PENGARUH PEMBERIAN PRE-TEST DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMAN 1 JUJUHAN KABUPATEN BUNGO Robby Apriadi 1), Wince Hendri 2), dan Nawir Muhar 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta Email :
[email protected]
Abstract The research was carried out by low yields due to the lack of students studying biology readiness of students in learning at school start. This research aimed to determine the effect of pre-test in the STAD cooperative on learning outcomes biology class X SMAN 1 Jujuhan on February 11- March 8, 2013. This type of research was experimental research design Randomized Control Postest Only Design. The population of this research were all of X grade of X SMA Negeri 1 Jujuhan. Sampling techniques are Random Sampling. Having obtained two classes of samples, determining the experimental class and the control class was randomly to obtain class XB as the experimental class and the control class XA classes. Hypothesis testing is done by using a t test, because the data were normally distributed and homogeneous. From the results of this research showed significant positive effect on increasing student learning outcome biology with an average value of 75,38 experimental class and 68,54 on control class (α = 0,05). Pre-test the STAD cooperative learning model can also improve students affective, because the more active students in learning. Keywords : STAD, Pre-test, learning, biology result
berhubungan dengan kehidupan sehari-
PENDAHULUAN
hari, maka dalam proses pembelajaran
1. Latar Belakang Biologi
adalah
ilmu
yang
mempelajari tentang makluk hidup dan merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dipelajari di Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan
sederajatnya.
Mengingat
pentingnya mempelajari biologi karena
diharapkan
siswa
mendapatkan
pengalaman yang berarti. Dalam proses pembelajaran biologi melibatkan banyak unsur yang saling berikatan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Unsurunsur tersebut adalah pendidik (guru), peserta
didik
(siswa),
kurikulum, 1
pengajaran, test dan lingkungan. Guru dan
membaca materi yang akan dipelajari
siswa merupakan subjek pendidikan yang
sebelum pembelajaran biologi dimulai.
sangat
menentukan
dalam
konteks
Startegi yang digunakan untuk
pengembangan di sekolah. Sebaik apapun
mempersiapkan
kurikulum, jika motivasi siswa kurang
memulai
memadai
kooperatif
maka
proses
pembelajaran
seperti yang diharapkan tidak akan terjadi. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menciptakan
suasana
belajar
yang
Salah
tipe
dalam
STAD
model dengan
siswa di tuntut mempelajari materi yang akan
dipelajari. Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD ini menurut Suyatno (2009:52)
menerapkan model pembelajaran yang
adalah model pembelajaran kooperatif
variatif sehingga siswa mampu menguasai
untuk
materi pelajaran yang diberikan.
campur yang melibatkan pengakuan tim
hasil
caranya
pembelajaran
sebelum
dengan
Dari
satu
siswa
menggunakan pre-test. Dengan pre-test
menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan.
diri
wawancara
penulis
pengelompokkan
kemampuan
dan tanggung jawab kelompok untuk
lakukan pada tanggal 3 November 2012
pembelajaran
dengan guru biologi diperoleh informasi
Keanggotaan campuran menurut tingkat
bahwa dalam proses pembelajaran guru
prestasi, jenis kelamin, dan suku.
menggunakan
metode
ceramah,
tanya
jawab dan beberapa model pembelajaran.
individu
anggota.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert
Salah satu model pembelajaran
Slavin dan teman-temannya di Universitas
yang digunakan adalah STAD. Namun
Jhon Hopkin USA (Asma, 2008 : 28)
dalam pelaksanaan model pembelajaran
merupakan produk psikologi behavioristik.
STAD ini, hasil belajar biologi siswa kelas
STAD merupakan pembelajaran kooperatif
X SMAN 1 Jujuhan masi dibawah kriteria
yang paling sederhana. Guru menggunakan
ketuntasan minimal (KKM) 70 .
