RENSTRA DITJEN ILMTA 2010 – 2014, PELAKSANAAN ROAD MAP KLASTER INDUSTRI DAN RENCANA KERJA TAHUN 2011
Oleh: DIREKTUR JENDERAL ILMTA Dalam Acara RAPAT KERJA “REVITALISASI INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA YANG DIDUKUNG OLEH REFORMASI BIROKRASI”
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jakarta, 4 Februari 2010
DAFTAR ISI I.
Renstra Ditjen ILMTA Tahun 2010 – 2014 A. B. C. D. E. F.
Peta Strategi Ditjen ILMTA Indikator Kinerja Utama Visi dan Misi Sasaran Strategis Arah Kebijakan Program Pengembangan ILMTA Tahun 2010 - 2014
II. Rencana Pelaksanaan Roadmap Klaster Industri Prioritas A. Kerangka Pengembangan Klaster Industri Baja B. Kerangka Pengembangan Klaster Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik C. Kerangka Pengembangan Klaster Industri Mesin Peralatan Umum D. Kerangka Pengembangan Klaster Industri TPT E. Kerangka Pengembangan Klaster Industri Alas Kaki
III. Rencana Kerja Ditjen ILMTA Tahun 2011
IV. Pelayaan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Ditjen ILMTA A. Pengantar B. Prosedur Sistem Operasional (SOP) C. Sarana dan Prasarana
I. RENCANA STRATEGIS DITJEN ILMTA TAHUN 2010 - 2014
A. Peta Strategi Ditjen ILMTA Tahun 2010 - 2014 STRATEGIC OBJECTIVE
VISI DAN MISI DITJEN ILMTA Visi : Terwujudnya Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka sebagai basis industri manufaktur yang handal dalam mendukung industri andalan masa depan dan pertumbuhan ekonomi
Pengelolaan SDM Organisasi & Informasi
STRATEGIC DRIVER Proses Pelaksanaan Tugas Pokok Subsektor ILMTA
STRATEGIC OUTCOME Memenuhi harapan stakeholders
Misi : Menjadikan penggerak masyarakat untuk melakukan kegiatan industri manufaktur yang efisien dan bernilai tambah tinggi .
1
Semakin meningkatnya peran industri subsektor ILMTA dalam perekonomian nasional
Meningkatnya nilai tambah subsektor ILMTA
6 2
Meningkatnya penguasaan pangsa pasar dalam dan luar negeri subsektor ILMTA
3
Kokohnya faktor – faktor penunjang pengembangan industri subsektor ILMTA
Perumusan Kebijakan Merencanakan dan merumuskan kebijakan industri subsektor ILMTA Menetapkan rencana strategis pengembangan ILMTA Menetapkan peta panduan (Road Map)pengembangan ILMTA Merumuskan kebijakan insentif yang mendukung pengembangan ILMTA Merumuskan kebiijakan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri
4
Lengkap dan
Meningkatnya Kemampuan Teknologi subsektor ILMTA
Pelayanan / Fasilitasi Memfasilitasi peningkatan kualitas kompetensi SDM subsektor ILMTA
Tersebarnya Industri subsektor ILMTA di luar Jawa
5 menguatnya struktur subsektor ILMTA
Monitoring & Evaluasi Mengoptimalkan pemantauan kinerja industri terkait dengan pelaksanaan kebijakan ILMTA
Memfasilitasi peningkatan kemampuan Teknologi dan Standardisasi ILMTA Memfasilitasi Pengembangan pasar (luar & dalam negeri) ILMTA Memfasilitasi kerjasama industri dan promosi investasi industri LMTA Meningkatkan kualitas pelayanan publik
SDM
Organisasi & Ketatalaksanaan
Informasi
Program
Dana
Mengembangkan kemampuan SDM
Membangun organisasi yang profesional dan probisnis
Membangun sistem informasi yang terintegrasi, handal & terkini
Meningkatkan kualitas program dan pelaporan
Meningkatkan Sistem Tata Kelola Keuangan
B. Indikator Kinerja Utama DITJEN ILMTA NO
PERSPEKTIF
1
3
4
STAKE HOLDER
2
STRATEGIC OBJECTIVES & KPI SASARAN STRATEGIC KPI Meningkatnya nilai tambah sub Laju Pertumbuhan ILMTA sektor ILMTA Kontribusi sub-sektor ILMTA terhadap PDB nasional Meningkatnya penguasaan pasar Pangsa pasar produk ILMTA nasional dalam dan luar negeri terhadap total permintaan di pasar DN Pertumbuhan ekspor produk dan jasa ILMTA nasional Pangsa pasar produk dan jasa ILMTA nasional di 5 negara utama tujuan ekspor Kokohnya faktor - faktor penunjang Tingkat produktifitas SDM industri LMTA pengembangan industri subsektor LMTA Index iklim industri LMTA nasional Jumlah hasil penelitian dan Meningkatnya kemampuan teknologi pengembangan tekologi industri terapan sub - sektor ILMTA inovatif Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan oleh sektor industri LMTA
5
6
Pertumbuhan investasi di industri hulu dan antara Meningkat dan menguatnya struktur Meningkatnya tingkat kandungan lokal ILMTA Peta panduan pengembangan klaster industri prioritas Tersebarnya Industri subsektor ILMTA di luar Jawa
