PENERAPAN METODE ONE STAY ONE STRAY UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA KRITIS MAHASISWA AKUNTANSI UNESA Prima Vidya Asteria Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya
Abstrak Terd ap at p erm asalahan d alam p em belajaran m ata ku liah Bahasa Ind onesia d i Ju ru san Aku ntansi Unesa. H al ini tam p ak d ari sikap sering d atang terlam bat, tid ak foku s p ad a p em belajaran, rend ahnya nilai-nilai p retes tentang bahasa d an berbahasa Ind onesia. Penggu naan m etod e one stay one stray yang m eru p akan ad ap tasi m etod e two stay two stray diterapkan untuk mengatasi masalah hasil dan proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode PTK d iaksanakan d engan d u a siklu s d engan 22 m ahasisw a. H asil kem am p u an m em baca kritis m elalu i m etod e one stay one stray nilai rata-rata mahasiswa pada siklus I sebesar 73,2 menjadi 86,4 pada siklus II. Hal ini menunjukkan peningkatan sebanyak 13,2%. Proses kemampuan membaca kritis melalui metode one stay one stray bagi mahasiswa Akuntansi II lebih banyak d an bervariasi, sed angkan p erilaku negatif m ahasisw a p ad a siklu s II ju ga berku rang, tinggal m ahasisw a banyak bicara d an bergu rau d engan tem annya d an m ahasisw a sering m elihat p ekerjaan tem annya saat mengerjakan tugas. Kata kunci: Bahasa Indonesia, one stay one stray, akuntansi, membaca kritis.
A. Pendahuluan Bahasa Ind onesia m eru p akan m ata ku liah w ajib d i lem baga p end id ikan, sejak Tam an Kanak-kanak (TK) hingga Pergu ru an Tinggi (PT). Kom p etensi m ataku liah Bahasa ram bu p elaksanaan kelom p ok m ataku liah p engem bangan kep ribad ian d i p ergu ru an tinggi. H al ini m engu ku hkan salah satu fu ngsi bahasa Ind onesia sebagai p enghela ilm u p engetahu an. Mataku liah tersebu t d iajarkan d engan 2 SKS d an 2 JS. Salah satu ju ru san yang menyelenggarakan matakuliah tersebut adalah Akuntansi Unesa. Mahasisw a Aku ntansi ad alah m ahasisw a yang m em iliki ketajam an analisis d an p erhitu ngan nu m erik. Mahasisw a Aku ntansi bergelu t d engan angka-angka. Bid ang tersebu t sedikit menggunakan paparan verbal. Oleh karena itu, paparan verbal menjadi kurang penting u ntu k m ereka ku asai. Berd asarkan observasi d an w aw ancara d engan m ahasisw a Aku ntansi d iketahu i bahw a m ereka u m u m nya ku rang m em inati m ataku liah Bahasa Ind onesia. H al yang m enu nju kkan ketid akm inatan tersebu t tam p ak p ad a beberap a sikap . Sikap tersebu t d i antaranya, yaitu datang terlambat, tidak fokus pada pembelajaran, rendahnya nilai-nilai pretes tentang bahasa d an berbahasa Ind onesia. Oleh karena itu , p eneliti m enyim p u lkan bahw a m ahasisw a Aku ntansi belu m m enyad ari p entingnya Bahasa Ind onesia yang d iajarkan oleh pengajar dan dibutuhkan metode yang menarik agar mereka antusias mengikuti perkuliahan Bahasa Ind onesia. Dananjaya (2010:27) m enyam p aikan bahw a d alam p em belajaran p eserta didik dilibatkan dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru melalui aktivitas yang dikemas dalam metode yang menarik pada pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan PTK dengan judul Peningkatan Terkait d engan ju d u l d i atas, ru m u san m asalah yang d iangkat d alam p enelitian ini ad alah (1) Bagaim ana p eningkatan hasil kem am p u an m em baca kritis m elalu i metode one stay one stray p eningkatan p roses kem am p u an m em baca kritis m elalu i m etod e one stay one stray bagi B. Pembahasan Membaca kritis adalah kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Untuk m engolah bahan bacaan secara kritis. (Tarigan, 1988:89). Keteram p ilan yang p erlu d iku asai adalah menafsirkan isi bacaan berupa ide pokok dan gagasan utama, mampu menilai ketepatan
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
531
