RESPON MAHASISWA TENTANG KODE ETIK BERPAKAIAN DI FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Hany Sabrina Mumtaz Aziz Nim. 1112051000011
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H
i
ii
iii
ABSTRAK Hany Sabrina Mumtaz Aziz, NIM: 1112051000011,Respon Tentang Kode Etik Berpakaian Di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakart, di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah membuat peraturan yang disosialisasikan melalui buku pedoman akademik. Setiap Fakultas harus menerapkan kode etik berpakaian tersebut. Mespikun sudah terdapat peraturan tentang kode etik berpakaian, namun masih banyak mahasiswi yang melanggar kode etik tersebut. Salah satu pelanggaran yang dilakukan mahasiswi melanggar kode etik berpakaian seperti berbaju ketat, berbaju pendek, berbaju transparant dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian. Bagaimana respon kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswi terhadap kode etik berbusana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi? Adakah perbedaan respon kognitif, afektif, dan psikomotorik berdasarkan asal sekolah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi? Adakah perbedaan respon kognitif, afektif dan psikomotorik berdasarkan jurusan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi? Teori yang digunakan oleh penulis, diantaranya adalah teori mengenai respon yang membahas mengenai definisi, macam-macam respon, teori S-O-R, dan faktor terbentuknya respon. Selain itu juga ada konsep tentang berpakaian berdasarkan syari’at Islam dan kode etik berpakaian. Teori stimulus-respon, menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak pertama(receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Penelitian ini menggunakan metodologi dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengumpulan menggunakan instrumen berbentuk kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan kuantitatif dengan rumus rata-rata mean, standart deviasi, pengakatagorian dan chi-square. Kode etik berpakaian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dapat menambah pengetahuan/ kognitif untuk mahasiswi mengenai berbusana yang baik menurut syari’at Islam. Namun, kode etik tersebut belum dapat merubah keinginan perilaku berpakaian mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Hal dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata afektif dann psikomotorik yang hanya memiliki selisih 0,5. Sedangkan respon berdasarkan asal sekolah dan respon berdasarkan jurusan tidak berpengaruh terhadap kode etik berpakaian. Kata kunci : Kode etik, pakaian, respon, mahasiswi dan FIDKOM
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayath dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Respon Mahasisia Terhadap Kode Etik Berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya yang senantiasa patuh dan ta’at menjalankan semua perintah Allah dan Rasul-Nya hingga akhir zaman. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekhilafan, kekurangan
dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun
berkat adanya semangat, bantuan dan dorongn dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan penyusun. Dalam kesempatan ini penulis ining berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Suprapto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Hj Roudhonah M.Ag. selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi M.Si. selaku Wakil Dekan III, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
3. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 4. Ir.Noor Bekti Negoro, SE., M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah begitu bijaksana memberikan ilmunya kepada penulis di tengah kesibukan yang padat, serta membimbing penulis dengan sabar agar skripsi ini selesai dengan baik dan juga bermanfaat. 5. Prof. Dr. H. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan untuk memilih judul skripsi. 6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah mentrasformasikan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi maupun penulisan skripsi ini. 7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh mahasiwi Fakutas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu dalam pengisian kuesioner sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 9. Mama Latifah yang tidak pernah berhenti memberikan do’a dan dukungan secara moril dan materi untuk penulisan ini. Begitu pula ayahanda Abdul Aziz yang selalu mengantar saya untuk penelitian ini dan juga memotivasi spiritual saya. 10. Kakak kandung saya dan kaka ipar saya Adam Karomy Aziz, M. Fatih Farha Lubbi dan Nur Annisa dengan motivasi kalian akhirnya saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
vi
11. Saudari Rifka Oktavia yang selalu berdiskusi dan memberikan motivasi yang besar kepada saya. 12. Teruntuk sahabat saya Indriana Rara Subadra, Ricca Junia Ilprima, Rizki Hakiki, Yoga Prasetyo, Faqih Aulia Rizki, Fajar Lolly yang selalu memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Savinatunnaja yang selalu memberikan support dan menemani penulis pada saat revisi. 14. Saudari Faizah yang selalu memberi arahan tentang skripsi ini sehingga saya bisa menyelesaikan penelitian ini. 15. Teman-teman KPI A angkatan 2012, sahabat yang selalu berbagi suka dan duka selama beberpa tahun ini. Serta teman-teman KKN Mahatma 2015 yang telah membantu penulis dalam segala hal, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini. Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah peulis dapati dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin ya Robbal’lamin...
Jakarta,
Juni 2016
Hany Sabrina Mumtaz Aziz
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................i LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...............................................iii ABSTRAK .........................................................................................................iv KATA PENGANTAR .......................................................................................v DAFTAR ISI ......................................................................................................viii DAFTAR TABEL .............................................................................................xii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakng Masalah ............................................................. 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7 D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 9 E. Sistematika Penulisan ...............................................................11
BAB II
KAJIAN TEORI ...............................................................................13 A. Ruang Lingkup Respon ...............................................................13 1. Definisi Respon ....................................................................13 2. Teori S-O-R ..........................................................................16 3. Faktor Terbentuknya Respon ...............................................19 B. Kode Etik .....................................................................................20 C. Konsep Busana ............................................................................22 D. Etika Berpakaian dalam Islam .....................................................25 E. Ketentuan Umum Kode Etik .......................................................27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................31 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................31 B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................32 C. Populasi dan Sampel....................................................................32 D. Variabel Penelitian ......................................................................35 E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ......................................35 1. Aspek kognitif ........................................................................35 2. Aspek afektif ...........................................................................35 3. Aspek psikomotorik ................................................................36 F. Sumber Data ................................................................................37 G. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................38 H. Blue Print ....................................................................................39 1. Sebelum Validitas.................................................................39 2. Sesudah Validitas .................................................................41 I. Instrumen Penelitian ....................................................................43 J. Uji Validitas.................................................................................44 K. Uji Realibilitas .............................................................................45
viii
L. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas .............................................45 M. Teknik Analisis Data ...................................................................46 N. Teknik Penulisan .........................................................................49 BAB IV GAMBARAN UMUM ......................................................................50 A. Konsep Kode Etik........................................................................50 1. Tujuan ...................................................................................50 2. Isi Kode Etik .........................................................................50 B. UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta ...............................................51 C. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) ...................................................................................53 1. Sejarah Berdirinya FIDKOM ...............................................53 2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi .......54 3. Sejarah Singkat Jurusan KPI ................................................55 4. Visi dan Misi KPI .................................................................56 5. Tujuan dan Sasaran ..............................................................57 6. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) .................59 7. Jurusan Managemen Dakwah (MD) .....................................59 8. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) ................59 9. Konsentrasi Jurnalistik .........................................................59 10. Konsentrasi Kesejahteraan Sosial ........................................60 D. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi..................................................................................60 BAB V
HASIL DAN ANALISIS DATA ......................................................63 A. Deskripsi Responden ...................................................................63 B. Respon terhadap Kode Etik Berpakaian ......................................64 1. Aspek Kognitif .....................................................................64 2. Aspek Afektif .......................................................................67 3. Aspek Psikomotorik .............................................................70 C. Pembahasan Hasil Teori ..............................................................74 1. Perhitungan Standart Deviasi ...............................................74 2. Katorisasi Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ..................................................................75 3. Analisis Chi Square ..............................................................75
BAB VI PENUTUP .........................................................................................80 A. Kesimpulan ..................................................................................80 B. Saran ............................................................................................81 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................83 LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22
Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tahun Akademik 2016 .................................................................. Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tahun Akademik 2016 ............................................ Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian ...... Blue Print Respon Afektif Terhadap Kode Etik Berpakaian ........ Blue Print Respon Psikomotorik Terhadap Kode Etik Berpakaian ..................................................................................... Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian ...... Blue Print Respon Afektif Terhadap Kode Etik Berpakaian ........ Blue Print Respon Psikomotorik Terhadap Kode Etik Berpakaian ..................................................................................... Skala Likert Positif ........................................................................ Skala Likert Negatif ...................................................................... Karakteristik Respon Berdasarkan Jurusan ................................... Karakteristik Respon Berdasarkan Asal Sekolah .......................... Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi afek kognitif terhadap kode etik berpakaian................... Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi aspek afektif terhadap kode etik berpakaian................... Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi aspek psikomotorik terhadap kode etik berpakaian ........ Perbandingan Respon Mahasiswi.................................................. Desriptive Statistic ........................................................................ Katagorisasi Respon Mahasiswi.................................................... Asal Sekolah .................................................................................. Chi-Square Asal Sekolah .............................................................. Jurusan........................................................................................... Chi-Square Jurusan .......................................................................
x
33 34 39 40 40 41 42 43 46 46 63 64 65 67 70 73 74 75 75 76 77 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Baju Ketat ..................................................................................... Gambar 2 Baju Pendek.................................................................................. Gambar 3 Baju Transparan ........................................................................... Gambar 4 Teori S-O-R ................................................................................... Gambar 5 Foto Kode Etik Berpakaian .......................................................... Gambar 6 Foto Kode Etik Berpakaian ..........................................................
xi
5 6 6 18 82 82
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia, pakaian adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, etika, estetika, tetapi juga berhubungan dengan kondisi sosial budaya. Bagi manusia pakaian tidak hanya berdimensi keindahan, tetapi juga kehormatan bahkan keyakinan1. Itulah sebabnya, aturan pakaian termasuk yang dipandang penting oleh Allah SWT, apalagi wanita harus menggunakan pakaian yang baik dan kepala menggunakan hijab. Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan pokok manusia di samping makanan (pangan) dan tempat tinggal (papan).2 Selain berfungsi sebagai penutup tubuh, pakaian juga merupakan pernyataan lambang status seseorang dalam masyarakat. Sebab berpakaian ternyata merupakan perwujudan dari sifat-sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu sehingga berusaha selalu menutupi tubuhnya. Allah SWT menganugrahi manusia dengan berbagai nikmat dan karunia yang tidak terhingga nilainya, salah satu nikmatnya itu adalah Dia telah mengajarkan manusia tetang pengetahuan untuk berpakaian. Sebagai seorang hamba yang menyadari kekurangan dan kelemahannya akan pandailah ia bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan pengetahuan yang amat penting. Rasa syukur kepada Allah SWT ini akan
65
1
Aziz Alimul,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, (Jakarta:Salemba Medika, 2006) h,
2
Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, (Jakarta: Salemba Medika, 2006) h, 77
1
2
diungkapkan dengan jalan melaksanakan cara berpakaian sesuai dengan di kenhendak-Nya. Pada agama manapun, di era modern ini selalu ditemukan ajaran untuk berpakaian sopan ditempat umum, setidaknya menurut pandangan secara universal bahwa manusia itu harus menutupi bagian-bagian tubuh yang tidak seharusnya diperlihatkan di depan umum. Islam memberikan ramburambu yang jelas dalam masalah pakaian wanita agar tetap ada keseimbangan antara estetika dengan syariah. Dalam tata cara berpakaian, agama Islam tidak semata-mata mensyaratkan busana sebagai penutup tubuh, tetapi busana sebagai sarana yang lengkap dan menyeluruh baik kesehatan, kesopanan, serta keselamatan lingkungan. Lebih jauh lagi Islampun mengganggap cara berbusana sebagai tindakan ibadah serta kepatuhan seorang umat yang berakibat janji pahala bagi yang menjalankannya. Dalam hal berbusana muslimah yang sempurna, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mewajibkan mahasiswanya mengenakan busana yang sempurna menurut kode etik pada pasal 7 dikampus mengenai berbusana yang baik. Di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya juga memiliki kode etik terpampang jelas pada banner merah disetiap lantai yang mana mahasiswa dapat membaca kode etik tersebut. Mahasiswa sebagai salah satu komponen yang menentukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), merupakan individu yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Dalam rangka pembinaan mahasiswa terhadap kode etik berpakaian maka mahasiswa mempunyai respon terhadap
3
berpakaian apalagi dibawah aturan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang mewajibkan mahasiswa menggunakan pakaian yang sesuai dengan kode etik di dalam buku panduan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kode etik berpakaian yang terdapat pada pasal 7 di buku panduan akademi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditujukan untuk mahasisiwi dan mahasiswa. Tujuan diberlakukannya berbusana yang baik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah untuk terpeliharanya hartakat dan martabat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Universitas Islam, menjadikan sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai sarjana yang mulia selain itu juga menanamkan kesopanan kepada mahasiswanya dalam menjaga dirinya.3 Melalui berbusana yang baik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta ingin menegakkan
akhlak yang mulia kepada setiap mahasiswanya melalui sistem dan cara yang preventif dalam mencegah timbulnya akhlak dan moral yag rusak. Setiap kampus memiliki kode etik
yang berbeda-beda tergantung
kebijakan kampus masing-masing. Kode etik mahasiswa dibuat dengan tujuan untuk menciptakan suasana kampus yang kondusif bagi terlaksananya Tri Dharma Pendidikan. Sejauh ini kode etik mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum berjalan seperti yang diharapkan. Banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa yang luput dari sanksi pihak birokrasi. 3
Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 320
4
Terlebih jika kita melihat pelanggaran kode etik mahasiswa yang berkaitan dengan tata cara berpakaian. Hal ini menunjukkan lemahnya penegakan hukum di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Kalau kita melihat lebih jauh, pelanggaran kode etik mahasiswa terutama dalam pelangggaran kode etik berpakaian, sudah menjadi hal yang biasa di lingkungan kampus,khususnya di FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Banyak dari mahasiswa di Fakulatas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang menggunakan busana yang tidak sesuai dengan kode etik mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa terkesan acuh dengan
peraturan
yang
dibuat
oleh
pihak
kampus.
Yang
lebih
memprihatinkan lagi, banyak mahasiswa yang melanggar kode etik berpakaian akan tetapi mereka tidak merasa jika mereka melanggar kode etik mahasiswa. Minimnya sanksi yang diberikan, sebagai faktor utama terjadinya pelanggaran kode etik berpakaian di lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Mahasiswi yang melanggar kode etik berpakaian cenderung lebih banyak, dan mayoritas dari mereka lolos dari sanksi birokrasi Mahasiswi sering sekali menggunakan pakaian-pakaian yang ketat dan tak jarang juga baju yang digunakan diatas pinggul. merupakan contoh kesalahan berpakaian pada mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi : 1. Mahasiswi yang berbaju ketat
5
Gambar. 1 Baju Ketat 2. Mahasiswi yang berbaju pendek
6
Gambar 2. Baju Pendek 3. Mahasiswi yang berbaju transparan
Gambar 3. Baju Transparan Oleh krena itu penulis tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian ini dalam rangka melihat respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
7
Komunikasi yang dituangkan dalam skripsi berjudul “RESPON MAHASISWA TENTANG KODE ETIK BERPAKAIAN DI FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Untuk mempermudah penelitian agar lebih fokus, maka penulis membatasi masalah hanya pada respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2015, 2014 dan 2013. Respon yang diteliti dibatasi pada respon kognitif, afektif dan psikomotorik (psikomototik) Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi terhadap Kode Etik Berbusana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ? 2. Adakah Perbedaan Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi Berdasarkan Asal Sekolah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ? 3. Adakah Perbedaan Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi Berdasarkan Jurusan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian.
8
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh asal sekolah terhadap respon mahasisi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang kode etik berpakaian. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh jurusan terhadap respon mahasiswi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang kode etik berpakaian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan informasi dan menambah referensi kelimuan serta menamabah kajian tentang berbusana muslimah untuk mahasisiwi sesuai kode etik busana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi bagi muslimah pada umumnya untuk mengetahui pakaianpakaian yang Syar’i yang sesuai dengen perintah agama. Skripsi ini juga sebagai evaluasi tentang kode etik berbusana muslimah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi berjalan atau tidak seta mahasiswi
dapat
mengambil
langkah-langkah
mudah
dalam
melakukan kegiatan dakwah melalui peraturan-peraturan kampus tentang kode etik berbusana.