Meningkatnya persebaran industri di P. Jawa dan Luar Jawa
SATUAN %
TARGET 7,07
%
5,8
%
47,5
%
11
%
4,8
Nilai tambah (Rp) per tenaga kerja
450.000
Index
4
jumlah
3
Jumlah
2
Jumlah
160
%
45
Klaster
5
Ratio
90 : 10
Lanjutan ...... NO
PERSPEKTIF
7
STRATEGIC OBJECTIVES & KPI SASARAN STRATEGIC KPI Merencanakan dan Merumuskan Kebijakan dan Produk Hukum Kebijakan Industri Subsektor ILMTA Ditetapkan Menteri
Yang
8
Menetapkan Rencana Pengembangan ILMTA
9
Menetapkan Peta Panduan Peta Panduan Pengembangan Klaster Pengembangan Industri LMTA Industri Prioritas Merumuskan Kebijakan Insentif Yang Rekomendasi Usulan Insentif Mendukung Pengembangan ILMTA Perusahaan Yang Memperoleh Insentif
10
11
Merumuskan Kebijakan Peningkatan Tingkat kandungan lokal Penggunaan Produksi Dalam Negeri
14
INTERNAL
12 13
Strategis Renstra 2010 - 2014
16
TARGET 31
Paket
1
Klaster
5
Jenis
6
Perusahaan
64
%
45
Menfasilitasi Peningkatan Kualitas Kompetensi SDM Subsektor ILMTA
Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM industri LMTA melalui peaksanaan Diklat
Orang
1.100
Memfasilitasi Peningkatan Kemampuan Teknologi dan Standarisasi ILMTA
Rancangan SNI yang diusulkan
RSNI
140
Penambahan SNI Wajib Yang Diterapkan
SNI
21
Perusahaan Yang Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2008
Perusahaan
120
MOU
6
Perusahaan
480
Perusahaan
48
Perusahaan
332
%
72,5
Index
5
%
100
Memfasilitasi Kerjasama Industri dan Perjanjian kerjasama internasional Promosi Investasi Industri LMTA Perusahaan mengikuti seminar / konfrensi, pameran, misi dagang / investasi Perusahaan yang mendapat akses ke sumber bahan baku Perusahaan yang mendapat akses ke sumber pembiayaan Tingkat utilisasi kapasitas produksi
15
SATUAN Peraturan
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Mengoptimalkan Pemantauan Kinerja Industri Terkait Dengan Pelaksanaan Kebijakan Pengembangan ILMTA
Tingkat kepuasan pelanggan Tingkat penurunan penyimpangan pelaksanaan kebijakan industri
Lanjutan ...... NO
PERSPEKTIF
17
19
20
21
CAPACITY BUILDING
18
SASARAN STRATEGIC Mengembangkan Kemampuan Aparatur Ditjen ILMTA
STRATEGIC OBJECTIVES & KPI KPI SDM Standar kompetensi SDM aparatur
SATUAN Index
TARGET 5
%
80
Satuan kerja
1
Paket
8
Jumlah
3.790
Kesesuaian program dengan KIN
%
90
Tingkat persetujuan rencana kegiatan (zero star)
%
90
Tingkat ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan
%
90
% %
90 100
SDM aparatur yang kompeten
Membangun Organisasi Yang Profesional Penerapan sistem manajemen mutu dan Probisnis Membangun sistem informasi yang Tersedianya sistem informasi online terintegrasi, handal dan terkini Pengguna yang mengakses Meningkatkan Kualitas Program & Pelaporan
Meningkatkan Sistem Tata Kelola Keuangan dan BMN Yang Profesional
Tingkat penyerapan anggaran Tingkat kualitas laporan keuangan (WTP)
C. Visi dan Misi Visi : Visi jangka panjang : ”Terwujudnya industri manufacturing yang tangguh sebagai basis tercapainya negara industri maju baru ” Visi jangka menengah sampai akhir tahun 2014 ”Terwujudnya Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Sebagai Basis Industri Manufaktur Yang Handal Dalam Mendukung Industri Andalan Masa Depan dan Pertumbuhan Ekonomi”
Misi : Menjadikan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Sebagai Penggerak Masyarakat Untuk Melakukan Kegiatan Industri Manufaktur Yang Efisien dan Bernilai Tambah Tinggi
D. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis : a. Meningkatkan nilai tambah industri subsektor ILMTA b. Meningkatkan penguasaan pasar dalam dan luar negeri industri subsektor ILMTA c. Kokohnya faktor – faktor penunjang pengembangan industri subsektor ILMTA d. Meningkatnya penguasaan teknologi industri subsektor ILMTA yang hemat energi dan ramah lingkungan e. Lengkap dan menguatnya struktur industri subsektor ILMTA f. Tersebarnya pembangunan industri subsektor ILMTA ke luar P. Jawa
E. Arah Kebijakan Mengembangkan ILMTA yang berkeunggulan kompetitif dan bernilai tambah tinggi melalui : a. Revitalisasi industri logam mesin tekstil dan aneka; b. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri; c. Menyebarkan dan mengembangkan industri unggulan dan klaster industri prioritas kelompok ILMTA; d. Fasilitasi pengembangan kawasan industri; e. Peningkatan kerjasama industri dan meningkatkan peran faktor pendukung.
