PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP INTERPROFESSIONAL EDUCATION
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH : DEVICA KESUMA ULUNG NIM : 1110104000016
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M
LEMBAR PERI\IYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
t. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salatr satu persyaratan memperoleh gelar Strata
I
Keperawatan di Fakuttas
Kedokleran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
OnD
Syarif
Hidayatullah Jal€rta. 2. Semua sumber
yang saya gunakan dalam penulisan
ini telah
saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedolteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (Ub{) Syarif Hidayatullatr Jakarta. J.
Jika di kemudian hari terbukti batrwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiptakan dari hasil karya omng lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIIID Syarif Hidayatullah Jakarta
DevicaKesuma
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
STATE
ISLAMIC
UNIVERSITY
OF
Undergraduate Thesis, July 2014 Devica Kesuma, NIM: 1110104000016 Students’s Perception for Interprofessional Education at The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta xvii + 84 pages + 20 tables + 2 schemes + 7 attachments ABSTRACT Concept of Collaboration has been expressed as an effort to solve educational problem. The Integrated education initiated as media of collaboration according to The World Health Organization (WHO) is interprofessional education (IPE). Positive perception to accept IPE are supposed to become a consideration for an institution to develop the concept of IPE at The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. This study to get a overview on students’ perception for IPE at The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. The study was quantitative with descriptive analyze and cross sectional design. Samples consisted of 143 undergraduated students of medical education, public health, pharmacy, and nursing taken with disproporsional stratified random sampling method. Quantitative data were obtained through questionnaire of Interprofessional Education Perception Scale with modification. Perception about IPE mainly belonged to good (97,21%.). The questionnaire had 18 items with measure of sampling adequacy (MSA) 0,866. Female students had good perception compared to male students about subscale perception of actual cooperation (SS.1), competency and autonomy (SS.2), and perceived need for cooperation (SS.4). Public health had good perception on SS.1 and SS.2 compared other profession, and Medical education had good perception on understanding of others’ values (SS.3) and SS.4. Perception for IPE of undergraduate students at The Faculty of Medicine and Health Sciences Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta mainly belonged to good category. Keyword: Perception, Student’s Perception, Interprofessional Education, undergraduate student, Interprofessional Education Perception Scale References: 67 (years 1990-2013)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014 Devica Kesuma, NIM: 1110104000016 Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education xvii + 84 halaman+ 20 tabel + 2 bagan + 7 lampiran ABSTRAK Konsep kolaborasi sudah lama dicetuskan sebagai salah satu usaha untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Pendidikan terintegrasi yang dicetuskan sebagai media kolaborasi menurut WHO adalah Interprofessional Education (IPE). Persepsi yang positif terhadap penerimaan IPE diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi institusi terhadap pengembangan konsep IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 143 mahasiswa yang aktif kuliah program studi pendidikan dokter, kesehatan masyarakat, farmasi, dan ilmu keperawatan dengan metode disproporsional stratified random sampling. Pengambilan data kuantitatif dengan kuesioner IEPS (Interprofessional Education Perception Scale) yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan persepsi terhadap IPE mayoritas baik 97,21%. Kuesioner yang digunakan memiliki 18 item dengan measure of sampling adequacy (MSA) 0,866. Responden perempuan memilki persepsi yang lebih baik dari pada laki-laki pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya (K.1), kompetensi dan otonomi (K.2), serta kebutuhan untuk bekerjasama (K.4). Program studi kesehatan masyarakat memiliki persepsi yang baik pada K.1 dan K.2 dibanding dengan program studi lain, dan pendidikan dokter memilki memiliki persepsi yang baik pada komponen pemahaman terhadap profesi lain (K.3) dan K.4. Persepsi pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE sebagian besar dalam kategori baik. Kata kunci: Persepsi, Interprofessional Education, Mahasiswa, Interprofessional Education Perception Scale Referensi : 67 (tahun 1990-2013)
iv
PER}TYATAAII PERSETUJUAI\I
Skripsi denganjudul
PERSEPSI MAHASISWA FAKT]LTAS KEDOKTERAN
DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIT HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP /NTERPR OTESSI ONAL E D UCATION Telah disetujui dan diperiksa oJeb peanbimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif llidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
I)evica Kesuma
I\IM:
1110104000016
Pembimbing I
Pembimbing
9-r
/6 Ratna Pelawati. M.Fiomed
IirP. r978021s 200901 2 00s
II
Maftuhah. S.Kn.. M.Ken." Ph.D NrP. 19680808 2006042 001
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT FAKULTAS KEDOIffERAN DAI\[ ILMU KESEHATAIY UIN SYARIF HIDAYATTJLLAII
JAKARTA
u3sHnal4 M
LEMBAR PENGESAHAN Slaipsi dengan judul
PERSEPSI MAIIASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAI\I ILMU KESETIATAI\I T'IN SYARIF IIIDAYATULLAH JAKARTA TERI{ADAP INTERPRO FE SSIONAL E DUCATION Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:
Deviea Kesuma
ltitM: 1110104000016 Pembimbing
I
Pembimbing
II
w.
Ratna Pelawati. M.Biomed I\IIP. 19780215 200901 2 005
Penguji
I{IP. 19680808 200604 2 001
I
Penguji
II
q0*O
&.'yd M.Kep
Ita Yuanita. S.Kp. IrIP. 19700122 200801 2 005
I[IP:
Penguji
19680808 200604 2 001
III
trtu
Ratna Pelawati M.Biomed
I[IP. 19780215 200901 2 005
vl
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi denganjudul
PERSEPSI MAHASISWA TAKI]LTAS KEDOKTERAN DAIY ILMU KESEHATAI\T T]IN SYARIT HIDAYATT]LLAH JAKARTA TERHAD AP INTERPROFESSIONAL EDUCATION
Telah disusun dan dipertahankan di hadapan penguji oleh:
I)evica Kesuma
MM:
1110104000016
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Dekan Fakultas Kedokleran dan Itmu Kesehatan
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
:
DEVICA KESUMA ULUNG
Tempat, tanggal Lahir
:
Jakarta, 02 Oktober 1992
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Agama
:
Islam
Status
:
Belum Menikah
Alamat
:
Jl. Abrati No. 123 Rt.01/01 Kotabumi Lampung Utara
HP
:
+6281310963058 dan +6281298190410
E-mail
:
[email protected]
Fakultas/Jurusan
:
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/ Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN 1. TK Islam Taman Sakti
1996-1998
2. Sekolah Dasar Negeri 05 Bambu Apus
1998-2004
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 81 Jakarta
2004-2007
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 48 Jakarta
2007-2010
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2010-sekarang
ORGANISASI 1. OSIS SMA
2008-2009
2. BEM FKIK
2012-2013
3. BEM FKIK
2013-2014
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahuwata’ala, kita memuji, meminta pertolongan dan memohon pengampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri dan kejahatan amal perbuatan kita. Aku bersaksi tidak ada Dzat yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasalam. Atas berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education”. Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penulis telah berusaha untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis dalam melihat fakta, memecahkan masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka dan rasa terima kasih. Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
2.
Orang tuaku, Ibu Sri Darwati dan Bapak Kamrus Ibrahim yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan proposal skripsi ini. Tak lupa, Adikku, Dea Milano, Mayola Mayang Segara, dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih. Ibu Ratna Pelawati, M. Biomed. dan Ibu Maftuhah, Ph.D selaku Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan skripsi ini. ix
3.
Ibu Uswatun Khasanah, MNS. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah. 4. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM, selaku Ketua Program Studi dan Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Teman-teman FKIK 2009-2012, PSIK 2010, BEM FKIK 2013, Cherry, Aisya, Fardina, teman-teman kostan yang telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan, mengundang tawa dan terkhusus untuk Ivo yang telah banyak memberikan referensi dan membantu mengoreksi dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tajuddin, Sp. And., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah. 10. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensireferensi sebagai bahan rujukan skripsi. Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Ciputat, Juli 2014
Devica Kesuma
x
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul .................................................................................................. i Pernyataan Keaslian Karya ..............................................................................
ii
Abstract ............................................................................................................
iii
Abstrak .............................................................................................................
iv
Pernyataan Persetujuan ....................................................................................
v
Lembar Pengesahan .......................................................................................... vi Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................
viii
Kata Pengantar .................................................................................................
ix
Daftar Isi ........................................................................................................... xi Daftar Singkatan ............................................................................................... xiv Daftar Bagan ....................................................................................................
xv
Daftar Tabel ...................................................................................................... xvi Daftar Lampiran ...............................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7 E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessionalisme ............................................................................... 10 1.
Interprofessional Collaboration (IPC) .............................................. 10
2.
Interprofessional Education (IPE) .................................................... 13 a) Pengertian ..................................................................................... 13 b) Karakteristik Model IPE yang Ideal ............................................. 15
xi
c) Manfaat IPE ................................................................................. 17 d) Kompetensi IPE ........................................................................... 20 e) Gambaran Pelaksanaan IPE ......................................................... 22 f) Pendekatan Pembelajaran IPE ..................................................... 23 g) Hambatan IPE .............................................................................. 26 B. Persepsi Mengenai IPE ............................................................................ 27 1. Pengertian Persepsi ............................................................................ 27 2. Komponen Persepsi ............................................................................ 27 C. Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................. 32 1. Mahasiswa .......................................................................................... 32 2. FKIK FKIK UIN Syarif Hidayatullah ................................................ 32 D. Penelitian Terkait ..................................................................................... 33 E. Kerangka Teori ......................................................................................... 39
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ..................................................................................... 40 B. Definisi Operasional ................................................................................. 41
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ...................................................................................... 44 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 44 C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 45 D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 47 E. Validitas dan Reabilitas ............................................................................ 50 1. Validitas ............................................................................................ 50 2. Reabilitas ........................................................................................... 52 F. Langkah-langkah Pengumpulan Data ...................................................... 54 G. Pengolahan Data ....................................................................................... 55 1. Editing ............................................................................................... 55 2. Coding ............................................................................................... 56 3. Entry .................................................................................................. 56
xii
H. Analisa Data ............................................................................................. 56 1. Analisa Univariat ............................................................................... 56 2. Uji Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ............ 57 3. Uji Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) .......................... 57 I. Etika Penelitian ......................................................................................... 58 J. Penyajian Data .......................................................................................... 58
BAB V HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden .......................................................................... 59 B. Persepsi Mahasiswa terhadap IPE ............................................................ 62 C. Gambaran Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ....... 65 D. Gambaran Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ..................... 67
BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden .......................................................................... 69 B. Persepsi Mahasiswa terhadap IPE ............................................................ 72 C. Gambaran Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) ....... 77 D. Gambaran Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) ..................... 78
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................................. 81 B. Saran ......................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
UIN
: Universitas Islam Negeri
FKIK
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
MKDKI
: Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
IHI
: Institute for Healthcare Improvement
ADEs
: Adverse Drug Events
WHO
: World Health Organization
IPE
: Interprofessional Education
IPC
: Interprofessional Collaboration
HPEQ
: Health Professional Education Quality
ACCP
: American College of Clinical Pharmacy
CIHC
: Canadian Interprofessional Health Collaborative
CAIPE
: Centre for the Advancement of Interprofessional Education
ILC
: Interprofessional Learning Clinic
SPC
: Stimulated Practice Centre
IEPS
: Interprofessional Education Perception Scale
MSA
: Measure of Sampling Adequacy
TTUHSC
: Texas Tech University Health Sciences Center
FGD
: Focused Group Discussion
RIPLS
: Readiness Interprofessional Learning Scale
ITPS
: Interprofessional Teamwork Perceptions Scale
PSKM
: Program Studi Kesehatan Masyarakat
PSF
: Program Studi Farmasi
PSIK
: Program Studi Ilmu Keperawatan
PSPD
: Program Studi Pendidikan Dokter
GCU
: Glasgow Caledonian University
xiv
DAFTAR BAGAN Halaman 2.1
Kerangka Teori
39
3.1
Kerangka Konsep
40
xv
DAFTAR TABEL Halaman 2.1 2.2 2.3 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12
Kompetensi untuk IPE American College of Clinical Pharmacy, 2009) Original IEPS by Luecht et. al., (1990) Perbandingan Lokasi Item Pernyataan dalam Komponen antara Luecht et. al. (1990) dan McFadyen (2007) Definisi Operasional Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pembagian Strata Bedasarkan Program Studi dan Angkatan Kisi-kisi Instrumen Persepsi terhadap IPE Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Akhir di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 Hasil faktor analisis item kuesioner (n=18) Distribusi Frekuensi Item Pernyataan nomor 1 IPE (McFadyen, 2007) Distribusi Frekuesnsi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE berdasarkan program studi Hasil perbedaan mean, Jenis Kelamin dan Kelompok Komponen Hasil Uji Beda Mean Hasil perbedaan mean, Kelompok Komponen dan Program Studi
xvi
21 29 30 41 45 47 49 53 59 60 61 61 62 63 64 64 65 65 66 67
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Izin Pengambilan Data dan Penelitian Lampiran 2. Izin Penggunaan Kuesioner Lampiran 3. Kuesioner McFadyen dan Luecht Lampiran 4. Kuesioner Hasil Terjemah Pusat Bahasa Lampiran 5. Kuesioner Penelitian Lampiran 6. Hasil Olah SPSS Lampiran 7. Rekapitulasi Jawaban Responden
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya, atau antar petugas kesehatan sendiri yang tidak efektif menimbulkan masalah tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan (Basuki, 2008). Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) melampirkan data jumlah pengaduan masyarakat terkait dugaan malpraktik kedokteran sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 mencapai 182 kasus. Dari 182 kasus malpraktik di seluruh Indonesia itu, sebanyak 60 kasus dilakukan dokter umum, 49 kasus dilakukan dokter bedah, 33 kasus dilakukan dokter kandungan, dan 16 kasus dilakukan dokter spesialis anak. Sisanya di bawah 10 macam-macam kasus yang dilaporkan (Tempo, 2013). Contoh kasus tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diduga malpraktik adalah kasus yang dialami oleh Ny. Prita Mulyasari pada tahun 2008. Ny. Prita menulis dalam surat elektronik yang berisi keluhan atas pelayanan diberikan pihak Rumah Sakit Omni Internasional terhadap dirinya. Ny. Prita mengeluhkan kinerja perawat dan dokter yang ia nilai tidak professional dalam menyampaikan informasi kepada pasien, serta kurangnya informed consent terhadap tindakan medis yang ia terima (Kompasiana, 2009). Kasus malpraktik lain yang terjadi dialami oleh Arizal Fahri (29 tahun) seorang warga Jemur Handayani,
1
2
Surabaya, yang dalam tubuhnya terdapat kain kassa tertinggal pascaoperasi cangkok otot pada September 2011 (Republika, 2013). Kasus-kasus malpraktik yang terjadi dalam dunia kesehatan semakin meningkat disebabkan kelalaian yang seharusnya dapat berjalan dengan baik jika kolaborasi antar petugas kesehatan berjalan efektif (Sukardi, dkk, 2007). Kolaborasi atau kerjasama antarpetugas kesehatan diperlukan untuk memecahkan masalah kesehatan yang kompleks dan untuk menyukseskan suatu pelayanan kesehatan (Basuki, 2008). Institute for Healthcare Improvement (IHI) Amerika Serikat melaporkan hasil pelaksanaan kolaborasi antarprofessional kesehatan di unit perawatan intensif neonatal dapat menurunkan kejadian infeksi dari 22% menjadi 5% dalam 2 tahun. Laporan pelaksanaan lain dari IHI adalah 20% rumah sakit di Amerika Serikat berhasil menerapkan kolaborasi tenaga kesehatan dalam program Adverse Drug Events (ADEs). Selain itu dapat mengurangi kesalahan sebesar 50% dalam managemen pengobatan (Øvretveit, 2002 dalam A’la, 2010). Kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangatlah penting. Sehingga diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang terintegrasi antar profesi kesehatan. World Helath Organization (WHO) menawarkan metode Interprofessional Education (IPE) demi mendukung kolaborasi sehingga tercipta kerja tim yang baik (WHO, 2010). Interprofessional Education (IPE) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi kesehatan belajar tentang, dari, dan dengan satu sama lain sebagai bekal untuk berkolaborasi dalam supaya memberikan pelayanan
3
yang berkualitas (Royal College of Nursing, 2006). IPE adalah langkah yang diperlukan dalam mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap untuk menghadapi masalah kesehatan. (WHO, 2010). Penelitian mengenai pengetahuan mahasiswa dan pembimbing klinik untuk mengevaluasi penerapan IPE di tatanan pendidikan klinik yang dilakukan di Winchester District Memorial Hospital menyebutkan bahwa ada antusiasme yang tinggi dari responden terhadap penerapan IPE. Kemudian para peserta juga mengungkapkan persepsi yang positif mengenai pelaksanaan IPE. Para peserta memberikan beberapa rekomendasi untuk IPE di tatanan pendidikan klinik selanjutnya (Jelley et al., 2006). Bagi seorang mahasiswa
yang menempuh pendidikan profesi
kesehatan, untuk nantinya mampu berkontribusi dalam pemecahan masalah tentang kesehatan, maka sejak awal mereka harus mampu memahami konsep IPE. Coster, et. al., (2008) menjelaskan bahwa IPE merupakan hal yang penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antarprofessional yang ada dengan mempromosikan sikap dan tingkah laku yang positif antarprofesi yang terlibat di dalamnya. Perlu digaris bawahi bahwa IPE perlu dikembangkan sejak profesional kesehatan masih dalam studi akademik untuk mencapai tujuan tersebut. Mahasiswa yang sudah mampu bekerjasama secara interprofessional, diharapkan ketika lulus siap memasuki dunia kerja dan bergabung dalam tim collaborative practice. Dalam tim collaborative practice akan terjadi komunikasi, tukar menukar pemikiran, proses belajar, sampai kemudian
4
menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (HPEQ Project, 2011). Mahasiswa sudah memiliki persepsi dan kesiapan yang positif terhadap IPE. Penelitian IPE pada mahasiswa di institusi pendidikan kesehatan di Indonesia sudah mulai dilakukan. Salah satu hasil penelitian nasional terbaru mengenai persepsi dan kesiapan mahasiswa kesehatan terhadap IPE telah dilakukan oleh Sedyowinarso dkk., (2011) menunjukkan mahasiswa kesehatan Indonesia memiliki persepsi yang baik terhadap IPE sebanyak 73,62% dan mahasiswa memiliki kesiapan yang baik terhadap IPE sebanyak 79,90%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi stake holder untuk mengembangkan IPE dalam sistem pendidikan ilmu kesehatan di Indonesia (Sedyowinarso dkk., 2011). Konsep IPE belum banyak diketahui di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal ini dibuktikan dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Desember 2013 kepada 12 orang mahasiswa yang terdiri dari empat Program Studi, yaitu Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kedokteran dan Ilmu Keperawatan. Sebagian besar mahasiswa mengatakan belum mengenal konsep IPE dan merasa bahwa mereka memerlukan pembelajaran terintegrasi. Peneliti juga tidak menemukan penelitian sejenis yang menjadikan, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai subjek penelitiannya.
