PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN SISWI ASRAMA SMA STELLA DUCE YOGYAKARTA KELAS X HENDAK MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL Skripsi Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh Regina Krisna Santi 109114150
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Melakukan sebuah pekerjaan atas dasar cinta. Ketika kamu mencintai pekerjaanmu maka segala sesuatu yang membuat kamu sulit akan menjadi mudah, karena kamu bahagia menjalani pekerjaanmu, itu semua karna cinta. -R.K.S-
Selesaikan apa yang sudah menjadi pilihanmu. -R.K.S-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus saya persembahkan karya ini kepada:
Tuhan Yesus, dan Bunda Maria.
Mama, dan Bapak.
Alm. Simbah Kakung dan Alm. Simbah Putri.
Keempat Kakak Kandung dan Keempat Kakak Ipar.
Keenam Keponakan Kandung.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN SISWI ASRAMA SMA STELLA DUCE YOGYAKARTA KELAS X HENDAK MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL Studi Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Regina Krisna Santi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama Stella Duce Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan, dengan dua kelompok yaitu Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Kedua kelompok menjalani dua tes yaitu Pretes dan Posttes. Subjek KE dan KK masing-masing berjumlah 35 siswi dengan total 70 siswi. Skala yang digunakan dalam penelitian menggunakan Skala Thurstone untuk mengukur tingkat penurunan kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian akhir semester ganjil, rentang skala yang digunakan dari 1 – 7. Skala Kecemasan terdiri dari 36 aitem yang mencakup empat aspek yaitu Fisik, Kognitif, Perilaku, dan Sosial. Uji analisis yang digunakan adalah statistik parametrik Uji-t Independent Sample Test, dengan level signifikan 0,05. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa Pretest KE dan KK tidak ada perbedaan yang signifikan (KE dan KK, Uji-t 55,860). Sedangkan hasil hipotesis posttest KE dan KK mengalami perbedaan yang signifikan (KE = 42,506 dan KK = 50,685). Penurunan yang terjadi pada KK dikarenakan adanya penyebaran rata-rata variansi yang berbeda, selisih rata-rata KE dan KK sebesar 1,0084, hal ini disebabkan karena adanya pengaruh lain yang mengakibatkan penurunan kecemasan pada KK. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Terapi SEFT kurang efektif dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan, karena penurunan kecemasan terjadi pada aspek sosial dengan hasil nilai p = 0,016 taraf signifikan dengan perbedaan mean = 2,62857. Hasil tersebut mengatakan bahwa terapi SEFT tidak efektif digunakan sebagai penurunan kecemasan, akan tetapi Terapi SEFT mampu digunakan untuk mendukung atau membantu menurunkan tingkat kecemasan. Kata Kunci : Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), Kecemasan, Siswi, Ujian.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFFECTIVENESS OF THERAPY SEFT ( SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE ) REDUCE ANXIETY LEVEL STUDENT SENIOR HIGH SCHOOL OF STELLA DUCE DORM YOGYAKARTA CLASS X ODD SEMESTER FINAL EXAM Regina Krisna Santi
ABSTRACT This study aims to test the effectiveness of SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Therapy to reduce the level of anxiety in the student Dormitory Stella Duce Yogyakarta.This research was used type of experimental research field, with two groups such as Experimental Group (KE) and Control Group (KK). Both groups underwent two tests, namely Pretest and Posttest. Each of KE and KK subject are 35 females students with a total of 70 students. This research was used Thurstone Scale to measure the degree of reduction of anxiety in students who want to face the end of semester exams, range scale used from 1-7. The Anxiety Scale consists of 36 items covering four aspects: Physical, Cognitive, Behavioral, and Social. Analysis test is parametric statistical t-test Independent Sample Test, with a significant level of 0.05. The hypothesis results showed that the pretest KE and KK no significant difference (KE and KK, t-test 55.860). While the hypothesis results of the posttest KE and KK having significant difference (KE = 42.506 and KK = 50.685).The decline in KK due to the spread of means variance of different, the means difference KE and KK at 1.0084, it is due to the presence of other influences that result in decreased anxiety in KK. In this study it can be concluded that the SEFT Theraphy is less done effectively to reduce the level of anxiety, because anxiety decrease occurred in the social aspect with the result p = 0.016 significant levelk with a mean difference = 2.62857. These results say that SEFT Therapy is less effective, but SEFT Therapy can be used to support help lower anxiety levels. Keywords: SEFT Therapy (Spiritual Emotional Freedom Technique), Anxiety, Student, Exam.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kemudahan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan segala pelajaran hidup yang dapat membimbing serta memberikan petunjuk untuk selalu dekat dengan-Nya. Karya ini memang jauh dari sempurna, namun karya ilmiah ini dikerjakan dengan sepenuh hati dan dapat terselesaikan berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membuat diri saya sebagai manusia yang berharga dan patut untuk memperjuangkan hasil karya ilmiah ini, serta memberikan pelajaran hidup yang bermakna. 2. Bapak Dr. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi. 4. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi., Psi selaku dosen pembimbing skripsi atas segala waktu dan dukungannya kepada penulis serta kesabaran dan pencerahan yang diberikan selama membimbing. 5. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.Psych, dan Ibu P. Henrietta PDADS., M.A. selaku dosen pembimbing akademik atas waktu dan dukungannya. 6. Pak Gik, Mas Muji, Mas Gandung, Ibu Nanik, dan Mas Doni atas segala keramahan dan bantuannya. 7. Sr. Yoswita, dan Sr. Renata selaku Pimpinan Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Seluruh Siswi Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subjek penelitian. 9. Para Terapis, dan Asisten Terapis (Ibu Basiro, Mbak Eni, Agista, Vero, Romana, Nadia, Sandri) serta Ruri dan Resthi yang membantu saya dalam proses pelaksanaan terapi. Terima kasih banyak. 10. Kedua orangtua saya, Bapak Stephanus Kijo, dan Mama Khatarina Masrini yang sangat setia menemani semua keluh kesah, mendoakan saya, memberikan sebuah pelajaran hidup, memberikan dukungan, dan menyayangi saya dengan tulus hati. 11. Kakak-kakak saya, Mbak Monica, Mbak Agnes, Mas Budi, dan Mas Heri yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. 12. Kakak-kakak ipar saya, Kak Joao, Kak Santo, Kak Ebeth, dan Kak Cita yang selalu memberikan dukungan. 13. Keponakan-keponakan saya, Miguel, Andro, Deo, Fadhil, Hasna, dan Al yang selalu memberikan keceriaan ketika Buliknya sedang lelah, tawa dan candamu membuat Bulik terhibur dan semakin semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Mbak Emi selaku Psikolog Asrama Syantikara yang dengan senantiasa mendengarkan kisah-kisah kehidupan saya, dan selalu memantau perkembangan skripsi yang saya kerjakan. Selain itu, menyarankan saya untuk mengambil Terapi SEFT sebagai salah satu metode yang saya angkat kedalam skripsi ini. Terima kasih Mbak.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Sr. Benedicta selaku Ibu Pertama saya di Asrama Syantikara, yang memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi dan memberikan dukungan dalam doa. 16. Sr. Mariana selaku Ibu Kedua saya di Asrama Syantikara, yang memberikan dukungan dalam doa. 17. Sr. Mariyati selaku Ibu Ketiga saya di Asrama Syantikara, yang memberikan dukungan dalam doa. 18. Karyawan Asrama Syantikara yang memberikan saya pelajaran tentang arti bekerja keras. 19. Teman-teman senasib Asrama Syantikara yang masih merasakan POSMA, dari POSMA kita belajar tentang arti hidup mandiri, kekeluargaan yang sangat dekat, dan kesiapan kita dalam menghadapi masalah dalam hidup ini. 20. Teman, Kakak, dan Adik-adikku di SKK (Romana, Sinta, Ega, Marni, Kak Die, Kak Jeje, Kak Qnha, Puput, Eli, Merry, Ensi, Nadia, Rani, dan Ayu) terima kasih atas kenangan sewaktu kita masih di SKK, banyak hal pelajaran hidup ketika menjejakan kaki di Asrama Syantikara dan bertemu dengan kalian. Kopel 12 dan Paviliun (Kak Merry, Iin, Nining, Kak Ustyn, dan Kak Sandri) selaku unit perpindahan saya dari SKK, bertemu dengan keluarga yang semakin kecil. 21. Teman-teman seperjuangan saya, Kepompong (Novia, Aning, Uli, Mega, Disti, Martha, dan Sheilla) tetap semangat. Sarjana Psikologi bukan lah sebuah akhir dari perjalanan hidup kita, KEPOMPONG permulaan kita
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang akan menjadi seorang Sarjana Psikologi, setelah itu kita akan menjadi seekor KUPU-KUPU yang dapat terbang bebas setinggi langit. Kejar mimpi kita, percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana terindah dalam setiap usaha yang kita lakukan. 22. Teman-teman Psikologi 2010 terima kasih untuk dukungan dan kerjasamanya selama kuliah, khususnya Mahasiswa bimbingan Pak Adi, semangat terus. 23. Semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan, dan bantuannya. Terima kasih.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v HALAMAN PERNYATAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi ABSTRAK ................................................................................................................ vii ABSTRACT ..............................................................................................................viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix KATA PENGANTAR.............................................................................................. x DAFTAR ISI.............................................................................................................xiii DAFTAR TABEL ....................................................................................................xvii DAFTAR BAGAN....................................................................................................xviii DAFTAR DIAGRAM ..............................................................................................xix
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8 1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8 2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................. 10 A. Kecemasan ..................................................................................................... 10 1. Pengertian Kecemasan ............................................................................. 10 2. Aspek-aspek Kecemasan.......................................................................... 12 3. Penyebab Kecemasan............................................................................... 14 4. Dampak Kecemasan................................................................................. 15 B. Siswi Menghadapi Ujian ................................................................................ 17 1. Pengertian Kecemasan ............................................................................. 17 2. Pengertian Ujian....................................................................................... 18 3. Situasi Psikologis Siswi yang Hendak Menghadapi Ujian ...................... 19 4. Dinamika Situasi yang Mengalami Kecemasan Saat Hendak Menghadapi Ujian.............................................................. 21 C. Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)............................... 24 1. Pengertian Terapi SEFT........................................................................... 24 2. Konsep Teoritis Terapi SEFT .................................................................. 25 3. Kelebihan dan Kelemahan Terapi SEFT.................................................. 29 4. Cara Penggunaan Terapi SEFT................................................................ 30 5. Kode Etik Terapi SEFT............................................................................ 35 D. Dinamika Hubungan Penurunan Kecemasan Siswi yang Hendak Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT ............ 35 E. Hipotesis Penelitian........................................................................................ 44 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 45 A. Jenis Penelitian............................................................................................... 45 B. Identifikasi Variabel Penelitian...................................................................... 47 C. Definisi Variabel Penelitian ........................................................................... 48 1. Definisi Konseptual.................................................................................. 48 2. Definisi Operasional................................................................................. 48 D. Hipotesa Operasional ..................................................................................... 52 E. Subjek Penelitian............................................................................................ 52
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Alat Pengumpulan Data ................................................................................. 54 1. Skala Kecemasan ..................................................................................... 54 G. Prosedur Penelitian......................................................................................... 56 1. Pretest....................................................................................................... 57 2. Treatment ................................................................................................. 58 3. Posttest ..................................................................................................... 58 H. Desain Eksperimen (Experiment and Control Group: Control Group Pretest dan Posttest Design) ................................................. 60 1. Kontrol Subjek ......................................................................................... 62 2. Memilih Subjek........................................................................................ 62 3. Pengujian Statistik.................................................................................... 63 I. Analisa Data ................................................................................................... 64 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................... 66 A. Persiapan Penelitian ....................................................................................... 66 1. Uji Coba Alat Ukur .................................................................................. 66 2. Uji Validitas dan Relibilitas Alat Ukur .................................................... 70 B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................................... 74 1. Perijinan Pelaksanaan Penelitian.............................................................. 74 2. Pengambilan Data Pretes.......................................................................... 76 3. Pemberian Treatment untuk Kelompok Eksperimen .............................. 77 4. Pengambilan Data Posttes ........................................................................ 79 C. Hasil Pengujian Hipotesis. ............................................................................. 80 1. Pretes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................. 80 2. Postes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................. 83 D. Pembahasan.................................................................................................... 92 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................................. 97 A. Kesimpulan .................................................................................................... 97 B. Saran .............................................................................................................. 97 1. Bagi Para Terapis ..................................................................................... 97
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bagi Para Siswi ........................................................................................ 98 3. Bagi Penulis Lain ..................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 99 LAMPIRAN .............................................................................................................103
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
: Blue Print Skala Kecemasan......................................... 56
Tabel 3.2
: Desain Eksperimen ....................................................... 60
Tabel 4.1
: Blue Print Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba .......... 64
Tabel 4.2
: Daftar Nama Sekolah Saat Uji Coba ............................ 69
Tabel 4.3
: Blue Print Skala Kecemasan Sesudah Uji Coba ........... 70
Tabel 4.4
: Blue Print Skala Kecemasan Sesudah Penyeleksian Uji Coba..................................... 73
Tabel 4.5
: Statistika Reliabilitas .................................................... 74
Tabel 4.6
: Jadwal Penyusunan Skripsi........................................... 75
Tabel 4.7
: Uji Independent T-Test Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol................................................. 82
Tabel 4.8
: Uji Independet T-Test Posttes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol................................................. 85
Tabel 4.9
: Mean Difference ........................................................... 87
Tabel 4.10
: Aspek Pretes KK dan KE.............................................. 88
Tabel 4.11
: Aspek Posttes KK dan KE ........................................... 90
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 : Dinamika Kecemasan terhadap Siswa yang hendak Menghadapi Ujian............................................. 23 Bagan 2.2 : Dinamika Penurunan Kecemasan Siswa yang hendak Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT ..................... 43 Bagan 3.1: Sampel Randomisasi dari Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen............................................................ 64
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen ........... 80 Diagram 4.2 : Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol .................. 81 Diagram 4.3 : Hasil Uji Normalitas Posttes Kelompok Eksperimen .......... 83 Diagram 4.4 : Hasil Uji Normalitas Posttes Kelompok Kontrol................. 84
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pada umumnya ketika menjelang Ujian Nasional, siswa mengalami perasaan gugup atau cemas, dari perasaan inilah timbul rasa kurang percaya diri. Kenyataan perasaan gugup dan cemas tidak hanya dialami ketika siswa menghadapi Ujian Nasional saja,
melainkan juga waktu
ujian-ujian sekolah lainnya, misalnya ketika menjelang ujian harian, ujian akhir sekolah, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester, siswa merasakan perasaan cemas atau gugup. Devaney (2010) menjelaskan bahwa kecemasan mampu mempengaruhi hasil prestasi pada siswa (dalam Jurnal Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren). Walaupun siswa sudah belajar dari jauh hari dan mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk menghadapi ujian, ada sesuatu yang mempengaruhi siswa dalam mengerjakan soal yaitu perasaan cemas atau gugup yang timbul dari dalam diri, maka siswa mengalami kegagalan dalam mengerjakan berbagai ujian di sekolah. Dalam Koran Antara News yang berjudul “Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN” (Antara News http://www.antaranews.com/berita/185113/tidak-percayadiri-penyebab-siswa-tidaklulus-un) merupakan kasus yang membenarkan siswa mengalami gagal akibat tidak percaya diri pada pilihan jawaban yang ia pilih sewaktu ujian. Prestasi belajar mempunyai arti suatu hasil
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
dari kegiatan atau evaluasi belajar siswa yang telah dikerjakan melalui usahanya sendiri, dan mendapatkan hasil sesuai yang ia raih. Prestasi memunculkan motivasi agar siswa dapat terus berlatih mengerjakan latihan soal ujian akhir semester, dengan cara berlatih maka akan membantu siswa dalam mempersiapkan ujian secara optimal, sehingga ketika mengerjakan ujian, penurunan rasa cemas yang dimiliki oleh siswa dapat membuat siswa semakin menghargai usaha sendiri dalam mengerjakan soal ujian. Ujian merupakan evaluasi belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa, guna melihat kualitas hasil belajar siswa, melihat pemahaman materi yang dikuasai siswa serta melihat perubahan perilaku siswa. Akan tetapi, beberapa faktor penyebab yang terjadi ketika siswa menghadapi ujian yaitu siswa menambah jam belajar, mengulang materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru, dan mempraktikan pelajaran yang sudah diberikan oleh guru. Akibat
yang diterima siswa ketika
tidak
mempersiapkan materi secara optimal, akan mengalami kegagalan. Kegagalan ini berasal dari siswa yang kurang percaya diri sehingga mudah mengalami kecemasan. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa kegagalan siswa menghadapi ujian adalah takut atau rasa cemas yang berlebihan. Kecemasan yang dimiliki siswa ketika menghadapi ujian akan berakibat nilai siswa kurang optimal atau bahkan akan mengalami kegagalan dalam menghadapi ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Menurut
Chaplin
(2006)
diartikan
sebagai
kegelisahan,
kekhawatiran yang kurang jelas atau tidak mendasar. Selain itu, menurut Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia
(dalam
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-arnoldusme5481-3-babii.pdf ) mengatakan kecemasan sebagai rasa gugup, tegang, tidak aman dan kekhawatiran yang timbul akibat akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dalam situasi tertentu. Kecemasan dapat disebabkan karena kondisi siswa yang menegangkan ketika ujian berlangsung, dan kurang persiapan materi yang maksimal akan menyebabkan siswa memperoleh nilai yang kurang optimal dalam ujian. Menurut Freud (dalam Syamsu, 2006) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi psikologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya. Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas pada sistem syaraf otonom. Menurut Devaney (dalam Jurnal Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren) (2010) menjelaskan bahwa kecemasan yang berlebihan dan tidak mendasar yang disertai oleh reaksi psikologis yang tidak menyenangkan misalnya kegelisahan, ketakutan, kekhawatiran mampu mempengaruhi hasil prestasi pada siswa. Berdasarkan penelitian Devaney, untuk itu penulis merasa penting melakukan penelitian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
hal menurunkan kecemasan terhadap siswa menjelang ujian. Apabila siswa dikuasai kecemasan, maka efek kecemasan akan terus menjadi kendala dan siswa tidak bisa meraih prestasi yang mereka harapkan. Ketika seseorang dapat menurunkan kecemasan untuk melakukan sesuatu hal yang ingin ia capai atau raih, maka segala usaha yang ada dalam dirinya akan dilakukannya sesuai dengan usaha yang sudah mereka miliki. Menurut Gunawan dalam Koran Antara News yang berjudul “Tidak
Percaya
Diri
Penyebab
Siswa
Tidak
Lulus
UN”
(http://www.antaranews.com/berita/185113/tidak-percaya-diri-penyebabsiswa-tidaklulus-un ) menjelaskan bahwa salah satu prestasi siswa kurang optimal atau gagal dalam menjalankan ujian karena kecemasan yang berlebihan, untuk itu siswa harus mempersiapkan ujian secara matang dengan cara belajar bersama dengan teman-teman atau mengulang materi pelajaran. Untuk itu, penulis merasa bahwa persiapan dan penurunan rasa cemas keduanya sama-sama dibutuhkan terutama dalam menjelang dan ketika sedang menghadapi ujian. Hal ini agar siswa menghasilkan nilai yang optimal, karena apabila siswa kurang mempersiapkan materi yang akan di ujikan, akan mengalami kegagalan atau hasil yang kurang optimal. Persiapan membuat siswa merasa percaya diri dengan hasil yang akan mereka dapatkan. Di saat siswa mengerjakan ujian tentu timbul rasa kecemasan. Oleh karena itu kecemasan sama pentingnya untuk diteliti dalam meningkatkan rasa percaya diri, maka kecemasan perlu diatasi. Dalam hal mengatasi kecemasan, siswa memerlukan suatu penyelesaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
masalah guna meningkatkan kemampuan dalam mempersiapkan ujian dan menurunkan
kecemasan.