F. Program Pengembangan ILMTA Tahun 2010 - 2014 I.
Peningkatan Nilai Tambah Subsektor ILMTA dengan pendekatan klaster industri :
a. b. c. d. e.
Klaster Industri Baja, Klaster Industri Mesin Peralatan Umum, Klaster Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik, Klaster Industri TPT, Klaster Industri Alas Kaki, Kulit dan Produk Kulit.
II. Peningkatan Penguasaan Pangsa Pasar Produk ILMTA melalui kegiatan sebagai berikut : a. Fasilitasi Kesekretariatan Tim P3DN : • Fasilitasi Kegiatan Tim P3DN • Pemutakhiran dan Desiminasi Daftar Inventaris Barang / Jasa Produksi Dalam Negeri • Rapat-rapat koordinasi P3DN
Lanjutan ........ b. Evaluasi Kebijakan P3DN • Penyusunan Pedoman Kebijakan P3DN • Evaluasi Kebijakan P3DN • Fasilitasi Pembentukan Tim P3DN Pada Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah) c. Sosialisasi Kemampuan Industri Dalam Negeri • Fasilitasi Pertemuan Antara Produsen dan Konsumen • Forum Konsultansi Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri • Sosialisasi Kebijakan P3DN • Promosi Kemampuan Industri Nasional d. Monitoring dan Pemberian Penghargaan Atas Pelaksanaan Kebijakan P3DN • Advokasi Antara Produsen dan Konsumen • Monitoring Pelaksanaan Kebijakan P3DN Pada Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah • Pemberian Penghargaan Pelaksanaan Kebijakan P3DN Pada Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah e. Perluasan Akses Pasar Melalui Peningkatan Kerjasama Bilateral, Regional dan Multilateral
Lanjutan ................ III. Kokohnya Faktor – Faktor Penunjang Pengembangan Industri Subsektor ILMTA melalui kegiatan : a. Fasilitasi Peningkatan Kompetensi SDM Industri LMTA Melalui Pelaksanaan Diklat b. Penyusunan Standar Kompetensi Tenaga Kerja Industri LMTA c. Fasilitasi Pendirian LSP Industri LMTA d. Fasilitasi Pendirian BLK Industri LMTA e. Bantuan Peralatan Ke Daerah Potensial f. Melakukan Koordinasi Dengan Instansi Terkait Dalam Rangka Pengembangan Iklim Usaha Yang Kondusif (Seperti Koordinasi Permasalahan Energi, Infrastruktur, fasilitas / insentif dll)
IV. Peningkatan Kemampuan Teknologi Subsektor ILMTA melalui kegiatan: a. Revitalisasi Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka melalui : • Restrukturisasi Permesinan ITPT • Restrukturisasi Permesinan Pabrik Gula • Restrukturisasi Permesinan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit
Lanjutan ........ b. Penyusunan, Revisi dan Penerapan SNI • Penyusunan dan Revisi SNI Produk ILMTA • Penerapan SNI Wajib Pada Subsektor ILMTA • Pembinaan Teknis Dalam Rangka Sertifikasi SNI Wajib Produk ILMTA c. Pengawasan SNI Wajib • Uji Petik Dalam Rangka Pengawasan SNI Wajib • Pelatihan Petugas Pengambil Contoh (PPC) • Pelatihan Petugas Pengawas Standar Produk (PPSP)
d. Monitoring dan Evaluasi Penerapan SNI Wajib • Monev Penerapan SNI Wajib HRC, BjAlS, Besi Beton, BjLS, Kompor Gas dan Tabung LPG • Monev Penerapan SNI Wajib Regulator dan Katup Tabung Gas e. Bimbingan Teknis Penerapan Standar • Fasilitasi Penerapan Standar Kualitas Internasional untuk Produk ILMTA f.
Pengembangan dan Penguatan Infrastruktur Balai Uji Untuk Subsektor ILMTA • Bantuan Alat Uji • Kerjasama Teknis Dengan Institusi DN dan LN Termasuk Perguruan Tinggi
Lanjutan ........ g. Forum Konsultansi Dengan Pemangku Kepentingan Terkait Dengan Standar h. Forum Konsultansi HaKI Dengan Pemangku Kepentingan Terkait i.