5
Penelitian mengenai persepsi IPE pada mahasiswa merupakan bentuk kajian awal yang paling penting dan paling sering dilakukan di beberapa negara yang telah menerapkan dan mulai mengembangkan IPE karena mahasiswa
merupakan
pemangku
kepentingan
utama
dalam
upaya
pengembangan dan penerapan IPE mulai dari tingkat institusi. Persepsi mereka terhadap metode pembelejaran IPE dapat menjadi modal utama untuk pengembangan IPE (Sedyowinarso dkk., 2011). Berawal dari beberapa fenomena dan fakta dari uraian di atas membuat peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE. Sehingga penelitian tentang persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE diharapkan dapat menjadi acuan bagi stake holder FKIK untuk mengembangkan IPE dalam sistem pendidikan ilmu kesehatan di FKIK, untuk menciptakan outcome mahasiswa FKIK yang lebih baik dalam berkolaborasi antar tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. B. Perumusan Masalah MKDKI melampirkan data jumlah pengaduan masyarakat terkait dugaan malpraktik kedokteran sejak tahun 2006-2012 mencapai 182 kasus. Metode pembelajaran
IPE adalah langkah yang diperlukan dalam
mempersiapkan tenaga kesehatan yang lebih baik dan siap untuk menghadapi masalah kesehatan. IPE merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi kesehatan belajar tentang, dari, dan dengan satu sama lain sebagai bekal untuk berkolaborasi dalam supaya memberikan
6
pelayanan yang berkualitas. Diharapkan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan profesi kesehatan, untuk nantinya mampu berkontribusi dalam pemecahan masalah kesehatan, maka sejak awal harus mampu memahami konsep IPE. Indonesia adalah negara yang mulai mengembangkan metode IPE. Penelitian nasional Sedyowinarso (2011) tentang persepsi terhadap IPE menunjukkan mahasiswa kesehatan Indonesia telah memiliki persepsi yang baik terhadap IPE sebanyak 73,62%. Di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum pernah dilakukan penelitian tentang persepsi terhadap IPE. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE karena bentuk riset awal yang paling penting dan paling sering dilakukan di beberapa negara yang telah menerapkan dan mulai mengembangkan IPE. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian dirumuskan dalam tujuan umum dan tujuan khusus (Hidayat, 2008). 1. Tujuan Umum Tujuan mahasiswa
umum FKIK
penelitian UIN
Syarif
adalah
mengidentifikasi
Hidayatullah
Jakarta
Interprofessional Education. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui:
persepsi terhadap
7
a) Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi program studi, jenis kelamin, angkatan, pendidikan akhir, dan umur. b) Mengetahui persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE. c) Mengidentifikasi
apakah
ada
perbedaan
mean
persepsi
mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan jenis kelamin terhadap komponen persepsi IPE. d) Mengidentifikasi
apakah
ada
perbedaan
mean
persepsi
mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antar program studi berdasarkan komponen persepsi terhadap IPE. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi peneliti, institusi pendidikan, pemerintah dan rumah sakit: a.
Bagi Peneliti Peneliti memperoleh tambahan ilmu mengenai persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap metode pembelajaran IPE yang dapat digunakan sebagai dasar untuk berkontribusi dalam pengembangan IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti turut serta dalam proses sosialisasi dan memberikan usulan-usulan metode penerapan IPE di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi Institusi pendidikan Institusi pendidikan dapat memperoleh masukan sebagai bahan pertimbangan bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
8
membuat kebijakan lebih lanjut terhadap pengembangan metode pembelajaran IPE. c. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat kebijakankebijakan yang dapat mendukung penyelenggaraan IPE di institusi pendidikan secara efektif dan efisien, seperti masuknya IPE sebagai salah satu indikator dalam penilaian akreditasi institusi pendidikan kesehatan. d. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi rumah sakit untuk mendukung pembelajaran IPE di klinik. e. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk acuan penelitan selanjutnya, pada penelitian selanjutnya diharapkan fokus untuk mengendalikan variabel pengganggu sehingga hasilnya lebih sempurna. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode
9
pengambilan data dengan menyebarkan kuisioner yang diadaptasi dari Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) diadopsi dari McFadyen et al (2007) dan ditambah kuesioner asli IEPS milik Luecht et al (1990) yang kemudian peneliti modifikasi kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014. Subjek yang diteliti adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang terdiri dari mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan Kedokteran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Interprofessionalisme 1.
Interprofessional Collaboration (IPC) Kolaborasi memiliki definisi yang beragam. Berdasarkan pendapat beberapa ahli, definisi kolaborasi mengacu pada kerja sama, proses interaksi, hubungan timbal balik, dan proses penggabungan pemikiran diantara beberapa orang yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut Lindeke dan Sieckert (2005), kolaborasi merupakan proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan atau yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien, dan terkadang itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan. Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan fisioterapi dapat saling berkolaborasi secara efektif untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Kolaborasi yang terjadi diantara praktisi kesehatan tersebut melahirkan suatu istilah yang disebut dengan Interprofessional Collaboration (IPC) (HPEQ, 2010). Ada beberapa
deskripsi
yang
dapat
menjelaskan
Interprofessional
Collaboration dalam penyediaan layanan kesehatan. Menurut College of Nurses of Ontario (2008), Interprofessional Collaboration adalah kerja sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan
10
11
umum dimana masing-masing anggota memberikan kontribusi yang unik sesuai dengan batasannya masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Teresa Broers (2009) Interprofessional Collaboration didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien/ klien dengan saling mengerti batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional Collaboration adalah proses dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien / klien / keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan (CIHC, 2010). Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat dicapai dengan praktik kolaborasi. Canadian Interprofessional Health Collaborative (2009) memaparkan bahwa kolaborasi terjadi ketika pemberi pelayanan kesehatan bekerja bersama dengan rekan seprofesi, dengan rekan selain profesinya, dan dengan pasien dan keluarganya. Penggunaan bahasa yang tepat ketika berbicara dengan profesi kesehatan lain atau pasien serta keluarganya perupakan
salah
satu
keuntungan
praktek
kolaborasi.
Berbagi
tanggungjawab antara dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain atas penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan untuk merumuskan dan menyediakan rencana perawatan pasien dalam kolaborasi meningkatkan kesadaran akan keilmuan dan keterampilan sesama anggota tim sehingga peningkatan
keterampilan
pengambilan
keputusan
dapat
berlanjut
12
(O‟Daniel & Rosenstein, 2007). Dokter, perawat, dan ahli gizi merupakan tenaga kesehatan ang sering berinteraksi dengan pasien dalam melakukan tindakan perawatan kesehatan di rumah sakit. Berdasarkan keadaan di lapangan, perawat dan dokter mempunyai waktu lebih banyak dalam memberikan tindakan kepada pasien. Mereka merupakan tenaga kesehatan yang lebih mengerti perkembangan kesehatan pasien. Sebagai tenaga kesehatan yang terlibat dalam tatanan klinik, perawat dan dokter mempunyai seperti keterampilan berkomunikasi, bekerja dalam lingkungan tim yang multidisiplin, mempelajari
etikat
profesional,
dan
mempraktikan
keterampilan
psikomotor sesuai profesi (Williams et. al., 2009). National Interprofessional Competency Framework memberikan pendekatan integratif untuk menggambarkan kompetensi yang dibutuhkan untuk menghasilkan kolaborasi yang
efektif dalam Interprofessional
Collaboration. Kompetensi tersebut adalah: a.
Komunikasi antar profesi
b. Perawatan dengan pasien / klien / keluarga / masyarakat sebagai pusatnya c.
Klarifikasi peran masing-masing
d.
Kerja sama tim
e.
Kepemimpinan kolaborasi
f.
Penyelesaian konflik antar profesi (CIHC, 2010) Untuk dapat menghasilkan Interprofessional Collaboration yang
13
efektif dibutuhkan suatu media pembelajaran interprofessional dalam bentuk interprofessional education bagi para pelajar dan praktisi kesehatan untuk dapat mempelajari kompetensi-kompetensi tersebut sehingga dapat diterapkan dalam praktek kerja yang sebenarnya (CIHC, 2010).
2.
Interprofessional Education (IPE) a) Pengertian Interprofessional Education (IPE) Interprofessional education (IPE) adalah metode pembelajaran yang
interaktif,
berbasis
kelompok,
yang
dilakukan
dengan
menciptakan suasana belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga untuk menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Royal College of Nursing, 2006). IPE dapat terjadi ketika dua atau lebih mahasiswa dari program studi kesehatan yang berbeda belajar bersama yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan kualitas pelayanan kesehatan (CAIPE, 2002). IPE merupakan pendidikan interdisiplin dimana profesional kesehatan belajar mengenai kolaborasi dalam lintas disiplin ilmu dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai dalam bekerja bersama profesi kesehatan lainnya (CIHC, 2008). Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa di dalam dunia kesehatan, IPE dapat terwujud apabila para mahasiswa dari berbagai program studi di bidang kesehatan serta disiplin ilmu terkait berdiskusi bersama mengenai konsep pelayanan kesehatan dan
14
bagaimana
kualitasnya
dapat
ditingkatkan
demi
kepentingan
masyarakat luas. Secara spesifik, IPE dapat dimanfaatkan untuk membahas isu-isu kesehatan maupun kasus tertentu yang terjadi di masyarakat
supaya
melalui
diskusi
interprofesional
tersebut
ditemukan solusi-solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan secara efektif dan efisien. Penerapan IPE diharapkan dapat membuka mata masing-masing profesi, untuk menyadari bahwa dalam proses pelayanan kesehatan, seorang pasien menjadi sehat bukan karena 14 jasa dari salah satu profesi saja, melainkan merupakan konstribusi dari tiap profesi yang secara terintegrasi melakukan asuhan kesehatan (HPEQ Project, 2011). World Health Organization (WHO) tahun 2010 menyatakan bahwa banyak sistem kesehatan di negara-negara di dunia yang sangat terfragmentasi pada akhirnya tidak mampu menyelesaikan masalah kesehatan di negara itu sendiri. Hal ini kemudian disadari karena permasalahan kesehatan sebenarnya menyangkut banyak aspek dalam kehidupan, dan untuk dapat memecahkan satu persatu permasalahan tersebut atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu sendiri, tidak dapat dilakukan hanya dengan sistem uniprofessional. Kontribusi berbagi disiplin ilmu ternyata memberi dampak positif dalam penyelesaian berbagai masalah kesehatan. Pengembangan model IPE yang ideal harus dimulai dengan persamaan paradigma bahwa IPE hanyalah langkah awal dari tujuan
15
utama dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien. Pendekatan interprofesional akan memfasilitasi dengan lebih baik mahasiswa dari satu disiplin ilmu untuk belajar dari disiplin ilmu lainnya. Pembelajaran bersama antardisiplin ilmu dapat meningkatkan keterampilan baru mahasiswa yang akan memperkaya keterampilan khusus yang dimiliki masing-masing disiplin dan mampu bekerja sama lebih baik dalam lingkungan tim yang terintegrasi. Selama ini penerapan IPE masih tidak konsisten, untuk itu
harus
dibuat
sebuah
komitmen
sehingga
pembelajaran
interprofesional dapat diterapkan di institusi pendidikan dan diterapkan dalam kurikulum pendidikan di semua program pelayanan kesehatan untuk memastikan keberadaan jangka panjang IPE yang berkelanjutan (ACCP, 2009). b) Karakteristik Model IPE yang Ideal Penyamaan paradigma merupakan hal yang penting dalam membangun konsep IPE. Kolaborasi akan tercipta apabila paradigma antar tenaga kesehatan dapat berjalan selaras yaitu fokus terhadap kesejahteraan pasien. Pengembagan IPE yang ideal harus dimulai dengan menyamakan paradigma, keefektifan IPE dapat terlihat apabila pendekatan penyelesaian masalah melibatkan lebih dari satu profesi kesehatan (Lee, 2009). Pelaksanaan terintegrasi dalam pembelajaran perlu diperhatikan sebagai salah satu karakteristik IPE yang ideal. Pelaksanaan
16
terintegrasi
dapat
dilaksanakan
dalam
bentuk
kemampuan
keterampilan bekerja dalam tim meliputi kemampuan penyelesaian masalah dan penyelesaian konflik antar tim (Begley, 2009 dalam A‟la, 2010). Terintegrasi ini melibatkan semua profesi kesehatan, meliputi kedokteran, keperawatan, apoteker, kesehatan masyarakat, pekerja sosial, dan ahli gizi. Pelaksanaan pendidikan yang terintegrasi dalam penerapan IPE membutuhkan lingkungan yang mampu mendukung berlangsungnya proses pendidikan. Real world experience merupakan model lingkungan pendidikan yang sangat relevan dalam menunjang pelaksanaan IPE. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa lingkungan yang mendukung terjadinya diskusi antar profesi kesehatan dalam menyelesaikan masalah dan sebagai media bekerja dalam tim, seperti ruang diskusi maupun mini hospital (Lee, 2009). Persamaan paradigma, pelaksanaan yang terintegrasi maupun lingkungan yang memadai tidak akan bisa berjalan dan membentuk IPE yang ideal tanpa role model pendidikan yang mampu berkomitmen dalam menuntun pelaksanaan IPE. Role model pendidikan disini dapat diartikan sebagai dosen. Dosen dalam pelaksanaan IPE berperan sebagai fasilitator. Ketika dosen mampu berperan dengan baik sebagai fasilitator, akan menumbuhkan sikap saling menghormati antar profesi (Lee, 2009).
17
c) Manfaat IPE Terkait
dengan
manfaat
perkembangan
personal
dan
profesionalisme semua kelompok yang ikut dalam IPE, melaporkan bahwa mereka telah mengalami banyak perkembangan pada diri mereka dalam melakukan tindakan dan lebih profesional, misalnya memberikan mahasiswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman seperti dalam kehidupan kerja yang nyata. Selain itu, para mahasiswa dapat berinteraksi lebih luas dalam lingkungan fakultas sebagai suatu lingkungan kerja, bukan hanya dalam hal akademik saja, sehingga para mahasiswa dapat belajar untuk menghargai profesi lainnya. Salah satu hasil yang signifikan dilaporkan oleh pelajar di area perkembangan profesional. Mahasiswa melaporkan bahwa mereka menjadi lebih jelas mengenai peran mereka masing-masing dan profesi lain. Selain itu mereka merasa lebih efektif dalam melakukan tindakan. Mereka dapat menilai masalah dari wilayah disiplin mereka sendiri dan disesuaikan dari segi kolaborasi sehingga mereka mampu memperluas pandangan mereka dari profesi lainnya. (Illingworth & Sonya, 2007). Manfaat yang penting adalah mahasiswa dapat belajar bagaimana untuk bekerja dalam lingkungan kelompok. Mereka belajar bagaimana manajemen konflik dan belajar saling melengkapi sebagai sebuah tim sehingga menyelesaikan masalah lebih efektif dan efisien. Mahasiswa
yang
telah
mengikuti
program
IPE
melaporkan
18
peningkatan keterampilan pribadi, mereka belajar lebih hormat, sabar, dan fleksibel. Mereka juga melaporkan bahwa para mahasiswa dapat menjadi pendengar yang lebih baik dan lebih mampu untuk berkomunikasi
dalam
kelompok.
Mereka
belajar
bagaimana
menangani perbedaan yang timbul antara orang-orang karena budaya atau kepribadian (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth & Sonya, 2007). Melalui program IPE mahasiswa dapat belajar untuk bekerja di berbagai kelompok budaya dan langsung terlibat dalam berbagai kelompok. Belajar untuk menghormati dan memahami profesi lain dalam menentukan intervensi. Kelompok yang terdiri dari berbagai budaya melatih mahasiswa untuk menghargai budaya lain, misalnya dalam hal mengemukakan pendapat saat berdiskusi tanpa melibatkan rasisme, masalah budaya, kepercayaan dan etnis (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth & Sonya, 2007). Mahasiswa yang mengikuti program IPE dapat memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara maksimal karena dilakukan secara kolaboratif dengan profesi lain. Para mahasiswa menjadi lebih memahami akan pentingnya kolaborasi dan memahami perannya masing-masing sebagai sebuah tim yang berorientasi pada pasien. Laporan dari mahasiswa yang mengikuti program IPE bahwa mereka merasa lebih mampu melayani klien sebagai hasil dari pengalaman mereka saat mengikuti IPE. Para mahasiswa dapat menambah
19
pengalaman
mereka
dalam
menangani
masalah
kompleks
mengahadapi klien (McCroskey & Robertson, 1999 dalam Illingworth & Sonya, 2007). WHO (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara tentang dampak dari penerapan collaborative practice dalam dunia kesehatan. Hasil dari penelitian ternyata sangat menjanjikan bukan hanya bagi negara terkait, namun juga apabila digunakan di negara-negara lain. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa collaborative practice dapat meningkatkan: 1. Keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan, 2. Penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, 3. Outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan 4. Pelayanan serta keselamatan pasien. WHO (2010) juga menjelaskan collaborative practice dapat menurunkan: 1. Total komplikasi yang dialami pasien, 2. Jangka waktu rawat inap, 3. Ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers), 4. Biaya rumah sakit, 5. Rata-rata clinical error, dan 6. Rata-rata jumlah kematian pasien Mahasiswa harus mampu memahami konsep IPE sedini mungkin untuk dapat bersama-sama memecahkan masalah kesehatan
20
di kemudian hari. Mahasiswa yang sejak awal mampu bekerja secara interprofesi diharapkan sudah siap untuk memasuki dunia kerja dan masuk ke dalam tim collaborative practice. Proses IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai kemudian menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite & Monica, 2010). d) Kompetensi Interprofessional Education Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dengan metode pembelajaran IPE adalah kemampuan untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk berkolaborasi. Dalam buku HPEQ Project (2011) dijelaskan kompetensi kolaborasi yaitu yaitu: 1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas, 2. Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan perawatan dan pengobatan pasien, 3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau perawatan pasien, 4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain, 5. Memfasilitasi pertemuan interprofesional, dan
21
6. Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain. American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009) membagi kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan tim (Tabel 2.1): Tabel 2.1. Kompetensi untuk IPE (ACCP, 2009) Kompetensi utama No Komponen kompetensi IPE IPE 1 Kompetensi Strategi koordinasi pengetahuan
Model berbagi tugas/ pengkajian situasi Kebiasaan karakter bekerja dalam tim Pengetahuan terhadap tujuan tim Tanggung jawab tugas spesifik
2
Kompetensi
Pemantauan kinerja secara bersamasama
keterampilan
Fleksibilitas/ penyesuaian Dukungan/ perilaku saling mendukung Kepemimpinan tim Pemecahan konflik Umpan balik Komunikasi/ pertukaran informasi
3.
Kompetensi sikap
Kemajuan bersama
Orientasi tim
Berbagi pandangan/ tujuan
(moral) 4.
Kompetensi
Kepaduan tim
kemampuan tim
Saling percaya Orientasi bersama Kepentingan bekerja tim
22
e) Gambaran Pelaksanaan IPE Sejak WHO (2010) mengidentifikasi IPE sebagai komponen penting dari perawatan kesehatan primer pada tahun 1978, berbagai universitas di dunia mulai mengembangkan IPE dalam kurikulum mereka. Salah satu universitas yang relah menerapkan IPE adalah Universitas Australia. Pada tahun 2009 telah dibentuk sebuah komite yang terdiri dari perwakilan seluruh program profesi kesehatan di Universitas Australia yang bertugas membahas pelaksanaan IPE dan mengidentifikasi
berbagai
hambatan
yang
ada.
Mahasiswa
keperawatan, patologi, pendidikan dokter, kesehatan masyarakat desa, gizi kesehatan, kesehatan masyarakat, psikologi dan psikiatri di Universitas Australia belajar bersama dan berkolaborasi dalam sebuah pendidikan interprofessional. Program pendidikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bekerjasama dengan profesi kesehatan yang lain. Universitas di Eropa dan Amerika juga telah mengaplikasikan IPE dalam kurikulum pendidikan mereka. Terdapat departemen khusus di bagian pendidikan fakultas yang mengelola IPE secara tersendiri yang mengelola dan melakukan managemen terhadap pelaksanaan IPE. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah dengan ceramah dan diskusi di kelas, fieldtrip untuk memperdalam pengetahuan mereka dan melakukan diskusi kelompok dengan topiltopik pembelajaran tertentu (The University of Queensland, 2005).
23
Pada pelaksanaan program IPE terdapat pengelompokan program dan pengembangan governance model dalam kurikulum IPE. Metode Interprofessional Learning Clinic (ILC) dan Stimulated Practice Centre (SPC) mempermudah integrasi pelaksanaan IPE. Para mahasiswa menjadi mampu mengaitkan antara teori dengan praktek secara teamwork yang dapat meningkatkan outcome pasien (Wolfson, 2007) f)
Pendekatan Pembelajaran IPE Tidak ada satu pun metode penerapan IPE yang menjadi pilihan utama, metode pembelajaran IPE dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan bagaimana cara dosen untuk menjaga perhatian peserta didik terhadap pelajaran. Metodemetode balajar yang ada dapat saling memperkuat, tidak berdiri sendiri. Pendekatan belajar mengajar yang dapat diterapkan dalam IPE yaitu exchange-based learning, action-based learning, practice-based learning, simulation-based learning, observation-based learning, dan e-based learning (Sedyowinarso, dkk., 2011). i.