Metode
yang
dibutuhan
salah
satunya
menggunakan metode Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) untuk membantu siswa menurunkan tingkat kecemasan. Terapi SEFT adalah salah satu metode terapi psikologi untuk menyembuhkan problem fisik maupun psikis pada diri seseorang dan menumbuhkan rasa percaya diri, serta harapan (Zainuddin, 2006). Terapi SEFT dikenalkan di Indonesia oleh Ahmad Faiz Zainuddin seorang Master of Science (Human Resources Development) di Universitas Teknologi Malaysia. Salah satu bentuk Terapi SEFT yang pernah digunakaan untuk menerapi siswa SMA Santa Maria Surabaya menjelang ujian, kasus tersebut terdapat dalam buku SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dengan penulis Ahmad Faiz Zainuddin. Di dalam buku tersebut terdapat artikel koran Seputar Indonesia yang berjudul “Jelang UN, Siswa Santa Maria Dilatih SEFT” Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terapi SEFT efektif dilakukan untuk menurunkan kecemasan siswa menjelang ujian, karena pada kasus siswa SMA Santa Maria Surabaya saat melakukan terapi SEFT tidak melakukan penelitian secara ilmiah, siswa hanya diberikan motivasi dan terapi, tidak melihat sejauh mana terapi SEFT efektif dilakukan untuk menurunkan kecemasan atau meningkatkan rasa percaya diri. Untuk itu melalui penelitian ini penulis, ingin melihat sejauh mana terapi SEFT efektif dilakukan untuk menurunkan kecemasan terhadap siswa menjelang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
ujian. Penulis ingin melihat tingkat kecemasan siswa sebelum dan sesudah menjalani terapi SEFT. Zainuddin (2006) mengatakan bahwa terapi SEFT ini berlaku pula untuk membangkitkan harapan, rasa percaya diri pada seseorang, dan mengatasi permasalahan fisik dan psikis. Selain itu, terapi SEFT memiliki kemungkinan memberikan pengaruh untuk menurunkan kecemasan pada siswa SMA menjelang ujian. Salah satu contoh laporan mengenai Terapi SEFT oleh Lely Ika dan Nur Habibah pada sebuah jurnal berjudul “Mengurangi Kecendrungan Merokok
Pada
Remaja
Awal”
http://journal.umsida.ac.id/files/BukuJurnal2013-10.pdf
(dalam )
yang
sudah
melakukan terapi SEFT dan menyembuhkan beberapa permasalahan baik secara fisik maupun psikis. Hasil penelitian pada jurnal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hasil yang baik untuk menjadi salah satu metode terapi, karena dalam penelitian tersebut seorang klien melakukan 10 sesi dalam penurunan mengurangi pemakaian rokok, dalam per sesi pertemuan dengan terapis, klien diberikan skala 1 – 10, setiap sesinya klien mengalami penurunan hingga pada sesi ke – 10 klien memberikan skala 0 dalam terapi SEFT. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terapi SEFT untuk mengurangi kecenderungan merokok pada remaja awal efektif dilakukan. Iwan M.Psi ( dalam Faiz, 2006) mengatakan bahwa terapi SEFT mempunyai teknik psikoterapi yang mendukung terapi SEFT menjadi efektif. Selain itu, dalam terapi SEFT terdapat cognitive therapy, NLP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
(Neuro – Linguistic Programming), hypnotheraphy, energy theraphy, dan EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing). Terapi SEFT dapat dihubungkan dengan beberapa teori yaitu teori psikologi kognitif, teori psikologi behavioral, teori psikologi psikoanalisa, dan teori psikologi neurologi. Teori psikologi kognitif akan menjelaskan bagaimana proses berpikir siswa dalam mempersiapkan materi, menyugestikan pikiran positif bahwa ujian adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan situasi yang tenang, dan sugesti dari terapi SEFT. Teori psikologi behavioral akan menjelaskan bagaimana proses berperilaku siswa, sebelum diberikan terapi SEFT dan setelah diberikan terapi SEFT apakah perilaku kecemasan dapat menurun, selain itu dalam terapi SEFT berpengaruh dalam Energy Therapy. Adapun Teori psikologi psikoanalisa akan menjelaskan perilaku sadar maupun tidak sadar yang sedang dihadapi oleh siswa ketika mengalami kecemasan dan disamping itu terdapat terapi SEFT yang mampu menurunkan kecemasan siswa ketika menjelang ujian. Ada pun teori psikologi neurologis yang membantu merilekskan syaraf-syaraf kecemasan siswa ketika sedang dilakukannya terapi SEFT. Dalam metode Terapi SEFT seseorang akan diberikan terapi dengan cara tapping. Tapping adalah pengetukan ringan dengan menggunakan ujung jari pada titik-titik meridian untuk setiap titik yang bermasalah. Seorang terapis akan membantu klien dalam pengetukan pada titik meridian yang bermasalah, dalam pengetukan ini akan berlangsung selama 5 – 25 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas masalah penelitian yang muncul dan ingin mencari jawabannya melalui penelitian ini adalah apakah Terapi SEFT
(Spriritual
Emotional
Freedom
Technique)
efektif
untuk
menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama SMA Stella Duce (STC) Yogyakarta kelas X menjelang ujian akhir semester ganjil.
C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi Asrama SMA STC Yogyakarta kelas X menjelang ujian akhir semester ganjil.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama pada bidang ilmu psikologi dalam usaha pengembangan Terapi SEFT untuk menurunkan kecemasan. Selain itu, untuk mengembangkan metode yang valid tentang terapi SEFT dalam hal penurunan kecemasan. 2. Manfaat Praktis Dengan terujinya efektifitas terapi SEFT maka hasil penelitian ini dapat memutuskan apakah terapi SEFT layak atau tidak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Selain itu, dapat menjadi pertimbangan bagi para praktisi psikologi untuk menggunakan atau tidak menggunakan metode terapi SEFT ketika memiliki kasus tentang kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. KECEMASAN 1. Pengertian Kecemasan Rasa cemas adalah salah satu emosi yang timbul akibat perasaan yang mengancam seseorang dalam keadaan apapun. Kecemasan merupakan perasaan gugup, khawatir, tegang, dan ragu. Freud (dalam Syamsu, 2006) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi psikologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan, yang merupakan reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya. Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas pada sistem syaraf otonom. Kecemasan mempunyai arti yang umum yaitu reaksi normal terhadap situasi yang menekan. Menurut Maranis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan salah satu hal yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya yang berhubungan dengan subyektif emosi.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Menurut Bandura (dalam Sari, 2001 : 80) kecemasan didefinisikan sebagai
kondisi
dari
inefficacy
(ketidakyakinan
diri
akan
kemampuannya) dalam keadaan atau kejadian yang berpontensi dalam menghindar. Kecemasan dalam Kamus Psikologi mempunyai arti yaitu kegelisahan, kekhawatiran, keraguan yang ada dalam diri manusia yang mendasari maupun tidak mendasari dalam suatu tindakan yang membuatnya gugup. Kartono (2002 : 129). Adapun kecemasan yang memiliki arti sebagai rasa gugup, tegang, tidak aman dan kekhawatiran yang timbul akibat akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dalam situasi tertentu (DepKes RI, 1990). Atkinson (2001 : 212) menyebutkan bahwa kecemasan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan, kegelisahan, dan kekhawatiran yang dialami oleh manusia dalam tingkatan atau level yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1997 : 221) menjelaskan kecemasan adalah sebagai keadaan mental yang tidak mengeenakan, mengakibatkan seseorang ada dalam ancaman atau ditandai dengan kekhawatiran, dan perasaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang. Kognitif seseorang juga mempengaruhi pikiran untuk menstimulasi otak agar tersugesti pikiran-pikiran yang positif maupun negatif. Apabila seseorang memiliki pikiran yang positif maka seseorang akan melakukan sesuatu dengan baik, dan tidak merasa cemas dalam melakukan sesuatu, akan tetapi ketika seseorang melakukan sesuatu dengan pikiran yang negatif maka seseorang akan memberikan respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
yang kurang baik atau cemas dengan pekerjaan yang dilakukan. Sugesti mempunyai pengaruh untuk memberikan stimulasi melalui bahasa yang keluar dari mulut seseorang agar mendapatkan respon yang baik. Misalnya ketika seseorang memiliki kekhawatiran akan melakukan sesuatu maka verbal yang keluar dari mulut seseorang mengatakan ‘khawatir’ atau ‘takut’ untuk itu pikiran akan merespon tentang hal yang mengkhawatirkan atau menakutkan sehingga menimbulkan kekhawatiran atau kecemasaan dalam diri seseorang. Untuk itu, kognitif mempunyai pengaruh dalam menstimulasi pikiran positif maupun negatif seseorang. Berdasarkan kesimpulan diatas kecemasan adalah suatu reaksi yang menyakitkan, seperti kegelisahan, ketakutan, kebingungan, kekhawatiran, rasa gugup, dan sebagainya yang berhubungan dengan subyektif emosi seseorang. Kecemasan dalam fungsi kognitif membuat seseorang merubah pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak mampu atau tidak yakin dalam melakukan sesuatu yang hendak ia lakukan.
2. Aspek-aspek Kecemasan Aspek-aspek kecemasan Menurut Indiyani (2010 : 2) dan
Nevid
(1997) ada empat aspek kecemasan ketika siswa sedang menghadapi atau mengerjakan ujian akhir semester yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
1) Aspek Fisik atau emotionality merupakan kecemasan yang muncul sebagai akibat dari perasaan yang berlebihan saat menghadapi sesuatu. Misalnya, seperti tegang dalam situasi yang membuatnya tidak nyaman, gugup, berkeringat, tangan gemetar saat melakukan sesuatu. 2) Aspek Kognitif atau worry merupakan kecemasan yang muncul sebagai akibat dari proses cara berpikir seseorang yang tidak terkondisikan karena memikirkan tentang kejadian buruk yang akan terjadi saat menghadapi sesuatu hal. Misalnya, sulit konsentrasi, mental blocking, pesimis dan merasa tidak mampu dengan tindakan yang ingin dilakukannya, dan mengkhawatirkan akan hasil dari tindakan yang dilakukannya merasa tidak optimal dari yang sudah diharapkan, sehingga menjadi kurang yakin dengan tindakannya. 3) Aspek Perilaku merupakan kecemasan yang berasal dari hasil frustasi sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, tidak mau mencoba berlatih atau latihan mengerjakan sesuatu ketika diberikan kesempatan dengan alasan karena takut gagal dan ditertawakan oleh orang lain. 4) Aspek Sosial merupakan kecemasan yang berasal dari situasi disekitar yang kurang mendukung kemampuan yang dilakukan oleh seseorang. Misalnya ketika seseorang melakukan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
tetapi kurang atau tidak didukung oleh lingkungan disekitarnya maka ia akan mengalami kegelisahan, sehingga membuat seseorang tidak lagi berani untuk mencoba hal yang baru, dan ia akan menghindar dari lingkungannya. Keempat aspek diatas merupakan bagian dari indikator dalam penelitian siswa yang mengalami kecemasan ketika hendak mengikuti ujian di sekolah.
3. Penyebab Kecemasan Penyebab timbulnya kecemasan berdasarkan Freud (Dalam Calvin S.Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu : a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety) yaitu kecemasan yang berhubungan dengan mekanisme pertahanan diri (MPD) dan disebabkan oleh adanya perasaan bersalah serta adanya konflik emosional yang serius, sehingga menimbulkan frustasi dan ketegangan-ketegangan batin. Dalam hal ini percaya diri mengatur mekanisme pertahanan diri dari individu, agar setiap MPD yang ditimbulkan oleh individu dapat diarahkan pada hal yang positif. Terkadang ketika kecemasan mulai tidak terkendali rasa percaya diri individu mulai menurun. b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu rasa takut yang berasal dari suara hati, pengalaman masa lalu yang melanggar norma moral sehingga akan mengakibatkan hukuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Dalam hal ini, rasa takut yang dimiliki individu membuat rasa percaya
diri
individu menjadi
terganggu.
Individu harus
menghilangkan rasa takut tersebut dan meninggalkan suara hati yang negatif agar berubah menjadi positif. c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety) yaitu rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa. Konsep pikiran individu harus mempunyai pikiran positif agar kecemasan yang dihadapinya tidak menurunkan rasa percaya dirinya yang terlalu berlebihan. Walaupun hal tersebut sangat berbahaya, setidaknya individu harus percaya diri bahwa individu akan baik-baik saja ketika menghadapi suatu kecemasan realistik.
4. Dampak Kecemasan Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran, tubuh, dan penyakit fisik (Cutler, 2004:304). Apabila Yustinus Semium (2006:321) membagi beberapa dampak dari kecemasan
kedalam
simtom
(dalam
http://eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf
),
antara lain : a. Simtom suasana hati Seseorang yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya sebuah hukuman maupun bencana yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
mengancam dirinya. Seorang yang mengalami kecemasaan biasanya tidak bisa tidur, dan mudah marah. b. Simtom kognitif Kecemasan
yang
dimiliki
seseorang
menyebabkan
kekhawatiran dan keprihatinan pada suatu hal yang tidak menyenangkan, sehingga seseorang dalam menyikapi masalah tidak berpikir secara realitas. Hal tersebut menyebabkan seseorang sering kali berpikir dengan negatif atau tidak belajar maupun bekerja, dan akhirnya mereka menjadi lebih merasa cemas. c. Simtom motor Seseorang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, biasanya kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor berusaha untuk melindungi ancaman yang keluar dari simtom kognitif. Selain itu, simtom motor juga mempunyai kemampuan untuk melakukn kendali atas gerakan mata yang mempengaruhi
pada
kemampuan
seseorang
saat
mengendalikan emosi. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan rasa khawatir yang mengancam pada diri seseorang dalam situasi tertentu. Kecemasan ditandai dengan kegelisahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
keraguan, kekhawatiran, ketegangan, sulit berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu mengatasi suatu masalah. Hal ini disebabkan karena seseorang melihat adanya bahaya yang sedang mengancam, dan mempunyai perasaan bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hati nurani. Kecemasan yang dialami seseorang dapat menyebabkan gangguan kecemasan spesifik yaitu terhadap objek atau situasi yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak kecemasan yang berupa simtom kognitif. Dari beberapa dampak kecemasan perlu dilakukannya salah satu metode terapi, untuk menstabilkan kembali energi-energi yang sudah dikeluarkan karena kecemasan yang mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang.
B. SISWA MENGHADAPI UJIAN 1. Pengertian Siswa Siswa adalah manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan. Siswa mempunyai arti sebagai “A person registered in an education and pursuing a course of study” (seseorang yang terdaftar pada sebuah lembaga pendidikan dan mengikuti suatu jalur studi). Asa S. Knowles, Editor-in-Chief, The International Encyclopedia of Higher Education, Volume 1, 1977. Pendapat lain menyatakan bahwa siswa adalah “A student is a man or woman, who knows how to read
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
books.” (seorang peserta sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan. (Aminuddin
Rasyad,
2000
:
105).
(http://www.ras-
eko.com/2012/12/pengertian-sSuiswa.html di unduh pada tanggal 16
Oktober 2013, pukul 19.52 WIB). Siswa adalah seorang pelajar yang masuk dalam lembaga pendidikan dan sudah terdaftar menjadi pelajar pada salah satu sekolah formal. Sebagai tanda bahwa siswa sudah terdaftar sebagai pelajar disuatu lembaga pendidikan yaitu siswa mempunyai Kartu Tanda Siswa. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa siswa adalah seorang pelajar yang telah terdaftar dalam suatu lembaga pendidikan yang disebut sebagai sekolah formal yang ditandai dengan dimilikinya kartu tanda siswa.
2. Pengertian Ujian Ujian adalah evaluasi belajar siswa terhadap pelajaran yang sudah siswa pelajari. Evaluasi merupakan sebuah penilaian untuk melihat efektifitas suatu program tertentu dan melihat apakah tujuan dari program tersebut tercapai. Evaluasi belajar adalah salah satu tes atau ujian yang diterima siswa. Evaluasi merupakan bagian dari aktifitas untuk menguji kemampuan siswa dalam menangkap materi yang sudah diberikan oleh guru atau pengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Hasil evaluasi akan memberikan informasi bagaimana siswa memahami pelajaran yang sudah diberikan oleh guru selama pelajaran itu berlangsung dikelas. Oleh karena itu, siswa yang dapat mengikuti ujian adalah siswa yang sudah mendapatkan materi pelajaran dari guru, sehingga hasil evaluasi tersebut memberikan informasi tentang kualitas hasil belajar siswa dan dapat melihat pemahaman yang dikuasi siswa mengenai materi yang sudah ia pelajari. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ujian merupakan evaluasi belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa, guna melihat kualitas hasil belajar siswa dan melihat pemahaman yang dikuasi siswa mengenai materi yang telah dipelajari siswa.
3. Situasi Psikologis Siswa Hendak Menghadapi Ujian Siswa yang mengalami kecemasan saat ujian akan memperlihatkan perilaku yang yang dapat dilihat dari sudut psikis maupun fisik. Dalam teori kognitif tentang kecemasan ujian, Wine (2003) (dalam http://jurnal.upi.edu/file/9-I_Gede_Tresna.pdf ) menyatakan bahwa siswa mempunyai pikiran yang buruk ketika hendak menjalankan ujian, hal ini mempengaruhi kinerja siswa saat mengerjakan ujian. Pikiran tersebut berdasarkan pada pikiran negatif yang menimbulkan kehawatiran atau kecemasan pada siswa. Dalam sebuah artikel berjudul
“Ketika
Gagal
Ujian
Mengguncang
Batin”
(dalam
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/174474069/Ketika-Gagal-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Ujian-Mengguncang-Batin ) mengungkapkan bahwa siswa mengalami kecemasan atau ketakutan saat menghadapi ujian, hal tersebut dapat dilihat melalui gejala fisik, psikis, dan sosial. Gejala fisik meliputi peningkatan detak jantung, perubahan pernafasan atau nadi pernafasan meningkat, keluar keringat, gemetar, kepala pusing, mual, lemah, nyeri, sering buang air besar, dan kecil, nafsu makan menurun, tekanan darah ujung jari terasa dingin, dan lelah. Gejala psikis meliputi kurang percaya diri, kurang tenaga atau merasa tidak berdaya, khawatir, rendah diri, tegang, tidak bisa konsentrasi, ketakutan, kegelisahan, kepanikan, tidur tidak nyenyak, terancam, dan kebingungan atau linglung. Adapun gejala sosial yang meliputi kehebohan dalam mencari jawaban, menyontek, menyalahkan soal yang sulit, menyalahkan guru karena belum pernah diajarkan materi yang sedang diujikan, dan adanya tuntutan dari orangtua maupun sekolah yang menginginkan siswa mendapatkan nilai yang optimal. Mengacu pada teori kecemasan dan beberapa definisi para ahli diatas, maka yang dimaksud kecemasan adalah rasa khawatir, takut, tegang, ragu pada situasi tertentu . Sementara untuk definisi kecemasan saat
hendak
menghadapi
ujian
dalam
penelitian
ini
adalah
kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan, dan rasa gugup saat hendak menghadapi ujian, mengakibatkan siswa mempunyai gejala psikis, fisik, maupun sosial yang akan mengganggu kinerja siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
mengerjakan ujian. Apabila siswa mengalami kecemasan saat hendak mengerjakan ujian, ia akan mengalami kinerja yang menurun, sehingga siswa menjadi kurang optimal dalam mengerjakan ujian. Pikiranpikiran negatif yang sering mengatakan bahwa ujian adalah hal yang menakutkan, maka dalam pikiran tersebut akan terbentuk sebuah stimulus – respon yang membahayakan dalam dirinya, ketika hendak mengerjakan ujian. 4. Dinamika Psikologis Siswa yang mengalami kecemasan saat hendak menghadapi ujian Siswa mengalami suatu perasaan cemas ketika ia harus menghadapi
ujian
(dalam
http://nasional.tempo.co/read/news/2012/04/20/079398556/56-PersenSiswa-SMA-Cemas-Hadapi-Ujian-Nasional). Kecemasan merupakan suatu kondisi yang membuat seorang siswa mengalami keraguan dalam memilih jawaban yang ia pilih, walaupun siswa sudah mempersiapkan materi, ada perasaan yang muncul yaitu sebuah keraguan dalam memilih jawaban yang ingin ia pilih. Berdasarkan pengertian yang dijelaskan di atas, kecemasan siswa dalam menghadapi ujian dapat diartikan sebagai keadaan emosi siswa yang tidak
menyenangkan,
yang
dicirikan
dengan
kegelishaan,
kekhawatiran, ketakutan, dan keraguan saat hendak menghadapi ujian. Siswa yang sering merasakan cemas saat hendak menghadapi ujian, ia akan mengeluarkan perilaku yang tidak diinginkan misalnya tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
gemetar, keringat yang keluar terlalu berlebihan, kaki diketukketukkan, mengerak-gerakan kaki atau tangan. Selain itu, siswa akan mengalami jantung yang berdegup lebih kencang. Kecemasan dapat disebabkan karena kondisi siswa yang khawatir ketika ujian berlangsung, dan kurang mempersiapkan materi secara maksimal, hal tersebut akan menyebabkan siswa takut memperoleh nilai yang kurang optimal dalam ujian. Dampak dari kecemasan yang mendasari rasa khawatir, keraguan, ketegangan tersebut menghambat memori atau proses berpikir siswa dalam mengambil keputusan untuk memilih jawaban yang hendak ia pilih. Ketika siswa mengalami hambatan dalam berpikir, hal tersebut membuat siswa lupa pada materi yang sudah dipelajari selama satu semester. Oleh karena itu, siswa membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses berpikir, untuk mendapatkan jawaban yang ingin ia pilih atau mengambil sebuah keputusan dalam menjawab sebuah pertanyaan dari soal yang diberikan oleh guru atau pihak yang berwewenang. Dampak yang terjadi ketika proses berpikir yang terhambat maka siswa mendapatkan hasil yang kurang optimal, maka akan menurunkan prestasi belajar siswa. Kecemasan sangat membawa pengaruh besar bagi prestasi belajar siswa ketika mereka sedang menghadapai ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Bagan 2.1 Dinamika Kecemasan terhadap siswa yang hendak menghadapi Ujian.
Situasi hendak menghadapi ujian: Mengakibatk an gejala kognitif, fisik, psikis, maupun sosial
Siswa yang hendak menghadapi ujian.