Bantuan Kerjasama Peningkatan Teknologi • Implementasi Bantuan Teknologi Industri Baja (MIDEC) • Implementasi Bantuan Teknologi Industri Non Ferro (MIDEC) • Implementasi Bantuan Teknologi Welding (MIDEC) • Implementasi Bantuan Teknologi Plate Working (MIDEC) • Implementasi Bantuan Teknologi Industri TPT (MIDEC) • Implementasi Kerjasama Industri dan Teknologi Antara Indonesia dan Korea • Implementasi kerjasama industri dengan jepang dalam kerangka IJEPA • Bantuan teknologi Dalam Pengembangan Turbin, Mesin perkakas, Rumput Laut
j.
Audit Teknologi dan Peralatan Industri LMTA
k. Bimbingan dan Bantuan Teknis Implementasi Konservasi Energi • Audit Energi Pada Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka • Bimbingan dan Bantuan Teknis Implementasi Hasil Audit Energi • Sertifikasi Auditor Internal dan Manajer Energi
Lanjutan ........ V.
Lengkap dan Menguatnya Struktur Subsektor ILMTA melalui kegiatan : a. Penyusunan Profil Investasi b. Promosi Investasi c. Penyusunan Road Map Industri LMTA d. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri
VI. Penyebaran Industri Subsektor ILMTA Diluar Pulau Jawa melalui kegiatan : a. Mendorong Pengembangan Industri Unggulan Propinsi b. Mendukung Pengembangan Kompetensi Inti daerah Diluar Pulau Jawa c. Pengembangan IBC ILMTA Diluar Pulau Jawa d. Promosi Potensi ILMTA Diluar Pulau Jawa VII. Peningkatan Kompetensi SDM Industri Subsektor ILMTA melalui kegiatan : a. b. c. d.
Pengembangan Kompetensi Aparatur Ditjen ILMTA Pengembangan Kompetensi SDM ILMTA Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Keahlian Nasional Sosialisasi / Workshop Pengembangan Kompetensi SDM ILMTA
VIII. Peningkatan Sistem Informasi dan Perencanaan Pengembangan ILMTA Program ini dimaksudkan kemampuan Ditjen ILMTA dalam pelayanan data dan informasi serta perencanaan seperti pengembangan aplikasi perkantoran, pemutakhiran database, dll.
No
PROGRAM KEGIATAN
OUTCOME / OUTPUT
INDIKATOR
1
2
3
4
I
TARGET UNIT 0RGANISASI PELAKSANA 2010 2011 2012 2013 2014 5 6 7 8 9 10
Kegiatan Prioritas Nasional 1 Restrukturisasi permesinan industri melalui bantuan peralatan mesin produksi pada : a. Industri TPT (Skim I dan II) b. Pabrik Gula c. Industri penyamakan kulit dan alas kaki 2. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) melalui :
* Meningkatnya daya saing industri TPT, industri penyamakan kulit dan alas kaki serta pabrik gula melalui modernisasi peralatan produksi. * Jumlah prsh * Jumlah prsh * Jumlah prsh
100 18 40
150 40 40
150 30 40
150 30 40
150 30 40
Dit. Industri TPT Dit. Industri Mesin Dit. Industri Aneka Setditjen
a. Fasilitasi Kesekretariatan Tim Penggunaan b. Peningkatan Evaluasi Kebijakan P3DN
* Terselenggaranya rapat koordinasi Tim * Rapat koordinasi * P3DN Terevaluasikannya kebijakan P3DN * Usulan kebijakan
176 6
180 7
185 8
190 9
200 10
c. Sosialisasi Kemampuan Industri Dalam Negeri
* Terfasilitasikannya pertemuan antara produsen dan konsumen
* Jumlah event
30
30
30
25
25
d. Monitoring dan pemberian penghargaan atas pelaksanaan kebijakan P3DN
* Penganugrahan penghargaan kepada instansi pemerintah pusat dan daerah
* Jumlah peserta
250
300
350
375
400
3. Penyusunan dan revisi standard industri LMTA
* Tersusunnya SNI produk industri LMTA
* RSNI
53
58
62
64
67
Dit. Ind. Logam, Dit. Ind. Mesin, Dit. Ind. TPT dan Dit. Ind. Aneka
4. Penerapan standarisasi industri LMTA
* Fasilitasi peningkatan mutu produk ILMTA
* Jumlah perusahaan
49
30
50
30
40
Dit. Ind. Logam, Dit. Ind. Mesin, Dit. Ind. TPT dan Dit. Ind. Aneka
Lanjutan ........ No
PROGRAM KEGIATAN
OUTCOME / OUTPUT
INDIKATOR
1
2
3
4
II
TARGET UNIT 0RGANISASI PELAKSANA 2010 2011 2012 2013 2014 5 6 7 8 9 10
Kegiatan Prioritas Perekonomian 1. Penumbuhan dan penguatan a. Klaster Industri Baja
* Terfasilitasikannya aktifitas pengembangan klaster industri baja
* Jumlah perusahaan
40
45
45
45
45
Dit. Industri Logam
b. Klaster Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik
* Terfasilitasikannya aktifitas pengembangan klaster industri mesin listrik dan peralatan listrik
