PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI MTs NEGERI KENDAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1) Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : IDA MASLIKAH 073311030
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
Semarang,
NOTA PEMBIMBING
08 Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Yang Bermasalah Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di MTs. Negeri Kendal Nama : Ida Maslikah NIM : 073311030 Jurusan : Kependidikan Islam Program Studi : Kependidikan Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag NIP. 19681212 199403031 003
ii
Semarang, 08 Juni 2011
NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Yang Bermasalah Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di MTs. Negeri Kendal Nama : Ida Maslikah NIM : 073311030 Jurusan : Kependidikan Islam Program Studi : Kependidikan Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing II
Fatkuroji, M.Pd NIP. 19770415 200701 032
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax. 7615387 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul Skripsi
: Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Yang Bermasalah Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di MTs. Negeri Kendal
Nama
: Ida Maslikah
Nim
: 073311030
Jurusan
: Kependidikan Islam
Program Studi : Kependidikan Islam telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Ketua,
Semarang, 24 Juni 2011 DEWAN PENGUJI Sekretaris,
Dr. Ahwan Fanani, M.Ag. NIP. 19780930 200312 1 001
Fahrurrozi, M.Ag. NIP. 19770816 200501 1 003
Penguji I,
Penguji II,
Drs.H. Mat Sholikhin, M.Ag. NIP. 19600524 199203 1 001
Dr.Musthofa Rahman, M.Ag. NIP. 19710403 199603 1 002
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag. NIP 19681212 199403 1 003
Fatkuroji, M.Pd. NIP. 19770415 200701 1 032
iv
ABSTRAK Judul
: Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Yang Bermasalah Kelas VIII Di MTs. Negeri Kendal Penulis : Ida Maslikah Nim : 073311030 Skripsi ini membahas pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah di MTs. Negeri Kendal. Kajiannya dilatar belakangi oleh siswa-siswa yang bermasalah, seperti yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta setting/background keluarga siswa, yang sangat mempengaruhi prestasi belajar mereka di sekolah. Anak- anak yang memiliki permasalahan lingkungan keluarga (ibunya bekerja di luar negeri sebagai TKW), pergaulan dan ekonomi sering mengalami stress yang berlebihan sehingga akan membuat mereka tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: apakah ada pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah di MTs. Negeri Kendal? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di MTs. Negeri Kendal yang dijadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan data. Datanya diperoleh dengan cara angket dan dokumentasi. Semua data dianalisis menggunakan teknik analisis data. Dan diambil dari uji linieritas regresi dan uji regresi. Kajian ini menunjukkan bahwa dari data uji hipotesis terdapat adanya pengaruh positif antara layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal. Semakin baik pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, maka akan harmonis hubungan antara pembimbing dan peserta didik. melalui uji hubungan antara variabel layanan bimbingan dan koseling dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah diperoleh indeks korelasi r = 0,52755. Berarti signifikan artinya hipotesis di terima, karena pada taraf signifikan 5%. Artinya 52% bahwa ada pengaruh positif dari layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah. Dari hasil temuan tersebut dapat memberikan acuan bagi MTs. Negeri Kendal dalam memperbaiki layanan bimbingan dan konseling.
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ida Maslikah
NIM
: 073311030
Jurusan / Program Studi
: Kependidikan Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 16 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Ida Maslikah NIM. 073311030
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta inayah-Nya Dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada nabi Muhammad Rasulullah SAW, yang dengan keteladanan, keberanian dan kesabarannya membawa risalah Islamiyah yang sampai sekarang telah mengangkat derajat manusia dan bisa kita rasakan buahnya. Skripsi berjudul Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di MTs Negeri Kendal. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana (S.1) pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, selaku dosen pembimbing I dan bapak Fatkurroji, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak Ahmad Ismail SM, M.Ag dan Bapak Musthofa Rahman, M.Ag, sebagai wali studi penulis yang turut memberi masukan dan arahan selama belajar di kampus. 4. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
vii
5. Bapak Drs. H. Asroni, M.Ag, selaku Kepala Sekolah MTs. Negeri Kendal yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 6. Bapak Casmito, S. Pd, selaku wakil kepala sekolah dan waka kurikulum yang memberikan pengarahan penelitian di MTs. Negeri Kendal sehingga penilitian berjalan lancar. 7. Ibu Rozikoh, S.Pd selaku guru pembimbing kelas VIII di MTs. Negeri beserta guru yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini. 8. Ayahanda Bapak Abdul Chamid, S.Pd.I dan Ibunda Siti Mahmudah tercinta yang rela ikhlas mendo’akan dan merestui penulis selama menuntut ilmu sehingga memudahkan dalam menjalaninya, serta telah memberikan materi yang tiada henti tanpa mengharap balasan. 9. Saudari-saudariku (Siti Puji Hastuti dan Lina Fadliyah) yang saya sayangi kalianlah yang selalu memberikan banyak inspirasi dan membuat saya terus tanpa henti untuk memberikan yang terbaik. 10. Ikhwan-akhwat seperjuangan di HMJ-KI 2007 semuanya yang menggulirkan semangat untuk tetap pada konsistensi idealisme dalam perjuangan dan terima kasih atas segala bantuan dan motivasinya. 11. Sahabat-sahabatku dalam perjuangan di kelas khususnya jurusan KI angkatan 2007, PPL di SMP Hidayatullah Banyumanik Semarang 2010, dan KKN di posko 60 Pakisan Patean Kendal 2011 yang selalu membantu banyak hal bahkan memberi motivasi dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini. Serta ikhwan-akhwat yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis berdo’a semoga semua amal dan jasa baik dari semua pihak dapat pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan dalam berkarya dikemudian hari.
Semarang, 16 Juni 2011 Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN.....................................................................
ii
PENGESAHAN ..........................................................................................
iii
NOTA PEBIMBING....................................................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka……………………………………………….8 B. Kerangka Teoritik 1. Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Bimbingan dan Konseling ........................... 9 b. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling................... . 11 c. Asas-asas Bimbingan dan Konseling........................... . 12 d. Fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling.......................15 e. Tujuan Bimbingan dan Konseling................................. 17 f. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling.........20 2. Prestasi Belajar a.Pengertian Prestasi Belajar ............................................. 22 b.Teori-teori Belajar...................................................... .... 23 c.Faktor-faktor yang Mempengaruhi.............................. .. 25
ix
d.Pendidikan Agama Islam.......................................... ..... 29 3. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling……………33 C. Rumusan Hipotesis ................................................................. 34
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................... 35 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 36 C. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................…… . 36 D. Variabel dan Indikator Penelitian…………………………….37 E. Pengumpulan Data Penelitian……………………………… . 39 F. Analisis Data Penelitian…………………………………… .. 43
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ........................... 46 B. Pengajuan Hipotesis ................................................................ 49 C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 54 D. Keterbatasan Penelitian………………………………………55
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ................................................................................. 56 B. Saran ........................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan di negara asalnya Amerika Serikat. Bermula dari banyaknya pakar pendidikan yang telah menamatkan studinya di negeri Paman Sam itu dan kembali di Indonesia dengan membawa konsep-konsep bimbingan dan konseling yang baru. Hal itu terjadi sekitar tahun 60-an. Tidak dapat dibantah bahwa para pakar pendidikan itu telah menggunakan dasar-dasar pemikiran yang diambil dari pustaka Amerika Serikat. Khusus mengenai pandangan terhadap anak didik yaitu bahwa anak didik mempunyai potensi untuk berkembang karena itu pendidikan harus memberikan situasi kondusif bagi perkembangan potensi tersebut secara optimal. Potensi yang dimaksudkan adalah potensi yang baik, yang bermanfaat bagi anak dan masyarakatnya. Pandangan itu bersumber dari aliran humanistik, yang menganggap bahwa manusia adalah unggul dan mempunyai kemampuan untuk mengatasi segala persoalan kehidupan di dunia. Manusia menjadi sentral kekuatan melalui otaknya. Karena itu pendidikan harus mengutamakan otak (kognitif dan daya nalar). Akibatnya manusia itu amat sekuler, hanya mengutamakan duniawi saja, dan mengabaikan kekuasaan Allah. Terjadilah apa yang disebut kesombongan intelektual (intellectual arrogance). Namun aspek lain yang dianggap positif adalah paham demokratis, dimana manusia dihargai harkat kemanusiaan,
mengembangkan
sikap
empati,
terbuka,
memahami,
dan
sebagainya. Sikap-sikap tersebut amat mendukung bagi kegiatan bimbingan dan konseling1. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap 1
Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabeta, 2007),
hlm. 1.