9
D. Tinjauan Pustaka Setelah penulis melihat dan mencari judul di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Umum Universitas Islam Negri Jakarta, belum ada yang mengambil judulRespon Mahasiswa tentang Kode Etik Berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil observasi penulis yang telah dilakukan, terdapat tiga judul skripsi. Pertama Pertama, skripsi karya Lola Rizkila Nur pada tahun 2007 yang berjudul “Respon Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Penggunaan Jilbab Sebagai Pakaian Kampus (Studi Komprasi antara Fakultas Syariah Dan Hukum dengan Fakultas Sains dan Teknologi”. Pada skripsi karya Lola tersebut terdapat kesamaan objek dengan penelitian yang penulis akan lakukan, yaitu mengenaikode etik. Hanya saja skripsi karya Lola Rizkila mengambil kode etik mengenai jilbab. Sedangkan objek yang ada dalam penelitian penulis adalah kode etik berbusana yang ada di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini hanya membahas tentang jilbab saja, namun skripsi peneliti membahas tentang kode etik berpakain. Jadi sangat berbeda sekali antara skripsi Lola dengan skripsi penulis yang membahas kode etik berpakaian yang bukan hanya jilbab. Kedua tentang “Pengaruh Agama Terhadap Berbusana Muslimah. Studi
kasus:
Mahasiswi
Komunikasi
Penyiaran
Islam
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta” karya Nadzariyah tahun 2009. Skripsi ini berisi tentang pengaruh agama pada pakaian muslimah. Skripsi ini juga melihat pengaruh orang yang beragama dan tidak terhadap gaya berpakaiannya,
10
semakin mahasiswa yang mengetahui agama maka berpakaiannya akan semakin mengikuti berpakian yang baik menurut agama, sedangkan peneliti melihat bagaimana respon mahasiswi tentang kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hdayatullah Jakarta. Ketiga tentang “Respon Siswi Terhadap Kewajiban Berusana Muslimah Di Sekolah (Studi Kasusdi SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta)” karya Nur Hidayah tahun 2007. Skripsi ini berisi tentang kewajiban siswi menggunakan busana muslimah di sekolah, hal ini merupakan sama dengan penelitian peneliti hanya saja skripsi ini lebih mengarah kepada sekolah yang sudah memiliki seragam dan ingin melihat bagaimana respon dari siswi tersebut. Dalam skripsi yang di sebutkan diatas, penulis tegaskan bahwa dalam skripsi ini sangat berbeda karya penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun yang membedakannya adalah bahwa penelitian di skripsi ini lebih menekankan pada penelitian respon mahasiswi tentang kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penuli membuat sistematika berdasarkan hubungan dan kesamaan yang ada. Skripsi ini terdiri dari : BAB I.
PENDAHULUAN
11
Terdiri dari latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN TEORITIS Terdiri dari ruang lingkup respon yang terdiri dari definisi respon, terori S-O-R, macam-macam respon dan faktor terbentuknya respon. Kemudian membahas mengenai kode etik, konsep berbusana, etika berpakaian dalam Islam dan ketentuan kode etik berpakaian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. BAB III. METODOLOGI Terdiri dari pendekatan dan jenis peneltian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi oprasional, sumber data, teknik pengumpulan data, blue print, instrumen penelitian, uji validitas, uji realibilitas, hasil uji validitas dan realibilitas, teknik analisis data, dan teknik penulisan. BAB IV. GAMBARAN UMUM Konsep kode etik berpakaian, profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Sejarah berdirinya FIDKOM, visi dan misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sejarah singkat KPI, visi dan misi KPI, tujuan dan sasaran, jurusan BPI, jurusan MD, jurusan PMI, jurusan Jurnalistik, jurusan KESSOS), kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
12
BAB V. HASIL DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini membahas tentang deskripsi responden, respon terhadap kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta dan analisis Chi Square. BAB IV. PENUTUP Terdiri
dari
kesimpulan
yang
merupakan
jawaban
dari
permasalahan yang dibahas dan saran atas permasalahan yang dibahas.
BAB II KAJIAN TEORI A. Ruang Lingkup Respon 1. Definisi Respon Respon dari kata respons yang berarti jawaban, balasan, atau tanggapan.1Respon dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan, reaksi dan jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.2 Serupa dengan pengertian di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut, menurut Poerwadarminta respon diartikan sebagai tanggapan, reaksi, dan jawaban.3 Menurut Djalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan (activity) dari organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan (activity) yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat (ditinggal) dari pengamatan tentang subjek peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan.4 Soenarjo mengemukakan, istilah respon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau dalam setelah komunikasi dinamakan efek. “Suatu kegiatan komunikasi itu
1
John Echols dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2003) h. 467. 2 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 585. 3 Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta:UT, 1999), Cet. Ke-3, h. 43. 4 Djaluludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999) h. 51.
13
14
memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang dilancarkan oleh komunikator”.5 Sedangkan Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah umpan balik (feedback) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi. Dengan adanya respon yang disampaikan dari komunikan kepada komunikator maka akan menetralisir kesalahan penafsiran dalam sebuh proses komunikasi.6 Menurut Jalaludin Rahmat, respon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Kognitif, yaitu respon yang timbul setelah adanya pemahaman terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan. Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, atau dipersepsi halayak banyak. b. Afektif, yaitu respons timbul karena adanya perubahan perasaan terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai. Sedangakan di dalam afektif bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci oleh khalayak. c. Psikomotorik, yaitu respons yang berupa tindakan, kegiatan atau kebiasaan yang terkait dengan perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi
pola-pola
tindakan,
kegiatan,
atau
kebiasaan
berperilaku. Adapun menurut Agus Sujanto, ada bermacam-macam tanggapan yaitu :7
5
Soenarjo & Djoenarsih S. Soenarjo, Himpunan Istilah Komunikasi, (Yogyakarta: Liberty 1983) h. 25. 6 Jalaludin Rahkhmat,Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Eosdakarya, 2007), h. 220
15
a. Tanggapan menurut indera yang mengamati yaitu: 1) Tanggapan auditif, yakni tanggapan terhadap apa-apa yang telah didengarnya, baik berupa suara, kekuatan dan lain-lain. 2) Tanggapan visual, tanggapan terhadap sesuatu yang lihat. 3) Tanggapan perasa, yakni tanggapan terhadap suatu yang dialaminya. b. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu: 1) Tanggapan ingatan, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang diingatnya. 2) Tanggapan fantasi, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang dibayangkannya. 3) Tanggapan pikiran, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang dipikirannya. c. Tanggapan menurut pikirannya, yaitu: 1) Tanggapan
benda,
yaitu
tanggapan
benda
yang
mengahmpirinya atau berada didekatnya. 2) Tanggapan kata-kata, yaitu tanggapan terhadap kata-kata yang didengarkan atau dilihatnya. Dalam komunikasi massa ada beberapa model teori, diantaranya teori respon. Respon merupakan modal dasar atau sangat sederhana dari komunikasi yang menunjukan komunikasi sebagai proses aksi dan reaksi. Teori ini dipengaruhi oleh disipin psikologi aliran behavioristik yang menggambarkan hubungan stimulus respon, asumsi dari teori ini bahwa stimulus yang berupa kata-kata verbal, isyarat non verbal, gambaran dan
16
tindakan tertentu akan memberikan tindakan orang lain untuk memberikan respon-respon dengan cara-cara tertentu, proses penukaran itu berpindah informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek.8 Para ahli dalam menafsirkan respon antara satu dan lainnya berbeda. Tetapi walaupun para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan tanggapan kesemuanya memeliki titik kesamaan yaitu respon adalah suatu kegiatan komunikasi yang berisi tentang pemahaman, tanggapan, reaksi, dan jawaban yang timbul setelah adanya stimulus (rangsangan) dan Stimulus ini menentukan mutu/kualitas dari responden (reaksi, tanggapan, balasan) itu sendiri. 2. Teori S-O-R Dalam penelitian mengenai respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian mahasiswi tentunya berkaitan dengan teori respon. Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan proses komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi merupakan sistem jalinan yang utuh dan segnifikan, sehingga proses komunikasi akan berjalan secara efektif dan efesien apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.9 Teori Stimulus Respon, atau biasa disebut teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Respons, semula dari psikologi yang muncul 8
Winarni, Komunikasi Massa, (Malang: UMM Press, 2003), Cet, Ke 1, h. 58. Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 18. 9
17
antara tahun 1930 dan 1940. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi, hal ini dikarenakan objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen:sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.10 Teori stimulus-respon ini beranggapan bahwa setiap respon dapat berubah karena adanya rangsangan atau daya tarik yang disebut stimulus dari subjek yang diterima oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan akan menentukan mutu kualitas responden (reaksi, tanggapan, balasan) dari objek penerima stimulus. Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi terhadap situasi tertentu. Teori ini memiliki tiga elemen utama, yakni (a)pesan (stimulus), (b)penerimaan (receiver), dan (c) efek (respons)11 Teori Stimulus-Respon, menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak pertama (receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut teori ini dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu stimulus (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus.12 Menurut teori S-O-R, bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan.
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Flsaat Komunikasi, (Bandug: PT. Citra Aditya Bakti, 2003, Cet. Ke. 3, h. 254. 11 Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (jakarta: Kencana, 2005) cet. Ke1, h. 22. 12 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2005), cet, ke-9, h. 324.
18
Onong Uchjana menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu : a.
Perhatian
b.
Pengertian
c.
Penerimaan13 Model teori ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4 Teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R) Organism Stimulus
Perhatian Pengertian Penerimaan
Response (Perubahan Sikap) Gambar 4 menjelaskan bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika komunikan menaruh perhatian, setelah itu komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengelolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan mengubah sikap (respon)14.
13
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 254-255 14
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 255-256
19
Pengaruh proses eksternal inilah yang menetukan komunikan mau atau tidak untuk merubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan stimulus atau rangsangan yang telah diterimanya. Stimulus yang dimaksud dapat berupa kata-kata verbal ataupun non verbal dari komunikator kepada komunikan.15
3. Faktor Terbentuknya Respon Menurut Bimo Walgio dalam buku Psikologi Belajar, bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan individu melakukan respon, yaitu : a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia terdiri dari dua unsur yaitu; jasmani dan rohani, maka seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila tertanggu kedua unsur tersebut, maka akan melahirkan respons, atau akan berbeda responsnya tersebut di antara satu orang dengan orang lain. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini biasa dikenal juga denga faktor stimulus. Faktor ini berhubungan dengan objek yang diamati, sehingga menimbulkan srimulus, kemudian
stimulus
tersebut
sampai
pada
indera
yang
menggunakannya.16 Jadi, dengan indera yang dimiliki setiap individu dapat megamati segala suatu hal, atau suatu kegiatan yang ditimbulkan oleh daya stimulus, sehingga timbul suatu bayangan yang tertinggal dalam 15
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h, 256 16 Bimo Walgito, Psikologi Belajar, (jakarta:Reneka Cipta, 1997), h. 6.
20
ingatan setelah adanya pengamatan, dan kemudian dapat ditimbulkan kembali sebagai jawaban atau tanggapan. Oleh karena itulah, setiap individu dapat mengingat kembali segala sesuatu yang telah dilihat, didengar maupun dirasakan.
B. Kode Etik Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang artinya cara berfikir, kebiasaan, adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada tiga arti yang dapat dipakai untuk kata Etika, antara lain Etika sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok untuk bersikap atau bertindak. Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau moral. Selain itu, Etika bisa juga diartikan sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi yang diteliti secara sistematis dan motodis.17 Berapa ahli telah merumuskan pengertian kata etika atau lazim juga disebut etik, yang berasaal dari kata Yunani ethos tersebut sebagai berikut : 1. Menurut Drs. O. P Simorangkir etika atau etik adalah pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
17
Giri Utama, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2002), h. 98.
21
2. Menurut Drs. Sidi Gajalba, etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.18 Kode etik merupakan aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika rasional umum common sense dinilai menyimpang dari kode etik.19 Kode etik adalah sebuah pernyataan yang terwujud sebagai aturan-aturan moral yang biasanya tertulis yang dibuat oleh sebuah organisasi. Kode etik yang tertulis ini adalah kode etik yang ideal yang diberlakukan oleh organisasi yang bersangkutan untuk dipatuhi dan digunakan sebagai pedoman oleh anggota-anggotanya dalam tindakan-tindakan mereka. Di sisi lain, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika khusus selanjutnya dibedakan menjadi etika individual dan etika sosial. Pembedaan etika menjadi etika umum dan etika khusus ini dipopulerkan oleh Magnis Suseno denagn istilah etika deskriptif. Lebih lanjut dijelaskan bahwa etika umum membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral, seperti tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah kebebasan, tanggung jawab, dan peranan suara hati. Di lain pihak, etika khusus menerapkan prinsipprinsip dasar dari moral itu pada masing-masing bidang kehidupan manusia. Adapun etika khusus yang individual memuat kewajiban manusia terhadap
18 19
Simorangkir, Etika, ( Jakarta: Cipta Manunggal , 2001), h. 12. Adam, dkk, Etika Profesi, (Jakarta: Gramedia, 20007 ), h. 112
22
diri sendiri sedangkan etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia. Telah jelas, etika yang berdasarkan pada nilai-nilai moral kehidupan manusia, sangat berbeda dengan hukum yang bertolak dari salah benar, adil atau tidak adail. Hukum merupakan instrumen eksternal sementara moral adalah instrumen internal yang menyangkut sikap pribadi, disiplin pribadi oleh karena itu etika disebut juga disciplinary rules. C. Konsep Busana Busana adalah sinonim dari kata “pakaian” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “pakaian” atau “perhiasan”, serta diartikan pula sebagai pelindung dari cuaca panas dingin. 20 Adapun yang dimaksud dengan busana ini sendiri dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang kita pakai dari kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini termasuk: 1. Semua benda yang melekat di badan, seperti baju, celana, sarung, dan kain panjang. 2. Semua benda yang melengkapi pakaian yang berguna bagi si pemakai, seperti selendang, topi, sarung tangan, dan ikat pinggang. 3. Semua benda dan gunanya menambah keindahan bagi si pemakai, seperti hiasan rambut, giwang, kalung, bros, gelang, dan cincin yang bisa dikenal sebagai accesoris.21
20
Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1988),h.862 21 Nina Sutiretna, et. Al, Anggun Berjilbab, (Bandung:Mizan Pustaka, 1995), cet. Ke1.h.27-28
23
Sedangkan busana muslimah merupakaian pakaian taqwa yang terkandung di dalam kaidah Islam yang berfungsi untuk menutup aurat, surat A‟Araf Ayat 26 :
“Hai anak-anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkn kepadamu pakian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakian takwa. Itulah yang paling baik yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” Penjelasan di atas tidak hanya busana yang menutupi badan, akan tetapi busana yang menutup aurat. Aurat dalam istilah syari‟at diartikan sebagai bagian tubuh yang wajib ditutupi.22 Islam telah menetapkan aurat perempuan keseluruhan anggota badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan, dimana kita diperintahkan Pada badan-badan wanita Allah telah memberikan kekhususankekhususan yang membedakannya dari laki-laki dan meletakkan pada setiap tempat dari badannya fitnah yang khas. Setiap bagian-bagian badan wanita mempunyai keindahan yang khas, godaannya yang khusus dan pengaruhnya yang khusus pula. Untuk itu Islam mengajarkan muslimah mengenakan pakaian menutup aurat sehingga tidak menimpulkan fitnah dan kejahatan.23
