PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.Ip)
Oleh: MUHAMMAD ANDRI AGUSTA NIM 102025024462
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.Ip)
Oleh: MUHAMMAD ANDRI AGUSTA NIM 102025024462
Pembimbing
PUNGKI PURNOMO, MLIS NIP. 19641215 199903 1 005
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
LEMBARAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi
ini
berjudul
“PENGADAAN
BAHAN
PUSTAKA
PADA
PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA“. Telah diujikan pada sidang munaqasyah Fakulas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 27 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Program Strata (S1) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Jakarta, 27 Agustus 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang
Drs. Rizal Saiful Haq, MA NIP:19530319 199504 1 001
Penguji
Drs. Rizal Saiful Haq, MA NIP:19530319 199504 1 001
Sekretaris Sidang
Pungki Purnomo, MLIS NIP:19641215 199903 1 005
Pembimbing
Pungki Purnomo, MLIS NIP:19641215 199903 1 005
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata-1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima sannksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 12 Agustus 2010
Muhammad Andri Agusta
ABSTRAK Muhammad Andri Agusta Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian tentang pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini bertujuan untuk mengungkapkan beberapa hal yang berkaitan dengan penerapan kebijakan pengadaan bahan pustaka di perpustakaan bersangkutan. Ada empat metode pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu pengadaan bahan pustaka melalui metode pembelian, sumbangan/hadiah, penerbitan sendiri dan deposit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach) dengan pendekatan diskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara dan observasi. Temuan dari penelitian ini adalah pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, dilakukan berdasarkan kebijakan pemerintah sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah adalah kebijakan yang bersifat menunggu dan belum ada kebijakan “menjemput bola”. Pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri hanya bersifat insidental, seperti penerbitan buku Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK pada tahun 2006. Pengadaan bahan pustaka melalui limpahan deposit (serah-simpan) di perpustakaan FKIK adalah kebijakan deposit lokal. Contohnya adalah deposit skripsi mahasiswa yang menyelesaian studi di tingkat sarjana (S1). Perpustakaan FKIK tidak mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui tukar menukar dengan perpustakaan universitas dan lembaga lain.
iv
KATA PENGANTAR Segala puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT pemilik dan sumber segala ilmu, yang hidayah-Nya selalu terpancar kepada makhluk-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam, atas Nabi Muhammad saw yang telah memberi penjelasan kepada manusia melalui Al-Qur’an dan Haditsnya. Penulis menyadari benar, betapa skripsi yang sudah merupakan bagian tak terpisahkan dari penulis, ternyata adalah suatu kebanggaan dan begitu banyaknya orang yang ikut memberikan semua yang dibutuhkan oleh penulis dalam proses penyelesaiannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Bapak Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.
2.
Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan penguji skripsi.
3.
Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Dosen Pembimbing skripsi, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang telah dan senantiasa memberikan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
4.
Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terlebih kepada Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
5.
Bapak Amrullah Hasbana, S.Ag, SS, MA, selaku Kepala Urusan Perpustakaan beserta seluruh staf perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
6.
Ayahanda Dr. H. Alirman Hamzah, M.Ag, Ibunda Dra. H. Halinar M tercinta yang telah membesarkan, mendidik, memberikan dukungan moral/materil, kepada penulis sehingga penulis berhasil hingga sampai saat ini.
7.
Kakanda Hendra Harnaidi, ST, dr. Uji Asiah, Indra Wahyudi, M. Harpro Rimeka, ST, Raden Ayu Mislihah, ST, MM, dr. Silvi Korprina, yang memberikan bimbingan, arahan, dukungan moral, materil, sprituil kepada penulis.
8.
Bapak Drs. Abd Rozak A. Sastra, MA, Bunda Dra. Rosmayenni, M.Si, MM, Ibu Rosyanti Yosi, SE yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.
9.
Keluarga Besar Resimen Mahasiswa (Menwa) Wira Dharma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Masyarakat JIP UIN Jakarta, JIP 1999, JIP 2000, JIP 2001, JIP 2002: Maryulisman S.IP, Dewi, S.IP, Deni Eryanto, S.IP, Yanwar Ujiansyah, S.IP. JIP 2003, JIP 2004, Fillina Buildini, S.IP, JIP 2005. Teman-teman dari KPI A ‘2004:, Pia Khoirotun Nisa, S.Sos.I, S.Pd.I, Ana Sabhana Azmi, S.Sos.I, Lina Wulandari, S.Sos.I. Dengan hamparan kedua tangan disertai ketulusan, penulis mendoakan semoga bantuan, dukungan, bimbingan dan perhatian yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT disertai limpahan rahmat, hidayah serta berkah-Nya. Amin. Penulis menerima masukan-masukan, kritik konstruktif. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah khazanah perpustakaan. Jakarta, Agustus 2010 Penulis Muhammad Andri Agusta
vi
DAFTAR ISI ABSTRAK........................................................................................................... iv KATA PENGANTAR.........................................................................................
v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................................... ix BAB I
PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat penelitian.................................................... 7 D. Metodologi Penelitian.................................................................
8
E. Sistematika Pembahasan ............................................................ 10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG BAHAN PUSTAKA....... 12 A. Pengertian Bahan Pustaka......................................................... 12 B. Jenis Bahan Pustaka ................................................................. 16 C. Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka ………………………… 18
BAB III
PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ...................................................................................... 30 A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya …………………….... 30 B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja ………………………….. 34 C. Sistem Layanan dan Fasilitas Perpustakaan ………………..... 36 D. Pemustaka dan Kunjungan Pustaka …………………………... 42
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 45 A. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Pembelian……..................... 46 B. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Sumbangan...……………... 52 C. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Penerbitan sendiri................ 55 D. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Deposit…………………… 58
BAB V
PENUTUP…………………………………………………………. 60 A. Kesimpulan ………………………………………………... 60 B. Saran–saran………………………………………….…....... 61
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
No Tabel
Keterangan
Halaman
Tabel 1 : Jam Pelayanan Perpustakaan …………………………………….. 37 Tabel 2 : Koleksi Perpustakaan FKIK berdasarkan Bidang Studi dan Bahasa ……………………………………………………
38
Tabel 3 : Daftar Koleksi Karya Rekam/ Non Cetak Perpustakaan FKIK…
39
Tabel 4 : Daftar Perlengkapan Perpustakaan FKIK ……………………….
41
Tabel 5 : Daftar Anggota Pemustaka Dari Sivitas FKIK ………………….. 42 Tabel 6 : Jumlah Pengunjung Perpustakaan FKIK Tahun 2009 …………… 43
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas pembangunan bangsa di bidang pendidikan, sangat diperlukan berbagai sarana penunjang. Salah satu sarana penting itu adalah perpustakaan. “Perpustakaan menjadi pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah habis-habisnya untuk digali, ditimba dan dikembangkan. Melalui perpustakaan, seseorang dapat saling tukar menukar informasi, saling menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetathuan, saling menguji dan saling mem-peroleh nilai tambah untuk mengikuti perkembangan zaman. Dengan perpustakaan, yang di dalamnya terdapat teknologi informasi dan teknologi komunikasi, kendala jarak, waktu sudah dapat teratasi. Melalui perpustakaan pula setiap penemuan dan pemikiran baru dengan cepat dapat menjadi milik bersama” 1 .
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, unit bawahannya maupun lembaga berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan untuk membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya, seperti yang tercermin pada tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat), maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga tri dharma perguruan tinggi. Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan jurusan, bagian, fakultas,
1
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), cet ke-1, h.2
1
2
universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, maupun perpustakaan program non gelar. 2 Di antara fungsi perpustakaan di setiap jenjang pendidikan adalah sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana, pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan, dan tempat rekreasi. 3 Untuk mewujudkan fungsi tersebut, yang harus dipikirkan oleh suatu perpustakaan adalah upaya melengkapi bahan pustaka. Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka. 4 “Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terikat dan sekaligus dipandu oleh rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengem-bangan bahan pustaka, dimana prioritas utama pengadaan sudah ditentukan dalam kebijakan pengembangan bahan pustaka. Dengan demikian arah pengem-bangan koleksi sudah jelas. Hal ini penting untuk dilaksanakan dengan tujuan untuk menghindari buku atau jenis lainnya yang sebenarnya kurang bermanfaat bagi pengguna jasa perpustakaan masuk ke dalam jajaran koleksi”. 5 Secara umum bahan pustaka perpustakaan perguruan tinggi terdiri atas karya tulis (skripsi, tesis, disertasi, makalah dan lainya), karya cetak (buku, majalah, jurnal, koran dan lain-lain), karya rekam (CD, VCD, film, microfilm dan lainnya). Perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki bahan pustaka, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya yang mencukupi untuk mendukung
2
Sulistiyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), cet ke-2, h.3 3 Kosam Rimbarawa , M.Lis, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan, (Hakaesar, 2004), h.4 4 Yuyu Yulia, et all, Pengadaan bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), cet ke-1, h.1 5 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia, 2001), cet ke-2, h. 57-58
3 pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 6 Tersedianya berbagai bahan pustaka
dan berbagai jenis bahan pustaka yang
dimiliki sebuah perpustakaan merupakan dambaan bagi setiap perpustakaan, tak terkecuali perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terlebih lagi Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki misi yang lebih, dari Fakultas Kedokteran di universitas umum yang di kelola di bawah Departemen Pendidikan Nasional.
Seperti dikatakan Dekan
Fakultas Kedokteran UIN Prof. Dr.MK Tajuddin, fakultas ini selain menyiapkan tenaga dokter yang professional, alumnus dokternya juga harus mampu mencerminkan pandangan yang islami dalam praktik kedokteran, harus mampu menanamkan nilai-nilai akidah dan moralitas. Karena itu dalam praktek dokter muslim, tak hanya mengedepankan pengetahuan kedokteran, tapi juga menanamkan pengetahuan agama, sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kepercayaan terhadap pasiennya 7 . Dengan demikian menurut hemat penulis, sekurang-kurangnya ada dua tantangan yang dihadapi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pertama. dari segi kualitas kedokteran dan ilmu kesehatan, harus berupaya mewujudkan kualitas lulusan dokter profesioal yang tak kalah dengan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan pada universitas umum, kalau tidak mau dikatakan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan kelas dua atau kelas 6
Sekretariat Negara, Lampiran Undang-undang Republik Indonesia no. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, Pasal 24 ayat 2 7 MK Tadjuddin, “Dokter Muslim Harus Siap Layani” dalam Berita UIN, No.102/ Th.VII /Juni 2010, h.8.
4
tiga, apalagi kelas empat. Untuk itu peningkatan kualitas akademik dengan segala fasiltas pendukungnya—termasuk perpustakaan—harus diupayakan maksimal. Kedua, harus mampu menanamkan sikap yang islami bagi dokter lulusannya dalam menjalankan praktek kedokteran dan ilmu kesehatan, sehingga dapat mencerminkan nilai-nilai tauhid dan akhlaqul karimah. Ini cukup berat dan merupakan nilai-plus dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, yang tidak dibebankan pada fakultas kedokteran atau ilmu kesehatan di universitas umum lainnya. Guna menjawab kedua tantangan tersebut, menurut hemat penulis, peran perpustakaan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN sangat penting dan berat. Karena pencapai peningkatan kualitas lulusan dokter yang professional (sejajar dengan Fakultas Kedokteran umum dan Ilmu Kesehatan), yang beraklakul karimah dan mencerminkan ketinggian nilai Islam (nilai plus UIN) itu, hanya akan dapat dipenuhi jika fakultas ini memiliki koleksi perpustakaan yang lengkap; tidak hanya buku-buku kedokteran umum dengan segala disiplin ilmunya, tapi juga bahan pustaka dengan nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits, serta karya-karya monumental dari dokter-dokter Islam lagendaris dari zaman klasik seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan lain-lainnya. Akan tetapi dari survey awal yang penulis lakukan, ternyata kondisi bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini, belum seperti yang dambakan di atas. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti, pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan fakultas ini, bagaimana kebijakan yang diambil, bagaimana penerapan kebijakan tersebut oleh
5
para pengelola perpustakaan untuk melaksanakan pengadaan penambahan atau pengembangan bahan pustaka (karya tulis, karya cetak dan karya non cetak atau sarana-prasarana teknologi pustaka). Adapun yang mendorong penulis untuk mengangkat ke permukaan tentang masalah ini dilandasi oleh beberapa alasan, yaitu: 1. Pengadaan buku perpustakaan merupakan bagian integral dari suatu perpustakaan, karena dari awal berdirinya sebuah perpustakaan faktor pengadaan memiliki peranan yang cukup vital dalam rangka memajukan dunia perpustakaan, terlebih lagi bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
yang
memikul
misi
mempersiapkan tenaga dokter yang profesional, berakhlak mulia dan mampu mewujudkan nilai-nilai Islam dalam praktek kedokteran, seperti dikemukakan di atas. 2. Pentingnya bahan pustaka dirasakan sangat perlu bagi pemustaka yang membutuhkan informasi, baik informasi baru maupun informasi lama, sementara bahan pustaka yang dapat memenuhi kebutuhan pemustaka adalah sebuah tujuan yang layak dari suatu perpustakaan. Berdasarkan pada pola pikir di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dalam rangka penyelesaian studi penulis pada Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang penulis beri judul, “Pengadaan Bahan
6
Pustaka Pada Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Banyak hal yang dapat diangkat dalam persoalan ini seperti seleksi bahan pustaka, evaluasi bahan pustaka, kebijakan pengadaan bahan pustaka dan proses pengadaan bahan pustaka. Agar dapat memberikan fokus masalah, maka pembahasan skripsi ini dibatasi hanya pada kebijakan pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Perumusan Masalah Untuk lebih fokus atau terarahnya penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana kebijakan
pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam proses pengadaan bahan pustaka. b. Bagaimana penerapan kebijakan pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam proses pengadaan bahan pustaka.
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan pembatasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Mengungkapkan kebijakan pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam proses pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah, pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri dan deposit. b. Mengungkapkan penerapan kebijakan pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam proses pengadaan bahan pustaka melalui pembelian,
pengadaan
bahan
pustaka
melalui
sumbangan/hadiah,
pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri dan deposit.
2.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : a. Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk mencapai gelar kesarjanaan di bidang perpustakaan pada jurusan ilmu perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi khazanah ilmu perpustakaan, khususnya tentang kebijakan pengadaan bahan pustaka dan
penerapan kebijakan tersebut dalam
8
pengadaan bahan pustaka di perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa buku bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif analisis, yakni penelitian tentang hubungan fenomena sosial tertentu dengan menganalisa dan menginter-pretasikan data yang ada 8 . 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah : a.