Tuntutan dari orangtua, dan sekolah
Aspek Kognitif : Mengakibatkan pikiran-pikiran negatif sehingga sulit berkonsentrasi
Aspek Fisik : Mengakibatkan tangan gemetar, keringat dingin jantung berdetak kencang saat hendak ujian
KECEMASAN
Aspek Perilaku : Mengakibatkan siswa menghindar apabila disuruh untuk berlatih
Aspek Sosial: Mengakibatkan siswa merasa kurang didukung oleh lingkungan sekitarnya, oleh karena itu siswa akan menghindar dari lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
C. TERAPI
SEFT
(SPIRITUAL
EMOTIONAL
FREEDOM
TECHNIQUE) 1. Pengertian Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Terapi ini adalah sebuah metode terapi psikologi yang merupakan bentuk pengembangan dari metode terapi Emotional Freedom Technique (EFT) dengan menekankan pada pengendalian pikiran dan emosi sehingga tidak mudah terganggu serta dilakukannya pengetukan ringan dengan menggunakan ujung jari (tapping) pada titik-titik meridian untuk setiap titik yang bermasalah. Terapi SEFT adalah sebuah teknik ilmiah revolusioner yang dengan sangat mudah dan cepat (5-25 menit) dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah fisik, emosi, keluarga dan anak-anak, prestasi, dan meraih kesuksesan hidup, meningkatkan kedamaian hati dan kebahagiaan. Terapi SEFT ini kurang lebih sama dengan terapi EFT, yang menekankan pada energi tubuh dengan menetralisirkan pikiran-pikiran yang negatif. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) adalah metode terapi psikologi yang dikenalkan di Indonesia oleh Ahmad Faiz Zainuddin. (Zainuddin, 2006) mengatakan bahwa terapi SEFT ini berlaku pula untuk membangkitkan harapan, rasa percaya diri pada seseorang dan mempercepat problem fisik maupun psikis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2. Konsep Teoritis Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Zainuddin (2006) mengatakan bahwa dalam Terapi SEFT mempunyai beberapa konsep teori yaitu cognitive therapy, NLP (Neuro – Linguistic Programming), hypnotheraphy, energy theraphy, dan EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing). 1) Cognitive theraphy (Terapi Kognitif) Terapi Kognitif adalah metode pengobatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan emosi dan prilaku seperti pikiran-pikiran negatif, kecemasan, dan depresi. Terapi ini dikembangkan sejak tahun 1860-an dan penciptanya bernama Aaron Beck. Terapi ini mempunyai cara pengobatan berdasarkan prinsip bahwa pikiran mempengaruhi perasaan atau mood seseorang. Terapi kognitif berusaha untuk memperbaiki pikiran positif atau mencoba untuk berpikir realistis
sesuai
dengan
kenyataan
bukan
memunculkan
kekuatan untuk berpikir positif. 2) NLP (Neuro – Linguistic Programming) NLP (Neuro – Linguistic - Programming) mempunyai kata dasar Neuro, Linguistic, dan Programming. Neuro mempunyai arti memahami apa yang sedang terjadi disekitarnya, Linguistic merupakan cara menggunakan bahasa untuk mempengaruhi orang lain atau memberikan sugesti kepada orang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
sementara untuk Programming mempunyai cara mengatur ideide dan tindakan yang menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Dapat
disimpulkan
bahwa
NLP
(Neuro
–
Linguistic
Programming) adalah suatu cara untuk memahami sesuatu yang terjadi disekitarnya dan membantu untuk memberikan sugesti positif ketika ada sesuatu ide yang kurang baik untuk diterima oleh individu. 3) Hypnotherapy Hypnotherapy adalah salah satu cara yang sangat mudah, cepat, efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar, melakukan re-edukasi, dan menyembuhkan pikiran sakit atau negatif. Hipnoterapi menggunakan terapi hypnosis sebagai sarana untuk menjangkau pikiran alam bawah sadar klien. Oleh karena itu, terapis memerlukan untuk mengotak-atik pikiran klien untuk mengetahui mengenai pikiran dan cara kerjanya. Setiap manusia mempunyai pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar. Pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dalam hipnoterapi, teori kognitif bekerja dalam menstimulasi pikiran yang positif maupun negatif, dan pikiran alam bawah sadar seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
4) Energy Theraphy Terapi Energi adalah suatu pendekatan intergatif untuk psikoterapi dan mampu mengobati kesehatan pada pikiran atau tubuh seseorang. Metode Terapi Energi berasal dari biologi dan energy dari psikologi kontemporer, dan klinis modern. Terapi Energi mampu menyembuhkan peristiwa traumtik yang memberkas pada sistem tubuh dan pikiran seseorang. Peristiwa traumatik mampu membuat seseorang berpikir negatif dan mempengaruhi dunia, pengalaman dan emosi, serta hubungan dengan orang lain. Teori terapi energi menunjukkan bahwa masalah psikologis adalah refleksi dari pola bio - energik yang mengganggu dalam pikiran-tubuh.
Hal tersebut melibatkan komunikasi yang
kompleks antara neurobiologi seseorang dan pola kognitif perilaku
-
emosional
mereka.
Praktisi
terapi
energi
menggabungkan intervensi kognitif (termasuk kesadaran fokus dan perhatian, paparan imaginal kenangan traumatis dan reframing kognitif) bersamaan dengan stimulasi dari satu atau lebih dari sistem bio - energi manusia seperti meridian, cakra dan biofields . 5) EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing) EMDR
(Eye
Movement
Desentization
Reprocessing)
mempunyai fungsi untuk menghancurkan emosi memori trauma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
masa lalu dan reprogram memori untuk masa depan, contoh pada kasus mudah panik, mudah cemas, phobia. Suatu cara untuk menurunkan atau menghancurkan emosi yang dibantu dengan gerakan mata dan pengolahannya. Pada gerakan mata tersebut disebut The 9 Gamut Procedure. Ini adalah 9 gerakan untuk merangsang otak. Tiap gerakan (yang mungkin kelihatan aneh) dimaksudkan untuk merangsang bagian otak tertentu. Otak kita terdiri dari berbagai bagian yang saling terhubung, otak bagian mana yang perlu diperhatikan tergantung pada titik masalah / titik sakit sehingga EMDR fokus pada seluruh bagian otak. Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah satu titik energi tubuh yang dinamakan “Gamut Spot”. Titik Gamuk terletak diantara ruas tulang jari kelingking dan jari manis. Sembilan gerakan itu adalah : 1) Menutup Mata 2) Membuka Mata 3) Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah 4) Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah 5) Memutar bola mata searah jarum jam 6) Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam 7) Bergumam dengam berirama selama 3 detik 8) Menghitung 1. 2, 3, 4, 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
9) Bergumam lagi selama 3 detik. Dalam teknik psikoterapi kontomporer, ini disebut teknik EDMR (Eye Movement Desensitization Repatterning). (SEFT for Healing + Success Happiness + Greatness, Ahmad Faiz Zainuddin). EMDR untuk meneliti serangan panil, gangguan makan, kecanduan, dan kecemasan. APA (The American Psychiatric Association) mengatakan bahwa EMDR sudah efektif untuk mengobati gejala PTSD, serangan panik, dan cemas
(dalam
http://www.webmd.com/mental-health/emdr-
what-is-it?page=2 )
3. Kelebihan dan Kelemahan Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Penulis ketika tanggal 20 Oktober 2013 mengikuti Seminar Terapi SEFT dan sempat bertemu dengan Bapak Faiz, pendiri Terapi SEFT. Ia mengatakan bahwa terapi ini sangat simple, mudah untuk dilakukan, dan siapa saja dapat melakukannya. Namun, ada kelemahan yang ada pada terapi ini yaitu ketika seseorang melakukan terapi ini klien kurang konsentrasi, dan terkesan menyepelekan terapi yang sedang mereka lakukan, karena simple dan siapapun bisa melakukannya maka mereka menjadi menyepelekan terapi ini, selain itu kebanyakan dari mereka ketika melakukan terapi ini terlalu ambisius untuk mengetahui hasil dari terapi tersebut, padahal setiap usaha yang dilakukan tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
ada prosesnya. Kelebihan dalam terapi SEFT ini tentu akan mendapatkan healing, success, happiness, dan greatness. 4. Cara Penggunaan Terapi SEFT Zainuddin (2006) mengatakan bahwa dalam menggunakan terapi SEFT terdapat dua versi, yang pertama adalah versi lengkap dan versi ringkas (short-cut). Keduanya terdiri dari tiga langkah sederhana, perbedaannya hanya pada langkah ketiga (The Tapping). Pada versi singkat, langkah ketiga dilakukan hanya pada 9 titik, dan pada versi lengkap tapping dilakukan pada 18 titik. Pada tahap tapping menggunakan versi lengkap yang dilakukan 18 titik, tahap tapping ini biasanya disebut dengan The set-up. “The SetUp” bertujuan untuk memastikan agar aliran energi utuh terarah dengan tepat. Langkah ini dilakukan untuk menetralisir “Psychological Reversal” atau “Perlawanan psikologis” (biasanya berupa pikiran negatif spontan atau keyakinan bawah sadar negatif). “The set-up terdiri dari dua aktivitas, yang pertama adalah mengucapkan kalimat doa dengan penuh rasa khusyu’, ikhlas dan pasrah sebanyak 3 kali. Kedua adalah sambil mengucapkan dengan penuh perasaan, menekan dada tepatnya dibagian sore spot (titik nyeri = daerah di sekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua ujung jari dibagian karate chop. Setelah menekan titik nyeri atau mengetuk karate chop sambil mengucapkan kalimat Set-Up seperti diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Tahap kedua The Tune-in. The Tune-in pada keluhan fisik dengan cara merasakan sakit lalu mengarahkan pikiran pada rasa sakit dan sambil terus melakukan dua hal tersebut, hati dan mulut mengatakan, “saya ikhlas, saya pasrah.. ya Allah (sesuai dengan kepercayaan masing-masing).”, sedangkan untuk keluhan emosi dengan cara memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi negatif yang ingin dihilangkan. Hati dan mulut juga mengatakan “Saya ikhlas, saya pasrah..ya Allah (sesuai dengan kepercayaan masing-masing)””. (Jurnal “Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Untuk Mengurangi Kecenderungan Merokok Pada Remaja Awal, oleh Lely Ika Mariyati dan Nur Habibah). Bersamaan dengan Tune-In kita melakukan langkah ke 3 (Tapping). Pada proses inilah (Tune-In yang dibarengi tapping) kita menetralisir emosi negatif atau rasa sakit fisik. The Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu di tubuh kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari “The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali. Berikut adalah titik-titik tersebut : 1) Cr = Crown Pada titik dibagian atas kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2) EB = Eye Brow Pada titik permulaan alis mata 3) SE = Side of the Eye Di atas tulang disamping mata 4) UE = Under the Eye 2 cm dibawah kelopak mata 5) UN = Under the Nose Tepat dibawah hidung 6) Ch = Chin Di antara dagu dan bagian bawah bibir 7) CB = Collar Bone Di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama 8) UA = Under the Arm Di bawah ketiak sejajar dengan puting susu (pria) atau tepat dibagian tengah tali bra (wanita) 9) BN = Bellow Nipple 2.5 cm di bawah puting susu (pria) atau di perbatasan antara tulang dada dan bagian bawah payudara 10) IH = Inside of Hand Di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan 11) OH = Outside of Hand Di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
12) Th = Thumb Ibu jari disamping luar bagian bawah kuku 13) IF = Index Finger Jari telunjuk di samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang menghadap ibu jari) 14) MF = Middle Finger Jari tengah samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang menghadap ibu jari) 15) RF = Ring Finger Jari manis di samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang menghadap ibu jari) 16) BF = Baby Finger Di jari kelingking di samping luar bagian bawah kuku (di bagian yang menghadap ibu jari) 17) KC = Karate Chop Di samping telapak tangan, bagian yang kita gunakan untuk mematahkan balok saat karate 18) GS = Gamut Spot Di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang jari kelingking Setelah menyelesaikan 9 Gamut Procedure, langkah terakhir adalah mengulang lagi Tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di Karate Chop). Dan diakhir dengan mengambil nafas panjang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
menghembuskannya, sambil mengucapkan rasa syukur, contoh : Alhamdulillah. Adapun catatan khusus untuk titik terakhir, Gamut Point, sambil men-tapping titik tersebut kita melakukan The 9 Gamut Procedure. Ini adalah 9 gerakan untuk merangsang otak. Tiap gerakan (yang mungkin kelihatan aneh) dimaksudkan untuk merangsang bagian otak tertentu. Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah satu titik energi tubuh yang dinamakan “Gamut Spot”. Titik Gamut terletak diantara ruas tulang jari kelingking dan jari manis. Sembilan gerakan itu adalah : 1) Menutup Mata 2) Membuka Mata 3) Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah 4) Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah 5) Memutar bola mata searah jarum jam 6) Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam 7) Bergumam dengam berirama selama 3 detik 8) Menghitung 1. 2, 3, 4, 5 9) Bergumam lagi selama 3 detik. Ini adalah cara yang terlihat lucu, tetapi dalam beberapa kasus yang tidak dapat dituntaskan dengan versi inti, langkah ini terbukti efektif. Dalam teknik psikoterapi kontomporer, ini disebut teknik EDMR (Eye
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Movement Desensitization Repatterning). (SEFT for Healing + Success Happiness + Greatness, Ahmad Faiz Zainuddin) Cara menggunakan terapi SEFT, apabila kita sudah terbiasa menggunakan versi lengkap hanya membutuhkan kurang lebih 3 menit, sedangkan versi inti sekitar 1 menit. 5. Kode Etik Terapi SEFT Menurut Zainuddin (2014) mengatakan bahwa Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) mempunyai kode etik yaitu seorang terapis diijinkan memberikan terapi kepada klien atau pasien sebanyak tiga kali. Terapi SEFT mengajak klien atau pasien mampu melakukan terapi ini sendiri setelah tiga kali dibantu oleh terapis, untuk itu terapis mengajak klien atau pasien untuk mengikuti pelatihan Terapi SEFT agar mendapatkan sebuah penyembuhan terhadap masalah yang sedang dihadapi baik secara fisik maupun psikis.
D. DINAMIKA HUBUNGAN PENURUNAN KECEMASAN SISWA YANG HENDAK UJIAN MENGGUNAKAN TERAPI SEFT Siswa mengalami suatu perasaan cemas ketika ia hendak menghadapi
ujian.
Pada
dasarnya
kecemasan
diakibatkan
oleh
kekhawatiran, keraguan, kegelisahan, ketidakyakinan, dan ketakutan. Kecemasan dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang seperti dalam berkonsentrasi, mengingat pembentukan konsep dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
pemecahan masalah. Pada tingkat kronis dan akut gejala kecemasan dapat berbentuk gangguan fisik (somatik), seperti gangguan pada saluran pencernaan, sering buang air, sakit kepala, gangguan jantung, sesak di dada, gemetaran bahkan pingsan (Indiyani, 2010). Siswa mengalami perasaan cemas pada saat menjelang maupun menghadapai ujian maka siswa akan mengalami hambatan yang menyebabkan melemahnya kinerja fungsi-fungsi kognitif, akibatnya siswa menjadi lama dalam proses berfikir dan menghambat waktu pengerjaan ketika sedang ujian, dengan terjadinya proses kognitif yang kurang maksimal membuat penurunan prestasi belajar pada siswa. Ketika siswa mengalami penurunan prestasi belajar akibat kecemasan yang cukup mengganggu siswa maka ia akan mengalami gangguan sosial yaitu siswa akan menghindar dari lingkungannya, ia merasa rendah diri karena gagal dalam mengerjakan ujian. Menuurt Indiyani (2010) mengatakan bahwa siswa juga akan menimbulkan perilaku tidak mau berlatih lagi akibat kegagalan yang sudah ia terima, atau siswa akan menimbulkan perilaku tidak mau berlatih ketika ada kesempatan karena siswa merasa kurang yakin dengan kemampuannya, karena kecemasan atau keraguan dalam menjawab latihan yang diberikan oleh guru atau pengajar lainnya. Menurut
Yustinus
(2006)
mengatakan
bahwa
kecemasan
membawa dampak buruk bagi siswa yang hendak menghadapi ujian, karena mereka akan mengalami simtom suasana hati, simtom kognitif, dan simtom motorik. Siswa yang
mengalami simtom suasana hati akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
berpengaruh pada mood yang menurun dan mudah marah. Jika siswa mengalami simtom kognitif maka kerja berpikir siswa menjadi tidak realistis dan sulit untuk berkonsentrasi. Apabila siswa mengalami simtom motorik maka ia akan merasa tidak tenang, mudah gugup, dan sering mengeluarkan perilaku yang tidak mempunyai arti, misalnya mengetukngetuk jari dimeja atau menggoyang-goyangkan kaki. Dari beberapa dampak kecemasan perlu dilakukannya salah satu metode terapi, untuk menstabilkan kembali energi-energi yang sudah dikeluarkan karena kecemasan yang mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang. Salah satu metode terapi adalah Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique). Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) adalah metode terapi psikologi yang dikenalkan di Indonesia oleh Ahmad Faiz Zainuddin, M.Psi (Human Resources Development) di Universitas Teknologi Malaysia. SEFT penting diteliti karena dalam hal ini membantu seseorang untuk membangkitkan harapan, rasa percaya diri pada seseorang dan mempercepat problem fisik maupun psikis (Zainnudin, 2006). Cara terapi SEFT ini menggunakan tapping di 18 titik. Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titiktitik tertentu di tubuh kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titiktitik kunci dari “The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali. Di dalam terapi SEFT terdapat Cognitive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Theraphy, NLP (Neuro – Linguistic – Programming), EMDR (Eye Movement
Desensitization
Repattering),
Energy
Theraphy,
dan
Hyphnotheraphy yang akan membantu proses tapping dan menurunkan kecemasan pada siswa yang hendak ujian. Metode penurunan kecemasan menggunakan terapi SEFT salah satunya akan menggunakan cara tapping, memberikan ketukan pada titiktitik yang dirasa subjek menjadi salah satu sumber kecemasan. Teknik tapping berfungsi untuk menurunkan perangsangan pada syaraf yang kaku, ketika tapping diberikan pada kecemasan maka mampu melenturkan (mengendorkan) syaraf-syaraf yang kaku. Tapping yang akan dilakukan oleh terapis akan menghasilkan proses terapi energi dan EMDR (Eye Movement Densitization Repattering). Fungsi dari terapi energi adalah terapis menambah energi pada subjek, saat melakukan proses terapi. Dari proses tapping akan mengalami penurunan ketegangan. Ketukan-ketukan yang dilakukan oleh terapis, akan menambah energi subjek, setelah itu melakukan EMDR atau gerakan mata agar sistem syaraf otot merasa ringan atau tidak kaku. EMDR lebih pada melenturkan sistem syaraf. Dari proses EMDR maka terjadi penurunan kecemasan, subjek akan merasa otot mata lebih ringan sehingga membuat subjek syaraf subjek menjadi lentur. Setelah dilakukan tapping pada teknik energi dan EMDR akan dilanjutkan
oleh
teknik
Hipnoterapi,
Programming) dan Terapi Kognitif.
NLP
(Neuro-Linguistic-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Teknik Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif mempunyai konsep yang
sama
dalam
penurunan
kecemasan
yang
mengarah
pada
pembentukan kognitif secara positif. Seorang terapis pada saat melakukan terapi dan memberikan teknik hipnoterapi maka terapis akan membuat subjek masuk pada alam bawah sadar, setelah subjek masuk dalam alam bawah sadar tugas terapis selanjutnya adalah menggunakan teknik NLP (Neuro-Linguistic-Programming), seorang terapis akan membahasakan kejadian yang ada disekitar dan melakukannya dengan kata-kata atau kalimat positif. Seorang terapis akan memilih penggunaan kata-kata atau kalimat yang positif untuk membantu subjek dalam memproses pikiran positif, agar ketika subjek sudah dikembalikan pada alam sadarnya, subjek akan mengingat kata-kata atau kalimat yang diberikan terapis, sehingga pikiran subjek hanya memunculkan pikiran positif. Proses mempengaruhi pikiran positif merupakan teknik terapi kognitif. Setelah diberikan terapi kognitif, terapis akan melakukan hipnoterapi dan mengembalikan alam sadar subjek, serta diberikan terapi energi untuk meringankan kembali otot-otot yang dirasa kaku. Subjek yang diberikan Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif akan mengalami penurunan kecemasan, yaitu teknikteknik tersebut akan membuat subjek mampu merubah pikirannya secara positif, dan mampu konsentrasi dalam mengerjakan ujian, serta berdampak pada keadaan psikologis. Metode Terapi SEFT memungkinkan sebuah keefektifan dengan menggunakan beberapa teknik yang berfungsi untuk menurunkan aspek-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
aspek pada kecemasan siswa yang hendak menghadapi ujian. Tahap-tahap mencapai penurunan per aspek yaitu Aspek Kognitf akan menggunakan teknik Energi, EMDR, Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif. Teknik Energi yang diberikan melalui proses tapping akan mengetuk syaraf yang kaku, setelah itu diberikan teknik EMDR menggerakan mata ke kiri dan kanan, atas dan bawah guna merilekskan atau melenturkan syaraf yang kaku akibat kecemasan yang terjadi pada subjek. Setelah Teknik Energi dan EMDR dilakukan sebagai teknik pendukung untuk merilekskan otototot kemudian teknik hipnoterapi, seorang terapis akan membuat subjek masuk dalam alam bawah sadarnya, kemudian diberikan teknik NLP yaitu proses pemilihan dalam penggunaan kata-kata atau kalimat positif, setelah terapis berhasil memberikan kalimat atau kata-kata positif, subjek akan merespon stimulus yang diberikan oleh terapis yaitu mentransfer kata-kata atau kalimat tersebut ke dalam pikirannya. Misalnya terapis membantu dengan pemilihan kata-kata atau kalimat “Saya pasti bisa mengerjakan ujian dengan baik dan mendapatkan nilai yang optimal.” Atau “Ujian itu mudah.” dengan terapis memberikan kalimat tersebut maka secara langsung subjek akan merespon dan menyalurkan pada pikirannya. Ketika subjek sudah dikembalikan pada alam sadar, subjek akan mengingat kalimat tersebut apabila subjek merasa tidak mampu, atau khawatir dengan ujian yang akan dihadapi. Maka, teknik-teknik yang dipakai pada aspek kognitif akan berdampak pada penurunan kecemasan pada subjek yaitu, subjek menjadi mampu konsentrasi, mampu mengerjakan ujian, berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
positif bahwa ujian itu tidak sulit, dan subjek akan mendapatkan hasil yang optimal. Aspek Fisik akan menggunakan teknik utama yang digunakan adalah Terapi Energi dan EMDR untuk merilekskan ketegangan otot yang dimiliki subjek sebelum melakukan treatment. Setelah melakukan treatment dengan teknik terapi energi dan EMDR maka subjek diharapkan dapat rileks pada otot-otot yang kaku, dan menjadi tenang ketika sedang menghadapi ujian. Aspek Perilaku akan menggunakan teknik utama yang digunakan adalah terapi energi, hipnoterapi, NLP, dan terapi kognitif. Setiap aspek yang digunakan subjek akan diberikan teknik energi berupa tapping yang akan dilakukan oleh terapis, terapis akan mengetuk bagian titik yang dimana menjadi dasar masalah subjek dalam menurunkan rasa cemas. Apabila sudah diberikan terapi energi kemudian subjek akan dimasukan pada alam bawah sadar, setelah itu terapis membantu dalam memberikan kalimat positif dan pikiran positif untuk menunculkan perilaku positif pada saat subjek hendak menghadapi ujian. Maka, subjek menjadi mampu berlatih untuk latihan soal-soal ujian. Aspek Sosial akan menggunakan teknik dan proses yang sama dengan aspek perilaku. Teknik yang digunakan yaitu Terapi Energi, Hipnoterapi, NLP, dan Terapi Kognitif. Ketika subjek menerima keempat teknik utama maka diharapkan subjek mau berlatih secara kelompok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
merasa didukung oleh teman-temannya, dan berani mencoba hal baru (latihan soal yang baru). Dari tahap penurunan kecemasan per-aspek dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang di alami oleh subjek yang hendak menghadapi ujian, akan mengakibatkan nilai subjek yang kurang optimal atau mengalami kegagalan saat menghadapi ujian. Untuk itu, penulis ingin membantu subjek dalam menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian, salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode terapi SEFT. Menurut penelitian sebelumnya, yang sudah dijelaskan pada bab 1, mengatakan bahwa metode terapi SEFT efektif digunakan untuk menyembuhkan gangguan fisik maupun psikis, dari penelitian tersebut maka penulis membuat sebuah hipotesa bahwa terapi SEFT dapat menurunkan kecemasan pada siswa yang hendak menghadapi
ujian.