22
h.42
23
M. Quraisy Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004).
Abu Syuqqah, Busana Dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur’an Dan Hadist, (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-3,h. 21
24
Islam sangat mengistimewakan kaum wanita, bahkan menyebutnya sebagai “perhiasan terindah”. Seorang wanita shaliha ibarat sebuah mutiara yang tersimpan baik karena selalu menjaga diri dari kehormatannya. Sejak awal dikenal, busana lebih berfungsi sebagai penutup tubuh, tetapi sekarang fungsi busana meluas sebagai pernyataan lambang status pemakainya. Seorang muslimah yang telah mengenakan jilbab, jelas menunjukan identitas terhadap ajaran agama yang dianutnya. 1. Busana Ketat Pakaian ketat yang menampakkan lekuk tubuh dan bagian-bagian menggoda dari tubuh wanita hukumnya
haram, sebab
menimbulkan fitnah (godaan). Dalam riwayat lain Rasulullah bahkan memerintahkan kita untuk melaknat wanita-wanita seperti itu.24 Memakai pakaian ketat sangat diharamkan dalam syari‟at, dan hal ini menunjukkan bahwa syari‟at Islam benar-benar sempurna untuk diterapkan kapan saja dan di mana saja. Tak ada satu pun dari aturannya melainkan demi kemaslahatan manusia. 2. Busana Transparan Busana yang dipakai wanita muslimah menutup apa yang dibaliknya. Maksudnya tidak tipis menerawang sehingga warna kulitnya dapat terlihat dari luar. Istilah menutup tidak akan terwujud kecuali dengan kain yang tebal. Jika tipis maka akan
24
Departemen Ilmiah Darul Wathan, Etika Seorang Muslim(Jakarta:Darul Haq,2008) h, 66
25
semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan.25 3. Busana pendek diatas pinggul Diwajibkan
bagi
wanita
muslimah
untuk
memanjangkan
pakaiannya. Wanita yang berpakaian mini baik tampak bagian atasnya saja, seperti rambut, leher, bagian dada, lengan, dan semisalnya, lebih parah lagi yang tampak bagian antara dada dan lutut; dan lebih parah lagi tampak bagian kehormatannya; maupun tampak bagian bawahnya, seperti kaki, betis, atau pahanya.26
D. Etika Berpakaian dalam Islam Islam mengatur mengenai etika berpakaian adalah dengan menutup aurat. Hijab salah satu bentuk model pakaian yang dapat menutup aurat yang ditawarkan. Kata hijab berasal dari kata hajaba, yang berarti tersembunyi dari penglihatan.27 Selain itu berarti al-satr, suatu benda yang menjadi sekat bagi benda yang lain.28 Aurat laki-laki adalah antara pusar samai lutut sedangkan bagi perempuan seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan, oleh karena itu seorang wanita harus menutup tubuhnya sesuai dengan Al-Qur‟an Surat An-Nur ayat 31 :
25
Shodiq Burhan, Engkau Lebih Cantik Dengan Jilbab, (Solo: Samudra, 2006) h, 107 Engkau Lebih Cantik Dengan Jilbab, (Solo: Samudra, 2006) h, 108 27 Munir Subarman, Akhlak Tasawuf Wanita Islam dan Gaya Hidup Modern ,(Bandung, Fakutas Tarbiyah IAIN SGD: 1994) h, 16-18 28 Fatimah Mernisi, Wanita di dalam Islam,( Bandung: Pustaka, 1991) h. 118 26
26
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Q.S. An-Nur: 30-31) Ayat tersebut mengandung maksud mendidik kaum wanita muslimah agar mengenakan busana luar yang modelnya sesuai dengan adat kesopanan masyarkat setempat, sehingga tidak menjadi gunjingan masyarakat. Seorang wanita yang akan keluar dari rumahnya, dan berinteraksi dengan pria yang
27
bukan mahram, maka ia harus memperhatikan sopan santun dan tata cara busana yang dikenakan haruslah memenuhi beberapa syarat : a. Tidak menutupi aurat wanita di hadapan selain suami dan muhrim. b. Ketat dan transparan. c. Menggundang hasrat seksual selain suami. d. Memancing aksi kejahatan. e. Ghasab (milik orang yang tidak rea digunakan) dan bukan dari harta haram. f. Memberi kesan meniru kaum pria menurut „urf (pandangan umum masyarakat sekitar). g. Memberi kesan meniru dan menyebarkan budaya yang merugikan Islam. h. Syuhrah (sensasional), menarik perhatian baik dari sisi warna atau model busana.29 Islam mengajarkan etika berbusana yang menutup aurat tidak lain demi perlindungan pengguna (terutama kaum hawa). Dengan demikian harkat dan martabat kaum wanita akan terlindungi, kalau tidak ingin direndahkan maka hargailah diri sendiri.
E. Ketentuan Umum Kode Etik Dalam Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini yang dimaksud dengan: 1. Kode etik adalah aturan yang mengatur sikap, perkataan, perbuatan, pakaian dan penampilan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
29
Muhsin Labib, Fikih Lifestyle, (Jakarta: Tinta Publisher, 2011),h.48
28
2. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah anggota masyarakat yang terdaftar sebagai peserta didik dan sedang mengikuti proses pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 3. Rektor adalah pimpinan tertinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 4. Pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Rektor, Pembantu Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Administrasi Umum, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu Rektor Bidang Pengembangan Lembaga dan Kepala-kepala Biro; 5. Pimpinan Fakultas adalah pimpinan tertinggi di fakultas yang terdiri dari Dekan, Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang
Administrasi
Umum,
dan
Pembantu
Dekan
Bidang
Kemahasiswaan; 6. Pelanggaran kode etik adalah setiap sikap, perkataan, perbu-iatan, pakaian dan penampilan yang bertentangan dengan kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diketahui pada saat atau, setelah melakukan berdasarkan laporan danatau pengaduan keluarga besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau masyarakat; 7. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi tentang ada atau tidaknya pelanggaran terhadap kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 8. Tindakan disiplin adalah penetapan sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilakukan oleh Pimpinan, Kepala danSatuan Pengamanan, Dosen atau Karyawan terkait;
29
9. Sanksi adalah hukuman yang ditetapkan sebagai akibat hukum atas pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh mahasiswa. 10. Pembelaan adalah upaya mahasiswa untuk mengajukan alasan-alasan; saksi- saksi yang meringankan dan/atau membebaskannya dari sanksi. 11. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa untuk meninjau kembali terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Dekan atau Rektor; 12. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik mahasiswa yang terkena tuduhan melanggar peraturan kode etik ini atau telah dijatuhi hukuman/sanksi, tetapi dalam pembelaan ternyata yang bersangkutan terbukti tidak bersalah atau melanggar.30 Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Busana perkuliahan, acara-acara resmi dan masuk ruang kantor bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Berpakaian sopan dan rapi, tidak diperbolehkan memakai kaos oblong, celana atau baju yang sobek; 2. Bersepatu; tidak diperbolehkan memakai sandal dan sejenisnya 3. Mahasiswa tidak dibenarkan berambut panjang (rambut harus rapi) dan tidak boleh memakai assesoris perempuan, seperti kalung dan atau antinganting, gelang, bando, dan jepit rambut. 4. Mahasiswi harus mengenakan busana muslimah sesuai dengan ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut: a. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan/ tembus pandang
30
Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 319
30
b.
Memakai baju yang panjangnya minimal 30 cm dari pinggang ke bawah.
c. Baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan. d. Celana atau rok tidak ketat dan atau tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki. e. Ketentuan-ketentuan khusus disesuaikan dengan kebijakan Fakultasfakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruandan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan), 5. Mahasiswa harus mengenakan busana sesuai dengan ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut: a. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan tembus pandang a.
Memakai baju yang panjangnya minimal 20 cm dari pinggang ke bawah
c. Celana yang panjangnya sampai dengan mata kaki d. Ketentuan-ketentuan lain disesuaikan dengan kebijakan Fakultasfakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan) 6. Untuk acara-acara resmi lembaga mahasiswa wajib mengenakan jaket almamater.31
31
Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 321-322
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.1
Penelitian
ini
menggunakan
penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan metode survey yaitu penelitian yang menggambil sampel dari suatu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Adapun desain penelitiannya yaitu dengan menggunakan jenis penelitian
deskriptif
analisis.
Penelitian
deskriptif
analisis
yaitu
menggambarkan secara sistematis, fatual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Metode ini bertujuan untuk menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan
apa
adanya.2
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
berusaha
mengungkapkan dan mendeskripsikan secara faktual, akurat dan sistematis mengenai respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang berpakaian yang sesuai dengan kode etik.
1
Syamsir Salam dan Jaenal Afipin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:UIN JakPress:2006), h, 36 2 M. Sabana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet Ke- 2, h. 89
31
32
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
bertempat
di
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Ciputat, Jl. Ir. H. Juanda No 95. Adapun yang menjadi alasan dan pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah : 1. Lokasi penelitian ini cukup strategis, karena berada dalam lingkungan kampus. 2. Adanya keterbatasan biaya, waktu dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti. Adapun waktu penelitian penulisan skripsi ini dimulai dari bulan Februari sampai bulan Juni.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran genelarisasi peneliti.3 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi seluruh Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terdiri dari jurusan KPI 209 mahasiswi, jurusan jurnalis 130 mahasiswi, jurusan MD 124 mahasiswi, jurusan Kessos 113 mahasiswi, jurusan BPI 107 mahasiswi, jurusan PMI 31 mahasiswi. Berikut adalah banyaknya populasi penelitian : Tabel 1. Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tahun Akademik 2016 No Jurusan Jumlah 1 KPI 209 2 Jurnalis 130 3 MD 124 4 Kessos 113 5 BPI 107 6 PMI 31 JUMLAH 714
3
160.
M. Sabana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) Cet Ke-2 h.
33
Dari tabel 1 diketahui bahwajumlah mahasiswi KPI dari tahun 2013, 2014 dan 2015 berjumlah 209 mahasiswi, dari jurusan jurnalistik berjumlah 130 mahasiswi, dari jurusan MD 124 mahasiswi, dari jurusan Kessos 113 mahasiswi, dari jurusan BPI 107 mahasiswi dan dari jurusan PMI berjumlah 31. Hasil seluruh jumlah mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2013, 2014 dan 2015 berjumlah 714 mahasiswi. Sample adalah sekelompok besar yang merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti.4 Adapun sample yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Terdiri dari 714 mahasiswi 2. Mahasiswa bergender wanita Berdasarkan kriteria yang disebutkan ditabel.1, maka penentu sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan dalam penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.5 Penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :
n= Keterangan: n= jumlah sampel yang dicari N= jumlah populasi
4
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), h. 78. 5 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) h, 115.
34
E = sifat presisi (10%) Berdasarkan rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
= 88
Peneliti mengambil jumlah keseluruhan populasi mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang berjumlah 714 mahasiswi, maka sampel penelitian ini berjumlah 88 mahasiswi. Berikut adalah banyaknya sampel yang diambil adalah:
Tabel 2. Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tahun Akademik 2016 NO Jurusan Banyaknya Sampel 1 KPI 29% x 88 = 26 2 Jurnalistik 18% x 88 = 16 3 MD 17% x 88 = 15 4 Kessos 16% x 88 = 14 5 BPI 15% x 88 = 13 6 PMI 4% x 88 = 4 TOTAL 88
35
D. Variabel Penelitian Dalam kaitannya dengan penelitian ini varibael yang digunakan adalah respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berbusana. E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian 1. Aspek kognitif a. Definisi Oprasional: efek secara pengetahuan, terjadi bila perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau persepsi khalayak. 1) Indikator: (a) Mahasiswi mengetahui tentang penerapan kode etik. (b) Larangan baju ketat. (c) Larangan baju tipis/ketat. (d) Diwajibkan memakai baju panjangnya 30cm. (e) Diwajibkan menggunakan baju lengan panjang. (f) Dilarangan celana ketat. (g) Dilarangan menggunakan celana tipis. (h) Dilarang menggunakan rok ketat. (i) Dilarang menggunakan rok tipis (j) Sanksi yang tidak dikhususkan (k) Sosialisasi kode etik berpakaian. (l) Mendapatkan pengetahuan tentang berpakaian yang baik melalui kode etik berpakaian. 2. Aspek afektif
36
b. Definisi Oprasional: merupakan perasaan yang timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Indikator:
1) (a)
Mahasiswa setuju dengan kode etik.
(b)
Memakai baju tidak ketat.
(c)
Ingin memakai baju tidak tipis/transparan.
(d)
Panjang baju tidak 30cm.
(e)
Akan memakai baju lengan panjang.
(f)
Ingin menggunakan celana tidak ketat.
(g)
Ingin menggunakan celana yang tidak tipis.
(h)
Akan meggunakan rok yang tidak ketat.
(i)
Akan menggunakan rok yang tidak tipis.
(j)
Tidak terlalu memperhatikan peraturan.
(k)
Sosialisasi media tulis.
(l)
Mahasiswi termotivasi menggunakan pakaian yang lebih baik.
3. Aspek psikomotorik (psikomotorik) 1. Definisi operasional: merupakan tingkah laku atau sikap yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku. 1) Indikator (a) Melakukan seluruh perintah kode etik. (b) Memakai baju yang tidak ketat.
37
(c) Tidak menggunakan pakian yang tipis/transaran. (d) Menggunakan pakaian yang minim di bawah 30cm. (e) Menggunkan baju lengan panjang. (f) Tidak menggunakan rok yang ketat. (g) Tidak menggunakan rok yang tipis. (h) Menggunakan celana yang ketat. (i) Menggunakan celana tidak tipis. (j) Cuek terhadap sanksi. (k) Pelanggaran yang terjadi karena malas membaca kode etik berpakaian. (l) Melakukan perubahan secara bertaraf.
F. Sumber Data Sumber data yang akan digunakan untuk mendapatkan data lapangan terdiri dari 2 sumber yang diantaranya yaitu: 1. Sumber data primer, yaitu sumber data yang didapati dari para responden yang akan diteliti dengan cara mengisi kuesioner. Dalam hal ini responden adalah mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari semua mahasisiwi yang terdaftar sebagai mahasisiwi aktif. 2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang dikumpulkan dari penelitian kepustakaan untuk membantu dalam mencari konsep ataupun teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder ini didapatkan dari dokumen-dokumen yang mendukung untuk penelitian ini
38
seperti buku-buku, surat kabar, majalah, catatan, dan dokumentasi lainnya.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik
penelitian
ini
menggunakan
dua
instrumen,
adapun
instrumennya yaitu: 1. Observasi atau pengamatan Yaitu kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.6 Peneliti mengamati bagaimana respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berbusana. 2. Angket atau Kuesioner Yaitu merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, kuesioner dikirim kembali atau dikembalikan ke peneliti.7Peneliti memberikan beberpa pertanyaan kepada mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi berupa kertas untuk dijawab. 3. Dokumentasi
6
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 133 7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 98.
39
Yaitu dengan mengumpulkan data-data mengenai hal-hal yag akan diteliti, dan juga berhubungan dengan objek penelitian. Hal ini dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku, internet, dan lain sebaginya.
H. Blue Print Blueprint adalah sebuah rancangan yang dirumuskan dengan tujuan memberikan arahan terhadap kegiatan organisasi/ komunitas/ lembaga secara berkesinambungan sehingga setiap kegiatan memiliki kebersesuaian dengan tuntutan, tantangan, dan kebutuhan lingkungan sekitar, merupakan suatu kerangka kerja yang terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan.8 1. Sebelum Validitas
No 1.
2.
3.
4.
5. 6.
8
Tabel 3. Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian Kode Etik di Pasal 7 Favorable Un-Favorable Jumlah Mahasisiwi harus mengenakan busana buslimah sesuai dengan 1, 13 2 ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 2 1 ketat. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 3 1 tipis/transparan. Memakai baju yang panjangnya minimal 4 1 30cm dari pinggang ke bawah. Sanksi terhadap kode 10, 11, 12 3 etik berpakaian. Baju lengan panjang 5 1 samapai dengan
S. Arikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktek.(Jakarta:Rineka Cipta,2002) h, 110
40
7. 8.
9. 10.
No 1.
2.
3.
4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
No
pergelangan tangan. Celana tidak ketat. Celana tidak tipis yang panjangnya samapai dengan mata kaki. Rok tidak ketat. Rok tidak tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki.
6
1
7
1
8
1
9
1
Tabel 4 Blue Print Respon AfektifTerhadap Kode Etik Berpakaian UnKode Etik di Pasal 7 Favorable Jumlah Favorable Mahasisiwi harus mengenakan busana buslimah sesuai dengan 14,26 2 ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 15 1 ketat. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 16 1 tipis/transparan. Memakai baju yang panjangnya minimal 17 1 30cm dari pinggang ke bawah. Sanksi terhadap kode 23,24,25 3 etik berpakaian. Baju lengan panjang samapai dengan 18 1 pergelangan tangan. Celana tidak ketat. 19 1 Celana tidak tipis yang panjangnya samapai 20 1 dengan mata kaki. Rok tidak ketat. 21 1 Rok tidak tipis yang panjangnya sampai 22 1 dengan mata kaki.