1
individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan2. Pendidikan dalam UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa dan negara.3 Pendidikan di sekolah bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif (tingkah laku dan sikap) dalam diri murid yang sedang berkembang menuju kedewasaaannya. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang (dapat) timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat bila diberikan di sekolah, supaya setiap murid akan dapat berkembang ke arah mencapai perkembangan bagi dirinya yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang pelayanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah, yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang itu4 . Bimbingan di sekolah bertujuan mendukung pendidikan dan pengajaran di sekolah. Bimbingan berusaha agar tujuan pendidikan terealisasi semaksimal mungkin pada diri tiap siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Karena itu tujuan bimbingan dan filsafat yang menjadi dasar penyelenggaraannya harus erat berkaitan dengan tujuan pendidikan dan falsafah pendidikan di lembaga itu5. Sedangkan konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
2
Priyatno dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm. 95. 3 Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), hlm. 34. 4 W. S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta:PT. Grasindo, 1991), hlm. 10-11. 5 Aryatmi Siswohardjono, Perspekktif Bimbingan Konseling dan Penerapannya di Berbagai Institusi, (Semarang: Satya Wacana, 1991), hlm. 29.
2
Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang6. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa. Hall sebagaimana dikutip dalam Liebert dkk memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa “storm and stress”. Ia menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya) kebutuhan aktualisasi diri. Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan, agar dia dapat mengaktualisasi diri secara baik. Aktualisasi diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya.7 Pertumbuhan yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan menekankan pada aspek perubahan fisik ke arah lebih maju. Dengan kata lain, istilah pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang atau tinggi badan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar dan organ tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya pertumbuhan ini mencapai titik akhir, yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu, misalnya usia lanjut, justru ada bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami penurunan dan pengurangan8. Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masamasa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain.
6
Priyatno dan Ermananti, Dasar-dasar, hlm.101. Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 68. 8 Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, hlm. 10-11. 7
3
Sebenarnya ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan terdahulu dapat diperlihatkan pada masa-masa perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru. Pada usia remaja, IQ dihitung dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan yang terdiri dari berbagai soal (hitungan, kata-kata, gambar, dan semacamnya) dan menghitung beberapa banyaknya pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar kemudian membandingkannya dengan sebuah daftar (yang dibuat berdasarkan penelitian yang terpercaya). Dengan cara itu didapatkan nilai IQ orang yang bersangkutan9. Mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek individu ini terjadi perbedaan pendapat di antara para penganut psikologi. Kelompok psikometrika radikal berpendapat bahwa perkembangan intelektual individu sekitar 90% ditentukan oleh faktor hereditas dan pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya memberikan bukti bahwa individu yang memiliki hereditas intelektual unggul, pengembangannya sangat mudah meskipun dengan intervensi lingkungan yang tidak maksimal. Adapun individu yang memiliki hereditas lingkungan sulit dilakukan meskipun sudah secara maksimal. Sebaliknya, kelompok penganut pedagogis radikal amat yakin bahwa intervensi lingkungan, termasuk pendidikan, justru memiliki andil sekitar 80-85%, sedangkan
hereditas
hanya
memberikan
kontribusi
15-20%
terhadap
perkembangan intelektual individu10. Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri atas tiga jenis, yaitu (1) kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, (2) mengetahui atau menggunakan konsep yang abstrak secara efektif, (3) mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi juga merupakan kemampuan psikologi fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan secara cepat. Dengan demikian, intelegensi bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus 9
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan, hlm. 48-49. Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi., hlm. 33.
10
4
diakui bahwa peran otak dalam kaitannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari peran organ-organ tubuh lainnya, mengingat otak merupakan “menara pengontrol” hampir semua aktivitas manusia. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan dari hasil belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil dari siswa yang mempunyai tingkat rendah. Meskipun demikian, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajar. Hal ini disebabkan karena belajar merupakan proses yang komplek dengan faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan salah satu faktor yang lain. Siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang normal, dapat berhasil dengan baik dalam belajar, apabila yang bersangkutan belajar secara baik. Sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi rendah, perlu dididik di lembaga-lembaga pendidikan khusus seperti Sekolah Luar Biasa (SLB).11 Permasalahan yang banyak terjadi di MTs Negeri Kendal adalah permasalahan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta setting/background keluarga siswa, yang sangat mempengaruhi prestasi belajar mereka di sekolah. Anak- anak yang memiliki permasalahan lingkungan keluarga (ibunya bekerja di luar negeri sebagai TKW), pergaulan dan ekonomi sering mengalami stress yang berlebihan sehingga akan membuat mereka tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Seperti yang terjadi pada siswa kelas VIII ini, tidak disiplin dan sering membolos, sehingga membuat dia hampir di keluarkan dari sekolah. Kemudian lingkungan sekolah dan masyarakat, dimana siswa-siswi beradaptasi. Jika seorang anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekolah dan masyarakat, maka ia tidak akan diterima dengan baik. Namun berkat bimbingan-bimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah membuat dia berubah menjadi disiplin, tidak membolos dan menaati peraturan yang ada. Maka dari itu, dalam kaitan pentingnya kecerdasan intelektual pada diri siswa sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam peningkatan prestasi 11
Tohirin. MS, Psikologi Pembelajaran Pendididkan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, hlm. 128-129.
5
belajarnya, maka bimbingan dan konseling diperlukan dalam rangka mengetahui potensi dan bakat peserta didik. Sehingga dalam penyusunan proposal ini penulis ingin mengkaji mengenai: Pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan kenyataan di lapangan seperti tersebut di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Adakah pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs. Negeri Kendal. Dari hasil penelitian ini diharapkan oleh peneliti agar bermanfaat lebih lanjut diantaranya: 1. Teoritis a. Bagi Umum Sebagai sumbangan pemikiran untuk pengetahuan tentang pelayanan bimbingan konseling bagi peserta didik di MTs Negeri Kendal Tahun Ajaran 2010-2011 b. Untuk Bimbingan Konseling Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan baik perkembangan teori bimbingan dan konseling untuk memperkuat teori dengan berdasarkan empiris
6
2. Praktis a. Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai bahan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya tentang layanan bimbingan dan konseling peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik dan dapat meraih prestasi yang diharapkan b. Bagi Pendidik Dapat
membantu
guru pembimbing dalam
memberikan
layanan
bimbingan konseling untuk membekali peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar c. Bagi Peserta Didik Akan memberikan banyak keuntungan yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peserta didik tentang
bimbingan konseling serta dapat
meningkatkan prestasi belajarnya
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka Kajian pustaka ini akan dideskripsikan dengan beberapa penelitian yang ada relevansinya dengan judul skripsi yang diteliti diantaranya: 1. Dalam skripsi yang berjudul Hubungan pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan kemampuan mengatasi kesulitan belajar peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang tahun pelajaran 2009/2010. Disusun oleh Arif hidayat (3105042) Dalam penelitian ini membahas tentang: Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan konseling di SMP islam Hidayatullah semarang tahun Ajaran 2009/ 2010, dan Keadaan kemampuan peserta didik dalam mengatasi kesulitan peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang 2. Skripsi yang berjudul Pengaruh layanan bimbingan konseling
terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa di MTs Salafiyah Kalimas Randudongkal Pemalang. Disusun oleh Daniatur Rosyidah (3105384) dalam penelitian ini membahas tentang
Adakah pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap
meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Salafiyah kalimas Randudongkal Pemalang 3. Skripsi tantang Manajemen layanan dan bimbingan konseling di sekolah dasar Islam al-Azhar 25 Semarang. Sudargono (3103261) dalam penelitian ini membahas tantang Bagaimana manajemen layanan bimbingan dan SD Islam alAzhar 25 Semarang,
apa daya dukung manajemen layanan bimbingan dan
konseling di SD Islam al-Azhar 25 Semarang
dan Apa kendala, dan upaya
pemecahan problematika layanan bimbingan dan konseling di SD Islam al-Azhar 25 Semarang. Dari tiga penelitian di atas ada kesamaan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling. Akan tetapi, yang menjadikan penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini penulis membahas tentang
8
seberapa besar pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik untuk mata pelajaran pendidikan agama islam.
B. Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling a) Pengertian Bimbingan Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata kerja “to guidance” yang mempunyai arti “menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu”. Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of Education 1955, yang menyatakan: Guidance is a process of helping individual through their own effort to discover and develop their potentialities both for personal happiness and social usefulness Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Menurut Moh Surya di dalam bukunya Hallen A yang berjudul bimbingan dan konseling, mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut: ...bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.1 Dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, yang berjudul proses bimbingan dan konseling di sekolah, Moh. Surya, mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri,
1
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 3-5.
9
dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dari lingkungan.2 Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang diberikan oleh konselor kepada konseli baik secara individu ataupun secara kelompok untuk mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. b) Pengertian Konseling Istilah Konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to give advice” (Horn by:1958: 246). Atau memberi saran dan nasihat. Beberapa definisi konseling yang dikemukakan para ahli. Rogers (1942) mengemukakan sebagai berikut: Counseling is a series of direct contacts with individual which aims to offer him assistance in changing his attitude and behavior Konseling adalah serangkai hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya. Mortenson dan Schmuller dalam bukunya Guidance in Today’s Schools (1976) menyatakan: Counseling may, therefore, be defined an person process in which one person is helped by another to increase in understanding and ability to meet his problems.3 Konseling mungkin, karena itu, didefinisikan orang untuk proses orang dimana satu orang dibantu oleh lain untuk peningkatan pemahaman dan kemampuan untuk memenuhi masalahnya. Pakar lain mengungkapkan bahwa konseling itu merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.4
2
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 2. 3 Hallen A., Bimbingan, hlm. 9-11. 4 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan., hlm. 5.
