PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen pada Kelas IX SMP N 28 Semarang)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh: ISTIQOMAH NIM: 3104241
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
DR.Hj. Sukasih, M.Pd. Pembimbing I
Siti Tarwiyah, M. Hum. Pembimbing II
ii
Tanda Tangan
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Ahmad Muthohar, M.Ag. Ketua
Hj. Nur Asiyah, M.SI Sekretaris
Drs.H. Abdul Wahid, M.Ag. Anggota
H. Mursid, M.Ag Anggota
iii
Tanda Tangan
ABSTRAK PENELITIAN
Istiqomah (NIM : 3104241), Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Terhadap Kemandirian Belajar Peserta Didik (Studi Eksperimen pada Kelas IX SMP N 28 Semarang). Skripsi. Semarang: Program Strata 1 jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar bidang studi pendidikan agama Islam peserta didik kelas IX di SMPN 28 Semarang antara sebelum diterapkannya metode pembelajaran sistem tutorial dengan sesudah diterapkannya metode pembelajaran sistem tutorial. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yakni jenis penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi atau yang akan terjadi diantara variabel-variabel tertentu melalui upaya manipulasi atau pengontrolan variabel-variabel tersebut atau hubungan diantara mereka, agar ditemukan hubungan, pengaruh atau perbedaan salah satu atau lebih variabel. Suatu pendekatan penelitian yang bersifat Kuasi-Eksperiment atau eksperimen pura-pura, yaitu memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data tentang kemandirian belajar dan lembar observasi untuk menjaring data tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran sistem tutorial. Sampel dalam penelitian ini sebesar 15 % dari populasi 266 peserta didik yakni 40 peserta didik. Dan cara pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling. Teknik klaster ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Sebelum menganalisis data terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas terhadap sampel. Data penelitian yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik inferensial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan Uji T – tes dengan pengetesan satu ekor. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: 1) sampel dari kelas eksperimen dengan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan L observasi lebih kecil dari pada L tabel pada taraf signifikansi 0,05. 2) pada taraf 0,05 diperoleh signifikansi juga yang menunjukkan bahwa kedua sampel adalah homogen. 3) ada perubahan positif dalam hal kemandirian belajar pada kelas yang
iv
memperoleh treatmen dibandingkan dengan kelas yang tidak memperoleh treatmen. Ditunjukkan dengan hasil T observasi = 3,71 yang menunjukkan signifikan bila dikonsultasikan dengan tabel T, baik taraf 0,01 (2,62) maupun taraf 0,05 (1,66). Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi IAIN Walisongo semarang, terutama para guru sebagai pengajar, orang tua dan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemandirian belajar peserta didik.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, Pebruari 2009 Deklarator,
Istiqomah NIM. 3104241
vi
MOTTO
4 Ìs3Ψßϑø9$# Ç⎯tã tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èpRùQ$$Î/ tβρããΒù'tƒuρ Îösƒø:$# ’n<Î) tβθããô‰tƒ ×π¨Βé& öΝä3ΨÏiΒ ⎯ä3tFø9uρ (104 : ∪⊆⊃⊇∩ )ال ﻋﻤﺮانšχθßsÎ=øßϑø9$# ãΝèδ y7Íׯ≈s9'ρé&uρ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104)
vii
PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana dalam menggapai cita, takkan berarti tanpa kehadiran mereka. Penulis persembahkan karya ini pada: 1. Ayah dan Ibunda (H. Arif Swandono dan Hj. Umi Kulsum) atas do’a nan kasih sayang tiada tara. 2. Kakak dan adikku tersayang (Eko Gunawan dan Fahmi Yusuf), serta keluarga besar H. Kalim yang telah memberikan keceriaan dalam hidupku dan menuntutku untuk lebih dewasa 3. “Cynx_qoe” Abdul Azis…., engkaulah yang menjadi motivasiku untuk terus maju dan tetaplah menjadi semangatku. 4. Teman-temanku satu kost Bi_Zone (Nikmah, Afida, Nafi’, Lina, Ria, dan mbak Munji), sahabat seperjuanganku (Tutik dan Mila), serta teman-temanku Angkatan ‘04 (yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu) yang selalu menemaniku disaat aku merindukan kegembiraan dan kesenangan.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadapan Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini, dan dengan petunjuk-Nya penulis mampu menyelesaikannya. Shalawat serta salam semoga terlimpah selalu kepada revolusioner terbesar nabi besar Muhammad saw., beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya dan seluruh umat yang meyakini kebenarannya. Kemudian dengan selesainya penulisan skripsi ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka yang berjasa, khususnya kepada: 1. Prof.Dr.H.Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan izin penelitian pada penulis. 2. Ibu Dr.Sukasih, M.Pd, selaku pembimbing I, Ibu Siti Tarwiyah, M.Hum, selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk peneliti guna kepentingan skripsi ini. 3. Bapak/Ibu Dosen beserta seluruh karyawan dan staf-stafnya di Fakultas Tarbiyah, terima kasih atas bantuan dan dukungannya. 4. Berbagai instansi yang telah memberi izin dalam penulisan skripsi ini. 5. Kepala SMP Negeri 28 Semarang beserta seluruh tenaga pengajar, karyawan, dan peserta didik SMP Negeri 28 Semarang yang telah membantu pengumpulan data penyusunan skripsi ini. 6. Bapak, Ibu, Saudari dan rekan-rekan yang telah membantu dan mendorong penulis dalam penyusunan skripsi ini. Kepada semua pihak yang telah penulis sebutkan di atas, penulis merasa tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan.
ix
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Semarang, Pebruari 2009
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. iv HALAMAN DEKLARASI .............................................................................. vi HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix DAFTAR ISI...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1 B. Penegasan Istilah ………………………………………….. 4 C. Rumusan Masalah ……………………………………….... 6 D. Tujuan Penelitian …………………………………………. 6 E. Manfaat Penelitian ………………………………………... 6 F. Sistematika Penulisan Skripsi …………………………….. 7
BAB II
: METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK A. Metode Pembelajaran Sistem Tutorial 1. Pengertian Metode Pembelajaran Sistem Tutorial …….. 10 2. Indikator Metode Pembelajaran Sistem Tutorial ……… 14 3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial ………………………..... 18 4. Tujuan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial ……….. 21
xi
B. Kemandirian Belajar Peserta Didik 1. Pengertian Kemandirian Belajar ………………………. 23 2. Indikator Kemandirian Belajar ………………………… 25 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ………………………………………………… 29 C. Penggunaan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Terhadap Kemandirian Belajar ……………………………………… 33 D. Kajian Pustaka ……………………………………………. 34 E. Rumusan Hipotesis ……………………………………….. 35
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian …………………………………………. 36 B. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………….. 36 C. Variabel Penelitian ……………………………………….. 36 D. Metode Penelitian ………………………………………… 37 E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilam Sampel …….. 40 F. Instrumen Penelitian ……………………………………… 41 G. Teknik Pengumpulan Data ………………………………... 41 H. Teknik Analisis Data ……………………………………… 43
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………… 53 B. Pengujian Hipotesis ………………………………………. 56 C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………….. 58 D. Keterbasan Penelitian …………………………………….. 60
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………….. 62 B. Saran-Saran ……………………………………………….. 63
xii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL I
Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen (Kelas IXF) …………………………………………………….......
II
46
Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol (Kelas IXD) ………………………………………………………..
48
III
Hasil Uji Homogenitas Varians Populasi ………………………….
51
IV
Jadwal Observasi Proses Kegiatan Pembelajaran Kelas IXD DAN Kelas IXF di SMPN 28 Semarang ………………
V
54
Hasil Agket (Sebelum) Metode Pembelajaran Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Pada Kelas Eksperimen (Kelas IXF) SMPN 28 Semarang ……………….. Lamp. 7
VI
Hasil Angket (Sebelum) Metode Pembelajaran Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Pada Kelas Kontrol (Kelas IXD) SMPN 28 Semarang …………………… Lamp. 7
VII
Hasil Angket (Sesudah) Metode Pembelajaran Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Pada Kelas Eksperimen (Kelas IXD) SMPN 28 Semarang ………………. Lamp. 7
VIII
Hasil Angket (Sesudah) Metode Pembelajaran Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Pada Kelas Kontrol (Kelas IXD) SMPN 28 Semarang …………….. Lamp. 7
IX
Perhitungan Uji T – test Yang Diperoleh Dari Angket Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………………………..
xiv
57
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PENUNJUKAN PEMBIMBING
2
SURAT IZIN RISET
3
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
4
DAFTAR NAMA RESPONDEN
5
ANGKET PENELITIAN
6
DAFTAR
CEK-LIST
KEMAMPUAN
TUTOR
DAN
AKTIVITAS PESERTA DIDIK 7
DAFTAR NILAI ANGKET PENELITIAN
8
NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS
9
NILAI LUAS DISTRIBUSI T
10
NILAI PERSENTIL UNTUK DISTRIBUSI T
11
HARGA KRITIK CHI – KUADRAT
12
SPSS UJI T – TEST
13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
14
PIAGAM PASSKA 2004 IAIN WALISONGO SEMARANG
15
PIAGAM PASSKA 2004 FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG
16
PIAGAM KKN TEMATIK PBA 2008
17
SURAT KETERANGAN KO KURIKULER
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidikan dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping menguasai bahan atau materi ajar, tentu perlu pula mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut. Kegagalan guru dalam menyampaikan materi ajar selalu bukan karena ia kurang menguasai bahan, tetapi karena ia tidak tahu bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan dan juga mengasyikkan.
Agar
peserta
didik
dapat
belajar
dengan
suasana
menyenangkan dan juga mengasyikkan, maka guru perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-teknik pembelajaran dengan memahami teori-teori belajar dan teknik-teknik mengajar yang baik dan tepat. Proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dewasa ini masih berjalan klasikal, artinya seorang guru di dalam kelas menghadapi sejumlah besar peserta didik (antara 30-40 peserta didik) dalam waktu yang sama menyampaikan bahan pelajaran yang sama pula. Dalam pengajaran seperti ini, guru beranggapan bahwa seluruh peserta didik satu kelas itu mempunyai kemampuan, kesiapan, kematangan, dan kecepatan belajar yang sama.1 Hal itu dianggap mustahil, kendatipun guru mengajar suatu kelas namun yang melakukan belajar adalah individu-individu itu sendiri. Adalah suatu kekeliruan bila ada yang berpandangan, bahwa dua individu yang belajar dan 1 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Guru Beberpa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, (Jakarta; PT. Rineka cipta, 2002), Cet. I, Hlm. 83.
1
2
memperoleh hasil yang sama pula dalam suatu kelompok atau kelas. 2 Antara individu yang satu dengan individu yang lain terdapat beberapa kesamaan, akan tetapi lebih banyak perbedaan. Karena itu perlu dipertimbangkan dan diperhatikan perbedaan individu dalam situasi pengajaran. Menyampaikan bahan pelajaran berarti melaksanakan beberapa kegiatan, tetapi kegiatan itu tidak akan ada gunanya jika tidak mengarah pada tujuan tertentu. Artinya seorang guru harus mempunyai tujuan dalam kegiatan pembelajarannya. 3 Karena itu setiap guru menginginkan pengajarannya dapat diterima sejelas-jelasnya oleh peserta didiknya. Untuk mengetahui suatu hal dalam diri seseorang, terjadi suatu proses yang disebut sebagai proses belajar. Melalui metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar itu guru mempunyai tugas merangsang serta meningkatkan jalannya proses belajar. Masing-masing metode yang digunakan mempunyai kebaikan dan kelemahan serta mempunyai daya cocok yang berbeda bagi masing-masing peserta didik. Itulah sebabnya guru sudah memilih sesuatu metode yang paling baik menurut perkiraannya, akan tetapi mungkin tidak cocok bagi beberapa peserta didik. 4 Dengan demikian maka sebagai pelaksana program perbaikan guru seyogyanya memilih metode mengajar yang lebih sesuai bagi peserta didik. Seorang peserta didik ada kalanya lebih mudah memahami pelajaran atau menerima keterangan yang diberikan oleh temannya sendiri. Untuk itu diperlukan metode yang sesuai dengan keadaan diatas. Dan metode yang dapat digunakan salah satunya adalah metode pembelajaran sistem tutorial. Sistem tutorial adalah suatu sistem dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik, terutama peserta didik yang mengalami kesulitan tertentu. Pada
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet.2, Hlm.
179. 3
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 1999), Hlm. 173. 4 Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zaim, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), Cet. 2, Hlm. 28.
3
hakekatnya bimbingan itu diberikan apabila diperlukan atau minat peserta didik yang bersangkutan.5 Sistem tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal.
6
Kegiatan tutorial ini memang sangat dibutuhkan
sebab peserta didik yang dibimbing melaksanakan kegiatan belajar mandiri yang bersumber dari modul-modul dalam bidang studi tertentu. Dalam sistem ini peserta didik harus lebih dahulu mengadakan bacaan atau belajar sendiri. Kemudian tutor mengajukan pertanyaan berdasarkan pertanyaan itu, dan dengan demikian membimbing jalan pikiran peserta didik. Adapun yang menjadi tutor disini adalah yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan lebih. Selain itu tutor menilai hasil belajar peserta didik dan atas dasar itu memberikan feed back.
7
Dalam sistem ini tutor bertindak sebagai
manajer belajar dengan mengarahkan jalan pikiran peserta didik. Jadi singkatnya sistem tutorial terdiri atas pertanyaan, diskusi, feed back atau balikan. Metode pembelajaran sistem tutorial merupakan salah satu cara untuk menanamkan
kepribadian
yang
bercirikan
kemandirian.
Kemandirian
menandakan sesuatu seperti ketergantungan dan kebebasan bagi keputusan, penilaian, pendapat, dan pertanggung jawaban. Kemandirian menunjukkan dirinya dalam cara pengambilan sikap, dan bukan abstraksi.8 Anak yang memiliki kemandirian kuat tidak akan mudah menyerah dan pasrah terhadap kegagalan dan rintangan yang dihadapi, serta tidak puas terhadap hasil yang diperoleh. Mereka selalu mengejar apa yang terbaik menurut kemampuan dari potensi-potensi yang dimiliki. Mereka juga tidak puas dengan informasi yang diberikan oleh orang lain kepadanya. Mereka
5
Oemar Hamalik, Op. Cit. Hlm. 191. Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), Cet. 2, Hlm. 72. 7 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. 7, Hlm. 199. 8 Herman Holstein, Murid Belajar Mandiri: Situasi Belajar Mandiri dalam Pelajaran sekolah, (Bandung: Remadja karya, 1986), Hlm. 2. 6
4
akan mencari lebih banyak dari apa yang diperoleh orang lain.9 Dengan demikian perilaku mandiri dapat diartikan sebagai kebebasan seseorang dari pengaruh orang lain. Ini berarti bahwa orang yang berperilaku mandiri mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri apa yang harus dilakukan, menentukan
dalam
memilih
kemungkinan-kemungkinan
dari
hasil
perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain. Dengan menerapkan metode pembelajaran sistem tutorial diharapkan agar peserta didik nantinya akan lebih terpacu untuk belajar secara mandiri. Pertanyaan kemudian adalah, apakah metode pembelajaran sistem tutorial ini mampu memberikan perubahan secara signifikan terhadap kemandirian belajar peserta didik? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan sebuah penelitian. Sehubungan dengan hal di atas maka penulis mengangkat judul PENGARUH PENGGUNAAN BIDANG
METODE PEMBELAJARAN
STUDI
PENDIDIKAN
AGAMA
SISTEM ISLAM
TUTORIAL TERHADAP
KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen Pada Kelas IX SMP N 28 Semarang).
B. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalah pahaman tentang makna istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini, maka perlu dijelaskan sebagai berikut : 1. Studi Eksperimen Studi berarti penelitian atau penyelidikan ilmiah.10 Sedangkan eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan (Artificial Condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti.11 Jadi studi eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.
9
M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), Cet. I, Hlm. 126. 10 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1993), Hlm. 860. 11 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), Cet. 6. Hlm. 63.