Data Primer adalah data yang diperoleh dari lapangan, yakni unsur -unsur pustakawan, dokumen-dokumen dan pihak terkait lainnya untuk mendapatkan data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.
b.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan atau literatur yang berkaitan dengan bahan yang akan diteliti. Sebab, sebagai salah satu
8
Masri Singarinbun dan Sofyan Effendi, Metode penelitian Survey, (Jakarta: LP3S, 1999), cet. ke-1, h. 4-5
9
bagian dari penelitian terapan, seperti dikatakan Prof. Dr. Hadari Nawawi dan Dr. Mimi Martini, peneltian lapangan (field research) tidak dapat dilepaskan dari teori-teori yang dipakai sebagai landasan menyusun tinjauan literatur (kerangka teori). 9 Karena itu penelitian ini juga dilengkapi dengan penelitian kepustakaan (library research), sebab tak mungkin seorang peneliti sukses melaksanakan tugasnya (meneliti) di lapangan, kalau ia berangkat dengan kepala kosong. Jadi harus ada kerangka teori yang dipegangnya sebagai acuan untuk meneliti, yang tentunya diperoleh dari penelitian kepustakaan
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan
penelitian lapangan, penulis menggunakan dua
teknik pengumpulan data yaitu: a. Wawancara,
penulis
mengadakan
tanya
jawab
dengan
kepala
perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pihak terkait lainnya untuk mendapatkan data yang dianggap akurat. b. Observasi, penulis mengadakan pengamatan langsung ke perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian terapan, (Yogyakarta: Gajah mada University Press, 1996), h.23
10
untuk mendapatkan data yang akurat tentang gejala, peristiwa dan kondisi aktual yang terjadi pada masa sekarang. 4. Teknik Analisis Data Setelah
data
terkumpul,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mengelompokkan data, mengklasifikasikan dan memilahnya, kemudian menganalisisnya, mendeskripkannya, dan menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya, selanjutnya disajikan dalam skripsi ini. 5. Teknik Penulisan Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku Pedoman Penulisan (Skripsi, Thesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seperti yang terdapat dalam buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2010.
E. Sistematiaka Pembahasan Untuk memudahkan gambaran dari hasil penelitian dan telaah terhadap skripsi ini,
penulis membagi skripsi dalam lima bab, dengan sistematika
sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN, bab ini menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan.
metodologi penelitian dan
11
BAB II : TINJAUAN LITERATUR, bab ini menguraikan landasan teoritis berkaitan dengan masalah yang diteliti, yakni : pengertian bahan pustaka, jenis bahan pustakan, kebijakan pengadaan bahan pustaka. BAB III : PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, bab ini berisikan deskripsi kondisi faktual perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang meliputi sejarah singkat dan perkembangannya struktur organisasi dan tata kerja, sistem layanan dan fasilitas perpustakaan, pemustaka dan kunjungan pustaka. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN,
bab ini
mendeskripsikan hasil penelitian, yang meliputi : (A) Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, (B) Pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah, (C) Pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri, dan (D) Pengadaan bahan pustaka melalui deposit. BAB V : PENUTUP, bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian dan saran-saran, yang merupakan masukan dan sumbangan pemikiran penulis. Kemudian diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG BAHAN PUSTAKA
A. Pengertian Bahan Pustaka Untuk kesamaan persepsi tentang kata “bahan pusataka” dalam judul skripsi ini, terlebih dahulu akan dilihat pengertian kata ini secara etimologis dan terminologis. Dari segi etimologis, kata “bahan pustaka” merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata “bahan” dan “pustaka”. Pengertian kata “bahan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya, ”(1) barang yang akan dibuat menjadi barang yang lain, bakal, (2) (segala) sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, atau memberi ceramah 1 . Yang dimaksud “bahan” di sini adalah segala sesuatu yang dapat dipakai dan diperlukan untuk tujuan pengajaran, ceramah, seminar dan sejenisnya di perguruan tinggi. Kata “pustaka” secara etimologis, berasal dari bahasa sanskerta dengan akar kata “pustaka”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya: (1) kitab, (2) buku primbon 2 . Sedangkan menurut Kamus Kawi – Indonesia S. Wojowasito, artinya: “buku, naskah, pinustaka, dibukukan, ditulis” 3 . Kata “pustaka” dengan pengertian buku dalam arti sempit, bermakna, kumpulan kertas atau bahan sejenis berisi tulisan atau cetakan, dijilid menjadi
1Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [disingkat Tim Penyusun Kamus Depdikbud], Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Kamus Besar, (Jakarta: Balai Pustaka, l995), h.75-76. 2 Ibid. h. 802. 3 S. Wojowasito, KamusKawi- Indonesia (Bandung: Cv. Pengarang, l977), h. 215.
12
13
satu sehingga mudah dibuka di setiap bagian, berjumlah sedikit-dikitnya 49 4 halaman. Kata “pustaka”, dalam arti luas, mencakup segala bahan yang berisi tulisan atau cetakan, termasuk surat kabar, majalah, laporan, skripsi, pamflet, prosiding, manuskrip atau naskah dan lain-lainnya 5 . Dengan menggabungkan kedua kata tersebut (bahan+pustaka) sehingga menjadi kata majemuk “bahan pustaka”, maka pengertiannya secara etimologis adalah, kumpulan barang-barang atau segala sesuatu berupa buku, kitab, surat kabar, majalah, laporan, skripsi, pamflet, prosiding, manuskrip atau naskah dan lain-lainnya. Pengertian di atas, adalah pengertian awal dari kata bahan pustaka, ketika bahan pustaka baru dikenal berupa buku (mulai tulisan tangan sampai dengan proses cetak). Akan tetapi setelah ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang, seperti ditemukannya rekaman audio, film, kaset, disket, microfilm, email, internet dan lainnya, pengertian bahan pustaka tidak lagi hanya terbatas pada buku, tetapi mencakup semua aspek yang bisa direkam dan disimpan sebagai bahan perpustakaan. Pengadaan dalam arti umum adalah suatu usaha penyediaan barang atau kebutuhan lain yang dikehendaki oleh seseorang ataupun suatu badan. Hal ini berarti cara untuk memperoleh suatu penerbitan atau publikasi guna pemupukan koleksi yang kadang-kadang dilaksanakan melalui proses
4Mien
A. Rivai, Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press bekerjasama dengan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Diknas, l997), h. 56 5Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, l993), h.3
14
pembelian, tetapi juga dapat dipenuhi dengan cara meminjam, menyewa, tukar menukar atau membuat photo copy-nya. Cara seperti ini dapat juga dikatakan sebagai upaya pengadaan bahan pustaka. Pengertian kata “bahan pustaka” secara terminologis dapat dilihat dalam defenisi yang ditawarkan Kosam Rimbarawa dalam bukunya, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaaan, yang mengartikan “bahan pustaka” adalah segala bentuk karya tulis, cetak, rekam seperti naskah, buku, terbitan berkala, surat kabar, brosur, peta film, foto, pita rekaman dan lain-lain bahan sejenisnya 6 . Dalam ilmu perpustakaan, istilah “bahan pustaka” dikenal juga dengan nama koleksi perpustakaan 7 . Dalam
tataran
administrasi
pemerintahan,
pengertian
koleksi
perpustakaan atau bahan pustaka adalah seperti yang terdapat dalam UndangUndang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, Bab I Pasal 1, ayat (2) bahwa yang dimaksud dengan bahan pustaka adalah, “semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan yang dihimpun, diolah dan dilayankan.” 8 . Di dunia international, pemahaman bahan pustaka, antara lain seperti terungkap dalam
World Encyopedy of Library and Information Service,
bahwa secara umum yang termasuk dalam pengertian koleksi perpustakaan atau “bahan pustaka” adalah, kumpulan buku, terbitan berkala (jurnal), 6Kosam
Rimbarawa, Gedung, tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan, (Jakarta: Hakesar, 2004), h. 2. 7 Yuyu Yulia, dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka,1999), h. 3 8Sekretariat Negara, Lampiran Undang-undang RI Nomor 43 Tahun2007 tentang Perpustakaan, h.145, dikutip dari google, tanggal 19 Juli 2010.
15
laporan, rekaman yang selesai diklipping/film dan CD (Compact Disk) untuk video kaset dan CD ROM (Compact Disk Read Only Memory), microform 9 . Pengertian secara terminologis, juga dikemukakan Sulistiyo-Basuki seperti dikutip Yuyu Yulia, dkk yang mengartikan kata bahan pustaka (1) karya cetak; seperti buku, kitab, majalah, suratkabar, disertasi. Tesis, skripsi, dan laporan; (2) karya karya rekam, seperti piringan hitam, rekaman audio, kasset, dan video; (3) bentuk mikro seperti microfilm, mikrofis dan micropaque; (4) karya dalam bentuk elektronik seperti disket, pita magnetic, dan kelongsong elektronik (catridge) yang disosialisasikan dengan computer 10 . Dengan memperhatikan pengertian terminologis (defenisi) di atas, dapat disimpulkan, “bahan pustaka” adalah, himpunan semua informasi dalam bentuk karya tulis (skripsi, tesis, disertasi, laporan, makalah), karya cetak (buku,jurnal ilmiah/ berkala/jurnal surat kabar), dan atau karya rekam (piring hitam, rekaman audio, kaset, video, CD, microfilm, microfis, disket, pita magnetic, flashdisk) dan dalam berbagai media lainnya yang mempunyai nilai pendidikan yang dihimpun, diolah dan dilayankan.
9American
Library Association, World Encyclopedia of Library and Information Services, (Chicago: ALA, l993), h. 677. 10 Yulia, dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, h .3
16
B. Jenis Bahan Pustaka Bahan pustaka secara garis besarnya terdiri atas tiga jenis, yakni: 1. Karya Tulis 11 , adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk tertulis, yang diperbanyak secara terbatas, tidak dipublikasikan untuk masyarakat umum. Di perguruan tinggi, pembuatan karya tulis merupakan bagian dari aktivitas perkuliahan, seminar atau untuk mengakhiri studi, di antaranya: skripsi, tesis, disertasi, makalah 12 . Penjelasan lebih lanjut, sebagai berikut: a. Skripsi, adalah karya tulis untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana (S.1), tebalnya antara 50-100 halaman, bertujuan melatih mahasiswa merumuskan telaahan secara sistematis dan logis, memperkenalkan metodologi penelitian secara nyata, belum dituntut adanya temuan baru. b. Tesis, merupakan karya tulis untuk menyelesaikan studi Magister (S. 2). Tebalnya sekitar 150-250 halaman, bertujuan memperluas wawasan mahasiswa, memperkenalkan metodologi penelitian lanjutan, sehingga dapat menggambarkan korelasi keilmuan yang dibahas dengan disiplin ilmu yang dituntut, dan berhasil menciptakan sebuah kajian lintas disiplin ilmu.
11
Sekretariat Negara, Lampiran UU No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, Bab I, Pasal 1 ayat (2), h. 145 12 Abd. Shomad, dkk (ed)., Pedoman Akademik 2009-2010, (Jakarta: Biro Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h.377.
17
c. Disertasi,
adalah karya tulis untuk menyelesaiakan studi rogram
Doktor (S.3), tebalnya sekitar 250–350 halaman, bertujuan menyiapkan mahasiswa menghayati kultur penelitian dan mengantarkan lulusan menjadi peneliti mandiri, penyumbang ilmu pengetahuan dan teknologi, ada temuan baru dalam disertasinya. 13 . d. Makalah, merupakan karya tulis ilmiah dalam proses perkuliahan 14 atau kegiatan seminar atau lokakarya, Tebal isinya, sekitar 10–25 halaman (tergantung
kekentuan dosen pembimbing kuliah, panitia
seminar).
e. Laporan Penelitian, adalah karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian. Tebal isinya minimal 40 halaman (tergantung ketentuan sponsor penelitian). f. Manuskrip, adalah karya tulis dalam bentuk konsep awal, baik dengan pena maupun dengan ketikan mesin ketik 15 , seperti tulisan-tulisan para ulama melayu tempo “doeloe” abad ke 17 - 19. 2. Karya Cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dalam bentuk cetak, yang disebarkan kepada orang banyak (public), tidak terbatas pada komunitas tertentu. Di antara karya-karya cetak tersebut adalah
13
Ibid, h. 377 – 378. Ibid, h.395. 15 Tim Penyusun Kamus Depdikbud, h.629 14
18
a. Buku, adalah bahan pustaka yang tercetak, paling sedikit terdiri atas 49 halaman dan terjahit pada satu sisi terlindung dalam satu sampul sehingga merupakan satu jilid 16 .
b. Terbitan Berseri, yaitu terbitan dalam waktu tertentu, umpama: surat kabar harian, majalah mingguan, Jurnal Ilmiah triwulanan/ semesteran 17 . 3. Karya non Cetak/ Rekam; adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk rekaman suara, video, rekaman gambar, di antaranya:
a. Rekaman suara, seperti kaset dan piringan hitam; b. Rekaman Audio-Visual: seperti film, video casset.
c. Bahan grafika, seperti foto, lukisan, illustrasi, bagan dan lain-lain. d. Dalam bentuk mikro, menggunakan film, hanya dapat dibaca dengan alat reader (alat pembaca), contoh Microfilm (film kecil), yakni dalam gulungan film microfis dalam lembaran film (slide).
e. Dalam bentuk pita magnetis atau cakram Compact Disk (CD), yang dapat dibaca melalui computer yang dilengkapi CD ROM (Compact Disk Read Only Memory) 18 .
C. Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka Kata “kebijakan” berasal dari akar kata “bijak”, artinya selalu menggunakan akal budi, pandai mahir”. Mendapat imbuhan ke dan an, sehingga 16
Rivai, Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, h.57. 17 Yulia, dkk , Pengadaan Bahan Pustaka., h.3. 18Ibid, h.3.
19
menjadi “kebijakan” artinya, adalah, “rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan” 19 . Lebih jelasnya pengertian kata ini dapat dilihat defenisi yang dikemukakan Leo Agustino yang dikutip dari James Anderson, yakni; “serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang /sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu permasalahan” 20 . Pemahamannya semakin sempurna terlihat dalam defenisi Kartasasmita yang dikutip Joko Widodo, bahwa kebijakan adalah, “upaya memahami apa yang dilakukan seseorang, kelompok orang atau pemerintah mengenai suatu masalah, apa yang menyebabkannya, apa dampak dari kebijakan tersebut” 21 . Dengan merangkum semua isi pendapat di atas, dapat disimpulkan, “kebijakan adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil seseorang, sekelompok orang atau pemerintah mengenai suatu masalah beserta penyebab yang mempengaruhinya, dalam usaha memilih tujuan, cara (teknik) untuk mencapai tujuan, siapa yang melaksanakannya dan bagaimana dampaknya”. Berdasarkan defenisi ini, suatu kebijakan mengandung enam unsur : 1. Masalah dan penyebab perlunya kebijakan pengadaan bahan pustaka. 2. Pengambil kebijakan pengadaan bahan pustaka. 3. Tujuan kebijakan pengadaan bahan pustaka. 4. Cara (teknik) melaksanakan kebijakan pengadaan bahan pustaka. 5. Siapa yang melaksanakan kebijakan pengadaan bahan pustaka.
19Tim
Penyusun Kamus Depdikbud, h.131 Agustiono, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.7 21Joko Widodo, Analisis Kebijakan Publik, (Malang: Bayu Media), h.43. 20Leo
20
6. Bagaimana dampak kebijakan tersebut pengadaan bahan pustaka.
Penerapan keenam unsur ini dalam pengadaan pustaka, adalah seperti uraian berikut.