Tabel 5 Blue Print Respon Psikomotorik (Psikomotorik)Terhadap Kode Etik Berpakaian Kode Etik di Pasal 7 Favorable UnJumlah
41
Favorable 1.
2.
3.
4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
Mahasisiwi harus mengenakan busana buslimah sesuai dengan 27,39 ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 28 ketat. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 29 tipis/transparan. Memakai baju yang panjangnya minimal 30cm dari pinggang ke bawah. Sanksi terhadap kode etik berpakaian. Baju lengan panjang samapai dengan 31 pergelangan tangan. Celana tidak ketat. Celana tidak tipis yang panjangnya sampai 33 dengan mata kaki. Rok tidak ketat. 34 Rok tidak tipis yang panjangnya sampai 35 dengan mata kaki. JUMLAH
3
1
1
30
1
36,37,38
3 1
32
1 1 1 1 42
2. Sesudah Validitas Tabel 6. Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian Kode Etik di Pasal 7 Favorable Un-Favorable Jumlah Mahasisiwi harus mengenakan busana buslimah sesuai dengan 1, 12 2 ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 2 1 ketat. 3. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 3 1 tipis/transparan. No 1.
42
4.
Memakai baju yang panjangnya minimal 4 1 30cm dari pinggang ke bawah. 5. Sanksi terhadap kode 10, 11 2 etik berpakaian. 6. Baju lengan panjang samapai dengan 5 1 pergelangan tangan. 7. Celana tidak ketat. 6 1 8. Celana tidak tipis yang panjangnya sampai 7 1 dengan mata kaki. 9. Rok tidak ketat. 8 1 10. Rok tidak tipis yang panjangnya sampai 9 1 dengan mata kaki. Tabel 7 Blue Print Respon AfektifTerhadap Kode Etik Berpakaian No 1.
2.
3.
4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
Kode Etik di Pasal 7 Mahasisiwi harus mengenakan busana buslimah sesuai dengan ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang ketat. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang tipis/transparan. Memakai baju yang panjangnya minimal 30cm dari pinggang ke bawah. Sanksi terhadap kode etik berpakaian. Baju lengan panjang samapai dengan pergelangan tangan. Celana tidak ketat. Celana tidak tipis yang panjangnya samapai dengan mata kaki. Rok tidak ketat. Rok tidak tipis yang
Favorable
UnFavorable
Jumlah
13,24
2
14
1
15
1
16
1
22,23
2
17
1
18
1
19
1
20 21
1 1
43
panjangnya sampai dengan mata kaki.
Tabel 8 Blue Print Respon Psikomotorik (psikomotorik) Terhadap Kode Etik Berpakaian No 1.
2.
3.
4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
I.
Kode Etik di Pasal 7
Favorable
Mahasisiwi harus mengenakan busana buslimah sesuai dengan 25,36 ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 26 ketat. Tidak diperbolehkan memakai pakaian yang 27 tipis/transparan. Memakai baju yang panjangnya minimal 30cm dari pinggang ke bawah. Sanksi terhadap kode etik berpakaian. Baju lengan panjang samapai dengan 29 pergelangan tangan. Celana tidak ketat. Celana tidak tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki. Rok tidak ketat. 30 Rok tidak tipis yang panjangnya sampai 31 dengan mata kaki. JUMLAH
UnFavorable
Jumlah
3
1
1
28
1
34,35
2 1
32
1
33
1 1 1 36
Instruemen Penelitian Instrumen atau alat yang digunakan oleh peneliti pada saat penelitian yaitu berupa angket.
44
J.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.9 Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment.
r=
r
= kolerasi Pearson Product Moment
N
= banyaknya responden
X
= sikap tiap item pertanyaan
Y
= skor total responden
XY
= skor tiap item pertanyaan dikali skor total resonden
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan kepada 30 orang responden, maka diperoleh skor sebesar 0,361 pada taraf segnifikansi sebesar 10% yang artinya apabila kolerasi pada butir-butir pertanyaan positif dan besarnya mencapai 0,361 ke atas, maka butir-butir pertanyaan tersebut merupakan kontrak yang kuat.10 Jadi berdasarkan analisis butir-butir pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas kontruksi yang baik. Uji coba penelitian ini menggunakan program SPSS dengan melihat valid tidaknya dilihat dari tanda (*) dan (**) yang menunjukan butir pertanyaan valid.
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010) ,h. 211. 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002) Edisi Revisi, h. 328.
45
K. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauhmana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mngukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat tersebut reable.11 Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan dan konsisten meskipun diuji
berkalikali. Dalam menghitung reliabilitas, peneliti memasukan data yang ada ke dalam program SPSS pada komputer sehingga muncul angka-angka yang merupakan hasil dari uji realibilitas tersebut. Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel
dikatakan
realibel
jika
memiliki
Cronbach
Alpha>0,6012
L. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Dari hasil uji validitas dan realibilitas angket telah ditemukan jumlah butir-butir pernyataan valid cronbach’s alpha sebesar 0,904. Selanjutnya pada uji instrumen tersebut penulis menggunakan software SPSS 20 for windows release.
11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 96. 12 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2000), h. 135.
46
M. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitan ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian. Untuk menggambarkan respon mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dilakukan dengan cara skala liker, yaitu mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala. Adapun skala likert ini menggunakan lima katagori penilaian yang masing-masing katagori tersebut diberi bobot dinilai atau skor. Tabel 9. Skala Likert Positif Katagori Singkatan Sangat Setuju S Setuju S Ragu-ragu/netral CS Tidak Setuju TS Tidak Sangat Setuju STS
Skor 5 4 3 2 1
Tabel 10. Skala Likert Negatif Katagori Singkatan Sangat Setuju S Setuju S Ragu-ragu/netral CS Tidak Setuju TS Tidak Sangat Setuju STS
Skor 1 2 3 4 5
Keuntungan pengunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksaan yaitu adanya keragaman skor (Variability Of Scorer) sebagai akibat penggunaan skala 1-5 dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar pertanyaan, memungkinkan responden (mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi) mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam merespon kode etik berbusana yang telah disampaikan oleh Fakultas Ilmu
47
Dakwah dan Ilmu Komunikasi . Dari segi pandangan statistik, skala dengan lima tingkata (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan dua tingkatan yaitu antara’YA’ atau “TIDAK”. Skala ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka –angka tersebut mengandung pengertian tingkatan, ukuran ordinal digunakan mengurutkan objek data terendah samapi tertinggi atau sebaliknya. Skala ordinal hanylah memberikan nilai urutan atau rangking dan tidak menggabarkan nilai absolut.13 Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana hasil analisisnya akan dipersentasikan dalam tabel analisis berdasarkan variabel-variabel terpengaruh. Penelitian deskriptif ini menggunakan pertanyataan secara terstruktur atau sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh penulis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara menggumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data berwujud angka. Analisis ini meliputi perhitungan skoring, perhitungan mean (menghitung rata-rata), standar deviasi dan chi-square. Dalam melakukan perhitungan data hasil angket, digunakan pengujian dengan perhitungan melalui mean yaitu menghitung rata-rata, dan standar deviasi. Berikut rumusannya: 1. Menghitung Rata-Rata Mean
13
Ameia Saraswati, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan”, (Sripsi s! Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006) h. 52
48
Mean adalah merupakan nilai rata-rata dari beberapa data. Mean ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seuruh nilai dari data yang ada kemudian dibagi dengan banyaknya data. Rumus : x = Keterangan : x= rata-rata xi=pegamatan Fi= jumlah pengamatan 2. Standar Deviasi Standar deviasi sering disebut dengan simpangan baku yaitu suatu ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata. Rumus Standar Deviasi (SD) :14 SD = Keterangan: SD = Standar Deviasi = Adalah jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat N = Jumlah individu 3. Mengkatagorikan hasil yang di dapat. Jika tinggi (T) =
+ SD atau hasil yang di dapat berada di atas
standar deviasi. Jika Sedang (S) =
atau hasil yang di dapat berada di antara
standar nilai tinggi dan rendah dari Standar deviasi.
14
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.179
49
Jika Rendah (R) =
– SD atau hasil yang di dapat berada di
bawah standar deviasi. 4. Chi Kuadrat Analisis Chi-Kuadrat digunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan dari objek penelitian yaitu antara asal sekolah dan jurusan dengan katagori skala Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap atau pengetahuan mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap
kode
etik
berpakaian
di
Universitas
Islam
Syarif
Hidayatullah Jakarta maka peneliti menggunakan rumus Chi Kuadrat.15 Rumus Chi Square : ═ Fo ═ Frekuensi observasi Fh ═ Frekuensi harapan16 Dalam prateknya penulis menggunakan bantuan sofware SPSS 20 for windows untuk mendapatkan hasil yang akan dianalisis. N. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) Cet ke-I. Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
15
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Penerbit Tasito, 2002) h, 273. Zainal Mustafa, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi,(Yogyakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2005) Cet ke 2, h, 98 16
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Konsep Kode Etik KONSEP KODE ETIK MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1. Tujuan : a. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsunya proses belajar mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Terpeliharanya harkat, martabat, dan kebiawaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai perguruan tinggi Islam c. Menjadikan sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai sarjana muslim yang berakhlak mulia, unggul, kompetitif, professional, dan berintegrasi tinggi 2. Isi Kode Etik : Kode etik mahasiswa terdiri atas sambutan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, tiga belas bab, dan lima puluh satu pasal. Kode etik mahasiswa dilengkapi dengan SOP pemberian sanksi kode etik Mahasiswa. Sambutan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan : berisi latar belakang, pokok pikiran dari kode etik mahasiswa : Bab 1 : Ketentuan Umum Bab 2 : Maksud dan Tujuan Bab 3 : Hak dan Kewajiban
50
51
Bab 4 : Jenis Tindakan disiplin dan sanksi Bab 5 : Pelaksanaan tindakan disiplin Bab 6 : Jenis Pelanggaran Bab 7 : Bentuk-bentuk sanksi Bab 8 : Tahap pemberian sanksi Bab 9 : Pembelaan Bab 10 : Keberatan Bab 11 : Pengawasan terhadap pelaksanaa kode etik mahasiswa Bab 12 : Rehabilitas Bab 13 : Penutup1 B. UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta Degan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Upacara peresmian dilakukan oleh wakil Presiden Republik Indonsia Hamzah Haz pada tanggal 8 Juni 2002 bersamaan denagn upacara Dies Natalis ke-45 (Lustrum ke-9) serta pemancang tiang pertama pembangunan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Saat ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambahkan Fakultas baru yaitu Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) berdasarkan surat keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 1338/D/T/2004
Tahun
2004
tanggal
12
April
2004
tentang
ijin
penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) dan keputusan 1
http://dokumen.tips/documents/konsep-kode-etik-mahasiswa-uin-syarif-hidayatullahjakarta.html diakses tanggal 26 Juni 2016
52
Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izinpenyelenggaraan Program studi kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004
tanggal 19 Mei 2004. Mulai tahun akademik 2009/2010 tiga program studi, Pemikiran Politik Islam dan Sosiologi Agama dari Fakultas Usuluddin dan Filsafat, dan Ilmu Hubungan Internasional dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, bergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Sebagai bentuk reintegrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 samapi saat ini menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut : 1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Fakultas Adab dan Humaniora. 3. Fakultas Ushuluddin. 4. Fakultas Syariah dan Hukum. 5. Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi. 6. Fakultas dirasat Islamiyah. 7.
Fakultas Psikologi.
8.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
9.
Fakultas Sains dan Teknologi
10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. 11. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 12. Fakultas Pascasarjana. Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang
53
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapay menerapkan, menggembangkan, dan menciptakan ilmupengetahuan keagamaan dan ilmuilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya. C. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) 1. Sejarah Berdirinya FIDKOM Sebelum berdirinya sebagai fakultas, fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi mulanya adalah sebuah jurusan di Fakultas Ushuluddin. Setelah menginduk kurang lebih 25 tahun, maka pada tahun 1989 Jurusan Dakwah memisahkan diri dan mandiri sebagai sebuah fakultas. Pada saat berdiri, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi memiliki dua jurusan : Jurusan Komunikasi Penyiaran Isalam dan Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam. Pada tahun akademik 1997-1998, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi membuka Jurusan Manajemen Dakwah (MD) . Setahun kemudian tepatnya tahun akademik 1998-1999, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi membuka Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Semakin besarnya tuntutan kebutuhan terhadap sarjana-sarjana Muslim yang memiliki kemampuan dalam menangani masalah-masalah sosail maka pada tahun akademik 2003-2004, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi membuka Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) di bawah jurusan PMI. Pada tahun akademik 2003-2005, sejalan dengan semakin besarnya minat calon mahasiswa KPI khususnya untuk bidang komunikasi dan media massa, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
54
Komunikasi membuka Konsentrasi Jurnalistik yang berada di bwah jurusan KPI. Dari namanya sudah jelas bahwa Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi bertugas menghasilkan ahli-ahli dakwah yang kompeten dan siap mengabdi kepada masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Fakultas ini berusaha mengembangkan ilmu dakwah dan menerapkannya dalam konteks tempat dan zaman. Jurusan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah banyak melahirkan alumni yang diakui kapabilitas dan reputasinya di tengah masyarakat.2 2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah :”Menjadikan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pusat keunggulan dalam kajian ilmu-ilmu dakwah, penggembangan masyarakat Islam, dan komunikasi kontemporer”. Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah : a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas. b) Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka pengembangan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublisnya, baik nasional, regional, maupun internasional. c) Melakukan pengabdian kepada
masyarakat secara konsisten dan
berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. d) Menggembangkan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
2
Info Fakultas, diakses 9 Maret 2016, dari www.uinjkt.ac.id
55
e) Melakukan secara aktif kerjasama yang produktif dengan lembaga dan instansi terkait, baik dalam maupun luar negri untuk kpentingan pengembangan dakwah dan masyarakat Islam. f) Melakukan pembinaan akhlak mulia, kreatifitas, dan life skill mahasiswa agar dapat menjadi teladan dan berprestasi ditengah masyarakat. g) Menjalin silatulrahmi secara intesf dengan alumni dan wali mhasiswa untuk membangun kejayaan fakultas. 3. Sejarah Singkat Jurusan KPI Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) atau yang biasa juga disebut Program studi KPI merupakan salah satu dari enam jurusan yang berada pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Awal mula jurusan KPI bernama Jurusan Penerangan dan Penyiaran Agama (PPA) dan pertama kali dibuka pada tahun akademik 1990/1991. Jurusan PPA merupakan jurusan yang mengiringi dibukanya Fakultas Dakwah di lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Dakwah adalah fakultas yang merupakan pengembanga diri dari Jurusan Dakwah pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah yang mengacu kepada rencana kemajuan dan kebutuhan IAIN ke depan. Hal demikian juga merupakan konsekuensi dari terbitnya Surat Keputusan Presiden RI. Nomer 9 tahun 1987 tanggal 22 April 1987 yang menyatakan, bahwa pada 14 tempat IAIN yang ada di Indonesia, yang memiliki Fakultas Dakwah berada pada 9 tempat, yaitu : IAIN Sunan Kalijogo di Jogjakarta,
56
Syarif Hidayatullah di Jakarta, Raniry di Banda Aceh, Antasari di Banjarmasin, Sunan Ampel di Surabaya, Alauddin di Ujung Padang, Imam Bonjol di Padang dan Wali Songo di Semarang. Selanjutnay berdasarkan
Surat
Keputusan
Dirjen
Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam tentang penyelenggaraan jurusan dan program studi IAIN Syarif Hidayatullah No. E/48/1999, Fakultas Dakwah memiliki 4 jurusan, yaitu : KPI, BPI, MD, dan PMI. Serta program ektensi.3 4. Visi dan Misi KPI Visi dari jurusan KPI adalah menjadikan Jurusan/Program Studi KPI unggul, berdaya saing tinggi dan terdapat dalam keilmuan, keislaman, dan keterampilan bidang komunikasi dan penyiaran Islam melalui lisan, tulisan maupun media masa pada tahun 2015. Sedangkan Misi dari Jurusan KPI adalah : a)
Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.
b)
Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.
c) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mengamalkan ilmu komunikasi dan penyiaran Islam. d) Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga yang terkait dengan aktivitas komunikasi dan penyiaran Islam, baik lembaga negeri ataupun swasta.