* Jumlah perusahaan
95
166
186
196
216
Dit. Industri Mesin
c. Klaster Industri Mesin Peralatan Umum
* Terfasilitasikannya aktifitas pengembangan klaster industri mesin peralatan umum
* Jumlah perusahaan
95
166
186
196
216
Dit. Industri Mesin
* Terfasilitasikannya aktifitas pengembangan klaster industri TPT * Terfasilitasikannya aktifitas pengembangan klaster industri alas kaki
* Jumlah perusahaan * Jumlah perusahaan
50
120
120
120
120
Dit. Industri TPT
206
508
508
508
508
Dit. Industri Aneka
* Tersedianya kebijakan pengembangan kawasan industri baja di Kalimantan
* Kebijakan
d. Klaster Industri TPT e. Klaster Industri Alas Kaki
2. Fasilitasi Pengembangan Kawasan
1
1
Dit. Industri Logam
Lanjutan ........ No
PROGRAM KEGIATAN
OUTCOME / OUTPUT
INDIKATOR
1
2
3
4
III
TARGET UNIT 0RGANISASI PELAKSANA 2010 2011 2012 2013 2014 5 6 7 8 9 10
Kegiatan Prioritas Kementerian 1. Mendukung pengembangan kompetensi inti / unggulan daerah
* Terdukungnya pengembangan kompetensi inti / unggulan
* jumlah Prop / Kab / Kota
6
7
7
7
7
Dit. Ind. Logam, Dit. Ind. Mesin, Dit. Ind. TPT, Dit. Ind. Aneka dan Setditjen
2. Pengembangan Industri Tertentu
* Berkembangnya industri LMTA potensial
* Jenis industri
6
8
8
8
8
Dit. Ind. Logam, Dit. Ind. Mesin, Dit. Ind. TPT dan Dit. Ind. Aneka
3. Fasilitasi Promosi Industri LMTA
* Fasilitasi pelaksanaan promosi produksi ind. LMTA melalui pameran
* Jumlah pameran
28
32
33
34
35
Dit. Ind. Logam, Dit. Ind. Mesin, Dit. Ind. TPT, Dit. Ind. Aneka dan Setditjen
4. Peningkatan Kompetensi SDM Industri LMTA
* Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM industri LMTA melalui Diklat
* Peserta
810
980
5. Pengembangan Prototype Permesinan Industri
* Pengembangan prototype permesinan pada industri LMTA bekerjasama dengan instansi terkait
* Prototype
6
7
6
6
8
Dit. Industri Mesin
6. Pengembangan Hasil Penelitian dan Pengembangan Industri LMTA
* Fasilitasi rekondisi permesinan
* Jumlah perusahaan
-
90
90
90
90
Dit. Industri TPT
1000 1040 1040 Dit. Ind. Logam, Dit. Ind. Mesin, Dit. Ind. TPT, Dit. Ind. Aneka dan Setditjen
II. RENCANA PELAKSANAAN ROADMAP KLASTER INDUSTRI PRIORITAS
A. Kerangka Pengembangan Klaster Industri Baja Industri Inti Baja
Industri Pendukung Industri Terkait Batubara/Kokas, Gas Alam, Listrik, Air, Batu Kapur, Semen/Bata Tahan Api, Besi/Pelet, Alat Angkut, Material Konstruksi, Komponen Otomotif, Mesin/Peralatan Pabrik, Skrap, Ferro Alloy, Workshop Pipa Migas, Peralatan Pengecoran, Kemasan/Kontainer
Sasaran Jangka Menengah 2010 – 2014 Sasaran Jangka Panjang 2015 – 2025 1. Teroptimalkannya kapasitas terpasang industri baja kasar (10 juta ton pertahun). 1. Tumbuhnya industri iron making berbasis batubara (coal base) atau gas 2. Tumbuhnya industri pelletizing dan pig iron dengan kapasitas 2,5 juta ton pertahun. dan bijih besi lokal dengan kapasitas 5 juta ton pertahun. 3. Tumbuhnya industri penungjang/workshop dalam negeri. 2. Berkembangnya industri baja kasar (crude steel) menjadi 20 juta ton 4. Berkembangnya kapasitas industri iron making (basis gas) dari 1,5 juta ton pertahun menjadi 3 juta ton pertahun. pertahun. 3. Terbangunnya industri peleburan baja stainless steel (slab, HRC dan 5. Berkembangnya industri baja kasar (crude steel) dari 6 juta ton pertahun menjadi 10 juta ton pertahun. CRC) berbasis bijih besi dan nikel lokal. 6. Berkembangnya kapasitas produksi HRC, plate, CRC dan long product menjadi 10 juta ton pertahun. 4. Berkembangnya industri baja HRC, plate, CRC dan long product menjadi 7. Berkembangnya produk baja lembaran HRC, plate, CRC dan long product untuk kebutuhan perkapalan, pipa 20 juta ton pertahun. migas, otomotif, konstruksi, packaging dan home appliances. 5. Terbangunnya sinergi yang kuat antara industri baja nasional dengan 8. Meningkatnya konsumsi baja perkapita dari 29 kg pertahun menjadi 44 kg pertahun. industri hulu hilirnya serta instansi terkait lainnya. 