5
2. Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.12 sistem tutorial adalah suatu sistem dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, terutama peserta didik yang mengalam kesulitan tertentu.13 3. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan bagian integral dari program pengajaran setiap jenjang lembaga pendidikan serta merupakan usaha bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang taqwa dan warga negara yang baik.14 4. Kemandirian Belajar Istilah kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan mengarahkan diri sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya.15 Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.16 Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar yang berpusat pada kreasi peserta didik dari kesempatan dan pengalaman penting bagi peserta didik sehingga ia mampu, percaya diri, memotivasi diri, dan sanggup belajar setiap waktu.17
12 Martini Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gaung Persada, 2007), Hlm. 138. 13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Op. Cit. Hlm. 191. 14 Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1990), Hlm. 1 15 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang : Gunung Jati, 2002), Hlm. 45. 16 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), Hlm. 20. 17 Muntholi’ah, Op. Cit, Hlm. 52
6
C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran sistem tutorial dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam? 2. Apakah penerapan metode pembelajaran sistem tutorial memberikan pengaruh/perubahan positif terhadap kemandirian belajar peserta didik kelas IX di SMP Negeri 28 Semarang?
D. Tujuan Penelitian Setiap penulisan ilmiah tentu berdasar atas maksud dan tujuan pokok yang akan dicapai atas pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu, maka peneliti merumuskan tujuan penulisan skripsi sebagai berikut: Untuk mengetahui kemandirian belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas IX di SMP Negeri 28 Semarang antara sebelum dengan sesudah diterapkannya metode pembelajaran sistem tutorial.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1. Bagi Guru, sebagai: a. Bahan masukan bagi para guru pada umumnya dan guru Pendidikan Agama Islam pada khususnya di sekolah menengah pertama tentang penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial. b. Bahan pertimbangan guru untuk menerapkan metode pembelajaran sistem tutorial yang sesuai dengan tujuan, materi, situasi dan kondisi yang ada dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi Orang Tua Membantu orang tua dalam mewujudkan kemandirian belajar peserta didik. 3. Bagi Siswa a. Menanamkan
sikap
mengerjakan sesuatu.
disiplin
dan
bertanggung
jawab
dalam
7
b. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan peserta didik tentang cara memecahkan masalah, mengatasi kesulitan agar mampu membimbing diri sendiri.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga pokok bagian yang merupakan rangkaian bab ke bab lainnya. Dan setiap bab terdiri dari beberapa bab.
1. Bagian Pertama Bagian pertama memuat halaman judul, abstrak penelitian, persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran.
2. Bagian Isi Pada bagian kedua berupa isi atau batang tubuh kerangka yang memuat: BAB I
: Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: Metode Pembelajaran sistem tutorial dan kemandirian belajar peserta didik. Landasan teori, pertama: metode pembelajaran sistem tutorial, meliputi: pengertian metode pembelajaran sistem tutorial, indikator metode pembelajaran sistem tutorial, langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran sistem tutorial, tujuan metode pembelajaran sistem tutorial Kedua: Kemandirian belajar peserta didik, meliputi: pengertian kemandirian belajar, indikator kemandirian
8
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar. Ketiga: Penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial bidang studi PAI terhadap kemandirian belajar peserta didik. Kemudian dilanjutkan dengan kajian penelitian yang relevan dan pengajuan hipotesis. BAB III
: Metode Penelitian Dalam bab ini penulis akan memaparkan, tujuan penelitian,
waktu
dan
tempat
penelitian,
variabel
penelitian, metode penelitian, populasi, sampel, teknik penambilan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis
data
tentang
studi
eksperimen
metode
pembelajaran sistem tutorial bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap kemandirian belajar peserta didik kelas IX SMPN 28 Semarang. Berisi: analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, analisis lanjut. BAB IV
: Laporan Hasil Penelitian Dalam bab ini akan penulis paparkan berbagai macam data yang diperoleh dari lapangan penelitian yang meliputi, Pertama: deskripsi data hasil penelitian. Yang meliputi : proses kegiatan pembelajaran, data nilai angket sebelum dan sesudah dari kelas kontrol dan kelas eksperimen tentang metode pembelajaran sistem tutorial dan kemandirian belajar peserta didik. Kemudian
dilanjutkan
dengan
pengujian
hipotesis,
pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian. BAB V
: Penutup, berisi: kesimpulan, saran-saran dan penutup.
9
3. Bagian Akhir Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka, daftar lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
BAB II METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR
A. Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dan aktifitas murid sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, dapat menumbuhkan kreatifitas-kreatifitas sehingga mampu membuat inovasiinovasi dan juga agar siswa mempunyai jiwa kemandirian. Ketika siswa belajar secara aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran sehingga mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional yang berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.1 Metode pembelajaran merupakan keseluruhan prosedur yang ditempuh oleh guru dan siswa yang memungkinkan atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan tertentu. 1
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP,(Jakarta:Gaung Persada Press, 2007), Hlm. 132.
10
11
Karena belajar merupakan inti kegiatan pengajara di sekolah, maka wajiblah siswa dibimbing agar tercapai belajarnya. Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar. Sistem tutorial adalah suatu sistem dalam memberikan bimbingan kepada murid-murid, terutama murid yang mengalami kesulitan belajar tertentu.2 Pemberian bimbingan yang dimaksudkan di sini adalah berupa bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.3 Pemberian bantuan berarti membantu siswa dalam mempelajari materi modul. Petunjuk berarti memberikan julukan cara belajar secara efisien dan efektif. Arahan berarti mengarahkan para siswa untuk mencapai tujuan untuk masing-masing modul. Motivasi berarti menggerakkan kegiatan para siswa dalam mempelajari modul, mengerjakan tugas-tugas, dan mengikuti
penilaian.
Bimbingan
berarti
membantu
para
siswa
memecahkan masalah-masalah belajar. Pengajaran atau program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan untuk memberikan bantuan dalam pembelajaran siswa yang lambat, sulit dan gagal dalam belajar, agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal, seperti dikatakan oleh Abu Ahmadi (1997:168-169) bahwa “Pengajaran atau program tutorial (tutoring) bertujuan: memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai prestasi belejar secara optimal”.4 Adapun suasana dalam pengajaran tutorial meliputi tanya jawaab, diskusi dan pengulangan pelajaran kepada siswa satu persatu (individual). Seperti dikatakan L. B. Curzon (1990:123): (The essence of the tutorial)……”The tutorial is a meeting between a teacher and a student, or a very small group of students, characterized by discussion and/or personal, face to face teaching, 2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), Cet. 2, Hlm.
191. 3
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru StategiBelajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), Cet. 2, Hlm. 73. 4 Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Hlm. xxiii.
12
generalized base on content of an essay or other material written by the tutor or the student(s)”.5 (Hakikat dari tutorial)…… “Tutorial merupakan sebuah pertemuan antara seorang guru dan seorang siswa, atau sebuah kelompok siswa yang sangat kecil, yang dicirikan dengan diskusi, dan/atau perorangan, pengajaran langsung, yang digeneralisasikan berdasarkan isi dari sebuah esai atau materi lain yang ditulis oleh si tutor atau si siswa”. Orang yang memberikan bimbingan dalam metode tutorial disebut sebagai tutor. Tutor yang dimaksud di sini adalah siswa sebaya yang ditunjuk/ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar. Hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru siswa. Dengan petunjuk-petunjuk dari guru tutor ini membantu temannya yang mengalami kesulitan.6 Hal ini selaras dengan pendapat C. M. Charles dalam bukunya “Individualizing Instruction” mengatakan bahwa: “Peer tutoring has been used since the beginnig of education. More able students help less able. Those who can help those who can’t”.7 “Tutor sebaya sudah digunakan sejak awal pendidikan. Siswa yang lebih pintar membantu siswa yang kurang pintar. Siapa yang bisa membantu yang tidak bisa”. Tutor di sini berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Dengan tutor ini ada kebaikannya, yaitu sebagai berikut: 1) Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab. 2) Tutor sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar. 3) Dapar meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. 8
5
Ibid, Hlm. xxiv. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004), Cet. 2, Hlm. 184. 7 C. M. Charles, Individualizing Instruction, (USA: C.V Mosby Company, 1980), Hlm. 106. 8 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Loc. Cit 6
13
Pemilihan tutor didasarkan atas prestasi atau kepandaian, dengan alasan bahwa peserta didik yang pandai adalah peserta didik yang faham dengan pelajaran yang diterimanya dan mampu mengajakannya kepada orang lain. Sebagaimana Islam disamping menekankan kepada umatnya untuk belajar juga menyuruh umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Jadi Islam mewajibkan umatnya belajar dan mengajar. Melakukan proses belajar dan mengajar adalah bersifat manusiawi, yakni sesuai dengan harkat kemanusiaannya sebagai makhluk homo educandus, dalam arti manusia itu sebagai makhluk yang dapat dididik dan dapat mendidik.9 Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surat at-Taubah ayat 122 yang berbunyi:
óΟßγtΒöθs% (#ρâ‘É‹ΨãŠÏ9uρ Ç⎯ƒÏe$!$# ’Îû (#θßγ¤)xtGuŠÏj9 ×πxÍ←!$sÛ öΝåκ÷]ÏiΒ 7πs%öÏù Èe≅ä. ⎯ÏΒ txtΡ Ÿωöθn=sù ...
( 122 : ) ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ
∩⊇⊄⊄∪ šχρâ‘x‹øts† óΟßγ¯=yès9 öΝÍκös9Î) (#þθãèy_u‘ #sŒÎ)
Artinya : Apakah tidak lebih baik pergi dari tiap-tiap golongan dari mereka sebagian untuk belajar agama, dan kemudian untuk mengajarkan kepada kaumnya, bilamana mereka nanti kembali, mudah-mudahan mereka akan berhati-hati. (Q.S. Al-Taubah: 122)10 Dari ayat di atas jelaslah bahwa agama Islam disamping memerintahkan umatnya untuk belajar, juga memerintahkan umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain, dengan mempergunakan metode pendidikan yang tepat guna sehingga dapat berhasil guna. Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor, diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri. Seorang tutor belum tentu siswa
9
Zuhairini, dkk. , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 2, Hlm.
99. 10
Art, 2005)
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahnya: Al- Jumanatul ‘Ali, (Bandung: J-
14
yang paling pandai. Yang penting diperhatikan siapa yang menjadi tutor tersebut adalah: a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa (teman-temannya) sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya. b. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. c. Mempunyai
daya
kreatifitas
yang
cukup
untuk
memberikan
bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. 11 2. Indikator Metode Pembelajaran Sistem Tutorial a. Kelompok Kecil Pengajaran kelompok kecil adalah kegiatan guru dalam pengajaran dengan cara menghadapi banyak siswa yang masingmasing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka dengan guru secara kelompok, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk tiap kelompok. 12
Dengan kata lain, dalam pengajaran kelompok kecil ini guru
mengadakan
kegiatan
belajar-mengajar
dengan
cara
memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar dalam kelompok kecil (38 orang). Pengajaran ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa serta dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal.13 Dengan terpenuhinya kebutuhan siswa secara optimal, siswa akan bekerja dan belajar lebih menyenangkan dan merangsang karena peer (teman sebaya) yang ada dalam kelompok akan mendorong individu-individu untuk maju. Hakikat pengajaran kelompok kecil ditandai dengan: 14
11 Sayful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi Belajar-mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. 2, Hlm. 29. 12 J. J. Hasibuan, dkk. , Proses Belajar mengajar Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), Cet. 3, Hlm. 143. 13 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2, Hlm. 103. 14 J. J. Hasibuan, dkk. , Op. Cit, Hlm. 144.
15
1) Terjadinya hubungan antar pribadi yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa . 2) Siswa mendapat kesempatan belajar sesuai dengan kesempatan, cara, kemampuan, dan minatnya sendiri. 3) Siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan yang akan dicapai, caracara belajar yang akan ditempuh, materi pelajaran dan alat yang akan digunakan. Adapun ketrampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran kelompok kecil diantaranya: 15 1) Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, dengan cara memberikan respon positif terhadap sebuah pikiran siswa. 2) Ketrampilan mengorganisasi, dengan cara membentuk kelompok yang tepat. 3) Ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, dengan cara memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk maju dan memandu siswa ketika mengalami kesulitan belajar. Tujuan pengajaran pada pembelajaran kelompok kecil adalah:16 1) Memberi
kesempatan
mengembangkan
kepada
kemampuan
kepada
setiap
memecahkan
siswa
untuk
masalah
secara
rasional. 2) Mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong-royong dalam kehidupan. 3) Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab. 4) Mengembangkan kemampuan kepemimpinan-keterpimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok. b. Bimbingan belajar 15
Moh. Uzer Usman, Op. Cit, Hlm. 106-107 Dimyati dan Mudjiono, belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, Hlm. 22. 16
16
Untuk mengoptimalkan perkembangan belajar siswa, perlu diberikan bimbingan belajar. Perkataan bimbingan atau membimbing memiliki dua makna yaitu bimbingan secara umum yang mempunyai arti sama dengan mendidik atau menanamkan nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi orang baik. Bimbingan juga mempunyai arti khusus, yaitu sebagai suatu upaya atau program membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Bimbingan ini diberikan melalui bantuan pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang dimiliki siswa.17 Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami, menerima, mengarahkan, merealisir dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik sekolah, keluarga, maupun masyarakat.18 Program bimbingan berdaya guna dan berhasil guna dalam pelaksanaan pengajaran di kelas. Beberapa alasan: 19 1) Bimbingan memberikan pelayanan dengan perbedaan individu para siswa. 2) Bimbingan turut berpengaruh terhadap perkembangan jasmani dan rohani siawa. 3) Bimbingan membantu para siswa untuk meningkatkan hasil belajar yang baik dan berupaya agar mereka tidak mengalami kegagalan belajar. Sebagai pembimbing dalam belajar mengajar diharapkan mampu untuk: 20
17 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005), Cet. 3, Hlm. 233. 18 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Hlm. 74. 19 Oemar hamalik, psikologi belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1992), Cet. 1, Hlm. 194. 20 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,Op. Cit, Hlm. 116.
17
1) Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar. 2) Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya. 3) Mengevaluasi
hasil
setiap
langkah
kegiatan
yang
telah
dilakukannya. 4) Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya. 5) Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun secara kelompok. c. Diskusi Pengertian diskusi kelompok dalam proses belajar adalah siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Diskusi tersebut berlangsung dalam suasana terbuka dan setiap siswa harus mentaati peraturan yang ditetapkan sebelumnya.21 Pada dasarnya diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, disamping untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi, setiap kelompok menyiapkan strategi untuk menyampaikan materi kepada teman-teman sekelas. Setiap kelompok dalam menyampaikan materi disarankan untuk tidak menggunakan metode ceramah atau seperti membaca laporan. Semua peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan variasi dalam diskusi, yaitu dengan menggunakan
21
Moh. Uzer usman, Op. Cit, Hlm. 94
18
permainan atau quiz dalam diskusi tersebut dan memberikan kesempatan kepada yang lain untuk bertanya.22 Ketrampilan yang harus dimiliki ketika sedang membimbing diskusi diantaranya: 23 1) Memperluas masalah atau urunan pendapat, dengan cara meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka meemperjelas atau mengembangkan ide-ide tersebut. 2) Menganalisis
pandangan
siswa,
dengan
cara
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berfikir. 3) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara mencoba memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi. 4) Menutup diskusi, dengan cara membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Adapun manfaat dari diskusi adalah sebagai berikut: 24 a) Pelaksanaan sikap demokrasi. b) Pengujian sikap toleransi. c) Pengembangan kebebasan pribadi. d) Pengembangan latihan berfikir. e) Penambahan pengetahuan dan pengalaman. 3. Langkah-Langkah
Pelaksanaan
Metode
Pembelajaran
Sistem
Tutorial Urutan kegiatan dalam prosedur tutorial adalah sebagai berikut: 25 a. Identifikasi dan Analisis Menentukan, merumuskan, dan mengkaji permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik.
22 Hisyam Zaini, dkk.,Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2007), Cet. 6, Hlm. 65-66. 23 Moh. Uzer Usman,Op. Cit, Hlm. 95 24 Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, (Jakarta: Erlangga, 1988), Ed. 4, Hlm. 183. 25 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Bedasarkan CBSA, Op. Cit, Hlm. 75.