3
http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id?index.php?sejarah, diakses pada 9 Maret 2016
57
e) Mengintegrasikan keilmuan agama dan keilmuan komunikasi.4 5. Tujuan dan Sasaran Tujuan Jurusan KPI adalah : a) Menyiapkan peserta didik memiliki ilmu komunikasi dan penyiaran Islam serta terampil berkomunikasi dan berdakwah secara professional, baik melalui lisan, tulisan ataupun dengan menggunakan media massa. b) Menyiapkan peserta didik memahami dasar-dasar metedologi penelitia dan mampu melakukan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran Islam guna mengembangkan bidang keilmuan dan bertindak sebagai sarjana komunikasi da penyiaran Islam. c) Menyiapkan
peserta
didik
memahami
masalah-masalah
keagamaan dan kemasyarakatan dan mampu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang diperoleh dalam perkuliahan. d) Menyiapkan peserta didik memahami asas-asas pengelolahan komunikasi
dan
penyiaran
melalui
media
tradisional,
konvensional ataupun modern dan memiliki keahlian teoritis dan praktis untuk dapat dipergunakan dalam kompetensi dan kompetisi di dunia kerja serta mampu memangku jabatan-jabatan sesuai dengan bidang keahliannya.
4
http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/visi-dan-misi
58
e) Menyiapkan peserta didik yang berkepribadian islami yang dapat menjadi
tauladan
dalam
kehdupan
yang
bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sasaran Jurusan KPI : 1) Peserta didik memiliki pengetahuan, kepahaman, dan kemampuan teoritis dan praktis dalam bidang ilmu komunikasi dan penyiaran islam secara lisan, tulisan ataupun menggunakan media massa. 2) Peserta didik memahami metodologi penelitian dan dapat melakukan
penelitian
dalam
bidang
komunikasi
dan
penyiaran Islam sebagai kontribusi terhadap pengembangan keilmuan, kemasyarakatan ataupun kenegaraan. 3) Pesera didik dapat melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan sebagai
sumbangsih
untuk
membangun
peradaban
masyarakat, bangsa dan negara. 4) Peserta didik menjadi sarjana yang kompeten secara teoritis dan praktis dalam bidang komunikasi dan penyiaran serta mampu berkompetisi dalam mengisi lapangan kerja ataupun menciptakan lapangan kerja baru serta mampu memangku jabatan-jabatan sesuai dengan keahliannya.5
5
http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/tujuan-dan-saran
59
6. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Jurusan ini bertujuan menyiapkan ilmuawan dakwah yag bermoral tinggi serta memiliki keterampilan dalam memberikan bimbingan dan konseling agama Islam baik dalam keluarga maupun masyarakat Muslim secara profesional. 7. Jurusan Managemen Dakwah (MD) Jurusan Managemen Dakwah bertujuan menyiapkan ilmuan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan sebagai manajer dalam mengelola lembaga-lembaga dakwah dan kemsyarakatan dengan pendekatan manajemen secara profesional. 8. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Jurusan ini bertujuan menyiapkan ilmuan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan sebagai pekerja sosial (social worker ) dan pengembangan komunitas ( commonity development ) dalam mendorong pertumbuhan keluarga dan masyarakat secara profesional. 9. Konsentrasi Jurnalistik Sejarah Konsentrasi Jurnalistik tidak dapat dipisahkan dari Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Secara legal, Konsentrasi Jurnalistik berada di bawah Jurusan KPI. Pembukaan Konsentrasi Jurnalistik tidak dapat dilepaskan dari suasna kebebasan pers di Indonesia setelah reformasi politik. Oleh karena itu, sejalan dengan cita-cita UIN untuk integrasi ilmu, Konsentrasi Jurnalistik ingin mengmebangkan sebuah model jurnalistik Islami.
60
Dengan itu, Konsentrasi Jurnalistik bertujuan untuk mencetak para sarjana muslim yang ahli dalam bidang kewartawanan, baik di media cetak maupun elektronik. 10. Konsentrasi Kesejahteraan Sosial Pembukaan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) merupakan buah kerjasaa Departemen Agama, UIN Jakarta dan Yogyakarta CIDA (Canadian Internasional Developmen Agency), dan Universitas Mc Gill Kanada dalam proyek IISEP (IAIN Inonesia Social Equity Project). Konsentrasi Kessos dibuka sejak tahun 2012 di bawah jurusan PMI. Jurusan Kessos bertujuan guna mencetak sarjana ilmu sosial yang ahli dalam bidang kesejahteraan sosial serta mampu mengintegrasikan teoriteori kesejahteraan sosial.
D. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 1. Senat Fakultas a. Dekan
= Dr. Arief Subhan, M. Ag.
b. Wadek. Bid Akademik
= Dr. Suprapto, M.Ed. Ph. D
c. Wadek. Bid. Adkum
= Dr. Raudhonah, M. Ag
d. Wadek. Bid. Kemahasiswaan
= Dr. Suhaimi, M. Si.
e. Kabag TU
= Dra. Happy Hayati
f. Kaur Perpustakaan
= - Yarma, S. IP - Nuryadi Fasah
g. Kasubag Akademik Kemahasiswaan dan alumni
= - Helmi Halimatul U, M. Si - Saprudin S. Pd
61
- Saniman, S. Ag. M. Ag - Ahmad Fatoni, S. Sos. I - Muhammad Y. S.Sos. I h. Kasubag Perencanaan Akutansi dan Keuangan
= - Dra. Suasnir, M. Si - Khamisah - Anna Izzatul Hasna, SE - Muchlas Noor H. S. Sos. I
i. Kasubag Adminitrsi Umum
= - Sundus Nuzulia, M. Si -
Junaedah
-
Warti
-
Suarman
-
Aminah
- Edi Jajang - Doni - Saleh - Azizah - Agus Priaji - Arief Saputra - Ahmad A - Andika j. Ketua Gugus Jaminan Mutu
= Ahmad Zaki, M. Si
k. Kaprodi KPI
= Drs. Masran, M. Ag
Sekprodi l. Kaprodi BPI
= Fita Faturrokhmah, M. Si = Dra. Rini Laili P. M. Si
62
Sekprodi BPI m. Kaprodi MD Sekprodi MD n. Kaprodi PMI Sekprodi PMI o. Kaprodi Kesos Sekprodi Kesos p. Kons Jurnalistik Sekkons Jurnalistik q. Kaprodi Mag. KPI Sekprodi Mag. KPI
= Ir. Noor Bekti N. Se = Drs. Cecep C, MA = Drs. Sugiharto. MA = Wati Nilasmari, M.Si = M. Hudri, M. Ag = Lisma Dwi, M.Si = Nunung Khoiryah, MA = Kholis Ridho, M.Si = Musfiroh Nurlaili H, MA = Dr. Sihabuddin N, M. Ag = Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Responden Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 88 responden yang berisikan 36 butir pertanyaan mengenai respon Mahasiswi fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Kode etik berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari 88 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan data mengenai identitas responden dan akan mengklasifikasikannya berdasarkan asal pendidikan dan jurusan, sedangkan jenis kelamin sama, karena semua responden dalam penelitian ini sama yaitu perempuan. Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan NO Jurusan Persentase 1 KPI 29% x 88 = 26 2 Jurnalistik 18% x 88 = 16 3 MD 17% x 88 = 15 4 Kessos 16% x 88 = 14 5 BPI 15% x 88 = 13 6
PMI TOTAL
4% x 88 = 4 88
Berdasarkan tabel 11, diketahui karakteristik responden berdasarkan jurusan KPI berjumlah 26 responden, jurusan jurnalistik 16 responden, MD 15 responden, kessos 14 responden, BPI 13 responden dan PMI berjumlah 4 responden.
63
64
Tabel 12 Karakteristik Responden berdasarkan Asal Sekolah NO Asal Sekolah Frekuensi 1 2
PESANTREN SMA/SMK/MADRASAH TOTAL
16 Mahasiswi 72 Mahasiswi 88
Berdasarkan tabel 12, diketahui karakteristik responden berdasarkan asal sekolah dari pesantren berjumlah 16 mahasiswi dan dari SMA/SMK/Madrasah berjumlah 72 mahasiswi.
B. Respon terhadap Kode Etik Berpakaian Setelah penulis melakukan penelitian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis menemukan beberpa data yang menjadi temua lapangan, untuk mengetahui respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
terhadap Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian ini, yang menjadi resondennya yaitu mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang berjumlah 88 orang. Kemudian penulis menyebarkan angket
kepada 88 responden mengenai
respon mahasisiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari hasil penyebaran angket yang telah terkumpul, penulis akan menjelaskan analisisnya dalam bentuk tabel yang dialsifikasikan menjadi tiga bagian yang pertama tentang respo yang meliputi aspek kognitif, ke dua aspek afektif dan yang terakhir aspek psikomotorik. Penulis akan mendeskripsikan setiap bagian dari masing-masing tabel tersebut. Adapun hasil data penelitiannya sebagai berikut :
65
1. Aspek Kognitif Tabel 13. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi aspek kognitif terhadap kode etik berpakaian di Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. No
1
2
3
4
5
6
Pernyataan Kode etik berpakaian diterapkan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswi dilarang menggunakan baju yang ketat. Mahasiswi dilarang menggunakan pakaian yang tipis/transparan. Mahasisiwi diwajibkan menggunakan baju yang panjangnya 30cm dari pinggang ke bawah yang sesuai dengan kode etik. Mahasiswi diwajibkan menggunakan baju lengan panjang hingga pergelangan tangan. Mahasiswi dilarang menggunakan celana ketat.
SS
S
CS
TS
STS
Skor
Rangking
90
196
57
2
1
346
4
28
43
14
0
3
357
2
36
41
8
0
3
371
1
0
88
0
0
0
352
3
14
45
21
8
0
329
8
16
36
28
5
3
321
9
66
7
8
9
10
11
12
Mahasiswi dilarang menggunakan celana tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki. Mahasiswi dilarang menggunakan rok yang ketat. Mahasiswi dilarang menggunakan rok tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki. Saya mengetahui kode etik berpakaian namun sanksi terhadap kode etik tidak dikhususkan didalam buku panduan akademik. ( - ) Fakultas gagal dalam sosialilasi kode etik berpakaian. (- ) Saya mendapakan pengetahuan tentang kode etik berpakaian yang baik melalui kode etik berpakaian dikampus.
26
40
13
6
3
344
5
20
37
24
5
2
332
7
23
37
20
7
1
338
6
11
45
23
7
2
208
11
16
42
22
7
1
199
12
6
35
29
14
4
289
10
JUMLAH
3786
MEAN
315,5
67
Berdasarkan table 13, rangking penilaian respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek kognitif, maka mahasiswi menyetujui kewajiban dan larangan kode etik berpakaian. Mahasiswi mengetahui apa saja pakaian yang dilarang dan pakaian yang diwajibkan. Mahasiswi mengetahui dilarang menggunakan pakaian yang tipis/transparan, baju yang ketat serta diwajibkan menggunakan pakaian yang panjangnya 30cm dari pinggang. Mahasiswi mendapatkan tentang berpakaian yang baik melalui kode etik berpakaian yang dibuat oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun mahasiswi tidak mengetahui sanksiyang dikhususkan untuk kode etik berpakaian di Univeritas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Aspek kognitif, yaitu respon yang timbul setelah adanya pemahaman terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang difahami atau dipersepsi oleh khalayak. 2. Aspek Afektif Tabel 14. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi aspek afektif terhadap kode etik berpakaian di Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. No Pernyataan SS S CS TS STS Skor Rangking Saya setuju 17 47 17 5 2 336 dengan adanya kode etik berpakaian 1 yang ada di 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
68
2
3
4
5
6
7
Setelah saya mengetahui isi kode etik, saya ingin 8 memakai baju yang tidak ketat. Setelah saya mengetahui kode etk berpakaian saya berkeinginan 15 untuk tidak memakai baju yang tipis/transpar an. Saya merasa pakaian yang saya miliki panjangnya 8 tidak lebih 30cm dibawah pinggang. (-) Saya akan memakai baju lengan panjang sampai dengan 7 pergelangan tangan sesuai dengan kode etik. Setelah saya mengetahui isi kode etik berpakaian saya ingin menggunakan celana yang tidak ketat. Saya akan menggunakan celana yang tidak tipis yang panjangnya sampai dengan
6
11
47
24
7
2
316
7
46
23
3
1
335
2
39
18
21
2
234
11
39
30
11
1
304
9
26
8
310
8
46
52
17
2
6
2
328
3
69
mata kaki setelah saya mengetahui kode etik.
8
9
10
11
12
Saya berkeinginan menggunakan rok yang tidak ketat setelah saya mengetahui kode etik berpakaian. Saya akan menggunakan rok yang tidak tipis yang panjangnya samapai dengan mata kaki.
Saya tidak terlalu memperhatika n peraturan kode etik berpakaian dan sanksinya.(-) Sosialisasi menggunakan media tulis saya merasa belum efektif. (-) Kode etik dikampus membuat saya termotivasi untuk berpakaian yang lebih baik.
11
50
18
5
4
323
6
14
49
15
7
3
328
4
9
30
22
24
3
246
10
30
78
42
12
10
172
12
12
39
31
0
321
5
6
JUMLAH
3553
MEAN
296,0
70
Berdasarkan table 14, rangking penilaian respon mahasiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi aspek afektif. Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi menyetujui dengan adanya kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswi juga berkeinginan untuk tidak menggunakan baju yang tipis/ transparan setelah mengetahui kode etik. Bukan hanya baju saja mahasiswi juga tidak ingin menggunakan celana yang tidak tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki. Aspek afektif, yaitu respon yang timbul karena adanya perubahan perasaan terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa saja yang disenangi khalayak terhadap sesuatu 3. Aspek Psikomotorik Tabel 15. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi aspek psikomotorik terhadap kode etik berpakaian di Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. No
Pernyataan
SS
S
CS
TS
STS
Skor
Rangking
1
Setelah saya melihat kode etik berpakaian saya melakukan seluruh perintah kode etik berpakaian.
5
26
34
21
2
275
10
2
Saya memakai baju yang tidak ketat setalah saya mengetahui kode etik berpakaian.
5
45
25
12
1
305
6
71
3
4
5
6
7
Setelah mengetahui adanya larangan menggunakan baju yang tipis/transparan membuat saya tidak menggunakan pakaian tipis/transpar an. Saya selalu menggunakan pakaian yang minim ( dibawah 30 cm dari pinngang ) saat dikampus. (-) Saya menggunakan baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan. Setelah mengetahui kode etik berpakaian, Saya menggunakan rok yang tidak ketat. Saya menggunakan rok tidak tipis sampai dengan mata kaki setelah saya membaca kode etik berpakaian.
9
5
43
40
25
9
2
26
12
5
4
236
12
2
287
8
8
27
35
10
48
20
9
1
321
2
20
11
1
320
3
13
43
16
312
72
8
9
10
11
12
Meskipun larangan menggunakan celana yang ketat saya tetap menggunakann nya.(-) Setelah membaca kode etik berpakaian, saya tidak menggunakan celana yang tipis samapai dengan mata kaki. Saya cuek terhadap sanksi dari pelanggaran kode etik berpakaian. (-) Sosialisasi kode etik dengan meggunakan media tulis membuat saya malas membaca sehingga saya melanggarnya. (-) Saya tertarik untuk melakukan perubahan bertaraf setelah saya mengetahui kode etik.