model STAD yang mengacu kepada
Rendahnya hasil belajar biologi
belajar
kelompok
siswa,
menyajikan
siswa dalam pembelajaran model STAD
informasi akademik baru kepada siswa
ini disebabkan karena kurangnya kesiapan
setiap minggu melalui informasi verbal
siswa
pembelajaran
atau teks. Siswa dalam satu kelas dibagi
disekolah. Dengan kata lain, siswa tidak
menjadi kelompok yang beranggotakan 4-5
mempersiapkan
orang siswa. Setiap kelompok harus
dalam
pembelajaran
memulai
diri disekolah
untuk seperti
proses tidak
heterogen, merupakan
yaitu
kelompok
campuran
yang
kemampuan 2
akademik yang berbeda, sehingga dalam
Menurut Slavin, dalam Syarilia (2002 : 11)
setiap kelompok terdapat siswa yang
ide utama di balik STAD ini adalah untuk
berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau
memotivasi siswa, untuk mendorong dan
bervariasi jenis kelamin, kelompok ras dan
membantu satu sama lain, menguasai
etnis, atau kelompok sosial lainnya.
kemampuan yang dipresentasikan oleh
Guru terlebih dahulu menyajikan materi
baru
dalam
kelas,
kemudian
guru.
Jika
siswa
ingin
tim
mereka
memperoleh penghargaan tim, mereka
anggota tim mempelajari dan berlatih
harus
untuk materi tersebut dalam kelompok
mempelajari
mereka biasanya berpasangan. Mereka
mendorong tim untuk melakukan yang
melengkapi lembar kerja, bertanya satu
terbaik.
sama
lain,
mengerjakan
membahas
materi.
Pelaksanaan
mereka
untuk
Mereka
harus
pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
membantu satu sama lain dalam rangka
pengalaman belajar siswa, siswa yang
memahami
melalui
berkemampuan rendah dan sedang akan
tutorial, kuis dan melakukan diskusi.
dibantu oleh siswa yang berkemampuan
Tugas-tugas mereka itu harus dikuasai oleh
tinggi dan sedang lainnya. Sedangkan
setiap kelompok. Pada akhirnya guru
siswa yang berkemampuan tinggi dan
memberikan kuis yang harus dikerjakan
sedang lainnya, pengalaman belajarnya
siswa secara individu. Hasil kuis diskor,
akan
dan
melaksanakan tahap katakan dan lakukan,
bahan
siswa
Siswa
dan
tim
saling
setiap
latihan.
masalah
membantu
pelajaran
diberikan
skor
mencapai
yaitu
tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa,
memberikan
tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor
kelompoknya secara lisan dan juga tulisan.
itu melampaui rata-rata skor siswa yang
Sehingga setiap anggota kelompok dapat
lalu.
memahami materi dengan mudah, karena setiap
di
mana
bantuan
anggota
siswa
karena
perkembangan. Skor perkembangan ini
Setiap minggu dengan satu lembar
tahap
maksimal
kepada
kelompok
skor
terbaik
dapat anggota
harus
penilaian singkat, atau dengan cara lain,
memberikan
diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi,
kelompoknya
siswa yang mencapai skor perkembangan
peningkatan penampilan dibanding dengan
tertinggi, atau siswa yang mencapai skor
sebelumnya atau dengan mencapai nilai
sempurna pada kuis-kuis tersebut. Kadang-
sempurna. Kelompok yang tanpa memiliki
kadang seluruh tim yang mencapai kriteria
anggota-anggota
tertentu dicantumkan pada lembar itu.
nilainya dan menghasilkan skor yang
dengan
yang
kepada
menunjukkan
meningkatkan
3
sempurna
tidak
akan
menang
dan
mendapatkan penghargaan.
melaksanakan test awal atau pre-test, siswa
Sedang pre-test menurut Romayulis
akan
termotivasi
mempersiapkan
untuk
diri
sebelum
(2005), pre-test merupakan alat evaluasi
pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif
tentang bahan yang akan diajarkan pada
selama proses pembelajaran.
saat itu kepada siswa. Dimana test ini
Dari
penjelasan
diatas
dapat
bertujuan mengetahui rumusan-rumusan
disimpulkan beberapa point mengenai
tujuan yang akan dicapai dalam proses
fungsi dari pre-test, yaitu :
pembelajaran,
dengan
1. Menyiapkan peserta didik dalam proses
dapat
belajar, dengan pre-test maka pikiran
tentang
mereka akan terfokus pada soal-soal
sehingga
mengadakan mengetahui
pre-test kondisi
guru siswa
pengetahuan dan ketrampilan sebelum proses
pembelajaran
dengan
mempedomani hasil test yang diperoleh. Sudijono (2008: 30), menjelaskan bahwa
pre-test
yang harus mereka jawab/kerjakan. 2. Mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubungan
dengan
proses
pembelajaran yang dilakukan.