Exchanged-based learning merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memungkinkan para peserta mengungkapkan perasaan, membandingkan pandangan pertukaran pengalaman. Debat tentang masalah etika dapat mengekspos nilai yang mendasari perbedaan antara profesi. Permainan yang memainkan hubungan kerja antara profesi dan antara organisasi dapat
24
meringankan belajar tetapi tetap berisi konten serius. Studi kasus dapat meningkatkan peran aktif peserta dari profesi yang berbeda untuk
memperkenalkan
pemahaman
yang
berbeda
dan
menyarankan intervensi berbeda sebagai kelompok kerja terhadap respon kolaboratif. ii.
Action-based learning, atau problem-based learning (PBL), atau enquiry-based learning (EBL), sejak tahun 1970 telah menjadi rekomendasi
WHO
sebagai
metode
pembelajaran
untuk
interprofesional. Sistem pembelajaran ini tidak dirancang untuk menyelesaikan masalah saat ini. Bukti menunjukkan bahwa PBL mendorong kebebasan, kerja tim, ilmu pengetahuan yang lebih terintegrasi, dan pembelajaran mendalam (Bligh, 1995 dalam Freeth, 2005). Hughes dan Lucas, 1997 dalam Freeth, 2005, menemukan bahwa PBL efektif dalam mencapai tujuan IPE seperti belajar tentang peran dan meningkatkan keterampilan komunikasi interprofesional. iii.
Interprofessional practice-based learning mengambil beberapa bentuk penugasan luar dalam lingkungan kerja profesi lain, pemebelajaran terkait untuk peserta didik secara bersamaan pada penempatan di tempat kerja yang berdekatan, penempatan bersama di pengaturan yang sama dan tujuan yang dirancang untuk lingkungan belajar seperti pelatihan bangsal
25
iv.
Simulated-based learning dapat menggunakan permainan peran yang diadaptasi untuk memaparkan hubungan kerja antar profesi, peserta berperan sebagai klien, pemberi pelayanan atau praktisi dari diri mereka sendiri atau perspektif profesi lain. Keterampilan laboratorium dikenalkan dalam pendidikan professional, misalnya pada kedokteran dan keperawatan, dalam kondisi ini bias dikembangkan penyertaan dua profesi atau lebih dan perspektif interprofessional dalam diagnosis dan pengobatan. Kehidupan kerja bisa disimulasikan di dalam lingkungan belajar di mana hubungan tiap-tiap orang, tiap-tiap kelompok, dan tiap-tiap organisasi bisa ditunjukkan keluar.
v.
Observation-based learning, pelajar secara sederhana diminta untuk
mengamati
pertemuan
tim
multidisiplin
dengan
menggunakan metode studi observasional yang lebih canggih. vi.
E-based learning timbul karena adanya peningkatan pengenalan dunia elektronik, ditambah dengan pembelajaran kesehatan dan profesi
kesehatan
sehingga
dapat
memperbesar
peluang
penerapan IPE. Penerapan teknologi ini dalam IPE digunakan untuk melengkapi dan memperkuat pembelajaran tatap muka atau sebagai penggantinya (Freeth, 2005). g) Hambatan IPE Berbagai penelitian mengenai hambatan IPE sudah banyak dilakukan. Hambatan ini terdapat dalam berbagai tingkatan dan
26
terdapat pada pengorganisasian, pelaksanaan, komunikasi, budaya ataupun sikap. Sangat penting untuk mengatasi hambatan-hambatan ini sebagai persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan yang lebih baik demi praktik kolaborasi hingga perubahan sistem pelayanan kesehatan (Sedyowinarso, dkk., 2012). Hambatan-hambatan yang mungkin muncul adalah penanggalan akademik, peraturan akademik, struktur penghargaan akademik, lahan praktek klinik, masalah komunikasi, bagian kedisiplinan, bagian profesional, evaluasi, pengembangan pengajar, sumber keuangan, jarak geografis, kekurangan pengajar interdisipliner, kepemimpinan dan dukungan administrasi, tingkat persiapan peserta didik, logistik, kekuatan pengaturan, promosi, perhatian dan penghargaan, resistensi perubahan, beasiswa, sistem penggajian, dan komitmen terhadap waktu (ACCP, 2009).
27
B. Persepsi Mengenai IPE 1.
Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui panca indera dengan didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang di amati, baik yang ada diluar maupun didalam diri individu (Sunaryo, 2004). Sedangkan dalam buku HPEQ-Project Dikti tahun 2012, persepsi adalah suatu proses mengorganisasi dan menginterpretasi informasi yang diterima oleh panca indra sensori, tidak hanya melihat dan mendengar secara fisik saja namun juga terhadap maksud dari pola sebuah informasi yang didapatkan. Persepsi meliputi kegiatan penerimaan, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan stimulus (HPEQ-Project Dikti, 2012). Persepsi mengenai IPE adalah segala asumsi yang dimiliki seseorang terhadap IPE, yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang terhadap IPE. Asumsi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.
2.
Komponen Persepsi Mengenai IPE Luecht, et al. (1990) adalah pemilik asli kuesioner Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS). Kuesioner tersebut berisi 18 pernyataan yang dapat menilai persepsi seseorang terhadap IPE (TTUHSC, 2011). Luecht, et al. (1990) dan Lee (2009) juga menerangkan dalam penelitian tentang skala IEPS, terdapat empat komponen persepsi tentang IPE terdiri dari kompetensi dan otonomi, persepsi kebutuhan untuk bekerja sama, bukti kerjasama pada saat ini, dan pemahaman terhadap
28
profesi lain. Hal ini sejalan dengan Barr (2005) mengenai IPE yaitu kolaborasi, persamaan kompetensi, bekerja dalam tim, pengalaman dan merupakan ilmu terapan. Perspektif dari mahasiswa merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pencapaian IPE kedepan (Lee, 2009). Menurut Barnsteiner et. al. (2007) dalam A‟la (2010), perkembangan IPE sangat membutuhkan sikap dan keinginan dari peserta didik untuk bekerja sama. Penelitian Ker et. al., (2003) menyebutkan bahwa penerimaan mahasiswa tentang pemahaman tentang profesi lain merupakan suau pendektakan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan kurikulum IPE. Item pernyataan pada penelitian Luecht et. al. (1990) terdiri dari 18 item, 18 item tersebut tersebar pada empat komponen persepsi terhadap IPE, yaitu: (1)
K.1 - Kompetensi dan otonomi (8 item)
(2)
K.2 - Kebutuhan untuk bekerjasama (2 item)
(3)
K.3 - Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya (5 item)
(4)
K.4 – Pemahaman terhadap profesi lain (3 item)
Luecht et. al. (1990) menjelaskan nilai alpha untuk masing-masing komponen adalah 0.823, 0.563, 0.543, dan 0.518 secara berurutan dan nilai alpha secara keseluruhan item adalah 0.872 dengan jumlah responden sebanyak 143 orang. Tabel 2.2 menjelaskan item-item pernyataan pada penelitian Luecht et. al. (McFadyen, 2007).
29
Tabel 2.2 Original IEPS by Luecht et. al. (1990) 1. 2.
Individuals in my profession are well-trained 6 5 4 3 2 1 Individuals in my profession are able to work 6 5 4 3 2 1 closely with individuals in other professions 3. Individuals in my profession demonstrate a great 6 5 4 3 2 1 deal of autonomy 4. Individuals in other professions respect the work 6 5 4 3 2 1 done by my profession 5. Individuals in my profession are very positive 6 5 4 3 2 1 about their goals and objectives 6. Individuals in my profession need to cooperate 6 5 4 3 2 1 with other professions 7. Individuals in my profession are very positive 6 5 4 3 2 1 about their contributions and accomplishments 8. Individuals in my profession must depend upon 6 5 4 3 2 1 the work of people in other professions 9. Individuals in other professions think highly of 6 5 4 3 2 1 my profession 10. Individuals in my profession trust each other's 6 5 4 3 2 1 professional judgment 11. Individuals in my profession have a higher 6 5 4 3 2 1 status than individuals in other professions 12. Individuals in my profession make every effort to understand the capabilities and contributions 6 5 4 3 2 1 of other professions 13. Individuals in my profession are extremely 6 5 4 3 2 1 competent 14. Individuals in my profession are willing to share information and resources with other 6 5 4 3 2 1 professionals 15. Individuals in my profession have good relations 6 5 4 3 2 1 with people in other professions 16. Individuals in my profession think highly of 6 5 4 3 2 1 other related professions 17. Individuals in my profession work well with 6 5 4 3 2 1 each other 18. Individuals in other professions often seek the 6 5 4 3 2 1 advice of people in my profession The scale is as follows: 6 = strongly agree, 5 = agree, 4 = somewhat agree, 3 = somewhat disagree, 2 = disagree, 1 = strongly disagree
McFadyen, MaClaren, & Webster (2007) memaparkan sebuah alternatif model komponen untuk kuesioner IEPS. Hasil revisi kuesionernya berisi 12 pertanyaan asli dari pernyataan asli kuesioner IEPS
30
milik Luecht et al.. Dua belas pertanyaan tersebut disusun ke dalam 3 komponen yaitu: (1)
K.1 - Kompetensi dan otonomi (5 item)
(2)
K.2 - Kebutuhan untuk bekerjasama (2 item)
(3)
K.3 - Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya (5 item) McFadyen (2007) memaparkan nilai alpha untuk setiap komponen
adalah 0.79, 0.40, dan 0.83 secara berurutan, dan untuk nilai alpha secara keseluruhan adalah 0.86 dengan jumlah responden sebanyak 308 orang dari berbagai disiplin ilmu. Kuesioner IEPS yang telah direvisi oleh McFadyen et al. menunjukkan kestabilan dan handalnya sebuah instrumen (McFadyen et al., 2007). Perbandingan lokasi item pada komponen persepsi terhadap IPE antara Luecht et. al. dan McFadyen adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Perbandingan Lokasi Item Pernyataan dalam Komponen antara Luecht No. Komponen K.1 K.2 K.3 K.4
et. al. (1990) dan McFadyen (2007) Luecht et. al. Komponen (1990) (n=143) Kompetensi dan otonomi 1,3,4,5,7,9,10,13 Kebutuhan untuk 6,8 bekerjasama Persepsi tentang bekerja 2,14,15,16,17 sama yang sesungguhnya Pemahaman terhadap 11,12,18 profesi lain
McFadyen (2007) (n=308) 1,5,7,10,13 6,8 2,14,15,16,17 dihapus
Tiga dari komponen persepsi terhadap IPE milik Luecht et. al. menunjukkan nilai dibawah 0.60 dan beberapa penelitian menjelaskan bahwa nilai alpha dibawah 0.60 tidak disarankan untuk dipakai.
31
McFadyen dalam penelitiannya melaporkan nilai alpha yang lebih baik pada 2 komponen persepsi terhadap IPE (McFadyen, 2007). Kompetensi dan otonomi menjelaskan tentang “kompetensi dan otonomi individu dalam profesi mereka sendiri dan sikap menghormati yang ditunjukan oleh profesi lain kepada profesi mereka” (Goelen et al., 2006 dalam TTUHSC, 2011). Kebutuhan untuk bekerjasama menjelaskan tentang “sikap memahami antar profesi dalam kerjasama antar disiplin ilmu karena dapat mempengaruhi profesi mereka sendiri”. Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya menjelaskan tentang “persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya antara profesi individu dan profesi lainnya (Luecht et al. 1990 dalam TTUHSC, 2011). Hasil analis faktor yang dilakukan McFadyen menunjukkan bahwa item nomor 3, 4, dan 9 memiliki nilai korelasi dibawah 0.40, berdasarkan hasil tersebut McFadyen mengeluarkan item nomor 3, 4, dan 9. Kurangnya kemampuan
sebuah
item
pengukuran
untuk
menilai
komponen
„pemahaman terhadap profesi lain‟ mengubah suatu instrumen. Tiga item pernyataan (Item 11, 12, dan 18) pada komponen-4 „pemahaman terhadap profesi lain‟ tidak semestinya digunakan untuk menilai pemahaman terhadap profesi lain kepada mahasiswa tingkat akademik yang belum terpapar dalam lingkungan kerja interprofesional. Komponen „pemahaman terhadap profesi lain‟ seharusnya digunakan untuk mahasiswa tingkat akademik yang sudah memiliki pengalaman dalam lingkungan klinik, dan mahasiswa tahap profesi dengan pengalaman klinik atau para praktisi itu
32
sendiri. Jika komponen tersebut tetap diukur kepada mahasiswa yang belum memiliki pengalaman klinik penelitian harus dilakukan lebih mendalam. Seharusnya hal ini menjadi catatan bahwa walaupun dilakukan pengukuran terhadap tenaga profesional yang berpengalaman didapatkan pengukuran dengan konsistensi yang rendah yaitu sebesar 0.586 & 0.487 Hayward et. al., (1996) dan mungkin komponen tersebut sesuatu pengukuran yang tidak mudah untuk diukur (McFadyen, 2007) C. Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1.
Mahasiswa Mahasiswa mengacu pada buku Pedoman Akademik Program Strata 1 Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010-2011 adalah peserta didik yang mengikut program pendidikan sarjana. Dalam aplikasinya, setiap program studi mempunyai jenjang yang berbeda dalam menempuh tahap akademik ini (UIN, 2010).
2.
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Pada tanggal 30 Desember 2002, Senat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan pembahasan dalam suatu sidang tentang pentingnya pembukaan program studi baru dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Forum tersebut merekomendasikan pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Pendirian FKIK dimaksudkan untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan konsep Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan pemerintah yang membutuhkan lebih banyak tenaga dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
33
visi UIN “menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan (UIN, 2010). Di
samping itu, pendirian FKIK adalah untuk menampung para
lulusan Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren yang berada dalam rural area yang selalu termarginalisasikan karena kalah bersaing, baik secara ekonomi maupun prestasi, untuk memasuki program studi umum pada Universitas Negeri/Perguruan Tinggi Negeri. Berdasarkan keputusan Senat tersebut, penyusunan proposal empat Program Studi yang bernaung di bawah FKIK mulai dirintis, yaitu Program Studi Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu Keperawatan. FKIK terbagi menjadi empat program studi, yakni: Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM), Program Studi Farmasi (PSF), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) dan Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) (UIN, 2010). D. Penelitian Terkait 1. Analisis persepsi dan kesiapan mahasiswa tahap profesi terhadap IPE Fauziah (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Profesi Fakultas Kedokteran UGM terhadap Interprofessional Education di tatanan klinik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan rancangan cross sectional dan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner IEPS dan RIPLS. Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam. Studi kuantitatif
34
dilakukan terhadap 133 mahasiswa pendidikan dokter dan ilmu keperawatan tahap pendidikan profesi. Hasilnya 117 (87.97%) mahasiswa memiliki persepsi baik terhadap IPE dan 111 (83.46%) mahasiswa menunjukkan kesiapan yang baik terhadap IPE. Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sama-sama meneliti variabel persepsi, namun peneliti tidak mengukur variabel kesiapan. Tetapi, pada penelitian kali ini pendekatan yang dilakukan hanya kuantitatif. Sampel penelitian juga memiliki perbedaan, dalam penelitian Fauziah sampel yang diambil adalah Mahasiswa FK UGM tahap profesi program studi pendidikan dokter dan keperawatan, sedangkan pada penelitian ini sampelnya lebih umum yaitu Mahasiswa FKIK yang terdiri dari empat program studi dan tidak hanya yang sedang tahap profesi saja. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang berbeda, penelitian Fauziah menggunakan IEPS milik Luecht et al. 1990 yang dimodifikasi, sedangkan penelitian ini menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen et al. 2007. Penelitian Fauziah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM, sedangkan penelitian ini dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
35
2. Gambaran persepsi dan kesiapan mahasiswa tahap akademik terhadap IPE A‟la (2010) melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Tahap Akademik terhadap Interprofessional Education di Fakultas Kedokteran UGM. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan rancangan cross sectional dan pendekatan kualitatif
dan
kuantitatif.
Pengambilan
data
kuantitatif
dengan
menggunakan kuesioner IEPS dan RIPLS. Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan focus group discussion (FGD). Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa tahap akademik dari pendidikan dokter, ilmu keperawatan, dan gizi kesehatan. Hasilnya, 86.8% mahasiswa memiliki persepsi yang baik dan 92.8% mahasiswa memiliki kesiapan yang baik terhadap IPE. Penelitian ini meneliti variabel persepsi dan kesiapan, dan menggunakan kuesioner yang sama, sedangkan penelitian yang dilakukan tidak meneliti tentang kesiapan. Perbedaan juga terletak terletak pada sampel, sampel penelitian A‟la (2010) adalah mahasiswa pendidikan dokter, ilmu keperawatan dan gizi kesehatan tahap akademik, sedangkan penelitian yang dilakukan sampelnya adalah mahasiswa pendidikan dokter, ilmu keperawatan, kesehatan masyarakat, dan farmasi. Penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang berbeda, penelitian A‟la menggunakan IEPS milik Luecht et al. 1990 yang dimodifikasi, sedangkan penelitian ini menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen et al. 2007. Penelitian
36
Fauziah dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM, sedangkan penelitian ini dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen pendidik terhadap model pembelajaran IPE Sedyowinarso dkk., (2011) melakukan penelitian yang berjudul Persepsi mahasiswa dan Dosen Pendidik terhadap Model Pembelajaran Interprofessional Education (IPE). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Focused Group Discussion (FGD) pada mahasiswa pendidikan tinggi ilmu kesehatan Indonesia dari pendidikan dokter, pendidikan dokter gigi, ilmu keperawatan, kebidanan, farmasi, ilmu gizi, dan kesehatan masyarakat dari institusi pendidikan tinggi ilmu kesehatan yang sekurang-kurangnya memiliki 2 bidang keilmuan kesehatan di Indonesia dan kepada 47 dosen di Surabaya. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti tidak meneliti variabel kesiapan, dan pendekatan penelitian Sedyowinarso dengan kualitatif yaitu Focused Group Discussion (FGD) sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang instrumennya berupa kuesioner. Sedyowinarso, dkk. (2011) melakukan penelitian pada tujuh profesi ilmu kesehatan, yaitu kedokteran, kedokteran gigi, ilmu keperawatan, kebidanan, farmasi, ilmu gizi, kesehatan masyarakat yang tersebar di berbagai Universitas di Indonesia, diantaranya: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlam, Fakultas Kesehatan
37
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin, Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin, Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia Timur, Makasar. Terlihat ndari daftar universitas yang ikut serta dalam penelitian tersebut UIN Syarif Hidayatullah tidak ada didalamnya, dan kali ini peneliti menggunakan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai subjek penelitian. 4. Persepsi Interprofessional Teamwork: ITPS & IEPS Texas Tech University Health Sciences Center (TTUHSC) pada tahun 2011
melakukan
interprofesional
penelitian
dengan
tentang
menggunakan
persepsi
terhadap
kerjasama
Interprofessional
Teamwork
Perceptions Scale (ITPS) dan Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS). Penelitian dilakukan di semua fakultas TTUHSC dan menggunakan alumni yang yang sudah lulus satu, tiga, dan lima tahun yang lalu. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kuesioner IEPS memiliki validitas dan reabilitas yang baik untuk mengukur persepsi kerjasama interprofessional. Persamaan penelitian TTUHSC dengan penelitian ini adalah terletak dari instrumen yang digunakan, sama-sama menggunakan IEPS yang direvisi oleh McFadyen et al. 2007, namun penelitian ini tidak
38
menggunakan ITPS sebagai intrumen yang lain. Selain itu, penelitian TTUHSC menggunakan mahasiswa dan alumni sebagai sampelnya, sedangkan penelitian itu tidak menggunakan alumni sebagai sampelnya. TTUHSC melakukan penelitian di Texas, Amerika sedangkan penelitian ini dilakukan di Indonesia.