9. Terbangunnya media pertukaran informasi untuk mendorong sinergi industri baja nasional dengan industri hulu 6. Meningkatnya konsumsi baja perkapita pada tahun 2025 sebesar 100 kg. dan hilirnya serta instansi terkait lainnya. Strategi Sektor : Pemanfaatan pasar dalam negeri sebagai basis pengembangan industri baja nasional, pemanfaatan sumber daya lokal (bijih besi, gas alam dan batubara) dalam pengembangan industri penunjang/workshop dalam negeri, integrasi pengembangan industri hilir berbasis baja dengan industri baja nasional, kemitraan industri baja dengan industri lainnya termasuk industri pertambangan dan lembaga penelitian serta perguruan tinggi. Teknologi : Mendorong aliansi strategis dengan sumber-sumber teknologi, adopsi teknologi baru yang lebih kompetitif baik dari sisi produksi maupun kualitas produk. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang ( 2015 – 2025) Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah ( 2010 – 2014) 1. Membangun dan mengembangkan teknologi proses iron making dengan 1. Memfasilitasi kemitraan antara industri hulu dan hilir untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hilir. kapasitas 10 juta ton pertahun berbasis batubara dan bijih besi lokal 2. Meningkatkan utilisasi kapasitas terpasang industri pengerolan baja dan industri hilirnya. bersama pemilik teknologi, Dep.ESDM, Dep.Perdagangan, Dep. 3. Mendorong aliansi strategis industri baja nasional dengan sumber-sumber teknologi yang berbasis bahan baku Keuangan; Pemda dan Industri. lokal. 2. Membangun industri iron making dan steel making sehingga memiliki 4. Meningkatkan pengawasan SNI produk industri baja. kapasitas produksi baja 20 juta tonpertahun menggunakan proven 5. Meningkatkan penggunaan baja produksi dalam negeri untuk pembangunan infrastruktur (rel kereta, jembatan, teknologi. konstruksi), otomotif dan pipa migas. 3. Membangun industri peleburan baja stainless steel terintegrasi (pabrik 6. Mengembangkan industri hilir CRC, BjLS, pipa migas, tin plate, profil berat dan industri bahan bangunan slab, HRC dan CRC) dengan kapasitas 600.000 berbasis bijih besi lokal berbasis baja. dan Nikel yang ada di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. 7. Mendorong terbentuknya media pertukaran informasi untuk mendorong sinergi antara industri baja nasional 4. Mendorong sinergi yang kuat antara indutri baja nasional dengan industri dengan industri hulu dan hilir serta industri terkait lainnya. hulu dan hilirnya serta instansi terkait lainnya. Unsur Penunjang SDM Periodesasi Peningkatan Teknologi a. Peningkatan penguasaan teknologi dan manajemen; a. Inisiasi 2004 – 2009 : Mengadopsi teknologi baru, pelletizing plant dan iron making plant; b. Peningkatan peran litbang; b. Pengembangan Cepat 2010 – 2015 : Penggunaan teknologi baru untuk peningkatan efisiensi dan c. Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk menghasilkan SDM yang siap kualitas produk; pakai; c. Matang 2016 – 2025 : Industry & Technology Upgrading; Infrastruktur Pasar a. Memberikan insentif bagi investor baru dan perluasan di industri baja hulu a. Pengembangan pasar luar negeri. serta industri penunjangnya;
Gambar : Lokasi pengembangan klaster industri baja
Kaltim
Sumut
Sulut
Kalbar Riau Kep.Riau
Sumsel
Sulteng Sulsel DKI Jakarta Jateng Jatim
Banten Jabar
Indikasi Lokasi : Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara Jumlah Industri : Banten (51 perusahaan); DKI Jakarta (40 perusahaan); Jawa Barat (81 perusahaan); Jawa Tengah (22 perusahaan); Jawa Timur (67 perusahaan); Kepulauan Riau (4 perusahaan); Riau (10 perusahaan); Sumatera Utara (12 perusahaan); Sumatera Selatan (2 perusahaan); Kalimantan Barat (1 perusahaan); Kalimantan Timur (1 perusahaan); Sulawesi Selatan (5 perusahaan); Sulawesi Tenggara (1 perusahaan); Sulawesi Utara (1 perusahaan);
B. Kerangka Pengembangan Klaster Industri Mesin Listrik Dan Peralatan Listrik
Lanjutan ........
Lokasi Pengembangan Klaster Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik
C. Kerangka Pengembangan Klaster Industri Mesin Peralatan Umum
Lanjutan ........