penggunaan diksi atau pilihan kata, mampu menilai kebenaran fakta atau membedakan fakta d an op ini, p em baca m am p u m em aham i tu ju an p engarang d alam m enu lis bacaan, m am p u membuat ringkasan dan penilaian terhadap kesesuaian isi dan topik yang ditulis oleh penulis. Berd asarkan hal-hal yang telah d isam p aikan d i atas, d ap at d isim p u lkan bahw a m em baca kritis ad alah m em baca p em aham an yang d ilaku kan d engan strategi u ntu k m em p eroleh p em aham an d ari tu lisan p enu lis, m aksu d p enu lis m enu liskan argu m en atau gagasan, d an ap a yang m enyebabkan tu lisan itu d itu lis, serta bagaim ana p em baca m am p u m em berikan kritikan atau p enilaian terhad ap bacaan yang telah d ibaca. Kegiatan m em baca penulis dalam bacaan. Kegiatan membaca kritis ini dapat diketahui hasilnya ketika pembaca terhadap bacaan yang telah dibaca dengan menulis ulasan kritis. 1. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mataku liah Bahasa Ind onesia Keilm u an d iajarkan d i tiap ju ru san yang terd ap at d i Unesa. Mataku liah tersebu t d iajarkan d engan foku s yang sam a p ad a tiap ju ru san. Foku s p engajaran tersebu t ad alah keteram p ilan m enu lis. Kegiatan m enu lis yang d iajarkan p ad a m ataku liah Bahasa Ind onesia Keilm u an ad alah m enu lis d alam lingku p akad em is. Fu ngsi p em baca m elalu i kata, istilah, frasa, kalim at, p aragraf, d an w acana secara lu gas d an jelas sebagai penanda citra diri sebagai masyarakat intelektual dalam hal gagasan, pemikiran, dan informasi (Suwignyo dan Santoso, 2008:6—7). Penggu na Bahasa Ind onesia Keilm u an ad alah m asyarakat terp elajar term asu k d i dalamnya masyarakat perguruan tinggi (Suwignyo dan Santoso, 2008:3). Masyarakat terpelajar tersebu t m em bu tu hkan alat kom u nikasi. Alat kom u nikasi yang d igu nakan oleh m asyarakat terp elajar yaitu bahasa Ind onesia stand ar. Oleh karena itu , bahasa Ind onesia Keilm u an penting untuk kalangan masyarakat perguruan tinggi. Setiap m ahasisw a m enghasilkan karya sesuai dengan jurusan mereka. Karya tersebut membutuhkan presentasi agar penikmat karya m ereka lebih m em aham i karya tersebu t. Dalam p resentasi, m ahasisw a m em bu tu hkan media tulis yang pada umumnya berupa tulisan ilmiah sebelum dipresentasikan secara lisan. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia merupakan media pemaparan berbagai gagasan keilmuan baik berupa konsep, fakta, prinsip, prosedur, maupun teori (Santoso dan Suwignyo, 2008:11). 2. Metode One Stay One Stray Metode one stay one stray merupakan metode pembelajaran yang diadaptasi dari metode Metode two stay two stray d ikem bangkan oleh Sp encer Kagan (Su p rijono, 2009:94). Metod e ini biasa d igu nakan p ad a sem u a p elajaran d ari sem u a tingkatan u sia anak didik. Struktur two stay two stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil d an inform asi u ntu k kelom p ok lain. Banyak kegiatan belajar m engajar yang d iw arnai d engan kegiatan-kegiatan ind ivid u . Sisw a bekerja send iri d an tid ak d ip erbolehkan m elihat p ekerjaan sisw a yang lain. Pad ahal d alam kenyataan hid u p d i lu ar sekolah, kehid u p an d an kerja manusia saling bergatung satu dengan yang lainnya (Lie, 2008: 61-62). Sementara itu, metode one stay one stray yang diadaptasi dalam penelitian ini memiliki alur sebagai berikut. 1. Mahasiswa membentuk kelompok (tiap kelompok 2 orang). 2. Mahasiswa memilih bacaan yang hendak dibaca dengan menerapkan membaca kritis. 3. Mahasiswa secara berkelompok membaca bacaan yang telah dipilih. 4. Mahasiswa secara berkelompok menyusun daftar pertanyaan terkait dengan karakteristik membaca kritis. 5. Mahasisw a m enyim ak p engu atan yang d iberikan oleh d osen tentang asp ek-asp ek yang akan dicari dari bacaan. 6. Mahasiswa secara berkelompok mencari informasi dari berbagai sumber tentang informasi tentang isi bacaan.