Apabila
subjek
diberikan
terapi
SEFT
ada
kemungkinan kecemasan mengalami penurunan, maka subjek yang hendak menghadapi ujian merasa siap dengan kemampuan dan materi yang sudah disiapkan untuk menghadapi ujian, sehingga siswa mendapatkan hasil yang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Bagan
2.2: Dinamika Penurunan
Kecemasan
Siswa yang Hendak
Menghadapi Ujian Menggunakan Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) KECEMASAN TINGGI
Aspek Perilaku: Tidak mau berlatih, tidak yakin dengan dirinya sendiri saat mengerjakan ujian
Aspek Kognitif: Pikiran negatif, tidak dapat konsentrasi dalam mengerjakan ujian
Terapi SEFT yang akan digunakan : 1. 2. 3. 4. 5.
Terapi Energi EMDR Hipnoterapi NLP Terapi Kognitif
Dalam terapi SEFT dibantu oleh Teori Psikologi Kognitif, Psikologi Psikoanalisa, dan Psikologi Neurologi.
Siswa memiliki pikirian positif, dan kemampuan konsentrasi meningkat.
Terapi SEFT yang akan digunakan : 1. 2. 3. 4.
Terapi Energi Hipnoterapi, NLP Terapi Kognitif
Dalam terapi SEFT dibantu oleh teori Psikologi Kognitif, dan Psikologi Psikoanalisa.
Meningkatnya rasa keyakinan dalam mengerjakan ujian dan mengambil keputusan dengan baik.
Aspek Fisik: Mengakibatkan tangga gemetar, jatung berdebar kencang, keringat dingin. Terapi SEFT yang digunakan : 1. Terapi Energi 2. EMDR
Dalam terapi SEFT dibantu oleh teori Psikologi Behavioral, dan Psikologi Kognitif
Terjadi penurunan ketegangan siswa sehingga siswa menjadi rileks.
KECEMASAN RENDAH
Aspek Sosial : Siswa merasa kurang didukung oleh lingkungannya maka siswa akan memberikan respon menghindar pada lingkungan .. Terapi SEFT yang digunakan : 1. 2. 3. 4.
Terapi Energi Hipnoterapi NLP Terapi Kognitif
Dalam terapi SEFT dibantu oleh teori Psikologi Kognitif, dan Psikologi Psikoanalisa.
Siswa merasa didukung dengan lingkungan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
E. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan
rumusan
permasalahan
dengan
teori
yang
dikemukakan maka dapat disusun suatu hipotesis yang mengatakan bahwa Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) efektif untuk menurunkan kecemasan bagi siswi Asrama STC Yogyakarta yang hendak menghadapi ujian semester ganjil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu bagian yang penting dalam sebuah penelitian, karena metodologi penelitian akan menentukan bagaimana cara pengambilan data dalam suatu penelitian, agar hipotesis dapat sesuai dengan yang diperkirakan oleh penulis sehingga akan mempengaruhi hasil suatu penelitian yang sesuai dengan hipotesis sebelumnya.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen lapangan. Penelitian eksperimen lapangan adalah kajian penelitian dalam suatu situasi nyata (Kerlinger, 1990). Jenis eksperimen lapangan merupakan penelitian yang dilakukan secara keadaan nyata di lingkungan yang riil dimana penulis melakukan campur tangan dan manipulasi terhadap variable bebas atau bentuk tindakan nyata yang terjun langsung ke lapangan dan melihat situasi serta kondisi yang terjadi dalam ruang lingkup subjek penelitian. Penulis mempunyai suatu pertimbangan ketika memilih eksperimen lapangan menjadi sebuah penelitian untuk melihat efektivitas terapi SEFT dalam menurunkan tingkat kecemasan siswi Asrama STC Yogyakarta, yaitu penulis melihat kondisi yang terjadi disekitar lingkungan, yang
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
kurang
memungkinkan
subjek
mengikuti
penelitian
eksperimen
laboratorium karena yang akan diteliti oleh penulis adalah manusia, maka sangat disarankan penelitian ini melakukan eksperimen lapangan, eksperimen laboratorium memakan waktu yang lama dan perlu di perhatikan setiap saat, sementara penelitian eksperimen lapangan dalam waktu sehari atau dua hari dapat diselesaikan. Sementara itu, subjek sangat tidak di mungkinkan untuk masuk kedalam laboratorium dan mengikuti setiap rancangan penelitian yang sudah ditetapkan oleh penulis karena disamping itu subjek juga memiliki kegiatan lain di sekolah maupun di asrama dan menurut penulis penelitian jenis eksperimen lapangan ini lebih efisien
tidak
membawa
subjek
ke
laboratorium.
Penulis
juga
mempertimbangkan kalender akademis yang sudah di tetapkan dari sekolah, jadi penulis tidak bisa membawa subjek ke dalam laboratorium karena subjek yang dipilih oleh penulis adalah siswi Asrama STC. Oleh sebab itu penulis tidak melakukan jenis penelitian eksperimen laboratrium karena sulit membawa subjek ke laboratorium, sementara penulis harus mengikuti kalender akademis yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Situasi psikologis dan siklus kalender akademis yang tidak bisa memindahkan subjek ke laboratorium. Untuk itu, penulis merasa penelitian untuk melihat efektivitas terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dalam menurunkan tingkat kecemasan siswa Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta yang hendak menghadapi ujian, dapat diduga untuk menggunakan jenis penelitian eksperimen lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu objek yang akan diteliti dan yang akan menjadi fokus suatu penelitian. Variabel – variabel yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel X (Independent Variabel) : Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) 2. Variabel Y (Dependent Variabel) : Kecemasan Konsep Penelitian yang akan menjadi Kelompok Eksperimen
Y1
X
Keterangan : Y1 = Pre-test Skala Kecemasan X = Terapi SEFT Y2 = Post-test Skala Kecemasan
Konsep Penelitian yang akan menjadi Kelompok Kontrol
Y1
Y2
Y1 = Pre-test Skala Kecemasan Y2 = Post-test Skala Kecemasan
Y2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
C. Definisi Variabel Penelitian 1. Definisi Konseptual a. Variabel Bebas Terapi SEFT adalah sebuah terapi yang menyembuhkan diri seseorang baik secara fisik maupun psikis, proses penyembuhannya hanya dalam waktu 5 – 25 menit, setelah itu melakukan latihan secara mandiri.
Metode
yang
dilakukan
oleh
terapi
SEFT
adalah
menggunakan cara tapping, seseorang yang merasa fisik atau psikisnya sedang bermasalah akan di bantu oleh terapis untuk metapping bagian titik meridian yang bermasalah. b. Variabel Terikat Kecemasan adalah suatu reaksi yang menyakitkan, seperti kegelisahan, ketakutan, kebingungan, kekhawatiran, rasa gugup, dan sebagainya yang berhubungan dengan subyektif emosi seseorang. Kecemasan dalam fungsi kognitif membuat seseorang merubah pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak mampu atau tidak yakin dalam melakukan sesuatu yang hendak ia lakukan. 2. Definisi Operasional a. Variabel Bebas Terapi SEFT adalah sebuah terapi untuk menyembuhkan masalah fisik maupun psikis seseorang, penyembuhan ini dilakukan dengan cara tapping. Cara terapi SEFT ini menggunakan tapping di 18 titik. Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
tertentu di tubuh kita sambil terus Tune-In. Titik-titik ini adalah titiktitik kunci dari “The Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali. Di dalam terapi SEFT terdapat Cognitive Theraphy, NLP (Neuro – Linguistic – Programming), EMDR
(Eye
Movement
Desensitization
Repattering),
Energy
Theraphy, dan Hyphnotheraphy yang akan membantu proses tapping dan menurunkan kecemasan pada siswa yang hendak ujian. Terapi SEFT akan diberikan kepada siswi Asrama Stella Duce Yogyakarta yang hendak menghadapi ujian. Pertama-tama, subjek akan diberikan pengarahan mengenai proses terapi SEFT, setelah itu subjek diajak untuk mengikuti langkah-langkah terapis yang akan metapping dibagian tubuh yang membuat subjek merasakan kecemasan. Ketika subjek mengikuti langkah terapi SEFT, subjek harus mempunyai dasar ikhlas, dan pasrah dalam menyembuhkan rasa cemas yang berlebihan. Langkah kedua subjek, dibantu latihan oleh masing-masing terapis yang sudah disediakan oleh penulis, dalam latihan ini subjek harus mengikutinya dengan baik. Langkah ketiga subjek, melakukan terapi SEFT dengan mandiri, subjek mampu merasakan daerah atau bagian tubuh yang cemas dan mencoba untuk menyembuhkannya secara mandiri. Setelah ketiga proses dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
subjek mampu melakukan terapi SEFT secara mandiri ketika subjek mengalami kecemasan hendak menghadapi ujian. b. Variabel Terikat Kecemasan yang dialami seseorang dapat menyebabkan gangguan kecemasan spesifik yaitu terhadap objek atau situasi yang spesifik. Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak kecemasan yang berupa simtom
kognitif.
Dari
beberapa
dampak
kecemasan
perlu
dilakukannya salah satu metode terapi, untuk menstabilkan kembali energi-energi yang sudah dikeluarkan karena kecemasan yang mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang. Aspek-aspek kecemasan Menurut Indiyani (2010 : 2) dan Nevid (1997) ada empat aspek kecemasan ketika siswa sedang menghadapi atau mengerjakan ujian akhir semester yaitu: 1) Aspek Fisik atau emotionality merupakan kecemasan yang muncul sebagai akibat dari
perasaan yang
berlebihan saat menghadapi sesuatu. Misalnya, seperti tegang dalam situasi yang membuatnya tidak nyaman, gugup, berkeringat, tangan gemetar saat melakukan sesuatu. 2) Aspek Kognitif atau worry merupakan kecemasan yang muncul sebagai akibat dari proses cara berpikir seseorang yang tidak terkondisikan karena memikirkan tentang kejadian buruk
yang akan terjadi
saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
menghadapi sesuatu hal. Misalnya, sulit konsentrasi, mental blocking, dengan
tindakan
pesimis dan merasa tidak mampu yang
ingin
dilakukannya,
dan
mengkhawatirkan akan hasil dari tindakan yang dilakukannya merasa tidak optimal dari yang sudah diharapkan, sehingga menjadi kurang yakin dengan tindakannya. 3) Aspek Perilaku merupakan kecemasan yang berasal dari hasil frustasi sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya,
tidak mau mencoba berlatih atau latihan
mengerjakan sesuatu ketika diberikan kesempatan dengan alasan karena takut gagal dan ditertawakan oleh orang lain. 4) Aspek Sosial merupakan kecemasan yang berasal dari situasi disekitar yang kurang mendukung kemampuan yang dilakukan oleh seseorang. Misalnya ketika seseorang melakukan sesuatu tetapi kurang atau tidak didukung oleh lingkungan disekitarnya maka ia akan mengalami kegelisahan, sehingga membuat seseorang tidak lagi berani untuk mencoba hal yang baru, dan ia akan menghindar dari lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Variabel kecemasan akan di ukur oleh skala kecemasan yang dibuat oleh penulis dimana kecemasan ini masuk dalam keempat aspek diatas merupakan bagian dari indikator dalam penelitian siswi yang mengalami kecemasan ketika hendak mengikuti ujian di sekolah.
D. Hipotesa Operasional Kelompok Eksperimen yang mendapatkan terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) oleh terapis, dan latihan mandiri selama satu minggu akan mengalami penurunan kecemasan daripada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan terapi SEFT.
E. Subjek Penelitian Pada penelitian ini, subjek penelitian diambil dari siswi Asrama SMA STC Yogyakarta. Penulis memilih subjek penelitian Siswi Asrama karena kecemasan yang dimiliki siswi asrama cenderung lebih tinggi daripada siswi yang tidak tinggal di Asrama, kecenderungan yang ingin disampaikan oleh penulis adalah masalah tentang kondisi lingkungan sosial yang membuat siswi tertekan dan harus lulus ujian, apabila ia gagal dalam ujian maka akan ditinggalkan atau dikucilkan oleh teman-teman sekamar atau satu asrama. Dalam skripsi dengan judul “Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Siswi yang Tinggal di Asrama Cor Jesu Malang” yang ditulis oleh Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Theresia Ayu Megasari, tahun 2011 menjelaskan bahwa siswi asrama cenderung kurang mampu untuk mengantisipasi perasaan negatifnya dan sedapat mungkin berusaha menghindari komunikasi. Dengan adanya penelitian sebelumnya membuat penulis semakin yakin bahwa siswi asrama menghindari lingkungan ketika merasa gagal dalam melakukan sesuatu yang ingin ia capai. Sampel subjek penelitian masing-masing diambil 35 siswi Asrama dari SMA STC Yogyakarta, baik dari Kelompok Kontrol (KK) maupun Kelompok Eksperimen (KE). Penulis memilih subjek penelitian siswi SMA karena pada dasarnya siswi dalam masa perkembangan mempunyai perasaan cemas dan rasa malu yang cukup tinggi ketika ia gagal dalam ujian, serta banyak pikiran yang negatif muncul saat rasa cemas timbul dalam diri siswa. Faktor kecemasan yang dimiliki oleh siswi karena adanya tuntutan dari keluarga maupun lingkungan sosial. Pengambilan sampel menggunakan true experimental design. True experimental design adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol yang diambil secara random (acak) dari sampel tertentu. Dikatakan sebagai true experimental karena dalam desain ini penulis dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Desain true eksperimen dibagi menjadi tiga PosstestOnly Control Design, Pretest-Posttest Control Group Design, dan The Solomon Four-Group Design. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model desain true eksperimen yaitu pretest-posttest control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
group design yaitu melakukan stratified randomization dalam pencacahan nilai rapor masing-masing subjek, guna membentuk subjek penelitian eksperimen yang diberikan pretest dan posttest untuk melakukan kontrol terhadap Proactive History (jumlah nilai rapor). Pada tahap randomisasi akan dilakukannya pencacahan nilai rapor masing-masing subjek, jadi penulis akan mengelompokkan subjek dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilihat dari nilai rapor subjek, hal ini dilakukan supaya tidak terjadi ketidakseimbangan diantara kedua kelompok saat dilakukannya penelitian yang sudah dirancang oleh penulis, total jumlah nilai rapor yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dibawah nilai batas kritera ketuntasan minimum atau dengan kata lain total nilai rapor subjek dibawah 1200 dari 16 mata pelajaran. Penulis mengambil total nilai rapor subjek dibawah 1200 karena kesulitan belajar merupakan bagian dari kecemasan yang dimiliki siswa ketika menghadapi ujian.
F. Alat Pengumpul Data 1. Skala Kecemasan Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala, dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah skala thurstone, untuk melihat kecemasan pada siswi. Selain itu, penulis juga menggunakan data kuisioner untuk melihat variable lain dari kecemasan pada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
yang hendak menghadapi ujian. Kuisioner yang akan diberikan yaitu melihat waktu jam dalam sehari, waktu jam belajar dalam seminggu, persentase kesiapan dalam menghadapai ujian, dan kondisi keluarga saat subjek hendak mengikuti ujian. Variabel kecemasan akan diukur oleh skala kecemasan yang dibuat oleh penulis, dimana kecemasan ini masuk kedalam empat aspek yaitu aspek fisik, aspek kognitif, aspek perilaku, dan aspek sosial. Dimana keempat aspek tersebut mempunyai pengaruh yang besar untuk pembuatan skala kecemasan penelitian ini. Dalam skala ini mengukur kecemasan, skala yang dipakai yaitu skala thurstone. Skala Thurstone adalah pengukuran jenis data satu tingkat lebih tinggi atau data interval. Penulis akan memberikan tingkatan angka dari 1 – 7, dalam tingkatan angka yang semakin menujukan arah ke angka 1 maka siswi tidak memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian, sementara semakin ke arah angka 7 maka siswi sangat memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian. Pengambilan data pretes akan dilakukan secara bersamaan, dimana penulis akan menyiapkan dua ruangan yang akan diisi oleh kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada saat pengambilan pretes KK dan KE akan menerima perlakuan yang sama, tidak ada yang membedakan. Sementara, pada saat melakukan treatment, KK tidak menerima treatment yang menerima treatment hanya KE. Saat KE melakukan treatment, KK akan mengikuti pelatihan kepemimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
yang sudah di agendakan oleh pihak asrama, untuk itu KK tidak akan mengetahui perlakuan yang diterima oleh KE pada saat melakukan treatment Terapi. Hal ini dilakukan supaya diantara kedua kelompok tidak mempunyai kecurigaan dalam penelitian yang telah dirancang oleh penulis. Pada saat pengambilan posttes KK dan KE akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti pada saat melakukan pengambilan data posttes. Tabel 3.1 : Blue Print Kecemasan BLUE PRINT INDIKATOR
ITEM FAVORABEL
ITEM UNFAVORABEL
Ʃ
Aspek Fisik
1, 3, 6, 8, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 28, 69
4, 11, 19, 27, 33, 38, 39, 44, 46, 54, 59, 64
24
Aspek Kognitif
2, 12, 26, 32, 36, 40, 43, 45, 48, 52, 56
5, 9. 14, 20, 23, 29, 47, 49, 53, 55, 57,
22
Aspek Perilaku
7, 17, 22, 30, 58, 60, 62, 65, 67, 71, 74, 77, 79, 82, 83. 85 34, 50, 61, 63, 66, 73
16, 25, 35, 37, 42, 68, 70, 75, 80, 84
26
31, 41, 51, 72, 76, 78, 81
13
Aspek Sosial TOTAL
G. Prosedur Penelitian Penulis membuat skala kecemasan pada subjek yang hendak menghadapi ujian, terdapat empat aspek yaitu fisik, kognitif, perilaku, dan sosial. Dimana aspek perilaku dan sosial mempunyai definisi yang sama,
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
diantara keduanya hanya membedakan pada aspek perilaku untuk individu, dan aspek sosial untuk berhubungan lebih dari satu orang. Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam penelitian terbagi menjadi dua bagian yaitu pretes, dan posttes. Sebelum pretes dilakukan penulis melakukan uji coba alat tes atau alat ukur skala kecemasan pada subjek yang hendak menghadapi ujian, untuk mengukur validitas dan reliabilitas alat tes tersebut. 1. Pre-Test a. Penulis meminta subjek untuk mengisi skala kecemasan yang telah disusun oleh penulis. b. Penulis membagi subjek menjadi dua kelompok dengan cara kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah kelompok Eksperimen, dan kelompok B adalah kelompok Kontrol. 2. Treatment a. Treatment Terhadap Kelompok Eksperimen 1. Sebelum pemberian terapi dilakukan, subjek diminta untuk masuk ke dalam ruangan A, dan diberikan pengarahan oleh penulis. 2. Subjek dalam kelompok eksperimen dibagi kedalam empat kelompok, yang dalam satu kelompok terdiri dari 9 sampai 8 subjek. Kelompok eksperimen akan diberikan satu terapis dimasing-masing kelompok. 3. Dalam pemberian terapi, subjek tidak diperkenankan untuk keluar ruangan sebelum pemberian terapi selesai. Satu per
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
satu subjek akan masuk ke dalam ruangan pemberian terapi,
setelah
subjek
menerima
terapi,
subjek
diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan pribadinya. Sebelum subjek keluar dari ruangan, diberikan pelatihan secara mandiri oleh terapis, apabila rasa cemas muncul kembali. Subjek dapat melakukannya secara mandiri. 4. Untuk mencegah resiko selama pelatihan, maka penulis meminta bantuan pada empat asisten terapis untuk mengawasi saat pemberian terapi berlangsung. 5. Sesudah pemberian terapi subjek diminta untuk masuk ke dalam ruangan untuk diberikan pengarahan agar subjek melakukan pelatihan terapi secara mandiri selama satu minggu. b. Treatment Terhadap Kelompok Kontrol Subjek dalam kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan apapun, mereka diminta untuk melakukan kegiatan pribadi seperti
biasanya. Saat
KE melakukan treatment, KK
melakukan kegiatan pelatihan kepemimpinan yang sudah di agendakan pada pihak asrama. 3. Post-Test a. Setelah sampai pada hari terakhir, semua subjek dalam penelitian yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diminta untuk mengisi skala kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
b. Hasil dari skala kecemasan pretes, posttes kedua kelompok dibandingkan dengan uji statistik parametrik. Dalam uji ini statistik parametrik ini akan membandingkan (1) hasil nilai skala kecemasan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretes, (2) hasil nilai skala kecemasan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat posttes. Untuk mengatasi pengaruh bias dari penulis untuk subjek, maka langkah yang dilakukan penulis adalah melakukan metode one blind experiment. a. Penulis tidak memberikan pemberian terapi SEFT secara langsung, tetapi penulis meminta empat orang terapis untuk memberikan pemberian terapi SEFT. b. Pada saat subjek diminta mengisi skala kecemasan, penulis tidak memberitahukan kepada subjek bahwa skala tersebut digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan, sehingga tidak terjadi pengelabuan atau faking. Penulis akan melakukan pembohongan (deception) pada subjek tentang tujuan dan hipotesa penelitian untuk mencegah terjadinya bias pada hasil penelitian. Sesudah penelitian selesai, subjek diberitahu maksud dan tujuan penelitian yang sesungguhnya (debriefing).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
H. Desain Eksperimen (Experiment and Control Group: Control Group Pretest dan Posttest Design)
Tabel 3.2 : Desain Eksperimen Pretest
Pemberian
Posttest
Terapi SEFT Eksperimen
1
X
2
Kontrol
1
XX
2
Keterangan: 1
: Pengisian Skala Kecemasan I (Pretest)
X
: Pemberian Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) XX
: Tanpa pemberian terapi SEFT dan pelatihan
2
: Pengisian Skala Kecemasan II (Posttest)
Penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan pada siswi yang hendak ujian, memiliki desain penelitian between-subject. Between-subject adalah jenis desain penelitian yang diantara kelompok memiliki perbedaan yang berarti atau nyata, dengan kata lain variasi antara dua kelompok benar-benar ada perbedaan. Desain between subject dibagi menjadi dua kelompok, Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol karena pengaruh Variabel Bebas terhadap Variable Terikat diketahui dari perbedaan skor Variabel Terikat antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
kelompok-kelompok subjek yang diberikan perlakukan yang berbeda. Kelompok Kontrol adalah kelompok yang tidak mendapatkan treatment, sementara Kelompok Eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan treatment untuk menurunkan kecemasan pada subjek yang hendak ujian. Penulis memilih desain between-subject karena penelitian ini perlu dilakukan oleh dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Kelompok Kontrol tidak diberikan treatmen sementara pada Kelompok Eksperimen akan diberikan treatment, dengan begitu aplikasi yang akan digunakan dalam penelitian ini membutuhkan dua kelompok. Selain itu, penulis memilih between-subject karena dalam between-subject mempunyai dua kelompok dengan subjek yang berbeda, jadi untuk meneliti sebuah penelitian tidak memerlukan waktu yang lama, karena sudah ada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen yang perlu diteliti. Sementara untuk penelitian withinsubject memerlukan waktu yang lama. Untuk itu, penulis memilih between-subject karena penulis juga mengikuti kalender akademis yang telah ditetapkan oleh sekolah, jadi tidak dimungkinkan apabila penulis melakukan penelitian ini dalam waktu yang lama, karena penelitian ini hanya akan dilakukan pengambilan dalam waktu sehari, jadi ada baiknya penulis menggunakan between-subject. Sementara untuk analisis data pada between-subject menggunakan Independent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Sample T-Test. Untuk melihat perbedaan kelompok bebas yang diukur. Ada tiga tahap dalam melakukan penelitian menggunakan between-subject yaitu : 1. Kontrol Subjek Dalam penelitian eksperimental akan menggunakan subjek lebih dari dua atau lebih, adapun subjek tambahan tersebut menjadi kontrol bagi subjek yang lain. Subjek yang akan di kontrol adalah subjek yang hendak menghadapi ujian memiliki tingkat kecemasan. Untuk mengontrol tingkat kecemasan terhadap subjek yang hendak menghadapi ujian, dilakukannya pengecekan melalui alat ukur skala kecemasan pada siswa yang hendak menghadapi ujian. Dari alat ukur tersebut terlihat seberapa tinggi tingkat kecemasan siswa, maka langkah selanjutnya adalah memasukan subjek kedalam dua kelompok. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2. Memilih Subjek Penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan pada subjek yang hendak ujian, memilih subjek penelitian siswi Asrama Stella Duce Yogyakarta, subjek yang akan dipilih adalah subjek yang hendak mengikuti ujian, agar dapat dikontrol tingkat kecemasan. Agar tujuan ini tercapai maka pemilihan subjek dilakukan dengan randomisasi. Pada tahap randomisasi akan dilakukannya pengacakan atau pencacahan total jumlah nilai raport masing-masing subjek, hal ini dilakukan supaya tidak terjadi ketidakseimbangan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
kelompok, setelah mengetahui total jumlah nilai raport dibawah 1200 dari masing-masing subjek maka langkah selanjutnya mengelompokan semua subjek menjadi dua kelompok, yaitu Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. 3. Pengujian Statistik Agar perbandingan lebih obyektif untuk Variabel Terikat (VT) yang diukur antara kelompok subjek kontrol dengan kelompok subjek yang menerima VB (Variabel Bebas), maka dilakukan pengujian secara statistika. Desain statistika yang digunakan adalah PretestPosttest Control Group Design. Pretest-Posttest Control Group Design yaitu pengukuran sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pemberian treatment pada kelompok yang dilakukannya randomisasi sebagai kontrol terhadap proactive history (total jumlah nilai rapor) dalam penelitian ini dilihat kontrol total jumlah nilai rapor dari siswa, untuk menyetarakan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Maka, penulis akan menggunakan uji statistika dengan Independent Sample Test. Independent Sample Test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Tes ini juga digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Independen Sampel (between-subject) adalah sampel yang didapatkan dari data yang berasal dari subjek yang berbeda. Misalnya KE dan KK terhadap variabel kecemasan. Uji statistika menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Independent Sample Test untuk menganalisa pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat.