10
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli dalam memperbaiki hal-hal yang dilakukan di masa yang akan datang. 2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling a) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan: (1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi. (2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dengan tingkah laku individu yang unik dan dinamis. (3) Bimbingan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu. (4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya. b) Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu (1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu. (2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling. c) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan (1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik. (2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, d an kondisi lembaga.
11
(3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi5. d) Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan (1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri
dalam
menghadapi permasalahannya. (2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain. (3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. (4) Kerjasama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat menentukan hasil pelayanan bimbingan. (5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.6 3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling a) Asas Kerahasiaan Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan konseling. Jika asas ini benar-benar dijalankan maka para penyelenggara bimbingan dan konseling di sekolah akan mendapat kepercayaan dari para siswa dan pelayanan bimbingan dan konseling akan dimanfaatkan secara baik oleh siswa.7 b) Asas Kesukarelaan Jika asas kesukarelaan memang benar-benar telah tertanam pada diri (calon) terbimbing/konseli atau klien, dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan. Kesukarelaan tidak hanya dituntut pada 5
Hallen A., Bimbingan, hlm. 64. Hallen A, Bimbingan, hlm. 64-65. 7 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 14. 6
12
diri (calon) terbimbing/ konseli atau klien saja, tetapi juga hendaknya berkembang pada diri pembimbing/ konselor. Para penyelenggara bimbingan dan konseling hendaknya mampu menghilangkan rasa bahwa tugas ke-BK-annya itu merupakan sesuatu yang memaksa diri mereka. Lebih disukai lagi apabila para petugas itu merasa terpanggil untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. c) Asas Keterbukaan Keterbukaan ini bukan hanya sekedar berarti “bersedia menerima saransaran dari luar” tetapi dalam hal ini lebih penting masing-masing yang bersangkutan bersedia membukakan diri untuk konseling. Perlu diperhatikan bahwa keterbukaan hanya akan terjadi bila, klien (konseli) tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan yang mestinya diterapkan oleh konselor. Untuk keterbukaan klien (konseli), konselor harus terus menerus membina suasana hubungan konseling sedemikian rupa sehingga klien (konseli) yakin bahwa konselor juga bersikap terbuka dan yakin bahwa asas kerahasiaan memang terselenggarakan.
Kesukarelaan
klien
tentu
saja
menjadi
dasar
bagi
keterbukaannya. d) Asas Kekinian Masalah klien (konseli) yang langsung ditanggulangi melalui upaya bimbingan dan konseling ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan kini (sekarang), bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di masa mendatang. Dalam usaha yang bersifat pencegahan pun, pada dasarnya pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang sehingga kemungkinan yang kurang baik di masa datang dapat dihindari. e) Asas Kemandirian Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si terbimbing (konseli) dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor. Kemandirian haruslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan peranan klien (konseli) dalam kehidupannya sehari-hari. Kemandirian sebagai
13
hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien (konseli)8. f) Asas Kegiatan Asas kegiatan ini merujuk pada pola konseling “multidimensional” yang tidak hanya mengandalkan transaksi verbal antara klien (konseli) dan konselor. Dalam konseling yang berdimensi verbal pun asas kegiatan masih harus terselenggara, yaitu klien (konseli) aktif menjalani proses konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling. g) Asas Kedinamisan Upaya pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri individu yang dibimbing, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan ini tidaklah sekedar mengulang-ulang hal-hal yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke sesuatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju. h) Asas Keterpaduan Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien (konseli) dan aspek-aspek lingkungan klien (konseli), serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien (konseli). Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling. i) Asas Keahlian Asas keahlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling), juga kepada pengalaman. Teori dan praktik bimbingan dan konseling perlu dipadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktik konseling secara baik9. j) Asas Alih Tangan Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan konseling (konselor) sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk 8 9
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 15. Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmuwati, Proses Bimbingan, hlm. 16.
14
membantu klien (konseli) belum dapat terbantu sebagaimana diharapkan maka petugas itu mengalihtangankan klien (konseli) tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. k) Asas Tut Wuri Handayani Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah dan menghadap pembimbing saja, namun diluar hubungan kerja ke-BK-an pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya.10 4. Fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling a) Fungsi Pencegahan Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini yang bertujuan untuk mencegah terhadap timbulnya masalah adalah: (1) Layanan Orientasi Program ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal lingkungan sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar mengajar (selama menjadi siswa di sekolah dan madrasah yang bersangkutan). (2) Layanan Pengumpulan Data Melalui program ini akan diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat tentang siswa, sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang siswa11. (3) Layanan Kegiatan Kelompok Melalui program ini diharapkan siswa memperoleh pemahaman diri secara lebih baik. Selain itu juga meningkatkan pemahaman lingkungan dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat. 10
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 16-19. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 39-43. 11
15
(4) Layanan Bimbingan Karier Program ini diberikan kepada individu (siswa) sebelum ia memangku karier tertentu kelak setelah tamat sekolah. b) Fungsi Pemahaman (1) Pemahaman tentang Klien Pemahaman tentang diri klien harus secara komprehensif yang berkenaan dengan latar belakang pribadi, kekuatan dan kelemahannya, serta kondisi lingkungannya. (2) Pemahaman tentang Masalah Klien Pemahaman terhadap masalah klien menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya dengan masalah lain, sebab-sebabnya dan kemungkinan-kemungkinan dampaknya apabila tidak segera dipecahkan. (3) Pemahaman tentang Lingkungan Lingkungan bisa dikonsepsikan segala sesuatu yang ada di sekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individu tersebut seperti keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi dan sosio emosional keluarga, keadaan hubungan antar tetangga, teman sebaya, dan lain sebagainya. c) Fungsi Pengentasan Masalah yang dialami siswa juga merupakan suatu keadaan yang tidak disukainya. Oleh sebab itu, ia harus dientas atau diangkat dari keadaan yang tidak disukainya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan melalui pelayanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan upaya pengentasan. d) Fungsi Pemeliharaan Fungsi pemeliharaan bukan sekedar mempertahankan agar hal-hal yang telah disebutkan di atas tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula, melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah lebih baik dan berkembang12.
12
Tohirin, Bimbingan, hlm. 44-47.
16
e) Fungsi Penyaluran Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan ke arah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. f) Fungsi Penyesuaian Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya (terutama lingkungan sekolah dan madrasah bagi para siswa). g) Fungsi Pengembangan Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada para siswa untuk membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah. h) Fungsi Perbaikan Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi siswa. i) Fungsi Advokasi Layanan bimbingan duyhan konseling melalui fungsi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.13 5. Tujuan Bimbingan dan Konseling Sebagaimana yang telah dijelaskan pada uraian terdahulu bahwa bimbingan dan konseling menempati bidan pelayanan pribadi dalam keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa Prayitno mengatakan, di dalam bukunya Hallen yang berjudul bimbingan dan konseling, bahwa “dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”.
13
Tohirin, Bimbingan, hlm. 47-50.
