1 RINGKASAN
Masalah kemacetan Kota Bandung saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Meningkatnya laju perekonomian Kota Bandung seiring dengan semakin mudahnya akses menuju Kota Bandung tidak diimbangi dengan meningkatnya fasilitas transportasi dan jalan raya Kota Bandung. Tata ruang kota yang tidak baik serta lahan yang tidak begitu luas membuat Kota Bandung akan terlihat sangat padat dan tidak nyaman, terutama saat jam berangkat dan pulang kerja serta hari-hari libur. Maka, sudah saatnya muncul sebuah solusi untuk menangani masalah tersebut sebelum Kota Bandung kehilangan daya tariknya karena masalah ini. Solusi tidak sebatas masalah tata ruang atau kebijakan, tetapi juga penerapan teknologi yang efektif dan efisien terhadap masalah yang ada. Jumlah jalanan yang ada akan sangat sulit sekali untuk ditambah karena masalah sempitnya lahan. Penambahan jalur kereta api juga akan menimbulkan masalahmasalah baru seperti pembebasan lahan dan pintu perlintasan yang justru mengundang kemacetan. Maka, diperlukan sebuah sistem transportasi yang memiliki jalur sendiri dan tidak mengganggu lalu lintas jalan raya yang ada. Monorel merupakan suatu jawaban yang telah digunakan di berbagai negara maju bahkan negara tetangga kita, Malaysia. Penggunaan jenis transportasi ini akan dapat mengalihkan pengguna jalan raya tanpa juga menggangu lalu lintas jalan raya. Monorel hanya memanfaatkan lahan yang sedikit untuk penempatan tiang-tiang penopang. Selain itu, monorel juga tidak memberikan polusi langsung ke lingkungan kota. Sekalipun tetap menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energi, tetapi proses pembangkitannya berada jauh dari kota dan efisiensinya pun lebih tinggi dari efisiensi mesin diesel atau otto yang biasa dipakai di transportasi darat. Apalagi jika pembangkit listrik untuk menyupali listrik ke motor listrik sebagai penggerak monorel menggunakan sumber energi terbarukan seperti panas bumi, matahari, angin atau air dan menggunakan teknologi regenerative brake maka transporatsi ini akan menjawab juga masalah polusi udara yang ada di Kota Bandung.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Transportasi merupakan alat bantu yang sangat vital bagi kegiatan setiap orang setiap harinya. Hampir semua kegiatan diberikan kemudahan dengan adanya alat transportasi. Terlebih dikota-kota besar yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan aktifitas keseharian yang padat. Setiap harinya ribuan
2 kendaraan bermotor memenuhi setiap ruas jalanan kota. Kondisi seperti ini menjadikan transportasi merupakan alat bantu terpenting dalam aktifitas. Meski demikian, banyaknya pengguna sarana transportasi, terutama kendaraan pribadi, memberikan masalah baru yang memiliki dampak cukup merugikan, seperti timbulnya kemacetan ditiap ruas jalan yang memiliki kepadatan kendaraan tinggi dan polusi udara hasil gas pembuangan yang sangat merugikan bagi lingkungan. Seperti halnya kota Bandung yang memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, serta aktifitas keseharian yang padat, memiliki tinggkat penggunaan kendaraan yang cukup tinggi. Dalam kondisi seperti itu, kota Bandung memiliki potensi kemacetan lalu lintas yang tinggi serta penyebaran polusi yang tinggi pula. Untuk itu dibutuhkan penanganan lebih lanjut untuk menanggulangi masalah tersebut sehingga tercetuslah solusi dengan membuat sarana transportasi alternatif untuk menanggulangi masalah trasnportasi berupa kendaraan railway yang biasa disebut monorel. Perencanaan pembangunan monorel tersebut telah direncanakan oleh Badan Perancangan Pembangunan Kota Bandung (BAPPEDA Kota Bandung) pada tahun 2010, untuk direalisasikan sebagai master plan dalam menanggulangi masalah transportasi. Adapun perencanaan jalur monorel yang akan dibangun meliputi daerah Pasir Koja-Kopo, Buah Batu-Cikawao, Sutami-Pasir Kaliki, dan beberapa jalur lainnya yang memiliki potensi kemacetan akibat kendaraan bermotor. Dengan berbasiskan rencana pembangunan tersebut, mendorong penulis untuk mencetuskan SANGKURIANG (Sarana Angkutan Massal Ramah Lingkungan Kota Bandung) sebagai alat transportasi alternatif yang dapat menjawab semua masalah trasnportasi yang ada. Dalam kajian kali ini SANGKURIANG dikategorikan pada kendaraan railway berupa monorel yang akan beroperasi pada daerah-daerah rawan kemacetan sehingga diharapkan akan mengurangi kemacetan lalulintas yang selama ini sering terjadi. Dengan teknologi pengefisienan energi berupa regenerative brake diharapkan dapat memberikan manfaat lebih terhadap lingkungan dalam mengurangi polusi udara hasil gas buang kendaraan bermotor.