39
E. Kerangka Teori Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Farmasi Pendidikan Dokter Ilmu Keperawatan (UIN, 2010)
Persepsi Komponen Persepsi
Interprofessional Education
Pengertian IPE (WHO, 2010) Karakteristik Model IPE yang Ideal (Lee, 2009) Manfaat IPE (Illingworth & Sonya 2007) Kompetensi IPE (ACCP, 2009) Gambaran pelaksanaan IPE (University of Queensland, 2005) Pendekatan Pembelajaran IPE (Freeth, 2005) Hambatan IPE (ACCP, 2009)
a. Kompetensi dan otonomi b. Kebutuhan untuk bekerjasama c. Persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya (TTUHSC, 2011, McFadyen, 2009) d. Pemahaman terhadap profesi lain (Luecht, 1990 & Lee, 2009)
Interprofessional Collaboration (CIHC, 2010 & Teresa Broers, 2009)
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Keterangan: : Variabel yang di teliti : Variabel yang tidak diteliti
BAB III KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmojo, 2005). Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE.
Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education
Kompetensi dan Otonomi Kebutuhan untuk bekerjasama Persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya Pemahaman terhadap profesi lain (Luecht, 1990 & Lee, 2009, McFadyen et al., 2007)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Keterangan: : Variabel yang diteliti
40
41
B.
Definisi Operasional
No Variabel 1 Persepsi terhadap IPE
Definisi Operasional Segala asumsi yang dimiliki seseorang terhadap IPE, yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang terhadap IPE, yang diukur berdasarkan komponen kompetensi dan otonomi, kebutuhan untuk bekerja sama, dan persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, dan pemahaman terhadap profesi lain. (Sunaryo, 2004, HPEQ-Project Dikti, 2012, Luecht, 1990, McFadyen et al, 2007)
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Alat Ukur Cara Ukur Menggunakan Kuisioner Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) (Luecht, 1990, McFadyen et al, 2007) Terdiri dari pernyataan
18
Pemberian skor menggunakan skala Likert: (McFadyen et al, 2007, Hidayat, 2008) Sangat setuju = 6 Setuju = 5 Agak setuju = 4 Agak tidak setuju = 3 Tidak setuju = 2 Sangat tidak setuju = 1
Hasil Ukur Skala Penilaian Ordinal 1. Baik, jika: {(µ+1,0σ) ≤ X} Skor X ≥ 78 2. Sedang, jika: {(µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ)} Skor 48 ≤X< 78 3. Buruk, jika: {X < (µ-1,0σ)} Skor X < 48 (Azwar, 2005)
42
No Variabel 2 Karakteristik Responden a. Jenis kelamin
b. Program Studi
Definisi Operasional
Identitas responden yang dapat digunakan untuk membedakan mahasiswa laki-laki dan perempuan (KBBI, 2014) Kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan, akademik dan / profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum (KBBI, 2014)
Cara Ukur
Angket
Alat Ukur
Hasil Ukur
Check List
(1) Laki-laki (2) Perempuan
Skala
Nominal
(KBBI, 2014)
(1) (2) (3) (4)
PSKM PSF PSPD PSIK
(UIN, 2010)
Nominal
43
No
Variabel c. Angkatan
Definisi Operasional Tahun mahasiswa diterima masuk kuliah (UIN, 2010)
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur (1) 2013 (2) 2012 (3) 2011 (4) 2010
Skala Nominal
(UIN, 2010)
d. Pendidikan akhir
e. Umur
Sekolah menengah atas atau sederajat sebelum mahasiswa kuliah di FKIK UIN Jakarta (UIN, 2010)
Usia responden yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir (KBBI, 2014)
(1) SMA (2) SMK (2) MA (3) Pesantren
Nominal
(UIN, 2010)
continues
Nominal
BAB IV METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional meneliti suatu kejadian satu waktu sekaligus pada saat yang sama. Metode ini digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang digunakan adalah kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti memilih FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tempat penelitian dengan alasan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah tempat kuliah peneliti, dan IPE adalah rancangan pembelajaran yang sedang didiskusikan oleh tim HPEQ UIN demi meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa kesehatan. Selain itu di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di dalamnya terdapat empat program studi ilmu kesehatan yang sistem pembelajarannya masih terfragmentasi, dan belum ada penelitian sejenis. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 di kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
44
45
C.
Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang karakteristiknya tidak ditetapkan (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut data yang peneliti dapatkan dari Badan Kepegawaian FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat 1570 mahasiswa FKIK yang tersebar di empat jurusan. Tabel 4.1 Persebaran Jumlah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PSPD PSKM PSIK PSF Total Seluruh
2008 2009 2010 Koas: 203 mahasiswa 36 9 80 21 27 45 68
2011 96 136 58 127
2012 96 111 37 97
2013 88 106 50 79
1570 mahasiswa
Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam, 2008). Penelitian ini menggunakan disproporsional stratified random sampling dikarenakan anggota populasi yang heterogen (tidak sejenis). Disproporsional stratified random sampling adalah metode pengambilan sampel dengan jumlah yang sama setiap strata walaupun tidak sebanding dengan jumlah populasi proporsi sampel di setiap strata (Siregar, 2013). Sampel diambil dari masing-masing program studi dan angkatan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan sampel mengacu pada kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti.
46
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah
Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bersedia untuk menjadi responden
Mahasiswa berstatus aktif kuliah
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti halnya hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Nursalam, 2008). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
Mahasiswa yang sedang cuti kuliah
Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi responden uji validitas
Perhitungan jumlah sampel dibawah ini menggunakan rumus perbandingan jumlah sampel menurut Burns dan Grove (2005). Setiap variabel dapat diwakili oleh 5-10 sampel, semakin kuat hubungan antar variabel berdasarkan uji validitas, maka semakin sedikit jumlah sampel yang diperlukan dan semakin lemahnya hubungan antar variabel, maka jumlah sampel yang diperlukan semakin besar. Hasil perhitungan dari 13 item kuisioner yang valid dan reliabel maka dibutuhkan (13 x 10) = 130 responden. Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai cadangan maka peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel yang ditentukan: 10% x 130 = 13 responden. Maka, total sampel dalam penelitian
47
ini adalah: 130+13 = 143 responden. Pengembalian sampel dilakukan dengan membagi strata tiap jurusan dan angkatan, lalu dilakukan random sampling dengan cara diundi. Tabel 4.2 Pembagian Strata Bedasarkan Program Studi dan Angkatan
2013 2012 2011 2010 Jumlah D.
PSIK (orang) 9 9 9 9 36
PSPD (orang) 9 9 9 9 36
PSF (orang) 9 9 9 9 36
PSKM (orang) 9 9 9 9 36
36 36 36 36 144
Instrument Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011). Jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner dipilih dengan pertimbangan jumlah responden yang besar dan jenis penelitian yang telah dilakukan. Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner untuk mengukur persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education. Pengukuran persepsi terhadap IPE menggunakan Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) diadopsi dari McFadyen et. al. (2007) yang diperbaharui dari kuisioner asli IEPS milik Luecht et. al. (1990) yang kemudian peneliti modifikasi kembali dengan menambahkan 1 item pernyataan nomor 13. Jumlah pernyataan dalam kuesioner ini adalah 13
48
pertanyaan (nomor item 1-12 diambil dari IEPS milik McFadyen, 2007, dan item no 13 hasil modifikasi peneliti) yang kemudian di uji validitas dan reabilitas kepada 30 responden. Item pernyataan original dari IEPS ini berbahasa inggris yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti kemudian menambahkan 6 item pernyataan asli milik Luecht et. al. (1990) yang telah diterjemahkan dan di uji validitas oleh Fauziah (2010) dengan perizinan penggunaan kuesioner kepada Fauziah. Jumlah item kuesioner yang digunakan dalam kuesioner adalah 19 item pernyataan. Jenis kuesionernya adalah kuesioner yang diisi oleh responden sesuai dengan pernyataan yang berada pada lembar kuesioner. Bentuk pertanyaan dari kuesioner ini adalah close ended item dimana responden diberi kebebasan untuk memilih jawaban tentang kebenaran suatu pernyataan. Jenis skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Hidayat (2008) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada atau yang dialaminya. Setiap butir pertanyaan nilai yang diperoleh adalah: 6 = sangat setuju, 5 = setuju, 4 = agak setuju, 3 = agak tidak setuju, 2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju.
49
Tabel 4.3 Kisi-kisi Instrumen Persepsi terhadap IPE Komponen Kompetensi dan otonomi Kebutuhan untuk bekerjasama Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya Jumlah
Favorable 1,3,5,7,8 4,6,13
Jumlah 5 3
2,9,10,11,12
5
13
13
Persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE dikategorikan menjadi baik, sedang, dan buruk. Pengkategoriannya adalah sebagai berikut: (µ+1,0σ) ≤ X....................................................................................Baik (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ)...................................................................Sedang X < (µ-1,0σ)......................................................................................Buruk (Azwar, 2005) Keterangan: X
= jumlah skor jawaban responden
µ
= ½ (Xmaks+Xmin) x total item pernyataan
σ
= 1/6 (Imaks – Imin)
Xmaks
= skor tertinggi pada 1 item pernyataan (6)
Xmin
= skor terendah pada 1 item pernyataan (1)
Imaks
= jumlah total skor tertinggi (108)
Imin
= jumlah skor terendah (18)
50
Kategori untuk kuesioner persepsi mengenai IPE berdasarkan pembagian baik, sedang, buruk adalah sebagai berikut: 78 ≤ X.....................................................................................................Baik 48 ≤ X < 78.........................................................................................Sedang X < 48...................................................................................................Buruk
E.
Validitas dan Reabilitas Instrumen 1. Validitas Validitas berarti untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengumpulan itu mampu memberikan gambaran mengenai perubahan sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lain (Azwar, 2005). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna maka semua pertanyaan yang ada pada kuesioner itu telah mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmojo, 2005). Uji validitas instrumen ini menggunakan teknik uji validitas dengan pendekatan faktor analisis. Faktor analisis adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk
51
mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti (Polit, 1996). Faktor analisis akan mengkaji nilai skala setiap item kuesioner dan kemudian akan mengelompokkannya dalam satu atau beberapa dimensi, setiap item yang mengukur dimensi yang sama akan memuat faktor yang sama dan item yang mengukur dimensi yang berbeda akan memuat faktor yang berbeda juga (Wood dan Haber, 2006). Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar variabel) yang di ukur dengan besaran Bartlett Test Of Sphericity atau Measure of Sampling Adequacy (MSA) yang mengharuskan adanya korelasi yang signifikan diantara paling sedikit beberapa variabel (>0,5). Jumlah sampel yang dianjurkan dalam faktor analisis adalah 50-100 sampel atau menggunakan perbandingan yang ideal yaitu 1:10, dimana setiap item variabel diwakili oleh 10 orang responden (Polit, 1996). Untuk melihat korelasi antar item dalam kuesioner dipakai rumus Pearsen’s product moment correlation yang terintegrasi dalam faktor analisis. Analisis validitas faktor yang dimaksud adalah seperti yang tercantum pada metoda statistik pada bagian analisis faktor. Peneliti melakukan uji validitas kepada 30 mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Maret 2014 yang dijaga identitasnya untuk mengantisipasi tercampurnya responden uji validitas dan responden penelitian. Penelitian ini menggunakan software komputer,
52
SPSS 20, untuk membantu dalam analisis faktor dan melihat korelasi antar item. Hasil uji validitas pada penelitian ini ada dalam Tabel 4.4. 2. Reabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Hasil pengukuran konsisten atau tepat azas bila dilakukan pengukuran berulang (Saryono, 2011). Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien dengan angka 0 sampai 1.00. Semakin tinggi koefisien mendekati angka 1.00 berarti reliabilitas instrumen semakin tinggi. Uji yang digunakan untuk menentukan reliabilitas dari kuesioner ini adalah dengan uji Cronbach’s alpha. Cronbach’s alpha secara simultan akan membandingkan skala setiap item yang satu dengan yang lainnya. Suatu instrumen dikatakan cukup konsisten/ reliabil apabila memiliki nilai cronbach’s alpha >0,70 (Wood dan Haber, 2006). Penelitian ini
menggunakan software komputer, SPSS 20. Hasil uji reabilitas pada instrumen ini terlampir dalam tabel 4.4.
53
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian Item Variabel
KMO /MSA
profesi saya akan saling membantu pekerjaan profesi lain profesi saya menghargai orang-orang lain yang bekerja dalam profesi yang berkaitan profesi saya dapat bekerja dengan baik bersama orang lain dengan profesi yang berbeda profesi saya bekerja sama dengan orang lain dengan baik. profesi saya memiliki hubungan baik dengan orang dari profesi lain profesi saya sangat terlatih
1 ,827
2
3
Alpha Cronbach’s
,742 ,634
,720
,610 ,609 ,964
profesi saya sangatlah kompeten profesi saya bersedia berbagi informasi dan sumber daya dengan orang-orang professional lainnya profesi saya saling mempercayai penilaian professional yang dibuat orang lain profesi saya bergantung pada pekerjaan orang-orang di profesi lain profesi saya perlu untuk bekerjasama dengan profesi lain profesi saya memiliki pandangan yang sangat positif akan kontribusi dan pencapaian yang mereka lakukan profesi saya memiliki pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
Faktor
,793 ,606
,704
,431
,773 ,770 ,600 ,541
,636
,460
Dari hasil uji instrumen, didapatkan 11 item yang valid dan 3 faktor yang terbentuk dengan nilai measure of sampling adequacy (MSA) 0,606 dan masing-masing faktor mempunyai nilai cronbach alpha sebesar 0,72, 0,704, dan 0,636. Pada penelitian ini kevalidan dan reabilitas instrumen akan dilakukan analisis dan pengukuran kembali yang tersaji pada BAB V dan VI.
54
F.
Langkah-langkah Pengumpulan Data 1.
Peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen kepada 30 mahasiswa yang aktif kuliah di FKIK sebelum seminar proposal dilakukan untuk mengantisipasi kevalidan dan reliabelnya sebuah instrumen yang diterjemahkan langsung dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.
2.
Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jawaban persetujuan izin penelitian disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha Bidang Akademik
4.
Setelah ijin penelitian disetujui, peneliti menyeleksi calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
5.
Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, dan disetujui oleh penguji, peneliti menambahkan 6 item pernyataan asli yang dikeluarkan oleh McFadyen pada penelitiannya (penjelasan terdapat pada BAB V dan VI). Jumlah item pernyataan ketika dilakukan penelitian dalah 19 item.
6.
Dengan menggunakan teknik disproporsional stratified random sampling, peneliti menentukan jumlah responden.
7.
Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya.
55
8.
Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas.
9.
Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 10 menit untuk masing-masing responden, sedangkan proses pengambilan data dilakukan selama 3 hari.
10. Responden
diharapkan
menjawab
seluruh
pernyataan
didalam
kuesioner, setelah selesai lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti. 11. Peneliti menyeleksi kembali kuesioner yang tidak terisi dengan lengkap, dan hanya mengambil kuesioner yang lengkap diisi. 12. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh peneliti. G.
Pengolahan Data Berikut langkah-langkah dalam pengolahan data meliputi editing, coding, tabulating, analiting menurut Hidayat (2008) dengan penjelasan sebagai berikut: 1.
Editing Memeriksa kuesioner yang telah diisi, mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi, mengecek kelengkapan data, konsistensi jawaban, dan mengecek macam isian data. Editing bisa dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
56
2.
Coding Memberi kode tertentu untuk setiap pertanyaan. Dalam coding, data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Dan untuk kode dari item pada kuesioner ini antara lain; sangat setuju = 6, setuju = 5, agak setuju = 4, agak tidak setuju = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.
3.
Entry Entry
merupakan
kegiatan
memasukkan
data
yang
telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi. Program untuk analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan SPSS 20. H.
Analisa Data 1.
Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan, terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan proporsinya. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel penelitian yang meliputi: 1) Karakteristik mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari program studi, angkatan, jenis kelamin, pendidikan akhir, dan umur; 2) Persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE; 3) Persepsi mahasiswa
57
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE berdasarkan program studi. 2. Analisa Beda Mean (Jenis Kelamin & Komponen Persepsi IPE) a.
T-test Pada penelitian ini analisis T-test yang dipakai adalah Independent sample test. Tujuan analisis ini adalah untuk membandingkan dua rata-rata dua grup yang tidak berhubungan. Data yang digunakan adalah kuantitatif dengan asumsi berdistribusi normal (Riduwan, 2007). Grup yang dilihat adalah karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dan yang diukur adalah komponen persepsi terhadap IPE. Pada analisis ini peneliti hanya akan melihat mean antargrup dan signifikansi antar komponen.
3. Analisa Beda Mean (Prodi & Komponen Persepsi IPE) a.
Oneway ANOVA Oneway ANOVA (analisa ragam satu arah) biasanya digunakan untuk menguji rata-rata/pengaruh perlakuan dari suatu percobaan yang menggunakan 1 faktor, di mana 1 faktor tersebut memiliki 3 atau lebih kelompok. Disebut satu arah karena peneliti dalam penelitiannya hanya berkepentingan dengan 1 faktor saja atau juga dapat dikatakan oneway ANOVA (analisa ragam satu arah) mengelompokkan data berdasarkan satu kriteria saja (Siregar, 2013). Tujuannya ialah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi artinya data
58
sampel dianggap mewakili populasi (Riduwan, 2007). Pada analisis ini peneliti hanya akan melihat mean antargrup dan signifikansi antar komponen. I.
Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menerapkan prinsip etis (Nursalam, 2008) sebagai berikut: 1. Prinsip Manfaat Penelitian ini dilaksanakan tidak menimbulkan penderitaan bagi responden.
Informasi yang telah diberikan oleh responden, tidak akan
dipergunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun. 2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia Responden mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun. Responden mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan. 3. Prinsip Keadilan Responden diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya deskriminasi. Penelitian ini akan dijaga kerahasiaan dengan tidak mengikut sertakan nama dari responden.
J.
Penyajian Data Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden Peneliti menyebarkan 160 kuesioner kepada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, didapatkan 152 kuesioner yang telah diisi kemudian setelah memilih kuesioner yang lengkap maka didapatkan 143 kuesioner yang diisi oleh 143 mahasiswa FKIK UIN. Pada penelitian ini, karakteristik mahasiswa yang dianalisis adalah sebagai berikut: 1. Program Studi Pengelompokan responden berdasarkan kategori program studi digambarkan pada tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Program Studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143) Karakteristik Program Studi Kes.Masyarakat Farmasi Ilmu Keperawatan Pendidikan Dokter Total
Frekuensi 37 37 35 34 143
Persentase (%) 25.9 25.9 23.8 24.5 100
Peneliti membagi strata pada tiap responden berdasarkan program studi, namun pada tabel 5.1 menunjukkan hasil sebagian besar responden ada di program studi Kesehatan Masyarakat dan Farmasi, masing-masing sebesar 25.9% dan 25.9%, sedangkan responden Ilmu keperawatan 23.8% dan Pendidikan dokter 24.5%.
59
60
2. Angkatan Pengelompokkan
responden
berdasarkan
kategori
angkatan
digambarkan pada tabel 5.2 berikut: Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Angkatan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143) Karakteristik Angkatan 2013 2012 2011 2010 Total
Frekuensi 39 34 38 32 143
Persentase (%) 27.3 23.8 26.6 22.4 100
Peneliti mengambil angkatan yang sedang aktif kuliah, yaitu angkatan 2013, 2012, 2011, dan 2010. Berdasarkan pembagian strata perangkatan, hasil terbesar yaitu ada pada angkatan 2013 sebanyak 27.3%, diikuti angkatan 2011 sebanyak 26.6%, angkatan 2012 23.8%, dan terkecil yaitu 22.4% angkatan 2010. 3. Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin: Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143) Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 49 94 143
Persentase (%) 34.3 65.7 100
Pada tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, sebanyak 65.7% sedangkan laki-laki sebesar 34.3%.
61
4. Pendidikan Akhir Peneliti membagi responden berdasarkan pendidikan akhir pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Akhir di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143) Karakteristik Pendidikan Akhir SMA SMK MA Pesantren Total
Frekuensi
Persentase (%)
93 2 25 23 143
65.0 1.4 17.5 16.1 100
Data pada Tabel 5.4 di atas terlihat bahwa dari 143 responden, mayoritas mahasiswa berpendidikan akhir SMA yaitu sebanyak 93 orang (65.0%), sedangkan mahasiswa berpendidikan akhir MA sebanyak 25 orang (17.5%), Pesantren sebanyak 23 orang (16.1%) dan SMK sebanyak 2 orang (1.4%). 5. Umur Peneliti membagi responden berdasarkan umur pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mei 2014 (n=143) N Umur Valid N (listwise)
143 143
Min 15
Max 23
Mean 19.76
Std. Deviation 1.337
Pada tabel diatas menunjukkan dari 143 mahasiswa yang terendah adalah berumur 15 tahun, dan umur tertinggi yaitu 23 tahun, dengan nilai mean 19.76 dan Std. Deviation sebesar 1.337.