17
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai manusia yang normal di dalam setiap diri individu selain memiliki hal-hal yang positif tentu ada yang negatif. Pribadi yang sehat ialah apabila ia mampu menerima dirinya sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan penerimaan dirinya itu. Jika seorang peserta didik mengenal diri kurang berprestasi dibandingkan kawan-kawannya, maka hendaknya dia tidak menjadi putus asa, rendah diri dan lain sebagainya, melainkan justru itu hendaknya ia harus lebih mengenal diminatinya. Sebaliknya bagi mereka yang tahu dirinya dalam satu hal lebih baik dari kawan-kawannya, hendaklah ia tidak sombong atau berhenti berusaha. Demikian juga ia menemukan keadaan jasmani dan rohani yang kurang menguntungkan hendaknya tidak menjadi alasan untuk bersedih hati, merasa rendah diri dan sebagainya. Karena Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya dan adanya kelebihan seseorang dari yang lain mempunyai maksud-maksud tertentu. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta mengenal lingkungannya secara obyektif, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya sangat erat dengan nilai-nilai dan norma-norma maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Pengenalan lingkungan yang meliputi keluarga, sekolah dan lingkungan alam dan masyarakat sekitar serta lingkungan yang lebih luas diharapkan dapat menunjang proses penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan dimana ia berada dan dapat memanfaatkan kondisi lingkungan itu secara optimal untuk mengembangkan diri secara mantap berkelanjutan. Sebagaimana halnya dengan pengenalan diri, individu juga harus mampu menerima lingkungannya sebagaimana adanya. Hal ini tidak mengandung arti bahwa seseorang individu itu harus “nrimo” atau tunduk saja terhadap kondisi lingkungan, melainkan individu dituntut untuk mampu bersikap positif terhadap lingkungan itu. Lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya, jangan sampai membuat individu itu berputus asa, melainkan menerimanya secara wajar
18
dan berusaha untuk memperbaikinya. Dengan kata lain, individu yang mempunyai pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya14. Dalam bukunya Hallen A yang berjudul bimbingan dan konseling, Moh. Surya menjelaskan bahwa perpaduan yang tepat dan serasi antara unsur-unsur lingkungan akan dapat membawa keuntungan pribadi dan unsur-unsur lingkungan timbal balik antara individu dan lingkungannya. Sedangkan Prayitno mengatakan dalam bukunya Hallen A bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier maupun bidang budaya, keluarga dan masyarakat. Melalui perencanaan masa depan ini individu diharapkan mampu mewujudkan dirinya sendiri dengan bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Perwujudan diri ini diharapkan terlaksana tanpa paksaan dan tanpa ketergantungan pada orang lain. Dan perlu pula diingat bahwa perwujudan ini haruslah sejalan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apabila kemampuan mewujudkan diri ini benar-benar telah ada pada diri seseorang, maka akan mampu berdiri sendiri sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap. Individu yang seperti itu akan terhindar dari keragu-raguan dan ketakutan serta penuh dengan hal-hal yang positif dalam dirinya seperti kreatifitas, sportifitas dan lain sebagainya serta mampu mengatasi masalah-masalah sendiri.15 Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah merencanakan masa depan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dan agar mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
14 15
Hallen A, Bimbingan , hlm. 57-58. Hallen A, Bimbingan, hlm. 58-59
19
6. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling a) Pelayanan Orientasi Sekolah Pelayanan oerientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di lingkungan baru. b) Pelayanan Informasi Pelayanan informasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki konseli, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli di lingkungan yang baru. c) Pelayanan Penempatan dan Penyaluran Pelayanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan kurikuler atau ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya. d) Pelayanan Pembelajaran Pelayanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/koseli) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar lainnya. e) Pelayanan Konseling Perorangan (Individual) Pelayanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan pelayanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang diterimanya.
20
f) Pelayanan Bimbingan Kelompok Pelayanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan, bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik (konseli) secara bersamasama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari guru pembimbing/konselor) dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan /atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan /atau tindakan tertentu16. g) Layanan Konseling Kelompok Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan. Konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. h) Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Aplikasi
instrumentasi
bimbingan
dan
konseling,
yaitu
kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (klien/konseli), keterangan tentang lingkungan peserta didik (klien/konseli), dan “lingkungan yang lebih luas”. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes. i) Himpunan Data Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien/konseli). Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, sifatnya tertutup. j) Konferensi Kasus Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien/konseli) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan 16
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 56-74.
21
dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup17. k) Kunjungan Rumah Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
memperoleh
data,
keterangan,
kemudahan,
dan
komitmen
bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarganya. l) Alih Tangan Kasus Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien/konseli) dengan pemindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.18
C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu kata ”prestasi” dan “belajar”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang tealah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).19 Belajar adalah key term, “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajarpun
17
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm.77 -78 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan, hlm. 78-92. 19 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar BI, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 83. 18
22
diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.20 Prestasi belajar merupakan hasil yang berupa kesan-kesan akibat adanya perubahan dalam diri individu dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Perubahan yang dicapai dapat berbentuk kecakapan, tingkah laku, ataupun kemampuan yang merupakan akibat dari proses belajar yang dapat bertahan dalam kurun waktu tertentu. Dalam konteks ini, prestasi belajar merupakan hasil nyata (riil) dari proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan peserta didik dengan materi pembelajaran. Dalam melakukan aktifitas belajar, tentunya siswa memiliki tujuan dan kegiatan yang diikutinya tersebut. Prestasi belajar yang tinggi merupakan tujuan dan akibat dari kegiatan belajar yang maksimal atau sebaliknya. Kelengkapan fasilitas belajar memberikan pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang fasilitas belajarnya lengkap, prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Ternyata pula, siswa yang aktivitas belajarnya tinggi, prestasi belajarnya lebih tinggi daripada siswa yang aktivitas belajarnya rendah. Oleh sebab itu aktivitas belajar aktif dan dukungan fasilitas yang lengkap akan berpengaruh positif dan berarti terhadap prestasi siswa.21 Jadi prestasi belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. 2. Teori-teori Belajar a) Teori Gestalt Teori ini dikemukakan Loeh Kofka dan Kohler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenar di seluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dalam hukum dalam belajar yaitu: (1) Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya, (2) Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya. Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 59. Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2010), hlm. 225-228. 21
23
problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. b) Teori Belajar Menurut J. Bruner Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah22. c) Teori Belajar Peaget Pendapat Peaget mengenai perkembangan proses belajar anak-anak adalah sebagai berikut: (1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. (2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak. (3) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak. (4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: -Kemasakan -Pengalaman -Interaksi sosial -Equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental). (5) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu: -Berpikir secara institutive kurang lebih 4 tahun -Beroperasi secara konkret kurang lebih 7 tahun -Beroperasi secara formal kurang lebih 11 tahun d) Teori dari R. Gagne Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
22
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 8.
24
(1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; (2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. e) Purposeful Learning Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang: (1) dilakukan siswa sendiri tanpa pemerintah atau bimbingan orang lain; (2) dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajarmengajar di sekolah.23 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi 1. Faktor-faktor Intern a) Faktor Jasmaniah (1) Faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya/bebas dari penyakit. (2) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. b) Faktor Psikologis (1) Intelegensi Menurut J. P Chaplin, intelegensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam
situasi
yang
baru
dengan
cepat
dan
efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, megetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. (2) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. 23
Slameto, Belajar, hlm. 9-15.
25
(3) Minat Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “ interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Minat adalah kecenderungan yang tetapa untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang24. (4) Bakat Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. (5) Motif James Drever memberikan pengertian tentang motif sebagai berikut: “Motive is an effective-consctive factor whichoperates in determining the direction of an individual’s behavior towards an end or goal, consioustly apprehended or unconsioustly.” Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab
berbuat
adalah
motif
itu
sendiri
sebagai
daya
penggerak/pendorongnya. (6) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertubuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. (7) Kesiapan Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya kan lebih baik.
24
Slameto, Belajar, hlm. 54-58.
26
c) Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis)25. 2. Faktor-faktor Ekstern a) Faktor Keluarga (1) Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. (2) Relasi Antar anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. (3) Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. (4) Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi kelurga erat hubungannya dengan belajar anak. (5) Pengertian Orang Tua Anak belajar perlu dorongan dean pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. (6) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar26. b) Faktor Sekolah (1) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.
25 26
Slameto, Belajar, hlm. 58-61. Slameto, Belajar, hlm. 61-67.
27
(2) Kurikulum Kurikulum diartiakan sebagi sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. (3) Relasi Guru dan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru guru dengan siswa. (4) Relasi Siswa dengan Siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. (5) Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar27. (6) Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. (7) Waktu Sekolah Waktu sekolah ialah waktunya terjadi proses belajr mengajar di sekolah. (8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. (9) Keadaan Gedung Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewas ini harus memadai di dalam setiap kelas. (10) Metode Belajar Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu.
27
Slameto, Belajar, hlm. 68-69.
28
(11) Tugas Rumah Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu belajar di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kehiatan yang lain28. c) Faktor Masyarakat (1) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. (2) Mass Media Masa media yang baik memberi pengaruh yng baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. (3) Teman Bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. (4) Bentuk kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh gorang yang tidak terpelajar29. 4. Pendidikan Agama Islam Sebelum membahas tentang pengertian pendidikan Islam, terlebih dahulu membahas mengenai pendidikan. Secara umum, pendidikan sesungguhnya asecara sempit-terbatas. Pengertian pendidikan secara luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian pendidikan secara sempit atau sederhana
adalah
persekolahan.
Pendidikan
adalah
pengajaran
yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam perspektif ke-Indonesiaan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki 28 29
Slameto, Belajar, hlm. 69-70. Slameto, Belajar, hlm. 71-72.
29
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.30 Mata pelajaran agama Islam yang ada di MTs atau di SMP Islam ada empat macam, yaitu al-Qur’an hadits, akidah akhlak, fiqh, dan sejarah kel budayaan Islam atau SKI. al-Qur’an adalah Kitab Suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT Tuhan Seru Sekalian Alam kepada junjungan Nabi Besar dan Rasul terakhir Muhammad saw melalui malaikat Jibril, untuk diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti. al-Qur’an adalah Kitab Suci terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi Kitab Suci yang akan diturunkan oleh Allah SWT, oleh karenanya al-Qur’an adalah petunjuk paling lengkap bagi umat manusia sejak turunnya al-Qur’an 15 abad yang lalu dan akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman pada saat ini maupun untuk masa yang akan datang sampai dengan datangnya hari kiamat nanti.31 Sedangkan hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW. baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum atau ketentuan-ketentuan Allah yang disyariatkan kepada manusia. Selain itu tidak bisa dikatakan hadits. Ini berarti bahwa ahli ushul membedakan diri Muhammad sebagai rasul dan sebagai manusia biasa. Yang dikatakan hadits adalah sesuatu yang berkaiatan dengan misi dan ajaran Allah yang diemban oleh Muhammad SAW. sebagai Rasulullah. Inipun, menurut mereka harus berupa ucapan dan perbuatan beliau serta ketetapan-ketetapannya. Sedangkan kebiasaan-kebiasaan, tata cara berpakaian, cara tidur dan sejenisnya merupakan kebiasaan manusia dan sifat ke-manusiaan tidak dapat dikategorikan sebagai hadits.32
30
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), hlm. 29-31. 31 Wisnu Arya Wardana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 46-47. 32 Munzier Suparta, Ilmu Hadits, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 4.
