran; Metode atau pendekatan yang dipilih, dan
evaluasi, (3) Menyusun langkah-langkah penggunaan
instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom; (4) Menyusun pedoman pengamatan yang dilakukan oleh Kolaborator terhadap proses pembelajaran (5) menyusun cara melakukan pengamatan dan sekaligus memberikan evaluasi tentang keterlibatan siswa,; dan (6) Menyusun laporan secara deskriptif naratif tentang proses pembelajaran di kelas pada siklus pertama. b. Tindakan Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, guru melakukan langkah-langkah operasional di kelas, antara lain: (1) Sebelum memulai kegiatan belajar atau memasuki meteri pelajaran, guru memberikan sejumlah pertanyaan asosiasi untuk mengkaitkan pengalaman atau pengetahuan yang ada pada diri siswa dengan materi yang akan diberikan; (2) Guru menjelaskan konsep-konsep penting (pokok) tentang sejarah berdirinya daulah bani
52
abbasiyah; (3) Guru membagi lima kelompok (A, B, C, D dan E) masingmasing kelompok beranggotakan antara 8-9 siswa. Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberikan soal/tes untuk mengetahui sejauhmana pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan dan juga digunakan untuk mengukur tingkat berpikir siswa. Data hasil nilai pada siklus 1sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil tes siswa pada siklus 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama A Riyadus solikin Abdul Jalil Aji saka Alfiyatur rohmawati Atik ernawati Daimatul khasanah Daryati Edi maryanto Ernawati Fadhilah wijayanti Fahrudin Fatikhatus sa'diyah Indah susilowati Jazilatul maghfiroh M. Sayidin M. Ulinuha Maria ulfa Mufandhilin Muh Sobirin Ngainul Baroya Nur rohatun Nyaman Puji utomo Riniwati Samlawi saifudin
nilai 65 75 80 85 75 70 65 60 60 65 65 80 65 75 70 65 70 65 65 70 75 70 60 65 75
ket tdk tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tdk tuntas tdk tuntas tdk tuntas tdk tuntas tdk tuntas tuntas tdk tuntas tuntas tuntas tdk tuntas tuntas tdk tuntas tdk tuntas tuntas tuntas tuntas tdk tuntas tdk tuntas tuntas
53
NO 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
c.
Nama Siti muayanah Siti nur janah Sri rizqi puji LN Sri wahyuni S. Fatimah St Niswatus sahiroh Siti Ruqoyah Siti zaenatun fitriyani Sunarti Supriyono Susilowati Tatik Uli Ajnihatin Widayanti Agus putra P Rata-rata
nilai 70 70 65 65 80 65 65 65 70 75 75 75 80 80 75 70.25
ket tuntas tuntas tdk tuntas tdk tuntas tuntas tdk tuntas tdk tuntas tdk tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
Observasi Proses pelaksanaan atau tindakan selalu diikuti dengan pengamatan langsung oleh guru dan dicatat dilembar-lembar khusus. Dari proses pengamatan (observasi partisipatif) tersebut diperoleh kesimpulan: (1) Pada saat sebelum pelajaran dimulai, pertanyaan yang bersifat asosiatif yang disampaikan guru pada siswa, siswa tidak begitu responsif untuk menjawab; (2) Pada saat guru menjelaskan konsep-konsep pokok materi, perhatian siswa cukup baik; dan (3) Pada saat proses berlangsungnya pembelajaran, diperoleh pada data tabel 4.4 sebagai berikut:
54
Tabel 4.4 Tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa dalam Proses pembelajaran. Aspek yang dinilai
Status dan Skor
Persentase
Kerjasama dalam kelompok belajar selama pembelajaran
Amat Baik = 12 Baik = 20 Cukup =4 Kurang =5 Sangat Kurang = 1 Amat Baik =9 Baik = 17 Cukup = 10 Kurang =6 Sangat Kurang = 0
28,57 % 47,61 % 9,52 % 11,90 % 2,38 % 21,42 % 40,47 % 23,80 % 14,28% 0%
Amat Baik =9 Baik = 19 Cukup =7 Kurang =7 Sangat Kurang = 0 Amat Baik =9 Baik = 22 Cukup =4 Kurang =5 Sangat Kurang = 2
21,42 % 45,23 % 16,66 % 16,66 % 0% 21,42 % 52,38 % 9,52 % 11,92 % 4,76 %
No. 1.
2.
3.
4.