62
B. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education 1. Komponen Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education Hasil faktor analisis item kuesioner digambarkan pada tabel 5.6: Tabel 5.6 Hasil faktor analisis item kuesioner (n=18) No Item 11
12 10 9
3
14 2
17 7
8 18
13 19 15 16 4
Item Variabel Orang-orang dalam profesi saya menghargai orang-orang lain yang bekerja dalam profesi yang berkaitan Orang-orang di dalam profesi saya bekerja sama dengan orang lain dengan baik. Orang-orang dalam profesi saya memiliki hubungan baik dengan orang dari profesi lain Orang-orang dalam profesi saya bersedia berbagi informasi dan sumber daya dengan orang-orang professional lainnya Orang-orang dalam profesi saya memiliki pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan yang ingin dicapai Orang-orang dalam profesi saya dapat menunjukkan outonomi dengan baik Orang-orang dalam profesi saya dapat bekerja dengan baik bersama orang lain dengan profesi yang berbeda Orang-orang dalam profesi saya percaya satu sama lain dalam penilaian profesionalisme Orang-orang dalam profesi saya saling mempercayai penilaian professional yang dibuat orang lain Orang-orang dalam profesi saya sangatlah kompeten Orang-orang dalam profesi saya berusaha untuk memahami kemampuan dan kontribusi dari profesi lain Orang-orang dalam profesi saya akan saling membantu pekerjaan profesi lain Orang-orang dalam profesi lain sering menerima saran dari individu profesi saya Orang-orang dari profesi lain menghargai hasil kinerja dari profesi saya Orang-orang dalam profesi saya menganggap tinggi terhadap profesi lain Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk bekerjasama dengan profesi lain
KMO /MSA
Komponen 1 ,811
2
3
4
Alpha Cronbach’s
,810 ,671 ,817
,594
,546
,450 ,724
,866
,677 ,592 ,695 ,505 ,496
,379 ,854 ,710
,624
,557 ,689
,412
63
6 5
Orang-orang dalam profesi saya bergantung pada pekerjaan orang-orang di profesi lain Orang-orang dalam profesi saya memiliki pandangan yang sangat positif akan kontribusi dan pencapaian yang mereka lakukan
,653 ,468
: Persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya (11,12,10,9,3,14) : Kompetensi dan otonomi (2,17,7,8,18,13) : Pemahaman terhadap profesi lain (19,15,16) : Kebutuhan untuk bekerjasama (4,6,5) Peneliti mengidentifikasi kembali item pernyataan kuesioner pengukuran persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE dengan menggunakan metode faktor analisis untuk melihat KMO/MSA, faktor yang terbentuk, factor loading per-item pernyataan, lalu mengukur Alpha Cronbach’s perkomponen item pengukuran. Pada tabel 5.6, didapatkan nilai measure of sampling adequacy (MSA) 0.866 dan masing-masing faktor mempunyai nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0.817, 0.695, 0.624, dan 0.412. Empat faktor yang terbentuk yaitu nomor item 11, 12, 10, 9, 3, dan 14 membentuk komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, nomor item 2, 17, 7, 8, 18, dan 13 membentuk komponen kompetensi dan otonomi, nomor item 19, 15, dan 16 membentuk komponen pemahaman terhadap profesi lain, sedangkan nomor item 4, 6, dan 5 membentuk komponen kebutuhan untuk bekerjasama. Item pernyataan nomor 14, 15, 16, 17, 18, dan 19 adalah tambahan item pernyataan milik Luecht et al (1990) yang dimasukkan untuk melihat faktor analisis item tersebut untuk membuktikan teori komponen persepsi pada penelitian McFadyen (2007).
64
Peneliti mengeluarkan item pernyataan nomor 1 karena dianggap tidak valid karena menunjukkan factor loading 0,276. Berikut tabel distribusi frekuensi item no 1: Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Item Pernyataan nomor 1 IPE (McFadyen, 2007) Frekuensi Persentase Agak Tidak Setuju 1 0.77 Agak Setuju 12 8.4 Setuju 97 67.8 Sangat Setuju 33 23.1 Total 143 100 Sebanyak 97 orang (67.8%) responden menjawab ‘Setuju’, 33 responden (23.1%) memilih jawaban ‘Sangat Setuju’, 12 responden (8.4%) menjawab ‘Agak Setuju’, dan 1 responden (0.77%) menjawab ‘Agak Tidak Setuju’. 2. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education Komponen persepsi mahasiswa terhadap IPE terdiri atas 18 pernyataan. Distribusi jawaban seluruh responden terhadap pernyataan persepsi dapat dilihat pada tabel 5.8. Tabel 5.8 Distribusi Frekuesnsi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE Kategori Frekuensi Persentase (%) Baik 139 97.21 Sedang 4 2.79 Buruk 0 0 Total 143 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa secara umum sebagian besar mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai persepsi terhadap IPE dalam kategori baik (97.21%).
65
Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE berdasarkan program studi. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE berdasarkan program studi
Kategori Baik Sedang Buruk
Kesehatan Masyarakat Persen. Frek. (%) 37 100 0 0 0 0
Farmasi Frek. 35 2 0
Persen. (%) 94.59 5.41 0
Ilmu Keperawatan Persen. Frek. (%) 34 97.14 1 2.86 0 0
Pendidikan Dokter Persen. Frek. (%) 33 97.06 1 2.94 0 0
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mahasiswa program studi kesehatan masyarakat (100%), farmasi (94.59%), ilmu keperawatan 97.14%, dan pendidikan dokter (97.06%) mempunyai persepsi terhadap IPE dalam kategori baik. C. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Komponen Persepsi IPE Tabel 5.10 menjelaskan hasil perbedaan mean berdasarkan jenis kelamin terhadap komponen persepsi IPE. Tabel 5.10 Hasil perbedaan mean, Jenis Kelamin dan Kelompok Komponen Std. Komponen Persepsi Jenis_Kelamin N Mean Deviation 49 29,69 3,242 Persepsi tentang bekerjasama Laki-laki yang sesungguhnya Perempuan 94 31,37 2,790 Laki-laki 49 30,33 2,366 Kompetensi dan Otonomi Perempuan 94 30,89 2,443 49 13,73 2,262 Pemahaman terhadap profesi Laki-laki lain Perempuan 94 13,60 2,416 Laki-laki 49 14,82 1,900 Kebutuhan untuk bekerjasama Perempuan 94 15,27 1,815
66
Pada Tabel 5.10, komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, komponen kompetensi dan otonomi, dan komponen kebutuhan untuk bekerjasama, menunjukkan responden berjenis kelamin perempuan memiliki mean yang lebih tinggi daripada responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara berurutan. Namun untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain, responden yang memilki mean tertinggi adalah responden laki-laki yaitu 13.73. Perbedaan jumlah jenis kelamin anatara laki-laki (n=49) dan perempuan (n=94) disebabkan oleh jumlah populasi mahasiswa FKIK yang sebagian besar berjenis kelamin perempuan, dan diambil dengan cara random sampling. Hasil uji beda mean disajikan kembali pada tabel 5.11: Tabel 5.11 Hasil Uji Beda Mean t-test for Equality of Means t df Sig. (2tailed) Persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya Kompetensi dan Otonomi Pemahaman terhadap profesi lain Kebutuhan untuk bekerjasama
Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed
-3,227
141
,002
-3,078
85,638
,003
-1,332
141
,185
-1,345
100,183
,182
,334
141
,739
,341
103,214
,734
-1,383
141
,169
-1,363
93,578
,176
Pada tabel 5.11 menunjukkan perbedaan mean yang berarti, hal ini terdapat pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya nilai p = < 0.05 maka disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata yang berarti antara komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya terhadap
67
jenis kelamin. Komponen kompetensi dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain dan kebutuhan untuk bekerjasama nilai p > 0.05 maka disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan rerata yang berarti antara komponen tersebut terhadap jenis kelamin. D. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi antar Program Studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Komponen Persepsi Terhadap IPE Peneliti melakukan uji beda mean untuk mengidentifikasi perbedaaan persepsi antar program studi berdasarkan komponen persepsi terhadap IPE. Tabel 5.12 Hasil perbedaan mean, Kelompok Komponen dan Program Studi N Kesehatan Masyarakat Persepsi tentang Farmasi bekerjasama yang Pendidikan Dokter sesungguhnya Ilmu Keperawatan Total Kesehatan Masyarakat Farmasi Kompetensi dan Otonomi Pendidikan Dokter Ilmu Keperawatan Total Kesehatan Masyarakat Farmasi Pemahaman terhadap profesi lain Pendidikan Dokter Ilmu Keperawatan Total Kesehatan Masyarakat Farmasi Kebutuhan untuk bekerjasama Pendidikan Dokter Ilmu Keperawatan Total
Mean
Std. Deviation
37
31,62
2,240
37 34 35 143
30,41 30,82 30,31 30,80
3,775 3,224 2,676 3,048
37
31,19
2,025
37 34 35 143
30,54 30,91 30,14 30,70
2,534 2,723 2,353 2,424
37
13,46
2,352
37 34 35 143
13,62 14,94 12,60 13,64
2,113 1,890 2,511 2,357
37
15,16
1,878
37 34 35 143
15,24 15,32 14,71 15,11
1,949 1,934 1,637 1,850
F
Sig.
1,412
,242
1,266
,289
6,469
,000
,754
,522
68
Berdasarkan tabel 5.12 diatas pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya dan komponen kompetensi dan otonomi, program studi yang memilki mean tertinggi adalah Program Studi Kesehatan Masyarakat, sebesar 31.62 untuk komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya dan 31.19 untuk komponen kompetensi dan otonomi. Sedangkan pada komponen pemahaman terhadap profesi lain dan komponen kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean tertinggi adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94 untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 komponen kebutuhan untuk bekerjasama. Komponen pemahaman terhadap profesi lain memperoleh nilai p = 0.000 yang artinya p = < 0.05, maka ada perbedaan persepsi terhadap IPE yang berarti antara program studi pada komponen pemahaman terhadap profesi lain.
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Intepretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.
A. Karakteristik Responden Menurut
Thoha
(2004)
perbedaan
karakteristik
responden
menyebabkan perbedaan dalam mempresepsikan sesuatu, termasuk persepsi terhadap IPE. 1.
Program Studi Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pelajaran 2010 sampai tahun 2013. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 143 orang. Responden Program Studi Kesehatan Masyarakat berjumlah 37 orang (25.9%), responden Program Studi Farmasi berjumlah 37 orang (25.9%), responden Program Studi Ilmu Keperawatan berjumlah 35 orang (23.8%), dan responden Program Studi Pendidikan Dokter berjumlah 34 orang (24.5%). Jumlah terbesar responden ada pada Program studi Kesehatan Masyarakat dan Farmasi, ini dikarenakan peneliti membagi rata jumlah responden untuk tiap program studi. 69
70
Setelah mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi peneliti memeriksa kembali kuesioner yang lengkap dan bisa dipakai, dan mengeluarkan kuesioner yang tidak lengkap. Maka didapatkan ketidaksetaraan jumlah pada Program Studi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter. 2. Angkatan Pengelompokkan responden berdasarkan kategori angkatan juga menyetarakan dalam jumlah per-angkatan, dan mengeluarkan kuesioner yang tidak lengkap. Terlihat dari jumlah responden yang terlibat berjumlah 143 orang. Responden angkatan tahun 2013 berjumlah 39 orang (27.3%), angkatan tahun 2012 berjumlah 34 orang (23.8%), angkatan tahun 2011 berjumlah 38 orang (23.8%), dan angkatan tahun 2010 berjumlah 32 orang (22.4%). Angkatan yang paling banyak terlibat adalah angkatan tahun 2013, lalu tahun 2011, tahun 2012, dan angkatan tahun 2010. Peneliti hanya mengambil responden dari angkatan 2013 sampai angkatan tahun 2010 karena masih aktif berada di kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jenis Kelamin Pada kategori jenis kelamin sebanyak 94 orang (65.7%) berjenis kelamin perempuan dan laki-laki 49 orang (34.3%). Hal ini berkaitan dengan sistem pengambilan responden secara stratfied random sampling dan data menurut Badan Kepegawaian FKIK UIN Syarif Hidayatullah
71
Jakarta jumlah mahasiswa FKIK tahun 2010-2013 yang menyatakan sebagian besar mahasiswa FKIK adalah perempuan. 4. Pendidikan Akhir Mayoritas mahasiswa FKIK berlatar belakang pendidikan SMA berjumlah 93 orang (65%), lalu terbesar kedua adalah MA berjumlah 25 orang (17.5%), terbesar ketiga adalah Pesantren berjumlah 23 orang (16.1%), dan yang paling sedikit adalah SMK yaitu 2 orang (1.4%). Keberagaman latar belakang pendidikan dikarenakan UIN Syarif Hidayatullah memiliki 5 jalur penerimaan mahasiswa baru (UIN, 2010). Dominasi pada mahasiswa dengan latar belakang SMA disebabkan karena teknik pengambilan responden secara stratfied random sampling dan kuota terbesar penerimaan ada pada mahasiswa berlatar belakang SMA. FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalah salah satu perguruan tinggi yang dibawah naungan Departemen Agama, maka terdapat program yang menerima mahasiswa pada jalur beasiswa yang diberikan oleh departemen agama untuk santri-santri berprestasi dalam program nya yaitu „santri menjadi dokter‟ maka terlihat jumlah responden kedua dan ketiga terbesar adalah mahasiswa dengan berlatar belakang MA dan pesantren.
72
5. Umur Kategori umur, dari jumlah responden sebanyak 143 orang angkatan 2010 samapai 2013 menunjukkan umur terendah adalah 15 tahun dan umur tertinggi yaitu 23 tahun. Mahasiswa umur 15 tahun adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, Program Studi Farmasi angkatan 2012 dan berpendidikan akhir pesantren. Sedangkan mahasiswa umur 23 tahun adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2010 dan berpendidikan akhir pesantren. B. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education 1.
Komponen Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education Pernyataan dalam kuesioner yang di susun oleh peneliti merupakan hasil modifikasi dari penelitian McFadyen (2007) dan Luecht et. al. (1990). Peneliti memasukkan 12 pernyataan asli yang telah direvisi oleh McFadyen dalam penelitiannya yang dibuat oleh Luecht et al (1990) dan menambahkan 6 item pernyataan dalam penelitian Luecht (1990) yang tidak digunakan oleh McFadyen, kemudian peneliti menambahkan 1 item pernyataan untuk melengkapi komponen yang hanya terdiri dari 2 pernyataan. Jumlah keseluruhan adalah 19 item pernyataan. Setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan faktor analisis didapatkan data yang disajikan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 menunjukkan adanya 4 faktor yang terbentuk, diantaranya item pernyataan nomor 3, 9, 10, 11,
73
12 dan 14 membentuk faktor pertama, item pernyataan nomor 2, 7, 8, 13, 17, dan 18 membentuk faktor kedua, item pernyataan nomor 15, 16, dan 19 membentuk faktor ketiga, dan item pernyataan nomor 4, 5, dan 6 membentuk faktor keempat. Komponen persepsi terhadap IPE dibagi menjadi 4 komponen yaitu komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, kompetensi dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk bekerjasama (Luecht, 1990). Faktor pertama terbentuk menjadi komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, faktor kedua terbentuk menjadi komponen kompetensi dan otonomi, faktor ketiga terbentuk menjadi komponen pemahaman terhadap profesi lain, dan faktor keempat terbentuk menjadi komponen kebutuhan untuk bekerjasama. Luecht et al (1990) dalam penelitiannya memiliki 18 item pernyataan pengukuran persepsi terhadap IPE, namun dalam penelitian McFadyen yang merevisi teori tersebut, ia mengeluarkan 6 item pengukuran karena dianggap item tersebut bisa masuk kedalam komponen lain, dan beberapa pernyataan ada yang tidak valid secara statistik (McFadyen, 2007). McFadyen menjelaskan bahwa komponen „pemahaman terhadap profesi lain‟ tidak semestinya digunakan untuk menilai pemahaman terhadap profesi lain kepada mahasiswa tingkat akademik yang belum terpapar
dalam
lingkungan
kerja
interprofesional.
Komponen
„pemahaman terhadap profesi lain‟ seharusnya digunakan untuk
74
mahasiswa tingkat akademik yang sudah memiliki pengalaman dalam lingkungan klinik, dan mahasiswa tahap profesi dengan pengalaman klinik atau para praktisi itu sendiri (McFadyen, 2007). Item nomor 1 dengan pernyataan “Profesi saya sangat terlatih” tidak valid secara statistik. Item 1 menunjukkan factor loading 0.276, hal ini menunjukkan ketidakvalidan maka peneliti mengeluarkan item tersebut. Terlihat pada Tabel 5.7 dari 143 responden sebanyak 97 orang (67.8%) responden menjawab „Setuju‟, 33 responden (23.1%) memilih jawaban „Sangat Setuju‟, 12 responden (8.4%) menjawab „Agak Setuju‟, dan 1 responden (0.77%) menjawab „Agak Tidak Setuju‟. Fakta yang terjadi
mengenai
dipersepsikannya
profesi
yang
terlatih
tidak
menunjukkan kejadian sebenarnya karena kenyataannya tidak semua profesi kesehatan terlatih. Hal ketidakvalidan ini dikarenakan jawaban responden yang variatif, sehingga menyebabkan responden tidak teguh dalam memilih jawaban. Pada Tabel 5.8 item nomor 14 membentuk faktor pertama (persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya), item nomor 15, 16, dan 19 mebentuk faktor ketiga (pemahaman terhadap profesi lain), dan item nomor 17 dan 18 membentuk faktor kedua (kompetensi dan otonomi). Hasil faktor analisis ini memperkuat peneltian McFadyen (2007) yang merevisi bahwa 6 item pernyataan tersebut dikeluarkan dari 18 item pernyataan milik Luecht (1990) karena item tersebut sudah tercakup dalam 3 komponen lain.
75
Hal ini juga dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Team Interprofessional Learning dari Glasgow Caledonian University (GCU). GCU menjelaskan bahwa adanya kekurangan kepatenan terhadap 18 item pernyataan dalam pengukuran persepsi terhadap IPE yang dibuat oleh Luecht, et al, 1990 (McFadyen, 2007). 2.
Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education Pengukuran persepsi terhadap IPE menggunakan 18 item pernyataan yang valid. Pengkategorian persepsi dibagi menjadi baik, sedang, buruk (Azwar, 2005). Dari pengekategorisasian tersebut didapatkan distribusi frekuensi persepsi terhadap IPE dalam Tabel 5.8. Berdasarkan Tabel 5.8 sebagian besar mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE mempunyai persepsi yang baik sebesar 97.21%. Persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE menunjukkan memiliki persepsi yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Fauziah (2010) yang menyatakan bahwa mahasiswa pendidikan dokter dan ilmu keperawatan memiliki persepsi yang baik terhadap IPE sebesar 87.97%. Hal yang sama juga ditunjukkan pada penelitian Sedyowinarso dkk (2011) yang mengatakan bahwa mahasiswa kesehatan di Indonesia memliki persepsi yang baik terhadap IPE sebanyak 73.62%. Dari keempat program studi di FKIK tingkat persepsi terhadap IPE mempunyai hasil yang relatif sama ditunjukkan pada Tabel 5.9, kesehatan masyarakat memiliki persepsi terhadap IPE paling besar (100%), selanjutnya ilmu keperawatan (97.14%), pendidikan dokter (97.06%), dan
76
farmasi sebesar (94.59%). Hal ini memperkuat bahwa distribusi persepsi dari keempat program studi mempunyai persepsi yang sama. Sejalan dengan penelitian Ker et al. (2003) yang menyatakan mahasiswa kesehatan di Universitas of Dundee, Scotland mempunyai persepsi yang positif terhadap IPE. Penelitian A‟la (2010) juga menunjukkan antar program studi di Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Gajah Mada memiliki persepsi yang baik terhadap IPE. Persepsi yang baik terhadap IPE pada mahasiswa FKIIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa mahasiswa yang belum terpapar dengan pengalaman klinik memiliki persepsi yang baik sama seperti dengan mahasiswa yang telah terpapar dengan pendidikan klinik. Hal ini juga ditunjukkan pada penelitian A‟la (2010) dan TTUHSC (2011) tentang persepsi mahasiswa tahap akademik yang memiliki persepsi baik terhadap IPE. Menurut Morison (2003) mahasiswa yang mempunyai persepsi terhadap IPE yang baik pada saat kuliah akan dapat meningkatkan hubungan interprofesi dalam memberikan perawatan kesehatan pasien ketika mereka telah bekera sebagai petugas kesehatan profesional. Sebagaimana pendapat Ateah et. al., (2011), bahwa mahasiswa yang terbiasa belajar pada lingkungan yang mendukung kolaborasi interprofesi akan mempunyai persepsi yang baik terhadap IPE.