30
Akidah menurut bahasa adalah ikatan. Akidah menurut istilah adalah beberapa urusan yang harus dibenarkan oleh hati yang mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan, dan tidak tercampur sedikit pun dengan keraguan. Islam mengajarkan kepada umatnya agar berakidah yang mantap, sepenuh hati dan tidak ada keraguan sedikit pun atau setengah-setengah. Orang yang memilih akidah kuat akan tenteram hatinya karena memiliki pedoman hidup yang jelas. Hal ini dijelaskan Allah dalam Surah Fussilat ayat 30:
¨βÎ) šÏ%©!$# (#θä9$s% $oΨš/u‘ ª!$# §ΝèO (#θßϑ≈s)tFó™$# ãΑ¨”t∴tGs? ÞΟÎγøŠn=tæ èπx6Í×‾≈n=yϑø9$# āωr& (#θèù$sƒrB Ÿωuρ (#θçΡt“øtrB (#ρãϱ÷0r&uρ Ïπ¨Ψpgø:$$Î/ ÉL©9$# óΟçFΖä. šχρ߉tãθè? ∩⊂⊃∪ Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (Q.S. Fussilat[41]: 30).33 Dari Sufyan as-Saqafi bahwa seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku suatu perintah dalam Islam, tanyakan
kepada
seseorang
setelah
Anda.”
yang tidak akan aku
Rasulullah
saw.
bersabda,
”Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah SWT kemudian beristiqamahlah.” Aku bertanya, “Apa yang aku jaga?” Rasulullah saw, mengisyaratkan kepada lisannya. (HR Muslim, at-Tirmizi, dan an-Nasa’i)34 Akhlak menurut bahasa dari bahasa Arab, jamak dari kata “khuluqun” yang artinya kejadian, Akhlak berhubungan dengan “khaliq” yang berarti Pencipta dan kata “Makhluq” yang berarti diciptakan. Sedangkan akhlak istilah adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Akhlak merupakan sifat yang dekat hubungannya dengan
33
H. Fadhlu Abdurrahman bi Fadhli, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: AlHikmah, 2007), hlm. 48. 34 Usamah ‘Abdul Kari mar-Rifa’I, At-Tafsirul Wajiz li Kitabillahil ‘Aziz, (Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm. 481.
31
iman. Baik buruknya akhlak menjadi salah satu syarat sempurna atau tidaknya keimanan seseorang. Orang yang beriman kepada Allah akan membenarkan dengan seyakin-yakinnya akan keesaaan Allah, meyakini bahwa Allah mempunyai sifat dengan segala sifat kesempurnaan atau menyerupai sifat kesempurnaan atau menyerupai sifat makhluk ciptaan-Nya.35 Kata fiqh secara arti kata berarti : “paham yang mendalam“. Semua kata “fa qa ha” yang terdapat dalam al-Qur’an mengandung arti ini. Umpamanya firman Allah dalm surat al-Taubah :122 :
Ÿ
ωöθn=sù txtΡ ÏΒ Èe≅ä. 7πs%öÏù öΝåκ÷]ÏiΒ ×πxÍ←!$sÛ (#θßγ¤)xtGuŠÏj9 ’Îû ǃÏe$!$# …
Artinya : “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama...” Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas r.a. memberikan penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi saw. tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi saw. berangkat ke suatu ghazwah.36 Bila “paham” dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriyah, maka fiqh berarti paham yang menyampaikan ilmu zhahir kepada ilmu batin. Karena itulah al-Tirmidzi menyebutkan “Fiqh” tentang sesuatu” berarti mengetahui batinnya sampai kepada kedalamannya.37 Sejarah Kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Dengan mempelajari sejarah, generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu. Dari proses itu dapat diambil banyak pelajaran, sisi-sisi mana yang perlu dikembangkan dan sisi-sisi mana yang tidak
35
Usamah ‘Abdul Kari mar-Rifa’I, At-Tafsirul, hlm. 34-35. H. Fadhlu Abdurrahman bi Fadhli, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: AlHikmah, 2007), hlm. 206 37 Amir Syarufuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 4-5. 36
32
perlu dikembangkan. Keteladanan dari tokoh-tokoh/pelaku sejarah inilah yang ingin ditransformasikan kepada generasi muda, di samping nilai informasi sejarah pentingnya. Kendatipun demikian penting materi sejarah bagi pengembangan kepribadian suatu bangsa, namun dalam realitasnya sering kurang disadari, sehingga mata pelajaran sejarah kurang diminati. Mata pelajaran sejarah justru hanya dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap, baik oleh siswa maupun oleh guru. Ini terbukti dengan jam pelajaran untuk Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di sekolah.38 Keempat mata pelajaran di atas berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dapat berubah atas usaha dirinya sendiri dan beberapa faktor pendukung di sekitarnya baik intern maupun ekstern.
D. Pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa; agar yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku39. Sedangkan konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan masalahnya berdasarkan penentuannya sendiri40. Prestasi belajar merupakan hasil yang berupa kesan-kesan akibat adanya perubahan dalam diri individu dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Perubahan yang dicapai dapat berbentuk kecakapan, tingkah laku, ataupun kemampuan yang 38
Fattah Syukur. NC., Sejarah Peradapan Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 8. 39 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 2. 40 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 22-23.
33
merupakan akibat dari proses belajar yang dapat bertahan dalam kurun waktu tertentu41. Jadi layanan bimbingan dan konseling mempengaruhi peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah. Karena pembimbing atau konselor memberikan bantuan seperti pengarahan kepada peserta didik yang tidak menaati peraturan sekolah untuk menaati peraturan yang ada, untuk belajar lebih rajin agar prestasinya dapat meningkat.
E. Rumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan42. Setelah menelaah berbagai sumber maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: “Ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal.” Dalam pengujian hipotesis ini, jika tidak ada pengaruh antara layanan bimbingan dan konseling dengan tingkat prestasi belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam, maka Ho diterima atau Ha ditolak. Dan sebaliknya jika bimbingan dan konseling mempunyai pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam, artinya Ho ditolak atau ha diterima. Dengan kata lain bahwa hipotesis observasi (Ha) diterima. Tetapi apabila r-xy (r-hitung) lebih kecil dari pada r-tabel, maka dinyatakan tidak ada pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, dengan kata lain hipotesis observasi (Ha) ditolak.
41
Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2010), hlm. 225. 42 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 96.
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada satu atau lebih faktor lain. Dalam hal ini adalah regresi antara layanan bimbingan dan konseling
terhadap peningkatan prestasi belajar
peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, artinya penelitian yang berdasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik di suatu variabel untuk dikaji secara terpisah, kemudian dipengaruhkan. Metode ilmiah memiliki peranan penting dalam penelitian. Penggunaan metode yang sesuai berarti menentukan hasil penelitian yang tepat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan mengukur besar pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar peserta didik. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar pendidikan agama islam/PAI peserta didik, penelitian dirancang sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) X:
Bimbingan
Variabel Terikat (Y)
Uji
dan Y: Prestasi Belajar PAI
Konseling Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas VIII di MTs Negeri Kendal Tahun Ajaran 2010-2011.
34
35
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di MTs Negeri Kendal kelas VIII mulai tanggal 23 Februari sampai dengan 31 Maret 2011 semester II tahun pelajaran 2010/2011.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek. Populasi yang kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 290 terbagi menjadi 7 kelas (dari A-G). Tabel 2.1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa Per kelas 1 VIII A 42 2 VIII B 41 3 VIII C 42 4 VIII D 41 5 VIII E 42 6 VIII F 40 7 VIII G 42 Jumlah Keseluruhan 290 Populasi Penelitian Sumber: guru bimbingan dan konseling kelas VIII di MTs Negeri Kendal 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti2. Sedangkan menurut Prof. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan. Sampel adalah kelompok kecil bagian dari target populasi yang mewakili populasi dan secara riil diteliti3.
1
Sugiyono, Metode, hlm. 11. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 131. 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 266. 2
36
3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling. Teknik pengambilan sampel ini memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional4. Tabel 2.2 Sampel Penelitian Kelas Jumlah Sampel Per kelas 1 VIII A 2 VIII B 2 3 VIII C 4 VIII D 5 VIII E 10 6 VIII F 2 7 VIII G 3 Jumlah Keseluruhan 17 Sampel Penelitian Sumber: guru bimbingan dan konseling kelas VIII di MTs Negeri Kendal No
Dari hasil sampel penelitian yang mendekati 16 siswa yaitu 6% dari 290 = 17, 4 D. Variabel dan Indikator Penelitian 1. Variabel dan Indikator Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu:
4
Sugiyono, Metode , hlm. 120.