dilakukan
sebelum
3. Untuk mengetahui kemampuan awal
belajar
mengajar
yang telah dimiliki siswa mengenai
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
bahan ajar yang akan menjadi topik
mana para siswa telah menguasai bahan
dalam proses pembelajaran.
dimulainya
proses
pelajaran yang akan dipelajari. Dengan adanya
pemberian
pre-test
akan
4. Untuk
mengetahui
seharusnya
proses
darimana pembelajaran
memotivasi sisiwa untuk mempersiapkan
dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah
diri dengan artian belajar sebelum peoses
dikuasai peserta didik, dan tujuan-
pembelajaran berlangsung di
tujuan mana yang belum dikuasai
sekolah.
Dengan adanya persiapan tersebut, maka siswa
akan
lebih
memahami
materi
pelajaran yang diberikan. Menurut “Evaluasi
awal
Ibrahim
peserta didik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis
(2003:130).
merupakan
melakukan
penelitian
yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Pre-test
langkah
Dalam Penerapan Model Pembelajaran
pertama yang biasa dilakukan dalam
Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil
melaksanakan suatu program pengajaran
Belajar Biologi Kelas X SMA Negeri 1
dan setelah program pengajaran selesai
Jujuhan
dilaksanakan maka tibalah saatnya bagi
tujuan penelitian yaitu untuk melihat
guru melakukan evaluasi akhir. Dengan
pengaruh
Kabupaten
pemberian
Bungo”.
pre-test
Dengan
dalam 4
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
Populasi dalam penelitian ini adalah
terhadap hasil belajar biologi siswa apspek
selurugh siswa kelas X SMAN 1 Jujuhan
kognitif kelas X SMAN 1 Jujuhan
Kabupaten Bungo yang terdaftar pada
Kabupaten Bungo dan Untuk mengetahui
Tahun 2012/2013
hasil belajar biologi pada aspek afektif.
orang. Penentuan kelas sampel dilakukan
2. Tujuan Penelitian
dengan teknik Random Sampling.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Variable
yang berjumlah 94
dalam
penelitian
ini
mengetahui pengaruh pemberian pre-test
adalah variabel bebas adalah perlakuan
dalam model pembelajaran STAD terhadap
yang diberikan kepada siswa kelompok
hasil belajar biologi siswa kelas X SMA
eksperimen yaitu pemberian pre-test salam
Negeri 1 Jujuhan.
pembelajaran
METODE PENELITIAN
variabel terikat adalah hasil belajar siswa
kooperatif
tipe
STAD.
Penelitian ini akan dilakukan pada
yang diperoleh melalui tes yang diberikan
bulan Januari tahun 2013 yang akan
setelah pelaksanaan pemberian pre-test
dilaksanakan di SMAN 1 Jujuhan Kab.
dalam
Bungo pada kelas X. Jenis penelitian ini
STAD.
adalah ekperimen, yaitu penelitian yang mengadakan terhadap
perlakuan
variable
(manipulasi)
Jenis data yang digunakan data primer. Data primer merupakan data yang
(variable
didapatkan langsung dari subjek penelitian.
bebas) kemudian mengamati konsekuensi
Data primer disini dapat diperoleh dari
perlakuan
objek
hasil belajar siswa pada akhir penelitian
penelitian ( variable terikat). Penelitian ini
untuk ranah kognitif dan untuk ranah
dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas
afektif data diperoleh dari sikap siswa
eksperimen dan kelas control. Adapun
selama proses pembelajaran
tersebut
penelitian
pembelajaran kooperatif tipe
terhadap
model rancangan penelitian ini adalah
Secara umum prosedur penelitian
Randomized Control Group Posttest Only
ini dapat di bagi dalam tiga tahap yaitu
Design (Lufri, 2005; 69) yaitu peneliti
persiapan, pelaksanaan dan pengumpulan
melakukan sekelompok subjek penelitian
data. Instrument yang digunakan dalam
dari sesuatu populasi tertentu kemudian
penelitian ini berupa tes untuk hasil
dikelompokkan secara random yaitu kelas
beklajar kognitif, sedangkan untuk belajar
eksperimen (XB) dan kelas kontrol (XA)
afektif digunakan lembaran pengamatan.
pada kelas eksperimen diberikan perlakuan
Sebelum instrument digunakan sebagai alat
dan kelas control tanpa perlakuan dan
pengumpulan
kedua kelas dilakukan tes yang sama.
dilakukan uji coba kepada siswa yang
data
terlebih
dahulu
5
bukan
sampel
dengan
tujuan
untuk
yang tidak menggunakan pre-tes
dalam
mendapatkan soal yang valid. setelah
pembelajaran
STAD
dilakukan uji coba soal dicari validitas,
dengan nilai rata-rata 68,54.
reabilitas dan analisis butir soal yang
kooperatif
tipe
Selain itu dapat kita lihat hasil pre-
terdiri dari tingkat kesukaran dan daya
test pada kelas eksperimen pada table 2.
beda soal.