1. Masalah dan penyebab perlunya kebijakan pengadaan bahan pustaka Masalah utama dari perlu adanya kebijakan pengadaan bahan pustaka adalah kewajiban perpustakaan untuk memiliki koleksi buku teks pelajaran/mata kuliah sebagai buku wajib yang ditetapkan oleh satuan pendidikan/perguruan tinggi seperti yang diatur oleh Pasal 23 dan 24 Undang-undang tentang Perpustakaan RI Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
Di sisi lain, ilmu (mata pelajaran/mata kuliah) selalu
berkembang, sesuai dengan perkembangan masa dan teknologi. Karena itu kebutuhan pengadaan dan pengembangan bahan pustaka akan selalu ada setiap saat. Untuk mengetahui kebutuhan tersebut, menurut Sulistiyo Basuki, pada perpustakan sekolah, pustakawan berkonsultasi dengan kepala sekolah/guru tentang buku teks mata pelajaran wajib yang belum lengkap di perpustakaan 22 . Sedangkan untuk perpustakaan perguruan tinggi, pustakawan berkonsultasi dengan dekan, ketua jurusan/program studi dan dosen pengasuh mata kuliah tentang buku-buku wajib yang belum ada di perpustakaan. 22Sulistiyo
Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h.101.
21
2. Pengambil kebijakan pengadaan bahan pustaka Secara teknis perpustakaan, merumuskan kebijakan yang bersifat usulan adalah menjadi tugas utama pustakawan professional 23 . Selanjutnya usulan tersebut disampaikan secara hirachis kepada dekan fakultas, untuk ditetapkan sebagai kebijakan perguruan tinggi, karena yang berwewenang mengambil kebijakan dalam pengadaan bahan pustaka adalah pimpinan perguruan tersebut. Dengan demikian keputusan kebijakan tersebut bersifat bottom up (tumbuh dari bawah dan ditetapkan oleh atasan/pimpinan). 3. Tujuan kebijakan pengadaan bahan pustaka Tujuan utama penyusunan kebijakan adalah terpenuhinya jumlah bahan pustaka
di perpustakaan sekolah/perguruan tinggi, sehingga
kewajiban perpustakaan untuk menyediakan semua buku teks yang diwajibkan sekolah/perguruan tinggi seperti yang diatur oleh UndangUndang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dapat terpenuhi. Sedangkan sasaran akhirnya adalah tercapainya tujuan pendidikan pada masing-masing tingkat pendidikan sesuai dengan keahlian masingmasing. 23Ibid.
h.101.
22
4. Teknik pelaksanaan kebijakan pengadaan bahan pustaka Ada lima teknik untuk pengadaan bahan pustaka: a. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian; dapat dilaksanakan dalam tiga cara. Pertama : jika dana yang dipergunakan bukan uang dari anggaran negara, seperti sumbangan dalam bentuk uang dari dermawan atau alumni, pembelian bahan pustakanya dapat dilakukan pembelian langsung oleh pustakawan ke toko buku atau penerbit. Kedua; jika dana yang dipergunakan untuk pembelian bahan pustaka tersebut berasal dari anggaran negara sampai dengan jumlah Rp.50 juta dapat dilaksanakan oleh panitia atau pejabat pengadaan. Untuk pengadaannya dilakukan dengan penunjukan langsung salah rekanan (dari tiga rekanan yang mengajukan penawaran), dalam bentuk surat perintah kerja (SPK). Ketiga; Pembelian bahan pustaka yang memakai anggaran negara dengan nilai di atas Rp.50 juta (wajib dibentuk panitia pengadaan, dan pelaksanaanya dalam bentuk tender yang diiringi dengan kontrak pengadaan barang/jasa (KBJ), dengan jaminan pelaksanaan 5% dari nilai kontrak 24 . b. Pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah; adalah salah satu cara untuk mengatasi kesulitan dana untuk pembelian bahan pustaka. Dari sudut bagaimana cara mendapat sumbagan dapat dikatogorikan atas dua jenis. Pertama: sumbangan yang datang sendiri, karena sudah ada aturan yang mewajibkan pemberian sumbangan, seperti adanya aturan 24Sekretariat Negara, Lampiran Undang-Undang Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”, diunduh dari Google, tgl. 19 Juli 2010, h.8 dan 30-31.
23
sumbangan wajib bagi mahasiswa yang baru menyelesaikan studinya, sumbangan tersebut akan diantar calon wisudawan ke perpustakaan, karena mereka sangat berkepentingan untuk memperoleh surat “Bebas Pustaka” agar bisa ikut wisuda. Kemungkinan lainnya adalah kiriman dari penerbit, sebagai promosi dari penerbitan barunya, atau dari kedutaan besar suatu negara, dalam rangka memperkenalkan negaranya. Namun, yang harus diwaspadai sumbangan hadiah ini adalah persyaratan khusus yang disampaikan waktu penyerahan sumbangan, yang bersifat ikatan, seperti harus dipajang di rak-rak khusus yang terpisah dari rak-rak lain. 25 Kedua: sumbangan yang datang dengan “jemput bola” alias adanya inisiatif dari petugas perpustakaan untuk mendatangi pihak penerbit, lembaga wakaf, organisasi sosial, lembaga pemerintah, mensosialisasikan
perpustakaanya
sambil
mengharapkan
untuk adanya
sumbangan/hadiah bahan pustaka. Untuk memandu petugas perpustakaan mencari sumbangan, menurut Yuyu Yulia dkk, dapat diperhatikan contoh penerbitan dari penerbit; publisher weekly; bullettin of the public Affairs Informatin Servise, atau duplikat dari perpustakaan lain 26 . c. Pengadaan bahan pustaka melalui tukar-menukar antarpustaka, dapat dilaksanakan dalam dua cara. Pertama : Tukar menukar buku atau jurnal yang diterbitkan oleh lembaga perpustakaan atau lembaga induk perpustakaan itu sendiri. Dengan tukar menukar hasil terbitan sendiri ini, 25Yulia, 26Ibid.
dkk , Pengadaan Bahan Pustaka. H 58. h 59.
24
perpustakaan akan dapat memiliki buku/jurnal dari intansi atau perpustakaan lain 27 . Kedua : Tukar menukar bahan pustaka dalam subjek atau bidang tertentu 28 . Suatu perpustakaan mungkin punya stok yang banyak dalam bidang/subjek tertentu, sementara dalam subjek/bidang lain belum memiliki sama sekali bahan pustakanya. Untuk itu dua perpustakaan membuat kesepakatan tukar-menukar bahan pustaka, umpamanya perpustakaan Fakultas Adab memiliki beberapa kelebihan stok tentang buku Sejarah Peradaban Islam, sedang Fakultas kedokteran mempunyai kelebihan stock tentang buku kedokteran. Jika Fakultas Adab memerlukan buku Kedokteran untuk melihat hasil perdaban Andalusia (Spanyol Islam) di bidang kedokteran, maka Fakultas Adab melakukan tukar menukar dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, demikian sebaliknya d. Pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri, dapat dilakukan dalam dua cara pula. Pertama; Perpustakaan menerbitkan buku/jurnal atau majalah untuk dipublikasikan kepada internal dan eksternal. Hal ini bisa dilakukan kalau perpustakaan diberi wewenang oleh
badan/lembaga
induknya,
seperti
Pusat
Perpustakaan
dan
Komunikasi Penelitian Pertanian (disingkat PUSTAKA) di Bogor yang
27Basuki, 28Ibid,
Pengantar Ilmu Perpustakaan, h.187.
h.186-189.
25
mendapat wewenang dari Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian untuk menerbitkan majalah pertanian 29 . Kedua : perpustakaan menerbitkan bahan pustaka untuk internal atau konsumsi sendiri secara terbatas; umpamanya penerbitan indeks, penerbitkan klipping koran dalam bidang-bidang tertentu, seperti bidang kedokteran,
kesehatan
masyarakat,
farmasi
dan
keperawatan,
menerbitkan majalah abstrak dari isi tema-tema buku baru yang di beli perpustakaan dalam bidang tertentu, seperti bidang kedokteran, farmasi, ilmu kesehatan masyarakatan dan keperawatan, serta menerbitkan proceeding dari hasil seminar/lokakarya yang pernah diselenggarakan oleh FKIK, umpamanya. Penerbitan ini cukup dengan cara yang sederhana seperti foto kopi dan jumlah yang terbatas, umpamanya cukup 3 - 5 examplar, sehingga tidak membutuhkan dana yang terlalu besar. e. Pengadaan bahan putaka melalui deposit; kata “deposit” dalam kamus The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, artinya adalah “put or store for safe-keeping” 30 , yakni: “menyerahkan atau menyimpan untuk pemeliharaan yang aman”. Sering juga dipendekan “serahsimpan”. Sedangkan dalam Ilmu Perpustakaan yang dimaksud dengan deposit adalah, kewajiban bagi pihak penerbit (baik buku, jurnal atau karya non cetak) menyerahkan dua examplar hasil penerbitan mereka
29Ibid, 30A.S.
h. 187.
Hornby, at all, The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, (London: Oxford University Press, l973), h.264.
26
untuk disimpan pada lembaga yang mengeluarkan nomor standar internasional bagi penerbitan tersebut. Dalam hal ini, pangakuan International Standard Serial Number (ISSN) atau Nomor Standar International untuk terbitan berseri, seperti jurnal ilmiah/ilmiah populer/surat kabar dan majalah (Agama Olah Raga, politik, kriminal, dan lainnya), untuk Indonesia diberikan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah
Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (PDII-LIPI) sedang-kan pusatnya di Paris. Karena itu, kewajiban deposit jurnal/majalah dua examplar setiap terbit distorkan ke PDII-LIPI. Sedangkan pengakuan international atas penerbitan buku yang disebut International Standard Book Number (ISBN), atau Nomor Buku Standar International diberikan oleh Perpustakaan Nasional, Oleh karena itu, kewajiban serah-simpan atau deposit dua examplar setiap terbit distorkan ke Perpustakaan Nasional 31 . Jadi hukum asal kewajiban deposit buku diserahkan ke Perpustakaan Nasional dan kewajiban deposit jurnal/majalah/berkala/ penerbitan berseri lainnya adalah ke PDII-LIPI. Akan tetapi sebagaimana dikatakan pakar Ilmu perpustkaan Sulistiyo Basuki—seperti dikutip Yuyu Yulia, dkk—baik
perpustakaan nasional maupun PDII-LIPI
melimpahkan satu examplar dari dua buah examplar yang diterimanya itu ke Perpustakaan Lembaga Ilmiah. 32 .
31Basuki, 32
Pengantar Ilmu Perpustakaan, , h.7 dan 291-292. Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka, h. 59.
27
Berdasarkan limpahan deposit itulah adanya pengadaan bahan pustaka melalui kegiatan deposit. Tentu saja hal ini bisa diperoleh oleh sebuah perpustakaan dengan adanya upaya membuat kontak kerjasama antara perpustakaan tersebut dengan LIPI atau Perpustakaan Nasional. Selain itu juga dikenal adanya deposit lokal, yaitu kewajiban oleh instansi atau lembaga induk perpustakaan untuk menyerah-simpankan hasil penerbitan di lingkungan mereka kepada perpustakaan lembaga tersebut, seperti penerbitan buku, jurnal ilmiah/majalah berkala, skripsi/tesis/ disertasi atau karya ilmiah lainnya 33 .
5. Pelaksana kebijakan pengadaan bahan pustaka Pelaksana kebijakan pengadaan bahan pustaka, secara umum adalah pustakawan professional yang berada di sebuah perpustakaan. Akan tetapi jika mempergunakan anggaran negara, pelaksanaan pengadaannya juga melibatkan pejabat keuangan dan perencanaan di kantor induk instansi (universitas/sekolah dll). Di antara hal yang harus dilaksanakan tersebut adalah : a. Bertanggung jawab atas pengelolaan urusan pengadaan bahan pustaka; b. Melakukan inventarisasi kebutuhan bahan pustaka yang akan diadakan;
33
Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h.101 -103.
28
c. Melakukan seleksi atas daftar kebutuhan bahan pustaka, sesuai dengan dana yang tersedia d. Membuat komposisi bahan pustaka yang akan dikembangkan per/subjek dan keterangan prioritas per mata pelajaran/mata kuliah. e. Jenis bahan pustaka yang akan dikembangkan beserta cara pelaksanaannya; mana yang akan dibeli, mana yang diharapkan dari hadiah, mana yang akan diperoleh dari tukar-menukar/pinjammeminjam antar-pustaka, mana yang akan diadakan sendiri dengan jalan menerbitkan sendiri, mereproduksi bahan pustaka yang tak lagi terdapat di pasaran. 34
6. Dampak pengadaan kebijakan pengadaan bahan Dampak yang diharapkan dari kegiatan pengadaan bahan pustaka adalah terpenuhinya kewajiban perpustakaan dalam menyediakan segala buku teks wajib yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, sehingga satauan pendidikan dapat mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan tersebut. Berdasarkan tugas dan tujuan perpustakaan, maka perlu adanya aturan atau ketentuan yang jelas sebagai pegangan bagi pustakawan atau selektor melaksanakan tugasnya. Berdasarkan tugas dan tujuan inilah disusun kebijakan pengadaan atau pengembangan bahan kepustakaan., yang isinya antara lain menyebutkan keputusan mengenai prioritas, 34
Yulia, dkk, Pengadaan Bahan Pustaka , h. 18.
29
teknik pengadaan, penolakan atau persetujuan bahan pustaka yang dipilih (diseleksi) 35 . Dalam hal ini, sangat dianjurkan kebijakan tersebut dibuat tertulis, sehingga jika kelak timbul masalah dalam pengadaan atau pengembangan bahan kepustakaan, akan dapat dirujuk atau dibuktikan adaanya kebijakan tersebut.
35
Ibid, h. 17.
BAB III PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya Di zaman klasik Islam, masa Daulah Umaiyah di Damaskus, Daulah Abbasiyah di Bagdad, dan Daulah Umaiyah di Andalusia, Ilmu-ilmu berkembang semarak dan secara integral di dunia Islam. Tidak hanya ilmuilmu Naqliyah, tetapi juga ilmu-ilmu aqliyah seperti bidang politik, sejarah, arsitektur, sosiologi, kosmologi, fisika dan lainnya. Demikian juga ilmu terapan seperti ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu farmasi, teknik kimia, pertanian dan ilmu terapan lahirnya 1 . Akan tetapi ketika terjadi zaman kemunduran Islam, dan ilmu pengetahuan beralih ke dunia barat, maka perkembangan ilmu tidak lagi integral antara ilmu naqliyah dengan aqliyah. Hal itu juga dirasakan ketika perkembangan ilmu di dunia Islam termasuk Indonesia semakin membaik kembali, umat Islam kembali merindukan adanya perkembangan ilmu yang integral. Salah satu pihak yang merindukan tersebut, adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, seperti yang terkandung dalam visinya: “menjadikan UIN Syarif Hidayatullah sebagai lembaga pendidikan tinggi yang terkemuka dalam mengintegrasikan aspek kelimuan, keislaman dan keindonesiaan” 2 .
1Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Raja Gra-findo Persada, 2005), h.1. 2Abd. Shomad, dkk (ed), Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009-2010, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 290.