37
Variabel dan Indikator a.
Variabel independen yaitu variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor antecedent. Dalam SEM (Struktural Equation Modeling /Pemodelan Persamaan Struktural, variabel independennya disebut variabel eksogen.5 Tabel 1.1 Bimbingan dan Konseling Variabel
Indikator
Bebas Bimbingan
•
Menemukan kepribadian diri sendiri
Konseling
•
Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
•
Merencanakan masa depan diri sendiri
•
Mengembangkan potensi diri
Mampu menyelesaikan masalah sendiri b. Variabel dependen sering disebut variabel sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Struktural Equation Modeling /Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen disebut sebagai variabel indogen.6 Tabel 1.2 Prestasi Belajar Variabel
Indikator
Terikat Prestasi
•
Nilai Pelajaran Al-Qur’an Hadits
Belajar
•
Nilai Pelajaran Akidah Akhlak
•
Nilai Pelajaran Fiqh
•
Nilai Pelajaran SKI
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data 5 6
Sugiyono, Metode, hlm. 61. Sugiyono, Metode, hlm. 61.
38
Untuk memperoleh data yang diharapkan, peneliti menggunakan metode, yaitu: a. Metode Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok dapat digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.7 Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang layanan bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta didik. Kemudian hasilnya digunakan untuk deskripsi data. Adapun kisi-kisi angket sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Variabel
Indikator
Item
Bimbingan
2.1 Menemukan kepribadian diri sendiri
1
Konseling
2.2 Menyesuaikan diri dengan 2
lingkungan 2.3 Merencanakan masa depan diri sendiri
3
2.4 Mengembangkan potensi diri 2.5
Mampu menyelesaikan
4
masalah sendiri
5
Jumlah
7
Sugiyono, Metode, hlm. 199.
5
39
b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, filem dokumenter, data yang relevan penelitian8. Metode ini terutama digunakan untuk menghimpun data mengenai prestasi belajar siswa, juga mengenai sejarah berdirinya, struktur organisasi serta keadaan siswa dan karyawan. Metode dokumentasi ditempuh untuk mengumpulkan data. Data tersebut berupa nama-nama peserta didik yang bermasalah di kelas VIII semester II di MTs Negeri Kendal. 2. Instrumen Penelitian Untuk keperluan pengukuran variabel bebas bimbingan dan konseling digunakan instrumen penelitian yaitu bimbingan dan konseling. Kemudian untuk keperluan pengukuran variabel terikat prestasi belajar digunakan instrumen penelitian yaitu prestasi belajar. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta didik. Dari kuesioner inilah yang kemudian akan diketahui layanan bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta didik yang baik dan kurang baik. Kuesioner yang digunakan berbentuk skala Likert yang bersifat langsung dan tertutup. Cara pemberian skor untuk masing-masing butir pertanyaan sebagai berikut: No. Alternatif Jawaban
8
Pemberian Skor
1
sangat setuju (SS)
5
2
setuju (S)
4
3
netral (N)
3
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 58.
40
4
tidak setuju (TS)
2
5
sangat tidak setuju (STS)
1
Layanan bimbingan dan konseling dan prestasi belajar peserta didik dapat diketahui dengan nilai rata-rata perhitungan skoring. a. Prosedur Pengembangan Instrumen Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pokok penelitian, maka kuesioner ini merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penelitian. Untuk itu langkah dan tahap penyusunan kuesioner haruslah melalui prosedur dan standar agar perangkat penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur pengembangan kuesioner dilakukan sebagai berikut: 1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, sub variabel, dan indikator. 2) Penulisan item kuesioner dan penyusunan skala. 3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman pengerjaan dan lain-lain yang diperlukan. 4) Uji coba. 5) Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban dan peninjauan saran-saran. b. Uji Instrumen Pada kuesioner bimbingan dan konseling dan prestasi belajar dilakukan uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas. 1) Validitas Sebuah
instrumen
dikatakan
valid
apabila
dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.9 Validitas empiris dapat diketahui dengan uji coba perangkat tes. Nilai hasil uji coba tes dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 168.
41
Keterangan: = koefisien korelasi tiap item = banyaknya subyek uji coba ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total ∑
= jumlah kuadrat skor item
∑
= jumlah kuadrat skor total
∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total Setelah diperoleh nilai rxy, selanjutnya dibandingkan dengan hasil r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Butir soal dikatakan valid jika
.10
2) Reliabilitas Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut.11
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), edisi revisi, hlm. 72. 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 196.
42
Keterangan: = reliabilitas instrument
= jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total = bayak item soal Rumus varians item soal yaitu:
Keterangan: N = banyaknya responden Rumus varians total:
Dengan: ∑Y = jumlah skor item ∑
= jumlah kuadrat skor item
Dan = banyaknya responden Nilai
yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r
product moment pada table dengan taraf signifikan 5%. Jika maka item tes yang diujicobakan reliable.
F. Teknik Analisis Data a. Pengujian Hipotesis 1) Uji Linieritas Regresi Langkah-langkah uji linieritas regresi: 1) Hitung jumlah kuadrat regresi (
) dengan rumus:
43
= 2) Hitung jumlah kuadrat regresi (
) dengan rumus:
3) Hitung jumlah kuadrat residu (
) dengan rumus:
4) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( rumus:
) dengan
= ) dengan
5) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( rumus:
=
6) Hitung rata-rata jumlah kuadrat residu (
7) Hitung jumlah kuadrat error (
) dengan rumus:
) dengan rumus:
8) Hitung jumlah kuadrat tuna cocok (
) dengan rumus:
9) Hitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (
) dengan
rumus: 10) Hitung rata-rata jumlah kuadrat error ( 11) Mencari nilai
).
.
12) Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau criteria uji linier, jika 13) Carilah nilai
, maka terima menggunakan tabel F.
berarti linier.
44
14) Bandingkan nilai
dengan nilai tabel F, kemudian
simpulkan: jika
, maka terima
berarti
linier.12
2) Uji Regresi Uji regresi dilakukan untuk menentukan ada tidaknya pengaruh antara variabel tingkat modalitas dengan prestasi belajar. Persamaan regresi linearnya
, dimana:
Keterangan: : prestasi belajar : bimbingan dan konseling : koefisien arah regresi linear.
12
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 200.
BAB IV LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTs. NEGERI KENDAL
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian maka pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, pengolahan data dan keputusan-keputusan uji hasil penelitian. Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab III, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket. Data dari penelitian tentang Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Di MTs Negeri Kendal yang diperoleh dari angket yang telah di berikan kepada responden sebanyak 17 peserta didik (lihat di lampiran 1) dari total peserta didik kelas VIII 290. Maka secara rinci data hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut. 1. Instrumen (angket) dan Analisis Butir Soal Instrumen Sebelum angket disebarkan kepada para responden (peserta didik) untuk memperoleh data penelitian, maka ada beberapa langkah yang harus peneliti lakukan untuk dapat menciptakan instrumen yang baik. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a.
mengadakan pembatasan materi penelitian Materi yang diujikan pada penelitian ini hanya terfokus pada bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik.
b.
Menyusun kisi-kisi Kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel di lampiran 2.
c.
Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal pada angket tersebut sudah memenuhi kualitas instrumen yang baik atau belum. Adapun alat yang digunakan
50
51
dalam pengujian analisis uji coba instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. 1) Uji Validitas Data uji validitas ini disebarkan kepada 17 peserta didik. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir angket tersebut. Data uji validitas dapat dilihat pada lampiran 3. Butir angket yang tidak valid akan di drop (dibuang) dan tidak digunakan. Sedangkan butir angket yang valid digunakan sebagai alat untuk memperolah data. Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( rhitung ) dikonsultasikan dengan harga kritik r product momen, dengan taraf signifikan 5 %. Bila harga rhitung > rtabel maka butir soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya bila harga rhitung < rtabel maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas butir soal pada lampiran 4 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Analisis Perhitungan Validitas Butir Layanan Bimbingan dan Konseling Validitas No Soal
Keterangan
rhitung
rtabel
1
0,99654
0,482
2
0,698962
Valid
3
0,885813
Valid
4
0,484429
Valid
5
0,615917
Valid
Valid
52
2) Analisis Reliabilitas Setelah uji validitas selesai dilakukan, selanjutnya adalah uji reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk diujikan kapan saja instrumen tersebut disajikan. Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga
rtabel
product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabilitas jika harga r11 >
rtabel.
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 5, koefisien reliabilitas butir soal untuk bimbingan dan konseling diperoleh r11 = 0, 67023, sedang
rtabel product moment dengan taraf signifikan 5
% dan n = 17 diperoleh
rtabel = 0,482. Karena
r11 >
rtabel artinya
koefisien reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel).
2. Data Hasil Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari angket yang disebarkan pada 17 peserta didik di MTs Negeri Kendal dapat dilihat pada lampiran 6.