Respon / inisiatif dalam memberikan alternatif jawaban terhadap permasalahan yang ada Penuh perhatian selama proses pembelajaran
Tanggungjawab terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam kelompok
Dari data pada tabel 4.4 tersebut diperoleh kesimpulan bahwa empat aspek yang diamati tentang keterlibatan siswa kelas VIII dalam proses pembelajaran di kelas mayoritas adalah berada pada kondisi baik, yaitu: (a) kerjasama siswa dalam kelompok selama kegiatan pembelajaran mencapai 47,61 80 %; (b) respon/ inisiatif siswa dalam memecahkan persoalan yang ada mencapai 40,47 %; (c) penuh perhatian selama proses pembelajaran mencapai 45,23 %; dan (d) tanggungjawab terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam kelompok mencapai 52,38 %. Apabila setiap siswa di kelas VIII secara kumulatif dinilai dari empat aspek keaktifan dan sikap selama proses
55
pembelajaran menunjukkan hasil antara lain kategori: (1) Amat Baik (AB) adalah 21,42 %; (2) Baik (B) adalah 47,61 %; (3) Cukup (C) adalah 19,04 %; (4) Kurang (K) adalah 7,14 %; dan (5) Sangat Kurang (SK) adalah 4,76 %. Menurut peneliti, diantara faktor yang mempengaruhi kelancaran proses
kerjasama
para
anggota
dalam
lima
team/kelompok
adalah,
permasalahan yang diajukan dimengerti dan mekanisme kerja dalam pembelajaran telah dipahami oleh setiap anggota kelompok. Sepanjang pengamatan peneliti, diperoleh pemahaman bahwa keaktifan dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran untuk mata pelajaran SKI secara umum berlangsung secara baik. Menurut
peneliti
melalui
hasil
pengamatan
dan
wawancara
takterstruktur diperoleh data empirik, bahwa: (1) proses pembelajaran ini akan membuktikan bahwa siswa yang mempunyai kegemaran membaca beragam sumber informasi ilmu pengetahuan akan nampak lebih dominan dalam memberikan alternatif pemikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi kelompoknya, sementara siswa yang tidak mempunyai kegemaran membaca beragam sumber ilmu pengetahuan akan menampilkan sikap pasif dalam proses diskusi kelompok; (2) secara umum suasana pembelajaran di kelas lebih dinamik dan siswa lebih aktif dalam bertukar pikiran untuk memecahkan masalah yang diajukan oleh guru. d. Refleksi Berdasarkan hasil obervasi partisipatif selama proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom diperoleh gambaran sebagai berikut; (1) aspek keaktifan/keterlibatan siswa selama proses pembelajaran di kelas masih ada sebagian siswa yang hanya mencapai predikat cukup (18,04 %), predikat kurang (7,14 %) dan predikat Sangat Kurang (4,76 %); (2) proses diskusi dalam kelompok masih nampak ada sebagian siswa yang lebih mendominasi proses penyelesaian masalah, hal ini menunjukkan proses diskusi
56
kurang berjalan dengan baik; (3) pada siklus 1 ini jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 17 siswa (43%) atau tidak tuntas, sedangkan yang sudah mencapai nilai diatas 70 sebanyak 23 siswa (57%), jika di bandingkan dengan indikator yang telah ditetapkan, maka untuk mencapai ketuntasan klasikal 85% masih kurang 42%; dan (4) secara umum hasil pengamatan peneliti tentang keaktifan siswa secara klasikal adalah lebih baik dari pada model pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Ketiga sisi kekurangan tersebut di atas sebagai hasil proses pembelajaran instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada siklus pertama akan diperbaharui atau ditindaklanjuti pada siklus ke dua. Diharapkan melalui siklus kedua nanti kekurangan pada siklus pertama, baik pada aspek kerja team, pemaparan dan penguasaan konsep untuk menjelaskan enam permasalahan bisa terselesaikan lebih baik. Jadi, hasil analisis
siklus pertama
diperoleh
kesimpulan
bahwa
melalui
model
pembelajaran instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom, keaktifan dan sikap siswa dalam kerja kelompok serta
prestasi belajar siswa lebih meningkat dari pada model
pembelajaran konvensional. 2. Hasil Penelitian Siklus II Setelah peneliti memperoleh gambaran tentang beberapa sisi kekurangan atau kelemahan proses pembelajaran pada siklus pertama, maka peneliti perlu melakukan perbaikan atau tindak lanjut pada siklus kedua, dengan penjabaran sebagai berikut: a. Perencanaan. Tahap perencanaan pada siklus kedua ini ada enam hal yang harus disusun peneliti untuk memperlancar proses pembelajaran di kelas, yaitu: (1) menyusun atau melihat kembali rumusan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran KD.1.3 dengan menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi
57
Bloom seperti pada siklus pertama; (2) menyusun kembali lima permasalahan yang harus dipecahkan, dengan alternatif jawaban yang lebih lengkap (lebih komprehensif), (3) menyusun kembali aturan atau mekanisme kerja dalam proses kerja kelompok, secara lebih jelas, sehingga para anggota kelompok pada siklus pertama yang kurang aktif dapat lebih aktif; (4) menyusun blangko observasi partisipatif dengan komponen sikap yang dinilai sama seperti pada siklus pertama dengan ditambah satu aspek yaitu tentang kedisiplinan siswa dalam mengikuti segala aturan dalam kerja kelompok; (5) menyusun blangko observasi untuk kolaborator, untuk mengamati proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti/guru; dan (6) menyusun tes akhir kegiatan pembelajaran KD.1.3 dalam bentuk soal uraian sebanyak lima pertanyaan. Tes ini merupakan tes ulangan harian dan sekaligus untuk mengetahui efektifitas penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam upaya peningkatan berpikir kreatif siswa. b. Tindakan Berdasarkan perencanaan siklus kedua yang telah disusun, peneliti/guru melakukan langkah-langkah operasional di kelas, antara lain: (1) sebelum memulai kegiatan belajar atau memasuki meteri pelajaran, peneliti/guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran,(2)
peneliti/guru
mengarahkan tentang deskripsi, analisa, klasifikasi dan menentukan ciri; (3) selama proses kerja dalam kelompok a pada proses pembelajaran, peneliti/guru melakukan observasi partisipatif, dengan melihat lima aspek pola perilaku dalam pembelajaran di kelas, apakah terdapat perubahan lebih baik tentang keaktifan atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran apabila dibandingkan pada siklus pertama; (4) ketika kelompok
telah selesai mempresentasikan, peneliti/guru memberikan
pengarahan dan kesimpulan akhir; dan (5) peneliti/ guru memberikan tes
58
akhir kegiatan pembelajaran KD.1.3 dalam bentuk soal uraian sebanyak lima pertanyaan. Dari hasil siklus 2 diperoleh nilai sebagai berikut: Tabel 4.5 Perolehan nilai siswa pada siklus 2 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nama A Riyadus solikin Abdul Jalil Aji saka Alfiyatur rohmawati Atik ernawati Daimatul khasanah Daryati Edi maryanto Ernawati Fadhilah wijayanti Fahrudin Fatikhatus sa'diyah Indah susilowati Jazilatul maghfiroh M. Sayidin M. Ulinuha Maria ulfa Mufandhilin Muh Sobirin Ngainul Baroya Nur rohatun Nyaman Puji utomo Riniwati Samlawi saifudin Siti muayanah Siti nur janah Sri rizqi puji LN Sri wahyuni
nilai 72 82 87 92 82 77 72 67 67 72 72 87 72 82 77 72 77 72 72 77 82 77 67 72 82 77 77 72 72
ket tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tdk tuntas tdk tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tdk tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
59
NO 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama S. Fatimah St Niswatus sahiroh Siti Ruqoyah Siti zaenatun fitriyani Sunarti Supriyono Susilowati Tatik Uli Ajnihatin Widayanti Agus putra P
nilai 87 72 72 72 77 82 82 82 87 87 82 77.25
ket tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
c. Observasi Proses pelaksanaan atau tindakan selalu diikuti dengan pengamatan partisipatif dengan menitik beratkan pada aspek-aspek yang menjadi kekuarangan pada siklus pertama. Dari proses pengamatan (observasi partisipatif) tentang penilaian keaktifan dan sikap siswa dalam proses pembelajaran di kelas pada siklus kedua diperoleh data sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel 4.6 Tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran
No. Aspek yang dinilai
01.