Bagan 3.1 : Sampel Randomisasi dari Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
KK = KELOMPOK KONTROL SAMPEL
Randomisasi
KE = KELOMPOK EKSPERIMEN
R
X
R
KE KK
Keterangan : R
= Randomisasi
X
= Terapi SEFT
KE
= Kelompok Eksperimen
KK
= Kelompok Terkontrol
I. Analisa Data Teknik analisis data berkaitan dengan cara pengukuran Variabel Terikat (VT) dan penggunaan rumus statistik yang sesuai dengan masalah dan hipotesis penelitian. Dalam penelitian eksperimental, teknik data yang digunakan dalam penelitian Terapi SEFT menurunkan tingkat kecemasan siswi Asrama SMA Stella Duce Yogyakarta adalah menggunakan uji t-tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
yaitu Independent Sample Test. Independet Sample Test untuk menganalisa pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat. Untuk itu penulis perlu mengetahui pretes dan postes dari masing-masing kelompok, apakah ada penurunan kecemasan dari kedua kelompok. Sebelum diberikannya pretest dan posttest, penulis menguji coba hasil skala kecemasan yang sudah dibuat apakah baik digunakan atau perlu adanya perbaikan. Untuk skala variable kecemasan akan menggunakan skala thrustone. Skala Thurstone adalah pengukuran jenis data satu tingkat lebih tinggi atau data interval. Penulis akan memberikan tingkatan angka dari 1 – 7, dalam tingkatan angka yang semakin menujukan arah ke angka 1 maka siswi tidak memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian, sementara semakin ke arah angka 7 maka subjek sangat memunculkan perilaku cemas saat hendak menghadapi ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur dilakukan sebelum penelitian. Penyusunan variabel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang berjenis skala thurstone. Skala thurstone adalah skala dengan model tingkatan angka dari 1 – 7. Alat ukur yang digunakan dalam peneltian ini adalah skala kecemasan. Skala tersebut disusun oleh penulis berdasarkan pada kajian teoritis mengenai aspekaspek dari variabel kecemasan. Aspek yang digunakan adalah fisik, kognitif, perilaku, dan sosial. Dari keempat aspek tersebut merupakan pedoman untuk membuat indikator. Masing-masing aspek disusun beberapa aitem pernyataan, aitemaitem tersebut disusun dengan menggunakan pernyataan yang disusun memiliki sifat mendukung favorable. Pada pernyataan yang bersifat mendukung (favorable) subjek akan memperoleh skor tujuh (7) untuk jawaban sangat menunjukkan perilaku saat menghadapi ujian. Sedangkan pada aitem yang unfavorable, subjek akan memperoleh skor satu (1) untuk jawaban tidak menunjukkan perilaku saat menghadapi ujian. Pada skala kecemasan versi thurstone, tingkatan semakin
meninggi
akan
sangat
memunculkan
perilaku
saat
menghadapi ujian (cemas), apabila tingkatan semakin menurun, maka
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
tidak akan atau tidak pernah memunculkan perilaku saat menghadapi ujian (tidak cemas). Adapun sebaran nomor aitem skala kecemasan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 : Blue Print Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba Pre Uji Coba
ITEM FAVORABEL
ITEM UNFAVORABEL
Ʃ
Aspek Fisik
1, 3, 6, 8, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 28, 69 2, 12, 26, 32, 36, 40, 43, 45, 48, 52, 56 7, 17, 22, 30, 58, 60, 62, 65, 67, 71, 74, 77, 79, 82, 83. 85 34, 50, 61, 63, 66, 73
4, 11, 19, 27, 33, 38, 39, 44, 46, 54, 59, 64 5, 9. 14, 20, 23, 29, 47, 49, 53, 55, 57,
24
16, 25, 35, 37, 42, 68, 70, 75, 80, 84
26
31, 41, 51, 72, 76, 78, 81
13
Aspek Kognitif
Aspek Perilaku
Aspek Sosial TOTAL
22
85
Dalam langkah selanjutnya penulis melakukan perijinan penelitian tryout pada pihak sekolah yaitu kepada Kepala Sekolah. Perijinan dimulai dengan meminta surat ijin kepada program studi psikologi untuk meminta ijin kepada Kepala Sekolah melalui surat dengan nomor : 96a/D/KP/Psi/USD/2014. Surat penelitian dari program studi psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah disahkan oleh Dekan Fakultas Psikologi selanjutnya diserahkan kepada pihak Kepala Sekolah. Selanjutnya pihak Kepala Sekolah memberikan ijin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
konfirmasi mengenai teknis pelaksanaan penelitian, maka penulis segera melakukan penelitian, untuk mengambil data tryout. Pada subjek penelitian uji coba skala kecemasan, menggunakan tahap randomisasi. Randomisasi adalah prosedur memasukan secara acak subjek pada sampel penelitian dalam setiap kelompok penelitian (dalam hal ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) sehingga keduanya dapat dianggap setara sebelum dilakukan manipulasi. Penulis mencari subjek dari berbagai sekolah, yang terdiri dari SMA Sanjaya Pakem, SMK Bopkri 1 Yogyakarta, SMA 11 Yogyakarta, dan SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Jumlah subjek dari keempat sekolah sebanyak 43 siswi. Data uji coba diambil pada tanggal 9 – 20 Oktober 2014. Pengambilan uji coba tidak dilakukan secara bersamaan karena proses perijinan. Maka, pengambilan data uji coba dilakukan secara bertahap. Pengambilan skala uji coba ini, penulis sengaja mengambil waktu ketika siswi sebelum dan sedang menghadapi ujian tengah semester. Penyebaran skala dilakukan melalui randomisasi, penulis memilih satu kelas dari masing-masing sekolah, dan hanya perempuan yang mengisi skala, sesuai dengan penelitian yang akan penulis lakukan pada tahap pengambilan data di Asrama SMA STC Yogyakarta. Pada tahap randomisasi, penulis sudah melalukan syarat randomisasi assignment, dimana sebelum memulai penelitian penulis melakukan pencacahan terhadap subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
dilihat dari total jumlah nilai rapor. Total jumlah nilai rapor yang ditentukan kurang dari 1200. Jadi, penulis terlebih dahulu mencari subjek yang memiliki jumlah rapor kurang dari 1200. Selama melakukan penyebaran skala, tidak ada pertanyaan dari subjek mengenai pernyataan-pernyataan pada aitem skala yang sudah dibuat oleh penulis. Ada beberapa subjek pada SMA Bopkri 1 Yogyakarta yang tertarik mengerjakan skala kecemasan. Dari ke 43 subjek yang melakukan pengisian skala, melakukannya dengan baik, sehingga jawaban pada skala terisi tanpa ada yang terlewatkan. Berikut daftar nama sekolah, tanggal pengambilan tryout, dan jumlah subjek dari masing-masing sekolah yang turut berpartisipasi dalam mengisi skala kecemasan.
Tabel 4.2 : Daftar Nama Sekolah Saat Uji Coba
No 1 2 3 4 TOTAL
Nama Sekolah
Tanggal Pengambilan Tryout SMK Sanjaya Kamis, 9 Oktober Pakem 2014 SMK Bopkri 1 Rabu, 15 Oktober Yogyakarta 2014 SMA 11 Yogyakarta Jumat, 17 Oktober 2014 SMA Bopkri 1 Senin, 20 Oktober Yogyakarta 2014
Jumlah Subjek 12 20 5 6 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas pada skor uji coba alat ukur kecemasan. Penelitian ini menggunakan metode tryout terpakai, karena terbatasnya waktu atau kesempatan penulis dalam penyusunan skripsi, sehingga hanya dilakukan satu kali pengambilan data yang digunakan untuk mendapatkan aitem yang baik dari beberapa pernyataan aitem digunakan untuk mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel. Hasil uji validitas untuk skala kecemasan diketahui terdapat 66 aitem valid dari 85 aitem yang telah disajikan. Penulis menetapkan nilai validitas 0,3 dari masing-masing aitem. Menurut Azwar (dalam buku Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif) nilai validitas suatu aitem dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,25. Untuk itu ke 66 aitem dapat dikatakan valid, berikut tabel blue print yang menunjukkan ada 66 aitem yang valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Tabel 4.3 : Blue Print Skala Kecemasan Sesudah Uji Coba INDIKATOR Aspek Fisik
Aspek Kognitif
Aspek Perilaku
Aspek Sosial
ITEM FAVORABEL *1, *3, *6, 8, 10, *13, 15, *18, *21, 24, *28, *69 *2, *12, *26, *32, *36, *40, *43, *45, *48, *52, *56 *7, *17, *22, 30, 58, *60, *62, *65, *67, *71, *74, 77, *79, *82, *83. *85 *34, *50, 61, 63, 66, *73
ITEM SKOR UNFAVORABEL 4, 11, *19, *27, 8 10 *33, *38, *39, *44, *46, *54, *59, *64 *5, *9. *14, 20, 11 8 *23, 29, *47, *49, *53, *55, 57, *16, *25, *35, 37, 13 8 *42, *68, *70, *75, *80, 84
31, *41, *51, *72, 3 *76, 78, *81
TOTAL
5 66
Keterangan: Aitem yang diberikan tanda (*) adalah aitem yang valid. Dari ke 66 aitem yang valid, masih ada sistem penyeleksian atau pengurangan pada aitem, karena aitem jumlah aitem 66 akan membuat subjek menjadi lelah untuk mengerjakan skala yang akan dibagikan,
apalagi
dalam
penelitian ini
adalah penelitian
eksperimen. Ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kelompok eksperimen
akan mendapatkan
treatment, maka
penyeleksian atau pengurangan pada aitem yang sudah valid mengantisipasi subjek kelelahan dalam mengerjakan skala. Penulis melakukan penyeleksian atau pengurangan aiem dengan cara (Kline, 1968) : 1) Melihat panjang tes, untuk melihat syarat reliabilitas, tes harus terdiri dari antara 20 dan 30 aitem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
2) Content atau isi tes. Untuk menjamin validitas, tes harus terdiri dari aitem-aitem dengan cakupan keragaman isi yang luas. 3) Korelasi aitem-total. Parameter ini merupakan kriteria utana. Makin tinggi korelasi aitem-total, makin baik. Idealnya, semua aitem harus memiliki koefisien korelasi aitem-total di atas 0.20. 4) Taraf kesukaran. Aitem dengan taraf kesukaran dalam kisaran 0.80 – 0.20 dipandang memuaskan, yang tidak kalah penting, sebaiknya tes terdiri dari aitem-aitem dengan taraf kesukaran yang berlainan. 5) Memperhatikan efektivitas distraktor masing-masing aitem, dalam artian perlu dihindari memilih aitem dengan satu atau lebih distraktor yang tidak efektif. Pada penyeleksian atau pengurangan aitem, mendapatkan 36 aitem yang akan dipakai untuk pengambilan data pretest dan posttest. Penulis memilih 36 aitem untuk memperhatikan proporsi dari masing-masing aspek, yaitu aspek fisik, aspek kognitif, aspek perilaku, dan aspek sosial, maka penulis mengambil jumlah aitem yang paling sedikit sesuai dengan aspek tersebut. Dari 36 aitem terbaik, masing-masing sudah mendapatkan jumlah favorable dan unfavorable yang seimbang, untuk aspek fisik terdapat 12 aitem, aspek kognitif terdapat 12 aitem, aspek perilaku terdapat 6 aitem,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
dan aspek sosial terdapat 6 aitem. Pada aspek perilaku dan aspek sosial keduanya mempunyai 6 aitem, hal ini dikarenakan perilaku yang dimunculkan pada aspek perilaku mewakili perilaku secara individu, sementara untuk aspek sosial mewakili perilaku secara sosial atau berhubungan dengan orang lain. Maka, aspek perilaku dan aspek sosial saling mewakili satu sama lain, yang membedakan hanya pada perilaku individu (ke diri sendiri) dengan perilaku sosial (berhubungan dengan orang lain).
Tabel 4.4 : Blue Print Kecemasan Sesudah Penyeleksian Uji Coba INDIKATOR Aspek Fisik
ITEM FAVORABEL 1, 3, 5, 7, 9, 11
Aspek Kognitif
13, 15, 17, 19, 14, 16, 18, 20, 22, 6 21, 23 24
6
Aspek Perilaku
25, 27, 29
8, 10, 12
3
3
Aspek Sosial
31, 33, 35
6, 4, 2
3
3
TOTAL
ITEM SKOR UNFAVORABEL 26, 28, 30, 32, 34, 6 6 36
36
Hasil uji reliabilitas untuk skala kecemasan sebesar 0,936, hasil penghitungan ini menggunakan SPSS 16 of windows. Menurut Azwar (2009) nilai uji reliabilitas dapat dikatakan reliabel, apabila nilai pada data memperoleh koefisien korelasi r hitung ≥ r tabel maka konsisten sehingga instrument tersebut sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
dinyatakan reliabel. Nilai r ≥ 0,90 maka akan dikatakan reliabel. Pada hasil uji coba skala kecemasan, nilai yang diperoleh adalah 0,936, maka aitem yang telah disusun dapat dikatakan reliabel. Berikut tabel reliablitas hasil uji coba skala kecemasan. Tabel 4.5 : Statistika Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.936
85
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Perijinan Pelaksanaan Penelitian Setelah penulis melakukan pengambilan data tryout, peneliti melakukan perijinan penelitian untuk mengambil data pretest dan posttest pada Kepala Asrama SMA STC Yogyakarta. Sebelumnya, penulis bertemu dengan Kepala Asrama untuk membicarakan tujuan dan manfaat dari penelitian yang penulis sudah rencanakan, apabila pimpinan Kepala Asrama menyetujui penelitian ini, maka setelah itu penulis membuat surat perijinan pada sekretariat Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nomor surat perijinan : 105a/D/KP/Psi/USD/XI/2014
dan
105b/D/KP/Psi/USD/XI/2014.
Setelah itu penulis membuat sebuah jadwal tanggal untuk mengambil data pretes dan posttes yang sudah disepakati oleh pihak pimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Kepala Asrama dan siswi Asrama. Berikut jadwal penyusunan skripsi dari tahap persiapan sampai tersusunnya skripsi. Tabel 4.6 : Jadwal Penyusunan Skripsi Bulan
Keterangan
Maret
Penentuan Judul Skripsi, dan pembahasan Latar Belakang Permasalahan
April
Pembahasan Pendahuluan
Mei
Pembahasan Pendahuluan dan Landasan Teori
Juni
Pembahasan Landasan Teori
Juli
Pembahasan Landasan Teori dan Pembahasan Metodologi Penelitian
Agustus
Pembahasan
Metodologi
Penelitian
dan
Pembahasan Blue Print Skala Kecemasan September
Pembuatan Skala Kecemasan dan Perijinan Non Formal kepada Kepala Asrama STC Yogyakarta
Oktober
Melakukan Tryout
November
Melakukan pengambilan data pre-test dan post-test
Desember
Menyelesaikan Hasil Penelitian
Penulis juga akan memberikan hasil penelitian, apabila penelitian yang dilakukan oleh penulis sudah selesai, dan akan memberikan saran dari hasil penelitian yang sudah penulis olah datanya. Agar, penelitian ini dapat bermanfaat untuk peneliti, pimpinan asrama, dan siswi asrama SMA STC Yogyakarta, dalam menghadapi ujian akhir semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
2. Pengambilan Data Pre-Test Pengambilan data pre-test dilakukan tanggal 5 November 2014 di Aula Asrama STC Yogyakarta, pukul 18.30 WIB. Penulis melakukan briefing kepada subjek yang akan mengikuti penelitian, penulis memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, meminta kesediaan para subjek tanpa ada paksaan untuk bersedia menjadi subjek dalam penelitian. Subjek yang sudah bersedia wajib mengikuti setiap rancangan yang telah di rancang oleh penulis. Penulis memberitahu nama-nama yang masuk ke dalam daftar Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Pembagian KE dan KK sudah di kelompokkan berdasarkan total jumlah nilai rapor. Penulis menyampaikan masing-masing tugas yang akan dilakukan oleh masing-masing kelompok. Pada KE, selain diberikan skala kecemasan, akan diberikan satu tugas tambahan yaitu pemberian treatment dan latihan secara mandiri, sementara KK hanya diberikan skala kecemasan. Jumlah subjek yang bersedia mengikuti penelitian ini berjumlah 70 dan semua subjek mengikuti pretes. Penelitian diawali dengan pengisian skala kecemasan oleh subjek, dan masuk ke dalam kelompoknya
masing-masing.