77
C. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Komponen Persepsi IPE Peneliti mempersepsikan asumsinya terhadap hasil penelitian beda mean dikarenakan sejauh pengetahuan peneliti belum ada penelitian yang menunjukkan perbedaan secara langsung jenis kelamin terhadap komponen persepsi terhadap IPE. Hasil penelitian beda mean menunjukkan responden berjenis kelamin perempuan memiliki mean yang lebih tinggi daripada responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara berurutan pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, kompetensi dan Otonomi, dan kebutuhan untuk bekerjasama. Walaupun peneliti belum menemukan hasil uji sejenis namun pada penelitian TTUHSC (2011) disebutkan persepsi mahasiswa terhadap IPE yang dinilai dari jenis kelamin menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan (mean = 62.6) lebih memiliki persepsi yang baik terhadap IPE dibandingkan laki-laki (mean = 61.7). Komponen pemahaman terhadap profesi lain menunjukkan hasil yang berbeda. Responden laki-laki cenderung lebih memiliki persepsi pemahaman terhadap profesi lain yang lebih baik dibandingkan dengan responden perempuan. Pada Tabel 5.11 nilai p = < 0.05 untuk komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesunggguhnya, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata yang berarti antara komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesunggguhnya terhadap jenis kelamin. Untuk komponen kompetensi
78
dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk bekerjasama nilai p > 0.05 maka disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan rerata yang berarti antara komponen tersebut terhadap jenis kelamin. D. Gambaran Perbedaan Mean Persepsi antar Program Studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Komponen Persepsi Terhadap IPE Hasil penelitian beda mean yang dilakukan mengidentifikasi persepsi tiap program studi yang terbagi menjadi empat komponen. Pada Komponen persepsi
tentang
bekerjasama
yang
sesunggguhnya
dan
komponen
kompetensi dan otonomi, program studi yang memilki mean tertinggi adalah program ptudi kesehatan masyarakat sebesar 31.62 untuk komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesunggguhnya dan 31.19 untuk komponen kompetensi dan otonomi. Komponen pemahaman terhadap profesi lain dan kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean tertinggi adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94 untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 untuk komponen kebutuhan untuk bekerjasama. Hawk (2002) dalam penelitiannya mengatakan bahwa perbedaan latar belakang profesi dapat mempengaruhi persepsi terhadap IPE. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Fauziah (2010). Fauziah menerangkan bahwa program studi keperawatan lebih tinggi persepsi terhadap IPE (61.12%) dengan komponen „pemahaman terhadap profesi lain‟ dibandingkan dengan program studi dokter (60.42%). Komponen „kebutuhan bekerjasama‟ yang
79
menyatakan bahwa program studi pendididkan dokter lebih tinggi persepsinya sejalan dengan penelitian Fauziah (2010), dengan presentase PSPD sebesar 95.83% sedangkan PSIK sebesar 91.89%. Tabel 5.12 menunjukkan nilai p = 0.000 yang artinya ada perbedaan persepsi terhadap IPE yang siginifikan antara program studi pada komponen pemahaman terhadap profesi lain. Komponen pemahaman terhadap profesi lain walaupun menunjukkan hasil dengan mean yang baik tetapi diantara komponen lainnya memilki nilai mean yang paling rendah. Keadaan ini dipengaruhi karena komponen ini hanya terdiri dari tiga pernyataan. Hasil penelitian Suter et. al. (2009) yang mengatakan profesi kesehatan di kota Alberta, Edmonton, Canada mempunyai persepsi yang positif terhadap pentingnya pemahaman terhadap profesi lain. Namun penelitian Cameron et. al. (2009) menunjukkan peserta IPE Faculty Development Course in May 2006 mempunyai persepsi yang positif terhadap IPE, tetapi pemahaman terhadap profesi lain mempunyai presentase terendah. Menurut Hall (2005) kurang maksimalnya pemahaman terhdap profesi lain disebabkan karena masih adanya kerancuan peran antar tenaga profesi, contoh: perawat dan dokter. Fauziah (2010) menerangkan bahwa diperlukan penerapan IPE dalam sistem pembelajaran untuk memperjelas peran dan tangung jawab masingmasing profesi. Hasil penjabaran mean menunjukkan program studi ilmu keperawatan memiliki nilai terendah di setiap komponen persepsi terhadap IPE. Peneliti berasumsi bahwa program studi ilmu keperawatan menganggap rendah
80
profesinya sendiri dibandingkan dengan profesi lain, sedangkan program studi lain percaya diri terhadap profesi mereka. Hal ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi program studi ilmu keperawatan bahwa diperlukan. D. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner ini digunakan dari hasil modifikasi penelitian McFadyen (2007) dan Luecht (1990). Kuesioner ini belum pernah dipergunakan dalam penelitian tentang persepsi terhadap IPE di Indonesia sehingga item-item pernyataan yang dipakai belum distandarisasi sesuai dengan kondisi di Indonesia. McFadyen juga menjelaskan perbedaan budaya mempengaruhi kepatenan suatu kuesioner. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap IPE belum bisa digali dalam penelitian ini 3. Peneliti belum menemukan penelitian terkait pada analisis beda mean, sehingga literatur yang terkait belum didapatkan untuk dilakukan pembahasan.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Gambaran karakteristik mahasiswa FKIK yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu: persentase program studi Kesehatan Masyarakat dan Farmasi, masing-masing sebesar 25.9% dan 25.9%, sedangkan responden ilmu keperawatan 23.8% dan pendidikan dokter 24.5%, persentase angkatan 2013 sebanyak 27.3%, diikuti angkatan 2011 sebanyak 26.6%, angkatan 2012 23.8%, dan terkecil yaitu 22.4% angkatan 2010, presentase jenis kelamin perempuan, sebanyak 65.7% sedangkan
laki-laki
sebesar
34.3%,
presentase
mahasiswa
berpendidikan akhir SMA yaitu sebanyak 93 orang (65.0%), sedangkan mahasiswa berpendidikan akhir MA sebanyak 25 orang (17.5%), Pesantren sebanyak 23 orang (16.1%) dan SMK sebanyak 2 orang (1.4%), dan responden berumur termuda adalah berumur 15 tahun, dan umur tertua yaitu 23 tahun, dengan nilai mean 19.76 dan Std. Deviation sebesar 1.337. 2.
Komponen persepsi terhadap IPE memilki kuesioner dengan (item=18) 4 faktor yang terbentuk secara faktor analisis dengan nilai measure of sampling adequacy (MSA) 0.866 dan masing-masing
81
82
faktor mempunyai nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0.817, 0.695, 0.624, dan 0.412. Peneliti mengeluarkan item pernyataan nomor 1 karena dianggap tidak valid karena menunjukkan factor loading 0,276. Persepsi mahasiswa FKIK terhadap IPE dalam kategori baik (97.21%). Sebagian besar responden mahasiswa program studi yang memilki persepsi baik sebanyak; kesehatan masyarakat (100%), farmasi (94.59%), ilmu keperawatan 97.14%, dan pendidikan dokter (97.06%). 3.
Uji beda mean didapatkan komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, kompetensi dan otonomi, dan kebutuhan untuk bekerjasama menunjukkan responden berjenis kelamin perempuan memiliki mean yang lebih tinggi daripada responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu: 31.73, 30.89, dan 15.27 secara berurutan. Namun untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain responden yang memilki mean tertinggi adalah responden laki-laki yaitu 13.73. Perbedaan nilai yang signifikan terdapat pada komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, nilai p = < 0.05 maka disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata yang berarti terhadap jenis kelamin. Untuk komponen kompetensi dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk bekerjasama nilai p > 0.05 maka disimpulkan bahwa tidak ada berbedaan rerata antara komponen tersebut terhadap jenis kelamin.
83
4.
Hasil uji beda mean, untuk komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, kompetensi dan otonomi, program studi yang memilki mean tertinggi adalah Program Studi Kesehatan Masyarakat, sebesar 31.62 untuk komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya dan 31.19 untuk komponen kompetensi dan otonomi. Sedangkan pada komponen pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk bekerjasama, program studi yang memilki mean tertinggi adalah Program Studi Pendidikan Dokter, sebesar 14.94 untuk komponen pemahaman terhadap profesi lain dan 15.32 untuk komponen kebutuhan untuk bekerjasama. Komponen pemahaman terhadap profesi lain memperoleh nilai p = 0.000 yang artinya p = < 0.05, maka ada perbedaan persepsi terhadap IPE yang siginifikan antara program studi pada komponen pemahaman terhadap profesi lain yaitu komponen pemahaman terhadap profesi studi.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dapat disarankan hal-hal berikut ini: 1. Bagi institusi pendidikan, agar mampu membuat suatu kurikulum dalam tahap akademik yang berorientasi terhadap kolaborasi maupun IPE dalam menunjang mutu pendidikan tahap akademik dalam professional kesehatan dengan landasan bahwa persepsi sudah baik dari mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
84
2. Bagi program studi ilmu keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar menciptakan suatu pembelajaran atau kegiatan guna meningkatkan kepercayaan diri terhadap profesi mereka sendiri. 3. Bagi mahasiswa, meningkatkan lagi pengetahuan dan kesadaran terhadap IPE dengan sering belajar bersama mahasiswa profesi lain dan meningkatkan interaksi dengan mahasiswa profesi lain. 4. Bagi peneliti selanjtunya, diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap IPE serta meneliti kesiapan terhadap IPE, serta mencari hubungan persepsi dan kesiapan terhadap IPE pada mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
A’la, M.Z. (2010). Gambaran Persepsi dan Kesiapan Mahasiswa Tahap Akademik terhadap Interprofessional Education di Fakultas Kedokteran UGM. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. American College of Clinical Pharmacy (ACCP). (2009). Interprofessional education: principel and application, a framework for clinical pharmacy. Pharmacotherapy, 29 (3): 145-164. Anderson, E., Manek, N., & Davidson, A. (2006). Evaluation of model for maximizing interprofessional education in an acute hospital. Journal of Interprofessional Care; 20(2): 182-194. Ateah,
C. A., et. al. 2011. Nurse Education Today. http://www.elsevier.com/nedt pada tanggal 29 Juni 2014
Diakses
dari
Azwar, S. (2005). Pengkuran Skala Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. Barr, H. (1998). Competent to collaborate: Towards a competency-based model for interprofessional education. Journal of Interprofessional Care 12: 181- 187. Barr, H., Koppel, I., Reeves, S., Hammick, M., & Freeth, D. (2005). Effective interprofessional education: Argument, assumption and evidence. 1st ed. Blackwell Publishing: Oxford. Basuki, Endang. 2008. Komunikasi antar Petugas Kesehatan. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. indonesia.digitaljournals.org Burns, N & Grove, S, K. (2005). The Practice Of Nursing Research: Conduct, Critique, and utilization. Missouri: Elsevier Saunders. Cameron, A. et. al.. 2009. Interprofessional Education Supplementan Interprofessional Education Session for First-YearHealth Science student. American Journal of Pharmaceutical Education, 73 (4) Article 62 Canadian Interprofessional Health Collaborative. 2009. What is Collaborative Practice. Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE). (2002). Interprofessional education: A definition. London: CAIPE College of Nurses of Ontario. Interprofessional Collaboration among Health Colleges and Professions.May.2008.hal.1-8
Coster, S., 2008. Interprofessional Attitudes Amongst Undergraduate Student In The health Professions: A Longitudinal Questionnaire Survey. International Journal of Nursing Studies[serial online] [cited 2009 may 14] : 45 (2008); 1667-1681. Fauziah, F.A. (2010). Analisis gambaran persepsi dan kesiapan mahasiswa profesi FK UGM terhadap interprofessional education di tatanan pendidikan klinik. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Forte, A. & Fowler, P. (2009). Participation in interprofessional education : An evaluation of student and staff experiences. Journal of Interprofessional Care, 23(1): 58-66. Freeth. D. Hammick, M., Reeves, S., Koppel, I. & Barr, H. (2005). Effective Interprofessional Education: Development, Delivery and Evaluation. 1st ed. Blackwell Publishing: Oxford. Galle, J. & Lorelei L.. (2010). A medical student’s prespective of praticipation in an interprofessional education placement: An autoethnography. Journal of Interprofessional Care November 24 (6): 722-733. Gaudet J, Wolfson L Shekter, Seaberg R, Stulla D, Cohoon C, Kapelus G, Goldman J, et. al. 2007. Implementing and evaluating interprofessional education for health sciences students: Early experiences from a Canadian College. Journal of interprofessional care [cites 2009 may 15]. Available from: http://informahealthcare .com Gilbert, J.H.V. (2005). Interprofessional education for collaborative, PatientCentered Practice. Nursing Leadership volume 18 number 2. Glen, S., Revees, S. 2003. Developing Interprofessional education inthe preregistration curricula: mission impossible?. Nurse Education in Practic, 4:45-52. Diakses dari http://www.elsevierhealth.com/journals/nepr Hall, P. (2005). Interprofessional teamwork: Professional cultures as barriers. Journal of Interprofessional Care Suplement 1: 188-196. Hawk, C., Buckwalter, K., Byrd, L., Cigelman, S., Dofman, L., Ferguson, K., (2002). Health professions students’ perceptions of interprofessional relationships. Academic Medicine, 77(04): 354-357. Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika HPEQ-Project. (2011). Mahasiswa kesehatan harus tahu!: Berpartisipasi dan berkolaborasi dalam sistem pendidikan tinggi ilmu kesehatan. Jakarta: Dikti-Kemendikbud.
HPEQ-Project. (2012). Apa kata mahasiswa?: Hasil kajian partisipasi & kolaborasi mahasiswa kesehatan di Indonesia. Jakarta: DiktiKemendikbud. http://hukum.kompasiana.com/2009/06/03/kronologi-kasusprita-mulyasari13940.html diakses pada jam 22.30 tgl 25/04/2014 ditulis oleh Iskandar dzulkarnaen http://kamusbahasaindonesia.org diakses pada jam 10.28 tgl 30/04/2014 http://republika.co.id/berita/nasional/jawatimur/13/06/20/mooyc0-kain-kassatertinggal-pascaoperasi-keluarga-akan-gugat-rsud-soetomo. Diakses pada jam 9.36 tgl 29/04/2014 http://tempo.co/read/news/2013/03/25/058469172/Sampai-Akhir-2012-Terjadi182-Kasus-Malpraktek diakses pada jam 9.17 tgl 29/04/2014 Illingworth, Paul & Sonya Chelvanayagam. (2007). Benefits of Interprofessional Education in Health care. Journal of Nursing. Vol 16, No 2. Jelley, W., Cragg, B., Hirsh, M., Barnes, P. (2006) Interprofessional Rural Clinical Education. University of Ottawa & St. Paul’s University Keith, K.M. & Askin, D. F. (2008). Effective collaboration: The key to better healthcare. Canadian Journal of Nursing Leadership (CJNL), 21 (2): 5161. Ker, J. Mole, l. Bradley, P. (2003). Early Introduction to Interprofessional Learning: A Simulated Ward Environment. Medical Education, 37:248255. Lee, R. (2009). Interprofessional education: Principles and application. Pharmacotherapy, 29 (3): 145e-164e. Lindeke, L. L., & Sieckert, A. M. (2005). Nurse-physician workplace collaboration. Journal of Issues in Nursing. Luecht, R.M., Madsen, M.K., Taugher, M.P., & Petterson, B.J. (1990). Assessing Professional Perceptions: Design and Validation of an Interdisciplinary Education Perceptions Scale. Journal of Allied health, Spring, 181-191. MacDonals, M. B., bally, J. M. S. 2010. Nurse Education In Practice,10: 238242. Diakses dari http://www.elsevier.com/nepr McCroskey, J. And P.J. Robertson (1999). Challenges and Benefits of Interprofessional Education: Evaluation of the Inter-Professional Initiative at the University of Souther California. Teacher Education Quarterly, 26: 69-87
McFadyen, A.K., Maclaren, W.M., & Webster, V.S. 2007. The Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS): An Alternative remodeled sub-scale structure and its reliability. Morison, S. et. al..2003. Developing Pre-Qualification Interprofessional Education For Nursing and Medical Student: Sampling Student Attitude To Guide Development. Nursing Education in Practice, 4: 20-29. Diakses dari http://www.elsevierhealth.com/journals/nepr pada tanggal 20 Juni 2014. Noor, Murni .(2013). Survei 7 tahun, 772 malpraktek medis. Di unduh di www.sroto.beritagar.com/p/survei-7-tahun-772-malpraktek-medis-9683 pada tanggal 13 Desember 2013 Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pedoman skripsi, thesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika O’Daniel, M., Rosenstein, A.H. 2007. Patient-Safety and Quality: An EvidenceBased Handbook for Nurse. Polit, Denise F. (1996) Data Analysis & Statistics For Nursing Research. New York. Riduwan. (2007). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Royal College of Nursing. (2006). The impact and effectiveness of interprofessional education in primary care : An RCN literature review. London: RCN. Saryono. (2008). Metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. (2011). Metodologi penelitian kesehatan. Kampus Unsoed: UPT Percetakan dan Penerbitan. Sedyowinarso, M., Fauziah, F. A., Aryakhiyati, N., Julica, M. P., Sulistyowati, E., Masriati, F. N., Olam, S. J., Dini, C., Afifah, M., Meisudi, R., Piscesa, S. (2011). Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen profesi kesehatan terhadap model pembelajaran pendidikan interprofesi. Proyek HPEQDikti. Siregar, Syofian. 2013. Statistika parametrik untuk penelitian kuantitatif dengan perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi, Elias. dkk. 2007. Modul Komunikasi Pasien-Dokter: Suatu Pendekatan Holistik. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta. Suter, E. et. al..2009. Role Understanding and Effective Communication As Core Competencies For Collaborative Practice.Journal of Interprofessional Care, 23 (1): 41-51 Teresa Broers, MSc, et al.What’s in a Word? Understanding Interprofessional Collaboration from the Students’ Perspective.Vol.1.1.November 2009. hal.17 Texas Tech University Health Sciences Center. 2011. Perceptions of Interprofessional Teamwork: Interprofessional Teamwork Perception Scale and Interdisciplinary Education Perception Scale. Texas Tech University. The Canadian Interprofessional Health Collaborative. 2010 . A Interprofessional Competency Framework. .Canada
National
The Canadian Interprofessional Health Collaborative. (2008). Interprofessional Education & Core Competencies. Diakses http:www.cihc.ca/files/publications/CIHC_IPE-LitReview_May07.pdf pada 13 Desember 2013 The University of Queensland. (2005), Handbook of University Policies and Procedures. 3.40.5 Placement Courses. Diakses dari http://www.uq.edu.au/hupp/?page=25120&pid=25075 pada tanggal 14 Desember 2013 Thistlethwaite, J. & Monica M., (2010). Learning outcomes for interprofessional education (IPE): Literature review and synthesis. Journal of Interprofessional Care, September 2010, 24(5): 503-513. Thoha, M. (2004). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: CV Rajawali Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Panduan Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Program Strata tahun 2010-2011. Williams, et. al.. 2009. Can Interprofessional Education DVD Simulations Provide and Alternative Method for Clinical Placements in Nursing. Nurse Education Today, 1-5. Wolfson, L. S. (2007). Interprofessional Education: A College Perspective. Healthcare Quarterly, 10(4), 8-9 Wood, G. LoBiondo, Judith Haber. (2006). Nursing Research: Method and Critical Appraisal. Mosby Elsevier - Medical
World Health Organization (WHO). (2010). Framework for action on interprofessional education & collaborative practice. Geneva: World Health Organization. Zhang, C., Thompson, S., Miller, C. 2010. A review of Simulation-Based Interprofessional Education. Clinical Simulation in Nursing, 10: le-10e.