19
b. Informasi Mencari informasi dari berbagai sumber yang mungkin menyebabkan kesulitan atau masalah bagi peserta didik. c. Orientasi Melaksanakan berbagai pendekatan ke arah pemecahan masalah atau untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik. d. Bimbingan penyuluhan atau pengajaran kembali Pemberian bantuan dan nasihat kepada peserta didik dan atau mengajarkan kembali materi modul yang dianggap perlu atau dibutuhkan oleh peserta didik. e. Penempatan Menempatkan kembali peserta yang telah mendapat penyuluhan dan bimbingan khusus ke dalam kelas peserta didik. Bimbingan yang dilakukan yaitu untuk membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan dan pemecahan masalah. f. Tindak lanjut Melakukan pembinaan terus-menerus dan memantau perkembangan siswa selanjutnya. Pembinaan yang dimaksud adalah membina para siwa, terutama dalam hal cara belajar mandiri, pembuatan tugas-tugas, prosedur penilaian, dan lain-lain. Adapun mekanisme kerja tutorial adalah:26 Tahap Kegiatan
Penugasan
Pokok Kegiatan
Tutor mendapat surat tugas
Tutor menyusun rencana Persiapan tutorial
26
Ibid, Hlm. 79.
20
Pelaksanaan
Pelaksanaan tutorial di lapangan/kelas/kelompok individual peserta
penilaian dan
Tutor menilai keberhasilan Peserta setelah mengalami kegiatan kegiatan tutorial
pelaporan
Tutor merencanakan kegiatan tutorial berikutnya
Tindak lanjut Tutor menjawab persoalan atau saran pemecahan masalah peserta
Peserta mengikuti/ Aktif dalam proses tutorial
Peserta mengikuti prosedur penilaian tutorial
Peserta dapat menyampaikan permasalahannya secara tertulis kepada tutor sesuai dengan bidangnya
Metode tutorial yang di pakai dalam sekolah tingkat menengah biasa disebut dengan tutor sebaya. Dalam buku karya Melvin L. Silberman yang berjudul Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif terjemahan Sarjuli, dkk. disebut juga pelajaran teman sebaya (peer lesson). Adapun prosedur dalam pelajaran teman sebaya antara lain: 27 a. Membagi kelas ke dalam sub kelompok berdasarkan topik yang diajarkan. b. Kemudian masing-masing kelompok diberi sejumlah informasi, konsep atau keahlian untuk mengajar yang lain. c. Setiap kelompok diminta membuat cara presentasi atau mengajarkan topiknya kepada sisa kelas. Dalam mempresentasikan hasil diskusi, peserta didik disarankan agar menghindari ceramah atau membaca
27
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif , Terj. Sarjuli, dkk., (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001), Cet. I, Hlm. 165.
21
laporan. Doronglah mereka agar membuat pengalaman belajar untuk peserta didik seaktif mungkin. d. Agar tidak monoton dalam sebuah diskusi, setidaknya seorang guru mencoba beberapa saran sebagai berikut: -
Menyediakan alat-alat visual
-
Mengembangkan demonstrasi singkat
-
Menggunakan contoh atau analogi untuk membuat poin mengajar
-
Melibatkan peserta didik dalam situasi quiz, menulis tugas, bermain peran, khayalan mental atau studi kasus
e. Sebelum menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok atau peserta didik yang lain, setiap kelompok diberi waktu yang cukup untuk merencanakan dan mempersiapkan (bisa di kelas atau di luar kelas). Kemudian, mintalah setiap kelompok mempresentasikan pelajaran mereka. Kita harus menghargai setiap usaha mereka. 4. Tujuan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Kegiatan tutorial bertujuan sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa sesuai dengan yang dimuat dalam modul-modul: melakukan usaha-usaha pengayaan materi yang relevan. b. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa tentang cara memecahkan masalah, mengatasi kesulitan atau hambatan agar mampu membimbing diri sendiri. c. Untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan menerapkannya pada masing-masing modul yang sedang dipelajari. 28
Tujuan utama metode tutorial adalah untuk menanamkan sikap mandiri kepada para siswa, dimana mereka nantinya akan bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang diperbuatnya. Selain sikap mandiri, metode tutorial juga mengajarkan solidaritas kepada siswa lain yang
28
Ibid, Hlm. 74
22
membutuhkan bantuan (kesulitan belajar). Dengan demikian akan terjalin hubungan sosialisasi yang baik dalam kelas. Dalam bukunya David W. Johnson dan Roger T. Johnson yang berjudul “(Learning together and alone) Cooperative Competitive, and Individualistic Learning”, menjelaskan:
In order to provide help and assistance to fellow cooperators, a student needs to learn. a) How to recognize that he or she needs help. b) How to ask other for help. c) How to search for others who may need assistance. d) How to provide instruction, feedback, and reinforcement for other students.29 “Agar dapat memberikan pertolongan dan bantuan kepada sesama pembelajar, peserta didik perlu belajar: a) Bagaimana cara mengetahui kalau dia membutuhkan bantuan b) Bagaimana cara meminta orang lain memberikan bantuan c) Bagaimana cara menemukan siswa lain yang mungkin membutuhkan bantuan d) Bagaimana cara memberikan instruksi, respon, dan penguatan kepada siswa lainnya”. Terdapat beberapa manfaat dari kegiatan tutorial, diantaranya adalah: 30 1.
Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
2.
Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali.
3.
Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
4.
mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.
29 David W. Johnson and Roger T Johnson, Learning Together and Alone: Cooperative Competitive and Individualistic Learning, (USA: Allyn and Bacon, 1994), Ed. 4, Hlm. 199. 30 Syiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaim, Op. Cit, Hlm. 30.
23
B. Kemandirian Belajar Peserta Didik 1. Pengertian Kemandirian Belajar Istilah kemandirian berasal dari kata “Mandiri” yang berarti berdiri sendiri yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan mengerahkan diri sendiri sesuai tingkat perkembangannya.31 Orang yang mandiri mengandalkan dirinya sendiri dalam merencanakan dan membuat keputusan penting. Kendati demikian, mereka bisa saja meminta dan mempertimbangkan pendapat orang lain sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi mereka sendiri. Menurut Herman Holstein: kemandirian adalah sikap mandiri yang dengan inisiatifnya mendesak jauh kebelakang, setiap pengendalian asing yang membangkitkan swakarya (kegiatan sendiri) tanpa perantara dan spontanitas yakni ada kebebasan bagi keputusan, penilaian, pendapat, pertanggung jawaban tanpa menggantungkan orang lain.32 Respon yang muncul secara spontan tersebut merupakan cerminan percaya diri dari seseorang yang mandiri. Kemampuan untuk mandiri bergantung pada tingkat kepercayaan diri dan kekuatan batin seseorang, dan keinginan untuk memenuhi harapan dan kewajiban tanpa di perbudak oleh kedua jenis tuntutan itu. Menurut Zakiah Daradjat, “Mandiri yaitu berdiri sendiri atau kecenderungan untuk melakukan suatu yang di ingini tanpa minta tolong orang lain. Juga dapat mengarahkan kelakuannya tanpa tunduk pada orang lain”.33 Sedangkan menurut Brawer yang dikutip oleh Chabib Thoha mengartikan kemandirian adalah perilaku yang terdapat dalam diri
31
Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati, 2002), Hlm. 45. 32 Herman Holstein, Murid Belajar Mandiri: Situasi Belajar Mandiri Dalam Pelajaran Sekolah, (Bandung: Remadja Rosdakarya, 1986), Hlm. 13. 33 Zakiah Daradjat, perawatan Jiwa Untuk Anak,(Jakarta: Bulan Bintang, 1987), Hlm. 130.
24
seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena pengaruh orang lain.34 Selanjutnya Steven J Stein dan Howard E Book memberikan pengertian sebagai berikut: Kemandirian adalah kemampuan untuk mengerahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung kepada orang lain secara emosional.35 Perilaku mandiri dapat diartikan sebagai kebebasan seseorang dari pengaruh orang lain. Ini berarti bahwa orang yang berperilaku mandiri mempunyai kemampuan untuk menemukan sendiri apa yang harus dilakukan, menentukan dalam memilih kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain. Belajar secara umum dapat diartikan sebagai “proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya”.36Belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.37 Menurut Shaleh Abdul Azis berpendapat bahwa:
ﺮﺍ ﻴﻐِﻴ ﺗ ﻬﺎ ﻴﺙ ِﻓ ﺪ ﹸ ﺤ ﻴﺳﺎ ِﺑ ﹶﻘ ٍﺔ ﹶﻓ ﺮ ٍﺓ ﺒﺧ ﻰ ﻋﻠ ﺮﹸﺃ ﻳ ﹾﻄ ﻌِّﻠ ِﻢ ﺘﻫ ِﻦ ﺍ ﹸﳌ ﰱ ِﺫ ِ ﺮ ﻴﺗ ِﻐﻴ ﻮ ﻫ ﻢ ﻌﹸّﻠ ﺘ" ﺍﹶﻟ " ﺪﺍ ﻳﺟ ِﺪ Artinya : “Belajar adalah adanya perubahan hati/kalbu anak didik yang didasarkan atas pengalaman masa lalu/lampau, sehingga menimbulkan perubahan baru pada diri anak”.38 34
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996),
Hlm. 121. 35
Steven J. Stein dan Howard E Book, The Edge: Emotional and Your Succes, Terj. Trinada Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, Ledakan EQ,(Bandung: Kaifa, 2002), Hlm. 30. 36 Winarno Surahmad, Pengantar Interaksi mengajar dan Belajar, (bandung: Tarsito, 1994), Hlm. 65-66. 37 Slameto, belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet. 3, Hlm. 2. 38 Shaleh Abdul Azis, At-Tarbiyah Waturuqut Tadris, Jilid I, (Mesir: Darul Ma’arif, 1979), Cet.10, Hlm. 169.
25
Sedangkan menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa: “Learning may be defined as any relatively permanent change in behaviour which occurs as a result of experience or practice”.39 “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman”. Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa kemandirian belajar adalah suatu kecenderungan anak untuk belajar sendiri dalam mencapai suatu tujuan yang didasarkan pada pendirian dan keyakinan yang ada pada dirinya sendiri dengan prinsip untuk tidak bergantung kepada orang lain. Dengan kemandirian belajar tersebut peserta didik akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan. 2. Indikator Kemandirian Belajar Kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah kemandirian peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Kemandirian belajar mendorong seseorang mengambil prinsip terhadap kegiatan belajarnya. Apabila kita berbicara masalah kemandirian tentunya tidak lepas dari faktor-faktor yang menandai bahwa anak punya sikap mandiri. Dan orang-orang yang mandiri mempunyai tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Ada beberapa ciri kemandirian yaitu: a. Mampu Memecahkan Masalah Pemecahan masalah adalah kemampuan setiap individu untuk mengidentifikasi dan membatasi masalah, juga menemukan dan mengimplementasikan solusi yang efektif secara potensial. Mampu memecahkan masalah merupakan salah satu ciri sikap mandiri, sebab tidak mungkin anak bertindak sendiri jika tidak mampu memecahkan masalah terlebih dahulu. Sebagai anak yang mandiri hendaknya selalu mencoba untuk menyelesaikan segala persoalan yang ada, dan selalu menghadapi sendiri persoalan tersebut tanpa minta bantuan orang lain. 39
Clifford T. Morgan dan Ricard A King, Introduction to Phsycology, (Tokyo: grow Hill, 1971), Hlm. 63.
26
Hal ini senada dengan pendapat Kartini Kartono yang mengatakan bahwa: Dalam dunia menolong, ketrampilan memecahkan masalah merupakan ketrampilan yang sangat penting, sehingga ketrampilan memecahkan masalah merupakan kemampuan dan ketrampilan yang tidak hanya penting untuk menolong orang lain, tetapi juga untuk menolong dirinya sendiri.40 Ketrampilan memecahkan masalah sangat bertalian erat dengan cara pengambilan keputusan dan mengetahui langkah-langkah penting dalam proses pemecahan masalah yaitu antara lain:41 1) Sikap sensitif suatu masalah, adanya rasa percaya diri dan adanya motivasi untuk menghadapi secara efektif 2) Mendefinisikan dan memformulasikan masalah sejelas mungkin (misalnya mengumpulkan informasi yang relevan) 3) Memunculkan sebanyak mungkin solusi 4) Membuat keputusan untuk mengimplementasikan salah satu solusi yang telah ditentukan. b. Disiplin dalam Segala Hal Indikator lain yang menandai sikap mandiri pada anak adalah disiplin dalam segala perbuatan atau tingkah lakunya. Setiap anak yang mandiri harus mempunyai sikap disiplin dalam segala hal agar tidak salah dalam melangkah dan menyesal atas tindakannya. Kedisiplinan anak perlu dibentuk sejak dini, agar anak senantiasa patuh dan taat peraturan yang berlaku. Peraturan yang dimaksud disini bukanlah peraturan yang berlaku disekolah saja, melainkan peraturan yang berlaku di rumah atau keluarga juga. Sudah menjadi
40
kewajiban
guru
harus
memperhatikan
dan
berusaha
Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya.(Jakarta: Rajawali, 1985), Hlm. 137. 41 Zubaidi, “Isu Kontemporer dalam Pendidikan (Kecerdasan Emosi dan Implikasinya dalam Pendidikan)”, dalam WRI Semarang, Bunga Rampai Psikologi dan Pembelajaran, (Semarang: Inservice Training KKG-MGMP, 2001), Hlm. 126.
27
membentuk kedisiplinan anak didiknya di sekolah. Dan peran orang tua sangatlah penting dalam membentuk dan memdidik anak untuk bersikap disiplin dalam lingkungan keluarga. Dalam masalah disiplin ini Rasulullah juga memerintahkan untuk mendidik anak dengan kedisiplinan sebagaimana yang beliau sabdakan:
ﻨﺎ ُﺀﺑﻢ ﹶﺃ ﻫ ﻭ ﻬﺎ ﻴﻋﹶﻠ ﻢ ﻫ ﻮ ﺑﺿ ِﺮ ﻭﺍ ﻦ ﻴﺒ ِﻊ ِﺳِﻨﺳ ﺑﻨﹶﺎ ُﺀﻢ ﹶﺃ ﻫ ﻭ ﻼ ِﺓ ﺼﹶ ﻢ ﺑِﺎﻟ ﺩ ﹸﻛ ﻭ ﹶﻻ ﻭﺍ ﹶﺃ ﺮ ﻣ (ﻀﺎ ِﺟ ِﻊ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻤ ﰲ ﺍﹾﻟ ِ ﻢ ﻬ ﻨﻴﺑ ﻮﺍ ﺮﹸﻗ ﻭﹶﻓ ﻦ ﻴﺮ ِﺳِﻨ ﺸ ﻋ Artinya: “Suruhlah anak-anakmu shalat jika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka jika mereka meningggalkan shalat, bila mereka telah berumur sepuluh tahun pisahkanlah mereka dari tempat tidur”. (H.R. Abu Daud).42 Singgih D. Gunarsa mengemukakan bahwa pentingnya disiplin dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah: 43 a) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak orang lain b) Mengerti dan segera menurut untuk melaksanakan dan secara langsung mengerti larangan-larangan c) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk d) Belajar mengendalikan keinginan dan perbuatan tanpa terancam oleh hukuman e) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain. Disiplin disini dapat dipahami sebagai perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan.44 Belajar secara teratur dapat dilakukan jika
42
Abu Daud Sulaiman bin Asy’as Sajastani, Sunan Abu Daud, Juz I, (Libanon: Darul Kitab Ilmiyah, 1996), Hlm. 173. 43 Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 1992), Hlm. 137. 44 S. Suprayitno dan Amity Kumoro, Mengajar Anak Berdisiplin Diri, (Jakarta: Gramedia, 1996), Hlm.3.