Kerjasama
Status dan Skor
dalam Amat Baik
= 28
66, 66 %
=5
11, 90 %
Cukup
=4
9, 52 %
Kurang
=5
11, 90 %
kelompok belajar selama Baik pembelajaran
Persentase
Sangat Kurang = 0
0%
60
No. Aspek yang dinilai
02.
Respon/inisiatif
Status dan Skor
dalam Amat Baik
Persentase
= 25
59, 52 %
memberikan
alternatif Baik
= 10
23, 80 %
jawaban
terhadap Cukup
=4
9, 52 %
=3
7, 14 %
permasalahan yang ada
Kurang
Sangat Kurang = 0 03.
Penuh perhatian selama Amat Baik
= 24
57, 14 %
proses pembelajaran
Baik
=8
19, 04 %
Cukup
=5
11, 90 %
Kurang
=5
11, 90 %
Sangat Kurang = 0 04.
0%
0%
Tanggungjawab terhadap Amat Baik
= 26
61, 90 %
tugas
harus Baik
= 10
23, 80 %
dalam Cukup
=3
7, 14 %
=3
7, 14 %
yang
diselesaikan kelompok
Kurang
Sangat Kurang = 0
0%
Dari data pada tabel 4.2 tersebut diperoleh kesimpulan bahwa lima aspek yang diamati tentang keterlibatan siswa kelas VIII dalam proses pembelajaran , mayoritas adalah berada pada kondisi Amat Baik (AB), yaitu: (1) kerjasama siswa dalam kelompok belajar selama pembelajaran mencapai 66, 66 %, ada peningkatan 38,09 %; (2) respon/inisiatif siswa dalam memberikan alternatif jawaban terhadap permasalahan yang ada mencapai 59,52 %, ada peningkatan 38,10 %; (3) sikap penuh perhatian siswa selama proses pembelajaran mencapai 57,14 %, ada peningkatan 35,72 %; dan (4) tanggungjawab siswa terhadap tugas yang harus
61
diselesaikan dalam kelompok mencapai 61,90 %, ada peningkatan 40,48 %; dan (5) Kedisiplinan siswa dalam mengikuti segala aturan dalam kerja kelompok mencapai 73, 80 %. Sedangkan predikat Kurang (K) untuk semua aspek sikap yang dinilai adalah menurun, bahkan untuk predikat Sangat Kurang (SK) adalah 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus kedua adalah lebih baik dan dapat mendorong terbangunnya sikap positif dalam kerja kelompok. Hasil pengamatan partisipatif selama proses pembelajaran pada siklus kedua diperoleh data, bahwa: (1) secara umum keterlibatan siswa kelas VIII dalam proses diskusi lebih baik apabila dibandingkan dengan siklus pertama, hal ini disebabkan materi pembelajaran lebih dipahami dan siswa telah belajar dari kekurangan pada siklus pertama; (2) pada siklus kedua telah terjadi banyak revisi tentang kesalahan atau kekurangan dalam memberikan alternatif jawaban dari permasalahan yang dihadapi, yaitu tentang mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang; (3) pada siklus kedua peneliti/guru telah memperoleh data melalui penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada materi KD.1.3, bahwa penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dapat meningkatkan kerampilan berpikirkreatif siswa pada mata pelajaran SKI, yaitu rata-rata prestasi belajar KD. 1.3 mencapai 77,25, dengan demikian telah terjadi ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan secara individu yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah 3 (tiga) siswa (8 %); dan (4) suasana pembelajaran di kelas terasa lebih menyenangkan, karena sesama teman saling bertukarpikiran, proses pembelajaran tidak monoton pada guru sentris, disamping itu nampak adanya kompetisi antar siswa dalam mengajukan
argumentasi
secara
lebih
baik.