30
31
Menurut buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010, untuk menpercepat pengintegrasian aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan itulah, sidang senat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 30 Desember 2002 mempertimbangkan pentingnya pembukaan program studi baru bidang kedokteran dan kesehatan, sehingga forum senat tersebut merekomendasikan pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Keputusan Senat tersebut direalisasikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan SK Rektor Nomor 046 tanggal 22 Mei tahun 2004. Sebagai langkah
awal, tahun
akademik 2004/ 2005 dibuka dua program studi, yaitu: (1) Ilmu Kesehatan Masyarakat; dan (2) Farmasi. Selanjutnya tahun akdemik 2005/2006, disusul dua program studi lagi pada, yakni : (1) Pendidikan Dokter, dan (2) Ilmu Keperawatan. Dengan demikian lengkaplah FKIK memiliki empat program studi 3 . Dari uraian di atas jelas, bahwa keinginan UIN Syarif Hidayatullah untuk melakukan reintegrasi (menyatukan kembali) ilmu dan keislaman itu, mempunyai akar dalam tradisi keilmuan Islam sejak zaman klasik seperti dikemukakan di atas. Akan tetapi, pengintegralisasi ilmu yang dilakukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai keistimewaan sendiri dibanding zaman klasik Islam di Timur Tengah dulu. Jika di zaman klasik dulu,
3
Ibid, h.290-291.
32
integrasi ilmu tersebut berwarna Timur Tengah, UIN ingin menciptakan warna keindonesiaan. Hal ini secara lebih khas dijabarkan dalam visi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan kalimat: ”menjadikan FKIK UIN Syarif Hidayatullah sebagai lembaga pendidikan tinggi kedokteran dan ilmu kesehatan
terkemuka
dalam
mengintegrasikan
aspek
keilmuan
kedokteran dan kesehatan, keislaman dan keindonesiaan”. Berdasarkan visi tersebut, disusunlah
misi FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai berikut : a. Menghasilkan dokter, tenaga kesehatan masyarakat, apoteker dan perawat yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. b. Melakukan reintegrasi ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. c. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran dan kesehatan serta melakukan pencerahan dalam pembinaan iman dan taqwa. d. Mengikuti secara aktif dan berperan serta dalam pengembangan ilmu dan teknlogi kedokteran dan kesehatan melalui kegiatan penelitian. e. Memberikan kontribusi bermakna dalam pembangunan karakter bangsa melalui upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. 4
Selanjutnya dengan mengacu pada visi misi tersebut, FKIK UIN Syarif Hidayatulah Jakarta mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik-profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan, serta ilmu pengetahuan agama islam secara integratif. b. Menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan serta ilmu agama Islam secara integrative serta mengupayakan pemanfaatannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan dalam upaya pembangunan karakter bangsa 5 .
4
Ibid. 292 Ibid..h.292-193.
5
33
Dengan memperhatikan visi, misi dan tujuan tersebut jelas, tugas FKIK lebih berat dari Fakultas Kedokteran atau Fakultas Ilmu Kesehatan di universitas lainnya. Jika pada universitas lain hanya bertujuan menyiapkan dokter, perawat, apoteker dan sarjana ilmu kesehatan secara professional, di FKIK
UIN
bertujuan
menyiapkan
insan
yang
dapat
menerapkan,
mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan, serta ilmu pengetahuan agama Islam secara integratif. Hal ini tak mungkin diwujudkan, tanpa adanya dukungan yang penuh dari bahan pustaka yang tersedia lengkap dengan dukungan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi 6 . Menyadari tugas berat itulah, tak lama sesudah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah didirikan, tahun 2004 itu juga, Dekan FKIK Prof Dr (hc), dr.M.K. Tadjuddin, Sp. And, membentuk Perpustakaan FKIK, dengan menunjuk tiga orang dosen FKIK untuk mengelola “bayi” perpustakaan ini. Meskipun belum dikelola tenaga professional ilmu perpustakaan pada tahap awal tersebut, tetapi jelas pimpinan FKIK amat menyadari pentingnya arti perpustakaan bagi pencapaian visi, misi dan tujuan FKIK, seperti dikemukakan di atas. Sesuai dengan harapan dikemukakan di atas, maka
Perpustakaan
FKIK didirikan dengan tujuan mendukung tercapainya visi dan misi yang ingin dicapai oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif 6
Sekretariat Nagara RI, Lampiran Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2007, h.158.
34
Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini perpustakaan diharapkan sebagai pusat informasi dan research, sekaligus berkedudukan sebagai perpustakaan kerja atau belajar (Working Library). 7 Hanya setahun “dirawat” tenaga edukatif non pustakawan, Dekan FKIK,
menunjuk pengelola baru dari kalangan pustakawan professional
mulai 19 Desember 2005, yaitu Amrullah Hasbana, SS, MA (alumnus Universitas Belanda) sebagai Kepala Urusan Perpustakaan, dan Dra. Ida Darawati sebagai pustakawan fungsional bidang pengolahan, dibantu Lolitasari, S.Ag, M.Si, sebagai anggota non fungsional bidang pelayanan. Kini memasuki usia 6 tahun, Perpustakaan FKIK, berkembang cukup baik. Jika tahun 2004, hanya bermodalkan bahan pustaka 800 judul buku, dengan 1600 examplar, kini bahan pustaka 1.637 judul dengan 3.760 examplar. Jadi meningkat lebih dari 200% bahan pustaka. Jumlah itu belum termasuk karya rekam CD sebanyak 37 buah dan jurnal/penerbitan berkala sebanyak 1.259 8 . Di samping itu petugas perpustakaan bertambah dua orang, yakni H.Fahrul Fu’adi dan Karno Harahap (non pustakawan/staf pelayanan) 9 .
B.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Secara polise (kebijakan) perpustakaan
berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Dekan FKIK. Akan tetapi dalam pembinaan sehari-hari, dilakukan oleh Pembantu Dekan Bidang Administrasi 7
Perpustakaan FKIK, Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK, (Jakarta: Perpustakaan FKIK: 2006), h.1-2. 8 Ibid, h.1. 9 Data Subag Akademik dan Kemahasiswaan FKIK tahun 2010.
35
Umum, sedangkan dalam struktur organisasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, perpustakaan FKIK berada di bawah Kepala Sub Bagian Akademik FKIK.
Berdasarkan tata kerja fakultas, perpustakaan FKIK
mempunyai tugas melakukan pelayanan bahan pustaka untuk menunjang pendidikan dan pengajaran Fakultas dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta. Tugastugas tersebut dijabarkan dalam fungsi perpustakaan yang harus dikelola, yakni melakukan pengadaan, pengolahan bahan pustaka, pemberian layanan dan pemeliharaan bahan pustaka 10 . Lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan struktur berikut : STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARATA DEKAN Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
PD Bid Adm Umum
Ka.Prodi Kesmas
Ka Prodi Farmasi
Kasubag ADUM
PD Bid Kemasiswaan
Kabag TU
Kasubag AAK
Ka.Prodi Pendidkan Dokter
Kasubag Kepeg & Keuangan
Kaur Perpustakaan FKIK
Pengadaan/ Pengolahan
10
Ibid., h. 2.
Ka.Prodi Ilmu Keperawatan
Perpustakaan Utama
Pelayanan/ Pemeliharaan
36
C. Sistem Layanan dan Fasilitas Perpustakaan 1. Sistem, jam dan Jenis Pelayanan Untuk lebih memberikan pelayanan yang prima kepada para pemustaka, terutama mahasiswa, sehingga dapat mengakses informasi dan bahan pustaka yang ada di perpustakaan secara langsung, perpustakaan FKIK menerapkan sistem layanan terbuka. Dengan system ini menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana, diharapkan para pemustaka dapat melakukan browsing (pencarian bahan pustaka) dengan leluasa 11 . Ditinjau dari segi pelayanan, system ini tentu merupakan pilihan yang tepat, mengingat pemustaka FKIK adalah mahasiswa di bidang ilmu terapan yang lebih banyak melakukan praktek dibanding mahasiswa program studi lain yang jarang melakukan terapan ilmu atau praktek kuliah. Untuk dapat melakukan praktek yang baik, para mahasiswa sangat banyak membutuhkan dukungan perpustakaan. Namun demikian, sistem ini tentu saja mengandung resiko, di antaranya; koleksi kurang terjaga, murah rusak, susunan buku di rak-rak kurang terjaga, maka sebagai solusi mengurangi resiko tersebut adalah melakukan pendekatan dan hubungan yang baik dengan para pemustaka, agar mereka memelihara koleksi dengan baik dan merapikan kembali susunan koleksi dirak-rak seperti semula seperti milik sendiri. 11
Amrullah Hasbana, Kepala Urusan Perpustakaan FKIK, Wawancara Pribadi, Senin, 26 Juli 2010 di Perpustakaan FKIK, Ciputat.
37
Selain dari sistem pelayanan terbuka, kepuasan pemustaka juga ditentukan oleh waktu yang disediakan untuk pelayanan. Dalam hal ini, perpustakaan FKIK, memberikan dua kali pelayanan dalam sehari, yakni layanan pagi sampai menjelang siang, dan layanan siang sampai sore. Lengkapnya layanan tersebut adalah seperti table berikut : Tabel 1. JAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN FKIK HARI
LAYANAN PAGI
LAYANAN SIANG
Senin s/d Kamis
09.00 – 12.00
13.00 - 18.00
Jum’at
09.00 – 11.30
13.00 – 18.00
Sabtu dan Minggu
Libur
Libur
Sumber Data : Buku Pedoman Penggunaan FKIK, h. 4.
Sedangkan dari segi jenis pelayanan yang diberikan perpustakaan FKIK terdapat delapan jenis, yakni : (1) Layanan sirkulasi, yaitu layanan peminjaman bahan pustaka, bagi segenap pemustaka; (2) Layanan referensi berfungsi membantu pemustaka menemukan informasi yang beragam dan mendalam (termasuk kamus/ensiklopedi, kliping koran majalah, dan lainnya); (3) Layanan OPAC, yaitu layanan katalog yang berbasis computer; (4) Layanan internet, guna memudahkan mahasiswa mengakses informasi; (5) Layanan
rental
computer; (6) Layanan Audio Visual di bidang kedokteran, keperawatan, farmasi dan kesehatan masyarakat; (7) Layanan foto-kopi; (8) Layanan administrasi (terutama pendaftaran anggota dan bebas pustaka) 12 .
12Perpustakaan
FKIK, Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK, h.4-6.
38
2. Bahan Pustaka pada Perpustakaan FKIK Perpustakaan FKIK memiliki bahan pustaka berupa karya tulis, karya cetak, maupun karya rekam/non cetak, seperti tertera pada table 2 berikut : Tabel 2 KOLEKSI PERPUSTAKAAN FKIK BERDASARKAN BIDANG STUDI DAN BAHASA Bidang Studi
Indonesia
Inggris
Arab
Belanda
Jumlah
Jud
Exp
Jud
Exp
Jud
Exp
Jud
Exp
Jud
Exp
89
275
6
12
5
22
-
-
100
309
3
7
6
33
1
3
-
-
10
43
Filsafat& Psikolg
14
14
19
22
-
-
3
3
36
39
Ilmu Sosal
63
91
71
95
-
-
-
-
134
186
Islam Karya Umum
Bahasa
2
3
3
3
-
-
3
4
8
10
Ilmu Murni
62
138
83
208
-
-
-
-
145
346
331
678
573
824
-
-
3
12
907
1514
Kesenian
4
8
-
-
-
-
-
-
4
8
Kesusasteraan
2
2
1
1
-
-
-
-
3
3
Ilmu terapan
Geogrfi& Sejarah
2
2
-
-
-
-
-
-
2
2
Jurnal kedokteran
10
230
40
502
-
-
-
-
50
732
Jurnal kperawatan
2
30
5
13
-
-
-
-
7
43
Jurnal Farmasi
5
10
6
45
-
-
-
-
11
55
Jurnal kesmas
1
2
3
37
-
-
-
-
4
39
Jurnal umum
5
7
7
9
-
-
-
-
12
16
Jurnal agama
24
131
5
13
-
-
-
-
29
144
Majalah
5
29
8
22
-
-
-
-
13
51
Makalah
54
114
77
78
-
-
-
-
131
192
CD ROM
-
-
36
41
-
-
-
-
36
41
678
1771
949
1958
6
25
9
19
1637
3760
TOTAL
Sumber : Buku Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK 2006, 7-8
Sedangkan koleksi perpustakaan FKIK dalam karya rekam/ non cetak adalah seperti tertera pada table 3.
39
Tabel 3 DAFTAR KOLEKSI KARYA REKAM/ NON CETAK PERPUSTAKAAN FKIK No
Judul
Pengarang
Penerbit
1
Philip Fierman MD
Elsevier Ltd
1
VCD
Philip M. Ecker
Williem & Wiulkins
2
VCD
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
VCD VCD VCD VCD VCD VCD VCD VCD VCD VCD
13 14
Atlas of Allergies and Clinnical Immunology Simbryo an Animated Tour of Human Development Inter-active Physiology Pediatrics Pediatric Dermatology Human Anatomy Physician Assistant Reviews & Rationales Radiography Examination Biochemical Interactions Atlas of Histology The johns Hopkins Internal Medicine Board Review Pathologic Basis of Disease Physio Edge
15 16 17
For Installation Instruction
18
Nursing Drug Guide
Williams
19
Basic Medical Biochemistry
A Clinical
20
Pharmacology for nurses
Josephson
Pearson
1
VCD
21
Community Health Nursing
Patty J. Halle
Elsevier
1
CD-ROM
22 23
Human Anatomy Human Nutrition
P.H. Abraham Catherine Geisier
Mosby Elsevier
1 1
CD-ROM CD-ROM
24
Communications Theories
M. Griffin
Mc. Grew Hill
2
CD-ROM
25
Psychiatric Nursing
Gail W. Stuart
By Mosby
1
CD-ROM
26
Discovery Life Map
John W. Sanrock
Mc Grew Hill
1
VCD
27
Understanding Nutrition
Ellie Whitey
Thomson
1
VCD
28 29
Nutrition Human Development
Diane Papalia
By Mosby Mc Grew Hill
1 1
CD-ROM CD-ROM
30
Medical-Surgical Nursing
Hoffman
By Elsevier
1
CD-ROM
31
Discovery Social Sense
Stephen L.Franzoi
Mac Grew Hill
1
VCD
32
Nutrition & Diet Therapy
Williams
Elsevier
1
VCD
33 34 35
Ness 2004/ Pass 2002 Radiography Examination Masalah Aborsi
Dawson & Trapp D.A.Saia Edipse of Reason
Mc Grew Hill Mc Grew Hill
1 1 2
VCD CD-ROM VCD
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
First L.A.Schachner Timmons Miller & Simon Tomas Madayang D.A. Saia John Wiley Victor P. Eroschenco Redonda G.Miller
Benyamin Cumming Elselvier 9USA) Accompanying Pearson Education McGrew-Hill Companies Pearson Education Mc Grew Hill Wiley T. Support Lippincott Williams John Hopkins
Jumlah
Ket.
Kumar H. Sch- neider
Elsevier Thomson
2 1
VCD VCD
Concise histology
Thomas Jefferson
Arnold
1
VCD
Pediatric Nursing
Jane W Ball
Prentiece Hall
1
VCD
1
VCD
Lippicontt
1
VCD
Williams
1
VCD
Sumber Data : Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK 2006, h.12-13.
Dengan memperhatikan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kendatipun perpustakaan FKIK merupakan perpustakaan yang cukup “belia” dibanding dengan perpustakaan fakultas-fakultas ilmu agama yang ada di
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, namun pertambahan bahan koleksi cukup baik di banding awal berdirinya yang hanya memiliki koleksi 800 judul koleksi dengan 1600 examplar 13 .