0
25
27
30
6
6
43
26
11
2
281
304
9
7
1
16
23
34
14
308
5
6
22
22
31
7
275
11
14
37
32
4
323
1
1
JUMLAH
3547
MEAN
295,5
73
Aspek psikomotorik atau psikomotorik merupakan tingkah laku atau sikap yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku. Hasil data tentang respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadahap kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terlihat dari Tabel 15, yaitu setelah mengetahui kode etik berpakaian mahasiswi tertarik untuk melakukan perubahan berpakaian secara bertaraf. Mahasisiwi
juga tidak menggunakan rok
yang
tipis/transparan dan juga tidak menggunakan rok yang ketat lagi setelah mengetahui kode etik berpakaian yang ada di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi didalam panduan buku akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian hasil dari ketiga data tersebut diatas, yakni data respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek kognitif,
aspek
afektif
dan
asek
psikomotorik,
maka
penulis
membandingkan ketiga data tersebut sebagai berikut :
No 1
Tabel 16 Perbandingan Respon Mahasiswi Respon Warga Dilihat dari Jumlah Skor Aspek Kognitif 3786
Mean 315,5
2
Afektif
3553
296,0
3
Psikomotorik (psikomotorik)
3547
295,5
Jumlah
10886
Dari Tabel 16, terlihat bahwa aspek kognitif merupakan nilai tertinggi dalam jumlah skor 3786 dengan nilai meannya 315,5. Hal ini
74
menandakan bahwa mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi hanya mendapatkan sebatas aspek kognitif atau pengetahuan saja dibanding dengan aspek lainnya. Namun mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek afektif dan psikomotorik (psikomotorik) seimbang. Jadi dapat disumpulkan bahwa mahasiswi hanya sekedar mengetahui kode etik. Keinginan dan sikapnya tidak ingin mengikuti kode etik. C. Pembahasan Hasil Teori 1. Perhitungan Standart Deviasi Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh penulis, maka diperoleh data sebagai berikut : Rumus Standar Deviasi (SD) :1 SD = Keterangan: SD = Standar Deviasi ∑
= Adalah jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat
N = Jumlah individu Tabel 17. Descriptive Statistic Mean 123,70
1
Standart Deviation 14,987
N 88
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.179
75
2. Katorisasi Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tabel.18. Katagorisasi Respon Mahasiswi Kategori Nilai
Angka
Frekuensi
Tinggi Sedang Rendah
≥ 138,69 108,71 ≤ ≤ 138,69 ≤ 108,71
14 33 41
+ SD + SD
Jumlah (%) 16% 37 % 47%
Sesuai dengan Tabel 18, maka dapat disimpulkan bahwa kategori respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini berada di kategori rendah yaitu nilai frekuensi berjumlah 41 dengan persentase 47%. 3. Analisis Chi Square Tabel 19. ASAL_SEKOLAH * RESPON Count
PESANTREN ASAL_SEKOL SMA/SMK/MAD AH RASAH Total Persentase
RESPON Total RENDAH SEDANG TINGGI 7 7 2 16 34
26
12
72
41 47%
33 37%
14 16%
88
Dari Tabel 19, tabulasi silang antara asal sekolah dengan respon. Berdasarkan tabel diatas diketahui 16 responden yang berasal dari pesantren diketahui bahwa 2 responden memiliki respon kategori tinggi, 7 responden dengan memiliki respon dengan katagori sedang dan 7 responden yang memiliki respon dengan kategori rendah.
76
Sedangkan berdasarkan asal sekolah dari SMA/SMK/Madrasah yang memiliki responden sebesar 72 responden diketahui bahwa 12 responden memiliki respon dengan katagori tinggi, 26 responden dengan memiliki respon katagori sedang,34 responden dengan memiliki rendah dengan katagori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden dari asal sekolah memiliki respon rendah dengan jumlah 41 responden dengan persentase 47% Tabel 20. Chi-Square Asal Sekolah Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) a Pearson Chi-Square ,380 2 ,827 Likelihood Ratio ,382 2 ,826 Linear-by-Linear ,001 1 ,973 Association N of Valid Cases 88
Hipotesis untuk pengujian Tabel 20 ini adalah: Hipotesis untuk pengujian Tabel.20 ini adalah: Ho = Tidak ada hubungan antara asal sekolah dengan respon H1 = Ada hubungan antara asal sekolah dengan skala respon Pengambilan keputusan : Berdasarkan perbandingan nilai Chi Square hitung dan Chi Square tabel: 1. Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel, maka Ho diterima 2. Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel, maka Ho ditolak Berdasakan Probabilitias (prob) : 3. Jika probilitas > 0,05, maka Ho diterima 4. Jika probilitas < 0,05, maka Ho ditolak Dari output didapatkan Chi Square Hitung adalah 0,380
77
Sedang Chi Square tabel bisa dihitung pada tabel Chi Square, α = 0,05 dan df=2. Didapat Chi Squre tabel adalah 5,99 Oleh karena Chi Square Hitung > Chi Square Tabel ( 0,380 < 5,99 ), maka Ho diterima. Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa kolom Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,827 atau probabilitas diatas 0,05 (0,827 > 0,05) dengan demikian Ho diterima. Keputusan : Dengan demikian Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara Asal Sekolah dengan respon mahasiswi terhadap Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 21. JURUSAN * RESPON Count
KPI JURNALISTI K JURUSAN MD KESSOS BPI PMI Total Persentase
RESPON RENDAH SEDANG 14 11
Total TINGGI 1
26
3
7
6
16
7 10 5 2 41 47%
4 3 7 1 33 37%
4 1 1 1 14 16%
15 14 13 4 88
Dari Tabel 21. Diketahui bahwa untuk respon berdasarkan jurusan, yang memiliki respon denagn kategori tinggi terhadap Kode Etik Berpakaian di jurusan KPI 1 responden, kategori sedang 11 responden dan kategori rendah 14 responden. Untuk jurusan jurnalistik memiliki respon dengan
78
kategori tinggi 6 responden, kategori sedang 7 responden dan kategori rendah 3 responden. Jurusan MD memiliki respon dean kategori tinggi berjumlah 4 responden, kategori sedang 4 responden dan kategori rendah 7 responden. Jurusan Kessos memiliki respon dengan kategori tinggi berjumlah 1 responden, kategori sedang 3 responden dan kategori rendah 10 responden. Jurusan BPI memiliki respon dengan kategori tinggi 1 responden, kategori sedang 7 responden dan kategori rendah 5 responden. Jurusan PMI memiliki respon dengan kategori tinggi 2 responden, kategori sedang 1 responden dan kategori rendah 1 responden. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden dari jurusan memiliki respon rendah dengan jumlah 41 responden dengan persentase 47%. Tabel.22 Chi-Square Jurusan Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
17,451a 17,937 ,031
Asymp. Sig. (2-sided) 10 ,065 10 ,056 1
,860
88
Hipotesis untuk pengujian Tabel 22 ini adalah: Ho = Tidak ada hubungan antara asal sekolah dengan respon H1 = Ada hubungan antara asal sekolah dengan respon Pengambilan keputusan : Berdasarkan perbandingan nilai Chi Square hitung dan Chi Square tabel: 1.
Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel, maka Ho diterima
2.
Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel, maka Ho ditolak
Berdasakan Probabilitias (prob) :
79
1.
Jika probilitas > 0,05, maka Ho diterima
2.
Jika probilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Dari output didapatkan Chi Square Hitung adalah 0,380 Sedang Chi Square tabel bisa dihitung pada tabel Chi Square, α = 0,05 dan df=2. Didapat Chi Squre tabel adalah 18,32 Oleh karena Chi Square Hitung > Chi Square Tabel ( 17,93 < 18,31 ), maka Ho diterima. Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa kolom Asymp.Sig (2tailed) adalah 0,065 atau probabilitas diatas 0,05 (0,065 > 0,05) dengan demikian Ho diterima. Keputusan : Dengan demikian Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara jurusan dengan respon mahasiswi terhadap Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian skripsi yang berjudul respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwaah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian di Universita Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti dapat mengambil keputusan sebagai berikut: 1.
Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Kode Etik Berpakaian: Hasil penelitian dari aspek pengetahuan atau kognitif mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam merespon kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tergolong tinggi. Hal ini menjadi bukti bahwa kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sudah dipahami oleh mahasiswi. Dari aspek afektifdan psikomotorikhasil yang seimbang sehingga dapat disimpulkan bahwa mhasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi hanya mengetahui kode etik berpakaian, tidak merubah perasaan dan tingkah laku untuk mengikuti kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta. Tingkat Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
80
81
tergolong ke dalam kategori rendah frekuensi 41 dengan persentase 47%. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari gaya berbusana lingkungan sekitar, selain itu hal ini dikarenakan banyak mahasiswi yang meniru gaya berpakaian yang telah dipakai oleh seniornya. Pelanggaran kode etik yang dilakukan sudah menjadi budaya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Tak hanya itu saja sanksi yang tidak tegas juga memengaruhi pelanggaran kode etik yang ada. Seharusnya pimpinan, dosen dan seluruh staf beserta jajarannya di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi membuat
peraturan kode etik yang harus diikuti
dengan sanksi yang tegas agar mahasiswi tidak lagi melakukan pelanggaran yang sudah menjadi kebiasaan. 2. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Kode Etik Berpakian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan asal sekolah tidak berpengaruh. 3. Berdasarkan jurusan respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tidak berpengaruh.
B. Saran Untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi : 1. Agar mahasiswi semakin aktif melihat kode etik berpakaian sebaiknya menggunakan banner yang menarik. Seperti menggunakan gambar yang ada modelnya sehingga mahasiswi lebih tertarik untuk membacaya dan letakan disetiap lantai.
82
Gambar 5 Foto kode etik berpkaian
Gambar 6 Foto kode etik berpkaian
2. Sanksi yang harus ditegaskan untuk pelanggar kode etik.
83
DAFTAR PUSTAKA Adam, dkk, Etika Profesi. (Jakarta: Gramedia, 20007 ) Alimul,Aziz,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. (Jakarta:Salemba Medika, 2006) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002) Edisi Revisi. Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008). Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:Balai Pustaka, 1988) Echols, John Echols dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia. (Jakarta: Gramedia, 2003) Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999) _______Ilmu, Teori dan Flsaat Komunikasi. (Bandug: PT. Citra Aditya Bakti, 2003, Cet. Ke. 3. Labib, Muhsin, Fikih Lifestyle. (Jakarta: Tinta Publisher, 2011) Mernisi,Fatimah, Wanita di dalam Islam. ( Bandung: Pustaka, 1991) Mufid,Muhammad, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. (jakarta: Kencana, 2005) cet. Ke-1. Mustafa, Zainal, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi. (Yogyakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2005) Cet ke 2 Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013 Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi. (Jakarta:UT, 1999), Cet. Ke-3. Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pustaka, 2002).
Balai
Rakhmat, Djaluludin, Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999) Sabana, M, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet Ke- 2, h. 89
84
Salam, syamsir dan Salamdan Jaenal Afipin, Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta:UIN JakPress:2006) Saraswati, Ameia, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan. (Sripsi s1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006) Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi. (Jakarta, Universitas Terbuka, 2005) Shahab, Husen, Jilab Menurut Al-Quran dan As-sunnah. (Bandung, Mizan, 1994) Shihab, M. Quraisy, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah. (Jakarta: Lentera Hati, 2004) Simorangkir, Etika. ( Jakarta: Cipta Manunggal , 2001) Soenarjo & Djoenarsih S. Soenarjo, Himpunan Istilah Komunikasi. (Yogyakarta: Liberty 1983) Sudjana, Metode Statistika. (Bandung: Penerbit Tasito, 2002) Sukri, Sri Suhanjati, Pemahaman Islam dan Tantangan Keadilan Gander. (Yogyakarta, Gama Media, 2002) Sutiretna, Nina Al, Anggun Berjilbab. (Bandung:Mizan Pustaka, 1995) Suyanto, Agus, Psikologi Umum. (Jakarta, Bumi Aksara, 2004) Syuqqah,Abu, Busana Dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur’an Dan Hadist, (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-3. Umar, Husein Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2000) Utama, Giri. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2002) Walgito, Bimo. Psikologi Belajar, (jakarta:Reneka Cipta, 1997), Winarni. Komunikasi Massa, (Malang: UMM Press, 2003), Cet, Ke 1. Internet : http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id?index.php?sejarah http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/visi-dan-misi http://dokumen.tips/documents/konsep-kode-etik-mahasiswa-uin-syarifhidayatullah-jakarta.html www.uinjkt.ac.id
LAMPIRAN
Assalamualaikum, Wr, Wb. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya mengenai “Respon Mahasiswa tentang Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta)”(Survey pada mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” saya memohon kesediaan anda sebagai responden untuk mengisi angket ini. Terimakasih atas waktu dan kesediannya dalam mengisi kuesioner ini. Hany Sabrina Mumtaz Aziz Komunikasi Penyiaran Islam 11112051000011
PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pertanyaan yang tertera pada angket dibawah ini . 2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada pertanyaan yang tertera pada angket sesuai dengan pendapat anda pribadi tanpa pengaruh orang lain ! 3. Sebelum di kumpulkan pastikan setiap pertanyaan yang tertera dalam daftar angket tersebut telah anda isi semunya 4. Partisipasi dan kesedian anda mengisi daftar angket ini merupakan bantuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. 5. SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat tidak Setuju Tahun angkatan:
Jurusan
:
(
) 2013
(
) 2014
(
) 2015
(
) KPI
(
) Jurnalistik
(
) KESSOS
(
) PMI
Asal Pendidikan:
(
) MD
(
) BPI
( ) SMA+MADRASAH ( ) MADRASAH+SMA+PESANTREN ( ) PESANTREN
Pernyataan No
SS Kognitif
1.
2. 3.
4.
5.
6. 7.
8.
9.
Kode etik berpakaian diterapksan di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Mahasiswi dilarang menggunakan baju yang ketat. Mahasiswi dilarang menggunakan pakaian yang tipis/transparan. Mahasiswi diwajibkan menggunakan baju yang panjangnya 30cm dari pinggang ke bawah yang sesuai dengan kode etik. Mahasiswi diwajibkan menggunakan baju lengan panjang hingga pergelangan tangan. Mahasiswi dilarang menggunakan celana ketat. Mahasiwi dilarang menggunakan celana tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki. Mahasiswi dilarang mengguanakan rok ketat. Mahasiswi dilarang menggunakan rok tipis yang panjangnya samai dengan mata kaki.
S
CS
TS
STS
No 10.
11. 12.
Pernyataan Saya mengerti kode etik namun sanksi terhadap kode etik tidak dikhususkan didalam buku panduan. Fakultas gagal dalam sosialisasi kode etik berpakaian.
SS
S
CS
TS
STS
SS
S
CS
TS
STS
Saya mendapatkan pengetahuan tentang berpakaian yang baik melalui kode etik berpakaian dikampus.
Pernyataan NO Afektif 13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Saya setuju dengan adanya kode etik berpakaian yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah saya mengetahui isi kode etik,saya ingin memakai baju baju yang tidak ketat. Setelah saya mengetahui isi kode etik berpakian saya berkeinginan untuk tidak memakai baju yang tipis/transparan. Saya merasa pakaian yang saya miliki panjangnya tidak lebih 30cm dibawah pinggang. Saya akan memakai baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan sesuai dengan kode etik. Setelah saya mengetahui isi kode etik berpakaian saya ingin menggunakan celana yang tidak ketat. Saya akan menggunakan celana yang tidak tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki setelah saya mengetahui kode etik.
No. 20.
21.
22.
23.
24.
Pernyataan
SS
S
CS
TS
STS
SS
S
CS
TS
STS
Saya berkeinginan untuk menggunakan rok yang tidak ketat setah saya mengetahui kode etik berpakaian. Saya akan menggunakan rok yang tidak tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki. Meskipun adanya kode etik berpakaian namun saya merasa cuek dengan penampilan saya karena sanksi lemah. Sosialisasi kode etik dengan menggunakan media tulis saya merasa belum efektif. ( - ) Kode etik berpakaian dikampus membuat saya termotivasi untuk berpakaian yang lebih baik. Pernyataan
No Konatif 25.
26.
27.
28.
29.
