MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI GROUNDBREAKING PROYEK JALAN KERETA API MAKASSAR–PARE-PARE
KABUPATEN BARRU, PROVINSI SULAWESI SELATAN 12 AGUSTUS 2014
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua, 1. Yang kami Hormati para Menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu ke 2; 2. Yang kami Hormati para Anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota; 3. Yang kami Hormati Gubernur se Sulawesi dan se PapuaKepulauan Maluku 4. Jajaran Muspida dan Muspika 5. Para Pimpinan Dunia Usaha; 6. Para Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Pemuka Agama; 7. Kawan-kawan dari Mass Media 8. Para Tamu Undangan, Hadirin Sekalian yang Kami Muliakan.
Izinkanlah pada kesempatan yang baik ini kami mengajak untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan YME atas rachmat dan karunianya kita dapat hadir bersama-sama dalam rangka pelaksanaan Groundbreaking Proyek-Proyek MP3EI
1
di Koridor Ekonomi Sulawesi, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan.
Para Hadirin yang Saya hormati, Perkembangan Pelaksanaan MP3EI (Nasional) Sejak diluncurkannya MP3EI oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 27 Mei 2011 melalui Perpres No. 32 tahun 2011, telah banyak kita saksikan proyek-proyek investasi yang telah melakukan groundbreaking. Nilai total investasi yang telah melakukan groundbreaking sejak Mei 2011 s.d. Q-2 tahun 2014 adalah Rp. 854 trilyun, terdiri 382 proyek, yakni : 174 proyek investasi sektor riil dan 208 proyek infrastruktur. Proyek-proyek investasi yang telah groundbreaking tersebut tersebar di 6 (enam) Koridor Ekonomi dengan rincian sebagai berikut: Koridor Ekonomi Sumatera sebesar Rp. 134 trilyun, Jawa sebesar Rp. 310 trilyun, Kalimantan sebesar Rp. 177 trilyun, Sulawesi sebesar Rp. 70 trilyun, Bali – Nusa Tenggara sebasar Rp. 54 trilyun dan Papua – Kep. Maluku sebasar Rp. 109 trilyun Ditinjau dari sektor investasi yang telah groundbreaking, infrastruktur menempati urutan pertama (sebesar Rp. 279 triltun atau 33,7%) kemudian disusul oleh sektor pertambangan (Rp. 268 trilyun atau 32,3 %), industri
2
(sebesar Rp. 137 trilyun atau 16,6%) dan sektor energi (sebesar Rp. 108 trilyun atau 13,0%) Ditinjau dari sumber pendanaan, total investasi yang telah melakukan groundbreaking; 25,7 persen merupakan investasi BUMN; 39,0 persen merupakan investasi swasta, 15,9 persen merupakan investasi pemerintah, dan 19,4 persen merupakan investasi campuran. Kategori campuran ini terdiri dari gabungan pemerintah dan swasta dalam bentuk proyek-proyek KPS (Kerjasama Pemerintah Swasta) serta gabungan antara BUMN dan swasta. Pada quartal I Dan II tahun 2014 sebanyak 16 proyek dengan nilai Rp 23.5 Triliun telah di groundbreaking, sehingga diharapakan pada quartal III dan IV 2014, KP3EI dapat memastikan terealisasinya 132 proyek lainnya senilai Rp. 443.5 Triliun. Dimana terdiri dari 37 proyek sektor riil senilai Rp. 184.6 Triliun dan 95 proyek infrastruktur senilai Rp. 282 triliun. Proyek-proyek tersebut tersebar pada 6 koridor ekonomi MP3EI. Yaitu 33 proyek pada KE Sumatera senilai Rp. 180 triliun. Kemudian 24 proyek di KE Jawa senilai Rp. 105 triliun, 13 proyek di KE Kalimantan senilai Rp. 95,7 triliun. Pada KE Bali - Nusa Tenggara 29 proyek senilai Rp. 20.3 Triliun dan pada KE Papua - Maluku sebanyak 7 proyek dengan nilai Rp. 8 triliun. Kemudian pada Koridor Ekonomi Sulawesi diharapkan dengan groundbreaking Jalur KA Makassar Pare-Pare senilai Rp. 6.4 triliun, akan mempercepat target realisasi 25 proyek lainnya senilai Rp. 38,5 triliun disisa tahun 2014 ini.