Tujuan
Menanggulangi kemacetan lalu lintas yang kian hari kian bertambah tingkat kemacetan lalu lintas. Menciptakan alat transportasi alternatif yang ramah lingkungan. Menciptakan transportasi kota bandung yang disiplin, tertib, dan mengutamakan keselamatan. Menciptakan efisiensi penggunaan alat transportasi untuk mendistribusikan barang atau orang.
3 Metode
Data dan informasi yang digunakan untuk penulisan karya tulis ini berasal dari data sekunder karena penulis tidak melakukan pengamatan dan pengambilan data langsung di lapangan. Data sekunder yang diperoleh berasal dari berbagai sumber, diantaranya internet, koran, artikel, jurnal, penelitian orang lain, dan wawancara dengan beberapa pihak terkait seperti Bappeda Kota Bandung dan dosen. Setelah data sekunder itu dikumpulkan kemudian diolah mengikuti alur pada Gambar 1.1.
data sekunder
identifikasi masalah
studi pustaka
analisis
rekomendasi
Gambar 1. Alur pelaksanaan
URAIAN GAGASAN
Data dan Informasi
Perbandingan Kereta dengan Transportasi Darat Lain Tabel 1. Biaya Eksternal Angkutan Penumpang di Jerman tahun 2000[1]
Komponen Biaya Kebisingan
Kecelakaan Polusi Udara
Kondisi Urban, Siang Hari Urban, Malam Hari Interurban, Siang Hari Interurban, Malam Hari Urban Interurban Urban Petrol/Train Electric Urban Diesel/Train Diesel Interurban Petrol/Train Electric
Biaya Satuan Angkutan (cent/penumpang-km) Kendaraan Kereta Jalan Raya Api 0.46 0.25 0.84 0.82 0.07 0.14 0.14 0.23 2.50 0.05 0.97 0.05 0.10
0.00
0.93
1.51
0.05
0.00
4 Interurban Diesel/Train Diesel Urban Petrol/Train Proses Hulu & Hilir Electric Urban Diesel/Train Diesel Interurban Petrol/Train Electric Interurban Diesel/Train Diesel Nature & Landscape Urban Interurban Polusi Tanah & Udara Urban/Interurban Total Biaya Eksternal Angkutan Siang Hari Urban (Petrol/Electric) Siang Hari (Diesel/Diesel) Malam Hari (Petrol/Electric) Malam Hari (Diesel/Diesel) Siang Hari Interurban (Petrol/Electric) Siang Hari (Diesel/Diesel) Malam Hari (Petrol/Electric) Malam Hari (Diesel/Diesel)
0.23
0.06
0.60
0.26
0.37
0.14
0.40
0.11
0.28 0.00 0.25 0.04
0.07 0.00 0.16 0.002
4.11
0.56
4.62
2.08
4.49
1.13
5.00
2.65
2.06
0.46
2.39
1.08
2.12
0.55
2.46
1.18
Tabel 2. Biaya Eksternal Angkutan Barang di Jerman tahun 2000[1]
Komponen Biaya
Kebisingan
Kecelakaan
Kondisi
Urban, Siang Hari Urban, Malam Hari Interurban, Siang Hari Interurban, Malam Hari Urban Interurban
Biaya Satuan Angkutan (cent/penumpang-km) Kendaraan Jalan Kereta Raya Api 0.61 0.12 1.12 0.49 0.09 0.11 0.17 0.19 0.92 0.02 0.23 0.02
5 Polusi Udara