Penulis
memberikan
instruksi
pengerjaan skala, dan semua subjek mendengarkan dengan baik. Setelah penulis memberikan instruksi, subjek mengerjakan skala dengan baik, dan terlihat bahwa subjek mengerti cara pengerjaannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
karena subjek tidak ada yang bertanya-tanya. Setelah subjek selesai mengerjakan, penulis mengecek kembali skala kecemasan yang sudah subjek kerjakan. Subjek mengerjakan dengan baik, tanpa ada jawaban yang terlewatkan. Penulis mempersilakan KK untuk meninggalkan ruangan, karena pertemuan penelitian tahap pertama sudah selesai, dan akan dilanjutkan pada tahap ke dua pada tanggal 29 November 2014, pukul 18.30 WIB. Penulis memberikan pengumuman pada KE, akan mengikuti tahap tambahan pada tanggal 23 November 2014 pukul 10.00 WIB – 15.00 WIB. 3. Pemberian Treatment untuk Kelompok Eksperimen (KE) Pemberian treatment pada KE dilakukan pada tanggal 23 November 2014, pukul 10.00 WIB – 15.00 WIB. Dalam proses pemberian treatment ini, penulis dibantu oleh 4 orang terapis dan empat orang asisten terapis. Kualifikasi dari ke empat terapis sudah mendapatkan pelatihan secara intensif, dan mendapatkan sertifikat sebagai terapis SEFT dan diperbolehkan untuk menerapi klien yang mempunyai gangguan baik fisik maupun psikis. Dari ke 4 terapis, masing-masing akan mendampingi 9 sampai 8 subjek. Penulis melakukan briefing kepada 4 orang terapis dan 4 orang asisten terapis untuk menyampaikan konsep, tujuan dari penelitian yang telah dirancang oleh penulis, dan memberitahu skala yang akan di gunakan mempunyai range antara 1 – 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Sebelum
pemberian
Terapi
SEFT
di
berikan,
penulis
menyampaikan rundown pemberian treatment pada subjek KE. Penulis sudah membagi KE menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok masuk ke dalam ruangan. Penulis menyiapkan tiga ruangan, yaitu ruangan tamu kecil, ruangan aula atas, dan ruangan aula bawah. Pada aula bawah akan di isi dengan dua orang terapis. Jarak antara terapis satu dengan terapis lainnya cukup jauh, karena ruangan dalam aula cukup besar. Tugas para asisten terapis memanggil satu demi satu subjek yang akan diberikan treatment. Treatment diberikan secara satu per satu, untuk menjaga konsentrasi subjek dalam mengikuti terapi. Para terapis diminta oleh penulis untuk menuliskan hal yang terjadi saat diberikannya treatment. Tugas penulis, memantau berlangsungnya pelaksanaan pemberian terapi SEFT dengan cara mengobservasi alur pelaksanaan. Setelah pemberian terapi SEFT diberikan oleh subjek, seluruh subjek diminta untuk berkumpul di Aula untuk diberikan pelatihan secara mandiri. Salah satu terapis, memberikan pelatihan kepada subjek agar melakukan latihan terapi SEFT secara mandiri. Subjek melakukan latihan terapi SEFT dengan sungguh-sungguh. Pemberian terapi SEFT sesuai dengan tata cara yang dilakukan oleh penemu Terapi SEFT dengan menggunakan tiga teknik, yaitu The set-up, The Tune-in, dan The Tapping. The Tune-in ini bersamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
dengan The Tapping. Ketiga teknik tersebut sudah dijelaskan pada BAB II. Penulis mengajak terapis dan asisten terapis untuk melakukan evaluasi selama pemberian terapi SEFT. Setelah dilakukan evaluasi, ada masalah yang terjadi saat pemberian terapi. Dari ke 4 terapis SEFT, menanyakan range 1- 10 dari skala kecemasan yang terjadi pada subjek. Hal ini membuat penulis harus menyetarakan nilai 10 menjadi 7, nilai 9 menjadi 6, dan seterusnya. Untuk keseluruhan, pelaksanaan terapi SEFT dapat dikatakan baik. 4. Pengambilan Data Posttes Pengambilan data postest dilakukan tanggal 29 November 2014, pukul 18.30 WIB -19.00 WIB. Pada tahap pengambilan data ini, seluruh subjek hadir mengikuti. Setelah itu, penulis membagikan skala kecemasan kepada subjek, dan kembali memberikan instruksi, agar subjek dapat mengerjakannya dengan baik, tanpa ada yang terlewatkan. Penulis melakukan debriefing kepada para subjek yang mengikuti penelitian ini. Penulis menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian yang sebenarnya kepada para subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
C. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Pretest untuk Kelompok Eksperimen (KE) dan Kelompok Kontrol (KK). Uji hipotesis pre-test untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan (kesamaan) r
rata
antara dua kelompok. Dimana KK dan KE ini
dibandingkan rata-rata dua kelompok yang diketahui varians populasinya dan sudah memenuhi asumsi normalitas. Diagram 4.1 : Hasil Uji Normalitas Pretes KE
Hasil uji normalitas mempunyai hasil varians 0,181 dengan nilai signifikan 0,156. Sebagai acuan penulis menggunakan signifikan 0,05, artinya data yang didapatkan dapat disimpulkan mempunyai data yang normal karena 0,156 > 0,05 yang berarti signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Diagram 4. 2 : Hasil Uji Normalitas Pretes KK
Hasil uji normalitas pretes KE dan KK tidak memiliki perbedaan keduanya memiliki jumlah varians yang sama dan memenuhi asumsi bahwa data tersebut normal. Hasil Uji hipotesis menggunakan pengujian uji-t untuk melihat perbandingan pretes KE dan KK. Dengan taraf signifikan 0,05, kemudian dicari nilai ttabel pada tabel distribusi dengan ketentuan df = n-1, df = 35-1 = 34. Sehingga, ttabel
(α ,df)
= t(0,05,
34)
= 1,691. Pada
penelitan ini hipotesis yang diterima adalah Ho diterima, karena t tabel(α) = 1,691 < thitung
(pretest_KE)
= 50,685, maka Ho diterima. Sedangkan
ttabel(α) = 1,691 < thitung (pretes_KK) = 50,685 maka Ho diterima. Pada hasil uji hipotesis pretes KE dan KK memang tidak ada perbedaan diantara kedua kelompok, hal ini memang diharapkan pada pretes KE dan KK untuk melihat perbedaan ketika melakukan uji hipotesis posttes KE dan KK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Tabel 4.7 : Uji-t Pretes KE dan KK. One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretes_KE
35
147.34
15.287
2.584
Pretes_KK
35
147.34
15.287
2.584
One-Sample Test Test Value = 3.00 95% Confidence Interval of the Difference
Mean T
Df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
Pretes_KE
55.860
34
.000
144.343
139.09
149.59
Pretes_KK
55.860
34
.000
144.343
139.09
149.59
Group Statistics Pengelo mpokan PRETES
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
KK
35
1.4734E2
15.28733
2.58403
KE
35
1.4734E2
15.28733
2.58403
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F PRETES Equal varianc es assume d Equal varianc es not assume d
Sig.
t-test for Equality of Means
t
.000 1.000 .000
Df
Mean Std. Error Sig. (2- Differenc Differenc tailed) e e
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
68
1.000
.00000
3.65437
-7.29218
7.29218
.000 68.000
1.000
.00000
3.65437
-7.29218
7.29218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
2. Posttes untuk KE dan KK Uji hipotesis posttes untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan (kesamaan) r
rata
antara dua kelompok. Dimana KE dan KK ini
dibandingkan rata-rata dua kelompok yang diketahui varians populasinya dan sudah memenuhi asumsi normalitas. Diagram 4.3 : Hasil Uji Normalitas Posttes KE :
Hasil uji normalitas pada Posttes KE menunjukkan jumlah varians 0,279 dengan signifikan 0,192. Sebagai acuan penulis menggunakan signifikan 0,05, artinya data yang didapatkan adalah 0,192 > 0,05 yang memiliki arti signifikan. Menurut Kolmogorov-Smirov Plus data yang dapat dikatakan normal adalah data yang memiliki taraf signifikan p > 0,05 (tidak ada perbedaan), tetapi data yang memiliki taraf signifikan p < 0,05 (ada perbedaan) dapat dikatakan sebagai data yang tidak norma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Diagram 4.4: Hasil Uji Normalitas Posttest KK
Hasil uji normalitas pada KK menunjukkan nilai varians 0,193 dengan taraf signifikan 0,200. Maka hasil yang didapatkan 0,200 > 0,05 yang berarti signifikan, dan data tersebut normal. Hal ini sesuai dengan uji asumsi normalitas yang mengatakan bahwa data tersebut normal. Dari hasil yang didapatkan oleh pretest KE KK dan Posttest KE KK penulis mendapatkan hasil value yaitu 3,0. Nilai value sebesar 3,0 akan menjadi acuan dalam menghitung statistik uji-t. Nilai value juga menunjukkan hasil yang sama untuk KE dan KK, maka asumsi memenuhi normalitas terhadap kedua kelompok. Hasil Uji hipotesis menggunakan pengujian uji-t untuk melihat perbandingan postes KE dan KK. Dengan taraf signifikan 0,05, kemudian dicari nilai ttabel pada tabel distribusi dengan ketentuan df =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
n-1, df = 35-1 = 34. Sehingga, ttabel
(α ,df)
= t(0,05,
34)
= 1,691. Pada
penelitan ini hipotesis yang diterima adalah Ho diterima, karena t tabel(α) = 1,691 < thitung
(postest_KE)
= 42,506, maka Ho diterima. Sedangkan
ttabel(α) = 1,691 < thitung (postest_KK) = 50,684 maka Ho diterima. Hasil uji-t menjelaskan bahwa KE dan KK menghasilkan penurunan kecemasan pada kelompok KE. Tabel 4.8 : Uji-t Posttes KE dn KK One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Postes_KE
35
139.66
19.020
3.215
Postes_KK
35
138.51
15.818
2.674
One-Sample Test Test Value = 3.00 95% Confidence Interval of the Difference
Mean T
Df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
Postes_KE
42.506
34
.000
136.657
130.12
143.19
Postes_KK
50.685
34
.000
135.514
130.08
140.95
Group Statistics Pengelo mpokan POSTEST
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
KK
35
1.3851E2
15.81766
2.67367
KE
35
1.3966E2
19.02002
3.21497
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
Sig. (2F POSTEST
Sig.
Equal variances 1.066 assumed
.306
T
df -
.273
68
tailed)
.785
Mean
Difference
Differenc
Std. Error
e
Difference
Lower
Upper
-1.14286
4.18145 -9.48682 7.20111
-1.14286
4.18145 -9.49184 7.20613
Equal variances not
- 65.8 .273
13
.785
assumed
Hasil yang ditemukan dalam Standar Deviasi KK dan KE mengalami perbedaan dikarenakan sebaran jawaban yang bervariasi, untuk itu semakin besar standar deviasi maka semakin bervariasi jawaban subjek, dan semakin kecil standar deviasi maka semakin kurang bervariasi juga jawaban subjek. Maka, standar deviasi pada KE menyatakan bahwa sebaran jawaban subjek bervariasi, sementara sebaran jawaban subjek KK kurang bervariasi. Makna dari sebaran SD pada KK dan KE berbeda karena adanya sebaran jawaban yang berbeda dari tiap subjek, hal ini menjadikan kelompok KE mengalami penurunan kecemasan dan tidak mengalami penurunan kecemasan sama sekali. Kelompok KE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
mengalami hal tersebut karena pada pelaksanaan terapi, subjek hanya merasa didukung oleh lingkungan sosialnya, untuk melakukan terapi SEFT, hal ini didukung oleh hasil penghitungan per-aspek oleh penulis. Dalam hal ini penulis melihat bahwa ada sesuatu yang membuat KK mengalami penurunan, karena KK menghasilkan penurunan yang hampir sama besarnya dengan KE maka perlu diselidiki apakah penurunan KE itu benar-benar karena treatment. Menurut Abdulrahman Ritoga (1987) untuk mencari penurunan pada KK dapat menggunakan Mean Difference. Mean Difference adalah membagi hasil mean dari penurunan KE dengan mean penurunan KK. Setelah dibagi dan mendapatkan hasil dari selisih rata-rata KE dan KK, kemudian dilihat apakah hasil bagi antara KE dan KK dibandingkan dengan taraf signifikan 0,05. Apabila hasil menunjukkan > 0,05 maka signifikan Ho diterima, tetapi jika hasil menunjukkan < 0,05 maka signifikan Ho ditolak, maka penulis tidak dapat mengatakan untuk menolak hipotesis nol, Ho, yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang berarti signifikan dari penelitian ini. Berikut tabel Mean Difference yang menjadi asumsi penulis bahwa ada kemungkinan rata-rata menjadi faktor penurunan kecemasan pada Kelompok Kontrol. Tabel 4.9 : Mean Difference Mean Difference KE
136,657
KK
135,514
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Dalam hal ini hasil rata-rata yang didapatkan dari masing-masing kelompok posttes tidak dapat di hitung uji beda pada kedua kelompok, maka KE dan KK tidak ada perbedaan yang signifikan hanya ada selisih 1,0084 dari mean posttest KE dan KK. Dengan kata lain, terapi SEFT tidak efektif dilakukan sebagai treatment dari penurunan kecemasan, akan tetapi hanya menjadi faktor pendukung penurunan kecemasan, karena pada dasarnya ada pengaruh lain yang dapat menurunkan kecemasan. Maka penulis, melakukan pengujian pada masing-masing aspek yaitu aspek fisik, kognitif, perilaku, dan sosial. Apakah aspek-aspek kecemasan mengalami perubahan saat setelah melakukan treatment. TABEL : Aspek Pretes KK dan KE
Group Statistics PENGELO MPOKAN1 FISIK
Std. Error N
Mean
Std. Deviation
Mean
PREKON1
35
46.1429
7.61246
1.28674
PREEKS1
35
46.1429
7.61246
1.28674
KOGNITIF PREKON1
35
52.9714
6.90049
1.16640
PREEKS1
35
52.9714
6.90049
1.16640
PERILAKU PREKON1
35
22.5714
5.57983
.94316
PREEKS1
35
22.5714
5.57983
.94316
PREKON1
35
25.6571
5.22406
.88303
PREEKS1
35
25.6571
5.22406
.88303
SOSIAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F FISIK
Equal variances assumed
.000
Sig. 1.000
Equal variances not assumed KOGNITIF Equal variances assumed
.000
1.000
Equal variances not assumed PERILAKU Equal variances assumed
.000
1.000
Equal variances not assumed SOSIAL
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.000
1.000
t-test for Equality of Means
T .000
Mean Sig. (2-tailed) Difference
Df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
68
1.000
.00000
1.81973
-3.63121
3.63121
.000 68.000
1.000
.00000
1.81973
-3.63121
3.63121
.000
68
1.000
.00000
1.64953
-3.29159
3.29159
.000 68.000
1.000
.00000
1.64953
-3.29159
3.29159
.000
68
1.000
.00000
1.33383
-2.66162
2.66162
.000 68.000
1.000
.00000
1.33383
-2.66162
2.66162
.000
68
1.000
.00000
1.24879
-2.49192
2.49192
.000 68.000
1.000
.00000
1.24879
-2.49192
2.49192
Dapat diketahui dari tabel di atas menunjukkan bahwa aspek fisik, kognitif, perilaku, dan sosial pada KE dan KK pada saat pretes menghasilkan nilai p (1,000) > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan. Taraf signifikan yang digunakan sebesar 0,05 dengan begitu hasil yang ditemukan adalah 1,000 > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap ke empat aspek tersebut. Sementara untuk hasil penghitungan pada KE sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
TABEL : Aspek Posttes KK dan KE
Group Statistics PENGELO MPOKAN1 FISIK
KOGNITIF
PERILAKU
SOSIAL
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
POSKON
35
45.5143
9.56209
1.61629
POSEKS
35
44.1429
6.65601
1.12507
POSKON
35
47.6857
8.09056
1.36755
POSEKS
35
48.4286
7.05143
1.19191
POSKON
35
21.6857
5.80452
.98114
POSEKS
35
23.8000
4.38446
.74111
POSKON
35
24.7714
3.84314
.64961
POSEKS
35
22.1429
4.98906
.84331
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Mean
F FISIK
Sig.
T
Df
Std. Error
Sig. (2-tailed) Difference Difference
Difference Lower
Upper
Equal variances
3.618
.061
.696
68
.489
1.37143
1.96931
-2.55827 5.30112
.696 60.684
.489
1.37143
1.96931
-2.56686 5.30972
68
.683
-.74286
1.81407
-4.36278 2.87706
-.409 66.754
.683
-.74286
1.81407
-4.36400 2.87829
68
.090
-2.11429
1.22959
-4.56789
.33932
63.270
.090
-2.11429
1.22959
-4.57121
.34264
68
.016
2.62857
1.06450
.50440 4.75275
2.469 63.842
.016
2.62857
1.06450
.50189 4.75525
assumed Equal variances not assumed KOGNITIF
Equal variances
.255
.615 -.409
assumed Equal variances not assumed PERILAKU
Equal variances
1.821
.182 1.720
assumed Equal variances
-
not
1.720
assumed SOSIAL
Equal variances
4.581
.036 2.469
assumed Equal variances not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Berdasarkan hasil penghitungan uji statistika Independent Sample T-Test menyatakan bahwa aspek fisik, kognitif, perilaku, dan sosial, ketika diberikan treatment pada KE, kelompok ini mengalami sebuah penurunan pada aspek sosial yang mempunyai nilai p = 0,016 dengan taraf signifikan 0,05 yang berarti aspek sosial ada perbedaan secara signifikan, sementara untuk aspek fisik nilai p (0,489) > 0,05, kognitif nilai p (0,683) > 0,05, dan perilaku nilai p (0,090) > 0,05 tidak mengalami penurunan perbedaan yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa terapi SEFT tidak efektif dilakukan. Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa terapi SEFT tidak efektif dilakukan. Terapi SEFT tidak efektif dilakukan karena ada penurunan kelompok kontrol pada saat dilakukannya posttest. Hal ini dikarenakan
mean
difference
yang
menghasilkan
selisih
1,0084
menyatakan bahwa hipotesis ditolak dan ada pengaruh lain yang menghasilkan KK menjadi turun pada saat dilakukan posttes. Pengaruh yang terjadi pada saat dilakukannya posttest yaitu adanya persiapan ujian yang cukup matang, penambahan jam belajar dalam sehari, dan penambahan waktu belajar dalam seminggu.
D. Pembahasan Penelitian Efektivitas Terapi SEFT untuk menurunkan tingkat kecemasan siswi Asrama STC hendak menghadapi ujian semester ganjil, mempunyai hasil bahwa terapi SEFT tidak efektif dilakukan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
menurunkan tingkat kecemasan. Terapi SEFT tidak efektif dilakukan untuk
menurunkan
dilakukannya
tingkat
posttes,
kecemasan
penulis
karena
menghitung
pada
saat
sudah
masing-masing
aspek
kecemasan, hanya ada satu aspek yang mengalami penurunan kecemasan secara signifikan yaitu aspek sosial menghasilkan nilai p = 0,016 taraf signifikan dengan perbedaan mean = 2,62857. Hasil tersebut mengatakan bahwa terapi SEFT tidak efektif digunakan sebagai penurunan kecemasan, karena terjadi penurunan secara signifikan hanya pada satu aspek kecemasan saja yaitu aspek sosial. Kecemasan yang sering timbul disebabkan karena ketidaksiapan dari seseorang dalam menyelesaikan tugasnya. Seperti yang dijelaskan pada definisi kecemasan bahwa kecemasan sebagai suatu reaksi yang membuat seseorang menjadi tidak nyaman, seperti kegelisahan, ketakutan, kebingungan,
kekhawatiran,
rasa
gugup,
dan
sebagainya
yang
berhubungan dengan subyektif emosi seseorang. Kecemasan membuat seseorang merubah pikirannya menjadi negatif, ada pikiran tidak mampu atau tidak yakin dalam melakukan sesuatu yang hendak ia lakukan. Dalam kecemasan mempunyai aspek-aspek yang mendasari tingkat kecemasan pada diri seseorang diantaranya aspek fisik, aspek kognitif, aspek perilaku, dan aspek sosial. Adapun penyebab kecemasan yaitu Kecemasan Neurotik yang mempunyai
definisi
kecemasan
yang berhubungan dengan
mekanisme pertahanan diri (MPD) yang biasanya memunculkan aspek fisik dan perilaku yang membuat subjek merasa tertekan dengan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
tidak nyaman yang subjek rasakan. Kecemasan Moral yang mempunyai definisi rasa takut yang berasal dari suara hati, rasa takut yang mengakibatkan hukuman, Kecemasan Moral memunculkan aspek sosial, apabila subjek tidak berhasil dalam menghadapi ujian maka subjek akan mendapatkan sanksi sosial berupa sindirian dari teman-teman. Kecemasan Realistik yang mempunyai definisi rasa takut akan bahaya nyata di dunia luar. Hal ini mempengaruhi proses kognitif subjek untuk itu kecemasan realistik memunculkan aspek kognitif. Dampak kecemasan yang dimiliki oleh subjek akan mengalami suasana hati yang kurang baik yaitu tidak bisa tidur, dan dampak kognitif yang memiliki kekhawatiran yang tinggi terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga sulit untuk berpikir secara realitas, serta dampak motor pada subjek mengalami subjek menjadi tidak tenang, gugup, dan biasanya subjek yang mengalami kecemasan akan mengalami kegiatan motorik yang tidak ada artinya dan tidak ada tujuan dalam melakukan kegiatan, contohnya jari-jari tangan dan kaki mengetuk-ngetuk. Dampak motor juga memunculkan aspek fisik, dan perilaku. Dari penjelasan diatas bahwa kecemasan membuat seseorang merasa ada sesuatu yang mengacam dirinya, sehingga menjadi gelisah, takut, tidak nyaman. Untuk itu, persiapan ujian sangat lah penting dalam menurunkan tingkat kecemasan. Kesiapan psikis dan fisik tetap penting, tetapi jika tidak ada persiapan dalam menghadapi ujian, hasilnya pun tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
optimal, dan kecemasan akan semakin meningkat. Apabila subjek siap dengan ujian yang akan mereka hadapi, maka kecemasan akan menurun. Teori-teori yang dipakai pada Terapi SEFT seperti Teori Cognitive Theraphy, NLP (Neuro-Linguistic Programming), EMDR (Eye Movement Desentization Reprocessing), Hypnoteraphy, dan Energy Theraph dan dibantu oleh teori Psikologi diantarnya teori Psikologi Kognitif, Psikologi Behavioral, Psikologi Psikoanalisa, dan Psikologi Neurologi. Dalam penelitian untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi menghadapi ujian, penulis menggunakan semua teori terapi SEFT karena kelima teori tersebut saling berkaitan dalam proses treatment. Dari beberapa teori SEFT yang dipakai dalam menurunkan tingkat kecemasan, mempunyai hasil bahwa teori-teori tersebut hanya sebagai faktor pendukung untuk menurunkan tingkat kecemasan, karena dalam menapping subjek yang akan dipakai oleh terapis menggunakan teori tersebut. Kesiapan psikis dan fisik tetap penting dalam menghadapi ujian, akan tetapi jika tidak ada persiapan tetap tidak maksimal dalam mendapatkan nilai yang optimal, dan kecemasan pun tidak akan turun. Dapat disimpulkan bahwa terapi SEFT tidak efektif dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian semester ganjil, karena ada pengaruh lain yang membuat penurunan kecemasan yaitu persiapan ujian yang cukup matang, penambahan jam belajar dalam sehari dan mampu meluangkan waktu belajar dalam seminggu, serta persuasi dari lingkungan sosial ketika sedang belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
bersama-sama agar masing-masing subjek mendapatkan hasil yang optimal, untuk itu subjek merasa perlu meningkatkan usaha dan meyakinkan diri supaya mendapatkan hasil yang optimal. Pada penelitian ini Terapi SEFT tetap baik digunakan dalam bentuk membantu atau mendukung untuk semakin menurunkan tingkat kecemasan pada siswi yang hendak menghadapi ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat dijelaskan bahwa Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) tidak efektif dilakukan dalam menurunkan tingkat kecemasan siswi Asrama STC, karena penghitungan aspek-aspek kecemasan sesudah dilakukannya treatment, hanya mampu menurunkan aspek sosial. Lingkungan sosial mampu mempengaruhi penurunan kecemasan subjek, dalam hal ini subjek mempersiapkan ujian bersama dengan lingkungan di sekitarnya. Mempersiapkan ujian adalah salah satu cara untuk menurunkan kecemasan, apabila siswi sudah mempersiapakan ujian secara matang, maka kecemasan yang dialami oleh siswi sebelumnya, dapat turun. Kesiapan psikis dan fisik tetap penting, tetapi apabila tidak ada persiapan maka kecemasan akan meningkat, untuk itu diperlukan persiapan dalam menghadapi ujian.