532
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
7. Mahasiswa secara berkelompok mencari jawaban dari aspek-aspek yang dicari. 8. Dosen berkeliling membimbing tiap kelompok. 9. Mahasiswa secara berkelompok membuat simpulan tentang karakteristik membaca kritis yang diterapkan dalam membaca kritis artikel ilmiah tersebut. 10. Tiap kelompok berdiskusi untuk meneliti jawaban yang telah ditulis. 11. Mahasiswa berkumpul dengan kelompoknya. 12. Tiap anggota kelompok membagi peran (siapa yang menjadi tuan rumah dan siapa yang menjadi tamu) 13. Mahasiswa memasang nomor dada. 14. Dosen m em beritahu m ahasisw a agar m em ilih strategi p erm ainan yang tep at d an sesu ai dengan kelopok masing-masing. 15. Mahasisw a yang bertind ak sebagai tu an ru m ah berp encar m encari tem p at sebagai rumahnya. 16. Mahasisw a tu an ru m ah m enyim ak p enjelasan tem an tam u yang berbed a kelom p ok tentang hasil membaca kritis bacaan. 17. Mahasisw a tu an ru m ah m enanyakan hal-hal yang ku rang d ip aham i atau berbed a pendapat. 18. Mahasisw a tu an ru m ah m enjaw ab p ertanyaan atau hasil d isku si berd asarkan inform asi yang diperolehnya. 19. Mahasisw a tu an ru m ah d an tam u bersatu kem bali ke kelom p ok asal u ntu k berbagi informasi dan menyimpulkan. 20. Mahasiswa memajang hasil pekerjaannya di kelas.
No. 1 2 3 4 5 6
Tabel 1 Perbedaan antara metode TSTS dengan OSOS TSTS OSOS Satu kelompok 4 orang Satu kelompok 2 orang Cocok u ntu k kelas yang ju m lah Cocok u ntu k kelas yang ju m lah m ahasisw a mahasiswa banyak. sedikit. Yang m em bagi inform asi hanya yang Yang m em bagi inform asi tu an ru m ah d an menerima tamu. yang bertamu. Tidak ada strategi khusus. Membutuhkan strategi tertentu. Tidak terlalu membutuhkan komunikasi Sangat m em bu tu hkan kom u nikasi antaranggota kelompok saat bermain. antaranggota kelompok saat bermain. Mem u ngkinkan ad a anggota yang tid ak Setiap anggota pasti berperan aktif. berperan aktif.