Kondisi
psikholis
62
pembelajaran di kelas yang kondusif tersebut tentu sangat menguntungkan bagi proses pembelajaran di kelas. d. Refleksi Berdasarkan hasil obervasi partisipatif selama proses pembelajaran di kelas pada siklus kedua diperoleh data sebagai berikut; (1) aspek keaktifan/keterlibatan siswa secara klasikal selama proses pembelajaran di kelas pada siklus kedua telah mengalami peningkatan kualitas apabila dibandingkan dengan siklus pertama, hal ini bisa dilihat dari perbedaan persentase pada tabel 4.1 dan tabel 4.2. Data tersebut membuktikan penggunaan penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja untuk materi K.D. 1.3 adalah sangat bagus; (2) proses diskusi dalam kelompok, pada siklus kedua sudah merata. Pada siklus pertama masih nampak ada sebagian siswa yang lebih mendominasi proses penyelesaian masalah, hal ini menunjukkan proses diskusi team ahli pada siklus kedua sudah berjalan dengan cukup baik; (3) secara umum baik pada siklus pertama maupun siklus kedua masih nampak keterbatasan beragam alternatif wacana atau sudut pandang, hal ini dapat dimaklumi, karena input dan kualitas SDM siswa memang masuk kategori berkemampuan berpikir relatif rendah, dan (4) setelah pelaksanaan siklus pertama dan kedua, peneliti/guru melakukan tes akhir, hasil dari tes akhir menunjukkan ketrampilan berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan. D. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan Dari hasil penelitian tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, maka dapat disimpulkan melalui tabel penyebaran frekuensi sebagai berikut:
63
Tabel 4.7 Penyebaran frekuensi distribusi hasil tes NIlai 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50
Siklus 2 Siklus 1 Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 3% 1 3% 5 13% 5 13% 9 23% 9 23% 8 20% 8 20% 14 35% 14 35% 3 8% 3 8% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 40
Data tersebut menggambarkan bahwa pada siklus 1 siswa yang memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 17 anak (43%) sedangkan siswa yang sudah mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 23 anak (57%) dan secara klasikal masih kurang 42%. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan masih 3 anak (8%) dan sebanyak 38 anak (92%) telah mencapai tingkat ketuntasan, hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan jika sudah mencaai 85% siswa mencapai ketuntasan maka dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan yang dicapai pada siklus 2 ini dipengaruhi oleh penggunaan instrumen evaluasi dengan kalimat tanya tingkat tinggi yang mempengaruhi cara berpikir siswa, dari semula para siswa dalam menjawab pertanyaan biasanya text book (sesuai yang ada di buku), menjadi lebih berkembang sesuai dengan pemahaman dan bahasa mereka sendiri, dan ketika jawaban dari siswa dibacakan di depan kelas, maka seluruh siswa mampu memahami karena sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa mereka, serta lebih memberikan apresiasi atas hasil kerja siswa. Pencapaian hasil tersebut penulis
64
hubungkan dengan teori yang penulis sampaikan pada bab dua tentang landasan teori dan tingkatan kemampuan berpikir taksonomi Bloom, diperoleh kesimpulan bahwa ada peningkatan kemampuan berpikir siswa yang semula pada tingkatan C1 pengetahuan hafalan, dan C2 pemahaman telah mengalami peningkatan pada tingkatan C3 aplikasi dan C4 Analisis. Sedangkan dari hasil pengamatan keaktifan dan sikap siswa pada siklus 1 dan siklus 2, dapat diperbandingkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.8 Perbandingan hasil pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2 Siklus 1 no.
Aspek yang dinilai
Status dan Skor
Siklus 2 Persentas e
Status dan Skor
Persenta se
1.
2.
3.
4.
Kerjasama dalam kelompok belajar selama pembelajaran
Amat Baik = 12 Baik = 20 Cukup =4 Kurang =5 Sangat Kurang = 1
28,57 % 47,61 % 9,52 % 11,90 % 2,38 %
Amat Baik = 28 Baik =5 Cukup =4 Kurang =5 Sangat Kurang = 0
66,66 % 11,90 % 9, 52 % 11,90 % 0%
Respon / inisiatif dalam memberikan alternatif jawaban terhadap permasalahan yang ada Penuh perhatian selama proses pembelajaran
Amat Baik =9 Baik = 17 Cukup = 10 Kurang =6 Sangat Kurang = 0
21,42 % 40,47 % 23,80 % 14,28% 0%
Amat Baik = 25 Baik = 10 Cukup =4 Kurang =3 Sangat Kurang = 0
59,52 % 23,80 % 9, 52 % 7, 14 % 0%
Amat Baik =9 Baik = 19 Cukup =7 Kurang =7 Sangat Kurang = 0 Amat Baik =9 Baik = 22 Cukup =4
21,42 % 45,23 % 16,66 % 16,66 % 0% 21,42 % 52,38 % 9,52 %
Amat Baik = 24 Baik =8 Cukup =5 Kurang =5 Sangat Kurang = 0 Amat Baik = 26 Baik = 10 Cukup =3
57,14 % 19,04 % 11,90 % 11,90 % 0% 61,90 % 23,80 % 7, 14 %
Tanggungjaw ab terhadap tugas yang
65
Siklus 1 no.
Aspek yang dinilai
Status dan Skor
Siklus 2 Persentas e
Status dan Skor
Persenta se
harus diselesaikan dalam kelompok
Kurang =5 Sangat Kurang = 2
11,92 % 4,76 %
Kurang =3 Sangat Kurang = 0
7, 14 % 0%
Dari tabel di atas menggambarkan bahwa melalui diskusi kelompok yang diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui instrumen evaluasi dapat dijelaskan bahwa kerjasama kelompok selama pembelajaran mengalami peningkatan kategori Amat Baik pada siklus 1 sebesar 28,57% meningkat pada siklus sebesar 66,66%, pada aspek Respon/inisiatif dalam memberikan jawaban kategori amat baik pada siklus 1 sebesar 21,42% meningkat menjadi 59,52%, aspek perhatian selama proses pembelajaran dari siklus 1 21,42% mengalami peningkatan 57,14%, dan aspek tanggungjawab terhadap tugas juga pada kategori amat baik pada siklus1 21,42% pada siklus 2 menjadi 61,90%. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan berpikir siswa. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Mustaqim yang penulis sampaikan pada bab dua, bahwa cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan intelegensinya. Intelegensi dapat diilustrasikandengan kemampuan memahami sesuat, makin tinggi intelegensi seseorang, maka makin cepat ia memahami sesuatu yang dihadapi, problem dirinya sendiri, dan problem lingkungannya. Proses penelitian ini memberikan beberapa remokemendasi berkaitan penelitian tentang fenomena berpikir kreatif siswa, antara lain: 1.