Table 2. hasil Pre-test Kelas Eksperimen.
Teknik analisa data menggunakan uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors,
uji
homogenitas
dengan
menggunakan uji F dan uji hipotesis menggunakan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari
penelitian
yang
Kelas Eksperimen Pertemuan Ke Nilai Pre-test 1 68.75 2 75.63 3 78.13 Jumlah 222.51 Rata-rata 74.17
telah
Tabel
tersebut
menunjukkan
dilakukan diperoleh data belajar siswa
adanya peningkatan kemampuan siswa dari
pada kegiatan pembelajaran. Tes akhir
pertemuan
terdiri dari 24 butir soal objektif diikuti
ketiga. Pada pertemuan pertama, siswa
oleh kedua kelas sampel yang terdiri dari
belum terbiasa diberikan pre-tes, sehingga
32 orang siswa dari kelas eksperimen dan
rata-rata
31 orang dari kelas kontrol. Hasil analisis
mencapai KKM (70). Pada pertemuan
tes akhir biologi siswa dapat dilihat pada
kedua dan ketiga, rata-rata nilai yang
table 1 :
diperoleh oleh siswa lebih tinggi dari pada
Table 1. Nilai Rata-rata dan Varians Tes
pre-tes sebelumnya. Hal ini menunjukkan
Akhir Kelas Sampel
bahwa siswa telah lebih mempersiapkan
pertama hingga
nilai
yang
pertemuan
diperoleh
belum
diri untuk menghadapi pre- test. Kelas
N
X
S
S2
Ekperimen (XB)
32
75,38
7,588
57,59
Kontrol (XA)
31
68,54
8,933
79,80
Adanya pengaruh pemberian pretest dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
siswa ini juga didukung oleh nilai proses
bahwa hasil belajar siswa kelas XB yang
pembelajarannya, yaitu nilai afektif yang
diberi perlakuan dengan mengguanakan
dinilai
pre-tes dalam pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran biologi. Nilai afektif tersebut
STAD memiliki rata-rata 75,38. Nilai ini
dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :
setiap
kali
pertemuan
dalam
lebih tinggi dari hasil belajar kelas XA 6
Kelas Eksperimen Pertemuan Ke
Nilai Afektif
1 2 3 Jumlah Rata-rata
75.26 78.39 80.47 234.12 78.04
Kelas Kontrol PerteNilai muan Afektif Ke 1 66.15 2 70.57 3 73.7 210.42 70.14
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Pemberian pre-test dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh positif secara signifikan terhadap hasil belajar biologi. 2. Pemberian pre-test dalam pembelajaran
Nilai
afektif
menggambarkan pembelajaran
di
bahwa
kelas
dalam
atas proses
eksperimen
lebih
kooperatif
tipe
STAD
dapat
meningkatkan afektif siswa. DARTAR PUSTAKA
berperan aktif. Sedangkan pada kelas kontrol keseriusan dan keaktifan siswa
Asma, Nur. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press
dinilai masih kurang. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa
pemberian
pre-test
dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
afektif
siswa.Tipe
ini
menggambarkan siswa dapat berperan sebagai siswa dan guru, siswa dapat mengeluarkan ide atau pendapat dalam kelompok, siswa juga dapat saling berbagi ilmu dengan teman kelompoknya, dengan kata lain siswa yang lebih paham terhadap suatu materi dapat mengajari siswa lainnya yang kurang paham. Selain itu, pre-test juga dapat memotivasi siswa untuk belajar sebelum proses pembelajaran berlangsung di sekolah.
Ibrahim, Muslimin. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Lufri. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi Teori, Praktik Dan Penelitian. Padang: Universitas Negeri Padang. Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidkan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur. Masmedia Buana Pustaka.
7