3. Peningkatan Hasil Kemampuan Membaca Kritis melalui Metode O ne St ay O ne St ray Peningkatan kem am p u an m em baca kritis m elalu i m etod e one stay one stray bagi d ilaku kan sebanyak d u a kali p ertem u an yaitu p ad a tanggal 29 Sep tem ber d an 6 Oktober 2014. Sementara itu, siklus kedua juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 d an 20 Oktober 2014. Penilaian hasil keterampilan membaca kritis pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari nilai tes tulis membaca kritis melalui metode Hasil tes tulis ini diolah dengan berpedoman pada rubrik kriteria penilaian. Rubrik penilaian ini dibagi menjadi lima aspek antara lain: ketep atan isi ringkasan, ketep atan p enentu an top ik tu lisan, ketep atan alasan p em ilihan sikap , ku antitas hasil m em baca kritis yang d ip eroleh, d an p enggu naan kebahasaan d alam jaw aban. Pad a setiap asp ek terd iri d ari em p at kategori p enilaian yaitu : sangat baik, baik, cukup dan kurang. Perolehan skor p ad a hasil m enu lis m em baca kritis p ad a siklu s I m em p eroleh ju m lah d ilaku kan d engan m enetap kan 5 kategori yaitu sangat baik, baik, cu ku p , ku rang d an sangat ku rang. Berd asarkan tabel hasil m enu lis d ip eroleh hasil p ersentase terbesar 42,2 % d engan kategori baik rentang 75-84, frekuensi sebanyak 12 dan bobot skor 42,2. Pada kategori cukup
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
533
rentang 60-74, m em p eroleh p ersentase sebesar 57,8 % d engan ju m lah freku ensi sebanyak 10 d an ju lm ah bobot skor sebanyak 57,8. Jad i tid ak ad a m ahasisw a yang m em p eroleh kategori d engan bobot skor keselu ru han sebanyak 1900. Pad a p eninaian H asil Menu lis Mem baca Kritis pada Siklus II ditentukan 5 kategori yaitu, sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kutang. Berdasarkan tabel Hasil Menulis Membaca Kritis pada Siklus II . Kategori sangat baik rentang 85-100 memperoleh persentase sebesar 68,4% dengan jumlah frekuensi 14 dan bobot skor sebanyak 1300. Pad a kategori baik rentang nilai 75-84 sebanyak 4 freku ensi d engan p ersentase sebesar 16,8 % d an bobot skor sebanyak 320. Kategori cu ku p rentang nilai 6074 m em p eroleh p ersentase sebesar 14,8 % d engan freku ensi sebanyak 4 d an bobot skor 280. Mahasisw a aku ntansi tid ak ad a yang m em p eroleh kategori ku rang d an sangat ku rang p ad a siklus II. p erbaikan u ntu k m em p erbaiki ku alitas p roses p erku liahan d an hasil tes yang terd ap at p ad a siklu s I. Pad a tahap p erencanaan siklu s II ini, p eneliti m enyu su n SAP. Mahasisw a haru s dipahamkan terlebih dahulu tentang pentingnya dan manfaat membaca kritis pada kegiatan p enahu lu an. Kem u d ian, d ibebaskan kep ad a m asing-m asing kelom p ok u ntu k m enentu kan bacaannya send iri, yang p enting m asih d alam konteks ilm iah. Selain itu , d osen m em berikan bim bingan keliling ketika m ahasisw a berd isku si m engerjakan tu gas, d an m engingatkan m ahasisw a agar m em p ertim bangkan strategi yang d igu nakan ketika berbagi inform asi hasil mebaca kritis dengan metode Terakhir, dosen memberikan penegasan yang d etail tentang p rosed u r p elaksanaan kegiatan berbagi inform asi hasil m ebaca kritis d engan metode 4. Peningkatan Proses Kemampuan Membaca Kritis melalui Metode O ne St ay O ne St ray Pad a siklu s I, p ertem u an p ertam a d ilaksanakan hari Senin, 29 Sep tem ber 2014. Kegiatan m em baca kritis ini d ilaksanakan p ad a jam p elajaran ke 3-4 yang d im u lai p u ku l m encaku p ap ersep si beru p a tanya jaw ab tentang skem ata m ahasisw a sep u tar m em baca kritis, lalu m ahasisw a m enyim ak p enjelasan d osen tentang tu ju an p erku liahan. Selanju tnya, mahasiswa mengumpulkan artikel ilmiah yang