Penelitian
ini
membuktikan
pentingnya
menggunakan
pendekatan
perpaduan penelitian kuantitatif-kualitatif dalam memahami fenomena
66
berpikir kreatf siswa di madrasah baik bidang akademik maupun non akademik. 2.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan aktivitas, kreatifitas dan kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran di kelas. Hal ini selaras dengan beberapa hasil penelitian terdahulu, bahwa kreativitas siswa dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi kebebasan berpendapat dalam kelompok. Disisi lain kegiatan pembelajaran dikelas yang lebih menekankan aspek pengembangan pribadi, kreatifitas siswa untuk menangkap makna atau peristiwa sosial selama proses interaksi dalam kelompok, kemudian setiap siswa diberi kesempatan untuk memodifikasi dan menginterpretasi sesuai dengan taksonomi kognitif Bloom.
3.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan: Rasa harga diri siswa menjadi lebih tinggi; Memperbaiki sikap terhadap matapelajaran dan sekolah; Sikap tolerir atau penerimaan terhadap perbedaan individu; Kerjasama dalam kelompok sehingga mengurasi konflik Pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran lebih mendalam; Motivasi dan hasil belajar siswa lebih tinggi; Pola berpikir kritis, kreatif dan tanggap dalam menghadapi persoalan.
4.
Proses analisis data kualitatif Penelitian Tindakan Kelas dengan model Spradley menghasilkan proposisi penelitian sebagai berikut, “penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom secara baik menyebabkan meningkatnya ketrampilan berpikir siswa siswa di kelas selama proses pembelajaran mata pelajaran SKI”.
67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai “Penggunaan Instrumen Evaluasi Dengan Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Mata Pelajaran Ski Kelas VIII Semester Satu Di MTs Yasin Wates Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran 2010 / 2011”, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1.
Penggunaan instrumen evaluasi dengan lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI di kelas VIII di MTs YASIN Wates tahun pelajaran 2010/2011 yaitu meliputi; membandingkan, hubungan sebab akibat, memberi alasan, menyimpulkan, mengelompokkan, menerapkan, menganalisis, sisntesis dan evaluasi.
2.
Kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat dari semula pada tingkatan C1 hafalan dan C2 Pemahaman meningkat pada C3 aplikasi dan C4 analisis dengan menggunakan instrumen evaluasi lembar kerja kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI di kelas VIII di MTs YASIN Wates tahun pelajaran 2010/2011
3.
Penggunaan Instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mata pelajaran SKI kelas VIII Semester satu di MTs YASIN Wates tahun pelajran 2010/2011. Bahwa pada siklus 1 siswa yang memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 17 anak (43%) sedangkan siswa yang sudah mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 23 anak (57%) dan secara klasikal masih kurang 42%. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan masih 3 anak (8%) dan sebanyak 37 anak (92%) telah mencapai tingkat ketuntasan, hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan jika sudah mencaai 85% siswa mencapai ketuntasan maka dapat dikatakan berhasil. 67
68
B. Saran-Saran Dari uraian tersebut diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran dengan maksud proses pembelajaran SKI yang diterapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan cara berpikir kreatif siswa: 1. Kepada Guru: a. Untuk mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik, termasuk penggunaan Lembar Kerja yang dirancang dengan instrumen evaluasi kalimat tanya tingkat tinggi, sehingga akan merangsang daya bepikir kreatif siswa. b. Guru lebih bertindak sebagai fasilitator dalam pembelajaran, dan hanya mengambil sikap ketika dalam hal konfirmasi sedangkan pada tahap eksplorasi dan elaborasi dilakukan oleh siswa. 2. Kepada Siswa Siswa agar terus meningkatkan prestasi hasil belajar agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan, dengan cara menambah pengetahuan melalui bahan kepustakaan dan kegiatan kretatifitas dan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. 3. Kepada Orang Tua Orang tua harus mendukung program belajar yang telah diprogramkan oleh sekolah dengan cara ikut aktif melalui komite sekolah, dan juga memantau perkembangan hasil prestasi yang dicapai oleh anak, sehingga terwujud komunikasi aktif antara pihak orang tua, komite dan pihak sekolah.
A. Penutup Rasa syukur alhamdulilah penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya penelitian ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan kekhilafan yang ada pada diri penulis, tidak menutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan dalam penelitian tindakan kelas ini. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran demi lebih sempurnanya PTK ini.
69
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini, dengan harapan semoga Allah SWT menerima sebagai amal kebaikan dan memberi pahala di dunia dan akhirat. Dengan iringan do’a dan harapan semoga penelitian tindakan kelas ini dapat membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
70
1
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung, 2006. Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2008 ....................., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 2004. Bachman, Edmud, Metode Berpikir Kritis dan Inovatif, Prestasi Pustakaraya, Jakarta, 2010, Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Cet , Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif menyenangkan, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009. Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, Safiria Insania Press, Yogyakarta, 2003. Hand out, Desentralized Based Educatio (DBE), Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, RASAIL, Semarang, 2008. Khaerudin,dkk, KTSP dan implementasinya di madrasah, Pilar Media, Jogjakarta, 2007. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008. Pribadi,Benny, Model Desain Sistem Pembelajaran, Dian Rakyat, Jakarta, 2009. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Bandung, 2010. Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, RASAIL, Semarang, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2004. Syamsul Ma’arif, Pesantren vs kapitalisme sekolah, Need’s Press , Semarang, 2008. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008. Uno, Hamzah, Orientasi Baru Salam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2008. Margono, Metodologi Penelitian, P.T. Rineka Cipta, Jakarta,1996. Masrukin, Statistik Inferensial, Mitra Press, Kudus, 2004.