3
Jika seluruh target tersebut dapat dirampungkan oleh
MP3EI, maka dalam periode 2011-2014, MP3EI berhasil merelisasikan 514 proyek sektor riil dan infrastruktur dengan total nilai investasi sebesar Rp 1.297,0 triliun. Saya sampaikan bahwa Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) dengan seluruh pemangku amanah pembangunan di Pusat dan Daerah senantiasa berupaya agar groundbreaking dan peresmian atas proyek-proyek MP3EI terealisasi sesegera mungkin. Upaya kita sesungguhnya tidak berhenti sampai pada tahap groundbreaking saja. Kita terus melakukan monitoring dari kemajuan proyek-proyek MP3EI paska groundbreaking, bahkan setelah tahapan operasional/produksi.
Para Hadirin yang Saya hormati, Perkembangan Pelaksanaan MP3EI Koridor Ekonomi Sulawesi Tahun 2011 tercatat beberapa investasi yang sudah groundbreaking diantaranya 19 proyek untuk sektor riil dengan nilai investasi Rp 37,2 triliun dan 16 proyek infrastruktur dengan nilai investasi Rp 12,9 triliun. Tahun 2012 terdapat 2 proyek sektor riil yang telah groundbreaking dengan nilai investasi Rp 9,7 triliun dan 4 proyek infrastruktur dengan nilai investasi Rp 2,1 triliun.
4
Tahun 2013 terdapat 1 proyek sektor riil yang telah groundbreaking dengan nilai investasi sebesar Rp 100 miliar dan 2 proyek infrastruktur dengan nilai investasi sebesar Rp 465 miliar. Secara keseluruhan untuk KE Sulawesi jumlah investasi yang telah groundbreaking sebesar Rp 62,72 triliun. Kemudian, pada dua kuartal awal 2014, sebanyak 6 proyek dengan nilai investasi Rp 7 triliun telah di groundbreaking di KE Sulawesi, yang membulatkan realisasi MP3EI selama 3 tahun berjalannya pada koridor ini mencapai 50 proyek senilai Rp 70 triliun. Dan saat ini kita bersama melakukan groundbreaking atas proyek Pembangunan Jalan KA Makassar–Pare Pare dengan nilai Rp. 6,4 T. Selanjutnya kita mengharapkan sebelum tahun 2014 berakhir, dapat dilakukan groundbreaking terhadap beberapa Proyek lain di KE Sulawesi dengan nilai proyek Rp. 13,575 Trilliun. Diantaranya termasuk 2 (dua) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yaitu KEK Palu dan KEK Bitung. Kita harapkan sampai akhir tahun 2014, Koridor Ekonomi Sulawesi sudah dapat merealisir investasi tidak kurang dari Rp. 103,7 T
Para Hadirin yang Saya hormati, Koridor Ekonomi Sulawesi Sangat Penting bagi Sukses MP3EI 5
Dalam Koridor Ekonomi Sulawesi, terdapat 31 Kawasan Perhatian Investasi (KPI) , yaitu 2 KPI di Provinsi Sulawesi Barat, 7 KPI di Provinsi Sulawesi Selatan, 10 KPI di Provinsi Sulawesi Tengah, 5 KPI di Provinsi Sulawesi Tenggara, 4 KPI di Provinsi Gorontalo dan 3 KPI di Provinsi Sulawesi Utara. Tema KE Sulawesi adalah sebagai “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas, dan Pertambangan Nasional” dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi utama berupa Perikanan, Kakao, Pertanian Pangan, Nikel, dan Migas. MP3EI secara khusus men-seksamai KE Sulawesi sebagai bagian strategis dari konektivitas domestik dan global Indonesia. Disamping itu, MP3EI memiliki grand scenario planning yang juga bertumpu pada sukses pertumbuhan dinamika ekonomi dan konektifitas domestic serta global KE Sulawesi.
Di koridor Ekonomi Sulawesi ini, Indonesia mengandalkan hadirnya setidaknya 5 (lima) komponen konektifitas yang sangat strategis, yaitu: Di Sulawesi Utara pelabuhan Bitung sebagai pintu gerbang depan Indonesia dan hub internasional di kawasan timur Indonesia.