53
Tabel 4. 2 Ringkasan Hasil Penelitian Tentang Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling (X) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Y) No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jumlah
Perhitungan Antara X dan Y X Y X² Y² 61,25 3751,5625 14 196 61,75 3813,0625 11 121 63 3969 11 121 63,75 4064,0625 18 324 64,75 4192,5625 18 324 63,5 4032,25 16 256 61,75 3813,0625 13 169 62 3844 15 225 63,5 4032,25 20 400 64,25 4128,0625 15 225 63,5 4032,25 18 324 65,5 4290,25 19 361 62,5 3906,25 14 196 62,75 3937,5625 16 256 62,25 3875,0625 14 196 62,75 3937,5625 20 400 62,25 3875,0625 19 361 1071 67493,875 271 4455
XY 857,5 679,25 693 1147,5 1165,5 1016 802,75 930 1270 963,75 1143 1244,5 875 1004 871,5 1255 1182,75 17101
B. Pengujian Hipotesis Analisis diatas digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah “terdapat pengaruh yang signifikan dari layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik”. Untuk membuktikan hipotesis tersebut digunakan rumus regresi satu prediktor dengan skor deviasi yang diperoleh dari data tersebut diatas. Adapun langkah pokok dalam regresi satu prediktor dengan skor deviasi ini adalah:
54
1.
Mencari hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium(Y). Korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y dapat dicari melalui teknik korelasi product moment pearson, dengan rumus:
∑
∑ 2 ∑ 2
Untuk menyelesaikan perhitungan dengan rumus tersebut maka di perlukan langkah-langkah sebagai berikut: ∑ ∑
1. ∑ ∑
∑ 17101
∑ 17101
∑ 17101 17073 ∑ 28
2. ∑ 2
2
∑
∑ 2 4455 ∑ 2 4455
2
∑
!
"
∑ 2 4455 4320,0588
∑ 2 134,9412
2 3. ∑ 2 ∑
2
∑
∑ 2 67493,875 ∑ 2 67493,875
!
∑ 2 67493,875 67473 ∑ 2 20,875
55
Dari perhitungan diatas, kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi product moment pearson sebagai berikut:
&' &' &' &'
∑ &'
(∑ & ! ∑ ' ! )
(",,)* )
√),,)** )
*",**
&' 0,52755
Berdasarkan uji hubungan antara variabel layanan bimbingan dan konseling dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik diperoleh indeks korelasi r = 0,52755 2.
Menguji apakah hubungan itu signifikan atau tidak Setelah diadakan uji korelasi dengan korelasi product moment, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan -./01 pada taraf signifikansi 5% dan 1% dengan asumsi sebagai berikut: a.
Jika 2 -./01 0,05 3.4 0,01 berarti signifikan artinya hipotesis diterima
b.
Jika 5 -./01 0,05 3.4 0,01 berarti tidak signifikan artinya hipotesis ditolak.
Dari hasil uji korelasi product momen di ketahui bahwa 0,52755 berarti signifikan artinya hipotesis di terima, karena 0,52755 2 -./01 0,482 pada taraf signifikan5%.
56
3.
Mencari persamaan regresi Untuk kita dapat mencari persamaan regresi ini menggunakan rumus: Ŷ a 8 bX dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. /
;.∑ <=> ∑ <.∑ = ;.∑ < ! > ∑ <!
/
>
/
>
/
**> !
*"*>"
,
/ 0,20749
2. . . . .
∑ =>?.∑ < ;
>,
– *,,
,
. 59,69236
Setelah diketahui . 3.4 / maka kemudian dilanjutkan dengan masuk pada rumus persamaan regresi: Ŷ a 8 bX
Ŷ 59,69236 8 0,20749 X 4.
Analisis varian garis regresi
Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara kriterium dengan prediktor dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor skor deviasi. Ŷ a 8 bX
Ŷ 59,69236 8 0,20749 X
57
Selanjutnya dimasukkan kedalam rumus A0B dihasilkan dari rumus-rumus sebagai berikut: 1. EDC0BF.G
EDC0BF.G EDC0BF.G
∑ 2 4
!
EDC0BF.G 67473
2. EDC0B F/⁄.G /. I∑
∑ .∑
4
EDC0B F/⁄.G 0,20749 K17101
J
ED0B F/⁄.G 0,20749 K17101
L
L
EDC0B F/⁄.G 0,20749 I17101 17073J EDC0B F/⁄.G 0,20749 X 28 EDC0B F/⁄.G 5,80972
3. EDC0M ∑ 2 EDC0B F/⁄.G EDC0BF.G
EDC0M 67493,875 5,80972 67473
EDC0M 15,0653
4. CEDC0BF.G EDC0BF.G CEDC0BF.G 67473
5. CED0B F/⁄.G ED〱C0B F/⁄.G CEDC0B F/⁄.G 5,80972
6. CEDC0M
CEDC0M CEDC0M
ED0M 42
15,0653 172 15,0653 15
CEDC0M 1,0043533
7. ANO-P4B
ANO-P4B
CEDC0B/⁄ CEDC0M
5,80972 1,0043533
ANO-P4B 5,78453
CD0B ED0B
yang
58
8. A-./01 AI1.3Q C0B //.,3Q C0MJ A-./01 AI10,051,268J A-./01 AI0,951,268J
Cara mencari A-./01 : angka 1 untuk pembilang Angka 15 untuk penyebut A-./01 4,45 9. Kemudian dimasukkan pada kaidah pengujian signifikansi, yaitu Jika ANO-P4B S ATU?VW maka artinya signifikan dan Jika ANO-P4B X A-./015 maka artinya signifikan, dengan taraf 5%.
Ternyata ANO-P4B
5,78453 S A-./01 4,45. Maka artinya signifikan. C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari uji hipotesis diatas menunjukkan adanya pengaruh positif antara layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal. Semakin baik pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, maka akan harmonis hubungan antara pembimbing dan peserta didik. Berdasarkan uji hubungan antara variabel layanan bimbingan dan konseling dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik diperoleh indeks korelasi r = 0,52755 Seperti yang telah diterangkan dalam bab II bahwasanya sebuah layanan bimbingan dan konseling berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah. Kemudian dengan adanya layanan bimbingan dan konseling secara maksimal, dapat membantu memotivasi peserta didik untuk belajar dengan giat dan rajin. Sehingga layanan bimbingan dan konseling ini akan berpengaruh besar terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didikyang bermasalah.
59
D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dapat dikatakan jauh dari sempurna, karena dalam penelitian ini penulis memiliki keterbatasan. Diantaranya keterbatasan itu adalah : 1. Keterbatasan pada Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis lakukan terbatas pada satu tempat, yaitu MTs Negeri Kendal. Apabila ada hasil penelitian di tempat lain yang berbeda, akan tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang dilakukan penulis. 2. Keterbatasan pada Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi. Waktu yang singkat ini termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang dilakukan penulis. 3. Keterbatasan dalam Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik. Dari berbagai keterbatasan yang penulis paparkan di atas maka dapat dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang penulis lakukan. Meskipun banyak hambatan dan keterbatasan yang dalam melakukan penelitian ini, penulis bersyukur penelitian ini dapat terselesaikan dengan lancar.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Hasil dari uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh positif antara layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal. Semakin baik pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, maka akan harmonis hubungan antara pembimbing dan peserta didik. Berdasarkan penelitian skripsi yang telah dilakukan dengan judul pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di MTs Negeri Kendal dapat ditarik kesimpulan melalui uji hubungan antara variabel layanan bimbingan dan koseling dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah diperoleh indeks korelasi r = 0,52755. Berarti signifikan artinya hipotesis
di terima, karena
pada taraf signifikan 5%. Artinya
52% bahwa ada pengaruh positif dari layanan bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang bermasalah. Hasil temuan tersebut dapat memberikan acuan bagi MTs. Negeri Kendal dalam memperbaiki layanan bimbingan dan konseling.
B.