3.Fasilitas Perpustakaan a. Gedung dan Ruang Kendati secara pisik gedung perpustakaan tak akan berbeda dengan gedung-gedung perkantoran lainnya, namun mengingat fungsinya sebagai fasilitas layanan, yang harus memperhatikan arus pergerakan manusia, kosentrasi bahan pustaka dan titik layanan, ruang peralatan computer dan lain-lain, maka gedung perpustakaan dirancang dengan pertimbangan layanan publik yang memperhatikan faktor kelancaran arus pergerakan dan keamanan isi dan gedung perpustakaan 14 . Demikian pula halnya dengan gedung perpustakaan FKIK yang mendapat lokasi di lantai dua gedung perkantoran FKIK, yang lokasinya cukup dekat dengan lokasi perkuliahan, sehingga para mahasiswa dengan cepat bisa bergerak dari ruang kuliah ke perpustakaan dan sebaliknya. Perpustakaan FKIK menempati areal seluas 332,5 m2 (17, 5 x 19 m), yang memiliki 3 ruang, yakni ruang koleksi, ruang baca dan ruang internet. Dalam upaya memelihara dan melestarikan koleksi, perpustakaan FKIK dilengkapi dengan lima buah mesin pendingin (AC), bertujuan agar
13
Ibid, h.1 Kosam Rimbarawa, Gedung Tata Ruang dan Peralatan Perpustakaan, (Jakarta: Hakaersar, 2004), h. 10. 14Lihat
41
kelembababan udara dalam ruang perpustakaan stabil. Selain itu agar sinar ultra violet dari sinar matahari tidak menembus ke dalam ruangan, perpustakaan FKIK memakai kaca yang dilengkapi dengan gorden. 15 .
b. Perlengkapan Perpustakaan Untuk kelancaran pelayanan kepada para penustakanya, perpustakaan FKIK dilengkapi dengan perlengkapan serperti table 4 berikut : Tabel 4 DAFTAR PERLENGKAPAN PERPUSTAKAAN FKIK No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Perlengkapan Rak bahan pustaka Rak majalah/jurnal/Suratkabar Lemari referensi Meja baca Lemari penitipan (loker) Meja Kepala Perpustakaan & staf Computer server Komputer untuk OPAC Komputer internet Komputer layanan sirkulasi
Jumlah 9 buah 2 buah 3 buah 7 buah 2 buah 3 buah 1 set 1 set 2 set 1 set
Keterangan
Untuk mengakses informasi online,
Sumber Data : Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK 2006, h.13 -14.
JIka diperhatikan perlengkapan yang tertera pada table 4 dan dibandingkan dengan perpustakaan-perpustakaan Fakultas di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang jauh lebih dahulu berdiri, apalagi jika diingat dengan tantangan perpustakaan FKIK sebagai salah satu Fakultas Ilmu-Ilmu terapan yang banyak membutuhkan teknologi komunikasi dan informasi, maka tentu saja jumlah tersebut belum terlalu memadai, namun mengingat Fakultas
15
Hasbana, Wawancara Pribadi.
42
Kedokteran
dan ilmu Kesehatan masih merupakan fakultas yang berusia
“belia”, maka perlengkapan di atas sudah melebih dari cukup.
D. Pemustaka dan Kunjungan Pustaka 1. Pemustaka Adapun pengguna perpustakaan (pemustaka) FKIK terutama terdiri dari sivitas akademika FKIK, yakni para mahasiswa, dosen, pegawai FKIK, serta perseorangan atau kelompok orang di luar FKIK yang memanfaatkan layanan perpustakaan FKIK. Jumlah pemustaka dari unsur mahasiswa, dosen dan karyawan FKIK, tahun 2009 adalah seperti tertera pada tabel 5 berikut : Tabel 5 DAFTAR ANGGOTA PEMUSTAKA DARI SIVITAS FKIK PROGRAM STUDI Tahun 2009
Kes-Mas
Farmasi
Pd.Dokter
Keperawatan
421
332
223
293
Dosen & Karyawan 80
Total 1.349
Sumber Data : Data Mahasiswa dai Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010, h.291 dan data dosen & karyawan dari Subag Akademik dan Kemahasiswaan FKIK, 2009, h. 4
2. Kunjungan Pustaka FKIK Jumlah pengunjung perpustakaan FKIK selama tahun 2009 adalah seperti terlihat pada tabel 6 berkikut :
43
Tabel 6 JUMLAH PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN FKIK TAHUN 2009 PROGRAM STUDI Pd.Dokter Kepera watan
Kes-Mas
Farmasi
Fakultas Lain
TOTAL
Januari
110
270
96
80
150
706
2
Februari
110
270
96
64
150
690
3
Maret
306
186
230
136
90
948
4
April
630
188
136
62
50
1066
5
Mei
634
114
50
50
76
924
6
Juni
634
114
80
80
76
984
7
Juli
110
80
80
80
70
420
8
Agustus
318
66
80
80
50
594
9
September
298
320
106
106
150
980
10
Oktober
340
103
112
112
144
811
11
November
254
146
192
192
82
866
12
Desember JUMLAH
280 4024
76 1933
118 1376
158 1200
190 1278
822 9811
No
Bulan
1
Bila dibandingkan data di atas dengan jumlah mahasiswa FKIK, ternyata rata-rata kunjungan per/orang mahasiswa FKIK adalah= (9.8111.278= 8.533 : 1269) = 6,72 kali setahun. Jumlah 1.278 adalah pengunjung dari fakultas lain, karena itu mencari jumlah kunjungan pemustaka dari mahasiswa FKIK adalah total kunjungan 9.811-1.278 = 8.533. Jadi rata-rata per/orang mahasiswa FKIK sekitar 1 x 2 bulan ke perpustakaan. Jika dilihat per/program studi, kunjungan pustaka terbanyak dilakukan oleh mahasiswa ilmu kesehatan masyarakat yang rata-rata per/orang ke perpustakaan (4024 : 421) = 9.59 kali setahun. Di urutan kedua mahasiswa program studi pendidikan kedokteran yang rata-rata per/orang setahun ke perpustakaan = 1376 : 223 = 6.17 kali. Jadi rata-rata per/orang dari 1 x 2 bulan ke
44
perpustakaan. Disusul oleh mahasiswa program studi farmasi yang rata-rata per/orang setahun ke perpustakaan = 1933 : 332 = 5,82 kali. Jadi kurang dari 1 x 2 bulan ke perpustakaan. Sedangkan yang paling sedikit ke perpustakaan mahasiswa program studi ilmu keperawatan yang rata-rata per/orang setahun ke perpustakaan= 1200 : 293 = 4,93 kali atau sekitar 1 x 3 bulan ke perpustakaan. Dengan demikian jumlah kunjungan mahasiswa FKIK ke perpustakaan FKIK masih sangat kurang. Pertanyaannya ialah, apakah mahasiswa FKIK sebagain besar mahasiswa kelas ekonomi menengah ke atas alias anak-anak orang kaya sehingga mampu membeli seluruh buku wajib kuliah dan tidak perlu lagi sering ke perpustakaan; atau karena perpustakaan FKIK sangat kurang jumlah koleksinya, mereka terpaksa membeli buku-buku wajib setiap mata kuliah,
walau
harus
mengurangi
kebutuhan
hidup
lainnya
demi
kesinambungan kuliah. Jika buku-buku wajib telah mereka beli, tentu saja kunjungan mereka ke pustaka menjadi berkurang. Menurut hemat penulis, kecendrungan kedua inilah yang agak mendekati kebenaran. Selain itu, yang menarik diperhatikan adalah ternyata, perpustakaan FKIK tidak hanya dikunjungi oleh sivitas akademika FKIK, tapi juga pemustaka dari fakultas lain, yaitu rata-rata ada= 1278 : 261 (hari kerja)= 4,89 sehari, Jadi hampir 5 orang sehari dari fakultas lain yang mengunjungi perpustakaan FKIK.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN “Salah satu prinsip kepustakawanan 1 adalah bahwa bahan pustaka itu selalu berkembang. Hal ini berarti bahan pustaka sepatutnya selalu bertambah” 2 . Meskipun idealnya bahan pustaka selalu bertambah, namun secara kuantitas, bahan pustaka tersebut tidak selalu bertambah, karena ada beberapa hal yang dialami koleksi perpustakaan, seperti rusak tidak dapat diperbaiki lagi, kehilangan halaman, dan ada pula koleksi yang disiangi. Akan tetapi para pustakawan harus memeriksa koleksi pustakanya terlebih dahulu; jumlah koleksi selama ini apa ada yang rusak, yang hilang, yang disiangi atau tidak. Setelah itu memperhatikan aturan kebijakan yang berlaku di perpustakaan tersebut; baik aturan itu bersifat kebijakan tertulis yang dibuat secara resmi dengan Surat Keputusan (SK), maupun kebijakan yang ditentukan berdasarkan hasil rapat yang dibuat oleh lembaga yang bersangkutan merujuk catatan tertulis (notulasi hasil rapat tersebut). Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (selanjutnya disingkat: FKIK UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, telah mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka, namun belum bersifat kebijakan tertulis yang telah di SK-kan oleh pimpinan lembaga dalam hal ini Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akan tetapi menurut Kepala
1Sulistiyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud, 1993), h. 6 2Ibid., h.100 -101.
45
46
Urusan Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Amrullah Hasbana, kebijakan yang dimiliki saat ini adalah kebijakan yang ditentukan oleh Kepala Urusan Perpustakaan FKIK, yang merupakan hasil rapat dengan staf perpustakaan berdasarkan pengusulan dosen-dosen FKIK 3 . Pengadaan bahan pustaka Perpustakaan FKIK UIN Jakarta, meliputi empat metode pengadaan bahan pustaka yaitu pengadaan bahan pustaka melalui pembelian bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah, pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri dan pengadaan bahan pustaka melalui deposit 4 . Metode yang belum menjadi kebijakan pengadaan bahan pustaka perpustakaan FKIK UIN adalah pengadaan bahan pustaka melalui tukar menukar 5 . Adapun penyebabnya menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK adalah karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) petugas serta padatnya volume kerja perpustakaan FKIK, yang semula hanya tiga orang (baru beberapa waktu belakangan menjadi lima orang).
A. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Pembelian Penyelenggaraan pembelian bahan pustaka pada perpustakaan FKIK dilakukan oleh pejabat pengadaan yang diangkat. Teknik pembeliannya dengan penunjukan langsung rekanannya, sedangkan untuk pembelian di atas nilai Rp. 50 juta dibentuk panitia pengadaan, melalui proses tender 6 .
3Amrullah
Hasbana, Kepala Urusan Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 26 Juli 2010 (transkrip wawancara h.4) 4Ibid., h.4 5Ibid., h.5 6Sekretariat Negara, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah [selanjutnya disingkat
47
Sedangkan pengadaan bahan pustaka yang dananya bukan berasal dari negara yaitu dari sumbangan uang pihak tertentu kebijakannya adalah dapat dilakukan pembelian langsung oleh pustakawan ke toko atau penerbit buku, namun hal ini belum pernah dilakukan FKIK, karena seperti dikatakan Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana, sampai saat wawancara 26 Juli 2010,
perpustakaan FKIK, belum pernah memperoleh dana dari sumbangan
uang dari dermawan, sumbangan para orang tua mahasiswa 7 . Sejak berdiri enam tahun lalu, perpustakaan FKIK telah memperoleh 3 kali anggaran negara untuk pembelian bahan pustaka, yaitu: (1) tahun 2005 sebanyak Rp. 40 juta; (2) Tahun 2009 sebanyak Rp.100 juta; (3) Tahun 2010 Rp.200 juta 8 . Yang telah diterapkan pembeliannya baru dua kali yaitu 2005 dan 2009, sedangkan pembelian tahun 2010 masih dalam proses persiapan. Dengan demikian perpustakaan FKIK telah dua kali menerapkan pembelian bahan pustaka berdasarkaan Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Adapun bentuk penerapan kebijakan pembelian bahan pustaka yang dua kali itu adalah : a.
Tahun 2005 jumlah dana yang diperoleh Rp.40 juta (empat puluh
juta rupiah). Penerapan kebijakan
dilakukan dengan membentuk pajabat
pengadaan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA: Rektor) terdiri dari pegawai terkait pada Kantor Pusat UIN Syarif Hidayatullah dilengkapi dengan beberapa
“Kepres No.80 th.2003 tentang pengadaan barang], h. 8, Diunduh dari Google, tgl 19 Juli 2010 17:45 7Hasbana, Wawancara Pribadi, h.6 8Ibid., h.4
48
petugas dari perpustakaan FKIK sebagai anggota urusan pengadaan dan sebagai pemeriksa 9 . Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah yang memiliki anggaran negara, dalam hal ini adalah Menteri Agama. Maka Rektor, Kepala Kanwil Kementerian Agama dan pejabat setingkatnya memperoleh kuasa dari Menteri Agama untuk mempergunakannya di unit kerja masing-masing. Karena itu ia disebut “Kuasa Pengguna Anggaran”. Sedangkan proses pembeliannya, melalui penunjukan langsung oleh KPA 10 , yakni menunjuk satu dari tiga rekanan yang ikut mengajukan penawaran bahan pustaka, (yang penawaran paling rendah, bukunya paling lengkap dan paling baik kualitas bahan pustakanya), kemudian ditindaklanjuti dengan pembuatan Surat Perintah Kerja (SPK). Hasilnya, telah dilakukan pengadaan bahan pustaka sebanyak 250 judul buku, dengan jumlah buku sebanyak 400 examplar. b.
Tahun 2009, jumlah dana yang diperoleh FKIK adalah Rp.100 juta
(seratus juta rupiah). Penerapan kebijakannya dengan membentuk panitia pengadaan yang melibatkan pejabat terkait ditingkat universitas dan fakultas dalam hal ini petugas perpustakaan/pustakawan sebagai anggota pengadaan dan sebagai pemeriksa setelah bahan pustaka datang (dengan tugas seperti disebutkan sebelumnya) 11 . Pelaksanaan pembeliannya dalam bentuk tender (pelelangan), yang ditindaklanjuti dengan pembuatan Kontrak Pengadaan
9Ibid.,
h.3 h.3 11Ibid., h.4 12Sekretariat Negara, “Lampiran Undang-undang No.80 tahun 2003”, h.31. 10Ibid.,
49
Barang/Jasa (KPBJ) 12 . Hasilnya adalah dapat dilakukan pengadaan bahan pustaka
sebanyak 600 judul buku, dengan jumlah buku sebanyak 1000
examplar 13 . c.