2
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002. Sutikno, M. Sobry, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?, NTP Press, Mataram, 2005. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara , Jakarta, 2003. Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2003. Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2000. Sudjana,Nana, dan ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Cet. 9, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2000. Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, Darul Ma’arif ,Mesir:, 1968. Undang-undang RI, Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas, CV. Mini Yogya Abadi, Cet.1, Jakarta, 2003. Yuwono, Trisno, dan Abdullah, Pius, Kamus lengkap Bahasa Indonesia Praktis, Arkola, Surabaya, 2002. Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy. Design/Thinking http://educate.intel.com/id/Project work/Bloom_Taxonomy.html.
Skills/Thinking
Frame
3
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama
:SAMULI
NIM
: 073111 168
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Tempat/Tgl. Lahir
: Grobogan, 9 Oktober 1975
Alamat
: Rt 4 Rw 01 Desa Wates Kec. Kedungjati Kab. Grobogan
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Pendidikan Formal: 1. SD Negeri 2 Wates lulus tahun 1989 2. MTs. Nurul Huda Wates lulus tahun 1992. 3. Madrasah Aliyah “YAFALAH” Ginggang Gubug lulus tahun 1995. 4. D I Komputer Akuntansi FAVOURITE COLLEGE Semarang lulus tahun 1997. 5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007 Demikianlah daftar riwayat pendidikan penulis ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari ada kekurangan akan diadakan pembentulan sebagaimana mestinya.
Grobogan,
11 Maret 2011.
Penulis
Samuli NIM. 073111 168
i
1
Lampiran 01: Format Pengamatan tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa Dalam Proses Pembelajaran di Kelas (Siklus 1) Aspek Perilaku Siswa Yang Dinilai Skor
Ketera ngan
No.
NAMA SISWA
01
A Riyadus solikin
4
3
3
4
14
B
02
Abdul Jalil
3
3
4
4
14
B
03
Aji saka Alfiyatur rohmawati
4
5
5
5
19
AB
4
5
5
5
19
AB
4
3
3
3
13
C
06
Atik ernawati Daimatul khasanah
5
3
4
2
13
C
07
Daryati
5
3
4
4
16
B
08
Edi maryanto
3
3
2
4
12
C
09
Ernawati Fadhilah wijayanti
4
4
4
4
16
B
2
2
2
1
7
SK
Fahrudin Fatikhatus sa'diyah Indah susilowati Jazilatul maghfiroh
4
4
3
2
13
C
4
4
4
4
16
B
4
4
4
4
16
B
5
3
4
4
16
B
15
M. Sayidin
4
5
5
5
19
AB
16
M. Ulinuha
5
5
5
5
20
AB
17
Maria ulfa
4
4
4
4
16
B
18
Mufandhilin
5
2
3
4
14
B
19
Muh Sobirin Ngainul Baroya
4
4
4
4
16
B
2
3
2
3
10
K
04 05
10 11 12 13 14
20
Kerjasa ma klompok
Respon Penuh sif/inisi perhatian atif
Tanggun g jawab pd Tugas
2
Aspek Perilaku Siswa Yang Dinilai Skor
Ketera ngan
No.
NAMA SISWA
21
Nur rohatun
5
3
3
2
13
C
22
Nyaman
5
4
2
2
13
C
23
Puji utomo
4
4
4
4
16
B
24
Riniwati Samlawi saifudin Siti muayanah
4
4
4
4
16
B
2
2
2
4
10
K
4
4
4
4
16
B
5
5
5
5
20
AB
28
Siti nur janah Sri rizqi puji LN
4
4
4
4
16
B
29
Sri wahyuni
3
2
3
3
11
C
30
S. Fatimah St Niswatus sahiroh
4
4
4
4
16
B
4
4
4
4
16
B
1
2
2
1
6
SK
33
Siti Ruqoyah Siti zaenatun fitriyani
2
2
2
2
10
K
34
Sunarti
4
4
4
4
16
B
35
Supriyono
5
5
5
5
20
AB
36
Susilowati
2
4
4
4
14
B
37
Tatik
3
3
3
3
12
C
38
Uli Ajnihatin
5
5
5
5
20
AB
39
Widayanti
5
5
5
5
20
AB
40
Agus putra P
5
5
5
5
20
AB
25 26 27
31 32
Kerjasa ma klompok
Respon Penuh sif/inisi perhatian atif
Tanggun g jawab pd Tugas
3
Keterangan: 01. Kolom Aspek perilaku Motivasi diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut; - Skor 1 = Sangat Kurang (SK) - Skor 2 = Kurang (K) - Skor 3 = Cukup (C) - Skor 4 = Baik (B) - Skor 5 = Amat Baik (AB) 02. Pedoman Penilaian: Skor Minimal = 4 (1 x 4) Skor Maksimal = 20 ( 5 x 4) - Skor Maksimal setiap item = 5 - Rentangan Nilai adalah 20 – 4 : 5 = 3,2 - Kolom Keterangan dapat diisi dengan: a. amat baik, apabila jumlah skor = 17 – 20 b. baik, apabila jumlah skor = 14 – 16 c. cukup, apabila jumlah skor = 11 – 13 d. kurang, apabila jumlah skor = 8 – 10 e. sangat kurang, apabila jumlah skor = 4 - 7
Kedungjati, 1 Nop 2010 Pengamat/ Penilai
Abdul Malik, S.Pd.I.