Setelah saya melihat kode etik berpakian saya melakukan seluruh perintah kode etik berpakaian. Saya memakai baju yang tidak ketat setalah saya mengetahui kode etik berpakaian. Setelah mengetahui adanya larangan menggunakan pakaian yang tipis/transparan membuat saya tidak menggunakan pakaian tipis/transparan. Saya selalu menggunakan pakaian yang minim ( dibawah 30 cm dari pinngang ) saat dikampus. Saya menggunakan baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan.
No. 30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Pernyataan Setelah mengetahui kode etik berpakaian, saya tidak menggunakan rok yang ketat Setelah membaca kode etik berpakaian, saya tidak menggunakan rok yang tipis samapai dengan mata kaki. Meskipun dilarang menggunakan celana yang ketat saya tetap menggunakannnya. Saya menggunakan celana tidak tipis sampai dengan mata kaki setelah saya membaca kode etik berpakaian. Saya cuek terhadap sanksi dari pelangaran kode etik berpakaian. Sosialisasi kode etik dengan menggunakan media tulis membuat saya malas membaca sehingga saya melanggarnya. Saya tertarik untuk melakukan perubahan bertaraf setelah saya mengetahui kode etik.
SS
S
CS
TS
STS
LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NOMOR: Un.0l/R/HK.005/l2 /2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA BABI KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini yang dimaksud dengan: a. Kode etik adalah aturan yang mengatur sikap, perkataan, perbuatan, pakaian dan penampilan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; b. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah anggota masyarakat yang terdaftar sebagai peserta didik dan sedang mengikuti proses pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; c. Rektor adalah pimpinan tertinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; d. Pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Rektor, Pembantu Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Administrasi Umum, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu Rektor Bidang Pengembangan Lembaga dan Kepala-kepala Biro; e. Pimpinan Fakultas adalah pimpinan tertinggi di fakultas yang terdiri dari Dekan, Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan; f. Pelanggaran kode etik adalah setiap sikap, perkataan, perbu-iatan, pakaian dan penampilan yang bertentangan dengan kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diketahui pada saat atau, setelah melakukan berdasarkan laporan danatau pengaduan keluarga besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau masyarakat; g. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi tentang ada atau tidaknya pelanggaran terhadap kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
1
h. Tindakan disiplin adalah penetapan sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilakukan oleh Pimpinan, Kepala danSatuan Pengamanan, Dosen atau Karyawan terkait; i. Sanksi adalah hukuman yang ditetapkan sebagai akibat hukum atas pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh mahasiswa. j. Pembelaan adalah upaya mahasiswa untuk mengajukan alasan-alasan; saksisaksi yang meringankan dan/atau membebaskannya dari sanksi. k. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa untuk meninjau kembali terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Dekan atau Rektor; 1. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik mahasiswa yang terkena tuduhan melanggar peraturan kode etik ini atau telah dijatuhi hukuman/sanksi, tetapi dalam pembelaan ternyata yang bersangkutan terbukti tidak bersalah atau melanggar.
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud diberlakukannya kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah untuk: a. Menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam dalam kehidupan di kampi maupun kehidupan sehari-hari; b. Menanamkan akhlak mulia (al-akhlaq al-karimah) dalam kehidupan mahsiswa; c. Memberikan landasan dan panduan kepada mahasiswa dalam bersikai berkata, dan berperilaku selama studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pasal 3 Tujuan diberlakukannya kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarl adalah: a.
Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belaj; mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2
b.
Terpeliharanya harkat, martabat, dan kewibawaan UIN Syarif Hidayatulla Jakarta sebagai Perguruan Tinggi Islam;
c.
Menjadikan Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Sarjana Muslit yang berakhlak mulia, unggul, kompetitif, profesional, dan berintegrits tinggi.
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4
1. Mahasiswa UIN Jakarta mempunyai hak antara lain: a.
mendapatkan pelayanan akademik dan administratif yang optimal;
b.
menggunakan fasilitas yang tersedia secara bertanggung jawab;
c.
mengikuti kegiatan kemahasiswaan;
d.
menyampaikan pendapat secara santun, damai, bertanggungjawal: dengan tetap menghormati hak-hak orang lain;
e.
memperoleh penghargaan atas prestasi yang diraihnya.
2. Mahasiswa UIN Jakarta mempunyai kewajiban, antara lain: a.
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi hukum berdasarkan Pancasila, dan Undang-Undang Dasa 1945;
b.
menjunjung tinggi akhlak mulia dengan penuh tanggung jawab;
c.
menjaga nama baik, harkat, martabat, dan kewibawaan UIN Jakarta;
d.
menjunjung tinggi etika akademik dan mengembangkan etos keilmuar yaitu: jujur, terbuka, universal, objektif, kritis, bermanfaat untuk kepenl ingan masyarakat dan bangsa.
e.
menjunjung tinggi kebebasan akademik, yaitu memelihara dan mema jukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui kajian, penelitian pembahasan atau penyebarluasan secara bertanggung jawab sesuai aspirasi keilmuannya dengan dilandasi etika keilmuan tersebut.
3
BAB IV JENIS TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI Pasal 5 Jenis tindakan disiplin yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran kode etik terdiri atas: a. Tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan akademik; b. Tidak berhak memperoleh/mendapatkan pelayanan administrasi, akademik, dan kemahasiswaan. Pasal 6 Jenis sanksi yang dapat ditetapkan dalam kode etik ini terdiri atas: a.
Mendapatkan teguran lisan atau tertulis
b.
Membayarganti rugi sesuai dengan nilai-nilai kerugian terhadap akibat yang ditimbulkan dari pelanggaran kode etik ini;
c.
Larangan mengikuti semua kegiatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk jangka waktu tertentu/skorsing;
d.
Membayar denda dalam jumlah tertentu sesuai dengan berat ringannya pelanggaran;
e.
Dinyatakan gugur atau tidak lulus
f.
Dikeluarkan dan atau dicabut gelar dan ijazahnya
BAB V PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN Pasal 7 Busana dan Penampilan Mahasiswa Busana perkuliahan, acara-acara resmi dan masuk ruang kantor bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut: a.
Berpakaian sopan dan rapi, tidak diperbolehkan memakai kaos oblong, celana atau baju yang sobek;
b.
Bersepatu; tidak diperbolehkan memakai sandal dan sejenisnya
4
c.
Mahasiswa tidak dibenarkan berambut panjang (rambut harus rapi) dan tidak boleh memakai assesoris perempuan, seperti kalung dan atau anting- anting, gelang, bando, dan jepit rambut.
d.
Mahasiswi harus mengenakan busana muslimah sesuai dengan ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut: 1. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan/ tembus pandang 2. Memakai baju yang panjangnya minimal 30 cm dari pinggang ke bawah 3. Baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan. 4. Celana atau rok tidak ketat dan atau tipis yang panjangnya sampai dengan mata kaki. 5. Ketentuan-ketentuan khusus disesuaikan dengan kebijakan Fakultasfakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan),
e.
Mahasiswa harus mengenakan busana sesuai dengan ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut: 1. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan tembus pandang 2. Memakai baju yang panjangnya minimal 20 cm dari pinggang ke bawah 3. Celana yang panjangnya sampai dengan mata kaki 4. Ketentuan-ketentuan lain disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-fakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan)
f.
Untuk acara-acara resmi lembaga mahasiswa wajib mengenakan jaket almamater. Pasal 8 Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak dibenarkan melakukan
perbuatan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar dan ketertiban kampus.
5
Pasal 9
1.
Mahasiswa/i yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sesuai dengan bunyi pasal 7 dan atau pasal 8 di atas dikenakan tindakan disiplin sebagaimana yang diatur dalam pasal 5;
2.
Pemberian tindakan disiplin dilakukan oleh Kepala atau Anggota Satuan Pengaman, Dosen, atau Karyawan terkait.
BAB VI JENIS PELANGGARAN Pasal 10
Setiap mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak dibenarkan melaku¬kan perbuatan sebagaimana disebut di bawah ini baik di lingkungan maupun di luar lingkungan kampus: 1. Mengucapkan kata-kata tidak sopan, kotor, mengganggu perasaan orang lain, dan menimbulkan permusuhan. 2. Melanggar standar busana dan penampilan; 3. Mengganggu proses belajar mengajar dan ketertiban kampus; 4. Melakukan fitnah, provokasi, dan agitasi; 5. Berkelahi; 6. Melakukan perusakan; 7. Berjudi; 8. Membawa dan menggunakan senjata tajam dan senjata api; 9. Memiliki, membawa, menyimpan, menyebarkan, memperdagangkan dan atau mempergunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau obatobatan
terlarang
lainnya
untuk
diri
luartujuanpengobatan; 10. Mengkonsumsi minuman keras; 11. Melakukan penipuan;
6
sendiri
atau
orang
lain
di
12. Memalsukan tanda tangan, nilai, dan sejenisnya; 13. Melakukan plagiasi; 14. Pencemaran nama baik (orang maupun institusi); 15. Merokok; 16. Melakukan pencurian, termasuk korupsi; 17. Melakukan perampokan; 18. Membawa atau menggunakan bahan peledak; 19. Berkhalwat; 20. Melakukan pergaulan bebas; 21. Melakukan zina; 22. Aborsi ilegal; 23. Pemerkosaan; 24. Membunuh; 25. Melakukan tindakan anarkis; 26. Melakukan teror dan atau terlibat terorisme; 27. Melakukan kekerasan fisik dan atau mental; 28. Terlibat organisasi terlarang; 29. Melakukan kegiatan yang mengganggu ketentraman umum, ketertiban, kebisingan, kegaduhan, keributan, dan kegiatan lainnya yang mengganggu perkuliahan, ketertiban, ketentraman umum; 30. Menginap di kampus; 31. Mencoret-coret tombok dan fasilitas kampus lainnya, mengotori dan merusak kebersihan dan lingkungan; 32. Perbuatan-perbuatan pidana lain yang dilarang oleh peratunan perundangundangan yang berlaku di Indonesia dan tenbukti dilakukan dengan putusan pengadilan.
7
BAB VII BENTUK-BENTUK SANKSI Pasal 11 Sanksi terhadap Pelanggaran Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan, dengan rincian sebagaimana diatur dalam pasal-pasal selanjutnya Pasal 12 Berkata tidak sopan, kotor, mengganggu perasaan orang lain, dan menimbulkan permusuhan Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 1 dikenakan sanksi sebagaima¬na ketentuan pasal 6 huruf a dan atau pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b; Pasal 13 Melanggar standar busana dan penampilan Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 2 dikenakan sanksi sebagaimana keten¬tuan pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.
Pasal 14 Menggangguproses belajar mengajar dan ketertiban kampus Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 3 dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.
Pasal 15 Fitnah Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 4 dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 6 huruf c selama jangka waktu satu (1) semester. Pasal 16 Berkelahi Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 5 dikenakan sanksi seba¬gaimana ketentuan pasal 6 huruf b yaitu membayar ganti rugi.
8
Pasal 17 Melakukan Pengrusakan 1.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 6 dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 6 huruf b sesuai dengan besar nominal kerugian dan atau pasal 6 huruf c selama jangka waktu maksimal satu (1) semester;
2.
Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.
Pasal 18 Berjudi Tindakan pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 7 dhkenakan sanksi sesuai ketentuan pasal 6 huruf c selama jangka waktu maksimal satu (1) semester. Pasal 19 Senjata Tajam 1.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 8 dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan pasal 6 butir c dua (2) semester dan atau membayar ganti rugi sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan;
2.
Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 poin 8 akan ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib dan atau pihak manapun yang disampaikan kepada pimpinan UIN atau Fakultas terkait.
Pasal 20 NAPZA 1.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 9 dikenakan sanksi sebagai berikut: a. Pemakai dikenakan sanksi skorsing dua (2) semester. b. Pengedar dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan pasal 6 huruf f yaitu diberhentikan dengan tidak hormat
2.
Pimpinan Fakultas yang bersangkutan mengajukan usulan pemberian sanksi kepada Rektor terhadap mahasiswa yang melakukan perbuatan sebagaimana tersebut pada pasal 10 poin g.
9
Pasal 21 Minuman Keras Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 10 dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan pasal 6 huruf c satu (1) semester.
Pasal 22 Penipuan Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 11 dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan pasal 6 huruf c dua (2) semester.
Pasal 23 Pemalsuan Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 12 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf c dua (2) semester. Pasal 24 Plagiasi Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 13 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf c dua (2) semester, 1.
Plagiasi dalam penulisan makalah perkuliahan dikenakan sanksi pasal 6 huruf e;
2.
Plagiasi dalam penulisan karya skripsi, tesis, dan disertasi yang terbukti saat ujian, dikenakan sanksi pasal 6 huruf e;
3.
Plagiasi dalam penulisan karya skripsi, tesis, dan disertasi yang terbukti setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus, dikenakan sanksi pasal 6 huruf e dan f. Pasal 25 Pencemaran Nama Baik Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 14 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf c selama 1 semester.
10
Pasal 26 Merokok Pelanggaran atas pasal 10 poin 15 dikenakan sanksi pasal 6 huruf d membayar denda sebesar Rp. 50.000,- setiap terbukti merokok. Pasal 27 Mencuri 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 16 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf c selama 2 (dua) semester dan pasal 6 huruf d yaitu membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan pelanggaran 2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.
Pasal 28 Merampok 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 17 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf c selama 4 (empat) semester dan pasal 6 huruf d yaitu membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan pelanggaran
Pasal 29 Bahan peledak Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 18 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf c selama 4 (Empat) semester dan pasal 6 huruf d yaitu membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan pelanggaran.
Pasal 30 Berkhalwat Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 19 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf a. Pasal 31 Pergaulan Bebas Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 20 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c selama 3 (tiga) semester.
11
Pasal 32 Berzina 1.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 21 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf e dan f;
2.
Pimpinan Fakultas dapat mengajukan usulan kepada Rektor tentang pemberian sanksi terhadap mahasiswa yang berzina.
Pasal 33 Aborsi Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 22 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c selama 2 (dua) semester.
Pasal 34 Pemerkosaan 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 23 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf e dan f 2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum
Pasal 35 Membunuh 1.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 24 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf e dan f;
2.
Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.
Pasal 36 Tindakan Anarkis 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 25 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai keruagian dan atau pasal 6 huruf c selama jangka waktu maksimal satu (1) semester
12
Pasal 37 Teror 1.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 26 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf c selama 2 (dua) Semester dan atau pasal 6 huruf e dan f;
2.
Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.
Pasal 38 Melakukan Kekerasan Fisik dan Mental Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 27 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c selama 2 (dua) semester.
Pasal 39 Terlibat Organisasi Terlarang dan atau Aliran Sesat Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 28 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c dan e.
Pasal 40 Mengganggu Ketentraman dan Ketertiban Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 29 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 butir a dan atau 6 huruf c selama 1 (satu) semester.
Pasal 41 Menginap di Kampus Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 30 dikenakan sanksi sesuai ketentuan pasal 6 huruf a dan atau pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.
13
Pasal 42 Mencoret-coret Tembok dan Fasilitas Kampus Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 31 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c selama 2 (dua) semester.
Pasal 43 Perbuatan Pidana Lainnya Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 32 dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c selama 2 (dua) Semester dan atau pasal 6 huruf e dan f.
BAB VIII TAHAPAN PEMBERIAN SANKSI
Pasal 44 Penjatuhan atau pemberian sanksi kepada mahasiswa yang diduga atau dituduh melakukan perbuatan yang dilarang dalam peraturan kode etikini harus melaluitahapan sebagai berikut: 1.
a. Dilakukan pemeriksaan terhadap mahasiswa bersangkutan setelah terdapat bukti-bukti atau saksi-saksi yang menguatkan tuduhan atau dugaan pelanggaran yang dilakukannya. b. Dilakukan serangkaian pengujian terhadap bukti-bukti atau saksi-saksiyang diajukan. c. Kepada mahasiswa bersangkutan diberi hak untuk membela diri sebagaimana diatur tersendiri dalam bab pembelaan. d. Sanksi baru dapat dijatuhkan apabila mahasiswa bersangkutan tidak mampu mengajukan alasan-alasan, bukti-bukti dan/atau saksi-saksi yang kuat dalam pembelaannya. Sanksi dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan jenis dan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
14
2.