LAMPIRAN
KEMENTERIAII AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF' HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN Telp. : (62-21)74716718 Fax : (62-2t)7404985 Website : www.uinjkt.ac.id E-mail :
[email protected]
Jl. Kertamukti No.5 Pisangan, Ciputat 15412, Jakarta
Nomor : Un.01/F10/Tf.OOllbS3 t2}l4 Lampiran
Hal
Jakarta,o8 April2014
:: Permohonan Izin Pengambilan data dan Penelitian Kepada Yth,
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di
FKIK Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dengan rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasisu,a diperlukan penyusunan Skripsi berjudul "Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional
Education" Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan pengambilan datadan penelitian atas nama :
NIM
Devica Kesuma 1 1 10104000016
Semester
VIII
Program Studi Fakultas
Ilmu Keperawatan
Nama
Kedokteran
dan Ilmu
izin
Kesehatan
melaksanakan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
,KtuH
i9(."':
"?s-m
Widj
aj
akusumah, AIF.,PFKI
Lampiran 2
IZIN PENGGUNAAN KUESIONER
Lampiran 3
Revised Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) (McFadyen et al 2007) Interdisciplinary Education Perception Scale Please indicate the degree to which you agree or disagree with the statement by drawing a circle around the number of the response that best expresses your feeling. Strongly Agree
Agree
Somewhat Agree
Somewhat Disagree
Disagree
Strongly Disagree
1.
Individuals in my profession are well-trained
6
5
4
3
2
1
2.
Individuals in my profession are able to work closely with individuals in other professions
6
5
4
3
2
1
3.
Individuals in my profession are very positive about their goals and objectives
6
5
4
3
2
1
4.
Individuals in my profession need to cooperate with other professions
6
5
4
3
2
1
5.
Individuals in my profession are very positive about their contributions and accomplishments
6
5
4
3
2
1
6.
Individuals in my profession must depend upon the work of people in other professions
6
5
4
3
2
1
7.
Individuals in my profession trust each other's professional judgment
6
5
4
3
2
1
8.
Individuals in my profession are extremely competent
6
5
4
3
2
1
9.
Individuals in my profession are willing to share information and resources with other professionals
6
5
4
3
2
1
10.
Individuals in my profession have good relations with people in other professions
6
5
4
3
2
1
11.
Individuals in my profession think highly of other related professions
6
5
4
3
2
1
12.
Individuals in my profession work well with each other
6
5
4
3
2
1
The new sub-structure thus had the following three sub-scales:
Competency and Autonomy [Items 1, 3, 5, 7, 8]
Perceived Need for Co-operation [Items 4 and 6]
Perception of Actual Co-operation [Items 2, 9, 10, 11, 12]
With max/min scores of 30/5; 12/2 and 30/5 respectively
Original Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS) (Luecht et al 1990) Interdisciplinary Education Perception Scale Please indicate the degree to which you agree or disagree with the statement by drawing a circle around the number of the response that best expresses your feeling.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
13. 14. 15. 16.
Individuals in my profession are well-trained Individuals in my profession are able to work closely with individuals in other professions Individuals in my profession demonstrate a great deal of autonomy Individuals in other professions respect the work done by my profession Individuals in my profession are very positive about their goals and objectives Individuals in my profession need to cooperate with other professions Individuals in my profession are very positive about their contributions and accomplishments Individuals in my profession must depend upon the work of people in other professions Individuals in other professions think highly of my profession Individuals in my profession trust each other's professional judgment Individuals in my profession have a higher status than individuals in other professions Individuals in my profession make every effort to understand the capabilities and contributions of other professions Individuals in my profession are extremely competent Individuals in my profession are willing to share information and resources with other professionals Individuals in my profession have good relations with people in other professions Individuals in my profession think highly of other related professions
17.
Individuals in my profession work well with each other
18.
Individuals in other professions often seek the advice of people in my profession
Strongly Agree
Agree
Somewhat Agree
Somewhat Disagree
Disagree
Strongly Disagree
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
I have left the original item numbers on this version but obviously you can change to read 112 for use as in above version. The new sub-structure thus had the following four sub-scales: Competency and Autonomy [Items 1, 5, 7, 10, 13] Perceived Need for Co-operation [Items 6 and 8] Perception of Actual Co-operation [Items 2, 14, 15, 16, 17] With max/min scores of 30/5; 12/2 and 30/5 respectively
Skala Persepsi Pendidikan Interdisipliner (IEPS) direvisi (McFadyen et al20y7) Skala Persepsi Pendidikan Interdisipliner Tunjukkan jika anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan berikut ini dengan melingkari angka yang paling menunjukkan respon perasaan anda.
Sangat
setuiu
l. 2.
Orang-orang dalam profesi saya sangat terlatih Orang-orang dalam profesi saya dapat bekerja dengan baik bersama orang lain dengan profesi yang berbeda.
3.
Orang-orang dalam profesi saya memiliki pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai.
4.
Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk bekerjasama dengan profesi lain.
5.
Orang-orang dalam profesi saya memiliki pandangan yang sangat positifakan kontribusi dan pencapaian yang mereka lakukan.
6.
Orang-orang dalam profesi saya harus mengandalkan pekerjaan yang dilakukan oleh
profesi lain.
7.
Orang-orang dalam profesi saya saling mempercayai penilaian professional yang dibuat orang lain.
8.
Orang-orang dalam profesi saya sangatlah kompeten
9.
Orang-orang dalam profesi sayi6erGOia UerUagi informasi dan sumber daya dengan orang-orang professional lainnya.
10.
Orang-orang dalam profesi saya memiliki hubungan baik dengan orang dari profesi lain.
Agak Setuiu setuiu
54
Agak tidak setuju J
Sangat
Tidak
tidak setui 1
I
l.
Orang-orang dalam profesi saya menghargai orang-orang lain yang bekerja dalam profesi yang berkaitan.
12.
Orang-orang di dalam profesi saya bekerja sarna dengan orang lain dengan baik.
Sub-struktur yang baru memiliki empat sub-skala berikut:
-
Kompetensi dan otonomi [nomor 1,3, 5, 7, g) Kebutuhan untuk bekerja sama [nomor 4 dan 6] Persepsi tentang bekerja sama yang sesungguhnya [nomor z, g,
lo,
ll,
12)
skor maksimum/ minimum 3015; l2/2 dan 30/5 secara berurutan
Pusat Pengembangan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa terjemahan ini betul dan akurat sesuai di dokumen asli y*giitulir dalam bahasa tnggris.
deyqffi$qQlis
Kepala,
t, fh.D. ]^ leetdi I oo2tr ,UllUI.
Lampiran 5
PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth. Saudara Responden Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berkaitan dengan penelitian yang akan saya lakukan, saya mohon bantuan dan kesedian waktu untuk mengisi daftar pernyataan berikut ini dengan sejujurjujurnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap interprofessional education. Partisipasi Saudara akan sangat berarti terhadap penelitian saya dan berguna bagi pengembangan pembelajaran. Semua pernyataan yang Saudara jawab dan identitas Saudara, saya jamin kerahasiaannya dan akan menjadi data penelitian. Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Inisial
:
Program Studi
:
Tahun angkatan
:
NIM
:
Umur
:
Jenis kelamin
: L/P
No. HP
:
Pendidikan Akhir
: SMA/SMK/MA/Pesantren
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh: Nama
: Devica Kesuma
Program Studi
: Ilmu Keperawatan 2010, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NIM
: 1110104000016
Judul penelitian
: Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education
Saya akan memberikan jawaban sesuai dengan keyakinan saya untuk membantu penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat secara sukarela dan tanpa unsur paksaan dari siapapun.
Ciputat, .........................................
(...................................................................)
*Coret yang tidak perlu
KUESIONER PERSEPSI MAHASISWA FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP INTERPROFESSIONAL EDUCATION
Petunjuk pengisian 1. Responden adalah Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdiri dari empat program studi: Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Studi Farmasi Program Studi Pendidikan Dokter Program Studi Ilmu Keperawatan 2. Istilah lain Profesi saya = Program studi saya Profesi lain = Program studi selain program studi saya *Contoh program studi saya adalah kesehatan masyarakat, maka profesi lain adalah Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu Keperawatan 3. Berilah tanda (V) untuk jawaban Saudara. Keterangan : SS: Sangat Setuju
ATS: Agak Tidak Setuju
S: Setuju
TS: Tidak Setuju
AS: Agak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
No 1
Pertanyaan Orang-orang dalam profesi saya sangat terlatih
2
Orang-orang dalam profesi saya dapat bekerja dengan baik bersama orang lain dengan profesi yang berbeda Orang-orang dalam profesi saya memiliki pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan yang ingin dicapai Orang-orang dalam profesi saya perlu untuk bekerjasama dengan profesi lain Orang-orang dalam profesi saya memiliki pandangan yang sangat positif akan kontribusi dan pencapaian yang mereka lakukan Orang-orang dalam profesi saya bergantung pada pekerjaan orang-orang di profesi lain
3
4 5
6
SS
S
AS
ATS
TS
STS
No 7
8 9
10 11
12 13 14 15 16 17 18
19
Pertanyaan Orang-orang dalam profesi saya saling mempercayai penilaian professional yang dibuat orang lain Orang-orang dalam profesi saya sangatlah kompeten Orang-orang dalam profesi saya bersedia berbagi informasi dan sumber daya dengan orang-orang professional lainnya Orang-orang dalam profesi saya memiliki hubungan baik dengan orang dari profesi lain Orang-orang dalam profesi saya menghargai orang-orang lain yang bekerja dalam profesi yang berkaitan Orang-orang di dalam profesi saya bekerja sama dengan orang lain dengan baik. Orang-orang dalam profesi saya akan saling membantu pekerjaan profesi lain Orang-orang dalam profesi saya dapat menunjukkan outonomi dengan baik Orang-orang dari profesi lain menghargai hasil kinerja dari profesi saya Orang-orang dalam profesi saya menganggap tinggi terhadap profesi lain Orang-orang dalam profesi saya percaya satu sama lain dalam penilaian profesionalisme Orang-orang dalam profesi saya berusaha untuk memahami kemampuan dan kontribusi dari profesi lain Orang-orang dalam profesi lain sering menerima saran dari individu profesi saya
SS
S
AS
== TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA==
ATS
TS
STS
Lampiran 6
Faktor Analisis Uji Validitas 13 item (n=30) KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
,606
Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity
126,943
df
78
Sig.
,000
Pattern Matrix
a
Component 1 profesi saya akan saling membantu pekerjaan profesi lain profesi saya menghargai orang-orang lain yang bekerja dalam profesi yang berkaitan profesi saya dapat bekerja dengan baik bersama orang lain dengan profesi yang berbeda profesi saya bekerja sama dengan orang lain dengan baik. profesi saya memiliki hubungan baik dengan orang dari profesi lain profesi saya sangat terlatih profesi saya sangatlah kompeten profesi saya bersedia berbagi informasi dan sumber daya dengan orang-orang professional lainnya profesi saya saling mempercayai penilaian professional yang dibuat orang lain profesi saya bergantung pada pekerjaan orang-orang di profesi lain profesi saya perlu untuk bekerjasama dengan profesi lain profesi saya memiliki pandangan yang sangat positif akan kontribusi dan pencapaian yang mereka lakukan profesi saya memiliki pandangan sangat optimis akan tujuan-tujuan yang ingin dicapai Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 5 iterations.
2
3
,827
-,451
-,132
,742
-,109
,107
,634
,113
-,245
,610
,237
-,051
,609
,245
,098
-,228
,964
-,175
,142
,793
-,033
,124
,431
,384
-,144
,183
,773
-,146
-,353
,770
-,071
-,243
,600
,347
,128
,541
,103
,170
,460
Reliabilitas Faktor-1 5 item dari 13 item (n=30) Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,720
5
RELIABILITY /VARIABLES=P13 P11 P2 P12 P10 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliabilitas Faktor-2 3 item dari 13 item (n=30) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,704
3
RELIABILITY /VARIABLES=P1 P8 P9 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliabilitas Faktor-3 5 item dari 13 item (n=30) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,636
5
RELIABILITY /VARIABLES=P7 P6 P4 P3 P5 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Faktor Analisis 19 item (n=143) KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
,854
Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity
798,553
df
171
Sig.
,000
Pattern Matrix
a
Component 1
2
3
4
5
P10
,832
,215
-,109
-,188
-,116
P11
,817
-,055
-,022
,138
-,054
P12
,705
,015
,201
,054
,002
P9
,652
-,105
,284
-,056
-,040
P14
,449
,139
,058
,162
,161
P13
,393
,143
,355
,054
-,129
P19
,006
,838
-,105
,059
,025
P15
,288
,712
-,059
-,098
-,101
P16
-,024
,524
,072
,289
,017
P2
,082
-,276
,661
-,082
,287
P17
,070
,014
,583
,135
,156
P7
-,087
,382
,536
-,090
,085
P18
,060
,026
,532
,323
-,139
P6
-,328
,394
,100
,695
,002
P4
,108
-,204
,214
,585
-,364
P5
,126
,024
,043
,542
,217
P3
,409
-,062
-,329
,534
,275
P1
-,176
-,084
,130
,072
,897
P8
,180
,161
,264
-,144
,566
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 11 iterations.
Reliabilitas 19 item pernyataan (n=143) Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 143
100,0
0
,0
143
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,845
19
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
P1
90,25
55,246
,234
,845
P2
90,24
53,904
,349
,841
P3
90,20
52,652
,427
,838
P4
89,69
55,175
,295
,843
P5
90,16
52,530
,485
,836
P6
91,20
48,187
,404
,846
P7
90,50
52,548
,415
,838
P8
90,23
52,489
,456
,837
P9
90,07
52,164
,506
,835
P10
90,29
52,096
,460
,836
P11
90,19
51,478
,572
,832
P12
90,31
50,978
,656
,829
P13
90,17
52,188
,529
,834
P14
90,45
51,193
,547
,833
P15
90,78
50,654
,419
,839
P16
91,00
48,901
,453
,839
P17
90,26
52,658
,518
,835
P18
90,20
53,684
,497
,837
P19
90,73
51,323
,387
,841
Reliabilitas 18 item pernyataan (n=143) Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 143
100,0
0
,0
143
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,845
18
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
P2
85,11
51,790
,334
,842
P3
85,06
50,538
,415
,839
P4
84,55
52,812
,308
,843
P5
85,03
50,379
,478
,836
P6
86,06
46,045
,404
,847
P7
85,36
50,346
,413
,839
P8
85,10
50,483
,433
,838
P9
84,94
49,933
,509
,835
P10
85,16
49,812
,468
,836
P11
85,06
49,222
,578
,832
P12
85,18
48,770
,659
,829
P13
85,04
49,871
,541
,834
P14
85,31
49,034
,544
,833
P15
85,64
48,330
,429
,839
P16
85,87
46,778
,451
,839
P17
85,13
50,477
,514
,835
P18
85,07
51,389
,505
,837
P19
85,60
49,086
,390
,841
Faktor Analisis 18 item (n=143) KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
,866
Approx. Chi-Square Bartlett's Test of Sphericity
748,297
df
153
Sig.
,000
Pattern Matrix
a
Component 1
2
3
4
P10
,811
-,140
,220
-,174
P11
,810
-,017
-,053
,145
P12
,671
,214
,010
,074
P9
,594
,277
-,122
-,002
P3
,546
-,251
-,004
,436
P14
,450
,163
,146
,106
P2
,038
,724
-,285
-,028
P17
-,006
,677
-,013
,138
P7
-,178
,592
,356
-,093
P8
,191
,505
,183
-,237
P18
-,026
,496
-,012
,370
P13
,289
,379
,102
,076
P19
,011
-,068
,854
-,041
P15
,251
-,053
,710
-,150
P16
,026
-,006
,557
,258
P4
,118
-,025
-,207
,689
P6
-,248
,003
,430
,653
P5
,187
,124
,049
,468
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Promax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 6 iterations.
Reliabilitas Faktor-1, 6 item dari 18 item (n=143) Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 143
100,0
0
,0
143
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,817
RELIABILITY /VARIABLES=P11 P12 P10 P9 P14 P3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
6
Reliabilitas Faktor-2, 6 item dari 18 item (n=143) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,695
RELIABILITY /VARIABLES=P2 P17 P7 P8 P18 P13 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
6
Reliabilitas Faktor-3, 3 item dari 18 item (n=143) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,624
RELIABILITY /VARIABLES=P19 P15 P16 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
3
Reliabilitas Faktor-4, 3 item dari 18 item (n=143) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,412
3
RELIABILITY /VARIABLES=P4 P5 P6 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
Hasil Olahan SPSS Univariat Statistics Program_Studi Valid
143
N Missing
0
Program_Studi Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Kesehatan Masyarakat
37
25,9
25,9
25,9
Farmasi
37
25,9
25,9
51,7
Pendidikan Dokter
34
23,8
23,8
75,5
Ilmu Keperawatan
35
24,5
24,5
100,0
143
100,0
100,0
Total
Statistics Tahun_Angkatan Valid
143
N Missing
0
Tahun_Angkatan Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
2013
39
27,3
27,3
27,3
2012
34
23,8
23,8
51,0
2011
38
26,6
26,6
77,6
2010
32
22,4
22,4
100,0
Total
143
100,0
100,0
Statistics Tahun_Angkatan Valid
143
N Missing
0
Jenis_Kelamin Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Laki-laki
49
34,3
34,3
34,3
Perempuan
94
65,7
65,7
100,0
143
100,0
100,0
Total
Statistics Pendidikan_Akhir Valid
143
N Missing
0
Pendidikan_Akhir Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
SMA
93
65,0
65,0
65,0
SMK
2
1,4
1,4
66,4
MA
25
17,5
17,5
83,9
Pesantren
23
16,1
16,1
100,0
143
100,0
100,0
Total
Descriptive Statistics Umur N
Minimum
Umur
143
Valid N (listwise)
143
Maximum
15
23
Mean
Std. Deviation
19,76
1,337
P1 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Agak Tidak Setuju
Valid
1
,7
,7
,7
Agak Setuju
12
8,4
8,4
9,1
Setuju
97
67,8
67,8
76,9
Sangat Setuju
33
23,1
23,1
100,0
143
100,0
100,0
Total
Hasil Olahan SPSS Beda Mean Descriptives N
kom_1
95% Confidence
Deviation
Error
Interval for Mean Lower
Upper
Bound
Bound
Min
Max
31,62
2,240
,368
30,87
32,37
27
36
Farmasi
37
30,41
3,775
,621
29,15
31,66
16
36
Pendidikan Dokter
34
30,82
3,224
,553
29,70
31,95
21
36
Ilmu Keperawatan
35
30,31
2,676
,452
29,39
31,23
25
36
143
30,80
3,048
,255
30,29
31,30
16
36
Kesehatan Masyarakat
37
31,19
2,025
,333
30,51
31,86
27
36
Farmasi
37
30,54
2,534
,417
29,70
31,39
23
36
Pendidikan Dokter
34
30,91
2,723
,467
29,96
31,86
22
36
Ilmu Keperawatan
35
30,14
2,353
,398
29,33
30,95
25
36
143
30,70
2,424
,203
30,30
31,10
22
36
Kesehatan Masyarakat
37
13,46
2,352
,387
12,68
14,24
9
18
Farmasi
37
13,62
2,113
,347
12,92
14,33
10
18
Pendidikan Dokter
34
14,94
1,890
,324
14,28
15,60
11
18
Ilmu Keperawatan
35
12,60
2,511
,424
11,74
13,46
6
15
143
13,64
2,357
,197
13,25
14,03
6
18
Kesehatan Masyarakat
37
15,16
1,878
,309
14,54
15,79
11
18
Farmasi
37
15,24
1,949
,320
14,59
15,89
11
18
Pendidikan Dokter
34
15,32
1,934
,332
14,65
16,00
10
18
Ilmu Keperawatan
35
14,71
1,637
,277
14,15
15,28
12
18
143
15,11
1,850
,155
14,81
15,42
10
18
Total
kom_4
Std.