4
Lampiran 02: Format Pengamatan tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa Dalam Proses Pembelajaran di Kelas (Siklus 2)
No.
NAMA SISWA
Aspek Perilaku Siswa Yang Dinilai Kerjas ama klomp ok
Respo n/ inisiat if
Penuh perhat ian
Skor
Keteran gan
Tanggun g jawab pd Tugas
01
A Riyadus solikin
5
2
4
4
19
B
02
Abdul Jalil
2
4
4
4
18
B
03
Aji saka Alfiyatur rohmawati Atik ernawati Daimatul khasanah
5
5
5
5
25
AB
5
5
5
5
25
AB
5
2
2
4
18
B
2
3
4
4
18
B
Daryati Edi maryanto
5
5
5
5
25
AB
3
2
2
4
16
C
Ernawati Fadhilah wijayanti
5
5
5
5
25
AB
3
3
3
3
15
C
Fahrudin Fatikhatus sa'diyah Indah susilowati Jazilatul maghfiroh
3
4
2
4
17
C
2
5
4
4
19
B
5
5
5
5
25
AB
5
4
4
2
20
B
15
M. Sayidin
5
5
5
5
25
AB
16
M. Ulinuha
5
5
5
5
25
AB
17
Maria ulfa
5
4
5
2
21
B
04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14
5
No.
18 19 20
NAMA SISWA
Mufandhilin Muh Sobirin Ngainul Baroya
Aspek Perilaku Siswa Yang Dinilai
Skor
Keteran gan
Tanggun g jawab pd Tugas
Kerjas ama klomp ok
Respo n/ inisiat if
Penuh perhat ian
5
5
4
5
24
AB
4
4
5
2
20
B
4
3
3
3
16
C
21
Nur rohatun
5
5
2
5
22
AB
22
Nyaman
5
5
2
5
22
AB
23
Puji utomo
5
5
5
5
25
AB
24
Riniwati Samlawi saifudin Siti muayanah Siti nur janah Sri rizqi puji LN
5
5
5
5
25
AB
4
3
3
4
17
C
5
5
5
5
25
AB
5
5
5
5
25
AB
5
5
5
5
25
AB
Sri wahyuni
2
4
4
5
18
B
5
5
5
5
25
AB
5
5
5
5
25
AB
5
5
5
5
25
AB
4
4
5
5
23
AB
25 26 27 28 29 30 31 32 33
S. Fatimah St Niswatus sahiroh Siti Ruqoyah Siti zaenatun fitriyani
34
Sunarti
5
5
5
5
25
AB
35
Supriyono
5
5
5
5
25
AB
36
Susilowati
5
4
4
4
19
B
37
Tatik
3
4
3
4
16
C
6
No.
NAMA SISWA
Aspek Perilaku Siswa Yang Dinilai Kerjas ama klomp ok
Respo n/ inisiat if
Penuh perhat ian
Skor
Keteran gan
Tanggun g jawab pd Tugas
38
Uli Ajnihatin
5
5
5
5
25
AB
39
Widayanti Agus putra P
5
5
5
5
25
AB
5
5
5
5
25
AB
40
Keterangan: 01. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut: a. Sangat Kurang (SK) = 1 b. Kurang (K) =2 c. Cukup (C) =3 d. Baik (B) =4 e. Amat Baik (AB) =5 02. Kriteria penilaian: a. Skor Minimal = 5 (1 x 5) b. Skor Maksimal = 25 ( 5 x 5) c. Skor Maksimal setiap item = 5 d. Rentangan Nilai adalah 25 – 5 : 5 = 4 03. Kolom Keterangan dapat diisi dengan: a. amat baik, apabila jumlah skor = 22 – 25 b. baik, apabila jumlah skor = 18 – 21 c. cukup, apabila jumlah skor = 14 – 17 d. kurang, a[abila jumlah skor = 10 – 13 e. sangat kurang, apabila jumlah skor = 5 - 9 Kedungjati, 1 Nop 2010 kolaborator Abdul Malik, S.Pd.I.
7
Lampiran 03: Format Tentang Pengamatan Kolaborator INDIKATOR / No.
ASPEK YANG DIAMATI
CAPAIAN SKOR
A.
Pra Pembelajaran:
01
Memeriksa/ mengabsen kesiapan siswa dalam proses pembelajaran
1; 2; 3; 4; 5
02.
Melakukan Penyampaian Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai
1; 2; 3; 4; 5
Melakukan kegiatan apersepsi
1; 2; 3; 4; 5
03. B.
Kegiatan Inti Pembelajaran:
01.
Mengkaitkan materi dengan pengetahuan siswa yang relevan
1; 2; 3; 4; 5
02.
Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar
1; 2; 3; 4; 5
03.
Menyampaikan konsep pokok materi dengan jelas dan sesuai dengan hirarki belajar
1; 2; 3; 4; 5
Menguasai kelas dan melaksanakan tahap-tahap pembelajaran
1; 2; 3; 4; 5
04.
1; 2; 3; 4; 5 05. 06.
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, dan sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
07.
Menggunakan media secara efektif dan efisien
08.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
09.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
1; 2; 3; 4; 5 1; 2; 3; 4; 5 1; 2; 3; 4; 5 1; 2; 3; 4; 5 1; 2; 3; 4; 5
10.
Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar
11.