28
seorang peserta didik berdisiplin dan mentaati rencana belajar tertentu. Sikap disiplin dapat membuat peserta didik memiliki kecakapan cara belajar yang baik. Selain itu juga merupakan proses kearah pembentukan yang baik. Dengan memiliki kebisaaan yang baik, akan merasakan bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang memuaskan. Di dalam hatinya akan berkobar keinginan untuk giat belajar.45 c. Bertanggung Jawab dalam Bersikap Sikap mandiri seseorang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk berbuat atas kehendak sendiri secara aktif atau pengambilan sikap yang dikemudikan secara otonomi diri terhadap suatu obyek. Seorang yang mandiri dalam bertindak atas dasar kemauannya dan ia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya tersebut. Dia akan dapat berdiri sendiri, mampu memikul tanggung jawab, dan pada umumnya ia akan memiliki perasaan emosional yang stabil.46 Kemampuan bertanggung jawab dalam bersikap bukanlah hal yang dapat diletakkan pada seseorang dari luar, melainkan tumbuh dari dalam diri seseorang. Aspek kematangan atau kedewasaan dalam diri seseorang ditandai dengan matangnya pola piker dan tindakan, sehingga sikap dan penampilannya menjadi mantap dan matang. Sehingga orang yang memiliki kedewasaan harus memiliki jiwa kepemimpinan dan dapat mengendalikan emosi serta berpikir rasional, bijak dan realistis dalam bertindak. Dengan adanya hal tersebut akan tumbuh tanggung jawab akan dirinya dan lingkungan sekitar.47Dengan tumbuhnya kedewasaan akan dapat memupuk rasa tanggung jawab khususnya mengenai pribadi dalam melakukan aktivitas belajar.
45
Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, (Solo: Aneka, 1993), Hlm. 32-
33. 46
Zakiah Daradjat, Op. Cit, Hlm. 169. Sardiman A. M. , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), Hlm. 127-128. 47
29
Dari tingkah laku tanggung jawab yang telah disinggung di atas, memberikan gambaran bahwa kemandirian seseorang ditandai adanya kecenderungan untuk mengambil sikap penuh tanggung jawab. d. Kreatifitas Belajar Pada dasarnya setiap anak mempunyai potensi kreatif yang berbeda-beda dan potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat tumbuh, muncul dan terwujud dalam perilaku dan karya-karya yang bermakna bagi dirinya maupun masyarakatnya.48 Seseorang dapat dikatakan kreatif apabila secara konsisten menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu hasil yang asli/orisinil dan sesuai dengan kemampuan. Dasar kreativitas melibatkan banyak komponen yang menghasilkan keluaran kreatif. Adapun ciri orang yang mempunyai kepribadian kreatif yaitu: 49 1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat 2. Mempunyai inisiatif 3. Mempunyai minat yang luas 4. Bebas dalam berfikir 5. Bersifat ingin tahu 6. Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru 7. Percaya pada diri sendiri 8. Penuh semangat (energi) 9. berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan) 10. Berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu-ragu dalam menyatakan pendapat meskipun mendapat kritik dan berani mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya). 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi belajar meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri 48
S. C. Utami Munandar, Kreativitas sepanjang Masa, (Jakarta: Pustaka Sinarharapan, 1988), Hlm.2. 49 Conny Semiawan, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia, 1987), HLm. 10-11.
30
individu, meliputi: faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.50 Sedangkan faktor eksternaladalah faktor yang ada di luar dari individu, meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.51 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian dapat dibedakan menjadi dua arah, yakni: faktor dari dalam dan faktor dari luar individu.52 Faktor dari dalam diri individu antara lain faktor kematangan usia dan jenis kelamin. Anak semakin tua usia cenderung semakin mandiri, dan ada kecenderungan anak laki-laki lebih mandiri, dan ada kecenderungan anak laki-laki lebih mandiri dari pada anak perempuan. (Conger, JJ. 1973).53 Berpengaruhnya faktor kematangan usia dalam kemandirian disebabkan seseorang mengalami perkembangan rohai dan pertumbuhan jasmani pada umur tertentu. Sebagaimana pendapat Bined yang dikutip oleh Zakiah Daradjat, bahwa kemampuan untuk mengerti masalahmasalah yang abstrak, tidak sempurna perkembangannya sebelum mencapai umur 12 tahun dan kemampuannya untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta-fakta yang ada, baru tampak pada umur 14 tahun itu anak-anak sudah dapat menolak saran-saran yang tidak sesuai dan mereka sudah dapat mengkritik pendapat-pendapat berlawanan dengan kesimpulan yang diambilnya.54Jadi semakin bertambah umur maka akan bertambah pula kecakapan dan ketrampilan yang dimiliki, sehingga kemandirian akan berkembang dan semakin mantap. Selain faktor kematangan usia, faktor intelegensia anak juga berpengaruh terhadap kemandirian anak. Adapun faktor dari dalam yang sangat menentukan perilaku mandiri adalah kekuatan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Bagi anak yang memiliki kepercayaan dan keyakinan
50
Slameto, Op. Cit., Hlm. 54. Ibid, Hlm. 60. 52 Muntholi’ah, Op.Cit., Hlm. 58. 53 M. Chabib Thoha, Op.Cit., Hlm. 124 54 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Belajar, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), Hlm. 73. 51
31
yang kuat terhadap agama, mereka cenderung untuk memiliki sifat mandiri yang kuat.55 Hal ini dapat dilihat dalam ayat al-Quran sebagai berikut:
(18 :)ﺍﻟﻔﺎﻃﺮ.......ﺮﻯ ﻗﻠﻰ ﺧ ﺭﹸﺍ ﺯ ﺭ ﹸﺓ ِﻭ ﻭﺍ ِﺯ ﺭ ﺗ ِﺰ ﻭ ﹶﻻ Artinya: Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain. (Q.S. Al Fathir: 18)56 Bagaimanapun besar dosa dan kesalahan seseorang, namun dosa orang lain, kesalahan yang diperbuat orang lain, tidaklah akan dipikulkan pula kepada dirinya. Ayat ini adalah memupuk tanggung jawab dalam jiwa manusia yang beriman. Ajaran Islam tidak serupa dengan ajaran jahiliyah yang mengatakan bahwa orang lain dapat memikul dosa seseorang, dengan misalnya mengupahkan atau membayar kepadanya agar dia sudi mengambil alih sebahagian dari dosa itu supaya si berdosa pertama dapat keringanan sedikit.57
(38 :)ﺍﳌﺪﺛﺮ.ﻨ ُﹲﺔﻴﺭ ِﻫ ﺖ ﺒﺴ ﻤﺎ ﹶﻛ ﺲ ِﺑ ٍ ﻧ ﹾﻔ ﹸﻛﻞﱡ Artinya: Tiap-tiap orang bertanggung jawab dengan segala yang diperbuatnya. (QS. Al-Mudatsir: 38)58 Ayat di atas merupakan pernyataan kepada manusia seluruhnya dalam kaitan dengan kebebasan memilih yang telah ditegaskan pada ayatayat yang lalu. Seakan-akan Allah swt. menyatakan: “Hai manusia, kamu sekalian bebas untuk memilih jalan, maju atau mundur, arah kanan atau kiri. Tetapi, hendaknya diketahui bahwa keadaan kamu kelak, di hari Kemudian, akan ditentukan oleh pilihanmu masing-masing karena kamu semua bahkan tiap-tiap diri lelaki atau perempuan menyangkut apa yang telah dilakukannya masing-masing, semuanya tergadai.59 55 56
M. Chabib Thoha, Loc. Cit. Mahmud Yunus., Tarjamah Al- quran Al- karim, (Bandung: Al- Ma’arif, 1990), Cet. 9,
Hlm. 394. 57
Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz 22, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), Hlm. 231. Ibid, Hlm. 520 59 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. 4, (Jakarta: Lentera Hati, 2006). Hlm. 605. 58
32
Dari ayat-ayat di atas, jika seseorang meyakini bahwa dirinya tidak akan dikenai beban atas perbuatan yang dilakukan orang lain. Dan ia akan bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya sendiri. Hal ini akan menimbulkan kesadaran dalam diri seesorang tersebut untuk bersikap jujur dan kesatria, serta tidak akan melemparkan tanggung jawab kepada orang lain. Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian antara lain: Faktor kebudayaan dan pola pengasuhan keluarga terhadap anak.60 Kebudayaan dimana seseorang bertempat tinggal sangat mempengaruhi terhadap kepribadian anak, termasuk aspek kemandirian. Masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan hidupnya cenderung mendorong untuk hidup dalam situasi kompetitif, penuh persaingan dan individualis dibanding dengan masyarakat yang sederhana.Pola pengasuhan keluarga seperti aktivitas pendidikan dalam keluarga, kebisaaan keluarga, dan pandangan keluarga akan mempengaruhi terhadap pembentukan kemandirian anak. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian itu bukanlah pembawaan tetapi terbentuknya berproses dari sejak awal kehidupan seseorang.
C. Penggunaan
Metode
Pembelajaran
Sistem
Tutorial
Terhadap
Kemandirian Belajar Peserta Didik Karakteristik dan langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran sistem tutorial serta konsep kemandirian belajar telah dibahas dalam pembahasan sebelumnya. Disini yang lebih penting adalah bagaimana hubungan antara keduanya dengan kemandirian belajar siswa SMPN 28 Semarang. Kalau menyimak langkah-langkah metode pembelajaran sistem tutorial, dimana peserta didik harus lebih dahulu mengadakan bacaan atau belajar sendiri, kemudian seorang tutor mengajukan pertanyaan berdasarkan bacaan itu, dan dengan demikian membimbing jalan pikiran siswa. Selain itu 60
Muntoli”ah, Op. Cit., Hlm. 60.
33
tutor menilai hasil belajar siswa dan atas dasar itu memberikan feedback. Akhirnya tutor itu mengatakan kepada siswa apa yang harus lagi dibacanya. Jadi tutor di sini tutor itu bertindak sebagai manager belajar dengan mengarahkan jalan pikiran siswa, dan menugaskan siswa untuk mengadakan bacaan selanjutnya. Jadi tutor itu tidak member pelajaran.61 Dalam kegiatan tutorial ini peserta didik dibimbing untuk melaksanakan kegiatan belajar mandiri melalui modul dalam bidang studi tertentu. Hal ini berarti siswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar tanpa adanya banyak campur tangan dari guru, dalam artian guru bertindak sebagai fasilitator. Dan disini setiap siswa mempunyai tanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat. Peserta
didik
bersikap
mandiri
dalam
kegiatan
belajarnya
menginginkan dirinya secara individual untuk bebas dan aktif dalam belajar. Sikap dan perbuatan yang ditujukan dalam kemandirian merupakan kebutuhan dasar dari setiap individu untuk mengaktualisasikan potensi dan kemampuan diri untuk mencapai kepuasan sendiri. Adapun kepuasan yang diperoleh orang yang mandiri tidak bergantung pada lingkungan dan orang lain disekitarnya, tapi tergantung pada potensi-potensi yang mereka miliki. Metode pembelajaran sistem tutorial sebagai salah satu cara untuk menanamkan sikap mandiri kepada peserta didik. Dengan sikap mandiri, peserta didik akan membuat keputusan sendiri, yakin pada daya fikir mereka, akan tetapi mereka juga mempunyai pendapat umum dan melepas pendapat sendiri, bukan karena tekanan melainkan karena kebenaran perkara yang mereka lihat. Jadi Kemandirian yang dimiliki oleh orang-orang yang mandiri bukanlah mandiri secara tertutup dan tidak menaruh perhatian terhadap ide atau gagasan baru sehingga tidak peka terhadap hal-hal baru dan terbuka menerima hal-hal yang segar, melainkan kemandirian yang dimiliki bukanlah kemandirian asal mandiri dan demi diri sendiri, tetapi kemandirian atas dasar kebenaran terbuka untuk menerima pandangan-pandangan lain. 61
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. 7, Hlm. 199.
34
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran sistem tutorial dalam kegiatan belajar mengajar, yakni melibatkan siswa secara aktif sedangkan guru sebagai fasilitator, dapat memberikan kontribusi atau perubahan dalam peningkatan kemandirian belajar peserta didik sehingga peserta didik tidak selalu tergantung kepada seorang guru dan juga peserta didik bisa menjadi tutor bagi peserta didik yang lain.
D. Kajian Pustaka Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk skripsi ataupun dalam bentuk tulisan lainnya, maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang kemandirian belajar siswa yang penulis jadikan sebagai kajian pustaka. Rif’atul Badriyah (3100162), Pengaruh Latar belakang Pendidikan dan Pola Pembinaan Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar Siswa di SMP Hasanuddin 6 Semarang. Skripsi ini membahas tentang latar belakang pendidikan orang tua, kemandirian belajar siswa, bagaimana pola pembinaan orang tua, dan berbagai macam bentuk pembinaan orang tua. Erna Wati (3100045), Pengaruh Persepsi Siswa tentang Penerapan Metode Resitasi terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas II Bidang Studi PAI di Sekolah Menengah Atas Negeri 16 Semarang. Dalam skripsi ini dijelaskan
bahwasanya
penerapan
metode
resitasi
dapat
memupuk
perkembangan inisiatif siswa dan merangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik dengan kesadaran sendiri, bertanggung jawab dan berdiri sendiri terutama dalam hal mengajar, melaksanakan tugas, dan siswa menempuh jalan metodis belajar sendiri. Hal ini akan memungkinkan dan mengembangkan kemandirian dalam diri siswa. Zumaroh (3101198), Pengaruh Proses Belajar Mengajar Pondok Pesantren terhadap Kemandirian Belajar Santri Putri di Pondok Pesantren Ad-Dainuriah 2 Pedurungan Semarang. Skripsi ini menjelaskan tentang
35
proses belajar mengajar pondok pesantren, tujuan, prinsip, dan bagaimana proses belajar mengajar pondok pesantren mempengaruhi kemandirian belajar santri. Berbeda
dengan
penelitian
sebelumnya,
penelitian
ini
lebih
memfokuskan pembahasan pada penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial terhadap kemandirian belajar peserta didik. Dengan demikian, dalam judul ini masih menemukan relevansi dan signifikansi untuk dilakukuan penelitian.
E. Rumusan Hipotesis Menurut arti kata hipotesa berasal dari dua penggalan kata, yaitu “hypo” artinya “di bawah” dan “thesa” artinya “kebenaran” atau “pendapat”. Menurut maknanya dalam suatu penelitian hipotesa merupakan “jawaban sementara” atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian.62 Berdasarkan pengamatan sementara, peneliti beranggapan bahwa, “Penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial akan memberikan perubahan yang signifikan terhadap kemandirian belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas IX di SMP N 28 Semarang”.
62
Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, (Jakarta:bumi Aksara, 2006), Cet.8, hlm. 47-48.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Setiap penulisan ilmiah tentu berdasar atas maksud dan tujuan pokok yang akan dicapai atas pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu, maka peneliti merumuskan tujuan penulisan skripsi sebagai berikut: Untuk mengetahui kemandirian belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas IX di SMP N 28 Semarang antara sebelum diterapkan metode pembelajaran sistem tutorial dengan sesudah diterapkannya metode pembelajaran sistem tutorial. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Bidang Studi Pendidikan Agama Islam terhadap Kemandirian Belajar Peserta Didik (Studi Eksperimen pada Kelas IX SMP N 28 Semarang), dimulai pada tanggal 13 Oktober 2008 sampai dengan tanggal 13 November 2008, dan bertempat di sekolah SMP N 28 Semarang. C. Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.1 Yang dimaksud variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik
1
S. Margono, Metode Penelitian pendidikan, (Jakarta: rineka Cipta, 2000), Cet.2, Hlm. 133.
36
37
yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.2 Adapun yang menjadi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas (independent variabel) Yaitu metode pembelajaran sistem tutorial, dengan indikator: 1) Kelompok kecil 2) Bimbingan belajar 3) Diskusi b. Variabel terikat (dependent variabel) Yaitu kemandirian belajar siswa, dengan indikator: 1) Mampu memecahkan masalah sendiri 2) Disiplin dalam segala hal 3) Bertanggung jawab D. Metode Penelitian Suatu penelitian, baik dalam pengumpulan data maupun dalam pengolahan data pastilah mengharuskan adanya metode yang jelas, sistematis dan terarah. “Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan”.3 1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifat masalah yang akan digarap, maka penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi atau yang akan terjadi diantara variabel-variabel tertentu melalui upaya manipulasi atau
2
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penilitian, (Jakarta: Bumi Aksara, , 1991),
Hlm. 119. 3
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), Hlm. 21.