telah ditugaskan dosen sebelumnya. Pad a saat ap ersep si, d osen m enyam p aikan salam , m em p resensi m ahasisw a, d an m engecek su asana kelas. Ketika d itanya tentang konsep d an karakteristik m em baca kritis, hanya beberap a m ahasisw a saja yang p ernah m end engar istilah m em baca kritis. Mahasisw a tam p ak ku rang antu sias tentang konsep m em baca kritis karena u m u m nya m ahasisw a belu m m engetahu i p entingnya m em baca kritis. Pad a kegiatan inti selam a 90 m enit terd iri atas p em bentu kan kelom p ok (tiap kelom p ok 2 orang). Selanju tnya, p erw akilan kelom p ok m engam bil sebu ah artikel ilm iah d ari d osen. Pad a tahap m engam ati, m ahasisw a secara berkelom p ok m em baca artikel ilm iah yang d ibagi d osen. Pad a tahap m enanya, m ahasisw a secara berkelom p ok m enyu su n d aftar p ertanyaan terkait d engan karakteristik m em baca kritis. Kem u d ian, bentu k d ari kegiatan m engasosiasi ad alah m ahasisw a secara berkelom p ok m encari inform asi d ari berbagai su m ber tentang karakteristik m em baca kritis d an inform asi tentang isi artikel. Pad a tahap m engeksp lorasi, m ahasisw a secara berkelom p ok m em bu at simpulan tentang karakteristik membaca kritis yang diterapkan dalam membaca kritis artikel ilmiah tersebut, dan pada tahap mengomunikasikan, tiap kelompok berdiskusi untuk meneliti jawaban yang telah ditulis. Sebagai kegiatan penutup, mahasiswa dan dosen bertanya jawab tentang kesu litan yang d ialam i oleh m ahasisw a. Mahasisw a m enyim ak p enjelasan d osen tentang tu gas yang d iberikan yakni m enggand akan hasil d isku si kelom p ok d an m em bu at nomor dada pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dilakukan selama 10 menit. Pad a p ertem u an ked u a, kegiatan aw al beru p a ap ersep si yaitu m ahasisw a d an d osen bertanya jaw ab tentang kegiatan m em baca kritis p ad a p ertem u an sebelu m nya. Lalu , m ahasisw a m enyim ak p enjelasan d osen tentang tu ju an p erku liahan yaitu berbagi inform asi hasil m em baca kritis d engan m etod e one stay one stray. Kegiatan Inti beru p a (1) m ahasisw a berku m p u l d engan kelom p oknya. (4) tiap anggota kelom p ok m em bagi p eran (siap a yang menjadi tuan rumah dan siapa yang menjadi tamu) (5) Mahasiswa memasang nomor dada. (6)
534
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
Mahasiswa yang bertindak sebagai tuan rumah berpencar mencari tempat sebagai rumahnya (7) Mahasisw a tu an ru m ah m enyim ak p enjelasan tem an tam u yang berbed a kelom p ok tentang hasil m em baca kritis bacaan. (8) Mahasisw a tu an ru m ah m enanyakan hal-hal yang ku rang d ip aham i atau berbed a p end ap at (9) Mahasisw a tu an ru m ah m enjaw ab p ertanyaan atau hasil diskusi berdasarkan informasi yang diperolehnya. (10) Mahasiswa tuan rumah dan tam u bersatu kem bali ke kelom p ok asal u ntu k berbagi inform asi d an m enyim p u lkan. (11) Mahasisw a m em ajang hasil p ekerjaannya d i kelas. Setelah itu , Kegiatan Penu tu p beru p a (1) Mahasiswa dan dosen bertanya jawab tentang kesulitan yang dialami. (2) Mahasiswa bersama Berd asarkan observasi p ad a siklu s I d item u kan p erilaku p ositif d an negatif yang d itam p ilkan m ahasisw a. Perilaku p ositif d an p erilaku negatif yang d ilaku kan m ahasisw a aku ntansi d alam p em belajaran. Perilaku p ositif yang d iterm u kan antara lain: a. Mahasisw a karakteristik m em baca kritis; c. Mahasisw a m eresp on p ositif (senang) terhad ap m etod e one stay one stray yang d iberikan d osen; d . Mahasisw a m em baca kritis d engan senang hati; d an e. Mahasisw a d ap at m engerjakan tu gas d engan cep at. Sed angkan, p erilaku negatif yang d itam p ilkan m ahasisw a p ad a siklu s I antara lain: a. Mahasisw