Melakukan penilaian selama proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)
1; 2; 3; 4; 5
8
C. 01. 02.
Penutup: Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
1; 2; 3; 4; 5
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
1; 2; 3; 4; 5
Total Skor
71
Jumlah skor adalah 71. Jadi rata-rata adalah 4,43. Kesimpulannya proses pembelajaran yang dilakukan guru adalah Baik. Petunjuk: Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut. 1 = sangat tidak baik 4 = Baik 2 = tidak baik 5 = Sangat Baik 3 = kurang baik
Kolaborator,
(Abdul Malik, S.Pd.I)
9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1
Madrasah
:
YASIN
Mata Pelajaran
:
SKI
Kelas /Semester
:
VIII/1
Standar Kompetensi
:
1. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah
Kompetensi Dasar
:
1.1 Menceritakan sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah 1.2 Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada mas Bani Abbasiyah
Alokasi Waktu
:
2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran •
Melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengerjakan instrumen evaluasi LK siswa dapat memahami perkembangan kebudayaan islam pada masa bani Abbasiyah
Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Kecintaan ( Lovely) Kebangsaan (cityzenship )
Materi Pembelajaran •
Sejarah Bani Abbasiyah
Metode Pembelajaran •
Tanya jawab
10
•
Diskusi
•
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama dan kedua Kegiatan Pendahuluan •
Apersepsi
•
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.
Kegiatan Inti 1). Eksplorasi •
Siswa berkelompok mendiskusikan malalui lembar kerja yang disediakan dengan mencari bahan dari buku paket, dan bahan kepustakaan yang lain.
2). Elaborasi •
Siswa menyusun sinopsis.
3) Konfirmasi •
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
•
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup •
Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
•
Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
•
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
•
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
11
•
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Sumber Belajar • Buku SKI Kelas VIII , Penerbit Tiga Serangkai Solo • LKS MGMP
Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
1. Menceritakan asal mula
Tes lisan
berdirinya Bani Abbasiyah
2. Mengenal tokoh-tokoh
Jawaban singkat
Instrumen / Soal
1. Apa Penyebab berdirinya Bani Abbasiyah?
2. Buatlah Perbandingan
islam pada masa Bani
kemajuan yang dicapai pada
Abbasiyah
masa Bani Abbasiyah dengan masa Bani Ummayah?
3. Apakah Kelebihan dari ani Abbasiyah dalam ha ilmu pengetahuan?
4. Tuliskan ibrah yang dapat kamu ambil dari Dinasti Bani Abbasiyah? Kedungjati ................ 2011 Mengetahui
Guru Mapel PAI
Kepala MTs
Abdul Harish, S.Pd.I
Samuli
12
Instrumen / Soal
1. Apa Penyebab berdirinya Bani Abbasiyah? 2. Buatlah Perbandingan kemajuan yang dicapai pada masa Bani Abbasiyah dengan masa Bani Ummayah? 3. Apakah Kelebihan dari ani Abbasiyah dalam ha ilmu pengetahuan? 4. Tuliskan ibrah yang dapat kamu ambil dari Dinasti Bani Abbasiyah?
13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 2
Madrasah
:
YASIN
Mata Pelajaran
:
SKI
Kelas /Semester
:
VIII/1
Standar Kompetensi
:
1. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah
Kompetensi Dasar
:
1.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perananya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah 1.4
Mengambil
ibrah
dari
perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa bani Abbasiyah untuk masa kini an yang akan datang 1.5 Meneladani ketekunan dan kegigihan Bani Abbasiyah Alokasi Waktu
:
2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran •
Melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengerjakan instrumen evaluasi LK siswa dapat memahami tokoh-tokoh islam dan peranannya dalam ilmu pengetahuan pada masa bani Abbasiyah
•
Siswa dapat mengambl ibrah dari mempelajari sejarah Bani Abbasiyah dan meneladani tokoh-tokoh islam pada masa Bani Abbasiyah
Karakter siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Kecintaan ( Lovely)
14
Kebangsaan (cityzenship ) Materi Pembelajaran •
Sejarah Bani Abbasiyah
Metode Pembelajaran •
Tanya jawab
•
Diskusi
•
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama Kegiatan Pendahuluan •
Apersepsi
•
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.
Kegiatan Inti 1). Eksplorasi •
Siswa berkelompok mendiskusikan malalui lembar kerja yang disediakan dengan mencari bahan dari buku paket, dan bahan kepustakaan yang lain.
2). Elaborasi •
Siswa menyusun sinopsis.
3) Konfirmasi •
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
•
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup •
Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
15
•
Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
•
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
•
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
•
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Sumber Belajar • Buku SKI Kelas VIII , Penerbit Tiga Serangkai SOlo • LKS MGMP
Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
1. Memahami dan mengenal para tokoh ilmuwan pada masa Bani Abbasiyah
2. Mengambil ibrah dan
Tes lisan
Jawaban singkat
Instrumen / Soal
1. Tuliskan sebuah pernyataan tentang peranan tokoh islam pada masa bani Abbasiyah?
2. Kelompokkan kemajuan –
teladan dari para pemimpin
kemajuan yang dicapai oleh
bani Abbasiyah
Bani Abbasiyah beserta para tokohnya?
3. Tuliskan ibrah dan teladan yang dapat kamu ambil dari Dinasti Bani Abbasiyah?
4. Buatlah ringkasan tentang DaulahBani Abbasiyah?
16
Kedungjati ................ 2011 Mengetahui
Guru Mapel PAI
Kepala MTs
Abdul Harish, S.Pd.I
Samuli
Instrumen / Soal 1.
Tuliskan sebuah pernyataan tentang peranan tokoh islam pada masa bani Abbasiyah?
2. Kelompokkan kemajuan – kemajuan yang dicapai oleh Bani Abbasiyah beserta para tokohnya? 3. Tuliskan ibrah dan teladan yang dapat kamu ambil dari Dinasti Bani Abbasiyah? 4. Buatlah ringkasan tentang DaulahBani Abbasiyah?