Penjatuhan sanksi dapat diterbitkan oleh Dekan atau Rektor setelah memperhatikan rekomendasi dari Tim Khusus pelanggaran yang dimaksud.
BAB IX PEMBELAAN Pasal 45 1. Mahasiswa yang diduga melanggar kode etik ini dapat mengajukan pembelaan dengan alasan-alasan, bukti-bukti dan atau saksi-saksi yang meringankan atau membebaskannya dari sanksi; 2. Di daiam pembelaannya, mahasiswa yang bersangkutan dapat meminta bantuan hukum dari pihak manapun dan atau pembelaan dari Badan Perwakilan Mahasiswa dari Fakultas yang terkait
BAB X KEBERATAN Pasal 46 1.
Mahasiswa yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 6 butir b dapat mengajukan keberatan kepada pimpinan Fakultas melalui Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan;
2.
Mahasiswa yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 6 butir c, d, e dan f dapat mengajukan keberatan kepada Rektor melalui Pembantu Bidang Kemahasiswaan;
3.
Keberatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal 41 harus diajukan secara tertulis oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat keputusan;
4.
Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima keberatan seperti yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) di atas Rektor/Dekan dapat memberikan jawaban tertulis kepada mahasiswa yang bersangkutan;
5.
Apabila dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat (4) tidak memperoleh jawaban dari Rektor/Dekan, maka pengajuan keberatan dianggap tidak dikabulkan;
15
6.
Apabila ditemukan bukti-bukti baru, maka Rektor/ Dekan dapat melakukan peninjauan kembali terhadap sanksi yang dijatuhkan.
BAB XI PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK MAHASISWA Pasal 47 1.
Pengawasan terhadap pelaksanaan Kode Etik Mahasiswa UIN Jakarta dilakukan oleh Komite Etik Mahasiswa.
2.
Komite Etik Mahasiswa UIN Jakarta ditetapkan oleh Rektor UIN di tingkat Universitas dan oleh Dekan di tingkat Fakultas
3.
Susunan keanggotaan Komite Etik ini terdiri dari Pimpinan, Dosen, dan Karyawan
4.
Komite Etik Mahasiswa berwenang untuk menerima, memproses, dan memberikan rekomendasi sanksi atas pelanggaran Kode Etik Mahasiswa.
Pasal 48 1.
Komite Etik tingkat Fakultas melakukan proses dalam menangani kasuskasus pelanggaran kode etik dan memberikan rekomendasi tentang sanksisanksi yang ditetapkan kepada Dekan
2.
Dekan bersama pimpinan Fakultas menindak lanjuti rekomendasi Komite Etik menetapkan sanksi terhadap pelanggaran kode etik atau melanjutkan rekomendasi kepada Rektor UIN Jakarta untuk pelanggaran yang lebih berat
3.
Rektor meminta pertimbangan tentang rekomendasi Fakultas kepada Dewan Kehormatan Universitas untuk ditetapkan sanksi terhadap pelanggaran kode etik
4.
Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik Mahasistoa ditetapkan secara resmi tertulis.
16
BAB XII REHABILITASI Pasal 49
Rehabilitasi atau pemulihan nama baik diberikan apabila: 1.
Mahasiswa yang terkena tuduhan melanggar peraturan kode etik ini namun dalam proses pemeriksaan ternyata terbukti tidak bersalah atau tidak melanggar, seperti yang dituduhkan;
2.
Mahasiswa yang terkena tuduhan melanggar peraturan kode etik ini namun dalam proses pembelaannya di depan pimpinan, ternyata tidak bersalah atau tidak melanggar seperti yang dituduhkan;
3.
Mahasiswa yang telah dijatuhi hukuman/sanksi namun di kemudian hari ditemukan bukti-bukti yang sah dan atau saksi-saksi yang kuat yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak bersalah atau tidak melanggar seperti yang dituduhkan;
BAB XIII PENUTUP Pasal 50 Dengan berlakunya keputusan Rektor ini, maka Kode Etik yang berkaitan dengan pedoman sikap, perilaku dan perbuatan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah ada dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 51 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal, Januari 2012
REKTOR, ttd PROF.DR.KOMARUDDIN HIDAYAT NIP. 19531018 198203 1 001
17
Respnden
B1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
r tabel r hitung
B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 5 4 5 3 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 5 5 3 5 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 3 4 5 5 3 4 5 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 2 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 5 4 3 5 5 3 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 5 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.626045 0.73822 0.716857 0.738048 0.71957 0.794611 0.66999 0.535171 VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
B9
B10 B11 B12 B13 jumlah 3 2 1 2 4 44 4 5 2 3 4 55 4 4 4 4 4 51 3 5 1 1 3 46 4 4 2 3 3 48 5 5 3 3 3 52 3 4 2 2 3 40 3 1 2 4 1 29 4 4 2 4 5 55 5 4 1 1 3 48 4 2 2 2 3 51 4 4 2 2 3 45 4 4 2 3 4 49 4 3 3 2 4 45 4 2 1 1 1 43 3 3 2 3 3 44 4 3 2 3 2 45 4 3 2 3 3 48 4 2 2 2 3 43 3 4 4 4 4 44 4 4 3 3 4 51 4 4 1 2 4 50 4 3 2 1 4 49 3 4 3 4 3 43 3 4 2 2 4 47 4 2 2 2 3 47 5 4 1 1 2 48 3 4 3 3 3 35 3 4 1 2 4 34 4 3 3 2 4 39 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.573686 0.405213 0.036121 -0.008442375 0.428254 VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID
Realibilitas Case Processing Summary N
%
30
100,0
Excluded
0
,0
Total
30
100,0
Valid Cases
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,900
,902
12
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Kode Jurusan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Kode Asal Sekolah B1 B2 B3 B4 B5 B6 2 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 5 5 4 5 2 5 1 1 4 2 1 4 4 4 4 3 2 4 5 5 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 5 5 4 5 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 2 4 3 5 4 3 2 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 1 4 4 5 4 4 2 5 4 4 4 3 1 5 5 5 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 5 2 4 4 5 4 2 2 4 1 1 4 4 2 4 5 5 4 4 2 3 4 3 4 4 2 5 5 5 4 5 2 5 5 5 4 4 2 3 4 5 4 4 1 4 4 5 4 4 2 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 5 5 5 4 5 2 3 5 5 4 5 2 3 5 5 4 4 2 5 5 5 4 4 1 2 5 5 4 5 2 3 3 3 4 3 2 5 5 5 4 5 2 4 5 5 4 3 2 4 5 5 4 4 1 5 5 4 4 5 2 4 4 5 4 4 1 5 3 4 4 4 1 4 4 5 4 4 2 5 5 5 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 5 5 4 3 2 4 4 4 4 3 2 5 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 2 3 3 3 4 2 1 3 3 3 4 4 2 3 1 1 4 5 2 3 5 5 4 4 2 5 4 4 4 3
B7 4 3 5 1 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 5 4 4 4 5 2 1 5 3 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 3 5 5 4 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3
B8 4 4 5 1 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 3 4 4 5 5 5 4 3 3 1 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 4 2 4 4 5 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 2 2 3 1 5 4
B9 4 5 5 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 5 3 4 3 2 3 4 5 5 4 4 5 3 5 5 4 5 5 3 5 5 3 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 5 5
B10 4 4 4 2 5 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 4 4 4 3 5 4 4 2 3 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 3 5 5 2 2 4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 2 3 4 2 3 3 1 5 4
B11 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 4 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 3 4 2 2 3 5 3 1 2 2 3 3 1 1 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2
B12 2 2 3 3 3 1 3 2 3 2 3 2 4 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 4 1 1 2 2 2 2 2 5 3 2 3 2 4 4 3 1 4 4 3 1 3 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3
B13 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 5 4 3 1 2 3 4 5 4 4 1 3 5 3 2 1 2 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4
B14 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 3 5 4 4 5 5 2 5 4 4 1 3 4 4 5 4 4 3 4 5 2 4 5 3 4 4 3 5 3 2 2 5 3 5
B15 4 3 4 1 4 4 3 4 4 5 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 5 5 4 4 4 3 5 3 4 5 5 2 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 2 3 4 4
B16 3 4 5 1 4 4 3 4 4 5 3 4 5 3 4 3 5 4 4 3 3 4 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 5 3 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 5 4
B17 3 2 3 4 2 2 4 3 4 1 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 2 2 1 2 1 4 2 2 2 2 4 1 3 2 2 4 2 1 3 2 3 4 3 2 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 2 4 5 2 2
B18 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 2 5 3 4 2 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 2 2 2 1 4 3
B19 4 3 3 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 3 3 5 4 3 4 4 3 5 3 4 4 5 2 5 4 3 3 4 4 3 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 1 4 4
B20 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 3 5 4 4 2 4 4 2 5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 2 2 2 4 3
B21 4 4 5 1 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 5 3 5 3 3 4 5 2 5 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 1 4 4
B22 5 4 5 1 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 3 3 5 4 4 4 2 4 4 2 3 3 5 5 4 4 5 3 5 3 4 4 5 2 5 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 2 2 1 4 4
B23 2 3 4 3 2 2 3 2 4 1 3 2 3 4 2 2 3 2 2 4 4 4 1 5 3 2 2 2 3 2 2 3 1 4 4 4 4 3 3 2 2 1 2 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 5 3 4 1 2 2 4 1 2 5 3 4
B24 2 2 3 4 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 2 5 3 1 1 1 2 2 3 1 3 2 2 4 3 2 1 1 2 4 1 3 1 2 2
B25 4 4 3 3 4 3 3 3 5 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 5 4 3 4 5 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 5 3 4 2 4 4 3 2 2 3 3 3
B26 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 5 3 2 3 3 4 4 4 3 5 3 3 3 4 2 5 3 4 1 2 3 4 5 4 4 3 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 2 2 3 4 3
B27 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 5 4 3 3 4 3 4 4 4 5 3 3 4 4 2 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 2 2 2 4 4
B28 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 2 5 5 4 5 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 1 3 4 2 4 4 3 3 2 2 4 3
B29 4 3 3 2 4 2 2 3 2 4 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2 3 2 2 1 3 2 4 4 4 4 1 3 5 2 2 2 2 2 5 3 4 5 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 5 3 4 2 2 2 2 4 3
B30 4 4 5 1 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 5 2 4 4 4 2 5 4 4 5 2 5 5 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3
B31 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 5 3 4 3 4 4 2 5 4 3 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 2 2 1 4 3
B32 4 4 5 2 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 2 5 3 3 4 4 4 4 5 3 5 3 4 4 5 2 5 4 5 4 4 3 5 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 2 2 4 3 2 2 1 4 3
B33 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 5 3 3 4 3 4 2 5 3 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 4 5 3 4 3 2 2 4 4 2 3 4 4 2 2 4 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 2 5 4 3
B34 4 4 4 3 4 1 2 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 5 4 3 4 5 3 4 4 4 5 3 4 4 1 2 2 3 4 2 3 4 5 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 2 2 3 3
B35 2 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 2 5 2 2 3 3 3 4 4 3 2 5 3 4 4 1 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 2 2 5 3 3 4 5 4 4 2 3 5 3 3 5 4 4 2 3 3 4 3 5 5 4 3
B36 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 4 1 4 2 3 4 4 2 4 1 4 3 2 3 2 2 2 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 1 4 4 1 3 3 4 4 3 1 4 3 3 5 4 4 4 3 2 4 3 3 4 2 2
4 3 3 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 5 4 3 5 5 3 4 4 4 4 3 5 5 4 2 5 4 4 3 3 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 5 3 3
128 126 146 88 132 119 117 128 132 133 113 119 132 121 106 111 125 125 118 130 119 133 95 119 119 111 149 137 123 133 143 126 155 128 130 140 150 94 158 131 131 121 118 119 132 140 139 139 110 117 141 119 121 133 129 130 104 115 122 107 83 93 91 134 123
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6
2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
1 5 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 5 5 3
4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 3 2 2 4 4 3 5 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 3 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 5 4 4
4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 2 4 5 2 5 4 5 5 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 5 2 4 4 4 5 2 5 5 3
4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 5 5 2 4 5 4 5 4 5 5 3
5 4 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 3 4 3 3 3
1 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 1 1 1 2 2 2
1 4 5 4 3 4 3 2 5 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 2 4 2 4
1 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 2 4 4 5
4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 5 2 4 3 4 3 4 4 1 4 4 4
4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 2 4 5 4
2 4 2 2 4 2 3 4 1 4 2 2 5 4 2 1 2 4 2 4 1 2 2
4 4 4 3 2 2 3 3 5 3 4 4 5 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4
4 4 4 3 2 3 3 4 5 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4
4 4 4 3 2 4 4 4 5 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4
4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
2 2 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 4 2 2 2 3 4 1 1 4 3 1
2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5
4 4 5 4 3 4 3 2 5 3 4 4 5 5 4 4 3 4 3 2 4 4 4
1 4 4 2 2 4 2 3 4 2 3 4 5 2 2 3 2 4 2 2 4 4 4
1 4 4 2 2 4 3 4 4 3 3 4 5 2 3 4 3 4 3 2 5 2 4
1 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 5 4 2 4 3 4 3 2 5 2 3
1 4 2 3 4 2 2 2 5 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3
1 4 3 3 2 3 3 3 5 3 4 4 5 4 2 4 2 3 3 2 4 4 3
4 4 3 3 2 4 3 4 5 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 2 4 2 3
4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 5 4 2 4 5 4 4 2 4 2 3
2 2 4 3 2 2 2 4 2 3 4 4 4 2 3 3 2 3 2 2 4 5 3
4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 3 2 4 2 5
5 4 5 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 2 5 2 2 4 4 5
5 2 5 3 2 4 2 3 2 3 4 2 1 4 4 3 2 5 2 4 4 4 5
1 4 3 3 3 4 3 3 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 2 5 3 3
109 136 139 112 103 130 111 125 131 123 128 134 139 133 100 128 113 133 119 93 142 122 130 10886
KOGNITIF
AEKTIF
KONATIF
Jumlah
43 43 52 26 42 43 43 43 43 47 40 37 46 38 37 39 41 45 41 49 44 46 37 29 43 43 52 50 44 47 49 46 51 51 43 49 48 36 53 47 47 52 40 37 46 52 47 47
43 41 48 27 42 43 39 42 46 40 38 41 47 39 36 36 44 40 41 41 34 44 33 39 36 34 51 46 40 42 45 37 46 39 42 45 54 29 50 43 42 26 41 40 40 47 46 46
42 42 46 35 48 33 35 43 43 46 35 41 39 44 33 36 40 40 36 40 41 43 25 51 40 34 46 41 39 44 49 43 58 38 45 46 48 29 55 41 42 43 37 42 46 41 46 46
128 126 146 88 132 119 117 128 132 133 113 119 132 121 106 111 125 125 118 130 119 133 95 119 119 111 149 137 123 133 143 126 155 128 130 140 150 94 158 131 131 121 118 119 132 140 139 139
2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 2 1 1 1 2 3 3 3
Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
38 41 49 42 43 41 43 42 41 40 43 34 31 37 26 48 45 40 48 49 41 36 46 39 42 38 45 44 43 42 49 33 45 41 42 45 39 51 49 41
36 38 46 38 43 48 44 43 33 37 38 38 23 27 31 42 42 39 44 47 36 36 41 39 41 46 41 41 47 46 45 33 40 38 45 39 27 42 37 45
36 38 46 39 35 44 42 45 30 38 41 35 29 29 34 44 36 30 44 43 35 31 43 33 42 47 37 43 44 51 39 34 43 34 46 35 27 49 36 44
110 117 141 119 121 133 129 130 104 115 122 107 83 93 91 134 123 109 136 139 112 103 130 111 125 131 123 128 134 139 133 100 128 113 133 119 93 142 122 130 10886
STD DEVIASI
14.98671
RATA-RATA (x) 123.7045 Rendah 108.7178 Sedang Tinggi 138.6913
1 1 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 1 2 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2
Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang Tinggi Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah Tinggi Rendah Sedang