a ku rang m eresp on p enjelasan d osen; b. Mahasisw a ku rang bersem angat terhad ap m etod e p em belajaran yang diberikan dosen; c. Mahasiswa banyak bicara dan bergurau dengan temannya; d. Mahasiswa p asif d alam p em belajaran; e. Mahasisw a m ond ar-m and ir saat p em belajaran berlangsu ng; f. Mahasiswa sering melihat pekerjaan temannya saat mengerjakan tugas; g. Mahasiswa kurang bersemangat pada saat mengerjakan tugas; h. Mahasiswa tidak tertarik dengan metode yang digunakan dosen. Sem entara itu , p ad a siklu s II d ilaksanakan p ad a hari Senin, 13 dan 20 Oktober 2014. Kegiatan m em baca kritis ini d ilaksanakan p ad a jam p elajaran ke 3-4 yang d im u lai p u ku l 08.40 - 10.30 WIB. Pada proses tindakan siklus II ini bacaan yang digunakan berbeda dengan siklu s I. Masing-m asing kelom p ok d ibebaskan u ntu k m enentu kan bacaannya send iri, yang p enting m asih d alam konteks ilm iah. Selain itu , d osen m em berikan bim bingan keliling ketika m ahasisw a berd isku si m engerjakan tu gas, d an m engingatkan m ahasisw a agar m em p ertim bangkan strategi yang d igu nakan ketika berbagi inform asi hasil m ebaca kritis dengan metode Terakhir, dosen memberikan penegasan yang detail tentang prosedur pelaksanaan kegiatan berbagi informasi hasil mebaca kritis dengan metode one stay Berd asarkan observasi p ad a siklu s II d item u kan p erilaku p ositif d an negatif yang d itam p ilkan m ahasisw a. Perilaku p ostif yang d itam p ilkan m ahasisw a p ad a siklu s II antara lain: a. Mahasisw a m em p erhatikan p enjelasan d osen; b. Mahasisw a banyak bertanya p ad a m anfaat karakteristik m em baca kritis; e. Mahasisw a m eresp on p ositif (senang) terhad ap metode ona stay one stray yang diberikan dosen; f. Mahasiswa membaca kritis dengan senang hati; g. Mahasisw a berani m em berikan sanggahan terhad ap hasil m em baca kritis d ari kelompok lain; h. Mahasiswa dapat mengerjakan tugas dengan cepat. Sementara itu, perilaku negatif d om inan m ahasisw a m encaku p m ahasisw a banyak bicara d an bergu rau d engan temannya dan mahasiswa sering melihat pekerjaan temannya saat mengerjakan tugas. C. Penutup H asil kem am p u an m em baca kritis m elalu i m etod e one stay one stray bagi m ahasisw a Aku ntansi m engalam i p eningkatan. H al ini tam p ak p ad a nilai rata-rata m ahasisw a p ad a siklu s I sebesar 73,2 m enjad i 86,4 p ad a siklu s II. H al ini m enu nju kkan p eningkatan sebanyak 13,2%. Proses kem am p u an m em baca kritis m elalu i m etod e one stay one stray bagi m ahasisw a p ositif m ahasisw a p ad a siklu s II lebih banyak d an bervariasi, sed angkan p erilaku negatif m ahasisw a p ad a siklu s II ju ga berku rang, tinggal m ahasisw a banyak bicara d an bergu rau d engan tem annya d an m ahasisw a sering m elihat p ekerjaan tem annya saat m engerjakan tugas. Mahasiswa merasa senang dengan metode one stay one stray karena dapat saling berbagi inform asi, kerjasam a, berkom u nikasi, aktif, d an bergerak cep at, belajar sam bil berm ain, m engelola w aktu , d i lu ar kelas, d an m enyenangkan, santai, tid ak kaku , d an tid ak d i d alam kelas terus serta membuat strategi.
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI
535
D. Daftar Pustaka Dananjaya, U. 2010.
. Bandung: Nuansa.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2006. tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Jakarta: Grasindo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan Su p rijono, Agu s. 2009. Pelajar.
. Yogyakarta: Pu staka
Suwignyo, H. dan Santoso, A. 2008. Malang: UMM Press.
.
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widyartono, D. 2010. Interaktif. Tesis tidak diterbitkan: PPs UM.
536
Seminar Nasional dan Launching ADOBSI