6
Di koridor ini juga diposisikan Bandara Hasanuddin sebagai Bandara pintu gerbang dan Hub Internasional di kawasan timur Indonesia. Kemudian jalur darat “leher angsa” Palu-Parigi di Sulawesi Tengah, yang akan membangun manfaat “potong” logistic inter koridor. Jalur ini akan membangun kemampuan penghematan biaya, BBM dan waktu yang signifikan bagi arus logistic interkoridor di Indonesia. Jalan Tol Menado-Bitung di Sulawesi Utara Dan selanjutnya proyek Kereta Api Trans Sulawesi, yang dimulai langkah pembangunannya hari ini.
Para Hadirin yang Saya hormati, Akhirnya Kereta Api Hadir di Sulawesi Groundbreaking proyek KA Makassar–Pare-pare ini, disamping menjadi upaya nyata percepatan dan perluasan pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, pembangunan infrastruktur perekeretaapian ini merupakan langkah bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena dilakukan di luar wilayah Jawa dan Sumatera. Tahap I ini, merupakan bagian awal dari pengembangan Perkeretaapian Trans Sulawesi yang ditargetkan sepanjang 2.000 km, dari Makassar ke Menado. Groundbreaking proyek Kereta Api (KA) Makassar–Pare Pare senilai Rp 6,4 triliun, dengan panjang lintasan kereta api tahap 1 ini adalah 143 km. Jalan KA Trans Sulawesi 7
Jalur KA Makassar–Pare Pare ini akan menghubungkan 2 pelabuhan utama di Sulawesi Selatan. Yaitu pelabuhan Pare Pare (pelabuhan utama penghubung Sulawesi ke Kalimantan) dan Pelabuhan Makassar (pelabuhan hub regional penghubung Indonesia Barat dan Timur). Sehingga dengan adanya jalan KA itu akan mengurangi biaya logistik angkutan barang dari kedua pelabuhan tersebut. Trans Sulawesi, jika terwujud secara keseluruhan akan memperkuat posisi strategis Sulawesi Selatan dan Koridor Ekonomi Sulawesi sebagai pendorong percepatan pertumbuhan Intra-Koridor maupun Inter-Koridor Indonesia, khususnya ke kawasan timur Indonesia. Saya juga mencatat bahwa pembangunan jaringan KA Trans Sulawesi Lintas Barat Koridor Sulawesi Bagian Utara, yang menghubungkan Bitung-Gorontalo-Tilamuta-Marisa-KasimbarTobali-Palu, tengah dipersiapkan secara intens.
Penutup: Manfaat Transformatif Para Hadirin yang Saya hormati, Konektivitas logistik diatas sangat strategis menentukan sukses MP3EI di Koridor Ekonomi Sulawesi. Semuanya menajdi dasar pencapaian tujuan, sasaran pembangunan kejahteraan bangsa ke masa depan. Terwujudnya proyek-proyek MP3EI di Koridor Ekonomi Sulawesi dan Koridor-koridor Ekonomi lain akan menjadi mozaik 8
dinamika ekonomi dengan manfaat yang berkeunggulan dan berleverage daya saing domestik, maupun secara global. Mozaik-mozaik ini akan turut menentukan sukses kita menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (2015) dan pasar dunia yang semakin bebas.
Mencermati kesungguhan dan ketetapan hati dari kita semua yang hadir disini, saya yakin, proyek-proyek MP3EI dapat bersama kita realisasikan, dan membangun manfaat bagi eksponensial terhadap Perekonomian Nasional. Status sebagai bangsa maju harus mampu kita raih melalui keteguhan hati, langkah-langkah pasti dan manfaat pembangunan transformatif. Terlebih bila semua itu kita barengi dengan peningkatan kemampuan SDM dan Ilmu Pengetahuan Teknologi puteraputeri kita. Melalui SDM yang berilmu pengetahuan dan berteknologi maka akan terbangun dinamika ekonomi berbasis inovasi. Dengan demikian kesejahteraan masyarakat yang kita dambakan, dengan besaran US$ 16.000 per kapita di tahun 2025 bukan mustahil dapat kita raih. Selanjutnya, dengan mengucapkan
Bismillahirrahmanirrahim, 9
Pada hari ini ini, tanggal 12 Agustus 2014, Saya nyatakan proyek MP3EI Pembangunan Jalan Kereta Api Tahap 1 Makassar-Pare Ppare yang merupakan bagian dari Jalur Kereta Api Trans Sulawesi dimulai. Makassar, 12 Agustus 2014 MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN,
CHAIRUL TANJUNG
10