Tahun 2010, jumlah dana yang diperoleh FKIK adalah Rp. 200 juta
(dua ratus juta rupiah). Penerapan kebijakannya belum dilakukan tapi dalam proses pengadaan. Akan tetapi prosedur pelaksanaanya diperkirakan akan sama dengan tahun 2009, yaitu dengan membentuk panitia pengadaan dengan melibatkan petugas terkait di kantor pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan petugas perpustakaan fakultas sebagai anggota pengadaan dan anggota pemeriksa. Sedangkan prosedur pelaksanaan pembeliannya
melalui tender
(pelelangan) sesuai dengan ketentuan Kepres Nomor 80 tahun 2003. Hasilnya belum dapat diketahui, karena pelaksanaan pembeliannya belum dilakukan. Menjawab pertanyaan penulis (peneliti), apakah kepala urusan perpustakaan mempunyai pengaruh dalam menentukan pemenang rekanan (baik dalam pengadaan bersifat penunjukan langsung atau tender), Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana mengatakan, ia tidak ikut dalam tim yang menentukan pemenang tersebut. Karena itu ia tidak mempunyai pengaruh langsung untuk menentukan pemenang rekanan tersebut, hanya memberikan rekomendasi saja 14 . Penerapan kebijakan tersebut telah sesuai dengan petunjuk Kepres Nomor 80 tahun 2003. Hanya saja yang perlu dicatat, mekanisme pembelian
13Data
Subag Akademik FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2010. Wawancara Pribadi, h.1
14Hasbana,
50
melalui penunjukan langsung atau tender, yang ujung-ujungnya pembelian dilaksanakan oleh pihak ketiga itu, selain prosesnya yang panjang dan sulit, yang terpenting lagi menurut hemat penulis kurang efisien, di mana pihak ketiga sebagai sebuah usaha bisnis tentu akan akan mengambil keuntungan 20 – 25%, Pajak 10%, belum lagi “kebocoran-kebocoran” di jalan (minimal 5%), sehingga maksimal yang efektif dana itu untuk pengadaan bahan pustaka hanya sekitar 60%. Namun dari sudut pandangan “minimalis” (pandangan yang bersifat minimal), dari pada tidak ada sama sekali mendapat anggaran negara, kan lebih baik juga bisa efisien 60% itu. Di samping itu, yang perlu juga digaris bawahi adalah, ternyata UIN Syarif Hidayatullah menganut sistem sentralisasi dalam pengadaan barang, termasuk dalam pengadaan bahan pustaka. Sedangkan di IAIN lain, telah menganut otonomi fakultas. Dalam hal ini penunjukan panitia pengadaan, dan penetapan pemenang, kendatipun tetap atas nama Kuasa Penggunan Anggaran (KPA= Rektor), tetapi telah didelegasikan ke fakultas, jadi yang menetapkan panitia pengadaan, sekaligus menetapkan pemenang cukup Pejabat Pembuat Komitmen (PPK= Dekan Fakultas). Dengan demikian panitia pengadaan bukan lagi pejabat dari kantor pusat, melainkan telah pejabat dan petugas dari fakultas, kebijakan otonomi ini telah dilaksanakan dalam pengadaan bahan pustaka senilai Rp.30 juta seluruh fakultas di lingkungan IAIN tersebut tahun 2007. Bukan saja dalam pengadaan bernilai Rp.100 juta s/d dengan Rp.200 juta, bahkan pembangunan gedung kuliah senilai Rp.3 milyar (tiga milyar rupiah) telah diotonomikan ke fakultas pada tahun 2009. Sehingga yang
51
membentuk panitia adalah Dekan dan panitia pengadaannya dari pejabat dan petugas fakultas, keputusan pemenangnya oleh Dekan Fakultas. Keutamaannya adalah, pejabat fakultas mengetahui dengan baik kebijakan dan penerapan pengadaan bahan pustaka di fakultasnya, tidak seperti pengalaman penulis (peneliti) melakukan penelitian, pejabat fakultas tidak mengetahui kebijakan dan penerapannya, “ah, kami tak tahu tuh, itu urusan petugas kantor pusat”, sehingga harus naik bertanya ke tingkat universitas. Adapun Informasi otonomi fakultas diatas, penulis terima dari salah seorang mantan Pembantu Dekan II Fakultas di sebuah IAIN, yang pernah menerapkan kebijakan otonomi fakultas dalam soal pengadaan bahan pustaka tersebut. Selain itu, yang perlu dicermati lagi ialah, belum adanya pembelian langsung di luar anggaran yang diperoleh dari negara, menurut hemat penulis mengindikasikan, belum terlihatnya perpustakaan FKIK membuka diri ke pihak luar, sehingga belum terlihat adanya sumbangan dana dari eksternal untuk pembelian bahan pustaka. Padahal seperti dikemukan pada BAB III, misi dan tujuan FKIK untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan dengan ilmu-ilmu keislaman dan keindonesiaan adalah cita-cita bersama umat Islam, bukan hanya cita-cita UIN Jakarta saja. Kerena itu adalah wajar pihak perpustakaan atau pihak induk lembaganya membuka diri ke luar untuk mendapatkan dana sumbangan dari luar, sehingga bisa dilakukan pembelian bahan pustaka di luar anggaran negara.
52
B. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Sumbangan/hadiah Secara umum, menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana,
perpustakaan
FKIK
mempunyai
kebijakan
menerima
sumbangan/hadiah dari pihak manapun, selama tidak mengikat. Pengertian tidak mengikat adalah, tidak ada kebijakan bahwa bahan pustaka tersebut wajib dipajang di rak-rak khusus, sumbangan tersebut
juga tidak ada kebijakan bahwa buku
wajib dipajang.
Semuanya terserah kepada petugas
perpustakaan FKIK mengaturnya sesuai dengan teori Ilmu Perpustakaan. Kalau sumbangan/hadiah bahan pustaka tersebut cocok dengan misi dan tujuan perpustakaan FKIK, bahan pustaka tersebut akan dipajang. Tetapi jika sumbangan/hadiah bahan pustaka tersebut tidak cocok dengan misi dan tujuan perpustakaan FKIK, tidak akan disuplai, tidak disirkulasikan 15 . Jadi tidak ada ikatan
apapun dalam pengadaan bahan pustaka melalui penerimaan
sumbangan/hadiah. Selain sumbangan bahan pustaka dari pihak eksternal (luar kampus), perpustakaan FKIK (melalui keputusan Dekan FKIK) juga mempunyai kebijakan menerima sumbangan bahan pustaka dari dosen-dosen, individuindividu pencinta perpustakaan dan yayasan-yayasan yang tidak mengikat 16 . Kebijakan penerimaan sumbangan bahan pustaka yang ada pada perpustakaan FKIK barulah kebijakan yang bersifat menunggu, dan belum ada 15Ibid., 16
h. 5-6 Ibid., h. 6
53
kebijakan “menjemput bola”, artinya melakukan sosialisasi perpustakaan FKIK ke pihak eksternal dengan mengajukan proposal, melaku-kan kerjasama atau MoU kepada pihak individu atau institusi/lembaga pemerintah atau swasta.
Di antara sumbangan-sumbangan/hadiah yang diberikan kepada Perpustakaan FKIK berasal dari alumni-alumni FKIK khususnya, namun juga ada alumni IAIN/UIN di luar FKIK (yang sangat menghargai didirikannya FKIK), dosen-dosen FKIK, individu-individu pencinta ilmu/buku. Bahkan juga ada sumbangan dari NM2DC 17 (National Medical Multimedia Development Center) berupa e-book kedokteran. NM2DC adalah kumpulan CD e-book kedokteran buatan
Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI). Isi CD nya mirip teks book aslinya yang digunakan sebagai sumber referensi. CD ini lebih mudah dimengerti karena berupa digital teks book, audio files, digital atlas, ada animation dan video simulation-nya. Sedangkan sumbangan buku dari mahasiswa yang baru menyelesaikan studinya atau yang akan diwisuda juga ada. Akan tetapi sebagai fakultas yang terbilang muda, baru berumur 6 tahun, tentu saja alumni belum begitu banyak, bahkan ada prodi yang belum menghasilkan alumni sama sekali, seperti program studi pendidikan dokter (PSPD) belum menghasilkan dokter, karena masa kuliah dokter lengkap itu adalah 6 tahun, sedangkan usia PSPD baru lima tahun, sehingga sumbangan buku dari mahasiswa calon alumni ini juga belum ada.
17
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, NM2DC, artikel diakses pada 19 Agustus 2010 dari Http://www.nm2dc.org
54
Sementara itu tentang sumbangan buku dari mahasiswa yang aktif kuliah, menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK, tidak ada kebijakan pimpinan fakultas mewajibkan mahasiwa yang aktif kuliah untuk memberikan sumbangan bahan pustaka. Oleh karena itu juga tidak ada penerapan kewajiban memberikan sumbangan bagi mahasiswa yang masih aktif kuliah 18 . Kendatipun tidak diwajibkan, namun demikian—berdasar data yang ada pada Subag Akademik FKIK—ada juga mahasiswa yang memberikan sumbangan secara sukarela 19 . Di antara mahasiswa tersebut adalah: (1) Diyan Meyanti Veranita, mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat (nomor anggota pemustaka M. 00135), yang menyumbang buku, Kesehatan, Keselamatan, Keamanan Kerja dan Bidang Perhotelan, oleh Bagyono, terbitan Alfabeta, 2005; (2) Herna Primanita, mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan (nomor anggota pemustaka M.00280), yang menyumbangkan buku, Let’s Speak English Nurse, oleh Ardiansah, terbitan EGC, 2002. Hasil dari seluruh sumbangan yang diterima perpustakaan FKIK baik dari mahasiswa, alumni dan para dermawan adalah 25 Judul dengan 40 examplar bahan pustaka 20 . Menjawab pertanyaan penulis, bagaimana teknik yang diterapkan pihak perpustakaan FKIK dalam penerimaan sumbangan/hadiah untuk pengadaan/penambahan bahan pustaka; apakah pihak perpustakaan melakukan teknik “jemput bola” yaitu mengadakan sosialisasi perpustakaan FKIK kepada pihak eksternal (luar kampus) dengan menjelaskan, misi dan tujuan fakultas 18Hasbana,
Wawancara Pribadi, h.6 Data Subag Akademik dan Kemahasiswaan FKIK, tahun 2010, h.3 28 Ibid., h.3
19
55
serta kebutuhan dan kondisi keterbatasan koleksi perpustakaannya dengan mengajukan proposal permintaan sumbangan atau hanya menunggu datangnya pihak-pihak penyumbang, Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana, mengakui sejauh ini hanya baru menunggu pihak-pihak penyumbang, belum menerapkan kebijakan yang lebih pro-aktif. Sedangkan tentang ada atau tidaknya, dokumentasi penerapan kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui penerimaan hadiah ini, Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana mengatakan, bahwa pengadaan bahan pustaka melalui penerimaan sumbangan/hadiah ini didokumentasikan dengan baik. Untuk itu ia mempersilahkan penulis (peneliti) melakukan observasi terhadap dokumentasinya. Hasil observasi penulis melihat adanya dokumentasi yang rapi dari pustakawan, termasuk judul bahan pustaka beserta jumlah examplarnya 21 .
C. Pengadaan Bahan Pustaka melalui Penerbitan sendiri Menurut Kepala Urusan Perpustakaan
FKIK Amrullah Hasbana,
Perpustakaan FKIK belum mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri secara reguler, karena perpustakaan FKIK tidak mempunyai izin penerbitan sendiri, yang mempunyai izin penerbitan adalah fakultas. Pengadaan bahan pustaka perpustakaan FKIK hanya bersifat insidental, seperti penerbitan Buku Pedoman Penggunaan Buku Pustaka pada
21
Hasbana, Wawancara Pribadi, h. 2
56
tahun 2006. Akan tetapi jika pengertian penerbitan sendiri, termasuk yang dilaksanakan oleh fakultas, Amrulah Hasbana mengatakan, “FKIK ada menerbitkan jurnal kedokteran dan ilmu kesehatan, akan tetapi sebegitu jauh Kepala Urusan Perpustakaan
FKIK sendiri belum mengetahui bagaimana
kebijakan tersebut,” ujarnya. Namun dari brosur penerimaan mahasiswa baru FKIK tahun akademik 2010/2011, penulis memperoleh informasi bahwa jurnal tersebut bernama Medika Islam, terbit sejak November 2004 dengan misi menunjang kegiatan pendidikan, penelitian dan membina komunikasi di kalangan sivitas akademika FKIK 22 . Dengan demikian jurnal ini telah terbit sebanyak tujuh volume dengan 12 nomor atau edisi penerbitan. Berhubung karena perpustakaan FKIK belum mempunyai kebijakan untuk mengadakan bahan pustaka melalui kegiatan penerbitan sendiri secara reguler, maka penerapannya juga belum ada, yaitu belum dilakukan pengadaan bahan pustaka melalui kegiatan penerbitan sendiri secara reguler. Yang telah ada hanyalah pengadaan bahan pustaka secara insidental, yakni berdasarkan keperluan tertentu pada kondisi tertentu seperti pembuatan buku Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK yang diterbitkan tahun 2006, pembuatan abstrak, kliping dan daftar perolehan buku tahunan (accession list). Sedangkan indeks belum ada. Pembuatan daftar perolehan buku tahunan (accession list) dibuat berdasarkan katalog penerbit. Daftar perolehan buku tahunan dibuat dalam
22Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Brosur Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Tahun akademik 2010-2011, h.3.
57
bentuk tercetak. Perpustakaan FKIK telah membuat accession list tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009. Untuk pembuatan abstrak yang ada baru skripsi. Tidak dijilid, tapi hanya ada dalam bentuk webs di komputer, sehingga belum ada yang dalam bentuk tercetak. Pengadaan bahan pustaka melalui pengadaan sendiri yang berasal dari kliping bersumber dari koran republika dan artikel di internet. Setiap kliping yang dibuat selalu dijilid. Belum adanya pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri secara reguler, cenderung disebabkan oleh pengelola perpustakaan FKIK belum menyusun kebijakannya dan belum mengusulkan kepada pihak fakultas untuk dimasukkan dalam usulan DIPA Fakultas yang akan dimajukan ke tingkat universitas, sehingga pihak universitas memajukan pula dalam usulan ke Kementerian Agama. Apalagi kalau usulan itu juga diusulkan pula secara serentak oleh pengelola perpustakaan fakultas-fakultas di lingkungan UIN Jakarta, sehingga kegiatan tersebut menjadi kegiatan perpustakaan seluruh fakultas di lingkungan UIN Jakarta. Di antara bentuk pengadaan sendiri yang bisa dilakukan perpustakaan FKIK adalah: (1) membuat buku bibliografi yang memuat senarai (daftar) tentang bahan pustaka mengenai ilmu kedokteran, ilmu kesehatan, farmasi dan ilmu kesehatan masyarakat,
(2) majalah abstrak, yakni terbitan berseri
dengan frekuenssi teratur berisi karangan-karangan atau abstrak (sekitar 1 atau 2 halaman) dari artikel atau buku kedokteran, ilmu keperawatan, farmasi dan ilmu kesehatan masyarakat yang telah terbit dalam satu semester sebelumnya. Buku abstrak ini sangat membantu para mahasiwa untuk melakukan penusuran
58
lebih lanjut terhadap subjek-subjek tersebut 23 , (3) kumpulan klipping surat kabar tentang kedokteran, ilmu kesehatan, farmasi dan keperawatan; (4) indeks dan lain-lainya. D. Pegadaan Bahan Pustaka melalui Kegiatan Deposit Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka untuk memperoleh limpahan deposit dari Perpustakaan Nasional atau PDII- LIPI. Alasannya menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana adalah, Perpustakaan FKIK tidak mempunyai wewenang kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui limpahan deposit. Sedangkan untuk memperoleh deposit dari penerbitan internal dari lembaga induk (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK mengatakan, “yang memiliki kebijakan ini di lingkungan internal UIN adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun beliau belum
mengetahui
penyelenggara
secara
penerbitan
pasti
apakah
menyerahkan
rektor
mewajibkan
depositnya
kepada
seluruh seluruh
perpustakaan fakultas atau tidak. Jika wajib, kepada perpustakaan apa wajib diserahkan; apakah kepada semua perpustakaan fakultas atau hanya kepada perpustakaan utama universitas saja” 24 . Penerapan kegiatan deposit (serah-simpan) yang ada baru deposit penerbitan jurnal ilmiah Medika Islamika Fakultas Kedokteran dan Ilmu
23
Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h 259-260 Hasbana, Wawancara Pribadi, h. 7
24
59
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 25 , yang diterbitkan sejak tahun 2004, dengan frekuensi penerbitan 2 kali setahun. Sedangkan deposit bahan pustaka dari mahasiswa yang baru menyelesaikan studinya atau yang akan diwisuda juga ada, karena sudah diwajibkan bagi para calon alumni memberikan deposit skripsi sebelum mereka diberi “Surat Bebas Pustaka” sebagai salah satu syarat untuk bisa mengikuti wisuda. Untuk skripsi yang di deposit ke perpustakaan FKIK, kebijakan ini menurut Kepala Urusan Perpustakaan FKIK Amrullah Hasbana, telah ditetapkan bagi para mahasiswa calon wisudawan 26 . Deposit skripsi mahasiswa yang mengahiri studi, ada yang diserahkan dalam bentuk hard cover, maupun dalam bentuk CD soft copy, sehingga dari aspek ini terpenuhi dua unsur bahan pustaka, yakni dalam bentuk karya tulis, maupun dalam CD (soft copy) skripsi. Deposit yang bersumber dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) yakni buku pedoman akademik tahunan. Sedangkan masing-masing program studi (prodi) tidak ada mendeposit jurnal prodi dan brosur prodi. Karena yang menerbitkan jurnal prodi dan brosur prodi adalah pihak fakultas.