Urban Petrol/Train Electric Urban Diesel/Train Diesel Interurban Petrol/Train Electric Interurban Diesel/Train Diesel Proses Hulu & Hilir Urban Petrol/Train Electric Urban Diesel/Train Diesel Interurban Petrol/Train Electric Interurban Diesel/Train Diesel Nature & Landscape Urban Interurban Polusi Tanah & Udara Urban/Interurban Total Biaya Eksternal Angkutan Urban Siang Hari (Petrol/Electric) Siang Hari (Diesel/Diesel) Malam Hari (Petrol/Electric) Malam Hari (Diesel/Diesel) Interurban Siang Hari (Petrol/Electric) Siang Hari (Diesel/Diesel) Malam Hari (Petrol/Electric) Malam Hari (Diesel/Diesel)
0.93 0.93
0.00 1.05
0.73 0.73 0.27 0.27
0.00 0.88 0.13 0.10
0.23 0.23 0.00 0.10 0.09
0.13 0.10 0.00 0.02 0.020
3.04 3.04 3.55 3.55 1.66 1.66 1.74 1.74
0.29 1.40 0.66 1.77 0.31 1.24 0.39 1.32
Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan bahwa biaya satuan angkutan penumpang maupun barang untuk kendaraan jalan raya memang lebih tinggi dibandingkan dengan kereta api, kecuali biaya kebisingan pada interurban siang/malam hari dan biaya polusi udara pada interurban siang/malam hari. Namun, secara keseluruhan (total) biaya eksternal angkutan penumpang dan barang dengan Kereta Api lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan jalan raya. Monorel
Teknologi Monorel
Salah satu jenis dari berbagai macam jenis kereta adalah monorel. Namun, monorel sendiri bisa disebut juga sebagai jenis tersendiri dan terpisah dari golongan kereta. Hal tersebut karena monorel hanya memiliki satu rel lintasan dan lebar kendaraannya lebih besar dari jalur lintasannya. Biasanya monorel ditempatkan di atas jalan dengan lintasannya ditopang tiang-tiang yang tidak menganggu badan jalan sehingga penggunaannya tidak mengganggu lalu lintas di jalan.
6 Monorel ini menggunakan motor listrik yang mendapatkan aliran listrik dari rel ketiga (third rail), dengan penyuplai daya yang diletakan setiap beberapa kilometer. Ilustrasi dari cara transfer energi listrik ke kereta diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Gambar potongan dari komponen-komponen pada monorel[2] Konduktor untuk mentransfer energi listrik pada gambar diatas diperlihatkan oleh komponen dengan nomor 6. Komponen nomor 4 adalah tempat saklar atau stabilisator tegangan listrik. Tegangan yang digunakan pada umumnya adalah tegangan bolak-balik, sehingga diperlukan konduktor (pada Gambar 2 diperlihatkan oleh tiga titik di tengah). Gambar 2 adalah contoh konfigurasi lain dari monorel. Pada gambar tersebut yang merupakan konduktor adalah tiga garis pada bagian bawah.