38
pengontrolan variabel-variabel tersebut atau hubungan diantara mereka, agar ditemukan hubungan, pengaruh atau perbedaan salah satu atau lebih variabel.4 Adapun bentuk eksperimen dalam penelitian ini adalah KuasiEksperimental, yaitu memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuanperlakuan di dalam masyarakat yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami.5 Penelitian eksperimen ini menggunakan rancangan Non Randomized Control Group Pretest-Posttest Design (Pola Pretes-Postes Grup Kontrol Tidak Secara Random). Rancangan ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok diberikan pre dan pos tes tetapi hanya satu kelompok yang diberikan perlakuan (treatment). Rancangan ini biasanya digunakan pada kelompok yang pesertanya terkumpul secara alami seperti murid yang ada di ruangan kelas.6 Dan oleh karena instrumen dalam penelitian ini berupa angket, maka pre dan pos tesnya diganti dengan angket. Adapun desain dari penelitian eksperimen ini adalah:7 Kelompok
Pre Test
Variabel Terikat
Post Test
A (Eksperimen)
A1
Treatment
A2
B ( Kontrol)
4
B1
-
B2
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. 2, Hlm. 49. 5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet. 2, Hlm. 112. 6 Consuelo G. Sevilla, et. al. , Pengantar Metode Penelitian, Terj. Alimuddin Tuwu, (Jakarta: UI- Press, 1993), Hlm.122 7 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. 2, Hlm. 186.
39
2. Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini diantaranya adalah:8 a. Memilih sejumlah subyek secara purposif dari suatu populasi. b. Secara purposif, dipilih menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dikenai variabel perlakuan, dan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. c. Kemudian memberikan angket sebelum (pre-angket) pada kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengukur variabel tergantung pada kedua kelompok itu, lalu dihitung mean masing-masing kelompok. d. Mempertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar tetap sama, kecuali pada satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan untuk jangka waktu tertentu. e. Setelah itu kedua kelompok diberi angket sesudah (pos-angket) untuk mengukur variabel tergantung, lalu dihitung meannya untuk masingmasing kelompok. f. Setelah memperoleh mean dari masing-masing kelompok, kemudian menghitung perbedaan antara hasil angket sebelum dan angket sesudah untuk masing-masing kelompok. g. Membandingkan perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah penerapan perlakuan berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok eksperimental. h. Dalam membandingkan perdedaan tersebut, kita menggunakan tes statistik yang cocok untuk rancangan ini guna menentukan apakah perbedaan dalam skor seperti dihitung dalam langkah-langkah itu signifikan, yaitu apakah perbedaan tersebut cukup besar untuk menolak hipotesis nol bahwa perbedaan itu cuma terjadi secara kebetulan. 8
Hlm.45.
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998),
40
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi atau universe adalah sejumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.9 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.10 Berkenaan dengan ini Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa untuk mengambil ancer-ancer adalah apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar atau banyak dapat diambil antara 10-15% atau 2025% atau lebih.11 Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas IX di SMPN 28 Semarang yang berjumlah 266 siswa, sedangkan sampel yang diambil adalah sebanyak 15% siswa yang dianggap representatif atau yang dapat mewakili. Jadi subyek penelitian adalah 39,9 dan dibulatkan menjadi 40 peserta didik. Pengambilan sampel penelitian ini digunakan teknik Klaster atau Cluster Sampling. Teknik klaster ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama.12 Dari populasi dipilih secara acak dua kelas sebagai sampel. Kelas IX F sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran sistem tutorial. Dan kelas IX D sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional (metode ceramah, Tanya jawab dan pemberian tugas).
9
Hlm. 54.
10
Masri singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1985),
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2007), Hlm.118. 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 134. 12 Sukardi, Op. Cit, Hlm. 61.
41
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.13 Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen angket dan lembar observasi. Lembar observasi terdiri dari daftar chek list pengamatan tutor dan aktivitas peserta didik. Adapun bentuk dari angket penelitian adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang pertanyaannya tidak memberikan jawaban atau pendapat-pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.14 Adapun alasan peneliti menggunakan angket tertutup dalam penelitian ini adalah: 1. Responden lebih mudah menjawabnya, karena hanya memilih jawaban yang telah tersedia 2. Didapatkan data yang sesuai dengan data yang diharapkan. Setiap pertanyaan yang ada dalam angket tersebut disertai alternatif jawaban yang harus dipilih responden. Alternatif tersebut merupakan pernyataan perilaku biasanya, selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Untuk memudahkan penggunaan data statistiknya, maka dari empat alternatif jawaban dari setiap item atau soal diberikan skor sebagai berikut: 1. Untuk pilihan jawaban A diberi skor 4 2. Untuk pilihan jawaban B diberi skor 3 3. Untuk pilihan jawaban C diberi skor 2 4. Untuk pilihan jawaban D diberi skor 1 G. Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian, metode dipandang sangat penting untuk mencapai sukses penelitian itu. Dan oleh karena penelitian Kuasi Eksperimen 13 14
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, Hlm. 149 M. Iqbal Hasan, Op. Cit, Hlm. 84.
42
atau Eksperimen tidak sebenarnya atau pura-pura, yaitu jenis eksperimen yang belum memenuhi persyaratan seperti persyaratan eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.15 Metode ini digunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran sistem tutorial dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam pada kelas IXF atau kelas eksperimen di SMPN 28 Semarang. b. Metode Interview Interview merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berdasarkan pada tujuan penelitian.16 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan kemandirian belajar peserta didik sebelum diberikan treatmen yang bersumber dari guru bidang studi Pendidikan Agama Islam. c. Metode Angket Metode angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.17 Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial dan kemandirian belajar dengan cara menyebar angket kepada siswa kelas IX yang dijadikan subyek peneliti. 15
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), Hlm. 220. 16 Sutrisno Hadi, Statiatik II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), Hlm. 193. 17 M. Iqbal Hasan, Op. Cit., Hlm. 83
43
H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya perubahan dalam penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial terhadap kemandirian belajar siswa bidang studi Pendidikan Agama Islam. Peneliti mengadakan analisis data dengan menggunakan analisis statistik. Di dalam menganalisis data hasil penelitian, penulis menggunakan beberapa tahapan, yaitu: a. Analisis Pendahuluan Sebelum memulai menganalisis data, terlebih dulu penulis harus memenuhi pengujian persyaratan analisis data, yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas varians populasi. Pengujian tersebut dilakukan karena sampel-sampel yang berasal dari satu populasi dan diperkirakan sama, belum tentu demikian keadaannya. Apabila dua atau lebih sampel diperiksa dengan teknik tertentu dan ternyata homogen, maka dapat dikatakan bahwa sampelsampel itu berasal dari populasi yang sama. Dikarenakan sampel yang diambil berbentuk purposive, maka penulis menggunakan statistik non parametrik dalam pengujian persyaratan analisis data, karena
tidak memenuhi
persyaratan random. Adapun pengujian persyaratan analisis data (non parametrik) meliputi: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan untuk menentukan apakah data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan data dikenal dengan nama Uji Lilliefors.18 Hipotesis yang dilakukankan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut: H0 = Populasi Berdistribusi Normal H1 = Populasi Berdistribusi Tidak Normal
18
Hand-out Mata Kuliah Statistika Terapan dipersiapkan oleh: Drs. Karnadi Hasan, M.Pd. (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006).
44
Prosedur Uji Normalitas Data: 1. Pengamatan X1, X2, ……….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ………, Zn dengan menggunakan rumus :
Zi =
Xi − X S
Xi : data pengamatan Χ : rata-rata sampel S : simpangan baku sampel 2. Dari daftar distribusi normal baku, untuk setiap angka baku dihitung peluang dengan rumus : F(Zi) = P(Z
Normal Standar 3. Hitung proporsi Z1, Z2, …….., Zn yang dinyatakan dengan S(Zi) 4. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya 5. Tentukan harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak = L0 6. Bandingkan harga L0bservasi dengan nilai kritis atau Ltabel Kriteria pengujian jika L0bservasi < Ltabel maka sampel dari populasi berdistribusi normal, yang berarti terima H0. Dalam uji normalitas data ini penulis menggunakan data sampel hasil pengamatan dari angket sebelum peserta didik diberikan perlakuan. 1) Kelas Eksperimen (Kelas IX F)
Χ=
ΣΧ 2047 = = 51.175 n 40
Untuk memperoleh bilangan baku Z1, Z2, ………, Zn dengan menggunakan rumus : Zi =
Xi − X S
45
ΣΧ − 2
S =
=
(ΣΧ )2
n −1
n
2 ( 2047 ) 105449 −
40 − 1
40
=
105449 − 104755.225 39
=
693.745 39
=
I 7.788
= 4.229 Berdasarkan prosedur tersebut di atas dibuat tabel sebagai berikut : TABEL I HASIL UJI NORMALITAS DATA KELAS EKSPERIMEN (IX F) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
X1 41 43 43 44 46 46 47 47 48 49 49 50 50 51 51 51 51
X1² 1681 1849 1849 1936 2116 2116 2209 2209 2304 2401 2401 2500 2500 2601 2601 2601 2601
Z1 -2.41 -1.93 -1.93 -1.7 -1.22 -1.22 -0.99 -0.99 -0.75 -0.51 -0.51 -0.28 -0.28 -0.04 -0.04 -0.04 -0.04
F (Z1) 0.0088 0.0268 0.0268 0.0446 0.1112 0.1112 0.1511 0.1511 0.2266 0.305 0.305 0.3897 0.3897 0.484 0.484 0.484 0.484
S (Z1) 0.025 0.075 0.075 0.1 0.15 0.15 0.2 0.2 0.225 0.275 0.275 0.325 0.325 0.525 0.525 0.525 0.525
F (Z1) - S (Z1) 0.0162 0.0482 0.0482 0.0554 0.0388 0.0388 0.0489 0.0489 0.0016 0.03 0.03 0.0647 0.0647 0.041 0.041 0.041 0.041
46
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑
51 51 51 51 52 52 53 53 53 53 53 54 54 54 54 55 55 55 56 56 56 57 61 2047
2601 2601 2601 2601 2704 2704 2809 2809 2809 2809 2809 2916 2916 2916 2916 3025 3025 3025 3136 3136 3136 3249 3721 105449
-0.04 -0.04 -0.04 -0.04 0.2 0.2 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.67 0.67 0.67 0.67 0.9 0.9 0.9 1.14 1.14 1.14 1.38 2.32
0.484 0.484 0.484 0.484 0.5793 0.5793 0.6664 0.6664 0.6664 0.6664 0.6664 0.7486 0.7486 0.7486 0.7486 0.8159 0.8159 0.8159 0.8729 0.8729 0.8729 0.9162 0.9898
0.525 0.525 0.525 0.525 0.575 0.575 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.8 0.8 0.8 0.8 0.875 0.875 0.875 0.95 0.95 0.95 0.975 1.0
0.041 0.041 0.041 0.041 0.0043 0.0043 0.0336 0.0336 0.0336 0.0336 0.0336 0.0514 0.0514 0.0514 0.0514 0.0591 0.0591 0.0591 0.0771 0.0771 0.0771 0.0588 0.0102
Dari kolom terakhir pada tabel kemudian diambil nilai terbesar. Diperoleh L0 = 0.0771 dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ltabel = 0.1401. Karena L0 = 0.0771 ≤ Ltabel = 0.1401, maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal yang berarti terima H0. Taraf signifikansi 5% untuk sampel yang lebih dari 30 :
n = 40 n=
40 = 6.325
untuk 5 % =
0.886 = 0.1401 6.325
47
2) Kelas Kontrol ( Kelas IX D)
Χ=
ΣΧ 2025 = = 50.625 n 40
Untuk memperoleh bilangan baku Z1, Z2, ………, Zn dengan menggunakan rumus :
Zi =
S =
=
Xi − X S ΣΧ 2 −
(ΣΧ )2
n −1 103381 −
n
(2025)2
40 − 1
40
=
103381 − 102515.62 39
=
865.38 39
=
22.189
= 4.711
Berdasarkan prosedur tersebut di atas dibuat tabel sebagai berikut : TABEL II HASIL UJI NORMALITAS DATA KELAS KONTROL (IX D) No. 1 2 3 4 5 6 7
X2 42 42 43 43 44 44 45
X2² 1764 1764 1849 1849 1936 1936 2025
Z2 -1.83 -1.83 -1.62 -1.62 -1.41 -1.41 -1.19
F (Z2) 0.0336 0.0336 0.0526 0.0526 0.0793 0.0793 0.117
S (Z2) 0.05 0.05 0.1 0.1 0.15 0.15 0.175
F (Z2) - S (Z2) 0.0164 0.0164 0.0474 0.0474 0.0707 0.0707 0.058
48
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑
46 46 47 47 48 49 49 50 50 50 51 51 51 51 51 51 52 52 53 53 53 54 54 54 55 55 55 56 56 56 57 59 60 2025
2116 2116 2209 2209 2304 2401 2401 2500 2500 2500 2601 2601 2601 2601 2601 2601 2704 2704 2809 2809 2809 2916 2916 2916 3025 3025 3025 3136 3136 3136 3249 3481 3600 103381
-0.98 -0.98 -0.77 -0.77 -0.56 -0.34 -0.34 -0.13 -0.13 -0.13 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.29 0.29 0.5 0.5 0.5 0.72 0.72 0.72 0.93 0.93 0.93 1.14 1.14 1.14 1.35 1.78 1.99
0.1635 0.1635 0.2206 0.2206 0.2877 0.3669 0.3669 0.4483 0.4483 0.4483 0.5319 0.5319 0.5319 0.5319 0.5319 0.5319 0.6141 0.6141 0.6915 0.6915 0.6915 0.7642 0.7642 0.7642 0.8238 0.8238 0.8238 0.8729 0.8729 0.8729 0.9115 0.9625 0.9767
0.225 0.225 0.275 0.275 0.3 0.35 0.35 0.425 0.425 0.425 0.575 0.575 0.575 0.575 0.575 0.575 0.625 0.625 0.7 0.7 0.7 0.775 0.775 0.775 0.85 0.85 0.85 0.925 0.925 0.925 0.95 0.975 1.0
0.0615 0.0615 0.0544 0.0544 0.0123 0.0169 0.0169 0.0233 0.0233 0.0233 0.0431 0.0431 0.0431 0.0431 0.0431 0.0431 0.0109 0.0109 0.0085 0.0085 0.0085 0.0108 0.0108 0.0108 0.0262 0.0262 0.0262 0.0521 0.0521 0.0521 0.0385 0.0125 0.0233
Dari kolom terakhir pada tabel kemudian diambil nilai terbesar. Diperoleh L0 = 0.0707 dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ltabel = 0.1401. Karena L0 = 0.0707 ≤ Ltabel = 0.1401, maka
49
sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal yang berarti terima H0. Taraf signifikansi 5% untuk sampel yang lebih dari 30 : n = 40 n=
40 = 6.325
untuk 5 % =
0.886 = 0.1401 6.325
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai variansi yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai variansi yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Metode yang telah ditemukan untuk melakukan uji varians populasi, salah satunya adalah Uji Bartlett.
19
Hipotesis yang dilakukan
dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut: Ho : Varians homogen H1 : Varians tidak homogen Harga-harga yang perlu untuk Uji Bartlett: Sampel
dk
1/dk
Si2
Log Si2
(dk) Log Si2
Klp 1
n1 _ 1
1/ n1 _ 1
S 12
Log S12
n1 _ 1 Log S12
Klp 2
n2 _ 1
1/ n2 _ 1
Log S22
n2_ 1 Log S22
∑
nk _ 1
1/ nk _ 1
S 22 S k2
Log Sk2
(nk_ 1) Log Sk2
Dari data table kemudian dihitung harga-harga yang diperlukan, yakni: a) Varians gabungan dari semua sampel : Si
2
∑ (n − 1) S = ∑ (n − 1) i
2
i
i
19
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), Hlm.250.