Lokasi Pengembangan Klaster Industri Mesin Peralatan Umum
D. Kerangka Pengembangan Klaster Industri TPT Industri Inti Tekstil dan Produk Tekstil
Industri Pendukung Industri Kimia; Mesin dan Peralatan; Serat Buatan; Serat Alam; Industri Kimia; Aksesoris; Supplier; Kancing
Industri Terkait Barang Karet, Perabotan; Mainan; Alas kaki; Geotextile
Sasaran Jangka Menengah (2010-2014) Sasaran Jangka Panjang (2015-2025) 1. Mantapnya struktur ITPT melalui peningkatan investasi (proyeksi total investasi 2014 = Rp. 172 1. Meningkatnya produktifitas, kualitas dan efisiensi yang triliun); berdayasaing kearah “competitive advantage”. 2. Meningkatnya ekspor dengan proyeksi 2014 = USD 16,7 Miliar; 2. Meningkatnya daya saing melalui spesialisasi pada produk 3. Teramankannya pasar dalam negeri. (proyeksi nilai produksi 2014 = Rp. 144,8 trilliun dan TPT bernilai tambah tinggi dan high fashion yang berbahan konsumsi per kapita = 6 kg); baku lokal. 4. Tercapainya penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya kemampuan (proyelsi 2014=1,47 juta 3. Berkembangnya merek-merek Indonesia untuk tujuan ekspor. orang); 4. Meningkatnya penggunaan produk TPT lokal didalam negeri. 5. Meningkatnya ekspor ke pasar non-tradisional; Strategi 1. Perbaikan iklim usaha dibidang fiskal & moneter, energi, ketenagakerjaan, teknologi & pengembangan produk, pemasaran, dan infrastruktur. 2. Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam hal penggunaan teknologi, kemampuan SDM, Manajemen, akses pasar, product development, dan kemampuan lainnya. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2014) Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2015-2025) 1. Membentuk forum-forum pertemuan antar anggota klaster. 1. Mengembangkan ketersediaan bahan baku serat alam dan serat buatan yang berkualitas 2. Melanjutkan implementasikan program peningkatan teknologi industri. tinggi 3. Menetapkan kebijakan pengamanan suplai dan diversifikasi energi 2. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan SDM industrial (desain, kualitas dan 4. Meningkatkan ketersediaan bahan baku serat alam. proses produksi) 5. Mencegah dan menanggulangi praktik-praktik perdagangan ilegal. 3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan pengembangan produk 6. Perluasan wilayah pasar ke pasar non tradisional melalui misi 4. Meningkatkan kemampuan penguasaan dan penetrasi pasar. dagang. 5. Mendorong industri untuk menggunakan bahan pewarna organik agar terhindar dari 7. Mengamankan HaKI. hambatan non tarif di negara importir 8. Menyiapkan penerapan SNI 6. Peningkatan kemampuan industri untuk dapat memenuhi standar teknis dan social 9. Melakukan revitalisasi UPT Industri Kecil dan Menengah Tekstil dan compliance. Produk Tekstil 7. Mendorong tumbuhnya industri permesinan, zat kimia dan aksesoris di dalam negeri 8. Kolaborasi dengan designer untuk dapat masuk pada kelas garment fashion design sehingga dapat memunculkan merek nasional yang bersaing dipasaran. Unsur Penunjang Periodisasi Peningkatan Teknologi : (secara rinci, Lampiran 2) SDM: a. Pengembangan Cepat (2010-2025) : Pengembangan disain; untuk a. Mengembangkan kemampuan SDM dibidang disain/fashion High Fashion; pengembangan teknologi serat alam; Penguasaan b. Mendirikan sekolah-sekolah disain dan Fashion Institute manufaktur dan disain smart textile b. Matang (2014-2025); Industry & Technology Upgrading. Pasar: Infrastruktur: a. Meningkatkan kemampuan jaringan internasional dan pengembangan a. Mengembangkan kawasan industri. merek; b. Perbaikan sistem tata kelola dan sistem transportasi pelabuhan.
E. Kerangka Pengembangan Klaster Industri Alas Kaki
Lokasi Pengembangan Klaster Industri Alas Kaki
Sumut
Sumbar
Kalsel Sulsel
Banten Jabar
Jatim
Indikasi Lokasi
: Sumut, Sumbar, Banten, Jabar, Jatim,Sulsel
Sentra
: Sumut(10), Sumbar(6), Riau(1), Sumsel(2), Lampung(2), DKI(2), Jabar(25), Jateng(13), Jatim(21), Kaltim(1), Sulsel(1)
Jumlah Sentra
: 84
Perusahaan/Pelaku Utama : PT. Adis Dimension Footwear, PT. Arka Footwear Indonesia, PT. KMK Global Sports, PT.Panarub Industry.Co , CV. Fortuna Shoes, PT. Prestasi Ide Jaya, PT. Teguh Murni Perdana. PT. Sepatu Bata, PT. Sepatu Mas Idaman, PT. Primarindo Asia Infrastruktur Tbk, PT. HASI, PT. NASA, PT. Karyamitra Budisentosa, PT. Feng Tay Indonesia Interprises, Pt. Wangta Agung.
