ASESMEN KURIKULUM, oleh Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A.; Putu Dewi Merlyna Y.P., S.S., M.Hum. Hak Cipta © 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:
[email protected] Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 978-602-262-335-9 Cetakan Pertama, tahun 2014
Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini
KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 (K-13) mulai diberlakukan di beberapa sekolah sejak tahun 2013 dan secara serentak di sekolah negeri di seluruh Indonesia pada tahun 2014. Sebagai kurikulum baru, K-13 membawa dampak perubahan dalam beberapa aspek termasuk asesmen. Meskipun para guru sudah diberikan sosialisasi oleh pihak terkait, pengetahuan dan keterampilan guru tentang asesmen dalam K-13 masih perlu ditingkatkan. Secara nasional asesmen masih menimbulkan kegalauan akademik sehingga perlu direspon oleh pihak universitas terkait. Buku ini ditulis terutama untuk menyiapkan calon guru agar siap terjun di sekolah yang sudah menggunakan Kurikulum 2013. Buku ini juga ditulis untuk para guru atau praktisi yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang asesmen dalam K-13. Buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh agar memudahkan para pengguna buku untuk mengimplementasikan asesmen dalam proses belajar mengajar di kelasnya. Banyak pihak yang telah membantu penyelesain buku ini. Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada LP3 Undiksha yang telah memfasilitasi penyusunan buku ini (Di samping itu terimakasih kepada I Made Sukma Adisatria yang telah mendesain sampul buku dengan indah)?. Semoga buku ini memberikan manfaat kepada semua pihak.
Singaraja, Desember 2014 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1
BAB 2
v vii
ASESMEN: PENGANTAR
1
1.1 Pendahuluan 1.2 Definisi Istilah Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi 1.3 Metode dan Instrumen Asesmen 1.4 Prinsip Penilaian 1.5 Karakteristik Penilaian 1.6. Penutup Latihan Soal
1 2 2 4 5 6 6
ASESMEN OTENTIK
7
2.1 Pendahuluan 2.2 Definisi dan Konsep Asesmen Otentik 2.3 Jenis-Jenis Asesmen Otentik 2.4 Problem Solving Project 2.5 Eksperimen / Demonstrasi 2.6 Memberikan Respon 2.7 Observasi Guru 2.8 Portofolio 2.9 Penutup Latihan Soal
7 8 21 32 33 34 34 35 37 37
viii BAB 3
BAB 4
BAB 5
Asesmen Kurikulum PORTOFOLIO
39
3.1 Pendahuluan
39
3.2 Jenis-Jenis Portofolio 3.3 Manfaat Portofolio dan Tantanganya sebagai Asesmen Otentik 3.4 Pengembangan Portofolio 3.5 Penilaian Portofolio 3.6 Penutup Latihan soal
40 42 44 48 56 56
ASESMEN DAN JENISNYA MENURUT 4 KETERAMPILAN BERBAHASA
57
4.1 Pendahuluan 4.2 Beberapa Prinsip Penilaian 4.3 Pengembangan Tes 4.4 Sistem Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Jepang 4.5 Tes dengan Pendekatan Komunikatif 4.6 Ragam Instrumen Asesmen 4.7 Macam-macam Asesmen Alternative (nontes) 4.8 Penutup Latihan Soal
57 58 60 63 64 65 70 74 75
CONTOH TES
77
5.1 Penddahuluan 5.2 Contoh Tes Menulis 5.3 Contoh Tes Membaca 5.4 Contoh Tes Mendengarkan 5.5 Contoh Tes Berbicara 5.6 Penutup Latihan Soal
77 77 81 82 83 85 85
DAFTAR PUSTAKA
87 -oo0oo-
BAB 1 ASESMEN: PENGANTAR
1.1 PENDAHULUAN Kurikulum 2013 (K-13) mulai diberlakukan di beberapa sekolah sejak tahun 2013 dan digunakan secara serentak di semua sekolah pada tahun 2014. Keputusan untuk memberlakukan K-13 dilandasi oleh adanya penyimpangan dalam tataran implementasi di lapangan. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) yang dipakai sebelumnya terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif. Pembelajaran lebih bersifat kaku dan formal, serta kurang inovatif dan menarik bagi siswa. Pembelajaran selalu menggunakan buku teks yang sama untuk semua siswa tanpa memperhatikan perbedaan kompetensi siswa di kelas. Dengan kata lain, guru kurang memberikan penyesuaian materi untuk mempermudah atau memberikan pengayaan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pengukuran terhadap pemahaman siswa cenderung dilakukan dengan menilai keterampilan secara tidak langsung dan kurang menggunakan penilaian yang bersifat langsung mengukur keterampilan yang harus dicapai. Kompetensi yang ditarget oleh guru lebih banyak mengarah pada pengetahuan yang bersifat teoretis hafalan dan kurang memberikan ruang kepada siswa untuk mempraktekkan pembelajaran secara kontekstual sesuai dengan kebutuhan lapangan sehingga beban siswa menjadi berat. Meskipun dalam Kurikulum tahun 2006 (KTSP), Pendidikan Karakter sudah mulai disisipkan tetapi pada tarap implementasi hal ini belum dilakukan secara intensif dan maksimal. Berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah, dapat dinyatakan bahwa penyisipan nilai karakter mulai tampak di dalam perencanaan guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tetapi tidak diikuti oleh kegiatan yang bermakna agar karakter yang disisipkan terbentuk dalam diri siswa. Sekolah cenderung mendefinsikan kompetensi sebagai nilai/skor terhadap aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif dan psikomotor. Orang tua dan masyarakat terbiasa dan terlena dengan skor kognitif
2
Asesmen Kurikulum
yang diberikan oleh pihak sekolah untuk menyatakan kompetensi siswa tentang pelajaran yang mereka pelajari di sekolah. Aspek afektif dan psikomotor kurang mendapat perhatian dan penilaian dari pihak guru, sehingga masyarakat awam mendefinsikan kompetensi sebagai sekedar skor yang diperoleh siswa. Dengan adanya K-13, penyimpangan-penyimpangan dalam tarap implementasi di kelas/sekolah diperbaiki dan paradigma tentang pelaksanaan proses pembelajaran diubah sesuai dengan tujuan K-13. Pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum KTSP sebelumnya yang masih cenderung berpusat pada guru dan guru masih mengajar secara deduktif dan kurang ‘student centred’ diubah untuk menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pembelajaran lebih bersifar induktif. Pada K-13, guru diharapkan melakukan perubahan paradigma pembelajaran dan lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berperan dan berkesempatan untuk mengalami dan mempraktekkan pengalaman-pengalaman agar mereka mampu merumuskan sendiri pemahaman dan pengetahuannya. Pada aspek penilaian, K-13 mengharapkan guru menekankan pada aspek proses tidak hanya menilai hasil saja. Penilaian menurut K-13 mendorong adanya pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Tetapi aplikasi penggunaan penilaian berdasarkan K-13 tidak mudah dipahami guru sehingga menimbulkan banyak keraguan dan kebingungan. Bagian berikut akan memaparkan secara lebih rinci tentang aspek penilaian yang perlu dilakukan oleh guru agar mampu menilai sesuai dengan kaidah K-13. Untuk memperjelas konsep paparan tentang asesmen otentik akan disertai dengan contoh-contoh agar mudah dipahami dan digunakan oleh guru di lapangan.
1.2 DEFINISI ISTILAH PENGUKURAN, ASESMEN DAN EVALUASI Dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, ketiga istilah ‘pengukuran’, ‘asesmen’ dan ‘evaluasi’ diberikan definisi operational. Dalam pedoman ini, pengertian penilaian sama dengan asesmen. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian (Permendikbud No. 81a). Penilaian harus dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menyangkut keseluruhan KI/KD termasuk yang menyangkut aspek karakter dan tidak hanya menyangkut penilaian terhadap aspek pengetahuan saja.
1.3 METODE DAN INSTRUMEN ASESMEN Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan penilaian terhadap kompetensi pembaca/siswa yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, maka asesmen diberikan baik secara formal maupun secara informal. Informasi yang dikumpulkan menyangkut informasi kuantitatif maupun informasi kualitatif. Informasi kuantitatif berupa skor yang diberikan oleh guru atau dosen sebagai hasil penilaian terhadap