Gambar 3. Ilustrasi tiga dimensi komponen-komponen penggerak pada monorel[3]
7 Keunggulan-keunggulan monorel:
Monorel sudah terbukti di berbagai negara seperta Jepang, Amerika Serikat, Australia, bahkan Malaysia sebagai transportasi perkotaan yang sangat efektif. Monorel memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena kecelakaan yang melibatkan kendaraan di jalan raya hampir tidak mungkin. Tanpa menggunakan energi ramah lingkungan atau teknologi khusus pengefisienan energi sekalipun, monorel tetap memiliki kategori kendaraan ramah lingkungan karena tidak ada polusi langsung ke daerah kota dan efisiensi pembangkit listrik memang lebih besar daripada mesin otto atau diesel yang biasa dipakai oleh kendaraan darat lainnya. Walaupun memang mungkin biaya kapital dari pembangunan monorel ini sangat besar tapi secara biaya operasional sudah terbukti lebih murah. Di banyak negara maju yang telah menerapkan transportasi monorel, perusahaan pengoperasinya selalu mendapatkan untung tiap tahunnya tidak lama setelah operasi di mulai. Tidak menambah kemacetan di jalan raya karena memiiliki jalur sendiri yang tidak bersinggungan dengan jalan raya.
Regenarative Brake pada Monorel
Regenerative brake adalah mekanisme untuk memperoleh energi dengan mengubah energi kinetik kendaraan saat melakukan pengereman menjadi bentuk energi lain. Hal ini dilakukan karena pada rem konvensional, energi kinetik kendaraan terbuang begitu saja (menjadi energi panas, dan lain-lain) saat kendaraan melakukan pengereman. Pada saat pengereman, motor listrik dijalankan pada arah yang berlawanan, sehingga motor listrik tersebut bekerja sebagai generator listrik, yang mengubah energi kinetik dari kereta menjadi energi listrik, yang akan dikembalikan ke suplai. Ilustrasi sederhana saat kereta melakukan pengereman dan akselerasi diperlihatkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Ilustrasi akselerasi dan pengereman[4]
8 Skema sederhana dari regenerative brake untuk kereta diperlihatkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Skema sederhana sistem regenerative brake.[5] Dengan teknologi regenerative brake ini tentunya dapat menghemat energi yang diperlukan untuk mengoperasikan monorel. Kereta Pendolino yang beroperasi di jalur utama West Coast diklaim dapat menghemat penggunaan energi listrik sebesar 17 % karena menggunakan regenerative brake.[6] Selain itu, keuntungan dari teknologi regenerative brake ini yaitu dapat mengurangi keausan pada kampas rem. Contoh ekstrimnya adalah pada kereta Class 323 yang beroperasi pada jalur Birmingham dan Manchester, saat menggunakan regenerative brake umur kampas rem yang digunakan sekitar 18 bulan, namun saat regenerative brake tidak digunakan, umur kampas rem turun drastis menjadi hanya 18 hari.[6]
SANGKURIANG Sebagai Solusi
Setelah menganalisis rumusan masalah yang ada dan telaah pustaka pada teori dasar, maka penulis merekomendasikan sebuah sistem transportasi unggulan untuk daerah Kota Bandung bernama SANGKURIANG: Sarana Angkutan Massal Ramah Lingkungan Kota Bandung. Sistem ini mengedepankan monorel sebagai transportasi utama yang akan membelah daerah kemacetan di Kota Bandung. Rencana daerah yang akan dilalui monorel adalah seperti yang dilihat pada Gambar 6.
9
Gambar 6 Rekomendasi jalur monorel Kota Bandung[7]
Monorel ini akan dilengkapi teknologi regenerative brake untuk memaksimalkan sumber energi yang ada. Dengan begitu penggunaan bahan bakar fosil akan sedikit terkurangi. Rencana selanjutnya juga akan dilengkapi tempat khusus bagi pengguna sepeda agar bisa membawa sepedanya untuk menaiki monorel ini. Selain itu setiap stasiunnya akan dilengkapi sepeda umum untuk pengguna monorel. Penambahan fasilitas untuk sepeda ini merupakan jawaban atas masalah monorel yang tidak bisa menjangkau kesuluruhan daerah terutama untuk jalan-jalan kecil. Maka dengan semangat ramah lingkungan sepeda merupakan jawaban terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut dan mendukung keberlangsungan jalur speda yang sudah dirintis oleh Pemerintah Kota Bandung merupakan suatu kesinergian yang baik.