37
Total
kom_3
Std.
Kesehatan Masyarakat
Total
kom_2
Mean
Total
ANOVA Sum of Squares Between Groups kom_1
3
13,004
Within Groups
1280,106
139
9,209
Total
1319,119
142
22,184
3
7,395
Within Groups
811,886
139
5,841
Total
834,070
142
96,637
3
32,212
Within Groups
692,174
139
4,980
Total
788,811
142
7,788
3
2,596
Within Groups
478,422
139
3,442
Total
486,210
142
Between Groups kom_3
Between Groups kom_4
Mean Square
39,013
Between Groups kom_2
df
F
Sig.
1,412
,242
1,266
,289
6,469
,000
,754
,522
Group Statistics Jenis_Kelamin
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Laki-laki
49
29,69
3,242
,463
Perempuan
94
31,37
2,790
,288
Laki-laki
49
30,33
2,366
,338
Perempuan
94
30,89
2,443
,252
Laki-laki
49
13,73
2,262
,323
Perempuan
94
13,60
2,416
,249
Laki-laki
49
14,82
1,900
,271
Perempuan
94
15,27
1,815
,187
kom_1
kom_2
kom_3
kom_4
Independent Samples Test Levene's
t-test for Equality of Means
Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Equal variances
,158
,692
-3,227
141
,002
-1,678
,520
-2,707
-,650
-3,078
85,638
,003
-1,678
,545
-2,762
-,595
-1,332
141
,185
-,567
,426
-1,409
,275
-1,345
100,183
,182
-,567
,422
-1,404
,269
,334
141
,739
,139
,417
-,685
,963
,341
103,214
,734
,139
,408
-,670
,948
-1,383
141
,169
-,450
,325
-1,092
,193
-1,363
93,578
,176
-,450
,330
-1,104
,205
assumed kom_1 Equal variances not assumed Equal variances
,164
,686
assumed kom_2 Equal variances not assumed Equal variances
,027
,870
assumed kom_3 Equal variances not assumed Equal variances
,481
,489
assumed kom_4 Equal variances not assumed
Lampiran 7
Rekapitulasi Jawaban Responden pada Kuesioner Persepsi terhadap IPE Kode Res. 1
18
Jen. Kel 2
Prog. Stud. 2
1
Pend. Akhir 1
2
19
1
2
1
1
5
5
5
5
4
4
5
6
6
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
31
31
12
13
87
3
21
4
19
1
2
1
1
5
5
6
6
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
5
5
5
31
30
12
13
86
1
2
1
1
5
5
4
5
6
2
6
5
6
5
5
5
5
5
4
2
6
5
4
30
32
10
13
85
5
20
1
2
1
1
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
36
36
18
18
108
6
19
1
2
1
1
4
5
5
5
5
2
5
6
6
5
5
5
5
4
6
4
5
5
4
30
31
14
12
87
7
19
2
2
1
1
4
5
5
6
5
4
4
4
5
4
5
5
6
5
5
4
4
5
4
29
28
13
15
85
8
18
1
2
1
4
4
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
30
30
14
12
86
9
19
1
2
1
1
5
5
5
6
5
5
5
5
5
6
5
5
5
6
5
6
5
5
5
32
30
16
16
94
10
19
2
2
1
1
6
5
6
5
6
5
5
6
6
5
6
6
5
5
6
5
6
6
5
34
33
16
16
99
11
18
1
2
1
1
5
6
5
6
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
6
4
5
5
4
29
30
14
16
89
12
18
2
2
1
1
5
5
5
6
5
6
6
6
6
6
6
5
6
5
6
5
6
6
6
33
35
17
17
102
13
21
1
2
3
1
5
4
5
6
6
5
3
5
4
4
4
3
3
1
3
2
3
5
5
21
23
10
17
71
14
22
2
2
4
4
4
4
5
6
6
4
5
4
6
5
5
4
5
3
5
2
5
5
5
28
28
12
16
84
15
22
2
2
4
1
5
5
6
6
6
6
5
4
5
6
5
5
5
5
5
4
5
5
5
32
29
14
18
93
16
21
2
2
4
4
4
5
5
6
6
4
5
5
6
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
31
30
13
16
90
17
21
2
2
4
3
5
5
6
6
6
4
5
6
5
6
6
6
6
6
6
5
5
5
4
35
32
15
16
98
18
21
2
2
4
4
5
3
5
6
5
2
5
5
5
4
5
5
5
4
4
2
5
5
4
28
28
10
13
79
19
21
2
2
4
1
4
4
4
6
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
29
28
16
15
88
20
21
2
2
4
1
4
3
5
5
6
6
4
4
5
5
5
5
5
6
3
2
5
5
5
31
26
10
17
84
21
22
2
2
4
3
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
30
30
14
14
88
22
21
2
2
3
3
6
6
6
6
6
5
5
6
6
5
5
5
5
6
3
4
5
6
5
33
33
12
17
95
23
21
1
2
3
1
5
5
4
6
5
4
5
5
6
6
5
5
5
4
5
3
5
5
5
30
30
13
15
88
24
21
1
2
3
1
5
5
5
6
5
5
5
5
6
5
5
5
6
5
5
5
5
5
5
31
31
15
16
93
Umur
Angk.
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
K.1
K.2
K.3
K.4
Jum.
5
6
5
6
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
30
31
14
14
89
Kode Res. 25
20
Jen. Kel 2
Prog. Stud. 2
3
Pend. Akhir 1
26
20
1
2
3
1
5
6
6
6
5
5
5
6
6
6
5
5
6
5
4
4
6
5
4
33
34
12
16
95
27
21
28
19
2
2
3
1
5
6
5
6
5
6
5
6
5
5
5
5
6
5
5
6
5
5
6
30
33
17
17
97
2
2
3
1
5
5
5
6
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
30
30
13
17
90
29
19
2
2
3
1
3
5
4
6
4
3
4
4
6
5
4
4
6
4
6
5
4
5
3
27
28
14
13
82
30
19
1
2
2
1
4
5
4
6
5
3
4
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
6
3
28
29
12
14
83
31
19
2
2
2
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
30
30
15
15
90
32
19
2
2
2
1
6
5
6
6
6
6
5
5
6
6
6
5
5
5
5
5
6
5
6
34
31
16
18
99
33
19
2
2
2
2
5
4
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
4
5
6
6
5
36
34
14
18
102
34
19
2
2
2
1
5
5
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
6
6
5
5
5
6
5
36
33
15
18
102
35
20
2
2
2
1
6
6
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
30
28
15
14
87
36
15
1
2
2
4
6
5
4
4
5
2
6
5
3
2
1
2
5
4
4
2
6
5
5
16
32
11
11
70
37
19
2
2
2
1
5
5
3
6
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
5
6
5
28
31
11
13
83
38
18
1
1
1
4
5
5
6
6
4
5
5
6
5
6
5
6
5
6
6
5
6
5
6
34
32
17
15
98
39
18
1
1
1
3
5
5
6
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
3
3
5
6
5
31
30
11
14
86
40
18
1
1
1
1
5
6
5
6
5
4
4
5
6
5
4
6
5
4
4
5
5
5
3
30
30
12
15
87
41
18
2
1
1
1
5
5
6
5
6
4
5
5
6
5
6
5
6
5
4
3
4
5
4
33
30
11
15
89
42
19
2
1
1
1
5
6
6
6
5
1
5
6
6
4
6
6
5
5
2
5
5
6
5
33
33
12
12
90
43
19
1
1
1
4
5
5
6
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
6
6
5
31
32
12
16
91
44
19
1
1
1
1
6
5
6
5
6
3
5
6
5
5
5
5
6
5
6
6
5
6
6
31
33
18
14
96
45
19
2
1
1
3
5
5
5
6
4
5
3
5
4
4
5
4
4
5
6
5
5
5
3
27
27
14
15
83
46
18
2
1
1
3
5
6
6
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
35
35
18
18
106
47
19
1
1
2
2
6
5
5
6
5
3
5
5
6
5
5
5
5
6
6
4
4
5
5
32
29
15
14
90
48
19
2
1
2
1
5
6
5
6
5
3
5
5
5
6
5
6
5
5
4
5
5
5
5
32
31
14
14
91
49
20
2
1
2
3
5
5
6
5
5
1
5
6
5
6
6
6
6
6
6
2
5
5
5
35
32
13
11
91
50
19
2
1
2
1
6
6
6
6
6
6
6
6
6
5
6
6
6
6
5
6
6
6
5
35
36
16
18
105
Umur
Angk.
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
K.1
K.2
K.3
K.4
Jum.
5
5
5
6
5
4
5
6
6
6
6
5
5
5
5
5
6
5
5
33
32
15
15
95
Kode Res. 51
19
Jen. Kel 2
Prog. Stud. 1
2
Pend. Akhir 1
52
19
2
1
2
1
5
5
5
6
6
1
6
6
6
6
6
6
6
5
6
5
5
5
6
34
33
17
13
97
53
20
54
19
2
1
2
1
5
5
5
6
5
6
5
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
30
31
15
17
93
2
1
2
1
5
6
5
6
5
5
5
6
6
5
6
6
5
5
5
2
5
5
4
33
32
11
16
92
55
19
1
1
2
3
5
5
4
6
5
6
5
5
5
4
4
5
4
5
3
5
5
5
5
27
29
13
17
86
56
20
1
1
3
3
5
5
5
6
5
3
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
29
30
15
14
88
57
20
1
1
3
1
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
5
29
27
13
14
83
58
21
2
1
3
1
5
6
6
6
6
4
5
5
6
6
6
6
6
5
6
6
6
5
3
35
33
15
16
99
59
20
2
1
3
1
6
6
6
5
5
5
5
6
5
5
5
5
5
4
3
4
5
5
3
30
32
10
15
87
60
21
2
1
3
1
6
6
5
5
5
3
5
5
5
6
6
6
6
5
2
4
5
5
3
33
32
9
13
87
61
21
2
1
3
1
6
5
6
6
6
5
5
6
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
31
31
13
17
92
62
20
2
1
3
1
6
5
5
5
6
5
5
6
6
5
5
5
5
5
4
3
5
5
5
31
31
12
16
90
63
20
2
1
3
1
6
6
6
6
6
6
5
5
6
5
6
5
5
5
4
3
5
5
3
33
31
10
18
92
64
20
2
1
3
1
6
6
6
6
5
3
5
5
6
5
5
5
6
5
5
3
4
5
5
32
31
13
14
90
65
20
2
1
3
1
5
6
5
6
5
3
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
5
5
3
29
31
10
14
84
66
21
2
1
4
3
5
6
5
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
4
4
5
5
6
6
33
34
15
18
100
67
22
1
1
4
1
5
4
5
5
5
2
6
4
6
5
5
5
5
4
5
6
4
4
4
30
27
15
12
84
68
21
2
1
4
1
5
5
5
5
6
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
5
5
30
31
15
14
90
69
21
2
1
4
1
4
5
6
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
5
36
34
17
18
105
70
22
2
1
4
1
5
5
6
6
5
5
5
5
5
6
6
5
5
5
4
4
5
5
5
33
30
13
16
92
71
22
2
1
4
1
5
5
4
6
5
3
6
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
29
32
14
14
89
72
22
1
1
4
3
4
6
6
6
6
6
5
5
5
3
6
5
6
5
4
5
5
5
4
30
32
13
18
93
73
21
2
1
4
1
5
5
5
6
5
3
5
5
6
5
6
6
6
4
3
3
5
5
4
32
31
10
14
87
74
21
2
1
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
30
30
14
15
89
75
19
2
4
1
4
5
5
4
6
5
3
5
5
5
6
5
4
5
4
5
4
4
5
5
28
29
14
14
85
76
18
2
4
1
4
5
6
6
6
6
5
5
6
6
6
6
6
6
6
5
5
5
6
5
36
34
15
17
102
Umur
Angk.
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
K.1
K.2
K.3
K.4
Jum.
5
5
6
6
6
5
4
4
5
5
5
6
6
5
4
4
5
5
5
32
29
13
17
91
Kode Res. 77
17
Jen. Kel 2
Prog. Stud. 4
1
Pend. Akhir 1
78
19
2
4
1
1
6
5
5
5
5
2
3
5
6
5
5
5
6
5
4
5
6
5
4
31
30
13
12
86
79
18
80
18
2
4
1
1
5
5
6
6
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
31
29
14
15
89
2
4
1
1
5
6
4
5
5
4
5
6
6
6
4
5
6
4
5
3
5
5
5
29
33
13
14
89
81
18
2
4
1
4
5
5
5
6
6
4
5
5
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
31
30
15
16
92
82
18
1
4
1
3
5
6
6
6
6
1
5
6
5
5
6
5
4
6
6
1
5
5
4
33
31
11
13
88
83
20
1
4
1
4
5
5
4
6
4
2
4
4
5
4
5
5
5
4
4
2
5
6
2
27
29
8
12
76
84
19
2
4
2
1
5
5
4
6
6
4
5
5
4
4
5
5
6
6
4
5
6
5
4
28
32
13
16
89
85
20
2
4
2
3
5
5
6
6
6
2
5
5
5
5
6
5
6
5
4
5
6
6
4
32
33
13
14
92
86
19
2
4
2
1
5
5
5
6
4
2
5
5
5
5
5
4
5
5
2
2
6
5
2
29
31
6
12
78
87
19
2
4
2
3
6
4
6
6
6
4
4
6
5
3
6
5
6
6
3
5
5
5
3
31
30
11
16
88
88
19
2
4
2
1
5
5
5
6
6
4
5
5
6
5
6
5
6
5
4
3
5
5
5
32
31
12
16
91
89
20
2
4
2
4
6
6
6
6
6
4
6
6
6
6
6
6
6
6
5
6
6
6
3
36
36
14
16
102
90
19
2
4
2
3
5
5
5
6
5
4
5
5
6
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
30
30
14
15
89
91
19
2
4
2
1
5
5
5
6
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
30
30
15
15
90
92
21
1
4
3
1
5
5
3
5
5
3
4
5
4
5
4
5
5
4
3
5
5
4
5
25
28
13
13
79
93
21
2
4
3
4
5
5
5
6
5
5
5
5
6
5
6
5
5
5
5
5
6
6
5
32
32
15
16
95
94
20
1
4
3
1
5
5
5
6
5
6
6
5
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
31
31
15
17
94
95
20
1
4
3
1
5
3
6
6
5
2
5
5
5
6
5
4
3
4
2
5
5
4
4
30
25
11
13
79
96
19
2
4
3
1
6
6
4
6
5
3
5
6
6
5
5
5
5
5
4
5
6
5
4
30
33
13
14
90
97
20
2
4
3
1
5
6
5
6
5
2
3
2
6
6
6
5
4
6
2
2
5
5
2
34
25
6
13
78
98
21
1
4
3
1
5
5
6
6
5
2
2
5
5
5
5
5
6
6
4
3
5
5
5
32
28
12
13
85
99
19
2
4
3
3
5
5
6
6
6
2
2
6
6
6
6
5
5
5
4
3
5
5
1
34
28
8
14
84
100
21
2
4
3
1
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
5
5
5
5
5
5
5
32
30
15
15
92
101
21
1
4
4
4
5
5
4
6
6
6
5
5
4
4
4
5
6
4
3
6
5
5
3
25
31
12
18
86
102
21
1
4
4
4
5
5
6
6
6
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
5
31
32
15
18
96
Umur
Angk.
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
K.1
K.2
K.3
K.4
Jum.
5
6
5
6
4
5
5
4
5
3
5
5
4
5
4
5
5
6
3
28
30
12
15
85
Kode Res. 103
22
Jen. Kel 1
Prog. Stud. 4
4
Pend. Akhir 3
104
21
1
4
4
1
5
5
4
6
5
4
5
6
5
6
5
5
5
4
4
5
5
6
5
29
32
14
15
90
105
22
106
21
2
4
4
1
5
5
5
6
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
26
27
14
15
82
2
4
4
1
5
5
5
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
5
30
31
15
16
92
107
22
2
4
4
1
5
5
5
6
5
4
4
5
5
6
5
5
5
5
4
5
5
5
5
31
29
14
15
89
108
21
2
4
4
1
5
5
6
5
4
4
4
4
5
6
5
5
5
5
4
5
4
5
4
32
27
13
13
85
109
21
2
4
4
1
6
6
6
6
5
5
5
5
5
4
4
5
5
3
3
3
5
4
3
27
30
9
16
82
110
18
2
3
1
1
6
5
5
6
6
6
5
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
30
31
14
18
93
111
18
2
3
1
1
5
5
5
5
5
5
5
6
6
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
31
31
14
15
91
112
18
2
3
1
4
6
5
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
35
34
18
18
105
113
18
2
3
1
1
5
6
6
6
6
5
6
5
6
5
6
6
6
6
5
5
6
5
5
35
34
15
17
101
114
18
2
3
1
4
5
5
5
5
5
3
5
6
5
5
6
5
5
5
5
5
4
5
5
31
30
15
13
89
115
19
1
3
1
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
6
5
4
4
5
5
5
28
31
13
15
87
116
19
1
3
1
1
5
4
6
6
5
5
5
4
4
5
4
5
6
5
6
5
5
5
6
29
29
17
16
91
117
17
1
3
1
3
6
5
5
6
5
5
5
4
6
5
5
5
5
4
5
4
5
6
4
30
30
13
16
89
118
18
1
3
1
1
6
4
5
6
5
3
6
5
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
5
27
27
15
14
83
119
19
1
3
2
1
5
5
4
6
6
6
5
5
6
4
6
5
6
6
6
6
6
6
6
31
33
18
18
100
120
20
1
3
2
4
5
5
5
6
5
6
6
5
5
6
6
5
6
5
5
6
5
5
6
32
32
17
17
98
121
19
1
3
2
1
6
6
5
5
5
5
4
6
5
5
5
3
4
5
5
4
5
5
5
28
30
14
15
87
122
20
1
3
2
3
5
5
5
6
5
4
5
5
5
6
5
5
6
5
5
5
5
5
5
31
31
15
15
92
123
19
1
3
2
1
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
3
4
5
5
29
29
13
14
85
124
19
2
3
2
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
21
22
11
10
64
125
18
2
3
2
1
5
5
4
5
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
4
29
30
12
11
82
126
20
2
3
2
1
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
5
25
28
14
14
81
127
19
2
3
2
3
5
5
5
6
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
30
30
13
15
88
128
20
1
3
3
1
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
30
30
15
15
90
Umur
Angk.
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
K.1
K.2
K.3
K.4
Jum.
5
4
6
6
4
3
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
28
28
14
13
83
Kode Res. 129
20
Jen. Kel 1
Prog. Stud. 3
3
Pend. Akhir 1
130
20
2
3
3
1
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
29
28
15
15
131
20
132
20
2
3
3
3
5
5
6
6
5
5
5
5
6
4
5
5
5
5
4
3
6
5
5
31
31
12
16
90
2
3
3
3
5
6
6
6
6
6
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
36
35
18
18
107
133
20
2
3
3
1
4
6
5
6
5
5
6
5
6
6
6
5
6
5
5
3
6
6
6
33
35
14
16
98
134
20
2
3
3
3
6
6
6
6
6
4
3
6
6
6
6
6
6
6
6
5
6
5
6
36
32
17
16
101
135
21
2
3
3
1
5
5
6
6
6
4
5
5
6
5
5
5
5
6
6
5
6
6
6
33
32
17
16
98
136
20
2
3
3
1
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
36
36
18
18
108
137
20
2
3
3
1
5
5
5
6
5
5
5
5
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
31
30
15
16
92
138
22
1
3
4
4
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
30
30
14
13
87
139
22
2
3
4
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
30
30
15
15
90
140
23
1
3
4
4
6
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
30
30
14
14
88
141
22
1
3
4
4
6
6
5
6
5
5
5
6
6
5
5
5
5
5
5
5
6
5
5
31
33
15
16
95
142
21
2
3
4
1
6
5
5
5
5
3
5
6
6
6
6
6
5
5
5
5
5
5
5
34
31
15
13
93
143
21
2
3
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
30
30
15
15
90
Umur
Angk.
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
K.1
K.2
K.3
K.4
Jum.
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
36
36
18
18
108 87