B. Saran 1. Bagi Para Terapis SEFT Dari hasil penelitian yang sudah penulis lakukan, penulis dapat menyarankan kepada para terapis bahwa Terapi SEFT dapat digunakan sebagai pendukung untuk mengoptimalkan penurunan kecemasan.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Pada dasarnya hal yang utama mempengaruhi penurunan kecemasan adalah persiapan dalam menghadapi ujian dan Terapi SEFT hanya sebagai pendukung dalam menurunkan kecemasan siswi Asrama STC. 2. Bagi Para Siswi Para siswi Asrama STC sebaiknya menyiapkan materi ujian, belajar dengan tekun, banyak berlatih apabila mengalami kesulitan belajar, disarankan untuk belajar kelompok dengan teman-teman agar lebih memahami materi pelajaran yang sulit. Menyiapkan ujian jauh lebih penting, agar mendapatkan hasil yang optimal, dari pada mendapatkan terapi SEFT. 3. Bagi Penulis Lain Penulis menyarankan kepada penulis lainnya yang ingin meneliti menggunakan metode Terapi SEFT, supaya menggunakan metode lain untuk membandingkan metode terapi yang lebih efektif digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Selain itu, menggali lebih dalam lagi mengenai Kecemasan Ujian Akhir Semester dengan menggambarkan masing-masing aspek secara lebih jelas, dan detail. Penulis lain pun dapat melakukan penelitian pada siswa perempuan dan laki-laki, agar dapat terlihat perbedaan dari keduanya, dan mencari faktor-faktor lain terhadap kecemasan. Apabila penelitian ini menggunakan metode eksperimen disarankan untuk penulis lain agar lebih di konsepkan secara matang rancangan metode eskperimen yang ingin digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (n.d.). eprints.uny.ac.id/9709/2/BAB%202%20-07104244004.pdf . Anonim. (n.d.). Definisi Kecemasan Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-arnoldusme5481-3-babii.pdf . Anonim. (n.d.). EMDR (Eye Movement Desensitization Reprocessing. www.webmd.com/mental-health/emdr-what-is-it?page-2 . Anonim. (2011, 07). Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder). www.psychologymania.com/2011/07/gangguan-kecemasan-anxiety-disorder.html . Anonim. (n.d.). Kecemasan Antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren. Anonim. (2013, 04). Ketika Gagal Ujian Mengguncang Batin. http:www.tempo.co/read/news/2013/04/17/174474069/ketika-gagal-ujianmengguncang-batin . Anonim. (2012, 12). Pengertian Siswa. www.raseko.com/2012/12/pengertiansiswa.html . Anonim. (n.d.). Tidak Percaya Diri Penyebab Siswa Tidak Lulus UN. Koran Antara News . Azwar, S. (2012). Methodology Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaplin, J. (2006). Kamus Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Depdiknas. (2008). Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri / Sekolah Standar Nasional. Jakarta. Habibah, L. I. (2013). Mengurangi Kecenderungan Merokok Pada Remaja Awal. http://journal.umsida.ac.id/files/BukuJurnal2013-10.pdf . Hakim, L. (2012, 12). Terapi Kognitif. luqmanulhakim473.blogspot.com/2012/12/terapi-kognitif-psikologi-klinis.html . Haryono, A. (n.d.). Jelang UN Siswa Santa Maria Dilatih SEFT. SEFT for Healing+Success Happiness+ Greatness . Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Indiyani, N. E. (2006). Efektivitas Metode Pembelajaran Gotong Royong (Cooperative Learning) untuk Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Pelajaran Matematika. Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 3 No 1, Juni. , 119. Ir. Syofian Siregar, M. (Januari 2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta 13220: PT Bumi Aksara. Jaynes, R. J. (2004). Hasrat Untuk Belajar. Yigyakarta: Pustaka Belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
K. Kartono., D. G. (1987). Kamus Psikologi . Bandung: Pionir Jaya. Kartono, K. (2002). Patalogi Sosial 3 : Gangguan-gangguan Kejiwaan. Jakarta: Penerbit PT. Gaja Grafindo Persada. Lieche Seniati, A. Y. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta 11610: PT Indeks Permata Puri Media. Mayasari, S. (n.d.). Upaya Menurunkan Kecemasan Menghadapi Ujian Akhir Semester Menggunakan Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 5 Bandar Lampunng Tahun Ajaran 2012 / 2013. 12 halaman. Megasari, M. T. (2011). Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Siswi yang Tinggal di Asrama Cor Jesu Malang. karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/bk-psikologi/article/view/17219 . Nevid, J. (1997). Abnormal Psychology In Changing World. New York: Prentice Hall, Inc. Paul Suparno, S. (2011). Pengantar Statistika Untuk Pendidikan Dan Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Poerwadarmita, W. J. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Budaya. Preston, D. L. (2001). 365 Steps To Self Confidence . Oxford, United Kingdom: How To Books. R.L Atkinson, E. H. (2001). Pengantar Psikologi Jilid Dua. Batam: Interaksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Rahayu, I. (2013). Emotional Healing Therapy. Jakarta: Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia. Ritonga, A. (1987). Statistika Terapan untuk Penelitian. Jakarta- Indonesia: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Santoso, S. (2014). Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI. Sugioyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono, P. D. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Tresna, I. G. (2010 / 2011). Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis untuk mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian. Widhiarso, W. Skala Psikologi. Yusuf, S. L. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosclakanya. Zainuddin, A. F. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) For Healing + Success Happiness + Greatness. Jakarta Timur 13460 - Indonesia: Afzan Publishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
PRETES KELOMPOK KONTROL
PERNYATAAN KODE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
1
3
6
1
1
7
1
1
7
1
1
1
7
1
1
1
1
1
7
6
5
2
7
4
1
7
7
6
7
4
1
7
1
1
7
6
129
2
1
7
1
7
1
3
6
6
1
1
1
1
4
7
4
2
1
7
7
7
2
7
5
7
1
7
1
1
1
1
5
1
2
1
7
7
131
3
6
3
3
5
2
6
5
6
3
3
2
7
6
5
5
3
2
3
6
4
7
4
2
4
7
3
1
5
7
2
1
7
4
2
7
4
152
4
1
3
2
6
2
3
4
4
7
7
1
3
1
6
2
6
2
6
6
6
4
7
1
6
4
6
1
1
1
3
4
6
5
6
1
6
140
5
4
4
2
5
1
1
6
2
4
2
2
6
3
1
7
1
1
2
7
6
6
4
7
6
6
3
1
2
7
1
7
2
4
6
7
2
138
6
3
2
2
5
1
3
5
2
1
6
2
2
5
5
4
6
6
5
3
4
2
6
2
3
3
4
1
3
6
6
6
4
6
5
6
5
140
7
1
7
6
7
1
6
6
7
1
7
1
7
4
6
5
6
2
6
6
5
5
4
5
4
5
4
1
1
1
7
2
7
1
1
4
1
150
8
1
6
5
7
2
7
5
2
1
3
1
4
3
7
5
2
1
7
7
5
6
6
6
5
5
3
2
1
6
6
1
3
1
7
1
7
147
9
1
4
3
1
1
7
7
1
1
1
1
1
1
7
4
7
2
7
5
7
3
7
7
6
1
7
1
7
7
1
1
7
1
7
5
7
144
10
1
3
7
1
1
7
7
1
1
2
1
7
7
7
7
1
1
7
7
4
7
1
1
1
7
7
1
1
1
1
1
7
7
7
7
1
138
11
5
6
7
7
1
1
7
3
2
1
5
7
3
7
2
7
4
6
7
4
4
5
3
5
7
7
1
1
7
6
1
4
3
2
1
3
152
12
2
6
7
6
2
5
1
7
7
7
5
3
4
1
1
1
1
6
7
4
7
4
7
5
6
1
1
1
5
1
1
1
1
5
5
5
139
13
3
4
6
3
5
5
5
5
5
4
4
5
6
3
6
4
4
4
6
3
5
4
6
4
5
5
4
4
6
5
5
5
4
5
5
4
166
14
1
7
1
1
1
1
1
3
3
7
1
2
1
7
1
7
1
7
1
3
1
7
1
7
7
7
1
7
1
7
7
7
7
1
4
7
136
15
1
4
4
1
1
7
6
1
4
6
7
7
7
5
5
7
3
7
7
4
2
7
1
7
7
4
1
7
3
1
1
4
3
6
3
1
152
16
4
6
2
4
2
7
7
5
4
6
6
3
4
3
3
4
5
5
7
6
5
5
4
5
4
2
2
3
5
4
7
5
7
4
6
4
165
17
4
7
3
2
1
7
7
7
7
6
6
7
7
7
5
4
7
7
7
6
7
4
6
7
7
5
2
1
3
2
2
6
7
5
6
4
188
18
1
4
6
7
3
4
6
2
5
7
4
7
4
7
5
7
1
2
6
7
6
7
4
3
6
6
1
6
4
6
4
7
6
7
7
5
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
19
5
4
6
7
1
7
7
1
1
2
7
6
7
7
4
7
1
6
6
4
5
5
6
3
7
1
1
4
5
1
5
7
2
7
5
1
161
20
1
4
2
4
7
7
7
7
7
7
1
4
3
1
1
1
7
4
7
3
6
7
7
3
1
7
1
7
6
7
5
2
5
1
6
7
163
21
5
4
5
5
5
6
7
7
5
7
3
3
3
7
3
5
2
3
6
4
5
5
3
5
2
6
1
5
1
3
6
4
6
6
5
5
163
22
2
6
2
7
7
7
6
1
6
1
6
7
4
1
5
7
2
2
7
6
6
4
7
6
7
2
7
2
7
5
4
4
4
3
3
3
166
23
1
7
5
1
1
3
1
1
5
1
1
7
1
7
1
7
1
4
7
1
5
5
1
7
7
7
1
7
1
7
7
7
7
1
1
7
141
24
7
7
3
7
1
1
7
1
1
7
7
1
1
1
7
7
1
7
7
1
5
2
1
1
7
7
1
7
1
4
7
7
7
1
1
1
142
25
6
3
2
6
6
3
2
5
1
4
2
4
5
5
6
4
6
6
5
6
4
4
3
5
6
6
2
2
5
6
7
7
7
3
6
2
162
26
1
5
2
5
7
3
7
3
1
7
1
2
3
5
5
3
2
4
5
3
4
3
2
5
2
5
1
1
1
1
1
3
7
6
6
6
128
27
6
2
1
5
1
2
3
3
5
1
3
5
6
5
6
6
4
2
6
3
5
4
1
3
1
3
7
2
1
2
7
4
6
5
2
1
129
28
3
5
4
6
1
1
7
2
5
3
2
6
4
6
2
5
2
6
5
4
4
4
1
5
7
4
5
2
4
4
5
4
2
6
4
2
142
29
6
1
1
7
1
4
7
1
1
3
4
6
4
1
3
1
4
3
7
5
5
6
7
3
6
1
7
5
2
7
3
3
4
2
6
1
138
30
3
5
4
4
3
5
7
4
3
6
2
5
6
1
4
2
7
5
7
4
4
5
7
2
7
3
2
2
6
3
1
4
4
7
2
2
148
31
1
5
2
1
6
1
6
1
1
1
1
4
6
1
6
1
5
4
6
1
6
1
4
2
1
7
1
7
7
1
6
1
6
4
5
1
120
32
2
3
2
7
1
6
7
2
1
1
2
6
7
3
6
5
4
2
6
3
5
3
1
3
5
4
1
2
3
7
2
6
1
6
5
3
133
33
4
3
3
3
4
4
6
7
5
5
4
2
3
4
3
4
2
6
6
5
4
3
4
4
4
4
2
7
7
6
4
7
1
7
5
5
157
34
4
7
7
3
4
7
4
1
1
1
3
3
4
1
4
7
7
7
4
6
4
4
1
4
1
7
1
7
7
7
4
7
1
1
1
2
144
35
2
1
4
1
7
1
2
6
5
1
3
3
2
3
3
2
2
7
7
6
3
6
7
6
6
3
1
2
3
3
3
5
3
6
1
7
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
POSTTES KELOMPOK KONTROL PERNYATAAN KODE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
1
7
1
5
1
7
2
5
1
7
1
3
5
7
5
4
3
7
4
6
4
7
3
5
6
7
1
1
4
3
1
7
1
3
2
7
144
2
1
1
4
7
1
4
2
4
6
7
2
1
2
1
6
1
3
5
5
6
6
7
1
3
2
7
1
1
3
7
2
7
5
6
1
2
130
3
3
3
1
7
2
7
1
4
1
1
1
2
4
1
2
1
1
7
5
3
3
6
1
7
7
7
1
1
1
1
1
7
1
7
3
7
118
4
1
7
6
6
6
7
7
7
6
7
1
2
1
7
1
6
1
7
1
6
2
7
1
6
2
7
1
7
1
7
1
6
1
6
2
7
157
5
4
3
4
5
5
4
5
5
3
5
4
4
3
2
4
2
2
2
6
3
4
3
2
4
3
4
1
4
3
3
4
3
4
4
4
3
128
6
5
5
3
6
4
4
4
2
2
2
5
6
3
2
3
7
1
4
4
4
3
4
7
4
4
4
6
2
5
4
2
3
4
3
3
3
137
7
1
7
3
1
1
3
3
2
4
1
1
3
2
7
5
2
2
3
1
5
4
4
1
4
3
1
7
7
7
7
2
1
2
4
7
1
119
8
7
7
3
7
1
1
7
1
1
7
7
1
1
1
7
7
1
7
7
1
5
2
1
1
7
7
1
7
1
4
7
7
7
1
1
1
142
9
4
5
2
4
3
5
4
2
1
1
1
1
3
3
4
4
3
4
5
3
4
5
3
4
6
5
3
1
2
2
5
6
6
2
2
4
122
10
4
4
3
4
1
6
6
6
3
4
1
7
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
1
1
2
4
4
4
4
4
4
4
140
11
6
7
3
7
5
7
6
4
5
6
6
7
3
5
4
3
2
7
6
6
5
5
5
6
7
6
6
3
7
5
1
7
1
7
2
6
184
12
1
4
3
1
1
7
7
1
1
1
1
1
1
7
4
7
2
7
5
7
3
7
7
6
1
7
1
7
7
1
1
7
1
7
5
7
144
13
1
7
3
5
1
5
1
4
1
1
1
1
1
7
1
7
1
7
1
7
1
7
1
4
1
7
1
1
4
1
1
7
7
3
1
5
115
14
5
6
7
7
1
1
7
3
2
1
5
7
3
7
2
7
4
6
7
4
4
5
3
5
7
7
1
1
7
6
1
4
3
2
1
3
152
15
2
7
2
6
1
7
1
7
2
7
1
2
2
6
6
6
1
7
2
6
2
6
1
6
6
7
1
1
1
1
1
7
1
1
1
7
131
16
3
5
4
4
4
4
5
4
4
5
3
5
4
3
4
3
3
4
5
4
4
3
5
4
5
5
3
3
5
5
4
5
4
5
3
5
148
17
1
7
1
7
1
4
1
7
1
3
1
7
1
7
1
7
1
7
1
5
1
7
4
6
5
7
6
7
6
7
7
7
6
1
1
6
155
18
1
5
4
6
3
6
7
3
4
7
3
4
5
1
2
5
1
7
3
2
1
4
3
4
5
6
1
7
4
3
4
7
3
7
1
3
142
19
5
4
4
5
4
5
5
6
4
3
4
4
3
6
4
6
5
5
5
5
4
4
6
5
4
4
3
3
4
5
5
5
5
5
5
3
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
20
1
3
6
1
1
7
1
1
7
1
1
1
7
1
1
1
1
1
7
6
5
2
7
4
1
7
7
6
7
4
1
7
1
1
7
6
129
21
1
3
3
4
3
4
5
3
3
3
3
3
5
3
5
3
4
2
6
4
6
3
5
2
3
3
3
3
4
4
6
4
4
4
5
2
131
22
4
4
3
3
1
3
5
2
3
4
2
5
4
3
4
3
2
4
5
3
5
4
4
4
6
4
4
3
5
4
4
4
5
5
6
3
137
23
2
6
1
6
1
6
6
4
1
7
1
1
1
6
1
6
4
6
2
5
3
6
2
6
1
6
1
6
2
6
3
6
4
6
1
7
139
24
4
4
2
5
1
1
6
2
4
2
2
6
3
1
7
1
1
2
7
6
6
4
7
6
6
3
1
2
7
1
7
2
4
6
7
2
138
25
2
3
2
4
1
4
4
2
3
6
2
2
3
6
4
6
2
4
3
4
3
4
5
4
5
5
1
5
5
5
1
7
1
5
4
6
133
26
5
2
3
6
2
4
5
2
1
2
3
3
3
2
3
1
2
3
6
3
4
3
5
3
4
2
3
6
6
4
3
2
3
6
4
3
122
27
5
4
5
3
4
5
7
4
3
4
4
5
6
2
4
2
4
6
5
4
2
3
6
3
4
3
5
2
3
4
2
3
3
6
3
3
141
28
1
4
1
6
2
4
5
1
4
6
1
4
1
4
1
1
3
4
4
4
3
3
3
1
1
7
1
6
1
4
6
4
6
1
1
4
113
29
5
3
1
6
4
5
3
2
1
1
3
2
3
5
4
6
2
2
4
3
4
3
1
3
6
3
1
5
2
2
1
4
1
3
5
3
112
30
6
4
5
7
5
5
6
7
5
7
6
4
5
7
6
6
4
7
5
5
5
5
5
5
4
6
2
4
6
5
5
7
5
6
5
5
192
31
3
5
1
4
2
5
5
3
3
1
1
1
5
3
4
4
3
5
2
5
3
4
2
4
2
5
1
1
5
7
3
7
3
3
4
7
126
32
3
7
5
6
2
7
5
3
3
6
2
3
4
2
5
3
6
6
7
5
4
6
7
6
5
6
2
1
4
6
6
6
3
2
2
6
162
33
7
7
2
6
5
4
7
5
2
7
2
3
3
7
6
7
2
7
7
2
3
6
2
7
4
7
2
6
3
7
3
7
3
6
3
6
173
34
4
5
7
5
7
6
3
5
6
3
7
5
5
5
6
4
4
2
2
4
3
2
5
4
2
2
6
1
2
2
6
2
6
2
4
3
147
35
1
7
1
7
1
7
4
4
1
7
1
4
3
1
1
1
7
5
1
5
2
6
1
5
5
4
1
1
2
2
1
7
4
6
1
6
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN KOD E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PERNYATAAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
3 0
3 1
3 2
3 3
3 4
3 5
3 6
4
7
3
2
1
7
7
7
7
6
6
7
7
7
5
4
7
7
7
6
7
4
6
7
7
5
2
1
3
2
2
6
7
5
6
4
188
1
4
6
7
3
4
6
2
5
7
4
7
4
7
5
7
1
2
6
7
6
7
4
3
6
6
1
6
4
6
4
7
6
7
7
5
180
5
4
6
7
1
7
7
1
1
2
7
6
7
7
4
7
1
6
6
4
5
5
6
3
7
1
1
4
5
1
5
7
2
7
5
1
161
1
4
2
4
7
7
7
7
7
7
1
4
3
1
1
1
7
4
7
3
6
7
7
3
1
7
1
7
6
7
5
2
5
1
6
7
163
5
4
5
5
5
6
7
7
5
7
3
3
3
7
3
5
2
3
6
4
5
5
3
5
2
6
1
5
1
3
6
4
6
6
5
5
163
2
6
2
7
7
7
6
1
6
1
6
7
4
1
5
7
2
2
7
6
6
4
7
6
7
2
7
2
7
5
4
4
4
3
3
3
166
1
7
5
1
1
3
1
1
5
1
1
7
1
7
1
7
1
4
7
1
5
5
1
7
7
7
1
7
1
7
7
7
7
1
1
7
141
7
7
3
7
1
1
7
1
1
7
7
1
1
1
7
7
1
7
7
1
5
2
1
1
7
7
1
7
1
4
7
7
7
1
1
1
142
6
3
2
6
6
3
2
5
1
4
2
4
5
5
6
4
6
6
5
6
4
4
3
5
6
6
2
2
5
6
7
7
7
3
6
2
162
1
7
6
7
1
6
6
7
1
7
1
7
4
6
5
6
2
6
6
5
5
4
5
4
5
4
1
1
1
7
2
7
1
1
4
1
150
1
6
5
7
2
7
5
2
1
3
1
4
3
7
5
2
1
7
7
5
6
6
6
5
5
3
2
1
6
6
1
3
1
7
1
7
147
1
4
3
1
1
7
7
1
1
1
1
1
1
7
4
7
2
7
5
7
3
7
7
6
1
7
1
7
7
1
1
7
1
7
5
7
144
1
3
7
1
1
7
7
1
1
2
1
7
7
7
7
1
1
7
7
4
7
1
1
1
7
7
1
1
1
1
1
7
7
7
7
1
138
5
6
7
7
1
1
7
3
2
1
5
7
3
7
2
7
4
6
7
4
4
5
3
5
7
7
1
1
7
6
1
4
3
2
1
3
152
2
6
7
6
2
5
1
7
7
7
5
3
4
1
1
1
1
6
7
4
7
4
7
5
6
1
1
1
5
1
1
1
1
5
5
5
139
3
4
6
3
5
5
5
5
5
4
4
5
6
3
6
4
4
4
6
3
5
4
6
4
5
5
4
4
6
5
5
5
4
5
5
4
166
1
7
1
1
1
1
1
3
3
7
1
2
1
7
1
7
1
7
1
3
1
7
1
7
7
7
1
7
1
7
7
7
7
1
4
7
136
1
4
4
1
1
7
6
1
4
6
7
7
7
5
5
7
3
7
7
4
2
7
1
7
7
4
1
7
3
1
1
4
3
6
3
1
152
4
6
2
4
2
7
7
5
4
6
6
3
4
3
3
4
5
5
7
6
5
5
4
5
4
2
2
3
5
4
7
5
7
4
6
4
165
1
3
6
1
1
7
1
1
7
1
1
1
7
1
1
1
1
1
7
6
5
2
7
4
1
7
7
6
7
4
1
7
1
1
7
6
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1
7
1
7
1
3
6
6
1
1
1
1
4
7
4
2
1
7
7
7
2
7
5
7
1
7
1
1
1
1
5
1
2
1
7
7
131
6
3
3
5
2
6
5
6
3
3
2
7
6
5
5
3