III. RENCANA KERJA TAHUN 2011
IV. PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DITJEN ILMTA
A. PENGANTAR 1).
Mendukung program percepatan (quick wins) reformasi birokrasi Kementerian Perindustrian
2).
Peningkatan pelayanan publik melalui : a. Satu Pintu (Gateway) untuk penerimaan dan pengeluaran dokumen serta konsultasi persyaratan. b. Penerapan e-licensing c. Layanan First In First Out (FIFO) 5 hari tanpa tatap muka
3).
Uji coba implementasi PTSP Ditjen ILMTA pada hari Senin tanggal 1 Februari 2010.
4).
Layanan yang diberikan berupa permohonan : a. Rekomendasi Impor Mesin Bukan Baru b. Rekomendasi Impor Mesin Cakram Optik c. Rekomendasi IP Tekstil d. Rekomendasi IP/IT Besi atau Baja e. Rekomendasi Imor Limbah Logam Non B3 f. Rekomendasi Ekspor Skrap Logam g. Rekomendasi Ekspor Emas Murni atau Perak h. Pertimbangan Teknis SNI Wajib Besi /Baja
Lanjutan ........ 5).
6).
Sosialisasi PTSP Ditjen ILMTA berupa :
Running Text “Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Permohonan Rekomendasi/Pertimbangan Teknis Ditjen ILMTA sejak 1 Februari 2010 di Lantai 9” melalui AVIOS di Lobby Plasa Industri Kementerian Perindustrian.
Pemasangan Standing Banner
Surat Edaran/Pemberitahuan Dirjen ILMTA mengenai penerapan PTSP Ditjen ILMTA kepada industri melalui Asosiasi.
Jumlah layanan rekomendasi/Pertimbangan Teknis sebanyak + 15 per hari
B. PROSEDUR SISTIM OPERASIONAL (SOP)
C. SARANA DAN PRASARANA
CIRI UMUM I L M T A 1. Mempunyai keanekaragaman produk mulai dari bahan baku, barang modal, komponen sampai produk konsumsi 2. Mempunyai Keterkaitan yang luas dari hulu sampai hilir 3. Menggunakan teknologi dari menengah sampai teknologi maju 4. Merupakan industri yang padat dan padat modal 5. Menyerap banyak tenaga kerja
6. Penghasil devisa
yang energi
Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia - KBLI 2005
1
Industri Logam : 1. 2
3.
2
Besi Baja (27101, 27102, 27103, 27310) Non Ferro (28111, 28112, 28910, 28920,
28932, 28933, 28939, .28991, 28992, 28993, 28994, 28995, 28996, 28997, 28999, 31300, 36104, 37100) Hilir (27201, 27202, 27203, 27204, 27320)
Industri Mesin : 1. 2. 3. 4.
Konstruksi Baja (28113, 28119, 28120) Alat Konstruksi (29240) Mesin Pertanian (28931, 29212, 29211) Mesin Proses (25206, 29191, 29199, 29221,
5. 6.
Alat Penunjang
7.
29222, 29223, 29224, 29230, 29250, 29261, 29262, 29263, 29264, 29291, 29292, 29299, 29270) Alat Energi (29111, 29112, 29113, 29114) (29120, 29130, 29141, 29142, 33111, 33113, 33119, 33121, 33130, 29150, 29192, 29193) Alat Kelistrikan (26203, 31101, 31102, 31103, 31201)
Lingkup Industri Binaan Ditjen. ILMTA (Lanjutan) Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia – KBLI 2005
3
Industri Tekstil dan Produk Tekstil : 1. Serat (17111, 17112, 17113, 17231, 24301, 24302) 2. Benang (17112, 17113, 17114, 17121, 17299, 24301) 3. Kain (17114, 17115, 17122, 17123, 17124, 17232, 17291, 17292, 17293, 17294, 17295, 17299, 17301) 4. Pakaian Jadi (17124, 17302, 17303, 18101)
5. Lainnya (17124, 17211, 17212, 17213, 17214, 17215, 17220, 17231, 17232, 17292, 17299, 17304)
4
Industri Aneka : 1. Barang Jadi Kulit (18103, 18104, 18202, 19121, 19122, 19123, 19129) 2. Alas Kaki (19201, 19202, 19203, 19209) 3. Perhiasan (36911, 36912, 36913) 4. Kaca Mata (33201) 5. Alat Musik (36922) 6. Mainan (36942) 7. Alat Olah Raga (26930) 8. Alat Tulis (36991) 9. Jam (33300) 10. Penyamakan Kulit (19111, 19112) 11. Pengolahan lainnya (33202, 36914, 36915, 36941, 36992, 36999)
Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009
No.
Uraian
1
Pertumbuhan
2
Target Satuan Renstra
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
%
7,53
1,83
3,01
-1,50
-0,51
2,46
Ekspor
Miliar $
17,47
18,80
22,81
26,86
26,62
22,92
3
Penyerapan TK
Orang
557.000
66.000
86.000
72.000
57.000
67.000
4
Utilisasi
%
80
64,17
64,51
66,67
67,34
67,55