KESIMPULAN
SANGKURIANG merupakan salah satu jawaban untuk mengurangi angka kemacetan Kota Bandung dan memaksimalkan perekonomiam masyarakat Kota Bandung dan sekitar. Monorel yang menggunakan jalur sendiri, tidak bersinggungan dengan jalan raya dan hanya memakai sedikit lahan membuat SANGKURIANG dapat mengurangi kemacetan tanpa membuat kemacetan baru. Monorel juga terhitung lebih baik dari tranportasi lain karena perbandingan penggunaan bahan bakar dengan jumlah penumpang paling kecil. Dengan tambahan teknologi regenerative brake maka akan memperkecil nilai perbandingan tersebut. Selain itu penggunaan sumber energi terbarukan untuk pembangkit listrik akan menambah keunggulan SANGKURIANG dalam
10 mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran bahan bakar fosil. Dan pada akhirnya dengan tambahan fasilitas penempatan sepeda di dalam monorel dan tambahan sistem sepeda umum di setiap stasiun maka akan menyelesaikan masalah monorel yang tidak bisa menjangkau setiap kawasan dengan tetap mendukung budaya sehat dan ramah lingkungan.
11 DAFTAR PUSTAKA
[1]
Majalah Kereta Api November 2008
[2]
http://www.urbanaut.com/BasicPrinciple%20Rubber%20tire%20110dime nsion%201-17-09.gif
[3]
http://www.urbanaut.com/Bogie%20and%20Propultion%20Systems%204 _files/image004.jpg
[4]
http://archive.electronicdesign.com/files/29/17465/figure_04.jpg
[5]
http://www.cecube.co.uk/images/regen_10.jpg
[6]
Ford, Roger. 2 Juli 2007. “Regenerative braking boosts green credentials”. http://www.railwaygazette.com/news/single-view/view/regenerativebraking-boosts-green-credentials.html (diakses tanggal 2 Januari 2011)
[7]
Kurdi, Moch Yasin. 1 Desember 2010. “Kepadatan Lalu Lintas di Kota Bandung
Menjanjikan
Berbagai
http://www.docstoc.com/docs/22033706
Alternatif
Pembangunan”.
12 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA
Nama
: Adityo Pratomo Putra
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta / 01 Januari 1990
No. Telepon
: 08888330999
E-mail
:
[email protected]
Prestasi: -
Nama
: Muhamad Faris Naufal Austen
Tempat/Tanggal Lahir
: Depok / 15 November 1989
No. Telepon
: 085691438350
E-mail
:
[email protected]
Karya Ilmiah: 1.
Pemanfaatan Energi Gelombang Laut Sebagai Sumber Energi Alternatif Menggunakan Sistem Point Absorbing
2.
Pemanfaatan Gelombang Laut Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Metode Pendulum
Prestasi: 1.
Juara 3 Olimpiade Astronomi tingkat SMA Kota Bogor
2.
Juara 2 Olimpiade Astronomi tingkat SMA Propinsi Jawa Barat
3.
Juara 2 MATRIKS Pekan Sains Nasional IPB
4.
Medali Perunggu Olimpiade Sains Nasional bidang Astronomi
5.
Finalis Innovation Mechanical Innovation Competition, HMM ITS
6.
Finalis Innovation Engineering Physics Expo, HMFT ITB
7.
Finalis National Innovation Contest 2011
13 Nama
: Fauzan Ramadhan
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta / 12 April 1991
No. Telepon
: 087821018369
E-mail
:
[email protected]
Karya Ilmiah: 1. Pemanfaatan Energi Gelombang Laut Sebagai Sumber Energi Alternatif Menggunakan Sistem Point Absorbing 2. Pemanfaatan Gelombang Laut Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Metode Pendulum Prestasi: 1. Finalis Innovation Engineering Physics Expo 2010 2. Finalis Alternative Energy Competition – Indonesia Mechanical Innovation Challenge 2010 3. Finalis Mechanical Competition 2006 4. Finalis National Innovation Contest 2011