Saran Penerapan layanan bimbingan dan konseling adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, selain itu faktor lain yang berpengaruh adalah faktor keluarga dan lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil penelitan, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan untuk perbaikan layanan bimbingan dan konseling dikemudian hari:
60
61
1. Kepada kepala MTs untuk memberikan pembinaan dan mengawasi kinerja guru pembimbing agar melaksanakan tugas sesuai program yang telah ditentukan. 2. Kepada guru pembimbing agar memotivasi peserta didik untuk belajar dengan giat dan rajin. 3. Kepada peserta didik diharapkan dapat memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru pembimbing di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
‘Abdul Kari mar-Rifa’I, Usamah, At-Tafsirul Wajiz li Kitabillahil ‘Aziz, Jakarta: Gema Insani, 2008 Adib Al Arif, Ahmad, Akidah Akhlak, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006 Arikunto, Suharsimi , Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007 Arya Wardana, Wisnu, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Educa, 2010 Ketut Sukardi, Dewa dan Desak P. E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, Bandung: Alfabeta, 2010 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Sudjana, Metode Penelitian, Bandung: Tarsito, 2002 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010 Suparta, Munzier, Ilmu Hadits, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009 Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 Syarufuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Prenada Media, 2003 Syukur. NC., Fatah, Sejarah Peradapan Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Rajawali Pers, 2009 9
10
Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD, 2010 http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html, 201101-12, 3:53 PM http://ponpesariwani.blogspot.com/2010/05/tafsir-surat-at-taubah-ayat-122.html, 011-03-23, 19:38 PM HTTP://RENILIGHTOFEYES.ABATASA.COM/POST/DETAIL/1172/HADITS-HARI-INI%EF%BF%BD%E2%82%AC-PENCIPTAAN-MANUSIA, 2011-03-23, 19-14 PM
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap
: Ida Maslikah
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Kendal, 08 Desember 1989
3. NIM
: 073311030
4. Alamat Asal
: Sukolilan RT 03 RW 01 Kec. Patebon Kab. Kendal
5. Pendidikan Formal : a. SD Negeri 1 Sukolilan
Lulus tahun 2001
b. SMP Negeri 1 Patebon
Lulus Tahun 2004
c. SMA PGRI 01 Kendal
Lulus Tahun 2007
d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Jurusan Kependidikan Islam angkatan 2007
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 16 Juni 2011 Penulis
Ida Maslikah 073311030
Lampiran 1 Daftar Nama Responden No
NAMA PESERTA DIDIK 1 Abdul Kholiq 2 Safa’atul Amar 3 Nona Siranggi 4 Rizky Ariyono 5 Shoydul Bahri 6 Alvin Nur R. 7 Lutfatun Puji Astuti 8 M. Alimuddin 9 M. Arrijal Ma’mun
10 M. Nadhif 11 Mujiburrokhman 12 Putri Nelawati 13 Ruli Setiyobudi 14 Siti Maemunah 15 Wahyu Tri Arif Budiyanto 16 Ovilia Jayanti 17 Padma Dewi
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen No. 1
Variabel
Indikator
Item
Bimbingan 2.1 Menemukan kepribadian diri sendiri
1
Konseling
2.2 Menyesuaikan diri dengan lingkungan
2
2.3 Merencanakan masa depan diri sendiri
3
2.4 Mengembangkan potensi diri
4
2.5
5
Mampu menyelesaikan masalah sendiri
Jumlah
5
Lampiran 3 Data Uji Dari Variabel Layanan Bimbingan dan Konseling Item soal No
Nama
1
2
3
4
5
Total Skor
1
U-01
3
3
2
3
3
14
2
U-02
2
3
2
2
2
11
3
U-03
2
3
2
2
2
11
4
U-04
4
4
4
4
2
18
5
U-05
4
4
4
3
3
18
6
U-06
2
4
4
4
2
16
7
U-07
2
1
4
4
2
13
8
U-08
4
3
2
4
2
15
9
U-09
4
4
4
4
4
20
10
U-10
1
4
4
3
3
15
11
U-11
4
4
4
4
2
18
12
U-12
4
4
4
3
4
19
13
U-13
3
3
2
3
3
14
14
U-14
3
2
4
4
3
16
15
U-15
2
3
2
4
3
14
16
U-16
4
4
4
4
4
20
17
U-17
4
4
3
4
4
19
52
57
55
59
48
271
Jumlah
Lampiran 4 Perhitungan Uji Validitas
∑ ∑ ∑
.∑ ∑ .∑ ∑
Berikut ini adalah penghitungan validitas butir soal no.1, dan untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Jika rxy >
rtabel maka butir soal valid.
Pengujian Validitas Item Layanan Bimbingan dan Konseling
NO
KODE
1
U-01
2
U-02
3
U-03
4
U-04
5
U-05
6
U-06
7
U-07
8
U-08
9
U-09
10
U-10
11
U-11
12
U-12
BUTIR SOAL NOMOR 1 X
X2
3
9
2
4
2
4
4
16
4
16
2
4
2
4
4
16
4
16
1
1
4
16
4
16
Y 14 11 11 18 18 16 13 15 20 15 18 19
Y2
XY
196
42
121
22
121
22
324
72
324
72
256
32
169
26
225
60
400
100
225
15
324
72
361
76
13
U-13
14
U-14
15
U-15
16
U-16
17
U-17
JUMLAH Validitas
R
3
9
3
9
2
4
4
16
4
16
52
176
14 16 14 20 19 271
196
42
256
48
196
28
400
100
361
76
4455
905
0,99645 dengan taraf signifikansi 5% dan N=17 diperoleh
r_tabel
r_tabel=0.482
Kriteria
Valid
Dari data tersebut diatas, maka kemudian dimasukan kedalam rumus diatas:
√
,
,
Pada tabel harga kritik dari r product moment dengan α = 5% dan 17, diperoleh !"#
%$ 0,482, karena rxy > rtabel , maka soal nomor 1 Valid
Lampiran 5 Perhitungan Uji Reliabilitas **
,
+, 1. +1
∑ /0
/!
.
Item soal
No
Nama
1
2
3
4
5
Total Skor
1
U-01
3
3
2
3
3
14
2
U-02
2
3
2
2
2
11
3
U-03
2
3
2
2
2
11
4
U-04
4
4
4
4
2
18
5
U-05
4
4
4
3
3
18
6
U-06
2
4
4
4
2
16
7
U-07
2
1
4
4
2
13
8
U-08
4
3
2
4
2
15
9
U-09
4
4
4
4
4
20
10
U-10
1
4
4
3
3
15
11
U-11
4
4
4
4
2
18
12
U-12
4
4
4
3
4
19
13
U-13
3
3
2
3
3
14
14
U-14
3
2
4
4
3
16
15
U-15
2
3
2
4
3
14
16
U-16
4
4
4
4
4
20
17
U-17
4
4
3
4
4
19
52
57
55
59
48
271
Total Skor Kuadrat 196 121 121 324 324 256 169 225 400 225 324 361 196 256 196 400 361 4455
Jumlah
Jumlah Kuadrat Skor Item No 1 2 3 4 9 9 4 9 1 4 9 4 4 2 4 9 4 4 3 16 16 16 16 4 16 16 16 9 5 4 16 16 16 6 4 1 16 16 7 16 9 4 16 8 16 16 16 16 9 1 16 16 9 10 16 16 16 16 11 16 16 16 9 12 9 4 9 9 13 9 4 16 16 14 9 4 16 4 15 16 16 16 16 16 16 9 16 16 17 176 203 193 213 JUMLAH
5 9 4 4 4 9 4 4 4 16 9 4 16 9 9 9 16 16 146
Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus: /01 /01
/0 1 /01
∑ 120
2 ∑ 10 2
2
*345
677 89
*3
*345*:;,<:==> *3
*4,;?**= *3
/0 1 0,99654
Perhitungan seperti pada langkah, dilakukan untuk memperoleh /0 1, /0 2, dan seterusnya sampai pada item yang terakhir.
Langkah 2 : menjumlah varians semua item dengan rumus: ∑ /0 / 1 @ /2 … … . /B
∑ /0 CD* @ CD> @ CDE @ CD? @ CD: @ CD4 + si7 + si8
∑ /0 0,99654 @ 0,69896 @ 0,88581 @ 0,48442 @ 0,61591
∑ /0 3,68164
Langkah 3 : menghitung varians total dengan rumus: /!
∑ 12!
∑ 1! 2 2
2
2712 17
/!
4455
/!
4455 17 17
/!
17
73441
134,9412 17
/! 7,93771 Kemudian dimasukkan pada rumus: ∑/ , . +1 0 . , 1 /!
**
+
**
+
**
+?. 1 0,46381
** ** **
**
: . +1 :5* :
,
+, 1. +1
∑ /0
/!
..
E,4=*4? . 3,;E33*
1,250,53619 0,67023
0,67023 jika dibandingkan dengan
5% maka diperoleh
KLMNO
0,497.
KLMNO
PDKQRS
T
(N-1)= 17-1=16. Pada taraf signifikansi KLMNO
maka hasilnya reliabel.
Perhitungan yang demikian ini digunakan juga untuk menghitung reliabilitas pada variabel peningkatan prestasi belajar.
Lampiran 6
Hasil Data Penelitian Dari Penyebaran Angket Data Dari Variabel Layanan Bimbingan dan Konseling Item soal No
Nama
1
2
3
4
5
Total Skor
1
U-01
3
3
2
3
3
14
2
U-02
2
3
2
2
2
11
3
U-03
2
3
2
2
2
11
4
U-04
4
4
4
4
2
18
5
U-05
4
4
4
3
3
18
6
U-06
2
4
4
4
2
16
7
U-07
2
1
4
4
2
13
8
U-08
4
3
2
4
2
15
9
U-09
4
4
4
4
4
20
10
U-10
1
4
4
3
3
15
11
U-11
4
4
4
4
2
18
12
U-12
4
4
4
3
4
19
13
U-13
3
3
2
3
3
14
14
U-14
3
2
4
4
3
16
15
U-15
2
3
2
4
3
14
16
U-16
4
4
4
4
4
20
17
U-17
4
4
3
4
4
19
52
57
55
59
48
271
Jumlah