25Ibid., 26
h. 7 Ibid., h. 6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian tentang pengadaan bahan pustaka, ada empat metode pengadaan bahan pustaka yang diterapkan di perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu: 1. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, dilakukan berdasarkan kebijakan pemerintah sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah, karena dana yang dipergunakan berasal dari Anggaran Negara, penyelenggaraannya dilakukan oleh pejabat pengadaan yang diangkat. 2. Pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah adalah, menerima sumbangan bahan pustaka dari pihak manapun selama tidak mengikat. Di antara penyumbangnya; alumni, dosen-dosen, individu-individu, bahkan dari NM2DC berupa e-book. Selain itu juga mahasiswa calon wisudawan. Kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan ini adalah kebijakan yang bersifat menunggu dan belum ada kebijakan “menjemput bola”. 3. Perpustakaan FKIK belum mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri secara reguler, karena perpustakaan
60
61
FKIK tidak mempunyai izin penerbitan sendiri, yang mempunyai izin penerbitan adalah fakultas. Penerbitan bahan pustaka perpustakaan FKIK hanya bersifat insidental, seperti penerbitan buku Pedoman Penggunaan Perpustakaan FKIK pada tahun 2006. 4. Perpustakaan FKIK tidak mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui limpahan deposit (serah-simpan) bagi seluruh penerbitan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah dan menyerah-simpankan pada seluruh perpustakaan fakultas di lingkungan UIN Jakarta. Yang ada baru kebijakan deposit lokal, yakni dari jurnal Medika Islamika dan deposit skripsi mahasiswa yang menyelesaian studi di tingkat sarjana (S1). 5. Perpustakaan FKIK tidak mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui tukar menukar dengan perpustakaan universitas dan lembaga lain. B. Saran- Saran 1. Sebaiknya dalam pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, Rektor selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) memberikan otonomi kepada Fakultas dengan mendelegasikan wewenangnya ke Dekan selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), seperti yang sudah berlaku di IAIN lainnya, sehingga pengadaan bahan pustaka akan lebih lancar dan proses pelaksanaannya lebih cepat, pejabat-pejabat terkait di fakultas lebih bertanggung jawab, serta mahasiswa atau atau pihak pers yang ingin mendapatkan
akses
informasi
tentang
perpustakaan akan mudah memperoleh.
pembangunan
di
bidang
62
2. Sebaiknya Kepala Urusan Perpustakaan FKIK dalam pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan, menerapkan kebijakan “menjemput bola”, artinya lebih pro-aktif melakukan sosialisasi perpustakaan FKIK ke pihak eksternal dengan mengajukan proposal permintaan sumbangan, melakukan kerjasama atau MoU kepada pihak individu atau institusi/lembaga pemerintah atau swasta. 3. Sebaiknya Perpustakaan FKIK bekerjasama dengan perpustakaan fakultasfakultas di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, agar menyusun kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri, kemudian memperjuangkan anggaran kegiatannya melalui usul DIPA fakultas masing-masing ke pihak Rektorat, sehingga perpustakaan FKIK dan perpustakaan lainnya mempunyai kebijakan dan program pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri secara reguler. 4. Sebaiknya Perpustakaan FKIK bekerjama dengan pihak perpustakaan fakultas lainnya di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperjuangkan kepada Rektor adanya ketentuan deposit antar fakultas bagi seluruh penerbitan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah dan menyerah-simpankan pada seluruh perpustakaan fakultas di lingkungan UIN. 5. Sebaiknya Perpustakaan FKIK perlu kebijakan pengadaaan bahan pustaka melalui tukar-menukar. Hal ini dipertimbangkan guna mengatasi kekurangan bahan pustaka pada perpustakaan FKIK.
DAFTAR PUSTAKA Agustino, Leo, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta, 2006 American Library Association, World Encyclopedia of Library and Information Services, Chicago: ALA, l993 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Gramedia, 2001 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Brosur Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, tahun akademik 2010-2011 ------------. “Data Akademik 2009”, Subak Akademik, 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, NM2DC, artikel diakses pada 19 Agustus 2010 dari Http://www.nm2dc.org Hasbana, Amrullah, Kepala Urusan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wawancara Pribadi, di Perpustakaan FKIK, Jalan Kertamukti No.5 Ciputat, tgl. 26 Juli 2010 -----------, Kepala Urusan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wawancara Pribadi, di Perpustakaan FKIK, Jalan Kertamukti No.5 Ciputat, tgl. 9 Agustus 2010 Hornby, A.S. at all, The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, London: Oxford University Press, l973 Nawawi, Hadari, Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001 Nawawi, Hadari, dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996) Nasuhi, Hamid, dkk (ed), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Thesis dan Disertasi, Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah Jakarta, 2007, Cet. Ke-1 NS, Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003, Cet. ke-1 Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Pedoman Penggunaan Perpustakaann Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006
63
64
Rifai, Mien A, Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, Yogyakara: Gajah Mada Universiy Press bekerjasama dengan Direkorat Jendral Perguruan Tinggi, 1997 Rimbarawa, Kosam M.LIS, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan, selanjutnya disingkat Gedung, Jakarta: Hakaesar, 2004 --------------- Teknik Audio Visual, Jakarta: Hakaeser, 2005 Sekretariat Negara RI, “Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan”, dalam Sutarno NS, Membina Perpustakaan Desa, Jakarta: Sagung Seto, 2008 -------------:”Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksaanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerinah”, artikel diakses, pada 17 Juli 2010 dari Http://www.kepresrino80tahun2003.org Shomad, Abdul, dkk (ed), Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009-2010, Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 Suharto, Edi, Analisis Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta, 2005 Sulistiyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta Gramedia, l994 Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005 Tadjuddin, MK, “Dokter Muslim Harus Siap Layani” dalam BERITA UIN, No. 102/ Th.VII /Juni 2010 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Kamus Besar, Jakarta : Balai Pustaka, l995. Wojowasito, S, KamusKawi- Indonesia, Bandung: CV. Pengarang, l977. Widodo, Joko, Analisis Kebijakan Publik, Malang: Bayu Media, 2007. Yulia, Yayu, et.all, Pengadaan bahan Pustaka, Jakarta: Universitas Terbuka, l993 Yusuf, Pawit M, dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Kencana, 2005.
HASIL WAWANCARA TENTANG
KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DAN PENERAPAN KEBIJAKAN PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Responden
: Amrullah Hasbana, S.Ag, SS, MA
Jabatan
: Kepala Urusan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hari / tanggal : Senin, 26 Juli 2010. Tempat
: Ruang Perpustakaan FKIKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Kerta Mukti No. 5 Telp. (021) 74716718
____________________________________________________________________ Tanya
: Apakah ada kebijakan tertulis tentang Pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
Jawab
: Selama ini belum ada kebijakan tertulis. Kebijakan yang ada hanya kebijakan melalui rapat menentukan prioritas pengadaan bahan pustaka yang
terdahulu
memperbanyak
judul
ketimbang
memperbanyak
eksemplar. Tanya
: Siapa yang merumuskan konsep kebijakan pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan FKIK, dan siapa yang menetapkan keputusannya sebagai kebijakan?
Jawab
: Kebijakan itu ditentukan oleh saya sendiri selaku kepala urusan perpus-takaan, untuk pengadaan dirapatkan dengan staf perpustakaan berdasarkan pengajuan judul-judul dari dosen-dosen.
Tanya
: Dari lima macam teknik pengadaan/pengembangan bahan pustaka (melalui pembelian, sumbangan/hadiah/hibah, tukar menukar/pinjam bahan pustaka, deposit dan melalui membuat sendiri bahan pustaka), berapa macam yang menjadi kebijakan dan diterapkan perpustakaan FKIK?
Jawab
: Dari lima teknik pengadaan bahan pustaka di perpustakaan FKIK yang ada melalui pembelian, sumbangan/hadiah, deposit, membuat sendiri
(kliping, makalah). Sedangkan teknik pengadaan bahan pustaka melalui tukar menukar tidak ada. Tanya
: Bagaimana kebijakan pembelian bahan pustaka pada Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan anggaran Negara (APBN/APBD) di atas Rp.50 Juta? Apakah bisa dibeli langsung oleh petugas pustaka ke toko buku/penerbit, atau melalui Panitia Pengadaan/proyek dan tender, atau penunjukan langsung oleh pimpinan?
Jawab
: Pembelian bahan pustaka pada perpustakaan FKIK adanya dari dana DIPA, melalui daftar isian proyek. Biasanya dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan anggaran 1 Milyar pada tahun 2009, FKIK kebagian Rp.100 juta, yakni dengan mengajukan judul-judul buku sebanyak Rp.100 juta. Proses pengadaannya dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tanya
: Bagaimana pula kebijakan pembelian bahan pustaka mempergunakan dana Negara di bawah Rp.50 juta? Apakah bisa dibeli langsung oleh petugas pustaka, atau penunjukan langsung oleh pimpinan atau masih melalui panitia pengadaan/ proyek dan tender?
Jawab
: Sekarang ini tidak hanya pengadaan bahan pustaka yang lebih dari Rp.50 juta saja yang melalui panitia pengadaan, tetapi untuk pengadaan bahan pusataka sebesar Rp.10 juta sudah ada surat perintah kerja rekanan. Proses penyelenggaraan pengadaan bahan pustaka baik yang diatas Rp.50 juta maupun yang dibawah Rp.50 juta, pustakawan tidak mempunyai wewenang untuk membeli langsung ke toko. Bukan wewenang kepala urusan perpustakaan tetapi dari tim pelelang.
Tanya
: Dalam pengalaman perpustakaan FKIK, berapa dana terbesar yang pernah diterima Perpustakaan FKIK, untuk pembelian penambahan/ pengembangan bahan pustaka yang pernah diperoleh dari Negara?
Jawab
: Pada tahun 2005 Perpustakaan FKIK menganggarkan pengadaan bahan pustaka sebanyak Rp.40 juta, tahun 2009 sebanyak Rp.100 juta dan tahun 2010 sebanyak Rp.200 juta.
Tanya
: Mengingat prioritas misi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melakukan reintegrasi (penyatuan kembali) ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan; apakah FKIK pernah mendapat anggaran yang paling besar dalam pengadaan bahan pustaka dibandingkan dengan fakultas-fakultas lainnya di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? Jika pernah kirakira berapa besar dibanding Fakultas lain?
Jawab
: Perolehan Anggaran pengadaan bahan pustaka perpustakaan FKIK terbesar dibandingkan dengan perpustakaan fakultas lain yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni pada tahun 2005 sebanyak Rp.40 juta, proyek DIPA-nya saja, diperuntukan khusus untuk pengadaan bahan pustaka FKIK saja, setelah itu tidak ada prioritas apa-apa. Sementara fakultas lain terus menganggarkan masing-masing.
Tanya
: Apakah perpustakaan FKIK pernah berpengalaman dalam penerapan kebijakan pembelian bahan pustaka dengan menggunakan anggaran Negara (APBN/APBD) lebih di atas Rp.50 Juta?
Jawab
: Pernah. Pengalaman dalam penerapan kebijakan pembelian bahan pustaka dengan menggunakan Anggaran Negara lebih dari Rp.50 juta, yakni pada tahun 2010 Perpustakaan FKIK menganggarkan pengadaan bahan pustaka sebanyak Rp.200 juta.
Tanya
: Apakah Perpustakaan FKIK juga pernah menerapkan pembelian bahan pustaka dengan penunjukan langsung (artinya di bawah Rp. 50 Juta)? Jika pernah, mohon penjelasan pengalaman FKIK dalam penerapannya!
Jawab
: Pernah. Pengalaman dalam penerapan kebijakan pembelian bahan pustaka dengan penunjukan langsung dilakukan untuk anggaran diatas Rp.10 juta, tidak bisa membeli sendiri, harus melalui PT. Jadi perpustakaan FKIK menganggarkan judul-judul bahan pustaka senilai uang yang dianggarkan. Proses pembeliannya dilakukan oleh pusat. Jadi perpustakaan FKIK tidak pernah membeli langsung.
Tanya
: Dari pengamalan atau sepengetahuan (atau pendapat) perpustakaan FKIK, mana yang terbaik di antara pengadaan melalui Panitia Pengadaan + tender proyek (di atas Rp.50 juta), di banding penunjukan langsung ( di bawah Rp. 50 Juta)?
Jawab
: Sama saja. Karena yang mengalami dan merasakan kesulitan atau proses mana yang rumit dalam pengadaan bahan pustaka adalah pihak rekanan. Pihak perpustakaan tidak langsung membeli.
Tanya
: Dalam pelaksanaan pengadaan/pengembangan bahan pustaka di Perpustakaan FKIK, apakah para pustakawan diikut-sertakan sebagai panitia, atau hanya orang-orang proyek atau pimpinan Fakultas (pustakawan sebagai penonton) saja?
Jawab
: Dalam pelaksanaan pengadaan/pengembangan bahan pustaka di Perpustakaan FKIK, para pustakawan terlibat semua baik itu tim pengadaan maupun tim pemeriksaan. Perannya, pustakawan yang mengajukan judul-judul berdasarkan permintaan pemustaka atau prioritas pustakawan menyeleksi berdasarkan silabus. Kemudian pihak pustakawan merapatkan dengan pihak fakultas, bahwasanya bahan pustaka apa saja yang akan diadakan disetujui atau tidak. Peran lain pustakwan adalah pada proses pemeriksaan ketika buku datang.