50
b) Menghitung Log Si2 c) Harga satuan B dengan rumus : B = (Log Si2) ∑ (ni _ 1)
d) Uji Bartlett menggunakan Chi kuadarat ( χ 2 ) dengan rumus:
χ 2 = (In 10) {B _ ∑ (ni _ 1) Log Si2} Dengan In 10 = 2,3026 disebut logaritma asli bilangan 10. Perhitungan Uji Homogenitas Varians Populasi : Diketahui S12 (Kelas Eksperimen) = 17.788 S22 (Kelas Kontrol) = 22.189 TABEL III HASIL UJI HOMOGENITAS VARIANS POPULASI Sampel Eksperimen Kontrol ∑
dk 39 39
1/ dk 0.026 0.026
78
0.052
Si2 17.788 22.189
Log Si2 1.2501 1.3461
(dk) Log Si2 48.7539 52.4979 101.2518
Dari data tabel kemudian dihitung harga-harga yang diperlukan, yakni : a) Varians gabungan dari semua sampel : Si
2
∑ (n − 1) S = ∑ (n − 1) i
2
i
=
i
39 ( 17.788) + 39 (22.189) 78
693.732 + 865.371 78 = 19.9885 =
b) Menghitung Log Si2 = Log 19.9885 = 1.3008 c) Harga satuan B dengan rumus : B = (Log Si2) ∑ (ni _ 1)
= (1.3008) . (78) = 101.4624
51
d) Uji Bartlett menggunakan Chi kuadarat ( χ 2 ) dengan rumus:
χ 2 = (In 10) {B _ ∑ (ni _ 1) Log Si2} = (2.3026) . {101.4624 – 101.2518} = (2.3026) . {0.2106} = 0.4849 Menggunakan taraf signifikansi α 0.05 dk = k – 1 = 2 – 1 = 1, diperoleh
χ 2 tabel (0.95:1) = 3.84. dengan diperoleh harga χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel atau 0.4849 ≤ 3.84 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data sampel
berasal dari populasi yang homogen, yang berarti terima H0. Dengan terpenuhinya persyaratan uji normalitas dan uji homogenitas varians sampel di atas, maka analisis varians dinyatakan dapat dilakukan. b. Analisis Uji Hipotesis Analisis Uji Hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang peneliti ajukan. Adapun tekniknya dari hasil analisis lebih lanjut menggunakan statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:20 t=
Ma − Mb ⎛ ∑ x a2 + ∑ xb2 ⎜⎜ ⎝ n a + nb − 2
⎞⎛ 1 1 ⎞ ⎟⎟⎜⎜ + ⎟⎟ ⎠⎝ na nb ⎠
Dengan keterangan: Ma
= Mean dari kelompok A
Mb
= Mean dari kelompok B
Xa
= Deviasi nilai-nilai individual dari Ma
Xb
= Deviasi nilai-nilai individual dari Mb
na dan nb = jumlah subyek dalam kelompok A dan B
20
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid IV, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995) Jilid 4, Cet. 8, hlm. 443
52
c. Analisis Lanjut Analisis lanjut adalah jawaban atas benar atau tidaknya hipotesis yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui pembuktian mengenai studi eksperimen penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap kemandirian belajar siswa. Dan akan dibandingkan atau dikonsultasikan besarnya t observasi yang telah diperoleh dengan t tabel pada taraf signifikan 1% dan 5%. Apabila “to” sama dengan atau lebih besar dari “t Tabel” maka hasilnya adalah signifikan. Berarti ada perubahan dalam penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap kemandirian belajar siswa SMPN 28 Semarang dan hipotesis yang diajukan dapat di terima kebenarannya. Dan apabila hasilnya lebih kecil maka interpretasinya adalah tidak ada pengaruh/perubahan yang signifikan atas penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap kemandirian belajar peserta didik. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah data-data yang peneliti kumpulkan lengkap, maka selanjutnya peneliti mengadakan analisis kuantitatif atau sering disebut dengan analisis data statistik. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode pembelajaran sistem tutorial terhadap kemandirian belajar peserta didik, maka data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis Uji t-test dengan pengetesan satu ekor. Adapun langkah-langkah untuk memudahkan jalannya analisis yaitu dengan melalui tahapan sebagai berikut: A. Deskripsi Data Hasil Penelitian B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan Hasil Penelitian D. Keterbatasan Penelitian
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Proses Kegiatan Pembelajaran Selama penelitian berlangsung, penulis mengadakan observasi dalam proses kegiatan belajar mengajar pada kelas yang diteliti yaitu kelas IXD (kelas control) dan IXF (kelas eksperimen). Adapun observasi proses belajar mengajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL IV JADWAL OBSERVASI DAN PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS IXD DAN IXF DI SMPN 28 SEMARANG No.
Materi
Kelas
1
-
IXD
53
Hari/tanggal
Keterangan
Selasa,
Penyebaran Pre- angket
14/10/2008
(Angket Sebelum)
54
2
-
IXF
Pengertian, Dalil naqli, 3
dan fungsi qana’ah dan
IXF
tasamuh. Contoh-contoh perilaku 4
qana’ah dan tasamuh
IXF
dalam kehidupan
Rabu,
Penyebaran Pre- angket
15/10/2008
(Angket Sebelum)
Rabu,
Pemberian Treatment
22/10/2008
(Metode Tutorial)
Rabu, 29/10/2008
Pembiasaan perilaku dan 5
manfaat berperilaku qana’ah dan tasamuh
IXF
Rabu, 5/11/2008
dalam kehidupan 6
-
IXD
7
-
IXF
Tatap Muka Ke-2 pemberian Treatment (Metode Tutorial) Tatap muka ke-3 pemberian treatment (metode tutorial)
Selasa,
Penyebaran Post- Angket
11/11/2008
(Angket Sesudah)
Rabu,
Penyebaran Post- Angket
12/11/2008
(Angket Sesudah)
Dalam penelitian ini, penulis mengadakan observasi sebanyak 7 kali. Observasi yang pertama peneliti lakukan pada penyebaran pre-angket (angket sebelum) pada kelas IXD (kelas kontrol). Observasi yang ke-2 sama dengan observasi yang pertama tetapi pada kelas IXF (kelas eksperimen). Setelah penyebaran pre-angket, peneliti mengadakan observasi yang ke-3. Dalam observasi ini kelas eksperimen (kelas IXF) mulai diberikan treatmen dengan materi pembelajaran; Pengertian, Dalil naqli, dan fungsi qana’ah dan tasamuh. Observasi ke-4 yaitu tatap muka ke-2 dalam pemberian treatment kepada kelas eksperimen dengan materi pembelajaran; Contoh-contoh perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan. Tatap muka ke-3 sekaligus observasi ke-5 peneliti lakukan dalam proses belajar mengajar kelas eksperimen dengan menggunakan metode tutorial (treatment). Setelah selesai memberikan treatment pada
55
kelas eksperimen, peneliti menyebarkan angket sesudah (pos-angket) kepada kelas control dan kelas eksperimen. Penyebaran pos-angket pada dua kelas ini peneliti jadikan sebagai observasi yang ke-6 dan ke-7. 2. Hasil Angket Studi Eksperimen Penggunaan Metode Pembelajaran Sistem Tutorial Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Terhadap Kemandirian Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN 28 Semarang. a. Data Nilai Angket (sebelum) Metode Pembelajaran Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Peserta Didik Untuk mengetahui kemandirian belajar peserta didik sebelum diberikan
perlakuan
(treatment)
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran sistem tutorial, penulis mengadakan wawancara dan penyebaran questioner di dua kelas yaitu kelas IX D (Kelas Kontrol) dan IX F (Kelas Eksperimen) dengan jumlah responden yang masingmasing kelasnya terdapat 40 peserta didik. Hasil penyebaran angket dapat dilihat sebagaimana tabel V dan VI yang terdapat pada lampiran 7. b. Data Nilai Angket (Sesudah) Metode Pembelajaran Sistem Tutorial dan Kemandirian Belajar Peserta Didik Untuk mengetahui sejauh mana kemandirian belajar peserta didik setelah diberi perlakuan,
penulis mengadakan observasi dan
penyebaran questioner (sesudah) pada kelas IX F (kelas eksperimen) dengan jumlah responden 40 peserta didik. Sedangkan pada kelas IXD (kelas kontrol), meskipun tidak mendapatkan treatmen, kelas tersebut juga mendapatkan questioner (sesudah) guna memperoleh perbedaan kemandirian belajar antara kedua kelas yang mendapatkan treatmen dengan kelas yang tidak mendapatkan treatmen. Hasil penyebaran angket dapat dilihat sebagaimana tabel VII dan VIII yang terdapat pada lampiran 7.
56
B. Pengujian Hipotesis Analisis Uji Hipotesis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang peneliti ajukan, yaitu : “Penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial akan memberikan perubahan yang signifikan terhadap kemandirian belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas IX di SMPN 28 Semarang”. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan Uji t (t - test). Adapun prosedur dalam UJi t - test adalah sebagai berikut : TABEL IX PERHITUNGAN UJI T - TEST YANG DIPEROLEH DARI ANGKET KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kelas Kontrol Angket Angket Sebelum Sesudah (Xa) 46 50 50 52 42 43 56 54 51 53 46 51 43 46 52 55 50 47 53 58 42 44 56 51 44 48 45 50 51 48 54 52 52 55 51 49 43 47 54 53 49 52 55 50 53 59
(Xa2) 2500 2704 1849 2916 2809 2601 2116 3025 2209 3364 1936 2601 2304 2500 2304 2704 3025 2401 2209 2809 2704 2500 3481
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kelas Eksperimen Angket Angket Sebelum Sesudah (Xb) 48 52 52 54 43 47 51 56 53 58 41 55 50 55 53 56 49 54 54 60 43 46 55 56 50 57 52 55 54 48 46 50 51 55 55 57 51 58 56 53 46 59 53 58 51 54
(Xb2) 2704 2916 2209 3136 3364 3025 3025 3136 2916 3600 2116 3136 3249 3025 2304 2500 3025 3249 3364 2809 3481 3364 2916
57
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑
50 51 54 44 55 53 59 55 47 60 49 51 47 56 51 57 48 2025
54 53 52 49 51 57 58 54 53 58 54 56 51 55 56 54 56 2088
2916 2809 2704 2401 2601 3249 3364 2916 2809 3364 2916 3136 2601 3025 3136 2916 3136 109570
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
47 54 44 56 51 55 53 56 51 61 54 47 51 53 49 57 51 2047
56 60 55 60 54 64 57 61 56 58 59 50 56 58 60 59 56 2232
Dari tabel kemudian dicari mean dan deviasi dari setiap kelompok. 2088 = 52.2 40 (∑ Χ a )2 2 = ∑ Χa − Ν 2088 2 = 109570 − 40 = 109570 − 108993,6 = 576.4
Μa = Χa
2
Μb = Χb
2
2232 = 55.8 40
= ∑ Χb
2
−
(∑ Χ )2
Ν 2232 2 = 125110 − 40 = 125110 − 124545.6 = 564.4
2
Sa =
Χa Ν− 1
=
576 . 4 40 − 1
=
14 . 78
= 3 . 84
2
Sb =
Χb Ν− 1
=
564 . 4 40 − 1
=
14 . 47
= 3 . 80
3136 3600 3025 3600 2916 4096 3249 3721 3136 3364 3481 2500 3136 3364 3600 3481 3136 125110
58
Setelah mean dan deviasi dari masing-masing kelompok diketemukan, langkah selanjutnya adalah memasukkannya dalam rumus Uji t - test sebagai berikut :
t=
t =
=
=
Ma − Mb ⎛ ∑ x + ∑ xb2 ⎜⎜ ⎝ n a + nb − 2 2 a
⎞⎛ 1 1 ⎟⎟⎜⎜ + ⎠⎝ n a nb
⎞ ⎟⎟ ⎠
55.8 − 52.2 ⎛ 576.4 + 564.4 ⎞ ⎛ 1 1 ⎞ ⎟⎟ ⎜ ⎜⎜ + ⎟ ⎝ 40 + 40 − 2 ⎠ ⎝ 40 40 ⎠ 3.6 1140.8 2 × 78 40 3.6
2281.6 3120 3.6 = 0.8544 = 4.21
d.b = ( na
+
nb - 2) = 40 + 40 – 20 = 78
Dengan harga t0 = 3.71 dan db = 78, selanjutnya dilakukan pengetesan satu ekor. Dalam tabel Nilai Kritis Distribusi t diketahui harga ttabel pada taraf signifikan 5% = 1.66 dan pada taraf signifikansi 1 % = 2.62. Karena t0 = 4.21 > ttabel = 1.66 pada taraf signifikansi 5% atau t0 = 4.21 > ttabel = 2.62 pada taraf signifikansi 1 %, dengan demikian harga t0 signifikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah diketahui perhitungan tersebut, untuk mengetahui signifikansi penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap kemandirian peserta didik kelas IX SMPN 28 Semarang, yaitu dengan jalan membandingkan antara Tobservasi dengan Ttabel
59
pada taraf signifikansi 5 % dan pada taraf signifikansi 1 %, maka dapat didiskripsikan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar pada kelas IXF yang memperoleh treatmen, yaitu menggunakan metode pembelajaran sistem tutorial, di dalamnya terdapat kelompok kecil, diskusi, dan bimbingan belajar. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah guru membagi kelas menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok berdiskusi untuk mendapatkan hasil atau penyelesaian masalah berdasarkan topik yang didapat. Kemudian dari setiap kelompok menunjuk salah satu temannya untuk dijadikan tutor. Tutor disini bertugas untuk mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok yang lain. Selama proses presentasi, kelompok yang lain menyiapkan sebuah pertanyaan. Agar semua peserta didik ikut berperan aktif digunakan sebuah variasi didalamnya, yaitu quiz. Jadi, tidak hanya kelompok lain yang menyiapkan pertanyaan saja. Melainkan kelompok yang presentasi juga menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan ditujukan kepada semua paserta didik selain kelompok yang presentasi. Dalam proses pembelajaran tidak hanya menggunakan metode tutorial saja. Untuk menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman atau kejadian yang nyata, digunakan CTL dan observasi dalam pembelajaran tersebut. Kegiatan tutorial tidak berhenti sampai disini. Setelah semua kelompok presentasi, guru mengadakan tindak lanjut. Kemudian kegiatan tutorial diakhiri dengan kesimpulan dari guru mengenai materi yang telah dibahas. 2. Dalam Uji Normalitas data kelas eksperimen (kelas IXF), diperoleh L0 = 0.0771 dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ltabel = 0.1401. Karena L0 = 0.0771 ≤ Ltabel = 0.1401, maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas IXF berasal dari populasi berdistribusi normal yang berarti terima H0. Sedangkan Uji Normalitas data kelas kontrol (kelas IXD), diperoleh L0 = 0.0707 dengan n = 40 pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ltabel = 0.1401. Karena
L0 = 0.0707 ≤
Ltabel = 0.1401, maka dapat
disimpulkan bahwa sampel kelas IXD berasal dari populasi berdistribusi
60
normal yang berarti terima H0. Menggunakan taraf signifikansi α 0.05 dk = k – 1 = 2 – 1 = 1, diperoleh χ 2 tabel (0.95 :1) = 3.84. Dengan diperoleh harga
χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel
atau 0.4849 ≤ 3.84 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok data sampel berasal dari populasi yang homogen, yang berarti terima H0. 3. Berdasarkan analisis statistik, hasil analisis hipotesis yang berbunyi, “Bahwa
penggunaan
metode
pembelajaran
sistem
tutorial
akan
memberikan perubahan yang signifikan terhadap kemandirian belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas IX di SMPN 28 Semarang”, memang menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji t - test dengan perolehan mean dan deviasi masing-masing kelompok yaitu, Ma = 52.2 dan SDa2 = 3.84 serta Mb = 55.8 dan SDb2 = 3.80. Dari hasil tersebut diperoleh t observasi = 3.71 dengan db = 78. Berdasarkan tabel Nilai Kritis Distribusi t diketahui harga ttabel pada taraf signifikan 5% = 1.66 dan pada taraf signifikansi 1 % = 2.62. Dengan demikian t0 = 4.21 > ttabel = 1.66 pada taraf signifikansi 5% atau t0 = 4.21 > ttabel = 2.62 pada taraf signifikansi 1 %, hal ini berarti harga t0 signifikan. 4. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar peserta didik kelas IX (kelas eksperimen) mengalami peningkatan atau perubahan setelah memperoleh treatment berupa metode pembelajaran sistem tutorial, dibandingkan dengan kelas IX D (kelas kontrol) yang tidak memperoleh treatment. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat di terima kebenarannya dan eksperimen yang dilakukan mempunyai pengaruh terhadap kelompok eksperimen.
D. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian apapun yang telah dilakukan secara optimal pastilah terdapat kekurangan. Peneliti menyadari, bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak kendala dan hambatan, hal tersebut bukan karena faktor
61
kesengajaan, namun terjadi karena keterbatasan dalam melakukan penelitian. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan Lokasi Penelitian hanya dilakukan di SMPN 28 Semarang dan yang menjadi populasi dan sampel adalah siswa kelas IX di sekolah tersebut. Oleh karena itu, hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa di kelas IX SMPN 28 Semarang dan tidak berlaku bagi siswa-siswa di sekolah lain. 2. Keterbatasan biaya Biaya meskipun tidak satu-satunya faktor yang menjadi hambatan dalam penelitian, biaya pada dasarnya memegang peranan penting dalam menyukseskan penelitian. Peneliti menyadari bahwa dengan biaya minim penelitian akan terhambat. Hal ini terjadi karena jauhnya lokasi penelitian dari tempat tinggal peneliti. 3. Keterbatasan waktu Disamping faktor biaya dan lokasi, waktu juga memegang peranan yang sangat penting. Namun demikian peneliti menyadari dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu yang lama. Hal ini menyababkan penelitian yang seharusnya cepat selesai, justru terhambat dikarenakan Penelitian ini spesifik pada satu bidang studi yaitu pendidikan agama Islam (PAI) sehingga dalam penyebaran angket sering kekurangan waktu dan akhirnya memotong jam pelajaran pada mata pelajaran yang lain. Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi dalam melakukan penelitian ini. Peneliti bersyukur bahwa penelitian ini berjalan dengan sukses dan lancar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dengan melihat hasil penelitian, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial dalam proses pembelajaran di kelas dilakukan dengan memberikan bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif. Dalam metode tutorial ini teman sebaya atau teman sendiri dijadikan tutor bagi teman yang lain dalam rangka membimbing dan membantu teman yang kesulitan dalam belajar. Melalui diskusi dalam kelompok, peserta didik menuangkan ide atau gagasan mereka guna menyelesaikan suatu permasalahan. Untuk menghindari kejenuhan atau kemonotonan dalam diskusi tersebut ditambahkan sebuah variasi, diantaranya yaitu kuis, permainan, dan juga memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lain untuk bertanya. Dengan demikian semua peserta didik akan berperan aktif dalam proses belajarnya. Dan hal ini akan menjadikan peserta didik berperan aktif dalam proses belajar, akan membiasakan mereka untuk bekerja sendiri sekaligus meningkatkan kemandirian belajar peserta didik. Kemandirian peserta didik dalam belajar yang meningkat diantaranya adalah peserta didik mampu memecahkan masalah sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain, disiplin dalam segala perbuatan atau tingkah lakunya, bertanggung jawab dalam bersikap, dan mampu berfikir secara lancar, orisinil, fleksibilitas (luwes) dalam belajar yang dijadikan pengalaman dari proses belajar mengajar. 2. Berdasarkan hasil penelitian pada kelas yang tidak memperoleh treatment yaitu kelas kontrol, pada kegiatan belajarnya digunakan metode ceramah,
63
64
Tanya jawab dan pemberian tugas. Sedangkan pada kelas eksperimen yang memperoleh treatment digunakan metode pembelajaran sistem tutorial. Sebelum peserta didik memperoleh treatment, terlebih dahulu peserta didik diberi angket untuk mengukur kemandirian peserta didik. Dengan mengetahui kemandirian belajar peserta didik sebelum memperoleh treatment, maka akan diketahui seberapa jauh peningkatannya. Dari data hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian analisis uji hipotesis dapat dilakukan. Adapun mengenai analisis ststistik uji hipotesis tentang penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial terhadap kemandirian belajar peserta didik dengan menggunakan rumus Uji t - test pada taraf signifikansi 5 % dan taraf signifikansi 1 % menyatakan adanya perubahan atau pengaruh yang signifikan. Artinya ada perubahan atau pengaruh positif dalam penggunaan metode pembelajaran sistem tutorialterhadap kemandirian belajar peserta didik kelas IX di SMPN 28 Semarang, yang berarti semakin baik dan tepat dalam penggunaan metode pembelajaran sistem tutorial, maka semakin baik pula kemandirian belajar peserta didik di SMPN 28 Semarang.
B. Saran-Saran 1. Untuk menumbuhkan gairah dalam proses belajar mengajar dan untuk lebih meningkatkan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan, hendaknya sarana dan alat peraga dilengkapi dan digunakan sebagaimana mestinya. 2. Kepada semua guru, hendaknya selalu berusaha untuk mengembangkan keprofesiannya, sehingga benar-benar dapat memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin maju.
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah sebagai tanda syukur penulis, karena berkah dan rohmah serta hidayah Allah SWT tersusunlah skripsi yang amat sederhana ini. Selanjutnya penulis berharap semoga skripsi yang amat
65
sederhana ini membuat manfaat bagi penulis dan bagi para pembaca serta pihakpihak yang terkait pada umumnya. Akhirnya kepada semua pihak penulis mengharapkan saran, kritik dan evaluasinya yang mengarah pada perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004 , Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, Solo: Aneka, 1993. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Azis, Shaleh Abdul, At-Tarbiyah Waturuqut Tadris, Jilid I, Mesir: Darul Ma’arif, 1979. B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Guru Beberpa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus, Jakarta: PT. Rineka cipta, 2002, Cet. I. Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2006, Cet. 2. Charles, C. M., Individualizing Instruction, USA: C.V Mosby Company, 1980. Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Belajar, Jakarta: Bulan Bintang, 1970. , perawatan Jiwa Untuk Anak, Jakarta: Bulan Bintang, 1987. Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahnya: Al- Jumanatul ‘Ali, Bandung: J- Art, 2005 , Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1990. Dimyati dan Mudjiono, belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Djamarah, Sayful Bahri dan Aswan Zain, Stategi Belajar-mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Djamarah, Syaeful Bahri dan Aswan Zaim, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 2. Gunarsa, Singgih D., Psikologi untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia, 1992. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid IV, Yogyakarta: Andi Offset, 1995 Jilid 4, Cet. 8. , Statiatik II, Yogyakarta: Andi Offset, 1991. Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001, Cet. 2. , Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Cet. 2. , psikologi belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1992. Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz 22, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984. Hand-out Mata Kuliah Statistika Terapan dipersiapkan oleh: Drs. Karnadi Hasan, M.Pd. (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006). Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Hasibuan, J. J., dkk. , Proses Belajar mengajar Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994. Holstein, Herman, Murid Belajar Mandiri: Situasi Belajar Mandiri dalam Pelajaran sekolah, Bandung: Remadja karya, 1986. Johnson, David W. and Roger T Johnson, Learning Together and Alone: Cooperative Competitive and Individualistic Learning, USA: Allyn and Bacon, 1994. Kartono, Kartini, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, Jakarta: Rajawali, 1985.
Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatan proposal, Jakarta:bumi Aksara, 2006, Cet.8. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, Cet. 2. Moeliono, Anton M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993. Morgan, Clifford T. dan Ricard A King, Introduction to Phsycology, Tokyo: grow Hill, 1971. Munandar, S.C. Utami, Kreativitas sepanjang Masa, Jakarta: Sinarharapan, 1988.
Pustaka
Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, Semarang : Gunung Jati, 2002. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penilitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, Cet. 7. Nazir, Moh., Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005, Cet. 6. Nurdin, Syafruddin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ciputat: Quantum Teaching, 2005. Parera, Jos Daniel, Belajar Mengemukakan Pendapat, Jakarta: Erlangga, 1988. Sagala,
Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, 1999.
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Semiawan, Conny, Memupuk bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, Jakarta: Gramedia, 1987. Sevilla, Consuelo G., et. al. , Pengantar Metode Penelitian, Terj. Alimuddin Tuwu, Jakarta: UI- Press, 1993. Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. 4, Jakarta: Lentera Hati, 2006.
Silberman, Melvin L., Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Terj. Sarjuli, dkk., , Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001. Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1985. Slameto, belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, Cet. 3. Stein, Steven J. dan Howard E Book, Ledakan EQ, Terj. Trinada Rainy Januarsari dan Yudhi Murtanto, Bandung: Kaifa, 2002. Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1996. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2007. Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1983. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005. Sulaiman, Abu Daud bin Asy’as Sajastani, Sunan Abu Daud, Juz I, Libanon: Darul Kitab Ilmiyah, 1996.
Suprayitno, S. dan Amity Kumoro, Mengajar Anak Berdisiplin Diri, Jakarta: Gramedia, 1996. Surahmad, Winarno, Pengantar Interaksi mengajar dan Belajar, Bandung: Tarsito, 1994. Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998. Thoha, M. Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, Cet. I. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Yamin, Martini, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta : Gaung Persada, 2007. Yunus, Mahmud, Tarjamah Al- quran Al- karim, Bandung: Al- Ma’arif, 1990, Cet. 9. Zaini, Hisyam, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2007. Zubaidi, “Isu Kontemporer dalam Pendidikan (Kecerdasan Emosi dan Implikasinya dalam Pendidikan)”, dalam WRI Semarang, Bunga Rampai Psikologi dan Pembelajaran, Semarang: Inservice Training KKGMGMP, 2001. Zuhairini, dkk. , Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Lampiran 4
DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN PESERTA DIDIK KELAS IXD (KELAS KONTROL) DAN KELAS IXF (KELAS EKSPERIMEN) SMP NEGERI 28 SEMARANG No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kelas IX D Abdul Wakhid Ribut Kusworo Achmad Fajar Subeqi Agly Prasta Dewansyah Agus Priyanto Agus Sumantri Ahmad Sholiqun Ajeng Mustika Ananda Alfian Adi Kurniawan Alvies Aldi Prasetyo Anelareta Ardiyanti Angga Jamaludin Latif Anis Khoirunisa Anita Sari Ari Wahyu Widhiningtyas Arindo Saputro Catur Haryanto Chury Aminati Eka Hardiana Fitria Nurul Kharisma Galuh Iyan Priana Heru Tri Pujiono Indah Sulistiowati Isti Faizah Istikhomah Lini Sri Panca Wardani Mei Narni Muhammad Rheza Danny S. Nur Syifa Syafira Panji Setiawan
Kelas IX F Abdul Ghafur Malik Achmad Mardiansyah Alqaf Riza Kurniawan Anggi Opal Yanastiti Arlin Tri Utami Chonid Ulfiana Mualifah Dariyono Denny Prasetya Dewi Ichmawati Dian Suciyanti Dinda Triawan Sahlul Khuluqi Ervan Sondy Santosa Faris Miftahuddin Fitri Handayani Gatot Supriyanto Hafid Alfani Ika Wulandari Job Bradi Sibarani Kurniawan Eko Saputro Lilis Yulianti Lisa rizki Mudawamah Mahriza Dyah Handayani Maulana Ari Saputro Mita Astiana Muh Akhep Muhammad Adi Shofiyuddin Muntiya Rahmawati Nissia Ristyasari Prasetiyo Wibowo
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Panji Setiawan Pipin Nur Aini Rahajeng Wijayanti Rimbang Cakrawala Huma Riska Ainin Ardyana Syah P. Ristian Adi Afriyanto Rizkitrio Cahyo Timur Rochmad Ridho Rudy Gilang Sudrajat Sri Endang Rahayu Suhariyani
Rachmad Fitriyanto Ratna Novita Sari Rayi Antiko Murti Remona Dwi Fardiansah Rendyana Dwi Saputro Rosa Indra Suryana Sella Oktafiniya Setyaningsih Sisca Okky Angraheni Taufiq Baihaqi Tofa Pamuka Aji Yopy Bangkit Hardianto
Lampiran 5
ANGKET UNTUK SISWA SMP NEGERI 28 SEMAR ANG
Nama : Kelas : Alamat :
Petunjuk Pengisian: 1. Mengingat
pentingnya
informasi
dari
saudara,
maka
kami
mohon
kesediaannya untuk memberikan jawaban secara jujur. 2. Daftar pertanyaan di bawah ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap pelajaran atau nilai saudara 3. Jawablah semua pertanyaan dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang paling sesuai dengan keadaan saudara. 4. Atas jawaban yang saudara berikan kami mengucapkan terima kasih.
ANGKET METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
A. Metode Pembelajaran Sistem Tutorial a) Kelompok Kecil 1. Pada pembelajaran tertentu ada topik yang menggunakan diskusi, apakah bapak/ibu guru anda membagi para siswa dalam beberapa kelompok kecil? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
2. Apakah bapak/ibu guru anda menunjuk salah satu peserta didik menjadi tutor dalam masing-masing kecil yang telah dibentuk? a.
Selalu
c. Kadang-kadang
b.
Sering
d. Tidak pernah
3. Apakah tutor anda memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Apakah tutor anda memberikan motivasi kepada anda untuk mengemukakan sebuah ide ketika berdiskusi? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
5. Apakah tutor anda memandu siswanya ketika mengalami kesulitan? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
b) Bimbingan Belajar 6. Apabila ada anak yang ketinggalan dalam pembelajaran, apakah tutor anda mengadakan remidi atau memberikan tugas tambahan? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
7. Apakah tutor anda mengajukan pertanyaan untuk menarik perhatian siswa yang ada hubungannya dengan pelajaran yang disampaikan? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Selain memberikan contoh dalam menyampaikan pelajaran, apakah tutor anda memberikan pertanyaan atau tugas tertentu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
9. Selama proses pembelajaran, apakah tutor anda menerangkan materi pelajaran dengan baik dan jelas? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
10. Apakah tutor anda memberikan bimbingan kepada anak yang kurang memahami pelajaran yang telah disampaikan? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
c) Diskusi 11. Apakah tutor anda memberikan informasi tambahan atau contohcontoh yang sesuai ketika diskusi berlangsung? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
12. Apakah tutor anda memperjelas pandangan/pendapat siswanya ketika sedang berdiskusi? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
13. Apakah tutor anda memberikan pertanyaan kepada siswanya agar siswanya berfikir lebih kreatif? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
14. Apakah tutor anda memancing urunan/pendapat siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
15. Apakah bapak/ibu guru anda memberikan kesimpulan hasil diskusi yang telah berlangsung? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
B. Kemandirian Belajar a) Mampu Memecahkan Masalah Sendiri 16. Ketika mengerjakan ulangan harian, apakah anda mengerjakan soalsoal ulangan sendiri? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
17. Apabila anda diberi tugas untuk mendiskusikan suatu masalah, apakah anda memberi pendapat untuk memecahkan masalah tersebut? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
18. Ketika
anda
menghadapi
suatu
permasalahan,
apakah
anda
memecahkan masalah itu dengan mencari informasi tentang masalah tersebut terlebih dahulu? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
19. Apakah anda menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh guru anda tanpa bantuan teman anda? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
20. Dalam mengerjakan tugas, apakah anda tidak mudah terpengaruh dengan pekerjaan temanmu? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
b) Bertanggung Jawab 21. Apabila salah seorang temanmu mempunyai gagasan yang bagus dan hampir sesuai dengan gagasan anda, apakah anda mengembangkan gagasan itu? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
22. Apabila anda mengalami kegagalan, apakah anda tidak cepat putus asa? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
23. Apakah anda mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru kepada anda? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
24. Apabila anda meminjam sesuatu milik temanmu, apakah anda segera mengembalikannya bila telah selesai digunakan? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
25. Apabila anda melanggar peraturan dalam proses belajar mengajar, apakah anda siap diberi hukuman? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
c) Disiplin 26. Apakah saudara memperhatikan keterangan guru ketika saudara mengikuti pelajaran di kelas? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
27. Apakah saudara mencatat ringkasan penting guru, untuk membantu dalam mempelajari pelajaran di sekolah? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
28. Setelah anda pulang dari sekolah, apakah di rumah pada setiap harinya anda mempunyai waktu-waktu untuk mempelajari materi pelajaran yang telah disampaikan di sekolah? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
29. Apabila anda tertinggal dalam suatu pelajaran, apakah anda menanyakan kepada teman anda? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
30. Ketika tidak ada tugas rumah/ulangan dari guru anda, apakah anda belajar pelajaran esok hari yang akan disampaikan guru anda? a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
Lampiran 6
DAFTAR CEK LIST KEMAMPUAN TUTOR
No.