2
3
6
4
7
4
2
4
7
3
1
5
7
2
1
7
4
2
7
4
152
1
3
2
6
2
3
4
4
7
7
1
3
1
6
2
6
2
6
6
6
4
7
1
6
4
6
1
1
1
3
4
6
5
6
1
6
140
4
4
2
5
1
1
6
2
4
2
2
6
3
1
7
1
1
2
7
6
6
4
7
6
6
3
1
2
7
1
7
2
4
6
7
2
138
3
2
2
5
1
3
5
2
1
6
2
2
5
5
4
6
6
5
3
4
2
6
2
3
3
4
1
3
6
6
6
4
6
5
6
5
140
6
1
1
7
1
4
7
1
1
3
4
6
4
1
3
1
4
3
7
5
5
6
7
3
6
1
7
5
2
7
3
3
4
2
6
1
138
3
5
4
4
3
5
7
4
3
6
2
5
6
1
4
2
7
5
7
4
4
5
7
2
7
3
2
2
6
3
1
4
4
7
2
2
148
1
5
2
1
6
1
6
1
1
1
1
4
6
1
6
1
5
4
6
1
6
1
4
2
1
7
1
7
7
1
6
1
6
4
5
1
120
2
3
2
7
1
6
7
2
1
1
2
6
7
3
6
5
4
2
6
3
5
3
1
3
5
4
1
2
3
7
2
6
1
6
5
3
133
4
3
3
3
4
4
6
7
5
5
4
2
3
4
3
4
2
6
6
5
4
3
4
4
4
4
2
7
7
6
4
7
1
7
5
5
157
4
7
7
3
4
7
4
1
1
1
3
3
4
1
4
7
7
7
4
6
4
4
1
4
1
7
1
7
7
7
4
7
1
1
1
2
144
2
1
4
1
7
1
2
6
5
1
3
3
2
3
3
2
2
7
7
6
3
6
7
6
6
3
1
2
3
3
3
5
3
6
1
7
133
1
5
2
5
7
3
7
3
1
7
1
2
3
5
5
3
2
4
5
3
4
3
2
5
2
5
1
1
1
1
1
3
7
6
6
6
128
6
2
1
5
1
2
3
3
5
1
3
5
6
5
6
6
4
2
6
3
5
4
1
3
1
3
7
2
1
2
7
4
6
5
2
1
129
3
5
4
6
1
1
7
2
5
3
2
6
4
6
2
5
2
6
5
4
4
4
1
5
7
4
5
2
4
4
5
4
2
6
4
2
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
PROSTES EKSPERIMEN PERNYATAAN KODE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1
4
5
2
6
2
6
6
5
5
5
6
6
2
3
5
5
3
6
6
7
6
6
6
6
6
4
5
1
4
5
5
6
1
5
5
6
172
2
1
7
2
2
1
1
2
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
3
2
4
1
2
4
3
4
4
3
3
3
4
118
3
2
5
2
5
1
5
6
2
5
4
3
7
4
1
2
2
7
2
4
5
2
7
7
4
5
2
2
4
5
4
5
4
5
3
5
2
140
4
1
4
2
7
7
1
5
1
1
7
1
3
2
7
1
7
7
5
7
4
2
5
1
6
7
7
1
1
1
7
7
7
7
7
3
7
156
5
1
5
2
7
1
5
6
2
2
7
3
7
5
6
3
5
2
7
5
7
3
6
3
7
4
4
1
6
2
6
3
4
5
5
1
3
151
6
2
2
4
5
5
3
3
3
1
5
4
6
3
4
5
2
2
5
2
4
3
5
5
5
7
3
2
4
5
4
2
6
2
4
6
7
140
7
5
6
7
1
7
4
5
7
7
1
5
5
1
1
1
1
7
1
1
7
1
4
7
1
7
1
7
1
1
4
3
1
1
4
1
1
125
8
1
1
1
7
1
7
7
7
1
7
1
1
1
7
1
7
7
7
7
7
1
7
1
7
1
7
1
1
1
1
1
7
1
7
1
7
138
9
4
4
5
6
3
5
4
3
4
6
2
4
5
5
5
4
3
4
6
3
5
4
4
2
5
3
2
2
5
5
2
3
3
4
5
2
141
10
1
4
1
6
1
6
6
7
1
6
1
7
7
7
7
1
1
7
6
6
1
7
1
5
5
7
1
7
2
1
1
7
2
1
7
7
151
11
3
3
6
3
1
1
7
1
4
7
4
6
5
3
3
1
6
6
7
3
6
4
6
3
7
3
1
3
2
4
6
2
5
6
1
3
142
12
1
5
4
6
1
3
4
7
2
3
1
5
4
7
2
6
2
5
2
3
2
3
2
2
4
6
3
2
4
6
2
5
2
4
3
4
127
13
3
2
5
2
4
1
5
6
3
7
4
3
2
5
2
2
6
7
4
5
3
6
6
5
5
6
1
4
4
3
6
5
5
3
2
6
148
14
6
7
4
7
2
7
5
4
2
1
2
5
3
5
3
6
5
6
7
6
6
6
3
6
6
7
1
7
5
7
3
7
6
5
1
7
176
15
1
6
1
7
1
4
3
5
2
7
1
3
1
6
3
5
2
5
3
4
2
5
6
5
7
7
1
1
1
6
2
7
5
4
3
7
139
16
1
7
3
2
1
3
3
3
1
6
1
3
3
6
3
5
3
6
1
5
3
4
1
4
4
6
1
6
4
6
2
6
4
3
1
7
128
17
2
5
1
5
2
1
3
6
2
6
2
5
2
4
2
3
5
7
4
5
2
6
2
5
5
6
1
2
6
4
3
6
2
5
1
6
134
18
5
6
3
5
6
4
5
6
3
5
4
3
5
4
5
3
3
5
6
6
5
6
3
5
6
4
3
5
3
5
4
5
5
4
2
4
161
19
2
1
1
6
1
4
2
7
1
7
1
5
6
3
6
1
3
2
5
1
6
2
4
2
6
6
1
7
2
6
4
6
7
1
7
3
135
20
4
3
2
5
6
5
5
3
2
4
1
5
6
4
5
6
2
4
2
4
3
4
2
4
5
4
4
4
4
5
2
6
2
4
4
6
141
21
3
6
3
7
2
5
7
6
2
1
1
6
2
5
3
3
5
7
5
4
4
6
4
5
6
4
2
5
6
4
2
6
2
4
2
2
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
22
3
3
3
5
1
6
6
5
2
6
2
7
4
4
4
4
2
5
5
4
4
4
2
4
6
5
1
5
3
5
2
5
2
4
2
4
139
23
4
6
7
5
4
5
4
4
2
2
2
6
4
4
4
3
4
5
6
4
6
4
5
5
7
5
2
5
1
4
3
7
1
5
4
3
152
24
4
3
5
2
4
4
3
5
3
4
4
3
3
2
4
4
5
3
3
4
4
3
2
4
3
4
6
4
2
5
2
4
2
2
4
4
127
25
4
3
3
4
5
5
7
3
6
4
4
7
4
4
3
2
4
3
4
3
3
4
2
2
7
4
3
2
3
4
4
3
3
4
7
4
141
26
4
5
4
4
3
2
5
4
3
3
5
2
3
4
4
5
3
7
4
4
4
5
3
4
6
4
2
3
4
4
7
4
7
4
3
4
146
27
2
6
7
4
1
5
4
6
2
6
1
5
3
2
4
3
4
6
4
5
4
3
4
3
6
6
1
2
6
5
3
7
5
4
2
4
145
28
1
5
2
2
1
1
1
5
1
7
1
1
1
7
1
4
1
7
1
5
1
7
1
5
1
7
1
7
1
7
1
7
1
1
1
7
111
29
2
7
5
4
2
5
4
3
3
5
6
4
3
2
4
2
4
6
5
4
3
4
6
5
4
3
1
5
6
4
4
3
3
2
1
3
137
30
2
6
3
4
4
5
4
1
1
7
2
7
3
4
3
1
3
4
7
4
3
3
3
3
6
3
1
1
4
3
2
4
2
2
1
3
119
31
1
3
2
1
1
2
5
2
4
1
1
3
4
4
3
2
4
6
4
5
3
4
2
4
7
4
1
4
1
6
1
4
2
2
4
3
110
32
4
4
2
6
1
4
4
6
3
6
2
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
3
4
5
6
2
3
4
4
4
6
3
2
2
5
143
33
3
4
6
5
1
3
7
5
6
4
5
1
3
6
3
3
3
7
5
4
4
5
4
3
2
5
2
2
6
2
1
5
1
5
2
5
138
34
1
5
3
1
1
5
1
6
1
1
1
1
5
4
3
6
2
7
4
5
2
7
3
6
3
7
1
2
4
5
2
7
3
5
2
5
127
35
2
5
1
3
3
4
3
5
2
4
1
1
3
3
4
4
3
3
4
3
2
3
2
4
1
3
1
1
3
4
2
4
3
2
3
4
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
LAMPIRAN SPSS RELIABILITAS Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.936
85
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001
279.65
3996.423
.370
.935
VAR00002
278.56
3973.062
.482
.934
VAR00003
279.09
3974.324
.405
.935
VAR00004
277.67
4025.844
.226
.935
VAR00005
277.98
4003.071
.354
.935
VAR00006
278.16
3952.282
.494
.934
VAR00007
279.63
3996.573
.363
.935
VAR00008
279.65
4020.090
.258
.935
VAR00009
277.44
4003.491
.302
.935
VAR00010
279.95
4030.760
.239
.935
VAR00011
279.28
4046.206
.126
.936
VAR00012
277.86
3962.551
.471
.934
VAR00013
279.88
4015.677
.286
.935
VAR00014
278.37
3992.811
.378
.935
VAR00015
278.72
4029.539
.188
.936
VAR00016
278.23
3968.135
.399
.935
VAR00017
279.84
3999.044
.384
.935
VAR00018
279.35
3968.852
.434
.935
VAR00019
279.35
4001.471
.331
.935
VAR00020
278.51
4073.970
.016
.936
VAR00021
278.91
3997.705
.345
.935
VAR00022
278.37
4002.715
.315
.935
VAR00023
278.42
4002.868
.335
.935
VAR00024
278.91
4014.515
.251
.935
VAR00025
278.84
3930.092
.505
.934
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
VAR00026
277.77
3926.707
.557
.934
VAR00027
278.98
3954.785
.568
.934
VAR00028
279.05
3939.188
.507
.934
VAR00029
278.26
4059.576
.053
.937
VAR00030
279.72
4024.539
.227
.935
VAR00031
277.42
3998.011
.266
.935
VAR00032
277.33
3902.987
.713
.933
VAR00033
278.70
3950.549
.522
.934
VAR00034
279.49
3996.780
.378
.935
VAR00035
278.53
3934.636
.469
.934
VAR00036
279.58
3970.678
.442
.934
VAR00037
278.53
4015.588
.257
.935
VAR00038
279.23
3996.087
.374
.935
VAR00039
278.81
4010.012
.286
.935
VAR00040
279.26
3983.433
.418
.935
VAR00041
277.58
4007.297
.279
.935
VAR00042
279.12
3980.200
.417
.935
VAR00043
278.81
3937.584
.538
.934
VAR00044
277.91
3925.705
.556
.934
VAR00045
278.51
3925.494
.663
.934
VAR00046
279.05
3952.807
.456
.934
VAR00047
279.14
3990.075
.349
.935
VAR00048
278.72
3949.063
.626
.934
VAR00049
278.81
3949.631
.463
.934
VAR00050
279.74
3999.338
.365
.935
VAR00051
278.07
3974.305
.424
.935
VAR00052
278.70
3964.597
.426
.935
VAR00053
277.63
3996.573
.379
.935
VAR00054
278.93
4000.352
.294
.935
VAR00055
277.91
3988.848
.341
.935
VAR00056
278.77
3965.707
.451
.934
VAR00057
278.63
4027.906
.230
.935
VAR00058
279.35
4028.471
.187
.936
VAR00059
278.63
3985.239
.384
.935
VAR00060
278.16
3933.806
.584
.934
VAR00061
279.44
4017.300
.237
.935
VAR00062
280.00
4017.714
.306
.935
VAR00063
279.84
4069.378
.034
.936
VAR00064
278.47
3968.398
.399
.935
VAR00065
279.19
3972.346
.417
.935
VAR00066
279.40
4033.340
.186
.936
VAR00067
278.53
3969.540
.379
.935
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
VAR00068
277.26
3965.290
.412
.935
VAR00069
279.33
3976.082
.429
.935
VAR00070
278.51
3943.018
.549
.934
VAR00071
279.37
3974.192
.484
.934
VAR00072
278.26
3990.576
.358
.935
VAR00073
278.77
3988.183
.342
.935
VAR00074
277.95
3936.950
.522
.934
VAR00075
277.86
4000.980
.340
.935
VAR00076
277.35
3992.328
.398
.935
VAR00077
279.02
4057.928
.075
.936
VAR00078
278.44
4043.014
.131
.936
VAR00079
279.35
3963.137
.464
.934
VAR00080
278.37
3991.763
.377
.935
VAR00081
278.23
3984.326
.351
.935
VAR00082
279.02
3978.404
.421
.935
VAR00083
278.93
3985.638
.385
.935
VAR00084
278.81
4026.965
.223
.935
VAR00085
278.77
3960.468
.452
.934
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
LAMPIRAN RATA-RATA RAPOR Kelompok Eksperimen : No Kode Eksperimen 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35 35
Jumlah Nilai Rapor 920 940 946 970 1022 1029 1030 1039 1058 1062 1068 1071 1072 1073 1080 1085 1088 1089 1093 1100 1103 1111 1119 1120 1130 1134 1139 1140 1149 1150 1152 1155 1159 1174 1180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Kelompok Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kode Kontrol 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Jumlah nilai rapor 926 988 1020 1026 1027 1031 1053 1067 1074 1075 1082 1085 1087 1090 1094 1096 1102 1109 1110 1113 1123 1131 1138 1143 1144 1146 1149 1150 1153 1156 1169 1174 1184 1186 1198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
LAMPIRAN HASIL HIPOTESIS
Uji – T Pretest KE dan KK
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretes_KE
35
147.34
15.287
2.584
Pretes_KK
35
147.34
15.287
2.584
One-Sample Test Test Value = 3.00 95% Confidence Interval of the Mean T
Df
Sig. (2-tailed)
Difference
Difference Lower
Upper
Pretes_KE
55.860
34
.000
144.343
139.09
149.59
Pretes_KK
55.860
34
.000
144.343
139.09
149.59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Uji- T Posttes KE dan KK One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Postes_KE
35
139.66
19.020
3.215
Postes_KK
35
138.51
15.818
2.674
One-Sample Test Test Value = 3.00 95% Confidence Interval of the Difference
Mean T
Df
Sig. (2-tailed)
Difference
Lower
Upper
Postes_KE
42.506
34
.000
136.657
130.12
143.19
Postes_KK
50.685
34
.000
135.514
130.08
140.95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
SKALA KECEMASAN
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGI
Regina Krisna Santi 109114150
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Adik-adik yang terhormat, Dalam rangka penelitian untuk penyusunan tugas akhir pada program strata satu, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, saya mohon kesediaan adikadik untuk meluangkan waktu mengisi skala ini. Maksud dari penyebaran skala ini adalah untuk melihat perilaku yang muncul saat hendak menghadapi ujian di sekolah.
Petunjuk Pengisian Skala : 1. Pertama-tama Adik-adik bayangkan ketika sedang atau akan menghadapi ujian. Keadaan-keadaan atau pernyataan dibawah ini adalah perilaku yang biasanya adik-adik hendak menghadapi ujian. Harap membaca terlebih dahulu sebelum mengisi pernyataan tersebut. 2. Pilih antara kolom 1 – 7 yang mewakili perilaku adik-adik saat menghadapi ujian di sekolah. Kemudian berikan tanda silang (X). Kolom 1 memiliki arti, bahwa adik-adik tidak pernah merasakan atau perilaku tersebut tidak pernah muncul ketika adik-adik sedang atau hendak menghadapi ujian. Apabila adik-adik menyilang kolom nomor 7, maka adik-adik sangat pernah merasakan perilaku yang muncul ketika adik-adik sedang atau hendak menghadapi ujian. Sangat tidak pernah 1 2 3 4 5 6 7 Sangat pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Contoh Pengisian : No 1
Pernyataan Ketika
hendak
ujian
saya
1
2
3
4
5
mengalami
6
7 X
penurunan daya ingat.
Kolom 1 memiliki arti tidak pernah Adik-adik rasakan atau tunjukkan perilaku tersebut. Semakin ke kolom 7 maka Adik-adik merasakan perut mulas saat menghadapi ujian di sekolah. Dalam pengisian ini tidak ada jawaban benar atau salah, mohon diisi dengan kesungguhan hati, jangan sampai ada yang terlewatkan dalam proses pengisian skala ini. Atas perhatian dan kerjasama Adik-adik, saya mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 8 Oktober 2014
Regina Krisna Santi
SELAMAT MENGERJAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
No
Pernyataan
1
Otot leher saya terasa tegang.
2
Saya nyaman duduk di meja belajar.
3
Tubuh saya mudah berkeringat.
4
Ketika saya bertemu dengan pengawas ujian, saya berani menyapanya.
5
Perut saya terasa mulas-mulas.
6
Saya merasa nyaman berdiskusi tentang materi ujian bersama dengan teman-teman.
7
Saya menarik nafas dalam-dalam.
8
Malam sebelum ujian saya tidur dengan cepat.
9
Tangan saya terasa gemetar.
10
Saya ke toilet cukup satu kali sebelum ujian dimulai.
11
Tingkatan nafas saya yang berubah-ubah dengan cepat.
12
Saya mengetuk-ngetukkan jari diatas meja.
13
Saya sulit berkonsentrasi.
1 2 3 4 5 6 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
14
Kerika saya tidur tidak memikirkan sesuatu yang perlu ditakuti.
15
Saya kurang fokus pada materi.
16
Ketika saya tidur tidak membayangkan ujian yang semakin dekat.
17
Saat diajak bicara saya tidak fokus pada lawan bicara.
18
Saya percaya bahwa mendapatkan hasil yang optimal.
19
Saya mempunyai pikiran takut akan kegagalan dalam ujian.
20
Saya mengalami peningkatan daya ingat.
21
Saya mempunyai pikiran sulit untuk mengerjakan ujian.
22
Saya mampu fokus pada materi ujian.
23
Saat tidur saya terbayang-bayang ujian.
24
Saya mempunyai ingatan jangka panjang dan pendek yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
25
Saya sering menggerak-gerakan kaki.
26
Tingkatan nafas saya beraturan.
27
Saya masuk toilet dua sampai tiga kali.
28
Saya tidak merasakan kaki gemetar.
29
Saat tidur saya membalik-balikkan badan.
30
Saya tidak mengalami peningkatan dan penurunan nafsu makan.
31
Menghindari teman-teman yang menanyakan persiapan ujian.
32
Detak jantung saya berdetak normal.
33
Saya menghindari percakapan tentang ujian.
34
Saya merasakan nafas panjang.
35
Saya merasa malas untuk duduk di meja belajar.
36
Otot-otot wajah saya terasa rileks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
INSTRUKSI “Jawablah pernyataan dibawah ini dan berikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang Anda pilih.” 1. Berapa rata-rata jam Anda belajar setiap hari dalam satu minggu? a. < 2 jam sehari dalam seminggu b. 3 – 6 jam sehari dalam seminggu c. > 7 jam sehari dalam seminggu 2. Berapa hari Anda meluangkan waktu belajar dalam seminggu? a. 2- 3 hari dalam seminggu b. 4- 6 hari dalam seminggu c. Setiap hari dalam seminggu 3. Apa status pernikahan orangtua Anda? a. Menikah b. Bercerai 4. Berapa persentase kesiapan Anda menghadapi ujian? a. 0 – 30% b. 31 – 50% c. 51 – 80% d. 81 – 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Pada saat pemberian Treatment Terapi SEFT (Kelompok Eksperimen)