Tanya
:
Mohon
Bapak
berkenan
menjelaskan
pengalaman
penerapan
Perpustakaan FKIK dalam melakukan seleksi materi-materi pustaka yang dikembangkan
melalui
pembelian
anggaran
Negara
ini.
Apakah
Perpustakaan FKIK melakukan angket/ minta pendapat kepada pemustaka tentang buku yang mereka butuhkan sesuai dengan buku kuliah wajib? Atau berdasarkan catatan harian pustakawan, tentang judul-judul buku yang sering ditanyakan pemustaka, tetapi ternyata tidak dimiliki perpustakaan FKIK? Jawab
: Perpustakaan FKIK dalam melakukan seleksi materi-materi pustaka, yakni:
•
Melalui silabus;
•
Melalui buku pedoman yang perpustakaan FKIK gunakan;
•
Dengan usulan dari pemustaka;
•
Dengan usulan dari dosen;
•
Dari penawaran katalog buku atau penerbit;
•
Mengajukan daftar isian kepada Prodi-prodi tentang buku, meskipun Prodi-prodi belum mengikuti secara 100%.
• Tanya
Melalui prosedur-prosedur pengadaan bahan pustaka secara umum.
: Selanjutnya bagaimana pembelian bahan pustaka yang bukan dari dana Negara (APBN/APBD), umpamanya sumbangan dana (uang) dari pengusaha, infak dermawan dalam negeri, dari alumni, dan dari luar negeri. Bagaimana kebijakan FKIK tentang pembelian bahan pustaka dari dana seperti ini; apakah harus melalui panitia pengadaaan intern ( bukan proyek), atau bisa dibeli langsung oleh pustakawan atas persetujuan/ penugasan pimpinan Fakultas/perpustakaan?
Jawab
: Sejauh ini belum ada pembelian bahan pustaka yang dananya berasal dari sumbangan semacam ini.
Tanya
:
Bagaimana
prinsip
kebijakan
pengadaan
bahan
pustaka
pada
perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari sumbangan/ hadiah /hibah? Jawab
: Selama ini perpustakaan FKIK sudah menerima sumbangan bahan pustaka, namun sifatnya tidak mengikat, dimana perpustakaan FKIK tidak mempunyai kewajiban untuk meletakan sumbangan bahan pustaka tersebut di tempat yang khusus, atau punya kewajiban harus memajang sumbangan bahan pustaka mereka tersebut. Semuanya bebas terserah bagaimana perpustakaan FKIK yang mengaturnya. Kalau seandainya sumbangan tersebut tidak cocok, maka tidak akan kita suplai, tidak disirkulasikan dan tidak akan jadi masalah.
Tanya
: Mohon bapak berkenan menjelaskan, pengalaman perpustakaan FKIK dalam menerima bahan pustaka dari sumbangan?
Jawab
: Perpustakaan FKIK sudah menerima sumbangan bahan pustaka, dari Alumni, dosen-dosen, individu. Bahkan juga ada sumbangan dari hasil kerjasama dari NM2DC, yakni kita memperoleh e-book.
Tanya
: Selain dari pihak luar kampus, biasanya sebuah fakultas/perguruan tinggi menerima sumbangan bahan pustaka (cetak atau rekam) dari mahasiswa yang sedang aktif dan mahasiswa yang baru selesai menjelang wisuda (calon alumni). Bagaimana kebijakan pimpinan perpustakaan FKIK dalam hal pengadaan sumbangan bahan pustaka dari mahasiswa (mahasiswa baru atau mahasiswa yang masih aktif kuliah)?
Jawab
: Tidak ada kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui dari mahasiswa yang masih aktif. Namun jika ada mahasiswa yang mau menyumbang, maka perpustakaan FKIK pun tidak menolak.
Tanya
: Bagaimana pula kebijakan pimpinan FKIK dalam pengadaan sumbangan bahan pustaka bagi mahasiswa yang baru selesai studi (calon alumni)?
Jawab
: Mahasiswa yang akan diwisuda diharuskan untuk menyumbang buku.
Tanya
: Apakah perpustakaan FKIK memiliki kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui pertukaran koleksi bahan pustaka, dengan program studi sejenis di perguruan tinggi lain?
Jawab
: Sejauh ini perpustakaan FKIK tidak memiliki kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui pertukaran koleksi bahan pustaka.
Tanya
: Jika belum ada dilakuan, apakah ke depan Perpustakaan FKIK akan merencanakan pengadaan bahan pustaka melalui pertukaran koleksi bahan pustaka?
Jawab
: Belum ada.
Tanya
:
Apakah
perpustakaan
FKIK
mempunyai
kebijakan
melakukan
pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri ? Mohon dijelaskan!
Jawab
: Perpustakaan FKIK tidak mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui penerbitan sendiri. Setiap fakultas memiliki izin penerbitan, tetapi perpustakaan fakultas tidak memiliki izin penerbitan. Sebagai contoh, di Fakultas Adab dan Humaniora memiliki penerbitan jurnal fakultas yakni, al-Turas.
Tanya
: Apakah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) punya kebijakan untuk melakukan penerbitan sendiri di bidang jurnal/penerbitan berseri dalam ilmu-ilmu kedokteran, keperawatan, farmasi dan ilmu kesehatan masyarakat?
Jawab
: Saya sendiri belum tahu bagaimana bunyi kebijakan tersebut. Akan tetapi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) ada menerbitkan jurnal kedokteran.
Tanya
: Apakah perpustakaan FKIK mempunyai kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui deposit? Mohon dijelaskan!
Jawab
: Kepala Urusan Perpustakaan FKIK tidak mempunyai wewenang kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui deposit. Akan tetapi yang memiliki kebijakan ini adalah ditangan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apakah Rektor mewajibkan seluruh terbitan diserahkan kepada seluruh fakultas atau tidak. Ketika wajib, kepada perpustakaan apa yang wajib diserahkan, apakah perpustakaan fakultas atau kepada perpustakaan universitas saja.
Tanya
: Sebelum melakukan penambahan bahan pustaka, apakah perpustakaan FKIK melakukan Evaluasi terhadap koleksi yang ada?
Jawab
: Ada. Perpustakaan FKIK selalu melakukan evaluasi terhadap koleksi sebelum melakukan penambahan bahan pustaka.
Tanya
: Menurut standar Perpustakaan Nasional RI tahun 1992, angka ideal koleksi dasar sebuah perpustakaan adalah 10 judul buku untuk 1 orang mahasiswa, kemudian koleksi tambahan 10% dari koleksi dasar. Jadi 10 + 1 judul =11 judul buku. Bagaimana hasil evaluasi perpustakaan FKIK
dalam aspek kecukupan jumlah bahan pustaka dibanding dengan jumlah mahasiswa berdasarkan standar nasional tersebut? Jawab
: Sampai saat ini kita belum mencapai standar dari Perpustakaan Nasional RI tahun 1992.
Tanya
: Berdasarakan UU No 43 tahun 2007, tentang Perpustakaan, Pasal 24 dinyatakan, Perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki koleksi, baik jumlah judul, maupun jumlah examplarnya mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengajaran, dan pengabdian pada masyarakat.
Apakah telah ada seluruh mata kuliah memiliki bahan
pustaka yang cukup di perpustakaan FKIK. Mohon gambaran garis besar tentang kecukupan data bahan pustaka tersebut (rata-rata setiap judul tersedia berapa examplar?) Jawab
: Prioritas pengadaan bahan pustaka yang dilakukan perpustakaan FKIK adalah memperbanyak judul, bukan memperbanyak eksemplar. Jadi masih 1 : 2, yakni 1 judul berbanding 2 eksemplar. Setiap mata kuliah sudah memiliki bahan pustaka, tetapi belum memenuhi kebutuhan, baru hanya 20% - 30% dari total buku wajib yang harus dimiliki. Jadi belum mencukupi.
Tanya
: Apakah Perpustakaan FKIK punya kebijakan dalam penyiangan (pembersihan) koleksi
yang ada di perpustakaanya, dalam pengertian
melakukan evaluasi buku-buku apa yang ternyata sudah tidak cukup halamannya (hilang, robek, dimakan rayap), atau ada buku-buku yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, sehingga buku-buku itu perlu disiangi? Jawab
: Perpustakaan FKIK belum punya kebijakan dalam penyiangan (pembersihan), karena perpustakaan ini baru mencapai usia 5 tahun.
Tanya
: Selain dari hal-hal yang telah diungkapkan di atas, problem lain apa lagi yang dialami oleh Perpustakaan FKIK dalam pengadaan/ penambahan bahan pustaka?
Jawab
: Keterbatasan dana pengadaan. Karena dengan melalui pengadaan bahan pustaka yang melalui tender, sehingga kita tidak bisa membeli langsung. Artinya, butuh waktu lama dalam penerapan pengadaan bahan pustaka dengan sistem ini.
Jakarta, 26 Juli 2010 Yang Mewawancarai
Yang diwawancarai
Muhmamad Andri Agusta
Amrullah Hasbana, S.Ag, SS, MA
HASIL WAWANCARA TAHAP II TENTANG
KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DAN PENERAPAN KEBIJAKAN PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Responden
: Amrullah Hasbana, S.Ag, SS, MA
Jabatan
: Kepala Urusan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hari / tanggal : Senin, 9 Agustus 2010. Tempat
: Ruang Perpustakaan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Kertamukti No. 5 Telp. (021) 74716718
__________________________________________________________________ Tanya : Bagaimana teknik kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui sumbang an? Apakah perpustakaan FKIK “menjemput bola” dalam mengupayakan sumbangan atau menunggu sumbangan datang? Jawab : Berhubung karena keterbatasan SDM dan padatnya volume kerja, perpus takaan hanya menunggu sumbangan datang. Tanya : Apakah pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah dengan mengajukan proposal? Jawab : tidak. Tanya : Pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/hadiah apakah ada MoU? Jawab : Tidak ada Mou. Tanya : Apakah ada sumbangan bahan pustaka dari individu atau institusi? Jawab : Dari individu ada, yakni dari mahasiswa, sedangkan dari institusi yakni dari UIN Press. Tanya : Sumbangan bahan pustaka yang diberikan, ternyata bila ada tidak sesuai dengan permintaan, bagaimana penerapannya? Jawab
: Sejauh ini sumbangan/hadiah bahan pustaka selalu sesuai dengan permintaan, karena pengusulan sudah berasal dari penasehat akademik.
Tanya : Apakah ada pihak perpustakaan meminta sumbangan/hadiah kepada perorangan atau institusi? Jawab : Ke perorangan sejauh ini belum ada. Pihak perpustakaan pernah meminta sumbangan/hadiah ke Depag pada tahun 2009. Tanya : Apakah Kepala Urusan Perpustakaan FKIK, termasuk atau tidak dalam tim penentuan pemenang lelang? Jawab : Kepala Urusan Perpustakaan FKIK tidak termasuk dalam tim penentuan pemenang rekanan dalam penunjukan langsung atau tender (lelang) Taanya : Kalau begitu Kepala perpustakaan tidak punya pengaruh sama sekali dalam penentuan rekanan yang akan mengadakan bahan pustaka? Jawab
: Kepala Perpustakaan FKIK tidak punya pengaruh untuk penentuan pemenang rekanan, hanya merekomendasikan.
Tanya :
Menurut Bapak bagaimana idealnya kebijakan pengadaan bahan pustaka di perpustakaan FKIK; apa tertulis atau tidak?
Jawab
: Idealnya tertulis, tetapi karena keterbatasan SDM dan volume kerja yang padat, kebijakan tertulis iu belum sempat diwujudkan.
Tanya
: Penerapan kebijakan pengadaan bahan pustaka melalui sumbangan/ hadiah, berkenan
apa terdokumentasikan atau tidak? Jika ada, mohon Bapak mengizin
kan
pewawancara
melakukan
observasi
dokumentasinya, karena metode penelitian saya di samping metode wawancara, juga metode observasi. Jawab : Ya ada terdokumentasi, file-nya terintegrasi dalam katalog, dimana buku -buku-buku yang berasal dari hadiah, tertulis asalnya dari hadiah siapa, tidak ada file sendiri. Silahkan observasi katalognya. Tanya
: Pengadaan bahan pustaka dengan penerbitan sendiri, apakah ada pembuatan indeks, abstrak, kliping dan daftar perolehan buku tahunan (accession list)?
Jawab
: Perpustakaan FKIK ada membuat abstrak, kliping dan accession list. Untuk indeks belum ada. Pembuatan accession list ini berdasarkan katalog penerbit.
Tanya : Pengadaan bahan pustaka dengan penerbitan sendiri, daftar perolehan tahunan (accession list) apakah dalam bentuk tercetak atau masih dalam data computer? Tahun berapa saja yang sudah ada? Jawab : Daftar perolehan tahunan (accession list) dalam bentuk tercetak. Yang sudah terbit yakni tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009. Tanya : Pengadaan bahan pustaka dengan penerbitan sendiri, abstrak yang ada apa saja? Dijilid atau tidak? Jawab : Abstrak yang ada baru skripsi. Tidak dijilid, tapi diinput ke dalam web perpustakaan FKIK. Tanya
: Pada pengadaan bahan pustaka dengan penerbitan sendiri, sumber klipingnya dari mana saja? Apakah dijilid?
Jawab : Sumber kliping berasal dari Koran Republika dan artikel di internet. Setiap kliping yang dibuat selalu dijilid. Tanya : Pengadaan bahan pustaka melalui deposit, apakah pihak perpustakaan pro-aktif meminta ke dosen atau menunggu saja? Jawab : Perpustakaan FKIK hanya menunggu sumbangan bahan pustaka yang di deposit. Tanya : Pengadaan bahan pustaka melalui deposit, apakah ada hasil seminar konfrensi, laporan penelitian dan diktat dosen? Jawab : Semuanya tergantung kepada dosennya. Tapi sejauh ini belum ada dosen yang mendeposit hasil seminar konfrensi, laporan penelitian dan diktat dosen. Tanya
:
Pengadaan bahan pustaka melalui deposit, yang bersumber dari mahasiswa dalam hal ini skripsi, apakah dalam bentuk tercetak atau soft copy?
Jawab : Deposit bahan pustaka dari mahasiswa ada dalam bentuk tercetak dan soft copy. Tanya : Pengadaan bahan pustaka melalui deposit, apakah ada diktat dosen yang didepositkan? Jawab : Ada. Tanya : Pengadaan bahan pustaka melalui deposit, yang bersumber dari fakultas dan program studi (prodi), apakah ada deposit buku pedoman akademik, jurnal prodi dan brousur prodi? Jawab : Deposit buku pedoman akademik ada, sedangkan jurnal prodi dan brousur prodi tidak ada. Yang ada hanyalah jurnal fakultas dan brousur fakultas. Tanya
: Tahun 2008 ada pertambahan bahan pustaka sebanyak 25 judul/ 40 examplar. Kira-kira dari mana asal dananya, apakah dari sumbangan buku mahasiswa calon wisudawan atau dari Negara?
Jawab
: Dari DIPA dan sumbangan buku mahasiswa calon wisudawan
Jakarata, 9 Agustus 2010 Yang diwawancarai,
Yang diwawancarai,
Muhammad Andri Agusta
Amrullah Hasbana, S.Ag, S.S, M.A.
.