Penilaian
Kriteria 1
1.
Menggunakan desain pengajaran sebagai satuan acara pertemuan tutorial yang digunakan sebagai pedoman bagi tutor yang bersangkutan.
2.
Membentuk dan membina kelompok peserta didik sehingga mereka mengikuti program tutorial dengan serius, tekun, dan rajin.
3.
Membangkitkan motivasi belajar para peserta didik agar terjadi kemantapan belajar secara berkesinambungan.
4.
Membangkitkan,
menyalurkan,
dan
menghimpun semua permasalahan belajar yang dirasakan oleh paserta didik, dan memberikan
saran
pemecahan
yang
bersifat mendorong mereka memecahkan masalahnya sendiri.
5.
Membimbing kegiatan diskusi kelompok dan diskusi kelas serta kerja kelompok
2
3
Ket. 4
dikalangan
peserta
didik
selama
berlangsungnya pertemuan tutorial. 6.
Melaksanakan
prosedur
tutorial
dan
mekanisme kerja tutorial secara efektif.
7.
Mengembangkan materi tutorial sesuai dengan modul yang sedang dipelajari oleh peserta didik.
8.
Melaksanakan
penilaian
terhadap
kemajuan belajar peserta didik sebagai hasil
dari
kegiatan
tutorial
dan
menitikberatkan penilaian diri sendiri.
9.
Melaksanakan tindak lanjut yang perlu dilaksanakan oleh tutor setelah kegiatan tutorial sebelumnya
Keterangan Penilaian: 1. Baik Sekali 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA No
Kriteria
1.
Tahap Pengantar/ Pendahuluan a. Perhatian siswa terhadap pengarahan guru b. Peran siswa dalam diskusi c. Partisipasi siswa dalam kontak belajar
2.
Tahap Melakukan Aktivitas a. Kesungguhan siswa membentuk kelompok belajar b. Kesungguhan siswa memahami masalah yang didiskusikan c. Kesungguhan siswa dalam berdiskusi d. Peran siwa dalam diskusi kelompok untuk mendapat solusi e. Kesungguhan siswa memperoleh informasi/data f. Sikap kritis siswa dalam diskusi kelompok g. Kualitas penyampaian pertanyaan yang dikemukakan
3.
Tahap Menyimpulkan a. Keberanian/aktivitas siswa ketika akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya b. Kesungguhan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya c. Sikap siswa ketika kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya d. Sikap kritis siswa dalam diskusi siswa e. Kualitas penyampaian pertanyaan/pendapat f. Peran siswa dalam membuat kesimpulan
1
Penilaian 2 3 4
Ket
Lampiran 7
TABEL V HASIL ANGKET (Sebelum) METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS EKSPERIMEN (KELAS IX F) SMPN 28 SEMARANG
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jawaban
Nilai
A
B
C
D
2
1 4
16 8 13 15 9 7 18 19 19 22 11 20 20 12 14 16 19 23 21 22 16 9 17 10 15 14 22 17 25 15
13 16 17 12 16 21 11 9 11 7 18 8 10 14 12 14 10 6 9 6 14 15 11 17 11 16 6 11 5 12
4
3 1 2 1 2
1
1 1 1
2 2
2 2 1 1 2
2 1 1
4 2 2 3 2 2
2
1
4
3
2
1
8
3 12
32 16 26 30 18 14 36 38 38 44 22 40 40 24 28 32 38 46 42 44 32 18 34 20 30 28 44 34 50 30
13 16 17 12 16 21 11 9 11 7 18 8 10 14 12 14 10 6 9 6 14 15 11 17 11 16 6 11 5 12
16
9 3 6 3 6
4
3 3 3
8 8
6 6 3 3 6
8 4 4
12 6 6 9 6 6
8
3
Jumlah 48 52 43 51 53 41 50 53 49 54 43 55 50 52 54 46 51 55 51 56 46 53 51 47 54 44 56 51 55 53
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
2
4
1 2 1
5 2 2 1 2
3
4 1
12 21 18 14 10 19 19 19 10 19
12 9 6 12 17 10 9 11 13 10
8
12
4 8 4
15 6 6 3 6
12
12 3
24 42 36 28 20 38 38 38 20 38
12 9 6 12 17 10 9 11 13 10
56 51 61 54 47 51 53 49 57 51
TABEL VI HASIL ANGKET (Sebelum) METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS KONTROL (KELAS IX D) SMPN 28 SEMARANG
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jawaban A
2
B
C
D
4 5 2 3 6 4
8 10 8 14 9 8 13 10 14 11 12 16 10 15 13 7 12 8 7 8 11 13 9 14 9 10 14 9 15 12 9 13 12 9
18 15 20 11 15 18 17 15 13 13 8 10 18 15 13 16 13 17 20 16 15 12 15 13 16 13 16 14 11 11 14 15 10 16
2
3 3 6
2
2 2
3 3 4 2 2 2
2 3 2 2
Nilai
4 4 5 2 3 2 4 3 4 3 3 7 5 4 4 5 2 6 5
4
8
3
2
1
12 15 6 9 18 12
16 20 16 28 18 16 26 20 28 22 24 32 20 30 26 14 24 16 14 16 22 26 18 28 18 20 28 18 30 24 18 26 24 18
18 15 20 11 15 18 17 15 13 13 18 10 18 15 13 16 13 17 20 16 15 12 15 13 16 13 16 14 11 11 14 15 10 16
8
9 9 18
8
6 6
12 12 16 8 8 8
8 12 8 8
12 12 15 6 9 6 12 9 12 9 9 21 15 12 12 15 6 18 15
Jumlah 46 50 42 56 51 46 43 52 50 53 42 56 44 45 51 54 52 51 43 54 49 55 53 50 51 54 44 55 53 59 55 47 60 49
35 36 37 38 39 40
1 2 1
2 2 6 4 3 3
17 10 14 7 18 12
11 17 10 17 8 15
4 8 4
6 6 18 12 9 9
34 20 28 14 36 24
11 17 10 17 8 15
51 47 56 51 57 48
TABEL VII HASIL ANGKET (Sesudah) METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS EKSPERIMEN (KELAS IX D) SMPN 28 SEMARANG
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jawaban
Nilai
A
B
C
D
4
3
2
1
2 3
3 4 3 6 6 5 2 2 7 6 3 8 5 3 5 6 4 5 9 4 10 8 7 8 6 9 4 6 6 4 7 3 6 6
10 7 11 14 10 9 9 10 10 9 10 10 8 13 8 8 8 8 10 9 9 12 10 10 12 7 13 12 10 7 11 14 7 8
15 16 16 10 12 14 15 14 13 12 17 12 14 12 17 16 15 14 11 15 11 10 13 12 10 14 10 12 10 15 10 11 14 13
8 12
9 12 9 18 18 15 6 6 21 18 9 24 15 9 15 18 12 15 27 12 30 24 21 24 18 27 12 18 18 12 21 9 18 18
20 14 22 28 20 18 18 20 20 18 20 20 16 26 16 16 16 16 20 18 18 24 20 20 24 14 26 24 20 14 22 28 14 16
15 16 16 10 12 14 15 14 13 12 17 12 14 12 17 16 15 14 11 15 11 10 13 12 10 14 10 12 10 15 10 11 14 13
2 2 4 4 3
3 2
3 3 2
2 3 4 4 2 2 3 3
8 8 16 16 12
12 8
12 12 8
8 12 16 16 8 8 12 12
Jumlah 52 54 47 56 58 55 55 56 54 60 46 56 57 55 48 50 55 57 58 53 59 58 54 56 60 55 60 54 64 57 61 56 58 59
35 36 37 38 39 40
3 2 3
4 10 5 7 6 9
12 6 9 10 8 8
14 14 13 11 13 13
12 8 12
12 30 15 21 18 27
24 12 18 20 16 16
14 14 13 11 13 13
50 56 58 60 59 56
TABEL VIII HASIL ANGKET (Sesudah) METODE PEMBELAJARAN SISTEM TUTORIAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA KELAS KONTROL (KELAS IX D) SMPN 28 SEMARANG
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jawaban A 2 4 2 2 3 2
3 2
2 3
2 2 3
2 3 3 2 3 2 3 4
Nilai
B
C
D
4 3 3 2 2 5 2 4 2 6 3 3 3 2 5 6 5 2 3 4 3 2 4 8 6 4 5 2 3 6 5 4 6 2
12 10 7 8 13 11 6 8 7 16 8 6 12 10 8 10 9 6 11 15 10 10 12 8 11 8 9 8 12 10 6 9 8 8
14 15 20 16 13 14 20 15 19 8 19 18 15 16 17 14 14 19 16 11 15 16 11 14 13 16 16 17 12 12 15 15 12 16
4 8 6 8 8 12 8
12 8
8 12
8 8 12
8 12 12 8 12 8 12 16
3
2
1
12 9 9 16 6 15 6 12 6 18 9 9 9 6 15 18 15 6 9 12 9 6 12 24 18 12 15 6 9 18 15 12 18 6
24 20 14 16 26 22 12 16 14 32 16 12 24 20 16 20 18 12 22 30 20 20 24 16 22 16 18 16 24 20 12 18 16 16
14 15 20 16 13 14 20 15 19 8 19 18 15 16 17 14 14 19 16 11 15 16 11 14 13 16 16 17 12 12 15 15 12 16
Jumlah 50 52 43 54 53 51 46 55 47 58 44 51 48 50 48 52 55 49 47 53 52 50 59 54 53 52 49 51 57 58 54 53 58 54
35 36 37 38 39 40
2 2 4 3
3 6 3 2 4 6
14 9 13 10 7 14
11 15 12 14 16 10
8 8 16 12
9 18 9 6 12 18
28 18 26 20 14 28
11 15 12 14 16 10
56 51 55 56 54 56
Lampiran 13
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4.1
Sekolah
: SMP N 28 Semarang
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: IX / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji Kompetensi Dasar
: 4.1. Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh
Indikator
: • Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh • Membaca dan mengartikan dalil naqli tentang qana’ah dan
tasamuh
• Menjelaskan fungsi qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan Alokasi Waktu
: 1 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan qana’ah dan tasamuh, membaca dan mengartikan dalil naqlinya, serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan.
Materi Pembelajaran Pengertian qana’ah dan tasamuh Dalil naqli tentang qana’ah dan tasamuh Fungsi qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab Tutor Sebaya CTL
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan ¾ Membaca surat pendek dalam Al-qur’an ¾ Apresepsi ¾ Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya berakhlak mulia ¾ Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
Kegiatan Inti ¾ Guru menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh ¾ Siswa menelaah lebih dalam mengenai qana’ah dan tasamuh ¾ Siswa menanyakan isi materi yang belum dipahami ¾ Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang qanaah dan tasamuh dengan metode tutor sebaya ¾ Siswa menghubungkan dengan pengalaman nyata fungsi qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Penutup ¾ Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiata belajar mengajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan apa tidak?
Sumber Belajar Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudistira LKS Cerah Kelas IX Mushaf Al-qur’an
Penilaian Teknik ¾ Tes Tertulis Bentuk Instrumen ¾ Tes Uraian Instrumen 1. Jelaskan pengertian qana’ah 2. Jelaskan pengertian tasamuh 3. Jelaskan ciri-ciri qana’ah 4. Apakah fungsi qana’ah 5. Tulislah dalil naqli tentang tasamuh
Semarang, Oktober 2008 Mengetahui
Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah
Teguh Waluyo, S.P.d, MM
Iswatun Khasanah, M.Ag
NIP. 131261420
NIP. 150358732
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4.2
Sekolah
: SMP N 28 Semarang
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: IX / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji Kompetensi Dasar
: 4.1. Menampilkan contoh perilaku qana’ah dan tasamuh
Indikator
: • Menyebutkan contoh-contoh perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan • Menunjukkan sikap senang berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Alokasi Waktu
: 1 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran Contoh-contoh perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Metode Pembelajaran Observasi Tutor Sebaya CTL Penugasan
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan ¾ Membaca surat pendek dalam Al-qur’an ¾ Apresepsi ¾ Guru memotivasi siswa mengenai indahnya berakhlak mulia ¾ Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
Kegiatan Inti ¾ Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan tugas yang harus dilakukan siswa. ¾ Siswa melakukan pengamatan terhadap contoh sikap qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari ¾ Siswa berdiskusi untuk mencari contoh-contoh nyata perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan ¾ Siswa melaporkan hasilnya.
Kegiatan Penutup ¾ Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiata belajar mengajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan apa tidak?
Sumber Belajar Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudistira LKS Cerah Kelas IX
Penilaian Teknik ¾ Penugasan Bentuk Instrumen ¾ Tugas Rumah
Instrumen Carilah dan temukan contoh-contoh perilaku tasamuh serta manfaat yang didapat melalui pengalaman, pengamatan langsung, maupun melalui tayangan media elektronik.
Semarang, Oktober 2008 Mengetahui
Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah
Teguh Waluyo, S.P.d, MM
Iswatun Khasanah, M.Ag
NIP. 131261420
NIP. 150358732
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4.3
Sekolah
: SMP N 28 Semarang
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester
: IX / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji Kompetensi Dasar
: 4.3. Membiasakan perilaku qana’ah dan tasamuh
Indikator
: • Membiasakan diri berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan • Merasakan manfaat berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Alokasi Waktu
: 1 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat membiasakan diri berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari serta merasakan manfaatnya.
Materi Pembelajaran Pembiasaan perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan Manfaat berperilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan
Metode Pembelajaran Simulasi Tutor Sebaya
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan ¾ Membaca surat pendek dalam Al-qur’an ¾ Apresepsi ¾ Guru memotivasi siswa mengenai indahnya berakhlak mulia ¾ Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group)
Kegiatan Inti ¾ Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan tugas yang harus dilakukan siswa. ¾ Siswa melakukan simulasi perilaku qana’ah dan tasamuh ¾ Siawa berdiskusi, kemudian menuliskan kesan-kesannya mengenai perilaku qana’ah dan tasamuh yang telah disimulasikan ¾ Siswa melaporkan hasilnya dalam bentuk presentasi.
Kegiatan Penutup ¾ Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiata belajar mengajar dalam KD ini. Bermanfaat atau tidak ? menyenangkan apa tidak?
Sumber Belajar Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudistira LKS Cerah Kelas IX
Penilaian Teknik ¾ Unjuk Kerja
Bentuk Instrumen ¾ Tes Simulasi
Instrumen 1. Simulasikan sikap anak yang qana’ah ketika diberi uang saku orang tuanya! 2. Simulasikan sikap anak yang toleran terhadap kawannya yang bukan muslim!
Semarang, Oktober 2008 Mengetahui
Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah
Teguh Waluyo, S.P.d, MM NIP. 131261420
Iswatun Khasanah, M.Ag NIP. 150358732
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Istiqomah
NIM
: 3104241
Tempat/Tanggal Lahir
: Jepara, 19 Pebruari 1987
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: Mindahan Wuni Rt. 01 Rw. 01 Batealit Jepara
Alamat Kost
: Jl. Sunan Kudus VII/03 ; Rt. 03 Kel. Tambak Aji Ngaliyan Semarang
Riwayat Pendidikan : 1. RA Matholibul Ulum Mindahan Batealit Jepara lulus tahun 1992 2. MI Matholibul Ulum Mindahan Batealit Jepara lulus tahun 1998 3. MTsN Pecangaan di Bawu Batealit Jepara Lulus tahun 2001 4. MA Banat NU Kudus lulus tahun 2004 5. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang tercatat tahun 2004 sampai sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila terdapat kekeliruan penulis bersedia untuk diperiksa.
Semarang, Januari 2009 Hormat saya
Istiqomah